urgensi keteladanan dalam peningkatan kualitas guru
DESCRIPTION
keguruanTRANSCRIPT
Urgensi Keteladanan dalam Peningkatan Kualitas Guru
Oleh : Dra.Hj.Tatta Herawati Daulae.M.A
A. Pendahuluan
Dalam Islam, Guru merupakan profesi yang amat mulia. Bukan hanya sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus adalah pendidik dan pelatih. Karena itu pada diri
seseorang guru bukan hanya terpenuhi kualifikasi keilmuan dan akademik saja, tetapi
harus terpuji akhlaknya.
Tugas guru sangat banyak, baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di
sekolah, seperti mengajar dan membimbing para muridnya. Tugas guru sebagai pendidik
merupakan tugas mewariskan ilmu pengetahuan kepada para muridnya. Guru wajib
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan amalannya dalam rangka membina
dan membimbing muridnya. Untuk mencapai kualitas dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tersebut, salah satu alat yang efektif bagi guru adalah keteladanan.
B. Keteladanan Guru
Keteladanan kata dasarnya “teladan” yaitu “Perbuatan yang patut ditiru dan
dicontoh”. Dalam Al-Qur’an keteladanan diungkapkan dengan kata “Uswah”. Kata
uswah terbentuk dari huruf Hamzah, as-sin dan al-wau, secara etimologi setiap kata
bahasa arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut memiliki persamaan arti yaitu
pengobatan dan perbaikan. Kata uswah ini terulang sebanyak tiga kali dalam dua surat
yaitu surat Al-Ahzab ayat 21 dan surat Al-Mumtahanah ayat 4 dan 6.
C. Kualitas Guru
Bila ditinjau dari sisi perkembangan citra guru masa lalu dan masa kini, sedikit
banyaknya telah mengalami pergeseran nilai. Pergeseran itu salah satunya terletak pada
suri tauladan yang harus ada pada setiap pribadi guru. Bila dulu guru, berarti orang yang
berilmu yang arif dan bijaksana, kini guru dilihat tidak lebih sebagai fungsionaris
pendidikan yang bertugas mengajar atas dasar kualifikasi pendidikan dan akademis
tertentu. Maka faktor terpenting dalam profesi keguruan dewasa ini adalah kualifikasi
keilmuan dan akademis tersebut. Faktor-faktor lain seperti kearifan, keimanan, ibadah,
kebijaksanaan dan tingkah laku moral kadangkala diabaikan. Sebaliknya dalam konsep
klasik, faktor moral berada di urutan teratas dari kualifikasi keguruan, sedangkan faktor
kompetensi keilmuan dan akademis berada di bawah kualifikasi moral.
Dalam Islam, guru merupakan profesi yang amat mulia. Dia bukan hanya sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus adalah pendidik, oleh karena itu pada diri seorang guru
bukan hanya terpenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi juga harus
terpenuhi akhlaknya. Dari hal inilah diharapkan anak didik bukan hanya menguasai Ilmu
Pengetahuan tetapi juga menerapkan sifat yang terpuji pada tingkah lakunya.
Keteladanan sangat besar urgensinya dalam peningkatan kualitas guru,
antara lain :
1. Akan menimbulkan simpatik murid dan rasa hormat.
Keteladanan merupakan faktor yang terpenting dalam peningkatan
kualitas guru, tanpa adanya keteladanan guru tidak akan berhasil, Abdullah
Nasih Ulwan menjelaskan bahwa guru adalah gambaran yang akan menjadi
contoh terbaik dalam pandangan peserta didik yang pasti akan ditirunya dalam
tindak tanduknya, tata santunnya, disadari atau tidak, bahkan terpatri dalam
jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan material dan
spiritual, diketahui atau tidak.
Keteladanan merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam
pengajaran, sehubungan dengan ini, guru harus memanfaatkan peluang, baik
dengan penampilan pribadinya maupun dengan mengkondisikan lingkungan
sekitarnya. Bila murid sering melihat gurunya saling menolong dan bergaul
dengan baik, maka murid-murid dengan mudah berperilaku seperti itu pula.
Ucapan yang sering di dengar sangat mudah ditirunya, setelah sering meniru,
apa yang ditirukan akan menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Dengan
demikian guru yang memiliki keteladanan, akan menimbulkan simpatik murid
dan rasa hormat kepadanya.
2. Materi yang disampaikan mudah diserap murid dan dapat membentuk
pribadinya.
Besarnya urgensi keteladanan dalam peningkatan kualitas guru dapat
dibuktikan dalam penyampaian materi bahwa materi disampaikan guru lebih
mudah diserap murid-muridnya, tetapi tanpa keteladanan guru tidak dapat
mencapai hasil yang optimal ia akan mengalami tantangan dalam tugasnya. Hal
ini diungkapkan Abdurrahman Annahlawi teladan yang dilihatnya langsung
dari setiap guru yang mendidiknya, akan merasa pasti dengan apa yang
dipelajarinya. Sejalan dengan ini dia sebutkan lagi bahwa keteladanan akan
memantulkan rasa senang mereka (murid) akan pelajaran yang diberikannya.
Berapa banyak murid-murid benci terhadap suatu bidang studi Ilmu
pengetahuan atau suatu mata pelajaran yang disebabkan oleh kelakuan tabiat
seorang guru yang kasar atau tingkah laku yang kejam, demikian juga
sebaliknya, berapa banyak murid yang suka kepada suatu ilmu pengetahuan
dan sangat tertarik mengikutinya karena baiknya pergaulan gurunya, penuh
kasih sayang dan dianggap sebagai panutannya yang sangat baik. Sejalan
dengan hal tersebut dijelaskan oleh Fuad, bahwa keteladanan akan
menghasilkan ilmu yang dipejari dari guru dapat melekat erat dalam diri anak
murid-murid.
Nasih Ulwan mengatakan : bahwa pendidik barang kali akan merasa
mudah mengkomunikasi pesannya secara lisan, namun anak akan merasa
kesulitan dalam memahami pesan itu apabila ia melihat pendidikannya tidak
memberi contoh tentang pesan yang disampaikannya.
Guru yang mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam sangat besar
tantangannya, tantangan itu datang secara terpadu baik bersifat internal (murid)
maupun eksternal. Kenyataan tersebut akan dapat dihalau secara baik dan
tuntas, manakala pendidik agama Islam selalu hadir dalam sikap, perbuatan
serta tingkah laku yang selalu serasi, selaras, dan seimbang dalam penerapan
teori sekaligus praktek pada kondisi kehidupannya.
Ulwan menjelaskan lagi bahwa keteladanan itu adalah metode influitif
yang paling meyakinkan membantu moral, spiritual dan social anak. Yunus
Namsa mengemukakan bahwa, dampak besar dari keteladanan yang dimiliki
pendidik akan mampu membentuk kepribadian peserta didik.
3. Menyelamatkan Guru dari Kemurkaan Allah SWT.
Disisi lain, terdapatnya nilai-nilai positif dari keteladanan yaitu
menyelamatkan seseorang dari kemurkaan Allah SWT.
Dalam al-qur’an surah Ash-Shaf ayat 2 disebutkan teguran Allah
terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan tetapi tidak mengamalkannya.
“Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang
tidak kamu perbuat, amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu
mengatakan yang tidak kamu kerjakan.”(Q.S.Ash-Shaf :2)
Untuk menghindari kemurkaan Allah, maka pendidik tidak cukup hanya
memberikan prinsip saja, karena lebih penting bagi peserta didik adalah figure
yang memberikan prinsip tersebut. Sehingga sebanyak apapun prinsip yang
diberikan, tanpa disertai contoh teladan, ia hanya menjadi kumpulan resep yang
tak bermakna.
Sungguh tercela seorang guru, yang mengajarkan suatu kebaikan pada
siswanya, sedangkan ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Seorang guru hendaknya tidak hanya mampu memberikan teori kepada
siswa, tetapi harus mampu menjadi panutan bagi siswanya. Al-ghazali berkata :
Seorang guru harus mengamalkan ilmu, tidak boleh mengatakan sesuatu yang
bertentangan dengan tindakannya, karena ilmunya dan amal didapat dengan
indera, sedangkan pemilik indera sangatlah banyak.
4. Memperoleh Wibawa dan Derajat dalam Kehidupannya.
Dengan keteladanan, dapat pula menumbuhkan wibawa pada pribadi
guru. Karena itu keteladanan sangat penting dimiliki oleh guru, sebab akan
meningkatkan citra dirinya, jika citra diri naik, maka akan naik pula
kewibawaan guru tersebut, tentu dasarnya adalah ilmu pengetahuan dan moral
yang dimilikinya. Keteladanan yang dimilikinya akan turut menentukan apakah
para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya. “Guru
sebagai teladan harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat
dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya
guru harus selalu berusaha dan memiliki dan melakukan perbuatan yang
positif agar dapat mengangkat citra baik dan kewibawaannya.”(Qomari
Anwar). Misalnya jujur dalm perkataan dan perbuatan, tidak munafik sekali
saja guru didapati berbohong, niscaya hal itu akan menghancurkan nama baik
dan kewibawaan sang guru, yang pada gilirannya akan berakibat fatal dalam
melanjutkan tugasnya.
Begitu juga seorang guru yang sombong tidak akan memperoleh
wibawa bahkan akan menimbulkan problem dalam tugasnya. Syed Sajjah
Husain mengatakan : Pengajar atau guru adalah teladan yang harus ditiru,
teladan tertinggi adalah Nabi Muhammad SAW, semua pengajar harus
mengikutinya, dan mengatur kehidupan mereka, menurut polanya.
5. Menjadi Pribadi yang Dapat Dipercaya
Islam telah menjadikan pribadi Rasul sebagai suri tauladan yang terus
menerus bagi seluruh pendidik, dengan meneladani Rasulullah SAW, guru
akan memiliki sifat-sifat yang baik, misalnya : guru yang jujur, akan
menimbulkan rasa percaya bagi murid-muridnya, kejujuran adalah mahkota
seorang guru, jika tidak ada kejujuran padanya, maka tidak ada pula
kepercayaan manusia terhadap ilmu yang ia miliki serta apa-apa yang ada pada
dirinya. Murid wajar menerima apa saja yang diucapkan gurunya, maka bisa
jadi kepercayaan murid langsung tidak percaya lagi, atau bisa jadi kebohongan
itu dapat menjatuhkan prestasi seorang guru dimata anak muridnya. Guru yang
dapat dipercaya merupakan suatu kesuksesan baginya, baik di dunia maupun di
akhirat.(Fuad bin Abdullah).
Kesuksesan Nabi Muhammad, bahwa beliau adalah seorang yang jujur
dan dapat dipercaya, beliau tidak pernah sekalipun berbohong terhadap orang-
orang kafir mekkah. Hal ini diakui para pemimpin quraiys, bahwa kejujuran
Rasulullah telah membawa dampak besar bagi banyak ummat untuk masuk
agama Allah. Permasalahan yang dihadapi murid sangat banyak, tentu ia akan
mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaannya, maka hal itu membawa
dampak positif bagi guru.
6. Memudahkan Keberhasilan Tugas
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan murid yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pencapaian tujuan guru memiliki
banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun luar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Menurut Uzer Usman tugas guru ada tiga jenis yaitu tugas dalam
bidang profesi (yakni mendidik, mengajar, melatih), tugas kemanusiaan(yakni
menjadi orang tua kedua, transformasi diri dan autoidnetifikasi) dan tugas
kemasyarakatan (yakni mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi
masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila
dan mencerdaskan Bangsa Indonesia).
Melaksanakan tugas diatas merupakan tugas yang berat, apabila tidak
ada keahlian, keterampilan dan nilai-nilai moral yang dimiliki. Maka untuk
memudahkan dalam mencapai keberhasilan tugas tersebut salah satu
membutuhkan keteladanan, karena dengan keteladanan memudahkan bagi
murid menyerap nilai-nilai baik dari gurunya dan akn meningkatkan martabat
guru. Sebagaimana ungkapan E. Mulyasa, bahwa guru yang berakhlak mulia,
makin efektif menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan
peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan
diri.
7. Menumbuhkan Etos Kerja yang Tinggi
Rasulullah SAW menganjurkan pentingnya etos kerja. Bagi seorang
muslim etos kerja harus berisi dan mengandung jihad, agar nilai pekerjaannya
punya makna. Etos kerja itu harus dengan dasar niat yang ikhlas karena Allah
agar mendapat keberkahan dan bernilai ibadah.
Kerja adalah amanah Allah, supaya tumbuh prinsip tersebut tentu
dengan memiliki sifat yang baik pada diri guru. Dengan demikian keteladanan
dapat menumbuhkan etos kerja yang tinggi, karena seorang yang memiliki
keteladanan yang baik, akan selalu menumbuhkan nilai-nilai baik dalam dirinya
termasuk etos kerja, karena tidak mungkin seseorang menjadi teladan kalau ia
malas atau tidak memiliki etos kerja yang baik dan kerja yang baik akan
memaksimalkan hasil tugas yang diemban.
8. Hidup Guru Terasa Indah
Dengan keteladanan akan menumbuhkan keseganan dan kecintaan di
hati anak didik, karena itu guru tidak banyak menghadapi beban mental dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga menumbuhkan kesehatan jasmani maupun
rohani.
Hidup guru terasa indah, karena telah dapat memikat hati para
muridnya. Dalam buku “The Golden Teacher” karangan Sulung Noprianto ;
ada ungkapan Nurmahmudi, bahwa guru yang memikat hati adalah yang
melahirkan generasi terbaik, mereka memahat nurani muridnya dengan sabar
agar tetap lurus
D. Penutup
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan, dan keberadaannya
sangat dibutuhkan. Dengan gurulah anak-anak akan tumbuh berkembang dan terdidik
sehingga menjadi orang pintar dan berkepribadian baik. Karena itu guru harus mampu
menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Maka salah satu hal yang harus dimiliki oleh guru adalah keteladanan, disamping
persyaratan-persyaratan lain. Dengan memiliki keteladanan akan tercapai peningkatan
kualitas guru.