upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap

82
UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN ANAK (STUDI DI POSYANDU KECAMATAN BAJUBANG) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syari’ah Oleh : DESY HERAWATI NIM : SIP.162266 PEMBIMBING : Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.H.I Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1442 H / 2020

Upload: others

Post on 03-Feb-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

PENINGKATAN KESEHATAN ANAK

(STUDI DI POSYANDU KECAMATAN BAJUBANG)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syari’ah

Oleh :

DESY HERAWATI

NIM : SIP.162266

PEMBIMBING :

Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.H.I

Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

1442 H / 2020

Page 2: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

i

Page 3: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

iii

MOTTO

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa’: Ayat 58).

Page 4: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP
Page 5: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

v

MOTTO

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa’: Ayat 58).

Page 6: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

vi

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuaan untuk mngetahui upaya pemerintah dalam program posyandu

terhadap peningkatan kesehatan anak (Studi di Posyandu Kecamatan

Bajubang).Fokus penelitian ini adalahupaya pemerintah dalam program posyandu

terhadap peningkatan kesehatan anak serta kendala pemerintah dalam program

posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak.Dalam penelitian ini penentuan

informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

(observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Serta teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yakni dengan

mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan memverifikasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Pemerintah Kecamatan Bajubang

adalah pokjanal posyandu sudah melakukan perannya dengan dibuktikannya

Pemerintah sudah membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan

pelayanan terpadu posyandu, peran pokjanal Kecamatan Bajubang yang berkaitan

dalam pembinaan yaitu melihat keaktifan peran serta kader posyandu dan pokjanal

Kecamatan Bajubang melakukan pengawasan terhadap bidan dalam melakukan

pelayanan dasar di posyandu kegiatannya terus di pantau, di evaluasi dan di minta

laporannya.Kendala dalam pelaksanaan program kegiatan posyandu tersebut belum

berjalan dengan baik dilihat masih kurangnya sumber daya manusia dari kadernya,

kurangnya partisipasi masyarakat dari ibu-ibunya untuk menimbang anaknya ke

posyandu serta sarana dan prasarana dari posyandu. Upaya pemerintah dalam

mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang dengan cara

Pemerintah kecamatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan

pelatihan yang diikuti kader dari setiap posyandu yang ada di Kecamatan Bajubang,

Melakukan pembinaan kader posyandu, melakukan sosialisasi kepada masyarakat

dan meningkat fasilitas sarana dan prasarana posyandu.

Kata Kunci: Upaya Pemerintah, Posyandu, Kesehatan Anak.

Page 7: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim……

Sujud Syukur kusembahkan kepada-Myaya Allah.Tuhan Yang Maha

Agung dan Maha Tinggi.Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang

berpikir, berilmu, beriman, dan bersabar.

Semoga keberhasilan ini menjadi suatu langkah awal untuk masa

depanku, dalam meraih cita-cita.

Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk kedxua orang tua saya

AYAHANDA HERMAN DAN IBUNDA ASMARIA tercinta, yang telah

membesarkan, mendidik, mengasihi saya dengan penuh kasih saying

tanpa pernah merasa letih, serta lelah berkorban seluruh jiwa dan

raga demi membuat saya menjadi seorang anak yang lebih berarti lagi.

Semoga keluh kesah dan air mata kalian menjadi aliran air yang

mengalir di Surga Firdaus.Aamiin.

Ungkapan terima kasih juga kepada:

Adik saya NABILA DWIE MAHARANI dan MUHAMMAD AKBAR

NURDAFFA PRATAMA karena berkat kalian saya benar-benar bisa

menjadi sosok kakak sulung yang lebih dewasa untuk bertekad segera

membahagiakan orang tua.

TERIMA KASIH juga yang tidak terhingga untuk Ibu, Bapak dosen

serta teman-teman seperjuangan (Program Studi Ilmu Pemerintahan

angkatan 2016).

Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna tapi saya harap isinya tetap memberikan manfaat sebagai

ilmu dan pengetahuan bagi para pembacanya.

Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin……

Page 8: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mencurahkan

hidupnya untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat

manusia.

Skripsi ini adalah salah satu wujud di antara karunia Allah yang

dilimpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran

kedalam rangkaian karya tulis ini.Selanjutnya penulisan skripsi ini merupakan

kewajiban bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) di

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Disamping itu juga

penulis ingin menyumbangkan karya demi nusa, bangsa dan agama.Adapun

judul skripsi ini adalah “Upaya Pemerintah Dalam Program Posyandu

Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak (Studi di Posyandu Kecamatan

Bajubang)”.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis tidak dapat berbuat

banyak tanpa bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.

Karena itu penulis merasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan menghanturkan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D, selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Page 9: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

ix

Pengembangan Lembaga UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. As’ad Isma, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi

Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA, selaku Wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama di lingkungan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Agus Salim, S.Th.I, MA., M.IR., Ph.D, selaku Wakil Dekan I

Bidang Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syari’ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

9. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si, selaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu

Pemerintahan.

10. Bapak Yudi Armansyah, S.Th,I., M.Hum, selaku Sekretaris Prodi Ilmu

Pemerintahan.

11. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Pembimbing I, dan Bapak

Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H, selaku Pembimbing II.

Page 10: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

x

12. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

13. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil,

demi terwujudnya cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT

memberikan ampunan dan kasih sayangnya kepada keduanya.

14. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, kekasihku dan

teman-teman terdekatku baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.

Semoga Allah melimpahkan rahmadnya atas bantuan dan bimbingan yang

telah diberikan kepada penulis.

Jambi, September 2020

Penulis

DESY HERAWATI

SIP.162266

Page 11: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I :PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8

D. Batasan Masalah ................................................................................ 9

E. Kerangka Teori .................................................................................. 10

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 17

BAB II :METODE PENELITIAN ................................................................... 21

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 21

B. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 21

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 22

D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 23

E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 25

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 27

G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 29

Page 12: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

xii

BAB III :GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografi, Pemerintahan dan Sosial .......................................... 30

B. Visi dan Misi Kecamatan Bajubang .................................................. 34

1. Pokjanal Posyandu ...................................................................... 34

C. Sejarah Posyandu Kamboja RW O3 Kelurahan Bajubang ................ 36

1. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Posyandu ...................... 40

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Peran Pemerintah Terhadap Posyandu Dalam PeningkatanKesehatan

Anak di Desa Bajubang ..................................................................... 42

1. Membentuk Pokjanal Kecamatan Bajubang ............................... 42

B. Kendala dalam pelaksanaan program Posyandu di Desa Baj ............ 45

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia ............................................. 46

2. Kurangnya Partisipasi Orangtua ................................................. 49

3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Posyandu ............................... 51

C. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Mengoptimalkan Pelaksanaan

Program Posyandu Di Desa Bajubang ............................................... 53

1. Meningkatkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan .................... 53

2. Melakukan Pembinaan Kader Posyandu .................................... 55

3. Melakukan Sosialisasi Kepada Masyakat ................................... 57

4. Meningkat Fasilitas Sarana dan Prasarana Posyandu ................. 58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 60

B. Saran .............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 :Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Penerokan ................ 4

Tabel 1.2 :Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Batin ........................ 6

Tabel 1.3 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 29

Tabel 1.4 :Data wilayah Desa/Kelurahan Pemerintahan Kec. Bajubang ......... 32

Page 14: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 :Letak Geografi ........................................................................... 31

Gambar 1.2 :Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Bajubang ...................... 35

Gambar 1.4 :Struktur Posyandu Kamboja ....................................................... 39

Page 15: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat setempat.

Keberadaan posyandu yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air

dan merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki

nilai strategis untuk dikelola dan dikembangkan secara maksimal karena

dianggap sebagai ujung tombak kegiatan terpadu yang ada di masyarakat.

Untuk mendukung koordinasi dan operasional posyandu, maka menteri dalam

negeri membuat suatu kebijakan yang tertuang dalam Instruksi Mendagri No

09/1990 tentang peningkatan pembinaan mutu posyandu di tingkat desa atau

kelurahan yang salah satunya mengatur struktur organisasi dan kelompok kerja

operasional (pokjanal) di tingkat kecamatan, kabupaten atau kota dan provinsi

untuk pelaksanaan kegiatan posyandu.1

1Peraturan Mentri Dalam Negeri No 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok

Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Page 16: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

2

Peraturan Mentri Dalam Negeri No 54/2007 tentang pedoman

pembentukan kelompok kerja operasional pembinaan pos pelayanan terpadu

(posyandu), dan dipertegas kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No

19/2011 tentang pedoman pengintegrasian layanan sosial dasar di pos

pelayanan terpadu. Peran pokjanal posyandu sangat penting terutama sebagai

wadah koordinasi lintas program dan lintas sektoral dalam melaksanakan

pembinaan secara komperatif.

Hal ini sesuai dengan tujuan umum dari pedoman umum pokjanal

posyandu, yaitu meningkatkan kualitas fungsi koordinasi dan pemantapan

kapasitas kinerja pokjanal posyandu di pusat dan daerah dalam rangka

pembinaan program posyandu No 54/2007 yang menjadi pedoman

pembentukan pokjanal dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.Kegiatan

posyandu di tingkat kecamatan juga banyak melibatkan steakholder dan

decision maker, demikian pula halnya di tingkat desa atau kelurahan. Posyandu

di tingkat lapangan tidak lepas dari peranan petugas kesehatan, tetapi

pelaksanaan dan pengorganisasian kegiatan dilakukan oleh masyarakat.

Paradigma pemberdayaan masyarakat yang menekankan pentingnya kesadaran

yang dimiliki masyarakat untuk membuat olahan dan keputusan dari dan untuk

masyarakat sendiri.

Adapun kelembagaan yang mengkoordinasikan fungsi pembinaan dari

pemerintah itu, diorganisasikan melalui wadah Kelompok Kerja Operasional

Posyandu (Pokjanal Posyandu). di desa atau kelurahan dikoordinasikan melalui

pokja posyandu. fungsi pembinaan tersebut meliputi tiga aspek manajemen

Page 17: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

3

yaitu aspek program atau sumber daya manusia pengelola posyandu. unsur-

unsur yang duduk dalam pengorganisasian pokjanal atau pokja posyandu tidak

terbatas pada komponen instansi pemerintah saja, tetapi juga dapat melibatkan

unsur-unsur lain seperti lembaga profesi, perguruan tinggi, LSM, swasta atau

dunia.

Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang

mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi, membantu penurunan angka

kematian bayi dan kelahiran.Kegiatan didalamnya meliputi 5 (lima) kegiatan

sebagai berikut:

1. Kesehatan ibu dan anak.

2. Keluarga berencana.

3. Imunisasi.

4. Peningkatan gizi.

5. Penanggulan diare.2

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang di tentukan oleh

Pemerintah Kecamatan, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dan Petugas

Kesehatan dari Puskesmas. Kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan dengan

sistem 5 (lima) meja yaitu:

1. Meja pertama disebut meja pendaftaran.

2. Meja kedua disebut meja penimbangan balita.

3. Meja ketiga adalah meja pengisian KMS.

2Wahit Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta Selatan: Salemba Medika,

2007). Hlm. 240.

Page 18: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

4

4. Meja keempat adalah penyuluhan kesehatan.

5. Meja kelima adalah meja pemberian paket pertolongan gizi.

Untuk meja satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan

meja lima dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti bidan, perawat, juru

imunisasi dan sebagainya. Untuk melaksanakan kegiatan dan pelayanan

kepada masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, Puskesmas

Penerokan didukung dengan 5 puskesmas pembantu, 4 pos kesehatan desa dan

4 rumah bidan desa. Sedangkan Puskesmas Batin didukung dengan 2

Puskesmas Pembantu dan 3 buah rumah bidan desa.

Posyandu di Kecamatan Bajubang berjumlah 46 posyandu di bawah

binaan puskesmas penerokan dan puskesmas batin.Wilayah binaan puskesmas

penerokan dengan jumlah posyandu sebanyak 37 posyandu.Sedangkan

puskesmas batin sebanyak 9 posyandu.

Tabel 1.1

Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Penerokan3

No

Desa /

Kelurahan

Nama Posyandu

Jumlah

Kader

Tingkatan

Posyandu

1. Bajubang 1. Posyandu Kamboja

2. Posyandu Kipas I

3. Posyandu Kipas II

4. Posyandu Anggrek

5. Posyandu Mawar

6. Posyandu Kuncup Melat

10

14

20

06

12

18

Mandiri

Purnama

Mandiri

Mandiri

Mandiri

Purnama

3 Dokumentasi Data Posyandu Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari. Pada

Tanggal 26 Februari 2020.

Page 19: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

5

2. Pompa air 1. Posyandu Mawar

2. Posyandu Melati

3. Posyandu Matahari

5

6

6

Purnama

Purnama

Purnama

3.

Penerokan

1. Posyandu Nusa Indah I

2. Posyandu Nusa Indah II

3. Posyandu Matahari

4. Posyandu Mawar

5. Posyandu Melati I

6. Posyandu Melati II

7. Posyandu Kenanga I

8. Posyandu Teratai

9

8

7

8

7

10

9

7

Mandiri

Purnama

Mandiri

Mandiri

Purnama

Mandiri

Purnama

Purnama

4.

Ladang Peris

1. Posyandu Melati I

2. Posyandu Melati II

3. Posyandu melati III

4. Posyandu Melati IV

5. Posyandu Melati V

6. Posyandu Melati VI

5

5

5

5

10

9

Purnama

Mandiri

Purnama

Purnama

Mandiri

Purnama

5.

Sungkai

1. Posyandu Suka Maju

2. Posyandu Suka Damai

3. Posyandu Suka Mujur

5

5

5

Purnama

Purnama

Purnama

6.

Mekar jaya

1. Posyandu teratai mekar I

2. Posyandu teratai mekar II

3. Posyandu teratai mekar

III

4. Posyandu teratai mekar

IV

7

5

5

10

Purnama

Mandiri

Purnama

Mandiri

7.

Bungku

1. Posyandu Melati

2. Posyandu Mawar

3. Posyandu Kamboja

4. Posyandu Kencana ungu

5

5

6

5

Madya

Madya

Purnama

Madya

Page 20: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

6

5. Posyandu Mekar Sari

6. Posyandu Sakura

5

5

Madya

Madya

Tabel 1.2

Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Batin4

No.

Desa /

Kelurahan

Nama Posyandu

Jumlah

Kader

Tingkatan

Posyandu

1. Mekar sari 1. Posyandu elati harapan

2. Posyandu kasih ibu

10

8

Mandiri

Mandiri

2. Batin 1. Posyandu anggrek

2. Posyandu harapan ibu

3. Posyandu seroja

4. Posyandu sejahtera

10

10

9

10

Mandiri

Mandiri

Pratama

Mandiri

3. Petajen 1. Posyandu melati

2. Posyandu kasi ibu

3. Posyandu meranti

7

6

7

Mandiri

Mandiri

Mandiri

Didalam penelitian ini memutuskan untuk mengambil Posyandu

Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang. Wilayah kerja Posyandu Kamboja ini

memiliki balita seluruhnya berjumlah 55 balita dalam wilayah RW 03 yang

terdiri dari RT 07, RT 08, dan RT 09.5Keberhasilan akan pelaksanaan

pembangunan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas kesehatan masyarakat di Desa Bajubang tidak bisa lepas dari berbagai

dukungan dan peran aktif yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan

4Sumber Data Profil Pokjanal Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari. Pada Tanggal

26 Februari 2020.

5Sumber Data Profil Pokjanal RT 03 Kelurahan Bajubang. Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 21: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

7

Bajubang bagian pokjanal posyandu sesuai kebijakan Pemendagri No 54 tahun

2007.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007.

Pokjanal Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya

mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan atau pengolahan

posyandu yang berkedudukan di pusat, provinsi, kabupaten, dan kecamatan.

Pokjanal posyandu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

ayat (1) mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan,

pembinaan, fasilitasi, advokasi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan

program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.

Adapun permasalahan yang ada di Desa Bajubang peranan pokjanal

posyandu Kecamatan Bajubang belum sepenuhnya terlaksana. Pokjanal

sebagai pembina yang diharapkan dapat melakukan pembinaan dan bekerja

sama dengan bidan puskesmas realitanya bidan yang mengkordinir

pelaksaanaan posyandu tanpa adanya kerjasama bidan dengan pokjanal

posyandu Kecamatan Bajubang.Seperti yang dikemukakan oleh Bidan di

puskesmas Kelurahan Bajubang Ibu Ani Anggraini6 mengatakan: “Posyandu

adalah salah satu program pemerintah, seharusnya pemerintah ikut serta

dalam kegiatan posyandu. realitanya semua kegiatan posyandu bidan desa

inilah yang turun, mulai dari penyuluhan sampai imunisasi bidan semua.

Pemerintah Kecamatan (Pokjanal Posyandu) harusnya setiap bulan mereka

6 Wawancara Bersama Ibu Ani Anggraini, Selaku Bidan Di Puskesmas Kelurahan

Bajubang Kec. Bajubang Kab. Batang Hari. Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 22: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

8

memberi utusan untuk pemantauan dan memberi penyuluhan.”

Melihat dari permasalahan tersebut penulis tertarik dan merasa

terpanggil untuk melakukanpenelitian dengan judul “UPAYA

PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

PENINGKATANKESEHATAN ANAK (STUDI DI POSYANDU

KECAMATAN BAJUBANG)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peran pemerintah dalam program posyandu terhadap

peningkatan kesehatan anak di desa Bajubang?

2. Apa saja kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu

terhadap peningkatan kesehatan anakdi desa Bajubang?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan

pelaksanaan program posyandu di desa Bajubang?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melenceng dari pembahasanya dan

memperoleh hasil yang lebih mendalam maka penulis akan memberikan

batasan-batasan. Adapun fokus kajian dalam penelitian ini adalah mengenai

Peran Pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan kesehatan

anak di posyandu kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang, serta kendala dan

upaya pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di

Desa Bajubang tahun 2019.

Page 23: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

9

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui peran pemerintah dalam program posyandu terhadap

peningkatan kesehatan anak di Desa Bajubang,

2. Ingin mengetahui kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program

posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak di Desa Bajubang.

3. Ingin mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam

mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca

khususnya dan masyarakat luas pada umumnya tentang peran

pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan anak di

Desa Bajubang.

2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi penulis dalam rangka

mengembangkan keilmuan yang telah di dapat setelah di bangku

perkuliahan.

3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S1) dalam bidang Ilmu Pemerintahan pada Program Studi Ilmu

Pemerintahan, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

Page 24: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

10

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uaraian yang ringkas tentang teori yang

digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan

penelitian.7 Agar penelitian ini terarah dan tepat sasaran maka peneliti

mengannggap perlu untuk penggunaan kerangka teori. Dalam penelitian ini

kerangka teori yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Upaya

Dalam kamus etismologi kata upaya memiliki arti yaitu yang

didekati atau pendekatan untuk mencapai suatu tujuan.8 Sedangkan dibuku

lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau

ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan

mencari jalan keluar.9Dalam hal ini upaya yang dimaksud oleh peneliti

yaitu upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan

kesehatan anak di Kecamatan Bajubang.

2. Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan salah satu dimensi pokok dalam ilmu

dan praktek administrasi publik, kebijakan publik dianalogikan fungsinya

sama dengan fungsi otak pada tubuh manusia, karena melalui instrument

ini, segala aktivitas kehidupan, bernegara dan bermasyarakat mulai

dilakukan oleh birokrasi, plus pihak swasta dan masyarakat. Dalam

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung: Alfabeta,

2009). Hlm. 283. 8Muhammad Ngajenan,Kamus Etismologi Bahasa Indonesia.(Semarang: Dahara Priza,

1990), Hlm. 177. 9Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), Hlm. 995.

Page 25: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

11

konteks organisasi, baik yang berukuran kecil maupun yang berukuran

besar, seperti suatu bangsa, kebijakan public merupakan instrument nyata

yang menggambarkan hubungan yang riil antara pemerintah dan

masyarakat. Hal ini karena melalui kebijakan publik inilah segala proses

penyelenggaraan negara, pembangunan dan pelayanan publik akan mulai

berjalan. Kebijakan publik sebagai titik awal (starting poin) pengoperasian

program-program dan atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah, masyarakat dan swasta. Oleh karena itu, Preto pernah berkata

bahwa kebijakan publik merupakan faktor kritikal bagi kemajuan dan

kemunduran suatu Negara-Bangsa. Kebijakan publik merupakan suatu

proses formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan yang

berkesinambungan dan saling terkait, yang dilakukan oleh pemerintah

dengan stakeholder dalam mengatur, mengelola dan menyelesaikan

berbagai urusan publik, masalah publik dan sumber daya yang ada untuk

kemashalatan publik.10

Kebijakan publik pada umumnya bersifat kompleks. Hal ini

berkaitan dengan banyak aspek yang terkait, luas, wawasan yang terpaut,

dan banyak pihak yang terlibat. Semakin umum kebijakan, semakin

kompleks atau rumit keadaanya.11

10Deddy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik Edisi Revisi, (Bandung:

Alvabeta, 2016). Hlm.1 Dan 3.

11Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi 3, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika

2016). Hlm.51.

Page 26: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

12

3. Kebijakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011

tentang Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya posyandu merupakan

salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya mMasyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan bayi.12

Menurut Effendy, posyandu merupakan forum komunikasi, alih

teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, dari, oleh, dan untuk

masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber

daya manusia sejak dini. Apa yang menjadi tujuan dari dibentuknya

posyandu terbagi dua bagian yaitu :

1. Tujuan umum adalah menunjang percepatan penurunan angka

kematian ibu dan angka kematian bayi di indonesia melalui upaya

pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan khusus posyandu adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan angka

kematian ibu dan angka kematian bayi.13

12 Sedioetama, Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. (Jakarta: Departemen Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah, 2001). Hlm. 55 13Ibid, hlm. 56.

Page 27: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

13

b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan

posyandu, terutama berkaitan dengan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,

terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi.

4. Kebijakan Pengelolaan Posyandu

Sampai saat ini pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan

sebagai landasan dalam pengelolaan dan revitalisasi posyandu yaitu:

1. Tim lintas sektoral: TP PKK Pusat, Ditjen PMD-Depdagri, Ditjen

Binkesmas-Depkes, PPKM-Depkes, Ditjen Diklusepora-Depdikbud,

BKKBN, dan Unicef, panduan pelatihan kader posyandu. jakarta

1999.

2. SE Mendagri 411.3/2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi

Posyandu.

3. Ditjen PMD Depdagri, pedoman umum manajemen pokjanal

posyandu 2004.

4. Departemen kesehatan RI, Pedoman umum pengolahan posyandu

Jakarta 2006.

5. Permendagri No. 54 / 2007 tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal

Pembinaan Posyandu.14

14 Dinas Provinsi Banten, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. (Banten: Dinkes

Propinsi, 2008). hlm. 1.

Page 28: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

14

5. Kebijakan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

daya masyaraka, yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi.

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ini, pemerintah

sebagai aparatur negara menyediakan bantuan atau dukungan berupa

fasilitasi, bimbingan teknis, pemenuhan sarana prasarana dasar, seperti

bantuan vaksin, obat-obatan, dancing timbangan dan sebagainya. Dengan

pengertian seperti ini, maka fungsi pembinaan dari pemerintah terhadap

posyandu pada hakekatnya tetap ada. Oleh karena fungsi pembinaan dari

pemerintahan tersebut perlu dikoordinasikan dan diorganisasikan, maka

pemerintah melalui Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2007

menetapkan pembentukan kelompok kerja operasional (Pokjanal)

pembinaan posyandu. fungsi pembinaan tersebut meliputi 3 aspek

program, aspek kelembagaan dan aspek personil atau sumber daya

manusia pengelola posyandu.15

15Ibid. hlm. 2-3.

Page 29: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

15

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 200716 ini

menyatakan bahwa Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos

Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut pokjanal posyandu adalah

kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam

pembinaan penyelenggaraan,/pengolahan posyandu yang berkedudukan di

pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. Sementara yang

berkedudukan di desa/kelurahan disebut sebagai pokja posyandu. tujuan

pengorganisasian pokjanal posyandu adalah untuk mengkoordinasikan

berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan

kinerja posyandu, yang secara operasional dilaksanakan oleh unit atau

kelompok pengelola posyandu di desa/kelurahan melalui mekanisme

pembinaan secara berjenjang oleh pokjanal posyandu di daerah.

Pembentukan organisasi pokjanal posyandu diserahkan sepenuhnya

kepada pemerintah daerah masing-masing yaitu:

1. Pokjanal posyandu Pusat berkedudukan di Pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan.

2. Pokjanal posyandu provinsi dibentuk dengan keputusan gubernur.

3. Pokjanal posyandu kabupaten/kota dibentuk dengan keputusan

bupati/walikota.

4. Pokjanal posyandu kecamatan dibentuk dengan keputusan camat

16Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2007

Page 30: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

16

5. Pokja posyandu desa/kelurahan dibentuk dengan keputusan

Desa/Lurah.17

Kepengurusan pokjanal posyandu berasal dari instansi/ lembaga

pemerintah, lembaga lainnya dan anggota masyarakat. Lembaga lainnya

tersebut antara lain Lembaga Profesi, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya

Masyarakat dan Dunia Usaha yang mempunyai keterkaitan dalam

penyelenggaraan/pengolahan posyandu. kepengurusan pokja posyandu di

desa/kelurahan terdiri dari kepala desa, perangkat desa, organisasi

kemasyarakatan keagamaan, dan anggota masyarakat yang mempunyai

keterkaitan dalam penyelenggaraan/pengolahan posyandu.18

6. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan menunjuk aktivitas menjalankan kebijakan

dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun

pada pihak yang telah ditentukan dalam kebijakan. Implementasi

kebijakan sendiri biasanya ada yang disebut sebagai pihak impelator dan

kelompok sasaran. Implementator kebijakan adalah mereka yang secara

resmi diakui sebagai individu/ lembaga yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan program di lapangan. Kelompok sasaran adalah menunjuk

kepada pihak yang dijadikan sebagai objek kebijakan.

Implementasi merupakan, sebuah ide, konsenp kebijakan atau

inovasi dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberikan dampak, baik

17Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2006

Pemendagri 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan Posyandu.

18Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2006

Pemendagri 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan Posyandu.

Page 31: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

17

perubahan maupun pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

Jadi berbagai rangakaian aktivitas yang berkelanjutan.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelitian yang integral seperti yang telah

dikemukakan pada latar belakang masalah, maka penulis melakukan analisis

lebih awal terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih mempunyai relevansi

terhadap topik yang akan diteliti.Penelitian yang terkait dengan Upaya

Pemerintah Dalam Program Posyandu Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak

(Studi di Posyandu Kecamatan Bajubang). Namun ada beberapa penelitian

yang dituangkan dalam bentuk skripsi dan jurnal penelitian di beberapa

universitas.

Pertama,Penelitian yang dilakukan oleh Torik, mahasiswa Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang tahun 2005 berjudul “Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) dalam pembangunan kesehehatan masyarakat (Studi Kasus di

Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang)”.Tujuan dari

penelitian adalah untuk mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan oleh Kader

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan untuk mendeskripsikan hambatan-

hambatan yang dialami dalam melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu)diKelurahan Sakaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.19

19Torik.“Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Dalam Pembangunan

Kesehehatan Masyarakat (Studi Kasus Di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang)”,Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang.2005.

Page 32: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

18

Kedua,Penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari, dkk. Laporan

penelitian dosen muda, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006 berjudul” Persepsi dvan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Program Posyandu (studi kasus di

Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari Gunung Kidul)”.Tujuan dari penelitian

ini untuk mengetahui perkembangan kegiatan program posyandu di desa

selama ini, berbagai bentuk partisipasi para warga masyarakat yang meliputi

para tokoh masyarakatnya, para kader dan peserta Posyandu, persepsi warga

masyarakat desa yang berupa pandangan dan sikap para tokoh masyarakatnya

terhadap kegiatan program Posyandu dan manfaatnya di desanya dan berkaitan

dengan keterkaitan antara persepsi dan partisipasi masyarakat pada kegiatan

program Posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa selama ini program posyandu

di Desa Giritirto dilaksanakan secara rutin dan atau telah menjadi tradisi

masyarakat. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap program Posyandu

terbatas pada pengertian dan pemahaman mereka tentang program Posyandu.

Kaitan antar persepsi dan partisipasi sangat berkaitan dengan latar belakang

ekonomi, budaya, sosialnya.20 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puji

Lestari partisipasi didalam penelitiannya merupakan bentuk partisipasi para

warga masyarakat yang meliputi para tokoh masyarakatnya, para kader dan

peserta posyandu, persepsi warga masyarakat desa yang berupa pandangan dan

20 Puji Lestari, Dkk, Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Program

Posyandu (Studi Kasus Di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari Gunung Kidul), Jurusan

Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Tahun

2006.

Page 33: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

19

sikap para tokoh masyarakatnya terhadap kegiatan program posyandu.Adanya

keterkaitan antara persepsi danpartisipasi masyarakat pada kegiatan program

Posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya.

Ketiga,Penelitian yang dilakukan oleh Armaidi Darmawan, mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi tahun 2017

berjudul “Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan Pedoman

Pelaksanaan Posyandu di Kota Jambi”. Tujuan dari penelitian adalah

mendeskripsikan program-program yang posyandu berikan dalam pelayanan

kesehatan kepada masyarakat di Kota Jambi dan menjelaskan kendala yang

dimiliki posyandu dalam melaksanakan programnya seperti program kesehatan

ibu dimana dilakukannya pemeriksaan kehamilan, program kesehatan anak

dilakukannya penimbangan berat badan dan penentuan status pertumbuhan,

program keluarga berencana dilakukan pemberian pil kb, program imunisasi

plaksanaan imunisasi polio dan hepatitis, program gizi pemberian vitamin

kepada anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar

pelaksanaan program posyandu di Kota Jambi belum sesuai dengan pedoman

pelaksanaannya hanya pada program kesehatan anak dan pemberian makanan

tambahan pada posyandu sesuai dengan pedomann pelaksanaan.21

Sejauh ini penulis belum menemukan secara khusus dengan objek dan

judul yang sama, yang mengangkat tentang Upaya Pemerintah Dalam Program

Posyandu Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak Di Posyandu Kamboja RW

21Armaidi Darmawan, Dkk, Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan Pedoman

Pelaksanaan Posyandu Di Kota Jambi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Tahun 2017.

Page 34: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

20

03 Kelurahan Bajubang.Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan

yuridis empiris Adapun perbedaan dengan objek penelitian ini yaitu

Bagaimana peran Pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan

anak di Desa Bajubang lalu Apa kendala Dalam Pelaksanaan Program

Posyandu di Desa Bajubang dan bagaimana upaya yang dilakukan Pemerintah

dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang.

Page 35: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

21

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Kelurahan Bajubang tepatnya di

Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang, karena sesuai dengan

permasalahan yang diajukan dalam latar belakang masalah dengan keadaan di

lapangan. Alasannya karena ingin mengetahui peranan pokjanal posyandu

kecamatan Bajubang dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007. Waktu penelitian ini

dilakukan dari bulan Februari S.d bulan Mei 2020.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Kualitatif Deskriptif, Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam

meneliti status dalam sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.22Dalam pendekatan ini diperolehnya

temuan dilapangan mengenai permasalahan yang diangkat dilakukan dengan

teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada instrument pengumpulan

data.

22Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988). Hlm. 25

Page 36: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

22

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kualitatif, ada 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,

yang diperoleh secara langsung dari sumbernya maupun dari lokasi objek

penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh

dilapangan.Data primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau

pihak kedua dan seterusnya.23 Dalam penelitian ini data primernya adalah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 tentang pedoman

pembentukan kelompok kerja operasional pembinaan pos pelayanan

terpadu dan data yang didapat dari hasil wawancara yaitu dari Pemerintah

kecamatan Bajubang seperti Kepala Seksi Pemberdayan Masyarakat Desa,

Bidan sekaligus Pembina Posyandu di Kelurahan Bajubang dan RW 03

Kelurahan Bajubang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh

secara tidak langsung atau melalui perantara. Data ini diperoleh dengan

cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat autenthik, karena

sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.24Data skunder

23 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. (Bandung: Alfabeta,

2014), Hlm. 225. 24 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press IAIN STS,

2014). Hlm. 34.

Page 37: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

23

adalah data atau sejumlah keterangan yang di peroleh secara tidak

langsung dan data di peroleh dengan cara mengutip dari sumber seperti

buku, majalah, jurnal dan internet.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana data itu dapat diperoleh

sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis dengan informan

dilapangan, isi dari dokumen-dokumen desa dan buku-buku yang menurut

penulis berhubungan dengan penelitian ini.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengadakan penelitian dalam rangka memperoleh data, maka

diperlukan sesuatu metode yang tepat dan sesuai, jadi teknik yang digunakan

oleh penulis ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan demikian

untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis

juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian

lapangan (field research), jadi dalam penelitian ini digunakan tiga isntrumen

pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah teknik untuk mendapatkan

data utama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini teknik observasi

non partisipasi. kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat dan selama

proses observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis dan

Page 38: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

24

pengecekan data kembali. Adapun observasi yang penulis lakukan

mengamati kegiatan Upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap

peningkatan kesehatan anak (studi di posyandu Kecamatan Bajubang).

2. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.25 Susan dalam Sugiyono

mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan

mengetahui hal-halyang lebih mendalam tentang partisipasi dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini

tidak bisa ditemukan melalui observasi.Tujuan dari wawancara ini adalah

untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak

yangdiajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.26Adapun orang

yang dipilih untuk dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sumarni S.H sebagai Kepala Seksi Pemberdayan Masyarakat Desa.

2. Ani Anggraini A.Md.Keb sebagai Bidan sekaligus Pembina Posyandu

di Kelurahan Bajubang.

3. Djumariah sebagai Kader Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan

Bajubang.

25 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. (Bandung: Alfabeta,

2014), Hlm. 231. 26Ibid, Hlm. 232-233.

Page 39: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

25

4. Ibu Mira dan Santi Nalia selaku orangtua dari Anak yg mengikuti

posyandu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,

peratran, kebijakanDokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-

lain.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.27

E. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah

analisis data. Pada data dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga diperoleh

kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan yang akan diajukan dalam

penelitia, setelah jenis data yang dikumpulkan maka analisis data penelitian

ini bersifat kualitatif. Ada tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis

penelitian kualitatif, yaitu:

27Ibid, Hlm. 240.

Page 40: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

26

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari

lapangan baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan

lainnya.Kemudian diperiksa kembali dan diatur untuk diurutkan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan data yang didapatkan dari catatan

tertulisdilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup

banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan

semakin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.28

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data.Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.Dalam hal ini

Miles and Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan

28Sugiyono, 2014.Hlm. 247.

Page 41: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

27

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.29

4. Verifikasi Data

Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awalyang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.30

F. Sistematika Penulisan

Agar penulis skripsi tidak keluar dari pembahasan, maka penulis membuat

sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini

dan menjadi ringkasan dalam pembahasan-pembahasan yang ada didalam bab

nya sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi penulis

skripsi.Bab ini berisikantentanglatarbelakang masalah, rumusan masalah,

29Ibid, Hlm. 249. 30 Sugiyono,2014Hlm. 252.

Page 42: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

28

batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan

pustaka.

Bab II : Merupakan bab yang membahasa mengenai metode penelitian

yang didalamnya membahas tentang pendekatan penelitian, jenis penelitian,

jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknis analisis data, serta

sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

Bab III :Bab ini sebagian besar memberikan gambaran tentang profil

tempat dilakukannya penelitian.

Bab IV : Berisi tentang pembahasan dan hasil dari penelitian ini yaitu

Upaya Pemerintah Dalam Program Posyandu Terhadap Peningkatan

Kesehatan Anak (Studi Di Posyandu Kecamatan Bajubang).

Bab V : Berisi tentang penutupan yang terdiri dari kesimpulan dan saran-

saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan curriculum vitae.

Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan uraian yang telah ditulis terdahulu dan

berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan resume dari apa yang

ditulis dahulu melainkan kesimpulan adalah jawaban masalah dari data yang

diperoleh.

Page 43: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

29

G. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka penulis

menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.3

Jadwal Penelitian

No

.

Kegiatan

Tahun 2019-2020

Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan

Judul

X

2. Pembuatan

Proposal

X x x

3. Perbaikan

Proposal

dan Seminar

4. Surat Izin

Riset

5. Pengumpula

n Data

6. Pengolahan

dan Analisis

Data

7. Pembuatan

Laporan

8. Bimbingan

dan

Perbaikan

x

9. Agenda dan

Ujian

Skripsi

x

x

10. Perbaikan

dan

Penjilidan

x

Page 44: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Bajubang

1. Letak Geografis

Kecamatan Bajubang merupakan salah satu wilayah kecamatan dalam

kabupaten Batang Hari yang terus memacu diri meningkatkan program

pembangunan di berbagai sektor, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan,

pertanian, peternakan dan perkebunan. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 02

Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Bajubang. Secara geografis

kecamatan Bajubang terletak di bagian selatan kabupaten Batang Hari yang

meliputi wilayah seluas 120.269 Ha, dengan jumlah kepala keluarga 12.702

dan terdiri dari 1 kelurahan dan 9 desa. Dengan nama-nama desa dan kelurahan

sebagai berikut:Kelurahan Bajubang, Desa Penerokan, Desa Ladang Peris,

Desa Batin, Desa Petajen, Desa Mekar Jaya, Desa Pompa Air, Desa Bungku,

Desa Sungkai dan Desa Mekar Sari Nes. Adapun jarak tempuh dari Ibukota

Kabupaten Batang Hari sejauh 17 Km dan menuju Ibukota Provinsi Jambi

sejauh 45 Km.31

Pusat pemerintahan Kecamatan Bajubang terletak di Kelurahan

Bajubang dengan batas wilayah kecamatan adalah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Muara Bulian.

b. Sebelah Selatan berbatasan denganProvinsi Sumatra Selatan.

31Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari

2020.

Page 45: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

32

c. Sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Sarolangun.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Muaro Jambi.

Gambar 1.1

Letak Geografi

Sumber data: Profil Kecamatan Bajubang Tahun 2019

Karakteristik masyarakat dalam Kecamatan Bajubang pada umumnya

adalah campuran antara Suku Melayu, Jawa, Batak, Banjar, Bugis, Cina dan

lain sebagainya.32

2. Bidang Pemerintahan

Pada bidang pemerintahan Kantor Kecamatan Bajubang membahas 2

pokok utama yang menjadi sebuah kegiatan rutin di setiap tahunnya, yaitu pada

bidang kependudukan/pemerintahan umum.33

32 Dokumentasi Profil Kecamatan Bajubang. Pada Tanggal 26 Februari 2020.

33Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari

2020.

Page 46: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

33

a. Kependudukan dan Pemerintahan Umum

Kecamatan Bajubang terdiri dari 9 Desa dan 1 Kelurahan. Berikut

secara jelasnya dapat dilihat gambaran umum data wilayah Desa dan

Kelurahan, Luas wilayah, jumlah penduduk dengan data-data sebagai

berikut:

Tabel 1.4

Data wilayah Desa/Kelurahan Bidang Pemerintahan KecamatanBajubang.34

No.

Desa/Keluraha

n

Luas

Wilayah

(Ha)

Penduduk

L P Jumlah Jumlah

KK

1. Bajubang 5.600 2.893 2.776 5.669 1.715

2. Penerokan 12.200 3.662 3.515 7.177 1.976

3. Ladang Peris 6.400 1.562 1.712 3.274 890

4. Pompa Air 6.300 1.497 1.295 2.792 692

5. Batin 1.160 1.342 1.222 2.564 661

6. Mekar Jaya 1.025 817 801 1.618 455

7. Petajen 2.850 1.033 1.228 2.261 592

8. Sungkai 821 617 563 1.180 322

9. Bungku 83.195 9.463 8.389 17.852 5.034

10. Mekar Sari Nes 718 541 531 1.072 3.12

Jumlah 120.269 23.427 22.032 45.459 12.649

Sumber Data: Data Wilayah Kecamatan Bajubang tahun 2019

34Dokumentasi Data Wilayah Desa/Kelurahan Bidang Pemerintahan Sekecamatan

Bajubang Tahun 2019.

Page 47: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

34

3. Sosial Masyarakat

a. Pendidikan

Di Kecamatan Bajubang terdapat 31 Sekolah Dasar Negeri, 4.544

siswa dan 355 guru, pada tingkat SLTP terdapat 7 sekolah, 1.031 siswa

dan 101 orang guru, sementara itu pada tingkat SMA tercatat sebanyak 1

sekolah, 427 orang siswa dan 28 guru.

b. Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Bajubang antara lain 2

puskesmas dan 5 puskesmas pembantu. Sementara tenaga kesehatan

tercatat sebanyak 4 orang dokter, 15 orang perawat dan 17 orang bidan.

c. Agama

Pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkanuntuk

kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya

yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Di Kecamatan

Bajubang terdapat 15 buah mesjid, 34 buah langgar dan 2 gereja.

4. Bidang Pertanian

a. Tanaman Perkebunan

Komoditas tamananperkebunan yang paling banyak di tanami di

wilayah Kecamatan Bajubang adalah tanaman perkebunan karet seluas

22.597 hektar, kemudian menyusul tanaman perkebunan kelapa sawit

seluas 16.332 hektar.

Page 48: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

35

b. Perternakan

Populasi ternak di Kecamatan Bajubang pada tahun 2016 tercatat

sebanyak 67 ekor sapi, 1.316 ekor kambing, dan 473 ekor domba,

sedangkan populasi unggas tercatat sebanyak 84.725 ekor ayam buras dan

2.216 itik.35

B. Visi dan Misi Kecamatan Bajubang

1. Visi

Visi kecamatan Bajubang adalah “Terwujudnya Kecamatan Bajubang

yang maju, adil dan sejahtera serta pelayanan prima”.

2. Misi

a) Meningkatkan profesional aparatur.

b) Meningkatkan mutu dan prosedur pelayanan.

c) Meningkatkan pembinaan terhadap aparatur pemerintahan desa dan

kelurahan.

d) Mengayomi aktifitas peranan perempuan di bidang industri rumah tangga.

e) Meningkatkan kualitas infrastruktur.

f) Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif

g) Mendorong partisipasi masyarakat.36

35Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari

2020.

36Dokumentasi Data Profil Kecamatan Bajubang Kab. Batanghari Tahun 2019.

Page 49: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

36

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Bajubang37

3.

37Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari

2020.

SEKRETARIS CAMAT

Said Saipul Hampa, S.H

KELOMPOK

JABATAN

Kasubbag Umum

dan Kepegawaian

Iskandar, S.E

Kasubbag Keuangan

Liska Handayani, S.E

Kasi Trantib

Muhsin, S.E

Kasi kesos

Bahrul, S.IP Kasi Pem

Jumanto S.Pd

Kasi Pelum

Asmajaya,S.E

E

Kasi PMD

Sumarni Lurah

Sri Rohati

Kasi Pem &

Trantib

Ngadiyo

Kasi Kesejahteraan Sosial

Izmi Hariyanto, S.E

Sekretaris Lurah

Jasmidar, A.Md

Kasi Pemberdayaan

Masyarakat

Jaya Ahmadi, S.E

CAMAT

Ichwan, S.STP, M.H

Page 50: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

37

1. Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu

Kecamatan Bajubang

Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu

selanjutnya disebut Pokjanal Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan

fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan dan

pengelolaan posyandu yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, Kabupaten dan

Kecamatan.

a. Tujuan Pokjanal Posyandu

Untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang

berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja posyandu yang secara

operasional dilaksanakan oleh unit atau sekelompok pengelola posyandu

di Desa dengan mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh pokjanal

posyandu.

b. Fungsi pembinaan ada 3 yaitu:

a) Aspek Manajemen (aspek program).

b) Aspek Kelembagaan.

c) Aspek Personil atau Sumber Daya Manusia.38

C. Sejarah Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang

Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang berdiri sekitar tahun 1987

yang pada awalnya merupakan kegiatan pelayanan imunisasi keliling oleh

petugas puskesmas keliling yang diadakan sebulan sekali. Baru sejak tahun

38Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun

2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 51: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

38

2007 posyandu ini memiliki gedung sendiri bantuan dari pemda batanghari

melalui program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan.

memiliki struktur dan kepengurusan sendiri dengan kader dan masyarakat

sebagai pengelola sampai dengan saat ini.

Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang yang kita tempati ini adalah

bagian dari 6 posyandu yang ada di Kelurahan Bajubang yaitu Posyandu

Kamboja, Posyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu Kipas I, Posyandu

Kuncup Melati, Dan Posyandu Kipas II. Wilayah kerja posyandu ini memiliki

balita seluruhnya berjumlah 55 balita dalam wilayah RW 03 terdiri dari RT 07,

RT 08 dan RT 09.

Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang ini merupakan kepengurusan

posyandu yang lengkap dengan 10 orang kader dan telah mendapat pengakuan

sebagai posyandu untuk katagori mandiri. telah menempati gedung sendiri, dan

juga sudah terbentuk kepengurusan dan telah di SK kan diantaranya posyandu

lansia, Pendidikan Anak Usia Dini dan Bina Keluarga Balita.39

Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang ini kegiatannya dilaksanakan

setiap bulan sekali setiap tanggal 6 secara terpadu dengan menerapkan sistem

5 meja, setiap kegiatannya dihadiri oleh seluruh kader dengan berbagai

pelayanan seperti penimbangan, pelayanan imunisasi, pelayanan KB,

pemeriksaan ibu hamil, dan kesehatan ibu dan anak.

39 Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun

2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 52: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

39

Setiap bulannya kader posyandu ini juga telah melakukan berbagai

pencatatan dan pelaporan sebanyak 7 buku wajib, 12 buku bantu, papan data,

papan struktur, papan blok SKDN. Kantong evaluasi pasca penimbangan dan

berbagai media poster, kebun toga dan alat permainan edukatif.Posyandu

Kamboja Kelurahan Bajubang ini terintegrasi dengan kegiatan pendidikan

anak usia dini yang tenaga pendidiknya merupakan sebagian dari kader

posyandu dan kader Bina Keluarga Balita.

Posyandu ini dilengkapi sudut bacaan yang terdiri dari bahan bacaan

masalah kesehatan, pendidikan balita, dan sebagainya. Tersedianya pojok asi

bagi ibu yang menyusui, dan juga tersedia ruangan periksa serta tempat

bermain anak. Posyandu ini dibina oleh beberapa instansi terkait seperti

petugas kesehatan, petugas kb, tim penggerak pkk dan pemerintahan kelurahan

sendiri. Pelaksanaan pembinaan dilakukan setiap sebulan atau setiap triwulan

sesuai dengan kebutuhan.40

40 Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun

2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 53: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

40

Gambar 1.3

Struktur Pengurus Posyandu Kamboja Rw 03 Kelurahan Bajubang41

41Sumber Data: Dokumentasi Profil Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang.

PELINDUNG

KETUA TP.PKK

IDA AFRIDA,S.Pd

ANI ANGGRAINI, A.md.Keb

PEMBINA

DJUMARIAH

KETUA

DESWIKA

SEKRETARIS

SURYAMAH

BENDAHARA

MULTARISNA SITI SUDARYATI

MEJA I

SAMI PARYUNI

MEJA II

NGADILAH KARNINGSIH

MEJA III

KUSMAWATI

MEJA IV

Page 54: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

41

1. Tugas dan Fungsi Posyandu

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam

menyelenggarakan posyandu adalah sebagai berikut :

a. Kader

a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan

prasaranaposyandu termasuk penyiapan makanan tambahan.

b. Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu.

c. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjungke

posyandu.

d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisibuku

register posyandu.

e. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai

kewenangannya.Pelayanan kesehatan ini diselenggarakan bersama

petugaspuskesmas.42

b. Petugas Puskesmas

a) Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.

b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di

meja 5.

c) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, keluarga berencana

dangizi kepada pengunjung posyandu dan masyarakat luas.

42Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Jakarta:

Departemen Kesehatan RI, 2006), Hlm. 35.

Page 55: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

42

c. Instansi/Lembaga Terkait

a) Pemberdayaan masyarakat desa berperan dalam fungsi koordinsi

penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,

pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode

pendampingan masyarakat teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan

sebagainya.

b) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan

sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi

KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga

teknis kesehatan.

d. Fungsi Posyandu

a) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,

terutama berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan angka

kematian bayi.43

43Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Jakarta:

Departemen Kesehatan RI, 2006), Hlm. 39.

Page 56: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

43

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Peran Pemerintah Terhadap Posyandu Dalam Peningkatan Kesehatan

Anak di Desa Bajubang

Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007.

Pokjanal posyandu adalah kelompok kerja yang tugasnya dan fungsinya

mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan atau pengolahan

posyandu yang berkedudukan di pusat, provinsi, kabupaten dan kecamatan.

Pokjanal posyandu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

ayat (1) mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan,

pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap

pengelolaan program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.44

1. Membentuk Pokjanal Kecamatan Bajubang

Peran pemerintah kecamatan Bajubang dalam program posyandu yaitu

membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan pelayanan terpadu

posyandu. Pemerintah kecamatan turun dan melakukan pembinaan jika akan

diadakannya perlombaan posyandu di tingkat kecamatan maupun di tingkat

nasional. Pokjanal posyandu bukan hanya dari kantor camat saja namanya

sekecamatan jadi melibatkan unsur dari kesehatan, puskesmas, dan penkab

yang mendalami tentang posyandu. Pokjanal kecamatan bajubang melakukan

44Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Kelompok Kerja

Operasional Pos Pembinaan Dan Pelayanan Terpadu Posyandu.

Page 57: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

44

pembinaan dan bekoordinasi dengan pemerintah desa setempat dimana desa

yang akan dilombakan.

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni, S.H selaku

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Bajubang sebagai

berikut:

“Kalau di kecamatan itu dibikin pokjanal posyandu (kelompok kerja

pelaksanaan posyandu, peran kecamatan disini pembinaan jika ada

lomba-lomba, pokjanal posyandu bukan dari kantor camat saja

namanya sekecamatan jadi juga melibatkan unsur dari kesehatan,

puskesmas,pemkab. Dalam melaksanakan lomba itu ketua pelaksana

lomba dari kecamatan, sekretaris dan anggotanya dari puskesmas.

puskesmas di kecamatan bajubang terdiri dari puskesmas batin dan

puskesmas penerokan. Kalau pokjanal kecamatan turun itu di saat

posyandu itu mau diadakannya perlombaan.Karna perlu pembinaan,

tapi kalau tidak ada perlombaan waktu kami yang tidak ada untuk

turun.Posyandu di kecamatan Bajubang ini sudah ada yang tingkat

nasional yaitu di desa mekar jaya tahun 2014”.45

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa peran

pokjanal Kecamatan Bajubang yang berkaitan dalam pembinaan yaitu melihat

keaktifan peran serta kader posyandu, bagian pokjanal Kecamatan Bajubang

memberi masukan, motivasi dan inovasi kepada kader posyandu sehingga

target penimbangan posyandu itu tepat dan grafiknya terus naik, dan pokjanal

Kecamatan Bajubang melakukan pengawasan terhadap bidan dalam

melakukan pelayanan dasar di posyandu kegiatannya terus dipantau, di

evaluasi dan diminta laporannya.46

45 Hasil Wawancara Dengan Ibu Sumarni S.H, Selaku Kepala Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Desa Kecamatan Bajubang, Senin, Tanggal 24 Februari 2020. 46 Analisis Peneliti Terhadap Peran Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang. Pada

Tanggal 24 Februari 2020.

Page 58: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

45

Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan melihat laporan yang

diberikan oleh bidan Jika dari pelaksanaan posyandu itu ada anak yang stunting

peran pokjanal Kecamatan Bajubang memfasilitasi anak-anak yang stunting

dan bekoordinasi dengan dinas kesehatan dengan memberikan makanan

tambahan kepada anak-anak yang stunting. Karena stunting menjadi prioritas

jadi masing-masing posyandu di setiap desa harus memprogramkan

penanggulangan stunting, salah satu penanggulangan stunting adalah

pengadaan alat kemoterapi kidvs, alat tinggi badan, panjang badan, berat

badan. Pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu selalu

mensosialisasikan jangan sampai terjadi stunting, karena anak yang terkena

stunting tidak bisa diobati tetapi pencegahan bisa dilakukan.47

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni sebagai Kepala

Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai berikut:

“Kalau dari pembinaan turun ke posyandu melihat keaktifan peran serta

kader kader itu aktif atau tidak, bagaimana merangsang balita itu untuk

hadir, kadangkala kami sering memberi masukan ke kader memberi

inovasi-inovasi siapa yang rajin ke posyandu dapet donprise atau pakai

sistem arisan, sehingga ibu-ibu yang punya balita itu rajin keposyandu

sehingga target penimbangan posyandu itu tepat dan grafiknya terus

naik. kenyataan dilapangan sering terjadi posyandu itu ramai hanya di

bulan februari dan agustus karena pemberian vitamin A. Jadi dengan

adanya pembinaan rangsangan-rangsangan supaya kader itu memberi

motivasi atau inovasi sehingga orang ramai ke posyandu”.48

47 Observasi Peneliti Tentang Peran Pelaksanaan Program Posyandu Kecamatan Bajubang.

Pada Tanggal 24 Februari 2020.

48Hasil Wawancara Dengan Ibu Sumarni S.H, Selaku Kepala Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Desa Kecamatan Bajubang, Senin, Tanggal 24 Februari 2020.

Page 59: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

46

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan peran

pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan anak di Desa

Bajubang peran Pemerintah Kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu

sudah melakukan perannya dengan di buktikannya Pemerintah sudah

membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan pelayanan terpadu

posyandu melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap bidan dalam

melakukan pelayanan dasar di posyandu dan kegiatannya terus dipantau, di

evaluasi dan diminta laporannya. Selanjutnya peran pokjanal kecamatan

bajubang yang berkaitan dalam pembinaan yaitu melihat keaktifan peran serta

kader posyandu, bagian pokjanal kecamatan bajubang memberi masukan,

motivasi dan inovasi kepada kader posyandu sehingga target penimbangan

posyandu itu tepat dan grafiknya terus naik, dan pokjanal Kecamatan Bajubang

melakukan pengawasan terhadap bidan dalam melakukan pelayanan dasar di

posyandu kegiatannya terus dipantau, di evaluasi dan diminta laporannya.49

B. Kendala dalam Pelaksanaan Program Posyandu Di Desa Bajubang

Sebagaimana yang telah dibahas diatas, peran pemerintah kecamatan

Bajubang bagian pokjanal posyandu sudah menjalankan tugas dan fungsinya.

Namun dalam pelaksanaan kegiatan posyandu tersebut belum berjalan dengan

baik dilihat masih kurangnya sumber daya manusia dari kadernya, kurangnya

partisipasi masyarakat dari ibu-ibunya untuk menimbang anaknya ke posyandu

serta sarana dan prasarana dari posyandu yang kurang seperti dancing

49 Observasi Peneliti Tentang Peran Pemerintah Kecamatan Bajubang Bagian Pokjanal

Posyandudengan Melakukan Pembinaan. Pada Tanggal 24 Februari 2020.

Page 60: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

47

timbangan, dan alat pengukur badan bayi yang hanya ada satu untuk satu

kelurahan Bajubang. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apa saja

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program posyandu tersebut.50

Berikut beberapa kendala yang dihadapi Desa Bajubang dalam

menjalankan program posyandu sebagaimana yang penulis temui dilapangan.

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah orang pegawai, karyawan, buruh yang

bekerja untuk suatu organisasi, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga

pendidikan, tentara, polisi, dan sebagainya yang direkrut untuk melaksanakan

aktivitas manajemen organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.Sumber

daya manusia dapat disebut sebagai pegawai, tenaga kerja, buruh, karyawan,

abdi Negara.51

Orang yang bekerja pada organisasi tersebut sering disebut sebagai

modal manusia atau human capital. Modal manusia adalah stok kompetensi,

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, tenaga, pikiran, perilaku,

kepribadian, kreativitas dan inovasi dan lain-lain yang merupakan karakteristik

yang ada dalam diri manusia sehingga mampu melaksanakan fungsinya

sebagai tenaga kerja atau buruh untuk menciptakan nilai ekonomi. Human

capital hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan kerja secara terus

menerus dan berkelanjutan.52

50Observasi Peneliti Tentang Kendala Pemerintah Dalam Pelaksanaan Program Posyandu

Di Kecamatan Bajubang. 51Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015).

Hlm. 20. 52Ibid, Hlm. 21.

Page 61: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

48

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang

memiliki akal perasaan, keinginan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya,

dan karya (rasio, rasa, dan karsa).Semua potensi SDM tersebut berpengaruh

terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan.53Betapapun majunya

teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya

bahan, jika tanpa SDM sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuan. Sumber

daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang

dimiliki individu.Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk

memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia berkualitas tinggi menurut

Ndraha (1999) adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan

saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan

menggunakan energi tertinggi seperti :intelligence, creativity, dan

imagination.54

Yang dimaksud dengan sumber daya dalam penelitian ini adalah

“kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.

Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungan, sedangkan

prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi

kepuasannya.Apabila semua pengurus posyandu di Desa Bajubang,

mempunyai sumber daya manusia baik dan mempunyai keterampilan seperti

yang disebutkan diatas barulah bisa berkolaborasi bersama masyarakat dengan

53 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011). Hlm. 3. 54 Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000).

Hlm. 244.

Page 62: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

49

baik, menjalankan tugas dan fungsinya dalam menjalankan pelayanan

masyarakat. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan

untuk masyarakat yang bertugas untuk membantu kelancaran pelayanan

kesehatan di posyandu.55

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Ani Anggraini,A.Md.Keb

selaku bidan di salah satu posyandu mengatakan :

“Pelayanan posyandu ada 5 meja, mulai dari pendaftaran,

penimbangan, pencatatan kms, penyuluhan kesehatan dan pelayanan

kesehatan. Dari meja 1-4 dilakukan kader di meja lima bidan

melakukan pelayanan kesehatan. Tapi kenyataannya hampir semua

direkrut oleh bidan penyuluhan kesehatan di limpahkan ke bidan

harusnya dilakukan kader dengan memberdayakan kader”.56

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dipahami bahwa

pelayanan posyandu ada tahapan dan prosedur yang harus dilaksanakan oleh

orangtua dalam setiap program posyandu.Selanjutnya peneliti juga

mewawancarai Ibu Djumariah selaku Kader posyandu Bajubang yang

mengatakanbahwa :

“Kalau pelaksanaan kegiatan posyandu sudah berjalan setiap bulannya.

Kadangkala dalam kegiatan posyandu kehadiran kader tidak datang

semua dari 5 hanya 2 yang hadir jadi dalam melaksanakan pelayanan

repot”.57

55Observasi Peneliti Tentang Sumber Daya Manusia Dalam Mengurus Program Posyandu

Di Kec.Bajubang.

56Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus

Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020. 57Hasil Wawancara dengan Ibu Djumariah Selaku Kader Posyandu Bajubang.Pada Tanggal

25 Februari 2020.

Page 63: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

50

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa

pelaksanaan program posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak berjalan

setiap bulannya.Namunmasih ditemukan kekurangan dan kelemahan yaitu

kader dan ibu-ibu tidak semuanya hadir dalam kegiatan tersebut.Berikut ini

hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi

Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bajubang yang menyatakan bahwa :

“Kadangkala kurang sumber daya manusia dari kadernya, partisipasi

dari kadernya itu sendiri dulu waktu posyandu belum ada insentif

sukarela tapi malah sekarang sudah ada insentif mulai itung-itungan

capek”.58

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kurangnya sumber daya manusia dari kader posyandu

dilihat dari pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu dalam bidang

penyuluhan kepada orangtua masih dilakukan oleh bidan.Seharusnya kader

posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan

kehadiran dari anggota kader dalam pelaksanaan posyandu yang kadang hadir

dan tidak hadir sehingga menyebabkan pelayanan 5 meja banyak di rekut oleh

bidan.59

2. Kurangnya Partisipasi Orangtua Menimbang Anaknya Ke Posyandu

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” adalah

pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi

adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian

58Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat

Desa di Bajubang. Pada Tanggal 25 Februari 2020. 59Analisis Peneliti tentang kurang optimalnya program posyandu terhadap pelayanan

kesehatan anak di Bajubang.

Page 64: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

51

tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Sebenarnya partisipasi adalah

suatu gejala demokrasi dimana seseorang diikutsertakan dalam suatu

perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab

sesuai dengan tingkat kematangan dan kewajibannya.60

Kemudian yang menjadi kendala dalam pelaksanaan posyandu adalah

kurangnya partisipasi orang tua dari anak untuk menimbang anaknya ke

posyandu seperti pernyataan dari Ibu Ani Anggraini,A.Md.Keb selaku

bidandesa mengatakan :

“Kurangnya partisipasi orangtua untuk menimbang anaknya ke

posyandu dilihat dari pelaksanaan kegiatan posyandu hanya ramai di

saat pembagian vitamin A dan imunisasi saja. Dan anak yang ikut

posyandu yang usianya di atas 2 tahun atau yang sudah mendapatkan

imunisasi lengkap sudah mulai jarang ikut posyandu. Padahal posyandu

itu wajib sampai anak berusia 5 tahun”.61

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa

kendala kurangnya partisipasi orangtua untuk menimbang anaknya ke

posyandu dipengaruhi oleh faktor orang tuanya bekerja dan posyandu banyak

di tinggalkan orangtua setelah anaknya mendapat imunisasi lengkap. Menurut

peneliti kader posyandu harus memetakan permasalahan jadwal dengan teliti

mengingat kesibukan dari orangtua si anak.Jika dijadwalkan dengan baik

sesuai dengan waktu yang tepat maka orangtua bisa menyesuaikan dengan

waktu kerjanya.

60 Fahmyddin A’raaf Tauhid, Partisipasi Publik Dalam Perencanaan Kota. (Gowa:

Alauddin University Press, 2013), hlm. 238. 61Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus

Pembina Di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020.

Page 65: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

52

Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Mira, selaku orangtua dari anak

yang mengikuti kegiatan di Posyandu Kamboja sebagai berikut :

“Kehadiran orangtua untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu

sebagianorangtua kebanyakan tidak hadir, dikarenakan ibu-ibu pada

pagi hari bekerja sebagai petani karet dan juga sebagai ibu rumah

tangga, sepulang dari kebun masih harus masak dan mengurus

pekerjaan rumah lainnya sehingga tidak bisa hadir dalam kegiatan

posyandu”.62

Selanjutnya hampir sama dengan pendapat di atas faktor yang

mempengaruhi kurangnya partisipasi orang tua untuk menimbang anaknya

keposyandu menurut ibu Santi Nalia, selaku orangtua dari anak yang

mengikuti kegiatan di Posyandu Kamboja mengatakan :

“Alasan saya tidak mengikuti posyandu karna repot, kadang anak

belum pulang sekolah dan datang ke posyandu hanya untuk

menimbang berat badan dan hanya dapat bubur kacang hijau saja dan

tidak ada kegiatan lain..”63

Dari pernyataan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

kurangnya partisipasi orangtua menimbang anaknya ke posyandu

dikarenakan orangtua dari anak yang mengikuti posyandu ada memiliki

kegiatanya masing- masing pada pagi hari seperti bekerja memasak dan

mengantarkan anak sekolah selain itu faktor lain dari kurangnya partisipasi

orang tua untuk menimbang anaknya keposyandu adalah orang tua dari anak

yang ikut posyandu mengganggap datang keposyandu hanya untuk

menimbang dan mendapat bubur kacang hijau tanpa ada kegiatan lain.64

62Hasil Wawancara dengan Ibu Mira, Selaku Orangtua Dari Anak Yang Mengikuti

Kegiatan Posyandu Di Posyandu Kamboja, Rabu Tanggal 26 Februari 2020.

63Hasil Wawancara dengan Ibu Santi Nalia, Selaku Orangtua Dari Anak Yang Mengikuti

Kegiatan Posyandu Di Posyandu Kamboja, Rabu Tanggal 26 Februari 2020. 64Analisis peneliti tentang kurangnya orangtua mengantarkan anaknya ke posyandu

dikarenakan kesibukan kerja.

Page 66: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

53

3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Posyandu

Sarana dan prasarana yang dimiliki pada setiap posyandu disetiap desa

menjadi kendala pelaksanaan kegiatan posyandu seperti pernyataan wawancara

dengan Ibu Ani Anggraini, A.Md.Keb selaku bidan dan Pembina Posyandu di

Kelurahan Bajubang sebagai berikut :

“Alat yang kurang adalah dancing (timbangan) dan pengukur badan

bayi yang hanya ada 1 untuk 1 kelurahan bajubang. Sedangkan

posyandu di kelurahan bajubang ada 6 posyandu. jadi apabila akan

dilaksanakan kegiatan posyandu bidan harus membawanya kesetiap

posyandu dengan ukuran yang cukup besar dan berat sehingga hal ini

menjadi tidak efektif”.65

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dipahami bahwa

masih ada kekurangan fasilitas program posyandu terhadap kesehatan anak,

salah satunya adalah kurangnya alat dancing (timbangan) dan pengukur badan

bayi yang hanya ada 1 untuk 1 di Kelurahan Bajubang. Sedangkan seperti yang

diketahui bahwasanya posyandu di kelurahan Bajubang ini ada 6 posyandu.

Jadi, apabila akan dilaksanakannya kegiatan posyandu bidan harus

membawanya kesetiap posyandu dengan ukuran yang cukup besar dan berat

sehingga hal ini menjadi tidak efektif dan efisien. Menurut peneliti Pemerintah

harus memperhatikan hal ini karena akan berdampak terhadap pelayanan

kepada masyarakat. Jika Pemerintah memberikan setiap posyandu 1 alat maka

pelayanan kesehatan anak akan optimal dan lebih baik lagi.66

65Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus

Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020. 66Observasi Peneliti tentang fasilitas atau peralatan dalam program posyandu terhadap

kesehatan anak.Pada Tanggal 25 Februari 2020.

Page 67: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

54

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sumarni

Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa menyatakan:

“Kadangkala fasilitas dari alat posyandu itu masih kurang seperti

dancing (timbangan) dan kalau di posyandu penerokan kader sdm nya

sudah bagus tapi tidak di dukung dengan bangunan gedungnya kecil

tidak sesuai dengan standar gedung posyandu pada umumnya, kalo

posyandu desa bajubang di bangun oleh pnpm itu standar posyandu

yang sesuai, kalo penerokan P2KP tidak ada tempat pemeriksaan untuk

ibu hamil dan mejanya tidak bisa di bikin pelayanan 5 meja”.67

Dari hasil pernyataan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu seperti yang dikatakan ibu Ani Anggraini selaku bidan dan Pembina

Posyandu di Kelurahan Bajubang kurangnya alat timbang (dancing) yang ada

1 untuk 1 Kelurahan Bajubang sehinga di dalam pelaksanaan kegitan posyandu

tidak berjalan dengan efektif. selain itu kendala lain dari sarana dan prasrana

seperti yang dikatan Ibu Sumarni Sebagai Kepala sesi pemberdayaan

masyarakat desa diatas untuk posyandu di Kecamatan Bajubang masih banyak

yang memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran standar posyandu

sehingga menyebabkan tidak berjalannya pelayanan 5 meja dan tidak adanya

ruangan untuk ibu hamil.

67Hasil wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat

Desa DI Bajubang.Pada Tanggal 25 Fberuari 2020.

Page 68: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

55

C. Upaya Pemerintah Dalam Mengoptimalkan Pelaksanaan Program

Posyandu di Desa Bajubang

Setelah mengetahui faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan

kegitan posyandu guna meningkatkan kesehatan anak di vKecamatan

Bajubangselanjutnya peneliti ingin mengetahui Upaya Pemerintah Kecamatan

Bajubang dalam mengoptimalkan program posyandu terhadap peningkatan

kesehatan anak.

1. Meningkatkan Kerjasama Dengan Dinas Kesehatan

Kerjasama dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha bersama antara

individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.Kerjasama juga

merupakan sebuah interaksi yang sangat penting bagi kehidupan manusia

sendiri merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Begitupun

halnya dengan kerjasama antara lembaga atau instansi Pemerintah dalam

mewujudkan pelayanan yang baik. Dalam penelitian ini Pemerintah kecamatan

Bajubang meninngkatkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam

pelaksanaan program posyandu tehadap kesehatan anak di Kelurahan

Bajubang RW03.68

Seperti yang dijelaskan dalam wawancara oleh Ibu Sumarni69 sebagai

Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa menyatakan:

“Kami dari pihak Pemerintah kecamatan khususnya ingin yang terbaik

buat masyarakat, apalahi menyangkut tentang program posyandu

terhadap kesehatan anak. tentu menjadi prioritas kami juga makanya

kami menekankan kepada posyandu untuk bekerja sesuai dengan

68Observasi Peneliti tentang kerjasama antara pihak kecamatan Bajubang dengan Dinas

Kesehatan dalam program posyandu. 69Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat

Desa di Kec.Bajubang.Pada Tanggal 25 Februari 2020.

Page 69: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

56

tupoksi yang ada. Untuk meningkatkan sumber daya manusia

pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu bekerja

sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan pelatihan yang di ikuti

setiap kader dari masing-masing posyandu yang ada di Kecamatan

Bajubang”.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersamaIbu

Sumarni di atas maka dapat dicermati bahwa pihak kecamatan Bajubang telak

melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan anak yang tertuang dalam

program posyandu. Salah satu upaya tersebut adalah dengan meningkatkan

kerjasama dengan Dinas Kesehatan berupa program pelatihan yang diadakan

di kecamatan, puskesmas inti dan bahkan pelatihan di hotel. Menurut hasil

observasi dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa pelatihan tersebut

diikuti oleh seluruh kader posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Kegiatan

ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak dengan memberikan

pelayanvan yang baik serta memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh anak

ketika mereka datang ke posyandu.70

Dari pernyataan wawancara diatas juga dapat disimpulkan bahwa upaya

pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di desa

Bajubang adalah pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu

bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan pelatihan yang diikuti

kader dari setiap posyandu yang ada di Kecamatan Bajubang sehingga

pengetahuan yang didapat dari pelatihan kader posyandu tersebut melatih

kemampuan kader posyandu di setiap desa dalam memberikan pelayanan

70Analisis Peneliti tentang upaya Pemerintah dalam program posyandu terhadap kesehatan

anak di Kec.Bajubang.

Page 70: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

57

kesehatan bagi masyarakat. dan kader dapat memberikan penyuluhan

kesehatan kepada ibu-ibu yang hadir dalam pelaksanaan posyandu.

2. Melakukan Pembinaan Kader Posyandu

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang

lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan

pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau

peningkatan atas sesuatu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah

pembinaan terhadap kader posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Dengan

adanya pembinaan maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di

posyandu. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi

Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bajubang sebagai berikut:

“Kalau dari peran pembinaan melihat keaktifan peran serta kader,

bagian pokjanal memberikan masukan ke kader memberi inovasi-

inovasi siapa yang rajin ke posyandu dapat donprise atau pakai sistem

arisan. sehingga ibu-ibu yang punya balita itu rajin ke posyandu. jadi

dengan adanya pembinaan rangsangan-rangsangan kader itu memberi

motivasi/inovasi dari orangtua sehingga target penimbangan posyandu

itu tepat dan grafiknya terus naik”.71

Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan Ibu Sumarni maka dapat

di pahami bahwa upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah

kecamatan Bajubang adalah pembinaan. Pembinaan ini ditujukan terhadap

kader posyandu, diharapkan dengan diadakannya pembinaan secara terus

menerus maka akan memberikan ransangan-ransangan terhadap kader

posyandu dan diharapkan juga dapat menjadi motivasi dan inovasi sehingga

71Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat

Desa di Bajubang di Kec.Bajubang.Pada Tanggal 25 Februari 2020.

Page 71: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

58

target program posyandu terhadap kesehatan anak tercapai sesuai tujuan

organisasi.

Dari hasil wawancara di atas dapat juga disimpulkan bahwa pemerintah

kecamatan Bajubang memberi arahan kepada kader untuk

berinovasi/memotivasi orang tua untuk hadir dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu dengan cara pemeberian hadiah kepada anak yang rajin datang ke

posyandu sehingga target penimbangan posyandu tepat dan grafiknya terus

naik. Selain itu Pemerintah juga mengupayakan posyandu terintegrasi dengan

kegiatan BKB (Bina keluarga balita) yang kegiatan didalamnya mengajarkan

anak untuk bermain permainan edukatif sehingga kegitan posyandu tidak

hanya melakukan imunisai saja dan Pemerintah menganggarkan dana untuk

pemebelian fasilitas yang di butuhkan pada setiap posyandu di Kecamatan

Bajubang.72

3. Melakukan Sosialisasi Kepada Masyarakat

Sosialisasi adalah usaha memasukkan nilai-nilai kebudayaan terhadap

individu sehingga individu tersebut menjadi bagian dari masyarakat. Sejumlah

sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan karena dalam

proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh setiap

individu. Kaitannya dengan penelitian ini adalah Pemerintah kecamatan

Bajubang melakukan upaya dalam peningkatan program posyandu dengan

sosialiasi kepada masyarakat umum khususnya di lingkungan kecamatan

72Observasi Peneliti tentang upaya Pemerintah kecamatan Bajubang memenuhi fasilitas

posyandu.

Page 72: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

59

Bajubang agar anakanya ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam progam

posyandu.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku

Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang sebagai berikut:

”Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar program posyandu

berjalan dengan baik.Salah satu yang harus diperhatikan adalah jadwal

penimbangan anak, dll.Karena alasan orang tuaanak-anak adalah sibuk

bekerja sehingga tidak menyempatkan waktunya untuk ke posyandu.Oleh

karena itu, kami gencar melakukan sosialisasi melalui kader posyandu yang

ada di setiap wilayah di kecamatan Bajubang”.73

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa

upaya yang dilakukan Pemerintah selanjutnya yaitu melakukan sosialisasi

kepada masyarakat agar program posyandu terhadap peningkatan kesehatan

anak tersampaikan ke masyarakat.Menurut peneliti jika Pemerintah Kecamatan

Bajubang ingin mensosialisasikan dengan baik melalui kader posyandu agar

program tersebut benar-benar dipahami oleh masyarakat.Pemerintah kecamatan

Bajubang memberi arahan kepada kader untuk berinovasi/memotivasi orang

tua untuk hadir dalam pelaksanaan kegitan posyandu dengan cara pemeberian

hadiah kepada anak yang rajin datang ke posyandu.

4. Meningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana Posyandu

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya

dan mencapai suatu tujuan.serta memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat

berupa benda-benda maupun uang. Kaitannya dengan penelitian ini adalah

Pemerintah kecamatan Bajubang meningkatkan fasillitas terhadap semua

73Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan

Bajubang. Pada Tanggal 25 Februari 2020.

Page 73: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

60

posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Hal tersebut diharapkan agar lebih

memudahkan masyarakat mendapatkan suatu pelayanan kesehatan anak yang

baik dan optimal serta memperlancar program posyandu terhadap peningkatan

kesehatan anak. Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Ani Anggraini

A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang

sebagai berikut:

“Pemerintah kecamatan Bajubang berupaya memberikan fasilitas yang

baik dan cukup kepada posyandu agar anak-anak kita mendapatkan

pelayanan secara maksimal baik dari penimbangan maupun yang

lainnya.Memang tidak bisa kita pungkiri bahwasanya saat ini posyandu

masih kekurangan alat-alat yang digunakan dalam program

tersebut.Namun kedepannya kita ingin semua msalah yang ada saat ini

bisa terselesaikan.Kami juga meminta dukungan dari masyarakat serta

dukungan dari kader posyandu khususnya untuk sama-sama

mensukseskan program ini.”74

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Pemerintah Kecamatan Bajubang telah melakukan upaya yaitu meningkatkan

fasilitas posyandu agar terwujudnya pelayanan posyandu yang baik dan lancar.

Untuk itu diharapkan fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah di jaga dengan

baik agar manfaat alat tersebut masih bisa dirasakan secara terus menerus di

masa yang akan datang.

74Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus

Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang.Pada Tanggal 28 Februari 2020.

Page 74: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal

mengenai upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan

kesehatan anak (Studi di kecamatan Bajubang) adalah sebagai berikut:

1. Peran pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan

kesehatan anak di Desa Bajubang adalah membentuk pokjanal Kecamatan

Bajubang dengan melakukan pembinaan dan pengawasan dalam program

posyandu terhadap kesehatan anak.

2. Kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu terhadap

peningkatan kesehatan anak di desa Bajubang adalah kurangnya sumber

daya manusia, kurangnya partisipasi orangtua menimbang anaknya ke

posyandu, dan kurangnya sarana dan prasarana posyandu.

3. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan

program posyandu di desa Bajubang adalah meningkatkan kerjasama

dengan dinas kesehatan, melakukan pembinaan kader posyandu,

meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan meningkatkan fasilitas

sarana dan prasarana posyandu.

B. Saran

Dengan melihat fenomena yang terjadi di Desa Bajubang dalam upaya

pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu. penulis dapat mengetahui

bagaimana Peran Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu, serta

Page 75: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

62

kendala dan upaya yang di hadapi dan dilakukan instansi terkait dan

pemerintah kecamatan bajubang agar program posyandu tersebut terlaksana

dengan baik. Agar dapat mencapai apa yang diamanatkan dalam peraturan

mentri dalam negeri no 54 tahun 2007 pokjanal posyandu adalah kelompok

kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan,

penyelenggaraan atau pengolahan posyandu yang berkedudukan di pusat,

provinsi, kabupaten dan kecamatan.

Berdasarakan kesimpulan diatas, maka peneliti memiliki beberapa

saran yaitu:

1. Diharapkan kepada Pemerintah Kecamatan Bajubang untuk menjalankan

peran di dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sebaiknya dilakukan secara

rutin dan terjadwal bukan hanya pada saat posyandu tersebut akan

mengikuti perlombaan hal ini sesuai dengan sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 pasal 2 ayat (1) pokjanal

mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan, pembinaan,

fasilitasi, advokasi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan

program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.

2. Kepada masyarakat hendaknya masyarakat selalu mengawasi dan ikut

berpartisipasi dalam pembangunan desa, dan juga harus bersikap sosial

terhadap lingkungan sekitar demi tercapainya masyarakat yang adil dan

sejahtera, sesuai dengan visi dari Kecamatan Bajubang.

Page 76: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

63

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur’an

Dedy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Bandung:

Alfabeta, 2016

Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,Jakarta:

Depkes RI, 2006

Fahmyddin A’raaf Tauhid, Partisipasi Publik Dalam Perencanaan Kota.

Gowa: Alauddin University Press, 2013

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Panduan Kader

PosyanduMenuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2011

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2011

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998

Muhammad Ngajenan,Kamus Etismologi Bahasa Indonesia. (Semarang:

Dahara Priza, 1990

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi 3, Jakarta Selatan: Salemba

Humanika 2016

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, Jambi: Syari’ah Press

IAIN STS, 2014

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pres, 2009

Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. Bandung:

Alfabeta, 2014

Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007

Wahit Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Salemba Medika,

2014

Page 77: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

64

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2007 tentang

pedomanpembentukan kelommpok kerja operasional pembinaan pos

pelayanan terpadu.

C. Lain-lain

Armaidi Darmawan, dkk, Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan

Pedoman Plaksanaan Posyandu Di Kota Jambi, Universitas Negeri

Jambi tahun 2017

Ede Surya Darmawan, Departemen Akk Fkmui, Tinjauan Kebijakan

TerkaitPengelolaan Posyandu Sebagai Masukan Dalam Perumusan

Peran Dan Tanggung Jawab Departemen Kesehatan Dalam

Pengelolaan Posyandu, 23 Maret 2009

Muhammad Ngajenan, Kamus Etismologi Bahasa Indonesia, Semarang:

Dahara Priza, 1990

Puji Lestari, dkk, Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan

Program Posyandu (studi kasus di Desa Giritirto, Kecamatan

Purwosari Gunung Kidul, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006

Torik, Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam

pembangunan kesehehatan masyarakat (studi kasus di Kelurahan

Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Universitas Negeri

Semarang tahun 2005.

Page 78: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

65

DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Pelaksanaan Program Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang

1. Mengisi Buku Pendaftaran

2. Penimbangan

Page 79: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

66

3. Pengukuran Lingkar KepalaAnak

4. Pengukuran Tinggi BadanAnak

Page 80: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

67

FOTO WAWANCARA

Wawancara bersama Bidan Desa skaligus Ketua Posyandu Kelurahan Bajubang

Wawancara Bersama Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa

KecamatanBajubang

Page 81: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

68

Wawancara Bersama Ibu Mira Dan Ibu Santi Nalia Selaku Orangtua Anak Yang

MengikutiPosyandu

Page 82: UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP

69

CURICULUM VITAE

A. Biodata Pribadi

Nama : Desy Herawati

NIM : SIP.162266

Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 27 Desember 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas/Prodi/Semester : Syariah/Ilmu Pemerintahan

Universitas : Universitas Islam Negeri STS Jambi

Agama : Islam

Golongan Darah : B

Status Perkawinan : Belum Kawin

Kewarganegaraan : WNI

E-Mail : [email protected]

No. Tlp/Wa : 0813-6861-5468

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 169 Cinta Damai Tanjung Jabung Barat : 2010

2. SMP Negeri 2 Batang Hari : 2013

3. SMA Negeri 5 Batang Hari : 2016

C. Motto Hidup : “Perjuangan dan Doa Pantang Mundur Terus Maju”