unjuk kerja kincir angin petani garam …i unjuk kerja kincir angin petani garam demak dengan...

70
i UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PETANI GARAM DEMAK DENGAN VARIASI DUA SUDU DAN EMPAT SUDU SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Oleh: DIMAS PRIBADI UTOMO NIM: 155214104 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PETANI GARAM DEMAK DENGAN

    VARIASI DUA SUDU DAN EMPAT SUDU

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

    Program Studi Teknik Mesin

    Oleh:

    DIMAS PRIBADI UTOMO

    NIM: 155214104

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    THE PERFORMANCE OF DEMAK SALT FARMER WINDMILL WITH

    VARIATIONS OF TWO BLADES AND FOUR BLADES

    FINAL PROJECT

    As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree in

    Mechanical Engineering

    By

    DIMAS PRIBADI UTOMO

    Student Number: 155214104

    MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PETANI GARAM DEMAK DENGAN

    VARIASI DUA SUDU DAN EMPAT SUDU

    Dipersiapkan dan disusun oleh:

    Nama : DIMAS PRIBADI UTOMO

    NIM : 155214104

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada tanggal 16 Juli 2019

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Dewan Penguji

    Nama Lengkap

    Tanda Tangan

    Ketua

    : Ir. Rines, M.T. …………………………

    Sekretaris

    : Doddy Purwadianto, S.T, M.T. …………………………

    Anggota

    : Dr. YB. Lukiyanto …………………………

    Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    Yogyakarta, 24 Juli 2019

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta

    Sudi Mungkasi,S.Si.,M.Math.Sc.,Ph.D.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    INTISARI

    Konsumsi energi berbahan bakar fosil berupa minyak bumi, batu bara, dan

    lain-lain merupakan tulang punggung penggerak ekonomi Indonesia yang

    ketersediaannya semakin menipis. Ketergantungan terhadap energi berbahan bakar

    fosil juga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Gas buang hasil

    penggunaan energi berbahan bakar fosil meningkatkan CO2 di atmosfer. CO2

    menyebabkan efek gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan

    bumi. Energi alternatif, baru dan terbarukan dapat didefinisikan sebagai energi yang

    dapat digunakan sebagai pengganti energi yang berasal dari bahan bakar

    konvensional yang didapat dari proses alam yang berkelanjutan serta tersedia di

    alam sehingga jumlahnya tidak menghawatirkan. Salah satu energi berbahan bakar

    alternatif yang tersedia di bumi dan memiliki potensi yang sangat besar adalah

    energi angin.

    Pada penelitian ini, kincir angin petani garam Demak memiliki dua variasi

    sudu yaitu dua sudu dan empat sudu. Setiap sudu terbuat dari material yang sama

    yaitu kayu. Diameter dari sudu adalah 1,992 m. Penelitian ini bertujuan untuk

    mencari unjuk kerja dan membandingkan kedua variasi untuk mengetahui pada

    variasi jumlah sudu mana yang menghasilkan koefisien daya terbaik. Penelitian

    dilakukan di pantai Kwaru, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa kincir angin dengan variasi dua sudu

    menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 0,08 pada tip speed ratio optimal

    2,97. Kincir angin dengan variasi empat sudu menghasilkan koefisien daya masimal

    sebesar 0,10 pada tip speed ratio optimal 2,72. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa kincir angin petani garam Demak dengan variasi empat sudu menghasilkan

    unjuk kerja terbaik dibandingkan variasi dua sudu.

    Kata kunci: petani garam, jumlah sudu, koefisien daya, tip speed ratio.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    The consumption of fossil fuel energy of petroleum, coal, etc. is essential to

    Indonesian economic drive, which has a depletion of its availability. Dependence

    on fossil-fueled energy also has a bad impact on the environment. Exhaust Gas

    results in the use of fossil fuel energy to increase CO2 in the atmosphere. CO2 causes

    the effect of greenhouse effect which can increase the surface temperature of the

    Earth. Alternative, new and renewable energies can be defined as energy that can

    be used in alternative of energy derived from conventional fuels gained from

    sustainable natural processes and is available in nature so that the amount is not

    Worry. One of the energy alternatives available on Earth and has enormous

    potential is wind energy.

    In this research, the windmill of Demak salt farmers had two variations of

    blade, two-blade and four-blade. Each blade is made of the same material that is

    wood. The diameter of the blade is 1,992 m. The research aims to find a

    performance and compare the two variations to find out which variant of the blade

    number produces the best power coefficient. The research is conducted on the

    beach, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta.

    The results showed that windmill with a variation of two blades resulted in

    a maximum power coefficient of 0,08 at an optimal tip speed ratio of 2.97. The

    windmills with a variation of four blades produce a maximum power coefficient of

    0,10 at the optimal tip speed ratio of 2.72. Thus, it can be concluded that Demak's

    salt windmills with a variation of four blades produced the best performance

    compared to the two-rotor variation.

    Keywords: salt farmer, number of blades, power coefficient, tip speed ratio

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

    rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan

    Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan

    baik dan lancar.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penysunan

    skripsi berjudul ini melibatkan banyak pihak, oleh sebab itu penulis ingin

    mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    3. Dr. Yohanes Baptista Lukiyanto, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

    Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

    4. Seluruh staf dan pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan

    Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan

    memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam

    penyusunan skipsi ini.

    5. Joko Santoso dan Dwi Riandari selaku kedua orangtua yang telah memberikan

    dukungan dan motivasi kepada penulis, baik secara materi maupun spiritual.

    6. Deasy Kartika Prasetyaningrum selaku kakak yang telah memberikan

    dukungan dan semangat.

    7. Slamet Saroso Kartodipoero (alm) selaku eyang kakung, yang telah membantu

    secara finansial dan memberikan motivasi.

    8. Sri Palupi Sastrowardoyo (alm) selaku eyang putri, yang telah memberikan

    motivasi.

    9. Samuel Malvin Selu, Hadrianus Sangian Kaparang, dan Trisna Supriadi selaku

    sahabat semasa SMA, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    10. Bramantyo Yudha, Bernardus Anggi, Eduardus Lejar, Yohanes Danu,

    Muhammad Tatak, Whandi Bagus, Reynaldo Oktavano, Andika Permana,

    Cristovel Nainggolan, Maulana Yusuf, Wisnu Adi, dan Damar Dwi selaku

    sahabat semasa kuliah, yang telah memberikan semangat dan motivasi.

    11. Cristovel, Andre, Michael, Pasha, Handa, Aldo, Fardhan, Kiki, Jeremy dan

    Delvin selaku teman kos haremi 23, yang telah memberikan warna dalam hidup

    perkuliahan.

    12. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah membantu dalam

    penyusunan skripsi ini.

    13. Catharina Dian Alverina selaku kekasih yang telah menemani dan memberikan

    semangat dalam penyusunan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini

    masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan

    masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

    Terimakasih.

    Yogyakarta, 16 Juli 2019

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    TITEL PAGE ........................................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

    HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi

    INTISARI .............................................................................................................. vii

    ABSTRACT ........................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    BAB I

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

    1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 3

    1.5 Manfaat .......................................................................................................... 4

    BAB II

    DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 5

    2.1 Proses Terjadinya Angin................................................................................ 5

    2.2 Potensi Energi Angin di Indonesia ................................................................ 7

    2.3 Kincir Angin .................................................................................................. 8

    2.3.1 Kincir Angin Sumbu Vertikal ............................................................ 10

    2.3.2 Kincir Angin Sumbu Horizontal ........................................................ 12

    2.4 Konstruksi Kincir Angin.............................................................................. 14

    2.5 Persamaan-persamaan yang digunakan ....................................................... 15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    2.5.1 Daya Angin ........................................................................................ 15

    2.5.2 Torsi ................................................................................................... 16

    2.5.3 Daya Kincir Angin ............................................................................. 17

    2.5.4 Tip Speed Ratio (TSR) ....................................................................... 18

    2.5.5 Koefisien Daya Kincir Angin ............................................................. 19

    2.6 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN ...................................................................................... 20

    3.1 Diagram Alur Penelitian .............................................................................. 20

    3.2 Konstruksi Kincir dan Komponen Penunjang Penelitian ............................ 22

    3.2.1 Konstruksi Kincir Angin .................................................................... 22

    3.2.2 Komponen Penunjang Penelitian ....................................................... 24

    3.2 Skema Pengambilan Data ............................................................................ 26

    3.3 Langkah Penelitian ...................................................................................... 28

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ...................... 28

    4.1 Data Hasil Penelitian ................................................................................... 28

    4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data ............................................................... 33

    4.2.1 Perhitungan Daya Angin .................................................................... 33

    4.2.2 Perhitungan Torsi ............................................................................... 34

    4.2.3 Perhitungan Daya Kincir Angin ......................................................... 34

    4.2.4 Perhitungan Tip Speed Ratio (TSR) ................................................... 35

    4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya (Cp) ...................................................... 35

    4.3 Hasil Perhitungan......................................................................................... 36

    4.4 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan ................................................. 39

    4.4.1 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan Kincir Angin Petani Garam

    Demak Dengan Variasi Dua Sudu ..................................................... 39

    4.4.2 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan Kincir Angin Petani Garam

    Demak Dengan Variasi Empat Sudu .................................................. 42

    4.5 Grafik Perbandingan Dua Variasi Jumlah Sudu Pada Kincir Angin Petani

    Garam Demak .............................................................................................. 44

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    4.5.1 Grafik Perbandingan Hubungan Torsi Dengan Kecepatan Putar Poros

    Kincir Pada Kincir Angin Petani Garam Demak Dengan Dua Variasi

    Jumlah Sudu ....................................................................................... 45

    4.5.2 Grafik Perbandingan Hubungan Tip Speed Ratio Dengan Koefisien

    Daya Pada Kincir Angin Petani Garam Demak Dengan Dua Variasi

    Jumlah Sudu ....................................................................................... 46

    4.6 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Tinjauan Pustaka ............................ 47

    4.6.1 Perbandingan Koefisien Daya Hasil Penelitian dengan Koefisien Daya

    Tinjauan Pustaka ................................................................................ 47

    4.6.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Nilai Unjuk Kerja....... 48

    BAB V

    PENUTUP ............................................................................................................. 49

    5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 49

    5.2 Saran ............................................................................................................ 50

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Lokasi potensi energi angin Indonesia .................................................... 8

    Tabel 4.1 Data hasil penelitian kincir angin petani garam Demak

    variasi dua sudu .................................................................................... 30

    Tabel 4.2 Data hasil penelitian kincir angin petani garam Demak

    variasi empat sudu ................................................................................ 31

    Tabel 4.3 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    dua sudu ................................................................................................ 36

    Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    empat sudu ............................................................................................ 38

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Sirkulasi angin laut dan angin darat .................................................... 6

    Gambar 2.2 Kincir angin Persia .............................................................................. 9

    Gambar 2.3 Kincir angin Eropa .............................................................................. 9

    Gambar 2.4 Kincir angin Darrieus ....................................................................... 11

    Gambar 2.5 Kincir angin Savonius ....................................................................... 12

    Gambar 2.6 Kincir angin sumbu horizontal jenis upwind .................................... 13

    Gambar 2.7 Kincir angin sumbu horizontal jenis downwind ................................ 13

    Gambar 2.8 Konstruksi kincir angin ..................................................................... 14

    Gambar 2.9 Grafik hubungan Cp dan tsr .............................................................. 16

    Gambar 3.1 Diagram alur penelitian ..................................................................... 21

    Gambar 3.2 Konstruksi Kincir Angin ................................................................... 22

    Gambar 3.3 (a) dua sudu (b) empat sudu .............................................................. 23

    Gambar 3.4 Menara kincir angin .......................................................................... 24

    Gambar 3.5 Tachometer ........................................................................................ 25

    Gambar 3.6 Anemometer ....................................................................................... 25

    Gambar 3.7 Timbangan gantung digital ............................................................... 26

    Gambar 3.8 Skematik pengujian kincir angin tampak samping ........................... 26

    Gambar 3.9 Skematik pengujian kincir angin tampak belakang ........................... 27

    Gambar 4.1 Grafik hubungan kecepatan putar turbin dengan torsi pada kincir angin

    petani garam Demak dengan variasi dua sudu ...................................................... 40

    Gambar 4.2 Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya kincir angin

    petani garam Demak dengan variasi dua sudu ...................................................... 41

    Gambar 4.3 Grafik hubungan kecepatan putar turbin dengan torsi pada kincir angin

    petani garam Demak dengan variasi empat sudu .................................................. 42

    Gambar 4.4 Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya pada kincir

    angin petani garam Demak dengan variasi empat sudu ........................................ 43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 4.5 Grafik hubungan torsi dengan keceptan putar kincir pada kincir angin

    petani garam Demak dengan variasi jumlah sudu................................................. 45

    Gambar 4.6 Grafik perbandingan hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya

    pada kincir angin petani garam Demak dengan variasi jumlah sudu .................... 46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sampai hari ini sumber utama energi dunia berasal dari energi fosil yang

    berupa minyak bumi, batu bara, dan masih banyak lagi. Energi tersebut tidak dapat

    diperbarui. Di Indonesia sendiri menurut data Kementrian Energi dan Sumber Daya

    Mineral Republik Indonesia (ESDM RI), konsumsi energi berbahan bakar fosil

    mencapai 95%. Lebih dari 50% dari total tersebut berasal dari minyak bumi yang

    penggunaannya banyak di bidang transportasi. Ketergantungan terhadap energi

    berbahan bakar fosil juga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Gas buang

    hasil penggunaan energi berbahan bakar fosil meningkatkan CO2 di atmosfer. CO2

    menyebabkan efek gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan

    bumi.

    Dengan menipisnya ketersediaan energi berbahan bakar fosil di dunia dan

    khususnya di Indonesia yang menjadi tulang punggung penggerak ekonomi, sudah

    saatnya masyarakat Indonesia beralih menggunakan energi berbahan bakar

    alternatif, baru dan terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan energi nasional dan

    dunia.

    Energi alternatif, baru dan terbarukan dapat didefinisikan sebagai energi

    yang dapat digunakan sebagai pengganti energi yang berasal dari bahan bakar

    konvensional yang didapat dari proses alam yang berkelanjutan serta tersedia di

    alam sehingga jumlahnya tidak menghawatirkan (UU no.30 tahun 2007 tentang

    Energi, 2007)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Energi alternatif yang disediakan alam meliputi energi surya, energi panas

    bumi, energi air, energi ombak, dan energi angin. Salah satu energi berbahan bakar

    alternatif yang tersedia di bumi dan memiliki potensi yang sangat besar adalah

    energi angin. Tidak hanya ketersediaannya yang tidak terbatas, energi angin juga

    memiliki kelebihan yang tidak dimiliki energi berbahan bakar fosil, yaitu ramah

    lingkungan. Namun bukan berarti energi angin tidak memiliki kekurangan, energi

    angin memiliki kekurangan yaitu energi yang dihasilkan dalam penerapannya

    sebagai pebangkit listrik tidak dapat konstan seperti yang dihasilkan pembangkit

    listrik berbahan bakar fosil.

    Energi angin merupakan satu dari sekian banyak energi alternatif yang

    tersedia di alam yang pemanfaatannya sebagai energi alternatif sudah dimulai sejak

    jaman dahulu. Pada jaman dahulu manusia sudah memanfaatkan angin sebagai

    penggerak mekanik seperti penggerak perahu layar, penggerak pompa dan masih

    banyak lagi (Rachman, 2012). Seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini

    energi angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dengan menggunakan

    kincir angin.

    Kincir angin, sebagai alat pengolah energi angin menjadi energi listrik yang

    lazim digunakan, dapat menjadi pilihan dalam menjawab masalah krisis energi.

    Kincir angin skala kecil untuk area pemukiman dapat diciptakan untuk mengatasi

    masalah krisis energi, terutama pada sektor perumahan yang tidak populer di

    kalangan masyarakat. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-

    hari serta mengurangi efek pemanasan global.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Di Indonesia, khususnya di daerah pesisir pantai utara pulau Jawa,

    Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kincir angin banyak dimanfaatkan petani garam

    untuk mempermudah kerja mereka. Kincir angin tersebut digunakan untuk

    memompa air yang berasal dari laut menuju ladang garam di daratan. Kincir angin

    petani garam dibuat oleh pengerajin kincir angin di Demak dengan bentuk dan

    ukuran pada setiap hasil produk sama.

    1.2 Rumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Unjuk kerja kincir angin petani garam Demak belum diketahui.

    b. Diperlukan unjuk kerja kincir angin untuk petani garam Demak untuk

    mengetahui efisiensi kerja kincir angin tersebut.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari kincir angin

    sumbu horizontal menggunakan dua sudu yang digunakan oleh petani garam di

    Demak, Jawa Tengah.

    a. Mengetahui hubungan torsi dengan kecepatan putar kincir angin.

    b. Mengetahui hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio kincir

    angin.

    1.4 Batasan Masalah

    Penelitian ini memperhatikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    a. Kincir angin merupakan kincir angin yang digunakan petani garam di

    Demak, Jawa Tengah dengan sumbu horizontal.

    b. Kincir angin memiliki variasi empat sudu dan dua sudu

    c. Kincir angin berbahan kayu.

    d. Penelitian dilakukan di pesisir pantai Kwaru, Bantul, Daerah Istimewa

    Yogyakarta.

    1.5 Manfaat

    Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

    a. Dapat dipergunakan sebagai sumber informasi bagi pengerajin kincir

    angin Demak maupun untuk masyarakat luas agar bisa dikembangkan.

    b. Memberikan data untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

    c. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai referensi pada

    pengembangan penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Proses Terjadinya Angin

    Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara di

    tempat bertekanan tinggi menuju ke tempat bertekanan rendah. Sinar matahari

    memiliki peranan penting dalam proses pembentukan angin. Daerah yang terkena

    paparan sinar matahari lebih intens memiliki suhu yang tinggi sehingga tekanan

    udara di daerah tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan daerah yang tidak

    terpapar sinar matahari yang intens sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara.

    Meskipun angin jumlahnya sangat melimpah di alam, tetapi tidak semua angin

    dapat dikonversi menjadi pembangkit energi. Kecepatan angin dipengaruhi oleh

    tiga hal, yaitu topografi, letak geografis, dan faktor penghambat. Jika ditinjau

    berdasarkan topografinya, maka angin yang berada pada daerah berupa gunung

    akan cenderung bergerak naik. Begitu juga dengan sebaliknya, pada daerah daratan

    datar maka angin akan bergerak lurus. Jika ditinjau dari letak geografisnya, daerah

    tropis, sub tropis, dan kutub akan memiliki potensi angin yang berbeda-beda. Faktor

    penghambat yang dapat mempengaruhi kecepatan angin salah satunya adalah

    pepohonan atau bangunan. Aliran angin yang melewati pepohonan atau bangunan

    mengalami turbulensi dan menghambat laju angin (Anzhar dan Yarianto, 2000).

    2.1.1 Angin Laut dan Angin Darat

    Perbedaan pemanasan pada permukaan daratan dan lautan oleh radiasi

    matahari merupakan pernyebab terjadinya fenomena angin laut dan angin darat.

    Pada siang hari, permukaan daerah daratan menjadi lebih cepat panas daripada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    daerah permukaan laut sehingga udara diatas daerah permukaan daratan menjadi

    ringan dan panas kemudian bergerak ke lapisan yang lebih atas. Kekosongan udara

    diatas daerah permukaan laut diisi oleh penurunan udara dari lapisan atmosfer yang

    lebih tinggi. Pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi (beberapa ratus meter) terjadi

    pergerakan udara dari laut ke daratan, sehingga terbentuklah sirkulasi angin laut

    seperti ditunjukan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1. Sirkulasi angin laut dan angin darat

    (sumber: http://www.mist amajahp.com/angin-darat-dan-angin-laut/)

    Berbeda dengan angin laut, angin darat terjadi pada malam hari, namun

    dengan kecepatan angin tidak terlalu besar. Pada malam hari, terjadi proses

    pendinginan yang diakibatkan oleh adanya pemancaran radiasi gelombang panjang

    yang berasal dari daerah permukaan daran dan daerah permukaan lautan.

    Permukaan daratan lebih cepat menjadi dingin daripada permukaan lautan yang

    mempengaruhi udara di atas keduanya, sehingga udara di atas permukaan lautan

    lebih panas daripada udara di atas permukaan daratan. Udara di atas permukaan

    lautan cenderung bergerak naik dan kekosongan ini diisi oleh udara dari permukaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    daratan dan dikenal sebagai angin darat. Udara diatas daratan pada lapisan lebih

    tinggi turun ke permukan dan pada lapisan atosfer yang lebih tinggi terjadi aliran

    udara dari lautan ke daratan sehingga terbentuk sirkulasi angin darat (Anzhar dan

    Yarianto, 2000).

    2.2 Potensi Energi Angin di Indonesia

    Secara alamiah potensi energi angin di Indonesia relatif kecil karena

    Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Namun demikian, terdapat daerah-daerah

    yang secara geografi merupakan daerah yang memiliki potensi energi angin yang

    besar karena merupakan wilayah nozzle effect atau penyempitan antara dua pulau

    atau daerah lereng gunung antara dua gunung yang berdekatan (Jurnal Energi,

    2016).

    Menurut hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

    (LAPAN), dari 166 lokasi yang diteliti, terdapat 35 lokasi yang mempunyai potensi

    angin yang bagus dengan kecepatan angin diatas 5 meter perdetik pada ketinggian

    50 meter. Daerah yang mempunyai kecepatan angin bagus tersebut, diantaranya

    Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), pantai selatan Jawa dan

    pantai selatan Sulawesi. Disamping itu, LAPAN juga menemukan 34 lokasi yang

    kecepatan anginnya mencukupi dengan kecepatan 4 sampai 5 meter perdetik.

    Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) mencatat angka 60.647,0 MW

    untuk kecepatan angin 4 meter perdetik atau lebih (Rahmat, July 18, 2017). Lokasi

    potensi angin di Indonesia tercantum pada Tabel 2.1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Tabel 2.1 Lokasi potensi energi angin Indonesia

    (sumber: Lampiran Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017)

    2.3 Kincir Angin

    Kincir angin merupakan sebuah alat untuk mengubah energi kinetik yang

    terdapat pada angin menjadi energi mekanik. Energi mekanik yang dihasilkan oleh

    kincir angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal yang pada dasarnya membantu

    pekerjaan manusia.

    Menurut catatan sejarah, kincir angin pertama kali dibuat dan digunakan pada

    tahun 200 sebelum Masehi oleh bangsa Persia. Pada desain awal kincir angin

    menggunakan sumbu vertikal seperti ditunjukan pada Gambar 2.2 (Manwell, 2009).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Gambar 2.2 Kincir angin Persia

    (sumber: Manwell, James, 2009)

    Kemudian pada abad pertengahan, kincir angin muncul di benua Eropa

    dengan desain sumbu horizontal yang pada umumnya memiliki empat sudu seperti

    ditunjukan pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Kincir angin Eropa

    (sumber: Manwell, James, 2009)

    Kincir angin pertama yang menghasilkan energi listrik dibangun pada bulan

    juli 1887 oleh James Blyth dari Skotlandia, kemudian diikuti oleh Charles Bush

    pada tahu 1888 dari Amerika Serikat, dan kemudian oleh Marcellus Jacobs

    (Rachman, 2012).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Ada berbagai macam jenis kincir angin yang dapat dibedakan menurut posisi

    sumbunya sebagai berikut:

    2.3.1 Kincir Angin Sumbu Vertikal

    Kincir angin sumbu vertika atau Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)

    merupakan kincir angin yang letak porosnya tegak lurus dengan arah datangnya

    angin. Kelebihan kincir angin sumbu vertikal adalah:

    1. Mudah dalam pemeliharaan karena letaknya dekat dengan permukaan

    tanah

    2. Memiliki kecepatan awalan angin yang rendah jika dibandingkan

    dengan kincir angin sumbu horizontal.

    3. Kincir angin ini dapat menerima hembusan angin dari segala arah.

    Beberapa jenis kincir angin sumbu vertikal adalah sebagai berikut:

    a. Kincir Angin Darrieus

    Pada tahun 1931 George Darrieus mematenkan kincir angin sumbu vertikal

    berbasis lift yang kemudian dinamakan kincir angin Darrieus, dengan

    menggunakan dua atau tiga bilah melengkung atau lurus bergabung bersama di

    bagian atas dan bawah dan membungkuk ke luar di tengah troposkein. Tipe ini

    memerlukan kecepatan angin yang lebih tinggi dari tipe lain untuk awalan. Hal

    tersebut membuat kincir angin Darrieus membutuhkan suatu penggerak awal untuk

    keperluan putaran awal (Darling, David. 2018). Kincir angin Darrieus ditunjukan

    pada Gambar 2.4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Gambar 2.4 Kincir angin Darrieus

    (sumber: https://en.wind-turbine-models.com)

    b. Kincir Angin Savonius

    Pada tahun 1922 telah dipatenkan kincir angin savonius yang ditemukan oleh

    Sigurd Savonius yang berasal dari Finlandia. Karakteristik yang dimiliki kincir

    angin ini adalah desain dari bilah rotor yang memiliki bentuk S, dan memiliki 2-3

    atau lebih cekungan rotor untuk menangkap angin. Kelebihan dari kincir angin ini

    adalah sumbu vertikal yang dapat bekerja secara efektif dalam kondisi angin yang

    berubah. Selain itu kincir angin ini dapat bekerja dengan baik dalam keadaan

    kecepatan angin yang rendah sehingga tidak diperlukan ditempatkan di lokasi yang

    tinggi. Sedangkan kerugian dari kincir angin ini adalah energi yang dihasilkan lebih

    sedikit dibandingkan sudu rotor konvensional, ini disebabkan oleh sistem cekungan

    yang tidak efisien (Darling, David. 2018). Kincir angin Savonius ditunjukan pada

    Gambar 2.5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Gambar 2.5 Kincir angin Savonius

    (sumber: https://www.spectrum-scientifics.com)

    2.3.2 Kincir Angin Sumbu Horizontal

    Kincir angin sumbu horizontal atau Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT)

    adalah kincir angin yang memiliki poros sejajar dengan arah datangnya angin.

    Kincir ini tersusun atas menara sebagai penopang kincir yang terletak pada puncak

    menara. Jenis kincir angin ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan jenis lain sehingga paling banyak digunakan. Kincir angin sumbu horizontal

    terdiri dari dua jenis yaitu:

    a. Upwind

    Jenis upwind seperti ditunjukan pada Gambar 2.6 memiliki rotor yang

    langsung menghadap ke arah datangnya angin. Kelebihan dari jenis ini adalah

    desain dari rotor yang tidak terkena wind shade dari bagian belakang menara,

    sedangkan kerugiannya adalah rotor perlu menjadi lebih tidak fleksibel dan

    diletakkan dengan jarak tertentu dari puncak menara. Desain jenis ini juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.spectrum-scientifics.com/

  • 13

    memerlukan mekanisme yaw agar rotor terus bergerak menghadap arah angin

    (Rachman, 2012).

    Gambar 2.6 Kincir angin sumbu horizontal jenis upwind

    (sumber: http://mstudioblackboard.tudelft.nl)

    b. Downwind

    Berbeda dengan jenis upwind, jenis downwind seperti ditunjukan pada

    Gambar 2.7bmemiliki rotor yang tidak menghadap arah angin. Kelebihan yang

    dimiliki jenis ini adalah desain tidak memerlukan mekanisme yaw. Rotor juga dapat

    dibuat fleksibel sehingga secara keseluruhan beratnya menjadi lebih ringan.

    Sedangkan kerugiannya adalah fluktuasi dari energi angin yang terjadi dapat

    memberikan beban lebih pada menara (Rachman, 2012).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Gambar 2.7 Kincir angin sumbu horizontal jenis downwind

    (sumber: http://mstudioblackboard.tudelft.nl)

    2.4 Konstruksi Kincir Angin

    Kincir angin didesain untuk mengumpulkan dan mengeksploitasi energi

    angin yang mengalir melalui turbin. Maka dari itu diperlukan model sudu yang

    aerodinamis, menentukan tinggi menara yang optimal, menentukan sistem kontrol,

    jumlah dan bentuk dari sudu turbin, serta bentuk secara keseluruhan.

    Sebuah kincir angin dengan sumbu horizontal pada umumnya terbagi menjadi

    tiga komponen utama, yaitu:

    a. Komponen rotor.

    b. Komponen generator.

    c. Komponen struktural.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://mstudioblackboard.tudelft.nl/

  • 15

    Gambar 2.8. Konstruksi turbin angin

    (sumber: http://www.daviddarling.info)

    2.5 Persamaan-persamaan yang digunakan

    Berikut dibawah ini adalah persamaan-persamaan yang digunakan dalam

    penelitian untuk mencari unjuk kerja kincir angin.

    2.5.1 Daya Angin

    Energi yang terdapat pada energi angin merupakan energi kinetik, sehingga

    daya angin dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Ek = 1

    2mV2 (1)

    dengan:

    Ek : Energi kinetik (joule)

    m : Massa udara (kg)

    𝑉 : Kecepatan angin (m/s)

    Daya adalah energi per satuan waktu, sehingga dapat dituliskan sebagai

    berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.daviddarling.info/

  • 16

    Pin = 0,5 ṁ V2 (2)

    dengan:

    Pin : Daya angin (watt)

    ṁ : Massa udara per satuan waktu (kg/s)

    ṁ = ρAV (3)

    dengan:

    ρ : Massa jenis udara (kg/m3)

    A : Luas penampang yang membentuk sebuah lingkaran (m2)

    Dengan menggunakan ketiga persamaan diatas, sehingga daya angin (𝑃𝑖𝑛)

    dapat dihitung menggunakan rumusan sebagai berikut:

    Pin = 0,5 ρAV3 (4)

    2.5.2 Torsi

    Torsi adalah momen puntir yang terdapat pada poros yang dihasilkan oleh

    gaya dorong yangterdapat pada poros, dimana gaya dorong ini memiliki jarak

    terhadap sumbu putar, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

    T = F.l (5)

    dengan:

    T : Torsi dinamis yang dihasilkan dari putaran poros (Nm)

    F : Gaya pada poros akibat puntiran (N)

    l : Jarak lengan torsi dari poros (m)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    2.5.3 Daya Kincir Angin

    Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir angin akibat

    daya angin yang melintasi sudu-sudu pada turbin angin. Berdasakan penelitian yang

    dilakukan pada tahun 1919 oleh seorang fisikawan asal jerman, Albert Betz,

    menyimpulkan dari semua jenis turbin angin efisiensi maksimum yang dihasilkan

    adalah 59,3% dan penemuan ini dinamakan Betz limit.

    Gambar 2.9. Grafik hubungan Cp dan tsr

    (Sumber: http://slideplayer.com/slide/10169610/)

    Perhitungan daya kincir yang dihasilkan dari poros turbin angin akibat daya

    angin yang menghantam sudu-sudu pada turbin angin sehingga sudu turbin angin

    bergerak melingkar. Daya yang dihasilkan oleh sudu turbin angin yang berputar

    adalah:

    Pout = 2πnT

    60 (6)

    dengan:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Pout : Daya yang dihasilkan oleh turbin angin (watt)

    T : Torsi (Nm)

    n : Kecepatan poros kincir angin (rpm)

    2.5.4 Tip Speed Ratio (TSR)

    Tip Speed Ratio adalah perbandingan antara kecepatan pada ujung sudu turbin

    angin dengan kecepatan angin. Kecepatan ujung sudu dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    Vt = ω r (7)

    dengan:

    Vt : Kecepatan ujung sudu

    ω : Kecepatan sudut (rad/detik)

    r : Jari-jari kincir angin (m)

    Kecepatan sudut adalah perubahan posisi sudut benda yang bergerak

    melingkar tiap satu satuan waktu. Arah kecepatan sudut mengikuti arah gerak benda

    yang melingkar atau sama dengan posisi arah sudut. Kecepatan sudut kincir angin

    dapat dihitung sebagai berikut:

    ω = nputaran

    menit

    = n2π rad

    60 detik

    =nπ

    30 detikrad/s

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Dengan begitu tip speed ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

    λ = πrn

    30V (8)

    dengan:

    λ : tip speed ratio

    r : Jari-jari kincir angin (m)

    n : Kecepatan putaran poros (rpm)

    V : Kecepatan angin (m/s)

    2.5.5 Koefisien Daya Kincir Angin

    Koefisien daya (Cp) adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan turbin

    angin (𝑃𝑜𝑢𝑡) dengan daya yang dihasilkan oleh angin (𝑃𝑖𝑛). Sehingga dapat di

    rumuskan sebagai berikut:

    Cp = Pout

    Pin (9)

    dengan:

    𝐶𝑝 : Koefisien daya

    𝑃𝑜𝑢𝑡 : Daya yang dihasilkan turbin angin (watt)

    𝑃𝑖𝑛 : Daya yang dihasilkan angin (watt)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2.6 Tinjauan Pustaka

    Pada tahun 2018, Filifius Arken Siregar melakukan penelitian dengan judul

    “Unjuk Kerja Model Kincir Angin Petani Garam Sumenep Dengan Tiga Variasi

    Jumlah Sudu” (4 sudu, 3 sudu, dan 2 sudu). Penelitian itu bertujuan untuk mencari

    unjuk kerja terbaik dari ketiga variasi sudu dengan membandingkan tiga variasi

    sudu tersebut. Dalam Penelitian tersebut dihasilkan nilai koefisien daya (Cp)

    maksimal sebesar 0,20 untuk variasi 4 sudu pada tip speed ratio optimal sebesar

    3.31. Untuk variasi 3 sudu menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 0,19

    pada tip speed ratio optimal sebesar 3,7932 sedangkan variasi 2 sudu menghasilkan

    koefisien daya maksimal sebesar 0,16 pada tip speed ratio optimal 4,25. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa model kincir angin petani garam sumenep

    dengan variasi 4 sudu menghasilkan unjuk kerja terbaik diantara ketiga variasi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Andreas Yoga Agung Sugiarta pada tahun

    2018 menggunakan kincir angin petani garam di Rembang dengan tiga variasi

    jumlah sudu yaitu 2, 3, dan 4. Diameter sudu berukuran 1 m, sudut tangkapan angin

    160o. Penelitian dilakukan dengan kecepatan angin rata-rata 7 m/s. Hasil penelitian

    menunjukan bahwa kincir angin 2 sudu menghasilkan koefisien daya maksimal

    sebesar 14,91% pada tip speed ratio optimal 2.98. Variasi 3 sudu menghasilkan

    koefisien daya maksimal 0,15 pada tip speed ratio optimal 2.46. Sedangkan variasi

    4 sudu menghasilkan koefisien daya maksmal sebesar 0,15 dengan tip speed ratio

    optimal 1.94.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Diagram Alur Penelitian

    Langkah kerja penelitian ini digambarkan dalam diagram alir penelitian

    sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

    Pembuatan pemodelan kincir angin dengan perangkat lunak

    SolidWorks dan AutoCad

    Pengambilan data kecepatan angin, putaran poros kincir dan

    gaya pembebanan

    Pengolahan data, menghitung torsi, kecepatan sudut, daya

    angin, daya kincir, koefisien daya (Cp), tip speed ratio (tsr).

    Kemudian membuat grafik hubungan antara torsi dengan

    putaran poros dan hubungan koefisien daya (Cp) dengan tip

    speed ratio (tsr).

    Analisis dan pembahasan data

    Selesai

    Mulai

    Tidak

    baik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    3.2 Konstruksi Kincir dan Komponen Penunjang Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat dua komponen penting yaitu, konstruksi kincir

    sebagai komponen utama penelitian dan komponen yang menunjang keberhasilan

    penelitian. Komponen-komponen tersebut yaitu:

    3.2.1 Konstruksi Kincir Angin

    Kincir angin berbahan dasar kayu dan memiliki konstruksi berdiameter 1,992

    m seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2

    Gambar 3.2 Konstruksi Kincir Angin

    Kincir angin ini memiliki beberapa bagian penting yaitu:

    1. Sudu Kincir

    Sudu kincir angin berfungsi untuk memberikan gerak rotasi dari angin yang

    bertiup/mengalir melalui sudu. Sudu kincir terbuat dari material kayu berukuran

    panjang 1992 mm dan memiliki ketebalan 5 mm. Satu bilah sudu sama dengan dua

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    jumlah sudu. Sehingga dua bilah sudu sama dengan empat sudu seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 3.3 dibawah ini:

    (a) (b)

    Gambar 3.3 (a) dua sudu (b) empat sudu

    2. Tower (Menara) Kincir Angin

    Menara seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4 berfungsi sebagai

    penunjang konstruksi kincir angin. Fungsi lain dari tiang penyangga adalah sebagai

    tempat diletakkannya sudu. Menara terbuat dari bahan kayu dan terdapat pipa pvc

    berdiameter 3 in. Pada menara terdapat bearing (bantalan) ABB seri F204 yang

    berukuran diameter dalam 50 mm. Pada menara juga terdapat poros kincir angin

    yang berukuran diameter 50 mm.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Gambar 3.4 Menara kincir angin

    3.2.2 Komponen Penunjang Penelitian

    Dalam penelitian ini diperlukan komponen penunjang agar penelitian dapat

    berjalan dengan baik. Komponen penunjang penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Tachometer

    Tachometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suatu

    putaran/rotasi dari sebuah objek yang berputar. Dalam penelitian ini tachometer

    digunakan untuk mengukur putaran poros kincir angin sebagai data yang

    dibutuhkan. Jenis tachometer yang digunakan adalah jenis digital light tachometer

    dapat dilihat pada Gambar 3.5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Gambar 3.5 Tachometer

    (sumber: www.semiki.com)

    2. Anemometer (Pengukur kecepatan udara)

    Anemometer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.6 merupakan sebuah

    alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Dalam penelitian ini

    anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin di daerah tangkapan

    kincir.

    Gambar 3.6 Anemometer

    (sumber: www.roadtechmarine.com.au)

    3. Neraca Pegas Digital

    Neraca pegas digital seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7 merupakan

    sebuah alat yang digunakan untuk mengukur gaya atau mengukur berat benda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Dalam penelitian ini timbangan gantung digital digunakan untuk mengukur

    pengimbang torsi kincir angin saat kincir berputar.

    Gambar 3.7 Neraca pegas digital

    (sumberhttps://jualbeli.mysenaraiharga.org/)

    3.2 Skema Pengambilan Data

    Untuk mempermudah memahami proses pengambilan data, disajikan

    skematis peletakkan alat ukur saat pengambilan data seperti Gambar 3.8.

    Gambar 3.8 Skematik pengujian kincir angin tampak samping

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Gambar 3.9 Skematik pengujian kincir angin tampak belakang

    Keterangan pada gambar 3.8

    a. Generator

    Generator terpasang fix dengan poros kincir. Ketika poros kincir berputar

    maka generator juga ikut berputar.

    b. Base Plate

    Berfungsi sebagai tempat berdirinya kincir angin. Jarak dari bibir pantai ke

    base plate sekitar empat sampai lima meter

    c. Lengan Torsi

    Lengan torsi terpasang tidak fix pada generator. Ketika generator berputar

    maka lengan torsi tidak ikut berputar.

    d. Anemometer

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Pengambilan data kecepatan angin menggunakan anemometer yang dipegang

    oleh tim pengambil data kemudian diarahkan tepat ke arah datangnya angin.

    Posisi tim pengambil data yang memegang anemometer berada di sebelah

    kincir angin.

    e. Timbangan

    Timbangan diletakkan pada lengan torsi.

    f. Alat pengatur beban.

    Alat pengatur beban berfungsi untuk mengatur besaran beban yang diberikan

    ke generator.

    .

    3.3 Langkah Penelitian

    Sebelum melakukan pengambilan data, harus ada persiapan yang harus

    dilakukan. Persiapan yang dilakukan adalah membuat pemodelan alat di perangkat

    lunak SolidWorks dan AutoCad. Selain persiapan teknis, diperlukan persiapan

    administratif yaitu surat perijinan penggunaan pantai untuk keperluan penelitian.

    Setelah tahap persiapan selesai, selanjutnya adalah pengambilan data. Langkah

    pengambilan data adalah sebagai berikut:

    1. Mempersiapkan semua komponen kincir angin dan alat penunjang

    pengambilan data.

    2. Merakit komponen kincir angin yaitu sudu dan menara.

    3. Memposisikan kincir angin menghadap arah datangnya angin sejauh 4-

    5 meter dari bibir pantai.

    4. Memasang anemometer menghadap arah datangnya angin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    5. Memasang tibambangan gantung digital.

    6. Memasang pembebanan lampu.

    7. Jika proses 1-5 sudah dilakukan, maka pengambilan data pertama dapat

    dilakukan.

    8. Mencatat nilai pembebanan dan kecepatan putaran kincir angin.

    9. Untuk data kedua dan selanjutnya, naikkan nilai beban di sistem

    pembebanan untuk variasi nilai pembebanan hingga kincir angin

    berhenti.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Penelitian

    Data yang diperoleh dari hasil penelitian kincir angin adalah: kecepatan angin

    (m/s), putaran poros (rpm), dan beban (kg), dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel

    4.2. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua variasi sudu yaitu, dua

    sudu dan empat sudu.

    Tabel 4.1 Data hasil penelitian kincir angin petani garam Demak variasi dua sudu.

    Data

    ke-

    Kecepatan

    Udara

    Putaran

    Kincir Beban

    Gaya

    Pengimbang

    m/s rpm kg N

    1 4,2 204,5 0 0

    2 4,0 196,9 0 0

    3 4,1 179,2 0 0

    4 4,4 230,7 0 0

    5 4,6 259,5 0 0

    6 4,2 224,2 0,02 0,196

    7 3,9 211,2 0,04 0,392

    8 4,0 210,1 0,06 0,589

    9 4,1 209,7 0,08 0,785

    10 4,0 203,7 0,10 0,981

    11 4,1 198,7 0,12 1,177

    12 4,1 187,4 0,14 1,373

    13 4,0 183,6 0,16 1,570

    14 4,0 180,0 0,18 1,766

    15 3,7 150,8 0,20 1,962

    16 4,2 185,2 0,22 2,158

    17 4,1 176,0 0,24 2,354

    18 4,2 179,0 0,26 2,551

    19 4,0 159,1 0,28 2,747

    20 4,0 150,0 0,30 2,943

    21 4,4 179,6 0,32 3,139

    22 4,1 140,9 0,34 3,335

    23 4,1 134,7 0,36 3,532

    24 3,8 98,3 0,38 3,728

    25 4,0 110,7 0,40 3,924

    26 4,1 125,6 0,42 4,120

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Tabel 4.1 Data hasil penelitian kincir angin petani garam Demak variasi dua sudu.

    (Lanjutan)

    No.

    Kecepatan

    Udara

    Putaran

    Kincir Beban

    Gaya

    Pengimbang

    m/s rpm kg N

    27 4,3 132,4 0,44 4,316

    28 4,5 135,0 0,46 4,513

    29 4,0 90,0 0,48 4,709

    30 4,1 95,5 0,50 4,905

    31 4,4 120,0 0,52 5,101

    32 4,2 90,0 0,54 5,297

    33 4,2 85,3 0,56 5,494

    34 4,1 70,2 0,58 5,690

    35 4,5 71,5 0,60 5,886

    36 4,0 60,1 0,62 6,082

    37 4,2 62,3 0,64 6,278

    38 4,3 75,1 0,66 6,475

    39 4,1 65,5 0,68 6,671

    40 4,2 32,4 0,70 6,867

    41 4,6 50,3 0,72 7,063

    42 4,7 80,5 0,74 7,259

    43 4,4 31,9 0,76 7,456

    44 4,8 75,3 0,78 7,652

    45 4,7 56,0 0,80 7,848

    46 4,6 60,4 0,82 8,044

    47 4,0 20,5 0,84 8,240

    48 4,3 40,3 0,86 8,437

    49 4,3 20,6 0,88 8,633

    50 3,9 5,6 0,90 8,829

    Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin petani garam Demak variasi empat sudu.

    Data

    ke-

    Kecepatan

    Udara

    Kecepatan

    Kincir Beban

    Gaya

    Pengimbang

    m/s rpm kg N

    1 5,0 238,2 0 0

    2 4,1 208,5 0 0

    3 4,1 194,0 0 0

    4 4,4 220,4 0 0

    5 4,4 228,8 0 0

    6 3,4 160,0 0,02 0,196

    7 4,0 198,7 0,04 0,392

    8 4,0 195,2 0,06 0,589

    9 4,0 192,4 0,08 0,785

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin petani garam Demak variasi empat sudu.

    (Lanjutan)

    No.

    Kecepatan

    Udara

    Kecepatan

    Kincir Beban

    Gaya

    Pengimbang

    m/s rpm kg N

    10 4,5 219,2 0,10 0,98

    11 3,8 175,5 0,12 1,18

    12 4,0 182,4 0,14 1,37

    13 4,0 181,6 0,16 1,57

    14 4,3 194,6 0,18 1,77

    15 4,3 193,0 0,20 1,96

    16 4,2 183,0 0,22 2,16

    17 4,2 180,9 0,24 2,35

    18 3,4 125,7 0,26 2,55

    19 4,2 175,8 0,28 2,75

    20 4,4 180,5 0,30 2,94

    21 4,4 183,5 0,32 3,14

    22 4,5 183,8 0,34 3,34

    23 3,9 141,5 0,36 3,53

    24 3,8 129,3 0,38 3,73

    25 4,0 135,6 0,40 3,92

    26 4,0 134,2 0,42 4,12

    27 4,0 128,4 0,44 4,32

    28 4,0 123,4 0,46 4,51

    29 4,1 128,2 0,48 4,71

    30 4,8 173,4 0,50 4,91

    31 4,5 150,3 0,52 5,10

    32 4,1 116,2 0,54 5,30

    33 4,1 112,4 0,56 5,49

    34 4,3 122,4 0,58 5,69

    35 4,0 91,4 0,60 5,89

    36 4,0 90,0 0,62 6,08

    37 4,4 101,4 0,64 6,28

    38 4,3 102,1 0,66 6,47

    39 3,9 70,0 0,65 6,38

    40 4,1 80,0 0,65 6,38

    41 4,3 99,0 0,72 7,06

    42 4,2 84,5 0,74 7,26

    43 4,4 92,0 0,76 7,46

    44 4,6 100,8 0,78 7,65

    45 4,4 98,3 0,73 7,16

    46 4,3 80,9 0,82 8,04

    47 4,3 64,2 0,84 8,24

    48 4,7 78,4 0,91 8,93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin petani garam Demak variasi empat sudu.

    (Lanjutan)

    No.

    Kecepatan

    Udara

    Kecepatan

    Kincir Beban

    Gaya

    Pengimbang

    m/s rpm kg N

    49 4,2 70,0 0,80 7,85

    50 4,3 75,2 0,90 8,83

    51 4,2 61,3 0,80 7,85

    52 4,4 62,0 0,94 9,22

    53 4,5 60,1 0,96 9,42

    54 4,0 30,2 0,85 8,34

    55 3,7 20,4 0,82 8,04

    56 3,5 16,7 0,84 8,24

    57 3,5 15,3 0,86 8,44

    58 3,6 14,5 0,88 8,63

    59 3,7 10,2 0,91 8,93

    60 3,8 4,1 1,00 9,81

    4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data

    Dalam pengolahan data dapat diasumsikan beberapa hal untuk

    mempermudah dalam proses perhitungan, antara lain sebagai berikut:

    1. Diameter sudu kincir angin : 1,992 m

    2. Densitas udara : 1,18 kg/m3.

    3. Panjang lengan torsi : 0,2 m

    4. Luas tangkapan angin : 3,114 m2

    Perhitungan data meliputi daya angin, torsi, daya kincir angin, tip speed ratio,

    dan koefisien daya.

    4.2.1 Perhitungan Daya Angin

    Untuk menghitung daya angin, dapat diambil salah satu data dari dua tabel

    diatas sebagai contoh. Untuk perhitungan daya angin, digunakan data Tabel 4.1 data

    ke-28 dengan variasi dua sudu. Diketahui luas tangkapan angin sebesar 3,114 m2,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    kecepatan angin 4.5 m/s, dn massa jenis udara 1.18 kg/m3. Kemudian dapat dihitung

    dengan Persamaan (4) sebagai berikut:

    𝑃𝑖𝑛 = 0,5 ρAV3

    = (0,5) . (1,18 kg/m 3) .(3,114 m2) . (4,5m

    s)3

    = 167,42 watt

    Maka daya angin yang dihasilkan sebesar 167,42 watt.

    4.2.2 Perhitungan Torsi

    Untuk menghitung torsi, diambil data pada Tabel 4.1 data ke-28 dengan

    variasi dua sudu. Diketahui gaya pengimbang (F) sebesar 4,513 N dan panjang

    lengan torsi (l) sebesar 0,2 m. Kemudian dapat dihitung dengan Persamaan (5)

    sebagai berikut:

    T = F.l

    = (4,513 N).(0.2 m)

    = 0,902 N.m

    Maka torsi yang dihasilkan sebesar 0,902 N.m

    4.2.3 Perhitungan Daya Kincir Angin

    Untuk menghitung daya kincir angin, diambil data pada Tabel 4.1 data ke-28

    dengan variasi dua sudu. Diketahui kecepatan putar poros kincir (n) sebesar 135

    rpm. Kemudian dapat dihitung dengan Persamaan (6).

    Pout =2πnT

    60

    Pout =2.π.(135 rpm).(0,902 Nm)

    60

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    = 12,75 watt

    Maka daya kincir angin yang dihasilkan sebesar 12,75 watt

    4.2.4 Perhitungan Tip Speed Ratio (TSR)

    Untuk menghitung Tip Speed Ratio, diambil data pada Tabel 4.1 data ke-28

    dengan variasi dua sudu. Diketahui jari-jari kincir angin (r) sebesar 0,996 m

    kecepatan putar poros kincir (n) sebesar 135 rpm, dan kecepatan angin (V) sebesar

    3,8 m/s. Kemudian dapat dihitung dengan Persamaan (10) sebagai berikut:

    λ = πrn

    30V

    = π.(0,996 m).(135 rpm)

    30 . (3,8ms

    )

    = 3,1

    Maka TSR yang dihasilkan sebesar 3,1.

    4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya (Cp)

    Untuk menghitung koefisien daya, diambil data pada Tabel 4.1 data ke-28

    dengan variasi dua sudu. Diketahui nilai daya angin (Pin) sebesar 107,10watt dan

    daya kincir angin (Pout) sebesar 12,76 watt. Kemudian dapat dihitung

    menggunakan Persamaan (11) sebagai berikut:

    Cp = Pout

    Pin

    = (12,76 watt)

    (167,42 watt)

    = 0,07

    Maka koefisien daya yang dihasilkan sebesar 0,07.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    4.3 Hasil Perhitungan

    Tabel 4.3 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    dua sudu.

    Data

    ke-

    Gaya

    pengimbang

    (𝐹)

    Putaran

    kincir

    (𝑛)

    Kecepatan

    sudut

    (𝜔)

    Torsi

    (𝑇)

    Daya

    output

    (𝑃𝑜𝑢𝑡)

    Tip

    Speed

    ratio

    (𝜆)

    Koefisien

    Daya

    (𝐶𝑝)

    N rpm rad/s N.m watt

    1 0 204,5 21,41 0 0 5,1 0,00

    2 0 196,9 20,62 0 0 5,1 0,00

    3 0 179,2 18,77 0 0 4,5 0,00

    4 0 230,7 24,16 0 0 5,4 0,00

    5 0 259,5 27,17 0 0 5,9 0,00

    6 0,196 224,2 23,48 0,04 0,92 5,5 0,01

    7 0,392 211,2 22,12 0,08 1,74 5,6 0,02

    8 0,589 210,1 22,00 0,12 2,59 5,5 0,02

    9 0,785 209,7 21,96 0,16 3,45 5,3 0,03

    10 0,981 203,7 21,33 0,20 4,19 5,3 0,04

    11 1,177 198,7 20,81 0,24 4,90 5,0 0,04

    12 1,373 187,4 19,62 0,27 5,39 4,7 0,04

    13 1,570 183,6 19,23 0,31 6,04 4,8 0,05

    14 1,766 180,0 18,85 0,35 6,66 4,7 0,06

    15 1,962 150,8 15,79 0,39 6,20 4,2 0,07

    16 2,158 185,2 19,39 0,43 8,37 4,6 0,06

    17 2,354 176,0 18,43 0,47 8,68 4,5 0,07

    18 2,551 179,0 18,74 0,51 9,56 4,4 0,07

    19 2,747 159,1 16,66 0,55 9,15 4,1 0,08

    20 2,943 150,0 15,71 0,59 9,25 3,9 0,08

    21 3,139 179,6 18,81 0,63 11,81 4,2 0,08

    22 3,335 140,9 14,75 0,67 9,84 3,6 0,08

    23 3,532 134,7 14,11 0,71 9,96 3,4 0,08

    24 3,728 98,3 10,29 0,75 7,67 2,7 0,08

    25 3,924 110,7 11,59 0,78 9,10 2,9 0,08

    26 4,120 125,6 13,15 0,82 10,84 3,2 0,09

    27 4,316 132,4 13,86 0,86 11,97 3,2 0,08

    28 4,513 135,0 14,14 0,90 12,76 3,1 0,08

    29 4,709 90,0 9,42 0,94 8,88 2,3 0,08

    30 4,905 95,5 10,00 0,98 9,81 2,4 0,08

    31 5,101 120,0 12,57 1,02 12,82 2,8 0,08

    32 5,297 90,0 9,42 1,06 9,99 2,2 0,07

    33 5,494 85,3 8,93 1,10 9,81 2,1 0,07

    34 5,690 70,2 7,35 1,14 8,37 1,8 0,07

    35 5,886 71,5 7,49 1,18 8,81 1,6 0,05

    36 6,082 60,1 6,29 1,22 7,66 1,6 0,07

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Tabel 4.3 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    dua sudu. (Lanjutan)

    Data

    ke-

    Gaya

    pengimbang

    (𝐹)

    Putaran

    kincir

    (𝑛)

    Kecepatan

    sudut

    (𝜔)

    Torsi

    (𝑇)

    Daya

    output

    (𝑃𝑜𝑢𝑡)

    Tip

    Speed

    ratio

    (𝜆)

    Koefisien

    Daya

    (𝐶𝑝)

    N Rpm rad/s N.m watt

    37 6,278 62,3 6,52 1,26 8,19 1,5 0,06

    38 6,475 75,1 7,86 1,29 10,18 1,8 0,07

    39 6,671 65,5 6,86 1,33 9,15 1,7 0,07

    40 6,867 32,4 3,39 1,37 4,66 0,8 0,03

    41 7,063 50,3 5,27 1,41 7,44 1,1 0,04

    42 7,259 80,5 8,43 1,45 12,24 1,8 0,06

    43 7,456 31,9 3,34 1,49 4,98 0,8 0,03

    44 7,652 75,3 7,89 1,53 12,07 1,6 0,06

    45 7,848 56,0 5,86 1,57 9,20 1,2 0,05

    46 8,044 60,4 6,32 1,61 10,18 1,4 0,06

    47 8,240 20,5 2,15 1,65 3,54 0,5 0,03

    48 8,437 40,3 4,22 1,69 7,12 1,0 0,05

    49 8,633 20,6 2,16 1,73 3,72 0,5 0,03

    50 8,829 5,6 0,59 1,77 1,04 0,1 0,01

    Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    empat sudu.

    Data

    ke-

    Gaya

    pengimbang

    (𝐹)

    Putaran

    kincir

    (𝑛)

    Kecepatan

    sudut

    (𝜔)

    Torsi

    (𝑇)

    Daya

    output

    (𝑃𝑜𝑢𝑡)

    Tip

    Speed

    ratio

    (𝜆)

    Koefisien

    Daya

    (𝐶𝑝)

    N rpm rad/s N.m watt %

    1 0 238,2 24,94 0,00 0,00 4,9 0,00

    2 0 208,5 21,83 0,00 0,00 5,3 0,00

    3 0 194,0 20,32 0,00 0,00 4,9 0,00

    4 0 220,4 23,08 0,00 0,00 5,2 0,00

    5 0 228,8 23,96 0,00 0,00 5,4 0,00

    6 0,20 160,0 16,75 0,04 0,66 4,9 0,01

    7 0,39 198,7 20,81 0,08 1,63 5,2 0,01

    8 0,59 195,2 20,44 0,12 2,41 5,1 0,02

    9 0,78 192,4 20,15 0,16 3,16 5,0 0,03

    10 0,98 219,2 22,95 0,20 4,50 5,1 0,03

    11 1,18 175,5 18,38 0,24 4,33 4,8 0,04

    12 1,37 182,4 19,10 0,27 5,25 4,7 0,04

    13 1,57 181,6 19,02 0,31 5,97 4,7 0,05

    14 1,77 194,6 20,38 0,35 7,20 4,7 0,05

    15 1,96 193,0 20,21 0,39 7,93 4,7 0,05

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    4 sudu. (Lanjutan)

    Data

    ke-

    Gaya

    pengimbang

    (𝐹)

    Putaran

    kincir

    (𝑛)

    Kecepatan

    sudut

    (𝜔)

    Torsi

    (𝑇)

    Daya

    output

    (𝑃𝑜𝑢𝑡)

    Tip

    Speed

    ratio

    (𝜆)

    Koefisien

    Daya

    (𝐶𝑝)

    N rpm rad/s N.m watt %

    16 2,16 183,0 19,16 0,43 8,27 4,5 0,06

    17 2,35 180,9 18,94 0,47 8,92 4,5 0,07

    18 2,55 125,7 13,16 0,51 6,71 3,8 0,09

    19 2,75 175,8 18,41 0,55 10,11 4,3 0,07

    20 2,94 180,5 18,90 0,59 11,13 4,3 0,07

    21 3,14 183,5 19,22 0,63 12,06 4,3 0,08

    22 3,34 183,8 19,25 0,67 12,84 4,2 0,08

    23 3,53 141,5 14,82 0,71 10,47 3,8 0,10

    24 3,73 129,3 13,54 0,75 10,09 3,5 0,10

    25 3,92 135,6 14,20 0,78 11,14 3,5 0,09

    26 4,12 134,2 14,05 0,82 11,58 3,5 0,10

    27 4,32 128,4 13,45 0,86 11,61 3,3 0,10

    28 4,51 123,4 12,92 0,90 11,66 3,2 0,10

    29 4,71 128,2 13,42 0,94 12,64 3,2 0,10

    30 4,91 173,4 18,16 0,98 17,81 3,8 0,09

    31 5,10 150,3 15,74 1,02 16,06 3,5 0,10

    32 5,30 116,2 12,17 1,06 12,89 2,9 0,10

    33 5,49 112,4 11,77 1,10 12,93 2,8 0,10

    34 5,69 122,4 12,82 1,14 14,59 3,0 0,10

    35 5,89 91,4 9,57 1,18 11,27 2,4 0,10

    36 6,08 90,0 9,42 1,22 11,46 2,3 0,10

    37 6,28 101,4 10,62 1,26 13,33 2,4 0,09

    38 6,47 102,1 10,69 1,29 13,84 2,5 0,09

    39 6,38 70,0 7,33 1,28 9,35 1,9 0,09

    40 6,38 80,0 8,38 1,28 10,68 2,0 0,08

    41 7,06 99,0 10,37 1,41 14,64 2,4 0,10

    42 7,26 84,5 8,85 1,45 12,85 2,1 0,09

    43 7,46 92,0 9,63 1,49 14,37 2,2 0,09

    44 7,65 100,8 10,56 1,53 16,15 2,3 0,09

    45 7,16 98,3 10,29 1,43 14,74 2,3 0,09

    46 8,04 80,9 8,47 1,61 13,63 2,0 0,09

    47 8,24 64,2 6,72 1,65 11,08 1,6 0,08

    48 8,93 78,4 8,21 1,79 14,66 1,7 0,08

    49 7,85 70,0 7,33 1,57 11,51 1,7 0,08

    50 8,83 75,2 7,87 1,77 13,91 1,8 0,10

    51 7,85 61,3 6,42 1,57 10,08 1,5 0,07

    52 9,22 62,0 6,49 1,84 11,97 1,5 0,08

    53 9,42 60,1 6,29 1,88 11,85 1,4 0,07

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi

    4 sudu. (Lanjutan)

    Data

    ke-

    Gaya

    pengimbang

    (𝐹)

    Putaran

    kincir

    (𝑛)

    Kecepatan

    sudut

    (𝜔)

    Torsi

    (𝑇)

    Daya

    output

    (𝑃𝑜𝑢𝑡)

    Tip

    Speed

    ratio

    (𝜆)

    Koefisien

    Daya

    (𝐶𝑝)

    N rpm rad/s N.m watt %

    54 8,34 30,2 3,16 1,67 5,27 0,8 0,04

    55 8,04 20,4 2,14 1,61 3,44 0,6 0,04

    56 8,24 16,7 1,75 1,65 2,88 0,5 0,04

    57 8,44 15,3 1,60 1,69 2,70 0,5 0,03

    58 8,63 14,5 1,52 1,73 2,62 0,4 0,03

    59 8,93 10,2 1,07 1,79 1,91 0,3 0,02

    60 9,81 4,1 0,43 1,96 0,84 0,1 0,01

    4.4 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan

    Setelah semua data yang dibutuhkan sudah diperoleh maka selanjutnya data

    tersebut dapat diolah kedalam bentuk grafik untuk mengetahui hubungan antara

    kecepatan putar kincir angin dengan torsi dan hubungan antara koefisien daya

    dengan tip speed ratio.

    4.4.1 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan Kincir Angin Petani Garam

    Demak Dengan Variasi Dua Sudu

    a. Grafik hubungan torsi dengan kecepatan putar poros kincir.

    Grafik hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi dua

    sudu ditunjukkan pada Gambar 4.1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Gambar 4.1 Grafik hubungan kecepatan putar turbin dengan torsi pada kincir

    angin petani garam Demak dengan variasi dua sudu

    Pada Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa semakin besar gaya beban yang

    diberikan kepada kincir angin maka torsi yang dihasilkan semakin besar, sedangkan

    kecepatan putar turbin angin berkurang seiring dengan bertambahnya beban. Pada

    penelitian kincir angin petani garam Demak dengan variasi 2 sudu yang dilakukan

    pada kecepatan angin maksimal 4,6 m/s menghasilkan kecepatan putar kincir

    maksmimal sebesar 259,5 rpm pada kondisi tanpa pembebanan.

    b. Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya kincir.

    Grafik hasil perhitungan kincir angin petani garam Demak dengan variasi 2

    sudu ditunjukkan pada Gambar 4.2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Gambar 4.2 Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya kincir

    angin petani garam Demak dengan variasi dua sudu

    Pada Gambar 4.2 grafik hubungan tip speed ratio (𝜆) pada saat koefisien daya

    (Cp) diperoleh persamaan Cp = -0,0096λ2 + 0,0572λ – 0,0039. Dari persamaan

    tersebut dapat digunakan untuk mengetahui nilai tip speed ratio pada saat koefisien

    daya maksimal dengan perhitungan sebagai berikut:

    Cp = −0,0096λ2 + 0,0572λ – 0,0039

    dCp

    dλ= 2(−0,0096λ) + 0,0572

    0 = −0,0192λ + 0,0572

    0,0192λ = 0,0572

    λ = 0,0572

    0,0192

    = 2,97

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Setelah diketahui nilai tip speed ratio sebesar 2,986 maka dapat disubstitusikan ke

    dalam persamaan Cp = -0,9577λ2 + 5,7212λ – 0,392 untuk mengetahui koefisien

    daya maksimal.

    𝐶𝑝 = −0,0096λ2 + 0,0572λ – 0,0039

    = −0,0096(2,97)2 + 0,0572 (2,97) − 0,0039

    = −0,084 + 0,169 − 0,0039

    = 0,081

    Dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien daya maksimal sebesar 0,081 pada

    saat nilai tip speed ratio optimal sebesar 2,97.

    4.4.2 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan Kincir Angin Petani Garam

    Demak Dengan Variasi Empat Sudu

    a. Grafik hubungan torsi dengan kecepatan putar poros kincir.

    Gambar 4.3 Grafik hubungan kecepatan putar turbin dengan torsi pada kincir

    angin petani garam Demak dengan variasi empat sudu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Pada Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar gaya beban yang

    diberikan kepada kincir angin maka torsi yang dihasilkan semakin besar, sedangkan

    kecepatan putar turbin angin berkurang seiring dengan bertambahnya beban. Pada

    penelitian kincir angin petani garam Demak dengan variasi empat sudu yang

    dilakukan pada kecepatan angin 4,4 m/s menghasilkan kecepatan putar kincir

    maksmimal sebesar 228,8 rpm pada kondisi tanpa pembebanan.

    b. Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya kincir angin

    Gambar 4.4 Grafik hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya pada

    kincir angin petani garam Demak dengan variasi empat sudu

    Pada Gambar 4.4 grafik hubungan tip speed ratio (𝜆) pada saat koefisien daya

    (Cp) diperoleh persamaan Cp = -0,0138λ2+0,0757λ-0,0034. Dari persamaan

    tersebut dapat digunakan untuk mengetahui nilai tip speed ratio pada saat koefisien

    daya maksimal dengan perhitungan sebagai berikut:

    Cp = −0,0138λ2 + 0,0757λ − 0,0034

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    dCp

    dλ= 2(−0,0138λ) + 0,0757

    0 = −0,0276λ + 0,0757

    0,0276λ = 0,0757

    λ = 0,0757

    0,0276

    = 2,74

    Setelah diketahui nilai tip speed ratio sebesar 2,74 maka dapat disubstitusikan ke

    dalam persamaan Cp = −0,0138λ2 + 0,0757λ − 0,0034 untuk mengetahui koefisien

    daya maksimal.

    Cp = −0,0138λ2 + 0,0757λ − 0,0034

    = −0,0138(2,74)2 + 0,0757(2,74) − 0,0034

    = −0,103 + 0,207 − 0,0034

    = 0,10

    Dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien daya maksimal sebesar 0,10 pada saat

    nilai tip speed ratio optimal sebesar 2,74.

    4.5 Grafik Perbandingan Dua Variasi Jumlah Sudu Pada Kincir Angin

    Petani Garam Demak

    Berikut ini merupakan grafik perbandingan antara kecepatan putar poros

    kincir angin (n) dengan beban torsi (T) dan mengetahui hubungan antara koefisien

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    daya (Cp) dengan tip speed ratio (λ). Dengan membandingkan dua variasi jumlah

    sudu.

    4.5.1 Grafik Perbandingan Hubungan Torsi Dengan Kecepatan Putar Poros

    Kincir Pada Kincir Angin Petani Garam Demak Dengan Dua Variasi

    Jumlah Sudu

    Gambar 4.5 dibawa ini menyajikan grafik hubungan antara kecepatan kincir

    angin (n) terhadap torsi (T).

    Gambar 4.5 Grafik hubungan torsi dengan keceptan putar kincir pada kincir angin

    petani garam Demak dengan variasi jumlah sudu.

    Pada Gambar 4.5 memperlihatkan perbandingan hubungan antara kecepatan

    putar kincir terhadap torsi variasi dua sudu dan empat sudu. Dengan kecepatan

    angin 4,6 m/s pada pengujian variasi dua sudu dan dengan kecepatan angin 4,4 m/s

    pada variasi empat sudu, kecepatan putar kincir maksimal terjadi pada kincir angin

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    yang memiliki dua sudu dengan diameter sudu 1,992 meter dan dengan kondisi

    tanpa pembebanan yaitu 259,5 rpm.

    4.5.2 Grafik Perbandingan Hubungan Tip Speed Ratio Dengan Koefisien Daya

    Pada Kincir Angin Petani Garam Demak Dengan Dua Variasi Jumlah

    Sudu

    Gambar 4.6 Grafik perbandingan hubungan tip speed ratio dengan koefisien daya

    pada kincir angin petani garam Demak dengan variasi jumlah sudu

    Pada Gambar 4.6 memperlihatkan grafik perbandingan hubungan antara tip

    speed ratio terhadap koefisien daya (Cp), koefisien daya maksimal yang dihasilkan

    oleh kincir angin petani garam Demak variasi dua sudu adalah sebesar 0,08 pada

    tip speed ratio (λ) optimal sebesar 2,97, sedangkan koefisien daya maksimal yang

    dihasilkan oleh kincir angin petani garam Demak variasi empat sudu adalah 0,10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    pada tip speed ratio (λ) optimal sebesar 2,74. Kincir angin petani garam Demak

    dengan variasi empat sudu memiliki koefisien daya terbesar dibandingkan dengan

    variasi dua sudu.

    4.6 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Tinjauan Pustaka

    4.6.1 Perbandingan Koefisien Daya Hasil Penelitian dengan Koefisien Daya

    Tinjauan Pustaka

    a. Variasi empat sudu

    Perbandingan nilai unjuk kerja penelitian ini dengan tinjauan pustaka Siregar,

    Filifius Arken (2018) pada variasi empat sudu lebih rendah dengan nilai koefisien

    daya maksimal sebesar 0,20 pada tip speed ratio optimal sebesar 3,31 dibandingkan

    dengan nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,10 pada tip speed ratio optimal

    sebesar 2,74.

    Perbandingan nilai unjuk kerja penelitian ini dengan tinjauan pustaka

    Sugiarta, Andreas Yoga Agung (2018) pada variasi empat sudu lebih rendah dengan

    nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,15 pada tip speed ratio optimal sebesar

    1,94 dibandingkan dengan nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,10 pada tip

    speed ratio optimal sebesar 2,74.

    b. Variasi dua sudu

    Pada perbandingan nilai unjuk kerja penelitian ini dengan tinjauan pustaka

    Siregar, Filifius Arken (2018) pada variasi dua sudu menghasilkan nilai unjuk kerja

    lebih rendah yaitu nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,16 pada tip speed ratio

    4,25 dibandingkan dengan nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,08 pada tip

    speed ratio optimal sebesar 2,97.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Pada perbandingan nilai unjuk kerja penelitian ini dengan tinjauan pustaka

    Sugiarta, Andreas Yoga Agung (2018) pada variasi dua sudu menghasilkan nilai

    unjuk kerja lebih rendah yaitu nilai koefisien daya maksimal sebesar 0,14 pada tip

    speed ratio optimal sebesar 2,98 dibandingkan dengan nilai koefisien daya

    maksimal sebesar 0,08 pada tip speed ratio optimal sebesar 2,97.

    4.6.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Nilai Unjuk Kerja

    Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan nilai unjuk kerja pada penelitian

    ini dibandingkan dengan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut:

    a. Bentuk dari sudu yang berbeda.

    b. Proses pembuatan sudu yang yang berbeda. Pembuatan sudu pada

    penelitian ini dikerjakan oleh pengerajin kincir angin petani garam yang

    dibuat tidak secara teliti, sedangkan proses pembuatan kincir angin

    tinjauan pustaka dibuat secara teliti.

    c. Tujuan akhir dari pembuatan kincir angin yang berbeda. Tujuan akhir dari

    pembuatan kincir angin petani garam adalah hanya untuk membantu

    pekerjaan petani garam, sedangkan tujuan akhir kincir angin tinjauan

    pustaka adalah sebagai model yang diperuntukkan untuk penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari penelitian kincir angin petani garam Demak dengan variasi jumlah sudu

    dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

    a. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pada kincir angin petani garam Demak

    dengan variasi dua sudu menghasilkan kecepatan putar maksimal tertinggi

    yaitu 259,5 rpm pada kecepatan angin sebesar 4,6 m/s dengan kondisi tanpa

    pembebanan. Sedangkan variasi empat sudu menghasilkan kecepatan putar

    sebesar 228,8 rpm pada kecepatan angin sebesar 4,4 m/s dengan kondisi tanpa

    pembebanan.

    b. Hasil penelitian menunjukan bahwa kincir angin petani garam Demak dengan

    variasi empat sudu menghasilkan unjuk kerja terbaik dengan koefisien daya

    maksimal sebesar 0,10 pada tip speed ratio optimal sebesar 2,74. Sedangkan

    pada variasi dua sudu menghasilkan koefisien daya maksimal sebesar 0,08

    pada tip speed ratio optimal sebesar 2,97.

    5.2 Saran

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran dari penulis

    antara lain sebagai berikut:

    a. Rancang skema pembebanan sebaik mungkin agar pembacaan pembebanan

    baik dan benar.

    b. Persiapkan semua alat-alat dengan baik dan benar sebelum pengambilan data

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    c. Perhatikan semua kondisi alat sebelum pengambilan data.

    d. Lakukan survey lapangan sebelum pengambilan data untuk mengetahui

    kondisi sebenarnya.

    e. Konsultasikan cara pengambilan data dengan dosen pembimbing skripsi

    secara terperinci sebelum pengambilan data.

    f. Fokus kerjakan skrispi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    DAFTAR PUSTAKA

    Anzhar, K., SBSS, Yarianto. (2000). Pola angin laut dan angin darat di daerah

    Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria. Jurnal Pengembangan Energi

    Nuklir, 2(4), 199-206.

    Cengel, Yunus A, Boles, Michael A. (2006). Thermodynamics an engineering

    aproach fifth edition in SI units, New York: McGraw-Hill Education

    Darling, David. 2018. www.daviddarling.info. Diakses pada tanggal 20 Februari

    2019

    Jain, Pramod. (2011). Wind energy engineering, New York: McGraw-Hill

    Manwell, J.F., McGowan, J.G., Rogers, A.L. (2002). Wind energy explained theory,

    design, and application. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.

    Media Komunikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2016). Energi

    baru, terbarukan, dan konservasi energi. Jurnal Energi, 2(1), 21-22.

    Rachman, Akbar. (2018). Analisis dan Pemetaan Potensi Energi Angin di

    Indonesia, Universitas Indonesia, Jawa Barat.

    Rahmat, M.H. (2017). Potensi Pengembangan PLTB di Indonesia. Diunduh dari

    https://setkab.go.id/potensi-pengembangan-pltb-di-indonesia/, pada 20

    Februari 2019, pada pukul 00.39 WIB.

    Siregar, Filifius Arken. (2018). Unjuk Kerja Model Kincir Angin Petani Garam

    Sumenep Dengan Tiga Variasi Jumlah Sudu, Universitas Sanata Dharma,

    Yogyakarta

    Sugiarta, Andreas Yoga Agung. (2018). Unjuk Kerja Kincir Angin Sumbu

    Horisontal Tipe Petani Garam Rembang Dengan Tiga Variasi Jumlah Sudu.

    Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.daviddarling.info/https://setkab.go.id/potensi-pengembangan-pltb-di-indonesia/

  • 140

    95

    20 20

    20 20

    20 20

    20 20

    140

    89

    644

    R20

    51

    54

    170

    9

    24

    153

    644

    114

    7

    84

    126

    241

    100

    40

    20

    R60

    407 524

    352

    A A

    B B

    C C

    D D

    E E

    F F

    8

    8

    7

    7

    6

    6

    5

    5

    4

    4

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    DRAWN

    CHK'D

    APPV'D

    MFG

    Q.A

    UNLESS OTHERWISE SPECIFIED:DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERSSURFACE FINISH:TOLERANCES: LINEAR: ANGULAR:

    FINISH: DEBURR AND BREAK SHARP EDGES

    NAME SIGNATURE DATE

    MATERIAL:

    DO NOT SCALE DRAWING REVISION

    TITLE:

    DWG NO.

    SCALE:1:12 SHEET 1 OF 1

    A3

    WEIGHT:

    DIMAS UTOMO

    Y.B. LUKIYANTO

    Y.B. LUKIYANTO

    7/3/2019

    Univ. Sanata Dharma

    L.01

    MENARA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    14

    804

    804

    214

    92

    160

    140°

    214

    199

    2

    20

    24

    24

    20

    128 17°

    A A

    B B

    C C

    D D

    E E

    F F

    8

    8

    7

    7

    6

    6

    5

    5

    4

    4

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    DRAWN

    CHK'D

    APPV'D

    MFG

    Q.A

    UNLESS OTHERWISE SPECIFIED:DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERSSURFACE FINISH:TOLERANCES: LINEAR: ANGULAR:

    FINISH: DEBURR AND BREAK SHARP EDGES

    NAME SIGNATURE DATE

    MATERIAL:

    DO NOT SCALE DRAWING REVISION

    TITLE:

    DWG NO.

    SCALE:1:10 SHEET 1 OF 1

    A3Kayu

    WEIGHT:

    Dimas Utomo

    Dr. Lukiyanto

    Dr. Lukiyanto

    7/6/2019

    Univ. Sanata Dharma

    L.02

    Sudu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 950

    950

    1992

    1992

    A A

    B B

    C C

    D D

    E E

    F F

    8

    8

    7

    7

    6

    6

    5

    5

    4

    4

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    DRAWN

    CHK'D

    APPV'D

    MFG

    Q.A

    UNLESS OTHERWISE SPECIFIED:DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERSSURFACE FINISH:TOLERANCES: LINEAR: ANGULAR:

    FINISH: DEBURR AND BREAK SHARP EDGES

    NAME SIGNATURE DATE

    MATERIAL:

    DO NOT SCALE DRAWING REVISION

    TITLE:

    DWG NO.

    SCALE:1:15 SHEET 1 OF 1

    A3

    WEIGHT:

    Dimas Utomo

    Dr. YB Lukiyanto

    Dr. YB Lukiyanto

    7/24/2019

    Univ. Sanata Dharma

    L.03

    Empat Sudu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI