upaya meningkatkan aktivitas belajar ipa melalui .../upaya... · teknik analisis data yang...

189
i UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA KELAS V SD NEGERI 3 NGRAJI PURWODADI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: CATUR PUTRA INDRA SEPTIAWAN K7106012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dangnhan

Post on 11-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

i

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

PADA KELAS V SD NEGERI 3 NGRAJI

PURWODADI GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

CATUR PUTRA INDRA SEPTIAWAN

K7106012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

ii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

PADA KELAS V SD NEGERI 3 NGRAJI

PURWODADI GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

CATUR PUTRA INDRA SEPTIAWAN

K7106012

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

v

ABSTRAK

Catur Putra Indra Septiawan. K7106012. UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA

KELAS V SD NEGERI 3 NGRAJI PURWODADI GROBOGAN TAHUN

AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA

siswa di kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan dalam pembelajaran

IPA dengan penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Prosedur

penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010

berjumlah 43 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi,

dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis

interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji validitas data yang digunakan adalah

triangulasi data dan triangulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA

dengan penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa pada materi pesawat sederhana.

Peningkatan aktivitas belajar IPA siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya

skor angket aktivitas belajar IPA siswa yaitu: sebelum tindakan rata-rata aktivitas

belajar IPA siswa adalah 64,57 atau kategori kurang, kemudian pada siklus I rata-

rata aktivitas belajar IPA siswa menjadi 71,08 atau kategori sedang, dan pada

siklus II rata-rata aktivitas belajar IPA siswa meningkat menjadi 81,08 atau

kategori baik. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa terlihat juga adanya

peningkatan aktivitas belajar IPA siswa. Pada kondsisi awal, rata-rata aktivitas

belajar IPA siswa adalah 56,88 atau kategori kurang sekali, kemudian pada siklus

I menjadi 73,75 atau kategori sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 84,38

atau kategori baik. Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kondisi

awal adalah 61,84, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa menjadi

68,19, dan nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II

meningkat menjadi 83,98. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang

memperoleh nilai KKM > 65 sebanyak 14 siswa (32,56 %), pada siklus I

meningkat menjadi 31 siswa (72,09 %), dan pada siklus II meningkat menjadi 41

siswa (95,35 %). Dengan demikian, penerapan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA

siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

vi

ABSTRACT

Catur Putra Indra Septiawan. K7106012. EFFORTS ON IMPROVEMENT

OF IPA LEARNING ACTIVITY BY USING SAINS TEKNOLOGI

MASYARAKAT (STM) APPROACH AMONG THE FIFTH GRADE

STUDENTS OF SD NEGERI 3 NGRAJI PURWODADI GROBOGAN OF

2009/2010 ACADEMIC YEAR. Minithesis. Surakarta: Teacher Training and

Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, July 2010.

Purpose of the research is to know improvement of IPA learning activity

among the fifth grade students of SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan in

study IPA by using Sains Teknologi Masyarakat (STM) approach.

The research uses a qualitative method with a research type of classroom

action research (CAR) consisting of two cycles. The research procedure consists

of four phases, that are planning, action implementation, observation, and

reflection. Subject of the research is the fifth grade students of SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi Grobogan of 2009/2010 academic year amounting to 43 students that

consist of 22 male students and 21 female students. Data is collected by using

questionnaire, observation, documentation, and test. The data is analyzed by

using an interactive analysis model consisting of three components, that are data

reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification. Data

validity is examined by using data triangulation and method triangulation.

Based on result of the research, it can be concluded that IPA learning by

using Sains Teknologi Masyarakat (STM) approach is able to improve students

IPA learning activity of simple device learning material. Improvement of the

students IPA learning activity could be seen in the increased questionnaire scores

of IPA learning activity among the students, that are before the action an average

score of IPA learning activity among the students was 64,57 or in poor category.

Then, the average score increased to 71,08 or in moderate category in first cycle

and increased to 81,08 or in good category in second cycle. Based on result of

observation on students learning activity, an improvement of IPA learning could

be seen too. In beginning condition, average learning activity on IPA among

students was 56,88 or in very poor category. The average learning activity

increased to 73,75 or in moderate activity in first cycle, and it increased to 84,38

or in good category in second cycle. In addition, average grade of evaluation test

on IPA learning among students in beginning condition was 61,84. In first cycle,

the average grade increased to 68,19. In second cycle, the average grade

increased to 83,98. Before implementation of the research, students who acquired

KKM grade > 65 were 14 students (32,56 %). In first cycle, the number of

students with KKM grade > 65 increased to 31 students (72,09 %) and the

number of the students increased again in second cycle became 41 students (95,35

%). Thereby, applications of Sains Teknologi Masyarakat (STM) approach can be

used to improve IPA learning activity among the fifth grade students of SD

Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan of 2009/2010 Academic Year.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

vii

MOTTO

“Suatu ilmu dapat bermanfaat bukan karena kehebatan ilmu ataupun penemunya,

melainkan manfaat ilmu tersebut bagi masyarakat umum dan penerapannya yang

sesuai.”

(Einstein)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q. S. Al Insyirah: 6)

“Barang siapa takut menghadapi kesukaran selamanya dia tidak akan maju.”

(Horne)

“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain

yang telah terbuka.“

(Alexander Graham Bell)

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Almarhum Ayahku (Marlan) yang telah memberiku semangat hidup dan

memberiku motivasi menjadi orang yang lebih baik.

Ibuku tercinta (Sudarmi) yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan doa

serta pengorbanan yang tak terbatas demi kebahagiaan yang diberikan

kepadaku.

Kakakku (Mbak Sri, Mbak Dwi, Mas Hendri, Mbak Jenny, dan Mas Herry),

keponakanku (Leo, Bintang dan Danty), serta keluargaku yang selalu

memberikan dukungan serta keceriaan.

Tata yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, serta menjadi

semangatku.

Teman-temanku S1 PGSD Angkatan 2006, Agus, Anton, Adit, Fajar, Supri,

Jumanto, Gatot, Ari, Bambang, Ehsan, Vany, Anisa, Yosi, Astri, Cicik, Desi,

Diah, Ester, Eva, Amah, Feria, Fitri, Lilis, Imel, Mevia, Nita, Muna, Nisa,

Pipit, Retno, Rika P, Rika W, Rina, Yani, Rida, Tetra, Tyas, Umi, Yezika,

Risma, Yuli, Firda, dan Eny, terima kasih atas semangat persahabatan kalian

yang mewarnai hidupku.

Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret, dan almamaterku tercinta

yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa depanku yang cerah.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA melalui Pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat (STM) pada Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi

Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010” guna memenuhi persyaratan mendapat

gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih, antara lain kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan skripsi.

2. Drs. R. Indianto, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan persetujuan skripsi.

3. Drs. Kartono, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd, Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

5. Drs. Sarmino, M. Pd, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

saran, serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar.

6. Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd, Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar.

7. Dra. Rukayah, M. Pd, Pembimbing Akademik yang telah memberikan

saran, arahan, serta bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

x

8. Sriyati, S. Pd. SD, Kepala SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan yang

telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian tindakan kelas.

9. Evyani S., S. Pd, Guru Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan

yang telah memberikan bantuan serta saran kepada penulis selama

melakukan penelitian tindakan kelas.

10. Teman-temanku S1 PGSD Angkatan 2006 yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan kerjasama selama ini.

11. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya

terhadap penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan penulis di

kemudian hari akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat kepada para pembaca.

Surakarta, 5 Juli 2010

Catur Putra Indra Septiawan

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka........................................................................... 6

1. Hakikat Aktivitas Belajar IPA ................................................. 6

2. Hakikat Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ................... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 33

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 35

D. Hipotesis ....................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 37

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xii

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 38

C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 39

D. Sumber Data .................................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 40

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43

G. Uji Validitas Data .......................................................................... 45

H. Indikator Ketercapaian Tujuan ...................................................... 46

I. Prosedur Penelitian ........................................................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 57

B. Deskripsi Awal Tindakan .............................................................. 60

C. Deskripsi Tindakan Penelitian ...................................................... 63

D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 94

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan........................................................................................ 100

B. Implikasi ........................................................................................ 101

C. Saran .............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

LAMPIRAN .................................................................................................... 106

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa ........................... 46

Tabel 2. Daftar Guru dan Karyawan SD Negeri 3 Ngraji ............................ 59

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ..... 60

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

3 Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ........................... 61

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ......... 62

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus I ......................................... 73

Tabel 7. Tabel Perbandingan Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan

Sikus I ............................................................................................ 74

Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

3 Ngraji pada Siklus I ................................................................... 75

Tabel 9. Tabel Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan

Siklus I ..........................................................................................75

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Siklus I ................................................. 76

Tabel 11. Tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I .............. 77

Tabel 12. Hasil Observasi Guru dalam Pembelajaran IPA dengan

Pendekatan STM pada Siklus I ...................................................... 78

Tabel 13. Tabel Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus II ............................... 88

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xiv

Tabel 14. Perbandingan Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan

Siklus II ......................................................................................... 89

Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus II ................................................... 90

Tabel 16. Tabel Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan

Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 91

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Siklus II ................................................ 91

Tabel 18. Tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan

Siklus II .......................................................................................... 92

Tabel 19. Hasil Observasi Guru dalam pembelajaran IPA dengan

Pendekatan STM pada Siklus II ..................................................... 93

Tabel 20. Rekapitulasi Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji Di Atas Baik pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II ..................................................................... 95

Tabel 21. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Di Atas Baik pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II ..................................................................... 96

Tabel 22. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II .......................... 97

Tabel 23. Tabel Hasil Observasi Guru dalam pembelajaran IPA dengan

Pendekatan STM pada Siklus I dan Siklus II ................................ 98

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Tuas Golongan Pertama .................................................... 21

Gambar 2. Contoh Tuas Golongan Kedua ....................................................... 22

Gambar 3. Contoh Tuas Golongan Ketiga ...................................................... 22

Gambar 4. Contoh Bidang Miring ................................................................... 23

Gambar 5. Contoh Katrol Tetap ...................................................................... 23

Gambar 6. Contoh Katrol Bebas ...................................................................... 23

Gambar 7. Contoh Katrol Campuran ............................................................... 24

Gambar 8. Contoh Penggunaan Roda .............................................................. 24

Gambar 9. Gambar Skema Science, Technology, and Society ........................ 28

Gambar 10. Skema Langkah-langkah Pembelajaran STM ................................ 31

Gambar 11. Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 36

Gambar 12. Alur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 39

Gambar 13. Model Analisis Interaktif ............................................................... 45

Gambar 14. Lokasi Penelitian SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan ........ 58

Gambar 15. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Membuka Tutup Botol

dengan Pengungkit pada Siklus I ................................................... 66

Gambar 16. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Katrol Tetap dan Katrol

Bebas pada Siklus I ........................................................................ 68

Gambar 17. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Bidang Miring pada

Siklus I ........................................................................................... 68

Gambar 18. Foto aktivitas Siswa Saat Percobaan Pembuatan Roda pada

Porosnya dan Tidak pada Porosnya di Siklus I .............................. 70

Gambar 19. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Mengelompokkan Tuas

Sesuai Golongannya pada Siklus II ............................................... 82

Gambar 20. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Merangkai Karol Ganda

dan Majemuk pada Siklus II .......................................................... 84

Gambar 21. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Merangkai Bidang Miring

pada Siklus II ................................................................................. 84

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xvi

Gambar 22. Foto Aktivitas Siswa Saat Memperagakan Roda pada Porosnya

pada Siklus II ................................................................................. 86

Gambar 23. Aktivitas Siswa Masih Kurang Maksimal Saat Siklus I ................ 140

Gambar 24. Aktivitas Siswa pada Percobaan Membuka Tutup Botol

dengan Tangan di Siklus I .............................................................. 140

Gambar 25. Aktivitas Siswa pada Percobaan Membuka Tutup Botol dengan

Tuas di Siklus I ............................................................................. 140

Gambar 26. Aktivitas Siswa pada Percobaan Bidang Miring yaitu

Menghitung Berat Beban ............................................................... 140

Gambar 27. Aktivitas Siswa pada Percobaan Menyusun Katrol Tetap ............. 141

Gambar 28. Aktivitas Siswa pada Percobaan Menyusun Katrol Bebas ............ 141

Gambar 29. Aktivitas Siswa pada Percobaan Menyusun Bidang Miring .......... 141

Gambar 30. Guru Membimbing Saat Percobaan Berlangsung .......................... 141

Gambar 31. Guru Memantapkan Materi yang Telah Dipelajari ........................ 142

Gambar 32. Aktivitas Siswa pada Percobaan Roda Berporos ........................... 142

Gambar 33. Aktivitas Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Percobaan ............ 142

Gambar 34. Pelaksanaan Evaluasi pada Siklus I Masih Ada Siswa yang

Bertanya kepada Temannya ........................................................... 142

Gambar 35. Pembagian Angket Aktivitas Belajar Siswa .................................. 143

Gambar 36. Pengumpulan Lembar Evaluasi dan Angket .................................. 143

Gambar 37. Tuas Berbagai Golongan yang Akan Dikelompokkan................... 168

Gambar 38. Aktivitas Siswa pada Saat Percobaan Mengelompokkan

Tuas Berdasarkan Golongannya .................................................... 168

Gambar 39. Siswa Sedang Berdiskusi Mengelompokkan Tuas Berdasarkan

Golongannya .................................................................................. 168

Gambar 40. Guru Memberikan Contoh Penyusunan Katrol Majemuk ............. 168

Gambar 41. Aktivitas Siswa Melakukan Percobaan Merangkai Katrol

Majemuk dari Katrol Tunggal ........................................................ 169

Gambar 42. Aktivitas Siswa Melakukan Percobaan Merangkai Katrol

Majemuk dari Katrol Ganda........................................................... 169

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xvii

Gambar 43. Aktivitas Siswa Mengukur Berat Beban yang Akan Digunakan

pada Percobaan Bidang Miring ...................................................... 169

Gambar 44. Aktivitas Siswa Melakukan Percobaan Bidang Miring ................. 169

Gambar 45. Aktivitas Siswa Melakukan Percobaan Roda Berporos ................. 170

Gambar 46. Siswa Terlihat Antusias Saat Guru Mengajukan Pertanyaan ......... 170

Gambar 47. Guru Membagikan Soal Evaluasi................................................... 170

Gambar 48. Siswa Terlihat Lebih Serius Saat Mengerjakan Evaluasi .............. 170

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ................................. 61

Grafik 2. Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada

Kondisi Awal Sebelum Tindakan ................................................... 62

Grafik 3. Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji Setelah Siklus I...................................................................... 73

Grafik 4. Grafik Perbandingan Skor Angket Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I ................. 74

Grafik 5. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

pada Sikus I ..................................................................................... 76

Grafik 6. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I .................. 77

Grafik 7. Grafik Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus II ..................................................... 89

Grafik 8. Grafik Perbandingan Skor Angket Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I,

dan Siklus II ..................................................................................... 90

Grafik 9. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji pada Sikus II.......................................................................... 92

Grafik 10. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan

Siklus II.. ......................................................................................... 93

Grafik 11. Grafik Peningkatan Rata-rata Skor Angket Aktivitas Belajar

IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Sikus II ......................................................................... 95

Grafik 12. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal, Siklus I,

dan Sikus II....................................................................................... 97

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xix

Grafik 13. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Sikus II ...................................... 98

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .............................106

Lampiran 2. Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa ...................................107

Lampiran 3. Angket Aktivitas Belajar Siswa...................................................108

Lampiran 4. Lembar Jawab Angket Aktivitas Belajar Siswa ..........................111

Lampiran 5. Pedoman Penilaian Angket Aktivitas Belajar .............................112

Lampiran 6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Kondisi

Awal Sebelum Tindakan .............................................................113

Lampiran 7. Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes

Pesawat Sederhana pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ......115

Lampiran 8. Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data

Kelompok Pada Kondisi Awal ....................................................117

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ....................118

Lampiran 10. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Siklus I........131

Lampiran 11. Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes

Pesawat Sederhana pada Siklus I ................................................133

Lampiran 12. Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data

Kelompok Pada Siklus I ..............................................................135

Lampiran 13. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran IPA

dengan Pendekatan STM pada Siklus I ......................................136

Lampiran 14. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran IPA

dengan Pendekatan STM pada Siklus I .......................................139

Lampiran 15. Foto Pelaksanaan Siklus I ............................................................140

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................144

Lampiran 17. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Siklus II ......157

Lampiran 18. Daftar Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes

Pesawat Sederhana pada Siklus II ...............................................159

Lampiran 19. Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data

Kelompok Pada Siklus II .............................................................161

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

xxi

Lampiran 20. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran IPA

dengan Pendekatan STM pada Siklus II ......................................162

Lampiran 21. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran IPA dengan

Pendekatan STM pada Siklus II ..................................................165

Lampiran 22. Rekapitulasi Skor Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan ...............................166

Lampiran 23. Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi Grobogan ...................................................................167

Lampiran 24. Foto Pelaksanaan Siklus II ..........................................................168

Lampiran 25. Surat Perijinan .............................................................................171

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penguasaan dan penggunaan IPTEK merupakan kunci penting dalam

kehidupan abad ini. Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan untuk

mengenal, memahami, dan menguasai IPTEK dalam rangka meningkatkan

kualitas hidupnya. Upaya untuk mempersiapkan hal tersebut dilakukan melalui

pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai bagian dari

pendidikan umumnya memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu

pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,

yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam

menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan ilmu

pengetahuan/sains dan teknologi (IPTEK).

Namun, pembelajaran IPA masa sekarang ini kurang dikaitkan dengan

isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan

perkembangan teknologi dan kehadiran produk-produk teknologi di masyarakat,

serta akibat yang ditimbulkannya. Pengajaran IPA di sekolah semata-mata hanya

berorientasi pada tuntutan kurikulum yang telah dituangkan di dalam buku teks.

Pembelajaran di kelas pun masih didominasi oleh ceramah dari guru. Aktivitas

siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal

yang dianggap penting. Guru hanya menjelaskan sebatas produk dan sedikit

proses.

Seorang guru tidaklah mudah menciptakan kondisi yang kondusif bagi

semua siswa. Ada siswa yang proaktif, ada siswa yang tidak banyak bicara

(pendiam) tetapi memiliki kemampuan akademik di atas temannya, dan terdapat

pula siswa yang banyak bicara tetapi memiliki kemampuan rendah. Bahkan, ada

siswa dengan kemampuan akademik menengah ke bawah merasa tertekan dengan

materi IPA yang penuh dengan teori, konsep, rumus-rumus, dan praktikum yang

rumit bahkan sulit dipahami.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

2

Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan kurang bermaknanya pelajaran

IPA saat ini, sehingga menyebabkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah dan

pembelajaran cenderung pasif. Padahal, dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), pendekatan pengajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran seharusnya siswa diposisikan sebagai pusat perhatian atau dengan

kata lain siswa yang aktif.

Padahal menurut Paul B. Diedrich aktivitas belajar siswa dapat

diklasifikasikan dalam 8 aktivitas, yakni: (1) Visual activities, seperti membaca,

memperhatikan gambar, percobaan, dan demonstrasi, (2) Oral activities, seperti

bertanya dan menyatakan pendapat, (3) Listening activities seperti mendengarkan,

(4) Writing activities, seperti mencatat dan meringkas, (5) Drawing activities,

seperti membuat tabel, diagram, dan bagan, (6) Motor activities seperti praktek,

(7) Mental activities, seperti mengingat, berpikir, dan (8) Emotional activities,

seperti menaruh minat dan bosan (Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M., 2000:

101).

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri 3

Ngraji, rata-rata aktivitas belajar siswa hanya 56,88. Sedangkan aktivitas belajar

siswa menurut Paul B. Diedrich dapat dikatakan baik jika rata-rata aktivitasnya 70

(Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M., 2000: 101). Dalam pembelajaran, guru

dalam menjelaskan materi didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan

tanya jawab. Selain itu, kegiatan lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat

dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap

penting saja, dan menjawab pertanyaan jika ditunjuk, ada pula beberapa siswa

yang mengantuk, bermalas-malasan, dan melakukan kegiatan yang tidak ada

hubungannya dengan pelajaran. Selain itu, berdasarkan daftar nilai ulangan harian

IPA khususnya pada materi pesawat sederhana di kelas V SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi Grobogan, menunjukkan rata-rata kelas yang masih rendah, yaitu

hanya 61,84. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 3

Ngraji Purwodadi Grobogan untuk pelajaran IPA > 65.

Selain itu, menurut Sardiman A. M., aktivitas siswa tidak hanya

mendengarkan dan mencatat saja tetapi lebih menitikberatkan pada aktivitas atau

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

3

keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah

lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi

anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak

didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan

dan anak didik dirugikan. Akibatnya, masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh belum memuaskan

dan terbilang masih rendah (Sardiman, A. M., 2003: 95).

Dalam upaya meningkatkan penguasaan materi siswa terhadap konsep-

konsep dan prinsip-prinsip IPA serta meningkatkan literasi sains dan teknologi

siswa, seharusnya penyajian materi ajar IPA di sekolah selalu dikaitkan dan

disepadankan dengan isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat. Dalam hal

ini, pendekatan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK adalah pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena pendekatan ini memungkinkan siswa

berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains dan

teknologi di dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan sains dengan menggunakan

pendekatan STM adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan

pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran

sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan

rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di

masyarakat (Prayekti, 2002: 777). Melalui pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat dapat dikembangkan 6 ranah sains yaitu ranah konsep, proses,

kreativitas, sikap, aplikasi, dan keterkaitan (Anna Poedjiadi, 2005: 131-132).

Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

pembelajaran sains dengan pendekatan STM memberikan hasil yang positif bagi

siswa. Rasa bosan dan kurangnya minat siswa berkurang setelah dilakukan

pembelajaran sains dengan pendekatan STM dan terjadi peningkatan minat dan

rasa ingin tahu. Hasil penelitian Myers dan Varrella menyatakan bahwa

pembelajaran sains dengan pendekatan STM sangat efektif untuk meningkatkan

penguasaan konsep, dan siswa lebih mampu menerapkan konsep-konsep sains

yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari (Myers dan Varrella dalam

Rusmansyah & Yudha Irhasyuana, 2003: 101).

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

4

Dengan dasar latar belakang tersebut akan diadakan penelitian tentang

“Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA melalui Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) pada Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun

Ajaran 2009/2010”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

penelitian: “Apakah dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa pada kelas V

SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai

tujuan: “Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa di kelas V SD Negeri 3

Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010 dengan penerapan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang cara

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa.

b. Dapat dijadikan bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penerapan model pembelajaran

yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang

kurang dalam pembelajaran IPA.

2) Meningkatnya kepekaan guru terhadap teknologi dalam konsep sains dan

keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

5

b. Bagi Siswa

1) Meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep sains dan teknologi

serta keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari khususnya IPA.

2) Meningkatnya kualitas pembelajaran IPA.

3) Meningkatnya aktivitas belajar IPA siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pembelajaran sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, dan menyenangkan.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Aktivitas Belajar IPA

a. Pengertian Aktivitas

Leont'ev menyatakan human activity is also socially mediated. Too often

though, focus is placed on human action. Kalimat tersebut menyatakan bahwa

aktivitas manusia merupakan perantara sosial. Sosial ini lebih ditekankan pada

tindakan manusia (Leont'ev dalam Mlitwa, 2007: 110).

Martinis Yamin menyebutkan bahwa dalam diri siswa terdapat prinsip

aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang dapat

mengendalikan siswa. Dengan kata lain, untuk dapat mengendalikan

(mengarahkan) siswa, dibutuhkan suatu aktivitas (Martinis Yamin, 2007: 77).

Dimyati juga menambahkan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan

dapat memecahkan masalah (Dimyati dalam Martinis Yamin, 2007: 77). Sehingga

aktivitas siswa sangat berperan dalam pembelajaran.

Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas

menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-

kegiatan tertentu (Haditono dalam http://uin-suka.info/ejurnal/index.php?Option

=com, 2000). Menurut Anton M. Mulyono, aktivitas artinya kegiatan atau

keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas (Anton M. Mulyono

dalam http://id.shvoong. com/social-sciences/1961162-aktivitas-belajar/, 2010).

Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan

baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas

siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada

proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

7

dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sriyono dalam

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/ prestasi-belajar/, 2008).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang secara aktif

baik secara fisik maupun mental.

b. Pengertian Belajar

Hampir semua kegiatan manusia yang meliputi kecakapan, keterampilan,

kegemaran, kebiasaan, pengetahuan, dan sikap manusia terbentuk dan

berkembang karena adanya belajar. Belajar bisa terjadi di mana-mana, baik itu di

rumah, masyarakat, kantor, pabrik, bahkan bisa terjadi di jalan dan tentu saja di

lembaga pendidikan formal dan non formal.

Makna belajar menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Sardiman A. M.

yaitu:

1) Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

2) Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction.

3) Geoch

Learning is a change in performance as a result of practice (Sardiman A. M.,

2000: 20).

Menurut Sardiman A. M., belajar dalam arti luas yaitu kegiatan psiko-

fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit

belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman A. M.,

2000: 20).

Sedangkan pengertian belajar yang lain ialah proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

8

lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman,

1995: 5).

Menurut Burton dalam bukunya Moh. Uzer Usman menyatakan bahwa

“learning is a change in the individual due to instruction of that individual, and

his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing

adequately with his environment” (Burton dalam Moh. Uzer Usman, 1995: 5).

Dalam pengertian ini terdapat kata change atau perubahan yang berarti bahwa

seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah

laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.

Misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa, dari

ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan lain sebagainya.

Barlow berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi

(penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini

diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “...a process of

progressive behaviour adaptation” (Barlow dalam Muhibbin Syah, 2005: 64).

Sedangkan B. F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi yang disampikan Barlow

tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (Skinner

dalam Muhibbin Syah, 2005: 64).

Selain itu, Chaplin membatasi belajar dengan dua macam rumusan.

Rumusan pertama berbunyi: “...acquisition of any relatively permanent change in

behavior as a result of practice and experience” (Belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman). Rumusan keduanya adalah “process of acquiring responses as a

result of special practice” yang mempunyai arti belajar ialah proses memperoleh

respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus (Chaplin dalam Muhibbin

Syah, 2005: 65).

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

9

Definisi belajar menurut beberapa pakar pendidikan yang dikutip oleh

Agus Suprijono yaitu:

1) Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai sesorang

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseoarang secara alamiah.

2) Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

3) Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono, 2009: 2-3).

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik, 2003:

154).

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

1) Perubahan terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan terarah.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 3-5).

Selain itu, belajar merupakan suatu proses dimana suatu

organisma/individu berubah perilakunya akibat suatu pengalaman (Ali Nugraha,

2005: 60). Relevan dengan pengertian di atas, Ali Nugraha mengemukakan bahwa

belajar adalah berubah, artinya suatu perubahan pada individu-individu yang

belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,

tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,

minat, watak, dan penyesuaian diri. Perubahan ini bisa dilakukan dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya (Ali Nugraha,

2005: 60).

Dari definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu perjalanan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk memperoleh

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

10

sesuatu hal di mana terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan karena

adanya pengalaman. Ada beberapa ciri-ciri dari pengertian belajar, yaitu:

1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui interaksi

antara individu dengan lingkungannya karena di dalam interaksi inilah terjadi

serangkaian pengalaman belajar.

2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan karena pertumbuhan dan

kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.

3) Perubahan yang disebabkan oleh belajar harus relatif lama, dalam arti

perubahan tersebut tidak hanya bersifat sementara tetapi dalam jangka waktu

yang lama.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena menyangkut berbagai aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis.

c. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang

sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran

yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan bekerja,

siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku

lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya sudah banyak

melibatkan akivitas siswa di dalam kelas. Siswa sudah banyak dituntut

aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan, dan mencerna pelajaran yang

diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif bertanya kepada guru tentang

hal-hal yang belum jelas.

Aktivitas pembelajaran adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental

yang dapat digolongkan menjadi 5 macam aktivitas, yaitu: (1) aktivitas visual, (2)

aktivitas lisan, (3) aktivitas mendengarkan, (4) aktivitas gerak, dan (5) aktivitas

menulis (Moh. Uzer Usman, 2005: 22).

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam

proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

11

yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti

yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya belajar aktif adalah “Suatu sistem

belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental

intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor” (Rochman Natawijaya dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktivitas-belajar/2010).

Kadar aktivitas belajar secara efektif menurut Tabrani Rusyan dapat

dinyatakan dalam bentuk:

1) Hasil belajar peserta didik pada umumnya hanya sampai tingkat penggunaan.

Siswa biasanya belajar dengan menghafal saja, apabila telah hafal siswa

merasa cukup. Padahal dalam belajar, hasil belajar tidak hanya dinyatakan

dalam penguasaan saja, tetapi juga perlu adanya penggunaan dan penilaian.

2) Sumber belajar yang digunakan umumnya terbatas pada guru dan satu dua

buku bacaan. Hal ini perlu dipertanyakan apakah siswa mencatat penjelasan

dari guru dengan efektif dan apakah satu-dua buku itu dikuasainya dengan

baik. Jika tidak, aktivitas belajar siswa kurang optimal karena miskinnya

sumber belajar.

3) Guru dalam pembelajaran kurang merangsang aktivitas belajar siswa secara

optimal. Sebagai contoh pada umumnya guru mengajar dengan menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali diadakan diskusi dan

diberikan tugas-tugas yang memadai. Hal inipun tidak jarang kurang ditunjang

oleh penugasan dan keterampilan guru dalam menggunakan metode-metode

tersebut (Tabrani Rusyan, 1989: 128-129).

Rosseau menyatakan bahwa dalam belajar segala pengetahuan harus

diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dengan bekerja sendiri,

dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis

(Rosseau dalam Sardiman A. M., 2000: 96). Hal ini menunjukkan bahwa setiap

orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar

tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut Montessori menegaskan bahwa anak-anak itu

memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri, dan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

12

pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana

perkembangan anak didiknya (Montessori dalam Sardiman A. M., 2000: 96).

Aktivitas pembelajaran siswa dapat memberikan banyak manfaat. Oemar Hamalik

menyatakan adanya 8 manfaat aktivitas pembelajaran yaitu:

1) Siswa mencari dan mendapatkan pengalaman sendiri

2) Dapat mengembangkan seluruh aspek diri siswa

3) Dapat meningkatkan kerjasama dengan siswa lain

4) Dapat mengatasi perbedaan individual karena siswa belajar dan bekerja sesuai

dengan minat dan kemampuannya

5) Menumbuhkan sikap-sikap positif seperti disiplin belajar dan musyawarah

6) Dapat memupuk kerjasama antara sekolah dan orang tua siswa yang

bermanfaat dalam pendidikan siswa

7) Dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis sehingga pembelajaran

dilaksanakan secara realistik dan konkrit

8) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup (Oemar Hamalik, 2003: 91)

Menurut T. Raka Joni, indikator yang menunjukkan tingginya aktivitas

siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dari :

1) Adanya prakarsa siswa dalam kegiatan belajar. Peran serta siswa ini dapat

ditunjukkan melalui keberanian memberikan urunan pendapat tanpa diminta.

Urunan tersebut misalnya dalam diskusi, kesediaan mencari alat/ sumber, dan

cara kerja kegiatan belajar.

2) Keterlibatan mental siswa baik secara intelektual maupun emosional dalam

kegiatan-kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Keterlibatan ini dapat

ditunjukkan dengan pengikatan diri kepada tugas kegiatan yang dapat diamati

dalam bentuk terpusatnya perhatian dan pikiran siswa kepada tugasnya.

Selain itu, siswa juga berkomitmen menyelesaikan tugas tersebut dengan

sebaik-baiknya.

3) Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Aspek ini penting karena sekarang

masih banyak guru yang cenderung bersikap dan berbuat serba mau

menentukan, mengarahkan yang dapat menjadikan guru otoriter.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

13

4) Siswa belajar dengan pengalaman langsung. Dalam pelaksanaannya

memperkenalkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep melalui penghayatan

(merasakan, meraba, mengoperasikan, dan mengalami sendiri) disamping

secara verbal baik secara induktif maupun deduktif.

5) Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar sesuai tujuan

yang hendak dicapai. Variasi tersebut berupa multi method dan multi media

approach.

6) Kualitas interaksi belajar antar siswa baik intelektual maupun sosioemosional

yang dapat meningkatkan peluang pembentukan kepribadian seutuhnya (T.

Raka Joni dalam Tabrani Rusyan, 1989: 131-132).

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah suatu

kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yang dapat membawa perubahan

kearah yang lebih baik dalam hal kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang

bersifat konstan dan berbekas.

d. Macam-macam Aktivitas Belajar

Jika kegiatan belajar mengajar bagi siswa diorientasikan pada

keterlibatan intelektual, emosional, fisik, dan mental maka Paul B. Diedrich

menggolongkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.

2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan

sebagainya.

3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato, dan sebagainya.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,

pola, dan sebagainya.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

14

6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan

soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8) Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,

tenang, gugup, dan sebagainya (Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M.,

2000: 101).

Aktivitas belajar seperti di atas dapat dialami seorang siswa di sekolah

maupun pada waktu belajar di rumah. Bentuk aktivitas belajar yang lain adalah

diskusi di antara teman, mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru,

dan lain sebagainya di mana semua aktivitas itu bertujuan untuk memberikan

peran aktif kepada siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, besar

harapannya seorang siswa yang benar-benar aktif akan memperoleh hasil belajar

yang baik.

Sependapat dengan hal itu, Moh. Uzer Usman mengelompokkan aktivitas

pembelajaran menjadi 5 macam, yaitu:

1) Visual activity

Aktivitas visual ini misalnya membaca, melakukan percobaan, dan

demonstrasi.

2) Oral activity

Aktivitas lisan ini misalnya bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi,

dan menyanyi.

3) Listening activity

Aktivitas mendengarkan ini misalnya mendengarkan penjelasan guru,

mendengarkan pengarahan guru.

4) Motor activity

Aktivitas gerak ini misalnya senam, menggambar, melukis, dan mewarnai.

5) Writing activity

Aktivitas menulis ini seperti mengarang, membuat surat, dan membuat

makalah (Moh. Uzer Usman, 1995: 22).

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

15

Sedangkan menurut Wasty Soemanto, macam-macam keaktifan belajar

yang dapat dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi adalah sebagai berikut:

1) Mendengarkan

2) Memandang

3) Meraba, mencium, dan mencicipi

4) Menulis atau mencatat

5) Membaca

6) Membuat ringkasan

7) Mengamati tabel, diagram, dan bagan

8) Menyusun kertas kerja

9) Mengingat

10) Berpikir

11) Latihan atau praktek mereparasi (Wasty Soemanto, 2003: 107)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil salah satu pendapat

yang dijadikan acuan, yakni pendapat Paul B. Diedrich yang mengelompokkan

aktivitas pembelajaran manjadi 8 macam, yakni: Visual activities, Oral activities,

Listening activities, Writing activities, Drawing activities, Motor activities,

Mental activities, dan Emosional activities supaya siswa mendapat prestasi yang

gemilang. Pembagian aktivitas belajar ini dipilih karena pembagiannya lebih rinci

dan lebih mudah diamati.

e. Aktivitas Belajar IPA

Aktivitas belajar IPA tidak sekedar menghafalkan konsep-konsep, teori-

teori atau menghafal gejala-gejala. Belajar IPA harus melibatkan unsur proses

atau aktivitas baik mental dan fisik agar siswa memperoleh pengalaman-

pengalaman nyata (Suyitno Al, 1995:113).

Dari pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar IPA adalah kegiatan belajar IPA yang melibatkan kemampuan

intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan mengalami,

menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap secara terpadu supaya tercapai

prestasi belajar IPA yang baik.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

16

f. Pengertian IPA

Sains merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena

memberikan suatu cara berpikir sebagai suatu struktur pengetahuan yang utuh.

Secara khusus, sains menggunakan suatu pendekatan empiris untuk mencari

penjelasan alami tentang fenomena yang diamati di alam semesta.

Kata sains berasal dari kata bahasa Inggris science yang diambil dari kata

bahasa latin sciencia yang berarti pengetahuan. Menurut filsafat ilmu,

pengetahuan yang terkoordinasi, terstruktur dan sistematik disebut ilmu.

Pengertian sains dibatasi hanya pada pengetahuan yang positif, artinya hanya

dijangkau melalui indera kita (Anna Poedjiadi, 2007:1).

Einstein mengatakan, “science is the attempt to make the chaotic

diversity of our sense experience correspond to a logreally uniform system of

thought”. Makna kalimat tersebut adalah bahwa IPA merupakan suatu bentuk

upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir

yang logis tertentu (Hendro dan Kaligis, 1992: 3).

For example, consider the image of Dr. Faustus: in this narrative, scientists

willingly – too willingly – sell their souls to acquire youth and

knowledge(1). Science seems to involve magical ability. Another image is

Dr. Strangelove: in this blackhumor caricature, scientists and engineers

sign up – too readily – to create and buttress a military–industrial complex

(2). Science seems to be motivated by unlimited curiosity and raw power,

unrestrained by moral considerations. In the public mind today, the „„two

cultures‟‟ contrast the responsible engineer, physician, or citizen with a

largely imaginary „„mad scientist.‟‟ Such distorting images remain vivid in

the public‟s mind, and they persist in the visions of writers and flacks in

Hollywood, on Madison Avenue, and among the literati criticized by Snow.

(Rodney W. Nichols, 2010: 18)

Rodney W. Nichols mengemukakan bahwa contoh dari Dr. Faustu: di

cerita ini, ilmuwan dengan sepenuh hati menjual jiwa-jiwa mereka untuk

memperoleh kemudahan dan pengetahuan (1). Ilmu pengetahuan sepertinya

meliputi kemampuan gaib. Pendapat lainnya yaitu Dr. Strangelove: di dalam

karikatur humornya, ilmuwan dan insinyur menandatangani kontrak kesediaannya

membuat dalam kekuatan militer atau industri gabungan (2). Ilmu pengetahuan

sepertinya adalah motivasi dengan kecurigaan tidak terbatas dan kekuatan mentah,

tak dikendalikan dengan ganjaran moral. Orang-orang berpikiran hari ini, two

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

17

cultures atau dua kultur kontras yang bertanggung jawab antara insinyur, dokter,

atau penduduk kota dengan sebagian besar khayal mad ilmuwan. Demikian

pendapat dari masyarakat, dan mereka tetap pada tuntutannya visi penulis di

Hollywood, di Madison Avenue, dan di antara kritikan literatur oleh Snow.

Sumaji menyatakan bahwa secara sempit sains adalah Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) terdiri dari physical sciences dan life sciences. Termasuk physical

sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorologi, dan

fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi, zoologi, dan fisiologi (Sumaji

dalam Ali Nugraha, 2005: 4). Sedangkan Ernest Hagel memandang sains dari tiga

aspek; (1) aspek tujuan, sains sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk

memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia, (2) sains sebagai suatu

pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau

kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa, (3) sains sebagai metode, yaitu

merupakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, mengetahui

penyebab suatu kejadian dan untuk mendapatkan teori dari objek yang diamati

(Ernest Hagel dalam Ali Nugraha, 2005: 4).

Selain itu, Menurut Carin dan Sund, IPA merupakan sekumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis, di mana dalam penerapannya secara

umum terbatas pada gejala alam. Secara utuh, IPA sebagai keilmuan terdiri dari 3

dimensi meliputi IPA sebagai produk (fakta, konsep, prinsip, dan lain-lain), proses

(metode/cara kerja ilmiah), dan sikap (sikap yang mendasari cara

bertindak/berproses). Ketiga dimensi tersebut sama pentingnya dan sebagai

kebulatan yang dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan IPA (Carin dan

Sund dalam Suyitno Al, 1995: 110).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

upaya untuk mencari pengetahuan untuk memahami fenomena alam atau mencoba

menerangkan fenomena alam dan merupakan pengetahuan sistematis tentang

interaksi sebab dan akibat.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

18

g. Pembelajaran IPA

Menurut Mackinnu pengajaran sains selama ini masih memiliki banyak

kelemahan antara lain:

1) Kurikulum dan pengajaran sains yang diterapkan saat ini merupakan

pengajaran yang berorientasi pada disiplin ilmu. Implikasinya materi yang

diajarkan kepada siswa sifatnya seringkali menjadi lebih abstrak dan jauh dari

pengalaman siswa.

2) Materi yang diajarkan siswa pada dasarnya merupakan materi yang

dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya. Konsekuensi

dari hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para siswa yang tidak mengikuti

salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih

tinggi lagi).

3) Metode pengajaran pada umumnya menggunakan ceramah dan kadangkala

disertai dengan percobaan verifikasi laboratorium yang sudah jadi. Akibatnya,

siswa menjadi pasif dan sulit untuk berkembang apalagi sampai pada tingkat

mental dan emosionalnya.

4) Minimnya keterkaitan antara konsep dan teori dengan aplikasi dan

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kurikulum dan pengajaran yang ada sangat terkotak-kotak dan tersekat satu

sama lainnya. Hal ini menyebabkan cara berpikir siswa menjadi terkotak-

kotak pula (Mackinnu dalam Rusmansyah dan Irhasyuarna, 2003: 98).

Sedangkan John S. Richardson dari Universitas Ohio dalam bukunya

Science Teaching in Secondary Schools, menyarankan digunakannya 7 prinsip

dalam pembelajaran IPA. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1) Keterlibatan siswa secara aktif

2) Belajar berkesinambungan

3) Motivasi

4) Multi saluran

5) Penemuan

6) Prinsip Totalitas

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

19

7) Perbedaan Individu (John S. Richardson dalam Hendro Darmodjo, 1993: 12-

15)

Sains dan pengajaran sains di Indonesia dapat dikatakan merupakan

transplantasi dari pendidikan barat. Karena merupakan transplantasi, proses

pertumbuhannya sering menemui kendala yang bertautan dengan budaya dan

kebiasaan setempat, lokal dan regional. Sikap yang seharusnya berkembang

bersama dengan bertumbuhnya pertanyaan mengenai kegunaan sains bagi

kehidupan dan sosial belum sepenuhnya terimbas.

Sebenarnya, pembelajaran IPA bagi siswa adalah mengajak siswa belajar

mengungkap gejala-gejala dan persoalan alam dengan mengikuti kaidah-kaidah

ilmiah seperti yang dilakukan oleh para peneliti, dan tidak sekedar mentransfer

pengetahuan secara informatif (Suyitno Al, 1995: 111-112). Pada prinsipnya, ada

tiga aspek pokok yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran IPA,

yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengembangan aspek kognitif,

antara lain menyangkut peningkatan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis,

logik dan kreatif, keterampilan mengungkap fenomena dan memecahkan masalah

dengan kaidah ilmiah. Aspek afektif terkait dengan pengembangan sikap dan

nilai-nilai. Aspek psikomotorik menyangkut pengembangan keterampilan fisik

yang mendukung untuk melakukan proses pengungkapan fenomena dan masalah

alam (Suyitno Al, 1995: 112).

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989

menyatakan bahwa secara umum, SD diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan

ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta

mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah (Hendro

Darmodjo, 1993: 6).

Tujuan di atas dapat dicapai dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya

dari pembelajaran IPA di SD yang diharapkan dapat membantu siswa dalam:

1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia

serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.

2) Memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

20

3) Memiliki sikap ilmiah dalam mengenal alam sekitar dan mampu memecahkan

masalah yang dihadapi.

4) Menyadari akan kebesaran Tuhan.

5) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Hendro Darmodjo, 1993: 6).

Pakar-pakar UNESCO tahun 1983 dalam konferensinya menyatakan

tentang manfaat pembelajaran IPA dan menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA

dapat:

1) Menolong siswa untuk berpikir logis terhadap kejadian sehari-hari dan

memecahkan masalah sederhana-sederhana yang dihadapi.

2) Menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia (aplikasinya dalam

teknologi) yakni menghasilkan teknologi yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan masyarakat.

3) Membekali siswa sebagai calon penduduk di masa datang yang berorientasi

pada keilmuan dan teknologi.

4) Memberikan pola pikir yang baik dari suatu pembelajaran IPA yang baik.

5) Membantu siswa untuk memahami mata pelajaran lain karena adanya kaitan

antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.

6) Memberi kesempatan mengenal lingkungan secara logis dan sistematis.

7) Menyenangkan siswa karena permasalahan yang dipecahkan adalah masalah

dari alam sekitar siswa baik buatan maupun kenyataan alam (Hendro

Darmodjo, 1993: 6-7).

Pada pengajaran sains saat ini mempunyai tujuan menciptakan warga

negara yang dapat mengerti sains dalam multidimensi dan multidisiplin.

Penguasaan ini akan membuat mereka dapat berprestasi mengimbangkan

intelegensi siswa dengan berpikir kritis, berusaha memecahkan masalah dan

membuat keputusan tentang bagaimana sains dan teknologi digunakan untuk

mengubah masyarakat. Pengajaran yang lengkap hendaknya melibatkan

pengajaran sains, teknologi, dan kultur masyarakat. Pengajaran yang merangkum

komponen-komponen tersebut telah berkembang pada tahun 1980-an dalam suatu

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

21

pendekatan yang disebut Science Technology Society/STS atau dikenal pula

sebagai Sains Teknologi Masyarakat/STM (Anna Poedjiadi, 2007: 111).

h. Pesawat Sederhana

Menurut Suwarno dan Hotimah, pesawat adalah semua alat yang berguna

untuk memudahkan pekerjaan rumah. Pesawat sederhana dibagi menjadi dua jenis

yaitu pesawat sederhana dan pesawat yang rumit (Suwarno dan Hotimah, 2009:

69). Pesawat sederhana menggunakan lintasan yang lebih jauh, namun

memudahkan menyelesaikan pekerjaan, contohnya tuas, katrol, bidang miring,

dan roda. Sedangkan pesawat rumit merupakan pesawat yang terbentuk dari

pesawat sederhana, contohnya mesin cuci, mixer, vacum cleaner.

Menurut Suwarno dan Hotimah (2009: 69), pesawat sederhana

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Tuas (Pengungkit)

Tuas memiliki tiga bagian yaitu titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. Titik

tumpu adalah tempat tuas ditumpu dan tempat tuas diputar. Titik kuasa adalah

tempat gaya bekerja pada tuas. Sedangkan titik beban adalah tempat di mana

gaya bekerjanya berat benda. Tuas digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

a) Tuas golongan pertama

Merupakan tuas dengan posisi titik tumpu berada di antara beban dan

kuasa. Contohnya adalah palu, gunting, pemotong kuku, tang, dan jungkat-

jungkit yang ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh Tuas Golongan Pertama (Choiril Asmiyawati, 2008:

99)

b) Tuas golongan kedua

Merupakan tuas dengan posisi beban berada di antara beban dan kuasa.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

22

Contohnya adalah gerobak roda satu, pembuka kaleng, pemotong kertas,

dan pembuka tutup botol yang ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Contoh Tuas Golongan Kedua (Choiril Asmiyawati, 2008:

100)

c) Tuas golongan ketiga

Merupakan tuas dengan posisi kuasa berada di antara titik tumpu dan

beban. Contohnya adalah pinset, staples, dan menyapu yang ditampilkan

pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh Tuas Golongan Ketiga (Choiril Asmiyawati, 2008:

100)

2) Bidang Miring

Bidang miring adalah permukaan datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi

dari ujung yang lain. Bidang miring bermanfaat dalam mempermudah

memindahkan barang yang berat. Contohnya dapat digunakan saat

memindahkan barang ke tempat tinggi, tangga, jalan di pegunungan, paku,

tatah, kapak, dan pisau yang ditampilkan pada Gambar 4.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

23

Gambar 4. Contoh Bidang Miring (Choiril Asmiyawati, 2008: 101-102)

3) Katrol

Katol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Digunakan untuk

mengangkat benda yang sangat berat dan digunakan bersama-sama dengan

rantai atau tali. Berdasarkan penggunaannya, katrol dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu:

a) Katrol tetap

Merupakan katrol yang posisinya tidak berubah karena dipasang pada suatu

tempat yang tetap. Kuasa yang dibutuhkan sama dengan berat benda itu

sendiri. Contohnya katrol pada sumur timba dan katrol pada kerekan

bendera yang ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Contoh Katrol Tetap (Choiril Asmiyawati, 2008:103)

b) Katrol bebas

Merupakan katrol yang posisinya bisa berubah karena tidak dipasang pada

suatu tempat tertentu. Katrol ditempatkan di atas tali dan beban dikaitkan

dengan katrol kemudian salah satu ujung tali diikat pada tempat yang tetap

dan ujung yang lain ditarik keatas sehingga katrol dan beban terangkat.

Kuasa yang diperlukan lebih kecil daipada kuasa pada katrol tetap. Contoh

katrol bebas ditampilkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Contoh Katrol Bebas (Choiril Asmiyawati, 2008:103)

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

24

c) Katrol campuran

Merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang

dihubungkan dengan tali. Beban dikaitkan pada katrol yang bebas kemudian

salah satu ujung tali diikat pada penopang katrol tetap sedangkan ujung tali

yang lain ditarik sehingga beban dan katrol bebas terangkat. Contoh katrol

campuran ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh Katrol Campuran (Heri Sulistyanto, 2008:118)

4) Roda

Roda digunakan untuk mempermudah memindahkan beban. Bentuk roda

yang bundar membuatnya mudah bergerak (Suwarno dan Hotimah, 2009: 69).

Penggunaan roda untuk memindahkan barang dengan memperkecil gaya

gesekan antara benda dan bidang gesek. Roda berporos terdiri dari sebuah

roda yang dihubungkan dengan sebuah poros sehingga dapat berputar

bersama-sama. Contohnya kursi roda, roda sepeda, roda motor, roda mobil,

dan troli yang ditampilkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Contoh Penggunaan Roda (Choiril Asmiyawati, 2008:103)

2. Hakikat Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

a. Pengertian Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pengajaran IPA di SD selalu mengalami kemajuan sesuai dengan

perkembangan jaman. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk meningkatkan

kualitas IPA secara optimal. Perkembangan IPA terutama dari segi metode yang

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

25

diterapkan pada proses pengajaran IPA telah mengalami beberapa perkembangan

sesuai dengan perkembangan jaman dan disesuaikan dengan lingkungan

kehidupan sehari-hari serta keterampilan maupun kemampuan siswa.

Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan istilah yang

diterjemahkan dari bahasa Inggris “science technology society”, yang pada

awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning

about Science and Society. Pembelajaran science technology society berarti

menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat (John

Ziman dalam Anna Poedjiadi, 2007: 99). Iskandar juga menyampaikan bahwa

STM merupakan pendekatanterpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di

masyarakat (Iskandar dalam Hidayati, Mujinem dan Anwar Senen, 2008: 6-29).

Science and technology studies (STS) is the study of how social, political,

and cultural values affect scientific research and technological innovation, and

how these in turn affect society, politics, and culture. STS scholars are interested

in a variety of problems including the relationships between scientific and

technological innovations and society, and the directions and risks of science and

technology. More than two dozen universities worldwide offer baccalaureate

degrees in STS; about half of these also offer doctoral or master's programs

(Wikipedia dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Science_and_technology_studies,

2010). Menurut Wikipedia ini, ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri dari aspek

sosial, politis, nilai kebudayaan yang mempengaruhi riset ilmiah dan penemuan

teknologi, dan pada gilirannya, STS mempengaruhi masyarakat, politik, dan

budaya. STS tertarik akan berbagai masalah termasuk hubungan antara ilmiah dan

penemuan teknologi dan masyarakat, arah dan resiko ilmu pengetahuan dan

teknologi. Lebih dari dua lusin universitas seluruh dunia membuka jurusan STS,

tentang setengah dari ini juga doktoral atau master program.

Menurut Rusmansyah & Yudha Irhasyuarna, STM adalah suatu

pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, masalah yang

akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan persiapan guru. Pendekatan

ini melibatkan siswa dalam menentukan prosedur pelaksanaan, pencarian

informasi, dan dalam evaluasi (Rusmansyah & Yudha Irhasyuarna, 2003: 99).

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

26

Tujuan utama pendekatan STM ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang

cukup mempunyai bekal pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan

penting tentang masalah dalam masyarakat (NSTA Report dalam Rusmansyah &

Yudha Irhasyuarna, 2003: 99).

Apabila ditinjau dari tuntutan kurikulum 2004, penerapan STM dalam

pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Adapun keenam ranah yang terlibat dalam model

pembelajaran STM dapat dirinci sebagai berikut: (a) Konsep, fakta,

generalisasi diambil dari bidang ilmu tertentu dan merupakan kekhasan

masing-masing bidang ilmu. (b) Proses diartikan dengan bagaimana proses

memperoleh konsep dalam bidang ilmu tertentu. (c) Kreatifitas mencakup 5

perilaku individu yakni: kelancaran, fleksibilitas, originalitas, elaborasi,

sensitivitas. (d) Aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini

merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan transfer belajar adalah

apabila ia dapat menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari ke dalam

situasi lalu. (e) Sikap yang dalam hal ini mencakup menyadari kebesaran

Tuhan, menghargai hasil penemuan para ilmuan. (f) Cenderung untuk

melakukan tindakan nyata apabila terjadi sesuatu dalam lingkungannya yang

memerlukan peran sertanya (Anna Poedjiadi, 2007: 131-132).

Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh Penn State bahwa STM

merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread

realization that in order to meet the increasingdemands of a technical society,

education must integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran

dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan

berbagai disiplin ilmu dalam rangka memahami berbagai hubungan yang terjadi di

antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita

terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana

pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi

bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini (Penn

State dalam http://idahariyanti.student.fkip.uns.ac.id/files/2009/.../SBM-TGL-

7.docx.doc, 2008).

Jadi, pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan

pendekatan yang tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi yang

digunakan dan penerapan keduanya dalam masyarakat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, terutama dalam proses pembelajaran IPA.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

27

b. Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Menurut Srini M. Iskandar, pendekatan STM ini memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah oleh murid di dalam masyarakat yang memilki dampak

negatif.

2) Mempergunakan masalah yang ada di masyarakat yang ditemukan murid yang

ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk

menyampaikan pokok bahasan.

3) Menggunakan sumber daya yang ada di dalam masyarakat baik materi

maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah maupun

informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata

dari kehidupan sehari-hari.

4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang

kelas, dan gedung sekolah.

5) Meningkatkan kesadaran murid akan dampak ilmu pengetahuan alam dan

teknologi.

6) Memperluas wawasan murid mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari

sesuatu yang dikuasi untuk lulus ujian.

7) Mengikutsertakan murid untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi

teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang

diangkat dari kehidupan sehari-hari.

8) Memperkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu institusi dari

dalam masyarakat.

9) Memfokuskan pada karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan

alam.

10) Meningkatkan kesadaran murid akan tanggung jawabnya sebagai warga

negara dalam memecahkan masalah yang timbul di dalam masyarakat

terutama masalah-masalah yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

11) Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi

murid.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

28

12) Ilmu pengetahuan alam yang mengacu pada masa depan (Srini M. Iskandar

dalam Rusmansyah & Irhasyuarna, 2003: 99).

Skema pendekatan Science, Technology, and Society ditampilkan pada

Gambar 9.

Gambar 9. Skema Pendekatan Science, Technology, and Society

Religious dogmas and political and social ideologies as well as different

philosophies have in various periods exerted a determining influence on the

course of science and technology all the way to today‟s stem cell

controversy. Clearly, the polarization between science and religion weakens

societies and continues to be unresolved (George Bugliarelo, 2008: 104-

105).

George Bugliarelo menjelaskan bahwa kepercayaan agama dan politis

dan sosial ideologi berbeda dengan filosofi yang mempunyai masa dan

menggunakannya dalam mempengaruhi ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua

jalan ke masa kini menahan kontroversi sel dengan jelas, polarisasi di antara ilmu

pengetahuan dan agama melemahkan sosial dan lanjutan yang belum terpecahkan.

Tiga landasan penting dari pendekatan STM, yaitu: adanya keterkaitan

yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat, proses belajar mengajar,

pandangan konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa si

pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan

lingkungan, yang terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains,

ranah kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi (Hadiat dalam Rusmansyah &

Irhasyuarna, 2003: 100).

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

29

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat

Pendekatan STM ini mempunyai berbagai kelebihan, tetapi juga

memiliki kekurangan. Beberapa kelebihan dalam penerapan pendekatan STM:

1) Relevan untuk masyarakat mendatang, karena siswa sekarang akan hidup di

dunia yang didominasi oleh manifestasi dari ilmu dan teknologi.

2) Relevan terhadap tenaga kerja masa yang akan datang. Siswa akan memasuki

dunia kerja yang berdasarkan pada sains dan teknologi.

3) Relevan terhadap kehidupan sehari-hari. Bagaimanapun, ilmu pengetahuan

yang relevan dengan kehidupan sehari-hari akan menarik dan memotivasi

siswa untuk lebih aktif lagi.

4) Relevan dengan dunia global. Kita hidup di dunia dengan berbagai macam

budaya dan hal itu berpengaruh penting terhadap pembuatan kurikulum sains

yang berbeda-beda.

Setiap pendekatan pengajaran selain memiliki kelebihan juga mempunyai

kelemahan, begitu pula dengan pendekatan STM. Namun, kelemahan tersebut

tidak dijadikan suatu penghalang untuk pengembangan dengan penggunaannya.

Adapun kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

1) Kurangnya pengetahuan materi dan wawasan guru, sehingga proses belajar

dan diskusi secara keseluruhan kurang lancar.

2) Membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga guru harus merinci alokasi

waktu dengan baik sesuai dengan kurikulum.

3) Penguasaan konsep, karena pengajaran dengan pendekatan STM berawal dari

isu yang ada di masyarakat yang mungkin membutuhkan pembahasan dengan

multi konsep.

d. Pelaksanaan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STM adalah suatu

bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep

sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam

berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

30

terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat (Prayekti, 2002:

777). Dalam hal ini, Hidayat dan Poedjiadi berpendapat sama, bahwa belajar IPA

melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan teknologi

dirasakan lebih dekat, dan lebih punya arti dibandingkan dengan konsep-konsep

dan teori IPA itu sendiri (Hidayat dan Poedjiadi dalam Prayekti, 2002: 777).

Selanjutnya, Poedjiadi menyatakan bahwa pendekatan STM

menitikberatkan pada penyelesaian masalah dan proses berpikir yang melibatkan

transfer jarak jauh. Artinya, menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah

pada situasi di luar sekolah yang ada di masyarakat, misalnya pesawat sederhana,

merupakan alat bantu yang dapat memudahkan manusia dalam melaksanakan

kegiatannya sehari-hari di masyarakat (Poedjiadi dalam Prayekti, 2002: 777).

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memiliki ciri yang

paling utama, yang dilakukan dengan memunculkan isu sosial di awal

pembelajaran dan guru sebelumnya sudah memiliki isu yang sesuai dengan

konsep yang akan diajarkan. Pembelajaran IPA bukan hanya mentransfer apa saja

yang disebutkan dalam buku teks, tetapi IPA diperoleh melalui penelitian dengan

menggunakan langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah (Prayekti,

2002: 777).

Berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 3 menyatakan bahwa “Pengantar IPA (sains)

dan teknologi merupakan bahan yang harus dikaji sejak siswa belajar pada tingkat

pendidikan dasar”. Yang diperbaharui pada Undang-undang Tahun 2003 pasal 36

dinyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dengan

memperhatikan antara lain perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Selanjutnya pasal 37 (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan

menengah wajib memuat antara ilmu pengetahuan alam. Intinya adalah dalam

pembelajaran sains perlu dihubungkan antara konsep dan teknologi yang terkait.

Sebagai contoh, dalam menjelaskan konsep bunyi dapat dikaitkan dengan

penggunaan pesawat telepon serta manfaatnya bagi masyarakat (Anna Poedjiadi,

2007: 112).

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

31

Menurut Anna Poedjiadi, langkah-langkah dalam pendekatan

pembelajaran STM dapat dilihat dari bagan pada Gambar 10:

Gambar 10. Skema Langkah-langkah Pembelajaran STM (Anna Poedjiadi, 2007:

126)

Berdasarkan skema tersebut dapat dirinci menjadi: Tahap 1, kekhasan

model ini adalah dikemukakannya isu-isu yang ada di masyarakat yang dapat

digali dari siswa, tetapi apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari

siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri. Isu yang dikemukakan dapat

bermasah atau tidak bermasalah, isu ini dapat merupakan pernyataan yang

mengundang pro dan kontra sehingga mengharuskan siswa berpikir untuk

menganalisis isu tersebut. Tahap 2, proses pembentukan konsep dapat dilakukan

dengan berbagai macam metode, misalnya ceramah, demonstrasi atau diskusi

kelompok. Pada akhir tahap ini diharapkan konstruksi dan rekonstruksi siswa

menemukan konsep-konsep yang benar atau merupakan konsep-konsep para

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

Pendahuluan:

Inisiasi/invitasi/apersepsi/

eksplorasi thd siswa

Pembentukan/

pengembangan konsep

Analisis konsep dalam

kehidupan: penyelesaian

masalah atau analisis isu

Penilaian

Pemantapan konsep

Pemantapan konsep

Pemantapan konsep

Isu/masalah

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

32

ilmuan. Tahap 3, berbekal pemahaman konsep siswa melakukan analisis terhadap

isu tersebut yang disebut aplikasi konsep dalam kehidupan. Pada tahap ini anak

harus mengambil contoh tindakan atas isu atau masalah yang dikemukakan di

awal tetapi harus bisa menjelaskan alasan mengapa tindakan tersebut diambil.

Tahap 4. Pada pemantapan konsep ini guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi

yang dialami siswa pada saat pembelajaran. Bila tidak ada miskonsepsi pada saat

siswa melakukan pembelajaran guru cukup memberi penekanan pada konsep-

konsep yang harus siswa pahami. Tahap 5. Kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran (Anna Poedjiadi,

2007: 126).

Sedangkan menurut Hidayati, Mujinem dan Anwar Senen, tahap-tahap

pembelajaran dengan pendekatan STM di bagi menjadi lima yaitu:

1) Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan

isu/masalah aktual yang ada di masyarakat.

2) Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi

pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.

3) Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis

isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan

konsep yang telah dipahami siswa.

4) Tahap pemantapan konsep, guru memberikan pemahaman konsep agar tidak

terjadi kesalahan konsep pada siswa.

5) Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil (Hidayati,

Mujinem dan Anwar Senen, 2008: 6-34).

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah

yang disampaikan Anna Poedjiadi, karena langkah yang disampaikan lebih rinci

sehingga mmudah dipahami dan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan penelitian ini,

peneliti menggunakan bahan percobaan yang berupa teknologi yang sudah ada

dalam masyarakat mengenai pesawat sederhana yaitu tuas, bidang miring, katrol,

dan roda. Pembelajarannya menggunakan metode diskusi kelompok dengan

pembagian tugas yang rata bagi setiap anggota kemudian melakukan percobaan

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

33

menggunakan pesawat sederhana sesuai dengan petunjuk yang benar. Hal ini

dilakukan agar setiap siswa dapat aktif menerima pembelajaran.

Siswa yang mengalami pembelajaran IPA dengan pendekatan STM akan

tampak berbeda dari siswa yang mengalami pengajaran IPA secara tradisional.

Pada pengajaran dengan pendekatan STM, siswa melihat proses sains sebagai

keterampilan yang dapat mereka gunakan, menjadi lebih ingin tahu tentang segala

sesuatu yang ada di dunia ini, memandang guru sebagai fasilitator, dan lebih

banyak bertanya, terampil dalam mengajukan sebab akibat dari hasil pengamatan

dan penuh dengan ide murni (Eddy Hidayat dalam Prayekti, 2002: 778). Hal ini

semua, akan meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran IPA di kelas.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Uswatun Khasanah tahun 2007 Mahasiswa FKIP Biologi UNS

dalam skripsinya yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”

(Tidak dipublikasikan). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa

dengan penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan

hasil belajar biologi, dengan F hitung untuk ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik yaitu 5,482; 14.443 dan 6.550 > 3.97/F tabel. Simpulan kedua,

minat belajar terhadap hasil belajar, dengan F hitung untuk ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik yaitu 6.024; 7.991; dan 12.595 > 3.97/F tabel. Simpulan ketiga,

pendekatan STM efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi materi pokok

Perubahan dan Pencemaran Lingkungan siswa kelas X Tahun Ajaran 2006/2007.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-

sama mengkaji pembelajaran yang menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat. Perbedaannya terletak pada hasil tindakan yang diharapkan.

Karlina Noor Idain (2008) Mahasiswa FKIP Fisika UNS dalam

skripsinya yang berjudul: “Pengajaran Fisika dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) melalui Metode Demonstrasi di SMP Negeri 2 Kartasura

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

34

Tahun Ajaran 2007/2008”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada pengajaran Fisika di SMP

Negeri 2 Kartasura lebih efektif daripada pendekatan induktif (thitung = 2,5014 >

ttabel = 1,67). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

adalah sama-sama mengkaji pembelajaran yang menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat. Perbedaannya terletak pada hasil tindakan yang

diharapkan.

Syarifuddin dalam penelitiannya yang berjudul: “Upaya Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw” yang

diterbitkan pada Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran yang diterbitkan

oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat volume 3,

No. 2 Bulan Juli 2008 halaman 93-107. Berdasarkan hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran Fisika pada siswa dan

penggunaan model Cooperatve Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan

kebersamaan dan solidaritas siswa di kelas X-6 SMA Negeri 3 Padang tahun

pelajaran 2007/2008. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah sama-sama mengkaji upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Perbedaannya terletak pada model pembelajaran yang diterapkan.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nita Andara dan Gugus S Guru SMAN 10 Padang yang berjudul

“Peningkatan Aktivitas Siswa Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Metode Tutor Sebaya” dalam Jurnal Wawasan Pendidikan dan

Pembelajaran yang diterbitkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

(LPMP) Sumatera Barat volume 3, No. 2 Bulan Juli 2008 halaman 133-146.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X3 SMA Negeri 10 Padang Sumatera

Barat. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif melalui tutor sebaya maka akan terjadi

peningkatan aktivitas siswa belajar fisika dan sebagai dampaknya nilai hasil

belajar pun meningkat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

35

lakukan adalah sama-sama mengkaji upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Perbedaannya terletak pada model pembelajaran yang diterapkan.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran

diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3

Ngraji Purwodadi Grobogan dinilai masih rendah. Rata-rata aktivitas belajar IPA

siswa hanya 56,88. Hal ini juga berakibat rendahnya nilai IPA siswa, karena dari

43 siswa, ada 14 siswa atau 67,44 % yang belum memenuhi KKM > 65. Selain

itu, model pembelajaran yang digunakan guru selama ini masih konvensional

karena didominasi ceramah dan tanya jawab sehingga belum bisa

mengoptimalkan aktivitas belajar IPA siswa. Akibatnya hasil belajar IPA siswa

menjadi rendah pula. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan model

pembelajaran yang tepat agar aktivitas belajar IPA siswa meningkat, salah satunya

yaitu dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).

Peneliti memilih pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA karena dengan pendekatan ini dapat

memungkinkan siswa berperan aktif dan dapat menarik perhatian siswa sehingga

aktivitas belajar IPA siswa meningkat. Selain itu, siswa dapat mengetahui

benda/teknologi nyata yang ada di masyarakat sehingga siswa mudah

menghubungkannya dengan materi pesawat sederhana yang akan dipelajari.

Tujuan utama pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ini adalah menghasilkan

siswa yang cukup mempunyai bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil

keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat. Indikator

ketercapaian tujuan yang ingin diraih dalam penelitian adalah 70 % pada siklus I

dan 75 % pada siklus II.

Pada kondisi akhir setelah menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat ini dalam pelaksanaan pembelajaran IPA diharapkan aktivitas belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji meningkat. Pada akhirnya, hasil belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji dapat meningkat pula. Untuk mengetahui

rencana jalannya penelitian, perlu digambarkan sebuah alur kerangka berpikir

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

36

yang mempunyai gambaran jelas dalam melakukan penelitian yang ditunjukkan

pada Gambar 10:

Gambar 11 . Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti

membuat rumusan hipotesis yaitu “Dengan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD

Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010”.

Tindakan

Keadaan

Akhir

Keadaan

Awal

1. Rata-rata aktivitas belajar

IPA siswa kelas V SD

Negeri 3 Ngraji masih

rendah yaitu 56,88

2. Pada mata pelajaran IPA,

ada 29 siswa kelas V SD

Negeri 3 Ngraji atau 67,5 %

belum mencapai KKM > 65

Dalam pembelajaran Pesawat

Sederhana guru menggunakan

pendekatan STM

Siklus I

Indikator ketercapaian

tujuan sebesar 70 %

Siklus II Indikator ketercapaian

tujuan sebesar 75 %

Melalui pendekatan STM dapat

meningkatkan aktivitas belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri 3

Ngraji

1. Guru belum

menggunakan

pendekatan STM

2. Metode yang

digunakan guru dalam

pembelajaran

didominasi ceramah,

tanya jawab, dan

konvensional

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi

Grobogan yang dipimpin oleh Sriyati, S.Pd. SD. Tempat ini dipilih karena waktu

dan keberadaan tempat untuk memudahkan peneliti memperoleh data. Alasan lain

adalah peneliti sudah mengenal kondisi dan lingkungan sekolah ini dengan baik.

Sekolah ini terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI, dengan jumlah

siswa tiap kelas berkisar 40 sampai 50 siswa. Lokasinya dekat dengan jalan raya

sehingga sarana transportasi cukup mudah. Sarana dan prasarana yang

mendukung pembelajaran antara lain blackboard, alat peraga, perpustakaan, dan

yang lainnya. Ruang kelas V berada di antara kelas VI dan kelas IV. Berdasarkan

pengamatan peneliti ruangannya cukup bersih, nyaman, dan penerangannya pun

cukup bagus. Namun, ruang kelas V masih kurang luas untuk jumlah siswa yang

mencapai 43 orang.

Siswa yang bersekolah di sini adalah anak-anak yang orang tuanya

kebanyakan bekerja sebagai petani. Siswa yang orangtuanya pegawai cukup

sedikit jumlahnya dibandingkan dengan petani. Kreativitas dan kemampuan

berpikir siswa-siswa di SD Negeri 3 Ngraji dapat dikatakan rata-rata sedang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010,

selama 6 bulan, mulai dari bulan Januari 2010 sampai Juni 2010. Tahap

perencanaan dan persiapan dilaksananakan pada bulan Januari 2010 sampai Maret

2010 (pada lampiran 1). Pembelajaran IPA dilaksananakan pada bulan April 2010

dan Mei 2010 dengan perincian siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan

selama satu minggu yaitu pada minggu kelima. Siklus II dilakukan sebanyak tiga

kali pertemuan selama dua minggu yaitu pada minggu pertama bulan Mei 2010.

Pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal pelajaran IPA di kelas V.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

38

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Data yang diperoleh serta dikumpulkan berupa data yang langsung

tercatat dari kegiatan peneliti di lapangan sehingga bentuk model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang

dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research

(CAR). Menurut Suharsimi Arikunto menjelaskan PTK adalah suatu pencermatan

terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah kelas secara bersamaan (Suharsimi

Arikunto dalam Iskandar, 2009: 20).

PTK menggunakan strategi tindakan dari identifikasi masalah,

penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan

refleksi. Rangkaian kegiatan secara berurutan yang dimulai dari rencana tindakan

sampai dengan refleksi disebut satu tindakan penelitian. Apabila dalam

pelaksanaan tindakan ditemukan permasalahan yang dapat mengganggu

tercapainya tujuan PTK maka guru dapat memperbaiki permasalahan tersebut

pada tindakan selanjutnya.

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian tindakan kelas, langkah-langkah yang diambil

adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti

hanya satu sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK meliputi: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis

dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 12:

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

39

Gambar 12. Alur Penelitian Tindakan Kelas

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 43 siswa, terdiri

dari 22 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan serta guru kelas V. Sedangkan

guru kelas V adalah FR. Evyani S., S. Pd. Peneliti memilih kelas ini karena

berdasarkan pengamatan dan survei awal, siswa kelas ini mempunyai kekurangan

dalam aktivitas belajar khususnya IPA. Selain siswa, guru juga menjadi subjek

penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya

adalah aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPA.

D. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk

mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu pertama

informan, yakni guru kelas V SD Negeri 3 Ngraji yaitu ibu FR. Evyani, S.Pd.

Kedua, peristiwa yaitu proses belajar mengajar IPA yang terjadi serta sikap guru

dan siswa dalam aktivitas pembelajaran tersebut. Sumber yang terakhir yaitu data

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Aksi

Observasi

Refleksi

Observasi

Refleksi Aksi

Perencanaan Ulang

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

40

dan dokumen yang berupa nilai belajar IPA awal, tes siklus I dan II, angket, dan

lembar observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, angket,

tes, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (guru kelas). Observasi

dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat

melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian

yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, observasi dilakukan di

kelas V SD Negeri 3 Ngraji. Observasi yang dilakukan meliputi observasi

aktivitas belajar IPA siswa dan observasi guru.

Tujuan dilakukan observasi pada siswa adalah untuk mengetahui

aktivitas belajar IPA siswa pada materi pesawat sederhana. Observasi dilakukan

melalui dua tahap yaitu:

a. Observasi pada saat proses belajar mengajar pada pokok bahasan pesawat

sederhana.

b. Observasi pada saat siswa mengerjakan soal tes, hal ini dilakukan untuk

mengetahui hasil pembelajaran siswa setelah dilakukan tindakan.

Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari

pancainderanya yaitu indra penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif

jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku

dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi

mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau

persepsi dari subyek yang diteliti.

Observasi yang dilakukan pada aktivitas belajar IPA siswa yang

disampaikan oleh Paul B. Diedrich, aktivitas belajar di sini dibagi menjadi 8

komponen yang meliputi: Visual activities, Oral activities, Listening activities,

Writing activities, Drawing activities, Motor activities, Mental activities,

Emosional activities. Kategori rata-rata skor aktivitas belajar siswa adalah: ≤ 60

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

41

atau kurang sekali, 61-70 atau kurang, 71-80 atau sedang, 81-90 atau baik, dan 91-

100 atau baik sekali (Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M., 2000: 101).

Kriteria penyekoran dalam observasi aktivitas siswa yaitu:

a. Skor 10: Jika tidak ada siswa yang melaksanakan indikator

b. Skor 20: Jika 1-5 siswa melaksanakan indikator

c. Skor 30: Jika 6-10 siswa melaksanakan indikator

d. Skor 40: Jika 11-15 siswa melaksanakan indikator

e. Skor 50: Jika 16-20 siswa melaksanakan indikator

f. Skor 60: Jika 21-25 siswa melaksanakan indikator

g. Skor 70: Jika 26-30 siswa melaksanakan indikator

h. Skor 80: Jika 31-35 siswa melaksanakan indikator

i. Skor 90: Jika 36-40 siswa melaksanakan indikator

j. Skor 100: Jika 41-43 siswa melaksanakan indikator

Selain observasi aktivitas siswa, dalam pelaksanaan siklus dilakukan

observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan pendekatan STM di kelas V

SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan oleh guru kolaborator yaitu ibu F.R.

Evyani, S. Pd. Aktivitas guru yang diamati meliputi: persiapan guru memulai

kegiatan pembelajaran, kemampuan guru mengelola kelas, kemampuan mengelola

waktu pembelajaran, kemampuan memberikan apersepsi, kemampuan

menyampaikan materi, kemampuan guru memberikan pertanyaan, kemampuan

membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep, perhatian guru terhadap

siswa, kemampuan mengembangkan aplikasi, dan kemampuan menutup pelajaran,

2. Angket

Angket berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Tujuan

pemberian angket ini adalah siswa bersedia memberi respon terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan jawaban sebenarnya. Melalui

angket dapat mengetahui pula aktivitas belajar yang dilakukan siswa selama

kegiatan pembelajaran. Pada pembuatan angket ini menggunakan angket pilihan

ganda yang mempunyai pilihan jawaban relatif berbeda untuk setiap siswa dan

tidak ada jawaban kategori benar atau salah. Namun, dalam setiap pilihan jawaban

mempunyai bobot skor yang berbeda. Dalam pembuatan pertanyaan angket

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

42

terdapat dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif.

Pedoman penilaian angket ini (indikator angket diambil dari Sanapiah Faisal,

1981: 44-48) dapat dirinci sebagai berikut:

Untuk butir soal positif:

a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 5

b. Pilihan jawaban (b) sering, mempunyai skor 4

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang, mempunyai skor 3

d. Pilihan jawaban (d) pernah, mempunyai skor 2

e. Pilihan jawaban (e) tidak pernah, mempunyai skor 1

Untuk butir soal negatif:

a. Pilihan jawaban (a) selalu, mempunyai skor 1

b. Pilihan jawaban (b) sering, mempunyai skor 2

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang, mempunyai skor 3

d. Pilihan jawaban (d) pernah, mempunyai skor 4

e. Pilihan jawaban (e) tidak pernah, mempunyai skor 5

Total skor maksimal= 100

Kategori Penilaian:

a. Skor > 85 = sangat baik

b. Skor 75-90 = baik

c. Skor 60-75 = cukup

d. Skor 50-60 = kurang

e. Skor < 50 = sangat kurang

3. Tes

Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilaksanakan dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilakukan tindakan sehingga

peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki

proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus dan

evaluasi dilakukan diakhir siklus pertama agar dapat digunakan sebagai

pertimbangan pelaksanaan siklus selanjutnya.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

43

Dalam pengumpulan data melalui tes ini, peneliti menggunakan pedoman

nilai KKM di SD Negeri 3 Ngraji yaitu nilai ≤ 65 termasuk di bawah KKM/dapat

dikatakan belum tuntas dan nilai > 65 termasuk di atas KKM/dapat dikatakan

tuntas. Tes diberikan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Ngarji yang meliputi tes

pemahaman siswa tentang materi pesawat sederhana. Tes dilakukan di ruang kelas

V SD Negeri 3 Ngraji.

4. Dokumentasi

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan

sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

Digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa kelas V, data nilai siswa

kelas V, dan sejarah perkembangan SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan.

Selain itu, saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang

berupa foto dan video.

F. Teknik Analisis Data

Dalam proses analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh

peneliti. Tiga komponen tersebut adalah (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan

(3) penarikan simpulan (verifikasi) dan refleksi.

1. Reduksi Data

H. B. Sutopo menjelaskan reduksi data merupakan proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam reduksi

data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam bentuk data,

dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari

polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis,

ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan

dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data

yang diperoleh bila diperlukan (H. B. Sutopo, 2002: 91).

Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Ngraji,

peneliti memperoleh beberapa data berupa nilai tes IPA siswa kelas V, skor

angket aktivitas, observasi kegiatan guru, observasi aktivitas siswa, dan nilai hasil

percobaan siswa dalam kelompok. Semua data tersebut digunakan dalam hasil

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

44

penelitian, tetapi data yang berasal dari nilai hasil percobaan dalam kelompok

tidak diolah dan tidak disajikan dalam penyusunan laporan.

2. Penyajian Data

Menurut H. B. Sutopo, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi

informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian

dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan

dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk

melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis

dalam paparan data (H.B. Sutopo, 2002: 92).

Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Ngraji, data

yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes IPA siswa kelas V, skor

angket aktivitas, observasi kegiatan guru, dan observasi aktivitas siswa.

3. Penarikan simpulan atau verifikasi, dan refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang

terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan.

Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara

bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I,

dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai

dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik simpulan

yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.

Menurut H. B. Sutopo proses analisis tersebut dapat ditunjukkan pada

Gambar 13:

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

45

Gambar 13. Model Analisis Interaktif (H. B. Sutopo, 2002: 96)

G. Uji Validitas Data

Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan dua macam yaitu:

1. Triangulasi Data

Membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Informasi

dari narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber

lainnya. Dalam melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Ngraji, peneliti

melakukan pendekatan dengan guru kelas V dan siswa kelas V untuk memperoleh

informasi yang diperlukan dalam penelitian. Data yang diperlukan dalam

penelitian yaitu data aktivitas belajar IPA siswa yang berasal dari skor angket

aktivitas siswa dan hasil observasi aktivitas siswa. Sedangkan nilai hasil belajar

IPA siswa berasal dari tes yang dilakukan pada pembelajaran IPA materi pesawat

sederhana.

2. Triangulasi Metode

Mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya angket dan observasi.

Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini diusahakan mengarah

pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Dalam

melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Ngraji, peneliti menggunakan

angket aktivitas dan observasi aktivitas untuk mengetahui peningkatan aktivitas

siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji.

pengumpulan

data

sajian data reduksi data

penarikan

simpulan/verifikasi

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

46

H. Indikator Ketercapaian

Penelitian ini dikatakan berhasil jika penggunaan pendekatan STM dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji yang

meliputi Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities,

Drawing activities, Motor activities, Mental activities, dan Emosional activities

hingga mencapai 70 % pada siklus I, dan akhirnya mencapai 75 % pada siklus II.

Lembar observasi aktivitas belajar IPA siswa dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa

No Komponen Aktivitas Siswa Skor Rata-

rata Keterangan

1

Visual activities

a. Membaca

b. Memperhatikan gambar

c. Demonstrasi

d. Percobaan

Kriteria Penyekoran:

a. Skor 10: Jika tidak ada siswa

yang melaksanakan indikator

b. Skor 20: Jika 1-5 siswa

melaksanakan indikator

c. Skor 30: Jika 6-10 siswa

melaksanakan indikator

d. Skor 40: Jika 11-15 siswa

melaksanakan indikator

e. Skor 50: Jika 16-20 siswa

melaksanakan indikator

f. Skor 60: Jika 21-25 siswa

melaksanakan indikator

g. Skor 70: Jika 26-30 siswa

melaksanakan indikator

h. Skor 80: Jika 31-35 siswa

melaksanakan indikator

i. Skor 90: Jika 36-40 siswa

melaksanakan indikator

j. Skor 100: Jika 41-43 siswa

melaksanakan indikator

Kategori Skor:

≤60 :(Kurang Sekali)

61-70 :(Kurang )

71-80 :(Sedang)

81-90 :(Baik)

91-100 :(Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich dalam

Sardiman A. M., 2000: 101)

2 Oral activities

a. Menyatakan

b. Merumuskan

c. Bertanya

d. Mengeluarkan pendapat

e. Diskusi

3 Listening activities

a. Mendengarkan uraian

b. Percakapan

4 Writing activities

a. Menulis laporan

b. Menyalin dan mencatat

materi penting

5 Drawing activities

a. Menggambar

b. Membuat tabel/grafik

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

47

6 Motor activities

a. Melakukan percobaan

b. Membuat konstruksi model

7 Mental activities

a. Menanggapi

b. Mengingat

c. Memecahkan soal

d. Menganalisis

e. Melihat hubungan

8 Emosional activities

a. Menaruh minat

b. Gembira

c. Berani

d. Tenang

Jumlah

Rata-rata

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Pengenalan Masalah

a. Mengidentifikasi masalah aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3

Ngraji. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi dan pendekatan

terhadap siswa serta guru berkaitan dengan aktivitas belajar IPA siswa.

Berdasarkan observasi dan pendekatan itu peneliti melakukan pengamatan

untuk mengetahui permasalahan yang sedang terjadi pada aktivitas belajar

IPA siswa sebelum tindakan dilakukan.

b. Menganalisis masalah secara mendalam yang berkaitan dengan aktivitas

belajar siswa yang berpedoman pada teori yang relevan.

2. Tahap Persiapan Tindakan

a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan pertama.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

48

b. Penyusunan rencana pembelajaran menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (lampiran 9).

c. Penyusunan evaluasi berupa instrumen angket (lampiran 2, 3, 4, dan 5),

lembar observasi aktivitas belajar IPA siswa dan tes/evaluasi.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini rencana tindakan disusun dalam dua siklus, setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Peneliti melakukan hipotesis tindakan yaitu untuk meningkatkan aktivitas

belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat (STM). Tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus.

Kedua siklus tersebut dapat dirinci menjadi:

a. Siklus I

1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus 1

Skenario pembelajarannya meliputi:

Pertemuan I

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara tanya jawab tentang alat yang dapat

membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari (Tahap

pertama STM: pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu tentang pesawat sederhana dengan memberikan contoh

dari lingkungan sekitar anak.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan peta konsep pesawat sederhana.

(2) Siswa berdiskusi tentang macam-macam pesawat sederhana.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

49

(3) Guru memberikan contoh tuas kepada siswa dan menunjukkan

contoh nyata tuas yang merupakan penerapan STM.

(4) Melalui percobaan, guru mengajak siswa mengenal tuas dan

macam-macam tuas serta cara penggunaan tuas yang merupakan

penerapan STM (Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

(5) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

(6) Guru meminta setiap kelompok presentasi hasil pengamatan

percobaan.

(7) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang penggolongan

tuas dan bagian dari tuas.

(8) Guru tanya jawab dengan siswa tentang tujuan penggunaan

pesawat sederhana.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegunaan pesawat

sederhana, macam-macam pesawat sederhana, dan penggunaan

tuas (Tahap keempat STM: pemantapan konsep).

(2) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai tuas (Tahap pertama STM:

pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu bidang miring dan katrol dengan memberikan contoh dari

lingkungan sekitar anak yang merupakan penerapan STM

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

50

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan pengertian bidang miring dan katrol.

(2) Siswa melakukan percobaan mengenai bidang miring secara

nyata yang meupakan penerapan STM (Tahap kedua STM:

pengembangan konsep).

(3) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

(4) Guru meminta setiap kelompok presentasi hasil pengamatan

percobaan.

(5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang keuntungan

menggunakan bidang miring dan contoh bidang miring.

(6) Siswa dan guru tanya jawab tentang contoh bidang miring.

(7) Siswa dan guru tanya jawab tentang jenis katrol berdasarkan

kedudukannya

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan keuntungan bidang miring,

contoh bidang miring dan penggunaan bidang miring (Tahap

keempat STM: pemantapan konsep).

(2) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

Pertemuan III

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai tuas, bidang miring, dan katrol

(Tahap pertama STM: pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu roda dengan memberikan contoh dari lingkungan sekitar

anak yang merupakan penerapan STM.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

51

b) Kegiatan Inti.

(1) Guru mengulang pengertian roda.

(2) Siswa melakukan percobaan mengenai roda berporos dalam

bentuk mini yang merupakan penerapan STM (Tahap kedua

STM: pengembangan konsep).

(3) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

(4) Guru meminta setiap kelompok menyampaikan hasil

pengamatan percobaan.

(5) Siswa dan guru tanya jawab tentang penggunaan roda.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi roda dan pesawat

sederhana (Tahap keempat STM: pemantapan konsep).

(2) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

(3) Guru membagikan lembar angket aktivitas belajar siswa dan

guru mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa.

(4) Guru melakukan refleksi pada siswa bahwa pembelajaran IPA

dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat membuat siswa

lebih mudah memahami materi dan dapat meningkatkan

aktivitas siswa.

2) Melaksanakan perencanaan siklus 1

Guru menerapkan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan pada pembelajaran pesawat sederhana. Siklus 1

dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada tahap ini juga

dilaksanakan kegiatan observasi terhadap dampak dan tindakan yang

telah dilakukan.

3) Melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 1

Guru dan peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

52

direncanakan. Pengamatan tertuju pada aktivitas siswa selama proses

pembelajaran, kegiatan guru saat mengajar, dan skenario pembelajaran

yang diterapkan untuk memperoleh data mengenai kekurangan dan

kelebihan skenario yang diterapkan.

4) Membuat refleksi pada siklus 1

Dilakukan analisis dan refleksi serta interpretasi oleh peneliti

dan guru dari hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan.

Apabila terdapat kekurangan maka dilakukan perbaikan dan apabila

terdapat tujuan yang sudah tercapai maka dilakukan peningkatan lagi.

b. Siklus II

Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti siklus I tetapi

didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus

I (refleksi). Sehingga kelemahan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.

1) Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

a) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

b) Menentukan pokok bahasan yang kurang dimengerti siswa.

c) Penyusunan rencana pembelajaran menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat pada siklus II (lampiran 16).

d) Penyusunan evaluasi berupa instrumen angket (lampiran 2, 3, 4, dan 5),

lembar observasi aktivitas belajar IPA siswa dan tes/evaluasi.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Memperbaiki tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode STM.

c) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan pendekatan STM.

d) Memantau perkembangan aktivitas belajar IPA siswa.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

53

Pertemuan I

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara tanya jawab mengenai pesawat sederhana

yang telah dipelajari (Tahap pertama STM: pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu tentang pesawat sederhana dengan memberikan contoh

dari lingkungan sekitar anak yang merupakan penerapan STM.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru mengulang peta konsep pesawat sederhana.

(2) Guru mengulang tujuan penggunaan pesawat sederhana.

(3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai macam-

macam pesawat sederhana

(4) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai contoh

tuas.

(5) Siswa melakukan percobaan mengklasifikasikan contoh tuas

secara nyata berdasarkan golongan tuas yang merupakan

penerapan STM (Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

(6) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

(7) Guru meminta setiap kelompok presentasi hasil pengamatan

percobaan.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegunaan pesawat

sederhana, macam-macam pesawat sederhana dan penggunaan

tuas (Tahap keempat STM: pemantapan konsep).

(2) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

54

Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai tuas (Tahap pertama STM:

pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu mengulang bidang miring dan katrol dengan memberikan

contoh dari lingkungan sekitar anak yang merupakan penerapan

STM.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pengertian

bidang miring dan katrol.

(2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai

keuntungan menggunakan bidang miring dan contoh bidang

miring.

(3) Siswa melakukan percobaan mengenai bidang miring dengan

berbagai kemiringan secara nyata yang merupakan penerapan

STM (Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

(4) Siswa melakukan percobaan mengenai katrol campuran yang

merupakan penerapan STM (Tahap kedua STM: pengembangan

konsep).

(5) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

(6) Guru meminta setiap kelompok menyampaikan hasil

pengamatan percobaan.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

55

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan keuntungan bidang miring,

contoh bidang miring, dan penggunaan bidang miring (Tahap

keempat STM: pemantapan konsep).

(2) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

Pertemuan III

a) Kegiatan Awal

(1) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengulang materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai tuas, bidang miring, dan katrol

(Tahap pertama STM: pendahuluan).

(2) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu roda dengan memberikan contoh dari lingkungan sekitar

anak yang merupakan penerapan STM.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara sekilas pada

siswa.

b) Kegiatan Inti.

(1) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pengertian

roda berporos.

(2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai macam-

macam roda.

(3) Siswa melakukan percobaan mengenai roda pada mobil-mobilan

yang merupakan penerapan STM sesuai dengan kehidupan nyata

(Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

(4) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan membuat

kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM: analisis

konsep).

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru membagikan lembar angket aktivitas belajar siswa dan

guru mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

56

(2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi roda dan pesawat

sederhana secara umum (Tahap keempat STM: pemantapan

konsep).

(3) Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM: penilaian).

(4) Guru melakukan refleksi pada siswa bahwa pembelajaran IPA

dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat membuat siswa

lebih mudah memahami materi dan dapat meningkatkan

aktivitas siswa.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas siswa dan kegiatan guru). Observasi diarahkan pada poin-poin

dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh

data yang akurat, peneliti juga menggunakan angket untuk siswa mengenai

poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk

mendapatkan data yang lebih lengkap.

4) Tahap Refleksi

Hasil observasi yang telah diinterpretasikan dianalisis, direfleksi, dan

dievaluasi.

5. Tahap Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus

I dan siklus II. Peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa saat

pembelajaran menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah semua kegiatan penelitian selesai, tahap terakhir yang dilakukan

peneliti adalah menyusun laporan. Laporan tersebut merupakan uraian tentang

semua kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses penelitian, meliputi kondisi

awal, pelaksanaan tindakan siklus I, dan siklus II.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Tinjauan Historis SD Negeri 3 Ngraji

SD Negeri 3 Ngraji Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan

Propinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 1976 dan mempunyai Nomor Statistik

Sekolah (NSS) 101031513046. Saat ini SD Negeri 3 Ngraji merupakan salah satu

SD di Dabin VI Kementerian Pendidikan Cabang Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan.

Sejak awal berdirinya SD ini yakni tahun 1955 sampai sekarang telah

mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala yang menjabat saat ini

adalah Ibu Sriyati, S. Pd. SD. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui

prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada. SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi Grobogan telah terakreditasi dengan nilai B. Hal ini mendorong pihak

sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran yang telah diharapkan.

2. Tinjauan Geografis SD Negeri 3 Ngraji

Secara geografis, letak SD Negeri 3 Ngraji berada di Dukuh Ngablak

Desa Ngraji Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Letaknya sangat

strategis, yaitu jalan Kuwu Raya tepatnya di perempatan jalan masuk Dukuh

Ngablak Desa Ngraji, kurang lebih tujuh kilometer dari pusat kota kecamatan dan

kabupaten, sehingga transportasinya sangat mudah. Lokasinya sangat strategis

sehingga memberikan banyak keuntungan bagi SD ini, diantaranya adalah

memberikan kemudahan bagi sekolah dalam melaksanakan tugas kedinasan dan

tersedia berbagai sumber belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk

proses pembelajaran sehingga menarik minat siswa untuk belajar. Lokasi

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 14:

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

58

Gambar 14. Lokasi Penelitian SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan

3. Keadaan Personil SD Negeri 3 Ngraji

SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan pada Tahun Ajaran 2009/2010

dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 5 guru yang telah berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang tenaga pengajar yang masih Wiyata

Bakti. Semua personel telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik

sesuai dengan tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai, maka

proses belajar mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran

proses pembelajaran tersebut seharusnya para siswa SD Negeri 3 Ngraji dapat

meraih prestasi yang cukup, baik secara akademik maupun non akademik. Bukan

hanya guru dan Kepala Sekolah yang bertanggungjawab dalam membimbing

siswa, namun peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah

diwujudkan di SD Negeri 3 Ngraji dalam Komite Sekolah. Keberhasilan

pendidikan siswa merupakan tanggungjawab bersama sehingga harus ada

kerjasama yang baik dari semua pihak. Personel guru dan karyawan SD Negeri 3

Ngraji dapat ditunjukkan pada Tabel 2:

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

59

Tabel 2. Daftar Guru dan Karyawan SD Negeri 3 Ngraji

No Nama Jabatan

1. Sriyati, S. Pd. SD Kepala Sekolah

2. Nur Badriyah, S. Pd Guru Kelas I

3. Kartika Dwi J, A. Ma. Pd Guru Kelas II

4. Ahmad Tohir, A. Ma. Pd Guru Kelas III

5. Supar, A. Ma. Pd Guru Kelas IV

6. FR. Evyani, S. Pd Guru Kelas V, dan G. B. Inggris

7. M. Tasim, A. Ma. Pd Guru Kelas VI

8. Yusmini Guru Agama Islam

9. Indri W. Guru Olahraga

10. Harjoko Penjaga Sekolah

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 3 Ngraji

Bangunan gedung SD Negeri 3 Ngraji berdiri di atas tanah seluas 1200

meter persegi, dan luas bangunan 625 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 6

ruang kelas, 1 ruang guru dan Kepala Sekolah, 1 gudang, 2 rumah dinas, 1 kantin

sekolah, UKS, perpustakaan, dan 4 kamar mandi. Penjaga sekolah tinggal di

rumah dinas SD Negeri 3 Ngraji, tepatnya di sebelah timur ruang kelas III

sehingga keamanan dan kebersihan SD terjaga dengan baik. Sedangkan rumah

dinas yang satu lagi, terletak di tepi jalan raya dan ditinggali oleh guru kelas IV.

Selain mempunyai beberapa ruangan, SD Negeri 3 Ngraji juga mempunyai

halaman yang cukup luas yang biasanya digunakan untuk pembelajaran olahraga,

upacara dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta

tempat bermain bagi para siswa ketika jam istirahat. Taman sekolah juga tertata

secara rapi sehingga memberikan suasana nyaman bagi para siswa dalam

mengikuti pembelajaran ketika di luar ruangan.

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

60

B. Deskripsi Awal Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan survei

awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan

menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah mengenai aktivitas belajar

IPA siswa dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut khususnya di kelas V.

Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan guru kelas V dan mengamati

keadaan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mendapatkan

bahwa pembelajaran IPA masih dirasa sulit oleh siswa. Hal ini menyebabkan

aktivitas belajar siswa menjadi kurang dan nilai pelajaran IPA masih belum

memuaskan.

Dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 43, baru 14 siswa atau

sekitar 32,56 % siswa yang nilainya lebih dari 65 (di atas KKM). Rendahnya nilai

siswa khususnya pada materi pesawat sederhana menunjukkan ada kelemahan

yang dihadapi siswa dalam belajar IPA. Selain itu, berdasarkan angket yang

peneliti berikan kepada siswa terlihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti

pelajaran IPA masih kurang. Siswa cenderung diam, dan kurang tertarik dengan

pelajaran.

Agar lebih jelas maka kondisi awal hasil belajar IPA dapat dilihat dari

Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

No Skor Frekuensi Xi FiXi Prosentase

(%) Keterangan

1 51-60 15 55,5 832,5 34,88 ≤ 60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100 :Baik Sekali

2 61-70 18 65,5 1179 41,86

3 71-80 9 75,5 679,5 20,93

4 81-90 1 85,5 85,5 2,33

5 91-100 0 95,5 0 0

Jumlah 43 2776,5 100

Rata-rata 64,57 (Kurang)

Nilai pada Tabel 3 diolah dari daftar nilai angket pada lampiran 7. Dari

Tabel 3 tersebut, skor aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji

sebelum diadakan tindakan melalui penerapan pendekatan STM dapat disajikan

dalam bentuk Grafik 1:

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

61

Grafik 1. Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

Berdasarkan data pada Tabel 3 dan Grafik 1, dapat terlihat bahwa

aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji tergolong kurang sekali.

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, rata-rata aktivitas belajar IPA siswa hanya 64,57

atau dalam kategori kurang. Selain itu, hanya 9 siswa yang mempunyai aktivitas

sedang dan 1 siswa yang aktivitasnya baik. Sedangkan sisanya yaitu 33 siswa

mempunyai kategori aktivitas yang kurang bahkan kurang sekali. Fakta tersebut

menunjukkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji masih kurang sekali.

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

No Indikator Skor Kategori Keterangan

1 Visual Activities 75 Sedang ≤ 60 (Kurang Sekali)

61-70 (Kurang)

71-80 (Sedang)

81-90 (Baik)

91-100 (Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich

dalam Sardiman A. M,

2000: 101)

2 Oral Activities 50 Kurang Sekali

3 Listening Activities 65 Kurang

4 Writing Activities 65 Kurang

5 Drawing Activities 50 Kurang Sekali

6 Motor Activities 50 Kurang Sekali

7 Mental Activities 50 Kurang Sekali

8 Emotional Activities 50 Kurang Sekali

Jumlah 455

Rata-rata 56,88 Kurang Sekali

Hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa ini diperoleh dari lembar

observasi pada lampiran 6. Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat terlihat bahwa

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

62

rata-rata aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada mata pelajaran

IPA yaitu 56,88 atau tergolong kurang sekali.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) Fixi

Prosentase

(%) Keterangan

1 38-44 1 41 41 2,33 Di bawah KKM

2 45-51 4 48 192 9,3 Di bawah KKM

3 52-58 7 55 385 16,28 Di bawah KKM

4 59-65 17 62 1054 39,53 Di bawah KKM

5 66-72 11 69 759 25,58 Di atas KKM

6 73-79 3 76 228 6,98 Di atas KKM

7 80-86 0 83 0 0 Di atas KKM

8 87-93 0 90 0 0 Di atas KKM

9 94-100 0 97 0 0 Di atas KKM

Jumlah 43 2659 100

Nilai rata-rata = 2659 : 43 = 61,84

Ketuntasan klasikal = 14 : 43 X 100 % = 32,56 %

Data pada tabel 5 diperoleh dari data pada lampiran 7. Dari Tabel 5, nilai

IPA pada siswa kelas V SD Nageri 3 Ngraji sebelum diadakan tindakan melalui

penerapan pendekatan STM dapat disajikan dalam bentuk Grafik 2:

Grafik 2. Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada

Kondisi Awal Sebelum Tindakan

Berdasarkan Tabel 5 dan Grafik 2, nilai hasil belajar IPA di atas

menunjukkan dari 43 siswa hanya 14 siswa atau 32,56 % yang mencapai

ketuntasan belajar (KKM > 65). Sedangkan siswanya yaitu 29 siswa atau 67,44 %

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

63

belum mencapai ketuntasan belajar (dibawah KKM ≤ 65) dan rata-rata yang

diperoleh hanya 61,84.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa dan nilai IPA khususnya pada materi

pesawat sederhana dengan mengadakan penelitian di kelas V yang menerapkan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa yang masih rendah sehingga hasil pembelajarannya pun

lebih memuaskan.

C. Deskripsi Tindakan Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali petemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 × 35 menit). Siklus I dilaksananakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal 24 April 2010, 27 April 2010 dan 30 April

2010. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai

berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, diketahui ada permasalahan

yang menyebabkan sebagian siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan

belajar (KKM > 65), permasalahan tersebut adalah aktivitas belajar siswa dan

nilai IPA siswa yang masih rendah. Bertolak dari hasil analisis itulah, peneliti

menarik kesimpulan bahwa tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Tahap pertama dari siklus I adalah tahap perencanaan

tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi

terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan

metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Peneliti juga mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing siswa

khususnya nilai IPA.

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

64

Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap pembelajaran serta

hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan

tersebut menunjukkan bahwa dari 43 siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji, hanya 14

siswa atau 32,56 % yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 65 ke atas).

Sedangkan sebanyak yaitu 29 siswa atau 67,44 % belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM > 65). Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan

konsultasi dengan guru kelas mengenai alternatif yang dapat digunakan untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan

perolehan nilai IPA di kelas V SD Negeri 3 Ngraji. Akhirnya, alternatif

pemecahan masalah yang digunakan yaitu pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat.

Langkah yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Memilih SK, KD, dan indikator.

2) Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas (lampiran 9).

3) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan.

4) Mempersiapkan LKS, dan evaluasi pembelajaran.

5) Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa (lampiran

2, 3, 4, dan 5).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam

tiga kali pertemuan yaitu Sabtu, 24 April 2010, Selasa, 27 April 2010 dan Jumat,

30 April 2010 di ruang kelas V SD Negeri 3 Ngraji. Pertemuan pertama, kedua,

dan ketiga selama 2 x 45 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai

praktikan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer. Dalam pembelajaran

guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Sabtu, tanggal 24 April 2010

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah pesawat sederhana secara umum,

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

65

dan tuas. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada pertemuan pertama

dalam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan

mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi

kehadiran siswa, pada hari tersebut tidak ada siswa yang absen. Guru meminta

siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya.

Selanjutnya, guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab tentang alat-alat yang

dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Guru bertanya “Siapa

yang pernah bermain jungkat-jungkit?”, “Bagaimana rasanya?”, “Alat apa lagi

yang kalian ketahui selain jungkat-jungkit?”. Kegiatan dilanjutkan dengan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi berbagai jenis

pesawat sederhana. Supaya lebih bersemangat guru memberi motivasi kepada

siswa dan mengajak siswa tepuk “Semangat”.

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru mengantarkan siswa pada

materi yang akan dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana dengan

memberikan contoh di sekitar anak. Kemudian guru melakukan tanya jawab

tentang jenis-jenis pesawat sederhana. Jenis pertama yang akan dipelajari hari

ini adalah tuas atau pengungkit. Setelah itu, guru membagikan alat dan bahan

percobaan tuas yaitu pembuka tutup botol dan teh botol yang merupakan

penerapan sains dan teknologi yang ada di masyarakat (STM). Guru meminta

siswa melakukan percobaan selama 15 menit yaitu membuka tutup botol

dengan dua cara yaitu dengan tangan/jari dan dengan pembuka tutup botol.

Dalam hal ini, siswa dituntut aktivitasnya dan kerjasama dalam kelompok.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

66

Gambar 15. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Membuka Tutup Botol

dengan Pengungkit pada Siklus I

Setelah melakukan percobaan, beberapa kelompok maju

menyampaikan hasil percobaan, sedangkan kelompok lain memperhatikan.

Guru memberikan “Smile” kepada kelompok yang berhasil melakukan

percobaan dengan benar. Guru memberikan tambahan materi mengenai

pembagian jenis tuas bahwa tuas ada 3 yaitu golongan pertama, kedua dan

ketiga. Perbedaan di antara ketiganya terdapat pada letak titik beban, titik

kuasa, dan titik tumpu.

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan

pembelajaran yang terjadi dan guru melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut

guru memberikan pesan supaya rajin belajar.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 27 April 2010 pada

jam pelajaran keempat dan kelima yaitu pada pukul 09.00-10.10 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu katrol dan bidang miring.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan

pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

67

guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan

apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang

lalu. Guru bertanya tentang “Siapa yang pernah menimba di sumur dengan

kerekan?”, “Bagaimana jika dibandingkan dengan menimba tanpa kerekan?”.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu identifikasi jenis-

jenis pesawat sederhana dan demonstrasi cara penggunaannya. Guru memberi

motivasi agar siswa selalu rajin belajar dan mengajak siswa menyanyi

“Balonku” supaya perhatian siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan 2 macam alat dan

bahan percobaan. Dua percobaan tersebut adalah katrol dan bidang miring.

Pada percobaan katrol siswa melakukan percobaan tentang katrol bebas dan

katrol tetap. Alat dan bahan percobaan katrol yang dibagi untuk setiap

kelompok adalah 2 buah katrol, 2 buah tali, beban, dan neraca pegas.

Sedangkan untuk percobaan bidang miring, siswa melakukan percobaan

pengaruh perbedaan kemiringan bidang terhadap gaya yang dibutuhkan. Alat

dan bahan bidang miring yaitu troli, tali, neraca pegas, dan papan yang dibawa

oleh siswa dari rumah. Kesemua alat ini merupakan penerapan sains dan

teknologi yang ada di masyarakat (STM).

Setelah itu, siswa berdiskusi dan melakukan percobaan selama 20

menit. Percobaan yang dilakukan adalah membuat rangkaian katrol bebas dan

tetap. Kemudian percobaan yang kedua adalah membuat bidang miring dengan

berbagai tingkat kemiringan. Dalam kegiatan ini, siswa dituntut aktivitasnya

dan kerjasama antar anggota kelompok.

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

68

Gambar 16. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Katrol Tetap dan Katrol

Bebas pada Siklus I

Gambar 17. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Bidang Miring pada Siklus I

Selesai melakukan percobaan, beberapa kelompok maju

mendemonstrasikan hasil percobaannya. Guru memberikan “Smile” kepada

kelompok yang berhasil melakukan percobaan dengan benar. Guru

memberikan tambahan materi mengenai pembagian katrol ada 2 yaitu

berdasarkan kedudukan dan jumlahnya. Katrol berdasarkan kedudukan ada 2

yaitu katrol tetap dan bebas. Sedangkan berdasarkan jumlahnya, katrol ada 3

yaitu katrol tunggal, ganda, dan majemuk.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

69

Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan

guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang terjadi. Guru

melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan

mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam

belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 April 2010 pada

jam pelajaran keempat dan kelima yaitu pada pukul 09.00-10.10 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu roda.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

ketiga yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan

guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan

apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang

lalu. Guru bertanya tentang “Siapa yang pernah bermain mobil-mobilan?”,

“Bagaimana laju mobil?”, “Apakah lancar?”. Kemudian guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu identifikasi jenis-jenis pesawat sederhana dan

demonstrasi cara penggunaannya. Guru memberi motivasi agar siswa selalu

rajin belajar dan mengajak siswa menyanyi “Balonku” supaya perhatian siswa

menjadi lebih fokus dalam pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan

percobaan roda. Alat dan bahan percobaan roda yang dibagi untuk setiap

kelompok adalah balok troli, roda, as roda, dan roda dari kardus yang

lubangnya tidak pada porosnya. Semua alat ini merupakan penerapan sains dan

teknologi yang ada di masyarakat (STM). Setelah itu, siswa berdiskusi dan

melakukan percobaan membuat troli dengan roda pada porosnya dan roda tidak

pada porosnya selama 10 menit. Dalam kegiatan ini, siswa dituntut aktivitasnya

dan kerjasama antar anggota. Selesai melakukan percobaan, beberapa

kelompok maju mendemonstrasikan hasil percobaannya. Guru memberikan

“Smile” kepada kelompok yang berhasil melakukan percobaan dengan benar.

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

70

Guru memberikan tambahan materi mengenai roda pada porosnya. Maksudnya,

jenis pesawat sederhana yang berbentuk bulat dan lubang rodanya terletak di

tengah/pada porosnya.

Gambar 18. Foto aktivitas Siswa Saat Percobaan Pembuatan Roda pada

Porosnya dan Tidak pada Porosnya di Siklus I

Guru melakukan evaluasi pembelajaran pesawat sederhana dengan

membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu selama

20 menit untuk mengerjakan. Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan hasil

pekerjaan siswa, dan guru memberikan angket untuk diisi oleh siswa serta guru

mengisi lembar observasi berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran

pada siklus I. Guru melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut

dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas

dalam belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran IPA dengan menggunakan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Pertemuan pertama berlangsung pada

hari Sabtu, 25 April 2010 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada jam pelajaran pertama

dan kedua. Pertemuan kedua berlangsung pada hari Selasa, 27 April 2010 pukul

09.00-10.10 WIB. Pada jam pelajaran keempat dan kelima. Sedangklan pertemuan

ketiga, pada hari Jumat 30 April 2010 pukul 09.00-10.10 pada jam pelajaran

keempat dan kelima. Peneliti dan observer bekerja sama melakukan observasi

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

71

terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Mayarakat. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan

guru kelas dalam melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi dan foto selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan pada situasi pelaksanaan

pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

Pada pertemuan pertama, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa

siswa yang masih di luar kelas meskipun jam pelajaran sudah mulai. Pada saat

percobaan melalui penerapan pendekatan STM berlangsung, pembagian tugas

masih kurang, ada siswa yang melakukan percobaan, siswa yang mengamati

percobaan, tapi belum ada siswa yang menulis hasilnya, masih ada beberapa

anggota yang sibuk sendiri. Hal ini dicermati oleh guru, sehingga guru

memberikan pengumuman bahwa hasil percobaannya ditulis dan perlunya

kerjasma antar kelompok. Pada saat guru meminta beberapa kelompok

menyampaikan hasil diskusinya di depan, siswa masih cenderung malu sehingga

guru perlu menunjuk kelompok yang akan maju. Kemudian saat kelompok

pertama menyampaikan hasil diskusi, tampak beberapa anggota kelompok yang

lain tidak memperhatikan. Mereka malah asyik berbicara sendiri. Hal ini

menyebabkan suasana kelas menjadi gaduh. Melihat hal tersebut, guru memberi

tahu siswa tentang pentingnya pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat.

Pada pertemuan kedua ini, suasana kelas belum tertib karena ada

beberapa siswa yang masih di luar kelas meskipun jam istirahat sudah selesai.

Guru meminta siswa tersebut segera masuk kelas. Saat guru memulai pelajaran

dengan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang telah lalu, beberapa

siswa tunjuk jari menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini membuktikan bahwa

siswa masih ingat dengan pembelajaran sebelumnya. Pada saat percobaan melalui

penerapan pendekatan STM berlangsung, aktivitas siswa meningkat dari

sebelumnya, pembagian tugas oleh ketua kelompok sudah mulai terlihat, ada

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

72

siswa yang melakukan percobaan, siswa yang mengamati percobaan, dan ada

siswa yang menulis hasilnya. Walaupun masih ada pula beberapa anggota yang

sibuk sendiri. Kemudian, saat guru meminta beberapa kelompok menyampaikan

hasil diskusinya di depan, beberapa kelompok sudah mulai bersemangat maju

menyampaikan hasil percobaan. Sedangkan kelompok yang lain lebih

memperhatikan, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih bingung dengan

apa yang disampaikan sehingga guru meminta siswa yang lain memperhatikan.

Pada pertemuan ketiga, suasana kelas sudah lebih tertib karena semua

siswa sudah masuk ke dalam kelas. Saat guru memulai pelajaran dengan tanya

jawab tentang pembelajaran yang telah lalu dan aktivitas siswa sudah terlihat

dengan berebut menjawab pertanyaan guru dengan tunjuk jari. Hal ini

membuktikan bahwa siswa masih ingat dengan pembelajaran sebelumnya dan

aktivitas mereka pun sudah lebih baik Pada saat percobaan melalui penerapan

pendekatan STM berlangsung, aktivitas siswa meningkat dari sebelumnya,

pembagian tugas oleh ketua kelompok lebih jelas, ada siswa yang melakukan

percobaan, siswa yang mengamati percobaan dan ada siswa yang menulis hasilnya

serta menggambar alat percobaan. Langkah berikutnya, guru meminta beberapa

kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan. Beberapa kelompok sudah

mulai bersemangat maju menyampaikan hasil percobaan seperti pertemuan

sebelumnya. Sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, walaupun masih ada

juga beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan ramai sendiri. Pada akhir

kegiatan, siswa mengerjakan tes dalam waktu 15 menit. Pada saat mengerjakan

tes, terlihat siswa masih bingung dan melihat pekerjaan temannya. Melihat

keadaan itu, guru menegur siswa yang bersangkutan dan memberi nasehat

perlunya belajar sebelum pelajaran. Sebelum menutup pelajaran, guru

membagikan angket dan guru mengisi lembar observasi pada siklus II.

Berdasarkan angket aktivitas belajar siswa dan hasil tes pada siklus I,

didapatkan data yang dapat dilihat pada Tabel 6:

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

73

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus I

N

o Skor

Frekuensi

(Fi) Xi FiXi

Prosentase

(%) Keterangan

1 51-60 5 55,5 277,5 11,63 ≤ 60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100 :Baik Sekali

2 61-70 18 65,5 1179 41,86

3 71-80 11 75,5 830,5 25,58

4 81-90 9 85,5 769,5 20,93

5 91-100 0 95,5 0 0

Jumlah 43 3056,5 100

Rata-rata 71,08 (Sedang)

Distribusi Frekuensi pada Tabel 6, diolah dari data nilai angket aktivitas

pada lampiran 11. Dari Tabel 6, skor aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD

Negeri 3 Ngraji sebelum diadakan tindakan melalui penerapan pendekatan STM

dapat disajikan dalam bentuk Grafik 3:

Grafik 3. Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

Setelah Siklus I

Berdasarkan Tabel 6 dan Grafik 3, terlihat adanya peningkatan aktivitas

belajar siswa. Rata-rata aktivitas IPA siswa sebelum siklus hanya 64,57 atau

kategori kurang kemudian meningkat menjadi 71,08 atau kategori sedang. Dari

yang semula hanya 10 siswa yang berkategori sedang dan baik menjadi 11 siswa

yang berkategori sedang dan 9 siswa yang berkategori baik. Peningkatan skor

angket aktivitas siswa tampak jelas pada Tabel 7:

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

74

Tabel 7. Tabel Perbandingan Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I

No Interval Nilai Jumlah Siswa

Keterangan Kondisi Awal Siklus I

1 51-60 15 5 ≤60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100 :Baik

Sekali

2 61-70 18 18

3 71-80 9 11

4 81-90 1 9

5 91-100 0 0

Jumlah 43 43

Rata-rata 64,57(Kurang) 71,08(Sedang)

Dari Tabel 7 dapat disajikan dalam Grafik 4 yaitu grafik perbandingan

skor angket aktivitas pada kondisi awal dengan siklus I:

Grafik 4. Grafik Perbandingan Skor Angket Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I

Berdasarkan Grafik 4, data yang diperoleh dari angket aktivitas, dapat

dilihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar IPA siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

75

Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

pada Siklus I

No Indikator Skor Kategori Keterangan

1 Visual Activities 85 Baik ≤ 60 (Kurang Sekali)

61-70 (Kurang)

71-80 (Sedang)

81-90 (Baik)

91-100 (Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich

dalam Sardiman A. M.,

2000: 101)

2 Oral Activities 65 Kurang

3 Listening Activities 75 Sedang

4 Writing Activities 75 Sedang

5 Drawing Activities 75 Sedang

6 Motor Activities 75 Sedang

7 Mental Activities 75 Sedang

8 Emotional Activities 65 Kurang

Jumlah 590

Rata-rata 73,75 Sedang

Hasil observasi aktivitas belajar ini, diperoleh dari mengolah lembar

observasi aktivitas belajar IPA siswa pada lampiran 10. Berdasarkan data pada

Tabel 8, terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3

Ngraji meningkat dari 56,88 atau tergolong kurang sekali menjadi 73,75 atau

tergolong sedang. Berdasarkan fakta dari angket dan observasi, terlihat bahwa

aktivitas belajar IPA siswa mengalami peningkatan yang baik dan sesuai dengan

target awal pada siklus I yaitu rata-rata 70.

Tabel 9. Tabel Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Siklus I

No Indikator Keadaan

Awal Siklus I Keterangan

1 Visual Activities 75 85 ≤ 60 (Kurang Sekali)

61-70 (Kurang)

71-80 (Sedang)

81-90 (Baik)

91-100 (Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich

dalam Sardiman A. M,

2000: 101)

2 Oral Activities 50 65

3 Listening Activities 65 75

4 Writing Activities 65 75

5 Drawing Activities 50 75

6 Motor Activities 50 75

7 Mental Activities 50 75

8 Emotional Activities 50 65

Jumlah 455 590

Rata-rata 56,88 73,75

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi

peningkatan aktivitas belajar dalam mengikuti pembelajaran IPA pada materi

pesawat sederhana yaitu dari rata-rata 56,88 atau kategori kurang sekali pada

kondisi awal menjadi 73,75 atau kategori sedang pada siklus I.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

76

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Siklus I

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) Fixi

Prosentase

(%) Keterangan

1 38-44 0 41 0 0 Di bawah KKM

2 45-51 2 48 96 4,65 Di bawah KKM

3 52-58 4 55 220 9,3 Di bawah KKM

4 59-65 6 62 372 13,95 Di bawah KKM

5 66-72 19 69 1311 44,19 Di atas KKM

6 73-79 9 76 684 20,93 Di atas KKM

7 80-86 3 83 249 6,98 Di atas KKM

8 87-93 0 90 0 0 Di atas KKM

9 94-100 0 97 0 0 Di atas KKM

Jumlah 43 2932 100 KKM = nilai >65)

Nilai rata-rata = 2932 : 43 = 68,19

Ketuntasan klasikal = 31 : 43 X 100 % = 72,09 %

Nilai pada Tabel 10 diolah dari nilai tes siklus I pada lampiran 11. Dari

Tabel 10, nilai pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Nageri 3 Ngraji setelah

diadakan tindakan siklus I melalui penerapan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat, dapat disajikan dalam bentuk Grafik 5:

Grafik 5. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada

Sikus I

Pada Tabel 10 dan Grafik 5 di atas, terlihat nilai rata-rata kelas adalah

68,19. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum tindakan, nilai rata-

rata kelas pada siklus I meningkat dari 61,84 menjadi 68,19. Jumlah siswa yang

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

77

memperoleh nilai di atas KKM (nilai > 65) juga mengalami peningkatan yaitu

dari 14 siswa atau 32,56 % menjadi 31 siswa atau 72,09 %.

Tabel 11. Tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I

No Interval Nilai Jumlah Siswa

Keterangan Kondisi Awal Siklus I

1 38-44 1 0 Di bawah KKM

2 45-51 4 2 Di bawah KKM

3 52-58 7 4 Di bawah KKM

4 59-65 17 6 Di bawah KKM

5 66-72 11 19 Di atas KKM

6 73-79 3 9 Di atas KKM

7 80-86 0 3 Di atas KKM

8 87-93 0 0 Di atas KKM

9 94-100 0 0 Di atas KKM

Jumlah 43 43 KKM (nilai >65)

Rata-rata 61,84 68,19

Data dari Tabel 11 dapat disajikan dalam Grafik 6 yaitu grafik

perbandingan nilai hasil tes pesawat sederhana siswa kelas V pada kondisi awal

dengan siklus I:

Grafik 6. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

78

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 tersebut, dapat dilihat dengan jelas

bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar yang pada akhirnya menyebabkan nilai

tes IPA siswa meningkat pula.

Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran IPA dengan

pendekatn Sains Teknologi Masyarakat pada siklus I berdasarkan lampiran 13

dapat ditunjukkan Tabel 12:

Tabel 12. Hasil Observasi Guru dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

STM pada Siklus I

No Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran Cukup

4. Kemampuan memberikan apersepsi Cukup

5. Kemampuan menyampaikan materi Baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan Baik

7. Kemampuan membimbing diskusi dan pelaksanaan

percobaan Baik

8. Perhatian guru terhadap siswa Baik

9. Kemampuan mengembangkan aplikasi Baik

10. Kemampuan menutup pelajaran Baik

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan hasil observasi guru pada

pembelajaran IPA dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada siklus I

adalah baik, tetapi kemampuan mengelola waktu pembelajaran dan memberikan

apersepsi masih dalam kriteria cukup.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I melalui pengamatan dan

penilaian hasil pemahaman materi pesawat sederhana melalui tes yang

dikumpulkan kemudian dianalisis. Hal ini digunakan sebagai langkah yang

dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan

selama proses pelaksanaan tindakan siklus I maka dapat dikatakan proses

pembelajaran telah menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas belajar siswa

maupun pada pencapaian hasil belajar IPA yang mengalami peningkatan.

Peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa pada siklus I ini

meliputi aspek: (1) memahami materi (2) mampu melakukan percobaan, dan (3)

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

79

mampu menjawab soal/pertanyaan. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan

belajar yaitu KKM (nilai > 65) meningkat dari 14 siswa menjadi 31 siswa.

Meskipun terjadi peningkatan dalam aktivitas belajar IPA siswa, akan

tetapi terdapat beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari

solusinya. Permasalahan tersebut antara lain: (1) keseriusan dalam aktivitas yang

dilakukan siswa masih kurang, hal ini bisa dilihat dari beberapa siswa yang ramai

sendiri, (2) pembagian tugas dalam kelompok yang masih kurang rapi, (3)

aktivitas siswa dalam kelompok masih kurang karena beberapa siswa yang sibuk

dengan kegiatannya sendiri, (4) pada saat kelompok melakukan presentasi,

kelompok lain ada yang ramai dan tidak memperhatikan.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi faktor penyebab dari

permasalahan tersebut, antara lain: (1) percobaan yang kurang menarik perhatian,

(2) pembagian tugas dalam kelompok yang kurang, (3) kesediaan bekerja sama

dalam anggota kelompok masih kurang, (4) penyampaian hasil diskusi oleh

kelompok lain kurang dapat menarik perhatian siswa.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) guru memberikan

percobaan yang lebih menarik lagi, (2) pembagian tugas kelompok ditentukan

dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua kelompok agar mau

bekerja sama dengan anggota lain sehingga hasil yang diperoleh pun lebih

maksimal, (4) sebaiknya guru meminta setiap kelompok yang lain untuk

memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi di depan kelas.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus I dikatakan berhasil. Namun, hasil yang diperoleh belum mencapai

hasil yang maksimal karena masih kurang dari indikator ketercapaian yang telah

ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan

dalam proses pembelajaran pada siklus I.

2. Tindakan Siklus II

Pada siklus I hasil pembelajaran IPA dengan indikator mengidentifikasi

berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol, dan

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

80

roda, menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang

miring, katrol, dan roda, mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat

sederhana, serta mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana belum

menunjukkan aktivitas belajar dan hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu,

kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada

siklus II dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses

pembelajaran pada siklus I sehingga tujuan meningkatkan aktivitas belajar IPA

siswa dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat

terwujud.

Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan selama tiga kali

pertemuan. Alokasi waktu yang digunakan tiap pertemuan yaitu dua jam pelajaran

(2 x 35 menit). Siklus II dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada tanggal 4

Mei 2010, 7 Mei 2010 dan 8 Mei 2010. Kegiatan dari siklus II ini adalah sebagai

berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pesawat sederhana di siklus II ini rencananya akan

dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan pada tindakan siklus I, yaitu: (1)

guru memberikan percobaan yang lebih menarik lagi, (2) pembagian tugas

kelompok ditentukan dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua

kelompok agar mau bekerja sama antara anggota satu dengan anggota lain

sehingga hasil yang diperoleh pun lebih maksimal, (4) sebaiknya guru meminta

setiap kelompok yang lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang

sedang presentasi di depan kelas.

Adapun urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut: (1) menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar

serta indikator yang sesuai dengan pesawat sederhana di kelas V, (2) menyiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II dengan langkah

perbaikan pada siklus I (lampiran 16), (3) menyiapkan alat dan bahan percobaan

yang diperlukan saat pelaksanaan tindakan, (4) menyiapkan sumber pelajaran

yang diperlukan, (5) membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi

belajar mengajar di kelas yang meliputi kegiatan guru dan aktivitas siswa ketika

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

81

belajar dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, (6) membuat lembar

penilaian aktivitas siswa yaitu instrumen observasi dan angket aktivitas belajar

siswa (lampiran 2, 3, 4, dan 5), serta (7) membuat alat evaluasi untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi pesawat sederhana setelah guru menggunakan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam materi pesawat sederhana.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pesawat sederhana dengan

menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Pembelajaran yang telah

disusun pada siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Mei 2010 pada

jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah pesawat sederhana secara umum,

dan tuas. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada pertemuan pertama

dalam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan

mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi

kehadiran siswa, pada hari tersebut tidak ada siswa yang absen, serta meminta

siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya.

Selanjutnya, guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab tentang alat-alat yang

dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Guru bertanya

“Apakah kalian masih ingat tentang pesawat sederhana?”, “Jungkat-jungkit

tergolong pesawat sederhana jenis apa?”. Kegiatan dilanjutkan dengan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi berbagai jenis

pesawat sederhana. Supaya lebih bersemangat guru memberi motivasi kepada

siswa dan mengajak siswa tepuk “Semangat”.

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru mengantarkan siswa pada

materi yang akan dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana yaitu mengulang

memberikan contoh di sekitar anak. Kemudian guru melakukan tanya jawab

tentang jenis-jenis pesawat sederhana. Jenis pertama yang akan dipelajari hari

ini adalah tuas/pengungkit. Setelah itu, guru membagikan alat dan bahan

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

82

percobaan tuas yaitu contoh-contoh tuas dalam kehidupan nyata yaitu palu,

pisau, pmbuka tutup botol, sapu, tang, pinset, dan staples yang merupakan

penerapan sains dan teknologi yang ada di masyarakat (STM). Guru meminta

siswa melakukan percobaan selama 15 menit yaitu mengelompokkan alat-alat

tersebut sesuai dengan golongan tuasnya. Dalam hal ini, siswa dituntut

aktivitasnya dan kerjasama dalam kelompok.

Gambar 19. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Mengelompokkan Tuas

Sesuai Golongannya pada Siklus II

Setelah melakukan percobaan, beberapa kelompok maju

menyampaikan hasil percobaan, sedangkan kelompok lain memperhatikan.

Guru memberikan “Smile” kepada kelompok yang berhasil melakukan

percobaan dengan benar.

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan

pembelajaran yang terjadi dan guru melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut

guru memberikan pesan supaya rajin belajar.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2010 pada jam

pelajaran keempat dan kelima yaitu pada pukul 09.00-10.10 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu katrol dan bidang miring.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

83

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan

pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan

guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan

apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang

lalu. Guru bertanya tentang “Apakah contoh katrol dalam kehidupan sehari-

hari?”, “Apakah contoh bidang miring?”. Kemudian guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu identifikasi jenis-jenis pesawat sederhana dan

demonstrasi cara penggunaannya. Guru memberi motivasi agar siswa selalu

rajin belajar dan mengajak siswa menyanyi “Balonku” supaya perhatian siswa

menjadi lebih fokus dalam pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan untuk

2 percobaan. Dua percobaan tersebut adalah katrol dan bidang miring. Pada

percobaan katrol siswa melakukan percobaan tentang katrol tunggal, ganda dan

majemuk. Alat dan bahan percobaan katrol yang dibagi untuk setiap kelompok

adalah 2 buah katrol ganda, 2 buah katrol tetap, 2 buah tali, beban, dan neraca

pegas. Sedangkan untuk percobaan bidang miring, siswa melakukan percobaan

pengaruh perbedaan kemiringan bidang terhadap gaya yang dibutuhkan. Alat

dan bahan bidang miring yaitu troli, tali, neraca pegas, dan papan yang dibawa

oleh siswa dari rumah. Semua alat ini merupakan penerapan sains dan

teknologi yang ada di masyarakat (STM).

Setelah itu, siswa berdiskusi dan melakukan percobaan selama 20

menit. Dalam kegiatan ini, siswa dituntut aktivitasnya dan kerjasama antar

anggota. Selesai melakukan percobaan, beberapa kelompok maju

mendemonstrasikan hasil percobaannya. Guru memberikan “Smile” kepada

kelompok yang berhasil melakukan percobaan dengan benar. Guru

memberikan tambahan materi mengenai pembagian katrol ada 2 yaitu

berdasarkan kedudukan dan jumlahnya. Katrol berdasarkan kedudukan ada 2

yaitu katrol tetap dan bebas. Sedangkan berdasarkan jumlahnya, katrol ada 3

yaitu katrol tunggal, ganda, dan majemuk.

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

84

Gambar 20. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Merangkai Karol Ganda dan

Majemuk pada Siklus II

Gambar 21. Foto Aktivitas Siswa Saat Percobaan Merangkai Bidang Miring

pada Siklus II

Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan

guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang terjadi. Guru

melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan

mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam

belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

85

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Mei 2010 pada jam

pelajaran pertama dan kedua yaitu pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada

pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu roda.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

ketiga dalam pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan

pertama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan

guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan

apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang

lalu. Guru bertanya tentang “Apakah roda itu?”. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu identifikasi jenis-jenis pesawat

sederhana dan demonstrasi cara penggunaannya. Guru memberi motivasi agar

siswa selalu rajin belajar dan mengajak siswa menyanyi “Balonku” supaya

perhatian siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan

percobaan roda. Alat dan bahan percobaan roda yang dibagi untuk setiap

kelompok adalah mobil-mobilan dan motor-motoran. Semua alat ini

merupakan penerapan sains dan teknologi yang ada di masyarakat (STM).

Setelah itu, siswa berdiskusi dan melakukan percobaan menjalankan mobil-

mobilan maju dan mundur. Dalam kegiatan ini, siswa dituntut aktivitasnya dan

kerjasama antar anggota. Selesai melakukan percobaan, beberapa kelompok

maju mendemonstrasikan hasil percobaannya. Guru memberikan “Smile”

kepada kelompok yang berhasil melakukan percobaan dengan benar. Guru

memberikan tambahan materi mengenai roda pada porosnya. Maksudnya, jenis

pesawat sederhana yang berbentuk bulat dan lubang rodanya terletak di

tengah/pada porosnya.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

86

Gambar 22. Foto Aktivitas Siswa Saat Memperagakan Roda pada Porosnya

pada Siklus II

Guru melakukan evaluasi pembelajaran pesawat sederhana dengan

membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu selama

20 menit untuk mengerjakan. Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan hasil

pekerjaan siswa dan guru memberikan angket kepada siswa serta guru mengisi

lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II. Guru melakukan

refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa

supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran IPA dengan menggunakan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Pertemuan pertama berlangsung pada

hari Selasa, 4 Mei 2010 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada jam pelajaran pertama dan

kedua. Pertemuan kedua berlangsung pada hari Jumat, 7 Mei 2010 pukul 09.00-

10.10 WIB. Pada jam pelajaran keempat dan kelima. Sedangkan pertemuan

ketiga, pada hari Sabtu, 8 Mei 2010 pukul 07.00-08.10 WIB pada jam pelajaran

pertama dan kedua. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Mayarakat. Dalam tahap ini peneliti

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

87

mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan observasi

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi dan foto selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

dilaksanakan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan

guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pada pertemuan pertama, siswa sudah menempatkan diri di tempat duduk

masing-masing. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih di luar kelas.

Sambil menunggu, guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa.

Saat guru membuka pelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari, siswa sudah berebut menjawab. Hal ini

menunjukkan siswa masih ingat materi yang lalu. Pada saat percobaan melalui

penerapan pendekatan STM berlangsung, aktivitas siswa lebih baik di bandingkan

siklus I, pembagian tugas dalam kelompok oleh ketua terlihat jelas, ada siswa

yang melakukan percobaan, siswa yang mengamati percobaan dan ada siswa yang

menulis hasilnya. Walaupun masih ada satu, dua siswa yang sibuk sendiri. Pada

waktu guru meminta beberapa kelompok menyampaikan hasil diskusinya di

depan, beberapa kelompok sudah berebut maju ke depan untuk menyampaikan

hasil percobaan. Kemudian saat kelompok pertama menyampaikan hasil diskusi,

hampir semua siswa memperhatikan. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi

lebih kondusif dari sebelumnya.

Pada pertemuan kedua ini, suasana kelas sudah tertib karena ada semua

siswa sudah masuk kelas dan mempersiapkan bukunya saat jam istirahat sudah

selesai. Kemudian saat guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab

tentang pembelajaran yang telah lalu, terlihat lebih banyak siswa berebut tunjuk

jari menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini membuktikan bahwa siswa selalu

mengingat pembelajaran sebelumnya. Kemudian siswa memulai percobaan

dengan penerapan pendekatan STM. Pada saat percobaan berlangsung, aktivitas

siswa meningkat dari sebelumnya, pembagian tugas oleh ketua kelompok jelas,

ada siswa yang melakukan percobaan, siswa yang mengamati percobaan dan ada

siswa yang menulis hasilnya serta menggambar alat dan bahan tanpa diminta oleh

guru. Guru meminta beberapa kelompok menyampaikan hasil diskusinya di

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

88

depan, semua kelompok bersemangat maju menyampaikan hasil percobaan. Pada

saat penyampaian hasil percobaan kelompok yang lain lebih memperhatikan.

Pada pertemuan ketiga ini, suasana kelas sudah lebih tertib karena semua

siswa sudah masuk ke dalam kelas. Kemudian guru mulai pelajaran dengan

dengan tanya jawab tentang pembelajaran yang telah lalu, hampir semua siswa

berebut menjawab pertanyaan guru dengan tunjuk jari. Hal ini membuktikan

bahwa siswa masih ingat dengan pembelajaran sebelumnya dan siswa belajar

sebelumnya. Pada saat percobaan dengan pendekatan STM berlangsung, aktivitas

siswa lebih baik lagi, pembagian tugas oleh ketua kelompok jelas, ada siswa yang

melakukan percobaan, siswa yang mengamati percobaan, ada siswa yang menulis

hasilnya, menggambar alat dan bahan yang digunakan, mengamati jalannya

percobaan dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya tentang percobaan yang

dilaksanakan. Saat guru meminta beberapa kelompok menyampaikan hasil

diskusinya di depan, semua ketua kelompok tunjuk jari. Kemudian ketika

penyampaian hasil diskusi kelompok yang lain memperhatikan penyampaian

kelompok yang maju. Kemudian siswa mengerjakan tes dalam waktu 15 menit.

Pada saat mengerjakan tes, siswa tampak serius. Siswa mengerjakan sendiri soal-

soal tersebut karena sudah memahami materi pesawat sederhana. Sebelum

menutup pelajaran, guru membagikan angket dan guru mengisi lembar observasi

pada siklus II.

Berdasarkan angket aktivitas belajar siswa dan hasil tes pada siklus II,

didapatkan data yang dapat dilihat pada Tabel 13:

Tabel 13. Tabel Distribusi Frekuensi Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji Setelah Siklus II

No Skor Frekuensi

(Fi) Xi FiXi

Prosentase

(%) Keterangan

1 51-60 0 55,5 0 0 ≤ 60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100:Baik

Sekali

2 61-70 4 65,5 262 18,6

3 71-80 19 75,5 1434,5 46,51

4 81-90 12 85,5 1026 20,93

5 91-100 8 95,5 764 13,95

Jumlah 43 3486,5 100

Rata-rata 81,08 (Baik)

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

89

Data skor angket aktivitas diolah dari daftar skor angket pada lampiran

18. Dari Tabel 13, skor aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji

sebelum diadakan tindakan melalui penerapan pendekatan STM dapat disajikan

dalam bentuk Grafik 7:

Grafik 7 Grafik Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji Setelah Siklus II

Berdasarkan Tabel 13, aktivitas belajar IPA pada siklus II ini terlihat

adanya peningkatan. Peningkatan tersebut yaitu dari 20 siswa yang tergolong

sedang dan baik pada siklus I menjadi 39 siswa yang tergolong dalam kategori

aktivitas sedang, baik, dan baik sekali pada siklus II. Peningkatan skor angket

aktivitas belajar IPA ini tampak jelas pada Tabel 14 dan Grafik 8:

Tabel 14. Tabel Perbandingan Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan Siklus II

No Interval Nilai Jumlah Siswa

Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 51-60 15 5 0 ≤60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100:Baik Sekali

2 61-70 18 18 4

3 71-80 9 11 19

4 81-90 1 9 12

5 91-100 0 0 8

Jumlah 43 43 43

Rata-rata 64,57 71,08 81,08

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

90

Grafik 8. Grafik Perbandingan Skor Angket Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 8 di atas, dapat dilihat dengan jelas

bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar IPA siswa. Peningkatan itu yaitu dari

rata-rata 64,59 atau kriteria kurang pada kondisi awal, menjadi 71,08 atau kriteria

sedang pada siklus I, dan menjadi 81,08 atau kriteria baik pada siklus II.

Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji Setelah Siklus II

No Indikator Skor Kategori Keterangan

1 Visual Activities 95 Baik Sekali ≤ 60 (Kurang Sekali)

61-70 (Kurang)

71-80 (Sedang)

81-90 (Baik)

91-100 (Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich dalam

Sardiman A. M., 2000:

101)

2 Oral Activities 85 Baik

3 Listening Activities 85 Baik

4 Writing Activities 85 Baik

5 Drawing Activities 85 Baik

6 Motor Activities 85 Baik

7 Mental Activities 80 Sedang

8 Emotional Activities 75 Sedang

Jumlah 675

Rata-rata 84,38 Baik

Data pada Tabel 15 diperoleh dari pengolahan data pada Lampiran 17.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Tabel 15, terlihat

peningkatan aktivitas yang signifikan dari sebelumnya. Peningkatan rata-rata dari

73,75 atau kategori sedang pada siklus I menjadi 84,38 atau kategori baik.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

91

Tabel 16. Tabel Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II

No Indikator Keadaan

Awal Siklus I Siklus II Keterangan

1 Visual Activities 75 85 95 ≤60 (Kurang

Sekali)

61-70(Kurang)

71-80(Sedang)

81-90(Baik)

91-100(Baik

Sekali)

(Paul B. Diedrich

dalam Sardiman

A. M., 2000: 101)

2 Oral Activities 50 65 85

3 Listening Activities 65 75 85

4 Writing Activities 65 75 85

5 Drawing Activities 50 75 85

6 Motor Activities 50 75 85

7 Mental Activities 50 75 80

8 Emotional Activities 50 65 75

Jumlah 455 590 675

Rata-rata 56,88 73,75 84,38

Berdasarkan Tabel 16, aktivitas siswa dapat dilihat dengan jelas bahwa

terjadi peningkatan aktivitas belajar IPA berdasarkan observasi yaitu dari rata-rata

56,88 atau kategori kurang sekali pada kondisi awal menjadi 73,75 atau kategori

sedang pada siklus I, dan menjadi 84,38 atau kategori baik pada siklus II.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji pada Siklus II

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) Fixi

Prosentase

(%) Keterangan

1 38-44 0 41 0 0 Di bawah KKM

2 45-51 0 48 0 0 Di bawah KKM

3 52-58 0 55 0 0 Di bawah KKM

4 59-65 2 62 124 4,65 Di bawah KKM

5 66-72 4 69 276 9,3 Di atas KKM

6 73-79 5 76 380 11,63 Di atas KKM

7 80-86 14 83 1162 32,56 Di atas KKM

8 87-93 11 90 990 25,58 Di atas KKM

9 94-100 7 97 679 16,28 Di atas KKM

Jumlah 43 3611 100 KKM (nilai >65)

Nilai rata-rata = 3611 : 43 = 83,98

Ketuntasan klasikal = 41 : 43 X 100 % = 95,35 %

Data nilai hasil belajar diolah dari daftar nilai pada lampiran 18. Dari

Tabel 17, nilai pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji setelah

diadakan tindakan siklus II melalui penerapan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat, dapat disajikan dalam bentuk Grafik 9:

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

92

Grafik 9. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada

Sikus II

Pada Tabel 17 dan Grafik 9 di atas, terlihat nilai rata-rata kelas adalah

83,98. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah

siklus I, nilai rata-rata kelas pada siklus II meningkat dari 68,19 menjadi 83,98.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (nilai > 65) juga mengalami

peningkatan yaitu dari 31 siswa atau 72,09 % menjadi 41 siswa atau 95,35 %.

Tabel 18. Tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan Siklus II

No Interval

Nilai

Jumlah Siswa Keterangan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 38-44 1 0 0 Di bawah KKM

2 45-51 4 2 0 Di bawah KKM

3 52-58 7 4 0 Di bawah KKM

4 59-65 17 6 2 Di bawah KKM

5 66-72 11 19 4 Di atas KKM

6 73-79 3 9 5 Di atas KKM

7 80-86 0 3 14 Di atas KKM

8 87-93 0 0 11 Di atas KKM

9 94-100 0 0 7 Di atas KKM

Jumlah 43 43 43

Rata-rata 61,84 68,19 83,98

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

93

Data dari Tabel 18 dapat disajikan dalam Grafik 10 yaitu grafik

perbandingan nilai hasil tes pesawat sederhana siswa kelas V pada kondisi awal

dengan siklus I:

Grafik 10. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

3 Ngraji pada Kondisi Awal dengan Sikus I dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 18 dan Grafik 10 tersebut, dapat dilihat dengan jelas

bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar yang pada akhirnya menyebabkan nilai

tes IPA siswa meningkat pula.

Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran IPA dengan

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada siklus II yang ditunjukkan Tabel19:

Tabel 19. Hasil Observasi Guru dalam pembelajaran IPA dengan Pendekatan

STM pada Siklus II

No Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas Sangat Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran Baik

4. Kemampuan memberikan apersepsi Baik

5. Kemampuan menyampaikan materi Sangat Baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan Baik

7. Kemampuan membimbing diskusi dan pelaksanaan

percobaan Sangat Baik

8. Perhatian guru terhadap siswa Sangat Baik

9. Kemampuan mengembangkan aplikasi Sangat Baik

10. Kemampuan menutup pelajaran Sangat Baik

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

94

Hasil observasi guru pada Tabel 19 diperoleh dari pengolahan observasi

pada Lampiran 20.Berdasarkan Tabel 19 menunjukkan hasil observasi guru pada

pembelajaran IPA dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada siklus II

menunjukkan peningkatan pada kegiatan guru, kemampuan mengelola waktu

pembelajaran dan memberikan apersepsi sudah dalam kriteria baik.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan

penilaian aktivitas belajar IPA siswa dan hasil pemahaman materi pesawat

sederhana melalui tes yang dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil

observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan perbaikan pada

siklus II maka dapat dikatakan proses pembelajaran menunjukkan peningkatan

sesuai dengan target awal, peningkatan tersebut baik pada aktivitas belajar siswa

maupun pada pencapaian hasil belajar IPA yang mengalami peningkatan.

Peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa pada siklus II ini

meliputi aspek: (1) aktivitas belajar IPA siswa, (2) pemahaman materi, (3) mampu

melakukan percobaan, (4) dan mampu menjawab soal/pertanyaan dengan baik.

Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan belajar yaitu KKM > 65 meningkat

dari 14 siswa pada kondisi awal menjadi 31 siswa pada siklus I dan menjadi

41siswa pada siklus II.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya

peningkatan proses pembelajaran terutama aktivitas belajar IPA siswa setelah

penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Peningkatan terlihat dari

perhitungan angket aktivitas belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan

silkus II yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan tiga kali pertemuan. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 20:

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

95

Tabel 20. Rekapitulasi Skor Angket Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Ngraji Di Atas Baik pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus

II

No Pelaksanaan

Tindakan

Rata-rata Skor Aktivitas

Belajar IPA Siswa Keterangan

1 Kondisi Awal 64,57 ≤ 60 :Kurang

Sekali

61-70 :Kurang

71-80 :Sedang

81-90 :Baik

91-100:Baik Sekali

2 Siklus I 71,08

3 Siklus II 81,08

Berdasarkan Tabel 20 di atas, dapat diketahui aktivitas siswa mengalami

peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata aktivitas belajar IPA berdasarkan

angket aktivitas pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 64,57 atau kategori

kurang, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata

aktivitas belajar IPA siswa menjadi 71,08 atau kategori sedang. Sedangkan pada

akhir pelaksanaan siklus II, nilai rata-rata aktivitas belajar IPA siswa adalah 81,08

atau kategori baik. Peningkatan rata-rata aktivitas belajar IPA siswa dapat

disajikan dalam Grafik 9:

Grafik 11. Grafik Peningkatan Rata-rata Skor Angket Aktivitas Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Sikus II

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

96

Selain data dari angket aktivitas, peningkatan aktivitas belajar IPA siswa

juga dapat dilihat dari hasil observasi. Hal ini dapat ditunjukkan oleh rekapitulasi

data pada Tabel 21:

Tabel 21. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Di Atas Baik pada Kondisi Awal, Siklus

I, dan Siklus II

Indikator aktivitas

Rata-rata yang Dicapai Keterangan

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

1. Visual Activities

2. Oral Activities

3. Listening Activities

4. Writing Activities

5. Drawing Activities

6. Motor Activities

7. Mental Activities

8. Emotional Activities

56,88 73,75 84,38

≤60(Kurang Sekali)

61-70(Kurang)

71-80(Sedang)

81-90(Baik)

91-100(Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich

dalam Sardiman

A.M, 2000: 101)

Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui aktivitas siswa mengalami

peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata aktivitas belajar IPA siswa pada

kondisi awal sebelum tindakan adalah 56,88 atau kategori kurang sekali kemudian

pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata aktivitas belajar IPA

siswa menjadi 73,75 atau kategori sedang. Sedangkan pada akhir pelaksanaan

siklus II, nilai rata-rata aktivitas belajar IPA siswa adalah 84,38 atau kategori baik.

Peningkatan rata-rata aktivitas belajar IPA siswa dapat disajikan dalam Grafik 12:

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

97

Grafik 12. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Sikus II

Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar IPA pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II

ditunjukkan pada tabel:

Tabel 22. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas(KKM > 65) 14 32,56 31 72,09 41 95,35

2. Tidak Tuntas( ≤ 65) 29 67,44 12 27,91 2 4,65

Berdasarkan Tabel 19 di atas, terlihat adanya peningkatan aktivitas

belajar IPA siswa pada materi pesawat sederhana. Sedangkan yang dimaksudkan

tuntas yaitu nilai siswa di atas KKM (nilai > 65), sedangkan tidak tuntas yaitu

nilai di bawah KKM (nilai ≤ 65). Peningkatan tersebut yaitu pada kondisi awal

jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa, kemudian pada siklus I mengalami

peningkatan menjadi 31 siswa, dan pada siklus II menjadi 41 siswa. Data dari

tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk Grafik 13:

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

98

Grafik 13. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Sikus II

Selain itu, dalam pelaksanaan siklus dilakukan observasi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi guru pada

pembelajaran IPA dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada siklus II

yang ditunjukkan Tabel 23:

Tabel 23. Tabel Hasil Observasi Guru dalam pembelajaran IPA dengan

Pendekatan STM pada Siklus I dan Siklus II

No Variabel Kriteria

Siklus I Siklus II

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Baik Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas Baik Sangat Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran Cukup Baik

4. Kemampuan memberikan apersepsi Cukup Baik

5. Kemampuan menyampaikan materi Baik Sangat Baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan Baik Baik

7. Kemampuan membimbing diskusi dan

pelaksanaan percobaan Baik Sangat Baik

8. Perhatian guru terhadap siswa Baik Sangat Baik

9. Kemampuan mengembangkan aplikasi Baik Sangat Baik

10. Kemampuan menutup pelajaran Baik Sangat Baik

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

99

Berdasarkan Tabel 23, menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru

dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada

siklus I dan siklus II.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji yaitu

dengan menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Hal ini terjadi

karena pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat

membuat siswa memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapatnya, dan

aktivitas belajar yang baik dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya, hasil

belajar IPA siswa menjadi lebih baik pula.

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

100

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam pembelajaran dua siklus ini, dapat ditarik simpulan bahwa dengan

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi

Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Peningkatan aktivitas belajar IPA siswa

dapat dibuktikan dengan meningkatnya skor angket aktivitas belajar IPA siswa

yaitu: sebelum tindakan rata-rata aktivitas belajar IPA siswa 64,57 atau kategori

kurang, kemudian pada siklus I rata-rata aktivitas belajar IPA siswa 71,08 atau

kategori sedang, dan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar IPA siswa 81,08 atau

kategori baik.

Selain itu, berdasarkan data hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa

juga menunjukkan hal yang serupa. Rata-rata aktivitas belajar IPA siswa dari hasil

observasi pada kondisi awal yaitu 56,88 atau kategori kurang sekali, kemudian

pada siklus I rata-rata aktivitas belajar IPA siswa 73,75 atau kategori sedang, dan

pada siklus II rata-rata aktivitas belajar IPA siswa 84,38 atau kategori baik.

Tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada kondisi awal

yaitu 14 siswa atau 32,56 % siswa yang tuntas (KKM > 65) dengan rata-rata

61,84, kemudian pada siklus I sebanyak 31 siswa atau 72,09 % siswa yang tuntas

(KKM > 65) dengan rata-rata 68,19. Sedangkan pada siklus II sebanyak 41 siswa

atau 95,35 % siswa yang tuntas (KKM > 65) dengan rata-rata 83,98. Dengan

demikian, penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam

pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana dapat meningkatkan aktivitas belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran

2009/2010.

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

101

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

(STM) efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa, pada siswa kelas

V Sekolah Dasar.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Pemanfaatan dan penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

diteruskan dan dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan IPA pada siswa

kelas V Sekolah Dasar.

2. Adanya pembelajaran dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin supaya siswa merasa senang

dalam mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas belajar IPA siswa

meningkat.

3. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada dalam pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam

rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan aktivitas

belajar IPA siswa pada mata pelajaran IPA, maka dapat disampaikan saran-saran:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA untuk menerapkan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar

menjadi meningkat.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa dengan

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) agar siswa merasa

lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu

mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

102

sedang dipelajarinya. Guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai

fasilitator dan motifator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam melakukan proses belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran atau

meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Orang Tua

Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan

pendidikan anak, sebab bersama orang tualah anak lebih lama tinggal dari pada di

sekolah bersama guru. Melalui bimbingan orang tua di rumah, masukan,

informasi tentang kemajuan dan kekurangan anak tersebut, sangatlah diperlukan

guru guna menunjang keberhasilan pendidikan anak. Untuk itu kerjasama dan

jalinan kekeluargaan antara orang tua dan sekolah harus selalu dibina.

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

103

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning, Teori & Implikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ali Nugraha. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.

Jakarta: Depdiknas

Anna Poedjiadi. 2007. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Anton M. Mulyono. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/social-

sciences/1961162-aktifitas-belajar/ diakses tanggal 26 Februari 2010

Choiril Asmiyawati, 2008. IPA Salingtemas 5. Jakarta: Depdiknas

George Bugliarelo. 2008. International Workshop Proceedings: Science and

Technology and the Future Development of Societies. Washington: The

National Academies Press. http://www.nap.edu/openbook.php?record_id

=12185&page=125 diakses tanggal 14 Mei 2010

Haditono. 2000. Minat dan Aktivitas Mahasiswa Baru IAIN Sunan Kalijaga

Tahun Ajaran 2000/2001. http://uin-

suka.info/ejurnal/index.php?option=com diakses 12 Januari 2010

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University Press

Hendro Darmodjo. 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta: DIKTI.

Hendro & Kaligis. 1991. Pendidikan IPA II. Jakarta: DIKTI.

Heri Sulistyanto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta:

Depdiknas

Hidayati, Mujinem dan Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Karlina Noor Idain. 2008. Pengajaran Fisika dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) melalui Metode Demonstrasi di SMP Negeri 2

Kartasura Tahun Ajaran 2007/2008. Surakarta: UNS (Skripsi Tidak

Dipublikasikan)

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press

Mlitwa. 2007. International Education Journal: Technology for teaching and

learning in higher education contexts: Activity theory and actor network

theory analytical perspectives. Afrika Selatan: Cape Peninsula University

of Technology (CPUT).

Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakartya

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

104

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Nita Andara dan Gugus S. 2008. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran:

Peningkatan Aktivitas Siswa Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Metode Tutor Sebaya. Sumatera Barat: Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) volume 3, No. 2 bulan Juli 2008

halaman 133-146.

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Penn State. 2008. Macam-macam Pendekatan. http://idahariyanti.student.

fkip.uns.ac.id/files/2009/.../SBM-TGL-7.docx diakses tanggal 26 Februari

2010

Prayekti. 2002. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA

di Kelas 5 Sekolah Dasar. 039, 773-783. Jakarta: Badan Penelitian dan

Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rodney W. Nichols. 2010. Journal Technology in Society: Ethical currents in a

career in science and technology “A case study”.

http://www.sciencedirect.com diakses tanggal 14 Mei 2010

Rochman Natawijaya. 2010. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/social-

sciences/1961162-aktifitas-belajar/ diakses tanggal 26 Februari 2010

Rusmansyah & Irhasyuryana. 2003. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan:

Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam

Pembelajaran Kimia di SMU Negeri Kota Banjarmasi. 040, 95-109.

Jakarta: Badan Penelitian dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan

Nasional.

Sanapiah Faisal. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha

Nasional

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sriyono. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/

05/24/prestasi-belajar/ diakses 12 Januari 2010

Suyitno Al. 1995. Cakrawala Pendidikan: Karakteristik IPA dan Konsekuensi

Pembelajarannya Bagi Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Suwarno dan Hotimah 2009. Serba Tahu Tentang Sains Ilmu Pengetahuan Alam.

Yogyakarta: Tugu

Syarifuddin. 2008. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran: Upaya

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Cooperative Learning Tipe

Jigsaw. volume 03, 93-107. Sumatera Barat: Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

105

Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Uswatun Khasanah. 2007. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

(STM) dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Surakarta:

UNS (Skripsi Tidak Dipublikasikan)

Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wikipedia. 2010. Science Technology and Society. http://en.wikipedia.org/wiki/

Science_and_technology_studies diakses 26 Februari 2010

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

106

Lampiran 1

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Januari

2010

Februari

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

Juni

2010

Juli

2010

1 Persiapan Penelitian

a. Persiapan survei awal

b. Penyusunan proposal

c. Mengurus perizinan

d. Koordinasi dengan Guru

e. Menyediakan peralatan

f. Memberi pelatihan

g. Mendiskusikan masalah

teknik pelaksanaan

tindakan

2 Pelaksanaan tindakan

a. Penyiapan RPP dan media

pembelajaran

b. Pelaksanaan siklus I – II

c. Penganalisisan data

d. Diskusi hasil data

e. Revisi hasil analisis

3 Penyusunan laporan

4 Seminar untuk validasi hasil

5 Penggandaan, penjilidan dan

pengiriman laporan

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

107

Lampiran 2

Kisi-Kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek Indikator No. Item

Jumlah (+) (-)

1 Persiapan

belajar

- Persiapan siswa dalam

menghadapi pelajaran IPA

1 1

2 Sikap dan

partisipasi siswa

dalam

mengikuti

pelajaran IPA

- Perhatian terhadap pelajaran

- Keberanian siswa menjawab

- Keberanian mengajukan

pertanyaan pada saat pelajaran

berlangsung

2, 3

5

6

4

7

5

3 Mencatat - Mencatat materi pelajaran dan

soal-soal latihan yang

diberikan

- Membuat ringkasan pelajaran

8

10

9 3

4 Mengerjakan

soal

- Kemauan siswa mengerjakan

soal di kelas

- Kemauan siswa mengerjakan

PR dan soal latihan di rumah

11

13

12

14

4

5 Melakukan

Percobaan

- Pembagian tugas 20 1

6 Mempelajari

materi yang

diterima

- Mempelajari kembali catatan

IPA

- Mengerjakan soal-soal latihan

16

17

15 3

7 Usaha

mengatasi

kesulitan belajar

IPA

- Kemauan siswa untuk

mendiskusikan kesulitan yang

dihadapi dengan belajar

kelompok

- Keaktifan siswa untuk

bertanya kepada orang lain,

selain guru

18

19

2

Jumlah 13 7 20

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

108

Lampiran 3

Angket Aktivitas Belajar Siswa

Petunjuk Pengisian Angket:

1. Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Bacalah baik-baik setiap butir angket dan seluruh pilihan jawabannya.

3. Pilihlah salah satu jawabannya yang paling sesuai menurut anda dengan

memberi tanda silang (x) pada lembar jawab.

4. Jangan ragu-ragu dalam memilih jawaban, dan jawablah dengan sujujur-

jujurnya karena angket ini tidak mempengaruhi nilai anda dalam mata

pelajaran apapun.

5. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar

angket.

6. Isilah semua butir angket tanpa ada yang terlewatkan. Setelah selesai,

kumpulkan angket ini beserta lembar jawabnya.

7. Waktu mengerjakan 30 menit.

1. Saya mempersiapkan diri untuk menghadapi pelajaran IPA besok pagi.

a. Selalu d. Pernah

b. Sering e. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

2. Pada saat pelajaran IPA berlangsung, apakah Anda mendengarkan dan

memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan seksama?

a. Selalu d. Pernah

b. Sering e. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

3. Ketika teman Anda mengajak ngobrol pada saat guru menerangkan

pelajaran IPA, apakah anda kemudian mengobrol dengan teman Anda?

a. Selalu d. Pernah

b. Sering e. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

4. Pada saat guru sedang memberikan jawaban atas pertanyaan dari salah

satu teman Anda tentang materi yang baru diterangkan, apakah Anda

mengabaikan penjelasan guru tersebut?

a. Selalu d. Pernah

b. Sering e. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

109

5. Pada saat pelajaran IPA, ketika ada teman Anda yang tidak menjawab

pertanyaan guru, kemudian guru menawarkan kepada siswa lain, apakah

Anda akan menjawab pertanyaan tersebut?

a. Selalu d. Pernah

b. Sering e. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

6. Ketika ada hal yang belum Anda pahami sewaktu guru menerangkan

pelajaran IPA, apakah pada saat itu juga Anda berusaha menanyakan pada

guru Anda?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

7. Setelah guru menjelaskan materi dan guru memberikan kesimpulan.

Apakah Anda diam saja atau pura-pura mengerti?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

8. Apakah Anda soal latihan dan menyelesaikannya setelah dibahas bersama-

sama?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

9. Apakah Anda menulis materi yang dijelaskan guru hanya jika disuruh?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

10. Saat akan ulangan IPA apakah Anda membuat rangkuman di rumah agar

mudah mempelajarinya?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

11. Pada saat pelajaran IPA berlangsung, guru menawarkan kepada siswa

untuk mengerjakan di depan kelas, apakah Anda maju mengerjakannya?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

110

12. Saat pelajaran IPA kosong, guru memberikan tugas untuk dikumpulkan.

Apakah Anda mengabaikannya/merasa tidak penting?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

13. Setiap mendapat PR IPA apakah Anda mengerjakan dengan sungguh-

sungguh?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

14. Setelah selesai materi, guru memberikan soal yang tidak dibahas dikelas,

apakah Anda membiarkan saja/tidak mengerjakan di rumah?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

15. Apakah Anda belajar IPA hanya pada waktu ada ujian?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

16. Apakah Anda mempelajari kembali soal-soal latihan dari kelas?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

17. Apakah Anda belajar dengan mengerjakan soal-soal latihan?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

18. Selain belajar IPA sendiri apakah Anda juga belajar kelompok?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

19. Apabila Anda kesulitan dalam belajar IPA, apakah Anda minta bantuan?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

20. Apabila ada percobaan/praktek, apakah Anda mebiarkan tugas yang telah

diberikan?

a. Selalu d.Pernah

b. Sering e.Tidak pernah

c. Kadang-kadang

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

111

Lampiran 4

Lembar Jawab

Angket Aktivitas Belajar Siswa

1. a b c d e 11. a b c d e

2. a b c d e 12. a b c d e

3. a b c d e 13. a b c d e

4. a b c d e 14. a b c d e

5. a b c d e 15. a b c d e

6. a b c d e 16. a b c d e

7. a b c d e 17. a b c d e

8. a b c d e 18. a b c d e

9. a b c d e 19. a b c d e

10. a b c d e 20. a b c d e

Nama : ..........................................

Kelas : ..........................................

No. Absen : ..........................................

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

112

Lampiran 5

Pedoman Penilaian Angket Aktivitas Belajar

Untuk butir soal positif:

a. Pilihan jawaban (a) selalu, mempunyai skor 5

b. Pilihan jawaban (b) sering, mempunyai skor 4

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang, mempunyai skor 3

d. Pilihan jawaban (d) pernah, mempunyai skor 2

e. Pilihan jawaban (e) tidak pernah, mempunyai skor 1

Untuk butir soal negatif:

a. Pilihan jawaban (a) selalu, mempunyai skor 1

b. Pilihan jawaban (b) sering, mempunyai skor 2

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang, mempunyai skor 3

d. Pilihan jawaban (d) pernah, mempunyai skor 4

e. Pilihan jawaban (e) tidak pernah, mempunyai skor 5

Total skor maksimal= 100

Kriteria Penilaian:

a. Skor >85= sangat baik

b. Skor 75-90= baik

c. Skor 60-75= cukup

d. Skor 50-60= kurang

e. Skor <50= sangat kurang

Indikator angket diambil dari Sanapiah Faisal (1981: 44-48)

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

113

Lampiran 6

Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Pada Kondisi Awal Sebelum

Tindakan

No Komponen Aktivitas Siswa Skor Rata-

rata Keterangan

1

Visual activities

a. Membaca

b. Memperhatikan gambar

c. Demonstrasi

d. Percobaan

80

70

70

80

75

Kriteria Penyekoran:

a. Skor 10: Jika tidak ada siswa

yang melaksanakan indikator

b. Skor 20: Jika 1-5 siswa

melaksanakan indikator

c. Skor 30: Jika 6-10 siswa

melaksanakan indikator

d. Skor 40: Jika 11-15 siswa

melaksanakan indikator

e. Skor 50: Jika 16-20 siswa

melaksanakan indikator

f. Skor 60: Jika 21-25 siswa

melaksanakan indikator

g. Skor 70: Jika 26-30 siswa

melaksanakan indikator

h. Skor 80: Jika 31-35 siswa

melaksanakan indikator

i. Skor 90: Jika 36-40 siswa

melaksanakan indikator

j. Skor 100: Jika 41-43 siswa

melaksanakan indikator

Kategori Skor:

≤60 :(Kurang Sekali)

61-70 :(Kurang )

71-80 :(Sedang)

81-90 :(Baik)

91-100 :(Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich dalam Sardiman

A. M., 2000: 101)

2

Oral activities

a. Menyatakan

b. Merumuskan

c. Bertanya

d. Mengeluarkan pendapat

e. Diskusi

40

40

60

50

60

50

3 Listening activities

a. Mendengarkan uraian

b. Percakapan

60

70

65

4 Writing activities

a. Menulis laporan

b. Menyalin dan Mencatat

materi penting

60

70

65

5 Drawing activities

a. Menggambar

b. Membuat tabel/grafik

50

50

50

6 Motor activities

a. Melakukan percobaan

b. Membuat konstruksi

model

50

50

50

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

114

7 Mental activities

a. Menanggapi

b. Mengingat

c. Memecahkan soal

d. Menganalisis

e. Melihat hubungan

60

60

50

40

40

50

8 Emosional activities

a. Menaruh minat

b. Gembira

c. Berani

d. Tenang

50

50

50

50

50

Jumlah 455

Rata-rata 56,88 Termasuk kriteria kurang sekali

Purwodadi, 17 April 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

115

Lampiran 7

Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes Pesawat Sederhana pada

Kondisi Awal Sebelum Tindakan No.

Absen Nama Siswa

Skor Angket

Aktivitas Belajar Kriteria

Nilai

Tes Keterangan

1. Amirul Muslikin 59 KS 37 Di bawah KKM

2. Yuris Wahyu Adi A 58 KS 62 Di bawah KKM

3. Kumaidi 55 KS 63 Di bawah KKM

4. Muhamad Yuliyanto 59 KS 47 Di bawah KKM

5. Kiki Soviana 63 K 59 Di bawah KKM

6. Wiji Pranoto 66 K 55 Di bawah KKM

7. Mochamad Qoirul A 62 K 63 Di bawah KKM

8. Dedi Kurniawan 56 KS 55 Di bawah KKM

9. Ady Wahyu Setiyo S 62 K 46 Di bawah KKM

10. Budi Pranata Putra 58 KS 58 Di bawah KKM

11. Umiramandayanti 56 KS 64 Di bawah KKM

12. Siti Uswatun Chasanah 80 S 64 Di bawah KKM

13. Muhamat Basit M 77 S 65 Di bawah KKM

14. Mila Safitri 67 K 73 Di atas KKM

15. Nonita Dela Prasiska 59 KS 66 Di atas KKM

16. Ahmat Sodikin 65 K 67 Di atas KKM

17. Abdul Ghofur 58 KS 64 Di bawah KKM

18. Ririn Dwi Andriyani 79 S 79 Di atas KKM

19. Suci Nurkhasanah 62 K 69 Di atas KKM

20. Nova Yuniawati 64 K 51 Di bawah KKM

21. Sri Lestari 68 K 63 Di bawah KKM

22. Linda Rahayu 59 KS 69 Di atas KKM

23. Diki Riyan Hidayat 59 KS 49 Di bawah KKM

24. Setiani 68 K 70 Di atas KKM

25. Siti Apriliya 68 K 64 Di bawah KKM

26. Ayuk Wulandari 76 S 65 Di bawah KKM

27. Suwarningsih 59 KS 68 Di atas KKM

28. Putri Nilawati 74 S 75 Di atas KKM

29. Novita Sari 73 S 60 Di bawah KKM

30. Al Hidayah 71 S 65 Di bawah KKM

31. Ilham Bagaskoro 58 KS 72 Di atas KKM

32. Kristina Yuliyanti 78 S 62 Di bawah KKM

33. Renata Ditya W 81 B 71 Di atas KKM

34. Al Fiyan 58 KS 62 Di bawah KKM

35. Abdul Wakhid 59 KS 55 Di bawah KKM

36. A.Umar Ali Syaifudin 68 K 62 Di bawah KKM

37. A.Umar Ali Setyawan 63 K 63 Di bawah KKM

38. Ainul Mardliyah 67 K 64 Di bawah KKM

39. Wahyu 73 S 70 Di atas KKM

40. Septi Fajar Arum M 63 K 68 Di atas KKM

41. Qosradatus Yaja’ah 63 K 65 Di bawah KKM

42. Khomariyah 65 K 69 Di atas KKM

43. Deni Agus Setyawan 62 K 58 Di bawah KKM

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

116

Kriteria:

≤60 : KS( Kurang Sekali)

61-70 : K( Kurang)

71-80 : S( Sedang)

81-90 : B( Baik)

91-100 : BS( Baik Sekali)

Indikator angket diambil dari Drs. Sanapiah Faisal (1981: 44-48)

Jumlah siswa yang skor angketnya KS (Kurang Sekali) sebanyak 15 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya K (Kurang) sebanyak 18 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya S (Sedang) sebanyak 9 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya B (Baik) sebanyak 1 siswa

Keterangan:

Di bawah KKM : Nilai ≤ 65

Di atas KKM : Nilai > 65

Jumlah siswa yang nilai tesnya di bawah KKM (≤ 65) sebanyak 14 siswa

Jumlah siswa yang nilai tesnya di atas KKM (> 65) sebanyak 29 siswa

Indikator nilai KKM diambil dari KKM SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi, 17 April 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

117

Lampiran 8

Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data Kelompok

Pada Kondisi Awal

1. Rentang = 79 - 38 = 41

2. Banyak Kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 43

= 1 + 5,379

= 6,379

k = 6

3. Panjang Kelas= 41 : 6 = 6,83 = 7

4. Tabel Data Kelompok

No Interval Nilai Frekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)

1 38-44 1 41

2 45-51 4 48

3 52-58 7 55

4 59-65 17 62

5 66-72 11 69

6 73-79 3 76

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

118

Lampiran 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Siklus I

Sekolah : SD Negeri Ngraji 3 Purwodadi

Kelas/Semester : V (lima) / II(dua)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Materi Pokok : Pesawat Sederhana

Alokasi waktu : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

5. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak, gaya magnet).

B. Kompetensi Dasar

5.1 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat

C. Indikator

5.1.1 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misalnya

pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

5.1.2 Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit,

bidang miring, katrol, dan roda.

5.1.3 Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

5.1.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 4 jenis pesawat sederhana

dengan benar.

2. Melalui diskusi, siswa dapat menggolongkan 4 alat rumah tangga dengan

benar.

3. Melalui diskusi, siswa dapat mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan

pesawat sederhana dengan benar.

4. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempraktekkan cara menggunakan

pesawat sederhana dengan benar.

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

119

E. Materi

Pesawat Sederhana

1. Kegunaan pesawat sederhana

a. Melipatgandakan gaya atau kemampuan kita

b. Mengubah arah gaya yang kita lakukan

c. Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan

d. Memudahkan dan meringankan pekerjaan

2. Jenis-jenis pesawat sederhana

a. Tuas

1) Tuas golongan 1: titik tumpu di tengah

Contoh: palu, gunting, jungkat-jungkit, tang

2) Tuas golongan 2: titik beban di tengah

Contoh: gerobak roda satu, pembuka kaleng, pemotong kertas

3) Tuas golongan 3: titik kuasa di tengah

Contoh: staples, pinset, menyapu

b. Bidang miring

Contoh: tangga, kapak, pisau, jalan di pegunungan

c. Katrol

Katrol berdasarkan jumlahnya:

1) Katrol Tunggal

2) Katrol Ganda

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

120

Katrol berdasarkan kedudukannya

1) Katrol tetap

2) Katrol bebas

3) Katrol majemuk/campuran

d. Roda pada porosnya

Contoh: roda mobil, roda motor, roda sepeda

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas.

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada siswa

tentang alat yang bisa membantu manusia yang ada

dalam kehidupan sehari-hari (Tahap pertama STM:

pendahuluan)

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan

pada pertemuan ini tentang pesawat sederhana.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan peta konsep tentang pesawat

sederhana.

b. Siswa berdikusi dalam kelompok tentang jenis pesawat

sederhana.

1) Tuas (pengungkit)

2) Bidang miring

3) Katrol

4) Roda

c. Siswa melakukan percobaan menggunakan tuas dari

teknologi di masyarakat yaitu pembuka tutup botol.

(Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

d. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga

STM: analisis konsep).

e. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

(50

menit)

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

121

penggolongan tuas dan bagian dari tuas.

f. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai

tujuan penggunaan pesawat sederhana.

1) melipatgandakan gaya atau kemampuan kita

2) mengubah arah gaya yang kita lakukan

3) menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar

kecepatan

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan siswa kesempatan bertanya.

b. Siswa dan guru menyimpulkan materi (Tahap keempat

STM: pemantapan konsep).

c. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

d. Pengisian lembar observasi aktivitas siswa.

(10

menit)

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada siswa

tentang bidang miring yang ada dalam kehidupan

sehari hari (Tahap pertama STM: pendahuluan).

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

diharapkan pada pertemuan ini tentang bidang miring.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

pengertian bidang miring dan katrol.

b. Siswa melakukan percobaan menggunakan bidang

miring, katrol tetap, dan katrol bebas dalam kelompok.

(Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

c. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga

STM: analisis konsep).

d. Siswa diskusi tentang keuntungan menggunakan

benda miring dan katrol.

e. Siswa dan guru tanya jawab tentang contoh bidang

miring, diantaranya:

f. Siswa dan guru tanya jawab tentang jenis katrol

1) Kapak

2) Pisau

3) Linggis

4) Obeng

5) Paku ulir

6) Sekrup

(50

menit)

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

122

berdasarkan kedudukannya.

1) Katrol tetap

2) Katrol bebas

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi (Tahap

keempat STM: pemantapan konsep).

b. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

c. Pengisian lembar observasi aktivitas siswa.

(10

menit)

Pertemuan III

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas.

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada

siswa tentang contoh roda yang ada dalam kehidupan

sehari-hari (Tahap pertama STM: pendahuluan).

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan

hari ini yaitu tentang katrol.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang pengertian roda.

b. Siswa melakukan percobaan tentang roda pada

porosnya. Percobaan ini menggunakan alat yang

merupakan penerapan STM (Tahap kedua STM:

pengembangan konsep).

c. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga

STM: analisis konsep).

d. Siswa dan guru tanya jawab tentang penggunaan

roda.

(50

menit)

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa menyimpulkan materi(Tahap keempat

STM: pemantapan konsep).

b. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

c. Pengisian angket dan lembar observasi aktivitas siswa.

d. Guru melakukan refleksi

(10

menit)

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

123

G. Metode, Media, dan Sumber Belajar

1. Pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat

2. Metode

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, percobaan, dan praktek

3. Media

a. Gambar pesawat sederhana (tuas, bidang miring, katrol, dan roda)

b. Tuas

c. Katrol

d. Bidang miring

e. Kereta/troli

f. Roda

4. Sumber

a. Silabus KTSP IPA kelas V semester II

b. Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas V

c. Pengalaman guru

d. Pengalaman siswa

H. Penilaian

Prosedur : tes proses, tes akhir

Jenis : tes tertulis, angket

Bentuk : uraian

Instrumen : soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian

Soal

Kerjakan soal di bawah ini!

1. Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana? Berikan contohnya!

2. Sebutkan dua contoh alat yang cara kerjanya menerapkan prinsip

pengungkit!

3. Kedua alat seperti di atas sekilas tampak sama.

Namun, kedua alat tersebut dimasukkan dalam

jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa

demikian? Jelaskan! a b

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

124

4. Bedakan 3 golongan pengungkit berdasarkan kedudukan bebannya!

5. Sebuah rumah sedang dipugar menjadi rumah bertingkat. Tukang

bangunan yang melakukan renovasi tersebut mengalami kesulitan untuk

mengangkut bahan bangunan dari lantai bawah ke lantai atas. Pesawat

sederhana apakah yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan tersebut?

6. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-

kelok?

7. Perhatikan gambar di samping! Termasuk pesawat

sederhana jenis apakah alat tersebut?

8. Sebutkan 3 macam katrol! Manakah yang paling menguntungkan?

9. Buatlah gambar penerapan katrol majemuk!

10. Apa keuntungan penggunaan roda berporos?

Kunci Jawaban

1. Pesawat sederhana adalah semua alat yang berguna untuk memudahkan

pekerjaan rumah. Contoh: Pengungkit, roda, bidang miring, katrol.

2. Contoh pengungkit: gunting, pembuka kaleng, stapler

3. Gambar a: termasuk pengungkit golongan 2 karena kedudukan beban

terletak di antara titik tumpu dan kuasa

Gambar b: termasuk pengungkit golongan 1 karena kedudukan titik

tumpu terletak di antara beban dan kuasa

4. Perbedaan 3 golongan pengungkit:

a. Pengungkit golongan 1: kedudukan titik tumpu terletak di antara

beban dan kuasa

b. Pengungkit golongan 2: kedudukan beban terletak di antara titik

tumpu dan kuasa

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

125

c. Pengungkit golongan 3: kedudukan kuasa terletak di antara titik

tumpu dan beban

5. Jenis bidang miring yaitu tangga.

6. Mobil tidak cukup bertenaga untuk mendaki lereng yang curam. Oleh

karena itu, jalan tanjakan di gunung yang curam dibuat berkelok-kelok.

Jalan yang demikian akan mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk

mencapai ketinggian yang sama. Kemiringan tanjakan akan lebih landai

dengan adanya kelokan sehingga lebih mudah didaki.

7. Termasuk pesawat sederhana jenis katrol tunggal tetap.

8. Jenis katrol yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol

campuran/majemuk.

9. Yang paling menguntungkan katrol campuran/majemuk.

10. Adanya roda memungkinkan manusia untuk bergerak lebih cepat dan

mudah.

Kriteria Penilaian

Setiap soal benar skornya 10

Nilai= 10 x 10 =100

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

126

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

127

Percobaan I

Pengungkit

A. Tujuan:

Mengetahui keuntungan tuas jenis pertama untuk melakukan suatu usaha.

B. Alat dan bahan:

1. botol air minum

2. pembuka tutup botol

C. Langkah kerja:

1. Ajaklah salah satu temanmu membuka botol air minum dengan jarinya!

2. Temanmu yang lain membuka botol air minum tersebut dengan pembuka

tutup botol!

A B

D. Pertanyaan

1. Bandingkanlah siapa yang terlebih dahulu dapat membuka tutup botol air

minum? Apakah temanmu mengalami kesulitan?

2. Sekarang tukarlah pekerjaan kedua temanmu itu! Siapakah yang lebih

dahulu menyelesaikannya? Diskusikanlah pengalaman kalian! Apa

sebabnya?

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

128

Percobaan II

Bidang Miring

A. Tujuan:

Mengetahui prinsip kerja bidang miring.

B. Alat dan bahan

1. Balok kayu

2. Benang

3. Papan

4. Batu bata/balok kayu/batu

5. Neraca pegas

C. Langkah Kerja

Langkah pertama:

1. Ikatlah balok kayu dengan benang!

2. Benang ditarik ke atas sehingga balok dalam keadaan tergantung

Langkah kedua:

1. Tumpuklah dua buah batu bata! Kemudian,

letakkan papan pada batu bata seperti pada gambar!

Sekarang kamu telah membuat bidang miring!

2. Letakkan balok kayu yang terikat benang di atas

bidang miring ini. Tariklah benang ke atas dengan

neraca sehingga balok bergeser sepanjang papan!

D. Pertanyaan

1. Apa yang kamu rasakan pada saat melakukan langkah kerja pertama?

Bagaimana jika dibandingkan dengan langkah kerja kedua?

2. Ulangilah kegiatan di atas dengan kemiringan papan yang berbeda-beda!

Bandingkanlah dengan hasil percobaan sebelumnya!

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

129

Percobaan III

Katrol

A. Tujuan:

Membandingkan keuntungan katrol tunggal dan katrol ganda

B. Alat dan bahan:

1. Katrol tunggal 2 buah

2. Neraca pegas

3. Beban

4. Benang

C. Langkah kerja

1. Ukurlah beban dengan neraca pegas.

2. Lakukan percobaan sesuai gambar!

3. Ukurlah beban setelah memakai katrol!

A. Katrol

tunggal tetap

B. Katrol

tunggal bebas

D. Pertanyaan

Mana susunan katrol yang paling menguntungkan?

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

130

Percobaan IV

Roda

A. Tujuan:

Mengetahui prinsip kerja roda

B. Alat dan bahan:

1. Balok kayu

2. Roda kardus

3. Roda katrol

4. As

5. Cutter

6. Gunting

C. Langkah kerja

1. Pasanglah dua roda pada balok dengan mencobloskan masing-masing As

pada poros roda!

2. Dorong balok agar dapat berjalan!

3. Buat dua roda dari kardus!

4. Tusukkan As menembus roda kardus tapi tidak pada porosnya!

5. Pasangkan dua roda kardus pada balok pada lubang roda!

6. Dorong balok agar dapat berjalan!

D. Pertanyaan

1. Bagaimana jalan balok yang rodanya dicoblos pada porosnya?

2. Bagaimana jalan balok yang rodanya dicoblos pada tepi roda?

3. Manakah yang lebih nyaman jalannya?

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Balok

kayu

Roda pada

poros

Roda tidak pada

poros

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

131

Lampiran 10

Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Pada Siklus I

No Komponen Aktivitas Siswa Skor Rata-

rata Keterangan

1

Visual activities

a. Membaca

b. Memperhatikan gambar

c. Demonstrasi

d. Percobaan

80

80

90

90

85 Kriteria Penyekoran:

a. Skor 10: Jika tidak ada siswa

yang melaksanakan indikator

b. Skor 20: Jika 1-5 siswa

melaksanakan indikator

c. Skor 30: Jika 6-10 siswa

melaksanakan indikator

d. Skor 40: Jika 11-15 siswa

melaksanakan indikator

e. Skor 50: Jika 16-20 siswa

melaksanakan indikator

f. Skor 60: Jika 21-25 siswa

melaksanakan indikator

g. Skor 70: Jika 26-30 siswa

melaksanakan indikator

h. Skor 80: Jika 31-35 siswa

melaksanakan indikator

i. Skor 90: Jika 36-40 siswa

melaksanakan indikator

j. Skor 100: Jika 41-43 siswa

melaksanakan indikator

Kategori Skor:

≤60 :(Kurang Sekali)

61-70 :(Kurang )

71-80 :(Sedang)

81-90 :(Baik)

91-100 :(Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.

M., 2000: 101)

2

Oral activities

a. Menyatakan

b. Merumuskan

c. Bertanya

d. Mengeluarkan pendapat

e. Diskusi

60

60

70

70

70

65

3 Listening activities

a. Mendengarkan uraian

b. Percakapan

80

70

75

4 Writing activities

a. Menulis laporan

b. Menyalin dan mencatat

materi penting

80

70

75

5 Drawing activities

a. Menggambar

b. Membuat tabel/grafik

80

70

75

6 Motor activities

a. Melakukan percobaan

b. Membuat konstruksi model

80

70

75

7 Mental activities

a. Menanggapi

80

75

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

132

b. Mengingat

c. Memecahkan soal

d. Menganalisis

e. Melihat hubungan

80

70

70

70

8 Emosional activities

a. Menaruh minat

b. Gembira

c. Berani

d. Tenang

70

70

60

60

65

Jumlah 590

Rata-rata 73,75 Termasuk kategori Sedang

Purwodadi, 17 April 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

133

Lampiran 11

Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes Pesawat Sederhana pada

Siklus I No.

Absen Nama Siswa

Skor Angket

Aktivitas Belajar Kriteria

Nilai

Tes Keterangan

1. Amirul Muslikin 65 K 45 Di bawah KKM

2. Yuris Wahyu Adi A 67 K 72 Di atas KKM

3. Kumaidi 59 KS 66 Di atas KKM

4. Muhamad Yuliyanto 75 S 52 Di bawah KKM

5. Kiki Soviana 75 S 60 Di bawah KKM

6. Wiji Pranoto 70 K 59 Di bawah KKM

7. Mochamad Qoirul A 68 K 82 Di atas KKM

8. Dedi Kurniawan 57 KS 59 Di bawah KKM

9. Ady Wahyu Setiyo S 59 KS 48 Di bawah KKM

10. Budi Pranata Putra 59 KS 60 Di bawah KKM

11. Umiramandayanti 64 K 68 Di atas KKM

12. Siti Uswatun Chasanah 82 B 66 Di bawah KKM

13. Muhamat Basit M 84 B 81 Di atas KKM

14. Mila Safitri 69 K 74 Di atas KKM

15. Nonita Dela Prasiska 69 K 73 Di atas KKM

16. Ahmat Sodikin 69 K 70 Di atas KKM

17. Abdul Ghofur 69 K 67 Di atas KKM

18. Ririn Dwi Andriyani 82 B 86 Di atas KKM

19. Suci Nurkhasanah 69 S 70 Di atas KKM

20. Nova Yuniawati 70 K 53 Di bawah KKM

21. Sri Lestari 81 B 67 Di atas KKM

22. Linda Rahayu 77 S 70 Di atas KKM

23. Diki Riyan Hidayat 73 S 52 Di bawah KKM

24. Setiani 79 S 73 Di atas KKM

25. Siti Apriliya 77 S 66 Di atas KKM

26. Ayuk Wulandari 81 B 67 Di atas KKM

27. Suwarningsih 70 K 73 Di atas KKM

28. Putri Nilawati 77 S 76 Di atas KKM

29. Novita Sari 75 S 62 Di bawah KKM

30. Al Hidayah 81 B 66 Di atas KKM

31. Ilham Bagaskoro 76 S 71 Di atas KKM

32. Kristina Yuliyanti 82 B 68 Di atas KKM

33. Renata Ditya W 81 B 77 Di atas KKM

34. Al Fiyan 64 K 66 Di atas KKM

35. Abdul Wakhid 59 KS 56 Di bawah KKM

36. A.Umar Ali Syaifudin 82 B 66 Di atas KKM

37. A.Umar Ali Setyawan 68 K 67 Di atas KKM

38. Ainul Mardliyah 68 K 67 Di atas KKM

39. Wahyu 80 S 74 Di atas KKM

40. Septi Fajar Arum M 66 K 75 Di atas KKM

41. Qosradatus Yaja’ah 72 S 67 Di atas KKM

42. Khomariyah 66 K 75 Di atas KKM

43. Deni Agus Setyawan 69 K 59 Di bawah KKM

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

134

Kriteria:

≤60 : KS( Kurang Sekali)

61-70 : K( Kurang)

71-80 : S( Sedang)

81-90 : B( Baik)

91-100 : BS( Baik Sekali)

Indikator angket diambil dari Drs. Sanapiah Faisal (1981: 44-48)

Jumlah siswa yang skor angketnya KS (Kurang Sekali) sebanyak 15 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya K (Kurang) sebanyak 18 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya S (Sedang) sebanyak 9 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya B (Baik) sebanyak 1 siswa

Keterangan:

Di bawah KKM : Nilai ≤ 65

Di atas KKM : Nilai > 65

Jumlah siswa yang nilai tesnya di bawah KKM (≤ 65) sebanyak 14 siswa

Jumlah siswa yang nilai tesnya di atas KKM (> 65) sebanyak 29 siswa

Indikator nilai KKM diambil dari KKM SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi, 1 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

135

Lampiran 12

Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data Kelompok

Pada Siklus I

1. Rentang = 86 - 45 = 41

2. Banyak Kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 43

= 1 + 5,379

= 6,379

k = 6

3. Panjang Kelas= 41 : 6 = 6,83 = 7

4. Tabel Data Kelompok

No Interval Nilai Frekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)

1 45-51 2 48

2 52-58 4 55

3 59-65 6 62

4 66-72 19 69

5 73-79 9 76

6 80-86 3 83

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

136

Lampiran 13

Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran IPA dengan Pendekatan STM

pada Siklus I

Nama Praktikan : Catur Putra I. S

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Kriteria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai

kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran

2. Guru menyampaikan garis

besar materi pelajaran

3. Guru menyampaikan ruang

lingkup materi

4. Guru menyampaikan lama

pembelajaran

B

2 Kemampuan

guru

mengelola

kelas

1. Guru mengelompokkan siswa

untuk melakukan diskusi

2. Guru mengatur tempat duduk

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi

4. Guru mengawasi siswa selama

diskusi berlangsung

B

3 Kemampuan

mengelola

waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran tepat

waktu

2. Guru memberikan batas waktu

dalam melakukan diskusi

3. Guru menggunakan waktu

secara efisien

4. Guru melakukan pembelajaran

sesuai rencana

C

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa untuk

mengemukakan pengetahuan

awalnya tentang konsep yang

akan dibahas

C

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

137

2. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan

dengan konsep (tahap pertama

STM: pendahuluan)

3. Guru mendorong siswa untuk

mengkomunikasikan

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas

5 Menyampaikan

materi

1. Guru menjelaskan materi

2. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan

dengan materi

3. Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang materi

dan mengamati (tahap kedua

STM: pengembangan konsep)

4. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran

B

6 Keterampilan

guru

mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha memancing

siswa untuk bertanya

2. Guru berusaha memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan

3. Pertanyaan siswa sesuai

dengan materi yang diajarkan

4. Pertanyaan siswa urut dan

jelas

B

7 Diskusi dan

Pelaksanaan

percobaan

1. Guru memusatkan perhatian

siswa untuk diskusi dan

melakukan percobaan (tahap

ketiga STM: analisis konsep)

2. Guru menjelaskan materi

yang akan didiskusikan

3. Guru memberi kesempatan

siswa berpartisipasi

4. Guru menyuruh siswa

menyampaikan hasil

diskusinya

B

8 Perhatian guru

terhadap siswa

1. Guru memusatkan perhatian

pada siswa secara menyeluruh

B

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

138

2. Guru menghargai perbedaan

pendapat siswa

3. Guru memberi penjelasan

4. Guru menumbuhkan motivasi

siswa untuk bekerja sama

dalam diskusi

9 Pengembangan

aplikasi

1. Guru membimbing siswa

dalam mengerjakan soal

2. Guru memberikan penguatan

pemahaman konsep (tahap

keempat STM: pemantapan

konsep)

3. Guru memberi motivasi pada

siswa untuk giat belajar

4. Guru memberikan soal post

test pada setiap siswa (tahap

kelima STM: penilaian)

B

10

Kemampuan

menutup

pelajaran

1. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan

2. Guru bersama siswa membuat

rangkuman

3. Guru memberikan motivasi

siswa untuk belajar

4. Guru berpesan pada siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas

B

Purwodadi, 1 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

139

Lampiran 14

Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

STM pada Siklus I

No. Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pelajaran Cukup

4. Kemampuan memberikan apersepsi Cukup

5. Kemampuan menyampaikan materi Baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan Baik

7. Kemampuan membimbing diskusi dan pelaksanaan

percobaan

Baik

8. Perhatian guru terhadap siswa Baik

9. Kemampuan mengembangkan aplikasi Baik

10. Kemampuan menutup pelajaran Baik

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

Purwodadi, 1 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

140

Lampiran 15

Foto Pelaksanaan Siklus I

Gambar 23 Aktivitas Siswa Masih

Kurang Maksimal Saat

Siklus I

Gambar 24 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Membuka

Tutup botol dengan

Tangan di Siklus I

Gambar 25 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Membuka

Tutup botol dengan Tuas

di Siklus I

Gambar 26 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Bidang

miring yaitu

Menghitung Berat

Beban

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

141

Gambar 27 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Menyusun

Katrol Tetap

Gambar 28 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Menyusun

Katrol Bebas

Gambar 29 Aktivitas Siswa pada

Percobaan Menyusun

Bidang Miring

Gambar 30 Guru Membimbing Saat

Percobaan Berlangsung

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

142

Gambar 33 Aktivitas Siswa

Menyampaikan

Hasil Diskusi

Percobaan

Gambar 34 Pelaksanaan Evaluasi

pada Siklus I Masih

Ada Siswa yang

Bertanya kepada

Temannya

Gambar 31 Guru Memantapkan Materi

yang Telah Dipelajari

Gambar 32 Aktivitas Siswa pada Percobaan

Roda Berporos

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

143

Gambar 35 Pembagian Angket

Aktivitas Belajar

Siswa

Gambar 36 Pengumpulan Lembar Evaluasi

dan Angket

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

144

Lampiran 16

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Siklus II

Sekolah : SD Negeri Ngraji 3 Purwodadi

Kelas/Semester : V (lima) /II(dua)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Alokasi waktu : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

5. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak, gaya magnet).

B. Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat

C. Indikator

5.1.5 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misalnya

pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

5.1.6 Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit,

bidang miring, katrol, dan roda.

5.1.7 Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

5.1.8 Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 4 jenis pesawat sederhana

dengan benar.

2. Melalui diskusi, siswa dapat menggolongkan 4 alat rumah tangga dengan

benar.

3. Melalui diskusi, siswa dapat mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan

pesawat sederhana dengan benar.

4. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempraktekkan cara menggunakan

pesawat sederhana dengan benar.

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

145

E. Materi

Pesawat Sederhana

1. Kegunaan pesawat sederhana

a. Melipatgandakan gaya atau kemampuan kita

b. Mengubah arah gaya yang kita lakukan

c. Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan

d. Memudahkan dan meringankan pekerjaan

2. Jenis-jenis pesawat sederhana

a. Tuas

1) Tuas golongan 1: titik tumpu di tengah

Contoh: palu, gunting, jungkat-jungkit, tang

2) Tuas golongan 2: titik beban di tengah

Contoh: gerobak roda satu, pembuka kaleng, pemotong kertas

3) Tuas golongan 3: titik kuasa di tengah

Contoh: staples, pinset, menyapu

b. Bidang miring

Contoh: tangga, kapak, pisau, jalan di pegunungan

c. Katrol

Katrol berdasarkan jumlahnya:

1) Katrol Tunggal

2) Katrol Ganda

Page 167: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

146

Katrol berdasarkan kedudukannya

1) Katrol tetap

2) Katrol bebas

3) Katrol majemuk/campuran

d. Roda pada porosnya

Contoh: roda mobil, roda motor, roda sepeda

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas.

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada siswa

tentang alat pengungkit yang sudah dipelajari sebelumnya

(Tahap pertama STM: pendahuluan).

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan pada

pertemuan ini tentang pesawat sederhana.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang peta konsep tentang pesawat sederhana.

a. Siswa melakukan percobaan mengelompokkan alat/tuas

sesuai dengan golongan (Tahap kedua STM:

pengembangan konsep).

b. Siswa mengulang diskusi dalam kelompok tentang jenis

pesawat sederhana yang merupakan alat penerapan STM.

1) Tuas (pengungkit)

2) Bidang miring

3) Katrol

4) Roda

c. Siswa dan guru tanya jawab mengenai tujuan penggunaan

pesawat sederhana.

1) melipatgandakan gaya atau kemampuan kita

2) mengubah arah gaya yang kita lakukan

3) menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar

kecepatan

d. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang bagian dari

(50

menit)

Page 168: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

147

tuas dan pembagian tuas berdasarkan golongan (Tahap

kedua STM: pengembangan konsep).

e. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM:

analisis konsep).

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan siswa kesempatan bertanya.

b. Siswa dan guru memberikan simpulan (Tahap keempat

STM: pemantapan konsep)

c. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

d. Pengisian lembar observasi aktivitas siswa

(10

menit)

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada siswa

tentang bidang miring yang telah dipelajari (Tahap

pertama STM: pendahuluan).

c. Menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan

pada pertemuan ini tentang bidang miring.

d. Guru mengulas sedikit materi pertemuan sebelumnya dan

membahas PR.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

b. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

pengertian bidang miring dan katrol.

c. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai

keuntungan menggunakan bidang miring dan contoh

bidang miring.

d. Siswa melakukan percobaan menggunakan bidang miring

dan katrol tunggal, ganda, dan majemuk (Tahap kedua

STM: pengembangan konsep)

e. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM:

analisis konsep).

f. Siswa dan guru tanya jawab tentang contoh bidang miring

yang merupakan penerapan STM, diantaranya:

1) Kapak

2) Pisau

3) Linggis

4) Obeng

5) Paku ulir

6) Sekrup

(50

menit)

Page 169: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

148

g. Siswa dan guru tanya jawab tentang jenis katrol.

1) Katrol tetap

2) Katrol bebas

3) Katrol majemuk

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi (Tahap keempat

STM: pemantapan konsep).

b. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

c. Pengisian lembar observasi aktivitas siswa

(10

menit)

Pertemuan III

1. Kegiatan Awal

a. Guru mempresensi siswa dan mengkondisikan kelas.

b. Guru melakukan apersepsi, menanyakan kepada siswa

tentang katrol yang telah dipelajari sebelumnya (Tahap

pertama STM: pendahuluan )

c. Menyampaikan indikator dan kompetensi yang

diharapkan hari ini yaitu tentang roda.

d. Guru mengulas sedikit materi pertemuan sebelumnya dan

membahas PR.

(10

menit)

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang pengertian roda berporos.

b. Siswa melakukan percobaan tentang roda pada porosnya

(Tahap kedua STM: pengembangan konsep).

c. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan

membuat kesimpulan dari percobaan (Tahap ketiga STM:

analisis konsep).

d. Siswa dan guru tanya jawab tentang penggunaan roda di

masyarakat yang merupakan penerapan STM

(50

menit)

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi (Tahap keempat

STM: pemantapan konsep)

b. Guru memberikan evaluasi (Tahap kelima STM:

penilaian).

c. Pengisian angket II dan lembar observasi aktivitas siswa

(10

menit)

G. Metode, Media, dan Sumber Belajar

1. Pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat

Page 170: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

149

2. Metode

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, percobaan, dan praktek

3. Media

a. Gambar pesawat sederhana (tuas,

bidang miring, katrol, dan roda)

b. Tuas

c. Katrol

d. Bidang miring

e. Kereta/troli

f. Roda

4. Sumber

a. Silabus KTSP IPA kelas V semester II

b. Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas V

c. Pengalaman guru

d. Pengalaman siswa

H. Penilaian

Prosedur : tes proses, tes akhir

Jenis : tes tertulis, angket

Bentuk : uraian

Instrumen : soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian

Soal

Kerjakan soal di bawah ini!

1. Apakah yang dimaksud dengan pesawat sederhana?

2. Sebutkan 4 jenis pesawat sederhana!

3. Sebutkan 3 manfaat menggunakan pesawat sederhana!

4. Jelaskan 3 jenis tuas!

5. Sebutkan 3 jenis katrol berdasarkan jumlahnya?

6. Berikan 2 contoh penerapan penggunaan katrol!

7. Buatlah gambar penerapan katrol bebas!

8. Berikan 2 contoh penggunaan bidang miring?

9. Apakah yang dimaksud dengan roda berporos?

10. Berikan 2 contoh penggunaan roda!

Kunci jawaban

1. Pesawat sederhana adalah semua alat yang berguna untuk memudahkan

pekerjaan rumah.

Page 171: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

150

2. Jenis pesawat sederhana: tuas, bidang miring, katrol dan roda

3. Manfaat pesawat sederhana:

a. Melipatgandakan gaya atau kemampuan kita

b. Mengubah arah gaya yang kita lakukan

c. Menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan

d. Memudahkan dan meringankan pekerjaan.

4. Jenis tuas

a. Pengungkit golongan 1: kedudukan titik tumpu terletak di antara

beban dan kuasa

b. Pengungkit golongan 2: kedudukan beban terletak di antara titik

tumpu dan kuasa

c. Pengungkit golongan 3: kedudukan kuasa terletak di antara titik

tumpu dan beban

5. Jenis katrol yaitu katrol tunggal, katrol ganda dan katrol majemuk.

6. Contoh penerapan katrol yaitu pada timba sumur, pada katrol barang

digudang, pengerek tiang bendera dan katrol pada kapal barang.

7. Gambar katrol bebas.

8. Contoh penggunaan bidang miring yaitu pada tangga, jalan gunung yang

berkelak-kelok, dan pada saat memindahkan barang ke truk.

9. Roda adalah benda yang berputar pada porosnya

10. Contoh penggunaan roda yaitu setir mobil, roda gerobak, roda motor,

roda mobil.

Kriteria Penilaian

Setiap soal benar skornya 10

Nilai= 10 x 10 =100

Page 172: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

151

Page 173: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

152

Percobaan I

Pengungkit

A. Tujuan:

Mengetahui keuntungan tuas jenis pertama untuk melakukan suatu usaha.

B. Alat dan bahan:

1. Gunting

2. Pemotong kuku

3. Tang

4. Pembuka kaleng/botol

5. Stapler

6. Pinset

7. Sapu

8. Pencabut paku/ catut

9. Jungkat-jungkit

10. Palu

C. Langkah kerja:

Tunjukkanlah dengan anak panah mana yang dimaksud dengan titik

tumpu, beban, dan kuasa. Kemudian golongankan pengungkit tersebut!

No Alat Tuas golongan ke…

1

2

3

4

Page 174: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

153

5

6.

7.

8.

9.

10.

D. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 175: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

154

Percobaan II

Bidang Miring

A. Tujuan:

Mengetahui prinsip kerja bidang miring.

B. Alat dan bahan

1. Troli

2. Benang

3. Papan

4. Batu bata/balok kayu/batu

5. Neraca pegas

C. Langkah Kerja

Langkah pertama:

1. Ikatlah balok kayu dengan benang!

2. Benang ditarik ke atas sehingga balok dalam keadaan tergantung

Langkah kedua:

1. Buatlah ikatan tali pada troli seperti gambar!

2. Ukurlah beratnya dengan neraca pegas!

3. Tumpuklah dua buah batu bata! Kemudian, letakkan

papan pada batu bata seperti pada gambar! Sekarang

kamu telah membuat bidang miring!

4. Letakkan troli yang terikat benang di atas bidang miring

ini. Tariklah benang ke atas dengan neraca sehingga

balok bergeser sepanjang papan!

5. Buatlah kemiringan papan yang berbeda-beda!

6. Ulangi langkah 4!

D. Pertanyaan

1. Apa yang kamu rasakan pada saat menimbang troli?

2. Ulangilah kegiatan di atas dengan kemiringan papan yang berbeda-beda!

Bandingkanlah dengan hasil percobaan sebelumnya!

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 176: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

155

Percobaan III

Katrol

A. Tujuan:

Membandingkan keuntungan katrol tunggal dan katrol ganda

B. Alat dan bahan:

1. Katrol tunggal 2 buah

2. Katrol ganda 2 buah

3. Neraca pegas

4. beban

5. benang

C. Langkah kerja

1. Ukurlah beban dengan neraca pegas.

2. Lakukan percobaan sesuai gambar!

3. Tulis hasil pengukuran pada tabel!

a. Katrol majemuk

tunggal

b. Katol majemuk

ganda

D. Pertanyaan

Mana susunan katrol yang paling menguntungkan?

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 177: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

156

Percobaan IV

Roda

A. Tujuan:

Mengetahui prinsip kerja roda

B. Alat dan bahan:

1. Mobil-mobilan/motor-motoran

C. Langkah kerja

1. Tarik/dorong mobil-mobilan.

2. Amati laju mobil.

D. Pertanyaan

Bagaimana laju mobil/motor tersebut?

E. Simpulan

Apa simpulanmu?

Page 178: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

157

Lampiran 17

Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siswa pada Siklus II

No Komponen Aktivitas Siswa Skor Rata-

rata Keterangan

1

Visual activities

a. Membaca

b. Memperhatikan gambar

c. Demonstrasi

d. Percobaan

100

100

90

90

95 Kriteria Penyekoran:

a. Skor 10: Jika tidak ada siswa yang

melaksanakan indikator

b. Skor 20: Jika 1-5 siswa

melaksanakan indikator

c. Skor 30: Jika 6-10 siswa

melaksanakan indikator

d. Skor 40: Jika 11-15 siswa

melaksanakan indikator

e. Skor 50: Jika 16-20 siswa

melaksanakan indikator

f. Skor 60: Jika 21-25 siswa

melaksanakan indikator

g. Skor 70: Jika 26-30 siswa

melaksanakan indikator

h. Skor 80: Jika 31-35 siswa

melaksanakan indikator

i. Skor 90: Jika 36-40 siswa

melaksanakan indikator

j. Skor 100: Jika 41-43 siswa

melaksanakan indikator

Kategori Skor:

≤60 :(Kurang Sekali)

61-70 :(Kurang )

71-80 :(Sedang)

81-90 :(Baik)

91-100 :(Baik Sekali)

(Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.

M., 2000: 101)

2

Oral activities

a. Menyatakan

b. Merumuskan

c. Bertanya

d. Mengeluarkan pendapat

e. Diskusi

90

90

80

80

80

85

3 Listening activities

a. Mendengarkan uraian

b. Percakapan

90

80

85

4 Writing activities

a. Menulis laporan

b. Menyalin dan mencatat materi

penting

90

80

85

5 Drawing activities

a. Menggambar

b. Membuat tabel/grafik

90

80

85

6 Motor activities

a. Melakukan percobaan

b. Membuat konstruksi model

90

80

85

7 Mental activities

a. Menanggapi

90

85

Page 179: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

158

b. Mengingat

c. Memecahkan soal

d. Menganalisis

e. Melihat hubungan

90

80

80

80

8 Emosional activities

a. Menaruh minat

b. Gembira

c. Berani

d. Tenang

80

80

70

70

75

Jumlah 675

Rata-rata 84,38 Termasuk kriteria baik

Purwodadi, 10 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 180: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

159

Lampiran 18

Daftar Nilai Angket Aktivitas Belajar IPA dan Nilai Tes Pesawat Sederhana

pada Siklus II

No.

Absen Nama Siswa

Skor Angket

Aktivitas Belajar Kriteria Nilai Tes Keterangan

1. Amirul Muslikin 68 K 59 Di bawah KKM

2. Yuris Wahyu Adi A 72 S 77 Di atas KKM

3. Kumaidi 72 S 86 Di atas KKM

4. Muhamad Yuliyanto 82 B 69 Di atas KKM

5. Kiki Soviana 81 B 84 Di atas KKM

6. Wiji Pranoto 75 S 84 Di atas KKM

7. Mochamad Qoirul A 73 S 90 Di atas KKM

8. Dedi Kurniawan 71 S 60 Di bawah KKM

9. Ady Wahyu Setiyo S 64 K 74 Di atas KKM

10. Budi Pranata Putra 64 K 83 Di atas KKM

11. Umiramandayanti 72 S 70 Di atas KKM

12. Siti Uswatun Chasanah 95 BS 93 Di atas KKM

13. Muhamat Basit M 92 BS 100 Di atas KKM

14. Mila Safitri 74 S 89 Di atas KKM

15. Nonita Dela Prasiska 76 S 91 Di atas KKM

16. Ahmat Sodikin 77 S 92 Di atas KKM

17. Abdul Ghofur 74 S 85 Di atas KKM

18. Ririn Dwi Andriyani 92 BS 97 Di atas KKM

19. Suci Nurkhasanah 74 S 91 Di atas KKM

20. Nova Yuniawati 75 S 85 Di atas KKM

21. Sri Lestari 93 BS 88 Di atas KKM

22. Linda Rahayu 82 B 85 Di atas KKM

23. Diki Riyan Hidayat 82 B 84 Di atas KKM

24. Setiani 84 B 97 Di atas KKM

25. Siti Apriliya 82 B 70 Di atas KKM

26. Ayuk Wulandari 93 BS 91 Di atas KKM

27. Suwarningsih 75 S 90 Di atas KKM

28. Putri Nilawati 82 B 100 Di atas KKM

29. Novita Sari 83 B 82 Di atas KKM

30. Al Hidayah 92 BS 100 Di atas KKM

31. Ilham Bagaskoro 81 B 84 Di atas KKM

32. Kristina Yuliyanti 92 BS 85 Di atas KKM

33. Renata Ditya W 93 BS 78 Di atas KKM

34. Al Fiyan 72 S 68 Di atas KKM

35. Abdul Wakhid 64 K 81 Di atas KKM

36. A.Umar Ali Syaifudin 87 B 79 Di atas KKM

37. A.Umar Ali Setyawan 73 S 90 Di atas KKM

38. Ainul Mardliyah 73 S 78 Di atas KKM

39. Wahyu 85 B 100 Di atas KKM

40. Septi Fajar Arum M 71 S 80 Di atas KKM

41. Qosradatus Yaja’ah 83 B 100 Di atas KKM

42. Khomariyah 71 S 93 Di atas KKM

43. Deni Agus Setyawan 74 S 86 Di atas KKM

Page 181: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

160

Kriteria:

≤60 : KS( Kurang Sekali)

61-70 : K( Kurang)

71-80 : S( Sedang)

81-90 : B( Baik)

91-100 : BS( Baik Sekali)

Indikator angket diambil dari Drs. Sanapiah Faisal (1981: 44-48)

Jumlah siswa yang skor angketnya KS (Kurang Sekali) sebanyak 15 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya K (Kurang) sebanyak 18 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya S (Sedang) sebanyak 9 siswa

Jumlah siswa yang skor angketnya B (Baik) sebanyak 1 siswa

Keterangan:

Di bawah KKM : Nilai ≤ 65

Di atas KKM : Nilai > 65

Jumlah siswa yang nilai tesnya di bawah KKM (≤ 65) sebanyak 14 siswa

Jumlah siswa yang nilai tesnya di atas KKM (> 65) sebanyak 29 siswa

Indikator nilai KKM diambil dari KKM SD Negeri 3 Ngraji

Purwodadi, 10 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 182: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

161

Lampiran 19

Perhitungan Perubahan Data Tunggal Nilai Menjadi Data Kelompok

Pada Siklus II

1. Rentang = 100 - 59 = 41

2. Banyak Kelas

k = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 43

= 1 + 5,379

= 6,379

k = 6

3. Panjang Kelas= 41 : 6 = 6,83 = 7

4. Tabel Data Kelompok

No Interval Nilai Frekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)

1 59-65 2 62

2 66-72 4 69

3 73-79 5 76

4 80-86 14 83

5 87-93 11 90

6 94-100 7 97

Page 183: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

162

Lampiran 20

Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran IPA dengan Pendekatan STM

pada Siklus II

Nama Praktikan : Catur Putra I. S.

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Kriteria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai

kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran

2. Guru menyampaikan garis

besar materi pelajaran

3. Guru menyampaikan ruang

lingkup materi

4. Guru menyampaikan lama

pembelajaran

B

2 Kemampuan

guru

mengelola

kelas

1. Guru mengelompokkan siswa

untuk melakukan diskusi

2. Guru mengatur tempat duduk

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi

4. Guru mengawasi siswa selama

diskusi berlangsung

B

3 Kemampuan

mengelola

waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran tepat

waktu

2. Guru memberikan batas waktu

dalam melakukan diskusi

3. Guru menggunakan waktu

secara efisien

4. Guru melakukan pembelajaran

sesuai rencana

B

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa untuk

mengemukakan pengetahuan

awalnya tentang konsep yang

akan dibahas

B

Page 184: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

163

1. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan

dengan konsep (tahap pertama

STM: pendahuluan)

2. Guru mendorong siswa untuk

mengkomunikasikan

3. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas

5 Menyampaikan

materi

1. Guru menjelaskan materi

2. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan

dengan materi

3. Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang materi

dan mengamati (tahap kedua

STM: pengembangan konsep)

4. Guru membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran

SB

6 Keterampilan

guru

mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha memancing

siswa untuk bertanya

2. Guru berusaha memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan

3. Pertanyaan siswa sesuai

dengan materi yang diajarkan

4. Pertanyaan siswa urut dan

jelas

B

7 Diskusi dan

Pelaksanaan

percobaan

1. Guru memusatkan perhatian

siswa untuk diskusi dan

melakukan percobaan (tahap

ketiga STM: analisis konsep)

2. Guru menjelaskan materi

yang akan didiskusikan

3. Guru memberi kesempatan

siswa berpartisipasi

4. Guru menyuruh siswa

menyampaikan hasil

diskusinya

SB

8 Perhatian guru

terhadap siswa

1. Guru memusatkan perhatian

pada siswa secara menyeluruh

SB

Page 185: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

164

2. Guru menghargai perbedaan

pendapat siswa

3. Guru memberi penjelasan

4. Guru menumbuhkan motivasi

siswa untuk bekerja sama

dalam diskusi

9 Pengembangan

aplikasi

1. Guru membimbing siswa

dalam mengerjakan soal

2. Guru memberikan penguatan

pemahaman konsep (tahap

keempat STM: pemantapan

konsep)

3. Guru memberi motivasi pada

siswa untuk giat belajar

4. Guru memberikan soal post

test pada setiap siswa (tahap

kelima STM: penilaian)

SB

10

Kemampuan

menutup

pelajaran

1. Guru bersama siswa membuat

kesimpulan

2. Guru bersama siswa membuat

rangkuman

3. Guru memberikan motivasi

siswa untuk belajar

4. Guru berpesan pada siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas

SB

Purwodadi, 10 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 186: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

165

Lampiran 21

Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

STM pada Siklus II

No. Variabel Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas Sangat Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pelajaran Baik

4. Kemampuan memberikan apersepsi Baik

5. Kemampuan menyampaikan materi Sangat Baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan Baik

7. Kemampuan membimbing diskusi dan

pelaksanaan percobaan

Sangat Baik

8. Perhatian guru terhadap siswa Sangat Baik

9. Kemampuan pengembangan aplikasi Sangat Baik

10. Kemampuan menutup pelajaran Sangat Baik

Kriteria:

Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

Purwodadi, 10 Mei 2010

Mengetahui

Observer/Guru Kolaborator

Evyani S, S. Pd

NIP 19720423 200701 2 006

Peneliti

Catur Putra I. S

NIM. K7106012

Page 187: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

166

Lampiran 22

Rekapitulasi Skor Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3

Ngraji Purwodadi Grobogan No.

Absen Nama Siswa

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II Keterangan

1. Amirul Muslikin 59 65 68 Meningkat

2. Yuris Wahyu Adi A 58 67 72 Meningkat

3. Kumaidi 55 59 72 Meningkat

4. Muhamad Yuliyanto 59 75 82 Meningkat

5. Kiki Soviana 63 75 81 Meningkat

6. Wiji Pranoto 66 70 75 Meningkat

7. Mochamad Qoirul A 62 68 73 Meningkat

8. Dedi Kurniawan 56 57 71 Meningkat

9. Ady Wahyu Setiyo S 62 59 64 Meningkat

10. Budi Pranata Putra 58 59 64 Meningkat

11. Umiramandayanti 56 64 72 Meningkat

12. Siti Uswatun Chasanah 80 82 95 Meningkat

13. Muhamat Basit M 77 84 92 Meningkat

14. Mila Safitri 67 69 74 Meningkat

15. Nonita Dela Prasiska 59 69 76 Meningkat

16. Ahmat Sodikin 65 69 77 Meningkat

17. Abdul Ghofur 58 69 74 Meningkat

18. Ririn Dwi Andriyani 79 82 92 Meningkat

19. Suci Nurkhasanah 62 69 74 Meningkat

20. Nova Yuniawati 64 70 75 Meningkat

21. Sri Lestari 68 81 93 Meningkat

22. Linda Rahayu 59 77 82 Meningkat

23. Diki Riyan Hidayat 59 73 82 Meningkat

24. Setiani 68 79 84 Meningkat

25. Siti Apriliya 68 77 82 Meningkat

26. Ayuk Wulandari 76 81 93 Meningkat

27. Suwarningsih 59 70 75 Meningkat

28. Putri Nilawati 74 77 82 Meningkat

29. Novita Sari 73 75 83 Meningkat

30. Al Hidayah 71 81 92 Meningkat

31. Ilham Bagaskoro 58 76 81 Meningkat

32. Kristina Yuliyanti 78 82 92 Meningkat

33. Renata Ditya W 81 81 93 Meningkat

34. Al Fiyan 58 64 72 Meningkat

35. Abdul Wakhid 59 59 64 Meningkat

36. A.Umar Ali Syaifudin 68 82 87 Meningkat

37. A.Umar Ali Setyawan 63 68 73 Meningkat

38. Ainul Mardliyah 67 68 73 Meningkat

39. Wahyu 73 80 85 Meningkat

40. Septi Fajar Arum M 63 66 71 Meningkat

41. Qosradatus Yaja’ah 63 72 83 Meningkat

42. Khomariyah 65 66 71 Meningkat

43. Deni Agus Setyawan 62 69 74 Meningkat

Page 188: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

167

Lampiran 23

Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngraji Purwodadi

Grobogan No.

Absen Nama Siswa

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II Keterangan

1. Amirul Muslikin 37 45 59 Meningkat

2. Yuris Wahyu Adi A 62 72 77 Meningkat

3. Kumaidi 63 66 86 Meningkat

4. Muhamad Yuliyanto 47 52 69 Meningkat

5. Kiki Soviana 59 60 84 Meningkat

6. Wiji Pranoto 55 59 84 Meningkat

7. Mochamad Qoirul A 63 82 90 Meningkat

8. Dedi Kurniawan 55 59 60 Meningkat

9. Ady Wahyu Setiyo S 46 48 74 Meningkat

10. Budi Pranata Putra 58 60 83 Meningkat

11. Umiramandayanti 64 68 70 Meningkat

12. Siti Uswatun Chasanah 64 66 93 Meningkat

13. Muhamat Basit M 65 81 100 Meningkat

14. Mila Safitri 73 74 89 Meningkat

15. Nonita Dela Prasiska 66 73 91 Meningkat

16. Ahmat Sodikin 67 70 92 Meningkat

17. Abdul Ghofur 64 67 85 Meningkat

18. Ririn Dwi Andriyani 79 86 97 Meningkat

19. Suci Nurkhasanah 69 70 91 Meningkat

20. Nova Yuniawati 51 53 85 Meningkat

21. Sri Lestari 63 67 88 Meningkat

22. Linda Rahayu 69 70 85 Meningkat

23. Diki Riyan Hidayat 49 52 84 Meningkat

24. Setiani 70 73 97 Meningkat

25. Siti Apriliya 64 66 70 Meningkat

26. Ayuk Wulandari 65 67 91 Meningkat

27. Suwarningsih 68 73 90 Meningkat

28. Putri Nilawati 75 76 100 Meningkat

29. Novita Sari 60 62 82 Meningkat

30. Al Hidayah 65 66 100 Meningkat

31. Ilham Bagaskoro 72 71 84 Meningkat

32. Kristina Yuliyanti 62 68 85 Meningkat

33. Renata Ditya W 71 77 78 Meningkat

34. Al Fiyan 62 66 68 Meningkat

35. Abdul Wakhid 55 56 81 Meningkat

36. A.Umar Ali Syaifudin 62 66 79 Meningkat

37. A.Umar Ali Setyawan 63 67 90 Meningkat

38. Ainul Mardliyah 64 67 78 Meningkat

39. Wahyu 70 74 100 Meningkat

40. Septi Fajar Arum M 68 75 80 Meningkat

41. Qosradatus Yaja’ah 65 67 100 Meningkat

42. Khomariyah 69 75 93 Meningkat

43. Deni Agus Setyawan 58 59 86 Meningkat

Page 189: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI .../Upaya... · Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data,

168