universitas indonesia studi desain rotor generator...

54
i UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL JENIS CAKRAM SKRIPSI EDO ADHI FITRADHANA 0906603285 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JANUARI 2012 Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Upload: trinhthien

Post on 30-Jan-2018

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

i

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRONMAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL JENIS CAKRAM

SKRIPSI

EDO ADHI FITRADHANA0906603285

FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

DEPOKJANUARI 2012

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

i

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRONMAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL JENIS CAKRAM

SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

EDO ADHI FITRADHANA0906603285

FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

DEPOKJANUARI 2012

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Edo Adhi Fitradhana

NPM : 0906603285

Tanda Tangan :

Tanggal : 11 Januari 2012

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :Nama : Edo Adhi FitradhanaNPM : 0906603285Program Studi : Teknik ElektroJudul Skripsi : Studi Desain Rotor Generator Sinkron Magnet

Permanen Fluks Aksial Jenis Cakram

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik,Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ir. Agus R. Utomo, MT (...............................)

Penguji : Ir. Amien Rahardjo, MT (...............................)

Penguji : Dr. Ir. Ridwan Gunawan, MT (...............................)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 11 Januari 2012

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah

dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, dimulai dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Agus R. Utomo, MT selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan bantuan dukungan

baik secara moral maupun material.

3. Sahabat, baik di lingkungan kampus maupun pergaulan yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT. berkenan membalas setiap

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat untuk pengembangan ilmu kedepannya.

Depok, 11 Januari 2012

Penulis

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Edo Adhi Fitradhana

NPM : 0906603285

Program Studi : Teknik Elektro

Departemen : Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Jenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRON MAGNET

PERMANEN FLUKS AKSIAL JENIS CAKRAM”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 11 Januari 2012

Yang menyatakan

( Edo Adhi Fitradhana )

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

vi

ABSTRAK

Nama : Edo Adhi FitradhanaProgram Studi : Teknik ElektroJudul : STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRON

MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL JENISCAKRAM

Rotor magnet permanen adalah rotor dari mesin listrik, dalam hal inimesin sinkron tanpa penguat eksternal karena penguatnya berasal dari magnetpermanen itu sendiri.

Pada Studi Desain Rotor Generator Sinkron Magnet Permanen FluksAksial Jenis Cakram, dalam hal ini pengaruh jarak antar kutub magnet permanensangat berpengaruh terhadap distribusi fluks magnetnya sendiri. Selainberpengaruh terhadap distribusi fluks, jarak antar kutub magnet permanen jugaberpengaruh secara tidak langsung terhadap dimensi rotor dan dimensi mesinsinkron secara keseluruhan.

Kata Kunci :Rotor, generator sinkron magnet permanen fluks aksial,jarak antar kutub magnet permanen, distribusi fluks magnet

ABSTRACT

Name : Edo Adhi FitradhanaStudy Program : Electrical EngineeringTitle : DESIGN STUDY OF ROTOR ON AXIAL FLUX

PERMANENT MAGNET SYNCHRONOUSGENERATOR DISC TYPE

Rotor permanent magnet is the rotor from electric machine, in term ofsynchronous machine without external exciter because the exciter come from itpermanent magnet self.

Design Study of Rotor on Axial Flux Permanent Magnet SynchronousGenerator Disc Type, impact of distance between permanent magnet polarity washighly correlated to magnet flux distribution itself. In addition, distance betweenpermanent magnet polarity also influencing indirectly into rotor dimension anddimension of sychronized machine thoroughly.

Key word :Rotor, axial flux permanent magnet synchronous generator,distance between permanent magnet polarity,magnet flux distribution

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... iiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iiiKATA PENGANTAR.................................................................................... ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................... vABSTRAK..................................................................................................... viABSTRACT................................................................................................... viDAFTAR ISI.................................................................................................. viiDAFTAR GAMBAR..................................................................................... ixDAFTAR TABEL.......................................................................................... xiBAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 11.2 Tujuan.................................................................................................. 11.3 Rumusan Masalah................................................................................ 11.4 Batasan Masalah.................................................................................. 11.5 Metodologi Penelitian.......................................................................... 21.6 Sistematika Penulisan.......................................................................... 2

BAB II MESIN SINKRON.......................................................................... 32.1 Prinsip Dasar Mesin Sinkron............................................................... 3

2.1.1 Definisi......................................................................................... 32.1.2 Konstruksi Dasar Mesin Sinkron................................................. 3

2.1.2.1 Stator/Kumparan Jangkar..................................................... 42.1.2.2 Rotor/Kumparan Medan....................................................... 62.1.2.3 Arus Penguat/Eksitasi.......................................................... 10

2.2 Prinsip Kerja Dan Karakteristik Mesin Sinkron.................................. 132.2.1 Kecepatan Sinkron....................................................................... 132.2.2 Generator Sinkron Tanpa Beban.................................................. 142.2.3 Generator Sinkron Berbeban........................................................ 152.2.4 Reaksi Jangkar............................................................................. 162.2.5 Reaktansi Sinkron........................................................................ 17

BAB III GENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKSAKSIAL (MPFA) JENIS CAKRAM........................................... 19

3.1 Definisi Generator Sinkron Magnet Permanen................................... 193.2 Topologi Dan Geometri....................................................................... 203.3 Struktur dan Material Generator Sinkron MPFA................................ 22

3.3.1 Magnet Permanen Pada Rotor..................................................... 223.3.2 Kumparan pada Stator................................................................. 24

3.4 Prinsip Generator Sinkron MPFA....................................................... 253.4.1 Rangkaian Magnetik Pada Generator Sinkron MPFA Satu Sisi

Dengan Stator Tanpa Inti.............................................................. 253.4.2 Lilitan Pada Stator Tanpa Inti...................................................... 26

3.5 Karakteristik Generator Sinkron MPFA.............................................. 273.5.1 Kemampuan Daya Putar (Torsi).................................................. 273.5.2 Fluks Magnetik............................................................................ 273.5.3 Torsi Elektromagnetik Dan EMF................................................ 28

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

viii

3.6 Karakteristik Performa Generator Sinkron MPFA.............................. 293.7 Kurva B-H Material Magnet................................................................ 31

BAB IV SIMULASI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRONMPFA JENIS CAKRAM.............................................................. 32

4.1 Pengaruh Jenis Material Magnet Permanen Terhadap DistribusiKerapatan Fluks (B) Pada Celau Udara (air gap)............................... 33

4.2 Pengaruh Lebar Celah Udara (g) Terhadap Distribusi KerapatanFluks (B) Pada Celah Udara (air gap)................................................. 34

4.3 Pengaruh Jarak Antar Magnet Permanen (Xmp) Terhadap DistribusiKerapatan Fluks (B) Pada Celah Udara (air gap)............................... 36

4.4 Optimasi Dimensi Rotor...................................................................... 384.5 Pengaruh Jarak Antar Magnet Permanen (Xmp) Terhadap Nilai

Eksitasi Fluks (Φf)............................................................................... 394.6 Studi Kasus Rotor Generator Sinkron MPFA..................................... 40

BAB V KESIMPULAN................................................................................ 41DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 42

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kontruksi dasar mesin sinkron................................................... 4Gambar 2.2. (a) Laminasi stator, (b) Beberapa kumparan dalam slot............ 5Gambar 2.3. Rangka stator beserta kumparan jangkarnya............................. 6Gambar 2.4. Rotor kutub sepatu/kutub menonjol (salient pole)..................... 8Gambar 2.5. Rotor kutub sepatu pada generator 4 kutub............................... 8Gambar 2.6. Rotor kutub silinder (non-salient pole/cylindrical rotor)........... 9Gambar 2.7. Rotor kutub silinder pada generator 4 kutub.............................. 10Gambar 2.8. Kurva karakteristik dan rangkaian ekivalen generator tanpa

Beban......................................................................................... 15Gambar 2.9. Rangkaian ekivalen dan diagram vektor generator berbeban.... 15Gambar 2.10. Pengaruh reaksi jangkar untuk berbagai macam jenis beban.. 16Gambar 2.11. Kurva pengujian tanpa beban dan hubung singkat generator

Sinkron..................................................................................... 18Gambar 3.1. Topologi dasar generator MPFA (a) generator sisi tunggal

dengan slot (b) generator dua sisi tanpa slot dengan statorinternal diapit dua rotor magnet permanen (c) generator duasisi dengan slot stator dan rotor magnet permanen internal(d) generator dua sisi dengan stator internal tanpa inti. 1-intistator, 2-lilitan stator, 3-rotor, 4-magnet permanen, 5-bingkai, 6- bearing, 7-poros.................................................... 21

Gambar 3.2. Bagian-bagian generator sinkron MPFA tanpa sikat dengankumparan film sebagai stator tanpa inti dan sistem eksitasirotor magnet permanen satu sisi............................................. 22

Gambar 3.3. Perbedaan kurva histerisis antara magnet permanen (magnetbahan keras) dengan magnet induksi (magnet bahan lunak).. 22

Gambar 3.4. Kurva karakteristik histerisis magnetik beberapa materialmagnet permanen.................................................................... 24

Gambar 3.5. Diagram koneksi lilitan sembilan kumparan dengan tipe tigafasa dari sebuah generator MPFA........................................... 25

Gambar 3.6. Lilitan tiga fasa, polaritas magnet permanen dan jalur fluksmagnet dari generator MPFA dua sisi dengan stator tanpainti........................................................................................... 25

Gambar 3.7. Lilitan tanpa inti dari sebuah generator MPFA tiga fasadengan delapan kutub dan dua rotor eksternal........................ 26

Gambar 3.8. Karakteristik generator sinkron MPFA tunggal untuk bebaninduktif.................................................................................... 30

Gambar 3.9. Kurva B-H saturasi dari 3 material magnet............................. 31Gambar 4.1. Algoritma studi desain rotor GSMP FA.................................. 32Gambar 4.2. Distribusi kerapatan fluks material magnet permanen

Alnico 5................................................................................... 33Gambar 4.3. Distribusi kerapatan fluks material magnet permanen

Ceramic 5................................................................................ 33Gambar 4.4. Kurva B-H magnet permanen Alnico 5................................... 34Gambar 4.4. Kurva B-H magnet permanen Ceramic 5................................ 34

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

x

Gambar 4.6. Perbandingan pengaruh lebar celah udara (g) terhadap nilaikerapatan fluks........................................................................ 35

Gambar 4.7. Perbandingan pengaruh lebar celah udara (g) terhadapdistribusi kerapatan fluks........................................................ 35

Gambar 4.8. Perbandingan pengaruh jarak antar magnet (Xmp) terhadapdistribusi kerapatan fluks........................................................ 37

Gambar 4.9. Penampang (yoke) rotor magnet permanen bentuk lingkaran. 38

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Spesifikasi beberapa material magnet permanen........................... 23Tabel 4.1.Pengaruh jarak antar magnet permanen dan lebar celah udara

terhadap nilai puncak kerapatan fluks pada celah udara................ 36Tabel 4.2.Pengaruh jarak antar magnet permanen terhadap nilai eksitasi

fluks magnet................................................................................... 40

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

1Universitas Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1. Memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan untuk membangkitkan

energi listrik.

2. Mengembangkan desain generator untuk aplikasi konversi sumber-sumber

energi alternatif (terbarukan).

3. Mengembangkan desain generator sinkron magnet permanen.

1.2 Tujuan

1. Mengembangkan desain Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks

Aksial (GSMPFA) tipe cakram.

2. Studi desain rekayasa rotor magnet permanen.

3. Studi optimasi desain dimensi generator.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam Studi Desain Rotor Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks

Aksial Jenis Cakram ini akan dibahas tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet permanen fluks aksial.

2. Bagaimana karakteristik dan parameter dari generator sinkron magnet

permanen fluks aksial jenis cakram.

3. Apa saja bagian-bagian dan material penyusun generator magnet permanen

fluks aksial.

4. Faktor-faktor apa yang harus diperhatikan dalam mendesain rotor

generator magnet permanen fluks aksial jenis cakram.

5. Bagaimana cara mendesain rotor generator sinkron magnet permanen fluks

aksial sehingga dapat bekerja secara optimal.

1.4 Batasan Masalah

1. Tipe generator yang menjadi studi desain adalah generator sinkron magnet

permanen fluks aksial jenis cakram satu sisi dengan stator tanpa inti

(coreless).

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

2

Universitas Indonesia

2. Magnet permanen yang digunakan berbentuk lingkaran dengan permukaan

datar dan dipasang secara surface mount.

3. Analisis dalam studi ini dibantu dengan perangkat lunak Finite Element

Method Magnetics (FEMM) versi 4.2.

1.5 Metodologi Penelitian

1. Studi Literatur

Membaca literatur berupa buku-buku, karya ilmiah, dan browsing Internet

untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan alat dan

sebagai dasar penulisan dan penyusunan laporan skripsi.

2. Pembuatan Prototype

Menyediakan material yang dibutuhkan dan membuat prototype

berdasarkan studi literatur.

3. Pengujian Prototype

Menguji hasil pembuatan prototype. Selanjutnya hasil pengujian

dibandingkan dengan literatur dan dianalisis.

4. Analisis dengan pendekatan matematis dan gambar menggunakan

perangkat lunak FEMM 4.2.

5. Penyusunan Laporan

Membuat suatu laporan yang berisi penjelasan tentang studi yang

dilakukan

1.6 Sistematika Penulisan

Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika

penulisan. Bab kedua merupakan landasan teori dari mesin sinkron, yang berisi

penjelasan secara garis besar tentang mesin listrik dan dikhususkan pada generator

sinkron. Pada bab ketiga pembahasan difokuskan pada generator sinkron magnet

permanen fluks aksial jenis cakram satu sisi dengan stator tanpa inti. Bab keempat

menguraikan analisis desain khususnya desain rotor berbasis komputer

menggunakan perangkat lunak FEMM 4.2. Bab kelima merupakan bab terakhir

yang berisi kesimpulan dari studi yang dilakukan.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

3Universitas Indonesia

BAB IIMESIN SINKRON

2.1 Prinsip Dasar Mesin Sinkron

2.1.1 Definisi

Mesin sinkron adalah suatu peralatan listrik dinamis yang bisa

mengkonversi daya mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (generator sinkron)

dan mengkonversi daya listrik bolak-balik menjadi daya mekanik (motor sinkron).

Disebut mesin sinkron karena frekuensi putaran elektrik yang dihasilkan sama

(sinkron) dengan putaran mekanik rotor. [1]

Mesin sinkron biasa dioperasikan sebagai generator (alternator) terutama

untuk sistem daya besar seperti generator turbin dan generator hidroelektrik pada

sistem pembangkit terdistribusi. Karena kecepatan rotor sebanding dengan

frekuensi eksitasi, motor sinkron dapat diaplikasikan untuk keadaan dimana

kontrol kecepatan konstan dibutuhkan.

Selain itu, daya reaktif yang dihasilkan oleh mesin sinkron juga dipasang

sendirian pada sistem pembangkit untuk perbaikan faktor daya atau mengontrol

aliran kVA reaktif. Mesin tersebut dikenal dengan kondenser sinkron, yang secara

ukuran lebih ekonomis dibandingkan dengan kapasitor statis.

Penggerak utama (prime mover) mesin sinkron berkecepatan tinggi

umumnya adalah turbin uap yang menggunakan bahan bakar fosil atau tenaga

nuklir. Sedangkan pada mesin sinkron berkecepatan rendah penggerak utamanya

berupa turbin hidro dengan tenaga air sebagai pembangkitnya. Terkadang, mesin

sinkron dalam skala kecil dipakai untuk pembangkit sendiri dan unit cadangan,

dengan turbin gas atau mesin diesel sebagai penggerak utama. [2]

Mesin sinkron dibagi menjadi 2 jenis :

a. Mesin sinkron 1 fasa

b. Mesin sinkron 3 fasa

2.1.2 Kontruksi Dasar Mesin Sinkron

Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron sama dengan kontruksi

motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Pada dasarnya

mesin sinkron terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

4

Universitas Indonesia

1. Stator

Disebut sebagai kumparan jangkar (angker) yang berfungsi menghasilkan

tegangan dan arus bolak-balik (Alternating Current).

2. Rotor

Disebut sebagai kumparan medan magnet yang berfungsi menginduksikan

medan magnet berputar pada stator.

3. Arus Penguat (Eksitasi)

Berupa arus searah (Direct Current) yang berasal dari sumber luar

(external source) kemudian dialirkan ke dalam rotor yang berputar melalui

cincin geser (slip ring) dan sikat (brushes). Arus penguat berfungsi untuk

memperkuat medan magnet yang dihasilkan pada kumparan medan

(rotor).

Gambar 2.1.Kontruksi dasar mesin sinkron [1]

2.1.2.1 Stator/Kumparan Jangkar

Stator (disebut juga armatur) adalah bagian generator yang berfungsi

sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju

ke beban disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

5

Universitas Indonesia

silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam,

oleh karena itu komponen ini disebut dengan stator.

Stator pada generator sinkron 3 fasa bisa terhubung secara delta (∆)

ataupun bintang (Y). Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :

1. Rangka stator.

Merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangka generator.

2. Inti stator

Terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus

yang terpasang ke rangka stator

3. Alur (slot) dan gigi

Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator

4. Kumparan stator (kumparan jangkar)

Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini

merupakan tempat timbulnya ggl induksi.

(a) (b)

Gambar 2.2.(a) Laminasi stator, (b) Beberapa kumparan dalam slot [4]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

6

Universitas Indonesia

Gambar 2.3.Rangka stator beserta kumparan jangkarnya [4]

2.1.2.2 Rotor/Kumparan Medan

Rotor merupakan bagian yang ikut berputar pada generator. Pada

generator sinkron, rotor pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar.

Rotor terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu :

1. Slip ring (cincin geser)

Merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan

oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring

kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush) yang

letaknya menempel pada slip ring.

Sikat (brush) merupakan sebuah blok yang terbuat dari bahan campuran

karbon mirip grafit yang mampu mengonduksikan listrik secara bebas

tetapi minim pergeseran, sehingga tidak membuat aus cincin geser. Jika

kutub positif sumber tegangan DC (arus searah) dihubungkan ke salah satu

sikat dan kutub negatif dihubungkan ke sikat lainnya, maka tegangan DC

yang sama akan diberikan ke kumparan medan setiap saat tanpa

tergantung posisi angular atau kecepatan rotor.

Cincin geser dan sikat memiliki beberapa masalah :

- Meningkatkan jumlah bagian mesin yang membutuhkan perawatan,

karena sikat harus diperiksa keausannya secara rutin.

- Tegangan jatuh pada sikat dapat mengakibatkan rugi daya yang

signifikan pada mesin dengan medan arus yang besar.

Bila pada mesin sinkron kecil menggunakan cincin geser dan sikat, maka

pada mesin sinkron ukuran besar menggunakan pembangkit tanpa sikat

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

7

Universitas Indonesia

untuk mensuplai medan arus DC. Pembangkit tanpa sikat adalah generator

AC kecil dengan rangkaian medan yang diletakkan pada stator dan

rangkaian jangkarnya diletakkan pada poros stator. Keluaran tiga fasa dari

generator pembangkit kemudian disearahkan menjadi arus searah oleh

penyearah tiga fasa yang juga diletakkan pada poros generator, selanjutnya

diumpankan ke rangkaian medan DC utama. Dengan mengatur medan arus

DC dari generator pembangkit (yang terletak di stator), maka medan arus

pada mesin utama dapat diatur tanpa menggunakan cincin geser dan sikat.

Karena tidak terjadi kontak mekanik antara rotor dan stator, pembangkit

tanpa sikat membutuhkan perawatan yang lebih mudah.

2. Kumparan rotor (kumparan medan)

Merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam menghasilkan

medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber eksitasi

tertentu.

3. Poros rotor

Merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros rotor

tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.

Ada dua bentuk rotor, yaitu rotor kutub sepatu/kutub menonjol (salient

pole) dan rotor kutub silinder (non-salient pole/cylindrical rotor).

1. Rotor kutub sepatu/kutub menonjol (salient pole)

Pada jenis ini, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor.

Kumparan pada setiap kutub dihubungkan secara seri. Ketika kumparan

ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk

kutub berlawanan.

Rotor kutub sepatu umumnya digunakan pada generator sinkron

dengan kecepatan putar rendah-sedang (120-400rpm) dan berkutub banyak

(≥4). Oleh sebab itu generator sinkron tipe ini biasanya dikopel dengan

mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik.

Jumlah kutub yang dibutuhkan di rotor jenis ini sangat banyak.

Sehingga dibutuhkan diameter yang besar untuk memuat kutub yang

sangat banyak tersebut

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

8

Universitas Indonesia

Rotor kutub sepatu cocok digunakan untuk putaran rendah-sedang

karena :

- Akan mengalami rugi-rugi angin (gesekan angin) yang besar dan

bersuara bising jika diputar dengan kecepatan tinggi.

- Tidak cukup kuat menahan tekanan mekanis apabila diputar dengan

kecepatan tinggi.

Selain itu distribusi fluks magnet pada rotor kutub sepatu cenderung

berbentuk persegi dan belum mendekati sinusoidal sehingga menimbulkan

harmonisasi.

Gambar 2.4. Rotor kutub sepatu/kutub menonjol (salient pole) [1]

Gambar 2.5. Rotor kutub sepatu pada generator 4 kutub [4]

2. Rotor kutub silinder (non-salient pole/cylindrical rotor)

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

9

Universitas Indonesia

Pada jenis ini, kontruksi kutub magnet rata dengan permukaan

rotor. Rotor jenis ini terbuat dari baja tempa padat yang mempunyai slot

dan gigi disepanjang pinggiran luarnya seperti halnya stator. Kumparan

medan pada rotor kutub silinder diletakkan di dalam slot ini. Disekitar

daerah pusat kutub umumnya tidak mempunyai slot.

Rotor kutub silinder biasanya digunakan pada generator putaran

tinggi (1500 atau 3000rpm) dan berkutub sedikit (≤4). Rotob kutub

silinder lebih panjang daripada rotor kutub sepatu. Diameter rotor kutub

silinder tidak sebesar rotor kutub sepatu untuk mengurangi gaya

sentrifugal yang muncul pada kecepatan putar tinggi.

Rotor kutub silinder cocok digunakan pada putaran tinggi karena :

- Kontruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan

putar tinggi.

- Tidak menghasilkan gesekan angin yang berlebihan.

Selain itu, distribusi fluks magnet yang dihasilkan lebih mendekati

sinusoidal sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang tegangan yang

lebih baik. [3][4]

Gambar 2.6. Rotor kutub silinder (non-salient pole/cylindrical rotor) [1]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

10

Universitas Indonesia

Gambar 2.7. Rotor kutub silinder pada generator 4 kutub [4]

2.1.2.3 Arus Penguat (Eksitasi)

Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron,

sistem eksitasi terdiri dari atas 2 jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan

sikat (brush excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless

excitation).

Ada 2 jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat, yaitu :

1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah)

Untuk sistem eksitasi yang konvensional, arus searah diperoleh

dari sebuah generator arus searah berkapasitas kecil yang disebut eksiter.

Generator sinkron dan generator arus searah tersebut terkopel dalam satu

poros, sehingga putaran generator arus searah sama dengan putaran

generator sinkron.

Tegangan yang dihasilkan oleh generator arus searah ini diberikan

ke belitan rotor generator sinkron melalui sikat karbon dan slip ring.

Akibatnya arus searah mengalir ke dalam rotor atau kumparan medan dan

menimbulkan medan magnet yang diperlukan untuk dapat menghasilkan

tegangan arus bolak-balik. Dalam keadaan ini apabila generator diputar

oleh penggerak mula maka dibangkitkan tegangan bolak-balik pada

kumparan utama yang terletak di stator generator sinkron.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

11

Universitas Indonesia

Pada generator konvensional ada beberapa kerugian yaitu:

- Generator arus searah merupakan beban tambahan untuk penggerak

mula.

- Penggunaan slip ring dan sikat menimbulkan masalah ketika

digunakan untuk mensuplai sumber arus searah pada belitan medan

generator sinkron.

- Terdapat sikat arang yang menekan slip ring sehingga timbul rugi

gesekan pada generator utamanya.

- Selain itu pada generator arus searah juga terdapat sikat karbon yang

menekan komutator.

- Selama pemakaian, slip ring dan sikat harus diperiksa secara teratur,

generator arus searah juga memiliki keandalan yang rendah.

2. Sistem eksitasi statis (static excitation system)

Sistem eksitasi statis menggunakan peralatan eksitasi yang tidak

bergerak (static), artinya peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama

dengan rotor generator sinkron. Sistem eksitasi statis atau self excitation

tidak memerlukan generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator

sinkron. Sumber eksitasi berasal dari tegangan output generator itu sendiri

yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan penyearah

thyristor.

Pada mulanya pada rotor ada sedikit magnet sisa yang akan

menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk dalam

penyearah dan dimasukkan kembali pada rotor, akibatnya medan magnet

yang dihasilkan makin besar dan tegangan AC akan naik demikian

seterusnya sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut.

Biasanya penyearah tersebut mempunyai pengatur sehingga tegangan

generator dapat diatur konstan.

Dibandingkan generator sistem konvensional, generator system

eksitasi statis jauh lebih baik karena tidak ada generator arus searah (yang

keandalannya rendah) dan beban generator arus searah pada penggerak

utama dihilangkan. Eksiter diganti dengan eksiter yang tidak berputar

yaitu penyearah.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

12

Universitas Indonesia

Untuk keperluan eksitasi awal pada generator sinkron, maka sistem

eksitasi statis dilengkapi dengan field flashing. Hal ini dibutuhkan karena

generator sinkron tidak memiliki sumber arus dan tegangan sendiri untuk

mensuplai kumparan medan.

Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :

1. Sistem eksitasi menggunakan baterai

Arus searah untuk suplai eksitasi untuk awal start generator

digunakan suplai dari baterai. Kemudian arus ini disalurkan ke medan AC

exciter. Tegangan keluaran generator sinkron disearahkan oleh penyearah

berupa dioda yang disebut rotating rectifier, yang diletakkan pada bagian

poros ataupun pada bagian dalam dari rotor generator sinkron, sehingga

rotating rectifier tersebut ikut berputar sesuai dengan putaran rotor.

Untuk menghindari adanya kontak geser pada bagian rotor

generator sinkron, maka penguat medan generator dirancang supaya arus

searah yang dihasilkan dari penyearah langsung disalurkan ke bagian

belitan medan dari generator utama. Hal ini dimungkinkan karena dioda

penyearah ditempatkan pada bagian poros yang dimiliki bersama-sama

oleh rotor generator utama dan penguat medannya. Arus medan pada

generator utama dikontrol oleh arus yang mengalir pada kumparan medan

generator penguat (Eksiter).

Setelah tegangan generator mencapai tegangan nominalnya maka

catu daya DC (baterai) biasanya dilepas dan digantikan oleh Penyearah.

Penguatan yang dipakai adalah sistem self exitation system yaitu sistem

dimana sumber daya untuk penguatnya diperoleh dari keluaran tiga fasa

generator itu sendiri.

2. Sistem eksitasi menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG)

Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor adalah

dengan menggunakan magnet permanen yang diletakkan pada poros

generator. Sistem eksitasi ini biasanya digunakan pada generator sinkron

berskala kecil. Hal ini bertujuan agar sistem eksitasi dari generator sama

sekali tidak tergantung pada sumber daya listrik dari luar mesin.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

13

Universitas Indonesia

Pada rotor terdapat magnet permanen, kumparan jangkar generator

eksitasi, kumparan medan generator utama. Hal ini memungkinkan

generator tersebut tidak menggunakan slip ring dan sikat dalam

pengoperasiannya sehingga lebih efektif dan efisien. [5]

2.2 Prinsip Kerja Mesin Sinkron

Arus penguat (eksitasi) berupa arus DC dialirkan ke kumparan medan

(rotor) sehingga membangkitkan medan magnet pada rotor tersebut. Kemudian

rotor digerakkan oleh tenaga penggerak utama (prime mover) sehingga pada rotor

akan timbul medan magnet putar atau fluks yang bersifat bolak balik. Medan

magnet putar ini akan memotong stator yang mengakibatkan timbulnya gaya

gerak listrik (GGL) karena pengaruh induksi dari fluks putar tersebut. GGL yang

timbul pada stator juga bersifat bolak balik dan berputar dengan kecepatan

sinkron terhadap kecepatan putar rotor. [1][3]

2.2.1 Kecepatan Sinkron

Ketika rotor berputar, medan magnet yang dihasilkan juga berputar dengan

kecepatan yang sama. Karena medan magnet putar tersebut diinduksikan pada

kumparan jangkar (stator), maka pada stator terbangkitkan tegangan induksi

bolak balik (sinusoidal) AC 3 fasa dengan frekuensi elektrik yang sama pula

(sinkron).

Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin sinkron

dengan frekuensi elektrik pada stator adalah :

1202pnf (2.1)

Dimana :

f = Frekuensi eletrik (Hz)

n = Kecepatan mekanik rotor (rpm)

2p = Jumlah kutub

p = Jumlah pasangan kutub [1][2]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

14

Universitas Indonesia

2.2.2 Generator Sinkron Tanpa Beban

Besarnya tengangan induksi yang dibangkitkan pada stator diturunkan dari

Hukum Faraday yang menyatakan gaya gerak listrik induksi :

inddΦ

E Ndt

(2.2)

SinωtmaksdΦE Ndt

ω CosωmaksN Φ t (ω 2π )f

(2π ) CosωmaksN f Φ t 2120

pnf

2π Cosω120 maks2pnN Φ t

2.3,14. Cosω120 maks2pn Φ t

(2.3,14.120maks maks2pnE N Φ

(2.3,14. )120

2 2

maksmaks

eff rms

2pnN ΦEE E

8,88120NnpΦ

8,88( )

120Np K

effE KnΦ (2.3)

Dimana :

E = Gaya gerak listrik (volt)

N = Jumlah lilitan

K = Konstanta

2p = Jumlah kutub

p = Jumlah pasangan kutub

n = Putaran sinkron (rpm)

Φ = Fluks magnetik (Weber)

F = Frekuensi sinkron (Hz)

dΦdt

= Laju fluks magnet (W/s) [3]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

15

Universitas Indonesia

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,

sehingga tidak ada pengaruh reaksi jangkar. Fluks hana dihasilkan oleh arus

medan (If). Jika arus medan diubah-ubah harganya maka akan diperoleh harga Eo.

Gambar 2.8. Kurva karakteristik dan rangkaian ekivalen generator tanpa

beban [1]

b – a = Tahanan arus beban pada daerah jenuh (saturated)

Ra = Resistansi jangkar (stator)

Xs = Reaktansi sinkron [1]

2.2.3 Generator Sinkron Berbeban

Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan

terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar bersifat reaktif, oleh sebab itu

dinyatakan sebagai reaktansi dan disebut reaktansi magnet (Xm). Reaktansi magnet

dan reaktansi fluks bocor (Xa) disebut reaktansi sinkron (Xs).

Gambar 2.9. Rangkaian ekivalen dan diagram vektor generator berbeban [1]

Persamaan tegangan dari model rangkaian pada Gambar 2.9. adalah :

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

16

Universitas Indonesia

a a s

s m a

E V IR jIXX X X

(2.4)

Dimana

Ea = Tegangan induksi pada jangkar (Volt)

V = Tegangan terminal output (Volt)

Ra = Resistansi jangkar (Ohm)

Xs = Reaktansi sinkron (Ohm)

Xa = Reaktansi fluks bocor (Ohm)

Xm = Reaktansi magnet (Ohm) [1]

2.2.4 Reaksi Jangkar

Apabila generator singkron (alternator) diberi beban, maka pada kumparan

jangkar stator mengalir arus dan arus ini menimbulkan fluks jangkar. Fluks

jangkar ini kemudian mempengaruhi fluks arus medan dan akhirnya

menyebabkan berubahnya harga tegangan generator sinkron. Fluks jangkar yang

ditimbulkan arus (ΦA) akan berinteraksi dengan yang dihasilkan kumparan medan

rotor (ΦF), sehingga menghasilkan fluks resultan (ΦR).

ΦR = ΦA + ΦF ; jumlah secara vektor

Pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa distorsi, penguatan (magnetising)

dan pelemahan (demagnetising) fluks arus medan.

Adanya interaksi ini dikenal sebagai reaksi jangkar. Pengaruh reaksi jangkar

untuk berbagai macam jenis beban adalah sebagai berikut :

Arus jangkar (I) sefasa dengan GGL (E)

Jenis beban : tahanan (resistif)

ΦA tegak lurus terhadap ΦF, pengaruh reaksi

jangkar terhadap fluks medan hanya sebatas

mendistorsi saja tanpa mempengaruhi kekuatannya

(cross magnetising)

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

17

Universitas Indonesia

Gambar 2.10. Pengaruh reaksi jangkar untuk berbagai macam jenis beban [6]

Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif), pengaruh reaksi jangkar akan

menjadi sebagian magnetising dan sebagian demagnetising. Saat beban kapasitif,

maka reaksi jangkar akan sebagian distorsi dan sebagian magnetising. Sementara

saat beban induktif, maka reaksi jangkar akan sebagian distorsi dan sebagian

demagnetising. Namun pada prakteknya beban umumnya induktif. [3][6]

2.2.5 Reaktansi Sinkron

Harga reaktansi sinkron (Xs) diperoleh dari dua macam percobaan yaitu

percobaan tanpa beban dan percobaan hubungan singkat.

Arus jangkar (I) mendahului sebesar θ dari GGL

(E)

Jenis beban : kapasitif

ΦA terbelakang dengan sudut (90o - θ)

Arus jangkar (I) mendahului sebesar 90o dari GGL

(E)

Jenis beban : kapasitif murni (cosφ = 0 lead)

ΦA memperkuat ΦF, terjadi pengaruh magnetising

Arus jangkar (I) tertinggal sebesar 90o dari GGL

(E)

Jenis beban : induktif murni (cosφ = 1 lag)

ΦA memperlemah ΦF, terjadi pengaruh

demagnetising

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

18

Universitas Indonesia

a. Percobaan tanpa beban akan menghasilkan harga tegangan tanpa beban

(Eo) sebagai fungsi arus penguat/eksitasi (If). Kedua harga ini adalah harga

nominal (rating) suatu mesin (generator) sinkron.

- Kurvanya berupa garis linear (pada kondisi awal hingga mencapai

kejenuhan)

- Kurva akan segera melengkung (non linear) setelah mencapai

kejenuhan.

Kurva yang dipakai adalah kurva linearnya (unsaturated), karena

kelebihan arus medan pada keadaan jenuh sudah dikompensasi oleh

adanya reaksi jangkar.

b. Percobaan hubungan singkat akan menghasilkan hubungan antara arus

jangkar (I) dengan arus medan (If) yang berupa garis lurus (Ihs).[1][6]

Gambar 2.11. Kurva pengujian tanpa beban dan hubung singkatgenerator sinkron [1]

Nilai impedansi suatu generator sinkron (Zs):

2 2 os S S

hs

EZ R XI

(2.5)

Karena Xs >> Rs, maka harga reaktansi sinkron (Xs) dihitung dengan persamaan :

'o

shs

E O aXI O b

(2.6)

Dimana :

Zs = Impedansi generator sinkron (ohm)

Xs = Reaktansi Sinkron (ohm)

Rs = Resistansi generator sinkron (ohm) [1][7]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

19Universitas Indonesia

BAB IIIGENERATOR SINKRON MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL

JENIS CAKRAM

3.1 Definisi Generator Sinkron Magnet Permanen

Generator merupakan suatu mesin yang dapat mengubah energi mekanik

menjadi energi listrik. Generator sinkron adalah generator yang menghasilkan

frekuensi arus listrik yang sebanding dengan kecepatan rotasi mekanik. Sehingga

bila digabungkan definisi keduanya, maka generator sinkron magnet permanen

adalah generator sinkron yang menggunakan material magnet permanen sebagai

pengganti kumparan medan pada rotor sehingga tidak diperlukan adanya

pembangkit (exciter) dan sikat.

Generator sinkron magnet permanen tetap terdiri dari dua bagian utama

sebagaimana generator sinkron pada umumnya, yaitu rotor (bagian yang berputar)

dan stator (bagian yang diam). Perbedaan utama dari generator sinkron magnet

permanen dengan generator sinkron biasa adalah pada cara pembangkitan (sistem

eksitasi) fluks magnetik, yaitu pada generator sinkron magnet permanen fluks

magnet dari rotor dibangkitkan oleh magnet permanen dengan kekuatan dan

spesifikasi tergantung dari material magnet yang digunakan. Sedangkan pada

generator sinkron biasa fluks magnet dari rotor dibangkitkan oleh tegangan DC

yang diberikan ke kumparan medan melalui cincip geser dan sikat.

Generator sinkron magnet permanen banyak digunakan untuk berbagai

aplikasi, seperti mesin elektrik, pompa, kipas, kontrol katup, hingga peralatan

industri. Tetapi untuk saat ini, pengembangan generator sinkron magnet permanen

banyak diaplikasikan sebagai pembangkit energi listrik terbarukan (menggunakan

tenaga alam) yang handal dan berbiaya rendah.

Secara garis besar, generator sinkron magnet permanen dibagi menjadi dua

jenis bila dilihat dari fluks magnet yang dihasilkan, yaitu :

Generator magnet permanen dengan fluks radial/Generator MPFR (Radial

Flux Permanent Magnet Generator)

Generator magnet permanen dengan fluks aksial/Generator MPFA (Axial

Flux Permanent Magnet Generator)

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

20

Universitas Indonesia

Pada skripsi ini, hanya membahas mengenai generator sinkron magnet

permanen, fluks aksial dengan rotor berbentuk piringan (cakram). Generator

tersebut dikenal juga dengan generator piringan dan merupakan alternatif yang

menarik selain generator silindris radial karena bentuknya yang pipih, ringkas dan

mampu menghasilkan daya output yang tinggi.

3.2 Topologi dan Geometri

Bila dilihat secara konstruksi, generator MPFA dapat tersusun dalam

bentuk satu sisi atau sisi ganda, dengan atau tanpa slot jangkar, dengan atau tanpa

inti jangkar, dengan rotor magnet permanen internal atau eksternal, dan dengan

magnet permanen surface-mounted atau interior.

Berbagai macam topologi generator MPFA dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

Generator MPFA satu sisi

Dengan slot stator (Gambar 3.1a)

Dengan stator tanpa slot

Dengan stator kutub tonjol atau kutub sepatu

Generator MPFA dua sisi

Dengan stator internal (Gambar 3.1b)

Dengan slot stator

Dengan stator tanpa slot

Dengan stator inti besi

Dengan stator tanpa inti (Gambar 3.1d)

Keduanya tanpa inti rotor dan stator

Dengan stator kutub menonjol

Dengan rotor internal (Gambar 3.1c)

Dengan slot stator

Dengan stator tanpa slot

Dengan stator kutub menonjol

Generator MPFA multi piringan

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

21

Universitas Indonesia

Gambar 3.1. Topologi dasar generator MPFA (a) generator sisi tunggal denganslot (b) generator dua sisi tanpa slot dengan stator internal diapit dua rotor magnet

permanen (c) generator dua sisi dengan slot stator dan rotor magnet permaneninternal (d) generator dua sisi dengan stator internal tanpa inti. 1-inti stator, 2-lilitan stator, 3-rotor, 4-magnet permanen, 5- bingkai, 6- bearing, 7-poros [8]

Konfigurasi generator sinkron MPFA dengan stator tanpa inti tentu akan

menghilangkan pemakaian bahan feromagnetik dari stator, seperti lapisan besi

tipis atau serbuk SMC pada stator (jangkar) sehingga pada akhirnya akan

menghilangkan arus eddy yang diakibatkan dan rugi-rugi histerisis inti. Selain itu,

karena tidak memiliki inti stator, generator sinkron MPFA dengan stator tanpa inti

mampu beroperasi pada efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan generator

konvensional.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

22

Universitas Indonesia

3.3 Struktur dan Material Generator Sinkron MPFA

Susunan generator sinkron MPFA dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2. Bagian-bagian generator sinrkon MPFA tanpa sikat dengankumparan film sebagai stator tanpa inti dan sistem eksitasi rotor magnet permanen

satu sisi [6]

3.3.1 Magnet Permanen Pada Rotor

Seperti telah diketahui, penggunaan magnet permanen pada generator

sinkron MPFA merupakan perbedaan yang paling mendasar dibanding generator

induksi. Magnet permanen itu sendiri merupakan suatu material yang memiliki

sifat kemagnetan yang tetap tanpa harus melalui proses magnetisasi terlebih

dahulu. Magnet permanen dapat menghasilkan fluks magnetik di celah udara

tanpa adanya lilitan penguat (exciter) dan disipasi daya dari sumber eksternal.

Gambar 3.3. Perbedaan kurva histerisis antara magnet permanen (magnet bahan

keras) dengan magnet induksi (magnet bahan lunak) [9]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

23

Universitas Indonesia

Salah satu karakteristik utama dari magnet permanen adalah memiliki kurva

histerisis yang lebar, oleh karena itu magnet permanen disebut juga dengan

magnet bahan keras. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3. Kurva

histerisis merupakan kurva yang menunjukkan karakter hubungan kepadatan fluks

magnetik (B) dengan intensitas medan magnet (H) tidak linear.

Terdapat tiga material magnet permanen yang umum digunakan saat ini, yaitu :

1. Alniko, merupakan material campuran dari aluminium, nikel, kobalt, dan

besi

2. Keramik, merupakan material campuran dari ferit dan bahan lainnya,

contohnya barium ferit (BaO x 6Fe2O3) dan strontium ferit (SrO x 6Fe2O3)

3. Magnet dari material bumi langka seperti samarium kobalt (SmCo) dan

besi-boron-neodimium (NdFeB)

Berikut adalah tabel spesifikasi beberapa bahan magnet permanen :

Tabel 3.1. Spesifikasi material magnet permanen

Material

Magnet

Energi

Maksimum

Bhmax (MGOe)

Kepadatan

Fluks

Magnet

Br(G)

Daya

Tarik

Hc(Koe)

Temperatur

Kerja°C

Keramik 5 3.4 3950 2400 400

Alniko 5 3.9 10900 620 540

Alniko cetak 8 5.3 8200 1650 540

Samarium kobalt

20 (1.5)

20 9000 8000 260

Samarium kobalt

28 (2.17)

28 10500 9500 350

Neodimium N45 45 13500 10800 80

Neodimium

33UH

33 11500 10700 180

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

24

Universitas Indonesia

Sedangkan kurva histerisis beberapa bahan magnet dapat dlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Kurva karakteristik histerisis magnetik beberapa material magnetpermanen [10]

3.3.2 Kumparan Pada Stator

Lilitan dari kumparan pada generator MPFA terbuat dari kawat tembaga

kaku dengan bentuk penampang persegi atau bundar. Konduktivitas elektrik dari

kawat tembaga pada suhu 20°C adalah 57 x 106≥ σ20 ≥ 56 x 106 S/m. Untuk kawat

aluminium σ20 ≈ 33 x 106 S/m. Konduktivitas elektrik tergantung dari temperatur

dan untuk θ - 20°C ≤ 150°C dapat diekspresikan sebagai berikut :

20

1 20

(3.1)

Dimana : α = koefisien temperatur dari resistansi elektrik, untuk kawat tembaga α

= 0.00393 1/°C dan untuk kawat aluminum α = 0.00403 1/°C

Kenaikan temperatur maksimum untuk lilitan pada generator MPFA ditentukan

oleh temperatur maksimum material selubung lilitan itu sendiri, dan dapat

dirumuskan sebagai :

maks c (3.2)

Dimana : Δϑ = kenaikan temperatur maksimum yang dibolehkan

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

25

Universitas Indonesia

Gambar 3.5. Diagram koneksi lilitan sembilan kumparan dengan tipe tiga fasadari sebuah generator sinkron MPFA [8]

Gambar 3.6. Lilitan tiga fasa, polaritas magnet permanen dan jalur gaya fluksmagnet dari generator MPFA dua sisi dengan stator tanpa inti. 1-lilitan, 2-magnet

permanen, 3-Plat stator, 4-Plat rotor [8]

3.4 Prinsip Generator Sinkron MPFA

3.4.1 Rangkaian Magnetik Generator MPFA Satu Sisi dengan Stator tanpa Inti

Desain satu sisi dari generator fluks aksial lebih sederhana dibanding

dengan desain dua sisi, tetapi memiliki kelemahan yaitu produksi putarannya

lebih rendah. Dengan adanya stator tanpa inti, maka stator akan melilit pada

struktur penahan non-magnetik dan non-konduktif sehingga rugi- rugi pada inti

stator seperti arus eddy dan histerisis dapat dihilangkan. Rugi-rugi pada magnet

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

26

Universitas Indonesia

permanen dan rotor besi dapat diabaikan. Desain generator semacam ini mampu

menghasilkan efisiensi yang cukup tinggi saat daya putaran roda penggerak nol.

Untuk menjaga kerapatan fluks diantara celah udara rotor dengan stator

tetap stabil, dibutuhkan jumlah volume magnet permanen yang lebih banyak

dibandingkan dengan inti stator mesin MPFA terlaminasi. Kumparan lilitan

ditempatkan di medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen, diletakkan

di antara piringan rotor yang berlawanan. Saat bekerja pada frekuensi tinggi, rugi-

rugi arus eddy yang signifikan pada konduktor lilitan stator akan terjadi.

3.4.2 Lilitan Pada Stator Tanpa Inti

Lilitan pada stator tanpa inti dapat berbentuk dua jenis, trapesium atau

belah ketupat. Bentuk kumparan trapesium lebih umum digunakan dan biasanya

terdiri dari satu lapis kumparan. Karena akhir kumparan dapat ditekuk dalam

beberapa sudut, maka konduktor yang aktif berada dalam bidang datar yang sama

dan ujung lilitan tersebut berdekatan dalm satu kelompok. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat Gambar 3.7.

Pada bentuk lilitan belah ketupat, memiliki akhir lilitan yang lebih pendek

dibandingkan dengan lilitan bentuk trapesium. Sisi konduktor yang aktif disusun

miring sehingga memungkinkan untuk diletakkan saluran air pendingin di dalam

stator. Adapun kerugian utama dari lilitan berbentuk belah ketupat adalah dapat

mengurangi daya putar (torsi) dari generator.

Gambar 3.7 Lilitan tanpa inti dari sebuah generator sinkron MPFA tiga fasadengan delapan kutub dan dua rotor eksternal [8]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

27

Universitas Indonesia

3.5 Karakteristik Generator Sinkron MPFA

3.5.1 Kemampuan Daya Putar (Torsi)

Karena dimensi dari generator MPFA merupakan fungsi radius, maka torsi

elektro magnetik yang dihasilkan melebihi kontinum jari-jari, bukan berupa jari-

jari konstan sebagaimana mesin silindris. Pole pitch τ(r) dan pole width bp(r) dari

generator MPFA merupakan fungsi dari jari-jari r sehingga :

22

r rrp p (3.3)

p i irb r r

p (3.4)

Dimana αi merupakan perbandingan (rasio) antara Bavg terhadap nilai puncak Bmg

dari kerapatan fluks magnetik di celah udara :

avgi

mg

BB

atau( )

( )p

i

B rr

(3.5)

Parameter αi umumnya tidak tergantung dari jari-jari.

Kerapatan arus juga merupakan fungsi dari jari-jari r. Sehingga nilai puncak dari

kerapatan arus adalah :

1 1 1 12 2( )

a am

m N I m N IA rp r r

(3.6)

Diasumsikan kerapatan fluks magnetik pada celah udara Bmg tidak tergantung dari

jari-jari, dS = 2πr dr dan Bavg = αiBmg berdasarkan persamaan (3.3), maka torsi

elektro magnetik adalah :

21 12 ( )d x w avg i w mgdT rdF r k A r B dS k A r B r dr (3.7)

Kerapatan arus A(r) adalah muatan listrik dari seluruh stator bila stator yang

digunakan tanpa inti.

3.5.2 Fluks Magnetik

Bentuk gelombang sinusoidal yang dibangkitkan oleh magnet permanen memiliki

nilai rata-rata kerapatan fluks magnetik sebagai berikut :

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

28

Universitas Indonesia

/

/

00

1 1sin coscos/ 0

pp

avg mg mgpB B p B p

p p

1 2[coscos coscos0]mg mgB B

(3.8)

Dimana : Bmg = nilai puncak kerapatan fluks magnet pada celah udara.

Sedangkan fluks magnet yang dibangkitkan oleh setiap kutub magnet permanen

untuk bentuk gelombang nonsinusoidal Bavg = αiBmg adalah :

2 2( )2f i m out ing R

pΦ B R (3.9)

dimana :

p = jumlah pasangan kutub

Rout = 0.5Dout = merupakan jari – jari luar dari magnet permanen

Rin = 0.5Din =merupakan jari – jari dalam dari magnet permanen

Dengan menggunakan rasio diameter dalam terhadap diameter luar sebagai

berikut :

in ind

out out

R DkR D (3.10)

Maka persamaan (3.9) menjadi :

2 2(1 )8f i mg out dB DΦ k

p (3.11)

3.5.3 Torsi Elektromagnetik dan EMF

Berdasarkan persamaan (3.6) dan (3.7), torsi elektromagnetik rata-rata dari

generator MPFA adalah :

1 1 12d i a w mgdT m I N k B rdr (3.12)

Jika persamaan di atas diintegralkan dari Dout/2 hingga Din/2 terhadap r, maka

persamaan torsi elektro magnetik rata-rata dapat ditulis sebagai berikut :2 2

1 12 2

1 1 1

1/ 4 1 ( )

1/ 4 (1 )d i a w m o i

d i a w mg out d a

T m I N k B g D ut D nT m I N k B D k I

(3.13)

dimana kd berdasarkan persamaan (3.10). Dengan mensubtitusikan persamaan

(3.11) ke dalam persamaan (3.13), torsi rata-rata adalah :

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

29

Universitas Indonesia

1 1 12d w f apT m N k Φ I

(3.14)

Untuk mendapatkan torsi rms pada arus sinusoidal dan kerapatan fluks magnetik

sinusoidal, persamaan (3.14) harus dikalikan dengan koefisien 1,11, sehingga :

11 1 12d w f a t a

mT m N k I k IΦ (3.15)

dimana kt adalah konstanta torsi.

EMF saat tanpa beban dapat ditemukan dengan mendiferensiasikan gelombang

fluks harmonik pertama Φf1 = Φf sin ωt dan mengalikannya dengan N1kw1 :

11 1 1 12f

f w w f

de N k fN

ΦΦk cos t

dt (3.16)

Nilai rms persamaan (3.16) dapat diperoleh dengan membagi nilai puncak

1 12 w ffN k Φ dari EMF dengan sehingga :

1 1 1 12 2f w f w f s E sE fN k pN k kΦ Φ n n (3.17)

dimana konstanta EMF (konstanta jangkar) adalah :

1 12E w fk pN k Φ (3.17)

3.6 Karakteristik Performa Generator MPFA

Generator MPFA saat diberikan penggerak utama dan dihubungkan ke beban

elektrik akan bekerja sebagai generator sinkron tunggal (stand alone), dan

memiliki impedansi beban setiap fasa sebagai berikut :

1L L LZ R j L j

C

(3.18)

dimana :

ZL = impedansi beban

RL = resistansi beban

LL = induktansi beban

Arus input pada lilitan stator (jangkar) adalah :

22

11( )

fa

L s L

EI

R R L LC

(3.19)

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

30

Universitas Indonesia

dimana :

Ia = arus pada stator (beban)

Ef = gaya EMF per fasa

R1 = resistansi pada salah satu fasa

LS = induktansi pada stator

Tegangan yang dihasilkan pada terminal output adalah :

22

11

a L LV I R LC

(3.20)

Dimana : V1 = tegangan pada salah satu fasa

Karakteristik EMF per fasa Ef, tegangan salah satu fasa V1, arus pada stator

(beban) Ia, daya output Pout, daya input Pin, efisiensi η dan faktor daya pf = cos ϕ

terhadap kecepatan n dari generator sinkron MPFA untuk beban induktif ZL = RL

+ jωLL dapat dilihat pada Gambar 3.8. [8]

Gambar 3.8 Karakteristik generator sinkron MPFA tunggal untuk beban induktifZL = RL + jωLL : (a) EMF Ef per fasa dan tegangan fasa V1 terhadap kecepatan n,

(b) Arus beban Ia terhadap kecepatan n, (c) daya output Pout dan daya input Pinterhadap kecepatan n, (d) Efisiensi η dan faktor daya pf = cos ϕ terhadap

kecepatan n [8]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

31

Universitas Indonesia

3.6 Kurva B-HMaterial Magnet

Pada ruang hampa udara, hubungan kerapatan fluks magnet (B)

proporsional dengan intensitas medan magnet (H), nilai kerapatan fluks pada

ruang hampa udara dihitung dengan persamaan :

v oB μ H (3.21)

Sedangkan nilai kerapatan fluks pada material dihitung dengan persamaan :

o rB μ μ H (3.22)

dimana :

Bv = kerapatan fluks pada ruang hampa udara (T)

B = kerapatan fluks (T)

µo = konstanta magnet (= 4π x 10-7 henry/m)

µr = relative permeability dari material

H = intensitas medan magnet (A/m)

Relative permeability µr adalah perbandingan kerapatan fluks pada

material terhadap kerapatan fluks yang dihasilkan pada ruang hampa udara pada

intensitas medan magnet yang sama. Nilai µr tidak konstan, tetapi bervariasi

terhadap kerapatan fluks pada material. Konsekuensinya hubungan antara B dan H

tidak linear, sehingga persamaan 3.22 jarang digunakan dalam prakteknya.

Hubungan B dan H biasanya digambarkan dengan kurva. [2]

Gambar 3.9. Kurva B-H saturasi dari 3 material magnet [2]

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

32Universitas Indonesia

BAB IVSIMULASI DESAIN ROTOR GENERATOR SINKRON MPFA

JENIS CAKRAM

Parameter yang dioptimasi pada skripsi ini adalah jarak antar magnet

permanen (Xmp).

Gambar 4.1. Algoritma studi desain rotor GSMPFA

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

33

Universitas Indonesia

Analisis dilakukan dengan metode pendekatan matematis dan gambar.

Pendekatan gambar menggunakan perangkat lunak FEMM 4.2 untuk membantu

analisis parameter terhadap distribusi kerapatan fluks dan optimasinya pada rotor

generator sinkron MPFA jenis cakram.

4.1 Pengaruh Jenis Material Magnet Permanen Terhadap Distribusi

Kerapatan Fluks (B) Pada Celah Udara (air gap)

Pengaruh jenis material magnet permanen terhadap distribusi kerapatan

fluks bisa dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Dengan menggunakan ukuran

dan jarak antar magnet yang sama, nilai kerapatan fluks dengan menggunakan

magnet permanen Alnico 5 (Gambar 4.2) lebih rendah dibandingkan

menggunakan magnet permanen Ceramic 5 (Gambar 4.3).

Gambar 4.2 Distribusi kerapatan fluks material magnet permanenAlnico 5

Gambar 4.3 Distribusi kerapatan fluks material magnet permanen Ceramic 5

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

34

Universitas Indonesia

Perbedaan distribusi fluks ini disebabkan oleh nilai B-H dari masing-

masing magnet permanen. Selain itu jenis material magnet yang berbeda juga

mempengaruhi bentuk gelombang distribusi kerapatan fluks. Hal ini juga

dipengaruhi oleh nilai B-H

Gambar 4.4 Kurva B-H magnet permanen Alnico 5

Gambar 4.5 Kurva B-H magnet permanen Ceramic 5

4.2 Pengaruh Lebar Celah Udara (g) Terhadap Distribusi Kerapatan Fluks

(B) Pada Celah Udara (air gap)

Lebar celah udara sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai puncak

kerapatan fluks pada celah udara (Bmg). Berdasarkan Persamaan 3.17 maka semua

parameter yang mempengaruhi nilai Bmg juga mempengaruhi besarnya tegangan

yang dihasilkan generator.

Nilai |Bmg| yang dihasilkan ketika lebar celah udara 1 mm (Gambar 4.6a)

adalah 0.180502 T. Nilai |Bmg| yang dihasilkan ketika lebar celah udara 2 mm

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

35

Universitas Indonesia

(Gambar 4.6b) adalah 0.135415 T. Maka semakin besar lebar celah udara, maka

semakin kecil Bmg. Sebaliknya semakin sempit lebar celah udara, maka semakin

besar Bmg. Magnet permanen yang digunakan pada simulasi FEMM 4.2 adalah

Ceramic 5, jarak antar magnet 2mm.

(a) (b)

Gambar 4.6 Perbandingan pengaruh lebar celah udara (g) terhadap nilaikerapatan fluks ; (a) g = 1mm ; (b) g = 2mm

Selain itu, lebar celah udara juga mempengaruhi bentuk gelombang

distribusi fluks. Sepeti pada Gambar 4.6. Ketika lebar celah udara 1mm, pada

puncak gelombang distribusi fluksnya terdapat ripple (Gambar 4.6a), sedangkan

ketika lebar celah udara 2mm, tidak ada ripple pada gelombang distribusi

fluksnya (Gambar 4.6b). Magnet permanen yang digunakan pada simulasi FEMM

4.2 adalah Ceramic 5, jarak antar magnet 3mm.

Gambar 4.7 Perbandingan pengaruh lebar celah udara (g) terhadap distribusikerapatan fluks ; (a) g = 1mm ; (b) g = 2mm

Bmg

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

36

Universitas Indonesia

4.3 Pengaruh Jarak Antar Magnet Permanen (Xmp) Terhadap Distribusi

Kerapatan Fluks (B) Pada Celah Udara (air gap)

Jarak antar magnet permanen pada rotor sangat berpengaruh terhadap nilai

Bmg yang dihasilkan. Pada tabel 4.1 bisa dilihat semakin besar jarak antar magnet,

nilai Bmg yang dihasilkan semakin kecil. Sebaliknya, semakin dekat jarak antar

magnet, nilai Bmg yang dihasilkan semakin besar. Tapi hal ini tidak berlaku untuk

jarak antar magnet kurang dari 1mm, nilainya bergantung dari karakteristik jenis

material.

Berdasarkan persamaan 3.8, maka semakin besar nilai Bmg, maka semakin

besar pula kerapatan fluks rata-ratanya.

Tabel 4.1. Pengaruh jarak antar magnet permanen dan lebar celah udaraterhadap nilai puncak kerapatan fluks pada celah udara

Jarak antar magnet

(mm)

Bmg (T)

g = 2mm g = 1mm

Ceramic 5 Alnico 5 Ceramic 5 Alnico 5

0 0,136002 0,041985 0,198367 0,075932

1 0,138127 0,058556 0,197914 T 0,110357

2 0,130956 0,053011 0,179049 0,089852

3 0,12295 0,048327 0,153703 0,069099

Selain itu jarak antar magnet juga sangat berpengaruh terhadap distribusi

kerapatan fluks pada celah udara. Semakin besar jarak antar magnet permanen

maka pada puncak-puncak kurva, kerapatan fluks terjadi ripple. Sebaliknya,

semakin dekat jarak antar magnet maka ripple pada tegangan keluaran generator

semakin sedikit.

Untuk mendapatkan jarak antar magnet permanen yang optimum maka

dipilih jarak antar magnet permanen yang mempunyai nilai Bmg maksimum dan

ripple pada puncak gelombang distribusi fluks minimum.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

37

Universitas Indonesia

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.8 Perbandingan pengaruh jarak antar magnet (Xmp) terhadap distribusikerapatan fluks ; (a) Xmp = 1mm ; (b) Xmp = 3mm ; (c) Xmp = 5mm

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

38

Universitas Indonesia

4.4 Optimasi Dimensi Rotor

Dimensi generator yang lebih kecil juga membutuhkan ruangan yang lebih

kecil. Sehingga ruangan (space) yang digunakan juga lebih kecil sehingga lebih

efisien dan ekonomis. Salah satu hal yang mempengaruhi dimensi generator

sinkron MPFA adalah ukuran rotor. Ukuran rotor sendiri juga dipengaruhi oleh

beberapa hal :

Diameter magnet permanen

Jarak antar kutub magnet permanen

Diamater penampang (yoke) rotor

Gambar 4.9 Penampang (yoke) rotor magnet permanen bentuk lingkaran

Dari Gambar 4.19 diketahui rm = jari-jari magnet, jumlah magnet (2p) dan

jarak antar kutub magnet permanen (x).

36090θ θ

22p

p ; p jumlah magnet (4.1)

22

mr xb ; x jarak antar kutub magnet (4.2)

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

39

Universitas Indonesia

2

2sinθ 90sin

mr xbc c

p

(4.3)

y mr c r (4.4)

Nilai c disubtitusikan ke persamaan 4.4, sehingga didapatkan jari-jari

minimum dari yoke rotor.

(2 )902sin( )

my m

r xr rp

(4.5)

(2 )2 ;902sin( )m

y mr xD r

p

2y yD r (4.6)

;out yD D 4in y mD D r (4.7)

Dimana :

Dy = diameter penampang (yoke) rotor

Dout = diameter luar magnet permanen pada rotor

Din = diameter dalam magnet permanen pada rotor

ry = jari-jari yoke

rm = jari-jari magnet

2p = jumlah kutub magnet

p = jumlah pasangan kutub magnet

x = jarak antar kutub magnet permanen (Xmp)

4.5 Pengaruh Jarak Antar Magnet Permanen (Xmp) Terhadap Nilai

Eksitasi Fluks Magnet (Φf)

Berdasarkan persamaan 3.11, selain mempengaruhi nilai Bmg dan dimensi

rotor, jarak antar magnet juga mempengaruhi nilai eksitasi fluks magnet. Pada

tabel 4.2 dapat dilihat perbandingan beberapa jarak antar magnet. Nilai Bmg

didapatkan dengan simulasi perangkat lunak FEMM 4.2. Magnet permanen yang

digunakan adalah jenis Ceramic 5 dengan tebal 3mm dan diameter 25mm.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

40

Universitas Indonesia

Tabel 4.2. Pengaruh jarak antar magnet permanen terhadap nilai eksitasi fluksmagnet (Φf)

mpX

(mm)

Dout

(m)

Din

(m)in

dout

DkD mgB

(T)

2avg mgB B

π

(T)

avgi

mg

BB

2 2(1 )out dD k 8 p Φf

(Wb)

0 0,075 0,025 0,333333 0,136002 0,086582 0,63662 0,527344 0,1309 0,00005667

1 0,077 0,027 0,350649 0,138127 0,087934 0,63662 0,549678 0,1309 0,00005986

2 0,079 0,029 0,367089 0,130956 0,083369 0,63662 0,571613 0,1309 0,00005893

3 0,081 0,031 0,382716 0,12295 0,078272 0,63662 0,593049 0,1309 0,00005738

4.6 Studi Kasus Rotor Generator Sinkron MPFA

Pada studi kasus desain rotor generator sinkron magnet permanen fluks

aksial jenis cakram ini digunakan magnet permanen berbentuk lingkaran, diameter

25mm dan tebal 3mm dengan permukaan datar. Jumlah magnet permanen yang

digunakan sebanyak 6 buah (3 pasang). Material yang digunakan adalah jenis

magnet permanen Ceramic 5.

Dengan menggunakan perangkat lunak FEMM 4.2 diperoleh jarak antar

magnet optimum adalah Xmp = 1mm. Dengan menggunakan persamaan 4.6

diperoleh diameter minimum penampang (yoke) rotor adalah :

(2 ) (2(12,5) 1)2 2 12,5 7790 902sin( ) 2sin( )3

my m

r xD r mmp

77 ;outD mm 77 4(12,5) 27inD mm

Dengan menggunakan persamaan 3.9 maka diperoleh eksitasi fluks

magnet pada tiap kutubnya sebesar :

2 2 22 0,63662)(0,138127) 0,077 0,3506498

(1 ) ( (18 3

).f i mg out dB k

pΦ D

0,00005986fΦ Wb

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

41Universitas Indonesia

KESIMPULAN

Pada studi desain rotor generator sinkron magnet permanen fluks aksial

jenis cakram ini bisa diambil kesimpulan :

1. Puncak gelombang distribusi kerapatan fluks akan mengalami ripple

karena pengaruh lebar celah udara (air gap) dan jarak antar magnet

permanen.

2. Jarak optimum antar magnet permanen tergantung pada jenis material

magnet permanen dan lebar celah udara.

3. Jarak optimum antar magnet permanen adalah ketika nilai Bmg nya

maksimum dan ripple pada puncak gelombang distribusi fluks minimum.

4. Dalam studi kasus ini, untuk magnet permanen jenis Ceramic 5, tebal

3mm, diameter 25mm, lebar celah udara (air gap) 2mm dan jumlah

magnet permanen 6 buah (3 pasangan kutub) maka didapatkan :

- jarak antar magnet optimum Xmp = 1mm

- diameter luar magnet permanen pada rotor Dout =77mm

- diameter dalam magnet permanen pada rotor Din =27mm

- eksitasi fluks magnet pada tiap kutub 0,00005986fΦ Wb

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI DESAIN ROTOR GENERATOR …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296964-S1864-Edo Adhi Fitradhana.pdf · Definisi dan prinsip kerja generator sinkron magnet

42Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

[1] Utomo, Agus R., Mesin Sinkron, Diktat Kuliah Teknik Tenaga Listrik,Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia.

[2] Wildi, Theodore. Electrical Machines, Drives, and Power System ThirdEdition, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc., 1997.

[3] Pane, Ennopati. Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan PermanentMagnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron di PLTD PT.Manunggal Wiratama, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009.

[4] Bab II Generator Sinkronhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22352/4/Chapter%20II.pdfdiakses pada tanggal 20 Desember 2011

[5] Tiantoro, Feliks A., Proposal Kerja Praktek Analisis Sistem Eksitasi PadaGenerator Sinkron Tiga Fasa 67MVA di PT Indonesia Power PLTAPanglima Besar Soedirman Unit Bisnis Pembangkitan MRICABanjarnegara, Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman, 2009

[6] Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1995.

[7] Tcheslavski, Gleb V., Lecture 7: SyncrhonousMachines,http://ee.lamar.edu/gleb/Index.htm diakses pada tanggal 12 September 2011.

[8] J.F. Gieras, R. Wang dan M.J. Kamper. Axial Flux Permanent MagnetBrushless Machine, Second Edition. The Netherlands : Springer, 2008

[9] Electronics Tutorial About Magnetic Hysteresi,http://www.electronics-tutorials.ws/electromagnetism/magnetic-hysteresis.html diakses pada tanggal 12 September 2011.

[10] MMC Lecture7-Hard Magnetic Materials,http://www.scribd.com/doc/55083001/MMC-Lecture7diakses pada tanggal 12 September 2011.

[11] Aliansyah, Eduward. Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron TigaPhasa Dengan Rotor Silinder, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008.

[12] Generator Listrik Sederhana,http://tonytaufik.wordpress.com/generator-listrik-sederhana/diakses pada tanggal 12 September 2011.

Studi desain..., Edo Adhi Fitradhana, FT UI, 2012