usila & pengobatan
DESCRIPTION
UPAYATRANSCRIPT
3.8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut
3.8.1 Definisi Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang dilaksanakan dari
tingkat Puskesmas.
3.8.2 Tujuan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang
bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam
mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.
Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati &
mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal
b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
3.8.3 Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Sasaran langsung :
a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia )
b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )
c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut dengan resti [resiko
tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat, cacad.
Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut
c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan dasar & pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas
3.8.3 Pelaksanaan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan,
Peningkatan, dan pemulihan.
Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah :
- penyuluhan
- deteksi & diagnosa dini
- proteksi & tindakan khusus
- pemulihan
Kegiatan :
a. Pelayanan kesehatan usia lanjut :
1.peningkatan : melalui penyuluhan tentang kesehatan & pemeliharaan
kebersihan diri, menu makanan dengan gizi seimbang & kesegaran
jasmani
2.upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala, senam, penyuluhan
tentang alat bantu
3.upaya pengobatan :
- pelayanan kesehatan dasar
- pelayanan kesehatan spesialistik melalui rujukan
4.upaya pemulihan :
- fisioterapi
- mengembalikan percaya diri
b. Peningkatan peran serta masyarakat
c. Pencatatan & pelaporan
indikator
Pelayanan Medis :
Skrining kesehatan pada 30 % usia lanjut.
Skrining kesehatan 100 % usia lanjut di Panti Wreda.
30 % Puskesmas melaksanakan konseling usia lanjut.
Kegiatan Non Medis :
70 % puskesmas membina kelompok usia lanjut.
50 % desa mempunyai kelompok usia lanjut.
50 % kelompok usia lanjut melaksnakan senam usila.
Kendala :
Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan
sehari-harinya.
Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau.
Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu.
Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.1
Dapus :
1. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman- Mageiang. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan
Kerja di Puskesmas. Podorejo Offset Magelang
C. Upaya Kesehatan Lansia 1
Kementerian Kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lanjut usia, melakukan beberapa program yaitu:
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan kesehatan dasar, khususnya Puskesmas dan kelompok lansia melalui program Puskesmas Santun Lanjut Usia.
Puskesmas Santun Usia Lanjut adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kepada lansia dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif di samping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro-aktif, baik dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia. Puskesmas Santun Usia Lanjut menyediakan loket, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan khusus bagi lansia serta mempunyai tenaga yang sudah terlatih di bidang kesehatan lansia dengan target Rencana Strategis Kesehatan tahun 2012 adalah 352 dan tahun 2014 sebanyak 602. Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 secara nasional persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Provinsi dengan persentase puskesmas tertinggi yang memiliki posyandu lansia adalah Provinsi DI Yogyakarta (100%) diikuti Jawa Tengah (97,1%) dan Jawa Timur (95,2%). Sedangkan persentase terendah ada di Papua (15%), Papua Barat (18,2%) dan Sulawesi Barat (22,2%). Bila dilihat dari lokasi, persentase puskesmas di perkotaan yang memiliki posyandu lansia 80,9%, sementara di perdesaan 78,3%. Untuk puskesmas yang memiliki Kelompok Peduli Lansia secara nasional persentasenya hanya 25,5%. Provinsi de-ngan persentase puskesmas tertinggi yang memiliki Kelompok Peduli Lansia adalah DI Yogyakarta (53,6%) diikuti Su-matera Selatan (44%) dan DKI Jakarta (41,7%). Sedangkan persentase terendah ada di Provinsi Maluku (0%), Papua (2,5%) dan Nusa Tenggara Timur (4,5%). Berdasarkan lokasi, persentase puskesmas yang memiliki Kelompok Peduli Lansia di perkotaan 32,2%, sementara di perdesaan 23,8%. 2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit. Saat ini baru ada 8 Rumah Sakit Umum tipe A dan B yang memiliki Klinik Geriatri Terpadu yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta; RSUP Karyadi, Semarang; RSUP Sardjito, Yogyakarta; RSUP Sanglah, Denpasar; RSUP Hasan Sadikin Bandung; RSUP Wahidin, Makassar; RSUD Soetomo, Surabaya dan RSUD Moewardi, Solo.
Untuk Rumah Sakit Khusus pada rumah sakit jiwa yang melayani geriatri sudah ada 16 rumah sakit yaitu: RSJ Dr. Rad-jiman Wediodoningrat, Lawang, RSJ Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor, RSJ Provinsi Jawa Barat, Mataram, RSJ Nusa Tenggara Barat, RSJ Aceh, RSJ Jambi, RSJKO Soeprapto, Bengkulu, RSJ Menur, Surabaya, Jawa Timur, RSJ Lam-pung, RSJ Ambon, RSJ Dr. Suparto Hardjo Husodo, Kendari, Sulawesi Tenggara, RSJ Prof. Dr. Hb. Saanin, Padang, Sumatera Barat, RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo, RSJ Daerah Surakarta, Jawa Tengah, RSJ Daerah Madani Propinsi Sulawesi Tengah, RSJ Sambang Lihum, Kalimantan Selatan, Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Ma-hakam, Kalimantan Timur, Rumah Sakit Khusus Daerah Prof. Dr. V.L Ratumbuysang. Berdasarkan Rifaskes tahun 2011 ketersediaan klinik geriatri masih sangat rendah yaitu sekitar 5% dari semua RSU Pemerintah. Sebagian besar provinsi tidak memiliki RSU Pemerintah yang memberikan pelayanan klinik geriatri.
3. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi bagi usia lanjut.
Program kesehatan lansia adalah upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Kegiatan program kesehatan lansia terdiri dari: 1) Kegiatan promotif penyuluhan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Gizi Lansia; 2) Deteksi Dini dan Pemantauan Kesehatan Lansia; 3) Pengobatan Ringan bagi Lansia dan 4) Kegiatan Rehabilitatif berupa Upaya Medis, Psikososial dan Edukatif. Berdasarkan Rifaskes 2011 persentase Puskesmas dengan kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi lansia secara nasional 75,7%. Provinsi dengan persentase puskesmas tertinggi adalah Jawa Timur (93,8%), Jawa Tengah (93,6%) dan DI Yogyakarta (93,4%). Sedangkan persentase terendah ada di Provinsi Papua (6,5%), Papua Barat (10.6%) dan Sulawesi Tenggara (31,8%). Bila dilihat dari lokasi, persentase puskesmas di perkotaan yang melaksanakan kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi lansia 85,1%, sementara di perdesaan 72,4%.
dapus :
1. Buletin jendela dan data informasi kesehatan. Bakti Husada. Semester I. 2013.
Upaya pengobatan
1. Definisi
Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk pelayanan pengobatan yang diberikan kepada seseoarang untuk membantu menghilangkan penyakit atau gejala-gejalanya. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu : pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. 1
2. Tujuan
Umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan masyarakat di masyarakat dan Menurunkan angka kesakitan
Khusus :
Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang
Berkurangnya penderitaan karena sakit
Pencegahan dan penurunan kecacatan
Merujuk penderita ke fasilitas diagnosis lebih baik
3. Kegiatan pokok
Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat, pembekalan kesehatan diseluruh puskesmas.
Penggunaan mutu penggunaan obat dan pembekalan kesehatan.
Peningkatan keterjangkauan harga obat dan pembekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin.
Peningkatan mutu pelayanan informasi komunikasi dan rumah sakit. 1
4. Alur upaya pengobatan
5. Keberhasilan
Secara kualitatif :
keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar prosedur kerja masing-masing program dengan kemampuan staf dalam melaksanakan kegiatan masing-masing.
Secara kuantitatif :
diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan cakupan pelayanan kegiatan program. 2
6. Hambatan
Petugas kesehatan yang masih kurang disiplin dan kurang ramah dalam melayani pengobatan kepada penderita
Sistem kinerja yg masih kurang efektif dan efisien
Tidak ada uraian tugas (job description) pada setiap petugas
Keterbatasan persediaan obat dan masih ada obat yang didroping yang sudah/mendekati kadaluwarsa
Droping obat dan lainnya ada yang tidak sesuai dengan permintaan
Masih kurangnya koordinasi antara tenaga di apotik dengan tenaga pengelola gudang obat
Sistem pelaporan dari pustu yang sering terlambat, dan penyalahgunaan obat tidak sesuai dg jumlah pasien yang ada.2
7. Catatan medik
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan .
Kegunaan Rekam Medis :
1. Aspek Administrasi
2. Aspek Medis
3. Aspek Hukum
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Penelitian
6. Aspek Pendidikan
7. Aspek Dokumentasi3
8. Administrasi kegiatan pelayanan pengobatan (logistik, sasaran, cakupan, target kegiatan pelayanan pengobatan).
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.3
9. Sasaran Pengobatan Dasar
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien.
Sasaran dari pengobatan dasar adalah :
Individu : Individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Keluarga : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat4
10. Cakupan program kerja pengobatan
1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
-Mendapatkan riwayat penyakit
-Mengadakan pemeriksaan fisik
-Mengadakan pemeriksaan laboratorium
-Menbuat diagnosa
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
-Rujukan diagnostik
-Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika. 4
11. Target
adalah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia. 1
12. Indikator
Dapus :
1) Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Cetakan Tahun 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
2) Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
3) Anonim. 2011. Program pengobatan. http://www.puskel.com/9-paparan-ringkasan-program-pokok-pelayanan-puskesmas/. di akses tanggal 9 jan 2014.
4) Anonim. 2009. Progam Pengobatan Dasar. http://puskelinfo.wordpress.com. Diakses tanggal 9 januari 2014.