usaha kh. noer muhammad iskandar sq dalam...

109
USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH JAKARTA TAHUN 1985 - 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : MUHAMMAD FATHULHAJ 1112022000014 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1439 H

Upload: doliem

Post on 06-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM

PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH

JAKARTA TAHUN 1985 - 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

MUHAMMAD FATHULHAJ

1112022000014

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1439 H

Page 2: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,
Page 3: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,
Page 4: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,
Page 5: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

iv

ABSTRAK

Nama : Muhammad Fathulhaj

NIM/Jurusan : 1112022000014/ Sejarah dan Peradaban Islam (SPI)

Judul : Usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ dalam Pengembangan

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun 1985 - 2010

ABSTRACT

This thesis examines the efforts of KH. Noer Muhammad Iskandar SQ in

the development of Asshiddiqiyah Boarding School in Kebon Jeruk, West Jakarta

from 1985 - 2010. In reconstructing this thesis, the author uses qualitative method,

such as an interview, literature study, and direct observation to the sources. After

studying and researching with these methods, it can be seen that KH. Noer

Muhammad Iskandar has given such a great effort in advancing Asshiddiqiyah

Boarding School. One of the response made by KH. Noer Muhammad Iskandar

for the development of boarding school is education, curriculum, human

resources, and infrastructure. In this case, the author finds that Kyai Noer is a

Muslim figure and a capable preacher. Kyai Noer is an expert in Islamic

jurisprudence in Indonesia. He is also called a steadfast leader in the principle of

upholding political ethics, populist nature, and humble, so people respect to him,

especially in Kebon Jeruk, West Jakarta. Therefor, the author want to know how

KH. Noer Muhammad Iskandar's effort in the development of Asshiddiqiyah

Boarding School from 1985-2010.

Skripsi ini meneliti tentang usaha KH. Noer Muhammad Iskandar dalam

pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di daerah Kebon Jeruk, Jakarta

Barat, dari tahun 1985 - 2010. Dalam merekonstruksi skripsi ini, penulis

menggunakan metode kualitatif, seperti interview (wawancara), studi pustaka, dan

observasi langsung kepada sumber - sumbernya. Setelah dilakukan kajian dan

penelitian dengan metode tersebut, dapat diketahui bahwa KH. Noer Muhammad

Iskandar telah memberikan usaha yang begitu besar dalam memajukan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah. Salah satu respon yang dilakukan oleh KH. Noer

Muhammad Iskandar untuk pengembangan pondok pesantren di antaranya pada

bidang pendidikan, bidang kurikulum, bidang sumber daya manusia, dan bidang

sarana prasarana. Dalam hal ini, penulis menemukan bahwa Kyai Noer

merupakan sosok muslim dan pendakwah yang mumpuni. Kyai Noer merupakan

pakar fikih Islam di Indonesia. Ia juga disebut pemimpin yang teguh dalam

prinsip menegakkan etika berpolitik, sifat merakyat, dan rendah hati sehingga

disegani oleh berbagai kalangan, terutama di masyarakat daerah Kebon Jeruk,

Jakarta Barat. Untuk itu, penulis ingin mengetahui bagaimana usaha KH. Noer

Muhammad Iskandar dalam pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta tahun 1985 - 2010.

Kata Kunci: Pondok Pesantren, KH. Noer Muhammad Iskandar, Asshiddiqiyah.

Page 6: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis limpahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, keluarga dan para Sahabatnya.

Karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana strata satu (S-1) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan, hambatan yang

penulis hadapi dan rasakan, baik yang menyangkut masalah menejemen waktu, teknis

pengumpulan data dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan semangat, kerja keras,

dan doa serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan dan hambatan

tersebut sedikit demi sedikit dapat teratasi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini, baik yang bersifat moril

maupun materil. Oleh karena itu, sepatutnya penulis menyampaikan banyak terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para Wakil Dekan, I, II, dan III dan seluruh

staf serta pegawai Fakultas Adab dan Humaniora.

Page 7: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

viii

3. Bapak H. Nurhasan, M.A, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan ibu

Shalikatus Sa’diyah, M.Pd, Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang

telah memberikan motivasi kepada penulis mulai awal perkuliahan hingga dapat

menyelesaikan kuliah pada jenjang strata satu (S-1) penulis.

4. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag, Pembimbing Skripsi yang dengan

ikhlas memberikan ilmu dan waktunya untuk membimbing penulis hingga

selesainya skripsi ini.

5. Ibu Imas Emalia, M.Hum, Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis

dari awal masuk sampai akhir perkuliahan.

6. Bapak Drs. H. Ma’ruf Misbah, MA dan Bapak Drs. H. Azhar Shaleh, M.A selaku

dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk pengujian skripsi.

7. Para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama dosen

Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak memberikan ilmunya

selama penulis mengikuti kuliah.

8. KH. Ahmad Mahrus Iskandar Bsc, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta dan M. Husni Mubarak, Lc, Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh

pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta yang telah berkenan

memberikan informasi, yang penulis butuhkan untuk penulisan skripsi ini.

9. Staf Pemerintahan Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat yang telah memberikan

informasi dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian tentang Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta yang terletak di daerah tersebut.

Page 8: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

ix

10. Pimpinan serta seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Staf Fakultas Adab dan

Humaniora, yang telah menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan skripsi ini.

11. Kedua orangtua tercinta Abah dan Mama tercinta Bapak H. Husain Syech Said

dan Ibu Hj. Supriyati yang telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih

sayang yang tulus, sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

12. Adik tercinta Siti Nur Fitriana (almh) serta kakak - kakak yaitu Khairul Khadafi,

Ramadhan Hidayat, Muhammad Yaser, Siti Nur Ramdhaniati, dan khususnya Siti

Irma Fatimah yang selalu membantu dan menyemangati, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13. Para senior pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, teman - teman pada

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora periode

2015 - 2016, teman - teman pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam angkatan

2012, kanda dan yunda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Adab dan Humaniora Cabang Ciputat, temen - teman Lembaga Pendidikan

Mahasiswa Islam (LAPENMI) HMI Cabang Ciputat, teman - teman Kuliah Kerja

Nyata (KKN) JINGGA, teman - teman di BMT Syahida IKALUIN Jakarta, teman

- teman AKAR Adventure Outbound, serta teman - teman yang telah memberikan

partisipasinya Setyo Hari Kharisma, Khairul Ummami, Damas Maghfur Pratama,

Achmad Kurniawan, Dliya Mubarokah, dan khususnya Adelin Apriana Fasha

yang tidak henti - hentinya memberikan dukungan, bantuan, semangat, do’a dan

tawa, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam hangatan ikatan

keluarga.

Page 9: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

x

14. Teman - teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan motivasi dan semangat kepada penulis baik dalam perkuliahan

maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini banyak kurangnya oleh karena itu, saran dan masukan yang

konstruktif untuk skripsi ini, sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis bermunajat,

semoga amal baik semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

mendapatkan imbalan dan pahala sebesar - besarnya dari Allah SWT. Semoga skripsi

ini menjadi bermanfaat bagi almamater, khususnya bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 20 September 2017

Muhammad Fathulhaj

Page 10: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4

D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 5

E. Kerangka Teori ....................................................................... 6

F. Metode Penelitian ................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 10

BAB II MENGENAL KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ

A. Biografi KH. Noer Muhammad Iskandar SQ ......................... 11

1. Kelahiran............................................................................ 11

2. Pendidikan dan Guru-gurunya ........................................... 13

B. Perjalanan Hidup KH. Noer Muhammad Iskandar SQ ......... 15

C. Aktifitas Dakwahnya .............................................................. 17

D. Aktivitas Sosial dan Politiknya .............................................. 21

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH JAKARTA

A. Pondok Pesantren ................................................................... 24

B. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta ............................... 28

Page 11: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

xii

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ................................................................... 28

2. Nama Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ........................... 30

3. Letak Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ........................... 31

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah .................... 31

D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ........... 32

E. Materi Pengajaran di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ......... 33

BAB IV USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM

PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH

JAKARTA

A. Dalam Bidang Pendidikan ....................................................... 35

B. Dalam Bidang Kurikulum ....................................................... 40

C. Dalam Bidang Sumber Daya Manusia .................................... 41

1. Guru (Tenaga Pendidik) .................................................... 41

2. Tenaga Administrasi (Tenaga Kependidikan) ................... 43

3. Santri.................................................................................. 44

D. Dalam Bidang Sarana dan Prasarana ....................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 48

B. Saran ........................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 55

Page 12: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki lembaga pendidikan tertua yakni pesantren. Pesantren

lahir dan berkembang dipelopori oleh para ulama. Para ulama membuka dan

mengembangkan pesantren di daerahnya masing - masing dengan membina para

santri. Kemudian santri yang telah menyelesaikan pendidikannya kembali ke

daerahnya masing - masing, lalu mendirikan pesantren - pesantren baru dan

mengembangkannya, sehingga pesantren tumbuh dan berkembang pesat di

Indonesia.

Sebagai lembaga Islam pertama dan tertua di Indonesia, pesantren

mengalami banyak perubahan peran dalam masyarakat Indonesia. Pada masa

Walisongo, pesantren memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam

di pulau Jawa. Begitu juga pada zaman penjajahan Belanda, hampir semua

peperangan melawan pemerintah kolonial Belanda, mendapat dukungan penuh

dari pesantren.

Pesantren di Indonesia terus berkembang sejalan dengan perkembangan

zaman. Pesantren oleh para ulama Indonesia selalu menjadi kajian - kajian yang

menarik, karena banyak menghasilkan generasi Islam yang mampu menghadapi

perubahan sosial1.

Pondok pesantren sebagai salah satu pendidikan berbasis agama, juga

berfungsi sebagai lembaga penyiaran agama Islam. Pondok pesantren memiliki

tingkat integritas yang tinggi dengan sekitarnya dan menjadi rujukan moral bagi

masyarakat umum. Ilmu yang dipelajari tak pernah terpisahkan dari ajaran agama,

artinya semua peristiwa yang terjadi dipandang memiliki hubungan dengan ajaran

agama.

1 Mohamad Said dan Juminar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman, (Bandung:

Jemmars, 1987), h. 7.

Page 13: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

2

Pesantren memiliki magnet besar, karena peran dan kiprahnya bagi

masyarakat, negara, dan umat manusia yang tidak bisa dianggap gampang atau

dilihat sebelah mata. Sejarah membuktikan besarnya kontribusi yang pernah

dipersembahkan lembaga pesantren. Bahkan, pada masa kinipun peran tersebut

masih tetap bisa dirasakan.

Pesantren memiliki daya tarik tersendiri, baik dari sosok luarnya,

kehidupan sehari - harinya, potensi dirinya, isi pendidikannya, sistem, dan metode

pembelajarannya. Umat Islam mengetahui perkembangan pesantren, masa dahulu

hingga sekarang, serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Pertumbuhan suatu pesantren semata - mata tergantung pada kemampuan

pribadi kyai2 yang beranggapan bahwa pesantren dapat diibaratkan sebagai

kerajaan kecil dimana kyai merupakan sumber mutlak dari kekuasaan dan

kewenangan dalam kehidupan. Gaya kepemimpinan otoriter mengakibatkan tidak

seorangpun santri dapat melawan kekuasaan kyai (dalam lingkungan

pesantrennya) kecuali kyai lain yang lebih besar pengaruhnya.

Sistem pendidikan pesantren salafi‟ah yang mewajibkan santri mengikuti

pengajian kitab kuning klasik dengan para ustadz mulai ditinggalkan oleh para

calon santri, karena kurang cocok dengan era moderen dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Akibatnya pesantren kurang diminati bahkan

cenderung “mati” karena hanya mempertahankan tradisi di tengah perubahan

sosial.

Hal lain yang menyebabkan pesantren “ditinggalkan” adalah gaya dan pola

hidup yang cenderung sederhana. Banyak santri yang ingin hidup mewah di

zaman sekarang. Fasilitas yang diinginkan layaknya di rumah sendiri. Penggunaan

teknologi untuk hidup keseharian pun menjadi salah satu pemicu pesantren kurang

memiliki daya tarik.

2 Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki

atau yang menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para

santrinya, bahkan selain gelar kyai, juga sering disebut dengan alim yakni orang yang dalam

pengetahuan Islamnya.

Page 14: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

3

Selain pola hidup dan gaya hidup santri, metode pembelajaran pun belum

mengenal apa yang disebut dengan ilmu - ilmu umum, sehingga menjadi salah

satu alasan pesantren kurang diminati. Metode pembelajaran sorogan3,

bandongan, dan wetonan4 perlu direkonstruksi dengan cara mengembangkan

budaya kritis bagi santri dalam proses belajar mengajar. Santri yang hanya

menerima apa adanya dari kyai, cenderung menimbulkan kejumudan dalam

berpikir dan kurang mampu menjadi problem solver bagi persoalan masyarakat

modern.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah sebagai lembaga pendidikan yang

didirikan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar SQ mempunyai visi sebagai

lembaga yang mampu membentuk dan menyiapkan kader serta ulama ahlusunnah

wal jama‟ah berwawasan global, mampu mentransformasikan ilmunya ke dalam

bahasa masyarakat global dengan perilaku akhlak karimah.

Misinya menyelenggarakan pendidikan berbasis agama Islam, teknologi

moderen, dan ekonomi kerakyatan mulai dari pendidikan usia dini hingga

pendidikan tinggi. Kyai Noer berupaya memadukan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah menjadi Pondok Pesantren tradisional (salafiyah) tapi tidak

kehilangan sistem moderen, sehingga Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tetap

berpaduan pada pendidikan umum kurikulum Departemen Agama (DEPAG) dan

Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) dalam lingkungan pesantren.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih

mendalam tentang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang terletak di daerah

Kebon Jeruk Jakarta Barat dalam sebuah karya ilmiah, dengan judul “Usaha KH.

Noer Muhammad Iskandar SQ dalam Pengembangan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta Tahun 1985 - 2010”.

3 Kata sorogan berasal dari bahasa jawa yang berarti ”sodoran atau yang disodorkan”.

Maksudnya suatu sistem pengajian dimana seorang santri membacakan dan menerjemahkan

kitabnya, dan kyai hanya mendengar dan menyimak bacaan santi. 4 Yang diartikan dengan sistem bandongan atau wetonan dalam sistem pengajian ini

seorang kyai membacakan dan menerjemahkan kalimat-kalimat yang mudah diikuti oleh sebagian

besar santri dan masing-masing memegang kitabnya sendiri lalu santri mendengarkan dan

menyimak bacaan kyai.

Page 15: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

4

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis akan membatasi

permasalahnnya pada usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ dalam

pengembangan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta sejak tahun 1985 -

2010.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana Mengenal KH. Noer Muhammad Iskandar SQ?

b. Bagaimana Perkembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta?

c. Bagaimana Usaha - usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ dalam

Pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian dan penulisan karya ilmiah memiliki beberapa tujuan sebagai

berikut:

a. Untuk mengenal KH. Noer Muhammad Iskandar SQ.

b. Untuk mengetahui Perkembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta.

c. Untuk mengetahui Usaha - usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ

dalam Pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Sebagai suatu kajian ilmiah, maka penelitian ini diharapkan memiliki

kegunaan dan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Fakultas Adab dan Humaniora dan bermanfaat bagi mahasiswa

Fakultas tersebut, sebagai bahan dan pengetahuan mengenai Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah dan masyarakat Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta

Barat.

Page 16: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

5

b. Bagi lembaga Pendidikan daerah.

c. Bagi masyarakat daerah, sebagai sumber informasi mengenai lembaga

pendidikan di wilayah tersebut.

d. Bagi diri sendiri serta bagi mahasiswa yang menyukai pendidikan dalam

ruang lingkup pondok pesantren.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian tentang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta memang sudah

ada beberapa yang menuliskan, tetapi yang membahas secara khusus tentang

usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ dalam pengembangan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah belum pernah dilakukan. Penulis hanya menemukan

beberapa karya ilmiah saja, baik berupa buku, maupun skripsi yang bisa dijadikan

rujukan dalam penelitian ini.

Buku karya Zamakhsyari Dhofier pada tahun 2011 dalam karyanya

berjudul, “Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai”, Buku ini

menjelaskan tentang semangat umat Islam, khususnya para kyai pimpinan pondok

pesantren untuk mengembangkan pondok pesantren. Selain itu, buku ini juga

menjelaskan tentang ciri-ciri umum pondok pesantren, seperti pola umum

pendidikan Islam di pondok pesantren, sistem pengajaran di pondok pesantren,

dan perkembangan pendidikan Islam di pondok pesantren.

Buku karya Muhammad Maksum berjudul “Refleksi Pesantren: Otokritik

dan Prospektif”, Buku ini menjelaskan tentang semua aspek yang berkaitan

dengan pesantren, baik aspek kelebihannya maupun aspek kekurangannya

didalam pesantren. Hal tersebut bertujuan untuk menggugah para insan pesantren

agar mampu meningkatkan kualitas pesantren, sehingga mampu eksis di era

globalisasi yang tantangannya sangat beragam.

Skripsi Eri Herzegovina Fansuri, mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Muamalat, Fakultas Syariah dan

Hukum, pada tahun 2014, berjudul “Etika Bisnis Masyarakat Muslim dalam

Berdagang (Studi Pengawasan Aktivitas Ekonomi di lingkungan Lembaga

Pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat)”. Skripsi tersebut lebih menekankan

pada masyarakat muslim dalam berdagang yang meliputi teori etika bisnis, teori

Page 17: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

6

perdagangan, dan penerapan etika bisnis Islam para pedagang di Pesantren

Asshiddiqiyah Pusat. Kelemahan skripsi Eri terdapat pada pembahasan tentang

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang relatif ringkas dan juga pada keterbatasan

sumber analisis. Dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada peranan KH.

Noer Muhammad Iskandar dalam pengembangan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta.

E. Kerangka Teori

Setiap masyarakat atau manusia mengalami perubahan. Perubahan tersebut

dapat dilihat perbandingan dengan meneliti suatu masyarakat pada masa tertentu

dengan masyarakat pada waktu yang lain. Proses perubahan yang terjadi secara

terus menerus oleh sartono kartodirdjo dinamakan gejala sejarah. Gejala sejarah

dalam proses perkembangan sejarah, seharusnya dapat mendefinisikan waktu,

tempat, pelaku, mengapa gejala sejarah itu terjadi dan bagaimana gejala sejarah

lain, yang mencakup gejala sejarah yang terjadi sebelumnya, sesudahnya, atau ada

hubungan fungsionalisme dalam satu sistem.5

Dilihat dari perspektif di atas, maka gejala sejarah bisa diartikan sebagai

suatu momentum gerakan historis atau lazim disebut dengan perubahan social.

Menurut Sartono Kartodirjo konsep perubahan sosial bertolak dari 3 referensi,

yaitu:

1. Dinamika masyarakat menunjukkan pergerakkan dan tingkat

perkembangannya yang terdahulu ke yang kemudian, lazimnya dari yang

sederhana ke yang lebih maju, unsur-unsur mana yang berubah dan faktor-faktor

apakah yang menyebabkan perubahan.

2. Dalam beberapa teori, perubahan sosial dimulai dari yang sederhana

bentuknya ke yang kompleks, artinya perubahan sosial yang terjadi sering kali

mengarah ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan perubahan sosial ini ada

banyak teori yang biasa dipakai, seperti teori revolusi, teori kemajuan, dan

lainnya.

5 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), h. 99.

Page 18: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

7

3. Studi sejarah perubahan sosial mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan

dengan pola, struktur, dan tedensi dalam proses perubahan sosial. Fokus perhatian

studi sejarah, perubahan sosial ini. 6

Perubahan sosial yang terjadi dalam perubahan masyarakat biasanya

dimotori oleh suatu lembaga, dimana lembaga tersebut memiliki posisi atau

kedudukan yang sangat penting bagi masyarakat. Lembaga tersebut salah satunya

ialah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, karena dalam banyak hal

keberadaan pondok pesantren, seringkali memilki pengaruh besar terhadap

kehidupan masyarakat yang ada disekitarnya, tak terkecuali dengan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah yang terletak di daerah Kebon Jeruk Jakarta Barat, juga

memilki peranan dalam pengembangan pendidikan Islam di daerah Jakarta dan

sekitarnya.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang berdiri pada tahun 1985 dan masih

eksis sampai sekarang, tentu memiliki andil besar bagi perubahan sosial

masyarakat Jakarta, baik dari segi peran kyai dan pengembangan dalam bidang

pendidikan, kurikulum, sumber daya manusia, dan sarana prasarana. Untuk

melihat berbagai perubahan dan pengembangan di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta dalam pendidikan khususnya, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis

dalam hal ini menggunakan teori - teori sosiologi, dalam melihat masyarakat di

daerah Kebon Jeruk dan sekitar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

F. Metode Penelitian

1. Waktu dan Tempat

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 bulan, mulai bulan

Desember sampai bulan Juni sedangkan tempatnya di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta.

6 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), h. 99.

Page 19: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

8

2. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualiltatif. Alasan peneliti menggunakan paradigma kualitatif adalah karena dalam

skripsi ini, penulis ingin memberikan, menerangkan, mendeskripsikan secara

kritis, atau menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian, atau suatu peristiwa

ineraksi sosial yang ada di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Oleh karena

itu, semua jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dengan mengumpulkan

data lunak. Penelitia kualitatif, ada yang berupa penelitian lapangan dan ada pula

penelitian kepustakaan. Perbedaan antara tipe yang satu dengan yang lain terletak

pada tujuan dan strategi penemuannya.7

3. Sumber Data

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam menentukan sumber

data. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian tidak

menggunakan populasi, karena penelitian berangkat dari kasus keberadaan

individu atau kelompok dalam situasi sosial tertentu, maka hasilnya hanya berlaku

pada situasi sosial yang menggambarkan keberadaan kelompok yang diteliti.

Situasi sosial itu mencakup tiga unsur utama, yaitu: 1. Pelaku (actors) orang yang

melakukan kegiatan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah seperti: ustadz, kyai, dan

santri; 2. Tempat (place) lokasi kejadian. Kegiatan tersebut dilakukan yaitu di

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta; 3. Aktivitas (activities) segala sesuatu

yang dilakukan actor, berupa kegiatan keagamaan di lingkungan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Selain tiga unsur di atas, sumber data dapat

diperoleh dari masyarakat dan pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang

tinggal di daerah tersebut, data atau dokumentasi daerah tersebut, dan buku

referensi.

7 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenada Media, 2014), h. 338.

Page 20: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

9

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Interview (Wawancara)

Interview merupakan salah satu teknik yang dilakukan peneliti dalam

meneliti dan mengumpukan data dengan cara tanya jawab sepihak yang

dikerjakan dengan sistematis dan pertanyaan yang diajukan berlandaskan kepada

tujuan penelitian. Pertanyaan yang diajukan pun harus terstruktur dengan rapih

agar info yang didapat lebih akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Objek yang

diwawancarai terdiri dari 2 kyai, 4 ustadz, dan 4 santri.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai buku,

literatur, catatan, serta berbagai laporan.

c. Studi Dokumentasi

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi

untuk melengkapi sumber sumber yang ada, seperti buku buku literature dan

dokumen dokumen, majalah jurnal dan lain lain yang masih ada kaitannya dengan

permasalahan serta pembahasan yang dibahas.

d. Observasi

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data lapangan, yang

biasa diartikan sebagai cara meninjau secara cermat dan mengamati secara

seksama akan suatu gejala gejala yang sedang terjadi di ruang lingkup penelitian.8

Dengan observasi diharapkan akan memperoleh data yang lebih akurat dan asli,

sehingga fakta yang sesungguhnya dapat diungkap secara cermat dan lengkap.9

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, jilid 2, (Yogyakarta: Andi, 2000), h. 136.

9 Djali Farouk Muhammad, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bunga Rampai), h.

105.

Page 21: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

10

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai isi

serta pembahasan skripsi ini, maka penulis menyusun susunan kerangka sistematis

sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua membahas mengenai KH. Noer Muhammad Iskandar, meliputi

biografi KH. Noer Muhammad Iskandar, perjalanan hidup KH. Noer Muhammad

Iskandar, aktifitas dakwah KH. Noer Muhammad Iskandar, dan aktifitas sosial

dan politik KH. Noer Muhammad Iskandar.

Bab ketiga membahas mengenai Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

meliputi latar belakang berdirinya, nama, letak, visi dan misi, struktur organisasi,

dan materi pengajaran pondok pesantren. Pembahasan ini dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran umum tentang kondisi pondok pesantren yang menjadi

objek penelitian.

Bab keempat menjelaskan mengenai usaha KH. Noer Muhammad

Iskandar SQ dalam pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

dalam bab ini terbagi menjadi empat sub pokok pembahasan yaitu sub pertama

membahas dalam bidang pendidikan, sub kedua dalam bidang kurikulum, bab

ketiga mengenai bidang sumber daya manusia meliputi guru, tenaga adminstrasi,

dan santri, dan yang keempat dalam bidang sarana dan prasarana.

Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pokok

pembahasan yang dibahas dalam skripsi ini serta saran - saran yang ada

relevansinya dengan permasalahan yang dibahas.

Page 22: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

11

BAB II

MENGENAL KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ

A. Biografi KH. Noer Muhammad Iskandar SQ

1. Kelahiran

KH. Noer Muhammad Iskandar lahir pada tanggal 5 Juli 1955 di Desa

Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur. Ayahnya bernama KH. Iskandar (alm)

sedangkan Ibunya bernama Hj. Siti Robi‟atun (almh). Ayah Kyai Noer merupakan

seorang ulama kharismatik dan pendiri Pondok Pesantren Manba‟ul Ulum di

daerah Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur.

Kyai Noer hidup dalam tradisi keagamaan Islam yang kuat. Kyai Noer

lahir di Desa Sumber Beras, sebuah Desa di Banyuwangi, Jawa Timur. Desa ini

pada tahun 1955 sampai tahun 1960 disebut dengan desa hitam, Desa tersebut

merupakan pusat berkumpulnya kaum bromocorah10

, tukang santet, dukun, dan

jawara. Akan tetapi, berkat mertua dan ayah Kyai Noer, yakni Kyai Abdul Manan

dan Kyai Iskandar, Desa ini bisa berubah menjadi Desa hunian kaum santri atau

biasanya disebut Desa santri. Keterlibatan kedua tokoh kyai ini dalam mengubah

wajah Desa Sumber Beras sangat terasa, khususnya dari bidang pendidikan.Wajah

Desa diubah dengan membangun perilaku penduduknya, dan Desa ini terdapat

sebuah pondok pesantren besar yaitu Pondok Pesantren Manbaul Ulum yang

menampung santri - santri dari berbagai daerah.11

Berdasarkan silsilah keluarga dari garis keturunan laki - laki, Kyai Noer

merupakan keturunan Kyai Abdullah Said bin Wardoyo. Kyai Wardoyo adalah

menantu dari KH. Zainal Abidin kakek dari Kyai Shaleh yang mempunyai

keturunan para kyai pendiri Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri. Kyai Wardoyo

memiliki putra bernama Kyai Abda. Kyai Abda memiliki putra bernama KH.

Iskandar. Menurut garis keturunan ibu, ibu Kyai Noer yaitu Hj. Siti Robi‟atun

merupakan keturunan dari raja Panjalu Tasikmalaya, Jawa Barat. Raja Panjalu

10

Bromocorah adalah penjahat yang sehari - harinya bergaul dengan masyarakat, tetapi

pada suatu saat tidak segan - segan melakukan kejahatan, seperti merampok. 11

Amin Idris, Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, (Jakarta, PT. Mencari Ridho

Gusti, 2009), h. 11.

Page 23: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

12

memiliki putra yang bernama Sahcahnyoto. Sahcahnyoto memiliki putra yang

bernama Kyai Syahiddin. Kyai Syahiddin memiliki putra yang bernama Kyai Nur

Syiam. Ia memiliki putra yang bernama Kyai Abbas. Kyai Abbas memiliki putri

yang bernama Nyai Hasanah yang merupakan nenek dari Hj. Robiatun. Nyai

Hasanah memiliki putra bernama Kyai Abdul Manan, ia adalah ayah Hj. Siti

Robi‟atun.12

Kyai Noer merupakan anak kesembilan dari sebelas bersaudara. Adapun

putera dan puteri KH. Iskandar dari pernikahannya dengan Hj. Siti Robi‟atun

antara lain, KH. Ali Muchaidlori Iskandar, (Ulama Jawa Timur yang pernah

menjabat sebagai ketua MUI Jawa Timur), KH. Hasan Sadzili (pemimpin Pondok

Pesantren Manbaul Ulum di Banyuwangi), KH. Imam Baidhowi (pemimpin

Madrasah Manbaul Ulum di Banyuwangi), Siti Muti'ah, Siti Mariatun, Mahall,

KH. Muhammad Anwar Iskandar, (pemimpin Pondok Pesantren Al - Amin di

Kediri dan pejabat sebagai ketua yayasan di Universitas Islam Kediri), Siti

Jauharoh (pengajar di Manbaul Ulum di Banyuwangi), KH. Noer Muhammad

Iskandar (pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah), Siti Saadatul

Uchrowiyah (pengajar di Manbaul Ulum di Banyuwangi) dan kesebelas

meninggal dunia sempat diberi nama beberapa saat setelah lahir.13

Latar belakang keluarga Kyai Noer yang menjadi pengasuh di banyak

pondok pesantren menunjukkan bahwa semua saudaranya merupakan keturunan

keluarga yang peduli terhadap pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari figur ayah

mereka Kyai Iskandar yang giat memperjuangkan pendidikan agama Islam dalam

menggunakan sistem bentuk pendidikan madrasah, padahal pada waktu itu,

pendidikan madrasah belum banyak diterapkan di pondok pesantren.

12

KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 31 Mei 2017. 13

Amin Idris, Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, (Jakarta, PT. Mencari Ridho

Gusti, 2009), h. 32.

Page 24: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

13

Semenjak kecil Kyai Noer memang terkenal cerdas, kemampuannya

mampu dengan mudah menyerap pelajaran - pelajaran yang telah diberikan

ayahnya. Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang

ayah memasukkan Kyai Noer ke Pondok Pesantren Manbaul Ulum tidak lain

pondok pesantren ayahnya sendiri di Daerah Banyuwangi, Jawa Timur.

Kyai Noer sosok muslim yang mumpuni dan seorang pendakwah dan

pakar fikih Islam di Indonesia. Kyai Noer juga disebut pemimpin yang teguh

dalam prinsip menegakkan etika berpolitik, sehingga disegani oleh berbagai

kalangan, terutama di masyarakat Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kyai Noer memiliki

sifat merakyat, rendah hati, dan sangat peduli terhadap kaum dhuafa14

. Itulah sifat

- sifat yang melekat dijiwa Kyai Noer. Di sela - sela kesibukan yang begitu padat,

Kyai Noer masih menyempatkan waktunya untuk menyantuni ratusan anak yatim

piatu di daerah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kyai Noer merupakan seorang Kyai yang tidak hanya fokus mengurus

masalah pendidikan, tetapi juga konsen terhadap masalah sosial dan susila.15

Dalam pandangannya Kyai Noer masalah sosial tidak kalah pentingnya dengan

masalah susila. Hal ini terbukti, di dalam Al Qur‟an istilah - istilah sosial tidak

kalah banyaknya dibicarakan dibandingkan istilah - istilah susila. Seperti

contohnya zakat fitrah, infaq, shadaqah, dan amal jariyah.

2. Pendidikan dan Guru - gurunya

Pengalaman pendidikan Kyai Noer dimulai sejak Kyai Noer masih dalam

asuhan keluarganya. Melalui keluarganya, Kyai Noer mengikuti pendidikan dasar

dan menengah di Pondok Pesantren Manba‟ul Ulum di Sumber Beras yang diasuh

oleh ayahnya sendiri yaitu Kyai Iskandar.16

Kyai Noer belajar kitab - kitab salaf17

seperti Tafsir Jalalain, Mukhtasor Jiddan, dan menghatamkan Al-Qur‟an.

14

Kaum Dhuafa adalah kelompok manusia yang dianggap lemah (iman, ekonomi, dan

fisik) atau mereka yang tertindas. 15

Susila ialah baik budi bahasanya; beradab; sopan: semua orang akan senang melihat

remaja yang terhadap orang tua. 16

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 24 Januari 2017. 17

Di dunia pesantren kitab salaf adalah kitab yang berwarna kuning, yang sering

digunakan santri salafi saat mengaji.

Page 25: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

14

Pada tahun 1967, Kyai Noer melanjutkan jenjang pendidikannya di

Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.18

Di sana Kyai Noer mengaji

kitab - kitab salaf seperti Tafsir Jalalain, Mukhtasor Jiddan, dan Ta‟lim Muta‟alim

di bawah bimbingan KH. Makhrus Ali, yang tidak lain merupakan pamannya

sendiri. Setelah lulus di Pondok Pesantren Lirboyo, Kyai Noer mulai membantu

Kyai Makhrus Ali untuk berdakwah, lalu menggantikannya mengisi pengajian dan

ceramah kepada masyarakat.

Pada tahun 1975, Kyai Noer meninggalkan Pondok Pesantren Lirboyo dan

menuju Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Ilmu Al

Qur‟an (PTIQ) di daerah Pasar Jum‟at, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dengan

mengambil Jurusan Syariah dan lulus pada tahun 1982.19

Setelah selesai di PTIQ Jakarta, Kyai Noer langsung pulang ke kampung

halamannya untuk bertemu keluarganya, setelah Kyai Noer dari kampung

halamannya ia langsung pergi ke Jakarta untuk meneruskan perjuangan ayahnya

yaitu Kyai Iskandar untuk berdakwah mensyiarkan ajaran agama Islam kepada

masyarakat dan membangun sebuah pondok pesantren didaerah Jakarta.20

Semasa kecil hingga sekarang guru yang paling berpengaruh adalah yang

pertama KH. Iskandar, Kyai Iskandar mengajarkan kepada Kyai Noer kitab - kitab

salaf seperti Tafsir Jalalain, dan Mukhtasor Jiddan. Yang kedua KH. Makhrus Ali,

Kyai Noer selama di Pondok Pesantren belajar banyak dengan KH. Makhrus Ali

dengan mengajarkan kitab - kitab salaf seperti Tafsir Jalalain, Mukhtasor Jiddan,

dan Ta‟lim Muta‟alim. Selain itu juga ada tiga guru yang berperan besar terhadap

Kyai Noer, yaitu Kyai Baidhowi Iskandar, Kyai Anwaruddin Iskandar, dan Kyai

Abu Hasan Sadlili Iskandar.21

18

Pondok Pesantren Lirboyo adalah pondok pesantren yang terkenal dan terbesar di

daerah Kediri, Jawa Timur. Pondok pesantren ini berdiri pada tahun 1910 sampai dengan

sekarang. 19

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 24 Januari 2017. 20

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 24 Januari 2017. 21

KH. Noer Muhammad Iskandar, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 31 Mei 2017.

Page 26: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

15

B. Perjalanan Hidup KH. Noer Muhammad Iskandar SQ

Perjalanan dan perjuangan panjangpun harus dilalui dengan berbagai

tantangan yang berat. Namun, berkat dukungan dan dorongan yang begitu kuat,

Kyai Noer mampu berpikir untuk membangun sarana pendidikan bagi

peningkatan kualitas sumber daya manusia.22

Kecerdasan dan ketekunannya, membuat Kyai Noer menjadi salah satu

murid terpandai di Pondok Pesantren Lirboyo. Ketika KH. Makhrus Ali sudah

tidak berdakwah, Kyai Noer ditunjuk untuk menggantikannya. Selain menjadi

pendakwah, Kyai Noer juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi

ilmiah) bagi murid-muridnya dan masyarakat.

Pada tahun 1982, Kyai Noer lulus dari PTIQ Jakarta. Setelah lulus, Kyai

Noer tetap mengajar dan menjadi da’i23

. Uniknya selama menjadi mahasiswa,

Kyai Noer menjalani hidup dengan kesederhanaan. Meskipun tantangan hidup dan

kondisi ekonomi yang serba pas - pasan Kyai Noer tetap bertahan untuk

melanjutkan kuliahnya. Di tengah suasana yang penuh kesederhanaan itulah, Kyai

Noer mencari penghasilan tambahan dengan mengajar mengaji dari satu mushola

ke mushola yang lain, selain itu, Kyai Noer pun menjadi seorang da’i di daerah

Jakarta. Karena keuletannya tersebut, Kyai Noer mendapatkan beasiswa di PTIQ

Jakarta.

Pada tahun 1984, kedatangan Kyai Noer di Jakarta kemudian berlabuh di

daerah Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Saat itu wilayah tersebut masih

sepi dari penduduk, karena sebagian besar wilayahnya dipenuhi oleh beberapa

bagian sawah dan ladang. Ketika usianya memasuki 27 tahun Kyai Noer menikah

dengan Siti Nur Jazilah, putri Kyai H. Mashudi, asal Tumpang, Malang, Jawa

Timur. Kyai Noer dikaruniai 6 orang anak yaitu Nur Eka Fatimatuzzahro,

Istiqomah Iskandar, Ahmad Makhrus Iskandar, Atina Balqis Izza, dan

22

Ustadz Syaiful Rahman, Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 28 Februari 2017. 23

Dai adalah seseorang yang terlibat dalam dakwah atau yang mengajak orang lain untuk

beriman, berdoa, atau untuk berkehidupan Islam.

Page 27: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

16

Muhammad Muhsin Ibrahim Iskandar. Sedangkan anak bungsunya Ahmad

Ibrahim Iskandar meninggal beberapa hari setelah dilahirkan.24

Perjuangan Kyai Noer untuk mendirikan dan mengelola pondok pesantren

pun berlabuh. Bersama dengan beberapa teman, Kyai Noer mendirikan Yayasan

Al-Muchlisin di Pluit. Berbagai kegiatan pendidikan yang sudah mulai dirintis,

kemudian ia tangani dengan sepenuh hati. Bahkan, kegiatan yang berawal dari

remaja Masjid Al Muchlisin ini, telah berkembang menjadi Madrasah Diniyah,

yang dari itu lambat laun mulai mendapat simpati pada masyarakat. Bukan hanya

itu, undangan ceramah juga mulai berdatangan pada Kyai Noer.25

Pada tahun 1983, Kyai Noer diminta mengelola sebidang tanah oleh H.

Rosyadi yang di wakafkan dari keluarga H. Abdul Ghoni Dja‟ani di daerah

Kedoya untuk dijadikan lembaga pendidikan. Di areal tanah seluas 2000 meter,

merupakan tanah yang diwakafkan oleh keluarga H. Abdul Ghoni Dja‟ani kepada

H. Rosyadi lalu dialihkan kepada Kyai Noer untuk dibangun menjadi lembaga

pendidikan Islam.

Kyai Noer membangun Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dengan cara yang

pertama membangun sebuah mushola kecil dengan menggunakan triplek. Modal

awal untuk membangun sebuah mushola kecil dan pondok pesantren dari H.

Abdul Ghani, putra ketiga dari H. Abdul Ghoni Dja‟ani. Seperti kisah sukses pada

umumnya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pun merintis dengan keprihatinan.

Namun, dalam keprihatinan tersebut Kyai Noer punya keyakinan yang cukup

kuat, bahwa kelak lembaga pendidikan pondok pesantren ini akan bisa maju dan

berkembang pesat.

Pada tahun 1986, Kyai Noer mencoba membangun Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah. Selain itu Kyai Noer membuka Madrasah Tsanawiyah Manbaul

Ulum dan Madrasah Aliyah Manbaul Ulum di kawasan pondok pesantren. Nama

Manbaul Ulum untuk Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Asshiddiqiyah diambil

24

Amin Idris, Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, (Jakarta, PT. Mencari Ridho

Gusti, 2009), h. 61. 25

Amin Idris, Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, (Jakarta, PT. Mencari Ridho

Gusti, 2009), h. 62.

Page 28: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

17

dari nama pondok pesantren yang dibangun ayah Kyai Noer yaitu Kyai Iskandar

di daerah Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur.

Pada tahun 1999, Kyai Noer mulai bergabung dengan partai politik PKB

(Partai Kebangkitan Bangsa) di tingkat nasional. Kyai Noer juga dikenal

bersahabat baik dengan mantan presiden Indonesia ke 4 yaitu K.H. Abdurahman

Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Dur. Kyai Noer turut serta menemani dan

membantu Gus Dur mulai dari pencalonan menjadi calon presiden Indonesia

sampai Gus Dur terpilih menjadi presiden Indonesia.26

C. Aktifitas Dakwahnya

Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan tuntutan Al -

Qur‟an dan Hadist, saling mengingatkan pada kebenaran dan menasehati dalam

kesabaran, selain itu dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bernilai

ibadah untuk membina atau membentuk masyarakat melalui ajaran agama yang

Islami, melalui pesan - pesan agama yang Islam.

Tercapainya sebuah dakwah yang baik tentu diperlukan pengetahuan dan

ketaatan para ulama dalam menjalankan agama, mereka seharusnya mempunyai

kemampuan paling tidak berusaha meneladani kepribadian Nabi Muhammad

SAW dengan lengkap dan terinci.27

Aktifitas Kyai Noer sangat besar dalam mengembangkan dakwah di

daerah Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kyai Noer seorang da‟i dan ulama yang

memiliki eksistensi dan keberadaannya di daerah Kebon Jeruk Jakata Barat dan

sekitarnya terutama di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah sebagai tokoh

agama yang paling banyak merubah kondisi dan karakter masyarakat di daerah

sekitar Kebon Jeruk Jakarta Barat, dari masyarakat yang bersifat individual

menjadi masyarakat yang bersatu dan dari masyarakat yang tidak bermodal

menjadi masyarakat yang bermoral dan sangat religius.

26

Ustadz Syaiful Rahman, Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 28 Februari 2017. 27

Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, (Jakarta: Logos, 2002), h. 132.

Page 29: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

18

Kyai Noer juga menyampaikan dakwahnya tidak hanya di lingkungan

masyarakat Kebon Jeruk saja tetapi di wilayah Jabodetabek. Kyai Noer juga

memberikan ceramah atau tausiyah pada masyarakat pada upacara - upacara

keagamaan seperti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi‟raj dan

tahun baru Islam, ataupun upacara hajatan masyarakat seperti pernikahan,

khitanan dan lainnya.

Dalam menyampaikan materi dakwahnya di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah dan masyarakat Kebon Jeruk Jakarta Barat berdasarkan dari Al -

Qur‟an dan Hadits, menurutnya Al - Qur‟an merupakan sumber utama dan materi

pokok yang harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dan dimengerti oleh

masyarakat (mad’u). Al - Qur‟an merupakan wahyu Allah SWT yang akurat akan

kebenaran dan keasliannya. Al - Qur‟an dipakai oleh orang muslim sebagai

pedoman dalam hidupnya karena di dalam Al - Qur‟an terkandung secara lengkap

baik hukum, sejarah dan prinsip tentang masalah peribadatan, akhlak, ilmu

pengetahuan, keyakinan dan lain sebagainya. Allah SWT tidak pernah melakukan

sedikit pun tentang persoalan yang ada.

Dalam aktivitas dakwahnya Kyai Noer selain penceramah, ada juga

beberapa kegiatan dakwah yang masih dilakukan oleh KH. Noer Muhammad

Iskandar ialah sebagai berikut:

1. Membangun Majlis Ta‟lim Miftahul Ulum

Majlis Ta‟lim Miftahul Ulum mulai aktif bersamaan dengan berdirinya

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Bahkan majlis ta‟lim ini pula yang

menghantarkan popularitas Kyai Noer. Mula - mula majlis ta‟lim ini hanya

beranggotakan beberapa orang saja, yakni, dari masyarakat sekitar daerah Kedoya

Kebon Jeruk, dimana kemudian pesantren ini berdiri, namun dalam waktu yang

tidak lama semakin banyak pula jamaahnya yang berasal dari daerah - daerah di

ibu kota Jakarta dan Tanggerang. Di samping itu majlis ta‟lim ini juga diikuti oleh

para santri, dimana orang tua atau wali santri datang untuk mengikuti kegiatan

majlis ta‟lim sekaligus bisa menjenguk anak - anaknya yang sedang belajar di

Pondok pesantren Asshiddiqiyah.

Page 30: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

19

Awalnya majlis ta‟lim ini ditangani oleh Kyai Noer sendiri, namun

mengingat semakin pesat perkembangan dan semakin sibuknya Kyai Noer maka

diajaklah da‟i sahabat Kyai yang lain seperti: Habib Syeih bin Ali Al Jufri, Habib

Idrus Jamalul Lail, KH. Zainuddin MZ, KH. Syukron Makmun, KH. Mannarul

Hidayat, KH. Ahya‟ Anshori dan lainnya.28

2. Berdakwah Keliling

Sebagai lembaga perjuangan yang berfungsi kaderisasi dan pengabdian

masyarakat, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah memprogramkan try out bagi santri

senior atau ustadz untuk melakukan dakwah keliling untuk masyarakat umum

yang karena satu dan lain hal tidak bisa mengunjungi Asshiddiqiyah secara rutin.

Untuk itu, Kyai Noer telah melakukan sendiri sambil terus tetap membina kader

da‟i untuk berikutnya, jadi jika Kyai Noer berhalangan hadir, bisa digantikan oleh

Kyai lain atau kader yang telah disiapkan untuk menggantikannya untuk

melakukan dakwah keliling.

Dakwah Kyai Noer adalah tabligh akbar untuk masyarakat awam, adapun

wilayah dakwah Kyai Noer adalah ASEAN, sedangkan untuk santri - santri kader

meliputi wilayah Jabodetabek.29

Dalam kiprah dakwah yang dilakukan KH. Noer Muhammad Iskandar

kepada masyarakat dan kepada santri - santrinya yaitu:

1. Pengajian Kitab - Kitab Kuning Kepada Santri

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah seperti yang di jelaskan sebelumnya

adalah pondok pesantren yang mengadopsi sistem pembelajaran tradisional dan

modern yaitu yang menjadikan selain terdapat organisasi santri, memakai cara

diskusi dan tanya jawab dalam setiap penyampaian materinya seperti yang

digunakan pondok pesantren sallaf atau pesantren tradisional lainnya.

28

Buku 10 tahun Asshiddiqiyah, 1995: h. 24. 29

Buku 10 tahun Asshiddiqiyah, 1995: h. 25.

Page 31: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

20

Kitab - kitab yang diajarkan oleh Kyai Noer kepada santrinya yaitu:

Ta‟lim Muta‟alim karangan Syekh Azhar Muji, Tafsir Jalalain karangan Syech

Jalaludin Assayuti dan Syech Jalaludin Al - Mahali, Nahwul Waraqat karangan

Syarafudin Yahya Al - Amuridi tentang Ushul Fiqih, Jurumiah karangan Syech Al

- Jurum tentang nahwu, Fiqih karangan Fathul Qorib.30

2. Ceramah

Ceramah dakwah yang Kyai Noer lakukan melalui ceramah ini adalah

menyampaikan pesan - pesan dan nasehat - nasehat yang baik membawa nilai -

nilai positif kepada mad‟ud31

guna untuk membawa mad‟unya menjadi manusia

yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat dan agamanya. Biasanya Kyai

Noer melakukan ceramah di beberapa acara.

Dalam berceramah, Kyai Noer tampak begitu tenang dan sabar dalam

menjelaskan materi dakwah yang disampaikan kepada jama‟ahnya, sehingga para

jama‟ah begitu antusias dalam mendengarnya. Dalam berceramah Kyai Noer

terkadang membuat jama‟ahnya terhibur dengan nilai humor, sehingga jama‟ah

tidak jenuh untuk mendengarkan ceramahnya tersebut. Kyai Noer mengambil

rujukan dari Al Qur‟an dan Hadist, sehingga jama‟ah lebih paham dan percaya

tentang materi yang dijelaskan olehnya.

3. Peringatan Hari Besar Islam

Umat Islam di Indonesia sudah tradisi setiap peringatan hari besar Islam

secara selsama mengadakan upacara yang diadakan diberbagai tempat, baik yang

bersifat pengajian, tabligh akbar, maulid nabi Muhammad SAW, isra mi‟raj nabi

Muhammad SAW, nuzurul Qur‟an, ramadhan, tahun baru hijriah, maupun

selametan dan hari - hari besar Islam lainnya. Hal serupa juga di lakukan Kyai

Noer di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, setiap hari besar Islam Kyai

Noer selalu mengadakan acara peringatan hari besar Islam. Hingga saat ini putra

dan putri Kyai Noer mengikuti jejaknya.

30

Ustadz M. Husni Mubarak, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017. 31

Secara etimologi kata mad’u berasal dari bahasa Arab, di ambil dari bentuk isim maf’ul

(kata yang menunjukan objek atau sasaran). Menurut terminologi mad’u adalah seorang atau

kelompok yang lazim di sebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang

da’i, baik mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau non muslim, laki-laki atau perempuan.

Page 32: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

21

D. Aktifitas Sosial dan Politiknya

Istilah sosial dan politik berasal dari dua kata yang tidak bisa dipisahkan,

yaitu Sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang

berkenaan dengan manusia atau masyarakat. Jadi, sosial adalah ilmu yang dapat

mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia atau masyarakat, seperti

sifat, perilaku, pikiran, dan lainnya. Politik atau ilmu politik adalah ilmu yang

mempelajari kekuasaan sebagai konsep inti. Konsep-konsep lain sebagai objek

studi politik adalah negara, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, distribusi dan

alokasi.

Dalam aktifitas sosial yang dilakukan oleh Kyai Noer yaitu dapat berbagi

kasih kepada masyarakat yang kurang mampu di daerah Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah. Dengan adanya hubungan yang sangat baik terhadap masyarakat

sekitarnya dan terpeliharanya tali silaturahmi akan berdampak positif bagi

kalangsungan dakwah yang dilakukan oleh Kyai Noer.

Dalam aktifitas sosial, Kyai Noer memberikan bantuan sumbangan kepada

masyarakat sekitar, sumbangan itu sendiri tidak hanya berasal dari Kyai Noer saja

tetapi ada juga yang berasal dari para jama‟ah, para donatur, dan lainnya. Hal ini

dilakukan oleh Kyai Noer karena merasa masyarakat yang di sekitar Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah banyak kurang mampu dari segi ekonominya.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Kyai Noer antara lain:

1. Santunan Fakir Miskin

Santunan ini diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu di sekitar

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, santunan ini berupa bantuan sembako seperti

beras dan minyak goreng serta makanan, kegiatan yang dilakukan Kyai Noer ini

sangat membantu khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.

Penyelenggaraannya sendiri dilakukan di sekitar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta.32

32

Ustadz Bahaudin, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 11 Juni 2016.

Page 33: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

22

2. Santunan Anak Yatim Piatu

Kegiatan santunan anak yatim piatu ini diberikan kepada anak - anak yang

orang tuanya sudah meninggal dunia, biasanya santunan ini berupa uang dan

makanan ringan, kegiatan yang dilakukan oleh Kyai Noer ini sangat membantu

sekali untuk membantu anak yatim piatu yang sudah kehilangan kedua orang

tuanya. Penyelenggaraannya dilakukan di sekitar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta.33

Sedangkan dalam aktivitas politik Kyai Noer pada tahun 1998 bergabung

dengan partai politik partai kebangkitan bangsa (PKB) ditingkat nasional. Selain

bergabung dengan partai politik PKB Kyai Noer juga pernah menjabat sebagai

anggota DPR RI pada tahun 1999.

Di kalangan masyarakat pesantren, politik itu bukan hanya sebagai seni

untuk memimpin, tetapi politik adalah upaya untuk mengatur persoalan dunia

sekaligus beribadah. Untuk itu segala perilaku politik didasarkan pada prinsip dan

kaidah fiqh, sebuah nilai legalitas formal yang dipegang oleh para kyai, begitu

juga Kyai Noer. Kyai Noer berpartisipasi dalam politik sebagai sebuah kewajiban

yang berpegang pada kaidah “mala yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib”

(segala sesuatu yang menjadi prasyarat bagi sempurnanya sebuah kewajiban maka

hukumnya wajib).

Kyai Noer juga dikenal bersahabat baik dengan mantan presiden Indonesia

ke 4 yaitu K.H. Abdurahman Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Dur. Kyai

Noer turut serta menemani dan membantu Gus Dur mulai dari pencalonan

menjadi calon presiden Indonesia sampai Gus Dur terpilih menjadi presiden

Indonesia.34

33

Ustadz Bahaudin, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 11 Juni 2016. 34

Ustadz Syaiful Rahman, Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan Pengajaran Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 28 Februari 2017.

Page 34: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

23

Dalam wacana politik Indonesia, peran kyai sangat dilematis. Sebagai elite

politik, kyai wajib mentaati pemerintah. Namun, sebagai elite agama, kyai

mempunyai kewajiban menegakkan nilai agama dengan cara amar ma`ruf nahi

munkar. Multi peran ini yang menimbulkan benturan kepentingan. Pada saat

hubungan pemerintah dan rakyat tidak harmonis, di mana dominasi negara sangat

kuat, kyai yang tidak membela rakyatnya akan dijauhi oleh masyarakat dan

santrinya. Namun, Kyai Noer dalam karier politiknya tetap menjadi kyai yang

memiliki wibawa, otoritas sebagai kyai.

Page 35: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

24

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH JAKARTA

A. Pondok Pesantren

Istilah pondok pesantren di berbagai daerah memiliki julukan yang

beragam. Di Minangkabau biasa disebut surau, di Madura disebut penyantren, di

Aceh disebut rangkang, sedangkan di Jawa Barat disebut pondok.35

Pesantren

adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam. Untuk memahami,

menghayati, dan mengamalkan pentingnya moral agama Islam, lembaga pondok

pesantren juga dijadikan sebagai pedoman hidup. Penyelenggaraan pendidikan

pondok pesantren berbentuk asrama merupakan komunitas tersendiri dibawah

pimpinan kyai atau ulama. Kyai dibantu oleh beberapa tokoh lain seperti para

ustadz yang hidup di tengah - tengah para santri. Untuk menunjang kegiatan

pesantren, masjid menjadi salah satu pusat kegiatan peribadatan keagamaan, dan

gedung - gedung sekolah atau ruang belajar sebagai pusat kegiatan belajar

mengajar, serta terdapat pondok - pondok yang dijadikan tempat tinggal oleh para

santri. Selama 24 jam mereka hidup bersama - sama secara kolektif antara kyai,

ustadz, dan santri sebagai suatu keluarga besar.36

Pondok pesantren tumbuh sebagai wujud dari umat Islam untuk

mempertahankan eksistensinya terhadap kemajuan zaman. Dalam sistem pondok

pesantren, terdapat beberapa unsur yang saling terkait antara satu dengan yang

lainnya, yaitu:

1. Kyai

Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok pesantren, maju mundurnya

pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai.37

Kyai dalam

bahasan pondok pesantren ini biasanya mengacu pada gelar yang diberikan

35

Mulyanti Sumardi, Sejarah Singkat Pendidikan Islam di Indonesia 1945-1979 (Jakarta:

Dharma Bakti, 1978), h.38. 36

Karel A.Steenbrink, Pesantren, Madrasah dan Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun

Modern, (Jakarta: LP3ES, 1986), h.21. 37

Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, sekolah dan Madrasah,

(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2001), hal. 14.

Page 36: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

25

masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki pondok pesantren

dan mengajarkan kitab - kitab Islam klasik kepada santrinya.

Sedangkan menurut Sulthon Masyhud bahwa kyai adalah pemimpin,

pendiri sekaligus pemilik pondok pesantren.38

Yang biasanya mengajarkan

manuskrip - manuskrip keagamaan klasik berbahasa arab yang di kenal dengan

istilah “kitab kuning” sementara para santri mendengarkan sambil memberi

catatan pada kitab yang sedang di baca.

2. Santri

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah

pesantren karena langkah pertama dalam tahap - tahap membangun pesantren

adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau

murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa

disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri mukim dan santri

kalong. Santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap atau

tinggal di pondok pesantren. Kedua adalah santri kalong ialah santri - santri yang

berasal dari daerah - daerah sekitar pondok pesantren dan biasanya mereka tidak

menetap atau tinggal di pondok pesantren, mereka biasanya pulang kerumah

masing - masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pondok pesantren.

Pondok pesantren yang masih tradisional biasanya lamanya santri bermukim tidak

di tentukan oleh tahun atau kelas, tetapi dari ukuran kitab yang di baca.

3. Pondok

Definisi singkat istilah „pondok‟ adalah tempat sederhana yang merupakan

tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Istilah pondok ini juga di artikan

sebagai asrama para santri, dengan demikian pondok juga berarti tempat tinggal.

Sebuah pesantren sebagaimana disebut didepan harus memiliki asrama, santri,

masjid, kyai, karena di tempat inilah selalu terjadi interaksi antara kyai, ustadz,

dan santri.

38

Sulthon Masyhud, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Diva Pustaka), hal. 3.

Page 37: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

26

Di Jawa besarnya pondok pesantren tergantung pada jumlah santrinya.

Adanya pondok yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus

sampai pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga

ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu

dipisahkan dengan asrama santri laki - laki.

4. Masjid

Menurut Zamakhsyari Dhofier masjid sebagai pusat pendidikan dalam

tradisi pondok pesantren dan merupakan manifestasi universalisme dasar sistem

pendidikan Islam tradisional. Dalam perspektif sejarah masjid bukanlah sarana

kegiatan peribadatan belaka, melainkan lebih jauh dari itu yaitu masjid menjadi

pusat bagi segenap aktifitas Nabi Muhammad dalam berinteraksi dengan umat.

Masjid menurut Nurkholis Madjid dapat juga dikatakan sebagai pranata

terpenting masyarakat Islam. Berawal dari masjid inilah banyak aktifitas yang

dilakukan melalui sarana ibadah, sebagaimana terlihat dalam pertumbuhan dan

perkembangan sebuah pondok pesantren. Disinilah peran masjid sebagai pusat

aktifitas kegiatan baik pendidikan, dakwah, ibadah, dan lain - lain. Hingga

sekarang ini kyai sering mempergunakan masjid sebgai tempat membaca kitab -

kitab klasik dengan menggunakan metode sorogan dan wetonan.

5. Pengajaran Kitab Kuning

Kitab kuning dalam pendidikan agama Islam, merujuk kepada kitab - kitab

tradisional yang berisi pelajaran - pelajaran agama Islam (diraasah al -

islamiyyah) yang diajarkan pada pondok - pondok pesantren, mulai dari fiqih,

aqidah, akhlaq/tasawuf, tata bahasa arab (ilmu nahwu dan ilmu sharf), hadits,

tafsir, ulumul qur’an, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu’amalah)

dengan metode sorogan dan wetonan.

Menurut Zamakhsari Dhofir, lembaga pesantren dapat dikelompokan

dalam dua kategori yaitu pesantren tradisional (salafi) dan pesantren modern

(khalafi).39

39

Zamkhasar Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

(Jakarta: Lp3Es, 1983), h. 41.

Page 38: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

27

1. Pesantren Tradisonal/Salafi

Sebuah pesantren disebut salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata

- mata berdasarkan pada pola - pola pengajian klasik/lama, yakni berupa

pengajian kitab kuning dengan menggunakan metode pembelajaran tradisional

serta belum dikombinasikan dengan pola - pola pendidikan modern, dan kitab

kuning masih sebagai inti pendidikannya. Penerapan sistem madrasah untuk

memudahkan sistem sorogan tanpa mengajarkan pengetahuan umum.

2. Pesantren Modern/Khalafi

Pesantren dikatakan modern/khalafi jika pesantren itu disamping tetap

melestarkan unsur - unsur utama pesantren tetapi telah memasukkan pelajaran

umum dalam madrasah - madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe - tipe

sekolah umum dalam lingkungan pesantren.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah termasuk pondok pesantren modern

(khalafi), karena telah memasukan pelajaran - pelajaran umum dalam madrasah -

madrasah yang dikembangkan atau membuka sekolah umum di lingkungan

pondok pesantren.

Pondok pesantren di Indonesia sudah banyak sekali jumlahnya, baik yang

berbasis tradisional maupun modern, kombinasi tradisional dan modern, atau

modern saja seperti sistem boarding school. Kehadiran pondok pesantren tidak

hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama

dan lembaga sosial keagamaan.

Keberhasilan suatu pesantren telah banyak diakui sebagai sebuah lembaga

pendidikan yang telah ikut membantu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

terutama pada zaman kolonial. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang

sangat berjasa bagi umat Islam. Tidak sedikit pemimpin dan pejuang - pejuang

dalam angkatan 1945 adalah alumni atau setidak - tidaknya pernah belajar di

pesantren. Di bawah pengaruh Islam, sistem pendidikan ini diambil alih oleh

umat Islam dengan mengganti nilai - nilai ajarannya dengan nilai ajaran agama

Islam, yang intinya ajaran tauhid.40

40

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren; Suatu Kajian tentang Unsur dan

Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 7.

Page 39: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

28

B. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan sosial keagamaan

bagi masyarakat, lembaga tersebut mampu melahirkan manusia - manusia

tangguh, baik lahir maupun batin. Hal itu dibuktikan dengan adanya pedoman

pendidikan pesantren tidak lain dari ajaran dan nilai - nilai agama yang sangat

menekankan pentingnya hubungan erat yang harmonis antara manusia dengan

tuhannya, serta hubungan antara manusia dengan sesamanya.41

Sehubungan dengan lembaga pendidikan Islam diatas, Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam dan lembaga sosial

keagamaan tersebut. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan oleh KH. Noer

Muhammad Iskandar SQ pada tanggal 1 Juli 1985 M, bertepatan pada bulan

Rabi‟ul Awal 1406 H. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah berlokasi di Jalan

Panjang, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di atas tanah seluas 2000

meter, tanah tersebut merupakan tanah yang diwakafkan oleh keluarga H. Abdul

Ghoni Dja‟ani kepada H. Rosyadi, lalu tanah tersebut diwakafkan kembali kepada

Kyai Noer yang saat itu tanah tersebut masih dipenuhi rawa dan sawah.

Dalam membangun Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kyai Noer

menggunakan beberapa cara: yang pertama, diawali dengan membangun sebuah

mushola kecil dengan menggunakan triplek. Modal awal untuk membangun

sebuah mushola kecil dan pondok pesantren dari H. Abdul Ghani, putra ketiga

dari H. Abdul Ghoni Dja‟ani. Seperti kisah sukses pada umumnya Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah pun merintis dengan keprihatinan. Namun, dalam

keprihatinan tersebut Kyai Noer punya keyakinan yang cukup kuat, bahwa kelak

lembaga pendidikan pondok pesantren ini akan bisa maju dan berkembang pesat.

Yang kedua pada tahun 1986, cara yang ditempuh Kyai Noer dalam

mengembangkan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, yaitu dengan membuka SMP

Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Asshiddiqiyah

dan Ma‟had‟Aly Saa‟idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam, setara Strata

1) di kawasan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Nama Manba‟ul Ulum

41

Zakiah Derajat, IlmuPendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 29.

Page 40: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

29

digunakan untuk penamaan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Nama tersebut,

diambil dari nama pondok pesantren yang dibangun oleh ayah Kyai Noer yaitu

Kyai Iskandar di daerah Sumber Beras, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebelum lembaga pendidikan ini resmi berdiri, Asshiddiqiyah justru

mengawali pendidikannya dengan sistem pengajaran Ribathiah, yakni sebuah

kholaqoh salaf. Para santri Ribathiah ini belajar dan mengaji kepada guru dan kyai

sambil memegang salah satu bidang pekerjaan di pondok itu. Selain itu, juga

diadakan pengajian mingguan. Anak - anak remaja dan pemuda banyak yang

tertarik dan ikut ke pengajian itu. Dari bekal santri Ribathiah dan santri mingguan,

Kyai Noer mencoba mendirikan lembaga pendidikan formal.

Di awal berdirinya, antusias masyarakat sangat minim. Tampaknya

masyarakat untuk masuk dan mengenal Pondok Pesantren Asshiddiqiyah sangat

jarang. Meskipun minimnya minat masyarakat terhadap Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, Kyai Noer tetap berjuang untuk membuka lembaga pendidikan

Islam. Murid pertama yang mengikuti lembaga pendidikan Islam berasal dari

santri Ribathiah. Santri pertama berjumlah 30 santri putra dan putri.42

Setahun sudah Madrasah Tsanawiyah berjalan. Ternyata kepercayaan

masyarakat mulai meningkat, banyak orang berdatangan untuk menyantri di

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Kepercayaan ini adalah amanat yang Kyai

Noer terima dan wajib menjalankannya dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga.

Pada tahun kedua Kyai Noer sudah harus membuka Madrasah Aliyah untuk

menampung semua santri yang ada di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat ini adalah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang pertama kali berdiri dan menjadi pelopor

berdirinya beberapa cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di beberapa tempat

lainnya, yaitu: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II, Batuceper, Tanggerang, Banten.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III, Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat.

42

Amin Idris, Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, (Jakarta, PT. Mencari Ridho

Gusti, 2009), h. 85.

Page 41: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

30

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V, Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Serpong, Tanggerang Selatan, Banten.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Cijeruk Bogor, Jawa Barat. Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IX, Putra Buyut, Lampung Tengah. Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah X, Cianjur, Jawa Barat, dan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah XI, Way Kanan, Lampung.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan untuk mendidik santri agar

memperoleh tambahan ilmu dan pengetahuan agama sebagai bekal nanti dalam

kehidupan bermasyarakat. Penataan pendidikan yang diterapkan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah selain untuk menjamin penguasaan materi, pelajaran

yang disajikan juga memelihara ketertiban atau kedisiplin bagi penghuni pondok

pesantren dan masyarakat pada umumnya. Hal ini merupakan wujud nyata dari

pemuda dan pemudi khususnya para kader - kader pemimpin bangsa, negara, dan

agama dalam proses menuntut ilmu di pondok pesantren.

2. Nama Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah merupakan sebuah lembaga pendididkan

Islam yang berlokasi di daerah Kodoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Didirikan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Nama Asshiddiqiyah

mempunyai kisah, sebagai berikut:

Berdasarkan wawancara pribadi dengan KH. Ahmad Makhrus Iskandar,

pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta yang sekaligus anak ketiga

dari KH. Noer Muhammad Iskandar, diketahui bahwa “pemilihan nama

Asshiddiqiyah untuk pondok pesantren yang didirikan Kyai Noer, didasarkan

pada siddiq gelar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada khalifah Abu

Bakar As - Shidiq atas keberanian dan kejujuran Abu Bakar dalam kehidupan

sehari - hari.”43

Jujur yang dimaksud adalah jujur kepada Allah SWT, jujur

kepada diri sendiri, dan jujur kepada kedua orang tua, serta jujur kepada setiap

tugas dan tanggung jawab yang diemban.

43

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 24 Januari 2017.

Page 42: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

31

Harapan Kyai Noer agar santri - santri lulusan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah dapat mengikuti perilaku baik khalifah Abu Bakar As - Shidiq,

terutama dalam hal tanggung jawab, kejujuran, keberanian, dan lainnya.

3. Letak Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah termasuk salah satu lembaga pendidikan

Islam tertua di daerah Jakarta. Pada awal kehadirannya Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah berada di Jalan Panjang, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. Dengan letak yang begitu strategis di daerah Jakarta Barat, tepat di tepi

Jalan Panjang Kebon Jeruk, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah diharapkan dapat

menjadi penyejuk masyarakat muslim yang menetap di sekitarnya.

Kompleks Pondok Pesantren Asshiddiqiyah terletak di daerah Jakarta

dengan luas tanah yang sebelumnya hanya 2000 meter saja, sekarang luas tanah di

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta 2,5 hektar, dan daerah Jakarta terdiri dari

dataran rendah dengan ketinggian rata - rata 7 meter di atas permukaan laut,

terletak pada posisi 6 12‟ lintang Selatan dan 106 48‟ Bujur Timur.44

Kecamatan Kebon Jeruk berbatasan dengan Kota Tanggerang Selatan.

Jarak dari Kecamatan ke lokasi kompleks pondok Pesantren Asshiddiqiyah

kurang lebih satu kilometer. Untuk menuju ke lokasi Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta dapat dicapai dengan kendaraan umum atau kendaraan

pribadi.

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Pada umumnya sebuah lembaga pendidikan yang berlandaskan agama

Islam, khususnya pondok pesantren mempunyai tujuan yang ingin dicapai untuk

menyelamatkan dan membahagiakan manusia, baik dunia maupun akhirat.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah berharap tujuan dan pengajaran pendidikan

diarahkan kepada para santri yang memiliki akhlak yang baik, berpengetahuan

luas, dan berjiwa ikhlas.

44

Kebon Jeruk Dalam Angka 2016, Kebon Jeruk in Figures 2016, (BPS Kota

Administrasi Jakarta Barat), h. 2.

Page 43: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

32

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mempunyai visi dan misi sebagai berikut:45

Visi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, sebagai lembaga yang mampu

membentuk dan menyiapkan kader dan ulama ahlussunnah wal jama‟ah

berwawasan global, serta mampu mentranformasikan ilmunya ke dalam bahasa

masyarakat global dengan perilaku akhlak karimah.

Misi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah menyelenggarakan

pendidikan berbasis agama Islam, teknologi modren, dan ekonomi kerakyatan

mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.

Selain memiliki visi dan misi, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah juga

memiliki tiga tujuan dasar yang sering dibahasakan sebagai Triologi pendidikan

Asshiddiqiyah, yaitu:

1. Membentuk pribadi Muslim yang berakhlak mulia, karena diharapkan

santri Asshiddiqiyah mampu menjadi pewaris para nabi (ulama).

2. Membangun kemampuan santri dalam berbahasa Arab sebagai dasar

penguasaan literatur agama Islam, sehingga para santri mampu mendalami

ajaran Islam dari sumber primernya, serta bahasa Inggris sebagai bahasa

dakwah dan komunikasi, karena diharapkan santri Asshiddiqiyah

mempunyai kemampuan berdakwah di dunia internasional.

3. Membangun kemampuan santri dalam penguasaan ilmu pengetahuan

umum dan ilmu agama sekaligus, agar mereka mampu menjadikan

khalifah di muka bumi.46

D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat, memiliki

struktur organisasi, yang paling atas yaitu pengasuh (Mudhirul- „Aam) yang

dijabat oleh KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Pengasuh yang membawahi

sekretaris umum yang dijabat oleh Ir. MH. Bakaudin, S.Pd.I dan Mujib,

bendahara yang dijabat oleh Bu Nyai Hj. Nur Djazilah, MA, pengasuh lokal

45

Ustadz Abdul Rahman, Pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 30 September 2016. 46

Brosur, Penerimaan santri baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, T.A 2012

(dilihat 25 Januari 2017) h. 1-2.

Page 44: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

33

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta (Khadimul Ma‟had) yang dijabat oleh

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, B.Cs dan asisten pengasuh bidang pendidikan dan

pengajaran yang dijabat oleh Drs. H. Saiful Rahman. Sekretaris membawahi

kesekretariatan yang dijabat oleh Zaenul Fatah dan bendahara membawahi bagian

keuangan yang dijabat oleh Hj. Sunarti.

Pengasuh lokal Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta (Khadimul

Ma‟had) membawahi lurah pondok putera yang dijabat oleh M. Husni Mubarak,

Lc dan lurah pondok puteri yang dijabat oleh Durotun Nafisah, kepala bagian

rumah tangga yang dijabat oleh Siti F. Zahroh, kepala bagian ekstrakulikuler yang

dijabat oleh Abdurahman, pembina organisasi santri pesantren Asshiddiqiyah

(ospa) yang dijabat oleh Syauqul Muhibbin, kepala bagian humas yang dijabat

oleh H. Nur Shodiq Isbandi, kepala bagian keamanan yang dijabat oleh Syukri

Ghozali, ketua bagian takmir masjid yang dijabat oleh Amirudin, kepala SMP

yang dijabat oleh H. Sadeli, kepala Madrasah yang dijabat oleh Imam Syafi‟i yang

membawahi kepala bagian Al-Qur‟an yang dijabat oleh H. Ali Adha, kapala

bagian kitab salaf yang dijabat oleh Arman Maliki, dan kepala bagian bahasa yang

dijabat oleh Ridwan Syafi‟i. Sebagaimana dapat diperiksa struktur organisasi

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah terlampir.47

E. Materi Pengajaran di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Pengajaran kitab - kitab klasik, biasanya dikenal dengan istilah kitab

kuning yang terpengaruh oleh warna kertasnya yang kuning. Kitab - kitab itu

ditulis oleh ulama zaman dulu yang berisikan tentang ilmu keislaman seperti:

fiqih, hadits, tafsir, maupun tentang akhlak. Ada dua esensi seorang santri belajar

kitab-kitab tersebut, di samping mendalami isi kitab, secara tidak langsung juga

mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab tersebut. Oleh karena itu seorang

santri yang telah tamat belajar di pondok pesantren cenderung memiliki

pengetahuan bahasa Arab yang mumpuni.

47

Berdasarkan Skema Struktur Organisasi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

sebagaimana dapat diperiksa pada lampiran.

Page 45: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

34

Menjadikan seorang santri yang telah menyelesaikan studinya di pondok

pesantren, mampu memahami isi kitab serta mampu menerapkan isi kitab dan

mampu menerapkan bahasa kitab tersebut. Pengetahuan tersebut bisa menjadi

bahasa untuk penggalian khazanah budaya Islam melalui kitab - kitab klasik salah

satu unsur yang terpenting dari keberadaan sebuah pondok pesantren dan

pembedaanya dengan lembaga pendidikan yang lain adalah pondok pesantren

merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang tidak diragukan lagi

perannya sebagai pusat transmisi ilmu - ilmu keislaman, terutama yang bersifat

kajian - kajian klasik.48

Kitab - kitab salaf49

yang diajarkan di pondok pesantren pada umumnya

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ilmu - ilmu syari‟ah dan kelompok

ilmu - ilmu non syari‟ah. Dari kelompok pertama yang sangat dikenal adalah kitab

- kitab fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, hadits, dan tarikh. Sedangkan dari kelompok

kedua yang sangat dikenal adalah kitab - kitab nahwu dan shorof, yang mutlak

diperlukan untuk membantu memahami “kitab - kitab gundul”. Kemudian

ditambah ilmu - ilmu bantu lainnya, seperti: balaghah, mantiq, ardh/syi‟ir, falak,

dan hikmah.

Di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta ini seluruh santri diajarkan

materi utama yaitu ilmu tentang Al - Qur‟an, hadits baikhuni, dan kitab kuning

seperti Ta‟lim Muta‟alim karangan Syekh Azhar Muji, Tafsir Jalalain karangan

Syech Jalaludin Assayuti dan Syech Jalaludin Al - Mahali, Nahwul Waraqat

karangan Syarafudin Yahya Al - Amuridi tentang Ushul Fiqih, Jurumiah karangan

Syech Al - Jurum tentang nahwu, Fiqih karangan Fathul Qorib.50

48

Ghazali Bahri, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu, 2001). 49

Di dunia pesantren kitab salaf adalah kitab yang berwarna kuning, yang sering

digunakan santri salafi saat mengaji. 50

Ustadz M. Husni Mubarak, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Page 46: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

35

BAB IV

USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM

PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH

JAKARTA

A. Dalam Bidang Pendidikan

Lembaga pendidikan pesantren di Indonesia memiliki sejarah yang

panjang sama halnya dengan pendidikan nasional. Keduanya memiliki ciri khas

sistem pendidikan dan metode pengajaran sendiri - sendiri. Keduanya memiliki

ciri khas sistem pendidikan dan metode pengajaran sendiri - sendiri. Pendidikan

pesantren memulainya dengan metode sorogan, namun dalam perkembangan

selanjutnya tampaklah pendidikan pesantren mulai mengikuti perkembangan

zaman, yaitu dengan melakukan perubahan dalam sistem dan metode pendidikan

di pesantren, sehingga berdirilah lembaga pendidikan madrasah di lingkungan

pondok pesantren, yang menyatukan ilmu - ilmu agama dengan ilmu - ilmu

umum.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta sebagai sebuah lembaga

pendidikan Islam dalam kiprahnya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan

agama saja tetapi juga menyelenggarakan pendidikan dalam bidang umum dan

agama dalam menghadapi masa depan. Dengan pendirian pondok pesantren itu

sendiri, secara tidak langsung Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah memainkan

peran dalam upayanya dalam bidang pendidikan dan lambat laun telah

berkembang menjadi pondok pesantren yang terorganisasi dengan didirikannya

sekolah (madrasah) di lingkungan pondok pesantren.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menerapkan sistem pendidikan integral,

yaitu sistem pendidikan yang menyatukan seluruh aktifitas yang berhubungan

dengan proses pendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pondok pesantren, yang

menghasilkan santriwan dan santriwati yang berwawasan luas dan mampu

menjawab tuntutan zaman dengan mengembangkan program bahasa Arab dan

bahasa Inggris.

Page 47: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

36

Apabila dilihat dari tujuan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dapat dilihat

dengan jelas dimana pendirian pondok pesantren itu untuk membentuk pribadi

muslim yang berakhlak mulia dan membangun kemampuan santri dalam

penguasaan ilmu pendidikan umum dan agama khususnya berbahasa Arab sebagai

literatur agama Islam, sehingga para santri mampu mendalami ajaran Islam.

Dengan pendirian pondok pesantren dan madrasah secara tidak langsung Kyai

Noer telah memainkan peranan dalam pengembangan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah dalam bidang pendidikan dari pesantren yang bersifat modern yang

terorganisir dan sistematis dengan didirikannya madrasah atau sekolah. Pesantren

modern yang didalamnya terdapat pengkajian yang lebih dalam lagi dibandingkan

tradisioanal, contohnya: komputer, bahasa Inggris, dan pelajaran umum lainnya.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang telah dirintis oleh Kyai Noer sudah

banyak mencetak para generasi penerus yang dapat mengembangkan dan

menyebarkan ilmu yang didapat dari pondok pesantren, itu terbukti dengan

banyaknya alumni yang menjadi kyai dan juga guru - guru pengajar di berbagai

tempat pendidikan.

Yang membuat orang tua santri untuk memondokkan putera puteri mereka

di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta karena pondok pesantren tersebut

dapat memberikan pelajaran kitab - kitab dengan baik serta diajarkan Al - Qur‟an

dan tafsir hadits. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menjadi pondok pesantren

modern yang terorganisir dan sistematis dengan di dirikannya madrasah atau

sekolah, pondok pesantren modern yang di dalamnya terdapat pengkajian yang

lebih dalam lagi di bandingkan pendidikan tradisional misalkan: komputer,

Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan pelajaran umum lainnya.

Banyak santri yang dengan mudahnya berbahasa Arab dan bahasa Inggris

karena Pondok Pesantren Asshiddiqiyah berusaha meningkatkan pelajaran bahasa

Arab dan bahasa Inggris agar kelak alumni Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dapat

menggunakan ilmu yang mereka dapatkan dengan baik di kalangan masyarakat.

Page 48: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

37

Para santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tidak hanya belajar

pendidikan Agama dan umum saja tetapi pondok pesantren tersebut memberikan

pelajaran untuk hidup sederhana tidak berlebih - lebihan dan hidup mandiri.

Dengan adanya pendidikan yang baik dan peranan pondok pesantren dalam

masyarakat khususnya masyarakat sekitar pondok pesantren membuat masyarakat

menerima dengan baik keberadaan pondok pesantren di lingkungan tempat tinggal

mereka. Sosialisasi yang baik dengan masyarakat membuat Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta tersebut menjadi salah satu bagian dari masyarakat sekitar.

Usaha yang dilakukan oleh Kyai Noer terhadap Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah sangat menarik perhatian banyak orang untuk mempercayakan

anak didiknya bersekolah di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Kegiatan

pendidikan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta ini, bisa diklasifikasikan

dalam:

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang,

dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf

dengannya; termasuk di dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi

akademis.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menekankan pada ilmu agama, tapi juga

tidak melupakan pentingnya ilmu pengetahuan umum. Hal ini terbukti masih di

ikut sertakannya pendidikan formal dalam lingkungan pondok pesantren.

Pendidikan formal yang diselenggarakan di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah adalah SMP Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah

Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah (Tahfidzul

Qur‟an), dan Ma‟had „Aly Saa‟idusshiddiqiyah (Sekolah Tinggi Agama Islam,

setara Strata 1) yang mengacu pada kurikulum Departemen Agama (DEPAG) dan

Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS). Pendidikan formal sedikit demi

sedikit sudah mencapai perubahan yang berarti dengan banyaknya kurikulum

agama tetapi ditunjang dengan kurikulum umum yang semakin berkembang, itu

dimaksudkan agar para santri dalam menghadapi tantangan perubahan zaman

Page 49: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

38

tidak minder karena sudah ada bekal dan tanpa meninggalkan pengetahuan

agama.51

Semua jenjang pendidikan tersebut memadukan kurikulum Departemen

Agama dan Departemen Pendidikan Nasional ditambah dengan kurikulum yang

ada di pesantren. Sebagai penunjang di lembaga pendidikan tersebut, Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah menyediakan beberapa laboratorium yang meliputi

laboratorium IPA, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan untuk mendidik santri agar

memperoleh tambahan ilmu agama dan pengetahuan umum sebagai bekal

memainkan perannya di dalam masyarakat. Penataan pendidikan yang diterapkan

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah selain untuk menjamin penguasaan materi

pelajaran yang disajikan juga memelihara ketertiban atau kedisiplinan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah dan masyarakat pada umumnya.

2. Pendidikan Nonformal

Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di

luar sistem persekolahan, yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian

penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani

peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.

Pendidikan nonformal yang diselenggarakan di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah adalah proses pendidikan yang dilaksanakan di luar jam sekolah,

sebagai berikut:

a. Pendidikan Kepesantrenan

Kegiatan pendidikan kepesantrenan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

dengan pengajaran kajian kitab kuning dengan metode sorogan dan bandongan.

Sejak tahun berdirinya tahun 1985, sesuai dengan ciri Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, pondok pesantren terkenal dengan spesifikasi pengajaran pada

pengajaran kitab salafi (kitab kuning). Kitab - kitab yang diajarkan pun beragam

mulai dari kitab yang berbentuk matan sampai syarah (penjelasan) serta kitab -

51

Ustadz Syaiful Rahman, Asisten Pengasuh Pendidikan dan Pengajaran Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 28 Februari 2017.

Page 50: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

39

kitab besar berjilid (tafsir dan sejenisnya) seperti: ta‟lim muta‟alim, tafsir jalalain,

jurumiah, nahwul waraqat, dan lainnya.

Sedangkan metode yang dipakai di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

adalah metode sorogan, dan bandongan. Jenis kitab yang diajarkan disesuaikan

dengan tingkat pendidikan santri (klasikal). Materi kajian kitab yang utama

meliputi: Al - Qur‟an, hadits baikhuni, dan kitab kuning seperti Ta‟lim Muta‟alim,

Tafsir Jalalain, Nahwul Waraqat tentang ushul fiqih, dan Jurumiah tentang

nahwu.52

Kegiatan kepesantrenan yang diadakan pada bulan Ramadhan disebut

dengan pesantren kilat. Kegiatan ini dikhususkan untuk mengkaji berbagai kitab

kuning dan biasanya khatam dalam waktu sebulan kurang, biasanya sampai

tanggal 25 Ramadhan. Jenis kitab yang diajarkan disesuaikan dengan tingkatan

pendidikan santri.

Untuk kegiatan aktivitas keseharian para santri Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta di mulai pukul 03.00 pagi, para santri dan santriwati di

bangunkan lebih awal untuk menjalankan shalat tahajud, yang kemudian di

lanjutkan dengan membaca istighosah hingga menjelang datangnya subuh.

Setelah santri menjalankan shalat subuh berjamaah, kegiatan di lanjutkan dengan

mengaji kitab kuning Ta‟lim Muta‟alim karangan Syekh Azhar Muji dan tanya

jawab hingga pukul 06.00 sampai pukul 07.30 dan di lanjutkan kegiatan sekolah

formal, hingga pukul 12.30. Kemudian istirahat hingga menjelang waktu ashar,

ba‟dha sholat ashar di lanjutkan dengan sekolah diniyah, yang fokus pada

pendidikan nakwu dan shorof sampai sebelum magrib pukul 17.30. Sebelum

magrib di lanjutkan Istighosah, shalat magrib, mengaji Al - Qur‟an hingga pukul

20.00 dan di akhiri dengan shalat isya berjamaah. Setelah santri menjalankan

shalat isya berjamaah, kegiatan di lanjutkan dengan pengajian Tafsir Jalalain yang

dipimpin oleh bapak pengasuh sampai pukul 21.00 dan di lanjutkan muthola‟ah

atau belajar mandiri sampai pukul 22.00. kemudian istirahat tidur sampai pukul

03.30.

52

Ustadz M. Husni Mubarak, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Page 51: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

40

b. Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk memberikan kegiatan positif terhadap para santri maka pihak

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah memberikan pelajaran tambahan untuk membuat

santri lebih mandiri dan mendalami akan pendidikan yang diberikan pondok

pesantren. Kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan tambahan di luar jam sekolah.

Kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah meliputi: PMR, paskibra, hadrah, marawis, qasidah, teater,

kaligrafi, pramuka, drum band, basket, sepak bola, bulu tangkis, voli, dan futsal.

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah selain khusus pada pengajian kitab kuning

tersebut demi menunjang kreatifitas santri diberikan pula bekal ekstra bagi santri

dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti pengembangan bahasa Arab

dan bahasa Inggris secara aktif serta kegiatan lain seperti pencak silat, seni baca

Al - Qur‟an dan marawis untuk mendukung kecakapan dalam komunikasi dan

belajar. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini juga memberikan kursus - kursus

seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab yang diharapkan santri dapat

menjadikannya sebagai bekal masa depan dan dapat berinteraksi dengan

masyarakat.

Kegiatan inilah yang selalu dikembangkan oleh Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, karena kegiatan itu dapat menjadi bekal santri di kampung

halaman, dan pondok pesantren bangga kalau dapat mencetak para generasi muda

yang benar - benar berguna bagi nusa, bangsa dan agama dan juga dapat menjadi

panutan masyarakat. Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah yang membuat para santri memiliki ahlak yang baik. Banyak cara

yang dilakukan pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah agar santri tersebut

terlatih dan memiliki ahlakul karimah yaitu diadakannya tata tertib santri.

B. Dalam Bidang Kurikulum

Kurikulum adalah rencana tertulis berisi ide dan gagasan yang dirumuskan

oleh institusi pendidikan. Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen

perencanaan yang berisi tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman

belajar yang harus dilakukan peserta didik, strategi dan cara yang dapat

dikembalikan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

Page 52: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

41

pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam

kehidupan nyata. Singkatnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang

memberikan arah dan tujuan pendidikan.53

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang

dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum disusun sedemikian rupa untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional dengan memperhatikan tahapan yang lebih tinggi. Penyusunan

kurikulum dapat memperhatikan tahapan perkembangan siswa dan keserasian

dengan lingkungan santri, kebutuhan pembangunan nasional dan perkembangan

ilmu dan teknologi.

Kurikulum yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

mengacu pada kurikulum Departemen Agama (DEPAG) dan Departemen

Pendidikan Nasional (DIKNAS). Kurikulum yang ada di pondok pesantren sedikit

demi sedikit sudah mencapai perubahan yang berarti dengan banyaknya

kurikulum agama tetapi ditunjang dengan kurikulum umum yang semakin

berkembang, itu dimaksudkan agar para santri dalam menghadapi tantangan

perubahan zaman tidak minder karena sudah ada bekal dan tanpa meninggalkan

pengetahuan agama.

Semua jenjang pendidikan tersebut memadukan kurikulum Departemen

Agama dan Departemen Pendidikan Nasional ditambah dengan kurikulum yang

ada di pondok pesantren. Penerapan kurikulum di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ini diharapkan dapat menghasilkan para santri yang memiliki

akhlak yang baik, berpengetahuan luas, dan berjiwa ikhlas.

C. Dalam Bidang Sumber Daya Manusia

1. Guru (Tenaga Pendidik)

Guru merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam dunia

pendidikan. Dalam dunia pesantren, guru tidak hanya ustadz saja, melainkan juga

ada pengasuh atau yang disebut dengan kyai. Dalam pelaksanaannya di dunia

pesantren, ustadz bertanggung jawab atas pengajaran para santrinya. Dengan

53

Achmad Muchaddam Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, dan Perlindungan Anak, (Jakarta, 2015), h. 20 - 21.

Page 53: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

42

kata lain peranan ustadz sangat dominan dalam pelaksanaan tugas dalam

mengajarkan pendidikan di pesantren. Hal tersebut dikarenakan bahwa ustadz

merupakan orang yang menguasai ilmu - ilmu keagamaan Islam.

Untuk guru atau ustadz di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah merupakan

para alumni yang pernah belajar langsung di bawah bimbingan Kyai Noer. Tetapi

pada saat awal berdirinya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kyai Noer berperan

penting sebagai guru untuk mengajarkan kepada santrinya. Hal tersebut

dikarenakan masih proses awal dalam pelaksanaannya. Seiring berjalannya waktu,

beberapa santri telah dinyatakan mumpuni dalam beberapa ilmu. Hingga pada

akhirnya santri yang telah dianggap mumpuni tersebut diberi amanah oleh kyai

untuk ikut membantu dalam mengajar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, dan

ketika santri telah dinyatakan lulus para santri masih tetap mengabdi di Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah untuk mengajar. Hal tersebut bertujuan untuk

mendapatkan berkah dari guru atau ustadz atas ilmu yang telah mereka pelajari,

dan berharap ilmu yang telah mereka pelajari menjadi berkah untuk masa yang

akan datang.54

Pola rekrutmen tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Dimana santri

telah dianggap mumpuni dalam suatu bidang ilmu, maka santri tersebut akan

diberi amanah untuk ikut mengajar. Tetapi tidak dimungkinkan untuk

mendapatkan guru hanya sebatas alumni. Namun lebih kepada siapapun yang

mumpuni dalam beberapa kategori pelajaran yang ada di Pondok Pesantren

Asshiddiqyah sekaligus bersedia membantu belajar mengajar. Dalam merekrut

guru untuk di SMP Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah Manba‟ul

Ulum Asshiddiqiyah, Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah, dan Ma‟had „Aly

Saa‟idusshiddiqiyah, terbagi menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah untuk

guru umum dan guru agama. Untuk merekrut guru agama tidak hanya para alumni

saja, tetapi para lulusan pesantren lain juga bisa berkontribusi. Dengan kata lain

untuk guru mata pelajaran agama diharuskan lulusan dari pesantren atau dari

lembaga pendidikan Islam. Sedangkan untuk kategori kedua adalah guru untuk

54

Ustadz Bahaudin, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 11 Juni 2016.

Page 54: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

43

0

10

20

30

40

50

60

19

87

/19

88

19

88

/19

89

19

89

/19

90

19

90

/19

91

19

91

/19

92

19

92

/19

93

19

93

/19

94

19

95

/19

96

19

97

/19

98

19

98

/19

99

19

99

/20

00

20

00

/20

01

20

01

/20

02

20

02

/20

03

20

03

/20

04

20

04

/20

05

20

05

/20

06

20

06

/20

07

20

07

/20

08

20

08

/20

09

20

09

/20

10

SMP

MA

Ma'had Aly

pelajaran umum. Lebih kepada siapa saja yang mumpuni dan juga bersedia untuk

mengajar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah.55

Data Statistik Guru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

2. Tenaga Administrasi (Tenaga Kependidikan)

Tenaga administrasi merupakan salah satu tenaga kependidikan dalam

sekolah. Dalam hal ini tenaga administrasi bisa didefinisikan sebagai sumber daya

manusia di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar tetapi berperan dalam mendukung kelancaran proses

pembelajaran dan adminstrasi sekolah.

Tenaga administrasi sekolah / madrasah yang juga dikenal dengan sebutan

tata usaha (TU), dirumuskan sebagai segenap rangkaian kegiatan yang

menghimpun, mencatat, mengolah, mengadakan, menngirim dan menyimpan.

Sedangkan pengertian tata usaha menurut Pedoman Akademik Tata Usaha untuk

Perguruan Tinggi sebagai kegiatan pengelolaan surat menyurat yang dimulai dari

menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, mengadakan, mengirim, dan

meyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Tata usaha

merupakan salah satu unsur administrasi.56

55

Ustadz Bahaudin, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 11 Juni 2016. 56

Daryanto, Pedoman Akademik Tata Usaha untuk Perguruan Tinggi, 2008, h. 93.

Page 55: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

44

Tenaga administrasi di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta berjumlah

27 orang. Kinerja tenaga administrasi mengerjakan pokok adminstrasi di SMP

Manba‟ul Ulum dan Madrasah Aliyah Manba‟ul Ulum yang meliputi administrasi

kesiswaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana

dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi

persuratan/kearsipan, dan administrasi kurikulum.57

Untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan tenaga yang profesional, jujur,

mampu bekerja keras. Kyai Noer mengadakan pola rekrutmen yang dilakukan

pihak pondok pesantren terhadap tenaga administrasi adalah seseorang yang

memiliki kompetensi untuk melaksanakan adminstrasi kepegawaian, keuangan,

dan lain - lain. Selain itu mampu bekerja dalam tim serta memiliki integritas dan

berakhlak mulia.

Administrasi pendidikan tidak hanya menyangkut soal tata usaha sekolah,

tapi menyangkut semua kegiatan sekolah, baik yang mengenai personel,

kurikulum, sarana prasarana, perpustakaan, pembinaan siswa, hubungan

sekolah dengan masyarakat dan keuangan, yang harus diatur sehingga

menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi-kondisi

belajar mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan secara efektif

dan efisien.

3. Santri

Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar dan mendalami

ilmu agama di pondok pesantren. Santri menduduki elemen yang sangat penting

dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Tanpa adanya santri tentu saja

pondok pesantren tidak dapat menjalankan proses pembelajaran. Di masa lalu ciri

utama yang melekat pada seorang santri adalah penampilannya yang sangat

sederhana. Untuk santri putra memakai peci hitam, dan selalu memakai sarung.

Untuk santri putri selalu memakai kerudung.58

57

Ustadz M. Husni Mubarak, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017. 58

Achmad Muchaddam Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, dan Perlindungan Anak, (Jakarta, 2015), h. 8.

Page 56: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

45

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

19

87

/19

88

19

88

/19

89

19

89

/19

90

19

90

/19

91

19

91

/19

92

19

92

/19

93

19

93

/19

94

19

95

/19

96

19

97

/19

98

19

98

/19

99

19

99

/20

00

20

00

/20

01

20

01

/20

02

20

02

/20

03

20

03

/20

04

20

04

/20

05

20

05

/20

06

20

06

/20

07

20

07

/20

08

20

08

/20

09

20

09

/20

10

SMP

MA

Ma'had Aly

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pada awal mula berdirinya hanya

mempunyai santri berkisar antara 30 santri putra dan santri putri, sebagian besar

santrinya berasal dari berbagai daerah seperti dari sekitar Jakarta, Aceh, Sumatra,

hingga Kalimantan. Sekarang santri di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

sekitar 856 santri terdiri dari santri SMP Manba‟ul Ulum 354 santri, Madrasah

Aliyah Manba‟ul Ulum 327 santri, dan santri Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah

89 santri, dan santi Ma‟had Aly 86 santri. Mereka datang ke Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah dengan tujuan untuk belajar agama secara mendalam tentang ilmu

agama Islam. Selain bertujuan untuk menimba ilmu agama Islam secara

mendalam, para santri juga memiliki tujuan lain untuk nyantri di Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah. Tujuan tersebut adalah dengan sekolah formal yang ada

di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Dengan kata lain, para santri yang berasal

dari desa ataupun luar daerah yang ingin melanjutkan sekolah di Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta harus tinggal di pondok.59

Data Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Sumber Data: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

59

Ustadz M. Husni Mubarak, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Page 57: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

46

Pada tahun 1987 sampai tahun 1997 jumlah santri mengalami peningkatan

hal itu terjadi karena Pondok Pesantren Asshiddiqiyah masih terpusat pada satu

tempat di Jakarta Barat. Namun, pada tahun 1998 sampai 2010 mengalami

penurunan jumlah santri. Hal itu disebebkan karena salah satunya dibukanya

cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di beberapa tempat, yakni Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Batuceper, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Karawang,

dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Serpong. Secara manajemen Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta memindahkan para santri yang ada di Jakarta

Barat untuk mengenyam pendidikan di cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

yang baru buka.

Usaha Kyai Noer terhadap pembinaan para santri, setiap lulusan santri

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah diharapkan memiliki kopetensi:

1. Mengerti dan memahami bidang - bidang ilmu agama Islam.

2. Memelihara dan memberi latihan tentang akhlak dan kecerdasan pikiran.

3. Memiliki moralitas dan spritualitas yang tinggi.

4. Mempunyai ilmu dunia yang dapat digunakan untuk bekerja.

D. Dalam Bidang Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki

peran sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk

juga dalam lingkup pendidikan. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak

dipenuhi untuk memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan.

Pengertian sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk

mencapai makna dan tujuan. Sebagai contoh: sarana pendidikan diartikan sebagai

alat untuk mencapai tujuan pendidikan, misalkan buku, tas, pulpen, komputer, dan

lainnya. Sedangkan pengertian prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sebagai contoh: prasarana

pendidikan berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan,

misalnya lokasi, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lainnya.60

60

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Page 58: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

47

Untuk memberikan kenyamanan santri dan guru dalam proses pendidikan

dan pengajaran, beberapa sarana dan prasarana secara terencana terus

dikembangkan sejalan dengan proses perkembangan zaman dan tuntutan

teknologi pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang di cita - citakan,

usaha yang Kyai Noer lakukan terhadap Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah

mampu menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikut:

a. Masjid

b. Asrama Santri

c. Asrama Guru

d. Ruang Belajar

e. Lab. IPA

f. Lab. Komputer

g. Lab. Bahasa

h. Perpustakaan

i. Ruang multi media belajar

j. Sarana Olahraga61

61

Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, T.A 2012

(dilihat 25 Januari 2017).

Page 59: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab - bab di atas, dapat

penulis simpulkan mengenai “Usaha KH. Noer Muhammad Iskandar SQ Dalam

Pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Yahun 1985 - 2010”,

maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, dikenal sebagai pendiri sekaligus

pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di kawasan Kebon Jeruk,

Jakarta Barat. Kyai Noer lahir pada tanggal 5 Juli 1955 di Desa Sumber

Beras, Banyuwangi, Jawa Timur. Ayahnya bernama KH. Iskandar (alm)

sedangkan Ibunya bernama Hj. Siti Robi‟atun (almh). Kyai Noer

merupakan sosok muslim yang mumpuni dan seorang pendakwah dan

Kyai Noer merupakan pakar fikih Islam di Indonesia. Kyai Noer juga

disebut pemimpin yang teguh dalam prinsip menegakkan etika berpolitik,

sifat merakyat, dan rendah hati sehingga disegani oleh berbagai kalangan,

terutama di masyarakat sekitar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah.

2. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah salah satu pondok pesantren besar

di Indonesia. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada tanggal 1

Juli 1985, bertepatan pada bulan Rabi‟ul Awal 1406 H. Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh KH. Noer Muhammad Iskandar.

Awal pendirian Pondok Pesantren saat itu di atas tanah yang diwakafkan

oleh keluarga H. Abdul Ghoni Dja‟ani kepada H. Rosyadi, lalu tanah

tersebut diwakafkan kepada Kyai Noer untuk dibangun lembaga

pendidikan yaitu Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Pada tahun

1985 sampai 2010 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah mengalami

pengembangan. Hal ini terbukti dengan dibangunnya Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ada 11 cabang tersebar diberbagai daerah dan adanya

jenjang pendidikan SMP, MA, dan Ma‟had Aly Saa‟idusshiddiqiyah.

Page 60: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

49

3. KH. Noer Muhammad Iskandar mempunyai peran yang sangat besar

dalam pengembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, dan peran

besar itu ialah pengembangan dalam bidang pendidikan, dalam bidang

kurikulum, dalam bidang sumber daya manusia, dan dalam bidang sarana

dan prasarana.

a. Dalam Bidang Pendidikan

Menyelenggarakan pendidikan formal dalam lingkungan pondok

pesantren, SMP Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah

Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah

(Tahfidzul Qur‟an), dan Ma‟had „Aly Saa‟idusshiddiqiyah (Sekolah

Tinggi Agama Islam, setara Strata 1).

Pendidikan nonformal, seperti pendidikan kepesantrenan

memperdalam kitab kuning, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ditambah

dengan kegiatan Ekstrakulikuler yaitu PMR, paskibra, hadrah, marawis,

qasidah, kaligrafi, pramuka, drum band, basket, sepak bola, bulu tangkis,

voli, dan futsal.

b. Dalam Bidang Kurikulum

Memadukan kurikulum dari Departemen Agama (DEPAG) dan

Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) ditambah dengan kurikulum

yang ada di pondok pesantren, semua jenjang pendidikan baik di SMP

Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah, Madrasah Aliyah Manba‟ul Ulum

Asshiddiqiyah, Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah, dan Ma‟had „Aly

Saa‟idusshiddiqiyah.

c. Dalam Bidang Sumber Daya Manusia

- Guru: pengadaan guru perofesional yang berkualifikasi minimal

S1, serta diutamakan lulusan santri yang mumpuni di bidangnya.

Guru diharapkan menjadi figur teladan bagi santrinya.

- Tenaga Adminstrasi: pengadaan administrasi minimal S1 yang

berkompeten di bidangnya.

- Santri: penanaman moralitas dan spritualitas yang tinggi terhadap

para santri tamatan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah.

Page 61: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

50

d. Dalam Bidang Sarana dan Prasarana

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita - citakan di pondok

pesantren, usaha yang dilakukan oleh Kyai Noer terhadap Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah adalah mampu menyediakan sarana dan

prasarana, yaitu: masjid, asrama santri, asrama guru, ruang belajar, lab.

science, lab. komputer, lab. bahasa, sarana perpustakaan, ruang multi

media belajar, serta sarana olahraga.

B. Saran

Untuk pengembangan dalam Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta agar

lebih dikenal, penulis sarankan sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam usaha meningkatkan pengembangan Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah KH. Noer Muhammad Iskandar diharapkan bekerjasama

dengan pemerintah ataupun lembaga - lembaga yang ahli dalam

bidangnya.

2. Hendaknya Podok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta selalu konsisten dan

berkelanjutan dalam peningkatan kualitas Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah.

3. Hendaknya Kurikulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah sesuai dengan

kebutuhan zaman agar para alumninya mampu bersaing di dunia kerja dan

kehidupan bermasyarakat.

4. Hendaknya Pondok Pesantren Asshiddiqiyah selalu berupaya memasukkan

media informasi ke dalam program pendidikannya, sebagai sarana

menambah dan memperluas wawasan serta cakrawala pemikiran santri -

santrinya.

5. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut tentang Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta ditinjau dari berbagai bidang yang lebih spesifik.

Page 62: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

51

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, cet. Ke-2, 1999.

Aziz, Abdul. Islam dan Masyarakat Betawi, Jakarta: Logos, 2002.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju

Masyarakat Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Bahri, Ghazali. Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta:

Pedoman Ilmu, 2001.

Bawani, Imam, dkk. Pesantren Buruh Pabrik Pemberdayaan Buruh Pabrik

Berbasis Pendidikan Pesantren, Yogyakarta: LKIS, 2011.

Daryanto. Pedoman Akademik Tata Usaha untuk Perguruan Tinggi, 2008.

Derajat, Zakiah. IlmuPendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Dhofier, Zamarkhsyari. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1983.

Farouk Muhammad, Djali. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bunga Rampai.

Gottshalck, Louis. Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Noto Susanto, Jakarta:

Universitas Indonesia Press. 2008.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach, jilid 2, Yogyakarta: Andi, 2000.

Hasyim, Abdul Wahid. Pesantren Langitan Pusat Pencerahan Intelektual Ummat,

Bekasi: Lembaga Penerbitan Pascasarjana Universitas Islam, 2008.

Hielmy, Irfan. Wancana Islam, Ciamis: Pusat Informasi Pesantren, 2000.

Idris, Amin. Pergulatan Membangun Pondok Pesantren, Jakarta, PT. Mencari

Ridho Gusti, 2009.

Karel A, Steenbrink, Pesantren, Madrasah dan Sekolah Pendidikan Islam dalam

Kurun Modern, Jakarta: LP3ES, 1986.

Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metode Sejarah, Jakarta:

Gramedia Pusat Utama, 1992.

Kebon Jeruk Dalam Angka 2016, Kebon Jeruk in Figures 2016, BPS Kota

Administrasi Jakarta Barat.

Page 63: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

52

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015.

Madjid, Nurcholis. Bilik-Bilik Pesantren sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997.

Majsum, Muhammad. Refleksi Pesantren: Otokritik dan Prospektif, Jakarta:

Ciputat Institute, 2007.

Mastuhu. Dinamika Sistem Pesantren Pendidikan Pesantren; Suatu Kajian

tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS,

1994.

Masyhud, Sulthon, dkk. Manajemen Pondok Pesantren, Diva Pustaka.

Muchaddam Fahham, Achmad. Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuh,

Pembentukan Karakter, dan Perlindungan Anak, Jakarta: 2015.

Nafi, M. Dian, dkk. Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: PT. LKiS

Pelangi Aksara, 2007.

Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Skripsi, Tesis, Disertasi.

Jakarta:ceqda, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nasution, Harun, dkk. Ensiklopedi Islam di Indonesia. Jakarta: Dirjen Binbaga PT

Agama Islam, 1987.

Putra Daulay, Haidar. Historisitas dan Eksistensi Pesantren, sekolah dan

Madrasah, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2001.

Qomar, Mujamil. Pesantren dari Transformasi Metodologi menuju Demokratisasi

Institusi, Jakarta: Erlangga.

Raharjo, M. Dawam. Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985.

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: Pt

Raja Grafindo Persada, 2011.

Sukamto. Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren, LP3ES.

Sumardi, Mulyanti. Sejarah Singkat Pendidikan Islam di Indonesia 1945-1979,

Jakarta: Dharma Bakti, 1978.

Tim Penyusun, Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Page 64: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

53

Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta 2012 - 2013. Pedoman Akademik Program Strata 1

2012/2013. Jakarta: 2012.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: Prenada Media, 2014.

Zuhairini, Dra, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2997.

Jurnal

Shodiq, Muhammad. Pesantren dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam,

Vol. 1, No.1, April 2011, Pdf.

AL HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, Volume1, Maret 2015, Pdf.

Brosur

Brosur, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, T.A 2012/2013.

Brosur, Penerimaan santri baru Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, T.A

2016/2017.

Wawancara Pribadi

KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 31 Mei 2017.

KH. Ahmad Mahrus Iskandar, Bsc, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 24 Januari 2017.

Ustadz H. Saiful Rahman, Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan Pengajaran

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta

Barat, 28 Februari 2017.

Ustadz MH. Bahaudin S.Pd.I, Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 11 Juni 2016.

Ustadz M. Husni Mubarak, Lc, Lurah Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Ustadz Abdul Rahman S.Pd.I, Pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 30 September 2016.

Page 65: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

54

Muhammad Hekmatyar Albandani, Santri Putera Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Muhammad Fahri Aldiyansyah, Santri Putera Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 1 Juni 2017.

Buzainatul, Santri Putri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Wawancara

Pribadi, Jakarta Barat, 8 Juni 2017.

Farihah Mumtazirah, Santri Putri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta Barat, 8 Juni 2017.

Internet

file:///D:/Tugas-tugas/Gemari%20_Majalah%20Keluarga%20Mandiri_.html

file:///D:/Tugastugas/sejarah%20pondok%20pesantren%20asshiddiqiyah_%20Ap

ril%202015.html

file:///D:/Tugastugas/Pesan%20DR.%20KH.%20Noer%20Muhamad%20Iskandar

,%20SQ%20Dalam%20Silaturrahim%20Antar%20Alumni%20%20Pondo

k%20Pesantren%20Asshiddiqiyah.html

file:///D:/Tugastugas/JAKARTA%20TEMPO%20DOELOE_%20Inilah%20Asal

%20Usul%20Nama%20Kebun%20Jeruk%20Jakarta%20Barat%20%20Bi

snis.com.html

Page 66: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

55

LAMPIRAN

Transkip Wawancara

Berikut ini adalah daftar pertanyaan dan jawaban hasil wawancara antara peneliti

dengan pihak internal yaitu pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta.

Wawancara Pertama

Nama : KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, selaku Mudirul Aam Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah

Hari, tanggal wawancara : Rabu, 31 Mei 2017

Tempat : Kediaman KH. Noer Muhammad Iskandar di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Bagaimana latar belakang keluarga dari Kyai Noer Iskandar?

J : Pertama, nama saya Nur Muhammad Askandar, saya lahir tahun 1955 di

Darurasan, Banyuwangi. Kemudian ketika tahun 1966 abah meninggal ketika

saya masih SD. Saya mulai nakal, saya tidak puas belajar di rumah sendiri.

Kemudian saya ingin mondok pesantren. Saya menjatuhkan pilihan di

Lirboyo. Saya mengajar di Lirboyo. Kemudian saya bertanya apakah ada cara

untuk bisa ke Jakarta. Jawabnya jual binatang. Ada pengumuman di PTIQ,

kemudian saya mencari tahu. Ada kebijakan dari gubernur harus tes dulu,

karena di jawa timur tidak ada yang lulus.

T : Bagaimana latar pendidikan abah Kyai Noer dari kecil sampai di PTIQ?

J : Saya ibtidaiyah kelas 1-6 ikut orang tua saya di Darurasan Banyuwangi,

tsanawiyah dan aliyah di Lirboyo, kemudian ke PTIQ.

T : Siapa saja guru yang yang paling berpengaruh kepada abah Kyai Noer?

J : Ada Mbah Muzlih, beliau guru sepuh ketika mondok. Pak Lehan, Pak Aziz,

Ustad Makhrur.

T : Bagaimana aktivitas dakwah Kyai Noer untuk mengembangkan pondok

pesantren Asshiddiqiyah ini?

Page 67: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

56

J : Lewat pengajian-pengajian untuk anak-anak Banten, Lampung, dan

Palembang akhirmya Asshiddiqiyah berkembang pertama di Kebon Jeruk, 2

di Batuceper, 3,4,5 di Karawang, 6 di Serpong, 7 di Cijeruk Bogor, 8 di

Palembang, 9 di Lampung, 10 di Cianjur, 11 di Lampung, anak saya yang

memimpin Asshddiqiyah sekarang menjadi ketua NU Jawa Barat.

T : Bagaimana aktivitas sosial politik abah Kyai Noer untuk mengembangkan

pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Waktu itu saya diminta untuk menjadi anggota DPR pada zamana Gus Dur

pada tahun 1991 sampai 1995.

T : Apa yang melatarbelakangi kyai untuk mendirikan pondok pesantren

Asshiddiqiyah?

J : Jadi dulu ada orang yang menyerahkan tanah kepada saya namanya Fauzi

Hambali, dia itu udah saya tarik kesini 5000 meter mulailah bekerjasama

untuk membangun dan mengembangkan pondok pesantren, nah mulailah

pembangunan.

T : Bagaimana usaha dari kyai untuk melakukan pengembangan di pondok

pesantren Asshiddiqiyah di bidang pendidikan?

J : Upaya saya yang pertama saya memulai pondok ini dengan orang-orang yang

ahli dengan pondok pesantren, saya merekrut orang-orang yang menjanjikan

untuk menata pendidikan formalnya. Dari awal sudah saya kasih tahu setiap

malam senin ngaji di Batuceper malam rabu di Serpong, pondok ini punya

terminal-terminal, ada terminal bahasa yaitu bahasa arab, bahasa inggris,

bahasa mandarin.

T : Bagaimana usaha kyai dalam bidang kurikulum di pondok pesantren

Asshiddiqiyah?

J : Saya selalu mengedepankan salaf. Kalau sekolah formal yang aliyah ini

agamanya harus diupgrade.

T : Bagaimana usaha kyai dalam bidang sumber daya manusia seperti guru dan

santri?

Page 68: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

57

J : Kalau guru yang pesantrenan santri dari pesantren salaf pesantren orang tua

saya dari banyuwangi alumninya sudah banyak dari Lirboyo. Kalau pesantren

yang formal yang bahasa Inggris dan bahasa Arab dari Gontor, kemudian ada

yang khusus dari Pare.

T : Bagaimana usaha kyai Noer dalam bidang sarana dan prasarana di pondok

pesantren Asshiddiqiyah?

J : Yang pertama ada di saya, pondok pesantren ini saya mulai kemudian saya

minta bantuan ke masyarakat.

T : Apa saja karya tulis yang pernah dibuat Kyai?

J : Saya punya buku suka dukanya membangun pesantren di Ibu Kota

Page 69: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

58

Wawancara Kedua

Nama : KH. Ahmad Makhrus Iskandar Bsc, selaku Pengasuh Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Hari, tanggal wawancara : Selasa, 24 Januari 2017

Tempat : Kediaman KH. Noer Muhammad Iskandar di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Apa latar belakang keluarga KH Iskandar?

J : Latar belakang KH Iskandar adalah seorang kyai di Banyuwangi yang

menpunyai pondok pesantren, dan pada tahun 1945 juga ikut menjadi seorang

pejuang di daerah Banyuwangi khususnya di Berasan sehingga menjadi nama

jalan KH Askandar.

T: Mengenai kehidupan dan kepribadian KH Noer Muhammad Iskandar itu

bagaimana?

J : Kehidupan beliau dari segi seorang ayah yaitu sangat penyayang pada anak-

anaknya dalam artian selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya

walaupun dengan cara beliau yang kadang berbeda dengan cara kita. Dari

segi pendidik, beliau itu sebagai seorang guru, beliau kalau sudah masalah

ilmu karena pendidikan itu nomor satu bagi KH. Iskandar beliau sangat

mengedepankan ilmu agama karena beliau sendiri juga dididik KH. Iskandar

dengan tegas sehingga beliaupun diajari dengan detail dan tegas dalam

belajar. Dari segi pemimpin, beliau dikatakan sebagai pemimpin yang tegas

dan pemimpin yang sangat mengajarkan ilmu keikhlasan dan keyakinan

untuk anak buahnya.

T : Latar belakang pendidikan beliau bagaimana?

J : Beliau tidak pernah SD, tidak pernah SMP, beliau hanya murni pesantren dan

itu dididik langsung oleh ayah beliau, kakek saya alm. KH Iskandar sampai

umur kira-kira 10 tahun. Dan setelah ayah beliau meninggal, beliau dididik

sendiri oleh nenek saya almh. Nyai Hajjah Siti Robiah tetap dalam

kepesantrenan sampai aliyah kemudian pindah ke pesantren Lirboyo. Beliau

Page 70: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

59

langsung sekolah ditingkat atas dengan saudara-saudara beliau juga. Disana

hanya tidak lebih dari tiga tahun. Beliau sudah mulai ikut Kyai Mahrus,

membantu untuk dakwah menggantikan Kyai Mahrus untuk mengisi

pengajian. Setelah itu beliau ingin melanjutkan ke Jakarta, ditawari dulu

pertama kali oleh Kyai Mahrus dan beliau mau, akhirnya beliau melanjutkan

sekolah ke PTIQ Jakarta.

T : Pemikiran dari KH Noer Muhammad Iskandar itu bagaimana? Seperti ide-ide

atau prinsip-prinsip apa saja yang dibangun untuk membangun pondok

pesantren ini?

J : Ada tiga yang tidak pernah beliau lepas, yaitu yakin, tawakkal dan ikhlas.

Ketika beliau yakin dengan kuasa Allah, beliau tawakkal dengan apa yang

Allah berikan, tawakkal menunggu hasil yang akan Allah berikan, ikhlas

dengan apa yang Allah berikan. Tiga sifat ini yang selalu dijadikan beliau

ketika menetapkan sesuatu karena beliau termasuk orang yang mujahadah,

yang selalu meminta kepada Allah itu tidak lepas. Saya lihat sendiri beliau

shalat malam ketika ada sesuatu yang diinginkan, beliau shalat sampai 100

rakaat, setelah beliau yakin, beliau tawakkal kepada Allah. Setelah itu

hasilnya apapun beliau ikhlas.

T : Kalau dari segi berdakwahnya KH Noer Muhamamd Iskandar itu bagaimana?

J : Karena tiga prinsip ini menjadi dasar beliau jadi apapun yang beliau lakukan

ditujukan untuk berdakwah. Baik dalam hal keluarga, mendirikan pesantren,

politik sekalipun beliau niatkan untuk mengagungkan agama Islam, untuk

membawa agama Islam dan membesarkan agama Islam.

T : Media apa saja yang pernah digunakan beliau untuk berdakwah?

J : Kalau berbicara tentang dakwah, awal-awal beliau ceramah itu dibantu oleh

temannya alm. Pak Musri untuk mengisi pengajian-pengajian di rumah-

rumah warga. Setelah itu, mengisi di masjid Mukhlisin Pluit, itu salah satu

awal perjuangan dakwah beliau disana. Karena beliau tekun, pemilik yayasan

sangat senang dengan beliau akhirnya beliau diangkat untuk membesarkan

masjid Mukhlisin. Dari situ juga beliau mulai dikenal, dari panggung ke

panggung, beliau juga pernah mengisi di radio CBB, di televisi swasta

Page 71: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

60

maupun nasional. Beliau juga pernah mengisi live streaming serta media

cetak di Pos Kota.

T : Kalau karya tulis yang ditulis oleh KH Noer Muhammad Iskandar apa saja?

J : Beliau sebenarnya banyak sekali tulisan-tulisan yang dikumpulkan oleh

murid-murid beliau, cuma memang setelah murid-murid beliau ini lulus atau

meninggal itu tidak ada yang tahu jejaknya dimana. Cuma saya pernah

dikasih tahu ada lima tulisan tanya jawab beliau berupa buku. Ada satu yang

saya tahu itupun di Palembang. Lalu ada biografi, berdakwah dalam politik,

ada juga amalan-amalan tentang Asshidiqiyah. Sampai sekarang amalan-

amalan Asshidiyah dipakai oleh para santri. Amalan-amalan itu dikumpulkan

menjadi satu.

T : Siapa saja yang termasuk santri-santri dari KH Noer Muhammad Iskandar?

J : Kalau santrinya banyak sekali dari awal berdiri itu ada dua santri yang

namanya Noer Muhammad dan Rohana. Mereka adalah dua santri awal yang

tadinya mau ke Jawa Timur tetapi tidak jadi akhirnya belajar disini. Noer

Muhammad sekarang mempunyai pesantren di kampungnya, nama

pesantrennya Noer Muhammad seperti nama abah. Ada juga Pak Marsyudi

yang termasuk sekretaris abah, beliau juga memiliki pondok pesantren. Pak

Ahmad Sudrajat dari PBNU juga santri abah. Hampir tiap tahun abah

menelurkan santri-santri yang berkualitas dan berjuang diluar sana.

Page 72: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

61

Wawancara Ketiga

Nama : Drs. H. Saiful Rahman, selaku Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan

Pengajaran Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Hari, tanggal wawancara : Selasa, 28 Februari 2017

Tempat : Kantor Asisten Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Iya Ustad saya mau menanyakan, bagaimana perkembangan Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah terhadap siswanya, gurunya, dan kurikulumnya

ustad?

J : Perkembangan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tujuannya adalah untuk

mendirikan pesantren semua ada tiga, yang pertama akhlakul karimah,

kemudian menguasai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan agama

dengan melakukan pengajian kitab kuning, dan yang ketiga berbahasa

internasional, bahasa arab dan bahasa inggris. Itu semua adalah trilogi.

Kenapa pakai kitab kuning? Karena sumber ilmu agama berada di kitab

kuning, hadist juga diterjemahkan ke kitab kuning. Disini ada pendidikan

formal dan ada diniyah. Berarti ada tiga lembaga, yaitu lembaga bahasa,

lembaga kitab sharaf, dan ada lembaga alquran. Jadi selain lembaga formal

SMP dan Aliyah kemudian ada juga madrasah diniyah yang khusus masalah

agama juga ada tiga lembaga itu. Dalam rangka menjadikan akhlakul

karimah, anak-anak asshiddiqiyah ini semua diwajibkan pesantren karena

kegiatannya 24 jam, jam tiga sudah bangun, shalat tahajud dilanjut istighosah

sampai shalat shubuh, lalu membaca surat yasin dan dilanjut conversation

bahasa inggris dan bahasa arab. Kekuatan Asshidiqiyah yaitu shalat tahajud

yang jarang dilaksanakan di pesantren lain. Kemudian yang kedua shalat

dhuha, lalu puasa senin-kamis. Bagi yang kelas 9 dan kelas 12 yang mau

ujian akhir diwajibkan puasa daud. Itu dilakukan dalam rangka penguatan

akhlak.

Page 73: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

62

T : Kalau untuk sarana dan prasarana di pondok pesantren Asshiddiqiyah itu apa

saja?

J : Sarana dan prasarana Alhamdulillah sudah. Ternyata sekolah formal semua

sudah akreditasi A baik SMP maupun Aliyah sehingga memenuhi syarat

untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

T : Adakah karya tulis yang ditulis oleh Kyai Nur?

J : Kayaknya sudah pernah, tapi saya tidak tahu pasti hasil karya tulis Kyai Nur.

Makanya saya tidak berani memastikan

T : Metode dakwah yang diterapkan Kyai Nur itu seperti apa?

J : Metode dakwahnya ya metode dakwah Kyai, metode ceramah. Ceramahnya

di masyarakat umum dan pondok pesantren.

T: Metode pengajaran yang diterapkan Kyai Nur di pondok pesantren

Asshiddiqiyah itu seperti apa?

J : Metode pengajaran lebih baik ke kepala sekolah

T : Kalau untuk kehidupan dan kepribadian belian bagaimana?

J : Ayah adalah seorang ulama yang kekuatan ibadahnya kuat, tahajudnya kuat,

kalau setiap malam juga beliau tidak lepas dari baca-baca yasin dan

sebagainya. Setahu saya beliau adalah orang yang kuat dalam melaksanakan

ibadahnya dan dzikir, tahajudnya juga pernah sampai 100 rakaat. Beliau

seorang pejuang, pekerja keras, dan optimis. Kenapa? Dalam waktu usia

segini tidak pernah berhenti dari tahun 1985 belum pernah berhenti tidak

membangun, cabangnya sampai ada 11. Pertama di Kedoya, kedua di Ceper,

3, 4, 5 di Karawang, kemudian yang keenam di Serpong, 7 di Cijeruk Bogor,

8 di Musi Banyuasin Palembang, 9 di Lampung, 10 di Cianjur, kemudian ke

11 di Waykanan Lampung. Jadi di Sumatra ada tiga, Palembang Musi

Banyuasin, Lampung Waykanan dan Lampung Gunugsugih. Itu tidak pernah

selesai membangun fisik sampai ada 11 cabang dan cukup besar.

T : Kalau untuk pemikiran dari Kyai Nur tentang pondok pesantren itu

bagaimana?

Page 74: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

63

J : Kyai Nur dilahirkan dari seorang tokoh ulama besar di Banyuwangi, namanya

Alm. Kyai Iskandar. Mbahnya Kyai Manan juga seorang Kyai besar. Dari

kecil sudah berada di lingkungan pesantren. Sekarang yang mengelola juga

putra-putranya. Sebab pesantren adalah suatu lembaga yang utama, yang

komplit, disiplin, kemandirian, ibadah, sekarang ditambah juga dengan

teknologi. Sekarang banyak orang-orang kota menitipkan anaknya ke

pesantren, kenapa? Karena mereka sibuk tidak bisa mengawasi anaknya,

kalau diserahkan ke pesantren lebih terjamin, tidak pernah ada di pesantren

ada kejadian berantem. Sekarang alumninya sudah cukup banyak yang

berhasil, yang punya pesantren, jadi politisi, dsb.

T : Kalau karir dalam politik Kyai Nur bagaimana?

J : Beliau pernah menjadi anggota DPR Pusat perwakilan dari PKB pada zaman

Gus Dur satu periode. Tapi beliau akhirnya balik lagi ke pesantren karena

tidak ada hasil dan tidak ada yang mengawasi pesantren. Beliau juga selalu

mengikuti perkembangan politik. Asshiddiqiyah komit terhadap masalah

kebangsaan, masalah NKRI, masalah-masalah yang lainnya, beliau juga salah

satu pengurus PPP dewan syariah yang Djan Farid.

T : Kenapa di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini masih berkembang?apa lagi di

zaman modern ini banyak sekolah-sekolah umum yang lainnya

J : Mengikuti perkembangan menyesuaikan kehidupan masyarakat, dulu

awalnya lembaga pendidikan pesantren ada untuk pro melawan penjajah

sampai diharamkan memakai celana, diharamkan pakaiannya meniru belanda,

untuk apa tujuannya? Agar tidak dijajah oleh orang-orang kafir. Tapi setelah

mereka pergi tidak ada masalah, semua pesantren bisa mensejajarkan

mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat. Dulu kebutuhannya

salafiyah, sampai sekarang juga masih ada beberapa pesantren salafiyah di

jawa timur, jawa tengah. Tidak ada sekolah formalnya, hanya mengaji kitab

kuning. Tetapi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan

masyarakat membutuhkan pendidikan formal, kerja butuh ijazah. Sehingga

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibukalah lembaga pendidikan SD,

SMP, Tsanawiyah, Aliyah, SMK, dan Perguruan Tinggi. Banyak juga tokoh

Page 75: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

64

politik yang berasal dari pesantren, bahkan ada presiden Gusdur. Makanya

sekarang disesuaikan jangan sampai pondok pesantren ketinggalan, harus

mengikuti perkembangan. Menurut saya pesantren itu lebih hebat dari pada

sekolah formal diluar. Sekarang yang ada disekolah formal kita ikuti, ada

pelajaran ipa, ips, dsb. Jadi kurikulum pesantren itu gabungan dari

diknas/dikbud dan dari pondok pesantren, dan kurikulum pondok pesantren

yang menentukan pengasuhnya atau kyai nya.

Page 76: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

65

Wawancara Keempat

Nama : Ir. MH. Bahaudin, S.Pd.I, selaku Sekretaris Umum Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Hari, tanggal wawancara : Sabtu, 11 Juni 2016

Tempat : Kantor Sekretaris Umum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Bagaimana sejarah singkat, latar belakang dan tujuan didirikannya pondok

pesantren Asshiddiqiyah?

J : Asshiddiqiyah itu didirikan tepatnya pada bulan rabbiul awal tanggal 5 juli

1985 oleh bapak KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ beliaunya itu adalah

putra dari KH.Iskandar dari banyuwangi salah satu pondok pesantren terbesar

di tanah Jawa pesantren Manba’ul Ulum, nah beliaunya ini menerima wakaf

tanah dari bapak H.Abdul Ghoni Dja’ani atau terkenal dengan nama pak H.

Oon, putra dari bapak KH. Abdul Shiddiq di sini di Kebon Jeruk. Dimana

prinsip yang ditanamkan dalam pondok pesantren kyai ini adalah dari kaidah

NU yaitu صلعأخذ بالجديت الأالوالمحافظه علي القديم الصالح Melestarikan kebiasaan-

kebiasaan yang baik yang di lakukan oleh sejak dahulu serta melakukan

kebiasaan hal-hal terbaru yang di lakukan orang pada masa kini yang lebih

baik.

T : Kalau untuk permasalahan dari tahun 1985 sampai 2010 itu apa ustad

permasalahannya?

J : Jadi, ada beberapa masa dari di Asshiddiqiyah ini, pertama yaitu masa

pendirian seperti halnya pondok-pondok pesantren ingin mengadopsi dari

tanah Jawa, awal mendirikan pondok pesantren dimulai dari mencari visi dari

pondok sanak Asshiddiqiyah ini tujuan besarnya, dimana itu membentuk

sistem dari pondok pesantren ini pendiri yaitu bapak KH. Noer Muhammad

Iskandar, SQ berupaya mengadopsi pondok pesantren salaf tapi tidak

kehilangan sistem modern, sehingga pondok pesantren ini berpaduan itu ada

pendidikan formal tetapi ada juga ngaji kitab salaf berjalan, sistem pengajaran

hal yang sama seperti di tanah-tanah Jawa ada andongan dan ada sorokan itu

Page 77: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

66

sistem tradisional, sistem modern di sini menggunakan sistem berbahasa

Inggris dan berbahasa Arab dengan cara-cara pendidikan modern, dan di sini

juga ada pendidikan formalnya. Nah itu di awal menentukan sistem dari

pondok pesantren. Demikian juga di awal pendiriannya yaitu melengkapi

infrastruktur pondok pesantren yaitu pembangunan fisik pondok pesantren

disekitar ditahun 90an bergerak diawal kepercayaan masyarakat semakin

tinggi, sehingga memang tidak seiring terhadap fisik bangunan untuk

menampung santri. Pernah di sini karena kyai itu tidak pernah membatasi

santri bisa mencapai 3000 santri, yaitu santri diberikan kepada di sekeliling

kita karena sudah penuh, masjid full sudah tidak mencukupi dan memang

semakin tinggi, tentunya pondok pesantren banyak masalah tidak seimbang

antara pengolaan dan juga dari service kepada santri kepada masyarakat tidak

seiring dengan SDM kita nah ini yang menyebabkan secara terus menerus

diperbaiki dan juga singgle fighternya bapak kyai ada sedikit masalah dengan

bapak kyai bisa menimbulkan dampak bagi pondok pesantren, itu puncaknya

pada tahun 1993-an lah itu ketika bapak Suharto dan bapak Gusdur berdamai

di pondok pesantren ini yaitu ada acara RMI di Asshiddiqiyah ini, nah ini

puncak dari perkembangan Asshiddiqiyah, dan terus kemudian dari pola

pertumbuhan kemudian selanjutnya sampai tahun 1998 pak kyai masuk ke

dunia politik itu juga menjadi berbagai kendala termasuk politik bagian dari

sekte tertentu bagian tertentu, kalau kyai yang awalnya mengayomi seluruh

sekarang menjadi bagian tertentu itu juga berpengaruh ke pondok pesantren

ada plus dan minusnya lah politik tidak buruk karena bapak kyai berfikir

bahwa pondok pesantren itu tidak hanya masalah pendidikan dan tidak hanya

perkembangan ajaran agama Islam tetapi juga harus mempengaruhi terhadap

spektur politik di Indonesia, politik kalau pandangan beliau di pegang oleh

orang yang baik maka Indonesia akan juga lebih baik, lebih baik kuasaan

sedikit didalam genggaman dari pada mimpi dari pada di luar teriak-teriak aja

lebih bagus memegang kekuasaan pak kiyai masuk di partai kebangkitan

bangsa saat itu, kemudian tahun 2004 beliaunya masuk ke partai persatuan

pembangunan pindah partai 2007 masuk ke partai persatuan pembangunan,

Page 78: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

67

nah pondok pesantren pasti mengikuti dari pola pemikiran bapak kyai, tidak

bisa tidak karena kiyai adalah sebagai center pusat kekuasaan di pondok

pesantren, nah mulai 2001 sampai 2004 tadi ini memang masih sulit di

pondok pesantren Asshiddiqiyah, nah mulai berkembang lagi roda terus

berputar mulai naik lagi pada tahun 2005, 2005 dulu cabangnya sekitar 3

cabang, tahun 2005 terus manaik sampai sekarang berkembang terus menjadi

11 cabang.

T : Faktor-faktor apa saja yang membuat pondok pesantren ini berkembang?

J : Faktornya yang pertama pasti kepercayaan masyarakat disini terhadap

Asshiddiqiyah tidak hanya masyarakat amsih orang per orang tapi juga

masyarakat pesantren, asshiddiqiyah ini sekarang menjadi menjadi central

pondok pesantren di seluruh Indonesia, kalau ngomomong Asshiddiqiyah A

kebanyakan Asshiddiqiyah menjadi rujukan pondok-pondok pesantren itu

mungkin faktor kepercayaan masyarakat. Yang ke dua adalah faktor dari

kepercayaan pemerintah terhadap Asshiddiqiyah juga, terus yang terakhir

kepercayaan pada masyarakat umumnya terhadap Asshiddiqiyah, ini menjadi

faktor-faktor penentu, dan faktor dunia internasional karena pak kiyai sudah

dikenal sebagai tokoh Islam moderat di Indonesia ini juga menjadi pegangan

bagi dunia Internasional untuk kalau mau mendekati Islam Indonesia lewat

Asshiddiqiyah, itu faktor perkembangan dari pondok pesantren

Asshiddiqiyah.

T : Kalau untuk pengajar pondok pesantren Asshiddiqiyah ini lulusan dari mana

aja ustad?

J : Disini berpegang kepada anda memiliki ilmu anda amalkan, jadi kalau

misalkan di tanya ustad ini dari lulusan dari mana macam-macam lulusannya,

dia berasal dari baik perguruan tinggi, swasta, maupun negeri, dari pelosok

negeri, maupun dari luar negeri, dari Al-Azhar dan dari Yaman, dan disini

pun setelah dia masuk di perjuangkan untuk dia meneruskan pendidikan di

luar negeri juga ada yang ke Maroko ada yang ke Jepang ada yang ke London

Inggris dia balik lagi ngajar lagi, jadi dari pondok-pondok pesantren dari

Leboyo, dari Sitogiri dari pondok pesantren sesepuh banyak juga yang dari

Page 79: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

68

Gontor dan dari serang, bahkan dengan faktor ilmu yang macam-macam tidak

harus dari kalangan pondok pesantren, misalkan dia ahli hipnoterapy pun dan

dia mengajarkan hipnoterpy dan disini tidak ada sekolahnya.

T : Apa kontribusi buat masyarakat sekitar pondok pesantren Asshiddiqiyah

khususnya dari pondok pesantren Asshiddiqiyah ini?

J : Kontribusinya ini tentunya karena ini adalah benteng moral jadi fungsinya

membentengi moral masyarakat sekitar Asshiddiqiyah ini itu satu. Yang ke

dua kontribusi bidang ekonomi, ekonomi masyarakat di sini bergerak dengan

mereka adanya santri-santri yang berbelanja, jual beli makanan dan minuman,

dan alat-alat segala macam jadi bergerak bidang ekonomi disekitar sini, yang

ke tiga adalah memajukan pendidikan di masyarakat sekitar sini.

T : Bagaimana peran pondok pesantren Asshiddiqiyah dalam bidang pendidikan,

dakwah, dan bidang sosial keagamaan?

J : Kalau di bidang pendidikan jelas kita mencetak generasi-generasi bangsa ini

yang beriman, bertaqwa, dan qafabel siap untuk hidup dan menghidupi, nah

itu adalah visi dari pondok pesantren Asshiddiqiyah, terus di bidang sosial

kita biasa untuk memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang

kurang mampu di sini ada pesantren khusus anak yatim dan kaum dhuafa

gratis pendidikannya dan untuk tingkat perguruan tinggi namanya Ma’had Ali

juga gratis itu ratusan juga setiap bulannya biayanya itu, demikian juga untuk

memberikan santunan ke masyarakat sekitar kebakaran, kebanjiran itu rutin di

sini di Asshiddiqiyah ini di jakarta utama tidak pernah kena bencana banjir

jadi sering di jadikan posko.

T : Kalau untuk di bidang dakwah bagaimana ustad?

J : Dibidang dakwah, dakwah itu kita ada namanya dakwah keliling jadi kita

berdakwah ke masyarakat dan ada juga kita berdakwah dengan mencetak

kader-kader dai muda yang handal untuk berdakwah melalui media-media

yang saat ini yang memang sudah zamannya seperti televisi, radio, internet

dan sebagainya misalnya alumni kita seperti ada ustadz Solmed, ada ustadz

Fiqih, ustadz Zainuddin MZ dan banyak ustadz-ustadz yang lain yang

sekarang lagi banyak muncul di media masa, itu bagian dari kita cetak

Page 80: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

69

pohonnya kita sebar cabangnya akan menaungi indonesianya ini, sekarang ini

sudah ada 86 pondok pesantren alumni Asshiddiqiyah di seluruh Indonesia,

mungkin kalau di Papua ada ustadz Amir, kemudian di NTB itu ada ustadz

Solhim, ada lagi di Bali ada terus kemudian di tanah Jawa ini macam-macam

ampir di seluruh Indonesia ada, dan sekarang ini kita lagi mencetak dai-dai

yang berasal dari mancanegara dari Thailan.

Page 81: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

70

Wawancara Kelima

Nama : M. Husni Mubarak, Lc, selaku Lurah Putera Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Hari, tanggal wawancara : Kamis, 1 Juni 2017

Tempat : Kantor Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Ustad bagaimana pengajaran di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah?

J : Untuk materi pengajaran hampir semua ilmu atau seni yang ada di sekolah

umum ada di pesantren. Artinya, kalau disini ada Madrasah Aliyah itu berarti

mata pelajarannya sama dengan yang ada di SMA atau MA non pesantren.

Cuman di Madrasah Aliyah ada tambahan materi-materi kitab, berbasis kitab

kuning dimasukkan selama 1 atau 2 jam. Kalau penguatan dikitab itu diluar

sekolah formal, seiringan dengan Al-Qur’an dan bahasa. Di luar sekolah pagi

regular, penguatan bahasa diberikan secara seimbang maksudnya antara habis

ashar, maghrib, maupun isya. Itu bermacam-macam, ada kelas dan

bandongan.

T : Kitab apa saja yang diajarkan disini?

J : Sebelum kesitu, jadi yang bandongan itu cenderung diasuh langsung oleh pak

kyai. Makanya kalau kitab yang dibandong disini ya kitab umumnya yang

standar, seperti tafsir jalalain, kitab-kitab akhlak, dll. Selebihnya ilmu alaq,

nahwu, ilmu fiqh diajarkan di kelas. Kemudian untuk metode pengajaran kita

masih metode klasik, cara baca dan menerangkannya perkata, dimaknai dan

ada targetnya, menerjemahkan ke bahasa Indonesia, itu yang kitab-kitab

klasik. Kalau yang nahwu untuk para pemula ada buku karangan dari guru

sendiri namanya al-umanaf. Ada metode seni bermain karena ada

nyanyiannya walaupun itu belajar tentang grammar, itu khusus yang belajar

bahasa pada pemula. Selanjutnya kembali ke kitab kuning lagi.

T : Bagaiman latar belakang berdirinya pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Itu berawal dari amanat gurunya KH. Nur Muhammad Iskandar yaitu Kyai

Mahrus Ali di Lirboyo. Ketika hendak hijrah ke Jakarta, diberi pesan agar

Page 82: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

71

sekalian membuat pesantren disana didukung dengan potensi beliau yang

besar jadi selayaknya membangun pesantren dijantung Ibu Kota. Namun

perjalanan tidak mudah, harus menjadi guru ajar atau takmir masjid di masjid

Raya Pluit, hingga pada akhirnya dapat dana karena membantu doa seseorang

yang mengurus sekolah di Jakarta Utara. Dimulai dari satu rumah dan surau

kecil, kemudian berkembang dengan sokongan program pemerintah, akhirnya

jadilah pondok pesantren sampai sekarang. Yang jelas pertama berasal dari

perintah kyai Mahrus Ali. Untuk jumlah santri sekitar 1000, setiap tahun yang

masuk 300. Meliputi dari SMP, SMA, Ma’had aly. Santrinya berasal dari

Jabodetabek, Lampung, Aceh, Sulawesi, Papua, bahkan Thailand, tapi

didominasi Jabodetabek sama Lampung.

T : Bagaimana kehidupan para santri di pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Kesehariannya full dengan aktivitas yang diberikan oleh pesantren. Jadi dari

pagi sampai siang (dzuhur) sekolah formal, kemudian istirahat, habis ashar

sekolah informal yaitu penguatan bahasa atau kitab sesuai jadwal, kemudian

menjelang maghrib istighosah, setelah shalat maghrib berjamaah mengaji Al-

Qur’an, setelah Isya mengaji bandongan dan mengaji tafsir jalalain, kemudian

mutola’ah sampai jam 10, kemudian istirahat, dan bangun lagi shalat tahajud

jam 3, istighosah pagi sebelum subuh, habis subuh penguatan bahasa atau

kitab, begitu seterusnya. Artinya semua kita beri pada santri, baik fisik,

pikiran, seni, maupun hati. Dari segi fisik berasal dari ekstrakurikuler. Dari

segi pikiran kita beri ilmu kalam, ilmu umum. Kemudian untuk seni yaitu

belajar rebana, hadroh, seni tilawah. Dari hati yaitu kita selalu melakukan

mujahadah dalam 24 jam minimal dua kali menjelang maghrib dan subuh.

T : Darimana saja pengajar/guru di pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : 50% berasal dari alumni sendiri, selebihnya adalah orang-orang yang merintis

sejak awal disini.

T : Berapa luas tanah pada pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : 2,5 hektar

Page 83: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

72

T : Bagaimana usaha untuk mengembangkan pondok pesantren Asshiddiqiyah

dalam bidang pendidikan, kurikulum, SDM, sarana dan prasarana?

J : Untuk pendidikan kita coba perkuat terus sarana. Misalkan tahun ini kita

mengembangkan perpustakaan dengan pengaturan yang lebih modern tidak

manual, buku-buku yang kita tambah terus, tempatnya diperindah lagi.

Kemudian ada jam mutola’ah wajib, mutola’ah berarti belajar malam selama

1-1,5 jam setiap malam. Kita juga memiliki semacam kursus - kursus untuk

penajaman pada masing-masing kompetensi, yang ingin ke Timur Tengah ada

Alkisah, yaitu bimbingan kitab salaf. Bahasapun demikian, ada bahasa Arab,

Inggris, Mandarin kita fasilitasi semua. Itu semua syaratnya mereka mampu

mengikuti dengan tanpa mengabaikan kegiatan yang sudah ada. Jadi tidak

hanya perhatian di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Dari kurikulumnya,

kita sekalipun mata pelajarannya menjadi banyak karena full 24 jam, kita bagi

rata kurikulumnya. Kalau sudah ada di formal tidak boleh ada di informal,

sehingga tidak terjadi overlap. Kalau tahun baru itu ada persiapan pembasisan

mata pelajaran yang tidak banyak yaitu mata pelajaran akhlak, character

building, kemudian pembiasaan (shalat, wudhu, dsb). Kurikulumnya tidak

mengikuti kemendikbud, kita buat sendiri selama 4 minggu baru setelah itu

mengikuti kemendikbud. Pada tahun ketiga, kita juga mengusahakan semua

mata pelajaran sudah selesai sehingga di kelas akhir yang terjadi adalah

latihan soal-soal ulangan dari kelas 1-2. Untuk SDM seperti guru selalu ada

upgrading setahun dua kali, ada musyawarah guru MGMP, musyawarah

besar pesantren, lalu mengevaluasi apakah ini sudah tepat sasaran sesuai

trilogy pesantren, guru juga dituntut menemani saat mutola’ah malam, ini

juga salah satu usaha meningkatkan SDM santri karena selalu terpandu atau

terbimbing oleh gurunya. Dari segi sarana prasarana sebagai syarat umum

sekolah seperti adanya laboratorium, perpustakaan, lapangan, semuanya kita

ada. Hanya saja kurang maksimal karena keterbatasan lokasi.

T : Apa saja kitab yang ada lalu pengarangnya siapa saja?

J : Kitabnya ta’lim muta’lim karangan Syeh Azhar Muji, kitab tafsir jalallain

karangan Syeh Jalaludin Assayuti dan Syeh Jalaludin Al-Ma’ali, nahwul

Page 84: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

73

waraqat karangan Syarafudin Yahya Al-Amuridi tentang ushul fiqih,

jurumiah karangan Syeh Al-Jurum tentang nahwu, fiqih karangan fathul

qorib, kemudian riyadlul badi’ah, safinatunnajah, nabati fiqiyah juz 1, 2, dan

3, arbainnawawi, minhatul muis ilmu tentang hadist, kemudian tarehnya ada

ibnu hisyam dan fathul muin, kemudian hadist ada baikhuni.

Page 85: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

74

Wawancara Keenam

Nama : Abdul Rahman, S.Pd.I, selaku Pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta

Hari, tanggal wawancara : Jum’at, 30 September 2016

Tempat : Halaman Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Apakah yang melatar belakangi, sehingga lembaga pendidikan Islam ini

diberi nama pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Diberi nama Asshiddiqiyah karena. Ketika kiyai membaca kitab Albarjanji

mendapatkan salah satu nama sahabat nabi yaitu Abu Bakar Shiddiq, yang

mempunyai arti kejujuran, dari situ lah nama Asshiddiqiyah diambil.

T : Siapakah ulama dan tokoh yang berperan sebagai perintis, pengembangan dan

pembaharu pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ

T : Bagaimana kehidupan para santri pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Kehidupan sehari-hari santri di pondok pesantren ini diajarkan kedisiplinan

seperti shalat tepat waktu dan selalu berjama’ah dan selalu bermasyarakat

dengan yang lainnya.

T : Bagaimana sistem pendidikan, pengajaran, dan usaha di pondok pesantren

Asshiddiqiyah?

J : Sistemnya pendidikannya. Formal dan non formal. Formal dibawah naungan

kementrian Agama, pendidikan dan kebudayaan. Non formal pendidikan

seperti pesantren.

T : Bagaimana peran pondok pesantren Asshiddiqiyah sebagai pusat pencerahan

intelektual umat, lewat relasinya dengan masyarakat, ulama, dan alumninya?

J : Perannya sebagai sumber indukasi sebagai proses pembelajaran, pembentukan

karakter bording. Pembentukan kebudayaan dan akhlak untuk menyampaikan

ke masyarakatan dan keagamaan.

Page 86: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

75

T : Apa tujuan berdirinya pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Tujuan berdirinya pondok ini untuk mencetak kader-kader ulama yang akan

datang dan mencetak para tokoh mubaligh dan pengusaha juga.

T : Apa visi dan misi pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Visi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, adalah sebagai lembaga yang mampu

membentuk dan menyiapkan kader dan ulama ahlussunnah wal jama’ah

berwawasan global, mampu mentranformasikan ilmunya ke dalam bahasa

masyarakat global dengan perilaku akhlak karimah. Dan Misi Pondok

Pesantren Asshiddiqiyah, adalah menyelenggarakan pendidikan berbasis

agama Islam, teknologi modern, dan ekonomi kerakyatan mulai dari

pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.

T : Siapa saja alumni-alumni pondok pesantren Asshiddiqiyah?

J : Alumni pondok yang sudah terkenal ialah Kh. Endang Badarrahman, M.Pd.I,

Kh. Nur Shodiq Iskandar, M.Pd.I, Ust. Sholeh Mahmud (Ust. Sholmet), Ust.

Ahmad Fikri (putra Alm Zaenudin M.Z).

T : Bagaimana peran pondok pesantren Asshiddiqiyah dalam bidang sosial?

J : Membantu dalam bidang pendidikan yaitu membantu masyarakat dalam

kegiatan pengajaran. Pembagian santunan anak yatim pengobatan gratis.

T : Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?

J : Faktor eksternal, faktor politik, sosial budaya bagaimana membentangi

budaya-budaya dari luar. Faktor internal dinamika pondok pesantren dalam

menyikapi sosial.

T: Bagaimana kontribusi pondok pesantren Asshiddiqiyah ini dibidang

pendidikan, dakwah, dan sosial?

J : Pendidikan: Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dakwah: Melalui

program dakwah keliling dan pondok pesantren kilat dengan mengutus

Mubaligh. Sosial: Membantu korban banjir, kebakaran dan tanah longsor.

T : Faktor apa saja yang membuat pondok pesantren Asshiddiqiyah berkembang?

J : Sumber daya manusia, meningkatkan kopetensi dewan guru dengan cara

pelatihan dan workshop. Siswa, memberikan bimbingan pendidikan lipskil

(kemampuan hidup).

Page 87: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

76

Wawancara Ketujuh

Nama : Muhammad Hekmatyar Albandani

Kelas: 1 Madrasah Aliyah Manba’ul Ulum

Hari, tanggal wawancara : Kamis, 1 Juni 2017

Tempat : Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Nama adek siapa?

J : Muhammad Hekmatyar Albandani

T : Sudah berapa lama mondok di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah?

J : Baru satu tahun, kelas 1

T : Apa saja yang sudah didapat dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini?

J : Untuk pelajaran formal saya mendapat pelajaran matematika, kalau pelajaran

di pondok seperti nahwu, sorof lumayan menguasai dan untuk pelajaran

pondok seperti kitab salaf saya sudah bisa menguasai 3 bahasanya yaitu

bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia.

T : Bagaimana pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini?

J : Pembelajarannya seperti sekolah yang lain tetapi ada keunikannya yaitu pada

saat guru datang menggunakan bahasa Arab dan Inggris jadi terbiasa.

T : Apakah adek dari latar belakang keluarga NU?

J : Orang tua saya berlatar belakang NU

T : Berasal dari mana tempat tinggalnya?

J : Saya berasal dari Duri Kepa.

T : Bagaimana menurut adek dengan guru/ustad yang ada di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ini?

J : Untuk gurunya lumayan, mereka sudah mengetahui bagaimana sifat santri

yang satu dengan yang lain. Ketika santri nge-down, ingin keluar dari

pondok, mereka bisa merangkul untuk tetap berada disini

T : Adek aktif dalam ekstrakurikuler atau tidak?

J : Saya aktif di pramuka, dan di IT bagian jurnalistik

T : Harapan adek setelah lulus nanti seperti apa?

Page 88: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

77

J : Harapan saya bisa menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, bisa mandiri,

membagikan ilmu dari kitab salaf, bagaimana cara orang berpikir positif

tentang pondok ini bukan hanya tau makan dan belajar. Kebanyakan orang-

orang berpikir bahwa pondok berisi orang-orang nakal padahal tidak juga.

Disini menguji skill kita bagaimana kita bisa berinteraksi dengan orang. Bisa

memimpin tahlil, mengajari anak-anak membaca Al-Qur’an, meramaikan

masjid-masjid sekitar yang sudah sepi.

T : Apa harapan adek kepada Pondok Pesantren Asshiddiqiyah kedepannya?

J : Lebih maju dan lebih tenar namanya, bukan hanya dalam segi fasilitasnya,

kita harus mampu seperti ponpes tetangga kita, seperti Darunnajah. Ponpes

Asshiddiqiyah unggul dalam kitabnya dari pada pondok yang lain, tapi

kurang dari segi bahasanya. Kalau bahasanya bagus, pondok ini akan lebih

bagus dari pada ponpes tetangga kita.

Page 89: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

78

Wawancara Kedelapan

Nama : Muhammad Fahri Aldiyansyah

Kelas: 3 SMP Manba’ul Ulum

Hari, tanggal wawancara : Kamis, 1 Juni 2017

Tempat : Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Nama adek siapa?

J : Muhammad Fahri Ardiyansyah

T : Kelas berapa?

J : 3 SMP

T : Sudah berapa lama mondok di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah?

J : Sudah 3 tahun sejak 2014

T : Apa saja yang sudah didapat dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini?

J : Ilmu, seperti ilmu kitab dan lainnya

T : Bagaimana pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini?

J : Cukup bagus

T : Apakah adek dari latar belakang NU?

J : Iya

T : Berasal dari mana tempat tinggalnya?

J : Dari Bekasi Timur

T : Bagaimana menurut adek dengan guru/ustad yang ada di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ini?

J : Cara pembelajaran disini cukup bagus gurunya

T : Adek aktif dalam ekstrakurikuler atau tidak?

J : Iya, saya ikut ekstrakurikuler marawis

T : Harapan adek setelah lulus nanti seperti apa?

J : Bisa membanggakan orang tua dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

T : Apa harapan adek kepada Pondok Pesantren Asshiddiqiyah kedepannya?

J : Semoga semakin maju dan jaya.

Page 90: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

79

Wawancara Kesembilan

Nama : Buzainatul

Kelas : 2 SMA Manba’ul Ulum

Hari, tanggal wawancara : Kamis, 8 Mei 2017

Tempat : Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Nama adek siapa?

J : Buzainatul.

T : Sudah berapa lama mondok di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah?

J : Inayah baru dua tahun, kelas 2 SMA.

T : Apa saja yang sudah didapat dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini?

J : Disini saya belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, saya juga belajar bagaimana

cara menjadi MC, bagaimana caranya ceramah, menjadi pemimpin di

organisasi.

T : Bagaimana pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini?

J : Sudah bagus.

T : Apakah adek dari latar belakang keluarga NU?

J : Iya.

T : Berasal dari mana tempat tinggalnya?

J : Berasal dari Bekasi.

T : Bagaimana menurut adek dengan guru/ustad yang ada di Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah ini?

J : Sangat sabar untuk menghadapi murid-murid karena murid-muridnya dari

daerah kota jadi murid-muridnya itu pastikan kepribadiannya anak luar dan

ustad-ustad disini bisa menanganinya.

T : Adek aktif dalam ekstrakurikuler atau tidak?

J : Pramuka.

T : Harapan adek setelah lulus nanti seperti apa?

J : Saya berharap bisa dapat beasiswa ke luar negeri.

T : Apa harapan adek kepada Pondok Pesantren Asshiddiqiyah kedepannya?

Page 91: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

80

J : Cakupannya bisa lebih luas, cabangnya bisa lebih banyak, santrinya makin

banyak, makin berkualitas.

Page 92: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

81

Wawancara Kesepuluh

Nama : Farihah Mumtazirah

Kelas : 2 SMP Manba’ul Ulum

Hari, tanggal wawancara : Kamis, 8 Mei 2017

Tempat : Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber melalui komunikasi

secara langsung:

T : Nama adek siapa?

J : Farihah Mumtazirah.

T : Sudah berapa lama mondok di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah?

J : Sudah 2 tahun, sekarang kelas 2.

T : Apa saja yang sudah didapat dari Pondok Pesantren Asshiddiqiyah ini?

J : Bahasa Arab, bahasa Inggris, agama-agama, kitab-kitab.

T : Bagaimana pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini?

J : Baik dan enak gurunya.

T : Apakah adek dari latar belakang keluarga NU?

J : Iya.

T : Berasal dari mana tempat tinggalnya?

J : Dari Bekasi.

T : Bagaimana menurut adek dengan guru/ustad yang ada di pondok pesantren

Asshiddiqiyah ini?

J : Baik-baik gurunya.

T : Adek aktif dalam ekstrakurikuler atau tidak?

J : Drum band.

T : Harapan adek setelah lulus nanti seperti apa?

J : Bisa memahami pelajaran dengan baik.

T : Apa harapan adek kepada pondok pesantren Asshiddiqiyah kedepannya?

J : Semoga menjadi pondok yang baik lagi dan lebih berkualitas.

Page 93: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

82

DOKUMENTASI

PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH JAKARTA

Papan Reklame Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Pintu Masuk Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Page 94: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

83

Asrama Putra Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Ruang Kamar Putra Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Ruang Kelas Kegiatan Belajar Mengajar Tingkat SMP dan MA

Page 95: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

84

Masjid Baitul Makmur Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Lapangan Futsal Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Kantor Pendopo Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Page 96: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

85

Aula Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Perpustakaan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Lab Bahasa Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Page 97: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

86

Ruang Tunggu Tamu Putri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Kegiatan Shalat Lima Waktu Santri Putra Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta

Kegiatan Belajar Mengajar Kepesantrenan Santri Putri Pondok Pesantren

Asshiddiqiyah Jakarta

Page 98: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

87

Kegiatan Belajar Mengajar Madrasah Aliyah Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah

Kegiatan Belajar Mengajar Komputer Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta

Foto Makan Bersama Para Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Page 99: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

88

Organisasi Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Santri Putra Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Santri Putri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Page 100: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

89

Santri Putri Ma’had Aly Saa’idusshiddiqiyah Jakarta

Kitab - kitab Kuning yang Digunakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Jakarta

Foto Bersama KH. Noer Muhammad Iskandar SQ

Page 101: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

90

LK PR JML LK PR JML

1 1987/1988 25 18 43 26 19 45 88

2 1988/1989 27 19 46 27 18 45 91

3 1989/1990 29 19 48 28 23 51 99

4 1990/1991 31 18 51 30 24 54 105

5 1991/1992 31 17 48 31 23 54 102

6 1992/1993 30 18 48 29 19 48 96

7 1993/1994 31 19 50 28 18 46 96

8 1995/1996 30 18 48 27 19 46 94

9 1997/1998 0 0 0 28 21 49 49

10 1998/1999 0 0 0 27 18 45 45

11 1999/2000 0 0 0 26 20 46 46

12 2000/2001 15 13 28 25 16 41 69

13 2001/2002 14 12 26 24 14 38 64

14 2002/2003 14 11 25 23 15 38 63

15 2003/2004 15 12 27 22 14 36 63

16 2004/2005 16 11 27 21 16 37 64

17 2005/2006 17 13 30 20 15 35 65

18 2006/2007 18 15 33 24 11 35 68

19 2007/2008 19 15 34 23 12 35 69

20 2008/2009 20 14 34 24 14 38 72

21 2009/2010 20 12 32 22 14 36 68

No Tahun Ajaran Tingkatan

JumlahMts / SMP MA

Data Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Tahun 1987 - 2010

Page 102: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

91

LK PR JML LK PR JML

1 1987/1988 345 365 710 310 298 608 1318

2 1988/1989 360 390 750 356 356 712 1462

3 1989/1990 370 380 750 356 367 723 1473

4 1990/1991 380 375 755 378 387 765 1520

5 1991/1992 415 390 805 389 378 767 1572

6 1992/1993 415 405 820 390 380 770 1590

7 1993/1994 420 400 820 405 415 820 1640

8 1995/1996 425 415 840 398 406 804 1644

9 1997/1998 0 0 0 635 598 1233 1233

10 1998/1999 0 0 0 610 605 1215 1215

11 1999/2000 0 0 0 550 575 1125 1125

12 2000/2001 60 55 115 465 480 945 1060

13 2001/2002 80 92 172 415 390 805 977

14 2002/2003 124 105 229 375 362 737 966

15 2003/2004 154 165 319 375 315 690 1009

16 2004/2005 165 175 340 324 270 594 934

17 2005/2006 172 167 339 310 250 560 899

18 2006/2007 190 184 374 230 203 433 807

19 2007/2008 192 188 380 215 206 421 801

20 2008/2009 205 176 381 203 187 390 771

21 2009/2010 198 175 373 165 155 320 693

JumlahTingkatan

No Tahun Ajaran Mts / SMP MA

Data Jumlah Santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta

Tahun 1987 - 2010

Page 103: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

92

Page 104: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

93

Page 105: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

94

Page 106: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

95

Page 107: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

96

Page 108: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

97

Page 109: USAHA KH. NOER MUHAMMAD ISKANDAR SQ DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36776/1/MUHAMMAD... · Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Tahun ... bidang kurikulum,

98