per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

77
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-06/MBU/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, telah ditetapkan perubahan struktur organisasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara; b. bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu ditindaklanjuti dengan penetapan tata kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara; 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1573/M.PAN-RB/4/2014 tanggal 25 April 2014 tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara. MEMUTUSICAN.../4

Upload: halien

Post on 29-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : PER-06/MBU/2014

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, telah ditetapkan perubahan struktur organisasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

b. bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu ditindaklanjuti dengan penetapan tata kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014;

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;

Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1573/M.PAN-RB/4/2014 tanggal 25 April 2014 tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

MEMUTUSICAN.../4

Page 2: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Kementerian BUMN adalah unsur pelaksana Pemerintah dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program Pemerintah di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

(2) Kementerian BUMN dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Menteri BUMN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Pasal 2 Kementerian BUMN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian BUMN menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan penetapan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik

Negara; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik

Negara; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

BUMN; dan d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN.

BAB II SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

Kementerian BUMN terdiri atas: a. Sekretariat Kementerian; b. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis; c. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan; d. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; e. Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis; f. Staf Ahli Bidang Tata Kelola dan Sinergi Antar Badan Usaha Milik Negara; g. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga; dan h. Inspektorat Kementerian.

BAB III..

Page 3: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NECiARA REPUBLIK INDONESIA

- 3 - BAB III

WAKIL MENTERI

Pasal 5 (1) Dalam memimpin Kementerian BUMN, Menteri BUMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

ayat (2) dibantu oleh Wakil Menteri BUMN. (2) Wakil Menteri BUMN berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 6

(1) Wakil Menteri BUMN mempunyai tugas membantu Menteri BUMN dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian BUMN.

(2) Ruang lingkup tugas Wakil Menteri BUMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu: a. membantu Menteri BUMN dalam perumusan kebijakan Kementerian BUMN; b. membantu Menteri BUMN dalam mengkoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas

unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 7 (1) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 di atas, meliputi:

a. membantu Menteri BUMN dalam proses pengambilan keputusan Kementerian BUMN; b. membantu Menteri BUMN dalam melaksanakan program kerj a dan kontrak kinerja; c. memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Menteri BUMN berkaitan dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian BUMN; d. melaksanakan pengendalian dan pemantauan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian

BUMN; e. membantu Menteri BUMN dalam penilaian dan penetapan pengisian jabatan di lingkungan

Kementerian BUMN dan BUMN; f. melaksanakan pengendalian reformasi birokrasi di Kementerian BUMN; g. mewakili Menteri BUMN pada acara tertentu dan/atau memimpin rapat sesuai dengan

penugasan Menteri BUMN; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri BUMN;

(2) Dalam hal tertentu, Wakil Menteri BUMN melaksanakan tugas khusus yang diberikan langsung oleh Presiden melalui Menteri BUMN.

BAB IV SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 8

(1) Sekretariat Kementerian adalah unsur pembantu Menteri BUMN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

(2) Sekretariat Kementerian dipimpin oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 9 Sekretariat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 10.../49

Page 4: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 4 - Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian BUMN; b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian BUMN; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,

keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian BUMN; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama dan hubungan

masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri BUMN.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 11 Sekretariat Kementerian terdiri atas: a. Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi;

b. Biro Hukum; c. Biro Umum.

Bagian Ketiga Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Pasal 12 Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyusunan dan evaluasi atas pengelolaan manajemen kinerja, koordinasi program Reformasi Birokrasi, evaluasi organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan administrasi sumber daya manusia aparatur, pengelolaan jabatan fungsional, penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan, dan pelaporan Kementerian BUMN.

Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi: a. menyiapkan kebijakan dan pengelolaan manajemen kinerja Kementerian BUMN; b. menyiapkan penyusunan struktur organisasi dan evaluasi kelembagaan, analisa dan evaluasi

jabatan, analisis beban kerja, penyusunan dan evaluasi prosedur kerja Kementerian BUMN; c. Menyiapkan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi; d. menyiapkan perencanaan, rekrutmen, mutasi, kesejahteraan, dan disiplin sumber daya manusia

aparatur Kementerian BUMN, serta tata usaha kepegawaian dan administrasi umum kepegawaian;

e. menyiapkan pengembangan karir, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan kinerja, assesment center, penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN;

f. menyiapkan administrasi, pengelolaan dan pengembangan jabatan fungsional Kementerian BUMN;

g. penyiapan penataan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN sebagai calon Direksi, Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN;

h. menyiapkan.../4

Page 5: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTER1 BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 5 - h. menyiapkan penyusunan dan evaluasi rencana jangka menengah, rencana strategis, rencana

program dan anggaran tahunan, revisi program dan anggaran tahunan, laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan akuntabilitas kinerja Kementerian BUMN;

i. menyiapkan penyusunan dan evaluasi pengelolaan keuangan, pembinaan pejabat pengelola keuangan, pengelolaan arsip keuangan, dan monitoring realisasi anggaran;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.

Pasal 14

Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas: a. Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan; b. Bagian Sumber Daya Manusia; c. Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi.

Pasal 15

Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan, dan pelaporan Kementerian BUMN.

Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan dan evaluasi rencana jangka menengah

Kementerian BUMN; b. penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan dan evaluasi rencana, program, dan

anggaran tahunan Kementerian BUMN; c. penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi serta

pengelolaan gaji; d. pelaksanaan akuntansi keuangan, pengelolaan arsip keuangan, dan monitoring realisasi

anggaran; e. penyusunan bahan perencanaan dan pembinaan pejabat pengelola keuangan; f. penyiapan koordinasi dan penyusunan laporan kinerja dan laporan keuangan Kementerian

BUMN; g. penyiapan koordinasi, penyusunan, pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja unit

organisasi Kementerian BUMN; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia

dan Organisasi.

Pasal 17 Bagian Perencanaan, Manajemen Kinerja dan Keuangan terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan; dan b. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan.

Pasal 18 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas penyusunan perencanaan dan pembinaan pejabat

pengelola keuangan, melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan, pemantauan serta evaluasi rencana jangka menengah serta program dan anggaran tahunan Kementerian BUMN.

(2) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, pengelolaan gaji, akuntansi keuangan, pengelolaan arsip keuangan, pencairan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN, koordinasi penyusunan, pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja unit organisasi Kementerian BUMN serta penyusunan laporan keuangan dan laporan kinerja Kementerian BUMN.

Pasal 19..4

Page 6: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 6 - Pasal 19

Bagian Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi sumber daya manusia aparatur serta melakukan pengelolaan jabatan fungsional.

Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perencanaan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN; b. penyiapan mutasi, kesejahteraan, dan disiplin sumber daya manusia aparatur, serta tata usaha

kepegawaian dan administrasi umum kepegawaian; c. penyiapan pengembangan karir, penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN; d. penyiapan penataan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN sebagai calon

Direksi, Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN;

e. monitoring pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara negara (LHKPN) wajib LKHPN sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN;

f. administrasi, pengelolaan dan pengembangan jabatan fungsional; g. penyiapan koordinasi penyusunan pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja sumber daya

manusia aparatur Kementerian BUMN; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia

dan Organisasi.

Pasal 21 Bagian Sumber Daya Manusia terdiri atas: a. Subbagian Layanan Sumber Daya Manusia; dan b. Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen Jabatan Fungsional.

Pasal 22 (1) Subbagian Layanan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

koordinasi perencanaan, penyusunan, pemantauan, rekrutmen, mutasi, kesejahteraan serta disiplin sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pejabat fungsional, monitoring LHKPN sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN, penyiapan penataan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN sebagai calon Direksi, Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas maupun perangkat Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, serta melaksanakan tata usaha dan administrasi umum kepegawaian.

(2) Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Manajemen Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan penyiapan pengembangan karir, penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN, koordinasi penyusunan pemantauan, dan evaluasi manajemen kinerja sumber daya manusia aparatur Kementerian BUMN, serta melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dan evaluasi jabatan fungsional Kementerian BUMN.

Pasal 23 Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi, evaluasi organisasi serta penataan tatalaksana.

Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi;

b. penyiapan..

Page 7: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

7 b. penyiapan koordinasi penyusunan analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis beban kerja, c. penyiapan koordinasi penyusunan struktur organisasi dan evaluasi kelembagaan; d. penyiapan koordinasi penyusunan, pemantauan, dan evaluasi sistem dan prosedur kinerja

Kementerian; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Perencanaan, Sumber Daya Manusia

dan Organisasi. Pasal 25

Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi terdiri atas: a. Subbagian Organisasi dan Tata Laksana; b. Subbagian Reformasi Birokrasi.

Pasal 26 (1) Subbagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis

dan evaluasi kelembagaan, penyusunan, pemantauan, dan evaluasi prosedur kerja Kementerian BUMN, analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis beban kerja Kementerian BUMN.

(2) Subbagian Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Reformasi Birokrasi.

Bagian Keempat Biro Hukum

Pasal 27 Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pelayanan dan bantuan hukum.

Pasal 28 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Biro Hukum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; b. pengkajian dan pemberian pelayanan hukum; c. pengkajian dan pemberian bantuan hukum; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.

Pasal 29 Biro Hukum terdiri atas: a. Bagian Peraturan Perundang-undangan; b. Bagian Pelayanan Hukum I; c. Bagian Pelayanan Hukum II; dan d. Bagian Bantuan Hukum.

Pasal 30 Bagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, sinkronisasi peraturan, serta pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi, pengkajian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta

sinkronisasi dan penyempurnaan peraturan; b. pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum; c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.

Pasal 32.../84

Page 8: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 8 - Pasal 32

Bagian Peraturan Perundang-undangan terdiri atas: a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan I; b. Subbagian Peraturan Perundang-undangan II; dan c. Subbagian Jaringan Informasi dan Dokumentasi Hukum.

Pasal 33 (1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan I mempunyai tugas penyiapan bahan koordinasi

dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta penyiapan pengkajian dan penyusunan rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-undangan internal.

(2) Subbagian Peraturan Perundang-undangan II mempunyai tugas penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta penyiapan pengkajian dan penyusunan rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-undangan eksternal.

(3) Subbagian Jaringan Informasi dan Dokumentasi Hukum mempunyai tugas mengelola jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

Pasal 34 Bagian Pelayanan Hukum I mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi bagi Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis, Deputi Infrastruktur Bisnis, para Staf Ahli serta Inspektorat.

Pas al 35 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bagian Pelayanan Hukum I menyelenggarakan fungsi : a. Pengkajian dan penyusunan Keputusan/Instruksi/Surat Edaran Menteri BUMN;

b. Pengkajian dan penyusunan Nota Kesepahaman dan/atau Perjanjian yang melibatkan

Kementerian BUMN; c. Penyusunan Pendapat hukum (Legal Opinion) bagi unit-unit kerja di lingkungan Kementerian

BUMN dan BUMN; d. Pemberian dukungan aspek hukum terkait pelaksanaan privatisasi, restrukturisasi, penyertaan

modal, pendayagunaan asset dan sinergi, penghapusan dan pemindahtanganan aktiva tetap, penghapusan piutang, dan pelaksanaan PSO BUMN serta aksi korporasi lainnya;

e. Memberikan konsultansi masalah-masalah hukum BUMN kepada unit-unit kerja di lingkungan

Kementerian BUMN dan BUMN;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.

Pasal 36

Bagian Pelayanan I terdiri atas: a. Subbagian Pelayanan Hukum Ia; dan b. Subbagian Pelayanan Hukum Ib.

Pasal 37 (1) Subbagian Pelayanan Hukum Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan

penyusunan pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di lingkungan Sekretariat Kementerian, Deputi Infrastruktur Bisnis, para Staf Ahli serta Inspektorat.

(2) Subbagian Pelayanan Hukum Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di lingkungan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

Pasal

Page 9: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 9 - Pasal 38

Bagian Pelayanan Hukum II mempunyai tugas pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi bagi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan serta Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.

Pasal 39 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Bagian Pelayanan Hukum II menyelenggarakan fungsi : a. Pengkajian dan penyusunan Keputusan Menteri BUMN;

b. Penyusunan Pendapat hukum (Legal Opinion) bagi unit-unit kerja di lingkungan Kementerian

BUMN dan BUMN; c. Pemberian dukungan aspek hukum terkait pelaksanaan privatisasi, restrukturisasi, penyertaan

modal, pendayagunaan asset dan sinergi, penghapusan dan pemindahtanganan aktiva tetap, penghapusan piutang, dan pelaksanaan PSO BUMN serta aksi korporasi lainnya;

d. Memberikan konsultansi masalah-masalah hukum BUMN kepada unit-unit kerja di lingkungan

Kementerian BUMN dan BUMN;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.

Pasal 40 Bagian Pelayanan Hukum II terdiri atas: a. Subbagian Pelayanan Hukum Ila; dan b. Subbagian Pelayanan Hukum IIb.

Pasal 41 (1) Subbagian Pelayanan Hukum Ila mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan

pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di lingkungan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan.

(2) Subbagian Pelayanan Hukum IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan pengkajian dan pemberian pelayanan hukum terkait kegiatan pembinaan BUMN dan/atau aksi korporasi di lingkungan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.

Pasal 42 Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas penyiapan penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum kepada BUMN dan semua unit kerja di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 43 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bagian Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penelaahan kasus hukum; b. pemberian bantuan hukum pada BUMN dan unit-unit kerja di lingkungan Kementerian BUMN

dalam penanganan perkara, pra peradilan, perdata, niaga, agama, tata usaha negara, sengketa pajak, dan perkara-perkara lain yang berada di lingkungan peradilan lain baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk, serta menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa Internasional, Arbitrase, dan Kepegawaian;

c. pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, pegawai, dan mantan pegawai Kementerian BUMN yang dalam pelaksanaan tugasnya dimintai keterangan oleh aparat penegak hukum dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana umum yang berkaitan dengan jabatan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Hukum.

Pasal 44..114

Page 10: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 10 - Pasal 44

Bagian Bantuan Hukum terdiri atas: a. Subbagian Bantuan Hukum I; dan b. Subbagian Bantuan Hukum II.

Pasal 45 (1) Subbagian Bantuan Hukum I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan

kasus hukum, pemberian bantuan hukum dan pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, pegawai dan mantan pegawai Kementerian BUMN di lingkungan Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis, Deputi Infrastruktur Bisnis, para Staf Ahli serta Inspektorat.

(2) Subbagian Bantuan Hukum II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan kasus hukum, pemberian bantuan hukum dan pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, pegawai dan mantan pegawai Kementerian BUMN di di lingkungan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan serta Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.

Bagian Kelima Biro Umum

Pasal 46 Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, dan protokol.

Pasal 47 Dalam melaksanakan, tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Biro Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan; b. pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga; c. pelaksanaan urusan pengadaan barang/ jasa; d. pelaksanaan urusan protokol; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.

Pasal 48 Biro Umum terdiri atas: a. Bagian Administrasi; b. Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga, dan Protokol.

Pasal 49 Bagian Administrasi mempunyai tugas penyiapan koordinasi penyusunan, monitoring, dan evaluasi tata naskah dinas, melaksanakan urusan persuratan, arsip, dokumentasi, perpustakaan, dan ketatausahaan pimpinan.

Pasal 50 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Bagian Administrasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan koordinasi penyusunan, monitoring, dan evaluasi tata naskah dinas; b. pelaksanan urusan persuratan, arsip, dokumentasi, dan perpustakaan; c. pelaksanaan urusan ketatausahaan Menteri, Sekretaris Kementerian, para Deputi, dan para

Staf Ahli; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Umum.

Pasal 51.../1

Page 11: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTER1 BADAN USAHA M1LIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 11 - Pasal 51

Bagian Administrasi terdiri atas: a. Subbagian Persuratan dan Arsip; b. Subbagian Perpustakaan dan Dokumentasi; c. Subbagian Tata Usaha Menteri; d. Subbagian Tata Usaha Wakil Menteri; e. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian; f. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis; g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan; h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain; i. Subbagian Tata Usaha Deputi Infrastruktur Bisnis; j. Subbagian Tata Usaha Staf Ahli

Pasal 52

(1) Subbagian Persuratan dan Arsip mempunyai tugas penyiapan bahan koordinasi, penyusunan, monitoring, dan evaluasi tata naskah dinas dan tata naskah dinas elektronik, melakukan urusan persuratan, pengembangan sistem arsip, dan pengelolaan arsip.

(2) Subbagian Perpustakaan dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan perpustakaan dan pelaksanaan dokumentasi Kementerian BUMN.

(3) Subbagian Tata Usaha Menteri mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Menteri BUMN.

(4) Subbagian Tata Usaha Wakil Menteri mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Wakil Menteri BUMN.

(5) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Sekretaris Kementerian.

(6) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

(7) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan.

(8) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Kontruksi, dan Jasa Lain.

(9) Subbagian Tata Usaha Deputi Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada Deputi Infrastruktur Bisnis.

(10) Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan administrasi kepada para Staf Ahli.

Pasal 53 Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan urusan perlengkapan, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), rumah tangga, protokol, dan layanan pengadaan Kementerian BUMN.

Pasal 54 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; b. penyiapan bahan pengadaan barang secara elektronik; c. pelaksanaan urusan dalam dan keamanan; d. pelaksanaan urusan pengadaan barang/ jasa; e. pelaksanaan urusan protokol; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro Umum

Pasal 55..1124

Page 12: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

ME TERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Pasal 55 Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan terdiri atas: a. Subbagian Perlengkapan dan Pengelola Barang Milik Negara; b. Subbagian Rumah Tangga dan Protokol; c. Subbagian Pengadaan.

Pasal 56 (1) Subbagian Perlengkapan dan Pengelolaan BMN mempunyai tugas melakukan urusan

pengelolaan serta administrasi pelaporan barang milik/ kekayaan negara. (2) Subbagian Rumah Tangga dan protokol mempunyai tugas melakukan urusan dalam dan

keamanan, serta urusan keprotokolan. (3) Subbagian Pengadaan mempunyai tugas melakukan urusan pengadaan barang dan jasa di

lingkungan Kementerian BUMN, melakukan penyiapan bahan pengadaan barang secara elektronik, dan secara ex officio menjabat sebagai Sekretaris Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 57 Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan, karena ruang lingkup, sifat, tugas dan fungsinya, melaksanakan fungsi Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 58 Kepala Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan karena ruang lingkup, sifat, tugas dan fungsinya secara ex officio menjadi Kepala Unit Layanan Pengadaan di lingkungan

Kementerian BUMN.

Pasal 59 Ketentuan lebih lanjut mengenai layanan pengadaan barang/ jasa di lingkungan Kementerian BUMN diatur oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB V DEPUTI BIDANG USAHA INDUSTRI AGRO DAN INDUSTRI STRATEGIS

Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 60 Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis dipimpin oleh Deputi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 61 (1) Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis mempunyai togas menyiapkan

perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 62.../134

Page 13: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 13 - Pasal 62

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha

Industri Agro dan Industri Strategis; b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha

Industri Agro dan Industri Strategis; c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan Badan

Usaha Milik Negara di bidang usaha Industri Agro dan Industri Strategis; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 63 Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis terdiri atas: a. Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan; b. Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri; dan c. Asisten Deputi Usaha Industri Strategis dan Telekomunikasi.

Bagian Ketiga Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan

Pasal 64 Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan.

Pasal 65 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan

Kehutanan; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perkebunan dan Kehutanan; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan

Kehutanan; g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan; h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

i. penyi ap an . . . /1

Page 14: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 14 - i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan

Kehutanan; k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan dan Kehutanan;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

Pasal 66 Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan terdiri atas: a. Bidang Usaha Perkebunan I; b. Bidang Usaha Perkebunan II; dan c. Bidang Usaha Kehutanan.

Pasal 67 Bidang Usaha Perkebunan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perkebunan kelompok I.

Pasal 68 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Bidang Usaha Perkebunan I

menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan

kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perkebunan kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

i. penyiapan.../1

Page 15: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

15 i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.

Pasal 69 Bidang Usaha Perkebunan kelompok I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Perkebunan Ia; dan b. Subbidang Usaha Perkebunan Ib.

Pasal 70 (1) Subbidang Usaha Perkebunan Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Perkebunan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ib.

Pasal 71 Bidang Usaha Perkebunan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perkebunan kelompok II.

Pasal 72 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Bidang Usaha Perkebunan II menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan

kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perkebunan kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, eyalnasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perkebunan kelompok II;

h. penyiapan.../16X

Page 16: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 16 - h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perkebunan kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.

Pasal 73 Bidang Usaha Perkebunan kelompok II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Perkebunan Ha; dan b. Subbidang Usaha Perkebunan Hb.

Pasal 74 (1) Subbidang Usaha Perkebunan Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Perkebunan IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perkebunan kelompok Hb.

Pasal 75 Bidang Usaha Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Kehutanan.

Pasal 76 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Bidang Usaha Kehutanan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Kehutanan; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Kehutanan;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Kehutanan;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;

g. penyiapan.../ 174

Page 17: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN LISAHA MILIK NEGARA RI PUBLIK INDONESIA

- 17 - g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

privatisasi BUMN bidang usaha Kehutanan; h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Kehutanan;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Kehutanan;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Kehutanan;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Kehutanan;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Kehutanan;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Kehutanan;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perkebunan dan Kehutanan.

Pasal 77 Bidang Usaha Kehutanan terdiri atas: a. Subbidang Usaha Kehutanan Ia; dan b. Subbidang Usaha Kehutanan Ib.

Pasal 78 (1) Subbidang Usaha Kehutanan Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Kehutanan kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Kehutanan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Kehutanan kelompok lb.

Bagian Keempat Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri

Pasal 79 Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri.

Pasal 80 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian,

Perikanan, dan Aneka Industri; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

d. penyiapan.../1

Page 18: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MIL1K NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 18 - d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

Pasal 81 Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri terdiri atas: a. Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan; b. Bidang Usaha Aneka Industri I; dan c. Bidang Usaha Aneka Industri II.

Pasal 82 Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Pertanian dan Perikanan.

Pasal 83 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan

Perikanan; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Pertanian dan Perikanan; c. penyiapan.../14

Page 19: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 19 - c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Pertanian dan Perikanan;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri.

Pasal 84 Bidang Usaha Pertanian dan Perikanan terdiri atas: a. Subbidang Usaha Pertanian; dan b. Subbidang Usaha Perikanan.

Pasal 85 (1) Subbidang Usaha Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Pertanian.

(2) Subbidang Usaha Perikanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perikanan.

Pasal 86 Bidang Usaha Aneka Industri I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Aneka Industri kelompok I.

Pasal 87..124

Page 20: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 20 - Pasal 87

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, Bidang Usaha Aneka Industri I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri

kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka

Industri kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement. (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

I. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri.

Pasal 88 Bidang Usaha Aneka Industri I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Aneka Industri Ia; dan b. Subbidang Usaha Aneka Industri Ib.

Pasal 89 (1) Subbidang Usaha Aneka Industri Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Aneka Industri kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Aneka Industri Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Aneka Industri kelompok lb.

Pasal 90..124

Page 21: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 21 -

Pasal 90 Bidang Usaha Aneka Industri II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Aneka Industri kelompok II.

Pasal 91 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Bidang Usaha Aneka Industri I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri

kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka

Industri kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Aneka Industri kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri.

Pasal 92 Bidang Usaha Aneka Industri II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Aneka Industri Ha; dan b. Subbidang Usaha Aneka Industri Hb.

Pasal

Page 22: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

ME.NTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 22 - Pasal 93

(1) Subbidang Usaha Aneka Industri IIa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Aneka Industri kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Aneka Industri Hb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Aneka Industri kelompok Hb.

Bagian Kelima Asisten Deputi Usaha Industri Strategis

Pasal 94 Asisten Deputi Usaha Industri Strategis mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Industri Strategis.

Pasal 95 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94, Asisten Deputi Usaha Industri Strategis menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri

Strategis; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Industri Strategis;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.

Pasal

Page 23: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 23 - Pasal 96

Asisten Deputi Usaha Industri Strategis terdiri atas: a. Bidang Usaha Industri Strategis I; b. Bidang Usaha Industri Strategis II; dan c. Bidang Usaha Industri Strategis III.

Pasal 97 Bidang Usaha Industri Strategis I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Industri Strategis kelompok I.

Pasal 98 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Bidang Usaha Industri Strategis I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis

kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri

Strategis kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Industri Strategis.

Pasal 99.../2i

Page 24: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

24 - Pasal 99

Bidang Usaha Industri Strategis I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Industri Strategis Ia; dan b. Subbidang Usaha Industri Strategis Ib.

Pasal 100 (1) Subbidang Usaha Industri Strategis Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Industri Strategis Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok lb.

Pasal 101 Bidang Usaha Industri Strategis II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Industri Strategis kelompok II.

Pasal 102 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101, Bidang Usaha Industri Strategis II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis

kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri

Strategis kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RD!! SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

1. penyiapan.../2i

Page 25: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USARA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-25- 1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II; m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Industri Strategis.

Pasal 103 Bidang Usaha Industri Strategis II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Industri Strategis Ha; dan b. Subbidang Usaha Industri Strategis IIb.

Pasal 104 (1) Subbidang Usaha Industri Strategis Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Industri Strategis IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok Hb.

Pasal 105 Bidang Usaha Industri Strategis III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Industri Strategis kelompok III.

Pasal 106 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105, Bidang Usaha Industri Strategis III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis

kelompok III; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Industri

Strategis kelompok III; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

i. penyiapan.../26

Page 26: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 26 - i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Industri Strategis kelompok III;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Industri Strategis.

Pasal 107 Bidang Usaha Industri Strategis II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Industri Strategis IIIa; dan b. Subbidang Usaha Industri Strategis Mb.

Pasal 108 (1) Subbidang Usaha Industri Strategis IIIa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok IIIa.

(2) Subbidang Usaha Industri Strategis IIIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Industri Strategis kelompok IIIb.

BAB VI DEPUTI BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, DAN PERHUBUNGAN

Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 109 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan dipimpin oleh Deputi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 110 (1) Deputi Bidang Usaha Industri Energi, Logistik dan Perhubungan mempunyai tugas

menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 111.../27

Page 27: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

27 Pasal 111

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Energi,

Logistik, dan Perhubungan; b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha

Energi, Logistik, dan Perhubungan; c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan Badan

Usaha Milik Negara di bidang usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 112 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Perhubungan terdiri atas: a. Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata; b. Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri; dan c. Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan.

Bagian Ketiga Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Telekomunikasi

Pasal 113 Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata.

Pasal 114 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113, Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi,

Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi,

Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

i. penyiapan.../2i

Page 28: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 28 i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Telekomunikasi dan Pariwisata;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Energi, Logistik dan Perhubungan.

Pasal 115 Asdep Usaha Energi, Pertambangan, Telekomunikasi dan Pariwisata terdiri atas: a. Bidang Usaha Energi dan Pertambangan I; b. Bidang Usaha Energi dan Pertambangan II; dan c. Bidang Usaha Telekomunikasi, Percetakan dan Pariwisata.

Pasal 116 Bidang Usaha Energi dan Pertambangan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I.

Pasal 117 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, Bidang Usaha Energi dan Pertambangan I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan

Pertambangan kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi

dan Pertambangan kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

h. penyiapan.../294

Page 29: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGAR.A REPUBLIK INDONESIA

- 29 - h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Telekomunikasi dan Pariwisata.

Pasal 118 Bidang Usaha Energi dan Pertambangan I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ia; dan b. Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ib.

Pasal 119 (1) Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok Ib.

Pasal 120 Bidang Usaha Energi dan Pertambangan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok II.

Pasal 121 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120, Bidang Usaha Energi dan Pertambangan II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan

Pertambangan kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Energi

dan Pertambangan kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

d. penyiapan... /3(d

Page 30: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 30 - d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Telekomunikasi dan Pariwisata.

Pasal 122 Bidang Usaha Energi dan Pertambangan II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ha; dan b. Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Hb.

Pasal 123 (1) Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Energi dan Pertambangan Hb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Energi dan Pertambangan kelompok lib.

Pasal 124..131

Page 31: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPIJE3LIK INDONESIA

- 31 - Pasal 124

Bidang Usaha Percetakan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata.

Pasal 125 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124, Bidang Usaha Percetakan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Percetakan dan

Pariwisata; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Percetakan dan Pariwisata; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Percetakan dan Pariwisata;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan Pariwisata.

Pasal 126 Bidang Usaha Percetakan dan Pariwisata terdiri atas: a. Subbidang Usaha Percetakan; dan b. Subbidang Usaha Pariwisata dan Perhotelan.

Pasal 127..1324

Page 32: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MIL IK NEG ARA REPUBLIK INDONESIA

- 32 - Pasal 127

(1) Subbidang Usaha Percetakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Telekomunikasi dan Percetakan.

(2) Subbidang Usaha Pariwisata dan Perhotelan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Pariwisata dan Perhotelan.

Bagian Keempat Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri

Pasal 128 Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri.

Pasal 129 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128, Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan,

Logistik dan Kawasan Industri; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

1. penyiapan...13i

Page 33: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-33- 1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Energi, Logistik dan Perhubungan.

Pasal 130 Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri terdiri atas: a. Bidang Usaha Perdagangan; b. Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri I; dan c. Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri II;

Pasal 131 Bidang Usaha Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perdagangan.

Pasal 132 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131, Bidang Usaha Perdagangan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perdagangan; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perdagangan;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perdagangan;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perdagangan;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perdagangan;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perdagangan;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perdagangan;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perdagangan;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perdagangan;

1. penyiapan.../344

Page 34: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-34- 1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perdagangan; m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perdagangan; n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan

Kawasan Industri.

Pasal 133 Bidang Usaha Perdagangan aterdiri atas: a. Subbidang Usaha Perdagangan I; dan b. Subbidang Usaha Perdagangan II.

Pasal 134 (1) Subbidang Usaha Perdagangan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perdagangan kelompok I.

(2) Subbidang Usaha Perdagangan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perdagangan kelompok II.

Pasal 135 Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I.

Pasal .136 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan

Kawasan Industri kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik

dan Kawasan Industri kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

i. penyiapan.../3i

Page 35: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

35 i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri.

Pasal 137 Bidang Usaha Logistik terdiri atas: a. Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ia; dan b. Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ib.

Pasal 138 (1) Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok Ib.

Pasal 139 Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri II.

Pasal 140 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139, Bidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan

Kawasan Industri kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik

dan Kawasan Industri kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

d. penyiapan.../3i

Page 36: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 36 - d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri.

Pasal 141 Bidang Usaha Kawasan Industri terdiri atas: a. Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ha; dan b. Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Hb.

Pasal 142 (1) Subbidang Usaha Logistik dan Kawasan Industri Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Kawasan Industri II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Logistik dan Kawasan Industri kelompok Hb.

Bagian

Page 37: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAFIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 37 - Bagian Kelima

Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan

Pasal 143 Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan.

Pasal 144 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143, Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan

Prasarana Perhubungan; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana

dan Prasarana Perhubungan; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Energi, Logistik dan Perhubungan.

Pasal 145.../34

Page 38: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA.

REPUBLIK INDONESIA

- 38 - Pasal 145

Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan terdiri atas: a. Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan I; b. Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan II; dan c. Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan III.

Pasal 146 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I.

Pasal 147 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146, Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan

Prasarana Perhubungan kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana

dan Prasarana Perhubungan kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok I;

n. pelaksanaan.../39d

Page 39: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 39 - n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan.

Pas al 148 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ia; dan b. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ib.

Pasal 149 (1) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ia mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok Ib.

Pasal 150 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II.

Pasal 151 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150, Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan

Prasarana Perhubungan kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana

dan Prasarana Perhubungan kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

i. penyiapan.../44

Page 40: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 40 - i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta

pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan.

Pasal 152 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ha; dan b. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Hb.

Pasal 153 (1) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Ha mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok IIb.

Pasal 154 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III.

Pasal 155 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan

Prasarana Perhubungan kelompok III; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana

dan Prasarana Perhubungan kelompok III; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

d. penyiapan.../4i

Page 41: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA M.ILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 41 - d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok III;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan.

Pasal 156 Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan III terdiri atas: a. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan IIIa; dan b. Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan Mb.

Pasal 157 (1) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan IIIa mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok IIIa.

(2) Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan IIIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan kelompok Mb.

BAB VII.../42

Page 42: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-42-

BAB VII DEPUTI BIDANG USAHA JASA KEUANGAN, JASA KONSTRUKSI DAN JASA LAIN

Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 158 Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain dipimpin oleh Deputi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 159 (1) Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain mempunyai tugas

menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 160 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Jasa

Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; b. koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan Badan Usaha Milik Negara di bidang usaha Jasa

Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan Badan

Usaha Milik Negara di bidang usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 161 Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain terdiri atas: a. Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi; b. Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain; dan c. Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi.

Bagian Ketiga Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi

Pasal 162 Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Perbankan dan Asuransi.

Pasal 163 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162, Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan

Asuransi; b. penyiapan.../44

Page 43: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 43 - b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perbankan dan Asuransi; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain.

Pasal 164 Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi terdiri atas: a. Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi I; b. Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi II; dan c. Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi III.

Pasal 165 Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I.

Pasal 166 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 165, Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan

Asuransi kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perbankan dan Asuransi kelompok I; c. penyiapan.../44

Page 44: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 44 - c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi.

Pasal 167 Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ia; dan b. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ib.

Pasal 168 (1) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok Ib.

Pasal 169.../44

Page 45: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAFIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

45 Pasal 169

Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II.

Pasal 170 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169, Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan

Asuransi kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perbankan dan Asuransi kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi.

Pasal 171 Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ha; dan b. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Hb.

Pasal 172.141

Page 46: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

46 Pasal 172

(1) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Hb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok Hb.

Pasal 173 Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III.

Pasal 174 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan

Asuransi kelompok III; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha

Perbankan dan Asuransi kelompok III; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

1. penyiapan...1474

Page 47: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-47- 1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok III;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Perbankan dan Asuransi.

Pasal 175 Bidang Usaha Perbankan dan Asuransi III terdiri atas: a. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ina; dan b. Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Mb.

Pasal 176 (1) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi IIIa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok

(2) Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Illb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Perbankan dan Asuransi kelompok

Bagian Keempat Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain

Pasal 177 Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain.

Pasal 178 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177, Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan

dan Jasa Lain; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Pembiayaan dan Jasa Lain; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

g. penyiapan.../44.

Page 48: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

48 g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain; h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain.

Pasal 179 Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain terdiri atas: a. Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain I; b. Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain II; dan c. Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain III.

Pasal 180 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I.

Pasal 181 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan

dan Jasa Lain kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

e.. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

f. penyiapan.../49A

Page 49: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 49 - f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDU SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain.

Pasal 182 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ia; dan b. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ib.

Pasal 183 (1) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok Ib.

Pasal 184 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II.

Pasal 185.../5

Page 50: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

M NTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 50 - Pasal 185

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan

dan Jasa Lain kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain.

Pasal 186 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ha; dan b. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Hb.

Pasal 187.../5

Page 51: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENT :RI BA DAN USAFIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

51 Pasal 187

(1) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain lib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok Hb.

Pasal 188 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III.

Pasal 189 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188, Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan

dan Jasa Lain kelompok III; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

1. penyiapan.../524

Page 52: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAI1A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 52 1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di

bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok III;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain.

Pasal 190 Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain III terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain IIIa; dan b. Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Mb.

Pasal 191 (1) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Ma mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok IIIa.

(2) Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain Mb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa Lain kelompok Mb.

Bagian Kelima Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi

Pasal .192 Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi di bidang usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 193 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192, Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Konstruksi; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Konstruksi;

h. penyiapan.../534

Page 53: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 53 - h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain.

Pasal 194 Asisten Deputi Bidang Usaha Jasa Konstruksi terdiri atas: a. Bidang Usaha Jasa Konstruksi I; b. Bidang Usaha Jasa Konstruksi II; dan c. Bidang Usaha Jasa Konstruksi III.

Pasal 195 Bidang Usaha Jasa Konstruksi I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I.

Pasal 196 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Bidang Usaha Jasa Konstruksi I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi

kelompok I; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Konstruksi kelompok I; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

i. penyiapan.../544

Page 54: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-54 -

i.

penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok I;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 197 Bidang Usaha Jasa Konstruksi I terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ia; dan b. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ib.

Pasal 198 (1) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok Ia.

(2) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ib mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok Ib.

Pasal 199 Bidang Usaha Jasa Konstruksi II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II.

Pasal 200 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, Bidang Usaha Jasa Konstruksi II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi

kelompok II; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Konstruksi kelompok II; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II; d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

g. penyiapan.../54

Page 55: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTER1 BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 55 - g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II; h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang

Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok II;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 201 Bidang Usaha Jasa Konstruksi II terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ha; dan b. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Hb.

Pasal 202 (1) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok Ha.

(2) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi IIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok Hb.

Pasal 203 Bidang Usaha Jasa Konstruksi III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN serta aksi korporasi lain di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III.

Pasal 204 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203, Bidang Usaha Jasa Konstruksi III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi

kelompok III; b. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa

Konstruksi kelompok III; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan

pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

d. penyiapan.../5i

Page 56: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

56 d. penyiapan bahan koordinasi perumusan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan indikator kinerja

utama BUMN termasuk pelaksanaan indikator kinerja utama Dewan Komisaris dan Direksi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

e. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Good Corporate Governance (GCG) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

f. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang capaian Shareholder Aspiration Pembinaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

g. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang privatisasi BUMN bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

h. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi tentang masalah atau kegiatan di bidang Rekening Dana Investasi/ Sub Loan Agreement (RDI/ SLA) BUMN dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

i. penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN), serta pemantauan dan evaluasi penggunaan PMN kepada BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

j. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Public Service Obligation (PSO) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

k. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

1. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aset dan sinergi BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

m. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang inventarisasi dan mutasi kekayaan BUMN di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok III;

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 205 Bidang Usaha Jasa Konstruksi III terdiri atas: a. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ma; dan b. Subbidang Usaha Jasa Konstruksi IIIb.

Pasal 206 (1) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi IIIa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok

(2) Subbidang Usaha Jasa Konstruksi IIIb mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan pembinaan BUMN dan aksi korporasi lainnya di bidang usaha Jasa Konstruksi kelompok Mb.

BAB VIII.../5

Page 57: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

M.ENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 57 - BAB VIII

DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS

Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 207 Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis dipimpin oleh Deputi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN.

Pasal 208 (1) Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan

koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam restrukturisasi dan infrastruktur bisnis Badan Usaha Milik Negara.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 209 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208, Deputi Infrastruktur Bisnis menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam

restrukturisasi yang ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam

infrastruktur bisnis badan usaha milik negara; c. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam

restrukturisasi dan infrastruktur bisnis badan usaha milik negara; d. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang

pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam restrukturisasi dan infrastruktur bisnis Badan Usaha Milik Negara; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 210 Deputi Infrastuktur Bisnis terdiri atas: a. Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN; b. Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik; dan c. Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN.

Bagian Ketiga Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN

Pasal 211 Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang pengelolaan data dan informasi Direksi/Calon Direksi, Dewan Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas dan penyusunan rencana program pengembangan Calon Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

Pasal 212.../58i

Page 58: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 58 - Pasal 212

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211, Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, serta

pelaksanaan Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK); b. koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan/ Perusahaan Patungan

BUMN sesuai ketentuan Anggaran Dasar BUMN; c. penyiapan perumusan kebijakan mengenai pemberian reward and punishment Direksi, Dewan

Komisaris dan Dewan Pengawas; d. mengolah data dan informasi Direksi/Calon Direksi, Dewan Komisaris/Calon Dewan

Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; e. pemantauan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Wajib

LKHPN BUMN; f. pemantauan pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan BUMN; g. penyiapan bahan dukungan perumusan program pengembangan manajemen sumber daya

manusia BUMN; h. penyiapan koordinasi pelaksanaan program pengembangan Direksi/Calon Direksi, Dewan

Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis.

Pasal 213 Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN terdiri atas: a. Bidang Kebijakan SDM Eksekutif BUMN; dan b. Bidang Pengembangan SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 214 Bidang Kebijakan SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang kebijakan SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 215 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 214, Bidang Kebijakan SDM Eksekutif BUMN menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, serta

pelaksanaan Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK); b. koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan/ Perusahaan Patungan

BUMN sesuai ketentuan Anggaran Dasar BUMN; c. penyiapan perumusan kebijakan mengenai pemberian reward and punishment Direksi, Dewan

Komisaris dan Dewan Pengawas; d. mengolah data dan informasi Direksi/Calon Direksi, Dewan Komisaris/Calon Dewan

Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; e. pemantauan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Wajib

LKHPN BUMN; f. pemantauan pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan BUMN; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 216 Bidang Usaha Kebijakan SDM Eksekutif BUMN terdiri atas: a. Subbidang Mutasi SDM Eksekutif BUMN; b. Subbidang Pengelola Data SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 217.../5i

Page 59: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTER1BADAN USAHA MIL1K NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 59 - Pasal 217

(1) Subidang Mutasi SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penataan Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, penataan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan/ Perusahaan Patungan BUMN sesuai ketentuan Anggaran Dasar BUMN, serta pelaksanaan Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK);

(2) Subbidang Pengelola Data SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas mengolah data dan informasi Direksi/Calon Direksi, Dewan Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas, pemantauan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara negara (LHKPN) wajib LKHPN BUMN, pemantauan pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan BUMN serta penyiapan perumusan kebijakan mengenai pemberian reward and punishment Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas.

Pasal 218 Bidang Pengembangan SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang kegiatan pengembangan SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 219 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 218, Bidang Pengembangan SDM Eksekutif BUMN menyelenggarakan fungsi : a. menyusun rencana program pengembangan Direksi/Calon Direksi, Dewan Komisaris/Calon

Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; b. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan Direksi/Calon Direksi, Dewan

Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; c. penyiapan koordinasi pelaksanaan program pengembangan Direksi/Calon Direksi, Dewan

Komisaris/Calon Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas/Calon Dewan Pengawas; d. penyiapan bahan dukungan perumusan program pengembangan manajemen sumber daya

manusia BUMN.

Pasal 220 Bidang Pengembangan SDM Eksekutif BUMN terdiri atas: a. Subidang Program Pengembangan SDM Eksekutif BUMN; dan b. Subidang Penyelenggaraan Diklat SDM Eksekutif BUMN.

Pasal 221 (1) Subbidang Program Pengembangan SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan program pengembangan SDM Eksekutif BUMN, penyiapan bahan dukungan perumusan program pengembangan manajemen sumber daya manusia BUMN serta melakukan monitoring dan evaluasi atas program pengembangan SDM Eksekutif BUMN.

(2) Subbidang Penyelenggaraan Diklat SDM Eksekutif BUMN mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pelaksanaan penyelenggaraan diklat pengembangan SDM Eksekutif BUMN.

Bagian Keempat Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik

Pasal 222 Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang pengelolaan sistem informasi, pelaksanaan riset dan penyajian data, serta pelaksanaan urusan komunikasi dan publikasi, hubungan media massa, dan hubungan antar lembaga dan masyarakat.

Pasal 223.../6i

Page 60: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAFIA .MILIK. N -,ARA REPUBLIK INDONESIA

- 60 - Pasal 223

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 222, Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik melaksanakan fungsi: a. melaksanaan perencanaan, pengembangan, monitoring, evaluasi implementasi, dan

pemeliharaan sistem teknologi informasi; b. melaksanaan pengelolaan dan pengolahan data BUMN, penyajian dan distribusi informasi

BUMN, c. pengelolaan portal; d. pelaksanaan riset; e. pelaksanaan urusan komunikasi dan publikasi, hubungan media massa, dan hubungan antar

lembaga dan masyarakat; f. koordinasi dukungan BUMN terhadap kebijakan pemerintah; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis.

Pasal 224 Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik terdiri atas: a. Bidang Sistem Informasi; b. Bidang Analisis Data; dan c. Bidang Komunikasi Publik.

Pasal 225 Bidang Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sistem informasi.

Pasal 226 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Bidang Sistem Informasi melaksanakan fungsi: a. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan sistem informasi; dan b. pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan sistem informasi.

Pasal 227 Bidang Sistem Informasi terdiri atas: a. Subbidang Perencanaan dan Pengembangan; dan b. Subbidang Pengoperasian dan Pemeliharaan.

Pasal 228

(1) Subbidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan perencanaan, pengembangan teknologi informasi;

(2) Subbidang Pengoperasian dan Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan pengoperasian dan pemeliharaan teknologi informasi.

Pasal 229 Bidang Analisis Data mempunyai tugas melaksanakan riset, serta melakukan analisis, pengolahan dan penyajian informasi di bidang pembinaan BUMN.

Pasal 230 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229, Bidang Analisis Data menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pembinaan

BUMN; b. pelaksanaan riset di bidang pembinaan BUMN.

Pasal 231.../6

Page 61: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BA DAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 61 - Pasal 231

Bidang Analisis Data terdiri atas: a. Subbidang Riset; b. Subbidang Penyajian Informasi.

Pasal 232 (1) Subbidang Riset mempunyai tugas melakukan riset di bidang pembinaan BUMN; (2) Subbidang Penyajian Informasi mempunyai tugas melakukan pengolahan, analisis, dan

penyajian data dan informasi di bidang Pembinaan BUMN.

Pasal 233 Bidang Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan urusan komunikasi publik dan hubungan masyarakat.

Pasal 234 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 233, Bidang Komunikasi Publik menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan komunikasi dan publikasi, hubungan media massa, dan hubungan antar lembaga dan masyarakat serta koordinasi dukungan BUMN terhadap kebijakan pemerintah.

Pasal 235 Bidang Komunikasi Publik terdiri atas: a. Subbidang Publikasi dan Hubungan Media Massa; b. Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat.

Pasal 236 (1) Subbidang Publikasi dan Hubungan Media Massa mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan pelaksanaan urusan komunikasi dan publikasi, serta hubungan media massa. (2) Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan pelaksanaan hubungan antar lembaga dan masyarakat serta koordinasi dukungan BUMN terhadap kebijakan pemerintah.

Pasal 237 Bidang Komunikasi Publik, karena ruang lingkup, sifat, tugas dan fungsinya, melaksanakan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Kementerian BUMN.

Pasal 238 Ketentuan lebih lanjut mengenai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Kementerian BUMN diatur oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN

Pasal 239 Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang kegiatan restrukturisasi Sektor BUMN.

Pasal 240.../62i

Page 62: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 62 - Pasal 240

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 239, Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan BUMN jangka menengah (Master Plan BUMN); b. analisis, evaluasi, dan pelaporan restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN; c. koordinasi dengan stakeholders terkait restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan

BUMN; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis.

Pasal 241 Asisten Deputi Restrukturisasi Sektor terdiri atas: a. Bidang Restrukturisasi BUMN I; b. Bidang Restrukturisasi BUMN II; c. Bidang Restrukturisasi BUMN III;

Pasal 242 Bidang Restrukturisasi Sektor I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN di lingkungan Kedeputian Industri Agro dan Industri Strategis.

Pasal 243 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 242, Bidang Restrukturisasi Sektor I menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan BUMN jangka menengah (Master Plan BUMN) di

lingkungan Kedeputian Industri Agro dan Industri Strategis; b. analisis, evaluasi, dan pelaporan restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN di

lingkungan Kedeputian Industri Agro dan Industri Strategis; c. koordinasi dengan stakeholders terkait restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan

BUMN di lingkungan Kedeputian Industri Agro dan Industri Strategis; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN.

Pasal 244 Bidang Bidang Restrukturisasi Sektor I terdiri atas: a. Subbidang Restrukturisasi Sektor Ia; b. Subbidang Restrukturisasi Sektor lb.

Pasal 245 (1) Subbidang Restrukturisasi Sektor Ia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN bidang Industri Agro.

(2) Subbidang Restrukturisasi Sektor lb mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN bidang Industri Strategis.

Pasal 246 Bidang Restrukturisasi Sektor II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN di lingkungan Kedeputian Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan.

Pasal 247.../64

Page 63: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 63 -

Pasal 247 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241, Bidang Restrukturisasi Sektor II menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan BUMN jangka menengah (Master Plan BUMN) di

lingkungan Kedeputian Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan; b. analisis, evaluasi, dan pelaporan restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN di

lingkungan Kedeputian Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan; c. koordinasi dengan stakeholders terkait restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan

BUMN di lingkungan Kedeputian Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN.

Pasal 248 Bidang Bidang Restrukturisasi Sektor II terdiri atas: a. Subbidang Restrukturisasi Sektor Ha; b. Subbidang Restrukturisasi Sektor lib.

Pasal 249 (1) Subbidang Restrukturisasi Sektor Ha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN Energi dan Logistik.

(2) Subbidang Restrukturisasi Sektor lib mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN Perhubungan

Pasal 250 Bidang Restrukturisasi Sektor III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN di bidang restrukturisasi BUMN terkait BUMN di lingkungan Kedeputian Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain

Pasal 251 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Bidang Restrukturisasi Sektor III menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pembinaan BUMN jangka menengah (Master Plan BUMN) di

lingkungan Kedeputian Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; b. analisis, evaluasi, dan pelaporan restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN di

lingkungan Kedeputian Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; c. koordinasi dengan stakeholders terkait restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan

BUMN di lingkungan Kedeputian Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Restrukturisasi BUMN.

Pasal 252 Bidang Bidang Restrukturisasi Sektor III terdiri atas: a. Subbidang Restrukturisasi Sektor Ma; b. Subbidang Restrukturisasi Sektor 'Jib.

Pasal

Page 64: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

M. ENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 64 - Pasal 253

(1) Subbidang Restrukturisasi Sektor Ina mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN Jasa Keuangan dan Jasa Lain.

(2) Subbidang Restrukturisasi Sektor IIIb mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang restrukturisasi BUMN sesuai dengan Master Plan BUMN terkait BUMN Jasa Kontruksi.

BAB IX INSPEKTORAT

Pasal 254 (1) Inspektorat Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri BUMN

melalui Sekretaris Kementerian. (2) Inspektorat Kementerian dipimpin oleh Inspektur.

Pasal 255 (1) Inspektorat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan

Kementerian BUMN. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektorat Kementerian

secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pasal 256 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 250, Inspektorat Kementerian menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern; b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap pengelolaan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan atas capaian kinerja setiap unit kerja yang disajikan dalam Laporan

Akuntabilitas Kinerja; d. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Negara BUMN; e. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Kementerian.

Pasal 257 Inspektorat Kementerian terdiri atas : a. Subbagian Tata Usaha; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Pasal 258 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Inspektorat Kementerian.

Pasal 259 (1) Kelompok Tenaga Fungsional Auditor mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional

auditor sesuai dengan rencana dan program yang telah ditentukan. (2) Kelompok Tenaga Fungsional Auditor terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan

auditor yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(3) Kelompok...1654

Page 65: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

65

(3) Kelompok Tenaga Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dikoordinasikan oleh pejabat fungsional Auditor yang ditunjuk oleh Inspektur.

(4) Jumlah Tenaga Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(5) Jenjang jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini diatur dalam peraturan perundang-undangan.

BAB X STAF AHLI

Pasal 260 (1) Staf Ahli berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri BUMN. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Ahli secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris

Kementerian. Pasal 261

Staf Ahli Menteri Negara BUMN, terdiri atas: a. Staf Ahli Bidang Tata Kelola dan Sinergi Antar Badan Usaha Milik Negara b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga

Pasal 262 Staf Ahli Bidang Tata Kelola dan Sinergi Badan Usaha Milik Negara mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Negara BUMN mengenai masalah tata kelola dan sinergi Badan Usaha Milik Negara. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Negara BUMN mengenai masalah kebijakan publik dan hubungan antar lembaga.

BAB XI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 263 Kelompok Jabatan Fungsional pada Kementerian BUMN mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 264 (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 258, terbagi dalam berbagai

kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang diangkat dan diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditetapkan atau ditunjuk oleh masing-masing pejabat eselon II sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB XII.../66/

Page 66: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

M. ENTERI BADAN USAHA MILIK. NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 66 - BAB XII

TATA KERJA

Pasal 265 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian BUMN wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Kementerian BUMN serta dengan instansi lain di luar lingkungan Kementerian BUMN sesuai dengan tugas masing-masing.

Pasal 266 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian BUMN wajib menerapkan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang.

Pasal 267 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian BUMN bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 268 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian pengarahan kepada bawahannya masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

Pasal 269 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian BUMN wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya serta laporan akuntabilitas kinerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali diatur lain dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 270 (1) Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis berkoordinasi dengan Sekretaris Kementerian dalam

mengusulkan calon Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN serta calon Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan/ perusahaan patungan BUMN kepada Menteri BUMN.

(2) Asisten Deputi Informasi dan Komunikasi Publik dalam melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat dikoordinasikan dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Kementerian.

BAB XIII ESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 271 (1) Sekretaris Kementerian dan Deputi adalah jabatan struktural eselon Ia. (2) Staf Ahli adalah jabatan struktural eselon Ib. (3) Kepala Biro, Asisten Deputi, dan Inspektur adalah jabatan struktural eselon Ha. (4) Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon Ma. (5) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural eselon IVa.

Pasal 272 Pejabat struktural eselon Ia yang dialihtugaskan pada jabatan Staf Ahli tetap diberikan eselon Ia.

Pasal 273.../6

Page 67: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

MENTERI BADAN USAFIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 67 -

Pasal 273 (1) Sekretaris Kementerian, Deputi, dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas

usul Menteri BUMN. (2) Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Menteri BUMN. (3) Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris

Kementerian atas pelimpahan wewenang dari Menteri BUMN. (4) Pejabat fungsional dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Kementerian atas

pelimpahan wewenang dari Menteri BUMN, sepanjang tidak diatur lain di dalam peraturan perundang-undangan.

BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 274 Perubahan atas organisasi dan tata kerja Kementerian BUMN berdasarkan Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri BUMN setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur Negara.

Pasal 275 (1) Pembagian BUMN yang menjadi tugas pembinaan masing-masing Deputi adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

(2) Pembagian BUMN yang menjadi tugas pembinaan Asisten Deputi, Kepala Bidang, dan Kepala Subbidang pada setiap Deputi, ditetapkan oleh masing-masing Deputi.

(3) Penetapan pembagian BUMN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan oleh Deputi kepada Menteri BUMN dengan tembusan kepada Sektetaris Kementerian.

(4) Perubahan atas Lampiran Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri BUMN.

BAB XV KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 276 Seluruh peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 277 Pada saat mulai berlakunya Peraturan ini seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Kementerian BUMN tetap melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan ini.

BAB XVI.../68k

Page 68: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

uai dengan aslinya ukum,

199603 1 001

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 68 - BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 278 Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara dan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-350/MBU/2013 tentang Kebijakan Internal Kementerian BUMN dalam pelaksanaan kegiatan Pembinaan BUMN, Restrukturisasi BUMN dan Penataan Aset BUMN dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 279 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

DAHLAN ISKAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 595

Page 69: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Staf Ahli MENTERI BUMN

Lampiran I (1/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA RI PUBLIK INDONESIA

- 69 -

LAMPIRAN I STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

A. KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

1. SA Bidang Tata Kelola dan Sinergi Antar BUMN;

2. SA Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga.

Inspektorat

WAKIL MENTERI BUMN

Sekretariat Kementerian BUMN

Jabatan Fungsional

Deputi Bidang Deputi Bidang Deputi Bidang Deputi Bidang Usaha Industri

Agro dan Usaha Energi, Logistik, dan

Usaha Jasa Keuangan, Jasa

Infrastruktur Bisnis

Industri Strategis Perhubungan Konstruksi, dan Jasa Lain

Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Perkebunan dan

Kehutanan Energi,

Pertambangan, Percetakan dan

Perbankan dan Asuransi

Manajemen SDM Eksekutif

BUMN Pariwisata

Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Informasi Pertanian, Perdagangan, Jasa Pembiayaan dan Komunikasi

Perikanan,dan Logistik, dan dan Jasa Lain Publik Aneka Industri Kawasan Industri

Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Usaha Asdep Industri Strategis Sarana dan Jasa Konstruksi Restrukturisasi

Prasarana BUMN Perhubungan

a

Biro Perencanaan, SDM dan Organisasi

Biro Umum

_ _

Page 70: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran I (2/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

M.ENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 70 - B. SEKRETARIAT KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

SEKRETARIAT KEMENTERIAN BUMN

Biro Perencanaan, SDM dan Organisasi

Bagian Perencanaan, dan Keuangan

Subbagian Perencanaan

Subbagian Akuntansi dan

Pelaporan

Jabatan Fungsional

Bagian SDM

Subbagian Layanan SDM

Subbagian Pengembangan SDM dan Manajemen

Jabatan Fungsional

Jabatan Fungsional

Bagian Organisasi dan Reformasi

Birokrasi

Subbagian Organisasi dan Tata

Laksana

Subbagian Reformasi Birokrasi

Jabatan Fungsional

Biro Hukum

Bagian Peraturan Perundang- Undangan

Subbagian Peraturan Perundang-Undangan I

Subbagian Peraturan Perundang-Undangan II

Subbagian Jaringan Informasi dan Dokumentasi Hukum

Jabatan Fungsional

Bagian Pelayanan Hukum I

Subbagian Pelayanan Hukum Ia

Subbagian Pelayanan Hukum lb

Jabatan Fungsional

Bagian Pelayanan Hukum II

Subbagian Pelayanan Hukum Ha

Subbagian Pelayanan Hukum IIb

Jabatan Fungsional

Bagian Bantuan Hukum

Subbagian Bantuan Hukum I

Subbagian Bantuan Hukum II

Biro Umum

Bagian Administrasi

Subbagian Persuratan dan Arsip

Subbagian Perpustakaan dan

Dokumentasi

Subbagian TU Pimpinan (8)

Jabatan Fungsional

Bagian Perlengkapan, Rumah Tangga, dan Layanan Pengadaan

Subbagian Perlengkapan dan Pengelola Barang

Milik Negara

Subbagian Rumah Tangga dan Protokol

Kepala Subbagian Pengadaan

Jabatan Fungsional

Jabatan Fungsional

Page 71: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran I (3/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 71 - C. DEPUTI BIDANG USAHA AGRO DAN INDUSTRI STRATEGIS

DEPUTI BIDANG USAHA AGRO DAN INDUSTRI STRATEGIS

Asdep Usaha Perkebunan dan

Kehutanan

Bidang Usaha Perkebunan I

Subbidang Usaha Perkebunan Ia

Subbidang Usaha Perkebunan lb

Bidang Usaha Perkebunan II

Subbidang Usaha Perkebunan Ha

Subbidang Usaha Perkebunan IIb

Bidang Usaha Kehutanan

Subbidang Usaha Kehutanan Ia

Subbidang Usaha Kehutanan Ib

Asdep Usaha Pertanian, Perikanan, dan Aneka Industri

Bidang Usaha Pertanian dan

Perikanan

Subbidang Usaha Pertanian

Subbidang Usaha Perikanan

Bidang Usaha Aneka Industri I

Subbidang Usaha Aneka Industri Ia

Subbidang Usaha Aneka Industri Ib

Bidang Usaha Aneka Industri II

Subbidang Usaha Aneka Industri Ha

Subbidang Usaha Aneka Industri lib

Asdep Usaha Industri Strategis

Bidang Usaha Industri Strategis I

Subbidang Usaha Industri Strategis Ia

Subbidang Usaha Industri Strategis lb

Bidang Usaha Industri Strategis II

Subbidang Usaha Industri Strategis Ha

Subbidang Usaha Industri Strategis Hb

Bidang Usaha Industri Strategis III

Subbidang Usaha Industri Strategis

Ina

Subbidang Usaha Industri Strategis

IHb

Page 72: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran I (4/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 72 - D. DEPUTI BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, DAN PERHUBUNGAN

DEPUTI BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, DAN PERHUBUNGAN

Asdep Usaha Energi, Pertambangan, Percetakan dan

Pariwisata

Bidang Usaha Energi dan

Pertambangan I

Subbidang Usaha Energi dan

Pertambangan Ia

Subbidang Usaha Energi dan

Pertambangan Ib

Bidang Usaha Energi dan

Pertambangan II

Subbidang Usaha Energi dan

Pertambangan Ha

Subbidang Usaha Energi dan

Pertambangan Hb

Bidang Usaha Percetakan dan

Pariwisata

Subbidang Usaha Percetakan

Subbidang Usaha Pariwisata dan

Perhotelan

Asdep Usaha Perdagangan, Logistik dan Kawasan Industri

Bidang Usaha Perdagangan

Subbidang Usaha Perdagangan I

Subbidang Usaha Perdagangan II

Bidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri I

Subbidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri Ia

Subbidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri Ib

Bidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri II

Subbidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri Ha

Subbidang Usaha Logistik dan

Kawasan Industri Hb

Asdep Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan

Bidang Usaha Sarana dan Prasarana Perhubungan I

Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan Ia

Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan Ib

Bidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan II

Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan Ha

Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan lib

Bidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan III

Subbidang Usaha Sarana dan Prasarana

Perhubungan Ma

Subbidang Usaha Prasarana Sarana dan

Perhubungan Mb

Page 73: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran I (5/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 73 - E. DEPUTI BIDANG USAHA JASA KEUANGAN, JASA KONSTRUKSI DAN JASA LAIN

DEPUTI BIDANG USAHA JASA KEUANGAN, JASA KONSTRUKSI DAN JASA LAIN

Asdep Usaha dan Perbankan

Asuransi

Bidang Usaha Perbankan dan

Asuransi I

Subbidang Usaha Perbankan dan

Asuransi Ia

Subbidang Usaha Perbankan dan

Asuransi Ib

Bidang Perbankan dan Asuransi II

Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ha

Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi IIb

Bidang Perbankan dan Asuransi III

Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Ma

Subbidang Usaha Perbankan dan Asuransi Mb

Asdep Usaha Jasa Pembiayaan dan

Jasa Lain

Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa

Lain I

Subbidang Usaha dan Jasa Pembiayaan

Jasa Lain Ia

Subbidang Usaha dan Jasa Pembiayaan

Jasa Lain Ib

Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa

Lain II

Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan

Jasa Lain Ha

Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan

Jasa Lain IIb

Bidang Usaha Jasa Pembiayaan dan Jasa

Lain III

Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan

Jasa Lain Ma

Subbidang Usaha Jasa Pembiayaan dan

Jasa Lain Mb

Asdep Usaha Jasa Konstruksi

Bidang Usaha Jasa Konstruksi I

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ia

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ib

Bidang Usaha Jasa Konstruksi II

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ha

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi IIb

Bidang Usaha Jasa III Konstruksi

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Ma

Subbidang Usaha Jasa Konstruksi Mb

Page 74: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

uai dengan aslinya ukum,

10 199603 1 001

Lampiran I (6/6) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA WELK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 74 - F. DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS

DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS

Asdep Manajemen SDM Eksekutif

BUMN

Bidang Kebijakan SDM Eksekutif

BUMN

Subbidang Mutasi SDM Eksekutif

BUMN

Subbidang Pengelola Data SDM Eksekutif

BUMN

Bidang Pengembangan Eksekutif SDM

BUMN

Subbidang Program Pengembangan SDM

Eksekutif BUMN

Subbidang Penyelenggaraan Diklat SDM Eksekutif BUMN

Asdep Informasi dan Komunikasi

Publik

Bidang Sistem Informasi

Subbidang Perencanaan dan Pengembangan

Subbidang Pengoperasian dan Pemeliharaan

Jabatan Fungsional

Bidang Analisis Data

Subbidang Riset

SubBidang Penyajian Informasi

Jabatan Fungsional

Bidang Komunikasi Publik

Subbidang Publikasi dan Hubungan Media Massa

Asdep Restrukturisasi

BUMN

Bidang Restrukturisasi

BUMN I

Subbidang Restrukturisasi BUMN Ia

Subbidang Restrukturisasi BUMN Ib

Bidang Restrukturisasi

BUMN II

Subbidang Restrukturisasi BUMN Ha

Subbidang Restrukturisasi BUMN IIb

Bidang Restrukturisasi

BUMN III

Subbidang Restrukturisasi BUMN IIIa

Subbidang Restrukturisasi BUMN IIIb

Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat

Jabatan Fungsional

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

DAHLAN ISKAN

Page 75: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran II (1/3) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 75 - LAMPIRAN II

PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN DEPUTI

A. DEPUTI BIDANG USAHA AGRO DAN INDUSTRI STRATEGIS

1. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) 2. PT Perkebunan Nusantara II (Persero) 3. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 4. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) 5. PT Perkebunan Nusantara V (Persero) 6. PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) 7. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) 8. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) 9. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) 10. PT Perkebunan Nusantara X (Persero) 11. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 12. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) 13. PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) 14. PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) 15. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) 16. Perum Perhutani 17. PT Inhutani I (Persero) 18. PT Inhutani II (Persero) 19. PT Inhutani III (Persero) 20. PT Inhutani IV (Persero) 21. PT Inhutani V (Persero) 22. Perum Bulog 23. PT Pupuk Indonesia (Persero) 24. PT Sang Hyang Seri (Persero) 25. PT Pertani (Persero) 26. PT Perikanan Nusantara (Persero) 27. Perum Perikanan Indonesia 28. Perum Jasa Tirta I 29. Perum Jasa Tirta II

30. PT Garam (Persero) 31. PT Cambrics Primissima (Persero) 32. PT Indo Farma (Persero) Tbk 33. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 34. PT Bio Farma (Persero) 35. PT Semen Gresik (Persero) Tbk 36. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk 37. PT Semen Kupang (Persero) 38. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 39. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 40. PT Dirgantara Indonesia (Persero) 41. PT PAL Indonesia (Persero) 42. PT Pindad (Persero) 43. PT Dahana (Persero) 44. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 45. PT Barata Indonesia (Persero) 46. PT Boma Bisma Indra (Persero) 47. PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) 48. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) 49. PT Industri Kereta Api (Persero) 50. PT Industri Kapal Indonesia (Persero) 51. PT LEN Industri (Persero) 52. PT Industri Soda Indonesia (Persero) (Dalam

Likuidasi) 53. PT Indosat Tbk (Minoritas) 54. PT Asean Bintulu Fertilizer (Minoritas) 55. PT Socfin (Minoritas) 56. Rekayasa Industri (Minoritas)

Keterangan : a. Jumlah BUMN b. Minoritas

: 52 (6 Tbk) : 4 (1 Tbk)4

Page 76: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

Lampiran II (2/3) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-76- 13. DEPUTI BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, DAN PERHUBUNGAN

1. PT Pertamina (Persero) 2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 3. PT Timah (Persero) Tbk 4. PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 5. PT Inalum (Persero) 6. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 7. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 8. PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) 9. Perum LKBN Antara 10. Perum Produksi Film Negara 11. Perum Peruri 12. PT Balai Pustaka (Persero) 13. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia 14. PT Hotel Indonesia Natour (Persero) 15. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan

dan Ratu Boko (Persero) 16. PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) 17. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) 18. PT Sarinah (Persero) 19. PT Berdikari (Persero) 20. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 21. PT Kawasan Industri Makassar (Persero) 22. PT Kawasan Industri Medan (Persero) 23. PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) 24. PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) 25. PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) 26. PT Pos Indonesia (Persero) 27. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 28. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 29. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

30. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) 31. PT Perusahaan Daerah Industri Pulau

Batam (Persero) 32. PT Angkasa Pura I (Persero) 33. PT Angkasa Pura II (Persero) 34. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 35. PT Kereta Api Indonesia (Persero) 36. Perum Perusahaan Penumpang

Djakarta 37. Perum Damri 38. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 39. PT Pelayaran Nasional Indonesia

(Persero) 40. PT Djakarta Lloyd (Persero) 41. Perum Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

42. PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero)

43. PT Kertas Gowa (Dalam Likuidasi) 44. PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung

(Minoritas) 45. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut

(Minoritas) 46. PT Kawasan Industri Lampung

(Minoritas) 47. PT Freeport (Minoritas) 48. PT Asean Cooper (Minoritas)

Keterangan : a. Jumlah BUMN b. Minoritas

: 43 (6 Tbk)i : 5

fb(

Page 77: per-06/mbu/2014 tentang organisasi dan tata kerja

suai dengan aslinya ukum,

199603 1 001

Lampiran II (3/3) Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-06/MBU/2014 Tanggal : 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 77 - C. DEPUTI BIDANG USAHA JASA KEUANGAN, JASA KONSTRUKSI DAN JASA LAIN

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 5. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 6. PT ASABRI (Persero) 7. PT Tabungan dan Asuransi Pensiun

(Persero) 8. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 9. PT Reasuransi Umum Indonesia

(Persero) 10. PT Asuransi Jasa Raharja (Persero) 11. PT ASEI-REI (Persero) 12. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 13. Perum Jaminan Kredit Indonesia 14. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) 15. PT Iglas (Persero) 16. PT Survey Udara Penas (Persero) 17. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 18. PT Kertas Kraft Aceh (Persero) 19. PT Energy Management Indonesia

(Persero) 20. PT Kertas Leces (Persero) 21. PT Industri Sandang Nusantara (Persero) 22. PT Danareksa (Persero) 23. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia

(Persero) 24. PT Permodalan Nasional Madani

(Persero)

25. PT Pegadaian (Persero) 26. PT PANN (Persero) 27. PT Surveyor Indonesia (Persero) 28. PT Sucofindo (Persero) 29. PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) 30. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) 31. PT Adhi Karya (Persero) Tbk 32. PT Waskita Karya Tbk 33. PT Hutama Karya (Persero) 34. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 35. PT Istaka Karya (Persero) 36. PT Brantas Abipraya (Persero) 37. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 38. PT Amarta Karya (Persero) 39. Perum Pembangunan Perumahan Nasional 40. PT Bina Karya (Persero) 41. PT Indah Karya (Persero) 42. PT Virama Karya (Persero) 43. PT Yodya Karya (Persero) 44. PT Indra Karya (Persero) 45. PT Nindya Karya (Minoritas) 46. PT Bank Bukopin Tbk (Minoritas) 47. PT Prasadha Pamunah Limbah Industri

(Minoritas) 48. PT PANN Pembiayaan Maritim (Minoritas)

Keterangan : a. Jumlah BUMN : 44 (8 Tbk)

b. Minoritas : 4 (1 Tbk)

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2014

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

DAHLAN ISKAN