untuk dila

4
Diabetic Retinopathy Study menyelidiki apakah menyebarkan photocoagulation dibandingkan dengan deferral yang tidak ditentukan, dapat menurunkan resiko dari kehilangan penglihatan akibat PDR. Setelah 2 tahun, photocoagulation menunjukkan penurunan yang signikfikan resiko kehilangan visual yang parah. Keuntungan ini bertahan selama keseluruhan durasi follow up dan terbaik kepada pasien yang matanya High-Risk Characteristic (HRCS). Efek pengobatan sedikit lebih sedikit untuk mata yang tidak memiliki HRCs Untuk menentukan waktu dari photocoagulation, ETDRS memeriksa efek dari pengobatan mata dengan mild NPDR . angak kejadian kehilangan kehilangan penglihatan rendah dengan pengobatan baik dilakukan pada awal atau akhir development dari HRCS. Karena angka kejadian kehilangan penglihatan yang rendah dan resiko komplikasinya, laporan ini menyarankan bahwa penyebaran photocoagulation digunakan di mata dengan NPDR ringan sampai sedang. ETDR juga menunjukkan efektivitas focal photocoagulation di mata dengan macular edema. 24 % mata yang tidak diobati dibandingkan denga 12 % mata yang diobati, menghasilkan sudut visual ganda. EVALUATION OF DIABETIC RETINOPATHY Penyebab yang penting dari kebutaan, diabetic retinopathy memiliki beberapa simptom visual atau opthalmic sampai terjadi kehilangan penglihatan. Sekarang, laser photocoagulation for diabetic retinopathy cukup efektif untuk melambatkan progresi dari retinopathy dan kehilangan penglihatan, tapi pengobatan biasanya tidak mengembalikan penglihatan yang telah hilang. Karena pengobatan ini bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan membuat retinopathy menjadi asimptomatik. Sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengobati pasien tahap awal retinopathy. Untuk mencapai tujuan ini , pasien diabetes sebaiknya dievaluasi secara rutin untuk mendeteksi penyakit yang tertangani Dilated inderect opthalmoscopy with biomicroscopy dan seven standard field stereoscopic 30 fundus photography , keduanya adalah metode yang disetujui untuk memeriksa diabetic retinopathy. Stereo fundus photography adalah metode yang lebih sensitif dalam mendeteksi retinopathy daripada pemeriksaan klinis, tetapi pemeriksaan klinis lebih baik dalam mendeteksi penebalan retina

Upload: muhammad-azmi-agung

Post on 01-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk Dila

Diabetic Retinopathy Study menyelidiki apakah menyebarkan photocoagulation dibandingkan dengan deferral yang tidak ditentukan, dapat menurunkan resiko dari kehilangan penglihatan akibat PDR. Setelah 2 tahun, photocoagulation menunjukkan penurunan yang signikfikan resiko kehilangan visual yang parah. Keuntungan ini bertahan selama keseluruhan durasi follow up dan terbaik kepada pasien yang matanya High-Risk Characteristic (HRCS). Efek pengobatan sedikit lebih sedikit untuk mata yang tidak memiliki HRCs

Untuk menentukan waktu dari photocoagulation, ETDRS memeriksa efek dari pengobatan mata dengan mild NPDR . angak kejadian kehilangan kehilangan penglihatan rendah dengan pengobatan baik dilakukan pada awal atau akhir development dari HRCS. Karena angka kejadian kehilangan penglihatan yang rendah dan resiko komplikasinya, laporan ini menyarankan bahwa penyebaran photocoagulation digunakan di mata dengan NPDR ringan sampai sedang. ETDR juga menunjukkan efektivitas focal photocoagulation di mata dengan macular edema. 24 % mata yang tidak diobati dibandingkan denga 12 % mata yang diobati, menghasilkan sudut visual ganda.

EVALUATION OF DIABETIC RETINOPATHY

Penyebab yang penting dari kebutaan, diabetic retinopathy memiliki beberapa simptom visual atau opthalmic sampai terjadi kehilangan penglihatan. Sekarang, laser photocoagulation for diabetic retinopathy cukup efektif untuk melambatkan progresi dari retinopathy dan kehilangan penglihatan, tapi pengobatan biasanya tidak mengembalikan penglihatan yang telah hilang. Karena pengobatan ini bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan membuat retinopathy menjadi asimptomatik. Sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengobati pasien tahap awal retinopathy.

Untuk mencapai tujuan ini , pasien diabetes sebaiknya dievaluasi secara rutin untuk mendeteksi penyakit yang tertangani

Dilated inderect opthalmoscopy with biomicroscopy dan seven standard field stereoscopic 30 fundus photography , keduanya adalah metode yang disetujui untuk memeriksa diabetic retinopathy. Stereo fundus photography adalah metode yang lebih sensitif dalam mendeteksi retinopathy daripada pemeriksaan klinis, tetapi pemeriksaan klinis lebih baik dalam mendeteksi penebalan retina akibat macular edema dan early neovascularization. Fundus photography jgua membutuhkan photographer dan pembaca yang terlatih.

Penggunaan film dan digital nonmydriatic images untuk memeriksa diabetic retinopathy telah dijelaskan. Walaupun mereka membolehkan undilated phtography retinopathy screening, teknik ini belum sepenuhnya dievaluasi. Penggunaan nonmydriatic kamera untuk follow up pasien dengan diabetes di praktek dokter mungkin dipertimbangkan di situasi dimana pemeriksaan dilated eye tidak didapatkan.

Guideline untuk frekuensi dari pemeriksaan dilated eye berdasarkan keparahan dari retinopathy. Untuk pasien dengan sedang sampai parah NPDR, peningkatan frekuensi pemeriksaan mata sangat dibutuhkan untuk menentukan kapan untuk memulai pengobatan. Namun, untuk pasien tanpa retinopathy atau dengan hanya beberapa microaneurysms, kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan dilated eye tahunan tidak ditentukan. Untuk pasien ini, insiden tahunan untuk progresi ke proliferative retinopathy atau macular edema itu rendah. Oleh karena itu, beberapa

Page 2: Untuk Dila

menyarankan untuk interval pemeriksaan yang lebih lama. Akhir-akhir ini, analisis menyaranakn pemeriksaan tahunan untuk beberapa pasien diabetes tipe 2 tidak efesien harga dan oleh karena itu dipertimbangkan untuk meningkatkan interval screening. Namun, analisis mungkin belum mempertimbangkan semua faktor.

1. Analisis berasumsi bahwa legal blindness hanyalah level dari kehilangan penglihatan dengan konsekuensi ekonomis, tapi fungsi penglihatan lainnya , seperti visual acuity lebih parah dari 20/ 40, secara klinis sangat penting, terjadi dengan frekuensi sangat tinggi dan memiliki konsekuensi ekonomis

2. Analiisa menggunakan NPDR progression figures dari pasien yang baru didiagnosis diabetes.3. Rate progresi yang berasal dari pasien diabetic eropa utara extraction tidak dapat

diaplikasikan ke etnis lain dan ras yang memiliki rate retinopathy progression lebih tinggi, seperti orang afrika.

Dalam menentukan interval pemeriksaan untuk pasien, penyedia perawatan mata sebaiknya juga mempertimbangkan implikasi dari kurangnya frekuensi pemeriksaaan mata. Orang tua memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap katarak, glaukoma, macular degenerasi yang berhubungan dengan umur, dan gangguan penglihatan lainnya. Deteksi dari masalah ini menambah nilai terhadap pemeriksaan, tapi jarang dipertimbangkan pada analisis dari screening interval. Edukasi terhadap pasien juga dilakukan selama pemeriksaan. Pasien tahu pentingnya untuk mengontrol kadar gula darahnya, tekanan darahnya, dan serum lipid. Dan pentingnya hal ini dapat meningkat ketika pasien menyadari implikasi dari kehilangan penglihatan. Interval panjang antara follow up visit dapat berujung kesulitan untuk mempertahankan kontak dengan pasien. Pasien akan kesulitan untuk mengingat bahwa mereka membutuhkan pemeriksaan mata setelah beberapa tahun berlalu.

Setelah mempertimbangkan masalah ini dan tidak adanya data empiris, pasien dengan diabetes seharusnya melakukan pemeriksaan mata tahunan.

Summary And Recommendation

Modalitas pengobatan ada yang dapat mencegah atau menunda timbulnya retinopati diabetes, serta mencegah hilangnya penglihatan, dalam sebagian besar pasien dengan diabetes. DCCT dan UKPDS menetapkan bahwa kontrol glikemik dan kontrol tekanan darah dapat mencegah dan menunda perkembangan retinopati diabetik pada pasien dengan diabetes. Terapi Laser photocoagulation tepat waktu juga dapat mencegah hilangnya penglihatan pada sebagian besar pasien dengan NPDR parah dan PDR dan edema makula. Karena jumlah pasien yang signifikan dengan penyakit yang mengancam penglihatan, penyakit bisa tanpa simptom, evaluasi berkelanjutan untuk retinopathy begitu berharga dan membutuhkan strategi.

Page 3: Untuk Dila

Guideline

1. Pasien dengan diabetes tipe 1 harus memiliki pemeriksaan lebih awal pelebran mata oleh dokter mata dalam waktu 3 - 5 tahun setelah timbulnya diabetes. Evaluasi umum untuk penyakit mata diabetes tidak diperlukan sebelum usia 10 tahun. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa durasi prapubertas diabetes mungkin penting dalam perkembangan komplikasi mikrovaskuler, sehingga penilaian klinis harus digunakan ketika menerapkan rekomendasi ini untuk masing-masing pasien.

2. Pasien dengan diabetes tipe 2 harus memiliki pemeriksaan awal mata melebar dan komprehensif oleh dokter mata atau opthalmologist lama setelah diagnosis diabetes

3. Pemeriksaan berikutnya untuk kedua tipe 1 dan tipe 2 pasien diabetes harus diulang setiap tahun oleh opthalmologist atau dokter mata yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendiagnosis adanya retinopati diabetes dan menyadari manajemennya. Pemeriksaan akan dibutuhkan lebih banyak jika retinopati mengalami progressi.

4. Ketika merencanakan kehamilan, wanita dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya harus menjalani pemeriksaan mata yang komprehensif dan harus diberi konseling tentang risiko pengembangan dan perkembangan retinopati diabetes. Wanita dengan diabetes yang hamil harus menjalani pemeriksaan mata yang komprehensif pada trimester pertama dan follow up selama kehamilan

5. Pasien dengan tingkat edema makula, NDPR berat, atau PDR apapun membutuhkan perawatan yang cepat dari opthalmologist yang berpengetahuan dan berpengalaman dalam pengelolaan dan pengobatan retinopati diabetes.

6. Pasien yang mengalami kehilangan penglihatan akibat diabetes harus didorong untuk mengejar rehabilitasi visual dengan dokter mata yang terlatih atau berpengalaman dalam perawatan penglihatan rendah.