upaya pengendalian kumbang kelapa (oryctes rhinoceros) di yogyakarta.pdf
TRANSCRIPT
7/23/2019 UPAYA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) DI YOGYAKARTA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-pengendalian-kumbang-kelapa-oryctes-rhinoceros-di-yogyakartapdf 1/3
Sabtu, 25 Mei 2013 - 09:24:03 WIB
UPAYA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) DI YOGYAKARTA
Diposting oleh : Sugiyanto
Kategori: Artikel - Dibaca: 7969 kali
Oryctes rhinoceros atau yang dikenal sebagai kumbang kelapa telah
menyerang perkebunan kelapa di beberapa wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Serangan terjadi pada bulan Agustus 2011 dengan
intensitas serangan berat. Menurut data dari Balai Sertifikasi Pengawasan
Mutu Benih dan Proteksi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan (BSPMB-
PTKP), Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta di Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, dan Kecamatan
Panjatan; Kabupaten Kulonprogo, hampir sebagian besar tanaman kelapa
terserang O. rhinoceros. Dari 6.250 pohon kelapa yang ada, sebanyak
6.073 pohon terserang mulai ringan hingga berat sehingga hanya
menyisakan 213 pohon sehat.
Kumbang O. rhinoceros merupakan stadia yang merusak tanaman kelapa.
Kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada malam hari dan mulai
bergerak ke bagian dalam ketiak pelepah daun yang paling atas. Kumbang menyerang pucuk dan pangkal daun
muda yang belum membuka dengan cara menggerek dan memakan helaian daun sehingga mengakibatkan daun
terpotong-potong/ tergunting membentuk huruf “V” bila telah membuka. Gejala ini merupakan ciri khas serangan
hama O. rhinoceros.
Tabel hubungan kerusakan dan populasi terhadap penurunan produksi kelapa yaitu:
Rata-rata jumlah guntingan
per pelepah
Jumlah kumbang
(ekor/ha)
Penurunan produksi buah
(%)
0,25
0,25
0,50
0,75
1,00
1,25
1,50
1 atau kurang
1-2
2-3
3-4
5
6-7
8-10
10
10
18
27
38
45
53
Karena kerusakan terjadi pada pelepah daun muda, maka beberapa ekor saja sudah dapat menyebabkan kerugian
yang besar. Lima ekor kumbang per ha dalam tahap makan sudah dapat menyebabkan kerusakan yang berat.
Tingkat penurunan hasil kelapa yang diserang dapat dilihat pada Tabel di atas.
Siklus Hidup O. rhinoceros
Telur O. rhinoceros berbentuk bulat dan berwarna putih. Stadia telur lamanya 8-12 hari. Larva yang keluar
berwarna putih dengan mulut berwarna merah coklat, kepala berwarna coklat dan memiliki tiga pasang kaki.
Larva O. rhinoceros mengalami tiga instar (pergantian kulit) dan membutuhkan waktu 2-4 bulan untuk
perkembangannya. Variasi waktu perkembangan larva dipengaruhi oleh jenis makanan dan iklim. Tempat
perkembangan larva adalah tunggul kelapa yang masih tegak maupun telah mati, timbunan kulit buah kopi/kakao,
ampas tebu, timbunan limbah penggilingan padi, timbunan pupuk kompos, pupuk kandang dan timbunan serbuk
gergaji. Larva instar terakhir masuk ke tanah sedalam ± 30 cm dan tidak aktif selama 8-13 hari (masa prapupa).
Pupa berwarna coklat dan terbungkus kokon yang dibuat dari tanah ataun sisa-sisa serat tanaman. Lama stadia
pupa 17-28 hari.
Kumbang O. rhinoceros berwarna hitam dengan bagian bawah berwarna coklat kemerahan. Kumbang jantan
memiliki cula yang lebih panjang dari kumbang betina. Kumbang tertar ik pada cahaya. Kumbang dapat terbang jauh
namun biasanya lebih memilih tumpukan sampah yang terdekat. Siklus hidup O. rhinoceros berkisar 3,5 – 6,5
S I
B
P
Apa Browser Favorit Anda?
Internet Explorer
Mozilla Firefox
Google Chrome
Opera
Lihat Hasil Poling
S U
Pengunjung hari
ini: 2662
Total pengunjung:
1785689
Hits hari ini : 9751
Total Hits :8716267
Pengunjung
Online: 28
17 Desember 2015, 20:38:54Pencarian...
Beranda Profil Kebijakan & Program Agenda Download Galeri Album Hubungi Kami Data Hotspot Sitemap DB-OPT
YA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) D... http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-216-upaya-pen
17/12/20
7/23/2019 UPAYA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) DI YOGYAKARTA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-pengendalian-kumbang-kelapa-oryctes-rhinoceros-di-yogyakartapdf 2/3
bulan.
Pengendalian yang bisa dilakukan yaitu:
Sanitasi1.
Membersihkan tempat perkembangbiakan larva O. rhinoceros seperti tanaman mati membusuk, tunggul kelapa
dipotong-potong kemudian dibakar agar t idak menjadi sarang O. rhinoceros
Mekanis1.
Mengumpulkan larva/pupa kemudian dimusnahkan dan menebang serta memusnahkan pohon yang telah mati.
Kultur Teknis1.
Batang yang tidak dimanfaatkan ditutup dengan tanaman penutup tanah seperti Centrosema pubescens atau
Pueraria phaseoloides.
Biologi1.
Menggunakan jamur antagonis Metarhizium anisopliae . Jamur ini tidak hanya efektif untuk mengendalikan larva
namun juga dapat menginfeksi kumbang. Jamur diaplikasikan pada sarang aktif dengan dosis 20 g/m². Jamur juga
dapat diaplikasikan pada perangkap yang dibuat dari batang kelapa yang ditaburi serbuk gergaji dan biakan M.
anisopliae. Pada perangkap dengan ukuran 1x1x0,5 m³ ditambahkan serbuk gergaji setinggi 8 cm kemudian
ditaburi 25 g M. anisopliae dan diaduk kemudian ditambahkan serbuk gergaji sampai t inggi 0,5 m dan 25
g M. anisopliae kemudian dicampur merata. Serbuk gergaji dalam perangkap perlu diganti setiap 3 bulan.
Selain itu juga bisa menggunakan Baculovirus oryctes. Baculovirus oryctes yang berada dan menyebar di alam
telah mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh O. rhinoceros melalui pembatasan populasi kumbang.
Penggunaan Feromon1.
Feromon merupakan bahan yang mengantarkan serangga pada pasangan seksualnya, mangsanya, tanaman inang
dan tempat berkembangbiaknya. Komponen utama feromon sintetis O. rhinoceros adalah etil-4 metil
oktanoat.Feromon sintetik dipasang di dalam tutup ember yang telah dilubangi dan dipasang terbalik. Pada dasar
ember dimasukkan serbuk gergaji. Pada pertanaman kelapa, 2 (dua) feromon digunakan untuk 1 (satu) ha.
Penggunaan feromon akan optimal apabila dipadukan dengan komponen pengendalian lainnya.
BAHAN BACAAN
Buletin Perlindungan Tanaman Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Edisi IV Juni 2011.
Leaflet Pengenalan dan Pengendalian Hama (Oryctes rhinoceros ) Pada Tanaman Kelapa, Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Ditjenbun Jakarta. 2010.
Pedoman Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Perkebunan.1998. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian.
Oleh: Ratri Wibawanti, SP
POPT Ahli Pertama
Ramuan Pestisida Nabati dari Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Penyakit Cacar Daun Teh Mengenal Gejala, Kerusakan dan Cara Pengendaliannya
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TANAMAN
PERKEBUNAN
Petani Kopi Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT): Cemoohan yang jadi Kekaguman
LUWAK HAMA PALING ISTIMEWA
Komentar
Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
YA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) D... http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-216-upaya-pen
17/12/20
7/23/2019 UPAYA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) DI YOGYAKARTA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/upaya-pengendalian-kumbang-kelapa-oryctes-rhinoceros-di-yogyakartapdf 3/3
(Masukkan 6 kode diatas)
Copyright © 2013 Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Lantai IV, Ragunan - Jakarta Selatan 12550 - Indonesia
Telp. : (021) 782xxxx ext. xxxx/xxxx Fax : (021) 782xxxx. Email : [email protected]
YA PENGENDALIAN KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinoceros) D... http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-216-upaya-pen
17/12/20