upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap
TRANSCRIPT
UPAYA PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP
PENINGKATAN KESEHATAN ANAK
(STUDI DI POSYANDU KECAMATAN BAJUBANG)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syari’ah
Oleh :
DESY HERAWATI
NIM : SIP.162266
PEMBIMBING :
Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.H.I
Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1442 H / 2020
i
iii
MOTTO
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa’: Ayat 58).
v
MOTTO
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisaa’: Ayat 58).
vi
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuaan untuk mngetahui upaya pemerintah dalam program posyandu
terhadap peningkatan kesehatan anak (Studi di Posyandu Kecamatan
Bajubang).Fokus penelitian ini adalahupaya pemerintah dalam program posyandu
terhadap peningkatan kesehatan anak serta kendala pemerintah dalam program
posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak.Dalam penelitian ini penentuan
informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
(observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Serta teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yakni dengan
mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan memverifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Pemerintah Kecamatan Bajubang
adalah pokjanal posyandu sudah melakukan perannya dengan dibuktikannya
Pemerintah sudah membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan
pelayanan terpadu posyandu, peran pokjanal Kecamatan Bajubang yang berkaitan
dalam pembinaan yaitu melihat keaktifan peran serta kader posyandu dan pokjanal
Kecamatan Bajubang melakukan pengawasan terhadap bidan dalam melakukan
pelayanan dasar di posyandu kegiatannya terus di pantau, di evaluasi dan di minta
laporannya.Kendala dalam pelaksanaan program kegiatan posyandu tersebut belum
berjalan dengan baik dilihat masih kurangnya sumber daya manusia dari kadernya,
kurangnya partisipasi masyarakat dari ibu-ibunya untuk menimbang anaknya ke
posyandu serta sarana dan prasarana dari posyandu. Upaya pemerintah dalam
mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang dengan cara
Pemerintah kecamatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan
pelatihan yang diikuti kader dari setiap posyandu yang ada di Kecamatan Bajubang,
Melakukan pembinaan kader posyandu, melakukan sosialisasi kepada masyarakat
dan meningkat fasilitas sarana dan prasarana posyandu.
Kata Kunci: Upaya Pemerintah, Posyandu, Kesehatan Anak.
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim……
Sujud Syukur kusembahkan kepada-Myaya Allah.Tuhan Yang Maha
Agung dan Maha Tinggi.Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang
berpikir, berilmu, beriman, dan bersabar.
Semoga keberhasilan ini menjadi suatu langkah awal untuk masa
depanku, dalam meraih cita-cita.
Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk kedxua orang tua saya
AYAHANDA HERMAN DAN IBUNDA ASMARIA tercinta, yang telah
membesarkan, mendidik, mengasihi saya dengan penuh kasih saying
tanpa pernah merasa letih, serta lelah berkorban seluruh jiwa dan
raga demi membuat saya menjadi seorang anak yang lebih berarti lagi.
Semoga keluh kesah dan air mata kalian menjadi aliran air yang
mengalir di Surga Firdaus.Aamiin.
Ungkapan terima kasih juga kepada:
Adik saya NABILA DWIE MAHARANI dan MUHAMMAD AKBAR
NURDAFFA PRATAMA karena berkat kalian saya benar-benar bisa
menjadi sosok kakak sulung yang lebih dewasa untuk bertekad segera
membahagiakan orang tua.
TERIMA KASIH juga yang tidak terhingga untuk Ibu, Bapak dosen
serta teman-teman seperjuangan (Program Studi Ilmu Pemerintahan
angkatan 2016).
Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna tapi saya harap isinya tetap memberikan manfaat sebagai
ilmu dan pengetahuan bagi para pembacanya.
Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin……
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mencurahkan
hidupnya untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat
manusia.
Skripsi ini adalah salah satu wujud di antara karunia Allah yang
dilimpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran
kedalam rangkaian karya tulis ini.Selanjutnya penulisan skripsi ini merupakan
kewajiban bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Disamping itu juga
penulis ingin menyumbangkan karya demi nusa, bangsa dan agama.Adapun
judul skripsi ini adalah “Upaya Pemerintah Dalam Program Posyandu
Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak (Studi di Posyandu Kecamatan
Bajubang)”.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis tidak dapat berbuat
banyak tanpa bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Karena itu penulis merasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan menghanturkan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D, selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan
ix
Pengembangan Lembaga UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. As’ad Isma, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA, selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama di lingkungan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Agus Salim, S.Th.I, MA., M.IR., Ph.D, selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
9. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si, selaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu
Pemerintahan.
10. Bapak Yudi Armansyah, S.Th,I., M.Hum, selaku Sekretaris Prodi Ilmu
Pemerintahan.
11. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Pembimbing I, dan Bapak
Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H, selaku Pembimbing II.
x
12. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
13. Ayah dan Ibu yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil,
demi terwujudnya cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT
memberikan ampunan dan kasih sayangnya kepada keduanya.
14. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, kekasihku dan
teman-teman terdekatku baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
Semoga Allah melimpahkan rahmadnya atas bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan kepada penulis.
Jambi, September 2020
Penulis
DESY HERAWATI
SIP.162266
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I :PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8
D. Batasan Masalah ................................................................................ 9
E. Kerangka Teori .................................................................................. 10
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 17
BAB II :METODE PENELITIAN ................................................................... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 21
B. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 21
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 22
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 23
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 25
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 27
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 29
xii
BAB III :GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografi, Pemerintahan dan Sosial .......................................... 30
B. Visi dan Misi Kecamatan Bajubang .................................................. 34
1. Pokjanal Posyandu ...................................................................... 34
C. Sejarah Posyandu Kamboja RW O3 Kelurahan Bajubang ................ 36
1. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Posyandu ...................... 40
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Pemerintah Terhadap Posyandu Dalam PeningkatanKesehatan
Anak di Desa Bajubang ..................................................................... 42
1. Membentuk Pokjanal Kecamatan Bajubang ............................... 42
B. Kendala dalam pelaksanaan program Posyandu di Desa Baj ............ 45
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia ............................................. 46
2. Kurangnya Partisipasi Orangtua ................................................. 49
3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Posyandu ............................... 51
C. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Mengoptimalkan Pelaksanaan
Program Posyandu Di Desa Bajubang ............................................... 53
1. Meningkatkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan .................... 53
2. Melakukan Pembinaan Kader Posyandu .................................... 55
3. Melakukan Sosialisasi Kepada Masyakat ................................... 57
4. Meningkat Fasilitas Sarana dan Prasarana Posyandu ................. 58
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 :Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Penerokan ................ 4
Tabel 1.2 :Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Batin ........................ 6
Tabel 1.3 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 29
Tabel 1.4 :Data wilayah Desa/Kelurahan Pemerintahan Kec. Bajubang ......... 32
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 :Letak Geografi ........................................................................... 31
Gambar 1.2 :Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Bajubang ...................... 35
Gambar 1.4 :Struktur Posyandu Kamboja ....................................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
Keberadaan posyandu yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air
dan merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki
nilai strategis untuk dikelola dan dikembangkan secara maksimal karena
dianggap sebagai ujung tombak kegiatan terpadu yang ada di masyarakat.
Untuk mendukung koordinasi dan operasional posyandu, maka menteri dalam
negeri membuat suatu kebijakan yang tertuang dalam Instruksi Mendagri No
09/1990 tentang peningkatan pembinaan mutu posyandu di tingkat desa atau
kelurahan yang salah satunya mengatur struktur organisasi dan kelompok kerja
operasional (pokjanal) di tingkat kecamatan, kabupaten atau kota dan provinsi
untuk pelaksanaan kegiatan posyandu.1
1Peraturan Mentri Dalam Negeri No 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok
Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
2
Peraturan Mentri Dalam Negeri No 54/2007 tentang pedoman
pembentukan kelompok kerja operasional pembinaan pos pelayanan terpadu
(posyandu), dan dipertegas kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No
19/2011 tentang pedoman pengintegrasian layanan sosial dasar di pos
pelayanan terpadu. Peran pokjanal posyandu sangat penting terutama sebagai
wadah koordinasi lintas program dan lintas sektoral dalam melaksanakan
pembinaan secara komperatif.
Hal ini sesuai dengan tujuan umum dari pedoman umum pokjanal
posyandu, yaitu meningkatkan kualitas fungsi koordinasi dan pemantapan
kapasitas kinerja pokjanal posyandu di pusat dan daerah dalam rangka
pembinaan program posyandu No 54/2007 yang menjadi pedoman
pembentukan pokjanal dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.Kegiatan
posyandu di tingkat kecamatan juga banyak melibatkan steakholder dan
decision maker, demikian pula halnya di tingkat desa atau kelurahan. Posyandu
di tingkat lapangan tidak lepas dari peranan petugas kesehatan, tetapi
pelaksanaan dan pengorganisasian kegiatan dilakukan oleh masyarakat.
Paradigma pemberdayaan masyarakat yang menekankan pentingnya kesadaran
yang dimiliki masyarakat untuk membuat olahan dan keputusan dari dan untuk
masyarakat sendiri.
Adapun kelembagaan yang mengkoordinasikan fungsi pembinaan dari
pemerintah itu, diorganisasikan melalui wadah Kelompok Kerja Operasional
Posyandu (Pokjanal Posyandu). di desa atau kelurahan dikoordinasikan melalui
pokja posyandu. fungsi pembinaan tersebut meliputi tiga aspek manajemen
3
yaitu aspek program atau sumber daya manusia pengelola posyandu. unsur-
unsur yang duduk dalam pengorganisasian pokjanal atau pokja posyandu tidak
terbatas pada komponen instansi pemerintah saja, tetapi juga dapat melibatkan
unsur-unsur lain seperti lembaga profesi, perguruan tinggi, LSM, swasta atau
dunia.
Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang
mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi, membantu penurunan angka
kematian bayi dan kelahiran.Kegiatan didalamnya meliputi 5 (lima) kegiatan
sebagai berikut:
1. Kesehatan ibu dan anak.
2. Keluarga berencana.
3. Imunisasi.
4. Peningkatan gizi.
5. Penanggulan diare.2
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang di tentukan oleh
Pemerintah Kecamatan, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dan Petugas
Kesehatan dari Puskesmas. Kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan dengan
sistem 5 (lima) meja yaitu:
1. Meja pertama disebut meja pendaftaran.
2. Meja kedua disebut meja penimbangan balita.
3. Meja ketiga adalah meja pengisian KMS.
2Wahit Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta Selatan: Salemba Medika,
2007). Hlm. 240.
4
4. Meja keempat adalah penyuluhan kesehatan.
5. Meja kelima adalah meja pemberian paket pertolongan gizi.
Untuk meja satu sampai empat dilakukan oleh kader kesehatan dan
meja lima dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti bidan, perawat, juru
imunisasi dan sebagainya. Untuk melaksanakan kegiatan dan pelayanan
kepada masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, Puskesmas
Penerokan didukung dengan 5 puskesmas pembantu, 4 pos kesehatan desa dan
4 rumah bidan desa. Sedangkan Puskesmas Batin didukung dengan 2
Puskesmas Pembantu dan 3 buah rumah bidan desa.
Posyandu di Kecamatan Bajubang berjumlah 46 posyandu di bawah
binaan puskesmas penerokan dan puskesmas batin.Wilayah binaan puskesmas
penerokan dengan jumlah posyandu sebanyak 37 posyandu.Sedangkan
puskesmas batin sebanyak 9 posyandu.
Tabel 1.1
Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Penerokan3
No
Desa /
Kelurahan
Nama Posyandu
Jumlah
Kader
Tingkatan
Posyandu
1. Bajubang 1. Posyandu Kamboja
2. Posyandu Kipas I
3. Posyandu Kipas II
4. Posyandu Anggrek
5. Posyandu Mawar
6. Posyandu Kuncup Melat
10
14
20
06
12
18
Mandiri
Purnama
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Purnama
3 Dokumentasi Data Posyandu Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari. Pada
Tanggal 26 Februari 2020.
5
2. Pompa air 1. Posyandu Mawar
2. Posyandu Melati
3. Posyandu Matahari
5
6
6
Purnama
Purnama
Purnama
3.
Penerokan
1. Posyandu Nusa Indah I
2. Posyandu Nusa Indah II
3. Posyandu Matahari
4. Posyandu Mawar
5. Posyandu Melati I
6. Posyandu Melati II
7. Posyandu Kenanga I
8. Posyandu Teratai
9
8
7
8
7
10
9
7
Mandiri
Purnama
Mandiri
Mandiri
Purnama
Mandiri
Purnama
Purnama
4.
Ladang Peris
1. Posyandu Melati I
2. Posyandu Melati II
3. Posyandu melati III
4. Posyandu Melati IV
5. Posyandu Melati V
6. Posyandu Melati VI
5
5
5
5
10
9
Purnama
Mandiri
Purnama
Purnama
Mandiri
Purnama
5.
Sungkai
1. Posyandu Suka Maju
2. Posyandu Suka Damai
3. Posyandu Suka Mujur
5
5
5
Purnama
Purnama
Purnama
6.
Mekar jaya
1. Posyandu teratai mekar I
2. Posyandu teratai mekar II
3. Posyandu teratai mekar
III
4. Posyandu teratai mekar
IV
7
5
5
10
Purnama
Mandiri
Purnama
Mandiri
7.
Bungku
1. Posyandu Melati
2. Posyandu Mawar
3. Posyandu Kamboja
4. Posyandu Kencana ungu
5
5
6
5
Madya
Madya
Purnama
Madya
6
5. Posyandu Mekar Sari
6. Posyandu Sakura
5
5
Madya
Madya
Tabel 1.2
Data Posyandu Wilayah Binaan Puskesmas Batin4
No.
Desa /
Kelurahan
Nama Posyandu
Jumlah
Kader
Tingkatan
Posyandu
1. Mekar sari 1. Posyandu elati harapan
2. Posyandu kasih ibu
10
8
Mandiri
Mandiri
2. Batin 1. Posyandu anggrek
2. Posyandu harapan ibu
3. Posyandu seroja
4. Posyandu sejahtera
10
10
9
10
Mandiri
Mandiri
Pratama
Mandiri
3. Petajen 1. Posyandu melati
2. Posyandu kasi ibu
3. Posyandu meranti
7
6
7
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Didalam penelitian ini memutuskan untuk mengambil Posyandu
Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang. Wilayah kerja Posyandu Kamboja ini
memiliki balita seluruhnya berjumlah 55 balita dalam wilayah RW 03 yang
terdiri dari RT 07, RT 08, dan RT 09.5Keberhasilan akan pelaksanaan
pembangunan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat di Desa Bajubang tidak bisa lepas dari berbagai
dukungan dan peran aktif yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan
4Sumber Data Profil Pokjanal Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari. Pada Tanggal
26 Februari 2020.
5Sumber Data Profil Pokjanal RT 03 Kelurahan Bajubang. Pada Tanggal 26 Februari 2020.
7
Bajubang bagian pokjanal posyandu sesuai kebijakan Pemendagri No 54 tahun
2007.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007.
Pokjanal Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya
mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan atau pengolahan
posyandu yang berkedudukan di pusat, provinsi, kabupaten, dan kecamatan.
Pokjanal posyandu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan,
pembinaan, fasilitasi, advokasi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.
Adapun permasalahan yang ada di Desa Bajubang peranan pokjanal
posyandu Kecamatan Bajubang belum sepenuhnya terlaksana. Pokjanal
sebagai pembina yang diharapkan dapat melakukan pembinaan dan bekerja
sama dengan bidan puskesmas realitanya bidan yang mengkordinir
pelaksaanaan posyandu tanpa adanya kerjasama bidan dengan pokjanal
posyandu Kecamatan Bajubang.Seperti yang dikemukakan oleh Bidan di
puskesmas Kelurahan Bajubang Ibu Ani Anggraini6 mengatakan: “Posyandu
adalah salah satu program pemerintah, seharusnya pemerintah ikut serta
dalam kegiatan posyandu. realitanya semua kegiatan posyandu bidan desa
inilah yang turun, mulai dari penyuluhan sampai imunisasi bidan semua.
Pemerintah Kecamatan (Pokjanal Posyandu) harusnya setiap bulan mereka
6 Wawancara Bersama Ibu Ani Anggraini, Selaku Bidan Di Puskesmas Kelurahan
Bajubang Kec. Bajubang Kab. Batang Hari. Pada Tanggal 26 Februari 2020.
8
memberi utusan untuk pemantauan dan memberi penyuluhan.”
Melihat dari permasalahan tersebut penulis tertarik dan merasa
terpanggil untuk melakukanpenelitian dengan judul “UPAYA
PEMERINTAH DALAM PROGRAM POSYANDU TERHADAP
PENINGKATANKESEHATAN ANAK (STUDI DI POSYANDU
KECAMATAN BAJUBANG)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peran pemerintah dalam program posyandu terhadap
peningkatan kesehatan anak di desa Bajubang?
2. Apa saja kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu
terhadap peningkatan kesehatan anakdi desa Bajubang?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan
pelaksanaan program posyandu di desa Bajubang?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melenceng dari pembahasanya dan
memperoleh hasil yang lebih mendalam maka penulis akan memberikan
batasan-batasan. Adapun fokus kajian dalam penelitian ini adalah mengenai
Peran Pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan kesehatan
anak di posyandu kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang, serta kendala dan
upaya pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di
Desa Bajubang tahun 2019.
9
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui peran pemerintah dalam program posyandu terhadap
peningkatan kesehatan anak di Desa Bajubang,
2. Ingin mengetahui kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program
posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak di Desa Bajubang.
3. Ingin mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam
mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya tentang peran
pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan anak di
Desa Bajubang.
2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi penulis dalam rangka
mengembangkan keilmuan yang telah di dapat setelah di bangku
perkuliahan.
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam bidang Ilmu Pemerintahan pada Program Studi Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
10
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uaraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan
penelitian.7 Agar penelitian ini terarah dan tepat sasaran maka peneliti
mengannggap perlu untuk penggunaan kerangka teori. Dalam penelitian ini
kerangka teori yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Upaya
Dalam kamus etismologi kata upaya memiliki arti yaitu yang
didekati atau pendekatan untuk mencapai suatu tujuan.8 Sedangkan dibuku
lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau
ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan
mencari jalan keluar.9Dalam hal ini upaya yang dimaksud oleh peneliti
yaitu upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan
kesehatan anak di Kecamatan Bajubang.
2. Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan salah satu dimensi pokok dalam ilmu
dan praktek administrasi publik, kebijakan publik dianalogikan fungsinya
sama dengan fungsi otak pada tubuh manusia, karena melalui instrument
ini, segala aktivitas kehidupan, bernegara dan bermasyarakat mulai
dilakukan oleh birokrasi, plus pihak swasta dan masyarakat. Dalam
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2009). Hlm. 283. 8Muhammad Ngajenan,Kamus Etismologi Bahasa Indonesia.(Semarang: Dahara Priza,
1990), Hlm. 177. 9Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), Hlm. 995.
11
konteks organisasi, baik yang berukuran kecil maupun yang berukuran
besar, seperti suatu bangsa, kebijakan public merupakan instrument nyata
yang menggambarkan hubungan yang riil antara pemerintah dan
masyarakat. Hal ini karena melalui kebijakan publik inilah segala proses
penyelenggaraan negara, pembangunan dan pelayanan publik akan mulai
berjalan. Kebijakan publik sebagai titik awal (starting poin) pengoperasian
program-program dan atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, masyarakat dan swasta. Oleh karena itu, Preto pernah berkata
bahwa kebijakan publik merupakan faktor kritikal bagi kemajuan dan
kemunduran suatu Negara-Bangsa. Kebijakan publik merupakan suatu
proses formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan yang
berkesinambungan dan saling terkait, yang dilakukan oleh pemerintah
dengan stakeholder dalam mengatur, mengelola dan menyelesaikan
berbagai urusan publik, masalah publik dan sumber daya yang ada untuk
kemashalatan publik.10
Kebijakan publik pada umumnya bersifat kompleks. Hal ini
berkaitan dengan banyak aspek yang terkait, luas, wawasan yang terpaut,
dan banyak pihak yang terlibat. Semakin umum kebijakan, semakin
kompleks atau rumit keadaanya.11
10Deddy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik Edisi Revisi, (Bandung:
Alvabeta, 2016). Hlm.1 Dan 3.
11Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi 3, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika
2016). Hlm.51.
12
3. Kebijakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011
tentang Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya posyandu merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya mMasyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.12
Menurut Effendy, posyandu merupakan forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini. Apa yang menjadi tujuan dari dibentuknya
posyandu terbagi dua bagian yaitu :
1. Tujuan umum adalah menunjang percepatan penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi di indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan khusus posyandu adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.13
12 Sedioetama, Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. (Jakarta: Departemen Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah, 2001). Hlm. 55 13Ibid, hlm. 56.
13
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
posyandu, terutama berkaitan dengan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.
4. Kebijakan Pengelolaan Posyandu
Sampai saat ini pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan
sebagai landasan dalam pengelolaan dan revitalisasi posyandu yaitu:
1. Tim lintas sektoral: TP PKK Pusat, Ditjen PMD-Depdagri, Ditjen
Binkesmas-Depkes, PPKM-Depkes, Ditjen Diklusepora-Depdikbud,
BKKBN, dan Unicef, panduan pelatihan kader posyandu. jakarta
1999.
2. SE Mendagri 411.3/2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi
Posyandu.
3. Ditjen PMD Depdagri, pedoman umum manajemen pokjanal
posyandu 2004.
4. Departemen kesehatan RI, Pedoman umum pengolahan posyandu
Jakarta 2006.
5. Permendagri No. 54 / 2007 tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal
Pembinaan Posyandu.14
14 Dinas Provinsi Banten, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. (Banten: Dinkes
Propinsi, 2008). hlm. 1.
14
5. Kebijakan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyaraka, yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ini, pemerintah
sebagai aparatur negara menyediakan bantuan atau dukungan berupa
fasilitasi, bimbingan teknis, pemenuhan sarana prasarana dasar, seperti
bantuan vaksin, obat-obatan, dancing timbangan dan sebagainya. Dengan
pengertian seperti ini, maka fungsi pembinaan dari pemerintah terhadap
posyandu pada hakekatnya tetap ada. Oleh karena fungsi pembinaan dari
pemerintahan tersebut perlu dikoordinasikan dan diorganisasikan, maka
pemerintah melalui Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2007
menetapkan pembentukan kelompok kerja operasional (Pokjanal)
pembinaan posyandu. fungsi pembinaan tersebut meliputi 3 aspek
program, aspek kelembagaan dan aspek personil atau sumber daya
manusia pengelola posyandu.15
15Ibid. hlm. 2-3.
15
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 200716 ini
menyatakan bahwa Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos
Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut pokjanal posyandu adalah
kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam
pembinaan penyelenggaraan,/pengolahan posyandu yang berkedudukan di
pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. Sementara yang
berkedudukan di desa/kelurahan disebut sebagai pokja posyandu. tujuan
pengorganisasian pokjanal posyandu adalah untuk mengkoordinasikan
berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan
kinerja posyandu, yang secara operasional dilaksanakan oleh unit atau
kelompok pengelola posyandu di desa/kelurahan melalui mekanisme
pembinaan secara berjenjang oleh pokjanal posyandu di daerah.
Pembentukan organisasi pokjanal posyandu diserahkan sepenuhnya
kepada pemerintah daerah masing-masing yaitu:
1. Pokjanal posyandu Pusat berkedudukan di Pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan.
2. Pokjanal posyandu provinsi dibentuk dengan keputusan gubernur.
3. Pokjanal posyandu kabupaten/kota dibentuk dengan keputusan
bupati/walikota.
4. Pokjanal posyandu kecamatan dibentuk dengan keputusan camat
16Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2007
16
5. Pokja posyandu desa/kelurahan dibentuk dengan keputusan
Desa/Lurah.17
Kepengurusan pokjanal posyandu berasal dari instansi/ lembaga
pemerintah, lembaga lainnya dan anggota masyarakat. Lembaga lainnya
tersebut antara lain Lembaga Profesi, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya
Masyarakat dan Dunia Usaha yang mempunyai keterkaitan dalam
penyelenggaraan/pengolahan posyandu. kepengurusan pokja posyandu di
desa/kelurahan terdiri dari kepala desa, perangkat desa, organisasi
kemasyarakatan keagamaan, dan anggota masyarakat yang mempunyai
keterkaitan dalam penyelenggaraan/pengolahan posyandu.18
6. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan menunjuk aktivitas menjalankan kebijakan
dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
pada pihak yang telah ditentukan dalam kebijakan. Implementasi
kebijakan sendiri biasanya ada yang disebut sebagai pihak impelator dan
kelompok sasaran. Implementator kebijakan adalah mereka yang secara
resmi diakui sebagai individu/ lembaga yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan program di lapangan. Kelompok sasaran adalah menunjuk
kepada pihak yang dijadikan sebagai objek kebijakan.
Implementasi merupakan, sebuah ide, konsenp kebijakan atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberikan dampak, baik
17Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2006
Pemendagri 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan Posyandu.
18Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2006
Pemendagri 54/2007 Tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan Posyandu.
17
perubahan maupun pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Jadi berbagai rangakaian aktivitas yang berkelanjutan.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian yang integral seperti yang telah
dikemukakan pada latar belakang masalah, maka penulis melakukan analisis
lebih awal terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih mempunyai relevansi
terhadap topik yang akan diteliti.Penelitian yang terkait dengan Upaya
Pemerintah Dalam Program Posyandu Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak
(Studi di Posyandu Kecamatan Bajubang). Namun ada beberapa penelitian
yang dituangkan dalam bentuk skripsi dan jurnal penelitian di beberapa
universitas.
Pertama,Penelitian yang dilakukan oleh Torik, mahasiswa Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang tahun 2005 berjudul “Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) dalam pembangunan kesehehatan masyarakat (Studi Kasus di
Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang)”.Tujuan dari
penelitian adalah untuk mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan oleh Kader
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan untuk mendeskripsikan hambatan-
hambatan yang dialami dalam melaksanakan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu)diKelurahan Sakaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.19
19Torik.“Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Dalam Pembangunan
Kesehehatan Masyarakat (Studi Kasus Di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang)”,Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang.2005.
18
Kedua,Penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari, dkk. Laporan
penelitian dosen muda, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006 berjudul” Persepsi dvan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Program Posyandu (studi kasus di
Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari Gunung Kidul)”.Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui perkembangan kegiatan program posyandu di desa
selama ini, berbagai bentuk partisipasi para warga masyarakat yang meliputi
para tokoh masyarakatnya, para kader dan peserta Posyandu, persepsi warga
masyarakat desa yang berupa pandangan dan sikap para tokoh masyarakatnya
terhadap kegiatan program Posyandu dan manfaatnya di desanya dan berkaitan
dengan keterkaitan antara persepsi dan partisipasi masyarakat pada kegiatan
program Posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa selama ini program posyandu
di Desa Giritirto dilaksanakan secara rutin dan atau telah menjadi tradisi
masyarakat. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap program Posyandu
terbatas pada pengertian dan pemahaman mereka tentang program Posyandu.
Kaitan antar persepsi dan partisipasi sangat berkaitan dengan latar belakang
ekonomi, budaya, sosialnya.20 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puji
Lestari partisipasi didalam penelitiannya merupakan bentuk partisipasi para
warga masyarakat yang meliputi para tokoh masyarakatnya, para kader dan
peserta posyandu, persepsi warga masyarakat desa yang berupa pandangan dan
20 Puji Lestari, Dkk, Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Program
Posyandu (Studi Kasus Di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari Gunung Kidul), Jurusan
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Tahun
2006.
19
sikap para tokoh masyarakatnya terhadap kegiatan program posyandu.Adanya
keterkaitan antara persepsi danpartisipasi masyarakat pada kegiatan program
Posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya.
Ketiga,Penelitian yang dilakukan oleh Armaidi Darmawan, mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi tahun 2017
berjudul “Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan Pedoman
Pelaksanaan Posyandu di Kota Jambi”. Tujuan dari penelitian adalah
mendeskripsikan program-program yang posyandu berikan dalam pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di Kota Jambi dan menjelaskan kendala yang
dimiliki posyandu dalam melaksanakan programnya seperti program kesehatan
ibu dimana dilakukannya pemeriksaan kehamilan, program kesehatan anak
dilakukannya penimbangan berat badan dan penentuan status pertumbuhan,
program keluarga berencana dilakukan pemberian pil kb, program imunisasi
plaksanaan imunisasi polio dan hepatitis, program gizi pemberian vitamin
kepada anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar
pelaksanaan program posyandu di Kota Jambi belum sesuai dengan pedoman
pelaksanaannya hanya pada program kesehatan anak dan pemberian makanan
tambahan pada posyandu sesuai dengan pedomann pelaksanaan.21
Sejauh ini penulis belum menemukan secara khusus dengan objek dan
judul yang sama, yang mengangkat tentang Upaya Pemerintah Dalam Program
Posyandu Terhadap Peningkatan Kesehatan Anak Di Posyandu Kamboja RW
21Armaidi Darmawan, Dkk, Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Di Kota Jambi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Tahun 2017.
20
03 Kelurahan Bajubang.Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan
yuridis empiris Adapun perbedaan dengan objek penelitian ini yaitu
Bagaimana peran Pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan
anak di Desa Bajubang lalu Apa kendala Dalam Pelaksanaan Program
Posyandu di Desa Bajubang dan bagaimana upaya yang dilakukan Pemerintah
dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di Desa Bajubang.
21
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Kelurahan Bajubang tepatnya di
Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang, karena sesuai dengan
permasalahan yang diajukan dalam latar belakang masalah dengan keadaan di
lapangan. Alasannya karena ingin mengetahui peranan pokjanal posyandu
kecamatan Bajubang dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007. Waktu penelitian ini
dilakukan dari bulan Februari S.d bulan Mei 2020.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Kualitatif Deskriptif, Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam
meneliti status dalam sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.22Dalam pendekatan ini diperolehnya
temuan dilapangan mengenai permasalahan yang diangkat dilakukan dengan
teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada instrument pengumpulan
data.
22Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988). Hlm. 25
22
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kualitatif, ada 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya maupun dari lokasi objek
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh
dilapangan.Data primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau
pihak kedua dan seterusnya.23 Dalam penelitian ini data primernya adalah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 tentang pedoman
pembentukan kelompok kerja operasional pembinaan pos pelayanan
terpadu dan data yang didapat dari hasil wawancara yaitu dari Pemerintah
kecamatan Bajubang seperti Kepala Seksi Pemberdayan Masyarakat Desa,
Bidan sekaligus Pembina Posyandu di Kelurahan Bajubang dan RW 03
Kelurahan Bajubang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui perantara. Data ini diperoleh dengan
cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat autenthik, karena
sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.24Data skunder
23 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. (Bandung: Alfabeta,
2014), Hlm. 225. 24 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press IAIN STS,
2014). Hlm. 34.
23
adalah data atau sejumlah keterangan yang di peroleh secara tidak
langsung dan data di peroleh dengan cara mengutip dari sumber seperti
buku, majalah, jurnal dan internet.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana data itu dapat diperoleh
sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian.
Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis dengan informan
dilapangan, isi dari dokumen-dokumen desa dan buku-buku yang menurut
penulis berhubungan dengan penelitian ini.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengadakan penelitian dalam rangka memperoleh data, maka
diperlukan sesuatu metode yang tepat dan sesuai, jadi teknik yang digunakan
oleh penulis ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan demikian
untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis
juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (field research), jadi dalam penelitian ini digunakan tiga isntrumen
pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah teknik untuk mendapatkan
data utama. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini teknik observasi
non partisipasi. kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat dan selama
proses observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis dan
24
pengecekan data kembali. Adapun observasi yang penulis lakukan
mengamati kegiatan Upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap
peningkatan kesehatan anak (studi di posyandu Kecamatan Bajubang).
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.25 Susan dalam Sugiyono
mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan
mengetahui hal-halyang lebih mendalam tentang partisipasi dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi.Tujuan dari wawancara ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yangdiajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.26Adapun orang
yang dipilih untuk dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu:
1. Sumarni S.H sebagai Kepala Seksi Pemberdayan Masyarakat Desa.
2. Ani Anggraini A.Md.Keb sebagai Bidan sekaligus Pembina Posyandu
di Kelurahan Bajubang.
3. Djumariah sebagai Kader Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan
Bajubang.
25 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. (Bandung: Alfabeta,
2014), Hlm. 231. 26Ibid, Hlm. 232-233.
25
4. Ibu Mira dan Santi Nalia selaku orangtua dari Anak yg mengikuti
posyandu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,
peratran, kebijakanDokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-
lain.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.27
E. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
analisis data. Pada data dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga diperoleh
kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan yang akan diajukan dalam
penelitia, setelah jenis data yang dikumpulkan maka analisis data penelitian
ini bersifat kualitatif. Ada tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis
penelitian kualitatif, yaitu:
27Ibid, Hlm. 240.
26
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari
lapangan baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan
lainnya.Kemudian diperiksa kembali dan diatur untuk diurutkan.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan data yang didapatkan dari catatan
tertulisdilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan
semakin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.28
3. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.Dalam hal ini
Miles and Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
28Sugiyono, 2014.Hlm. 247.
27
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.29
4. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awalyang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.30
F. Sistematika Penulisan
Agar penulis skripsi tidak keluar dari pembahasan, maka penulis membuat
sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan skripsi ini
dan menjadi ringkasan dalam pembahasan-pembahasan yang ada didalam bab
nya sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi penulis
skripsi.Bab ini berisikantentanglatarbelakang masalah, rumusan masalah,
29Ibid, Hlm. 249. 30 Sugiyono,2014Hlm. 252.
28
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan
pustaka.
Bab II : Merupakan bab yang membahasa mengenai metode penelitian
yang didalamnya membahas tentang pendekatan penelitian, jenis penelitian,
jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknis analisis data, serta
sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab III :Bab ini sebagian besar memberikan gambaran tentang profil
tempat dilakukannya penelitian.
Bab IV : Berisi tentang pembahasan dan hasil dari penelitian ini yaitu
Upaya Pemerintah Dalam Program Posyandu Terhadap Peningkatan
Kesehatan Anak (Studi Di Posyandu Kecamatan Bajubang).
Bab V : Berisi tentang penutupan yang terdiri dari kesimpulan dan saran-
saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan curriculum vitae.
Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan uraian yang telah ditulis terdahulu dan
berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan resume dari apa yang
ditulis dahulu melainkan kesimpulan adalah jawaban masalah dari data yang
diperoleh.
29
G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka penulis
menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 1.3
Jadwal Penelitian
No
.
Kegiatan
Tahun 2019-2020
Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
X
2. Pembuatan
Proposal
X x x
3. Perbaikan
Proposal
dan Seminar
4. Surat Izin
Riset
5. Pengumpula
n Data
6. Pengolahan
dan Analisis
Data
7. Pembuatan
Laporan
8. Bimbingan
dan
Perbaikan
x
9. Agenda dan
Ujian
Skripsi
x
x
10. Perbaikan
dan
Penjilidan
x
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Bajubang
1. Letak Geografis
Kecamatan Bajubang merupakan salah satu wilayah kecamatan dalam
kabupaten Batang Hari yang terus memacu diri meningkatkan program
pembangunan di berbagai sektor, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan,
pertanian, peternakan dan perkebunan. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 02
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Bajubang. Secara geografis
kecamatan Bajubang terletak di bagian selatan kabupaten Batang Hari yang
meliputi wilayah seluas 120.269 Ha, dengan jumlah kepala keluarga 12.702
dan terdiri dari 1 kelurahan dan 9 desa. Dengan nama-nama desa dan kelurahan
sebagai berikut:Kelurahan Bajubang, Desa Penerokan, Desa Ladang Peris,
Desa Batin, Desa Petajen, Desa Mekar Jaya, Desa Pompa Air, Desa Bungku,
Desa Sungkai dan Desa Mekar Sari Nes. Adapun jarak tempuh dari Ibukota
Kabupaten Batang Hari sejauh 17 Km dan menuju Ibukota Provinsi Jambi
sejauh 45 Km.31
Pusat pemerintahan Kecamatan Bajubang terletak di Kelurahan
Bajubang dengan batas wilayah kecamatan adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Muara Bulian.
b. Sebelah Selatan berbatasan denganProvinsi Sumatra Selatan.
31Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari
2020.
32
c. Sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Sarolangun.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Muaro Jambi.
Gambar 1.1
Letak Geografi
Sumber data: Profil Kecamatan Bajubang Tahun 2019
Karakteristik masyarakat dalam Kecamatan Bajubang pada umumnya
adalah campuran antara Suku Melayu, Jawa, Batak, Banjar, Bugis, Cina dan
lain sebagainya.32
2. Bidang Pemerintahan
Pada bidang pemerintahan Kantor Kecamatan Bajubang membahas 2
pokok utama yang menjadi sebuah kegiatan rutin di setiap tahunnya, yaitu pada
bidang kependudukan/pemerintahan umum.33
32 Dokumentasi Profil Kecamatan Bajubang. Pada Tanggal 26 Februari 2020.
33Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari
2020.
33
a. Kependudukan dan Pemerintahan Umum
Kecamatan Bajubang terdiri dari 9 Desa dan 1 Kelurahan. Berikut
secara jelasnya dapat dilihat gambaran umum data wilayah Desa dan
Kelurahan, Luas wilayah, jumlah penduduk dengan data-data sebagai
berikut:
Tabel 1.4
Data wilayah Desa/Kelurahan Bidang Pemerintahan KecamatanBajubang.34
No.
Desa/Keluraha
n
Luas
Wilayah
(Ha)
Penduduk
L P Jumlah Jumlah
KK
1. Bajubang 5.600 2.893 2.776 5.669 1.715
2. Penerokan 12.200 3.662 3.515 7.177 1.976
3. Ladang Peris 6.400 1.562 1.712 3.274 890
4. Pompa Air 6.300 1.497 1.295 2.792 692
5. Batin 1.160 1.342 1.222 2.564 661
6. Mekar Jaya 1.025 817 801 1.618 455
7. Petajen 2.850 1.033 1.228 2.261 592
8. Sungkai 821 617 563 1.180 322
9. Bungku 83.195 9.463 8.389 17.852 5.034
10. Mekar Sari Nes 718 541 531 1.072 3.12
Jumlah 120.269 23.427 22.032 45.459 12.649
Sumber Data: Data Wilayah Kecamatan Bajubang tahun 2019
34Dokumentasi Data Wilayah Desa/Kelurahan Bidang Pemerintahan Sekecamatan
Bajubang Tahun 2019.
34
3. Sosial Masyarakat
a. Pendidikan
Di Kecamatan Bajubang terdapat 31 Sekolah Dasar Negeri, 4.544
siswa dan 355 guru, pada tingkat SLTP terdapat 7 sekolah, 1.031 siswa
dan 101 orang guru, sementara itu pada tingkat SMA tercatat sebanyak 1
sekolah, 427 orang siswa dan 28 guru.
b. Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Bajubang antara lain 2
puskesmas dan 5 puskesmas pembantu. Sementara tenaga kesehatan
tercatat sebanyak 4 orang dokter, 15 orang perawat dan 17 orang bidan.
c. Agama
Pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkanuntuk
kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya
yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa. Di Kecamatan
Bajubang terdapat 15 buah mesjid, 34 buah langgar dan 2 gereja.
4. Bidang Pertanian
a. Tanaman Perkebunan
Komoditas tamananperkebunan yang paling banyak di tanami di
wilayah Kecamatan Bajubang adalah tanaman perkebunan karet seluas
22.597 hektar, kemudian menyusul tanaman perkebunan kelapa sawit
seluas 16.332 hektar.
35
b. Perternakan
Populasi ternak di Kecamatan Bajubang pada tahun 2016 tercatat
sebanyak 67 ekor sapi, 1.316 ekor kambing, dan 473 ekor domba,
sedangkan populasi unggas tercatat sebanyak 84.725 ekor ayam buras dan
2.216 itik.35
B. Visi dan Misi Kecamatan Bajubang
1. Visi
Visi kecamatan Bajubang adalah “Terwujudnya Kecamatan Bajubang
yang maju, adil dan sejahtera serta pelayanan prima”.
2. Misi
a) Meningkatkan profesional aparatur.
b) Meningkatkan mutu dan prosedur pelayanan.
c) Meningkatkan pembinaan terhadap aparatur pemerintahan desa dan
kelurahan.
d) Mengayomi aktifitas peranan perempuan di bidang industri rumah tangga.
e) Meningkatkan kualitas infrastruktur.
f) Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif
g) Mendorong partisipasi masyarakat.36
35Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari
2020.
36Dokumentasi Data Profil Kecamatan Bajubang Kab. Batanghari Tahun 2019.
36
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Bajubang37
3.
37Observasi Data Kantor Kecamatan Bajubang Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari
2020.
SEKRETARIS CAMAT
Said Saipul Hampa, S.H
KELOMPOK
JABATAN
Kasubbag Umum
dan Kepegawaian
Iskandar, S.E
Kasubbag Keuangan
Liska Handayani, S.E
Kasi Trantib
Muhsin, S.E
Kasi kesos
Bahrul, S.IP Kasi Pem
Jumanto S.Pd
Kasi Pelum
Asmajaya,S.E
E
Kasi PMD
Sumarni Lurah
Sri Rohati
Kasi Pem &
Trantib
Ngadiyo
Kasi Kesejahteraan Sosial
Izmi Hariyanto, S.E
Sekretaris Lurah
Jasmidar, A.Md
Kasi Pemberdayaan
Masyarakat
Jaya Ahmadi, S.E
CAMAT
Ichwan, S.STP, M.H
37
1. Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
Kecamatan Bajubang
Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
selanjutnya disebut Pokjanal Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan
fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan dan
pengelolaan posyandu yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, Kabupaten dan
Kecamatan.
a. Tujuan Pokjanal Posyandu
Untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang
berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja posyandu yang secara
operasional dilaksanakan oleh unit atau sekelompok pengelola posyandu
di Desa dengan mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh pokjanal
posyandu.
b. Fungsi pembinaan ada 3 yaitu:
a) Aspek Manajemen (aspek program).
b) Aspek Kelembagaan.
c) Aspek Personil atau Sumber Daya Manusia.38
C. Sejarah Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang
Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang berdiri sekitar tahun 1987
yang pada awalnya merupakan kegiatan pelayanan imunisasi keliling oleh
petugas puskesmas keliling yang diadakan sebulan sekali. Baru sejak tahun
38Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun
2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.
38
2007 posyandu ini memiliki gedung sendiri bantuan dari pemda batanghari
melalui program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan.
memiliki struktur dan kepengurusan sendiri dengan kader dan masyarakat
sebagai pengelola sampai dengan saat ini.
Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang yang kita tempati ini adalah
bagian dari 6 posyandu yang ada di Kelurahan Bajubang yaitu Posyandu
Kamboja, Posyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu Kipas I, Posyandu
Kuncup Melati, Dan Posyandu Kipas II. Wilayah kerja posyandu ini memiliki
balita seluruhnya berjumlah 55 balita dalam wilayah RW 03 terdiri dari RT 07,
RT 08 dan RT 09.
Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang ini merupakan kepengurusan
posyandu yang lengkap dengan 10 orang kader dan telah mendapat pengakuan
sebagai posyandu untuk katagori mandiri. telah menempati gedung sendiri, dan
juga sudah terbentuk kepengurusan dan telah di SK kan diantaranya posyandu
lansia, Pendidikan Anak Usia Dini dan Bina Keluarga Balita.39
Posyandu Kamboja Kelurahan Bajubang ini kegiatannya dilaksanakan
setiap bulan sekali setiap tanggal 6 secara terpadu dengan menerapkan sistem
5 meja, setiap kegiatannya dihadiri oleh seluruh kader dengan berbagai
pelayanan seperti penimbangan, pelayanan imunisasi, pelayanan KB,
pemeriksaan ibu hamil, dan kesehatan ibu dan anak.
39 Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun
2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.
39
Setiap bulannya kader posyandu ini juga telah melakukan berbagai
pencatatan dan pelaporan sebanyak 7 buku wajib, 12 buku bantu, papan data,
papan struktur, papan blok SKDN. Kantong evaluasi pasca penimbangan dan
berbagai media poster, kebun toga dan alat permainan edukatif.Posyandu
Kamboja Kelurahan Bajubang ini terintegrasi dengan kegiatan pendidikan
anak usia dini yang tenaga pendidiknya merupakan sebagian dari kader
posyandu dan kader Bina Keluarga Balita.
Posyandu ini dilengkapi sudut bacaan yang terdiri dari bahan bacaan
masalah kesehatan, pendidikan balita, dan sebagainya. Tersedianya pojok asi
bagi ibu yang menyusui, dan juga tersedia ruangan periksa serta tempat
bermain anak. Posyandu ini dibina oleh beberapa instansi terkait seperti
petugas kesehatan, petugas kb, tim penggerak pkk dan pemerintahan kelurahan
sendiri. Pelaksanaan pembinaan dilakukan setiap sebulan atau setiap triwulan
sesuai dengan kebutuhan.40
40 Observasi Profil Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang Tahun
2019.Kab.Batanghari.Pada Tanggal 26 Februari 2020.
40
Gambar 1.3
Struktur Pengurus Posyandu Kamboja Rw 03 Kelurahan Bajubang41
41Sumber Data: Dokumentasi Profil Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang.
PELINDUNG
KETUA TP.PKK
IDA AFRIDA,S.Pd
ANI ANGGRAINI, A.md.Keb
PEMBINA
DJUMARIAH
KETUA
DESWIKA
SEKRETARIS
SURYAMAH
BENDAHARA
MULTARISNA SITI SUDARYATI
MEJA I
SAMI PARYUNI
MEJA II
NGADILAH KARNINGSIH
MEJA III
KUSMAWATI
MEJA IV
41
1. Tugas dan Fungsi Posyandu
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
menyelenggarakan posyandu adalah sebagai berikut :
a. Kader
a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan
prasaranaposyandu termasuk penyiapan makanan tambahan.
b. Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu.
c. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjungke
posyandu.
d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisibuku
register posyandu.
e. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai
kewenangannya.Pelayanan kesehatan ini diselenggarakan bersama
petugaspuskesmas.42
b. Petugas Puskesmas
a) Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di
meja 5.
c) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, keluarga berencana
dangizi kepada pengunjung posyandu dan masyarakat luas.
42Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2006), Hlm. 35.
42
c. Instansi/Lembaga Terkait
a) Pemberdayaan masyarakat desa berperan dalam fungsi koordinsi
penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,
pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan
sebagainya.
b) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga
teknis kesehatan.
d. Fungsi Posyandu
a) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.43
43Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2006), Hlm. 39.
43
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Pemerintah Terhadap Posyandu Dalam Peningkatan Kesehatan
Anak di Desa Bajubang
Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007.
Pokjanal posyandu adalah kelompok kerja yang tugasnya dan fungsinya
mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan atau pengolahan
posyandu yang berkedudukan di pusat, provinsi, kabupaten dan kecamatan.
Pokjanal posyandu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan,
pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap
pengelolaan program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.44
1. Membentuk Pokjanal Kecamatan Bajubang
Peran pemerintah kecamatan Bajubang dalam program posyandu yaitu
membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan pelayanan terpadu
posyandu. Pemerintah kecamatan turun dan melakukan pembinaan jika akan
diadakannya perlombaan posyandu di tingkat kecamatan maupun di tingkat
nasional. Pokjanal posyandu bukan hanya dari kantor camat saja namanya
sekecamatan jadi melibatkan unsur dari kesehatan, puskesmas, dan penkab
yang mendalami tentang posyandu. Pokjanal kecamatan bajubang melakukan
44Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Kelompok Kerja
Operasional Pos Pembinaan Dan Pelayanan Terpadu Posyandu.
44
pembinaan dan bekoordinasi dengan pemerintah desa setempat dimana desa
yang akan dilombakan.
Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni, S.H selaku
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Bajubang sebagai
berikut:
“Kalau di kecamatan itu dibikin pokjanal posyandu (kelompok kerja
pelaksanaan posyandu, peran kecamatan disini pembinaan jika ada
lomba-lomba, pokjanal posyandu bukan dari kantor camat saja
namanya sekecamatan jadi juga melibatkan unsur dari kesehatan,
puskesmas,pemkab. Dalam melaksanakan lomba itu ketua pelaksana
lomba dari kecamatan, sekretaris dan anggotanya dari puskesmas.
puskesmas di kecamatan bajubang terdiri dari puskesmas batin dan
puskesmas penerokan. Kalau pokjanal kecamatan turun itu di saat
posyandu itu mau diadakannya perlombaan.Karna perlu pembinaan,
tapi kalau tidak ada perlombaan waktu kami yang tidak ada untuk
turun.Posyandu di kecamatan Bajubang ini sudah ada yang tingkat
nasional yaitu di desa mekar jaya tahun 2014”.45
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa peran
pokjanal Kecamatan Bajubang yang berkaitan dalam pembinaan yaitu melihat
keaktifan peran serta kader posyandu, bagian pokjanal Kecamatan Bajubang
memberi masukan, motivasi dan inovasi kepada kader posyandu sehingga
target penimbangan posyandu itu tepat dan grafiknya terus naik, dan pokjanal
Kecamatan Bajubang melakukan pengawasan terhadap bidan dalam
melakukan pelayanan dasar di posyandu kegiatannya terus dipantau, di
evaluasi dan diminta laporannya.46
45 Hasil Wawancara Dengan Ibu Sumarni S.H, Selaku Kepala Seksi Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kecamatan Bajubang, Senin, Tanggal 24 Februari 2020. 46 Analisis Peneliti Terhadap Peran Pokjanal Posyandu Kecamatan Bajubang. Pada
Tanggal 24 Februari 2020.
45
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan melihat laporan yang
diberikan oleh bidan Jika dari pelaksanaan posyandu itu ada anak yang stunting
peran pokjanal Kecamatan Bajubang memfasilitasi anak-anak yang stunting
dan bekoordinasi dengan dinas kesehatan dengan memberikan makanan
tambahan kepada anak-anak yang stunting. Karena stunting menjadi prioritas
jadi masing-masing posyandu di setiap desa harus memprogramkan
penanggulangan stunting, salah satu penanggulangan stunting adalah
pengadaan alat kemoterapi kidvs, alat tinggi badan, panjang badan, berat
badan. Pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu selalu
mensosialisasikan jangan sampai terjadi stunting, karena anak yang terkena
stunting tidak bisa diobati tetapi pencegahan bisa dilakukan.47
Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni sebagai Kepala
Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai berikut:
“Kalau dari pembinaan turun ke posyandu melihat keaktifan peran serta
kader kader itu aktif atau tidak, bagaimana merangsang balita itu untuk
hadir, kadangkala kami sering memberi masukan ke kader memberi
inovasi-inovasi siapa yang rajin ke posyandu dapet donprise atau pakai
sistem arisan, sehingga ibu-ibu yang punya balita itu rajin keposyandu
sehingga target penimbangan posyandu itu tepat dan grafiknya terus
naik. kenyataan dilapangan sering terjadi posyandu itu ramai hanya di
bulan februari dan agustus karena pemberian vitamin A. Jadi dengan
adanya pembinaan rangsangan-rangsangan supaya kader itu memberi
motivasi atau inovasi sehingga orang ramai ke posyandu”.48
47 Observasi Peneliti Tentang Peran Pelaksanaan Program Posyandu Kecamatan Bajubang.
Pada Tanggal 24 Februari 2020.
48Hasil Wawancara Dengan Ibu Sumarni S.H, Selaku Kepala Seksi Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kecamatan Bajubang, Senin, Tanggal 24 Februari 2020.
46
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan peran
pemerintah terhadap posyandu dalam peningkatan kesehatan anak di Desa
Bajubang peran Pemerintah Kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu
sudah melakukan perannya dengan di buktikannya Pemerintah sudah
membentuk kelompok kerja operasional pos pembinaan dan pelayanan terpadu
posyandu melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap bidan dalam
melakukan pelayanan dasar di posyandu dan kegiatannya terus dipantau, di
evaluasi dan diminta laporannya. Selanjutnya peran pokjanal kecamatan
bajubang yang berkaitan dalam pembinaan yaitu melihat keaktifan peran serta
kader posyandu, bagian pokjanal kecamatan bajubang memberi masukan,
motivasi dan inovasi kepada kader posyandu sehingga target penimbangan
posyandu itu tepat dan grafiknya terus naik, dan pokjanal Kecamatan Bajubang
melakukan pengawasan terhadap bidan dalam melakukan pelayanan dasar di
posyandu kegiatannya terus dipantau, di evaluasi dan diminta laporannya.49
B. Kendala dalam Pelaksanaan Program Posyandu Di Desa Bajubang
Sebagaimana yang telah dibahas diatas, peran pemerintah kecamatan
Bajubang bagian pokjanal posyandu sudah menjalankan tugas dan fungsinya.
Namun dalam pelaksanaan kegiatan posyandu tersebut belum berjalan dengan
baik dilihat masih kurangnya sumber daya manusia dari kadernya, kurangnya
partisipasi masyarakat dari ibu-ibunya untuk menimbang anaknya ke posyandu
serta sarana dan prasarana dari posyandu yang kurang seperti dancing
49 Observasi Peneliti Tentang Peran Pemerintah Kecamatan Bajubang Bagian Pokjanal
Posyandudengan Melakukan Pembinaan. Pada Tanggal 24 Februari 2020.
47
timbangan, dan alat pengukur badan bayi yang hanya ada satu untuk satu
kelurahan Bajubang. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apa saja
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program posyandu tersebut.50
Berikut beberapa kendala yang dihadapi Desa Bajubang dalam
menjalankan program posyandu sebagaimana yang penulis temui dilapangan.
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah orang pegawai, karyawan, buruh yang
bekerja untuk suatu organisasi, perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga
pendidikan, tentara, polisi, dan sebagainya yang direkrut untuk melaksanakan
aktivitas manajemen organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.Sumber
daya manusia dapat disebut sebagai pegawai, tenaga kerja, buruh, karyawan,
abdi Negara.51
Orang yang bekerja pada organisasi tersebut sering disebut sebagai
modal manusia atau human capital. Modal manusia adalah stok kompetensi,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, tenaga, pikiran, perilaku,
kepribadian, kreativitas dan inovasi dan lain-lain yang merupakan karakteristik
yang ada dalam diri manusia sehingga mampu melaksanakan fungsinya
sebagai tenaga kerja atau buruh untuk menciptakan nilai ekonomi. Human
capital hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan kerja secara terus
menerus dan berkelanjutan.52
50Observasi Peneliti Tentang Kendala Pemerintah Dalam Pelaksanaan Program Posyandu
Di Kecamatan Bajubang. 51Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015).
Hlm. 20. 52Ibid, Hlm. 21.
48
Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal perasaan, keinginan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya,
dan karya (rasio, rasa, dan karsa).Semua potensi SDM tersebut berpengaruh
terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan.53Betapapun majunya
teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya
bahan, jika tanpa SDM sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuan. Sumber
daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang
dimiliki individu.Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia berkualitas tinggi menurut
Ndraha (1999) adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan
saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan
menggunakan energi tertinggi seperti :intelligence, creativity, dan
imagination.54
Yang dimaksud dengan sumber daya dalam penelitian ini adalah
“kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.
Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungan, sedangkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
kepuasannya.Apabila semua pengurus posyandu di Desa Bajubang,
mempunyai sumber daya manusia baik dan mempunyai keterampilan seperti
yang disebutkan diatas barulah bisa berkolaborasi bersama masyarakat dengan
53 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011). Hlm. 3. 54 Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000).
Hlm. 244.
49
baik, menjalankan tugas dan fungsinya dalam menjalankan pelayanan
masyarakat. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan
untuk masyarakat yang bertugas untuk membantu kelancaran pelayanan
kesehatan di posyandu.55
Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Ani Anggraini,A.Md.Keb
selaku bidan di salah satu posyandu mengatakan :
“Pelayanan posyandu ada 5 meja, mulai dari pendaftaran,
penimbangan, pencatatan kms, penyuluhan kesehatan dan pelayanan
kesehatan. Dari meja 1-4 dilakukan kader di meja lima bidan
melakukan pelayanan kesehatan. Tapi kenyataannya hampir semua
direkrut oleh bidan penyuluhan kesehatan di limpahkan ke bidan
harusnya dilakukan kader dengan memberdayakan kader”.56
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dipahami bahwa
pelayanan posyandu ada tahapan dan prosedur yang harus dilaksanakan oleh
orangtua dalam setiap program posyandu.Selanjutnya peneliti juga
mewawancarai Ibu Djumariah selaku Kader posyandu Bajubang yang
mengatakanbahwa :
“Kalau pelaksanaan kegiatan posyandu sudah berjalan setiap bulannya.
Kadangkala dalam kegiatan posyandu kehadiran kader tidak datang
semua dari 5 hanya 2 yang hadir jadi dalam melaksanakan pelayanan
repot”.57
55Observasi Peneliti Tentang Sumber Daya Manusia Dalam Mengurus Program Posyandu
Di Kec.Bajubang.
56Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus
Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020. 57Hasil Wawancara dengan Ibu Djumariah Selaku Kader Posyandu Bajubang.Pada Tanggal
25 Februari 2020.
50
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa
pelaksanaan program posyandu terhadap peningkatan kesehatan anak berjalan
setiap bulannya.Namunmasih ditemukan kekurangan dan kelemahan yaitu
kader dan ibu-ibu tidak semuanya hadir dalam kegiatan tersebut.Berikut ini
hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi
Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bajubang yang menyatakan bahwa :
“Kadangkala kurang sumber daya manusia dari kadernya, partisipasi
dari kadernya itu sendiri dulu waktu posyandu belum ada insentif
sukarela tapi malah sekarang sudah ada insentif mulai itung-itungan
capek”.58
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kurangnya sumber daya manusia dari kader posyandu
dilihat dari pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu dalam bidang
penyuluhan kepada orangtua masih dilakukan oleh bidan.Seharusnya kader
posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
kehadiran dari anggota kader dalam pelaksanaan posyandu yang kadang hadir
dan tidak hadir sehingga menyebabkan pelayanan 5 meja banyak di rekut oleh
bidan.59
2. Kurangnya Partisipasi Orangtua Menimbang Anaknya Ke Posyandu
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” adalah
pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi
adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
58Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat
Desa di Bajubang. Pada Tanggal 25 Februari 2020. 59Analisis Peneliti tentang kurang optimalnya program posyandu terhadap pelayanan
kesehatan anak di Bajubang.
51
tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Sebenarnya partisipasi adalah
suatu gejala demokrasi dimana seseorang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab
sesuai dengan tingkat kematangan dan kewajibannya.60
Kemudian yang menjadi kendala dalam pelaksanaan posyandu adalah
kurangnya partisipasi orang tua dari anak untuk menimbang anaknya ke
posyandu seperti pernyataan dari Ibu Ani Anggraini,A.Md.Keb selaku
bidandesa mengatakan :
“Kurangnya partisipasi orangtua untuk menimbang anaknya ke
posyandu dilihat dari pelaksanaan kegiatan posyandu hanya ramai di
saat pembagian vitamin A dan imunisasi saja. Dan anak yang ikut
posyandu yang usianya di atas 2 tahun atau yang sudah mendapatkan
imunisasi lengkap sudah mulai jarang ikut posyandu. Padahal posyandu
itu wajib sampai anak berusia 5 tahun”.61
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa
kendala kurangnya partisipasi orangtua untuk menimbang anaknya ke
posyandu dipengaruhi oleh faktor orang tuanya bekerja dan posyandu banyak
di tinggalkan orangtua setelah anaknya mendapat imunisasi lengkap. Menurut
peneliti kader posyandu harus memetakan permasalahan jadwal dengan teliti
mengingat kesibukan dari orangtua si anak.Jika dijadwalkan dengan baik
sesuai dengan waktu yang tepat maka orangtua bisa menyesuaikan dengan
waktu kerjanya.
60 Fahmyddin A’raaf Tauhid, Partisipasi Publik Dalam Perencanaan Kota. (Gowa:
Alauddin University Press, 2013), hlm. 238. 61Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus
Pembina Di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020.
52
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Mira, selaku orangtua dari anak
yang mengikuti kegiatan di Posyandu Kamboja sebagai berikut :
“Kehadiran orangtua untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu
sebagianorangtua kebanyakan tidak hadir, dikarenakan ibu-ibu pada
pagi hari bekerja sebagai petani karet dan juga sebagai ibu rumah
tangga, sepulang dari kebun masih harus masak dan mengurus
pekerjaan rumah lainnya sehingga tidak bisa hadir dalam kegiatan
posyandu”.62
Selanjutnya hampir sama dengan pendapat di atas faktor yang
mempengaruhi kurangnya partisipasi orang tua untuk menimbang anaknya
keposyandu menurut ibu Santi Nalia, selaku orangtua dari anak yang
mengikuti kegiatan di Posyandu Kamboja mengatakan :
“Alasan saya tidak mengikuti posyandu karna repot, kadang anak
belum pulang sekolah dan datang ke posyandu hanya untuk
menimbang berat badan dan hanya dapat bubur kacang hijau saja dan
tidak ada kegiatan lain..”63
Dari pernyataan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
kurangnya partisipasi orangtua menimbang anaknya ke posyandu
dikarenakan orangtua dari anak yang mengikuti posyandu ada memiliki
kegiatanya masing- masing pada pagi hari seperti bekerja memasak dan
mengantarkan anak sekolah selain itu faktor lain dari kurangnya partisipasi
orang tua untuk menimbang anaknya keposyandu adalah orang tua dari anak
yang ikut posyandu mengganggap datang keposyandu hanya untuk
menimbang dan mendapat bubur kacang hijau tanpa ada kegiatan lain.64
62Hasil Wawancara dengan Ibu Mira, Selaku Orangtua Dari Anak Yang Mengikuti
Kegiatan Posyandu Di Posyandu Kamboja, Rabu Tanggal 26 Februari 2020.
63Hasil Wawancara dengan Ibu Santi Nalia, Selaku Orangtua Dari Anak Yang Mengikuti
Kegiatan Posyandu Di Posyandu Kamboja, Rabu Tanggal 26 Februari 2020. 64Analisis peneliti tentang kurangnya orangtua mengantarkan anaknya ke posyandu
dikarenakan kesibukan kerja.
53
3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Posyandu
Sarana dan prasarana yang dimiliki pada setiap posyandu disetiap desa
menjadi kendala pelaksanaan kegiatan posyandu seperti pernyataan wawancara
dengan Ibu Ani Anggraini, A.Md.Keb selaku bidan dan Pembina Posyandu di
Kelurahan Bajubang sebagai berikut :
“Alat yang kurang adalah dancing (timbangan) dan pengukur badan
bayi yang hanya ada 1 untuk 1 kelurahan bajubang. Sedangkan
posyandu di kelurahan bajubang ada 6 posyandu. jadi apabila akan
dilaksanakan kegiatan posyandu bidan harus membawanya kesetiap
posyandu dengan ukuran yang cukup besar dan berat sehingga hal ini
menjadi tidak efektif”.65
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dipahami bahwa
masih ada kekurangan fasilitas program posyandu terhadap kesehatan anak,
salah satunya adalah kurangnya alat dancing (timbangan) dan pengukur badan
bayi yang hanya ada 1 untuk 1 di Kelurahan Bajubang. Sedangkan seperti yang
diketahui bahwasanya posyandu di kelurahan Bajubang ini ada 6 posyandu.
Jadi, apabila akan dilaksanakannya kegiatan posyandu bidan harus
membawanya kesetiap posyandu dengan ukuran yang cukup besar dan berat
sehingga hal ini menjadi tidak efektif dan efisien. Menurut peneliti Pemerintah
harus memperhatikan hal ini karena akan berdampak terhadap pelayanan
kepada masyarakat. Jika Pemerintah memberikan setiap posyandu 1 alat maka
pelayanan kesehatan anak akan optimal dan lebih baik lagi.66
65Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus
Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang, Jumat 28 Februari 2020. 66Observasi Peneliti tentang fasilitas atau peralatan dalam program posyandu terhadap
kesehatan anak.Pada Tanggal 25 Februari 2020.
54
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sumarni
Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa menyatakan:
“Kadangkala fasilitas dari alat posyandu itu masih kurang seperti
dancing (timbangan) dan kalau di posyandu penerokan kader sdm nya
sudah bagus tapi tidak di dukung dengan bangunan gedungnya kecil
tidak sesuai dengan standar gedung posyandu pada umumnya, kalo
posyandu desa bajubang di bangun oleh pnpm itu standar posyandu
yang sesuai, kalo penerokan P2KP tidak ada tempat pemeriksaan untuk
ibu hamil dan mejanya tidak bisa di bikin pelayanan 5 meja”.67
Dari hasil pernyataan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu seperti yang dikatakan ibu Ani Anggraini selaku bidan dan Pembina
Posyandu di Kelurahan Bajubang kurangnya alat timbang (dancing) yang ada
1 untuk 1 Kelurahan Bajubang sehinga di dalam pelaksanaan kegitan posyandu
tidak berjalan dengan efektif. selain itu kendala lain dari sarana dan prasrana
seperti yang dikatan Ibu Sumarni Sebagai Kepala sesi pemberdayaan
masyarakat desa diatas untuk posyandu di Kecamatan Bajubang masih banyak
yang memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran standar posyandu
sehingga menyebabkan tidak berjalannya pelayanan 5 meja dan tidak adanya
ruangan untuk ibu hamil.
67Hasil wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat
Desa DI Bajubang.Pada Tanggal 25 Fberuari 2020.
55
C. Upaya Pemerintah Dalam Mengoptimalkan Pelaksanaan Program
Posyandu di Desa Bajubang
Setelah mengetahui faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan
kegitan posyandu guna meningkatkan kesehatan anak di vKecamatan
Bajubangselanjutnya peneliti ingin mengetahui Upaya Pemerintah Kecamatan
Bajubang dalam mengoptimalkan program posyandu terhadap peningkatan
kesehatan anak.
1. Meningkatkan Kerjasama Dengan Dinas Kesehatan
Kerjasama dapat diartikan sebagai suatu bentuk usaha bersama antara
individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.Kerjasama juga
merupakan sebuah interaksi yang sangat penting bagi kehidupan manusia
sendiri merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Begitupun
halnya dengan kerjasama antara lembaga atau instansi Pemerintah dalam
mewujudkan pelayanan yang baik. Dalam penelitian ini Pemerintah kecamatan
Bajubang meninngkatkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam
pelaksanaan program posyandu tehadap kesehatan anak di Kelurahan
Bajubang RW03.68
Seperti yang dijelaskan dalam wawancara oleh Ibu Sumarni69 sebagai
Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat Desa menyatakan:
“Kami dari pihak Pemerintah kecamatan khususnya ingin yang terbaik
buat masyarakat, apalahi menyangkut tentang program posyandu
terhadap kesehatan anak. tentu menjadi prioritas kami juga makanya
kami menekankan kepada posyandu untuk bekerja sesuai dengan
68Observasi Peneliti tentang kerjasama antara pihak kecamatan Bajubang dengan Dinas
Kesehatan dalam program posyandu. 69Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat
Desa di Kec.Bajubang.Pada Tanggal 25 Februari 2020.
56
tupoksi yang ada. Untuk meningkatkan sumber daya manusia
pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu bekerja
sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan pelatihan yang di ikuti
setiap kader dari masing-masing posyandu yang ada di Kecamatan
Bajubang”.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersamaIbu
Sumarni di atas maka dapat dicermati bahwa pihak kecamatan Bajubang telak
melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan anak yang tertuang dalam
program posyandu. Salah satu upaya tersebut adalah dengan meningkatkan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan berupa program pelatihan yang diadakan
di kecamatan, puskesmas inti dan bahkan pelatihan di hotel. Menurut hasil
observasi dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa pelatihan tersebut
diikuti oleh seluruh kader posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak dengan memberikan
pelayanvan yang baik serta memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh anak
ketika mereka datang ke posyandu.70
Dari pernyataan wawancara diatas juga dapat disimpulkan bahwa upaya
pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan program posyandu di desa
Bajubang adalah pemerintah kecamatan Bajubang bagian pokjanal posyandu
bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan pelatihan yang diikuti
kader dari setiap posyandu yang ada di Kecamatan Bajubang sehingga
pengetahuan yang didapat dari pelatihan kader posyandu tersebut melatih
kemampuan kader posyandu di setiap desa dalam memberikan pelayanan
70Analisis Peneliti tentang upaya Pemerintah dalam program posyandu terhadap kesehatan
anak di Kec.Bajubang.
57
kesehatan bagi masyarakat. dan kader dapat memberikan penyuluhan
kesehatan kepada ibu-ibu yang hadir dalam pelaksanaan posyandu.
2. Melakukan Pembinaan Kader Posyandu
Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang
lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan
pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau
peningkatan atas sesuatu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah
pembinaan terhadap kader posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Dengan
adanya pembinaan maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
posyandu. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi
Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bajubang sebagai berikut:
“Kalau dari peran pembinaan melihat keaktifan peran serta kader,
bagian pokjanal memberikan masukan ke kader memberi inovasi-
inovasi siapa yang rajin ke posyandu dapat donprise atau pakai sistem
arisan. sehingga ibu-ibu yang punya balita itu rajin ke posyandu. jadi
dengan adanya pembinaan rangsangan-rangsangan kader itu memberi
motivasi/inovasi dari orangtua sehingga target penimbangan posyandu
itu tepat dan grafiknya terus naik”.71
Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan Ibu Sumarni maka dapat
di pahami bahwa upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintah
kecamatan Bajubang adalah pembinaan. Pembinaan ini ditujukan terhadap
kader posyandu, diharapkan dengan diadakannya pembinaan secara terus
menerus maka akan memberikan ransangan-ransangan terhadap kader
posyandu dan diharapkan juga dapat menjadi motivasi dan inovasi sehingga
71Hasil Wawancara dengan Ibu Sumarni Sebagai Kepala Sesi Pemberdayaan Masyarakat
Desa di Bajubang di Kec.Bajubang.Pada Tanggal 25 Februari 2020.
58
target program posyandu terhadap kesehatan anak tercapai sesuai tujuan
organisasi.
Dari hasil wawancara di atas dapat juga disimpulkan bahwa pemerintah
kecamatan Bajubang memberi arahan kepada kader untuk
berinovasi/memotivasi orang tua untuk hadir dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu dengan cara pemeberian hadiah kepada anak yang rajin datang ke
posyandu sehingga target penimbangan posyandu tepat dan grafiknya terus
naik. Selain itu Pemerintah juga mengupayakan posyandu terintegrasi dengan
kegiatan BKB (Bina keluarga balita) yang kegiatan didalamnya mengajarkan
anak untuk bermain permainan edukatif sehingga kegitan posyandu tidak
hanya melakukan imunisai saja dan Pemerintah menganggarkan dana untuk
pemebelian fasilitas yang di butuhkan pada setiap posyandu di Kecamatan
Bajubang.72
3. Melakukan Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sosialisasi adalah usaha memasukkan nilai-nilai kebudayaan terhadap
individu sehingga individu tersebut menjadi bagian dari masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh setiap
individu. Kaitannya dengan penelitian ini adalah Pemerintah kecamatan
Bajubang melakukan upaya dalam peningkatan program posyandu dengan
sosialiasi kepada masyarakat umum khususnya di lingkungan kecamatan
72Observasi Peneliti tentang upaya Pemerintah kecamatan Bajubang memenuhi fasilitas
posyandu.
59
Bajubang agar anakanya ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam progam
posyandu.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku
Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang sebagai berikut:
”Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar program posyandu
berjalan dengan baik.Salah satu yang harus diperhatikan adalah jadwal
penimbangan anak, dll.Karena alasan orang tuaanak-anak adalah sibuk
bekerja sehingga tidak menyempatkan waktunya untuk ke posyandu.Oleh
karena itu, kami gencar melakukan sosialisasi melalui kader posyandu yang
ada di setiap wilayah di kecamatan Bajubang”.73
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dicermati bahwa
upaya yang dilakukan Pemerintah selanjutnya yaitu melakukan sosialisasi
kepada masyarakat agar program posyandu terhadap peningkatan kesehatan
anak tersampaikan ke masyarakat.Menurut peneliti jika Pemerintah Kecamatan
Bajubang ingin mensosialisasikan dengan baik melalui kader posyandu agar
program tersebut benar-benar dipahami oleh masyarakat.Pemerintah kecamatan
Bajubang memberi arahan kepada kader untuk berinovasi/memotivasi orang
tua untuk hadir dalam pelaksanaan kegitan posyandu dengan cara pemeberian
hadiah kepada anak yang rajin datang ke posyandu.
4. Meningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana Posyandu
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya
dan mencapai suatu tujuan.serta memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat
berupa benda-benda maupun uang. Kaitannya dengan penelitian ini adalah
Pemerintah kecamatan Bajubang meningkatkan fasillitas terhadap semua
73Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan
Bajubang. Pada Tanggal 25 Februari 2020.
60
posyandu yang ada di kecamatan Bajubang. Hal tersebut diharapkan agar lebih
memudahkan masyarakat mendapatkan suatu pelayanan kesehatan anak yang
baik dan optimal serta memperlancar program posyandu terhadap peningkatan
kesehatan anak. Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Ani Anggraini
A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang
sebagai berikut:
“Pemerintah kecamatan Bajubang berupaya memberikan fasilitas yang
baik dan cukup kepada posyandu agar anak-anak kita mendapatkan
pelayanan secara maksimal baik dari penimbangan maupun yang
lainnya.Memang tidak bisa kita pungkiri bahwasanya saat ini posyandu
masih kekurangan alat-alat yang digunakan dalam program
tersebut.Namun kedepannya kita ingin semua msalah yang ada saat ini
bisa terselesaikan.Kami juga meminta dukungan dari masyarakat serta
dukungan dari kader posyandu khususnya untuk sama-sama
mensukseskan program ini.”74
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pemerintah Kecamatan Bajubang telah melakukan upaya yaitu meningkatkan
fasilitas posyandu agar terwujudnya pelayanan posyandu yang baik dan lancar.
Untuk itu diharapkan fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah di jaga dengan
baik agar manfaat alat tersebut masih bisa dirasakan secara terus menerus di
masa yang akan datang.
74Hasil Wawancara dengan Ibu Ani Anggraini A.Md.Keb, Selaku Bidan Sekaligus
Pembina di Posyandu Kelurahan Bajubang.Pada Tanggal 28 Februari 2020.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai upaya pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan
kesehatan anak (Studi di kecamatan Bajubang) adalah sebagai berikut:
1. Peran pemerintah dalam program posyandu terhadap peningkatan
kesehatan anak di Desa Bajubang adalah membentuk pokjanal Kecamatan
Bajubang dengan melakukan pembinaan dan pengawasan dalam program
posyandu terhadap kesehatan anak.
2. Kendala Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu terhadap
peningkatan kesehatan anak di desa Bajubang adalah kurangnya sumber
daya manusia, kurangnya partisipasi orangtua menimbang anaknya ke
posyandu, dan kurangnya sarana dan prasarana posyandu.
3. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan pelaksanaan
program posyandu di desa Bajubang adalah meningkatkan kerjasama
dengan dinas kesehatan, melakukan pembinaan kader posyandu,
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan meningkatkan fasilitas
sarana dan prasarana posyandu.
B. Saran
Dengan melihat fenomena yang terjadi di Desa Bajubang dalam upaya
pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu. penulis dapat mengetahui
bagaimana Peran Pemerintah dalam pelaksanaan program posyandu, serta
62
kendala dan upaya yang di hadapi dan dilakukan instansi terkait dan
pemerintah kecamatan bajubang agar program posyandu tersebut terlaksana
dengan baik. Agar dapat mencapai apa yang diamanatkan dalam peraturan
mentri dalam negeri no 54 tahun 2007 pokjanal posyandu adalah kelompok
kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan,
penyelenggaraan atau pengolahan posyandu yang berkedudukan di pusat,
provinsi, kabupaten dan kecamatan.
Berdasarakan kesimpulan diatas, maka peneliti memiliki beberapa
saran yaitu:
1. Diharapkan kepada Pemerintah Kecamatan Bajubang untuk menjalankan
peran di dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sebaiknya dilakukan secara
rutin dan terjadwal bukan hanya pada saat posyandu tersebut akan
mengikuti perlombaan hal ini sesuai dengan sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 pasal 2 ayat (1) pokjanal
mempunyai tugas yang salah satunya melakukan bimbingan, pembinaan,
fasilitasi, advokasi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.
2. Kepada masyarakat hendaknya masyarakat selalu mengawasi dan ikut
berpartisipasi dalam pembangunan desa, dan juga harus bersikap sosial
terhadap lingkungan sekitar demi tercapainya masyarakat yang adil dan
sejahtera, sesuai dengan visi dari Kecamatan Bajubang.
63
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an
Dedy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Bandung:
Alfabeta, 2016
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,Jakarta:
Depkes RI, 2006
Fahmyddin A’raaf Tauhid, Partisipasi Publik Dalam Perencanaan Kota.
Gowa: Alauddin University Press, 2013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Panduan Kader
PosyanduMenuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2011
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2011
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998
Muhammad Ngajenan,Kamus Etismologi Bahasa Indonesia. (Semarang:
Dahara Priza, 1990
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi 3, Jakarta Selatan: Salemba
Humanika 2016
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, Jambi: Syari’ah Press
IAIN STS, 2014
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pres, 2009
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. Ke 21. Bandung:
Alfabeta, 2014
Wiku Adisasmito, Sistem Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007
Wahit Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Salemba Medika,
2014
64
B. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2007 tentang
pedomanpembentukan kelommpok kerja operasional pembinaan pos
pelayanan terpadu.
C. Lain-lain
Armaidi Darmawan, dkk, Gambaran Kesesuaian Kegiatan Posyandu Dengan
Pedoman Plaksanaan Posyandu Di Kota Jambi, Universitas Negeri
Jambi tahun 2017
Ede Surya Darmawan, Departemen Akk Fkmui, Tinjauan Kebijakan
TerkaitPengelolaan Posyandu Sebagai Masukan Dalam Perumusan
Peran Dan Tanggung Jawab Departemen Kesehatan Dalam
Pengelolaan Posyandu, 23 Maret 2009
Muhammad Ngajenan, Kamus Etismologi Bahasa Indonesia, Semarang:
Dahara Priza, 1990
Puji Lestari, dkk, Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan
Program Posyandu (studi kasus di Desa Giritirto, Kecamatan
Purwosari Gunung Kidul, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006
Torik, Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam
pembangunan kesehehatan masyarakat (studi kasus di Kelurahan
Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Universitas Negeri
Semarang tahun 2005.
65
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Pelaksanaan Program Posyandu Kamboja RW 03 Kelurahan Bajubang
1. Mengisi Buku Pendaftaran
2. Penimbangan
66
3. Pengukuran Lingkar KepalaAnak
4. Pengukuran Tinggi BadanAnak
67
FOTO WAWANCARA
Wawancara bersama Bidan Desa skaligus Ketua Posyandu Kelurahan Bajubang
Wawancara Bersama Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa
KecamatanBajubang
68
Wawancara Bersama Ibu Mira Dan Ibu Santi Nalia Selaku Orangtua Anak Yang
MengikutiPosyandu
69
CURICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama : Desy Herawati
NIM : SIP.162266
Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 27 Desember 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/Prodi/Semester : Syariah/Ilmu Pemerintahan
Universitas : Universitas Islam Negeri STS Jambi
Agama : Islam
Golongan Darah : B
Status Perkawinan : Belum Kawin
Kewarganegaraan : WNI
E-Mail : [email protected]
No. Tlp/Wa : 0813-6861-5468
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 169 Cinta Damai Tanjung Jabung Barat : 2010
2. SMP Negeri 2 Batang Hari : 2013
3. SMA Negeri 5 Batang Hari : 2016
C. Motto Hidup : “Perjuangan dan Doa Pantang Mundur Terus Maju”