upaya meningkatkan kemampuan pasing atas …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASING ATAS MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN BOLA VOLI
SISWA KELAS IV SD NEGERI LINGGASARI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: EDI SANTOSA NIM: X 4711043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASING ATAS MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN BOLA VOLI
SISWA KELAS IV SD NEGERI LINGGASARI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: EDI SANTOSA NIM: X 4711043
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan di bawah ini:
Nama : EDI SANTOSA
NIM : X 4711043
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PASING ATAS MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
DALAM PEMBELAJARAN BOLA VOLI SISWA KELAS IV SD
NEGERI LINGGASARI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN
BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skipsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
EDI SANTOSA NIM. X 4711043
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Fadilah Umar, S.Pd.M.Or. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes. NIP. 19720927 200212 1 001 NIP. 19490505 198503 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Mulyono, MM. ................................
Sekretaris : Haris Nugroho, S.Pd. M.Or. ................................
Anggota 1 : Fadilah Umar, S.Pd. M.Or. ................................
Anggota 2 : Drs. Wahyu Sulistyo, M. Kes. ................................
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Edi Santosa, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASING ATAS MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN BOLA VOLI SISWA KELAS IV SD NEGERI LINGGASARI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012 .
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Pasing Atas pada
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Linggasari Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada pra tindakan 68.50, siswa yang mengalami ketuntasan belajar 9 siswa (40%) sedngkan yang belum tuntas 12 siswa (60%, Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73.30, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 13 siswa (65%) sedangkan yang belum tuntas belajar 7 siswa (35%) dari 20 siswa. Pada siklus II perolehan nilai rata-rata 84.10, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 18 siswa (90%) sedangkan yang belum tuntas belajar 2 siswa (10%) dari 20 siswa. Ketuntasan belajar siswa 90% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas pada siswa kelas IV SD Negeri Linggasari Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.. Kata Kunci: Bola voli, Pasing Atas, Pendekatan Bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
* Kegagalan adalah suatu awal dari keberhasilan*
* Ilmu harus didahulukan sebelum beramal dan berkata ( Al Bukhori)*
* Siapa yang bersunguh-sungguh akan mendapatkan (Umam Syafi’i)*
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Ø ”Istri Tercinta”
Yang selalu mendukung dan memberi semangat
Ø ”Anak-anakku Tersayang”
Sumber inspirasi dan motivasiku
Ø ”Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman sejawat”
Yang selalu memberikan bantuan pemikiran kepada penulis
Ø ”Teman-teman se-angkatan program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan
kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Pasing Atas Melalui
Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran Bola Voli Siswa Kelas IV SD Negeri
Linggasari Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2011/2012” yang merupakan salah satu syarat tugas akhir Program Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Drs. Mulyono, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
3. Waluyo, S.Pd. M.Or., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Keehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
4. Fadilah Umar, S.Pd. M.Or., selaku Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5. Wahyu Sulistyo, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II dalam Penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
6. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi
7. Kepala SDN Linggasari yang telah memberikan tempat penelitian
8. Para Guru Sekolah Dasar Negeri Linggasari yang turut membantu dalam
penelitian ini.
Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga semua amal ibadahnya diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Sekolah
Dasar Negeri Linggasari Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara, juga
kepada para pembaca sekalian.
Linggasari, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PENGAJUAN .................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iv
PENGESAHAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belaang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................ 5
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 16
B. Subyek Penelitian ........................................................................ 17
C. Sumber Data ................................................................................ 17
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 17
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 18
F. Teknik Analisa Data .................................................................... 20
G. Prosedur Penelitian ...................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pra Tindakan ...................................................................... 32
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 34
1. Hasil Tindakan Siklus I .......................................................... 34
a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .......................... 35
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................ 35
c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ...................... 41
d. Tahap Refleksi (Reflecting) ............................................. 43
2. Hasil Tindakan Siklus II ........................................................ 44
a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .......................... 44
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................ 44
c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ...................... 49
d. Tahap Refleksi (Reflecting) ............................................. 52
C. Perbandingan Hail Tindakan Antar Siklus ................................. 53
D. Pembahasan ................................................................................. 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 57
B. Implikasi ...................................................................................... 57
C. Saran ............................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 16
3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 18
4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan ................................... 33
4.2 Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ..................... 41
4.3 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I ................................................... 42
4.4 Hasil Observasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Siklus II .................. 50
4.5 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II.................................................. 51
4.6 Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya
Menggantung dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............................ 53
4.7 Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Menggantung dari
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .......................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 15
3.1 Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 20
3.2 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran ............................................... 21
3.3 Cara Melakukan Latihan Pertama Passing Atas ......................................... 29
4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Pra Tindakan .................................................. 34
4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ........................................................... 43
4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II .......................................................... 52
4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari PraSiklus,
Siklus I, dan Siklus II ............................................................................... 53
4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II ............................................................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................... 61
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................... 78
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1.......................... 95
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2.......................... 114
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........................... 131
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ........................... 133
7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ........................... 135
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 .......................... 136
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ......................... 138
10. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ........................ 140
11. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ................................................... 141
12. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................... 142
13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 143
14. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................ 144
15.Surat Ijin Penelitian ....................................................................................... 145
16.Surat Keterangan Penelitian .......................................................................... 146
17.Foto Kegiatan ................................................................................................ 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunya
adalah kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran yang dilakukannya, guru kurang akan
model-model pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi
siswa dan terciptanya pembelajaran yang membosankan bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SD
Negeri 1 Clapar kelas V, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami kesulitan
dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar siswa
baru menguasai cara melakukan lompatan , mereka belum mampu melakukan
gerakan secara keseluruhan. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar dalam kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Rata-rata nilai
kelas menunjukkan angka 47,8% dari jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah
70. Besar jumlah rata-rata dan nilai siswa yang mendapat nilai di bawah 70
menjadi bukti kongkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas VI belum
mencapai batas ketuntasan belajar siswa yang dipatok pada angka 70.
Menunjukkan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif,
guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model pembelajaran, gaya
mengajar serta pemodifikasian dan media pembelajaran yang masih kurang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar dapat bersumber dari
faktor intern dan ekstern, faktor dari dalam individu sendiri atau intern, misalnya
motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor
eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru,
lingkungan, materi, media dan metode yang digunakan guru. Kurangnya
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Pada umumnya gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek
pendidikan jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya
mengajar saja, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat
siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode
praktek ditekankan pada teacher centered dimana para siswa melakukan latihan
fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut
tidak pernah dilakukan anak sesuai inisiatif sendiri.
Hasil observasi pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 1 Clapar bahwa
siswa-siswi SD tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah,
disamping beberapa siswa memiliki intelegensi di atas rata-rata. Dalam sebuah
observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas V memiliki minat dan
motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak
beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-
malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa
mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.
Penggunaan alat bantu pembelajaran yang digunakan pada pendidikan
jasmani di SD Negeri 1 Clapar sangat terbatas, sehingga belum mampu
membangkitkan kesenangan siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan
tingginya tingkat kesulitan siswa memahami materi ajar memaksa guru harus
lebih banyak memodifikasi alat bantu pembelajaran, agar siswa dapat memahami
materi ajar yang akan disampaikannya.
Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu
mengembangkan model dan media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa
menerima pelajaran dengan baik. Sebuah model atau gaya pembelajaran tidak
hanya dapat diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi
saja, tetapi juga mempertimbangkan efektifitas model pembelajaran bagi mereka
yang memiliki tingkat pemahaman yang masih kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Salah satu pendekatan melalui pembelajaran yang dapat digunakan dalam
hal ini adalah melalui penggunaan alat bantu pembelajaran merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan
dasar dalam mempelajari gerak dasar. Model pembelajaran dengan melalui
penggunaan alat bantu tersebut yang dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Penggunaan alat bantu dalam sebuah pembelajaran akan membuat siswa
lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru. Dengan alat bantu
tersebut dapat mengubah suasana menjadi lebih santai dan menyenangkan bahkan
siswa bisa tertarik untuk saling berkompetisi dalam pembelajaran tersebut.
Keadaan ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap
materi ajar lompat jauh gaya jongkok karena para siswa cenderung lebih
menyukai suasana kelas yang santai daripada yang serius.
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba menerapkan penggunaan alat
bantu pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar tahun ajaran 2011/2012 dengan materi gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok. Pembelajaran melalui penggunaan alat bantu, akan dapat meningkatkan
hasil lompat jauh gaya jongkok lebih baik. Selain itu penggunaan alat bantu dapat
meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok. Dengan penggunaan alat bantu pembelajaran
pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau
member jalan keluar yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok.
Tujuan penggunaan alat bantu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
adalah siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan
pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam
pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan. Guru dalam
mengajarkan lompat jauh gaya jongkok harus membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa, serta peralatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
susunan kelompok, gerakan dasar yang variatif sehingga membuat situasi
pembelajaran yang lebih menyenangkan dalam proses pembelajaran lompat jauh.
Dari permasalahan umum yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan
materi khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok maka peneliti merasa
tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri
1 Clapar dengan judul Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lombat Jauh
Gaya Jongkok Dengan Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah
“Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar,
Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar, Kecamatan
Madukara, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat antara
lain:
1. Menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani melalui penerapan metode bermain dan modifikasi alat
bantu pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Melalui penelitian ini guru dapat menerapkan pembelajaran pendidikan
jasmani melalui penerapan metode bermain dan modifikasi alat bantu
pembelajaran.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani dapat diupayakan
peranan pendidikan untuk meningkatkan dan mengembangkan kepribadian
individu. Tanpa ada peran pendidikan jasmani di sekolah, maka akan berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang
mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pandidikan. Menurut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar kompetensi dan kompetensi dasar
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar (Depdiknas. 2007)
bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebabai berikut:
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya mengambangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivita terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4. Meletakkan landasan karakter moral yamg kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktifitas jasmani dan olah raga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Pendapat tesebut menunjukkan pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, meningkatkan keterampilan gerak,
membentuk karakter, moral yang baik, menumbuhkan sikap yang sportif,
mengembangkan keterampilan menjaga keselamatan
Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara peserta didik
dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan
efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang
perkembangan peserta didik melalui kegiatan fisik atau gerak insani, sehingga
perlu disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan pembelajarannya.
Pembelajaran merupakan istilah pengganti belajar mengajar, yang
dimaksudkan agar para peserta didik benar-benar yang aktif mengalami. Jadi di
sini prinsip pembelajaran pendidikan jasmani adalah guru yang kreatif, sedang
peserta didiknya yang aktif berperilaku. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani
terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru sangat memegang peranan
penting, meskipun yang membuat keputusan menurut Moston (1991) makin lama
peserta didik sangat berperan dalam membuat keputusan. Meskipun demikian,
realita interaksi guru dengan peserta didik tergantung oleh guru itu sendiri, jadi
guru diharapkan selalu dapat menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.
Mengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan kegiatan
menyusun dan menyajikan kegiatan belajar yang layak dan bersifat internal pada
peserta didik. Kegiatannya meliputi komunikasi verbal, mengingatkan, dan
mengarahkan, perhatian. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani mendorong
peserta didik untuk mengalami antara lain:
a. Perkembangan keterampilan gerak
b. Penguasaan gerak yang lebih tinggi
c. Perluasan wawasan tentang konsep ruang dan tenaga
d. Perkembangan aspek-aspek kepribadian
e. Pemantapan nilai sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
f. Sasaran pembelajaran pendidikan jasmani adalah semua anak tanpa kecuali
dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk sekolah
dasar mencakup banyak aspek. Menurut M. Furqon H. (2007:4) bahwa ruang
lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi, gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulative, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/ karya wisata, pengenalan lingkungan.
7) Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implicit masuk ke dalam semua aspek.
Pendapat tersebut menunjukkan, ruang lingkup pendidikan jasmani untuk
sekolah dasar meliputi enam aspek yaitu: olahraga permainan, pengembangan
diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari
masing-masing aspek tersebut di dalamnya terdiri beberapa macam cabang
olahraga yang telah diatur berdasarkan kurikulum yang berlaku. Macam-macam
cabang olahraga yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar akan
mengambangkan kemampuan geraknya, baik lompat jauh gaya jongkok, non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
lokomotor dan manipulative. Untuk mengembangkan kemampuan gerak anak,
maka dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus dilakukan dengan benar.
3. Hakikat Belajar Aktivitas Jasmani
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, maka guru
pendidikan jasmani perlu menyusun strategi pembelajarannya. Agar dapat
menyusun strategi pembelajaran, maka guru pendidikan jasmani harus
mengetahui istilah dan tujuan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Belajar
adalah upaya yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik
melalui sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahan di sini adalah perubahan
yang dapat bertahan lama dalam kehidupan individu dan bukan merupakan
bawaan sejak lahir (Agus Suryobroto:3).
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani secara berurutan, maka yang
hendaknya dicapai lebih dahulu adalah aspek afektif kemudian kognitif dan
selanjutnya terakhir aspek psikomotorik. Aspek afektif berhubungan dengan
perkembangan emosi dan sosial murid, yang meliputi: sikap, apresiasi, nilai, dan
kepribadian. Aspek kognitif terjadi pada pikiran atau intelek dan meliputi:
pengetahuan, pemahaman, kemampuan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sedang aspek psikomotorik yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak
dan kondisi fisik murid, yang meliputi: reflek, gerak dasar, kondisi fisik,
kemampuan pengamatan, keterampilan gerak, dan kemampuan berkomunikasi.
4. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran meupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
untuk membantu pserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai
sesuatu obyektif yang ditentukan (aspek koknitif), juga dapat mempengarui
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi, melainkan juga
mengarahkan dan member fasilitas belajar (directing and facilitating the learning)
agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan atau nilai baru. Proses pembelajaran merupakan
seperangkat prinsip prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu aka nada perubahan perilakunya,
sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peran itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan
ssebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H. J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998;30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pembelajaran adalah proses ninteraksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta
didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat jenis hakikat da jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan
belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan seluruh aspek
psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neurofisiologis.Namun
setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap perhatian siswa
pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-
angsur berkurang. Oleh sebab itu, guru harus mengupayaka semaksimal mungkin
penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah,
dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi social cultural
melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya
proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat,
termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya sebagian kecil saja
pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.
Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas
pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar” jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu
inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan bahwa
unsure kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar,
dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu system,
merupakan cirri utama dalam pembelajaran.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tujuannya tidak jelas, maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak
mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar
keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode dan bahkan cara mengukur
perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi
pengetahuan,menularkan sikap kecakapan atau keterampilan, yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005 : 19) yaitu :
1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksanakan dan memimpin/ mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatmn pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilaikemajuan pembelajaran dan
menguasai materi ataubahan yang diajarkannya. Jika seorang guru meiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya meneola proses pengajaran
berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua kegiatan. M.
Saputra, Yuda (1999:4) mengemukakan bahwa:
Tugas utama seorang guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfer supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang
terpentingdan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks.Belajar membawa suatu
perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino
dkk (1998:51) bahwa perrubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek
organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya :
1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan social 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjng hayat.
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal
dari bahasa latinmedius, yang secara harfiah berarti “tengah, perantara, atau
pengantar: (arsyad, 2002). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa
sesuatu bahan atau alat. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad,
2002), bahwa media jika dipahami secara garis besarvadalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang menyebabkan siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.Jadi menurut pengertian ini
guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah bagi seorang
siswa merupakan media.Banyak batasan tentang media, Association of Education
and Comunication Technology (AECT) memberika pengertian tentang mdia
sebagai salah satu bentuk dan saluran yag digunakan untuk menyampaikan pesan
dan informasi. Dalam dunia pendidikan, seringkali istilah alat bantu atau media
komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media
pendidikan (mpembelajaran). Seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik (2008)
bahwa :
“Dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal”. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat tahu
siswa. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat
berupa orang atua benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar
penerima pesan itu adalah siswa. Pembawaan pesan (media) itu berinteraksi
dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang dengan media itu untuk
menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadang-kadang siswa
dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat
menerima pesan itu lebih lengkap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media
dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan
lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan
oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus
dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan dengan baik kepada
siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam menerima
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
b. Peran dan Kegunaan Media
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah
yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan
sendiri oleh siswa.Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut
dependent media. Sebagai alat bantuefektifitas media itu sangat tergantung pada
cara dan kemampuan guru dalam menggunakan alat tersebut, tetapi kalau guru
kurang kreatif atau tak banyak memanfaatkannya siswa tak akan banyak belajar
dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam
menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh
siswa dalam kegiatan belajar mandiri disebut independent media.Media itu
dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta dapat
menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional
tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio,
TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk
belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber
belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar ini
media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi
dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau system belajar mengajar
seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh, yaitu :
1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah.
Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan
kepada siswa yang lebih membutuhkan.
2) Siswa akan belajar secara aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing
4) Namun demikian perlu disadari benar-benar bahwa system ini digunakan,
guru perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan
peralatan belajar yang cukup.
c. Kriteria Pemilihan Media
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu
media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut
dapat dimanfaatkan.Salah satu criteria yang harus digunakan dalam pemilihan
media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick Carey dalam Badru Zaman
(2008:45) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih media yaitu 1) ketersediaan sumber; 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan
fasilitas; 3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media; Efektifitas
media untuk waktu yang panjang.
Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbagkan
dalam memilih media dan sasaran yang diberikan oleh Dick Carey dapat disajikan
criteria pemilihan media adalah sebagai berikut :
1) Tujuan
Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses media gerak seperti video,
film atau TV merupakan pilihan yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan
adalah suatu keterampilan dalam menggunakan alat tertentu, sehingga
membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.
2) Karakteristik siswa
Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya? Dan
berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu.
3) Karakteristik media
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan
masing-masing media.
4) Alokasi waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembangan, pngadaan
ataupun penyajian.
5) Ketersediaan
Tersediakah media yang diperlukan? Tersediakah layanan purna jualnya?
Apakah tenaga pengelolanya?
6) Efektifitas
Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektifkah
untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama?
7) Kapatibilitas
Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasiannya? Bagaimana
daya tahan umurnya?
8) Biaya
Cukupkah dan ayang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan
pemeliharaannya?
6. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantumerupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembalajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain,
alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu
obyek sehingga mempermudah persepsi.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara
terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-
konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang
baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang
singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu
luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati
dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi
ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan
yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk
dimengerti maksudnya sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam
menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.
7. Atletik
a. Pengertian Atletik
Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan
dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar.Bila dilihat
dari arti atau istilah “Atletik” berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon atau Athlum
yang berarti “lomba atau perlombaan/ pertandingan”. Amerika dan sebagian di
Eropa dan Asia sering memakai istilah/ kata atletik dengan Track and Field dan
Negara Jerman memakai kata Leicht Athletik dan Negara Belanda memakai
istilah/ kata Athletiek(Edi Purnomo, 1:21).
Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya
meningkatkan kemampuan biomorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelenturan, koordinasi, dan sebagainya.Selain itu juga sebagai sarana untuk
penelitian bagi para ilmuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan
satu kaki yang bertujuan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (dikutip dari
Modul TP Atletik, Slamet Riyadi. UNS:2010).
c. Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok.
Tahapan-tahapan dalam lompat jauh terdiri dari: awalan; bertumpu,
melayang, dan mendarat (Harald Muller : 35).
Tahapan-tahapan dalam lompat jauh terdiri dari: awalan; bertumpu,
melayang, dan mendarat (Harald Muller : 35).
Gambar 1. Urutan gerak lompat jauh (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
1) Dalam tahap awalan atau ancang-ancang, pelari melakukan lari percepatan
maximum yang terkontrol.
Teknik Awalan;
a. Panjang lari ancang-ancang berfariasi antara 10 langkah(bagi pemula) dan
lebih dari 20 langkah ( bagi atlit kelas unggulan).
b. Tehnik lari adalah mirip dengan lari sprint.
c. Kecepatan meningka terus menerus sampai mencapai balok tumpu.
Gambar 2. Teknik Awalan (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Dalam tahap bertolak atau bertumpu, pelompat membangkitkan kecepatan
fertikal dan memperkecil hilangnya kecepatan horizontal. Teknik
Bertumpu/Menolak:
a. Penancapan kakiadalah aktif dan cepat dengan satu gerakan ke bawah dan
ke belakang
b. Waktu bertolak adalah dipersingkat, pembengkokan minimum dari kaki
penumpu.
c. Paha kaki bebas didorong ke posisi horizontal.
d. Sendi-sendi mata kaki, lutut dan pinggang adalah diluruskan
sepenuhnya.
Gambar 3. Teknik Bertumpu/Menolak (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
3) Dalam tahap melayang, sipelompat mempersiapkan diri untuk mendarat.
a. Teknik Melayang di udara:
b. Kaki bebas dipertahankan ada di posisi bertolak.
c. Badan tetap tegak ke atas dan vertical.
d. Kaki penolak mengikuti selama waktu melayang.
e. Kaki tumpu dibengkokkan dan ditarik kedepan dan keatas mendekati akhir
gerak melayang.
f. Baik kaki bebas maupun kaki tumpu, diluruskan kedepan untuk mendarat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 4. Teknik melayang (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
4) Dalam tahap mendarat, si pelompat memaksimalkan jarak potensial dari jalur
melayang serta memperkecil hilangnya jarak pada saat menyentuh tanah.
a. Tehnik Mendarat.
b. Kedua kaki adalah hamper sepenuhnya diluruskan.
c. Badan dibengkokkan ke depan.
d. Kedua lengan ditarik ke belakang.
e. Pinggang didorong ke depan menuju ke titik sentuh tanah.
Gambar 5. Teknik mendarat (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
d. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Menggunakan Alat Bantu
1. Menggunakan Alat Bantu Ban Bekas
Pembelajaran lompat jauh dengan ban bekas dimaksudkan agar siswa tidak
jenuh dan cepat capai, sebaliknya anak terangsang untuk berperan aktif,
semangat dan gembira.
Ban ditata menjadi 4 baris. Tiap baris ada 4/5 ban, jarak masing-
masing ban ± 1 m.Anak dibagi menjadi 4 baris, masing-masing regu berbaris
berderet 1 m di belakang ban. Baris 1 dan 2 disebut regu A, baris 3 dan 4
disebut regu B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 6. Melompat menggunakan ban (Yoyo Bahagia, Ucup Yusup dan Adang Suherman. 1999/2000)
Gerakan 1 : - Satu persatu mulai dari anak paling depan melompat ban dengan tumpuan
1 kaki dan mendarat 1 kaki jatuh di tengah lingkaran ban. Lutut diangkat
ke depan setinggi mungkin, selanjutnya anak jos dengan teman satu regu
lain barisan di pertemuan ujung ban. melaluibaris yang lain anak
melakukan lompatan yang sama menuju anak ke 2 kemudian jos dan anak
ke 2 melakukan kegiatan yang sama, dan seterusnya.
Gerakan 2 :
- Dilakukan dengan cara jengklek/ jingkat dengan kaki kanan dan kaki kiri.
Gerakan 3 :
- Dilakukan dengan cara melompat menyamping ke kanan dan ke kiri.
Gerakan 4
- Dilakukan dengan cara melompat katak
Gerakan 5
- Anak dibagi menjai 4 baris, anak pertama berdiri di atas ban
selanjutnya ban dinaikkan di lewat atas kepala, kemudian dilemparkan
ke depan, selanjutnya diloncati jatuh dua kaki di tengah lingkaran ban.
Ban dinaikkan lagi, dilemparkan, diloncati lagi sampai garis batas.
Kemudian balik ke garis start dengan gerakan yang sama, selanjutnya
anak kedua melakukan gerakan yang sama dan seterusnya.
2. Menggunakan Alat Bantu Gawang Kecil Ukuran 60 × 40 cm dan 60 × 50 cm
Dengan menggunakan alat bantugawang kecil, anak akan terangsang
bergerak maksimal menuju gerakan teknik lompat jauh tanpa merasa
dibebani. Anak tetap merasa antusias dan gembira.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gawang ditata menjadi 4 baris. Tiap baris ada 3 gawang, jarak masing-
masing gawang ± 1,5 m. Anak dibagi menjadi 4 baris, masing-masing regu
berbaris berderet 1 m di belakang ban. Baris 1 dan 2 disebut regu A, baris 3
dan 4 disebut regu B.
Gambar 7. Melompat menggunakan gawang kecil (Yoyo Bahagia, Pembelajaran Penjas. 2004:16)
Gerakan 1 :
- Satu persatu mulai dari anak paling depan melompat gawang dengan
tumpuan satu kaki dan mendarat satu kaki bergantian kiri kanan. Lutut
diangkat ke depan setinggi mungkin, selanjutnya anak jos dengan teman
satu regu lain barisan di pertemuan ujung gawang. Melalui baris yang lain
anak melakukan lompatan yang sama menuju anak kedua kemudian jos
dan anak kedua melakukan kegiatan yang sama, dan seterusnya.
Gerakan 2 :
- Dilakukan dengan cara melompat ; menumpu satu kaki kemudian
mendarat dengan dua kaki.
Gerakan 3 :
- Dilakukan dengan cara meloncat ; menumpu dua kaki, mendarat dengan
dua kaki.
3. Menggunakan Alat Bantu Kardus Bekas
Kardus ditata menjadi 4 baris. Tiap baris ada 4 kardus, jarak masing-
masing kardus ± 2m.Anak dibariskan menjadi 4 berbanjar menghadap
deretan kardus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 8. Melompat menggunakan kardus (Yoyo Bahagia, Pembelajaran Penjas. 2004:81)
Gerakan 1 : - Satu persatu anak melompati kardus, pada kardus ke 4 (terakhir) melompat
setinggi-tingginya dan mendarat 2 kaki bersamaan.
Gerakan 2 :
- Satu persatu anak melompati kardus, pada kardus ke 4 (terakhir) melompat
lebih tinggi.
Gerakan 3 :
- Satu persatu anak melompat kardus setelah kardus ketiga, anak bertumpu
pada balok tumpu dan melompat melewati tumpukan kardus, mendarat 2
kaki bersamaan di bak lompat.
4. Menggunakan Alat bantu balok, box atau meja, rafia, bola dan penggaris
Gambar 9. Melompat menggunakan balok tumpu (Pedoman Mengajar Lari Lompat, Lempar, Staff IAAF. 2000:42)
Gerakan 1 :
- Melompat menumpu satu kaki, pertahankan posisi di udara sampai
mendarat di bak pasir.
Gerakan 2 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
- Melompat menumpu satu kaki pada balok tumpu, melompat ke box,
mendarat dua kaki bersamaan, ayunan tangan ke belakang ke atas,
kedepan.
Gerakan 3 :
- Melompat menumpu satu kaki pada balok tumpu, melompat ke box,
mendarat dua kaki bersamaan, ayunan tangan ke belakang ke atas,
kedepan meraih bola
Gerakan 4 :
- Melompat menumpu satu kaki pada balok tumpu, mendarat dua kaki
bersamaan, ayunan tangan ke belakang ke atas, kedepan meraih bola
Gerakan 5 :
- Melompat menumpu satu kaki pada papan tumpu, mendarat dua kaki
bersamaan, ayunan tangan ke belakang ke atas, kedepan. Melewati
rintangan mistar.
Gerakan 6
- Satu persatu anak melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan awalan,
tolakan pada balok tumpu dan melayang di udara, kemudian mendarat di
bak pasir, berusaha melewati batas garis.
Gambar 10. Melompat melewati batas rafia (Yoyo Bahagia, Pembelajaran Penjas. 2004:82)
Gerakan 7
- Melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan teknik yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran Penjasorkes yang baik adalah pembelajaran yang
mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan
untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran dan
sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani pada khususnya pada model atau cara guru
menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru
kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik
teknik dasar lompat jauh gaya jongkok. Siswa kurang mampu menganalisis
gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi
secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurnag dapat
ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar
bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan
kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan maslah yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjasorkes adalah kurangnya
sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yan disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran
kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat
memancing peran aktif siswa.
Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara
langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran,
penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan seperti melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi
alat bantu tersebut.
Pengunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya
disesuaikan dengan topic materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar
modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu, yaitu ban motor bekas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kardus bekas, gawang kecil-kecil tinggi 40 – 50 cm, balok tumpu dan bola voli
(bola besar) yang digunakan untuk pembelajaran dalam teknik dasar lompat jauh
gaya jongkok. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam RPP
setiap pertemuan.
Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tersebut bermakna dan
dapat diaplikasikan oelh siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Pemanfaatan alat bantu sederhana berupa ban motor bekas, kardus bekas,
gawang kecil-kecil, balok tumpu dan bola besar memberi rangsangan anak untuk
bergerak secara aktif, tidak cepat bosan dan gembira. Secara sederhana kerangka
pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 11. Kerangka Pemikiran PTK (Penelitian Tindakan Kelas, Agus Kristiyanto. 2001:134)
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
Melalui penggunaan alat bantu (ban motor bekas, kardus bekas, gawang kecil-kecil 40 – 50 cm, balok tumpu dan bola besar) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Penjasorkes dan meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat jauh gaya jongkok.
Siklus I : guru dan peneiti menyusun benuk pengajaran yang brtujuan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui pembelajaran dengan alat bantu (ban motor bekas, kardus bekas, gawang kecil-kecil 40 – 50 cm, balok tumpu dan bola besar)
Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampan dasar lompat jajuh gaya jongkok melalui pendekatan model pembelajaran dengan alat bantu (ban motor bekas, kardus bekas, gawang kecil-kecil 40 – 50 cm, balok tumpu dan bola besar).
Tindakan
Kondisi akhir
Kondisi awal Guru kurang kreatif dan invativ dalam proses pembelajaran
1. Siswa kurang tertarik, cepat merasa lelah dan cepat merasa bosan dengan pelajaran Penjasorkes
2. Yang paling utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan di atas, dapat dikemukakan hipotesis terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut;
Penerapan alat bantu pembelajaran (kardus, ban bekas, gawang kecil,
balok tumpu, bok/peti, bola besar, rafia, bilah/penggaris) dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri
1 Clapar Kecamatan Madukara Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penilaian ini mengambil tempat dilokasi SD Negeri 1 Clapar Jalan Raya
Sinanjer RT 04 RW 02, Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten
Banjarnegara kode pos 53482 yang merupakan unit kerja peneliti.
2. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan, penulis menentukan penggunaan waktu
penelitian selama 4 bulan; yaitu antara bulan April sampai dengan bulan Juli 2012.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan Penelitian BULAN
Apr Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan
instrumen penelitian (lembar observasi)
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I
- perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Subyek Penelitian
Adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah 23 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-
laki dan 10 perempuan.
C. Data Dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa, untuk mendapatkan data sebagai lompat jauh gaya jongkok dengan
penerapan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri 1 Clapar
tahun ajaran 2011/2012.
2. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri 1 Clapar Tahun Ajaran
2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari
pencatatan nilai test/ evaluai dan data observasi saat proses kegiatan berlangsung.
Berikut penjabarannya :
1. Test digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh gaya
jongkok yang dilakukan siswa.
2. Data observasi digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat
bantu pembelajaran (ban bekas, gawang, kadus dan balok tumpu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 1. Teknik pengumpulan Data dalam Penilitian Tindakan Kelas
No Sumber Data Teknik Pengumpulan INSTRUMENT
1 Siswa Hasil keterampilan
lompat jauh gaya
jongkok
Test praktek Test
keterampilan
lompat jauh
gaya jongkok
2 Siswa Kemampuan melakukan
rangkaian gerakan
keterampilan lompat
jauh gaya jongkok
Praktek dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi
E. Uji Validitas Data
Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan
keabsahan data. Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-
benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik permasalahan maupun tujuan
penelitian. Validitas data dilakukan agar data yang diperoleh objektif, sahih, dan
andal. Validasi atau pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas
ini dilakukan dengan berpedoman pada teknik penetapan aktivitas pembelajaran
pada siklus-siklus berikutnya, yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi atau
aktivitas dan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya.
Validitas data dalam penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan
triangulasi untuk meminimalkan subjektivitas. Triangulasi adalah pengecekan
kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara
mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari
sumber lain mengenai kebenaran data penelitian. Tindakan dalam teknik
triangulasi antara lain: (a) menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh
data yang sama, misalnya untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis, (b)
melakukan uji coba tes penguasaan siswa, (c) melakukan uji coba kuesioner
perhatian siswa, (d) menggali data yang sama dari sumber yang berbeda yaitu
mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan cara
mengkonfirmasikannya dengan sumber data agar informasi yang diperoleh benar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
benar valid atau dapat dipercaya, (e) melakukan pengecekan ulang dari data yang
telah terkumpul, (f) melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang
terkumpul.
Selain itu uji validitas data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
audit trail dan expert opinion. Audit trail yakni dilakukan dengan memeriksa
catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau peer observer atau teman sejawat
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan PTK. Expert opinion
yaitu kegiatan untuk mengkonsultasikan hasil temuan atau meminta nasihat
kepada para ahli. Dalam penelitian ini, penulis mengkonsultasikan hasil temuan-
temuan kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan terhadap
masalah penelitian.
Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti, observer,
dan kolaborator, yaitu:
1. Peneliti
Nama : M. NUR ARIFIN
NIM : X4711097
2. Observer 1 : BUDI ISMANGIL
NIM : X4711026
Observer 2 : WAMIN
NIM : X4711259
3. Kolaborator
Nama : HELING SUHONO, S.Pd
NIP : 19690421 200012 1 001
Jabatan : KS SDN 1 Clapar
UPT Dindikpora Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara
F. Analisis Data
Pengumpulan data pada setiap kegiatan observasi dan pelaksanaan siklus
PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Hasil keterampilan lompat jauh gaya jongkok : dengan menganalisis nilai
rata-rata tes lompat jauh gaya jongkok. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian keterampilan lompat jauh gaya jongkok:
dengan menganalisis rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok. Menurut Iskandar (2009:131) yang
menyatakan bahwa : “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
prosesntase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran”.
G. Prosedur Penelitian
Langkah pertama adalah menentukan metode yang digunakan dalam
penelitian, yaitu Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah selanjutnya
menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam
pelaksanaannya berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan
dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan kepada siswa sebagai subyek
penelitian.
Langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedur dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya) bekerja sama, mulai
dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan
pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang
kemudian dilanjutukan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang
dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksiatau pembetulan penyempurnaan pada siklus kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Menurut Iskandar (2009:67) prosedur atau langkah-langkah penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut;
1. Mengidentifikasi permasalahan umum 2. Mengadakan pengecekan di lapangan 3. Membuat perencanaan umum 4. Mengembangkan tindakan pertama 5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama 6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua.
Untuk memperoleh hasil tindakan seperti yang diinginkan, prosedur
penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sejauh mana pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dalam sekolah
tersebut.
2. Tahap Seleksi Informasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan insttrumen penelitian serta evaluasi
c. Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa.
d. Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari dua siklus, dan masing-masing
siklus terdiri dari:
1) Planning (merencanakan modivikasi sarana pembelajaran.
2) Acting (memberi perlakuan dengan beberapa macan bentuk
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok untuk mmengetahui tingkat
kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa sebelum dan sesudah
menggunakan alat bantu pembelajaran penjas.
3) Observasi (melakukan tes dan pengukuran kemampuan gerak siswa
setelah mendapat modivikasi sarana pembelajaran penjas.
4) Reflecting (menyimpulkan tingkat kemampuan gerak siswa setelah
mendapat perlakuan modivikasi alat bantu pembelajaran penjas dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
membandingkan kondisi awal sebelum diberi modivikasi alat bantu
pembelajaran penjas).
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan
kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(PTK-FKIP UNS 2011)
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Perencanaan
ulang
Pelaksanaan
Ulang
Observasi Ulang
Refleksi Ulang
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Setelah siklus ini berlangsung dua kali, barangkali perbaikan yang
diinginkan sudah tercapai. Dalam hal ini daur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dehgan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir. Namum biasanya
akan muncul masalah, ini akan kembali dipecahkan melalui daur Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Secara lebih rinci daur Penelitian Tindakan Kelas dapat
dilihat pada Gambar:
Gambar13. Daur Penelitian Tindakan Kelas
(PTK-FKIP UNS 2011)
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi penelitian yang terdiri atas:
a. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifansiswa
d. Tes kemampuan gerak lompat jauh gaya jongkok
IDE AWAL
Studi Pendahuluan 1. Wawancara
dengan siswa 2. Tes diagnostik
(memperoleh data awal)
3. Analisis Dokumen
Persiapan penelitian (Studi literatur dan diskusi) 1. Penyamaan konsep
dan latihan antara peneliti dan pengamat
2. Penyusunan lembar observasi
3. Penyusuan format wawancara
4. Penyusunan tes
Tindakan Siklus I a. Perencanaan
perbaikan b. Pelaksanaan
perbaikan c. Observasi
BELUM
REVISI
Tindakan Siklus II Perencanaan perbaikan 1) Pelaksanaan perbaikan 2) Observasi 3) Refleksi siklus II
SIMPULAN
BERHASIL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang dicukakan adalah ddeskritif kualitatif.
Tehnik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan garak
lompat jauh gaya jongkok yang dideskriftifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap Penyusunan Laporan.
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelirian.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabuparen Banjarnegara Tahun pelajaran 2011/2012.
Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi,
analisis dan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan kelas
ini.
1. Rancangan Siklus Pertama.
a. Tahap Perencanaan
1) Penentuan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (gamas dan materi)
4) Pembuatan RPP
5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
kegiatan sebagai berikut :
1. Berbaris 4 bersaf, berdoa
2. Persensi,apersepsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Membagi siswa dalam empat kelompok
4. Melakukan pemanasan
5. Melakukan latihan lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan
berbagai alat bantu
6. Menarik kesimpulan
7. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
8. Relaksasi
9. Berdoa
10. Mengembalikan alat-alat ke gudang
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) hasil keterampilan lompat jauh
gaya jongkok; (2) kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan
lompat jauh gaya jongkok; (3) aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prossedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tinddakan peerbaikan yang dilaksanakan serta kriteia dan rencana bagi
siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan
1) Berkolaborasi dengan guru Pendidikan Jasmani dalam proses
pembelajaran dan observasi proses pembelajaran.
2) Pembuatan panduan observasi.
3) Pembuatan rencana program pembelajaran.
b. Tindakan
1) Ikut serta dalam proses pembelajaran 70 menit (15 menit untuk
ganti pakaian dan istirahat).
2) Motivasi, mengapresiasikan, dan pemanasan sebelum
melaksanakan pembelajaran dengan menggambarkan materi yang
akan diajarkan dan diterapkan dengan hal-hal yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menangkap materi
dengan mudah dan jelas.
3) Melakukan teknik dengan menggunakan 4 langkah penelitian
tindakan kelas.
4) Melakukan pendinginan dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk tanya jawab tentang gerak dasar yang sedang dipelajari
bersama-sama.
c. Observasi yang meliputi
1) Mengamati siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
pendidikan jasmani meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa.
2) Pengamatan non tes meliputi bagaimana siswa mengikuti proses
pembelajaran, mempersiapkan alat dan bahan, bagaimana siswa
menggunakan alat, bagaimana sikap ketika melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru yang sedang mengajar.
3) Mencatat hasil yang meliputi mencatat kejadian-kejadian apa yang
terjadi dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dengan
cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di
lapangan dengan wawancara terhadap siswa dan para observer.
Data penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk
dari pengaruh tindakan yang telah dirancang.
2) Mengapa, bagaimana dan sejauh mana tindakan yang dilakukan
mampu memperbaiki masalah secara bermakna dan mencapai
tujuan atau belum. Masalah yang akan dipecahkan oleh peneliti
adalah peningkatan keterampilan lompat jauh gaya jongkok pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar, Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011/2012. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah terjadinya perbaikan proses
pembelajaran dengan hasil peningkatan nilai keterampilan lompat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
jauh gaya jongkok siswa yang ditunjukkan dengan hasil tes dan
terjadinya peningkatan proses pembelajaran ditinjau dari tiga ranah
afektif, kognitif, psikomotor. Peneliti akan mengakhiri siklus jika
memang sudah terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dilihat
dengan nilai rata-rata kelas yang sudah meningkat dibanding
sebelum diberikan perlakuan dengan dua siklus dan perbaikan
proses pembelajaran yang diamati dengan membandingkan apakah
sudah ada indikator perubahan yang lebih baik sesudah diberi
perlakuan dengan dua siklus ditinjau dari 3 (tiga) ranah, yaitu :
afektif, kognitif, psikomotor.
H. Indikator Capaian Penelitian
1. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah menguasai 70%
materi atau mendapat nilai sesuai KKM< yakni minimal 70.
2. Secara klasikal, penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan pembelajaran
lompat jauh, jika 90% dari jumlah siswa tuntas belajar.
Prosentase indikator pencapaian keberhasialan penelitian pada tabel berikut:
Tabel 2. Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur
Pecapaian target capaian Cara mengukur Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
Kemampuan
lompat jauh
gaya jongkok
50%
70%
90%
Diamati pada saat guru
memberikan materi
lompat jauh gaya
jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Pelaksanaan proses penelitian ini dahului dengan kegiatan survei untuk
mengetahui kondisi awal di lapangan. Hasil survei diketahui kondisi awal sebagai
berikut: (1) siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 23 siswa yang terdiri atas 13
siswa putra dan 10 siswa putri, dilihat dari proses pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dapat dikatakan dalam kategori kurang berhasil, (2) minat siswa dan
tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok masih kurang, (3) model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang
diterapkan masih monoton, guru kesulitan menemukan model dan media
pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif dalam menciptakan sarana
pembelajaran, ini mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan
berdampak pada rendahnya kemampuan gerak dasar atletik siswa, khususnya
lompat jauh gaya jongkok, (4) terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani, ini terbukti dengan
minimnya halaman sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak, serta peralatan
olahraga yang dimiliki sekolah yang sangat kurang. Dengan KKM 70, nilai
ketuntasan pada kondisi awal 68,4 dengan 12 siswa (52,2%) tidak tuntas.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap hasil
observasi yang telah dilaksanakan. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi
kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum
diberi pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, setelah
diberi siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi
awal lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar, setelah diberi
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
siklus I dan siklus II dari pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani sebagai berikut:
1. Kondisi Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
dan Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 diketahui melalui observasi proses
pembelajaranlompat jauh gaya jongkok. Observasi kemampuan lompat jauh gaya
jongkok tersebut bertujuan untuk bahan melakukan tindakan kelas dari siklus I
dan siklus II yang diberikanpada peningkatan terhadap kemampuan lompat jauh
gaya jongkok. Kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Kondisi Awal Kemampuan lompat jauh gaya jongkokdan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 ClaparMadukaraBanjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama
ASPEK YANG DINILAI
Jumlah Psikomotor
Kognitif Afektif Proses Hasil
Rata-rata
Skor Konsep
Nilai ketun Tasan
Prestasi (cm)
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
1 Ngasif S. 12 37,5 235 37 37,2 12 22,5 2 13,3 26 73 2 Diah Nur F. 10 31,3 202 31 31,1 10 18,8 2 13,3 28 63,2 3 Afif Sutiono 12 37,5 277 36 36,7 12 22,5 2 13,3 26 72,5 4 Afri Anggriyani 10 31,3 208 32 31,6 10 18,8 2 13,3 22 63,8 5 Afriyati 10 31,3 264 33 32,1 10 18,8 2 13,3 22 64,2 6 Alfahudin 10 31,3 197 30 30,6 10 18,8 2 13,3 22 62,7 7 Andri 12 37,5 269 36 36,7 12 22,5 2 13,3 26 72,5 8 Aan Fathul H. 13 40,6 286 38 31,7 13 24,4 2 13,3 28 77 9 Aulia R. 10 31,3 264 33 32,1 10 18,8 2 13,3 22 64,2 10 Jumadi 12 37,5 224 35 36,2 12 22,5 2 13,3 26 72 11 Lusita Afiana 12 37,5 231 37 37,2 12 22,5 2 13,3 26 73 12 Lina Febriyanti 9 28,1 187 28 28 9 16,9 2 13,3 20 58,1 13 M. Ihsan M. 10 31,3 189 28 29,1 10 18,8 2 13,3 22 61,7 14 Ngainun H. 9 28,1 178 26 27 9 16,9 2 13,3 20 57,2 15 Rizki Amaliyah 13 40,6 239 38 39,3 13 24,4 3 20 29 83,7 16 Rio Romadhlon 12 37,5 289 38 37,7 12 22,5 1 6,7 25 66,9 17 Reni Rianti 11 34,4 223 35 34,9 12 20,5 2 13,3 26 68,7 18 Reyhan N. 12 37,5 235 37 37,2 12 22,5 2 13,3 26 73 19 Ridho G. 12 37,5 224 35 36,2 12 22,5 2 13,3 26 72 20 Umi M. 11 34,4 251 31 32,7 12 20,5 2 13,3 24 66,5 21 Yasin 10 31,3 200 30 30,6 10 18,5 2 13,3 22 62,7 22 Hanif F. 12 37,5 224 35 36,2 12 22,5 2 13,3 26 72 23 Rizki S. 12 37,5 217 34 35,7 12 22,5 2 13,3 26 71,5 JUMLAH 566 1572,1 RATA-RATA 24,6 68,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan
nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan lompat
jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 68,4. Sedangkan nilai
ketuntasan belajar rata-rata 70,0. Pengitungan kemampuan lompat jauh gaya
jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar terlampir.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, masing-masing
aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah
tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam
2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan 1
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar siswa kelas
VSD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan
pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak bosan, tidak cepat
lelah dan mudah melakukannya dengan cara memodifikasi sarana pembelajaran
pendidikan jasmani. Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan,
kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada siklus I ini
diberikan 5 bentuk modifikasi sarana pembelajaran. Bentuk modifikasi sarana
pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: (1) melompati ban dengan berbagai
variasi lompatan, (2) melompati kardus dengan berbagai variasi lompatan, (3)
lompat menumpu pada balok tumpu melewati rintangan/batas ,(4) lompat
menumpu pada balok dan kotak jatuh ditengah bak (5) melompatmenumpu pada
papan tumpu mendarat di pasir dengan teknik awalan, tumpuan, melayang diudara
dan mendarat di bak pasir dengan benar. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dengan menggunakan alat bantu pembelajaran siklus I dilakukan selama 1 kali
pertemuan yaitu 2x35 menit.
a. Rencana Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru mitra (kolaborator)
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan selama satu kali pertemuan.
Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil
yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes hasilnya belum
optimal. Masih banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau
tidak tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan kolaborator
merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti
bersama kolaborator merancang model pembelajaran dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani, untuk mengoptimalkan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat jauh gaya jongkokdengan menggunakan
alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Peneliti dan guru menyiapkan alat
bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok seperti: ban, kardus, balok tumpu, peti tumpu/ box
tumpu, papn tumpu, rafia (3) peneliti dan kolaborator menyusun media
pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil.
Peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkoksiswa dan motivasi
belajar siswa dengan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran. Instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsungdan melalui rubrik penilaian siswa yang
tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pada penguasaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa, (5) peneliti dan
kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di halamanSD
Negeri 1 Clapar Madukara Banjarnegara.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan satu kali pertemuan, selama satu minggu yakni
pada hari Sabtu 19 Mei 2012, di halaman SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap
proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, adalah praktik gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok yaitu: gerakan melompati ban, gerakan melompati kardus,
gerakan menumpu, gerakan melayang, gerakan mendarat. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan
memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, (2) peneliti dan
kolaborator memberi mitivasi kepada siswa dan menyampaikan materi
pembelajaran, (3) peneliti memberikan pemanasan dengan permainan ” Estavet
Memindahkan Ban” dan “Melompati Rintangan”. (4) peneliti memberi penjelasan
dan contoh gerakan melompat menggunakan ban. Siswa memperhatikan
pelaksanaan contoh peliti, kemudian melakukan gerakan sesuai contoh, (5)
peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang
dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (6)
peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan mangenai materi yang kedua
yakni melomat melewati kardus. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan
contoh yang dicontohkan oleh peneliti, (7) siswa diminta melakukan melompat
melewati kardus sesuai dengan contoh yang dilakukan peneliti, (8) peneliti dan
kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa,serta memberikan
kesempatan beertanya. (9) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi
yang ke tiga yakni lompat menumpu pada balok tumpu dan bok/peti. Siswa
diminta memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (10) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
diminta melakukan gerakan lompatsesuai dengan contoh yang dilakukan oleh
peneliti, (11) peneliti dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar
dapat melakukan gerakandengan sungguh-sungguh, (12) peneliti melakukan
penjelasan dan contoh cara melakukan gerakan melakukan gerakan dengan
sungguh-sungguh, (15) peneliti memberi penjelasan dan contoh gerakan lompat
jauh gaya jongkok,(16) siswa diminta mempeerhatikan dan menirukan gerakan
sesuai contoh,(17) peneliti dan kolaborator memberi motivasi, bimbingan dan
evaluasi,(18) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, (19) pelajaran diakhiri dengan
gerakan relaksasi, berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama tindakan I
berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi
tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur
pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi,
demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh
siswa, (3) peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya
jongkokdengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara. Pada kegiatan pertama (Sabtu, 19 Mei 2012 selama 2x 35 menit),
peneliti mengajarkan materi lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran, yakni ban bekas, kardus, gawang kecil, balok tumpu,
bok/peti, rafia, bola besar, bilah/penggaris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I
Selama pelaksanaan siklus I, maka peneliti melakukan pengambilan data
penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya
jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegaratahun pelajaran 2011/ 2012,
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten BanjarnegaraTahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus I.
No Nama
ASPEK YANG DINILAI
Jumlah Psikomotor
Kognitif Afektif Proses Hasil
Rata-rata Skor
Konsep
Nilai ketun Tasan
Prestasi (cm)
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
1 Ngasif S. 12 37,5 35 273 36,2 12 22,5 3 20 27 78,7 2 Diah Nur F. 14 43,7 41 305 42,3 14 26,2 2 13,3 30 81,8 3 Afif Sutiono 13 40,6 37 284 38,8 13 24,4 2 13,3 28 76,5 4 Afri Anggriyani 12 37,5 36 227 36,7 12 22,5 2 13,3 26 72,5 5 Afriyati 12 37,5 36 276 33,7 12 22,5 2 13,3 26 72,5 6 Alfahudin 11 34,4 33 212 39,3 11 20,5 2 13,3 24 67,5 7 Andri 13 40,6 38 237 42,3 13 24,4 3 20 29 83,7 8 Aan Fathul H. 14 43,7 41 304 33,7 14 26,2 3 20 31 88,5 9 Aulia R. 11 34,4 33 213 38,8 11 20,5 2 13,3 24 67,5
10 Jumadi 13 40,6 37 232 39,8 13 24,4 3 20 29 83,2 11 Lusita Afiana 13 40,6 39 244 30,8 13 24,4 2 13,3 28 77,5 12 Lina Febriyanti 10 31,7 30 197 32,7 10 18,8 2 13,3 22 62,9 13 M. Ihsan M. 11 34,4 31 201 29,8 11 20,5 2 13,3 24 66,5 14 Ngainun H. 10 31,7 28 188 42,8 10 18.8 2 13,3 22 61,9 15 Rizki Amaliyah 14 31,7 41 254 41,3 14 26,2 3 20 31 89 16 Rio Romadhlon 13 43,7 42 309 37,8 13 24,4 2 13,3 28 79 17 Reni Rianti 13 40,6 37 233 39,8 13 24,4 2 13,3 26 76,5 18 Reyhan N. 13 40,6 39 241 39,8 13 24,4 2 13,3 28 77,5 19 Ridho G. 13 40,6 39 242 35,7 13 24,4 2 13,3 28 77,5 20 Umi M. 12 37,5 34 266 35,7 12 22,5 2 13,3 26 71,4 21 Yasin 12 37,5 34 266 35,7 12 22,5 2 13,3 26 71,4 22 Hanif F. 11 34,4 36 280 35,2 11 20,5 2 13,3 24 69 23 Rizki S. 12 37,5 36 228 36,7 12 22,5 3 20 27 79,2 JUMLAH 614 1731,7
RATA-RATA 26,7 75,3
Hasil perubahan kemampuan siswa pada siklus I, dibandingkan dengan
kondisi kemampuan awal siswa, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 5. Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus I
No Nama Siklus I Kondisi Awal Peningkatan
Skor konsep Nilai Ketun Tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
1 Ngasif S. 27 78,7 26 73 5 4,3 2 Diah Nur F. 30 81,8 28 63,2 2 4,2 3 Afif Sutiono 28 76,5 26 72,5 2 4 4 Afri Anggriyani 26 72,5 22 63,8 4 8,7 5 Afriyati 26 72,5 22 64,2 4 8,3 6 Alfahudin 24 67,5 22 62,7 2 4,8 7 Andri 29 83,7 26 72,5 3 11,2 8 Aan Fathul H. 31 88,5 28 77 3 11,5 9 Aulia R. 24 67,5 22 64,2 2 4,3
10 Jumadi 29 83,2 26 72 3 11,2 11 Lusita Afiana 28 77,5 26 73 2 4,5 12 Lina Febriyanti 22 62,9 20 58,1 2 4,8 13 M. Ihsan M. 24 66,5 22 61,7 2 4,8 14 Ngainun H. 22 61,9 20 57,2 2 4,7 15 Rizki Amaliyah 31 89 29 83,7 2 5,3 16 Rio Romadhlon 28 79 25 66,9 3 12,1 17 Reni Rianti 26 76,5 26 68,7 2 4,5 18 Reyhan N. 28 77,5 26 73 2 4,5 19 Ridho G. 28 77,5 26 72 2 5,5 20 Umi M. 26 71,4 24 66,5 2 4,9 21 Yasin 26 71,4 22 62,7 4 4,8 22 Hanif F. 24 69 26 72 3 10,4 23 Rizki S. 27 79,2 26 71,5 1 7,7
JUMLAH 614 1731,7 566 1572,1 59 151 RATA-RATA 26,7 75,3 24,6 68,4 2,5 6,5
Berdasarkan data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan
nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat
sebesar 6,8%. Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 6,5%. Hal
ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus 1 kemampuan
lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan.
Pengitungan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai
ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1 terlampir.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam
pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan metode baru
yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan
dan modifikasi sarana dalam melakukan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
yakni: jalan, lari dan lompat, sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar
dengan metode bermain dan modifikasi sarana pembelajaran sehingga siswa
mudah melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok yang selama ini dianggap
membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model
pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa
mudah dalam menyerap pelaksanaann kegiatan menggunakan modifikasi karena
sangat membantu sekali siswa dalam melakukan jalan, lari dan lompat, sehingga
pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat
mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan
sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang
diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masi terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah: mayoritas siswa
belum dapat mempraktekkan teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi
pertemuan pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2)
pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus atau Tindakan I, (3) model
pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat
berlangsung lebih maksimal, (4) hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan siklus I
belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih banyak nilai siswa yang di
bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasn nilai
siswa sebesar 70%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklis I, akan dipertahankan dan
ditingkatkan.
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dengan
menambah alat bantu pembelajaran.
3. Deskripsi Tindakan II
Tindakan atau siklus II, tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam
pelaksanaan tindakan dalan tindakan I, rata- rata siswa menunjukkan hasil yang
kurang maksimal san belum sesuia dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan
siklus atau tindakan II mengacu pada pelaksanaan tindakan I, karena merupakan
perbaikan dari tindakan I. Adapun tahapan yang dilakukan pada tindakan II ini
diantaranya :
a. Rencana Tindakan II
Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan mendiskusikan perebnacaan
tindakan atau siklus II yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh
rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan
I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan atau
siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti dan kolaborator
merancang rencana pelaksanaan tindakan II sebagai berikut: (1) peneliti bersama
kolaborator merancang skenario model pembelajaran dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani, untuk meningkatkankan motivasi serta
kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa. Dengan sinteks pembelajaran
sebagai berikut: a) peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, menyiapkan siswa untuk belajar, b)
peneliti mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap, c) peneliti dan kolaborator merencanakan dan
memberi bimbingan pelatihan awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi upan balik, e) peneliti mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari, (2) peneliti
dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat jauh
gaya jongkok yang terdiri dari jalan, lari dan lompat dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Peneliti dan guru menyiapkan alat
pembelajaran yang telah dimodifikasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok seperti: raffia, bendera, ban,
kardus, peluit, (3) peneliti kolaborator mrnyusun media pembelajaran berupa tes
dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan lompat jauh gaya
jongkok siswa dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu pembelajaran. Sedangkan instrumen non tes dinilai
berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsungdan memalui
formulir penilaian/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti
dan kolaborator menyusun standara penilaian pada penguasaan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi
pelaksanaan tindakan II, yakni di halaman belakang SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan satu kali pertemuan, selama 2 x 35 menit yakni
pada hari Rabu 30 Mei 2012, di halaman SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan
sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses
pembelajaran dalam tindakan II ini adalah pengutan, sebab materi secara dasar
telah diberikan pada tindakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, merupakan pengulangan tindakan I dengan
penambahan alat bantu pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, apersepsi dan motivasi
,(2)peneliti memberikan pemanasan dengan permainan ”Estavet”, (4) peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerakan melompati
gawang. Siswa diminta memperhatikan dan melaksanakan contoh yang
dicontohkan peliti, (5) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepaa siswa
tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila
terjadi kesulitan, (6) peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan dan
memberi contoh gerakan kedua yakni melompat menggunakan ban. Siswa diminta
memperhatikan dan melaksanakan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh
peneliti, (8) peneliti dan kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada
siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya
apabila terjadi kesulitan, (9) peneliti menyampaikan penjelasan dan contoh materi
ke tiga yakni lompat melewati kardus. Siswa diminta memperhatikan dan
melakukan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (10) peneliti dan
kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan
gerakan-gerakan tersebut dengan sungguh-sungguh dan benar, (11) peneliti
menjelaskan dan memberi contoh gerakan keempat yakni melompat menumpu
pada balok tumpu dengan mendarat mempetahankan posisi di udara, para siswa
memperhatikan dan melakukan gerakan seperti contoh, (12) peneliti menjelaskan
dan memberi contoh gerakan keempat yakni melompat menumpu pada bolok dan
bok mendarat di bak pasir, siswa memperhatikan dan melakukan geakan sesuai
contoh, (13) peneliti dan kolaborator memberi motifasi da koreksi, (14) peneliti
menjelaskan dan memberi contoh gerakan kelima, yakni melompat menumpu
pada balok dan bok mendarat meraih bola, siswa memperhatikan dan
melaksanakan gerakan sesuai contoh, (15) peneliti dan kolaborator memberi
motifasi dan koreks, (16) peneliti memberi penjelasan dan contoh gerakan keenam
yakni melompat menumpu pada balok dan mendarat meraih bola, siswa
memperhatikan dan melaksanakan gerakan seperti contoh, (17) peneliti dan
kolaborator memberi motifasi dan koreksi, (18) peneliti menjelaskan dan memberi
contoh gerakan ketujuh yakni melakukan lompat jauh dengan melewati rintangan
bilah/mistarmendarat di bak lompat, siswa memperhatikan dan melakukan
gerakan seperti contoh, (19) peneliti dan kolaborator memberi motivasi dan
koreksi, (20) peneliti menjelaskan dan memberi contoh tentang gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kedelapan, yakni melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan tehnik yang benar,
siswa memperhatikan dan melaksanakan gerakan seperti yang dicontohkan, (21)
peneliti dan kolaborator memberi motivasi dan koreksi serta kesempatan bertanya
pada siswa, (22) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta melakukan tes
pengukuran(23) pelajaran diakhiri dengan relaksasi, bermain tebek-tebakan,
berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
a. Observasi dan Interpretasi Tindakan II
Observasi dan interpretasi tindakan II dilakukan selama tindakan II
berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi
tindakan II, adapun pelaksanaan tindakan II yakni: (1) peneliti mengamati proses
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012, (2)
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan II sebagai
pedoman proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan mengacu pada sintaks (alur
pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi,
demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh
siswa, (4) peneliti dan kolaborator memberikan motivasi agar siswa mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Siswa dengan semangat melakukan apa yang
diperintahkan. Gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan tidak
cepat merasa lelah maupun bosan. Siswa yang kurang aktif selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka ada
yang kurang menyukai materi, (5) peneliti, kolaborator dan siswa selalu memberi
applause dan reward kepada setiap penampilan siswaberupa pujian, seperti:
”Bagus Sekali”, ”Ayo Semangat”, ”Ya Joos”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup
dengan semangat dan antusiasme siswa tinggi, (6) peneliti bersama kolaborator
melakukan penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan gerak dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
siswa dengan tujuan untuk mengetahui seberapa optimalnya pengaruh modifikasi
alat bantu pembelajaran terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan
alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegaratahun pelajaran 2011/2012,
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten BanjarnegaraTahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II.
No Nama
ASPEK YANG DINILAI
Jumlah Psikomotor
Kognitif Afektif Proses Hasil
Rata-rata Skor
Konsep
Nilai ketun Tasan
Prestasi (cm)
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun Tasan
Skor Konsep
Nilai Ketun tasan
1 Ngasif S. 13 40,6 289 38 39,3 13 24,4 3 20 29 83,7 2 Diah Nur F. 15 46,8 325 45 45,9 15 28,1 3 20 31 94 3 Afif Sutiono 14 43,7 294 39 41,2 14 26,2 3 20 31 87,4 4 Afri A. 13 40,6 242 39 39,8 13 26,2 3 20 29 83,7 5 Afriyati 13 40,6 288 38 39,3 13 24,4 3 20 29 83,7 6 Alfahudin 12 37,5 221 35 36,2 12 22,5 3 20 27 78,7 7 Andri 14 43,7 244 39 41,3 14 26,2 3 20 31 87,5 8 Aan Fathul H. 15 46,8 317 44 45,4 15 28,1 3 20 33 93,5 9 Aulia R. 12 37,5 222 35 36,2 12 22,5 2 13,3 26 72
10 Jumadi 14 43,7 240 38 40,8 14 26,2 3 20 31 87 11 Lusita Afiana 14 43,7 246 40 41,8 14 26,2 3 20 31 88 12 Lina F. 11 34,4 203 31 32,7 11 20,8 2 13,3 24 66,8 13 M. Ihsan M. 12 37,5 211 33 35,2 12 22,5 2 13,3 26 71 14 Ngainun H. 11 34,4 194 29 31,7 11 20,8 2 13,3 24 65,8 15 Rizki Amaliyah 15 46,8 263 43 44,9 15 28,1 3 20 33 93 16 Rio R. 14 43,7 318 44 43,8 14 26,2 2 13,3 30 83,3 17 Reni Rianti 13 40,6 242 39 39,8 13 24,4 3 20 29 84,2 18 Reyhan N. 14 43,7 252 41 42,3 14 26,2 3 20 31 88,5 19 Ridho G. 14 43,7 246 40 41,8 14 26,2 3 20 31 88 20 Umi M. 12 37,5 271 36 36,7 12 22,5 3 20 27 79,2 21 Yasin 12 37,5 227 36 36,7 12 22,5 3 20 27 79,2 22 Hanif F. 12 37,5 294 39 38,2 12 22,5 2 13,3 26 74 23 Rizki S. 13 40,6 233 37 38,8 13 24,4 3 20 29 83,2 JUMLAH 665 1895,4
RATA-RATA 28 82,4
Hasil perubahan kemampuan siswa pada siklus II, dibandingkan dengan
kondisi kemampuan Siklus I, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 7. Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II
No Nama Siklus II Siklus I Peningkatan
Skor konsep Nilai Ketun Tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
1 Ngasif S. 29 83,7 27 78,7 2 5 2 Diah Nur F. 31 94 30 81,8 1 12,2 3 Afif Sutiono 31 87,4 28 76,5 3 10,9 4 Afri A. 29 83,7 26 72,5 3 11,2 5 Afriyati 29 83,7 26 72,5 3 11,2 6 Alfahudin 27 78,7 24 67,5 3 11,2 7 Andri 31 87,5 29 83,7 2 3,8 8 Aan Fathul H. 33 93,5 31 88,5 2 5 9 Aulia R. 26 72 24 67,5 2 4,5
10 Jumadi 31 87 29 83,2 2 3,8 11 Lusita Afiana 31 88 28 77,5 3 10,5 12 Lina F. 24 66,8 22 62,9 2 3,9 13 M. Ihsan M. 26 71 24 66,5 2 4,5 14 Ngainun H. 24 65,8 22 61,9 2 3,9 15 Rizki Amaliyah 33 93 31 89 2 4 16 Rio R. 30 83,3 28 79 2 4,3 17 Reni Rianti 29 84,2 26 76,5 1 7,7 18 Reyhan N. 31 88,5 28 77,5 3 11 19 Ridho G. 31 88 28 77,5 3 10,5 20 Umi M. 27 79,2 26 71,4 1 7,8 21 Yasin 27 79,2 26 71,4 1 7,8 22 Hanif F. 26 74 24 69 2 5 23 Rizki S. 29 83,2 27 79,2 2 4
JUMLAH 665 1895,4 614 1731,7 49 163,7 RATA-RATA 28 82,4 26,7 75,3 2,1 7
Berdasarkan data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan
nilai ketuntasan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 rata-rata
meningkat sebesar 2,1. Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 7.
Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus 2
kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan belajar mengalami
peningkatan. Penghitungan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok
dan nilai ketuntasan hasil belajar siklus atau tindakan 1 ke siklus 2 terlampir.
Selain itu, jika dilihat dari kondisi awal ke siklus 2 kemampuan lompat
jauh gaya jongkok dan ketutasan hasil belajar mengalami peningkatan.
Peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan hasil belajar
dari kondisi awal ke siklus 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 8. Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II
No Nama Siklus II Kondisi Awal Peningkatan
Skor konsep Nilai Ketun Tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
Skor Konsep Nilai Ketun tasan
1 Ngasif Soimin 29 83,7 26 73 3 10,7
2 Diah Nur Faidah 31 94 28 63,2 3 30,8
3 Afif Sutiono 31 87,4 26 72,5 5 14,9
4 Afri Anggriyani 29 83,7 22 63,8 7 19,9
5 Afriyati 29 83,7 22 64,2 7 19,5
6 Alfahudin 27 78,7 22 62,7 5 16
7 Andri 31 87,5 26 72,5 5 15
8 Aan Fathul H. 33 93,5 28 77 5 16,5
9 Aulia Rahmadani 26 72 22 64,2 4 7,8
10 Jumadi 31 87 26 72 5 15
11 Lusita Afiana 31 88 26 73 5 15
12 Lina Febriyanti 24 66,8 20 58,1 4 8,7
13 M. Ihsan M. 26 71 22 61,7 4 9,3
14 Ngainun Hidayati 24 65,8 20 57,2 4 8,6
15 Rizki Amaliyah 33 93 29 83,7 4 9,3
16 Rio Romadhlon 30 83,3 25 66,9 5 16,4
17 Reni Rianti 29 84,2 26 68,7 3 15,5
18 Reyhan Novani 31 88,5 26 73 5 15,5
19 Ridho Gunawan 31 88 26 72 5 16
20 Umi Mahmudah 27 79,2 24 66,5 3 12,7
21 Yasin 27 79,2 22 62,7 5 16,5
22 Hanif F. 26 74 26 72 0 2
23 Rizki S. 29 83,2 26 71,5 3 11,7
JUMLAH 665 1895,4 566 1572,1 99 323,3 RATA-RATA 28,9 82,4 24,6 68,4 4,3 14,1
Berdasarkan data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan
nilai ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 2 menunjukkan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 rata-
rata meningkat sebesar 4,3. Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-
rata 14,1. Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus 2
kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan belajar mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan
2 berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target
dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dalam pelaksanaan tindakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan
pada pelaksanaan tindakan II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu
menunjukkan lompat jauh gaya jongkok yakni jalan, lari dan lompat dengan baik.
Walau ada sebagian kecil siswa dapat melakukannya kuarang baik atau benar, (2)
dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak kerepotan dalam proses
transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan pembelajaran
denganmenggunakan alat bantu pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang
melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajatan.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II, adapun kelemahan
atau kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II tersebut adalah: masih ada siswa
yang kurang serius sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal
dilaksanakan, terutama siswa bercanda dan menggoda teman yang sedang
mengikuti pembelajaran.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan observasi tindakan II tersebut, peneliti dan kolaborator
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) pertemuan tindakan II telah
menunjukkan hasil dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus
II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa
sedangkan sebagian lainadalah penyempurnaan gerakan, (2) pelaksanaan proses
belajar mengajar telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tindakan II, (3) model pembelajaran dengan memodifikasi yang diterapkan oleh
peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan
materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, (4) melihat
hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas telah
memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan. Dan dirasa sudah
optimal sesuai dengan yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas
V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegaratahun
pelajaran 2011/2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok dari
Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa
kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegaratahun
pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 9. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok Siswa Kelas VSD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten BanjarnegaraTahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata-Rata Kondisi Awal Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
Rata-Rata Peningkatan Siklus 1
Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
24,6
26,7 2,1
Berdasarkan tabel Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh
gaya jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke
Siklus1, berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal
ke siklus 1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus I
24,626,7
2,1
0
5
10
15
20
25
30
KONDISI AWAL SIKLUS I PENINGKATAN
Gambar 14. Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok dari
Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas VSD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegaratahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik.
Hal ini dapat dilihat bahwa, kemampuan lompat jauh gaya jongkok mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 2,4.
2. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
ke Siklus I
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata-Rata Kondisi Awal Kentuntasan
Hasil Belajar
Rata-Rata Peningkatan Siklus 1
Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
68,3
75,3 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus 1
sebagai berikut:
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus I
68,375,3
7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
KONDISI AWAL SIKLUS I PENINGKATAN
Gambar 15. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari
Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal
ke siklus I sebesar 7,4.
3. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok dari
Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa
kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 11. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.
Rata-Rata Siklus I Kemampuan Lompat
jauh gaya jongkok
Rata-Rata Peningkatan Siklus II
Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
26,7
28,9 2,2
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari
siklus I ke siklus II sebagai berikut:
Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Siklus I ke Siklus II
26,728,9
2,2
0
5
10
15
20
25
30
SIKLUS I SIKLUS II PENINGKATAN
Gambar 16. Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok
dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup
baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, kemampuan lompat jauh gaya jongkok
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus 1 ke
Siklus 2
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2011/2012 dari siklus 1 ke siklus 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II
Rata-Rata Siklus I Kentuntasan Hasil
Belajar
Rata-Rata Peningkatan SiklusII
Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
75,3
82,4
7,1
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus 1 ke siklus 2
sebagai berikut:
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II
75,382,4
7,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
SIKLUS I SIKLUS II PENINGKATAN
Gambar 17. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari
Siklus I ke Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 7,1.
5. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok dari
Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa
kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 13. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke SiklusII.
Rata-Rata Kemampuan
Lompat jauh gaya jongkok Kondisi Awal
Rata-Rata Peningkatan Siklus 2
Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya
jongkok
24,6
28
3,4
Berdasarkan tabel Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat jauh
gaya jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke
Siklus2, berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal
ke siklus 2 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus II
24,6
28
3,4
0
5
10
15
20
25
30
KONDISI AWAL SIKLUS II PENINGKATAN
Gambar 18. Peningkatan Kemampuan Lompat jauh gaya jongkok
dari Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup
baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, kemampuan lompat jauh gaya jongkok
mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 3,4.
6. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal
ke Siklus II
Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 14. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II.
Rata-Rata Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi
Awal
Rata-Rata Peningkatan Siklus 2
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
68,3 82,4 14,1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II
sebagai berikut:
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
68,3
82,4
14,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KONDISI AWAL SIKLUS II PENINGKATAN
Gambar 19. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari
Kondisi Awal ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal
ke siklus II sebesar 14,1.
7. Prosentase Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Prosentase peningkatan kemampuan lompat jauuh gaya jongkok siswa
kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II disajikan dalam
bentuk sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
24,6
26,7
28
22
23
24
25
26
27
28
KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 20. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
8. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Prosentase peningkatan ketuntasan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas
V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II disajikan dalam
bentuk sebagai berikut :
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
68,375,3
82,4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 21. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
9. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal
Prosentase ketuntasan hasil belajar kondisi awal siswa kelas V SD Negeri
1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2011/2012 disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 15. Ketuntasan Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
Rentang Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik sekali Tuntas 1 4,3% 75 - 79 Baik Tuntas 1 4,3% 70 - 74 Cukup baik Tuntas 9 39,1% 65 - 69 Cukup Tidak tuntas 3 13,2%
<64 Kurang Tidak tuntas 9 39,1% Jumlah 23 100%
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa, ketuntasan pada kondisi awal
siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2010 / 2011 dengan kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 1 anak
(4,3%), kategori baik (tuntas) sebanyak 1 anak (4,3%), kategori cukup baik
(tuntas) sebanyak 9 anak (39,1%), kategori cukup (tidak tuntas) sebanyak 3 anak
(13,2%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 9 anak (39,1%).
10. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012
disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 16. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus I.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria
Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik sekali Tuntas 5 21,7% 75 - 79 Baik Tuntas 8 34,8% 70 - 74 Cukup baik Tuntas 4 17,4% 65 - 69 Cukup Tidak tuntas 4 17,4%
<64 Kurang Tidak tuntas 2 8,7% Jumlah 23 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa, peningkatan ketuntasan dari
kondisi awal ke siklus I siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010 / 2011 dengan kategori baik sekali
(tuntas) sebanyak 5 anak (21,7%), kategori baik (tuntas) sebanyak 8 anak
(34,8%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 4 anak (17,4%), kategori cukup
(tidak tuntas) sebanyak 4 anak (17,4%) dan kategori kurang (tidak tuntas)
sebanyak 2 anak (8,7%).
11. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus II siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012
disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 17. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Siklus II.
Rentang Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik sekali Tuntas 15 65,3% 75 - 79 Baik Tuntas 3 13% 70 - 74 Cukup baik Tuntas 3 13% 65 - 69 Cukup Tidak tuntas 2 8,7%
<64 Kurang Tidak tuntas 0 0% Jumlah 26 100%
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa, peningkatan ketuntasan pada
siklus I ke Siklus II siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010 / 2011 dengan kategori baik sekali
(tuntas) sebanyak 15 anak (65,3%%), kategori baik (tuntas) sebanyak 3 anak
(13%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 3 anak (13%), kategori cukup (tidak
tuntas) sebanyak 2 anak (8,7%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 0
anak (0%).
Peningkatan ketuntasan dari kondisi awal sampai ke Siklus II adalah dari
47,8% menjadi 91,3%. Jadi kenaikannya sebesar 43,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
12. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012
dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
4,3 4,3
39,1
13,2
39,1
21,7
34,8
17,4 17,4
8,7
65,3
13 138,7
00
10
20
30
40
50
60
70
Baik Sekali Baik CukupBaik
Cukup Kurang
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 21. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal,
Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal ketuntasan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki kategori baik sekali
(tuntas) sebanyak 1 anak (4,3%), kategori baik (tuntas) sebanyak 1 anak (4,3%),
kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 9 anak (39,1%), kategori cukup (tidak
tuntas) sebanyak 3 anak (13,2%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 9
anak (39,1%). Pada siklus I yang memiliki kategori baik sekali (tuntas) sebanyak
5 anak (21,7%), kategori baik (tuntas) sebanyak 8 anak (34,8%), kategori cukup
baik (tuntas) sebanyak 4 anak (17,4%), kategori cukup (tidak tuntas) sebanyak 4
anak (17,4%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 2 anak (8,7%). Pada
siklus II yang memiliki kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 15 anak (65,3%),
kategori baik (tuntas) sebanyak 3 anak (13%), kategori cukup baik (tuntas)
sebanyak 3 anak (13%), kategori cukup (tidak tuntas) sebanyak 2 anak (8,7%) dan
kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 0 anak (0%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa; dengan menggunakan
alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis data yang diperoleh, setelah dilakukan tindakan
terdapat:
1. Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (68,3), siklus I (75,3) dan
siklus II (82,4), sehingga peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar dari
kondisi awal ke siklus II sebesar 14,1.
2. Peningkatan kemampuan proses hasil belajar siswa dari kondisi awal (24,6),
pada siklus I (26,7) dan pada siklus II (28), sehingga peningkatan
kemampuan proses dari kondisi awal ke siklus II sebesar 3,4 (14,8%).
3. Prosentase peningkatan jumlah siswa yang berhasil tuntas dengan KKM 70
pada kondisi awal sebanyak 11 orang anak (47,8%), pada siklus I sebanyak
17 orang anak (73,9%), dan pada siklus II sebanyak 21 orang anak (91,3%).
Sehingga peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal ke
siklus II sejumlah 11 orang anak (42,3%). Jumlah siswa yang tidak berhasil
tuntas sebanyak 2 orang anak (7,7%). Faktor yang menyebabkan kegagalan
adalah faktor fisik siswa itu sendiri.
B. Implikasi
Berdasarkan analisis data hasil penelitian di atas, maka hasil penelitian ini
memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan menggunakan alat bantu dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2011/2012, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bagi guru-guruPendidikan Jasmani yang ingin menggunakan alat bantu
pembelajaran,seperti; kardus bekas, ban bekas, gawang kecil,balok tumpu,
peti/bok/meja, bola besar, bilah/penggaris, rafia ataupun alat lain dari barang-
barang bekas sebagai media alternatif dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok. Bagi guru mata pelajaranpendidikan jasmani, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
pembelajaranatletik khususnya nomor lompat jauh, sehingga anak menjadi
tertarik, antusias, berperan aktif dan gembira dalam kegiatan pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya kepada guru Pendidikan Jasmanni SD Negeri 1 Clapar Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara sebagai berikut:
1. Hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan penguasaan ilmu
pengetahuan,pendalam dan pengembangan materi, serta pengelolaan kelas,
sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya
berlapang dada, membuka diri untuk dapat menerima berbagai bentuk
masukan, saran, dan kritikan untuk dapat memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pembelajaran.
3. Hendaknya lebih kreatif dalam menciptakan alat bantu pembelajaran agar
siswa lebih aktif, antusias dan gembira dalam mengikuti proses pembelajaran
atletik.
4. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas belajar yang dapat
mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran penjas.