usulan penyusunan buku ajar - inspire portal · 2020. 3. 28. · solusi penentuan akar-akar suatu...
TRANSCRIPT
i
USULAN
PENYUSUNAN BUKU AJAR
JUDUL MATA KULIAH:
METODE NUMERIK
Penyusun:
I NYOMAN GEDE, ST,MT NIP. 196509121995121001
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
MARET 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii
LATAR BELAKANG ………………………………………………….. 1
TUJUAN …………………………………………………………………
SASARAN PENGGUNA ……………………………………………….
JADWAL ………………………………………………………………...
GAMBARAN MATERI BUKU AJAR ……………………………….
LAMPIRAN
1. Rancangan Pembelajaran ………………………………………….
2. Sertifikat …………………………………………………………...
3. Tim Teknis dan CV Penyusun Utama …………………………….
4. Rencana Penganggaran ……………………………………………
OUTLINE BUKU AJAR
Judul Buku Ajar : Metode Numerik
Nama Calon Penulis : I Nyoman Gede, ST,MT
NIP : 196509121995121001
Program Studi-Fakultas : Teknik Mesin, Fakultas Teknik
BAB I : PENDAHULUAN
Tujuan Belajar : Menguasai konsep dasar, besar kalkulasi aritmetika yang
Metode-metode numerik atau kita sebut saja metode numerik
(MN) adalah sekumpulan teknik dimana masalah atau persoalan
matematika diformulasikan kembali sedemikan sehingga dapat
diselesaikan dengan pengoperasian aritmetika. Karakteristik
umum dari MN adalah bahwa teknik-teknik ini hampir selalu
mencakup sejumlah menjenuhkan. Kalkulasi rutin dalam jumlah
besar ini mudah ditangani oleh komputer digital.
1.1 Model Matematis.
1.2 Hukum- hukum Dasar dalam Ilmu Teknik
BAB II : APROKSIMASI DAN KESALAHAN
Tujuan Belajar : Menguasai konsep dasar, mampu memahami dan mampu
memecahkan solusi analitis atau solusi eksak dengan
menerapkan hukum-hukum dan teorema-teorema yang ada di
matematika. Karena tidak semua persoalan dapat diselesaikan
secara analitis maka digunakan metode aproksimasi atau metode
pendekatan yaitu metode numerik
2.1 Komputer, Software dan Metode Numerik
2.2 Angka Signifikan
2.3 Kesalahan-kesalahan : Absolut, Relatif, dan
Praspesifikasi
2.4 Deret Taylor
2.5 Diferensiasi Numerik
2.6 Kesalahan Numerik Total
BAB III : AKAR-AKAR PERSAMAAN
Tujuan Belajar : Menguasai konsep dasar, mampu memahami dan mampu
memecahkan solusi penentuan akar-akar suatu persamaan
sering dijumpai di bidang perencanaan teknik.
3.1 Metode Grafik
3.2 Metode Bagidua/Bisection
3.3 Metode Regula Falsi
3.4 Iterasi Satu-Titik
3.5 Metode Newton-Raphson
3.6 Metode Secant
3.7 Penentuan Akar Ganda
LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan dewasa ini terutama di
bidang teknologi, dan semakin kurangnya minat untuk membaca buku, maka
perlulah dibuat suatu terobosan, salah satunya adalah membuat Buku ajar
merupakan kebutuhan penting dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya
buku ajar maka dapat terselenggara pembelajaran yang baik. Buku ajar dapat
diartikan sebagai segala bentuk bahan yang di susun secara sistematis yang
memungkinkan mahasiswa dapat belajar dengan di rancang sesuai kurikulum
yang berlaku. Secara teknis, bahan pembelajaran dapat di desain sebagai
reprentasi penjelasan dosen di depan kelas disamping berperan sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sarana yang hendak
dicapai. Keterangan, uraian, dan pesan yang seharusnya disampaikan dan informasi
yang hendaknya di sajikan dapat dihimpun dalam bahan pembelajaran. Biku
ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun non cetak.
Dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi (perkuliahaan), buku
ajar dapat menjadi pegangan untuk dosen maupun mahasiswa, yaitu sebagai
referensi utama maupun menjadi buku tambahan. Mahasiswa tentunya
membutuhkan referensi atau acuan untuk menggali ilmu lebih luas, sehingga
kemampuannya dapat lebih dimaksimalkan. Dengan adanya buku ajar,
mahasiswa dituntun untuk memahami lebih dalam materi yang diajarkan,
berlatih, berpraktik atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku
ajar tersebut. Buku ajar diharapkan benar-benar memiliki kualitas isi yang sesuai
dengan kurikulum yang berlaku baik dari segi standar kurikuler, isi, maupun dari
segi mudah atau tidaknya dicerna oleh pengajar dan para peserta didik agar
benar-benar layak digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, setiap
dosen harus memilih buku ajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan bisa
diterima oleh mahasiswa karena berpengaruh besar terhadap minat belajar
mahasiswa.
Metode Numerik merupakan ilmu yang penting dalam bidang
keteknikan.
Sesuai dengan kurikulum tahun 2015, jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata
kuliah Metode Numerik di semester 6 (enam), sehingga berdasarkan hal tersebut
diatas maka dibuatlah Buku Ajar ini untu lebih mempermudah proses belajar
mengajar khususnya Mata kuliah Metode Numerik.
TUJUAAN
Tujuan dari penyusunan buku ajar Metode Numerik ini, adalah sebagai
berikut:
1. Menguasai konsep dasar, besar kalkulasi aritmetika yang Metode-metode
numerik atau kita sebut saja metode numerik (MN) adalah sekumpulan
teknik dimana masalah atau persoalan matematika diformulasikan kembali
sedemikan sehingga dapat diselesaikan dengan pengoperasian aritmetika.
Karakteristik umum dari MN adalah bahwa teknik-teknik ini hampir selalu
mencakup sejumlah menjenuhkan. Kalkulasi rutin dalam jumlah besar ini
mudah ditangani oleh komputer digital.
2. Menguasai konsep dasar, mampu memahami dan mampu memecahkan
solusi analitis atau solusi eksak dengan menerapkan hukum-hukum dan
teorema-teorema yang ada di matematika. Karena tidak semua persoalan
dapat diselesaikan secara analitis maka digunakan metode aproksimasi
atau metode pendekatan yaitu metode numeric.
3. Menguasai konsep dasar, mampu memahami dan mampu memecahkan
solusi penentuan akar-akar suatu persamaan sering dijumpai di bidang
perencanaan teknik.
SASARAN PENGGUNA
Sasaran pengguna dari penyusunan buku ajar Metode Numerik ini, terdiri
dari sasaran pengguna secara teoritis dan sasaran pengguna secara praktis.
1. Sasaran Secara Teoritis
Secara umum, penyusunan ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan mengatasi
kesulitan belajar mahasiswa serta mengembangkan kemampuan
mahasiswa dalam bidang matematika. Secara khusus, penyusunan ini
memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk lebih memahami materi
Metode Numerik dan tidak hanya sekedar menghafal. Sehingga, dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep-
konsep metode numerik.
2. Sasaran Secara Praktis
Bagi mahasiswa, dapat mengetahui kemampuan dalam bidang Metode
Numerik khususnya dalam menyelesaikan soal-soal latihan
Bagi dosen, dapat meningkatkan efektifitas dan kualitas
dalam proses pembelajaran khususnya Metode Numerik.
Bagi penyususn selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan referensi untuk penyusunan buku ajar selanjutnya yang
sejenis.
JADWAL
Rencana penyusunan materi buku ajar Matematika Teknik II ini, dengan
format sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan 2019
4 5 6 7 8 9 10
1 Penyusunan Materi
2 Evaluasi dan Revisi
3 Pengetikan Materi
4 Penerbitan ISBN
5 Percetakan
6 Pemasukan Laporan
GAMBARAN MATERI
Gambaran materi dari penyusunan buku ajar Metode Numerik ini,
ditampilkan salah satu bab yaitu sebagai berikut:
BAB II
APROKSIMASI DAN KESALAHAN
Standar Kompetensi:
Menguasai konsep dasar, mampu memahami dan mampu memecahkan solusi
analitis atau solusi eksak dengan menerapkan hukum-hukum dan teorema-
teorema yang ada di matematika. Karena tidak semua persoalan dapat
diselesaikan secara analitis maka digunakan metode aproksimasi atau metode
pendekatan yaitu metode numerik.
Uraian Materi:
2.1 Komputer, Software dan Metode Numerik.
Metode numerik menggabungkan dua alat penting dalam ilmu teknik, yaitu
matematika dan komputer. Secara tak tepat, metode numerik dapat didefinisikan
sebagai matematika komputer. Keterampilan membuat program komputer akan
meningkatkan pembelajaran kita terhadap metode numerik. Apresiasi terhadap
kemampuan dan keterbatasan dari teknik-teknik numerik akan lebih didapat bila kita
menggunakan metode numerik bersamaan dengan suatu komputer dalam
menyelesaikan masalah-masalah teknik.
Ahli teknik banyak yang menggunakan paket software aplikasi untuk
mewujudkan metode numerik. Misalnya program aplikasi spreadsheet elektronis
MS-Excel, komputasi simbolik Maple, dan (bahasa) komputasi teknis Matlab
banyak dimanfaatkan untuk komputasi. MS-Excel mulai dikembangkan oleh
Microsoft tahun 1985 dan saat ini diklaim sebagai spreadsheet elektronis paling
hebat, paling canggih dan paling bermanfaat. Maple pada mulanya dikembangkan
oleh University of Waterloo – Canada tahun 1988. Saat ini Maple dapat dikatakan
menjadi salah satu software terkemuka dalam analisis matematika, yang mampu
menyelesaikan persoalan matematika meliputi analisis numerik, aljabar simbolik,
kalkulus, persamaan diferensial, aljabar linear, dan grafik. Matlab pada awalnya
dikembangkan di Stanford University pada akhir tahun 1970-an dan saat ini
mempunyai tiga kemampuan utama, yaitu : komputasi, visualisasi, dan
pemrograman. Dengan beberapa jenis toolbox yang melengkapinya (signal
processing, control system, symbolic math, dll.) maka tidak mengherankan kalau
Matlab banyak juga digunakan oleh universitas, serta industri.
Perlu dipahami bahwa paket-paket tersebut juga memiliki keterbatasan.
Pemakaian lanjut dari paket tersebut seringkali memerlukan kemahiran membuat
program, dalam bentuk macro atau script . Sehingga walaupun seolah-olah terlihat
bahwa penggunaan paket softwate tersebut adalah sederhana, akan tetapi untuk
dapat sepenuhnya memanfaatkan paket tersebut maka seorang ahli teknik harus
menguasai cara mengembangkan suatu program pendek terstruktur.
Pada pembahasan metode numerik akan digunakan juga program pendek
sederhana yang ditulis dengan bahasa BASIC. Bahasa ini banyak digunakan
sejak dikembangkannya tahun 1962 dan dipercaya banyak ahli akan tetap
digunakan, tentunya dalam versi yang lebih baik. Pada mata kuliah ini tidak akan
dibahas teknik membuat program karena dipercaya peserta telah mempelajari
sebelumnya. Untuk kelancaran pembelajaran maka pada setiap baris perintah
pada program sumber akan dipasangkan nomor baris serta program akan
dieksekusi pada MS QuickBASIC. Compiler, atau lebih tepat interpreter, ber-
background MS DOS ini dipilih mengingat kesederhanaannya dan dapat
dileksekusiaksanakan pada PC ber-sistem Window.
2.2 Angka Signifikan
Konsep angka signifikan (AS), yang disebut juga angka berarti,
dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas/keadaan suatu besaran nilai yang
disajikan dengan angka desimal (numerik). Sebagai ilustrasi dapat dilihat Tabel 2.1,
dimana bilangan rasional/ pecahan dapat disajikan secara numerik baik dalam
bentuk angka desimal ataupun ilmiah (scientific) dengan beberapa cara sesuai
dengan jumlah angka berarti yang hendak ditampilkan.
Tabel 2.1 : Konsep Angka Signifikan.
Bilangan / Angka Angka Signifikan Rasional Desimal Ilmiah
1/6 0.1667 1.667E-01 4
1/65 0.015385 1.5385E-02 5
1/567 0.00176 1.76E-03 3
20/3 6.66667 6.66667E+00 6
321/7 45.86 4.586E+01 4
4567/9 507.44 5.0744E+02 5
25000 25000.00 2.500000E+04 7
1/12345 0.000081 8.1E-05 2
Perlu diperhatikan bahwa angka nol tidak selalu masuk perhitungan angka
signifikan karena sering kali angka nol hanya diperlukan untuk menempatkan
sebuah titik desimal. Misalnya 0.00001845, yaitu yang format ilmiahnya
1.845E-05, memiliki 4 angka signifikan, bukannya 8 ataupun 9 AS. Akan
tetapi, angka nol yang berada disebelah kanan angka lainnya dihitung dalam
penghitungan jumlah angka berarti. Contohnya dapat dilihat pada beberapa cara
penulisan angka 45300 sbb.
4.53 x 104 atau 4.53E+04 mempunyai 3 AS
4.530 x 104 4.530E+04 4 AS
4.5300 x 104 4.5300E+04 5 AS
Untuk menggunakan suatu angka yang mewakili suatu nilai tertentu dalam suatu
komputasi maka kita harus beryakinan bahwa kita dapat menggunakannya
dengan suatu tingkat kepercayaan tertentu. Konsep AS diperlukan dalam
mempelajari metode numerik, karena antara lain :
(1) untuk merinci sampai sejauh mana keyakinan kita terhadap hasil-hasil
pendekatan yang diperoleh dalam perhitungan. Misalnya kita dapat
menentukan bahwa aproksimasi kita dapat diterima kalau nilai tersebut benar
sampai 4 angka berarti.
(2) nilai , e, atau 7 tidak dapat dinyatakan secara eksak dengan
sejumlah digit yang terbatas. Misalnya nilai yang sama dengan
3.141592653589793238462643............
tidak dapat dinyatakan secara tepat oleh komputer. Komputer hanya
menerima serta memproses sejumlah tertentu digit, digit sisa dengan
sendirinya harus diabaikan. Hal ini menimbulkan kesalahan perhitungan
yang dikenal sebagai kesalahan pembulatan (round-off error)
Komputer menggunakan sistem bilangan biner, integer (angka asli) 1 dapat
secara tepat dinyatakan oleh komputer, sehingga ia dapat dijumlahkan beberapa
kalipun secara tepat. Berbeda dengan angka 0.0001 yang dikuantifikasi oleh
komputer dengan suatu nilai yang sedikit berbeda dengan nilai sebenarnya.
Perbedaan ini terakumulasi pada penjumlahan berulang. Akumulasi kesalahan
pembulatan ini lebih kecil kalau digunakan AS yang lebih banyak seperti halnya
pada komputasi dengan presisi ganda yang menggunakan 16 angka signifikan.
Untuk mendapatkan suatu gambaran yang lebih jelas mengenai besar dari
kesalahan dari suatu komputasi maka dikenal 3 jenis pengukuran, yaitu
kesalahan absolut, kesalahan relatif dan kesalahan praspesifikasi yang akan
dibahas singkat pada butir berik.
2.2 Kesalahan-kesalahan : Absolut, Relatif, dan Praspesifikasi.
Kesalahan dalam pengukuran ataupun komputasi berhubungan dengan akurasi
dan presisinya. Akurasi menunjukkan tingkat ketepatan terhadap nilai
sebenarnya, yaitu seberapa dekat nilai yang diukur atau dihitung tersebut
terhadap nilai sesungguhnya. Presisi mengacu pada banyaknya angka signifikan
dan sifat sebaran dari pembacaan berulang yang dilakukan. Perbedaan antara
akurasi dan presisi ditunjukkan dengan baik oleh suatu ilustrasi pada Gambar
2.3.
a k u ra s i b e rta m b a h >
< p
res
isi
be
rta
mb
ah
(a ) t id a k a k u ra t d a n t id a k p re s is i (b ) a k u ra t ta p i t id a k p re s is i
(c ) t id a k a k u ra t ta p i p re s is i(c ) a k u ra t d a n p re s is i
Gambar 2.3 : Konsep akurasi dan presisi
Kesalahan numerik atau kesalahan (error, Et) adalah perbedaan antara nilai
sebenarnya Vt dengan nilai aproksimasi Va
Et = Vt - Va (2.1)
dimana subskrip t adalah singkatan dari 'true', sedangkan subskrip a merupakan
singkatan dari 'approximation'. Kesalahan jenis ini dikenal sebagai kesalahan
absolut.
Konsep kesalahan absolut memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan
besarnya nilai yang diselidiki. Untuk mengatasi kelemahan tersebut didefinisikan
kesalahan relatif, dinotasikan εt , yang merupakan perbandingan antara kesalahan
absolut Et dengan nilai sebenarnya Vt .
V
E =
t
t
t (2.2)
Akan tetapi perlu diingat bahwa metode numerik digunakan karena model
matematisnya tidak dapat diselesaikan secara analitis, yang berarti kita tidak
mengetahui solusi eksaknya. Untuk itu sebagai ganti dari nilai eksak digunakan nilai
aproksimasi terbaiknya. Pada beberapa metode yang menggunakan pendekatan
iteratif untuk mendapatkan nilai aproksimasi terbaik, maka digunakan nilai
aproksimasi terakhirnya (terbaru). Dengan demikian maka kesalahan relatif
ditentukan sebagai berikut
sekarang iaproksimas
terdahulu iaproksimas - sekarang iaproksimas = a (2.3)
Dalam komputasi numerik, kita menentukan suatu kriteria tertentu berupa
kesalahan relatif praspesifikasi, yaitu εs . Komputasi akan dihentikan jika kesalahan
aproksimasinya telah kecil dari kesalahan relatif praspesifikasi, atau kriteria yang
ditetapkan telah tercapai,
|εa| < εs (2.4)
Scarborough (1966) menunjukkan bahwa kesalahan relatif praspesifikasi, yang
dinotasikan sebagai εs , dapat ditentukan berdasarkan banyaknya angka signifikan
yang hendak dicapai (n), yaitu dengan menggunakan hubungan
εs = (0.5 x 10 2-n
) % (2.5)
Misalnya kita menginginkan banyaknya angka signifikan 4, maka kesalahan relatif
praspesifikasi yang perlu ditetapkan adalah 0.5x10–2
% (5x10–3
% atau 0.005 %).
Contoh 2.1
Dalam matematika, fungsi-fungsi seringkali dapat dinyatakan oleh deret takhingga.
Misalnya, fungsi eksponensial dapat dihitung dengan menggunakan ekspansi dari
Deret MacLaurin sbb.
!
...!3!2
1
32
n
xxxxe
n
x (C2.1.1)
Semakin banyak suku yang ditambahkan dalam deret, semakin baik nilai
aproksimasi yang didapat.
Hendak ditentukan nilai aproksimasi dari ekspansi deret Maclaurin mulai dari versi
paling sederhana, exp(x) = 1. Setiap penambahan suku hitung kesalahan relatif
aproksimasi dan kesalahan realtif sebenarnya. Tambahkan suku sampai nilai mutlak
dari kesalahan aproksimasi berada di bawah suatu kesalahan praspesifikasi yang
sesuai dengan angka signifikan 3.
Catatan : nilai eksak e0.5
= 1.64872.
Penyelesaian :
Tentukan dulu kesalahan praspesifikasi yang memastikan hasil yang benar sampai
paling tidak 3 angka signifikan dengan menggunakan persamaan (2.5)
εs = (0.5 x 10 2-n
) % = (0.5 x 10 2-3
) % = 0.05%
Aproksimasi ke-1 adalah sesuai dengan pers.(C2.1.1) dengan ruas kanan hanya satu
suku. e0.5
1.00000
Aproksimasi ke-2 ... e0.5
1.00000 + 0.50000 = 1.50000
kesalahan relatif sebenarnya,
εt = |(1.64872 – 1.50000)/1.64872|*100% = 9.02%
kesalahan relatif aproksimasi,
εa = |(1.50000 – 1.00000)/1.50000|*100% = 33.33% > 0.05%
Karena εa > εs , maka komputasi akan dilanjutkan
Aproksimasi ke-3 ... e0.5
1 + 0.5 + (0.52)/2!= 1.5 + 0.12500 = 1.62500
kesalahan relatif sebenarnya,
εt = |(1.64872 – 1.62500)/1.64872|*100% = 1.44%
kesalahan relatif aproksimasi,
εa = |(1.62500 – 1.50000)/1.62500|*100% = 7.69% > 0.05%
Karena εa > εs , maka komputasi akan dilanjutkan
Aproksimasi ke-4 ...
e0.5
1 + 0.5 + (0.52)/2! + (0.5
3)/3! = 1.62500 + 0.02083 = 1.64583
kesalahan relatif sebenarnya,
εt = |(1.64872 – 1.64583)/1.64872|*100% = 0.18%
kesalahan relatif aproksimasi,
εa = |(1.64583 – 1.62500)/1.64583|*100% = 1.27% > 0.05%
Karena εa > εs , maka komputasi akan dilanjutkan
Aproksimasi ke-5 ... dst analog dengan cara yang dipakai pada aproksimasi
sebelumnya dengan mengingat kriteria kapan komputasi dihentikan, yaitu kalau nilai
mutlak dari kesalahan aproksimasi lebih kecil dari 0.05%.
Sampai dengan penambahan suku ke-6 terlihat hasil pendekatan telah memenuhi
kriteria yaitu paling tidak 3 angka signifikan hasil aproksimasi adalah benar.
Kemudian hasil perhitungan dapat disusun dalam suatu tabel seperti Tabel 2.2.
Tabel 2.2 : Hasil Perhitungan Contoh Soal 2.1
x = 0.5 Nilai eksak, exp(x) = 1.64872
n = 3 OK jika eps(a)<eps(s) eps(s),%= 0.05
Suku Besar Suku Hasil eps(t) ,% eps(s) ,% OK?
1 1.00000 1.00000 39.35 - -
2 0.50000 1.50000 9.02 33.33 cont.
3 0.12500 1.62500 1.44 7.69 cont.
4 0.02083 1.64583 0.18 1.27 cont.
5 0.00260 1.64843 0.02 0.16 cont.
6 0.00026 1.64869 0.002 0.02 OK
== == == == == end
2.3 Deret Taylor.
Salah satu formulasi matematis yang secara luas dipakai didalam metode numerik
untuk menyatakan fungsi-fungsi adalah Deret Taylor. Berikut adalah ekspansi deret
Taylor sampai orde ke-n di mana Rn adalah jumlah suku sisa dari pendekatan orde
ke-n
R + )x -x(n!
)x(f+ ..... + )x -x(
3!
)x("f +
)x -x(2!
)x(f" + )x -x)(x(f + )xf( = )xf(
n
n
i1+i
i
(n)3
i1+i
i
2
i1+i
i
i1+iii1+i
(2.6)
dimana Rn adalah suku sisa,
)x -x( 1)!+(n
)(f = R
1+n
i1+i
1)+(n
n
(2.7)
ξ adalah suatu harga x yang terletak sembarang diantara xi dan xi+1. Nilai dari suku
sisa ini adalah merupakan perkiraan daripada nilai kesalahan akibat adanya
pemotongan deret Taylor sampai pada suku ke-n.
Deret Taylor dapat disederhanakan penulisannya dengan mendefinisikan
ukuran langkah h, dimana h = xi-1 - xi. Dengan demikian pers.(2.6) dan (2.7)
dapatlah dituliskan
R + h n!
)x(f+ ..... + h
3!
)x("f + h
2!
)x(f" + h )x(f + )xf( = )xf( n
ni(n)
3i2iii1+i
(2.8)
dan suku-suku sisanya,
h 1)!+(n
)(f = R
1+n
1)+(n
n
(2.9)
Nilai praktis dari ekspansi deret Taylor adalah bahwa dengan penambahan
sedikit suku ber-orde lebih tinggi, maka prediksi dari nilai fungsi akan lebih baik
dalam arti lebih mendekati nilai sebenarnya. Pada fungsi polinomial orde-4 nilai
prediksi akan sama dengan nilai eksaknya kalau diekspansi sampai orde ke-4
karena suku sisanya adalah nol. Karena kalau turunan ke-5 dari fungsi
polinomial orde 4 adalah nol, dari persamaan (2.9) diperoleh suku sisanya Rn =
0. Untuk fungsi kontinyu lain yang terdiferensi, seperti sinusoidal dan
eksponensial, lebih banyak suku (orde lebih tinggi) yang diperlukan agar nilai
prediksi mendekati nilai eksaknya.
Contoh 2.2
Gunakan perluasan deret Taylor dengan n = 0 hingga 6 untuk meng-aproksimasi
fungsi f(x) = cos x pada x = / 3
dengan basis x = / 4 , dimana f(/4) = cos (/4) = 0.7071068.
Solusi eksak f(/3) = cos (/3) = 0.5000000.
Catatan: perhitungan akan menggunakan 7 angka signifikan.
Penyelesaian :
Nilai eksak dari f(/3) = 0.5000000
xi+1 = /3 , xi = /4 ;
jadi ukuran langkah : h = (/3) ( /4) = /12 = 0.2617994
Perluasan deret Taylor adalah sesuai dengan persamaan (2.7)
* estimasi nilai fungsi sampai orde ke-0 .... n = 0
f(xi+1) f(xi)
f( /3) f(/4) = cos( /4) = 0.7071068
kesalahan relatifnya,
|εt | = |(0.5000000 0.7071068) / 0.5000000 | x 100% = 41.4 %
* estimasi nilai fungsi sampai orde ke-1 .... n = 1
f(xi+1) f(xi) + f'(xi) h dimana, f'(xi) = sin xi
f(/3) f(/4) + f'(/4) (/12) =
cos(/3) cos(/4) sin(/4) (/12)
besar suku ke-1 = sin(/4) * (0.2617994) = 0.1851201
sehingga, cos( /3) 0.7071068 0.1851201 = 0.5219867
kesalahan relatif (absolut)nya,
|εt |= |(0.5000000 0.5219867) / 0.5000000 | x 100% = 4.40 %
* estimasi nilai fungsi sampai orde ke-2.... n = 2
f(xi+1) f(xi) + f'(xi) h + f"(xi) h2
/ (2!) dimana, f"(xi) = cos xi
f(/3) f(/4) + f'(/4) (/12) + f"(/4) (/12)2 / (2!)
cos(/3) cos(/4) sin(/4) (/12) cos(/4) (/12)2 / (2)
besar suku ke-2 = cos(/4)*(0.2617994)2 / (2) = 0.0242322
sehingga, cos( /3) = 0.5219867 0.0242322 = 0.4977545
kesalahan relatifnya,
|εt |= |(0.5000000 0.4977545) / 0.5000000 | x 100% = 0.45 %
* Kalau proses ekspansi deret Taylor ini diteruskan sampai orde ke-6 (buatlah ini
sebagai latihan), akan didapat hasil sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.3 : Hasil Perhitungan C2.2
basis x f(/4) = 0.7071068 h
=
0.7853982 f(/3) = 0.5000000 0.2617994
orde, n turunan besar suku hasil aproks eps(t)
f(x) ke-n ke-n f(/3) %
0 cos(x) 0.7071068 0.7071068 41.4
1 - sin(x) -0.1851201 0.5219867 4.40
2 - cos(x) -0.0242322 0.4977545 0.45
3 sin(x) 0.0021147 0.4998692 0.03
4 cos(x) 0.0001384 0.5000076 1.52E-03
5 - sin(x) -0.0000072 0.5000004 8.00E-05
6 - cos(x) -0.0000003 0.5000001 2.00E-05
Dari tabel terlihat bahwa penambahan sampai orde ke-3 telah memberikan
nilai aproksimasi dengan kesalahan hanya 0.03 % atau telah mencapai ketelitian
99.97% dari nilai sebenarnya. Nilai aproksimasi ini sudah cukup mendekati nilai
eksaknya.
2.4. Diferensiasi Numerik.
Deret Taylor dalam bentuk pers.(2.8) dapat dituliskan sbb.
f(xi+1) = f(xi) + f'(xi) h + R1 (2.10)
dimana, R1 = f"(ξ) h2 / 2! (2.11)
Persamaan (2.10) dapat disusun kembali sebagai
h
R +
h
)xf( -)xf( = )x(f
1i1+i
i (2.12)
atau dengan
Δfi = f(xi+1) - f(xi) , yaitu beda kedepan pertama (first forward difference)
serta R1 / h = O(h),
maka persamaan terakhir menjadi
f'(xi) = Δfi / h + O(h) (2.13)
Suku pertama di ruas kanan pers.(2.13) yaitu
(Δfi / h) disebut beda hingga terbagi pertama (first finite divided difference).
Suku ini digunakan untuk menentukan nilai aproksimasi dari turunan pertama fungsi
f(x) di titik xi .
f'(xi) Δfi / h (2.14)
Dari deret Taylor juga dapat diturunkan dua pendekatan lain untuk menentukan
nilai aproksimasi turunan pertama, yaitu beda hingga terbagi kebelakang dan beda
hingga terbagi terpusat.
Ekspansikan deret Taylor kebelakang,
f(xi1) = f(xi) f'(xi) h + f"(xi) h2 / 2! - ..... (2.15)
Potong pers.(2.15) sesudah suku turunan pertama, kemudian disusun kembali
h
f =
h
)xf( -)xf( )x(f
11-ii
i
(2.16)
dimana kesalahannya adalah O(h) dan fi dikenal sebagai beda kebelakang
pertama (first backward difference).
Ekspansi deret Taylor kedepan adalah
f(xi+1) = f(xi) + f'(xi) h + f"(xi) h2 / 2! + ..... (2.17)
Kurangkan pers.(2.17) dengan pers.(2.15) sehingga menghasilkan
f(xi+1) = f(xi-1) + 2f'(xi) h + f'"(xi) h3 / 3 + ..... (2.18)
dari pers.(2.16) diperoleh
f'(xi) = [f(xi+1) f(xi-1)] / (2h) f'"(xi) h2 / 6 + .....
atau f'(xi) = [f(xi+1) f(xi-1)] / (2h) O(h2) (2.1
20
Pers.(2.19) adalah suatu representasi beda terpusat (central difference) dari
turunan pertama. Kesalahan pemotongan dari pers.(2.19) adalah berorde h2
yaitu
berbeda dengan diferensi kedepan dan kebelakang yang berorde h. Analisis deret
Taylor ini menunjukkan bahwa beda terpusat adalah lebih akurat untuk
menentukan nilai aproksimasi turunan pertama.
Contoh 2.3
Gunakanlah aproksimasi terbagi hingga ke depan dan kebelakang dari 0(h) dan
aproksimasi diferensi terpusat dari O(h2) untuk menaksir turunan pertama dari
f(x) = 25x3 - 6x
2 + 7x - 88
pada x=2.0 menggunakan ukuran langkah h= 0.25.
Lakukanlah juga h = 0.1
Bandingkan hasilnya dengan solusi eksaknya.
f'(x) = 75x2 12x + 7 .......... f'(2.0)= 75(2)
2 12(2)+7 = 283.00
Penyelesaian:
a. Untuk h = 0.25
xi = 2.0 f(xi) = f(2.0) = 25(2)3-6(2)
2+7(2)-88 = 102.00
xi-1 = 2.00.25 = 1.75 f(xi-1)= f(1.75) = 25(1.75)3-6(1.75)
2+7(1.75)-88
=39.86
xi+1 = 2.0+0.25 = 2.25 f(xi+1)=f(2.25) = 25(2.25)3-6(2.25)
2+7(2.25)-88 =182.14
Estimasi turunan pertama dengan menggunakan
a.1 beda hingga kedepan
f'(xi) [ f(xi+1) f(xi) ] / h
f'(2.0) [ f(2.25) f(2.0) ] / 0.25 = (182.14 102) / 0.25 = 320.56
Kesalahan relatifnya, εa = (283 320.56)/283 = 0.133 = 13.3%
a.2 beda hingga kebelakang
f'(xi) [ f(xi) - f(xi-1) ] / h
f'(2.0) [ f(2.0) - f(1.75) ] / 0.25 = (102 - 39.86) / 0.25 = 248.56
Kesalahan relatifnya, εa = (283 - 248.56)/283 = 0.097 = 9.7%
a.3 beda hingga terpusat
f'(xi) [ f(xi+1) - f(xi-1) ] / (2h)
f'(2.0) [f(2.25) - f(1.75)]/(2*0.25) = (182.14 - 39.86)/(2*0.25) = 284.56
Kesalahan relatifnya, εa = (283 - 284.56)/283 = -0.0055= -0.6%
b. Untuk h = 0.1
xi = 2.0 f(xi) = f(2.0) = 25(2)3-6(2)
2+7(2)-88 = 102.00
xi-1 = 2.0 - 0.1 = 1.9 f(xi-1) = f(1.9) = 25(1.9)3-6(1.9)
2+7(1.9)-88 = 75.12
xi+1 = 2.0+0.1 = 2.1 f(xi+1) = f(2.1) = 25(2.1)3-6(2.1)
2+7(2.1)-88 = 131.77
b.1 beda hingga kedepan
21
f'(xi) [ f(xi+1) - f(xi) ] / h
f'(2.0) [ f(2.1) - f(2.0) ] / 0.1 = (131.77 - 102) / 0.1 = 226.60
Kesalahan relatifnya, εa = (283.0 - 226.6 )/283 = 0.199 = 19.9%
b.2 beda hingga kebelakang
f'(xi) [ f(xi) - f(xi-1) ] / h
f'(2.0) [ f(2.0) - f(1.9) ] / 0.1 = (102 - 75.12) / 0.1 = 268.90
Kesalahan relatifnya, εa = (283.0 - 268.9)/283 = 0.05 = 5.0%
b.3 beda hingga terpusat
f'(xi) [ f(xi+1) - f(xi-1) ] / (2h)
f'(2.0) [f(2.1) - f(1.9)]/(2*0.1) = (131.77 - 75.12)/(2*0.1) = 283.25
Kesalahan relatifnya, εa = (283 - 283.25)/283 = -0.00088 = - 0.1%
Terlihat bahwa formula diferensi terbagi hingga terpusat menghasilkan nilai
aproksimasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kedua pendekatan lainnya. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa kesalahan
pemotongan dengan menggunakan aproksimasi diferensi terbagi hingga terpusat
adalah dalam orde h2, bila dibandingkan dengan kesalahan pemotongan pada
formula diferensi hingga kedepan dan formula diferensi hingga kebelakang yang
berode h.
2.6 Kesalahan Numerik Total.
Jumlah dari kesalahan pemotongan dan kesalahan pembulatan adalah
kesalahan numerik total. Kesalahan pembulatan akan terakumulasi pada setiap
tahapan komputasi. Salah satu cara untuk mengurangi kesalahan pembulatan
adalah dengan meningkatkan jumlah angka berarti dari komputer. Misalnya
dengan menggunakan komputasi dengan angka yang disajikan secara double
precision .
Dari Contoh 2.2 kita dapati bahwa kesalahan pemotongan dapat diperkecil
dengan mengurangi ukuran langkah. Karena pengurangan ukuran langkah dapat
meningkatkan jumlah komputasi, kesalahan pemotongan adalah menurun ketika
kesalahan pembulatan meningkat. Disini timbul dilema karena disatu pihak
diterapkan strategi untuk mengurangi salah satu jenis kesalahan justru
meningkatkan kesalahn jenis lainnya. Tantangan yang dihadapi adalah
menentukan ukuran langkah yang sesuai untuk suatu komputasi tertentu.
22
2.7 Kesalahan Jenis Lainnya
Telah kita ketahui bahwa solusi metode numerik selalu mengandung 2
jenis kesalahan, yaitu: kesalahan pembulatan, dan kesalahan pemotongan. Di sini
kita coba melihat 3 jenis kesalahan lainnya yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap solusi numerik. Kesalahan-kesalahan itu adalah:
(1) Kekeliruan
Kesalahan ini berkaitan erat dengan faktor manusia (human error).
Kesalahan jenis ini dapat dicegah dengan:
* Pengetahuan yang baik dan memadai tentang prinsip-prinsip dasar
fisika.
* Kecermatan dalam melakukan pendekatan dan merakit prosedur
komputasi.
(2) Kesalahan Formulasi
Ini berhubungan dengan keterbatasan hukum fisika yang digunakan saat
membuat model ataupun karena asumsi yang di ambil tidak tepat.
(3) Ketidakpastian Data
Hasil eksperimen mengandung unsur ketidakpastian yang berakibatkan
kesalahan kalau masuk kedalam analisis yang mendasari suatu model.
Kesalahan ini dapat menyebabkan solusi yang tidak presisi dan tidak
akurat. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk merepresentasikan
kualitas data.
23
Lampiran 1 Rancangan Pembelajaran
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Mata Kuliah
Kode MK
Program Studi
SKS
Fakultas
: Metode Numerik
: MS-6509
: S1 Teknik Mesin
: 2
: Teknik
KOMPETENSI MATA KULIAH
. 1. Mampu menerapkan matematika, sains, dan prinsip rekayasa (engineering
principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa yang kompleks
(complex engineering problem)
2. Mampu menemukan sumber masalah rekayasa kompleks melalui proses
penyelidikan, analisis, interpretasi data, dan informasi berdasarkan prinsip-
prinsip rekayasa.
3. Mampu melakukan penelitian yang mencakup identifikasi, formulasi, dan
analisis masalah rekayasa kompleks pada sistem numerik serta komponen
komponen yang diperlukan.
4. Mampu merumuskan solusi untuk masalah rekayasa di bidang numerik dan
komponen-komponen yang diperlukan dengan memperhatikan faktor-
faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan publik, kultural, sosial,
lingkungan, dan konservasi energi.
5. Menguasai prinsip dan isu terkini dalam ekonomi, sosial, dan lingkungan
secara umum
6. Menguasai pengetahuan tentang teknik komunikasi dan perkembangan
teknologi terbaru serta terkini di bidang perancangan, proses manufaktur,
serta pengoperasian dan computer serta dapat melakukan komputasi sesuai
dengan yang di inginkan.
7. Mampu dan memiliki komitmen terhadap etika dan profesi keteknikan.
8. Mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
msyarakat baik lokal, nasional, regional, maupun
International
9. Mampu mempublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan
dengan bidang teknik mesin.
10. Mampu membuat suatu program sederhana dan menerapkan ke dalam
suatu permasalahan
24
MATRIKS PEMBELAJARAN:
Ming Kemampuan akhir
yang diharapkan
Bahan Kajian/Materi
Pembelajaran
Bentuk
Pembelajaran
Waktu
Belajar
(Menit)
Deskripsi Tugas Luaran
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bob
ot
Nilai
(%)
Refe
rensi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pertemuan perdana,
penjelasan strategi kuliah
Pendahuluan
Diskusi 100 - Membaca materi kuliah
sebelum datang
kekelas.
- Hadir tepat waktu.
Kesepakatan Dosen
dengan Mahasiswa
2 Menjelaskan
pengertian dasar dari
metode Numerik
- Model Matematis
- Hukum-hukum dasar
dalam Ilmu Teknik
Diskusi Kelompok 100 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal /Tugas 1
.
Menuangkan pokok
bahasan ke power
point dan
presentasekan.
Meresume hasil
presentase
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase dan
tanya jawab antar
kelompok
5
3 Menjelaskan
Aproksimasi dan
Kesalahan.
- Komputer, Sotfware dan
Metode Numerik.
- Angka signifikan
- Kesalahan-kesalahan:
Absulut, relatif dan
Praspesifikasi
Diskusi Kelompok 100 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal /Tugas 2
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
antar kelompok
5
4 Menjelaskan Solusi
analitis dan Eksak - Deret Taylor.
- Defrensiasi Numerik.
- Kesalahan Numerik Total
- Kesalahan jenis lainnya
Diskusi Kelompok 100 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresume hasil
presentase dan hasil
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
5
25
soal
- antar kelompok
5 Menjelaskan Akar-
akar persamaan.
- Metode grafik
- Metode bagi dua
- Metode Regula Falsi
Diskusi Kelompok 100 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
antar kelompok
5
6 Penjelasan Lanjutan
Akar-akar
persamaan
- Interasi satu titik.
- Metode Newton Raphson
- Metode Secant
- Programaplikasi dalam
penentuan akar
persamaan.
Diskusi Kelompok 100 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal/Tugas 3
Menuangkan
pokok bahasan/materi
ke power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase dan hasil
tugas
- Keaktivan
- kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
antar kelompok
10
7,8 Menjelaskan
Persamaan Aljabar
Linier.
- Latar belakang
matematika.
- Notasi dan jenis Matriks
- Operasi matriks
- Eleminasi Gauss
- Metode Gauss-Jordan
- Dekomposisi LU
- Dekomposisi LU versi
Eleminasi Gauss
Diskusi Kelompok 200 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase dan hasil
tugas
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
antar kelompok
10
26
- Invers Matriks
- Sistem Tridiagonal
- Dekomposisi Cholesky.
Diskusi kelompok - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase
- .Keaktifan
kelompok dan
induvidu di
dalam
kelompoknya
- Hasil prentase
dan tanya jawab
antar kelompok
9,10
Menjelaskan
Integrasi dan
Diferensiasi Numerik
- Konsep diferensiasi
- Rumus Integrasi
Newton-contes
- Aturan trapezium
- Aturan Simpson 1/3
- Aturan. Simpson 3/8
- Integrasi Romberg
- Kuadratur Gauss
Diskusi Kelompok 200 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase, hasil
tugas
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase dan
tanya jawab antar
kelompok
10
11,12 Menjelaskan
Persamaan Defrensial
Biasa
- Formulasi Matematis
- Latar belakang
Matematis
- Metode satu langkah
- Metode Euler
- Metode Heun
- Metode titik Tengah
- Metode Runge-kutta
- Metode Runge-kutta
orde 2
- Metode Runge-kutta
orde 3
- Metode Runge-kutta
orde 4
Diskusi Kelompok 200 - Tiap kelompok
Mahasiswa membuat
ringkasan sesuai topik
dan presentasekan.
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal
Menuangkan pokok
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresum hasil
presentase
- Keaktifan
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase dan
tanya jawab antar
kelompok
10
13, 14, Praktikum - Decetion Method on Diskusi 400 - Tiap Kelompok Menuangkan pokok - Keaktifan 35
27
15, 16 Finding ver.1
- Metode Regula-Falsi
- Metode Newton-
Raphson.
- Metode Secant.
- Aturan Trapesium
- Metode Rembarg.
- Metode Euler.
- Metode Runge-Kutta
Orde ke-4
Kelompok/Praktikum Mahasiswa
membua/mengerjakan
tugas sesuai dengan
penuntun tugas
praktikum
- Mahasiswa
mengerjakan latihan
soal dalam program
bahasan/materi ke
power point dan
presentasekan.
Meresume hasil
presentase dan tugas
praktikum
kelompok dan
induvidu di dalam
kelompoknya
- Hasil prentase dan
tanya jawab antar
kelompok
1. Ang.A.H.S, dan W.H. Tang, 19975, Probability Concepts in Enginnering Planing and Design, Ed. 1 Bascc Pricipil, New York.
2. Bent, R.J. dan G.C. Sethers,1982, An Intruduction to Computer Progreming, Ed. 2 Brooks/cole, montery, Calif.
3. Steven C. Chapra, Raymond P. Canale, 1991. “Metode Numerik Untuk Tekniks”, Universitas Indonesia
4. Hardi Gunawan,2005. “Bahan Kuliah Metode Numerik.
1
Lampiran 2 Serifikat Pelatihan Modul E-Learning, AA-Pekerti Tahun 2017
2
3
Lampiran 3 Biodata Penyususn
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Nyoman Gede, ST, MT
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 Nip/Nik/Identitas Lainnya 196509121995121001
5 Nidn 0012096503
6 Tempat dan Tanggal Lahir Karangasem/12 September 1965
7 E-Mail [email protected]
8 Nomor Telp/HP 082346770420
9 Alamat kantor Kampus Bahu Unsrat
10 Nomor Telpon/Faks 0431-852959/0431-854511
11 Lulusan yang telah dihsilkan S1=60 orang ; S2=…Orang;
S3=…Orang
12 Matakuliah yang diampuh 1. Pemrograman computer
2. Metode Numerik
3. Prak. Pemrograman
Komputer
4. Prak Metode Numerik
5. Mesin-mesin Fluida
6. Pompa Dan Kompresor
7. Mekanka Fluida Dasar
B. Pendidikan
Pendidikan S-1 S-2
Nama Pergurun Tinggi Institut Teknologi
Sepulun November
Surabaya
Universitas Sam
Ratulangi Manado
Bidang Ilmu Teknik mesin Teknik SipilKonstruksi
Tahun Masuk-Lulus 1990-1993 2003-2008
Judul Skripsi/Tesis Perencanaan Sistem
Distribusi Air Bersih
Pada Hotel Weta
International Surabaya
Sistem Informasi
Pengendalian Bahan
Bangunan Proyek
Perumahan
Nama Pembimbing Ir. I Made Arya Djoni,
MSc
Prof. Ir. B.F. Sompie,
MS
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
1 1013 Unjuk Keja Motor Diesel Yanmar
TS 130 Pada Berbeda dengan Beban
Konstan Setelah Perbaikan
Mekaisme Gerak.
Mandiri
4
2 2014 Analisa Konsumsi Bahan Bakar
Bensin Yang Terpasang Pada Sepeda
Motor Suzuki Smash 110 cc Yang di
Gunakan Pada Jalan Menanjak.
Mandiri
3 2016 Unjuk Kerja Motor Suzuki Smash
110 cc Dengan Bahan Bakar
Kombinasi Brown Gas Dan Bensin
PNBP UNSRAT
4 2017 Analisa Konsumsi Bahan Bakar
Campuran Brown Gas Dan Bensin
Pada Motor Suzuki Smash 110 cc
PNBP UNSRAT
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2014
Pemanfatan Pemeriksaan
Administrasi Keuangan Jemaat
GMIM Tumpengan Menggunakan
Microsof Office Excel
DIPA
Unsrat 10
2 2015
IbM Petani di Desa Kanonang 2
Kec. Kawangkoan Barat
Minahasa” Tentang Pemanfaatan
Air Panas Bum Bukit Kasih
Kanonag Sebagai Media Pengering
Gabah”.
DIPA
Unsrat 10
3 2016
IbM Desa Mopugad Selatan
Kabupaten Bolaang Mongondow
Tentang Perencanan Sistem
Distribusi Air Bersih.
PNBP 10
4 2017
IbM Penggunaan Program
Komputer Bahasa BASIC Bagi
Siswa SMP Negeri 13 Dumoga Di
Desa Tumokang Baru kabupaten
Bolaang Mongondow
PNBP 10
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 2015 Parameter Calibration
Jurnal Tekno Jurnal Tekno Mesin ISSN 2355-
9721
2
2015
Penentuan Laju Konsumsi
Bahan Bakar Campuran Solar
Dengan Minyak Tanah Untuk
Suatu Genset Yanmar-Sowa
Jurnal Tekno Jurnal Tekno Mesin ISSN 2355-
9721 Volume 2 Nomor 2,
Oktober 2015
3 2015 Analisis Rasio Ketebalan
5
Semua data yang saya isikan ini dan tercantum dalam bio data ini benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata sampai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian bio data saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu syarat dalam pengajuan. Usulan Buku Ajar
Manado, Maret 2019
Pengusul:
(I Nyoman Gede, ST, MT
Geram Pada Proses
Pembubutan
4 2016 Unjuk Kerja Motor Suzuki
Smash 110 cc Dengan Bahan
Bakar Kombinasi Brown Gas
Dan Bensin
Jurnal Tekno
Jurnal Tekno Mesin ISSN 2355-
9721 Volume 3 Nomor 3,
Februari 2017
5 2017 Analisa Konsumsi Bahan
Bakar Campuran Brown Gas
Dan Bensin Pada Motor
Suzuki Smash 110 cc
Jurnal Tekno
Jurnal Tekno Mesin ISSN 2355-
9721 Volume 4 Nomor 1,
Oktober 2017
6
Lampiran 4 Rencana Penganggaran
No URAIAN Volume Satuan
Harga
Satuan
(@Rp)
Jumlah
(Rp)
I Belanjah Bahan Habis Pakai
1 Kertas HVS A4 3 rim 50,000 150,000
2 Bolpoint 2 buah 6,000 12,000
3 Black catridge 2 buah 275,000 550,000
4 Color catridge 1 buah 300,000 300,000
5 Flask disk 16 GB 1 buah 140,000 140,000
6 Foto copy referensi (6 buku) 5000 lembar 250 1,250,000
7 Jilid refensi hard cover 4 buku 50,000 200,000
8 Foto copy ringkasan buku ajar 500 lembar 250 125,000
9 Foto copy laporan keuangan 3 buku 72 lembar 250 18,000
10 Jilid laporan keuangan 3 buku 25,000 75,000
Sub 2,820,000
II Belanja Komsumsi
1 Konsumsi tim penyusun 30 dos 30,000 900,000
2 Air mineral 600 ml tim penyusun 50 botol 4,000 200,000
3 Konsumsi pemantapan 100 dos 30,000 3,000,000
4 Air mineral 600 ml pemantapan 100 botol 4,000 400,000
5 Snack pemantapan 20 bungkus 9,000 180,000
Sub 4,680,000
III Biaya Penerbit
1 Percetakan buku ajar Matematika Teknik II
100 buku 75,000 7,500,000
Total (Rp) 15,000,000