unjuk kerja model kincir angin sumbu horisontal … · tipe petani garam rembang dengan tiga...
TRANSCRIPT
i
UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SUMBU HORISONTAL
TIPE PETANI GARAM REMBANG
DENGAN TIGA VARIASI JUMLAH SUDU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Oleh:
ANDREAS YOGA AGUNG SUGIARTA
NIM : 135214036
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
THE PERFORMANCE MODEL OF HORIZONTAL
AXIS WINDMILL OF REMBANG SALT FARMERS
TYPE WITH THREE VARIATIONS OF TOTAL BLADE
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement
to obtain SarjanaTeknik degree
in Mechanical Engineering
By:
ANDREAS YOGA AGUNG SUGIARTA
Student Number : 135214036
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SUMBU HORISONTAL
TIPE PETANI GARAM REMBANG
DENGAN TIGA VARIASI JUMLAH SUDU
Disusun oleh :
ANDREAS YOGA AGUNG SUGIARTA
NIM : 135214036
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi
Ir. Rines, M. T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SUMBU HORISONTAL
TIPE PETANI GARAM REMBANG
DENGAN TIGA VARIASI JUMLAH SUDU
Dipersiapkan dan disusun oleh :
NAMA : Andreas Yoga Agung Sugiarta
NIM : 135214036
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 22 Januari 2018
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Doddy Purwadianto, S.T., M.T. …....................
Sekretaris : Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si .......................
Anggota : Ir. Rines, M.T. .......................
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Andreas Yoga Agung Sugiarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Andreas Yoga Agung Sugiarta
Nomor Mahasiswa : 135214036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SUMBU HORISONTAL
TIPE PETANI GARAM REMBANG
DENGAN TIGA VARIASI JUMLAH SUDU
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya namun memberikan
royalty kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Yang menyatakan,
Andreas Yoga Agung Sugiarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Kebutuhan manusia akan pasokan energi semakin lama semakin
meningkat dan manusia masih sangat tergantung sekali dengan energi
konvensional. Namun ketersediaan bahan bakar konvensional yang ada di alam
jumlahnya semakin menipis, yang membuat setiap negara berlomba untuk
menemukan sumber energi terbarukan sebagai pengganti sumber energi
konvensional tersebut. Energi terbarukan yaitu energi yang dapat diperoleh
berulang – ulang dan bersifat berkelanjutan. Salah satu energi terbarukan yaitu
energi yang diperoleh dari angin. Karena dari itu dibuat penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui unjuk kerja kincir angin dari variasi jumlah sudu.
Kincir angin yang diuji dalam penelitian ini adalah kincir angin horisontal
tipe petani garam Rembang dengan tiga variasi jumlah sudu yaitu 2, 3 dan 4 sudu.
Sudu kincir terbuat dari triplek dengan tebal 8 mm berdiameter 1 m, sudut
tangkapan angin 160°. Penelitian dilakukan dengan menggunakan fan blower
yang diatur pada kecepatan rata – rata 7 m/s. Data yang diambil dalam penelitian
ini adalah kecepatan angin, putaran kincir dan gaya pembebanan. Dari data
tersebut dapat dihitung nilai daya kincir, torsi, koefisien daya dan tip speed ratio
untuk model kincir angin yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kincir angin dua sudu menghasilkan
koefisien daya maksimal sebesar 14,91 % pada tip speed ratio optimal 2,98.
Kincir angin tiga sudu menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 15,20 %
pada tip speed ratio optimal 2,46. Kincir angin empat sudu menghasilkan
koefisien daya maksimal sebesar 15 % pada tip speed ratio optimal 1,94. Dengan
demikian ketiga kincir angin menunjukan nilai koefisien daya maksimal hampir
sama besar yaitu mencapai 15 %, dan untuk tip speed ratio optimal yang paling
besar dihasilkan pada variasi kincir dua sudu yaitu 2,98 lebih besar dibandingkan
dengan variasi tiga dan empat sudu.
Kata kunci : kincir angin horisontal, koefisien daya, tip speed ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Human needs on energy supplies are progressively increasing and human are
still very dependent with conventional energy. But the availability of conventional
energy in nature is dwindling, which makes each country competing to find
renewable energy sourcesto replace the conventional energy sources. Renewable
energy is energy that can be obtained repeatedly and is sustainable. One of the
renewable energy is the energy that is obtained from the wind. Therefore, the aim
of this study is to know the performance of the windmill from the variation of the
number of blades.
The windmill tested in this study is a horizontal windmill of Rembang salt
farmers’ typewith three variants of the blades amount of two, three, and four
blades. The angle of the windmill is made of plywood with 8 millimeters thick
and 1 meter in diameter with the wind catchment angle is 160°. The study was
conducted using fan blower that is set at an average speed of 7 m/s. The data taken
in this study are wind speed, wheel rotation, and loading forces. From these data it
can be calculated the value of windmill power, torque, power coefficient and the
tip speed ratio for a model windmill studied.
The results showed that two-blade windmill generates maximum power
coefficient of 14.91% at the optimum tip speed ratio of 2.98.Three-blade windmill
generates maximum power coefficient of 15.20% at the optimum tip speed ratio of
2.46. Four-blade windmill generates maximum power coefficient of 15% in the
optimum tip speed ratio of 1.94.Thus, the three windmills show the maximum
power coefficient value is almost as large as reaching 15%, and for tip the
maximum optimal speed ratio is generated on the variation of the two-pin blade is
2.98 larger than the variation of three and four blades.
Keywords: horizontal windmill, power coefficient, tip speed ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi
berjudul “Unjuk Kerja Model Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Tiga Variasi Jumlah Sudu” ini melibatkan banyak pihak, oleh
sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sudi Mungkasi,S.Si.,M.Math.Sc.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi S.T.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik
4. Ir Rines, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
5. Seluruh staf dan pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis, baik secara materi maupun spiritual
7. Selamet Waluyo, Filipus Arken Siregar dan Aji Mahardika selaku rekan
kelompok dan rekan penulis, yang telah membantu dalam perancangan,
perakitan dan pengambilan data penelitian
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan
Skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima
kasih.
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
TITTLE PAGE ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLLIKASI KARYA ILMIAH ........................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Angin ............................................................................................................... 4
2.2 Kincir Angin ................................................................................................... 4
2.3 Kincir Angin Sumbu Horisontal .................................................................... 5
2.3.1 Kelebihan Kincir Angin Sumbu Horisontal ......................................... 5
2.3.2 Kekurangan Kincir Angin Sumbu Horisontal ....................................... 6
2.4 Kincir Angin Sumbu Vertikal ......................................................................... 6
2.4.1 Kelebihan Kincir Angin Sumbu Vertikal ............................................. 8
2.4.2 Kekurangan Kincir Angin Sumbu Vertikal .......................................... 8
2.5 Hubungan antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio ............................ 9
2.6 Kincir Angin Petani Garam Indonesia ............................................................ 9
2.7 Rumus Perhitungan ......................................................................................... 12
2.7.1 Energi Kinetik....................................................................................... 12
2.7.2 Daya Angin ........................................................................................... 13
2.7.3 Koefisien Daya Angin ......................................................................... 13
2.7.4 Tip Speed Ratio .................................................................................... 14
2.7.5 Torsi ..................................................................................................... 14
2.7.6 Daya yang Dihasilkan Kincir Angin (𝑃𝑜𝑢𝑡 ) ......................................... 14
2.8 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Penelitian ......................................................................................... 16
3.2 Desain Kincir .................................................................................................. 17
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................ 17
3.3.1 Dudukan Sudu ...................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3.3.2 Lengan Sudu ........................................................................................ 18
3.3.3 Sudu Kincir Angin ............................................................................... 19
3.4 Alat Pendukung ............................................................................................... 20
3.4.1 Fan Blower ............................................................................................ 20
3.4.2 Poros Kincir .......................................................................................... 20
3.4.3 Anemometer .......................................................................................... 21
3.4.4 Takometer ............................................................................................. 22
3.4.5 Neraca Pegas ......................................................................................... 22
3.4.6 Sistem Pengereman ............................................................................... 23
3.5 Pembuatan Sudu .............................................................................................. 23
3.5.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 23
3.5.2 Langkah Pembuatan Sudu .................................................................... 24
3.6 Langkah Kerja Penelitian ................................................................................ 25
3.7 Langkah Pengolahan Data............................................................................... 26
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengujian ....................................................................................... 28
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan .................................................................. 31
4.2.1 Perhitungan Torsi .................................................................................. 31
4.2.2 Perhitungan Daya Angin ....................................................................... 32
4.2.3 Perhitungan Daya Kinci Angin ............................................................. 32
4.2.4 Perhitungan Tip Speed Ratio ................................................................ 33
4.2.5 Perhitungan Koefisiean Daya ............................................................... 33
4.3 Data Hasil Perhitungan ................................................................................... 34
4.4 Grafik Hasil Perhitungan................................................................................. 37
4.4.1 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu ................ 38
4.4.2 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu................. 39
4.4.3 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu ............. 40
4.4.4 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu .................................. 41
4.4.5 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu ................................. 42
4.4.6 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu .............................. 43
4.4.7 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝐶𝑝) dengan Tip Speed
Ratio (λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang Variasi Dua Sudu ................................................................. 44
4.4.8 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝐶𝑝) dengan Tip Speed
Ratio (λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang Variasi Tiga Sudu ................................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.4.9 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝐶𝑝) dengan Tip Speed
Ratio (λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang Variasi Empat Sudu .............................................................. 49
4.5 Grafik Perbandingan Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang
Variasi Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu ................................. 49
4.5.1 Grafik Perbandingan Antara Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi
Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi
Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu .................................... 49
4.5.2 Grafik Perbandingan Koefisien Daya 𝐶𝑝 dengan Tip Speed Ratio
(λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang
Variasi Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu ....................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kincir Angin Horisontal ................................................................... 5
Gambar 2.2 Kincir Angin Savonius ..................................................................... 7 8
Gambar 2.3 Kincir Angin Darrieus ...................................................................... 8
Gambar 2.4 Grafik Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio dari Berbagai
Jenis Kincir.......................................................................................9
Gambar 2.5 Model Kincir Angin Petani Garam Cirebon ................................... 11
Gambar 2.6 Kincir Angin Petani Garam Rembang ............................................ 11
Gambar 2.7 Model Kincir Angin Petani Garam Sumenep ................................. 12
Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah Penelitian Kincir Angin ............................ 16
Gambar 3.2 Desain Kincir .................................................................................. 17
Gambar 3.3 Desain Pemasangan Sudu . .............................................................17
Gambar 3.4 Dudukan Sudu ................................................................................ 18 17
Gambar 3.5 Lengan Sudu ................................................................................... 19
Gambar 3.6 Sudu Kincir ..................................................................................... 19
Gambar 3.7 (1) Kincir angin 2 sudu, (2) kincir angin 3 sudu dan (3) kincir
angin 4 sudu................................................................................... 20
Gambar 3.8 Fan Blower ..................................................................................... 21 20
Gambar 3.9 Poros Kincir .................................................................................... 21 25
Gambar 3.10 Anemometer ................................................................................... 22 41 41
Gambar 3.11 Takometer ....... .............................................................................. 23
Gambar 3.12 Neraca Pegas .................................................................................. 23
Gambar 3.13 Sistem Pengereman ....................................................................... 24
Gambar 3.14 Kerangka Sudu .............................................................................. 25
Gambar 3.15 Empat Buah Sudu ........................................................................... 26
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Putaran Kincir Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu ........... 38
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Putaran Kincir Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu.......... 39
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Putaran Kincir Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu ....... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Daya Pout Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu ........... 41
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Pout Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu .......... 42
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Daya Pout Dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu. ...... 43
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) Dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu ........... 44
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) Dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu .......... 46
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) Dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu ....... 48
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Antara Putaran Kincir (rpm) Dengan Torsi
Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang
Variasi Dua Sudu Dengan Tiga Sudu Dan Empat Sudu........ ....... 50
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Koefisien Daya 𝐶𝑝 Dengan Tip Speed
Ratio (λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang Variasi Dua Sudu Dengan Tiga Sudu Dan Empat
Sudu .................................................... ........................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Sudu ........................................................ 24
Tabel 4.1 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 2 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7
m/s ..................... ................................................................................. 28
Tabel 4.2 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 3 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7
m/s ............................ .......................................................................... 29
Tabel 4.3 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 4 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7
m/s ............................ .......................................................................... 30
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Dua Sudu. ...................................................... 34
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Tiga Sudu ...................................................... 35
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Empat Sudu ................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini
sudah sejak lama menjadi persoalan dan telah diprediksi oleh banyak ahli energi
di Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi dapat meningkat
secara bertahap, baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari
tuntutan distribusinya. Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus
meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Konsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah bila
dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Pemanfaatan sumber-
sumber daya energi baru dan terbarukan, seperti angin masih sangat kurang dalam
pemanfaatannya sebagai energi alternatif pembangkit listrik. Kecenderungan ini
tentu akan terus bertahan seiring dengan makin berkurangnya cadangan minyak
bumi serta batubara, yang merupakan penyuplai bahan bakar bagi pembangkit
listrik di Indonesia.
Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik ini, maka diperlukan sebuah
sumber energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang
semakin besar. Angin, sebagai salah satu sumber yang tersedia di alam dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi listrik. Angin merupakan sumber
energi yang tidak ada habisnya sehingga pemanfaatan sistem perubahan energi
angin akan berdampak positif terhadap lingkungan. Sebagai mahasiswa teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mesin yang mengambil tugas akhir pengembangan kincir angin sebagai energi
terbarukan dan konversi energi khususnya energi angin. Penulis ingin
mengembangkan desain kincir dari model kincir angin petani garam di Indonesia
khususnya dari model petani garam dari daerah Rembang untuk mencari unjuk
kerja kincir angin yang sesuai dengan kondisi angin yang berada di Indonesia.
1.2.Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
a. Diperlukan bentuk kincir angin yang mampu mengkonversi energi angin secara
maksimal sehingga dapat memberikan efisiensi yang tinggi.
b. Memaksimalkan potensi energi angin yang ada di Indonesia dengan kincir
angin yang dapat mengubah energi angin menjadi energi mekanis.
1.3. Tujuan Penelitian
a. Membuat kincir angin model petani garam Rembang dengan tiga variasi
jumlah sudu.
b. Mengetahui hubungan torsi dan kecepatan putar kincir yang diuji.
c. Mengetahui nilai tip speed ratio (tsr) dan koefisien daya (Cp) dari kincir angin
yang diuji.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :
a. Model kincir angin yang dibuat adalah tipe sumbu horisontal yang digunakan
oleh petani garam Rembang dengan diameter kincir 1 m lebar kincir 12 cm.
b. Kincir angin berbahan dasar dari triplek tebal 8 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
c. Kincir angin menggunakan sudu berjumlah 2, 3 dan 4.
d. Penelitian dilaksanakan dengan cara meletakkan sistem kincir angin di depan
blower 15 HP 1450 rpm dengan kecepatan angin yang dihembuskan rata – rata
7 m/s diatur dengan inverter.
e. Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata
Dharma.
1.5. Manfaat Penelitian:
a. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu aplikasi pemanfaatan energi terbarukan
di Indonesia sebagai energi alternatif.
b. Dapat digunakan sebagai pembanding model kincir petani garam yang ada di
Indonesia
c. Dapat menjadi referensi bagi masyarakat yang daerahnya berpotensi dengan
energi angin agar bisa mengembangkan energi terbarukan dengan
menggunakan bantuan angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Angin
Angin merupakan udara bergerak yang disebabkan oleh rotasi bumi serta
juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Tekanan udara yang
telah memuai massa jenisnya oleh pemanasan matahari maka masa jenisnya
menjadi lebih ringan sehingga menjadi naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun. Udara sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah. Uadara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ketanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin dikarenakan konveksi.
Angin merupakan sumber daya yang berlimpah dan terbarukan. Dunia
tidak akan kehabisan angin untuk kebutuhan – kebutuhan di masa – masa yang
akan datang, tidak seperti minyak dan gas alam. Angin juga dapat mengurangi
kebergantungan suatu negara pada tenaga nuklir.
2.2 Kincir Angin
Kincir angin adalah mesin yang digunakan untuk mengkonversikan energi
angin ke dalam bentuk energi lain, yang kebanyakan dalam bentuk energi
mekanis. Kincir angin ini dibedakan menjadi dua yaitu kincir angin sumbu
horisontal dan kincir angin sumbu vertikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2.3 Kincir Angin Sumbu Horisontal
Kincir angin sumbu horisontal adalah kincir angin yang mempunyai poros
yang sejajar dengan tanah dan arah poros utama sesuai dengan arah datangnya
angin. Kincir ini terdiri dari sebuah menara dan kincir yangberada pada puncak
menara tersebut. Poros kincir dapat berputar 360° terhadap sumbu vertikal untuk
menyesuaikan arah angin. Terdapat beberapa jenis kincir angin poros horizontal
diantaranya ditunjukkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kincir angin horisontal
(Sumber : http://mit.ilearning.me/)
2.3.1. Kelebihan Kincir Angin Sumbu Horisontal
Kelebihan dari kincir angin horisontal sebagai berikut :
a. Sudu kincir angin sumbu horisontal berada disamping pusat grafitasi
turbin maka dapat menyetabilkan turbin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Menara yang tinggi memungkinkan penempatan turbin pada landasan
yang tidak datar atau di lokasi – lokasi garis pantai.
c. Kincir angin sumbu horisontal dapat dibuat dengan kemampuan picth
control untuk sudu – sudunya, sehingga dapat menghindari kerusakan bila
terserang badai.
2.3.2 Kekurangan Kincir Angin Sumbu Horisontal
Kincir angin sumbu horisontal memiliki kekurangan sebagai berikut :
a. Untuk kincir angin jenis ini sulit dioperasikan dekat dengan permukaan
tanah yang merupakan tempat berdaya angin – angin turbulen, karena yaw
control dan blande controlnya memerlukan aliran – aliran angin laminer.
b. Untuk kincir angin sumbu horisontal yang tinggi sulit untuk dipasang
karena memerlukan crane yang tinggi dan mahal
2.4 Kincir Angin Sumbu Vertikal
Kincir angin sumbu vertikal merupakan kincir angin yang sumbu rotasinya
vertikal terhadap permukaan tanah. Kincir angin sumbu vertikal ini dibagi
menjadi dua jenis yaitu Savonius dan Darrieus.
a. Kincir angin Savonius
Kincir angin ini pertama kali diciptakan di negara Finlandia dan berbentuk
S apabila dilihat dari posisi atas. Secara umum kincir ini bergerak lebih
perlahan dibandingkan jenis turbin angin sumbu horisontal, namun dapat
menghasilkan torsi yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Gambar 2.2 Kincir Angin Savonius.
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/)
b. Kincir Angin Darrieus
Kincir angin darrieus ini mula – mula diperkenalkan di Perancis sekitar
tahun 1920. Kincir angin darreus ini memiliki ciri bersudu yang tegak.
Kincir angin ini berputar kedalam dan keluar dari arah angin.
Gambar 2.3 Kincir Angin Darrieus
(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.4.1. Kelebihan Kincir Angin Sumbu Vertikal
Kelebihan kincir angin sumbu vertikal sebagai berikut :
a. Dapat menerima angin dari segala arah
b. Komponen – komponennya dapat dipasang dekat permukaan tanah
c. Mudah dirawat / diperbaiki dan menara lebih ringan
2.4.2. Kekurangan Kincir Angin Sumbu Vertikal
Kekurangan kincir angin sumbu vertikal sebagai berikut:
a. Karena umumnya dipasang dekat dengan permukaan tanah, kualitas
angin yang diterima kurang bagus.
b. Kurang mampu mengawali putaran sendiri (tipe Darrieus)
c. Gaya sentrifugal membuat sudu – sudu mengalami tegangan.
2.5 Hubungan antara Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio
Tip speed ratio mempengaruhi besarnya koefisien daya. Hubungan ini
digambarkan sebagai berikut :
1. Koefisien daya bergantung pada ujung sudu
2. Ditandai dengan kurva koefisien daya berbanding dengan
perbandingan kurva tip speed ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berikut ini grafik koefisien daya dengan tip speed ratio dari berbagai jenis kincir
yang dapat dilihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Grafik Koefisien Daya dengan Tip Speed Ratio dari Berbagai
Jenis Kincir (Sumber : http://1.bp.blogspot.com/)
2.6 Kincir Angin Petani Garam Indonesia
Sebelum ditemukannya teknologi tepat guna yaitu kincir angin. Pengrajin
garam di Indonesia masih menggunakan tenaga manusia untuk menaikkan air ke
lahan-lahan pengeringan air laut. Sehingga untuk membuat garam petani
membutuhkan tenaga ekstra. Dengan menggunakan bor yang digerakkan tenaga
manusia untuk menaikkan air ke lahan pembuatan garam. Namun setelah kincir
angin beroperasi pekerjaan lebih ringan karena angin membantu menaikkan air ke
lahan mereka.
Alat tepat guna yang juga ramah lingkungan ini terbuat dari pipa paralon
kayu dan besi, papan kayu dibuat baling-baling yang berfungsi membuat putaran.
Dengan bantuan alat mirip tuas putaran itupun disambungkan dengan tongkat
kayu atau besi yang dibagian bawahnya dibuatkan klep dari ban bekas mobil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Klep yang berfungsi untuk menaikkan air dimasukkan dalam pipa paralon
tergantung dari kebutuhan air yang akan dinaikkan, semakin besar pipa pralon air
yang naikkan debitnya banyak begitu pula sebaliknya.
Dengan alat kincir angin ini petani garam bekerja lebih ringan, karena
teknik membuat garam hanya memindahkan air dari lahan satu ke lahan yang
lainnya. Menurut Budin, si pengrajin kincir angin yang berada di pesisir pantai
utara pulau Jawa, untuk menaikkan air ke lahan pengrajin garam yang ukuran
besar jika dibandingkan 1 tenaga manusia kekuatannya lebih besar , apalagi jika
angin yang berhembus cukup kencang satu jam saja bisa memenuhi lahan
pengeringan air. Sedangkan kincir yang kecil dengan diameter kincir 1 meter
biasanya digunakan untuk mengisi air pada lahan-lahan pemanenan garam,
sehingga debit yang dibutuhkan tidak begitu besar. Dengan mengunakan kincir
angiin ini tenaga yang dikeluarkan oleh pengrajin garam lebih efisien. Jika air laut
telah tua para pengrajin garam bisa panen garam setiap 3 -4 hari sekali. Jika sudah
tiba panen raya mereka bisa memanen garamnya setiap hari sekali , tenaga yang
dikeluarkan pengrajin hanyalah memungut garam dari lahan untuk dimasukkan ke
dalam gudang saja atau langsung dijual pada pengepul.
Untuk urusan pengairan lahan pengeringan air ataupun pemanenan sudah
dicukupi oleh kincir angin yang setiap hari berputar tiada henti dengan bantuan
angin. Oleh karena itu jika musim pembuatan garam terlihat ratusan kincir angin
di lahan garam. Berikut merupakan model kincir angin yang sering digunakan
oleh petani garam Indonesia ditunjukkan pada Gambar (2.5, 2.6 dan 2.7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 2.5 Model Kincir Angin Petani Garam Cirebon (Sumber : http://farm2.static.flickr.com)
Gambar 2.6 Model Kincir Angin Petani Garam Rembang (Sumber :
https://2.bp.blogspot.com/)
Gambar 2.7 Model Kincir Angin Petani Garam Sumenep (Sumber :
http://2.bp.blogspot.com/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.7 Rumus Perhitungan
Berikut adalah rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan
kincir angin yang diteliti :
2.7.1 Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya.
Energi kinetik dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatannya, maka rumus
dapat ditulis sebagai berikut :
𝐸𝑘 = 1
2.𝑚 . 𝑣2 (1)
dengan 𝐸𝑘 adalah energi kinetik, m adalah massa, dan v adalah kecepatan angin.
Pada dasarnya daya adalah energi persatuan wakru, sehingga daya dapat
ditulis secara matematik
P = 𝐸𝑘
𝑡 (2)
dengan P adalah daya, dan t adalah waktu
Mengingat massa persatuan waktu sebagai berikut :
m = A. v. 𝜌 (3)
dengan m adalah massa persatuan waktu, A adalah luas penampang sudu, dan 𝜌
adalah massa jenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.7.2 Daya Angin
Daya angin adalah daya yang dihasilkan oleh angin tiap luasan sudu.
Dengan demikian daya angin dapat diperoleh menggunakan Persamaan (1) dan
(3), maka rumus daya angin dapat diperoleh sebagai berikut :
𝑃𝑚 = 1
2.𝑚 . 𝑣2
=1
2. (𝐴. 𝑣.𝜌) . 𝑣2
=1
2.𝐴.𝜌. 𝑣3 (4)
dengan 𝑃𝑚 adalah daya yang disediakan oleh angin, A adalah luas penampang
sudu, 𝜌 adalah massa jenis, dan v adalah kecepatan angin.
2.7.3 Koefisen Daya Kincir Angin
Koefisen daya adalah perbandingan dari daya yang disediakan oleh kincir
angin (𝑃𝑜𝑢𝑡 ) dengan daya yang disediakan oleh angin. Koefisien daya dapat
diperhitungkan menggunakan rumus :
𝐶𝑝 = 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛 (5)
dengan 𝐶𝑝 adalah koefisien daya, 𝑃𝑜𝑢𝑡 adalah daya yang dihasilkan oleh kincir
angin, dan 𝑃𝑖𝑛 daya yang disediakan angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.7.4 Tips Speed Ratio
Tips speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan linier lingkaran
terluar kincir dengan kecepatan angin yang dapat dituliskan sebagai berikut :
𝜆 = 𝜔 .r
𝑣 (6)
dengan ω adalah putaran poros kincir angin, r adalah jari – jari kincir angin, dan v
adalah kecepatan angin.
2.7.5 Torsi
Torsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
T = F.l (7)
dengan T adalah Torsi, F adalah gaya pembebenan, dan l adalah panjang lengan
torsi ke poros.
2.7.6 Daya yang Dihasilkan Kincir Angin
Daya yang dihasilkan kincir (𝑃𝑜𝑢𝑡 ) adalah daya yang dihasilkankan kincir
angin berdasarkan adanya angin yang melintas pada sudu kincir angin, sehingga
daya yang dihasilkan dapat dihitung sebagai berikut:
(𝑃𝑜𝑢𝑡 ) = T. 𝜔 (8)
dengan (𝑃𝑜𝑢𝑡 ) adalah daya yang dihasikan kincir, T adalah torsi, dan 𝜔 adalah
putaran poros kincir angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.8 Tinjauan Pustaka
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII)
2013 di Bandar Lampung (Doddy Purwadianto dan Trio Pordomuan) dengan
judul “Pengaruh Posisi Sirip Sudu Terhadap Karakteristik Kincir Angin Petani
Garam di Pantai Utara Jawa” dengan model kincir angin sudu plat datar bersirip,
diameter 80 cm, ukuran sirip 3 cm x 7 cm, jumlah sudu 2 dengan 4 variasi posisi
sirip sudu ( 10o,20
o,30
o,40
o) didepan wind tunnel menghasilkan koefisien daya
maksimum sebesar 21% dengan posisi sirip 10o pada kecepatan angin sekitar 7
m/detik.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Mesin 8 2013, Surabaya, Indonesia
(Wihadi D. , Iswanjono, Rines), “Kincir Angin Propeler Berbahan Kayu Untuk
Kecepatan Angin Tinggi”, Model kincir angin Rembang bersudu 4. Sudu
dibentuk dari dua bilah papan membentuk sudut kurang lebih 150 o
- 160 o
dengan
panjang jari – jari antara 1,3 – 1,6 meter, dan lebar 0,35 meter. Hasil pengukuran
di tambak belakang SPBU Tambakagung, pada kecepatan angin rata – rata 30
km/jam (sekitar 8 m/s), kecepatan putar poros kincir 120 rpm dengan beban
pompa air yang tidak terukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Penelitian
Langkah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perencanaan kincir
hingga analisis data. Diagram alir langkah penelitian ini ditunjukkan pada Gambar
3.1.
Mulai
Perancangan kincir angin tipe petani garam Rembang
Pembuatan kincir angin dengan bahan dasar triplek
Perakitan kincir angin
Pengambilan data berupa kecepatan angin, putaran poros kincir dan gaya
pembebanan
Pengolahan data, menghitung torsi, kecepatan sudut, daya angin, daya kincir,
koefisien daya (𝐶𝑝), tip speed ratio (trs). Kemudian membuat grafik hubungan
antara torsi dengan putaran poros danhubungan koefisien daya (𝐶𝑝) dengantip
speed ratio (tsr) dari setiap variasi.
Analisa serta pembahasan data
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah Penelitian Kincir Angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3.2 Desain Kincir Angin
Desain kincir yang dibuat untuk penelitian ini adalah seperti yang
ditunjukkan Gambar 3.2. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa kincir yang
dibuat berdiameter 100 cm dengan permukaan yang menerima angin membentuk
sudut 160°. Pemasangan sudu ditunjukkan pada Gambar 3.3 dengan putaran kincir
berputar searah jarum jam
Gambar 3.2 Desain kincir
Gambar 3.3 Desain Pemasangan Sudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3.3 Alat dan Bahan
Model kincir yang dibuat ini berbahan triplek, yang diambil dari tipe
kincir petani garam Rembang dengan dimensi lebih kecil dari bentuk aslinya.
Berikut alat dan bahan yang digunakan :
3.3.1 Dudukan Sudu
Dudukan sudu yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.4 merupakan
komponen yang penting dalam sebuah kincir angin karena berfungsi sebagai
tempat pemasangan sudu. Dudukan sudu ini dibuat sehingga dapat digunakan
untuk jumlah sudu 2, 3 dan 4. Dudukan sudu ini berbahan pelat aluminium
dengan tebal 3 mm berdiameter 15 cm.
Gambar 3.4 Dudukan Sudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.3.2 Lengan Sudu
Lengan sudu dengan panjang 14 cm tebal 4 mm yang ditunjukkan pada
Gambar 3. ini berbahan pelat besi, yang berfungsi sebagai penguat dan
penyambung antara dudukan sudu dengan sudu.
Gambar 3.5 Lengan sudu
3.3.3 Sudu Kincir Angin
Sudu kincir angin yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 3.6. Gambar
ini merupakan bagian tampak depan kincir angin tipe petani garam Rembang
yang sudah disertai dengan dudukan sudu. Variasi yang digunakan adalah
jumlah sudu yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.6 Sudu Kincir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3.7 (1) Kincir angin 2 sudu, (2) kincir angin 3 sudu dan (3)
kincir angin 4 sudu.
3.4 Alat Pendukung
Peralatan pendukung ini merupakan hal yang penting dalam suatu
pengujian atau penelitian, karena dapat membantu dalam menentukan hasil dari
penelitian, peralatan pendukung yang digunakan dalam penelitian kincir angin
propeler sebagai berikut :
3.4.1 Fan blower
Fan blower yang ditunjukan pada Gambar 3.8 berfungsi untuk
menghasilkan udara bergerak yang akan disalurkan langsung ke arah kincir
dengan daya penggerak fan blower motor 5,5 kW.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 3.8 Fan blower
3.4.2 Poros Kincir
Poros kincir yang ditunjukkan pada Gambar 3.8 berfungsi sebagai
penopang dudukan sudu dan berhubangan langsung dengan proses
pengereman.
Gambar 3.9 Poros kincir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3.4.3 Anemometer
Anemometer yang ditunjukkan pada Gambar 3.10 berfungsi untuk
mengukur kecepatan angin. Alat ini diletakkan di depan kincir angin.
Gambar 3.10 Anemometer
3.4.4 Takometer
Takometer yang ditunjukkan pada Gambar 3.11 adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros kincir yang dinyatakan
dalam satuan rpm. Jenis takometer yang digunakan adalah digital light
takometer. Alat ukur ini meliputi 3 bagian yaitu : sensor, pengolah data dan
penampil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 3.11 Takometer
3.4.5 Neraca Pegas
Neraca pegas yang ditunjukkan pada Gambar 3.12 digunakan untuk
mengetahui beban pengreman pada kincir pada saat kincir berputar. Neraca
pegas ini diletakkan pada bagian sistem pengereman dan hubungkan dengan
kopling dengan jarak yang telah disesuaikan.
Gambar 3.12 Neraca Pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3.4.6 Sistem pengereman
Sistem pengereman yang ditunjukkan pada Gambar 3.13 ini
berfungsi sebagai beban pada perputaran kincir, yang dimana kincir diberi
beban berupa karet untuk mengetahui besarnya torsi dan kecepatan putaran
kincir angin.
Gambar 3.13 Sistem pengereman
3.5 Pembuatan Sudu
3.5.1 Alat dan Bahan
Pembuatan sebuah sudu merupakan proses yang dilakukan secara bertahap
serta membutuhkan alat dan bahan, yang ditunjukkan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Sudu
Alat Bahan
Mesin gerindra
tangan
Triplek 8 mm
Mesin gerinda duduk Lem kayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Mesin bur Paku triplek
Amplas Kertas Karton
Penggaris
Penggaris siku
Busur
Palu
Gunting
3.5.2 Langkah Pembuatan Sudu
a. Membuat mal kerangka sudu yang ditunjukkan pada Gambar 3.14 dengan
kertas karton
Gambar 3.14 Kerangka Sudu
b. Menempelkan mal ke triplek dan membentuk triplek seperti Gambar 3.13
buat sebanyak 12 buah.
c. Memotong triplek berbentuk persegi penjang ukuran 40 cm x 6.4 cm
sebanyak 8 buah.
d. Menggabungkan kerangka dengan potongan triplek menjadi seperti
Gambar 3.15 menggunakan lem kayu dan memperkuat dengan paku
triplek menjadi 4 buah sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 3.15 Empat buah sudu
3.6 Langkah Kerja Penilitian
Berikut langkah – langkah kerja penilitian uji kincir angin :
a. Menyiapkan rangkain shaft.
b. Menyambungkan shaft dengan cakram yang sudah dirangakai dengan
sistem pengereman.
c. Menggunakan benang untuk menghubungkan alat pengukur beban dengan
cakram beserta sistem pengereman.
d. Memasangkan kincir angin yang akan diuji ke shaft penggerak.
e. Memastikan kincir angin sudah terpasang ke shaft penggerak dengan
benar.
f. Menyalakan blower dengan kecepatan angin rata – rata 7 m/s.
g. Menghitung putaran shaft.
h. Jika sudah, memberi beban pada shaft dengan cara melingkarkan karet
pada tuas pada sistem pengereman.
i. Mencatat nilai beban yang tertera pada alat pengukur beban.
j. Mengulangi langkah h hingga data dirasa cukup
k. Jika sudah, mematikan blower.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3.7 Langkah Pengolahan Data
Kincir nantinya akan diuji dengan pembebanan gaya pengimbang pada
kopling yang terletak diujung poros hingga benar-benar berhenti. Adapun
langkah-langkah pengolahan data yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Setelah diketahui kecepatan angin (v) dan luasan kincir (A), maka akan
diperoleh daya angin (Pin).
b. Dengan pembebanan didapat gaya pengimbang (F) yang dapat digunakan
untuk mencari nilai torsi (T).
c. Kecepatan putaran poros kincir (n) dan torsi (T) dapat digunakan untuk
mencari daya output kincir (Pout).
d. Dengan membandingkan kecepatan keliling diujung sudu (𝜔) dan
kecepatan angin (𝑣), maka tip speed ratio dapat dicari.
e. Koefisien daya kincir angin dapat dicari dari perbandingan daya kincir
angin (Pout) dan daya angin (Pin).
Pengolahan data yang dilakukan setelah pengamatan ditujukan untuk
melihat karakteristik masing-masing dengan tiga variasi jumlah sudu melalui
grafik-grafik hubungan koefisien daya dengan tsr maupun grafik hubungan
rpm dengan beban. Sedangkan efisiensi masing-masing kincir diperoleh dari
nilai Cp untuk kemudian dibandingkan dan diperoleh kincir mana yang
menghasilkan efisiensi yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil data dari penelitian kincir angin sumbu horisontal tipe
petani garam Rembang dengan variasi jumlah sudu yaitu 2, 3 dan 4 sudu dengan
diameter 1 meter. Data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1 , Tabel 4.2 dan
Tabel 4.3.
Tabel 4.1 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 2 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7 m/s
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
1
1
0 604
2 0 610
3 0 614
4
2
0,5 584
5 0,5 583
6 0,5 587
7
3
1,0 545
8 1,0 542
9 1,0 557
10
4
1,5 512
11 1,5 516
12 1,5 517
13
5
2,0 498
14 2,0 490
15 2,0 489
16
6
2,5 436
17 2,5 448
18 2,5 439
19
7
2,8 383
20 2,8 381
21 2,8 379
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 4.1 Lanjutan
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
22
8
3,0 329
23 3,0 329
24 3,0 315
25
9
3,1 300
26 3,1 301
27 3,1 305
Tabel 4.2 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 3 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7 m/s
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
1
1
0 484
2 0 480
3 0 484
4
2
0,5 475
5 0,5 473
6 0,5 470
7
3
1,0 453
8 1,0 458
9 1,0 453
10
4
1,5 436
11 1,5 440
12 1,5 433
13
5
2,0 419
14 2,0 422
15 2,0 414
16
6
2,5 383
17 2,5 384
18 2,5 385
19
7
3,0 367
20 3,0 364
21 3,0 369
22
8
3,2 340
23 3,2 337
24 3,2 345
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 4.2 Lanjutan
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
25
9
3,5 320
26 3,5 322
27 3,5 321
28
10
3,9 299
29 3,9 298
30 3,9 294
Tabel 4.3 Data Penelitian Kincir Angin Sumbu Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang dengan Jumlah 4 Sudu, Kecepatan Angin Rata-Rata 7 m/s
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
1
1
0 404
2 0 402
3 0 407
4
2
0,5 386
5 0,5 394
6 0,5 399
7
3
1,0 372
8 1,0 381
9 1,0 384
10
4
1,5 361
11 1,5 374
12 1,5 374
13
5
2,0 349
14 2,0 358
15 2,0 359
16
6
2,5 334
17 2,5 340
18 2,5 346
19 7
3,0 310
20 3,0 314
21 3,0 311
22
8
3,5 289
23 3,5 295
24 3,5 303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan
Pengolahan data menggunakan berbagai asumsi untuk mempermudah dalam
proses perhitungan, yaitu sebagai berikut :
a. Percepatan gravitasi bumi = 9,81 m
/s2
b. Massa jenis udara = 1,18 kg/m3
c. Panjang lengan torsi = 0,2 m
4.2.1 Perhitungan Torsi
Dalam perhitungan torsi ini, data hasil percobaan yang dijadikan contoh
diambil dari hasil percobaan kincir angin 2 sudu Tabel 4.1 pada pengujian
pertama dan pada pembebanan yang ke dua. Dari data yang diperoleh gaya
pengimbang (𝐹) sebesar 0,5 N dan jarak lengan torsi 0,2 m. Untuk mendapatkan
nilai torsi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 4.3 Lanjutan
No Penelitian
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran kincir
(n)
(N) (rpm)
25
9
4,0 272
26 4,0 280
27 4,0 286
28
10
4,5 252
29 4,5 254
30 4,5 260
31
11
4,7 235
32 4,7 231
33 4,7 238
34
12
4,9 215
35 4,9 208
36 4,9 211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
𝑇 = 𝐹 . ℓ
= 0,5 . 0,2
= 0,10 N.m
Jadi, nilai torsi yang dihasilkan adalah sebesar 0,10 N.m
4.2.2 Perhitungan Daya Angin
Sebagai contoh, perhitungan diambil dari hasil percobaan kincir angin dua
sudu pada pengujian pertama dan pada pembebanan yang kedua. Pada percobaan
ini diketahui densitas udara (𝜌) sebesar 1,18 kg/m3
, luas penampang (𝐴) 0,785
m2 dan kecepatan angin (𝑣) 7 m/s. Untuk mendapatkan nilai daya angin dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑖𝑛 =
1
2𝜌. 𝐴 . 𝑣3
= 1
21,18 . 0,785. (7)3
= 158,94 watt
Jadi, nilai daya kincir yang diperoleh adalah sebesar 158,94 watt
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir Angin
Pada perhitungan daya kincir angin ini , data hasil percobaan yang
dijadikan contoh diambil dari hasil percobaan kincir angin 2 sudu pada pengujian
pertama dan pada pembebanan yang ke-2. Dari data yang diperoleh, kecepatan
angin (𝑣) sebesar 7 m/s, putaran poros (𝑛) 584 rpm dan torsi 0,10 N.m. Daya
kincir angin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑇 .𝜔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
= 𝑇 .𝜋 . 𝑛
30
= 0,10 . 𝜋 . 584
30
= 6,12 watt
Jadi daya kincir yang dihasikan sebesar 6,12 watt
4.2.4 Perhitungan Tip Speed Ratio
Contoh perhitungan untuk tsr, data diambil dari Tabel 4.1 pada pengujian
pertama dan pembebanan yang ke dua. Diperoleh putaran poros kincir angin dalam
rad/s adalah sebesar 61,2 rad/s, jari jari kincir angin sebesar (r) = 0,5 m, dan
kecepatan angin sebesar 7 m/s. Nilai tip speed ratio dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝜆 = 𝜔 . 𝑟
𝑣
= 61,2 .0,5
7
= 4,37
Jadi tip speed ratio yang dihasilkan sebesar 4,37
4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya
Pada perhitungan koefisien daya, data hasil percobaan yang dijadikan
contoh diambil dari hasil percobaan kincir angin 2 sudu pengujian pertama dan
pada pembebanan ke-2. Dari data hasil percobaan, daya angin (𝑃𝑖𝑛 ) yang
diperoleh sebesar 158,94 watt dan daya kincir angin (𝑃𝑜𝑢𝑡 ) 6,12 watt. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mendapatkan nilai koefisien daya (𝐶𝑝) dapat dihitung dengan rumus sebagi
berikut :
𝐶𝑝 =
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛 . 100%
= (6,12/ 158,94) . 100 %
= 3,85 %
Jadi koefisien daya yang dihasilkan sebesar 3,85 %
4.3 Data Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan pengujian kincir angin sumbu horisontal tipe petani garam
Rembang dengan variasi jumlah sudu yaitu 2, 3 dan 4 sudu dengan diameter 1
meter. Diperoleh hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 4.4 , Tabel 4.5 dan
Tabel 4.6.
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Dua Sudu.
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m watt Watt %
0 604 63,3 0,00 158,94 0,00 4,52 0,00
0 610 63,9 0,00 158,94 0,00 4,56 0,00
0 614 64,3 0,00 158,94 0,00 4,59 0,00
0,50 584 61,2 0,10 158,94 6,12 4,37 3,85
0,50 583 61,1 0,10 158,94 6,11 4,36 3,84
0,50 587 61,5 0,10 158,94 6,15 4,39 3,87
1,00 545 57,1 0,20 158,94 11,41 4,08 7,18
1,00 542 56,8 0,20 158,94 11,35 4,05 7,14
1,00 557 58,3 0,20 158,94 11,67 4,17 7,34
1,50 512 53,6 0,30 158,94 16,08 3,83 10,12
1,50 516 54,0 0,30 158,94 16,21 3,86 10,20
1,50 517 54,1 0,30 158,94 16,24 3,87 10,22
2,00 498 52,2 0,40 158,94 20,86 3,73 13,12
2,00 490 51,3 0,40 158,94 20,53 3,67 12,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Tiga Sudu.
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m Watt Watt
%
0 484 50,7 0,00 158,94 0,00 3,62 0,00
0 480 50,3 0,00 158,94 0,00 3,59 0,00
0 484 50,7 0,00 158,94 0,00 3,62 0,00
0,50 475 49,7 0,10 158,94 4,97 3,55 3,13
0,50 473 49,5 0,10 158,94 4,95 3,54 3,12
0,50 470 49,2 0,10 158,94 4,92 3,52 3,10
1,00 453 47,4 0,20 158,94 9,49 3,39 5,97
1,00 458 48,0 0,20 158,94 9,59 3,43 6,04
1,00 453 47,4 0,20 158,94 9,49 3,39 5,97
1,50 436 45,7 0,30 158,94 13,70 3,26 8,62
1,50 440 46,1 0,30 158,94 13,82 3,29 8,70
1,50 433 45,3 0,30 158,94 13,60 3,24 8,56
2,00 419 43,9 0,40 158,94 17,55 3,13 11,04
2,00 422 44,2 0,40 158,94 17,68 3,16 11,12
2,00 414 43,4 0,40 158,94 17,34 3,10 10,91
2,50 383 40,1 0,50 158,94 20,05 2,86 12,62
2,50 384 40,2 0,50 158,94 20,11 2,87 12,65
2,50 385 40,3 0,50 158,94 20,16 2,88 12,68
Tabel 4.4 Lanjutan
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m watt Watt %
2,00 489 51,2 0,40 158,94 20,48 3,66 12,89
2,50 436 45,7 0,50 158,94 22,83 3,26 14,36
2,50 448 46,9 0,50 158,94 23,46 3,35 14,76
2,50 439 46,0 0,50 158,94 22,99 3,28 14,46
2,80 383 40,1 0,56 158,94 22,46 2,86 14,13
2,80 381 39,9 0,56 158,94 22,34 2,85 14,06
2,80 379 39,7 0,56 158,94 22,23 2,83 13,98
3,00 329 34,5 0,60 158,94 20,67 2,46 13,01
3,00 329 34,5 0,60 158,94 20,67 2,46 13,01
3,00 315 33,0 0,60 158,94 19,79 2,36 12,45
3,10 300 31,4 0,62 158,94 19,48 2,24 12,25
3,10 301 31,5 0,62 158,94 19,54 2,25 12,30
3,10 305 31,9 0,62 158,94 19,80 2,28 12,46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.5 Lanjutan
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m watt Watt %
3,00 367 38,4 0,60 158,94 23,06 2,75 14,51
3,00 364 38,1 0,60 158,94 22,87 2,72 14,39
3,00 369 38,6 0,60 158,94 23,18 2,76 14,59
3,20 340 35,6 0,64 158,94 22,79 2,54 14,34
3,20 337 35,3 0,64 158,94 22,59 2,52 14,21
3,20 345 36,1 0,64 158,94 23,12 2,58 14,55
3,50 320 33,5 0,70 158,94 23,46 2,39 14,76
3,50 322 33,7 0,70 158,94 23,60 2,41 14,85
3,50 321 33,6 0,70 158,94 23,53 2,40 14,80
3,90 299 31,3 0,78 158,94 24,42 2,24 15,37
3,90 298 31,2 0,78 158,94 24,34 2,23 15,31
3,90 294 30,8 0,78 158,94 24,01 2,20 15,11
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Empat Sudu.
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m watt watt %
0 404 42,3 0,00 158,94 0,00 3,02 0,00
0 402 42,1 0,00 158,94 0,00 3,01 0,00
0 407 42,6 0,00 158,94 0,00 3,04 0,00
0,50 386 40,4 0,10 158,94 4,04 2,89 2,54
0,50 394 41,3 0,10 158,94 4,13 2,95 2,60
0,50 399 41,8 0,10 158,94 4,18 2,98 2,63
1,00 372 39,0 0,20 158,94 7,79 2,78 4,90
1,00 381 39,9 0,20 158,94 7,98 2,85 5,02
1,00 384 40,2 0,20 158,94 8,04 2,87 5,06
1,50 361 37,8 0,30 158,94 11,34 2,70 7,14
1,50 374 39,2 0,30 158,94 11,75 2,80 7,39
1,50 374 39,2 0,30 158,94 11,75 2,80 7,39
2,00 349 36,5 0,40 158,94 14,62 2,61 9,20
2,00 358 37,5 0,40 158,94 15,00 2,68 9,43
2,00 359 37,6 0,40 158,94 15,04 2,69 9,46
2,50 334 35,0 0,50 158,94 17,49 2,50 11,00
2,50 340 35,6 0,50 158,94 17,80 2,54 11,20
2,50 346 36,2 0,50 158,94 18,12 2,59 11,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.6 Lanjutan
Gaya
Pengimbang
(F)
Putaran
Kincir
(n)
Kecepatan
Sudut (ω)
Beban
Torsi
(T)
Daya
Angin
𝑃𝑖𝑛
Daya
Output
𝑃𝑜𝑢𝑡
Tip
Speed
Ratio
(λ)
Koefisien
Daya Cp
(N) (rpm) (rad/s) N.m watt Watt %
3,00 310 32,5 0,60 158,94 19,48 2,32 12,25
3,00 314 32,9 0,60 158,94 19,73 2,35 12,41
3,00 311 32,6 0,60 158,94 19,54 2,33 12,29
3,50 289 30,3 0,70 158,94 21,18 2,16 13,33
3,50 295 30,9 0,70 158,94 21,62 2,21 13,61
3,50 303 31,7 0,70 158,94 22,21 2,27 13,97
4,00 272 28,5 0,80 158,94 22,79 2,03 14,34
4,00 280 29,3 0,80 158,94 23,46 2,09 14,76
4,00 286 29,9 0,80 158,94 23,96 2,14 15,07
4,50 252 26,4 0,90 158,94 23,75 1,88 14,94
4,50 254 26,6 0,90 158,94 23,94 1,90 15,06
4,50 260 27,2 0,90 158,94 24,50 1,94 15,42
4,70 235 24,6 0,94 158,94 23,13 1,76 14,55
4,70 231 24,2 0,94 158,94 22,74 1,73 14,31
4,70 238 24,9 0,94 158,94 23,43 1,78 14,74
4,90 215 22,5 0,98 158,94 22,06 1,61 13,88
4,90 208 21,8 0,98 158,94 21,35 1,56 13,43
4,90 211 22,1 0,98 158,94 21,65 1,58 13,62
4.4 Grafik Hasil Perhitungan
Pengolahan data yang dilakuakan pada Sub Bab 4.2 dan 4.3 mendapatkan
hasil grafik. Grafik – grafik hubungan tersebut yakni antara lain grafik antara daya
dan torsi, grafik hubungan antara putaran poros dan torsi, dan grafik hubungan
antara koefisien daya dengan tip speed ratio (λ) . Penjelasan untuk grafik
hubungan diatas, lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik – grafik berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.4.1 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.4 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putaran kincir yang
dihasilkan oleh kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang, yang
ditunjukan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
Dari Gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi dan semakin besar nilai
torsi maka kecepatan putar kincir angin akan semakin pelan atau dengan kata lain
hubungan antara torsi dengan putaran kincir adalah berbanding terbalik. Pada
percobaan ini, kecepatan angin (𝑣) yang digunakan adalah 7 m/s, dengan
kecepatan tersebut dapat menghasilkan kecepatan putaran kincir maksimal 614
0
100
200
300
400
500
600
700
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Kec
epat
an p
uta
r kin
cir,
n (
rpm)
Torsi ,T(N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
rpm pada saat tanpa pembebanan dan torsi maksimal adalah 0,62 N.m pada saat
kecepatan putaran kincir 305 rpm.
4.4.2 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putaran kincir yang
dihasilkan oleh kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi tiga
sudu, seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu
Dari Gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi dan semakin besar nilai
torsi maka kecepatan putar kincir angin akan semakin pelan atau dengan kata lain
hubungan antara torsi dengan putaran kincir adalah berbanding terbalik. Pada
percobaan ini, kecepatan angin (𝑣) yang digunakan adalah 7 m/s, dengan
kecepatan tersebut dapat menghasilkan kecepatan putaran kincir maksimal 484
0
100
200
300
400
500
600
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9Kec
epat
an p
uta
r kin
cir,
n (
rpm
)
Torsi, T (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
rpm pada saat tanpa pembebanan dan torsi maksimal adalah 0,78 N.m pada saat
kecepatan putaran kincir 299 rpm.
4.4.3 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.6 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara torsi dengan kecepatan putaran kincir yang
dihasilkan oleh kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi empat
sudu, seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu
Dari Gambar 4.3, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi dan semakin besar nilai
torsi maka kecepatan putar kincir angin akan semakin pelan atau dengan kata lain
hubungan antara torsi dengan putaran kincir adalah berbanding terbalik. Pada
percobaan ini, kecepatan angin (𝑣) yang digunakan adalah 7 m/s, dengan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Kec
epat
an p
uta
r kin
cir,
n (
rpm
)
Torsi, T (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kecepatan tersebut dapat menghasilkan kecepatan putaran kincir maksimal 404
rpm pada saat tanpa pembebanan dan torsi maksimal adalah 0,98 N.m pada saat
kecepatan putaran kincir 215 rpm.
4.4.4 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.4 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara daya dengan torsi kincir angin yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi dua sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Daya Pout dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
Dari Gambar 4.4, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi. Semakin besar nilai
torsi maka daya output yang dihasilkan juga semakin besar sampai dengan daya
output maksimal kemudian perlahan kembali menurun sesuai beban torsi terahkir
0
5
10
15
20
25
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Day
a O
utp
ut,
P o
ut
(wat
t)
Torsi, T (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang diberikan. Pada percobaan ini torsi yang dihasikan adalah 0,62 N.m dan
daya output yang dihasilkan adalah 23,46 watt.
4.4.5 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara daya dengan torsi kincir angin yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi tiga sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Pout dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu
Dari Gambar 4.5, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi. Semakin besar nilai
torsi maka daya output yang dihasilkan juga semakin besar sampai dengan daya
0
5
10
15
20
25
30
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Day
a outp
ut,
P o
ut
(wat
t)
Torsi, T (N.m)
𝑃𝑜𝑢𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
output maksimal kemudian perlahan kembali menurun sesuai beban torsi terahkir
yang diberikan. Pada percobaan ini torsi yang dihasikan adalah 0,78 N.m dan
daya output yang dihasilkan adalah 24,42 watt.
4.4.6 Grafik Hubungan Antara Daya dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara daya dengan torsi kincir angin yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi tiga sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Daya Pout dengan Torsi Kincir Angin Horisontal
Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu.
Dari Gambar 4.6, dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang
diberikan pada kincir angin maka semakin besar nilai torsi. Semakin besar nilai
torsi maka daya output yang dihasilkan juga semakin besar sampai dengan daya
0
5
10
15
20
25
30
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Day
a outp
ut,
P o
ut
(wat
t)
Torsi, T (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
output maksimal kemudian perlahan kembali menurun sesuai beban torsi terahkir
yang diberikan. Pada percobaan ini torsi yang dihasikan adalah 0,98 N.m dan
daya output yang dihasilkan adalah 24,50 watt.
4.4.7 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝑪𝒑) dengan tip speed ratio (λ)
Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi
Dua Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.4 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi dua sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.7
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) Dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
Cp = -5,877 λ 2 + 35,05 λ - 37,35
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 1 2 3 4 5
Koef
isie
n D
aya,
𝐶𝑝
(%)
Tip Speed Ratio, λ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dari Gambar 4.7 diperoleh persamaan Cp = -5,877 λ 2 + 35,05 λ - 37,35,
dan persamaan tersebut dapat diperoleh nilai koefisien daya maksimum dan tip
speed ratio optimal. Nilai tsr optimal dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝐶𝑝 = -5,877 λ 2 + 35,05 λ - 37,35
𝑑𝐶𝑝
𝑑(λ) = 0
0 = 2 (-5,877)λ + 35,05
0 = - 11,754 λ + 35,05
11,754 λ = 35,05
λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 =35,05
11,754
λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 = 2,98
Dari hasil perhitungan menunjukan nilai tip speed ratio optimal sebesar 2,98.
Adapun nilai koefisien daya maksimal didapat dari nilai λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 yang
dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = - 5,877 λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙
2 + 35,05 λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 – 37,35
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = - 5,877 (2,98)
2 + 35,05(2,98) – 37,35
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = 14,91 %
Dari hasil perhitungan persamaan diatas menunjukan koefisien daya
maksimal (𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 ) sebesar 14,91 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.4.8 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝑪𝒑) dengan Tip Speed Ratio
(λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang
Variasi Tiga Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi tiga sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.8
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Tiga Sudu
Dari Gambar 4.8 diperoleh persamaan Cp = -10,62λ2 + 52,18λ - 48,89,
dari persamaan tersebut dapat diperoleh nilai koefisien daya maksimum dan tip
speed ratio optimal. Nilai tsr optimal dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝐶𝑝 = -10,62λ2 + 52,18λ - 48,89
𝑑𝐶𝑝
𝑑(λ) = 0
Cp= -10,62λ2 + 52,18λ - 48,89
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
Koef
isie
n D
aya,
𝐶𝑝
(%)
Tip Speed Ratio, λ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
0 = 2 (-10,62)λ + 52,18
0 = -21,24 λ + 52,18
21,24 λ = 52,18
λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 =52,18
21,24
λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 = 2,46
Dari hasil perhitungan menunjukan nilai tip speed ratio optimal sebesar 2,46.
Adapun nilai koefisien daya maksimal didapat dari nilai λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 yang
dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = -10,62λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙
2 + 52,18λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 – 48,89
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = -10,62(2,46)
2 + 52,18 (2,46) – 48,89
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = 15,20 %
Dari hasil perhitungan persamaan diatas menunjukan koefisien daya
maksimal (𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 ) sebesar 15,20 %
4.4.9 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (𝑪𝒑) dengan Tip Speed Ratio
(λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang
Variasi Empat Sudu
Berdasarkan data hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.6 maka
dapat dibuat grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio yang
dihasilkan kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang variasi empat sudu,
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Koefisien Daya (𝐶𝑝) dengan λ Kincir Angin
Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Empat Sudu
Dari Gambar 4.9 diperoleh persamaan Cp = -12,07λ2 + 46,74λ - 30,25,
dari persamaan tersebut dapat diperoleh nilai koefisien daya maksimum dan tip
speed ratio optimal. Nilai tsr optimal dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝐶𝑝 = -12,07λ2 + 46,74λ - 30,25
𝑑𝐶𝑝
𝑑(𝜆) = 0
0 = 2 (-12,07)λ + 46,74
0 = -24,14λ + 46,74
24,14λ = 46,74
𝜆𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 =46,74
24,14
𝜆𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 = 1,94
Cp = -12,07λ2 + 46,74λ - 30,25
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Koef
isie
n D
aya,
𝐶𝑝
(%)
Tip Speed Ratio, λ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari hasil perhitungan menunjukan nilai tip speed ratio optimal sebesar 1,94.
Adapun nilai koefisien daya maksimal didapat dari nilai λ𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 yang
dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut :
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = -12,07𝜆𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙
2 + 46,74𝜆𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑙 – 30,25
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = -12,07 (1,94)
2 + 46,74 (1,94) – 30,25
𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 = 14,999 % = 15 %
Dari hasil perhitungan persamaan di atas menunjukan koefisien daya maksimal
(𝐶𝑝𝑚𝑎𝑥 ) sebesar 15 %
4.5 Grafik Perbandingan Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam
Rembang Variasi Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu
Berikut ini adalah grafik perbandingan dari kincir angin horisontal tipe petani
garam Rembang variasi dua sudu dengan tiga sudu dan empat sudu, grafik
perbandingan putaran kincir (rpm) dengan torsi kincir angin dan grafik
perbandingan antara koefisien daya (𝐶𝑝) dengan tip speed ratio (λ).
4.5.1 Grafik Perbandingan Antara Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi Untuk
Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua
Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu
Berikut ini adalah grafik perbandingan antara kecepatan putaran kincir
dengan torsi kincir di tunjukan pada Gambar 4.10 antara ketiga variasi sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Antara Putaran Kincir (rpm) dengan Torsi
Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi Dua Sudu
dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu
Dari data yang sudah diperoleh (Gambar 4.1, 4.2, 4.3) dapat dibandingan
ketiga variasi jumlah sudu yang diteliti. Perbandingan kecepatan putaran kincir
dengan torsi dapat dilihat pada Gambar 4.10. Dapat dilihat bahwa kincir angin
variasi empat sudu menghasilkan torsi yang paling besar diantara dua variasi
yakni 0,98 N.m, pada kecepatan putaran kincir 215 rpm. Hal ini disebabkan
karena kincir angin empat sudu ini mampu menangkap angin lebih banyak
dibandingkan dua sudu dan tiga sudu membuat nilai torsi menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan variasi lain dan kincir angin yang menggunakan variasi dua
sudu menghasilkan torsi yang paling rendah, hal ini disebabkan karena tangkapan
angin yang paling sedikit dibandingkan tiga sudu dan empat sudu.
0
100
200
300
400
500
600
700
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Kec
epat
an p
uta
r kin
cir,
n (
rpm
)
Torsi ,T(N.m)
2 sudu
3 sudu
4 sudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.5.2 Grafik Perbandingan Koefisien Daya 𝑪𝒑 dengan Tip Speed Ratio (𝜆)
Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi
Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu
Berikut ini adalah grafik perbandingan hubungan koefisien daya 𝐶𝑝 dengan
tip speed ratio (λ) antara ketiga variasi sudu di tunjukan pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Koefisien Daya 𝐶𝑝 dengan Tip Speed Ratio
(λ) Untuk Kincir Angin Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Variasi
Dua Sudu dengan Tiga Sudu dan Empat Sudu
Dari data yang sudah diperoleh (Gambar 4.7, 4.8 dan 4.9) dapat dibandingan
ketiga variasi jumlah sudu yang diteliti. Perbandingan hubungan koefisien daya
𝐶𝑝 dengan tip speed ratio (𝜆) dapat dilihat pada Gambar 4.11. Bahwa ketiga
kincir angin menunjukan dari grafik trendline nilai koefisien daya maksimal
hampir sama besar yaitu mencapai 15 %, dan untuk tip speed ratio optimal yang
paling besar dihasilkan pada variasi kincir dua sudu yaitu 2,98 lebih besar
dibandingkan dengan variasi tiga dan empat sudu. Menurut Tabel 4.4, Tabel
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 1 2 3 4 5
Koef
isie
n D
aya,
𝐶𝑝
(%)
Tip Speed Ratio, λ
2 sudu
3 sudu
4 sudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4.5 dan Tabel 4.6 kincir angin dua sudu menghasilkan koefisien daya maksimal
sebesar 14,76 % pada tip speed ratio optimal 3,45. Kincir angin tiga sudu
menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 15,37 % pada tip speed ratio
optimal 2,24. Kincir angin empat sudu menghasilkan koefisien daya maksimal
sebesar 15,42 % pada tip speed ratio optimal 1,94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian sudu, pengambilan data dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat kincir angin horisontal tipe petani garam Rembang
dengan variasi jumlah sudu yaitu dua tiga dan empat sudu. Dengan
diameter ketiga sudu sama yaitu 1 meter.
2. Pada kecepatan angin rata – rata 7 m/s kincir angin dua sudu menghasilkan
kecepatan putaran kincir maksimal 614 rpm pada saat tanpa pembebanan
dan torsi maksimal adalah 0,62 N.m pada saat kecepatan putaran kincir
305 rpm. Pada kecepatan angin rata – rata 7 m/s kincir angin tiga sudu
menghasilkan kecepatan putaran kincir maksimal 484 rpm pada saat tanpa
pembebanan dan torsi maksimal adalah 0,78 N.m pada saat kecepatan
putaran kincir 299 rpm. Pada kecepatan angin rata – rata 7 m/s kincir
angin empat sudu menghasilkan kecepatan putaran kincir maksimal 404
rpm pada saat tanpa pembebanan dan torsi maksimal adalah 0,98 N.m
pada saat kecepatan putaran kincir 215 rpm.
3. Kincir angin dua sudu menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar
14,76 % pada tip speed ratio optimal 3,45. Kincir angin tiga sudu
menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 15,37 % pada tip speed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ratio optimal 2,24. Kincir angin empat sudu menghasilkan koefisien daya
maksimal sebesar 15,42 % pada tip speed ratio optimal 1,94.
5.2 Saran
1. Untuk lebih meningkatkan unjuk kerja kincir angin tipe petani garam
Rembang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variasi sudut
tangkapan angin.
2. Menggunakan material lain dalam pembuatan sudu sebagai pembanding
kincir angin yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
DAFTAR PUSTAKA
Doddy Purwadianto, Trio Pordomuan, 2013, Pengaruh Posisi Sirip Sudu
Terhadap Karakteristik Kincir Angin Petani Garam di Pantai Utara Jawa,
Bandar Lampung.
International Energy Agency. (2008). World Outlook Energy 2008. Paris.
International Energy Agency.
Mulyani,2008, Kajian Potensi Angin Indonesia, Central Library Institute
Technology Bandung, Bandung.
Rines, 2015, “Investigasi Pengaruh Pitch Angle terhadap Unjuk Kerja Pada
Model Kincir Angin Bersudu Datar Persegi Panjang”, Proceeding
Seminar Nasional Teknik Mesin 8 2013, Surabaya, Indonesia.
https://www.merdeka.com/ireporters/peristiwa/ada-ratusan-kincir-angin-di-
lahanpembuatan-garam.html diakses pada tanggal 20 April 2017
http://rubik.okezone.com/read/2967/ada-kincir-angin-di-lahan-pembuatan-garam
diakses pada tanggal 20 April 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI