universitas indonesia perbandingan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-ta-sendy...

144
UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI ANTARA PEDOMAN AKUNTANSI UNIT PKBL REVISI 2012 DENGAN SAK ETAP DAN PSAK 45 LAPORAN MAGANG SENDY SUWITO 0906638894 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013 Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Upload: trinhminh

Post on 22-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI ANTARA

PEDOMAN AKUNTANSI UNIT PKBL REVISI 2012 DENGAN

SAK ETAP DAN PSAK 45

LAPORAN MAGANG

SENDY SUWITO

0906638894

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2013

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI ANTARA

PEDOMAN AKUNTANSI UNIT PKBL REVISI 2012 DENGAN

SAK ETAP DAN PSAK 45

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

SENDY SUWITO

0906638894

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JULI 2013

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Sendy Suwito

NPM : 0906638894

Tanda Tangan :

Tanggal : 15 Juli 2013

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Laporan Magang ini diajukan oleh

Nama

NPM

Program Studi

Judul Laporan Magang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia

Pembimbing : Desti Fitriani

Ketua Penguji: Tb. M.

Penguji : Nurul Husnah S.E., M.S.Ak

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 15 Jul

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Magang ini diajukan oleh :

: Sendy Suwito

: 0906638894

: S1 Reguler - Akuntansi

Judul Laporan Magang : Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, tas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Desti Fitriani S.E., Ak., M.A., CPMA (

Tb. M. Yusuf Khudri S.E., M.T.I. (

Nurul Husnah S.E., M.S.Ak (

: Depok, Jawa Barat

15 Juli 2013

Perlakuan Akuntansi antara Unit PKBL Revisi 2012

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

da Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

)

)

)

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,

rahmat, dan cinta kasih yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan

penulisan laporan magang ini. Laporan magang ini dibuat untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa laporan

magang ini akan sulit untuk terealisasi tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua penulis, Tjhin Andry Suwito dan Mellyta Susanty, untuk

segala bentuk doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan

dari kecil sampai saat ini hingga penulis bisa seperti sekarang. Semoga

penulis bisa membuat bangga dan membahagiakan kalian. Tidak lupa

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua adik kembar

tersayang, Shella dan Shelly, untuk setiap canda tawa yang selalu

dihadirkan di rumah, penulis selalu mendoakan yang terbaik buat kalian.

2. Ibu Desti Fitriani S.E., Ak., M.A., CPMA selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis

serta memberikan nasihat, masukan, dan revisi walaupun sedang dalam

proses kehamilan. Terima kasih bu atas kesabarannya menghadapi saya.

Maaf jika saya pernah terlambat 1 jam saat pertemuan pertama. Semoga

sampai tulisan ini diturunkan, proses persalinan ibu telah berjalan lancar

dan anak ibu menjadi anak yang berbakti.

3. Ibu Dr. Sylvia Veronica NPS. S.E., Ak., Bapak Tb. M. Yusuf Khudri S.E.,

M.T.I., dan Ibu Nurul Husnah S.E., M.S.Ak selaku dosen penguji yang

telah meluangkan waktunya untuk menguji laporan magang dan

meluluskan penulis. Terima kasih telah memberikan saran-saran yang

sangat membangun dalam proses perbaikan laporan magang penulis.

4. KAP XYZ dan PT N yang telah banyak membantu penulis dan

memberikan pelajaran serta pengalaman yang sangat berharga.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

v

5. Manajer dan Senior di KAP XYZ dan Kabid-Kabid PT N (Clarence, Mba

Ami, Mba Retty, Mba Cocom, Mas Herru, Mas Iwe, Bu Resmin dan Pak

Ian) untuk setiap pengetahuan yang diberikan kepada penulis.

6. Teman-teman KAP XYZ (Febri, Maria, Duma, Greg, Hanny, Dicky, Cilla,

Ozzy, Becca, Indra, Sisca) yang sudah bersama-sama penulis selama 4

bulan melakukan proses audit. Terima kasih untuk berbagi suka dan duka.

7. Kak Samitra Rismadani, yang bersedia meluangkan waktunya untuk

berdiskusi terkait topik laporan magang melalui penulis lewat e-mail

8. Teman-teman SMA sekaligus sahabat penulis (Gerald, Loise, Irma, Raisa,

Marcell, Willy, Malvin, Uka, Felix, Surya, Melda, Egan, Grace) untuk

persahabatan yang bagaikan kepompong.

9. Teman-teman KUKSA FEUI (Rika, Sely, Aan, Eca, Bhekti) serta teman-

teman KUKSA yang lainnya yang selalu membantu, mendoakan dan

menyemangati penulis, baik saat jatuh maupun bangun.

10. Seluruh keluarga besar KaFE (Andrew, Adam, Adityo, Aldi Nowansyah,

Aldi Andika, Afif, Arza, Bambang, Bedug, Bima, Cewan, Denis, Daniel,

Dodo, Farmar, Fuad, Fabio, Gerald, Ican, Kaban, Kuskus, Maes, Mike-

Jun, Mike-Sur, Mufqi, Ony, Pagan, Remon, Reza Aryanto, Tata, Yoga)

serta keluarga sepermainan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per

satu untuk senda gurau, canda, dan hiburan yang selalu hadir dan tidak

pernah absen sehingga memberikan warna dan tidak lagi hitam putih.

11. Felicia Primadita yang selalu memberi semangat dari Jerman, Danke.

12. Nissava Kinjie yang sering menyemangati, mengingatkan, dan mendoakan

penulis. Terima kasih banyak ya buat segala bentuk kebaikannya.

13. Indra Lesmana, Sandy Winarta, LLW, Bowie, Dewa 19, J.A.M, Rayendra

Sunito yang selalu menemani penulis dalam penulisan laporan magang

lewat lantunan melodi dan ketukan yang menghasilkan harmoni indah.

14. Francesco Totti, Daniele De Rossi, Mario Balotelli, Gianfranco Zola,

Frank Lampard, John Terry, Hulk yang menjadi inspirasi penulis.

15. ASUS N43SM yang menjadi partner penulis menulis laporan magang.

16. Honda Beat B6451BWK yang selalu mengantar penulis kemana-mana.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

vi

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam proses penulisan laporan magang ini. Semoga Tuhan

berkenan membalas kebaikan kalian.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan

yang ada dalam laporan magang ini dan menerima dengan sangat terbuka

segala kritik dan masukan yang dapat membangun serta meningkatkan

kualitas laporan magang ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak yang membutuhkan dan insan pendidikan ke depannya.

Jakarta, 15 Juli 2013

Penulis

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Sendy Suwito

NPM : 0906638894

Program Studi : S1 Reguler

Departemen : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Karya : Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia

Royalty-Free Right)

Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Pedoman Akuntansi Unit PKBL

Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

mempublikasikan tugas akhir saya sel

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

Sendy Suwito

0906638894

S1 Reguler

: Akuntansi

: Ekonomi

: Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (N

ree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Pedoman Akuntansi Unit PKBL

Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 15 Juli 2013

Yang menyatakan

(Sendy Suwito)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Pedoman Akuntansi Unit PKBL

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

, merawat, dan

ama tetap mencantumkan nama saya

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Sendy Suwito Program Studi : Akuntansi Judul : Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Pedoman Akuntansi

Unit PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 Laporan magang ini membahas perbandingan perlakuan akuntansi antara pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan PSAK 45. Berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/Wk/2012 dan SE-01/D5/MBU/2012, pedoman akuntansi unit PKBL menggunakan acuan akuntansi SAK ETAP dan PSAK 45 dalam penyusunan laporan keuangannya. Perubahan pedoman tersebut didasari perkembangan standar akuntansi dan regulasi di Indonesia. Untuk mengetahui sejauh mana pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 mendekati SAK ETAP dan PSAK 45, dilakukan perbandingan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian pedoman akuntasi PKBL revisi 2012 dengan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian SAK ETAP dan PSAK 45. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 sudah sesuai dan mengacu pada SAK ETAP dan PSAK 45, walaupun terdapat beberapa akun pada unit PKBL yang tidak diatur secara spesifik dalam SAK ETAP. Kata kunci : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, PKBL, Pedoman Akuntansi PKBL Revisi 2012, SAK ETAP, PSAK 45, Perbandingan Perlakuan Akuntansi

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Sendy Suwito Study Program : Accounting Title : Comparison Accounting Treatment between the Revised

Accounting Guidelines of PKBL 2012 with SAK ETAP and SFAS 45

This internship report discusses comparison accounting treatment between the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with the Financial Accounting Standards for Non-Publicly Accountable Entities (SAK ETAP) and SFAS 45. Based on Circular Letter of Minister SOE Number SE-02/MBU/Wk/2012 and SE-01/D5/MBU/2012, the revised accounting guidelines of PKBL 2012 used an accounting referral SAK ETAP and SFAS 45 for their financial report drafting. The change in PKBL’s guidelines is based on the development of accounting standards and regulation in Indonesia. To find out how far the revised accounting guidelines of PKBL 2012 approach their accounting referral, this study compare accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on SAK ETAP and SFAS 45. In the end, the author concluded that accounting treatment on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 have complied and referred to SAK ETAP and SFAS 45, although there are some account in PKBL that not specifically administered on SAK ETAP. Key words : Partnership and Community Development, PKBL, The Revised Accounting Guidelines of PKBL 2012, SAK ETAP, SFAS 45, Accounting Treatment Comparison

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang ........................ 1 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .......................................... 2 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang .......................................................... 2 1.4.1 PT K ....................................................................................... 2 1.4.2 PT N ....................................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang ...................................................... 3 1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang ................................................... 4 1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 4 2. LANDASAN TEORI ................................................................................. 6 2.1 Landasan Hukum ............................................................................... 6 2.1.1 Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 05/MBU/2007 ........................................................ 6 2.1.2 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-04/MBU.S/2007 ............................................................... 7 2.1.3 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-04/S.MBU/2011 ............................................................... 7 2.1.4 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-02/MBU/Wk/2012 ........................................................... 7 2.1.5 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-01/D5.MBU/2012 ............................................................ 8 2.1.6 Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 20/MBU/2012 ........................................................ 8 2.2 Acuan Pedoman Akuntansi PKBL .................................................... 8 2.2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik .................................................... 9 2.2.1.1 Perlakuan Akuntansi yang Diatur secara Spesifik di SAK ETAP untuk Pos-Pos di Laporan Keuangan dalam Pedoman Akuntansi unit PKBL Revisi 2012.......................................... 15

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

xi Universitas Indonesia

2.2.2 PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Organisasi Nirlaba .................................................................. 19 2.3 Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dari Kementerian BUMN .......................................................................... 23 2.3.1 Laporan Posisi Keuangan ....................................................... 23 2.3.1.1 Aset ........................................................................ 23 2.3.1.2 Liabilitas ................................................................ 29 2.3.1.3 Aset Neto ............................................................... 31 2.3.2 Laporan Aktivitas ................................................................... 32 2.3.3 Laporan Arus Kas .................................................................. 38 2.4 Buletin Teknis 6 tentang Keterterapan SAK ETAP untuk Entitas Koperasi dan Entitas Nirlaba ................................................. 39 3. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 40 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik KAP XYZ .......................................... 40 3.1.1 Gambaran Umum ................................................................... 40 3.1.2 Jasa Yang Ditawarkan ............................................................ 40 3.1.3 Struktur Organisasi ................................................................ 41 3.2 Profil PT N ......................................................................................... 43 3.2.1 Gambaran Umum ................................................................... 43 3.2.2 Proses Bisnis .......................................................................... 43 3.2.3 Struktur Organisasi ................................................................ 44 3.2.4 Profil Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT N ............................................ 47 3.2.5 Contoh Jurnal Standar untuk Aktivitas Unit PKBL PT N ..... 50 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 54 4.1 Latar Belakang Perubahan Pedoman Akuntansi PKBL..................... 54 4.1.1 Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia ..................... 54 4.1.1.1 Analisis SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 ......................................... 55 4.1.2 Regulasi di Indonesia ............................................................. 59 4.2 Perbandingan Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan Standar Akuntansi di Indoensia ............................................. 60

4.2.1 Perbandingan Penyusunan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011) .......................................................... 60

4.2.2 Perbandingan Penyajian Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011) .......................................................... 91

4.2.2.1 Penyajian Aset ....................................................... 91 4.2.2.2 Penyajian Liabilitas dan Aset Neto ....................... 92 4.2.2.3 Penyajian Laporan Aktivitas ................................. 94 4.2.2.4 Penyajian Laporan Arus Kas ................................. 96 4.3 Analisis Kesesuaian Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011) ......... 98

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

xii Universitas Indonesia

5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 100 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 100 5.2 Saran .................................................................................................. 101 5.2.1 Saran Kepada KAP XYZ ....................................................... 101 5.2.2 Saran Kepada Kementerian Negara BUMN .......................... 101 DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 103 LAMPIRAN .................................................................................................... 105

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ikhtisar Perbedaan PSAK 45 (Revisi 2011) dan

PSAK 45 (1997) ....................................................................... 23

Tabel 4.1 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman

Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP

pada Kelompok Aset ................................................................ 61

Tabel 4.2 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman

Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP

pada Kelompok Liabilitas ........................................................ 72

Tabel 4.3 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi

Unit PKBL Revisi 2012 dengan Perlakuan Akuntansi

berdasarkan PSAK 45 (Revisi 2011) pada Kelompok

Aset Neto .................................................................................. 79

Tabel 4.4 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman

Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP

pada Kelompok Pendapatan ..................................................... 80

Tabel 4.5 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman

Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP

pada Kelompok Beban Pengeluaran dan Penyaluran ............... 86

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP RSM AAJ Associates ...................... 42

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT N ......................................................... 46

Gambar 3.3 Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan PT N ......... 49

Gambar 3.4 Mekanisme Penyaluran Dana Program

Bina Lingkungan PT N ............................................................. 50

Gambar 4.1 Perbandingan Penyajian Aset pada Laporan

Posisi Keuangan ....................................................................... 92

Gambar 4.2 Perbandingan Penyajian Liabilitas dan Aset Neto

pada Laporan Posisi Keuangan ................................................ 93

Gambar 4.3 Perbandingan Penyajian Laporan Aktivitas ............................. 95

Gambar 4.4 Perbandingan Penyajian Laporan Arus Kas ............................. 97

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

xv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Estimasi Perhitungan Penyisihan Piutang PKBL ..............105

Lampiran 2: Peraturan Menteri Negara BUMN

PER NO: 05/MBU/2007 ................................................................107

Lampiran 3: Surat Edaran Kementerian BUMN No. SE-04/S.MBU/2011

tentang Tanggapan atas Surat IAPI

No. 347/III/Int-IAPI/2011 terkait Adanya Dua Opini

Auditor atas Laporan Keuangan Unit PKBL .................................121

Lampiran 4: Surat Edaran Kementrian BUMN No. SE-02/MBU/Wk/2012

tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan......................................................................123

Lampiran 5: Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 20/MBU/2012

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN

PER NO: 05/MBU/2007 ................................................................124

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN merupakan

perwujudan pelaksanaan pasal 2 Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara dimana salah satu maksud dan tujuan pendirian

BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, berkembangnya usaha kecil yang dibina BUMN

diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mendorong

tumbuhnya kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil. Setiap BUMN yang

melaksanakan PKBL wajib membentuk organisasi yang khusus mengelola PKBL

yang disebut unit PKBL. Disamping membentuk unit khusus yang menangani

PKBL, BUMN Pembina wajib pula melakukan pembukuan atas pelaksanaan

program tersebut. Sesuai dengan tuntutan untuk meningkatkan akuntabilitas dan

penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), maka

diperlukan suatu pedoman yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan

keuangan PKBL BUMN. Pada tahun 2012, Kementerian BUMN mengeluarkan

peraturan baru yang mengatur pedoman akuntansi yang baru bagi setiap unit

PKBL BUMN. Pedoman tersebut mengacu kepada SAK ETAP dan PSAK 45.

Dilatarbelakangi hal tersebut, penulis memilih untuk membuat laporan

magang dengan topik yang membahas peraturan baru tentang pedoman akuntansi

unit PKBL revisi 2012 yang dibandingkan dengan SAK ETAP dan PSAK 45 serta

penyebab perubahan pedoman akuntansi untuk PKBL

1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang

Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

merupakan pedoman bagi unit PKBL dalam rangka menyelenggarakan pencatatan

atas transaksi unit PKBL. Penyusunan dan Penyajian laporan keuangan menurut

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

2

Universitas Indonesia

pedoman tersebut yang sesuai dengan SAK ETAP dan Standar Akuntansi

Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba, yaitu PSAK 45, diharapkan dapat

menyajikan informasi keuangan PKBL yang wajar dan dapat diandalkan.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis melakukan kegiatan magang di KAP XYZ, yang merupakan

afiliasi dari kantor akuntan publik internasional. Selama melaksanakan kegiatan

magang, penulis ditempatkan di divisi Red yang menjalankan fungsi Audit and

Assurance. Waktu pelaksanaan kegiatan magang dilakukan dari periode 7 Januari

2013 sampai 7 Mei 2013.

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang

Selama melaksanakan kegiatan magang, posisi yang diberikan kepada

penulis adalah Junior Auditor. Minggu pertama magang, para peserta magang

diwajibkan untuk mengikuti training selama satu minggu. Di dalam training

tersebut, peserta magang diajarkan tentang dasar audit, peraturan KAP XYZ, serta

penggunaan software audit yang digunakan oleh KAP XYZ. Penulis dialokasikan

ke dalam beberapa tim dan mengerjakan klien yang berbeda dalam setiap tim.

1.4.1 PT K

Klien pertama yang ditangani penulis adalah PT K, sebuah perusahaan

anggota Group PT P, sebuah grup perusahaan swasta nasional yang didirikan

sejak 30 tahun lalu, yang merupakan hasil kerja sama Pemerintah Daerah DKI

Jakarta dengan beberapa pengusaha swasta nasional. PT K mempunyai core-

business dalam bidang kontraktor mekanik dan elektrik dan juga sebagai

distributor dari brand dunia.

Disini penulis mendapatkan tugas untuk melakukan Stock Opname pada gudang

PT K yang berada di Thamrin dan Cikupa, dengan menghitung jumlah persediaan

yang ada secara fisik dan membandingkannya dengan jumlah persediaan yang

dicatat oleh klien, baik itu catatan dari divisi Akuntansi maupun divisi Gudang.

Penulis juga melakukan pemeriksaan atas kondisi persediaan apakah berada

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

3

Universitas Indonesia

dalam kondisi baik atau tidak. Setelah itu, penulis menuliskan berita acara terkait

Stock Opname tersebut.

1.4.2 PT N

Klien kedua yang ditangani penulis adalah PT N, sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang asuransi berskala nasional. Disini penulis melakukan

beberapa proses audit, baik itu di kantor pusat maupun beberapa cabang yang

dipilih menjadi sampel antara lain:

a. Melakukan Test of Detail terhadap akun pendapatan iuran

b. Melakukan Test of Detail terhadap akun beban klaim jaminan

c. Melakukan Vouching dokumen pendukung pajak dengan memeriksa tanggal

setor dan tanggal lapor untuk PPh 21, PPh 21 final, PPh 23, PPh 4 ayat 2 dan

PPN. Selain itu, penulis juga mengecek apakah jumlah yang tertera di dalam

SPT sudah sesuai dengan SSP

d. Melakukan Vouching dokumen pendukung untuk Pinjaman Uang Muka

Perusahaan Kerjasama Bank (PUMP-KB), baik itu kelengkapan dokumen yang

menjadi syarat maupun besarnya jumlah angsuran

e. Melakukan kalkulasi untuk besarnya rasio saldo Iuran Belum Rinci per 31

Desember 2012 untuk cabang-cabang yang dijadikan sampel

f. Melakukan pencocokkan saldo per listing aset tetap konsolidasi dengan Trial

Balance per 31 Desember 2012

g. Melakukan aktivitas Reporting unit PKBL pada PT N

1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang

Dalam laporan magang ini, penulis akan membahas mengenai sejauh mana

prinsip akuntansi pada pedoman akuntansi PKBL revisi tahun 2012 yang

dikeluarkan oleh Kementerian BUMN mendekati standar akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

Pembahasan dilakukan dengan menganalisis latar belakang perubahan kebijakan

akuntansi unit PKBL dan menganalisis perbandingan dan keterbatasan perbedaan

antara standar akuntansi yang disusun oleh Kementerian BUMN dalam bentuk

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

4

Universitas Indonesia

pedoman akuntansi unit PKBL revisi tahun 2012 dengan standar akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia, jika terdapat perlakuan akuntansi yang berbeda.

1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang

Tujuan penulisan laporan magang adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis latar belakang dan penyebab perubahan kebijakan dari

pemerintah untuk akuntansi unit PKBL

2. Menganalisis perbandingan antara standar akuntansi yang disusun oleh

Kementerian BUMN dalam bentuk pedoman akuntansi unit PKBL revisi tahun

2012 dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

3. Menganalisis keterbatasan jika terdapat perbedaan standar akuntansi yang

disusun oleh Kementerian BUMN dalam bentuk pedoman akuntansi unit

PKBL revisi tahun 2012 dengan standar akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia atau kesesuaian jika tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara

prinsip akuntansi

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri atas lima bab. Berikut ini deskripsi singkat mengenai

setiap bab:

1. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai isi laporan magang,

meliputi latar belakang, tujuan pelaksanaan, tempat dan waktu

pelaksanaan magang, pelaksanaan kegiatan magang, ruang lingkup

penulisan laporan, tujuan penulisan laporan magang, dan sistematika

penulisan laporan magang.

2. Bab 2 Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang menjadi landasan pembahasan dan analisis

pada bab selanjutnya, meliputi landasan hukum PKBL, peraturan PSAK

yang terkait, dan perlakuan akuntansi menurut Pedoman Akuntansi unit

PKBL.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

5

Universitas Indonesia

3. Bab 3 Profil Perusahaan

Bab ini berisi profil singkat KAP RSM AAJ Associates sebagai tempat

pelaksanaan magang, PT N, dan unit PKBL PT N sebagai unit yang

dijadikan objek penulisan laporan magang.

4. Bab 4 Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang analisis dan pembahasan latar belakang

perubahan pedoman akuntansi untuk unit PKBL, perbandingan antara

pedoman akuntansi unit PKBL revisi tahun 2012 dengan standar akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia, dan keterbatasan dari perbedaan standar

tersebut jika terdapat perbedaan antara kedua standar tersebut atau

analisis kesesuaian jika tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan laporan magang dan saran yang

dapat diberikan terkait pembahasan.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

6 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Hukum

2.1.1 Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 05/MBU/2007

Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 05/MBU/2007 tanggal 7 April

2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil

dan Program Bina Lingkungan, merupakan revisi dari Keputusan Menteri BUMN

KEP-236/MBU/2003.

Dalam peraturan tersebut, Kementerian Negara BUMN menjabarkan peran

dan partisipasi BUMN kedalam dua program, yaitu Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan. Peraturan Menteri Negara BUMN tersebut

menegaskan bahwa Persero dan Perum wajib melaksanakan Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang

diatur. Program Kemitraan dengan usaha kecil adalah program untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui

pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Adapun yang dimaksud dengan usaha

kecil adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

pengusaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 1.000.000.000. Selain itu, pengusaha yang masuk kategori usaha kecil harus

memenuhi syarat, yaitu :

- Pengusaha tersebut berkewarganegaraan Indonesia

- Berusaha secara mandiri (berdiri sendiri), yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki/dikuasai/berafiliasi baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau

usaha besar

- Usaha tersebut memiliki potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan

serta telah berjalan minimal satu tahun

- Belum memenuhi persyaratan perbankan (Non Bankable)

Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial

masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

7

Universitas Indonesia

2.1.2 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-04/MBU.S/2007

Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor: SE-04/MBU.S/2007

tanggal 17 Juli 2007 berisi tentang petunjuk teknis pedoman akuntansi yang

diterapkan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Pedoman

akuntansi ini disusun untuk memastikan bahwa laporan keuangan unit PKBL

yang dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku di Indonesia.

2.1.3 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-04/S.MBU/2011

Surat Edaran Kementerian BUMN Nomor SE-04/S.MBU/2011

merupakan bentuk tanggapan sehubungan dengan surat dari IAPI (Ikatan

Akuntan Publik Indonesia) Nomor: 347/III/Int-IAPI/2011 tanggal 11 Maret

2011 kepada seluruh anggota IAPI yang mengatur bahwa opini yang akan

diterbitkan oleh auditor Kantor Akuntan Publik atas laporan keuangan PKBL

terbagi kedalam dua laporan, yaitu Laporan khusus yang disampaikan kepada

Menteri Negara BUMN dengan standar akuntansi yang disusun oleh

Kementerian BUMN dan Laporan bentuk baku yang disampaikan kepada

pemangku kepentingan lainnya dengan standar akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Menurut SE-04/S.MBU/2011, hal itu bisa terjadi dikarenakan adanya

PSAK 55 (revisi 2006) mengenai Pengakuan dan Pengukuran Instrumen

Keuangan dimana karakteristik piutang PKBL termasuk dalam lingkup yang

diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006) tersebut. Mengingat pengukuran piutang

pada PSAK 55 (revisi 2006) tersebut harus menggunakan pendekatan present

value dengan tingkat diskonto effective interest rate, maka hal tersebut tidak

dapat dipenuhi oleh pengelola PKBL karena keterbatasan SDM, sistem informasi

pengelolaan keuangan yang belum mendukung, dan biaya yang relatif besar.

2.1.4 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-02/MBU/Wk/2012

Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor SE-02/MBU/Wk/2012

tanggal 23 Februari 2012 merupakan surat penetapan perubahan pedoman

akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN yang ditetapkan

dalam Surat Edaran Kementerian BUMN Nomor: SE-04/MBU.S/2007, dengan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

8

Universitas Indonesia

Pedoman Akuntansi Program Kemitraan Kemitraan dan Bina Lingkungan revisi

tahun 2012. Penerapan pedoman ini ditetapkan berlaku mulai tahun buku 2012

dengan penerapan dini diperkenankan.

2.1.5 Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-01/D5.MBU/2012

Surat Menteri Negara BUMN Nomor: SE-01/D5.MBU/2012 tanggal 27

Maret 2012 berisi tentang petunjuk teknis penerapan Pedoman Akuntansi

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Revisi 2012 dengan penyusunan

mengacu pada SAK ETAP dan penyajian mengacu pada PSAK 45 (revisi 2011)

tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dan Buletin Teknis 6 tentang

Keterterapan SAK ETAP untuk Entitas Koperasi dan Entitas Nirlaba.

2.1.6 Peraturan Menteri Negara BUMN PER NO: 20/MBU/2012

Peraturan Menteri BUMN NO: PER-20/MBU/2012 yang dikeluarkan

tanggal 27 Desember 2012 merupakan revisi perubahan yang menyempurnakan

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dimana dalam peraturan

tersebut, Program Bina Lingkungan BUMN Pembina dan Program Bina

Lingkungan BUMN Peduli selanjutnya disebut Program Bina Lingkungan dan

mulai berlaku sejak tahun 2013. Semua pasal yang mengatur tentang BUMN

Peduli pada PER-05/MBU/2007 dihapuskan dalam PER-20/MBU/2012.

2.2 Acuan Pedoman Akuntansi PKBL

Penyusunan dan Penyajian laporan keuangan unit PKBL dibuat dengan

dasar-dasar dan prinsip yang mengacu pada suatu pedoman akuntansi yang telah

ditetapkan pemerintah. Pada awal tahun 2012, Kementerian Negara BUMN

menetapkan Pedoman Akuntansi PKBL revisi tahun 2012 yang mulai berlaku

untuk tahun buku 2012, namun penerapan dini pada tahun buku 2011 juga sudah

diperkenankan. Pedoman tersebut ditetapkan berdasarkan SE-02/MBU/Wk/2012.

Pedoman baru tersebut dibuat sesuai dengan standar SAK ETAP dan PSAK 45

(revisi 2011). Untuk unit PKBL yang melakukan transaksi syariah, pencatatan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

9

Universitas Indonesia

dan pembukuan PKBL mengacu kepada Standar Akuntansi Syariah yang berlaku

secara umum karena tidak diatur secara spesifik dalam pedoman akuntansi ini.

2.2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik.

SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2011.

Standar ini dibuat dengan mengacu pada IFRS untuk Small Medium Enterprises

(SME) yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia dan dibuat secara

lebih sederhana.

Menurut SAK ETAP, entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas

yang memiliki dua kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong

entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna

eksternal. Contoh pengguna eksternal misalnya adalah pemilik yang tidak

terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, lembaga

pemeringkat kredit

Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:

1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal, atau

regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok

besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau

pedagang efek, dana pensiun, reksadana, dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK

ETAP jika otoritas berwenang yang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

SAK ETAP.

Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP adalah menyediakan

informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

10

Universitas Indonesia

khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi

tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang dipercayakan kepadanya.

Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan meliputi:

a. dapat dipahami

b. relevan

c. materialitas

d. keandalan

e. substansi mengungguli bentuk

f. pertimbangan sehat

g. kelengkapan

h. dapat dibandingkan

i. tepat waktu

j. keseimbangan antara biaya dan manfaat

Menurut SAK ETAP, Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan

proses pembentukan suatu pos dalam Posisi Keuangan atau Laporan Laba Rugi

yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos

tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

Aset dan kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan mengandung manfaat

ekonomi dan mempunyai jumlah/nilai/biaya yang dapat diukur dengan andal.

Penghasilan diakui dalam Laporan Laba Rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di

masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban

telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Beban diakui dalam Laporan Laba

Rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan

penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara

andal.

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau

penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh SAK ETAP

seperti berikut:

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

11

Universitas Indonesia

1. Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan

merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atas piutang tak tertagih

2. Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset

tidak lancar, maka entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas

pelepasan aset dengan mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat

aset dengan beban penjualannya

Dasar Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan yang umum menurut

SAK ETAP adalah berdasarkan biaya historis dan nilai wajar.

1. Biaya historis, yaitu menggunakan harga perolehan yang dibayarkan atau

diterima

2. Nilai wajar, yaitu menggunakan jumlah yang dipakai untuk

mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban

SAK ETAP mensyaratkan penyajian wajar untuk laporan keuangan entitas yang

menggunakan SAK ETAP. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK

ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh atas

kepatuhan tersebut dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada saat

menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK

ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan

usaha, kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau

menghentikan operasi, atau tidak mempunyai alternatif realistis. Entitas

menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif

dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang sama) minimal satu kali

dalam setahun. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan juga

harus konsisten, kecuali terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi

entitas atau perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih andal dan

relevan. Penyajian laporan keuangan entitas yang lengkap berdasarkan SAK

ETAP meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan seluruh perubahan

dalam ekuitas dan perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari

transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

12

Universitas Indonesia

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi

yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya

Secara normal, urutan penyajian catatan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

SAK ETAP

2. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

3. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan

urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian

pos-pos tersebut

4. Pengungkapan lain

Peristiwa setelah akhir periode pelaporan bertujuan untuk menjelaskan

peristiwa setelah akhir tanggal pelaporan dan menentukan prinsip-prinsip

Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan peristiwa tersebut. Peristiwa setelah

akhir periode pelaporan adalah peristiwa-peristiwa, baik menguntungkan maupun

tidak menguntungkan, yang terjadi setelah akhir periode pelaporan sampai dengan

tanggal penyelesaian laporan keuangan. Ada dua jenis peristiwa setelah akhir

periode pelaporan, yaitu:

1. Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi

pada akhir periode pelaporan sehingga memerlukan penyesuaian

2. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah akhir

periode pelaporan sehingga tidak memerlukan penyesuaian

Posisi Keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas

pada suatu waktu tertentu. Posisi Keuangan minimal mencakup pos–pos berikut:

kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti

investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, hutang usaha dan hutang lainnya, aset

dan utang pajak, kewajiban diestimasi, serta ekuitas. Entitas menyajikan pos,

judul, dan sub jumlah lainnya dalam Posisi Keuangan jika penyajian seperti itu

relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.

1. Aset Lancar

Jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka

siklus operasi diasumsikan 12 bulan. Selain yang disebutkan di bawah ini,

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

13

Universitas Indonesia

dianggap sebagai aset tidak lancar. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset

lancar jika:

a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan,

dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas

b. Dimiliki untuk diperdagangkan

c. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan

d. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannyadari

pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12

bulan setelah akhir periode pelaporan

2. Kewajiban Jangka Pendek

Selain yang disebutkan di bawah ini, dianggap sebagai kewajiban jangka panjang.

Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

entitas

b. Dimiliki untuk diperdagangkan

c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir

periode pelaporan

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan

Jika terjadi penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang, kerugian

penurunan nilainya dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih.

Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan pengalaman, prospek industri,

prospek usaha, dan kondisi keuangan.

Untuk aset lainnya, entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan

apakah terdapat indikasi bahwa ada aset yang turun nilainya. Jika indikasi tersebut

ada, entitas harus mengestimasi nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual

aset tersebut.

Untuk melakukan pemulihan kerugian penurunan nilai, kerugian

penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya harus dinilai setiap

tanggal pelaporan apakah masih ada atau sudah berkurang. Jika ada indikasi

tersebut, entitas harus mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

14

Universitas Indonesia

aset tersebut.

Kinerja Keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari

entitas yang disajikan dalam Laporan Aktivitas. Entitas harus menyajikan pos,

judul, dan sub jumlah lainnya pada Laporan Aktivitas jika penyajian tersebut

relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan

pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa, baik dalam Laporan Aktivitas

maupun dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan Aktivitas minimal

mencakup pos – pos berikut ini:

1. Pendapatan

2. Beban keuangan

3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas

4. Beban pajak

5. Laba atau rugi neto

Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam suatu klasifikasi

berdasarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas, mana yang memberikan

informasi yang lebih andal dan relevan.

1. Analisis menggunakan sifat beban. Berdasarkan metode ini, beban

dikumpulkan dalam Laporan Aktivitas berdasarkan sifatnya (contoh:

penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan imbalan kerja)

serta tidak dialokasikan kembali antara antara berbagai fungsi dalam

entitas.

2. Analisis menggunakan fungsi beban. Berdasarkan metode ini, beban

dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau,

sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi.

Sekurang-kurangnya, entitas harus mengungkapkan biaya penjualannya

sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya.

Laporan Arus Kas menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi,

aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi hanya dapat

disajikan dengan menggunakan metode tidak langsung (indirect method). Bunga

dan dividen harus diungkapkan secara terpisah dan secara konsisten sebagai

aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan. Pajak penghasilan diungkapkan

secara terpisah sebagai aktivitas operasi, kecuali jika secara spesifik dapat

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

15

Universitas Indonesia

diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau investasi. Transaksi non kas

tidak dapat disajikan dalam Laporan Arus Kas karena transaksi tersebut tidak

mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan.

2.2.1.1 Perlakuan Akuntansi yang Diatur secara Spesifik di SAK ETAP

untuk Pos-Pos di Laporan Keuangan dalam Pedoman Akuntansi

unit PKBL Revisi 2012

Pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 menggunakan acuan SAK

ETAP dalam penyusunan laporan keuangan. Akun-akun dan perlakuan akuntansi

yang diatur secara spesifik di SAK ETAP untuk pos-pos di laporan keuangan

dalam pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 terdiri dari:

1. Aset Tetap

Entitas harus mengakui aset tetap pada biaya perolehan sesuai dengan kriteria

Pengakuan secara umum, yaitu kemungkinan bahwa manfaat ekonomi terkait

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan pos tersebut

mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Untuk tanah dan

bangunan yang diperoleh secara bersamaan, pengakuannya harus dibuat dan

dicatat secara terpisah. Aset tetap juga harus diukur sebesar biaya perolehan yang

meliputi:

a. Harga beli;

b. Biaya-biaya yang diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi

agar siap digunakan; dan

c. Estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya

restorasi lokasi

Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan, maka diakui setara nilai

tunainya dan diakui sebagai beban keuangan. Aset tetap yang diperoleh melalui

pertukaran dengan aset non moneter atau kombinasi aset moneter dan aset non

moneter, biaya perolehannya harus diukur pada nilai wajar. Pengeluaran setelah

pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur manfaat atau yang

kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam

bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,

harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut. Selanjutnya, setelah

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

16

Universitas Indonesia

pengakuan awal, seluruh aset tetap harus diukur pada biaya perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya

pemeliharaan dan reparasi sehari-hari dari aset tetap diakui sebagai beban dalam

Laporan Laba Rugi pada periode terjadinya. Penilaian kembali atau revaluasi aset

tetap tidak diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset

berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Namun jika ketentuan

revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah, maka hal itu bisa

menjadi pengecualian dari ketentuan SAK ETAP.

Beban penyusutan aset tetap harus diakui dalam Laporan Laba Rugi,

kecuali biaya tersebut merupakan bagian biaya perolehan suatu aset. Beban

penyusutan tersebut dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat

disusutkan selama umur manfaat. Metode penyusutan yang dipilih oleh entitas

harus mencerminkan ekspektasi dalam pola penggunaan manfaat ekonomi masa

depan aset. Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan.

Penyusutan diberhentikan ketika aset dihentikan pengakuannya. Metode yang

dapat digunakan untuk penyusutan adalah metode garis lurus (straight line

method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode

jumlah unit produksi (sum of the unit of production method). Penurunan nilai aset

tetap diakui pada saat terjadinya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat

dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasikan

dari penggunaan atau pelepasannya.

2. Sewa

Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk

kontraknya. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa

tersebut mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan

aset kepada lessee. Jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh

manfaat dan risiko kepemilikan aset, maka diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Klasifikasi sewa dilakukan pada awal masa sewa dan tidak berubah selama masa

sewa, kecuali lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa

sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.

Pada sewa pembiayaan untuk laporan keuangan lessee, terdapat beberapa

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

17

Universitas Indonesia

ketentuan yang diatur dalam SAK ETAP. Pada awal masa sewa, lessee harus

mengakui aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai tunai pembayaran sewa

ditambah nilai residu. Lessee harus mencatat depresiasi selama umur manfaat aset

atau masa sewa. Jika tidak ada pengalihan hak kepemilikan, maka aset sewaan

harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara

masa sewa dengan umur manfaatnya. Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya

masa sewa, akan menimbulkan perbedaan antara pembayaran yang dilakukan

dengan sisa kewajiban, dan itu diakui sebagai keuntungan dan kerugian pada

periode terjadinya. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai

tunai dari pembayaran sewa adalah tingkat bunga yang dibebankan lessor atau

tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa. Selama masa sewa, setiap

pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan beban

bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban

lessee.

Sedangkan pada sewa operasi, pembayaran sewa selama tahun berjalan

dari lessee harus diakui sebagai pendapatan sewa yang diukur berdasarkan metode

garis lurus (straight line method) selama masa sewa.

Jika terdapat transaksi jual dan sewa-balik (sales and lease back), maka

transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu

transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat

aset yang dijual harus diakui sebagai keuntungan dan kerugian yang

ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus

dilakukan secara proporsional dengan beban penyusutan aset sewaan jika sewa-

balik merupakan sewa pembiayaan atau dengan beban sewa jika sewa-balik

merupakan sewa operasi.

3. Pendapatan

Pendapatan yang diatur dalam SAK ETAP meliputi penjualan barang, penyediaan

jasa, kontrak konstruksi, dan penggunaan aset oleh pihak lain yang menghasilkan

bunga, royalti, dan dividen. Pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar atas

pembayaran yang diterima atau masih harus diterima setelah diskon penjualan dan

potongan volume. Entitas harus mengakui perbedaan antara nilai kini dari seluruh

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

18

Universitas Indonesia

penerimaan masa depan dengan nilai nominal pembayaran sebagai pendapatan

bunga. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama tidak diakui

sebagai pendapatan.

Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua

kondisi di bawah ini terpenuhi:

a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari

kepemilikan barang kepada pembeli

b. Entitas tidak mempertahankan, dari keterlibatan manajerial sampai pada

tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun

kontrol efektif atas barang yang terjual

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan

transaksi yang akan mengalir masuk ke dalam entitas

e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat

diukur secara andal

Untuk penyediaan jasa, entitas harus mengakui pendapatan yang

berhubungan dengan transaksi sesuai dengan metode persentase penyelesaian

pada akhir periode pelaporan jika hasil transaksi penyediaan jasa dapat diestimasi

secara andal. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi

kondisi berikut:

a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan

dengan transaksi akan mengalir kepada entitas

c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur

secara andal

d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat

diukur secara andal

Perlakuan yang sama juga diatur untuk kontrak konstruksi. Jika hasil

kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui

pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak

konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan

dengan metode persentase penyelesaian pada akhir periode pelaporan.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

19

Universitas Indonesia

Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset

oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen pada saat

syarat pengakuan terpenuhi, yaitu kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir

kepada entitas dan jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

Ketentuan pengakuan pendapatan harus dilakukan atas dasar berikut:

a. Bunga harus diakui secara akrual;

b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan

substansi dari perjanjian yang relevan; dan

c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima

pembayaran telah terjadi

2.2.2 PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Organisasi Nirlaba

Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan

utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya

yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Laporan

keuangan nirlaba memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan dan

menyajikan aset terikat dan tidak terikat secara terpisah. Pertanggungjawaban

manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang

diterima dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran

kembali, disajikan melalui Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas. PSAK 45

(revisi 2011) bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba

sehingga diharapkan laporan keuangan dapat lebih mudah dipahami, memiliki

relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Menurut PSAK 45 (revisi 2011), laporan keuangan disajikan oleh

organisasi nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang

sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan

jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan

kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut

3. Tidak ada kepemilikan seperti umunya pada entitas bisnis, dalam arti

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

20

Universitas Indonesia

bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau

ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi

pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau

pembubaran entitas nirlaba

Tujuan utama pembuatan laporan keuangan bagi entitas nirlaba adalah

menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para pemberi

sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota entitas

nirlaba, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas

nirlaba. Informasi yang disajikan secara rinci dalam laporan keuangan, termasuk

Catatan Atas Laporan Keuangan, adalah mengenai:

1. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba

2. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset

neto

3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu

periode dan hubungan antara keduanya

4. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh

pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh

terhadap likuidasinya

5. Usaha jasa entitas nirlaba

Laporan Posisi Keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan

menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Informasi likuiditas dalam Laporan

Posisi Keuangan diberikan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas dan liabilitas berdasarkan

tanggal jatuh tempo

2. Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke

dalam jangka pendek dan jangka panjang

3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo

liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan

Laporan Posisi Keuangan juga menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset

neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya

yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen,

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

21

Universitas Indonesia

terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah

dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan

jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan

menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto

dalam Laporan Aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi

keuangan. Klasifikasi penyajian dalam Laporan Aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak

terikat dalam suatu periode

2. Pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai

pengurang aset neto tidak terikat

3. Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat

permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya

pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak

berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber

daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan

sebagai kebijakan akuntansi

4. Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau

liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali

jika penggunannya dibatasi

5. Jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh

SAK lain atau SAK ETAP

Menurut PSAK 45 (revisi 2011), terdapat tiga bentuk Laporan Aktivitas yang bisa

dipilih oleh setiap entitas yang termasuk dalam klasifikasi entitas nirlaba untuk

menyajikan Laporan Aktivitas mereka:

1. Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A ini

memudahkan penyusunan Laporan Aktivitas komparatif.

2. Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto, satu

kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah.

Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

22

Universitas Indonesia

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali aset

tertentu terhadap reklasifikasi aset neto. Bentuk B ini memungkinkan

penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari

investasi.

3. Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah

ringkasan dari laporan pendapatan, beban, dan perubahan terhadap aset

neto tidak terikat disajikan dalam Laporan Perubahan Aset Neto.

Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan perhatian pada perubahan aset

neto yang tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk entitas nirlaba yang

memandang aktivitas operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari

penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi.

Laporan Arus Kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan Arus Kas pada

entitas nirlaba disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan

tambahan berikut ini:

1. Aktivitas pendanaan:

a. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali yang penggunannya dibatasi dalam jangka

panjang

b. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi

yang penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan

pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi

c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka

panjang

2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non

kas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

23

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Ikhtisar Perbedaan PSAK 45 (Revisi 2011) dan PSAK 45 (1997)

Perihal PSAK 45 (revisi 2011) PSAK 45 (1997) Ruang Lingkup Dapat diterapkan oleh

lembaga pemerintah dan unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen, dan unit-unit sejenis lainnya

Acuan untuk pengaturan yang tidak diatur dalam PSAK 45

SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan

SAK yang berlaku umum

Sumber: PSAK 45 (revisi 2011)

2.3 Pedoman Akuntansi unit PKBL Revisi 2012 dari Kementerian BUMN

2.3.1 Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan PKBL terdiri dari aset, liabilitas dan aset neto.

Aset dan liabilitas diklasifikasikan berdasarkan likuiditas, fleksibilitas keuangan,

dan karakteristik yang serupa.

2.3.1.1 Aset

Aset dalam penyajiannya diklasifikasikan menjadi Aset Lancar dan Aset

Tidak Lancar, dimana aset lain-lain termasuk ke dalam kelompok Aset Tidak

Lancar. Menurut pedoman akuntansi PKBL, suatu aset dikatakan lancar jika:

1. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk

menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal;

2. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

3. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan; atau

4. Kas atau setara kas kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau

penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12

bulan setelah periode pelaporan

Sesuai dengan SAK ETAP, ketentuan tambahan untuk pedoman PKBL Revisi

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

24

Universitas Indonesia

2012, pada siklus operasi normal entitas yang tidak dapat diidentifikasi dengan

jelas, maka diasumsikan selama 12 bulan.

Berdasarkan klasifikasi di atas, pos-pos yang dapat dikelompokkan ke

dalam kelompok Aset Lancar adalah sebagai berikut:

1. Kas dan Setara Kas

Pos ini merupakan pos yang paling likuid pada Laporan Posisi Keuangan

yang terdiri dari cash on hand, rekening kas di bank, dan deposito yang

jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. Oleh karena Kas dan

setara kas merupakan pos yang paling likuid, akun ini disajikan pada

urutan pertama aset. Kas dan setara kas diakui pada saat kas dan setara kas

tersebut diterima, baik secara tunai, berupa cek, giro yang sudah jatuh

tempo maupun melalui transfer ke dalam rekening bank. Pengukuran kas

dan setara kas ditetapkan menurut nilai nominalnya, sedangkan saldo bank

ditetapkan menurut nilai nominal saldo rekening di bank. Saldo kas di

bank pada akhir tahun dicatat berdasarkan hasil rekonsiliasi bank.

2. Kas/Bank Yang Dibatasi Penggunaannya

Pos ini berupa kas atau bank Program Bina Lingkungan yang disisihkan

untuk Program Bina Lingkungan BUMN Peduli, yang penggunaannya

tergantung keputusan Menteri Negara BUMN. Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya diakui pada saat terjadinya transaksi penyisihan kas/bank

untuk Program Bina Lingkungan BUMN Peduli dan diukur sebesar nilai

yang disisihkan tersebut. Kas/bank yang dibatasi penggunaannya disajikan

dalam kelompok Aset Lancar karena siklus operasi yang tidak menentu

dan dapat dicairkan sewaktu-waktu tersebut sehingga diasumsikan selama

12 bulan, sesuai dengan yang diatur dalam SAK ETAP.

3. Deposito Berjangka

Pos ini merupakan penempatan dana PKBL berupa deposito yang

pencairannya memiliki waktu jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan, atau

pada saat reklasifikasi deposito yang jatuh temponya menjadi 3 (tiga)

bulan atau kurang dari 3 (tiga) bulan. Investasi dalam bentuk deposito

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

25

Universitas Indonesia

diukur sebesar nilai nominalnya dan disajikan dalam kelompok Aset di

Laporan Posisi Keuangan.

4. Piutang

Piutang dalam Laporan Posisi Keuangan PKBL merupakan total saldo

piutang yang terdiri dari Piutang Penyisihan Laba Kepada BUMN

Pembina, Piutang Penyaluran Kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga

Penyalur, Piutang Pinjaman Khusus dan Piutang Pinjaman Mitra Binaan,

yang masing-masing kelompok piutang tersebut disajikan dalam Catatan

Atas Laporan Keuangan. Piutang tersebut nantinya dikurangi dengan

penyisihan penurunan nilai piutang dimana penyisihan tersebut dihitung

berdasarkan kualitas pinjaman Mitra Binaan.

a. Piutang Penyisihan Laba Kepada BUMN Pembina

Piutang kepada BUMN Pembina diakui pada saat RUPS/RPB telah

menetapkan besarnya persentase alokasi laba BUMN Pembina untuk

PKBL.

b. Piutang Kepada Unit PKBL BUMN Pembina lain/Lembaga Penyalur

Piutang Kepada Unit PKBL BUMN Pembina lain/Lembaga Penyalur

diakui pada saat terjadi penyerahan dana kepada unit PKBL BUMN

Pembina lain/Lembaga penyalur dan diukur serta dicatat sebesar

jumlah dana yang diserahkan kepada unit PKBL BUMN Pembina

lain/Lembaga penyalur, setelah dikurangi dengan pengembalian

yang telah diterima.

c. Piutang Pinjaman Khusus

Piutang Pinjaman Khusus Mitra Binaan dilakukan pada saat

pinjaman khusus tersebut disalurkan kepada Mitra Binaan melalui

transfer maupun diserahkan secara tunai kepada Mitra Binaan dan

diukur serta dicatat sebesar jumlah bersih atau pokok yang

diharapkan dapat ditagih dari Mitra Binaan.

d. Piutang Pinjaman Mitra Binaan

Piutang Pinjaman Khusus Mitra Binaan dilakukan pada saat

pinjaman khusus tersebut disalurkan kepada Mitra Binaan melalui

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

26

Universitas Indonesia

transfer maupun diserahkan secara tunai kepada Mitra Binaan dan

diukur serta dicatat sebesar jumlah bersih atau pokok yang

diharapkan dapat ditagih dari Mitra Binaan. Piutang jasa administrasi

pinjaman Mitra Binaan dicatat secara akrual mengikuti piutang

pokok Mitra Binaan tersebut ketika kualitas pinjaman tersebut lancar

dan kurang lancar. Bila kualitas pinjaman sudah diragukan, maka

tidak dilakukan akrualisasi piutang jasa administrasi pinjaman Mitra

Binaan.

e. Piutang Lain-Lain

Merupakan piutang yang tidak dapat dikelompokkan pada kategori

piutang di atas, seperti Pendapatan Bunga. Piutang Lain-Lain diakui

pada saat telah diperoleh bukti yang cukup bahwa telah terjadi klaim

atas piutang dan diukur sebesar perkiraan yang bisa tertagih

Kualitas pinjaman Mitra Binaan yang digunakan sebagai dasar penghitungan

penyisihan penurunan nilai piutang dikelompokkan berdasarkan ketepatan waktu

dalam pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman kepada BUMN

Pembina. Penggolongan kualitas pinjaman Mitra Binaan sesuai dengan Keputusan

Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007, dikategorikan menjadi 4 (empat)

kategori sebagai berikut:

a. Lancar

Penerimaan angsuran pinjaman dari Mitra Binaan belum melampaui 30

(tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

b. Kurang Lancar

Penerimaan angsuran pinjaman dari Mitra Binaan telah melampaui 30

(tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari

dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

c. Diragukan

Penerimaan angsuran pinjaman dari Mitra Binaan telah melampaui 180

(seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (dua ratus tujuh

puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

d. Macet

Penerimaan angsuran pinjaman dari Mitra Binaan telah melampaui 270

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

27

Universitas Indonesia

(dua ratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran

5. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Pinjaman

Alokasi penyisihan dari penurunan nilai piutang pinjaman diakui pada saat

akhir periode akuntansi dan diukur sebesar estimasi kerugian yang tidak

dapat ditagih. Dengan mempertimbangkan karakteristik PKBL, maka

metode perhitungan yang dipilih adalah secara kolektif berdasarkan

persentase tingkat ketertagihan (collection) data historis yang ada

(minimal 2 tahun)1.

6. Beban Dibayar Di Muka

Pos ini merupakan pembayaran kepada pihak lain terhadap jasa yang

belum menjadi beban untuk periode berjalan. Beban Dibayar Di Muka

diakui dan diukur pada saat dilakukan pembayaran atas nilai jasa yang

belum dikonsumsi selama tahun berjalan. Pada akhir periode, dilakukan

jurnal pencatatan realisasi beban dengan mengkredit beban dibayar di

muka. Pos beban dibayar di muka disajikan dalam Laporan Posisi

Keuangan pada kelompok Aset.

7. Aset Tetap

Aset Tetap diukur sebesar biaya perolehannya yang diperoleh dari harga

beli ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut

siap untuk digunakan. Untuk aset tetap yang dibangun sendiri, nilai

perolehannya didasarkan atas seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan

pembangunan aset tersebut. Untuk aset tetap yang diperoleh melalui

transaksi sewa beli (purchase leasing), nilai perolehannya dicatat

berdasarkan seluruh nilai tunai biaya yang dibebankan dalam kontrak sewa

beli, sedangkan untuk aset tetap yang diperoleh melui hibah atau transaksi

pertukaran non moneter lainnya dicatat berdasarkan nilai wajar dari aset

yang diperoleh atau aset yang diserahkan, tergantung mana yang lebih

andal. Pengeluaran-pengeluaran untuk perbaikan aset tetap yang

1 Lampiran 1

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

28

Universitas Indonesia

menambah masa manfaat, kapasitas, dan mutu pelayanan aset tetap yang

bersangkutan untuk beberapa tahun pada prinsipnya harus dikapitalisasi.

Aset tetap yang tidak dipergunakan, dikeluarkan dari pos aset tetap dan

dikelompokkan sebagai aset lain-lain atau aset tidak lancar yang dimiliki

untuk dijual.

8. Aset Lain-Lain

Aset Lain-Lain dalam Laporan Posisi Keuangan merupakan total saldo

yang terdiri dari Aset Tetap Tidak Berfungsi, Dana Penjaminan KUM-

LTA dan Piutang Bermasalah.

a. Aset Tetap Tidak Berfungsi

Aset Tetap Tidak Berfungsi diakui pada saat aset tetap direklasifikasi

menjadi aset lain-lain. Aset tetap yang direklasifikasi menjadi aset

tetap tidak berfungsi disusutkan sampai dengan nilai sisa (residu) Rp

1,00 (satu rupiah). Apabila aset tidak dapat digunakan sebelum umur

ekonomisnya berakhir, maka nilai aset tersebut harus diturunkan

nilainya.

b. Dana Penjaminan KUM-LTA (Kredit Usaha Mikro Layak Tanpa

Agunan tambahan)

Merupakan program pemerintah yang bertujuan memberikan

kemudahan bagi usaha kecil dalam memperoleh pinjaman perbankan

dengan memberikan deposit sebagai jaminan Program Kemitraan di

bank pemerintah yang ditetapkan berdasarkan Surat Menteri BUMN

No: S-290/MBU/2004 tanggal 4 Juni 2004 tentang Penjaminan Dana

Program Kemitraan untuk Kredit Usaha Mikro. Pengakuan Dana

Penjaminan KUM-LTA pada saat terjadi transfer dana sebagai

jaminan KUM-LTA. Penyaluran Dana Penjaminan KUM-LTA

diukur dan dicatat sebesar jumlah dana yang ditransfer kepada bank

sebagai jaminan KUM-LTA.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

29

Universitas Indonesia

c. Piutang Bermasalah

Merupakan piutang pinjaman macet yang telah diupayakan

pemulihannya (rescheduling dan reconditioning), namun tetap tidak

dapat dipulihkan. Piutang bermasalah diakui pada saat piutang

pinjaman yang dikategorikan macet dan telah diupayakan

pemulihannya namun tidak terpulihkan. Piutang bermasalah diukur

dan dicatat sebesar jumlah pokok pinjaman sedangkan

penyisihannya diukur sebesar 100%.

2.3.1.2 Liabilitas

Sama halnya seperti kelompok Aset, Liabilitas disajikan berdasarkan

tingkat likuiditasnya, yaitu Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas Jangka

Panjang. Untuk Liabilitas Jangka Pendek, dikelompokkan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

perusahaan;

2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca;

3. Dimiliki untuk diperdagangkan; atau

4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan

Selain dari ketentuan di atas, liabilitas dimasukkan ke dalam kelompok Liabilitas

Jangka Panjang.

Pos-pos yang tergolong dalam kelompok Liabilitas, yaitu:

1. Utang

Utang pada unit PKBL diakui pada saat terjadinya transaksi atau saat

perjanjian kontrak. Utang jangka pendek diukur dan dicatat sebesar nilai

transaksi atau perjanjian kontrak yang telah disepakati. Utang jangka

panjang diakui sebesar nilai wajarnya. Pada akhir periode akuntansi, utang

diukur dan dicatat sebesar nilai nominalnya. Utang dalam mata uang asing

harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah.

Utang jangka pendek disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada

urutan pertama pos Liabilitas.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

30

Universitas Indonesia

2. Beban Yang Masih Harus Dibayar

Beban yang masih harus dibayar diakui pada saat diterimanya jasa atau

prestasi (beban yang sudah terjadi) selama tahun berjalan tetapi belum

dilakukan pembayarannya. Beban yang masih harus dibayar diukur dan

dicatat sebesar jumlah biaya tahun berjalan yang belum dibayar.

Biaya yang masih harus dibayar disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

pada kelompok Liabilitas Jangka Pendek.

3. Utang Pajak

Utang pajak diakui pada saat transaksi terjadi, sesuai dengan ketentuan

perpajakan yang berlaku dan diukur serta dicatat sebesar jumlah pajak

terutang berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Utang pajak disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada kelompok

Liabilitas.

4. Kelebihan Pembayaran Angsuran

Kelebihan pembayaran angsuran diakui sebagai Liabilitas pada saat

setoran tersebut diterima oleh unit PKBL dan diukur serta dicatat sebesar

nilai nominal kelebihan pembayaran angsuran.

Kelebihan pembayaran angsuran disajikan dalam Laporan Posisi

Keuangan pada kelompok Liabilitas.

5. Angsuran Belum Teridentifikasi

Angsuran belum teridentifikasi diakui pada saat angsuran tersebut diterima

oleh unit PKBL. Besarnya angsuran belum teridentifikasi diukur dan

dicatat sebesar nilai nominal yang diterima. Saldo pos Angsuran Belum

Teridentifikasi akan berkurang pada saat diketahui identitas Mitra Binaan

yang melakukan pembayaran dan jumlah yang teridentifikasi tersebut akan

mengurangi saldo piutang Mitra Binaan.

Angsuran belum teridentifikasi disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

sebagai Liabilitas Jangka Pendek.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

31

Universitas Indonesia

6. Utang Sewa Pembiayaan

Utang sewa pembiayaan diakui pada saat terjadinya perjanjian sewa dan

telah terjadi serah terima barang yang disewa. Utang sewa pembiayaan

diukur dan dicatat sebagai liabilitas pada awal masa sewa sebesar nilai

tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang

harus dibayar oleh penyewa pada akhir masa sewa.

Utang Sewa Pembiayaan disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada

kelompok Liabilitas Jangka Pendek atau Panjang sesuai dengan saat jatuh

temponya.

7. Utang Kepada BUMN Pembina Lain

Utang kepada BUMN Pembina lain diakui pada saat penerimaan dana dari

unit PKBL BUMN Pembina lain. Utang kepada BUMN Pembina lain

diukur dan dicatat sebesar jumlah yang diterima unit PKBL BUMN

Pembina lain, setelah dikurangi dengan jumlah pengembalian yang telah

dibayarkan kepada BUMN Pembina lain.

Utang kepada BUMN Pembina lain disajikan dalam Laporan posisi

Keuangan dalam kelompok Liabilitas.

8. Utang Lain-lain

Utang jangka pendek lainnya diukur dan dicatat sebesar nilai nominalnya

serta disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan dalam kelompok

Liabilitas.

2.3.1.3 Aset Neto

Nilai aset neto diperoleh setelah nilai aset dikurangi oleh nilai liabilitas.

Penyajian Aset Neto di Laporan Posisi Keuangan didasarkan pada ada atau

tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan

tidak terikat.

Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang

disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

32

Universitas Indonesia

aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara

permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang

penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari

hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).

Pembatasan temporer terhadap sumbangan berupa aktivitas operasi

tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode

tertentu di masa depan, atau perolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur

terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer

atau disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Pembatasan temporer oleh

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat

berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya. Dalam

pembatasan temporer ini termasuk penyisihan BUMN Peduli yaitu dana Program

Bina Lingkungan yang disisihkan Unit PKBL untuk Program Bina Lingkungan

BUMN Peduli yang berasal dari saldo awal kas dana Bina Lingkungan,

pendapatan Program Bina Lingkungan, dan alokasi laba BUMN Pembina untuk

Program Bina Lingkungan.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan

barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak

terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan

organisasi yang tercantum dalam akta pendirian, dan dari perjanjian kontraktual

dengan pemasok, kreditor, dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.

Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam Catatan

Atas Laporan Keuangan.

2.3.2 Laporan Aktivitas

Laporan Aktivitas PKBL memberikan informasi mengenai perubahan

jumlah aset neto baik terikat maupun tidak terikat pada suatu periode tertentu.

Kenaikan dan penurunan aset neto terikat tergantung dari selisih pendapatan dan

pengeluaran dari dana terikat seperti dana penyisihan BUMN Peduli yang

dikurangi dengan dana BUMN Peduli yang sudah terpakai dan aset neto terikat

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

33

Universitas Indonesia

tahun sebelumnya yang sudah habis masa keterikatannya. Pada aset neto tidak

terikat, pendapatan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan beban disajikan sebagai pengurang

aset neto tidak terikat. Pos-pos penambah aset neto tidak terikat terdiri dari:

1. Alokasi Bagian Laba Dari BUMN Pembina

Alokasi bagian laba dari BUMN Pembina diakui pada saat RUPS/RPB

telah menyetujui laporan keuangan BUMN Pembina dan menetapkan

besarnya alokasi laba untuk unit PKBL. Alokasi Bagian Laba dari BUMN

Pembina diukur dan dicatat sebesar jumlah dana yang dialokasikan untuk

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, sesuai dengan

keputusan RUPS/RPB.

Alokasi Bagian Laba Dari BUMN Pembina disajikan dalam Laporan

Aktivitas pada urutan pertama kelompok Penerimaan.

2. Penerimaan Pelimpahan Dana Dari PKBL Lain

Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diakui pada saat diterimanya

dana dari unit PKBL lain dan diukur serta dicatat sebesar jumlah dana

diterimanya tersebut.

Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain disajikan dalam Laporan

Aktivitas pada kelompok Penerimaan.

3. Penggantian Beban Operasional

Pos Penggantian Beban Operasional diakui pada saat diterima penggantian

beban operasional dari BUMN Pembina atas beban operasional unit PKBL

yang melebihi batas pagu yang telah ditetapkan dan diukur serta dicatat

sebesar realisasi penggantian beban operasional tersebut. Beban

operasional disini adalah beban pelaksanaan operasi unit Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan diluar beban pegawai yang

dananya berasal dari dana hasil jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi

hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan selama

tahun berjalan.

Penggantian beban operasional disajikan dalam Laporan Aktivitas pada

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

34

Universitas Indonesia

kelompok Penerimaan.

4. Sumbangan

Sumbangan diakui pada saat dana atau barang diterima oleh unit PKBL

dan diukur serta dicatat sebesar nilai sumbangan atau nilai wajar barang

yang diterima.

Sumbangan disajikan dalam Laporan Aktivitas pada kelompok

Penerimaan.

5. Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman

Pendapatan jasa administrasi pinjaman adalah pendapatan jasa yang

dipungut atas pinjaman dana Program Kemitraan yang disalurkan kepada

Mitra Binaan, termasuk pinjaman khusus dan pendapatan atas penyaluran

dana Program Kemitraan melalui mekanisme syariah.

Pendapatan jasa administrasi pinjaman diakui secara akrual. Pendapatan

jasa administrasi pinjaman diukur dan dicatat berdasarkan sebesar nilai

yang telah jatuh tempo sesuai dengan kontrak. Pendapatan jasa adminitrasi

pinjaman diakui secara akrual hanya pada piutang dengan status lancar dan

kurang lancar.

Pendapatan jasa administrasi pinjaman disajikan dalam Laporan Aktivitas

pada kelompok Pendapatan.

6. Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakui secara akrual dan diukur serta dicatat sebesar

nilai yang telah ditentukan dalam ketentuan.

Pendapatan bunga disajikan dalam Laporan Aktivitas pada kelompok

Pendapatan.

7. Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain diakui pada saat diterima dan diukur serta dicatat

sebesar nilai yang telah diterima unit PKBL.

Pendapatan lain-lain disajikan dalam Laporan Aktivitas pada urutan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

35

Universitas Indonesia

terakhir dalam kelompok Pendapatan.

Sedangkan pos-pos pengurang aset neto tidak terikat terdiri dari:

1. Dana Pembinaan Kemitraan

Dana pembinaan Kemitraan diakui pada saat terjadinya penyaluran dana

pembinaan Kemitraan. Dana pembinaan Kemitraan diukur dan dicatat

sebesar jumlah dana yang dibayarkan dalam rangka pelaksanaan

pembinaan Kemitraan.

Dana pembinaan Kemitraan disajikan dalam Laporan Aktivitas pada

kelompok Beban.

2. Penyaluran Bina Lingkungan

Penyaluran Bina Lingkungan diakui pada saat penyaluran dana Program

Bina Lingkungan. Penyaluran Bina Lingkungan diukur dan dicatat sebesar

jumlah dana yang disalurkan untuk pelaksanaan Program Bina

Lingkungan.

Penyaluran Bina Lingkungan disajikan dalam Laporan Aktivitas pada

kelompok Beban.

3. Pelimpahan Dana Ke Unit PKBL Lain

Pelimpahan dana ke unit PKBL lain diukur dan dicatat sebesar jumlah

dana yang diserahkan ke unit PKBL lain.

Pelimpahan dana ke unit PKBL lain disajikan dalam Laporan Aktivitas

pada kelompok Beban.

4. Beban Pembinaan

Beban pembinaan adalah beban yang dikeluarkan unit PKBL berkaitan

dengan penyaluran pinjaman kepada Mitra Binaan yang terdiri atas:

a. Beban Survei

Beban survei adalah beban yang dikeluarkan oleh Unit PKBL untuk

melakukan penelitian dan uji kelayakan calon Mitra Binaan yang

telah mengajukan proposal pengajuan pinjaman.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

36

Universitas Indonesia

b. Beban Monitoring

Beban monitoring adalah beban yang dikeluarkan oleh Unit PKBL

untuk melakukan pengawasan terhadap saldo pinjaman Mitra

Binaan.

c. Beban Penagihan Pinjaman

Beban penagihan pinjaman adalah beban yang dikeluarkan oleh Unit

PKBL untuk melakukan penagihan piutang kepada Mitra Binaan.

Beban pembinaan diakui pada saat beban tersebut telah menjadi liabilitas

sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. Beban

pembinaan diukur dan dicatat sebesar beban yang telah menjadi liabilitas

sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.

Beban pembinaan disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan

Aktivitas.

5. Beban Upah Tenaga Harian

Beban upah tenaga harian diakui pada saat beban tersebut telah menjadi

liabilitas sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.

Beban upah tenaga harian diukur dan dicatat sebesar beban yang telah

menjadi liabilitas sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit

PKBL.

Beban upah tenaga harian disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan

Aktivitas.

6. Beban Administrasi Dan Umum

Beban administrasi dan umum diakui pada saat beban tersebut telah menjadi

liabilitas sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL.

Beban administrasi dan umum diukur dan dicatat sebesar beban yang telah

menjadi liabilitas sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit

PKBL.

Beban administrasi dan umum disajikan pada kelompok Beban dalam

Laporan Aktivitas.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

37

Universitas Indonesia

7. Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan diakui pada saat beban tersebut telah menjadi liabilitas

sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. Beban

pemeliharaan diukur dan dicatat sebesar jumlah beban yang telah menjadi

liabilitas.

Beban pemeliharaan disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan

Aktivitas.

8. Beban Sewa

Beban sewa diakui pada saat beban tersebut telah menjadi liabilitas sebagai

akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. Beban sewa

diukur dan dicatat sebesar jumlah beban yang telah menjadi liabilitas.

Beban sewa disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan Aktivitas.

9. Beban Penyusutan Aset Tetap

Beban penyusutan aset tetap diakui pada akhir periode akuntansi. Beban

penyusutan diukur dan dicatat sebesar jumlah beban penyusutan dari masing-

masing aset yang dimiliki berdasarkan metode penyusutan yang digunakan.

Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus (Straight Line Method).

Beban penyusutan disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan Aktivitas.

10. Beban Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Pinjaman

Beban penyisihan penurunan nilai piutang pinjaman diakui pada akhir

periode akuntansi dan diukur serta dicatat sebesar selisih jumlah penyisihan

penurunan nilai piutang pinjaman tahun berjalan dengan jumlah penyisihan

penurunan nilai piutang pinjaman pada tahun sebelumnya.

Beban penyisihan penurunan nilai piutang pinjaman disajikan pada kelompok

Beban dalam Laporan Aktivitas.

11. Beban Pajak

Beban pajak diakui pada saat transaksi terjadi, berdasarkan peraturan

perpajakan yang berlaku. Beban pajak diukur dan dicatat sebesar jumlah

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

38

Universitas Indonesia

pajak terutang, berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.

Beban pajak disajikan pada kelompok Beban dalam Laporan Aktivitas.

12. Beban Dan Pengeluaran Lainnya

Beban dan pengeluaran lainnya diakui pada saat telah menjadi liabilitas dan

diukur serta dicatat sebesar beban atau pengeluaran yang telah menjadi

liabilitas.

Beban dan pengeluaran lainnya disajikan pada kelompok Beban dalam

Laporan Aktivitas.

2.3.3 Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas dibuat untuk menyajikan informasi mengenai

perubahan arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas dalam suatu periode.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama bersumber dari aktivitas penghasil

utama pendapatan PKBL. Informasi didalamnya berguna untuk memprediksi arus

kas operasi masa depan. Berdasarkan PSAK 45 (revisi 2011), Laporan Arus Kas

ini disajikan sesuai PSAK 2 (revisi 2009), yaitu dengan menggunakan metode

langsung atau tidak langsung.

Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu disajikan secara

terpisah sebab arus kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan

dan arus kas masa depan seperti sumbangan berupa bangunan atau aset investasi,

pembayaran dan penerimaan kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak

berwujud dan aset lainnya.

Arus kas dari aktivitas pendanaan disajikan secara terpisah untuk

memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok dana seperti

penerimaan kas dari BUMN Pembina yang penggunaannya dibatasi dalam jangka

panjang, penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi

yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan

aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

39

Universitas Indonesia

2.4 Buletin Teknis 6 tentang Keterterapan SAK ETAP untuk Entitas

Koperasi dan Entitas Nirlaba

Dalam SAK ETAP Bab 1 tentang ruang lingkup, mengatur bahwa entitas

yang dapat menerapkan SAK ETAP adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan

umum (general purpose financial statement). Entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan adalah jika bukan entitas yang telah mengajukan

pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran,

pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di

pasar modal; atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai

fidusia untuk sekelompok besar masyarakat.2

Dalam SAK ETAP Bab 9 tentang kebijakan dan estimasi akuntansi dan

kesalahan, dinyatakan bahwa entitas yang menerapkan SAK ETAP dapat

mempertimbangkan persyaratan dan panduan dalam SAK non ETAP yang

berhubungan dengan isu serupa dan terkait.3

Berdasarkan pengaturan di atas, jika ada entitas koperasi dan entitas

nirlaba yang memenuhi syarat untuk menerapkan SAK ETAP, maka entitas

tersebut dapat menerapkan SAK ETAP. Untuk hal-hal yang tidak diatur secara

spesifik dalam SAK ETAP, entitas dapat mengacu pada SAK non ETAP.

2 SAK ETAP paragraf 1.1 dan 1.2

3 SAK ETAP paragraf 9.6

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

40 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) XYZ

3.1.1 Gambaran Umum

KAP XYZ berdiri tanggal 4 Maret 1985 dan merupakan afiliasi dari kantor

akuntan publik internasional yang memiliki kantor pusat di London, yang juga

merupakan salah satu KAP terbesar di dunia dengan jaringan di 76 negara dan

memiliki 32.000 pekerja profesional serta 776 kantor. KAP XYZ memiliki dua

cabang yang terletak di Jakarta dan Surabaya.

Dalam mencapai tujuannya, KAP XYZ memiliki visi dan misi yang diterapkan.

Visi dari KAP XYZ adalah “Mencapai partner terbaik kepada para stakeholder”.

Misi KAP XYZ adalah:

1. Mendukung tercapainya keunggulan klien dengan melakukan pelayanan

yang profesional dan berkelas internasional

2. Memberikan kontribusi kepada profesi dan perekonomian Indonesia

3. Memberikan penghargaan dan pembelajaran dan pekerjaan yang

menyenangkan

3.1.2 Jasa Yang Ditawarkan

KAP XYZ secara garis besar menawarkan lima jenis jasa kepada kliennya:

1. Audit Assurance

Pelayanan ini merupakan pelayanan audit pada umumnya, yaitu untuk

menghasilkan laporan audit terhadap laporan keuangan klien yang berguna

bagi para investor dan stakeholder untuk pengambilan keputusan. Hal

yang dilakukan dalam Audit Assurance ini antara lain General Audit baik

audit tahunan maupun audit interim, Special Audit, Review and

Compilation, Attestation Engagement, dan Financial Due Dilligence.

2. Risk and Internal Audit Advisory

Pelayanan ini melakukan review atas risiko dan kontrol internal

perusahaan terhadap regulasi yang ada. Risk and Internal Audit Advisory

berperan dalam memberikan konsultasi serta saran-saran bagi perusahaan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

41

Universitas Indonesia

klien terkait dengan Corporate Governance Advisory, Internal Audit

Advisory and Outsourcing, Risk Management Advisory, Internal Control

and Sarbanes-Oxley Advisory, IT Assurance and Advisory, Performance

Improvement/Operational Audit, dan System and Procedures

Development.

3. Transaction Support and Capital Market

Jasa ini memberikan pelayanan berupa konsultasi kepada klien terkait

dengan transaksi-transaksi bisnis yang akan dilakukan oleh klien. KAP

XYZ akan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi dan

memberikan rekomendasi terkait transaksi yang akan dilakukan, serta

membantu klien ketika akan melakukan divestasi, merger maupun

akuisisi. Lini jasa ini juga mencakup Business Turnaround serta Fund

Arranger and Valuation

4. Tax and Corporate Service

Jasa ini melayani kebutuhan klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pajak serta membantu perusahaan terkait dengan corporate services. Lini

jasa ini mencakup konsultasi pajak, kepatuhan pajak, jasa akuntansi,

Payroll and Administration Services, Business Establishment Services, dan

Corporate Secretarial.

5. IFRS (International Financial Reporting Standard)

Jasa ini mencakup IFRS conversion project, due diligence in IFRS

environment, valuation relating to purchase price allocation process,

shared-based payments, dan audit atas laporan keuangan yang

menggunakan IFRS.

3.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi KAP XYZ bisa dilihat pada gambar 3.1.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

42

Universitas Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP XYZ

Sumber: Employee Handbook KAP XYZ, Januari 2013

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

43

Universitas Indonesia

3.2 Profil PT N

3.2.1 Gambaran Umum

PT N adalah perusahaan asuransi jiwa dan pengelolaan dana pensiun

berskala nasional untuk tenaga kerja. PT N didirikan pada tanggal 5 Desember

1977 di Jakarta. Sebelumnya, PT N dirintis oleh PT M yang menyelenggarakan

program asuransi sosial sejak tahun 1977. Dalam menjalankan aktivitasnya, PT N

berkantor pusat di Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Sementara itu, untuk

melaksanakan kegiatan jasa, PT N memiliki 121 kantor cabang yang tersebar di

seluruh Indonesia, terdiri dari 28 Kantor Cabang Kelas I, 47 Kantor Cabang Kelas

II, dan 46 Kantor Cabang Kelas III.

PT N memiliki satu anak perusahaan yang bernama PT AA dengan

kepemilikan saham sebesar 99,8%. PT AA bergerak dalam bidang jasa

penyediaan dan penempatan tenaga kerja (outsourcing) dalam bidang administrasi

dan pengelolaan kantor. PT AA sebelumnya juga beroperasi untuk menyalurkan

tenaga kerja ke luar negeri, namun setelah adanya peraturan pemerintah tentang

penyaluran tenaga kerja ke luar negeri hanya dapat dijalankan pada perusahaan

tertentu, maka anak perusahaan PT N tidak lagi menjalankan operasi tersebut.

3.2.2 Proses Bisnis

Secara umum, proses bisnis PT N terbagi menjadi 4 proses utama, yaitu

registration, collection, law enforcement, dan service.

1. Registration merupakan proses pendaftaran peserta perusahaan dan tenaga

kerja termasuk didalamnya perubahan profil peserta (gaji, alamat, upah,

tenaga kerja baru, pensiun, PHK, dan lain-lain).

2. Collection merupakan proses penarikan iuran dari perusahaan dan tenaga

kerja yang pelaksanaannya melibatkan industri perbankan dalam hal

memudahkan perusahaan melakukan pembayaran iuran.

3. Law Enforcement merupakan proses penegakan hukum terhadap

perusahaan dan tenaga kerja yang tidak sesuai aturan.

4. Service merupakan proses memberikan layanan kepada peserta program.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

44

Universitas Indonesia

3.2.3 Struktur Organisasi

PT N memiliki 3.269 karyawan yang lokasinya tersebar di 121 cabang

yang dimiliki oleh PT N. Jumlah karyawan tersebut termasuk yang ada di PT AA.

Divisi operasi mengelola kegiatan operasi yang ada di PT N dan tersebar

secara nasional serta dikepalai oleh satu orang.

Biro keuangan bertugas untuk mengelola keuangan terutama masalah

pengadaan dan pengeluaran. Biro akuntansi bertugas untuk melakukan pencatatan

dan pembukuan atas segala transaksi yang terjadi baik dalam lingkup cabang

maupun dalam lingkup konsolidasi. Biro pengendalian keuangan bertugas untuk

menganalisa keadaan PT N dari sudut pandang keuangan misalnya mengenai

likuidasi, rasio-rasio keuangan, dan sebagainya.

Divisi pasar uang dan pasar modal bertugas untuk memantau keadaan

ekonomi PT N dalam hal analisa produk pasar uang serta pasar modal untuk

kegiatan investasi. Divisi analisa portofolio bertugas untuk menganalisa portofolio

terutama dalam mengurangi risiko yang bisa didapatkan oleh PT N. Divisi

investasi langsung bertugas untuk mencari dan melakukan investasi dalam hal

penyertaan langsung.

Biro renbang bertugas untuk merencanakan pengembangan PT N di masa

mendatang untuk bekerja lebih efisien serta dapat berkembang secara terus-

menerus. Biro teknologi dan informasi bertugas untuk menganalisa keadaan

teknologi dan informasi PT N serta memantau kebutuhan teknologi dan informasi

PT N. Biro manajemen risiko bertugas untuk menganalisa risiko PT N dan

membuat solusi bagaimana cara menanggulangi risiko tersebut.

Biro SDM bertugas untuk menangani masalah personil termasuk

penggajian serta karir dan penugasan-penugasannya. Biro pendidikan dan

pelatihan bertugas untuk menangani masalah beasiswa serta pelaksanaan diklat

untuk meningkatkan kompetensi para karyawan PT N. Biro pengadaan bertugas

untuk menangani masalah pengadaan yang ada di PT N baik pengadaan

kapitalisasi maupun non kapitalisasi. Biro sarana dan prasarana bertugas untuk

memfasilitasi para karyawan PT N serta perizinan penggunaan fasilitas yang

dimiliki oleh PT N.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

45

Universitas Indonesia

Divisi teknis dan pelayanan bertugas untuk menjaga kualitas pelayanan

yang diberikan oleh PT N serta pengelolaan dana pensiun. Divisi pelayanan

produk bertugas untuk memasarkan produk pelayanannya kepada masyarakat.

Biro Pengawasan Intern (BPI) didirikan dengan tujuan turut mengamankan

misi PT N dengan berperan sebagai unit yang melayani secara efektif dan efisien

semua tingkatan manajemen PT N sedemikian rupa sehingga pelaksanaan

kegiatan setiap tingkatan manajemen dalam mencapai visi, misi, dan tujuan PT N

senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan

objektifitas. BPI dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang diangkat dan

diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris, BPI

bertanggung jawab secara struktural langsung kepada Direktur Utama, namun

dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit untuk

menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan audit. Agar dapat

melaksanakan tugasnya secara independen dan obyektif tanpa pengaruh atau

tekanan dari semua tingkatan manajemen, BPI dibekali dengan Piagam Audit

Internal (Internal Audit Charter) yang mengatur kewenangan dan tanggung jawab

BPI, Direksi, dan Dewan Komisaris sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan

fungsi BPI.

Secara garis besar, struktur organisasi PT N bisa dilihat pada gambar 3.2.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

46

Universitas Indonesia

Gambar 3.2 Struktur organisasi PT N Sumber: Website PT N

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

47

Universitas Indonesia

3.2.4 Profil Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT N

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), BUMN mempunyai kewajiban melakukan

penyisihan dan penggunaan laba perusahaan untuk mendorong kegiatan dan

pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan menciptakan pemerataan pembangunan

melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha, dan pemberdayaan

masyarakat. PT N sebagai BUMN Pembina mempunyai kewajiban untuk

melakukan pembinaan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi serta memberdayakan

kondisi sosial masyarakat, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) dengan pemanfaatan dana dari pembagian laba perusahaan.

Peraturan yang menjadi landasan hukum untuk PKBL adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan

dan Pengawasan Perjan, Perum, dan Persero

2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Badan Usaha

Milik Negara

3. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

KEP-236/MBU/2003

4. Surat Edaran Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor

SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan

5. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program

Bina Lingkungan.

Peraturan-peraturan di atas mengalamai beberapa perubahan dengan

perubahan terakhir adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-20/MBU/2012 yang merupakan

revisi dari Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang

Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan.

Pelaksana dari kedua program tersebut adalah Biro Kemitraan dan Bina

Lingkungan (KBL) yang merupakan bagian dari organisasi PT N yang berada di

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

48

Universitas Indonesia

bawah pengawasan seorang Direksi. Sumber dana yang dapat dipergunakan oleh

PT N untuk melaksanakan kedua program tersebut di atas berasal dari :

1. Penyisihan laba setelah pajak (maksimal sebesar 2%)

2. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa

giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional

3. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain

Program Kemitraan yang dilakukan oleh PT N diberikan dalam bentuk :

1. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap

dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan

2. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan

usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka

pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan

3. Beban Pembinaan :

a. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,

promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan

produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian atau penelitian

yang berkaitan dengan Program Kemitraan

b. Beban Pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua

puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada

tahun berjalan yang hanya dapat diberikan untuk kepentingan Mitra

Binaan

Program Bina Lingkungan bertujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di

wilayah usaha PT N. Program Bina Lingkungan diberikan dalam bentuk bantuan-

bantuan untuk korban bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan

kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah, dan

pelestarian alam.

Mekanisme penyaluran dana Program Kemitraan PT N dapat dilihat

melalui gambar 3.3.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

49

Universitas Indonesia

Gambar 3.3 Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan PT N

1. Calon Mitra Binaan menyampaikan proposal rencana penggunaan dana

yang mencakup informasi mengenai data Mitra Binaan, perkembangan

kinerja usaha/laporan keuangan, rencana usaha dan kebutuhan dana

2. Unit Program Kemitraan PT N melakukan evaluasi dan seleksi atas

permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan

3. Calon Mitra Binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi

pinjaman dengan BUMN Pembina yang bersangkutan

4. Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat

perjanjian/kontrak

Sedangkan, mekanisme untuk penyaluran dana Program Bina Lingkungan PT N

dapat dilihat pada gambar 3.4.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

50

Universitas Indonesia

Gambar 3.4 Mekanisme Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan PT N

1. Pembuatan proposal untuk kegiatan penyaluran yang akan dilakukan,

setelah itu proposal tersebut harus mendapat persetujuan Direksi

2. BUMN Pembina melakukan survei dan identifikasi sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan di wilayah usaha pembina setempat

3. Penerimaan dana untuk kegiatan Program Bina Lingkungan yang akan

dilakukan

4. Pelaksanaan Program Bina Lingkungan dilaksanakan langsung oleh

BUMN Pembina yang bersangkutan

5. Pembuatan bukti pendukung sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban

3.2.5 Contoh Jurnal Standar untuk Aktivitas Unit PKBL PT N

Piutang atas Bagian Laba PT N sebagai BUMN Pembina

- Jurnal alokasi laba dari PT N pada saat RUPS menetapkan besarnya

alokasi laba untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

51

Universitas Indonesia

Piutang Atas Bagian Laba BUMN Pembina - xxx

Kemitraan

Piutang Atas Bagian Laba BUMN Pembina - xxx

Bina Lingkungan

Alokasi Pembagian Laba dari BUMN Pembina - xxx

Kemitraan

Alokasi Pembagian Laba dari BUMN Pembina - xxx

Bina Lingkungan

- Jurnal pada saat unit PKBL menerima dana dari PT N

Bank xxx

Piutang Atas Bagian Laba BUMN Pembina – xxx

Kemitraan

Piutang Atas Bagian Laba BUMN Pembina – xxx

Bina Lingkungan

Piutang Pinjaman Mitra Binaan

- Jurnal pada saat penyaluran pinjaman kepada Mitra Binaan

Piutang Pinjaman Mitra Binaan xxx

Bank xxx

- Jurnal pada saat penerimaan angsuran dari Mitra Binaan

Bank xxx

Piutang Pinjaman Mitra Binaan xxx

- Jurnal jika terdapat reklasifikasi piutang pinjaman menjadi piutang

bermasalah

Piutang Bermasalah xxx

Piutang Pinjaman Mitra Binaan xxx

Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra Binaan xxx

Penyisihan Piutang Bermasalah xxx

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

52

Universitas Indonesia

- Jurnal penyisihan piutang pinjaman Mitra Binaan

Beban Penyisihan Piutang xxx

Penyisihan Piutang Pinjaman Mitra Binaan xxx

Dana Penjaminan KUM-LTA

- Jurnal pada saat unit PKBL melakukan pembayaran dana jaminan pada

bank yang ditentukan pihak yang berwenang

Dana Penjaminan KUM-LTA xxx

Bank xxx

- Jurnal pada saat dana jaminan diperoleh kembali

Bank xxx

Dana Penjaminan KUM-LTA xxx

Aset Neto Terikat Temporer (ANTT) – Penyisihan BUMN Peduli

- Jurnal pada saat mencatat penyisihan dana untuk Program BUMN Peduli

Alokasi Dana – BUMN Peduli xxx

ANTT – Penyisihan BUMN Peduli xxx

Kas/Bank yang Dibatasi Penggunaannya xxx

Bank xxx

Aset Neto Terikat Temporer (ANTT) Terbebaskan

- Jurnal pada saat mencatat penyisihan dana BUMN Peduli yang digunakan

dalam pelaksanaan BUMN Peduli

ANTT Terbebaskan xxx

ANTT - Berakhir Pemenuhan Program xxx

Kas/Bank xxx

Kas/Bank Yang Dibatasi Penggunaannya xxx

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

53

Universitas Indonesia

Penyaluran Bina Lingkungan BUMN Peduli xxx

Bank xxx

- Jurnal pada saat mencatat penyisihan BUMN Peduli yang dikembalikan

pada tanggal 1 Januari

ANTT Terbebaskan xxx

ANTT Berakhir Waktu xxx

Bank xxx

Kas/Bank Yang Dibatasi Penggunaannya xxx

Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman

- Jurnal untuk mencatat pendapatan jasa administrasi pinjaman dari

penyaluran pinjaman dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan

Piutang Mitra Binaan xxx

Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman xxx

Penyaluran Bina Lingkungan

- Jurnal untuk mencatat penyaluran Program Bina Lingkungan

Penyaluran Bina Lingkungan BUMN Pembina xxx

Bank xxx

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

54 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Latar Belakang Perubahan Pedoman Akuntansi PKBL

Penetapan Pedoman Akuntansi untuk unit PKBL tahun 2012, ditetapkan

melalui Surat Edaran dari Kementerian BUMN SE-02/MBU/Wk/2012, dimana

dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa Pedoman Akuntansi PKBL tahun

2007 yang digunakan sudah tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan,

khususnya PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55 (revisi 2011), sehingga

dikeluarkanlah pedoman yang baru. Dalam Surat Edaran tersebut, juga ditetapkan

bahwa Penerapan Pedoman Akuntansi PKBL Revisi berlaku mulai tahun buku

2012 dengan penerapan dini diperkenankan.

Selain itu, terdapat Surat Edaran dari Kementerian BUMN

SE-01/D5.MBU/2012, yang didalamnya menetapkan bahwa Laporan Keuangan

untuk unit PKBL harus disusun sesuai dengan SAK ETAP dan bentuk penyajian

mengacu pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Organisasi Nirlaba dan Buletin

Teknis 6 tentang Keterterapan SAK ETAP untuk Entitas Koperasi dan Entitas

Nirlaba.

Oleh karena itu, dengan adanya perubahan Pedoman Akuntansi Revisi

untuk unit PKBL, mengakibatkan pengaruh yang cukup signifikan pada kebijakan

akuntansi dalam Laporan Keuangan unit PKBL BUMN yang menerapkan

Pedoman Akuntansi uni PKBL 2012 pada tahun buku 2012. Terdapat beberapa

hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab perubahan pedoman akuntansi

untuk unit PKBL.

4.1.1 Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia

Perkembangan standar akuntansi di Indonesia menjadi salah satu hal yang

melatarbelakangi perubahan Pedoman Akuntansi untuk unit PKBL. Adanya

konvergensi PSAK – IFRS mengakibatkan salah satunya, dikeluarkannya

PSAK 50 dan 55 yang diterapkan secara efektif per 1 Januari 2010. Hal ini

menyebabkan ketidaksesuaian antara pedoman akuntansi yang dikeluarkan

pemerintah dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

55

Universitas Indonesia

Bentuk ketidaksesuaian itu tercermin dari dikeluarkannya dua opini terkait

dengan laporan keuangan unit PKBL tahun 2011. Salah satu hal yang menjadi

penyebab ketidaksesuaian PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55 (revisi 2011)

dengan pedoman akuntansi PKBL adalah dalam hal Pengukuran instrumen

keuangan. Di dalam PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55 (revisi 2011),

dinyatakan bahwa pengukuran instrumen keuangan menggunakan nilai wajar.

Kegiatan penyaluran pinjaman yang dilakukan melalui Program Kemitraan unit

PKBL termasuk ke dalam cakupan instrumen keuangan, yaitu Loans and

Receivables, yang pengukurannya diatur dalam PSAK 55 (revisi 2011). Padahal

menurut pedoman akuntansi unit PKBL yang dibuat oleh Kementerian BUMN,

pengukuran untuk pinjaman mempunyai perhitungan tersendiri sesuai dengan

PER-05/MBU/2007. Hal ini membuat Peraturan Menteri Negara BUMN

PER-05/MBU/2007 dan Surat Edaran Menteri Negara BUMN SE-04/MBU/2007

yang mengatur tentang PKBL dan Pedoman Akuntansinya menjadi tidak sesuai

dengan prinsip akuntansi di Indonesia.

Atas dasar pertimbangan tersebut, terdapat dua opini yang dikeluarkan

oleh auditor independen untuk Laporan Keuangan unit PKBL tahun 2011. Opini

yang pertama dikeluarkan berdasarkan standar yang berlaku umum di Indonesia,

sedangkan opini kedua dikeluarkan dalam bentuk Laporan Khusus untuk

Kementerian BUMN yang disusun berdasarkan pedoman akuntansi Kementerian

BUMN. Karena terdapat tuntutan untuk menyelaraskan pedoman akuntansi unit

PKBL dengan standar akuntansi di Indonesia, dikeluarkanlah Pedoman Akuntansi

unit PKBL revisi 2012 yang disusun secara bersama oleh Kementerian BUMN

dan IAPI, dimana dalam pedoman tersebut sudah mengacu pada SAK ETAP dan

PSAK 45 (revisi 2011), sehingga PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55

(revisi 2011) tidak berlaku lagi dan auditor independen hanya mengeluarkan satu

opini terhadap Laporan Keuangan unit PKBL tahun 2012.

4.1.1.1 Analisis SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan

Penyusunan Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012

Dari isi Buletin Teknis 6 tentang Keterterapan SAK ETAP untuk Entitas

Koperasi dan Entitas Nirlaba yang telah dibahas penulis pada Bab 2 sebelumnya,

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

56

Universitas Indonesia

telah dijelaskan bahwa setiap entitas yang memenuhi ketentuan entitas tanpa

akuntabilitas publik dapat menggunakan SAK ETAP sebagai acuan penyusunan

laporan keuangan entitas tersebut. Contoh entitas yang menggunakan SAK ETAP

adalah koperasi dan yayasan. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisis unit

PKBL yang juga termasuk dalam ruang lingkup entitas nirlaba atas beberapa

pertimbangan karakteristik yang menjadi dasar persyaratan bagi suatu entitas

untuk menentukan entitas tersebut dapat menerapkan SAK ETAP atau tidak.

Penerapan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011) sebagai dasar untuk

menyusun pedoman akuntansi unit PKBL dilatarbelakangi oleh karakteristik

bentuk operasional unit PKBL itu sendiri. Terdapat dua karakteristik utama yang

membuat unit PKBL termasuk dalam cakupan kedua PSAK tersebut.

Karakteristik pertama adalah keberadaan unit PKBL sebagai entitas yang tidak

memiliki akuntabilitas publik secara signifikan dengan tujuan umum penerbitan

laporan keuangan. Karakteristik kedua adalah keberadaan unit PKBL sebagai

organisasi nirlaba. Unit PKBL harus menerapkan SAK ETAP maupun PSAK 45

(revisi 2011) secara konsisten untuk laporan keuangan periode selanjutnya.

Pada karakteristik pertama, unit PKBL dinyatakan sebagai entitas yang

tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan karena unit PKBL tidak

mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan

pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain yang berhubungan

dengan tujuan penerbitan efek di pasar modal sebagai perusahaan yang terdaftar di

dalamnya. Selain itu, unit PKBL juga tidak menguasai aset dalam kapasitas

sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat. Oleh karena unit PKBL

termasuk ke dalam entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang

signifikan, maka unit PKBL diperkenankan menggunakan SAK ETAP sebagai

dasar laporan keuangan mereka.

Unit PKBL menjadi satu unit yang terpisah dalam laporan keuangan

secara umum meskipun unit PKBL merupakan unit khusus dan menjadi bagian

dari organisasi BUMN Pembina, yang dalam pengelolaannya berada dalam

pengawasan seorang Direksi. Selain tidak memiliki akuntabilitas publik yang

signifikan, unit PKBL juga termasuk dalam kriteria kedua dalam penentuan suatu

entitas yang tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP), yaitu unit PKBL

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

57

Universitas Indonesia

menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal,

dimana unit PKBL menerbitkan laporan keuangan untuk kepentingan:

1. Menteri negara BUMN atau pemegang saham, yang merupakan pihak

yang memiliki modal di BUMN, pihak yang mengesahkan Rencana Kerja

dan Anggaran unit PKBL, dan pihak yang mengesahkan laporan keuangan

unit PKBL

2. BUMN Pembina, yang merupakan pihak yang bertanggungjawab atas

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran unit PKBL dan penyusunan

laporan keuangan unit PKBL

Pada karakteristik kedua, keberadaan unit PKBL sebagai organisasi nirlaba

dapat dilihat dari tujuan utama pendirian unit PKBL. Tujuan yang pertama adalah

untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil melalui pemberian pelayanan

pinjaman dan pembinaan. Tujuan yang kedua adalah pemberdayaan kondisi sosial

masyarakat melalui penyaluran bantuan. Kriteria-kriteria unit PKBL yang sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang karakteristik

organisasi nirlaba adalah:

1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atas sumber daya yang

disumbangkan. Sumber dana untuk unit PKBL terbagi untuk Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Sumber dana program

Kemitraan berasal dari penyisihan laba setelah pajak (maksimal sebesar

2%), jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau

jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban

operasional, dan pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain.

Sumber dana Program Bina Lingkungan berasal dari penyisihan laba

BUMN Pembina dan hasil bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana

Bina Lingkungan. Dalam hal ini, BUMN Pembina sebagai penyokong

utama untuk dana yang digunakan sebagai operasional unit PKBL tidak

memperoleh manfaat ekonomi dari penyisihan laba yang dilakukan untuk

unit PKBL. Oleh karena itu, unit PKBL sesuai dengan keriteria pertama

karakteristik organisasi nirlaba.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

58

Universitas Indonesia

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan untuk memupuk laba.

Unit PKBL memberikan jasa kepada Mitra Binaaan dan penerima bantuan

melalui penyaluran dana pinjaman, pelaksanaan pembinaan, dan

penyaluran dana Bina Lingkungan. Namun demikian, tujuan pemberian

jasa yang dilakukan unit PKBL tidak dimaksudkan untuk memupuk laba,

melainkan ditujukan untuk pengembangan Mitra Binaan dan

pemberdayaan sosial untuk masyarakat.

3. Apabila entitas nirlaba menghasilkan laba, maka laba tersebut tidak

dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba. Dalam hal ini,

kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh unit PKBL sangat

memungkinkan unit PKBL memperoleh laba dari jasa administrasi

pinjaman yang diberikan dan hasil bunga deposito dan/atau jasa giro, akan

tetapi perolehan laba tersebut tidak dimaksudkan untuk para pendiri dan

pemilik unit PKBL, melainkan disimpan sebagai tambahan modal

pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di periode

selanjutnya.

Kesesuaian unit PKBL dengan karakteristik organisasi nirlaba menjadikan dasar

penggunaan PSAK 45 (revisi 2011) sebagai pedoman standar akuntansi dalam

penyajian laporan keuangan. Hal ini dipertegas dengan adanya ketentuan bahwa

PSAK 45 (revisi 2011) diperbolehkan untuk diterapkan oleh lembaga pemerintah

dan unit-unit sejenis lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku4. Selain itu, penggunaan SAK ETAP dan

PSAK 45 (revisi 2011) sebagai pedoman standar akuntansi unit PKBL tidak

bertentangan satu dengan yang lain. PSAK 45 (revisi 2011) menyatakan bahwa

pengaturan yang tidak terdapat dalam PSAK 45 (revisi 2011), harus mengacu

pada SAK umum atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas

publik signifikan5. Pada saat yang sama, SAK ETAP menyatakan bahwa PSAK

non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan pertimbangan berhubungan

dengan isu-isu yang terkait sepanjang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.

4 PSAK 45 paragraf 2

5 PSAK 45 paragraf 4

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

59

Universitas Indonesia

4.1.2 Regulasi di Indonesia

Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan perubahan pedoman

akuntansi unit PKBL. Peraturan pertama adalah Keputusan Menteri BUMN No.

KEP-117/M.MBU/2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance

pada Badan Usaha Milik Negara yang digantikan oleh PER-01/MBU/2011

tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance) pada

BUMN, dimana dalam Keputusan Menteri BUMN tersebut dijelaskan bahwa

BUMN, termasuk unit PKBL, diwajibkan menerapkan Good Corporate

Governance secara konsisten dan berkelanjutan dengan berpedoman pada

PER-01/MBU/2011 yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan

penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dua prinsip tata kelola perusahaan

yang penting adalah transparansi dan akuntabilitas. Transparansi diartikan sebagai

keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang

material dan relevan mengenai perusahaan. Akuntabilitas diartikan sebagai

kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga

pengelolaan perusahaan dapat dilakukan secara efektif. Atas dasar tuntutan

tersebut, dibuatlah suatu pedoman yang mengatur penyusunan dan penyajian

laporan keuangan PKBL BUMN dengan harapan laporan keuangan unit PKBL

dapat menyajikan informasi keuangan PKBL yang accountable (wajar dan dapat

diandalkan) dan auditable.

Hingga saat ini, terdapat dua landasan hukum yang melandasi pedoman

akuntansi unit PKBL. Kedua landasan tersebut adalah Surat Edaran Menteri

Negara BUMN Nomor SE-04/MBU.S/2007 dan Surat Menteri Negara BUMN

Nomor SE-01/D5.MBU/2012. Surat edaran yang pertama merupakan landasan

untuk penerapan pedoman akuntansi sesuai dengan standar akuntansi umum di

Indonesia, sedangkan surat edaran yang kedua, menggantikan surat edaran yang

pertama, merupakan landasan pedoman akuntansi yang sudah sesuai dengan SAK

ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011) dan wajib diterapkan oleh seluruh PKBL

BUMN untuk laporan keuangan unit PKBL tahun 2012.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

60

Universitas Indonesia

4.2 Perbandingan Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Standar Akuntansi di Indonesia

4.2.1 Perbandingan Penyusunan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit

PKBL Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011)

Setelah mengetahui perlakuan akuntansi untuk masing-masing standar

pada Bab Landasan Teori, dalam bagian ini, penulis membandingkan perlakuan

akuntansi yang diatur dalam Pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 dengan

perlakuan akuntansi yang terdapat di dalam SAK ETAP, khususnya terkait prinsip

Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan pengklasifikasian aset neto dengan prinsip

yang diatur dalam PSAK 45 (revisi 2011). Perbandingan dilakukan dengan

melihat perlakuan akuntansi untuk masing-masing pos-pos akun PKBL yang

diatur dalam Pedoman Akuntansi unit PKBL revisi 2012 apakah sudah sesuai

dengan prinsip perlakuan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP dan PSAK 45

(revisi 2011).

Di bagian latar belakang dalam bab pembahasan ini telah dijelaskan bahwa

menurut SE-02/MBU/Wk/2012, acuan penyusunan pedoman akuntansi unit

PKBL revisi 2012 adalah SAK ETAP untuk pedoman penyusunan dan PSAK 45

(revisi 2011) untuk pedoman penyajian. Penulis ingin mengetahui sejauh mana

pedoman PKBL mendekati standar akuntansi di Indonesia, dengan cara

membandingkan pedoman akuntansi PKBL dengan acuannya dari sisi prinsip

akuntansi, untuk seluruh komponen yang ada dalam laporan keuangan PKBL,

khususnya Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Aktivitas.

Jika terdapat perbedaan atau ketentuan yang tidak diatur secara spesifik

dalam SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011), akan diberikan penjelasan pada

kolom bagian kesesuaian.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

61

Universitas Indonesia

Tabel 4.1 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada Kelompok Aset

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

Aset

1 Kas dan Setara Kas - Kas dan setara kas diakui pada

saat diterima

- Pengukuran kas dan setara kas

ditetapkan menurut nilai

nominalnya

- Kas dan setara kas disajikan pada

urutan pertama kelompok aset di

Laporan Posisi Keuangan karena

merupakan pos yang paling

likuid (lancar)

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok Aset

secara umum, yaitu diakui jika

kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal6

- Kas dan Setara Kas

diklasifikasikan sebagai aset

lancar dalam SAK ETAP7

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk kas dan setara

kas yang diatur dalam pedoman

akuntansi PKBL telah sesuai

dengan

SAK ETAP, termasuk

pengklasifikasian ke dalam

kelompok Aset Lancar

6 SAK ETAP paragraf 2.34

7 SAK ETAP paragraf 4.6

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

62

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

2 Kas/Bank Yang Dibatasi

Penggunaannya

- Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya diakui pada saat

terjadinya transaksi penyisihan

kas/bank untuk Program Bina

Lingkungan BUMN Peduli

- Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya diukur sebesar

nilai yang disisihkan tersebut

- Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya disajikan pada

kelompok Aset Lancar karena

dapat dicaikan sewaktu-waktu

tergantung permintaan

Kementerian BUMN

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok Aset

secara umum, yaitu diakui jika

kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya diklasifikasikan

sebagai aset lancar dalam SAK

ETAP apabila siklus operasinya

diasumsikan 12 bulan8

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk kas/bank yang

dibatasi penggunaannya yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP, termasuk

pengklasifikasian dalam

kelompok aset lancar

8 SAK ETAP paragraf 4.7

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

63

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

3 Deposito Berjangka - Investasi dalam bentuk deposito

diukur sebesar nilai nominal dari

deposito berjangka

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok Aset

secara umum, yaitu diakui jika

kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- SAK ETAP tidak mengatur

secara spesifik tentang deposito

berjangka, namun secara

prinsip, perlakuan akuntansi

untuk deposito berjangka yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

4 Piutang - Piutang PKBL terdiri dari

Piutang Penyisihan Laba Kepada

BUMN Pembina, Piutang

Penyaluran Kepada BUMN

Pembina Lain/Lembaga

Penyalur, Piutang Pinjaman

Khusus dan Piutang Pinjaman

Mitra Binaan

- Piutang pinjaman khusus Mitra

- Piutang diakui pada saat

terjadinya transaksi dan diukur

pada nilai nominal atau nilai saat

jatuh tempo piutang tersebut

- SAK ETAP tidak mengatur

secara spesifik tentang piutang,

namun secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk piutang yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

64

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

Binaan diakui pada saat pinjaman

khusus tersebut disalurkan

kepada Mitra Binaan

- Piutang diukur serta dicatat

sebesar jumlah bersih/pokok

yang diharapkan dapat ditagih

- Piutang disajikan dalam Laporan

Posisi Keuangan secara bersih,

setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai piutang, pada

kelompok Aset Lancar

5 Penyisihan Penurunan

Nilai Piutang Pinjaman

- Alokasi penyisihan penurunan

nilai piutang pinjaman diakui

saat akhir periode akuntansi

- Alokasi penyisihan penurunan

nilai piutang pinjaman diukur

sebesar estimasi kerugian yang

- Penurunan nilai pinjaman yang

diberikan dan piutang dibentuk

sebesar estimasi kerugian yang

tidak dapat ditagih9

- Penurunan nilai ditentukan

dengan memperhatikan antara

- Secara prinsip, Pengakuan dan

Pengukuran penyisihan

penurunan nilai piutang

pinjaman Pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP, hanya saja di dalam

9 SAK ETAP paragraf 22.2

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

65

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

tidak dapat ditagih

- Dengan mempertimbangkan

karakteristik PKBL, maka

metode perhitungan yang dipilih

adalah secara kolektif

berdasarkan persentase tertentu

tingkat ketertagihan (collection)

data historis yang ada (minimal 2

tahun)

- Disajikan sebagai pengurang

nilai piutang dalam Laporan

Posisi Keuangan sehingga

didapat nilai piutang bersih, yang

disajikan dalam kelompok Aset

Lancar

lain pengalaman prospek industri,

prospek usaha, kondisi keuangan

dengan penekanan pada arus kas,

kemampuan membayar debitor,

dan agunan yang dikuasai10

Pedoman Akuntansi PKBL

tidak diatur ketentuan kondisi

lain pada saat penurunan nilai.

- SAK ETAP tidak mengatur

secara rinci penyajian

penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman

10

SAK ETAP paragraf 22.3

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

66

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

6 Beban Dibayar Di Muka - Beban dibayar di muka diakui

dan diukur pada saat dilakukan

pembayaran atas nilai jasa yang

belum dikonsumsi selama tahun

berjalan

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok Aset

secara umum, yaitu diakui jika

kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- Secara prinsip, pengakuan dan

pengukuran untuk beban

dibayar di muka yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

7 Aset Tetap - Unit PKBL harus mengakui

biaya perolehan aset tetap jika

kemungkinan bahwa manfaat

ekonomi yang terkait dengan

biaya tersebut akan mengalir dan

atau ke dalam unit PKBL dan

biaya perolehan dapat diukur

secara andal

- Aset tetap diukur sebesar biaya

- SAK ETAP mewajibkan bahwa

entitas harus mengakui biaya

perolehan aset tetap sebagai aset

tetap jika kemungkinan bahwa

manfaat ekonomi yang terkait

dengan pos tersebut akan

mengalir dari atau ke dalam

entitas dan mempunyai nilai atau

biaya yang dapat diukur dengan

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk aset tetap yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

- SAK ETAP tidak mengatur

pengklasifikasian aset tetap

yang tidak dipergunakan ke

dalam aset lain-lain atau aset

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

67

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

perolehannya yang diperoleh dari

harga beli ditambah semua biaya

yang dikeluarkan sampai aset

tetap tersebut siap untuk

digunakan

- Aset tetap yang dibangun sendiri,

nilai perolehannya didasarkan

atas seluruh biaya yang terjadi

berhubungan dengan

pembangunan aset yang

bersangkutan

- Aset tetap yang diperoleh melalui

transaksi sewa beli (purchase

leasing), nilai perolehannya

dicatat berdasarkan seluruh nilai

tunai biaya yang dibebankan

andal11

- Seluruh komponen aset tetap

yang dibangun sendiri harus

diakui sebagai beban selama

umur manfaat aset tersebut

- Aset tetap yang merupakan aset

sewaan dalam transaksi sewa beli

harus disusutkan dan diamortisasi

- Melalui pertukaran dengan aset

non moneter atau kombinasi aset

moneter dan aset non moneter,

biaya perolehannya diukur pada

nilai wajar12

- Pengeluaran setelah pengakuan

awal suatu aset tetap yang

memperpanjang umur manfaat

tidak lancar yang dimiliki untuk

dijual

11

SAK ETAP paragraf 15.4 12

SAK ETAP paragraf 15.11

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

68

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

dalam kontrak sewa beli

- Aset tetap yang diperoleh melalui

hibah atau transaksi pertukaran

non moneter lainnya dicatat

berdasarkan nilai wajar dari aset

yang diperoleh atau aset yang

diserahkan, tergantung

pengukuran mana yang lebih

andal

- Pengeluaran–pengeluaran untuk

perbaikan aset tetap yang

menambah masa manfaat,

kapasitas, dan mutu pelayanan

aset tetap yang bersangkutan

untuk beberapa tahun pada

prinsipnya harus dikapitalisasi

atau yang kemungkinan besar

memberi manfaat ekonomi di

masa yang akan datang dalam

bentuk peningkatan kapasitas,

mutu produksi, atau peningkatan

standar kinerja, harus

ditambahkan pada jumlah tercatat

aset tetap tersebut13

- SAK ETAP mewajibkan entitas

mengukur aset tetap setelah

pengakuan awal pada biaya

perolehan dikurang akumulasi

penyusutan dan akumulasi

kerugian penurunan nilai14

13

SAK ETAP paragraf 15.12 14

SAK ETAP paragraf 15.14

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

69

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

- Aset tetap yang tidak

dipergunakan dikeluarkan dari

pos aset tetap dan

dikelompokkan sebagai Aset

Lain-Lain atau aset tidak lancar

yang dimilliki untuk dijual

- Penyajian aset tetap dalam

Laporan Posisi Keuangan

dinyatakan sebesar nilai buku,

yaitu harga perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan

8 Aset Lain-Lain - Aset Tetap Tidak Berfungsi

diakui pada saat Aset Tetap

direklasifikasi menjadi Aset

Lain-Lain dan diukur dengan

cara disusutkan sampai dengan

nilai sisa (residu) Rp 1,00 (satu

rupiah). Apabila tidak dapat

- SAK ETAP mengatur bahwa

semua aset lainnya

diklasifikasikan sebagai Aset

Tidak Lancar

- SAK ETAP mewajibkan entitas

menilai pada setiap tanggal

pelaporan apakah terdapat

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk aset lain-lain

yang diatur dalam pedoman

akuntansi PKBL telah sesuai

dengan SAK ETAP, khususnya

tentang penurunan nilai pada

aset lainnya dan penyajian pada

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

70

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

digunakan sebelum umur

ekonomisnya berakhir, maka

nilai aset tersebut harus

diturunkan nilainya

- Pengakuan Dana Penjaminan

KUM-LTA pada saat terjadi

transfer dana. Penyaluran Dana

Penjaminan KUM-LTA diukur

dan dicatat sebesar jumlah dana

yang ditransfer kepada bank.

- Piutang bermasalah diakui pada

saat piutang pinjaman yang

dikategorikan macet dan telah

diupayakan pemulihannya,

namun tidak terpulihkan, serta

diukur dan dicatat sebesar jumlah

pokok pinjaman sedangkan

penyisihannya diukur sebesar

indikasi bahwa ada aset yang

turun nilainya. Jika ada, entitas

harus mengestimasi nilai wajar

dikurangi dengan biaya untuk

menjual aset tersebut

- Pinjaman bermasalah harus

diestimasi sebesar nilai kerugian

yang tidak dapat ditagih

Aset Tidak Lancar

- SAK ETAP tidak mengatur

tentang ketentuan perlakuan

untuk aset tetap tidak berfungsi

dan dana penjaminan KUM-

LTA

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

71

Universitas Indonesia

No Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

100%

- Aset lain-lain disajikan dalam

kelompok Aset Tidak Lancar

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

72

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada Kelompok Liabilitas

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

Liabilitas

1 Utang - Utang pada unit PKBL diakui

pada saat terjadinya transaksi atau

saat perjanjian kontrak

- Utang jangka pendek diukur dan

dicatat sebesar nilai transaksi atau

perjanjian kontrak yang telah

disepakati

- Utang jangka panjang diakui

sebesar nilai wajarnya

- Liabilitas jangka pendek,

dikelompokkan dengan ketentuan

sebagai berikut:

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal15

- Entitas mengklasifikasikan

kewajiban sebagai kewajiban

jangka pendek jika:16

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk utang yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP, termasuk ketentuan

pengklasifikasian utang ke

dalam kelompok liabilitas

jangka pendek dan jangka

panjang

15

SAK ETAP paragraf 2.35 16

SAK ETAP paragraf 4.8

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

73

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

a. Diperkirakan akan

diselesaikan dalam jangka

waktu siklus normal operasi

perusahaan;

b. Jatuh tempo dalam jangka

waktu dua belas bulan dari

tanggal neraca;

c. Dimiliki untuk

diperdagangkan; atau

d. Entitas tidak memiliki hak

tanpa syarat untuk menunda

penyelesaian kewajiban

setidaknya 12 bulan setelah

akhir periode pelaporan

- Selain dari ketentuan di atas,

liabilitas dimasukkan ke dalam

kelompok liabilitas jangka

panjang

a. Diperkirakan akan

diselesaikan dalam jangka

waktu siklus normal operasi

entitas

b. Dimiliki untuk

diperdagangkan

c. Kewajiban akan diselesaikan

dalam jangka waktu 12 bulan

setelah akhir periode

pelaporan

d. Entitas tidak memiliki hak

tanpa syarat untuk menunda

penyelesaian kewajiban

setidaknya 12 bulan setelah

akhir periode pelaporan

- SAK ETAP mengatur bahwa

entitas mengklasifikasikan semua

kewajiban lainnya sebagai

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

74

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

- Utang jangka pendek disajikan

dalam Laporan Posisi Keuangan

pada urutan pertama Liabilitas

kewajiban jangka panjang17

2 Beban Yang Masih

Harus Dibayar

- Beban yang masih harus dibayar

diakui pada saat diterimanya

jasa/prestasi tetapi belum

dilakukan pembayarannya

- Biaya yang masih harus dibayar

diukur dan dicatat sebesar jumlah

biaya tahun berjalan yang belum

dibayar

- Beban yang masih harus dibayar

disajikan dalam Laporan Posisi

Keuangan pada kelompok

Liabilitas jangka pendek

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip Penyajian Kewajiban

secara umum pada Neraca

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk beban yang

masih harus dibayar yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

17

SAK ETAP paragraf 4.9

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

75

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

3 Utang Pajak - Utang pajak diakui pada saat

transaksi terjadi

- Utang pajak diukur serta dicatat

sebesar jumlah pajak terutang

- Entitas harus mengakui

kewajiban atas seluruh pajak

penghasilan periode berjalan dan

periode sebelumnya yang belum

dibayar

- Jika jumlah yang telah dibayar

untuk periode berjalan dan

periode sebelumnya melebihi

jumlah yang terutang untuk

periode tersebut, entitas harus

mengakui kelebihan tersebut

sebagai aset

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk utang pajak

yang diatur dalam pedoman

akuntansi PKBL telah sesuai

dengan SAK ETAP

4 Kelebihan Pembayaran

Angsuran

- Kelebihan pembayaran angsuran

diakui sebagai liabilitas pada saat

setoran tersebut diterima oleh unit

PKBL

- Kelebihan pembayaran angsuran

diukur serta dicatat sebesar nilai

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk kelebihan

pembayaran angsuran yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

76

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

nominal kelebihan pembayaran

angsuran

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

5 Angsuran Belum

Teridentifikasi

- Angsuran belum teridentifikasi

diakui pada saat angsuran

tersebut diterima oleh unit PKBL

- Besarnya angsuran belum

teridentifikasi diukur dan dicatat

sebesar nilai nominal yang

diterima, saldonya diukur dengan

mengurangi jumlah angsuran

masuk dengan jumlah yang

teridentifikasi

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk angsuran belum

teridentifikasi yang diatur dalam

pedoman akuntansi PKBL telah

sesuai dengan SAK ETAP

6 Utang Sewa

Pembiayaan

- Utang sewa diakui pada saat

terjadinya perjanjian sewa dan

telah terjadi serah terima barang

yang disewa

- Pada awal masa sewa, lessee

harus mengakui aset dan

kewajiban dalam neraca sebesar

nilai tunai pembayaran sewa

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk utang sewa

pembiayaan yang diatur dalam

pedoman akuntansi PKBL telah

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

77

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

- Utang sewa pembiayaan diukur

dan dicatat sebagai liabilitas pada

awal masa sewa sebesar nilai

tunai dari seluruh pembayaran

sewa ditambah nilai sisa yang

harus dibayar oleh penyewa pada

akhir masa sewa

- Utang sewa disajikan dalam

Laporan Posisi Keuangan pada

kelompok Liabilitas Jangka

Pendek atau Panjang sesuai

dengan saat jatuh temponya

ditambah nilai residu18

- Lessee harus mencatat depresiasi

selama umur manfaat aset atau

masa sewa. Jika tidak ada

pengalihan hak kepemilikan,

maka aset sewaan harus

disusutkan secara penuh selama

jangka waktu yang lebih pendek

antara masa sewa dengan umur

manfaatnya19

sesuai dengan SAK ETAP

7 Utang Kepada BUMN

Pembina Lain

- Utang kepada BUMN Pembina

lain diakui pada saat penerimaan

dana dari unit PKBL BUMN

Pembina lain

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk utang kepada

BUMN Pembina lain yang

diatur dalam pedoman akuntansi

18

SAK ETAP paragraf 17.6 19

SAK ETAP paragraf 17.9

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

78

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

- Utang kepada BUMN Pembina

lain diukur dan dicatat sebesar

jumlah yang diterima unit PKBL

BUMN Pembina lain, setelah

dikurangi dengan jumlah

pengembalian yang telah

dibayarkan

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

8 Utang Lain-Lain - Utang jangka pendek lainnya

diukur dan dicatat sebesar nilai

nominalnya

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Kewajiban secara umum, yaitu

diakui jika kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan

mengalir ke entitas dan aset

tersebut mempunyai nilai yang

dapat diukur dengan andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk utang lain-lain

yang diatur dalam pedoman

akuntansi PKBL telah sesuai

dengan SAK ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

79

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan PSAK 45 (Revisi 2011) pada Kelompok Aset Neto

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

PSAK 45 (Revisi 2011) Kesesuaian

Aset Neto

1 Aset Neto - Nilai aset neto diperoleh dari nilai

aset dikurangi oleh nilai liabilitas

- Penyajiannya dibedakan menjadi

tiga, yaitu Terikat Secara

Permanen, Terikat Secara

Temporer, dan Tidak Terikat

- Aset neto dibedakan berdasarkan

pada ada atau tidaknya

pembatasan oleh pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, yaitu

Terikat Secara Permanen, Terikat

Secara Temporer, dan Tidak

Terikat

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk aset neto yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan

PSAK 45 (revisi 2011)

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

80

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada Kelompok Pendapatan

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

Pendapatan

1 Alokasi Bagian Laba

Dari BUMN Pembina

- Alokasi bagian laba dari BUMN

Pembina diakui pada saat

RUPS/RPB telah menyetujui

laporan keuangan BUMN

Pembina dan menetapkan

besarnya alokasi laba untuk unit

PKBL

- Alokasi bagian laba dari BUMN

Pembina diukur dan dicatat

sebesar jumlah dana yang

dialokasikan untuk Program

Kemitraan dan Program Bina

- Pendapatan diakui jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan

yang berkaitan dengan

peningkatan aset atau penurunan

kewajiban telah terjadi dan dapat

diukur dengan andal20

- SAK ETAP mewajibkan bahwa

entitas harus mengukur

pendapatan berdasarkan nilai

wajar atas pembayaran yang

diterima atau yang masih harus

diterima 21

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk alokasi bagian

laba dari BUMN Pembina yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP, namun penyajiannya

tidak diatur di SAK ETAP

20

SAK ETAP paragraf 2.36 21

SAK ETAP paragraf 20.3

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

81

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

Lingkungan

- Alokasi bagian laba dari BUMN

Pembina disajikan dalam Laporan

Aktivitas pada urutan pertama

kelompok Penerimaan

2 Penerimaan Pelimpahan

Dana Dari PKBL Lain

- Penerimaan pelimpahan dana dari

PKBL lain diakui pada saat

diterimanya dana dari unit PKBL

lain

- Penerimaan pelimpahan dana dari

PKBL lain diukur serta dicatat

sebesar jumlah dana diterimanya

tersebut

- Pendapatan diakui jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan

yang berkaitan dengan

peningkatan aset atau penurunan

kewajiban telah terjadi dan dapat

diukur dengan andal

- SAK ETAP mewajibkan bahwa

entitas harus mengukur

pendapatan berdasarkan nilai

wajar atas pembayaran yang

diterima atau yang masih harus

diterima

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk penerimaan

pelimpahan dana dari PKBL

lain yang diatur dalam

pedoman akuntansi PKBL telah

sesuai dengan SAK ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

82

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

3 Penggantian Beban

Operasional

- Penggantian beban operasional

diakui pada saat diterima

penggantian beban operasional

dari BUMN Pembina

- Penggantian beban operasional

diukur serta dicatat sebesar

realisasi penggantian beban

operasional tersebut

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Pendapatan secara umum, yang

terdiri dari penjualan barang,

pemberian jasa, kontrak

konstruksi, penggunaan aset oleh

pihak lain yang menghasilkan

bunga, royalti, dan dividen

- Pendapatan secara umum diakui

jika kenaikan manfaat ekonomi di

masa depan yang berkaitan

dengan peningkatan aset atau

penurunan kewajiban telah terjadi

dan dapat diukur dengan andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk penggantian

beban operasional yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

- Penggantian beban operasional

tidak termasuk dalam lingkup

pendapatan yang diatur dalam

SAK ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

83

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

4 Sumbangan - Sumbangan diakui pada saat dana

atau barang diterima oleh unit

PKBL

- Sumbangan diukur serta dicatat

sebesar nilai sumbangan atau

nilai wajar barang yang diterima

- Pendapatan diakui jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan

yang berkaitan dengan

peningkatan aset telah terjadi dan

dapat diukur dengan andal

- PSAK 45 (revisi 2011) mengatur

bahwa sumbangan disajikan

sebagai penambah aset neto

- Penyajian sumbangan diatur

dalam PSAK 45 (revisi 2011),

yaitu sebagai penambah aset

neto tidak terikat, terikat

permanen atau terikat temporer,

bergantung ada tidaknya

pembatasan

5 Pendapatan Jasa

Administrasi Pinjaman

- Pendapatan jasa adminitrasi

pinjaman diukur dan dicatat

sebesar nilai yang telah jatuh

tempo sesuai dengan kontrak.

- Pendapatan jasa administrasi

pinjaman diakui secara akrual

hanya pada piutang dengan status

lancar dan kurang lancar

- Menurut SAK ETAP, Pengakuan

pendapatan secara umum diakui

jika kenaikan manfaat ekonomi di

masa depan yang berkaitan

dengan peningkatan aset atau

penurunan kewajiban telah terjadi

dan dapat diukur dengan andal

- SAK ETAP mewajibkan bahwa

entitas harus mengukur

pendapatan berdasarkan nilai

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk pendapatan jasa

administrasi pinjaman yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

84

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

wajar atas pembayaran yang

diterima atau yang masih harus

diterima

- Nilai wajar tersebut tidak

termasuk jumlah diskon

penjualan dan potongan volume

6 Pendapatan Bunga - Pendapatan bunga diukur dan

dicatat sebesar nilai yang telah

ditentukan

- SAK ETAP mewajibkan entitas

untuk mengakui pendapatan yang

muncul dari penggunaan aset oleh

entitas yang menghasilkan bunga

ketika ada kemungkinan bahwa

manfaat ekonomis yang

berhubungan dengan transaksi

akan mengalir kepada entitas dan

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk pendapatan

bunga yang diatur dalam

pedoman akuntansi PKBL telah

sesuai dengan SAK ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

85

Universitas Indonesia

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP/PSAK 45

(Revisi 2011)

Kesesuaian

jumlah pendapatan tersebut dapat

diukur secara andal22

- Bunga diakui secara akrual23

7 Pendapatan Lain-Lain - Pendapatan lain-lain diakui pada

saat diterima dan diukur serta

dicatat sebesar nilai yang telah

diterima oleh unit PKBL

- Pendapatan lain–lain disajikan

dalam Laporan Aktivitas pada

urutan terakhir kelompok

Pendapatan

- Pendapatan diakui jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan

yang berkaitan dengan

peningkatan aset atau penurunan

kewajiban telah terjadi dan dapat

diukur dengan andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk Pendapatan

lain-lain yang diatur dalam

pedoman akuntansi PKBL telah

sesuai dengan SAK ETAP,

namun penyajiannya tidak

diatur di SAK ETAP

22

SAK ETAP paragraf 20.26 23

SAK ETAP paragraf 20.27

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

86

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Pedoman Akuntansi Unit PKBL Revisi 2012 dengan

Perlakuan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada Kelompok Beban Pengeluaran dan Penyaluran

No Perlakuan

Akuntansi

Pedoman Akuntansi PKBL

SE-02/2012

SAK ETAP Kesesuaian

Beban Pengeluaran dan Penyaluran

1 Dana Pembinaan

Kemitraan

- Dana pembinaan kemitraan

diakui pada saat terjadinya

penyaluran Dana Pembinaan

Kemitraan

- Dana Pembinaan Kemitraan

diukur dan dicatat sebesar jumlah

dana yang dibayarkan dalam

rangka pelaksanaan Pembinaan

Kemitraan

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

andal24

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk dana

pembinaan Kemitraan yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

24

SAK ETAP paragraf 2.37

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

87

Universitas Indonesia

2 Penyaluran Bina

Lingkungan

- Penyaluran Bina Lingkungan

diakui pada saat penyaluran dana

Program Bina Lingkungan

- Penyaluran Bina Lingkungan

diukur dan dicatat sebesar jumlah

dana yang disalurkan

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk penyaluran

Bina Lingkungan yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

3 Pelimpahan Dana Ke

Unit PKBL Lain

- Pelimpahan dana ke unit PKBL

lain diukur dan dicatat sebesar

jumlah dana yang diserahkan

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk pelimpahan

dana ke unit PKBL lain yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

88

Universitas Indonesia

andal

4 Beban Pembinaan,

Beban Upah Tenaga

Harian, Beban

Administrasi Umum,

Beban Pemeliharaan,

Beban Sewa, dan Beban

Pengeluaran lainnya

- Beban pembinaan, beban upah

tenaga harian, beban administrasi

umum, beban pemeliharaan,

beban sewa, dan beban

pengeluaran lainnya diakui pada

saat beban tersebut telah menjadi

liabilitas

- Beban pembinaan, beban upah

tenaga harian, beban administrasi

umum, beban pemeliharaan,

beban sewa, dan beban

pengeluaran lainnya diukur

sebesar beban yang telah menjadi

liabilitas

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk beban

pembinaan, beban upah tenaga

harian, beban administrasi

umum, beban pemeliharaan,

beban sewa, dan beban

pengeluaran lainnya yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

5 Beban Penyusutan Aset

Tetap

- Beban penyusutan diukur dan

dicatat sebesar jumlah beban

penyusutan

- Beban penyusutan aset tetap

harus diakui dalam pada saat

terjadinya

- Beban penyusutan dihitung

berdasarkan alokasi sistematis

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk beban

penyusutan aset tetap yang

diatur dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

89

Universitas Indonesia

jumlah yang dapat disusutkan

selama umur manfaat

ETAP

6 Beban Penyisihan

Penurunan Nilai Piutang

Pinjaman

- Beban penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman diukur serta

dicatat sebesar selisih jumlah

penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman tahun berjalan

dengan jumlah penyisihan

penurunan nilai piutang pinjaman

pada tahun sebelumnya

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

andal

- Beban penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman diukur serta

dicatat sebesar selisih jumlah

penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman tahun berjalan

dengan jumlah penyisihan

penurunan nilai piutang pinjaman

pada tahun sebelumnya

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk beban

penyisihan penurunan nilai

piutang pinjaman yang diatur

dalam pedoman akuntansi

PKBL telah sesuai dengan SAK

ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

90

Universitas Indonesia

7 Beban Pajak - Beban pajak diakui pada saat

transaksi terjadi

- Beban pajak diukur dan dicatat

sebesar jumlah pajak terutang

- Beban Pajak disajikan pada

kelompok Beban dalam Laporan

Aktivitas

- SAK ETAP hanya mengatur

prinsip pengakuan dan

pengukuran untuk kelompok

Beban secara umum, yaitu jika

penurunan manfaat ekonomis

masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan

andal

- Secara prinsip, perlakuan

akuntansi untuk beban pajak

yang diatur dalam pedoman

akuntansi PKBL telah sesuai

dengan SAK ETAP

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

91

Universitas Indonesia

4.2.2 Perbandingan Penyajian Pedoman Akuntansi Unit PKBL

Revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011)

Pada bagian ini, akan dibandingkan prinsip Penyajian laporan keuangan pada unit

PKBL dengan prinsip Penyajian Laporan Keuangan PSAK 45 (revisi 2011) yang

mengatur tentang organisasi nirlaba. Selanjutnya apabila terdapat perbedaan dari

hasil kedua perbandingan tersebut, akan dianalisis keterbatasan yang membuat

entitas PKBL tidak bisa menerapkan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011)

secara penuh.

4.2.2.1 Penyajian Aset

Menurut pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012, pos Aset disajikan dalam

Laporan Posisi Keuangan berdasarkan klasifikasi aset lancar dan tidak lancar dan

diurutkan berdasarkan tingkat likuiditasnya. Prinsip Penyajian ini sudah sesuai

dengan yang diatur pada SAK ETAP. Pedoman penyajian aset yang ada dalam

pedoman akuntansi PKBL ini juga sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011),

karena klasifikasi aset menurut PSAK 45 (revisi 2011) disajikan menurut urutan

likuiditasnya, yaitu lancar dan tidak lancar25. Pada pedoman akuntansi PKBL,

Aset Lain-Lain masuk ke dalam kelompok Aset Tidak Lancar karena berdasarkan

SAK ETAP, aset yang tidak memenuhi kategori lancar, baik berwujud maupun

lain-lain masuk ke dalam kelompok Aset Tidak Lancar.

Menurut pedoman akuntansi PKBL, kas/bank yang dibatasi

penggunaannya masuk ke dalam Aset Lancar. Kas/bank yang dibatasi

penggunaannya masuk ke dalam Aset Lancar karena sesuai dengan yang diatur

dalam SAK ETAP yang menyebutkan bahwa siklus operasi normal suatu entitas

yang tidak dapat diidentifikasi jelas diasumsikan selama 12 bulan.

Piutang pinjaman Mitra Binaan dan piutang bermasalah disajikan secara

bersih setelah dikurangi oleh alokasi penyisihan penurunan piutangnya. Piutang

disajikan secara bersih setelah dikurangi oleh alokasi penyisihan penurunan

piutangnya. Piutang tersebut meliputi Piutang Penyisihan Laba kepada BUMN,

25

PSAK 45 (revisi 2011) paragraf 13

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

92

Universitas Indonesia

Piutang unit PKBL BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur, Piutang Pinjaman

Khusus, Piutang Pinjaman Mitra Binaan, dan Piutang Lain-Lain.

Gambar 4.1 Perbandingan Penyajian Aset pada Laporan Posisi Keuangan

Pedoman Akuntansi PKBL PSAK 45 Revisi 2011

20XB 20XA

ASET ASET

Aset Lancar Aset Lancar

Kas dan Setara Kas xxx xxx Kas dan Setara Kas

Kas/Bank Yang Dibatasi Penggunaannya xxx xxx Piutang Bunga

Piutang Penyisihan Laba kepada BUMN Pembina xxx xxx

Piutang Kepada BUMN Pembina Lain/Lembaga Penyalur xxx xxx

Piutang Pinjaman Mitra Binaan-Bersih xxx xxx

(Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai

piutang sebesar Rp xxx Di tahun 20XB dan

sebesar Rp xxx di tahun 20XA)

Piutang Lain-lain bersih xxx xxx Piutang Lain-Lain

(Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai

piutang sebesar Rp xxx Di tahun 20XB dan

sebesar Rp xxx di tahun 20XA)

Deposito Berjangka xxx xxx Investasi Jangka Pendek

Beban Dibayar Dimuka xxx xxx Biaya Dibayar Di Muka

Aset Tidak Lancar Aset Tidak Lancar

Aset Tetap Bersih xxx xxx Aset Tetap

(Setelah dikurangi penyusutan sebesar Rp xxx

Di tahun 20XB dan sebesar Rp xxx di tahun 20XA)

Aset Lain-Lain xxx xxx

JUMLAH ASET xxx xxx JUMLAH ASET Sumber: Pedoman Akuntansi PKBL 2012 dan PSAK 45 (revisi 2011) – diolah kembali

4.2.2.2 Penyajian Liabilitas dan Aset Neto

Menurut pedoman akuntansi PKBL, pos Liabilitas disajikan berdasarkan tingkat

likuiditasnya menjadi liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini sudah

sesuai dengan yang diatur pada SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011). Pos

Angsuran Belum Teridentifikasi masuk ke dalam kelompok Liabilitas Jangka

Pendek karena berdasarkan SAK ETAP yang mengatur bahwa kewajiban yang

tidak dapat ditentukan jangka waktu pemenuhannya diasumsikan selama 12 bulan.

Angsuran belum teridentifikasi bisa terjadi karena Mitra Binaan sudah melakukan

pembayaran angsuran pinjaman melalui transfer, namun belum melakukan

konfirmasi kepada unit PKBL sehingga angsuran tersebut tidak dapat diketahui

dari siapa.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

93

Universitas Indonesia

Penamaan Liabilitas dan Aset Neto menggantikan Kewajiban dan Aset

Bersih sendiri didasari oleh PSAK 45 (revisi 2011) yang menggunakan istilah

tersebut untuk laporan keuangan nirlaba dimana unit PKBL termasuk ke dalam

entitas nirlaba.

Kelompok Aset Neto disajikan di Laporan Posisi Keuangan berdasarkan

ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen,

terikat secara temporer, dan tidak terikat. Besarnya nilai aset neto baik yang

terikat maupun tidak terikat berasal dari pengukuran saldo awal masing-masing

aset neto yang dijumlahkan atau dikurangi dengan kenaikan atau penurunan aset

neto selama tahun buku. Besar kenaikan atau penurunan aset neto baik terikat

maupun tidak terikat dapat dilihat dari Laporan Aktivitas unit PKBL. Nilai dari

total aset neto terikat dan tidak terikat kemudian dijumlahkan untuk mengetahui

total aset neto secara keseluruhan.

Gambar 4.2 Perbandingan Penyajian Liabilitas dan Aset Neto

pada Laporan Posisi Keuangan

Pedoman Akuntansi PKBL PSAK 45 Revisi 2011

20XB 20XA

LIABILITAS DAN ASET NETO LIABILITAS DAN ASET NETO

LIABILITAS LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Pendek

Utang Jangka Pendek xxx xxx Utang dagang

Beban Yang Masih Harus Dibayar xxx xxx Pendapatan diterima di muka

Utang Pajak xxx xxx Utang lain-lain

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang kepada xxx xxx Utang wesel

BUMN Pembina Lain

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx

Kelebihan Pembayaran Angsuran xxx xxx

Angsuran Belum Teridentifikasi xxx xxx

Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Jangka Panjang

Utang Sewa Pembiayaan xxx xxx Kewajiban Tahunan

Utang Jangka Panjang kepada BUMN xxx xxx Utang Jangka Panjang

Pembina Lain xxx xxx

Utang Lain-Lain xxx xxx

Jumlah Liabilitas xxx xxx Jumlah Liabilitas

ASET NETO ASET NETO

Aset Neto Tidak Terikat xxx xxx Tidak Terikat

Aset Neto Terikat xxx xxx Terikat Temporer

JUMLAH ASET NETO xxx xxx JUMLAH ASET NETO

JUMLAH LIABILITAS DAN ASET NETO xxx xxx JUMLAH LIABILITAS DAN ASET NETO

Sumber: Pedoman Akuntansi PKBL 2012 dan PSAK 45 (revisi 2011) – diolah kembali

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

94

Universitas Indonesia

4.2.2.3 Penyajian Laporan Aktivitas

Menurut pedoman akuntansi PKBL, pada Laporan Aktivitas, pos Pendapatan dan

Penerimaan tidak dibedakan karena keduanya merupakan penambah aset neto

tidak terikat. Sama halnya dengan Beban dan Penyaluran, keduanya tidak

dibedakan karena sama-sama mengurangi jumlah aset neto tidak terikat. Hal ini

sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 45 (revisi 2011), bahwa Laporan

Aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat,

kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang

aset neto tidak terikat26.

Kenaikan atau penurunan aset neto terikat merupakan selisih dari Aset

Neto Terikat dengan Aset Neto Terikat Temporer yang terbebaskan. Setelah

jumlah semua pendapatan dan penyisihan dihitung, kemudian jumlah kenaikan

atau penurunan aset neto terikat tersebut dikurangi dengan jumlah seluruh

penyaluran dan beban yang dilakukan selama tahun berjalan sehingga didapatkan

kenaikan atau penurunan aset neto tidak terikat. Kenaikan atau penurunan aset

neto tidak terikat kemudian dijumlahkan dengan kenaikan atau penurunan aset

neto terikat temporer dan kenaikan atau penurunan aset neto terikat permanen

sehingga didapat kenaikan atau penurunan aset neto secara keseluruhan. Kenaikan

atau penurunan aset neto ini nantinya dijumlahkan dengan aset neto awal tahun

untuk mendapatkan jumlah aset neto akhir tahun.

Penerimaan dan Pengeluaran disajikan berdasarkan urutan penerimaan

yang disajikan di atas pengeluaran pada Laporan Aktivitas. Seperti yang sudah

dijelaskan di subbab 2.2.2 halaman 21-22, terdapat 3 bentuk Penyajian Laporan

Aktivitas yang bisa dipilih oleh setiap entitas nirlaba, disesuaikan dengan

karakteristik dan ketentuan yang mengatur. Dari karakteristik unit PKBL, Laporan

Aktivitas yang digunakan adalah Bentuk A, dimana dalam bentuk Laporan

Aktivitas ini, informasi disajikan dalam kolom tunggal. Penggunaan Bentuk A

tersebut cocok untuk entitas yang menyediakan informasi komparatif dalam

laporan aktivitasnya, dibanding Bentuk B atau Bentuk C.

26

PSAK 45 (revisi 2011) paragraf 23

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

95

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Perbandingan Penyajian Laporan Aktivitas

Pedoman Akuntansi PKBL PSAK 45 Revisi 2011

20XB 20XA

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT

PENDAPATAN PENDAPATAN

Alokasi Bagian laba dari BUMN Pembina xxx xxx Sumbangan

Penerimaan Pelimpahan Dana dari Unit PKBL Lain xxx xxx Jasa Layanan

Penggantian Beban Operasional xxx xxx Penghasilan Investasi Jangka Panjang

Sumbangan xxx xxx Penghasilan investasi lain-lain

Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman xxx xxx Penghasilan neto investasi jangka

Pendapatan Bunga xxx xxx panjang belum direalisasi

Pendapatan Lain-lain xxx xxx

JUMLAH xxx xxx JUMLAH

ALOKASI BUMN PEDULI DAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER ASET NETO YANG BERAKHIR

YANG BERAKHIR PEMBATASANNYA PEMBATASANNYA

Alokasi Dana BUMN Peduli (xxx) (xxx)

ANTT-Berakhir Pemenuhan Program xxx xxx Pemenuhan program pembatasan

ANTT-Berakhir Waktu xxx xxx Berakhirnya pembatasan waktu

JUMLAH xxx xxx JUMLAH

JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx JUMLAH PENDAPATAN

BEBAN BEBAN

Dana Pembinaan Kemitraan xxx xxx Program A

Penyaluran- Bina Lingkungan xxx xxx Program B

Penyaluran Bina Lingkungan BUMN Peduli xxx xxx Program C

Pelimpahan Dana ke Unit PKBL Lain xxx xxx Manajemen dan umum

Beban Pembinaan xxx xxx Pencairan dana

Beban Upah Tenaga Harian xxx xxx Jumlah beban

Beban Administrasi dan Umum xxx xxx Kerugian akibat kebakaran

Beban Pemeliharaan xxx xxx

Beban Sewa xxx xxx

Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx xxx

Beban Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Pinjaman xxx xxx

Beban dan Pengeluaran Lainnya xxx xxx

JUMLAH BEBAN xxx xxx JUMLAH BEBAN

KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TIDAK TERIKAT xxx xxx KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TIDAK TERIKAT

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER

ANTT - Penyisihan BUMN Peduli xxx xxx Sumbangan

ANTT - Terbebaskan (xxx) (xxx) Aset neto terbebaskan dari pembatasan

xxx xxx Penghasilan investasi jangka panjang

Penghasilan neto terealisasikan dan belum

xxx xxx terealisasikan dari investasi jangka panjang

(xxx) (xxx) Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan

KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TEMPORER xxx xxx KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TEMPORER

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN

Sumbangan Terikat xxx xxx Sumbangan

xxx xxx Penghasilan investasi jangka panjang

Penghasilan neto terealisasikan dan belum

xxx xxx terealisasikan dari investasi jangka panjang

KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO PERMANEN xxx xxx KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO PERMANEN

KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO xxx xxx KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO

ASET NETO AWAL TAHUN xxx xxx ASET NETO AWAL TAHUN

ASET NETO AKHIR TAHUN xxx xxx ASET NETO AKHIR TAHUN

Sumber: Pedoman Akuntansi PKBL 2012 dan PSAK 45 (revisi 2011) – diolah kembali

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

96

Universitas Indonesia

4.2.2.4 Penyajian Laporan Arus Kas

Menurut pedoman akuntansi PKBL, Laporan Arus Kas PKBL menyajikan

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode, serta

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan

Arus Kas menggunakan metode tidak langsung (indirect method) pada pelaporan

arus kas dari aktivitas operasi. Arus kas dari aktivitas operasi ini terdiri dari

penerimaan dan pengeluaran unit PKBL yang dilakukan untuk mendukung

kegiatan utamanya dalam hal melakukan pembinaan kepada Mitra Binaan dan

penyaluran dana bantuan untuk Bina Lingkungan. Pedoman penyusunan untuk

Laporan Arus Kas pada pedoman sesuai dengan yang diatur pada SAK ETAP,

yaitu mengklasifikasikan laporan arus kas pada suatu periode menurut aktivitas

operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan27, dengan tambahan

klasifikasi menurut PSAK 45 (revisi 2011), pada aktivitas pendanaan yang terdiri

dari28:

a. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang

b. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang

penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan

pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi

c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang

Berikut akan disajikan perbandingan penyajian Laporan Arus Kas menurut

Pedoman Akuntansi PKBL 2012 dan PSAK 45 revisi 2011.

27

SAK ETAP paragraf 7.3 28

PSAK 45 (revisi 2011) paragraf 34

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

97

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 Perbandingan Penyajian

Laporan Arus Kas Pedoman Akuntansi PKBL PSAK 45 Revisi 2011

20XB 20XA

AKTIVITAS OPERASI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari: Penerimaan Kas dari:

Penerimaan Dana BUMN Pembina xxx xxx Pendapatan Jasa

Pengembalian Pinjaman Mitra Binaan xxx xxx Penyumbang

Pengembalian Pinjaman Khusus xxx xxx Piutang Lain-lain

Penggantian Beban Operasional xxx xxx Bunga dan Dividen yang diterima

Kelebihan Pembayaran Angsuran xxx xxx Penerimaan Lain-lain

Angsuran Belum Teridentifikasi xxx xxx

Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman xxx xxx

Pendapatan Bunga xxx xxx

Pendapatan Lain-lain xxx xxx

Pengembalian (Pembayaran) Dana Penjamin KUM - LTA xxx xxx

Penerimaan Sumbangan xxx xxx

Penyaluran Pinjaman Kemitraan (xxx) (xxx)

Penyaluran Pinjaman Khusus (xxx) (xxx)

Dana Pembinaan Kemitraan (xxx) (xxx)

Penyaluran Bina Lingkungan (xxx) (xxx)

Pembayaran Beban Dibayar Di Muka (xxx) (xxx)

Beban Pembinaan (xxx) (xxx)

Beban Upah Tenaga Harian (xxx) (xxx)

Beban Administrasi dan Umum (xxx) (xxx)

Pembayaran Beban Pemeliharaan (xxx) (xxx)

Pembayaran Beban Sewa (xxx) (xxx) Bunga yang Dibayarkan

Pembayaran Pajak (xxx) (xxx) Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan supplier

Pembayaran beban dan pengeluaran lainnya (xxx) (xxx) Hutang lain-lain yang dilunasi

KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK

AKTIVITAS OPERASI xxx xxx AKTIVITAS OPERASI

AKTIVITAS INVESTASI AKTIVITAS OPERASI

Pengembalian Dana Bagi Hasil xxx xxx Ganti rugi dari Asuransi Kebakaran

Penjualan Aktiva Tetap xxx xxx

Penerimaan Kembali Investasi xxx xxx

Penyaluran Dana Bagi Hasil (xxx) (xxx) Pembelian Peralatan

Pembelian Aktiva Tetap (xxx) (xxx) Penerimaan dan Penjualan investasi

Penempatan Investasi (xxx) (xxx) Pembelian investasi

KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK

AKTIVITAS INVESTASI xxx xxx AKTIVITAS INVESTASI

AKTIVITAS PENDANAAN AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari konttribusi berbatas dari:

Pengembalian Pinjaman xxx xxx Investasi dalam endownment

Penerimaan Utang xxx xxx Investasi dalam endownment berjangka

Pelimpahan Dana dari Unit PKBL Lain xxx xxx Investasi bangunan

Aset Bersih Terikat Berakhir Pembatasannya xxx xxx Investasi perjanjian tahunan

Aktivitas Pendanaan lain:

xxx xxx Bunga dan Dividen berbatas untuk reinvestasi

Pemberian Pinjaman (xxx) (xxx) Pembayaran kewajiban tahunan

Penyisihan Program BUMN Peduli (xxx) (xxx) Pembayaran hutang wesel

Penyaluran Program BUMN Peduli (xxx) (xxx) Pembayaran kewajiban jangka panjang

Pembayaran Utang (xxx) (xxx)

Pelimpahan Dana kepada Unit PKBL Lain (xxx) (xxx)

KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK KAS NETO DITERIMA (DIGUNAKAN) UNTUK

AKTIVITAS PENDANAAN xxx xxx AKTIVITAS PENDANAAN

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN

SETARA KAS xxx xxx SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN xxx xxx KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN xxx xxx KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN Sumber: Pedoman Akuntansi PKBL 2012 dan PSAK 45 (revisi 2011) – diolah kembali

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

98

Universitas Indonesia

4.3 Analisis Kesesuaian Pedoman Akuntasi Unit PKBL Revisi 2012

dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (Revisi 2011)

Dalam ketentuan acuan penyusunan laporan keuangan unit PKBL paragraf 1.3

disebutkan bahwa acuan yang digunakan dalam penyusunan adalah:

1. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (revisi 2011): Pelaporan

Keuangan Entitas Nirlaba

Dari uraian hasil perbandingan penulis antara Pedoman Akuntansi unit

PKBL revisi 2012 dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, kebijakan

akuntansi yang terdapat dalam Pedoman Akuntansi unit PKBL revisi 2012 sudah

sesuai dan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan SAK ETAP untuk prinsip

Pengakuan dan Pengukuran instrumen keuangan serta PSAK 45 (revisi 2011)

untuk prinsip Penyajian instrumen keuangan.

Hal ini didasari pada hasil analisis terhadap perbandingan ikhtisar

kebijakan akuntansi yang signifikan sebelum dan sesudah mengacu pada SAK

ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011), yang terdiri dari:

1. Basis akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam Pedoman Akuntansi unit PKBL

revisi 2012 yang sudah menggunakan basis akrual untuk prinsip

Pengukuran kelompok-kelompok akun dalam laporan keuangan unit

PKBL, kecuali Laporan Arus Kas. Hal ini sudah sesuai dengan yang diatur

dalam SAK ETAP29.

2. Alokasi Penyisihan Piutang

Besarnya alokasi penyisihan penurunan nilai piutang pinjaman diukur

berdasarkan estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih, yaitu secara

kolektif berdasarkan persentase tertentu tingkat ketertagihan data historis

piutang pinjaman selama minimal 2 tahun. Ilustrasi perhitungan

penyisihan piutang PKBL dapat dilihat pada Lampiran 1. Penggunaan

estimasi kerugian ini sesuai dengan yang diatur dalam SAK ETAP,

ditambahkan dengan ketentuan lain yang harus diperhatikan dalam

29

SAK ETAP paragraf 2.33

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

99

Universitas Indonesia

penurunan nilai, seperti pengalaman, prospek industri, prospek usaha,

kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan

membayar debitur, dan agunan yang dikuasai.

Sehingga dapat ditarik benang merah dari penjelasan di atas bahwa secara prinsip,

Pedoman Akuntansi unit PKBL revisi 2012 sudah sesuai dengan SAK ETAP dan

PSAK 45 (revisi 2011).

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

100 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Peraturan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN untuk menetapkan

Pedoman Akuntasi unit PKBL revisi 2012 melalui Surat Edaran Menteri Negara

BUMN SE-02/MBU/Wk/2012 dan Surat Edaran Menteri Negara BUMN

SE-01/D5.MBU/2012 sebagai pedoman akuntansi yang baru bagi setiap unit

PKBL semua BUMN menggantikan pedoman sebelumnya, menarik minat penulis

untuk meneliti lebih lanjut tentang hal yang melatarbelakangi perubahan tersebut.

Apalagi penulis mendapat kesempatan untuk magang dan melakukan audit

terhadap unit PKBL PT N pada tahun 2012, tahun dimana pedoman baru tersebut

pertama kali diterapkan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis tentang perbandingan Pedoman

Akuntansi unit PKBL revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011)

yang menjadi acuannya, maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan:

1. Pedoman akuntansi PKBL berubah dan direvisi karena dilatarbelakangi

oleh perkembangan standar akuntansi dan regulasi di Indonesia, dimana

pedoman akuntansi PKBL yang lama sudah tidak relevan lagi untuk

digunakan. Oleh karena itu, Kementerian BUMN menetapkan pedoman

baru yang sudah mengacu pada SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011).

Alasan penetapan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011) itu sendiri

adalah karakteristik bentuk operasional PKBL sesuai dengan entitas yang

diperkenankan menggunakan kedua standar akuntansi tersebut. Selain itu,

unit PKBL sebagai bagian yang melekat pada entitas BUMN, juga belum

mempunyai sumber daya akuntansi yang memadai untuk menerapkan

SAK non ETAP. Jadi, penetapan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011)

sebagai acuan penyusunan untuk pedoman akuntansi PKBL cukup tepat

untuk entitas unit PKBL, mengingat materinya yang lebih sederhana

dibandingkan PSAK yang mengacu pada IFRS.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Pedoman Akuntansi unit

PKBL revisi 2012 dengan SAK ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011).

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

101

Universitas Indonesia

Sebagian besar pos-pos yang masih belum mengacu pada SAK ETAP dan

PSAK 45 (revisi 2011) pada pedoman akuntansi PKBL yang lama telah

disesuaikan dalam pedoman yang baru, baik itu dari sisi Pengakuan,

Pengukuran, maupun Penyajiannya.

3. Kesimpulan terhadap kesesuaian pedoman akuntansi PKBL dengan SAK

ETAP dan PSAK 45 (revisi 2011) didasari analisis dengan

membandingkan perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan, yaitu

basis akuntansi akrual untuk semua laporan keuangan unit PKBL, kecuali

untuk Laporan Arus Kas dan alokasi penyisihan penurunan nilai piutang

pinjaman yang diukur berdasarkan estimasi kerugian tidak tertagih

menggunakan persentase tertentu tingkat ketertagihan data historis piutang

pinjaman selama minimal 2 tahun.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Kepada Kementerian Negara BUMN

1. Kementerian BUMN sebaiknya selalu berkoordinasi dalam membuat

suatu pedoman akuntansi dengan organisasi yang terkait, dalam hal ini

adalah IAPI, agar dapat dibuat suatu pedoman baku yang telah

memenuhi standar, baik itu dengan standar yang telah ditetapkan

Kementerian BUMN maupun standar akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Kementerian BUMN sebaiknya membuat penjelasan, khususnya untuk

akun-akun atau transaksi yang unik dalam unit PKBL agar pihak-pihak

yang berkepentingan maupun terkait dapat mudah memahami alur dari

transaksi PKBL.

5.2.2 Saran Kepada KAP XYZ

Adapun saran yang dapat penulis ajukan untuk KAP XYZ adalah:

1. Dalam setiap penugasan audit, sebaiknya di dalam satu tim terdapat

beberapa orang yang sudah pernah terlibat dalam pelaksanaan audit

periode sebelumnya di klien tersebut. Apabila terdapat auditor yang

telah mengenal perusahaan, itu akan menjadi faktor yang sangat

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

102

Universitas Indonesia

membantu dalam pelaksanaan audit, khususnya dalam memahami

bisnis klien.

2. Patrner, manager, senior, serta staff yang bekerja bersama penulis

selama masa audit sangat membantu proses pembelajaran penulis

sebagai peserta magang. Pengawasan dan bimbingan tersebut

hendaknya dipertahankan karena merupakan salah satu faktor penting

untuk kelancaran selama masa audit.

3. Peserta magang hendaknya diberikan pelatihan terkait dengan

penugasan sebelum ditugaskan ke klien. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan pemahaman serta keahlian peserta magang dalam

menghadapi penugasan audit yang sesungguhnya.

4. KAP XYZ juga hendaknya melakukan komunikasi dengan klien,

terutama jika terdapat peraturan baru terkait kebijakan akuntansi yang

menjadi ruang lingkup penugasan audit. Hal ini untuk menciptakan

pemahaman yang sama antara auditor independen dengan klien audit.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

103 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 45 Revisi 2011: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Jakarta: IAI.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik. Jakarta: IAI.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Buletin Teknis 6 tentang Keterterapan SAK

ETAP untuk Entitas Koperasi dan Entitas Nirlaba.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2012). Surat Edaran Nomor

562/IV/Int-IAPI/2012 tentang Laporan Auditor Independen atas Laporan

Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang Disusun sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2002). Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan

Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2003). Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236/MBU/2003 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2003). Surat Edaran Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha

Kecil dan Bina Lingkungan.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2007). Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2007). Surat Edaran Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. SE-04/MBU.S/2007 tentang Pedoman

Akuntansi Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2011). Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara.

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

104

Universitas Indonesia

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2011). Surat Kementerian

Badan Usaha Milik Negara No. SE-04/S.MBU/2011 tentang Tanggapan atas

Surat IAPI No. 347/Int-IAPI/2011 Terkait dengan Penerbitan Dua Opini

Auditor.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2012). Surat Edaran Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. SE-02/MBU/Wk/2012 tentang

Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2012). Pedoman Akuntansi

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Revisi Tahun 2012. Jakarta:

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2012). Surat Edaran Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. SE-01/D5.MBU/2012 tentang Petunjuk

Teknis Penerapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan Revisi 2012.

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. (2012). Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-20/MBU/2012 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, & Terry D. Warfield. (2011). Intermediate

Accounting volume 1 (IFRS Edition). New Jersey: John Wiley & Sons.

Republik Indonesia. (1983). Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang

Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan, Perusahaan

Umum, dan Perusahaan Perseorangan.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara

KAP XYZ. (2012). Employee Handbook. Jakarta: KAP XYZ.

KAP XYZ. (2012). Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Unit

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun 2012 dan 2011 PT N. Jakarta:

KAP XYZ.

Website KAP XYZ, 21 Mei 2013

Website PT N, 21 Mei 2013

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

105

Universitas Indonesia

Lampiran 1 : Contoh Estimasi Perhitungan Penyisihan Piutang PKBL

STEP 1 Isi Angka Kualitas Piutang Pinjaman dari bulan Januari 2010 – Desember 2011 (24 bulan)

Umur Tunggakan

Kualitas Piutang

Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 ... Dst Dec'11

0-30 Lancar31-180 Kurang Lancar181-270 Diragukan>270 Macet

Jumlah

STEP 2 Hitung Persentase Pergerakan Piutang Pinjaman berdasarkan Umur Tunggakan

Kualitas Piutang

Feb'10 Mar'10 Apr'10 ... Dst Dec'11 Rata-rata

Lancar � Kurang LancarKurang Lancar � Diragukan Diragukan �

Macet

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

106

Universitas Indonesia

STEP 3 Hitung Tarif Penyisihan menggunakan Rata-Rata Persentase Pergerakan Piutang Pinjaman berdasarkan Umur Tunggakan

Kualitas Piutang

Rata-rataProbability

Default (PD)Loss Given

Default (LGD)Tarif

Penyisihan (%)LancarKurang LancarDiragukanMacet

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR PER-05/MBU/2007 TENTANG

PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, ketentuan mengenai penyisihan dan penggunaan laba BUMN untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi dan pembinaan masyarakat sekitar BUMN, diatur dengan keputusan menteri.

b. bahwa dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003, telah ditetapkan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

c. bahwa Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 dipandang belum cukup memberikan landasan operasional bagi peningkatan pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, oleh karena itu perlu ditinjau kembali;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c di atas, maka perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 117; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN …../-2-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 2 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

5. Menteri adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. 6. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program

Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

7. Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

8. Program BL BUMN Pembina adalah Program BL yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan.

9. Program BL BUMN Peduli adalah Program BL yang dilakukan secara bersama-sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan dikoordinir oleh Menteri.

10. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

11. Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan.

12. BUMN...../-3-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 3 -

12. BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL.

13. Koordinator BUMN Pembina adalah BUMN yang ditunjuk oleh Menteri untuk mengkoordinasikan BUMN Pembina di dalam suatu provinsi tertentu.

14. BUMN Penyalur adalah BUMN Pembina yang menyalurkan Dana Program Kemitraan milik BUMN Pembina lain berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

15. Lembaga Penyalur adalah badan usaha selain BUMN atau lembaga bukan badan usaha yang melakukan kerjasama dengan BUMN Pembina dalam menyalurkan pinjaman Dana Program Kemitraan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

16. Unit Program Kemitraan dan Program BL adalah unit organisasi khusus yang mengelola Program Kemitraan dan Program BL yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina yang berada dibawah pengawasan seorang direksi.

17. Beban Operasional adalah beban pelaksanaan operasi unit Program Kemitraan dan Program BL diluar beban pegawai yang dananya berasal dari dana Program Kemitraan dan Program BL.

18. Beban Pembinaan adalah beban kegiatan bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan mitra binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

19. Kualitas pinjaman adalah status kondisi pinjaman yang terdiri dari pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet.

20. Pemulihan pinjaman adalah usaha untuk memperbaiki kualitas pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet agar menjadi lebih baik kategorinya.

BAB II

PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 2

(1) Perum dan Persero wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

(2) Persero Terbuka dapat melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan berpedoman pada Peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pasal 3

(1) Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

b. Milik Warga Negara Indonesia;

c. Berdiri …../-4-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 4 -

c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;

e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun; g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak berlaku bagi usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebagai pelaksanaan program BUMN Pembina.

Pasal 4

Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut : (1) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN

Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur; (2) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati; (3) Menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada BUMN Pembina.

Pasal 5

BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Membentuk unit Program Kemitraan dan Program BL; b. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan Program Kemitraan dan

Program BL yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi; c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan Program BL; d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon Mitra Binaan; e. Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan dan dana

Program BL kepada masyarakat; f. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan; g. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan; h. Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program BL; i. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL yang meliputi

laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada Menteri dengan tembusan kepada Koordinator BUMN Pembina di wilayah masing-masing.

Pasal 6

Koordinator BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi atas perencanaan dan pengalokasian dana Program Kemitraan dan

Program BL yang dilakukan oleh BUMN Pembina; b. Memberikan informasi kepada BUMN Pembina mengenai calon Mitra Binaan untuk

menghindari duplikasi pemberian pinjaman dana Program Kemitraan;

c. Menyampaikan …../-5-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 5 -

c. Menyampaikan laporan triwulanan dan tahunan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL di wilayah koordinasinya kepada Menteri dengan tembusan kepada BUMN Pembina di wilayahnya.

Pasal 7

BUMN Pembina yang memiliki kantor cabang/perwakilan di daerah dapat menyalurkan dana Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina di wilayah kantor cabang/perwakilannya dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan kondisi wilayahnya.

Pasal 8

(1) Untuk meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Program Kemitraan, BUMN Pembina dapat melakukan kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau dengan Lembaga Penyalur.

(2) Lembaga Penyalur adalah lembaga keuangan mikro yang pendiriannya memiliki landasan hukum.

(3) Kerjasama antara BUMN Pembina dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga Penyalur dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang sekurang-kurangnya memuat : - Para pihak yang melakukan kerjasama; - Maksud dan tujuan kerjasama; - Jumlah Dana Program Kemitraan yang dikerjasamakan; - Hak dan kewajiban masing-masing pihak; - Jangka waktu kerjasama; - Sanksi; - Keadaan memaksa (Force Majeure); dan - Penyelesaian perselisihan.

(4) Dengan pertimbangan tertentu, Menteri dapat mengalih kelolakan dana Program Kemitraan dari BUMN Pembina ke BUMN Pembina lainnya.

BAB III

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 9

(1) Dana Program Kemitraan bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana

Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.

(2) Dana Program BL bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL.

(3) Besarnya dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh :

a. Menteri …../-6-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 6 -

a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;

(4) Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dan dana Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri/RUPS.

(5) Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disetorkan ke rekening dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina.

Pasal 10

(1) Menteri setiap tahun menetapkan : a. BUMN Pembina dan Koordinator BUMN Pembina pada masing-masing Provinsi; b. Rencana penyaluran dana Program Kemitraan setiap BUMN Pembina pada masing-

masing Provinsi berdasarkan usulan masing-masing BUMN Pembina.

(2) Apabila Kordinator BUMN Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a untuk tahun berjalan belum ditetapkan, maka yang berlaku adalah ketetapan Menteri tentang penetapan Koordinator BUMN Pembina tahun sebelumnya.

Pasal 11

(1) Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk : a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka

meningkatkan produksi dan penjualan;

b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;

c. Beban Pembinaan : 1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-

hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan;

2) Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;

3) Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binan.

(2) Dana Program BL :

a. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, penerimaan dari alokasi laba yang terealisir, pendapatan bunga jasa giro dan/atau deposito yang terealisir serta pendapatan lainnya.

b. Setiap …../-7-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 7 -

b. Setiap tahun berjalan sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia dapat disalurkan melalui Program BL BUMN Pembina.

c. Setiap tahun berjalan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia diperuntukkan bagi Program BL BUMN Peduli.

d. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya.

e. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina : 1) Bantuan korban bencana alam; 2) Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; 3) Bantuan peningkatan kesehatan; 4) Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; 5) Bantuan sarana ibadah; 6) Bantuan pelestarian alam;

f. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri.

BAB IV

MEKANISME PENYALURAN DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 12

(1) Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan :

a. Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut : 1) Nama dan alamat unit usaha; 2) Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha; 3) Bukti identitas diri pemilik/pengurus; 4) Bidang usaha; 5) Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang; 6) Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan beban, neraca

atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha); dan 7) Rencana usaha dan kebutuhan dana.

b. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur melaksanakan evaluasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan;

c. Calon Mitra Binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi pinjaman dengan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur bersangkutan;

d. Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat perjanjian/kontrak yang sekurang-kurangnya memuat : 1) Nama dan alamat BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur

dan Mitra Binaan;

2) Hak ...../-8-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 8 -

2) Hak dan kewajiban BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dan Mitra Binaan;

3) Jumlah pinjaman dan peruntukannya; 4) Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadual angsuran pokok dan jasa

administrasi pinjaman).

e. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dilarang memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur lain.

(2) Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh Menteri.

(3) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip jual beli maka proyeksi marjin yang dihasilkan disetarakan dengan marjin sebesar 6% (enam persen) atau sesuai dengan penetapan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.

(4) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip bagi hasil maka rasio bagi hasilnya untuk BUMN Pembina adalah mulai dari 10% (10 : 90) sampai dengan maksimal 50% (50 : 50).

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku juga terhadap rasio bagi hasil untuk BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur.

Pasal 13

(1) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BL BUMN Pembina : a. BUMN Pembina terlebih dahulu melakukan survai dan identifikasi sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha BUMN Pembina setempat; b. Pelaksanaan Program BL dilakukan oleh BUMN Pembina yang bersangkutan.

(2) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri.

BAB V

BEBAN OPERASIONAL PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 14

(1) Beban Operasional Program Kemitraan dibiayai dari dana hasil jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan .

(2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal sebesar jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan selama tahun berjalan.

(3) Dalam hal dana untuk Beban Operasional tidak mencukupi, maka kekurangannya dibebankan pada anggaran biaya BUMN Pembina yang bersangkutan.

(4) Apabila …../-9-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 9 -

(4) Apabila pada akhir tahun terdapat sisa dana untuk Beban Operasional maka sisa dana

tersebut dapat digunakan untuk membiayai beban operasional tahun berikutnya dan/atau sebagai tambahan sumber dana Program Kemitraan.

(5) Dalam hal Beban Operasional Program Kemitraan bagi BUMN Pembina yang menerima pelimpahan dari BUMN Pembina lain tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut menjadi beban BUMN Pembina yang menerima pelimpahan.

Pasal 15

(1) Beban Operasional Program BL BUMN Pembina dibiayai dari dana Program BL.

(2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal 5% (lima persen) dari dana Program BL BUMN Pembina yang disalurkan pada tahun berjalan.

Pasal 16

Beban Operasional Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina dituangkan dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

Pasal 17

BUMN Pembina, BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur dilarang menggunakan dana Program Kemitraan dan Program BL untuk hal-hal diluar ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

BAB VI

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

Pasal 18

(1) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c terpisah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN Pembina.

(2) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang kurangnya memuat : a. Rencana kerja Program Kemitraan dan Program BL, dirinci menurut wilayah binaan; b. Anggaran Program Kemitraan dan Program BL, terdiri atas sumber dana, dana yang

tersedia dan rencana penggunaan dana sesuai dengan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. Proyeksi Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Arus Kas Program Kemitraan dan Program BL;

d. Masalah yang dihadapi dan langkah-langkah penyelesaiannya.

Pasal 19...../-10-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 10 -

Pasal 19

RKA Program Kemitraan dan Program BL yang telah disetujui RUPS/Menteri langsung dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu penetapan rencana penyaluran dana per provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b.

Pasal 20

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan RKA Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran.

(2) Menteri/RUPS mengesahkan RKA Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan.

(3) Dalam hal RKA Program Kemitraan dan Program BL belum memperoleh pengesahan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka RKA Program Kemitraan dan Program BL tersebut dianggap telah disahkan dan dapat dilaksanakan sepanjang telah memenuhi ketentuan Pasal 18 dan ayat (1) pasal ini.

(4) Direksi BUMN Pembina bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian sasaran dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

(5) Komisaris/Dewan Pengawas BUMN Pembina bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

BAB VII

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN LAPORAN

Pasal 21

(1) Setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

(2) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.

(3) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara terpisah dari Laporan Berkala dan Laporan Tahunan BUMN Pembina.

Pasal 22

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas, sebagai berikut : a. Laporan Triwulanan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya triwulan

yang bersangkutan; b. Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan (audited) paling lambat 5 (lima) bulan

setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. (2) Menteri/RUPS...../-11-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 11 -

(2) Menteri/RUPS mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

(3) Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggungjawab (acquite at de charge) kepada Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas atas pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program BL sejauh tindakan tersebut ternyata dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL yang telah di audit oleh Auditor.

Pasal 23

Auditor yang memeriksa Laporan Keuangan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL ditetapkan oleh : a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;

BAB VIII

KUALITAS PINJAMAN DANA PROGRAM KEMITRAAN

Pasal 24

Kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman Mitra Binaan.

Pasal 25

Dalam hal Mitra Binaan hanya membayar sebagian angsuran, maka pembayaran tersebut terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran jasa administrasi pinjaman dan sisanya bila ada untuk pembayaran pokok pinjaman.

Pasal 26

Penggolongan kualitas pinjaman ditetapkan sebagai berikut :

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

c. Diragukan...../-12-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 12 -

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Pasal 27

(1) Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan (reconditioning) apabila memenuhi kriteria : a. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan

dilakukan; b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha; c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.

(2) Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning), tunggakan jasa administrasi pinjaman dapat dihapuskan dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo;

(3) Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling).

Pasal 28

(1) Pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos Pinjaman Bermasalah;

(2) Tata cara penghapusbukuan pinjaman bermasalah akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri;

(3) Terhadap pinjaman bermasalah yang telah dihapusbukukan tetap diupayakan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali.

(4) Jumlah dan mutasi rekening Pinjaman Bermasalah dan Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), dilaporkan secara periodik dalam laporan triwulanan.

Pasal 29

Dikecualikan dari pasal 27 ayat (1) diatas, piutang macet yang terjadi karena keadaan memaksa (Force Majeure) seperti : mitra binaan meninggal dunia dan tidak ada ahli waris yang bersedia menanggung hutang dan/atau gagal usaha akibat bencana alam/kerusuhan, pemindahbukuan piutang macet tersebut kedalam pos pinjaman bermasalah dapat dilaksanakan tanpa melalui proses pemulihan pinjaman.

BAB IX …../-13-

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 13 -

BAB IX KINERJA PROGRAM KEMITRAAN

Pasal 30

(1) Kinerja Program Kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN Pembina.

(2) Perhitungan kinerja Program Kemitraan akan diatur kemudian oleh Menteri.

BAB X PEDOMAN AKUNTANSI PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 31

(1) Penerapan pedoman akuntansi Program Kemitraan dan Program BL bertujuan untuk terciptanya informasi keuangan Program Kemitraan dan Program BL yang accountable (wajar dan dapat diandalkan) serta auditable.

(2) Laporan keuangan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas, serta Catatan Atas Laporan Keuangan.

(3) Laporan Arus Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan menggunakan metode langsung (direct methode).

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 32

Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini berlaku pula bagi anak perusahaan BUMN dan perusahaan patungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah atau dengan pihak lainnya, dengan ketentuan pemberlakuan Peraturan ini dikukuhkan dalam RUPS masing-masing perusahaan dimaksud.

Pasal 33

Memberi kewenangan kepada Sekretaris Kementerian Negara BUMN untuk membuat petunjuk teknis lebih lanjut atas Peraturan ini.

BAB XII ......./14

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

- 14 -

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka : 1. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni

2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

2. Ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini,

dinyatakan tidak berlaku bagi BUMN.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Peraturan ini mulai berlaku untuk tahun buku 2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

SALINAN peraturan ini disampaikan kepada Yth. ; 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Perekonomian; 3. Menteri Keuangan; 4. Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara.

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Negara BUMN ttd. Herman Hidayat NIP 060056141

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 27 April 2007

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

SUGIHARTO

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351047-TA-Sendy Suwito.pdf · PER NO: 05/MBU/2007 ... PSAK 45 (Revisi 2011) sebagai Dasar Acuan Penyusunan Pedoman

Perbandingan perlakuan..., Sendy Suwito, FE UI, 2013