naskah drama kapai-kapai - arifin c. noer

75
Lakon Lima Babak Kapai-Kapai Arifin C. Noer (1970) 1 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Upload: nurul-fatatik

Post on 15-Dec-2015

1.409 views

Category:

Documents


598 download

DESCRIPTION

sastra

TRANSCRIPT

Lakon Lima Babak

Kapai-KapaiArifin C. Noer (1970)

1 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

DRAMATIC PERSONAE

AbuIyemEmakYang KelamBulanMajikanKakekJinPutriPangeranBelPasukan Yang KelamKelompok KakekSeribu Bulan Yang Goyang-GoyangGelandanganTanjidor dll

BAGIAN PERTAMA

DONGENG EMAK

Satu

EMAK Ketika prajurit-prajurit dengan tombak-tombaknya mengepung istana cahaya itu, sang Pangeran Rupawan menyelinap diantara pokok-pokok puspa, sementara air dalam kolam berkilau mengandung cahaya purnama. Adapun sang Putri Jelita, dengan debaran jantung dalam dadanya yang baru tumbuh, melambaikan setangan sutranya dibalik tirai merjan, dijendela yang sedang mulai ditutup oleh dayang-dayangnya. Melentik air dari matanya bagai butir-butir mutiara.

ABUDan sang Pangeran, Mak ?

EMAKDan Sang Pangeran, Nak ? Duhai, seratus ujung tombak yang tajam berkilat membidik pada satu arah ; purnama di angkasa berkerut wajahnya lantaran cemas, air kolam pun seketika membeku, segala bunga pucat lesu mengatupkan kelopaknya, dan...

ABUDan Sang Pangeran selamat, Mak ?

2 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

EMAKSelalu selamat. Selalu selamat.

ABUDan bahagia dia, Mak ?

EMAKSelalu bahagia. Selalu bahagia.

ABUDan sang Putri, Mak ?

EMAKDan sang Putri, Nak ? Malam itu merasa lega hatinya dari tindihan kecemasan. Ia pun berguling-guling bersama Sang Pangeran dalam mimpi yang sangat panjang, diaman seribu bulan menyelimuti kedua tubuh yang indah itu penuh cahaya.

ABUDan bahagia, Mak ?

EMAKSelalu bahagia. Selalu bahagia.

MAJIKAN Abu !

EMAKSekarang kau harus tidur. Anak yang ganteng mesti tidur sore-sore.

ABUSang Pangeran juga tidur sore-sore, Mak ?

EMAKTentu. Sang Pangeran juga tidur sore-sore karena dia anak yang ganteng. Kau seperti Sang Pangeran Rupawan.

MAJIKANAbu !

ABUMak ?

MAJIKANAbu !

ABUBagaimana keduanya bisa senantiasa selamat ?

3 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

MAJIKAN Abu !

EMAKBerkat cermin tipu daya.

ABUBerkat Cermin Tipu Daya, Mak ?

MAJIKANAbu !

EMAKSemuanya berkat Cermin Tipu Daya.

ABUCuma berkat itu ?

MAJIKANAbu !

EMAKCuma berkat itu.

ABUCuma.

MAJIKANAbu ! Abu !

ABU.... di mana cermin itu dapat diperoleh, Mak ?

EMAKJauh nun di sana kala semuanya belum ada (KELUAR)

MAJIKANBangsat ! Tuli kamu ?

ABUMak ?

Dua

YANG KELAMIni adalah tahun 1930 dan bukan tahun 1919. Kau harus segera mengenakan pakaian pesuruhmu (Keluar)

4 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Tiga

SETELAH IA MENGENAKAN PAKAIANNYA SEBAGAI PESURUH KANTOR TERDENGAR GEMURUH SUARA PABRIK

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUHamba, Tuan.

5 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

MAJIKANBangsat kamu ! Kerja sudah hampir tiga tahun masih saja kamu melakukan kesalahan yang sama. Lebih bodoh kamu dari pada kerbau.

Empat

EMAKAnak yang ganteng tidak boleh menangis. Apakah kau tidak malu kepada Sang Putri Rupawan ? Setelah mencuci kaki, kau harus mengenakan pakaianmu yang kotor, nanti emak akan mendongeng lagi. Sudah bersih kakimu ? Ketika Sang Pangeran turun dari kudanya yang putih bersinar, ia melihat gua itu dikejauhan. Namanya gua cahaya tapi lebih sering disebut gua hantu.

ABU (Ketakutan)

EMAKTidak usah takut. Ada Emak. Telah beratus-ratus ksatria dan raja-raja dan pangeran-pangeran yang mencoba menerobos gua itu, semuanya musnah dibunuh oleh hantu-hantu penjaga harta karun itu. Di angkasa serombongan mendung yang maha hebat membendung sang surya, sehingga alam yang siang menjadi gelap gulita. Sayup-sayup kelihatan pintu gua itu bagaikan mulut raksasa dengan sinar yang memancar dari dalam. Sang Pangeran menggeleng-gelengkan kepala kagum karena tahu sinar itu adalah sinar permata-permata yang tertimbun disana. Tatkala angin pun sirna, Sang Pangeran telah memacu kudanya ke arah mulut gua. Tak ada suara kecuali derap kuda dengan ringkiknya. Ketika kuda itu berada didepan pintu gua, sekonyong-konyong serombongan mendung yang tebal tadi menyerang mengepung Sang Pangeran. Tahulah kini Sang Pangeran bahwa mendung itu adalah hantu-hantu.

ABUDan Sang Pangeran, Mak ?

EMAKDan Sang Pangeran, Nak ?Amboi, berjuta kuku dan taring lancip bagai ujung-ujung belati rapat mengancam Sang Pangeran ; dari atas dari bawah, dari kiri dari kanan, dari muka dari belakang. Rupanya hantu- hantu itu berdengus sehingga seketika erjadi topan dasyat yang amat bacin baunya.

ABUDan Sang Pangeran, Mak ?

EMAKDan Sang Pangeran, Nak ? Dengan Cermin Tipu Daya, kuku-kuku dan taring-taring yang berjuta-juta itu seketika mencair sehingga hujan deraslah yang kini ada. Maka dalam kehujanan itu pun, Sang Pangeran mengacungkan cerminnya dan terbukalah pintu gua dengan sendirinya. Langit telah kembali sebagai

6 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

wajarnya, yang penuh cahaya surya ketika Sang Pangeran memboyong harta permata itu ke Istana Cahaya dimana Sang Putri menanti dipelaminan.

ABUDan bahagia, Mak ?

EMAKSelalu bahagia. Selalu bahagia.

ABUDan Sang Putri, Mak ?

EMAKSang Putri berdebar menanti dipelaminan, sementara rakyat seluruh kerajaan berpesta. Dan ketika Sang Pangeran muncul di gerbang Istana Cahaya dengan di iringi kuda-kuda yang mengangkut peti-peti harta, seketika bergetarlah dada Sang Putri yang baru tumbuh itu dan sekalian rakyat bersorak-sorak mengelu-elukan. Kedua mempelai itu telah berpadu dalam lautan permata yang sangat menyilaukan. Lautan harta seharga berjuta-juta nyawa manusia.

ABUKeduanya bahagia, Mak ?

EMAKSelalu bahagia. Selalu bahagia.

ABUBerkat Cermin Tipu Daya, Mak ?

EMAKBerkat Cermin Tipu Daya.

ABUDimana Cermin itu dapat dibeli, Mak ?

EMAKJauh nun di ujung dunia... disebuah toko milik Nabi Sulaiman...

ABUDan harganya, Mak ?

EMAKNanti kau sendiri pasti tahu. Nanti. Pasti.

ABUBahagia, Mak ?

EMAK

7 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Pasti bahagia. Selalu bahagia. Sekarang bayangkan bagaimana kalau kau menjadi Sang Pangeran Rupawan. Kau niscaya dapat merasakan dengan lebih nyata apabila kau lelap tidur. Nah, sekarang pejamkan kedua matamu. Tidur. Burung-burung pun sudah tidur. Tidur. Matahari pun sudah tidur. Tidur. Pohon-pohon pun sudah tidur. Tidur seantero alam telah mendengkur. Tidur.

Lima

EMAKBulan !

BULANYa, Mak.

EMAKSelimuti keduanya.

BULANKalau dia terbangun.

EMAKTidurkan lagi.

BULANKalau dia terjaga lagi ?

EMAKMabukkan dia.

BULANKalau sadar lagi ?

EMAKPingsankan dia.

BULANKalau dia siuman lagi ?

EMAKItu urusan Yang Kelam. Sekarang Emak akan menyelesaikan karangan Emak yang terakhir. Aneh sekali dalam roman Emak kali ini Abu telah mulai menemukan kunci teka-teki kita. Ia semakin menginsyafi bagaimana selama ini ia kita perdayakan. Namun bagaimana pun, Emak tetap berharap ia akan tetap patuh kepada kita. Sudah menjadi kodratnya bagaimana pun ia memerlukan hiburan dan hanya kitalah yang mampu memenuhi kebutuhan itu. Tetapi juga ini tidak berarti bahwa kita bisa bekerja secara improvisasi seperti yang sudah-sudah. Di manakah Yang kelam ?

8 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

YANG KELAMSaya di sini, Mak.

EMAKKau dengar apa yang baru Emak katakan ?

YANG KELAMTak satu kata pun lewat dari telingaku, Mak.

EMAKSatu hal lagi; kita harus sistematik. Selama kita masing-masing tetap pada pos kita, Emak yakin tak satu pun pekerjaan kita yang meleset.

YANG KELAMDia tidur ?

EMAKTidur, tidak. Tidak tidur, tidak. Seperti yang sudah-sudah, seperti yang lain-lain juga, ia sudah mati tapi ia tidak tahu.

YANG KELAMSaya beritahu dia ?

EMAKBelum waktunya. Berapa umur kau ?

YANG KELAMDua puluh satu.

EMAKKita perpanjang amat panjang. Pada usiamu yang ke 70 beritahulah dia. Ingat jangan ulang cara yang usang.

BULANBeritahu sekarang saja dia.

EMAKKau selalu punya belas, Bulan.

BULANDia orang miskin.

EMAKJustru akan kita perkaya. Ah, sudahlah. Kau dapat menolongnya dengan cara yang menghiburnya. Waktu Emak habis. Emak harus mengarang.

9 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Enam

BULAN (Menyanyi) Andai kau tergoda jangan salahkan daku. Cahayaku memancar pun bukan milikku. Kecantikkanku pun bukan milikku.

YANG KELAMJangan nyanyikan nyanyian itu lagi nanti Emak marah lagi.

BULANKau yang salah.

YANG KELAMTak ada yang salah.

BULANKau yang salah. Kalau kau tak ada.

YANG KELAMAdaku bukan minatku. Tapi kalau aku tak ada kau pun dan segala pun tak ada.

BULANKenapa kau tidak memilih tidak ada ?

YANG KELAMKarena kita ada. Dan begitu saja ada.

BULANKarena ada mula, karena ada mula.

YANG KELAMMaka ada akhir dan akulah itu. Dia dan aku.

BULANKarena ada, itulah kesalahannya.

YANG KELAMKita hanya menjalani kodrat. Jalanilah kodrat maka kita akan selamat.

BULAN (Menyanyi) Andai kau tergoda jangan salahkan daku. Cahayaku memancar pun bukan milikku.

YANG KELAMJangan menyanyi. Mengeramlah kalau bisa atau diam.

BULAN

10 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Aku hanya bisa menyanyi. Pun begitu nyanyian buakn pula milikku.

YANG KELAMPerempuan cengeng.

BULANLelaki kejam. Kembalikan Cermin Tipu Daya itu.

YANG KELAMKau tak akan memilikinya lagi.

BULANSudah satu abad kau pinjam.

YANG KELAMDan aku tak akan pernah mengembalikan kepadamu. Ya, sejak satu abad yang lalu Abu sudah mulai menginsyafi bahwa puncak bahagia ada pada diriku, tatkala ia melihat pada cerminku.

BULANCerminku ! Cerminku !

YANG KELAMDulu. Sekarang milikku.

BULANKau kejam. Kau tak punya kasihan. Kalau dia bercermin pada kau hanya malam yang kau tampilkan.

YANG KELAMMemang dia hanya punya malam. Akulah dia. Ini pun kodrat. Ia tak dapat melepaskan diri dari kodrat ini.

BULANKonyolnya.

YANG KELAMItulah jawaban dari segalanya. Konyol.

ABU BANGUN, MENGIGAU. BULAN DAN YANG KELAM KELUAR.

BULAN (Menyanyi) Kalau kau tergoda jangan salahkan daku. Cahayaku memancar pun bukan milikku. Andai kau mabuk jangan salahkan daku. Kecantikkanku pun bukan milikku.

11 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Tujuh

IYEMMonyong lu ! Lelaki macam lu ? Kerbau ? Babi ?

ABU (Bingung) Jam berapa, Yem ?

IYEMJam berapa ? Beduk sampai coblos dipalu orang juga kau masih enak- enak ngorok. Apa kamu tidak mau kerja ?

ABUBukan begitu.

IYEMBaik kalau kamu mau enak-enak ngorok biar saya yang kerja. Apa dikira tidak bisa ? Saya kira saya masih cukup montok untuk melipat seribu lelaki hidung belang di ketiak saya.

ABUKau jangan bicara sekasar itu.

IYEMKamu lebih kasar lagi. Tidur sama istri kamu masih mimpi yang tidak-tidak. Tuh lihat tikar basah begitu. Kalau kau sudah bosan dengan saya bilang saja terus terang. Jangan sembunyi-sembunyi. Ayo, kau mimpi dengan siapa ? Dengan si Ijah yang pantat gede itu ? Bangsat !

ABUMimpi ?

IYEMJangan main lenong (Menangis) Memang saya sudah peot. Habis manis sepah dibuang.

ABUJangan bicara begitu.

IYEMMemang begitu.

ABUTidak seperti yang kau bayangkan.

IYEMMemang begitu.

12 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUDiamlah, Yem.

IYEMMemang begitu.

ABUIyem.

IYEMSaya bunting kau tidak tahu.

ABUBunting ? Kau bunting ?

IYEMKata Emak.

ABUKau bunting ?

IYEMKalau tidak apa namanya ?

ABUIyemku. Iyemku (Keduanya Menari)

IYEMPepaya bunting isinya setan. Dimakan dukun dari Sumedang. Perut aye bunting isinya intan. Ditimang sayang anak disayang.

ABUPohon pisang tidak berduri. Pagar disusun oleh rembulan. Mohon abang lahir si putri. Biar disayang setiap kenalan.Iyemku. Iyemku.

IYEMAbuku. Abuku (Keduanya Berpelukan) Kau masih cinta pada Iyem ?

ABUSelalu cinta. Selalu cinta.

IYEMKau masih sayang pada Iyem ?

13 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUSelalu sayang. Selalu sayang.

IYEMIyem minta anu.

ABUMinta apa, Yem ?

IYEMMinta anu.

ABUAnu apa ?

IYEMIyem ngidam.

ABUMinta rujak asam, Yem ?

IYEMBukan.

ABUApa Iyem ?

IYEMKerupuk.

ABUKerupuk udang, Yem ?

IYEMBukan.

ABUKerupuk terigu, Yem ?

IYEMBukan.

ABUKerupuk plastik, Iyem ?

IYEMBukan. Iyem, bilang !

14 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUIyem.

IYEMKepingin.

ABUKepingin.

IYEMKerupuk.

ABUKerupuk.

IYEMApa yo ?

ABUApa yo ?

IYEMApa ?

ABUApa ?

IYEMKerupuk.

ABUKerupuk.

IYEMKerbau !

ABUKerbau !

IYEMHoree !

ABUBerapa kilo, Iyem ?

IYEMSatu biji.

15 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABULainnya, Yem ?

IYEMAnu.

ABUAnu apa, Iyem ?

IYEMCium.

ABUBerapa kali, Iyem ?

IYEMSeribu kali (Mereka Berciuman)

ABUBau pete. Kau makan pete ?

IYEMtadi di rumah si Ipoh. (Mereka Pun Berciuman)

Delapan

YANG KELAM BERSAMA PASUKANNYA MEMUKUL LONCENG EMAS KERAS SEKALI. ARUS WAKTU DERAS MELANDA KEDUANYA. IYEM MELAHIRKAN DAN SETERUSNYA. ABU TERPUTAR DALAM RODA KERJA RUTINNYA.

MAJIKANAbu !

ABUYa, Tuan.

MAJIKANAbu !

ABUYa, Tuan.

MAJIKANAbu !

16 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUYa, Tuan.

SERIBU MAJIKAN MEMRINTAH ABU. MENJERAT LEHER ABU MENJERIT. SERIBU TANGAN MAJIKAN DI KEPALA ABU.

Sembilan

YANG KELAMIni adalah tahun 1941. Ini bukan tahun 1919. Dia dilahirkan di Salam, 6 km dari kota Solo. Dia dibesarkan di Semarang. Kemudian ia pindah ke Tegal. Kemudian ia pindah ke Cirebon. Kemudian ia pindah ke Jakarta. Kemudian ia akan mati pada tahun 1980.

IYEMTidak. Abu jangan hiraukan. Hidup saja hidup. Habis perkara. Terlalu banyak pertanyaan untuk terlalu sedikit waktu.

LAYAR

17 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BAGIAN KEDUA(BURUNG, DI MANAKAH UJUNG DUNIA ?)

Satu

ABUBurung, di manakah ujung dunia ?

BURUNGDi sana.

ABUKatak, di manakah ujung dunia ?

KATAKDi sana.

ABU Rumput, dia manakah ujung dunia ?

RUMPUTDi sana.

ABUEmbun, di manakah ujung dunia ?

EMBUNDi sana.

ABUAir, di manakah ujung dunia ?

AIRDi sana. (Semua Menertawakan Abu)

ABUBatu, di manakah ujung dunia ?

BATUDi sana. (Semua Menertawakan Abu)

ABUJangkerik, di manakah ujung dunia ?

JANGKERIKDi sana. (Semua Menertawakan Abu)

18 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUKambing, di manakah ujung dunia ?

KAMBINGDi sana.

ABUKambing, di manakah di sana ?

KAMBINGDi sana.

ABUPohon, di manakah di sana ?

POHONDi sana.

ABUKakek, di manakah di sana ?

KAKEKDi sini.

ABUDi mana ?

KAKEKDi sini.

ABUDi sini ?

Dua

KAKEKDi sana di sini sama saja. Semuanya tak berarti. Yang kau cari adalah agama. Tak ada obat yang paling mujarab selain agama.

ABUSaya tidak sakit.

KAKEKTak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain agama.

ABUSaya tidak cape.

19 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

KAKEKSegala teka-teki silang pasti tertebak oleh agama.

ABUSaya tak butuh semua itu. Saya butuh Cermin Tipu Daya.

KAKEKApa itu Cermin Tipu Daya ?

ABUCermin Tipu Daya adalah penangkis segala bala. Penyelamat segala Pangeran dalam dongeng purbakala.

KAKEKInilah dia. Cermin sejati. Bukan plastik. Terbuat dari air danau purbani. Lihatlah semua tampak jelas di sini. Lihatlah.

ABUWajah siapa itu ?

KAKEKWajahmu.

ABUWajah saya ?

KAKEKSiapa lagi ?

ABUbegini tua ?

KAKEKKau begitu jernih cahayanya.

ABUBegini tua. Lebih sengsara dari nyatanya. Begini miskin.

KAKEKDi sini, kau miskin dan kaya sekaligus.

ABUSaya tidak mengerti.

KAKEKTak lama lagi kau akan mengerti, kalau mau dengar apa yang saya baca.

ABU

20 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Kalau saya tetap tidak mengerti ?

KAKEKKau adalah insan yang malang.

ABUKalau begitu cobalah bacakan satu baris.

KAKEKDia Tuhan.

ABUTuhan.

KAKEKTuhan.

ABUTuhan.

KAKEKYang menciptakan kita.

ABUTuhan.

KAKEKYakinlah.

ABUKalau begitu Dia yang memulai segala ini ?

KAKEKJuga yang akan mengakhiri segalanya.

ABUMulai dan mengakhiri ?

KAKEKMembangun dan meruntuhkan sekaligus.

ABUSaya jadi bodoh.

KAKEKKau memang bodoh. Dan ketika kau dihidupkan ajal disisipkan dalam salah satu tulang igamu. Dialah-Tuhan.

21 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUTuhan.

KAKEKDialah-Tuhan. Yang telah menciptakan jagad raya dan seisinya. Maka bersyukurlah kau kepadaNya. Maka bersembahlah kau kepadaNya. Maka patuhlah kau kepada firman-firmanNya. Maka perbuatlah segala perintah-perintahNya. Maka jauhilah segala larangan-laranganNya. Barang siapa melanggra neraka hukumannya. Barang siapa petuh sorga upahnya.

ABUNeraka ?

KAKEKApi sengsara yang menjilat-jilat.

ABUSorga ?

KAKEKBahagia di atas bahagia.

ABUBarangkali itu ujung dunia ?

KAKEKMemang salah satu ujungnya. Di sana Sorga. Di situ Neraka.

ABUDi sana juga tinggal Nabi Sulaiman ?

KAKEKOya.

ABUKalau begitu ada juga Cermin Tipu Daya ?

KAKEKBarangkali. Saya tidak begitu pasti.

ABUDi jual ?

KAKEKKalau ada dengan cuma-cuma kua dapat memilikinya.

ABUKau pasti ?

22 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

KAKEKKalau ada.

ABUKau belum pernah kesana ?

KAKEKKe sana ke mana ?

ABUKe sorga.

KAKEKSiapa pun belum.

ABUBagaimana kau tahu Nabi Sulaiman ada di sana ?

KAKEKKau memang buta huruf. Dalam kitab agama lengkap segala tanda-tanda.

ABUKalau begitu tunjukilah saya cara menuju sorga.

KAKEKBersembahlah kau KepadaNya.

ABUBaik. Berapa lama saya mesti menyembah ?

KAKEKSampai kau mati.

ABUHa ?

KAKEKSampai kau mati. Atau dengan kalimat yang lebih baik ; sampai saat kau dilepaskan dari beban jasmani.

ABULalu kapan saya sempat mengecap sorga ?

KAKEKKetika kau mati.

ABU

23 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Ha ?

KAKEKBegitulah. Ketika kau mati kau akan sampai ke sana.

ABUHarus sampai ke batas mati untuk sampai ke sana ?

KAKEKHarus sampai ke batas mati untuk samapai ke sana.

ABUHarus tidak ada untuk ada ?

Tiga

LENGKING SULING TAJAM PANJANG.

IYEMAbu, di mana kau ? Abu ? Abu ? Abu ?

KEKAKSudah waktu sembahyang. Sampai cahaya menimpa dirimu. ( Kelompok Kakek Dalam Koor)

KOORInggih

KAKEKHai manusia.

KOORInggih.

KAKEKHai manusia.

KOORInggih

KAKEKTuhan Pencipta.

KOORInggih.

KAKEKTuhan pengasih.

24 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

KOORInggih.

KAKEKTuhan Penuntut.

KOORInggih.

KAKEKTurut perintahNya.

KOORInggih

KAKEKKetawalah

KOORInggih.

KAKEKMenagislah

KOORInggih.

KAKEKKetawalah dala menangis.

KOORInggih.

KAKEKMenangislah dalam ketawa

KOORInggih.

KAKEKApa yang kau cari dalam hidup ini.

KOORBahagia.

KAKEKApa yang kau cari dalam hidup ini.

25 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

KOORBahagia.

KAKEKApa yang kau cari dalam hidup ini.

KOORBahagia.

KAKEKApa yang kau cari dalam hatimu sendiri.

KOORBahagia.

KAKEKApa yang di rindu. Apa yang di mau. Apa yang dituju. Bahagia.

KOORLaras dan padu. Laras dan padu. Diri yang alit dan Diri yang maha. Laras dan padu, pasrah, sembah, pasrah sembah Bergayut diri padaNya.

KAKEKMengandung diri dalam keagunganNya. Bahagia kita dalam kebahagianNya. Hai manusia.

KOORInggih.

KAKEKHai manusia.

KOORInggih.

KAKEKMenyatulah dalam diriNya.

KOORInggih.

KAKEKPadulah dirimu dalam diriNya.

KOORInggih. (Kelompok Kakek Berlalu Dalam Koor)

26 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Empat

ABU TEPEKUR. HUTAN SUNYI DALAM BADAI

IYEMKau jangan diam saja kayak sandal dobol.

ABUAda apa ?

IYEMKau betul-betul sandal dobol. Hujan begini deras. Air sudah sampai ke lutut. Rumah ini seperti tak beratap. Ini bukan lagi bocor. Ya Tuhan. Dengan apa mesti kita hentikan hujan jahanam ini ? Terlalu banyak musuh kita. Di darat. Di udara. Tuhan. Tuhan.

ABU : ...

Iyem. Ya, Tuhan. Ya, Tuhan. Kau memang sandal dobol. Banjir. Banjir. Banjiiiir (Keluar)

Lima

ABU TEPEKUR

YANG KELAMIni adalah tahun 1960. ini bukan tahun 1919. Dia akan mati pada tahun 1980. Sudah waktunya kerut ditambah pada dahinya.

ABUTobat, apa yang telah kau lakukan ?

YANG KELAMMenyobek kalender.

ABUHilang lagi.

Enam

ABU TEPEKUR, EMAK MUNCUL

EMAKKau tidak boleh duduk tepekur dengan wajah kusut seperti itu. Nanti kau lekas tua. Coba lihat. Apa yang terjadi pada wajahmu ?

27 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUTiba-tiba matahari menyergap tadi dan memberi coreng pada wajah saya.

EMAKCoba kau tengadah. Nah, ia telah memberikan luka terlalu banyak pada dahimu. Ia telah melipatkan jumlah yang sebenarnya. Kau menangis. Anakku, kau tak boleh seperti itu.

ABUAku telah mencarinya tapi aku tak menemukannya.

EMAKApa yang telah kau lakukan ?

ABUAku telah berusaha mencari ujung dunia.

EMAKBuat apa ?

ABUAku perlu ke toko Nabi Sulaiman. Aku mau beli Cermin Tipu Daya.

EMAKKua pasti belum mendapatkannya.

ABUAku tidak mendapatkannya.

EMAKBelum.

ABUAku tidak mendapatkan apa-apa.

EMAKBelum. Ah, jangan suka beraduh kesah. Yang sangat kau perlukan sekarang adalah rekreasi banyak-banyak. Emak bawa oleh-oleh. (Tepuk)

Tujuh

ROMBONGAN LENONG

RAJA JINHahaha. Akulah raja jin. Jin Bagdad namaku. Aku telah curi Putri Cina paling ayu. Aku mau persunting dia jadi permaisuriku.

PUTRI CINA

28 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Akulah Putri Cina yang malang. Yang baru saja tidur bermimpi di atas ranjang. Mimpi bercumbu dengan seorang Pangeran dari Jepang. Begitu sedang meluap nafsuku dadanya yang lapang. Dan tangan Pangeran membelai rambutku yang panjang. Tiba-tiba si bandot Raja Jin dari Bagdad datang. Tak dinyana ia sekonyong bertengger di jendela, di atas permadani terbang. Aduh Tuhanku Yang Maha Kuasa, tolonglah hambamu yang maha malang. Dari cengkeraman dan ciuman Raja Jin yang berkumis panjang.

RAJA JINHe Putri Cina Ayu.

PUTRI CINATolong.

RAJA JINHe Putri Cina Ayu.

PUTRI CINATolong.

RAJA JINLihatlah bulan di atas sahara dan bintang bertebar bagai pijar bara. Lihatlah daunan kurma melambai tanpa suara. Dan wahai jernih airnya tenang tak bertara. Itulah semua lambang aku punya gairah asmara. Kuadukan kini dendam nafsuku tanpa pura-pura. Dihadapanmu he Putri Cina bak Si Gahara.

PUTRI CINATolong. Maling.

RAJA JINAkulah Gatotokoco gandrung.

PUTRI CINAMaling.

RAJA JINAkulah Romeo.

PUTRI CINAMaling.

RAJA JINAkulah Pronocitro.

PUTRI CINAMaling.

RAJA JIN

29 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Akulah Qais yang dahaga di atas sahara.

PUTRI CINATolong.

PANGERANTenang, tuan-tuan. Tenang ! Jangan tajut. Jangan cemas. Tuan-tuan Pangeran Rupawan telah berada dihadapan tuan-tuan. Inilah lakon secara bahagia akan diselesaikan dengan pertarungan seru dan penuh ketegangan. Antara Raja Jin Bagdad dan aku Sang Pangeran Tampan. Tenang tuan-tuan. Putri Cina Ayu akan kuselamatkan. He hidung belang. Jangan ganggu wanita itu.

RAJA JINHa, ini pula ikut campur nafsu orang. Minggir.

PANGERANMinggir.

RAJA JINMinggir atau kulempar ke laut Hindia. Atau kau ingin lumat karena kuludahi ? Haha.

PANGERANHa ha ha.

RAJA JINApa ketawa ? Moncong sekecil itu. Minggir.

PANGERANTidak kau lihat apa yang terselip pada pinggangku ? Sudah rabun matamu ?

RAJA JINBah ! Kupanggang kau ! Kusate kau ! Kurebus kau ! Kutumbuk kau !

PANGERANTidak kau lihat apa yang terselip pada pinggangku ? Sudah rabun matamu ?

RAJA JINBah ! Gua gampar lu ! Gua palu lu !

PANGERANTidak kau lihat apa yang terselip pada pinggangku ? Sudah rabun matamu ?

RAJA JINOh, oh, oh Cermin Tipu Daya. Cair aku. Cair aku oleh sinarnya. Tolong. Tolooong.

PUTRI CINA

30 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Terima kasih, Tuan, terima kasih. Pertolongan tuan menyelamatkan diriku sebagai perawan. Terima kasih tua, oh saya masih tetap bersih. Tuan, maukah tuan, e e, saya ingin jadi istri tuan.

PANGERANTentu. Tentu. Memang begitulah akhir lakon harus berlaku.

DUETSenantiasa bahagia berkat Cermin Tipu Daya. Sekali lagi jangan lupa berkat Cermin Tipu daya.

ABU BERSUIT KEMUDIAN BERTEPUK TANGAN DENGAN GEMBIRA

Delapan

EMAKSemangatmu kembali pulih.

ABUAku telah lahir kembali.

EMAKKau bahkan montok.

ABUAku kembali jadi bayi.

EMAKSegar.

ABUserasa pagi hari. Matahari. Angin pagi. Sisa embun. Udara yang bersih.

EMAKWajahmu merah karena darah yang padat gairah.

ABUAku sedikit pun tak goyah oleh pukulan-pukulan waktu.

EMAKKau tahu berkat apa ?

ABUBerkat Emak.

EMAKTidak begitu. Kau harus menyebutnya berkat harapan.

31 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

DUETYa berkat harapan. Sekali lagi berkat harapan. Hanya harapan. Peganglah selalu harapan. Obat mujarab bagi seluruh anggota keluarga. Sekali lagi jangan lupa : Harapan.

Sembilan

MAJIKANAbu ! Abu !

ABU (Diam)

MAJIKANAnjing !

ABU (Merangkak) Ya, Tuan.

MAJIKANAnjing !

ABUYa, Tuan.

MAJIKANAnjing !

ABUYa, Tuan.

MAJIKANAnjing !

ABUYa, Tuan. (Merangkak)

MAJIKANIni pesangonmu ! Keluar ! Hancur perusahaan !

Sepuluh

IYEM MENANGIS MENUBRUK ABU

IYEMBeras kita habis. Mamat dikeluarkan dari sekolahnya. Si Siti ternyata bunting. Lotre kita tidak kena lagi.

32 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Sebelas

YANG KELAMSatu-satunya kesalahannya adalah kelahirannya dan ia bernama manusia. Sekiranya Adam yang satu ini tidak memiliki apa yang di sebut impian, niscaya ia dapat merasa aman. Ia tak akan tahu apa-apa, tak akan pernah mengalami apa-apa, bahkan apa yang disebut mati. Tetapi semuanya seperti tinta yang terlanjur tumpah, dan lagi buah Kuldi itu pun Ia sajikan di hadapannya.

LAYAR

33 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BAGIAN KETIGA

MATAHARI MELESAT, BULAN BERPUSING-PUSING

Satu

GEMURUH MESIN. SEBUAH KANTOR. PEKERJA-PEKERJA

MAJIKAN IIJadi kau adalah ..-

ABUYa, Tuan.

MAJIKAN IIKau jangan lupa. Kau adalah ..-

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN IIApa pun yang terjadi kau adalah ..-

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN IISiapa namamu ?

ABUAbu, Tuan.

MAJIKAN IIBukan. Kau adalah ..-

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN IIHafalkan itu.

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN IIBagaimana ?

34 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABU..-

MAJIKAN Bagus. Berapa jumlahnya ?

ABUDua pendek satu panjang.

MAJIKAN IIBagus. Berapa ?

ABUDua pendek satu panjang.

MAJIKAN IIBagus. Siapa namamu sebenarnya ?

ABU..-

MAJIKAN IISiapa ?

ABUDua pendek satu panjang.

MAJIKAN Bagus (Menekan Bel ) Nama siapa ini ?

ABUBukan nama saya.

MAJIKAN II (Menekan Bel) Ini siapa ?

ABUOrang lain.

MAJIKAN II (Menekan Bel) Ini ?

ABU (Ketawa)

MAJIKAN IISiapa ?

ABU

35 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Saya, Tuan.

MAJIKAN IIKenapa ketawa ?

ABUGampang.

MAJIKAN II (Menekan Bel)

ABUSaya, Tuan

MAJIKAN II (Menekan Bel)

ABUBukan saya, Tuan.

MAJIKAN IISiapa ?

ABUTak peduli saya.

MAJIKAN IIKau memang sekrup yang baik. (Ngebel)

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN II (Menekan Bel)

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN II (Menekan Bel)

ABUSaya, Tuan.

MAJIKAN IICukup. Besok kau mulai bekerja.

ABUSaya, Tuan.

36 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Dua

ABU KETAWA. KELOMPOK KAKEK LEWAT. YANG KELAM LEWAT. ABU MEMANGGIL BEL.

BELBagaimana ? Senang ?

ABULuar biasa. Banyak kau bantu saya.

BELTitik titik setrip

ABUAda apa ?

BELTidak apa-apa. Saya hanya ingin memanggil namamu.

ABUSenang saya.

BELTet tet teeeeet.

ABUSangat merdu suaramu.

BELTet tet teeeeet.

ABUSaya yakin saya akan tetap gesit bekerja sampai umur saya 60 tahun. Selama kau tetap ada maksud saya.

BELTentu. Saya akan tetap setia membantumu.

ABUSejak sekarang saya akan bergantung kepadamu.

BELTentu.

ABUSuaramu jelas lebih lantang daripada jerit Pak Direktur.

37 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BELO ya.

ABUDulu waktu saya masih bekerja di percetakan betul-betul sial saya. Hampir setiap jam saya kena marah.

BELKenapa begitu ?

ABUTuan saya dulu mempunyai mulut yang lebar tapi suaranya seperti cicit tikus. Setiap dia memanggil saya selalu seperti tersumbat lehernya. Tentunya saja saya sangat kerap tidak mendengar panggilannya dan akibatnya dia marah-marah. Padahal kalau dia tahu diri, satu-satunya yang patut dimarahi adalah lehernya.

BELLucu juga.

ABUTapi menyakitkan. Bel.

BEL Hm ?

ABUSaya senang sama kamu.

BELSaya harap begitu.

ABUKehadiranmu sungguh-sungguh membantu pekerjaan saya. Kau telah membuat saya menjadi seorang yang gesit. Bel.

BELHm ?

ABUSaya senang sama kamu.

BELTet tet teeeeet.

ABUAda apa ?

38 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BELSaya senang sama kamu.

Tiga

KELOMPOK KAKEK LEWAT. YANG KELAM LEWAT. GEMURUH MESIN ROBOT ABU. BUNYI BEL.

ABUSaya, Tuan.

BUNYI BEL

ABUSaya, Tuan.

BUNYI BEL

ABUSaya, Tuan.

BUNYI BEL DAN ABU MENARI

Empat

IYEMKita bunuh saja (Abu Meludah) Kita bunuh saja (Abu Meludah) Kita bunuh saja.

ABUSiapa ?

IYEMEntah (Iyem Meludah)

ABUSaya ? (Iyem Meludah) Kau. Kita bunuh saja.

IYEMOrok kita saja.

ABUKita harus tahan. Setidaknya satu hari lagi anggap saja puasa.

IYEMIni hari kelima. Lapar. Lapar. Lapar. Lapar.

ABU

39 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Jangan hitung.

IYEMKita bunuh saja.

ABUKelinci yang malang.

IYEMKita bunuh saja.

ABUMatanya.

IYEMJangan tatap. Kita bunuh saja. Kita bunuh saja.

ABUOrok itu akan mati juga.

IYEMTapi secara perlahan.

ABUAnakku yang malang, semoga kau yang terakhir.

IYEMTapi dia lahir juga.

ABUBenih kita menetas.

IYEMTapi susuku kering.

ABUSekarang perlahan.

IYEMJangan bantal itu.

ABUKapuknya berceceran.

IYEMDengan telapak tangan kita.

ABU

40 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Jangan tekan.

IYEMAku usap.

ABUAku saja.

IYEMAku akan mencium mulutnya.

ABUKita hisap nafasnya.

IYEMHangatnya.

ABUTutup matanya.

IYEMPerlahan.

ABUCapung itu menggelepar.

IYEMPatah sayap-sayapnya.

ABUPerlahan.

IYEMTak henti-henti.

ABUKita hisap nafasnya.

IYEMHangatnya.

DUET Kita rampok nafasnya. Kira rampok udaranya. Kita rampok waktunya. Kita rampok hari-harinya. Kita rampok harapannya.

ABUKau jangan menangis.

41 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

IYEMHangatnya.

ABUOrok itu pun tidak menangis.

IYEMKita harus berterimakasih kepadanya.

ABUMaka anak itu tidak akan pernah kecapean.

IYEMKau jangan menangis. (Menangis Sangat)

ABUKau jangan menangis. (Menangis Sangat)

DUETBeratus-ratus orok kita rampok nafasnya. Yang tinggal sesal dan kesunyian.

Lima

GEMURUH MESIN. ROBOT-ROBOT (ABU-ABU), BEL-BEL BUNYI BEL

KOOR ( Robot-Robot ). Saya, Tuan. (Bunyi Bel) . Saya, Tuan. (Bunyi Bel) . Saya, Tuan. (Bunyi Bel) . Saya, Tuan. (Bunyi Bel) . Saya, Tuan. (Bunyi Bel) . Saya, Tuan.

BUNYI KENTUT

KOORSaya, Tuan.

BUNYI BEL

KOORInggih . (Bunyi Bel) Inggih. (Bunyi Bel) Inggih. (Bunyi Kentut) Inggih. (Kentut) Inggih. (Bel)

KOOR

42 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

(Capek) Inggih. (Bel) (Sangat Capek) Inggih. (Bunyi Bel) (Sakit) Inggih (Bel) (Sangat Sakit) Inggih (Bel) (Sangat Sakit) Inggih ( Bel) (Sangat Sakit) Inggih (Bel) (Tak Bertenaga) Inggih.

TEROR BERJUTA BEL. ROBOT-ROBOT DITEROR. BEL. RPBPT. REBAH. BEL. ROBOT DUDUK. BEL. ROBOT BERDIRI DST..

Enam

BULANYa Abu, hanya sahwatlah hiburan sejati.

KEDUANYA BERPANDANGAN. KEDUANYA NAIK SAHWAT.

ABUIyem.

IYEMAbu.

ABUIyem.

IYEMAbu.

SUARA NAFAS BERDESA. SUARA DUA EKOR ANJING. SERIBU MENGELILINGI MEREKA.

SERIBU BULANMenyatu dalam nafas rembulan. Mengisap nafas harum rembulan. Goyang-goyangkan buah rembulan. (Keduanya Merangkak Mundur) Goyang-goyangkan buah rembulan. Pejam-pejamkan mata rembulan. Cecer-cecerkan peluh rembulan.

BULANAwan sepotong dalam kelabu. Membalut tubuh Adam dan Hawa. Tandas-tandaskan sampai pun tua. Sebelum musnah dirampok waktu.

SERIBU BULANGoyang-goyangkan buah rembulan. Pejam-pejamkan mata rembulan. Cecer-cecerkan peluh rembulan.

43 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

SUARA NAFAS BERDESA. SUARA DUA EKOR ANJING.

Tujuh

YANG KELAM DENGAN PASUKANNYA DATANG. KAMAR BEDAH.

YANG KELAMSalibkan ! (abu disalib) Salibkan (iyem pun )

ABUAkan di apakan saya ?

IYEMAkan di apakan saya ?

YANG KELAMKalian selalu terlambat mengetahui. Ini adalah tahun 1974 dan bukan tahun 1919. Ini adalah saat kalian mengalami keajaiban dunia. Kalian akan menyaksikan karya besar dari Seniman besar (pada pasukannya) Yang perempuan dulu. Kurangi rambutnya. (iyem dicabuti rambutnya. Iyem berontak)

ABUKau apakan istri saya ? Kau gila !

IYEMLuar biasa sakitnya. Kau jangan diam saja. Sakitnya.

YANG KELAMBerhenti dulu. ( Pada iyem) Apa yang kau rasakan ?

IYEMSaya merasa sedang dijerumuskan ke dalam sebuah jurang. Sangat gelap. Sangat dalam. Sedemikian mengawang tubuh saya meluncur. Serasa tubuh saya terbuat dari bulu jambu

YANG KELAMApalagi ?

IYEMMatahari melesat. Bulan berpusing-pusing.

YANG KELAMKerjakan keduanya. Mulai mulai dari tulang-tulang sendinya (abu dan iyem dipukuli. Mereka berontak) garap rambutnya. Kurang. Sekarang dahinya. Lengkap wajahnya. Gorok sedikit lehernya. Jangan lupa giginya ! Sekarang matanya

44 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Delapan

IYEMKita terlalu amat lelah.

ABUBukan main. Langit seolah menekan pundak.

IYEMTiga orang mayat anak kita.

ABUSeorang lagi mayat cucu kita.

IYEMKita terlalu amat lelah.

ABUBukan main, siapa pula menusuk-nusuk ini lutut, pinggang seperti digerogoti semut. Jam berapa sekarang ? (serentak lonceng, bel berbunyi. Mereka berpacu dengan sang waktu). Kalau begitu kita harus bergegas. Segera.

IYEMKe mana ?

ABUIkut saja. Pasti gembira.

IYEMJauhnya. Kemana ?

ABUIkut saja.

IYEMSaya ingin tahu kemana ?

ABUKe ujung dunia.

IYEMBuat apa ?

ABUMenjumpai Nabi Sulaiman.

IYEM

45 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Apa perlunya ?

ABUMembeli sesuatu.

IYEMApa ?

ABUCermin Tipu Daya.

IYEMApa itu ?

ABU Penangkis segala bala. Pembalas dendam.

IYEMKepada siapa ?

ABUEntah. Setidak-tidaknya pada Sang Waktu.

Sembilan

YANG KELAMTangkap. Bawa ke kantor.

MAJIKAN..-

ABUSaya, Tuan.

MAJIKANBersama ini kami semua menyatakan penghargaan atas jasa anda yang telah dengan setia bekerja disisni. Bersama ini kami menyatakan rasa terima kasih kami atas bantuan anda selama bekerja disini. Bersama ini kami menyatakan bahwa anda telah mendapat hak pensiun.

Sepuluh

EMAKBulan.

BULANIya Mak.

46 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

EMAKYang Kelam.

YANG KELAMSaya, Mak.

EMAKPekerjaan kita hampir selesai.

YANG KELAMSepuluh putaran lagi, Mak.

LAYAR

47 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BAGIAN KEEMPAT

ABU DAN IYEM KEHUJANAN

Satu

ABUDerasnya air hujan.

IYEMAnginnya, anginnya.

ABUDerasnya hujan.

IYEMAnginnya, anginnya.

ABUSebagian bernama rahmat.

IYEMSebagian lagi sudah laknat.

ABUSemua pintu tertutup.

IYEMMata itu melotot memenuhi jendela.

ABUTapi kita harus terus melangkah.

IYEMKemana ?

ABUKe ujung dunia.

IYEMMasih jauh ?

ABUMasih ada waktu.

IYEM

48 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Sampai dimana kita ?

ABUSampai di sini.

IYEMLetihnya. Letihnya.

ABUTapi kita tak bisa pulang.

IYEMKamu yang salah

ABUYang punya rumah yang salah.

IYEMTidak. Surat perjanjian sewa rumah yang salah.

ABUKita tak akan pernah pulang.

IYEMAnak-anak pun sudah lenyap entah kemana.

ABUSebagian di kubur, sebagian kabur.

IYEMKita berteduh.

ABUDi mana ?

IYEMTak penting di mana.

ABUSeluruh teras toko sudah penuh dengan gelandangan, bekas tetangga kita juga.

IYEMItu ada teras restoran cina.

ABULumayan.

IYEM

49 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Babi haram.

ABUDulu.

IYEMSekarang ?

ABUHalal. Pohon kita makan.

IYEMTanah kita makan.

ABUBesi kita makan.

IYEMKehormatan kita makan.

ABUKata kita makan.

IYEMKalau babi pun musnah kita makan lengan sendiri, ya ?

ABUSetuju.

IYEMJari-jari sendiri kita sate.

ABUKuping sendiri kita goreng.

IYEMJempol kita rebus.

ABUSetuju.

IYEMSetuju.

ABUKenapa senyum ?

IYEM

50 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Nggak. Kenapa ketawa ?

ABULucu.

IYEMKenapa ?

ABUDulu kamu tidak percaya Cermin Tipu Daya.

IYEMDulu tidak ada waktu. Anak-anak selalu bengal. Sekarang aku sudah tua. Sudah waktunya mencoba percaya.

ABUTu dia.

IYEMApa ?

ABUPelabuhan. Aku tidak mau ke sana. Aku tidak mau ke sana. Aku cape, aku cape. Lalu bagaimana.

IYEMMari kita bunuh diri saja.

ABUAku tidak berani.

IYEMKalau begitu kita disini saja menadahkan tangan, mengemis meminta-minta.

ABUTidak. Kita harus melangkah terus. Harus semakin yakin kita. Kita akan mendapatkannya, tak peduli apa. Kita lebih dulu harus sampai di ujung dunia.

IYEMAku cape, aku cape.

ABUSurya di atas kepala.

IYEMSengatnya, sengatnya.

ABU

51 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Pelu langit betapa asemnya.

IYEMKe mana kita ?

ABUTanya lagi. Ke toko Nabi Sulaiman.

IYEMLebih baik kita hentikan saja permainan ini. Ini permainan anak-anak muda. Tubuh kita terlalu lembek dan tak akan bisa tahan terhadap sengatan sang surya. Kita berhenti di sini saja. Kita mengemis saja. Kita akan dapat makan juga.

YANG KELAM MUNCUL LALU MENEMPELENG IYEM. BEBERAPA GELANDANGAN MENGELILINGI MEREKA. ABU DAN IYEM DIGARI MEREKA DISERET. SUNYI. YANG KELAM MEMBACA PIAGAM TANPA SUARA. ORKES TANPA SUARA. TEPUK TANGAN TANPA SUARA.

LAYAR

52 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

BAGIAN KELIMA

(Pintu)

Satu

GELANDANGAN UMUMNYA CACAT BADAN. SEMUA MENYUARAKAN NAFAS MEREKA. MEREKA LAPAR. SANGAT LAPAR. MEREKA HAUS. SANGAT HAUS. SANGAT CAPE.

AMari kita mengheningkan cipta bagi arwah-arwah pahlawan kita yang telah gugur di medan juang. Mengheningkan cipta mulai. (Musik) Mengheningkan cipta selesai. Terima kasih.

MEREKA MENYUARAKAN NAFAS. LAPAR. HAUS. CAPE SEKALI.

BMari kita bertempur.

SEMUAMari.

BKita bertempur mati-matian.

SEMUASetuju.

BKita musnahkan musush kita.

SEMUASetuju.

BKita gigit tengkuknya.

SEMUASetuju.

BMajuuuuu !

SEMUA

53 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

Majuuuuu !

BGempuuuuur !

SEMUAGempuuuuur !

BSerbuuuuu !

SEMUASipa musuh kita ?

BSiapa, ya ? (semua ketawa) Mana kambingnya ?

SEMUAYang hitam warnanya ?

BSiapa ?

SEMUAMalam turun.

BKita pun berlindung.

SEMUASiang tiba.

BTerserak kita.

Dua

YANG KELAM KONTROL. GELANDANGAN MENJERIT. YANG KELAM HILANG. SEMUA MENYANYI BERULANG-ULANG

SEMUATawur ji tawur. Selamat dawa umur.

Tiga

GHoree ! Horee ! (Nyanyi Henti) Saya pura-pura nemu dompet.

54 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

SEMUAPura-pura nemu dompet.

GTebal sekali.

SEMUAApa isinya ?

..Kartu penduduk.

SEMUASiapa punya ?

..Tidak bernama. E, ada tulisannya. Alias Subroto.

SEMUAApa lagi isinya ?

..Banyak. Surat-surat. Surat-surat.

SEMUA( Marah) Apa lagi isinya ?

..O iya. Uang.

SEMUABegitu dong. Berapa ?

..Seperak.

SEMUA(Marah) Berapa ?

..O iya, sejuta.

SEMUABegitu, dong.

.. Tapi saya punya.

55 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

SEMUA (marah) Apa ?

..Saya punya.

SEMUA (marah) Bilang lagi !

..Bukan kalian punya.

SEMUAApa ? Perampok !

Empat

ABUIyem. Iyem (kelompok kakek lewat dengan koor. iyem ikut dibelakangnya) Sendiri. Persetan ! Itu pasti pintu gua itu.

Lima

GELANDANGAN MUNCUL. MEREKA BARU SAJA MAKAN DAGING ENTAH. MEREKA MEROKOK PENUH ASAP.

..Serang !

SEMUAMaju !

..Gempur !

..Jangan beri ampun !

..Siapa musush kita ?

SEMUABrengsek ! (tertawa)

Enam

56 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUSiapa kamu ? (H Menggelengkan Kepala) Bisu ? (H Menggelengkan Kepala) Lalu siapa kamu ? (H Menggelengkan Kepala) Siapa kamu ?

SEMUAAbu.

ABUSedang apa kalian ?

SEMUAMencari kambing hitam.

ABUPersetan buat apa ? Setelah kalian temukan pangkal kemelaratan kalian, lalu kalian cincang-cincang, setelah puas kalian muntahkan, dendam purba itu, apa yang kalian dapatkan ? Bahkan kalian habiskan tenaga sia-sia. Persoalannya sangat menyakitkan sekali ; kenapa kalian terlempar kesini ? Barangkali sunyi yang mendorong Ia menciptakan kita.

SEMUAKenapa ?

ABUKita dikutuk !

SEMUAKenapa ?

ABUSunyi biang keladinya.

SEMUAKenapa ?

ABUTak ada waktu untuk Kenapa. Lebih baik kalian ikut saja. Kita pergi menuju kaki langit.

SEMUAKemana ?

ABUKe ujung dunia.

SEMUAKe mana ?

57 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUKe toko Nabi Sulaiman.

SEMUABuat apa ?

ABUUntuk membebaskan kita dari kutuk ini.

SEMUABahagia.

ABUYa itu nama khasiatnya.

SEMUASetuju.

ABUKita berangkat sekarang. Kita seberangi samudera itu. Sudah kulihat pintu gua itu.

SEMUAKami setuju.

ABUKita masuki gua itu. Kita pungut pusaka itu.

SEMUAYa.

ABUKita berangkat.

SEMUAKita berangkat.

ABUPintu gua.

SEMUAYa.

ABUAda pintu yang lain.

SEMUAYa.

58 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUKita masuki.

SEMUAYa.

ABUAda pintu yang lain.

SEMUAYa.

ABUKita masuki.

SEMUAYa.

ABUAda pintu yang lain.

SEMUAYa.

ABUKita masuki.

SEMUAYa.

ABUAda pintu yang lain.

SEMUAYa.

ABUKita masuki.

SEMUAYa. (SUNYI)

ABUItu dia.

SEMUAPintu.

59 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUItu dia.

SEMUAPintu.

ABUItu dia.

SEMUAPintu.

ABUItu dia.

SEMUAPintu.

ABUItu dia.

SEMUAPintu.

ABUItu dia.

SEMUASemuanya pintu.

ABUSemuanya cahaya.

SEMUASemuanya pintu.

ABUCermin Tipu Daya.

SEMUAPintu. Pintu. Pintu.

ABUCahaya.

SEMUAPintu.

60 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer

ABUMak !

SEMUAMak !

ABUMak !

SEMUAMak !

ABUEmak datang ! Emak datang !

SEMUAEmak datang ! Emak datang !

Tujuh

BERSAMA ABU MEREKA GEMBIRA.SEMUANYA BERPESTA. EMAK, YANG KELAM, DAN BULAN MUNCUL. ABU MENGUCAPKAN PIDATO. SEBELUMNYA IA MENDAPATKAN MAHKOTA DARI EMAK.

Yang Kelam (setelah menyerahkan cermin tipu daya) Ini adalah tahun 1980, dan bukan tahun 1919 sudah waktunya kau mati.

SEMUA BERTEPUK TANGAN. MUNCUL BEL DENGAN GOLOKNYA. EMAK MENMBAKKAN PISTOLNYA KE ARAH ABU DAN MENYERETNYA. HIRUK RIUH SEMUANYA BERTEPUK TANGAN MENGIKUTI ABU YANG DISERET.

Delapan

HAMPIR BERSAMAAN KELOMPOK KAKEK DAN JENAZAH ABU LEWAT. IYEM DI BELAKANG. SEMUANYA LARUT DALAM KOOR. CAHAYA MENYUSUT. SANDIWARA BERAKHIR DENGAN AWAL ADEGAN PERTAMA.

TAMAT

61 | Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer