upaya hukum yang dilakukan bank apabila terjamin ... · pertama prosedur pemberian bank garansi di...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI PT. BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Pratiwi Damarjati NIM. E0007180 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongquynh

Post on 07-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN

WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI

PT. BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA)

  

 

 

 

 

                                     

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

Pratiwi Damarjati

NIM. E0007180

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii 

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum ( Skripsi )

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI

PT BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA)

Oleh

Pratiwi Damarjati

NIM. E0007180

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 15 Juli 2011

Page 3: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii 

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum ( Skripsi )

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN

WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI

PT BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA)

Oleh

Pratiwi Damarjati

NIM. E0007180

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Juli 2011

Page 4: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv 

PERNYATAAN

Nama : Pratiwi Damarjati

NIM : E0007180

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN

WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI

PT BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA)

adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam

penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum

(skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2011

yang membuat pernyataan

Pratiwi Damarjati

NIM. E0007180

 

Page 5: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Kegagalan Dapat Dibagi Menjadi Dua  Sebab, Yakni  Orang Yang Berfikir  Tapi Tindak Pernah Bertindak Dan Orang Yang Bertindak Tapi Tidak Pernah 

Berfikir (Sebuah Perenungan) 

  

Tak seorangpun dapat kembali dan mengubah masa lalu,  namun hari ini semua orang bisa memulai sesuatu dan  

menghasilkan akhir yang berbeda nantinya (Anonymous) 

  

A journey of a thousand miles begins with a single step (Confucius) 

 

  

Page 6: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi 

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

♥ Tuhan yang Maha Kasih

♥ Keluargaku tercinta (Ayahanda Drs.Agus

Sutanto dan Ibunda Dra.Dwi Satyarini)

terima kasih atas doa, dukungan serta kasih

sayang yang senantiasa diberikan kepada

penulis

♥ Mas Aditya Eka Dera P, tanpa doa dan

dukunganmu karya ini tidak akan

terwujud. Terima kasih mas...

♥ Sahabat-sahabatku (Nares, Devi, Lita,

Winda, Yessi, David, Sayfudin)

♥Semua insan yang rindu dan terus

mengusung tegaknya supremasi hukum di

Indonesia serta selalu menjunjung tinggi

nilai – nilai kebenaran dan keadilan…viva

jusiticia.

Page 7: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii 

ABSTRAK

Pratiwi Damarjati, E0007180. 2011. UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI PT BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian bank garansi yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta serta upaya hukum yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila pihak terjamin melakukan wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi. Penelitian hukum (skripsi) ini merupakan jenis penelitian hukum empiris bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber data sekuder yang digunakan mencakup data primer, data sekunder, dan data tertier. Teknik pengumpulan data mengunakan wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan menggunakan model analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui 3 (tiga) tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pemberian bank garansi dengan jaminan full cover dan pemberian bank garansi dengan jaminan tidak full cover. Bank garansi dengan jaminan full cover berarti jaminan berupa rekening. Sedangkan bank garansi dengan jaminan tidak full cover berarti dijamin dengan rekening dan aset nasabah sesuai yang disebutkan dalam Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB). Penerbitan bank garansi oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang diatur dalam Pedoman dan Kebijakan Kredit Retail Market telah sesuai dengan syarat – syarat penerbitan bank garansi yang terdapat dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank serta Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: SE 11/11 Perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank. Kedua, upaya hukum yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila terjamin wanprestasi dalam perjanjian bank garansi meliputi penggantian, pengubahan perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit, dan eksekusi barang jaminan. Kata kunci : bank garansi, prosedur, upaya hukum

Page 8: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii 

ABSTRACT

Pratiwi Damarjati, E0007180. 2011. THE LEGAL ACTION THE BANK CARRIES OUT WHEN THE INSURED VIOLATES THE GUARANTEE BANK AGREEMENT (A STUDY IN THE SURAKARTA MAIN BRANCH OF PT BANK NEGARA INDONESIA). Faculty of Law of Sebelas Maret University.

This research aims to find out the procedure of giving bank the guarantee carried out by the Surakarta main branch of PT Bank Negara Indonesia as well as the legal action carried out by the Surakarta main branch of PT Bank Negara Indonesia when the insured violates the guarantee bank agreement.

This writing belongs to an empirical law research that is descriptive in nature. The data type employed was primary and secondary data. The secondary data source included primary, secondary and tertiary data. Techniques of collecting data used were interview and library study. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis, in which the data collected would be then analyzed using 3 (three) stages: data reduction, data display and conclusion drawing.

Considering the result of research and discussion, it can be concluded that firstly, the Procedure of giving bank guarantee in the Surakarta main branch of PT Bank Negara Indonesia can be divided into 2 (two) types: bank guarantee giving with full cover collateral and bank guarantee giving with non-full cover collateral. Guarantee bank with full cover collateral means that the collateral is in the form of account. Meanwhile the guarantee bank with non-full cover guarantee means it is guaranteed with the customer’s account and asset as included in the Guarantee Bank Publication Agreement (PPGB). The guarantee bank publication by the Surakarta main branch of PT Bank Negara Indonesia governed in the Guidelines and Policy of Retail Market Credit has been consistent with the conditions of guarantee bank publication included in the Decree of Indonesian Bank Director Board Number 11/110/Kep./Dir/UPBB about the Collateral Giving by Bank and Collateral Giving by the Non-Bank financial institution as well as Bank of Indonesia’s Circular Number: SE 11/11 concerning the Collateral Giving by Bank and Collateral Giving by Non-Bank Financial Institution. Secondly, the legal action the Surakarta main branch of PT Bank Negara Indonesia takes when the insured violates the guarantee bank agreement including replacing, changing the guarantee bank agreement into credit agreement, and collateral object execution.

Keywords: guarantee bank, procedure, legal action

Page 9: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih, atas

pertolongan dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penulisan Hukum (Skripsi), dengan judul “ Upaya Hukum yang Dilakukan Bank

apabila Terjamin Wanprestasi terhadap Perjanjian Bank Garansi (Studi di PT.

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta)”.

Skripsi ini menjelaskan tentang prosedur pemberian bank garansi yang

dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta serta upaya

hukum yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

apabila terjamin wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi.

Penulis banyak mendapatkan masukan, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian

Penulisan Hukum(skripsi) ini. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

UNS Surakarta.

2. Bapak Mohammad Adnan, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik

penulis yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan selama

penulis belajar di kampus Fakultas Hukum UNS.

3. Bapak Pujiyono, S.H.,M.H selaku Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan segala ilmu dan dengan penuh kesabaran membimbing serta

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) ini

dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah mencurahkan ilmunya pada

penulis dengan penuh kesabaran.

5. Bapak Drs.Azwir Sanur, M.M., selaku Pimpinan PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis

untuk melakukan penelitian tentang bank garansi di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta.

Page 10: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

x  

6. Bapak Beni Indrawan, selaku pengganti sementara Penyelia unit Dalam

Negeri dan Kliring PT BNI Cabang Utama Surakarta. Terima kasih atas

segala bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Drs. Agus Sutanto dan Ibu Dra. Dwi Satyarini)

dan adikku tersayang Gloria Febriola Marlen. Terima kasih atas kasih sayang

tidak terhingga yang telah diberikan kepada penulis.

8. Aditya Eka Dera P yang telah dengan sabar dan setia memberikan dukungan

kepada penulis.

9. Sahabat – sahabat setiaku yang selalu setia menemani dan memberi

dukungan (Yessi, Nares, Devi, Lita, Winda, David, Sayfudin) bersama

kalian, keluh kesah dan resah menjadi semangat dan cita untuk meraih

sukses.

10. Teman – teman seperjuang di Fakultas Hukum UNS angkatan 2007 yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak dukungan dan

bantuannya selama ini kawan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan

hukum (skripsi) ini belum sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan demi perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang.

Semoga penulisan hukum (skripsi) yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis

dan semua pembaca yang budiman.

   

 

 

 

Surakarta, Juli 2011

Pratiwi Damarjati

E 0007180

Page 11: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….......i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….…………ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………….………….iii

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………...iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………………………… v

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………vi

ABSTRAK……………………………………………………………………….vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xiv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...………....1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………...…......1

B. Rumusan Masalah……………………………………………...…..…5

C. Tujuan Penelitian……………………………………………......……5

D. Manfaat Penelitian…………………………………………...………..6

E. Metode Penelitian……………………………………………………...6

F. Sistematika Penulisan Hukum………………………...……………...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...13

A. Kerangka Teori…………………………………...…………………..13

1.Tinjauan tentang Bank.......................................................………..13

a. Pengertian Bank.....................…………………...………….....13

b. Kegiatan – Kegiatan bank…………………….....……...……..14

2. Tinjauan tentang Upaya Hukum.....................................................16

3. Tinjauan tentang Perjanjian.............................................................17

a. Pengertian Perjanjian..................................................................17

b. Syarat Sah Perjanjian.................................................................18

c. Asas – asas dalam Perjanjian......................................................20

Page 12: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

xii  

d. Hapusnya Perjanjian...................................................................23

4. Tinjauan tentang Wanprestasi.........................................................24

a. Pengertian Prestasi.....................................................................24

b. Pengertian Wanprestasi..............................................................25

c. Akibat Wanprestasi....................................................................26

d. Tuntutan atas Dasar Wanprestasi...............................................26

5. Tinjauan tentang Jaminan................................................................26

a. Pengertian Jaminan.....................................................................26

b. Jenis Jaminan............................................................................27

6. Tinjauan tentang Bank Garansi.......................................................31

a. Pengertian Bank Garansi............................................................31

b. Tujuan Bank Garansi.................................................................32

c. Dasar Hukum Bank Garansi......................................................33

d. Penggolongan Bank Garansi.....................................................34

e. Bentuk dan Isi Perjanjian Bank Garansi....................................37

f. Sifat Perjanjian Bank Garansi....................................................38

g. Berakhirnya Bank Garansi........................................................38

B. Kerangka Pemikiran………………………………………............40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….....42

A. Gambaran Lokasi Penelitian...........................................................42

B. Prosedur Pemberian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta................................................................47

C. Upaya Hukum yang Dilakukan PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta apabila Terjamin Wanprestasi terhadap Perjanjian

BankGaransi...................................................................................64

BAB IV PENUTUP………………………………………...……………………87

A. Simpulan………………………………...………………………..87

B. Saran…………………………………...…………………………88

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...…………….89

LAMPIRAN

Page 13: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

xiii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Analisis Interaktif.............……………………………………11

Gambar 2. Skematik Kegiatan Bank................................………………………..15

Gambar 3. Skematik Kerangka Pemikiran................…………………………….40

Gambar 4. Struktur Organisasi PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta..............................................................................................46

Gambar 5. Skematik Prosedur Pemberian Bank Garansi di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta.....................................................47

Gambar 6. Skematik Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Klaim di PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta........................................64

Gambar 7. Skematik Upaya Hukum yang Dilakukan PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta apabila Terjamin Wanprestasi terhadap

Perjanjian Bank Garansi.......................................................................69

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 3 : Perjanjian Bank Garansi

Lampiran 4 : Perjanjian Penerbitan Bank Garansi

Lampiran 5 : Perjanjian Kredit

 

Page 15: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional

merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi

seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas

mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang

– Undang Dasar Tahun 1945 yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial (alinea IV Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945).

Pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan berbagai unsur pembangunan, termasuk di bidang

ekonomi dan keuangan. Pertumbuhan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan

arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional.

Sementara itu, perkembangan perekonomian nasioanal senantiasa bergerak cepat

dengan tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, perlu berbagai

penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi termasuk sektor perbankan sehingga

dapat diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh perekonomian nasional

(Penjelasan Umum tentang Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga

intermediasi dan penunjang sistem perbankan merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam proses penyesuaian yang dimaksud. Peranan perbankan

nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dana dan

menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan

Page 16: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

  

sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada koperasi, pengusaha kecil

dan menengah, serta berbagai lapisan masyarakat tanpa diskriminasi sehingga

akan memperkuat struktur perekonomian nasional.

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian bank terdapat pada Pasal

1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang mendefinisikan bank

sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan pengertian tersebut, bank merupakan lembaga keuangan yang

kegiatannya meliputi :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam

hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi

masyarakat. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari

simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan

simpanan deposito (time deposit);

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Jenis

kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank misalnya kredit investasi,

kredit modal kerja, dan kredit perdagangan;

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa

pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan

dana. Contoh jasa yang diberikan bank antara lain pengiriman uang (transfer),

letter of credit (L/C), dan bank garansi (Kasmir, 2003:3-4).

Di Indonesia terdapat berbagai jenis bank. Berdasarkan kepemilikannya

bank dapat digolongkan menjadi bank milik pemerintah, bank milik swasta

nasional, bank milik koperasi, bank milik asing, dan bank campuran. Bank milik

pemerintah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang keseluruhan

atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Page 17: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

  

Salah satu bank yang merupakan milik pemerintah adalah PT Bank Negara

Indonesia (BNI). Berdasarkan daftar BUMN yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

(BEJ) tahun 2007, jumlah saham PT BNI yang dimiliki oleh pemerintah adalah

sebesar 99,11% (I Nyoman Tjager, 2007: 7).

Berdiri sejak 1946, Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang

didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Tahun 1992, status hukum dan

nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara

keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran

saham perdana di pasar modal pada tahun 1996 (http://www.bni.co.id). PT Bank

Negara Indonesia (Persero) memiliki kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia,

salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) berada di Surakarta.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Utama Surakarta sesuai

dengan fungsi bank menjalankan kegiatan untuk menghimpun dana dari

masyarakat, meenyalurkan dana masyarakat, serta memberikan jasa-jasa

perbankan lainnya. Salah satu jenis produk jasa yang dikeluarkan oleh PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Cabang Utama Surakarta adalah bank garansi.

Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank

kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan / lembaga lainnya

dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin

akan memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijamin

kepada pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin kemudian hari

ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang

diperjanjikan atau cedera janji (Kasmir, 2002: 157).

Bank garansi merupakan salah satu bentuk jaminan perorangan yang

termasuk perjanjian penanggungan hutang (Borghtocht, Guarantee). Mengenai

jaminan perorangan atau penanggungan hutang diatur dalam Pasal 1820 sampai

dengan Pasal 1850 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1820 KUH

Peerdata menyebutkan bahwa “penanggungan adalah suatu perjanjian dengan

mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan diri

untuk memenuhi perikatannya si berutang, manakala orang itu sendiri tidak

Page 18: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

  

memenuhinya”. Pihak bank dalam penerbitan bank garansi mengambil alih

kewajiban terjamin bila si terjamin melakukan wanprestasi terhadap penerima

jaminan. Jadi bank garansi merupakan bentuk perikatan bersyarat, yang syaratnya

adalah suatu keadaan dimana si berutang dinyatakan telah lalai atau wanprestasi.

Bank garansi sangat diperlukan bagi seorang pengusaha dalam

menjalankan suatu usaha. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa modal dalam

bentuk uang walaupun bukan segala-galanya, adalah mutlak diperlukan untuk

berbagai tahap kegiatan. Modal dalam bentuk uang dapat diberikan dalam bentuk

uang tunai atau semacam jaminan dalam surat-surat berharga. Bank Garansi

merupakan salah satu bentuk jaminan yang diberikan oleh bank untuk menjamin

nasabah apabila akan mengerjakan suatu proyek tertentu atau untuk mengikuti

tender diinstansi tertentu (Kasmir, 2003:194). Terkadang bank garansi menjadi

syarat yang diwajibkan oleh suatu instansi bagi para pihak yang akan mengikuti

tender. Karena pentingnya keberadaan bank garansi bagi suatu pekerjaan atau

proyek, maka perlu diketahui bagaimana pihak bank melakukan proses atau cara

untuk memberikan bank garansi, dalam hal ini bank yang dimaksud adalah

PT.Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

Pemberian bank garansi memungkinkan terjadinya risiko. Risiko yang

mungkin dialami oleh bank antara lain bank kehilangan dana karena pihak

terjamin melakukan wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi yang telah

disepakati. Wanprestasi menimbulkan kerugian bagi pihak bank, maka perlu

dilakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan hal tersebut. Upaya yang digunakan

bank untuk menyelesaikan wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin (nasabah)

antara lain dengan ketentuan – ketentuan yang terdapat dalam perjanjian. Upaya

tersebut diperlukan untuk membuat terjamin bertanggung jawab atas tindakan

wanprestasi yang telah dilakukan. Upaya hukum sangat diperlukan untuk

mengembalikan dana bank yang digunakan un tuk membayar klaim kepada

penerima jaminan pada saat terjamin melakukan wanprestasi. Oleh karena itu

perlu diteliti tentang upaya hukum yang dilakukan oleh PT. Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila pihak terjamin melakukan

wanprestasi.

Page 19: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

  

Berdasarkan latar belakang di atas perlu untuk mengetahui prosedur

pemberian bank garansi serta upaya-upaya hukum yang dilakukan oleh bank

apabila pihak terjamin malakukan wanprestasi, maka penulis memilih judul :

UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN

WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN BANK GARANSI (STUDI DI PT.

BANK NEGARA INDONESIA CABANG UTAMA SURAKARTA)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pemberian bank garansi yang dilakukan oleh PT.

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta?

2. Apakah upaya hukum yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta apabila pihak terjamin melakukan wanprestasi

terhadap perjanjian bank garansi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian pada dasarnya memiliki suatu tujuan tertentu yang hendak

dicapai. Tujuan penelitian harus jelas sehingga dapat memberikan arah dalam

pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui prosedur pemberian bank garansi yang dilakukan oleh

PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

b. Untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan PT. Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila pihak terjamin melakukan

wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi.

Page 20: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

  

2. Tujuan Subyektif

a. Memberikan data dan informasi yang lengkap dan jelas sebagai bahan

dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi), sebagai persyaratan dalam

mencapai gelar kesarjanaan tingkat Strata I di bidang ilmu hukum Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Menambah, memperdalam pengetahuan serta pemahaman aspek hukum

dalam teori dan praktek bagi penulis.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun masyarakat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan hukum ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai referensi di bidang karya ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan terutama dibidang hukum pada umumnya dan bidang hukum

perdata pada khususnya.

b. Menambah literatur atau bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat

digunakan untuk melakukan kajian dan penulisan hukum selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi tentang prosedur pemberian bank garansi yang

dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

b. Mengetahui upaya hukum yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta apabila pihak terjamin dalam perjanjian bank

garansi melakukan wanprestasi.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah berdasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya (Soerjono

Soekanto , 2006: 43). Metodologi menurut Robert Bogdan dan Steven J Taylor

dalam Soerjono Soekanto adalah “the process, principles, and procedures by

Page 21: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

  

which we approach problems and seek answer. In the social sciences the term

applies to how one conducts research”. Metodologi diartikan sebagai suatu

proses, dan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mencari jawaban atas

masalah yang dirumuskan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian hukum

empiris. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti langsung ke lapangan atau masyarakat. Pada penelitian

hukum empiris yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, kemudian

dilanjutkan pada data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono

Soekanto, 2007:52). Jenis penelitian empiris yang digunakan oleh penulis

adalah dengan meneliti secara langsung di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Soerjono

Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-

gejala lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif adalah terutama untuk

mempertegas hipotesa - hipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat

teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2007:10).

Berdasarkan pengertian diatas, penulis berusaha memberikan

gambaran mengenai pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta serta upaya hukum yang dilakukan oleh PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila terjadi wanprestasi .

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta.

4. Jenis Data

Secara umum, di dalam penelitian biasanya dibedakan antara data

yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan

Page 22: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

  

pustaka. Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dinamakan

data primer, sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya

dinamakan data sekunder (Soerjono Soekanto, 2007:51). Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data primer merupakan keterangan atau fakta yang diperoleh

secara langsung melalui penelitian lapangan atau lokasi penelitian. Data

primer merupakan data yang dikumpulkan dari sejumlah fakta atau

keterangan yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan.

Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara lansung

dari lapangan, atau keterangan-keterangan yang secara tidak langsung

diperoleh tetapi cara memperolehnya melalui studi pustaka, buku-buku

literature, surat kabar, dokumen-dokumen, peraturan-peraturan perundang-

undangan, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan

penelitian hukum ini.

5. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana penelitian ini diperoleh.

Berdasarkan jenis data, maka dapat ditentukan sumber data yang digunakan

untuk penelitian, sehingga memperoleh data dan informasi yang berkaitan

dengan arah penelitian ini. Sumber data yang penulis gunakan adalah :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang terkait langsung

dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data primer dalam penelitian

ini adalah hasil wawancara langsung yang diperoleh dari Penyelia unit

Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang secara tidak

langsung memberikan keterangan dan bersifat melengkapi sumber data

Page 23: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

  

primer. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dapat

digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) Data primer

Data primer adalah data yang bersifat mengikat (Soerjono Soekanto dan

Sri Mamudji, 2001:13). Dalam penelitian ini adalah Undang-Undang

Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian

Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan

NonBank, serta SEBI Nomor 11/11 tentang tentang Pemberian Jaminan

oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang memberikan penjelasan mengenai data

primer (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001:13). Data sekunder

ini meliputi jurnal hukum nasional dan jurnal hukum internasional.

3) Data tertier

Data tertier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap data primer dan data sekunder (Soerjono Soekanto

dan Sri Mamudji, 2001:13). Data tertier yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumbulan data sebagai berikut :

a. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka, ketika

seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan

masalah penelitian kepada seorang responden (Amiruddin, 2006:82). Jenis

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu

dengan menggunakan catatan-catatan dan kerangka pertanyaan yang telah

ditentukan pokok permasalahannya namun masih dimungkinkan adanya

Page 24: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

  

variasi pengujian dan kebebasan dalam memberikan pertanyaan dengan

mendasarkan pada situasi yang ada sehingga dapat digali secara mendalam

mengenai suatu masalah yang peneliti lakukan.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data sekunder, yaitu

dengan mempelajari buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan,

dokumen-dokumen resmi, hasil penelitian terdahulu, dan bahan

kepustakaan lain yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara-cara analisis, yaitu dengan

kegiatan mengumpulkan data kemudian diadakan pengeditan terlebih dahulu,

untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan analisis yang sifatnya

kualitatif.

Penulis menggunakan model analisis interaktif (interactive model of

analysis), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui 3 (tiga) tahap,

yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Dalam

model ini dilakukan suatu proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang

terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan benar-benar data

yang mendukung penyusunan laporan penelitian (HB Soetopo, 2002:35-37).

Tahap-tahap analisa tersebut meliputi :

a. Reduksi data

Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari

catatan dan pengumpulan data. Proses ini berlangsung terus menerus

sampai laporan penelitian selesai.

b. Penyajian data

Sekumpulan informasi yang memunginkan kesimpulan riset dapat

dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, gambar, tabel, dan

sebagainya.

Page 25: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

  

c. Menarik Kesimpulan

Upaya menarik kesimpulan dari semua hal yang terdapat dalam

reduksi data dan sajian data.

Analisa data kualitatif model interaktif dapat digambarkan dengan

skema sebagai berikut (HB Soetopo, 2002:96) :

Gambar 1. Model analisis interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)

Penulis menyiapkan sistematika penulisan hukum (skripsi) untuk

memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika penulisan karya ilmiah

yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan karya ilmiah. Sistematika

penulisan hukun bagi penulis akan memberikan gambaran yang jelas sehingga

akan memudahkan pembaca untuk mengetahui isi dan maksud penelitian ini.

Adapun sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan kerangka-kerangka teori mengenai tinjauan tentang

bank, upaya hukum, perjanjian, wanprestasi, jaminan, bank garansi.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 26: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

  

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan sekaligus menjawab rumusan masalah

yang telah ditentukan sebelumnya. Pertama mengenai prosedur

pemberian bank garansi yang dilakukan oleh PT.Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta. Kedua mengenai upaya hukum

yang dilakukan PT.Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

apabila terjamin wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 27: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Bank

a. Pengertian Bank

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal

sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk

menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk

pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak,

uang kuliah, dan pembayaran lainnya (Kasmir, 2002: 23).

Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha

yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial

assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari

keuntungan saja (Malayu S.P Hasibuan, 2001: 2)

Prof. G.M. Verryn Stuart dalam Malayu S.P Hasibuan

memberikan definisi “Bank is a company who satisfied other people by

giving a credit with the money they accept as a gamble to the other,

eventhough they should supply the new money.” (Bank adalah badan

usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan

memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain

sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam).

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-

Pokok Perbankan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah semua

badan yang melalui kegiatan kegiatannya di bidang keuangan, menarik

uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat.

Page 28: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

  

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan pengertian tersebut Kasmir menyimpulkan bahwa

bank adalah badan usaha yang beraktivitas pertama adalah menghimpun

dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan kegiatan funding dalam

dunia perbankan. Dana dari masyarakat setelah diperoleh bank dalam

bentuk simpanan, maka dana tersebut diputar kembali atau dijual kembali

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan

istilah kredit (lending).

b. Kegiatan-Kegiatan Bank

Berdasarkan definisi bank yang terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998, maka kegiatan perbankan dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk :

a) Simpanan giro (demand deposit)

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang

penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau

bilyet giro.

b) Simpanan tabungan (saving deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank.

c) Simpanan deposito (time deposit)

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu

tertentu, penarikannya dilakukan sesuai jangka waktu tersebut.

2) Menyalurkan dana (lending) antara lain meliputi :

a) Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan kepada

pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal.

Page 29: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

  

b) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan sebagai

modal kerja. Kredit ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih

dari 1 (satu) tahun.

c) Kredit perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada

para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas

kegiatan perdagangannya.

3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) antara lain :

a) Kiriman Uang (transfer)

Transfer merupakan pengiriman uang lewat bank, yang

dilakukan pada bank yang sama atau berlainan bank.

b) Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit (L/C) merupakan surat kredit yang diberikan

kepada para eksportir dan importir yang digunakan untuk

melakukan pembayaran atas transaksi ekspor impor yang

mereka lakukan.

c) Bank garansi

Bank garansi merupakan jaminan bank yang diberikan kepada

nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha.

Secara ringkas kegiatan bank sebagi lembaga keuangan

dapat dilihat dalam gambar berikut ini (Kasmir, 2003:4) :

Gambar 2. Skematik Kegiatan Bank

Bank

Menghimpun Dana

Menyalurkan Dana

Jasa-jasa lainnya

Page 30: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

  

2. Tinjauan tentang Upaya Hukum

a. Pengertian Upaya Hukum

Pengertian upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata

adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya

(http://www.KamusBahasaIndonesia.org).

Pengertian hukum menurut Mochtar Kusuma Atmadja dalam Titik

Triwulan Tutik adalah keseluruhan kaidah – kaidah serta asas – asas yang

mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang bertujuan

memelihara ketertiban juga meliputi lembaga – lembaga dan proses guna

mewujudkan berlakunya kaidah sebagai kenyataan dalam masyarakat.

Sedangkan Soerjono Soekanto mengartikan hukum sebagai suatu gejala

sosial budaya yang berfungsi menerapkan kaidah – kaidah dan pola – pola

perilaku tertentu terhadap individu – individu dalam masyarakat.

Pengertian hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; undang-undang, peraturan,

dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; patokan (kaidah,

ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang tertentu;

keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam

pengadilan); vonis (http://www.KamusBahasaIndonesia.org/).

Upaya hukum berarti usaha yang dilakukan menggunakan

peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; undang-undang, peraturan,

dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; patokan (kaidah,

ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang tertentu;

keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam

pengadilan); vonis untuk memecahkan suatu masalah.

Page 31: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

  

3. Tinjauan tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Perjanjian dalam Bahasa Belanda disebut dengan kata

overeenkomst. Secara umum ketentuan yang mengatur tentang perjanjian

terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

buku III tentang Perikatan. Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313

KUH Perdata. Pasal tersebut berbunyi perjanjian adalah suatu perbutan

dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

orang atau lebih”.

Pengertian perjanjian tersebut mempunyai beberapa kelemahan,

yaitu :

1) Tidak jelas karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian (Salim,

2008:7). Perbuatan dapat dibedakan menjadi perbuatan manusia

menurut hukum dan perbuatan manusia melawan hukum. Tidak

semua perbuatan hukum dapat disebut sebagai perjanjian, contohnya

adalah perkawinan tidak dapat disebut sebagai suatu perjanjian.

2) Hanya mengikat satu pihak saja, padahal seharusnya suatu perjanjian

mengikat dua pihak karena ada consensus (persetujuan) dari dua pihak

yang mengadakan perjanjian.

3) Kata perbuatan mencakup juga tanpa konsensus. Dalam pengertian

“perbuatan” termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa kuasa

(zaakwaarneming), tindakan melawan hukum (onrechmatig daad)

yang tidak mengandung suatu konsensus. Seharusnya dipakai kata

”persetujuan.’’

4) Pengertian perjanjian terlalu luas, karena mencakup juga

perlangsungan perkawinan, janji kawin yang diatur dalam lapangan

hukum keluarga. Padahal yang dimaksud adalah hubungan antara

debitur dan kreditur dalam lapangan kekayaan saja. Perjanjian yang

dikehendaki oleh buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

sebenarnya hanyalah perjanjian yang bersifat kebendaan bukan

perjanjian yang bersifat personal.

Page 32: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

  

5) Tanpa menyebut tujuan, dalam suatu perjanjian seharusnya

menyebutkan tujuan pengadaan penjanjian.

Berdasarkan alasan tersebut di atas Abdulkadir Muhammad

memberikan definisi bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan dua orang

atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai

harta kekayaan, sedangkan Salim mendefinisikan perjanjian sebagai

hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum

yang lain dalam bidang harta kekayaan dimana subjek hukum yang satu

berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban

untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.

Unsur-unsur yang tercantum dalam definisi perjanjian tersebut

adalah:

1) Adanya hubungan hukum

Hubungan hukum merupakan hubungan yang menimbulkan akibat

hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban.

2) Adanya subjek hukum

Subyek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban.

3) Adanya prestasi

Prestasi terdiri atas melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak

berbuat sesuatu.

4) Di bidang harta kekayaan (Salim dkk, 2008: 9).

b. Syarat Sah Perjanjian

Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata

yang menyebutkan bahwa perjanjian sah apabila memenuhi 4 (empat)

unsur, yaitu :

1) Adanya kesepakatan kedua belah pihak

Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan

kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Ada 5

(lima) cara terjadinya persesuaian pernyataan kehendak yaitu dengan :

Page 33: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

  

a) bahasa yang sempurna dan tertulis

b) bahasa yang sempurna secara lisan

c) bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan

d) bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawan

e) diam atau membisu asal dapat dipahami atau diterima pihak

lawan

Pada dasarnya cara yang paling banyak digunakan oleh para pihak

adalah dengan bahasa yang sempurna secara lisan dan secara tertulis

karena akan memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan

sebagai alat bukti yang sempurna (Salim dkk, 2008: 9-10).

2) Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum

Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan akibat

hukum. Para pihak yang akan mengadakan perjanjian harus sudah

cakap hukum dan mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan

hukum. Orang yang cakap dan berwenang melakukan perbuatan

hukum adalah orang yang sudah dewasa menurut hukum. Ukuran

kedewasaan adalah sudah berumur 21 tahun dan atau sudah kawin.

Dalam Pasal 1330, yang termasuk tak cakap untuk membuat

perjanjian-perjanjian adalah :

a) Orang-orang yang belum dewasa.

b) Mereka yang di bawah pengampuan.

c) Orang-orang perempuan yang bersuami (orang-orang perempuan

dinyatakan cakap untuk melakukan perbuatan hukum, yaitu dengan

adanya Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974).

3) Suatu hal tertentu

Yang dimaksud hal tertentu adalah adanya obyek perjanjian. Obyek

perjanjian adalah prestasi. Prestasi adalah apa yang menjadi kewajiban

debitur dan apa yang menjadi hak kreditur. Prestasi terdiri dari :

a) memberikan sesuatu;

b) berbuat sesuatu;

c) tidak berbuat sesuatu.

Page 34: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

  

4) Suatu sebab yang halal

Yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah yang tidak

bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban

umum.

Dilihat dari syarat-syarat tersebut, maka syarat sahnya perjanjian

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Syarat Subyektif

Adalah suatu syarat yang menyangkut pada subyek-subyek perjanjian

itu atau dengan perkataan lain syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

mereka yang membuat perjanjian dimana hal ini meliputi kesepakatan

mereka mengikatkan dirinya dan kecakapan pihak yang membuat

perjanjian. Apabila syarat subyektif ini tidak dipenuhi maka perjanjian

dapat dibatalkan

2) Syarat Obyektif

Adalah syarat yang menyangkut pada obyek perjanjian tersebut, yaitu

meliputi suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Apabila syarat

obyektif ini tidak dipenuhi maka perjanjian ini batal demi hukum atau

batal dengan sendirinya artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan

suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan (Subekti, 2000:

20).

Perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun tertulis, namun

beberapa perjanjian harus dibuat dibuat dengan memenuhi ketentuan

formal yang tertulis. Untuk kebutuhan pembuktian di kemudian hari,

perjanjian perlu dibuat secara tertulis (Jonker Sihombing, 2008: 34).

c. Asas-asas dalam Perjanjian

Dalam perjanjian atau kontrak dikenal berbagai macam asas yang

harus dipenuhi oleh pihak-pihak. Asas-asas tersebut antara lain kebebasan

berkontrak (freedom of contract), asas konsensualisme (concsensualism),

asas kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas itikad baik (good faith)

Page 35: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

  

dan asas kepribadian (personality). Secara rici asas-asas tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Asas Kebebasan Berkontrak (freedom of contract)

Asas kebebasan berkontrak terdapat dalam Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata, yang berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

Asas ini mengandung arti bahwa dalam membuat kontrak para pihak

bebas membuat dalam bentuk dan cara apapun asal tidak bertentangan

dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan undang-undang. Asas ini

merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak

untuk :

a) Membuat atau tidak membuat perjanjian

b) Mengadakan perjanjian dengan siapa pun

c) Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratannya

d) Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan

(Salim HS, 2003: 9)

2) Asas Konsensualisme (concensualism)

Asas konsensualisme dinyatakan dalam Pasal 1320 ayat (1)

KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat

sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah

pihak. Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian

pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak

lainnya.

3) Asas Kepastian Hukum (pacta sunt servanda)

Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt

servanda. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal

1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi “Semua perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.” Asas ini

berhubungan dengan akibat hukum yang timbul karena terjadinya

suatu kontrak. Asas ini mengandung arti bahwa perjanjian yang dibuat

oleh para pihak secara sah mengikat atau berlaku sebagai undang-

Page 36: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

  

undang bagi mereka dan memberi kepastian hukum bagi para pihak

yang membuatnya. Menurut Salim, asas pacta sunt servanda

merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati

substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak; sebagaimana

layaknya sebuah undang-undang.

4) Asas Itikad Baik (good faith)

Asas itikad baik terdapat dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang

berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini

merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur

harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau

keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. Asas

itikad baik terbagi menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan

itikad baik mutlak. Pada itikad baik nisbi, seseorang memperhatikan

sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad baik

mutlak, penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan serta dibuat

ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak

memihak) menurut norma-norma yang objektif (Salim HS, 2003: 11).

Asas itikad baik dilihat dari pelaksanaan perjanjian.

5) Asas Kepribadian (personality)

Menurut Salim, asas kepribadian merupakan asas yang menentukan

bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak

hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Asas kepribadian terdapat

dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH

Perdata menyatakan bahwa: “Pada umumnya seseorang tidak dapat

mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.”

Pasal 1340 KUH Perdata berbunyi: “Perjanjian hanya berlaku antara

pihak yang membuatnya.”Asas kepribadian merupakan asas yang

menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan/atau

membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Inti

ketentuan ini sudah jelas bahwa untuk mengadakan suatu perjanjian,

orang tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri. Hal ini

Page 37: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

  

mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak

hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Pengecualian terhadap

ketentuan ini terdapat dalam Pasal 1317 KUH Perdata yang

menyatakan: “Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan

pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau

suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat

semacam itu.” Sedangkan di dalam Pasal 1318 KUH Perdata, tidak

hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, melainkan juga untuk

kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh

hak daripadanya. Jika dibandingkan kedua pasal itu maka Pasal 1317

KUH Perdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga,

sedangkan dalam Pasal 1318 KUH Perdata untuk kepentingan dirinya

sendiri, ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak dari

yang membuatnya. Dengan demikian, Pasal 1317 KUH Perdata

mengatur tentang pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUH

Perdata memiliki ruang lingkup yang luas.

d. Hapusnya Perjanjian

Menurut Salim, berakhirnya perikatan karena undang-undang

adalah konsignasi, musnahnya barang yang terutang, dan daluarsa.

Sedangkan berakhirnya perikatan karena perjanjian yaitu dengan

pembayaran, pembaruan utang, kebatalan atau pembatalan, serta

berlakunya suatu syarat batal. Di samping cara-cara tersebut, dalam

praktek dikenal pula caraberakhirnya perjanjian, yaitu :

1) Jangka waktu berakhir;

2) Dilaksanakan obyek perjanjian;

3) Kesepakatan kedua belah pihak;

4) Pemutusan secara sepihak oleh salah satu pihak;

5) Adanya putusan pengadilan (Salim HS, 2004: 165).

Page 38: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

  

4. Tinjauan tentang Wanprestasi

a. Pengertian Prestasi

Wanprestasi timbul setelah adanya prestasi yang tidak dipenuhi.

Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap

perikatan. Menurut ketentuan Pasal 1234 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata, prestasi dapat berupa :

1) Memberikan sesuatu

Memberikan sesuatu adalah menyerahkan kekuasaan benda dari

debitur kepada kreditur (Abdulkadir Muhammad, 2000:202). Wujud

prestasinya adalah untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu.

2) Berbuat sesuatu

Wujud prestasinya adalah untuk melakukan sesuatu yang telah

disepakati bersama dalam perjanjian.

3) Tidak berbuat sesuatu

Wujud prestasinya adalah untuk tidak melaksanakan sesuatu

perbuatan yang disepakati bersama.

Abdulkadir Muhammad menyebutkan bahwa prestasi memiliki

sifat-sifat sebagi berikut :

1) Harus sudah tertentu atau dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan

debitur memenuhi perikatan. Jika prestasi itu tidak tertentu atau tidak

dapat ditentukan mengakibatkan perikatan batal (nietig).

2) Harus mungkin, artinya prestasi itu dapat dipenuhi oleh debitur

secara wajar dengan segala usahanya. Jika tidak demikian perikatan

batal (nietig).

3) Harus diperbolehkan, artinya tidak dilarang oleh undang-undang,

tidak bertentangan dengan kesusilaan, tidak bertentangan dengan

ketertiban umum. Jika prestasi itu tidak halal, perikatan batal

(nietig).

4) Harus ada manfaat bagi kreditur, artinya kreditur dapat

menggunakan, menikmati, dan mengambil hasilnya. Jika tidak

demikian, perikatan dapat dibatalkan (vernietigbaar).

Page 39: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

  

5) Terdiri dari satu perbuatan atau serentetan perbuatan. Jika prestasi itu

berupa satu kali perbuatan dilakukan lebih dari satu kali dapat

mengakibatkan pembatalan perikatan (vernietigbaar).

b. Pengertian Wanprestasi

Wanprestasi adalah prestasi yang buruk, artinya tidak memenuhi

kewajiban yang telah diwajibkan dalam perjanjian. Tidak dipenuhinya

kewajiban debitur disebabkan oleh 2 (dua) alasan, yaitu:

1) Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhi

kewajiban maupun karena kelalaian.

2) Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, jadi di luar

kemampuan debitur. Debitur tidak bersalah (Abdulkadir

Muhammad, 2000:203).

Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur dapat

dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

1) Debitur tidak memenuhi sama sekali.

2) Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana yang

dijanjikannya.

3) Debitur memenuhi prestasi tapi terlambat.

4) Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh

dilakukannya. (Subekti, 2001:45).

c. Akibat Wanprestasi

Ada 4 (empat) akibat adanya wanprestasi, yaitu sebagai berikut:

1) Perikatan tetap ada. Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur

pelaksanaan prestasi, apabila ia terlambat memenuhi prestasi. Di

samping itu, kreditur berhak menuntut ganti rugi akibat

keterlambatan melaksanakan prestasinya. Hal ini disebabkan kreditur

akan mendapat keuntungan apabila debitur melaksanakan prestasi

tepat pada waktunya.

Page 40: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

  

2) Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur (Pasal 1243

KUH Perdata).

3) Beban resiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul

setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau

kesalahan besar pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak

dibenarkan untuk berpegang pada keadaan memaksa.

4) Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat

membebaskan diri dari kewajibannya memberikan norma prestasi

dengan menggunakan Pasal 1266 KUH Perdata yang memuat

ketentuan bahwa wanprestasi dari salah satu pihak memberikan hak

kepada pihak lainnya untuk membatalkan perjanjian lewat hakim.

d. Tuntutan atas dasar wanprestasi

Kreditur dapat menuntut seorang debitur yang telah wanprestasi

hal-hal sebagai berikut :

1) Kreditur dapat meminta pemenuhan prestasi saja dari debitur;

2) Kreditur dapat menuntut prestasi disertai ganti rugi kepada debitur

(Pasal 1267 KUH Perdata);

3) Kreditur dapat menuntut dan menerima ganti rugi, hanya mungkin

kerugian karena keterlambatan;

4) Kredit dapat menuntut pembatalan perjanjian;

5) Kreditur dapat menuntut pembatalan disertai ganti rugi kepada

debitur. Ganti rugi itu berupa pembayaran uang denda (Salim, 2003:

99).

5. Tinjauan tentang Jaminan

a. Pengertian Jaminan

Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu

zekerheid atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara-

cara kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya, di samping

Page 41: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

  

pertanggungan jawab umum debitur terhadap barang-barangnya (Salim,

2002: 21).

Hartono Hadisoeprapto dalam Salim HS berpendapat bahwa

jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk

menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang

dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan, sedangkan M.

Bahsan memberikan mendefinisikan jaminan adalah segala sesuatu yang

diterima kreditur dan diserahkan debitur untuk menjamin suatu utang

piutang dalam masyarakat.

Jaminan adalah tanggungan yang diberikan oleh debitur kepada

kreditur karena pihak kreditur mempunyai suatu kepentingan, yaitu bahwa

debitur harus memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan (Budi

Untung, 2000: 56).

b. Jenis Jaminan

Jaminan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

1) Jaminan materiil atau dapat disebut jaminan kebendaan

Jaminan kebendan mempunyai ciri-ciri kebendan dalam arti

memberikan hak mendahului di atas bend-benda tertentu dan

mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan.

Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan dalam Salim HS, jaminan

materiil (kebendaan) adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas

suatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan

langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapa pun,

selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan unsur-unsur

jaminan materiil sebagai berikut :

a) Hak mutlak atas suatu benda;

b) Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu;

c) Dapat dipertahankan terhadap siapapun;

d) Selalu mengikuti bendanya; dan

Page 42: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

  

e) Dapat dialihkan kepada pihak lainnya.

Jaminan materiil (kebendaan)dapat digolongkan menjadi 5 (lima)

macam, yaitu :

a) Gadai (pand),yang diatur di dalam Bab 20 Buku II Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUH Perdata);

b) Hipotek, yang diatur dalam Bab 21 Buku II KUH Perdata;

c) Credietverband, yang diatur dalam Stb. 1908 Nomor 542

sebagaimana telah diubah dengan Stb. 1937 Nomor 190;

d) hak tanggungan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 4Tahun 1996;

e) jaminan fidusia, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 1999.

Pembebanan hak atas tanah yang menggunakan lembaga hipotek dan

credietverband sudah tidak berlaku lagi karena telah dicabut dengan

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,

sedangkan pembebanan jaminan atas kapal laut dan pesawat udara

masih tetap menggunakan lembaga hipotek.

2) Jaminan imateriil atau jaminan perorangan

Istilah jaminan perorangan berasal dari kata borgtocht. Jaminan

perorangan merupakan jaminan yang tidak memberikan hak

mendahului di atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh

harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan

perikatan yang bersangkutan. Soebekti mengartikan jaminan

perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang (kreditur) dengan

seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban si berhutang

(debitur). Ia bahkan dapat diadakan di luar (tanpa) si berhutang

tersebut (Soebekti 1996: 17). Soebekti mengkaji jaminan perorangan

dari dimensi kontraktual antara kreditur dengan pihak ketiga.

Selanjutnya ia mengemukakan bahwa maksud adanya jaminan ini

adalah untuk pemenuhan kewajiban si berhutang, yang dijamin

pemenuhan seluruhnya atau sampai suatu bagian tertentu, harta benda

Page 43: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

  

si penanggung (penjamin) dapat disita dan dilelang menurut ketentuan

perihal pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan.

Berdasarkan definisi tersebutdi atas, maka dapat dikemukakan unsur

jaminan perorangan sebagai berikut :

a) Mempunyai hubungan langsung terhadap orang tertentu;

b) Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan

c) Terhadap harta kekayaan debitur umumnya.

Jaminan perorangan dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a) Penanggung (borg), adalah orang lain yang dapat ditagih;

b) Tanggung-menanggung yang serupa dengan tanggung renteng;

c) Akibat hak dari tanggung renteng pasif, meliputi : Hubungan hak

bersifat ekstern, yaitu hubungan hak antara para debitur dengan

pihak lain (kreditur) dan hubungan hak bersifat intern, yaitu

hubungan hak antara sesama debitur itu satu dengan yang lainnya;

d) Perjanjian garansi (Pasal 1316 KUH Perdata), yaitu bertanggung

jawab guna kepentingan pihak ketiga (Salim, 2004: 218).

Menurut Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, jaminan dapat

dibedakan menurut :

1) Cara terjadinya :

a) Lahir karena Undang – Undang

Jaminan yang lahir karena undang- undang merupakan jaminan

yang keberadaannya ditunjuk undang – undang, tanpa adanya

perjanjian para pihak, yaitu yang diatur dalam Pasal 1131 KUH

Perdata yang menyatakan bahwa segala kebendaan milik debitur,

baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian

hari, akan menjadi tanggungan untuk segala perikatannya.

Dengan demikian berarti seluruh benda debitur menjadi jaminan

bagi semua kreditur. Dalam hal debitur tidak dapat memenuhi

kewajiban hutangnya kepada kreditur, maka kebendaan milik

debitur tersebut akan dijual kepada umum, dan hasil penjualan

Page 44: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

  

tersebut dibagi para kreditur seimbang dengan besar piutang

masing-masing (Pasal 1132 KUH Perdata).

b) Lahir karena diperjanjikan

Selain jaminan yang ditunjuk oleh undang – undang, sebagai

bagian dari asas konsensualitas dalam hukum perjanjian, undang-

undang memungkinkan para pihak untuk melakukan perjanjian

penjaminan yang ditujukan untuk menjamin pelunasan atau

pelaksanaan kewajiban debitur kepada kreditur. Perjanjian

penjaminan ini merupakan perjanjian accessoir yang melekat

pada perjanjian dasar atau perjanjian pokok yang menerbitkan

hutang piutang diantara debitur dengan kreditur. Contoh : hipotik,

hak tanggungan, fidusia, gadai, perjanjian penanggungan

(borghtocht), perjanjian garansi, perhutangan, tanggung –

menanggung, (tanggung renteng).

2) Obyeknya

a) Obyek berupa benda bergerak;

b) Obyek berupa benda tidak bergerak / benda tetap;

3) Sifatnya

a) Termasuk jaminan umum

Menurut sifatnya, ada jaminan yang bersifat umum, yaitu jaminan

yang diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan menyangkut

semua harta debitur, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1131

KUH Perdata.

b) Termasuk jaminan khusus

Jaminan yang bersifat khusus yang merupakan jaminan dalam

bentuk penunjukkan atau “ penyerahan “ benda tertentu secara

khusus, sebagai jaminan atas pelunasan kewajiban atau hutang

debitur kepada kreditur tertentu, yang hanya berlaku untuk

kreditur tertentu tersebut, baik secara kebendaan maupun

perorangan. Timbulnya jaminan khusus ini karena adanya

perjanjian yang khusus diadakan antara debitur dan kreditur yang

Page 45: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31  

  

dapat berupa jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan yang

bersifat perorangan.

c) Bersifat kebendaan

Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu adanya benda tertentu

yang dijadikan jaminan (zakelijk).

d) Bersifat perorangan

Jaminan perorangan (personlijk), yaitu adanya orang tertentu

yang sanggup membayar atau memenuhi prestasi jika debitur

cidera janji. Jaminan perorangan ini tunduk pada ketentuan

hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUHPerdata.

4) Kewenangan menguasai benda jaminannya

a) Menguasai benda jaminannya

Contoh : gadai dan hak retensi. Bagi kreditur, penguasaan benda

ini akan lebih aman, terutama untuk benda bergerak yang mudah

dipindah-tangankan dan berubah nilainya.

b) Tanpa menguasai benda jaminannya

Untuk jaminan yang tidak menguasai bendanya missal adalah

hipotik dan creditverband. Hal ini menguntungkan debitur karena

tetap dapat memanfaatkan benda jaminan.

6. Tinjauan tentang Bank Garansi

a. Pengertian Bank Garansi

Istilah bank garansi berasal dari terjemahan bahasa Belanda yaitu

bank garantie. Pengertian bank garansi terdapat dalam Pasal 1 Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor: 11/110/Kep./Dir/UPPB

tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh

Lembaga Keuangan NonBank. Bank garansi adalah “ jaminan dalam

bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau oleh lembaga keuangan non

bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang

menerima jaminan apabila pihak yang menerima jaminan cedera janji.”

Warkat bank adalah surat yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin

Page 46: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32  

  

pembayaran kepada pihak ketiga, apabila pihak yang menerima jaminan

wanprestasi (Salim, 2002: 222).

Bank guarantee it is not a guarantee in a traditional sense, where

one party acts as a surety for another’s obligation, although there are

similarities. Rather, it is in the nature of a bearer cheque made out to cash

that most closely encapsulates the essence of the bank guarantee. They are

also known by other names – performance bonds, insurance bonds and

stand-by letters of credit – but they all have one thing in common. They

oblige the issuing institution to pay cash over to the party presenting the

bond when called upon to do so, hence the analogy (Mark Williams,

2008:16)

Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank

kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan / lembaga

lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud

bank menjamin akan memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari

pihak yang dijamin kepada pihak yang menerima jaminan apabila yang

dijamin kemudia hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak

lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cedera janji (Kasmir, 2002:

157).

Huyasro dan Achmad Anwari dalam Salim HS mengartikan

garansi bank adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank.

Maksudnya bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban apabila

yang dijamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada

pihak lain sebagaimana yang dijanjikan. Definisi tersebut difokuskan pada

penjaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak yang dijamin, untuk

kepentingan pihak ketiga.

b. Tujuan Bank Garansi

Menurut Salim, tujuan bank garansi adalah sebagai berikut :

1) Mendorong bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank untuk

melakukan usaha sesuai dengan fungsinya masing-masing;

Page 47: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33  

  

2) Menunjang pengembangan pasar modal dan pasar uang; dan

3) Meningkatkan kelancaran lalu lintas perdagangan atau kegiatan usaha.

Tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada penerima

jaminan atau yang dijamin adalah sebagai berikut:

1) Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar

transaksi nasabah;

2) Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan

keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian

bila pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena

pemegang akan mendapat ganti rugi dari pihak perbankan;

3) Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan yang

dijaminkan dan yang menerima jaminan;

4) Menumbuhkan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik bagi

bank maupunbagi pihak lainnya;

5) Bagi bank akan memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang harus

dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan (Kasmir, 2002:

158-159).

c. Dasar Hukum Bank Garansi

Salim menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang bank garansi adalah sebagai berikut:

1) Pasal 1820 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata.

Ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata ini merupakan

ketentuan umum yang mengatur tentang jaminan penanggungan pada

umumnya. Apabila dalam ketentuan khusus tidak diatur secara

lengkap, maka dapat diacu ketentuan yang bersifat umum (lex

generale);

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan;

3) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan

Page 48: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34  

  

Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank. Ketentuan ini

terdiri atas 12 pasal. Hal-hal yang diatur dalam Surat keputusan ini

meliputi:

a) pengertian jaminan (Pasal 1);

b) isi garansi bank (Pasal 2);

c) aval dan endosemen (Pasal 3);

d) jaminan dalam bentuk lainnya (Pasal 4);

e) besarnya jaminan yang diberikan (Pasal 5 sampai Pasal 6);

f) larangan bagi bank dan lembaga keuangan nonbank (Pasal 7

sampai Pasal 8);

g) kewajiban bank dan lembaga keuangan nonbank untuk

menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai jaminan

yang telah diberikan (Pasal 9);

h) sanksi denda (Pasal 10);

i) berlakunya surat keputusan (Pasal 11); dan

j) tidak berlakunya berbagai surat keputusan lainnya yang berkaitan

dengan garansi bank (Pasal 12).

4) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: SE 11/11 kepada Bank-bank

umum, Bank-bank Pembangunan dan Lembaga Keuangan Bukan

Bank di Indonesia Perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan

Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank.

d. Penggolongan Garansi Bank

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan

Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank mengatur

penggolongan jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak lainnya.

Jaminan yang diberikan oleh bank dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)

macam, yaitu :

1) Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau

lembaga keuangan bukan bank yang mengakibatkan kewajiban

Page 49: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35  

  

membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang

dijamin cedera janji (wanprestasi);

2) Jaminan dalam bentuk tanda tangan kedua dan seterusnya atas surat-

surat berharga seperti aval dan endosemen yang dapatmenimbulkan

kewajiban membayar bagi bank atau lembaga keuangan bukan bank

apabila pihak yang dijamin melakukan cedera janji (wanprestasi);

3) Jaminan lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga

dapat menimbulkan finansial bagi bank atau lembaga keuangan bukan

bank.

Bedasarkan ketiga jaminan tersebut, maka yang disebut sebagai garansi

bank adalah ketentuan pada angka 1.

Huyasro dan Achmad Anwari dalam Salim HS menyebutkan

bahwa garansi bank dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : 1)

garansi bank dari aspek tujuan penggunaannya; 2) mata uang yang

digunakan; dan 3) aspek provisi. Ketiga jenis penggolongan garansi bank

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Garansi bank dari aspek tujuan penggunaannya

Garansi bank dari aspek penggunaannya merupakan garansi bank

yang diberikan kepada pihak lain dari maksud pemanfaatan dari

garansi bank tersebut. Pembagian ini dapat dibagi menjadi 7 (tujuh)

macam, yaitu:

a) Garansi bank untuk penyerahan barang-barang, baik barang-barang

yang dibiayai dengan kredit bank maupun yang tidak dibiayai

dengan kredit bank;

b) Garansi bank untuk mendapatkan keterangan pemasukan pabean

(KPP) atas barang-barang yang L/Cnya telah dibayar penuh

importir;

c) Garansi bank untuk pengeluaran barang-barang yang L/Cnya

belum dibayar penuh oleh importir;

d) Garansi bank untuk mengikuti pembangunan proyek yang dikenal

sebagai tender bond atau bid bond. Garansi bank ini erat

Page 50: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

  

hubungnnya dengan kesediaan terjamin sebagai peserta tender

untuk melaksanakan pembangunan proyek apabila dapat

memenangkan tender;

e) Garansi bank untuk melaksanakan pembangunan proyek sesuai

dengn ketentuan-ketentuan yang telah dijanjikan antara terjamin

sebagai pemborong pekerjaan pembangunan proyek dan pemberi

pekerjaan borongan yang dikenal sebagai performance bond atau

contract bond. Bagi pemberi pekerjaan borongan, garansi bank ini

dimaksudkan untuk menutup risiko apabila sebelum pekerjaan

borongan itu selesai, ternyata pemborong pekerjaan cedera janji;

f) Garansi bank untuk melindungi atau memberikan ganti rugi karena

pelaksanaan kewajiban dalam suatu kedudukan tertentu yang

dikenal idemnity bond;

g) Garansi bank untuk keperluan membayar uang muka sehubungan

dengan suatu kegiatan tertentu yang dikenal sebagai advance

payment guarante. Advance Payment Guarantee Supports an

obligation to account for an advance payment made by the

Beneficiary to the Principal/Applicant (www.seb.com).

2) Garansi bank dari aspek uang yang digunakan

Garansi bank dari aspek uang yang digunakan dibagi menjadi 2 (dua)

macam, yaitu:

a) Garansi bank dalam mata uang rupiah sehubungan dengan

transaksi yang terjadi di dalm negeri yang mempunyai kewajiban

untuk melakukan pembayaran kembali dalam mata uang rupiah;

b) Garansi bank dalam valuta asing atau garansi bank dalam mata

uang rupiah yang mempunyai kewajiban untuk melakukan

pembayaran kembali terhadap luar negeri (Salim, 2005:227).

3) Garansi bank dari aspek provisi yang dikenakan

Garansi bank dari aspek provisi yang dikenakan dibededakan menjadi

2 (dua) macam, yaitu:

Page 51: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

  

a) Garansi bank mata uang rupiah dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu

dikenakan provisi dan tidak dikenakan provisi tetapi dikenakan

biaya administrasi. Biaya provisi adalah sejumlah uang yang

wajib dibayar oleh terjamin kepada bank sebagai balas jasa untuk

pemberian garansi bank. Besarnya provisi ditetapkan berdasarkan

tujuan penggunaan garansi bank dan ditetapkan berdasarkan

presentase. Pemerintah melalui Bank Indonesia menetapkan

besarnya provisi bank garansi secara umum tanpa membedakan

tujuan penggunaan garansi bank. Sedangkan biaya administrasi

merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan untuk

pelaksanaan administrasi. Jumlah yang dikenakan tergantung

bank masing-masing (Kasmir, 2002: 160-161).

b) Garansi bank dalam valuta asing dikeluarkan oleh bank yang

bersangkutan dan yang dikeluarkan dengan perantaraan bank-

bank lain sebagai bank koresponden (Salim, 2004: 227).

e. Bentuk dan Isi Perjanjian Bank Garansi

Bentuk bank garansi yang dibuat oleh bank adalah bentuk tertulis.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para pihak baik penjamin

maupun pihak yang menerima jaminan. Hal-hal yang dimuat dalam bank

garansi adalah sebagai berikut:

1) Judul garansi bank atau bank garansi;

2) Nama dan alamat bank pemberi garansi;

3) Nama dan alamat terjamin;

4) Nama dan alamat penerima jaminan;

5) Macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan;

6) Tanggal penerbitan bank garansi;

7) Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank;

8) Batas waktu untuk mengajukan klaim kepada bank;

9) Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran

hingga suatu jumlah tertentu dengan terlebih dahulu menyita dan

Page 52: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

  

menjual lebih dulu benda-benda milik terjamin yang dijadikan

jaminan lawan;

10) Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima jaminan

terhitung saat bank menerima tuntutan;

11) Tanda tangan pihak bank pemberi garansi (Salim, 2005:231-232).

Syarat-syarat yang tidak diperkenankan untuk dimasukkan dalam

bank garansi adalah:

1) Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya

bank garansi, misalnya bank garansi baru berlaku setelah pihak yang

dijamin menyetor sejumlah uang;

2) Ketentuan bahwa garansi bank dapat diubah atau dibatalkan secara

sepihak, misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin.

f. Sifat Perjanjian Bank Garansi

Bank garansi merupakan perjanjian yang bersifat tambahan

(accesoir). Adanya garansi bank karena adanya perjanjian pokok.

Perjanjian pokoknya merupakan perjanjian yang dibuat antara pihak yang

dijamin dengan pihak lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan kontrak

konstruksi.

Bank garansi hanya berlaku untuk 1 (satu) kali transaksi yaitu

sampai dengan tanggal berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan sesuai

dengan klausa yang tercantum dalam surat bank garansi yang

bersangkutan. Bank garansi tidak dapat diperpanjang tetapi dapat diajukan

permohonan oleh nasabah untuk diperbaharui atas persetujuan tertulisdari

pemegang surat bank garansi (Salim, 2005:234-235).

g. Berakhirnya Bank Garansi

Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia N0. SE 11 / 11, tanggal 28

Maret 1979 kepada Bank- Bank Umum, Bank-Bank Pembangunan dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank Indonesia, pemberian jaminan oleh

lembaga keuangan non bank telah ditentukan berakhirnya garansi bank.

Page 53: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

  

Dalam surat edaran tersebut ditentukan 2 cara berakhirnya garansi bank,

yaitu berakhirnya perjanjian pokok dan berakhirnya garansi bank

sebagaimana yang ditetapkan dalam garansi bank yang bersangkutan.

Garansi bank telah ditentukan oleh bank, yaitu mulai berlakunya garansi

dan berakhirnya garansi. Misalnya mulai garansi dari tanggal 20

November 2003 sampai dengan 30 Desember 2003. Dengan berakhirnya

jangka waktu tersebut, maka berakhirlah garansi bank yang dibuat oleh

bank penjamin (Salim, 2004:236).

Page 54: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

  

B. Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

   

 

 

     

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. Skematik Kerangka Pemikiran

Bank Garansi

Pihak Ketiga Bank Terjamin

Hubungan Hukum

Lancar Tidak lancar / bermasalah

Sebab lain Wanprestasi

Perlu penyelesaian

Upaya hukum yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila terjamin

melakukan wanprestasi

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB

Page 55: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

  

Keterangan : Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian

Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank mengatur tentang garansi bank.

Perjanjian Bank Garansi merupakan perjanjian penanggungan utang yang

melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu :

1. Pihak pertama, yaitu pihak yang memberikan garansi kepada pihak kedua.

Dalam hal ini adalah bank, yang untuk selanjutnya disebut sebagai pihak

penjamin atau pihak penanggung.

2. Pihak kedua, yaitu pihak yang harus melakukan sesuatu untuk pihak ketiga.

Pihak kedua ini adalah pihak yang dijamin oleh bank, yang untuk selanjutnya

disebut sebagai pihak terjamin.

3. Pihak ketiga, yaitu pihak yang memberi perintah kepada pihak kedua, yang

untuk selanjutnya disebut sebagai pihak penerima jaminan.

Pihak-pihak dalam bank garansi mempunyai hubungan hukum satu sama

lain. Hubungan hukum antara bank dengan terjamin dalam perjanjian bank

garansi dapat berjalan lancar artinya seluruh ketentuan yang disepakati dalam

perjanjian bank garansi benar-benar dilaksanakan. Akan tetapi, terdapat

kemungkinan bahwa hubungan hukum antara bank dengan terjamin bermasalah

atau tidak lancar yang dipengaruhi oleh berbagai sebab, yaitu karena wanprestasi

atau karena sebab lain misalnya jaminan yang diberikan tidak mencukupi untuk

mengembalikan dana bank. Hubungan hukum yang tidak lancar mengakibatkan

kerugian bagi bank. Wanprestasi yang dilakukan terjamin terhadap perjanjian

bank garansi perlu dilakukan penyelesaian supaya bank terhindar dari risiko

bahwa dana yang digunakan untuk membayar klaim tidak kembali. Oleh karena

itu, itu perlu dikaji tentang upaya hukum yang dilakukan oleh PT. Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila terjamin melakukan wanprestasi

terhadap perjanjian bank garansi.

Page 56: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42 

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sekilas tentang PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

a. Gambaran Lokasi PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Utama Surakarta berdiri

pada tanggal 5 Juli 1963. BNI Cabang Utama Surakarta terletak di Jalan

Arifin Nomor 02 Surakarta. BNI Cabang Utama Surakarta memiliki 8

(delapan) kantor cabang pembatu yang sekarang disebut sebagai kantor

layanan. Kedelapan kantor layanan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kantor Layanan Karanganyar

2) Kantor Layanan Nusukan

3) Kantor Layanan Sebelas Maret

4) Kantor Layanan Sragen

5) Kantor Layanan Kartasura

6) Kantor Layanan Boyolali

7) Kantor Layanan Universitas Sebelas Maret

8) Kantor Kas Bandara

BNI Cabang Utama Surakarta saat ini dipimpin oleh Drs.Azwir

Sanur, MM sebagai pemimpin cabang. Dalam struktur organisasi BNI

Cabang Utama Surakarta, pimpinan cabang merupakan kedudukan tertinggi,

di bawah pimpinan cabang ada 3 (tiga) unit, yaitu Pemimpin Bidang

pelayanan Nasabah (PBN), pemimpin bidang kantor layanan (PBY), dan

Pemimpin Bidang Operasional (PBO). Masing – masing unit tersebut masih

dibagi menjadi unit – unit yang lebih kecil. Unit – unit tersebut secara

lengkap dapat dilihat dalam bagan struktur organisasi BNI Cabang Utama

Surakarta.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan, selaku

pengganti sementara Penyelia unit Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis

Page 57: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

  

tanggal 23 Juni 2011, pukul 09.45 WIB, diperoleh hasil bahwa unit yang

menangani pemberian bank garansi di BNI Cabang Utama Surakarta adalah

unit Dalam Negeri dan Kliring. Pada awalnya unit yang menangani

pemberian bank garansi adalah unit Administrasi Kredit, tetapi dengan

alasan keefektifan sekarang unit Administrasi Kredit digabung dengan unit

Dalam Negeri dan Kliring. Dalam struktur organisasi BNI Cabang Utama

Surakarta unit Dalam Negeri dan Kliring merupakan unit yang terletak di

bawah unit Pelayanan Bidang Operasional. Tugas utama unit Dalam Negeri

dan Kliring adalah pembukaan rekening dan maintenance rekening. Dalam

permohonan bank garansi, unit ini bertugas untuk menerima permohonan

bank garansi yang diajukan oleh nasabah. Kemudian permohonan tersebut

dianalisis apakah telah sesuai dengan syarat – syarat pemberian bank

garansi di BNI Cabang Utama Surakarta. Apabila telah sesuai maka

permohonan bank garansi tersebut diajukan kepada pimpinan cabang untuk

dilakukan verifikasi ulang sekaligus untuk menentukan apakah permohonan

tersebut dapat dikabulkan atau tidak.

b. Visi dan misi PT Bank Negara Indonesia

1) Visi

Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan

Terdepan dalam Layanan dan Kinerja.

Pernyataan Visi :

Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik

dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan

konsumer.

2) Misi

a) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada

seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice).

b) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

c) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi.

Page 58: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

  

d) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan

sosial.

e) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan

yang baik.

c. Jenis – jenis bank garansi yang ditawarkan oleh PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul

09.30 WIB, diperoleh keterangan bahwa jenis-jenis bank garansi yang

diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

meliputi:

1) Bank garansi untuk perdagangan

2) Bank garansi untuk End-User

3) Bank garansi untuk perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)

4) Bank garansi sebagai pengganti konosemen dalam transaksi Surat

Kredit Berdokumen dalam Negeri (SKBDN)

5) Bank garansi untuk penangguhan bea masuk

6) Bank garansi untuk pita cukai

7) Bank garansi untuk kontraktor

8) Bank garansi untuk SPBU

Jenis bank garansi yang paling sering diberikan oleh PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta adalah bank garansi untuk

kontraktor. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis meneliti tentang jenis

bank garansi yang diberikan BNI Cabang Utama Surakarta kepada

kontraktor. Bank garansi untuk kontraktor dibedakan menjadi 4 (empat)

jenis, yaitu :

1) Bank garansi untuk keperluan tender

Bank garansi untuk keperluan tender merupakan garansi bank yang

diberikan untuk mengikuti pembangunan proyek. Garansi bank ini

Page 59: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

  

berhubungan dengan kesediaan pembangunan proyek apabila terjamin

dapat memenangkan tender.

2) Bank garansi untuk keperluan penerimaan uang muka

Bank garansi untuk keperluan penerimaan uang muka merupakan bank

garansi yang berhubungan dengan pembayaran uang muka atas suatu

pekerjaan tertentu.

3) Bank garansi untuk melaksanakan pekerjaan

Bank garansi untuk melaksanakan pekerjaaan merupakan bank garansi

yang diberikan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pembangunan

suatu proyek sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati antara

pihak terjamin sebagai pemborong pekerjaan dan pihak pemberi

pekerjaan.

4) Bank garansi untuk pemeliharaan

Bank garansi untuk pemeliharaan merupakan bank garansi yang

diberikan dengan tujuan untuk menjamin pemeliharaan terhadap hasil

pembangunan proyek.

Page 60: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

  

Page 61: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

  

B. Prosedur Pemberian Bank Garansi

di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

1. Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul 10.15

WIB, diperoleh hasil bahwa sebelum permohonan bank garansi diajukan,

terlebih dahulu antara pihak terjamin dengan pihak penerima jaminan

mengadakan perjanjian kerja. Pemberian bank garansi di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta didasarkan pada jaminan yang digunakan

pemohon untuk menjamin bank garansi. Prosedur pemberian bank garansi di

PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dapat dilihat pada gambar

di bawah ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5. Skematik Prosedur Pemberian Bank Garansi oleh PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

PT BNI Cabang Utama Surakarta

Terjamin Penerima jaminan

Permohonan Bank Garansi

Perjanjian Kerja

Full Cover Tidak Full Cover

Perjanjian Bank Garansi

Perjanjian Penerbitan

Bank Garansi

Perjanjian Bank Garansi

Page 62: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

  

Terdapat 2 (dua) cara atau prosedur pemberian bank garansi di PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, yaitu berdasarkan jaminan full

cover (dijamin seluruhnya dengan rekening) dan berdasarkan jaminan yang

tidak full cover (dijamin menggunakan rekening serta menggunakan aset

nasabah yang disepakati berdasarkan plafond). Kedua prosedur pemberian

bank garansi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Prosedur pemberian bank garansi dengan jaminan full cover

Prosedur pemberian bank garansi dengan jaminan full cover adalah

sebagai berikut :

1) Nasabah (terjamin) mengajukan permohonan penerbitan bank garansi

kepada PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

2) Nasabah yang belum mempunyai rekening di BNI harus terlebih

dahulu membuka rekening di BNI. Nasabah yang sudah mempunyai

rekening di BNI dapat langsung menjadikan rekening tersebut sebagai

jaminan dalam bank garansi.

3) Nasabah menyetor dana berupa uang minimal senilai nominal bank

garansi yang diminta.

4) Unit administrasi kredit melakukan pengecekan atau verifikasi

formulir permohonan bank garansi beserta Surat Perjanjian Kerja

(SPK).

5) Pimpinan cabang melakukan verifikasi ulang. Pimpinan cabang

berwenang untuk menyetujui atau menolak pemohonan bank garansi.

6) Apabila telah sesuai antara formulir permohonan bank garansi dengan

surat perjanjian kerja, serta memenuhi syarat- syarat penerbitan bank

garansi, maka disiapkan perjanjian bank garansi.

7) Nasabah membayar biaya administrasi, provisi, serta biaya lain yang

diperlukan dalam penerbitan bank garansi.

8) Mencetak bank garansi

9) Bank garansi ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dalam hal

ini adalah kepala cabang PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta.

Page 63: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

  

b. Prosedur pemberian bank garansi dengan jaminan tidak full cover

Prosedur pemberian bank garansi dengan jaminan tidak full cover

adalah sebagai berikut :

1) Nasabah (terjamin) mengajukan permohonan penerbitan bank garansi

kepada PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

2) Nasabah yang belum mempunyai rekening di BNI harus terlebih

dahulu membuka rekening di BNI. Nasabah yang sudah mempunyai

rekening di BNI dapat langsung menjadikan rekening tersebut sebagai

jaminan dalam bank garansi.

3) Nasabah dan bank membuat Perjanjian Penerbitan Garansi Bank

(PPGB).

4) Nasabah menyerahkan jaminan tambahan berupa aset sesuai plafond

kepada unit kredit. Hal ini dilakukan karena dana yang terdapat dalam

rekening nasabah tidak mencukupi atau lebih kecil dari nominal

garansi bank yang diminta.

5) Analis kredit melakukan penilaian terhadap kelayakan permohonan

bank garansi, antara lain dengan menilai apakah jaminan yang

diberikan mencukupi nominal permohonan bank garansi.

6) Apabila jaminan tambahan yang diajukan setelah dinilai oleh analis

kredit dapat mengcover nominal bank garansi yang diminta tahap

selanjutnya adalah unit administrasi kredit melakukan pengecekan atau

verifikasi formulir permohonan bank garansi beserta Surat Perjanjian

Kerja (SPK).

7) Pimpinan cabang melakukan verifikasi ulang. Pimpinan cabang

berwenang untuk menyetujui atau menolak pemohonan bank garansi.

8) Apabila telah sesuai antara formulir permohonan bank garansi dengan

surat perjanjian kerja serta telah memenuhi syarat – syarat penerbitan

bank garansi, maka disiapkan perjanjian bank garansi.

9) Nasabah membayar biaya administrasi, provisi, serta biaya lain yang

diperlukan dalam penerbitan bank garansi.

10) Mencetak bank garansi.

Page 64: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

  

11) Bank garansi ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dalam hal

ini adalah kepala cabang PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011

pukul 10.20 WIB, diperoleh hasil bahwa permohonan bank garansi

biasanya diajukan bersama – sama dengan permohonan kredit modal kerja.

Bank garansi yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta terdiri dari 3 (tiga lembar). Lembar asli diberikan

kepada penerima bank garansi (pihak ketiga). Lembar kedua berupa

fotokopi lembar asli diberikan kepada terjamin (nasabah) yang

mengajukan permohonan bank garansi. Sedangkan lembar ketiga berupa

fotokopi lembar asli disimpan oleh pihak bank dalam hal ini adalah PT

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

2. Syarat penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta

a. Syarat umum penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta

Bank garansi merupakan perjanjian ikutan (acessoir), yaitu

perjanjian yang timbul setelah ada perjanjian pokok yang dibuat terlebih

dahulu antara nasabah atau terjamin dengan pihak penerima jaminan.

Perjanjian pokok yang mendasari lahirnya perjanjian bank garansi adalah

perjanjian kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul

10.00 WIB diperoleh hasil bahwa bank garansi merupakan bentuk kredit

tidak langsung. Hal ini karena apabila terjadi wanprestasi dari terjamin

kepada pihak yang menerima jaminan, maka bank dalam hal ini PT Bank

Page 65: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

  

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta wajib membayar klaim kepada

pihak penerima jaminan sesuai dengan nilai yang tercantum dalam

perjanjian bank garansi.

Sifat bank garansi yang merupakan jenis kredit yang tidak langsung

membuat pedoman tentang pemberian bank garansi di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta diatur bersama-sama dengan pemberian

kredit yaitu dalam Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market

Buku III A Nomor IN/0047/PMR tanggal 19 April 2001.

Syarat umum yang harus dicantumkan dalam perjanjian bank garansi

di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang terdapat dalam

Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor

IN/0047/PMR tanggal 19 April 2001, meliputi :

1) Judul Garansi Bank

2) Tanggal penerbitan garansi bank

3) Nama dan alamat bank pemberi garansi

4) Nama dan alamat pihak yang meminta garansi

5) Nama dan alamat penerima bank garansi

6) Transaksi antara pihak terjamin dengan penerima bank garansi harus

memuat secara jelas tentang tujuan penggunaan bank garansi

7) Jumlah uang atau nominal yang dijamin

8) Tanggal mulai atau berakhirnya (jatuh tempo) bank garansi

9) Penegasan batas waktu pengajuan klaim

10) Pembuatan atau pengisian formulir bank garansi harus jelas, tidak boleh

ada coretan serta penggantian

11) Nama para pihak dalam perjanjian bank garansi harus lengkap dan tidak

boleh disingkat.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

11/110/Kep./Dir/UPPB penerbitan bank garansi harus memuat hal-hal

sebagi berikut :

1) Judul garansi bank atau bank garansi;

2) Nama dan alamat bank pemberi garansi;

Page 66: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

  

3) Nama dan alamat terjamin;

4) Nama dan alamat penerima jaminan;

5) Macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan;

6) Tanggal penerbitan bank garansi;

7) Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank;

8) Batas waktu untuk mengajukan klaim kepada bank;

9) Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran hingga

suatu jumlah tertentu dengan terlebih dahulu menyita dan menjual lebih

dulu benda-benda milik terjamin yang dijadikan jaminan lawan;

10) Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima jaminan

terhitung saat bank menerima tuntutan;

11) Tanda tangan pihak bank pemberi garansi.

Syarat penerbitan bank garansi PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta yang dimuat dalam Pedoman dan Kebijakan Pemberian

Kredit Retail Market Buku III A Nomor IN/0047/PMR telah sesuai apabila

dibandingkan dengan ketentuan penerbitan bank garansi yang diatur dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB

tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh

Lembaga Keuangan NonBank. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta harus memuat judul Garansi Bank, tanggal penerbitan garansi

bank, nama dan alamat bank pemberi garansi, nama dan alamat pihak

yang meminta garansi, nama dan alamat penerima bank garansi,

transaksi antara pihak terjamin dengan penerima bank garansi, jumlah

uang atau nominal yang dijamin, tanggal mulai atau berakhirnya (jatuh

tempo) bank garansi, penegasan batas waktu pengajuan klaim. Hal

tersebut telah sesuai dengan syarat penerbitan bank garansi yang diatur

dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

11/110/Kep./Dir/UPPB.

2) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB

mensyaratkan pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi

Page 67: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

  

pembayaran hingga suatu jumlah tertentu dengan terlebih dahulu

menyita dan menjual lebih dulu benda-benda milik terjamin yang

dijadikan jaminan lawan dalam penerbitan bank garansi. Syarat ini tidak

diatur secara langsung dalam syarat penerbitan bank garansi di PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang terdapat pada Pedoman

dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor

IN/0047/PMR, tetapi dalam format perjanjian bank garansi yang

diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

terdapat ketentuan yang memuat tentang syarat tersebut.

3) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB

mensyaratkan jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima

jaminan terhitung saat bank menerima tuntutan dimuat dalam penerbitan

bank garansi. Hal ini tidak diatur secara langsung dalam syarat

penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta yang terdapat pada Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit

Retail Market Buku III A Nomor IN/0047/PMR, tetapi dalam format

perjanjian bank garansi yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta terdapat ketentuan yang memuat tentang syarat

tersebut.

4) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB

mensyaratkan tanda tangan pihak bank pemberi garansi. Syarat ini ini

tidak diatur secara langsung dalam syarat penerbitan bank garansi di PT

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang terdapat pada

Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A

Nomor IN/0047/PMR, tetapi perjanjian bank garansi yang diterbitkan

oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

ditandatangani oleh pihak pemberi garansi (bank) yang dalam hal ini

diwakili oleh kepala cabang.

Berdasarkan analisis tersebut diatas diperoleh kesimpulan bahwa

syarat penerbitan bank garansi PT bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta yang diatur dalam Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit

Page 68: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

  

Retail Market Buku III A Nomor IN/0047/PMR telah sesuai dengan syarat

penerbitan bank garansi yang diatur Bank Indonesia dalam Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian

Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan

NonBank.

Syarat-syarat yang tidak diperkenankan untuk dimasukkan dalam

bank garansi adalah:

3) Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya

bank garansi, misalnya bank garansi baru berlaku setelah pihak yang

dijamin menyetor sejumlah uang;

4) Ketentuan bahwa garansi bank dapat diubah atau dibatalkan secara

sepihak, misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin.

b. Syarat khusus penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul

09.50 WIB, diperoleh hasil bahwa syarat wajib yang harus dipenuhi oleh

nasabah atau terjamin dalam perjanjian bank garansi adalah sebagai berikut:

1) Nasabah yang akan mengajukan bank garansi tersebut merupakan

nasabah PT Bank Negara Indonesia

2) Menyetor dana minimal sejumlah nilai bank garansi. Dalam hal dana

yang disetor lebih kecil dari nilai bank garansi, maka nasabah wajib

menyediakan jaminan tambahan.

3) Fotokopi SPK (Surat Perjanjian Kerja)

Surat Perjanjian Kerja (SPK) penting untuk dilampirkan dalam

permohon bank garansi karena dari SPK diketahui peminta bank

garansi, penerima bank garansi, alamat peminta bank garansi, alamat

penerima bank garansi, tujuan penggunaan bank garansi, serta nilai

bank garansi.

Page 69: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

  

Ketiga syarat tersebut di atas merupakan syarat wajib yang harus

dipenuhi oleh nasabah yang akan mengajukan permohonan bank garansi di

PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

c. Larangan penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis

tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.30, diperoleh hasil bahwa terdapat larangan-

larangan dalam penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta. Larangan tersebut meliputi :

1) Permohonan bank garansi yang diajukan bertujuan untuk digunakan

dalam transaksi yang bersifat illegal.

2) Bank garansi yang berlaku surut. Misalnya permohonan diajukan

tanggal 23 Juni 2011 akan tetapi nasabah meminta tanggal penerbitan

sebelum tanggal tersebut.

3) Bank garansi yang bertujuan untuk menjamin emisi efek.

4) Bank garansi atas permintaan bukan penduduk. Pengecualian terhadap

ketentuan ini adalah apabila pemohon memiliki kontra garansi yang

cukup, bank yang mengajukan bukan merupakan cabang bank penerima

permohonan, serta setoran bank garansi harus 100% (full cover).

3. Analisis Pemberian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti

sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis tanggal 23 Juni

2011 pukul 09.35, diperoleh hasil bahwa diperoleh hasil bahwa bank garansi

merupakan jenis kredit tidak langsung. Oleh karena itu, analisis permohonan

bank garansi hampir sama dengan permohonan kredit. Analisis yang dilakukan

terkait dengan pemberian bank garansi yaitu berdasarkan prinsip 5C

(Character, Capacity, Capital, Condition of Economic, dan Collateral), prinsip

Page 70: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

  

7P (Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability, dan

Protection), serta prinsip 3R (Returns, Repayment, dan Risk Bearing Ability).

Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Prinsip 5C

Prinsip 5C dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Character (watak)

Pemohon bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta harus diteliti terlebih dahulu terkait dengan kelayakan untuk

mengajukan bank garansi, salah satunya dapat dilihat dari karakter

pemohon bank garansi. Penting untuk mengetahui karakter pemohon,

karena dapat diketahui apakah pemohon memiliki karakter yang baik

atau yang buruk. Karakter baik apabila ada keinginan untuk membayar

kewajibannya. Jika karakter pemohon bank garansi baik maka bank

garansi dapat diberikan, tetapi apabila karakter nasabah pemohon bank

garansi buruk atau tidak baik maka prmohonan tersebut tidak

dikabulkan.

2) Capacity (kemampuan)

Nasabah pemohon bank garansi perlu dianalisis terkait dengan

kemampuannya dalam memimpin perusahaan atau usaha yang

dijalankan. Apabila nasabah mampu memimpin perusahaan dengan

baik, maka permohonan bank garansi dapat dikabulkan, tatapi apabila

sebaliknya maka permohonan dapat ditolak.

3) Capital (modal)

Nasabah pemohon bank garansi harus dianalisis mengenai besarnya

modal yang dimiliki.

4) Condotion of Economic (kondisi perekonomian)

Pemberian bank garansi dilihat dari kondisi perekonomian pada

umumnya dan bidang usaha pemohon bank garansi pada khususnya.

Jika memiliki prospek yang baik maka permohonan bank garansi dapat

dikabulkan, tetapi apabila prospek buruk maka permohonan bank

garansi dapat ditolak.

Page 71: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

  

5) Collateral (agunan)

Menurut ketentuan Bank Indonesia bahwa setiap kredit yang

disalurkan harus mempunyai agunan yang cukup. Oleh karena itu,

perlu dianalisis agunan yang digunakan nasabah pemohon bank

garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

Agunan yang digunakan sebagai jaminan dalam permohonan bank

garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta bias

berupa uang tuanai atau berupa asset yang dimiliki oleh nasabah.

Apabila agunan yang diberikan nasabah dapat senilai dengan jumlah

garansi bank yang diberikan maka permohonan tersebut dikabulkan,

tetapi apabila tidak mencukupi maka permohonan tersebut ditolak.

Pemberian bank garansi oleh bank untuk kepentingan pihak terjamin

memungkinkan terjadinya risiko bagi pihak bank yang bersangkutan.

Risiko tersebut antara lain bahwa terjamin tidak mampu mengganti

dana yang sudah dikeluarkan bank untuk memenuhi kewajiban pihak

terjamin kepada pihak yang menerima jaminan.

Untuk mengatasi risiko atas pengeluaran bank garansi, bank meminta

lebih dulu kepada pihak yang dijamin untuk memberikan ‘jaminan

lawan’ (counter guarante/kontra garansi) yang nilai tunainya

sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang yang ditetapkan

sebagai jaminan dan tercantum di dalam bank garansi. Jaminan lawan

itu dapat berupa uang tunai seratus persen (100%), pemblokiran

deposito, giro, dan tabungan pemohon yang bersangkutan, selain itu

bisa juga berwujud benda bergerak atau tidak bergerak.

Menurut Malayu SP Hasibuan jaminan atau agunan yang digunakan

harus memenuhi syarat – syarat ekonomis, yaitu:

a) Mempunyai nilai ekonomis pasar.

b) Nilai agunan atau jaminan harus lebih besar dari plafond kredit.

c) Marketability, yaitu agunan harus mempunyai pasaran yang cukup

luas atau mudah dijual.

Page 72: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

  

d) Ascertainability of value, yaitu agunan kredit yang diajukan oleh

debitor harus mempunyai standar harga tertentu (harga pasar).

e) Transferable, yaitu agunan kredit yang diajukan debitor harus

mudah dipindahtangankan baik secara fisik maupun secara hukum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank

Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni

2011 pukul 10.10 WIB, diperoleh hasil bahwa jaminan atau kontra

garansi yang diberikan nasabah dalam perjanjian bank terdiri dari 2

(dua) jenis, yaitu :

a) Rekening

Jenis rekening yang digunakan untuk menjamin pemberian bank

garansi meliputi giro, tabungan, dan deposito. Giro adalah

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya, atau dengan pemindahbukuan (Pasal 1 angka 6 Undang-

Undang Nomor 10 tahun 1998). Tabungan adalah simpanan yang

penarikannya hanya dilakukan menurut syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1 angka

9 Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998). Deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank

(Pasal 1 angka 7 Undang – Undang Nomor 10 tahun 1998).

Saldo rekening yang digunakan untuk menjamin pemberian bank

garansi minimal harus senilai dengan jumlah bank garansi yang

dijamin oleh bank. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir

terjadinya resiko. Rekening yang dijadikan jaminan kemudian

akan diblokir oleh bank dan akan diaktifkan kembali setelah

jangka waktu perjanjian bank garansi telah selesai. Penggunaan

Page 73: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

  

rekening nasabah untuk menjamin seluruh nilai bank garansi

disebut bank garansi full cover.

b) Aset nasabah

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan,selaku

pengganti sementara Penyelia Unit Dalam Negeri dan Kliring, hari

Kamis tanggal 23 Juni 2011, pukul 10.00 WIB diperoleh hasil

bahwa jaminan permohonan bank garansi tidak boleh hanya

berupa aset nasabah. Jaminan dalam bentuk aset yang dimiliki

oleh nasabah (terjamin) diperlukan dalam hal saldo rekening

nasabah tidak mencukupi nilai bank garansi yang dijamin oleh

bank. Jadi, nasabah yang mengajukan permohonan bank garansi

tetap harus mempunyai rekening yang menjadi jaminan walaupun

nilainya tidak mengcover seluruh nominal bank garansi yang

diberikan.

Aset nasabah yang digunakan sebagai jaminan berdasarkan pada

plafond yang diberikan oleh bank. Aset yang dapat dijadikan

jaminan dalam pemberian bank garansi adalah sebagai berikut :

(1) Benda bergerak, misalnya mobil dan perhiasan.

(2) Benda tidak bergerak, misalnya tanah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan, hari

Kamis tanggal 23 Juni 2011, pukul 09.20 diperoleh keterangan

bahwa permohonan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta menggunakan jaminan barang tidak

bergerak berupa tanah atau bangunan. Hal ini dikarenakan nilai

bank garansi yang diminta biasanya relatif besar. Oleh karena itu,

diperlukan nilai barang jaminan yang besar untuk mengcover

jumlah atau nominal bank garansi yang diminta.

Page 74: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

  

b. Prinsip 7P

1) Personality (kepribadian)

Kepribadian adalah sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitor yang

mengajukan permohonan bank garansi.

2) Party

Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi-

klasifikasi tertentu.

3) Purpose (tujuan)

Permohonan bank garansi yang diajukan oleh nasbah harus dilihat

tujuan penggunaanya. Tujuan penggunaan ini dapat dilihat pada

perjanjian kerja antara nasabah dengan pihak ketiga. Tujuan

permohonan bank garansi harus jelas sehingga dapat dipertimbangkan

permohonan dapat dikabulkan atau tidak.

4) Prospect (prospek)

Prospek berarti dalam pemberian bank garansi harus dilihat prospek

perusahaan di masa yang akan datang. Apabila prospek perusahaan

tersebut baik, maka permohonan bank garansi disetujui, tetapi apabila

tidak baik maka bank dapat menolak permohonan bank garansi

tersebut.

5) Payment (pembayaran)

Payment berarti mengetahui bagaimana cara pembayaran kembali yang

dilakukan oleh nasabah terhadap bank garansi yang diberikan. Analisis

terkait hal ini dilakukan oleh analis kredit dengan memperhitungkan

kelancaran pendapatan nasabah. Asas payment harus dipertimbangkan

agar pengembalian dana berjalan lancar.

6) Profitability (laba)

Prifitability merupakan prinsip yang terkait dengan kemampuan

nasabah mendapatkan laba

7) Protection (perlindungan)

Page 75: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

  

Perlindungan yang dimaksud dalam pemberian bank garansi adalah

jaminan berupa barang, yaitu dapat berupa rekening (uang tunai) atau

aset nasabah (tanah, bangunan, dan lain-lain).

c. Prinsip 3R

Prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Returns

Returns merupakan penilaian hasil yang dapat dicapai perusahaan

nasabah setelah memperoleh kreditdari bank.

2) Repayment

Menurut Malayu S.P. Hasibuan repayment adalah memperhitungkan

besarnya kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit

oleh calon debitor, tetapi perusahaannya tetap berjalan.

3) Risk bearing ability

Risk bearing ability merupakan perhitungan besarnya kemampuan

perusahaan nasabah untuk menghadapi resiko.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Unit Dalam Negeri dan Kliring, pada hari

Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul 09.00 WIB diperoleh hasil bahwa selain

analisis tersebut diatas PT Bank Negara Indonesia berdasarkan Pedoman

dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor

IN/0047/PMR melakukan analisis tambahan terhadap permohonan bank

garansi yang diajukan oleh nasabah sebelum plafond diberikan. Analisis

tersebut meliputi :

a. Penelitian bonafiditas dan reputasi terjamin (nasabah).

b. Penelitian apakah sifat dan nilai transaksi atau kewajiban debitur

(nasabah) kepada pihak ketiga.

c. Penilaian jumlah bank garansi yang dilakukan apakah sesuai dengan

kemampuan bank.

Page 76: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

  

d. Penilainan kemampuan debitur untuk membayar kembali kepada bank

dalam hal bank garansi tersebut terpaksa dicairkan oleh pihak ketiga

atau pemegang bank garansi.

e. Penilaian mengenai kemampuan debitur untuk memberikan kontra

garansi sesuai dengan terterjadinya resiko.

Berdasarkan prudential banking (prinsip kehati – hatian bank),

pemberian bank garansi harus dilakukan secara teliti dengan melakukan

penilaian kelayakan pemohon bank garansi (nasabah). Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) No. 11 / 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank

dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, mengharuskan

bank untuk :

a. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin

b. Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin, sehingga dapat

diberikan jaminan yang sesuai

c. Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank

d. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan

kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya

resiko.

Ketentuan pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta yang dimuat dalam Pedoman dan Kebijakan

Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor IN/0047/PMR apabila

dibandingkan dengan ketentuan yang terdapat dalam Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) No. 11 / 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank

dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, maka

diperoleh hasil bahwa analisis yang dilakukan BNI Cabang Utama Surakarta

telah sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia.

4. Perjanjian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta

Penerbitan bank garansi dilakukan setelah pemohon bank garansi

memenuhi syarat – syarat yang diajukan oleh bank. Sebelum perjanjian bank

Page 77: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

  

garansi diterbitkan antara pemohon dengan bank harus membuat kesepakatan

mengenai Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB). Perjanjian bank garansi

yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia memuat tentang identitas dan

alamat bank (penjamin), identitas dan alamat pemegang jaminan atau

penerima jaminan, identitas dan alamat yang dijamin atau terjamin. Dalam

perjanjian tersebut disebutkan tujuan penggunaan bank garansi, besarnya bank

garansi yang diminta, masa berlakunya bank garansi, batas waktu pengajuan

klaim, tanggal penerbitan bank garansi, serta tanda tangan pejabat bank yang

berwenang.

Berdasarkan analisis terhadap perjanjian bank garansi yang diterbitkan

oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, ketentuan-ketentuan

dalam perjanjian bank garansi yang melindungi bank adalah sebagai berikut :

a. Ketentuan yang memuat tentang jangka waktu wanprestasi yang dilakukan

oleh terjamin dibatasi tidak melebihi batas waktu berlakunya bank garansi.

Hal ini bertujuan, supaya bank terhindar dari kemungkinan penuntutan

klaim yang dilakukan oleh penerima jaminan apabila terjamin melakukan

wanprestasi setelah jangka waktu bank garansi telah berkahir.

b. Ketentuan mengenai tujuan penggunaan bank garansi. Hal ini diatur

supaya jelas peruntukan bank garansi yang diminta, sehingga apabila

terjadi wanprestasi diluar tujuan penggunaan bank garansi, maka pihak

bank dapat menolak klaim yang diajukan oleh penerima jaminan.

c. Ketentuan mengenai bank garansi tidak mengikat lagi kepada penjamin

(bank) apabila pengajuan klaim dilakukan melebihi jangka waktu

berlakunya bank garansi dan melebihi tenggang waktu 14 (empat belas)

hari setelah bank garansi jatuh tempo. Ketentuan ini menguntungkan pihak

bank karena wanprestasi yang dilakukan setelah tanggal batas waktu

pengajuan klaim berakhir maka bank dapat menolak pengajuan tersebut.

d. Ketentuan tentang tanggal penerbitan bank garansi. Ketentuan ini

melindungi bank dari wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin sebelum

tanggal penerbitan bank garansi. Apabila hal tersebut terjadi, maka bank

dapat menolak klaim yang diajukan oleh penerima jaminan.

Page 78: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

  

C. Upaya Hukum yang Dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta apabila Terjamin Wanprestasi

terhadap Perjanjian Bank Garansi

1. Prosedur pengajuan klaim serta pembayaran klaim oleh PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta apabila terjamin wanprestasi dalam

perjanjian bank garansi

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti

sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011,

pukul 09.30 WIB, diperoleh hasil bahwa pengajuan klaim oleh penerima

jaminan serta pembayaran klaim oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta dapat dilihat dalam gambar berikut :

 

 

   

4 3  2              

1

Gambar 6. Skematik Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Klaim

Keterangan : 1. Terjamin melakukan wanprestasi.

2. Penerima jaminan mengajukan klaim kepada PT BNI Cabang

Utama Surakarta.

3. PT BNI Cabang Utama Surakarta membayar penuh klaim

yang diajukan oleh penerima jaminan.

4. PT BNI Cabang Utama Surakarta memberitahu terjamin.

PT BNI Cabang Utama Surakarta

Terjamin Penerima Jaminan

Page 79: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

  

a. Prosedur pengajuan klaim oleh penerima jaminan kepada PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Rabu tanggal

8 Juni 2011, pukul 09.35 WIB, diperoleh hasil bahwa wanprestasi yang

sering dilakukan adalah terjamin melakukan hal yang tidak sesuai seperti

yang telah disepakati dalam perjanjian kerja antara terjamin dengan pihak

yang menerima jaminan. Misalnya, perusahaan percetakan mendapat proyek

pencetakan buku dari dinas pendidikan. Dalam perjanjian pokok disepakati

mengenai jenis kertas yang digunakan untuk mencetak, tetapi perusahaan

percetakan tidak menggunakan jenis kertas tersebut dalam mengerjakan

proyek. Dalam hal ini, perusahaan percetakan dapat dinyatakan wanprestasi.

Penerima jaminan tidak selalu mengajukan klaim untuk

menyelesaikan wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin. Apabila

wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin masih dapat diterima oleh

penerima jaminan, maka penerima jaminan hanya akan menambahkan

adendum dalam perjanjian pokok antara terjamin dengan penerima jaminan.

Akan tetapi, apabila penerima jaminan tidak dapat menerima wanprestasi

yang dilakukan oleh terjamin, maka pihak penerima jaminan dalam

perjanjian bank garansi dapat mengajukan klaim atau tuntutan kepada PT

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

Isi perjanjian bank garansi yang dikeluarkan oleh PT Bank Negara

Indonesia memuat ketentuan bahwa tuntutan atau klaim harus diajukan

segera setelah timbulnya wanprestasi atau kelalaian yang dilakukan oleh

pihak yang dijamin (terjamin) dengan menyerahkan bank garansi asli dalam

batas waktu pengajuan klaim selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

setelah berakhirnya bank garansi. Apabila dalam atau sampai habisnya

jangka waktu pengajuan tuntutan atau klaim tersebut, penerima jaminan

tidak mengajukan kalim atau tuntutan, maka bank garansi tidak mengikat

lagi terhadap penjamin (PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta).

Page 80: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

  

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pengajuan klaim atas

terjadinya wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi dapat dilakukan

sebelum jangka waktu bank garansi berakhir (jatuh tempo) atau paling

lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal bank garansi berakhir

(jatuh tempo). Setelah tenggang waktu pengajuan klaim tersebut berakhir,

maka penerima jaminan wajib menyerahkan bank garansi asli kepada PT

Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta.

Klaim atau tuntutan diajukan oleh penerima jaminan kepada bank

berdasarkan adanya wanprestasi. Dalam hal ini wanprestasi yang dimaksud

adalah apabila terjamin tidak melakukan tujuan permohonan bank garansi

seperti yang tercantum dalam perjanjian bank garansi serta perjanjian kerja.

Wanprestasi yang dilakukan dapat berupa tidak memenuhi prestasi sama

sekali, memenuhi prestasi tetapi tidak seperti yang disepakati dalam

perjanjian, memenuhi prestasi tetapi terlambat, atau melakukan sesuatu

yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Apabila terjadi hal-hal tersebut di atas dalam suatu perjanjian, maka

dapat disebut banwa nasabah (terjamin) melakukan wanprestasi. Dalam hal

terjadi wanprestasi terhadap perjanjian kerja yang telah disepakati oleh

penerima jaminan dengan pihak terjamin, maka penerima jaminan harus

segera menyampaikan hal tersebut kepada bank selaku penjamin dalam

bank garansi.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Beni Indrawan, hari Kamis

tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.30 WIB diperoleh hasil bahwa prosedur

pengajuan klaim atau tuntutan yang dilakukan oleh penerima jaminan

terkait adanya wanprestasi terjamin adalah sebagai berikut :

1) Penerima jaminan (pemegang bank garansi) mengajukan surat kepada

bank dalam hal ini PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

yang menyatakan bahwa terjamin (nasabah) melakukan wanprestasi

disertai penyebab-penyebabnya. Surat yang diajukan tersebut harus

memuat alasan yang jelas perihal alasan mengapa terjamin dapat

dikatakan melakukan wanprestasi.

Page 81: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

  

2) Bank menerima surat tersebut, kemudian meneliti apakah benar

terjamin melakukan wanprestasi.

3) Apabila benar terjamin telah melakukan wanprestasi, maka bank akan

membayar klaim yang diajukan penerima jaminan sesuai dengan

nominal bank garansi.

Klaim dibayarkan secara penuh sesuai dengan nominal bank garansi

baik yang dijamin dengan full cover maupun tidak full cover ( menggunakan

plafond).

b. Prosedur pembayaran klaim PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta kepada penerima jaminan dalam bank garansi

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan, selaku

pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis

tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.50 WIB, diperoleh hasil bahwa prosedur

pembayaran klaim yang dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta kepada pemegang bank garansi (penerima jaminan) dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) cara, yaitu pembayaran klaim dengan jaminan

full cover dan pembayaran klaim dengan jaminan tidak full cover

(berdasarkan plafond).

Kedua prosedur pembayaran klaim tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1) Pembayaran klaim dengan jaminan full cover

Prosedur pembayaran klaim dengan jaminan full cover yang dilakukan

oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta adalah

sebagai berikut :

a) Pada hari dilakukan pembayaran kepada penerima jaminan, pihak

bank dalam hal ini PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta mengirimkan surat pemberitahuan kepada terjamin

(nasabah) yang memuat :

(1) Sebab dilakukan pembayaran

(2) Jumlah pembayaran

Page 82: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

  

b) Bank mencairkan rekening terjamin yang digunakan sebagai

jaminan dalam bank garansi.

c) Dana yang dicairkan tersebut selanjutnya dikirim kepada penerima

jaminan sebagai pembayaran atas klaim yang diajukan.

2) Pembayaran klaim dengan jaminan tidak full cover

Prosedur pembayaran klaim dengan jaminan tidak full cover yang

dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta

adalah sebagai berikut :

a) Pada hari dilakukan pembayaran kepada penerima jaminan, pihak

bank dalam hal ini PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta mengirimkan surat pemberitahuan kepada terjamin

(nasabah) yang memuat :

(1) Sebab dilakukan pembayaran

(2) Jumlah pembayaran

(3) Ketentuan-ketentuan menurut pasal-pasal Perjanjian Penerbitan

Garansi Bank (PPGB).

b) Bank mencairkan rekening yang digunakan terjamin sebagai

jaminan dalam perjanjian bank garansi. Karena jaminan tersebut

tidak full cover, maka bank menggunakan dana yang dimiliki oleh

bank untuk menutup seluruh jumlah dana sesuai dengan nominal

garansi bank.

c) Dana yang dicairkan tersebut selanjutnya dikirim kepada penerima

jaminan sebagai pembayaran atas klaim yang diajukan.

2. Upaya hukum yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia apabila

terjamin wanprestasi terhadap perjanjian bank garansi

Pemberian bank garansi diatur dalam SEBI Nomor

11/110/Kep.Dir/UUPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Lembaga

Keuangan Non Bank. Peraturan tersebut diterapkan BNI Cabang Utama

Surakarta dengan menerbitkan perjanjian bank garansi. Pemberian bank

garansi mempunyai risiko yaitu pada saat terjamin melakukan wanprestasi.

Page 83: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

  

Oleh karena itu, sebelum perjanjian bank garansi dibuat pihak bank

mengharuskan terjamin terlebih dahulu membuat Perjanjian Penerbitan Garansi

Bank (PPGB) yang ditandatangani oleh bank dan terjamin.

Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB) mengatur tentang

ketentuan – ketentuan yang harus dilakukan oleh terjamin terkait dengan

penerbitan bank garansi. Dalam PPGB diatur mengenai upaya hukum yang

dapat dilakukan oleh bank apabila terjamin melakukan wanprestasi terhadap

perjanjian bank garansi. Berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang

upaya hukum menurut PPGB yang dilakukan PT BNI Cabang Utama Surakarta

apabila terjamin melakukan wanprestasi.

Gambar 7. Skematik Upaya Hukum yang Dilakukan PT BNI Cabang Utama

Surakarta apabila Terjamin Wanprestasi terhadap Perjanjian Bank Garansi

Upaya hukum

Pasal 5 dan Pasal 8

Pasal Tambahan ayat (1)

Penggantian Perjanjian Kredit

PPGB

Nasabah Menolak

Pasal 9 ayat (1)

Eksekusi barang jaminan

Page 84: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70  

  

Upaya hukum menurut perjanjian penerbitan bank garansi apabila

terjamin melakukan wanprestasi adalah sebagai berikut :

a. Penggantian

Yang dimaksud penggantian adalah bank mencairkan rekening yang

digunakan sebagai jaminan. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 5

PPGB yang menyatakan bahwa pemohon (terjamin) harus menyerahkan

jaminan yang digunakan untuk mengganti apabila melakukan wanprestasi.

Ketentuan dalam pasal ini memberi arti bahwa barang yang digunakan

sebagai jaminan dalam perjanjian bank garansi digunakan sebagai pengganti

dana yang telah dikeluarkan oleh bank apabila terjamin melakukan

wanprestasi. Selain Pasal 5 PPGB, bank diberi kuasa untuk mengambil

penggantian dengan mencairkan rekening terjamin hal ini dapat dilihat

dalam ketentuan Pasal 8 PPGB yang menyatakan bahwa bank diberi kuasa

oleh pemohon bank garansi untuk sewaktu – waktu mendebet rekening

pemohon garansi bank apabila bank tidak memenuhi kewajibannya untuk

membayar hutang.

Selain ketentuan tersebut, perlindungan terhadap bank yang

tercantun dalam PPGB terdapat dalam :

1) Ketentuan Pasal 6 PPGB yang menyatakan bahwa apabila terjadi

perselisihan antara pemohon garansi (terjamin) dan pemegang garansi

(penerima jaminan) mengenai wanprestasi, maka bank tetap dapat

melakukan pembayaran klaim pencairan bank garansi dan bank

dibebaskan dari segala tuntutan hukum yang timbul karena pencairan

bank garansi. Ketentuan dalam pasal ini melindungi bank, karena

apabila bank telah menjalankan kewajibannya membayar klaim yang

diajukan oleh penerima jaminan, maka bank tidak dapat dituntut oleh

terjamin dengan alasan pencairan yang dilakukan tanpa ijin.

2) Ketentuan Pasal 7 ayat (1) PPGB yang menyatakan bahwa apabila

terjamin melakukan wanprestasi kepada penerima jaminan dan

karenanya bank garansi harus dicairkan, maka bank dikuasakan untuk

mencairkan marginal deposit dalam rekening terjamin guna memenuhi

Page 85: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

  

seluruh atau sebagian dari jumlah yang harus dibayarkan kepada

penerima bank garansi. Berdasarkan ketentuan ini pihak bank dapat

mencairkan langsung rekening yang digunakan sebagai jaminan tanpa

persetujuan dari terjamin. Hal ini melindungi bank dari tuntutan yang

dilakukan oleh terjamin yang tidak memberikan ijin pencairan rekening

yang digunakan untuk menjamin bank garansi tersebut.

3) Ketentuan Pasal 7 ayat (2) PPGB yang menyatakan bahwa terjamin

harus segera melunasi jumlah uang yang dibayarkan oleh bank kepada

penerima garansi setelah diperhitungkan dengan marginal deposit dalam

rekening terjamin, selambat – lambatnya 15 (lima belas) hari sejak

tanggal pencairan bank garansi. Ketentuan ini memberi perlindungan

kepada bank yang bertujuan supaya dana bank dapat dikembalikan

secepatnya, sehingga bank tidak menanggung risiko dananya tidak

kembali. Apabila terjamin tetap tidak mentaati ketentuan ini, maka

terjamin dapat digolongkan wanprestasi terhadap PPGB sehingga dapat

dilakukan upaya penggantian sesuai dengan yang ditetapkan dalam

PPGB.

4) Ketentuan Pasal 8 PPGB yang menyatakan bahwa apabila terjamin tidak

memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Pasal 7 ayat (2) PPGB,

maka untuk pelunasan kewajiban tersebut bank diberi kuasa oleh

terjamin untuk mendebet rekening giro dan atau rekening pinjaman

terjamin yang ada di bank. Kuasa tersebut tidak berakhir karena sebab-

sebab yang ditentukan oleh Pasal 1813 KUH Perdata yang menyatakan

bahwa pemberian kuasa tidak berakhir dengan ditariknya kembali

kuasanya si kuasa, dengan pemberitahuan penghentian kuasa oleh si

kuasa, dengan meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi

kuasa, dengan perkawinan perempuan yang memberikan atau menerima

kuasa. Ketentuan ini memberikan kuasa penuh kepada pihak bank untuk

menarik dana dari rekening terjamin guna mengganti pembayaran klaim

yang dikakukan bank kepada penerima bank garansi. Ketentuan ini

memperkuat landasan hukum pihak bank untuk menarik dana dari

Page 86: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72  

  

rekening terjamin, karena berdasarkan ketentuan tersebut terjamin

memberikan kuasa kepada pihak bank yang tidak bisa berakhir karena

sebab-sebab yang ditentukan dalam Pasal 1813 KUH Perdata atau

dengan kata lain kuasa tersebut tidak bisa dibatalkan oleh salah satu

pihak.

5) Ketentuan Pasal 9 ayat (1) PPGB yang menyatakan bahwa jika sampai

batas waktu 15 (lima belas) hari terjamin belum melunasi kewajibannya

kepada bank, sedangkan dana yang terdapat dalam rekening terjamin

tidak mencukupi, maka terjamin dinyatakan lalai sehingga karenanya

tidak diperlukan adanya juru sita dan surat pemberitahuan lain yang

bersifat demikian, bank dapat segera melaksanakan hak-haknya untuk

mengeksekusi barang – barang jaminan. Ketentuan pasal ini

memberikan kemudahan bagi pihak bank dalam hal terjamin lalai

memenuhi kewajibannya. Kemudahan tersebut adalah bank dapat

mengeksekusi barang – barang jaminan tanpa adanya juru sita dan surat

pemberitahuan.

6) Ketentuan Pasal 10 PPGB yang mengatur tentang jangka waktu

berlakunya penerbitan bank garansi. Hal ini memberikan perlindungan

bagi pihak bank dari terjadinya wanprestasi yang dilakukan setelah

jangka waktu tersebut berakhir bukan merupakan tanggung jawab yang

harus diselesaikan oleh pihak bank.

7) Ketentuan Pasal Tambahan ayat (2) yang menyatakan bahwa apabila

jaminan untuk bank garansi ditarik, maka fasilitas bank garansi harus

lunas dan biaya yang timbul menjadi beban penerima kredit. Hal ini

untuk menghindari penerima kredit menarik jaminan yang diberikan

sebelum dana bank kembali. Ketentuan ini memberikan perlindungan

terhadap bank karena jaminan tidak dapat ditarik sebelum penerima

kredit membayar lunas hutangnya.

Penggantian dapat dilakukan terhadap jenis bank garansi yang

diberikan dengan jaminan full cover maupun dengan jaminan yang tidak full

cover. Yang membedakan adalah apabila bank garansi menggunakan

Page 87: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73  

  

jaminan full cover maka bank mendapat penggantian penuh dari rekening

terjamin, sedangkan pada bank garansi yang tidak full cover penggantian

yang diterima bank hanya sebagian dari jumlah klaimyang dibayar bank

kepada penerima klaim. Oleh karena itu, diperlukan upaya lain untuk

supaya dana bank dapat kembali.

b. Mengubah perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit

Pengubahan perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit

dilakukan apabila terjamin (nasabah) bersedia melakukan hal tersebut.

Ketentuan ini dilakukan apabila jenis jaminan yang digunakan dalam bank

garansi tidak full cover. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni

Indrawan selaku pengganti sementara penyelia Unit Dalam Negeri dan

Kliring, tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.40 WIB, diperoleh keterangan

bahwa biasanya jenis kredit yang diajukan bersama dengan permohonan

bank garansi adalah kredit modal kerja. Permohonan penerbitan bank

garansi yang diajukan bersama dengan permohonan kredit modal kerja

biasanya memiliki jaminan atau agunan yang digunakan untuk mengcover

jumlah kredit.

Pasal dalam PPGB yang memberikan dasar kepada bank untuk

mengubah perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit terdapat dalam

Pasal Tambahan ayat (1) yang menyatakan bahwa perjanjian penerbitan

bank garansi merupakan perpanjangan dan penggabungan dari kredit dan

berjalan bersama – sama dengan fasilitas Kredit Modal Kerja yang

didudukkan dalam perjanjian kredit.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara penyelia Unit Dalam Negeri dan Kliring, tanggal 23

Juni 2011, pukul 09.50 WIB diperoleh keterangan bahwa untuk mengatasi

wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin upaya yang dilakukan bank

adalah jumlah yang dibayarkan tersebut didudukkan dalam perjanjian kredit

secara langsung dengan ketentuan antara lain :

1) Maksimum kredit

Page 88: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74  

  

Maksimum kredit yang ditarik besarnya asalah jumlah yang dibayarkan

dikurangi setoran tunai yang dibayarkan dalam bank garansi. Misalnya

klaim yang dibayar besarnya Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),

besarnya rekening yang digunakan sebai jaminan adalah Rp

200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),maka dana yang dikeluarkan bank

untuk membayar kekurangan klaim adalah Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah). Berdasarkan kasus tersebut, maka maksimum kredit yang

ditarik oleh bank adalah sebesar Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

2) Materai dan provisi

Biaya materai dan provisi dipungut dalam perjanjian kredit.

3) Jangka waktu

Jangka waktu ditentukan paling lama 3 (tiga) bulan.

4) Bunga

Besarnya bunga yang digunakan berdasarkan tarif bunga tertinggi.

5) Jaminan

Jaminan yang digunakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Prosedur pengubahan perjanjian bank garansi menjadi perjanjian

kredit adalah sebagai berikut :

1) Bank memberitahu terjamin bahwa telah terjadi pembayaran klaim

kepada penerima jaminan.

2) Bank memberitahu jumlah hutang terjamin atas pembayaran klaim dan

atas hutang tersebut terjamin diminta datang ke bank untuk membuat

kesepakatan mengenai perjanjian kredit.

3) Bank dan terjamin membuat perjanjian kredit.

Perjanjian kredit dibuat antara terjamin dengan pihak bank karena

terjamin memiliki hutang kepada bank yang digunakan pada saat

pembayaran klaim kepada penerima jaminan dalam perjanjian bank garansi.

Dalam perjanjian kredit pihak terjamin dalam bank garansi disebut sebagai

penerima kredit. Perjanjian kredit yang dibuat tersebut menerapkan

ketentuan-ketentuan yang melindungi bank dari terjadinya risiko dana bank

Page 89: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75  

  

tidak kembali. Berdasarkan analisis terhadap perjanjian kredit yang dibuat

oleh PT BNI Cabang Utama Surakarta, dapat dijelaskan bahwa ketentuan -

ketentuan yang melindungi bank adalah sebagai berikut :

1) Ketentuan Pasal 15 perjanjian kredit yang menyatakan bahwa penerima

kredit memberikan kuasa kepada bank untuk sewaktu-waktu tanpa

persetujuan terlebih dahulu dari penerima kredit, membebani rekening

giro dan atau rekening pinjaman dan atau rekening lain penerima kredit

yang ada pada bank, untuk pembayaran baki debet, bunga kredit, bunga

tunggakan, denda kelebihan penarikan, premi asuransi, biaya-biaya

pengikatan agunan dan biaya lainnya yang timbul karena dan untuk

pelaksanaan perjanjian kredit. Dalam Pasal 15 perjanjian kredit

dinyatakan bahwa kuasa tersebut tidak dapat berakhir karena sebab –

sebab yang ditentukan oleh Pasal 1813, Pasal 1814, dan Pasal 1816

KUH Perdata. Pasal 1813 KUH Perdata menyatakan bahwa “pemberian

kuasa tidak berakhir dengan ditariknya kembali kuasanya si kuasa,

dengan pemberitahuan penghentian kuasa oleh si kuasa, dengan

meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi kuasa, dengan

perkawinan perempuan yang memberikan atau menerima kuasa”. Pasal

1814 KUH Perdata menyatakan bahwa “pemberi kuasa dapat menarik

kembali kuasanya manakala itu dikehendakinya, dan jika ada alasan

untuk itu, memaksa si kuasa untuk mengembalikan kuasa yang

dipegangnya”. Pasal 1916 KUH Perdata menyatakan bahwa

“pengangkatan seorang kuasa baru, untuk menjalankan suatu urusan

yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa yang pertama,

terhitung mulai hari diberitahukannya kepada orang yang belakangan ini

tentang pengangkatan tersebut”. Ketentuan Pasal 15 ini berarti bank

boleh mengambil dana dari rekening penerima kredit untuk membayar

biaya-biaya yang telah disebutkan dalam pasal tersebut dan kuasa

tersebut tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh penerima kredit.

2) Ketentuan Pasal 16 ayat (1) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

segala harta kekayaan penerima kredit, baik yang bergerak maupun yang

Page 90: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76  

  

tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada kemudian

hari, menjadi jaminan bagi pelunasan seluruh hutang penerima kredit.

Contoh barang bergerak adalah mobil, sepeda motor, perhiasan. Contoh

barang tidak bergerak yang dapat dijadikan jaminan adalah tanah dan

bangunan. Ketentuan ini memberikan jaminan bahwa kredit yang

diberikan bank kepada penerima kredit dapat dikembalikan walaupun

penerima kredit melakukan wanprestasi karena terdapat agunan yang

diberikan penerima kredit.

3) Ketentuan Pasal 16 ayat (2) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

jika menurut bank agunan telah menurun sedemikian rupa jika

dibandingkan dengan nilai dan harga yang dipakai dalam taksasi semula,

maka atas pemberitahuan bank, penerima kredit wajib menambah

barang yang diagunkan. Hal ini melindungi bank dari terjadinya

kerugian akibat nilai agunan yang tidak sesuai dengan nilai taksiran

semula.

4) Ketentuan Pasal 16 ayat (4) yang menyatakan bahwa bukti-bukti

pemilikan agunan harus disserahkan dan akta – akta pengikatan agunan

yang berkaitan dengan agunan tersebut harus sudah ditandatangani

pemegang hak dan bank serta diterima bank sebelum dilakukan

penarikan kredit, kecuali ditentukan lain oleh bank. Ketentuan ini

memberikan jaminan kepada bank bahwa pemegang hak atas agunan

yang digunakan telah menyetujui bahwa benda tersebut dijadikan

agunan terhadap permohonan kredit yang diajukan penerima kredit. Hal

ini berfungsi apabila agunan yang digunakan bukan merupakan milik

penerima kredit. Ketentuan Pasal 16 ayat (4) melindungi bank dari

adanya tuntutan pemilik benda yang dijadikan agunan, karena pada saat

benda tersebut dijadikan agunan maka harus ada persetujuan dari

pemegang hak.

5) Ketentuan Pasal 16 ayat (6) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

selama masih menjadi jaminan kredit, penerima kredit akan

menanggung ongkos – ongkos pemeliharaan dan perawatan agunan

Page 91: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77  

  

tersebut. Ketentuan ini menghindarkan bank dari biaya – biaya yang

diperlukan untuk memelihara dan merawat agunan yang diberikan

penerima kredit.

6) Ketentuan Pasal 17 ayat (1) yang menyatakan bahwa selama kredit

berjalan barang – barang yang dapat diasuransikan, wajib diasuransikan

oleh penerima kredit kepada perusahaan asuransi yang ditunjuk dan

disetujui oleh bank terhadap risiko kerugian yang macam resiko, nilai

dan jangka waktunya ditentukan oleh bank. di dalam perjanjian asuransi

(polis) harus dicantumkan klausula sedemikian rupa, sehingga jika ada

pembayaran ganti rugi dari pihak perusahaan asuransi, maka bank

berhak untuk memperhitungkan hasil pembayaran klaim tersebut dengan

seluruh kewajiban penerima kredit kepada bank. Ketentuan Pasal 17

ayat (1) perjanjian kredit tersebut melindungi terhadap terjadinya risiko

atas barang jaminan atau agunan yang diberikan penerima kredit kepada

bank. rumusan pasal tersebut juga menjamin bahwa bank akan mendapat

pembayaran kredit karena sudah dijamin dengan asuransi.

7) Ketentuan Pasal 17 ayat (2) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

premi asuransi atas barang – barang agunan harus dibayar lunas oleh

penerima kredit. Hal ini menjaga supaya kewajiban membayar premi

asuransi dilakukan oleh penerima kredit, sehingga bank tidak perlu

mengeluakan dana untuk membayar premi asuransi atas agunan yang

diberikan penerima kredit.

8) Ketentuan Pasal 20 ayat (1) yang menyatakan bahwa dalam waktu yang

sudah ditentukan oleh bank, penerima kredit harus segera

mamberitahukan kepada bank mengenai :

a) Adanya perkara yang terjadi antara penerima kredit dengan pihak

lain.

b) Adanya perkara antara pengurus dengan pemegang saham,

pemegang saham dengan pemegang saham, atau antara pengurus

dengan pengurus.

Page 92: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78  

  

c) Adanya kerusakan, kerugian, atau kemusnahan atas harta kekayaan

penerima kredit serta agunan.

d) Adanya pengurus perusahaan penerima kredit yang melanggar

anggaran dasar perusahaan penerima kredit.

e) Adanya perubahan material atas keadaan keuangan dan prospek

usaha penerima kredit.

f) Adanya hal – hal lain yang dapat mempengaruhi jalannya usaha dan

kemampuan penerima kredit untukmelunasi hutangnya.

Pasal 20 ayat (1) tersebut harus dilakukan oleh penerima kredit karena

berdasarkan ketentuan pasal tersebut, bank dapat menngetahui

kemungkinan terkait dengan kemampuan penerima kredit untuk

membayar hutangnya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka

penerima kredit dikatakan melakukan wanprestasi terhadap bank

sehingga bank dapat melakukan upaya – upaya penyelesaian yang sudah

diatur dalam perjanjian kredit.

9) Ketentuan Pasal 20 ayat (2) yang menyatakan bahwa penerima kredit

harus menyampaikan kepada bank dalam bentuk dan dengan perincian

yang dapat diterima oleh bank yaitu :

a) Neraca dan perhitungan rugi laba (homestatement) periodik setiap

3 (tiga) bulan berikut penjelasannya yang telah disahkan Direksi

perusahaan penerima kredit dengan secepat mungkin, tetapi tidak

lebih lambat dari 30 (tiga puluh) hari sejak akhir masanya.

b) Neraca dan perhitungan rugi laba dari perusahaan penerima kredit

yang telah diaudit oleh akuntan publik terdaftar yang disetujui oleh

bank, secepat mungkin, akan tetapi tidak lebih lama dari hari sejak

penutupan tahun buku dari perusahaan penerima kredit.

Keterlambatan penerima kredit menyerahkan neraca dan

perhitungan audit rugi laba tersebut dikenakan denda.

c) Laporan bulanan aktivitas usaha, piutang dan hutang dagang,

stock/persediaan, pembelian dan penjualan.

Page 93: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79  

  

Ketentuan Pasal 20 ayat (2) tersebut bertujuan supaya bank dapat

melakukan analisis tentang kemungkinan penerima kredit masih mampu

untuk mengembalikan hutangnya atau tidak.

10) Ketentuan Pasal 20 ayat (4) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

atas persetujuan bank, penerima kredit wajib menunjuk perusahaan

penilai (Apraisal Company) yang disetujui bank, untuk menentukan

nilai agunan atas beban biaya penerima kredit. Suatu perusahaan penilai

(apraisal company) hanya dapat ditunjuk secara berturut. Disamping itu,

atas permintaan bank, penerima kredit wajib melakukan tindakan-

tindakan yang dianggap perlu oleh bank dalam hubungannya dengan

agunan yang diberikan oleh penerima kredit. Ketentuan pasal ini

memungkinkan bank untuk mengetahui nilai agunan yang diserahkan

penerima kredit kepada bank, sehingga bank dapat menentukan dapat

atau tidaknya agunan yang diberikan tersebut mengcover jumlah hutang

penerima kredit. Selain hal tersebut, ketentuan pasal ini sekaligus

memberikan hak kepada bank untuk memilih perusahaan penilai

(apraisal company) yang bersifat netral artinya tidak memihak kepada

kepentingan penerima kredit.

11) Ketentuan Pasal 20 ayat (5) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

penerima kredit wajib membayar dan menyelesaikan seluruh kewajiban

pajak, retribusi dan biaya-biaya lain yang dikenakan pemerintah. Pasal

tersebut memberikan perlindungan apabila suatu saat agunan yang

diberikan penerima jaminan diambil alih atau dilakukan lelang. Agunan

tersebut tidak bermasalah atau tidak menunggak biaya – biaya yang

tersebut dalam Pasal 20 ayat (5) perjanjian kredit.

12) Ketentuan Pasal 21 perjanjian kredit yang menyatakan bahwa tanpa

persetujuan tertulis dahulu dari bank, penerima kredit tidak

diperkenankan untuk :

a) Mengadakan penggabungan usaha (merger), atau konsolidasi

dengan perusahaan lain.

Page 94: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80  

  

b) Melakukan investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan

saham perusahaan lain.

c) Mengijinkan pihak lain menggunakan perusahaan untuk kegiatan

usaha pihak lain.

d) Merubah bentuk atau status hukum perusahaan, merubah Anggaran

Dasar Perusahaan, memindahtangankan resipis atau saham

perusahaan baik antara pemegang saham maupun kepada pihak

lain.

e) Membayar hutang perusahaan kepada pemegang saham.

f) Membagikan deviden atau keuntungan usaha (laba) dalam bentuk

apapun juga kepada pemegang saham.

g) Memberikan pinjaman kepada siapapun juga, termasuk kepada para

pemegang saham, kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam

rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan

usahanya.

h) Menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali jika pinjaman tersebut

diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan

usahanya.

i) Melakukan lease dari perusahaan leasing.

j) Melakukan akuisisi/ pengambilalihan asset milik pihak ketiga.

k) Membuka Kantor Cabang atau Perwakilan Baru, atau membuka

usaha baru selain usaha yang telah ada.

l) Mengikatkan diri sebagai Penjamin (borg), menjaminkan harta

kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun kepada pihak lain.

m) Membubarkan perusahaan atau minta dinyatakan pailit.

n) Merubah susunan pengurus, direksi dan komisaris perusahaan.

Ketentuan dalam pasal ini memberikan batasan terhadap tindakan

penerima kredit supaya dalam hal – hal yang terkait dengan ketentuan

pasal tersebut penerima kredit harus mndapapatkan ijin terlebih dahulu

dari pihak bank. ketentuan ini memberikan perlindungan terhadar bank

dari tindakan yang dilakukan oleh penerima kredit yang sifatnya dapat

Page 95: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81  

  

mempengaruhi kemampuan penerima kredit untuk mengembalikan

hutangnya.

Ketentuan Pasal 22 ayat (2) yang menyatakan bahwa penerima kredit

menyetujui bahwa apabila terjadi kejadian cidera janji atau wanprestasi

maka bank secara sepihak dapat :

a) Melakukan penyelamatan dan penyelesaian kredit sebagaimana

dimaksud dalam Perjanjian Kredit.

b) Menolak penarikan kredit dan/atau mengakhiri jangka waktu kredit

sebagaiman dimaksud dalam Perjanjian Kredit.

Ketentuan pasal ini memberikan hak kepada bank untuk melakukan

penyelesaian kredit sesuai dengan yang ditetapkan dalam perjanjian

kredit. Hal ini dilakukan oleh bank untuk menghindari risiko dana bank

tidak dikembalikan oleh penerima kredit.

13) Ketentuan Pasal 23 perjanjian kredit yang menyatakan bahwa bank

secara otomatis dapat membatalkan dan menolak penarikan sisa saldo

maksimum kredit apabila kondisi penerima kredit menurun menjadi

Kurang Lancar, Diragukan, atau Macet. Hal ini dilakukan untuk

melindungi bank dari kemungkinan kredit yang diberikan tidak

dikembalikan oleh penerima kredit sehingga kredit tersebut menjadi

kredit macet.

14) Ketentuan Pasal 24 ayat (1) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

menyimpang dari jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian

kredit, bank dapat mengakhiri jangka waktu kredit dengan

mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata,

sehingga penerima kredit wajib membayar lunas seketika dan sekaligus

seluruh Hutangnya dalam tenggang waktu yang ditetapkan oleh bank

kepada penerima kredit, apabila penerima kredit dinyatakan cidera janji

(wanprestasi). Pasal 1266 KUH Perdata mengatur mengenai syarat batal

yang dianggap selalu dicantumkan apabila salah satu pihak melakukan

wanprestasi, pembatalan harus dimintakan pada hakim. Pasal 1267 KUH

Page 96: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82  

  

Perdata menyatakan bahwa pihak terhadap siapa perikatan tidak

dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan,

akan memaksa pihak yang kain untuk memenuhi perjanjian, ataukah ia

akan menuntut pembatalan perjanjian, disertai penggantian biaya

kerugian dan bunga. Pasal 24 ayat (1) perjanjian kredit tersebut

memberikan hak kepada bank untuk mengakhiri jangka waktu kredit dan

memerintahkan kepada penerima kredit untuk segera melunasi

hutangnya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan

untuk menjamin penerima kredit segera membayar hutangnya kepada

bank.

15) Ketentuan Pasal 24 ayat (2) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

apabila setelah berakhirnya jangka waktu kredit karena sebab apapun

juga dan menurut pertimbangan bank, penerima kredit tidak melunasi

hutangnya berdasarkan perjanjian kredit, bank berhak mengambil

tindakan hukum dengan cara apapun dan melaksanakan haknya

berdasarkan perjanjian kredit dan atau dokumen jaminan yang

merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dengan

Perjanjian Kredit. Ketentuan pasal ini melindungi bank dari risiko

bahwa setelah perjanjian kredit jatuh tempo penerima kredit tidak

membayar hutangnya, maka bank dapat mengambil tindakan hukum

untuk menuntut pemenuhan kewajiban penerima kredit.

16) Ketentuan Pasal 25 ayat (1) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

dalam rangka pengawasan, bank berwenang melakukan hal-hal sebagai

berikut :

a) Melakukan pengawasan, dan atau pemeriksaan secara berkala

terhadap penggunaan kredit oleh penerima kredit

b) Meminta keterangan tentang perusahaan penerima kredit baik

secara langsung maupun melalui pihak lain.

c) Memeriksa pembukuan penerima kredit.

d) Memeriksa perusahaan dan obyek-obyek usaha penerima kredit.

Page 97: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83  

  

e) Menugaskan suatu konsultan atau pihak lain untuk melakukan

pengawasan dan memberikan nasehat berkaitan dengan

pengelolaan perusahaan penerima kredit.

Ketentuan pasal ini memberikan hak kepada bank untuk melakukan hal

– hal tersebut di atas selama perjanjian kredit berlangsung. Hal

bertujuan untuk mengetahui keadaan penerima kredit sehingga bank

menanalisis kemampuan penerima jaminan untuk membayar hutangnya.

Ketentuan Pasal 25 ayat (2) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

dalam rangka penyelamatan dan penyelesaian kredit, bank berwenang

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Melakukan tindakan-tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Pasal 25.

b) Menempatkan petugas bank pada perusahaan penerima kredit.

c) Menugaskan suatu konsultan atau pihak lain untuk melakukan

pengelolaan perusahaan penerima kredit, bila menurut

pertimbangan bank, penerima kredit sudah diragukan

kemampuannya untuk menyelesaikan kredit.

d) Sewaktu-waktu bank dapat mengambil alih manajemen perusahaan

penerima kredit dan atau tindakan-tindakan lain bilamana menurut

pertimbangan bank, penerima kredit sudah diragukan

kemampuannya untuk menyelesaikan kredit.

e) Melakukan penyertaan modal sementara pada perusahaan penerima

kredit dengan mengkonversikan jumlah Hutang denganketentuan

dan syarat-syarat yang akan ditetapkan kemudian.

f) Menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan

pelunasan Hutang, apabila dianggap perlu oleh bank.

g) Mengeksekusi dan melaksanakan hak-hak bank atas agunan

sebagaimana dimaksud Pasal 16 Perjanjian Kredit ini, termasuk

akan tetapi tidak terbatas untuk mengumumkan nama penerima

kredit berikut agunannya, apabila menurut penilaian bank,

penerima kredit tidak dapat melaksanakan pembayaran hutangnya.

Page 98: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

  

h) Melakukan tindakan-tindakan dan upaya-upaya hukum lainnya

yang dianggap perlu oleh bank sebagai upaya penyelamatan dan

penyelesaian Kredit, baik yang dilakukan sendiri oleh bank maupun

oleh pihak ketiga yang ditunjuk bank.

Ketentuan tersebut diatas dilakukan bank apabila penerima kredit telah

melakukan wanprestasi terhadap perjanjian kredit yang dibuat. Bank

kemudian melakukan upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit

dalam pasal tersebut dengan tujuan untuk menjamin dana bank kembali.

Ketentuan Pasal 26 ayat (1) perjanjian kredit yang menyatakan bahwa

bank setiap saat berdasarkan pertimbangannya sendiri dan tanpa perlu

mendapat persetujuan terlebih dahulu dari penerima kredit, berhak untuk

mengalihkan tagihan/ piutang bank kepada penerima kredit yang timbul

berdasarkan perjanjian kredit ini kepada pihak lain yang ditetapkan oleh

bank, dan untuk keperluan tersebut penerima kredit dengan ini

menyetujui dan memberikan kewenangan bank untuk memberikan

setiap informasi berkenaan dengan penerima kredit yang dibutuhkan

dalam rangka pengalihan tersebut, kepada pihak yang berminat.

Ketentuan ini sangat menguntungkan bagi bank, kerena bank

mempunyai kuasa untuk mengalihkan kredit dan dari hasil pengalihan

kredit kepada pihak lain maka hutang penerima kredit dibayar lunas oleh

pihak yang mengambil alih hutang tersebut.

Berdasarkan analisis terhadap pasal – pasal yang terdapat dalam

perjanjian kredit tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepentingan

pihak bank dalam hal ini PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta sangat dilindungi. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya bank

terhindar dari risiko yaitu dana bank tidak dikembalikan oleh penerima

kredit.

c. Eksekusi barang jaminan

Eksekusi barang jaminan dilakukan dalam hal terjamin (nasabah) tidak

bersedia mengubah perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit. Hal ini

Page 99: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

  

berdasarkan ketentuan Pasal 9 PPGB yang menyatakan bahwa jika sampai

batas waktu 15 (lima belas) hari terjamin belum melunasi kewajibannya kepada

bank, sedangkan dana yang terdapat dalam rekening terjamin tidak mencukupi,

maka terjamin dinyatakan lalai sehingga karenanya tidak diperlukan adanya

juru sita dan surat pemberitahuan lain yang bersifat demikian, bank dapat

segera melaksanakan hak-haknya untuk mengeksekusi barang – barang

jaminan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti

sementara Penyelia unit Dalam Negeri dan Kliring, hari Senin tanggal 11 Juli

2011 pukul 10.00 WIB, diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan eksekusi

barang jaminan tidak dapat dilakukan sendiri oleh PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta. Pihak bank harus mengajukan permohonan eksekusi

kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN). Hasil eksekusi

barang jaminan digunakan untuk membayar hutang nasabah beserta bunganya

kepada bank. Apabila terdapat sisa hasil penjualan barang jaminan, maka sisa

tersebut diserahkan kepada nasabah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku

pengganti sementara Penyelia unit Dalam Negeri dan Kliring PT BNI Cabang

Utama Surakarta, hari Senin tanggal 11 Juli 2011 pukul 10.10 WIB, diperoleh

hasil bahwa BNI Cabang Utama Surakarta tidak menangani prosedur

permohonan eksekusi barang jaminan. Prosedur permohonan eksekusi barang

jaminan dilakukan oleh PT BNI Cabang Sebelas Maret. PT BNI Cabang Utama

Surakarta melakukan kegiatan sebatas terkait dengan Administrasi Kredit,

dalam hal ini salah satunya adalah menerbitkan bank garansi. Sedangkan PT

BNI Cabang Sebelas Maret merupakan Sentra Kredit Kecil yang salah satu

kegiatannya adalah mengajukan permohonan eksekusi barang jaminan kepada

Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Bapak Beni Indrawan

selaku pengganti sementara Penyelia unit Dalam Negeri dan Kliring dapat

disimpulkan bahwa upaya hukum yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia

Cabang Utama Surakarta apabila terjamin wanprestasi terhadap perjanjian bank

Page 100: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86  

  

garansi adalah sebagi berikut. Upaya yang pertama adalah penggantian. Hal ini

dilakukan dengan cara mencairkan rekening terjamin yang digunakan sebagai

jaminan. Upaya kedua adalah pengubahan perjanjian bank garansi menjadi

perjanjian kredit. Hal ini dilakukan apabila terjamin setuju untuk membuat

perjanjian kredit dengan pihak bank. Upaya yang ketiga adalah dengan

mengeksekusi barang jaminan. Hal ini dilakukan apabila terjamin tidak

bersedia untuk mengubah perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit.

Permohonan eksekusi barang jaminan bukan menjadi tugas PT Bank Negara

Indonesia Cabang Utama Surakarta, melainkan dilakukan oleh PT Bank

Negara Indonesia Cabang Sebelas Maret.

Page 101: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87 

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya hukum

yang dilakukan bank apabila terjamin wanprestasi dalam perjanjian bank garansi

di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, dapat diambil simpulan

sebagai beriukut :

1. Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pemberian bank garansi

dengan jaminan full cover dan pemberian bank garansi dengan jaminan tidak

full cover. Bank garansi dengan jaminan full cover berarti jaminan berupa

rekening mempunyai nominal yang sama atau lebih dari jumlah bank garansi

yang diminta. Sedangkan bank garansi dengan jaminan tidak full cover berarti

nominal rekening nasabah tidak cukup untuk mengcover jumlah bank garansi

yang diminta sehingga diperlukan jaminan tambahan berupa aset nasabah

sesuai yang disebutkan dalam Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB).

Dalam pemberian bank garansi dengan jaminan full cover diperlukan analisis

dari analis kredit untuk menilai jaminan yang diberikan nasabah. Penerbitan

bank garansi oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang

diatur dalam Pedoman dan Kebijakan Kredit Retail Market telah sesuai dengan

syarat – syarat penerbitan bank garansi yang terdapat dalam Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia Nomor 11/110/Kep./Dir/UPPB tentang Pemberian

Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank

serta Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: SE 11/11 Perihal Pemberian

Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan

NonBank.

2. Upaya hukum yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta apabila terjamin wanprestasi dalam perjanjian bank garansi meliputi

penggantian, pengubahan perjanjian bank garansi menjadi perjanjian kredit,

dan eksekusi barang jaminan.

Page 102: UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN BANK APABILA TERJAMIN ... · pertama Prosedur pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88  

  

B. Saran

1. Pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta sebaiknya diarahkan untuk dijamin dengan jaminan full cover. Hal

ini untuk mengantisipasi apabila terjamin melakukan wanprestasi terhadap

perjanjian bank garansi, maka bank secara langsung dapat mencairkan rekening

untuk memperoleh penggantian dana senilai dengan yang digunakan pada saat

membayar klaim kepada penerima jaminan.

2. Perlu lebih ditekankan dalam Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB) yang

memuat tentang persetujuan terjamin untuk mengubah perjanjian bank garansi

menjadi perjanjian kredit apabila terjamin melakukan wanprestasi. Hal ini

bertujuan untuk menghindari eksekusi barang jaminan yang akan menambah

biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank karena bank tidak dapat melakukan

eksekusi sendiri melainkan harus mengajukan permohonan eksekusi kepada

Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).