usaha meningkatkan konsentrasi siswa … viewdemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata...

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran produktif sering dianggap sebagai suatu pelajaran yang mudah dan menarik karena dominan selalu dikaitkan dengan kegiatan praktik daripada teori. Sehingga memotivasi siswa untuk aktif di kelas atau proses pembelajaran. Namun keadaan sebenarnya tidaklah demikian, karena tidak seluruhnya kegiatan di dalam mata pelajaran produktif harus praktik. Ada beberapa materi yang masih berkaitan dengan pemahaman teori dan hanya sebagian isi dari mata pelajaran itu yang harus dipraktikkan menggunakan alat. Seperti pada mata pelajaran produktif yang dipelajari oleh semua program studi kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Informatika (TKI) yaitu Pemrograman Web. Pada mata pelajaran ini siswa lebih banyak dituntut untuk memahami tentang dasar ilmu logika algoritma, script pemrograman, aplikasi internet yang membutuhkan konsentrasi dan pemahaman tinggi. Dan materi-materi yang diajarkan terkesan sulit dan membosankan. Demikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. Siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran, hal ini ditandai jika guru bertanya tentang salah satu informasi yang berkaitan dengan 1

Upload: tranhanh

Post on 19-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran produktif sering dianggap

sebagai suatu pelajaran yang mudah dan menarik karena dominan selalu dikaitkan

dengan kegiatan praktik daripada teori. Sehingga memotivasi siswa untuk aktif di kelas

atau proses pembelajaran. Namun keadaan sebenarnya tidaklah demikian, karena tidak

seluruhnya kegiatan di dalam mata pelajaran produktif harus praktik. Ada beberapa

materi yang masih berkaitan dengan pemahaman teori dan hanya sebagian isi dari mata

pelajaran itu yang harus dipraktikkan menggunakan alat.

Seperti pada mata pelajaran produktif yang dipelajari oleh semua program studi

kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Informatika (TKI) yaitu Pemrograman

Web. Pada mata pelajaran ini siswa lebih banyak dituntut untuk memahami tentang

dasar ilmu logika algoritma, script pemrograman, aplikasi internet yang membutuhkan

konsentrasi dan pemahaman tinggi. Dan materi-materi yang diajarkan terkesan sulit dan

membosankan.

Demikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman

Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. Siswa

kurang antusias untuk mengikuti pelajaran, hal ini ditandai jika guru bertanya tentang

salah satu informasi yang berkaitan dengan materi di ajarkan, siswa lebih banyak diam.

Bahkan ada siswa yang tidak mendengar atau mengetahui apa yang ditanyakan oleh

guru jika pertanyaan dialihkan ke siswa yang lain. Dan jika ada yang ingin menjawab

selalu diurungkan dengan alasan takut menjawab salah. Padahal dari awal saat guru

akan menanyakan soal, sudah disampaikan agar tidak takut menjawab walaupun

jawaban yang diberikan belum tentu benar.

Kurangnya konsentrasi , motivasi dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran

Pemrograman Web berlangsung akan menghambat proses pembelajaran. Disamping itu

dikarenakan minimnya sumber belajar atau sumber informasi yang ada pada siswa juga

fasilitas sarana dan prasarana di sekolah menambah kebingungan akan materi yang

sedang diajarkan oleh guru. Namunpun begitu rendahnya konsentrasi, motivasi dan

1

Page 2: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

partisipasi siswa terhadap suatu pelajaran, belum tentu seluruh sumber kesalahannya

terletak pada diri siswa.

Keterampilan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat

menyebabkan kelas menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan siswa. Suara

guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang

kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana

yang tidak menarik perhatian.

Selain itu, cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan. Guru

yang suka marah, mengejek, jarang tersenyum, atau kurang adil dapat membuat siswa

menjadi takut dan tidak senang, yang dapat bermuara pada menurunnya konsentrasi,

motivasi dan antusiasme siswa untuk menjawab setiap pertanyaan guru atau

menyelesaikan permasalahan yang dialami.

Materi ajar yang sulit, terlalu mudah atau kurang variatif dapat mendorong

menurunnya konsentrasi dan partisipasi siswa. Materi ajar yang terlalu sulit dapat

mengakibatkan siswa menjadi putus asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran.

Sebaliknya, materi ajar yang terlalu mudah membuat siswa cenderung menganggap

enteng dan cepat merasa bosan, sehingga konsentrasi siswa menurun.

Berdasarkan penyebab rendahnya konsentrasi, motivasi dan partisipasi siswa

dalam pembelajaran produktif Pemrograman Web seperti tersebut di atas, maka upaya

yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat siswa-siswa tertarik mengikuti

pelajaran diantaranya adalah memelihara keseimbangan emosinya agar secara

psikologis didapatkan rasa senang dan aman. Siswa dibuat merasa harus ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran, tidak takut menjawab pertanyaan guru,

memiliki kelebihan dari yang lain namun tidak sombong dan merasakan manfaat dari

hasil materi mata pelajaran yang disampaikan. Menerima siswa apa adanya, guru akan

membuat siswa merasa tetap sebagai anggota kelompok dalam kelasnya, dan tetap

mempunyai semangat untuk bersaing secara wajar dan positif dengan temannya.

Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu

secara otomatis belajar dari apa yang diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi

apabila penjelasan dan tindakan guru membingungkan dan meragukan.

Berangkat dari uraian di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih jauh usaha

guru dalam meningkatkan konsentrasi, motivasi dan partisipasi siswa pada

2

Page 3: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

pembelajaran pemrograman web dengan menggunakan sistem poin dan direct reward

(hadiah langsung) di kelas X di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan kondisi yang ada ini, adapun identifikasi masalah yang

didapatkan peneliti adalah

1. Pembelajaran pemrograman web di kelas masih monoton

2. Siswa belum sepenuhnya memahami tujuan pembelajaran

3. Kurangnya konsentrasi siswa dikarenakan beberapa siswa yang kurang tertarik

dengan materi yang diajarkan suka bercerita di kelas sehingga mempengaruhi

teman yang lainnya

4. Kurangnya motivasi dari guru agar siswa lebih berusaha untuk ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil nilai

pembelajaran

5. Strategi pembelajaran yang dilakukan belum tepat

6. Metode yang digunakan bersifat konvensional

7. Sedikitnya informasi tentang sumber pembelajaran yang dimiliki siswa serta

fasilitas sarana prasarana yang terbatas

8. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa untuk mata pelajaran menerapkan

teknik elektronika analog dan digital dasar.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mencapai hasil yang maksimal maka peneliti membatasi permasalahan

dalam penelitian ini pada:

a. Bagaimanakah keterampilan guru dalam mengajar, merencanakan

pembelajaran untuk meningkatkan konsentrasi , motivasi dan partisipasi

siswa?

b. Tindakan apa yang dilakukan guru Pemrograman Web dalam pelaksanaan

pembelajaran untuk usaha peningkatan konsentrasi, motivasi dan paritisipasi

siswa?

3

Page 4: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

c. Tindakan apa yang dilakukan guru Pemrograman Web dalam evaluasi

pembelajaran untuk usaha meningkatkan konsentrasi, motivasi dan partisipasi

siswa sehingga nilai hasil belajar lebih baik?

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah adalah

a) Apakah dengan penggunakan sistem poin dan direct reward (hadiah langsung)

dapat meningkatkan konsentrasi, motivasi dan partisipasi siswa dalam

pembelajaran Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar?

b) Bagaimana menerapkan model pembelajaran dengan sistem poin dan direct

reward (hadiah langsung) dapat meningkatkan konsentrasi, motivasi dan

partisipasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Menerapkan Teknik

Elektronika Analog dan Digital Dasar ?

C. Cara Memecahkan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah dengan menerapkan model sistem kuis berpoin dan direct reward

(hadiah langsung). Dengan pemodelan ini, diharapkan, diharapkan dapat meningkatkan

konsentrasi,motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran Pemrograman Web.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah

tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan usaha peningkatan konsentrasi, motivasi dan partisipasi siswa

dalam pembelajaran produktif Pemrograman Web yang dilakukan guru melalui

pengelolaan kelas.

2. Siswa tidak lagi merasakan pembelajaran yang membosankan dalam mata

pelajaran Pemrograman Web

3. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Pemrograman

4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok serta mampu

mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok

5. Seluruh siswa menguasai materi pelajaran secara tuntas sehingga hasil belajar

lebih meningkat.

4

Page 5: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

E. Manfaat Penelitian

Setelah selesai penelitian ini dilakukan maka manfaat penelitian ini adalah

antara lain :

a. Bagi Siswa

1) meningkatkan motivasi , partisipasi dan hasil belajarnya,

2) lebih konsentrasi dan aktif dalam proses pembelajaran Pemrograman Web,

3) lebih memahami materi pembelajaran,

4) meningkatkan makna pembelajaran bagi siwa, dan

3) meningkatkan makna bekerjasama.

b. Bagi Guru

1) membantu guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran,

2) meningkatkan profesionalitas guru,

3) meningkatkan rasa percaya diri guru,

4) memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran,

5) meningkatkan makna bekerjasama,

6) meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

c. Bagi Guru Lain

1) meningkatkan pemahaman tentang penelitian,

2) meningkatkan makna bekerjasama,

3) membangkitkan minat untuk melakukan penelitian.

5

Page 6: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tabel

Tabel perbandingan saat pembelajaran Pemrograman Web :

Pembelajaran Tanpa Direct Reward Pembelajaran Dengan Direct Reward

- Peserta didik kurang aktif - Peserta didik lebih aktif

- Peserta didik menunggu instruksi

dari guru

- Peserta didik lebih aspiratif untuk

melakukan pembelajaran

- Peserta didik tidak berusaha

memiliki sumber belajar

- Peserta didik berusaha memiliki atau

meminjam sumber belajar

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Kajian hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Slavin yang dikutip Sanjaya (2006:242) membuktikan

bahwa penerapan Cooperative Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,

sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.

2. Penelitian yang dilakukan Suriadi, Riswati dan Wardhani (2007:45) menyimpulkan

bahwa Pendekatan Problem Solving dan Team-Teaching ternyata dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita tentang operasi

bilangan bulat.

C. Kajian Teori / Kerangka Berfikir

1. Hakikat Pembelajaran

Keberhasilan guru Pemrograman Web dalam melaksanakan usaha peningkatan

konsentrasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran produktif Pemrograman Web

bukan suatu hal yang diperoleh secara kebetulan, melainkan merupakan hasil usaha

yang terprogram dengan seksama melalui proses analisa, dan evaluasi serta kolaborasi

antara guru dengan peserta didik.

6

Page 7: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

Proses pembelajaran adalah fenomena yang kompleks. Menurut Lozanov yang

dikutip De Poter (2000:3) segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan

asosiasi dan sampai sejauh mana guru mengubah lingkungan belajar, presensi, dan

rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Oleh karena itu,

menetapkan definisi efektivitas pembelajaran yang disetujui semua orang bukanlah

sesuatu yang sederhana. Jika dalam praktek pembelajaran “efektivitas” adalah apa saja

yang dilakukan guru untuk membuat siswa belajar, dan dalam hal ini guru tidak perlu

menggunakan intimidasi, penggunaan hukuman badan atau bentuk lain yang biasanya

tidak disukai kebanyakan orang, maka pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang

“memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan,

nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama.

Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar.

Menurut Degeng Dalam Ratumanan (2002:3) pembelajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa, dengan kata lain pembelajaran adalah kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan . Dengan

demikian proses belajar mengajar bukan berputar hanya pada guru , melainkan siswa

harus dilibatkan dalam proses belajar mengajar baik secara emosional maupun sosial.

Dimana guru harus menjadi fasilitator yang profesional dalam membelajarkan siswa.

Ada empat indikator penting yang dapat dipakai untuk menetapkan keefektifan

pembelajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku, (2) kecepatan unjuk kerja, (3)

tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi.

Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, juga sering disebut juga

tingkat kesalahan unjuk kerja. Makin cermat siswa menguasai perilaku yang dipelajari,

makin efektif pembelajaran yang telah dijalankan, atau makin kecil kesalahan, berarti

makin efektif pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Inquiry Training ( Model Pembelajaran Latihan Inquiry)

Banyak model pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk

menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak membosankan,

dan bermutu sehingga konsentrasi , partisipasi dan aktivitas belajar siswa lebih baik

yang akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Salah satunya adalah model

pembelajaran Inquiry Training.

7

Page 8: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

Guna meningkatkan konsentrasi, partipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru

menerapkan metode pembelajaran Inquiry Training atau pembelajaran latihan inquiry

dan pemberian direct reward (penghargaan langsung). Model Inquiry Training dan

pemberian direct reward merupakan salah saltu alternatif yang dapat diterapkan kepada

siswa.

Untuk model Inquiry Training ini, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan

bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia

mengembangkan indivuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses

penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa

melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, akan bermuara pada pengenalan

jati diri dan sikap ilmiah. Sedangkan direct reward merupakan stimulan atau rangsangan

untuk siswa agar lebih aktif dan mau berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran.

Model inquiry training memiliki lima langkah pembelajaran (Joyce & Weil,

1980), yaitu:

a. Menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan situasi

yang saling bertentangan),

b. Menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi,

memeriksa tampilnya masalah),

c. Mengkaji data dan eksperimentasi (mengisolasi variabel yang sesuai,

merumuskan hipotesis),

d. Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan, dan

e. Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih

efektif.

Sistem sosial yang mendukung adalah kerjasama, kebebasan intelektual, dan

kesamaan derajat. Dalam proses kerjasama, interaksi siswa harus didorong dan

digalakkan. Lingkungan intelektual ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide

yang relevan. Partisipasi guru dan siswa dalam pembelajaran dilandasi oleh paradigma

persamaan derajat dalam mengakomodasikan segala ide yang berkembang.

Prinsip-prinsip reaksi yang harus dikembangkan adalah: pengajuan pertanyaan

yang jelas dan lugas, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki

pertanyaan, menunjukkan butir-butir yang kurang sahih, menyediakan bimbingan

tentang teori yang digunakan, menyediakan suasana kebebasan intelektual,

8

Page 9: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

menyediakan dorongan dan dukungan atas interaksi, hasil eksplorasi,formulasi, dan

generalisasi siswa.

Sarana pembelajaran yang diperlukan adalah berupa materi konfrontatif yang

mampu membangkitkan proses intelektual, strategi penelitian, dan masalah yang

menantang siswa untuk melakukan penelitian. Sebagai dampak pembelajaran dalam

model ini adalah strategi penelitian dan semangat kreatif. Sedangkan dampak

pengiringnya adalah hakikat tentatif keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi

siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non rutin.

3. Konsentrasi dan Partisipasi dalam pembelajaran Pemrograman Web

Konsentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan

Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan atau

pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya). Hamalik (1995:36)

mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan.

Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku

belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor.

Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran,

maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut Engkoswara

dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan

untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut :

a. Perilaku kognitif yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan informasi,

dan masalah kecakapan intelektual Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki

konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) adanya penerimaan, yaitu tingkat

perhatian tertentu, (2) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul respon,

yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu

pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan ide dan sikap

seseorang.

9

Page 10: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

b. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar

dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan

petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-

gerakan yang penuh arti.

c. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar

dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan

benar.

http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-ciri-konsentrasi.html

4. Direct reward (penghargaan langsung) dalam pembelajaran Pemrograman

Web

Seperti yang kita ketahui bahwa pengertian Reward pada umumnya adalah

pemberian penghargaan kepada seseorang atas sesuatu yang telah dihasilkan. Di bidang

pendidikan, reward dinilai begitu tinggi harganya. Misalnya saja reward atau

penghargaan kepada guru yang berupa sertifikasi, guru berprestasi, dan lain-lain. Tapi

bagaimanakah reward terhadap siswa ? Apakah reward hanya diberikan kepada siswa

yang berprestasi saja, seperti juara kelas, atau kepada siswa yang telah mengharumkan

nama sekolah dengan bakat seni atau lainnya ?

Reward, betapa besar pengaruhnya terhadap siswa. Tidak hanya berupa piala,

piagam, buku-buku ataupun hadiah-hadiah lain. Reward diberikan kepada siswa

terutama untuk memicu prestasi agar lebih giat belajar. Lalu bagaimana dengan siswa

yang biasa-biasa, dalam arti tidak pernah mengikuti lomba yang mewakili nama

sekolah, atau siswa yang nilainya pas-pasan dan tidak pernah mendapat juara kelas?

Seorang yang mulia, yaitu guru, merupakan pembangkit semangat bagi anak

didik yang lemah. Dengan kata-kata yang mengalir sebagai penyejuk jiwa para siswa,

dan meyakini bahwa setiap anak didiknya mempunyai kesempatan mendapat reward.

Tidak perlu berupa materi, seperti yang pernah dilakukan oleh seorang pendidik,

dimana pada saat praktek komputer, reward diberikan kepada siswa yang telah selesai

mengerjakan tugas dan boleh menuliskan namanya di papan tulis, berurutan mulai dari

yang selesai pertama kali sampai yang terakhir. Pada pembelajaran berikutnya, para

siswa berlomba untuk mengerjakan tugas dengan baik dan cepat. Seperti juga yang

pernah dilakukan seorang guru yang memuji sebuah gantungan kunci seorang siswanya

10

Page 11: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

yang ternyata dibuat sendiri olehnya dari biji buah karet. Tanpa disangka-sangka

keesokan harinya siswa tersebut membawa hasil karyanya yang lain dari rumah, yang

dibuatnya juga dari biji buah karet.

Masih banyak lagi contoh, yang menggambarkan betapa dasyatnya sebuah

reward yang begitu sederhana namun besar dampaknya bagi para siswa. Reward

membangkitkan pemikiran positif terhadap siswa. Tidak perlu berupa materi. Reward

bisa diberikan dalam bentuk tepuk tangan, pujian, kata-kata motivasi dan perlakuan

yang menjadikan siswa teladan bagi rekan-rekannya.

Hadiah atau reward adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan /cenderamata . pemberian hadia atau reward bisa

diterapkan di sekolah, guru dapat memberikan hadiah kepada anak didik yang

berprestasi (Djamarah dan Zain 2006:149-157).

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari uraian diatas maka penelitian ini direncanakan terbagi dalam 3

siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning),

tindakan(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga

siklus tersebut dan rutinitas komunikasi antara guru dan siswa diduga akan menemukan

kondisi obyektif konsentrasi, motivasi dan partisipasi siswa, baik kelebihan maupun

kekurangannya, sehingga akan diperoleh data dan informasi yang terpercaya untuk

dijadikan analisis dalam menyusun perencanaan dan langkah-langkah yang akan

ditempuh secara bertahap. Serta dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa jika lebih

konsentrasi, memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Dengan

demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1) Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan sistem kuis berpoin dan

direct reward (hadiah langsung) dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan

siswa dalam pembelajaran Pemrograman Web di SMK Negeri 4 Tebing

Tinggi.

2) Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan sistem poin dan direct

reward (hadiah langsung) dapat meningkatkan konsentrasi, motivasi siswa

untuk berpartisipasi dan pembelajaran Pemrograman Web khususnya teori di

SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

11

Page 12: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

3) Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan sistem poin dan direct

reward (hadiah langsung) dapat meningkatkan konsentrasi, motivasi dan

partisipasi siswa dalam proses belajar di kelas sehingga akan berpengaruh pada

hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Pemrograman Web di SMK

Negeri 4 Tebing Tinggi.

12

Page 13: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah keterampilan mengelola kelas.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Tebing

Tinggi untuk mata pelajaran Pemrograman Web. Sebagai subjek dalam penelitian

ini adalah kelas X TKJ 1 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa

sebanyak 29 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Tempat penelitian ini saya pilih karena merupakan tempat saya bertugas sehari-

hari. Selain itu pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian juga bertujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran mata pelajaran

Pemrograman Web yang hasil akhirnya berpengaruh pada meningkatnya hasil

belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini saya lakukan setelah melakukan ulangan ketuntasan kompetensi 1

atau ulangan harian 1. Waktu pelaksanaan penelitian di mulai bulan Agustus

hingga September 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah karena penelitian tindakan kelas membutuhkan beberapa siklus

yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Persiapan awal

dilakukan bulan Juli 2013.

Karakteristik Sekolah :1. Karakteristik Lokasi :

a) Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Tebing Tinggi b) Alamat Sekolah : Jl. Abdul Hamid 103 Kel. Bagelen Tebing Tinggic) Kelas : X TKJ 1d) Lingkungan Fisik : Lokasi sekolah lebih kurang 4 km dari pusat kota

(daerah perkampungan )e) Lingkungan sosial : Di sekitar sekolah terdapat penduduk yang berkebun

dan bekerja dengan latar belakang sosial yang berbeda

13

Page 14: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

2. Karakteristik Siswa :a) Komposisi siswa : 29 siswa

(12 siswa laki-laki 17 siswa perempuan)b) Kemampuan akademis : heterogenc) Motivasi belajar : cukupd) Latar belakang sosial/ekonomi : menengah ke bawah

3. Karakteristik Guru (Peneliti)a. Nama guru : Maspuri Andewi, S.Komb. Tempat tanggal lahir : Tebing Tinggi, 12 Oktober 1975c. Pendidikan : S1-Sistem Informasid. Agama : Islame. Kebangsaan : Indonesia

4. Subyek Penelitian a. Jumlah siswa : 29 siswab. Jenis kelamin : 12 siswa laki-laki 17 siswa perempuan)c. Kondisi Siswa : dari keluarga menengah ke bawah

C. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan

langsung di kelas atau tempat kerja(Issaac, 1994:27). Sedangkan menurut Suhardjono

(2006:56) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari

penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif

maupun eksperimen.

C. Siklus Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat

peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran

Pemrograman Web melalui model pembelajaran Quis Berpoin dan Direct Reward.

Siklus I

Siklus pertama dalam penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut.

14

Page 15: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

1. Perencanaan (Planing)

a. Tim peneliti menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran model Quis Poin dan

Direct Reward.

b. Membuat rencana pembelajaran model Quis Poin dan Direct Reward

c. Membuat media belajar yang akan digunakan pada pembelajaran Quis Poin dan Direct

Reward

d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting)

a. Guru mempersiapkan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran serta menjelaskan

model pembelajaran Quis Poin dan Direct Reward.

b. Guru menyampaikan mata pelajaran

c. Guru memberikan quis atau pertanyaan dalam bentuk media TTS(teka teki silang) atau

kartu bergambar yang berisikan materi-materi sesuai dengan kompetensi yang

dipelajari pada seluruh siswa.

d. Siswa diminta berpartisipasi untuk menjawab beberapa pertanyaan dari guru yang

berkaitan dengan materi yang disampaikan

e. Bagi siswa yang mampu menyelesaikan quis atau kartu bergambar dengan tepat dan

sesuai waktu yang ditentukan guru akan di beri poin. Jika poin yang telah dicapai

mencukupi criteria guru atau jawaban siswa cepat dan tepat maka akan diberi hadiah

langsung (direct reward)

f. Melakukan pengamatan dan observasi terhadap proses pembelajaran.

3. Pengamatan (Observation)

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Kemampuan siswa dalam memahami model pembelajaran Quis Poin dan Direct Reward

c. Keaktifan siswa

4. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil pengamatan penelitian pada siklus ini maka dihasilkan :

a. Sebagain besar (75% dari siswa) belum memahami model pembelajaran Quis Poin

dan Direct Reward

15

Page 16: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

b. Hanya sebagian kecil (25% dari siswa) yang memiliki kemampuan untuk

memahami dan menguasai materi yang dijelaskan guru.

c. Sebagian besar (75% dari siswa) masih bingung saat membaca isi kartu bergambar.

d. Sebagian besar (75% dari siswa) masih menunggu instruksi guru untuk

menyelesaikan terhadap Teka-teki silang atau kartu bergambar yang mereka

miliki.

e. Sebagian besar (75% dari siswa) belum berani dan mampu bertanya tentang materi

pelajaran pada hari itu.

f. Penyelesaian tugas masih belum sesuai dengan waktu yang disediakan

Siklus 2

Siklus kedua merupakan putaran kedua dari model pembelajaran Quis Poin dan

Direct Reward dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama

1. Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus

pertama.

2. Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran quis poin dan direct reward berdasarkan

rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran quis poin dan

direct reward

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran model

Quis Poin dan Direct Reward dalam peningkatan konsentrasi, motivasi dan

partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pemrograman Web di

Sekolah Menengah Kejuruan.

D. Kriteria Keberhasilan

Dari model pembelajaran yang dilakukan yang dapat dijadikan kriteria

keberhasilan adalah :

1. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin bertambah

16

Page 17: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

2. Siswa berusaha untuk menjawab quis atau pertanyaan guru sesuai dengan waktu

yang ditentukan

3. Pemahaman siswa terhadap persoalan yang diberikan dapat diselesaikan tanpa

bantuan teman lainnya

4. Siswa tidak takut berbuat salah atau salah menjawab pertanyaan guru

5. Siswa berebut untuk meraih reward(hadiah) dengan tanpa ditunjuk guru

langsung mengambil dan menyelesaikannya

6. Nilai ulangan harian siswa semakin lebih baik dan tingkat siswa yang remedial

semakin sedikit.

E. Instrumen Penelitian1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara.

a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa

b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa

dalam PBM dan implementasi model Quis Poin dan Direct Reward.

c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi

pembelajaran inovatif model Quis Poin dan Direct Reward.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi :

a. Tes : menggunakan butir-butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar

siswa

b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi

siswa dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat

atau sikap siswa tentang pembelajaran model Quis Poin dan Direct Reward

d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang pembelajaran

model Quis Poin dan Direct Reward.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif dan komperatif.

Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara deskriptif

17

Page 18: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus maupun indikator dalam

penelitian. Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan

refleksi tiap siklus.

1. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Pemrograman Web: dengan

menganalisis tingkat keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses belajar

mengajar Pemrograman Web.

2. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian.

3. Implementasi pembelajaran model Quis Poin dan Direct Reward : dengan

menganalisis tingkat keberhasilan implementasi model Quis Poin dan Direct

Reward.

G. Kolaborasi

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru-guru yang masuk di X

TKJ 1. Selama kurang lebih 4 bulan terhitung mulai bulan Agustus 2013 sampai dengan

bulan Nopember 2013. Pada tahap awal pihak yang terlibat dalam kegiatan ini

mendiskusikan dan menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan rencana

tindakan kelas.

Dalam berkolaborasi tersebut, saling memberikan masukan antara lain meliputi

(1) keberanian mengajukan ide, (2) keberanian bertanya, (3) keberanian menjawab

pertanyaan, (4) keberanian maju ke depan untuk melakukan sesuatu yang

mengungkapkan idenya, (5) spontanitas mengajukan ide, (6) spontanitas

mengajukan diri menyelesaikan soal, (7) ketertiban berbicara di kelas, (8) sikap

terhadap belajar pemrograman web, (9) sikap menghargai teman yang sedang bicara,

(10) pemahaman siswa terhadap materi ajar pemrograman web, (11) pendapat guru

terhadap tindakan yang dicobakan, dan (12) kekecewaaan guru, dan 13) saran guru

untuk selanjutnya.

18

Page 19: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

H. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian direncanakan selama lebih kurang 4 bulan yaitu

semester 1 dimulai bulan agustus sampai dengan bulan nopember 2013.

No. Rencana Kegiatan Waktu Bulan

Juli Agustus September Oktober Nopember

1 Persiapan

- Menyusun Konsep

pelaksanaan

- Menyusun instrumen

pengamatan dan penilaian

- Mengadakan tes awal

2 Pelaksanaan

- Mempersiapkan alat

- Melakukan tindakan siklus 1

- Melakukan tindakan siklus 2

3 Penyusunan Laporan

Menyusun konsep laporan

Perbaikan laporan

Penggandaan dan penyerahan

laporan

19

Page 20: USAHA MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA … viewDemikian juga yang terjadi pada pembelajaran mata pelajaran Pemrograman Web di kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Tebing

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2002). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: Raja Gratindo Persada.

Bella, John I, (1984). Ketrampilan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Depdikbud Dikti.

De Poter, Bobbi. (2000). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Djamanah, SB. (2000), Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Purwodarminto, (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Usman, Uzer. (1996). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 18-28. Internet : http://www.scribd.com/doc/20163226. Penerapan Pembelajaran Langsung dengan Motivasi Pemberian Reward Pada Sub Kompetensi Menjahit Bustier Siswa Kelas XI Busana Butik di SMK Negeri 1 Bojonegoro.

20