universitas indonesia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-t-pdf-noviani.pdf ·...

127
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH(BBLR) DENGAN KEJADIAN KEMATIAN NEONATAL DINI DI INDONESIA TAHUN 2010 (Analisis Data Riskesdas 2010) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Epidemiologi NOVIANI 0906611293 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN DEPOK JUNI 2011 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Upload: nguyendan

Post on 12-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGANBERATBAYI LAHIRRENDAH(BBLR)DENGANKEJADIANKEMATIANNEONATALDINI

DI INDONESIATAHUN2010(Analisis Data Riskesdas 2010)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untukmemperolehgelarMagister Epidemiologi

NOVIANI0906611293

FAKULTASKESEHATANMASYARAKATPROGRAM PASCASARJANA

PEMINATANEPIDEMIOLOGI LAPANGANDEPOK

JUNI 2011

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

KATAPENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat

menyelesaikan Tesis ini.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

Magister Epidemiologi pada programepidemiologi lapangan (Field Epidemiology

Training Programme) pada ProgramPascasarjana Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan

pembimbing akademik dan pembingan lapangan serta pihak-pihak lain, oleh

karena itu izinkanlahsaya untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. drg. Dwi Gayatri, MPH yang telah memberikan waktu, tenaga dan

fikirannya untuk mengarahkansaya dalammenyusun tesis ini

2. Dr. dr. Ratna Juwita Hatma, MPHselaku kepala departemen epidemiologi

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

3. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

mengggunakandata Riskesdas 2010

4. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, dr. Syahrizal Syarif, MPH, PhD,

dr. SholahImari, MSc dandr. Rinni Yudhi Pratiwi, MPET, selaku penguji

yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan untuk

kesempurnaantesis ini

5. Bapak/Ibu dosen beserta staf pengajar Program Pascasarjana Program

studi Epidemiologi Universitas Indonesia

6. Uni Eropa (WHO) yang telah memberikan bantuan pembiayaan selama

proses studi

7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang telah memberikan

kesempatanuntuk melanjutkanke jenjangpendidikanstratadua

8. Orang tua dan saudara-saudaraku, cek uwi, yadi dan Ayo yang selalu

memberikansemangat dandoa

9. Sahabat dan teman seperjuangan di FETP angkatan 2009 yang telah

memberikansemangat, dorongan dalammenyelesaikantesis ini

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung

maupuntidak langsung yang tidakbisa kami sebutkansatu persatu

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi penyempurnaan hasil penelitian ini

Akhir kata saya berharap, semoga Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikankepada semua pihak yangtelah membantu saya.

Depok, Juni 2011

Penulis

.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

ABSTRAK

Nama : NovianiProgramStudi : EpidemiologiJudul : HubunganBerat Bayi Lahir Rendah(BBLR) dengan

Kejadian Kematian Neonatal Dini di Indonesia Tahun 2010(Analisis Data Riskesdas 2010)

BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas danmortalitas bayi termasuk kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahuibesar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini diIndonesia setelah dikontrol dengan variabel faktor ibu dan pelayanan kesehatan.Desain studi penelitian ini kasus kontrol (1:4) denganmenggunakandata sekunderRiskesdas 2010. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 720. Metode analisisyang digunakanRegresi Logistik Ganda.Hasil penelitian menunjukan bahwa Besar Hubungan BBLR dengan kejadianKematian Neonatal Dini setelah dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikanibu, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) sertadikontrol pula oleh BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibuadalah 22,840 (95% CI : 8,671 – 60,162). Diperoleh dua OR dari hasilperhitungan OR interaksi yaitu OR11 sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121)danOR11sebesar 22,851 (95%CI : 18,759– 26,944)Untuk menurunkan kejadian kematian neonatal dini adalah menurunkan kejadianBBLR melalui deteksi dini (pemeriksaan ANC), meningkatkan frekuensi ANC,ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib melakukan persalinan di saranapelayanan kesehatan yang adekuat, penyuluhan dan konseling pada ibu hamilberisiko tinggi dan pendidikan rendah, pemberdayaan ekonomi keluarga yangberstatus ekonomi rendah.

Kata kunci : Kematian neonatal dini, BBLR, Indonesia, Riskesdas 2010, kasuskontrol

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

ABSTRACT

Nama : NovianiProgramStudi : Epidemiology/ Field EpidemiologyJudul : Association of LowBirthWeight (LBW) and

EarlyNeonatal Mortality in Indonesia(Data Analyze of Riskesdas 2010)

LBWis a factor which acts as main contributor to infant morbidityand mortalityincluding neonatal mortality. Aim of this study is to identify the associationbetween LBW to early neonatal mortality in Indonesia after controlling thevariabel factorsofcharacteristics of the mother and healthservices.Design of study is case control (1:4) and utilize secondary Riskesdas 2010 data.We apply logistic Regression method in this studyanalyze. Simple size are720.Study results indicates the closed association between LBW to early neonatalmortality even after contolling the variables, education level and economic statusof mother, frequency of ANC visits, complication during related pregnancy andolso the interaction variables of LBWto education level of mother, OR = 22.840(95%CI : 8,671 – 60,162). Thera are two ORbased on interactionanalyze (OR11= 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) and OR11 = 22,851 (95% CI : 18,759 –26,944)There are alternative activities that might be implemented in order to decreaseearly neonatal mortality such as : decline LBW through early detection (ANCexamination), increasing frequency of ANC visits, mother who experiancecomplication during pregnacy are obligated to do delivery in adequat healthservices, promotion and conseling to high risk pregnant women whomhave loweducation, health insurance (Jamkesmas) and family economic empowerment tomothers who have lowincome

Key Words : Early Neonatal Mortality, LBW, Indonesia, Riskesdas 2010, casecontrol

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

DAFTARISI

HALAMANJUDUL.................................................................................. iHALAMANPERNYATAAANORISINALITAS.................................... iiHALAMANPERNYATAANTIDAKPLAGIAT.................................... iiiHALAMANPENGESAHAN.................................................................... ivKATAPENGANTAR............................................................................... vHALAMANPERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYAILMIAHUNTUKKEPENTINGANAKADEMIS.................................. viiABSTRAK................................................................................................. viiiDAFTARISI.............................................................................................. xDAFTARTABEL...................................................................................... xiiDAFTARGAMBAR................................................................................. xiiiDAFTARLAMPIRAN.............................................................................. xiv1. ..............PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1. ...... Latar Belakang........................................................................ 11.2. ...... PerumusanMasalah ................................................................ 71.3. ...... PertanyaanPenelitian...................................................... 81.4. ........TujuanPenelitian .............................................................. 8

1.4.1. TujuanUmum ……………………………………….. 81.4.2. TujuanKhusus ……………………………………….. 8

1.5. …….Manfaat Penelitian ………………………………………. 101.6……...Ruang Lingkup ...................................................................... 10

2. ..............TINJAUANPUSTAKA......................................................... 112.1. ...... KematianNeonatal Dini ......................................................... 112.2. ...... Determinan KematianBayi danBalita ...............................................

.......152.1.1. Model Celester...................................................................... 152.1.2. Model Mosleyand Chen........................................................ 162.1.3. Model Ronsmans ...................................................................... 18

2.3. ......Faktor Risiko KematianNeonatal Dini .................................... 202.3.1. Faktor Bayi............................................................................ 202.3.2. Faktor Ibu ............................................................................. 242.3.3. Faktor Pelayanan Kesehatan ................................................... 34

2.4. ...... Kerangka Teori ....................................................................... 39

3. ..............KERANGKAKONSEP, DEFINISOPERASIONALdanHIPOTESIS.................................................................................... 403.1. ...... KerangkaKonsep.................................................................... 403.2. ...... Definisi Operasional................................................................ 423.3. ...... Hipotesis Penelitian................................................................. 46

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

4. ..............METODEPENELITIAN....................................................... 474.1. ......DesainPenelitian...................................................................... 474.2. ...... Lokasi Penelitian..................................................................... 484.3. ......Populasi danSampel ................................................................ 484.4. ......PengumpulanData................................................................... 514.5. ......PengolahanData ...................................................................... 514.6. ...... Analisis data ......................................................................................

.......52

5. ..............HASILPENELITIAN............................................................ 555.1. ......Analisis Univariat .................................................................... 55

5.1.1. Variabel dependen................................................................... 555.1.2. Variabel Independen ................................................................. 575.1.3. Variabel Kovariat ....................................................................... 58

5.2. ...... Analisis Bivariat...................................................................... 605.2.1.HubunganBBLRdenganKejadianNeonatal Dini ..................... 605.2.2.Hubunganvariabel Kovariat dengan KejadianNeonatal Dini..... 61

5.3. ...... Analisis Stratifikasi ....................................................................................64

5.4. ...... Analisis Multivariat................................................................. 755.4.1.Seleksi Kandidat ..................................................................... 755.4.2.Analisis Interaksi ......................................................................... 765.4.3.Analisis Perancu ........................................................................... 77

6. ..............PEMBAHASAN..................................................................... 826.1. ...... KeterbatasanPenelitian........................................................... 82

6.1.1.KetersediaanData ........................................................................ 826.1.2.Bias Seleksi .................................................................................. 836.1.3.Bias Informasi .............................................................................. 836.1.4.Bias misklasifikasi ........................................................................ 83

6.2. ...... Faktor Risiko KematianNeonatal Dini.................................... 84

7. ..............KESIMPULANDANSARAN............................................... 927.1. ...... Kesimpulan............................................................................. 927.2. ...... Saran....................................................................................... 93

8. ..............DAFTARREFERENSI.......................................................... 94

LAMPIRAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

DAFTARTABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi pada Kasus danKontrol 55Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dari Bayi Lahir Hidup pada Kasus dan

Kontrol di Indonesia Tahun20156

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dari Variabel Utama Berat Bayi Lahir(BBL) berdasarkankasus dankontrol

57

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dari Variabel Kovariat berdasarkankasus dankontrol

58

Tabel 5.5 Hubungan Antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) denganKematianNeonatal Dini (0-7hari) di Indonesia Tahun2010

60

Tabel 5.6 Hubungan Antara Variabel Kovariat dengan KejadianKematianNeonatal Dini (0-7hari) di Indonesia Tahun2010

61

Tabel 5.7 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan Umur Ibu padasaat melahirkan

65

Tabel 5.8 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian KematianNeonatal dini berdasarkanParitas

66

Tabel 5.9 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian KematianNeonatal dini berdasarkan Jarak Kelahiran

67

Tabel 5.10 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan KomplikasiKehamilan

68

Tabel 5.11 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan KomplikasiPersalinan

69

Tabel 5.12 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan TingkatPendidikanIbu

70

Tabel 5.13 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan StatusEkonomi Ibu

71

Tabel 5.14 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan WilayahTempat Tinggal Ibu

72

Tabel 5.15 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian KematianNeonatal dini berdasarkanFrekuensi ANC(K1234)

73

Tabel 5.16 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir denganKejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan KomponenANC(9T)

74

Tabel 5.17 Hasil Seleksi Kandidat Model 75Tabel 5.18 Hasil Penilaian Interaksi variabel Berat Bayi Lahir dengan

kovariat yang berhubungan dengan Kejadian KematianNeonatal dindi Indonesia Tahun2010

77

Tabel 5.19 Proses PenilaianPerancu 78Tabel 5.20 Model Akhir setelah PenilaianPerancu 79

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

DAFTARGAMBAR

Gambar 2.1 Skema KematianPerinatal, Neonatal danBayi 14Gambar 2.2 Proximate Determinant Framework 15Gambar 2.3 DeterminanKelangsunganHidup Anak dari Celester 17Gambar 2.4 DeterrminanKematianPerinatal Dari Ronsmans 16Gambar 2.5 Kerangka Teori 39

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

DAFTARSINGKATAN

AKI Angka KematianIbuAKB Angka KematianBayiAKABA Angka KematianBalitaAKN Angka KematianNeonatalAKND Angka KematianNeonatal DiniBBLR Berat Bayi Lahir RendahMDG;s MilleniumDevelopment GoalsOR Odd RatioSDKI Survei Demografi KesehatanIndonesiaWHO WorldHealthOrganization

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status

kesehatan masyarakat. Pada bulan September 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) membuat kesepakatan untuk negara-negara anggotanya tentang tujuan

yang ingin dicapai pada tahun 2015. Kesepakatan itu dikenal dengan nama

Millenium Development Goals (MDG’s) dimana pada tujuan yang ke-empat

mencantumkan menurunnya angka kematian anak usia dibawah lima tahun

(balita) sebesar dua per tiga pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 (The

United Nations Departemen of Public Information, 2002)

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia termasuk yang tertinggi di

ASEAN. AKB di Indonesia pada tahun 2002 diantara negara-negara ASEAN

menduduki urutan ke-empat, dimana Kamboja menduduki urutan pertama yaitu

sebesar 96 per 1000 kelahiran hidup, disusul Laos 87 per 1000 kelahiran hidup,

Myanmar 77 per 1000 kelahiran hidup dan Indonesia 33 per 1000 kelahiran hidup.

AKB yang terendah diantara negara-negara ASEAN adalah Singapura sebesar 3

per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darussalam 6 per 1000 kelahiran hidup dan

Malaysia sebesar 8 per 1000 KH. Sedangkan AKB di negara maju tidak terlalu

jauh berbeda dengan negara Singapura dan Brunai Darussalam yaitu di Amerika

Serikat sebesar 7 per 1000 kelahiran hidup, Australia 6 per 1000 kelahiran hidup

dan Jepang sebesar 3 per 1000 KH (Depkes RI, 2005)

Setiap tahun diperkirakan terjadi 4,3 juta kelahiran mati dan 3,3 juta

kematian neonatal di seluruh dunia. Meskipun angka kematian bayi di berbagai

dunia telah mengalami penurunan namun kontribusi kematian neonatal pada

kematian bayi semakin tinggi (Prameswari, 2007). Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) memperkirakan lebih dari 9 juta bayi setiap tahun meninggal sebelum

lahir atau pada minggu pertama kehidupannya (periode perinatal) dan hampir

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

2

Universitas Indonesia

semua kematian perinatal (Perinatal Mortality Rate) terjadi di negara

berkembang.

Angka Kematian Bayi (AKB) menurut WHO (2000) sangat

memprihatinkan yang dikenal dengan fenomena 2/3 yaitu 2/3 kematian bayi (0-1

tahun) terjadi pada masa neonatal (0-28 hari), 2/3 kematian neonatal terjadi pada

masa perinatal (0-7 hari) dan 2/3 kematian perinatal terjadi pada hari pertama

(BKKBN, 2008). Angka kematian perinatal (AKP) di negara maju 10 per 1000

kelahiran sedangkan di negara berkembang 50 per 1000 kelahiran, angkanya lima

kali lebih tinggi daripada negara maju.

Angka Kematian Bayi (AKB) berhasil diturunkan secara tajam dari 68

per 1.000 kelahiran hidup pada 1990an menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup

(SDKI 2007). Namun penurunan kematian neonatal berlangsung lambat yaitu dari

32 per 1.000 kelahiran hidup pada 1990an menjadi 19 per 1.000 kelahiran hidup

(SDKI 2007), dimana 55,8% dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal dan

sekitar 78,5% terjadi pada umur 0-6 hari (Riskesdas 2007).

Sebagian besar kematian bayi terjadi pada masa neonatal. Kematian bayi

sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan

ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan.

Berdasarkan SKRT 2001, pola penyebab kematian menunjukkan bahwa

proporsi penyebab kematian neonatal kelompok 0-7 hari tertinggi disebabkan oleh

prematur dan berat lahir rendah/LBW sebesar 35%, Aspfiksia sebesar 33,6%.

Penyebab kematian neonatal pada kelompok umur 8-28 hari adalah tertinggi

karena infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pnemonia, diare)

kemudian feding problem sebesar 14,3% (djaya, 2003)

Mayoritas penyebab langsung kematian neonatal disebabkan karena

infeksi (pnemonia, diare dan tetanus) sebesar 36%, lahir prematur 28%. Penyebab

kematian pada periode neonatal dini dan neonatal lanjut adalah lahir prematur,

asfiksia dan cacat kongenital adalah penyebab utama kematian pada minggu

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

3

Universitas Indonesia

pertama setelah lahir sedangkan infeksi adalah penyebab utama kematian pada

minggu-minggu berikutnya (Lawn, 2006)

Penyebab tidak langsung kematian neonatal adalah berat badan lahir

rendah yang berhubungan dengan kelahiran prematur adalah intrauterine growth

retardation (IUGR). Selain itu juga berhubungan dengan kesehatan ibu dan

pelayanan kesehatan juga merupakan determinan untuk kelangsungan hidup anak.

Kematian ibu secara bermakna mempertinggi risiko kematian anak. Greenwood,

et al (1987) melaporkan ibu yang meninggal saat persalinan, kebanyakan bayinya

meninggal dalam waktu satu tahun (Lawn, 2006)

Informasi mengenai kematian perinatal, neonatal, bayi, balita di

Indonesia biasanya didapatkan dari berbagai sumber seperti dari Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), rumah sakit, Riset Kesehatan dasar

(Riskesdas) dan berbagai penelitian lainnya.

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 di

antara 15.235 kehamilan ditemukan 147 (0,96%) lahir mati dan 224 (1,48%)

kematian neonatal dini sehingga menghasilkan Angka Kematian Perinatal (AKP)

20 per 1000 kelahiran. Kematian perinatal menyumbang sekitar 77% dari

kematian neonatal, dimana kematian neonatal menyumbang 58% dari total

kematian bayi.

Tinggi rendahnya kematian perinatal maupun neonatal tergantung dari

berbagai faktor risiko seperti tingkat sosial ekonomi yang sering berhubungan

dengan kelahiran berat bayi lahir rendah, mutu pelayanan pranatal, usia ibu hamil,

pekerjaan ibu, paritas, ibu hamil merokok, kelainan kehamilan, komplikasi

persalinan serta pola penyakit penyebab kematian pada bayi neonatal seperti

prematuritas, bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi (Narendra,

2005 dalam Efriza)

Menurut Depkes (2003a) faktor medik yang melatarbelakangi kematian

perinatal maupun neonatal adalah usia ibu pada waktu hamil terlalu muda (kurang

dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun), jumlah anak terlalu banyak

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

4

Universitas Indonesia

(lebih dari 4 orang) dan jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun. Komplikasi

kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab langsung kematian ibu,

perinatal dan neonatal seperti perdarahan pervaginam (kehamilan trisemester

ketiga, persalinan dan pasca persalinan), infeksi, pre-eklamsi/eklamsia,

komplikasi akibat partus lama dan trauma persalinan

Kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari

seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini

diperkirakan 7 – 14% yaitu sekitar 459.200 – 900.000 bayi ( Depkes RI, 2005 ).

Angka Kematian neonatal dini dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko

seperti tingkat sosial ekonomi yang berhubungan dengan kelahiran berat bayi

lahir rendah, mutu pelayanan antenatal care, usia ibu, pekerjaan, paritas, status

merokok ibu hamil, kelainan kehamilan, komplikasi persalinan, serta kondisi bayi

seperti prematuritas, BBLR, asfiksia, infeksi. Faktor medik yang melatar

belakangi kematian perinatal dan neonatal adalah usia ibu, paritas >4, jarak antar

kehamilan < 2 tahun.

Pola utama penyebab kematian neonatal di Indonesia tidak terlalu jauh

berbeda dengan pola penyebab utama kematian neonatal di dunia yaitu

prematuritas/BBLR 27%, asfiksia 23%, sepsis/pnemonia 26%, tetanus 7%, diare

3%, kelainan kongenital 7%. Masa awal kehidupan bayi menjadi masa yang kritis

bagi bayi yang berisiko tinggi. Deteksi dini berbagai faktor risiko tinggi pada ibu

dan neonatus akan membantu pemantauan dan pengobatan yang tepat dan cepat.

Sebagian besar kematian bayi banyak terjadi pada masa neonatal yaitu

masa bayi berumur 0-28 hari. Penelitian Kosen (2004) di Kabupaten Cirebon

menemukan bahwa dari seluruh kematian neonatal 88% terjadi pada bayi

berumur 0-7 hari. Lawn (2005) memperkirakan kematian balita terjadi pada masa

0-28 hari setelah bayi lahir dan 75% dari kematian ini terjadi pada saat bayi

berumur 0-7 hari.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

5

Universitas Indonesia

Penelitian yang dilakukan di kecamatan Keruak, NTB memperlihatkan

bahwa kematian neonatal pada bayi dari ibu hamil yang tidak memanfaatkan

layanan antenatal adalah 2 kali lipat dibandingkan dengan bayi dari ibu yang

memamfaatkan layanan antenatal, kematian neonatal pada bayi dari ibu hamil

yang mengalami komplikasi kehamilan atau komplikasi persalinan adalah 4 kali

dibandingkan dengan bayi dari ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan

dan persalinan dan Kematian neonatal pada bayi berat lahir rendah adalah 6 kali

dibandingkan dengan bayi dari ibu yang melahirkan berat normal (Ronoatmodjo,

1996)

Penelitian Syafrida, 1997 memperlihatkan bahwa pelayanan antenatal

erat hubungannya dengan kejadian perinatal di Dati II Bogor tahun 1996-1997

yaitu pada ibu yang tidak adekuat dalam pelayanan antenatal berisiko 3,40 kali

dibandingkan dengan pelayanan antenatal care yang tidak kuat, kondisi persalinan

abnormal berisiko 2,62 kali untuk terjadi kematian perinatal dibandingkan

dengan kondisi persalinan yang normal, umur ibu yang melahirkan pada usia <20

tahun berisiko 1,07 kali untuk terjadi kematian perinatal dibandingkan dengan

usia ibu yang melahirkan pada usia 21-34 tahun dan usia ibu yang melahirkan

pada usia >35 tahun berisiko 1,46 kali untuk terjadi kematian perinatal

dibandingkan dengan usia ibu yang melahirkan pada usia 21-34

Kematian bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi penyebab medis,

faktor sosial dan kegagalan sistem yang bervariasi karena masalah budaya. Dalam

banyak hal kesehatan bayi baru lahir berhubungan erat dengan kematian ibu,

(Lawn, 2001).

Berbagai studi tentang determinan kematian perinatal, neonatal dan bayi

dengan menggunakan data sekunder SDKI telah banyak dilakukan seperti

Prameswari menggunakan data SDKI 1997-2003, Djaya,et al dan C.R, Titaley

dengan data SDKI 2002-2003 dan Afifah dengan data SDKI 2007.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

6

Universitas Indonesia

Prameswari (2006) meneliti tentang faktor ibu, bayi, pelayanan kesehatan

dan lingkungan terhadap kematian perinatal dengan hasil bahwa faktor yang

berhubungan dengan risiko kematian perinatal adalah jarak kelahiran < 24 bulan,

pendidikan ibu yang rendah, BBLR, dan tinggal di wilayah rural dengan GRDP

rendah (OR=2,40). Djaya, et al (2007) menggali faktor sosial ekonomi dan biologi

terhadap kematian neonatal dari data SDKI 2002-2003 dan diperoleh hasil bahwa

ibu yang mengalami komplikasi kehamilan kejang dan pingsan merupakan faktor

yang paling berpengaruh terhadap terjadinya anak meninggal pada usia neonatal

sebesar 12 kali dan pada bayi BBLR berisiko 5 kali. Titaley (2008) melakukan

analisis data SDKI 2002-2003 untuk mencari determinan kematian neonatal

dengan menggunakan teknik analisis multilevel dan menemukan bahwa bayi yang

tidak menerima atau tidak melakukan kontak dengan tenaga kesehatan

(Kunjungan Neonatus) cenderung untuk mengalami kematian neonatal. Afifah

(2009) dengan hasil bahwa determinan dari kematian neonatal dini adalah umur

ibu saat bersalin, status ibu bekerja dan interaksi antara komplikasi kehamilan

dengan BBLR (faktor dominan) dan determinan kematian neonatal lanjut adalah

interaksi komplikasi persalinan dan melahirkan di rumah, BBLR dan jarak

kelahiran yang terlalu dekat (faktor dominan jarak kelahiran) serta determinan

kematian post neonatal adalah staus ibu bekerja, umur ibu saat bersalin dan status

ekonomi (faktor domininan status ekonomi).

Proporsi BBLR berkisar antara 7-14% selama periode 1990-2000. Jika

proporsi ibu hamil yang akan melahirkan bayi sebesar 2,5% dari total penduduk,

maka setiap tahun diperkirakan 355.000 – 710.000 dari 5 juta bayi lahir dengan

kondisi BBLR (Depkes RI, 2000). Berdasarkan data Riskesdas 2010 BBLR di

Indonesia sebesar 11,1% sedikit menurun dibandingkan dengan data Riskesdas

2007 yaitu 11,5%. BBLR juga merupakan masalah yang penting karena dapat

menyebakan kesakitan dan kematian pada masa neonatal, disamping menghambat

pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko morbiditas dimasa

mendatang.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

7

Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan suatu Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang telah dilakukan sejak tahun 2007 yang

direncanakan akan dilaksanakan secara periodik setiap tiga tahun sekali. Pada

Tahun 2010 Riskesdas dilaksanakan kembali dalam rangka memantau pencapai

MDGs, sehingga muatan yang ada dalam Riskesdas 2010 lebih difokuskan kepada

pengukuran pencapaian indikator dari MDGs. Indikator yang dikumpulkan dalam

Riskesdas tersebut mencakup informasi tentang morbiditas (malaria, TB Paru),

status gizi, status kesehatan anak, status kesehatan reproduksi, konsumsi makanan

individu, pengetahuan dan perilaku pencegahan terhadap penyakit.

Menurut hasil laporan Riskesdas 2007 dari hasil autopsi verbal kejadian

kematian diperoleh penyebab kematian bayi adalah 45% kematian neonatal,

dimana secara khusus penyebab kematian neontal dini adalah gangguan

pernafasan 36%, prematuritas 33%, sepsis 12%, hipotermi 6%, kelainan darah

6%, post matur 3% dan kelainan kongenital 1,4%. Sedangkan penyebab kematian

neonatal lanjut adalah sepsis 12%, kelainan kongenital 18%, pnemonia 15%,

prematuritas dan RDS 13%, kuning, defek lahir, tetanus defisiensi masing 22,6%

dan SIDS 2,5% (Sarimawar, 2009a)

Riskesdas 2010 telah berhasil mengumpulkan data tentang kesehatan

reproduksi pada blok D(daftar pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi) dan kesehatan anak pada blok E(daftar pertanyaan yang berhubungan

dengan kesehatan anak). Laporan hasil Riskesdas 2010 yang telah dipublikasikan

menginformasikan tentang gambaran kesehatan ibu dan anak, namun belum ada

yang menginformasikan berhubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan

kematian bayi pada anak terakhir pada periode 1 Januari 2005 sampai Agustus

2010.

Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang besar hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan

kejadian kematian neonatal dini di Indonesia berdasarkan data hasil Riskesdas

2010.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

8

Universitas Indonesia

1.2 Perumusan Masalah

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia telah dapat diturunkan secara

tajam, namun Angka Kematian Neonatal (AKN) penurunnya berlangsung lambat.

dimana 55,8% dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal dan sekitar 78,5%

terjadi pada umur 0-6 hari (Riskesdas 2007).

Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa banyak faktor yang

berhubungan dengan kematian neonatal dini seperti faktor ibu (umur, pendidikan,

sosial ekonomi, paritas, jarak keahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi

persalinan), faktor bayi (BBLR, berbagai penyakit infeksi pada masa neonatal

khususnya yang berhubungan dengan sindrome gangguan pernafasan, kongenital),

faktor pelayanan kesehatan (Pelayanan ANC, Pelayanan KN, penolong

persalinan)

BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas

dan mortalitas bayi di dunia, dimana 70% kematian neonatal disebabkan oleh

BBLR (USAID, 1999).

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian adalah “ apakah ada hubungan antara Berat Bayi

Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian kematian neonatal dini di Indonesia

setelah dikontrol dengan faktor ibu dan faktor pelayanan kesehatan”

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

9

Universitas Indonesia

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya besar hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan

kejadian kematian Neonatal Dini setelah mengontrol pengaruh faktor ibu (umur

ibu saat melahirkan, Paritas, Jarak, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu,

wilayah tempat tinggal ibu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,) dan

faktor pelayanan kesehatan (frekuensi ANC, komponen ANC)”

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun Tujuan khusus dari studi ini adalah :

1. Mengetahui besar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian

Neonatal Dini Di Indonesia tahun 2010

2. Mengetahui besar hubungan BBLR dengan kejadian kematian Neonatal

Dini di Indonesia setelah dikontrol dengan faktor ibu (umur ibu saat

melahirkan, Paritas, Jarak, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu,

komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan) dan faktor pelayanan

kesehatan (frekuensi ANC, komponen ANC) di Indonesia

3. Estimasi besarnya hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian

neonatal dini di Indonesia tahun 2010 setelah dikontrol dengan faktor ibu

(umur ibu saat melahirkan, Paritas, Jarak, tingkat pendidikan ibu, status

ekonomi ibu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan) dan faktor

pelayanan kesehatan (frekuensi ANC, komponen ANC) di Indonesia

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

10

Universitas Indonesia

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil studi ini adalah sebagai

berikut :

1.5.1 Kementrian Kesehatan RI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

menentukan kebijakan dan strategi dalam upaya menurunkan kematian

bayi khususnya kematian bayi neonatal dini di indonesia yang

disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

1.5.2 Penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai pengalaman belajar

dalam mengolah data hasil survei dan sebagai dasar untuk melakukan

penelitian selanjutnya di masa mendatan

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam wilayah Indonesia menggunakan data

hasil Riskesdas 2010 dalam rangka mengetahui hubungan BBLR dengan kejadian

kematian bayi Neonatal Dini di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel

kovariat (faktor ibu dan faktor pelayanan kesehatan). Responden dalam penelitian

ini adalah sebagian anak terakhir yang lahir hidup pada periode 1 Januari sampai

bulan Agustus 2010 yang terpilih sebagai Responden Riskesdas 2010. Desain

studi yang dipergunakan adalah kasus kontrol

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

11 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kematian Neonatal Dini

Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme

biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari

penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti

kecelakaan.

Menurut WHO berdasarkan ICD X definisi lahir mati adalah kematian

sebelum dilahirkan atau dikeluarkan hasil konsepsi secara lengkap dari ibunya,

berapaun usia kehamilannya, kematian ditandai dengan kenyataan bahwa setelah

dipisahkan dari ibunya, janin tidak bernafas ataupun menunjukkan tanda-tanda

kehidupan lain seperti detak jantung, denyut tali pusat atau gerakan otot-otot

sadar.

Sedangkan lahir hidup adalah keluarnya hasil konsepsi dari rahim

seorang ibu secara lengkap tampa memandang lamanya kehamilan dan setelah

perpisahan tersebut terjadi. Hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda

kehidupan lainnya seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan otot-otot

tampa memandang tali pusat sudah dipotong atau belum. Periode perinatal

dimulai pada umur kehamilan 22 minggu lengkap (154 hari) dimana berat bayi

lahir normalnya telah mencapai 500 gram dan sampai 7 hari pertama telah

dilahirkan (WHO, 2006)

Periode perinatal dibagi menjadi dua yaitu perinatal I dan perinatal II.

Periode perinatal I dimulai dari kehamilan 22 minggu sampai 7 hari pertama

setelah lahir dan digunakan untuk pengumpulan data nasional di negara maju.

Periode perinatal II dimulai dari kehamilan 28 minggu sampai 7 hari pertama

setelah lahir dan direkomendasikan WHO untuk perbandingan data internasional.

Periode neonatal dimulai dari lahir hidup sampai 28 hari. Kematian neonatal dapat

dibagi menjadi kematian neonatal dini yang terjadi pada periode 7 hari pertama

kehidupannya (0-6 hari) dan kematian neonatal lanjut yang terjadi setelah 7 hari

dan berakhir sampai 28 hari (7-28 hari). Periode neonatal dini merupakan bagian

dari periode perinatal (Lawn, 2006)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

12

Universitas Indonesia

Mayoritas penyebab langsung kematian neonatal disebabkan karena

infeksi (pnemonia, diare dan tetanus) sebesar 36%, lahir prematur 28%. Penyebab

kematian pada periode neonatal dini dan neonatal lanjut adalah lahir prematur,

asfiksia dan cacat kongenital adalah penyebab utama kematian pada minggu

pertama setelah lahir sedangkan infeksi adalah penyebab utama kematian pada

minggu-minggu berikutnya (Lawn, 2006)

Penyebab tidak langsung kematian neonatal adalah berat badan lahir

rendah yang berhubungan dengan kelahiran prematur adalah intrauterine growth

retardation (IUGR). Selain itu juga berhubungan dengan kesehatan ibu dan

pelayanan kesehatan juga merupakan determinan untuk kelangsungan hidup anak.

Kematian ibu secara bermakna mempertinggi risiko kematian anak. Greenwood,

et al (1987) melaporkan ibu yang meninggal saat persalinan, kebanyakan bayinya

meninggal dalam waktu satu tahun (Lawn, 2006)

Penyebab tidak langsung yang paling penting yaitu BBLR yang

berhubungan dengan prematur maupun IUGR. Sebanyak 60-80% kematian

neonatal terjadi pada bayi baru lahir yang mempunyai berat lahir rendah.

Penyebab tidak langsung lainnya yaitu kesehatan dan gizi ibu yang buruk, malaria

dan infeksi maternal (USAID, 2006)

Wiknjosastro (1984) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kematian perinatal meliputi faktor ibu dan faktor bayi. Faktor ibu

terdiri dari status sosial ekonomi, tingkat pendidikan rendah, usia lebih dari 30

tahun atau kurang dari 20 tahun, paritas pertama dan paritas ke 5 atau lebih,

kehamilan tampa pelayanan ANC, gangguan gizi dan anemia kehamilan, riwayat

kehamilan dan persalinan dengan komplikasi medik atau obstetrik, riwayat

persalinan yang diakhiri dengan tindakan bedah atau persalinan lama. Sedangkan

faktor bayi terdiri dari bayi yang lahir dari kehamilan yang berisiko tinggi, BBLR

< 2500 gram, berat bayi lahir lebih dari 4000 gram, bayi yang dilahirkan pada usia

kehamilan kurang dari 37 minggu atau lebih dari 42 minggu, bayi yang lahir

dengan infeksi intrapartum, trauma kelahiran atau kelainan kongenital.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

13

Universitas Indonesia

Penelitian yang dilakukan di 6 negara berkembang (Argentina, Mesir,

India, Peru, Afrika selatan dan Vietnam) pada 7993 kehamilan yang terdaftar

dalam studi multicenter WHO suplementasi kalsium dalam rangka pencegahan

pre-eklamsi menyimpulkan bahwa prematur dan asfiksia sebagai penyebab utama

(65%) kematian neonatal dini diikuti dengan infeksi dan cacat kongenital

(Ngog,et al, 2006).

Selain faktor-faktor diatas, faktor sosial ekonomi merupakan faktor

penentu mortalitas bayi dan anak, Mosley dan Chen (1983). Namun pengaruh

faktor sosial ekonomi bersifat tidak langsung yaitu harus melalui mekanisme

biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian baru akan menimbulkan risiko

terjadinya morbiditas dan selanjutnya bayi atau anak sakit dan bila tidak sembuh

akan cacat atau mati

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

14

Universitas Indonesia

Berikut ditampilkan skema kematian perinatal, neonatal dan bayi agar

lebih mudah memahami dalam membedakan periode-periode tersebut.

Gambar 2.1 Skema Kematian Perintal, Neonatal dan Bayi

Sumber : Adisasmita, 2005

Konsepsi Lahir 4 minggu 52 minggu

28 (22) minggu

kehamilan

Abortus

Lahir mati

1 minggu

Perinatal

Neonatal Dini

Neonatal

Post Neonatal

Bayi (Infant)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

15

Universitas Indonesia

2.2 Determinan Kematian Bayi dan Balita

2.2.1 Model Celester

Model dari teori tentang kelangsungan hidup anak dikembangkan oleh

Celester et all (1980) yang dikutip oleh Nugroho (2003), menggambarkan pola

hubungan antara fakttor sosial ekonomi dengan kematian bayi neonatal. Model ini

dikembangkan untuk analisis kematian neonatal tetapi gambaran hubungan tidak

langsung antara faktor sosial ekonomi dan peristiwa kematian neonatal dapat

memperkuat hubungan yang dikembangkan oleh Mosley dan Chen. Selain itu

dalam model ini terlihat ada faktor lain yang mempengaruhi kemugkinan

terjadinya kematian bayi yaitu faktor jenis kelamin dan kelainan genetika.

Gambar 2.2 Deteminan Kelangsungan Hidup Anak dari Celester

Sumber : Celester M.S, et al.

Status Sosial Ekonomi • Pendidikan • Pendapatan

Paritas

Umur Ibu

Pelayanan Kesehatan

Kesehatan anak saat

lahir

Kesehatan Ibu

Kematian Neonatal

Jenis Kelamin

Kesehatan Lingkungan

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

16

Universitas Indonesia

2.2.2 Model Mosley dan Chen

Mosley dan Chen (1983) menggambarkan proximate determinant

framework yaitu suatu model kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh

berbagai faktor proximate determinant (penyebab langsung) Konsep tersebut

didasari oleh beberapa landasan yaitu :

1. Dalam suatu kondisi optimal, lebih dari 97% bayi baru lahir bisa

bertahan hidup dalam lima tahun pertama kehidupannya.

2. Penurunan angka ketahanan hidup ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti sosial, ekonomi, biologi dan lingkungan.

3. Determinan sosio-ekonomi merupakan faktor yang mendasari penyebab

langsung yang akan mempengaruhi risiko sakit tidaknya bayi dan

dampak dari proses penyakit tersebut.

4. Penyakit-penyakit tertentu dan kekurangan gizi dianggap sebagai

indikator biologi dari faktor penyebab langsung tersebut.

5. Growth faltering (gangguan pertumbuhan) dan kematian bayi adalah

konsekuensi kumulatif dari berbagai proses penyakit.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

17

Universitas Indonesia

Adapun kerangka konsep determinan kematian balita dan bayi baru lahir

menurut Mosley dan Chen (1983) adalah :

Gambar 2.3 Proximate Determinant Framework

Sumber : Mosley and Chen

Kunci dari model tersebut adalah identifikasi satu perangkat penyebab

langsung dan atau variabel antara yang secara langsung mempengaruhi risiko

kesakitan dan kematian bayi. Dalam model tersebut yang dianggap sebagai faktor

penyebab langsung adalah :

1. Faktor ibu yaitu umur, paritas, jarak kelahiran.

2. Kontaminasi lingkungan yaitu air, kulit, tanah, insektisida dan lain-lain.

3. Kekurangan zat gizi yaitu kalori, protein, vitamin dan mineral.

4. Kecelakaan yaitu trauma.

5. Kontrol penyakit individu yaitu pencegahan dan pengobatan penyakit.

Maternal factors

Environmental Contamination

Nutrient deficiency

Injury

Socio-economic determinants

Healthy Sick

Personal Illness

Control

Preventionn

Treatment Growth

Faltering Mortality

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

18

Universitas Indonesia

Selain faktor biologis-bayi, sosial dan ekonomi yang telah diuraikan

sebelumnya, terdapat faktor lain yang berdasarkan hasil penelitian berpengaruh

terhadap kematian perinatal yaitu faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi kondisi kesehatan tersebut cukup beragam, yang paling sering

diteliti adalah paparan dari ibu, praktek pelayanan kesehatan, asupan gizi dan

kondisi lingkungan rumah. Pada daerah yang terpencil terdapat faktor lain yang

mempengaruhi yaitu kelaparan, kondisi rumah buruk dan kemiskinan

(WHO,2003).

2.2.3 Model Ronsmans

Determinan kematian perinatal juga disampaikan oleh Ronsmans (2001)

dalam bahan presentasinya yang disampaikan dalam suatu pelatihan yang

menampilkan causal pathway kematian perinatal yang didalamnya secara

komprehensif Ronsmans menunjukkan betapa rumitnya hubungan sebab akibat

antara faktor biologis ibu-bayi, demografi ibu, pelayanan kesehatan dan

lingkungan, seperti terlihat pada gambar 2.4

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

19

Universitas Indonesia

Gambar 2.4 Derterminan Kematian Perinatal Dari Ronsmans

Sumber : Ronsmans, 2001

Status sosial

ekonomi

Lingkungan

Pelayanan Kesehatan

Faktor Biologis Ibu • Demografi

(umur, paritas, jarak kelahiran)

• Nutrisi (Berat Badan Ibu, Anemia, mikronutrien)

• Riwayat Obstetri • Riwayat penyakit

terdahulu • Penyakit selama

kehamilan

Komplikasi Persalinan Eklampsia Distosia Perdarahan antepartum

Lahir Hidup

IUGR persalinan preterm kembar

Kelainan Kongenital

Tidak Diketahui

Kematian Perinatal

Lahir Mati

• Hipoglikemia • Hipoterma • Asfiksia • Infeksi • Tenanus

Neonatorum

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

20

Universitas Indonesia

Masalah kesehatan neonatal tidak dapat dilepaskan dari masalah kesehatan

perinatal dimana proses kehamilan dan persalinan memegang faktor yang amat

penting. Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan

kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat

menyebabkan kematian atau kesakitan ibu dan bayinya.

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan sebelumnya maka faktor-faktor

yang meningkatkan risiko kematian neonatal dini akan dikelompokkan dalam 3

(tiga) faktor utama yaitu faktor bayi, faktor ibu dan faktor pelayanan kesehatan.

2.3 Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini

2.3.1 Faktor Bayi

2.3.1.1 Berat Bayi Lahir Rendah

Berat bayi lahir rendah (low) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari

2500 gram, berat lahir sangat rendah (very low) adalah berat lahir kurang dari

1500 gram dan berat lahir teralu rendah (extremely low) adalah berat lahir kurang

dari 1000 gram. Definisi low menunjukkan very low dan extremely low,

sedangkan very low termasuk extremely low (WHO, 1993)

Menurut ICD X, berat lahir adalah berat pertama janin setelah bersalin.

Pada bayi yang lahir hidup, berat diukur antara jam pertama kehidupan sebelum

terjadi kehilangan berat postnatal. Berat lahir dibagi menjadi tiga kategori yaitu

berat lahir rendah (<2500 gram), berat lahir sangat rendah (<1500 gram) dan berat

lahir terlalu rendah (<1000 gram). Salah satu penyebab utama kematian perinatal

dan neonatal adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) yaitu berat badan lahir bayi

< 2500 gram.

Sekitar 11,5% bayi lahir dengan berat lahir rendah kurang dari 2.500

gram (Riskesdas 2007). Data SKRT 2001 menunjukkan bahwa bayi berat lahir

rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor terpenting kematian neonatal.

Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir,

hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

21

Universitas Indonesia

BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas

dan mortalitas bayi di dunia, dimana 70% kematian neonatal disebabkan oleh

BBLR (USAID, 1999). BBLR terjadi karena 2 kondisi yaitu lahir prematur (Lahir

pada saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu) atau bayi yang mengalami

IUGR (Intra UterineGrowtg Retardation) yaitu bayi yang lahir cukup bulan

(aterm) tetapi memiliki ukuran kecil, IUGR merupakan penyebab utama BBLR di

negara-negara berkembang (Fall et al, 2003). IUGR merupakan akibat dari

rendahnya berat dan tinggi ibu sebelum hamil, status gizi ibu yang rendah, dan

rendahnya penambahan berat badan selama kehamilan (Kelly A et al dalam

Adisasmita 2002).

Berat bayi rendah merupakan salah satu faktor penting kematian neonatal

dan juga sebagai determinan yang cukup bermakna bagi kematian bayi dan balita.

Ada 19% bayi lahir dengan berat lahir rendah.Berat badan bayi waktu dilahirkan

merupakan karakteristik yang dapat digunakan untuk meprediksi kelangsungan

hidup bayi, ada sekitar 59% dari bayi yang meninggal adalah bayi dengan berat

lahir sangat rendah (very low birth weight) .

Kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebi besar dari bayi

normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila

berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh

seringnya dijumpai kelainan adalah komplikasi neonatal seperti asfiksia, pnemoni,

perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang

dijumpai pula kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang

rendah dan gangguan lainnya (Mochtar, Rustam; Sinopsis obstetri 1992)

2.3.1.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 angka kematian anak laki-laki selalu

lebih tinggi dari anak perempuan, yaitu angka kematian bayi laki-laki 23% lebih

tinggi dari bayi perempuan dan untuk angka kematian balita untuk anak laki-laki

sebesar 22% lebih tinggi dari anak perempuan

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

22

Universitas Indonesia

Bayi laki-laki cenderung lebih rentan terhadap kematian neontal

dibandingkan bayi perempuan, kondisi ini mungkin terjadi karena kombinasi

genetika yang kompleks serta faktor lingkungan yang kurang mendukung (CARE,

1998). Secara biologis bayi perempuan memiliki keunggulan (biological

advantage) dibandingkan bayi laki-laki. Perempuan memiliki kromosom XX

sedangkan laki-laki XY. Sehingga bila salah satu dari kromosom X pada bayi

perempuan kurang baik, maka keberadaan kromosom tersebut dapat digantikan

oleh kromosom X yang lain. Sedangkan pada laki-laki, bila salah satu kromosom

kondisinya kurang baik, tidak ada kromosom pengganti yang dapat menggantikan

kromosom yang rusak (Kraemer, 2000). Keadaan biologis yang tidak

menguntungkan ini menyebabkan laki-laki lebih rentan terhadap kejadian lahir

mati atau kematian neonatal.

Keuntungan biologis yang ada pada bayi perempuan membuat bayi

perempuan lebih tahan terhadap infeksi dan kekurangan gizi, sehingga risiko

kematian bayi perempuan dalam lima tahun kehidupannnya lebih kecil

dibandingkan dengan bayi laki-laki (Royston dan Amstrong, 1989). Namun

demikian bayi laki-laki memiliki keuntungan sosial (social advantage)

dibandingkan bayi perempuan. Pada berbagai studi kesehatan masyarakat

menunjukkan bahwa cukup banyak suku bangsa yang menempatkan bayi laki-laki

lebih berharga dibandingkan perempuan. Akibat dari pandangan budaya ini

menyebabkan bayi perempuan menerima perbedaan (diskriminasi) dalam hal

perawatan kesehatan, pemberian makanan dan fasilitas lainnya yang dapat

menjaga kelangsungan hidupnya (Ahmed W et al, 1981)

2.3.1.3 Inisiasi Menyusu Dini

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation

Childens Fund (UNICEF) dan WHO merekomendasikan agar anak sebaiknya

disusui hanya Air Susu Ibu (ASI) selama paling sedikit 6 (enam) bulan. Makanan

padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 (enam) bulan dan pemberian

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

23

Universitas Indonesia

ASI seharusnya dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun (WHO, 2005).

Pemberian ASI dapat menurunkan kematian neonatal hingga 55% - 87% (The

Lancet Neonatal Survival 2005 dalam buku saku pelayanan kesehatan neonatal

esensial)

Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya

pemberian ASI ekslusif dari 4 (empat) bulan menjadi 6 (enam) bulan

(Departemen Kesehatan, 2002c).

Pemberian awal Air Susu Ibu (ASI) sangat dianjurkan karena beberapa

alasan yaitu ASI yang keluar pertama kali sangat bergizi dan mengandung

antibodi yang dapat melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit. Selain dari itu

menyusui seawal mungkin mempengaruhi kesehatan ibu baru melahirkan yaitu

dengan menimbulkan reaksi uterus, yang membantu mengurangi kehilangan darah

masa nifas dan untuk jangka yang lebih panjang pada ibu yang menyusui

cenderung memperpanjang jarak kelahiran karena efek supresi yang dimiliki

ketika menyusui terhadap kembalinya haid setelah melahirkan. Selang kelahiran

yang lebih panjang memberikan kesempatan kepada tubuh ibu untuk pulih dari

kekurangan fisik yang berhubungan dengan kehamilan. Efek menyusui terhadap

kembalinya kesuburan berhubungan dengan lama dan intensitas menyusui

(Departemen Kesehatan, 2002b).

Sumber makanan dan minuman yang paling baik bagi bayi baru lahir

adalah Air Susu Ibu (ASI). Menurut laporan Departemen Kesehatan meskipun

proporsi bayi yang mendapat asi cukup tinggi, namun saat mulai menyusui dan

lamanya bervariasi. Air susu ibu memegang peranan penting dalam menjaga

kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir, karena ASI terutama

kolostrum dapat meningkatkan pertahanan tubuh. Tidak memberikan kolostrum

merupakan salah satu kebisaan di masyarakat yang tidak baik.

Menyusui segera (immediate breastfeeding) yaitu menyusui dalam waktu

kurang atau sama dengan 30 menit setelah persalinan merupakan salah satu

alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah diberikannya makanan minuman

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

24

Universitas Indonesia

pralakteral. Interaksi sedini mungkin antara ibu dan bayi beberapa menit setelah

lahir berhubungan erat dengan keberhasilan menyusui (fikawati dan Syafiq, 2003

dalam setiawati raharjo, 2007)

2.3.2 Faktor Ibu

2.3.2.1 Umur Ibu Saat Melahirkan

Umur berhubungan terhadap proses reproduksi, umur ibu yang dianggap

optimal untuk kehamilan adalah antara 20 sampai 35 tahun. Sedangkan dibawah

atau diatas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan

(Martaadisoebrata, 2005 dalam Wahyuni, 2009). Umur ibu <20 tahun belum

cukup matang dalam menghadapi kehidupan sehingga belum siap secara fisik

dan mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Pada umur tersebut

rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik hingga perlu diwaspadai

kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan keracunan kehamilan atau

gangguan lain kerena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung

jawabnya sebagai orang tua. Sebaliknya jika umur ibu >35 tahun cenderung

mengalami perdarahan, hipertensi, obesitas, diabetes, myoma uteri, persalinan

lama dan penyakit-penyakit lainnya (Depkes RI, 2001).

Pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan perkembangan dari

organ-organ dalam rongga pelvis. Keadaan ini akan mempengaruhi kehidupan

janin dalam rahim. Pada wanita usia muda dimana organ-organ reproduksi belum

sempurna secara keseluruhan, disertai kejiwaan yang belum bersedia menjadi

seorang ibu. Usia hamil yang ideal bagi seorang wanita adalah antara umur 20-35

tahun karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental

juga sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

25

Universitas Indonesia

2.3.2.2 Paritas

Paritas merupakan jumlah persalinan yang dialami oleh ibu. Paritas

terdiri atas 3 kelompok yaitu: (1) Golongan primipara adalah golongan ibu

dengan 0-1 paritas, (2) Golongan multipara adalah golongan ibu dengan paritas 2-

6 dan (3) Golongan grande multipara adalah golongan ibu dengan paritas >6.

Kehamilan yang paling optimal adalah kehamilan kedua sampai keempat.

Kehamilan pertama dan setelah kehamilan keempat mempunyai risiko yang

tinggi.

Grande multi para adalah istilah yang digunakan untuk wanita dengan kehamilan

kelima atau lebih. Kehamilan pada kelompok ini sering disertai penyulit, seperti

kelainan letak, perdarahan antepartum, perdarahan post partum dan lain-lain

(Martaadisoebrata, 2005 dalam Wahyuni, 2009).

Grande multipara, kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang

sudah berulang kali direnggangkan oleh kehamilan membatasi kemampuan

berkerut untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Disamping itu

banyak pula dijumpai tidak cukupnya tenaga untuk mengeluarkan janin yang

disebut dengan merituteri. Keadaan ini akan lebih buruk lagi pada kasus dengan

jarak kehamilan yang singkat.

2.3.2.3 Jarak Antar Kelahiran

Risiko terhadap kematian ibu dan anak meningkat jika jarak antara dua

kehamilan <2 tahun atau >4 tahun. Jarak kehamilan yang aman ialah antara 2-4

tahun. Jarak antara dua kehamilan yang <2 tahun berarti tubuh ibu belum kembali

ke keadaan normal akibat kehamilan sebelumnya sehingga tubuh ibu akan

memikul beban yang lebih berat. Jarak kelahiran anak sebelumnya kurang dari 2

tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik, kehamilan dalam

keadaan ini perlu diwaspadai karena adanya kemungkinan pertumbuhan janin

yang kurang baik, mengalami persalinan yang lama atau perdarahan. Sebaliknya

jika jarak kehamilan antara dua kehamilan >4 tahun, disamping usia ibu yang

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

26

Universitas Indonesia

sudah bertambah juga mengakibatkan persalinan berlangsung seperti kehamilan

dan persalinan pertama (Depkes RI, 2001). Anak yang memiliki jarak kelahiran

terlalu dekat (2 tahun atau kurang), akan berisiko terhadap kematian neonatal

sebesar 4.4 kali dibandingkan dengan jarak kelahiran lebih dari dua tahun.

2.3.2.4 Riwayat Kesehatan Ibu

Kesehatan dan pertumbuhan janin dihubungkan oleh kesehatan ibu. Bila

ibu mempunyai penyakit yang berlangsung lama atau merugikan kehamilannya,

maka kesehatan dan kehidupan janin pun terancam (Depkes RI, 2001).

Penyakit yang diderita oleh ibu selama kehamilan terbagi dua, yaitu

Penyakit akibat komplikasi yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan,

yang terdiri dari:

a. Diabetes Militus;

Diabetes militus pada ibu dapat menyebabkan bayi mengalami berat

badan lahir lebih besar melebihi usia kehamilan karena kadar gula darah dalam

tubuh ibu sangat tinggi sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin. Diabetes

mellitus pada bayi mengakibatkan hipoglikemia karena ketika di dalam tubuh ibu,

janin menyesuaikan jumlah insulin dengan tubuh ibunya tetapi setelah lahir

jumlah insulin yang telah terbentuk tidak sesuai dengan kadar gula darah dengan

tubuh bayi (Jumiarni, 1994 )

b. Anemia

Anemia atau kurang darah adalah rendahnya kadar hemoglobin (Hb)

dalam sel-sel darah merah,yaitu kurang dari 11gr%. Prevalensi anemia pada ibu

hamil pada tahun 1995 adalah 51,3% (SKRT 1995).

Anemia dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan

janin baik sel tubuh maupun otaknya. Anemia dapat mengakibatkan kematian

janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR. Hal ini menyebabkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal meningkat.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

27

Universitas Indonesia

Kegiatan pencegahan dan penanggulangan masalah anemia secara luas

telah dilaksanakan bagi semua ibu hamil berupa pemberian tablet Fe sebanyak 90

tablet selama masa kehamilan dan bagi ibu hamil yang menderita anemia (Hb <11

gr%) diberikan pengobatan khusus di puskesmas atau rumah sakit ( Depkes RI,

2002).

Tanda tanda ibu menderita anemia seperti perasaan lesu, sering

mengantuk, selaput bagian dalam kelopak mata, bibir dan kuku pucat serta

penglihatan berkunang-kunang (Depkes RI, 2001). Jika wanita hamil mengidap

anemia, pengaruhnya dapat terjadi di awal kehamilan, yaitu terhadap hasil

pembuahan (janin, plasenta, darah). Hasil pembuahan membutuhkan zat besi yang

jumlahnya cukup banyak untuk membentuk butir-butir darah merah dan

pertumbuhan embrio. Pada bulan ke-5 dan ke-6 janin membutuhkan zat besi yang

semakin besar. Jika kandungan zat besi ibu kurang maka dapat terjadi abortus,

kematian janin dalam kandungan atau waktu lahir, lahir premature serta cacat

bawaan tidak dapat dihindari (Huliana, 2001).

Masalah yang ditemui adalah rendahnya cakupan pemberian tablet Fe

yaitu sekitar 64,4% pada tahun 1998, hal ini di sebabkan tidak tercukupinya

persediaan tablet Fe saat pemeriksaan kehamilan. Kegiatan yang saat ini

dilakukan adalah mengganti Fe dengan multivitamin dan pemberian tablet Fe

pada remaja putri sejak usia sekolah menengah (Depkes RI, 2002).

Kehilangan fisilogis basal dari tubuh melalui kulit dan alat pencernaan

diperkirakan 14 mikrogram/kilogram berat badan perhari atau sekitar 0,8

miligram bagi wanita dewasa yang berat badannya 55 kilogram. Wanita selain

kehilangan zat besi melalui fisologis basal juga terjadi kehilangan zat besi melalui

proses menstruasi. Jumlah zat besi yang hilang meliputi 95% wanita menstruasi

adalah 1,6 miligram perhari (Martianto, 1992).

Wanita yang berat badannya 55 kilogram memerlukan tambahan zat besi

untuk pembentukan hemoglobin sejumlah 500 miligram,untuk pembentukan janin

sejumlah 290 miligram dan untuk plasenta sejumlah 25 miligram serta untuk

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

28

Universitas Indonesia

darah yang keluar pada saat melahirkan, sehingga diperkirakan total kebutuhan zat

besi wanita hamil selama 9 bulan adalah 1000 miligram ( Martianto, 1992).

Penyakit akibat komplikasi langsung dengan kehamilan, terdiri dari:

a. Pre-eklamsia dan eklamsia

Preeklamsia adalah suatu sindroma yang dijumpai pada ibu hamil diatas

20 minggu yang ditandai dengan hipertensi atau proteinuria dengan atau tanpa

edema. Disebut hipertensi bila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau terjadi

kenaikan tekanan systolic ≥ 30 mmHg atau kenaikan tekanan diastolic ≥ 15

mmHg dari ukuran tekanan darah normal. Guna menentukan Pre-eklamsia maka

pengukuran tekanan darah harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dengan

interval waktu 6 jam atau lebih guna keakuratan hasil pemeriksaan tekanan darah

yang diperoleh (Tanjung, 2004).

Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung

disebabkan oleh kehamilan. Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah

disertai dengan retensi garam dan air. Perubahan pada organ ibu yang mengalami

pre-eklamsia dan eklamsia yaitu terjadinya aliran darah menurun ke plasenta

dan menyebabkan gangguan plasenta sehingga terjadi gangguan pertumbuhan

janin karena kekurangan oksigen (Mochtar, 1995).

Apabila dijumpai tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20

minggu ini dinamakan pre-eklamsia sedangkan jika dijumpai kejang-kejang pada

penderita pre-eklamsi dan sampai koma ini dinamakan eklamsia (Roeshadi,

2006).

Ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia berisiko tinggi mengalami

keguguran, gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravaskular,

pembengkakan paru-paru, kolaps pada system pembuluh darah, dan eklampsia ,

yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia yang bisa

berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.

Pada bayi, pre-eklampsia dapat mencegah plasenta (jalur penyaluran

udara dan makanan untuk janin) mendapat asupan darah yang cukup, sehingga

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

29

Universitas Indonesia

bayi bisa kekurangan oksigen (hypoxia) dan makanan. Hal ini dapat menimbulkan

rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain pada

bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat kelahiran

(perinatal death). Tetapi banyak wanita penderita pre-eklampsia tetap

melahirkan bayi yang sehat. Hal ini karena pre-eklampsia dapat dideteksi lebih

awal apabila calon ibu rajin merawat kehamilannya.

Berdasarkan penelitian di 6 negara yaitu Argentina, Mesir, India, Peru,

Afrika Selatan dan Vietnam pada tahun 2001–2003 memperlihatkan bahwa angka

kelahiran mati 12,5 per 1000 kelahiran dan angka kematian neonatal dini adalah

9,0 per 1000 kelahiran pada kejadian preeklamsi dan eklamsi (Ngoc, 2006).

b. Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir

setelah kehamilan 22 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya

lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu.

Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada

kelainan plasenta. Perdarahan yang terjadi pada ibu hamil sebelum proses

persalinan, dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti placenta previa, solusio

plasenta dan lain-lain (Wiknjosatro, 2007).

c. Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah

sebelum terjadinya persalinan, yang disebabkan oleh kurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intra uteri. Ketuban pecah dini berkaitan

dengan penyulit kelahiran, prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis

sampai sepsis. Pecahnya selaput ketuban jauh sebelum aterm merupakan

penyebab morbiditas dan mortalitas perinatal (Wiknjosastro, 2007).

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

30

Universitas Indonesia

2.3.2.5 Komplikasi Kehamilan

Komplikasi kehamilan merupakan salah satu bahaya bagi ibu yang

sedang hamil dan dapat mengganggu kelangsungan kehamilan atau janin.

Komplikasi bisa terjadi setiap saat dan perlu penanganan segera.

Kesehatan ibu dan perawatan selama kehamilan akan mempengaruhi

ketahanan hidup neonatal. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan

merupakan faktor penting kesehatan dan ketahanan hidup janin dan neonatal

(Lawn,2005). Ibu dengan komplikasi kehamilan dapat mempengaruhi kematian

perinatal dan 58,4% terjadi pada periode neonatal dini (Alisjahbana, 2001).

Pada data Riskesdas 2010, jenis komplikasi kehamilan dikategorikan

menjadi 5 yaitu :

1. Mules hebat sebelum 9 bulan yaitu mengalami mules kandungan pada

usia sebelum 9 (sembilan) bulan

2. Perdarahan yaitu jika mengalami perdarahan dari jalan lahir atau spot

merah

3. Demam tinggi dan suhu badan yang tinggi

4. Kejang-kejang dan pingsan adalah kejang-kejang yang tidak ada

hubungannya dengan demam. Dalam keadaan ini otot wanita menjadi

kaku, wanita tersebut mungkin kejang yang sangat kuat sehingga tidak

terkontrol dan pingsan

5. Lainnya jika keluhan yang berkaitan dengan kehamilan tapi belum

disebutkan dalam pont 1 sampai 4

2.3.2.6 Komplikasi persalinan

Komplikasi yang terjadi pada saat persalinan merupakan penyebab utama

terjadinya kematian pada bayi yang semula hidup pada saat proses persalinan

dmulai tetapi kemudian lahir mati (WHO, 2006). Banyak analisis yang

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

31

Universitas Indonesia

menunjukkan bahwa kebanyakan kejadian komplikasi obstetri tidak dapat

diperkirakan sebelumnya atau dicegah (Depkes-FKM UI, 2005)

Pada data Riskesdas 2010, jenis komplikasi persalinan dikategorikan

menjadi 5 yaitu :

1. Mules yang kuat dan teratur lebih dari sehari semalam. Proses persalinan

biasanya diawali dengan mules yng kuat dan timbulnya teratur, mulai

dengan 15 menit sekali, makin lama makin sering menjadi 2 menit sekali

disertai dengan pembukaan leher rahim dan keluar darah bercampur

lendir. Umumnya bayi akan lahir dalam waktu kurang dari 24 jam setelah

tanda-tanda proses persalinan dimulai. Persalinan yang berlangsung lebih

dari 24 jam disebut persalinan lama

2. Perdarahan lebih banyak dibanding biasanya (lebih dari 2 kain) adalah

jika melebihi 500 cc atau membasahi lebih dari 2 potong kain panjang.

Perdarahan ini dapat mengakibatkan ibu banyak kehilangan darah dan

dapat mengalami shock

3. Demam badan tinggi dan atau keluar lendir yang berbau adalah suhu

badan yang tinggi dan keluar cairan yang tidak biasa, baunya tidak sedap,

warna dan kepekatannya berbeda dari biasanya. Kondisi ini merupakan

salah satu ciri puerperal sepsis yaitu infeksi yang terjadi pada jalan lahir

yang terjadi beberapa saat setelah persalinan

4. Kejang-kejang dan pingsan, yang dimaksud disini adalah kejang-kejang

yang tidak ada hubungannya dengan demam. Dalam keadaan ini otot

wanita menjadi kaku, wanita tersebut mungkin kejang yang sangat kuat

sehingga tidak terkontrol dan pingsan. Kondisi ini merupakan salah satu

gejala dari pre-eklamsi/eklamsi.

5. Keluar air ketuban lebih dari 6 (enam) jam sebelum anak lahir adalah

keluarnya air ketuban 6 (enam) jam atau lebih sebelum anak lahir.

6. Ada kesulitan/komplikasi lain yang tidak termasuk dalam kriteria diatas.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

32

Universitas Indonesia

2.3.2.7 Status kehamilan

Kespro adalah bagian dari hak azazi manusia. Setiap orang berhak atas

tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan

keluarganya termasuk hak atas kesehatan reproduksi. Deklarasi pertemuan

International Conference Population and Develompment (ICPD) di Kairo

menyatakan bahwa kesehatan reproduksi adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari hak azazi manusia (Mohamad). Setiap pasangan atau individu mempunyai

hak untuk menetapkan secara bebas dan bertanggungjawab terhadap jumlah anak,

jarak kelahiran anaknya dan kapan ia ingin atau tidak ingin mempunyai anak.

Idealnya setiap anak dilahirkan karena keinginan, direncanakan dan

dipertanggungjawabkan.

Status kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengancam kelangsungan

hidup ibu dan calon bayi karena ibu akan cenderung mengabaikan perawatan

selama kehamilan dan melakukan berbagai cara untuk menghentikan kehamilan

bahkan hingga saat-saat terakhir. Kehamilan yang tidak diinginkan berhubungan

erat dengan meningkatnya risiko kematian dan kesakitan perinatal akibat dari

kelahiran prematur dan kemungkinan ditelantarkan oleh ibu (Bustan dan Coker,

1994).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Columbia, pada wanita

yang menikah dan menerima pemeriksaan ANC pada tiga bulan pertama dan

diketahui tidak menginginkan kehamilannya memiliki risiko dua kali untuk

melahirkan bayi yang kemudian melahirkan meninggal pada 28 hari pertama

kehidupannya dibandingkan dengan wanita yang menerima kehamilannnya

(Bustan dan Coker, 1994).

2.3.2.8 Pendidikan Ibu

Pendidikan orang tua yaitu ibu dan pasangan berpengaruh dalam

pengambulan keputusan dalam keluarga. Pendidikan berpengaruh secara tidak

langsung melalui peningkatan satus sosial dan kedudukan wanita dalam keluarga

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

33

Universitas Indonesia

dan pengambilan keputusan. Pendidikan ibu berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup anak (Royston dan Amstrong, 1989). Di Colombo dan Sudan, wanita yang

telah bersekolah 7 tahun mempunyai peluang dalam pemilihan jumlah anak dan

pengaturan kelahiran

Ibu yang berpendidikan rendah (kurang dari SMP) mempunyai risiko

sebesar 2,2 kali untuk terjadinya kematian perinatal dibanding dengan ibu yang

berpendidikan tinggi. Latar belakang pendidikan ibu mempengaruhi sikapnya

dalam memilih pelayanan kesehatan dan pola konsumsi makan yang berhubungan

juga dengan peningkatan berat badan ibu semasa hamil yang pada saatnya akan

mempengaruhi kondisi perinatal (Sulistiyowati, 2001).

2.3.2.9 Status ekonomi

Tingkat ekonomi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kematian

bayi pada bulan pertama. Tingkat ekonomi yang rendah meningkatkan

probabilitas kematian neonatal sebesar 4,2% (Meyer, 2006).

Ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sering

berhubungan dengan kelainan bayi dengan berat lahir rendah (premature) yang

akan berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian neonataus yang tinggi dan

juga pada masa bayi.

Kemiskinan merupakan penyebab kematian neonatal, meningkatkan

risiko kejadian infeksi pada ibu, menurunkan akses terhadap perawatan kesehatan.

Ada 99% kematian neonatal yang berasal dari negara dengan tingkat pendapatan

rendah dan sedang. Data DHS dari 20 negara sub sahara Afrika dan 3 negara di

Asia Tenggara memperlihakan kematian neonatal pada keluarga miskin 20% lebih

tinggi dibandingkan dengan keluarga yang kaya (Lawn, 2005). SDKI 2007

menyatakan ada hubungan terbalik antara status kekayaan rumah tangga dan

tingkat kematian anak, anak yang tinggal di dalam rumah tangga yang lebih kaya

mempunyai mortalitas yang lebih rendah daripada anak yang tinggal di rumah

tangga yang lebih miskin.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

34

Universitas Indonesia

Status sosial dan ekonomi berhubungan secara tidak langsung dengan

kematian perinatal. Ukuran kemampuan membayar suatu keluarga dapat ditelusuri

dari pendapatan atau pengeluaran keluarga tersebut.

2.3.2.10 Wilayah Tempat Tinggal

Perbedaan wilayah tempat tinggal antara pedesaan dan perkotaan

biasanya memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda. Masalah kesehatan

yang biasanya ditemukan di wilayah pedesaan keterbatasan sarana kesehatan,

akses desa terhadap pelayanan kesehatan karena kondisi geografik yang sulit,

sebaran penduduk yang tidak merata, rawan pangan, kemiskinan dan lain-lain.

Sedangkan masalah kesehatan yang ditemukan pada daerah perkotaan adalah

kepadatan penduduk yang tinggi, urbanisasi, kemiskinan, sanitasi yang buruk dan

lain-lain.

Berdasarkan hasil SDKI 2007, secara umum anak yang lahir dari ibu

yang tinggal di daerah perkotaan mempunyai angka mortalitas yang lebih rendah

daripada yang ibunya tinggal di daerah pedesaan.

2.3.3 Faktor Pelayanan Kesehatan

2.3.3.1 Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai

dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan antenatal merupakan

upaya penting untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan sekaligus

merupakan tempat melakukan konseling gizi, pemantauan terhadap kenaikan berat

badan semasa hamil ( Depkes RI, 2000). Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan

dan tindak lanjut terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi

dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus Toksoid ( TT ) dan tablet Fe serta

mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan

mempersiapkan persalinannya.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

35

Universitas Indonesia

Penerapan praktis pelayanan antenatal care sering dipakai standard

minimal meliputi 5T, yaitu: (1) timbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan yang dapat dimanfaatkan untuk menilai suatu status gizi ibu; (2)

pemeriksaan tekanan darah; (3) pemeriksaan tinggi fundus uteri; (4) pemberian

Tetanus Toksoid (TT) dua kali selama hamil; (5) pemberian tablet zat besi (Fe)

minimal 90 tablet selama hamil, untuk pemeriksaan paripurna meliputi 7 T yaitu

ditambah dengan test terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam

rangka persiapan rujukan

Antenatal care merupakan kegiatan pemeriksaan ibu dan janin selama

kehamilan yang dilakukan secara teratur. Pemeriksaan antenatal pertama kali

dilakukan pada bulan pertama kehamilan, selanjutnya periksa ulang 1 kali sebulan

dan periksa ulang 1 kali setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan. Adapun

jadwal pemeriksaan antenatal adalah : Trimester I dan II : (1) dilakukan setiap

bulan; (2) diambil data tentang laboratorium; (3) pemeriksaan Ultrasonografi; (4)

nasehat diet : empat sehat lima sempurna, protein ½ gram/kg berat badan

ditambah satu telor/hari; (5) observasi : penyakit yang dapat berhubungan dengan

kehamilan, komplikasi kehamilan,; (6) rencana : pengobatan penyakit,

menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT pertama.

Trimester III : (1) dilakukan setiap seminggu atau dua minggu sampai ada tanda

kelahiran tiba; (2) evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan; (3)

diet empat sehat lima sempurna; (4) pemeriksaan Ultrasonografi; (5) imunisasi TT

kedua; (6) observasi : penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hasil

trimester ketiga, berbagai kelainan kehamilan trimester III; (7) nasehat dan

petunjuk tentang tanda inpartus serta kemana harus datang untuk melahirkan.

Frekuensi kunjungan masing-masing ibu hamil berbeda-beda tergantung

pada keadaan masing-masing ibu hamil. Frekuensi pelayanan antenatal care pada

triwulan pertama minimal 1 kali, triwulan kedua minimal 1 kali dan minimal 2

kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal care tersebut untuk

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

36

Universitas Indonesia

menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup

dalam menangani kasus risiko tinggi yang ditemukan (Depkes, RI, 2005).

Tujuan pengawasan antenatal adalah menyiapkan sebaik-baiknya fisik

dan mental ibu hamil serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas sehingga keadaan ibu pada saat postpartum dalam

keadaan sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental.

Adapun tujuan dari pelayanan antenatal care adalah; (1) Memantau

kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

janin; (2) meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

janin; (3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan; (4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan,

melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin; (5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif; (6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Depkes, RI, 2002).

Penelitian di Brazil yang dikutip oleh Mutiara (1994) melaporkan bahwa

jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan berhasil menurunkan Angka Kematian

Perinatal (AKP) diantara wanita yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan

adalah 56,2 per 1000 kelahiran hidup, sementara untuk wanita yang melaksanakan

pemeriksaan kehamilan sebanyak 10 kali atau lebih mempunyai AKP 26,2 per

1000 kelahiran hidup.

Risiko kejadian kematian perinatal pada ibu hamil yang memperoleh

kualitas pemeriksaan ANC buruk 4,7 (95% CI : 1,59 - 12,86) kali lebih tinggi dari

pada ibu yang memperoleh kualitas pelayanan ANC baik (Hastomo, 1993). Pada

penelitian di Kecamatan Keruak, lombok menemukan bahwa kematian bayi pada

ibu hamil yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal 2 kali dibandingkan

dengan ibu hamil yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal (Ronoatmodjo,

1996).

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

37

Universitas Indonesia

2.3.3.2 Penolong Persalinan

Departemen Kesehatan menetapkan target bahwa 90% persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan medis pada tahun 2010 (Depkes, 2000b).

Persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkan akan terjamin sebagai persalinan

yang bersih dan aman karena selain pertolongan persalinan dilakukan dengan

bersih, bila terjadi gangguan dalam persalinan akan segera diketahui dan

ditangani atau dirujuk. Pada prinsipnya penolong persalinan harus

memperhatikan sterilisasi/pencegahan penyakit, metode pertolongan persalinan

yang sesuai standar pelayanan serta merujuk kasus yang memerlukan tingkat

pelayanan yang lebih tinggi (Depkes RI, 2005).

Dalam program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) dikenal beberapa jenis

tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga

tersebut adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat

(Depkes, RI, 2005).

Penolong persalinan dalam memberikan pertolongan persalinan harus

memperhatikan; (1) Sterilitas/pencegahan infeksi, (2) Metode pertolongan

persalinan yang sesuai standar pelayanan dan (3) Merujuk kasus yang

memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Dengan program penempatan

bidan di desa diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga

kesehatan terus meningkat dan masyarakat semakin menyadari pentingnya

persalinan yang bersih dan aman.

2.3.3.3 Jenis Tempat persalinan

Sarana pelayanan kesehatan adalah sarana yang menyediakan bentuk

pelayanan yang sifatnya lebih luas di bidang klinik, bersifat preventif, promotif,

dan rehabilitatif. Sarana kesehatan dapat berupa Rumah Sakit, puskesmas, klinik,

praktek dokter, praktek bidan baik pemerintah dan swasta.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

38

Universitas Indonesia

Proses persalinan memiliki risiko baik berupa infeksi ataupun komplikasi

persalinan bila tidak dilakukan pada sarana kesehatan. Sarana pelayanan

kesehatan sangat penting dalam proses persalinan agar dapat menghindarkan

terjadinya infeksi dan bila terjadi komplikasi dalam proses persalinan dapat

segera ditanggulangi sehingga tidak berakibat fatal.

2.3.3.4 Pelayanan Kesehatan bayi

Pelayanan Kesehatan diberikan pada setiap bayi mulai dari lahir sampai

usia 1-12 bulan. Ada 2 pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan neonatal

pada usia 0-28 hari sebanyak 2 (dua) kali dan pelayanan kesehatan bayi usia 1-12

bulan sebanyak 4 kali.

Cakupan kunjungan Neonatal (KN) adalah persentase neonatal yang

memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan; satu kali

pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan

hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K,

Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan

neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Dan ini digunakan untuk

melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12

bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu, tempat

penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya, melalui kunjungan petugas.

Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada

umur 1 - 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan dan 1

kali pada umur 9 - 12 bulan.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

39

Universitas Indonesia

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka maka disusunlah kerangka teori sebagai

berikut ini :

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

40

Universitas Indonesia

Gambar 2.5 Kerangka teori

Tingkat pendidikan

ibu

Status sosial

ekonomi ibu

Wilayah tempat ibu

tinggal Lingkunga

Faktor Biologis Ibu • Demografi

(umur, paritas, jarak kelahiran)

• Nutrisi (Berat Badan Ibu, Anemia, mikronutrien)

• Riwayat Obstetri • Riwayat penyakit

terdahulu • Penyakit selama

kehamilan

Komplikasi Persalinan Eklampsia Distosia Perdarahan antepartum

Lahir Hidup

Kematian Neonatal Dini

• Hipoglikemia • Hipoterma • Asfiksia • Infeksi • Tenanus

Neonatorum

Pelayanan Kesehatan

ibu

BBLR

• Penolong Persalinan

• Tempat Persalinan

• Pelayanan NICU

• Pelayanan Esensial Neonatus

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

41 Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang ada yang telah dijabarkan dalam bab 2, maka

disusunlah kerangka konsep. Kerangka konsep yang disusun tidak mengambil

semua faktor yang ada dalam teori namun disesuaikan dengan data set yang ada

pada data Riskesdas tahu 2010.

Variabel dependen adalah kasus kematian bayi neonatal dini. Sedangkan

variabel independen adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan variabel

kovariat adalah faktor ibu terdiri dari umur ibu saat melahirkan, paritas, jarak

kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, tingkat pendidikan ibu,

status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu serta faktor pelayanan kesehatan

yang terdiri dari frekuensi antenatal dan komponen antenatal. Berdasarkan

kerangka teori yang telah diuraikan, maka kerangka konsep penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

42

Universitas Indonesia

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Kematian Bayi Neonatal Dini

BBLR (Independen)

KEMATIAN NEONATAL DINI

(dependen)

KOVARIAT Faktor Ibu • Umur ibu melahirkan • Paritas • Jarak Kelahiran • Komplikasi kehamilan • Komplikasi persalinan • Tingkat Pendidikan Ibu • Status Ekonomi Ibu • Wilayah tempat tinggal ibu Faktor Pelayanan Kesehatan • Frekuensi ANC (K1234) • Komponen ANC (5T plus)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

43

UNIVERSITAS INDONESIA

3.2 Devinisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA

UKUR

Dependen 1 Kematian

Bayi Neonatal Dini

anak terakhir yang lahir hidup tetapi meninggal dalam 0-7 hari pertama kehidupan yang terjadi selama kurun waktu 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010

Jawaban responden perempuan usia 10-59 tahun pernah kawin melahirkan anak terakhir lahir hidup namun kemudian mengalami kematian dalam periode hari 0 hingga 7 hari setelah kelahirannya (hasil modifikasi pada pertanyaan Riskesdas bagian Dd06 dengan kode jawaban 1)

0= Bukan kematian neonatal dini (lahir hidup lebih dari 7 hari 1= Kematian neonatal dini (lahir hidup tetapi mati < 7 hari)

Nominal

Variabel Utama

1 Berat Bayi Lahir Rendah

Berat badan bayi waktu lahir dalam gram menurut ingatan responden (ibu) atau berdasarkan KMS atau buku KIA dalam gram

Jawaban responden (ibu) berdasarkan pertanyaan Dd08

0 = Bukan BBLR bila berat bayi lahir > 2500 gram 1= BBLR bila berat bayi lahir < 2500 gram

Ordinal

Variabel Kovariat

1 Umur responden/ibu saat melahirkan anak terakhir

Tahun hidup responden atau ibu pada saat melahirkan anak terakhir

Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd02a (modifikasi Dd02a) Dikategorikan berdasarkan buku pedoman pelaksanaan program KIA yaitu kategori umur berdasarkan risiko kehamilan dan persalinan yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun

0 = tidak berisiko (20-35 tahun) 1= berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)

Ordinal

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

44

UNIVERSITAS INDONESIA

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA

UKUR

2 Paritas Urutan kelahiran anak terakhir dari semua anak yang dilahirkan hidup selama umur ibu

Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd03 Dikategorikan berdasarkan buku pedoman pelaksanaan program KIA yaitu kategori jumlah anak dengan risko kehamilan dan persalinan yaitu primipara, 2-4 anak, > 4 anak

0 = 2-4 anak 1= jprimipara dan jumlah anak >4

Ordinal

3 Jarak kelahiran

Jarak kelahiran antara anak terakhir (bungsu) dengan anak sebelumnya (kakak bungsu) yang lahir hidup

Jawaban responden yang terdapat dalam pertanyaan Riskesdas 2010 bagian D pada pertanyaan Dd04a (modifikasi pertanyaan Dd04a) Dikategorikan berdasarkan USAID da CARE tahun 1998 yaitu < 24 bulan, 24-36 bulan dan > 36 bulan

0= 24-36 bulan 1 = < 24 bulan dan > 36 bulan

Ordinal

4 Tingkat Pendidikan ibu

Status pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Anggota Rumah Tangga (ART)

Jawaban responden pada kolom 8 blok IV

0 = Tingkat pendidikan dengan jawaban 5-7 (Tamat SLTA/MA ,Tamat D1 atau D2 atau D3, tamat PT) 1 = Tingkat pendidikan dengan jawaban 1-4 (Tidak sekolah, Tidak tamat SD, Tamat SD, tamat SLTP)

Ordinal

5 Komplikasi kehamilan

Adanya satu atau lebih keluhan pada saat kehamilan seperti mules hebat sebelum 9 bulan, perdarahan, demam tinggi, kejang-kejang dan pingsan, lainnya

Jawaban responden atau ibu hamil yang mengalami satu atau lebih keluhan pada saat kehamilan seperti mules hebat sebelum 9 bulan, perdarahan, demam tinggi, kejang-kejang dan pingsan, lainnya. Dikategorikan berdasarkan hasil jawaban

0 = tidak mengalami komplikasi 1= mengalami satu atau lebih komplikasi

Nominal

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

45

UNIVERSITAS INDONESIA

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA

UKUR

responden pada pertanyaan Dd29 yaitu ada komplikasi bila mengaami slh satu atau lebih keluhan komplikasi kehamilan. Tidak ada kmplikasi kehamilan bila tidak mengalami salah satu atau lebih keluhan komplikasi kehamilan

6 Komplikasi persalinan

Adanya satu atau lebih keluhan pada saat persalinan seperti mules mules yang kuat & teratur lebih dari semalam, perdarahan lebih banyak dibandingkan biasanya (lebih dari 2 kali), Suhu badan tinggi atau keluar lendir berbau, kejang-kejang dan atau pingsan, keluar air ketuban lebih dari 6 jam sebelum anak lahir

Jawaban responden atau ibu hamil yang mengalami satu atau lebih keluhan pada saat persalinan seperti mules mules yang kuat & teratur lebih dari semalam, perdarahan lebih banyak dibandingkan biasanya (lebih dari 2 kali), Suhu badan tinggi atau keluar lendir berbau, kejang-kejang dn atau pingsan, keluar air ketuban lebih dari 6 jam sebelum anak lahir. Dikategorikan berdasarkan hasil jawaban responden pada pertanyaan Dd34 yaitu ada komplikasi persalinan bila mengalami salah satu atau lebih keluhan. Tidak ada komplikasi persalinan bila tidak mengalami salah satu atau lebih keluhan

0 = tidak mengalami komplikasi 1= mengalami atau ada komplikasi

Nominal

7 Status ekonomi

Penggolongan status ekonomi keluarga dimana responden atau ibu tinggal berdasarkan indikator pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan bukan makanan (rata-

Modifikasi dari pertanyaan tentang pengeluaran makanan dan bukan makanan pada blok VII.B rincian 25 (rata-rata pengeluaran pengeluaran rumah tangga dalam sebulan). Dikelompokkan dalam kuintil 1-5 yaitu kuintil 5 sangat kaya, kuintil 4 kaya, kuintil 3 sedang,

0 = Tinggi (kuintil 5-4) 1= Sedang (kuintil 3) 2= Rendah (kuintil 1-2)

Ordinal

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

46

UNIVERSITAS INDONESIA

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR HASIL UKUR SKALA

UKUR

rata pengeluaran per kapita)

kuintil 2 miskin, kuintil 1 sangat miskin

8 Wilayah tempat tinggal

Wilayah atau tempat tinggal responden atau ibu

Modifikasi dari pertanyaan blok I rincian 6 (kuesioner rumah tangga/RKD10-RT)

0= perkotaan 1= pedesaan

Nominal

9 Frekuensi ANC

akses/kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan syarat minimal satu kali kontak pada triwulan I (usia kehamilan 0-3 bulan), minimal satu kali kontak pada triwulan II (usia kehamilan 4-6 bulan) dan minimal dua kali kontak pada triwulan III (usia kehamilan 7-9 bulan).

Jawaban responden dari pertanyaan Pertanyaan dari Dd20 yaitu Dd20a dengan jawaban satu, Dd20b dengan jawaban satu, Dd20c dengan jawaban satu, Dd20d dengan jawaban satu, Dd20e dengan jawaban satu, dan Dd20f dengan jawaban dari pertanyaan Dd21 dengan jawaban satu,, Dd24 dengan jawaban satu dan Dd25 dengan jawaban satu

0= jumlah pemeriksaan minimal 4 kali dengan standar 1 kali trisemester1, 1 kali trisemester 2 dan 2 kali trisemester 3 1= Jumlah pemeriksaan kurang dari 4 kali

Ordinal

10 Komponen ANC 5T plus

minimal meliputi “5T plus” yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, periksa darah, periksa urin, pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT), pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) selama kehamilan dan konseling

Modifikasi dari pertanyaan Dd20a sampai DD20e dengan jawaban satu, Dd21 dengan jawaban satu, Dd23 dengan jawaban satu dan Dd25 dengan jawaban satu.

0= lengkap bila seseuai dengan 5T plus 1= tidak lengkap bila tidak 5T plus

Ordinal

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

47

UNIVERSITAS INDONESIA

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan

antara Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian kematian neonatal dini

di Indonesia tahun 2010 setelah dikontrol dengan variabel kovariat (Variabel

umur ibu melahirkan, paritas, jarak, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,

tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi

ANC, komponen ANC 5T plus)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

48 Universitas Indonesia

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan studi case control (kasus kontrol)

untuk mempelajari hubungan antara paparan BBLR dan outcome kematian

neonatal dini dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol

berdasarkan status paparannya (Bhisma Murti, 1997). Penelitian ini

mempergunakan data sekunder dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2010.

Dipilihnya rancangan kasus kontrol pada penelitian ini dengan

pertimbangan :

1. Rancangan studi kasus kontrol cocok dipergunakan dalam studi analitik

dari penyakit-penyakit yang prevalensinya rendah dan dapat dipakai

untuk eksplorasi hipotesa (Sutrisna, 1990)

2. Rancangan ini memiliki keluasaan untuk rasio ukuran sampel kasus dan

kontrol yang optimal (Murti, 1997)

3. Rancangan kasus kontrol tidak memerlukan waktu yang panjang dan

relatif lebih murah

4. Peneliti telah memiliki data sekunder dari Riskesdas 2010 dan dapat

dipakai untuk eksplorasi hipotesa (Sutrisna, 1990)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

49

Universitas Indonesia

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian

pada bulan April sampai dengan Juni 2011

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh anak yang lahir hidup

dan terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas 2010.

Populasi sumber adalah seluruh anak yang lahir hidup pada periode 1

Januari 2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas

2010.

Populasi studi adalah anak terakhir yang lahir hidup pada periode 1

Januari 2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas

2010.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anak terakhir yang lahir

hidup pada periode 1 Januari 2005 sampai pelaksanaan Riskesdas 2010 yang

terpilih menjadi sampel dalam Riskesdas 2010.

Sampel dalam penelitian ini terbagi atas kelompok kasus dan kelompok

kontrol.

1. Kasus adalah : Anak terakhir yang lahir hidup pada periode 1 januari

2005 sampai Agustus 2010 yang terpilih menjadi sampel dan mengalami

kematian pada periode 0-7 hari yang diambil dari jawaban pertanyaan

Dd06

2. Kontrol adalah Anak terakhir yang lahir hidup pada pada periode 1

januari 2005 sampai Agustus 2010 namun tidak mengalami kematian

pada periode 0-7 hari setelah, yang diambil dari jawaban pertanyaan

Ea03

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

50

Universitas Indonesia

Kriteria Inklusi adalah sebagai berikut :

Memiliki data yang lengkap pada variabel Berat Bayi Lahir, umur ibu

melahirkan, paritas, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,

tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi

pelayanan antenatal dan komponen antenatal

Kriteria Eksklusi adalah sebagai berikut :

Tidak memiliki data lengkap pada variabel variabel Berat Bayi Lahir, umur ibu

melahirkan, paritas, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,

tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, wilayah tempat tinggal ibu, frekuensi

pelayanan antenatal dan komponen antenatal

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

51

Universitas Indonesia

4.3.3 Perhitungan Sampel

Perhitungan sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus

kasus kontrol dua arah tidak berpadanan.

Adapun rumus dalam perhitungan sampel minimal adalah menggunakan

rumus sampel dua proporsi dari Lemeshow et al, 1997 sebagai berikut :

= jumlah besar sampel minimal

P = ( ) / 2

= Proporsi kelompok kasus yang terpapar sebesar 0,35

= Proporsi kelompok kontrol terpapar sebesar 0,20

= nilai z berdasarkan tingkat kesalahan 5% = 1,96

= nilai z berdasarkan kekuatan uji 80% = 0,842

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh jumlah sampel

minimal sebanyak 138, namun data yang ada di Riskesdas kasus kematian

neonatal dini sebesar 144 kasus dan peneliti memutuskan mengambil semua kasus

tersebut. Seluruh kasus dijadikan subyek dalam penelitian dengan tujuan untuk

meningkatkan kekuatan studi (β), meningkatkan presisi dan mengurangi

kesalahan acak (Murti, 1997). Penelitian ini menggunakan perbandingan kasus

dibandingkan jumlah kontrol 1 : 4 dan tanpa matching, maka besar kelompok

kasus adalah 144 dan kontrol sebanyak 576 kontrol.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

52

Universitas Indonesia

Gambar 4.1 : Alur pengambilan data penelitian dari Riskesdas 2010

Jumlah kelahiran yang tercatat selama periode 1 Januari 2005 sampai pertengahan Agustus 2010 pada semua anak sebanyak 19.945

Jumlah kelahiran anak terakhir yang ada dalam data hasil Riskesdas 2010 selama periode 1 Januari 2005 sampai pertengahan Agustus 2010

sebanyak 18.110

Kematian neonatal dini (0-7 hari ) sebesar 144 kasus

Bukan kematian neonatal dini (tidak mengalami kematian pada periode 0-7 hari) sebesar 19,966

Kelompok Kasus : Total Kasus kematian neonatal dini (0-7 hari ) sebanyak 144 dipilih sebangai kasus

Kelompok Kontrol : dipilih dari 19.966 dengan menggunakan Simpel Random Sampling (SRS) dengan perbandingan 1 : 4, sehingga terpilih 576 kontrol

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

53

Universitas Indonesia

4.4 Pengumpulan data

Data yang diperoleh dari data set Riskesdas 2010 yaitu pada kelompok

kuesioner Rumah Tangga pada blok I rincian 6 untuk wilayah tempat tinggal ibu,

blok IV kolom 8 untuk tingkat pendidikan ibu dan blok VII.B rincian 25 untuk

status ekonomi ibu dan . Sedangkan data yang berasal dari data individu diambil

kuesioner individu pada blok D (kelompok pertanyaan kesehatan reproduksi)

yaitu pada pertanyaan nomor Dd01, Dd02b, Dd04, Dd06, Dd07, Dd08, Dd18a-e,

Dd20a-e, Dd21, Dd23, Dd25, Dd29, Dd34, dan pada blok E (kelompok

pertanyaan kesehatan anak) Ea04a dan Ea05

4.5 Pengolahan data

Pengolahan data menggunakan sistem komputerisasi dengan bantuan

perangkat lunak SPSS versi 13 lisensi dari IMMPACT PUSKA-FKM UI dimana

data Riskesdas 2010 diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membentuk data set baru dengan cara memilih seluruh responden

perempuan pernah kawin usia 10-59 tahun yang melahirkan anak terakhir

pada periode 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010 (Dd06) ditambah dari

data seleksi anak terakhir yang lahir hidup (seleksi Ea04. Setelah data

set terbentuk menyeleksi kembali data bayi yang meninggal pada

pertanyaan Dd06 kemudian dipilah menjadi bayi lahir hidup yang

meninggal pada 0-7 hari (dd06 kode satu) yang dikategorikan dengan

kematian neonatal dini.

2. Setelah mendapatkan data kematian bayi neonatal dini, melakukan

recoding menjadi kematian neonatal dini dan bukan kematian neonatal

dini (tidak mengalami kematian pada periode 0-7 hari setelah kelahiran

hidup)

3. Membuat Data set baru untuk melakukan pemilihan variabel yang akan

diteliti dengan cara mengeluarkan variabel-variabel yang tidak terkait

dalam analisis (cleaning)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

54

Universitas Indonesia

4. Setelah didapatkan data baru berupa variabel yang akan diteliti,

kemudian dilakukan modifikasi terhadap variabel-variabel tersebut sesuai

dengan definisi operasional yang telah dibuat

5. Melakukan pengkodean ulang terhadap variabel-variabel yang akan

diteliti (recoding)

4.6 Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi

13 lisensi dari IMMPACT-PUSKA FKM UI. Analisis dilakukan dalam beberapa

tahapan yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat. Adapun tahapan untuk

menganalisis tersebut adalah sebagai berikut :

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran proporsi dari masing-

masing variabel yang diteliti.

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk menilai kekuatan hubungan antara BBLR

dengan kejadian kematian neonatal dini dan kekuatan hubungan antara variabel

kovariat. Analisis ini menggunakan ukuran asosiasi OR yaitu rasio antara odds

pada kelompok kasus dan odds pada kelompok kontrol.

Melihat keeratan hubungan antar variabel menggunakan perhitungan Odd

Rasio (OR) dengan derajat kepercayaan 95% CI, yaitu :

• Jika OR = 1 maka tidak ada hubungan antara variabel indeenden dengan

variabel dependen

• Jika OR > 1 maka terdapat hubungan positif antara variabel independen

dengan variabel dependen/faktor risiko menaikkan risiko kejadian

• Jika OR > 1 maka terdapat hubungan negatif antara variabel independen

dengan variabel dependen/faktor risiko menurunkan risiko kejadian

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

55

Universitas Indonesia

4.6.3 Analisis Stratifikasi

Analisis stratifikasi bertujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara

variabel utama dengan masing masing variabrel kovariat dan untuk mengetahui

adanya pengaruh variabel perancu pada masing masing strata dengan cara

menganalisa hubungan variabel utama dengan variabel dependen dalam kelompok

yang lebih homogen berdasarkan tingkat variabel perancunya.

Analisisnya menggunakan uji chi square untuk melihat asosiasi antara

variabel utama dengan variabel dependen tampa dikontrol oleh variabel lainnya,

sehingga didapatkan ukuran kasar (crude). Selanjutnya variabel utama dibagi

dalam beberapa kelompok (Stratum) berdasarkan strata dari variabel kovariat,

kemudian dilakukan uji homogenitas yaitu uji ada tidaknya perbedaan antara

strata tersebut.

4.6.4 Analisis Multivariat

Analisis ini bertujuan untuk menilai kekuatan hubungan antara variabel

utama dengan variabel dependen dengan mengontrol pengaruh variabel

lainnya/kovariat. Analisis yang digunakan adalah Regresi Logistik Ganda

dikarenakan variabel dependennya merupakan variabel kategorik.

Tahapan analisis multivariat ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis ini diawali dengan memasukkan semua variabel independen

yang memiliki nilai nilai p < 0,25 ke dalam model. Nilai nilai p tersebut

diperoleh dari analisi bivariat.

2. Selanjutnya melakukan uji interaksi dengan cara menginteraksikan antara

variabel utama dengan variabel independen yang masuk dalam model.

Kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan likehood Ratio Test

(LRT) yaitu dengan membandingkan antara nilai likehood model tampa

interaksi dengan nilai likehood model dengan interaksi, kemudian dilihat

nilai p-nya. Bila diperoleh nilai nilai p > 0,05 maka dikatakan tidak ada

interaksi

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

56

Universitas Indonesia

3. Melakukan penilaian variabel perancu, dengan cara mengeluarkan

variabel kovariat satu persatu yang dimulai dengan melihat variabel yang

memiliki nilai nilai p yang terbesar. Penilaian terhadap variabel perancu

tidak didasarkan pada uji statistik tetapi berdasarkan perubahan relatif

rasio odds pada crude model terhadap rasio odds model baku emas (gold

standar adjusted). Perbedaan OR dilihat untuk variabel utama, jika

perbedaan OR cukup besar (> 10%) maka variabel tersebut adalah

perancu dan tetap dipertahankan di dalam model (Kleinbaum, 1994,

Ariawan, 2003)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

55 Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL

5.1 Analisis Univariat

Pada analisis satu variabel dilakukan untuk mengetahui distribusi

frekuensi setiap variabel yang diteliti. Hasil distribusi frekuensi dikelompokkan

menjadi 3 yaitu variabel dependen (Kematian Neonatal Dini), variabel independen

(Berat Bayi Lahir Rendah) dan variabel kovariat

5.1.1 Variabel Dependen

Pengkategorian Kematian pada bayi lahir hidup pada anak terakhir

periode 1 Januari 2005 sampai Agustus 2010 pada penelitian ini dibagi menjadi

dua kelompok. Kematian neonatal dini atau kasus jika kematian neonatal terjadi

pada periode 0-7 hari dan bukan kematian neonatal dini atau kontrol jika

kematian terjadi diluar periode 0-7 hari atau tetap hidup. Perbandingan kasus dan

kotrol adalah 1 berbanding 4. Gambaran distribusi frekuensi dari kasus dan

kontrol adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi pada Kasus dan Kontrol

Kategori Kematian pada bayi lahir hidup N %

Kasus (Kematian Neonatal Dini ) 144 20 Kontrol (Bukan Kematian Neonatal Dini) 576 80

Jumlah 720 100

Bila dilihat distribusi kasus dan kontrol berdasarkan 33 provinsi di

Indonesia adalah sebagai berikut :

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

56

Universitas Indonesia

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dari Bayi Lahir Hidup

pada Kasus dan Kontrol di Indonesia Tahun 2010

Kasus Kontrol Total No Provinsi

N % n % n % 1 NAD 3 (2,08) 19 (3,30) 22 (3,06) 2 Sumatra Utara 8 (5,56) 29 (5,03) 37 (5,14) 3 Sumatra Barat

3 (2,08) 15 (2,60) 18 (2,50) 4 Riau 1 (0,69) 22 (3,82) 23 (3,19) 5 Jambi 5 (3,47) 14 (2,43) 19 (2,64) 6 Sumatra Selatan

7 (4,86) 15 (2,60) 22 (3,06) 7 Bengkulu 1 (0,69) 6 (1,04) 7 (0,97) 8 Lampung 2 (1,39) 20 (3,47) 22 (3,06) 9 Bangka Belitung

1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 10 Kepulauan Riau 1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 11 DKI Jakarta 4 (2,78) 25 (4,34) 29 (4,03) 12 Jawa Barat 19 (13,19) 104 (18,06) 123 (17,08) 13 Jawa Tengah 12 (8,33) 52 (9,03) 64 (8,89) 14 DI Yogyakarta

2 (1,39) 13 (2,26) 15 (2,08) 15 Jawa Timur

15 (10,42) 51 (8,85) 66 (9,17) 16 Banten 13 (9,03) 20 (3,47) 33 (4,58) 17 Bali 2 (1,39) 6 (1,04) 8 (1,11) 18 Nusa Tenggara Barat

5 (3,47) 22 (3,82) 27 (3,75) 19 Nusa Tenggara Timur

0 (0,00) 13 (2,26) 13 (1,81) 20 Kalimantan Barat 1 (0,69) 6 (1,04) 7 (0,97) 21 Kalimantan Tengah 8 (5,56) 13 (2,26) 21 (2,92) 22 Kalimantan Selatan 1 (0,69) 11 (1,91) 12 (1,67) 23 Kalimantan Timur 3 (2,08) 15 (2,60) 18 (2,50) 24 Sulawesi Utara

1 (0,69) 5 (0,87) 6 (0,83) 25 Sulawesi Tengah

6 (4,17) 11 (1,91) 17 (2,36) 26 Sulawesi Selatan 11 (7,64) 18 (3,13) 29 (4,03) 27 Sulawesi Tenggara 1 (0,69) 12 (2,08) 13 (1,81) 28 Gorontalo

2 (1,39) 2 (0,35) 4 (0,56) 29 Sulawesi Barat

3 (2,08) 5 (0,87) 8 (1,11)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

57

Universitas Indonesia

Kasus Kontrol Total No Provinsi

N % n % n % 30 Maluku 2 (1,39) 7 (1,22) 9 (1,25) 31 Maluku Utara

1 (0,69) 0 (0,00) 1 (0,14) 32 Irian Jaya Barat 0 (0,00) 4 (0,69) 4 (0,56) 33 Papua 0 (0,00) 11 (1,91) 11 (1,53)

Jumlah 144 (100) 576 (100) 720 (100)

5.1.2 Variabel Independen Utama

Variabel independen utama adalah variabel Berat Bayi Lahir yang

dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu bayi dengan berat bayi lahir normal yaitu bayi

dengan berat lahir lebih dari atau sama dengan 2.500 gram. Bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR) yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram.

Gambaran distribusi frekuensi dari berat bayi lahir pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dari Variabel Utama Berat Bayi Lahir (BBL) berdasarkan

kasus dan kontrol

Neonatal Dini Kasus Kontrol Variabel

n=144 % n=576 % Berat Bayi Lahir (BBL)

- BBLR 34 23,61 36 6,25

- Tidak BBLR 50 34,72 446 77,43

- Tidak timbang 60 41,67 94 16,32

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa proporsi bayi yang BBLR

(23,61%) lebih tinggi pada kasus dibandingkan kontrol. Proporsi bayi yang

tidak ditimbang pada kelompok kasus (41,67%) lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

58

Universitas Indonesia

5.1.3 Variabel Kovariat

Pada penelitian ini ada 10 (sepuluh) variabel kovariat yang diduga sebagai

perancu. Adapun gambaran dari variabel kovariat tersebut adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dari Variabel Kovariat berdasarkan kasus dan kontrol

Neonatal Dini

Kasus Kontrol Variabel

n=144 % n=576 %

Umur Ibu Melahirkan - < 20 tahun & > 35 tahun 40 (27,78) 134 (23,26) - 20 - 35 tahun 104 (72,22) 442 (76,74) Paritas 4 - 1 dan > 4 anak 75 (52,08) 246 (42,71) - 2-3 anak 69 (47,92) 330 (57,29) Jarak Kelahiran - < 24 bulan & > 36 bulan 61 (42,36) 294 (51,04) - 24 - 36 bulan 83 (57,64) 282 (48,96) Komplikasi Kehamilan - Ada komplikasi kehamilan 1 atau lebih 26 (18,06) 20 (3,47) - Tidak ada komplikasi kehamilan 118 (81,94) 556 (96,53) Komplikasi Persalinan - Ada komplikasi persalinan 1 atau lebih 95 (65,97) 272 (47,22) - Tidak ada komplikasi persalinan 49 (34,03) 304 (52,78) Tingkat Pendidikan Ibu - Rendah 40 54,86 212 43,40 - Tinggi 104 41,67 364 46,88 Status Ekonomi Ibu - Rendah 53 (36,81) 257 (44,62) - Sedang 35 (24,31) 112 (19,44) - Tinggi 56 (38,89) 207 (35,94) Wilayah Tempat Tinggal Ibu - Pedesaan 77 (53,47) 289 (50,17) - Perkotaan 67 (46,53) 287 (49,83)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

59

Universitas Indonesia

Neonatal Dini Kasus Kontrol Variabel

n=144 % n=576 %

Frekuensi ANC K4 - Tidak sesuai standar (< 4 kali) 76 (52,78) 198 (34,38) - Sesuai standar (> 4 kali) 68 (47,22) 378 (65,63) Komponen ANC 5T plus - Komponen ANC tidak 5T plus 134 (93,06) 538 (93,40) - Komponen ANC 5T plus 10 (6,94) 38 (6,60)

Proporsi responden berdasarkan umur ibu melahirkan terlihat bahwa umur

ibu melahirkan pada kelompok kasus (27,78%) lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol.Ibu yang memiliki anak pertama dan lebih dari 4 anak untuk kelompok

kasus lebih tinggi (52,08%) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proporsi

ibu dengan jarak kelahiran < 20 bulan dan > 36 bulan lebih rendah (42,36%) pada

kasus dibandingkan dengan kontrol (51,04%).

Proporsi ibu yang memiliki komplikasi kehamilan lebih tinggi pada kasus

(18,06%) dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu untuk ibu dengan

komplikasi persalinan juga lebih tinggi pada kasus (65,97%) dibandingkan dengan

kontrol.

Tingkat pendidikan ibu yang rendah juga lebih tinggi pada kasus

(54,86%) dibandingkan kontrol. Kondisi Status ekonomi ibu, proporsi ibu dengan

ekonomi rendah lebih rendah pada kasus (36,81%) dibandingkan kontrol.

Sementara berdasarkan wilayah tempat tinggal ibu, proporsi ibu yang tinggal

dipedesaan tidak terlalu jauh berbeda antara kasus dan kontrol.

Proporsi ibu yang frekuensi pelayanan antenatal care yang kurang dari 4

kali lebih tinggi pada kasus (53,47%) daripada kontrol. Sementara proporsi ibu

yang mendapatkan pelayanan (5 T plus) komponen pemeriksaan yaitu timbang

badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, periksa air seni, periksa darah,

periksa perut, mendapatkan imunisasi TT, mendapatkan tablet tambah darah dan

mendapatkan konseling, tidak terlalu jauh berbeda antara kasus dan kontrol.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

60

Universitas Indonesia

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan antara masing-

masing variabel independen terhadap kejadian kematian neonatal dini (0-7 hari)

dan juga untuk mengetahui variabel yang akan masuk ke dalam analisis

multivariat. Bila hasil uji didapatkan nilai p<0,25 maka variabel tersebut dapat

dimasukkan dalam model multivariat. Selain dari melihat nilai nilai p juga

mempertimbangkan adanya kemaknaan secara substansi.

5.2.1 Hubungan Antara Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan

Kejadian Kematian Neonatal dini

Pada analisis bivariat ini dalam melihat besar hubungan antara BBLR

dengan kematian neonatal dini, bayi yang tidak ditimbang tidak diikutkan dalam

analisis.

Tabel 5.5 Hubungan Antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

dengan Kematian Neonatal Dini (0-7hari) di Indonesia Tahun 2010

Kasus Kontrol Variabel

N % n %

P-value OR 95% CI

Berat Bayi Lahir (BBL)

- BBLR 34 23,61 36 6,25 < 0,001* 8,424 4,849 - 14,637

- Tidak BBLR 50 34,72 446 77,43

- Tidak timbang 60 41,67 94 16,32 Total 144 100,00 576 100,00

Ket : * signifikan secara statistik nilai p < 0,05

Pada tabel 5.3 terlihat bahwa proporsi bayi BBLR yang mengalami

kematian neonatal dini (0-7hari) sebesar 23,61% dan 6,25% pada bayi yang tidak

mengalami kematian pada periode neonatal dini. Terdapat hubungan yang

bermakna antara berat bayi lahir dan kejadian kematian neonatal dini, dengan OR

sebesar 8,424 (95% CI : 4,849 – 14,637), yang artinya bayi dengan berat lahir

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

61

Universitas Indonesia

rendah berisiko 8,424 lebih besar untuk mengalami kejadian kematian neonatal

dini dibandingkan bayi dengan berat normal atau tidak BBLR.

5.2.2 Hubungan Variabel Kovariat dengan Kejadian Kematian Neonatal

dini

Tabel 5.6 Hubungan Antara Variabel Kovariat dengan

Kejadian Kematian Neonatal Dini (0-7hari) di Indonesia Tahun 2010 Kejadian Kematian

Neonatal Dini (0-7 hari)

Kasus Kontrol Variabel

n=144 % n=576 %

Nilai p OR 95% CI

Umur Ibu Melahirkan - < 20 tahun & > 35

tahun 40 27,78 134 23,26 0,258 1,269 0,840 - 1,917 - 20 - 35 tahun 104 72,22 442 76,74 1 Referensi Paritas 4 - 1 dan > 4 anak 75 52,08 246 42,71 0,043* 1.458 1,011 - 2,103 - 2-4 anak 69 47,92 330 57,29 1 Referensi Jarak Kelahiran - < 24 bulan & > 36

bulan 61 42,36 294 51,04 0,062 0,705 0,488 - 1,019 - 24 - 36 bulan 83 57,64 282 48,96 1 Referensi Komplikasi Kehamilan - Ada komplikasi

kehamilan 1 atau lebih 26 18,06 20 3,47 <0,001* 6,125 3,309 - 11,340

- Tidak ada komplikasi kehamilan 118 81,94 556 96,53 1 Referensi

Komplikasi Persalinan - Ada komplikasi

persalinan 1 atau lebih 95 65,97 272 47,22 <0,001* 2,167 1,480 - 3,174

- Tidak ada komplikasi persalinan 49 34,03 304 52,78 1 Referensi

Tingkat Pendidikan Ibu - Rendah 40 54,86 212 43,40 0,042* 1,514 1,013 - 2,264 - Tinggi 104 41,67 364 46,88 1 Referensi

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

62

Universitas Indonesia

Kejadian Kematian

Neonatal Dini (0-7 hari)

Kasus Kontrol Variabel

n=144 % n=576 %

Nilai p OR 95% CI

Wilayah Tempat Tinggal Ibu - Pedesaan 77 53,47 289 50,17 0,479 1,141 0,792 - 1,646 - Perkotaan 67 46,53 287 49,83 1 Referensi Frekuensi ANC K4

- Tidak sesuai standar (<4 kali) 76 52,78 198 34,38 <0,001* 2,134 1,474 - 3,088

- Sesuai standar (> 4 kali) 68 47,22 378 65,63 1 Referensi

Komponen ANC 9T

- Komponen ANC tidak 5T plus 134 93,06 538 93,4 0,881 0,946 0,460 - 1,948

- Komponen ANC 5T plus 10 6,94 38 6,6 1 Referensi

Ket : * signifikan secara statistik nilai p < 0,05

Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu

melahirkan dengan kejadian kematian neonatal dini. Dari hasil analisis diperoleh

nilai OR sebesar 1,269 (95% CI : 0,840-1,917) yang artinya pada ibu yang

melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko 1,269

kali untuk mengalami kejadian kematian neonatal dini dibandingkan dengan ibu

yang usia melahirkannnya antara 20 sampai 35 tahun.

Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian

kematian neonatal dini. Hasil analisis diperoleh OR sebesar 1,458 (95% CI :

1,011-2,103) dimana proporsi bayi yang dilahirkan dari ibu dengan paritas 1

(satu) dan lebih dari 4 (empat) berisiko 1,458 kali untuk mengalami kematian

neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan paritas

2-4.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jarak

kelahiran dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis diperoleh OR

sebesar 0,705 yang artinya proporsi bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan jarak

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

63

Universitas Indonesia

kelahiran < 24 bulan atau > 35 bulan berisiko 0,705 kali untuk mengalami

kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan

jarak kelahiran 20 – 36 bulan.

Terdapat hubungan yang bermakna antara komplikasi kehamilan dengan

kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis bivariat diperoleh OR 6,125 yang

artinya bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan

berisiko 6,125 kali untuk mengalami kematian neonatal dini dibandingkan dengan

bayi yang ibunya tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.

Secara statisik terdapat hubungan yang bermakna antara komplikasi

persalinan dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis diperoleh OR

sebesar 2,167 yang artinya bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki

komplikasi persalinan berisiko 2,167 kali untuk mengalami kematian neonatal

dini dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak mengalami komplikasi

persalinan.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ada hubungan antara

tingkat pendidikan ibu dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis

diperoleh OR yang diperoleh sebesar 1,514 yang artinya proporsi bayi yang

dilahirkan oleh ibu dengan tingkat pendidikan rendah berisiko 1,515 kali untuk

mengalami kejadian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh

ibu dengan tingkat pendidikan tinggi.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status

ekonomi ibu dengan kejadian kematian neonatal dini. OR yang diperoleh dari

analisis sebesar 0,762 yang artinya bayi yang dilahirkan dari ibu dengan status

ekonomi rendah berisiko 0,762 kali untuk mengalami kematian neonatal dini

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan status ekonomi tinggi.

Demikian juga dengan bayi yangdilahirkan dari ibu dengan status ekonomi

sedang/menengah berisiko 1,155 kali untuk mengalami kematian neonatal dini

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan status ekonomi tinggi.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

64

Universitas Indonesia

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara wilayah tempat tinggal ibu

dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis diperoleh OR sebesar

1,141 yang artinya proporsi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di

pedesaan berisiko 1,141 kali untuk mengalami kematian neonatal dini

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang tinggal diperkotaan.

Terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi kunjungan pelayanan

antenatal care (ANC) dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis

diperoleh OR sebesar 2,134 yang artinya proporsi bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang frekuensi pelayanan antenatal care (ANC) tidak lengkap atau kurang dari 4

kali berisiko 2,134 kali untuk mengalami kematian neonatal dini dibandingkan

dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang frekuensi kunjungan pelayanan

antenatal care (ANC) lengkap 4 kali atau lebih.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Komponen ANC 5T plus

dengan kejadian kematian neonatal dini. Hasil analisis diperoleh OR sebesar

0,946 yang artinya proporsi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat

pelayanan komponen ANC kurang dari 5T plus berisiko 0,946 kali untuk

mengalami kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari

ibu yang mendapat pelayanan komponen ANC 5T plus.

5.3 Analisis Stratifikasi

Selanjutnya dilakukan analisis stratifikasi untuk melihat kemungkinan

adanya interaksi dan pengaruh faktor perancu pada masing-masing strata. Hasil

dari analisis stratifikasi ini hendaknya perlu diperhatikan pada saat melakukan uji

interaksi dan uji faktor perancu dalam analisis multivariat.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

65

Universitas Indonesia

Tabel 5.7 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Kematian

Neonatal dini berdasarkan Umur Ibu pada saat melahirkan

Umur Ibu melahirkan Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 8 9

tidak BBLR 100 12 9,375 3,044 - 28,876 < 20 tahun dan > 35

tahun Jumlah 108 21

BBLR 28 25

tidak BBLR 346 38 8,130 4,309 - 15,339 20 - 35 tahun

Jumlah 374 63

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,421 (4,846-14,634)

Perubahan OR : 0,036 %

Homogenity : X2 : 0,047 df=1 nilai p = 0,829

Pada tabel diatas terlihat bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds Ratio

(ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan kemungkinan variabel umur ibu saat melahirkan bukan merupakan

perancu. Sedangkan Odds Ratio antar stratum berbeda namun secara statistik

tidak bermakna (Nilai p >0,05), OR pada stratum ibu yang melahirkan pada usia

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun sedikit lebih besar daripada OR

stratum ibu yang melahirkan pada usia 20-35 tahun.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

66

Universitas Indonesia

Tabel 5.8 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Kematian

Neonatal dini berdasarkan Paritas

Paritas Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 11 18

tidak BBLR 198 27 12,000 5,124-28,106 Paritas pertama dan

> 4 Jumlah 209 45

BBLR 25 248

tidak BBLR 16 23 6,901 3,230-14,743

Paritas 2-4

Jumlah 41 271

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,880 (5,064-15,573)

Perubahan OR : 5,413 %

Homogenity : X2 : 0,907 df=1 nilai p = 0,341

Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds

Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel paritas bukan merupakan perancu. Berdasarkan statistik

Odds Ratio antar stratum memiliki perbedaan namun secara statistik tidak

bermakna (Nilai p >0,05). OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan

paritas pertama dan lebih dari 4 memiliki OR yang lebih besar daripada OR pada

stratum bayi yang di lahirkan oleh ibu dengan paritas 2-4. Adanya perbedaan OR

di dalam stratum tersebut diperkirakan adanya interaksi antara variabel paritas ibu

dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

67

Universitas Indonesia

Tabel 5.9 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian

Kematian Neonatal dini berdasarkan Jarak Kelahiran

Jarak Kelahiran Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 21 13

tidak BBLR 227 22 6,387 2,817-14,481 <24 bulan & >36

bulan Jumlah 248 35

BBLR 15 21

tidak BBLR 219 28 10,95 5,067-23,663

24-36 bulan

Jumlah 234 49

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,560 (4,908-14,930)

Perubahan OR : 1,614 %

Homogenity : X2 : 0,886 df=1 nilai p = 0,347

Perbedaan antara nilai Crude Odds Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds

Ratio (ORa) yang diperlihatkan oleh tabel diatas tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel jarak kelahiran bukan merupakan perancu. Odds Ratio

antar stratum memiliki perbedaan namun secara statistik tidak bermakna (Nilai p

>0,05) akan tetapi OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan jarak

yang kurang dari 20 bulan dan lebih dari 36 bulan memiliki OR yang lebih kecil

daripada OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan jarak 20 bulan

sampai 36 bulan Adanya perbedaan OR di dalam stratum tersebut diperkirakan

adanya interaksi antara variabel paritas ibu dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

68

Universitas Indonesia

Tabel 5.10 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian

Kematian Neonatal dini berdasarkan Komplikasi Kehamilan

Komplikasi Kehamilan Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 2 5

tidak BBLR 17 9 4,722 0,759-29,381 Ada Komlikasi

Kehamilan Jumlah 19 14

BBLR 34 29

tidak BBLR 429 41 8,925 4,947-16,100 Tidak ada

komplikasi kehamilan

Jumlah 463 70

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,199 (4,631-14,517)

Perubahan OR : 2,671 %

Homogenity : X2 : 0,435 df=1 nilai p = 0,510

Pada tabel diatas terlihat bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds Ratio

(ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel Komplikasi kehamilan bukan merupakan perancu.

Sedangkan Odds Ratio antar stratum memiliki perbedaan namun secara statistik

tidak bermakna (Nilai p >0,05). OR pada stratum ibu yang memiliki komplikasi

kehamilan lebih rendah daripada OR stratum ibu yang tidak memiliki komplikasi

kehamilan, sehingga dicurigai akan adanya interaksi antara variabel komplikasi

kehamilan dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

69

Universitas Indonesia

Tabel 5.11 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian

Kematian Neonatal dini berdasarkan Komplikasi Persalinan

Komplikasi persalinan Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 15 21

tidak BBLR 211 32 9,231 4,318-19,735 Ada Komlikasi

persalinan Jumlah 226 53

BBLR 21 13

tidak BBLR 235 18 8,082 3,484-18,750 Tidak ada komplikasi

persalinan Jumlah 256 31

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,733 (4,968-15,352)

Perubahan OR : 3,668 %

Homogenity : X2 : 0,053 df=1 nilai p = 0,818

Tabel 5.12 memperlihatkan bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds

Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel paritas bukan merupakan perancu. Odds Ratio antar

stratum memiliki perbedaan namun secara statistik tidak bermakna (Nilai p

>0,05), OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu yang memiliki komplikasi

kehamilan memiliki OR yang lebih besar daripada OR pada stratum bayi yang di

lahirkan oleh ibu yang tidak memiliki komlikasi kehamilan.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

70

Universitas Indonesia

Tabel 5.12 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian

Kematian Neonatal dini berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 17 25

tidak BBLR 35 255 4,954 2,435-10,079

Rendah

Jumlah 52 280

BBLR 11 17

tidak BBLR 191 15 19,679 7,821-49,514

Tinggi

Jumlah 202 32

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,062 (4,666-13,932)

Perubahan OR : 4,490 %

Homogenity : X2 : 8,915 df=1 nilai p = 0,019

Nilai Crude Odds Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) yang

diperlihatkan oleh tabel diatas terlihat tidak ada perbedaan yang melebihi 10%.

Hal ini menunjukkan kemungkinan variabel Tingkat Pendidikan Ibu bukan

merupakan perancu. Odds Ratio antar stratum memiliki perbedaan dan secara

statistik bermakna (Nilai p <0,05) sehingga ada interaksi antara variabel tingkat

pendidikan ibu dengan berat bayi lahir. OR pada stratum bayi yang dilahirkan

oleh ibu dengan tingkat pendidikan rendah lebih rendah daripada OR pada stratum

bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

71

Universitas Indonesia

Tabel 5.13 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian

Kematian Neonatal dini berdasarkan Status Ekonomi Ibu

Status Ekonomi Ibu Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 16 12

tidak BBLR 177 16 8,297 3,351-20,543

Rendah

Jumlah 193 28

BBLR 7 6

tidak BBLR 90 15 5,143 1,519-17,416

Sedang

Jumlah 97 21

BBLR 13 16

tidak BBLR 179 19 11,595 4,851-27,714 Tinggi

Jumlah 192 35

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,546 (4,904-14,893)

Perubahan OR : 1,488 %

Homogenity : X2 : 1,150 df=1 nilai p = 0,563

Nilai Crude Odds Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) yang

diperlihatkan oleh tabel diatas terlihat tidak ada perbedaan yang melebihi 10%.

Hal ini menunjukkan variabel status ekonomi Ibu bukan merupakan perancu.

Odds Ratio antar stratum memiliki perbedaan namun secara statistik tidak

bermakna (Nilai p <0,05). OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan

status ekonomi rendah memiliki OR yang lebih tinggi dari OR pada stratum bayi

yang dilahirkan oleh ibu dengan status ekonomi sedang. Sedangkan pada stratum

bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan status ekonomi sedang memiliki OR lebih

rendah daripada OR stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan status ekonomi

tinggi. Hal ini diperkirakan ada interaksi antara variabel status ekonomi ibu

dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

72

Universitas Indonesia

Tabel 5.14 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir

dengan Kejadian Kematian Neonatal dini berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal Ibu

Wilayah Tempat

Tinggal ibu Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 19 14

tidak BBLR 195 22 6,531 2,879-14,815

Pedesaan

Jumlah 214 36

BBLR 17 20

tidak BBLR 251 28 10,546 4,955-22,446

Perkotaan

Jumlah 268 48

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,434 (4,852-14,661)

Perubahan OR : 0,119 %

Homogenity : X2 : 0,712 df=1 nilai p = 0,399

Pada tabel diatas terlihat bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds Ratio

(ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel Komplikasi kehamilan bukan merupakan perancu.

Sedangkan Odds Ratio antar stratum berbeda namun secara statistik tidak

memiliki perbedaan yang bermakna (Nilai p >0,05). OR pada stratum ibu yang

bertempat tinggal dipedesaan memiliki OR yang lebih rendah daripada OR pada

stratum ibu yang bertempat tinggal di perkotaan, sehingga dicurigai akan adanya

interaksi antara variabel wilayah tempat tinggal ibu dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

73

Universitas Indonesia

Tabel 5.15 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Kematian

Neonatal dini berdasarkan Frekuensi ANC (K1234)

Frekuensi ANC Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 16 22

tidak BBLR 121 14 11,884 5,084-27,777

< dari 4 kali

Jumlah 137 36

BBLR 20 12

tidak BBLR 325 36 5,417 2,448-11,985

> 4 Kali

Jumlah 345 48

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,095 (4,589-14,280)

Perubahan OR : 3,906 %

Homogenity : X2 : 1,779 df=1 nilai p = 0,182

Tabel 5.15 memperlihatkan bahwa perbedaan antara nilai Crude Odds

Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) tidak melebihi 10%. Hal ini

menunjukkan variabel paritas bukan merupakan perancu. Odds Ratio antar

stratum memiliki perbedaan namun secara statistik tidak bermakna (Nilai p

>0,05). OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu yang frekuensi pelayanan

antenatal carenya kurang dari 4 kali memiliki OR yang lebih tinggi dari pada

stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan frekuensi pelayanan antenatal care

(ANC) yang lebih dari 4 kali. Adanya perbedaan OR antar stratum tersebut

diperkirakan adanya interaksi antara variabel frekuensi pelayanan antenatal care

(ANC) dengan berat bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

74

Universitas Indonesia

Tabel 5.16 Hasil Analisis Stratifikasi Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Kematian

Neonatal dini berdasarkan Komponen ANC (5T plus)

Komponen ANC Berat Bayi Lahir Kasus Kontrol OR 95% CI

BBLR 33 31

tidak BBLR 414 46 8,455 4,747-15,057

Kurang dari 5T plus

Jumlah 447 77

BBLR 3 3

tidak BBLR 32 4 8,000 1,187-53,930

5T plus

Jumlah 35 7

OR Crude : 8,424 (4,849-14,637)

OR Adjusted : 8,421 (4,842-14,620)

Perubahan OR : 0,119 %

Homogenity : X2 : 0,003 df=1 nilai p = 0,957

Nilai Crude Odds Ratio (ORc) dengan Adjusted Odds Ratio (ORa) yang

diperlihatkan oleh tabel diatas terlihat tidak ada perbedaan yang melebihi 10%.

Hal ini kemungkinan variabel komponen ANC 5T plus bukan merupakan

perancu. Odds Ratio antar stratum tidak terlalu berbeda dan secara statistik tidak

bermakna (Nilai p <0,05). OR pada stratum bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan

komponen pemeriksaaan ANC < 5T plus lebih tinggi dari OR pada stratum bayi

yang dilahirkan oleh ibu dengan komponen pemeriksaan ANC 5T plus. Hal ini

diperkirakan ada interaksi antara variabel komponen ANC 5T plus dengan berat

bayi lahir.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

75

Universitas Indonesia

5.4 Analisis Multivariat

5.4.1 Seleksi Kandidat Model

Pada penelitian ini terdapat 11 variabel independen yang diperkirakan

berhubungan dengan variabel dependen yaitu kejadian kematian neonatal dini

(0-7 hari). Hasil Seleksi Kandidat model dengan cara melihat nilai nilai p variabel

tersebut pada analisis bivariat. Apabila memiliki nilai nilai p kurang dari 0,25 dan

secara substantif akan dipertimbangkan masuk dalam model multivariat.

Berdasarkan hasil penilaian pada variabel tersebut maka variabel yang akan

masuk dalam analisis multivariat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.17 Hasil Seleksi Kandidat Model

Variabel Nilai p OR 95% CI Keterangan

Berat Bayi Lahir <0,001* 8,424 4,849-14,637 Kandidat

Umur Ibu Melahirkan 0,258* 1,269 0,840 - 1,917 Kandidat

Paritas 4 0,043* 1.458 1,011 - 2,103 Kandidat

Jarak Kelahiran 0,062* 0,705 0,488 - 1,019 Kandidat

Tingkat Pendidikan Ibu 0,042* 1,514 1,013-2,264 Kandidat

Komplikasi Kehamilan <0,001* 6,125 3,309 - 11,340 Kandidat

Komplikasi Persalinan <0,001* 2,167 1,480 - 3,174 Kandidat

Status Ekonomi Ibu 0,203* 0,762 0,502 - 1,158 Kandidat

0,557 1,155 0,714 - 1,868

Wilayah Tempat Tinggal Ibu 0,479 1,141 0,792 - 1,646

Frekuensi ANC K1234 <0,001* 2,134 1,474 - 3,088 Kandidat

Komponen ANC 9T 0,881 0,946 0,460 - 1,948 Ket : * Nilai p < 0,25 dan secara substantif

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

76

Universitas Indonesia

5.4.2 Analisis Interaksi

Pada analisis multivariat perlu dilakukan penilaian modifikasi

efek/interaksi antar variabel independen yang secara substansi diduga berinteraksi.

Pada penelitian ini ada ada 9 (sembilan) variabel kovariat yang diduga

berinteraksi dengan variabel independen utama (BBLR) yaitu umur ibu

melahirkan, paritas, jarak kelahiran, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan,

tingkat pendidikan, status ekonomi ibu, frekuensi pelayanan natenatal care

(ANC).

Penilaian interaksi dilakukan terhadap semua variabel independen yang

masuk dalam model lengkap dengan cara membandingkan antara -2 log likehood

pada model lengkap dengan interaksi terhadap -2 log likehood pada model

lengkap yang tanpa interaksi, disebut juga dengan statistik G (rasio Logaritmik = -

2 log likehood Ratio). Interaksi dianggap bermakna bila nilai G lebih besar dari

nilai chi cquare pada df=1 dengan nilai p < 0,05.

Setelah dilakukan seluruh kemungkinan model interaksi satu persatu

secara bergantian, ternyata diperoleh ada interaksi sehingga model lengkap yang

adalah model dengan interaksi. Hasil Uji interaksi tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

77

Universitas Indonesia

Tabel 5.18 Hasil Penilaian Interaksi variabel Berat Bayi Lahir dengan kovariat yang

berhubungan dengan Kejadian Kematian Neonatal dini di Indonesia Tahun 2010

Interaksi 2 LL G Nilai P Keterangan

Model Lengkap 392,645 Model Lengkap + BBL*Umur ibu melahirkan 390,593 -2,052 0,152 Model Lengkap + BBL*Paritas 388,161 -4,484 0,034* interaksi Model Lengkap + BBL*Jarak Kelahiran 388,236 -4,409 0,036* interaksi Model Lengkap + BBL* Kompli hamil 390,548 -9,778 0,148 Model Lengkap + BBL* Kompli Salin 390,653 -2,097 0,158 Model Lengkap + BBL*Tingkat Pendidikan Ibu 382,867 -1,992 0,002* interaksi Model Lengkap + BBL*Status ekonomi ibu 389,869 -2,776 0,096 Model Lengkan + BBL * K4 388,649 -3,996 0,046* interaksi

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa ada 4 (empat) variabel yang

berinteraksi yaitu BBLR dengan paritas, BBLR dengan jarak kelahiran, BBLR

dengan tingkat pendidikan ibu dan BBLR dengan frekuensi ANC

Selanjutnya semua kandidat dan ke-empat interaksi tersebut dimasukan

secara bersama-sama ke dalam model. Proses selanjutnya adalah penilaian

variabel interaksi dengan mengeluarkan variabel interaksi yang memiliki nilai p

yang paling besar. Hasil penilaian ini adalah didapatkan satu variabel interaksi

yang memiliki nilai p < 0,05 yaitu variabel interaksi BBLR dengan tingkat

pendidikan ibu.

5.4.3 Analisis Perancu

Langkah selanjutnya adalah penilaian perancu. Penilaian perancu ini

perlu dilakukan karena perancu dapat mengakibatkan distorsi OR faktor utama

yang diteliti. Karena dalam penelitian ini model terdapat interaksi maka penilaian

perancu dilakukan dengan cara melihat perubahan tiga OR yaitu perubahan OR

variabel utama BBLR, OR variabel tingkat pendidikan ibu dan variabel yang

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

78

Universitas Indonesia

berinteraksi yaitu BBLR dengan tingkat pendidikan ibu. Bila salah satu dari

ketiga OR tersebut terdapat perubahan lebih dari 10% maka variabel tersebut

merupakan perancu dan tidak dapat dikeluarkan dari model.

Hasil penilaian perancu setelah dikeluarkan satu persatu variabel dengan

melihat nilai nilai p yang terbesar, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.19 Proses Penilaian Perancu

BBL tingkat pendidikan ibu

BBL*tingkat pendidikan ibu

Variabel

OR %

perubahan OR

OR %

perubahan OR

OR %

perubahan OR

Ket

Model Lengkap + BBL* tingkat pendidikan (Gold)

23,594 - 2,018 - 0,177 -

Variabel umur dikeluarkan 23,547 -0,200 2,014 -0,200 0,178 0,300

Variabel jarak dikeluarkan 23,618 0,300 2,010 -0,199 0,177 -0,200

Variabel status ekonomi ibu dikeluarkan

21,933 -7,140 1,702 -15,234 0,198 11,975 perancu

Variabel frekuensi ANC dikeluarkan 26,816 20,695 2,177 23,530 0,169 -16,380 perancu

Variabel paritas dikeluarkan 23,196 -15,341 2,042 -6,689 0,172 1,641

Variabel komplikasi persalinan dikeluarkan

22,851 -1,464 2,136 4,658 0,177 2,664

Variabel komplikasi kehamilan dikeluarkan

19,434 -14,485 1,919 -10,743 0,240 35,527 perancu

Hasil akhir dari proses penilaian perancu diketahui bahwa ada 3 perancu

yaitu variabel status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan.

Sehingga model akhir adalah model dengan tiga perancu dan satu variabel

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

79

Universitas Indonesia

interaksi (BBLR dengan tingkat pendidikan ibu). Adapun model akhir tersebut

dalam terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.20 Model Akhir setelah Penilaian Perancu

95,0% C.I

Variabel B S.E. nilai P OR Bawah Atas

BBL 3,129 0,494 0,000 22,840 8,671 60,162 Pendidikan_ibu 0,759 0,354 0,032 2,135 1,067 4,273 Statusekonomi_ibu_kode* 0,054 Statusekonomi_ibu_kode(1) 0,219 0,340 0,519 1,245 0,639 2,425 Statusekonomi_ibu_kode(2) -0,587 0,325 0,071 0,556 0,294 1,052 K1234* 0,386 0,282 0,172 1,471 0,846 2,558 Kompli_hamill* 1,896 0,419 0,000 6,657 2,929 15,131 BBL by Pendidikan_ibu** -1,731 0,620 0,005 0,177 0,053 0,597 Constant -2,807 0,309 0,000 0,060

Keterangan : * Perancu, ** interaksi

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hubungan BBLR dengan kejadian

Kematian Neonatal Dini dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikan ibu,

status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) serta dikontrol

pula oleh BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibu.

Secara matematik model akhir hubungan berat bayi lahir rendah (BBLR)

dengan kejadian kematian neonatal dini dapat dilihat pada persamaan regresi

logistik ganda berikut ini :

Logit P =

β0 + β1(BBLR) + β2(Status ekonomi ibu) + β3(frekuensi ANC) +

β4(komplikasi kehamilan) + β5(tingkat pendidikan ibu) +

β5 (BBLR * tingkat pendidikan ibu)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

80

Universitas Indonesia

Pada penelitian ini variabel tingkat pendidikan berinteraksi dengan berat

bayi lahir rendah, sehingga OR yang digunakan merupakan perhitungan

eksponensial β dari persamaa garis regresi logistik dibawah ini :

Formula untuk menghitung OR interaksi :

OR Interaksi = Exp (β + ∑δ jWj)

= Exp (3,129) (BBLR) + (-1,731) +(BBLR* tk.pendidikan)

Formula untuk menghitung 95% CI interaksi :

ˆ ˆexp 1,96 var ( )l l±

Dimana .ˆ ˆ ˆBBLR BBLR tk pendidikanl β δ= + ×

Dan : 2 . .ˆ ˆ ˆ( ) ( ) ( ) 2( ) cov( )BBLR tk pendidikan BBLR tk pendidikanVar l Var Var XXβ β= + + ×

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.20 Hasil Perhitungan OR Interaksi

Variabel Perhitungan OR 95% CI

BBLR, Tk. Pendidikan rendah Exp ( 3,129 ) ( 1 ) + ( -1,731 ) ( 1 ) 23,028 18,936 27,121 BBLR, Tk. pendidikan tinggi Exp ( 3,129 ) ( 1 ) + ( -1,731 ) ( 0 ) 22,851 18,759 26,944 Pengkodean : BBL ( 1= BBLR, 0 = tidak BBLR), tingkat pendidikan ibu (1= tingkat pendidikan ibu rendah, 0= tingkat pendidikan ibu tinggi)

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

81

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel diatas, maka kita memperoleh 2 (dua) nilai OR yaitu sebagai

berikut :

1. Untuk OR11 diperoleh OR sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) yang

artinya kejadian kematian neonatal dini pada bayi yang BBLR dengan

ibu yang berpendidikan rendah adalah 23,028 kali (95% CI : 18,936-

27,121) dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu yang

berpendidikan tinggi

2. Untuk OR10 diperoleh OR sebesar 22,851 (95% CI : 18,759 – 26,944)

yang artinya kejadian kematian neonatal dini pada bayi yang BBLR

dengan ibu yang berpendidikan tinggi adalah 22,851 (95% CI : 18,759 –

26,944) dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu yang

berpendidikan tinggi.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

82

Universitas Indonesia

Untuk mengetahui penurunan kejadian kematian neonatal dini apabila

dilakukan intervensi pada faktor risiko, dihitung dengan menggunakan rumus :

OR - 1 AR =

OR x 100

Tabel 5.21 Hasil Analisis Dampak Kejadian Kematian Neonatal Dini

di Indonesia Tahun 2010

Variabel OR AR (%)

BBLR, Tk. Pendidikan ibu rendah 23,028 95,66

BBLR, Tk. pendidikan ibu tinggi 22,851 95,62

Dari tabel 5.21 diketahui bahwa efek dari BBLR dengan tingkat

pengetahuan ibu yang rendah akan meningkatkan kejadian kematian neonatal dini

sebesar 95,66%. Hal ini tidak terlalu jauh berbeda dengan efek BBLR dengan

tingkat pengetahuan ibu yang tinggi juga akan meningkakan kejadian kematian

neonatal dini sebesar 95,62%.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

84 Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini sepenuhnya disadari oleh peneliti banyak memiliki

keterbatasan-keterbatasan yang mungkin akan berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Namun demikian peneliti berusaha untuk mengeliminir dampak dari

banyaknya keterbatasan tersebut. Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

6.1.1 Ketersediaan Data

Dalam penelitian ini data sangat penting karena data akan

menggambarkan variabel yang di teliti. Jika suatu penelitian menggunakan data

sekunder maka peneliti tidak memiliki kendali yang maksimal terhadap prosedur

pengambilan data serta kualitas data yang terkumpul. Keterbatasan dalam

menggunakan data sekunder adalah sebagai berikut :

1. Tidak tersedianya data yang sebetulnya cukup relevan tentang informasi

kondisi medis bayi saat dilahirkan seperti Asfiksia, penyakit infeksi dan

lain sebagainya walaupun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

memiliki hubungan yang erat dengan kematian neonatal dini.

2. Walaupun data tentang berat bayi lahir dapat ditemukan dalam data set

ini, namun sumber informasi tersebut lebih banyak berasal dari ingatan

responden (ibunya) daripada berdasarkan pada catatan yang ada pada

buku KIA atau KMS. Ada 21,39% dari 720 responden yang tidak

menimbang, dimana ada 41,66% pada kasus kematian neonatal dini

yang tidak ditimbang sehingga tidak dapat dianalisis datanya

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

85

Universitas Indonesia

6.1.2 Bias Seleksi

Bias seleksi yang terjadi pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan

perlakukan dalam memilih kasus dan kontrol, dimana kontrol dipilih dengan

menggunakan Simpel Random Sampling (SRS) sementara kasus tidak dipilih

secara random namun total populasi.

6.1.3 Bias informasi

Bias potensial yang terjadi dalam penelitian ini adalah bias informasi,

dimana responden diminta mengingat kembali kejadian dalam periode 5 (lima)

tahun ke belakang mengenai kondisi kesehatannya selama kehamilan dan

persalinan, khususnya informasi mengenai umur kehamilan, riwayat kunjungan

pelayanan natenatal care (ANC), riwayat kunjungan neonatus (KN), jenis

penolong persalinan, tempat persalinan dan berat bayi pada waktu dilahirkan.

6.1.4 Bias Klasifikasi

Bias misclasifikasi dapat terjadi pada penelitian ini dimana kategorisasi

adanya tidaknya komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan dilakukan

hanya berdasarkan ingatan dari responden, bukan berasal dari cacatan medis

responden yang dapat mengakibatkan nilai risiko yang didapat dari hasil analisis

terhadap variabel-variabel tersebut menjadi underestimate atau overestimated. Hal

ini merupakan kekurangan yang terjadi dalam suatu survei khususnya yang

mengukur outcome kesehatan yang erat kaitannya dengan kondisi medis.

6.1.5 Kematian Neonatal Dini

Definisi kematian neonatal dini digunakan pada penelitian ini adalah

kematian bayi lahir hidup yang terjadi setelah bayi dilahirkan hingga 7 hari

pertama kehidupannya. Jumlah kasus dalam penelitiannya ini adalah 144 kasus

kematian neonaal dini dengan 4 kontrol yaitu 576 kontrol.

Peristiwa kematian adalah suatu peristiwa yang cukup dapat diingat oleh

responden namun peristiwa kematian juga merupakan peristiwa yang tidak ingin

diingat kembali oleh responden, sehingga terkadang informasi yang diberikan

mejadi bias. Selain itu penentuan kematian neonatal dini juga mengalami masalah

yang sama, dimana masyarakat pada umumnya menghitung hari kelahiran sebagai

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

86

Universitas Indonesia

hari pertama yang seharusnya merupakan hari ke-0, sedangkan yang dimaksud

dengan hari pertama adalah umur bayi setelah mencapai 24 jam. Hal ini juga

dapat menimbulkan bias dimana seharusnya yang terbaik adalah dengan

menggunakan cacatan rekam medis yang terdapat di fasilitas kesehatan, tetapi hal

ini akan mengalami hambatan karena belum baiknya sistem pencacatan baik

kesakitan maupun kematian di Indonesia.

6.2 Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini

Masalah kematian neonatal dini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Adanya fenomena dua pertiga yaitu kematian bayi baru

lahir (0-28 hari) merupakan 2/3 kematian bayi, kematian perinatal (0-7 hari)

merupakan 2/3 kematian bayi baru lahir, dan kematian bayi (0-1 hari) merupakan

2/3 dari kematian perinatal.

Pada penelitian ini proporsi bayi BBLR yang mengalami kematian

neonatal dini (0-7 hari) sebesar 23,61% dan 6,23% pada bayi yang tidak

mengalami kematian pada periode neonatal dini.

Dalam penelitian ini hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian

neonatal dini juga dikontrol dengan tingkat pendidikan ibu, Status ekonomi ibu,

komplikasi kehamilan, frekuensi antenatal dan interaksi antara BBLR dengan

tingkat pendidikan ibu.

Model akhir dari penelitian ini adalah model dengan interaksi, sehingga

dalam melihat besar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal

dini perlu dilakukan perhitungan. Hasil dari perhitungan OR interaksi diperoleh 2

(dua) buah OR. Untuk OR yang pertama diperoleh besar hubungan antara BBLR

pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dengan kejadian kematian neonatal

dini sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-27,121) yang artinya pada bayi yang BBLR

dengan ibu yang berpendidikan rendah berisiko 23,028 lebih besar untuk terjadi

kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR dengan ibu

yang berpendidikan tinggi.

Sedangkan OR yang kedua didapatkan bahwa besar hubungan antara

BBLR pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan kejadian neonatal dini

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

87

Universitas Indonesia

sebesar 22,851 (95% CI : 18,759-26,944) yang artinya pada bayi yang BBLR

dengan ibu yang berpendidikan tinggi berisiko 22,851 lebih besar untuk terjadi

kejadian kematian neontal dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR

dengan ibu yang berpendidikan tinggi

Bila dibandingkan antara OR crude yaitu 8,424 (95% CI : 4,849 –

14,637) dan OR Adjusted baik untuk OR11 pertama sebesar 23,028 (95% CI :

18,936-27,121) maupun untuk OR kedua yaitu 22,851 (95% CI : 18,759-26,944)

terlihat ada perubahan OR10 yang cukup besar, yang artinya faktor perancu dan

interaksi cukup besar berkontribusi dalam hubungan BBLR dengan kejadian

kematian neonatal dini.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Ronoatmodjo, 1996 bahwa

risiko kematian neonatal dengan BBLR adalah 6,5 kali lebih besar bila

dibandingkan dengan berat bayi lahir normal/cukup. Pengamatan epidemiologi

menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram sekitar 20

kali lebih mungkin meninggal daripada bayi dengan berat lahir lebih berat

(UNICEF dan WHO, 2004). Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa BBLR

berisiko 40 kali untuk terjadi kematian bayi neonatal 40 kali ibandingkan dengan

bayi dengan berat badan cukup (Institut of Medicine 1990). Penelitian dari Efriza

menunjukan bahwa BBLR berisiko 7,04 kali untuk mengalami kematian neonatal

dini dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR. Bayi yang lahir BBLR dengan

Berat Badan 2000-2499 gram berisiko 10 kali untuk terjadi kematian bayi

dibandingkan dengan BBLN 3000-3490 gram (Nutrion Policy Paper no.18 Sep

2000).

Pada penelitian ini tingkat pendidikan ibu berinteraksi secara positif

dengan BBLR, dengan kata lain variabel tingkat pendidikan ibu meningkatkan

efek dari BBLR untuk menyebabkan kejadian kematian neonatal dini. Risiko

BBLR terhadap kejadian kematian neonatal dini berbeda pada tiap-tiap kelompok.

Dalam efek interaksi, faktor risiko yang satu dapat memodifikasi atau berinteraksi

dengan variabel lainnya secara timbal balik (reciprocal..) Tingkat pendidikan ibu

secara tidak langsung menyebabkan kematian neonatal dini, dimana tingkat

pendidikan ibu secara tidak langsung akan mempengaruhi pengetahuan ibu

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

88

Universitas Indonesia

tentang kesehatan selama kehamilan misalnya pengetahuan tentang masalah

intake makanan selama kehamilan, tanda-tanda komplikasi selama kehamilan,

pentingnya pelayanan pemeriksaan. Faktor-faktor tersebut akan meningkatkan

terjadinya BBLR dan bila kondisi bayi yang BBLR tidak ditatalaksana dengan

standar maka akan meningkatkan kejadian kematian neonatal dini.

Tingkat pendidikan ibu memiliki hubungan yang terhadap terjadinya

BBLR, khususnya pada tingkat pendidikan ibu yang rendah, sehingga perlu

perhatian yang lebih besar terhadap ibu hamil yang memiliki pendidikan rendah

agar ketidaktahuan ibu terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu

dan bayi tidak berakhir dengan terjadinya kematian neonatal dini pada bayi yang

dilahirkannnya. Oleh sebab itu karena kejadian kematian neonatal dini lebih

berisiko pada tingkat pendidikan ibu yang rendah maka penanganan faktor risiko

harus diawali dengan kegiatan deteksi dini pada kelompok ibu hamil dengan

tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga pada kunjungan pertama (K1) dimana

pada K1 merupakan indikator akses pertama ibu terhadap pelayanan kesehatan

tersebut akan segera dapat dideteksi dan diberikan konseling atau pendidikan

kesehatan tentang kesehatan ibu selama kehamilan, termasuk tentang gizi ibu

hamil serta kesehatan anak sesegera mungkin.

Ibu yang berpendidikan rendah ( < SMP) memiliki risiko 2,135 (95% CI :

1,067-4,273) lebih besar untuk terjadinya kematian neonatal dini dibandingkan

ibu dengan pendidikan tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari

(sulistyawati,2002) yaitu tingkat pendidikan rendah berisiko 2,22 kali untuk

terjadi kematian perinatal dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi.

Pada penelitian (Elsi,2000) juga menemukan bahwa ibu yang memiliki

pendidikan yang rendah ( < SMP) memiliki risiko 3,5 kali untuk bayinya

mengalami kematian neonatal dini (0-7 hari). Penelitian Luo juga menunjukan

bahwa hubungan antara rendahnya pendidikan ibu dengan peningkatan risiko

kelahiran prematur, kelahiran mati serta kematian neonatal dan postneonatal

(Luo,2006).

Latar belakang pendidikan ibu mempengaruhi ibu dalam sikapnya untuk

memilih pelayanan kesehatan dan pola konsumsi makanan (pengetahuan tentang

makanan yang bergizi) yang akan berhubungan dengan juga dengan peningkatan

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

89

Universitas Indonesia

berat badan ibu selama kehamilan sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi

kondisi perinatal (WHO, 1993). Pemberian makanan tambahan pada kehamilan

trisemester ke-3 pada ibu yang memiliki status gizi marginal , berdampak

terhadap penurunan kejadian BBLR yang memberikan kontribusi pada kematian

perinatal (Kardjati,1995)

Rosemary (1997) dalam penelitian di Bogor menemukan informasi bahwa

ibu yang berpendidikan kurang dari enam tahun mempunyai risiko 1,61 kali lebih

besar untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih

dari enam tahun. Studi longitudinal di Rumah Sakit Kastuba, India terhadap 256

wanita hamil didapatkan hasil bahwa semakin rendah pendidikan makin tinggi

kejadian BBLR.

Berdasarkan data Riskesdas 2011 ada 11,1% bayi baru lahir dengan

BBLR kurang dari 2500 gram (Riskesdas 2010). Data SKRT 2001 menunjukkan

bahwa BBLR merupakan salah satu faktor penting kematian neonatal.

Penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir,

hipotermi dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa kematian karena hipotermi pada BBLR dan bayi prematur

jumlahnya cukup bermakna.

BBLR merupakan salah satu faktor penting kematian neonatal dini dan

juga sebagai determinan yang bermakna bagi kematian bayi dan balita.

Berdasarkan penelitian di RS Hasan Sadikin tahun 1991, BBLR kurang dari 1500

gram paling erat hubungannnya dengan kematian neonatal dini (63,82%). Pada

penelitian yang dilakukan di 3 RS Ujung pandang dengan BBLR 1000-1500 gram

paling banyak memberikan kotribusi pada kematian (54,84%).

BBLR sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan, kekurangan

oksigen, infeksi, komponen makanan yang sesuai serta trauma. Bulan pertama

pasca persalinan merupakan masa transisi bagi bayi baru lahir dengan waktu yang

paling kritis adalah minggu pertama setelah lahir. Sehingga pada waktu tersebut

diperlukan perhatian khusus dan asuhan yang intensif pada bayi baru lahir pada

periode tersebut.

Strategi pencegahan dan peningkatan perawatan bagi BBLR khususnya

di negara-negara berkembang sangat diperlukan, karena BBLR merupakan salah

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

90

Universitas Indonesia

satu penyebab utama terjadinya kematian perinatal dan neonatal (CARE, 1998).

Strategi tersebut adalah mengurangi kelahiran prematur dan bayi IUGR dengan

cara meningkatkan status gizi maternal dan deteksi dini serta perawatan infeksi

maternal melalui asuhan antenatal yang berkualitas (Ronoatmodjo, 1996). Pada

penelitiannya Ronoatmodjo menyatakan bahwa untuk menurunkan BBLR perlu

diupayakan melalui gizi kepada ibu hamil yang dilaksanakan di layanan antenatal

baik di Puskesmas, Puskesmas Pembantu atau Posyandu. Pelayanan antenatal

sekaligus juga akan memonitoring terhadap hal-hal yang dapat berpengaruh

terhadap BBLR seperti kenaikan berat ibu hamil, kondisi Hb dan penapisan ibu

hamil yang memiliki risiko yang dapat dijadikan perkiraan berat lahir bayi yang

hendak dilahirkan

Mencegah kematian pada BBLR pada saat persalinan yaitu

melaksanakan standar pelayanan yang bermutu dengan mengoperasionalkan

NICU (Neonatal Intensif Care Unit), perawatan neonatal esensial pada saat lahir

dan perawatan setelah lahir. Perawatan neonatal esensial pada saat lahir berupa

kewaspadaan umum, penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan

dan perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, pencegahan pendarahan,

pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian identitas, anamnesis

dan pemeriksaa fisik. Sedangkan perawatan setelah lahir berupa menjaga bayi

tetap hangat dengan metode kangguru yaitu metode transfer kehangatan dari kulit

ibu ke kulit bayi yang telah banyak dikembangkan seperti metode kangguru yaitu

bayi diletakkan pada badan ibu (diantara kedua payudara ibu) dan kemudian

diberi kain atau selimut atau baju ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi

dengan menggunakan suhu tubuh ibu dan pemeriksaan dengan menggunakan

Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM

Strategi yang digunakan oleh Kementrian Kesehatan dalam rangka

percepatan penurunan kematian neonatal, bayi dan balita terbagi menjadi 5 yaitu

peningkatan akses dan kualitas pelayanan, Pemberdayaan masyarakat, Penguatan

manajemen, Peningkatan pembiayaan kesehatan dan kemitraan.

Ibu dengan status ekonomi rendah memiliki risiko 0,556 (0,294-1,052)

lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dini pada bayinya dibandingkan

dengan ibu dengan status ekonomi tinggi. Demikian pula ibu dengan status

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

91

Universitas Indonesia

ekonomi sedang memiliki risiko 1,245 (95% CI : 0,639 – 2,425) lebih besar untuk

mengalami kematian neonatal dini pada bayi dibandingkan dengan ibu dengan

status ekonomi tinggi, namun secara statistik hubungan ini tidak bermakna karena

melewati angka satu.

Tingkat ekonomi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kematian

bayi pada bulan pertama. Tingkat ekonomi yang rendah meningkatkan probalitas

kematian neonatal sebesar 4,2% (Meyer, 2006).

Ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sering

berhubungan dengan kelainan bayi dengan berat lahir rendah (premature) yang

akan berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian neonataus yang tinggi dan

juga pada masa bayi

Status ekonomi tidak secara langsung menyebabkan kematian neonatal

dini. Bakketeig (1984) menyebutkan bahwa status ekonomi yang rendah

ditambah dengan keadaan fisik yang buruk, tingkat pendidikan yang rendah dan

pekerjaan ibu yang berat akan meningkatkan risiko kematian perinatal.

Dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa ibu-ibu dari keluarga dengan

sosial ekonomi rendah melahirkan BLLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu-

ibu dengan sosial ekonomi yang lebih tinggi (Institut of Medicine, 1990 dalam

kartika, 2001). Studi kasus kontrol di Shaheed Shohrawardy Medical Collage

Rumah Sakit, Dhaka, Banglades terhadap 135 BBLR didapatkan hasil 79,2% ibu

berasal dari status ekonomi ke bawah.

Bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan

mempunyai risiko 6,657 (95% CI : 2,929-15,131) lebih besar untuk mengalami

kematian neonatal dini dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki komplikasi

selama kehamilan dan secara statistik bermakna karena tidak melewati angka satu.

Pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya telah

menggambarkan hal tersebut (Alisjahbana, 1983; Hastono, 1993; Syafrida 1996;

Setyowati,2002). Penelitian dari (Ronoatmodjo, 1996) juga menyatakan bahwa

bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami komplikasi pada saat

kehamilan dan saat persalinan berisiko 3,72 kali untuk mengalami kematian

neontal dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi. Penelitian

(Efriza, 2006) menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

92

Universitas Indonesia

komplikasi kehamilan berisiko 4,30 (95% CI : 2,48-7,46) lebih besar untuk

mengalami kejadian kematian neonatal dini dibandingkan dengan bayi yang

dilahirkan dari ibu yang tidak memiliki komplikasi kehamilan.

Bakketeig (1984) dan Thiery M (1986) mengemukakan bahwa penyakit

selama kehamilan mempengaruhi kematian perinatal di Swedia 1977-1978

terutama adalah diabetes militus, penyakit ginjal, kelainan darah, infeksi saluran

kemih dan hipertensi.

Komplikasi kehamilan sebenarnya dapat dideteksi atau dicegah sejak dini,

walaupun ada 15%-20% kehamilan normal dapat menjadi komplikasi pada saat

persalinan, sehinga pemeriksaan kehamilan yang teratur dan berkualitas

hendaknya dilakukan baik pada kehamilan yang tidak ada komplikasi maupun

kehamilan normal.

Kunjungan antenatal adalah kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2002). Suatu tinjauan pada intervensi

untuk kelangsungan hidup neonatal menunjukkan bahwa sampai dengan 12% dari

kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian pelayanan perawatan antenatal

dengan cakupan 90% (Titaley, Dibley dan Roberts, 2010).

Frekuensi pemeriksaan kehamilannya kurang dari 4 kali sebesar 1,471

(95% CI : 0,846 – 2,558) kali yang artinya ibu yang pemeriksaan selama

kehamilan kurang dari 4 kali berisiko 1,471 lebih besar untuk mengalami

kejadian kematian neonatal dini pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang

melakukan pemeriksaan selama kehamilan 4 kali atau lebih.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ronoatmodjo,

1996 menyatakan bahwa ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal buruk

memiliki risiko 1,960 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan

dengan ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal baik. Hastono (1993),

menyatakan bahwa ibu yang memperoleh layanan natenatal buruk berisiko 5 kali

untuk mengalami kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang memperoleh

layanan antenatal care yang baik. Demikian juga dengan penelitian yang

dilakukan Syafrida (1997) menyatakan bahwa ibu yang memperoleh pelayanan

antenatal yang tidak adekuat mempunyai risiko 3,54 kaliuntuk mengalami

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

93

Universitas Indonesia

kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang memperoleh pelayanan

antenatal yang adekuat.. Penelitian Setyowati, 2002 menyatakan bahwa praktik

kesehatan ibu hamil yang tidak adekuat berisiko 3,44 kali utuk terjadi kematian

perinatal dibandingkan dengan praktik kesehatan ibu yang adekuat.

Bila dilihat berdasarkan proporsi frekuensi pemeriksaan selama kehamilan

disarana pelayanan kesehatan maka ada 52,78% ibu hamil pada kelompok kasus

yang tidak melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan

dibandingkan dengan kelompok kontrol (34,38%). Cakupan ini masih dibawah

standar yang diharapkan yaitu cakupan K4 adalah > 90%. Dimana cakupan

kunjungan 4 kali selama kehamilan atau K4 merupakan indikator untuk melihat

tingkat perlindungan ibu hamil.

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

95 Universitas Indonesia

BAB 7

KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan

1. Besar Hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini di

Indonesia tahun 2010 adalah 8,424 (95% CI 4,849 -14,637)

2. Besar Hubungan BBLR dengan kejadian Kematian Neonatal Dini

dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu,

frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) serta dikontrol pula oleh

BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibu adalah 22,840

(95% CI : 8,671 – 60,162)

3. Estimasi besarnya hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian

neonatal dini di Indonesia tahun 2010 setelah dikontrol dengan variabel

tingkat pendidikan, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi

kehamilan dan adanya interaksi antara variabel BBLR dengan tingkat

pendidikan sebesar :

a. Untuk OR11 diperoleh OR sebesar 23,028 (95% CI : 18,936-

27,121) yang artinya Kejadian kematian neonatal dini pada bayi

yang BBLR dengan ibu yang berpendidikan rendah adalah 23,028

kali (95% CI : 18,936-27,121) dibandingkan dengan bayi yang

tidak BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi

b. Untuk OR10 diperoleh OR sebesar 22,851 (95% CI : 18,759 –

26,944) yang artinya Kejadian kematian neonatal dini pada bayi

yang BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi adalah 22,851

(95% CI : 18,759 – 26,944) dibandingkan dengan bayi yang tidak

BBLR dengan ibu yang berpendidikan tinggi

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

96

Universitas Indonesia

7.2 Saran

Pada penelitian ini selain BBLR ada beberapa variabel ikut berperan

dalam kejadian kematian neonatal dini yaitu tingkat pendidikan ibu, frekuensi

ANC, status ekonomi dan komplikasi kehamilan dan interaksi antara variabel

BBLR dan tingkat pendidikan ibu. Berdasarkan hal tersebut maka saran yang

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Pada bayi yang BBLR dengan ibu berpendidikan rendah lebih difokuskan

untuk ditingkatkan pengetahuannya melalui kegiatan kelas ibu,

penyuluhan kesehatan pada saat di posyandu atau kegiatan pendidikan

kesehatan saat dilakukan konseling pada pelayanan antenatal atau

pelayanan neonatal esensial.

2. Frekuensi pelayanan antenatal yang sesuai standar yaitu 1 kali pada

trisemester pertama, 1 kali pada trisemester kedua dan 2 kali pada

trisemester pertama akan mengurangi kejadian BBLR

3. Memberikan jaminan kesehatan (jamkesmas) pada ibu dengan status

ekonomi yang rendah karena akan berpeluang untuk melahirkan BBLR

dan berisiko untuk mengalami kematian neonatal dini

4. Bagi Ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib untuk melakukan

pemeriksaan antenatal sesuai standar dan wajib melakukan persalinan

pada sarana pelayanan kesehatan yang adekuat seperti pada puskesmas

dengan pelayanan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Dasar) dan RS dengan pelayanan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Komprehensif)

5. Kerjasama dengan lintas sektor seperti dinas pendidikan dalam hal

pentingnya kesehatan reproduksi dalam kurikulum pendidikan sekolah,

Dinas Koperasi dan perdagangan dalam hal pemberdayaan ekonomi

keluarga

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

94

DAFTAR REFERENSI Alisyahbana,A, 1985, Kematian Perinatal dan Faktor-Faktor yang berhubungan

dengan masalah ini, dalam Sri Kardjati dkk. Aspek kesehatan dan gizi anak balita. Yayasan obor Indonesia

Ariawan, Iwan, 1998, Besar dan Metode sampel pada penelitian kesehatan,

Jurusan Biostatistik da Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Ariawan, Iwan, Analisis Data Kategori, Jurusan Biostatistik da Kependudukan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Bakkteig Leiv, 1987, Perinatal mortality in southhern : a population based study

of 7392 birth. Buletin of world Health Organization 65 (1) : 95-104 (1987) Bakkteig LS & Foffman HJ & Oakley RT, 1984, Perinatal mortality dalam :

Bracken MB (eds). Perinatal epidemiologi. New York. Oxford University Press : 99-151

Biro Pusat Statistik, 2002-2003, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 2007 Depkes RI, 2001, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan

Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Kabupaten Menkes Nomor : 1202/Menkes/9K/VIII/2003, Depkes RI, Jakarta

Depkes RI, 2009, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS-KIA), Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes Ri, Jakarta,

Depkes RI, 2001, Rencana Strategis Making Pregnancy Safer (MPS) di

Indonesia 2001-2010, Jakarta, Depkes RI dan WHO, 2001 Depkes RI dan FKM UI, Materi ajar upaya penurunan kematian ibu dan bayi

baru lahir, Jakarta, Depkes RI, 2006 Depkes RI, 2007, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2007 Depkes, RI 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Depkes RI, Djaya Sarimawar, 2004, Survei kematian neonatal ( Studi Autopsi

Verbal) di Kabupaten Cirebon, 2004, Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 33, No.I, 2005 : 41-52

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

95

Dahlan, M.S, 2009. Langkah-langkah Membuat Proposal Bidang Kedokteran dan

kesehatan. Sagung Seto. Jakarta Elsi, Elsa dkk, 2000, Kematian perinatal bayi yang lahir atau rawat inap di tiga

RS di DKI Jakarta, Depkes RI, Badan Litbangkes, Jakarta Efriza, 2005, Penelitian kasus kontrol, Determinan kematian neonatal dini di

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2001-2005, Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hastomo, SP, 1993, Hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian

perinatal di Kecamatan Gabus Wetan dan Sliyeg Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hastomo, SP, 2007, Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Depok JNPKKR-POGI-JHPIEGO.MNH Depkes (2002), Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes RI, Jakarta

Kardjati, S, dkk, 1985, Maternal Nutrition Profile and Birthweight in Rural

Village in Sampang (Indonesia), Tesis Doktor, Universitas Indonesia xxiii + 221

Kleinbaum, D.G, Klein.M, 2010 Logistic Regression, A Self Learning Text, Third

Edition, Statistic for Biology and Health, DOI 10.1007/978-1-4419-1742-3_1,. Springer Science Media, LLC 2010

Kleinbaum, D.G, Kupper, L.L, Morgenstern, H, 1982, Epidemiology Research:

Principles and Quantitative Methods. New York: Van Nortrand Reinhold Kustijadi, A, 2002, Hubungan pelayanan antenatal dengan kejadian kematian

perinatal di Kabupaten Bandung tahun 2001, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Kemenkes RI, 2007, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2010 Lameshow, et.al, 1997, Besar Sampel dalam penelitian Kesehatan, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

96

David.W. Hosmer, Stanley Lameshow, 1997, Applied Logistic Regression,

sekond edition, A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc, New York, 2000

Monintja, H.E, 1998, Perinatalogi dan hubungannnya dengan kualitas manusia.

Pidato pengukuhan guru besar tetap ilmu kesehatan anak Universitas Indonesia. Dalam : Indonesian journal of Obstettics and Gynecology, 15(2) : 90-105 (1990)

Murti, B, 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta Mutahar, R, 2007, Pengaruh berat badan lahir terhadap survival neonatal dini di

Indonesia tahun 1997-2002, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Prameswari, M.F, 2006, Kematian Perinatal di Indonesia dan Faktor-Faktor yang

berhubungan tahun 1997-2003, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Ronoatmodjo, S, 1996, Faktor risiko kematian neonatal di Kecamatan Kruak,

Nusa Tenggara Barat. Disertasi bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Ridwan, S, 1990, Hubungan antara pelayanan kesehatan ibu hamil dan kematian

perinatal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Rothman. KJ,Greenland.S, Lash.TL, 2008, Modern Epidemiology (third Edition),

Liippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, PA 19106 USA Modern epidemiologi

Syafrida, E, 1997, Hubungan pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di

Dati II Bogor. Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Sulistiyowati, ning, 2002, Hubungan faktor praktik kesehatan ibu selama

kehamilan dengan kematian perinatal di Kota Bekasi tahun 2001, Tesis bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Wibowo, A, 1992, Pemanfaatan pelayanan antenatal : Faktor-faktor yang

berhubungan dengan bayi berat lahir rendah. Disertasi bidang ilmu kesehatan masyarakat. Program pascasarjana Universitas Indonesia, Depok

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-12/20440935-T-PDF-Noviani.pdf · Gambar2.5 Kerangka Teori 39 Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011. DAFTARSINGKATAN

Hubungan berat ..., Noviani, FKM UI, 2011