upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan permasalahan yang menghambatnya

Upload: aan-andrianto

Post on 08-Oct-2015

231 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Paper mengenai Pluralisme Kesejahteraan di Indonesia.

TRANSCRIPT

PAPERUpaya Pemerintah dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Permasalahan yang MenghambatnyaDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mid Semester Mata Kuliah Pluralisme Kesejahteraan

Oleh :Aan Andrianto11/312569/SP/24576Jurusan Manajemen dan Kebijakan PublikFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Gadjah Mada2013

PENDAHULUANPermasalahan kesejahteraan di Indonesia bisa dikatakan memprihatinkan dimulai dari pada waktu terjadinya fenomena krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak bulan Agustus 1997, yang telah menimbulkan dampak yang luas bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Permasalahan muncul diawali dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, dimana hal yang kemudian terjadi adalah menurunnya kegiatan produksi dikarenakan sebagian bahan bakunya berasal dari luar negeri tak lagi mampu diperoleh. Lama-kelamaan perusahaan lokal kesulitan mendapatkan suply bahan baku untuk proses produksi, sehingga kondisi ini menyebabkan banyak perusahaan yang akhirnya ditutup. Dengan ditutupnya banyak perusahaan, maka jumlah angka pengangguran meningkat drastis, dimana tercatat sedikitnya dua puluh lima juta orang pengangguran baru yang dihasilkan oleh krisis ini. Keadaan sosial semacam ini yang telah menghasilkan banyak pengangguran baru sehingga merupakan masalah sosial yang harus segera diatasi, terutama oleh pemerintah. Dampak dari pemutusan hubungan kerja atas pegawai-pegawai perusahaan telah mengakibatkan semakin memburuknya kondisi masyarakat yang menggantungkan hidup pada pekerja yang di PHK, termasuk juga mengakibatkan meningkatnya angka siswa putus sekolah, yang masih tergolong dalam wajib belajar. Dampak lain yang juga dirasakan secara langsung adalah menyangkut masalah kesehatan, dimana setelah krisis tersebut, keadaan gizi dan kesehatan masyarakat menurun dan mencapai titik yang memprihatinkan. Bukan berhenti disitu saja, dampak krisis tersebut tentunya masih dapat ditemui sampai pada masa sekarang ini, dimana masih banyak ditemui pengangguran, masyarakat kurang mampu, dan juga anak-anak yang putus sekolah dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang memprihatinkan.Dalam Pasal 34 UUD 1945 tertulis, "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara." Penjelasan mengenai fakir miskin itu sendiri dapat diartikan orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencarian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Orang yang mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan juga dapat dikatakan sebagai fakir miskin. Para gelandangan, pengemis, maupun anak-anak jalanan dapat pula dikategorikan sebagai fakir miskin untuk kemudian dipelihara oleh Negara.Yang dapat dilihat dari penjelasan UUD 1945 tersebut, yang berkewajiban untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah pemerintah, dengan segala kebijakannya melalui sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan lainnya yang berkaitan dengan upaya menanggulangi kemiskinan. Indonesia yang seperti kita ketahui menganut sistem ekonomi kerakyatan (berasal dari rakyat, dikerjakan oleh rakyat, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat), merupakan bentuk sistem ekonomi yang dikatakan ideal, yang seharusnya dan wajib diciptakan oleh negara. Sistem ekonomi yang dikatakan ideal tersebut seharusnya juga mampu menciptakan situasi kondusif yang dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat secara luas terhadap sumber-sumber modal yang ada, meskipun pada kenyataannya jurang kemiskinan masih ada dan sulit untuk mencapai kesejahteraan. Dalam hal ini masyarakat tidak dapat disalahkan atas kemiskinan yang dideritanya, karena pada dasarnya tidak ada orang yang meminta untuk terlahir miskin. Namun dalam apa yang terlihat pada masa sekarang ini, pemerintah masih belum berhasil menciptakan kesempatan bagi setiap warga Negara atau masyarakat untuk mencapai hal tersebut. Kemudahan akses untuk sumber-sumber modal hanya dapat dirasakan oleh kalangan tertentu saja, demikian pula dengan kesejahteraan. Hal ini justru menimbulkan kesenjangan yang semakin terlihat nyata, antara golongan masyarakat miskin dan kaya. Dengan demikian, usaha pemerintah untuk menerapkan sistem ekonomi kerakyatan dan menciptakan situasi kondusif bagi setiap warga negaranya perlu lebih diperhatikan.Dalam paper ini, penulis mencoba menelaah lebih dalam tentang upaya-upaya pemerintah terkait dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Bukan hanya itu, permasalahan yang mungkin timbul dan menghambat upaya-upaya pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan juga mendapat perhatian penulis untuk kemudian dianalisis penyebab terjadinya masalah tersebut. Analisis tersebut yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mencari solusi dan penyelesaian dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

PEMBAHASANFenomena kehidupan masyarakat Indonesia saat ini dapat dikatakan dalam kondisi yang tidak stabil. Berbagai polemik dan permasalahan muncul seiring berjalannya waktu. Dalam situasi yang serba instan ini masyarakat harus dituntut untuk dapat bersaing guna mempertahankan hidupnya. Sulitnya mencari penghidupan yang layak dan terjadinya ketidakseimbangan antara alat pemuas kebutuhan dengan kebutuhan menjadi masalah tersendiri, ditambah lagi kurangnya keterampilan (skill) dari masing-masing individu membuat mereka kesulitan dalam mengatasi masalah perekonomian keluarganya. Dalam merespon permasalahan kemiskinan dan kondisi masyarakat yang jauh dari kata sejahtera, pemerintah selain dengan usaha menciptakan sistem perekonomian yang sifatnya mendasar, perlu pula usaha yang sifatnya teknis dan lebih pada pelaksanaan langsung di lapangan. Tujuan dari hal ini adalah agar penanggulangan dapat dilakukan sesegera mungkin dalam mengantisipasi keadaan sosial yang memprihatinkan ini. Ada beberapa program dari pemerintah dalam upayanya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, diantaranya terkait pemberdayan masyarakat (upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peran serta aktif masyarkat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi, serta memperkukuh martabat manusia dan bangsa), upaya peningkatan usaha, dan upaya lain dalam mengurangi beban orang miskin.Adapun program pemerintah secara teknis untuk mengurangi beban orang miskin adalah bantuan sosial, yaitu bantuan bersifat sementara yang diberikan kepada keluarga miskin agar mereka dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Bantuan sosial yang diberikan dapat berbentuk bantuan santunan hidup, bantuan sarana usaha ekonomi produktif, atau bantuan sarana kelompok untuk usaha bersama yang dapat berupa bahan atau peralatan untuk menunjang usaha ekonomi produktif. Proses pemberian bantuan yang dilakukan pemerintah dengan pengajuan data keluarga miskin yang perlu mendapatkan bantuan melalui RT/RW yang bersangkutan dalam rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) kecamatan tiap-tiap desa/kelurahan. Data yang diterima kemudian dibicarakan dan diolah di Rakorbang kabupaten/Kota Madya untuk selanjutnya dibawa ke tingkat provinsi dan terakhir diajukan ke Bapenas. Data yang masuk ke Bapenas diseleksi untuk disesuaikan dengan anggaran yang disediakan APBN. Proses yang cukup panjang ini menghendaki efisiensi di setiap lini agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan.Berikutnya adapula usaha pemerintah yang lebih spesifik untuk menciptakan kesempatan usaha bagi masyarakat salah satunya dengan program khusus yang disebut program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS), yaitu merupakan kegiatan ekonomi produkif yang diselenggarakan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kegiatan dari program tersebut bertujuan agar masing-masing anggota UPPKS memiliki minat untuk berusaha, belajar berusaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga, memperoleh pengetahuan dan mempunyai keterampilan dalam berusaha, serta saling menukar informasi antar anggota dalam usaha, produksi, dan pemasaran. Manfaat nyata dari program ini tak lain adalah meningkatnya pendapatan keluarga sehingga dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Pendidikan keterampilan juga didapatkan dalam program ini, yang dimaksudkan agar anggota pada akhirnya dapat mandiri serta meningkatnya kepedulian untuk saling gotong-royong dalam mengatasi masalah kesejahteraan.Sedangkan yang sedang hangat dibicarakan pada saat ini adalah bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan Langsung Tunai dapat didefinisikan sebagai bantuan pemerintah dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada rumah tangga miskin akibat dari dampak kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini mirip dengan kebijakan sebelumnya yaitu pada tahun 2005, Pemerintah meluncurkan Program Kompensasi Penghapusan Subsidi Bahan Bakar Minyak. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dilatarbelakangi upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM. Oleh karena itu tujuan pemberian Bantuan Langsung Tunai tersebut adalah :1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.Penerima bantuan langsung tunai adalah Rumah Tangga Sasaran sebanyak 19,1 Juta Rumah Tangga Sasaran hasil pendataan oleh BPS yang meliputi Rumah Tangga Sangat Miskin (poorest), Rumah Tangga Miskin (poor) dan Rumah Tangga Hampir Miskin (near poor) di seluruh wilayah Indonesia. Rumah Tangga Sasaran atau RTS adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin sesuai dengan hasil pendataan BPS dengan jumlah 19,1 juta RTS. Penggantian RTS tidak menambah quota setiap desa/kelurahan. Indikator kemiskinan yang digunakan menggunakan 14 indikator identifikasi dari BPS, dan bukan merupakan variabel intervensi.Upaya-upaya pemerintah tersebut bukan berarti tanpa mengalami hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaannya. Beberapa kebijakan justru menjadi hal yang sangat kontroversial di masyarakat karena dinilai kurang tepat dan instrument pelaksanaannya dinilai belum siap. Dari pemerintah sendiri, dalam pelaksanaan masih terdapat kelemahan, seperti lamanya proses penentuan sasaran yang berhak mendapatkan bantuan, belum lagi persyaratan yang berbelit-belit, serta yang paling menuai kritik adalah pendataan dari aparat pemerintah terkait yang terkadang kurang tepat, dimana sasaran dari program tersebut seringkali tidak sesuai atau dapat dikatakan salah sasaran. Dalam contoh kasus BLT misalnya, banyak masyarakat miskin yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal layak justru tidak mendapatkan dana bantuan, sedangkan masyarakat dengan kehidupan yang layak justru mendapatkan bantuan. Hal ini tentunya sangat menghambat proses penyaluran dan pencapaian tujuan dari program yang dicanangkan.Belum lagi permasalahan dalam birokrasi instansi pemerintah yang terkait dengan program yang dilaksanakan, dimana seringkali transparansi sulit dicapai serta masih terjadi tindak penylahgunaan wewenang. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian agar tujuan awal untuk menyelesaikan masalah (kemiskinan) justru menimbulkan masalah baru.

SOLUSIUntuk mendukung upaya yang telah dilakukan pemerintah, maka meminimalisir hambatan yang dapat mengganggu kesuksesan upaya tersebut perlu dilakukan. Salah satunya adalah langkah transparansi harus segera dilakukan dengan tujuan agar efisiensi bantuan dapat terjamin. Dalam segala aspek, adanya transparansi sangat dibutuhkan, termasuk dalam proses pemberian bantuan ini dimana transparani dapat memberikan kepastian bahwa dana bantuan telah disalurkan dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya. Masyarakat pemberi dana, yaitu penyumbang maupun seluruh masyarakat sebagai pembayar pajak kepada negara, yang dananya digunakan untuk kesejahteraan sosial, berhak untuk mengetahui apa yang terjadi pada dana yang telah mereka berikan. Sementara masyarakat yang berhak menerima dana tersebut juga berhak atas transparansi, untuk memastikan bahwa hak mereka atas kesejahteraan sosial tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak menerimanya.Selain itu, kesadaran dari masyarakat sendiri juga sangat diperlukan dalam tujuan perbaikan kondisi ekonomi. Masyarakat harus sadar dan mau untuk memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang telah disediakan pemerintah untuk membantu penyediaan modal usaha misalnya. Masyarakat sudah tidak seharusnya acuh dan terkesan hanya menerima apa yang diberikan pemerintah tanpa mempelajari lebih lanjut maksud dan tujuan hal tersebut dilaksanakan, karena dalam hal ini masyarakat juga berperan sebagai kontrol sosial. Masyarakat diharapkan lebih aktif, termasuk kaitannya dengan penyaluran bantuan, dimana seringkali terjadi kesalahan menyalurkan bantuan, maka disinilah peran masyarakat untuk melapor kepada aparat terkait sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan berikutnya.Dan hal terakhir yang harus diketahui bersama adalah mengenai hak dan kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial. Dimana hak yang diperuntukkan bagi warga Negara antara lain adalah setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya, fakir miskin berhak mendapatkan pemeliharaan dari Negara, fakir miskin berhak mendapatkan sarana bantuan sosial dan rehabilitasi sosial. Sedangkan kewajiban warga Negara dan juga pemerintah adalah setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, dan pemerintah wajib mengusahakan sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat banyak.

Daftar pustaka: Researchgate.net www.slideshare.net/ebongcahcherbound/kondisi -sosial- dan-ekonomi-setelah-21-mei-1998 www.sapa.or.id/berita1/99-lainnya/642-program-bantuan-langsung-tunai.html www.antaranews.com/print/103018/