universitas indonesia pengaruh dari konsentrasi...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH DARI KONSENTRASI PORTOFOLIO KREDIT
PADA RETURN DAN RISIKO BANK YANG TELAH GO
PUBLIC DI INDONESIA
TESIS
DIAN NOVITA SARI
1006830115
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
JULI 2012
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH DARI KONSENTRASI PORTOFOLIO KREDIT
PADA RETURN DAN RISIKO BANK YANG TELAH GO
PUBLIC DI INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
DIAN NOVITA SARI
1006830115
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JULI 2012
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Dian Novita Sari
NPM : 1006830115
Tanda Tangan :
Tanggal : 13 Juli 2012
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh :
Nama : Dian Novita Sari
NPM : 1006830115
Program Studi : Manajemen Keuangan
Judul Tesis : Pengaruh dari Konsentrasi Portofolio Kredit pada
Return dan Risiko Bank yang Telah Go Public di
Indonesia
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen pada program studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Muhammad Muslich, MBA ( )
Penguji : Dr. Sylvia Veronica N. P. Siregar S.E., Ak ( )
Penguji : Rofikoh Rokhim S.E., SIP., DEA., Ph.D ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 13 Juli 2012
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar dan tiada hentinya kepada penulis
sehingga tugas penulisan tesis yang berjudul “PENGARUH DARI
KONSENTRASI PORTOFOLIO KREDIT PADA RETURN DAN RISIKO
BANK YANG TELAH GO PUBLIC DI INDONESIA” sebagai persyaratan untuk
memenuhi kriteria kelulusan meraih gelar Magister Manajemen di Program Studi
Magister Manajemen, Universitas Indonesia dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam masa-masa penulisan, penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa
terima dan rasa hormat serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat terwujud, kepada:
1. Prof. Dr. Rhenald Kasali, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen FEUI.
2. Dr. Muhammad Muslich, MBA selaku Pembimbing Tesis yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini.
3. Dr. Sylvia Veronica dan Rofikoh Rokhim Ph.D selaku Penguji Sidang yang
telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
4. Para dosen Manajemen khususnya Manajemen Keuangan yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat selama penulis menjalankan masa
kuliah di MMUI.
5. Dr. Irwan Adi Ekaputra, Mitha, Dea, dan Diza yang telah memberikan
bantuan yang sangat berarti dalam pemahaman Eviews, Stata, dan statistik.
6. Bapak dan Mama, orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril
maupun materiil yang tak terhingga, Mas Bhayu, Mbak Anthie, Mas Ibad,
Mbak Icha, Mbak Ririn, dan Irma untuk setiap doa dan dukungannya, serta
segenap keluarga besar, terutama mbah Putri, Bulik Diah dan Bulik Nur.
Serta keponakan-keponakan Alya, Galih, Keenan yang membuat hari-hari
saya menjadi ceria.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
v
7. Mas Rinto dan Mbak Par, Pak Palil, Mbak Yanti, dan Mbak Ima atas doa dan
dukungannya yang telah diberikan.
8. Sahabat-sahabat saya di kampus kelas A102, Tika, Chici, Indra, Ipan, Billy,
Ditto, Isal, Milka, Ricky, Gilang, Amel, Mbak Hany, Mbak Tika, Puri,
Taufik, Farid, Arya, Nandra, Adit, Arthur, Bayu, dan Earnest, terima kasih
untuk hari-hari yang kita lalui di kelas A102. Teman-teman kelas Finance
Tya, Umi, Lolo, Rini, Soni, Rekso, Rian, Gerry, dan Rezka atas hari-hari
penuh tugas yang dilalui bersama di kelas Finance. Saya akan merindukan
saat-saat kita belajar bersama. Serta teman-teman kelas B102 Vicia, Chinta,
Bu Susy, Radit, Vidi, Reno, Nita, Nuri, Koming, Yudi, Ricky, Anka, terima
kasih atas hari-hari yang telah kita lalui di MMUI.
9. Taufik Akbar teman seperjuangan bimbingan tesis.
10. Sahabat-sahabat saya tercinta Dhianty, Azia, Ana, Alice, dan Juma yang
membuat hari-hari pengerjaan tesis menjadi bersemangat. Sahabat saya Novi,
Isti, Ellyza, dan Rizna atas doa dan dukungannya, berharap bisa bertemu
kalian.
11. Keluarga besar MMUI.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari harapan dan
kesempurnaan karena masih terdapat banyak kekurangan, hal ini lebih disebabkan
karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis akan
dengan senang hati mengharapkan bahkan menerima saran dan kritik dari pihak
manapun dengan diiringi doa dan ucapan terima kasih.
Jakarta, 15 Juni 2012
Penulis
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Dian Novita Sari
NPM : 1006830115
Program Studi : Manajemen Keuangan
Departemen : Magister Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Jenis Karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive
Royalty-Free Fight) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh dari Konsentrasi Portofolio Kredit pada Return dan Risiko Bank
yang Telah Go Public di Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas karya akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 13 Juli 2012
Yang Menyatakan
(Dian Novita Sari)
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia vii
ABSTRAK
Nama : Dian Novita Sari
Program Studi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh dari Konsentrasi Portofolio Kredit pada Return
dan Risiko Bank yang Telah Go Public di Indonesia
Tesis ini membahas mengenai pengaruh dari konsentrasi atau diversifikasi
portofolio kredit terhadap return dan risiko bank yang telah go public di Indoneisa.
Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun
2007 kuartal 1 sampai 2010 kuartal 4. Data yang digunakan diambil dari laporan
keuangan yang terdapat Catatan atas Laporan Keuangan di dalamnya. Hasil regresi
menunjukan bahwa konsentrasi portofolio kredit tidak memiliki pengaruh terhadap
return bank. Hasil regresi menggunakan ukuran konsentrasi Shannon Entrophy
menunjukan bahwa konsentrasi portofolio kredit berpengaruh positif terhadap
risiko gagal bayar bank. Penelitian ini juga tidak menemukan perilaku U-shaped
atas return dan konsentrasi portofolio kredit dengan menggunakan fungsi risiko.
Kata Kunci: bank, risiko gagal bayar, konsentrasi portofolio kredit, return.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia viii
ABSTRACT
Name : Dian Novita Sari
Study Program : Financial Management
Title : The effect of Concentration of Loan Portfolio on
Bank Returns and Risks for Bank that Have Gone
Public in Indoneisa
The aim of this study is to explore the effect of concentration of loan portfolio on
bank returns and risks for bank that have gone public in Indoneisa. This study use
financial statements from 1st quarter 2007 to 4th quarter 2010. The data for this
study are taken from Notes to The Financial Statements. Regression results show
that loan portfolio concentration has no effect on bank return. Regression results
using Shannon Entrophy for concentration measure show that loan portfolio
concentration has positive effect on default risk of bank. This study found there is
no U-shaped behavior on return and loan portfolio concentration using risk
function.
Key words: bank, default risk, concentration of loan portfolios, return
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Masalah dan Pertanyaan Penelitian ............................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4 Batasan Penelitian ....................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 8
BAB 2 STUDI PUSTAKA
2.1 Risiko Kredit ............................................................................... 10
2.2 Teori tentang Diversifikasi ........................................................... 11
2.3 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 19
AB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Data Penelitian ............................................................................ 21
3.2 Metode Penelitian ........................................................................ 22
3.2.1 Operasionalisasi Variabel................................................... 22
3.2.1 Model Penelitian......................... ....................................... 24
3.3 Langkah-Langkah Penyelesaian Karya Akhir ............................. 30
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Analisa Deskriptif Model ............................................................. 32
4.2 Analisa Hasil Regresi ................................................................... 34
4.2.a Pengaruh Konsentrasi Portfolio Kredit terhadap Return .... 34
4.2.a.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl
Index ................................................................................. 35
4.2.a.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy............... 39
4.2.b Pengaruh Konsentrasi Portfolio Kredit terhadap
Return dengan Memasukan Fungsi Risiko Gagal Bayar .. 43
4.2.b.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl
Index ................................................................................. 43
4.2.b.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy .............. 48
4.2.c Pengaruh Konsentrasi Portfolio Kredit terhadap Risiko1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia x
Gagal Bayar ..................................................................... 53
4.2.c.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl
Index ................................................................................. 54
4.2.c.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy............... 58
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 64
5.2 Saran ............................................................................................ 65
5.2.1 Saran untuk Industri Perbankan......................... ................ 65
5.2.2 Saran untuk Regulator......................... ............................... 65
5.2.2 Saran untuk Akademisi......................... ............................. 66
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 67
LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia xi
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Deskriptif Data Penelitian ............................................................. 32
4.2 Tabel Pengujian F dan Hausman Model 1 HHI ...................................... 35
4.3 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 1 HHI .... 35
4.4 Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 1 HHI .................................... 36
4.5 Tabel Regresi Model Fixed Effect Cross section Weight 1 HHI ............. 37
4.6 Tabel Pengujian F dan Hauman Model 1 SE .......................................... 39
4.7 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 1 SE ....... 39
4.8 Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 1 SE ...................................... 40
4.9 Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight Model 1 SE
Model 1 SE .............................................................................................. 41
4.10 Tabel F dan Hausman Model 2 HHI Model 2 HHI ................................. 43
4.11 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 2 HHI .... 44
4.12 Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 2 HHI .................................... 44
4.13 Tabel Regresi Model Fixed Effect Cross section Model 2 HHI .............. 46
4.14 Tabel F dan Hausman Test Model 2 SE .................................................. 48
4.15 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 2 SE ....... 49
4.16 Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 2 SE ...................................... 49
4.17 Tabel Regresi Model Fixed Effect Cross section Model 2 SE ................ 51
4.18 Tabel Pengujian F dan Hausman Model 3 HHI ..................................... 54
4.19 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 3 HHI ..... 54
4.20 Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 3 HHI .................................... 55
4.21 Tabel Regresi Model Fixed Effect Cross section Model 3 HHI .............. 56
4.22 Tabel Pengujian F dan Hausman Model 3 SE ......................................... 58
4.23 Tabel Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 3 SE ....... 59
4.24 Tabel Pengujian Mutikolinearitas Model 3 SE ........................................ 59
4.25 Tabel Hasil Regresi Konsentrasi terhadap Risiko Gagal Bayar
Model 3 SE .............................................................................................. 61
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Inflasi Beberapa Negara ASEAN ................................................. 2
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian Karya Akhir ............................................ 29
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
Universitas Indonesia xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Kode Bank Go Public ..................................................... 70
Lampiran 2 : Hasil Regresi Model 1 HHI ........................................................ 71
Lampiran 3 : Hasil Regresi Model 1 SE .......................................................... 74
Lampiran 4 : Hasil Regresi Model 2 HHI ........................................................ 77
Lampiran 5 : Hasil Regresi Model 2 SE .......................................................... 81
Lampiran 6 : Hasil Regresi Model 3 HHI ........................................................ 85
Lampiran 7 : Hasil Regresi Model 3 SE .......................................................... 88
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PEBDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama awal semester 2011, perekonomian dunia terus tumbuh menunjukan
pemulihan ekonomi pasca krisi tahun 2008 masih terus berlanjut (Bank Indonesia
a, 2011). Pertumbuhan ekonomi dunia ditopang oleh pertumbuhan ekonomi
emerging market yang menjadi penyeimbang melambatnya pertumbuhan ekonomi
beberapa negara maju di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Tingkat inflasi
masih meningkat terutama dipicu oleh harga komoditas yang masih berada pada
level tinggi meski beberapa komoditas seperti minyak sudah sedikit menurun. Di
tengah kondisi tersebut pada paruh pertama semester awal 2011, pasar keuangan
global masih cenderung stabil. Namun dengan perkembangan permasalahan fiskal
beberapa negara Eropa, kondisi pasar mulai cenderung goyah. Ketidakpastian
pemulihan krisis Eropa menyebabkan investor global mengalihkan investasi
kepada negara emerging market yang pertumbuhan ekonominya masih cukup
solid. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya bubble dan
kemungkinan terjadinya sudden capital reversal apabila terjadi sesuatu di luar
perkiraan.
Pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi terutama pada negara-neagara
emerging market, mendorong permintaan terhadap ekspor Indonesia tetap baik,
khususnya ekspor non migas yang berbasis sumber daya alam (Bank Indonesia a,
2011). Pada akhir semester 1 tahun 2011, nilai ekspor non migas Indonesia
tumbuh 10,1% dibanding akhir semester 2 tahun 2010. Namun pertumbuhan
impor lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor, sehingga surplus
transaksi berjalan pada akhir semester tahun 2011 sedikit turun dibandingkan
akhir semester 2 tahun 2010. Konsumsi domestik terus menguat didukung
meningkatnya pendapatan masyarakat. Hal tersebut menjadi faktor utama
penopang pertumbuhan ekonomi pada Triwulan 2 tahun 2011.
Pada sisi harga, tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen pada awal
semester tahun 2011 cukup tinggi mencapai 7,02% dipicu faktor nonfundamental
dari kelompok bahan pangan terutama cabe dan minyak tanah (Bank Indonesia a,
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
2011). Tinggginya tingkat inflasi direspon dengan peningkatan BI Rate menjadi
6,75% pada Februari 2011. Tingkat inflasi Indonesia termasuk yang tertinggi
dibandingkan dengan negara Filipina, Thailand, dan Malaysia, lihat gambar 1.1.
Namun, hal tersebut diimbangi dengan tingkat bunga yang lebih tinggi sehingga
secara riil tingkat bunga Indonesia lebih menarik dibanding negara lain.
Gambar 1.1 Inflasi Beberapa Negara ASEAN
Sumber: DSM – Bank Indonesia tahun 2011
Pinjaman luar negeri pemerintah dan kemampuan pemerintah dalam
membayar pinjaman masih sangat baik sehingga potensi instabilitas terhadap
sistem keuangan dari sisi pinjaman luar negeri pemerintah cenderung kecil (Bank
Indonesia a, 2011). Kemampuan pemerintah dalam mengelola pinjaman luar
negeri terlihat dari tetap stabilnya debt service ratio, meski sedikit mengalami
penurunan dari 24% pada akhir 2010 menjadi 22% pada Juni 2011. Selain itu,
cadangan devisa terus meningkat meski besar kemampuan cadangan devisa dalam
menutup jumlah impor dan pembayayaran cicilan hutang turun dari 7 bulan
menjadi 6,8 bulan.
Industri perbankan masih mendominasi sistem keuangan Indonesia dilihat
dari total asset yang berhasil dihimpun, yaitu sebesar 78,2% dari total asset
lembaga keuangan (Bank Indonesia a, 2011). Peranan industri perbankan yang
cukup dominan, sementara jumlah bank umum relatif sedikit dibanding lembaga
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
keuangan lain menyebabkan perlunya pengelolaan bank dengan tingkat kehati-
hatian yang tinggi.
Sebagai hasil dari berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank
Indonesia seperti penerapan ketentuan GWM (Giro Wajib Minimum) dan LDR
(Loan to Deposit Ratio) maupun upaya mediasi antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proses perkreditan, perkembangan kredit pada paruh pertama 2011 cukup
menggembirakan (Bank Indonesia a, 2011). Kredit tumbuh sebesar 10,5% selama
semester 1 tahun 2011. Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari kondisi
perekonomian yang semakin kondusif yang memungkinkan perbankan
meningkatkan penyaluran kreditnya ke sektor-sektor yang produktif.
Risiko kredit perbankan selama semester 1 tahun 2011 sedikit meningkat
dibandingkan dengan semester 2 tahun 2010, namun masih terkendali (Bank
Indonesia a, 2011). Pada akhir semester 1 tahun 2011 rasio NPL gross perbankan
mencapai 2,7%, sedikit meningkat dibandingkan pada Desember 2010 sebesar
2,6%. Sejalan dengan cukup tingginya pertumbuhan kredit perbankan, maka rasio
NPL gross hanya naik tipis. Untuk mengantisipasi potensi peningkatan tekanan
risiko kredit, perbankan meningkatkan pencadangan kerugian kredit sebesar Rp
4,2 Triliun atau meningkat 6,8% dari akhir tahun 2010.
Sementara itu, perkembangan kredit bermasalah cenderung menurun
(Bank Indonesia b, 2011). Jumlah kredit bermasalah sempat meningkat sejak
triwulan 1 sampai dengan triwulan 3 tahun 2011, namun kemudian turun secara
signifikan pada triwulan terakhir. Hal ini sejalan dengan upaya restrukturisasi dan
hapus buku yang telah dilakukan perbankan. Pada akhir tahun 2011, rasio NPL
gross perbankan mencapai 2,17% (terendah dalam sepuluh tahun terakhir)
disebabkan perbaikan kualitas kredit yang diikuri pesatnya pertumbuhan
perbankan.
Membaiknya kinerja perbankan selama tahun 2011 mendorong
peningkatan pencapaian laba (Bank Indonesia b, 2011). Selama tahun 2011
perbankan mecatatkan laba bersih sebesar Rp 75,02 Triliun lebih tinggi
dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp 57,31 Triliun. Sumber utama laba perbankan
tersebut berasal dari pendapatan bunga, tercermin dari peningkatan Net Interest
Income (NII). Secara rata-rata, NII selama tahun 2011 mencapai Rp 14,89 Triliun
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
per bulan, lebih tinggi dari rata-rata NII tahun 2009 dan tahun 2010 yang hanya
sebesar Rp 10,77 Triliun dan Rp 24,48 Triliun per bulan. Peningkatan
profitabilitas juga dapat dilihat dari peningkatan ROA (Return on Assets) dari
2,68% pada 2010 menjadi 3,03% pada 2011.
Dilihat dari sisi bank, kondisi perekonomian di Indonesia yang baik
merupakan suatu peluang. Salah satu aktivitas utama bank adalah di bidang kredit.
Dalam aktivitas ini bank memiliki pilihan terkait dengan portofolio kredit. Bank
memiliki kewenangan menentukan sendiri dana yang dimiliki akan disalurkan
untuk sektor ekonomi, misalnya perdagangan restoran dan hotel, perindustrian,
jasa dunia usaha, konstruksi, dan lain-lain. Bank dapat memilih strategi
konsentrasi atau diversifikasi untuk portofolio kredit mereka. Terdapat dua teori
utama atas strategi portofolio kredit (Cajueiro et al., 2011), yaitu teori yang
mendukung strategi diversifikasi portofolio kredit serta teori yang mendukung
konsentrasi portofolio kredit.
Diamond (1984) berpendapat bahwa bank seharusnya melakukan
diversifikasi portofolio kredit, melalui ekspansi kredit ke sektor baru, sehingga
probabilitas dari gagal bayar akan berkurang (Cajueiro et al., 2011). Ide ini berasal
dari assymetric information, diversifikasi dapat mengurangi intermediation cost.
Selain itu, bank yang kurang terdiversifikasi lebih mudah terpengaruh dengan
penurunan ekonomi, karena mereka hanya berhubungan dengan sedikit sektor.
Menurut Basel Comittee on Banking Supervision (1991) konsentrasi telah
menyebabkan beberapa krisis perbankan dalam 25 tahun, mendukung bahwa
risiko yang tinggi sangat terkait dengan strategi ini (Cajueiro et al., 2011).
Penelitian Bebzuk dan Galindo (2008) tentang pengaruh dan evolusi diversifikasi
portofolio kredit pada saat krisis keuangan tahun 2001-2002 di Argentina,
menemukan pengaruh yang positif atas diversifikasi terhadap return. Penelitian
tersebut juga menemukan bahwa bank dengan ukuran lebih besar memiliki
keuntungan lebih besar dibandingkan bank yang lebih kecil. Selain itu keuntungan
diversifikasi lebih besar saat terjadi penurunan business cycle. Penelitian Rossi et
al. (2009) tentang pengaruh portofolio kredit terhadap risiko, efesiensi, dan
kapitalisasi dengan menggunakan managerial behavior model untuk bank di
Austria. Penelitian ini menemukan bahwa diversifikasi berpengaruh secara negatif
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
terhadap efisiensi biaya, meningkatkan efisiensi profit, mengurangi risiko yang
terjadi, dan berpengaruh positif terhadap kapitalisasi bank.
Jensen (1988), Denis et al. (1997), Meyer dan Yeager (2001), Stomper
(2004), dan Acharya et al. (2002) mendukung ide bahwa perusahaan seharusnya
melakukan konsentrasi atas aktivitas mereka pada sektor yang spesifik atau
kelompok sektor yang spesifik untuk mengambil keuntungan keahlian pada sektor
bisnis tersebut (Cajueiro et al., 2011). Argumen lain menentang diversifikasi
portofolio adalah karena strategi ini dapat berakibat pada peningkatan kompetisi
dengan bank lain. Winton (1999) berpendapat bahwa diversifikasi hanya
mengurangi kemungkinan kegagalan bank pada kasus risiko kegagalan bayar
menengah. Saat risiko rendah, bank dapat mendapat keuntungan lebih dari
spesialisasi daripada diversifikasi karena rendahnya probabilitas kegagalan
(Cajueiro et al., 2011). Sebaliknya, saat probabilitas gagal bayar tinggi,
diversifikasi dapat memperparah situasi karena bank berhubungan denngan
banyak sektor, dan dapat mengakibatkan kebangkrutan bank. Hubungan antara
bank fokus dan return adalah berbentuk U pada risiko.
Penelitian Archaya et al. (2006) pada bank di Italia menemukan bahwa
diversifikasi kredit mengurangi return bank dan mengakibatkan kredit yang lebih
berisiko. Penelitian pada bank di Cina oleh Berger et al. (2010) menemukan
bahwa diversifikasi mengurangi profit dan memperbesar biaya. Penelitian pada
bank di Jerman oleh Hayden et al. (2007) menemukan bahwa tidak terdapat
keuntungan yang besar terkait dengan diversifikasi karena diversifikasi cenderung
mengurangi return bank. Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh diversifikasi
tergantung dari tingkat risiko bank. Diversifikasi hanya berpengaruh signifikan
terhadap return pada bank dengan tingkat risiko menengah. Penelitian oleh
Mercieca et al. (2007) pada Small European Bank menemukan bahwa tidak
terdapat keuntungan yang didapat dari diversifikasi dan menyarankan bank kecil
untuk meningkatkan kinerja dengan berekspansi pada business line dimana
mereka memiliki comparative advantage.
Terlepas dari kedua teori tersebut, Kamp et al. (2007) memperlihatkan
bahwa kedua teori tersebut tidak sepenuhnya benar untuk sektor perbankan
Jerman pada periode 1993 sampai 2003 (Cajueiro et al., 2011). Mereka
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
menemukan bahwa keuntungan utama dari diversifikasi portofolio kredit adalah
didapatnya tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan portofolio yang
terkonsentrasi. Return pada portofolio kredit yang terkonsentrasi terlihat lebih
tinggi dibandingkan dengan bank yang terdiversifikasi. Penulis menyimpulkan
bahwa tradeoff antara risiko dan return merupakan solusi untuk analisis, dan
membiarkan bank memilih strategi mereka sendiri untuk memaksimalkan kinerja
mereka.
Penelitian dengan judul “The Effect of Loan Portofolio Concentration on
Brazilian Banks’ Return and Risk” oleh Cajueiro et al. (2011) yang dilakukan
pada 96 bank komersial di Brasil untuk periode 74 bulan dari Januari 2003 sampai
Februari 2009. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa konsentrasi portofolio
kredit perbankan Brasil adalah konsentrasi menengah. Konsentrasi portofolio
kredit meningkatkan kinerja bank-bank di Brasil, baik atas return dan risiko gagal
bayar. Alasannya bisa jadi karena konsentrasi portofolio kredit meningkatkan
efisiensi monitoring.
Pada penelitian ini akan diuji secara empiris pada bank-bank yang telah go
public di Indonesia untuk mengetahui apakah konsentrasi ataukah diversifikasikan
atas portofolio kredit meningkatkan return dan mengurangi risiko gagal bayar.
1.2 Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Dua strategi pilihan untuk portofolio kredit bank adalah diversifikasi dan
konsentrasi. Terdapat dua teori yang bertentangan atas dua strategi tersebut. Teori
yang berpendapat bahwa diversifikasi portofolio kredit dapat meningkatkan return
(Bebczuk dan Galindo, 2007; Elsas et al., 2009) dan dapat mengurangi risiko
gagal bayar (Diamond, 1984; Bebczuk dan Galindo, 2007). Teori lainnya
berpendapat bahwa konsentrasi portofolio kredit dapat meningkatkan return dan
menurunkan risiko gagal bayar (Acharya et al., 2002; Cajueiro et al., 2011).
Permasalahan utama penelitian ini adalah apakah konsentrasi ataukah diversifikasi
portofolio kredit meningkatkan return dan mengurangi risiko bank yang telah go
public di Indonesia.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Pertanyaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah konsentrasi ataukah diversifikasi portofolio kredit meningkatkan
return?
2. Apakah konsentrasi ataukah diversifikasi portofolio kredit mengurangi risiko
gagal bayar?
3. Apakah konsentrasi ataukah diversifikasi portofolio kredit yang memberikan
risk return terbaik?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi
terhadap return dan risiko. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit
terhadap return.
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit
terhadap risiko.
3. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit
terhadap risk-return trade-off terbaik dari portofolio yang diteliti.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh konsentrasi
portofolio kredit perbankan di Indonesia terhadap return dan risiko. Penelitian
dilakukan terhadap bank-bank yang telah go public di Indonesia dari periode
kuartal satu tahun 2007 sampai kuartal empat tahun 2010. Data penelitian akan
diperoleh dari laporan keuangan interim tiga bulan dari Bursa Efek Indonesia
yang terdapat Catatan atas Laporan Keuangan di dalamnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak, antara lain :
1. Bagi industri perbankan, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam
pengambilan keputusan strategi portofolio kredit untuk bank yang telah go
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
public di Indonesia terkait dengan return dan risiko bank sehingga
diharapkan kinerja bank dapat lebih baik.
2. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan memberikan infromasi tambahan
mengenai konsentrasi perbankan yang telah go public di Indonesia dan
pengaruhnya terhadap return dan risiko.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai konsentrasi bank yang telah go public di Indonesia dan
pengaruhnya terhadap return dan risiko dan dapat dikembangkan lebih
lanjut untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, antara lain adalah
sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai latar belakang, masalah dan
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 KERANGKA TEORITIS
Dalam bab ini dijelaskan beberapa landasan teori tentang pengertian bank
dan risiko kredit. Kemudian dijelaskan juga mengenai penelitian-
penelitian mengenai strategi konsentrasi dan diversifikasi portofolio kredit
dan pengaruhnya terhadap risiko dan return dalam perbankan. Selain itu,
dijelaskan juga mengenai hipotesis penelitian.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai data pada penelitian, ketiga model
penelitian yang digunakan, dan flowchart mengenai langkah-langkah
penelitian.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH
Dalam bab ini akan diperlihatkan hasil penelitian mengenai konsentrasi
portofolio kredit perbankan di Indonesia dan bagaimana pengaruhnya
terhadap return dan risiko. Hasil yang didapat dari pengolahan data
selanjutnya dianalisa.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
9
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan, dan saran untuk industri perbankan,
saran untuk regulator, dan saran untuk akademisi.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
10 Universitas Indonesia
BAB 2
STUDI PUSTAKA
2.1 Risiko Kredit
Menurut Undang-Undang no. 10 tahun 1998 tengang Pokok-Pokok Perbankan
pasal 1, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan lain pihak yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dalam melakukan kegiatan usaha, bank tidak terlepas dari risiko. Dalam
Peraturan Bank Indonesia no 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan
Bank Indonesia no 5/8/PBI 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum, risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events)
tertentu, risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada bank.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang penilaian
kualitas kredit, kredit ditetapkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang
lancar, diragukan, atau macet. Non performing loan (NPL) menurut glosarium
Bank Indonesia adalah penjumlahan dari kredit yang diklasifikasikan sebagai
Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
tentang Kualitas Aktiva Kredit. Non Performing Loan Ratio adalah total dari
kredit Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet dibagi dengan total kredit.
Menurut Peraturan Bank Indonesia no 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia no 7/3/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit Bank Umum, Gubernur Bank Indonesia menimbang bahwa dalam upaya
membiayai sektor riil, bank tetap wajib memperhatikan prinsip kehati-hatian
antara lain dengan mengelola risiko dengan baik, khususnya risiko terkait dengan
risiko konsentrasi. Menurut Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia no
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
13/23/DPNP tahun 2011, risiko kredit dapat dapat bersumber dari berbagai
aktivitas bisnis bank. Pada sebagian besar bank, pemberian kredit merupakan
sumber risiko kredit yang terbesar. Risiko kredit dapat meningkat karena
terkonsentrasinya penyediaan dana, antara lain pada debitur, wilayah geografis,
produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut
risiko konsentrasi kredit.
2.2 Teori tentang Diversifikasi
Terdapat dua pendapat berbeda tentang strategi portofolio kredit. Salah satu
pendapat, yaitu traditional banking theory mendukung diversifikasi portofolio
karena dapat meningkatkan return dan menurunkan risiko. Sedangkan pendapat
lainnya, theory of corporate finance mendukung konsentrasi portofolio karena
diversifikasi menyebabkan return berkurang dan risiko meningkat. Alasan
mendukung konsentrasi adalah karena diversifikasi dilakukan pada bisnis dimana
mereka tidak ahli, menyebabkan return berkurang dan risiko bertambah.
Pendukung diversifikasi portofolio kredit antara lain adalah Diamond (1984),
Bebczuk dan Galindo (2005), Rossi et al. (2009), Elsas et al. (2009). Sedangkan
yang mendukung konsentrasi portofolio kredit adalah Jebsen (1986), Winton
(1999), Archarya et al. (2002), Stiroh dan Rumble (2005), Hayden et al. (2006),
Mercieca et al. (2007), Baele et al. (2007), Berger et al. (2010), dan Cajueiro et al.
(2011).
Penelitian Diamond (1984) mengembangkan teori tentang financial
intermediation untuk mengurangi biaya informasi monitoring yang digunakan
untuk mengatasi masalah insentif antara pihak yang meminjam dengan yang
diberi pinjaman. Penelitian ini memberikan karakteristik dari biaya penyediaan
insentif untuk monitoring oleh financial intermediary. Diverisifikasi di dalam
financial intermediary digunakan untuk mengurangi biaya ini, bahkan pada risk
neutral economy. Diversifikasi dalam financial intermediary adalah salah satu
kunci untuk memahami keberadaan manfaat dalam pendelegasian monitoring
pada intermediary yang tidak dimonitor oleh depositor. Pada model risk neutral,
diversifikasi menjadi penting untuk dilakukan karena meningkatkan probabilitas
bahwa intermediary memiliki kredit yang cukup untuk membayar kembali fixed
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
debt yang diklaim kepada depositor, dengan batas probabilitas satu, sedangkan
probabilitas terjadinya kebangkrutan akan menjadi nol. Pada model risk aversion,
namun tanpa adanya kendala yang mengikat pada konsumsi yang tidak negatif,
diversifikasi meningkatkan toleransi risiko tiap kredit sehingga insentif menjadi
lebih murah untuk pendelegasian monitoring.
Bebczuk dan Galindo (2005) meneliti tentang dampak dan evolusi
diversifikasi portofolio kredit pada 2001 dan 2002 saat Argentina mengalami
krisis finansial dan meneliti dampaknya pada return dan kualitas portofolio.
Periode sampel menggunakan data interim dari tahun 1999-2004, sehingga
perilaku saat inkubasi, perkembangan dan resolusi dari krisis finansial yang
mencapai poin tertinggi pada tahun 2001-2002 dapat diobservasi. Mereka
mengukur diversifikasi dengan menghitung seluruh Herfindahl Index dari
eksposur 9 sektor produktif dan bagian dari total kredit perusahaan yang
memproduksi dan diperdagangkan. Mereka mengkombinasikan data dari sumber
data rahasia dengan data dari central bank dengan total 942 observasi. Mereka
menemukan bahwa bank besar dan bank asing secara rata-rata lebih
terdiversifikasi dibandingkan dengan bank kecil dan bank nasional. Mereka juga
menemukan bahwa bank kecil dan bank swasta memegang bagian yang dapat
diperjual-belikan, namun tidak ada kelompok yang menjadi lebih melakukan
diversifikasi sebelum dan sesudah krisis. Mereka menemukan bahwa bank tidak
banyak mengubah portofolio kredit sebagai respon atas krisis, meskipun hasil
ekonometrik menunjukan efek positif dari diversifikasi sektoral dan peminjaman
pada sektor yang dapat diperdagangkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bank
besar memiliki manfaat lebih dari diversifikasi daripada bank kecil, manfaat
diversifikasi lebih besar saat business cycle sedang turun.
Rossi et al. (2009) meneliti tentang efek dari diversifikasi antar ukuran dan
industri pada risiko, biaya, efisiensi profit, dan kapitalisasi bank untuk bank
komersial besar di Austria dari tahun 1997 sampai 2003. Mereka menyeleksi dari
100 bank Austria yang paling besar diukur dari total asset setidaknya satu tahun
dari periode observasi. Mereka menggunakan 659 observasi dari 96 bank
komersial selama tujuh tahun. Mereka menggunakan dataset yang unik dengan
data pada risiko dan kualitas aset, yang memungkinkan mereka untuk meneliti
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
beberapa jenis perilaku manajerial dengan menggunakan versi yang dimodifikasi
dari model Berger dan DeYoung (1997), berbasis pendekatan Granger-causality.
Mereka menggunakan ukuran diversifikasi Indeks Herfindahl dan menggunakan
equity ratio sebagai capital base. Mereka menemukan bahwa diversifikasi
memiliki efek positif pada kinerja dari bank-bank di Austria. Diversifikasi
mengurangi realized risk, mengurangi efisiensi biaya, meningkatkan efisiensi
profit, mengurangi persyaratan modal. Mereka menemukan bahwa regulasi dan
pengawasan yang berhati-hati dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko bank
dari kegagalan dengan membatasi eksposur atas goncangan dari luar. Pembatasan
atas konsentrasi kredit, dorongan merger antar negara dan atau kredit penjualan
dapat membantu menghindari goncangan. Mereka menemukan bahwa tingginya
diversifikasi memungkinkan bank untuk beroperasi pada tingkat equity capital
yang lebih rendah dan membantu mereka menghemat sumber daya yang langka
dan mahal.
Elsas et al. (2009) memiliki hipotesis bahwa bank memiliki economic of
scales dan scope lebih besar dibandingkan perusahaan non finansial, atau
tingginya tingkat ketidakpastian pada industri bank meningkatkan ketertarikan
pada strategi diversifikasi foot-in-the-door. Penelitian menemukan bukti kuat
bahwa diversifikasi tidak mengurangi nilai pemegang saham, tapi meningkatkan
profitabilitas bank dan secara tidak langsung pada nilai bank. Hasil ini terbukti
menjadi kuat untuk ukuran alternatif untuk diversifikasi, untuk semua alternatif
subsampel, dan juga untuk isu endogenitas dan selektifitas. Analisis mereka juga
memeriksa nilai dari diversifikasi saat terjadi krisis finansial baru-baru ini.
Dampak dari krisis tidak jelas. Diversifikasi pada prinsipnya membantu bank
untuk menghindari goncangan. Namun, banyak diversifikasi yang terdokumentasi
pada penelitian ini adalah bank komersial berekspansi pada bank investasi, dan
kebanyakan menderita kerugian saat terjadi krisis pada area bisnis ini. Namun,
bukti yang ada menemukan bahwa adanya dampak yang tidak langsung dari
diversifikasi pada nilai bank saat krisis, menambah bukti yang menentang
conglomerate discount pada perbankan. Penelitian ini tentang efek diversifikasi
revenue pada bank value pada sembilan negara, yaitu Australia, Kanada, Perancis,
Jerman, Italia, Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, dan Switzerland untuk periode
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
1996 sampai 2008. Mereka menemukan bahwa diversifikasi tidak mengurangi
shareholder value, namun meningkatkan profitabilitas bank dan juga valuasi
pasar.
Jensen (1986) meneliti tentang agency cost dari free cash flow yang terjadi
karena banyak kas daripada kesempatan berinvestasi. Teori free cash flow
berpendapat bahwa merger dan takeover cenderung merusak dan tidak menambah
nilai. Akuisisi adalah salah satu cara manajer membelanjakan kas alih-alih
membayarkannya pada pemegang saham. Manajer dari perusahaan dengan
kekuatan meminjam yang tidak digunakan dan free cash flow yang besar
cenderung mengambil merjer yang kurang menguntungkan atau menghilangkan
nilai merjer. Program diversifikasi yang biasanya berkategori seperti ini,
menyebabkan total keuntungan perusahaan berkurang.
Acharya et al. (2002) meneliti mengenai efek konsentrasi dibandingkan
dengan diversifikasi pada return dan risiko dari bank dengan menggunakan data
dari 105 bank di Italia untuk periode 1993 sampai 1999. Mereka menggunakan
data mikro, industial, sektoral pada portofolio asset bank. Penelitian mereka
menggunakan Hirschman Herfindahl Index (HHI) untuk mengukur konsentrasi.
HHI adalah jumlah dari kuadrat eksposur dibagi total eksposur. Variabel return
merupakan ROA, ROE, return stock, dan atau beta adjusted stock return.
Variabel risiko adalah non performing loan (doubt) dan non performing loan per
assets, standar deviasi dari doubt, serta volatilitas stock return tahunan. Dengan
kontrol variabel ukuran bank (asset), equity ratio (equity/ asset), branch ratio
(jumlah dari cabang/ aset), dan employee ratio (number of employee/ asset).
Mereka menganalisa tradeoff antara konsentrasi dan diversifikasi
portofolio kredit pada industri yang berbeda, sektor yang berbeda, dan geografi
yang berbeda. Mereka menemukan bahwa diversifikasi tidak ekonomis untuk
bank tertentu. Ketidakekonomisan timbul dari insentif monitoring yang tidak
optimal dan atau risiko kredit yang lebih tinggi saat bank berekspansi pada
industri dimana mereka menghadapi tingginya tingkat kompetisi atau rendahnya
pengalaman pemberian pinjaman. Hasil penelitian konsisten dengan teori yang
percaya kualitas monitoring akan berkurang pada tingkat risiko tinggi dan
berkurangnya kualitas monitoring pada pemberian pinjaman untuk ekspansi pada
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
industri baru. Hasilnya adalah diversifikasi pada industri menguragi return bank
dan menghasilkan kredit yang lebih berisiko, diversifikasi pada sektoral
menghasilkan hubungan risiko dan return yang tidak efisien pada bank yang
berisiko tinggi, dan diversifikasi pada geografi menghasilkan peningkatan pada
hubungan risiko dan return pada bank yang berisiko rendah. Diversifikasi dari
aset tidak memberikan garansi akan memberikan kinerja yang superior dan
menghasilkan keamanan lebih bagi bank.
Baele et al. (2007) meneliti tentang apakah bank Eropa yang melakukan
diversifikasi memiliki comparative advantage pada kinerja jangka panjang
dibandingkan dengan kompetitor mereka yang melakukan konsentrasi. Mereka
menggunakan ukuran market-based untuk return yang potensial dan risiko bank.
Mereka menghitung franchise value dari tahun ke tahun untuk bank di Eropa
sebagai ukuran dari kinerja jangka panjang yang potensial. Mereka menganalisa
tradeoff antara return dan risiko yang dihasilkan funsional berbeda dari strategi
diversifikasi dengan menggukanakan analisis data panel dari periode 1989 sampai
2004. Diversifikasi dari aliran revenue dari aktivitas finansial yang berbeda
meningkatkan risiko sistematik. Mereka menemukan adanya hubungan yang
positif antara franchise value dan tingkat diversifikasi fungsional. Pada sisi risiko,
mereka menemukan bahwa hubungan non linear antara diversifikasi dan risiko
spesifik bank. Beberapa diversifikasi bank dapat menurunkan risiko yang tidak
wajar dan membuat bank lebih aman. Dalam risiko sistematik, atau beta pasar,
mereka menemukan bahwa bank yang lebih besar dan terdiversifikasi memiliki
beta pasar dan risiko sistematik yang lebih tinggi.
Berger et al. (2010) meneliti tentang efek fokus dibandingkan diversifikasi
pada kinerja bank pada bank di Cina pada periode 1996 sampai 2006. Penelitian
dilakukan dengan sampel sebanyak 88 bank di Cina yang merepresentasikan 90%
aset komersial bank. Mereka membuat suatu ukuran baru, economies of
diversification, dan membandingkan hasilnya dengan indeks fokus yang
konvensional, yang berdasarkan jumlah dari kuadrat bagian pada produk atau
daerah berbeda. Diversifikasi digambarkan pada empat dimensi, yaitu, kredit,
deposito, aset, dan geografi. Hasil ini kuat terlepas dari ukuran alternatif
diversifikasi dan kinerja. Mereka berpendapat bahwa diskon diversifikasi dari
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
16
Universitas Indonesia
bank-bank di Cina, sebagian karena kurangnya keahlian manajerial dari top
management team dan skema insentif yang kendur atau tidak efektif bagi manajer
untuk memaksimalkan kemakmuran dari pemegang saham. Di Cina, sebagian
besar manajer ditunjuk oleh pemerintah, dan promosi tergantung dari seberapa
baik mereka bekerja sama dengan arahan dari pemerintah alih-alih membuat
keputusan sendiri. Pada keadaan ini, manajer kurang bertindak pada strategi
diversifikasi atau konesentrasi yang memaksimalkan profit bank atau
kesejahteraan pemegang saham. Lebih jauh lagi mereka mempelajari bahwa bank
dengan kepemilikan asing (baik mayoritas maupun minoritas) dan bank dengan
afiliasi konglomerat diasosiasikan dengan lebih sedikit ketidak ekonomisan
diversifikasi, menunjukan bahwa kepemilikan asing dan afiliasi dengan
konglomerat dapat berperan penting dalam peran mitigasi.
Stiroh dan Rumble (2005) melakukan penelitian apakah perubahan
aktivitas yang menghasilkan imbal hasil, trading refenue, dan non-interest income
telah meningkatkan kinerja pada perusahaan finansial di Amerika Serikat dari
periode 1997 sampai 2002. Mereka menemukan bahwa diversifikasi bermanfaat
pada perusahaan finansial, namun manfaatnya hilang dengan meningkatnya risiko
atas aktivitas non-interest yang lebih tidak stabil, namun tidak lebih
menguntungkan dibandingkan aktivitas yang menghasilkan bunga.
Hayden et al. (2006) meneliti hubungan antara profitabilitas dan
diversifikasi portofolio pada industi, sektor ekonomi yang lebih luas, dan daerah
geografi. Mereka melakukan penelitian atas data individu portofolio kredit dari
983 bank di Jerman dari periode 1996 sampai 2002. Hasil dari penelitian
memperlihatkan bahwa tidak ada lagi keuntungan kinerja yang berkaitan dengan
diversifikasi karena diversifikasi cenderung mengurangi return bank. Mereka juga
menemukan bahwa diversifikasi tidak menghasilkan risk-return yang efisien.
Dampak diversifikasi tergantung dari tingkat risiko bank. Hanya pada tingkat
risiko yang menengah, diversifikasi industrial yang signifikan menaikan return
bank.
Mercieca et al. (2007) meneliti mengenai apakah perubahan aktivitas non-
interest income meningkatkan kinerja dari institusi kecil kredit di Eropa.
Menggunakan sampel 755 bank kecil dari periode 1997 sampai 2003, mereka
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
menemukan bahwa tidak ada keuntungan langsung berkaitan dengan non-interest
income dan kinerja bank. Ketiadaan keuntungan ini karena bank kecil di Eropa
memasuki bisinis dimana mereka kurang ahli dan pengalaman.
Kamp et al. (2007) meneliti tentang apakah manfaat diversifikasi pada
portofolio kredit lebih banyak daripada spesialisasi. Mereka menggunakan data
semua bank di Jerman dari periode 1993 sampai 2003. Hasil penelitian
menyatakan bahwa bank yang melakukan spesialisasi memiliki return yang
sedikit lebih tinggi daripada bank yang melakukan diversifikasi. Bank yang
melakukan spesialisasi memiliki loan loss provision yang relatif kecil dan NPL
yang rendah. Namun, dengan menggunakan standar deviasi dari loan loss ratio
dan NPL, mereka menemukan bahwa bank yang melakukan spesialisasi memiliki
fluktuasi lebih besar, berindikasi tingkat risiko yang tinggi.
Winton (1999) berpendapat bahwa melakukan diversifikasi atau
konsentrasi atas portofolio kredit seharusnya mempertimbangkan kegagalan bank
yang menimbulkan biaya besar dan monitoring atas kredit yang menambah nilai.
Diversifikasi pada sektor kredit membantu saat kredit memiliki risiko yang
menengah pada penurunan sektor dan saat insentif untuk monitoring lemah. Saat
kredit memilki risiko penurunan rendah, diversifikasi memiliki keuntungan yang
sedikit. Saat kredit memiliki risiko penurunan tinggi, diversifikasi dapat
meningkatkan kemungkinan kegagalan bank. Kefektifan monitoring lebih rendah
pada sektor baru karena membuat average return lebih rendah, meningkatkan
biaya monitoring, dan menambah kemungkinan kegagalan bank. Bank yang
melakukan diversifikasi dapat membutuhkan lebih banyak modal ekuitas
dibandingkan bank yang melakukan konsentrasi, dan meningkatnya kompetisi
dapat membuat diversifikasi menjadi kurang menarik.
Acharya at al. (2002) memberikan kesimpulan bahwa esensi dari Model
Winton (1999) adalah pemahaman bahwa kualitas portofolio kredit bersifat
endogen, yang dijelaskan oleh monitoring karena perubahan strategi bank menjadi
konsentrasi atau diversifikasi. Hipotesis Archarya yang timbul atas Model Winton
adalah hubungan return bank dan diversifikasi adalah non linear pada risiko bank,
inverted U Shape. Diverisfikasi antar sektor kredit memberikan manfaat pada
return saat risiko kredit menengah pada penurunan sektor. Saat bank memiliki
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
risiko penurunan yang rendah, diversifikasi hanya memberi sedikit manfaat. Dan
saat kredit memiliki risiko penurunan yang tinggi, diversifikasi akan mengurangi
return.
Cajueiro et al. (2011) meneliti apakah diversifikasi dari portofolio kredit
pada bank memberikan kinerja yang lebih baik dan mengurangi risiko. Mereka
menggunakan panel data bulanan dari bank-bank di Brasil dengan informasi
kredit berdasarkan sektor ekonomi. Mereka menggunakan Hirshmann-Herfindahl
Index, Shannon Entropy, absolute distance measure, dan relative distance
measure. Return on Asset dan Return on Equity sebagai ukuran return, rasio non
performing loan per total loan sebagai ukuran risiko gagal bayar, ln asset sebagai
ukuran bank, equity ratio, bank ownership dummies yaitu bank milik pemerintah
atau swasta dan asing. Mereka menggunakan tiga model. Model pertama
digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio
kredit terhadap return. Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetaui
pengaruh konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukan fungsi
risiko, model ini digunakan untuk mendeteksi hubungan U-shaped antara return
bank dan konsentrasi portofolio kredit sebagai fungsi risiko. Model regresi yang
ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi kredit
terhadap risiko gagal bayar.
Cajueiro et al. (2011) menggunakan regresi menggunakan FGLS estimator
dan GMM estimator untuk data panel. Mereka menemukan bahwa portofolio
kredit bank-bank di Brasil secara rata-rata terkonsentrasi menengah. Mereka
menemukan bahwa konsentrasi portofolio kredit meningkatkan return dan
mengurangi risiko gagal bayar. Alasannya mungkin karena konsentrasi portofolio
kredit meningkatkan efisiensi monitoring, karena bank memiliki keahlian pada
sektor dimana mereka memberi pinjaman (Winton, 1999). Mereka menemukan
kontradiksi dari U-Shaped yang ditemukan oleh Archarya et al (2006) antara
konsentrasi dan return. Bank dengan risiko yang tinggi akan memiliki return yang
lebih kecil saat melakukan konsentrasi, namun risiko mereka juga menjadi
berkurang karena strategi ini. Untuk bank dengan risiko rendah dan menengah
konsentrasi menjadi pilihan terbaik untuk kinerja mereka. Mereka juga
menemukan bahwa untuk bank swasta makin tinggi konsentrasi kredit makin
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
tinggi profitabilitas. Untuk bank asing menghadapi risiko yang lebih rendah
dengan konsentrasi portofolio kredit, artinya mereka harus hati-hati pada sektor
dengan eksposur yang tinggi. Selain itu, alokasi konsentrasi portofolio kredit pada
sedikit sektor dapat mengurangi risiko bank milik pemerintah. Untuk kedua tipe
terakhir, profitabilitas tidak terlalu dipengaruhi oleh konsentrasi kredit.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan studi literatur, disusun hipotesis untuk masing-masing
variabel independen untuk kemudian dilakukan pengujian. Berikut adalah
hipotesis tersebut :
Terdapat dua pendapat atas pengaruh konsentrasi atau diversifikasi
terhadap return. Konsentrasi portofolio kredit berpengaruh positif terhadap return
merupakan hasil penelitian Cajueiro et al., (2011) dan Archarya et al. (2002). Hal
ini dapat terjadi karena diversifikasi maupun konsentrasi memberikan manfaat
yang baik pada return bank. Konsentrasi dapat meningkatkan return, juga
mengurangi biaya monitoring karena sektor semakin sedikit, dan bank memiliki
keahlian pada sektor tersebut. Sedangkan diversifikasi portofolio kredit
berpengaruh positif terhadap return merupakan hasil penelitian Rossi et al.,
(2009). Diversifikasi dapat meningkatkan efisiensi return. Selain itu, diversifikasi
dapat memungkinkan bank beroperasi pada tingkat ekuitas yang rendah yang
membuat bank dapat menghemat biaya. Diversifikasi juga dapat menaikkan
kinerja, khususnya pada pasar perbankan yang memiliki tingkat kompetisi yang
tinggi.
H0 :Konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit pada periode t-1 tidak
berpengaruh terhadap return bank pada periode t.
H1 :Konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit pada periode t-1
berpengaruh signifikan terhadap return bank pada periode t.
Ukuran Konsentrasi pada t-1 dikali NPL pada t-1 dan Ukuran Konsentrasi
pada t-1 dikali NPL pada t-1 pangkat dua tahun sebelumnya merupakan variabel
yang digunakan untuk menemukan U-shaped relation pada return bank dan
konsentrasi portofolio kredit sebagai fungsi dari risiko gagal bayar (Cajueiro et al.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
(2011). Digunakan nilai kuadrat NPL dengan tujuan untuk memeriksa hubungan
U-shaped (Winton, 1999) pada return bank dan konsentrasi portofolio kredit
sebagai fungsi risiko. Perilaku U-shaped ditemukan dengan apabila Ukuran
Konsentrasi pada t-1 dikali NPL pada t-1 berpengaruh negatif signifikan terhadap
return dan Ukuran Konsentrasi pada t-1 dikali NPL pada t-1 pangkat dua tahun
sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap return.
H0 : Ukuran Konsentrasi pada t-1 dikali NPL pada t-1 tahun sebelumnya tidak
berpengaruh negatif signifikan terhadap return dan Ukuran Konsentrasi
pada t-1 dikali NPL pada t-1 pangkat dua tahun sebelumnya tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap return.
H2 : Ukuran Konsentrasi pada t-1 dikali NPL pada t-1 berpengaruh negatif
signifikan terhadap return dan Ukuran Konsentrasi pada t-1 dikali NPL
pada t-1 pangkat dua berpengaruh positif signifikan terhadap return.
Terdapat dua pendapat atas pengaruh konsentrasi atau diversifikasi
terhadap risiko gagal bayar. Konsentrasi dapat berpengaruh negatif terhadap risiko
gagal bayar merupakan hasil penelitian Cajueiro et al., (2011). Konsentrasi dapat
meningkatkan efisiensi monitoring yang mengurangi risiko gagal bayar karena
bank dapat lebih mudah memecahkan masalah kredit bermasalah oleh keahlian
yang mereka miliki. Sedangkan menurut hasil penelitian Rossi et al. (2009)
diverifikasi dapat mengurangi risiko gagal bayar. Diversifikasi dapat mengurangi
risiko yang ada yaitu dengan secara tidak langsung mengurangi probabilitas gagal
bayar karena diversifikasi membatasi eksposur atas goncangan dari luar.
H0 : Konsentrasi atau diversifikasi pada t-1 tidak berpengaruh terhadap
besarnya kredit bermasalah.
H3 : Konsentrasi atau diverisifikasi pada t-1 berpengaruh secara signifikan
terhadap besarnya kredit bermasalah.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
21 Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Data Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua bank yang telah go
public yang ada dalam IDX Stratistics 3rd Quarter 2011. Daftar sampel dalam
penelitian ini dapat dilihat di lampiran 1. Sampel terdiri atas 22 bank yang telah
go public. Sampel merupakan bank yang telah go public, dipilih karena
menyediakan laporan interim bank yang di dalamnya terdapat Catatan atas
Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan menyediakan informasi
mengenai data individu bank yang dibutuhkan, antara lain tentang data kredit
berdasarkan sektor ekonomi dan data mengenai non performing loan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data individu bank yang
memuat informasi mengenai kredit menurut sektor ekonomi, net income, non
performing loan, aset, ekuitas, dan kepemilikan perusahaan. Data pada penelitian
diperoleh dari laporan interim bank yang terdapat Catatan atas Laporan Keuangan
di dalamnya dari periode kuartal satu tahun 2007 sampai kuartal empat tahun
2010 dengan total sebanyak 310 observasi. Laporan interim bank diambil Bursa
Efek Indonesia. Data tersebut tersebut antara lain adalah :
a. Konsentrasi Portofolio Kredit
Data mengenai konsentrasi portofolio kredit diambil dari Catatan atas
Laporan Keuangan pada kredit yang diberikan menurut sektor ekonomi.
b. Return Bank
Return bank yang digunakan adalah ROA yang didapat dari net income
yang berada pada laporan laba rugi serta aset yang berada di neraca. Net
income untuk kuartal dua, tiga, dan empat tiap tahunnya merupakan selisih
net income kuartal t dikurangi net income kuartal t-1.
c. Risiko bank
Risiko bank diukur dengan Non Performing Loan (NPL) yang datanya
didapat dari Catatan atas Laporan Keuangan pada kredit yang kurang
lancar, diragukan, dan macet.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
d. Ukuran Bank
Ukuran bank diukur dengan aset yang diambil dari neraca.
e. Equity Ratio
Equity ratio merupakan total equity per total asset. Equity dan asset
didapat dari balance sheet.
f. Bank Ownership
Bank ownership adalah data mengenai kepemilikan saham yang didapat
dari Catatan atas Laporan Keuangan pada modal usaha. Data ini
digunakan untuk menentukan apakah perusahaan merupakan bank milik
pemerintah, bank milik swasta, atau bank milik asing.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah konsentrasi ataukah
diversifikasi meningkatkan return dan mengurangi risiko bank yang telah go
public di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tiga model seperti yang
digunakan oleh Cajueiro et al. (2011) dengan beberapa perubahan. Model pertama
digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio
kredit terhadap return. Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukkan
fungsi risiko. Model regresi yang ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi kredit terhadap risiko gagal bayar.
Regresi yang digunakan untuk mengetahui, digunakan metode estimasi
Feasible Generelized Least Squares (FGLS) untuk mengetahui apakah
konsentrasi ataukah diversifikasi meningkatkan return dan mengurangi risiko
bank.
3.2.1 Operasionalisasi Variabel
Penelitian akan dibagi menjadi beberapa model. Model yang pertama digunakan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit
terhadap return. Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukan fungsi risiko.
Model regresi yang ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
diversifikasi kredit terhadap risiko gagal bayar. Terdapat pula variabel kontrol
pada ketiga model, yaitu ukuran bank, equity ratio, dan bank-ownership dummy.
a. Ukuran Konsentrasi
Sebagai ukuran konsentrasi digunakan ukuran yang berbeda antara
lain Hirshmann-Herfindahl Index (HHI) dan Shannon Entropy (SE)
(Cajueiro et al., 2011). Objek analisis adalah komposisi portofolio kredit
pada sektor ekonomi.
Keterangan :
rbti = relative exposure (ri) pada bank b pada waktu t pada tiap
sektor ekonomi i
HHI adalah jumlah kuadrat dari relative exposure, limit terendah HHI
adalah
dan merepresentasikan portofolio yang terdiversifikasi dengan
baik, berarti pembagian yang merata pada tiap sektor n. Jika HHI sama
dengan 1, kredit bank hanya kepada satu industri dan merupakan skenario
sempurna dari spesialisasi. Makin tinggi nilai HHI makin tinggi tingkat
konsentrasi.
Shannon Entropy adalah instrumen yang efektif untuk mengetahui
variasi distribusi pada suatu waktu tertentu dan dapat juga digunakan
untuk konsentrasi industri. Jika SE sama dengan nol, maka portofolio
kredit sangat terkonsentrasi. Jika SE sama dengan -ln(n) maka portofolio
kredit secara sempurna terdiversifikasi.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
24
Universitas Indonesia
b. Return Bank
Return bank dihitung dengan menggunakan ROA (Return on Assets) dan.
ROA dihitung dari net income per total assets (Acharya et al., 2002).
c. Risiko Bank
Risiko bank dihitung dengan menggunakan NPL (Non Performing Loan).
NPL dihitung dari rasio non performing loan per total loan (Cajueiro et
al., 2011). Non Performing Loan merupakan kredit yang kurang lancar,
diragukan, dan macet.
d. Ukuran Bank
Ukuran bank dihitung dengan menggunakan natural logarithm dari total
assets bank (Cajueiro et al., 2011).
e. Equity Ratio
Equity ratio dihitung dengan menggunakan rasio total equity per total
assets. Equity yang digunakan merupakan berasal dari book value
(Acharya et al., 2002).
f. Bank Ownership Dummy
Bank ownership dummy adalah apakah bank milik pemerintah, bank miliki
swasta, atau bank asing (Cajueiro et al., 2011). Pada penelitian ini
ownership dummy satu adalah bank milik pemerintah dan nol adalah bank
milik swasta dan asing.
3.2.2 Model Penelitian
Terdapat tiga model dalam penelitian ini. Model pertama digunakan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit terhadap
return. Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetaui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukan fungsi risiko.
Model regresi yang ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau
diversifikasi kredit terhadap risiko gagal bayar.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
a. Pengaruh Konsentrasi atau Diversifikasi Portofolio Kredit terhadap
Return (Model 1)
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio
kredit terhadap return (Cajueiro et al., 2011), penelitian ini menggunakan
model sebagai berikut :
a.1. Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
Keterangan :
ROAbt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIbt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan 0 milik
swasta dan asing pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada
periode t-1
a.2. Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy
Keterangan :
ROAbt : net income per total assets bank b pada periode t
SEbt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy periode t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan 0 milik
swasta dan asing pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada
periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
b. Pengaruh Konsentrasi atau Diversifikasi Portofolio Kredit terhadap
Return dengan Memasukan Fungsi Risiko (Model 2)
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio
kredit terhadap return dengan memasukan fungsi risiko (Cajueiro et al.,
2011), penelitian ini menggunakan model sebagai berikut :
b.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
Keterangan :
ROAbt : net income per total assets bank b pada periode t
NPLbt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada
periode t-1
HHIbt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
periode t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan
0 milik swasta pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total
assets periode t-1
b.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy
Keterangan:
ROAbt : net income per total assets bank b pada periode t
NPLbt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
SEbt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy periode t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan 0 milik
swasta pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada
periode t-1
Digunakan nilai kuadrat (NPL2bt) dengan tujuan untuk memeriksa
hubungan U-shaped (Winton, 1999) pada return bank dan konsentrasi
portofolio kredit sebagai fungsi risiko. Perilaku U-shaped ditemukan
dengan marginal effect dari CMbt-1 (ukuran konsentrasi periode t-1) pada
variabel dependen
jika α11 < 0 dan α12 > 0 maka return dan konsentrasi portofolio kredit
dapat menjadi dependen dari perilaku non linear dari risiko bank.
c. Pengaruh Konsentrasi atau Diversifikasi Portofolio Kredit terhadap
Risiko Gagal Bayar (Model 3)
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio
kredit terhadap gagal bayar (Cajueiro et al., 2011), penelitian ini
menggunakan model sebagai berikut:
c.1. Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
Keterangan :
NPLbt : rasio non performing loan dibagi total loan periode t
HHIbt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
ROAbt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan 0 milik
swasta pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada
periode t-1
c.2. Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy
Keterangan :
NPLbt : rasio non performing loan dibagi total loan periode t
SEbt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy periode t-1
ROAbt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukuranbt-1 : ukuran bank merupakan ln total asset periode t-1
ODbt-1 : Ownership Dummy, 1 adalah milik pemerintah dan 0 milik
swasta pada periode t-1
Equitybt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada
periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Mulai
Regresi
Iya
Input data
Signifikansi?
Output Regresi
Selesai
Analisa Hasil Regresi
Tidak
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian Karya Akhir
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
3.3 Langkah-Langkah Penyelesaian Karya Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah karya akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Input Data
Data yang diperlukan pada penelitian ini, didapat dari laporan
interim bank yang terdapat Catatan atas Laporan Keuangan di dalamnya
dari periode 2007 sampai 2010. Laporan interim bank diambil dari Bursa
Efek Indonesia untuk bank yang telah go public. Sampel yang digunakan
dalam penelitian adalah 22 bank yang telah go public yang ada dalam IDX
Statistics 3rd Quarter 2011 dengan rincian dalam lampiran 1. Data yang
dibutuhkan adalah kredit menurut sektor ekonomi, net income, non
performing loan, asset, equity, dan kepemilikan perusahaan dengan
menggunakan operasional variabel yang ada pada bab ini.
2. Regresi
Data yang telah siap, kemudian diolah dengan bantuan software Eviews 6
dan pengujian dilakukan dengan menggunakan Stata 11. Regresi yang
digunakan adalah regresi untuk data panel dengan menggunakan metode
estimasi Feasible Generelized Least Square (FGLS). Penelitian ini
mengikuti tiga model seperti yang digunakan oleh Cajueiro et al. (2011)
dengan beberapa perubahan. Model pertama digunakan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit terhadap return.
Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetaui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukan fungsi
risiko. Model regresi yang ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi kredit terhadap risiko gagal bayar.
3. Output Regresi
Setelah data diolah, dihasilkan output regresi. Kemudian ditentukan
apakah output signifikan atau tidak.
4. Analisis Hasil Regresi
Hasil regresi kemudian dianalisis apa yang menyebabkan variabel tersebut
signifikan dan apa yang menyebabkan variabel tersebut tidak signifikan.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
31 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH
Penelitian ini menggunakan metode estimasi Feasible Generelized Least
Square (FGLS) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap return dan
risiko gagal bayar dengan menggunakan data panel. Data diolah dengan
menggunakan software Eviews 6 dan pengujian terhadap model menggunakan
Stata 11.
Terdapat tiga model yang digunakan dalam penelitian seperti yang
digunakan oleh Cajueiro et al. (2011). Model pertama digunakan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi atau diversifikasi portofolio kredit terhadap
return. Model regresi yang kedua digunakan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi terhadap return dengan memasukan fungsi risiko
gagal bayar. Model regresi yang ketiga digunakan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi atau diversifikasi kredit terhadap risiko gagal bayar. Penelitian ini
menggunakan signifikan α = 0.05.
Model tersebut ini disusun dengan model pengolahan data panel
(Juhartono, 2010) yaitu :
- Model Pool Effect
- Model Fixed Effect
- Model Random Effect
Beberapa model tersebut dilakukan pengujian untuk mendapatkan model
terbaik dengan langkah sebagai berikut :
- F-test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data panel mengikuti
model pool effect atau fixed effect. Jika probabilitas tidak signifikan maka
menggunakan model pool effect. Jika probabilitas signifikan maka kita
melanjutkan untuk pengujian model random effect.
- Hausman Test
Pengujian ini dilakukan jika hasil uji F-test menunjukan probabilitas yang
signifikan. Pengujian Hausman Test dilakukan untuk menunjukan apakah
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
data mengikuti model fixed effect atau random effect. Jika probabilitas
Hausman test tidak signifikan maka menggunakan model random effect.
Jika probabilitas Hausman test signifikan maka menggunakan model fixed
effect.
- Uji Wald
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model terdapat
heteroskedastisitas.
- Uji Wooldridge
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi di
dalam model.
- Uji Korelasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
mulikolinearitas di dalam model.
4.1 Analisis Deskriptif Model
Penelitian ini menggunakan sampel bank yang telah go public, daftar sampel
dapat dilihat pada lampiran 1. Sampel terdiri atas 22 bank. Data diambil dari
Catatan Laporan Keuangan interim dari periode kuartal satu tahun 2007 sampai
kuartal empat 2010. Data yang diambil adalah kredit menurut sektor ekonomi, net
income, non performing loan, aset, ekuitas, dan kepemilikan perusahaan. Data
terdiri dari 310 observasi.
Tabel 4.1 Deskriptif Data Penelitian
ROAt HHIt-1 SEt-1 UKURANt-1 EQUITYt-1 NPLt-1
Mean -0,0013 0,2795 -1,5511 30,4835 0,1041 0,0424
Median 0,0029 0,2472 -1,6067 30,3097 0,0966 0,0317
Maximum 0,0138 0,8368 -0,4415 33,6456 0,2324 0,4293
Minimum -1,3127 0,1254 -2,1887 26,7579 -0,2749 0,0000
Std. Dev. 0,0748 0,1229 0,3525 1,8097 0,0449 0,0494
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
SEt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
NPLt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Rata-rata ROA periode t selama periode kuartal satu tahun 2007 hingga
kuartal empat tahun 2010 adalah -0,0013 dengan standar deviasi sebesar 0,07477.
ROA tertinggi diperoleh oleh PT Bank Mutiara pada kuartal tiga tahun 2009
sebesar 0,0138. Terjadi peningkatan net income sebesar Rp 97.312.141.000 dari
kuartal sebelumnya dan total asset sebesar Rp 7.042.029.391.000. ROA terendah
diperoleh oleh bank PT Bank Mutiara Tbk (dahulu PT Bank Century Tbk) pada
periode kuartal empat tahun 2008 sebesar -1,3127. Pada tanggal 20 November
2008, Bank Indonesia menetapkan PT Bank Century Tbk sebagai bank gagal yang
ditengarai berdampak sistemik. Kemudian, pada tanggal 21 November 2008
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui keputusan No
04/KSSK.03/2008 menyerahkan penanganannya pada Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS).
Rata-rata HHI periode t-1 adalah 0,2795 dengan standar deviasi sebesar
0,1229. Bank dengan HHI tertinggi adalah PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
pada kuartal satu tahun 2007 sebesar 0,8368. Bank dengan HHI terendah adalah
PT Bank CIMB Niaga Tbk pada kuartal dua tahun 2010 sebesar 0,125374.
Rata-rata SE periode t-1 adalah sebesar -1,5511 dengan standar deviasi
sebesar 0,3525. Bank dengan SE tertinggi adalah PT Bank Himpunan Saudara
1906 Tbk pada kuartal satu tahun 2007 sebesar -0,4415. Bank dengan SE terendah
adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk pada kuartal dua tahun 2010 sebesar -2,1887.
Rata-rata ukuran periode t-1, merupakan ln dari total asset, adalah 30,4835
dengan standar deviasi sebesar 1,8097. Bank dengan ukuran terbesar adalah PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk pada kuartal tiga tahun 2010 sebesar 33,6456. Pada
periode tersebut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memiliki total asset sebesar Rp
409.365.529.000.000. Bank dengan ukuran terkecil adalah PT Bank Capital
Indonesia Tbk pada kuartal keempat tahun 2006 sebesar 26,7579. Pada periode
tersebut PT Bank Capital Indonesia Tbk memiliki total asset sebesar Rp
417.644.087.000.
Rata-rata equity ratio periode t-1 adalah sebesar 0,1041 dengan standar
deviasi sebesar 0,0449. Bank dengan equity ratio paling tinggi adalah PT Bank
Swadesi Tbk pada kuartal tiga tahun 2008 sebesar 0,2324. Pada kuartal tersebut
PT Bank Swadesi Tbk memiliki total equity sebesar Rp 278.254.614.459 dan total
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
asset sebesar Rp 1.197.402.153.857. Pada periode tersebut PT Bank Swadesi Tbk
terdapat peristiwa Penawaran Umum Terbatas I dalam Rangka Penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 558.000.000 saham biasa dengan
nominal Rp 200 dengan harga penawaran Rp 250. Bank dengan equity ratio
paling rendah adalah PT Bank Mutiara Tbk pada kuartal empat tahun 2008
sebesar -0,2749. Pada kuartal tersebut PT Bank Mutiara Tbk memiliki total equity
sebesar Rp -1.535.424.000.000 dan total asset sebesar Rp 5.585.890.000.000.
Pada periode tersebut PT Bank Mutiara Tbk mengalami kerugian sebesar Rp -
7.281.150.000.000 yang mengakibatkan ekuitasnya menjadi negatif. Salah satu
penyebab kerugian ini adalah adanya Penyisihan Kerugian Aset Produktif,
Agunan yang Diambil Alih dan Aset Lain-lain Bersih sebesar Rp
6.559.276.000.000.
Rata-rata NPL periode t-1 adalah sebesar 0,0424 dengan standar deviasi
sebesar 0,0494. Terdapat bank dengan NPL 0% yaitu PT Bank Capital Indonesia
Tbk pada kuartal empat tahun 2006, kuartal tiga tahun 2007, kuartal empat tahun
2007, dan kuartal 1 tahun 2008. NPL tertinggi dimiliki PT Bank Mutiara Tbk pada
kuartal dua tahun 2009 sebesar 0,4293. Pada 31 Desember 2008 terdapat
pelampauan terhadap Batas Maksdimum Pemberian Kredit (BMPK) untuk
seluruh debitur disebabkan defisit modal dan pada 30 Juni 2009 pelampauan
terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sebanyak 39 debitur.
4.2 Analisis Hasil Regresi
4.2.a Pengaruh Konsentrasi Portofolio Kredit terhadap Return
Dengan menggunakan persamaan model 1 dilakukan regresi menggunakan
estimasi regresi Feasible Generelized Least Square (FGLS). Regresi dilakukan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi portofolio kredit terhadap return.
Terdapat dua regresi untuk model 1 yaitu dengan menggunakan ukuran
konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index dan Shannon Entrophy. Pengolahan
dilakukan dengan software eviews 6. Uji asumsi klasik untuk menguji
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan Stata 11.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
4.2.a.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index (Model 1)
Tabel 4.2 Pengujian F dan Hausman Model 1 HHI
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 1,7768 -21284,0000 0,0207
Pengujian Hausman Test (chi-square) 20,7299 4,0000 0,0004
Hasil pengujian F menunjukan probabilitas F-test signifikan pada level
signifikansi 5% maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil
pengujian probabilitas Hausman signifikan pada level signifikansi 1%.
Berdasarkan hasil uji Hausman diketahui bahwa data panel mengikuti model
Fixed Effect. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian perlu
dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah model terdapat
permasalahan heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
Tabel 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 1 HHI
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 1,90E+09 1,11E+06
Probability 0,00E+00 0,00E+00
Probabilitas chi-square lebih kecil dari 0.05, maka H0 bahwa model
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F kurang dari 5%, maka H0 bahwa model
tidak terdapat autokorelasi ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat
autokorelasi pada model fixed effect.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Pengujian Multikolinearitas Model 1 HHI
ROAt HHIt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1
ROAt 1,0000
HHIt-1 0,0347 1,0000
UKURANt-1 0,0156 -0,5803 1,0000
ODt-1 0,0411 -0,2753 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 0,0626 0,1637 -0,2802 -0,3047 1,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Untuk mendeteksi mutikolinearitas adalah dengan melihat korelasi antar
dua variabel independen. Korelasi terbilang kuat apabila besarnya lebih dari 0,8
atau kurang dari -0,8. Uji mulltikolinearitas menunjukan tidak terdapat korelasi di
atas 0,8 atau kurang dari 0,8 sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Model FGLS kemudian diuji menggunakan Likelihood-ratio test.
Hasil pengujian menunjukan bahwa probabilitas chi-square kurang dari 5%
dengan LR chi-square 2.374,21, sehingga H0 bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas atas model ditolak. Hasil pengujian dapat dilihat di lampiran 2.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Model FGLS fixed effect dengan cross section weight dapat digunakan dengan
mengasumsi terdapat cross-sectional heteroskedastisitas dan autokorelasi namun
tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine, 2004). Setiap pool
akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan dilakukan down-
weight dengan estimasi dari cross section residual standard deviation. Model
Fixed effect cross section weight dengan white cross section standard error &
covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan Abdullah et al.
(2010).
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Menggunakan estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan white
cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang didapat
adalah 0,7566 artinya 75,66% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level 1%, berarti bahwa regresi variabel independen terhadap variabel
dependen signifikan secara statistik. Hasil pengolahan dapat dilihat di lampiran 2.
Tabel 4.5 Regresi Model Fixed Effect Cross Section Weight Model 1 HHI
dengan variabel dependen ROAt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0593 0,2559
HHIt-1 0,0006 0,6456
UKURANt-1 0,0003 0,6081
ODt-1 0,1732 0,2825
EQUITYt-1 0,0195 0,0038 ***
R-squared 0,7763
Adjusted R-squared 0,7566
F-statistic 39,4305
Prob(F-statistic) 0,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
dan asing pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa Hirshmann-Herfindahl Index
(konsentrasi portofolio kredit) berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Dengan demikian H0 tidak dapat ditolak. Artinya, konsentrasi
portofolio kredit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return. Hal ini
dapat terjadi karena diversifikasi maupun konsentrasi memberikan manfaat yang
baik pada return bank. Konsentrasi dapat meningkatkan return, juga mengurangi
biaya monitoring karena sektor semakin sedikit, dan bank memiliki keahlian pada
sektor tersebut (Cajueiro et al., 2011). Diversifikasi dapat meningkatkan efisiensi
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
38
Universitas Indonesia
return. Selain itu, diversifikasi dapat memungkinkan bank beroperasi pada tingkat
ekuitas yang rendah yang membuat bank dapat menghemat biaya. Diversifikasi
juga dapat menaikkan kinerja, khususnya pada pasar perbankan yang memiliki
tingkat kompetisi yang tinggi (Rossi et al., 2009).
Ukuran bank berpengaruh positif terhadap ROA namun tidak signifikan.
Artinya ukuran bank tidak berpengaruh secara positif terhadap return bank. Pada
penelitian Akhtar et al. (2011) ditemukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. Menurut Al-Tamimi (2005) dan Sulfian (2009) hubungan
positif ini terjadi karena adanya strategi cost effective, economies of scales dan
tingginya market share (Akhtar et al, 2011). Pada penelitian ini hasil yang
diperoleh tidak signifikan, mungkin karena bank besar belum memaksimalkan
penggunaan strategi cost effective, economies of scales dan tingginya market
share.
Ownership Dummy berpengaruh secara positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Artinya kepemilikan bank oleh pemerintah berpengaruh secara
positif namun tidak signifikan terhadap return bank. Hasil ini bertentangan
dengan penelitian Al-Khouri (2011), Bonin et al. (2003), dan Micco et al. (2004)
yang menemukan bahwa kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif pada
profitabilitas.
Equity ratio berpengaruh positif terhadap ROA dengan koefisien variabel
sebesar 0,0195 yang signifikan pada level signifikansi 1%. Artinya equity ratio
berbanding lurus terhadap return bank. Bank dengan equity ratio lebih besar
memiliki return lebih besar dibandingkan dengan bank yang memiliki equity ratio
lebih kecil. Berger (1995) memiliki dua hipotesis atas pengaruh modal pada
profitabilitas (Al-Khouri, 2011). Hipotesis pertama adalah hipotesis expected
bankruptcy yang berpendapat bahwa meningkatnya modal dapat meningkatkan
profitabilitas. Hal ini terjadi karena berkurangnya bunga pada dana yang belum
diasuransi, khususnya untuk bank yang lebih berisiko dimana kemungkinan untuk
bangkrut berkurang. Hipotesis kedua adalah manajer memiliki informasi di dalam
perusahaan tentang cash flow di masa depan dan dicerminkan dalam keputusan
modal. Berger (1995) dan Demirguc-Kunt dan Huizinga (1999) menemukan bukti
pendukung hipotesis expected bankruptcy (Al-Khouri, 2011). Al-Khouri (2011)
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
juga menemukan equity ratio memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap ROA. Bank yang terkapitalisasi secara baik, membuat biaya pendanaan
menjadi rendah dan membutuhkan lebih sedikit pendanaan luar sehingga lebih
menguntungkan.
4.2.a.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy
Tabel 4.6 Pengujian F dan Hausman Test Model 1 SE
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 1,7889 -21284,0000 0,0195
Pengujian Hausman Test (chi-square) 20,6379 4,0000 0,0004
Hasil pengujian F menunjukan probabilitas F-test signifikan pada level
signifikansi 5% maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil
pengujian probabilitas Hausman signifikan pada level signifikansi 1%, hasil
pengolahan dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil uji Hausman
diketahui bahwa data panel mengikuti model Fixed Effect. Kemudian perlu
dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah model terdapat
permasalahan heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
Tabel 4.7 Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 1 SE
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 1,90E+09 9,99E+05
Probability 0,00E+00 0,00E+00
Probabilitas chi-square lebih kecil dari 0.05, maka H0 bahwa model
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F lebih kecil dari 5%, maka H0 bahwa model
tidak terdapat autokorelasi ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat
autokorelasi pada model fixed effect. Untuk mendeteksi mutikolinearitas adalah
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
dengan melihat korelasi antar dua variabel independen. Korelasi terbilang kuat
apabila besarnya lebih dari 0,8 atau kurang dari -0,8. Uji mulltikolinearitas
menunjukan tidak terdapat korelasi di atas 0,8 atau kurang dari 0,8 sehingga dapat
ditarik kesimpulan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen.
Tabel 4.8 Pengujian Multikolinearitas Model 1 SE
ROAt SEt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1
ROAt 1,0000
SEt-1 0,0263 1,0000
UKURANt-1 0,0156 -0,6483 1,0000
ODt-1 0,0411 -0,3444 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 0,0626 0,2295 -0,2802 -0,3047 1,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Model FGLS kemudian diuji menggunakan Likelihood-ratio test.
Hasil pengujian menunjukan bahwa probabilitas chi-square kurang dari 5%
dengan LR chi-square 2.376,83, sehingga H0 bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas atas model ditolak. Hasil pengujian dapat dilihat di lampiran 3.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Model FGLS fixed effect dengan cross section weight dapat digunakan dengan
mengasumsi terdapat cross-sectional heteroskedastisitas dan autokorelasi namun
tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine, 2004). Setiap pool
akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan dilakukan down-
weight dengan estimasi dari cross section residual standard deviation. Model
Fixed effect cross section weight dengan white cross section standard error &
covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan Abdullah et al.
(2010).
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Menggunakan estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan white
cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang didapat
adalah 0,7575 artinya 75,75% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level 1%, berarti bahwa regresi variabel independen terhadap variabel
dependen signifikan secara statistik. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada
lampiran 3.
Tabel 4.9 Model Fixed Effect Cross Section Weight Model 1 SE
dengan variabel Dependen ROAt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0636 0,2221
SEt-1 -0,0001 0,8050
UKURANt-1 0,0005 0,4371
ODt-1 0,1732 0,2823
EQUITYt-1 0,0187 0,0040 ***
R-squared 0,7771
Adjusted R-squared 0,7575
F-statistic 39,6141
Prob(F-statistic) 0,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entropy pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta dan asing pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa Shannon Entropy (konsentrasi
portofolio kredit) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian H0 tidak dapat ditolak. Artinya, diversifikasi portofolio kredit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return. Hal ini mungkin terjadi
karena diversifikasi maupun konsentrasi memberikan manfaat yang baik pada
return bank. Diversifikasi dapat meningkatkan efisiensi return. Selain itu,
diversifikasi dapat memungkinkan bank beroperasi pada tingkat ekuitas yang
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
rendah yang membuat bank dapat menghemat biaya. Diversifikasi juga dapat
menaikkan kinerja, khususnya pada pasar perbankan yang memiliki tingkat
kompetisi yang tinggi (Rossi et al., 2009). Konsentrasi dapat membuat return
meningkat, selain itu konsentrasi juga dapat mengurangi biaya monitoring karena
sektor semakin sedikit, dan bank memiliki keahlian pada sektor tersebut (Cajueiro
et al., 2011).
Ukuran bank berpengaruh positif terhadap ROA namun tidak signifikan.
Artinya ukuran bank berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap
return bank. Penelitian Akhtar et al. (2011) menemukan ukuran bank berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Al-Tamimi (2005) dan Sulfian (2009) berpendapat
bahwa hubungan positif ini terjadi karena adanya strategi cost effective, economies
of scales dan tingginya market share (Akhtar et al, 2011). Hasil pada penelitian
ini tidak signifikan, hal ini dapat terjadi karena bank besar belum menggunakan
strategi cost effective, economies of scales dan tingginya market share secara
optimal.
Ownership Dummy berpengaruh secara positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Artinya kepemilikan bank oleh pemerintah berpengaruh secara
positif namun tidak signifikan terhadap return bank. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Al-Khouri (2011), Bonin et al. (2003), dan Micco
et al. (2004) yang membuktikan bahwa kepemilikan pemerintah berpengaruh
negatif pada profitabilitas.
Equity ratio berpengaruh positif terhadap ROA dengan koefisien variabel
sebesar 0,0187 yang signifikan pada level signifikansi 1%. Artinya equity ratio
berpengaruh positif terhadap return bank. Bank yang memiliki equity ratio lebih
besar akan memiliki return lebih besar dibandingkan dengan bank yang memiliki
equity ratio lebih kecil. Berger (1995) mempunyai dua hipotesis mengenai
pengaruh modal pada profitabilitas yaitu hipotesis expected bankruptcy dan
signaling (Al-Khouri, 2011). Hipotesis expected bankrupcy berpendapat bahwa
meningkatnya modal dapat meningkatkan profitabilitas. Hal ini dapat terjadi
karena bunga berkurang pada dana yang belum diasuransi, khususnya pada bank
yang lebih berisiko sehingga kemungkinan untuk bangkrut berkurang. Hipotesis
signaling berpendapat bahwa manajer memiliki informasi di dalam perusahaan
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
43
Universitas Indonesia
tentang cash flow di masa depan dan hal tersebut terlihat dalam keputusan modal.
Penelitian Berger (1995) dan Demirguc-Kunt dan Huizinga (1999) membuktikan
hipotesis expected bankruptcy (Al-Khouri, 2011). Penelitian Al-Khouri (2011)
juga menemukan equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Bank yang memiliki kapitalisasi yang baik, mengakibatkan biaya pendanaan
menjadi rendah dan membutuhkan lebih sedikit pendanaan luar sehingga lebih
menguntungkan.
4.2.b Pengaruh Konsentrasi Portofolio Kredit terhadap Return dengan
Memasukan Fungsi Risiko Gagal Bayar (Model 2)
Dengan menggunakan model 2 dilakukan regresi menggunakan metode estimasi
Feasible Generelized Least Squares (FGLS). Regresi ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi portofolio kredit terhadap return dengan
memasukan fungsi risiko gagal bayar untuk memeriksa hubungan U-shaped pada
return dan konsentrasi. Terdapat dua regresi untuk regresi model 2 yaitu dengan
menggunakan konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index dan Shannon Entrophy.
Pengolahan dilakukan dengan software eviews 6 dan pengujian asumsi klasik atas
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas dilakukan dengan stata 11.
4.2.b.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
Tabel 4.10 Pengujian F dan Hausman Model 2 HHI
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 1,7637 -21281,0000 0,0222
Pengujian Hausman Test (chi-square) 36,8000 7,0000 0,0000
Hasil pengujian tersebut probabilitas F-test signifikan pada level signifikansi 5%
maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil pengujian tersebut
probabilitas Hausman test signifikan pada level signifikansi 1%. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa penelitian ini menggukan model fixed effect. Hasil
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
pengolahan dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil uji Hausman
diketahui bahwa data panel mengikuti model Fixed Effect sehingga perlu
dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah model terdapat
permasalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
Tabel 4.11 Pengujian Heterokedastisitas dan Autokorelasi Model 2 HHI
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 3,70E+08 1,85E+06
Probability 0,00E+00 0,00E+00
Probabilitas chi-square kurang dari 5% sehingga H0 bahwa model tersebut
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F kurang dari 5% sehingga H0 bahwa model
fixed effect tersebut tidak memiliki autokorelasi ditolak. Untuk mendeteksi
multikolinearitas adalah dengan melihat korelasi antar dua variabel independen.
Korelasi terbilang kuat apabila sebesar lebih dari 0,8 atau kurang dari -0,8. Uji
korelasi menunjukan korelasi yang kuat antara NPLt-1 dengan HHIt-1.NPLt-1 dan
HHIt-1.NPL2t-1, dan HHIt-1.NPL
2t-1 dengan HHIt-1.NPL
2t-1.
Tabel 4.12 Pengujian Multikolinearitas Model 2 HHI
ROAt HHIt-1 NPLt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1 HHIt-1.NPLt-1 HHIt-1.NPL2t-1
ROAt 1,0000
HHIt-1 0,0347 1,0000
NPLt-1 0,0204 -0,1406 1,0000
UKURANt-1 0,0156 -0,5803 0,0451 1,0000
ODt-1 0,0411 -0,2753 0,4583 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 0,0626 0,1637 -0,4258 -0,2802 -0,3047 1,0000
HHIt-1.NPLt-1 0,0281 0,1602 0,9222 -0,1451 0,3483 -0,3967 1,0000
HHIt-1.NPL2t-1 0,0209 -0,0581 0,9253 -0,0619 0,2826 -0,3668 0,8608 1,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
NPLt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Model FGLS kemudian diuji menggunakan Likelihood-ratio test
untuk mengetahui heteroskedastisitas yang spesifik. Hasil pengujian menunjukan
bahwa probabilitas chi-square kurang dari 5% dengan LR chi-square 2390,20,
sehingga H0 bahwa model FGLS tidak terdapat heteroskedastisitas atas ditolak.
Hasil pengujian dapat dilihat di lampiran 4.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Model FGLS fixed effect dengan cross section weight dapat digunakan dengan
mengasumsi terdapat heteroskedastisitas cross-sectional dan autokorelasi namun
tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine, 2004). Setiap pool
akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan dilakukan down-
weight dengan estimasi dari cross section residual standard deviation. Model
Fixed effect cross section weight dengan white cross section standard error &
covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan Abdullah et al.
(2010).
Menggunakan estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan white
cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang didapat
adalah 0,6864 artinya 68,64% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level signifikansi 1% yang berarti bahwa regresi variabel independen
terhadap variabel dependen signifikan secara statistik. Hasil pengolahan dapat
dilihat pada lampiran 4.
Berdasar hasil regresi tersebut Hirshmann-Herfindahl Index (konsentrasi
portofolio kredit) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian H0 tidak dapat ditolak. Artinya, konsentrasi portofolio kredit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return. Hasil tersebut tidak
signifikan mungkin karena keudanya memberi manfaat yang baik pada return
bank. Konsentrasi menyebabkan return meningkat, mengurangi biaya monitoring
karena semakin sedikitnya sektor, serta bank punya keahlian pada sektor tersebut
(Cajueiro et al., 2011). Diversifikasi membuat return menjadi efisiens.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Diversifikasi juga dapat membuat bank beroperasi pada tingkat ekuitas yang
rendah sehingga bank dapat menghemat biaya. Selain itu, diversifikasi
meningkatkan kinerja, terutama pada pasar perbankan yang memiliki tingkat
kompetisi yang tinggi (Rossi et al., 2009).
Tabel 4.13 Model Fixed Effect Cross Section Weight Model 2 HHI
dengan variabel dependen ROAt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0524 0,2865
HHIt-1 0,0013 0,7387
NPLt-1 0,0032 0,8718
UKURANt-1 0,0001 0,8907
ODt-1 0,1706 0,2948
EQUITYt-1 0,0198 0,0007 ***
HHIt-1.NPLt-1 0,0508 0,5626
HHIt-1.NPL2t-1 -0,0732 0,8747
R-squared 0,7148
Adjusted R-squared 0,6864
F-statistic 25,1506
Prob(F-statistic) 0,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
NPLt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Rasio NPL berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA.
Bank dengan risiko gagal bayar yang besar akan memiliki return yang lebih
tinggi. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Akhtar (2011) yang menemukan
bahwa rasio NPL berpengaruh secara negatif signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian Al-Khouri (2011) menemukan bahwa risiko kredit, menggunakan
volatilitas ROA, secara positif dan signifikan berpengaruh pada profitabilitas.
Risiko gagal bayar atas pembayaran kembali pokok dan bunga utang, secara
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
langsung terkait dengan transformasi likuiditas karena risiko gagal bayar yang
terakumulasi akan meningkat seiring berjalannya waktu.
Ukuran bank berpengaruh positif terhadap ROA namun tidak signifikan.
Artinya ukuran bank berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap
return bank. Penelitian Akhtar et al. (2011) menemukan bahwa ukuran bank
memounyai pengaruh positif terhadap profitabilitas. Al-Tamimi (2005) dan
Sulfian (2009) memiliki pendapat bahwa pengaruh positif dari ukuran terhadap
profitabilitas terjadi karena strategi cost effective, economies of scales dan
tingginya market share (Akhtar et al, 2011). Penelitian ini menemukan hasil yang
tidak signifikan, hal ini mungkin terjadi akibat bank besar belum menggunakan
strategi cost effective, economies of scales dan tingginya market share secara
maksimal.
Ownership Dummy memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Hal ini berarti, kepemilikan bank oleh pemerintah berpengaruh
secara positif namun tidak signifikan terhadap return bank. Hasil regresi ini
berbeda dengan penelitian Al-Khouri (2011), Bonin et al. (2003), dan Micco et al.
(2004) membuktikan kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh negatif pada
profitabilitas.
Equity ratio berpengaruh positif terhadap ROA dengan koefisien variabel
sebesar 0,0198 yang signifikan pada level signifikansi 1%. Artinya equity ratio
memiliki pengaruh positif terhadap return bank. Bank yang memiliki equity ratio
besar memiliki return yang besar pula bila dibandingkan dengan bank yang
memiliki equity ratio lebih kecil. Terdapat dua hipotesis Berger (1995) mengenai
pengaruh modal pada profitabilitas (Al-Khouri, 2011). Hipotesis yang pertama
adalah hipotesis expected bankruptcy yang berpendapat meningkatnya modal
dapat meningkatkan profitabilitas. Hal tersebut dapat terjadi karena berkurangnya
bunga pada dana yang belum diasuransi, khususnya untuk bank yang memiliki
risiko lebih tinggi dimana kemungkinan untuk bangkrut berkurang. Hipotesis
yang kedua adalah hipotesis signaling yang berpendapat bahwa manajer
mempunyai informasi di dalam perusahaan tentang cash flow di masa depan dan
sinyak ini tercermin pada keputusan modal yang dibuat. Penelitian Berger (1995)
dan Demirguc-Kunt dan Huizinga (1999) menemukan bukti yang mendukung
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
hipotesis expected bankruptcy (Al-Khouri, 2011). Selain itu, penelitian Al-Khouri
(2011) juga menemukan equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Bank yang modalnya terkelola secara baik lebih memiliki profitabilitas
lebih baik karena bank dapat mengurangi biaya pendanaan dan pendanaan dari
luar.
HHI.NPL dan HHI.NPL2 pada periode yang lalu merupakan variabel yang
digunakan untuk menemukan U-shaped relation pada return bank dan konsentrasi
portofolio kredit sebagai fungsi dari risiko gagal bayar (Cajueiro et al. (2011).
Apabila koefisien dari HHI.NPL kurang dari nol dan koefisien HHI.NPL2 lebih
dari nol maka terdapat perilaku U-shaped pada return. Hasil regresi menunjukan
bahwa HHI.NPL berpengaruh positif namun tidak signifikan pada ROA.
HHI.NPL2 berpengaruh negatif namun tidak signifikan pada ROA. Meskipun tidak
signifikan hasil regresi tersebut menunjukan adanya kontradiksi perilaku U-
shaped. Penelitian (Cajueiro et al. (2011) menemukan kontradiksi perilaku U-
Shaped. Untuk bank dengan risiko gagal bayar yang tinggi, konsentrasi dapat
mengurangi return, namun risiko mereka juga dapat berkurang dengan strategi ini.
Untuk bank dengan dengan risiko rendah dan menengah, konsentrasi portofolio
kredit merupakan strategi yang baik.
4.2.b.2 Dengan Ukuran Shannon Entropy
Tabel 4.14 Pengujian F dan Hausman Model 2 SE
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 1,8024 -21281,0000 0,0183
Pengujian Hausman Test (chi-square) 37,6485 7,0000 0,0000
Hasil pengujian tersebut probabilitas F-test signifikan pada level
signifikansi 5% maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil
pengujian menunjukan probabilitas Hausman signifikan pada level signifikansi
1%. Berdasarkan uji Hausman diketahui bahwa penelitian ini menggukan model
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
fixed effect. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran 5. Kemudian perlu
dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah model terdapat
permasalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
Tabel 4.15 Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 2 SE
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 8,50E+07 1,56E+06
Probability 0,00E+00 0,00E+00
Probabilitas chi-square kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa model
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan adanya heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa tidak
terdapat autokorelasi pada model ditolak. Hasil tersebut menunjukan adanya
autokorelasi pada model fixed effect. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat
dilakukan dengan melihat korelasi antar dua variabel independen. Korelasi
terbilang kuat jika besarnya lebih dari 0, 8 atau kurang dari -0,8. Uji korelasi
menunjukan adanya korelasi yang kuat antara variabel NPLt-1 dengan SEt-1.NPLt-1
dan SEt-1.NPL2
t-1 dan SEt-1.NPLt-1 dengan SEt-1.NPL2t-1.
Tabel 4.16 Pengujian Multikolinearitas Model 2 SE
ROAt SEt-1 NPLt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1 SEt-1.NPLt-1 SEt-1.NPL2t-1
ROAt 1,0000
SEt-1 0,0263 1,0000
NPLt-1 0,0204 -0,1394 1,0000
UKURANt-1 0,0156 -0,6483 0,0451 1,0000
ODt-1 0,0411 -0,3444 0,4583 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 0,0626 0,2295 -0,4258 -0,2802 -0,3047 1,0000
SENPLt-1 -0,0175 0,2779 -0,9838 -0,1314 -0,4900 0,4204 1,0000
SENPL2t-1 -0,0194 0,1260 -0,9250 0,0198 -0,2967 0,3514 0,9267 1,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
NPLt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Model FGLS kemudian diuji dengan menggunakan Likelihood-ratio
test. Hasil pengujian menunjukan bahwa probabilitas chi-square kurang dari 5%
dengan LR chi-square 2.400,55, sehingga H0 bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas atas model ditolak. Hasil pengolahan regresi dan pengujian
dapat dilihat pada lampiran 5.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Model FGLS fixed effect dengan cross section weight digunakan dengan
mengasumsi terdapat cross-sectional heteroskedastisitas dan autokorelasi namun
tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine, 2004). Setiap pool
akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan dilakukan down-
weight dengan estimasi dari cross section residual standard deviation. Model
Fixed effect cross section weight dengan white cross section standard error &
covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan Abdullah et al.
(2010).
Menggunakan estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan white
cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang didapat
adalah 0,5824 artinya 58,24% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level signifikansi 1% yang berarti bahwa regresi variabel independen
terhadap variabel dependen signifikan secara statistik.
Hasil regresi menunjukkan bahwa Shannon Entropy (konsentrasi
portofolio kredit) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian H0 tidak dapat ditolak. Artinya, diversifikasi portofolio kredit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return. Hal ini dapat terjadi karena
diversifikasi maupun konsentrasi memberikan manfaat yang baik pada return
bank. Diversifikasi dapat membuat return menjadi lebih efisien. Diversifikasi
juga memungkinkan bank beroperasi ekuitas yang rendah sehingga bank dapat
menghemat biaya. Selain itu, diversifikasi dapat meningkatkan kinerja, hal ini
terjadi khususnya pada pasar perbankan dimana tingkat kompetisi tinggi (Rossi et
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
al., 2009). Konsentrasi dapat membuat return menjadi meningkat. Konsentrasi
juga dapat membuat biaya monitoring berkurang karena sektor yang dikelola
semakin sedikit dan bank memiliki keahlian pada sektor tersebut (Cajueiro et al.,
2011).
Tabel 4.17 Model Fixed Effect Cross Section Weight Model 2 SE
dengan Dependen Variabel ROAt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0620 0,2286
SEt-1 -0,0006 0,7306
NPLt-1 0,0931 0,0435 **
UKURANt-1 0,0003 0,5798
ODt-1 0,1798 0,2652
EQUITYt-1 0,0215 0,0036 ***
SEt-1.NPLt-1 0,0507 0,0650
SEt-1.NPL2
t-1 0,0293 0,4115
R-squared 0,6202
Adjusted R-squared 0,5824
F-statistic 16,3900
Prob(F-statistic) 0,0000
ROAt : net income per total assets bank b pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
NPLt-1 : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Rasio NPL berpengaruh positif terhadap ROA dengan level signifikansi
5%. Sehingga, H0 ditolak. Artinya, NPL berbanding lurus terhadap ROA. Bank
dengan risiko gagal bayar yang besar akan memiliki return yang lebih tinggi.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Akhtar (2011) yang membuktikan bahwa
rasio NPL memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return. Namun,
penelitian Al-Khouri (2011) menemukan bahwa risiko kredit, dengan
menggunakan volatilitas ROA, secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
profitabilitas. Risiko gagal bayar atas pembayaran kembali pokok dan bunga
utang berkaitan dengan transformasi likuiditas sehingga risiko gagal bayar
terakumulasi akan meningkat seiring berjalannya waktu. Hasil ini konsisten
dengan penelitian Cajueiro et al. (2011).
Ukuran bank memiliki pengaruh positif terhadap ROA namun tidak
signifikan. Hal ini berarti, ukuran bank mempunyai pengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap profitabilitas bank. Penelitian Akhtar et al. (2011)
membuktikan bahwa ukuran bank mempunyai pengaruh positif terhadap
profitabilitas. Al-Tamimi (2005) dan Sulfian (2009) memiliki pendapat bahwa
hubungan positif ini terjadi akibat strategi cost effective, economies of scales dan
tingginya market share (Akhtar et al, 2011). Hasil penelitian ini tidak signifikan,
hal ini mungkin terjadi karena bank besar belum mengoptimalkan penggunaan
strategi cost effective, economies of scales dan tingginya market share.
Ownership Dummy mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap ROA. Hal ini berarti kepemilikan bank oleh pemerintah berpengaruh
secara positif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas bank. Hasil ini
berlawanan dengan penelitian yang dilakukan Al-Khouri (2011), Bonin et al.
(2003), dan Micco et al. (2004) yang membuktikan bahwa kepemilikan
pemerintah mempunayai pengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Equity ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
dengan koefisien variabel sebesar 0,0215 pada level signifikansi 1%. Artinya
equity ratio berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank. Bank dengan equity
ratio lebih besar memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bank yang memiliki equity ratio lebih kecil. Berger (1995) mempunyai dua
hipotesis berbeda atas pengaruh modal pada profitabilitas (Al-Khouri, 2011).
Hipotesis tersebut adalah hipotesis expected bankruptcy dan hipotesis signaling.
Hipotesis expected bankruptcy berpendapat bahwa modal yang meningkat dapat
membuat profitabilitas meningkat pula. Hal ini mungkin terjadi karena bunga
berkurang pada dana yang belum diberi asuransi, terutama untuk bank yang
memiliki risiko yang lebih tinggi dimana kemungkinan untuk bangkrut menjadi
berkurang. Hipotesis signaling berpendapat bahwa manajer memiliki informasi
dari dalam perusahaan mengenai cash flow di masa depan dan dapat tercermin
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
53
Universitas Indonesia
dalam keputusan modal oleh manajer. Penelitian oleh Berger (1995) dan
Demirguc-Kunt dan Huizinga (1999) menemukan bukti yang mendukung
hipotesis expected bankruptcy (Al-Khouri, 2011). Hipotesis ini juga dibuktikan
Al-Khouri (2011) yang menemukan bahwa equity ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA. Bank yang memiliki kapitalisasi yang baik, akan
memiliki biaya pendanaan yang lebih rendah dan akan mengurangi pendanaan
luar sehingga menguntungkan.
SE.NPL dan SE.NPL2 pada periode yang lalu merupakan variabel yang
digunakan untuk menemukan U-shaped relation pada return bank dan konsentrasi
portofolio kredit sebagai fungsi dari risiko gagal bayar (Cajueiro et al. (2011).
Apabila koefisien dari SE.NPL kurang dari nol dan koefisien SE.NPL2 lebih dari
nol maka terdapat perilaku U-shaped pada return. Hasil regresi menunjukan
bahwa SE.NPL berpengaruh positif namun tidak signifikan pada ROA. SE.NPL2
berpengaruh positif namun tidak signifikan pada ROA. Sehingga H0 tidak dapat
ditolak. Tidak ditemukan adanya U-shaped pada return dan konsentrasi portofolio
kredit dengan fungsi risiko gagal bayar.
4.2.c Pengaruh Konsentrasi atau Diversifikasi Portofolio Kredit terhadap
Risiko Gagal Bayar (Model 3)
Dengan menggunakan model 3 dilakukan regresi menggunakan metode estimasi
Feasible Generelized Least Square (FGLS). Regresi dilakukan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi portofolio kredit terhadap risiko gagal bayar. Terdapat dua
regresi untuk model 3 yaitu dengan ukuran konsentrasi portofolio kredit
Hirshmann-Herfindahl Index dan Shannon Entrophy. Pengolahan dilakukan
dengan menggunakan eviews 6, sedangkan uji asumsi klasik untuk menguji
apakah di dalam model terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi menggunakan stata 11.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
4.2.c.1 Dengan Ukuran Konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index
Tabel 4.18 Pengujian F dan Hausman Model 3 HHI
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 32,7804 -21283,0000 0,0000
Pengujian Hausman Test (chi-square) 305,5750 5,0000 0,0000
Berdasar hasil pengujian , probabilitas F-test signifikan pada level signifikansi 1%
maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil pengujian
menunjukan probabilitas Hausman signifikan pada level signifikansi 1%. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa penelitian ini menggukan model fixed effect.
Kemudian perlu dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah di
dalam model terdapat permasalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas.
Tabel 4.19 Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Model 3 HHI
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 62163,5700 230,1280
Probability 0,0000 0,0000
Probabilitas chi-square kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa model
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa tidak
terdapat autokorelasi pada model ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat
autokorelasi pada model fixed effect.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Tabel 4.20 Pengujian Multikolinearitas Model 3 HHI
NPLt HHIt-1 ROAt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1
NPLt 1,0000
HHIt-1 -0,1342 1,0000
ROAt-1 -0,3804 0,0303 1,0000
UKURANt-1 0,0212 -0,5803 0,0449 1,0000
ODt-1 0,4046 -0,2753 -0,0902 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 -0,4443 0,1637 0,4864 -0,2802 -0,3047 1,0000
NPLt : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
ROAt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Untuk mendeteksi multikolinearitas digunakan digunakan uji korelasi
antar dua variabel independen. Korelasi terbilang kuat apabila besarnya lebih dari
0,8 atau kurang dari -0,8. Uji mulltikolinearitas menunjukan tidak terdapat
korelasi antar variabel independen.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Kemudian dilakukan pengujian Likelihood-ratio test untuk mgnuji
apakah terdapat heteroskedastisitas yang spesifik pada model FGLS. Hasil
pengujian menunjukan probabilitas chi-square kurang dari 5% dengan chi-square
604,14, sehingga H0 bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas atas model ditolak.
Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran 6.
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Model FGLS fixed effect dengan cross section weight dapat digunakan untuk
mengasumsi terdapat heteroskedastisitas cross-sectional dan autokorelasi namun
tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine, 2004). Setiap pool
akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan dilakukan down-
weight dengan estimasi dari cross section residual standard deviation. Model
Fixed effect cross section weight dengan white cross section standard error &
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan Abdullah et al.
(2010).
Tabel 4.21 Hasil Regresi Fixed Effect Cross Section Weight Model 3 HHI
dengan Variabel Dependen NPLt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0307 0,4102
HHIt-1 0,0087 0,1420
ROAt-1 -0,0205 0,3794
UKURANt-1 -0,0002 0,8607
ODt-1 0,2912 0,0000 ***
EQUITYt-1 -0,0044 0,8412
R-squared 0,8450
Adjusted R-squared 0,8307
F-statistic 59,3331
Prob(F-statistic) 0,0000
NPLt : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t
HHIt-1 : ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index pada periode t-1
ROAt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Menggunakan metode estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan
white cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang
didapat adalah 0,8307 artinya 83,07% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level signifikansi 1% yang berarti bahwa regresi variabel independen
terhadap variabel dependen signifikan secara statistik. Hasil pengolahan dapat
dilihat pada lampiran 6.
Hasil regresi tersebut menunjukan bahwa Hirshmann-Herfindahl Index
(konsentrasi portofolio kredit) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPL.
Dengan demikian, H0 tidak dapat ditolak. Risiko gagal bayar tidak dipengaruhi
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
oleh konsentrasi dan diversifikasi, kekemungkinanan karena keduanya dapat
mengurangi risiko. Konsentrasi dapat meningkatkan efisiensi monitoring yang
mengurangi risiko gagal bayar karena bank dapat lebih mudah memecahkan
masalah kredit bermasalah oleh keahlian yang mereka miliki (Cajueiro et al.,
2011). Diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada yaitu dengan secara tidak
langsung mengurangi probabilitas gagal bayar karena diversifikasi membatasi
eksposur atas goncangan dari luar (Rossi et al. 2009).
ROA periode sebelumnya berpengaruh negatif namun tidak signifikan
pada rasio NPL. Artinya, profitabilitas berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap risiko gagal bayar. Godlewski (2004) menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap NPL (Haneef et al., 2012).
Profitabilitas bank mencerminkan perilaku pengambilan risiko manajer. Bank
dengan profitabilitas yang tinggi tidak terbebani untuk menghasilkan revenue dan
cenderung tidak menawarkan kredit yang berisiko. Sedangkan bank yang tidak
efisien cenderung mengalami masalah kredit yang lebih tinggi. Jeleknya
manajemen dapat berefek pada rendahnya monitoring untuk biaya operasi dan
kualitas kredit pelanggan yang menyebabkan tingginya modal yang hilang.
Boudriga et al. (2009) juga tidak menemukan hubungan antara NPL dan ROA.
Mungkin, hubungan antara profitabilitas dan risiko kredit tidak secara langsung
terjadi pada cakupan yang besar, namun pada tingkatan bank tergantung pada
kinerja individual bank.
Ukuran bank berpengaruh negatif namun tidak signifikan pada rasio NPL.
Artinya, ukuran bank berbanding terbalik terhadap risiko gagal bayar bank. Bank
yang lebih kecil memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar dibandingkan
dengan bank yang lebih besar. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Barrel et
al. (2010) yang meneliti pengaruh ukuran bank terhadap perilaku pengambilan
risiko. Barrel et al. (2010) menemukan bahwa bank yang berukuran lebih besar
memiliki tingkat hapus buku yang lebih tinggi. Semakin besar ukuran bank,
semakin tinggi kecenderungan untuk mengambil risiko.
Ownership Dummy berpengaruh signifikan positif terhadap rasio NPL
dengan koefisien variabel sebesar 0,2912 yang signifikan pada level signifikansi
1%. Dengan demikian H0 ditolak. Artinya, ownership dummy berbanding lurus
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
terhadap risiko gagal bayar bank. Bank milik pemerintah memiliki risiko gagal
bayar lebih besar dibandingkan dengan bank milik swasta dan asing. Penelitian
Micco et al. (2004) menemukan bahwa pada negara berkembang NPL pada bank
publik lebih tinggi daripada bank swasta. Tingginya tingkat NPL ini kemungkinan
terjadi karena mandat diberikan kepada bank publik yang tidak kompeten dan
efisien.
Equity ratio berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap rasio
NPL. Artinya equity ratio berbanding terbalik terhadap NPL. Bank dengan equity
ratio lebih kecil memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar dibandingkan
dengan bank yang memiliki equity ratio lebih besar. Penelitian Boudriga et al.
(2009) yang menemukan hubungan negatif antara capital adaquacy ratio dengan
risiko kredit.
4.2.c.2 Dengan Ukuran Konsentrasi Shannon Entropy
Tabel 4.22 Pengujian F dan Hausman Model 3 SE
Statistic d.f Probability
Pengujian F-test (F) 33,5208 -21283,0000 0,0000
Pengujian Hausman Test (chi-square) 311,8329 5,0000 0,0000
Hasil pengujian tersebut probabilitas F-test signifikan pada level signifikansi 5%
maka pengujian berlanjut untuk model random effect. Hasil pengujian tersebut
probabilitas Hausman test signifikan pada level signifikansi 1%. Berdasarkan
pengujian diketahui bahwa penelitian ini menggukan model fixed effect.
Kemudian perlu dilakukan analisis data lebih lanjut guna menetapkan apakah
pada model terdapat permasalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Tabel 4.23 Pengujian Heteroskedastisitas dan Autokolinearitas Model 3 SE
Wald Test Wooldridge Test
Chi-square F
Statistic 5,77E+04 2,32E+02
Probability 0,00E+00 0,00E+00
Probabilitas chi-square kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa model
homoskedastis ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat heteroskedastisitas
pada model fixed effect. Probabilitas F kurang dari 5%, sehingga H0 bahwa tidak
terdapat autokorelasi pada model ditolak. Hasil tersebut menunjukan terdapat
autokorelasi pada model fixed effect. Untuk mendeteksi multikolinearitas
dilakukan uji korelasi antar dua variabel. Korelasi terbilang kuat jika lebih besar
dari 0,8 atau lebih kecil dari 0,8. Uji multikolinearitas menunjukan tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel indpenden.
Tabel 4.24 Pengujian Multikolinearitas Model 3 SE
NPLt SEt-1 ROALAGt-1 UKURANt-1 ODt-1 EQUITYt-1
NPLt 1,0000
SEt-1 -0,1279 1,0000
ROALAGt-1 -0,3804 0,0306 1,0000
UKURANt-1 0,0212 -0,6483 0,0449 1,0000
ODt-1 0,4046 -0,3444 -0,0902 0,4162 1,0000
EQUITYt-1 -0,4443 0,2295 0,4864 -0,2802 -0,3047 1,0000
NPLt : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entrophy pada periode t-1
ROAt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi, dan
multikolinearitas digunakan model FGLS (Feasible Generelized Least Squares)
fixed effect. Model FGLS kemudian diuji dengan menggunakan Likelihood-ratio
test. Hasil pengujian menunjukan bahwa probabilitas chi-square kurang dari 5%
dengan chi-square 604,84, sehingga H0 bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas
atas model ditolak. Hasil regresi dapat dilihat pada lampiran 7.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas digunakan weighted least
squares untuk mendapatkan model yang BLUE (Gujarati dan Porter, 2009).
Kemudian digunakan FGLS fixed effect dengan cross section weight, model yang
digunakan untuk mengasumsi terdapat heteroskedastisitas cross-sectional dan
autokorelasi namun tanpa koreksi atas korelasi kontemporer (Belke dan Heine,
2004). Setiap pool akan memiliki intercept yang tidak dibatasi dan tiap pool akan
dilakukan down-weight dengan estimasi dari cross section residual standard
deviation. Model Fixed effect cross section weight dengan white cross section
standard error & covariance digunakan dalam penelitian Ariff dan Ho (2009) dan
Abdullah et al. (2010).
Menggunakan estimasi Fixed Effect Cross-section Weight dengan white
cross section standard error & covariance, adjusted R-squared yang didapat
adalah 0,8278 artinya 82,78% ROA dapat dijelaskan oleh model. Tingkat
signifikansi hasil regresi dapat dilihat dari probabilitas F-statistic yang signifikan
pada level signifikansi 1% yang berarti bahwa regresi variabel independen
terhadap variabel dependen signifikan secara statistik.
Hasil regresi menunjukan Shannon Entropy (konsentrasi portofolio kredit)
berpengaruh secara positif signifikan terhadap rasio NPL dengan koefisien
variabel sebesar 0,0077 yang signifikan pada level signifikansi 1%. Dengan
demikian H0 ditolak. Artinya, bank yang menggunakan strategi konsentrasi
portofolio kredit akan menyebabkan risiko gagal bayar meningkat. Penelitian ini
konsisten dengan Penelitian Rossi et al. 2009 yang menemukan diversifikasi dapat
mengurangi risiko gagal bayar. Diversifikasi dapat memperkecil risiko gagal
bayar yaitu secara tidak langsung membatasi eksposur atas goncangan dari luar.
ROA periode sebelumnya berpengaruh negatif namun tidak signifikan
pada rasio NPL. Hal ini berarti, profitabilitas memiliki pengaruh negatif namun
tidak signifikan pada risiko gagal bayar. Penelitian oleh Godlewski (2004)
membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap rasio NPL
(Haneef et al., 2012). Profitabilitas bank dapat menggambarkan perilaku
pengambilan risiko manajer. Bank yang memiliki profitabilitas tinggi tidak
terbebani untuk menghasilkan revenue sehingga cenderung tidak menawarkan
kredit yang berisiko. Berbeda dengan bank yang tidak efisien dan memiliki
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
kemungkinan mengalami masalah kredit yang lebih tinggi. Manajemen yang
kurang baik dapat mengakibatkan rendahnya monitoring untuk biaya operasi dan
kualitas kredit pelanggan sehingga menyebabkan tingginya modal yang hilang.
Penelitian Boudriga et al. (2009) juga tidak menemukan hubungan antara NPL
dan ROA. Hal ini mungkin terjadi karena pada cakupan yang besar hubungan
antara profitabilitas dan risiko kredit tidak secara langsung terjadi. Akan tetapi
hubungan tersebut mungkin terjadi tergantung pada kinerja individual bank. Hasil
ini konsisten dengan penelitian Cajueiro et al. (2011).
Tabel 4.25 Regresi Fixed Effect Cross Section Model 3 SE
dengan Variabel Dependen NPLt
Variable Coefficient Prob.
C -0,0544 0,2012
SEt-1 0,0077 0,0008 ***
ROALAGt-1 -0,0214 0,3433
UKURANt-1 0,0010 0,4751
ODt-1 0,2930 0,0000 ***
EQUITYt-1 0,0048 0,8288
R-squared 0,8423
Adjusted R-squared 0,8278
F-statistic 58,1496
Prob(F-statistic) 0,0000
NPLt : rasio non performing loan dibagi total loan pada periode t
SEt-1 : ukuran konsentrasi Shannon Entrophy pada periode t-1
ROAt-1 : net income per total assets bank b pada periode t-1
Ukurant-1 : ukuran bank merupakan ln total asset pada periode t-1
ODt-1 : Ownership Dummy, satu adalah milik pemerintah dan nol milik swasta
pada periode t-1
Equityt-1 : equity ratio, merupakan total equity per total assets pada periode t-1
*** : signifikan pada level 1%
** : signifikan pada level 5%
* : signifikan pada level 10%
Ukuran bank berpengaruh positif pada rasio NPL namun tidak signifikan.
Artinya, ukuran bank berbanding lurus terhadap risiko gagal bayar bank. Bank
yang lebih besar memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar dibandingkan
dengan bank yang lebih kecil. Meskipun tidak signifikan, hasil ini konsisten
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
dengan penelitian Cajueiro et al. (2011). Barrel et al. (2010) meneliti pengaruh
ukuran bank terhadap perilaku pengambilan risiko. Data menunjukan bahwa bank
yang berukuran lebih besar memiliki tingkat hapus buku yang lebih tinggi.
Semakin besar ukuran bank, semakin tinggi kecenderungan untuk mengambil
risiko. Hal ini disebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengawasi kegiatan
pemberian kredit seiring semakin besarnya ukuran bank, kekemungkinanan lain
adalah karena ukuran yang besar membuat bank terlalu percaya diri dan yakin
pihak regulator tahu bahwa bank tidak akan mengalami kegagalan (Panggabean,
2012).
Ownership Dummy memiliki pengaruh yang positif terhadap rasio NPL
dengan koefisien variabel sebesar 0,2912 dan signifikan pada level signifikansi
1%. Dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti, ownership dummy berpengaruh
positif terhadap risiko gagal bayar bank. Bank milik pemerintah mempunyai
risiko gagal bayar lebih tinggi bila dibandingkan dengan bank milik swasta dan
asing. Hasil ini konsisten dengan penelitian Micco et al. (2004) yang
membuktikan bahwa pada negara berkembang, NPL pada bank pemerintah lebih
tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Tingkat NPL yang tinggi ini, mungkin
terjadi karena mandat diberikan kepada bank pemerintah yang tidak kompeten dan
efisien.
Equity ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap rasio
NPL. Artinya equity ratio berbanding lurus terhadap rasio NPL. Bank dengan
equity ratio lebih besar memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar dibandingkan
dengan bank yang memiliki equity ratio lebih kecil. Hasil ini bertentangan dengan
penelitian Boudriga et al. (2009) yang menemukan hubungan negatif antara
capital adaquacy ratio dengan risiko kredit. Namun, Junarsin (2011) menemukan
bahwa bank dengan tier 1 risk based dan total risk-based capital ratio cenderung
memiliki NPL per total asset yang lebih tinggi dan risk-weighted asset to asset
yang lebih rendah. Hal ini berarti bank mencoba menkompensasikan kelebihan
non performing loan dengan mengurangi risk weighted assets. Demikian pula
penelitian Berger et al. (2010) dan Cajueiro et al. (2011) yang menemukan ratio
equity berhubungan signifikan positif terhadap risiko gagal bayar.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi portofolio kredit tidak
mempengaruhi return pada bank yang telah go public di Indonesia. Hal ini
mungkin terjadi karena konsentrasi maupun diversifikasi memberikan manfaat
yang baik pada return bank. Konsentrasi dapat mengurangi biaya monitoring
karena sektor semakin sedikit dan bank memiliki keahlian pada sektor tersebut
(Cajueiro et al., 2011). Diversifikasi juga memungkinkan bank beroperasi pada
tingkat ekuitas yang rendah yang membuat bank menghemat biaya dan
meningkatkan kinerja bank yang memiliki tingkat kompetensi yang tinggi (Rossi
et al., 2009).
Penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi portofolio kredit dapat
meningkatkan risiko bank yang telah go public di Indonesia namun hanya pada
regresi yang menggunakan ukuran konsentrasi Shannon Entrophy. Diversifikasi
dapat mengurangi risiko gagal bayar yaitu dengan secara tidak langsung
mengurangi probabilitas gagal bayar karena diversifikasi membatasi eksposur atas
goncangan dari luar (Rossi et al. 2009). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
diversifikasi portofolio kredit merupakan strategi yang terbaik yang dapat
mengurangi risiko gagal bayar.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
64 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat pertanyaan apakah diversifikasi atau konsentrasi yang dapat menaikan
return dan mengurangi risiko gagal bayar bank. Pada tesis ini dilakukan penelitian
atas dampak konsentrasi dari portofolio kredit terhadap return dan risiko bank
pada 22 bank yang telah go public di Indonesia dengan periode dari tahun 2007
kuartal 1 sampai 2010 kuartal 4. Data yang digunakan adalah laporan keuangan
bank yang terdapat Catatan atas Laporan Keuangan didalamnya. Catatan atas
Laporan Keuangan menyediakan informasi mengenai data individu bank yang
dibutuhkan antara lain tentang data kredit berdasarkan sektor ekonomi dan data
mengenai non performing loan. Penelitian ini menggunakan unbalance panel
data. Digunakan ukuran konsentrasi Hirshmann-Herfindahl Index dan Shannon
Entropy digunakan untuk mengukur konsentrasi portofolio kredit pada sektor
ekonomi. Penelitian juga dilakukan atas pengaruh ukuran bank, equity ratio, dan
kepemilikan bank (pemerintah serta swasta dan asing) sebagai variabel kontrol.
Berdasarkan penelitian atas pengaruh konsentrasi portofolio kredit
terhadap return dan risiko, hasil penelitian menunjukan bahwa:
1. Konsentrasi atau diversifikasi tidak mempengaruhi return. Hal ini dapat
terjadi karena baik diversifikasi maupun konsentrasi memberikan manfaat
yang baik pada return bank. Diversifikasi dapat meningkatkan efisiensi
return. Selain itu, diversifikasi dapat memungkinkan bank beroperasi pada
tingkat ekuitas yang rendah yang membuat bank dapat menghemat biaya.
Diversifikasi juga dapat menaikkan kinerja khususnya pada pasar
perbankan yang memiliki tingkat kompetisi yang tinggi (Rossi et al.,
2009). Konsentrasi juga dapat meningkatkan return. Konsentrasi dapat
juga mengurangi biaya monitoring karena sektor semakin sedikit dan bank
memiliki keahlian pada sektor tersebut (Cajueiro et al., 2011).
2. Konsentrasi berpengaruh signifikan positif terhadap risiko gagal bayar
bank namun hanya pada regresi yang menggunakan ukuran konsentrasi
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
portofolio kredit Shannon Entrophy. Diversifikasi dapat mengurangi risiko
yang ada yaitu dengan secara tidak langsung mengurangi probabilitas
gagal bayar karena diversifikasi membatasi eksposur atas goncangan dari
luar. Diversifikasi meningkatkan profitabilitas dan mengurangi risiko
gagal bayar (Rossi et al. 2009). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa diversifikasi adalah strategi yang terbaik untuk
mengurangi risiko gagal bayar.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian, berikut adalah beberapa
saran untuk pihak terkait yaitu industri perbankan, regulator, dan akademisi:
5.2.1 Saran untuk Industri Perbankan
Saran bagi industri perbankan adalah sebagai berikut:
- Agar bank melakukan strategi diversifikasi portofolio kredit untuk
mengurangi risiko gagal bayar. Dari hasil penelitian, konsentrasi
portofolio kredit menunjukan hubungan yang positif signifikan terhadap
NPL dengan menggunakan ukuran konsentrasi portofolio kredit Shannon
Entrophy. Diversifikasi secara tidak langsung mengurangi probabilitas
gagal bayar karena diversifikasi membatasi eksposur atas goncangan dari
luar.
5.2.2 Saran untuk Regulator
Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa konsentrasi portofolio kredit memiliki
pengaruh positif terhadap NPL dengan menggunakan ukuran konsentrasi
portofolio kredit Shannon Entrophy. Artinya, bank yang melakukan strategi
konsentrasi portofolio kredit akan meningkatkan risiko gagal bayar. Dengan
mengetahui hal ini, Bank Indonesia selaku regulator dapat melakukan pengawasan
terhadap konsentrasi portofolio kredit. Penelitian ini juga menemukan belum
adanya peraturan mengenai penggolongan sektor kredit, sehingga bank satu
dengan bank lain dapat memiliki penggolongan sektor yang berbeda.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
5.2.3 Saran untuk Akademisi
Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
- Agar menambah faktor-faktor lain sebagai variabel independen
berdasarkan literatur terbaru dengan menambahkan variabel eksternal atau
makro seperti inflasi, GDP, dan lain-lain.
- Agar menambahkan variabel NPL tahun lalu sebagai variabel independen
dan menggunakan metode Generelized Method od Moment (GMM).
Dimana variabel NPL tahun lalu diperkirakan mempengaruhi NPL sebagai
variabel dependen untuk ukuran risiko gagal bayar.
- Agar menggunakan absolute distance measure dan relative distance
measure sebagai ukuran konsentrasi portofolio kredit.
- Agar menambahkan sampel bank non go public agar hasil penelitian dapat
digunakan bagi bank di seluruh Indonesia.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
67 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Acharya, V., Hasan, I., & Saunders, A. (2002). Should Banks be Diversified?
Evidence from Individual Bank Loan Portofolio. Bank for International
Settlements Working Paper, No 188.
Abdullah, P., Achsani, N., & Fauzi, A. The Relationship between Inflation and
Real Exchage Rate : Comparative Study between ASEAN+3, the EU adn
North America. European Journal of Economics, Finance and
Administrative.
Akhtar, M., Ali, K., & Sadaqat, S. (2011). Factors Influencing the Profitability of
Conventional Banks of Pakistan. International Research Journal of Finance
and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 66.
Al-Khouri, Ritab. (2011). Assessing the Risk and Performance of the GCC
Banking Sector. International Research Journal of Finance and Economics,
ISSN 1450-2887 Issue 65.
Ariff, M., & Ho, C. (2009). Examining Foreign Exchange Behaviour in Asia
Pasific and Eastern European Emerging Countries. Global Economy &
Finance Journal, Vol.2 No.1.
Bank Indonesia a. (2011, September). Kajian Stabilitas Keuangan No. 17,
Septe,ber 2011. Juli 12, 2011. 15.35. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/
6A909201-319A-48FA-A54C-28730BDD2B70/24331/KSK_170911.pdf
Bank Indonesia b. (2012, Mei). Laporan Pengawas Perbankan 2011. Juli 12, 2011.
15.38. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/1AD2B012-5F0F-4F51_8FD2-
CB1D763C80CA/26126/LPP20111_Final.pdf
Barrel, R., Davis, E.P., Fic, T., & Karim, D. (2011). Is There a Link from Bank
Size to Risk Taking. National Institute of Economic and Sosial Research
Discussion Paper, No. 367.
Belke, A., & Heine, J. (2004). Specialisation Pattern and Synchronicity of
Regional Employment Cycles In Europe. Discussion Paper Series. IZA DP,
No. 1439.
Berger, A. (1995). The profit-structure relationship in banking - tests of
marketpower and efficient structure hypotheses. Journal of Money, Credit
and Banking, 27, 404-431.
Berger, A., Hasan, I., & Zhou, M. (2010). The Effects of Focus versus
Diversificarion on Bank Performance: Evidence from Chinese Banks.
Journal of Banking & Finance, 34 (2010) 1417-1435.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Bebczuk, R., Galindo, A. (2005). Financial Crisis and Sectoral Diversification of
Argentine Banks, 1999-2004. Maret 14, 2012. 18:44.
http://www.depeco.unpl.edu.ar/doctrab/doc60.pdf
Bonin, J., Hasan, I., & Wachtel, P. (2003). Banking and the Financial Sector in
Transition and Emerging Market Economies. Juli 10, 2011. 6:04.
http://www.econ.iastate.edu/classes/econ370/shuffman/documants/financialm
kts_trans.pdf
Boudriga, A., Taktak, N., & Jellouli, S. (2009). Does Bank Supervision Impact
Non Performing Loans : Cross-country Determinants using Agregate Data ?
Juli 10, 2012. 15:38. http://mpra.ub.uni-
muenchen.de/18068/1/MPRA_paper_18068.pdf (2009)
Cajueiro, D., Fazio, D., & Tabak, B. (2011). The Effect of Loan Portofolio
Concentration on Brazilian Banks’ Return and Risk. Journal of Banking &
Finance, 36 (2011) 3065-3076.
Diamond, D. (1984). Financial Intermediation and Delegated Monitoring. The
Riview of Economics Studies, 51, 393-414.
Elsas, R., Hackethal, A., Holzhauser, M. (2009). The Anatomy of Bank
Diversification. Journal of Banking & Finance, 34 (2010) 1274-1287.
Haneef, S., Ishaq, Y., Karim, Y., Ramzan, M., Rana, M., & Riaz, T. (2012).
Impact of Risk Management on Non-Performing Loans and Profitability of
Banking Sector of Pakistan. International Journal of Business and Social
Science, Vol. 3 No. 7; April 2012
Hayden, E., Porath, D., & Westernhagen, N. (2006, Juni). Does Diversification
Improve the Performance of German Banks? Evidence from Individual Bank
Loan Portofolios. Maret 14, 2012. 18:39.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=918852
Jensen, Michael C. (1986, Mei). Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate
Finance, and Takeovers. American Economic Review, vol 76, No. 2, pp.323-
329.
Junarsin, Eddy. (2011). Capital Ratio and Taking Commercial Banks in Financial
Crisi Period. European Journal of Social Sciences, Volumes 21, Number 1.
Kamp, A., Pfingsten, A., Porath, D. (2007). Do Bank Diversify Loan Portofolios?
A Tentative Answer Based on Individual Bank Loan Portofolios. Discussion
Paper Series 2: Banking and Financial Studies, No.03/2005.
Mercieca, S., Schaeck, K., & Wolfe, S. (2007, Januari 2006). Small European
Banks: Benefits from Diversification? Journal of Banking & Finance, 31
(2007) 1975-1998.
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
69
Universitas Indonesia
Micco, A., Panizza, U., & Yanez, M. (2004, November). Bank Ownership and
Performance. BID Reasearch de Investigation Working Paper, #518.
Panggabean, Ruth. (2012, Januari). Analisa Pengaruh Faktor Internal Bank
terhadap Non Performing Loan (NPL Perbankan Indonesia :Studi Empiris
periode 2004-2008. Program Studi Magister Manajemen Universitas
Indonesia.
Rossi, S., Schwaiger, M., & Winkler, G. (2009, Mei 31). How Loan Portofolio
Diversification Affects Risk, Efficiency, and Capitilization: A managerial
Behavior Model for Austrian Banks. Journal of Banking & Finance, 33
(2009) 2218-2226.
Stiroh, K., & Rumble, A. ( 2005, Juli 18). The Dark Side of Diversification: The
Case of US Financial Holding Companies. Journal of Banking & Finance, 30
(2006) 2131-2161.
Winton, Andrew. (1999, September 27). Don’t Put All Your Eggs in One Basket?
Diversification and Specialization in Lending. April 16, 2012. 21:48.
http://Citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.195.6620...pdf
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
70
Universitas Indonesia
Lampiran 1 : Daftar Kode Bank Go Public
DAFTAR KODE BANK
1 AGRO
2 BABP
3 BACA
4 BBCA
5 BBKP
6 BBNI
7 BBRI
8 BCIC
9 BKSW
10 BMRI
11 BNBA
12 BNGA
13 BNII
14 BSWD
15 BVIC
16 INPC
17 MAYA
18 MCOR
19 MEGA
20 NISP
21 PNBN
22 SDRA
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Lampiran 2 : Hasil Regresi Model 1 HHI dan Pengujian
Tabel Pengujian F Model 1 HHI
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: ROAHHI
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,7768 -21284,0000 0,0207
Cross-section Chi-square 38,2666 21,0000 0,0120
Tabel Pengujian Hausman Model 1 HHI
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: ROAHHI
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 20,7299 4,0000 0,0004
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 1 HHI
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 1.9e+09
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 1 HHI
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 1.112e+06
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
72
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 1 HHI
ROA HHI UKURAN OD EQUITY
ROA 1,0000
HHI 0,0347 1,0000
UKURAN 0,0156 -0,5803 1,0000
OD 0,0411 -0,2753 0,4162 1,0000
EQUITY 0,0626 0,1637 -0,2802 -0,3047 1,0000
Tabel Hasil Regresi FGLS Fixed Effect Model 1 HHI
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:23
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,0753 0,5922 0,1272 0,8989
HHI -0,0118 0,1185 -0,0992 0,9211
UKURAN -0,0042 0,0188 -0,2218 0,8246
OD 0,1745 0,0468 3,7329 0,0002
EQUITY 0,0703 0,1683 0,4179 0,6763
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,1261 Mean dependent var -0,0013
Adjusted R-squared 0,0491 S.D. dependent var 0,0748
S.E. of regression 0,0729 Akaike info criterion -2,3190
Sum squared resid 1,5097 Schwarz criterion -2,0056
Log likelihood 385,4484 Hannan-Quinn criter. -2,1937
F-statistic 1,6385 Durbin-Watson stat 2,2951
Prob(F-statistic) 0,0307
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
73
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Fixed Effect Model 1 HHI
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 2374.21
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 1 HHI
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:24
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0593 0,0521 -1,1384 0,2559
HHI 0,0006 0,0014 0,4604 0,6456
UKURAN 0,0003 0,0006 0,5134 0,6081
OD 0,1732 0,1608 1,0768 0,2825
EQUITY 0,0195 0,0067 2,9193 0,0038
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,7763 Mean dependent var 0,1140
Adjusted R-squared 0,7566 S.D. dependent var 0,1094
S.E. of regression 0,0540 Sum squared resid 0,8280
F-statistic 39,4305 Durbin-Watson stat 1,8965
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,1255 Mean dependent var -0,0013
Sum squared resid 1,5107 Durbin-Watson stat 2,2741
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Lampiran 3 : Hasil Regresi Model 1 SE
Tabel Pengujian F Model 1 SE
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: ROASE
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,7889 -21284,0000 0,0195
Cross-section Chi-square 38,5123 21,0000 0,0112
Tabel Pengujian Hausman Test Model 1 SE
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: ROASE
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 20,6379 4,0000 0,0004
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 1 SE
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 1.9e+09
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 1 SE
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 998696.236
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
75
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 1 SE
ROA SE UKURAN OD EQUITY
ROA 1,0000
SE 0,0263 1,0000
UKURAN 0,0156 -0,6483 1,0000
OD 0,0411 -0,3444 0,4162 1,0000
EQUITY 0,0626 0,2295 -0,2802 -0,3047 1,0000
Tabel Hasil Regresi FGLS Fixed Effect Model 1 SE
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:26
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,0658 0,5665 0,1162 0,9076
SE -0,0047 0,0428 -0,1092 0,9131
UKURAN -0,0042 0,0188 -0,2241 0,8229
OD 0,1742 0,0471 3,6965 0,0003
EQUITY 0,0697 0,1688 0,4132 0,6797
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,1261 Mean dependent var -0,0013
Adjusted R-squared 0,0491 S.D. dependent var 0,0748
S.E. of regression 0,0729 Akaike info criterion -2,3190
Sum squared resid 1,5097 Schwarz criterion -2,0056
Log likelihood 385,4496 Hannan-Quinn criter. -2,1937
F-statistic 1,6386 Durbin-Watson stat 2,2949
Prob(F-statistic) 0,0307
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
76
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas FGLS Fixed Effect Model 1 SE
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 2376.83
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 1 SE
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:26
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0636 0,0520 -1,2238 0,2221
SE -0,0001 0,0006 -0,2472 0,8050
UKURAN 0,0005 0,0006 0,7782 0,4371
OD 0,1732 0,1608 1,0772 0,2823
EQUITY 0,0187 0,0065 2,9008 0,0040
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,7771 Mean dependent var 0,1156
Adjusted R-squared 0,7575 S.D. dependent var 0,1123
S.E. of regression 0,0533 Sum squared resid 0,8077
F-statistic 39,6141 Durbin-Watson stat 1,8924
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,1254 Mean dependent var -0,0013
Sum squared resid 1,5108 Durbin-Watson stat 2,2738
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
77
Universitas Indonesia
Lampiran 4 : Hasil Regresi Model 2 HHI
Tabel Pengujian F Model 2 HHI
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: ROAHHINPL2
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,7637 -21281,0000 0,0222
Cross-section Chi-square 38,3827 21,0000 0,0116
Tabel Pengujian Hausman Test Model 2 HHI
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: ROAHHINPL2
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 36,8000 7,0000 0,0000
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 2 HHI
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 3.7e+08
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 2 HHI
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 1.846e+06
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
78
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 2 HHI
ROA HHI NPL UKURAN OD EQUITY HHINPL HHINPL2
ROA 1,0000
HHI 0,0347 1,0000
NPL 0,0204 -0,1406 1,0000
UKURAN 0,0156 -0,5803 0,0451 1,0000
OD 0,0411 -0,2753 0,4583 0,4162 1,0000
EQUITY 0,0626 0,1637 -0,4258 -0,2802 -0,3047 1,0000
HHINPL 0,0281 0,1602 0,9222 -0,1451 0,3483 -0,3967 1,0000
HHINPL2 0,0209 -0,0581 0,9253 -0,0619 0,2826 -0,3668 0,8608 1,0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
79
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Regresi FGLS Fixed Effect Model 2 HHI
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:28
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,0322 0,5969 0,0540 0,9570
HHI -0,0158 0,1629 -0,0970 0,9228
NPL 0,3364 0,9528 0,3531 0,7243
UKURAN -0,0027 0,0190 -0,1412 0,8878
OD 0,1304 0,1393 0,9361 0,3500
EQUITY 0,0608 0,1722 0,3533 0,7241
HHINPL -0,0532 4,3031 -0,0124 0,9901
HHINPL2 -2,2178 5,9495 -0,3728 0,7096
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,1287 Mean dependent var -0,0013
Adjusted R-squared 0,0419 S.D. dependent var 0,0748
S.E. of regression 0,0732 Akaike info criterion -2,3027
Sum squared resid 1,5052 Schwarz criterion -1,9531
Log likelihood 385,9147 Hannan-Quinn criter. -2,1629
F-statistic 1,4821 Durbin-Watson stat 2,2948
Prob(F-statistic) 0,0601
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas
FGLS Fixed Effect Model 2 HHI
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 2390.20
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
80
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 2 HHI
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:28
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0524 0,0491 -1,0678 0,2865
HHI 0,0013 0,0040 0,3339 0,7387
NPL 0,0032 0,0199 0,1615 0,8718
UKURAN 0,0001 0,0006 0,1375 0,8907
OD 0,1706 0,1626 1,0495 0,2948
EQUITY 0,0198 0,0058 3,4267 0,0007
HHINPL 0,0508 0,0876 0,5797 0,5626
HHINPL2 -0,0732 0,4636 -0,1578 0,8747
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,7148 Mean dependent var 0,0741
Adjusted R-squared 0,6864 S.D. dependent var 0,0791
S.E. of regression 0,0398 Sum squared resid 0,4441
F-statistic 25,1506 Durbin-Watson stat 1,9680
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,1257 Mean dependent var -0,0013
Sum squared resid 1,5103 Durbin-Watson stat 2,2743
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
81
Universitas Indonesia
Lampiran 5: Hasil Regresi Model 2 SE
Tabel Pengujian F Model 2 SE
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: ROASENPL2
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1,802424 -21.281 0,0183
Cross-section Chi-square 39,174371 21 0,0094
Tabel Pengujian Hausman Test Model 2 SE
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: ROASENPL2
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37,6485 7,0000 0,0000
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 2 SE
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 8.5e+07
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 2 SE
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 1.558e+06
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
82
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 2 SE
ROA SE NPL UKURAN OD EQUITY SENPL SENPL2
ROA 1,0000
SE 0,0263 1,0000
NPL 0,0204 -0,1394 1,0000
UKURAN 0,0156 -0,6483 0,0451 1,0000
OD 0,0411 -0,3444 0,4583 0,4162 1,0000
EQUITY 0,0626 0,2295 -0,4258 -0,2802 -0,3047 1,0000
SENPL -0,0175 0,2779 -0,9838 -0,1314 -0,4900 0,4204 1,0000
SENPL2 -0,0194 0,1260 -0,9250 0,0198 -0,2967 0,3514 0,9267 1,0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
83
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Regresi FGLS Fixed Effect Model 2 SE
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:30
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0198 0,5753 -0,0344 0,9726
SE -0,0130 0,0488 -0,2670 0,7897
NPL 0,7673 1,6218 0,4731 0,6365
UKURAN -0,0026 0,0189 -0,1370 0,8911
OD 0,1967 0,1655 1,1885 0,2356
EQUITY 0,0901 0,1771 0,5086 0,6114
SENPL 0,1809 0,8841 0,2046 0,8381
SENPL2 0,6809 0,9751 0,6983 0,4855
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,1297 Mean dependent var -0,0013
Adjusted R-squared 0,0430 S.D. dependent var 0,0748
S.E. of regression 0,0731 Akaike info criterion -2,3038
Sum squared resid 1,5035 Schwarz criterion -1,9543
Log likelihood 386,0936 Hannan-Quinn criter. -2,1641
F-statistic 1,4954 Durbin-Watson stat 2,2829
Prob(F-statistic) 0,0560
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas
FGLS Fixed Effect Model 2 SE
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 2400.55
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
84
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 2 SE
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:30
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0620 0,0514 -1,2067 0,2286
SE -0,0006 0,0016 -0,3446 0,7306
NPL 0,0931 0,0459 2,0279 0,0435
UKURAN 0,0003 0,0005 0,5543 0,5798
OD 0,1798 0,1610 1,1164 0,2652
EQUITY 0,0215 0,0073 2,9365 0,0036
SENPL 0,0507 0,0274 1,8524 0,0650
SENPL2 0,0293 0,0356 0,8225 0,4115
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,6202 Mean dependent var 0,0604
Adjusted R-squared 0,5824 S.D. dependent var 0,0664
S.E. of regression 0,0319 Sum squared resid 0,2864
F-statistic 16,3900 Durbin-Watson stat 1,9779
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,1255 Mean dependent var -0,0013
Sum squared resid 1,5106 Durbin-Watson stat 2,2728
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
85
Universitas Indonesia
Lampiran 6 : Hasil Regresi Model 3 HHI
Tabel Pengujian F Model 3 HHI
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: NPLNONLAGHHI
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 32,7804 -21283,0000 0,0000
Cross-section Chi-square 382,3167 21,0000 0,0000
Tabel Pengujian Hausman Test Model 3 HHI
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: NPLNONLAGHHI
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 305,5750 5,0000 0,0000
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 3 HHI
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 62163.57
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 3 HHI
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 230.128
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
86
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 3 HHI
NPLNONLAG HHI ROALAG UKURAN OD EQUITY
NPLNONLAG 1,0000
HHI -0,1342 1,0000
ROALAG -0,3804 0,0303 1,0000
UKURAN 0,0212 -0,5803 0,0449 1,0000
OD 0,4046 -0,2753 -0,0902 0,4162 1,0000
EQUITY -0,4443 0,1637 0,4864 -0,2802 -0,3047 1,0000
Tabel Hasil Regresi FGLS Fixed Effect Model 3 HHI
Dependent Variable: NPLNONLAG
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:32
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,1564 0,1981 0,7894 0,4305
HHI 0,0263 0,0386 0,6808 0,4965
ROALAG 0,0076 0,0269 0,2827 0,7776
UKURAN -0,0062 0,0063 -0,9859 0,3250
OD 0,2863 0,0152 18,8816 0,0000
EQUITY -0,0948 0,0731 -1,2960 0,1960
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,8164 Mean dependent var 0,0424
Adjusted R-
squared 0,7995 S.D. dependent var 0,0525
S.E. of regression 0,0235 Akaike info criterion -4,5797
Sum squared resid 0,1564 Schwarz criterion -4,2542
Log likelihood 736,8466 Hannan-Quinn criter. -4,4496
F-statistic 48,4028 Durbin-Watson stat 1,4471
Prob(F-statistic) 0,0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
87
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas
FGLS Fixed Effect Model 3 HHI
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 604.14
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 3 HHI
Dependent Variable: NPLNONLAG
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:33
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0307 0,0373 -0,8247 0,4102
HHI 0,0087 0,0059 1,4726 0,1420
ROALAG -0,0205 0,0233 -0,8803 0,3794
UKURAN -0,0002 0,0013 -0,1757 0,8607
OD 0,2912 0,0465 6,2604 0,0000
EQUITY -0,0044 0,0219 -0,2006 0,8412
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,8450 Mean dependent var 0,0896
Adjusted R-squared 0,8307 S.D. dependent var 0,0556
S.E. of regression 0,0223 Sum squared resid 0,1412
F-statistic 59,3331 Durbin-Watson stat 0,8366
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,8146 Mean dependent var 0,0424
Sum squared resid 0,1580 Durbin-Watson stat 1,4667
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
88
Universitas Indonesia
Lampiran 7 : Hasil Regresi Model 3 SE
Tabel Pengujian F Model 3 SE
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: NPLNONLAGSE
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 33,5208 -21283,0000 0,0000
Cross-section Chi-square 387,2392 21,0000 0,0000
Tabel Pengujian Hausman Test Model 3 SE
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: NPLNONLAGSE
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 311,8329 5,0000 0,0000
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas Model 3 SE
Modified Wald test for groupwise heteroskedasticity
in fixed effect regression model
H0: sigma(i)^2 = sigma^2 for all i
chi2 (22) = 57662.80
Prob>chi2 = 0.0000
Tabel Pengujian Autokorelasi Model 3 SE
Wooldridge test for autocorrelation in panel data
H0: no first-order autocorrelation
F(1, 21) = 231.791
Prob > F = 0.0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
89
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Multikolinearitas Model 3 SE
NPLNONLAG SE ROALAG UKURAN OD EQUITY
NPLNONLAG 1,0000
SE -0,1279 1,0000
ROALAG -0,3804 0,0306 1,0000
UKURAN 0,0212 -0,6483 0,0449 1,0000
OD 0,4046 -0,3444 -0,0902 0,4162 1,0000
EQUITY -0,4443 0,2295 0,4864 -0,2802 -0,3047 1,0000
Tabel Hasil Regresi FGLS Fixed Effect Model 3 SE
Dependent Variable: NPLNONLAG
Method: Panel Least Squares
Date: 06/28/12 Time: 01:36
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0,1633 0,1886 0,8654 0,3875
SE 0,0158 0,0139 1,1355 0,2571
ROALAG 0,0058 0,0269 0,2145 0,8303
UKURAN -0,0054 0,0062 -0,8653 0,3876
OD 0,2879 0,0152 18,8854 0,0000
EQUITY -0,0865 0,0733 -1,1805 0,2388
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0,8169 Mean dependent var 0,0424
Adjusted R-squared 0,8001 S.D. dependent var 0,0525
S.E. of regression 0,0235 Akaike info criterion -4,5826
Sum squared resid 0,1560 Schwarz criterion -4,2571
Log likelihood 737,2976 Hannan-Quinn criter. -4,4525
F-statistic 48,5755 Durbin-Watson stat 1,4525
Prob(F-statistic) 0,0000
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012
90
Universitas Indonesia
(lanjutan)
Tabel Pengujian Heteroskedastisitas
FGLS Fixed Effect Model 3 SE
Likelihood-ratio test LR chi2(21) = 604.84
(Assumption: . nested in hetero) Prob > chi2 = 0.0000
Tabel Regresi Fixed Effect Cross Section Weight dengan
White Cross Standard Error dan Covariance Model 3 SE
Dependent Variable: NPLNONLAG
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/28/12 Time: 01:36
Sample: 1 16
Periods included: 16
Cross-sections included: 22
Total panel (unbalanced) observations: 310
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0,0544 0,0425 -1,2810 0,2012
SE 0,0077 0,0023 3,3846 0,0008
ROALAG -0,0214 0,0226 -0,9492 0,3433
UKURAN 0,0010 0,0014 0,7152 0,4751
OD 0,2930 0,0467 6,2799 0,0000
EQUITY 0,0048 0,0222 0,2165 0,8288
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0,8423 Mean dependent var 0,0884
Adjusted R-squared 0,8278 S.D. dependent var 0,0519
S.E. of regression 0,0222 Sum squared resid 0,1389
F-statistic 58,1496 Durbin-Watson stat 0,8426
Prob(F-statistic) 0,0000
Unweighted Statistics
R-squared 0,8149 Mean dependent var 0,0424
Sum squared resid 0,1577 Durbin-Watson stat 1,4622
Pengaruh dari..., Dian Novita Sari, FE UI, 2012