universitas sebelas maret surakarta...

24
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USAHA NURSERY DELIMA PUTIH (Punica granatum L.) SEBAGAI ALTERNATIF OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN BIDANG KEGIATAN: PKM- K PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: AYUDYA KARTIKA SARI (H0712072/2012) ADITYA INCAHYO (H0712005/2012) ALFIANI KAMILA LUKITO (H0712013/2012) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: doduong

Post on 08-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

USAHA NURSERY DELIMA PUTIH (Punica granatum L.)

SEBAGAI ALTERNATIF OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN

BIDANG KEGIATAN: PKM- K

PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan Oleh:

AYUDYA KARTIKA SARI (H0712072/2012)

ADITYA INCAHYO (H0712005/2012)

ALFIANI KAMILA LUKITO (H0712013/2012)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

RINGKASAN

Delima putih merupakan tanaman berupa perdu dengan tinggi tanaman

mencapai 2-5 m dan biasanya ditanam di kebun sebagai tanaman hias dan

tanaman obat. Tanaman delima putih ini sebenarnya mudah untuk dibudidayakan

karena toleran terhadap kondisi tanah yang kurang subur, selain itu juga mampu

ditanam di dataran tinggi maupun rendah. Akan tetapi di Indonesia tanaman ini

kurang mendapat perhatian. Sulitnya menemukan buah ini di pasaran dikarenakan

masyarakat kurang paham akan manfaat dari buah ini. Atas dasar inilah tim

Kewirausahaan kami ingin mengembangkan usaha pembibitan delima putih untuk

memenuhi kebutuhan di pasaran terutama untuk tanaman obat.

Usaha ini menitikberatkan pada pemanfaatan lahan pekarangan terutama di

daerah perkotaan. Perawakan tanaman yang tidak terlalu besar dan tanaman ini

juga bisa ditanam di dalam pot sehingga penggunaan lahan makin minimalis.

Usaha ini juga mengutamakan konsumen yang ada di daerah kota Surakarta. Hal

ini dikarenakan Surakarta dikenal sebagai tempat penghasil jamu menjadikan

kebutuhan asupan tanaman obat tinggi. Tanaman delima putih ini selain

bermanfaat sebagai tanaman obat-obatan, tanamannya mampu berbuah sepanjang

tahun sehingga berpotensi untuk memenuhi pasokan tanaman obat-obatan.

Melihat peluang tersebutlah yang mendasari kami untuk melakukan usaha ini

untuk memenuhi pengadaan bibit delima putih.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………….……………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………..…………………………….. ii

RINGKASAN ……………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ………………………….…...……………………………… iv

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ……………………. 2

BAB 3 METODE PELAKSANAAN …………………………………… 5

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

BAB I PENDAHULUAN

Delima putih (Punica granatum L.) secara taksonomi dimasukkan ke

dalam suku Punicaceae. Suku Punicaceae hanya terdiri dari satu marga yaitu

Punica (Steenis 1992). Rumusan Obat-obat Nasional menyebutkan kurang lebih

23 negara menggunakan delima putih sebagai obat resmi (Dharma 1989). Sebagai

tanaman obat, delima putih dapat dimanfaatkan secara keseluruhan baik bunga,

buah, kulit pohon, kulit akar, daun, dan batangnya. Menurut Heyne (1987)

manfaatnya dalam bidang kesehatan antara lain sebagai obat mencret, cacingan,

gusi yang sakit, keputihan, dan dapat digunakan sebagai tinta tulis yang indah.

Menurut Dalimartha (2007) Pohon delima putih (Punica granatum L.)

yang berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-5 m, sering ditanam

dikebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang

dapat dimakan. Pohon delima toleran terhadap tanah yang bagi kebanyakan

tanaman buah-buahan lain tidak dapat tumbuh subur, termasuk tanah berkapur

dan tanah basa. Tumbuhan menyukai tanah gembur yang tidak terendam air,

dengan air tanah yang tidak terlalu dalam. Daerah yang baik untuk

pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang dan

panas dengan ketinggian 1000m di atas permukaan laut. Akan tetapi banyak juga

dijumpai di dataran rendah (Rukmana 2003).

Delima di Indonesia kurang mendapat perhatian. Pada umumnya buah

delima hanya ditanam sebagai tanaman hias dan sangat jarang dibudidayakan

secara umum di indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat akan manfaat dari buah delima (Wijanarko 2008). Populasi yang

sedikit tersebut menjadikan delima putih sulit ditemukan dipasaran. Kelangkaan

akan taanaman tersebut dan pemanfaatan tanaman obat sebagai pengobatan

alternatif yang meningkat dengan keunggulannya yang tidak menimbulkan efek

samping, murah serta mudah didapatkan tersebut yang menjadikan tim

Kewirausahaan kami untuk dapat mengambangkan usaha pembibitan delima putih

(Punica granatum L.) sehingga kebutuhan dipasaran dapat terpenuhi.

1

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Perawakan pohon delima yang hanya setinggi 2-5 m tidak memerlukan

lahan yang luas untuk menanamnya. Untuk 1 pohon hanya memerlukan luas lahan

6 m2. Penanaman yang bertempat dalam pot juga sangat menungkinkan dalam

rangka meminimaliskan penempatan tanaman. Syarat tumbuh tanaman yang

memerlukan penyinaran yang lama sangat cocok bila dikembangkan di Indonesia

karena hanya memiliki 2 musim sehingga jumlah panas yang dibutuhkan perhari

dapat terpenuhi dengan baik. Delima tidak mengenal musim dalam berbuah,

sehingga pemanenan buah dapat dilakukan sepanjang tahun. Buahnya yang kaya

akan kandungan senyawa aktif dapat dikonsumsi sebagai alternatif pengobatan

atau untuk usaha pencegahan terutama pada kulit buahnya. Kandungan

antioksidan yang tinggi dimanfaatkan untuk menangkal radikal bebas sehingga

menghindari pertumbuhan sel kanker.

Usaha ini menitikberatkan pada pemanfaatan lahan pekarangan utamanya

di daerah perkotaan dan pemanfaatan dari hasil tanaman yang dibibitkan sehingga

konsumen yang dibidik adalah masyarakat umum utamanya yang bertempat

tinggal di sekitar kota Surakarta. Kota Surakarta yang terkenal sebagai tempat

penghasil jamu, menjadikan kebutuhan akan delima putih sangat besar. Populasi

tanaman delima putih yang masih sedikit membuat keberadaannya langka

dipasaran. Dengan demikian kebutuhan bibit delima sangat besar, namun

keberadaanya masih minim sehingga perlu diadakannya pengadaan bibit delima

putih untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi. Melihat peluang tersebutlah

yang mendasari kami untuk melakukan usaha ini.

2

Analisis keuangan

1. Investasi awal yang diperlukan

Tabel 4.1 Investasi Awal

Material Kuantitas Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Bak penyemaian 40 buah 50.000,- 2.000.000,-

Kayu dan bambu 1 set 700.000,- 700.000,-

Paranet 20 m 15.000,- 300.000,-

Cangkul 2 buah 50.000,- 100.000,-

Cethok 3 buah 25.000,- 75.000,-

Gembor 3 buah 35.000,- 105.000,-

Nampan 10 buah 15.000,- 150.000,-

Total 3.430.000,-

Biaya penyusutan 10% x Total 3.430.000,- 343.000,-

Total setelah penyusutan 3.773.000,-

Tabel 4.2 Biaya Operasional Per Periode Produksi

Material Kuantitas Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Buah delima putih 15 buah 10.000,- 150.000,-

Media semai 120 karung 2000,- 240.000,-

Media tanam 650 karung 5000,- 3.250.000,-

Pupuk kompos 650 karung 5000,- 3.250.000,-

Polybag ø 15 cm 1000 lembar 100,- 100.000,-

Sewa lahan 400 m2 1250,- 500.000,-

Total 7.490.000,-

Tabel 4.3 Total Investasi Yang Diperlukan

No. Keterangan Total (Rp)

1. Investasi awal 3.773.000,-

2. Biaya Operasional Per Periode

Produksi 7.490.000,-

Total seluruh 11.263.000,-

2. Penentuan harga pokok penjualan

Total Investasi yang Diperlukan Rp 11.263.000,-

Target penjualan per periode 800 bibit

Harga pokok penjualan / bibit Rp 14.078,75

3. Total pendapatan pembibitan Delima Putih satu periode

Penjualan bibit @ Rp. 25.000,- x 800 bibit = Rp. 20.000.000,-

Total pendapatan per periode Rp. 20.000.000,-

3

4. Laporan Laba Rugi

Nursery Delima Putih

Rencana Laporan laba Rugi

Total Penjualan Rp. 20.000.000,-

HPP dalam hitungan setiap periode Rp. 11.263.000,-

Laba tiap periode Rp. 8.737.000,-

5. Analisis Kelayakan

a. BEP (Break Even Pint)

BEP Volume produksi =

=

= 451

Jadi pada tingkat volume penjualan 451 bibit, usaha ini berada pada

titik impas.

BEP Harga Produksi =

=

= 14.078,75

Usaha pembibitan Delima Putih akan mengalami titik impas pada

harga Rp. 14.078,75 / bibit

b. R/C Ratio

R/C Ratio biaya total

penjualan Hasil =

= 1,78

Karena R/C ratio >1 maka usaha pembibitan Delima Putih ini layak

untuk dijalankan, artinya tiap satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil

penjualan sebesar 1,78 kali lipat.

4

BAB III METODE PELAKSANAAN

Kegiatan usaha nursery dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Tahapan-

tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Perolehan benih

Benih diperoleh dari ekstraksi buah delima putih dengan cara

memisahkan biji delima dari buah kemudian mengeringkannya.

2. Pelaksanaan kegiatan

a. Pembuatan tempat

1) Membuat rumah penyemaian dan pemeliharaan dengan ukuran 20x20 m.

2) Memasang paranet sebagai upaya menciptakan iklim mikro yang sesuai

bagi pertumbuhan bibit tanaman.

b. Permbuatan media penyemaian

1) Membuat media semai yang berasal dari campuran kompos dan sekam

dengan perbandingan 1:1.

2) Membuat bak penyemaian dengan ukuran 60x40 cm untuk 20 benih.

c. Pemilihan benih

1) Benih dipilih dari ekstraksi buah delima putih yang masak secara

fisiologi sehingga benih yang diperoleh bermutu.

2) Merendam benih dalam bak yang berisi air sebagai uji kebernasan benih.

Benih yang berada di dalam bak merupakan benih yang bernas.

d. Penyemaian

1) Menanam benih pada bak penyemaian dengan populasi 20 benih/bak

penyemaian.

2) Menyemai benih hingga berumur 6-7 minggu.

3) Menyirami bak penyemaian setiap hari

e. Penyapihan dan Pemeliharan

1) Membuatn media penyapihan berupa campuran tanah dan kompos

dengan perbandingan 1:1.

2) Kemudian diletakkan media pada polybag berdiameter 15 cm dengan

ketebalan 15 cm.

5

3) Memindahkan bibit yang berumur 6-7 minggu pada media penyapihan.

4) Menyirami bibit setiap hari.

5) Mengontrol bibit tanaman dari gangguan OPT.

3. Pemasaran

Strategi pemasaran dalam usaha pembibitan delima putih menggunakan

metode-metode yang meliputi,

a. Promosi

Untuk meningkatkan nilai penjualan bibit delima putih ini maka

diperlukan adanya promosi dengan menggunakan pamflet dan penyebaran

brosur.

b. Pameran Produk

Mengikuti pameran tanaman sebagai usaha untuk mengenalkan

produk kepada khalayak luas guna meningkatkan penjualan bibit.

c. Potongan harga

Bentuk lain dalam strategi pemasaran yang kami lakukan adalah

dengan pemberian potongan harga untuk pembelian dengan jumlah besar.

d. Delivery order

Untuk meningkatkan bibit delima putih, maka diperlukan pelayanan

yang memudahkan pembeli untuk mendapatkannya dengan menawarkan

pengantaran bibit sampai ke tempat pembeli.

e. After sales services

Strategi ini dilakukan untuk memberikan pelayanan lebih bagi

konsumen dengan menawarkan jasa penanaman dan penataan tepat bagi

bibit yang dibeli.

4. Monitoring dan Evaluasi Usaha Pembibitan

Monitoring dan evaluasi hasil usaha dilakukan mulai awal kegiatan

hingga akhir. Pada tahap ini, setiap aspek dalam kegiatan usaha dikontrol

pelaksanaannya sehingga dapat diketahui perkembangan usaha yang dilakukan.

5. Penyusunan laporan

Penyusunan laporan dilakukan setelah seluruh program selesai

dilaksanakan.

6

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya

Tabel 4.4 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan Penunjang PKM 3.430.000,-

2 Bahan Habis Pakai 7.490.000,-

3 Perjalanan 825.000,-

4 Lain-lain 680.000,-

Jumlah 12.425.000,-

B. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan selama lima bulan, adapun rincian jadwal

kegiatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan

Bulan ke- 1 2 3 4 5

Nama Kegiatan

A Tahap Pertama

1. Perijinan usaha

2. Persiapan tempat

3. Persiapan bahan perlengkapan

dan peralatan

4. Perolehan benih dan Ekstraksi

biji

B Tahap Kedua

1. Pembuatan tempat

2. Pembuatan media penyemaian

3. Pemilihan benih

4. Pembibitan

5. Penyapihan dan pemeliharaan

6. Pemasaran dan distribusi

7. Pengembangan usaha

C Tahap Ketiga

1. Monitoring dan Evaluasi Usaha

2. Penyusunan Laporan

7

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha S 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: :Puspa Swara

Dharma, A.P. 1989. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Heyne K 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Jakarta: Yayasan Sarana Wana

Jaya.

Rukmana Rahmat Ir. H. 2003. Delima. pp : 9-15.

Steenis C.G.G.J. van 1992. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya

Paramita..

Wijanarko 2008. Pengaruh varietas buah delima (Punica Ggranatum) terhadap

aktivitas antioksidan dan total fenol . In: Seminar Tugas Akhir S1

Jurusan Kimia FMIPA UNDIP, Jurusan Kimia UNDIP.

LAMPIRAN

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Bak

penyemaian

Tempat

penyemaian

benih delima

40 buah 50.000,- 2.000.000,-

Kayu dan

bambu

Membuat

naungan

tempat

penyemaian

dan

pembibitan

1 set 700.000,- 700.000,-

Paranet

Sebagai

naungan

tempat

penyemaian

dan

pembibitan

20 m 15.000,- 300.000,-

Cangkul Membuat

media tanam 2 buah 50.000,- 100.000,-

Cethok Membuat

media tanam 3 buah 25.000,- 75.000,-

Gembor Penyiraman

tanaman 3 buah 35.000,- 105.000,-

Nampan

Sebagai tempat

benih

dikeringkan

10 buah 15.000,- 150.000,-

Sub total 3.430.000,-

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Buah delima

putih

Ekstraksi biji

untuk dijadikan

benih

15 buah 10.000,- 150.000,-

Media semai

Media taman

benih saat

penyemaian

120 karung 2000,- 240.000,-

Media tanam

Media tanam

bibit setelah

penyemaiann

650 karung 5000,- 3.250.000,-

Pupuk

kompos

Campuran

media tanam 650 karung 5000,- 3.250.000,-

bagi bibit

Polybag ø 15

cm

Tempat media

tanam bibit

1000

lembar 100,- 100.000,-

Sewa lahan Tempat

produksi 400 m

2 1250,- 500.000,-

Sub total 7.490.000,-

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Perjalanan ke

Jepara (Luar

daerah)

Pembelian

buah delima

putih

1 kali 125.000,- 125.000,-

Perjalanan

sekitar

Surakarta

(Dalam

daearah)

Pemasaran

bibit 20 kali 35.000,- 700.000,-

Sub total 825.000,-

4. Lain-lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Kertas HVS

A4

Penyusunan

laporan 2 rim 50.000,- 100.000,-

Tinta printer Penyusunan

laporan 1 set 150.000,- 150.000,-

Jasa

Penjilidan

Penyusunan

laporan 6 buah 5.000,- 30.000,-

Brosur dan

pamflet Promosi 100 lembar 3.000,- 300.000,-

Laporan

akhir

Penyusunan

laporan akhir Rangkap 4 25.000,- 100.000,-

Sub total 680.000,-

Total Keseluruhan 12.425.000,-

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dan Pembagian Tugas

No Nama Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(Jam/

minggu)

Uraian Tugas

1. Ayudya

Kartika Sari

Agroteknologi Pertanian 10 jam/

minggu

Selaku ketua

dalam

pelaksanaan

PKM, maka tugas-

tugasnya antara

lain :

a. Menyiapkan

benih.

b. Mengontrol

c. Sebagai PJ

pelaksanaan

kegiatan.

2. Aditya

Incahyo

Agroteknologi Pertanian 10 jam/

minggu

a. Menyiapkan

perlengkapan

dan peralatan.

b. Pemasaran dan

distribusi.

c. Mengembangk

an usaha.

3. Alfiani

Kamila

Lukito

Agroteknologi Pertanian 10 jam/

minggu

Melaksanakan

persiapan tempat

dan pemeliharaan.