unstable angina pectoris

Upload: nuriah-jn

Post on 16-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Angina pektoris tidak stabil atau Unstable angina (UA) adalah keadaan pasien dengan gejala iskemia sesuai dengan sindroma coroner akut tanpa terjadinya peningkatan enzim penanda iskemia jantung (CKMB, troponin) dengan atau tanpa perubahan EKG yang menunjukkan iskemia (depresi segmen ST, inversi gelombang T dan elevasi segmen ST yang transien)

TRANSCRIPT

BAGIAN/SMF KARDIOLOGI DAN KEDOKTERANVASKULARBPK RSUZA BANDA ACEHBAB IPENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang paling sering. Di Cina,Penelitian menunjukkan bahwa kejadian PJK meningkat 26,1% untuk pria dan 19,0% untuk perempuan dari tahun 1998 sampai 2008.1 Sindrom Koroner Akut (SKA) atau Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. SKA dibedakan menjadi ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI), Non ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI), serta unstable angina pectoris (UAP).1Di negara-negara barat, misalnya, di Amerika Serikat, diperkirakan 15.800.000 orang Amerika memiliki penyakit jantung koroner, 7900000 merupakan infark miokard (MI), dan 8.900.000 angina pektoris (AP). Angina pektoris tak stabil ditandai dengan nyeri angina yang frekuensinya meningkat. Serangan cenderung di picu oleh olahraga yang ringan, dan serangan menjadi lebih intens dan berlangsung lebih lama dari angina pektoris stabil.1 Angina pektoris tak stabil atau Unstabil angina pectoris (UAP) lebih serius dari pada AP stabil, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan kegawatdaruratan.1Banyak penelitian melaporkan bahwa UAP merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan kematian. Beberapa penelitian retrospektif menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA dan 60% penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya mengalami gejala prodroma UAP. Sedangkan penelitian jangka panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20% penderita UAP dengan tingkat kematian 14-80%.2Mengingat banyaknya jumlah penderita Unstabil angina pectoris (UAP) maka sangat diperlukan adanya penatalaksanaan yang lebih komprehensif. UAP terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangi symptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Penderita UAP dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi.3BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 DefinisiAngina pektoris tidak stabil atau Unstable angina (UA) adalah keadaan pasien dengan gejala iskemia sesuai dengan sindroma coroner akut tanpa terjadinya peningkatan enzim penanda iskemia jantung (CKMB, troponin) dengan atau tanpa perubahan EKG yang menunjukkan iskemia (depresi segmen ST, inversi gelombang T dan elevasi segmen ST yang transien).4

2.2Epidemiologi Di Amerika Serikat setiap tahun ada sebanyak 1 juta pasien yang dirawat di rumah sakit karena angina pectoris tak stabil; dimana 6-8 % kemudian mendapat serangan infark jantung yang tak fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan.5Hasil dari Jakarta cardiovaskuler study pada tahun 2008 mencatat prevalensi infark miokard pada wanita mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29 secara keseluruhan. Angka ini jauh di atas prevalensi infark miokard pada tahun 2000, yakni hanya 1,2% saja. Hal ini mendukung hasil survei Departemen Kesehatan RI yang menunjukkan bahwa prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.6

2.3Faktor ResikoFaktor Resiko UAP terdiri dari dua yaitu factor resiko yang dapat diubah (dimodifikasi) dan tidak dapat diubah.Faktor resiko yang dapat diubah (dimodifikasi) adalah diet (hiperlipidemia), rokok, hipertensi, stress, obesitas, kurang aktifitas, diabetes mellitus. Faktor resiko yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, herediter.7Penilaian stratifikasi resiko dapat digunakan untuk memprediksi kejadian penyakit jantung akibat trombosis pada jangka pendek dan panjang dan juga dapat dipakai untuk memandu dalam menentukan strategi tatalaksana terbaik (invasif atau konservatif) untuk setiap pasien.7

Tabel 2.1 TIMI (Thrombolysis in Myocardial Infarction) Risk Score 7VariabelSkor

Usia 65 tahun1

3 faktor risiko penyakit jantung coroner( hipertensi, riwayat keluarga, hiperkolesterolemia, diabetes, perokok aktif)1

Pemakaian aspirin dalam 7 hari terakhir1

2 episode angina dalam 24 jamterakhir1

Peningkatan enzim jantung1

Devariasi segmen ST 0.5 mm, yaitu depresi atau elevasi segmen ST yang transien (