upaya-upaya mempertahankan kemerdekaan ri

20
F. PERJUANGAN MEWUJUDKAN KEMBALI NKRI

Upload: iladiena-zulfa

Post on 22-Jun-2015

3.014 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

F. PERJUANGAN MEWUJUDKAN KEMBALI

NKRI

Page 2: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

1. Negara-Negara Boneka Bentukan Belanda

Berbagai macam cara dilakukan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali

diantaranya pembentukan Negara-negara boneka. Bertujuan untuk mengepung

kedudukan pemerintahan RI atau mempersempit wilayah kekuasaan RI.

Pihak Belanda membentuk pemerintahan Federal dengan Van Mook sebagai kepala

pemerintahannya. Dalam Konferensi Federal di Bandung pada tanggal 27 Mei 1948 lahirlah Badan Permusyawaratan

Federal (BFO: Bijeenkomst voor Federal Overleg) didalam BFO terhimpun Negara-

negara boneka ciptaan Belanda:

Page 3: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI
Page 4: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

2. Perjanjian Roem-RoyenAtas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia, yaitu UNCI, maka diadakan perundingan RI-zBelanda yang dipimpin oleh Merle Cochran,

wakil Amerika dalam UNCI. Perundingan diadakan di Jakarta mulai 14 April 1949.

Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem danpihak Belanda dipimpin oleh J.H.

Van Royen. Pada 7 Mei 1949, dicapai persetujuan yang dikenal sebagai

Persetujuan Roem-Royen.

Page 5: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

Isi persetujuan itu menyatakan bahwa Indonesia bersedia untuk :

1. Mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang gerilya.

2. Bekerja sama dalam mengambil perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.

3. Berpartisipasi dalam KMB di Den Haag, Belanda, dengan maksud mempercepat penyerahan kedaulatan kpd Negara Indonesia Serikat tanpa syarat.

Page 6: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

Sebaliknya, Belanda bersedia untuk :1. Menyetujui kembalinya Pemerntahan

Republik Indonesia ke Yogyakarta2. Menjamin penghentian gerakan-gerakan

militer dan membebaskan semua tahanan politik;

3. Tidak mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia sebelim 19 Desember 1948 dan tidak akan meluaskan negara atau daerah yang merugikan RI

4. Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat

5. Berusaha dengan sungguh-sungguh agar KMB segera diselenggarakan sesudah Pemerintnah RI kembali ke Yogyakarta.

Page 7: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

3. Konferensi Inter-Indonesia

Sejak para pemimpin RI kembali ke Yogyakarta, perundingan dengan pihak BFO

dilanjutkan kembali dengan membahas pembentukan pemerintah peralihan

sebelum terbentuknya Negara Indonesia Serikat. Oleh karnanya, diadakan

perundingan RI dengan BFO di Yogyakarta yang disebut Konferensi Inter-Indonesia

pada tanggal 19-22 Juli 1949.

Page 8: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

Beberapa keputuran penting dari Konferensi Inter-Indonesia yang berkaitan dengan

ketatanegaraan Negara Indonesia Serikat adalah :

1. Negara federasi disetujui bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) dg berdasarkan asas demokrasi dan federalisme

2. Kepala Negara RIS adalah seorang presiden dan dalam pemerintahan dibantu oleh sebuat kabinet yang bertanggung jawab kepada pesiden.

3. Akan dibentuk dia badan perwakilan, yaitu sebuah dewan perwakilan rakyat dan sebuah dewan perwakilan rakyat (senat).

4. RIS menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun kerajaan Belanda.

Page 9: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

4. KMB dan pengakuan kedaulatanKonferensi Meja Bundar (KMB) berlangsung di

Den Haag pada 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949.

Berdasarkan hasil KMB, pada 27 Desember 1949 diadakan acara penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Indonesia, baik di Jakarta maupun di Negri Belanda.

Pada 14 Desember 1949 di Jakarta, dibahas dan disetujui naskah UUD. Sementara RIS oleh wakil-wakil negara federal yang akan menjadi bagian dari RIS.

Page 10: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

5. Peran PBBo Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dari

tujuan PBB untuk memelihara perdamaian dunia, maka ketika terjadi konfl ik antara RI dengan Belanda, PBB tidak tinggal diam.

o Pada 21 Januari 1946, Republik Sosialis Ukraina, mengajukan usul agar PBB turun tangan dalam persoalan Indonesia. Hal itu terjadi karena ternyata tentara Inggris yang bertugas di Indonesia menggunakan tentara Jepang dan Belanda untuk menindas gerakan rakyat Indonesia.

Page 11: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

o Pada 31 Juli 1947, masalah Indonesia dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan PBB. Dewan keamanan PBB memberlakkukan gencatan senjata pada 4 Agustus 1947. Dewan Keamanan PBB kemudian membentuk Komisi Tiga Negara.

o Perjuangan diplomasi RI di forum PBB mendapat dukungan dari negara-negara Asia dan Afrika.

Page 12: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

6. Kembali ke NKRIUsia Negara Republik Indonesia Serikat ternyata

tidak laa. Gerakan-gerakan untuk kembali ke negara kesatuan tumbuh di mana-mana. Rakyat menuntut pembubaran negara bagian dan bergabung kembali dalam NKRI. Penduduk Bangung dan Jawa Timur mengadakan demonstrasi dan menggelar rapat umum menuntut penyatuan kembali ke dalam NKRI.

Pada 8 Maret 1950, Pemerintah RIS dengan persetujuan DPR dan Senat RIS mengeluarkan Undang-undang Darurat No. 11 tahun 1950 tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan RIS.

Page 13: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

Pada Mei 1950, diadakan perundingan penjajakan antara pemerintah RI dengan Pemerintah RIS mengenai pembentukan negara kesatuan.

Dalam rapat gabungan Parlemen dan Senat RIS, 15 Agustus 1950, Ir. Soekarno selaki presiden RIS, membacakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada hari itu juga, Presiden Soekarno ke Yogyakarta untuk menerima kembali jabataan Presiden RI dari pemangku sementara jabatan presiden RI, yaitu Mr. Assat. Dengan demikian, berakhirlah Negara RIS. Pembubaran resmi RIS berlangsung pada 17 Agustus 1950 dan NKRI terwujud kembali.

Page 14: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

G. PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN

DALAM NEGRI

Page 15: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

A. Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.

Adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September –

Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini diawali

dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Kota Madiun oleh

Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh

Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin.

Page 16: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

Insiden di Delanggu menjadi insiden bersenjata di kota Surakarta antara pendukung Front Demokrasi Rakyat dengan kelompok Tan Malaka yang bergabung dalam Gerakan Revolusi Rakyat, maupun dengan pasukan hijrah TNI. Insiden-insiden memang telah direncanakan oleh PKI yang bertujuan daerah Surakarta dijadikan daerah kacau ( wild west), sedangkan daerah Madiun dijadikan basis gerilya. Aksi PKI memuncak pada tanggal 18 September 1948 dengan ditandai para tokoh PKI mengumumkan berdirinya Soviet Republik Indonesia. Tindakan itu bertujuan untuk meruntuhkan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan ajaran komunis. Panglima Besar Jenderal Soedirman langsung mengeluarkan perintah untuk merebut Madiun kembali. Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto dari Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono dari Jawa Timur untuk memimpin penumpasan terhadap kaum pemberontak. Musso akhirnya tertembak mati, dan Amir Syarifuddin berhasil ditangkap dihutan Ngrambe, Grobogan, Purwodadi dan kemudian dihukum mati di Yogyakarta.

Page 17: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

B. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)1. DI/TII Jawa Barat

Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya penumpasan dengan operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.

Page 18: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

2. DI/TII Jawa TengahGerakan DI/TII juga menyebar ke Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian diangkat sebagai komandan pertemburan Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia. Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng Raiders.

Page 19: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

3. DI/TII Aceh Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo. Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan kombonasi operasi militer dan musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.

Page 20: UPAYA-UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

4. DI/TII Sulawesi SelatanPemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.