untuk membuat sebuah esai yang berkualitas

23
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai. Struktur Sebuah Esai Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf: 1. Paragraf pertama Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik. 2. Paragraf kedua sampai kelima Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik. 3. Paragraf kelima (terakhir) Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca Langkah-langkah membuat Esai 1. Tentukan topik 2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda 3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas 4. Tuliskan tubuh tesis anda: o Mulailah dengan poin-poin penting o kemudian buatlah beberapa sub topik o Kembangkan sub topik yang telah anda buat

Upload: bintanghumanika

Post on 18-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Teknik Penulisan

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang

terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

Struktur Sebuah Esai

Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:

1.       Paragraf pertama

Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini

harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama.

Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis

tersebut dalam beberapa sub topik.

2.       Paragraf kedua sampai kelima

Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat

pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan

relasinya dengan masing-masing sub topik.

3.       Paragraf kelima (terakhir)

Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah

dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis  untuk meyakinkan pembaca

 Langkah-langkah membuat Esai

1.       Tentukan topik

2.       Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda

3.       Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas

4.       Tuliskan tubuh tesis anda:

o        Mulailah dengan poin-poin penting

o        kemudian buatlah beberapa sub topik

o        Kembangkan sub topik yang telah anda buat

5.       Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)

6.       Tuliskan kesimpulan

Page 2: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

7.       Berikan sentuhan terakhir

 Memilih Topik

Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian,

bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis

topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah

berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika

topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang

“Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran

umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda

dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia.

Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki

kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan

berkarakter.

Tentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar

mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik

pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai

dengan tujuannya.

Tuliskan Minat Anda

Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda.

Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam

menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di

sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk

dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas

di kepala.

Evaluasi Potensial Topik

Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya

mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka

topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda

miliki untuk topik yang anda pilih.

Page 3: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama

halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah

yang anda tulis.

Membuat Outline

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam

sebuah format yang terorganisir.

1. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas

2. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar

diantaranya 3. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:

o Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik o Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat

dipahami pembaca o Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi

tersebut 4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan

fakta atau informasi yang mendukung ide utama

Menuliskan Tesis

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh

pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali

outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis

anda terdiri dari dua bagian:

Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa,

memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

Menuliskan Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat

menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah

anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari

tubuh tesis anda.

Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:

Page 4: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

1. Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah:

“Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di

Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama” 2. Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai

lima baris. 3. Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa

deskripsi atau penjelasan atau diskusi 4. Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.

Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan

kesimpulan. 

Menulis Paragraf Pertama

1. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.

o Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-

benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda

buat. o Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda

maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk

membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-

hati. o Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk

menyampaikan poin anda. 2. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda. 3. Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.

Menuliskan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan

perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis

ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda

tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.

Memberikah Sentuhan Akhir

1. Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama,

dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda

menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.

2. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan

sebagainya 3. Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan

baca kembali naskah anda.

Page 5: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

4. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali.

Apakah masih masuk akal? 5. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan

bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan

dengan kalimat sebelumnya 6. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.

Tipe Esai

Esai Deskriptif: esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.

Esai ekspositori: esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.

Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.

Panduan dasar menulis artikel

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel.

Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah

Page 6: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya. Nah, bagaimana memulainya? Ada beberapa tips sederhana yang bisa dicoba:

Memilih topik

Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatnya. Coba cari yang dekat dengan kita deh. Tanya teman kanan-kiri, nguping dari sana-sini. Atau bisa juga baca koran pagi ini, cari berita yang menarik. Setelah dapat, Anda bisa menulis ulang dengan sudut pandang Anda. Misalnya, judul berita yang Anda ambil adalah perilaku seks bebas remaja. Setelah baca berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa bikin ulang dengan pengembangan yang Anda suka, dengan cara Anda sendiri. Anggap saja misalnya Anda sebagai wartawan yang menyelidiki kasus itu. Andi bisa ubah dengan versi baru tentang penyelidikan kasus seks bebas di kalangan remaja. Sebagai latihan aja kan? Mungkin kok. Coba deh!

Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih topik:

Cari yang sedang menjadi tren. Atau bisa juga kita menciptakan tren. Pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca kita. Hindari topik yang tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu. Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.

Membuat kerangka tulisan

Ada baiknya memang membuat kerangka tulisan. Dalam bahasa kerennya, Anda perlu membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis. Ibarat Pak Tani yang akan menggarap sawah, ia harus menentukan batas garapannya. Supaya tak melebar kemana-mana, apalagi sampe ngambil jatah orang.

Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan:

Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas. Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat. Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita. Kesimpulan.

Menabung kosa kata

Untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan setiap hari lima saja. Maka dalam sebulan kita punya tabungan kosa kata sekitar 150 buah. Banyak bukan? Kosa kata itu cukup untuk memoles tulisan yang kita buat. Sebab, menulis adalah keterampilan mengolah data-data dalam suatu rangkaian kata. Ibarat kita mau

Page 7: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu, bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan instalasi listrik semua udah lengkap.

Perlu keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen, kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita. Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enak dipandang mata. Mengasyikan tentunya.

Buatlah judul yang menarik

Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga menarik. Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, boleh dibilang membuat judul perlu ‘keterampilan’ khusus. Tapi jangan kaget dulu, kita bisa belajar untuk membuatnya. Hanya perlu waktu dan sedikit kerja keras dan kerja cerdas untuk terus berlatih. Yakin bisa deh.

Sebagai latihan awal, cobalah Anda sering membaca tulisan orang lain. Kalau Anda mau, coba baca majalah-majalah ibu kota yang oke mengolah kata dalam membuat judul (misalnya TEMPO, GATRA, GAMMA, dan KONTAN). Perhatikan judul-judul tulisannya. Makin banyak Anda membaca judul tulisan-tulisan tersebut, kian terasah imajinasi Anda untuk membuat judul yang menarik hasil kreasi Anda sendiri. Terus terang saya juga banyak menggali ide untuk membuat judul dari majalah-majalah tersebut (selain banyak juga dari buku-buku dan majalah lainnya).

Untuk jenis tulisan yang ngepop, buatlah judul yang pendek. Paling tidak dua sampai empat kata. Jangan sampe panjang seperti rangkaian kereta api (ini cocoknya untuk skripsi). Sebab, jika judul yang kita buat panjang–padahal tulisan ngepop–membuat orang tak tertarik untuk membacanya. Mungkin akan dilewati aja tulisan Anda tersebut. Padahal, boleh jadi isinya sangat menarik.

Judul yang menarik, tidak saja membuat orang penasaran untuk membaca tulisan Anda, tapi juga menunjukkan kelihaian kamu dalam mengolah kata-kata.

Pastikan membuat subjudul

Subjudul amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita. Pembaca pun dibuat mudah membaca alur tulisan yang kita rangkai. Sehingga mereka terus bertahan untuk mengikuti tulisan kita sampai habis. Mereka juga akan sangat terbantu memahami apa yang kita tulis. Itu sebabnya, sub-judul menjadi begitu penting dalam sebuah tulisan.

Subjudul dalam sebuah tulisan, juga berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam membaca. Kita juga jadi ada nafas baru untuk menyegarkan kembali tulisan yang akan kita buat. Jadi, berlatihlah untuk membagi alur dengan tanpa memenggal rangkaian dari inti tulisan kita. Itu sebabnya, membuat subjudul adalah solusi paling jitu untuk membagi alur.

Page 8: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Lead menggoda

Lead, alias teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang kita buat. Jika lead-nya kurang menarik, pembaca akan mengucapkan “wassalam” saja. Mereka merasa cukup membaca sebatas judul, atau satu kalimat atau alinea di depan yang tak menarik itu. Jadi, perlu mendapat perhatian juga supaya tulisan yang kita buat mampu menggoda pembaca untuk melanjutkan bacaannya. Boleh dibilang selain judul, lead adalah jajanan yang ‘wajib’ memikat hati pembaca. Itu sebabnya, lead menjadi begitu penting, meski tidak pokok tentunya.

Banyak rekan yang ingin belajar menulis kolom. Hingga kini saya belum bisa menulis kolom yang baik. Berikut panduan menulis kolom dari Farid Gaban, Direktur Pena Indonesia dan MediaLab Paramadina.

Kolom: “Esai dengan Gaya”

Farid Gaban | Pena Indonesia Learning Center

PENGANTARDalam dunia sastra, esai dimasukkan dalam kategori non-fiksi, untuk membedakannyadengan puisi, cerpen, novel dan drama yang dikategorikan sebagai fiksi.Membuka halaman-halaman koran atau majalah, kita akan menemukan banyak esaiatau opini. Tulisan-tulisan itu punya karakteristik sebagai berikut:- OPINI: mewakili opini si penulis tentang sesuatu hal atau peristiwa.- SUBYEKTIFITAS: memiliki lebih banyak unsur subyektifitas, bahkan jika tulisanitu dimaksudkan sebagai analisis maupun pengamatan yang “obyektif”.- PERSUASIF: memiliki lebih banyak unsur imbauan si penulis ketimbang sekadarpaparan “apa adanya”. Dia dimaksudkan untuk mempengaruhi pembaca agarmengadopsi sikap dan pemikiran penulis, atau bahkan bertindak sesuai yangdiharapkan penulis.

Meskipun banyak, sayang sekali, tulisan-tulisan itu jarang dibaca. Dalam berbagai survaimedia, rubrik opini dan editorial (OP-ED) umumnya adalah rubrik yang paling sedikitpembacanya. Ada beberapa alasan:

- SERIUS dan PANJANG: orang mengganggap tulisan rubrik opini terlampauserius dan berat. Para penulis sendiri juga sering terjebak pada pandangan kelirubahwa makin sulit tulisan dibaca (makin teknis, makin panjang dan makin banyakjargon, khususnya jargon bahasa Inggris) makin tinggi nilainya, bahkan makinbergengsi. Keliru! Tulisan seperti itu takkan dibaca orang banyak.- KERING: banyak tulisan dalam rubrik opini cenderung kering, tidak “berjiwa”,karena penulis lagi-lagi punya pandangan keliru bahwa tulisan analisis haruslahbersifat dingin: obyektif, berjarak, anti-humor dan tanpa bumbu.- MENGGURUI: banyak tulisan opini terlalu menggurui (berpidato, berceramah,

Page 9: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

berkhotbah), sepertinya penulis adalah dewa yang paling tahu.- SEMPIT: tema spesifik umumnya ditulis oleh penulis yang ahli dalam bidangnya(mungkin seorang doktor dalam bidang yang bersangkutan). Tapi, seberapa punpintarnya, seringkali para penulis ahli ini terlalu asik dengan bidangnya, terlalubanyak menggunakan istilah teknis, sehingga tidak mampu menarik pembacalebih luas untuk menikmatinya.

Meskipun banyak, sayang sekali, tulisan-tulisan itu jarang dibaca. Dalam berbagai survai

KOLOM: “ESSAY WITH STYLE”Berbeda dengan menulis untuk jurnal ilmiah, menulis untuk koran atau majalah adalahmenulis untuk hampir “semua orang”. Tulisan harus lebih renyah, mudah dikunyah,ringkas, dan menghibur (jika perlu), tanpa kehilangan kedalaman—tanpa terjatuhmenjadi tulisan murahan.

Bagaimana itu bisa dilakukan? Kreatifitas. Dalam era kebebasan seperti sekarang,seorang penulis dituntut memiliki kreatifitas lebih tinggi untuk memikat pembaca.Pembaca memiliki demikian banyak pilihan bacaan. Lebih dari itu, sebuah tulisan dikoran dan majalah tak hanya bersaing dengan tulisan lain di koran/majalah lain, tapijuga dengan berbagai kesibukan yang menyita waktu pembaca: pekerjaan di kantor,menonton televisi, mendengar musik di radio, mengasuh anak dan sebagainya.

Mengingat “reputasi” esai sebagai bacaan serius, panjang dan melelahkan, tantanganpara penulis esai lebih besar lagi. Dari situlah kenapa belakangan ini muncul “genre”baru dalam esai, yakni “creative non-fiction”, atau non-fiksi yang ditulis secara kreatif.Dalam “creative non-fiction”, penulis esai mengadopsi teknik penulisan fiksi (dialog,narasi, anekdot, klimaks dan anti klimaks, serta ironi) ke dalam non-fiksi. Berbedadengan penulisan esai yang kering dan berlagak obyektif, “creative non-fiction” jugamemungkinkan penulis lebih menonjolkan subyektifitas serta keterlibatan terhadap temayang ditulisnya. Karena memberi kemungkinan subyektifitas lebih banyak, esai sepertiitu juga umumnya menawarkan kekhasan gaya (“style”) serta personalitas si penulis.

Di samping kreatif, kekuatan tulisan esai di koran atau majalah adalah padakeringkasannya. Tulisan itu umumnya pendek (satu halaman majalah, atau dua kolomkoran), sehingga bisa ditelan sekali lahap (sekali baca tanpa interupsi).

PENULISAN KOLOM INDONESIA“Creative non-fiction” bukan “genre” yang sama sekali baru sebenarnya. Padadasawarsa 1980-an dan awal 1990-an kita memiliki banyak penulis esai/kolom yanghandal, mereka yang sukses mengembangkan “style” dan personalitas dalamtulisannya. Tulisan mereka dikangeni karena memiliki sudut pandang orisinal dan ditulissecara kreatif, populer serta “stylist”.

Para penulis itu adalah: Mahbub Junaedi, Goenawan Mohamad, Umar Kayam, YBMangunwijaya, MAW Brower, Syubah Asa, Dawam Rahardjo, Abdurrahman Wahid,Arief Budiman, Mochtar Pabottingi, Rosihan Anwar, dan Emha Ainun Nadjib.

Page 10: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Untuk menunjukkan keluasan tema, perlu juga disebut beberapa penulis esai/kolom lainyang menonjol pada era itu: Faisal Baraas (kedokteran-psikologi), Bondan Winarno(manajemen-bisnis), Sanento Juliman (seni-budaya), Ahmad Tohari (agama), sertaJalaluddin Rakhmat (media dan agama).

Bukan kebetulan jika sebagian besar penulis esai-esai yang menarik itu adalah jugasastrawan—penyair dan cerpenis/novelis. Dalam “creative non-fiction” batas antara fiksidan non-fiksi memang cenderung kabur. Bahkan Bondan (ahli manajemen) dan Baraas(seorang dokter) memiliki kumpulan cerpen sendiri. Dawam juga sesekali menuliscerpen di koran.

Namun, pada dasawarsa 1990-an kita kian kehilangan penulis seperti itu. KecualiGoenawan (“Catatan Pinggir”), Bondan (“Asal-Usul” di Kompas) dan Kayam (Sketsa diHarian “Kedaulatan Rakyat”), para penulis di era 1980-an sudah berhenti menulis(Mahbub, Romo Mangun, Sanento dan Brower sudah almarhum).

Pada era 1990-an ini, kita memang menemukan banyak penulis esai baru—namuninilah era yang didominasi oleh penulis pakar ketimbang sastrawan. Faisal dan ChatibBasri (ekonomi), Reza Sihbudi, Smith Alhadar (luar negeri, dunia Islam), Wimar Witoelar(bisnis-poilik), Imam Prasodjo, Rizal dan Andi Malarangeng, Denny JA, Eep SaefullohFatah (politik) untuk menyebut beberapa. Namun, tanpa mengecilkan substansi isinya,banyak tulisan mereka umumnya “terlalu serius” dan kering. Eep barangkali adalahsalah satu pengecualian; tak lain karena dia juga sesekali menulis cerpen.

Sementara itu, kita juga melihat kian jarang para sastrawan muda sekarang menulisesai, apalagi esai yang kreatif. Arswendo Atmowiloto, Ayu Utami dan Seno GumiroAdjidarma adalah pengecualian.

Padahal, sekali lagi, mengingat “reputasi” esai sebagai bacaan serius (panjang danmelelahkan), tantangan kreatifitas para penulis esai lebih besar lagi.

TUNTUTAN BAGI SEORANG PENULIS KOLOMKenapa esai astronomi Stephen Hawking (“A Brief History of Time”), observasiantropologis Oscar Lewis (“Children of Sanchez”) dan skripsi Soe Hok Gie tentangPemberontakan Madiun (“Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan”) bisa kita nikmatiseperti sebuah novel? Kenapa tulisan manajemen Bondan Winarno (“Kiat”) dan artikelkedokteran-psikologi Faisal Baraas (“Beranda Kita”) bisa dinikmati seperti cerpen?

Hawking, Lewis, Hok Gie, Bondan dan Baraas adalah beberapa penulis “pakar” yangmampu mentrandensikan tema-tema spesifik menjadi bahan bacaan bagi khalayak yanglebih luas. Tak hanya mengadopsi teknik penulisan populer, mereka juga menerapkanteknik penulisan fiksi secara kreatif dalam esai-esai mereka.

Untuk mencapai ketrampilan penulis semacam itu diperlukan sejumlah prasyarat dansikap mental tertentu:Keingintahuan dan Ketekunan:

Page 11: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Sebelum memikat keingintahuan pembaca, mereka harus terlebih dulu “memelihara”keingintahuannya sendiri akan sesuatu masalah. Mereka melakukan riset, membacareferensidi perpustakaan, mengamati di lapangan bahkan jika perlu melakukaneksperimen di laboratorium untuk bisa benar-benar menguasai tema yang akan merekatulis. Mereka tak puas hanya mengetahui hal-hal di permukaan, mereka tekun menggali.Sebab, jika mereka tidak benar-benar paham tentang tema yang ditulis, bagaimanamereka bisa membaginya kepada pembaca?

Kesediaan untuk berbagi:Mereka tak puas hanya menulis untuk kalangan sendiri yang terbatas atau hanya untukpembaca tertentu saja. Mereka akan sesedikit mungkin memakai istilah teknis ataujargon yang khas pada bidangnya; mereka menggantikannnya dengan anekdot, narasi,metafora yang bersifat lebih universal sehingga tulisannya bisa dinikmati khalayak lebihluas. Mereka tidak percaya bahwa tulisan yang “rumit” dan sulit dibaca adalah tulisanyang lebih bergengsi. Mereka cenderung memanfaatkan struktur tulisan sederhana,seringkas mungkin, untuk memudahkan pembaca menelan tulisan.

Kepekaan dan Keterlibatan:

Bagaimana bisa menulis masalah kemiskinan jika Anda tak pernah bergaul lebih intensdengan kehidupan gelandangan, pengamen jalanan, nelayan dan penjual sayur dipasar?

Seorang Soe Hok Gie mungkin takkan bisa menulis skripsi yang “sastrawi” jika diabukan seorang pendaki gunung yang akrab dengan alam dan suka merenungkanberbagai kejadian (dia meninggal di Gunung Semeru).

Menulis catatan harian serta membuat sketsa dengan gambar tangan maupun tulisanseraya kita bergaul dengan alam dan lingkungan sosial yang beragam mengasahkepekaan kita. Kepekaan terhadap ironi, terhadap tragedi, humor dan berbagai aspekkemanusiaan pada umumnya.

Sastra (novel dan cerpen) kita baca bukan karena susunan katanya yang indahmelainkan karena dia mengusung nilai-nilai kemanusiaan.

Kekayaan Bahan (resourcefulness):Meski meminati bidang yang spesifik, penulis esai yang piawai umumnya bukan penulisyang “berkacamata kuda”. Dia membaca dan melihat apasaja. Hanya dengan itu diabisa membawa tema tulisannya kepada pembaca yang lebih luas. Dia membaca apasaja (dari komik sampai filsafat), menonton film (dari India sampai Hollywood),mendengar musik (dari dangdut sampai klasik). Dia bukan orang yang tahu semua hal,tapi dia tak sulit harus mencari bahan yang diperlukannya: di perpustakaan mana, dibuku apa, di situs internet mana.

Kemampuan Sang Pendongeng (storyteller):Cara berkhotbah yang baik adalah tidak berkhotbah. Persuasi yang berhasil umumnya

Page 12: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

disampaikan tanpa pretensi menggurui. Pesan disampaikan melalui anekdot, alegori,metafora, narasi, dialog seperti layaknya dalam pertunjukan wayang kulit.

APA SAJA YANG BISA DIJADIKAN TEMA ESAI?Kebanyakan penulis pemula mengira hanya tema-tema sosial-politik yang bisa lakudijual di koran. Mereka juga keliru jika menganggap tema-tema seperti itu saja yangmembuat penulis menjadi memiliki gengsi.

Semua hal, semua aspek kehidupan, bisa ditulis dalam bentuk esai yang populer dandiminati pembaca. “Beranda Kita”-nya Faisal Baraas menunjukkan bahwa temakedokteran dan psikologi bisa disajikan untuk khalayak pembaca awam sekalipun.Ada banyak penulis yang cenderung bersifat generalis, mereka menulis apa saja.Namun, segmentasi dalam media dan kehidupan masyarakat sekarang ini menuntutpenulis-penulis spesialis.

- Politik lokal (bersama maraknya otonomi daerah)- Bisnis (industri, manajemen dan pemasaran)- Keuangan (perbankan, asuransi, pajak, bursa saham, personal finance)- Teknologi Informasi (internet, komputer, e-commerce)- Media dan Telekomunikasi- Seni-Budaya (film, TV, musik, VCD, pentas)- Kimia dan Fisika Terapan- Elektronika- Otomotif- Perilaku dan gaya hidup- Keluarga dan parenting- Psikologi dan kesehatan- Arsitektur, interior, gardening- Pertanian dan lingkungan

Pilihlah tema apa saja yang menjadi minta Anda dan kuasai serta ikutiperkembangannya dengan baik. Fokus, tapi jangan gunakan kacamata kuda.

TEKNIK PENULISAN KOLOMMencari ide tulisanAda banyak sekali tema di sekitar kita. Namun kita hanya bisa menemukannya jikamemiliki kepekaan. Jika kita banyak melihat dan mengamati lingkungan, lalumenuliskannya dalam catatan harian, ide tulisan sebenarnya “sudah ada di situ” tanpakita perlu mencarinya.

Tema itu bahkan terlalu banyak sehingga kita kesulitan memilihnya. Untukmempersempti pilihan, pertimbangkan aspek signifikansi (apa pentingnya buatpembaca) dan aktualitas (apakah tema itu tidak terlampau basi).

Merumuskan masalahEsai yang baik umumnya ringkas (“Less is more” kata Ernest Hemingway) dan fokus.

Page 13: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Untuk bisa menjamin esai itu ditulis secara sederhana, ringkas tapi padat, pertama-tamakita harus bisa merumuskan apa yang akan kita tulis dalam sebuah kalimat pendek.

Rumusan itu akan merupakan fondasi tulisan. Tulisan yang baik adalah bangunanarsitektur yang kokoh fondasinya, bukan interior yang indah (kata-kata yang mendayu-dayu) tapi keropos dasarnya.

Mengumpulkan BahanJika kita rajin menulis catatan harian, sebagian bahan sebenarnya bisa bersumber padacatatan harian itu. Namun seringkali, ini harus diperkaya lagi dengan bahan-bahan lain:pengamatan, wawancara, reportase, riset kepustakaan dan sebagainya.

Menentukan bentuk penuturanBeberapa tema tulisan bisa lebih kuat disajikan dalam bentuk dialog. Tapi, tema yanglain mungkin lebih tepat disajikan dengan lebih banyak narasi serta deskripsi yangdiperkaya dengan anekdot. Beberapa penulis memilih bentuk penuturan yang ajeg untuksetiap tema yang ditulisnya:

- Dialog (Umar Kayam)- Reflektif (Goenawan Mohamad)- Narasi (Faisal Baraas, Bondan Winarno, Ahmad Tohari)- Humor/Satir (Mahbub Junaedi)

MenulisTata Bahasa dan Ejaan: Taati tata bahasa Indonesia yang baku dan benar. Apakahejaan katanya benar, di mana meletakkan titik, koma dan tanda hubung? Apakah komaditulis sebelum atau sesudah penutup tanda kutip (jika ragu cek kebuku rujukan EjaanYang Disempurnakan).

Akurasi Fakta: tulisan nonfiksi, betapapun kreatifnya, bersandar pada fakta. Apakahperistiwanya benar-benar terjadi? Apakah ejaan nama kita tulisa secara benar? Apakahrujukan yang kita tulis sama dengan di buku atau kutipan aslinya? Apakah kitamenyebutkan nama kota, tahun dan angka-angka secara benar?

Jargon dan Istilah Teknis: hindari sebisa mungkin jargon atau istilah teknis yanghanya dimengerti kalangan tertentu. Kreatiflah menggunakan deskripsi atau anekdotatau metafora untuk menggantikannya. Hindari sebisa mungkin bahasa Inggris ataubahasa daerah.

Sunting dan Pendekkan: seraya menulis atau setelah tulisan selesai, baca kembali.Potong kalimat yang terlalu panjang; atau jadikan dua kalimat. Hilangkan repetisi. Pilihfrase kata yang lebih pendek: melakukan pembunuhan bisa diringkas menjadimembunuh. “Tidak” sering bisa diringkas menjadi “tak”, “meskipun” menjadi “meski” dansebagainya.

Page 14: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

Pakai kata kerja aktif: kata kerja aktif adalah motor dalam kalimat, dia mendorongpembaca menuju akhir, mempercepat bacaan. Kata kerja pasif menghambat prosesmembaca. Pakai kalimat pasif hanya jika tak terhindarkan.

Tak menggurui: meski Anda perlu menunjukkan bahwa Anda menguasai persoalan(otoritatif dalam bidang yang ditulis) hindari bersikap menggurui. Jika mungkin hindarikata “seharusnya”, “semestinya” dan sejenisnya. Gunakan kreatifitas dan ketrampilanmendongeng seraya menyampaikan pesan. Don’t tell it, show it.

Tampilkan anekdot: jika mungkin perkaya tulisan Anda dengan anekdot, ironi dantragedi yang membuat tulisan Anda lebih “basah” dan berjiwa.

Jangan arogan: orang yang tak setuju dengan Anda belum tentu bodoh. Hormatikeragaman pendapat. Opini Anda, bahkan jika Anda meyakininya sepenuh hati, hanyasatu saja kebenaran. Ada banyak kebenaran di “luar sana”.

Uji Tulisan Anda: minta teman dekat, saudara, istri, pacar untuk membaca tulisan yangsudah usai. Dengarkan komentar mereka atau kritik mereka yang paling tajamsekalipun. Mereka juga seringkali bisa membantu kita menemukan kalimat atau faktabodoh yang perlu kita koreksi sebelum diluncurkan ke media.

“MENJUAL” KOLOM KE MEDIAApa yang umumnya dipertimbangkan oleh redaktur esai/opini untuk memuat tulisanAnda?Nama penulis: para redaktur tak mau ambil pusing, mereka umumnya akan cepatmemilih penulis yang sudah punya namaketimbang penulis baru. Jika Anda penulisbaru, ini merupakan tantangan terbesar. Tapi, bukankah tak pernah ada penulis yang“punya nama” tanpa pernah menjadi penulis pemula? Jangan segan mencoba danmencoba jika tulisan ditolak. Tidak ada pula penulis yang langsung berada di puncak;mereka melewati tangga yang panjang dan terjal. Anda bisa melakukannya denganmenulis di media mahasiswa, lalu menguji keberanian di koran lokal sebelum menulisuntuk koran seperti Kompas atau majalah Tempo.

Otoritas: redaktur umumnya juga lebih senang menerima tulisan dari penulis yang bisamenunjukkan bahwa dia menguasai masalah. Tidak selalu ini berarti sang penulisadalah master atau doktor dalam bidang tersebut.

Style dan Personalitas: tema tulisan barangkali biasa saja, tapi jika Andamenuliskannya dengan gaya “style” yang orisinal dan istimewa serta sudut pandangyang unik, kemungkinan besar sang redaktur akan memuatnya.

Populer: koran dan majalah dibaca oleh khalayak yang luas. Tema tulisan harus cukuppopuler bagi pembaca awam, tanpa kehilangan kedalaman. Bahkan seorang doktordalam antropologi adalah pembaca awam dalam fisika. Kuncinya: tidak nampak bodohdibaca oleh orang yang paham bidang itu, tapi tidak terlalu rumit bagi yang tidak banyakmendalaminya.

Page 15: Untuk Membuat Sebuah Esai Yang Berkualitas

BAHAN BACAAN LANJUTANTeknik Penulisan- Argumentasi dan Narasi (Gorys Keraf)- Yuk, Menulis Cerpen, yuk (Mohammad Diponegoro)Catatan Harian dan Korespondensi- Catatan Harian Soe Hok Gie- Surat-surat Iwan Simatupang- Catatan Harian Ahmad WahibKumpulan Esai- Catatan Pinggir dan Kata, Waktu (Goenawan Mohamad)- Mangan Ora Mangan Kumpul dan Sugih tanpa Banda (Umar Kayam)- Faisal Baraas (Beranda Kita)- Puntung-Puntung Roro Mendut (YB Mangunwijaya)Kumpulan Cerpen- Orang-orang Bloomington (Budidarma)- Lukisan Perkawinan (Hamsad Rangkuti)- Odah (Mohamad Diponegoro)- Leak (Faisal Baraas)- Tegak Lurus Dengan Langit (Iwan Simatupang)- Bromocorah (Mochtar Lubis)SELESAI