pelaksanaan bank garansi sebagai jaminan …/pemban… · pelaksanaan bank garansi sebagai jaminan...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Reza Yoga Ardana NIM. E0007043 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN

DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA

BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Reza Yoga Ardana

NIM. E0007043

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN

DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK

JATENG CABANG PEKALONGAN

Oleh

Reza Yoga Ardana

NIM. E0007043

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Desember 2011

Dosen Pembimbing

Hernawan Hadi, S.H., M.Hum. NIP. 19600520 198601 1001

Page 3: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN

DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK

JATENG CABANG PEKALONGAN

Oleh

Reza Yoga Ardana

NIM. E0007043

Telah Diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Januari 2012

DEWAN PENGUJI

1. Endang Mintorowati, S.H., M.H. :..............................................................

Ketua

2. Anjar Sri Ciptorukmi Nugraheni., S.H., M.Hum. :.....................................

Sekretaris

3. Hernawan Hadi, S.H., M.Hum. :..................................................................

Anggota

Mengetahui

Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum

NIP. 195702031985032001

Page 4: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Reza Yoga Ardana

NIM : E0007043

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi)

berjudul : PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN

PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN

PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Desember 2011

yang membuat pernyataan

Reza Yoga Ardana

NIM. E0007043

Page 5: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Reza Yoga Ardana. E0007043. 2011. PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PEGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN . Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemberian Bank Garansi pada Bank Jateng Cabang Pekalongan dan kedudukan hukum Bank Garansi dalam menunjang pelaksanaan proyek-proyek pembangunan.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskripstif. Pendekatan peneltian menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis data berupa data primer dimana data utama berasal dari hasil penelitian empiris yang dilakukan langsung dalam masyarakat dengan wawancara terarah serta data sekunder yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang berkaitan dengan masalah atau materi penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada prinsipnya dalam pemberian fasilitas Bank Garansi digunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy),sehingga sebelum memberikan persetujuan Bank Garansi, bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian dan penilaian yang pada prinsipnya sama dengan penelitian dan penilaian dalam pemberian kredit. Pelaksanaan pemberian Bank Garansi di Bank Jateng Cabang Pekalongan, harus melewati empat tahap yaitu tahap pengajuan, tahap analisa, tahap keputusan dan tahap pembuatan Bank Garansi.

Bank Garansi pada prinsipnya adalah instrument hukum yang dapat dijadikan sebagai jaminan pembayaran dalam pengadaan jasa kontruksi (proyek-proyek pembangunan) oleh pemerintah sehingga memberikan rasa kepercayaan disamping juga rasa aman kepada pemerintah yang berkedudukan sebagai pihak yang menerima garansi (jaminan) karena ada pihak yang menjamin (bank) jika nasabah/kontraktor (penyedia jasa kontruksi) tidak melaksanakan kewajibannya (wanprestasi). Kata kunci : bank garansi, jaminan, proyek-proyek pembangunan.

Page 6: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT Reza Yoga Ardana. E0007043. 2011. THE IMPLEMENTATION OF BANK GUARANTEE AS A GUARANTEE OF SAVING AND ASSISTING ON CONTRUCTION PROJECTS IN BANK JATENG CABANG PEKALONGAN. Faculty of Law of Sebelas Maret University.

This research has aims to find out the implemantation in giving Bank Guarantee in Bank Jateng Cabang Pekalongan and the legal standing of Bank Guarantee in assisting contruction projects.

This study uses an empirical law research having descriptive character. The datas used were primary data coming from the result of empirical research in fact by directive interview and secondary data taken from library sources.

The result of research shows that basically in giving Bank Guarantee is used principles of 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy), so before giving an approval of Bank Garantee should do analyses and notices in the way analyses and notices of credit giving. The Implementation of Bank Guarantee giving in Bank Jateng Cabang Pekalongan should pass four steps. They are proposal step, analysing step, decision step and making Bank Guarantee step.

Principally, Bank Guarantee is law instrument which can be a guarantee of compensation in government contruction service supply so it gives trust and safe passion for government as guarantee receiver because there is a party who guarantees (bank) if only the contractor did not finish the projects. Keywords: bank guarantee, guarantee, contruction projects

Page 7: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan hukum (skripsi)

dengan judul “PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN

PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN

PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN” dapat diselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktunya.

Maksud dan tujuan penulisan hukum (skripsi) ini tidak lain adalah untuk

memenuhi prasyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa bantuan dari semua pihak

baik moril spirituil maupun materiil, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan

dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Hernawan Hadi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing

penulisan hukum (skripsi) yang juga telah banyak memberikan bimbingan,

masukan, arahan dan menerima kehadiran penulis untuk berkonsultasi

dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi) ini.

3. Ibu Djuwiyastuti S.H. selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Al. Sentot Sudarwanto, S.H., M. Hum., selaku Pembimbing

Akademik penulis atas segala bimbingan dan pengarahan selama penulis

menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Segenap Dosen dan Staf pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan akademik pada

Page 8: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penulis, sehingga penulis bisa menempuh perkuliahan dengan lancar

hingga akhir studi.

6. Bapak Suharto selaku Pimpinan Bank Jateng Cabang Pekalongan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di Bank Jateng Cabang Pekalongan.

7. Bapak Teguh Sri Prabowo selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng

Cabang Pekalongan yang telah meluangkan waktu serta memberikan data-

data yang diperlukan dalam penulisan hukum (skripsi) ini.

8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Samodra Yoga Lelana dan Ibu Riantina

yang telah mendidikku, menyekolahkanku hingga pendidikan tertinggi.

Serta doa dan dukungan yang tidak pernah berhenti dalam menyertai

langkah penulis untuk menempuh jenjang pendidikan hingga penulis bisa

menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

9. Adiku satu-satunya, Reznala Yoga Wisesa serta keluarga besar yang

selama ini telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

10. Sahabat-sahabatku, Rhoza Sewoko, Made Wire, Muhamad Rifki, R.

Nugroho, Wahyu Adi Wibowo, Reyza Syahbani, Mat. Roffi, Fajar

Nurohman dan Ikke Enggawati Setyoningrum yang telah mengisi waktu

penulis selama menempuh perkuliahan serta memberi motivasi bagi

penulis dan selalu ada untuk membantu penulis dalam menjalani hari-hari

dengan penuh motivasi hingga penulisan hukum (skripsi) ini selesai sesuai

waktu yang telah ditargetkan.

11. Teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret khususnya

Angkatan 2007 yang selama ini banyak memberikan bantuan, spirit, dan

semangat kepada penulis; dan

12. Semua pihak yang telah membantu baik moriil maupun materiil dalam

bentuk yang sekecil apapun sehingga terselasaikannya penulisan hukum

(skripsi) ini dengan lancar yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Page 9: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, meskipun penulis telah berusaha

dengan segenap kemampuan yang ada. Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas jasa-

jasa, kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

sendiri dan menambah khasanah Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret. Amin.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

Page 10: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

E. Metodologi Penelitian .......................................................... 6

F. Sistematika Penulisan Hukum .............................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 13

A. Kerangka Teori .................................................................... 13

1. Tinjauan Umum tentang Jaminan .................................. 13

a. Pengertian Jaminan .................................................. 13

b. Unsur-Unsur Jaminan ............................................... 13

c. Penggolongan Jaminan ............................................. 14

Page 11: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tinjauan Umum tentang Bank Garansi .......................... 15

a. Pengertian Bank Garansi .......................................... 15

b. Pihak-Pihak dalam Pemberian Bank Garansi .......... 18

c. Jenis-Jenis Bank Garansi ......................................... 18

d. Penilaian Kelayakan Pemberian Bank Garansi........... 20

e. Fungsi Bank Garansi................................................... 21

f. Tujuan Pemberian Bank Garansi................................ 22

g. Larangan dan Batasan dalam Pemberian Bank Garansi 23

3. Tinjauan Umum tentang Bank ........................................ 24

a. Pengertian Bank ....................................................... 24

b. Asas, Fungsi dan Tujuan Bank. ................................ 25

c. Jenis-Jenis Bank...... ................................................. 26

B. Kerangka Pemikiran ............................................................. 31

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 33

A Hasil Penelitian

1. Diskripsi Lokasi ............................................................. 33

a. Sejarah Singkat Bank Jateng ..................................... 33

b. Sejarah Singkat Bank Jateng Cabang Pekalongan ..... 35

c. Visi dan Misi Bank Jateng .......................................... 37

d. Produk dan Jasa Bank Jateng Cabang Karanganyar .. 38

2. Proses Pemberian Bank Garansi di Bank Jateng

Cabang Pekalongan ........................................................ 42

3. Kedudukan Hukum Bank Garansi dalam Menunjang

Proyek-Proyek Pembangunan ........................................ 51

B PEMBAHASAN

1. Proses Pemberian Bank Garansi di Bank Jateng

Cabang Pekalongan......................................................... 64

2. Kedudukan Hukum Bank Garansi dalam Menunjang

Proyek-Proyek Pembangunan......................................... 76

Page 12: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 86

A. Simpulan .............................................................................. 86

B. Saran...................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran.......................................................... 31

Page 14: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jaringan Kantor PT Bank Jateng.................................................. 35

Page 15: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia sedang melaksanakan pembangunan nasional yang

pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan mewujudkan suatu

masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik secara material maupun

spritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Pasal

2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan

bahwa perbankan indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian . Berdasarkan ketentuan

dalam Pasal 2 ini berarti fungsi dan usaha perbankan di Indonesia diarahkan

untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi

ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Djoni

S Gazali dan Rachmadi Usman, 2010: 33).

Pembangunan nasional tersebut merupakan rangkaian program-

program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang

berlangsung secara terus-menerus. Rangkaian program -program pembangunan

tersebut, dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan Program Pembangunan

Nasional lima tahun (Propenas) .

Selama 32 tahun terakhir, rencana program pembangunan nasional

negara Indonesia disusun dalam apa yang disebut dengan Rencana

Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Dalam Propenas digunakan paradigma

yang menekankan pada skala prioritas dalam perumusan masalah dan

penyelesaiannya (strategic choices). Propenas mempunyai agenda-agenda

kebijakan yang penting, mendesak, dan mendasar yang menjadi prioritas bagi

bangsa pada masa lima tahun ke depan lebih diutamakan dan ditonjolkan.

Page 16: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendekatan ini sejalan dengan keterbatasan pembiayaan dalam masa krisis ini

(http//id.wikipedia.org/wiki/propenas/ diakses tanggal 25 juli 2011 pukul 17:30

WIB).

Guna mencapai strategi Propenas, dibutuhkan langkah-langkah

tertentu guna mengembangkan usaha swasta nasional dalam melaksanakan

pembangunan. Seperti telah kita ketahui bahwa pembangunan bagi suatu

negara, baik negara yang sedang berkembang maupun yang telah maju

merupakan salah satu tugas pokok bagi negara itu sendiri. Proses dari pada

pelaksanaan pembangunan tersebut tidak dapat berjalan dengan sendiri tanpa

adanya suatu usaha yang insentif dari masyarakat dan negara.

Pelaksanaan Propenas juga diperlukan pembiayaan yang memadai,

maka pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus

disempurnakan agar penerimaan negara makin meningkat, sedangkan

pengeluaran negara makin terkendali dan terarah sehingga peranan tabungan

pemerintah didalam anggaran pembangunan negara makin meningkat.

Guna menunjang program pembangunan khususnya pembangunan

fisik, usaha pemerintah untuk mewujudkan perkembangan perekonomian ke

tingkat yang lebih diharapkan, serta membantu pemerataan kesempatan

berusaha, dianggap perlu untuk menyediakan sarana pembangunan seperti

pembangunan proyek-proyek pembangunan pabrik, pengairan, jembatan dan

sebagainya.

Kegiatan pembangunan fisik tersebut dilaksanakan dalam bentuk

proyek-proyek baik yang disalurkan melalui proyek pusat, proyek daerah,

proyek Inpres maupun swadaya masyarakat dengan subsidi dari pemerintah.

Untuk memperlancar usaha ini harus dilandasi dengan perencanaan yang

cermat disertai dengan pertimbangan jauh ke depan serta pengaturan yang

mantap.

Page 17: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbankan Indonesia mempunyai fungsi utama sebagaimana terkandung

dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbakan yaitu

sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun tujuan perbankan

telah disebutkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan,

pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

kesejahteraan rakyat. Pemberian Bank Garansi merupakan salah satu fungsi

lembaga keuangan Bank dalam memberikan bantuan yang sifatnya menunjang

kontraktor yang akan melaksanakan proyek-proyek pembangunan yang banyak

mengandung resiko, dimana risiko tersebut dapat menimbulkan kerugian baik

material maupun immaterial atas pelaksanaan proyek tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa

semakin pesatnya kemajuan, khususnya di bidang pembangunan fisik dengan

segala risiko yang ditimbulkan, oleh karena itu di dalam perjanjian kontrak

kerja pemilik proyek biasanya mensyaratkan kepada kontraktor untuk adanya

jaminan dari pihak lain yang sanggup ikut serta menanggung risiko. Menurut

David J. Barru dalam How To Guarantee Contractor Performance On

International Construction Project: Comparing Surety Bonds With Bank

Guarantees And Standby Letters Of Credit Menerangkan bahwa “Project

owners protect themselves against the risk of contractor default in very

different ways depending on whether the project is located in the United States

or in a foreign country. In the United States, an owner will usually require that

its contractors provide a performance bond issued by a surety company. The

fundamental premise behind U.S.-style performance bonds is that in the event

of a contractor default the surety company stands behind the performance of

the contractor and acts as a guarantor to the project owner (the bond obligee)

of full performance of the underlying construction contract. Outside the United

States, the owner will usually require that its contractors furnish a bank

guarantee or standby letter of credit issued by a bank” ( David J. Barru,

2005:6).

Page 18: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa di Amerika Serikat pemilik

proyek biasanya akan meminta kontraktor untuk memberikan jaminan atas

pelaksanaan proyeknya yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi/ Lembaga

Penjamin , sedangkan di luar negara Amerika Serikat pemilik proyek akan

meminta jaminan berupa Bank Garansi atau Letter of Credit kepada kontraktor

yang diterbitkan oleh bank.

Volume kegiatan di dalam perkembangan ekonomi mempunyai

berbagai macam masalah, maka usaha penjaminan yang diberikan oleh

perorangan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga perlu adanya peraturan

atas undang-undang dan juga badan hukum yang mengatur dan sanggup

melaksanakan serta memberikan jaminan.

Menurut Ahmad Anwari, sebagaimana dikutip oleh Djoni S. Gazali

dan Rachmadi Usman bahwa dengan adanya pemberian jaminan yang

berbentuk Garansi Bank, maka Bank menerima imbalan jasa dari yang dijamin

atau terjamin berupa sejumlah uang tertentu yang disebut provisi, yang

dihitung atas dasar presentase tertentu dari jumlah Bank Garansi untuk jangka

waktu tertentu pula (Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2010:74). Bank

Garansi diterbitkan untuk kepentingan pihak ketiga atau “Third Party” dimana

berupa surat jaminan atau komitmen jika nasabah (debitur) dikemudian hari

terjadi wanprestasi atau cidera janji kepada pihak ketiga ( Maryanto Supriyono,

2011: 135).

Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka penulis berkeinginan untuk

menyusun sebuah penulisan hukum berjudul: PELAKSANAAN BANK

GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG

PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG

CABANG PEKALONGAN.

Page 19: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam

penelitan ini penulis akan menbatasi permasalahan yang akan diteliti supaya

tidak meluas dan yang akan dibahas sesuai dengan sasaran yang dicapai.

Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1 Bagaimana pelaksanaan pemberian Bank Garansi pada Bank Jateng

Cabang Pekalongan?

2 Bagaimana kedudukan hukum Bank Garansi dalam menunjang

pelaksanaan proyek-proyek pembangunan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang berjudul Pelaksanaan Bank Garansi sebagai Jaminan `

Pengaman dan Penunjang Proyek-Proyek Pembangunan pada Bank Jateng

Cabang Pekalongan, mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut

secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian Bank Garansi pada Bank

Jateng Cabang Pekalongan.

b. Untuk mengetahui kedudukan hukum Bank Garansi dalam menunjang

pelaksanaan proyek-proyek pembangunan di Bank Jateng Cabang

Pekalongan.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, pemahaman

serta kemampuan penulis dalam mengkaji permasalahan yang diperoleh

dari teori dan praktek lapangan dalam bidang Hukum Perdata

khususnya mengenai pelaksanaan Bank Garansi sebagai jaminan

pengaman dan penunjang proyek-proyek pembangunan.

b. Untuk mendapatkan data bagi penyusun penulisan hukum sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan derajat kesarjanaan (S1) pada Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Page 20: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak hanya mempunyai

manfaat bagi penulis saja, tetapi juga diharapkan juga bermanfaat bagi pihak-

pihak lain. Adapun manfaat yang diharapkan yang dapat diperoleh adalah

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum pada

umumnya dan bidang Hukum Perdata pada khususnya mengenai

pelaksanaan Bank Garansi sebagai jaminan pengaman dan penunjang

proyek-proyek pembangunan.

b. Sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian yang akan datang

sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi informasi agar masyarakat pada umumnya dan para

pemborong/kontraktor khususnya lebih mengetahui dan berhasrat untuk

mengambil jaminan yang berbentuk Bank Garansi, sehingga para

kontraktor tidak akan ragu-ragu karena ketidak mengertiannya, dengan

mengemukakan Bank Jateng Cabang Pekalongan sebagai gambaran

akan pelaksanaan pemberian Bank Garansi.

b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak yang yang harus

ada dalam suatu penelitian dam pengembangan ilmu pengetahuan (Abdulkadir

Muhammad, 2004:57).

Metode penelitian adalah suatu cara atau langkah yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002:126).

Metode penilitian yang yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilitian hukum

empiris. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum empiris adalah

Page 21: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian yang berusaha mengidentifikasi hukum yang terdapat dalam

masyarakat dengan maksud mengetahui gejala lainnya (Soerjono

Soekanto, 1986:10).

2. Sifat Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian yang sifatnya deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang yang dilakukan untuk memberi

data seteliti mungkin mengenai manusia, keadaan atau gejala-gejala lain

(M.G. Sri Wiyati Sunyoto, 1990:25).

3. Pendekatan Penelitian

Kegiatan penelitian harus dilakukan secara cermat, teliti dan sabar

serta memerlukan kebenaran, sebab hasil penelitian kadamgkala

berlawanan dengan norma tata aturan yang berlaku dalam suatu

masyarakat dalam periode tertentu (Soerjono Soekanto, 2006:10).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data

berupa kata-kata, gambar-gambar, serta informasi verbal maupun normatif

dan bukan dalam bentuk angka-angka. Menurut Bogdan dan Taylor yang

dimaksud dengan penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004:3).

4. Jenis Data

Dalam penelitian hukum terdapat dua jenis data yang diperlukan,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh terutama dari hasil penelitian empiris, yaitu penelitian yang

dilakukan langsung dalam masyarakat, sedangkan data sekunder dalam

peneltian hukum adalah data yang diperoleh dari hasil penelaaahan

kepustakaan atau penelaahan terhadap berbagai literatur atau bahan

Page 22: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pustaka yang berkaitan dengan masalah atau materi penelitian yang sering

disebut sebagai bahan hukum (Mukti Fajar dan Yulianto Achmad,

2010:156). Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder.

5. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini bersumber pada data primer dan

data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh

langsung dari lapangan berdasarkan keterangan dari pihak-pihak yang

bersangkutan, yang dalam hal ini adalah keterangan dari pihak-pihak

Bank Jateng Cabang Pekalongan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Sementara itu, data sekunder terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer,

Bahan hukum yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

c) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang digunakan oleh penulis yaitu buku

teks yang ditulis oleh para ahli hukum, jurnal-jurnal hukum,

pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, dan yurisprudensi yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder. Ini biasanya diperoleh dari media internet, kamus

ensiklopedia dan lain sebagainya (Soerjono Soekanto, 2006:13).

Page 23: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi

dengan bertanya langsung pada sang pewawancara. Wawancara

merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Hasil

wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan

mempengaruhi arus informasi. Faktor-fakor itu ialah pewawancara,

yang diwawancarai, topik penelitianyang tertuang dalam daftar

pertanyaan dan situasi wawancara. Pewawancara menyampaikan

pertanyaan-pertanyaan kepada yang diwawancarai untuk

menjawab, menggali jawaban lebih dalam dan mancatat jawaban

yang diwawancarai. Syarat untuk menjadi pewawancara yang baik

adalah: ketrampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi danrasa

aman yaitu tidak ragu-ragu dan takut menyampaikan pertanyaan

(Soemitro, 1988:57).

Wawancara dilakukan dengan Bapak Teguh Sri Prabowo

dan Bapak Ramadhan selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng

Cabang Pekalongan yang telah ditunjuk oleh pihak bank

Wawancara dilaksanakan secara bebas terpimpin mengenai pokok

persoalan yang telah ditentukan dengan berpedoman pada daftar

pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh penulis.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

terarah yaitu wawancara dengan mempergunakan daftar pertanyaan

yang sudah dipersiapkan lebih dahulu. Di dalam wawancara terarah

terdapat pengarahan atau struktur tertentu yaitu :

a) Rencana pelaksanaan wawancara.

b) Mengatur daftar pertanyaan serta membatasi jawaban-jawaban.

Page 24: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Memperhatikan karakteristik pewawancara maupun yang

diwawancarai.

d) Membatasi aspek-aspek dari masalah yang diperiksa

Soemitro,1988:60).

b. Studi Kepustakaan

Data dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari,

mengkaji, menelaah, membuat catatan yang diperlukan dari buku-

buku, literatur, peraturan perundang-undangan, arsip, dokumen,

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti.

7. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

diketemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Moleong, 2004:103).

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis adalah analisis

kualitatif. Analisa data dilakukan bertujuan untuk menyederhanakan hasil

olahan data sehingga mudah dibaca dan dipahami. Analisis data secara

kualitatif dilakukan dengan cara menguji data dengan konsep atau teori

serta jawaban yang diperoleh dari responden untuk menghasilkan data atau

informasi dalam mencapai keselarasan tentang pokok masalah mengenai

masalah yang diteliti. Menurut Soemitro tahapan analisis data adalah :

a. Pengumpulan Data

Penulis meneliti semua data secara obyektif dan apa

adanya dari hasil observasi dan pengamatan di lapangan.

b. Reduksi Data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok sesuai dengan

fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang

Page 25: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apa yang tidak perlu dan mengurutkan data. Data-data yang telah

direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya

sewaktu-waktu diperlukan.

c. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

d. Pengambilan Keputusan

Pengambilan kesimpulan dapat dilakukan dengan singkat

yaitu dengan cara mengumpulan data baru. Dalam pengambilan

keputusan, didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang

merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian

ini .

Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan

terkait. Pertama-tama peneliti melakuan penelitian di lapangan,

dengan mengadakan wawancara dan observasi yang disebut dengan

tahap pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak,

maka diadakan reduksi data dengan memilih-milih data yang sesuai

dengan fokus penelitian. Setelah direduksi kemudian dilakukan

sajian data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk

penyajian data. Apabila ketiga tahapan itu selesai dilakukan maka

diambil sebuah keputusan (Soemitro, 1988:20).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Guna mempermudah dan memberi gambaran secara jelas mengenai

keseluruhan isi dari penulisan hukum ini, maka penulis menggunakan

sistematika penulisan hukum yang terdiri dari 4 bab ditambah dengan daftar

pustaka serta lampiran. Adapun sistematika dari penulisan hukum tersebut

adalah:

Page 26: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika.

BAB II : TINJAUN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai kajian pustaka dan

teori yang berkenaan dengan judul penulisan hukum yang akan

diteliti, antara lain pembahasan tinjauan umum tentang jaminan,

bank garansi, dan bank.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini penulis menguraikan tentang hasil penelitian

sebagai jawaban atas 2 (dua) rumusan masalah yang terdapat dalam

penulisan hukum ini, yaitu mengenai pelaksanaan pemberian Bank

Garansi pada Bank Jateng Cabang Pekalongan serta kedudukan

hukum Bank Garansi dalam menunjang pelaksanaan proyek-

proyek pembangunan.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai simpulan dab saran

terkait dengan permasalahan yang belum diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 27: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

a. Tinjauan Umum tentang Jaminan

1) Pengertian Jaminan

Menurut Kamus Hukum Ekonomi, jaminan merupakan harta yang

ditempatkan sebagai agunan untuk pembayaran atau kesanggupan atas

suatu kewajiban( Sri Rejeki Hartono dan Paramita Prananingtyas, Kamus

Hukum Ekonomi). Sedangkan di dalam pasal 1 angka 23 UU No. 10

tahun 1998, jaminan atau agunan adalah jaminan tambahan yang

diserahkan nasabah debitur dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari’ah.

Hartono Hadisoeprapto berpendapat bahwa jaminan adalah suatu

yang diberikan debitur kepada kreditur untuk memberikan keyakinan

bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya yang dapat dinilai dengan

uang yang timbul dari dari suatu perikatan (Hartono Hadisoeprapto,

1984:50). Di dalam perikatan terdapat hubungan hukum dalam lapangan

harta kekayaan antara dua atau lebih orang atau pihak, di mana hubungan

hukum tersebut melahirkan kewajiban kepada salah satu pihak yang

terlibat dalam hubungan hukum tersebut ( Kartini Mulyadi dan Gunawan

Widjaja, 2010:1).

2) Unsur-Unsur dari Jaminan

Menurut Pasal 1 angka 23 UU No. 10 Tahun 1998, unsur- unsur

jaminan terdiri dari:

a Jaminan tambahan.

b Diserahkan oleh nasabah debitur kepada bank atau kreditur.

c Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan

Prinsip Syari’ah.

Page 28: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Penggolongan Jaminan

Menurut sifatnya jaminan dapat digololongkan menjadi 2 (dua)

yang terdiri dari :

a. Jaminan yang bersifat kebendaan

Jaminan yang bersifat kebendaan merupakan suatu

tindakan berupa suatu penjaminan yang dilakukan oleh

kreditur terhadap debiturnya, atau antara kreditur dengan

seorang pihak ketiga guna menjamin dipenuhinya kewajiban-

kewajiban dari debitur (Hermansyah, 2011:74). Jaminan

kebendaan diatur dalam Buku II KUH Perdata serta Undang-

undang lainnya, yang berbentuk:

1. Gadai yang diatur dalam KUH Perdata Buku II Bab

XX pasal 1150-1161), yaitu suatu hak yang diperoleh

seorang kreditur atas barang bergerak yang diserahkan

oleh debitur untuk mengambil pelunasan dan barang

tersebut dengan mendahulukan kreditur dari kreditur

lainnya.

2. Hak tanggungan yang diatur dalam UU No.4/1996,

yaitu jaminan yang dibebankan hak atas tanah, berikut

atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan

suatu ketentuan dengan tanah untuk pelunasan hutang

tertentu, yang memberikan kedudukan yang

diutamakan pada kreditur terhadap kreditur lain.

3. Fidusia yang diatur dalam UU No. 42/1999), yaitu hak

jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud

maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak

khususnya bangunan yang yang tidak dibebani hak

tanggungan sebagai agunan bagi pelunasan hutang

tertentu yang memberikan kedudukan utama terhadap

kreditur lain.

Page 29: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Jaminan yang bersifat perseorangan

Jaminan perseorangan adalah jaminan seorang pihak

ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya

kewajiban-kewajiban dari debitur. Dalam pengertian lain,

dikatakan bahwa jaminan perseorangan adalah suatu

perjanjian antara seorang berpiutang (kreditur) dengan

seorang pihak ketiga, yang menjamin dipenuhinya

kewajiban-kewajiban debitur (Hermansyah, 2011:74).

Jaminan Perseorangan dan garansi, diatur dalam Buku III

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dalam bentuk:

1. Penanggungan hutang (Borgtocht) yang diatur di dalam

Pasal 1820 KUH Perdata, yaitu suatu perjanjian dengan

mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si

berhutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan

si berhutang manakala orang ini sendiri tidak

memenuhinya.

2. Perjanjian Garansi ( Surety Ship) yang diatur dalam

Pasal 1316 KUH Perdata yang berbunyi meskipun

demikian adalah diperbolehkan untuk menanggung atau

menjamin seorang pihak ketiga, dengan menjanjikan

bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak

mengurangi tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap

siapa yang telah menanggung pihak ketiga itu atau yang

telah berjanji, untuk menyuruh pihak ketiga tersebut

menguatkan sesuatu jika pihak ini menolak memenuhi

perikatannya.

Page 30: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tinjauan Umum tentang Bank Garansi

1) Pengertian Bank Garansi

Menurut Esther Dwi Magfirah, salah satu jasa lembaga perbankan

dalam menunjang aktivitas bisnis adalah Bank Garansi. Penerbitan Bank

Garansi merupakan salah satu jasa layanan yang ditawarkan perbankan

untuk membantu kelancaran dunia usaha. (Djoni S. Gazali dan Rachmadi

Usman, 2010:77).

Kata Garansi berasal dari bahasa Belanda “Garantie” yang artinya

jaminan. Bank Garansi artinya garansi atau jaminan yang diberikan oleh

bank, maksudnya bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban

apabila yang dijamin dikemudian hari ternyata tidak memenuhi

kewajiban kepada pihak lain sebagaimana telah diperjanjikan (Thomas

Suyatno, 1997:59). Dengan perkataan lain, pihak yang dijamin ternyata

cidera janji (wanprestasi) terhadap pihak lain.

Menurut Sri Soedawi Masjchun Sofwan, pengertian jaminan bank

(bank garansi) adalah suatu jenis penanggungan, di mana yang bertindak

sebagai penanggung adalah bank (Sri Soedawi Masjchun Sofwan,

1980:106).

Muhamad Djumhana berpendapat bahwa bank garansi adalah

jaminan yang diberikan oleh bank maksudnya bank menyatakan suatu

pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikatkan diri kepada

penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu, apabila

di kemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya

kepada si penerima jaminan (Muhamad Djumhana, 2000:356-357).

Bank Garansi merupakan perjanjian buntut/ikat mengikat/accessoir

dan ditijau dari segi hukum merupakan perjanjian penanggungan utang

(borgtocht), yang diatur dalam Buku Ketiga, Bab XVII, pasal 1820

Page 31: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampai dengan pasal 1850 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,

dimana bank bertindak sebagai penanggung (Djoni S. Gazali dan

Rachmadi Usman, 2010:78).

Guna menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka penanggung

mempunyai “hak istimewa “ yang diberikan undang-undang, yaitu untuk

memilih salah satu, menggunakan pasal 1831 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata atau pasal 1832 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

bahwa si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si

berpiutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si

berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya”.

Sedangkan pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyatakan bahwa si penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-

benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.

Perbedaan kedua pasal tersebut menjelaskan, bahwa jika Bank

menggunakan pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, apabila

timbul cidera janji, si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang

disita dan dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika menggunakan pasal

1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Bank wajib membayar

Garansi Bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidera janji

(wanprestasi) dan menerima tuntutan pemenuhan kewajiban (klaim)

(http//edratna.wordpress.com/bank-garansi-apa-dan-bagaimana-

kegunaannya, diakses pada tanggal 2 Juli 2011 pukul 17:45 WIB).

Berdasarkan Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

23/88/Kep/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/7/UKU

tanggal 18 maret 1991 tentang Pemberian Bank Garansi oleh Bank,

dirumuskan pengertian Bank Garansi sebagai berikut:

a Garansi atau jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh

bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mewajibkan

Page 32: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membayar terhadap pihak yang menerima jaminan jika pihak

yang dijamin cidera janji (wanprestasi).

b Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya

atas surat-surat berharga seperti aval dan endosemen dengan hak

regerss yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank,

jika pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).

c Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga

menimbulkan kewajiban finansial (membayar) bagi bank (Djoni S

Gazali dan Rachmadi Usman, 2010:404).

Menurut Y. Sri Susilo, sebagaimana dikutip oleh Djoni S. Gazal

dan Rachmadi Usmani, mengatakan bahwa pada saat ini, istilah yang

sering digunakan adalah “Bank Garansi” dan bukan “Garansi Bank”.

Penggunaan istilah ini memang kurang tepat, tetapi istilah Bank Garansi

sudah terlanjur biasa digunakan sebagai terjemahan langsung dari istilah

“Bank Guarantee” (Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2010:79).

2) Pihak-pihak dalam Pemberian Bank Garansi

Suatu pemberian fasilitas Bank Garansi, setidaknya terdapat tiga

pihak yaitu:

a. Pihak pemberi garansi (jaminan) dalam hal ini adalah bank.

b. Pihak yang digaransi (dijamin) dalam hal ini adalah nasabah bank.

c. Pihak penerima garansi (jaminan) dalam hal ini adalah pihak ketiga

(bouwheer) (H.R. Daeng Naja, 2005:92).

Pihak yang dijamin (nasabah bank) memiliki kewajiban

(pekerjaan/hutang) kepada pihak ketiga. Timbul garansi biasanya karena

diminta oleh pihak ketiga kepada nasabah bank dan menerbitkannya

dengan pertimbangan bisnis (terdapat opportunity income).

Page 33: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Jenis-jenis Bank Garansi

Jenis Bank Garansi pada dasarnya disesuaikan dengan tipe

perjanjian dan fungsi penjaminan bank garansi dalam perjanjian, yang

terdiri atas:

a. Bank Garansi Umum

Garansi bank yang diterbitkan untuk menjamin transaksi secara

umum seperti perjanjian jual beli, perjanjian keagenan, dan lain-

lain.

b. Bid/Tender Bid

Garansi bank yang diterbitkan untuk keperluan mengikuti tender

suatu proyek dengan ketentuan bank akan menjamin pembayaran

sejumlah uang kepada beneficiary apabila pihak applicant tidak

memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan ketentuan yang

tercantum dalam persyaratan tender dan atau menarik diri setelah

ditunjuk sebagai pemenang tender.

c. Advance Payment Bond

Garansi bank yang diberikan untuk menjamin applicant atas

penarikan sejumlah uang sebagai uang muka dari pihak yang

dijamin dan akan digunakan untuk keperluan proyek yang

dimaksud dalam kontrak.

d. Performance Bond

Garansi bank yang diterbitkan bank dalam rangka penjaminan

terhadap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek/transaksi oleh pihak

yang dijamin dengan ketentuan pihak bank akan membayar

sejumlah uang kepada pihak penerima jaminan (beneficiary)

apabila ternyata pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi

kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana

tercantum dalam Surat Perjanjian (kontrak)/Surat Perintah Kerja.

Page 34: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Retention/Maintenance Bond

Garansi bank yang diperlukan untuk mendapatkan sisa uang atas

proyek yang telah selesai dikerjakan (100%) berdasarkan kontrak.

Sisa uang dimaksud sebenarnya baru dibayar pihak penerima

jaminan setelah selesainya masa pemeliharaan pekerjaan

(dinyatakan dengan Certificate of Satisfaction).

f. Standby Letter of Credit

Garansi bank yang diterbitkan oleh bank (issuing bank) atas

permintaan applicant (debitur atau pihak lain yang disetujui

debitur) yang memberi hak kepada penerima jaminan/pihak ketiga

(beneficiary) untuk mencairkan dana sejumlah yang dinyatakan

dalam standby l/c apabila applicant tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana ditetapkan dalam standby l/c tersebut. Standby l/c

internasional tunduk pada UCPDC500.

g. Shipping Guarantee

Surat jaminan yang diterbitkan bank atas kepentingan/permintaan

importir dan ditujukan kepada Maskapai Pelayaran bahwa importer

adalah pihak yang berhak menguasai barang yang diangkut.

Shipping guarantee merupakan pengganti Bill of lading (B/L)

(http://esharianomics.com/esharianomics/bank/garansi-bank-atau-

bank-garansi-atau-kafalah-pada-bank-syariah/, diakses pada

tanggal 5 Juli 2011, pukul 18:35 WIB).

4) Penilaian Kelayakan Pemberian Bank Garansi

Sebagaimana diketahui, lembaga perbankan diwajibkan untuk

bersikap selektif dalam melakukan aktivitas untuk meminimalisasi risiko.

Berdasarkan prudential banking (prinsip kehati – hatian bank), dalam

pemberian garansi bank, garansi harus melakukan penilaian secara

seksama terhadap calon nasabah. SEBI No. 11 / 11 UPPB tanggal 28

Maret 1979, mengharuskan bank untuk :

Page 35: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin.

b. Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin sehingga

dapat diberikan jaminan yang sesuai.

c. Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank.

d. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan

kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya

resiko. (http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-

hukum-garansi-bank, diakses pada tanggal 24 November 2011,

pukul 09:00 WIB).

5) Fungsi Bank Garansi

Bank Garansi sebagai jaminan dalam pelaksanaan perjanjian

kerjasama adalah merupakan salah satu jasa yang diberikan oleh bank,

dimana bank memberikan jaminan kepada penerima garansi untuk

memenuhi kewajiban pihak yang dijamin (nasabahnya) dengan tujuan

memberikan bantuan yang sifatnya menunjang nasabah yang akan

melakukan transaksi yang tidak membutuhkan kredit dari bank (O.P.

Simorangkir, 1985:132).

Persoalan Bank Garansi ini merupakan persoalan yang hidup dan

sangat berpengaruh pada jalannya usaha dalam dunia bisnis. Secara

umum Bank Garansi mempunyai fungsi yang sama bagi masing-masing

pihak, antara lain:

a Bagi kreditur (penerima jaminan), Bank Garansi berfungsi sebagai

jaminan terlaksananya pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian.

b Bagi debitur (terjamin), Bank Garansi berfungsi sebagai sarana

pendukung untuk memberikan jaminan kepercayaan kepada

kreditur bahwa prestasi yang menjadi hak kreditur akan tetap

terpenuhi pada waktunya, sekalipun ia sendiri berhalangan

memenuhinya Fungsi Bank Garansi seperti ini memperlancar

terjadinya transaksi yang dibuatnya.

Page 36: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c Bagi bank (penjamin), Bank Garansi berfungsi sebagai salah satu

sarana untuk memberikan bantuan fasilitas berbentuk jaminan

untuk membantu memperlancar transaksi yang dibuat oleh nasabah

dan krediturnya dan memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang

harus dibayar oleh nasabah serta dengan adanya jaminan lawan

yang diberikan, maka kredibilitas bank juga akan meningkat dimata

para nasabahnya. (O.P. Simorangkir, 1985 :133).

Berdasarkan fungsi dari Bank Garansi tersebut maka dapat

diketahui keuntungan dari penggunaan jasa Bank Garansi, yaitu:

a Meningkatkan kepercayaan yang diperlukan oleh relasi usaha.

b Memperlancar kegiatan usaha.

c Bank mengambilalih posisi kredibilitas nasabah terhadap pihak

yang dijamin (Johanes Ibrahim, 2004 :140).

6) Tujuan Pemberian Bank Garansi

Tujuan pemberian garansi oleh bank kepada penerima

jaminan/yang dijamin adalah :

a Memberi bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar

transaksi nasabah.

b Bagi penerima jaminan, adanya bank garansi dapat memberikan

keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita

kerugian jika pihak yang dijamin melalaikan kewajiban, karena

penerima jaminan akan mendapat ganti rugi dari pihak bank.

c Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang

dijamin dan yang menrima jaminan.

d Memberi rasa aman dan ketentraman dalam berusaha, baik bagi

pihak bank/pihak lain.

Page 37: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e Bagi bank disamping keuntungan diatas, juga akan mendapat

keuntungan dari biaya-biaya yang harus di bayar nasabah serta

jaminan lawan yang diberikan (Kasmir, 2000:127-128).

7) Larangan dan Batasan dalam Pemberian Bank Garansi

Bank Garansi tidak boleh memuat hal-hal sebagai berikut:

a Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi oleh pihak

yang dijamin untuk berlakunnya bank garansi, misalnya bank

garansi baru berlaku setelah pihak yang dijamin menyetor

sejumlah uang.

b Ketentuan bahwa bank garansi dapat diubah/dibatalkan secara

sepihak, misal oleh bank atau pihak yang dijamin.

c Kata-kata yang dapat diartikan perubahan tanggal berakhirmya

bank garansi ( Widjanarko, 1993:75).

Bank hanya diperkenankan memberi bank garansi sesuai dengan

kemampuan keuangannya, oleh karena dalam setiap pemberian bank

garansi selalu terkandung unsur resiko, BI menentukan pembatasan bank

garansi sebagai berikut:

a Pemberian garansi dalam rangka penerimaan kredit luar negeri

henya diperbolehkan dengan ketentuan bahwa jumlah

kesuluruhan pemberian garansi dimaksud tidak melebihi 20% dari

modal. Dalam pengertian jumlah keseluruhan tersebut termasuk

pula garansi yang dikeluarkan oleh kantor-kantor bank di luar

negeri.

b Pemberian garansi atas permintaan bukan penduduk hanya

diperkenankan apabila disertai dengan:

1. kontragaransi yang cukup dari bank luar negeri yang

bonafid, dalam pengertian bahwa bank tersebut bukan

termasuk cabang dari bank yang bersangkutan diluar

negeri.

Page 38: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. setoran sebesar 100% dari nilai garansi yang diberikan.

c Pemberian garansi dikenakan ketentuan Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) dan Kewajiban Pemenuhan Modal

Minimum ( KPMM) (Widjanarko. 1993:76).

c. Tinjauan Umum Tentang Bank

1) Pengertian Bank

Bagi orang awam yang tidak pernah berhubungan dengan bank,

akan sangat sukar untuk dapat membayangkan, bagaimana sesungguhnya

perusahaan yang dinamakan bank itu bekerja. Hal ini disebabkan karena

bank-bank itu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat

seketika itu dapat dilihat atau diperagakan (didemonstrasikan) dalam

bentuk benda-benda atau barang-barang hasil produksinya (Samiadji

Soerjotjaroko, 1983:57).

Menurut A. Han dalam bukunya “Volkswirtschaftliche Theorie des

Bank Kredits” mengatakan bahwa tugas bank terletak pada pemberian

pinjaman dengan cara memciptakan pinjaman dari simpanan yang

dipercayakan (O.P Simorangkir, 1983:17). Sedangkan menurut Prof.

G.H. Verryn Stuart di dalam bukunya “Bank Politik” berpendapat bahwa

bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan

kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau uang yang

diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-

alat penukar baru berupa uang giral (O.P Simorangkir, 1983:17).

Seiring perkembangannya, istilah bank dimaksudkan sebagai suatu

jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang

cukup beraneka ragam, seperti memberi pinjaman, mengedarkan mata

uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai

tempat penyimpanan untuk benda-benda yang berharga dan membiayai

usaha-usaha perusahaan (Abdurrahman, 1991:8).

Page 39: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Undang-Undang Perbankan yaitu Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1998 di dalam Pasal 1 angka 2, dijelaskan pengertian bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

2) Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, menyebutkan

bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan

demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam

melaksanakan asas demokrasi ekonomi, industri perbankan Indonesia

harus menghindarkan diri dari ciri-ciri negatif yaitu:

a. Sistem free fight liberalisme yang menumbuhkan eksploitasi

terhadap manusia dan bangsa lain.

b. Sistem etatisme di mana negara beserta aparatur ekonomi negara

bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit

ekonomi swasta.

c. Pemusatan kekuatan industri perbankan pada suatu kelompok yang

merugikan masyarakat (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:4).

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat, hal ini sebagaimana yang telah diatur di

dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Sedangkan tujuan

perbankan telah disebutkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka peningkatan, pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Page 40: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Jenis-Jenis Bank

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa

menurut jenisnya, bank terdiri dari:

a. Bank Umum

Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 10 Tahun

1998, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau bedasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya menberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Umum sering disebut juga sebagai Bank Komersial.

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, menyebutkan

usaha bank Umum meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,

deposito, sertifikat deposito, tabungan;

b. Memberikan kredit;

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang;

d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri

maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya;

1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi

oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama

daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat

dimaksud;

2. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya

yang masa berlakunya tidak lebih lama dari

kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan

pemerintah;

4. Sertifikat bank Indonesia (SBI)

5. obligasi;

6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1

(satu) tahun;

Page 41: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu

sampai dengan 1 (satu) tahun.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri

maupun untuk kepentingan nasabah;

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau

meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan

menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun

dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga

dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak

ketiga;

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga;

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak

lain berdasarkan suatu kontrak;

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada

nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak

tercatat di bursa efek;

k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun

sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya

kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli

tersebut wajib dicairkan secepatnya;

l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan

kegiatan wali amanat;

m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan

prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang yang

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;

n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank

sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 42: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketentuan Pasal 6 huruf k telah dihapus dan ketentuan pasal

6 huruf m diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Sesuai yang diatur di dalam pasal 7 Undang-Undang

Perbankan disebutkan bahwa selain melakukan kegiatan usaha

sebagimana dimaksud dalam pasal 6, Bank Umum dapat pula:

a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Bamk Indonesia

b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antara

perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna

usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta

lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia;

c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk

mengatasi akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus

menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana

pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Ketentuan pasal 7 huruf c diubah sehingga berbunyi:

Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaanya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa salah satu

dari:

Page 43: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Perseroan Terbatas;

b. Koperasi;

c. Perusahaan Daerah.

Hal ini di atur di dalam Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998, sedangkan kepemilikan Bank Umum di

atur di pasal 22 ayat (1), yang berisi bahwa Bank Umum hanya

dapat didirikan oleh:

a. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;

b. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia

dengan narga negara asing dan/atau badan hukum asing

secara kemitraan.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Pasal 1 angka 4

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pada mulanya

tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan

modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek-praktek

ijon dan para pelepas uang ( Malayu S.P. Hasibuan, 2002:38).

Sama halnya degan Bank Umum, BPR juga memiliki

kegiatan usaha sebagaimana di atur dalam Pasal 13 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan itu;

b. Memberikan kredit;

Page 44: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia;

d. Menenpatkan dananya dalam Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau

tabungan pada bank lain.

Bentuk hukum dari BPR diatur didalam Pasal 21 ayat (2),

yaitu berupa salah satu dari:

a. Perusahaan Daerah;

b. Koperasi;

c. Perseroan Terbatas;

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peratutan Pemerintah.

Dari segi kepemilikan, BPR hanya dapat didirikan dan

dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang

seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, Pemerintah Daerah,

atau dapat memiliki bersama di antara ketiganya (Pasal 23 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998).

Page 45: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Penjelasan :

Pihak kreditur (pemilik proyek/pemerintah) memiliki suatu proyek

pembangunan dan setelah melakukan proses tender maka didapat pemenang

tender yaitu kontraktor (debitur/pelaksana proyek) yang mengerjakan

proyek pembangunan tersebut. Kemudian kontraktor/(debitur/pelaksana

Debitur (pelaksana proyek/kontraktor)

Kreditur (pemilik proyek/pemerintah)

Jaminan

Jaminan Perorangan Jaminan Kebendaan

Perjanjian Garansi Penanggungan Utang

Bank Garansi

Bagaimana Pelaksanaan

Pemberian Bank Garansi?

Bagaimana Kedudukan Hukum Bank Garansi?

Perjanjian Pemborongan

Bangunan

Page 46: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proyek) melakukan perjanjian dengan pihak kreditur (pemilik

proyek/pemerintah) yaitu perjanjian pemborongan.bangunan (perjanjian

pokok).

Kreditur menghendaki diterbitkannya Bank Garansi kepada debitur

di bank untuk menjamin jika suatu saat debitur tidak dapat memenuhi

kewajibannya (wanprestasi) untuk mengerjakan proyek bangunan atau

bahkan melarikan diri maka ada pihak yang menjamin untuk memenuhi

kewajiban tersebut yaitu bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana pelaksanaan pemberian bank garansi dan kedudukan

hukum bank garansi.

Page 47: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

a. Sejarah Singkat Bank Jateng

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah adalah bank milik

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama-sama dengan Pemerintah

Kota/Kabupaten Se-Jawa Tengah.

Bank Jateng pada awal beroperasi pada tahun 1963 menempati

Gedung Bapindo Jalan Pahlawan nomor 3 Semarang. Tujuan pendirian bank

adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai pemegang kas

daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan

kredit kepada pengusaha kecil. Persiapan pendirian bank dilakukan oleh

Drs. Harsono Sandjoyo yang kemudian menjadi Direktur Utama Pertama

Bank Jateng, dibantu Drs. Mud Sukasan. Rekruitmen karyawan pertama

berjumlah 13 orang untuk on the job training di Kantor Bank Indonesia

Semarang. Modal disetor pada awal pendirian bank sebesar Rp

20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) yang terdiri dari Daerah Swatantra

Tk. I sebesar Rp 9.200.000,00 (sembilan juta dua ratus ribu rupiah), 34

Daerah Swatantra Tk. II sebesar Rp 6.800.000,00 (enam juta delapan ratus

rupiah), dan Hadi Soejanto sebesar Rp 4.000.000,00 (empat juta rupiah).

Seiring dengan berjalannya waktu, Bank Jateng terus berkembang hingga

memiliki kantor cabang di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Setelah

berpindah-pindah lokasi, sejak tahun 1993 Kantor Pusat Bank Jateng

menempati Gedung Grinatha Jalan Pemuda 142 Semarang.

Serangkaian peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan

dengan pendirian dan status Bank Jateng antara lain terdiri dari :

Page 48: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 1963

sebagai landasan hukum pendirian bank.

2) Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi Daerah

Nomor DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari

Menteri Urusan Bank Sentral Nomor 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14

Maret 1963 sebagai landasan operasional.

3) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok

Perbankan sebagai dasar penyempurnaan Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 1969 yang menetapkan bahwa bank

adalah milik Pemerintah Daerah (BUMD).

4) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/34/DIR tanggal

1 Juli 1992 adalah penetapan status Bank sebagai Bank Devisa.

5) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1993

tentang perubahan bentuk hukum Bank menjadi Perusahaan Daerah

dengan mengacu pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagai

pengganti Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967.

6) Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6

Tahun 1998 dan akte pendirian Perseroan Terbatas Nomor 1 tanggal

1 Mei 1999 serta pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2.8223.HT.01.01 Tahun

1999 tanggal 5 Mei 1999, bentuk hukum Bank Jateng berubah dari

Perusahaan Daerah (Perusda) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

7) Dengan telah ditandatanganinya perjanjian Rekapitalisasi tanggal 7

Mei 1999 maka Bank Jateng telah sah mengikuti Program

Rekapitalisasi Perbankan, dengan modal disetor menjadi Rp 583.754

milyar.

8) Pada tanggal 7 Mei 2005 Bank Jateng telah menyelesaikan program

rekapitalisasi, disertai pembelian kembali kepemilikan saham yang

dimiliki Pemerintah Pusat oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah

dan Kabupaten/ Kota se Jawa Tengah.

Page 49: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seiring dengan terus berkembangnya perusahaan dan untuk lebih

menampilkan citra positif perusahaan terutama setelah lepas dari program

rekapitalisasi, maka manajemen Bank Jateng berkeinginan untuk mengubah

logo dan call name perusahaan yang merepresentasikan wajah baru Bank

Jateng. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor 68 tanggal 7

Mei 2005 Notaris Prof. DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat Keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor C.17331

HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005 maka nama sebutan (call ame) PT.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank

BPD Jateng menjadi Bank Jateng

(http://www.bankjateng.co.id/sites/?page_id=5 diakses pada tanggal 8

Oktober 2011, pukul 14.00 WIB).

b. Sejarah Singkat Bank Jateng Cabang Pekalongan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang merupakan bank milik

pemerintah daerah berupa Perusahaan Daerah tingkat I masing-masing

provinsi maka Bank Jateng juga telah memperluas jaringan ke beberapa

kota maupun kabupaten yang ada di propinsi Jawa Tengah. Perkembangan

jaringan kantor PT Bank Jateng adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jaringan Kantor PT Bank Jateng

No KANTOR CABANG DASAR HUKUM

1. Surakarta SK. Menkeu No Kep. 313

/ddk/11/6/70 tgl 4 Juni 1970

2. Tegal SK. Menkeu No. Kep.

1495/DJM/III/12/74 tgl 13 Desember

1974

3. Magelang SK. Menkeu No. Kep.

338/DJM/III/3/76 tgl 3 Pebruari 1976

Page 50: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pati SK. Menkeu No Kep

500/DJM/III/11/76 tgl 3 November

1976

5. Pekalongan SK. Menkeu No Kep. 35/KM 6/78 tgl

13 Juli 1978

6. Temanggung SK. Menkeu No Kep. 02/KM 6/78 tgl

10 Januari 1978

7. Kebumen, naik status

jadi Cabang Klaten,

Sragen, Wonogiri,

Cilacap,

Banjarnegara,

Temanggung.

SK. Menkeu No Kep. 021/KM 11/80

tgl 9 Mei 1980

8. Blora, Jepara,

Purwodadi

SK. Menkeu No Kep. 004/KM 11/85

tgl 15 Januari 1985

9. Kendal, Karanganyar,

Purworejo

SK. Menkeu No Kep. 065/KM 11/85

tgl 30 Mei 1985

10. Naik status Kantor

Kas jadi Kantor

Cabang : Semarang,

Kudus, Wonosobo,

Ungaran

SK. Menkeu No Kep. 088/KM 11/86

tgl 18 Agustus 1986

11. Boyolali, Brebes,

Pemalang

SK. Menkeu No Kep. 035/KM 13/17

Pebruari 1988

12 Sukoharjo, Demak,

Batang, Salatiga

SK. Menkeu No Kep. 178/KM 13/88

tgl 6 Oktober 1988

Page 51: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber: Bank Jateng

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep.

035/KM 06/78 tertanggal 13 Juli 1978 maka Bank Jateng Cabang

Pekalongan dibuka dan diresmikan di Jalan Hayam Wuruk Nomor 16

Pekalongan pada Tanggal 24 Agustus 1978 oleh Gubernur Kepala Daerah

Tingkat 1 Jawa Tengah, Bapak Soepardjo, dan saat ini Bank Jateng Cabang

Pekalongan beralamat di Jalan Alun-Alun Nomor 1 Pekalongan.

Di wilayah Pekalongan , PT Bank Jateng memiliki 1 Kantor Cabang,

2 kantor Cabang Pembantu dan 4 Kantor Kas Kantor-kantor itu tersebar

diberbagai alamat sebagai berikut:

a. Kantor Cabang Utama, terletak di Jalan Alun-Alun Nomor 1

Pekalongan.

b. Kantor Cabang Pembantu, yang terletak di Pasar Wiradesa

Pekalongan, yang beralamat di Jalan Wiradesa-Pekalongan dan di

Pasar Kajen Pekalongan yang beralamat di Jalan Raya Kajen Nomor

162.

c. Kantor Kas, yang terletak di Pemkot Pekalongan, yang beralamat di

Jalan Mataram Nomor 1 Pekalongan, di Pemkab Pekalongan yang

beralamat di Jalan Alun-Alun Utara Nomor 1 Kajen, di Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) Pekalongan/Pelabuhan, yang beralamat di Jalan

W.R. Supratman Pekalongan dan di RSU Pekalongan yang beralamat

di Jalan Veteran Nomor 31 Pekalongan (www.bankjateng.co.id/sites/,

diakses pada tanggal 20 Novenber 2011, pukul 10:00 WIB).

c. Visi dan Misi Bank Jateng

Visi

Trust worthly bank to become a proud of community and able to support

the regional development (bank terpercaya, menjadi kebanggaan

masyarakat, mampu menunjang pembangunan daerah).

Page 52: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Misi

To improve prime service, supported by reliable human resources with

modern technology and a wide net working. To build corporate culture

and preasure a good performance bank. To support economic regional

growth by giving priority in retail banking activity. To increase the

constribution and commitment of the owner to strengthen the bank

(meningkatkan layanan prima didukung oleh kehandalan sumber daya

manusia dengan teknologi modern serta jaringan yang luas. Membangun

budaya perusahaan dan mempertahankan bank yang sehat. Mendukung

pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail

banking. Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna

memperkokoh bank) (http://www.bankjateng.co.id/sites/?page_id=7

diakses pada tanggal 20 Novemberi 2011, pukul 10:15 WIB).

d. Produk dan Jasa Bank jateng Cabang Pekalongan

1) Produk

a) Tabungan Haji

Tabungan Haji adalah media untuk persiapan membayar biaya

perjalanan ibadah haji yang diterbitkan oleh Bank Jateng. Nasabah

dapat melakukan penyetoran diseluruh Kantor Cabang Bank

Jateng. Jangka waktu produk ini tidak terbatas serta dimasukkan

dalam program penjaminan bank dan berhadiah.

b) Tabungan Simpeda

Tabungan Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah) adalah

media untuk penyimpanan uang atau investasi yang diterbitkan

oleh Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia. Nasabah dapat

melakukan penyetoran dan penarikan secara on line diseluruh

Kantor Cabang Bank Jateng. Tabungan jenis ini juga dapat

dijadikan sebagai jaminan kredit. Jangka waktu produk ini tidak

Page 53: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbatas serta dimasukkan dalam program penjaminan bank.

Nasabah Simpeda memiliki kesempatan mendapat hadiah melalui

undian secara nasional setiap enam bulan.

c) Tabungan Qurban

Tabungan Qurban adalah media untuk persiapan pembelian hewan

qurban yang diterbitkan oleh Bank Jateng. Nasabah dapat

melakukan penyetoran diseluruh Kantor Cabang Bank Jateng.

Jangka waktu produk ini tidak terbatas serta dimasukkan dalam

program penjaminan bank.

d) Tabungan Bima

Tabungan Bima adalah media untuk penyimpanan uang atau

investasi yang diterbitkan oleh Bank Jateng. Nasabah dapat

melakukan penyetoran dan penarikan secara on line di seluruh

Kantor Cabang Bank Jateng. Tabungan Bima dapat dijadikan

sebagai jaminan kredit. Pemilik Tabungan Bima diasuransikan

oleh pihak Bank Jateng serta berfasilitas BPD Card. Jangka waktu

produk ini tidak terbatas serta dimasukkan dalam program

penjaminan bank. Nasabah memiliki kesempatan mendapatkan

hadiah melalaui undian setiap enam bulan.

e) Deposito On Call (Simpanan Berjangka)

Deposito On Call (Simpanan Berjangka) adalah media untuk

penyimpanan uang atau investasi jangka pendek 7 sampai 14 hari

yang diterbitkan oleh Bank Jateng. Deposito On Call (Simpanan

Berjangka) dapat diperpanjang jangka waktunya secara otomatis

(roll over) atau sesuai perintah nasabah. Deposito On Call

(Simpanan Berjangka) diikutsertakan pada Program Penjaminan

untuk Deposito dengan tingkat suku bunga yang masih di bawah

tingkat bunga penjaminan dari Bank Indonesia.

Page 54: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Jasa

a) Kredit Investasi

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Jateng untuk membiayai

investasi usaha. Jangka waktu kredit relatif lebih panjang.

Pembayaran angsuran dapat direncanakan sebelumnya. Kredit

dapat meningkatkan volume usaha. Barang investasi nasabah

menjadi jaminan kredit.

b) Kredit Jexim

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Jateng untuk membiayai

investasi dan modal kerja. Fasilitas kredit ini memiliki suku bunga

lebih rendah dibanding kredit komersial karena menggunakan dana

likuiditas dari Bank Ekspor Impor Jepang.

c) Kredit Ketahanan Pangan

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Jateng untuk membiayai

investasi dan modal kerja. Kredit bertujuan untuk pembiayaan

intensifikasi pangan dan non pangan. Selain itu meningkatkan taraf

hidup petani.

d) Kredit Pusaka Mandiri

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Jateng untuk pengembangan

usaha bagi pengusaha kecil/ kelompok pengusaha kecil. Fasilitas

kredit ini memiliki suku bunga lebih rendah dibanding kredit

komersial karena menggunakan dana likuiditas dari Yayasan

Damandiri. Kredit Pusaka Mandiri dapat digunakan untuk modal

kerja dan atau investasi.

e) Kredit Rekening Koran

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Jateng untuk menambah

modal kerja usaha. Dana yang sudah disetor ke rekening dapat

ditarik kembali selama jangka waktu kredit belum jatuh tempo

Page 55: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

serta dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Angsuran pokok

tidak dibayar tiap bulan melainkan pada saat jatuh tempo kredit.

f) Kredit Usaha Mikro dan Kecil

Pembiayaan yang diberikan Bank Jateng untuk investasi dan modal

kerja. Fasilitas kredit ini memiliki suku bunga lebih rendah

dibanding kredit komersial karena menggunakan dana likuiditas

dari Surat Utang Pemerintah.

g) Kredit KFW-SME

Menyediakan pembiayaan usaha swasta atau perorangan dalam

melestarikan lingkungan hidup. Suku bunga kredit rendah karena

bersumber dari dana likuiditas negara Jerman.

h) Kredit KFW-IEPEC

Menyediakan pembiayaan investasi Instalasi Pengolah Limbah

(IPAL) dan Instalasi Daur Ulang Limbah (IDUL) dengan suku

bunga rendah karena bersumber dari dana likuiditas Jerman.

i) Kredit Wirausaha

Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan pengembangan usaha

bagi PNS, Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) & Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD).

j) KPR Bersubsidi

KPR Bersubsidi digunakan untuk pembelian rumah melalui

Pengembang atau dari penduduk..Tingkat suku bunga lebih

kompetitif dan mendapat subsidi uang muka. Kredit bisa dalam

jangka panjang sehingga angsuran lebih rendah.

Page 56: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Proses pemberian Bank Garansi pada Bank Jateng Cabang Pekalongan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Bank Jateng Cabang

Pekalongan pada tanggal 1 November sampai 30 November 2011 disertai

dengan hasil wawancara dengan 2 orang, maka penulis dapat menyampaikan

mengenai pelaksanaan pemberian Bank Garansi pada Bank Jateng Cabang

Pekalongan.

Pelaksanaan pemberian Bank Garansi di Bank Jateng Cabang

Pekalongan harus melewati beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Pengajuan/Permohonan Bank Garansi

Calon Nasabah/Nasabah datang ke Bank Jateng Cabang

Pekalongan lalu menemui bagian administrasi untuk mengisi Formulir

Bank Garansi, lalu diserahkan oleh Tim Analisa, lalu setelah diperiksa

baru diserahkan kepada bagian administrasi (Wawancara dengan Bapak

Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan,

pada tanggal 9 November 2011,pukul 10:30 WIB).

Permohonan Bank Garansi oleh Nasabah/Kontraktor harus

diajukan secara tertulis dengan menyebutkan

a. Dipergunakan untuk siapa (pihak Penerima Jaminan).

b. Untuk keperluan apa (dilampiri dengan salinan surat

penunjukan Surat Perintah Kerja (SPK) surat

perjanjian/kontrak jual beli yang mendasari permintaan Bank

Garansi tersebut dan harus dicocokan dengan aslinya).

c. Disebutkan nominal Bank Garansi.

d. Ditegaskan jangka waktunya.

e. Diperinci jenis dan harga barang-barang yang akan dijadikan

kontra garamsi/jaminan.

Page 57: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi calon nasabah atau

nasabah dalam mengajukan Bank Garansi di Bank Jateng Cabang

Pekalongan, yaitu:

a) Secara umum

1 Fotokopi Akta Pendirian dan Akta Pendirian dan Akta

Perubahan bagi Badan Usaha.

2 Fotokopi Identitas Diri (KTP/SIM/Passport) yang berlaku.

3 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4 Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP/), Surat Izin

Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK), /Surat Izin Tanda Usaha

(SITU/) /surat keterangan yang dipersamakan.

5 Lain-lain yang dianggap perlu bagi kepentingan Bank.

b) Secara khusus

1. Bagi permohonan Jaminan Penawaran; wajib menyerahkan

Fotocopi undangan/Aanwijzing/Dokumen lelang dan Company

Profile.

2. Bagi permohonan Jaminan Pelaksanaan: wajib menyerahkan

fotokopi antara lain Fotokopi Surat Penunjukan/Surat

Penetapan Pemenang Barang dan Jasa (SPPBJ)/Surat Perintah

Mulai Kerja (SPMK)/Surat Kontrak, Rencana Anggaran Biaya

(RAB)dan Rencana Anggaran Proyek (RAP), Company

Profile.

3. Bagi Permohonan Jaminan Uang Muka : wajib menyerahkan

Dokumen asli SPMK dan dokumen asli Surat Kontrak

diserahkan ke bank, Surat Pernyataan untuk melakukan

pembayaran termin dan uang muka melalui rekening di Bank

Jateng Cabang Pekalongan, Company Profile.

4. Bagi Pemohonan Jaminan Pemeliharaan: wajib menyerahkan

Foto kopi surat kontrak, SPMK dan Berita Acara Serah Terima

Pekerjaan/Barang, Company Profile.

Page 58: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Bagi permohonan Jaminan lainnya; persyaratan khusus sesuai

dengan ketentuan intern/ekstern yang berlaku.

Company Profile berisi

a. Neraca terbaru (diperbaharui setiap tahun).

b. Laporan laba rugi terbaru (diperbaharui setiap tahun).

c. Untuk pengajuan bank garansi di atas 1.000.000.000,-(Satu milyyar

rupiah) Laporan keuangan yang diajukan harus audit.

d. Fotokopi KTP (yang masih berlaku) direktur dan komanditer.

e. Pas foto 4x6 (Direktur dan komanditer).

f. Fotokopi akta lengkap (pendirian s/d perubahan terakhir).

g. Fotokopi izin yangmasih berlaku (Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP), Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK), Tanda Daftar

Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Sertifkasi

Badan Usaha(SBU)) dll.

h. Data lengkap karyawan dan struktur organisasi.

i. Pengalaman proyek( Fotokopi SPK yang pernah dikerjakan).

j. Surat pernyataan bermaterai untuk memperpanjang dan

memperbaharui ijin usaha yang sudah jatuh tempo dan akta

perubahan yang ada dan menyerahkan fotokopinya ke Bank Jateng

Cabang Pekalongan.

k. Surat persetujuan dari Komisaris/Persero komanditer (Menyetujui

tindakan direktur dalam pengambilan bank garansi di Bank Jateng

Cabang Pekalongan).

Sebagian besar Nasabah Bank Garansi pada Bank Jateng Cabang

Pekalongan adalah berbentuk PT dan CV yang mana untuk memperoleh

fasiltas Bank Garansi harus memenuhi syarat-syarat yang disebutkan di

atas (Wawancara dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank

Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 16 November 2011, pukul

10:30 WIB).

Page 59: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tahap Analisa Pemberian Bank Garansi

Sebagaimana diketahui, lembaga perbankan diwajibkan untuk

bersikap selektif dalam melakukan aktivitas untuk meminimalisasi risiko.

Berdasarkan prudential banking (prinsip kehati – hatian bank), dalam

pemberian garansi bank, garansi harus melakukan penilaian secara

seksama terhadap calon nasabah. SEBI No. 11 / 11 UPPB tanggal 28

Maret 1979, mengharuskan bank untuk :

a Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin.

b Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin sehingga

dapat diberikan jaminan yang sesuai.

c Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank.

d Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan

kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan

terjadinya resiko.

(http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-hukum-

garansi-bank, diakses pada tanggal 24 November 2011, pukul

09:00 WIB).

Berdasarkan penelitian penulis di Bank Jateng Cabang Pekalongan,

ternyata pada prinsipnya dalam pemberian fasilitas Bank Garansi

digunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral,

Condition of Economy),sehingga sebelum memberikan persetujuan Bank

Garansi, Bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian dan penilaian

yang pada prinsipnya sama dengan penelitian dan penilaian dalam

pemberian kredit. Analisa Pemberian Bank Garansi di Bank Jateng

Cabang Pekalongan ditugaskan kepada Tim Analisa yang terdiri dari

Ketua dan 4 Anggota yang merupakan bagian dari Unit Kredit

(Wawancara dengan Bapak Ramadhan selaku anggota Tim Analisa Bank

Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 1 November 2011 pukul 10:15

WIB).

Page 60: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penilaian pemberian Bank Garansi yang dilakukan Bank Jateng

Cabang Pekalongan berpedoman pada Surat Keputusan Direksi Bank

Pembangunan Jateng Nomor: 0371/HT.01.01/2011 tentang Bank Garansi

yang menyebutkan bahwa untuk setiap permohonan Bank Garansi dari

Nasabah, agar dilakukan analisa umum yang difokuskan pada hal-hal

sebagai berikut:

a. Penelitian mengenai bonafiditas dan reputasi pihak Nasabah.

b. Meneliti kewajaran dari sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin.

c. Penilaian mengenai keabsahan Surat Penunjang Lelang/Surat

Perintah Kerja (SPK)/Kontrak Kerja.

d. Penilaian mengenai nominal Bank Garansi yang akan diberikan

menurut kemampuan Bank dan sesuai dengan batasan nominal

Bank Garansi (maksimal 70% dari nilai proyek dan khusus Bank

Garansi yang dijamin dengan cash collateral sebesar 100% dari

nilai proyek).

e. Penilaian mengenai kemampuan untuk membayar kembali dari

Nasabah kepada Bank, dalam hal Bank Garansi tersebut

direlisir/dicairkan oleh Penerima Bank Garansi.

f. Penilaian mengenai kemampuan untuk memberi kontra garansi

sesuai dengan kemungkinan terjadinya resiko.

g. Khusus pemberian:

Bank Garansi Penawaran ; atau

Bank Garansi Pelaksanaan/Uang Muka/Pemeliharaan/Lainnya

sampai dengan Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah); atau

Bank Garansi yang dijamin dengan Cash Collateral atau Kontra

Garansi 100% (Full Cover) Dilakukan analisa kelayakan usaha

menyangkut 5 aspek (watak, kemampuan, modal, agunan, dan

prospek usaha) secara singkat.

h. Pemberian Bank Garansi Pelaksanaan, Uang Muka,

Pemeliharaan/Lainnya di atas Rp. 100.000.000,-(seratus juta

rupiah) wajib dilakukan analisa kelayakan usaha menyangkut 5

Page 61: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aspek (watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha)

secara lengkap dan mendalam.

Bank Jateng Cabang Pekalongan juga meminta counter garantee

atas pemberian Bank Garansi kepada nasabah/kontraktor yang besarnya

minimal sebesar nilai Bank Garansi. Jaminan tersebut berupa:

a. Jaminan Fisik

Misalkan bangunan, tanah dan kendaraan bermotor.

b. Jaminan Non Fisik

Berupa cash collateral (jaminan tunai berupa Cover Tunai/setoran

jaminan, giro, Tabungan dan Deposito) atau Kontra Garansi(

pemberian jaminan di Perusahaan Asuransi/Lembaga Penjaminan

atas penerbitan Bank Garansi yang diberikan kepada

nasabah/kontraktor).

Jaminan berupa benda bergerak dan tidak bergerak (bangunan yang

tidak dibebeni hak tanggungan) akan diikat dengan fidusia sedangkan

jaminan berupa tanah akan diikat dengan Akta Pemegang Hak

Tanggungan (APHT) jika Bank Garansi bernilai lebih dari Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan jika kurang dari Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) akan dibuatkan Surat Kuasa

Memegang Hak Tanggungan (SKMHT). Mayoritas jaminan yang terima

oleh Bank Jateng Cabang Pekalongan adalah berupa kontra garansi yaitu

pemberian jaminan di Perusahaan Asuransi yang ditunjuk langsung oleh

Bank Jateng Pusat ( Wawancara dengan Bapak Teguh selaku anggota

Tim Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan , pada tanggal 10

November, pukul 09: 15 WIB).

3..Tahap Keputusan Pemberian Bank Garansi

Berdasarkan penelitian di Bank Jateng Cabang Pekalongan, pada

tahap keputusan pemberian Bank Garansi hanya ada 2 kemungkinan

Page 62: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang akan diterima oleh nasabah yaitu ditolak atau diterima.

Pengambilan keputusan ini didasarkan pada analisa Tim Analisa dan

putusan pemberian Bank Garansi diberikan maksimal 3 hari setelah

pengajuan Bank Garansi. Jika Bank Garansi mencapai Rp. 250.000.000,-

(dua ratus lima puluh juta) atau dibawahnya maka yang berwenang

mengambil keputusan adalah Wakil Pimpinan Bank Jateng Cabang

Pekalongan, sedangkan apabila nilai Bank Garansi mencapai jumlah Rp.

750.000.000,-(tujuh ratus lima puluh juta), pengambilan keputusan

dilakukan oleh Pimpinan Bank Jateng Cabang Pekalongan ( Wawancara

dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang

Pekalongan , pada tanggal 9 November 2011 pukul 10 55 WIB).

Apabila permohonan pemberian Bank Garansi ditolak maka Tim

Analisa akam mengirimkan surat jawaban secara tertulis kepada

nasabah/kontraktor yang bersangkutan dan jika permohonan tersebut

diterima maka akan dibuatkan perjanjian Bank Garansi oleh Tim Analisa

(Wawancara dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank

Jateng Cabang Pekalongan , pada tanggal 9 November 2011, pukul 11;00

WIB).

4. Tahap Pembuatan Perjanjian Bank Garansi

Menurut hasil penelitian penulis, di tahap pembuatan Perjanjian

Bank Garansi, Bank Jateng Cabang Pekalongan ada syarat-syarat

minimum yang harus dipenuhi yaitu :

a. Judul

(Dalam hal Bank mengeluarkan Bank Garansi dalam bahasa asing,

maka di bawah judul dalam bahasa asing yang dikehendaki

tersebut diberi judul di dalam kurung “Bank Garansi’).

b. Nama dan alamat Bank pemberi Garansi.

c. Nama dan alamat terjamin.

d. Nama dan alamat penerima jaminan.

Page 63: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Tanggal penerbitan Bank Garansi.

f. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima Garansi.

g. Jumlah uang yang dijamin oleh bank.

h. Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya Bank Garansi.

i. Penegasan batas waktu pengajuan klaim.

j. Pernyataan bahwa penjamin (Bank) melepaskan hak istimewanya

untuk menuntut supaya benda-benda si berutang lebih dahulu disita

dan dijual untuk melunasi hutang-hutangnya sesuai dengan Pasal

1832 KitabUndang-Undang Hukum Perdata.

k. Tanda Tangan pihak bank pemberi Bank Garansi.

Pembuatan Bank Garansi atau pengisian formulir Bank Garansi

harus dilakukan dengan jelas dan tidak boleh mengandung coret-coretan

dan penggantian. Nama-nama yang dicantumkan dalam Bank Garansi

harus ditulis lengkap dan jelas. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh

Penerima Jaminan kepada Pemegang Garansi yang menjadi objek yang

dijamin oleh Bank harus disebutkan secara rinci dan jelas, sehingga yang

menjadi tanggung jawab Bank serta kapan kewajiban membayar yang

harus dipenuhi Bank juga harus jelas (Wawancara dengan Bapak Teguh

selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan, pada

tanggal 9 November 2011, pukul 11:10 WIB).

Guna melindungi kepentingan masyarakat dan bank dalam

melaksanakan asas-asas perbankan yang sehat, serta untuk menjaga

kepercayaan terhadap Bank Garansi itu sendiri, maka Bank Garansi tidak

boleh memuat hal-hal sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi

Bank Pembangunan Jateng Nomor: 037i//HT.01.01/2011 tentang Bank

Garansi yaitu :

a. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya

Bank Garansi misal Bank Garansi baru berlaku setelah pihak

penerima jaminan menyetor sejumlah uang.

Page 64: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Ketentuan bahwa Bank Garansi dapat diubah/dibatalkan secara

sepihak, misal oleh bank atau pihak penerima jaminan.

c. Kata-kata yang dapat diartikan sebagai perubahan tangal

berakhirnya Bank Garansi.

Bank hanya diperkenankan memberikan Bank Garansi sesuai

dengan kemampuan keuangannya. Berdasarkan hal tersebut dan

mengingat bahwa dalam setiap pemberian Bank Garansi selalu

terkandung unsur risiko, maka ada penentuan pembatasan dalam

pemberian Bank Garansi. Pemberian Bank Garansi dalam rangka

penerimaan kredit luar negeri hanya diperbolehkan dengan ketentuan

jumlah 20% dari modal. Pemberian Bank Garansi kepada bukan

penduduk harus disertai kontra garansi yang cukup dari bank di luar

negeri yang bonafid dan setoran sebesar 100% dari nilai garansi yang

diberikan dan pemberian Bank Garansi terkena ketentuan batas

maksimum pemberian kredit dan kewajiban pemenuhan modal minimum

(Wawancaea dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank

Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 10 November 2011, pukul

10:00 WIB).

Bank Garansi merupakan perjanjian accessoir atau perjanjian

tambahan, yang mana harus ada perjanjian pokok, yaitu perjanjian

pemborongan bangunan yang dilakukan oleh nasabah/kontraktor dengan

pihak ketiga (pemilik proyek/pekerjaan) atau bouwheer. Perjanjian Bank

Garansi antara Bank Jateng Cabang Pekalongan melalui Pimpinan Bank

Jateng Cabang Pekalongan dengan nasabah/kontraktor dibuat secara

tertulis dan dilakukan di bawah tangan. Dalam Pembuatan Bank Garansi

dikenakan biaya Provisi 1% per hari dan biaya administrasi Rp.100.000,-

(seratus ribu rupiah) sampai Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu

rupiah). Jika Bank Garansi mencapai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) atau kurang akan dikenakan biaya 100.000.,-(seratus ribu rupiah)

Page 65: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan apabila lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) akan

dikenakan biaya sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)

serta juga ada bea materainya ( Wawancara dengan Bapak Teguh selaku

anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 10

November 2011, pukul 10:30 WIB).

3. Kedudukan Hukum Bank Garansi dalam Menunjang Proyek-Proyek

Pembangunan

Menurut Esther Dwi Magfirah, salah satu jasa lembaga perbankan dalam

menunjang aktivitas bisnis adalah Bank Garansi. Penerbitan Bank Garansi

merupakan salah satu jasa layanan yang ditawarkan perbankan untuk

membantu kelancaran dunia usaha (Djoni S. Gazali, 2010:77). Bank jateng

Cabang Pekalongan, sebagai lembaga perbankan juga menyediakan fasilitas

Bank Garansi guna menunjang proyek-proyek pembangunan yang ada di

wilayah Pekalongan.

Kata Garansi berasal dari bahasa Belanda “Garantie” yang

artinya.jaminan. Bank Garansi artinya garansi atau jaminan yang diberikan

oleh bank, maksudnya bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban

apabila yang dijamin dikemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban

kepada pihak lain sebagaimana telah diperjanjikan (Thomas Suyatno, 1997:59).

Dengan perkataan lain, pihak yang dijamin ternyata cidera janji (wanprestasi)

terhadap pihak lain. Banyak nasabah/kontraktor pada Bank Jateng Cabang

Pekalongan lebih mengenal istilah Bank Garansi dengan istilah Jaminan Bank.

Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SKBI) No. 11 /

110 / Kep / Dir / UPPB tanggal 28 maret 1979 tentang pemberian Jaminan oleh

Bank dan Pemberian jaminan oleh lembaga keuangan bukan Bank,

menyebutkan :

Jaminan adalah warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mengakibatkan kewajiban membayar

Page 66: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap pihak yang menerima jaminan apabila jaminan pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi) (http://herman-notary.blogspot.com/2009/07/bank-garansi.html, diakses pada tanggsl 24 November 2011, pukul 08:20 WIB ).

Menurut Pasal 1 ayat (35) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan bahwa Surat Jaminan

yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah

dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank

Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh

Penyedia Barang/Jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK/)/Unit

Layanan Pengadaan (ULP) untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia

Barang/Jasa. Jaminan dalam pengadaan jasa kontruksi (proyek-proyek

pembangunan) oleh konraktor sebagai penyedia jasa kontruksi harus atau

wajib diberikan kepada pemerintah dan jaminan yang diterbitkan oleh bank ini

disebut dengan Bank Garansi dimana pihak bank bertindak sebagai pihak

penjamin ( Wawancara dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim Analisa Bank

Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 30 November 2011, pukul 09:30

WIB).

Pasal 67 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan bahwa:

1) Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan kepada Pengguna

Barang/Jasa untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dipersyaratkan

dalam Dokumen Pengadaan/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

2) Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:

a. Jaminan Penawaran;

b. Jaminan Pelaksanaan;

c. Jaminan Uang Muka;

d. Jaminan Pemeliharaan; dan

e. Jaminan Sanggahan Banding.

Page 67: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Jaminan atas Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai

Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah

surat pernyataan wanprestasi dari PPK/ULP diterima oleh Penerbit

Jaminan.

4) ULP/Pejabat Pengadaan atau PPK melakukan klarifikasi tertulis terhadap

keabsahan Jaminan yang diterima.

5) Jaminan dari Bank Umum, Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan

Asuransi dapat digunakan untuk semua jenis Jaminan.

6) Perusahaan Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah

Perusahaan Penjaminan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan.

7) Perusahaaan Asuransi penerbit Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) adalah Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual

produk jaminan (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri

Keuangan.

Menurut Pasal 68 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bahwa:

1) Jaminan Penawaran diberikan oleh Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya pada saat memasukkan penawaran, yang

besarnya antara 1% (satu perseratus) hingga 3% (tiga perseratus) dari

total HPS.

2) Jaminan Penawaran dikembalikan kepada Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya setelah PPK menerima Jaminan Pelaksanaan

untuk penandatanganan Kontrak.

3) Jaminan Penawaran tidak diperlukan dalam hal Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilaksanakan dengan

Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung atau Kontes/Sayembara.

Disebutkan juga dalam Pasal 70 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bahwa:

Page 68: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Jaminan Pelaksanaan diberikan oleh Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi untuk Kontrak bernilai diatas Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah).

2) Jaminan Pelaksanaan dapat diberikan oleh Penyedia Jasa Lainnya untuk

Kontrak bernilai diatas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

3) Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan

sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya.

4) Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh

perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total

HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari

nilai Kontrak; atau

b Untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh

perseratus) dari nilai total HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5%

(lima perseratus) dari nilai total HPS.

5) Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal Kontrak sampai serah terima

Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi.

6) Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah:

a. Penyerahan Barang/Jasa Lainnya dan Sertifikat Garansi; atau

b. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari

nilai Kontrak khusus bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa

Lainnya.

Menurut Pasal 71 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bahwa:

1) Jaminan Pemeliharaan wajib diberikan oleh Penyedia Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya setelah pelaksanaan pekerjaan dinyatakan

selesai 100% (seratus perseratus).

Page 69: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak

harus diberikan kepada PPK untuk menjamin pemeliharaan Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya yang telah diserahkan.

3) Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empat belas)hari kerja

setelah masa pemeliharaan selesai. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa

Lainnya dapat memilih untuk memberikan Jaminan Pemeliharaan atau

memberikan retensi.

4) Jaminan Pemeliharaan atau retensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

besarnya 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya.

Surat Keputusan Direksi Bank Pembangunan Jateng Nomor:

0371/HT.01.01/2011 tentang Bank Garansi mengartikan Bank Garansi adalah:

a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga

keuangan bukan bank yang mewajibkan membayar terhadap pihak yang

menerima jaminan jika pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).

b. Garansi dalam bentuk penandatanganan atas surat-surat berharga seperti

aval dan endosemen dengan hak regerss yang dapat menimbulkan

kewajiban membayar bagi bank, jika pihak yang dijamin cidera janji

(wanprestasi).

c. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga

menimbulkan kewajiban finansial bagi bank.

Menurut hasil penelitian penulis di Bank Jateng Cabang Pekalongan,

bahwa di dalam Bank Garansi akan timbul perdata jika terjadi apa yang disebut

dengan cidera janji atau wanprestasi ( Wawancara dengan Bapak Teguh selaku

anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan , pada tanggal 9

November 2011, pukul 10:20 WIB).

Sebelum kita mengenal istilah wanprestasi, sebaiknya kita mengetahui

terlebih dahulu istilah prestasi. Prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi

Page 70: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh debitur dalam setiap perikatan. Dengan kata lain, prestasi adalah objek

perikatan.(Wawan Muhwan Hariri, 2011:99).

Bentuk- bentuk prestasi menurut Pasal 1234 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata adalah:

a. Memberikan sesuatu.

b. Berbuar sesuatu.

c. Tidak berbuat sesuatu.

Perikatan yang objeknya berbuat sesuatu, debitur wajib melakukan

perbuatan tertentu yang telah ditetapkan dalam perikatan, misalnya

membangun jembatan, jalan raya, gedung dan sebagainya. Untuk melakukan

perbuatan itu, debitur tidak bebas melakukannya, tetapi diatur oleh berbagai

kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian. Artinya debitur harus mematuhi

semua ketentuan dalam perikatan dan bertanggung jawab apabila terdapat

perbuatan yang menyimpang dari ketentuan perikatan (Wawan Muhwan Hariri,

2011: 100).

Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan, seperti

yang telah ditetapkan dalam perikatan . Tidak dipenuhinya kewajiban oleh

debitur disebabkan dua kemungkinan yaitu:

a. Karena kesalahan debitur baik dengan sengaja tidak dipenuhi kewajiaban

maupun karena kelalaian.

b. Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, artinya di luar

kemampuan debitur. Dengan kata lain, wanprestasi terjadi karena:

1 Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan.

2 Debitur terlambat memenuhi perikatan.

3 Debitur keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan ( Wawan

Muhman Hariri, 2011: 103).

Page 71: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penentuan seorang debitur melakukan wanprestasi, perlu ditentukan

keadaan sesungguhnya yang dialami oleh debitur, apakah debitur sengaja

melakukan ingkar janji atau lalai tidak memenuhi prestasi. Tiga keadaan

debitur yang dapat dikatakan wanprestasi adalah:

a. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.

b. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru.

c. Debitur memenuhi prestasi, tetap tidak tepat pada waktunya atau

terlambat (Wawan Muhman Hariri, 2011: 104).

Suatu pemberian fasilitas Bank Garansi, setidaknya terdapat tiga pihak

yaitu:

a. Pihak pemberi garansi (jaminan) dalam hal ini adalah bank.

b. Pihak yang digaransi (dijamin) dalam hal ini adalah nasabah bank.

c. Pihak penerima garansi (jaminan) dalam hal ini adalah pihak ketiga

(bouwheer). H.R. Daeng Naja, 2005:92).

Bank (Bank Jateng Cabang Pekalongan) dalam pemberian fasilitas Bank

Garansi berkedudukan sebagai pihak pemberi garansi/jaminan, apabila

nasabah/kontraktor tidak melakukan kewajibannya untuk melaksanakan

proyek-proyek pembangunan dari penerima garansi/ jaminan/ pemilik proyek

(pekerjaan) karena cidera janji/wanprestasi, maka ketika pemilik proyek

(pekerjaan) tersebut meminta Bank Garansi maka pihak Bank (Bank Jateng

Cabang Pekalongan) sebagai pihak pemberi garansi/jaminan akan membayar

Bank Garansi kepada pemilik proyek (pekerjaan) tersebut..(Wawancara dengan

Bapak Ramadhan selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng Cabang

Pekalongan, pada tanggal 16 November 2011, pukul 09:16 WIB).

Guna menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka penanggung

mempunyai “Hak istimewa “ yang diberikan undang-undang, yaitu untuk

memilih salah satu, menggunakan pasal 1831 Kita Undang-Undang Hukum

Perdata atau pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1831

Page 72: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan bahwa si penanggung

tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain jika si berutang

lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual

untuk melunasi utangnya”. Sedangkan pasal 1832 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata menjelskan bahwa si penanggung tidak dapat menuntut supaya

benda-benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.

Perbedaan kedua pasal tersebut menjelaskan, bahwa jika Bank menggunakan

pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, apabila timbul cidera janji,

si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang disita dan dijual terlebih

dahulu. Sedangkan jika menggunakan pasal 1832 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, bank wajib membayar Garansi Bank yang bersangkutan

segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi) dan menerima tuntutan

pemenuhan kewajiban/klaim (http//edratna.wordpress.com/bank-garansi-apa-

dan-bagaimana-kegunaannya, diakses pada tanggal 2 Juli 2011 pukul 17:45

WIB).

Nasabah/kontraktor dalam pemberian fasilitas Bank Garansi

berkedudukan sebagai pihak yang digaransi/ dijamin, maka pihak Bank akan

melakukan berbagai analisa-analisa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

untuk mengetahui kualitas nasabah/kontraktor dalam menyelesaikan proyek-

proyek pembangunan dan jika nasabah/kontraktor wanprestasi sehingga

pemilik proyek (pekerjaan) meminta Bank Garansi kepada Bank Jateng

Cabang Pekalongan ,maka pihak Bank Jateng Cabang Pekalongan sebagai

pihak pemberi garansi/jaminan akan membayarkan Bank Garansi tersebut

kepada pemilk proyek (pekerjaan). Dengan dilaksanakannya pembayaran Bank

Garansi kepada penerima garansi/jaminan (pemilik proyek/pekerjaan) maka

jumlah yang dibayarkan itu menjadi utang pihak yang dijamin kepada Bank

Jateng Cabang Pekalongan. Pihak Bank Jateng Cabang Pekalongan akan segera

mencairkan counter garantee yang telah diberikan pihak yang

digaransi/dijamin untuk membayar kembali dana yang diserahkan bank kepada

penerima garansi/jaminan (pemilik proyek /pekerjaan). Apabila langkah

Page 73: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut masih menyisakan utang bagi nasabah/kontraktor kepada pihak bank,

maka nasabah/kontraktor harus membayar utang tersebut dalam suatu jangka

waktu tertentu. Dalam durasi yang telah ditentukan, jika terjamin tidak

melunasi utangnya, maka hubungan hukum antara penjamin (bank) dengan

terjamin (nasabah) berubah menjadi hubungan kreditur dengan debitur dalam

suatu perjanjian kredit biasa. Berdasarkan hal ini, maka di antara terjamin dan

bank dibuat akta perjanjian kredit untuk jangka waktu yang ditentukan pihak

bank (Wawancara dengan Bapak Ramadhan selaku Tim Analisa Bank Jateng

Cabang Pekalongan, pada tanggal 16 November 2011, pukul 10:10 WIB).

Counter Garanteer berupa kontra garansi (pemberian jaminan di

Perusahaan Asuransi/Lembaga Penjaminan atas penerbitan Bank Garansi yang

diberikan kepada nasabah/kontraktor), apabila pihak penerima garansi/jaminan

(pemilik proyek/pekerjaan) meminta Bank Garansi kepada Bank Jateng

Cabang Pekalongan karena pihak yang digaransi/dijamin wanprestasi, maka

sebelum Bank Jateng Cabang Pekalongan menyerahkan Bank Garansi tersebut,

Bank Jateng Cabang Pekalongan akan meminta dana sebesar nilai Bank

Garansi kepada Perusahaan Asuransi, lalu dana tersebut akan digunakan untuk

membayarkan Bank Garansi yang diminta oleh pihak penerima

garansi/jaminan (pemilik proyek/pekerjaan). Proses ini disebut juga dengan

subrograsi. Dengan terjadinya subrograsi tersebut maka antara Perusahaan

Asuransi dengan pihak yang digaransi/ dijamin akan timbul hubungan hutang

piutang, yang mana pihak yang digaransi/dijamin tersebut akan membayar

dana (yang dikeluarkan untuk pembayaran Bank Garansi) secara tunai atau

angsuran kepada Perusahaan Asuransi tersebut melalui Bank Jateng Cabang

Pekalongan (Wawancara dengan Bapak Teguh sebagai anggota Tim Analisa

Bank Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 16 November 2011, pukul

10:45 WIB).

Page 74: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Subrogasi diatur dalam Pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Subrogasi artinya, penggantian kedudukan kreditur oleh pihak ketiga

dalam perjanjian sebagai akibat pembayaran oleh pihak ketiga atas utang

debitur kepada pihak kreditur. Tujuan subrogasi adalah untuk memperkuat

posisi pihak ketiga yang telah melunasi utang-utang debitur dan atau

meminjamkan uang kepada debitur. Yang paling nyata adanya subrogasi

adalah beralihnya hak tuntutan dan kedudukan kreditur kepada pihak ketiga

(Pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). Peralihan kedudukan itu

meliputi segala hak dan tuntutan termasuk hak previlage

(http://forum.detik.com/subrogasi-t238897.html, diakses pada tanggal 5

Desember 2011, pukul 10:45 WIB).

Subrogasi juga berarti hak Penanggung (asuransi) yang timbul setelah

pihak Penanggung membayar ganti rugi yang diderita Tertanggung yang

diakibatkan terjadinya wanprestasi oleh Enduser / Principal / Debitur / dsb.

Subrogasi ini merupakan bagian dari produk Suretyship dan Bank Garansi.

Hak yang timbul adalah penggantian ganti rugi yang diberikan Penanggung

kepada Tertanggung, yang 'ditagihkan' kepada Enduser / Principal / Debitur /

dsb, bisa berupa pencairan collateral atau pun penggantian langsung oleh

Debitur (http://asuransi-umum-indo.blogspot.com/2010/11/subrogasi.html,

diakses pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 11:00 WIB).

Ada dua cara terjadinya subrogasi, yaitu karena (1) perjanjian (subrogasi

kontraktual) dan (2) undang-undang. Subrogasi kontraktual dapat dilakukan

dengan cara:

a. Kreditur menerima pembayaran baik untuk sebagian maupun untuk

seluruhnya dari pihak ketiga, dan serta merta mengalihkan hak dan

tuntutan yang dimilikinya terhadap orang ketiga tersebut terhadap

debitur;

b. Pihak ketiga membantu debitur. Debitur "meminjamkan" uang dari pihak

ketiga yang dipergunakan untuk membayar utang kepada kreditur

Page 75: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekaligus menempatkan pihak ketiga tadi menggantikan kedudukan

semula terhadap diri debitur. (http://forum.detik.com/subrogasi-

t238897.html, diakses pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 10:45 WIB).

Subrogasi kontraktual dianggap sah, harus diikuti tata cara sebagai

berikut:

1. Pinjaman uang harus ditetapkan dengan akta autentik;

2. Dalam akta harus dijelaskan besarnya jumlah pinjaman, dan

diperuntukkan melunasi utang debitur;

3. Tanda pelunasan harus berisi pernyataan bahwa uang pembayaran utang

yang diserahkan kepada kreditur adalah uang yang berasal dari pihak

ketiga. (http://forum.detik.com/subrogasi-t238897.html, diakses pada

tanggal 5 Desember 2011, pukul 10:45 WIB).

Subrogasi karena undang-undang ini terjadi disebabkan adanya

pembayaran yang dilakukan pihak ketiga untuk kepentingannya sendiri dan

seorang kreditur melunasi utang kepada kreditur lain yang sifat utangnya

mendahului. Akibat adanya subrogasi adalah beralihnya hak tuntutan dari

kreditur kepada pihak ketiga (Pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata). Peralihan hak itu, meliputi segala hak dan tuntutan.

(http://forum.detik.com/subrogasi-t238897.html, diakses pada tanggal 5

Desember 2011, pukul 10:45 WIB).

Kontra Garansi Bank adalah bukti penjamin dari Surety Company atas

Garansi Bank yang diterbitkan oleh Bank untuk kepentingan principal

sebagaimana dipersyaratkan oleh obligee. Dengan demikian Surety Company

telah terikat membayar Ganti Rugi kepada Bank atas klaim Garansi Bank yang

diajukan oleh obligee Mengingat Kontra Garansi Bank ini melibatkan dua

institusi penjamin, maka terlebih dahulu harus disepakati mekanisme legal dan

operasional yang mengikat kedua belah pihak (asuransi dan bank) agar proses

penerbitan Garansi Bank oleh Bank dan claim’s recovery oleh Asuransi dapat

Page 76: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipertanggungjawabkan.(http:/herman-notary.blogspot.com/2009/07/bank-

garansi.html, diakses pada tanggsl 24 November 2011, pukul 08:20 WIB).

Dengan demikian Bank menerbitan Garansi Bank sebagaimana yang

diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.23/7/UKU tanggal 18 Maret

1991 jo SK Direksi BI No.23/88/KEP/DIR tanggal 18 Maret 1991 tentang

Pemberian Garansi oleh Bank termasuk penggantian atau perubahannya. Disisi

lain Surety Company juga mengikat Principal untuk menandatangani

Indemnity Agreement to Surety guna proses claim’s recovery. Adanya

kerjasama antara Asuransi dan Bank dalam penerbitan Kontra Garansi Bank ini

memberikan keuntungan bagi kedua pihak.

a Keuntungan bagi pihak Asuransi :

1. Menjaga maintenance portofolio nasabah.

2. Meningkatkan portofolio nasabah melalui pelayanan bersama

dengan bank.

3. Peningkatan bisnis melalui kerjasama timbal balik.

b Keuntungan bagi pihak Bank :

1. Lebih terjamin dan sesuai dengan Undang-Undang.

2. Fee base income.

3. Risiko kredit relatif rendah karena ada penjamin(http:/herman-

notary.blogspot.com/2009/07/bank-garansi.html, diakses pada

tanggsl 24 November 2011, pukul 08:20 WIB).

Pihak penerima garansi (jaminan) di Bank Jateng Cabang Pekalongan

mayoritas adalah pemerintah. Pihak ketiga meminta diterbitkan Bank Garansi

kepada nasabah/nontraktor setelah mengadakan perjanjian pokok yaitu

perjanjian kontrak kerja untuk mengerjakan proyek bangunan..Bank Garansi

memberi pihak ketiga suatu kepercayaan dan rasa aman karena dana yang

berasal dari APBD atau yang berasal dari sumber lainnya, yang digunakan

untuk membiayai proyek pembangunan dijamin oleh bank jika proyek tersebut

Page 77: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak terselesaikan oleh kontraktor atau dengan kata lain terjadi wanprestasi

(Wawancara dengan Bapak Ramadan selaku anggota Tim Analisa Bank Jateng

Cabang Pekalongan, pada tanggal 16 November 2011, pukul 9:45 WIB).

Dari uraian dan hasil penelitian penulis di Bank Jateng Cabang

Pekalongan dapat diketahui bahwa Bank Bank Garansi memberikan rasa

kepercayaan disamping juga rasa aman kepada pihak ketiga yang

berkedudukan sebagai pihak yang menerima garansi (jaminan) karena ada

pihak yang menjamin (bank) jika nasabah/kontraktor tidak melaksanakan

kewajibannya (wanprestasi).

Penyelesaian Bank Garansi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

penyelesaian Bank Garansi tanpa klaim dan penyelesaian Bank Garansi dengan

klaim (timbul masalah dalam Bank Garansi). Apabila Bank Garansi berakhir

tanpa klaim , maka satu hari setelah batas waktu pengajuan klaim, bank

penerbit Bank Garansi harus membuat surat pemberitahuan tentang

berakhirnya Bank Garansi, dan batas waktu waktu pengajuan klaim kepada

pemegang surat asli Bank Garansi (pihak penerima Bank Garansi) dan nasabah

pemohon Bank Garansi/kontraktor (pihak yang dijamin). Surat asli Bank

Garansi harus dikembalikan kepada bank penerbit Bank Garansi untuk

mencegah penyalahgunaan Bank Garansi tersebut oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggungjawab. Sedangkan jika Bank Garansi berakhir dengan klaim,

maka klaim pembayaran jaminan bank hanya dapat diajukan oleh pihak

pemegang warkat jaminan bank jika tidak melebihi jangka waktu sesuai

dengan klausula yang tercantum dalam Bank Garansi yaitu 14 hari atau

maksimal 30 hari sejak berakhirnya Bank Garansi. Dalam hal ini penerima

Bank Garansi harus menyerahkan dokumen asli jaminan bank kepada bank

penerbit Bank Garansi Sejauh ini Bank Jateng Cabang Pekalongan belum

pernah mengalami klaim atas Bank Garansi untuk pengadaan jasa kontruksi

oleh pemerintah (Wawancara dengan Bapak Teguh selaku anggota Tim

Page 78: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Analisa Bank Jateng Cabang Pekalongan, pada tanggal 30 November 2011,

pukul 9:30 WIB).

B. Pembahasan

2. Proses pemberian Bank Garansi pada Bank Jateng Cabang Pekalongan

Pelaksanaan pemberian Bank Garansi di Bank Jateng Cabang

Pekalongan harus melewati beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Pengajuan/Permohonan Bank Garansi

Kedudukan nasabah sebagai subjek hukum, dapat berwujud dalam

dua bentuk , yaitu:

a. Orang

Nasabah bank terbagi menjadi orang dewasa dan orang yang

belum dewasa. Nasabah orang dewasa hanya diperbolehkan untuk

nasabah kredit atau nasabah giro. Sedangkan nasabah simpanan

dan/atau jasa diperuntukan bagi orang yang belum dewasa,

misalnya nasabah tabungan atau nasabah lepas (walk in customer)

untuk transfer dan lain sebagainya.

Perjanjian yang dibuat antara bank dan nasabah yang belum

dewasa tersebut telah memiliki konsekuensi hukum yang berbeda

yang diakibatkannya. Konsekuensi hukumnya adalah perjanjian itu

tidak memenuhi persyaratan sahnya perjanjian sebagaimana diatur

dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu

syarat perjanjian itu dilaksanakan oleh pihak yang cakap untuk

membuat perjanjian. Dalam hukum perdata, perjanjian yang

dilakukan oleh pihak yang belum dewasa berarti tidak memenuhi

persyaratan subjektif. Ancamam atas pelanggran tersebut adalah

perjanjian batal demi hukum.

Page 79: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Badan hukum

Nasabah berupa badan hukum, perlu diperhatikan aspek

legalitas hukum tersebut, serta kewenangan bertindak dari pihak

yang berhubungan dengan bank. Hal ini terkait dengan aspek

hukum perseroan (corporate law). Adapun jenis-jenis badan hukum

adalah sebagai berikut:

1. Badan hukum publik, seperti negara atau pemerintah

daerah.

2. Perseroan terbatas, sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, termasuk perseroan terbuka yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal.

3. Badan Usaha Miiik Daerah (BUMD), sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemda.

4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diatur dalam

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara. BUMN ini terdiri dari: perusahaan

persero, perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.

5. Koperasi, diatur dengan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan

pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pesyaratan dan

Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Anggaran

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

6. Yayasan, diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2001, yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2004.

7. Badan Hukum Milik Negara (BHMN), diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2000 tentang

BHMN Universitas Indonesia.

Page 80: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Dana Pensiun, diatur dalam Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Tri Widyono,

2006:28).

Guna mengurangi resiko usaha, bank diwajibkan untuk

menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Salah satu upaya melaksanakan prinsip kehati-hatian itu adalah

peneraparn prinsip mengenal nasabah (know your customer) . Prinsip

mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan bank untuk

mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah,

termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan. (Djoni S. Gazali dan

Rachmadi Usman, 2010:32).

Prinsip mengenal nasabah tidak sekadar berarti mengenal nasabah

secara harfiah. Bagaimana mungkin karyawan bank tidak mengenal

nasabah atau calon nasabahnya. Prinsip mengenal nasabah menginginkan

lebih dari sekadar mengenal nasabah secara harfiah. Prinsip mengenal

nasabah menginginkan informasi lebih menyeluruh di samping jati diri

atau identitas nasabah, juga hal-hal yang berkaitan dengan profil dan

karakter transaksi nasabah, yang dilakukan dalam jasa perbankan

(Nindyo Pramono, 2006: 218-219).

Adanya ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh nasabah atau calon nasabah dalam pengajuan Bank Garansi pada

Bank Jateng Cabang Pekalongan, menandakan bahwa Bank Jateng

Cabang Pekalongan telah menerapkan prinsip mengenal nasabah ( know

your customer).

2. Tahap Analisa Pemberian Bank Garansi

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

menyebutkan bahwa perbankan di Indonesia menggunakan prinsip kehati

Page 81: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hatian. Menurut Ashar Sinelele dalam Aspek Hukum Bank Garansi

menjelaskan bahwa eksistensi lembaga keuangan seperi perbankan dalam

sistem perekonomian adalah untuk menghimpun dari dan untuk

masyarakat termasuk kalangan bisnis. Namun dalam pelaksanaanya

pihak perbankan harus tetap tehas pada prinsip prudential banking

(prinsip kehati-hatian) untuk meminimalisasi resiko bagi pihak bank

tanpa harus mengurangi efesiensi dan efektifitas penyaluran dana

termasuk dalam penerbitan Bank Garansi bagi pelaku bisnis yang

memerlukan fasilitas tersebut (Ashar Sinilele, 2009:1). Penerapan prinsip

5 C dalam pemberian Bank Garansi menandakan bahwa Bank jateng

Cabang Pekalongan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah

menggunakan prinsip kehati-hatian.

Pada tahap permulaan sebelum adanya kontrak diadakan

evaluasi/penilaian terlebih dahulu terhadap para pemborong/kontraktor

untuk menilai kualifikasi pemborong apakah dapat menyelesaikan

kontrak. Proses evaluasi/penilaian ini lazim disebut proses prakualifikasi

/prequalification ( Sri Soedawi Masjchun Sofwan, 1982: 23).

Guna meminimalkan risiko, dalam memberikan suatu bank

garansi, pihak perbankan mensyaratkan semacam pembayaran dari

debitur yang digaransikannya kepada bank berupa pembayaran yang

disebut dengan counter garantee (jaminan lawan). Yang nilainya

berbeda-beda tergantung dengan policy dari masing-masing bank dan

sesuai dengan keadaan debitur yang digaransikan. Pembayaran counter

garantee dimaksud, tidak perlu dalam bentuk uang tunai, tetapi dapat

saja dalam bentuk giro yang dibekukan, deposito, surat-surat berharga,

dan lain-lain bentuk yang dianggap bank aman (Munir Fuady, 1997:202).

Menurut Tensie Steijvers dalam Collateral and Credit Rationing:

A Review of Recent Empirical Studies As A Guide for Future Research.

Page 82: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Center of Entrepreneurship and Innovation menerangkan bahwa “The

NSSBF of 1998 and 2003 indicate that collateral has become a major

tool to obtain bank finance. Nowadays, one of two loans granted seems

to be collateralized” (Tensie Steijvers. 2009: 942). Diterangkan bahwa

antara tahun 1998 sampai dengan 2003 jaminan menjadi instrumen

penting dalam pembiayaan yang dilakukan oleh bank.

Bank Jateng Cabang Pekalongan juga meminta counter garantee

atas pemberian Bank Garansi kepada nasabah/kontraktor yang besarnya

minimal sebesar nilai Bank Garansi.

3..Tahap Keputusan Pemberian Bank Garansi

Setiap pejabat yang terlibat dalam kebijakan persetujuan kredit

harus mampu memastikan hal-hal berikut:

a Setiap kredit yang diberikan telah sesuai dengan prinsip perkreditan

yang sehat dan ketentuan perbankan lainnya.

b Pemberian kredit telah sesuai dan didasarkan pada analisa kredit

yang jujur, objektif, cermat, dan seksama (menggunakan 5C’s

principles) serta independent.

c Adanya keyakinan bahwa kredit akan mampu dilunasi oleh debitur

(Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, 2003 :51).

Pemberian Bank Garansi yang pada prinsipnya sama dengan

penelitian dan penilaian dalam pemberian kredit, maka para pejabat

pemutus pemberian fasilitas Bank Garansi di Bank Jateng Cabang

Pekalonagan juga harus memperhatikan hal-hal di atas, selain juga

memperhatikan hasil analisa dari Tim Analisa Bank Jateng Cabang

Pekalongan.

Page 83: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Tahap Pembuatan Perjanjian Bank Garansi

Seperti halnya dalam pemberian kredit, kesepakatan pemberian

bank garansi ini pun juga dituangkan dalam suatu perjanjian yang

lazimnya disebut dengan perjanjian Bank Garansi, sesuai dengan

ketentuan dalam Pasal 1824 Kitab Undang-Undamg Hukum Perdata,

yang menetapkan bahwa penanggunagn (penjaminan) tidak

dipersangkakan, tetapi harus diadakan dengan pernyataan yang tegas,

yang tidak semestinya dituangkan secara tertulis (Djoni S Gazali dan

Rachmadi Usman, 2010 :409).

Salah satu unsur dari penanggungan utang adalah bahwa utang

yang ditanggumg tersebut haruslah suatu kewajiban, prestasi, atau

perikatan yang sah demi hukum. Ketentuan Pasal 1821 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata menentukan lebih jauh. Pasal 1821 ayat

(1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa tiada

penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah. Unsur ini

membedakannya dari perikatan tanggung menanggung (pasif) yang

eksistensinya tidak bergantung pada keabsahan suatu perikatan lain.

Perikatan tanggung menanggung sebagaimana definisi yang diberikan

adalah suatu perikatan yang berdiri sendiri dan tidak bersifat accessoir

sebagaimana halnya penanggungan utang yang diatur dala Pasal 1820

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Gunawan Widjaja dan Kartini

Muljadi, 2003:18).

Perjanjian Borongan merupakam perjanjian pokok dari Perjanjian

Bank Garansi. Sebagai bentuk perjanjian tertentu, maka perjanjian

pemborongan tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan umum perjanjian

yang diatur dalam title Isampai dengan IV Buku III KUH Perdata. Dalam

Buku III KUH Perdata, diatur mengenai ketentuan-ketentuan umum yang

berlaku terhadap semua perjanjian yaitu perjanjian-perjanjian yang diatur

dalam KUH Perdata maupun jenis perjanjian baru yang belum ada

Page 84: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aturannya dalam Undang-undang. Sebagai dasar perjanjian pemborongan

bangunan KUHPerdata mengatur dalam Pasal 1601 butir (b) yang

berbunyi:

Pemborongan pekerjaan adalah perjanjian, dengan mana pihak yang satu, sipemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan.

Menurut Subekti, pemborongan pekerjaan (aanneming van werk)

ialah suatu perjanjian, dimana satu pihak menyanggupi untuk keperluan

pihak lainnya, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan pembayaran

upah yang ditentukan pula. Pemborongan pekerjaan merupakan

persetujuan antara kedua belah pihak yang menghendaki hasil dari suatu

pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lainnya, atas pembayaran sejumlah

uang sebagai harga hasil pekerjaan. Disini tidakla penting bagi pihak

yang memborongkan pekerjaan bagaimana pihak yang memborong

pekerjaan mengerjakannya, karena yang dikehendaki adalah hasil dari

pekerjaan tersebut, yang akan diserahkan kepadanya dalam keadaan baik

(mutu dan kualitas/kuantitas) dalam jangka waktu yang telah

ditentukandalam perjanjian (Subekti, 1987:!74).

Perjanjian pemborongan bangunan dapat dilaksanakan secara

tertutup, yaitu antar pemberi tugas dan kontraktor atau terbuka yaitu

melalui pelelangan umum atau tender. Lain halnya dengan pemborongan

bangunan milik pemerintah dimana harus diadakan pelelangan. Kontrak

kerja bangunan dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu:

1. Kontraktor hanya melakukan pekerjaan saja, sedangkan bahan-

bahannya disediakan oleh pemberi tugas.

2. Kontraktor melakukan pekerjaan dan juga menyediakan bahan-

bahan bangunan. Dalam hal kontraktor hanya melakukan

pekerjaan saja, jika barangnya musnah sebelum pekerjaan

diserahkan, maka ia bertanggung jawab dan tidak dapat menuntut

harga yang diperjanjikan kecuali musnahnya barang itu karena

Page 85: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu cacat yang terdapat di dalam bahan yang disediakan oleh

pemberi tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1606 dan 1607

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Subekti, 1987:175).

Menurut Subekti, Undang – Undang Membagi perjanjian untuk

melakukan pekerjaan dalam tiga macam yaitu :

1. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu:

Adalah perjanjian dimana satu pihak menghendaki dari pihak

lainnya dilakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan, untuk

mana ia bersedia membayar upah, sedangkan apa yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sama sekali tergantung

pada pihak lainnya.

2. Perjanjian kerja / perburuhan

Adalah perjanjian dimana pihak yang satu, si buruh mengikatkan

dirinya untuk dibawah perintah pihak yang lainnya yaitu si

majikan, untuk suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan

menerima upah.

3. Perjanjian pemborongan pekerjaan

Adalah perjanjian dimana pihak yang satu, si pemborong

mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi

pihak yang memborongkan dengan menerima suatu harga yang

ditentukan (Subekti, 1995:57).

Dilihat dari obyeknya, perjanjian pemborongan bangunan mirip

dengan perjanjian lain yaitu perjanjian kerja dan perjanjian melakukan

jasa, yaitu sama-sama menyebutkan bahwa pihak yang satu menyetujui

untuk melaksanakan pekerjaan pihak lain dengan pembayaran tertentu.

Perbedaannya satu dengan yang lainnya ialah bahwa pada perjanjian

kerja terdapat hubungan kedinasan atau kekuasaan antara buruh dengan

majikan. Pada pemborongan bangunan dan perjanjian melakukan jasa

tidak ada hubungan semacam itu, melainkan melaksanakan pekerjaan

Page 86: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang tugasnya secara mandiri. Ketentuan pemborongan pada umumnya

diatur dalam Pasal 1601 sampai dengan Pasal 1617 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata. Perjanjian pemborongan bangunan juga

memperhatikan berlakunya ketentuan-ketentuan perjanjian untuk

melakukan pekerjaan, khususnya bagi bangunan yang diatur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku sebagai hukum pelengkap

peraturan tersebut pada umumnya mengatur tentang hak-hak dan

kewajiban pemborong yang harus diperhatikan baik pada pelaksanaan

perjanjian, dan berakhirnya perjanjian (Sri Soedewi Masjchun Sofwan,

1982:52).

Pemborong bertanggungjawab dalam jangka waktu tertentu, pada

masa ini pemborong wajib melakukan perbaikan jika terbukti adanya

cacat ataupun kegagalan bangunan. Dalam prakteknya pemborong

bertanggungjawab sampai masa pemeliharaan sesuai dengan yang tertulis

dikontrak ( Sri Soedewi Masjchun Sofwan, 1982:52).

Besarnya utang (kewajiban,prestasi) yang ditanggung oleh

penanggung (bank) diatur dalam Pasal 1822 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata yang berbunyi :

Seorang penanggung tidak dapat mengikatkan diri untuk lebih, maupun dengan syarat-syarat yang lebih berat , dan pada perikatannya debitur. Adapun penanggung boleh diadakan untuk hanya sebagiab saja dari utangnya atau dengan syarat-syarat yang kurang. Jika penanggungan diadakan untuk lebih dari utangnya, atau dengan kata syarat-syarat yang lebih berat, maka perikatan itu tidak sama sekali batal , melainkan adalah sah hanya untuk apa yang diliputi oleh perikatannya pokoknya.

Hubungan hukum antara nasabah dan bank timbul dari perjanjian

yang ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai tanda kesepakatan .

Segala hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu nasabah dan bank,

Page 87: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

didasarkan atas perjanjian yang mereka buat (Lukman Santoso, 2011:70).

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa Perjanjian Bank

Garansi antara Bank Jateng Cabang Pekalongan dengan

nasabah/kontraktor dibuat secara tertulis dan dilakukan di bawah tangan.

Suatu perikatan atau perjanjian adalah suatu hubungan hukum

antara dua orang atau dua pihak , berdasarkan mana pihak yang satu

berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak lain

berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu (Subekti, 1995: 75).

Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan

bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan atau

undang-undang. Artinya bahwa persetujuan atau perjanjian merupakan

salah satu timbulnya suatu perikatan.( Lukman Santosa, 2011:71) Jika

dikaitkan dengan Pasal 1820 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

maka pihak Bank (Bank Jateng Cabang Pekalongan) bersedia

mengikatkan diri untuk kepentingan kreditur( pemilik pekerjaan/proyek)

untuk memenuhi suatu kewajiban jika nasabah/kontraktor tidak

melaksanakan kewajibannya karena cidera janji/wanprestasi kepada

kreditur (pemilik pekerjaan/proyek) dan pengikatan diri tersebut

dituangkan melalui perjanjian Bank Garansi.antara Bank Jateng Cabang

Pekalongan dengan nasabah/kontraktor.

Perjanjian tersebut telah dibuat dengan bentuk tertulis sebagaimana

yang dicetak dan berbentuk satu formulir, di mana perjanjian tersebut

memuat ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dibuat oleh salah

satu pihak yaitu pihak bank. Dengan demikian nasabah hanya tinggal

memilih untuk menerima atau menolak menggunakan jasa perbankan di

bank tersebut. Nasabah tidak mempunyai kewenangan untuk mengajukan

syarat-syarat yang diinginkannya. Perjanjian ini disebut juga perjanjian

Page 88: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

standard atau perjanjian baku yang sifatnya “ take it or leave it'”

(Gunawan Widjaya, 2001:53).

Perjanjian Baku adalah perjanjian yang isinya telah dibakukan dan

dituangkan dalam suatu bentuk formulir . Dapat juga dikatakan bahwa

perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang berlaku dan akan mengikat

antara pihak yang saling berkepentingan dan yang isinya dituangkan

dala suatu bentuk tertentu yang dijadikan tolak ukur oleh pihak yang satu

tanpa membicarakan isinya terlebih dahulu dengan pihak yang lain ,

tetapi para pihak dianggap telah menyetujuinya (Badrulzaman, 1996 :37).

Adapun ciri-ciri perjanjian baku yaitu :

a. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang posisi debiturnya

dapat lebih kuat.

b. Pihak yang menjadi debitur sama sekali tidak turut menentukan isi

perjanjian.

c. Bentuknya tertulis.

d. Telah terlebih dahulu dipersiapkan secara massal (Sudaryatmo.

1999: 102).

Pasal 1820 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan

bahwa Suatu Penanggungan adalah suatu persetujuan di mana seorang

pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk

memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi

perikatannya. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa

penanggungan utang adalah suatu bentuk perjanjian, yaitu perjanjian

yang dibuat oleh pihak ketiga ( jadi bukan debitor yang berkewajiban

untuk memenuhi perikatan yang telah ada) dengan kreditor ( yang berhak

atas pemenuhan perikatan oleh debitor). Penanggungan utang tidak

terlepas dari syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Gunawan Widjaja dan Kartini

Mulyadi, 2003: 14).

Page 89: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Bank Garansi yang dilihat dari segi hukum merupakan perjanjian

penanggungan hutang , maka dalam pembuatan Bank Garansi juga harus

memenuhi syarat syahnya perjanjian yang diatur di pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yaitu:

a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

c. Suatu pokok persoalan tertentu.

d. Suatu sebab yang halal.

Keempat unsur yang disebutkan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, dala doktrin ilmu hukum digolongkan ke dalam

a. Unsur subjektif, yang meliputi dua unsur pertama berhubungan

dengan subjek (pihak) yang mengadakan perjanjian.

b. Unsur objektif, terhadap dua unsur yang disebutkan terakhir dalam

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang berkaitan

lansung dengan objek perjanjian dibuat (Gunawan Widjaya dan

Kartini Muljadi, 2003:14).

Kesepakatan dari pihak-pihak untuk membuat perikatan, yaitu

Bank Jateng Cabang Pekalongan melalui Pimpinan Cabang sebagai pihak

yang pemberi jaminan dengan nasabah/kontraktor sebagai pihak

penerima jaminan. Bentuk kesepakatan dari nasabah/kontraktor adalah

dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut.

Adanya kecakapan dari pihak-pihak untuk membuat perikatan

ditunjukan oleh kedua belah pihak yaitu Bank Jateng Cabang Pekalongan

yang diwakili oleh pimpinannya dengan nasabah/kontrakor yang telah

cakap melakukan suatu perbuatan hukum. Kecakapan nasabah ini

dibuktikan dengan dasar identitas nasabah/kontraktor pada saat

penandatanganan perjanjian Bank Garansi.

Page 90: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adanya suatu hal tertentu bahwa objek perjanjian pemberian

fasilitas Bank Garansi oleh pihak Bank Jateng Cabang Pekalongan pada

pihak nasabah/kontraktor jelas berupa pemberian fasiltas Bank Garansi

dengan nilai terentu.

Adanya suatu sebab yang halal berarti bahwa tidak dilarang oleh

undang-undang. Tujuan tersebut tidak merugikan salah satu pihak bahkan

saling menguntungkan, yaitu adanya hubungan timbal balik. Tujuan yang

hendak dicapai dalam perjanjian Bank Garansi yaitu Bank Jateng Cabang

Pekalongan memberikan fasiltas Bank Garansi kepada

nasabah/kontraktor sebagai pihak yang dijamin untuk pengadaan jasa

kontruksi oleh pemerintah dan bank menerima imbalan jasa dari yang

dijamin atau terjamin berupa sejumlah uang tertentu yang disebut provisi,

yang dihitung atas dasar presentase tertentu dari jumlah Bank Garansi

untuk jangka waktu tertentu pula.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka Perjanjaian Bank

Garansi antara nasabah/kontraktor dengan Bank Jateng Cabang

Pekalongan merupakan perjanjian baku. Meskipun demikian perjanjian

tersebut sah karena telah memenuhi dan patuh terhadap unsur-unsur

perjanjian yang sah sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata.

3. Kedudukan Hukum Bank Garansi dalam Menunjang Proyek-Proyek

Pembangunan

Menurut Sri Soedawi Masjchun Sofwan, pengertian jaminan bank (bank

garansi) adalah suatu jenis penanggungan, di mana yang bertindak sebagai

penanggung adalah bank (Sri Soedawi Masjchun Sofwan, 1980:106).

Sedangkan Muhamad Djumhana berpendapat bahwa bank garansi adalah

jaminan yang diberikan oleh bank maksudnya bank menyatakan suatu

pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikatkan diri kepada penerima

jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu, apabila di kemudian

Page 91: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima

jaminan (Muhamad Djumhana, 2000:356-357).

Bank Garansi merupakan perjanjian buntut/ikat/mengikat/accessoir dan

ditinjau dari segi hukum merupakan perjanjian penanggungan utang

(borgtocht), yang diatur dalam Buku Ketiga, Bab XVII, pasal 1820 sampai

dengan pasal 1850 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dimana bank

bertindak sebagai penanggung (Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman,

2010:77).

Ketentuan tentang perjanjian yang diatur dalam buku III Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, termasuk ketentuan mengenai perjanjian jaminan (

penaggungan hutang ) dalam pasal 1820 – 1850 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata menganut sistem terbuka. Para pihak bebas menentukan sendiri isi

perjanjian diantara mereka. Peraturan dalam hukum perjanjian bersifat

pelengkap yang berarti ketentuan tersebut disediakan oleh pembentuk undang –

undang untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila

ternyata mereka kurang lengkap atau belum mengatur hal tertentu

(http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-hukum-garansi-bank,

diakses pada tanggal 24 November 2011, pukul 09:00 WIB).

Pasal 1820 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa

Suatu Penanggungan adalah suatu persetujuan di mana seorang pihak ketiga,

demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan

debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.

Bank Garansi (atau disingkat BG) adalah perjanjian penanggungan atau

borgtocht dimana bank yang menjadi pihak ketiga (penanggung, guarantor,

borg) bersedia bertindak sebagai penanggung bagi nasabahnya yang menjadi

debitur dalam mengadakan suatu perjanjian (pokok) dengan pihak lain sebagai

Page 92: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kreditur/(http://herman-notary.blogspot.com/2009/07/bank-garansi.html,

diakses pada tanggsl 24 November 2011, pukul 08:20 WIB).

Sebagaimana perjanjian jaminan pada umumnya, perjanjian garansi bank

merupakan perjanjian accessoir ( perjanjian tambahan ) yang menyertai suatu

perjanjian pokok. Perjanjian pokok yang dibuat oleh pihak terjamin dan

penerima jaminan merupakan dasar dari dibuatnya perjanjian garansi bank.

Berdasarkan ketentuan pasal 1820 – 1821 Kitab Undang-Undang

HukumPerdata, ada beberapa karakteristik dari perjanjian penanggungan

sebagai berikut :

a Perjanjian garansi bersifat. Accessoir.

b Hak – hak yang terbit dari suatu garansi bersifat kontraktual bukan hak

kebendaan.

c Kedudukan kreditur bersifat konkuren.

d Guarantor merupakan target setelah debitur.

e Garansi tidak bisa dipersangkakan (sebagaimana diatur di pasal 1824

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

(http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-hukum-garansi-

bank, diakses pada tanggal 24 November 2011, pukul 09:00 WIB).

Perjanjian penanggungan merupakan perjanjian yang accessoir artinya

apabila perjanjian pokok yang pemenuhannya dijamin dengan perjanjian

penanggungan tidak dipenuhi maka kreditur dapat menuntut kepada

penanggung berdasar perjanjian penanggungan. Dari pemenuhannya bersifat

subsidair artinya penanggung hanya terikat untuk pemenuhan prestasi apabila

debitur wanprestasi. Perjanjian penanggungan harus dinyatakan oleh

penanggung secara tegas hal ini ditentukan dalam Pasal 1824 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dan sifat accessoir ada dalam Pasal 1821 KUHPerdata

yang menyatakan bahwa tiada penanggungan bila tiada perikatan pokok yang

sah menurut Undang-Undang. Perjanjian penanggungan bersifat accessoir

mengandung pengertian:

Page 93: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a Adanya perjanjian penanggungan tergantung perjanjian pokok.

b Apabila perjanjian pokok hapus maka perjanjian penanggungan menjadi

ikut hapus tetapi dapat karena sebab yang lain seperti diatur dalam Pasal

1845 sampai dengan Pasal 1850 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

c Diperalihkannya piutang sebagai perjanjian pokok maka semua perjanjian

yang melekat pada piutang tersebut akan ikut beralih

(http://endangmintorowati.staff.hukum.uns.ac.id/2009/11/25/perjanjian-

jaminan-dan-lembaga-jaminan/,diakses pada tanggal 25 November 2011,

pukul 14:00 WIB).

Hubungan yang paling utama dan lazim antara nasabah dan bank adalah

hubungan kontraktual. Hal ini berlaku hampir terhadap semua nasabah, baik

nasabah debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah nondebitur-nondeposan.

Terhadap nasabah debitur, hubungan kontraktual tersebut berdasarkan atas

suatu kontrak yang dibuat antara bank dan pihak debitur. Hukum kontrak yang

menjadi dasar terhadap hubungan bank dan nasabah debitur bersumber dari

ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang kontrak

(buku ketiga). Sebab, menurut pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berkekuatan

sama dengan undang-undang bagi kedua belah pihak (Lukman Santoso,

2011:62).

Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa

segala kebendaan, ysng bergerak dan tidak bergerak milik debitor, baik yang

sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan

perorangan debitur. Ini berarti setiap tindakan seseorang dalam lapangan harta

kekayaannya, baik yang bersifat menambah harta kekayaannya (kredit),

maupun yang nantinya akan mengurangi jumlah harta kekayaannya (debit).

Jika ternyata dalam hubungan hukum harta kekayaan tersebut seseorang

memilki lebih dari satu kewajiban yang harus dipenuhi terhadap lebih dari satu

yang berhak atas pemenuhan kewajiban tersebut, maka pasal 1132 Kitab

Page 94: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa kebendaan tersebut

menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan

padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut

keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali

apabila di antara para kreditur itu ada alasan-alasan untuk didahulukan. Dalam

konteks pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut, setiap

pihak sebagai yang berhak atas pemenuhan perikatan, haruslah mendapat

pemenuhan perikatan dari harta kekayaan pihak yang berkewajiban (debitor)

tersebut secara:

a Pari passu, yaitu bersama-sama memperoleh pelunasan tanpa ada yang

didahulukan.

b Pro rata, yang dihitung berdasarkan pada besarnya piutang masing-

masing dibandingkan terhadap seluruh harta kreditur tersebut (Gunawan

Widjaja dan Kartini Mulyadi, 2003:1-2).

Para kreditur dengan hak pari passu dan pro rata tersebut dinamakan

kreditur konkuren, yang mana dalam penanggungan kedudukan kreditur

bersifat konkuren. Jaminan penanggungan utang disebut jaminan perorangan

yaitu jaminan yang bukan bersifat kebendaan tetapi berupa pernyataan dari

seseorang yang berisi kesanggupan bahwa ia menanggung pelaksanaan

perjanjian sedemikian rupa apabila si berwajib tidak memenuhi janji atau

prestasinya.(http://endangmintorowati.staff.hukum.uns.ac.id/2009/11/25/perjan

jianjaminan-dan-lembaga-jaminan/, diakses pada tanggal 25 November, pukul

14:00 WIB).

Jaminan yang bersifat perorangan ini mempunyai asas kesamaan ( pasal

1131 dan 1132 B.W. ) artinya tidak membedakan piutang yang mana yang

lebih dahulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian. Keduanya mempunyai

kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan penanggung dan tidak

mengindahkan urutan terjadinya. (http://suardana-notaris-ppa-

Page 95: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tbangli.blogspot.com/2009/05/kedudukan-hukum-kreditur-terhadap.html,

diakses pada tanggal 25 November 2011, pukul 14:15 WIB).

Berdasarkan Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/88/Kep/DIR

dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/7/UKU tanggal 18 maret 1991

tentang Pemberian Bank Garansi oleh Bank, dirumuskan pengertian Bank

Garansi sebagai berikut:

a. Garansi atau jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank

atau lembaga keuangan bukan bank yang mewajibkan membayar

terhadap pihak yang menerima jaminan jika pihak yang dijamin cidera

janji (wanprestasi).

b. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat-

surat berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regerss yang dapat

menimbulkan kewajiban membayar bagi bank, jika pihak yang dijamin

cidera janji (wanprestasi).

c. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga

menimbulkan kewajiban finansial (membayar) bagi bank (Djoni S.

Gazali dan Rachmadi Usman, 2010:404).

Pengertian Bank Garansi menurut Surat Keputusan Direksi Bank

Pembangunan Jateng Nomor: 0371/HT.01.01/2011 mempunyai pengertian

yang sama dengan pengertian Bank Garansi menurut Keputusan Direksi Bank

Indonesia Nomor 23/88/Kep/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

27/7/UKU tanggal 18 maret 1991.

Jenis Bank Garansi pada dasarnya disesuaikan dengan tipe perjanjian dan

fungsi penjaminan bank garansi dalam perjanjian, yang terdiri atas:

a. Bank Garansi Umum

Garansi bank yang diterbitkan untuk menjamin transaksi secara umum

seperti perjanjian jual beli, perjanjian keagenan, dan lain-lain.

Page 96: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Bid/Tender Bid

Garansi bank yang diterbitkan untuk keperluan mengikuti tender suatu

proyek dengan ketentuan bank akan menjamin pembayaran sejumlah

uang kepada beneficiary apabila pihak applicant tidak memenuhi

kewajibannya untuk melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam

persyaratan tender dan atau menarik diri setelah ditunjuk sebagai

pemenang tender.

c. Advance Payment Bond

Garansi bank yang diberikan untuk menjamin applicant atas penarikan

sejumlah uang sebagai uang muka dari pihak yang dijamin dan akan

digunakan untuk keperluan proyek yang dimaksud dalam kontrak.

d. Performance Bond

Garansi bank yang diterbitkan bank dalam rangka penjaminan terhadap

pelaksanaan pekerjaan suatu proyek/transaksi oleh pihak yang dijamin

dengan ketentuan pihak bank akan membayar sejumlah uang kepada

pihak penerima jaminan (beneficiary) apabila ternyata pihak yang

dijamin tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan

pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Surat Perjanjian (kontrak)/Surat

Perintah Kerja.

e. Retention/Maintenance Bond

Garansi bank yang diperlukan untuk mendapatkan sisa uang atas proyek

yang telah selesai dikerjakan (100%) berdasarkan kontrak. Sisa uang

dimaksud sebenarnya baru dibayar pihak penerima jaminan setelah

selesainya masa pemeliharaan pekerjaan (dinyatakan dengan Certificate

of Satisfaction).

f. Standby Letter of Credit

Garansi bank yang diterbitkan oleh bank (issuing bank) atas permintaan

applicant (debitur atau pihak lain yang disetujui debitur) yang memberi

hak kepada penerima jaminan/pihak ketiga (beneficiary) untuk

mencairkan dana sejumlah yang dinyatakan dalam standby l/c apabila

Page 97: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

applicant tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam

standby l/c tersebut. Standby l/c internasional tunduk pada UCPDC500.

g. Shipping Guarantee

Surat jaminan yang diterbitkan bank atas kepentingan/permintaan

importer dan ditujukan kepada Maskapai Pelayaran bahwa importer

adalah pihak yang berhak menguasai barang yang diangkut. Shipping

guarantee merupakan pengganti Bill of lading (B/L)

(http://esharianomics.com/esharianomics/bank/garansi-bank-atau-bank-

garansi-atau-kafalah-pada-bank-syariah/, diakses pada tanggal 5 Juli

2011, pukul 18:35 WIB).

Bank Garansi pada prinsipnya adalah instrument hukum yang dapat

dijadikan sebagai jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima

jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Misalkan

untuk pembangunan sebuah hotel sehingga perlu mengundang beberapa

kontraktor untuk ikut berpartisipasi. Untuk itu, diadakan tender sebagai cara

memilih calon kontraktor yang memenuhi syarat. Dalam proses tender, peserta

diminta untuk menyerahkan Bid Bond supaya mereka tidak membatalkan diri

secara tiba-tiba setelah ditunjuk sebagai pemenang tender. Biasanya sebagai

pemilik proyek (bouwheer) yang memberikan uang muka kepada pemenang

tender untuk mulai melaksanakan proyek tersebut. Untuk mencegah hilangnya

uang muka karena pemenang proyek cidera janji, dibutuhkan Advance Payment

Bond. Setelah itu, juga dibutuhkan Performance Bond supaya ada keyakinan

bahwa proyek dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan baik dalam hal kualitas,

waktu dan spesifikasinya. Setelah proyek selesai, diperlukan adanya

Retention/Maintenance Bond sebelum serah terima dilakukan supaya yakin

bahwa pelaksana proyek/kontraktor akan melakukan kewajiban layanan purna

jual berupa perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan dalam jangka waktu

tertentu. (http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-hukum-garansi-

bank, diakses pada tanggal 24 November 2011, pukul 09:00 WIB).

Page 98: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Persoalan Bank Garansi ini merupakan persoalan yang hidup dan sangat

berpengaruh pada jalannya usaha dalam dunia bisnis. Secara umum Bank

Garansi mempunyai fungsi yang sama bagi masing-masing pihak, antara lain:

a Bagi kreditur (penerima jaminan), Bank Garansi berfungsi sebagai

jaminan terlaksananya pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian.

b Bagi debitur (terjamin), Bank Garansi berfungsi sebagai sarana

pendukung untuk memberikan jaminan kepercayaan kepada kreditur

bahwa prestasi yang menjadi hak kreditur akan tetap terpenuhi pada

waktunya, sekalipun ia sendiri berhalangan memenuhinya Fungsi Bank

Garansi seperti ini memperlancar terjadinya transaksi yang dibuatnya.

c Bagi bank (penjamin), Bank Garansi berfungsi sebagai salah satu sarana

untuk memberikan bantuan fasilitas berbentuk jaminan untuk membantu

memperlancar transaksi yang dibuat oleh nasabah dan krediturnya dan

memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar oleh

nasabah serta dengan adanya jaminan lawan yang diberikan, maka

kredibilitas bank juga akan meningkat dimata para nasabahnya. (O.P.

Simorangkir, 1985 :133).

Berdasarkan fungsi dari Bank Garansi tersebut maka dapat diketahui

keuntungan dari penggunaan jasa Bank Garansi, yaitu:

a Meningkatkan kepercayaan yang diperlukan oleh relasi usaha.

b Memperlancar kegiatan usaha.

c Bank mengambilalih posisi kredibilitas nasabah terhadap pihak yang

dijamin (Johanes Ibrahim, 2004 :140).

Pemberian fasilitas Bank Garansi oleh bank kepada penerima

jaminan/yang dijamin mempuyai tujuan. Tujuan tersebut yaitu:

a Memberi bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar transaksi

nasabah.

Page 99: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b Bagi penerima jaminan, adanya bank garansi dapat memberikan

keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian jika

pihak yang dijamin melalaikan kewajiban, karena penerima jaminan akan

mendapat ganti rugi dari pihak bank.

c Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang dijamin

dan yang menrima jaminan.

d Memberi rasa aman dan ketentraman dalam berusaha, baik bagi pihak

bank/pihak lain.

e Bagi bank disamping keuntungan diatas, juga akan mendapat keuntungan

dari biaya-biaya yang harus di bayar nasabah serta jaminan lawan yang

diberikan (Kasmir, 2000;127-128).

Page 100: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di Bank Jateng

Cabang Pekalongan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai

berikut:

1 Pemberian fasilitas Bank Garansi pada prinsipnya menggunakan prinsip 5

C(Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy),

sehingga sebelum memberikan persetujuan Bank Garansi, bank harus

terlebih dahulu melakukan penelitian dan penilaian yang pada prinsipnya

sama dengan penelitian dan penilaian dalam pemberian kredit.

Pelaksanaan pemberian Bank Garansi di Bank Jateng Cabang Pekalongan,

harus melewati empat tahap yaitu tahap pengajuan, tahap analisa, tahap

keputusan dan tahap pembuatan Bank Garansi.

2 Bank Garansi pada prinsipnya adalah instrument hukum yang dapat

dijadikan sebagai jaminan pembayaran dalam pengadaan jasa kontruksi

(proyek-proyek pembangunan) oleh pemerintah, yang memberikan rasa

kepercayaan disamping juga rasa aman kepada pemerintah yang

berkedudukan sebagai pihak yang menerima garansi (jaminan) sejak

proses tender, pembayaran uang muka, pelaksanaan proyek sampai dengan

massa pemeliharaan, karena ada pihak yang menjamin (bank) jika

nasabah/kontraktor (penyedia jasa kontruksi) tidak melaksanakan

kewajibannya (wanprestasi).

Page 101: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

1. Mengingat bahwa di Bank Jateng Cabang Pekalongan belum ada masalah

terkait jaminan berupa Bank Garansi (klaim) dalam pengadaan jasa

kontruksi oleh pemerintah, maka hal ini menandakan bahwa Tim Analisa

Bank Jateng Cabang Pekalongan dalam menentukan kelayakan pemberian

fasilitas Bank Garansi kepada nasabah/kontraktor sudah baik dan perlu

dipertahankan.

2. Mengingat bahwa Bank Jateng Cabang Pekalongan merupakan salah satu

lembaga keuangan yang ditunjuk untuk memberikan fasilitas Bank

Garansi, maka sangatlah penting untuk menyebarluaskan pengertian Bank

Garansi ini kepada masyarakat. Penyebarluasan ini bisa melalui media

massa, internet, brosur-brosur ataupun melalui penerangan langsung oleh

pihak bank.

Page 102: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhamamad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra

Aditya Bakti. Abdurrahman. 1991. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan. Jakarta:

Pradya Paramita. Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proyek. Yogyakarta:

Rineka Cipta. Ashar Sinelele. 2009. Aspek Hukum Bank Garansi. Jurnal Hukum Bisnis Vol.1

No. 1. Barru, David J. 2005. How to Guarantee Contractor Performance on

International Construction Project: Comparing Surety Bonds with Bank Guarantees and Standby Letters Of Credit. The George Washington International Law Review Vol. 5 No. 1.

Djoni S. Gazali. 2010. Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Gunawan Widjaya. 2001. Hukum tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. Hartono Hadisoeprapto. 1984. Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan. Yogyakarta: Liberty. Hermansyah. 2011. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana. H.R. Daeng Naja. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi. Bandung: Citra Aditya

Bakti. Johanes Ibrahim. 2004. Bank sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum

Positif. Bandung: CV Utomo. Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaya. 2010. Perikatan yang Lahir dari

Perjanjian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. . . 2003. Penanggunagn Utang dan

Perikatan Tanggung Menanggung. Jakarta: Raja Garfindo Persada. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lukman Santoso. 2011. Hak dan Kewajiban Nasabah Bank. Yogyakarta :Pustaka

Yustisia.

Page 103: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Malayu S.P. Hasibuan. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Mariam Darus Badrulzaman. 1996. Perjanjian Kredit Bank. Bandung: Alumni. Maryanto Supriyono. 2011. Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: Andi. Moelang. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhamad Djumhana.2000. Hukum Perbankan Di Indonesia.Bandung: Citra

Aditya Bakti. M.G.Sri Witarti Suyonto.1990.Metode Penelitian Hukum.Surakarta: UNS Press. Mukti Fajar dan Yulianto Ahmad. 2010. Penelitian Hukum: Normatif dan

Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munir Fuady. 1997. Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktk Buku Keempat.

Bandung: Citra Aditya Bakti. Nindyo Pramono. 2006. Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual. Bandung: Citra

Aditya Bakti. O.P. Simorangkir. 1983. Dasar-Dasar dan Mekanisme Perbankan. Jakarta:

Yagrat. . 1985. Dasar-Dasar dan Mekanisme Perbankan. Jakarta:

Aksara Persada Press. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah. Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti.2003. Manajemen Perkreditan Bank.

Bandung:Alfabeta. Samiadji Soerjotjaroko. 1983. Peranan Uang dan Bank. Semarang: Seksi Hukum

Dagang Fakultas Hukum Undip. Soedharyo Soimin. 2007. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Sinar

Grafika. Soemitro. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Semarang: Ghalia

Indonesia. Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.

Page 104: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. .2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. Sri Rejeki Hartono dan Paramita Prananingtyas. 2010. Kamus Hukum Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. 1982. Hukum Bangunan: Perjanjian

Pemborongan Bangunan. Yogyakarta: Liberty. Steijvers, Tensie dan Wim Voordeckers. 2008. Collateral and Rationing : A

Review of Recent Empirical Studies as A Guide of Future Research . Center of Enterpreneurship and Innovation (KIZOK), Hassel University, and Research Foundation-Flanders (FWO).

. 1987. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Bandung: Intermasa. Subekti. 1995. Aneka Perjanjian. Bandung: Alumni. Sudaryatmo. 1999. Hukum dan Advokasi Konsumen. Bandung: Citra Aditya

Bakti. Thomas Suyatno. 1997. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Tri Widyono. 2006. Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia.

Bogor: Ghalia Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undng-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Wawan Muhwan Hariri. 2011. Hukum Perikatan. Bandung: Pustaka Setia. Widjanarto.1993. Perbankan Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Dari Internet Anonim. Bank Garansi atau Kafalah pada Bank Syariah.

http://esharianomics.com/esharianomics/bank/garansi-bank-atau-bank-garansi-atau-kafalah-pada-bank-syariah, diakses pada tanggal 5 Juli 2011, pukul 18:35 WIB.

Anonim. Sejarah Bank Jateng. http://www.bankjateng.co.id/sites/?page_id=5,

diakses pada tanggal 8 Oktober 2011, pukul 14.00 WIB. Anonim. Visa dan Misi Bank Jateng. http://www.bankjateng.co.id/sites/, diakses

pada tanggal 20 Novenber 2011, pukul 10:00 WIB.

Page 105: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anonim. Bank Jateng. http://www.bankjateng.co.id/sites/?page_id=7, diakses

pada tanggal 20 Novemberi 2011, pukul 10:15 WIB. Anonim. Propenas. http//id.wikipedia.org/wiki/propenas, diakses pada tanggal

25 juli 2011 pukul 17:30 WIB Anonim. Subrograsi. http://forum.detik.com/subrogasi-t238897.html, diakses

pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 10:45 WIB. Anonim. Subrograsi pada Perusahaan Asuransi. http://asuransi-umum-

indo.blogspot.com/2010/11/subrogasi.html, diakses pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 11:00 WIB.

Edratna. Bank Garansi Apa dan Bagaimana Kegunaanya.

http://edratna.wordpress.com/ bank-garansi-apa- dan- bagaimana- kegunaannya, diakses pada tanggal 2 Juli 2011, pukul 17:45 WIB

Edratna. Bank Garansi Berguna untuk Mendukung Modal Kerja Usaha.

http://edratna.wordpress.com/ bank-garansi-berguna- untuk- mendukung- modal kerja -usaha, diakses pada tanggal 3 Juli 2011, pukul 19:33 WIB.

EndangMintorowati.Penanggungan.http://endangmintorowati.staff.hukum.uns.ac.

id//2009/11/25/perjanian-jaminan-dan-lembaga-jaminan/, diakses pada tanggal 25 November 2011, pukul 14:00 WIB.

. Esther Dwi Magfirah. i.Aspek Hukum Garansi Bank .

http://legalbanking.wordpress.com/2009/02/01/aspek-hukum-garansi-bank, diakses pada tanggal 24 November 2011, pukul 09:00 WIB.

Herman. Bank Garansi./http://herman-notary.blogspot.com/2009/07/bank-

garansi.html, diakses pada tanggsl 24 November 2011, pukul 08:20 WIB. Suardana. Kedudukan Hukum Kreditur. http://suardana-notaris-ppa-

tbangli.blogspot.com/2009/05/kedudukan-hukum-kreditur-terhadap.html, diakses pada tanggal 25 November 2011, pukul 14:15 WIB.

Page 106: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN …/Pemban… · PELAKSANAAN BANK GARANSI SEBAGAI JAMINAN PENGAMAN DAN PENUNJANG PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PADA BANK JATENG CABANG PEKALONGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user