upaya guru dalam mengembangkan kreativitas...

51
UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DAN METODE BERCERITA DI TK BHAYANGKARI 23 BANDAR LAMPUNG Oleh: Nyimas Aisyah 1420431008 TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Raudhatul Athfal YOGYAKARTA 2016

Upload: dinhtuong

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN

KREATIVITAS BAHASA LISAN ANAK

MELALUI METODE BERMAIN PERAN DAN METODE BERCERITA

DI TK BHAYANGKARI 23 BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Nyimas Aisyah

1420431008

TESIS

Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Islam

Program Studi Pendidikan Raudhatul Athfal

YOGYAKARTA

2016

Page 2: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

ii

Page 3: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

iii

Page 4: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

iv

Page 5: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

v

Page 6: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

vi

Page 7: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

vii

MOTTO

Dia (Karun) berkata: “Sesungguhnya aku memperoleh hal itu (kekayaan) karena

ilmu pada diriku.” Dan apakah ia tidak tahu bahwa Allah telah memunahkan

generasi-generasi terdahulu yang lebih perkasa daripadanya dan memiliki harta

yang berlimpah ruah? Sehingga tidak perlu disangsikan lagi (mengenai)

kebiadaban umat yang berdosa itu. (QS. Al-Qasas: 78)

Jabir r.a berkata: “Saya pernah masuk (datang) kepada Rasulullah Saw. Ketika

itu, beliau sedang merangkak. Di punggungnya ada Hasan dan Husain yang

bergelantungan di samping beliau. Beliau berjalan dengan membawa keduanya

(beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta kalian berdua, dan

sebaik-baiknya „karung‟ (muatan) adalah kalian berdua.”

(HR. Thabrani).

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,

supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah

menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang

Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”

(QS. 14:4)

Page 8: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

viii

PERSEMBAHAN

Tesis ini peneliti persembahkan untuk Almamaterku tercinta

Prodi Pendidikan Guru Roudhatul Athfal (PGRA)

Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

ix

ABSTRAK

Tema ini dipilih untuk mengungkapkan bahwa PAUD sangat penting,

karena anak yang mendapatkan stimulus pendidikan sejak dini akan mengalami

pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani dan rohani secara optimal. Dan,

untuk keberhasilan PAUD selain peran orang tua, tidak kalah penting juga peran

guru. Berkenaan dengan hal tersebut, guru-guru di TK Bhayangkari 23 Bandar

Lampung telah menggunakan metode bermain peran dan metode bercerita.

Metode ini digunakan dengan maksud agar anak dapat berkomunikasi (lisan)

dengan baik. Merangsang minat dalam aspek komunikasi dari kegiatan bermain

saat bermain peran anak bisa mengubah-ubah status antara peran pura-pura

dengan identitas sesungguhnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil

pelaksanaan pengembangan bahasa anak usia dini melalui metode main peran

(role playing) dan metode bercerita. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

konstribusi positif bagi pengembangan penelitian pendidikan terutama dalam

pengembangan kreativitas bahasa lisan anak usia dini, sekaligus sebagai bahan

pertimbangan untuk TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan psikologis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data didapatkan

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data didapatkan

selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data. Penyajian data,

pengambilan kesimpulan, dan verifikasi data. Metode main peran (role playing)

dan metode bercerita dirancang untuk mengaktifkan anak dalam pengembangan

bahasa sesuai dengan tahap tumbuh-kembang anak. Kegiatan yang beragam

dilakukuan oleh anak demi pengembangan sikap, kebiasaan, dan pemahaman

yang karenanya bermuara pada pembentukan karakter anak.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: pertama, upaya guru

yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan kreativitas

bahasa lisan anak sudah cukup baik diantaranya anak mampu menyebut nama

lengkapnya, senang menyebut kata-kata baru, senang bertanya tentang sesuatu,

dan menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar. Kedua, metode bermain

peran (role playing) dan metode bercerita adalah metode yang tepat digunakan

untuk dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak. Ketiga, melalui

sensorimotorik anak, yaitu: melihat, mendengar, merasa, mencium, dan meraba

memungkinkan anak berbuat langsung dalam menemukan informasi-informasi

yang mereka dapatkan sendiri akan lebih terarah sehingga potensi anak akan

tumbuh secara optimal.

Kata Kunci: Pendidikan anak usia dini, bahasa, main peran, bercerita

Page 10: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan, kehadirat ilahi Robb Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Nikmatnya yang tak terhingga banyaknya, atas izin-

Nya telah memperkenankan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada kekasih-Nya Nabi

Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya.

Dengan penelitian berjudul: Upaya Guru dalam Mengembangkan

Kreativitas Bahasa Lisan Anak Melalui Metode Bermain Peran dan Metode

Bercerita di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung ini peneliti berharap mampu

menghadirkan sebuah wacana alternatif mengenai PAUD di mana pada usia dini

merupakan masa emas untuk mengembangkan segala potensi yang ada di dalam

diri anak. Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-

syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah

pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penyelesiaan tesis ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati ini peneliti mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga beserta jajarannya.

2. Bapak Prof. Nurhaidi, M.A., M.phil., Ph.D. selaku direktur pasca sarjana

beserta jajarannya.

Page 11: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

xi

3. Ibu Ro‟fah, BSW., M.A., Ph.D. selaku ketua Interdisciplinary Islamic

Studies.

4. Bapak Sangkot Sirait selaku pembimbing yang telah memberikan arahan

dan bimbingan kepada peneliti.

5. Para dosen pasca sarjana yang telah memberikan banyak pembelajaran dan

motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan program S2 ini.

6. Ibu Yuli Dwi Irianto selaku Ketua Yayasan Bhayangkari cabang Kota

Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melanjutkan pendidikan Program S2 ini.

7. Kepala TK, Guru dan Karyawan TK Bhayangkari 23 yang telah memberi

motivasi kepada peneliti.

8. Ibunda, suami, anak dan saudara-saudara yang telah memberi doa, motivasi

dan penyemangat selama peneliti menjalani pendidikan program S2 ini.

9. Segenap teman-teman program studi PGRA angkatan tahun 2014 atas

segala bantuan dan konstribusinya.

10. Pihak- pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua bentuk konstribusi yang telah diberikan dinilai ibadah di sisi

Allah SWT dan diberikan balasan berlipat ganda. Semoga Allah SWT senantiasa

memberi kesempatan untuk mengabdikannya pada jalan yang benar.

Yogyakarta, 2016

Peneliti

Nyimas Aisyah

Page 12: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS ............................................................... v

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................... 5

D. Kajian Pustaka .......................................................................................... 7

E. Metode Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori Tentang Kreativitas Bahasa Anak ................................... 17

1. Kreativitas ......................................................................................... 17

2. Bahasa ............................................................................................... 21

3. Berbahasa .......................................................................................... 23

4. Konsep Kreativitas Bahasa Lisan Anak ............................................. 27

B. Tinjauan Teori Tentang Metode Bermain Peran ...................................... 35

1. Pengertian Metode Bermain Peran ..................................................... 35

2. Tujuan Metode Bermain Peran .......................................................... 38

3. Macam-macam Bentuk Bermain Peran ............................................. 38

4. Manfaat dan Fungsi Metode Bermain Peran ...................................... 40

5. Langkah-langkah Metode Bermain Peran .......................................... 41

6. Peran Guru dalam Kegiatan Bermain Peran ....................................... 41

7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran .......................... 42

C. Tinjauan Tentang Teori Metode Bercerita ............................................... 43

1. Pengertian Metode Bercerita .............................................................. 43

2. Tujuan Metode Bercerita..................................................................... 44

3. Manfaat dan Fungsi Metode Bercerita ................................................ 46

4. Bentuk-bentuk Bercerita ..................................................................... 47

Page 13: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

xiii

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya TK Kemala Bhayangkari 23

Bandar Lampung ....................................................................................... 51

B. Desain dan Mekanisme Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan

Metode Bercerita ....................................................................................... 58

C. Hasil Penerapan Metode Bermain Peran dan Metode Bercerita

dalam Mengembangkan Kreativitas bahasa lisan Anak di TK Bhayangkari

23 Bandar Lampung .................................................................................. 103

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 111

B. Saran ......................................................................................................... 112

C. Penutup ..................................................................................................... 112

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 113

Lampiran-lampiran ...............................................................................................

Page 14: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi peradaban, tanpa pendidikan maka

pengetahuan tidak akan berkembang. Menyukseskan pendidikan adalah

tanggung jawab kita bersama, apalagi pendidikan untuk anak-anak kita, karena

anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT, maka kita harus

mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.

Stimulus yang digunakan yaitu melalui pendidikan anak usia dini

seperti yang diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I, Pasal II, Butir 14, bahwa: Pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.1

Taman Kanak-kanak berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan dan menitikberatkan pada upaya

menumbuhkembangkan kemampuan fisik, kecerdasan emosi, kecerdasan

spiritual, sosial emosional, yang akhirnya akan bermuara pada pembentukan

karakter anak. Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan pertama yang

1 Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Standar

Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2009).

Page 15: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

2

dimasuki oleh seorang anak karena Taman Kanak-kanak tersebut merupakan

dasar untuk melangkah lebih lanjut pada pendidikan seterusnya.

Melalui penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa Taman Kanak-kanak

sebagai lembaga pendidikan memiliki keunikan dalam pelaksanaan

pembelajarannya, dimana siswa dapat mengembangkan pengalaman

belajarnya dari lingkungan pendidikan sehingga anak akan dapat

mengembangkan seluruh potensi pada dirinya. Berbagai aspek dikembangkan

di Taman Kanak-kanak seperti, kognitif, fisik motorik, nilai agama, moral,

sosial emosi juga seni. Taman Kanak-kanak harus dapat berusaha

mengembangkan seluruh potensi anak termasuk pengembangan bahasa.

Pada anak usia Taman Kanak-kanak kemampuan yang paling umum

dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbahasa. Hal ini selaras dengan

karakteristik umum kemampuan bahasa anak pada usia tersebut. Karakteristik

ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik,

melaksanakan 3 perintah lisan secara berurutan, menyebutkan nama dan

sebagainya. Belajar berbicara dapat dilakukan dengan bantuan dari orang

dewasa melalui percakapan. Dengan bercakap-cakap anak akan menemukan

pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya serta mengembangkan

kemampuan bahasanya. Hal ini dapat dilakukan seorang guru ketika

menggunakan metode bermain peran dan bercerita.

Dengan demikian seorang guru dalam melaksanakan tugas

mengajarnya benar-benar dituntut untuk terlebih dahulu menguasai metode-

metode baik kelemahan atau kelebihan dari metode yang akan digunakan serta

Page 16: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

3

mengetahui tempat dan waktu yang tepat untuk menggunakan suatu metode.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto, bahwa “salah satu langkah untuk

memiliki strategi dalam proses belajar mengajar adalah harus mengetahui dan

memiliki metode mengajar sebagai teknik penyajian yang harus dikuasai oleh

guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dalam kelas (di luar kelas) agar

proses pembelajaran tersebut dapat dilihat oleh peserta didik dengan baik.”2

Pendapat di atas memberikan penjelasan bahwa metode mengajar

adalah sangat menentukan akan keberhasilan tujuan pendidikan.

Menggunakan metode mengajar banyak ragamnya, akan tetapi seorang guru

harus memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan fasilitas,

kriteria murid dan lain sebagainya, sehingga tidak terjadi kesenjangan

pelajaran akibat penerapan metodologi yang salah satunya tidak tepat. Ada

beberapa metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan

anak di Taman Kanak-kanak yaitu: metode bermain, karya wisata, bercakap-

cakap, bercerita, demonstrasi, proyek, bermain peran dan metode pemberian

tugas.

Kreativitas bahasa lisan, terutama berbicara diperlukan sebagai dasar

bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang tuanya

maupun dengan teman seusianya serta orang yang lebih dewasa dari segi

umurnya. Kreativitas bahasa lisan merupakan perkembangan yang sangat

penting bagi anak usia dini, karena bahasa bukanlah sekedar pengucapan kata-

kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan,

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), hlm. 11.

Page 17: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

4

mengatakan, menyampaikan atau mengomunikasikan pikiran, ide maupun

perasaan. Tujuan berbahasa adalah untuk memberitahukan, melaporkan,

menghibur, membujuk dan meyakinkan seseorang. Secara umum kreativitas

bahasa lisan anak usia 5-6 tahun sudah dapat berbicara lancar dengan

menggunakan kata-kata baru (5 tahun) dan pada usia 6 tahun anak mulai

tampak menggunakan kata tanya seperti “siapa” “apa” “mengapa” dan

“bagaimana” hingga anak menguasai banyak hal tentang struktur sintaksis

yang lebih komplek.

Dengan metode bermain peran anak akan terlatih bertanya dan

menjawab pertanyaan dari dialog yang mereka perankan, begitupun dengan

metode bercerita guru dapat mengasah kemampuan bahasa lisan anak, sebab

pada saat anak mendengarkan cerita, anak dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang sesuatu yang ada dalam cerita tersebut. Demikian halnya di

TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung, proses belajar mengajar lebih banyak

menggunakan metode bermain peran dan metode bercerita, perlu dijelaskan

disini dengan menggunakan dua metode tersebut semua aspek perkembangan

anak dapat berkembang maksimal tanpa terkecuali aspek berbahasa.3

Berdasarkan pra-survey diketahui bahwa jumlah murid kelas B2 di TK

Bhayangkari 23 Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2015-2016 ada 28 anak,

terdiri dari 15 anak laki-laki dan 13 anak perempuan.

Dan dari pengamatan peneliti, tingkat kreativitas bahasa lisan anak TK

Bhayangkari 23 Bandar Lampung sangat bervariasi. Artinya ada anak yang

3 Suliyem, Kepala TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung, wawancara 10 Maret 2015.

Page 18: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

5

mampu berbahasa dan ada yang sedang serta ada yang sulit untuk berbahasa.

Padahal inti berbahasa adalah mengeluarkan ide, gagasan, atau pendapat

kepada orang lain. Oleh sebab itu seorang guru TK harus berusaha dengan

berbagai cara untuk meningkatkan kreativitas bahasa lisan anak.

Fenomena di atas dapat menimbulkan pertanyaan mengapa anak-anak

kelas B2 belum mampu berbahasa dengan baik dan dari kondisi tersebut sudah

selayaknya seorang guru TK untuk melakukan usaha perbaikan, salah satu

usaha yang dapat dilakukan guru adalah memilih salah satu strategi

pembelajaran yang tepat. Peneliti berencana menggunakan metode bermain

peran dan bercerita pada saat pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas

bahasa lisan anak. Mengingat metode bermain peran dan bercerita anak akan

terlatih berbicara (berdialog) dengan kosa-kata baru, bertanya dan menjawab

tentang suatu hal. Dengan demikian kedua metode tersebut merupakan

metode-metode yang tepat untuk mengembangkan kreativitas bahasa (lisan) di

Taman Kanak-kanak.

Dari uraian di atas peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang

“Upaya guru dalam mengembangkan kreativitas bahasa lisan anak melalui

metode bermain peran dan metode bercerita di Taman Kanak-kanak

Bhayangkari 23 Bandar Lampung”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan kreativitas bahasa lisan anak usia 5-6 tahun di

TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung?

Page 19: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

6

2. Sejauh mana peranan metode bermain peran dan metode bercerita dalam

mengembangkan kreativitas bahasa lisan anak usia 5-6 tahun di TK

Bhayangkari 23 Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka disimpulkan tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kreativitas bahasa

lisan anak melalui metode bermain peran dan metode bercerita di TK

Bhayangkari 23 Bandar Lampung.

Secara umum tujuan penelitian tersebut di atas akan terjawab nantinya

pada setiap bab dalam penelitian ini. Sementara kegunaan penelitian ini dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dari tesis ini diharapkan dapat memperkuat tesis-tesis

yang telah ada sebelumnya, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian-

penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat baik

bagi

a. Praktisi-praktisi khususnya praktisi anak usia dini agar dapat menjadi

guru yang professional.

Page 20: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

7

b. Pemegang kebijakan khususnya yang berkecimpung pada Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD). Baik Kepala TK, Yayasan, maupun

Pemerintah.

D. Kajian Pustaka

Dalam strategi mengembangkan bahasa anak, salah satunya adalah

dengan menggunakan metode bercerita dan bermain peran. Metode-metode ini

dapat memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan bahasa anak,

seperti yang telah dijelaskan Moeslichantoen. Menurutnya, dengan kegiatan

bercerita anak dibimbingan mengembangkan kemampuan untuk memberikan

informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan.4

Menurut Tampubolon dalam Nurbiana Dhieni, “bercerita bagi anak

mempunyai peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan

kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran

anak”5, demikian juga dengan metode bermain peran merujuk pada teori

Vygotsky yang menyebutkan bahwa bermain peran merupakan cara

mendramatisasikan (dengan dialog) bentuk tingkah laku dalam hubungan

social. Dengan demikian fungsi metode bermain peran dan metode bercerita

bagi anak Taman Kanak-kanak adalah membantu perkembangan bahasa anak.

Kajian penulis tentang kedua metode ini sejalan dengan beberapa artikel dan

karya ilmiah berikut:

4 Moeslichantoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak....., hlm. 170.

5 Nurbiana Dhieni. dkk., Metode Pengembangan Bahasa....., hlm. 6.5

Page 21: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

8

Pertama, artikel dalam jurnal pendidikan karakter yang ditulis oleh

Dwiyanto Joko Parwono yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter

dan Kerjasama pada Mata Kuliah Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis

dengan Metode Bermain Peran”. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa

bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan

untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai dengan tujuan untuk

menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain. Penggunaan

metode ini akan membawa peserta didik untuk belajar memecahkan masalah

pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya adalah teman-

temannya sendiri. Melalui main peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi

masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara memeragakannya.

Kedua, artikel dalam jurnal pendidikan dan perkembangan yang

ditulis oleh Azwinar yang berjudul “Peningkatan Perkembangan Bahasa Anak

melalui Bermain Peran di Taman Kanak-kanak Syukrilah Agam”. Dalam hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan adanya permasalahan yaitu

perkembangan bahasa anak belum berkembang. Agar tujuan perkembangan

bahasa dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang

sesuai dengan karakteristik pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yaitu

melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk

mengembangkan perkembangan bahasa serta melibatkan anak dalam kegiatan

yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak; Mengajarkan anak

berbahasa dengan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan bahasa

anak; Melalui bermain peran dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata

Page 22: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

9

untuk meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatan persentase

dari siklus I ke siklus II; Perkembangan bahasa anak dalam proses

pembelajaran dapat meningkat dengan bermain peran di TK Syukrillah Lubuk

Basung; Pelaksanaan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan

bahasa anak terutama dalam hal berdialog dan berkomunikasi sehari-hari.

Ketiga, artikel dalam jurnal pendidikan dan perkembangan yang

ditulis oleh Putu Desy Krisnayanti yang berjudul “Pengaruh Implementasi

Metode Pembelajaran Bermain Peran terhadap Kemampuan Berbicara dan

Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang

signifikan antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran

dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada mata

pelajaran bahasa Indonesia, (2) terdapat perbedaan kreativitas yang signifikan

antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran dan siswa

yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran

bahasa Indonesia, (3) secara simultan kemampuan berbicara dan kreativitas

siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran lebih baik secara

signifikan daripada siswa yang mengikuti metode konvensional pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Keempat, artikel publikasi ilmiah yang ditulis oleh Kartika Wijayanti

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode

Bermain Peran bagi Anak Kelompok B2 pada TK MTA 1 Alas Tuwo

Kabakkramat” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di

Page 23: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

10

TK MTA 1 Alastuwo pada anak Kelompok B2 diketahui bahwa terjadi

peningkatan anak dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Rata-rata prosentase

pencapaian kemampuan bahasa anak meningkat berturut-turut dari prasiklus,

sikus I hingga siklus II 45,16% menjadi 61,83%, 80%. Sedangkan jumlah

anak yang tuntas belajar atau mencapai presentase keberhasilan sebesar 80%

juga terus meningkat yaitu 6,67% di pra siklus, 20% di siklus I dan 86,66% di

siklus II.

Kelima, Karya Ilmiah yang ditulis oleh Futicha Turisqoh dan

berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode

Bercerita Kelompok B di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun” dalam karya

ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan

membacakan buku cerita anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

anak pada anak kelompok B di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun tahun

ajaran 2011/2012.

Kesamaan penulis dengan artikel-artikel dan karya ilmiah di atas

adalah kemampuan bahasa lisan anak (berbicara) dalam berkembang dengan

optimal jika guru menggunakan metode bermain peran dan bercerita pada saat

proses pembelajaran.

E. Metode Penelitian

Metode merupakan aspek yang penting dalam melakukan penelitian pada

bagian ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian, yaitu:

Page 24: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

11

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan data empiris.6

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.7

Adapun landasan pemikiran yang digunakan adalah penelitian

kualitatif karena masalah yang diteliti memerlukan suatu

pengungkapan yang bersifat deskriptif, dalam hal ini menggambarkan

mengenai bagaimana Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas

Bahasa Lisan Anak Melalui Metode Bermain Peran dan Metode

Bercerita di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung.

Dari tipe permasalahan penelitian tersebut, maka data yang dicari akan

lebih tepat jika diungkapkan dalam bentuk kata-kata (deskriptif-

kualitatif).

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian untuk

mendapatkan suatu gambaran secara sistematis, aktual dan akurat

mengenai data-data, fakta dan sifat-sifat individu, keadaan gejala atau

kelompok tertentu menurut apa adanya. Sedangkan menurut Suharsimi

6 Masyhuri Zainuddin, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung:

Retika Aditama, 2008), hlm. 13. 7 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 3.

Page 25: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

12

Arikunto “Apabila penelitian bermaksud mengetahui keadaan sesuatu

mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan

sebagainya, maka penelitiannya bersifat diskriptif yaitu menjelaskan

atau menerangkan peristiwa”.8

Peneliti ingin menggambarkan apa

adanya tentang penerapan metode bermain peran dan metode bercerita

saat proses belajar mengajar yang dilaksanakan di Taman Kanak-

kanak Bhayangkari 23.

c. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Menurut pendapat Spradley dalam Sugiyono,

penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel

tetapi dinamakan sosial situation atau situasi sosial. Situasi tersebut

dapat dinyatakan “objek/subjek penelitian yang ingin dipahami yang

lebih mendalam apa yang terjadi di dalamnya.”9

Berdasarkan dari pemikiran Spradley tersebut di atas bahwa

populasi dan sampel disebut dengan istilah subjek dan objek penelitian.

Dengan demikian subjek penelitian adalah responden dan informan

yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti yaitu

kelas B2 sebanyak 28 orang anak. Sedangkan objek penelitian ini

adalah masalah yang diteliti yaitu: Upaya Guru dalam

8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 117. 9 Paizaludin, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 297-298.

Page 26: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

13

Mengembangkan Kreativitas Bahasa Lisan Anak Melalui Metode

Bermain Peran dan Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak

Bhayangkari 23 Bandar Lampung.

2. Alat Pengumpul Data

a. Metode Observasi

Pengertian observasi sebagaimana yang dikemukakan oleh

Sutrisno Hadi bahwa; “observasi adalah pengamatan dan pencatatan

dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.”10

Dengan

demikian observasi merupakan cara pengumpulan data melalui

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Adapun jenis

observasi yang diterapkan adalah jenis observasi partisipan yaitu

“suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan oleh observer

dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang

akan diobservasi. Observer berlaku seperti anggota kelompok yang

akan diobservasi. Adapun hal-hal yang diselidiki atau diobservasi

adalah tentang kondisi objek penelitian, aktivitas guru dan murid serta

sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan proses pengumpulan data melalui

tanya jawab dengan orang yang diminta keterangan yang diperlukan. S.

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik….., hlm 128

Page 27: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

14

Margono menyatakan bahwa metode wawancara adalah mencoba

mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang

dengan bercakap-cakap kehadapan muka dengan orang lain.11

Dengan

demikian dapat diketahui bahwa wawancara adalah proses

pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab secara lisan

dan saling berhadapan dengan orang yang diminta keterangan.

Teknik wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas terpimpin yaitu proses kemajuan pertanyaan yang

dilakukan secara bebas tetapi isi pertanyaannya berpedoman kepada

pokok-pokok yang ditetapkan terlebih dahulu. Wawancara ini

ditunjukkan kepada sebagian guru dan murid mengenai aspek peneliti

jadikan metode pokok.

c. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: “Dokumentasi yaitu,

mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan

sebagainya.”12

Jadi metode dokumentasi adalah suatu cara

memperoleh data atau keterangan-keterangan melalui dokumen-

dokumen dimana data atau keterangan yang diperlukan tidak biasa ada

orang yang mengetahui pada waktu peristiwa itu terjadi.

Peneliti menggunakan metode ini sebagai alat untuk memperoleh

data tentang sejarah berdirinya Taman Kanak-kanak, daftar guru,

11

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2007), hlm. 165. 12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik….., hlm 203

Page 28: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

15

daftar anak, daftar tenaga kerja administrasi, hasil kegiatan anak, foto

dan video aneka kegiatan anak.

3. Metode Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian, data yang terkumpul masih data

mentah sehingga perlu diolah dan dianalisis terlebih dahulu guna

menghasilkan sebuah informasi yang teruji kevalidannya.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan aktivitas memilih data. Karena dalam

penelitian data yang terkumpul sangat banyak dan kompleks. Maka

peneliti perlu memilih data tersebut mana yang relevan dan penting

serta yang berkaitan dengan penerapan metode bercerita dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa anak di Taman Kanak-kanak

Bhayangkari 23 BandarLampung.

b. Penyajian Data

Display data atau penyajian data yaitu kegiatan menyajikan data inti

atau data pokok, semua data disajikan tanpa mengabaikan data-data

pendukung, yaitu mencakup proses pemilihan, pemuatan,

penyederhanaan, transformasi data kasar yang diperoleh dari catatan

lapangan.

Bentuk penyajian data adalah teks naratif (pengungkapan secara

tertulis/kata) sesuai dengan masalah penelitian yang bersifat deskriptif.

Display data memiliki tujuan untuk memudahkan dalam

Page 29: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

16

mendeskripsikan suatu peristiwa, sehingga memudahkan untuk

mengambil suatu kesimpulan.

c. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Verifikasi data adalah pembentukan kebenaran teori, fakta, dsb atas

dasar data yang telah dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis agar

bisa diuji secara hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan

menggunakan beberapa fakta empirik dan akan didapatkan jawaban

tentang kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan jika

menggunakan prosedur yang sesuai. Sehingga dapat menarik suatu

kesimpulan.

Page 30: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

111

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar-mengajar di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung

khususnya pada pengembangan aspek bahasa, para guru pada prinsipnya

telah mengutamakan untuk menerapkan metode bermain peran dan

bercerita. Hal ini dilakukan sebagai suatu upaya agar kreativitas bahasa

lisan anak dapat berkembang optimal.

2. Penerapan metode bermain peran dan metode bercerita yang

dilaksanakan di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung tersebut ternyata

mampu mengembangkan kemampuan bahasa (lisan) anak didik meski

belum secara optimal, hal tersebut disebabkan oleh:

a. Kemampuan anak didik dalam menguasai kosa kata baru yang ada

pada naskah khususnya masih kurang.

b. Pengamatan anak didik tidak berfokus pada inti pembahasan

(kegiatan diskusi dan pemecahan masalah) pada saat metode

bermain peran dan bercerita dilaksanakan.

c. Kurangnya peran guru saat metode bermain peran dan bercerita

tersebut dilaksanakan.

d. Terbatasnya sarana dan prasarana.

Page 31: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

112

B. Saran

Setelah peneliti mengambil beberapa kesimpulan, peneliti ingin memberikan

beberapa saran, yaitu:

1. Kepala TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung hendaknya:

a. Membantu para guru agar pelaksanaan proses belajar mengajar

khususnya pada pengembangan kreativitas bahasa lisan anak dapat

berjalan secara optimal.

b. Membantu para guru dalam menyediakan peralatan dan fasilitas

yang dibutuhkan.

2. Para guru TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung sebaiknya:

a. Selalu memberikan contoh kepada anak didik dengan cara

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b. Berusaha berperan aktif dalam semua kegiatan pembelajaran.

C. Penutup

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, taufik

serta hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Namun

demikian meskipun peneliti tesis ini telah selesai peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa dalam pembahasan ini masih terdapat kekurangan dan

kejanggalan, baik dari segi penentuan bahasa, materi, penggunaan metodologi

dalam penelitian yang kurang sistematis. Hal ini semata-mata merupakan

keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang peneliti miliki.

Page 32: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

113

DAFTAR PUSTAKA

Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk PAUD, PT

Gramedia, Jakarta, 2004, Cetakan ke 4.

Ali Jumanatul Ali, Al-Qur‟an dan Terjemahannya. CV Penerbit J-ART, Bandung,

2005.

Basri, Metodologi Penelitian Sejarah Restu Agung, Jakarta 2006.

Desdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 1991.

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar KompetensiTaman

Kanak-kanak/RA, Jakarta, 2004.

Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang Anak, Jakarta. 2005.

Diana Mutiah, Psikologi Bermain AUD, Kencana, Cet. 1, 2010.

Etty Indriati, Kesulitan Bicara dan Berbahasa Pada Anak, Prenada, Cet I. 2011.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009.

M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, Citra Publishing, Jakarta, Cet I.

2012.

Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2005.

H. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Saman, Panduan Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), Gaung Persegi (GP) Press, Jakarta, Cet I. 2010

Hamid Panglima, Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005.

Haryati, Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD, Tugu Publisher, Jakarta, Cet I.

2012.

Page 33: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

114

Imam Muskibin, Buku Pintar PAUD, Laksana Jogjakarta Cet I. 2010.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

Cet. III, 2009.

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Marvey, LPES, Pustaka

LP3ES, Jakarta, 2006, Cet. XVII.

Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58

Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, 2009.

Moeslichantoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, PT Rineka Cipta,

Jakarta, 2004, Cet. III.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Rosda, Bandung,

2006.

Novan Andy Wiyani dan Barnawi, Format PAUD Arruzza Media, Jogjakarta, Cet

I. 2012.

Nurbiana Dheini, dkk, Metode Pengembangan Bahasa, UT, Jakarta, 2005.

Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta,

Kencana Prenada Media Group, 2011.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,

Jakarta, 2003.

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, Rineka Cipta,

Jakarta, 2007.

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2004.

Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Page 34: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

115

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, 2002 Cet. XII

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi

V Rineka Cipta, Jakarta, 2002.

Sumardi Suryabarata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2006.

Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Penelitian Alfabeth Bandung,

2004.

Page 35: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 36: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

LAMPIRAN 1

Kisi-kisi Kerangka Pertanyaan Guru

Nama Guru :

Kelas :

Tanggal :

Pertanyaan

1. Sejak kapan Ibu mengajar di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung.

2. Apakah Ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya sebelum mengajar

(misal: RKH dan Alat Peraga)?

3. Bagaimana langkah-langkah ibu sebagai guru dalam menggunakan metode

bermain peran dan bercerita dalam mengembangkan kreativitas berbahasa

anak TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung?

4. Dalam mengajar perencanaan apa saja yang disiapkan?

5. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas

berbahasa anak?

6. Metode apa saja yang bisa mengembangkan kreativitas berbahasa anak?

7. Apakah Ibu selama ini mengamati faktor-faktor yang dapat

mengembangkan kreativitas berbahasa anak?

Page 37: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

LAMPIRAN III

Observasi Kegiatan Anak Dalam Mengembangkan Kreativitas

Berbahasa Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung.

Indikator Sub Indikator Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

Berbicara menggunakan

kalimat sederhana

(4-5 kata)

Dapat mengatakan keinginan

seperti “aku ingin

bernyanyi”

Senang mendengarkan

dan menceritakan

kembali cerita sederhana

Anak dapat bercerita dengan

aktivitas atau kegiatannya di

rumah.

Menyebutkan nama,

jenis kelamin dan umur

Anak dapat memperkenalkan

diri secara sederhana

Mengerti bentuk

pertanyaan dan

menggunakan kata tanya

Dapat bertanya pertanyaan

“kapan”, “bagaimana”

Dapat mengulang dan

menyanyikan lagu anak-

anak

Anak dapat menyanyikan

lagu anak-anak

Dapat berperan serta

dalam percakapan dan

tidak mendominasi

untuk selalu didengar

Anak dapat mendengarkan

cerita dengan seksama

Menyebutkan nama

panggilan orang tua

Anak dapat memanggil nama

bunda, ayah, kakak dan adik

Page 38: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

LAMPIRAN II

Kerangka Observasi Guru Sebelum Melakukan Kegiatan dalam

Mengembangkan Kreativitas Berbahasa Anak Usia Dini

di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung

No Kegiatan Pembelajaran Ket

Ya Tidak Ya Tidak

1. a. Menentukan perencanaan sesuai

dengan pembelajaran.

b. Menentukan indikator, nilai-nilai

bahasa.

2. a. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan

yang direncanakan

b. Mengenalkan ke anak tentang bahasa

3. a. Menetapkan rancangan penilaian

sesuai dengan kegiatan

Page 39: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

KERANGKA DOKUMENTASI

1. Sejarah Berdirinya Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung.

2. Keadaan Guru dan Karyawan Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung.

4. Keadaan Anak Didik Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung.

5. Data Tingkat Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung.

6. Monologi dan Biografi Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung.

Page 40: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

KERANGKA INTERVIEW UNTUK KEPALA SEKOLAH

1. Bagaimana profil Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar

Lampung?

2. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki Taman Kanak-

kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung?

3. Bagaimana keadaan guru dan anak didik Taman Kanak-kanak

Bhayangkari 23 Bandar Lampung?

4. Bagaimana struktur organisasi Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung?

5. Metode apa saja yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23

Bandar Lampung?

6. Apakah pengembangan aspek bahasa di Taman Kanak-kanak Bhayangkari

23 Bandar Lampung menggunakan metode bermain peran dan metode

bercerita?

7. Sejauh mana metode bermain peran dan bercerita dapat mengembangkan

kreativitas berbahasa anak?

8. Apakah guru-guru Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung

sering menggunakan metode bermain peran dan bercerita saat proses

pembelajaran berlangsung?

Page 41: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

KERANGKA WAWANCARA MURID

1. Apakah suka dengan metode bermain peran dan metode bercerita yang

dipakai guru?

2. Apakah tema dan peran ditentukan oleh murid (anak)?

3. Seringkah metode ini dipakai oleh guru?

4. Apakah kalian mendapat kata-kata baru setelah bermain peran atau

mendengar cerita guru?

Page 42: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL OBSERVASI

Observasi Penerapan

Metode Bermain Peran & Bercerita

Baik Cukup Kurang Ket

a. Peserta didik mampu dalam

pelaksanaan metode bermain peran

bercerita.

b. Kemampuan berbahasa anak

berkembang.

c. Anak didik antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

d. Tema/sub tema berkesan dan

menarik.

e. Guru

Page 43: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

Kerangka Observasi Guru Sebelum Kegiatan Bermain Peran dan Bercerita

di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung

Kegiatan Saat Bermain Peran

dan Bercerita

Nama

Ya Tidak Ya Tidak

1. Menetapkan tujuan dan tema

cerita dan drama.

2. Menetapkan bentuk cerita

dan main peran yang dipilih.

3. Menetapkan bahan dan alat

yang diperlukan dalam

kegiatan bercerita dan

bermain peran.

4. Menetapkan rencana

langkah-langkah kegiatan

bercerita dan bermain peran.

5. Menetapkan rancangan

penilaian (evaluasi) kegiatan

bercerita dan bermain peran.

Page 44: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL OBSERVASI

Tingkat Pencapaian Perkembangan Baik Cukup Kurang Ket

Kemampuan berbahasa

berkembangan sesuai dengan

perkembangan bahasa anak.

Anak didik antusias dalam

mengikuti pembelajaran

Tema/ Sub Tema berkesan dan

menarik

Anak mampu menjawab pertanyaan

yang lebih kompleks

Menyebutkan kelompok gambar

yang memiliki bunyi yang sama

Memiliki lebih banyak kata-kata

untuk memekspresikan ide pada

orang lain

Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan.

Menyusun kalimat sederhana dalam

struktur lengkap.

Page 45: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL OBSERVASI

Observasi Penerapan

Metode Bercerita

Baik Cukup Kurang Ket

a. Rasa ingin tahu

b. Memiliki minat yang luas

c. Gemar dan menyukai aktivitas yang

kreatif

d. Mandiri dan percaya diri

e. Berani menghadapi resiko

f. Tidak takut membuat kesalahan

g. Inovatif, berani tampil beda

h. Ulet, tekun dan tidak mudah putus asa

Page 46: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL WAWANCARA

Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23

Bermain Peran “PASAR KOGA”

No PERTANYAAN BSH B MB Ket

1. Dimana membeli sayur? 7 17 4 28

2. Sayur apa saja yang ada di pasar? 3 20 5 28

3. Siapa saja yang ada di pasar? 4 16 8 28

4. Membeli barang dengan? 4 17 7 28

5. Bagaimana cara membeli? 3 14 11 28

6.

7.

8.

Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.

Keterangan:

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

B = Berkembang

MB = Mulai Berkembang

Page 47: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL WAWANCARA

Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23

Bermain Peran “POLISI”

No PERTANYAAN BSH B MB Ket

1. Siapakah yang menagkap penjahat? 4 20 4 28

2. Dimana Pak Polisi bekerja? 6 17 5 28

3. Siapa yang mengambil dompet mama

dengan paksa? 7 16 5 28

4. Mengapa dompet mama dicopet? 4 18 6 28

5.

6.

7.

8.

Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.

Keterangan:

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

B = Berkembang

MB = Mulai Berkembang

Page 48: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL WAWANCARA

Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23

Bermain Peran “KELUARGAKU”

No PERTANYAAN BSH B MB Ket

1. Bercerita tentang apakah main peran

tersebut? 5 14 9 28

2. Siapakah kepala keluarga? 6 18 4 28

3. Barang-barang apa saja yang disiapkan

untuk perjalanan? 4 16 8 28

4.

5.

6.

7.

8.

Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.

Keterangan:

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

B = Berkembang

MB = Mulai Berkembang

Page 49: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

HASIL WAWANCARA

Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23

Bercerita “Akibat Suka Berbohong”

No PERTANYAAN BSH B MB Ket

1. Tentang apakah cerita tersebut? 2 18 8 28

2. Siapa saja yang ada dalam cerita tersebut? 5 19 2 28

3. Apa yang terjadi pada Ali? 3 20 5 28

4. Mengapa Ali berbohong? 5 17 6 28

5. Apakah Ali benar-benar sakit? 6 15 7 28

6.

7.

8.

Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.

Keterangan:

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

B = Berkembang

MB = Mulai Berkembang

Page 50: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta
Page 51: UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22633/1/1420431008_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta

Curriculum Vitae

Nama : Nyimas Aisyah

Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 6 September 1974

Alamat Asal : Tanjung Karang Pusat, BandarLampung, Lampung

Alamat Di Yogyakarta : Jl. Timoho, Sapen, Yogyakarta

No Telp : 081377606039

Alamat E-mail : [email protected]

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Riwayat Pendidikan

1981 - 1988 SDN 1 Gotong Royong

1990 - 1993 Perguruan Diniyah Putri (SMP/MTs)

1993 - 1996 MAN 1 Bandar Lampung (SMA)

2005 - 2007 D2 IAIN Bandar Lampung

2008 - 2010 S1 PGRA

2014 - 2016 S2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta