universitas tarumanagara program pascasarjana …
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
TESIS
“EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BERBASIS KOMPUTERISASI PADA
PT XYZ ”
Diajukan Oleh :
Nama : GLENN MARTINUS MARJONO
NIM : 117.03.0130
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT
GUNA MENCAPAI GELAR MAGISTER MANAJEMEN
2005
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
TANDA PERSETUJUAN TESIS
NAMA : GLENN MARTINUS MARJONO
NO. MAHASISWA : 117. 03.0130
KONSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL TESIS : EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTERISASI PADA PT XYZ
Jakarta, 21 Juli 2005 Pembimbing Tesis
(Imo Gandakusuma, SE, MBA)
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
TANDA PERSETUJUAN TESIS
SETELAH LULUS UJIAN TESIS
NAMA : GLENN MARTINUS MARJONO
NO. MAHASISWA : 117.03.0130
KONSENTRASI : MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL TESIS : EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTERISASI PADA PT XYZ
Tanggal: 26 Agustus 2005 KETUA PANITIA PENGUJI:
Dr. Indra Wijaya, SE, MBA
Tanggal: 26 Agustus 2005 ANGGOTA PANITIA PENGUJI:
Imo Gandakusuma, SE, MBA
Tanggal: 26 Agustus 2005 ANGGOTA PANITIA PENGUJI:
Yanki Hartijasti, MBA, MSi.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul: “Evaluasi dan Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputerisasi Pada PT XYZ.”
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas
Tarumanagara.
Dalam penyusunan tesis, penulis memperoleh bantuan, bimbingan, dorongan maupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun
demikian, penulis tidak melupakan bimbingan, bantuan, cinta, dedikasi dan dorongan dari
segala pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr Suparman Ibrahim Abdullah, MSc selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Universitas Tarumanagara.
2. Bapak Imo Gandakusuma SE, MBA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
3. Segenap penguji tesis dan staf pengajar Program Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas Tarumanagara yang telah membagi pengalamannya kepada penulis selama
studi.
ii
4. Staf Perpustakaan Universitas Tarumanagara Program Pascasarjana dan Pejabat
perusahaan yang telah memberi bantuan dalam rangka pengumpulan data untuk
penyusunan tesis ini.
5. Bapak Johan Yoranouw selaku pimpinan Kantor Akuntan Johan Malonda Astika &
Rekan yang telah memberikan fasilitas dan dorongan moril sehingga tesis ini dapat
tersusun.
6. Papa, Mama, Kakak dan Oma yang tercinta yang telah memberikan dukungan moral
maupun material.
7. Sun Lie, thanks a lot atas kecintaannya dan support-nya selama ini.
8. Rekan kerja penulis di Kantor Akuntan Johan Malonda Astika & Rekan, yaitu Serly,
Budi, Siska, Linda, Halim, Maya, Sulis dan Mario atas informasi, tukar pikiran dan
dorongan moril sehingga tesis ini dapat tersusun.
9. Seluruh teman-teman di Program Pascasarjana Angkatan XXIII Akhir Pekan atas
kebersamaannya selama ini.
10. Teman-teman serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas
segala perhatian dan sumbang saran yang telah diberikan selama penyusunan tesis ini.
Jakarta, 11 Juli 2005
Penulis,
(Glenn Martinus Marjono)
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dengan berkembangnya sistem informasi akuntansi perusahaan, maka timbul problematika
yang mengganggu aktivitas operasional seperti: keterlambatan penerimaan bahan; terkadang
bahan yang dibutuhkan tidak tersedia; jadual kerja sering tidak tepat; penetapan penurunan
kualitas kurang jelas; data persediaan kurang akurat; persediaan bahan baku dan barang jadi
menumpuk di gudang; penjadualan dan pengiriman barang kurang tepat waktu; sering
terjadi pengembalian barang oleh Pelanggan (retur penjualan); penagihan dan penerimaan
hasil tagihan kurang tepat waktu; verifikasi dan pembayaran hutang usaha kurang efisien
dan efektif. Oleh karena itu, bagaimana problematika tersebut dapat diatasi dan bagaimana
merancang sistem informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk mengatasi problematika
secara efisien dan efektif sesuai pengendalian intern yang baik.
Untuk mengatasi problematika tersebut, maka perusahaan wajib memperhatikan unsur-unsur
pengendalian intern yang baik seperti: pemisahan fungsi yang memadai; sistem otorisasi
(pemberian persetujuan) dan pencatatan pembukuan yang memadai; praktek-praktek yang
dapat mempertajam pengendalian internal; pelaksanaan sistem dan prosedur dilakukan oleh
karyawan yang kompeten; dan sistem dan prosedur yang terlaksana dengan efisien dalam
penggunaan kertas/ formulir, karyawan, ruangan kerja dan fasilitas-fasilitas penunjang.
Dengan memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern yang baik, maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan, evaluasi
terhadap sistem informasi akuntansi perusahaan dan perancangan sistem informasi
akuntansi.
iv
Berdasarkan pada teori-teori yang ada, maka hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat
beberapa existing system and procedures yang belum memperhatikan unsur-unsur
pengendalian intern yang baik. Hal ini dapat terlihat jelas pada perbedaan antara existing
system and procedures dengan proposed system and procedures yang disesuaikan dengan
unsur-unsur pengendalian intern yang baik.
Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa existing system and
procedures memiliki kebaikan dan kelemahan yang cukup signifikan sehingga dapat
mengganggu aktivitas operasional perusahaan. Kelemahan yang cukup signifikan tersebut
diharapkan dapat segera teratasi dan tidak menimbulkan dampak negatif lainnya.
Beberapa kelemahan yang teridentifikasi pada existing system and procedures hendaknya
wajib diperhatikan oleh perusahaan untuk menghindari kemungkinan dampak negatif
lainnya. Perusahaan juga hendaknya mengimplementasikan sistem informasi akuntansi yang
diusulkan (proposed system and procedures) yang bertujuan untuk menunjang penyediaan
informasi keuangan perusahaan; meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang;
mendukung tercapainya “Business Excellence“; menghasilkan informasi yang tepat dan
berguna; menghasilkan dan mempertajam “Sistem Pengendalian Intern“ sehingga
mempermudah deteksi adanya “Fraud“ dan “Waste“; dan dapat dilaksanakan secara efisien
dan efektif baik sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan kantor serta ruangan
kerja.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 3
1.4 Metodologi Penelitian.......................................................................... 4
1.5 Kerangka Penulisan............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................... 7
2.1 Sistem Informasi Akuntansi................................................................. 7
2.2 Pengendalian Intern............................................................................. 12
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem................................................... 15
2.4 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan..................... 17
2.5 Sistem Informasi Akuntansi Produksi................................................. 19
2.6 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan................................................ 20
2.7 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas......... 21
vi
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................................... 24
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan................................................................. 24
3.2 Struktur Organisasi.............................................................................. 25
3.3 Produk Perusahaan.............................................................................. 29
3.4 Kinerja Singkat Perusahaan................................................................ 30
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.............................................................. 33
4.1 Evaluasi Struktur Organisasi............................................................... 34
4.2 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi................................................. 36
4.3 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi........................................... 39
4.4 Perbedaan dan Perubahan Existing System and Procedures
dibandingkan dengan Proposed System and Procedures.................... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 119
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 119
5.2 Saran.................................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 130
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
TABEL 3.4 IKHTISAR KEUANGAN....................................................................... 31
viii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
GAMBAR 1.1 SKEMA KERANGKA PENELITIAN............................................ 6
GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI............................................................ 28
GAMBAR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN................................................ 41
GAMBAR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PRODUKSI....................................................................................... 59
GAMBAR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENJUALAN.................................................................................... 65
GAMBAR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS................................ 84
ix
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
LAMPIRAN 1 Penjelasan Simbol-Simbol Yang Digunakan Dalam
Bagan Arus Prosedur Akuntansi.................................................. L-1
LAMPIRAN 2 Existing System And Procedures.................................................. L-2
LAMPIRAN 3 Proposal Tesis............................................................................... L-45
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perusahaan-perusahaan telah memasuki era teknologi sistem informasi, di mana
batas antar negara semakin terbuka, ketika seluruh informasi dapat secara jelas terlihat
sehingga memudahkan untuk melakukan aktivitas. Dengan penggunaan sistem informasi
berbasis komputer secara terintegrasi, maka diharapkan personil perusahaan bekerja dengan
prinsip “doing the right things (efficient)” dan “doing things right (effective)” sehingga
dapat memenangkan persaingan yang semakin kompetitif serta dapat meningkatkan pangsa
pasar secara substantial. Dua ungkapan tersebut bukan merupakan hal baru untuk
melakukan aktivitas tetapi yang perlu dijabarkan dan dirumuskan adalah bagaimana
melaksanakannya agar tercapai maksud dari ungkapan tersebut.
Untuk menjamin kelancaran operasional perusahaan pada masa kini dan mengantisipasi
perkembangan perusahaan di masa mendatang maka manajemen perusahaan merasa perlu
untuk merancang sistem informasi yang mendukung dan memperlancar aktivitas
operasionalnya sehari-hari sehingga tercipta pengendalian intern yang memadai. Salah satu
alat informasi penting dalam perusahaan adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). SIA
wajib memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang memerlukan (baik
internal maupun eksternal) dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga memberikan
informasi yang efisien dan efektif.
2
Dalam melakukan penelitian ini, dipilih PT XYZ sebagai tempat riset. PT XYZ merupakan
perusahaan go public yang bergerak dalam bidang usaha industri manufaktur pembuatan
kemasan plastik film terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas, maka disusun tesis berjudul :
“Evaluasi dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputerisasi
pada PT XYZ”
1.2 Rumusan Permasalahan
1.2.1 Ruang Lingkup Tesis
Untuk mendapatkan pembahasan yang terarah dan teratur, maka ditentukan ruang lingkup
masalah agar masalah yang dibahas tidak menyimpang atau meluas ke masalah lain. Dalam
tesis ini, penulis membatasi pembahasan dan pemecahan masalah pada sistem informasi
akuntansi arus uang dan arus barang pada PT XYZ.
1.2.2 Problematika
Dalam sistem informasi akuntansi pada PT XYZ terdapat problematika yang dihadapi, yaitu:
1.2.2.1 Bagian Pembelian, terdiri dari:
- Terjadi keterlambatan penerimaan bahan.
- Terkadang bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.
1.2.2.2 Bagian Produksi, terdiri dari:
- Jadual kerja (work schedule) sering tidak tepat.
- Penetapan penurunan kualitas (down grade) kurang jelas.
1.2.2.3 Bagian Persediaan, terdiri dari:
- Data persediaan kurang akurat.
- Persediaan bahan baku dan barang jadi menumpuk di gudang.
3
1.2.2.4 Bagian Penjualan, terdiri dari:
- Penjadualan dan pengiriman barang kurang tepat waktu.
- Sering terjadi pengembalian barang oleh Pelanggan (retur penjualan).
1.2.2.5 Bagian Penerimaan dan Pengeluaran Uang, terdiri dari:
- Penagihan dan penerimaan hasil tagihan kurang tepat waktu.
- Verifikasi dan pembayaran hutang usaha kurang efisien dan efektif.
1.2.3 Permasalahan Tesis
Adapun masalah yang menarik perhatian penulis adalah:
1. Bagaimana problematika dapat teratasi sesuai dengan pengendalian intern yang baik?
2. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan secara efisien dan efektif serta
sesuai dengan pengendalian intern yang baik pada PT XYZ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis adalah:
1. Memberikan gambaran bagaimana problematika dapat teridentifikasi dengan cepat dan
akurat serta memberikan solusi terbaik.
2. Memberikan gambaran mengenai rancangan sistem informasi akuntansi secara efisien
dan efektif serta sesuai pengendalian intern yang baik pada PT XYZ.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Praktis
Tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
4
1. Bagi Penulis:
Tesis ini dapat menambah wawasan pengetahuan penulis, khususnya dalam memahami,
mengevaluasi serta merancang sistem informasi akuntansi dengan baik.
2. Bagi Perusahaan:
Perusahaan dapat menggunakan tesis ini sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk
merancang suatu sistem informasi akuntansi yang baik dalam rangka menyempurnakan
kelemahan-kelemahan yang telah ada sebelumnya.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Selain manfaat praktis, penulis juga mengharapkan tesis ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan atau referensi bagi:
1. Pihak-pihak yang akan melakukan penelitian mengenai hal-hal atau masalah-masalah
yang tercakup dalam tesis ini.
2. Pihak-pihak yang akan meneruskan atau melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hal-hal dan masalah-masalah yang tercakup dalam tesis ini.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam upaya mendapatkan data dan informasi penunjang serta teori pelengkap, penulis
menggunakan metode deskriptif dan analitis, yaitu membandingkan data dan informasi dari
perusahaan dengan landasan teoritis yang mempunyai hubungan dengan problematika
tersebut.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian,
penulis menggunakan dua macam metodologi penelitian, yaitu:
5
1.5.1 Riset Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dari berbagai macam literatur yang
berhubungan dengan pembahasan tesis dan dengan latar belakang teoritis akan dibandingkan
dengan kenyataan yang ditemukan di perusahaan.
1.5.2 Riset Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara kunjungan langsung ke perusahaan
bersangkutan dan berkomunikasi langsung dengan pejabat terkait untuk mendapatkan
informasi. Riset lapangan dilakukan dengan cara :
1. Wawancara (Interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak
terkait yang mempunyai kedudukan, tugas, dan wewenang dalam perusahaan.
2. Pengamatan (Observation), yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi
sehingga mengetahui kebenaran informasi yang didapat, terutama berkaitan dengan
aktivitas operasional perusahaan.
Berikut ini disajikan kerangka penelitian pada Gambar 1.1.
7
1.5 Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan tesis mencakup lima bab dimana setiap bab akan dirinci lagi dalam
beberapa sub bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, rumusan
permasalahan, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan kerangka penulisan
yang menguraikan isi tiap-tiap bab.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan dasar-dasar teoritis yang berhubungan dengan penulisan
tesis, yaitu sistem informasi akuntansi, pengendalian intern, siklus hidup
pengembangan sistem, sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan,
produksi, penjualan, penerimaan dan pengeluaran kas.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, produk perusahaan dan kinerja singkat perusahaan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas problematika dan memberikan solusi terbaik serta membahas
perancangan yang dilakukan terhadap sistem informasi akuntansi pada PT XYZ.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini memuat kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dibahas dan
disertai beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
Dalam perusahaan dibutuhkan informasi yang tepat dan akurat. Hal ini penting karena
informasi dapat mengarahkan dan memperlancar aktivitas perusahaan sehari-hari serta
membantu dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang dimaksud adalah informasi
akuntansi. Informasi akuntansi dihasilkan oleh suatu sistem, yang dikenal sebagai Sistem
Informasi Akuntansi (SIA).
SIA berguna bagi pihak intern (Direktur, Manajer dan Staf karyawan) maupun ekstern
(Pemegang Saham, Investor, Kreditur, Instansi Pemerintah, Pelanggan, Pemasok,
Masyarakat Umum). Diharapkan SIA dapat melindungi harta perusahaan dengan
memberikan pengendalian intern yang baik sehingga kecurangan (Fraud) dan kesalahan
dapat teridentifikasi.
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Untuk membahas SIA, perlu membahas terlebih dahulu pengertian akuntansi, akuntansi
sebagai sistem informasi, sistem, prosedur, informasi, data, sistem informasi, sistem
akuntansi dan sistem informasi akuntansi.
Pengertian Akuntansi menurut Statement No. 4 Accounting Principles Board yang dibahas
oleh Nugroho Widjajanto dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai
berikut:
9
“Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai satuan-satuan ekonomi, dan dimaksudkan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yaitu dalam penetapan pilihan yang tepat diantara beberapa alternatif tindakan. Tujuan umum akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang andal mengenai sumber daya dan kewajiban-kewajiban ekonom dari suatu badan usaha.” (Widjajanto, 1989 : 10)
Pengertian Akuntansi sebagai Sistem Informasi dijelaskan oleh Carl S. Warren, Philip E.
Fess, James M. Reeve dalam bukunya Accounting adalah:
“Accounting may be defined as an information system that provides reports to various individuals or groups about economic activities of an organization or other entity.” (Warren, Fess, Reeve, 1996 : 9)
Pengertian sistem dan prosedur menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi adalah:
“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.” “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang.” (Mulyadi, 1997 : 6)
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa antara sistem dan prosedur terdapat
hubungan. Sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal.
Untuk mendapatkan informasi, maka diperlukan data. Menurut Raymond McLeod, Jr dalam
bukunya Management Information Systems terdapat perbedaan antara data dan informasi,
yaitu:
”Data consists of fact and figure that are relatively meaningless to the user. Information is processed data, or meaningful data.” (McLeod, 1998 : 15-16)
10
Sedangkan perbedaan data dan informasi menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Sistem
Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut:
“Data dapat diartikan sebagai kumpulan karakter, fakta atau jumlah-jumlah yang merupakan masukan (input) bagi suatu sistem informasi. Biasanya data ini belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen. Informasi merupakan keluaran (output) dari suatu proses pengolahan data.” (Baridwan, 1993 : 4)
Informasi merupakan hal yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Informasi yang
baik akan menghasilkan kinerja yang baik. Informasi diperoleh dari proses pengolahan data
sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya.
Pengertian Informasi menurut Barry E. Cushing dalam bukunya Accounting Information
System and Business Organization adalah seperti berikut:
“Information refers to an output of data processing that is organized and meaningful to the person who receives it.” (Cushing, 1982 : 11)
Gordon B. Davis memberikan pengertian mengenai informasi yang dibahas Jogiyanto dalam
buku Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer: Konsep Dasar dan Komponen adalah:
“Informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.”(Davis dalam Jogiyanto, 1988 : 24)
Sistem Informasi menurut James A. O’Brien dalam bukunya Management Information
System: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise adalah:
“An information system is an organized combination of people, hardware, software, communications network, and data resource that collects, transforms, and disseminates information in an organization.” (O’Brien, 1999 : 9)
11
Sedangkan pengertian Sistem Informasi menurut Barry E. Cushing dan Marshall B. Romney
dalam bukunya Accounting Information Systems adalah:
“An information system is an organized means of collecting, entering, and processing data and of storing, managing, controlling, and reporting information so that an organization can achieve its objectives and goals.” (Cushing dan Romney, 1994 : 6)
Pengertian Sistem Akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi adalah:
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” (Mulyadi, 1997 : 3)
Pengertian sistem akuntansi menurut Howard F. Stettler yang dibahas Zaki Baridwan dalam
buku Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode adalah:
“Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.” (Stettler dalam Baridwan, 1993 : 4)
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya Accounting Information Systems adalah:
“An Accounting information system is a collection of resources, such as people and equipment, designed to transform financial data into information.” (Bodnar dan Hopwood, 1993 : 2)
2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi seperti berikut:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
12
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. (Mulyadi, 1997 : 19-20)
Menurut Joseph W. Wilkinson, tujuan utama Sistem Informasi Akuntansi dalam dunia
bisnis dan pemerintahan adalah:
1. To provide information that supports decision making. 2. To provide information that supports day-to-day operations. 3. To provide information that pertains to stewardship. (Wilkinson, 1991 : 8)
Dari beberapa kutipan tersebut, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan utama
sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi bagi manajemen sehingga setiap
sistem yang dilaksanakan dapat memenuhi harapan manajemen serta memberikan informasi
yang mendukung keputusan-keputusan manajemen.
2.1.3 Elemen-Elemen Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi terbentuk dari komponen-komponen yang saling berintegrasi dan saling
berhubungan satu sama lain. Dalam bukunya, Mulyadi menjelaskan bahwa:
........ Setiap sistem informasi terdiri dari blok-blok bangunan yang membentuk sistem tersebut. Seperti halnya bangunan rumah, sistem informasi memiliki komponen utama yang membentuk struktur bangunan sistem informasi. Komponen bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok (disebut dengan information system building block) : masukan, model, keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian. (Mulyadi, 1997 : 11)
Sedangkan Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi, sehingga
Sistem Informasi Akuntansi juga mempunyai blok-blok terdiri dari:
13
1. Blok Model (Model Block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
2. Blok Masukan (Input Block) Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
3. Blok Keluaran (Output Block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data (Database Block) Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).
6. Blok Kendali (Controls Block) Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. (Jogiyanto, 1988 : 36-39)
2.2 Pengendalian Intern
Pada bagian ini dibahas pengertian, tujuan, elemen dan unsur-unsur dari pengendalian
intern.
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern
Istilah pengendalian intern pertama kali didefinisikan tahun 1948 oleh The Committee On
Auditing Procedures sebagai berikut:
Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta, mengecek kecermatan, dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan memastikan pentaatan pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan manajemen. Definisi tersebut mungkin lebih luas daripada pengertian yang kadang-kadang diberikan untuk istilah ini. Definisi ini mengakui bahwa suatu “sistem” dengan fungsi-fungsi dari departemen akuntansi dan keuangan. (Wilson dan Campbell, 1996 : 122)
14
Pengertian pengendalian intern dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah:
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (IAI, 2001 : 319.2)
Pengendalian intern menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant):
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.” (Hartadi, 1990 : 2)
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern adalah memberikan keyakinan yang memadai tentang:
1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Efektivitas dan efisiensi operasi. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (IAI, 2001 : 319.2)
Tujuan pengendalian intern ditinjau dari manajemen perusahaan sebagai berikut:
1. Menjaga kekayaan organisasi. 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 1997 : 165)
Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke terdapat tujuh macam tujuan
pengendalian intern yang harus dipenuhi untuk mencegah kesalahan dalam jurnal dan
catatan, yaitu:
1. Transaksi yang dicatat adalah absah (keabsahan). 2. Transaksi diotorisasi dengan pantas (otorisasi). 3. Transaksi yang ada telah dicatat (kelengkapan).
15
4. Transaksi dinilai dengan pantas (penilaian). 5. Transaksi diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi). 6. Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu). 7. Transaksi dimasukkan ke berkas induk dengan pantas dan diikhtisarkan dengan
benar (posting dan pengikhtisaran). (Arens dan Loebbecke, 1993 : 306-307)
2.2.3 Elemen Pengendalian Intern
Terdapat beberapa elemen pengendalian intern meliputi:
1. Lingkungan pengendalian Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran resiko Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko harus dikelola.
3. Aktifitas pengendalian Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan komunikasi Adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan Adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. (IAI, 2001 : 319.2)
2.2.4 Unsur-unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi, unsur pokok sistem pengendalian
intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. (Mulyadi, 1997 : 166)
16
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Dalam menyusun sistem informasi akuntansi yang baru maupun mengubah sistem informasi
yang lama dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan System Life Cycle
Development (Siklus Hidup Pengembangan Sistem). Pendekatan tersebut didasarkan pada
siklus kehidupan sistem, di mana penyusunan sistem dilakukan melalui empat tahap, yaitu:
1. Tahap Analisis 2. Tahap Perancangan (design) dan pemilihan 3. Tahap Implementasi 4. Tahap Pelaksanaan sistem dan pengawasan pelaksanaan (Baridwan, 1993 : 169)
2.3.1 Tahap Analisis
Tahap ini menganalisis masalah yang dihadapi untuk memperoleh gambaran dari sistem
yang sedang dipergunakan. Langkah yang dilakukan, yaitu:
1. Menentukan kebutuhan informasi. 2. Melakukan survey. 3. Menyusun cara pemenuhan kebutuhan atau cara memecahkan masalah. (Baridwan,
1993 : 173)
2.3.2 Tahap Perancangan (Design) Dan Pemilihan
Merupakan tahap penyusunan sistem informasi baru. Penyusunan sistem baru ditujukan
untuk menyusun sistem yang dapat menutupi kekurangan sistem yang sedang berlaku tanpa
menghilangkan prinsip pengendalian intern yang baik. Tahap ini dapat dipisahkan menjadi
dua kelompok pekerjaan, yaitu:
1. Merancang sistem informasi yang baru. 2. Memilih komputer yang sesuai dengan yang dibutuhkan. (Baridwan, 1993 : 189)
Merancang sistem informasi dimulai dari merancang keluaran (output), masukan (input) dan
file, prosedur-prosedur termasuk merancang bukti transaksi yang digunakan.
17
1. Merancang Pengeluaran (Output)
Dalam perancangan perlu diingat bahwa informasi yang dihasilkan harus memenuhi
kebutuhan manajemen maupun kebutuhan pihak luar. Jenis informasi apa saja yang
dibutuhkan telah ditentukan dalam tahap analisis sistem sehingga dalam tahap perancangan
akan disusun format (bentuk) laporan, isi, berapa jumlahnya dan pendistribusiannya.
2. Merancang Masukan (Input) dan File
Input dan file disusun dalam bentuk yang lebih baik untuk memudahkan pelaksanaannya.
Perancangan input meliputi pembuatan format bukti transaksi yang digunakan. Sedangkan
perancangan file dirancang susunan catatan (record) dalam tiap file yang digunakan seperti
master file dan file transaksi.
3. Merancang Prosedur
Perancangan prosedur meliputi seluruh sub sistem yang ada dalam sistem informasi
akuntansi. Yang dirancang yaitu prosedur dan langkah pemrosesan data.
2.3.3 Tahap Implementasi
Dalam tahap ini sistem informasi baru mulai dipasang dalam perusahaan untuk
menggantikan sistem informasi lama.
2.3.4 Tahap Pelaksanaan Sistem Dan Pengawasan Pelaksanaan
Dalam tahap ini dimulai penggunaan sistem informasi baru untuk mengolah data. Selain itu,
perencana melakukan pengawasan terhadap sistem baru untuk menentukan apakah sistem
informasi baru mampu menutupi kelemahan sistem lama dan sejauh mana peningkatannya
atas perbaikan pengendalian intern dalam sistem baru.
18
2.4 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dan Persediaan
Berikut dibahas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan:
2.4.1 Prosedur permintaan pembelian dan pembelian:
1. Laporan Status Persediaan yang berisi saldo masing-masing persediaan diserahkan ke Seksi Pembelian. Kadang-kadang Seksi Utang juga diberi satu lembar. Laporan ini berfungsi sebagai Permintaan Pembelian ke Seksi Pembelian untuk membeli barang-barang yang sudah mendekati jumlah minimum (minimum stock).
2. Atas dasar Laporan Status Persediaan, Seksi Pembelian membuat Order Pembelian rangkap lima.
Lembar 1 dan 2 untuk Penjual. Lembar 2 oleh Penjual akan dikembalikan ke Seksi Pembelian sebagai pemberitahuan bahwa order itu sudah diterima.
Lembar 3 untuk Seksi Utang. Lembar 4 untuk Seksi Penerimaan. Lembar 5 diarsipkan dalam Seksi Pembelian urut abjad nama penjual. Order Pembelian dimasukkan ke file transaksi pembelian lewat terminal. 3. Barang diterima oleh Seksi Penerimaan. Sesudah dihitung dan diperiksa, maka
dibuatkan Laporan Penerimaan Barang rangkap 4 dan didistribusikan sebagai berikut:
Lembar 1 untuk Seksi Pembelian. Lembar 2 untuk Seksi Utang. Lembar 3 untuk Gudang dan diserahkan bersama dengan barang. Lembar 4 diarsipkan di Seksi Penerimaan urut nomor. Penerimaan barang ini oleh Seksi Penerimaan dimasukkan ke file transaksi
pembelian dengan menggunakan terminal yang ada di Seksi Penerimaan. 4. File transaksi pembelian diproses dengan menggunakan Program Up Date Master
File Persediaan dan Buku Besar. Hasilnya adalah Master File Persediaan yang sudah di up date, file Buku Besar yang sudah di up date, Kontrol Total dan Laporan Status Persediaan.
5. Faktur dari penjual diterima oleh Seksi Pembelian. Setelah diperiksa kebenarannya, yaitu dibandingkan dengan Order Pembelian dan Laporan Penerimaan Barang, Seksi Pembelian menyetujui faktur itu untuk dibayar dan menyerahkannya ke Seksi Utang.
6. Seksi Utang memeriksa kebenaran faktur, membandingkannya dengan Order Pembelian dan Laporan Penerimaan Barang, kemudian membuat Voucher rangkap 3.
Lembar 1 dan 2 untuk Seksi Pengeluaran Uang. Lembar 3 diarsipkan di Seksi Utang urut nomor. 7. Seksi Utang memasukkan data utang ke file transaksi utang lewat terminal yang ada
di Seksi Utang. 8. File transaksi utang diproses dengan Program Up Date Master File Utang dan Buku
Besar. Hasilnya adalah Master File Utang yang sudah di up date, Master File Buku Besar yang sudah di up date, Daftar Jumlah untuk Kontrol, dan Daftar Utang. Daftar Utang ini akan diserahkan ke Seksi Utang untuk digunakan sebagai referensi dalam membuat Voucher.
9. Seksi Pengeluaran Uang atas dasar Voucher akan menulis cek untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo. Cek dan lembar kedua Voucher diserahkan pada
19
orang yang dibayar. Tanggal, jumlah dan data pengeluaran kas/ bank lainnya dimasukkan ke file transaksi kas/ bank keluar lewat terminal yang ada di Seksi Pengeluaran Uang. Voucher lembar pertama kemudian diarsipkan urut tanggal pembayaran.
10. File transaksi Kas/ Bank Keluar diproses dengan Program Up Date Master File Utang dan Buku Besar. Hasilnya adalah Master File Utang yang sudah di up date, file Buku Besar yang sudah di up date, Daftar Jumlah untuk Pengawasan dan Daftar Kas/ Bank Keluar. Daftar Kas/ Bank Keluar ini akan diserahkan ke Seksi Pengeluaran Uang.
(Baridwan, 1993 : 218-220)
2.4.2 Prosedur penerimaan bahan dari pembelian
A clerk in the Receiving Department first counts and inspects the received goods. Then he or she keys the count and inventory item numbers into a departmental terminal, together with the related Purchase Order number listed on the packing slip. Assuming that the goods are accepted, the program prints a prenumbered Receiving Report. A copy of this report accompanies the goods to the stores department to be signed and forwarded to the Accounts Payable Department. (Wilkinson, 1991 : 568)
2.4.3 Prosedur pengeluaran bahan untuk proses produksi
Orders are dispatched to work centers to begin production operations. Then, Labor-time Data and Material Issues are entered during production operations. The stores clerk enters data concerning Materials Issues by inserting the Material Issues Cards into the stores terminal and keying in the quantities issued to a particular order. (Wilkinson, 1991 : 692)
2.4.4 Prosedur retur pembelian
In the case of a return copies of the Debit Memorandum are also sent to the Storeroom (or Receiving Department) and the Shipping Department. The goods being returned are then released to the Shipping Department, which counts the goods, notes the count on the Debit Memorandum, and ships. The Shipping Department then forwards the Debit Memorandum to the Accounts Payable Department, which performs the steps just described. (Wilkinson, 1991 : 549)
2.5 Sistem Informasi Akuntansi Produksi
Joseph W. Wilkinson dalam bukunya Accounting Information Systems menyatakan:
“The major purpose of the product conversion cycle is to facilitate the conversion of raw materials into products or finished goods.” (Wilkinson, 1991 : 663)
20
Berikut dibahas Sistem Informasi Akuntansi Produksi:
2.5.1 Prosedur perencanaan produksi
After receiving the bill of materials and the operations list, plus a materials inventory status or reorder report as prepared by inventory control, production and materials requirements planning does the following: 1. Prepares a production order and distributes copies, at the appropriate time, to
production work centers and to accounting and control. A copy is also filed in the open production order file.
2. Explodes materials requirements and prepares a list to reflect the requirements, such as the list at the top of this page prepared from the order for five generators and bill of materials.
3. Refers to the materials inventory status report to determine that sufficient parts and materials are currently on hand.
4. Prepares material issue slips to request the issuance of the required materials and parts from stores.
5. Prepares move tickets to transfer the work in process from one work center to the next.
6. Enters the production order on the production schedule. Organized by calendar days & work stations, the schedule reflects for each open production order such detail as beginning and ending times of each operation to be performed, machines to be used, and order priorities.
7. Obtain approval from the customer for the production specifications and scheduled completion date of the ordered products. This approval may be routed through order entry. Otherwise, approval may be obtained by telephone with telegram confirmation.
(Wilkinson, 1991 : 682-683)
2.5.2 Prosedur operasi produksi
“Orders are dispatched to work centers to begin production operations. Then, labor time data and material issues are entered during production operations. Each employee enters data at the completion of each operation, and the computer system time-stamps the transaction with the data and ending time. The stores clerk enters data concerning materials issues by inserting the material issues cards into the stores terminal and keying in the quantities issued to a particular order.” (Wilkinson, 1991 : 692)
Kemudian apabila selesai melakukan proses produksi, maka:
“As work is completed on each production order, the products are inspected and data concerning the results are entered into the production order record. Accepted products are transferred to the finished goods warehouse or to shipping, where data from the final move ticket are entered via a terminal….Rejected products are noted for rescheduling and moved to a hold area.” (Wilkinson, 1991 : 693-694)
21
2.6 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Berikut Sistem Informasi Akuntansi Penjualan:
1. Seksi Pesanan Penjualan menerima pesanan dari langganan, atau dapat juga pesanan itu datang dari Salesman.
2. Apabila penjualan kredit itu ditolak oleh bagian kredit, maka Seksi Pesanan Penjualan akan memberitahukan kepada langganan. Dan bila penjualan tersebut disetujui oleh Bagian Kredit, maka Seksi Pesanan Penjualan akan menulis Surat Perintah pengiriman rangkap 3.
Lembar 1 untuk Bagian Gudang. Lembar 2 untuk Bagian Pengiriman. Lembar 3 untuk dimasukkan ke file transaksi penjualan lewat terminal yang ada di
Seksi Pesanan Penjualan. Lembar ketiga ini kemudian diarsipkan di Seksi Pesanan Penjualan urut nomor.
3. Gudang Barang Jadi menyiapkan barang dan menyerahkannya ke Seksi Pengiriman beserta lembar pertama Surat Perintah Pengiriman.
4. Seksi Pengiriman menghitung barang dari Gudang, membungkus memasukkan lembar kedua Surat Perintah Pengiriman ke dalam bungkusan barang. Barang dikirim ke pembeli.
5. Lembar kedua Surat Perintah Pengiriman digunakan sebagai dasar untuk memasukkan data pengiriman barang ke file transaksi penjualan lewat terminal yang ada di Seksi Pengiriman, kemudian lembar kedua Surat Perintah Pengiriman diarsipkan urut nomor.
6. Sesudah dilengkapi dengan tanggal pengiriman barang, transaksi penjualan diproses dengan program pembuatan faktur. Hasilnya adalah empat lembar faktur.
Empat lembar faktur didistribusikan sebagai berikut : Lembar 1 dan 2 untuk Pembeli. Lembar 3 untuk Seksi Piutang. Lembar 4 untuk Seksi Pesanan Penjualan. 7. Oleh Seksi Pesanan Penjualan, lembar keempat dari faktur dicocokkan dengan Surat
Perintah Pengiriman yang ada di arsip. Agar mudah mencari tembusan perintah pengiriman, maka nomor Surat Perintah Pengiriman, juga dituliskan dalam Faktur. Bila jumlah yang dikirim sesuai dengan yang dipesan, maka transaksinya selesai, tembusan faktur diarsipkan bersama dengan tembusan perintah pengiriman. Tetapi bila yang dikirim belum seluruh jumlah yang dipesan, maka Seksi Pesanan Penjualan membuat lagi perintah pengiriman untuk jumlah kekurangan (ini disebut back order).
8. File transaksi penjualan kemudian diproses lagi dengan menggunakan program Up Date Master File Piutang dan Buku Besar. Hasilnya adalah Master File yang sudah di up date, Buku Besar yang sudah di up date dan Daftar Jumlah untuk Pengawasan. Jumlah-jumlah ini dicocokkan dengan jumlah kontrol yang diperoleh dari langkah ke-f di atas.
9. File transaksi penjualan beserta Master File Persediaan dan file Buku Besar diproses dengan program Up Date Master File Persediaan dan Buku Besar. Hasilnya adalah Master File Persediaan yang sudah di up date, file Buku Besar yang sudah di up date, Laporan Status Perseediaan dan Daftar Jumlah untuk Pengawasan. Jumlah-
22
jumlah ini dicocokkan dengan jumlah kontrol yang diperoleh dalam langkah ke-h di atas. Laporan Status Persediaan diserahkan ke Seksi Pembelian yang akan menjadi dasar untuk membuat Order Pembelian bila saldo Persediaan mencapai angka minimum.
10. Setiap akhir bulan, Master File Piutang diproses dengan program Analisa Umur Piutang, hasilnya Daftar Analisa Umur Piutang diserahkan ke Seksi Kredit dan Seksi Piutang. Selain itu Master of File Piutang ini juga diproses dengan program Penyusunan Pernyataan Piutang, hasilnya merupakan Surat Pernyataan Piutang diserahkan ke Seksi Piutang untuk dikirimkan ke langganan. Pengiriman Surat Pernyataan Piutang ini dilakukan bila sudah dicocokkan dengan Daftar Analisa Umur Piutang.
11. Setiap akhir bulan, file transaksi Penjualan diproses untuk membuat Daftar Distribusi Penjualan (analisa) berdasar jenis produk, daerah penjualan dan lain-lain.
(Baridwan, 1993 : 214-216)
2.7 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Berikut Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas:
1. Kasir menerima pelunasan berbentuk uang atau cek langsung dari langganan, atau lewat bank, atau lewat surat yang diterima oleh Bagian Surat Masuk yang kemudian diserahkan ke Kasir dengan Daftar Penerimaan Uang.
2. Seksi Surat Masuk memasukkan transaksi penerimaan uang melalui terminal. 3. Kasir membuat Bukti Kas Masuk rangkap 3, lembar 1 dan 2 diserahkan ke
Langganan, lembar ketiga digunakan sebagai dasar untuk memasukkan transaksi penerimaan ke file lewat terminal. Lembar ketiga Bukti Kas/ Bank Masuk ini oleh Kasir kemudian diarsipkan urut nomor.
4. File transaksi uang masuk diproses dengan program Up Date Master File Piutang dan Buku Besar. Hasilnya adalah Master File Piutang yang sudah di up date, file Buku Besar yang sudah di up date, Daftar Jumlah untuk control dan Daftar Penerimaan Uang.
5. Daftar Penerimaan Uang diserahkan ke Seksi Audit Intern. 6. Laporan Bank setiap periode diserahkan ke Seksi Audit Intern sebagai dasar untuk
menyusun Laporan Rekonsiliasi Bank. (Baridwan, 1993 : 216)
Berikut Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas, yang terbagi menjadi:
2.7.1 Pengeluaran Kas Dengan Cek
Terbagi menjadi dua sistem, yaitu:
1. Tidak Memerlukan Permintaan Cek
23
Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi pembelian, sistem akuntansi pembelian telah mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung, seperti surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok di tangan Bagian Utang. Dalam voucher system Bagian Utang membuat bukti kas keluar (voucher) atas dasar dokumen pendukung tersebut. Pada saat utang kepada pemasok jatuh tempo, bukti kas keluar dipakai sebagai perintah kepada Bagian Kasa untuk membuat cek. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, Bagian Kasa mengisi cek, mendapatkan otorisasi atas cek dari pejabat yang berwenang, dan kemudian mengirimkan cek tersebut kepada kreditur. Dengan demikian, pengeluaran cek untuk pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian tidak memerlukan dokumen permintaan cek, karena Bagian Utang menerima berbagai dokumen yang diperlukan untuk pembuatan bukti kas keluar dari sistem akuntansi pembelian, sehingga pembuatan bukti kas keluar (sebagai perintah pengeluaran kas) dapat secara otomatis dilakukan oleh Bagian Utang berdasarkan dokumen-dokumen yang terkumpul di tangannya. (Mulyadi, 1997 : 517)
2. Memerlukan Permintaan Cek
Jika pengeluaran kas timbul dari transaksi selain dari transaksi pembelian, dokumen-dokumen pendukung seperti kontrak-kontrak pembelian jasa berada di tangan fungsi yang memerlukan jasa tersebut. Sebagai contoh Departemen Pemasaran memerlukan jasa konsultan dari sebuah kantor konsultan pemasaran. Kontrak pembelian jasa konsultan ini tidak ditangani melalui sistem akuntansi pembelian, namun ditangani oleh Departemen Pemasaran dan tembusan kontrak disimpan oleh Bagian Utang. Pembayaran jasa seperti ini biasanya dilakukan bertahap sesuai dengan tahapan penyerahan jasa oleh konsultan kepada perusahaan. Setiap tahap pembayaran jasa tersebut, Departemen Pemasaran mengajukan permintaan cek kepada Bagian Utang. Berdasarkan permintaan ini dan pengecekan tembusan kontrak yang dimilikinya, Bagian Utang membuat bukti kas keluar (voucher). Pada saat utang kepada pemasok jatuh tempo, bukti kas keluar dipakai sebagai perintah kepada Bagian Kasa untuk membuat cek. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, Bagian Kasa mengisi cek, mendapatkan otorisasi atas cek dari pejabat yang berwenang, dan kemudian mengirimkan cek tersebut kepada kantor konsultan pemasaran tersebut. Dengan demikian, pengeluaran cek untuk pembayaran pembelian jasa yang tidak dilaksanakan melalui sistem akuntansi pembelian memerlukan dokumen permintaan cek, karena Bagian Utang tidak menerima berbagai dokumen yang diperlukan untuk pembuatan bukti kas keluar, sehingga pembuatan bukti kas keluar (sebagai perintah pengeluaran kas) tidak dapat secara otomatis dilakukan oleh Bagian Utang berdasarkan dokumen-dokumen yang terkumpul di tangannya. Pembuatan bukti kas keluar oleh Bagian Utang dilakukan berdasarkan permintaan cek yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. (Mulyadi, 1997 ; 517-518)
2.7.2 Pengeluaran Kas Dengan Uang Tunai Melalui Dana Kas Kecil
Terdapat dua sistem dana kas kecil, yaitu:
1. Fluctuating Fund System (Saldo Dana Berubah)
2. Imprest Fund System (Saldo Dana Tetap).
24
Sedangkan prosedur terkait dengan pengelolaan dana kas kecil meliputi :
1. Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil. 2. Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas Kecil. 3. Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil. (Mulyadi, 1997 : 537-542)
25
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT XYZ didirikan tahun 1980 dan merupakan pelopor industri kemasan plastik film di
Indonesia. Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-undang No.6 tahun 1968 dan
UU No.12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Akta No.108
tanggal 7 Maret 1980 dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Persetujuan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia telah diperoleh pada tanggal 25 September 1981 dengan
Surat Keputusan No.Y.A.5/406/9 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.27 dan Tambahan No.391 tanggal 2 April 1982.
Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.3
tanggal 2 Oktober 2003 dan No.20 tanggal 10 November 2003 dari Fathiah Helmi, S.H.,
notaris di Jakarta, berkaitan dengan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan
disetor penuh. Akta perubahan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-23681 HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Oktober 2003 dan No.C-27759 HT.01.04.TH.2003 tanggal 19 November 2003.
Perusahaan berlokasi di Jl. Pahlawan, Karang Asem Barat, Citeureup, Cibinong, Bogor
16810 dan memiliki jumlah karyawan sebanyak 799 orang (2003 : 777 orang). Sedangkan
produksi komersial perusahaan dimulai tahun 1982.
26
Berdasarkan surat Izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.C2-9054
HT.01.04.Th92 tanggal 4 November 1992 dan Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) No.S-/854/PM/1992 tanggal 16 November 1992,
perusahaan menawarkan 16.000.000 saham kepada masyarakat.
Perusahaan melaksanakan penawaran umum terbatas pertama atas sejumlah 12.000.000
saham yang disetujui dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.S.220/PM/1994
tanggal 7 Februari 1994. Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1989 perusahaan meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik di
Malaysia. Tahun 1991 mendirikan perusahaan di Amerika Serikat dan Hongkong yang
bergerak dalam bidang perdagangan dan pemasaran produk-produk film.
3.2 Struktur Organisasi
Pada dasarnya struktur organisasi adalah hubungan timbal balik antar personil dalam
menjalankan tugasnya. Dengan kata lain, struktur organisasi memfokuskan pembagian
kegiatan kerja (job description) dan mewujudkan tingkat spesifikasi kegiatan kerja.
Dalam organisasi perusahaan diwajibkan tercipta kerjasama (teamwork) baik antara
pimpinan dan bawahan. Hal ini untuk mencapai tujuan perusahaan (company’s goal).
Dengan kerjasama baik dan pembagian tugas yang efisien dan efektif diharapkan dapat
meningkatkan hasil produksi, penjualan dan meningkatkan keuntungan.
27
Terdapat beberapa macam struktur organisasi seperti Organisasi Garis (Line Organization),
Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization), Organisasi Fungsional (Functional
Organization) dan Organisasi Matrik (Matrix Organization). Dilihat dari macam struktur
organisasi PT XYZ, maka disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan struktur organisasi
garis/ lini. Hal ini dikarenakan bentuk tanggung jawab dan pengawasan secara langsung dari
pimpinan ke bawahan dan seorang bawahan bertanggungjawab pada seorang atasan.
Wewenang garis memiliki kelebihan antara lain sederhana dan ada kesatuan perintah yang
jelas. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa atasan harus memiliki pengetahuan luas di
bidangnya karena tidak memiliki staf yang membantu dalam memberikan saran dan
petunjuk.
Berikut ini disajikan gambar struktur organisasi PT XYZ pada Gambar 3.1.
Sumber : Struktur Organisasi PT XYZ
Production, Technical, QC, R & D Director
Kristianto Mangkusaputra
Operational Senior Manager
Andy Tanuwijaya
P P I C
Assistant Manager
Imeliana G.
P P I C
Supervisor
Afrizal
Emiliana M.
FX Kusumadi
Nandi H.
Mechanical Engineering
Manager
Oong Setiyadi
Mechanical
Assistant Manager
M. Nuryadi
Anthonie Edward
Mechanical Senior
Supervisor
Ateng Suherman
Abdul Hamid
Widianto
Mechanical Supervisor
Widianto
Husen
Sutarno
Wishnu
Electrical Engineering
Manager
Sudarmo Ali
Electrical
Senior Supervisor
Agus Gunarso
Alfin Arifin
Electrical
Supervisor
Haryono
Madiyo
Puryanto
Yudhi H.
PET, CPP/ MET
Production Manager
Rudy Tambunan
PET Production
Senior Supervisor
Teten Sutendi
Processing
Supervisor
Joko Priyono
Finishing
Supervisor
Freddy Gozal
CPP/ MET Production
Senior Supervisor
Joko Mulyono
O P P
Production Manager
S u k o n o
Finishing
Assistant Manager
Ray Mohan
Finishing
Senior Supervisor
Suhardjito
Administration
Supervisor
Torang Raja P.
Processing
Senior Supervisor
Heru M.
Aris S.
Processing
Supervisor
Damiri
Dwi R.
Haryadi G. H.
Saptono
Sukuryanto
Finishing
Supervisor
Iman N
Inganta
M. Arif
Warehouse, Production &
Engineering Senior Manager
Agus Susanto
Production & Engineering
Manager I
S u m a d j a
Production & Engineering
Manager II
G u n a w a n
Warehouse
Senior Supervisor
M. Herry Ruchiyat
Kus Ediyanto
QC/ R & D General Manager
Folmer A. Hutapea
R & D Senior Manager
Kristiana Kumala
R & D
Assistant Manager
Hartono Halim
Finance & Accounting Director
Jimmy Tjahjanto
Accounting Manager
Tjoe Mun Lie
Finance Manager
Thedorus Leonardi
M S
Senior Manager
Benito Sutarna
Legal Assistant Manager
Raymondus Partoto HS
Cost Accounting
General Accounting
Credit Control
Treasury
System & Procedures
Beny Hartanto
Financial Analysis
I r e n e
Budget ControlPurchasing
Assistant Manager
Procurement
Assistant Manager
Purchasing
Senior Supervisor
Purchasing Supervisor
Procurement
Supervisor
Purchasing General Manager
IT, HRD & Marketing Director
I T
General Manager
IT Manager
Software Group
Assistant Manager
System Analyst
Programmer
Analyst
Hardware Group
Assistant Manager
Hardware Support
Senior Supervisor
Hardware Support
Supervisor
Technical Support
Human Resources Development
General Manager
Compensation & Benefit
Manager
Compensation
Senior Supervisor
Benefit Officer
Hubungan Industrial, GA/ GS
Assistant Manager
Personnel Officer
Supervisor
General Service
GS Senior Supervisor
Building Maintenance &
Cleaning Group Leader
Transport & Perijinan
Recrutment & HR System,
Training Assistant Manager
Recrutment Ofiicer
Recrutment
Administration
HR System Officer
Marketing General Manager
Secretary
Sales & Marketing
Administration Manager
Sales & Marketing
Administration
Sales & Marketing Administration
Assistant Manager
Sales & Marketing
Supervisor
Sales & Marketing
Staff
System Administration
Supervisor
Local Sales Manager
Local Coordinator
Local Assistant Manager
(Converting)
Local Sales Executive
Local Assistant Manager
(Non Converting)
Local Sales Executive
Export Manager
Export Coordinator
Export Assistant Manager
Export Executive
Technical Service Manager
General Manager Representative
Office Surabaya
DIREKTUR UTAMA
Audit Manager
Application
Senior Supervisor
Antonius Tugiyanto
QC Manager
Edi Bustaman
QC Senior Supervisor
Pancha Putera
Firman Irawan
QC Supervisor
Jalal Ansory
Tetty S. M.
QA Supervisor
Heru Darmawan
Denny Hidayat
Komisaris Utama :
Komisaris : Komisaris Independen :
DEWAN KOMISARIS
Komite Audit
PT XYZGambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI R U P S
27
29
Berdasarkan struktur organisasi di atas maka organ inti perusahaan terdiri :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris (Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen)
3. Komite Audit (Berdasarkan Peraturan Bapepam)
4. President Director
5. Internal Audit Manager
6. IT, HRD & Marketing Director
7. Finance & Accounting Director
8. Production, Technical, R & D Director
9. General Manager Representative Office Surabaya
10. Technical Service Manager
11. Marketing General Manager
12. Information Technology (IT) General Manager
13. Human Resource Development (HRD) General Manager
14. Purchasing General Manager
15. Legal Assistant Manager
16. Management System (MS) Senior Manager
17. Finance Manager
18. Accounting Manager
19. Warehouse, Production & Engineering Manager
20. Operational Senior Manager
21. QC/ R&D General Manager
30
3.3 Produk Perusahaan
Perusahaan bergerak dalam bidang usaha industri manufaktur pembuatan kemasan plastik
film (Biaxially Oriented Polypropylene Film/BOPP, Biaxially Oriented Polyester
Film/BOPET, Cast Polypropylene Film/CPP dan Rigid Polyvinyl Chloride Film/PVC).
Saat ini perusahaan menghasilkan berbagai produk dengan empat merk dagang :
1. ARLENE (Film jenis Biaxially Oriented Polypropylene/BOPP) dengan kapasitas
terpasang sebesar 52.000 ton per tahun.
2. ARETA (Film jenis Biaxially Oriented Polyester/BOPET) dengan kapasitas
terpasang sebesar 9.000 ton per tahun.
3. AVIN (Film jenis Polyvinyl Chloride/PVC) dengan kapasitas terpasang sebesar
5.000 ton per tahun. Saat ini divisi PVC telah di non aktifkan.
4. ARCYLENE (Film jenis Cast Polypropylene/CPP) dengan kapasitas terpasang
sebesar 4.000 ton per tahun.
Produk-produk tersebut sebagian besar digunakan untuk kemasan fleksibel pada barang-
barang konsumsi. Perusahaan juga memperoleh sertifikat ISO 9002 tahun 1998, selanjutnya
diikuti oleh pabrik di Malaysia tahun 1999. Keberhasilan tersebut tetap dipertahankan
hingga saat ini, dimana menunjukkan suatu komitmen yang kuat untuk memenuhi standar
mutu internasional. Selain itu, seluruh produk grup XYZ telah mendapatkan sertifikat dari
FDA (Food and Drug Administration).
31
3.4 Kinerja Singkat Perusahaan
Berikut ini Tabel 3.4 Ikhtisar Keuangan yang menggambarkan kinerja singkat perusahaan
dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 dan data diperoleh dari Laporan Keuangan
Tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Ernst & Young.
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHT
2002 2003 2004
Penjualan Bersih 918.54 844.71 946.88 Net Sales Laba Kotor 258.27 194.63 180.10 Gross Profit Laba Usaha 171.01 93.96 87.20 Operating ProfitLaba / (Rugi) Bersih 403.19 413.14 6.64 Net profit / (loss)Jumlah Aktiva 1,571.67 1,355.39 1,425.76 Total AssetsAktiva Lancar 623.17 455.20 532.30 Current AssetsAktiva Tetap Bersih 883.83 839.00 830.22 Net Fixed AssetsAktiva Lain-Lain 64.67 61.19 63.23 Other AssetsKewajiban Lancar 1.669,96 224,52 314,33 Current LiabilitiesModal Kerja Bersih (935.69) 230.68 217.97 Net Working CapitalJumlah Kewajiban 1,726.71 771.85 817.78 Total LiabilitiesJumlah Ekuitas (197.83) 548.87 566.98 Total Equity
Shares Outstanding(million shares)
Nilai Buku per Saham (Rp) (562,00) 807.2 833.8 Share Book Value (Rp)Laba / (Rugi) Bersih per Saham Dasar (Rp)
1,145 926 10 Basic Earnings per Share (Rp)
Rasio Lancar 37,30% 202,70% 169,34% Current RatioRasio Kewajiban Terhadap Aktiva 109.9% 56.9% 57.4% Debt to Total Assets Ratio
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
-872,80% 140.6% 144.2% Debt to Total Equity Ratio
Rasio Laba Terhadap Jumlah Aktiva
25.7% 30.5% 0.5% Return on Assets
Rasio Laba Terhadap Ekuitas -203,80% 75.3% 1.2% Return on EquityMargin Laba Kotor 28.1% 23.0% 19.0% Gross Profit MarginMargin Laba Usaha 18.6% 11.1% 9.2% Operating Profit MarginMargin Laba / (Rugi) Bersih 43.9% 48.9% 0.7% Net Profit / (Loss) Margin
Numerical notations in all tables are in English (in billion Rupiah, unless otherwise stated)
n.m. : not meaningful
680
Angka-angka pada seluruh tabel menggunakan notasi Inggris (dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Saham Yang Beredar (jutaan Saham)
352 680
Sumber : Website Bursa Efek Jakarta (http:\\www.jsx.co.id) dan Website IndoExchange
(http:\\www.indoexchange.com).
32
Berdasarkan ikthisar keuangan pada tabel di atas, maka penulis memberikan gambaran
perusahaan seperti berikut:
1. Penjualan Bersih terbesar terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp 946,88 milyar.
2. Penurunan Laba Kotor dan Laba Usaha yang cukup signifikan terjadi pada tahun
2003 sebesar 32,70 % (Rp 258,27 milyar tahun 2002 menjadi Rp 194,63 milyar
tahun 2003) dan 82 % (Rp 171,01 milyar tahun 2002 menjadi Rp 93,96 milyar tahun
2003). Penurunan Laba Kotor dan Laba Usaha tahun 2003 yang cukup signifikan
tersebut terjadi karena adanya peningkatan harga bahan baku dan kemungkinan
terjadinya peningkatan waste/ reject/ regran atas hasil produksi.
3. Penurunan Jumlah Aktiva, Aktiva Lancar, Aktiva Tetap Bersih dan Aktiva Lain-lain
terbesar terjadi pada tahun 2003 sebesar 15,96 % (Rp 1.571,67 milyar tahun 2002
menjadi Rp 1.355,39 milyar tahun 2003), 36,9 % (Rp 623,17 milyar tahun 2002
menjadi Rp 455,2 milyar tahun 2003), 5,34 % (Rp 883,83 milyar tahun 2002
menjadi Rp 839 milyar tahun 2003) dan 5,69 % (Rp 64,67 milyar tahun 2002
menjadi Rp 61,19 milyar tahun 2003).
4. Modal Kerja Bersih, Jumlah Ekuitas dan Nilai Buku per Saham di tahun 2002
mengalami defisit sebesar Rp 935,69 milyar, Rp 197,83 milyar dan Rp 562 dengan
total Kewajiban sebesar Rp 1.726,71 milyar.
5. Tahun 2003 terjadi peningkatan atas jumlah saham yang beredar dari tahun
sebelumnya sebesar 328 juta lembar saham menjadi 680 juta lembar saham.
Peningkatan atas jumlah saham yang beredar kemungkinan disebabkan karena
terjadinya debt to equity maupun tambahan modal disetor lainnya oleh para
Pemegang Saham.
33
6. Sedangkan nilai Laba/ (Rugi) per saham terkecil terjadi tahun 2004 sebesar Rp 10.
7. Rasio Lancar diperoleh dari Aktiva Lancar dibagi dengan Kewajiban Lancar. Rasio
Lancar tahun 2002, 2003 dan 2004 tercatat sebesar 37,3 %, 202,70 % dan 169,34 %.
8. Rasio Kewajiban terhadap Aktiva diperoleh dari Jumlah Kewajiban dibagi dengan
Jumlah Aktiva. Rasio Kewajiban Terhadap Aktiva tahun 2002, 2003 dan 2004
tercatat sebesar 109,9 %, 56,9 % dan 57,4 %.
9. Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas diperoleh dari Jumlah Kewajiban dibagi dengan
Jumlah Ekuitas. Tahun 2002, 2003 dan 2004 Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
tercatat sebesar -872,8%, 140,6 % dan 144,2 %.
10. Rasio Laba terhadap Jumlah Aktiva diperoleh dari Laba/ (Rugi) Bersih dibagi
dengan Jumlah Aktiva. Rasio Laba terhadap Jumlah Aktiva tahun 2002, 2003 dan
2004 tercatat sebesar 25,7 %, 30,5 % dan 0,5 %.
11. Rasio Laba terhadap Ekuitas diperoleh dari Laba/ (Rugi) Bersih dibagi dengan
Jumlah Ekuitas. Tahun 2003 dan 2004 Rasio Laba terhadap Ekuitas tercatat sebesar
-203,8%, 75,3 % dan 1,2 %.
12. Margin Laba Kotor dan Margin Laba Usaha terbesar terjadi pada tahun 2002 sebesar
28,1 % dan 18,6 %. Sedangkan Margin Laba/ (Rugi) Bersih terbesar terjadi tahun
2003 sebesar 48,9 %.
34
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan tinjauan terhadap PT XYZ, maka penulis akan mengevaluasi struktur
organisasi, mengevaluasi dan merancang sistem informasi akuntansi serta memberikan
gambaran perbedaan dan perubahan sistem informasi akuntansi yang sedang dipergunakan
(existing) dengan sistem informasi akuntansi yang diusulkan (proposed). Evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan operasi perusahaan telah mencerminkan
pengendalian intern yang baik sesuai teori-teori pada bab sebelumnya.
Mengingat pentingnya sistem pengendalian intern, maka PT XYZ diharapkan dapat
menerapkan pengendalian intern yang memadai di dalam aktivitas operasi perusahaan dan
memperhatikan unsur-unsur pokok pengendalian intern yang baik. Tujuan dalam
menerapkan pengendalian intern yang baik adalah menjaga keamanan harta perusahaan,
memeriksa kebenaran dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan serta menghindari kemungkinan
penyelewengan maupun kecurangan (fraud) sehingga meningkatkan aktivitas perusahaan
secara efisien dan efektif.
Selanjutnya akan dibahas mengenai evaluasi struktur organisasi, evaluasi dan perancangan
sistem informasi akuntansi serta memberikan gambaran perbedaan dan perubahan sistem
informasi akuntansi yang sedang dipergunakan (existing) dengan sistem informasi akuntansi
yang diusulkan (proposed) pada PT XYZ.
35
4.1 Evaluasi Struktur Organisasi
Evaluasi Struktur Organisasi merupakan tahap awal dalam penyusunan dan perancangan
sistem informasi akuntansi pada perusahaan. Berikut pembahasan evaluasi struktur
organisasi.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, struktur organisasi di PT XYZ menggunakan
struktur organisasi garis/ lini di mana seorang atasan mempunyai wewenang untuk
memerintah bawahan langsungnya serta bawahan dapat memberikan saran/pendapat kepada
atasan langsungnya atau memberikan bantuan kepada personil garis.
Penulis juga menemukan beberapa hal yang dapat menjadi perhatian dalam perkembangan
struktur organisasi perusahaan maupun penyusunan struktur organisasi, antara lain:
4.1.1 Perubahan-Perubahan Pada Struktur Organisasi Selama Tahun 2003
1. Fungsi Purchasing tidak lagi dirangkap Fungsi Finance and Accounting.
2. Fungsi Purchasing juga tidak lagi merangkap Fungsi Produksi CPP dan Metalizing.
3. Fungsi PPIC tidak lagi merangkap Fungsi Produksi.
4. Fungsi Penjualan Regran telah sepenuhnya dilaksanakan di Divisi Pemasaran.
5. Fungsi Produksi tidak lagi membantu merekomendasikan Pembeli Regran.
4.1.2 Fungsi Purchasing
1. Fungsi Purchasing pada saat ini berada langsung dibawah Direktur Utama.
Operasional pelaksanaannya dilakukan oleh seorang General Manager. Bawahan
dari General Manager ini khusus bertugas dalam bidang Purchasing.
36
2. Dalam menunjang pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh, tujuan yang
harus dicapai Departemen Purchasing adalah:
2.1 Mendatangkan bahan baku dan barang-barang lainnya yang sudah disetujui untuk
dibeli secara tepat waktu, tepat kualitas dan tepat kuantitas di pabrik.
2.2 Membeli dengan harga yang paling menguntungkan bagi perusahaan dilihat dalam
hubungan bisnis jangka panjang.
2.3 Secara kontinu mencari kemungkinan substitusi bahan dengan harga yang lebih
rendah tetapi tidak mempengaruhi kualitas yang disyaratkan.
4.1.3 Fungsi Internal Audit
1. Fungsi Internal Audit pada saat ini telah dikepalai seorang Audit Manager, tanpa
adanya bawahan.
2. Fungsi Internal Audit sementara akan ditekankan pada :
2.1 Pemeriksaan angka-angka keuangan dan barang, dalam arti mendeteksi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan berupa “Fraud” dan “Waste”.
2.2 Evaluasi terhadap berbagai risiko yang dapat terjadi dalam perusahaan serta
mengusulkan tindakan-tindakan pencegahan. Misalnya: mengevaluasi risiko
kemungkinan tidak tercapainya “On Time Delivery” dan mengusulkan tindakan-
tindakan pencegahannya.
4.1.4 Kedudukan dan Hubungan Kerja Internal Audit
1. Pada saat ini Internal Audit lebih banyak bertanggung jawab kepada Dewan Direksi,
yaitu Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur Produksi.
37
2. Internal Audit berfungsi membantu Direktur Utama dalam memperoleh informasi
tentang terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dapat menimbulkan risiko
bagi perusahaan.
3. Fungsi Internal Audit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama tetapi
dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari tetap melayani kebutuhan khusus mengenai
Internal Audit dari para Direktur lainnya.
4.2 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi
Setelah tahap Evaluasi Struktur Organisasi telah selesai dilaksanakan dan Struktur
Organisasi yang baru telah dibakukan dan disosialisasikan kepada pihak intern dan ekstern
perusahaan, maka tahap selanjutnya adalah mengevaluasi sistem informasi akuntansi yang
ada saat ini (existing system and procedure).
Hasil observasi terhadap sistem informasi akuntansi yang ada saat ini (existing system and
procedure) dapat dilihat pada Lampiran I. Berikut evaluasi sistem informasi akuntansi pada
PT XYZ.
Setelah penulis melakukan pengamatan dan analisa sistem pengendalian intern yang baik
pada existing system and procedure PT XYZ (Lampiran I), maka penulis juga menemukan
beberapa hal yang dapat menjadi perhatian, antara lain:
4.2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah barang yang
dikirim dengan yang seharusnya dikirim, yaitu:
order batal, kapasitas muat yang terbatas, tidak tersedianya sarana transportasi,
kemasan yang non standar, permintaan pengiriman yang melebihi stock, kualitas
38
barang yang akan dikirim tidak memenuhi standar yang ditentukan,
ketidaktersediaan barang yang akan dikirim di gudang, ditahan oleh Bagian
Keuangan karena Pelanggan belum cukup membayar piutang lamanya.
4.2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada sistem informasi akuntansi pembelian
dan persediaan terfokus pada Prosedur Pembelian dan Penerimaan Barang, yaitu:
1. Sistem Oracle yang digunakan saat ini memungkinkan Bagian Purchasing membuat
nomor Purchase Order (PO) secara manual (input nomor PO). Tiap Buyer
mempunyai nomor urut PO sendiri. Hal ini dapat menyulitkan perusahaan dalam
melakukan pengontrolan dokumen PO.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada calon-calon Supplier
ditandatangani dan dikirim oleh Buyer.
3. Semua surat jawaban SPPH diterima langsung oleh Bagian Purchasing, yaitu oleh
Buyer yang bersangkutan.
4. Buyer mentabulasi semua SPPH yang kembali untuk keperluan pembandingan.
4.2.3 Sistem Informasi Akuntansi Produksi
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada sistem informasi akuntansi produksi
terfokus pada Prosedur Produksi, yaitu :
1. Terdapat 1 (satu) dokumen yang digunakan untuk 2 (dua) kegiatan yang berbeda,
yaitu dokumen Form Bukti Permintaan/ Penyerahan Barang (BPPB). Dua kegiatan
39
tersebut adalah Gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian Produksi dan Bagian
Produksi melakukan retur bahan baku ke Gudang.
2. Kontrol fisik atas Sparepart yang rusak belum dilakukan. Saat ini pengambilan
sparepart ke Gudang dapat dilakukan tanpa menunjukkan fisik sparepart yang akan
diganti.
4.2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada sistem informasi akuntansi penjualan
terfokus pada Prosedur Pengeluaran Barang, yaitu:
1. Tampak terdapat beberapa formulir yang memiliki fungsi kurang lebih sama yang
perlu diteliti lebih lanjut kemungkinan penggabungan, eliminasi atau
penyederhanaannya. Contoh: Formulir-formulir Delivery Order (DO), Surat Perintah
Kirim (SPK), Bukti Muat Barang (BMB) dan Surat Jalan (SJ).
2. Atas dasar Surat Perintah Kirim (SPK) yang dibuat oleh PPIC, Seksi Delivery
Administration menyiapkan Surat Jalan (SJ) dan Warehouse menyiapkan Bukti Muat
Barang (BMB).
Atas dasar SJ dan BMB, Seksi Jembatan Timbang (yang masih merupakan bagian
dari Bagian Delivery) melakukan penimbangan. Hasil penimbangan di print-out dan
dicocokkan dengan angka SJ dan BMB. Jika selisih kurang dari 15 % untuk
penjualan lokal dan 30 % untuk penjualan ekspor, barang diberi ijin keluar oleh
Bagian Delivery.
Security cukup melihat SJ untuk memberi ijin barang keluar. Karena keluarnya
barang dari pabrik tampaknya cukup dengan SJ dan print-out hasil timbangan yang
40
dikeluarkan oleh Seksi Delivery Administration dan Seksi Jembatan Timbang, yang
kedua-duanya berada di bawah Bagian Delivery, maka penulis menilai prosedur
kerja ini menimbulkan risiko barang hilang yang cukup besar.
4.2.5 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada sistem informasi akuntansi penerimaan
dan pengeluaran kas terfokus pada Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Hutang Usaha,
yaitu:
1. Aktivitas penerimaan Tagihan (Kontra Bon/ Tukar Faktur), pengecekan dan
melengkapi dokumen tagihan Supplier dilakukan oleh Bagian Purchasing.
2. Bagian Purchasing sebagai Fungsi Pelaksanaan merangkap Fungsi Pengawasan.
Perangkapan fungsi seperti ini dapat melemahkan sistem pengendalian intern.
4.3 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Tahap ketiga adalah perancangan sistem informasi akuntansi yang diusulkan (proposed
system and procedure) pada PT XYZ. Pembuatan proposed system and procedure
berdasarkan pada tahap sebelumnya, yaitu hasil dari evaluasi existing system and procedure.
Berikut ini proposed system and procedure yang dapat dilihat dalam bentuk bagan arus
dokumen (flowchart) sesuai dengan unsur pengendalian intern yang baik.
PPIC STAFF
1.a.1. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN & PENERIMAAN BARANG DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
PACKAGING MATERIAL
BUYER
KETERANGAN :
WOPM : Work Order Packaging Material
ORAFIN : Oracle FinancePR : Purchase Requisition
WOOR : Weekly Outstanding Order Report
PO : Purchase Order
1
Berdasarkan kebutuhan akan palet.
WOPM
Foreman dan Supervisor
menandatangani WOPM.
1x
Input
ORAFININPUT
INVENTORY
PR
Approved
PR disetujui oleh Supervisor, PPIC
Manager, Production Director.
PR
ApprovedORAFIN
PR
DATABASE
Meminta Assistant Manager Purchasing
mempelajari spesifikasi PR dan Jadual Permintaan Pembelian Bahan Baku.
Mengupdate WOOR secara berkala.
Waktu penyerahan dapat
ditepati? Memberitahukan User
Ya
Tidak
Pembelian dilanjutkan
?
Ya
- Memberitahu User melalui telepon.
- PR dibatalkan melalui ORAFIN.
Tidak
Input
ORAFINPEMBATALAN
PR
WOOR
3x
DATABASE
Daftar Supplier &
Harga
DATABASE
ORAFINPR
Berdasarkan PR, Buyer input PO di ORAFIN.
Input
ORAFININPUT PO
A
2
a.1. Pembelian Packaging Material
PO
1.a.2. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN & PENERIMAAN BARANG DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
PACKAGING MATERIAL
BUYER
KETERANGAN :
WOOR : Weekly Outstanding Order Report
PO : Purchase Order
3
A
> Rp 30 Juta
?Direktur Utama menyetujui PO
melalui ORAFIN.
Purchasing General Manager
menyetujui PO melalui ORAFIN
Tidak Ya
PO
3x
> Rp 30 Juta
?PO ditandatangani oleh
Direktur utama.
PO ditandatangani oleh
General Manager.
Tidak Ya
WOOR
1-3
1-3
WOOR
1
WOOR
2
PO
WOOR
3
3 PO
1
PPIC WAREHOUSE
By Fax
SUPPLIER
PO
2
ACCOUNTING
a.2. Pembelian Packaging Material
LPPM
SJ - S
WAREHOUSE STAFF
1.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN & PENERIMAAN BARANG DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
PACKAGING MATERIAL
Barang
SUPPLIER
SJ - S
1, 2
Verifikasi PO, SJ dengan fisik barang yang diterima.
Cocok
?Menandatangani dan mencap SJ.
Ya
Foto
LKKB
- Lapor ke Departemen Pembelian- Selanjutnya lihat Prosedur Klaim Barang
5x
Tidak
QCPURCHASING
LKKB
1
LKKB
2
LKKB
3
ACCOUNTING
LKKB
4
PPIC
LKKB
LPPM
SJ - S
2
LB
Barang
- Menyimpan barang pada tempat
yang telah ditentukan.
- Mengisi pada Kartu Jalur dan
Label Barang
KJ
SUPPLIER
SJ - S
1
KETERANGAN :
SJ - S : Surat Jalan SupplierPO : Purchase Order
LKKB : Laporan Kelainan/Kerusakan BarangLPPM : Laporan Penerimaan Packaging Material
KJ : Kartu Jalur
LB : Label BarangRR : Receiving Report
1
1a1b
PO
DATABASE
5Input
ORAFININPUT
INVENTORY
RR3x
RR
2
CASHIER
RR
3
RR
1
ACCOUNTING
b. Penerimaan Barang - Packaging Material
2
TTIPO
FP
CASHIER
1.c. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN & PENERIMAAN BARANG DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
PACKAGING MATERIAL
ACCOUNTING STAFF
KETERANGAN :
RR : Receiving ReportInv - S : Invoice Supplier
FP : Faktur Pajak
PO : Purchase OrderTTI : Tanda Terima Invoice
A/P : Accounts Payable
FINANCE
1
SUPPLIER
Inv - S
TTI1x
PO
FP
Inv - S RR
Melakukan verifikasi
Input
ORAFININPUT PO
(MODUL A/P)
A/P Voucher
A/P Voucher
Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
2
3
Menandatangani A/P Voucher dan
meminta Accounting Manager
menandatanganinya.
RR
Melakukan verifikasi
c. Penerimaan Tagihan Pembelian Packaging Material
2
RR - 2
1
1
WAREHOUSE STAFF
1x
1
DPPH
DEPARTMENT YANG
MEMBUTUHKANASSISTANT MANAGER/ BUYER
2.a.1. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
BAHAN BAKU (LOKAL), SPAREPART, ATK, PROYEK DAN UMUM
Berdasarkan kebutuhan akan Bahan Baku, Spareparts/ATK/Proyek/Umum
Input
Disetujui oleh Manager, Senior Manager,
General Manager dan Direksi.
PR
Assistant Manager mempelajari spesifikasi
PR dan Jadual Permintaan Pembelian Bahan Baku.
1
2
KETERANGAN :
PR : Purchase RequisitionWOOR : Weekly Outstanding Order Report
DPPH : Daftar Perbandingan Penawaran HargaPO : Purchase Order
ORAFININPUT PR
Melakukan negosiasi ke Supplier.
Mengupdate WOOR secara berkala.
Waktu penyerahan
dapat ditepati
? Memberitahukan User
Ya
Tidak
Pembelian dilanjutkan
?
Ya
- Memberitahu User melalui telepon.
- PR dibatalkan melalui ORAFIN.
Tidak
Input
ORAFINENTER
PEMBATALAN
PR
WOOR
3x
Agen Tunggal
?
Database Daftar Supplier
Ya
Kuotasi Harga- Melakukan seleksi Supplier.
- Meminta Kuotasi Harga beberapa
Supplier.
Tidak
- Membandingkan/ negosiasi harga,
term pembayaran.
- Propose harga ke Purchasing General Manager.
Setuju
?
Ya
Meminta Penawaran Harga
dari Supplier.
Tidak
Input
ORAFININPUT PO
A
Kuotasi Harga
SUPPLIER
a.1. Pembelian Bahan Baku (Lokal), Sparepart, ATK, Proyek dan Umum
BUYER
Setuju
?
PO3x
Ya Print
Meminta Penawaran Harga
dari Supplier.
Tidak
> 30 Juta
?
Tidak
Purchasing Director menyetujui PO melalui ORAFIN.
Ya
A
Purchasing General Manager menyetujui PO melalui ORAFIN.
> 30 Juta
?
Tidak
PO ditandatangani oleh Purchasing Director.
Ya
PO ditandatangani oleh Purchasing General Manager.
Uang Muka
?Lihat Prosedur Permintaan
Uang Muka untuk Pembelian.
Ya
- Buyer melakukan pembelian.
- Selanjutnya lihat Prosedur
Penerimaan Barang.
Tidak
WOOR
2
WAREHOUSE
PO
WOOR
3
3WOOR
1
PPIC
PO
2
ACCOUNTING
PO
1
SUPPLIER
3
KETERANGAN :
PO : Purchase Order
WOOR : Weekly Outstanding Order ReportPPIC : Production Planning & Inventory Control
2.a.2. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN DAN PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
BAHAN BAKU (LOKAL), SPAREPART, ATK, PROYEK DAN UMUM
a.2. Pembelian Bahan Baku (Lokal), Sparepart, ATK, Proyek dan Umum
TTIPO
FP
CASHIER ACCOUNTING STAFF
KETERANGAN :
RR : Receiving Report
Inv - S : Invoice Supplier
FP : Faktur PajakPO : Purchase Order
TTI : Tanda Terima Invoice
A/P : Accounts Payable
FINANCE
1
SUPPLIER
Inv - S
TTI1x
PO
FP
Inv - S RR
Melakukan verifikasi
Input
ORAFININPUT PO
(MODUL A/P)
A/P Voucher
A/P Voucher
Selanjutnya lihat Prosedur
Pengeluaran Bank.2
3
Menandatangani A/P Voucher dan
meminta Accounting Manager menandatanganinya.
RR
Melakukan verifikasi
2.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN & PENERIMAAN TAGIHAN PEMBELIAN
BAHAN BAKU (LOKAL), SPAREPART, ATK, PROYEK DAN UMUM
Pada Saat Penerimaan Tagihan
b. Penerimaan tagihan Pembelian Bahan Baku (Lokal), Sparepart, ATK, Proyek, Umum.
2
WAREHOUSE STAFF
1
1
1x
1
DEPARTEMEN YANG
MEMBUTUHKANASSISTANT MANAGER/ BUYER
3.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU (IMPOR)
Berdasarkan kebutuhan akan bahan baku impor.
Input
Disetujui secara berjenjang dari Senior
Supervisor, Assistant Manager, Manager dan General Manager
PR
Assistant Manager mempelajari spesifikasi
PR dan Jadual Permintaan Pembelian
Bahan Baku.1
2
KETERANGAN :
PR : Purchase RequisitionWOOR : Weekly Outstanding Order Report
DPPH : Daftar Perbandingan Penawaran Harga
PO : Purchase Order
ORAFININPUT PR
Melakukan negosiasi ke Supplier.
Mengupdate WOOR secara berkala.
Waktu penyerahan
dapat ditepati
? Memberitahukan User
Ya
Tidak
Pembelian dilanjutkan
?
Ya
- Memberitahu User melalui telepon.- PR dibatalkan melalui ORAFIN.
Tidak
Input
ORAFINENTER
PEMBATALAN
PR
WOOR
3x
Agen Tunggal
?
Database Daftar Supplier
Ya
Kuotasi Harga- Melakukan seleksi Supplier.
- Meminta Kuotasi Harga
beberapa Supplier.
Tidak
DPPH
- Membandingkan/ negosiasi harga,
term pembayaran.
- Propose harga ke Purchasing General
Manager.
Setuju
?
Ya
Meminta Penawaran Harga
dari Supplier.
Tidak
Input
ORAFININPUT PO
A
Kuotasi Harga
SUPPLIER
CV
CO
B/L
P/L
BUYER
3.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU (IMPOR)
Setuju
?
PO3x
Ya Print
Meminta Penawaran Harga dari Supplier.
Tidak
> 30 Juta
?
Tidak
Purchasing Director menyetujui PO
melalui ORAFIN.
Ya
A
Purchasing General Manager
menyetujui PO melalui ORAFIN.
> 30 Juta
?
Tidak
PO ditandatangani oleh
Purchasing Director.
Ya
PO ditandatangani oleh Purchasing
General Manager.
KETERANGAN :
PO : Purchase Order
L/C : Letter of Credit
Inv - S : Invoice SupplierP/L : Packing List
B/L : Bill of Lading
CO : Certificate of OriginCV : Certificate of Vessel
ORAFIN : Oracle FinanceTT : Telex Transfer
Exim : Export Import
3
- Kirim PO ke Supplier melalui Faximile.- Kirim Surat ke Asuransi untuk menutup Polis
pengiriman barang impor.
- Selanjutnya lihat Prosedur Asuransi.
Minta Shipping Schedule kepada Supplier.
Pembayaran melalui L/C
?- Meminta Departmen Keuangan mem-
persiapkan slip TT.
- Lihat Prosedur Pengeluaran Bank- TT ditandatangani oleh 2 (dua) Direktur
(Direktur Utama/ Keuangan,
Produksi, Marketing).
Tidak
Aplikasi L/C
Ya
- Lihat Prosedur Pembukaan L/C.
- L/C ditandatangani oleh 2 (dua) Direktur
(Direktur Utama/ Keuangan, Direktur Produksi,
Direktur Marketing).
- Realisasi pembelian.
- Barang dikirim Supplier ke Pabrik, lihat
Prosedur Penerimaan Barang.
Inv - S
SUPPLIER
- Dokumen diserahkan ke bagian Exim.- Proses selanjutnya lihat Prosedur Clearing
Barang Impor.
BUYER/ SEKRETARIS DIREKTUR UTAMA
4. BAGAN ARUS PROSEDUR PENYELEKSIAN SUPPLIER
PURCHASING ASSISTANT
MANAGER/ PROCUREMENT
KETERANGAN :
PH : Penawaran Harga
DPPH : Daftar Perbandingan Penawaran Harga
ARMVLR : Approved Raw Material Vendor List ReportAPMVLR : Approved Packaging Material Vendor List Report
ATVLR : ApprovedTransportation Vendor List Report
PURCHASING GENERAL MANAGER/
DIREKTUR UTAMA
4
Dari Prosedur :- Pembelian Packaging Material
- Pembelian Bahan Baku (Lokal)/Spareparts/
ATK/Proyek/Umum.- Pembelian Bahan Baku Impor
SUPPLIER
PH
1
DPPH
DPPH
PH
- Memeriksa DPPH- Menandatangani DPPH
2 DPPH
PH
3
Setuju
?
Ya
Tidak
Meminta Buyer/ Sekretaris Direktur
Utama mencari Supplier kembali.
- Mendisposisikan Supplier
pada
DPPH- Menandatangani DPPH
DPPH
PH
ATVLR
APMVLR
ARMVLR
PH
DPPH - 1
ARMVPR - 1APMVPR - 1
ATVLR - 1
1x
1 1
1
1x
1x
1x
BRB
PO
RR
SRD
2
1
BUYER
5. BAGAN ARUS PROSEDUR EVALUASI KONDUITE SUPPLIER
ASSISTANT MANAGER/ PURCHASING GENERAL MANAGER
KETERANGAN :
APMVLR : Approved Packaging Material Vendor List Report
ARMVLR : Approved Raw Material Vendor List ReportATVLR : Approved Transportation Vendor List Report
RR : Receiving ReportPO : Purchase Order
BRB : Bukti Retur Barang
RMVPR : Raw Material Vendor Performance ReportPMVPR : Packaging Material Vendor Performance Report
TRMVPR : Trend Raw Material Vendor Performance Report
TPMVPR : Trend Packaging Material Vendor Performance ReportSRD : Surat Rekomendasi Delisting
ATVLR
ARMVLR
APMVLR
TPMVPR
TRMVPR
PMVPR
RMVPR
Melakukan penilaian.
TPMVPR
TRMVPR
PMVPR
RMVPR
1
1
1
1
Perlu Dihapus
?
SRD3x
Ya
Menandatangani SRD.
Tetap ada sebagai ARMVLR,
APMVLR, ATVLR.
Tidak
SRD
1
SUPPLIER
SRD
3
TPMVPR
TRMVPR
PMVPR
RMVPR
Menghapus Supplier dari Approved Vendor List.
Input
ORAFINENTER
MODUL PURCHASING
RMVPR
PMVPRTRMVPR
TPMVPRSRD-2
2
3
APMVLRARMVLR
ATVLR
POBRB
1x
1x
1x
1x
1
1
1
1
Foto
6.a. BAGAN ARUS PROSEDUR KLAIM PEMBELIAN BARANG
WAREHOUSE STAFF/ QC STAFF DEPARTMEN R & D
Berdasarkan barang yang akan di
klaim, harus dibuat Foto, LKKB,
NCR.
Bahan Baku
sudah dipakai
?
Tidak
WAREHOUSE STAFF
1
QC STAFF
LKKB NCR
Buat Memo ke Supplier mengenai
kualitas bahan baku.
Memo2x
Memo
1
Memo
2
SUPPLIER
Ya
Memo
2
Minta perhitungan harga pokok atas
bahan yang telah diproses ke Department MS.
CPR2x
CPR
1
CPR
2
PURCHASING
GENERAL MANAGER
BUYER
MS STAFF
HPB
Diinformasikan ke Supplier
Supplier Setuju
?
Ya
Tidak
Negosiasi dengan Supplier
Selanjutnya melakukan
pemotongan tagihan atau mengganti barang dengan
barang yang sama.
BUYER
2
3
Halaman 1 dari 2
KETERANGAN :
LKKB : Laporan Kelainan Kerusakan Barang
NCR : Non Conformance Report
CPR : Claim Progress ReportHPB : Harga Pokok Bahan
MS : Management Service
A
RR
Foto
6.b. BAGAN ARUS PROSEDUR KLAIM PEMBELIAN BARANG
4
BUYER
KETERANGAN :
LKKB : Laporan Kelainan Kerusakan Barang
NCR : Non Conformance Report
CPR : Claim Progress ReportHPB : Harga Pokok Bahan
PO : Purhase Order
RR : Receiving ReportSP3B : Surat Perintah Pengembalian/ Penukaran Barang
BA : Berita Acara
A
Foto
NCR
LKKB
PO
CPR2x
Bisa Diretur
?
Ya
Tidak
Barang kembali ke Gudang dan/ atau dimusnahkan
SP3B4x
Foto
NCR
LKKB
SP3B
SP3B
3
CPR
1
PURCHASING
GENERAL MANAGER
BA
SP3B
1
SUPPLIER
SP3B
CPR
2
4 SP3B
2
ACCOUNTING
WAREHOUSE STAFF/
QC STAFF
WAREHOUSE STAFF
1-4
SJ
SP3B
1
7. BAGAN ARUS PROSEDUR RETUR PEMBELIAN
WAREHOUSE STAFF
KETERANGAN :
SP3B : Surat Perintah Pengembalian/Penukaran Barang
BPB : Bukti Pengeluaran Barang
SJ : Surat Jalan
1
SP3B
1
SUPPLIER
BPB
- Meminta Warehouse Supervisor menanda-
tangani BPB.
- BPB diserahkan ke Bagian Delivery untuk dibuatkan SJ.
BPB
SJ
SALES
ADMINISTRATION
Input
ORAFININPUT
PENGELUARAN BARANG KE
PERUSAHAAN
LAIN
Barang Retur
SUPPLIER
SP3B
1BPB
1x
1
1-2
1
1-2
SJ
(Tanda tangan & Cap
Supplier)
2
ACCOUNTING
8. BAGAN ARUS PROSEDUR CLEARING BARANG IMPOR
EXIM STAFF
KETERANGAN :
P/L : Packing List
B/L : Bill of LadingA/P : Accounts Payable
PIB : Pemberitahuan Impor Barang
SSP PPh : Surat Setoran Pajak - Pajak PenghasilanSSP-PPN : Surat Setoran Pajak - Pajak Pertambahan Nilai
DO : Delivery Order
EDI : Electronic Data InterchangeSPPB : Surat Persetujuan Pengeluaran Barang
Inv : Invoice
1
- Mencari informasi kedatangan
kapal atas dasar
B/L.- Menyiapkan dokumen impor
berdasarkan Inv,
B/L, P/L
B/L
P/L
Inv
BUYER
SSP PPN
SSP PPh
PIB
Verifikasi oleh Purchasing Assistant
Manager .
SSP PPN
SSP PPh
PIB
ACCOUNTING STAFF
B/L
P/L
Inv
Verifikasi kelengkapan data.
Input
ORAFINMODUL A/P
A/P Voucher
- Meminta Accounting Manager melakukan
verifikasi dokumen dan menandatangani dokumen
sebatas wewenangnya.
- Pembayaran pajak, lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
DIREKSI
SSP PPN
SSP PPh
PIB
PIB ditanda tangani oleh salah satu Direksi.
Input
INPUTEDI
SPPB
- Di-fax ke kantor perwakilan PT XYZ Tbk. di Pelabuhan untuk pengurusan sewa gudang.
- Ambil DO di Kantor Pelayanan dengan melampirkan B/L.
- Ambil Barang di Pelabuhan.
SSP PPN
SSP PPh
PIB
- Bayar melalui Bank.
- Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran
Bank.
SSP PPN
SSP PPh
BANK
PIB
Melapor ke bea Cukai melalui EDI.
2
3
4
1x
1
1X
A/P Voucher -1
1
1
1
1x
WOOR
LPPM
LPRM
SJ
Foto
Barang
WAREHOUSE STAFF
9. BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN BARANG LOKAL (BAHAN BAKU, SPAREPART, ATK, PROYEK, UMUM)
1b
KETERANGAN :
PO : Purchase Order
WOOR : Weekly Outstanding Order Report
SJ : Surat Jalan
LKKB : Laporan Kelainan/Kerusakan Barang
LPRM : Laporan Penerimaan Raw Material
LPPM : Laporan Penerimaan Packaging Material
RR : Receiving Report
KJ : Kartu Jalur
LB : Label Barang
WOORPO
BUYER SUPPLIER
SJ
1, 2
- Menyiapkan tempat penyimpanan.
- Verifikasi PO, SJ dengan fisik barang yang
diterima.
Cocok
?
LKKB
Tidak
LPPM
LPRM
Ya
Lapor ke Departemen Pembelian,
selanjutnya lihat Prosedur Klaim
Barang.
- Tanda tangan Foreman dan Supervisor Gudang.
- Menandatangani dan mencap SJ.
1
atau
5x2x
2x
QCPEMBELIAN
LKKB
1
LKKB
2
LKKB
3
ACCOUNTING
LKKB
4
PPIC
LKKB
WOOR
LPPM
LPRM
Input
RR
ORAFINMODUL
INVENTORY
2
2
SJ
2
RR2
2
LB
Barang
- Menyimpan barang pada tempat
yang telah ditentukan.
- Mengisi pada Kartu Jalur dan
Label Barang.
KJ
BUYER
SJ
1
LPPM
LPRM
1
1
1a
2
PPIC
3x
3
RR
2
RR
1
CASHIERACCOUNTING
atau
atau
atau
5
BPC
1
A/P Voucher
PP L/C Impor
10. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBUKAAN L/C
BUYER
KETERANGAN :
PO : Purchase OrderPP L/C Impor : Permintaan Pembukaan Letter of Credit Impor
A/P : Accounts Payable
BPC : Bukti Pengeluaran CekL/C : Letter of Credit
1
Berdasarkan PO yang telah disetujui
Purchasing Director.
PO
PP L/C Impor
Meminta paraf Assistant Procurement/ Purchasing General Manager
FINANCE STAFF
PO
Meminta paraf Finance Manager.
PP L/C Impor
PO
Input
ORAFININPUT
MODUL A/P
BPC
DIREKSI
BANK
L/C
SUPPLIER
By Fax
PP L/C Impor
PO
Menandatangani PP
L/C Impor.
PP L/C Impor
PO
Input
ORAFININPUT
MODUL A/P
A/P Voucher
Verifikasi oleh Accounting Manager
dan menandatangani A/P Voucher.
ACCOUNTING STAFF
2 34
5
6
Menandatangani BPC dan meminta
Finance Manager menandatanganinya
1, 3
2x
1, 3
1-2
1, 3
1-2
1, 3
1-2
1x
1, 3
1-2
1
2x
PP L/C Impor
PO
1
1
A/P Voucher
PP L/C Impor
PO
3
2
1
BPC
2
ACCOUNTING
CV
CO
B/L
P/L
PO
CV
CO
B/L
P/L
DN
CV
CO
B/L
11. BAGAN ARUS PROSEDUR PENUTUPAN ASURANSI
BUYER
KETERANGAN :
PO : Purchase Order
P/L : Packing ListB/L : Bill of Lading
CO : Certificate of Origin
CV : Certificate of VesselDN : Debit Note
ACCOUNTING STAFF
3
1
Berdasarkan PO yang telah disetujui
Purchasing Director.
PO
Buat Surat Permintaan Penutupan
Cargo Insurance.
Surat Asuransi
PO dan Surat dikirimkan ke Perusahaan Asuransi.
PERUSAHAAN ASURANSI
Cover Note
Setelah menerima Shipping
dokumen dari Supplier.
P/L
Shipping dokumen dikirim ke Perusahaan Asuransi.
PERUSAHAAN
ASURANSI
Polis Asuransi
DN
Polis Asuransi
Untuk pembayaran polis, lihat
Prosedur Pengeluaran Bank.
2
Surat Asuransi
C
1x
1
C
ROF
1
ROF
1-2
1. BAGAN ARUS PROSEDUR PERSIAPAN PRODUKSI
PPIC
KETERANGAN :
ROF : Request Order Form
PrO : Production Order
PRODUCTION MANAGER
Tidak
SALES & MARKETING ADMINISTRATION STAFF
Input
Ada Stock
Finished Goods
?
PrO
1-2
Mengatur proses produksi.
PrO
1-2
SUPERVISOR
PRODUKSI
- Menandatangani PrO
- PrO dibuat untuk tiap proses produksi.
Lihat Prosedur Pengiriman
Barang ke Pelanggan.
1
2
3
ROF
1-3
Ya
PrO
ROF-3
ORAFINMODUL
INVENTORY
2x
ROF
2
LB
ROF
12x
ROF
1
PM
PL
PrO
2
SUPERVISOR PRODUKSI FOREMAN PRODUKSI WAREHOUSE
2. BAGAN ARUS PROSEDUR PERMINTAAN BAHAN BAKU DAN PEMBANTU UNTUK PRODUKSI
PRODUCTION
MANAGER
PrO
1-2
PrO
PM
PLPRODUCTION
ADMINISTRATION
PM
PL
PrO
Meminta Bahan Baku yang diperlukan
untuk produksi dengan membuat OPB.
BPB
- Menandatangani BPB.
- Meminta tanda tangan Supervisor pada
BPB.
BPB
3
BPB
2
ACCOUNTING
BPB
1
- Menyiapkan bahan yang diminta sesuai BPB.
- Menandatangani BPB
Bahan Baku
+
Pembantu
KJ
- Menyerahkan bahan baku dan
pembantu sesuai
BPB - Meminta Penerima (Foreman)
menandatangani
BPB
BPB
1
Bahan Baku
+
Pembantu
Selanjutnya lihat Prosedur Produksi.
1
2
3
KETERANGAN :
PrO : Production Order
ROF : Request Order FormPL : Program Line
PM : Program MixingKJ : Kartu Jalur
LB : Label Barang
BPB : Bukti Permintaan Barang
Menandatangani PL/PM
PrO
1 2
2
1x
1x
1
1
1
1
3x
LHPJ
DPR
SPR
FOREMAN PRODUKSI
3. BAGAN ARUS PROSEDUR PRODUKSI
QC
Dari Prosedur Permintaan Bahan Baku dan Pembantu untuk Produksi.
PM
PL
PrO
Bahan Baku +
Bahan Pembantu
WAREHOUSE STAFF
Melakukan Proses Produksi
Jumbo JT
Meminta QC memeriksa setiap jumbo yang dihasilkan.
JTJumbo
Melakukan pemeriksaan dan memberikan status pada JT.
JT Reject
Jumbo
JT Pending
Jumbo
JT Pass
Jumbo
JT Reject/ Pending
Jumbo
JT Pass
Jumbo
Disimpan sementara menunggu proses aging.
JT Pass
Jumbo
PPIC
SLO
CoO
Melakukan proses coating
dan/ atau slitting.
F/G
Coating dan/atau
Slitting
Meminta QC memeriksa F/G Hasil
Coating & Slitting.
PPIC
PckO
F/G DSR
Memberi barcode pada F/G
TS
Selanjutnya lihat Prosedur Penyerahan
Barang Jadi ke Gudang.
FOREMAN FINISHING
1
2
3
4
5
KETERANGAN :
PrO : Production Order
PL : Program LinePM : Program Mixing
JT : Jumbo Ticket
SPR : Shiftly Production ReportDPR : Daily Production Report
LPJ : Laporan Hasil Production JumboCoO : Coating Order
SLO : Slitting Order
PckO : Packing OrderSLJH : Stock List Jumbo Harian
TS : Transfer Slip
DSR : Daily Supervisor Report
- Bila dapat diperbaiki, melakukan proses
perbaikan.- Bila tidak dapat diperbaiki, diproses
menjadi Regran.
2
1
1
JT
Jumbo
FOREMAN FINISHING
4. BAGAN ARUS PROSEDUR PENYERAHAN BARANG JADI KE GUDANG
WAREHOUSE
Dari Prosedur Produksi
F/G
TS
- Menandatangani TS.
- Meminta tanda tangan Supervisor Produksi pada TS.
F/GTS
- Memeriksa kesesuaian F/G yang
diterima dengan TS.
- Jika sesuai, menandatangani TS.
F/G LB
Menyimpan F/G.
KETERANGAN :
DSR : Daily Supervisor ReportF/G : Finished Good
TS : Transfer SlipLB : Label Barang
1
2
DSR
Memberi barcode pada F/G
LB
PM
PL
PM
FOREMAN PRODUKSI
5. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGEMBALIAN BAHAN BAKU/PEMBANTU SISA PRODUKSI
WAREHOUSE
Berdasarkan sisa bahan baku/pembantu yang tidak digunakan lagi.
PL
BRB
- Menandatangani BRB.
- Meminta tanda tangan Supervisor Produksi pada BRB.
BRB
Bahan Sisa
Menandatangani BRB.
Sisa
Bahan Bakudan/atau
Pembantu
KJ
Simpan sisa bahan baku dan/atau pembantu di Warehouse.
1
2
KETERANGAN :
BRB : Bukti Retur Barang
PL : Program Line
PM : Program MixingKJ : Kartu Jalur
LB : Label Barang
Bahan Sisa
3x
BRB
3
BRB
2
ACCOUNTING
1
Input
ORAFINMODUL
INVENTORY
BPPB-1
BRB
1Sisa
Bahan Baku
dan/atauPembantu
1
1
1
1
QC/ QA SECTION
6. BAGAN ARUS PROSEDUR DOWN GRADE BARANG JADI
PPIC
KETERANGAN :
FPDGR : Finished Product Down Grade Reject
1
Berdasarkan Barang Jadi yang telah
memenuhi kriteria untuk di down grade.
- Menandatangani FPDGR.
- Meminta tanda tangan QC & R&D
General Manager pada FPDGR.
Input
2
ORAFINMODUL
INVENTORY
FPDGR
FPDGR1x
FPDGR-1
1
3
1. BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN ORDER LOKAL
SALES EXECUTIVE ASSISTANT MANAGER PPICLOCAL ADMINISTRATION
COORDINATOR
KETERANGAN :
PO-C : Purchase Order-CustomerA/R : Accounts Receivable
ROF : Request Order Form
S & D : Sales & DistributionPPIC : Production Planning & Inventory Control
RO : Request OrderOC : Order Contract
DO : Delivery Order
Menentukan pelanggan lama/ baru.
Pelanggan Baru
?
- Diskusi spesifikasi pesanan
- Up-date data master Customer
Ya
Tidak
Input
INPUT
S & D
- Diskusi dengan PPIC mengenai kesanggupan
waktu penyerahan pesanan.- Input RO setelah PPIC dan pelanggan setuju
mengenai waktu penyerahan.
PO-C
Input
INPUT RO(MODUL S & D)
Meminta persetujuan untuk RO dari Marketing General Manager.
RO(Modul S & D)
Menjawab kepastian waktu pengiriman/ spesifikasi melalui S & D.
Sesuai Jadual
?
Memberitahu Sales Executive mengenai perubahan waktu
penyerahan/ spesifikasi.
Tidak
Ya
DO List Confirmed
(Modul S & D)
Berdasarkan DO List Confirmed &
Memo Buffer Stock, PPIC mulai proses untuk produksi.
Generate RO menjadi OC
Input
OC
(MODUL S & D)
- Meminta persetujuan untuk OC dari Local
Manager.
- Generate OC menjadi DO
Memberi persetujuan DO List.
Confirmed.
CREDIT CONTROL
DO List Confirmed
MANAGER/ MARKETING
GENERAL MANAGER
Input
DO List
Confirmed
(MODUL S & D)
Ada Piutang
?Minta persetujuan dari Marketing General
Manager untuk diproses lebih lanjut.
Ya
Tidak
Menandatangani DO List Confirmed.
Input
DO (MODUL S & D)
DO List Confirmed
DO List Confirmed
Periksa outstanding piutang1
24
5
6
7
CUSTOMER
1x
1 1
DO List Confirmed
1
DO List Confirmed
1
DO List Confirmed-1
PO-C
DS
1
SJ
1-2
SJ
1-4
SJ
1
3
KETERANGAN :
SPK : Surat Perintah Kirim
DS : Delivery Schedule
F/G : Finished GoodsORAFIN : Oracle Finance
1
PPIC STAFF CREDIT CONTROL
2. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG LOKAL
Dari Prosedur Penerimaan
Order Lokal.
Setelah barang selesai
diproduksi.
Input
ORAFIN
SPK1x
SPK
1
Periksa Piutang Pelanggan
Setuju dikirim
?
Minta persetujuan Marketing
General Manager
Tidak
Ya
SPK
1
SPK dicap mengenai informasi tanggal pengiriman dan ukuran
barang.
SALES ADMINISTRATION STAFF
DS
WAREHOUSE
- Menyiapkan barang sesuai Delivery
Schedule dan Surat
Jalan.- Melakukan pemuatan barang ke truk.
2
Meminta Assistant Manager
PPIC menandatangani SPK-1.
Input
ORAFINSHIPPING
ENTRY
DS
5x
- Meminta Bagian Delivery memesan
truk.- Meminta Sales Manager/ Marketing
Manager menandatangani DS dan
SJ.
SJ-5
SPK-1
1
F/G
F/GSJ
3
SJ
4
ACCOUNTING
Untuk diarsip.EKSPEDISI
SJ
CREDIT CONTROL
1
Untuk melakukan penagihan dan
pembuatan Faktur, selanjutnya lihat
Prosedur Pembuatan Faktur.
1x
PO - C
PSR RW
2
PO - C
PPIC STAFF MARKETING ADMINISTRATION MANAGER
3.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PENJUALAN REGRAN, WASTE, REJECT
12
A
PSR RW
3x
Setiap awal bulan mengeluarkan PPIC Stock Report Regran & Waste.
PSR RW
1
PSR RW
3
PSR RW
2
PRODUCTION DIRECTOR
PSR RW
2
CUSTOMER
PO - C
Memeriksa ketersediaan stock regran, waste atau reject.
Ada Stock
?
Tidak
Ya
Memberitahu pelanggan bahwa
barang yang dipesan tidak ada.
PSR RW
2
PO - C
PSR RW
2
Buat ROF secara manual.
ROF
- Menandatangani ROF.
- Meminta Marketing Administration Manager/
Production Director menandatangani ROF.
- Meminta Pelanggan membayar pesanan dan mengirim bukti transfer.
Input
- Minta persetujuan untuk OC dari
Marketing Administration Manager.
- Generate OC menjad DO.
INPUT
PT XYZ Tbk.
APPLICATION(OC)
Input
DO
(MODUL S & D)
DO1x
DO
1
CREDIT CONTROL
LOCAL ADMINISTRATION COORDINATOR
3
DO ditandatangani oleh Marketing Administration Manager
KETERANGAN :
PSR RW : PPIC Stock Report Regran & Waste
PO-C : Purchase Order - Customer
ROF : Request Order FormOC : Order Contract
DO : Delivery OrderS & D : Sales & Distribution
PO - C
PSR RW
2
PO - C
PSR RW
2
PO - C
PSR RW
2
SALES ADMINISTRATION STAFFCREDIT CONTROL
3.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PENJUALAN REGRAN, WASTE, REJECT
LOCAL ADMINISTRATION
COORDINATOR
DO
A
1
Memeriksa apakah transfer dari
Pelanggan sudah masuk ke rekening
PT XYZ Tbk.
Transfer Masuk
?
Menandatangani DO.
Tidak menandatangani DO
Tidak
Ya
DO
1
Siapkan SJ.
DO
11
Input
ORAFIN(SHIPPING
ENTRY)
SJ
5x
SJ
5
SJ
1-4
KETERANGAN :
DO : Delivery Order
ORAFIN : Oracle FinancePSR RW : PPIC Stock Report Regran & Waste
PO - C : Purchase Order Customer
SJ : Surat Jalan
B
WAREHOUSE
45
ACCOUNTING
PO - C
PSR RW
2
DO
11
3.c. BAGAN ARUS PROSEDUR PENJUALAN REGRAN, WASTE, REJECT
SALES ADMINISTRATION STAFF
B
WAREHOUSE
SJ
1-4
Menyiapkan barang sesuai SJ.
KETERANGAN :
SJ : Surat Jalan
F/G : Finished Goods
6
F/G
SJ
1-2F/G
SJ
3
SJ
4
ACCOUNTING
Untuk diarsip.EKSPEDISI
SJ
CREDIT CONTROL
1
Untuk melakukan penagihan dan pembuatan Faktur, selanjutnya lihat
Prosedur Pembuatan Faktur.
4. BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN ORDER EKSPOR
SALES EXECUTIVE PPIC STAFF
EXPORT ADMINISTRATION
COORDINATION/ SALES
EXECUTIVE
KETERANGAN :
PO-C : Purchase Order-CustomerA/R : Accounts Receivable
ROFE : Request Order Form EksporQPL : Quantity Packing & Loading
S & D : Sales & Distribution
PPIC : Production Planning & Inventory ControlRO : Request Order
OC : Order ContractDO : Delivery Order
L/C : Letter of Credit
Menentukan pelanggan lama/ baru.
Pelanggan Baru
?
- Diskusi spesifikasi pesanan
- Up-date data master Customer
Ya
Tidak
Input
INPUT S & D
- Diskusi dengan PPIC mengenai kesanggupan
waktu penyerahan pesanan.- Buat ROFE sebagai dasar pembuatan QPL.
- Input RO setelah PPIC dan pelanggan setuju mengenai waktu penyerahan.
Input
INPUT RO
(MODUL S & D)
Meminta persetujuan untuk RO dari
Manager/Marketing General Manager
RO(Modul S & D)
Menjawab kepastian waktu pengiriman/ spesifikasi melalui S & D.
Sesuai Jadual
?
Memberitahu Sales Executive
mengenai perubahan waktu penyerahan/ spesifikasi.
Tidak
Ya
DO List Confirmed
(Modul S & D)
Berdasarkan DO List Confirmed &
Memo Buffer Stock, PPIC mulai
proses untuk produksi.
Generate RO menjadi OC
Input
OC
(MODUL S & D)
Meminta persetujuan untuk
OC dari Export Manager.
PENGEMUDI
DO
CUSTOMER
OC(Tanda tangan Customer)
OC
Menunggu informasi penyelesaian
pembayaran dari Credit Control.
- Memeriksa status pembayaran
pelanggan.- Input informasi penerimaan
pembayaran.
Pembayaran Diterima
?Tidak input informasi
penerimaan pembayaran di S & D.
Input
PROGRAM
S & D
Tidak
Ya
Memberi persetujuan DO List
Confirmed.
CREDIT CONTROL
DO List Confirmed
MARKETING MANAGER/
MARKETING GENERAL
MANAGER
Generate OC menjadi DO
Input
DO(MODUL S & D)
DO List Confirmed
Input
DOList Confirmed
(MODUL S & D)
DO List Confirmed
DO List Confirmed
- Periksa outstanding piutang
- Periksa status L/C.
Ada Piutang
?Minta persetujuan dari
Marketing General Manager untuk
diproses lebih lanjut.
Ya
Tidak
Menandatangani DO
List Confirmed.
ROFE
1x
CUSTOMER
PO-C
1
2 3
4
56
7
8
9
1
1
DO List Confirmed
11
DO List Confirmed-1
1x
PO-C
PEB
PKB
EXIM
DO
COA
B/L
S/A
CO
B/L
P/L
P/L
MARKETING ADMINISTRATION STAFFPPIC STAFF
5.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG EKSPOR
3
FINANCE STAFF
EXPORT
ADMINISTRATION
COORDINATOR
OC
PPIC STAFF/
MARKETING STAFF
QPL
1
- Minta informasi status L/C dari Finance.
- Cek ke PPIC melalui telepon mengenai
kesiapan barang untuk
Stuffing.
- Cek di Program S & D mengenai status DO
List Confirmed.
DO List Confirmed
(Modul S & D)
- Cari informasi jadual kapal untuk pengiriman.
- Buat Shipping Instruction.
- Ambil DO di perusahaan pelayaran.
SI
1
SHIIPING COMPANY
DO
Persiapkan dokumen-dokumen
ekspor dan tanda tangan oleh
Marketing Administration Manager.
Commercial Invoice
QPL
Memo Ekspor
PEB
Pengantar PEB
Mengirim semua dokumen ke
Pelanggan.
SA
Commercial Advice
CUSTOMER
SALES
ADMINISTRATION STAFF
Dari Prosedur Penerimaan
Order Ekspor.
Setelah barang selesai diproduksi
Input
ORAFIN
SPK1x
SPK
1
SPK
1
Memeriksa status pembayaran
pelanggan.1
2
A
MARKETING STAFF
Setelah barang dimuat dikapal.
By Fax
SHIPPING COMPANY
B/L
CO
B/L
Deperindag
Meminta Assistant Manager PPIC
menandatangani SPK.
B
KETERANGAN :
OC : Order Contract
QPL : Quality Packing & Loading
L/C : Letter of Credit
P/L : Packing List
B/L : Bill of Lading
CO : Certificate of Origin
SPK : Surat Perintah Kirim
PPIC : Production Planning & Inventory Control
DO : Delivery Order
S & D : Sales & Distribution
SI : Shiping Instruction
PEB : Pemberitahuan Ekspor Barang
Exim : Export Import
ORAFIN : Oracle Finance
SA : Shipment Advice
B/C : Beneficiary Certificate
COA : Certificate of Analysis
PKB : Pemberitahuan Kesiapan Barang
SJ
1-2
JPE
1
SJ
1-4
PKB
PKB
EXIM
5.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG EKSPOR
WAREHOUSE STAFF
JPE
- Menyiapkan barang sesuai JPE dan SJ
- Melakukan pemuatan barang ke truk.
SALES ADMINISTRATION STAFF
FINANCE STAFF
SPK
A
1
SPK dicap mengenai informasi tanggal
pengiriman dan ukuran barang.
DO
PEB
Pengantar PEB
MARKETING
ADMINISTRATION STAFF
PEB
Pengantar PEB
BEA CUKAI
PEB
Kartu Kuning
Untuk keperluan pengiriman barang di pelabuhan.
DO
- DO digunakan untuk mengambil kontainer dan pemesanan truk.
- Selanjutnya truk dikirim untuk
pemuatan barang di gudang dan pemuatan kontainer ke kapal.
KETERANGAN :
SPK : Surat Perintah Kirim
QPL : Quality Packing & LoadingPEB : Pemberitahuan Ekspor Barang
DO : Delivery Order
SJ : Surat JalanORAFIN : Oracle Finance
JPE : Jadual Pengiriman ExportPKB : Pemberitahuan Kesiapan Barang
F/G : Finished Goods
4
5
8
B
1
F/G
SJ
3
SJ
4
ACCOUNTING
Untuk diarsip.
F/G
EKSPEDISI
SJ
1
CREDIT CONTROL
Untuk melakukan penagihan dan pembuatan faktur, selanjutnya lihat
Prosedur Pembuatan Faktur
MARKETING ADMINISTRATION STAFF
QPL
Memo Ekspor
SJ
1
Input
ORAFINSHIPPING
ENTRY
JPE
5x
- Meminta Bagian Delivery memesan
truk.- Meminta Sales Manager/ Marketing
Manager menandatangani JPE dan
SJ.
SJ-5
1x
6
CR
6. BAGAN ARUS PROSEDUR RETUR PENJUALAN
SALES EXECUTIVE
KETERANGAN :
SJ : Surat JalanDO : Delivery Order
SKRP : Surat Klaim Retur PenjualanCR : Complaint ReportQC : Quality Control
JCR : Jawaban Complaint ReportSC : Settlement of ComplaintMPB : Memo Penarikan Barang
TECHNICAL SERVICE STAFF MARKETING GENERAL MANAGER
4
Berdasarkan barang yang akan diretur oleh
pelanggan dan setelah melakukan negosiasi yang menyetujui adanya retur, pelanggan diminta
membuat Permintaan Retur Penjualan yang mencantumkan No. SJ dan No. DO.
SKRP
CUSTOMER
Memeriksa masa kadaluarsa atas
barang yang akan diretur.
> 6 bulan
?
Ya
1
Klaim retur ditolak
- Minta persetujuan Local Sales
Manager.- Buat CR secara manual.
Tidak
CR
Minta persetujuan Local Sales Manager/General Manager Marketing
CR
Melakukan penelitian atas barang yang dikomplain oleh Pelanggan.
Setuju
?
Ya
Tidak
CR
Tanda tangan CR
CR
Setuju
?
Ya
Tanda tangan CR
Tidak
Klaim retur ditolak
CR
Diinformasikan ke QC Department
QC
JCR
- Buat Claim Form, Settlement of Complaint dan Memo Penarikan Barang.
- Minta persetujuan Marketing Director dan Production Director.
SC
- Menandatangani SC.
- Dikirim ke pelanggan untuk konfirmasi pelanggan.
MPB
- Menandatangani MPB.
- Dikirim ke Gudang untuk penarikan barang.
Claim Form
Diteruskan ke Finance untuk pembayaran klaim, lihat Prosedur
Pengeluaran Bank.
2
3
1
1
1
1x
1
1
1x 1x
1
1x
CR-1
SKRP
AFF
1, 2
SALES EXECUTIVE
7. BAGAN ARUS PROSEDUR CONTOH PRODUK
KETERANGAN :
SR : Sample RequestS & D : Sales & DistributionAFF : Air Freight Form
PPIC : Production Planning & Inventory ControlSRDO : Sample Request Delivery Order
DO : Delivery Order
TECHNICAL SERVICE
1
SALES MANAGER/
MARKETING GENERAL MANAGERSHIPPING
Berdasarkan permintaan dari Customer atau promosi ke Customer.
Input
SR(MODUL S & D)
AFF
2x
Meminta Sales Manager/ Marketing
General Manager menandatangani AFF.
SR(MODUL S & D)
Memeriksa dan memberi persetujuan.
AFF
1, 2
Mengisi harga aktual.
AFF
2
AFF
1
Memeriksa dan menandatangani.
AFF
1
Memeriksa dan menandatangani.
AFF
1
- Menindaklanjuti pengiriman dengan PPICDepartment.
- Pengiriman dapat dilakukan melalui Kurir atau
dibawa langsung oleh Sales Executive.
SR(MODUL S & D)
Memeriksa dan memberi persetujuan.
PPIC
SR(MODUL S & D)
Memberi tanggapan terhadap SR.
MARKETING ADMINISTRATION
COORDINATOR
SR(MODUL S & D)
Generate Sample DO.
Input
SRDO
(MODUL S & D)
Mencatat secara
manual sample DO.
Catatan
Sample DO.
2
3
4
5
6
7
8
9
CI
DELIVERY - STAFF
8. BAGAN ARUS PROSEDUR PENJADUALAN & PENGAWASAN PENGIRIMAN EKSPOR
KETERANGAN :
PEB : Pemberitahuan Ekspor Barang
PL : Packing ListCI : Commercial Invoice
LKE : Laporan Kondisi Ekspor
DELIVERY SUPERVISOR
PL
SURVEYOR
PEB
- Mendampingi petugas melaksanakan
inspeksi- Mendampingi petugas gudang melaksanakan
stuffing.
- Melakukan penyegelan kontainer.
LKE4x
LKE
1
LKE
2
LKE
3
LKE
4
PPIC MARKETING WAREHOUSE
2
Memeriksa LKE.
LKE
1-4
Setuju
?
Tidak
- Menandatangani LKE.
- Distribusi LKE.
LKE
4
Ya
3
Kembali ke Delivery Staff.
DELIVERY STAFF
RPVAL
DELIVERY
9. BAGAN ARUS PROSEDUR PENJADUALAN & PENGAWASAN PENGIRIMAN LOKAL
KETERANGAN :
LPDS : Laporan Penyimpangan Delivery Schedule
RPVAL : Rekap Performance Vendor Angkutan LokalORAFIN : Oracle Finance
DELIVERY SUPERVISOR
WAREHOUSE
Informasi mengenai pengiriman.
Input
ORAFIN
LPDS
Menandatangani RPVAL.
RPVAL
LPDS
Memeriksa dan menandatangani
LPDS & RPVAL.
2
3
DELIVERY STAFF
RPVAL
LPDS
BUYER
10. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMILIHAN & PENILAIAN SUB KONTRAKTOR
1
ASSISTANT MANAGER/ GENERAL MANAGER PURCHASING
DELIVERY STAFF
- Informasi mengenai Performance Vendor
Angkutan dan kebutuhan angkutan.
- Mencari dan meminta informasi angkutan.
PERUSAHAAN
ANGKUTAN
Surat Penawaran
Meminta persetujuan Assistant Manager/ General
Manager Purchasing.
Setuju
?
Surat Penawaran
Melakukan negosiasi dengan Vendor angkutan lain atau meminta Buyer mencari
Vendor angkutan lain.
Tidak
Ya
Memberi persetujuan pada Surat
Penawaran.
Surat Penawaran
2
Surat Penawaran
- Memasukkan Vendor angkutan ke Vendor
List Angkutan.- Melakukan penilaian atas Vendor Angkutan.
Sesuai Permintaan
?
Surat Teguran RPVAL
Tidak
Ya
VENDOR ANGKUTAN
KETERANGAN :
RPVAL : Rekap Performance Vendor Angkutan Lokal
3
1x1x
DELIVERY SUPERVISOR
SALES MANAGER
11. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBATALAN/ PERUBAHAN PENYERAHAN BARANG
KETERANGAN :
FKL : Form Komunikasi LisanMPP : Memo Perubahan Pengiriman
SPK : Surat Perintah Kirim
DELIVERY SUPERVISOR
MPP
Membicarakan mengenai perubahan jadual
pengiriman dengan Marketing, Warehouse dan Vendor Angkutan.
> 3 hari
?
Memo Delivery2x
Ya
Tidak
Memberitahu Marketing Department secara lisan.
Memo Delivery
1
Memo Delivery
2
MARKETING
Memo Delivery
1
Unscheduled Delivery
1x
Menandatangani Laporan Unscheduled Delivery.
Unscheduled Delivery
1
Memeriksa Laporan Unscheduled
Delivery.
Unscheduled Delivery
1
4
5
SALES EXECUTIVE
CUSTOMER
Informasi perubahan
penyerahan barang.
Fax
?
Ya
Fax
FKL1x
Ya
Diskusi dengan Department
terkait (PPIC, Delivery).
Perubahan diterima
?
Tidak
MPP4x
Ya
Buat Catatan.
MPP
1-4
Memeriksa dan menanda-
tangani MPP.
MPP
2
MPP
3
MPP
4
PPIC R & D SALES EXECUTIVE
DELIVERY STAFF
1
2
3
1
MPP
1
SJ
SJ
1-4
SJ
1-4
SJ
1-4
1
1
SJ
1-4
SJ
SJ
1-4
SJ
1-4
JPE
JPE
JPE
JPE
JPE
JPE
JPE
JPE Mencocokkan DS dengan Data
Ending Stock.
DES
WAREHOUSE SUPERVISOR
12.a. BAGAN ARUS PROSEDUR FG STUFFING
KETERANGAN :
DS : Delivery ScheduleDES : Data Ending Stock
JPE : Jadual Pengiriman Ekspor
2
FOREMAN (WAREHOUSE)
Tidak
SALES ADMINISTRATION
STAFF
DS
Memeriksa kelengkapan informasi di DS, JPE dan SJ.
1
Mengembalikan DS, JPE dan SJ ke
Sales Administration Staff.
Benar
?
Ya
DS
SALES ADMINISTRATION STAFF
DS
Memeriksa barang di transfer area
dan meminta Foreman untuk memuat barang ke truk.
DS
DES
Sesuai
?
DES
DSTidak
Ya
Mengembalikan DS, JPE dan
SJ ke Sales Administration
Staff
DS
SALES ADMINISTRATION
STAFF
FORKLIFT DRIVER (WAREHOUSE)
DES
DS
- Menyiapkan barang di transfer area.- Melapor ke Foreman mengenai kesiapan
barang.
DES
DS
Memeriksa barang di transfer area.
Sesuai DS, JPE dan SJ
?
Ya
Menginformasikan kepada
Supervisor
Tidak
Memberitahu forklift driver untuk mengganti barang.
STORE KEEPER
(Warehouse)
DES
DS
A
3
4
5
Berdasarkan Prosedur,- Pengiriman Barang Lokal.
- Pengiriman Barang Ekspor
1
1
1
1
1-4
1
1
1
1
1-4
1
1
1
1
1
11
1
1
1
SJ
1-4
SJ
1-4JPE
1
SJ
SJ
JPE
JPE
JPE
STORE KEEPER
(Warehouse)
12.b. BAGAN ARUS PROSEDUR FG STUFFING
KETERANGAN :
DS : Delivery Schedule
DES : Data Ending Stock
JPE : Jadual Pengiriman EksporF/G : Finished Goods
SJ : Surat Jalan
OPERATOR
(Warehouse)
6
Tidak
WAREHOUSE
SUPERVISOR
DES
DS
Melakukan scanning pengeluaran barang.
Input
SCANNING
BARCODE
DES
DS
Download hasil scanning.
DES
DS
Melakukan pemuatan
FORKLIFT DRIVER
(Warehouse)
DES
DS
Cross check barang yang dimuat dengan DS, DES dan JPE.
F/G
Setuju
?
F/G
Mengembalikan Finished
Goods barang ke Operator
Ya
Melakukan pengiriman Finished Goods ke
Customer.
7
8
9
A
1
1
1-4
1
1
1-4
F/G
1
1
1
F/G
RR
Barang Retur
FOREMAN
(Warehouse)
13.a. BAGAN ARUS PROSEDUR RECEIPT, STORAGE OF RETURNED ROLL
KETERANGAN :
SJ : Surat Jalan
MPB : Memo Penarikan BarangRR : Receiving Report
DPRR : Data Penerimaan Returned RollORAFIN : Oracle Finance
1
OPERATOR
(Warehouse)
MPB
PEMBAWA BARANG
SJ
- Memeriksa apakah MPB sudah ditanda-
tangani Sales Executive.- Memeriksa Barang Retur, SJ dan MPB.
Setuju
?Ditolak.
Tidak
Menandatangani dan memberi
stempel pada SJ.
Ya
STORE KEEPER
(Warehouse)
MPB
SJ
Mendata berat per roll.
HasilPendataan Berat
- Membuat Label Barcode.- Menempel Label Barcode, Label Gudang
- Menscan Barcode.
Mendownload hasil scanning.
Input
ORAFIN
RR
- Menandatangani RR.
- Membuat DPRR secara manual.
DPRR
DPRR
Membandingkan hasil download dan Hasil Pendataan Berat.
Hasil Benar
?
Mengembalikan ke Operator untuk diperbaiki.
Tidak
Ya
RR
DPRR
Memeriksa DPRR & RR
2
3
45
WAREHOUSE SUPERVISOR
A
1
1
1x
MPB
SJ1
3x
1x
1
1-3
1
1-3
WAREHOUSE SUPERVISOR
13.b. BAGAN ARUS PROSEDUR RECEIPT, STORAGE OF RETURNED ROLL
KETERANGAN :
RR : Receiving Report
DPRR : Data Penerimaan Returned Roll
QC : Quality Control
QC STAFF
RR
DPRR
Memeriksa DPRR & RR
FOREMAN (Warehouse)
Menindaklanjuti hasil investigasi QC Department
- Memeriksa kondisi barang retur.
- Mengisi status barang pada DPRR.
A
6
7
8
1
1-3
RR
DPRR
1
1-3
RR
DPRR
1
1-3
RR
DPRR
1
1
ACCOUNTING
RR
2
FINANCE
RR
3
F/G
STORE KEEPER
(Warehouse)
14. BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN & PENYIMPANAN BARANG JADI
KETERANGAN :
TS : Transfer SlipLTHPFG : Laporan Transaksi Harian Penerimaan Finished Goods.
F/G : Finished Goods
FOREMAN
(Warehouse)
OPERATOR
(Warehouse)
1
PRODUCTION
TS
Memeriksa barang dengan dokumen
dan kodisi kemasan.
Benar
?
Input
SCAN
BARCODE
Mengembalikan barang ke Bagian
Production.
Tidak
Ya
- Menandatangani TS dan menempelkan
label gudang pada kemasan.- Meminta forklift driver untuk meletakkan
barang ditempat yang telah ditentukan.
TS
Download data scanning
Input
PROGRAM
FOXPRO
Hasil Download
Hasil Download
Memeriksa Hasil Download dan Hasil Scanning.
Hasil Download
Input data Pelanggan dan Lokasi
barang.
Input
PROGRAM
FOXPRO
LTHPFG LTHPFG
Menandatangani LTHPFG
2
3
4
5
1x
1
1
1x
1
F/G
STORE KEEPER
(Warehouse)
14. BAGAN ARUS PROSEDUR PENERIMAAN & PENYIMPANAN BARANG JADI
KETERANGAN :
TS : Transfer SlipLTHPFG : Laporan Transaksi Harian Penerimaan Finished Goods.
F/G : Finished Goods
FOREMAN
(Warehouse)
OPERATOR
(Warehouse)
1
PRODUCTION
TS
Memeriksa barang dengan dokumen
dan kodisi kemasan.
Benar
?
Input
SCAN
BARCODE
Mengembalikan barang ke Bagian
Production.
Tidak
Ya
- Menandatangani TS dan menempelkan
label gudang pada kemasan.- Meminta forklift driver untuk meletakkan
barang ditempat yang telah ditentukan.
TS
Download data scanning
Input
PROGRAM
FOXPRO
Hasil Download
Hasil Download
Memeriksa Hasil Download dan Hasil Scanning.
Hasil Download
Input data Pelanggan dan Lokasi
barang.
Input
PROGRAM
FOXPRO
LTHPFG LTHPFG
Menandatangani LTHPFG
2
3
4
5
1x
1
1
1x
1
1
A/P VoucherNP
1. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGELUARAN KAS KECIL
CASHIER
KETERANGAN :
SPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas
BPPUM : Bukti Permohonan/Pembayaran Uang Muka
BPE : Bukti Pendukung EksternNP : Nota Pengeluaran
Rp : Uang Rupiah
A/P : Accounts Payable
ACCOUNTING STAFF/ ASSISTANT/ ACCOUNTING MANAGER
BPE
BPPUM
PENGEMUDI
DO
PEMOHON
SPPD
Verifikasi oleh Kasir
Lolos dari Verifikasi
?
Tidak
Rp
Ya
Dikembalikan ke Pemohon untuk diperbaiki/ dilengkapi.
Uang diserahkan kepada Pemohon dan
meminta Pemohon tanda tangan di NotaPengeluaran
RpInput
A/P Voucher1x
ORAFINMODUL A/P
PENGEMUDIPEMOHON
Menandatangani A/P Vouher 1.
NP
BPE
BPPUM
DOSPPD
NP
BPE
BPPUM
DOSPPD
1
Verifikasi oleh Accounting Staff/
Assistant/ Accounting Manager melalui ORAFIN.
INPUT
ORAFINMODUL A/P
Cocok
?
A/P Voucher
NP
BPE
BPPUM
DOSPPD
1
Ya
Tidak
Dikembalikan ke Kasir untuk
dilengkapi/ diperbaiki.
A/P Voucher
NP
BPE
BPPUM
DOSPPD
1
KASIR
2
1
1
1
1
1
1
1
11
1
KASIR
Diberikan ke Kasir untuk disimpan
sementara sampai dengan pengisian
kembali Kas Kecil, selanjutnya lihat Prosedur Pengisian Kas Kecil.
Cek
BPC
1-2
Cek
2. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGISIAN KAS KECIL
ACCOUNTING MANAGER
KETERANGAN :
BPPUM : Bukti Permohonan/Pembayaran Uang
Muka
SPPD : Surat Perintah Perjalanan DinasNP : Nota Pengeluaran
BPE : Bukti Pendukung Ekstern
A/P : Accounts PayableBPC : Bukti Pengeluaran Cek
Rp : Uang Rupiah
2A/P Voucher
1BPE
NP
SPPD
DOBPPUM
A/P Voucher
1BPE
NP
SPPD
DOBPPUM
CASHIER
Input
BPC2x
ORAFINMODUL A/P
A/P Voucher
1BPE
NP
SPPD
DOBPPUM
TREASURY
- Verifikasi dokumen oleh Treasury.
- Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
Cek diuangkan oleh Petugas.
Uang disimpan di Petty Cash Box
Rp
Cek
3
4
5
Verifikasi semua dokumen-dokumen
ACCOUNTING STAFF
1A/P Voucher
1BPE
NP
SPPD
DOBPPUM
CASHIER
Memeriksa semua dokumen-dokumen
Dari Prosedur Pengeluaran Kas Kecil
1
1
1
1
1
1
1
1
Cek
BPP
BPC
LT
1
3.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGELUARAN BANK
TREASURY
KETERANGAN :
BPP : Bukti Pendukung PembayaranA/P : Accounts Payable
DPB : Daftar Pembayaran ke Bank
BPC : Bukti Pengeluaran CekLT : List Transfer
FINANCE MANAGER DIREKSI
A/P Voucher
1BPP
Dari Prosedur ;- Verifikasi dan Pembayaran Hutang Usaha
- Pengisian Kas Kecil
- Pertanggungjawaban Uang Muka
Batch
?
Ya
Input
ORAFINMODUL A/P
Tidak
DPB
2x
Input
BPC2x
ORAFINMODUL A/P
- Verifikasi Assistant/ Finance Manager.
- Buat Cek atau List Transfer (LT)
Cek
atau
BPC-2DPB-1
LT
Cek
atauBPP
BPC
1
Verifikasi dokumen.
LT
Cek
atauBPP
BPC
1
Tanda tangan Cek atau List Transfer
2
3
A
TREASURY
Menentukan pembayaran 1 (satu) Vendor atau lebih.
DPB
2
BANK
1
DPB
1
3.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PENGELUARAN BANK
TREASURY
KETERANGAN :
BPC : Bukti Pengeluaran Cek
BPP : Bukti Pendukung PembayaranLT : List Transfer
DPB : Daftar Pembayaran ke Bank
DIREKSI
A
LT
Cek
atauBPP
BPC
1
Stempel "LUNAS" pada semua BPP.
4
Melalui Transfer atau Aplikasi
Pembayaran Bank
BPP
BPC
1
ACCOUNTING
LT
BANK
Pembayaran melalui Cek
BPP
BPC
1
ACCOUNTING
Cek
SUPPLIER/ PEMOHON
Pembayaran melalui Tunai
BPP
BPC
1
ACCOUNTING
Untuk ditransfer ke Supplier/
Pemohon
Rp
SUPPLIER/ PEMOHON
SJ-S
PO
Inv - S
FP
RR
TTI
2
CASHIER
4. BAGAN ARUS PROSEDUR VERIFIKASI DAN PEMBAYARAN HUTANG USAHA
A/P PAYMENT
(ACCOUNTING)
1
KETERANGAN :
FP : Faktur Pajak
Inv-S : Invoice SupplierPO : Purchase Order
SJ-S : Surat Jalan - SupplierTTI : Tanda Terima Invoice
RR : Receiving Report
A/P : Accounts Payable
SJ-S
PO
Inv - S
FP
- Verifikasi kelengkapan dokumen
penagihan dari Supplier.- Buat Tanda Terima ke Supplier.
TTI2x
TTI
2SJ-S
PO
Inv - S
FPTTI
1
SUPPLIER
RR
Mencocokkan status tagihan
SJ-S
PO
Inv - S
FP
SJ-S
PO
Inv - S
FP
2
A/P Voucher
Input
ORAFINMODUL A/P (PAYMENT)
- Menandatangani A/P Voucher.
- Diserahkan ke Departemen Keuangan, lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
A/P Voucher
FINANCE
RR
RR
SUPPLIER
Memeriksa tagihan yang diterima
1x
1
5. BAGAN ARUS PROSEDUR PEMBUATAN FAKTUR
CREDIT CONTROL ACCOUNTING A/R
KETERANGAN :
SJ : Surat Jalan
Inv : InvoiceFP : Faktur Pajak
1
3
Dari Prosedur:
- Penjualan Lokal- Penjualan Ekspor
SJ
Input
ACCESS
Generate Invoice & Faktur Pajak.
FP
Inv3x
3x
Tanda tangan Invoice & FP.
FP
Inv
1, 3
1, 3
FP
Inv
2
2
FP
Inv
2
2
Verifikasi data di Access
Input
ACCESS
Benar
?
Posting
Ya
FP
Inv
2
2
Tidak
Kembali ke Department Keuangan untuk cetak ulang.
FP
Inv
2
2
FP
Inv
2
2
Data Access ditransfer ke ORAFIN.
Input
AUTOINVOICE
FP
Inv
2
2
FP
Inv
1
1
CUSTOMER
2
Rekonsiliasi output dari ORAFIN dan Access.
Untuk melakukan penagihan,
selanjutnya lihat prosedur penagihan dan penerimaan hasil tagihan
SJ
FP
Inv
SJ
FP
Inv
SJ
FP
Inv
Rp/ Cek/ BG
Rp/ Cek/ BG
SJ
TTI
1
6.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PENAGIHAN DAN PENERIMAAN HASIL TAGIHAN
CREDIT CONTROL COLLECTOR TREASURY
FP
Inv
Customer Transfer
?
Cek saldo bank.
Tidak
Ya
SJ
TTI
FP
Inv
Melakukan penagihan
Tertagih
?
TTI
Tidak
Ya
TTI
LPT
Rp/ Cek/ BG
LPT
BPKB
SS2x
- Tanda tangan SS dan BPKB.
- Serahkan Rp/ Cek/ BG ke Petugas yang telah ditunjuk.
SS
1, 2
BPKB
23
KETERANGAN :
Inv : Invoice
FP : Faktur PajakTTI : Tanda Terima Invoice
SJ : Surat JalanLPT : Laporan Penagihan Tagihan
Rp/Cek/BG : Rupiah/Cek/ Bilyet Giro
SS : Slip SetoranBPKB : Bukti Penerimaan Kas/Bank
CREDIT CONTROL
LPT
PETUGAS YANG
DITUNJUK
A
1
1
1
1
1
1
CUSTOMER
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1x
1
6.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PENAGIHAN DAN
PENERIMAAN HASIL TAGIHAN
Rp/ Cek/ BG
SS
1, 2
BANK
SS
2
4
PETUGAS YANG DITUNJUK
TREASURY
A
TREASURY
SS
2
BPKB
Diinput ke ORAFIN apabila dana telah masuk ke Bank.
Input
ORAFINMODUL
CASH RECEIPT
KETERANGAN :
SS : Slip Setoran
BPKB : Bukti Penerimaan Kas/BankInv : Invoice
SJ : Surat Jalan
TTI : Tanda Terima InvoiceLPT : Laporan Penerimaan Tagihan
A/R : Accounts ReceivableRp/Cek/BG : Rupiah/ Cek/ Bilyet Giro
ORAFIN : Oracle Finance
SS
2BPKB
CREDIT CONTROL
B
5
1
1
FP
FP
TTI
SJ
SS
2
6.c. BAGAN ARUS PROSEDUR PENAGIHAN DAN PENERIMAAN HASIL TAGIHAN
CREDIT CONTROL ACCOUNTING
BPKB
Inv
LPT
TREASURY
Diinput ke ORAFIN apabila dana
telah masuk ke Bank.
Input
ORAFINMODUL A/R
TTI
SJ
Inv
SS
BPKB2
SS
BPKB2
Verifikasi/cek jurnal oleh Bagian A/R
Input
ORAFINMODUL A/R
KETERANGAN :
SS : Slip Setoran
BPKB : Bukti Penerimaan Kas/BankInv : Invoice
SJ : Surat Jalan
TTI : Tanda Terima InvoiceLPT : Laporan Penerimaan Tagihan
A/R : Accounts ReceivableFP : Faktur Pajak
TREASURY
B
6
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PO
1
7.a. BAGAN ARUS PROSEDUR PERMINTAAN UANG MUKA
PEMOHON
a. Prosedur untuk Non Department Pembelian
(Melalui Bank & Kas Kecil)
Berdasarkan kebutuhan untuk biaya perjalanan atau lainnya.
BP
SPPDBPPUM2x
Menandatangani BPPUM
BPPUM-2
B. Prosedur untuk Department Pembelian
Berdasarkan kebutuhan untuk biaya
perjalanan atau lainnya.
Input
PUM2x
ORAFININPUT PUM
PO
BP
SPPD
BPPUM
1
Memeriksa dan menyetujui BPPUM-1
ATASAN YANG
BERSANGKUTAN
KETERANGAN :
BPPUM : Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang Muka
SPPD : Surat Perintah Perjalanan DinasBP : Bukti Pendukung Lainnya
PO : Purchase Order
PUM : Permintaan Uang MukaA/P : Accounts Payable
BPC : Bukti Pengeluaran Cek
ORAFIN : Oracle Finance
3
2
PUM
1
PUM
2
ACCOUNTING STAFF
A
BP
SPPD
BPPUM
1
ACCOUNTING STAFF
A
BPC
1
PUM
1PO
7.b. BAGAN ARUS PROSEDUR PERMINTAAN UANG MUKA
ACCOUNTING STAFF
BP
SPPD
BPPUM
1
Input
A/P Voucher2x
ORAFINMODUL A/P
Verifikasi oleh Assistant/ Accounting Manager
Melalui Kas Kecil Melalui Bank
A/P Voucher
2
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
- Melakukan Verifikasi
- Perintah Kasir untuk membuat Cek, lihat Prosedur Pengeluaran Bank
TREASURY
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
Input
BPC2x
ORAFININPUT BPC
(MODUL A/P)
Verifikasi.
BPC-2
FINANCE MANAGER
KASIR
KASIR
B
4
5
6
PEMOHON
A
PO
PUM
1
ATASAN YANG
BERSANGKUTAN
BP
SPPD
BPPUM
1
KETERANGAN :
PUM : Permintaan Uang Muka
PO : Purchase Order
BPPUM : Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang MukaSPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas
BP : Bukti Pendukung Lainnya
ORAFIN : Oracle FinanceA/P : Accounts Payable
BPC : Bukti Pengeluaran Cek
BPC
1
Rp
BPC
1
7a
7.c BAGAN ARUS PROSEDUR PERMINTAAN UANG MUKA
KASIR
KETERANGAN :
BPPUM : Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang Muka
SPPD : Surat Perintah Perjalanan DinasBP : Bukti Pendukung Lainnya
PO : Purchase Order
PUM : Permintaan Uang MukaA/P : Accounts Payable
BPC : Bukti Pengeluaran Cek
ORAFIN : Oracle FinanceRp : Rupiah
ACCOUNTING STAFF
B
FINANCE MANAGER
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
Melalui BankMelalui Kas Kecil
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
Rp
PEMOHON
Input
ORAFINMODUL A/P
Uang diserahkan ke Pemohon dan
tanda tangan di A/P Voucher.
PUM
1PO
BP
SPPD
BPPUM
1A/P Voucher
1
Rp
PEMOHON
7b
ACCOUNTING
Untuk diarsip.
A/P Voucher
1-2
RR
PO
C
1
RR
PO
C
1RR
PO
C
1
RR
PO
C
1 Rp
PjUMPjUMPjUM
SPPD
Rp(Jika ada)
SPPDRp
(Jika ada)1
8. BAGAN ARUS PROSEDUR PERTANGGUNGJAWABAN UANG MUKA
PEMOHON
KETERANGAN :
BPE : Bukti Pendukung Ekstern
PjUM : Pertanggungjawaban Uang MukaPO : Purchase Order
RR : Receiving ReportSPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas
BPPUM : Bukti Permohonan/Pembayaran Uang Muka
Rp : Uang RupiahA/P : Accounts Payable
RR
PO
PjUM
DOBPE
TREASURY
RR
PO
PjUM
DOBPE
BPPUM
- Verifikasi kelengkapan dokumen.- Pertanggungjawaban Uang Muka
BPE = BPPUM/ SPPD
BPPUM
DOBPE
Cap "LUNAS" semua BPE.
SPPD
BPE > BPPUM/ SPPD
BPPUM
DOBPE
SPPD
BPE < BPPUM/ SPPD
BPPUM
DOBPE
Input
ORAFINMODUL A/P
- Cap "LUNAS" semua BPE.
- Dokumen diserahkan ke Accounting untuk diverifikasi.
- Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank atau Pengeluaran Kas Kecil.
Input
ORAFINMODUL A/R
Cap "LUNAS" semua BPE
ACCOUNTING STAFF
PjUM
SPPD
BPPUM
DOBPE
Mencatat biaya di ORAFIN
Input
ORAFINMODUL A/P
Verifikasi oleh Assistant/ Accounting
Manager.
A/P Voucher2x
2
3
Rp
PEMOHON
Rp
CASHIER
1
C
1
1
C
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
RR
PO
C
1
Rp
PjUM
SPPD
BPPUM
DOBPE 1
1
1
97
4.4 Perbedaan Dan Perubahan Existing System And Procedures Dibandingkan
Dengan Proposed System And Procedures
Setelah tahap perancangan sistem informasi akuntansi yang baru telah dibuat, maka dapat
digambarkan perbedaan dan perubahan sistem informasi akuntansi yang sedang
dipergunakan (existing system and procedures) dibandingkan dengan sistem informasi
akuntansi yang diusulkan (proposed system and procedures). Perbedaan dan perubahan
existing system and procedures dibandingkan dengan proposed system and procedures
adalah sebagai berikut:
4.4.1 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan
1. Prosedur Pembelian & Penerimaan Barang dan Penerimaan Tagihan
Pembelian Packaging Material
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Receiving Report (RR) rangkap kedua
diberikan ke Purchasing.
Receiving Report (RR) rangkap kedua
diberikan ke Cashier.
2 Penerimaan tagihan pembelian
packaging material dilakukan oleh
Administrasi Pembelian.
Penerimaan tagihan pembelian packaging
material dilakukan oleh Cashier.
98
2. Prosedur Pembelian dan Penerimaan Tagihan Pembelian Bahan Baku (Lokal),
Sparepart, ATK, Proyek dan Umum
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Penerimaan tagihan pembelian bahan
baku (lokal), sparepart, ATK, proyek
dan umum dilakukan oleh Administrasi
Pembelian.
Penerimaan tagihan pembelian bahan
baku (lokal), sparepart, ATK, proyek dan
umum dilakukan oleh Cashier.
3. Prosedur Pembelian Bahan Baku (Impor)
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
4. Prosedur Penyeleksian Supplier
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Seleksi Supplier hanya dilakukan oleh
Buyer.
Seleksi Supplier dapat dilakukan oleh
Buyer maupun Sekretaris Direktur
Utama.
2 Hanya Purchasing General Manager
yang dapat mendisposisikan Supplier
pada Daftar Perbandingan Penawaran
Harga (DPPH).
Purchasing General Manager dan
Direktur Utama dapat mendisposisikan
Supplier pada Daftar Perbandingan
Penawaran Harga (DPPH).
99
5. Prosedur Evaluasi Konduite Supplier
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Berdasarkan arsip dokumen Approved
Packaging Material Vendor List Report
(APMVLR), Approved Raw Material
Vendor List Report (ARMVLR),
Approved Transportation Vendor List
Report (ATVLR), Receiving Report
(RR), Purchase Order (PO), Bukti
Retur Barang (BRB), Buyer membuat
Raw Material Vendor Performance
Report (RMVPR), Packaging Material
Vendor Performance Report (PMVPR),
Trend Raw Material Vendor
Performance Report (TRMVPR) dan
Trend Packaging Material Vendor
Performance Report (TPMVPR).
Buyer tidak lagi mengarsip dokumen
Receiving Report (RR), tetapi dapat
melihat pada database Receiving Report
(RR) di layar monitor komputer
sedangkan dokumen Approved
Packaging Material Vendor List Report
(APMVLR), Approved Raw Material
Vendor List Report (ARMVLR),
Approved Transportation Vendor List
Report (ATVLR), Purchase Order (PO),
Bukti Retur Barang (BRB) tetap
dilakukan pengarsipan.
6. Prosedur Klaim Pembelian Barang
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
100
7. Prosedur Retur Pembelian
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Delivery Staff memberikan Surat Jalan
(SJ) kepada Warehouse Staff.
Sales Administration memberikan Surat
Jalan (SJ) kepada Warehouse Staff. Hal
ini dikarenakan Delivery Staff sudah tidak
membuat dan mencetak Surat Jalan (SJ)
lagi tetapi pembuatan dan pencetakan
Surat Jalan (SJ) dilakukan oleh Sales
Administration.
2 Suplier hanya menandatangani Surat
Jalan (SJ) dan tidak memberikan copy
Surat Jalan (SJ) ke Warehouse Staff.
Supplier menandatangani dan mencap
Surat Jalan (SJ) dan memberikan Surat
Jalan (SJ) rangkap kedua ke Warehouse
Staff serta melanjutkannya ke Bagian
Accounting.
8. Prosedur Clearing Barang Impor
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
101
9. Prosedur Penerimaan Barang Lokal (Bahan Baku, Sparepart, ATK, Proyek,
Umum)
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Warehouse Staff memberikan Receiving
Report (RR) rangkap kedua ke
Purchasing Department.
Warehouse Staff memberikan Receiving
Report (RR) rangkap kedua ke Cashier.
10. Prosedur Pembukaan L/C
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Direksi menyerahkan dokumen
Purchase Order (PO) dan Permintaan
Pembukaan Letter of Credit Impor (PP
L/C Impor) ke Bank.
Finance Staff menyerahkan dokumen
Purchase Order (PO) dan Permintaan
Pembukaan Letter of Credit Impor (PP
L/C Impor) ke Bank, mengarsip Bukti
Pengeluaran Cek (BPC) rangkap kedua
serta menyerahkan Purchase Order (PO)
rangkap ketiga, Permintaan Pembukaan
Letter of Credit Impor (PP L/C Impor)
rangkap kedua, Account Payable Voucher
(A/P Voucher) rangkap pertama dan
Bukti Pengeluaran Cek (BPC) rangkap
pertama ke Bagian Accounting.
102
11. Prosedur Penutupan Asuransi
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Perusahaan Asuransi hanya
memberikan Polis Asuransi dan Debit
Note (DN) kepada Buyer.
Perusahaan Asuransi memberikan Polis
Asuransi dan Debit Note (DN) kepada
Buyer serta mengembalikan Packing List
(P/L), Bill of Lading (B/L), Certificate of
Origin (CO) dan Certificate of Vessel
(CV).
4.4.2 Sistem Informasi Akuntansi Produksi
1. Prosedur Persiapan Produksi
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
2. Prosedur Permintaan Bahan Baku dan Pembantu untuk Produksi
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Foreman Produksi membuat Order
Permintaan Barang (OPB) dalam tiga
rangkap dan Bukti Penerimaan/
Penyerahan Barang (BPPB) dalam tiga
rangkap.
Foreman Produksi hanya membuat Bukti
Permintaan Barang (BPB) dalam tiga
rangkap.
103
2 Order Permintaan Barang (OPB)
rangkap pertama dan Bukti Penerimaan/
Penyerahan Barang (BPPB) rangkap
pertama diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Warehouse.
Bukti Permintaan Barang (BPB) rangkap
pertama diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Warehouse.
3 Order Permintaan Barang (OPB)
rangkap kedua dan Bukti Penerimaan/
Penyerahan Barang (BPPB) rangkap
kedua diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Accounting.
Bukti Permintaan Barang (BPB) rangkap
kedua diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Accounting.
4 Order Permintaan Barang (OPB)
rangkap ketiga dan Bukti Penerimaan/
Penyerahan Barang (BPPB) rangkap
ketiga diarsip oleh Foreman Produksi.
Bukti Permintaan Barang (BPB) rangkap
ketiga diarsip oleh Foreman Produksi.
3. Prosedur Produksi
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
4. Prosedur Penyerahan Barang Jadi ke Gudang
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
104
5. Prosedur Pengembalian Bahan Baku/ Pembantu Sisa Produksi
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Foreman Produksi membuat Bukti
Penerimaan/ Penyerahan Barang
(BPPB) dalam tiga rangkap.
Foreman Produksi membuat Bukti Retur
Barang (BRB) dalam tiga rangkap.
2 Bukti Penerimaan/ Penyerahan Barang
(BPPB) rangkap pertama diserahkan
Foreman Produksi kepada Bagian
Warehouse.
Bukti Retur Barang (BRB) rangkap
pertama diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Warehouse.
3 Bukti Penerimaan/ Penyerahan Barang
(BPPB) rangkap kedua diserahkan
Foreman Produksi kepada Bagian
Accounting.
Bukti Retur Barang (BRB) rangkap
kedua diserahkan Foreman Produksi
kepada Bagian Accounting.
4 Bukti Penerimaan/ Penyerahan Barang
(BPPB) rangkap ketiga diarsip oleh
Foreman Produksi.
Bukti Retur Barang (BRB) rangkap
ketiga diarsip oleh Foreman Produksi.
6. Prosedur Down Grade Barang Jadi
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
4.4.3 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
1. Prosedur Penerimaan Order Lokal
105
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Sales Executive tidak mengarsip copy
dokumen Purchase Order (PO).
Sales Executive mengarsip copy dokumen
Purchase Order (PO).
2. Prosedur Pengiriman Barang Lokal
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Production Planning and Inventory
Control (PPIC) mencetak Surat Perintah
Kirim (SPK) dalam dua rangkap.
Production Planning and Inventory
Control (PPIC) mencetak Surat Perintah
Kirim (SPK) dalam satu rangkap.
2 Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama diserahkan PPIC Staff kepada
Credit Control dan Surat Perintah Kirim
(SPK) rangkap kedua diarsip oleh PPIC
Staff.
Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama diserahkan PPIC Staff kepada
Credit Control.
3 Marketing menerima Surat Perintah
Kirim (SPK) rangkap pertama dari
Credit Control untuk penjadualan
pengiriman dan SPK dicap mengenai
informasi tanggal pengiriman dan
ukuran barang.
Sales Administration Staff menerima
Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama dari Credit Control untuk dicap
mengenai informasi tanggal pengiriman
dan ukuran barang.
106
4 Delivery Staff menerima Surat Perintah
Kirim (SPK) rangkap pertama dari
Marketing dan mencetak Delivery
Schedule (DS) dalam satu rangkap serta
menyerahkan Delivery Schedule (DS)
rangkap pertama kepada Bagian
Warehouse untuk dibuatkan Bukti Muat
Barang (BMB) dalam satu rangkap.
Bukti Muat Barang (BMB) rangkap
pertama tersebut diserahkan Bagian
Warehouse kepada Bagian Delivery
untuk dibuatkan dan dicetak Surat Jalan
(SJ) dalam lima rangkap.
Sales Admintration Staff menerima Surat
Perintah Kirim (SPK) rangkap pertama
dari Credit Control dan mencetak
Delivery Schedule (DS) dalam satu
rangkap serta Surat Jalan (SJ) dalam lima
rangkap. Sales Administration Staff
mengarsip Surat Jalan (SJ) rangkap
kelima dan Surat Perintah Kirim (SPK)
rangkap pertama. Sales Administration
Staff menyerahkan Delivery Schedule
(DS) rangkap pertama dan Surat Jalan
(SJ) rangkap pertama sampai keempat
kepada Bagian Warehouse.
3. Prosedur Penjualan Regran, Waste, Reject
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Local Administration Coordinator
mencetak dokumen Delivery Order
(DO) dalam dua rangkap.
Local Administration Coordinator
mencetak dokumen Delivery Order (DO)
dalam satu rangkap.
107
2 Delivery Order (DO) rangkap pertama
diserahkan Local Administration
Coordinator kepada Credit Control dan
mengarsip Delivery Order (DO)
rangkap kedua.
Delivery Order (DO) rangkap pertama,
PPIC Stock Report Regran & Waste (PSR
RW) dan Purchase Order Customer (PO-
C) diserahkan Local Administration
Coordinator kepada Credit Control.
3 Delivery Order (DO) rangkap pertama
diserahkan Credit Control kepada PPIC
Staff untuk dibuatkan dan dicetak Surat
Pengambilan Barang (SPB) dalam
empat rangkap. Surat Pengambilan
Barang (SPB) rangkap pertama
diserahkan PPIC Staff kepada Bagian
Warehouse untuk dibuatkan Bukti Muat
Barang (BMB) dalam dua rangkap dan
Bukti Muat Barang (BMB) rangkap
pertama diserahkan oleh Bagian
Warehouse kepada Bagian Delivery
untuk dibuatkan dan dicetak Surat Jalan
dalam lima rangkap.
Delivery Order (DO) rangkap pertama,
PPIC Stock Report Regran & Waste (PSR
RW) dan Purchase Order Customer (PO-
C) diserahkan Credit Control kepada
Sales Administration Staff untuk
dibuatkan dan dicetak Surat Jalan (SJ)
dalam lima rangkap. Surat Jalan (SJ)
rangkap kelima diarsip oleh Sales
Administration Staff dan Surat Jalan (SJ)
rangkap pertama sampai keempat
diserahkan Sales Administration Staff
kepada Bagian Warehouse.
108
4. Prosedur Penerimaan Order Ekspor
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Sales Executive tidak mengarsip copy
dokumen Purchase Order (PO).
Sales Executive mengarsip copy dokumen
Purchase Order (PO).
5. Prosedur Pengiriman Barang Ekspor
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 PPIC Staff mencetak Surat Perintah
Kirim (SPK) dalam dua rangkap.
PPIC Staff mencetak Surat Perintah
Kirim (SPK) dalam satu rangkap.
2 Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama diserahkan PPIC Staff kepada
Finance Staff dan Surat Perintah Kirim
(SPK) rangkap kedua diarsip oleh PPIC
Staff.
Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama diserahkan PPIC Staff kepada
Finance Staff dan meminta Assistant
Manager PPIC menandatangani Surat
Perintah Kirim (SPK) rangkap pertama.
3 Marketing Administration Staff
menyerahkan dokumen Memo Ekspor
dan Quality Packing & Loading (QPL)
kepada Delivery Staff.
Marketing Administration Staff
menyerahkan dokumen Memo Ekspor
dan Quality Packing & Loading (QPL)
kepada Sales Administration Staff.
109
4 Delivery Staff menerima Surat Perintah
Kirim (SPK) rangkap pertama dari
Marketing Staff dan menerima dokumen
Memo Ekspor dan Quality Packing &
Loading (QPL) dari Marketing
Administration Staff untuk dibuatkan
Jadual Pengiriman Ekspor (JPE) dalam
satu rangkap. Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) rangkap pertama diserahkan
Delivery Staff kepada Warehouse Staff
untuk dicetak Bukti Muat Barang
(BMB) dalam satu rangkap. Bukti Muat
Barang (BMB) rangkap pertama
diserahkan Warehouse Staff kepada
Delivery Staff untuk dicetak Surat Jalan
(SJ) dalam dua rangkap.
Sales Administration Staff menerima
Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama dari Finance Staff dan menerima
dokumen Memo Ekspor dan Quality
Packing & Loading (QPL) dari
Marketing Administration Staff untuk
dicetak Jadual Pengiriman Ekspor (JPE)
dalam satu rangkap dan Surat Jalan (SJ)
dalam lima rangkap. Surat Jalan (SJ)
rangkap kelima diarsip oleh Sales
Administration Staff dan menyerahkan
dokumen Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) rangkap pertama dan Surat Jalan
(SJ) rangkap pertama sampai keempat
kepada Warehouse Staff.
6. Prosedur Retur Penjualan
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Sales Executive tidak mengarsip Surat
Klaim Retur Penjualan (SKRP) dari
Customer.
Sales Executive mengarsip Surat Klaim
Retur Penjualan (SKRP) dari Customer.
110
2 Complaint Report (CR) diserahkan ke
QC Department dan QC Department
memberikan Jawaban Complain Report
(JCR) kepada Sales Executive.
Complaint Report (CR) diarsip oleh Sales
Executive dan menginformasikan ke QC
Department bahwa terdapat Surat Klaim
Retur Penjualan (SKRP) dan Complaint
Report. Dari informasi yang diberikan
Sales Executive tersebut, maka QC
Department memberikan Jawaban
Complain Report (JCR) kepada Sales
Executive.
7. Prosedur Contoh Produk
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
8. Prosedur Penjadualan dan Pengawasan Pengiriman Ekspor
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Delivery – Foreman menerima Surat
Perintah Kirim (SPK) rangkap pertama
dari Bagian Finance dan menerima
dokumen Memo Ekspor dan Quality
Packing & Loading (QPL) dari Bagian
Marketing untuk dibuatkan Jadual
Delivery – Foreman tidak menerima
Surat Perintah Kirim (SPK) rangkap
pertama dari Bagian Finance dan tidak
menerima dokumen Memo Ekspor dan
Quality Packing & Loading (QPL) dari
Bagian Marketing. Delivery – Foreman
111
Pengiriman Ekspor (JPE) dalam satu
rangkap.
juga tidak membuat Jadual Pengiriman
Ekspor (JPE) dalam satu rangkap.
9. Prosedur Penjadualan dan Pengawasan Pengiriman Lokal
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Foreman menerima dokumen Daftar
Lokasi Barang (DLB) rangkap pertama
dari Bagian Warehouse, Surat Perintah
Kirim (SPK) rangkap pertama dari
Bagian Finance dan Memo Penarikan
Barang (MPB) rangkap pertama dari
Bagian Marketing untuk dibuatkan
Delivery Schedule (DS) dalam satu
rangkap dan Memo Penarikan Barang
(MPB) dalam satu rangkap.
Foreman sudah tidak menerima dokumen
Daftar Lokasi Barang (DLB) rangkap
pertama dari Bagian Warehouse, Surat
Perintah Kirim (SPK) rangkap pertama
dari Bagian Finance dan Memo
Penarikan Barang (MPB) rangkap
pertama dari Bagian Marketing. Foreman
juga tidak membuat Delivery Schedule
(DS) dalam satu rangkap dan Memo
Penarikan Barang (MPB) dalam satu
rangkap.
10. Prosedur Pemilihan & Penilaian Sub Kontraktor
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Foreman memberikan masukan berupa
informasi mengenai Performance
Vendor Angkutan dan kebutuhan
Delivery Staff memberikan masukan
berupa informasi mengenai Performance
Vendor Angkutan dan kebutuhan
112
angkutan kepada Delivery Supervisor.
Delivery Supervisor mencari dan
meminta informasi angkutan kepada
perusahaan angkutan. Perusahaan
angkutan memberikan Surat Penawaran
kepada Delivery Supervisor.
angkutan kepada Buyer. Buyer mencari
dan meminta informasi angkutan kepada
perusahaan angkutan. Perusahaan
angkutan memberikan Surat Penawaran
kepada Buyer.
2 Surat Penawaran tersebut
didistribusikan oleh Delivery Supervisor
kepada Engineering, Produksi, Delivery
General Manager untuk disetujui atau
tidak. Bila tidak disetujui, maka Surat
Penawaran tersebut dikembalikan
kepada Delivery Supervisor dan
meminta untuk mencari vendor
angkutan lain. Bila disetujui, maka
Surat Penawaran tersebut diserahkan
kepada Buyer dan Buyer melakukan
negosiasi harga serta meminta
persetujuan Purchasing General
Manager. Bila Surat Penawaran tidak
disetujui oleh Purchasing General
Manager, maka mengembalikan Surat
Penawaran ke Buyer untuk negosiasi
Surat Penawaran tersebut didistribusikan
oleh Buyer kepada Assistant Manager/
General Manager Purchasing untuk
disetujui atau tidak. Bila tidak disetujui,
maka melakukan negosiasi dengan
vendor angkutan lain atau meminta Buyer
mencari vendor angkutan lain. Bila
disetujui, maka memberi persetujuan
pada Surat Penawaran tersebut dan
diserahkan kepada Delivery Supervisor
untuk memasukkan vendor angkutan ke
Vendor List Angkutan serta melakukan
penilaian atas Vendor Angkutan.
113
harga. Bila Surat Penawaran disetujui
oleh Purchasing General Manager,
maka memberi persetujuan pada Surat
Penawaran tersebut dan diserahkan
kepada Delivery Supervisor untuk
memasukkan vendor angkutan ke
Vendor List Angkutan serta melakukan
penilaian atas Vendor Angkutan.
11. Prosedur Pembatalan/ Perubahan Penyerahan Barang
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Delivery Supervisor membuka kembali
arsip Surat Perintah Kirim (SPK).
Delivery Supervisor tidak membuka
kembali arsip Surat Perintah Kirim
(SPK). Hal ini dikarenakan Delivery
Supervisor sudah tidak mendapat
tembusan dokumen Surat Perintah Kirim
(SPK).
2 Delivery Supervisor memberikan Memo
Delivery rangkap pertama kepada
Delivery Foreman.
Delivery Supervisor memberikan Memo
Delivery rangkap pertama kepada
Delivery Staff.
114
12. Prosedur FG Stuffing
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Warehouse Supervisor menerima
Delivery Schedule (DS) rangkap
pertama dan Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) rangkap pertama dari Delivery
Supervisor.
Warehouse Supervisor menerima
Delivery Schedule (DS) rangkap pertama,
Jadual Pengiriman Ekspor (JPE) rangkap
pertama dan Surat Jalan (SJ) rangkap
pertama sampai keempat dari Sales
Administration Staff.
2 Jika kelengkapan informasi di Delivery
Schedule (DS) tidak benar, maka
Warehouse Supervisor mengembalikan
Delivery Schedule (DS) rangkap
pertama kepada Bagian Delivery.
Jika kelengkapan informasi di Delivery
Schedule (DS), Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) dan Surat Jalan (SJ) tidak benar,
maka Warehouse Supervisor
mengembalikan Delivery Schedule (DS)
rangkap pertama kepada Sales
Administration Staff.
3 Jika kelengkapan informasi di Delivery
Schedule (DS) benar, maka Warehouse
Supervisor menyerahkan dokumen
Delivery Schedule (DS) rangkap
pertama dan Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) rangkap pertama kepada Foreman
(Warehouse) untuk diproses lebih
lanjut.
Jika kelengkapan informasi di Delivery
Schedule (DS), Jadual Pengiriman Ekspor
(JPE) dan Surat Jalan (SJ) benar, maka
Warehouse Supervisor menyerahkan
dokumen Delivery Schedule (DS)
rangkap pertama, Jadual Pengiriman
Ekspor (JPE) rangkap pertama dan Surat
Jalan (SJ) rangkap pertama sampai
115
keempat kepada Foreman (Warehouse)
untuk diproses lebih lanjut.
4 Operator (Warehouse) membuat Bukti
Muat Barang (BMB) dalam satu
rangkap.
Operator (Warehouse) sudah tidak
membuat Bukti Muat Barang (BMB)
dalam satu rangkap.
13. Prosedur Receipt, Storage of Returned Roll
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Warehouse Supervisor mengarsip
dokumen Receiving Report (RR) dan
hanya menyerahkan Data Penerimaan
Returned Roll (DPRR) rangkap pertama
kepada QC Staff.
Warehouse Supervisor menyerahkan
Receiving Report (RR) rangkap pertama
sampai ketiga dan Data Penerimaan
Returned Roll (DPRR) rangkap pertama
kepada QC Staff.
2 Warehouse Supervisor menerima Data
Penerimaan Returned Roll (DPRR)
rangkap pertama dari QC Staff dan
menindaklanjuti hasil investigasi QC
Department.
Warehouse Supervisor menerima Data
Penerimaan Returned Roll (DPRR)
rangkap pertama dan Receiving Report
(RR) rangkap pertama sampai ketiga dari
QC Staff dan menindaklanjuti hasil
investigasi QC Department. Warehouse
Supervisor mendistribusikan Data
Penerimaan Returned Roll (DPRR)
rangkap pertama dan Receiving Report
116
(RR) rangkap pertama kepada Bagian
Accounting, Receiving Report (RR)
rangkap kedua kepada Bagian Finance
dan mengarsip Receiving Report (RR)
rangkap ketiga.
14. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang Jadi
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
4.4.4 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
1. Prosedur Pengeluaran Kas Kecil
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Cashier mencetak Account Payable
Voucher (A/P Voucher) dalam dua
rangkap. Account Payable Voucher
(A/P Voucher) rangkap pertama
diserahkan kepada Accounting Staff/
Assistant/ Accounting Manager.
Sedangkan Account Payable Voucher
(A/P Voucher) rangkap kedua diarsip
oleh Cashier.
Cashier hanya mencetak Account
Payable Voucher (A/P Voucher) dalam
satu rangkap. Account Payable Voucher
(A/P Voucher) rangkap pertama
diserahkan kepada Accounting Staff/
Assistant/ Accounting Manager.
117
2 Bila verifikasi yang dilakukan oleh
Accounting Staff/ Assistant/ Accounting
Manager telah cocok, maka dokumen
Surat Perintah Perjalanan Dinas
(SPPD), Bukti Permohonan/
Pembayaran Uang Muka (BPPUM),
Bukti Pendukung Ekstern (BPE), Nota
Pengeluaran (NP) dan Account Payable
Voucher (A/P Voucher) diarsip oleh
Accounting Staff/ Assistant/ Accounting
Manager.
Bila verifikasi yang dilakukan oleh
Accounting Staff/ Assistant/ Accounting
Manager telah cocok, maka dokumen
Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
rangkap pertama, Bukti Permohonan/
Pembayaran Uang Muka (BPPUM)
rangkap pertama, Bukti Pendukung
Ekstern (BPE), Nota Pengeluaran (NP)
dan Account Payable Voucher (A/P
Voucher) rangkap pertama diserahkan
Accounting Staff/ Assistant/ Accounting
Manager kepada Cashier untuk disimpan
sementara sampai dengan pengisian
kembali Kas Kecil.
2. Prosedur Pengisian Kas Kecil
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
118
3. Prosedur Pengeluaran Bank
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Bila pembayaran ke Supplier/ Pemohon
secara tunai, maka Rupiah yang akan
diserahkan ke Supplier/ Pemohon
dilakukan melalui Prosedur Pengeluaran
Kas Kecil.
Bila pembayaran ke Supplier/ Pemohon
secara tunai, maka Rupiah akan
diserahkan langsung ke Supplier/
Pemohon oleh Bagian Treasury tanpa
melalui Prosedur Pengeluaran Kas Kecil.
4. Prosedur Verifikasi dan Pembayaran Hutang Usaha
No. Existing System and Procedures Proposed System and Procedures
1 Penerimaan tagihan dari Supplier
dilakukan oleh Buyer (Bagian
Purchasing).
Penerimaan tagihan dari Supplier
dilakukan oleh Cashier.
2 Buyer melakukan monitoring status
tagihan dan membuat Laporan
Monitoring Status Tagihan dalam dua
rangkap.
Buyer sudah tidak melakukan monitoring
status tagihan dan tidak membuat
Laporan Monitoring Status Tagihan
dalam dua rangkap.
5. Prosedur Pembuatan Faktur
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
119
6. Prosedur Penagihan dan Penerimaan Hasil Tagihan
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
7. Prosedur Permintaan Uang Muka
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
8. Prosedur Pertanggungjawaban Uang Muka
Tidak terdapat perbedaan dan perubahan antara existing system and procedures
dengan proposed system and procedures.
Dari hasil perbandingan di atas, antara sistem informasi akuntansi yang sedang
dipergunakan (existing system and procedures) dengan sistem informasi akuntansi yang
diusulkan (proposed system and procedures), maka terdapat hal-hal seperti berikut:
1. Perubahan pada pendokumentasian dan pendistribusian untuk tiap laporan, formulir,
buku/catatan, yang mana proposed system and procedures lebih mengarah pada
efisiensi kertas dan efektivitas dari distribusi laporan, formulir, buku/catatan
tersebut.
2. Proposed system and procedures mengacu pada unsur-unsur pengendalian internal
yang baik seperti: pemisahan fungsi yang jelas, fungsi otorisasi dan wewenang yang
jelas, praktik kerja yang sehat dan karyawan yang kompeten.
120
3. Perancangan proposed system and procedures tidak terlalu birokratis, yang mana
terdapat penyederhanaan sistem dan prosedur seperti pengurangan formulir Surat
Perintah Kirim (SPK) dan formulir Bukti Muat Barang (BMB).
4. Sistem dan prosedur yang dirancang juga mengutamakan pada percepatan
pengiriman barang sehingga mengurangi persediaan yang menumpuk di Gudang,
tetapi tetap tidak mengabaikan unsur-unsur pengendalian internal yang baik.
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Umum
1. PT XYZ merupakan perusahaan go public yang bergerak di bidang industri
manufaktur pembuatan kemasan plastik film (Biaxially Oriented Polypropylene film/BOPP,
Biaxially Oriented Polyester film/BOPET, Cast Polypropylene film/CPP dan rigid Polyvinyl
Chloride film/PVC).
2. Struktur organisasi perusahaan menggunakan struktur organisasi garis/lini di mana
seorang atasan mempunyai wewenang untuk memerintah bawahan langsungnya serta
bawahan dapat memberikan saran/pendapat kepada atasan langsungnya atau
memberikan bantuan kepada personil garis.
3. Perusahaan telah menggunakan on line system secara terintegrasi pada perusahaan.
4. Database yang digunakan untuk on line system adalah Oracle dengan berbagai
macam modul yang terintegrasi satu sama lain sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang tepat waktu dan tepat isi.
5. Perusahaan telah melakukan penghematan (efisiensi) penggunaan kertas formulir
(paperless) dengan cara approval by system oleh pejabat yang berwenang.
122
6. Perusahaan telah memperhatikan unsur pengendalian intern yang baik seperti
pemisahan fungsi yang jelas, fungsi otorisasi dan wewenang yang jelas, praktek kerja
yang sehat dan karyawan yang kompeten pada sistem informasi akuntansi
perusahaan.
5.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan
• Kebaikan:
1. Adanya otorisasi yang memadai oleh pejabat yang berwenang untuk setiap dokumen
yang dibuat maupun otorisasi melalui sistem komputer (approval by system).
2. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi permintaan pembelian, pembelian,
penerimaan barang, penyimpanan barang, pengeluaran barang dan pengecekan atas
kualitas barang yang diterima.
3. Adanya penggunaan back up setiap hari untuk menjaga file atau database tidak
mengalami kerusakan.
4. Setiap barang di gudang ditumpuk menurut jenis dan batch number pada rak serta
sesuai dengan jalurnya sehingga memudahkan untuk mengambil barang saat
diperlukan.
5. Pengeluaran barang dilakukan oleh Bagian Gudang yang memiliki wewenang
sehingga menghindari terjadinya kehilangan barang.
• Kelemahan:
1. Sistem Oracle yang digunakan saat ini memungkinkan Bagian Purchasing membuat
nomor Purchase Order (PO) secara manual (input nomor PO). Tiap Buyer
123
mempunyai nomor urut PO sendiri. Hal ini dapat menyulitkan perusahaan dalam
melakukan pengontrolan dokumen PO.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada calon-calon Supplier
ditandatangani dan dikirim oleh Buyer.
3. Semua surat jawaban Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) diterima langsung
oleh Bagian Purchasing, yaitu oleh Buyer yang bersangkutan.
4. Buyer mentabulasi semua Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) yang kembali
untuk keperluan pembandingan.
5. Pengiriman bahan baku oleh Supplier tidak sesuai dengan jadual yang telah
ditetapkan pada Purchase Order (PO) sehingga mengganggu proses produksi.
6. Terdapat banyak persediaan bahan baku dan barang jadi yang menumpuk di gudang.
7. Stock Opname dilakukan secara terjadual pada tanggal tertentu yang telah ditetapkan.
5.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Produksi
• Kebaikan:
1. Adanya otorisasi yang memadai oleh pejabat yang berwenang untuk setiap dokumen
yang dibuat maupun otorisasi melalui sistem komputer (approval by system).
2. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi perencanaan produksi (Production
Planning Inventory Control/ PPIC) dengan fungsi produksi serta fungsi pengawasan
atas hasil Produksi (Quality Control/ QC).
3. Adanya penggunaan back up setiap hari untuk menjaga file atau database tidak
mengalami kerusakan.
124
4. Terdapat standarisasi atas penggunaan bahan baku untuk menghasilkan barang jadi
sehingga memudahkan dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya Waste/ Reject.
• Kelemahan:
1. Terdapat 1 (satu) dokumen yang digunakan untuk 2 (dua) kegiatan yang berbeda,
yaitu dokumen Form Bukti Permintaan/ Penyerahan Barang (BPPB). Dua kegiatan
tersebut adalah Bagian Gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian Produksi dan
Bagian Produksi melakukan retur bahan baku ke gudang.
2. Kontrol fisik atas Sparepart yang rusak untuk mesin-mesin produksi belum
dilakukan. Saat ini pengambilan sparepart ke Gudang dapat dilakukan tanpa
menunjukkan fisik sparepart yang akan diganti.
5.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
• Kebaikan:
1. Adanya otorisasi yang memadai oleh pejabat yang berwenang untuk setiap dokumen
yang dibuat maupun otorisasi melalui sistem komputer (approval by system).
2. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi penjualan, fungsi pengiriman dan
fungsi pencatatan.
3. Adanya penggunaan back up setiap hari untuk menjaga file atau database tidak
mengalami kerusakan.
4. Penetapan daftar harga jual (Price List) oleh pejabat berwenang dan disimpan dalam
database (control by system).
125
• Kelemahan:
1. Terdapat beberapa formulir yang memiliki fungsi kurang lebih sama Contoh :
formulir Delivery Order (DO), Surat Perintah Kirim (SPK), Bukti Muat Barang
(BMB) dan Surat Jalan (SJ).
2. Atas dasar Surat Perintah Kirim (SPK) yang dibuat oleh PPIC, seksi Delivery
Administration menyiapkan Surat Jalan (SJ) dan Warehouse menyiapkan Bukti Muat
Barang (BMB). Atas dasar SJ dan BMB, Seksi Jembatan Timbang (yang masih
merupakan bagian dari Bagian Delivery) melakukan penimbangan. Hasil
penimbangan di print-out dan dicocokkan dengan angka SJ dan BMB. Jika selisih
kurang dari 15 % untuk penjualan lokal dan 30 % untuk penjualan ekspor, barang
diberi ijin keluar oleh Bagian Delivery. Security cukup melihat SJ untuk memberi
ijin barang keluar. Karena keluarnya barang dari pabrik tampaknya cukup dengan SJ
dan print-out hasil timbangan yang dikeluarkan oleh Seksi Delivery Administration
dan Seksi Jembatan Timbang, yang kedua-duanya berada di bawah Bagian Delivery.
5.1.5 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
• Kebaikan:
1. Adanya otorisasi yang memadai oleh pejabat yang berwenang untuk setiap dokumen
yang dibuat maupun otorisasi melalui sistem komputer (approval by system).
2. Adanya penggunaan back up setiap hari untuk menjaga file atau database tidak
mengalami kerusakan.
3. Dokumen-dokumen penerimaan dan pengeluaran kas telah bernomor urut tercetak
(prenumbered).
126
4. Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas berupa Cek/ Bilyet Giro sudah atas nama
perusahaan.
5. Uang tunai yang diterima Cashier disetor ke bank paling lambat keesokan harinya.
6. Telah ada pengamanan fisik atas penyimpanan uang yang ada di perusahaan, yaitu
dengan menggunakan lemari besi dengan nomor kombinasi dan kunci yang hanya
diketahui dan disimpan oleh Cashier dan Finance Manager.
7. Perusahaan telah melakukan fungsi verifikasi untuk setiap pengeluaran kas.
• Kelemahan:
1. Aktivitas penerimaan Tagihan (Kontra Bon/ Tukar Faktur), pengecekan dan
melengkapi dokumen tagihan Supplier dilakukan oleh Bagian Purchasing.
2. Bagian Purchasing sebagai fungsi pelaksanaan merangkap fungsi pengawasan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang
kiranya dapat memberikan manfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang sebagai
berikut:
5.2.1 Umum
1. Selain perusahaan memiliki Struktur Organisasi yang baku, hendaknya perusahaan
memiliki job description, job specification dan key performance indicator yang baku
untuk masing-masing jabatan sehingga memudahkan dalam melakukan penilaian
prestasi karyawan.
127
2. Fungsi Purchasing harus diberi tanggung jawab untuk mengusahakan pembelian
bahan baku dengan harga yang terbaik. Keputusan pembelian diatas jumlah tertentu
dan untuk barang tertentu seperti bahan baku tetap dilakukan oleh Direktur Utama.
3. Agar segera terbentuk “built-in control” seperti Departemen Keuangan yang
mengevaluasi harga beli yang dicapai dan Departemen Produksi yang mengevaluasi
ketepatan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu diterimanya bahan yang dibeli,
dapat mempunyai efek pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan dan lebih
mudah terdeteksinya penyimpangan-penyimpangan, jika ada.
4. Sistem Informasi Akuntansi perusahaan harus bertujuan untuk:
• Menunjang penyediaan informasi keuangan perusahaan.
• Meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang bagi para Pemegang
Saham.
• Mendukung tercapainya “Business Excellence“ di dalam perusahaan dengan
menyediakan sistem informasi yang mengarah kepada Kepuasan Pelanggan
(Customer Satisfaction and Customer Delight) seperti kualitas produk dan jasa
yang sesuai dengan harapan Pelanggan, ketepatan waktu Penyerahan Barang
serta penetapan harga jual yang menarik.
• Menghasilkan informasi yang tepat dan berguna bagi pengambil keputusan di
PT XYZ.
• Menghasilkan dan mempertajam “Sistem Pengendalian Intern“ yang secara
“Operasional“ dapat mencegah atau mempermudah deteksi adanya “Fraud“
dan “Waste“.
128
• Dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif baik sumber daya manusia,
peralatan dan perlengkapan kantor serta ruangan kerja.
• Dapat turut menunjang tercapainya Overall Objectives serta Departmental,
Functional and Business Process Objectives pada PT XYZ.
5.2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan
Berdasarkan kelemahan dari kesimpulan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Persediaan di atas, maka penulis memberikan saran yang dapat diberikan seperti berikut:
1. Semua Purchase Order (PO) diterbitkan melalui sistem Oracle sehingga tidak
menyulitkan pengontrolan atas dokumen-dokumen tersebut.
2. Direktur Utama, sekali-sekali untuk pembelian yang besar, juga mengirim Surat
Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada Supplier yang berbeda.
3. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) untuk barang tertentu dan diatas nilai
tertentu yang kembali, diterima oleh Sekretaris Direktur Utama.
4. Pihak yang mentabulasi semua Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) yang
kembali adalah Sekretaris Direktur Utama atau Petugas lain yang independen
terhadap Bagian Purchasing, khususnya untuk barang-barang tertentu dan diatas
nilai tertentu.
5. Dalam Purchase Order (PO) lebih ditegaskan lagi mengenai waktu pengiriman yang
diminta agar proses pengiriman bahan tidak terlambat sehingga tidak menggangu
proses produksi.
6. Untuk menghindari terjadinya penumpukkan dan kerusakan persediaan bahan baku
dan barang jadi akibat disimpan terlalu lama, sebaiknya terdapat pengendalian
129
persediaan dengan memperhatikan jumlah bahan yang dibutuhkan dalam jangka
waktu tertentu (minimum dan maksimum persediaan).
7. Stock opname terhadap bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi harus
dilakukan secara mendadak, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
5.2.3 Sistem Informasi Akuntansi Produksi
Berdasarkan kelemahan dari kesimpulan Sistem Informasi Akuntansi Produksi di atas, maka
saran yang dapat diberikan seperti berikut:
1. Pada saat Bagian Gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian Produksi
menggunakan Form Bukti Permintaan Bahan (BPB) dan pada saat Bagian Produksi
melakukan retur bahan baku ke gudang menggunakan Form Bukti Retur Bahan
(BRB).
2. Fisik sparepart mesin-mesin produksi yang rusak diserahkan ke Gudang setelah
sparepart yang baik dipasang.
3. Sparepart mesin-mesin produksi yang rusak harus dicatat pada Kartu Stock
Sparepart Bekas dan tanpa nilai.
4. Penjualan sparepart mesin-mesin produksi bekas harus dengan persetujuan Direktur
Produksi atau Kepala Pabrik dan uangnya dibukukan sebagai Hasil Lain-lain.
5.2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Berdasarkan kelemahan dari kesimpulan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan di atas,
maka saran yang dapat diberikan seperti berikut:
130
1. Perusahaan mengurangi formulir-formulir seperti Surat Perintah Kirim (SPK) dan
Bukti Muat Barang (BMB) sesuai perancangan sistem informasi akuntansi penjualan
pada bab sebelumnya sehingga dengan sendirinya akan mempercepat proses
pengiriman barang dan menghasilkan penghematan biaya kertas/ formulir, tenaga
kerja dan perlengkapan kerja.
2. Surat Jalan (SJ) atau surat lainnya yang dapat berfungsi mengotorisasi pengeluaran
barang, dikeluarkan oleh Seksi Sales Administration dengan ditandatangani Sales
Manager atau Marketing Manager atau dilimpahkan kepada Kepala Sales
Administration jika Sales Manager dan Marketing Manager bertugas ke luar kantor.
Oleh karena berat barang yang tercantum pada Surat Jalan adalah instruksi kirim,
maka mempertimbangkan sifat barang yang dikirim, pada Surat Jalan perlu
dicantumkan berat barang sebenarnya (Netto dan Gross) yang dikirim berdasarkan
Print-Out Hasil Timbang.
5.2.5 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
Berdasarkan kelemahan dari kesimpulan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan
Pengeluaran Kas di atas, maka saran yang dapat diberikan seperti berikut:
1. Dokumen-dokumen penagihan diterima oleh Cashier. Setelah dicek kelengkapannya,
dimasukkan ke dalam Map Tunggu dan diteruskan ke Bagian Accounting untuk
dicek dan dibukukan. Setelah semua lengkap, diteruskan ke Bagian Keuangan untuk
diproses pembayarannya.
2. Bukti-bukti penagihan diberi stempel lunas setelah Cek/Bilyet Giro diserahkan
kepada Supplier atau disetorkan ke Bank. Seharusnya pemberian stempel lunas
131
dilakukan pada saat Cek/Bilyet Giro disiapkan untuk ditandatangani oleh Direksi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pembayaran 2 (dua) kali terhadap bukti
penagihan yang sama.
132
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke, Auditing : Pendekatan Terpadu terjemahan Amir Abadi Yusuf, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 1993.
Baridwan, Zaki, Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, BPFE : Yogyakarta, Yogyakarta, 1993.
Baridwan, Zaki, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE : Yogyakarta, Yogyakarta, 1993.
Bodnar, George H., Hopwood, William S., Accounting Information Systems, Fifth Edition, Prentice Hall Inc., 1993.
Cushing, Barry E. dan Romney, Marshall B., Accounting Information Systems, Sixth Edition, Addison-Wesley Publishing Company, 1994.
Cushing, Barry E, Accounting Information Systems and Business Organization, Third Edition, Reading, Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company, 1982.
Hartadi, Bambang, Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan
Manajemen dan Audit, Edisi Kedua, BPFE : Yogyakarta, Yogyakarta, 1992.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari
2001, Jakarta : Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Jogiyanto, Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer : Konsep Dasar dan
Komponen, Buku Satu, BPFE : Yogyakarta, Yogyakarta, 1988.
McLeod, Raymond, Jr., Management Information Systems, Seventh Edition, Upper Saddle River, New Jersey : The Prentice-Hall Inc., 1998.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1997.
O’Brien, James A., Management Information System : Managing Information
Technology in the Internet worked Enterprise, Fourth Edition, The McGraw-Hill Companies Inc., 1999.
Warren, Carl S., Fess, Philip E., Reeve, James M., Accounting, Eighteenth Edition, South-Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio, 1996.
Widjajanto, Nugroho, Sistem Informasi Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1989.
Wilkinson, Joseph W., Accounting and Information Systems, Third Edition, New York : John Wiley and Sons, Inc., 1991.
133
Wilson, James D., Campbell, John B., J.B. Heckert Controllership : Tugas Akuntan
Manajemen terjemahan Gunawan Hutauruk MBA, Edisi Ketiga, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996.
PT XYZ
PENJELASAN SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM
BAGAN ARUS PROSEDUR AKUNTANSI
L- 1
Lampiran 1
: Arus perpindahan dokumen
: Membandingkan
: Proses menyiapkan, mencatat, dan membuat
: Barang
: Dokumen
: Kartu
: Buku Catatan : Laporan
: Uang
: Keputusan
: Dimusnahkan
: Diarsip : M o d u l
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
2
EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
1. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dan Persediaan
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan pada PT XYZ terdiri dari 11
(sebelas) sistem dan prosedur akuntansi. Berikut ini hasil observasi penulis pada 11 (sebelas)
sistem dan prosedur akuntansi pembelian dan persediaan yang terdiri dari:
1.1 Prosedur Pembelian, Penerimaan Barang dan Penerimaan Tagihan Pembelian
Packaging Material.
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh a. Pembelian Packaging Material
1. Berdasarkan kebutuhan akan palet; • Membuat Work Order Packaging Material (WOPM)
dalam 1 (satu) rangkap. • Meminta Foreman dan Supervisor menandatangani
WOPM. • Membuat Purchase Requisition (PR) melalui Oracle
Finance (ORAFIN) dan meminta persetujuan dari Supervisor, Production Planning & Inventory Control (PPIC) Assistant Manager, Production Director.
• Menyerahkan PR Approved kepada Buyer.
PPIC Staff
2. • Menerima PR Approved dari PPIC Staff dan mencocokkannya dengan membuka tampilan ORAFIN PR dari Database.
• Meminta Assistant Manager Purchasing mempelajari spesifikasi PR dan Jadual Permintaan Pembelian Bahan Baku.
• Apakah waktu penyerahan dapat ditepati ? • Jika Ya,
- Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan mengupdate WOOR secara berkala.
- Mencocokkan WOOR dengan Daftar Supplier & Harga dari Database.
- Memasukkan WOOR dan Daftar Supplier & Harga ke dalam Database dan membuka tampilan ORAFIN PR.
- Berdasarkan PR, Buyer input Purchase Order (PO) di ORAFIN.
- Melakukan Prosedur No. 3 • Jika Tidak,
Assistant Manager PPIC
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
3
- Memberitahukan User, dan menanyakan apakah pembelian dilanjutkan. Jika Ya, - Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan
mengupdate WOOR secara berkala. - Mencocokkan WOOR dengan Daftar Supplier & Harga
dari Database. - Menyerahkan WOOR dan Daftar Supplier & Harga
kepada Database dan membuka tampilan ORAFIN PR. - Berdasarkan PR, Buyer input Purchase Order (PO) di
ORAFIN. - Melakukan Prosedur No. 3. Jika Tidak, - Memberitahu User melalui Telepon. - Input pembatalan PR melalui Modul ORAFIN.
3. • Menentukan apakah pembelian Packaging Material lebih dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, Direktur Utama menyetujui PO melalui
ORAFIN. - Jika Tidak, General Manager Purchasing menyetujui PO
melalui ORAFIN. • Mencetak PO dalam 3 (tiga) rangkap. • Menentukan harga yang tercantum dalam PO apakah lebih
besar dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, PO ditandatangani oleh Direktur Utama. - Jika Tidak, PO ditandatangani oleh General Manager.
• Mendistribusikan WOOR 1-3 dan PO 1-3 ; - WOOR-1 : PPIC - WOOR-2 : Warehouse - WOOR-3 & PO-3 : Arsip - PO-1 : Supplier (melalui Fax) - PO-2 : Accounting
Buyer
b. Penerimaan Barang Packaging Material 1. • Menerima Surat Jalan (SJ) 1-2 dan Barang dari Supplier
dan memverifikasi kebenarannya dengan PO (pada tampilan Modul PO) dari Database.
• Jika cocok, - Menandatangani dan mencap SJ. - Menyerahkan SJ-1 kepada Supplier. - Menyimpan Barang pada tempat yang telah ditentukan. - Mencatat penerimaan Barang pada Kartu Jalur (KJ) dan
membuat LB (Label Barang). - Berdasarkan SJ-2 dan Laporan Penerimaan Packaging
Material (LPPM) melakukan input inventory dan mencetak Receiving Report (RR) sebanyak 3 (tiga)
Warehouse Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
4
rangkap. - Mendistribusikan RR;
RR-1 : Accounting RR-2 : Purchasing RR-3 : Arsip
• Jika tidak cocok, - Membuat Laporan Kelainan/ Kerusakan Barang (LKKB)
dalam 5 (lima) rangkap dan Foto. - Lapor ke Departmen Pembelian. - Selanjutnya lihat Prosedur Klaim Barang. - Mendistribusikan LKKB;
LKKB-1 : Purchasing LKKB-2 : QC LKKB-3 : Accounting LKKB-4 : PPIC LKKB-5 : Arsip
c. Penerimaan Tagihan Pembelian Packaging Material
1. • Menerima Invoice (Inv), Faktur Pajak (FP) dan Purchase Order (PO) dari Supplier dan mencocokkannya dengan Receiving Report (RR) dari Arsip.
• Membuat Tanda Terima Invoice (TTI) dalam 1 (satu) rangkap.
• Menyerahkan Inv, FP, PO, TTI dan RR kepada Accounting Staff.
Administrasi Pembelian
2. • Menerima Inv, FP, PO, TTI, dan RR dari Administrasi Pembelian.
• Melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen tersebut. • Input PO pada Modul A/P. • Membuat A/P Voucher. • Menandatangani A/P Voucher dan meminta Accounting
Manager menandatanganinya. • Menyerahkan A/P Voucher kepada Keuangan.
Accounting Staff
3. • Menerima A/P Voucher dari Accounting Staff dan selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
Keuangan
1.2 Prosedur Pembelian dan Penerimaan Tagihan Pembelian Bahan Baku (Lokal),
Sparepart, Alat Tulis Kantor (ATK), Proyek dan Umum
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh a. Pembelian Bahan Baku (Lokal), Sparepart, ATK, Proyek dan Umum
1. Berdasarkan kebutuhan akan Bahan Baku, Sparepart/ ATK/ Proyek/ Umum, • Input Purchase Requisition (PR) pada Modul
Departmen yang membutuhkan
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
5
ORAFIN. • Meminta persetujuan Manager, Senior Manager,
General Manager dan Direksi pada PR. 2. • Membuka tampilan PR.
• Assistant Manager mempelajari spesifikasi PR dan Jadual Permintaan Pembelian Bahan Baku.
• Melakukan negosiasi ke Supplier. • Apakah waktu penyerahan dapat ditepati ? • Jika Ya,
- Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan mengupdate WOOR secara berkala.
- Menentukan apakah Supplier merupakan Agen Tunggal.
- Jika Agen Tunggal, membuka tampilan Database Daftar Supplier, membuat Kuotasi Harga.
- Jika bukan Agen Tunggal, melakukan seleksi Supplier dan meminta Kuotasi Harga dan Daftar Perbandingan Penawaran Harga (DPPH) beberapa Supplier.
- Membandingkan/ negosiasi harga, term pembayaran. - Propose harga ke General Manager Purchasing. - Jika propose harga tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. - Jika propose harga disetujui, input Purchase Order
(PO) - Melakukan prosedur No. 3.
• Jika Tidak, - Memberitahukan User, dan menanyakan apakah
pembelian dilanjutkan. Jika Ya, - Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan
meng-update WOOR secara berkala. - Menentukan apakah Supplier merupakan Agen
Tunggal. - Jika Agen Tunggal, membuka tampilan Database
Daftar Supplier, membuat Kuotasi Harga. - Jika bukan Agen Tunggal, melakukan seleksi
Supplier dan meminta Kuotasi Harga dan Daftar Perbandingan Penawaran Harga (DPPH) beberapa Supplier.
- Membandingkan/ negosiasi harga, term pembayaran.
- Propose harga ke General Manager Purchasing. - Jika propose harga tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. - Jika propose harga disetujui, input Purchase
Assistant Manager/ Buyer
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
6
Order (PO) - Melakukan prosedur No. 3. Jika Tidak, - Memberitahu User melalui Telepon. - Input pembatalan PR melalui Modul ORAFIN.
3. • Menentukan apakah pembelian Bahan Baku (Impor) lebih dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, Purchasing Director menyetujui PO
melalui ORAFIN. - Jika Tidak, General Manager Purchasing
menyetujui PO melalui ORAFIN. • Jika pembelian bahan baku tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. • Jika pembelian bahan baku disetujui, mencetak PO
dalam 3 (tiga) rangkap. • Menentukan harga yang tercantum dalam PO apakah
lebih besar dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, PO ditandatangani oleh Purchasing
Director. - Jika Tidak, PO ditandatangani oleh Purchasing
General Manager. • Menentukan apakah terdapat uang muka pembelian. • Jika ada uang muka, melihat prosedur Permintaan
Uang Muka untuk Pembelian. • Jika tidak ada uang muka, Buyer melakukan
pembelian dan selanjutnya lihat Prosedur Penerimaan Barang.
• Mendistribusikan, - PO-1 : Supplier - PO-2 : Accounting - WOOR-1 : PPIC - WOOR-2 : Warehouse - WOOR-3 dan PO-3 : Arsip
Buyer
b. Penerimaan Tagihan Pembelian Bahan Baku (Lokal), Sparepart, ATK, Proyek dan Umum
1. Pada saat penerimaan tagihan, • Menerima Invoice (Inv), Faktur Pajak (FP) dan
Purchase Order (PO) dari Supplier dan mencocokkannya dengan Receiving Report (RR) dari Arsip.
• Membuat Tanda Terima Invoice (TTI) dalam 1 (satu) rangkap.
• Menyerahkan Inv, FP, PO, TTI dan RR kepada Accounting Staff.
Administrasi Pembelian
2. • Menerima Inv, FP, PO, TTI, dan RR dari Administrasi Pembelian.
• Melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen
Accounting Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
7
tersebut. • Input PO pada Modul A/P. • Membuat A/P Voucher. • Menandatangani A/P Voucher dan meminta
Accounting Manager menandatanganinya. • Menyerahkan A/P Voucher kepada Keuangan.
3. • Menerima A/P Voucher dari Accounting Staff selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
Keuangan
1.3 Prosedur Pembelian Bahan Baku (Impor)
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan kebutuhan akan bahan baku impor,
• Input Purchase Requisition (PR) pada Modul ORAFIN.
• Menyetujui PR secara berjenjang dari Senior Supervisor, Assistant Manager, Manager dan General Manager.
Departmen yang membutuhkan
2. • Membuka tampilan PR. • Assistant Manager mempelajari spesifikasi PR dan
Jadual Permintaan Pembelian Bahan Baku. • Melakukan negosiasi ke Supplier. • Apakah waktu penyerahan dapat ditepati ? • Jika Ya,
- Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan mengupdate WOOR secara berkala.
- Menentukan apakah Supplier merupakan Agen Tunggal.
- Jika Agen Tunggal, membuka tampilan Database Daftar Supplier, membuat Kuotasi Harga.
- Jika bukan Agen Tunggal, melakukan seleksi Supplier dan meminta Kuotasi Harga dan Daftar Perbandingan Penawaran Harga (DPPH) beberapa Supplier.
- Membandingkan/ negosiasi harga, term pembayaran. - Propose harga ke General Manager Purchasing. - Jika propose harga tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. - Jika propose harga disetujui, input Purchase Order
(PO) - Melakukan prosedur No. 3.
• Jika Tidak, - Memberitahukan User, dan menanyakan apakah
pembelian dilanjutkan. Jika Ya,
Assistant Manager/ Buyer
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
8
- Mencetak WOOR dalam 3 (tiga) rangkap dan mengupdate WOOR secara berkala.
- Menentukan apakah Supplier merupakan Agen Tunggal.
- Jika Agen Tunggal, membuka tampilan Database Daftar Supplier, membuat Kuotasi Harga.
- Jika bukan Agen Tunggal, melakukan seleksi Supplier dan meminta Kuotasi Harga dan Daftar Perbandingan Penawaran Harga (DPPH) beberapa Supplier.
- Membandingkan/ negosiasi harga, term pembayaran.
- Propose harga ke General Manager Purchasing. - Jika propose harga tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. - Jika propose harga disetujui, input Purchase
Order (PO) - Melakukan prosedur No. 3. Jika Tidak, - Memberitahu User melalui Telepon. - Input pembatalan PR melalui Modul ORAFIN.
3. • Menentukan apakah pembelian Bahan Baku (Impor) lebih dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, Purchasing Director menyetujui PO
melalui ORAFIN. - Jika Tidak, General Manager Purchasing
menyetujui PO melalui ORAFIN. • Jika pembelian bahan baku tidak disetujui, meminta
Penawaran Harga dari Supplier. • Jika pembelian bahan baku disetujui, mencetak PO
dalam 3 (tiga) rangkap. • Menentukan harga yang tercantum dalam PO apakah
lebih besar dari 30 juta Rupiah. - Jika Ya, PO ditandatangani oleh Purchasing
Director. - Jika Tidak, PO ditandatangani oleh General
Manager. • Mengirimkan PO ke Supplier melalui faximile. • Mengirimkan Surat ke Asuransi untuk menutup polis
pengiriman barang impor. • Meminta Shipping Schedule kepada Supplier, dan
menentukan apakah pembayaran dilakukan melalui Letter of Credit (L/C).
• Jika pembayaran melalui L/C, - Mengisi aplikasi L/C. - Melihat Prosedur Pembukaan L/C.
Buyer
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
9
- L/C ditandatangani oleh 2 (dua) Direktur (Direktur Utama/ Keuangan, Direktur Produksi, Direktur Marketing).
• Jika pembayaran bukan melalui L/C, - Meminta Department Keuangan mempersiapkan slip
Telex Transfer (TT). - Melihat Prosedur Pengeluaran Bank. - TT ditandatangani oleh 2 (dua) Direktur (Direktur
Utama/ Keuangan, Direktur Produksi, Direktur Marketing).
• Merealisasi pembelian. • Barang dikirim Supplier ke Pabrik, lihat Prosedur
Penerimaan Barang. • Menerima Invoice (Inv), Packing List (P/L), Bill of
Lading (B/L), Cerficate of Origin (CO), Certificate of Vessel (CV).
• Dokumen diserahkan ke bagian Export-Import (Exim). • Proses selanjutnya lihat Prosedur Clearing Barang
Impor.
1.4 Prosedur Penyeleksian Supplier
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur :
- Pembelian Packaging Material; - Pembelian Bahan Baku (Lokal)/ Spareparts/ ATK/
Proyek/ Umum; - Pembelian Bahan Baku Impor, • Menerima Penawaran Harga (PH) dari Supplier. • Berdasarkan PH membuat Daftar Perbandingan
Penawaran Harga (DPPH). • Menyerahkan PH dan DPPH kepada Purchasing
Assistant Manager/ Procurement.
Buyer
2. • Menerima PH dan DPPH dari Buyer. • Membuat disposisi pada DPPH dan
menandatanganinya. • Menyerahkan PH dan DPPH kepada General
Manager Purchasing.
Purchasing Assistant Manager/ Procurement
3. • Menerima PH dan DPPH dari Purchasing Assistant Manager/ Procurement.
• Memeriksa PH dan DPPH. • Jika PH dan DPPH tidak disetujui, meminta Buyer
General Manager Purchasing
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
10
memilih Supplier kembali. • Jika PH dan DPPH disetujui,
- Membuat disposisi pada DPPH - Menandatangani DPPH. - Menyerahkan PH dan DPPH ke Buyer.
4. • Menerima PH dan DPPH dari General Manager Purchasing.
• Membuat Approved Raw Material Vendor List Report (ARMVLR), Approved Packaging Material Vendor List Report (APMVLR), Approved Transportation Vendor List Report (ATVLR).
• Mengarsip PH, DPPH, ARMVLR, APMVLR, ATVLR.
Buyer
1.5 Prosedur Evaluasi Konduite Supplier
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Arsip Approved Packaging Material Vendor
List Report (APMVLR), Approved Raw Material Vendor List Report (ARMVLR), Approved Transportation Vendor List Report (ATVLR), Receiving Report (RR), Purchase Order (PO), Bukti Retur Barang (BRB), • Membuat Raw Material Vendor Performance Report
(RMVPR), Packaging Material Vendor Performance Report (PMVPR), Trend Raw Material Vendor Performance Report (TRMVPR) dan Trend Packaging Material Vendor Performance Report (TPMVPR).
• Menyerahkan RMVPR-1, PMVPR-1, TRMVPR-1, TPMVPR-1 pada Assistant Manager/ General Manager Purchasing.
• Mengarsip APMVLR, ARMVLR, ATVLR, RR, PO dan BRB.
Buyer
2. • Menerima RMVPR, PMVPR, TRMVPR, TPMVPR dari Buyer dan melakukan penilaian apakah perlu dihapus.
• Jika tidak perlu dihapus, tetap ada sebagai ARMVLR, APMVLR, ATVLR.
• Jika perlu dihapus, membuat Surat Rekomendasi Delisting (SRD) dalam 3 (tiga) rangkap dan menandatanganinya.
• Menyerahkan SRD-1 kepada Supplier. • Menyerahkan RMVPR, PMVPR, TRMVPR,
TPMVPR dan SRD-2 kepada Buyer. • Mengarsip SRD-3.
Assistant Manager/ General Manager Purchasing
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
11
3. • Menerima RMVPR, PMVPR, TRMVPR, TPMVPR dan SRD-2 dari Assistant Manager/ General Manager Purchasing dan menghapus Supplier dan Vendor List di ORAFIN.
• Mengarsip RMVPR, PMVPR, TRMVPR, TPMVPR dan SRD-2
Buyer
1.6 Prosedur Klaim Pembelian Barang
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Berdasarkan barang yang akan diklaim, harus dibuat
Foto, Laporan Kelainan/ Kerusakan Barang (LKKB) dan Non Conformance Report (NCR).
• Mencek apakah Bahan Baku sudah dipakai.
Warehouse/ QC
2. Jika Bahan Baku sudah dipakai, • Membuat Memo dalam 2 (dua) rangkap. • Menyerahkan Memo-1 kepada Supplier mengenai
kualitas bahan baku dan Memo-2 kepada Buyer.
Departmen R&D
3. • Menerima Memo-2 dari Departmen R&D. • Minta perhitungan harga pokok atas bahan yang telah
diproses ke Departmen Management Service (MS). • Membuat Claim Progress Report (CPR) dalam 2 (dua)
rangkap. • Mengarsip CPR-2. • Menyerahkan CPR-1 kepada Purchasing Manager. • Menerima Harga Pokok Bahan (HPB) dari MS Staff
dan menginformasikannya ke Supplier. • Jika Supplier setuju, selanjutnya lihat Prosedur
Penyetoran Uang/ Cek/ Bilyet Giro ke Bank. • Jika tidak setuju, melakukan negosiasi dengan
Supplier.
Buyer
4. Jika Bahan Baku belum dipakai, • Menerima LKKB dan Foto dari Warehouse dan NCR
dari QC. • Menyerahkan LKKB, Foto dan NCR kepada Buyer.
Warehouse/ QC
5. • Menerima LKKB, NCR dan Foto dari Warehouse/ QC dan mencocokkannya dengan Purchase Order (PO) dan Receiving Report (RR) dari Arsip.
• Membuat Claim Progress Report (CPR) dalam 2 (dua) rangkap.
• Mencek apakah barang bisa diretur. • Jika tidak bisa diretur, barang kembali ke Gudang. • Jika bisa diretur, membuat Surat Perintah
Pengembalian/ Penukaran Barang (SP3B) dalam 4 (empat) rangkap dan SP3B ditandatangani oleh
Buyer
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
12
General Manager Purchasing. • Mendistribusikan;
SP3B-1, BA, Foto : Supplier SP3B-2 : Accounting SP3B-3 : Warehouse CPR-1 : General Manager Purchasing CPR-2, SP3B-4 : Arsip
1.7 Prosedur Retur Pembelian
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Surat Perintah Pengembalian/ Penukaran
Barang (SP3B-1) dari Supplier. • Berdasarkan SP3B-1 mencetak Bukti Pengeluaran
Barang (BPB). • Meminta Warehouse Supervisor menandatangani
BPB. • Menyerahkan BPB ke Bagian Delivery untuk
dibuatkan Surat Jalan (SJ) dan menerima SJ dari Delivery.
• Berdasarkan BPB, SP3B-1, SJ melakukan input pengeluaran barang ke perusahaan lain.
• Meminta Supplier menandatangani SJ. • Menyerahkan Barang Retur dan SJ kepada Supplier. • Mengarsip BPB, SP3B-1.
Warehouse Staff
1.8 Prosedur Clearing Barang Impor
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Invoice (Inv), Packing List (P/L), Bill of
Lading (B/L) dari Buyer. • Mencari informasi kedatangan kapal atas dasar B/L. • Menyiapkan dokumen impor berdasarkan Inv, B/L,
P/L. • Membuat Pemberitahuan Impor Barang (PIB), Surat
Setoran Pajak - Pajak Penghasilan (SSP PPh), Surat Setoran Pajak - Pajak Pertambahan Nilai (SSP PPN) dan meminta verifikasi Purchasing Assistant Manager.
• Menyerahkan PIB, SSP PPh dan SSP PPN kepada Accounting Staff.
• Mengarsip Inv, P/L dan B/L.
Exim Staff
2. • Menerima PIB, SSP PPh dan SSP PPN dari Exim Staff dan mencocokkannya dengan Inv, P/L dan B/L dari
Accounting Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
13
Arsip. • Verifikasi kelengkapan data. • Input Modul A/P dan mencetak A/P Voucher. • Meminta Accounting Manager memverifikasi dan
menandatangani A/P Voucher. • Menyerahkan PIB, SSP PPh dan SSP PPN kepada
Direksi. 3. • Menerima PIB, SSP PPh dan SSP PPN.
• Meminta salah satu Direksi untuk menandatangani PIB.
• Menyerahkan PIB, SSP PPh dan SSP PPN kepada Exim Staff.
Direksi
4. • Menerima PIB, SSP PPh dan SSP PPN dari Exim Staff.
• Melakukan pembayaran melalui Bank. Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Barang.
• Menerima PIB, SSP PPh dan SSP PPN dari Bank dan melapor ke bea cukai melalui Electronic Data Interchange (EDI).
• Input EDI dan mencetak Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
• Mem-fax SPPB ke kantor perwakilan PT XYZ di Pelabuhan untuk pengurusan sewa gudang.
• Mengambil Delivery Order (DO) di Kantor Pelayanan dengan melampirkan B/L.
• Mengambil Barang di Pelabuhan.
Exim Staff
1.9 Prosedur Penerimaan Barang Lokal (Bahan Baku, Sparepart, ATK, Proyek,
Umum)
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Surat Jalan (SJ) 1-2 dan Barang dari
Supplier, Weekly Outstanding Order Report (WOOR) dari Buyer.
• Menyiapkan tempat penyimpanan. • Verifikasi PO (Tampilan Modul PO), SJ dengan fisik
barang yang diterima. • Jika cocok,
- Membuat Laporan Penerimaan Raw Material (LPRM) atau Laporan Penerimaan Packaging Material (LPPM) dalam 2 (dua) rangkap.
- Meminta tanda tangan Foreman dan Supervisor Gudang pada LPRM atau LPPM.
- Menandatangani dan mencap SJ.
Warehouse Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
14
- Menyimpan barang pada tempat yang telah ditentukan.
- Mencatat penerimaan barang pada Kartu Lajur (KJ). KJ ditandatangani oleh Foreman Gudang (untuk transaksi) dan R&D (untuk status).
- Membuat Label Barang (LB). - Berdasarkan SJ-2, LPRM-2, LPPM-2, WOOR
menginput pada ORAFIN Modul Inventory dan mencetak Receiving Report (RR) dalam 3 (tiga) rangkap. RR ditandatangani oleh Foreman & Warehouse Supervisor.
- Mendistribusikan RR, RR-1 : Accounting RR-2 : Purchasing Department RR-3, SJ-2, LPRM-2/LPPM-2, WOOR : Arsip
• Jika tidak cocok, - Membuat Laporan Kelainan/ Kerusakan Barang
(LKKB) sebanyak 5 (lima) rangkap dan Foto. LKKB ditandatangani oleh Foreman dan Warehouse Supervisor.
- Lapor ke Departmen Pembelian, selanjutnya lihat Prosedur Klaim Barang.
- Mendistribusikan RR, LKKB-1 : Pembelian LKKB-2 : QC LKKB-3 : Accounting LKKB-4 : PPIC LKKB-5 : Arsip
Catatan :
1. Untuk penerimaan solar, apabila terdapat kekurangan atau kelebihan penerimaan solar,
tidak terdapat dokumen khusus untuk mencatat kekurangan atau kelebihan tersebut.
Bagian Gudang mencatat jumlah solar yang diterima berdasarkan alat ukur pada waktu
pengisian solar. Apabila terjadi kekurangan atas penerimaan solar lebih dari 0,5% dari
jumlah yang tertera di Surat Jalan, Buyer akan mengajukan komplain kepada
Transporter dengan menyertakan copy Surat Jalan.
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
15
2. Untuk penerimaan Packaging Material, Prosedur Penerimaan Barang dijelaskan dalam
prosedur tersendiri.
1.10 Prosedur Pembukaan Letter of Credit (L/C)
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Purchase Order (PO) yang telah disetujui
Purchasing Director, • Membuat Permintaan Pembukaan Letter of Credit
Impor (PP L/C Impor) dan meminta paraf Assistant Procurement/ General Manager Purchasing.
• Menyerahkan PO dan PP L/C Impor kepada Finance Staff.
Buyer
2. • Menerima PO dan PP L/C Impor dari Buyer dan meminta paraf Finance Manager.
• Menyerahkan PO dan PP L/C Impor kepada Direksi.
Finance Staff
3. • Menerima PO dan PP L/C Impor dari Finance Staff dan menandatangani PP L/C Impor.
• Menyerahkan PO dan PP L/C Impor kepada Accounting Staff. L/C-Asli diserahkan ke Bank
Direksi
4. • Menerima PO dan PP L/C Impor dari Direksi. • Input Modul Accounts Payable (A/P) dan mencetak
A/P Voucher. • Meminta Accounting Manager untuk memverifikasi
dan menandatangani A/P Voucher. • Menyerahkan PO, PP L/C Impor dan A/P Voucher
kepada Finance Staff.
Accounting Staff
5. • Menerima PO, PP L/C Impor dan A/P Voucher dari Accounting Staff.
• Input Modul A/P dan mencetak Bukti Pengeluaran Cek (BPC).
• Menandatangani BPC dan meminta Finance Manager menandatanganinya.
Finance Staff
6. • Menerima L/C dari Bank. • Menyerahkan L/C kepada Supplier melalui Fax.
Buyer
1.11 Prosedur Penutupan Asuransi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Purchase Order (PO) yang telah disetujui
Purchasing Director, • Membuat Surat Permintaan Penutupan Cargo
Insurance. • Membuat Surat Asuransi. • Mengirimkan PO dan Surat ke Perusahaan Asuransi
Buyer
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
16
dan menerima Note dari Perusahaan Asuransi. 2. • Setelah menerima Shipping dokumen dari Supplier
berupa acking List (P/L), Bill of Lading (B/L), Certificate of Origin (CO), Certificate of Vessel (CV)).
• Mengirimkan Shipping Document ke Perusahaan Asuransi dan menerima Polis Asuransi dan Debit Note (DN) dari Perusahaan Asuransi.
• Menyerahkan Polis Asuransi, DN, P/L, B/L, CO, CV kepada Accounting Staff.
Buyer
3. • Menerima Polis Asuransi, DN, P/L, B/L, CO, CV dari Buyer.
• Untuk pembayaran polis, lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
Accounting Staff
2. Sistem Informasi Akuntansi Produksi
Sistem Informasi Akuntansi Produksi pada PT XYZ terdiri dari 6 (enam) sistem dan
prosedur akuntansi. Berikut ini hasil observasi penulis pada 6 (enam) sistem dan prosedur
akuntansi produksi yang terdiri dari:
2.1 Prosedur Persiapan Produksi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Request Order Form (ROF) rangkap
1-3 dari Sales & Marketing Administration Staff. • Menginput ROF ke dalam ORAFIN Modul
Inventory. • Apakah ada Stock Finished Goods? • Jika Ya, selanjutnya lihat Prosedur Pengiriman
Barang ke Pelanggan. • Jika Tidak,
- Membuat Production Order (PO) dalam 3 (tiga) rangkap.
- Menandatangani PO - PO dibuat untuk tiap proses produksi - Mengarsip ROF-3. - Memberikan PO rangkap 1-2 dan ROF
rangkap 1-2 kepada Production Manager.
PPIC
2. • Menerima PO rangkap 1-2 dan ROF rangkap 1-2 dari PPIC.
• Mengatur proses produksi. • Memberikan PO rangkap 1-2 dan ROF 1 ke
Supervisor Produksi
Production Manager
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
17
• Selanjutnya lihat Prosedur Proses Produksi. • Mengarsip ROF rangkap 2.
2.2 Prosedur Permintaan Bahan Baku dan Pembantu untuk Produksi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Production Order (PO) rangkap 1-2
dan Request Order Form (ROF) rangkap 1 dari Production Manager.
• Memberikan PO rangkap 1 dan ROF rangkap 1 ke Production Administration.
• Membuat Program Line (PL) 1 (satu) rangkap dan Program Mixing 1 (satu) rangkap dari informasi PO rangkap 2.
• Menandatangani PL dan PM • Memberikan PO rangkap 2, PL dan PM kepada
Foreman Produksi.
Supervisor Produksi
2. • Menerima PO rangkap 2, PL dan PM dari Supervisor Produksi.
• Meminta bahan baku yang diperlukan untuk produksi dengan membuat Order Permintaan Barang (OPB) dalam 3 (tiga) rangkap dan Bukti Penerimaan/ Penyerahan Barang (BPPB) dalam 3 (tiga) rangkap.
• Mengarsip OPB-3, PO-2, PL, PM dan BPPB-3. • Menyerahkan BPPB-2 dan OPB-2 kepada
Accounting. • Menyerahkan OPB-1 dan BPPB-1 kepada
Warehouse.
Foreman Produksi
3. • Menerima OPB-1 dan BPPB-1 dari Foreman Produksi.
• Menyiapkan bahan yang diminta sesuai OPB dan BPPB dan mencatatnya ke dalam Kartu Jalur (KJ) dan Label Barang (LB).
• Menandatangani OPB dan BPPB. • Menyerahkan bahan baku dan pembantu sesuai
dengan OPB dan BPPB. • Meminta Penerima (Foreman) menandatangani
OPB dan BPPB. • Menyerahkan bahan baku dan pembantu kepada
Foreman Produksi. • Selanjutnya lihat Prosedur Produksi. • Mengarsip OPB-1 dan BPPB-1.
Warehouse
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
18
2.3 Prosedur Produksi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur Permintaan Bahan Baku dan
Pembantu untuk Produksi. • Menerima Bahan Baku dan Pembantu dari
Warehouse dan mencocokkannya dengan Production Order (PO), Program Line (PL) dan Program Mixing (PM).
• Melakukan proses produksi. • Menghasilkan Jumbo yang kemudian dicatat ke
dalam Jumbo Ticket (JT), Shiftly Production Report (SPR), Daily Production Report (DPR) dan Laporan Hasil Production Jumbo (LHPJ).
• Meminta QC memeriksa setiap Jumbo yang dihasilkan.
• Menyerahkan hasil Jumbo dan JT kepada QC.
Foreman Produksi
2. • Menerima hasil Jumbo dan JT dari Foreman Produksi.
• Melakukan pemeriksaan pada Jumbo dan memberikan status pada JT.
• Menyerahkan hasil Jumbo dan status JT Pass kepada Foreman Finishing.
• Menyerahkan hasil Jumbo dan status JT Reject serta JT Pending kepada Foreman Produksi.
QC
3. • Menerima hasil Jumbo dan status JT Reject serta JT Pending dari QC.
• Bila dapat diperbaiki, maka melakukan proses perbaikan.
• Bila tidak dapat diperbaiki, maka diproses menjadi Regran.
Foreman Produksi
4. • Menerima hasil Jumbo dan status JT Pass dari QC.
• Disimpan sementara sampai menunggu proses aging.
• Menerima Coating Order (CO) dan Slitting Order (SO) dari PPIC.
• Melakukan proses coating dan atau slitting. • Menghasilkan F/G Coating dan atau Slitting.
Foreman Finishing
5. • Meminta QC memeriksa F/G hasil Coating dan atau Slitting.
• Menerima Packing Order (PckO) dari PPIC. • F/G hasil Coating dan atau Slitting menjadi
Finished Good dan dicatat ke dalam Daily Supervisor Report (DSR).
• Memberi barcode pada Finished Goods.
Foreman Finishing
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
19
• Membuat Transfer Slip (TS) dalam 1 (satu) rangkap.
• Selanjutnya lihat Prosedur Penyerahan Barang Jadi ke Gudang.
2.4 Prosedur Penyerahan Barang Jadi ke Gudang
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur Produksi.
• Hasil Finished Goods (F/G) dicatat ke dalam Daily Supervisor Report (DSR).
• Memberi barcode pada F/G. • Membuat Transfer Slip (TS) dalam 1 (satu)
rangkap. • Menadatangani TS. • Meminta tanda tangan Supervisor Produksi pada
TS. • Menyerahkan F/G dan TS kepada Warehouse.
Foreman Finishing
2. • Menerima F/G dan TS dari Foreman Finishing. • Memeriksa kesesuaian F/G yang diterima dengan
TS. • Jika sesuai, menandatangani TS. • Mencatat F/G ke dalam Label Barang (LB). • Menyimpan F/G.
Warehouse
2.5 Prosedur Pengembalian Bahan Baku/ Pembantu Sisa Produksi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan sisa bahan baku/ pembantu yang tidak
digunakan lagi. • Menyiapkan bahan sisa. • Membuka kembali arsip dokumen Program Line
(PL) dan Program Mixing (PM). • Mencocokkan antara bahan sisa dengan PL dan
PM. • Membuat Bukti Penerimaan/ Penyerahan Barang
dalam 3 (tiga) rangkap. • Menandatangani BPPB 1-3. • Meminta tanda tangan Supervisor Produksi pada
BPPB 1-3. • Menyerahkan BPPB-2 kepada Accounting. • Mengarsip BPPB-3, PL dan PM. • Menyerahkan bahan sisa dan BPPB-1 kepada
Warehouse.
Foreman Produksi
2. • Menerima bahan sisa dan BPPB-1 dari Foreman Produksi.
Warehouse
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
20
• Menandatangani BPPB-1. • Mencatat sisa bahan baku dan atau bahan
pembantu ke dalam Kartu Jalur (KJ) dan Label Barang (LB).
• Menginput ke dalam ORAFIN Modul Inventory. • Mengarsip BPPB-1 • Menyimpan sisa bahan baku dan atau pembantu
di Warehouse.
2.6 Prosedur Down Grade Barang Jadi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan barang jadi yang telah memenuhi
kriteria untuk di down grade. • Membuat Finished Product Down Grade Reject
(FPDGR) dalam 1 (satu) rangkap. • Menandatangani FPDGR. • Meminta tanda tangan QC & R&D General
Manager pada FPDGR. • Menyerahkan FPDGR-1 kepada PPIC.
QC / QA Section
2. • Menerima FPDGR-1 dari QC/ QA Section. • Menginput FPDGR-1 ke dalam ORAFIN Modul
Inventory. • Mengarsip FPDGR-1.
PPIC
3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT XYZ terdiri dari 14 (empat belas) sistem dan
prosedur akuntansi. Berikut ini hasil observasi penulis pada 14 (empat belas) sistem dan
prosedur akuntansi penjualan yang terdiri dari :
3.1 Prosedur Penerimaan Order Lokal
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menentukan pelanggan lama atau baru
• Jika Pelanggan Baru, - Mendiskusikan spesifikasi pesanan dan up-date
master data Customer (input dalam Modul Sales & Distribution (S & D)).
- Mendiskusikan dengan PPIC mengenai kesanggupan waktu penyerahan pesanan.
- Menerima Purchase Order - Customer (PO-C) - Menginput Request Order (RO) dalam Modul S&D
Sales Executive
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
21
dan meminta persetujuan untuk RO dari Manager/ General Manager Marketing.
• Jika Pelanggan Lama, langsung menginput RO dalam Modul S & D dan meminta persetujuan untuk RO dari Manager/ General Manager Marketing.
2. • Membuka tampilan RO pada Modul S&D yang diinput oleh Sales Executive.
• Menjawab kepastian waktu pengiriman/ spesifikasi melalui S&D.
• Menyesuaikan Jadual. • Jika Jadual tidak sesuai, memberitahu Sales Executive
mengenai perubahan waktu penyerahan/ spesifikasi, kemudian meminta Local Administration Coordinator men-generate RO menjadi Order Contract (OC).
• Jika Jadual sesuai, meminta Local Administration Coordinator men-generate RO menjadi Order Contract (OC).
Assistant Manager PPIC
3. • Mengenerate RO menjadi OC melalui Modul S&D. • Meminta persetujuan untuk OC dari Local Manager. • Mengenerate OC menjadi Delivery Order (DO)
melalui Modul S&D. • Mencetak DO List Confirmed. • Menyerahkan DO List Confirmed kepada Credit
Control.
Local Administration Coordinator
4.
• Menerima DO List Confirmed dari Local Administration Coordinator.
• Memeriksa apakah masih ada piutang yang outstanding.
• Jika masih ada piutang yang outstanding, meminta persetujuan dari General Manager Marketing untuk diproses lebih lanjut.
• Jika tidak ada piutang yang outstanding, menandatangani DO List Confirmed.
Credit Control
5. • Menerima DO List Confirmed dari Credit Control. • Memberi persetujuan DO List Confirmed.
Manager/ General Manager Marketing
6. • Berdasarkan DO List Confirmed yang telah disetujui oleh Credit Control/ Manager/ General Manager Marketing menginput DO List Confirmed ke dalam Modul S&D.
Local Administration Coordinator
7. • Membuka tampilan DO Confirmed pada Modul S&D. • Berdasarkan DO Confirmed dan Memo Buffer Stock,
PPIC mulai proses untuk produksi.
Assistant Manager PPIC
3.2 Prosedur Pengiriman Barang Lokal
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur Penerimaan Order Lokal PPIC Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
22
• Setelah barang selesai diproduksi, input ke dalam modul melalui Oracle Finance (ORAFIN) dan mencetak Surat Perintah Kirim (SPK) dalam 2 (dua) rangkap. SPK ditandatangani oleh Pembuat.
• Menyerahkan SPK-1 kepada Credit Control dan mengarsip SPK-2.
2. • Menerima SPK-1 dari PPIC Staff. • Memeriksa piutang pelanggan. • Mencek apakah barang setuju untuk dikirim. • Jika setuju, menandatangani SPK dan menyerahkan
SPK-1 kepada Marketing Staff. • Jika tidak setuju, meminta persetujuan General
Manager Marketing dan menyerahkan SPK-1 kepada Marketing Staff.
Credit Control
3. • Menerima SPK-1 dari Credit Control atau General Manager Marketing.
• Menyimpan SPK-1 untuk penjadualan pengiriman. • Mencap SPK mengenai informasi tanggal pengiriman
dan ukuran barang. • Menyerahkan SPK-1 kepada Delivery.
Marketing Staff
4. • Menerima SPK-1 dari Marketing Staff. • Menginput SPK-1 kedalam ORAFIN Shipping Entry
untuk membuat Delivery Schedule (DS) dan memesan truk. DS ditandatangani oleh Delivery Supervisor dan Foreman.
• Mencetak DS dan menyerahkannya kepada Warehouse.
Delivery
5. • Menerima DS dari Delivery. • Menyiapkan barang sesuai DS. • Melakukan pemuatan barang ke truk. • Menginput ke dalam Modul Program Foxpro dan
mencetak Bukti Muat Barang (BMB). • BMB ditandatangani oleh Foreman & Warehouse
Supervisor. • Program Foxpro digunakan untuk Finished Goods,
sedangkan untuk Raw Material, Packaging, Spareparts/ Supply dalam membuat BMB menggunakan ORAFIN.
• Menyerahkan BMB kepada Delivery.
Warehouse
6. • Menerima BMB dari Warehouse. • Menginput BMB ke dalam Modul ORAFIN Shipping
Entry. • Mencetak Surat Jalan (SJ) dalam 5 (lima) rangkap. SJ
ditandatangani oleh Foreman & Operator. • Mendistribusikan SJ,
Delivery
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
23
SJ 1-3 & Barang (dari Warehouse) : Ekspedisi SJ-4 : Credit Control SJ-5 : Arsip
7. • Menerima SJ-4 dari Delivery. • Berdasarkan SJ-4 melakukan pembuatan faktur (lihat
Prosedur Pembuatan Faktur).
Credit Control
3.3 Prosedur Penjualan Regran, Waste dan Reject
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Setiap awal bulan mengeluarkan PPIC Stock Report
Regran & Waste. • Membuat PPIC Stock Report Regran & Waste (PSR
RW) dalam 3 (tiga) rangkap. • Mendistribusikan PSR RW;
PSR RW-1 : Production Director PSR RW-2 : Marketing Administration Manager PSR RW-3 : Arsip
PPIC Staff
2. • Menerima PSR RW-2 dari PPIC Staff dan Purchase Order-Customer (PO-C) dari Customer.
• Memeriksa ketersediaan stock regran, waste atau reject.
• Jika tidak ada stock, memberitahu pelanggan bahwa barang yang dipesan tidak ada.
• Jika ada stock, menyerahkan PSR RW-2 dan PO-C kepada Local Administration Coordinator.
Marketing Administration Manager
3. • Menerima PSR RW-2 dan PO-C dari Marketing Administration Manager.
• Membuat Request Order Form (ROF) secara manual. • ROF ditandatangani oleh Local Administration
Coordinator dan Marketing Administration Manager atau Direktur Produksi (tergantung harga).
• Meminta Marketing Administration Manager/ Production Director menandatangani ROF.
• Meminta pelanggan membayar pesanan dan mengirim bukti transfer.
• Menginput ke dalam PT XYZ Application (Order Contract (OC)).
• Meminta persetujuan untuk OC dari Marketing Administration Manager.
• Generate OC menjadi Delivery Order (DO). • Menginput DO ke dalam Modul S&D. • Mencetak DO dalam 2 (dua) rangkap. • DO ditandatangani oleh Marketing Administration
Manager
Local Administration Coordinator
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
24
• Menyerahkan DO-1 kepada Credit Control dan mengarsip DO-2.
4. • Menerima DO-1 dari Local Administration Coordinator.
• Memeriksa apakah transfer dari pelanggan sudah masih ke rekening PT XYZ.
• Jika Transfer belum masuk, tidak menandatangani DO.
• Jika Transfer sudah masuk, menandatangani DO dan menyerahkan DO-1 ke PPIC Staff.
Credit Control
5. • Menerima DO-1 dari Credit Control. • Menginput DO-1 ke dalam ORAFIN dan mencetak
Surat Pengambilan Barang (SPB) dalam 4 (empat) rangkap. SPB ditandatangani oleh Pembuat dan PPIC Assistant Manager.
• Mendistribusikan: SPB-1 : Warehouse SPB-2 : Delivery SPB-3 : Accounting SPB-4 : Arsip
PPIC Staff
6. • Menerima SPB-1 dari PPIC Staff. • Menyiapkan barang sesuai Delivery Schedule (DS). • Menginput ke dalam Modul Program Foxpro dan
mencetak Bukti Muat Barang (BMB) dalam 2 (dua) rangkap. BMB ditandatangani oleh Supervisor & Foreman.
• Menyerahkan BMB-1 ke Delivery dan mengarsip BMB-2.
Warehouse
7. • Menerima BMB-1 dari Warehouse. • Menginput BMB-1 ke dalam Modul ORAFIN
(Shipping Entry) dan mencetak Surat Jalan (SJ). SJ ditandatangani oleh Foreman dan Operator.
• Melakukan pengiriman barang (Lihat Prosedur Pengiriman Barang Lokal ke Pelanggan).
Delivery
3.4 Prosedur Penerimaan Order Ekspor
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Purchase Order-Customer (PO-C) dari
Customer. • Menentukan pelanggan lama atau baru • Jika Pelanggan Baru,
- Diskusi spesifikasi pesanan dan up-date data master Customer (input dalam Modul Sales & Distribution (S & D)).
Sales Executive
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
25
- Diskusi dengan PPIC mengenai kesanggupan waktu penyerahan pesanan.
- Buat Request Order Form Export (ROFE) dalam 1 (satu) rangkap sebagai dasar pembuatan Quantity Packing & Loading (QPL).
- Input Request Order (RO) setelah PPIC dan pelanggan setuju mengenai waktu penyerahan.
- Menginput RO dalam Modul S&D dan meminta persetujuan untuk RO dari Manager/ General Manager Marketing.
• Jika Pelanggan Lama, langsung menginput RO dalam Modul S&D dan meminta persetujuan untuk RO dari Manager/ General Manager Marketing.
2. • Membuka tampilan RO pada Modul S&D yang diinput oleh Sales Executive.
• Menjawab kepastian waktu pengiriman/ spesifikasi melalui Modul S&D.
• Menyesuaikan Jadual. • Jika Jadual tidak sesuai, memberitahu Sales Executive
mengenai perubahan waktu penyerahan. • Jika Jadual sesuai, meminta Export Administration
Coordinator/ Sales Executive men-generate RO menjadi Order Contract (OC).
PPIC Staff
3. • Men-generate RO menjadi OC di Modul S&D. • Meminta persetujuan untuk OC dari Export Manager. • Menyerahkan OC ke Customer dan menerima kembali
OC (yang telah ditandatangani Customer). • Menunggu informasi penyelesaian pembayaran dari
Credit Control.
Export Administration Coordination/ Sales Executive
4. • Memeriksa status pembayaran pelanggan. • Mencek apakah pembayaran sudah diterima. • Jika tidak, input informasi penerimaan pembayaran di
S&D. • Jika ya, input program S&D.
Credit Control
5. • Men-generate OC menjadi DO melalui Modul S&D • Mencetak DO List Confirmed. • Menyerahkan DO List Confirmed kepada Credit
Control.
Export Administration Coordination/ Sales Executive
6. • Menerima DO List Confirmed dari Export Administration Coordinator/ Sales Executive.
• Memeriksa apakah masih ada piutang yang outstanding.
• Jika masih ada piutang yang outstanding, meminta persetujuan dari General Manager Marketing untuk diproses lebih lanjut.
• Jika tidak ada piutang yang outstanding,
Credit Control
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
26
menandatangani DO List Confirmed. 7. • Menerima DO List Confirmed dari Credit Control.
• Memberi persetujuan DO List Confirmed. Marketing
Manager/ General Manager Marketing
8. • Menerima DO List Confirmed dari Marketing Manager/ General Manager Marketing atau Credit Control.
• Menginput DO List Confirmed kedalam Modul S&D menjadi DO Confirmed.
Export Administration Coordination/ Sales Executive.
9. • Membuka tampilan DO Confirmed pada Modul S&D. • Berdasarkan DO Confirmed dan Memo Buffer Stock,
PPIC mulai proses untuk produksi.
PPIC Staff
3.5 Prosedur Pengiriman Barang Ekspor
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur Penerimaan Barang Ekspor,
• Setelah barang selesai diproduksi, input Oracle Finance (ORAFIN) dan mencetak Surat Perintah Kirim (SPK) dalam 2 (dua) rangkap. SPK ditandatangani oleh Pembuat.
• Menyerahkan SPK-1 kepada Finance Staff. • Mengarsip SPK-2.
PPIC Staff
2. • Menerima SPK-1 dari PPIC Staff. • Memeriksa status pembayaran pelanggan. • Menyerahkan SPK-1 kepada Marketing Staff.
Finance Staff
3. • Menerima Order Contract (OC) dari Export Administration Coordinator dan Quality Packing & Loading (QPL-1) dari PPIC Staff/ Marketing Staff.
• Meminta informasi status L/C dari Finance. • Mencek ke PPIC melalui telepon mengenai kesiapan
barang untuk stuffing. • Mencek di program Sales & Distribution (S & D)
mengenai status DO List Confirmed. • Mencari informasi jadual kapal untuk pengiriman. • Membuat Shipping Instruction. • Ambil Delivery Order (DO) di perusahaan pelayaran. • Membuat Shipping Instruction (SI) dalam 1 (satu)
rangkap, dan menyerahkannya kepada Shipping Company melalui fax.
• Menerima DO dari Shipping Company. • Mempersiapkan dokumen-dokumen ekspor dan tanda
tangan oleh Marketing Administration Manager. • Menyerahkan Memo Ekspor dan QPL kepada
Delivery Staff dan Pengantar Pemberitahuan Ekspor
Marketing Administration Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
27
Barang (PEB), DO, Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) kepada Exim.
• Menyerahkan Commercial Invoice, Packing List (P/L), Shipment Advice (SA), Bill of Lading (B/L), Certificate of Analysis kepada Shipping Company setelah barang dimuat di kapal.
• Menerima B/L dari Shipping Company dan mengajukan B/L dan PEB kepada Deperindag untuk penerbitan COA (Certificate of Origin).
• Mengirim semua dokumen (Commercial Advice, SA, P/L, B/L, CO) ke Pelanggan.
4. • Menerima SPK-1 dari Finance Staff. • Menyimpan SPK-1 untuk penjadualan pengiriman. • Mencap SPK mengenai informasi tanggal pengiriman
dan ukuran barang. • Menyerahkan SPK-1 kepada Delivery Staff.
Marketing Staff
5. • Menerima SPK-1 dari Marketing Staff dan Memo Ekspor dan QPL dari Marketing Administration Staff.
• Membuat Jadual Pengiriman Ekspor (JPE). JPE ditandatangani oleh Foreman dan Delivery Supervisor.
• Menyerahkan JPE kepada Warehouse Staff dan mengarsip SPK-1.
Delivery Staff
6. • Menerima JPE dari Delivery Staff dan menyiapkan barang sesuai JPE.
• Melakukan pemuatan barang ke truk. • Melakukan input Program Foxpro dan mencetak Bukti
Muat Barang (BMB). BMB ditandatangani oleh Foreman dan Supervisor.
• Menyerahkan BMB kepada Delivery Staff.
Warehouse Staff
7. • Menerima BMB dari Warehouse Staff. • Melakukan input Shipping Entry pada Modul
ORAFIN dan mencetak Surat Jalan (SJ) dalam 2 (dua) rangkap. SJ ditandatangani oleh Foreman dan Operator.
• Mendistribusikan SJ, SJ-1 : Credit Control (selanjutnya melakukan Prosedur Pembuatan
Faktur) SJ-2 : Ekspedisi
Delivery Staff
8. • Menerima Pengantar PEB, PEB dan DO dari Marketing Administration Staff.
• Menyerahkan Pengantar PEB dan PEB ke Bea Cukai dan menerima kembali Kartu Kuning dan PEB dari Bea Cukai untuk keperluan pengiriman barang di Pelabuhan.
• Menggunakan DO untuk mengambil kontainer dan
Exim
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
28
pemesanan truk. • Selanjutnya truk dikirim untuk pemuatan barang di
gudang dan pemuatan kontainer ke kapal.
3.6 Prosedur Retur Penjualan
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan barang yang akan diretur oleh pelanggan dan
setelah melakukan negosiasi yang menyetujui adanya retur, pelanggan diminta membuat Permintaan Retur Penjualan yang mencantumkan No. Surat Jalan (SJ) dan No. Delivery Order (DO), • Menerima Surat Klaim Retur Penjualan (SKRP) dari
Customer. • Memeriksa masa kadaluarsa atas barang yang akan di
retur, apakah sudah melebihi batas 6 (enam) bulan. • Jika sudah melebihi batas 6 (enam) bulan, klaim retur
ditolak. • Jika belum melebihi batas 6 (enam) bulan, meminta
persetujuan Local Sales Manager dan membuat Complaint Report (CR) secara manual. CR ditandatangani oleh Sales Executive.
• Meminta persetujuan Local Sales Manager/ General Manager Marketing pada CR.
• Menyerahkan CR kepada Technical Service Staff.
Sales Executive
2. • Menerima Complaint Report (CR) dari Sales Executive.
• Melakukan penelitian atas barang yang dikomplain oleh Pelanggan.
• Jika setuju dengan komplain pelanggan, menandatangani CR.
• Jika tidak setuju dengan komplain pelanggan, menyerahkan CR kepada General Manager Marketing untuk dipertimbangkan.
Technical Service Staff
3. • Menerima CR dari Technical Service Staff. • Jika komplain pelanggan tidak disetujui, maka klaim
retur ditolak. • Jika komplain pelanggan disetujui, menandatangani
CR. • Menyerahkan CR yang telah disetujui kepada Sales
Executive.
General Manager Marketing
4. • Menerima CR dari General Manager Marketing/ Technical Service Staff.
• Menyerahkan CR ke QC Department dan menerima
Sales Executive
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
29
Jawaban Claim Report (JCR). • Membuat Claim Form, Settlement of Complaint (SC)
dan Memo Penarikan Barang (MPB). • Claim Form ditandatangani oleh General Manager
Marketing, Marketing Director dan Production Director.
• SC dan MPB ditandatangani oleh Sales Executive dan General Manager Marketing.
• Meminta persetujuan Marketing Director dan Production Director.
• Mengirim SC ke Pelanggan untuk konfirmasi ke Pelanggan dan MPB ke Gudang untuk penarikan barang.
• Meneruskan dokumen-dokumen tersebut (Claim Form, CR, SC dan MPB) kepada Finance untuk pembayaran klaim (lihat Prosedur Pengeluaran Bank).
3.7 Prosedur Contoh Produk
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan permintaan dari Customer atau promosi ke
Customer, • Input Sample Request (SR) pada Modul Sales &
Distribution (S&D). Membuat dan menandatangani Air Freight Form (AFF) dalam 2 (dua) rangkap.
• Meminta Sales Manager/ General Manager Marketing menandatangani AFF.
• Menyerahkan AFF 1-2 dan Tampilan SR pada Modul S&D pada Sales Manager/ General Manager Marketing.
Sales Executive
2. • Menerima SR (Modul S&D) dan AFF 1-2 dari Sales Executive.
• Memeriksa dan memberi persetujuan. • Menyerahkan AFF 1-2 kepada bagian Shipping dan
SR (Modul S&D) kepada Technical Service.
Sales Manager/ General Manager Marketing
3. • Menerima AFF 1-2 dari Sales Manager/ General Manager Marketing (setelah Sample selesai).
• Mengisi harga aktual. • Menyerahkan AFF-1 kepada Sales Executive dan
mengarsip AFF-2.
Shipping
4. • Menerima AFF-1 dari Shipping. • Memeriksa dan menandatangani AFF-1. • Menyerahkan AFF-1 kepada Sales Manager/ General
Manager Marketing.
Sales Executive
5. • Menerima AFF-1 dari Sales Executive. Sales Manager/
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
30
• Memeriksa dan menandatangani AFF-1. • Menyerahkan kembali AFF-1 kepada Sales Executive.
Marketing General Manager
6. • Menerima AFF-1 dari Sales Manager/ General Manager Marketing.
• Menindaklanjuti pengiriman dengan PPIC Department.
• Pengiriman dapat dilakukan melalui kurir atau dibawa langsung oleh Sales Executive.
Sales Executive
7. • Menerima SR (Modul S&D) dari Sales Manager/ General Manager Marketing.
• Memeriksa dan memberi persetujuan pada SR (Modul S&D).
• Menyerahkan SR (Modul S&D) kepada PPIC.
Technical Service
8. • Menerima SR (Modul S&D) dari Technical Service. • Memberi tanggapan terhadap SR. • Menyerahkan SR (Modul S&D) kepada Marketing
Administration Coordinator.
PPIC
9. • Menerima SR (Modul S&D) dari PPIC. • Men-generate Sample DO. • Input Sample Request Delivery Order (SRDO) pada
Modul S&D dan mencatat Sample DO pada Catatan Sample DO secara manual serta mengarsipnya.
Marketing Administration Coordinator
3.8 Prosedur Penjadualan & Pengawasan Pengiriman Ekspor
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Surat Perintah Kirim (SPK) dari Finance
dan Memo Export serta Quality Packing & Loading (QPL) dari Marketing.
• Membuat Jadual Pengiriman Ekspor (JPE).
Delivery - Foreman
2. • Menerima Penerimaan Ekspor Barang (PEB), Packing List (PL) dan Commercial Invoice (CI) dari Surveyor.
• Mendampingi petugas melaksanakan inspeksi. • Mendampingi petugas gudang melaksanakan stuffing. • Melakukan penyegelan kontainer. • Membuat Laporan Kondisi Ekspor (LKE) dalam
4 (empat) rangkap dan menyerahkannya kepada Delivery Supervisor.
Delivery - Foreman
3. • Menerima LKE 1-4 dari Delivery - Foreman. • Memeriksa LKE. • Jika tidak setuju, mengembalikan LKE 1-4 ke
Foreman. • Jika setuju, menandatangani LKE 1-4 dan
mendistribusikannya, LKE-1 : PPIC LKE-2 : Marketing LKE-3 : Warehouse
Delivery Supervisor
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
31
LKE-4 : Delivery – Foreman
3.9 Prosedur Penjadualan & Pengawasan Pengiriman Lokal
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Daftar Lokasi Barang (DLB) yang diterima
dari Warehouse, Surat Perintah Kirim (SPK) dari Finance dan Memo Penarikan Barang (MPB) dari Marketing. • Melakukan input Shipping entry pada Modul Oracle
Finance (ORAFIN) dan mencetak Delivery Schedule (DS) sebanyak 3 (tiga) rangkap dan Memo Penarikan Barang sebanyak 1 (satu) rangkap.
• Memesan truk dan mengisi MPB. • Mendistribusikan,
DS-1 : Warehouse DS-2 : QC DS-3 & MPB-1 : Foreman
Foreman
2. • Menerima informasi mengenai pengiriman dari Warehouse.
• Melakukan input pada Modul ORAFIN dan mencetak Laporan Penyimpangan Delivery Schedule (LPDS) dan Rekap Performance Vendor Angkutan Lokal (RPVAL).
• Menandatangani RPVAL. • Menyerahkan LPDS dan RPVAL kepada Delivery
Supervisor.
Foreman
3. • Menerima LPDS dan RPVAL dari Foreman. • Memeriksa dan menandatangani LPDS dan RPVAL. • Menyerahkan LPDS dan RPVAL kepada Foreman.
Delivery Supervisor
3.10 Prosedur Pemilihan dan Penilaian Sub Kontraktor
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Daftar Lokasi Barang (DLB) yang diterima
dari Warehouse, Surat Perintah Kirim (SPK) dari Finance dan Memo Penarikan Barang (MPB) dari Marketing. • Melakukan input Shipping entry pada Modul Oracle
Finance (ORAFIN) dan mencetak Delivery Schedule (DS) sebanyak 3 (tiga) rangkap dan Memo Penarikan Barang sebanyak 1 (satu) rangkap.
• Memesan truk dan mengisi MPB. • Mendistribusikan,
Foreman
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
32
DS-1 : Warehouse DS-2 : QC DS-3 & MPB-1 : Foreman
2. • Menerima informasi mengenai pengiriman dari Warehouse.
• Melakukan input pada Modul ORAFIN dan mencetak Laporan Penyimpangan Delivery Schedule (LPDS) dan Rekap Performance Vendor Angkutan Lokal (RPVAL).
• Menandatangani RPVAL. • Menyerahkan LPDS dan RPVAL kepada Delivery
Supervisor.
Foreman
3. • Menerima LPDS dan RPVAL dari Foreman. • Memeriksa dan menandatangani LPDS dan RPVAL. • Menyerahkan LPDS dan RPVAL kepada Foreman.
Delivery Supervisor
3.11 Prosedur Pembatalan/ Perubahan Penyerahan Barang
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima informasi perubahan penyerahan barang
dari Customer. • Jika informasi perubahan disampaikan bukan melalui
fax, membuat Form Komunikasi Lisan (FKL) dalam 1 (satu) rangkap.
• Berdasarkan Fax/ FKL, diskusi dengan Departemen terkait (PPIC, Delivery) apakah ada perubahan.
• Jika perubahan tidak diterima, membuat catatan. • Jika perubahan diterima, membuat Memo Perubahan
Pengiriman (MPP) dalam 4 (empat) rangkap dan menyerahkannya kepada Sales Manager.
Sales Executive
2. • Menerima MPP 1-4 dari Sales Executive. • Memeriksa dan menantangani MPP. • Mendistribusikan MPP,
MPP-1 : Delivery Supervisor MPP-2 : PPIC MPP-3 : R&D MPP-4 : Sales Executive
Sales Manager
3. • Menerima MPP-1 dari Sales Manager dan mencocokannya dengan Surat Perintah Kirim (SPK) dari Arsip.
• Membicarakan mengenai perubahan jadual pengiriman dengan Marketing, Warehouse, dan Vendor Angkutan.
Delivery Supervisor
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
33
• Jika perubahan jadual pengiriman tidak lebih dari 3 hari, memberitahu Marketing Department secara lisan
• Jika perubahan jadual pengiriman melebihi 3 hari, - Membuat Memo Delivery dalam 2 (dua) rangkap. - Menyerahkan Memo Delivery-1 kepada Marketing
dan Memo Delivery-2 kepada Delivery Foreman. 4. • Menerima Memo Delivery-1 dari Delivery Supervisor.
• Berdasarkan Memo Delivery-1 membuat Unscheduled Delivery dalam 1 (satu) rangkap.
• Menandatangani Laporan Unscheduled Delivery. Dan menyerahkannya kepada Delivery Supervisor.
Delivery Foreman
5. • Menerima Unscheduled Delivery dari Delivery Foreman.
• Memeriksa Laporan Unscheduled Delivery. • Mengarsip Unscheduled Delivery.
Delivery Supervisor
3.12 Prosedur FG Stuffing
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Bagan Arus Prosedur Pengiriman Barang
Lokal dan Pengiriman Barang Ekspor, • Menerima Delivery Schedule (DS) atau Jadual
Pengiriman Eksport (JPE) dari Delivery Supervisor. • Memeriksa kelengkapan informasi di DS/ JPE. • Jika informasi tidak benar, mengembalikan DS/ JPE
ke Delivery. • Jika informasi benar, menyerahkan DS/ JPE kepada
Foreman (Warehouse).
Warehouse Supervisor
2. • Menerima DS/ JPE dari Warehouse Supervisor dan mencocokkannya dengan Data Ending Stock (DES) dari Arsip.
• Jika tidak sesuai, mengembalikan DS/ JPE kepada Delivery.
• Jika sesuai, menyerahkan DS/ JPE dan DES kepada Forklift Driver (Warehouse).
Foreman (Warehouse)
3. • Menerima DS/ JPE dan DES dari Foreman (Warehouse).
• Menyiapkan barang di transfer area. • Melapor ke Foreman mengenai kesiapan barang. • Menyerahkan DS/ JPE dan DES kepada Foreman
(Warehouse).
Forklift Driver (Warehouse)
4. • Menerima DS/ JPE dan DES dari Forklift Driver (Warehouse).
• Memeriksa barang di transfer area. • Jika barang tidak sesuai dengan DS/ JPE,
Foreman (Warehouse)
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
34
memberitahu Forklift Driver untuk mengganti barang. • Jika barang sesuai dengan DS/ JPE, menginformasi
kepada Supervisor dan menyerahkan DS/ JPE dan DES kepada Warehouse Supervisor.
5. • Menerima DS/ JPE dan DES dari Foreman (Warehouse).
• Memeriksa barang di transfer area dan meminta Foreman untuk memuat barang ke truk.
• Menyerahkan DS/ JPE dan DES kepada Store Keeper (Warehouse).
Warehouse Supervisor
6. • Menerima DS/ JPE dan DES dari Warehouse Supervisor.
• Melakukan scanning pengeluaran barang melalui input scanning barcode.
• Menyerahkan DS/ JPE dan DES kepada Operator
(Warehouse).
Store Keeper (Warehouse)
7. • Menerima DS/ JPE dan DES dari Store Keeper (Warehouse).
• Men-download Hasil Scanning. • Meng-input ke dalam Modul Program Foxpro dan
mencetak Bukti Muat Barang (BMB). BMB ditandatangani oleh Supervisor dan Foreman Gudang.
• Menyerahkan DS/ JPE dan DES dan BMB ke Forklift Driver (Warehouse).
Operator (Warehouse)
8. • Menerima DS/ JPE dan DES dan BMB dari Operator (Warehouse).
• Melakukan pemuatan. • Menyerahkan DS/ JPE dan DES dan BMB kepada
Store Keeper (Warehouse).
Forklift Driver (Warehouse)
9. • Menerima DS/ JPE dan DES dan BMB dari Forklift Driver (Warehouse).
• Cross Check barang yang dimuat dengan BMB. • Jika tidak setuju, mengembalikan barang ke Operator. • Jika setuju, meminta Foreman Delivery Supervisor
dan Supir Ekspedisi untuk menandatangani BMB. • Distribusi BMB ke bagian Delivery.
Store Keeper (Warehouse)
3.13 Prosedur Receipt, Storage of Returned Roll
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Surat Jalan (SJ), Memo Penarikan Barang
(MPB) dan Barang Retur dari Pembawa Barang. • Memeriksa apakah MPB sudah ditandangani Delivery. • Memeriksa Barang Retur, SJ dan MPB.
Foreman (Warehouse)
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
35
• Jika tidak setuju, ditolak. • Jika setuju, menandatangani dan memberi stempel
pada SJ. • Menyerahkan SJ dan MPB kepada Storekeeper
(Warehouse). 2. • Menerima SJ dan MPB dari Foreman (Warehouse).
• Mendata berat per roll dan membuat Hasil Pendataan Berat.
• Membuat Label Barcode. • Menempel Label Barcode, Label Gudang. • Men-scan Barcode.
Store Keeper (Warehouse)
3. • Men-download Hasil Scanning. • Meng-input pada Modul Oracle Finance (ORAFIN)
dan mencetak Receiving Report (RR). RR ditandatangani oleh Foreman & Warehouse Supervisor.
• Membuat Data Penerimaan Returned Roll (DPRR) secara manual. DPRR ditandatangani oleh Foreman & Warehouse Supervisor.
• Menyerahkan DPRR dan RR kepada Store Keeper (Warehouse).
Operator (Warehouse)
4. • Menerima DPRR dan RR dari Store Keeper (Warehouse).
• Membandingkan Hasil Download dan Hasil Pendataan Berat.
• Jika Hasil tidak benar, mengembalikan ke Operator untuk diperbaiki,
• Jika Hasil benar, menyerahkan DPRR dan RR ke Foreman (Warehouse).
Store Keeper (Warehouse)
5. • Menerima DPRR dan RR dari Store Keeper (Warehouse).
• Memeriksa DPRR dan RR. • Menyerahkan DPRR dan RR ke Warehouse
Supervisor.
Foreman (Warehouse)
6. • Menerima DPRR dan RR dari Foreman (Warehouse). • Memeriksa DPRR dan RR. • Menyerahkan DPRR kepada QC Staff dan mengarsip
RR.
Warehouse Supervisor
7. • Menerima DPRR dari Warehouse Supervisor. • Memeriksa kondisi barang retur. • Mengisi status barang pada DPRR. • Menyerahkan DPRR kepada Warehouse Supervisor.
QC Staff
8. • Menerima DPRR dari QC Staff. • Menindaklanjuti hasil investigasi QC Department.
Warehouse Supervisor
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
36
3.14 Prosedur Penerimaan & Penyimpanan Barang Jadi
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Transfer Slip (TS) dan Barang dari
Production. • Memeriksa barang dengan dokumen dan kondisi
kemasan. • Jika tidak benar, mengembalikan barang ke bagian
Production. • Jika benar, Scan Barcode.
- Menandatangani TS dan menempelkan label gudang pada kemasan.
- Meminta forklift driver untuk meletakkan barang di tempat yang telah ditentukan.
- Menyerahkan TS kepada Operator (Warehouse).
Store Keeper (Warehouse)
2. • Menerima TS dari Store Keeper (Warehouse). • Men-download data scanning. • Mencetak Hasil Download melalui Input Program
Foxpro. • Menyerahkan Hasil Download kepada Storekeeper
(Warehouse).
Operator (Warehouse)
3. • Menerima Hasil Download dari Operator (Warehouse).
• Memeriksa Hasil Download dan Hasil Scanning. • Menyerahkan Hasil Download kepada Operator
(Warehouse).
Store Keeper (Warehouse)
4. • Menerima Hasil Download dari Store Keeper (Warehouse).
• Meng-input data Pelanggan dan lokasi barang melalui Program Foxpro.
• Mencetak Laporan Transaksi Harian Penerimaan Finished Goods (LTHPFG).
• Menyerahkan LTHPFG kepada Foreman (Warehouse).
Operator (Warehouse)
5. • Menerima LTHPFG dari Operator (Warehouse). • Menandatangani LTHPFG.
Foreman (Warehouse)
4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT XYZ terdiri dari
8 (delapan) sistem dan prosedur akuntansi. Berikut ini hasil observasi penulis pada 8
(delapan) sistem dan prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang terdiri dari:
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
37
4.1 Prosedur Pengeluaran Kas Kecil
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD),
Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang Muka (BPPUM), Bukti Pendukung Ekstern (BPE) dan Nota Pengeluaran (NP) dari Pemohon.
• Memverifikasi dokumen-dokumen tersebut. • Jika tidak lolos dari verifikasi, mengembalikan SPPD,
BPPUM, BPE dan NP ke Pemohon untuk diperbaiki/ dilengkapi.
• Jika lolos dari verifikasi, - Menyerahkan uang kepada Pemohon, dan tanda
tangan di Nota Pengeluaran. - Input pada ORAFIN Modul Accounts Payable (A/P)
dan mencetak A/P Voucher dalam 2 (dua) rangkap. - Menandatangani A/P Voucher 1-2. - Menyerahkan SPPD, BPPUM, BPE, NP dan A/P
Voucher-1, kepada Accounting Staff/ Assistant/ Accounting Manager serta mengarsip A/P Voucher-2.
Cashier
2. • Menerima SPPD, BPPUM, BPE, NP, dan A/P Voucher-1 dari Cashier dan diverifikasi oleh Assistant Accounting Manager melalui ORAFIN.
• Accounting Manager memverifikasi dokumen. • Jika cocok, mengarsip SPPD, BPPUM, BPE, NP dan
A/P Voucher-1. • Jika tidak cocok, mengembalikan SPPD, BPPUM,
BPE, NP dan A/P Voucher-1 kepada Cashier.
Accounting Staff/ Assistant/ Accounting Manager
Catatan :
1. Tidak ada kebijakan atas jumlah maksimum untuk pengeluaran yang boleh
dibayarkan melalui kas kecil.
2. Pembayaran melalui kas kecil lebih banyak untuk membiayai pengeluaran rutin.
4.2 Prosedur Pengisian Kas Kecil
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menerima dan memeriksa semua dokumen; Bukti
Permohonan/ Pembayaran Uang Muka (BPPUM), Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), Nota
Accounting Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
38
Pengeluaran (NP), Bukti Pendukung Ekstern (BPE), dan A/P Voucher-1 dari Cashier.
• Menyerahkan BPPUM, SPPD, NP, BPE, A/P Voucher-1 kepada Accounting Manager.
2. • Menerima BPPUM, SPPD, NP, BPE dan A/P Voucher-1 dari Accounting Staff.
• Memverifikasi semua dokumen-dokumen. • Menyerahkan BPPUM, SPPD, NP, BPE dan A/P
Voucher-1 kepada Cashier.
Accounting Manager
3. • Menerima BPPUM, SPPD, NP, BPE dan A/P Voucher-1 dari Accounting Manager.
• Melakukan input pada Modul A/P dan mencetak Bukti Pengeluaran Cek (BPC) dalam 2 (dua) rangkap serta mengeluarkan Cek.
• Menyerahkan BPC 1-2, Cek, BPPUM, SPPD, NP, BPE dan A/P Voucher-1 kepada Treasury.
Cashier
4. • Menerima BPC 1-2, Cek, BPPUM, SPPD, NP, BPE dan A/P Voucher-1 dari Cashier.
• Memverifikasi dokumen-dokumen. • Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
Treasury
5. • Menerima Cek dari Treasury. • Meminta Petugas menguangkan Cek. • Menyimpan uang di Petty Cash Box.
Cashier
Catatan :
1. Kas kecil menggunakan Sistem Imprest Fund dengan jumlah dana Rp 50 juta (lima
puluh juta Rupiah).
2. Waktu pengisian kas kecil tidak ditentukan dalam suatu periode tertentu. Menurut
kebiasaan selama ini, pengisian kas kecil dilakukan 2 (dua) kali seminggu.
4.3 Prosedur Pengeluaran Bank
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur,
a. Verifikasi dan Pembayaran Hutang Usaha; b. Pengisian Kas Kecil; c. Permohonan dan Pertanggungjawaban Uang Muka
melalui Bank, • Berdasarkan Bukti Pendukung Pembayaran (BPP) dan
Treasury
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
39
A/P Voucher-1 menentukan pembayaran 1 (satu) vendor atau lebih.
• Pembayaran menggunakan sistem batch. • Jika tidak,
- Melakukan input ORAFIN Modul A/P dan mencetak Bukti Pengeluaran Cek (BPC) dalam 2 (dua) rangkap.
- Melakukan verifikasi BPC oleh Finance Manager. - Membuat Cek atau List Transfer (LT). - Mengarsip BPC-2 dan DPB-1. - Menyerahkan BPC-1, BPP, Cek atau LT kepada
Finance Manager. • Jika ya,
- Melakukan input ORAFIN Modul A/P dan mencetak Daftar Pembayaran ke Bank (DPB) dalam 2 (dua) rangkap.
- Melakukan input ORAFIN Modul A/P dan mencetak Bukti Pengeluaran Cek (BPC) dalam 2 (dua) rangkap.
- Melakukan verifikasi BPC oleh Finance Manager. - Membuat Cek atau List Transfer (LT). - Mengarsip BPC-2 dan DPB-1. - Menyerahkan BPC-1, BPP, Cek atau LT kepada
Finance Manager. 2. • Menerima BPC-1, BPP, Cek atau LT dari Treasury
dan memverifikasi dokumen. • Menyerahkan BPC-1, BPP, Cek atau LT kepada
Direksi.
Finance Manager
3. • Menerima BPC-1, BPP, Cek atau LT dari Finance Manager.
• Menandatangani Cek atau LT. • Menyerahkan.BPC-1, BPP, Cek atau LT kepada
Treasury.
Direksi
4. • Menerima BPC-1, BPP, Cek atau LT dari Direksi. • Menstempel “LUNAS” pada semua BPP. • Jika pembayaran melalui Transfer atau Aplikasi
Pembayaran Bank, menyerahkan BPC-1 dan BPP kepada Accounting serta LT dan DPB-1 kepada Bank.
• Jika pembayaran melalui Cek, menyerahkan BPC-1 dan BPP kepada Accounting serta Cek ke Supplier.
• Jika pembayaran melalui Tunai, menyerahkan BPC-1 dan BPP kepada Accounting serta lihat Prosedur Pengeluaran Kas Kecil.
Treasury
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
40
4.4 Prosedur Verifikasi dan Pembayaran Hutang Usaha
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Verifikasi kelengkapan dokumen penagihan (Faktur
Pajak (FP), Invoice (Inv), Purchase Order (PO) dan Surat Jalan - Supplier (SJ-S) dari Supplier.
• Membuat Tanda Terima Invoice (TTI) dalam 2 (dua) rangkap dan menyerahkan TTI-1 ke Supplier.
• Mencocokkan FP, Inv, PO, SJ-S dan TTI-2 dengan Receiving Report (RR) dari Arsip.
• Membuat Monitoring Status Tagihan dalam 2 (dua) rangkap.
• Menyerahkan Monitoring Status Tagihan-1 kepada General Manager Purchasing dan RR, FP, Inv, PO serta SJ-2 kepada Accounting Staff.
Buyer
2. • Menerima RR, FP, Inv, PO, dan SJ-S dari Buyer. • Melakukan input ORAFIN Modul A/P dan mencetak
A/P Voucher. • Meminta Assistant/ Accounting Manager untuk
memverifikasi A/P Voucher dan menyerahkannya ke Department Keuangan kemudian lihat Prosedur Pengeluaran Bank.
• Menyerahkan A/P Voucher kepada Finance.
Accounting Staff
4.5 Prosedur Pembuatan Faktur
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Dari Prosedur Penjualan Lokal dan Penjualan Ekspor,
• Membuka tampilan SJ. • Melakukan input Access, men-generate Invoice dan
Faktur Pajak. • Mencetak Invoice (Inv) dan Faktur Pajak (FP) dalam
3 (tiga) rangkap. • Menandatangani Inv dan FP. • Mengarsip Inv-1,3 dan FP-1,3. • Menyerahkan Inv-2 dan FP-2 kepada Accounting A/R.
Credit Control
2. • Menerima Inv-2 dan FP-2. • Memverifikasi data di Access. • Jika data telah di-input dengan benar, lakukan posting. • Jika data tidak di-input dengan benar, kembali ke
Department Keuangan untuk cetak ulang. • Menyerahkan Inv-2 dan FP-2 kepada Credit Control.
Accounting A/R
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
41
3. • Menerima Inv-2 dan FP-2 dari Accounting A/R. • Mentransfer data Access ke ORAFIN. • Melakukan input Auto Invoice. • Mengarsip Inv-2 dan FP-2. • Menyerahkan Inv-1, FP-1 dan SJ ke Customer.
Credit Control
4. • Melakukan rekonsiliasi output dari ORAFIN dan Access.
Accounting A/R
4.6 Prosedur Penagihan dan Penerimaan Hasil Tagihan
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. Berdasarkan Invoice (Inv), Faktur Pajak (FP), Tanda
Terima Invoice (TTI) dan Surat Jalan (SJ) dari Arsip, melakukan pengecekan apakah Customer sudah mentransfer pembayaran atas sejumlah tagihan yang dibebankan kepadanya, • Jika Customer sudah melakukan transfer, mengecek
saldo Bank dan mengarsip Inv, FP dan SJ. • Jika Customer belum melakukan transfer,
menyerahkan TTI kepada Collector untuk melakukan penagihan.
Credit Control
2. • Menerima TTI dari Credit Control. • Melakukan penagihan. • Jika berhasil tertagih, menyerahkan Laporan
Penagihan Tagihan (LPT) dan Uang Rupiah/ Cek/ Bilyet Giro (Rp/ Cek/ BG) kepada Treasury.
• Jika tidak tertagih, menyerahkan kembali TTI kepada Credit Control untuk diarsip.
Collector
3. • Menerima LPT dan Rp/ Cek/ BG dari Collector dan mengisi Slip Setoran (SS) dalam 2 (dua) rangkap dan Bukti Penerimaan Kas/ Bank.
• Menandatangani SS dan BPKB. • Menyerahkan SS dan Rp/ Cek/ BG kepada Petugas
yang telah ditunjuk serta LPT kepada Credit Control. • Mengarsip BPKB.
Treasury
4. • Menerima SS 1-2 dan Rp/ Cek/ BG dari Treasury untuk disetor ke Bank.
• Menerima SS-2 yang telah divalidasi dari Bank dan menyerahkan SS-2 kepada Treasury.
Petugas yang Ditunjuk
5. • Menerima SS-2 dari Petugas yang ditunjuk dan mencocokkannya dengan BPKB dari Arsip.
• Menginput SS-2 dan BPKB ke ORAFIN Modul Cash Receipt apabila dana telah masuk ke Bank.
• Menyerahkan BPKB dan SS-2 kepada Credit Control.
Treasury
6. • Menerima BPKB, SS-2 dan LPT dari Treasury. Credit Control
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
42
• Mengeluarkan Inv, SJ, TTI, FP dari Arsip. • Meng-input dokumen tersebut kedalam ORAFIN
Modul A/R apabila dana telah masuk ke Bank. • Mengarsip Inv, SJ, TTI dan FP serta menyerahkan
BPKB dan SS-2 kepada Accounting. 7. • Menerima BPKB dan SS-2 dari Credit Control.
• Melakukan verifikasi/ cek jurnal (oleh Bagian A/R). • Melakukan input ORAFIN Modul A/R.
Accounting
4.7 Prosedur Permintaan Uang Muka
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh a. Prosedur untuk Non Department Pembelian (Melalui Bank & Kas Kecil)
1. Berdasarkan kebutuhan untuk biaya perjalanan atau lainnya, • Membuat Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang
Muka (BPPUM) dalam 2 (dua) rangkap dan menandatanganinya.
• Menyerahkan BPPUM-1 bersama dengan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dan bukti Pengukung lainnya (BP) dari Arsip ke atasan yang bersangkutan.
• Mengarsip BPPUM-2
Pemohon
2. • Menerima BPPUM-1, SPPD dan BP dari Pemohon. • Memeriksa dan menyetujui BPPUM-1. • Menyerahkan BPPUM-1, SPPD dan BP kepada
Accounting Staff.
Atasan yang Bersangkutan
b. Prosedur untuk Department Pembelian
3. Berdasarkan kebutuhan untuk biaya perjalanan atau lainnya, • Meng-input Permintaan Uang Muka (PUM) pada
Oracle Finance (ORAFIN) dan mencetak PUM dalam 2 (dua) rangkap.
• Menyerahkan PUM-1 bersama dengan Purchase Order (PO) dari Arsip kepada Accounting Staff.
Pemohon
4. • Menerima PUM-1 dan PO dari Permohon serta BPPUM-1, SPPD dan BP dari Atasan yang Bersangkutan.
• Menginput dokumen tersebut ke dalam Modul A/P dan mencetak A/P Voucher dalam 2 (dua) rangkap.
• Verifikasi oleh Assistant/ Accounting Manager dan mengarsip A/P Voucher-2.
• Jika uang muka melalui Kas Kecil, menyerahkan A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1 kepada Kasir (Lihat Prosedur No. 7a).
• Jika uang muka melalui Bank, menyerahkan A/P
Accounting Staff
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
43
Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1 kepada Treasury (Lihat Prosedur No. 5).
5. • Menerima A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1 dari Accounting Staff.
• Meng-input Bukti Pengeluaran Cek (BPC) dalam Modul A/P dan mencetaknya sebanyak 2 (dua) rangkap.
• Memverifikasi BPC. • Mengarsip BPC-2 dan menyerahkan A/P Voucher-1,
BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1, BPC-1 kepada Finance Manager.
Treasury
6. • Menerima A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1, BPC-1 dari Treasury dan melakukan verifikasi.
• Memerintahkan Kasir untuk membuat Cek (Lihat Prosedur Pengeluaran Bank).
• Menyerahkan A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO, PUM-1 dan BPC-1 kepada Kasir. (Lihat Prosedur No. 7b)
Finance Manager
7a Jika uang muka dikeluarkan melalui kas kecil, • Menerima A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO,
PUM-1 dari Accounting Staff. • Melakukan input pada ORAFIN Modul A/P. • Menyerahkan uang ke Pemohon dan meminta
Pemohon menandatangani A/P Voucher. • Mengarsip A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO,
PUM-1.
Kasir
7b Jika uang muka dikeluarkan melalui Bank, • Menerima A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP, PO,
PUM-1, BPC-1 dan Uang Rupiah dari Finance Manager.
• Menyerahkan Uang ke Pemohon. • Menyerahkan A/P Voucher-1, BPPUM-1, SPPD, BP,
PO, PUM-1 dan BP-1 kepada Accounting Staff untuk diarsip.
Kasir
4.8 Prosedur Pertanggungjawaban Uang Muka
No. P r o s e d u r Dilakukan Oleh 1. • Menyerahkan Bukti Pendukung Ekstern (BPE),
Pertanggungjawaban Uang Muka (PjUM), Purchase Order (PO), Receiving Report (RR), Uang Rupiah (Jika Ada-Jika BPE<PjUM/ Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) kepada Treasury.
Pemohon
LAMPIRAN 2 – EXISTING SYSTEM AND PROCEDURES
L-
44
2. • Menerima BPE, PjUM, PO, RR, Rp (Jika ada) dan dari Pemohon mencocokkannya dengan Bukti Permohonan/ Pembayaran Uang Muka (BPPUM) dan SPPD dari Arsip.
• Memverifikasi kelengkapan dokumen. • Mempertanggungjawaban uang muka, • Jika BPE = BPPUM/ SPPD, mencap “LUNAS” semua
BPE dan menyerahkan BPE, BPPUM, SPPD dan PjUM kepada Accounting Staff.
• Jika BPE > BPPUM/ SPPD, menginput ORAFIN Modul A/P, mencap “LUNAS” semua BPE dan menyerahkan semua dokumen (BPE, BPPUM. SPPD, PjUM) kepada Accounting Staff untuk diverifikasi. Selanjutnya lihat Prosedur Pengeluaran Bank atau Pengeluaran Kas Kecil. Uang diserahkan ke Pemohon.
• Jika BPE < BPPUM/ SPPD, menginput ORAFIN Modul A/R, mencap “LUNAS” semua BPE dan menyerahkan BPE, BPPUM. SPPD, PjUM dan Uang Rupiah kepada Accounting Staff. Selanjutnya lihat Prosedur Penagihan dan Penerimaan Hasil Tagihan.
Treasury
3. • Menerima BPE, BPPUM, SPPD, PjUM dari Treasury. • Mencatat (input) biaya di ORAFIN Modul A/P dan
mencetak A/P Voucher dalam 2 (dua) rangkap serta diverifikasi oleh Assistant/ Accounting Manager.
• Apabila BPE > BPPUM/ SPPD, dokumen dikembalikan ke Finance untuk membayar kekurangan uang muka.
Accounting Staff
L -
45
LAMPIRAN 3 - PROPOSAL TESIS
Judul Tesis : “Evaluasi dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputerisasi pada PT XYZ”
Latar Belakang : PT XYZ adalah perusahaan go public yang bergerak dalam bidang usaha industri manufaktur pembuatan kemasan plastik film (biaxially oriented polypropylene, biaxially oriented polyester film, cast polypropylene film and rigid polyvinyl chloride film). Untuk menjamin kelancaran operasional perusahaan pada masa kini dan mengantisipasi perkembangan perusahaan di masa mendatang maka manajemen perusahaan merasa perlu untuk merancang suatu Sistem Informasi Akuntansi yang baik sebagai alat Pengendalian Intern yang efisien dan efektif. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT XYZ bertujuan untuk : 1. Menunjang penyediaan informasi keuangan perusahaan. 2. Meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang bagi para Pemegang Saham. 3. Mendukung tercapainya “Business Excellence“ di dalam perusahaan dengan menyediakan
sistem informasi yang mengarah kepada Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction and Customer Delight) seperti kualitas produk dan jasa yang sesuai dengan harapan Pelanggan, ketepatan waktu Penyerahan Barang serta penetapan harga jual yang menarik.
4. Menghasilkan informasi yang tepat dan berguna bagi pengambil keputusan di PT XYZ. 5. Menghasilkan dan mempertajam “Sistem Pengendalian Intern“ yang secara “Operasional“
dapat mencegah atau mempermudah deteksi adanya “Fraud“ dan “Waste“. 6. Dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif baik sumber daya manusia, peralatan dan
perlengkapan kantor serta ruangan kerja. 7. Dapat turut menunjang tercapainya Overall Objectives serta Departmental, Functional and
Business Process Objectives PT XYZ.
Metodologi Penelitian :
Pelaksanaan tesis ini akan menggunakan metode: 1. Penelitian di lapangan dengan cara pengumpulan data melalui observasi langsung di
lapangan dan wawancara langsung dengan masing-masing pejabat untuk mengetahui secara mendalam dan mendetail mengenai prosedur yang berlaku saat ini.
2. Penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan penulisan.
Diajukan oleh :
Nama : Glenn Martinus Marjono NIM : 117.03.0130 Kelas / Angkatan : Akhir Pekan Angkatan : XXIII
Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara
Jakarta