universitas indonesia laporan praktek kerja...

134
LAPORAN P DI RUMA JL. RS FATM PERIOD LAPORAN P FAKULTAS MATE PROGRAM PRO UNIVERSITAS INDONESIA PRAKTEK KERJA PROFESI APO AH SAKIT UMUM PUSAT FATMAW MAWATI, CILANDAK JAKARTA S DE 5 SEPTEMBER – 28 OKTOBER PRAKTEK KERJA PROFESI APO WIDA KHARISMAYA, S.Far. 1006835564 ANGKATAN LXXIII EMATIKA DAN ILMU PENGETAH OFESI APOTEKER-DEPARTEMEN DEPOK DESEMBER 2011 OTEKER WATI SELATAN 2011 OTEKER HUAN ALAM N FARMASI Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Upload: trinhthuan

Post on 12-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATANPERIODE

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATANPERIODE 5 SEPTEMBER – 28 OKTOBER

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

WIDA KHARISMAYA, S.Far. 1006835564

ANGKATAN LXXIII

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PROFESI APOTEKER -DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK DESEMBER 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATAN 28 OKTOBER 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATANPERIODE

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATANPERIODE 5 SEPTEMBER – 28 OKTOBER

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

WIDA KHARISMAYA, S.Far. 1006835564

ANGKATAN LXXIII

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PROFESI APOTEKER -DEPARTEMEN FARMASI DEPOK

DESEMBER 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATAN 28 OKTOBER 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

memperoleh gelar Apoteker

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

KATA PENGANTAR

Puji d a n syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Laporan ini

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Apoteker.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena pada kesempatan kali ini itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dra. Farida Indyastuti, Apt., SE., MM. selaku pembimbing dari RSUP

Fatmawati yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan pengetahuan

yang bermanfaat selama melaksanakan kegiatan dan penyusunan laporan

Praktek Kerja Profesi Apoteker..

2. Ibu Dra. Debby Daniel, Apt, M.Epid selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati dan pembimbing pembuatan tugas umum dari RSUP Fatmawati

yang telah memberikan izin untuk melaksanakan praktek kerja dan

memberikan bimbingan, serta pengetahuan yang bermanfaat dalam

penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker..

3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, Apt., MS selaku Ketua Departemen

Farmasi FMIPA UI.

4. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Pendidikan Profesi

Apoteker Departemen Farmasi FMIPA-UI.

5. Ibu Prof. Dr. Effionora A. MS., Apt., selaku pembimbing dari Departemen

Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

6. Seluruh staf RSUP Fatmawati yang telah memberikan pengetahuan dan

pengalaman yang bermanfaat serta membantu penulis selama melaksanakan

kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha program pendidikan profesi apoteker

FMIPA UI.

iii

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

8. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa

kepada penulis.

9. Teman - teman Program Profesi Apoteker 2011 angkatan LXXIII serta

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis

selama pelaksanaan PKPA ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga

saran dan kritik dari semua pihak diterima dengan senang hati demi

kesempurnaan penulisan laporan ini. Penulis berharap semoga pengetahuan dan

pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan

semua pihak yang memerlukan.

Depok, Desember 2011

Penulis

iv

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

v Universitas Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 2 2. TINJAUAN UMUM ...................................................................................... 3

2.1 Rumah Sakit .......................................................................................... 3 2.1.1 Definisi Rumah Sakit ................................................................... 3 2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .................................................... 3 2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit .............................................................. 5 2.1.4 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit ................................................... 7 2.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit ................................................. 8 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) .................................................... 8 2.2.1 Definisi IFRS ............................................................................... 8 2.2.2 Tugas dan Fungsi IFRS ................................................................ 9 2.2.3 Sumber Daya Manusia IFRS ...................................................... 11 2.3 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) ......................................................... 12 2.3.1 Tujuan PFT ................................................................................ 13 2.3.2 Fungsi dan Ruang Lingkup PFT ................................................ 14 2.3.3 Formularium Rumah Sakit ......................................................... 14

3. TINJAUAN KHUSUS ................................................................................. 16

3.1 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati ..................................... 16 3.1.1 Sejarah RSUP Fatmawati ........................................................... 16 3.1.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati ................................................. 17 3.1.3 Tujuan RSUP Fatmawati ........................................................... 18 3.1.4 Kegiatan Pelayanan Kesehatan RSUP Fatmawati ....................... 18 3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati ....................................................... 20 3.2.1 Visi dan Misi IFRS Fatmawati .................................................... 21 3.2.2 Struktur Organisasi IFRS Fatmawati ........................................... 21 3.2.3 Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................... 21 3.2.4 Kegiatan Pelayanan Kesehatan RSUP Fatmawati ....................... 18 3.3 Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSUP Fatmawati ................................ 35 3.3.1 Tujuan Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati ...................... 35 3.3.2 Tugas dan Kewajiban Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati 36 3.3.3 Kegiatan Pokok Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati ........ 36

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

vi Universitas Indonesia

3.3.4 Sasaran Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati ..................... 37 3.3.5 Formularium RSUP Fatmawati ................................................... 37 3.4 Satuan Farmasi Fungsional (SFF) ......................................................... 38 3.4.1 Visi dan Misi SFF ....................................................................... 38 3.4.2 Tugas Pokok dan Fungsi SFF ..................................................... 39 3.4.3 Tujuan SFF ................................................................................. 39

4. PEMBAHASAN .......................................................................................... 44

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 64 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 64 5.2 Saran ................................................................................................... 64 DAFTAR ACUAN ........................................................................................... 66

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

vii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati...............67 Lampiran 2. Struktur Organisasi Satuan Farmasi Fungsional RSUP Fatmawati.......................................................................................68 Lampiran 3. Alur Perbekalan Farmasi................................................................69 Lampiran 4. Alur Pelayanan Resep di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati.......................................................................................70 Lampiran 5. Alur dan Tata Laksana Konseling Obat untuk Pasien Rawat Jalan RSUP Fatmawati...................................................................71 Lampiran 6. Alur dan Tata Laksana Konseling Obat untuk Pasien Rawat Inap RSUP Fatmawati....................................................................72 Lampiran 7. Alur Distribusi Obat secara Unit Dose di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati............................................................................73 Lampiran 8. Alur Pelayanan Obat di Depo Farmasi Askes RSUP Fatmawati ......................................................................................74 Lampiran 9. Alur Pelayanan Obat di Depo Farmasi Pegawai RSUP Fatmawati.......................................................................................75 Lampiran 10. Alur Pelayanan Obat di Depo IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUP Fatmawati ...........................................................................76 Lampiran 11. Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik Total Parenteral Nutrition (TPN) dan Sitostatika......................................................77 Lampiran 12. Alur Sistematis dalam Menjawab Pertanyaan Informasi Obat................................................................................................78 Lampiran 13. Alur Penanganan Limbah...............................................................79

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai

misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan

pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan.

Rumah Sakit juga merupakan salah satu sarana kesehatan untuk mencegah

timbulnya penyakit (preventif), menyembuhkan (kuratif), memulihkan kesehatan

(rehabilitasi) serta memelihara dan meningkatkan kesehatan (promotif) sehingga

terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang kesehatan dan

penemuan berbagai macam obat baru, pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat mengalami peningkatan, begitu pula pelayanan kesehatan yang ada di

rumah sakit termasuk pelayanan kefarmasiannya. Pelayanan kefarmasian tidak

lagi hanya berorientasi pada produk tetapi lebih berorientasi kepada pasien.

Pelayanan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di

bidang kesehatan. Dengan demikian diperlukan berbagai cara dalam upaya

peningkatan mutu kesehatan, salah satunya adalah melalui bentuk pelayanan

kefarmasian oleh tenaga farmasi yang profesional.

Kegiatan pelayanan farmasi rumah sakit harus menunjang pelayanan

kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi

rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan

kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan

obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat.

Perubahan pelayanan kefarmasian dari drug oriented menjadi patient

oriented mulai dituntut oleh masyarakat yaitu pelayanan kefarmasian yang tidak

hanya pada pengelolaan persediaan farmasi saja, tetapi juga penerapan pelayanan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

2

Universitas Indonesia

kepada pasien. RSUP Fatmawati adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang

senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian serta

mengembangkan pelayanan rujukan di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya

agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di segala lapisan (Fatmawati, 2010).

Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian, rumah sakit memiliki suatu

unit yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kefarmasian di rumah

sakit yaitu Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). IFRS merupakan bagian

penting dari suatu rumah sakit, karena dalam pelaksanaanya IFRS harus

melaksanakan fungsinya dengan baik yaitu menjalankan fungsi klinik dan non-

klinik. Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut diperlukan partisipasi farmasi

terutama apoteker dalam memimpin dan menjalankan tugas dan tanggung jawab

kefarmasian di rumah sakit.

Untuk mempersiapkan calon apoteker dalam pekerjaan kefarmasian di

rumah sakit, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia bekerjasama

dengan beberapa rumah sakit termasuk RSUP Fatmawati untuk melakukan

pendidikan dan pelatihan bagi calon apoteker dalam bentuk kegiatan Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Dari praktek kerja profesi inilah diharapkan

calon apoteker mampu mengetahui peran dan fungsinya di rumah sakit serta

mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di tempat praktek kerjanya.

Selain itu, adanya praktek kerja ini diharapkan dapat membantu para calon

apoteker dalam meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, meningkatkan dan melatih

keterampilan komunikasi dan interaksi dengan berbagai profesional kesehatan lain

di rumah sakit.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUP Fatmawati

Jakarta adalah:

a. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di instalasi farmasi dalam pelayanan

farmasi di RSUP Fatmawati Jakarta.

b. Mengetahui peran, fungsi, dan tanggung jawab apoteker di Instalasi

Farmasi RSUP Fatmawati Jakarta.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

3 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN UMUM

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang- Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit diselenggarakan

berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,

pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit bertujuan:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan rumah sakit.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Untuk menjalankan tugasnya, rumah sakit mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

4

Universitas Indonesia

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.164/B/MenKes/Per/II/1998, fungsi rumah sakit meliputi :

a. Fungsi profesional

1. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis.

2. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis.

3. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

4. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medis.

5. Sebagai tempat pendidikan dan latihan tenaga medis dan paramedis.

6. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang kesehatan.

b. Fungsi sosial

Rumah Sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus menjalankan

fungsi sosial yaitu dengan memberikan fasilitas perawatan pada penderita

yang tidak mampu. Rumah Sakit Umum Pemerintah harus menyediakan 75%

tempat tidur pada penderita yang tidak mampu, sedangkan Rumah Sakit

Swasta harus menyediakan 25% dari total tempat tidur bagi :

1. Golongan Pegawai Negeri.

2. Orang-orang yang tidak atau kurang mampu.

3. Orang-orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

c. Fungsi rujukan

Yang dimaksud dengan fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan

kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal

balik atas masalah yang timbul baik vertikal maupun horizontal. Ada dua

sistem rujukan yang digunakan, yaitu :

1. Rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan

bantuan sarana, teknologi dan keterampilan, kegiatan langsung melakukan

pendekatan epidemiologi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

5

Universitas Indonesia

2. Rujukan medis untuk penyembuhan dan pemulihan penyakit, misalnya

dengan menyuruh penderita dari Puskesmas ke Rumah Sakit, mengirim

tenaga ahli, sampel darah atau informasi.

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

2.1.3.1 Berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit dibagi menjadi :

a. Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Pemerintah adalah Rumah Sakit yang dibiayai, diselenggarakan

dan diawasi oleh pemerintah baik pemerintah pusat (Departemen Kesehatan),

Pemerintah Daerah, ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan maupun

Badan Umum Milik Negara (BUMN). Rumah Sakit ini bersifat non profit.

Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit pemerintah dibagi atas:

1) Rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan.

2) Rumah sakit yang dikelola oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan.

3) Rumah sakit yang dikelola oleh BUMN.

4) Rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

b. Rumah Sakit Swasta

Rumah Sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan, organisasi

keagamaan atau badan hukum lain dan dapat juga bekerjasama dengan institusi

pendidikan. Rumah Sakit ini bertanggung jawab terhadap penyantun dana dan

umumnya tidak memungut pajak kepada pelanggan mereka. Rumah Sakit ini

dapat bersifat profit dan non profit. Rumah Sakit swasta terdiri dari :

1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, memberikan pelayanan medis bersifat

umum.

2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan medis bersifat

umum dan spesialistik 4 dasar lengkap.

3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, memberikan pelayanan medis bersifat

umum, spesialistik dan subspesialistik.

Penetapan kelas umum Rumah Sakit Swasta dilakukan oleh Direktur Jenderal

Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

6

Universitas Indonesia

2.1.3.2 Berdasarkan Bentuk Pelayanan

Berdasarkan bentuk pelayanannya, Rumah Sakit dibagi atas :

a. Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit yang melayani semua bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan

kemampuannya. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit bersifat

dasar, spesialistik, dan subspesialistik.

d. Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis

pelayanan tertentu seperti Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Kusta, Rumah

Sakit Paru, Rumah Sakit Mata, dll.

2.1.3.3 Berdasarkan Kemampuan dan Fasilitas yang Diberikan

Berdasarkan kemampuan dan fasilitasnya, Rumah Sakit terdiri atas :

a. Rumah Sakit Kelas A

Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik yang bersifat spesialistik dan subspesialistik luas.

Mempunyai kapasitas tempat tidur lebih dari 1000 buah dan merupakan

rumah sakit rujukan tertinggi.

b. Rumah Sakit Kelas B

1) Rumah Sakit Kelas B 1 (Non Pendidikan)

Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medis spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis, mempunyai

kapasitas tempat tidur antara 300 – 500.

2) Rumah Sakit Kelas B II (Kelas B Pendidikan)

Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik

terbatas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 500 – 1000 buah. Rumah

Sakit ini biasa terdapat di Ibukota Propinsi.

c. Rumah Sakit Kelas C

Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medis spesialis sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai

kapasitas tempat tidur antara 100 – 300 buah.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

7

Universitas Indonesia

d. Rumah Sakit Kelas D

Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-

kurangnya pelayanan medis dasar, dengan kapasitas tempat tidur ± 100 buah.

2.1.3.4 Berdasarkan Tipe Pelayanan yang Diberikan (Lama Pelayanan)

a. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek

Rumah Sakit ini melayani pasien dengan penyakit-penyakit kambuhan yang

dapat dirawat dalam periode waktu relatif pendek, misalnya Rumah Sakit

yang menyediakan pelayanan spesialis.

b. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang

Rumah Sakit ini melayani pasien dengan penyakit-penyakit kronik yang

harus berobat secara tetap dan dalam jangka waktu yang panjang, misalnya

Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah Sakit Jiwa.

2.1.3.5 Berdasarkan Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan

a. Rumah Sakit Pendidikan, yaitu Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai

tempat pendidikan tenaga medis.

b. Rumah Sakit non pendidikan.

2.1.4 Tenaga Kesehatan Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 1996,

Tenaga Kesehatan Rumah Sakit merupakan instansi yang memiliki tenaga profesi

yang bermacam-macam, terdiri dari :

a. Tenaga medis meliputi : Dokter dan Dokter gigi.

b. Tenaga keperawatan dan bidan meliputi : Perawat dan Bidan.

c. Tenaga kefarmasian, meliputi : Apoteker dan Asisten Apoteker.

d. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi : Epidemiologi Kesehatan, Entomologi

Kesehatan, Mikrobiologi Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, Administrator

Kesehatan, Sanitarian.

e. Tenaga gizi meliputi : Nutrisionist, Dietfisien.

f. Tenaga keterapian fisik, meliputi : Radiographer, Radioterapis, Teknisi Gizi,

Teknisi Elektromedis, Analis Kesehatan, Refraksionosiptisien, Ortotik

Protesti, Teknisi Tranfusi, Perekam Medis.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

8

Universitas Indonesia

2.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi rumah sakit tergantung dari besarnya rumah sakit,

fasilitas yang dimiliki, dan kebijakan direktur rumah sakit. Umumnya terdiri dari

beberapa tingkat manajemen. Direktur rumah sakit mewakili tingkat teratas dari

manajemen rumah sakit. Direktur rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala

kebijakan rumah sakit, mengatur segala kegiatan rumah sakit, keuangan, dan

sumber daya manusia di rumah sakit tersebut. Secara periodik, direktur rumah

sakit melaporkan perkembangan rumah sakit dalam mencapai misi dan tujuan

rumah sakit.

Direktur rumah sakit dibantu oleh manajer operasional, manajer keuangan,

dan manajer keperawatan sebagai level kedua dari manajemen rumah sakit.

Manajer ini bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari. Menteri Kesehatan

telah mengeluarkan peraturan tentang susunan organisasi dan tata kerja rumah

sakit yang merupakan pedoman untuk pembentukan struktur organisasi rumah

sakit sesuai dengan klasifikasi rumah sakit melalui Keputusan Menteri Kesehatan

No 134/Menkes/SK/IV/1978.

Unsur-unsur yang harus dimiliki suatu rumah sakit adalah sebagai berikut :

a. Direktur sebagai pimpinan rumah sakit.

b. Wakil Direktur.

c. Unsur-unsur pembantu.

d. Unsur-unsur bantuan teknis dan medis yang merupakan jabatan struktural.

e. Unsur-unsur pelaksana yang berupa Unit Pelaksana Fungsional (UPF).

f. Instalasi pendukung UPF.

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

2.2.1 Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan sebagai suatu departemen atau

unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan

dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku, kompeten secara profesional. IFRS juga

didefinisikan sebagai tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung

jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

9

Universitas Indonesia

pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan; produksi; penyimpanan

perbekalan kesehatan atau sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan resep

bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu; dan

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah

sakit; pelayananan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan

langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah

sakit secara keseluruhan (Siregar, 2004).

2.2.2 Tugas dan Fungsi IFRS

Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit seperti tercantum dalam

SK.MENKES RI. No.085/MENKES/PER/1989, adalah melaksanakan penyediaan

dan pengelolaan, penerapan, pendidikan dan penelitian obat, gas medik dan bahan

kimia serta penyediaan dan pengelolaan alat kedokteran, dan alat perawatan

kesehatan. Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada

penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar

dan digunakan dalam rumah sakit baik utuk penderita rawat tinggal, rawat jalan

maupun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit (Siregar, 2004).

Dengan demikian, IFRS adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang

bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang

berkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di

rumah sakit tersebut. IFRS bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan

farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk memenuhi

kebutuhan berbagai kebutuhan bagian atau unit diagnosis dan terapi, unit

pelayanan keperawatan, staf medik dan rumah sakit keseluruhan untuk

kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.

Tugas pokok farmasi rumah sakit antara lain (Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, 2004):

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etik profesi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

10

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan farmasi.

e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit.

Untuk melakukan tugas dan pelayanan farmasi yang luas, instalasi farmasi

rumah sakit memiliki berbagai fungsi yang dapat digolongkan menjadi (Hasan,

1986):

a. Fungsi non-klinik

Lingkup farmasi non-klinik adalah perencanaan, pengadaan, pembelian,

produksi, penyimpanan, pengemasan, distribusi, dan pengendalian semua

perbekalan kesehatan yang digunakan di rumah sakit.

b. Fungsi klinik

Lingkup farmasi klinik mencakup fungsi farmasi yang dilakukan dalam

program rumah sakit, yaitu pemantauan terapi obat, evaluasi penggunaan obat,

sistem formularium, penelitian, pengendalian infeksi di rumah sakit, dan program

edukasi.

Berdasarkan Kepmenkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, kegiatan yang dilakukan oleh instalasi

Farmasi Rumah Sakit yang berkaitan dengan tupoksinya adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai

dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta

evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

Tujuan dari pengelolaan perbekalan farmasi adalah mengelola perbekalan

farmasi yang efektif dan efesien, menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan,

meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi, untuk mewujudkan sistem

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

11

Universitas Indonesia

informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna, serta melaksanakan

pengendalian mutu pelayanan.

b. Pelayanan Kefarmasian Dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

Pelayanan kefarmasian adalah pendekatan profesional yang bertanggung

jawab dalam menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi,

efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan,

keahlian, keterampilan dan perilaku apoteker serta bekerjasama dengan pasien dan

profesi kesehatan lainnya.

Tujuan pelayanan kefarmasian diantaranya: meningkatkan mutu dan

memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah sakit, memberikan pelayanan

farmasi yang dapat menjamin efektifitas, keamanan dan efisiensi penggunaan

obat, meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang

terkait dalam pelayanan farmasi, melaksanakan kebijakan obat di rumah sakit

dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah: pengkajian resep, dispensing,

pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pelayanan informasi obat,

konseling, pemantauan kadar obat dalam darah, ronde/visite pasien, dan

pengkajian penggunaan obat.

2.2.3 Sumber Daya Manusia IFRS

Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya manusia

yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam

bagan organisasi rumah sakit dengan persyaratan :

a. Terdaftar di Departeman Kesehatan

b. Terdaftar di Asosiasi Profesi

c. Mempunyai izin kerja.

d. Mempunyai SK penempatan

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi

profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi

persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun

kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu

profesi dan kepuasan pelanggan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

12

Universitas Indonesia

Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan

keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit. Sumber

Daya Manusia IFRS diperlukan untuk mengatur dan mengelola pelayanan farmasi

demi terciptanya tujuan pelayanan. Ketentuan yang terkait sumber daya IFRS

adalah sebagai berikut :

a. IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker.

b. Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh Apoteker yang

mempunyai pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit.

c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.

d. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi

(D3) dan Tenaga Menengah Farmasi (AA).

e. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum

dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun

administrasi barang farmasi.

f. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan

mengawasi pelayanan farmasi dan harus ada pendelegasian wewenang yang

bertanggung jawab bila Kepala Farmasi berhalangan.

g. Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.

Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan

kebutuhan.

h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa Fakultas Farmasi atau

tenaga farmasi lainnya, maka harus ditunjuk apoteker yang memiliki

kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.

i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait

dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja

yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

2.3 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan

komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya

terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

13

Universitas Indonesia

dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

Susunan kepanitian Panitia Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang dilakukan bagi

tiap rumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat.

Panitia Farmasi dan Terapi sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter,

Apoteker, dan Perawat. Untuk rumah sakit yang besar tenaga dokter bisa lebih

dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada. Ketua

Panitia Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan

jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai ketua

adalah ahli farmakologi. Sekretarisnya adalah apoteker dari Instalasi Farmasi atau

apoteker yang ditunjuk.

Panitia Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur,

sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan

sebulan sekali. Rapat Panitia Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar

dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi

pengelolaan Panitia Farmasi dan Terapi. Peran apoteker dalam panitia ini sangat

strategis dan penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan

menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.

Agar dapat mengemban tugasnya secara baik dan benar, para apoteker harus

secara mendasar dan mendalam dibekali dengan ilmu-ilmu farmakologi,

farmakolgi klinik, farmakoepidemologi, dan farmakoekonomi di samping ilmu-

ilmu lain yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar hubungan profesionalnya

dengan para petugas kesehatan lain di rumah sakit (Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit, 2004).

2.3.1 Tujuan PFT

Berdasarkan Kepmenkes RI No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Saki, PFT memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat

serta evaluasinya;

b. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru

yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan

kebutuhan (merujuk pada SK Dirjen Yanmed nomor YM.00.03.2.3.951).

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

14

Universitas Indonesia

2.3.2 Fungsi dan Ruang Lingkup PFT

PFT memiliki fungsi dan ruang lingkup sebagai berikut :

a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. Pemilihan

obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi

secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga

harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok, dan produk obat

yang sama.

b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau

menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf

medis.

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang

termasuk dalam kategori khusus.

d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan

mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.

Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus

penggunaan obat secara rasional.

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf

medis dan perawat.

2.3.3. Formularium Rumah Sakit

Formularium Rumah Sakit adalah dokumen yang berisi kumpulan produk

obat yang dipilih PFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan

obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur berkaitan dengan obat yang relevan

untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu akomodatif

bagi kepentingan penderita dan staf profesional pelayanan kesehatan, berdasarkan

data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik rumah

sakit (Hasan, 1986).

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

15

Universitas Indonesia

a. Tujuan Formularium

Tujuan utama dari pembuatan formularium yaitu (Hasan, 1986), berisikan

informasi tentang produk obat di rumah sakit yang telah disetujui oleh PFT;

informasi terapi dasar tiap produk obat yang disetujui; informasi tentang

kebijakan dan prosedur rumah sakit yang menguasai penggunaan obat; dan

informasi khusus tentang obat seperti pedoman menetapkan dosis dan nomogram,

dan singkatan yang disetujui untuk penulisan resep.

b. Isi dan Organisasi Formularium

Sesuai dengan tujuan tersebut formularium harus terdiri atas tiga bagian

pokok yaitu sebagai berikut :

1) Bagian pertama

Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat.

Contohnya tanggung jawab dan wewenang PFT dalam pengadaan obat;

sistem distribusi obat; pembatasan penggunaan obat misalnya kebijakan

substitusi generik, kesetaraan terapi, dan penghentian resep secara otomatis;

prosedur permintaan obat untuk ditambahkan ke formularium.

2) Bagian kedua

Monografi obat yang diterima masuk formularium.

3) Bagian ketiga

Informasi khusus, misalnya bagaimana menghitung dosis, bagaimana

menghitung luas permukaan tubuh, dan bagaimana penentuan clearance

kreatinin.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

16 Universitas Indonesia

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

3.1 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

3.1.1 Sejarah RSUP Fatmawati

Awal mula pendirian Rumah Sakit Fatmawati digagas oleh Ibu Fatmawati

Soekarno yang bermaksud untuk mendirikan Rumah Sakit Tuberculosa (TBC)

anak-anak untuk perawatan serta tindakan rehabilitasinya. Pada tanggal 24

Oktober 1954 pembangunan gedung rumah sakit TBC dengan nama Rumah

Sakit Ibu Soekarno mulai dilaksanakan. Peletakan batu pertama dilakukan

oleh Ibu Fatmawati. Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 15 April 1961 RS

Fatmawati yang semula dikhususkan bagi Penderita TBC Anak dan

Rehabilitasinya mengalami perubahan fungsi menjadi Rumah Sakit Umum sesuai

dengan SK Menteri Kesehatan RI No. 21286/KEP/121 tahun.

Penyelenggaraan, pembiayaan dan pemeliharaan rumah sakit dilaksanakan oleh

dan dengan anggaran Departemen Kesehatan RI.

Pada tanggal 20 Mei 1967, RSU Ibu Soekarno namanya diganti menjadi

RSUP Fatmawati dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Wilayah

Jakarta Selatan. Sejak tanggal 30 Mei 1984, RS Fatmawati dinyatakan

sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B yang dipergunakan sebagai tempat

pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis. Selanjutnya tanggal 13

Juni 1994 RSUP Fatmawati mendapat predikat tambahan, sebagai Rumah Sakit

Umum Kelas B Pendidikan.

RS Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Swadana pada tahun 1991 dan

selanjutnya pada tahun 1994 ditetapkan menjadi Unit Swadana Tanpa Syarat.

Rumah sakit Fatmawati mengalami perubahan kebijakan dari Swadana menjadi

PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) pada tahun 1997 sesuai dengan

diberlakukannya UU No. 27 Tahun 1997. Selanjutnya pada tahun 2000, RS

Fatmawati ditetapkan sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.

117 tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta.

Pada tanggal 11 Agustus 2005, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

17

Universitas Indonesia

No.1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).

Pada tahun 1997 RS Fatmawati memperoleh Status Akreditasi Penuh

untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP Fatmawati memperoleh status

Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12 pelayanan. Kemudian pada tahun 2004

RSUP Fatmawati terakreditasi 16 Pelayanan dan pada tahun 2007 memperoleh

status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Pelayanan. RSUP Fatmawati pada

tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah

Sakit Umum dengan pelayanan Unggulan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik

sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No. 424/MENKES/SK/V/2008. Pada bulan

Maret 2011, RS Fatmawati mendapat Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16

Bidang Pelayanan untuk yang ke-3 kalinya.

3.1.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati

Visi dari RSUP Fatmawati berdasarkan Keputusan Direktur Utama RSUP

Fatmawati Nomor: HK.03.05.1.262 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah

Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2010 yaitu Terdepan, Paripurna, dan

Terpercaya di Indonesia. RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit pelopor yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian dengan

Terdepan karena ketersediaan sumber daya yang lengkap; Paripurna karena

memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

pelayanan berkesinambungan (continuum of care ) serta tuntas; serta Terpercaya

karena senantiasa mengikuti kaidah-kaidah IPTEK terkini; Menjangkau seluruh

lapisan masyarakat; Berorientasi kepada para pelanggan.

Adapun misi dari RSUP Fatmawati yaitu:

a. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan

penelitian di seluruh disiplin ilmu, dengan unggulan bidang orthopaedi dan

rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah manajemen risiko klinis.

b. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta

berdaya saing tinggi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

18

Universitas Indonesia

d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan IPTEK terkini.

e. Meningkatkan kompetensi, pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya

manusia.

3.1.3 Tujuan RSUP Fatmawati

RSUP Fatmawati memiliki tujuan sebagaimana tertuang dalam Keputusan

Direktur Utama RSUP Fatmawati Nomor: HK.03.05.1.262 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2010 adalah :

a. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi

kaidah keselamatan pasien (patient safety).

b. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang

terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

c. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi

pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.

d. Terwujudnya sumber daya manusia yang professional dan berorientasi

kepada pelayanan pelanggan.

e. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya

manusia rumah sakit.

3.1.4 Kegiatan Pelayanan Kesehatan RSUP Fatmawati

Dalam bidang pelayanan, kegiatan pelayanan kesehatan yang terdiri dari:

3.1.4.1 Pelayanan Kegawatdaruratan

Pelayanan ini meliputi instalasi rawat darurat, laboratorium 24 jam,

radiologi 24 jam, ambulance 24 jam, dan apotek 24 jam.

3.1.4.2 Pelayanan Rawat Jalan

a. Pelayanan Medis Unggulan:

1) Bedah Tulang/Orthopedi.

2) Rehabilitasi Medis.

b. Pelayanan Medis Dasar:

1) Penyakit Dalam.

2) Kesehatan Anak.

3) Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

4) Bedah.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

19

Universitas Indonesia

c. Pelayanan Spesialistik Lain:

1) Bedah Syaraf.

2) Penyakit Syaraf.

3) Penyakit Jantung.

4) Penyakit Paru.

5) Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan.

6) Penyakit Kulit dan Kelamin.

7) Penyakit Jiwa.

8) Penyakit Gigi dan Mulut.

9) Anestesi.

10) Akupuntur.

d. Pelayanan Medis Unggulan Terpadu:

1) Perinatal Risiko Tinggi.

2) Klinik Wijaya Kusuma.

3) Klinik Kesehatan Remaja.

4) Klinik Tumbuh Kembang.

e. Pelayanan Dokter Spesialis VIP:

1) Penyakit dalam.

2) Kebidanan dan kandungan.

3) Bedah.

4) Mata.

5) THT.

6) Gigi dan mulut.

7) Kulit dan kelamin.

8) Syaraf.

9) Jantung.

10) Paru.

f. Pelayanan Rawat Inap:

1) Ruang Rawat VIP.

2) Rawat Inap A.

3) Rawat Inap B.

4) Rawat Inap C.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

20

Universitas Indonesia

g. Pelayanan Rawat Intensif:

1) Ruang ICU.

2) Ruang CEU.

3) Ruang NICU.

4) Ruang PICU.

h. Pelayanan Operasi:

1) Pelayanan Operasi Elektif.

2) Pelayanan Operasi Cito.

3) Pelayanan Operasi Eksekutif (Bedah Prima).

i. Pelayanan Penunjang:

1) Laboratorium Klinik.

2) Patologi Anatomi.

3) Radiologi dan Kedokteran Nuklir.

4) Pemeriksaan Canggih.

5) Unit Haemodialisa.

6) Unit Stroke.

7) Apotek dan Farmasi.

8) Pelayanan Gizi.

9) Sterilisasi Sentral dan Binatu.

10) Forensik dan Perawatan Jenazah.

11) Unit Bank Jaringan.

j. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan:

1) Medical Check Up.

2) Klub Kesehatan.

3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang bertanggung jawab

terhadap pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, bagian ini dikepalai oleh

Apoteker. Kepala Instalasi Farmasi diangkat oleh Direktur Utama dan dalam

menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

Medik dan Keperawatan. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi

dan membawahi dua Wakil Kepala sesuai kebutuhan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

21

Universitas Indonesia

3.2.1 Visi dan Misi IFRS Fatmawati

Visi dari Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati yaitu pelopor kemajuan

pelayanan farmasi rumah sakit di Indonesia.

Adapun Misi dari Instalasi Farmasi RSUP Fatmawat yaitu :

a. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien.

b. Bertanggung jawab atas pengelolaan farmasi rumah sakit yang efektif dan

efisien.

c. Mengembangkan farmasi klinik terutama bidang orthopedi dan rehabilitasi

medik.

d. Berperan serta dalam program-program rumah sakit untuk meningkatkan

kesehatan pasien, tenaga kerja, dan lingkungan rumah sakit.

3.2.2 Struktur Organisasi IFRS Fatmawati

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dipimpin oleh

seorang Kepala Instalasi Farmasi yang membawahi dua Wakil Kepala (Waka) dan

berkoordinasi dengan Satuan Farmasi Fungsional (SFF) serta Tim Farmasi dan

Terapi (TFT). Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati terlampir

pada Lampiran 1. Pembagian tugas Wakil Kepala adalah sebagai berikut:

a. Waka Perbekalan yang membawahi Penyelia Pelaporan, Penyelia Gudang

Farmasi, Penyelia Produksi Farmasi, dan Penyelia Sistem Informasi Farmasi.

b. Waka Pelayanan yang membawahi Penyelia Depo IRJ, Penyelia Depo

ASKES dan Pegawai, Penyelia Depo IGD dan IRI, Penyelia Depo IBS,

Penyelia Depo Teratai, Penyelia Depo Griya Husada, dan Penyelia Depo

Prof. Soelarto.

3.2.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

dibagi menjadi beberapa sub bagian yaitu: .

3.2.3.1 Depo Farmasi Instalasi Rawat Inap

Depo Farmasi Instalasi Rawat Inap (IRI) berada di bawah Waka Pelayanan

dengan Penanggung Jawab/Penyelia seorang Apoteker dan dalam pelaksanaannya

dibantu oleh asisten apoteker, juru resep, petugas administrasi, dan petugas

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

22

Universitas Indonesia

pengelolaan data elektronik. Adapun kegiatan pada Depo Farmasi IRI ini antara

lain:

a. Persediaan perbekalan farmasi

Persediaan obat dan alat kesehatan yang terdapat di Depo Farmasi IRI sesuai

dengan yang tercantum dalam formularium RSUP Fatmawati. Setiap hari petugas

depo farmasi menuliskan daftar obat dan alat kesehatan yang kurang atau habis ke

gudang farmasi melalui komputer secara online dan petugas gudang farmasi akan

menyiapkan obat dan alat kesehatan yang diminta lalu diserahkan kepada petugas

depo farmasi. Perbekalan farmasi disimpan terpisah berdasarkan jenis sediaan,

bentuk sediaan, obat generik, dan non generik yang disusun berdasaran abjad.

b. Kegiatan pelayanan

Dalam mendistribusikan perbekalan farmasi ke pasien, Depo Farmasi IRI

dibagi menjadi tiga bagian yaitu Depo Farmasi Teratai, Depo Farmasi Gedung

Prof. Soelarto, dan Depo Farmasi Griya Husada.

1) Depo Farmasi Teratai

Depo Farmasi Teratai terbagi menjadi dua yaitu bagian utara dan selatan.

Pembagian ini berdasarkan kelas pasien. Pada lantai utara, penempatan untuk

pasien kelas 1, 2, dan ASKES. Pada lantai selatan, penempatan untuk pasien kelas

3 tunai dan pasien tidak mampu. Depo Farmasi Teratai melayani pasien di gedung

teratai dari lantai 1 sampai dengan lantai 6. Tiap lantai diklasifikasikan

berdasarkan:

• Lantai 1 merupakan ruang kebidanan.

• Lantai 2 merupakan ruang untuk ibu yang sudah melahirkan.

• Lantai 3 merupakan ruang untuk pasien anak-anak.

• Lantai 4 merupakan ruang untuk pasien bedah.

• Lantai 5 merupakan ruang untuk pasien penyakit dalam.

• Lantai 6 merupakan ruang untuk syaraf dan ruang High Care Unit.

2) Depo Farmasi Prof. Soelarto

Depo Farmasi Prof. Soelarto melayani pasien di gedung Prof. Soelarto di

lantai 1, 2, dan 3. Pasien tersebut meliputi pasien rehabilitasi medis dan orthopedi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

23

Universitas Indonesia

3) Depo Farmasi Griya Husada

Depo Farmasi Griya Husada melayani pasien di Paviliun Anggrek dan di

gedung Prof Soelarto di lantai 4, 5, dan 6 serta pasien VIP, VIP Plus, dan Suite

room. Depo Farmasi IRI juga menerapkan sistem distribusi obat berupa sistem

distribusi dosis unit, floor stock, dan resep individual. Sistem distribusi dosis unit

adalah sistem pemberian obat pada pasien dengan menggunakan kemasan sekali

pakai dalam jangka waktu 24 jam. Alur distribusi obat dosis unit tertera pada

Lampiran 7. Sistem floor stock diterapkan untuk barang-barang habis pakai yang

digunakan secara bersama seperti perban, kapas, kassa, dan lain-lain.

c. Pelaporan

Laporan-laporan yang dibuat oleh Depo Farmasi IRI adalah:

1) Laporan analisa penjualan dan daftar pelunasan yang dibuat harian.

2) Laporan pemakaian obat – obat narkotika dan psikotropika yang dibuat

setiap bulan.

3) Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap

bulan.

4) Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.

3.2.3.2 Depo Farmasi IGD (Instalasi Gawat Darurat)

Depo Farmasi IGD berada dibawah Waka Pelayanan. Dalam

pelaksanaannya dibantu oleh seorang Apoteker sebagai penyelia, asisten apoteker,

juru resep, dan petugas administrasi.

a. Persediaan barang

Pengadaan obat dilakukan setiap hari, dengan melakukan permintaan secara

online ke Gudang Induk Farmasi. Penyediaan obat darurat seperti obat jantung,

asma, dan syok anafilaktik hanya berdasarkan perkiraan penggunaan yang biasa

dilayani. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis alkes dan obat, bentuk

sediaan, suhu penyimpanan, dan abjad. Khusus untuk obat golongan narkotika dan

psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri dan terkunci.

b. Kegiatan pelayanan

Depo Farmasi IGD melayani:

1) Pasien rawat inap, yang terdiri dari:

• Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

24

Universitas Indonesia

• Depo Farmasi Cardiac Emergency Unit (CEU)

• Depo Farmasi Intensive Care Unit (ICU)

• Depo Farmasi Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

• Depo Farmasi Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

2) Pasien rawat jalan, yaitu pasien yang pulang dan tidak perlu menginap di

rumah sakit.

c. Pelaporan

Laporan-laporan yang disiapkan oleh Depo Farmasi IGD dan dilaporkan

setiap sebulan sekali adalah:

1) Laporan analisa penjualan dan daftar pelunasan yang dibuat harian.

2) Laporan pemakaian obat – obat narkotika dan psikotropika yang dibuat

setiap bulan.

3) Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap

bulan.

4) Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.

3.2.3.3 Depo Farmasi Rawat Jalan

Depo Farmasi Rawat Jalan berada di bawah Waka Pelayanan dengan

penanggung jawab seorang apoteker. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh seorang

asisten apoteker senior, asisten apoteker, juru resep, dan petugas administrasi.

a. Persediaan obat

Obat yang disediakan di Depo Farmasi Rawat Jalan sesuai dengan yang

tertera dalam Formularium RSUP Fatmawati dan jumlahnya sesuai kebutuhan.

Permintaan barang dan obat-obatan ke Gudang Farmasi dilakukan setiap hari

dengan cara memesan langsung melalui komputer secara online. Obat-obat

disimpan berdasarkan jenis sediaan dan disusun secara alfabetis. Alat-alat

kesehatan disimpan tersendiri. Obat narkotika disimpan tersendiri dalam laci yang

terkunci, obat-obat bebas diletakkan di rak dekat kasir, dan obat-obat HIV dan

obat kontras diletakkan di lemari tersendiri dan setiap pengambilan dicatat nama

pasien, alamat, nomor telepon, umur, dan jumlah obatnya di kartu.

b. Kegiatan pelayanan

Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien poliklinik, jaminan kantor,

asuransi perusahaan, juga resep pegawai yang obatnya tidak diberikan di Depo

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

25

Universitas Indonesia

Farmasi Pegawai. Alur pelayanan resep dimulai dengan penyerahan resep oleh

pasien ke Depo Farmasi Rawat Jalan. Resep tersebut akan dihargai oleh petugas

administrasi dan diberitahukan harganya ke pasien. Apabila pasien menyetujui

harga tersebut maka resep akan diberi nomor antrian dan dikerjakan oleh asisten

apoteker berdasarkan nomor antrian. Obat yang telah selesai disiapkan diberikan

pada petugas front liner yang bertugas memberikan obat kepada pasien. Petugas

memanggil pasien dan memberikan obat beserta informasi cara penggunaannya.

Alur pelayanan resep tertera pada Lampiran 4.

Depo rawat jalan juga melayani resep HIV/AIDS secara gratis, karena

mendapatkan subsidi dari pemerintah. Konseling untuk pasien AIDS, diabetes,

jantung, dan epilepsi dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Kegiatan

konseling secara tetap hanya dilakukan untuk pasien AIDS, sedangkan konseling

untuk penyakit lain belum berjalan secara tetap. Adapun alur dan tata laksana

konseling obat untuk pasien rawat jalan dapat dilihat pada Lampiran 5.

c. Pelaporan

Depo Farmasi Rawat Jalan membuat laporan-laporan, yaitu:

1) Laporan Harian

a) Rekapitulasi setoran harian.

b) Daftar pelunasan.

c) Analisa penjualan.

2) Laporan Bulanan

a) Rekapitulasi bulanan.

b) Analisa penjualan bulanan.

c) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

d) Laporan penulisan obat generik dan non generik.

e) Laporan pemakaian obat HIV/AIDS dan obat kontras.

3.2.3.4 Depo Farmasi ASKES dan Pegawai

Depo ini berada dibawah Waka Pelayanan dan dibantu oleh Apoteker

sebagai penyelia.

a. Depo Farmasi ASKES

Depo Farmasi ASKES terdiri dari asisten apoteker, petugas administrasi, dan

petugas pengentri data. Depo Farmasi ASKES adalah depo farmasi yang khusus

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

26

Universitas Indonesia

melayani semua pasien rawat jalan peserta ASKES, JAMKESMAS (Jaminan

Kesehatan Masyarakat), TMLD (Tidak Mampu Luar DKI), dan TMDKI (Tidak

Mampu DKI).

1) Persediaan barang

Pengadaan obat dilakukan setiap hari langsung dari Gudang Induk Farmasi

menggunakan formulir permintaan barang melalui komputer secara online.

Penyimpanan barang disusun berdasarkan bentuk sediaan dan abjad. Obat

narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri dan terkunci.

2) Kegiatan pelayanan

Tiga jenis pasien ASKES yang dilayani di Depo Farmasi ASKES, yaitu:

a) Pasien ASKES Wajib (sosial), yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

terdiri dari pasien Rawat jalan (pasien yang dilayani Depo Farmasi

ASKES RSUP Fatmawati) dan pasien rawat inap (Pasien yang dilayani

oleh Depo Farmasi Pusat RSUP Fatmawati).

b) Pasien ASKES Sukarela (Askes Komersial, yaitu pegawai perusahaan

swasta (non PNS), yang terdiri dari pasien rawat jalan dan pasien rawat

inap.

c) Pasien Tidak Mampu Luar DKI (TMLD), yaitu pasien-pasien tidak

mampu yang berasal dari luar DKI.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien ASKES untuk

mendapatkan pelayanan pengobatan di Depo Farmasi ASKES adalah:

• Resep obat dari dokter yang merawat dan 2 (dua) lembar fotokopi resep.

• Surat rujukan dengan 2 (dua) lembar fotokopi surat rujukan.

• Fotokopi Kartu ASKES.

Acuan obat bagi pasien ASKES yaitu buku Daftar Plafon Harga Obat

(DPHO). Obat DPHO diberikan secara gratis dan sedangkan obat non DPHO,

pasien diwajibkan untuk membayar dan menandatangani lembar persetujuan

untuk bersedia membayar, apabila pasien tidak mau menebus obat tersebut, akan

dibuatkan salinan resepnya. Obat-obat ASKES tercantum dalam buku DPHO

ASKES yang diperbaharui setiap tahun.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

27

Universitas Indonesia

Daftar obat DPHO digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yang terdiri dari:

• Golongan I (obat peresepan umum), meliputi obat-obat untuk penyakit umum

yang dapat diresepkan tanpa ketentuan khusus. Pemberian resep untuk

penyakit biasa selama 3-5 hari dan untuk penyakit kronis selama maksimal 30

hari.

• Golongan II (obat-obatan peresepan khusus penyakit kanker), meliputi obat

kanker (sitostatika) yang peresepannya harus dilengkapi dengan protokol

terapi dari dokter yang merawat yang diketahui oleh tim dokter

onkologi/spesialis konsultannya dan didelegasi terlebih dahulu oleh PT.

Askes (Persero).

• Golongan III (obat-obatan peresepan khusus/obat dengan harga mahal).

Peresepan obat yang tercantum dalam daftar obat III diberikan atas dasar

keterangan medis dari dokter yang merawat, dan dilegalisasi oleh PT. ASKES

(Persero).

Alur pelayanan resep di Depo Farmasi ASKES dimulai dari masuknya resep

ke bagian penerimaan resep (bagian sortir), kemudian petugas Depo Farmasi

ASKES akan memeriksa kelengkapan persyaratan yang harus dibawa oleh pasien.

Apabila persyaratan yang diperlukan sudah lengkap, pasien akan mendapatkan

nomor pengambilan obat yang sama dengan nomor yang ada pada resep.

Kemudian resep distempel dan dimasukkan datanya ke komputer. Terdapat 2

(dua) komputer untuk mengentri data, yaitu komputer untuk entri data stok obat

dan komputer untuk entri data klaim (tagihan) ke PT. ASKES. Setelah data

dimasukkan ke komputer, selanjutnya adalah penyiapan obat baik obat jadi

maupun obat racikan dan pemberian etiket serta label. Obat yang telah siap lalu

dikemas dan diserahkan ke pasien disertai pemberian informasi penggunaan obat.

Alur pelayanan resep di Depo ASKES tertera pada Lampiran 8.

3) Pelaporan

Laporan-laporan yang dibuat oleh Depo Farmasi ASKES yaitu:

a) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

b) Laporan penulisan obat generik dan non generik.

c) Laporan penulisan obat yang masuk DPHO dan non DPHO.

d) Laporan analisa penjualan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

28

Universitas Indonesia

b. Depo Farmasi Pegawai

Dalam pelaksanaannya dibantu oleh asisten apoteker, juru resep, dan petugas

pengentri data untuk memasukkan data per hari.

1) Pengadaan barang

Pengadaan barang di Depo Farmasi Pegawai berasal dari gudang farmasi dan

produksi farmasi.

2) Kegiatan pelayanan

Depo Farmasi Pegawai melayani:

a) Pegawai RSUP Fatmawati dan keluarga.

b) Pasien tidak mampu atau keluarga miskin (GAKIN).

Alur pelayanan resep di Depo Pegawai tertera pada Lampiran 9.

3) Pelaporan

Laporan-laporan yang dilaporkan setiap satu bulan sekali adalah:

a) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

b) Laporan penulisan obat generik dan non generik.

c) Laporan analisa penjualan.

3.2.3.5 Gudang Farmasi

Sub bagian ini berada di bawah wewenang Waka Pebekalan, yang dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala gudang, penyelia, apoteker, asisten

apoteker, juru resep, dan petugas pengentri data.

a. Sarana fisik

Gudang Farmasi dibagi menjadi empat macam gudang, yaitu:

1) Gudang untuk menyimpan cairan infus.

2) Gudang gas.

3) Gudang tahan api untuk menyimpan barang yang mudah terbakar (berada di

ruang Depo Farmasi ASKES).

4) Gudang untuk menyimpan obat-obat (sediaan padat, setengah padat, dan

cair), alat-alat kesehatan, film rontgen, dan reagensia. Gudang ini terdiri dari

tiga bagian, yaitu:

• Tempat untuk menyimpan obat-obat seperti tablet, kapsul, sirup, salep,

krim, reagensia, obat-obat gigi, narkotika, psikotropika, dan obat-obat

HIV/AIDS.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

29

Universitas Indonesia

• Tempat khusus penyimpanan alat kesehatan.

• Film rontgen.

b. Kegiatan Perencanaan

Perencanaan pengadaan barang dan obat di Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi yang dibantu oleh Waka

Perbekalan dan penyelia gudang farmasi. Perencanaan berdasarkan pada

kebutuhan dari setiap depo farmasi dan ruangan di rumah sakit. Selain itu juga

dapat dilihat berdasarkan sisa persediaan di gudang farmasi, jumlah pemakaian

barang pada bulan sebelumnya, pola penyakit dan dana yang tersedia.

Perencanaan pengadaan dibuat setiap bulan pada tanggal 15 berjalan untuk

perencanaan bulanan.

c. Pengadaan

Pengadaan barang atau obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan

kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui:

1) Pembelian

• Secara tender.

• Penunjukkan langsung distributor utama atau Pedagang Besar Farmasi

(PBF).

2) Sumbangan/donasi (dari pihak pemerintah maupun pihak lain).

Dalam melakukan pengadaan barang di RSUP Fatmawati dibentuk dua tim

yang berada dibawah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yaitu tim pengadaan dan

tim penerima barang. Barang atau obat yang dipesan oleh bagian pengadaan

adalah yang termasuk dalam Formularium RSUP Fatmawati, buku DPHO

ASKES, Formularium JAMKESMAS, dan obat generik. Apabila barang yang

dipesan diluar yang tersebut di atas, maka harus mendapat persetujuan dari

Direktur Medik dan Keperawatan.

Alur pengadaan barang di RSUP Fatmawati bermula pada penyusunan

perencanaan pengadaan. Lembar perencanaan yang telah dibuat ditandatangani

oleh Kepala IFRS dan Tim Farmasi dan Terapi. Kemudian lembar perencanaan

tersebut ditujukan ke Direktur Medik dan Keperawatan untuk disetujui oleh

Direktur Utama. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direktur Utama maka lembar

perencanaan dikembalikan ke Direktur Medik dan Keperawatan untuk dikirim ke

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

30

Universitas Indonesia

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) lalu diserahkan ke Tim Pengadaan untuk

diproses. Tim Pengadaan akan mengelompokkan berdasarkan PBF dan membuat

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan diskon dan HET (Harga Eceran

Tertinggi), kemudian lembar perencanaan ditandatangani oleh PPK untuk dikirim

ke Bendahara Rumah Sakit. Direktur Keuangan mendapat lembar perencanaan

dari Bendahara Rumah Sakit untuk disetujui dan ditandatangani. Lembar tersebut

dikembalikan ke Direktur Utama untuk disetujui dan ditanda tangani yang

diteruskan ke Tim Pengadaan untuk dibuatkan Surat Pesanan. Surat Pesanan

sebelum dikirim ke distributor akan diperiksa terlebih dahulu oleh petugas

gudang. Jika telah sesuai dengan perencanaan maka Surat Pesanan akan

ditandatangani oleh Kepala IFRS dan dikirim ke distributor oleh Tim Pengadaan.

d. Penerimaan

Pada saat barang yang dipesan datang, barang akan diterima oleh Tim

Penerima Barang, yang akan memeriksa kelengkapan dan kondisi barang (expired

date minimal 2 tahun) serta kesesuaian dengan faktur. Tim Penerima barang akan

membuat berita acara. Berita acara tersebut diberikan kepada Kepala Instalasi

Farmasi untuk ditandatangani, kemudian diserahkan kepada Kepala Gudang.

Rekanan atau distributor farmasi akan mengajukan penagihan kepada Bagian

Keuangan Rumah Sakit. Berdasarkan faktur yang diterima dari Tim Penerima

Barang selanjutnya oleh petugas Gudang Farmasi data-data tersebut dimasukkan

atau dicatat dalam:

1) Kartu stok

Kartu stok adalah kartu kecil yang disimpan di gudang dekat barang yang

bersangkutan. Format kartu stok berisi tanggal, nomor gudang, jumlah penerimaan

dan pengeluaran, dari dan untuk siapa barang itu diberikan, sisa barang, dan

keterangan waktu kadaluwarsa serta batch number. Tiap jenis barang mempunyai

kartu stok masing-masing.

2) Kartu persediaan

Kartu persediaan adalah kartu yang disimpan dalam ruang administrasi

gudang farmasi untuk mempermudah pemeriksaan barang. Isi format sama dengan

kartu stok, tetapi kartu persediaan dilengkapi dengan harga satuan per box.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

31

Universitas Indonesia

3) Buku Persediaan

Buku yang digunakan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran barang.

Format buku persediaan adalah sama dengan kartu persediaan namun dibuat

dalam bentuk buku. Setiap pemasukan, permintaan, dan harga barang dimasukkan

datanya ke komputer.

4) Buku Induk

Buku yang mencatat penerimaan barang dan harga barang sesuai dengan

faktur. Barang yang diterima, sebelum disimpan diberikan nomor gudang. Nomor

gudang dimulai dari nomor 1 setiap awal bulan. Dengan adanya penomoran pada

barang yang disimpan di gudang farmasi, dapat diketahui berapa banyak anggaran

yang telah digunakan untuk pembelian obat dan alat kesehatan.

e. Penyimpanan

Sistem penyimpanan di Gudang Farmasi berdasarkan bentuk sediaan dan

abjad, serta berdasarkan First In First Out (FIFO) maupun First Expired First

Out (FEFO). Persyaratan penyimpanan barang atau obat di gudang yaitu harus

terlindung dari sinar matahari, kelembaban, dan suhu yang sesuai dengan barang-

barang yang disimpan disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin

ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan penyimpanan adalah

untuk menjaga keamanan persediaan farmasi dari kerusakan fisik dan kimia.

f. Pendistribusian

Distribusi barang ke depo farmasi menggunakan sistem desentralisasi yaitu

barang dari gudang farmasi didistribusikan ke depo farmasi yang selanjutnya

didistribusikan ke pasien. Distribusi barang dari gudang farmasi ke ruangan dan

poliklinik mengikuti sistem distribusi floor stock yang didasarkan pada buku

standar kebutuhan, dimana jumlah dan jenisnya sudah ditentukan. Barang-barang

yang didistribusikan langsung untuk floor stock misalnya antiseptik, pembalut,

dan obat-obat tertentu yang dipergunakan bersama-sama di ruangan. Distribusi

barang ke depo farmasi dilakukan setiap hari sedangkan untuk poliklinik dan

ruangan dilakukan setiap bulan. Alur perbekalan farmasi tertera pada Lampiran 3.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

32

Universitas Indonesia

g. Pelaporan

Laporan yang dibuat oleh petugas gudang farmasi setiap bulan adalah:

1) Rekapitulasi penerimaan barang.

2) Rekapitulasi pengeluaran barang.

3) Perincian penerimaan barang.

4) Perincian pengeluaran barang.

5) Laporan mutasi barang.

6) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

7) Laporan barang sumbangan.

8) Laporan barang rusak dan kadaluwarsa.

3.2.3.6 Produksi Farmasi

Produksi Farmasi mengerjakan 2 (dua) macam produk, yaitu produk steril

dan non steril. Produksi steril berada di bawah pengawasan Satuan Farmasi

Fungsional dan akan dijelaskan pada subbab selanjutnya, sedangkan produksi non

steril berada di bawah Waka Perbekalan.

Produksi non steril dilakukan berdasarkan hasil evaluasi realisasi kerja

produksi bulan sebelumnya, permintaan dari depo farmasi dan ruangan, serta stok

minimum persediaan yang masih ada.

a. Pengadaan

1) Alur Bahan Baku

Permintaan barang langsung ke Gudang Induk Farmasi setiap 1 bulan

sekali secara online. Permintaan dilakukan berdasarkan rencana kerja selama

satu bulan.

2) Alur Bahan Jadi

Produksi melayani depo farmasi di rumah sakit baik rawat inap serta

rawat jalan. Permintaan dari tiap ruangan langsung ke gudang, kemudian

diantar ke bagian produksi, selanjutnya diserahkan ke gudang kembali untuk

diantarkan ke tiap-tiap ruangan tersebut.

b. Penyimpanan

Penyimpanan obat dan bahan farmasi di ruang produksi farmasi non steril

dipisahkan berdasarkan obat untuk pemakaian dalam dan obat luar, serta

bahan-bahan farmasi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

33

Universitas Indonesia

Kegiatan yang dilakukan di produksi non steril meliputi:

1) Pembuatan sediaan farmasi

Pembuatan obat non steril berdasarkan “Master Formula” yang tersedia.

Pembuatan didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain: adanya formula

khusus dari resep dokter, obat sulit diperoleh dan permintaan akan obat tersebut

selalu ada, pertimbangan biaya pengobatan yang lebih ekonomis bagi pasien

dengan kualitas yang sesuai standar. Contoh: Pembuatan OBH, Salep Kemicetin,

Lotio Kummerfeldi, dan Handrub berbasis alkohol.

2) Pengenceran

Pengenceran sediaan farmasi dilakukan dari sediaan yang konsentrasinya

pekat lalu diencerkan sesuai kebutuhan dan dikemas. Dilakukan pengenceran

adalah karena pertimbangan biaya. Contoh: Alkohol 96% yang dibuat menjadi

alkohol 70%, Betadine, Formalin, dan lain-lain.

3) Pengemasan kembali

Pengemasan kembali dilakukan untuk meminimalkan harga sediaan.

Pengemasan kembali dilakukan untuk sediaan bervolume besar menjadi volume

yang lebih kecil. Contoh: Natrium Bikarbonat, Kalsium Bikarbonat, Natrium

Klorida dan lain-lain.

c. Pelaporan

Semua laporan dibuat setiap bulan. Laporan yang dibuat oleh petugas di

Produksi Farmasi adalah:

• Realisasi Kerja.

• Rekapitulasi Produksi.

• Mutasi Bahan Baku.

• Mutasi Bahan Jadi (hasil produksi).

3.2.3.7 Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) berada di bawah Waka

pelayanan dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten apoteker, juru

resep dan petugas administrasi. Depo Farmasi IBS adalah depo yang khusus

melayani permintaan obat bagi pasien yang akan dioperasi. Depo Farmasi IBS

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

34

Universitas Indonesia

melayani OK (Operazie Kamer) elektif/ OK Reguler, ODC (One Day Care), dan

OK Cito.

a. Pengadaan barang

Pengadaan barang di Depo Farmasi IBS berasal dari Gudang Farmasi yang

dilakukan setiap hari melalui komputer secara online. Penyimpanan obat dan alat

kesehatan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasarkan abjad.

Pemeriksaan barang di lemari emergensi di OK IBS dan OK Cito dilakukan setiap

hari oleh petugas Depo Farmasi IBS.

b. Kegiatan pelayanan

Depo Farmasi IBS melayani kebutuhan 8 kamar operasi elektif/reguler

(terencana) dan 2 kamar operasi Cito. Terdapat 3 (tiga) paket di Depo Farmasi

IBS, yaitu:

1) OK Elektif/OK Reguler (Operasi yang terencana)

OK elektif/OK Reguler meliputi operasi yang terencana (misalnya operasi

orthopedi dan caesar. Contoh operasi elektif adalah operasi plastik, operasi

kanker dan lain-lain.

2) OK Cito

OK Cito melayani keperluan operasi yang dilaksanakan tiba-tiba

(mendadak) seperti kecelakaan.

3) One Day Care (ODC)

ODC melayani operasi-operasi ringan, dimana pasien dapat langsung

pulang setelah dioperasi tanpa harus menginap di rumah sakit, seperti operasi

katarak, amandel, usus buntu dan lain-lain. Alur pelayanan obat di Depo IBS

tertera pada Lampiran 10.

c. Pelaporan

Laporan-laporan yang dibuat oleh petugas Depo Farmasi OK/IBS, meliputi:

1) Laporan penerimaan dari gudang farmasi.

2) Pelaporan pengeluaran barang.

3) Rincian penggunaan obat masing-masing pasien.

4) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

35

Universitas Indonesia

3.2.3.8 Tata Usaha

Tata usaha berada di bawah Waka Perbekalan. Kegiatan yang dilakukan di

tata usaha antara lain:

a. Pengolahan data farmasi

Tata usaha melakukan pengolahan data farmasi seperti stok obat dan harga

jual obat.

b. Pelaporan per tiga bulan

Semua pelaporan yang berasal dari depo farmasi akan direkapitulasi oleh tata

usaha. Laporan tersebut mencakup laporan narkotika dan psikotropika, laporan

generik dan non generik, laporan penggunaan obat HIV/AIDS, dan laporan lembar

resep.

c. Kegiatan administrasi sehari-hari

Surat masuk dan surat keluar merupakan salah satu contoh kegiatan

administrasi sehari-hari.

d. Penghapusan arsip-arsip

3.3 Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSUP Fatmawati

Badan yang membantu pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kebijakan

menyeluruh tentang pengelolaan dan penggunaan obat di RSUP Fatmawati

disebut Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Ketua TFT yaitu Dokter, sekretaris TFT

berasal dari Apoteker yang merupakan ketua Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.

Anggota TFT terdiri dari Dokter, Apoteker, dan Perawat. TFT bertugas untuk

menyusun standar diagnosa dan terapi, formularium RSUP Fatmawati, tata

laksana obat, pengkajian penggunaan obat, dan monitoring efek samping obat.

3.3.1 Tujuan Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati

Tujuan Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati adalah:

a. Tersedianya obat dan alkes yang bermutu untuk kebutuhan pasien di RSUP

Fatmawati.

b. Tersusunnya standar obat yang berlaku di RSUP Fatmawati.

c. Terwujudnya pelaksanaan kebijakan penggunaan obat dan pengelolaan yang

baik bagi pengguna maupun penyedia obat di RSUP Fatmawati.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

36

Universitas Indonesia

d. Terselenggaranya penggunaan obat yang rasional dan aman di RSUP

Fatmawati.

e. Terlaksananya pengawasan, pengendalian, dan evaluasi penggunaan dan

pengelolaan obat dan alkes di RSUP Fatmawati.

3.3.2 Tugas dan Kewajiban Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati

Tugas dan kewajiban Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati adalah:

a. Melaksanakan uji coba dan memberikan rekomendasi dalam pemilihan

penggunaan obat-obatan dan alkes habis pakai.

b. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat-obatan

dan alkes habis pakai di Rumah Sakit dan apabila perlu dapat diadakan

perubahan secara berkala.

c. Menyusun Standar Terapi bersama-sama dengan Staf Medik.

d. Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati melaksanakan pengawasan,

pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat generik serta

alkes habis pakai bersama-sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Farmasi dan Terapi bertanggung

jawab kepada Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati (Keputusan Direktur Utama

RSUP Fatmawati Nomor: HK 00.07.1.681 tentang Pembentukan Tim Farmasi dan

Terapi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, 2009).

3.3.3 Kegiatan Pokok Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati

Kegiatan pokok Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati adalah sebagai

berikut:

a. Uji coba alat kesehatan habis pakai.

b. Revisi formularium.

c. Pembuatan Addendum Formularium, Standar Terapi dan Antibiotic

Guideline.

d. Pengawasan, pengendalian, dan evaluasi.

e. Edukasi staf farmasi dan profesi lain.

f. Monitoring efek samping obat.

g. Rapat rutin.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

37

Universitas Indonesia

h. Melaksanakan uji coba dan memberikan rekomendasi dalam pemilihan

penggunaan obat dan alkes habis pakai.

i. Menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan

alkes habis pakai di rumah sakit dan apabila perlu dapat diadakan perubahan

secara berkala.

j. Menyusun Antibiotic Guideline bersama-sama dengan Sub Komite

Pengendalian Infeksi.

k. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi penulisan resep dan

penggunaan obat generik serta alkes habis pakai bersama-sama Instalasi

Farmasi.

l. Melaksanakan edukasi pada staf farmasi, profesi lainnya tentang obat dan

perbekalan kesehatan lain.

3.3.4 Sasaran Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati

Sasaran Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati adalah:

a. Tersedianya pedoman penggunaan obat untuk Dokter di RSUP Fatmawati.

b. Tersedianya pedoman pengadaan obat dan alkes untuk Instalasi Farmasi

RSUP Fatmawati.

c. Tersedianya acuan untuk pemberian obat bagi staf farmasi di RSUP

Fatmawati.

3.3.5 Formularium RSUP Fatmawati

Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati telah menerbitkan Formularium

sebanyak 5 kali dengan edisi terbarunya yaitu Formularium edisi V tahun 2010.

Berdasarkan SK Direktur Utama RSUP Fatmawati tentang Pemberlakuan

Formularium RSUP Fatmawati Edisi V tahun 2010, Formularium RSUP

Fatmawati disusun atas dasar masukan Staf Medik Fungsional (SMF) melalui Tim

Farmasi dan Terapi, bersumber pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)

tahun 2008 dengan mengutamakan penggunaan Obat Generik.

Formularium RSUP Fatmawati digunakan sebagai acuan Instalasi Farmasi

dalam perencanaan dan pengadaan obat di RSUP Fatmawati, sehingga

penatalaksanaan obat dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penggunaan obat-

obat yang tercantum dalam Formularium RSUP Fatmawati merupakan tanggung

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

38

Universitas Indonesia

jawab profesional Dokter dan Apoteker dalam pengobatan kepada pasien.

Formularium obat RSUP Fatmawati meliputi 1557 jenis persediaan obat yang

terdiri atas 339 persediaan obat generik dan 1218 obat non generik. Apabila ada

alasan rasional untuk tidak menggunakan obat yang tidak tercantum dalam

formularium, maka dapat dimintakan ijin kepada TFT dengan mengisi Formulir

Permintaan Obat Non Formularium.

Formularium RSUP Fatmawati dimaksudkan untuk menunjang

peningkatan penggunaan obat yang rasional, dan sekaligus meningkatkan daya

guna dan hasil guna dana yang tersedia, sebagai usaha untuk meningkatkan mutu

dan memeratakan pelayanan kesehatan, khususnya di RSUP Fatmawati. Secara

berkala, minimal 3 tahun, Formularium RSUP ini akan mengalami perubahan dan

penyesuaian yang diperlukan, dan setiap satu tahun akan dievaluasi kembali sesuai

dengan tata kerja TFT. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap penyediaan

obat yang tercantum dalam formularium rumah sakit. Apabila ada pengusulan

obat baru untuk masuk dalam formularium rumah sakit, maka harus menggunakan

Formulir Usulan Obat Baru (Formularium, 2010).

3.4 Satuan Farmasi Fungsional (SFF)

SFF merupakan wadah non struktural bagi tenaga fungsional profesi

Apoteker untuk melaksanakan fungsinya dalam pelayanan farmasi klinik yang

berorientasi kepada pasien di RSUP Fatmawati. SFF berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSUP

Fatmawati. Dalam melaksanakan fungsinya, SFF dipimpin oleh seorang apoteker

dengan sebutan Kepala Satuan Farmasi Fungsional dan berkoordinasi dengan

Kepala Instalasi Farmasi. Adapun Struktur Organisasi Satuan Farmasi Fungsional

RSUP Fatmawati dapat dilihat pada Lampiran 2. SFF memiliki visi, misi, tugas

pokok, fungsi, dan tujuan sebagai berikut.

3.4.1 Visi dan Misi SFF

Tersedianya Tenaga Fungsional Profesi Apoteker yang terampil,

profesional, dan berdedikasi tinggi di RSUP Fatmawati demi peningkatan mutu

pelayanan kefarmasian kepada pasien.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

39

Universitas Indonesia

Adapun Misi dari SFF yaitu :

a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinis di RSUP Fatmawati.

b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi Apoteker RSUP Fatmawati.

c. Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan obat di RSUP Fatmawati.

d. Melaksanakan pembinaan apoteker di RSUP Fatmawati.

3.4.2 Tugas Pokok dan Fungsi SFF

Tugas Pokok dari Satuan Farmasi Fungsional adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi dengan melaksanakan

pelayanan farmasi klinik di RSUP Fatmawati.

b. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan apoteker.

c. Melaksanakan kegiatan penelitian di Instalasi Farmasi.

d. Menyelenggarakan pembinaan kepribadian dan pengembangan tenaga

fungsional profesi apoteker di bidang teknis profesinya.

Dalam menjalankan Tugasnya, SFF memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengawasan mutu pelayanan pada pasien sesuai teknis Profesi

Apoteker kepada seluruh anggota SFF.

b. Mengembangkan pelayanan teknis Profesi Apoteker berdasarkan

perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.4.3 Tujuan SFF

a. Menjamin pelayanan farmasi klinis yang profesional kepada pasien.

b. Mewujudkan kerasionalan pengobatan yang berorientasi kepada pasien.

c. Mewujudkan farmasi rumah sakit sebagai pusat informasi obat bagi seluruh

masyarakat rumah sakit.

d. Meningkatkan peran Apoteker sebagai bagian integral dari Tim Pelayanan

Kesehatan untuk mewujudkan manfaat yang maksimal dari pelayanan farmasi

klinik.

e. Meningkatkan kemampuan Apoteker lainnya melalui pendidikan

berkelanjutan.

f. Melaksanakan penelitian dan ikut serta dalam Uji Klinik Obat.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

40

Universitas Indonesia

SFF membawahi 2 orang Koordinator yaitu:

a. Koordinator Bidang Pendidikan dan Penelitian

Koordinator memiliki wewenang dalam konsep kegiatan pendidikan,

pelatihan dan penelitian farmasi bagi pasien, staf instalasi farmasi serta mahasiswa

di RSUP Fatmawati. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

bidang pendidikan, pelatihan dan penelitian.

1) Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

Promosi kesehatan di rumah sakit atau PKRS berusaha mengembangkan

pengertian pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan

pencegahannya. Selain itu promosi kesehatan di Rumah Sakit Fatmawati juga

berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga dan pengunjung

rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan

pencegahan penyakit. PKRS di RSUP Fatmawati biasanya dilaksanakan untuk

pasien ataupun keluarga pasien yang sedang menunggu obat di depo ASKES.

Salah satu bentuk dari PKRS ini adalah dengan cara memberikan penyuluhan

terkait kesehatan, misalnya cara penggunaan obat, waktu meminum obat yang

tepat, dan lain-lain.

2) Edukasi Pasien Diabetes

Penyuluhan kesehatan pada pasien diabetes merupakan suatu hal yang

penting karena diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan

penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini, di mana setengah dari jumlah

kasus pasien diabetes tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak

disertai gejala hingga terjadinya komplikasi. Tujuan edukasi ini adalah untuk

mengubah periakal (knowledge), perirasa (attitude) dan perilaku (behaviour).

Perubahan perilaku inilah yang paling sukar dilaksanakan. Edukasi diperlukan

karena diabetes merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup.

Berhasilnya pengobatan diabetes bergantung pada kerjasama antara petugas

kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang mempunyai pengetahuan

cukup tentang diabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat

mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

41

Universitas Indonesia

Pelaksanaan edukasi pasien diabetes di RSUP Fatmawati dilakukan secara

rutin. Edukasi yang diberikan oleh SFF RSUP Fatmawati pada dasarnya adalah

untuk meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penyakit yang dideritanya

sehingga pasien dapat mengendalikan penyakitnya dan mengontrol gula darahnya

dan dapat mencegah komplikasi serta dapat mengetahui kapan harus berobat ke

dokter untuk mendapatkan pengarahan yang lebih lanjut.

3) Edukasi Staf Farmasi

Kegiatan edukasi staf farmasi merupakan bagian penting dalam membantu

seorang profesional kesehatan dengan masalah yang berkaitan dengan obat karena

ilmu pengetahuan mengenai obat semakin berkembang. Akan tetapi program ini di

RSUP Fatmawati belum berjalan secara rutin dikarenakan kurangnya waktu yang

tersedia dan padatnya kegiatan pelayanan farmasi yang lain.

b. Koordinator Bidang Pelayanan

Koordinator ini memiliki wewenang dalam mempersiapkan konsep kegiatan

pelayanan farmasi klinik untuk pasien rawat jalan, inap dan darurat di RSUP

Fatmawati. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koordinator bidang

pelayanan adalah sebagai berikut:

1) Pelayanan Informasi Obat (PIO)

PIO dilakukan dengan cara menjawab permohonan informasi mengenai obat

serta menyebarkan informasi tentang obat ke Tim Pelayanan Kesehatan, pasien

dan masyarakat. Pada Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati, umumnya pihak yang

lebih banyak memanfaatkan PIO adalah pihak intern dari rumah sakit seperti

asisten apoteker, dokter, dan perawat, sedangkan dari pihak pasien belum banyak

yang memanfaatkan PIO sebagai sumber informasi obat. Alur sistematis dalam

menjawab pertanyaan informasi obat dapat dilihat pada Lampiran 12. Kegiatan

lain yang dilakukan PIO adalah penerbitan info farmasi berupa buletin yang

bertujuan untuk mempublikasikan beragam informasi seputar kedokteran dan

kesehatan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

42

Universitas Indonesia

2) Konseling Obat

Kegiatan konseling di RSUP Fatmawati berupa pemberian penjelasan dan

pemahaman kepada pasien mengenai pengobatan yang diperoleh oleh pasien

dengan tujuan dapat menimbulkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan

secara benar dan aman.

3) Pemantauan Kadar Obat dalam darah (PKO)

Pada kegiatan ini dilakukan analisa terhadap kandungan obat dalam darah

pasien. Program ini dilakukan pada pasien rawat inap dengan kondisi khusus

seperti: pada kasus keracunan (toksisitas) obat tertentu atau untuk obat – obat

tertentu yang perlu pemantauan konsentrasi kadarnya.

4) Pelarutan Obat Suntik Non Kanker (IV admixture)

Pelarutan Obat Suntik Non Kanker dilakukan sesuai permintaan dokter

berdasarkan protokol terapi yang ada. Pelayanan ini dilakukan secara steril

menggunakan teknik aseptic dispensing dengan tujuan untuk menjaga sterilitas

obat injeksi dan menghindari kontaminan dari lingkungan

5) Ronde/Visite

Ronde/Visite merupakan kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien baik

secara tim (dengan tenaga kesehatan lainnya) maupun secara pribadi guna

memonitor kemajuan hasil terapi pasien. Dalam hal ini, apoteker berkontribusi

dalam pemilihan obat yang tepat untuk pasien.

6) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

MESO merupakan suatu kegiatan pemantauan terhadap timbulnya efek yang

tidak dikehendaki baik potensial maupun aktual akibat pemberian obat selama

proses terapi pasien. Kegiatan MESO di RSUP Fatmawati meliputi analisa laporan

ESO, identifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami ESO, mengisi formulir ESO dan melaporkan ke Panitia ESO Nasional.

7) Monitoring Interaksi Obat

Monitoring Interaksi Obat merupakan kegiatan pemantauan terhadap

terjadinya interaksi antar obat dengan obat maupun antar obat dengan makanan

yang digunakan oleh pasien di rawat inap. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah

timbulnya efek yang merugikan akibat terjadinya interaksi tersebut.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

43

Universitas Indonesia

8) Handling Cytotoxic

Handling cytotoxic merupakan kegiatan penanganan obat kanker di mana

dilakukan pencampuran obat ke dalam larutan infus atau injeksi lain sesuai

permintaan dokter berdasarkan protokol terapi yang ada. Kegiatan ini dilakukan

secara steril menggunakan teknik aseptic dispensing untuk menghindari

kontaminan dan melindungi operator maupun lingkungan akibat bahaya paparan

dari obat tersebut.

9) Pemantauan Penggunaan Obat

Pemantauan penggunaan obat dilakukan secara harian pada pasien yang

menjalani rawat inap di RSUP Fatmawati.

10) Pengkajian Resep Pasien (PRP)

Pengkajian Resep Pasien dilakukan melalui kegiatan seleksi resep sesuai

persyaratan administrasi, farmasi dan persyaratan klinis. Persyaratan administrasi

meliputi nama, SIP dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf dokter

penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien, dan cara

pemakaian yang jelas. Kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis,

potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Pertimbangan klinis

meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi, dan kesesuaian antara dosis,

durasi, dan jumlah obat.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

44

Universitas Indonesia

BAB 4 PEMBAHASAN

Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit

meliputi pelayanan medis, keperawatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan

peningkatan kesehatan. Selain itu, rumah sakit juga merupakan tempat pendidikan

dan pelatihan, penelitian, serta pengembangan teknologi di bidang kesehatan.

RSUP Fatmawati merupakan Rumah Sakit Umum milik pemerintah dan

merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dan penelitian dalam bidang

pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, pendidikan

tenaga kefarmasian, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. RSUP Fatmawati

merupakan rumah sakit rujukan bagi wilayah Jakarta Selatan, khususnya

orthopedi dan rehabilitasi medik.

Instalasi Farmasi merupakan suatu unit atau tempat dilakukannya

pekerjaan kefarmasian di rumah sakit. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang

apoteker yang bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit. Instalasi Farmasi

RSUP Fatmawati dipimpin oleh seorang kepala Instalasi Farmasi yang

bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kefarmasian di rumah sakit kepada

Direktur Medik Keperawatan dan Direktur Utama seperti yang terlihat pada

struktur organisasi di Lampiran 1. Instalasi Farmasi berkedudukan sejajar dengan

Satuan Farmasi Fungsional (SFF) yang berorientasi pada pelayanan farmasi klinik

ke pasien. Selain itu, instalasi Farmasi juga berkoordinasi dengan Tim Farmasi

dan Terapi Rumah Sakit, khususnya dalam penyusunan kebijakan dan standar

yang terkait dengan pengelolaan dan pelayanan perbekalan farmasi.

Kegiatan di IRFS Fatmawati mencakup dua fungsi pelayanan

kefarmasian yaitu fungsi pelayanan klinik dan non klinik. Dalam

menjalankan fungsinya tersebut dibentuklah beberapa tim yang masing-masing

menjalankan fungsi dan tanggung jawab yang diberikannya. Untuk itu, dalam

struktur organisasi IFRS Fatmawati, Kepala Instalasi Farmasi dalam menjalankan

44

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

45

Universitas Indonesia

tugasnya dibantu oleh 2 wakil kepala bidang yaitu Wakil Kepala Perbekalan dan

Wakil Kepala Pelayanan. Kedua wakil kepala tersebut membawahi unit-unit kerja

di bidang farmasi klinik dan non klinik. Wakil Kepala Pelayanan bertanggung

jawab atas kelancaran pelayanan di depo-depo farmasi rawat jalan maupun rawat

inap. Kegiatan pelayanan meliputi pelayanan resep, pemberian informasi obat,

konseling, pemantauan terapi dan sebagainya. Sedangkan Wakil Kepala

Perbekalan menjalankan fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,

pengadaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, distribusi, dan produksi. Untuk

itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya Waka Perbekalan bertanggung jawab

atas kegiatan operasional di gudang farmasi, produksi non steril, sistem informasi

dan tata usaha farmasi.

Dalam kegiatan pelayanannya, Instalasi Farmasi menerapkan sistem

desentralisasi melalui depo-depo farmasi, diantaranya Depo Rawat Jalan, Depo

Rawat Inap, Depo Rawat Darurat, Depo ASKES dan Pegawai, dan Depo IBS.

Semua kegiatan yang dilakukan di seluruh depo farmasi setiap bulannya akan

dilaporkan ke instalasi farmasi melalui Tata Usaha (TU) Farmasi. Pendistribusian

sediaan farmasi di RSUP menggunakan sistem satu pintu, yaitu semua sediaan

farmasi berasal dari Instalasi Farmasi. Seperti yang tergambar dalam struktur

organisasi instalasi farmasi, dalam menjalankan fungsinya IFRS berkoordinasi

dengan Satuan Farmasi Fungsional (SFF) dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT)

terutama dalam pengadaan obat yang ada di formularium.

Kepala IFRS Fatmawati bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati. Kegiatan pengelolaan

tersebut dimulai dari perencanaan perbekalan farmasi. Perencanaan di Instalasi

Farmasi RSUP Fatmawati dibuat oleh Kepala IFRS bersama tim perencanaan dan

diajukan kepada Direktur Medik dan Keperawatan. Perencanaan perbekalan

farmasi yang akan diajukan harus disetujui terlebih dahulu oleh Tim Farmasi dan

Terapi (TFT). Perbekalan farmasi yang diminta harus mengacu kepada

Formularium RSUP Fatmawati, Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) askes dan

obat-obat generik. Metode perencanaan yang digunakan umumnya adalah dengan

metode konsumsi yaitu melihat konsumsi 3 bulan sebelumnya, tetapi lebih

difokuskan untuk 1 bulan sebelumnya. Perencanaan dilakukan berdasarkan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

46

Universitas Indonesia

DOEN, DPHO, Formularium, Obat bebas dan Obat generik serta sisa barang

(stock) yang ada di gudang farmasi.

Setelah dilakukan perencanaan maka selanjutnya dilakukan pengadaan

terhadap semua perbekalan kesehatan. Pengadaan perbekalan kesehatan

dilaksanakan oleh Tim Pengadaan. Tim ini bertugas melakukan pembelian semua

perbekalan kesehatan yang dibutuhkan oleh rumah sakit, termasuk perbekalan

farmasi. Tim Pengadaaan akan membuat surat pesanan (SP) perbekalan farmasi

kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau distributor sesuai dengan data yang

didapat dari gudang farmasi. Sistem pengadaan barang yang dilakukan RSUP

Fatmawati adalah pembelian, sumbangan, konsiyasi, produksi RS dan sebagainya.

Pembelian dapat dilakukan secara langsung kepada PBF ataupun melalui sistem

tender, dan lelang. Namun, diantara ketiganya, sistem pembelian langsunglah

yang lebih sering digunakan karena lebih mudah dan dapat mengefisiensikan

waktu dan biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit.

Fungsi pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh Gudang Farmasi

yang dikelola oleh seorang Apoteker sebagai Wakil Kepala Perbekalan dan

dibantu dengan Kepala Gudang Farmasi serta Penyelia Gudang Farmasi. Penyelia

Gudang Farmasi lebih bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan dan

pendistribusian, sementara itu Kepala Gudang Farmasi bertanggung jawab

terhadap proses administrasi, laporan, stok opname dan bertindak sebagai

bendaharawan materil. Penyelia Gudang Farmasi melaksanakan fungsi

perencanaan yang merupakan bagian penting dalam menunjang kualitas

pelayanan kesehatan rumah sakit. Perencanaan dilakukan setiap tahun dalam

Rencana Anggaran Belanja (RAB) berdasarkan Formularium Rumah Sakit,

DPHO Askes, DOEN, Jamkesmas, dan Daftar Obat Generik. Selain RAB yang

dicairkan setiap awal tahun, terdapat anggaran belanja lain berupa Dana

Operasional untuk mengantisipasi keperluan pengadaan di luar perencanaan besar

yang dilakukan setiap bulan.

Barang- barang yang datang berdasarkan surat pesanan kemudian diterima

oleh petugas Tim Penerimaan dan disaksikan oleh petugas gudang . Petugas

penerimaan kemudian memeriksa kesesuaian barang yang diterima seperti jenis

barang, jumlah dan kondisi barangnya serta memperhatikan syarat – syarat

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

47

Universitas Indonesia

penerimaan barang lainnya eperti certificate of analysis, certificate of origin,

MSDS, waktu kadaluwarsa dan sebagainya. Seperti telah dijelaskan pada sistem

pengadaan diatas, gudang juga menerima obat donasi (sumbangan), di mana

alurnya sama dengan pembelian langsung. Sedangkan untuk sistem pembelian

dengan lelang biasanya dilakukan untuk alat kesehatan yang digunakan semua

oleh pasien dan untuk barang-barang seperti implant dan Cathlab biasanya

menggunakan sistem konsinyasi untuk pengadaannya.

Penyimpanan barang di Gudang Farmasi Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati telah berjalan dengan baik, dimana masing-masing barang disimpan

berdasarkan bentuk sediaan pada kondisi yang berbeda sesuai dengan sifat dan

stabilitasnya masing-masing. Misalnya, untuk obat-obat injeksi yang harus

disimpan pada suhu 2-8°C dan suppositoria disimpan dalam lemari

pendingin. Sistem yang digunakan dalam alur masuk keluarnya barang dilakukan

secara First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya barang expire date di gudang farmasi.

Pendistribusian sediaan farmasi di RSUP menggunakan sistem satu pintu, yaitu

semua sediaan farmasi berasal dari Instalasi Farmasi (Gudang Induk Farmasi).

Instalasi Farmasi menerapkan sistem desentralisasi melalui depo-depo farmasi,

dimana barang – barang dari gudang farmasi disalurkan ke depo-depo berdasarkan

permintaan yang dilakukan secara komputerisasi. Perbekalan farmasi

didistribusikan ke Depo Rawat Jalan, Depo Rawat Inap, Depo Rawat Darurat,

Depo ASKES dan Pegawai, dan Depo IBS.

Semua kegiatan dari mulai perencanaan hingga pendistribusian yang

dilakukan oleh gudang farmasi harus didokumntasikan berupa catatan dan laporan

yang dibuat setiap bulannya. Pelaporan yang dilaporkan oleh gudang di antaranya:

rekapitulasi penerimaan barang berdasarkan bentuk sediaan, rekapitulasi

pengeluaran barang berdasarkan bentuk sediaan, penerimaan barang berdasarkan

distributor (buku induk penerimaan barang), pengeluaran barang berdasarkan unit

kerja, laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika, laporan konsinyasi,

dan laporan donasi. Kemuadian , semua laporan yang telah dibuat, disampaikan

ke bagian Tata Usaha Farmasi.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

48

Universitas Indonesia

Kegiatan lain dibawah Waka Perbekalan adalah produksi farmasi. Dimana

produksi farmasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit

untuk melengkapi pengadaan obat di Rumah Sakit dan produksi dilakukan secara

terpusat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Produksi farmasi rumah sakit

dilakukan untuk mengadakan obat-obat yang tidak tersedia di pasaran atau bila

tidak diperdagangkan secara komersial dan jika diproduksi sendiri kemungkinan

akan lebih menguntungkan. Kriteria obat yang diproduksi diantaranya adalah

sediaan farmasi dengan formula khusus, sediaan farmasi dengan harga yang lebih

murah, sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil, sediaan farmasi yang

tidak tersedia di pasaran, sediaan farmasi untuk penelitian, sediaan nutrisi

parenteral dan rekonstitusi sediaan obat kanker.

Produksi di RSUP Fatmawati terdiri dari produksi steril dan produksi

nonsteril. Produksi steril berada di bawah pengawasan Satuan Farmasi

Fungsional, sedangkan produksi non steril berada di bawah pengawasan Instalasi

Farmasi. Produksi steril akan dijelaskan pada bahasan selanjutnya. Kegiatan yang

dilakukan dalam produksi non steril meliputi kegiatan pembuatan, pengenceran,

dan pengemasan kembali. Kegiatan pembuatan meliputi pembuatan Obat Batuk

Hitam (OBH), salep Kemicetin, sirup Inadryl, handrub, kapsul CaCO3, dan

Natrium Bikarbonat. Kegiatan pengenceran meliputi pengenceran alkohol dan

formalin. Kegiatan pengemasan kembali meliputi pengemasan kembali sediaan

betadin, vaselin dan sebagainya. Bahan baku untuk produksi diperoleh dari

gudang farmasi dan proses produksinya didasarkan pada prosedur yang telah

ditetapkan. Selanjutnya untuk produk yang dihasilkan dari produksi farmasi

kemudian didistribusikan ke depo melalui gudang. Adapun depo yang mengambil

langsung ke bagian produksi , mereka tetap wajib lapor terlebih dahulu ke bagian

gudang farmasi untuk menuliskan surat dan bukti amprahan / pesanan.

Secara keseluruhan sistem produksi non steril di IFRS Fatmawati sudah

berjalan cukup baik,. Namun dibeberapa bagian masih terdapat kendala yang

perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan kembali. Seperti halnya pada perencanaan

dan pengadaan bahan baku obat perlu diperhatikan kembali, sehingga tidak

menghambat atau bahkan menghentikan produksi. Contohnya pada produksi OBH

sempat terhenti beberapa waktu karena kehabisan stok nipagin di gudang sehingga

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

49

Universitas Indonesia

menyebabkan terhambatnya proses produksi OBH serta menghambat pemenuhan

permintaan stok obat di depo-depo. Selain itu, diperlukan perencanaan yang lebih

teratur terkait penyedian stok barang tertutama untuk barang yang fast moving

seperti OBH, kapsul CaCO3, Natrium bikarbonat dan sebagainya. Dimana

permintaan akan barang tersebut cukup tinggi, sehingga produksi harus lebih

mempersiapkannya untuk menghindari stok kosong disaat permintaan sedang

meningkat. Perencanaan produksi didasarkan atas kebutuhan dan permintaan.

Pada bagian produksi non steril sebaiknya juga disediakan lemari asam,

khususnya saat pembuatan OBH. Hal ini berkaitan dengan keamanan personil

pada ruang produksi, juga untuk menghindari cemaran udara pada proses

pencampuran amoniak untuk pembuatan OBH tersebut. Amoniak dapat

mengganggu pernafasan dan juga berbahaya bila terpapar langsung pada tangan

dan jaringan lunak lainnya. Semua kegiatan di bagian produksi non steril harus

dibuat pencatatan dan pelaporannya. Pencatatan dan pelaporan tersebut sebaiknya

perlu ditingkatkan. Dan dibuat SOP yang jelas jika perlu ditempel untuk

mengontrol pekerjaan. Diperhatikan pula pencatatan barang yang telah diproduksi

dan pengambilannya oleh petugas serta dilaporkan secara berkala, sehingga

pemakaian obat-obat yang telah diproduksi lebih efisien dan tepat guna.

Kegiatan pelayanan kefarmasian yang merupakan salah satu fungsi IFRS

Fatmawati meliputi pelayanan pasien rawat jalan dan pelayanan pasien rawat inap.

Kegiatan pelayanan dilakukan di depo-depo farmasi. Depo Farmasi Rawat Jalan

bertugas melakukan pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dari

poliklinik RSUP Fatmawati yang terbagi di 3 lantai. Setiap lantai memiliki depo

farmasi yang melayani resep pasien. Depo Farmasi Rawat Jalan pada lantai 1

(satu) melayani pasien umum, pasien jaminan kantor, dan pasien asuransi

kesehatan di luar askes, serta penebusan obat-obatan pasien HIV/AIDS. Depo

Farmasi RJ lantai 2 banyak melayani resep untuk poli penyakit dalam dan saraf.

Sedangkan untuk depo IRJ lantai 3 banyak melayani resep untuk poli THT,

Anbak dan Mata. Sistem distribusi obat yang digunakan umumnya adalah resep

individual (individual prescription).

Alur pelayanan resep di depo rawat jalan dimulai dari pasien meletakkan

resep beserta kartu pasien di keranjang lalu resep diberi harga. Pasien akan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

50

Universitas Indonesia

dipanggil namanya dan setelah menyetujui harga yang diberikan, pasien kemudian

melakukan pembayaran di kasir. Resep kemudian diserahkan ke bagian etiket

melalui loket kecil. Di bagian etiket resep akan dibagi menjadi dua yaitu bagian

racikan yang kemudian diserahkan ke bagian peracikan untuk ditulis etiketnya,

dihitung dan disiapkan, sedangkan resep non racikan ditulis etiketnya. Obat non

racikan yang telah ditulis etiketnya disiapkan di meja penyiapan. Setelah

disiapkan, diletakkan di keranjang yang telah disediakan. Bagian penyerahan akan

membuka loket dan akan mengambil keranjang yang telah berisi obat. Loket

penyerahan dan loket etiket terpisah. Khusus untuk pasien dengan penyakit kronis

seperti penyakit diabetes melitus, jantung, hipertensi, epilepsi dan AIDS,

apoteker memberikan konseling kepada pasien. Konseling tersebut berisi

beberapa informasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi.

Terdapat edukasi diabetes yang diadakan 2 kali seminggu yang dapat diikuti oleh

pasien DM dan edukasi diberikan oleh dokter, apoteker, perawat dan ahli gizi.

Sistem pengadaan di depo IRJ dilakukan dengan melakukan amprahan/

pemesanan setiap harinya (sore hari) ke gudang melalui sistem komputerisasi.

Kemudian petugas depo akan mengambil barang pemesananya esok hari.

Penyimpanan obat di depo IRJ dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan

alfabetis. Obat generik dan obat non generik tidak dipisahkan. Obat mahal

dipisahkan di dalam laci yaitu khusus untuk obat-obat yang per tabletnya berharga

di atas Rp.10.000,00. Obat psikotropika diletakkan di lemari tersendiri, sedangkan

obat narkotika diletakkan di dalam laci tertutup.

Untuk pelayanan obat pasien HIV/AIDS tidak dikenakan biaya, namun

dalam pengambilan obatnya terdapat prosedur khusus dimana pasien harus

membawa kartu registrasi yang bersifat nasional yang terpakai di seluruh

Indonesia yang oleh RSUP Fatmawati diterbitkan oleh klinik wijaya kusuma.

Adanya kartu pengontrol pasien HIV dikarenakan obat HIV mahal dan obatnya

berupa sumbangan. Pasien dapat mengambil obat per bulan, jika ingin mengambil

lebih awal hanya bisa minimal 1 minggu sebelumnya. Ketika penyerahan, pasien

harus menandatangani form register pemberian obat yang dijadikan arsip untuk

Depo. Sedangkan untuk pelayanan terhadap pasien yang memiliki jaminan kantor,

pasien pun tidak dipungut bayaran dalam pengambilan obat dan obat yang

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

51

Universitas Indonesia

diberikan tidak ada batasanya. Pada pelayanan tersebut RSUP Fatmawati bekerja

sama dengan berbagai kantor yang memiliki asuransi kesehatan dan setiap

bulanya akan dilakukan penagihan ke kantor/perusahaan yang bersangkutan.

Setiap kegiatan yang dilakukan di Depo rawat jalan setiap bulannya juga

dilaporkan melalui TU Farmasi.

Depo rawat jalan lainnya adalah depo farmasi ASKES yang melayani

pasien ASKES, Jamkesmas dan TM (Tidak Mampu) luar DKI. Di dalam depo

ASKES juga terdapat depo pegawai yang melayani pegawai Rumah Sakit, TM

DKI dan Gakin (Keluarga Miskin). Buku standar ASKES adalah DPHO (Daftar

Plafon Harga Obat), sedangkan untuk pasien TMLD dan Jamkesmas

menggunakan acuan obat yang tercantum dalam Formularium Jamkesmas. Pasien

ASKES merupakan pasien yang paling banyak di RSUP Fatmawati. Pelayanan

terhadap pasien ASKES terdapat di lantai 1 Gedung Farmasi, dan lantai 2 dan 3

Gedung Rawat Jalan (Poliklinik).

Alur pelayanan resep dimulai dari pasien membawa SJP (surat jaminan

pelayanan), kartu ASKES beserta resep dan diberikan ke petugas. Kemudian

petugas akan melakukan penyortiran terhadap kelengkapan persyaratan tersebut.

Jika sudah lengkap dan memenuhi syarat, resep kemudian akan diinput untuk

pemotongan stok obat, lalu di berikan ke petugas penyiapan etiket, penyiapan

obat, dan penyerahan. Masing-masing tahap dikerjakan oleh orang yang berbeda.

Untuk obat di luar askes dikenakan biaya tambahan, pembayaran dilakukan

setelah penyerahan obat. Namun sebelumnya pasien terlebih dahulu

diinformasikan jika terdapat resep diluar DPHO. Apakah pasien menyetujui

menebusnya dengan penambahan biaya atau tidak menebusnya. Setelah selesai

pelayanan, dilakukan penginputan kembali menggunakan program ASKES untuk

diklaim ke PT. ASKES. Klaim ASKES dilakukan oleh Instalasi Penagihan

Piutang Asuransi dan Perusahaan (IP2AP).

Resep yang dilayani untuk pegawai RSUP Fatwamati dan keluarga harus

disertai dengan cap dari Poliklinik Pegawai. Resep yang telah diterima diperiksa

oleh asisten apoteker untuk dilihat apakah obatnya tersedia atau tidak. Jika obat

tersedia, obat disiapkan baik diberi label dan etiket, lalu diserahkan. Namun, jika

tidak tersedia, petugas Depo akan memberikan salinan resep dan diberi cap tidak

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

52

Universitas Indonesia

ada persediaan (TAP). Khusus untuk pasien pegawai RSUP Fatmawati, salinan

resep yang telah diberi cap TAP tersebut dapat diambil di Depo Farmasi Rawat

Jalan.

Pelayanan untuk pasien rawat inap berada pada depo rawat inap yang

meliputi yaitu Depo Teratai, Depo gedung Prof. Soelarto, dan Depo Griya. Sistem

distribusi di rawat inap adalah secara unit dose (dosis unit). Dimana sistem

distribusi obat dilakukan dengan menyediakan obat dalam kemasan sekali pakai

dalam waktu 24 jam. Penyediaan obat dosis unit dilakukan oleh petugas farmasi

yang bertanggung jawab terhadap ruang perawatan setiap lantainya. Petugas

melakukan penyiapan terhadap obat-obat yang membutuhkan porsi harian sesuai

dengan intruksi pengobatan dalam map pasien. Penyiapan obat dilakukan setiap

pagi dan obat-obat tersebut mulai diberikan pada pasien pada sore hari.

Obat-obat yang sudah dikemas dalam kemasan sekali dan telah di cek

ulang kemudian oleh petugas administrasi depo diinput untuk dilakukan

pengecekan harga yang kemudian menjadi beban biaya penagihan pasien sebelum

pulang. Setelah diinput, obat yang telah disiapkan, diletakkan dalam kereta obat

yang telah dilengkapi dengan keterangan nama pasien di masing-masing obat.

Obat kemudian diserahkan kepada perawat dan mengisi buku penyerahan obat.

Sistem unit dose ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan

sistem distribusi obat yang lain. Keuntungan dari sistem ini diantaranya adalah

menurunkan tingkat kesalahan penggunaan obat, karena adanya sistem

pengawasan ganda. Yang pertama saat resep diberikan oleh dokter, sebelum dan

sesudah disiapkan petugas farmasi melakukan pengecekan. Kemudian pengecekan

dilakukan oleh perawat mengenai kesesuaian obat sebelum diberikan ke pasien.

Selain itu, pasien hanya harus membayar obat yang digunakannya saja (lebih

ekonomis dan menguntungkan bagi pasien). Keuntungan lainnya adalah dengan

sistem ini akan mengurangi beban kerja perawat dalam menyiapakan obat

sehingga perawat akan lebih konsentrasi dalam merawat pasien. Dengan sistem

ini pula memungkinkan farmasis untuk lebih sering berinteraksi dengan perawat

dan dokter sehingga diharapkan farmasis akan memiliki profil yang cukup berarti

dalam pengobatan pasien, memungkinkan farmasis untuk melakukan pemantauan

terapi pasien dan dalam rangka meningkatkan pengobatan yang rasional.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

53

Universitas Indonesia

Namun, disamping memiliki banyak keuntungan, penerapan dari sistem

unit dose ini juga masih memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah

membutuhkan personil farmasis yang cukup banyak. Karena dalam

pelaksanaannya, pengecekan dan penyiapan obat harus dilakukan oleh petugas

farmasis yang terlatih. Semakin besar beban kerja yang diberikan maka

dibutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak. Selain itu, karena adanya

komunikasi yang kurang efektif antara perawat dan tenaga farmasi menyebabkan

banyaknya jumlah retur obat, yang pada akhirnya akan menambah beban kerja.

Komunikasi dalam hal ini adalah pelaporan ke pihak farmasi bahwa pasien yang

di rawat di lantai tersebut telah pulang, meninggal, atau diberhentikan pemakaian

obatnya. Biaya yang diperlukan untuk penyiapan dan perawatan sarana dan

prasarana untuk pelayanan sistem unit dose ini cukup besar seperti biaya untuk

kemasan, kereta obat, dan lain sebagainya. Selain secara dosis unit, sistem

distribusi obat yang digunakan di rawat inap adalah floor stock. Floor stock

diterapkan pada sediaan farmasi yang dipakai bersama untuk di ruang perawatan,

sehingga beban biaya dari floor stock ditanggung oleh pasien yang menjalani

perawatan di RSUP Fatmawati melalui tarif tindakan. Permintaan obat dilakukan

langsung oleh petugas ruangan ke Gudang Farmasi.

Alur penerimaan resep di Depo Teratai dimulai dari resep dibawa oleh

perawat atau keluarga pasien, kemudian petugas depo akan memilah yang cito

atau tidak dan akan dipilah per ruangan. Jika resep merupakan resep cito, maka

langsung dibuatkan etiket dan diserahkan ke gudang kecil yang terdapat di Depo

Teratai, diisi lalu dicek oleh petugas depo kembali, baru diberikan ke keluarga

pasien atau perawat. Jika resep bukan merupakan resep cito, maka dibedakan

antara oral dan injeksi. Jika injeksi/infus, dibuatkan rekap permintaannya di

bagian belakang etiket biru dan kemudian akan disiapkan oleh petugas gudang.

Penyimpanan sediaan farmasi di Depo Rawat Inap berdasarkan bentuk

sediaan dan alphabetis. Tempat penyimpanan obat generik dan non generik di

Depo Farmasi Rawat Inap sudah terpisah begitu pula dengan penyimpanan

narkotik dan psikotropika. Pada Depo Farmasi Teratai perlu dilakukan renovasi

dan pembuatan rak-rak obat. Hal ini dilakukan agar penyimpanan obat-obatan

dapat lebih teratur dan rapih. Penyimpanan di Depo Farmasi di Griya Husada

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

54

Universitas Indonesia

sudah menggunakan rak-rak dan obat ditempatkan dalam kotak obat yang telah

dilabel dengan nama masing-masing obat. Depo Farmasi di Griya Husada

merupakan depo farmasi yang menyediakan obat paling lengkap karena pelayanan

di Griya Husada ditujukan untuk kelas VIP dan VIP Plus.

Rumah Sakit Fatmawati memiliki Instalasi gawat darurat yang melayani

rawat jalan (IGD) dan rawat inap (ICCU, ICU, NICU, PICU). Di IGD terdapat

tiga ruang perawatan yang pertama ruang trainase atau sering disebut ruang hijau,

dimana pasien-pasien yang ada disna tidak memerlukan tindakan khusus dan

pasien dalam keadaan sadar. Yang kedua adalah ruang bedah/ non bedah dimana

dapat dilakukan tidakan kecil sering juga disebut ruang kuning. Selanjutnya

adalah ruangan resusitasi atau sering disebut ruang merah dimana di dalamnya

terdapat lemari emergensi. Pasien-pasien yang dirawat diruang merah umumnya

pasien yang mengalami kondisi buruk.

Pemberian obat untuk rawat jalan di instalasi gawat darurat adalah untuk

pasien-pasien yang tidak dilakukan tindakan. Di IGD juga terdapat poliklinik 24

jam khusus untukk pasien-pasien yang ingin menebus resep individual.

Sedangkan untuk pemberian obat untuk rawat inap di IGD sama dengan rawat

inap lainnya, yaitu secara unit dose. Petugas menyiapkan obat sesuai dengan

permintaan obat yang tertera dalam map pasien yang dituliskan oleh dokter. Obat

tersebut dikirim sesuai dengan ruangannya (ICCU, ICU, NICU, PICU) oleh

petugas yang bertanggung jawab. Di Depo Farmasi Gawat Darurat terdapat dua

loket, loket dalam untuk melayani gawat darurat dan loket luar untuk rawat jalan.

Adanya dua loket ini mempermudah pengambilan obat di depo. Peraturan yang

telah ditetapkan dalam Depo Farmasi Gawat Darurat adalah petugas

mendahulukan melayani pasien yang berada di ruang gawat darurat (loket dalam)

dibandingkan pasien yang membeli obat di loket luar.

Seperti pada depo-depo farmasi lainnya, pengadaan di depo Farmasi IGD

dilakukan dengan pemesanan langsung ke gudang. Umumnya obat-obat yang

dipesan adalah life saving drug, obat-obat vital untuk mempertahankan kualitas

hidup seseorang dan umumnya juga obat-obat sediaan injeksi. Penyimpanan

barang di Depo Farmasi Gawat Darurat disusun berdasarkan jenis alat kesehatan

dan obat, bentuk sediaan, suhu penyimpanan, dan abjad. Khusus untuk obat

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

55

Universitas Indonesia

narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri dan terkunci.

Penataan sediaan farmasi di Depo Farmasi Gawat Darurat belum teratur karena

tempat penyimpanan tidak begitu luas. Penyimpanan obat dan alkes juga

dilakukan di ruangan rawat yaitu pada lemari emergensi. Setiap hari lemari

emergensi diperiksa obat-obat yang sudah terpakai untuk kemudian dilakukan

pencatatan dan pengisian kembali lemari emergensi oleh petugas farmasi. Di

depo IGD juga disediakan paket-paket untuk tindakan khusus yang bertujuan

untuk mempermudah proses pelayanan dan perawatan.

Alur pelayanan pada Depo Farmasi Gawat Darurat adalah sebagai berikut,

perawat melakukan permintaan paket anak atau paket dewasa dengan

menyebutkan nama pasien. Petugas depo farmasi kemudian mencatat nama pasien

dan jenis paket di dalam buku ekspedisi. Apabila terdapat tambahan permintaan

obat atau alat kesehatan, petugas menulis kembali jenis permintaan tersebut

disesuaikan dengan nama pasien di dalam buku ekspedisi. Perawat

mengembalikan paket yang telah terpakai, petugas mencatat item obat dan alat

kesehatan yang terpakai pada lembar perincian pemakaian obat dan alat kesehatan

yang telah disediakan pada tiap paket. Petugas kemudian melakukan perincian

tagihan keuangan berdasarkan lembar perincian pemakaian obat dan alkes.

Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan unit pelayanan bedah atau

operasi yang didalamnya terdapat depo farmasi yang berfungsi melakukan

pelayanan terkait obat dan alkes yang dibutuhkan untuk keperluan operasi. IBS

terbagi menjadi tiga yaitu OK (operazie Kamer) elektif/ OK Reguler, ODC (One

Day Care), dan OK Cito. OK elektif terdiri dari 8 kamar yang digunakan untuk

operasi yang telah direncanakan dan biasanya berlangsung selama jam kerja.

Terdapat 2 dokter yang menangani pembedahan, yaitu dokter bedah dan dokter

anastesi. Untuk dokter anastesi, sebelum operasi dokter memberikan resep ke

petugas Depo Farmasi IBS. Sedangkan untuk dokter bedah, obat digunakan

terlebih dahulu, setelah selesai, obat-obat dan alat kesehatan yang dipakai ditulis

resepnya dan dicatat di buku ekspedisi.

Pada OK elektif/ OK Reguler ditetapkan sistem paket. Setiap jam 15.00,

Depo akan memperoleh daftar nama pasien yang akan dioperasi keesokan harinya

dan resep anastesi. Resep anastesi menggunakan resep individu. Depo akan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

56

Universitas Indonesia

menyiapkan paket operasi sesuai yang diminta dan menyerahkan ke petugas IBS

pada hari yang sama. Satu paket digunakan oleh satu pasien untuk satu kali

operasi. Jika diperlukan barang di luar paket, petugas IBS dapat meminta

langsung ke Depo IBS dengan menggunakan resep. Umumnya untuk paket bedah

penambahan barang ditulis di buku amprahan, sedangkan untuk paket anastesi

biasanya dokter menyebutkan obatnya dan kemudian oabt tersebut dicatat di

lembar resep yang telah ditempelkan di dinding. Cairan infus dan antiseptik

diberikan setiap hari. Paket operasi yang telah selesai dikembalikan lagi ke Depo

IBS untuk dicek jumlah barang yang terpakai dan dibuatkan perinciaan harganya.

Semua perincian dikirim ke Tata Usaha Depo farmasi dimana pasien tersebut

dirawat.

OK Cito terdapat di lantai 1 dan terdiri dari 2 kamar. Pelayanan OK Cito

menggunakan sistem paket. Tiap hari Depo IBS akan menyiapkan 30 paket dan

diantarkan ke OK Cito. Depo IBS kemudian menyiapkan barang yang tidak

dilayani dalam paket harian dan mengirimkan ke OK Cito setiap hari yang terletak

di lemari emergensi. Setiap pagi petugas Depo IBS akan mengambil paket dari

OK Cito yang terpakai dan diperiksa kembali jumlah barang dan diisi kembali.

Barang yang terpakai dari lemari emergensi kemudian dibuat perincian harganya.

Perincian dikirim ke Tata Usaha Depo farmasi dimana pasien tersebut dirawat.

Pengiriman cairan infus dan antiseptik ke OK Cito dilakukan setiap hari.

Sistem paket juga diterapkan di ODC, yaitu paket operasi yang

pembayarannya dipaketkan sesuai dengan peraturan rumah sakit. ODC umumnya

dilakukan hanya untuk operasi yang ringan dan mencakup biaya perawatan

setelah operasi selama 3 hari. Jika perawatan lebih dari 3 hari, maka pasien harus

membayar perawatan. Perincian harga dikirimkan ke Tata Usaha Depo IBS. Jika

ada operasi ODC untuk pasien rawat jalan, maka petugas IBS meminta paket ke

petugas Depo Farmasi IBS. Apabila operasi telah selesai dilaksanakan, paket

operasi dikembalikan ke Depo Farmasi IBS untuk diperiksa jumlah barang yang

terpakai. Jumlah barang yang terpakai dibuat perincian harganya dan lembar

perincian dikirim ke Tata Usaha IBS.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

57

Universitas Indonesia

Semua laporan yang berasal dari depo-depo farmasi dikirim setiap bulanya

ke tata usaha farmasi yang bertempat di gedung instalasi farmasi. Tata Usaha

merupakan satu unit kerja yang melakukan kegiatan administrasi, penyusunan

program dan pelaporan. Laporan yang dilakukan oleh Tata Usaha seperti laporan

keuangan, laporan pengeluaran barang farmasi, laporan jumlah resep yang

dilayani setiap harinya, laporan narkotik dan psikotropik dan laporan obat generik

dan non generik. Dari laporan ini biasanya dilihat persentase peresepan generik

lalu dievaluasi dan dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi. Laporan lainnya

yang dikirimkan setiap bulannya adalah laporan lembar resep dan resep yang

diterima di rawat jalan dan rawat inap. Semua laporan ini kemudian dilaporkan ke

Direktur Medik dan Keperawatan dengan tembusan ke IRMIK.

Tata Usaha juga melakukan pembukuan surat masuk dan surat keluar. Jika

surat masuk hanya berupa undangan maka akan disimpan oleh Tata Usaha sebagai

arsip. Jika surat tersebut membutuhkan jawaban, misalnya surat meminta

tambahan obat di depo, maka kepala IFRS akan bekerjasama dengan Wakil

Kepala Perbekalan memberi jawaban yang kemudian disampaikan melalui Tata

Usaha. Untuk surat keluar, jika surat ditujukan untuk bagian dalam rumah sakit

maka akan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Untuk

surat keluar yang ditujukan untuk bagian luar, maka Kepala IFRS akan

membuatkan konsep, lalu dikirim ke bagian umum rumah sakit.

Selain pembukuan surat masuk dan surat keluar, Tata Usaha juga

melakukan perekapan laporan setiap bulan, diantaranya pelaporan penggunaan

obat narkotika dan psikotropika yang akan ditandatangani oleh Kepala IFRS, dan

kemudian dikirim ke bagian IRMIK (Instalasi Rekam medik dan Informasi

Kesehatan). Laporan ini dari bagian IRMIK kemudian akan dilaporkan ke bagian

umum, ditandatangani oleh direktur, lalu dibuatkan surat pengantar ke Suku Dinas

Kesehatan. Laporan psikotropika dilaporkan setiap satu tahun sekali, namun

perekapan oleh Tata Usaha dilakukan setiap bulannya.

Dalam menjalankan fungsinya IFRS berkoordinasi dengan TFT (Tim

Farmasi dan Terapi) yang merupakan suatu badan yang membantu pimpinan

Rumah Sakit dalam menetapkan kebijakan menyeluruh tentang pengelolaan dan

penggunaan obat di RSUP Fatmawati. TFT dibentuk untuk menghubungkan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

58

Universitas Indonesia

komunikasi antara staf medis dan staf farmasi. Salah satu kegiatan TFT adalah

pembuatan formularium. Farmasi ikut mengambil peran dalam kegiatan TFT yaitu

dengan merumuskan formularium RSUP Fatmawati bersama-sama dengan staf

medis lainnya. Rapat TFT untuk pembentukan formularium dihadiri oleh seluruh

dokter spesialis di RSUP Fatmawati untuk mendata obat-obatan yang sering

diresepkan dari masing–masing Staf Medis Fungsional (SMF). Obat-obat tersebut

kemudian dikumpulkan, dipilih, dan ditetapkan, obat mana yang akan masuk ke

dalam formularium. Permintaan obat non formularium terkadang masih sering

ditemukan. Hal ini dikarenakan tidak semua dokter hadir dalam rapat tersebut.

Permintaan obat resep non formularium dapat menyulitkan gudang farmasi dalam

hal penyediaan obat. Oleh karena itu, sebaiknya pada saat perumusan formularium

seluruh dokter hadir dan membantu penyusunan obat yang akan digunakan di

RSUP Fatmawati.

Evaluasi penggunaan obat dan pembelian obat perlu dilakukan secara

berkala untuk melihat kepatuhan terhadap sistem formularium rumah sakit dan

sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan dan pengadaan atau

pembelian obat-obatan farmasi. Evaluasi dilakukan setiap 1 tahun sekali sesuai

tata kerja TFT, dan secara berkala (minimal 3 tahun) formularium rumah sakit

akan mengalami perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Pada saat ini, TFT

RSUP Fatmawati telah menerbitkan formularium sebanyak 5 kali dengan edisi

terbarunya yaitu Formularium Edisi V tahun 2010 dan sedang dalam tahap

penyusunan Formularium RS edisi terbaru. Selain berperan dalam penyusunan

formuliarium, Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati memiliki peran dalam

penyusunan standar diagnosis dan terapi, tata laksana obat, pengkajian

penggunaan obat dan monitoring efek samping obat (MESO). Untuk itu, dalam

menjalankan tugas dan fungsinya Tim Farmasi dan Terapi juga berkoordinasi

dengan Satuan Farmasi Fungsional dan Instalasi Farmasi, terutama dalam

pelayanan klinik.

Satuan Farmasi Fungsional (SFF) RSUP Fatmawati merupakan suatu

wadah Non Struktural bagi Tenaga Fungsional Profesi Apoteker yang

menjalankan fungsi pelayanan terutama farmasi klinik. SFF berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

59

Universitas Indonesia

RSUP Fatmawati dimana dalam pelaksanaan tugas sehari – hari, SFF

berkoordinasi dengan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Kegiatan SFF RSUP

Fatmawati terdiri dari kegiatan Pelayanan dan kegiatan Pendidikan dan Penelitian.

Kegiatan Pelayanan SFF meliputi kegiatan Farmasi Klinik yang bertujuan untuk

meningkatkan dan mendorong terapi penggunaan obat dan alat kesehatan yang

rasional, serta berorientasi pada pasien. Kegiatan Pelayanan tersebut meliputi

ronde/visite, monitoring penggunaan obat, konseling pasien, pelayanan informasi

obat, monitoring efek samping obat, monitoring interaksi obat, pengkajian resep

pasien, penanganan sitostatika, iv admixture, dan theurapeutic drug monitoring.

Sedangkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian, SFF berperan serta dalam

memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kesehatan atau mahasiswa

untuk melakukan praktek dan penelitian di RSUP Fatmawai. Tujuannya adalah

untuk meningkatkan kompetensi bagi para tenaga kesehatan dan mahasiswa.

Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pasien akan obat

dan pengobatanya, SFF juga melakukan kegiatan PKRS (Penyuluhan Kesehatan

Rumah Sakit) dan edukasi diabetes yang diadakan 2 kali dalam sebulan.

Ronde/visite pasien merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan

oleh tim farmasi klinik, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Ronde/

visite di RSUP Fatmawati telah dilakukan di ruangan rawat inap. Meskipun belum

semua ruang rawat inap menjalankan kegiatan ronde, tapi minimal kegiatan

tersebut mulai rutin dilaksanakan setiap minggunya oleh beberapa ruangan rawat

inap seperti ronde untuk pasien Rehabilitasi Medik di Gedung Prof. Soelarto dan

IRNA Teratai Lt. 6 Utara dan Selatan. Tujuan dilakukannya kegiatan ronde adalah

untuk pemantauan perkembangan pasien terhadap pengobatan yang diberikan.

Masing-masing tenaga kesehatan diberikan kesempatan untuk menyampaikan

argumen dan pendapatnya terkait permasalahan pasien. Peran Farmasis dalam

kegiatan ronde di RSUP Fatmawati ini masih belum maksimal karena ketika

farmasis tidak diberi kesempatan untuk berbicara dengan pasien. Setelah kegiatan

ronde, dilakukan diskusi di suatu ruangan bersama dengan tim kesehatan lainnya

untuk memonitor kemajuan terapi pasien. Ketika kegiatan diskusi, farmasis

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mengenai terapi pasien.

Kegiatan ronde ini juga berkaitan dengan monitoring penggunaan obat untuk

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

60

Universitas Indonesia

melihat apakah ada Drug Related Problem atau tidak, dimana umumnya

monitoring penggunaan obat yang sering dibahas adalah penggunaan antibiotik.

Monitoring Penggunaan Obat di RSUP Fatmawati dilakukan secara harian pada

pasien yang menjalani rawat inap

Kegiatan konseling di RSUP Fatmawati terdiri dari Konseling Obat Rawat

Inap dan Konseling Obat Rawat Jalan dilakukan oleh seorang apoteker kepada

pasien. Konseling Obat Rawat Inap dilakukan di Gedung Teratai dan Gedung Prof

Soelarto. Kegiatan Konseling ini dilakukan pada pasien jantung, syaraf, penyakit

dalam, HIV, anak, TBC dan pasien bedah. Konseling Obat Rawat Jalan dilakukan

pada di Depo Farmasi ASKES dan Depo Farmasi Rawat Jalan dengan

menggunakan ruangan khusus yang tertutup. Konseling dilakukan untuk pasien

jantung, HIV, penyakit dalam dan saraf. Pemilihan pasien dilakukan sesuai

kriteria yang dianjurkan oleh WHO, yang umumnya ditujukan untuk pasien kronis

atau berdasarkan permintaan dari pasien. Contohnya, konseling dilakukan untuk

pasien baru HIV dan pasien penyakit komplikasi jantung dan diabetes. Pada

kegiatan konseling ini, peran Apoteker tidak hanya untuk mengidentifikasi,

mencegah dan mengatasi drug related problem,tetapi juga memotivasi psikis

pasien agar tetap optimis pengobatan yang sedang dijalankan.

Kegiatan konseling ini meskipun sudah berjalan tetapi masih belum

efektif, karena kegiatan tersebut dilakukan tidak secara rutin, hanya jika ada

permintaan konseling saja. Peran apoteker dalam melakukan pelayanan konseling

belum banyak diketahui masyarakat, sehingga masyarakat pun belum tahu

pentingnya konseling bagi dirinya dan untuk mengatasi permasalahan seputar

pengobatannya. Alur dan tata laksana konseling obat pada pasien rawat jalan dan

rawat inap dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.

Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUP Fatmawati memiliki beberapa

tugas yaitu membantu unit lain dalam mendapatkan informasi obat, menerbitkan

buletin (Infofarmasi), menyiapkan materi yang digunakan dalam pembuatan

brosur atau leaflet, mendukung kegiatan tim TFT dalam membuat formularium,

dan memberikan informasi kepada pasien dimana salah satu caranya adalah

dengan memberikan penyuluhan. PIO dapat dilakukan secara langsung maupun

melalui media elektronik seperti telepon dan SMS. Pihak yang paling banyak

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

61

Universitas Indonesia

bertanya berdasarkan data tahun 2011 adalah asisten apoteker. Sedangkan dalam

melakukan PIO paling sering dilakukan melalui telepon. Pada umumnya,

pertanyaan yang diajukan sebagian besar membutuhkan jawaban cepat dan jenis

pertanyaan yang paling sering diajukan adalah mengenai identifikasi nama obat.

Dari pertanyaan yang diajukan, yang berhubungan langsung dengan terapi sekitar

45%, sedangkan yang tidak berhubungan dengan terapi langsung sebanyak 55%.

Setiap pelakukan pelayanan informasi obat, dilakukan dokumentasi dengan

pencatatan di lembar dokumentasi PIO. Kendala yang dihadapi dalam melaksanan

PIO adalah pencarian informasi dilakukan secara manual dari literatur yang ada

dan literaturnya pun tidak semuanya up to date, tidak adanya akses jaringan

internet yang memadai sehingga pelayanan yang diberikan tidak maksimal.

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di RSUP Fatmawati umumnya

sudah berjalan cukup baik, namun masih belum efektif. Karena pelaporan MESO

yang dilakukan disana masih jarang. Pada umumnya, perawatlah yang pertama

kali mengetahui adanya reaksi efek samping yang terjadi pada pasien sehingga

sebaiknya koordinasi dengan perawat dalam melakukan MESO juga sangatlah

penting dan perlu ditingkatkan. MESO dilakukan dengan pelaporan melalui

lembar kuning (Formulir MESO) dari Badan POM. Monitoring interaksi obat

dilakukan pada pasien rawat inap. Interaksi dapat berupa obat dengan obat

ataupun obat dengan makanan. Monitoring Interaksi Obat dan MESO dilakukan

dengan mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi Drug Related Problem (DRP)

pada pasien.

Pengkajian Resep Pasien dilakukan dengan cara skrining resep. Proses

skrining resep dilakukan dengan melihat kelengkapan administratif resep,

kesesuaian farmasi dan pertimbangan klinis. Pengkajian secara administratif dapat

dilakukan oleh asisten apoteker, namun untuk pengkajian secara farmasi dan

pertimbangan klinis dilakukan oleh farmasis klinis ataupun apoteker. Apoteker

dalam hal ini tidak hanya berperan dalam melakukan pengkajian resep saja,

namun harus lebih diarahkan ke pemantauan terapi pasien. Pemantauan terapi

dilakukan oleh apoteker terhadap penggunaan obat pasien, apakah obat yang

diberikan dokter kepada pasiennya sudah rasional. Dimana obat tersebut harus

tepat pasien, tepat indikasi , tepat dosis, tepat obat dan mewaspadai efek samping.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

62

Universitas Indonesia

Di dalam melakukan pemantauan terapi, harus pula dikaji hal-hal yang terkait atau

diduga dapat menimbulkan DRP seperti adanya interaksi obat, adanya alergi

terhadap obat, efek samping obat dan lain sebagainya. Untuk itu apoteker juga

harus melihat riwayat pasien dan penggunaan obat-obat sebelumnya, hasil

laboratorium dan keterangan lain dalam medical record pasien untuk kepentingan

pemantauan terapi. Jika ditemukan kejadian yang terkait dengan DRP apoteker

dapat membuat laporan tertulis atau membicarakannya dengan dokter dan

menyarankan rekomendasi yang tepat terkait kejadian tersebut.

Kegiatan pelayanan lain yang merupakan tanggung jawab SFF adalah

produksi steril. Dimana dalam produksi steril dilakukan beberapa kegiatan

diantaranya IV admixture, TPN dan handling cytotoxic (penanganan sitotoksik).

Kegiatan iv admixture juga merupakan salah satu kegiatan farmasi klinis, dimana

dilakukan pencampuran obat-obat suntik. Namun sayangnya, kegiatan ini masih

belum berjalan maksimal di RSUP Fatmawati. Hal ini disebabkan karena adanya

keterbatasan petugas farmasi dan jauhnya ruang produksi dari ruang rawat.

Padahal dalam pencampuran obat suntik ini diperlukan kondisi yang steril untuk

mencegah meningkatnya infeksi nosokomial. Namun pada kenyataannya kegiatan

tersebut masih banyak dilakukan diruang rawat. Seperti halnya IV admixture,

pelayanan TPN di RSUP Fatmawati belum berjalan, hal itu mungkin disebabkan

karena belum adanya petugas yang mengerjakan pelayanan tersebut dan masih

banyak digunakan nutrisi parenteral dari produk jadi.

Penanganan sitostatik di RSUP Fatmawati sudah berjalan cukup baik,

penanganan sitostatik merupakan suatu kegiatan yang meliputi pencampuran obat

kanker yang akan digunakan untuk kemoterapi. Sebelum melakukan pencampuran

obat sitostatik, petugas kemoterapi terlebih dahulu harus melakukan konfirmasi

kepada perawat mengenai jadwal kemoterapi pasien dan obat apa saja yang akan

diserahkan. Setelah mendapatkan konfirmasi, petugas kemudian melakukan

pencampuran obat kanker tersebut. Biasanya dalam pelayanan obat kanker

dilakukan satu hari sebelum dilakukan kemoterapi. Setelah direkonstitusi obat

diserahkan ke ruang kemoterapi untuk diberikan kepada perawat disertai lembar

bukti pelayanan dan perincian biaya.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

63

Universitas Indonesia

Dalam melaksanakan pencampuran obat sitostatik, petugas harus

melengkapi dirinya dengan alat perlindungan diri yang memadai seperti masker,

penutup kepala, kacamata, sarung tangan, dan sebagainya. Hal ini tentunya sangat

penting sebab berkaitan dengan keselamatan kerja petugas itu sendiri. Namun,

kesadaran dalam menggunakan alat perlindungan diri ini masih kurang dimiliki

oleh sebagian petugas, dimana masih ditemukan adanya petugas yang tidak

memenuhi standar perlindungan diri dalam melakukan pencampuran obat

sitostatik. Untuk mengatasi hal ini, alangkah baiknya jika dibuat suatu standar

prosedur oprasional dalam penanganan obat sitostatik yang jelas dan diletakakan

pada ruangan agar dapat menjadi pengingat bagi petugas sebelum melakukan

kegiatannya.

Seluruh kegiatan kefarmasian yang menghasilkan limbah terutama limbah

infeksius (medis) dan limbah berbahaya harus ditangani khusus. Pembuangan

limbah di RSUP Fatmawati terbagi menjadi limbah padat, limbah cair, dan limbah

gas. Pengelolaan limbah padat terbagi menjadi tiga yaitu limbah non infeksius,

limbah infeksius, dan limbah sitostatika. Limbah non infeksius baik limbah basah

maupun kering dikumpulkan dalam kantong plastik hitam yang selanjutnya akan

dibuang ke tempat pembuangan terakhir. Limbah infeksius dikumpulkan dalam

kantong plastik kuning yang selanjutnya dihancurkan dalam incinerator dan debu

hasil penghancuran dibuang ke tepat pembuangan akhir. Limbah sitostatika

dikumpulkan dalam kantong plastik ungu yang selanjutnya dihancurkan dalam

incinerator dan debu hasil penghancuran dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Penerapan penggunaan plastik hitam dan kuning juga dilakukan di depo farmasi

lainnya. Limbah cair dibuang dalam saluran pembuangan air dengan dialiri air

yang berasal dari keran untuk beberapa saat. Limbah gas disaring terlebih dahulu

dengan menggunakan HEPA filter sebanyak dua lapis sebelum dikeluarkan ke

udara bebas.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

64 Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Instalasi farmasi RSUP Fatmawati dipimpin oleh Kepala Instalasi Farmasi

yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kefarmasian di Rumah

Sakit. Kegiatan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati mencakup fungsi klinik

dan non klinik. Dalam menjalankan fungsinya kepala instalasi farmasi

membawahi dua bidang yang masing-masing bidang dipimpin oleh seorang

wakil kepala yaitu wakil kepala perbekalan dan wakil kepala pelayanan.

Kegiatan yang dilakukan di bawah tanggung jawab waka perbekalan meliputi

pengelolaan perbekalan farmasi rumah sakit (menjalankan fungsi

manajemen). Kegiatannya meliputi perencanaan, pengadaan, pembelian,

penerimaan, produksi, pendistribusian dan lain sebagainya. Waka perbekalan

membawahi empat sub bidang yaitu gudang, produksi, sistem informasi dan

tata usaha. Sedangkan untuk kegiatan di bawah tanggung jawab waka

pelayanan meliputi kegiatan teknis pelayanan di depo-depo farmasi baik

rawat jalan maupun rawat inap. Dalam menjalankan kegiatan farmasi klinik,

instalasi farmasi berkoordinasi dengan Satuan Farmasi Fungsional. Karena

kegiatan farmasi klinik merupakan tanggung jawab dari SFF tersebut.

b. Apoteker di Instalasi Farmasi rumah sakit berperan dan bertanggung jawab

dalam pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian rumah

sakit. Apoteker di IFRS harus mamapu menjalankan fungsi manajemen dan

pelayanan (farmasi klinik) secara seimbang dan berkesiambungan. Namun,

apoteker di RSUP Fatmawati lebih banyak yang menjalankan fungsi

manajemen, dibandingkan dengan fungsi kliniknya.

5.2 Saran

a. Peningkatan pelayanan farmasi klinik, dengan menambah personil farmasi di

bagian farmasi klinik serta meningkatkan kemampuan dan kompetensinya di

bidang farmasi klinik. Sebagai contoh, dalam kegiatan pemantauan terapi

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

65

Universitas Indonesia

personil farmasi (apoteker) ditugaskan untuk melakuakan monitoring pada

setiap ruangan rawat inap. Minimal 1 lantai rawat inap dipegang oleh 1

apoteker yang menjalankan kegiatan farmasi klinik.

b. Kegiatan konseling lebih ditingkatkan kembali dan jika perlu pasien-pasien

dengan penyakit kronis setelah berobat disarankan untuk melakukan

konseling dengan apoteker.

c. Kegiatan ronde sebaiknya dilakukan secara rutin dan tidak terbatas pada

ruang tertentu saja. Dalam hal ini peran apoteker perlu ditingkatkan lagi

termasuk kemampuannya dalam mengkaji pengobatan pasien dan komunikasi

yang baik antar tenaga kesahatan. Hal ini bertujuan agar peran apoteker

dimata tenaga kesehatan lainnya lebih diterima dan bersama-sama dengan

tenaga kesehatan lainnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien

dengan pemberian obat yang rasional.

d. Kegiatan di produksi farmasi khususnya di produksi steril seperti TPN dan IV

admixture sebaiknya dilakukan dengan menambah personil farmasi khusus di

bagian produksi steril. Dalam hal ini farmasis dapat memanfaatkan fasilitas

yang ada seperti ruang steril dan LAF untuk melakukan kegiatan tersebut.

e. Dalam penanganan sitostatika, petugas yang melakukan pencampuran

sebaikanya dibekali perlengkapan yang memadai (APD) dan juga

pengetahuan yang memadai pula terkait teknik dan penaggulangan jika

terkena cemaran sitostatik.

f. Peningkatan sarana dan prasarana di ruang produksi steril seperti perbaikan

sirkulasi udara, pintu masuk dan pintu keluar ruang sitostatika sebaiknya

dibedakan untuk menghindari kontaminasi, dan sebaiknya dibuat pintu kedap

udara.

g. Perencanaan dan pengadaan bahan baku obat sebaiknya lebih diperhatikan,

sehingga tidak terjadi penghentian produksi. Contohnya produksi OBH

sempat terhenti karena stok Nipagin habis.

h. Peningkatan pelayanan dan perbaikan sarana dan prasarana di rawat jalan

maupun rawat inap serta di gudang dan produksi farmasi.

i. Sistem pelaporan yang perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan kembali untuk

memudahkan dalam evaluasi dan analisis pelayanan kefarmasian.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

66 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan. (2009). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2009 ). Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fatmawati, R. S. (2010). Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Fatmawati 2010-

2014. Jakarta: Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.

Hasan, W. (1986). Hospital Pharmacy 5th Edition. s.l.: Leg & Febiger.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Formularium Edisi V 2010. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

RSUP Fatmawati. (2010). http://www.fatmawatihospital.com/. 2 November

2011, pukul 18.30

RSUP Fatmawati. (2009) Keputusan Direktur Utama RSUP Fatmawati Nomor:

HK 00.07.1.681 tentang Pembentukan Tim Farmasi dan Terapi di Rumah

Sakit Umum Pusat Fatmawati. Jakarta: Rumah Sakit Umum Fatmawati

Siregar, C. J. (2004). Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Siregar, C. J. dan Endang Kumolosasi. 2006. Farmasi Klinik, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

67

Lampiran 1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Direktur Utama

Direktur Medik dan Keperawatan

Kepala Instalasi Farmasi Satuan Farmasi Fungsional Tim Farmasi dan Terapi

Waka Perbekalan Waka Pelayanan

Penyelia Depo IRJ Lt.1 & Depo Askes

Lt. 2

Penyelia Depo Askes & Pegawai,

Depo IRJ Lt. 3

Penyelia Depo Teratai

Penyelia Depo Griya Husada

Penyelia Depo IGD & IRI

Penyelia Depo IBS

Penyelia Depo Gedung

Prof.Soelarto

Penyelia Pencatatan & Pelaporan

Penyelia Sistem Informasi Farmasi

Penyelia Gudang Farmasi

Penyelia Produksi Farmasi

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

68

Lampiran 2. Struktur Organisasi Satuan Farmasi Fungsional RSUP Fatmawati

Direktur Utama

Direktur Medik dan Keperawatan

Ketua Satuan Farmasi Fungsional

Kepala Instalasi Farmasi

Koordinator Bidang Pendidikan dan Penelitian

Koordinator Bidang Pelayanan

Apoteker

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

69

Lampiran 3. Alur Perbekalan Farmasi

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

70

Lampiran 4. Alur Pelayanan Resep di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati

Pasien Bagian Penerimaan

Kasir Bagian Pelayanan Resep

Bagian Penyerahan

Informasi obat dan konseling

Data dan laporan

Arsip

1 2 3 4

5 6

7

8

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

71

Lampiran 5. Alur dan Tata Laksana Konseling Obat untuk Pasien Rawat Jalan RSUP Fatmawati

Pasien

Asisten Apoteker (AA)

Peracikan

Apoteker

Pasien

(1) resep

(2) cito

(3) obat + resep

(4) obat + konseling

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

72

Lampiran 6. Alur dan Tata Laksana Konseling Obat untuk Pasien Rawat Inap RSUP Fatmawati

Perawat (Ruangan)

Depo Farmasi Apoteker

Pasien

1 2 4 Pemberitahuan

pasien pulang (1 hari sebelumnya)

obat + resep

obat + konseling 5

obat + resep

3

Pemberitahuan jumlah pasien pulang

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

73

Lampiran 7. Alur Distribusi Obat secara Unit Dose di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Keterangan:

Dokter

Perawat

Depo Farmasi

Pasien ITURP

Gudang Farmasi

1.1

1.2

2 3 5

6

4 7

Alur administrasi

Alur obat

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

74

Lampiran 8. Alur Pelayanan Obat di Depo Farmasi Askes RSUP Fatmawati

Sortir

Input data resep ke komputer

1

- Kesesuaian obat dengan DPHO

(Daftar Plafon Harga Obat)

- Kelengkapan administrasi

2

3 Input data untuk:

- Klaim ke PT Askes

- Stok barang di Farmasi

Penulisan etiket

Pengambilan/pengisian/peracikan obat

4

Penulisan etiket

5

Penerimaan resep

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

75

Lampiran 9. Alur Pelayanan Obat di Depo Farmasi Pegawai RSUP Fatmawati

Farmasi pegawai

Resep diperiksa

Pengemasan

Penyerahan obat +

Informasi pelayanan obat

Resep + cap

poli pegawai

Resep +

kartu sehat

1 2

3

4

5

6

Pasien DBD

Pasien Pegawai RSUP Fatmawati

Pasien TM (Tidak Mampu)

Obat racik

Obat jadi

Etiket + label

Resep + cap

pasien DBD

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

76

Lampiran 10. Alur Pelayanan Obat di Depo IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUP Fatmawati

OK Cito

ODC (One Day Care)

Depo IBS

OK Elektif

1. Jadwal operasi + resep di luar paket operasi

2. Paket operasi + barang di luar paket + cairan infus + antiseptik

3. Mengembalikan paket

Menghantarkan paket BP

Mengembalikan paket operasi Menghantar paket operasi - 15 buah (setiap hari) - 30 buah (hari jumat) - Cairan infus

4 Memeriksa paket operasi

5

Membuat perincian (paket operasi+diluar

paket operasi

6

Depo ruang rawat

7

ITURP (Instalasi Tata Usaha

Rawat Pasien)

TU IBS (untuk BP)

6a

Mengembalikan paket BP

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

77

Lampiran 11. Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik Total Parenteral Nutrition (TPN) dan Sitostatika

Pintu masuk

Membuka sepatu dan memakai sandal

Ruang 0

Mencuci tangan dan kaki

Ruang I

- Melepas sandal - Memakai baju steril - Mematikan lampu UV ruang II

Ruang II

- Mematikan lampu UV ruang IIIA/IIIB - Memasukkan obat ke dalam passbox - Mencuci tangan

TPN Sitostatika

Ruang III A Ruang III B

Ruang IV

Memakai baju sitostatika

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

78

Lampiran 12. Alur Sistematis dalam Menjawab Pertanyaan Informasi Obat

Keterangan :

Pertanyaan

Tindak lanjut Respon

Informasi latar belakang

Pencarian literatur yang sistematis

Klasifikasi 1 2

5.2

5.3 3 5.1

Alur pertanyaan

Alur jawaban

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

79

Lampiran 13. Alur Penanganan Limbah

Limbah padat

Infeksius Non infeksius

Basah

Sitostatika

Kering

Incinerator

Plastik ungu Plastik kuning

Tempat pembuangan sementara

Tempat pembuangan akhir

Debu

Plastik hitam

Limbah cair

Air kran (dibiarkan mengalir beberapa saat)

Saluran pembuangan air

Limbah gas

Udara bebas

Saring dengan HEPA filter 2 lapis

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

JL. RS FATMAWATI, CILANDAK JAKARTA SELATAN PERIODE 5 SEPTEMBER – 28 OKTOBER 2011

PROFIL PEMEBELIAN ANTIBIOTIK

DI RSUP FATMAWATI PERIODE JULI – DESEMBER 2010

WIDA KHARISMAYA, S.Far. 1006835564

ANGKATAN LXXIII

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PROFESI APOTEKER-DEPARTEMEN FARMASI

DEPOK DESEMBER 2011

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ v 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Tujuan .................................................................................................... 3

2. TINJAUAN UMUM ....................................................................................... 4

2.1 Antibiotik ............................................................................................. 4 2.2 Gudang Farmasi Rumah Sakit .............................................................. 8

3. METODE PENGAMATAN ......................................................................... 12 3.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................... 12 3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 12 3.1 Metode Analisa Data ............................................................................ 12

4. HASIL PENGAMATAN .............................................................................. 13 4.1 Pembelian Antibiotik di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 ............................................................................. 13 4.2 Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 ............................... 14 4.3 Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 .................. 20 4.4 Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 ............................... 21 4.5 Nilai Pembelian Antibiotik terhadap Nilai Pembelian Obat Keseluruhan di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 ........ 22

5. PEMBAHASAN ........................................................................................... 54

6. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 29 6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 29 6.2 Saran .................................................................................................... 30 DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 31

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia iii

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010….. .................................................... 13 Tabel 4.2 Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember2010.….. .................................................................. 14 Tabel 4.3 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Tablet/Kaplet di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ... 15 Tabel 4.4 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Tablet/Kaplet di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ... 15 Tabel 4.5 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Kapsul di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 .............. 16 Tabel 4.6 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Kapsul di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 .............. 16 Tabel 4.7 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ................. 16 Tabel 4.8 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ................. 17 Tabel 4.9 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ................. 17 Tabel 4.10 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Salep, Krim dan Suppos di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ........................................................................ 18 Tabel 4.11 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Injeksi dan Infus di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ........................................................................ 18 Tabel 4.12 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Injeksi dan Infus di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ........................................................................ 19 Tabel 4.13 Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Drop di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ................. 19 Tabel 4.14 Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 ................. 19 Tabel 4.15 Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang di RSUP Fatmawati periode Juli- Desember 2010................................................................................ 20 Tabel 4.16 Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 .......................... 21 Tabel 4.17 Persentase Nilai Pembelian Antibiotik terhadap Nilai Obat Keseluruhan di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 .... 22

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pengelolaan Obat di Rumah Sakit ........................................... 8 Gambar 4.1 Persentase Jumlah Pembelian Antibiotik (Item) ........................... 13 Gambar 4.2 Presentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) ….. ...................... 13 Gambar 4.3 Persentase Jumlah Pembelian Antibiotik (Item) Berdasarkan Bentuk Sediaan ............................................................................... 14 Gambar 4.4 Persentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan Bentuk Sediaan ............................................................................... 14 Gambar 4.5 Persentase Jumlah Pembelian Antibiotik (item ) Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang.................................................... 20 Gambar 4.6 Persentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang.................................................... 20 Gambar 4.7 Persentase Jumlah Pembeliaan Antibiotik (Item) Berdasarkan Golongan ......................................................................................... 22 Gambar 4.8 Persentase Nilai Pembeliaan Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan Golongan ......................................................................................... 22

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati Periode Juli - Desember 2010............ 32 Lampiran 2. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang di RSUP Fatmawati Periode Juli-Desember 2010 .................................................................................................. 35 Lampiran 3. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan di RSUP Fatmawati Periode Juli - Desember 2010 .......................... 38

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instalasi farmasi rumah sakit merupakan suatu unit yang melaksanakan

fungsi kefarmasian di rumah sakit. Instalasi farmasi bertanggung jawab atas

kegiatan pelayanan dan pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Kegiatan

pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan fungsi dari gudang

farmasi yang berada di bawah instalasi farmasi. Pengelolaan obat di rumah sakit

merupakan satu aspek manajemen yang penting, karena ketidakefisiensinya akan

memberi dampak yang negatif terhadap rumah sakit baik secara medis maupun

ekonomis. Pengelolaan obat di rumah sakit meliputi tahap perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, pendistribusian serta penggunaan. Kelima tahapan

tersebut harus saling terkait satu sama lainnya, sehingga dapat terkoordinasi

dengan baik agar masing-masing dapat berfungsi secara optimal. Ketidakterkaitan

antara masing-masing tahap akan mengakibatkan tidak efisiennya sistem suplai

dan penggunaan obat yang ada.

Pembeliaan obat di rumah sakit merupakan salah satu bentuk pengadaan

dalam pengelolaan obat. Dalam pengelolaan obat sebaiknya dilakukan

pengendalian dari tahap perencanaan sampai dengan penggunaan obat.

Pengendalian dilakukan pada bagian perencanaan yaitu dalam penentuan jumlah

kebutuhan, rekapitulasi kebutuhan dan dana. Pengendalian juga diperlukan pada

bagian pengadaan yaitu dalam pemilihan metode pengadaan, penentuan rekanan,

penentuan spesifikasi perjanjian dan pemantauan status pemesanan. Umumnya

metode pengadaan yang sering dilakukan di rumah sakit adalah pembelian

langsung karena lebih mudah dan efektif. Di bagian penyimpanan pengendalian

juga diperlukan dalam hal penerimaan dan pemeriksaan obat. Sedangkan

pengendalian di bagian distribusi diperlukan dalam hal pengumpulan informasi

pemakaian dan review seleksi obat (Yusmainita, 2002).

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

2

Antibiotik merupakan salah satu komoditi obat yang banyak digunakan di

unit pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Obat-obat antibiotik ditujukan

untuk mencegah dan mengobati penyakit-penyakit infeksi. Pemakaian antibiotik

di seluruh dunia melampaui US$ 20 miliar setiap tahunnya dan antibiotik

merupakan 20-40% obat yang diberikan pada pasien yang masuk rumah sakit

(Pohan, 2005). Di negara maju, 13-37% dari seluruh penderita yang dirawat di

rumah sakit mendapatkan antibiotik secara tunggal ataupun kombinasi. Sedangkan

di negara berkembang, 30 – 80% penderita yang dirawat di rumah sakit

mendapatkan antibiotik (Hadi, 2005).

Peran antibiotik dalam menurunkan penyakit infeksi masih sangat menonjol.

Di berbagai negara dilaporkan bahwa anggaran yang diperlukan untuk pengadaan

antibiotik umumnya mencapai lebih dari 40% dari anggaran keseluruhan

pengadaan obat (Erawati, 2008). Di luar negeri penggunaan antibiotik di berbagai

rumah sakit mencapai 16-18%. Sedangkan di Indonesia sendiri penulisan

antibiotik pada resep dokter mencapai kira-kira 50% dari semua resep dokter.

(Soemasto, 1982).

Pemantauan terhadap pengadaan dan penggunaan antibiotik di rumah sakit

perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kerasionalan

penggunaan antibiotik, khususnya di rumah sakit. Karena sejauh ini masih banyak

kasus yang ditemukan terkait penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Selain itu

pemantauan juga perlu dilakukan terhadap pengelolaan antibiotik di rumah sakit,

khususnya dalam hal pengadaan antibiotik di rumah sakit. Dengan melihat dan

mengkaji pembelian antibiotik di rumah sakit pada suatu periode maka dapat

dilihat kebutuhan atau ketersediaan antibiotik tersebut di rumah sakit. Dari situ

dapat dilihat pula bagaimana profil pembelian antibiotik di suatu rumah sakit.

Pengkajian terhadap pembelian antibiotik dilakukan untuk mengetahui antibiotik

terbanyak yang dibeli berdasarkan klasifikasinya, mengetahui biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian antibiotik serta jumlah antibiotik yang dibeli. Data

hasil pengkajian selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk

perencanaan pengadaan untuk periode selanjutnya.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

3

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari laporan ini adalah untuk mengetahui profil

pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010 yang

meliputi :

a. Total pembelian antibiotik secara keseluruhan berdasarkan jumlah dan nilai

pembeliannya.

b. Jumlah dan nilai pembelian antibiotik berdasarkan bentuk sediaan

c. Jumlah dan nilai pembelian antibiotik terbanyak dari bentuk sediaan.

d. Jumlah dan nilai pembelian antibiotik berdasarkan nama generik dan nama

dagang.

e. Jumlah dan nilai pembelian antibiotik berdasarkan golongan.

f. Persentase nilai pembelian antibiotik terhadap nilai pembelian obat secara

keseluruhan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

4 Universitas Indonesia

BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Antibiotik

2.1.1 Definisi

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi

yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain (Ganiswarna, 1995).

Antibiotik juga didefinisikan sebagai segolongan senyawa, baik alami maupun

sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia

di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik

pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang secara

kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu Penisilina.

Penisilina ini pertama kali dipakai di dalam ilmu kedokteran pada tahun 1939 oleh

Chain dan Florey.

2.1.2 Klasifikasi

2.1.2.1 Berdasarkan Struktur Kimia

Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia dibedakan beberapa

kelompok yaitu (Tjay, 2002) :

a. Antibiotik beta laktam, yang termasuk antibiotik beta laktam yaitu penisilin

(contohnya: benzyl penisilin, oksisilin, fenoksimetilpenisilin, ampisilin),

sefalosporin (contohnya: azteonam) dan karbapenem (contohnya: imipenem).

b. Tetrasiklin, contoh: tetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin.

c. Kloramfenikol, contoh: tiamfenikol dan kloramfenikol.

d. Makrolida, contoh: eritromisin dan spiramisin.

e. Linkomisin, contoh: linkomisin dan klindamisin.

f. Antibiotik aminoglikosida, contoh: streptomisin, neomisin, kanamisin,

gentamisin dan spektinomisin.

g. Antibiotik golongan kuinolon. Contohnya fluorokuinolon, ciprofloxacin.

h. Antibiotik polipeptida (bekerja pada bakteri gram negatif), contoh:

polimiksin B, konistin, basitrasin dan sirotrisin.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

5

Universitas Indonesia

i. Antibiotik golongan lain. Contohnya : fosfomisin, asam fusidat, mupirosin

2.1.2.2 Berdasarkan Kemampuan untuk Membunuh Kuman Penyakit

Penggolongan antibiotik jenis ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Bersifat bakterisid (dapat membunuh bakteri) misalnya : penisilin,

sefalosporin, streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin dan basitrasin.

b. Bersifat bakteriostatik (menghambat perkembangbiakan bakteri) misalnya:

kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin dan klindamisin.

c. Antibiotik tertentu (misalnya INH dan eritromisin) aktivitasnya dapat

meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya

ditingkatkan melebihi kadar hambat minimal (KHM) (Ganiswarna, 1995).

2.1.2.3 Berdasarkan Spektrum Aktivitasnya

Antibiotik berdasarkan spektrum aktivitasnya dibagi menjadi :

a. Antibiotik dengan spektrum luas, efektif baik terhadap gram-positif maupun

Gram-negatif, contoh : turunan tetrasiklin, turunan kloramfenikol, turunan

aminoglikosida, turunan makrolida, rifampisin, beberapa turunan penisilin,

seperti ampisilin, amoksisillin, bakampisilin, karbenisilin, hetasilin,

pivampisilin, sulbenisilin dan tikarsilin serta sebagian besar turunan

sefalosporin.

b. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram-positif,

contoh : basitrasin, eritromisin, sebagian besar turunan penisilin, seperti

benzilpenisilin, penisilin G prokain, penisilin V, fenetisilin K, metisilin Na,

nafsilin Na, oksasilin Na, kloksasilin Na, dikloksasilin Na dan floksasilin Na,

turunan linkosamida, asam fusidat dan beberapa turunan sefalosporin.

c. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram-negatif,

contoh: kolistin, polimiksin B sulfat dan sulfomisin.

d. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap Mycobacteriae

(antituberkulosis), contoh: streptomisin, kanamisin, sikloserin, rifampisin,

viomisin, kapreomisin.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

6

Universitas Indonesia

e. Antibiotik yang aktif terhadap jamur (antijamur), contoh: griseofulvin dan

antibiotik polien, seperti nistatin, amfoterisin B dan kandisidin.

f. Antibiotik yang aktif terhadap neoplasma, contoh: aktinomisin, bleomisin,

daunorubisin, doksorubisin, mitomisin dan mitramisin (Siswandono dan

Soekardjo, 2000).

Sifat dari antibiotik dapat berbeda satu dengan yang lain. Misalnya,

penisilin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif, sedangkan

bakteri gram-negatif pada umumnya tidak peka atau resisten terhadap penisilin G

sedangkan streptomisin memiliki sifat yang sebaliknya, tetrasiklin aktif terhadap

beberapa bakteri gram-positif maupun bakteri gram-negatif dan terhadap

Rickettsia dan clamydia (Ganiswarna, 1995).

2.1.2.4 Berdasarkan Mekanisme Kerja

Ditinjau dari cara kerja bakteri dalam menghambat pertumbuhan atau

membunuh bakteri, antibiotik ini dibagi dalam 5 golongan:

a) Antibiotik yang menghambat metabolisme sel.

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,

trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Obat tersebut

menghasilkan efek bakteriostatik, misalnya : trimetoprim menghambat sintesis

enzim dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat, sulfonamid atau sulfon

membentuk analog asam folat yang non fungsional.

b) Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan. Sikloserin menghambat

sintesis dinding sel yang paling dini, diikuti berturut-turut oleh basitrasin,

vankomisin, dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin yang menghambat

reaksi terakhir (transpeptidasi) dalam rangkaian tersebut.

c) Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel.

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimiksin, golongan polien,

dan antibiotik kemoterapetik. Polimiksin merusak membran sel setelah

bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba, polien bereaksi

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

7

Universitas Indonesia

dengan struktur sterol pada membran sel fagus sehingga mempengaruhi

permeabilitas selektif membran tersebut.

d) Antibiotik yang menghambat sintesis protein.

Beberapa dari antibiotik seperti itu, tetapi mekanismenya berbeda, tetrasiklin

mengganggu fungsi tRNA dan aminoglikosid mengganggu fungsi mRNA;

kloramfenikol menghambat peptydil transferase; lincomysin bersama

clindamisin mengganggu translokasi.

e) Antibiotik yang mempengaruhi sintesis asam nukleat.

Beberapa antibiotik seperti itu, tetapi berbeda dengan mekanismenya;

metronidazol dan nitrofurantoin merusak DNA, golongan quinolon

menghambat DNA gyrase, rifampisin menghambat RNA polymerase,

sulfonamid dan trimetroprim menghambat sintesis asam folat (Ganiswarna,

1995).

2.1.3 Penggunaan Antibiotik

Secara umum, berdasarkan ditemukannya kuman penyebab infeksi atau tidak,

maka terapi antibiotik dapat dibagi menjadi tiga, yakni :

2.1.3.1 Terapi secara empirik atau terapi proporsional

Yaitu penggunaan antibiotik yang memiliki spektrum luas pada keadaan

infeksi yang belum dapat dipastikan kuman penyebabnya. Pemilihan jenis

antibiotik berdasarkan pengalaman yang layak atau berdasar pola epidemiologi

kuman setempat. Pertimbangan utama dari terapi ini adalah pengobatan infeksi

mungkin akan memperkecil resiko komplikasi atau perkembangan lebih lanjut

dari infeksinya, misalnya pada kasus pasien infeksi dengan kondisi depresi

imunologik.

2.1.3.2 Terapi definitif, terapi terarah atau terapi langsung

Yaitu penggunaan antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis

yang sudah pasti, jenis kuman maupun spektrum kepekaannya terhadap antibiotik.

Dalam praktek sehari-hari, terapi antibiotik umumnya dilakukan secara empiris.

Kemudian jika hasil pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan ketidakcocokan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

8

Universitas Indonesia

dalam pemilihan antibiotik, maka antibiotik dapat diganti dengan yang lebih

sesuai.

2.1.3.3 Terapi profilaktif

Antibiotik diberikan untuk penderita yang belum terkena infeksi, tetapi

diduga mempunyai peluang besar untuk mendapat infeksi, atau apabila terkena

infeksi dapat menimbulkan dampak buruk untuk penderita. Diperlukan protokol

sendiri untuk tata cara penggunaannya, baik untuk kasus medik atau kasus bedah.

2.2 Gudang Farmasi Rumah Sakit

Gudang Farmasi Rumah Sakit merupakan suatu tempat di rumah sakit

yang memiliki fungsi menerima, mengeluarkan fisik barang, menata, merawat dan

menjaga keamanan barang. (Umar,2005).

2.2.1 Kegiatan di Gudang Farmasi Rumah Sakit

Kegiatan di gudang farmasi dapat digambarkan dalam siklus berikut ini :

Gambar 2.1. Siklus Pengelolaan Obat di Rumah Sakit

Obat sebagai salah satu unsur penting bagi pengobatan, mempunyai

kedudukan sangat strategis dalam upaya penyembuhan dan operasional RS. Di RS

pengelolaan obat dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Panitia

Farmasi dan Terapi (PFT) dan terkait erat dengan anggaran RS. Pengelolaan obat

terdiri dari beberapa siklus kegiatan yaitu :

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

9

Universitas Indonesia

2.2.1.1 Perencanaan Obat

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah

dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunkan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan

misalnya metode konsumsi,

Untuk seleksi obat dalam rangka efisiensi dapat dilakukan dengan cara

analisis VEN (Vital, Esensial, Non esensial) dan analisis ABC. Analisis VEN

adalah suatu cara untuk mengelompokkan obat yang berdasarkan kepada

dampak tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat dalam daftar obat dapat

dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu : Kelompok V adalah kelompok

obat-obatan yang sangat esensial, yang termasuk dalam kelompok ini adalah obat-

obat penyelamat (life saving drugs), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan

pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian

terbesar. Kelompok E adalah obat-obatan yang bekerja kausal yaitu obat yang

bekerja pada sumber penyebab penyakit. Kelompok N adalah merupakan obat-

obatan penunjang yaitu obat-obat yang kerjanya ringan dan bisa dipergunakan

untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan.

2.2.1.2 Pengadaan Obat

Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan

yang telah direncanakan dan disetujui. Ada empat metode proses pengadaaan :

a. Tender terbuka

Tender terbuka hanya berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih

menguntungkan.

b. Tender terbatas/ lelang tertutup

Tender terbatas hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar

dan punya riwayat yang baik. Harga masih bisa dikendalikan.

c. Pembelian dengan tawar menawar

Pembelian tersebut dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan tidak banyak,

biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

10

Universitas Indonesia

d. Pembelian langsung

Pembelian langsung sangat menguntungkan karena disamping waktunya

cepat, juga volume obat tidak begitu besar sehingga tidak menumpuk atau

macet di gudang, harganya lebih murah karena langsung dari distributor atau

sumbernya, mendapatkan kualitas sesuai yang diinginkan, bila ada kesalahan

mudah mengurusnya, sewaktu-waktu kehabisan atau kekurangan obat dapat

langsung menghubungi distributor.

Proses pengadaan yang efektif harus dapat menghasilkan pengadaan

obat yang tepat jenis maupun jumlahnya, memperoleh harga yang murah,

menjamin semua obat yang dibeli memenuhi standar kualitas, dapat diperkirakan

waktu pengiriman sehingga tidak terjadi penumpukan atau kekurangan obat,

memilih supplier yang handal dengan service memuaskan, dapat menentukan

jadwal pembelian untuk menekan biaya pengadaan dan efisien dalam proses

pengadaan.

Menurut WHO, ada empat strategi dalam pengadaan obat yang baik :

1) Pengadaaan obat-obatan dengan harga mahal dengan jumlah yang tepat

2) Seleksi terhadap supplier yang dapat dipercaya dengan produk yang

berkualitas

3) Pastikan ketepatan waktu pengiriman obat

4) Mencapai kemungkinan termurah dari harga total

2.2.1.3 Penyimpanan Obat

Pengaturan penyimpanan obat dan persediaan menurut WHO adalah

sebagai berikut :

a. Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di atas

rak. ‘Kesamaan’ berarti dalam cara pemberian obat (luar,oral,suntikan) dan

bentuk ramuannya (obat kering atau cair)

b. Simpan obat sesuai tanggal kadaluwarsa dengan menggunkan prosedur

FEFO (First Expiry First Out). Obat dengan tanggal kadaluwarsa yang lebih

pendek ditempatkan di depan obat yang berkadaluwarsa lebih lama. Bila obat

mempunyai tanggal kadaluwarsa sama, tempatkan obat yang baru diterima

dibelakang obat yang sudah ada.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

11

Universitas Indonesia

c. Simpan obat tanpa tanggal kadaluwarsa dengan menggunakan prosedur

FIFO (First In First Out). Barang yang baru diterima ditempatkan dibelakang

barang yang sudah ada

d. Buang obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan

pemusnahan obat, termasuk tanggal, jam, saksi dan cara pemusnahan.

2.2.1.4 Pendistribusian Obat

Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di RS untuk

pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan

serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar

kemudahan untuk di jangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :

a. efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada

b. metode sentralisasi atau desentralisasi

c. sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.

2.2.2 Arus Keluar Masuk Barang

Arus keluar masuknya barang di rumah sakit akan melalui jalur sebagai

berikut:

a. Dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) masuk ke gudang rumah sakit.

b. Dari gudang masuk ke ruang/ depo-depo farmasi.

c. Dari ruang/depo farmasi ke tangan pasien.

Dari arus keluar masuknya barang tersebut terdapat 3 jenis kegiatan yang terlibat,

yaitu pengadaan barang (pembelian), pergudangan (penyimpanan), dan

penyerahan barang (penjualan) (Anief, 1995).

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

12 Universitas Indonesia

BAB 3 METODE PENGAMATAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Pengambilan data dilakukan di Gudang Farmasi pada saat Praktek Kerja

Profesi Apoteker (PKPA) di RSUP Fatmawati dari tanggal 19 September – 7

Oktober 2011.

3.2 Data dan Sampel

Data dan sampel yang digunakan berasal dari seluruh buku rekapitulasi

penerimaan barang di instalasi farmasi RSUP Fatmawati periode Juli-Desember

2010.

3.3 Metode Analisa Data

Untuk mengetahui pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati periode Juli-

Desember 2010, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari buku penerimaan barang di

instalasi farmasi RSUP Fatmawati.

b. Menghitung total nilai dan jumlah pembelian antibiotik periode Juli-

Desember 2010 serta menghitung rata-ratanya setiap bulan.

c. Menggolongkan dan menghitung nilai dan jumlah pembelian antibiotik

berdasarkan bentuk sediaan, generik dan nama dagang serta golongan.

d. Menghitung dan mengkaji nilai dan jumlah pembelian antibiotik terbanyak

berdasarkan bentuk sediaan.

e. Menghitung persentase pembelian antibiotik terhadap pembelian obat secara

keseluruhan.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

4.1 Pembelian Antibiotik

Tabel 4.1. Jumlah dan Nilai Juli - Desember 2010

BULAN

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

TOTAL KESELURUHAN

RATA-RATA/BULAN

14%

17%

35%

18%

7%

9%

Gambar 4.1 Presentase Jumlah Antibiotik (Item

13 Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL PENGAMATAN

Pembelian Antibiotik di RSUP Fatmawati Periode Juli – Desember 2010

Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik di RSUP Fatmawati Periode Desember 2010

TOTAL

JML (Item) HARGA (Rp)

52,309.00

59,738.00

125,971.00

64,274.00

24,144.00

33,426.00 TOTAL KESELURUHAN

359,862.00

59,977.00

17%

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

16%

24%

16%

11%

14%

Jumlah Pembelian Item)

Gambar 4.2 Present Antibiotik (

Universitas Indonesia

Desember 2010

Pembelian Antibiotik di RSUP Fatmawati Periode

HARGA (Rp)

400,597,223.18

466,338,022.05

593,588,616.20

385,155,153.11

272,521,823.59

355,874,414.44

2,474,075,252.57

412,345,875.43

16%

19%

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Presentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah)

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

4.2 Pembelian Antiboitik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati

Periode Juli – Desember

Tabel 4.2. Jumlah dan Nilai

RSUP Fatmawati periode Juli

BENTUK SEDIAAN

Tablet

Kapsul

Sirup

Salep, Krim , Suppos

Injeksi , Infus

Drop

TOTAL KESELURUHAN

5.2%

0.4%

1.0%

24.9%0.2%

Tablet Kapsul

Salep,Krim, Suppos Injeksi,Infus

Gambar 4.3 Presentase Jumlah Antibiotik (Item Bentuk Sediaan

Universitas Indonesia

Pembelian Antiboitik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati

Desember 2010

Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaa

RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010

TOTAL RATA

JML (Item) HARGA (Rp) JML (I tem

245,911.00 381,527,585.90 40,985.17

18,650.00 60,406,411.26 3,108.33

1,330.00 38,870,447.44 221.67

3,740.00 49,762,905.89 623.33

89,493.00 1,921,816,389.46 14,915.50

738.00

21,691,512.62 123.00

359,862.00 2,474,075,252.57 59,977.00

68.3%

Sirup

Drop

77.7%

Tablet Kapsul

Salep,Krim, Suppos Injeksi,Infus

Jumlah Pembelian Item) Berdasarkan

n

Gambar 4.4 Present Antibiotik ( Bentuk

14

Universitas Indonesia

Pembelian Antiboitik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati

Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan di

RATA -RATA/BULAN

tem) HARGA (Rp)

40,985.17 63,587,930.98

3,108.33 10,067,735.21

221.67 6,478,407.91

623.33 8,293,817.65

14,915.50 320,302,731.58

123.00

3,615,252.10

59,977.00 412,345,875.43

15.4%

2.4%1.6%

2.0%

0.9%

Kapsul Sirup

Injeksi,Infus Drop

Presentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan

k Sediaan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

15

Universitas Indonesia

Tabel 4.3. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Tablet / Kaplet di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CIPROFLOXACIN 500 MG 66,600.00 17,716,179.80

2 RIFAMPICIN 450 MG 51,000.00 22,949,949.00

3 CLINDAMYCIN 300 MG 26,250.00 14,712,299.91

4 RIFAMPICIN 600 MG 20,500.00 12,256,537.70

5 CO-AMOXICLAVE KAPL 625 MG 10,337.00 47,554,815.00

6 CEFADROXIL 500 MG 9,450.00 5,922,759.65

7 LEVOFLOXACIN 500 MG 9,080.00 5,814,547.20

8 DOXYCYCLINE 100 MG 8,100.00 1,656,673.70

9 RIFAMPICIN 300 MG 6,300.00 2,204,987.40

10 OFLOXACIN 400 MG 6,100.00 4,014,212.07

TOTAL 213,717.00 134,802,961.43

Tabel 4.4. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Tablet / Kaplet di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CO-AMOXICLAVE KAPL 625 MG 10,337.00 47,554,815.00

2 CERADOLAN 200 MG 2,400.00 35,938,686.30

3 BINOZYT TAB 500 2,661.00 35,391,468.44

4 RIFAMPICIN 450 MG 51,000.00 22,949,949.00

5 CIPROFLOXACIN 500 MG 66,600.00 17,716,179.80

6 CLANEKSI 500 MG 1,800.00 15,071,067.00

7 CLINDAMYCIN 300 MG 26,250.00 14,712,299.91

8 SPORETIK 100 MG 1,056.00 14,533,273.23

9 BAQUINOR FORTE 1,380.00 13,029,525.30

10 CRAVOX 500 MG 600 12,940,400.00

TOTAL 164,084.00 229,837,663.98

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

16

Universitas Indonesia

Tabel 4.5. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Kapsul di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CEFIXIME 100 MG 13,400.00 14,952,215.07

2 CESPAN CAP 100 MG 1,320.00 20,775,699.96

3 CEFAT 500 MG CAPSUL 900 6,655,671.00

4 DOXICOR 100 MG 810 3,408,075.00

5 PROLIC 300 MG 800 3,990,448.00

6 CLINDAMYCIN CAP 150 MG 800 285,602.24

7 CEFSPAN 200 MG 520 10,303,699.99

8 FARSYCLIN FORTE 100 35,000.00

TOTAL 18,650.00 60,406,411.26 Tabel 4.6. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Kapsul Berdasarkan

di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CESPAN CAP 100 MG 1,320.00 20,775,699.96

2 CEFIXIME 100 MG 13,400.00 14,952,215.07

3 CEFSPAN 200 MG 520 10,303,699.99

4 CEFAT 500 MG CAPSUL 900 6,655,671.00

5 PROLIC 300 MG 800 3,990,448.00

6 DOXICOR 100 MG 810 3,408,075.00

7 CLINDAMYCIN CAP 150 MG 800 285,602.24

8 FARSYCLIN FORTE 100 35,000.00

TOTAL 18,650.00 60,406,411.26 Tabel 4.7. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CEFIXIME SYRUP 388.00 6,811,650.48

2 CEFADROXIL SYR 60 ML 214.00 1,387,546.97

3 DEXYCLAV FORTE DRY SYR 150.00 10,098,000.00

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

17

Universitas Indonesia

4 DEXYCLAV DRY SYR 121.00 5,430,480.00

5 CEFSPAN DRY SYRUP 100 ML 74.00 5,189,250.00

6 AMOXICILLIN SYR 60 ML 56.00 170,962.00

7 HUFAMOXIL SYR 50.00

175,000.00

8 CEFILA SYR 100 MG 49.00 2,990,020.00

9 ERYTHROMYCIN SYR 41.00

267,533.20

10 AMOXSAN SYR 30.00

489,073.20

TOTAL 1,173.00 33,009,515.85 Tabel 4.8. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Sirup di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 DEXYCLAV FORTE DRY SYR 150 10,098,000.00

2 CEFIXIME SYRUP 388 6,811,650.48

3 DEXYCLAV DRY SYR 121 5,430,480.00

4 CEFSPAN DRY SYRUP 100 ML 74 5,189,250.00

5 CEFILA SYR 100 MG 49 2,990,020.00

6 CEFADROXIL SYR 60 ML 214 1,387,546.97

7 CLANEKSI FORTE DRY SYR 60ML 16 763,885.76

8 CEFAT DRY SYRUP 25 762,539.70

9 CEFAT FORTE DRY SYR 13 681,491.53

10 STARCEF SYR 30 ML 11 641,784.00

TOTAL 1,061.00 34,756,648.44 Tabel 4.9. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Salep, Krim dan Suppos di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 FUSON CREAM 1,019.00 7,735,096.05

2 FLAGYSTATIN OVULA 420 4,750,701.43

3 KALMICETINE ZALF KULIT 10 G 345 2,504,700.00

4 GARAMYCIN OINT 5 G 293 6,306,121.80

5 FLADYSTIN OVULE 290 2,807,200.00

6 GARAMYCIN CREAM 5 G 275 5,918,715.00

7 GENTAMYCIN OINT 0.1% 5 G 220 348,975.00

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

18

Universitas Indonesia

8 IKAMICETIN ZALF MATA 1% 3.5 G 187 342,585.21

9 GENTASOLON 10 G 177 2,773,501.50

10 BACTODERM CREAM 5 G 150 4,273,500.00

TOTAL 3,376.00 37,761,095.99 Tabel 4.10. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Salep, Krim dan

Suppos di RSUP Fatmawati periode Juli- Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 FUSON CREAM 1,019.00 7,735,096.05

2 GARAMYCIN OINT 5 G 293 6,306,121.80

3 GARAMYCIN CREAM 5 G 275 5,918,715.00

4 FLAGYSTATIN OVULA 420 4,750,701.43

5 BACTODERM CREAM 5 G 150 4,273,500.00

6 MEDIKLIN TR GEL 15 G 128 3,080,000.00

7 FLADYSTIN OVULE 290 2,807,200.00

8 GENTASOLON 10 G 177 2,773,501.50

9 KALMICETINE ZALF KULIT 10 G 345 2,504,700.00

10 CENDO FENICOL ZM 3.5 G 146 2,286,542.50

TOTAL 3,243.00 42,436,078.28

Tabel 4.11. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Sediaan Injeksi dan Infus di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CEFTRIAXONE 1 G 53,180.00 142,881,036.44

2 CEFOTAXIM 1000 MG 9,400.00 23,456,114.66

3 STREPTOMYCIN INJ 1 G 3,830.00 12,301,960.00

4 LEVOFLOXACIN INFUS 3,335.00 218,760,080.00

5 CEFOPERAZON 1 G 2,626.00 228,199,400.00

6 CEFTAZIDIME INJ 2,260.00 23,404,125.60

7 CIPROFLOXACIN INF 2,180.00 26,695,327.13

8 GENTAMYCIN 80 mg 1 ML 1,490.00 3,616,010.20

9 MEROPENEM INJ 1 G 1,085.00 202,895,000.00

10 FOSMICIN 2 G 1,040.00 133,121,560.00

TOTAL 80,426.00 1,015,330,614.03

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

19

Universitas Indonesia

Tabel 4.12. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Injeksi dan Infus di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 CEFOPERAZON 1 G 2,626.00 228,199,400.00

2 LEVOFLOXACIN INFUS 3,335.00 218,760,080.00

3 MEROPENEM INJ 1 G 1,085.00 202,895,000.00

4 TERFACEF INJ 1,012.00 145,027,402.30

5 CEFTRIAXONE 1 G 53,180.00 142,881,036.44

6 FOSMICIN 2 G 1,040.00 133,121,560.00

7 FOSMICIN 1 G 870.00 68,915,962.50

8 CEFXON INJ 436.00 61,566,010.00

9 PICYN 1500 620.00 58,481,500.00

10 TRIJECT INJ 405.00 57,743,785.00

TOTAL 64,609.00 1,317,591,736.24

Tabel 4.13. Jumlah Pembelian Antibiotik Terbanyak Bentuk Drop Berdasarkan di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 OTOPRAF 238.00 2,923,802.80

2 TARIVID OTIC 235.00 13,542,815.00

3 OTOPAIN EAR DROP 135.00 3,573,900.00

4 TRIAXITROL TTS MATA 5 ML 48.00 216,004.50

5 CENDO FENICOL 0.5 % 20.00 447,119.25

6 XITROL MND 21.00 368,156.25

7 CHLORAMPHENICOL T T 3% 18.00 17,998.20

8 CENDO FENICOL 0.25 % 9.00 150,348.00

9 AMOXSAN PAED DROPS 15 ML 7.00 152,352.32

10 BAQUINOR 0.3 % ED 4.00 93,591.30

TOTAL 735.00 21,486,087.62

Tabel 4.14. Nilai Pembelian Antibiotik Tertinggi Bentuk Sediaan Drop di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010

No NAMA OBAT JML (Item) NILAI (Rp)

1 TARIVID OTIC 235.00 13,542,815.00

2 OTOPAIN EAR DROP 135.00 3,573,900.00

3 OTOPRAF 238.00 2,923,802.80

4 CENDO FENICOL 0.5 % 20.00 447,119.25

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

5 XITROL MND

6 TRIAXITROL TTS MATA

7 CRAVIT EYE DROP 5 ML

8 AMOXSAN PAED DROPS 15 ML

9 CENDO FENICOL 0.25 %

10 BAQUINOR 0.3 % ED

TOTAL

4.3 Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan

RSUP Fatmawati Periode Juli

Tabel 4.15. Jumlah dan Nama Dagang

NO NAMA

1 GENERIK

2 DAGANG

TOTAL KESELURUHAN

16%

Generik

Gambar 4.5 Presentase Jumlah Antibiotik (Item Nama Generik d

Universitas Indonesia

21.00

TRIAXITROL TTS MATA 5 ML 48.00

CRAVIT EYE DROP 5 ML 3.00

AMOXSAN PAED DROPS 15 ML 7.00

CENDO FENICOL 0.25 % 9.00

BAQUINOR 0.3 % ED 4.00

720.00

Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama

RSUP Fatmawati Periode Juli – Desember 2010

dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2011

TOTAL RATA

JML (Item) HARGA JML (Item)

302,806.00 814,754,104.35 50,467.67

57,056.00 1,659,321,148.22 9,509.33

359,862.00 2,474,075,252.57 59,977.00

84%

Dagang

67%

Generik

Jumlah Pembelian Item) Berdasarkan

dan Nama Dagang

Gambar 4.6 Presentase Antibiotik ( Nama Gen

20

Universitas Indonesia

368,156.25

216,004.50

205,425.00

152,352.32

150,348.00

93,591.30

21,673,514.42

Nama Dagang di

Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Desember 2011

RATA -RATA/BULAN

(Item) HARGA

135,792,350.73

276,553,524.70

412,345,875.43

33%

Generik Dagang

ase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan

enerik dan Nama Dagang

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

21

Universitas Indonesia

4.4 Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan di RSUP Fatmawati

Periode Juli – Desember 2010

Tabel 4.16. Jumlah dan Nilai Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan Obat di

RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2011

GOLONGAN OBAT TOTAL RATA-RATA /BLN

JML (Item) HARGA (Rp) JML (Item) HARGA (Rp)

Penisilin 16,983.00

131,947,490.33 2,830.50

21,991,248.39

Sefalosporin 106,674.00

1,215,682,034.50 17,779.00

202,613,672.42

Carbapenem 1,176.00

225,887,523.95 196.00

37,647,920.66

Aminoglikosida 7,809.00

149,951,623.00 1,301.50

24,991,937.17

Kuinolon 90,194.00

343,083,878.38 15,032.33

57,180,646.40

Makrolida 6,153.00

60,342,397.26 1,025.50

10,057,066.21

Tetrasiklin 11,704.00

14,328,198.86 1,950.67

2,388,033.14

Linkosamid 30,167.00

24,112,677.08 5,027.83

4,018,779.51

Kloramfenikol 1,931.00

7,159,693.36 321.83

1,193,282.23

Rifampicin 79,188.00

46,584,927.20 13,198.00

7,764,154.53

Antibiotik Kombinasi 4,333.00

9,658,199.96 722.17

1,609,699.99

Golongan Lain

Fosfomicin 2,110.00

226,633,522.50 351.67

37,772,253.75

Asam Fusidat 1,168.00

9,152,090.97 194.67

1,525,348.50

Mupirosin 272.00

9,550,995.20 45.33

1,591,832.53

TOTAL KESELURUHAN 359,862.00

2,474,075,252.57 59,977.00

412,345,875.43

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

22

Universitas Indonesia

4.5 Nilai Pembelian Antibiotik terhadap Nilai Pembeliaan obat Keseluruhan

di RSUP Fatmawati Periode Juli – Desember 2010

Tabel 4.17. Persentase Nilai Pembelian Antibiotik terhadap Nilai Pembelian Obat Keseluruhan di RSUP Fatmawati Periode Juli – Desember 2010

Bulan Total Nilai Pembelian Antibiotik Total Nilai Pembelian Obat Persentase

(Rp) (Rp) %

Juli 400,597,223.18 3,436,986,593.61 1.79

Agustus 466,338,022.05 4,076,313,540.46 2.09

September 593,588,616.20 5,109,847,137.39 2.66

Oktober 385,155,153.11 3,692,778,414.53 1.72

November 272,521,823.59 2,662,885,759.30 1.22

Desember 355,874,414.44 3,352,899,358.49 1.59

Total Keseluruhan

2,474,075,252.57 22,331,710,803.78 11.08

Rata-Rata/ Bulan

412,345,875.43 3721951801 1.85

Penisilin

4.72%

Sefalosporin

29.64%

Karbapenem

0.33%

Aminoglikosida

2.0%

Kuinolon

25.06%Makrolida

1.71%

Tetrasiklin

3.25%

Linkosamid

8.38%

Kloramfenikol

0.54%

Rifampisin

22.01%

Fosfomisin

0.59%

Asam

Fusidat

0.32%Mupirosin

0.08%

Antibiotik

Kombinasi

1.20%

Penisilin

5.33%

Sefalosporin

49.14%

Karbapenem

9.13%

Aminoglikosida

5.8%

Kuinolon

13.87%

Makrolida

2.44%

Tetrasiklin

0.58%

Linkosamid

0.97%

Kloramfenikol

0.29%

Rifampisin

1.88%

Fosfomisin

9.16%

Asam Fusidat

0.37%Mupirosin

0.39%Antibiotik

Kombinasi

0.39%

Gambar 4.8 Presentase Nilai Pembelian Antibiotik (Rupiah) Berdasarkan Golongan

Gambar 4.5 Presentase Jumlah Pembelian Antibiotik (Item) Berdasarkan Golongan

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

23 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN

Di Rumah Sakit, antibiotik termasuk kategori obat yang fast moving,

perputarannya cukup cepat. Obat ini banyak digunakan di rumah sakit, umumnya

dokter banyak meresepkan antibiotik untuk tujuan profilaksis maupun kuratif.

Kebutuhan antibiotik di RSUP Fatmawati cukup tinggi, hal itu tampak dari

tingginya jumlah pembeliaan antibiotik setiap bulannya. Dalam bab ini akan

dibahas lebih rinci mengenai profil pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati

periode Juli-Desember 2010. Data pembelian antibiotik pada periode ini, dapat

dijadikan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan pembelian antibiotik untuk

periode selanjutnya dan sebagai bahan untuk evaluasi pembeliaan antibiotik. Data

pembelian antibiotik pada periode ini diambil dari buku laporan Rekapitulasi

Pembelian Antibiotik di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati bulan Juli-Desember

2010. Dari sana dapat dilihat jumlah dan nilai terbanyak pada masing-masing

jenis dan penggolongan antibiotik.

Berdasarkan data hasil pengamatan, total nilai (rupiah) pembelian

antibiotik di RSUP Fatmawati periode Juli-Desember 2010 mencapai

Rp.2,474,075,252.57 dengan rata-rata pembelian setiap bulannya sebesar

Rp.412,345,875.43. Sedangkan untuk total jumlah (item) dari pembelian

antibiotik pada periode tersebut mencapai 359,862 item dengan rata-rata setiap

bulannya sebesar 59,977 item. Nilai dan jumlah pembelian antibiotik tertinggi

selama periode tersebut terjadi pada bulan September yaitu mencapai

Rp.593,588,616.20 (24%) dengan jumlah barang sebesar 125,971 item (35%).

Nilai dan jumlah tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1, Gambar 4.1 dan Gambar

4.2 pada hasil pengamatan. Pengamatan terhadap nilai dan jumlah pembelian

antibiotik juga dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, nama generik dan nama

dagang serta penggolongannya. Selain itu dilihat pula persentase nilai pembelian

antibiotik terhadap nilai pembelian obat secara keseluruhan di RSUP Fatmawati

periode Juli-Desember 2010.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

24

Pada Tabel 4.2. dapat dilihat pembelian antibiotik berdasarkan bentuk

sediaan di RSUP Fatmawati. Pembagian sediaan obat meliputi tablet/kaplet,

kapsul, sirup, salep, krim, suppositoria, injeksi, infus dan drop/obat tetes. Nilai

pembelian antibiotik tertinggi berdasarkan bentuk sediaan adalah sediaan injeksi

dan infus dengan nilai pembelian sebesar Rp. 1,921,816,389.46 (77.7%) dan nilai

rata-rata setiap bulannya sebesar Rp. 320,302,731.58. Injeksi dan infus banyak

digunakan di instalasi rawat inap, IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan kamar

operasi RSUP Fatmawati. Penggunaan injeksi dan infus memiliki beberapa

keuntungan diantaranya onset yang cepat, dicapai respon fisiologis yang cepat,

kerja obat dapat diperpanjang, dapat diramalkan dengan pasti, sehingga

pemakaiannya sesuai untuk penderita sakit keras, koma, operasi/pasca-operasi

yang banyak ditangani oleh RSUP Fatmawati. Namun, injeksi dan infus juga

memiliki beberapa kekurangan antara lain rasa nyeri saat disuntikkan,

pemberiannya harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan

membutuhkan waktu lebih banyak dibanding sediaan lain, harus steril, bebas

partikel, dan pirogen, sehingga membuat harga pembeliannya lebih mahal

dibanding bentuk sediaan lain. Nilai pembelian antibiotik terendah berdasarkan

bentuk sediaan terdapat pada sediaan drop yaitu sebesar Rp.21,691,512.62 (0.9%)

dengan nilai rata-rata Rp.3,615,252.10 per bulan.

Untuk jumlah (item) pembelian antibiotik tertinggi ada pada sediaan tablet

yaitu sejumlah 245,911 item (68.3%) dengan jumlah rata-rata sebesar 40,985 item

per bulan. Sediaan tablet/kaplet merupakan sediaan yang banyak dijumpai di

hampir semua depo-depo farmasi terutama pada depo farmasi rawat jalan.

Umumnya pasien-pasien rawat jalan mengkonsumsi obat secara oral. Namun, di

rawat inap pun pasien yang sadar juga banyak yang mengkonsumsi obat oral

termasuk sediaan tablet/kaplet tersebut. Di RSUP Fatmawati, sediaan drop selain

memiliki nilai pembelian yang terendah juga pembeliaan hanya sedikit yaitu

sekitar 783 item (0.2%) dengan rata-ratanya 123 item per bulan. Penggunaan

drop umumnya ditujukan untuk pemakaian luar seperti tetes mata dan tetes telinga

sehingga penggunaannya tidak begitu banyak. Presentase nilai dan jumlah

pembelian antibiotik berdasarkan bentuk sediaan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

25

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat sepuluh besar jumlah (item) pembelian

antibiotik terbanyak pada sediaan tablet/kaplet periode Juli-Desember 2010.

Tablet ciprofloxacin 500 mg merupakan antibiotik terbanyak yang dibeli pada

periode tersebut yaitu sejumlah 66.600 item. Ciprofloxacin merupakan antibiotik

golongan kuinolon. Obat ini umumnya digunakan untuk pengobatan infeksi

saluran kemih, infeksi saluran napas bawah, infeksi kulit, tulang, sendi dan

jaringan lunak. Sedangkan untuk antibiotik sediaan tablet/kaplet yang

menghabiskan nilai rupiah terbesar pada periode tersebut adalah Co amoxiclave

kaplet 625 mg yaitu sebesar Rp. 47,554,815.00. Co amoxiclave merupakan

kombinasi antara Amoxicilin dengan Asam klavulanat yang dapat meningkatkan

khasiat Amoxicilin menjadi sekitar 50 kali lebih kuat terhadap E. coli, H.

influenza dan S. aureus (Tjay, 2007). Sepuluh besar nilai pembelian antibiotik

terbanyak dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Untuk sediaan kapsul, jumlah dan nilai pembelian antibiotik terbanyak

dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6. Cefixime 100 mg menempati urutan

teratas sebagai antibiotik dengan jumlah terbanyak yaitu 13400 item. Cefixime

merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Secara in vitro, obat

ini stabil terhadap berbagai jenis beta laktamase, dapat digunakan untuk terapi

otitis media akut, bronkitis akut, infeksi saluran kemih oleh kuman yang sensitif

dan gonore. Efek samping dari cefixime pun umumnya ringan, sehingga banyak

digunakan (Ganiswarna,1995). Sedangkan Cespan 100 mg merupakan antibiotik

yang memiliki nilai rupiah terbesar pada sediaan kapsul yaitu mencapai

Rp.20,775,699.96. Cespan 100 mg merupakan obat nama dagang dengan

komposisi Cefixime 100 mg. Aktivitas antibakterinya sama seperti yang telah

dijelaskan pada Cefixime. Namun, dikarenakan Cespan merupakan obat dengan

merek dagang maka harga Cespan lebih tinggi dari obat generiknya.

Jumlah dan nilai pembeliaan antibiotik terbanyak pada sediaan sirup dapat

dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8. Cefixime syrup dengan jumlah 388 item

menempati urutan jumlah terbanyak kategori tersebut pada periode Juli-Desember

2010. Cefixime syrup banyak digunakan sebagai antibiotik untuk anak dan

sebagai alternatif untuk pasien yang sulit untuk menelan seperti manula dan

sebagainya. Sedangkan untuk nilai (rupiah) tertinggi dari pembelian antibiotik

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

26

sirup terdapat pada Dexyclav forte dry syrup dengan nilai Rp. 10,098,000.00.

Kompisisi dari Dexyclav forte dry syrup adalah kombinasi dari Amoxicillin dan

Asam klavulanat. Kombinasi tersebut dapat meningkatkan khasiat Amoxicillin

menjadi sekitar 50 kali lebih kuat terhadap E. coli, H. Influenza, dan S. Aureus

(Tjay, 2007).

Pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 menunjukan jumlah dan nilai pembelian

antibiotik terbanyak pada sediaan salep, krim dan suppositoria. Fuson cream

memiliki jumlah dan nilai rupiah tertinggi dalam pembelian antibiotik kategori

tersebut, yaitu sebesar 1,019 item dengan nilai rupiah sebesar Rp. 7,735,096.05.

Fuson cream berisi Asam fusidat yang umumnya digunakan sebagai antibiotik

topikal yaitu pada lesi kulit karena infeksi Streptococcus dan Staphilococcus.

Pada sediaan injeksi dan infus, Ceftriaxone injeksi 1 g merupakan

antibiotik dengan jumlah terbanyak yang dibeli pada periode Juli-Desember 2010

yaitu sebesar 53,180 item. Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan

sefalosporin generasi ketiga. Obat ini umumnya aktif terhadap kuman gram

positif. Untuk meningitis obat ini diberikan dua kali sehari sedangkan untuk

infeksi lain umumnya cukup satu kali sehari. Obat ini juga merupakan pilihan

utama untuk uretritis oleh gonokokus tanpa komplikasi. Dosis obat ini tidak perlu

disesuaikan pada gagal ginjal dan gangguan hati. Oleh karena itu obat ini banyak

digunakan untuk pemakaian secara intravena di rumah sakit. Untuk pembeliaan

antibiotik yang menghabiskan nilai rupiah terbanyak adalah Cefoperazone injeksi

1g yang menghabiskan dana sebesar Rp.228,199,400. Cefoperazone juga

merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga. Obat ini lebih aktif terhadap

Ps. aeruginosa (Ganiswarna, 1995). Jumlah dan nilai pembelian antibiotik

terbanyak pada sediaan injeksi dan infus dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel

4.12.

Untuk sediaan drop, jumlah item terbanyak terdapat pada Otopraf dengan

jumlah 348 drop. Otopraf merupakan preparat telinga yang di dalamnya terdapat

kombinasi antibiotik polimiksin B sulfat dan neomisin sulfat. Obat ini

diindikasikan untuk otitis ekterna akut dan kronis oleh bakteri gram positif dan

negatif serta radang saluran telinga luar yang disertai nyeri. Antibiotik jenis drop

yang memiliki nilai pembelian terbesar adalah Tarivid otic, yaitu sebesar

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

27

Rp.13,542,815. Tarivid otic berisi Ofloxacin yang merupakan antibiotik golongan

kuinolon. Obat ini digunakan untuk infeksi mata (Tjay,2007). Jumlah dan nilai

pembelian antibiotik terbanyak pada sediaan drop dapat dilihat pada Tabel 4.13

dan Tabel 4.14.

Sebagai rumah sakit pemerintah, RSUP Fatmawati wajib mengikuti

pedoman penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan. Pada bagian ini

akan dibahas mengenai pembelian antibiotik berdasarkan nama dagang dan nama

generik. Dari data rekapitulasi pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati periode

Juli-Desember 2010 didapatkan bahwa jumlah pembelian antibiotik generik

sebesar 302,806 item (84%) dengan rata-rata 50,467 item per bulan obat

sedangkan antibiotik dengan nama dagang berjumlah 57,056.00 item (16%)

dengan rata-rata setiap bulannya sejumlah 9,509 item (Tabel 4.15, Gambar 4.5).

Dilihat dari jumlah dan persentase pembeliannya, jumlah antibiotik generik jauh

lebih banyak dibandingkan antibiotik dengan nama dagang jadi kemungkinan

permintaan atau penggunaan antibiotik generik lebih banyak dibandingkan

antibiotik paten (nama dagang). Itu disebabkan karena RSUP Fatmawati

merupakan rumah sakit pemerintah yang sebagian besar melayani pasien dengan

jaminan kesehatan pemerintah atau asuransi pemeritah atau lembaga departemen.

Nilai dan persentase pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati periode

Juli-Desember 2010 berdasarkan nama dagang dan generik dapat dilihat pada

Tabel 4.15 dan Gambar 4.6. Pembelian antibiotik dengan nama dagang memiliki

nilai rupiah terbesar yaitu Rp 1,659,321,148.22 (67%) dengan nilai rata-rata

Rp.276,553,524.70 per bulan. Sedangkan pembelian antibiotik generik hanya

menghabiskan dana sebesar Rp. 814,754,104.35 (33%) dengan nilai rata-rata

Rp.135,792,350.73 per bulan. Jadi, meskipun jumlah pembelian antibiotik generik

tinggi tetapi biaya yang dikeluarkannya tidak terlalu besar. Sebaliknya pembelian

antibiotik dengan nama dagang menghabiskan dana yang cukup besar sehingga

jumlah pembeliannya sedikit. Obat-obat generik dalam metode analisis pareto

merupakan obat-obat kategori C yang membutuhkan biaya sedikit dan pemenuhan

kebutuhanya di rumah sakit bisa sampai 80%.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

28

Pembelian antibiotik berdasarkan golongan dijelaskan pada Tabel 4.16,

Gambar 4.7 dan Gambar 4.8. Penggolongan antibiotik didasarkan pada struktur

kimianya sepetri golongan beta laktam yang terdiri dari penisilin, sefalosporin,

karbapenem, golongan aminoglikosida, kuinolon, makrolida, tetrasiklin,

kloramfenikol, linkosamid dan lain sebagainya. Dari data yang diperoleh

diketahui bahwa jumlah dan nialai terbanyak pada pembelian antibiotik

berdasarkan golongan di RSUP Fatmawati periode Juli – Desember 2010 adalah

golongan sefalosporin. Jumlah pembelian antibiotik sefalosforin sebesar 106,674

item (29.64 %) dengan rata per bulanya sebesar 17,779 item. Sedangkan nilai dari

antibiotik golongan sefalosporin pada periode tersebut mencapai

Rp.1,215,682,034.50 (49.14%) dengan rata-rata Rp. 202,613,672.42 per bulan.

Berdasarkan data pembelian, antibiotik yang sering digunakan di RSUP

Fatmawati adalah golongan sefalosporin. Penggunaan sefalosporin kini sudah

mencapai generasi keempat. Antibiotik ini memiliki spektrum kerja yang luas

meliputi banyak kuman gram positif dan negatif (Tjay, 2007).

Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa pembelian antibiotik periode Juli –

Desember 2010 di RSUP Fatmawati menyerap dana sekitar 11.08 % dari dana

pembelian obat keseluruhan. Persentase rata-rata pembelian antibiotik tiap bulan

sekitar 1.85%. Nilai pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati pada periode

tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan rumah sakit di beberapa negara

yang rata-rata pembelian antibiotiknya mencapai 40% (Erawati, 2008).

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

29 Universitas Indonesia

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

a. Total jumlah dan nilai pembelian antibiotik di RSUP Fatmawati periode

tersebut sebesar 359,862 item dengan nilai Rp. 2,474,075,252.57. Rata-rata

pembelian setiap bulannya adalah 59,977 item dengan nilai

Rp.412,345,875.43.

b. 1. Jumlah pembelian antibiotik berdasarkan bentuk sediaan meliputi :

tablet/kaplet sebanyak 245,911 item (68.3%), kapsul sebanyak 18,650 item

(5.2%), sirup sebanyak 1,330 item (0.4%), salep, krim dan suppos sebanyak

3,740 item (1%), injeksi dan infus sebanyak 89,493 item (24.9%) dan drop

sebanyak 738 item (0.2%).

2. Nilai pembelian antibiotik berdasarkan bentuk sediaan meliputi :

tablet/kaplet sebesar Rp.381,527,585.90 (15.4%), kapsul sebesar

Rp.60,406,411.26 (2.4%), sirup sebesar Rp. 38,870,447.44 (1.6%), salep,

krim dan suppos sebesar Rp. 49,762,905.89 (2%), injeksi dan infus sebesar

Rp. 1,921,816,389.46 (77.7%) dan drop sebesar Rp. 21,691,512.62 (0.9 %).

c. 1. Jumlah pembelian antibiotik terbanyak berdasarkan bentuk sediaan

meliputi: Tablet/kaplet yaitu Ciprofloxacin 500 mg sebanyak 66,600 tablet;

kapsul yaitu Cefixime 100 mg sebanyak 13,400 kapsul; sirup yaitu Cefixime

syrup sebanyak 388 botol; salep, krim dan suppos yaitu Fuson cream

sebanyak 1,019 tube; injeksi dan infus yaitu Ceftriaxone inj 1 g sebanyak

53,180 vial; drop yaitu Otopraf sebanyak 238 drop.

2. Nilai pembelian antibiotik terbanyak berdasarkan jenis sediaan meliputi :

Tablet/kaplet yaitu Co amoxiclave kaplet 625 mg sebesar Rp. 47,554,815.00;

kapsul yaitu Cespan 100 mg sebesar Rp 20,775,699.96; sirup yaitu Dexyclav

forte syrup sebesar Rp. 10,098,000.00; salep, krim dan suppos yaitu Fuson

krim sebesar Rp. 7,735,096.05; injeksi dan infus yaitu Cefoperazon inj 1 g

sebesar Rp. 228,199,400.00; drop yaitu Tarivid otic sebesar

Rp.13,542,815.00.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Universitas Indonesia

30

d. Jumlah dan nilai pembelian antibiotik berdasarkan nama generik dan nama

dagang meliputi : antibiotik generik jumlahnya mencapai 302,806 item (84%)

dengan nilai pembelian sebesar Rp. 814,754,104.35 (33%). Sedangkan untuk

antibiotik dengan nama dagang jumlahnya hanya 57,056 item (16%), namun

menghabiskan dana yang cukup besar sekitar Rp. 1,659,321,148.22 (67%).

e. 1. Jumlah pembelian antibiotik berdasarkan golongan meliputi : penisilin

sebanyak 16,983 item, sefalosporin sebanyak 106,674 item, karbapenem

sebanyak 1,176 item, aminoglikosida sebanyak 7,809 item, kuinolon

sebanyak 90,194 item, makrolida sebanyak 6,153 item, tetrasiklin sebanyak

11,704 item, linkosamid sebanyak 30,167 item, kloramfenikol sebanyak

1,931 item, rifampisin sebanyak 79,188 item, antibiotik kombinasi sebanyak

4,333 item, antibiotik lain sebanyak 3550 item.

2. Nilai pembelian antibiotik berdasarkan golongan meliputi : penisilin

sebesar Rp 131,947,490.33, sefalosporin sebesar Rp.1,215,682,034.50,

karbapenem sebesar Rp.225,887,523.95, aminoglikosida sebesar

Rp.149,951,623.00, kuinolon sebesar Rp. 343,083,878.38, makrolida sebesar

Rp. 60,342,397.26, tetrasiklin sebesar Rp. 14,328,198.86, linkosamid sebesar

Rp.24,112,677.08, kloramfenikol sebesar Rp.7,159,693.36, rifampisin

sebesar Rp. 46,584,927.20, antibiotik kombinasi sebesar Rp.9,658,199.96,

antibiotik lain sebesar Rp.236,740,712.7.

f. Persentase nilai pembelian antibiotik terhadap nilai pembelian obat secara

keseluruhan sebesar 11.08 %.

6.2 Saran

1. Data dari laporan ini dapat digunakan untuk perencanaan pembelian

antibiotik untuk periode selanjutnya.

2. Perlu dilakukan pengkajian terhadap obat-obat jenis golongan lain seperti

antijamur, antiparasit, analgetik dan lain sebagainya.

3. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait pengadaan antibiotik seperti

kebutuhan antibiotik, penggunaannya antibiotik dan sebagainya.

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

31 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Erawati, Tunik. (2008). Pola Penggunaan Antibiotik dalam Penatalaksanaan

Faringitis pada Orang Dewasa di RS PKU Muhammadiyah Yogya,

Periode April 2005 – April 2006. Jogya : Skripsi Fakultas Farmasi UII

Hadi. (2005). Studi Penggunaan Antibiotik pada Penderita Rawat Inap

Pneumonia : Penelitian di sub Departemen Anak Rumkital Dr.Ramelan

Surabaya,. Surabaya : Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Ganiswarna S. G. (1995). Farmakologi dan Terapi, ed. 4. Jakarta : Fakultas

Kedokteran, Universitas Indonesia.

Sulistyaningsih, L. Suryawati, S. (1999). Evaluasi Manajemen Obat Di RSUD

Wangaya Kotamadya Dati II Denpasar. Jurnal Manajemen Pelayanan

Kesehatan.; 2 : 43-51. 15 November 2011

http://www.suryawati.com/publication-online.php?offsettanggal

Mutschler, Ernst. (1991). Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Edisi

Kelima. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Indrawati, C. S. Suryawati, S. Pudjaningsih. (2001). Analisis Pengelolaan Obat

Di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Jurnal Manajemen Pelayanan

Kesehatan, 4 : 173-181.

Pohan, H.T, (2005) Naskah Lengkap Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan .Jakarta :

Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Siswandono dan Soekardjo B., (2000). Kimia Medisinal. Surabaya : Universitas

Airlangga Press.

Soemasto, A.S, Amelz. H, Junadi. P, etc. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, hal

17-18. Jakarta : Media Aescolapius FKUI.

Tjay, T.J Raharja, K. (2007). Obat – Obat Penting, Edisi VI. Jakarta : Gramedia

WHO. Pelatihan Pengelolaan Persediaan Obat : Buku Panduan Peserta.

http://www.who.or.id/ind/products/ow5/sub1/display.asp?id=5. Diunduh

4 November 2011

Yusmainita. (2002). Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah

(Bagian I), Medika, No 12 tahun ke XXVIII,Desember 2002, ISSN. 0216-

0910,799-801

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Lampiran 1. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Bentuk Sediaan di RSUP Fatmawati Periode Juli - Desember 2010

NAMA OBAT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL RATA-RATA / BULAN

Tablet/ Kaplet JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA

item (Rp) item (Rp) item (Rp) item (Rp) item (Rp) item (Rp) item (Rp) item (Rp)

ABBOTIC XL 62.00 1,909,268.00 60.00 1,824,768.00 30.00 912,384.00 40.00 1,216,512.00 10.00 304,128.00 60.00 1,824,768.00 262.00 7,991,828.00 43.67 1,331,971.33

AMOXSAN 500 MG 600.00 1,426,029.00 600.00 1,426,029.00 100.00 237,671.50

AMOXYCILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 200.00 73,999.20 300.00 110,998.80 50.00 18,499.80

AMPICILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 100.00 36,999.60 16.67 6,166.60

AVELOX 400 MG 20.00 945,252.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 25.00 1,181,565.00 50.00 2,363,130.00 215.00 10,161,459.00 35.83 1,693,576.50

AZITHROMYCIN 500MG 20.00 220,000.00 20.00 302,500.00 53.00 671,597.98 40.00 440,000.00 133.00 1,634,097.98 22.17 272,349.66

AZTRIN 250 MG 42.00 479,948.70 42.00 479,948.70 7.00 79,991.45

BACTESYN 375 MG 60.00 766,700.00 150.00 1,916,750.00 60.00 766,700.00 60.00 766,700.00 44.00 608,349.60 90.00 1,150,050.00 464.00 5,975,249.60 77.33 995,874.93

BAQUINOR FORTE 200.00 1,888,337.00 240.00 2,266,004.40 200.00 1,888,337.00 400.00 3,776,674.00 140.00 1,321,835.90 200.00 1,888,337.00 1,380.00 13,029,525.30 230.00 2,171,587.55

BINOZYT TAB 500 480.00 6,384,030.38 405.00 5,386,525.64 180.00 2,394,011.39 945.00 12,568,559.82 651.00 8,658,341.21 2,661.00 35,391,468.44 443.50 5,898,578.07

CEFADROXIL 500 MG 1,000.00 647,496.30 3,300.00 2,136,737.79 2,500.00 1,618,740.75 900.00 516,153.33 1,750.00 1,003,631.48 9,450.00 5,922,759.65 1,575.00 987,126.61

CEFILA TAB 100 MG 30.00 356,400.00 30.00 356,400.00 60.00 712,800.00 10.00 118,800.00

CEFILA TAB 200 MG 100.00 1,748,450.00 300.00 5,049,000.00 400.00 6,797,450.00 66.67 1,132,908.33

CEFSPAN 50 MG 30.00 229,075.00 60.00 458,150.00 90.00 687,225.00 15.00 114,537.50

CEFSPAN 100 MG 486.00 7,707,589.99 486.00 7,707,589.99 81.00 1,284,598.33

CERADOLAN 200 MG 400.00 5,867,536.40 400.00 5,867,536.40 600.00 8,801,304.60 360.00 5,544,831.20 300.00 4,620,692.67 340.00 5,236,785.03 2,400.00 35,938,686.30 400.00 5,989,781.05

CIPROFLOXACIN 500 MG 12,000.00 3,247,725.80 12,000.00 3,179,880.00 23,000.00 6,094,770.00 17,000.00 4,504,830.00 2,600.00 688,974.00 66,600.00 17,716,179.80 11,100.00 2,952,696.63

CLANEKSI 500 MG 450.00 3,767,766.75 450.00 3,767,766.75 600.00 5,023,689.00 300.00 2,511,844.50 1,800.00 15,071,067.00 300.00 2,511,844.50

CLAVAMOX KAPL 500 MG 150.00 1,303,390.00 90.00 782,034.00 60.00 521,356.00 300.00 2,606,780.00 50.00 434,463.33

CLINDAMYCIN 300 MG 5,250.00 2,979,126.15 4,500.00 2,514,251.52 1,500.00 838,083.84 15,000.00 8,380,838.40 26,250.00 14,712,299.91 4,375.00 2,452,049.99

CLINIUM 300 MG 100.00 528,000.00 100.00 528,000.00 16.67 88,000.00

CLINMAS 300 MG 60.00 313,632.00 120.00 570,240.00 180.00 855,360.00 60.00 297,000.00 420.00 2,036,232.00 70.00 339,372.00

CO-AMOXICLAVE KAPL 625 MG 4,170.00 19,173,660.00 600.00 2,758,800.00 3,947.00 18,173,595.00 1,620.00 7,448,760.00 10,337.00 47,554,815.00 1,722.83 7,925,802.50

CRAVIT 500 MG 20.00 589,050.00 60.00 1,767,150.00 80.00 2,356,200.00 60.00 1,767,150.00 120.00 3,534,300.00 340.00 10,013,850.00 56.67 1,668,975.00

CRAVOX 500 MG 200.00 4,319,700.00 200.00 4,319,700.00 200.00 4,301,000.00 600.00 12,940,400.00 100.00 2,156,733.33

DEXYCLAV FORTE 500 MG 90.00 838,173.60 210.00 1,955,738.40 300.00 2,793,912.00 50.00 465,652.00

DOXYCYCLINE 100 MG 1,100.00 229,948.40 4,000.00 815,271.60 3,000.00 611,453.70 8,100.00 1,656,673.70 1,350.00 276,112.28

FG.TROCHES 600.00 472,425.23 840.00 661,395.32 960.00 755,880.37 480.00 377,940.00 720.00 595,237.50 360.00 297,618.75 3,960.00 3,160,497.16 660.00 526,749.53

INTERDOXIN 100 200.00 986,150.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 100.00 484,000.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 1,140.00 5,535,750.00 190.00 922,625.00

INTERDOXIN 50 100.00 327,222.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 400.00 1,290,822.00 66.67 215,137.00

INTERFLOX 500 MG 24.00 225,918.00 48.00 443,520.00 36.00 332,640.00 36.00 332,640.00 60.00 554,400.00 204.00 1,889,118.00 34.00 314,853.00

LAPICEF 500 MG 200.00 1,402,500.00 200.00 1,402,500.00 33.33 233,750.00

LAPIMOX 500 MG 300.00 475,200.00 200.00 316,800.00 300.00 514,800.00 100.00 178,200.00 900.00 1,485,000.00 150.00 247,500.00

LEKUICIN TAB 500 MG 20.00 462,825.00 20.00 462,825.00 10.00 231,412.50 30.00 694,237.50 80.00 1,851,300.00 13.33 308,550.00

LEVOCIN 500 MG 1.00 40,550.00 1.00 40,550.00 0.17 6,758.33

LEVOFLOXACIN 500 MG 2,000.00 1,730,520.00 1,020.00 588,376.80 5,580.00 3,218,767.20 480.00 276,883.20 9,080.00 5,814,547.20 1,513.33 969,091.20

LINCOMYCIN 500 MG 1,380.00 843,190.85 480.00 293,283.78 420.00 256,623.30 2,280.00 1,393,097.93 380.00 232,182.99

LINCOPHAR 500 MG 60.00 215,007.50 60.00 215,007.50 10.00 35,834.58

LIZOR 500 MG 12.00 354,000.00 12.00 354,000.00 2.00 59,000.00

LOVECEF 500 MG 660.00 4,991,249.98 660.00 4,991,249.98 110.00 831,875.00

MEIACT TAB 200 MG 600.00 10,553,400.00 600.00 10,553,400.00 100.00 1,758,900.00

OFLOXACIN 400 MG 500.00 349,201.60 1,800.00 1,099,985.04 3,750.00 2,531,275.10 50.00 33,750.33 6,100.00 4,014,212.07 1,016.67 669,035.34

OFLOXACIN TAB 200 MG 200.00 97,001.62 500.00 221,289.75 700.00 318,291.37 116.67 53,048.56

PROLIC 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 33.33 166,268.67

PROLIC 150 MG 100.00 240,713.00 100.00 240,713.00 200.00 481,426.00 33.33 80,237.67

RIFAMPICIN 300 MG 2,800.00 979,994.40 3,500.00 1,224,993.00 6,300.00 2,204,987.40 1,050.00 367,497.90

RIFAMPICIN 450 MG 8,000.00 3,599,992.00 8,000.00 3,599,992.00 33,000.00 14,849,967.00 2,000.00 899,998.00 51,000.00 22,949,949.00 8,500.00 3,824,991.50

RIFAMPICIN 600 MG 3,000.00 1,799,985.00 4,200.00 2,643,152.13 11,700.00 6,806,485.48 1,600.00 1,006,915.10 20,500.00 12,256,537.70 3,416.67 2,042,756.28

RIMACTANE 300 MG 16.00 100,000.10 16.00 100,000.10 2.67 16,666.68

RIMACTAZID 450/300 MG 182.00 1,400,568.00 280.00 2,186,052.00 210.00 1,609,146.00 150.00 1,149,390.00 270.00 2,068,902.00 50.00 103,977.50 1,142.00 8,518,035.50 190.33 1,419,672.58

RIMACTAZID PAED 75/50 CHEW TAB 50.00 103,977.50 50.00 103,977.50 8.33 17,329.58

RIMCURE PAED CHEW TAB 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 180.00 451,440.00 30.00 75,240.00

SHAROX 500 MG 49.00 873,449.94 49.00 873,449.94 8.17 145,574.99

SPIRAMYCIN 500 MG 200.00 220,183.92 550.00 605,505.78 400.00 440,367.84 100.00 110,091.96 400.00 440,367.84 1,650.00 1,816,517.34 275.00 302,752.89

SPORETIK 100 MG 90.00 1,234,544.85 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 246.00 3,422,369.58 180.00 2,469,089.70 1,056.00 14,533,273.23 176.00 2,422,212.21

TARIVID 400 MG 30.00 407,000.00 30.00 407,000.00 5.00 67,833.33

TETRACYCLINE 250 MG 1,000.00 90,000.00 1,000.00 90,000.00 166.67 15,000.00

THIAMPHENICOL 500 MG 100.00 40,944.20 200.00 81,888.40 300.00 122,832.60 200.00 81,888.40 100.00 40,944.20 900.00 368,497.80 150.00 61,416.30

UROTRACTIN 400 MG 120.00 261,742.80 12.00 261,742.80 120.00 261,742.80 60.00 130,871.40 120.00 261,742.80 180.00 392,614.20 612.00 1,570,456.80 102.00 261,742.80

URFAMYCIN 500 MG 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 300.00 1,021,680.00 50.00 170,280.00

ZITHROMAX 500 MG 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 9.00 427,442.40 36.00 1,709,769.60 39.00 1,852,250.40 129.00 6,126,674.40 21.50 1,021,112.40

ZITHROMAX 250 MG 12.00 284,961.60 12.00 284,961.60 6.00 142,480.00 30.00 712,403.20 5.00 118,733.87

TOTAL 56,867,505.97 51,864,583.57 96,553,841.29 58,366,279.99 54,482,987.45 63,392,387.63 245,911.00 381,527,585.90 40,985.17 63,587,930.98

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Kapsul (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

CEFAT 500 MG CAPSUL 200.00 1,479,038.00 200.00 1,479,038.00 300.00 2,218,557.00 100.00 739,519.00 100.00 739,519.00 900.00 6,655,671.00 150.00 1,109,278.50

CEFIXIME 100 MG 1,050.00 1,230,256.53 3,000.00 3,333,269.28 5,500.00 6,110,993.68 2,500.00 2,777,724.40 1,350.00 1,499,971.18 13,400.00 14,952,215.07 2,233.33 2,492,035.85

CESPAN CAP 100 MG 600.00 9,443,499.98 210.00 3,305,224.99 150.00 2,360,875.00 360.00 5,666,099.99 1,320.00 20,775,699.96 220.00 3,462,616.66

CEFSPAN 200 MG 100.00 2,421,650.00 270.00 4,249,574.99 100.00 2,421,650.00 50.00 1,210,825.00 520.00 10,303,699.99 86.67 1,717,283.33

CLINDAMYCIN CAP 150 MG 800.00 285,602.24 800.00 285,602.24 133.33 47,600.37

DOXICOR 100 MG 180.00 757,350.00 120.00 504,900.00 180.00 757,350.00 180.00 757,350.00 30.00 126,225.00 120.00 504,900.00 810.00 3,408,075.00 135.00 568,012.50

FARSYCLIN FORTE 100.00 35,000.00 100.00 35,000.00 16.67 5,833.33

PROLIC 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 300.00 1,496,418.00 100.00 498,806.00 800.00 3,990,448.00 133.33 665,074.67

TOTAL 5,888,294.53 10,564,394.27 21,949,662.66 10,572,663.63 2,487,100.00 8,944,296.17 18,650.00 60,406,411.26 3,108.33 10,067,735.21

Sirup (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ABBOTIC DRY SYR 30 ML 3.00 311,464.00 2.00 140,976.00 5.00 452,440.00 0.83 75,406.67

AMOXICILLIN SYR 60 ML 36.00 102,960.00 20.00 68,002.00 56.00 170,962.00 9.33 28,493.67

AMOXSAN SYR 4.00 65,209.76 3.00 48,907.32 8.00 130,419.52 12.00 195,629.28 3.00 48,907.32 30.00 489,073.20 5.00 81,512.20

AMOXSAN FORTE SYR 4.00 93,000.38 3.00 69,750.29 6.00 139,500.57 3.00 69,750.29 16.00 372,001.53 2.67 62,000.26

CEFADROXIL SYR 60 ML 12.00 80,995.20 45.00 299,862.64 65.00 413,573.16 50.00 318,133.20 20.00 135,004.16 22.00 139,978.61 214.00 1,387,546.97 35.67 231,257.83

CEFAT DRY SYRUP 3.00 91,505.70 4.00 122,009.80 8.00 244,015.20 6.00 183,001.40 4.00 122,007.60 25.00 762,539.70 4.17 127,089.95

CEFAT FORTE DRY SYR 6.00 314,534.55 2.00 104,844.85 5.00 262,112.13 13.00 681,491.53 2.17 113,581.92

CEFILA SYR 100 MG 13.00 807,070.00 10.00 574,200.00 6.00 371,250.00 20.00 1,237,500.00 49.00 2,990,020.00 8.17 498,336.67

CEFIXIME SYRUP 60.00 1,070,850.00 60.00 1,041,810.00 12.00 214,170.00 63.00 1,123,984.98 120.00 2,093,300.00 73.00 1,267,535.50 388.00 6,811,650.48 64.67 1,135,275.08

CEFSPAN DRY SYRUP 100 ML 6.00 420,750.00 20.00 1,402,500.00 20.00 1,402,500.00 28.00 1,963,500.00 74.00 5,189,250.00 12.33 864,875.00

CHLORAMFENICOL SYR 6.00 20,222.40 6.00 20,222.40 1.00 3,370.40

CLANEKSI DRY SYR 3.00 107,695.17 3.00 107,695.17 0.50 17,949.20

CLANEKSI FORTE DRY SYR 60ML 3.00 143,228.58 6.00 286,457.16 3.00 143,228.58 4.00 190,971.44 16.00 763,885.76 2.67 127,314.29

DEXACEF 125 MG/ML 60 ML 5.00 136,950.00 5.00 136,950.00 0.83 22,825.00

DEXYCLAV FORTE DRY SYR 40.00 2,692,800.00 35.00 2,356,200.00 35.00 2,356,200.00 12.00 807,840.00 15.00 1,009,800.00 13.00 875,160.00 150.00 10,098,000.00 25.00 1,683,000.00

DEXYCLAV DRY SYR 21.00 942,480.00 21.00 942,480.00 20.00 897,600.00 12.00 538,560.00 29.00 1,301,520.00 18.00 807,840.00 121.00 5,430,480.00 20.17 905,080.00

ERYTHROMYCIN SYR 6.00 39,151.20 10.00 65,252.00 25.00 163,130.00 41.00 267,533.20 6.83 44,588.87

HUFAMOXIL SYR 50.00 175,000.00 50.00 175,000.00 8.33 29,166.67

INTERMOXIL SYR 60 ML 6.00 132,000.00 4.00 88,000.00 10.00 220,000.00 1.67 36,666.67

KALMOXILLIN DS 250 6.00 132,000.00 3.00 66,000.00 9.00 198,000.00 1.50 33,000.00

LAPICEF DRY SYR 125 MG 3.00 91,162.50 6.00 182,325.00 10.00 303,875.00 2.00 63,580.00 21.00 640,942.50 3.50 106,823.75

LAPICEF DRY SYR 250 MG 3.00 140,250.00 6.00 280,500.00 2.00 102,850.00 11.00 523,600.00 1.83 87,266.67

SPORETIK DRY SYR 30 ML 6.00 339,379.00 6.00 339,379.00 1.00 56,563.17

STARCEF SYR 30 ML 3.00 175,032.00 3.00 175,032.00 5.00 291,720.00 11.00 641,784.00 1.83 106,964.00

TOTAL 5,587,904.74 7,659,590.51 7,600,390.33 4,899,102.38 8,606,068.59 4,517,390.89 1,330.00 38,870,447.44 221.67 6,478,407.91

Salep, Krim, Suppos (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

BACTODERM CREAM 5 G 21.00 598,290.00 50.00 1,424,500.00 25.00 712,250.00 25.00 712,250.00 24.00 683,760.00 5.00 142,450.00 150.00 4,273,500.00 25.00 712,250.00

BACTODERM OINT 10 G 12.00 499,633.20 10.00 416,361.00 6.00 248,816.60 4.00 166,544.40 32.00 1,331,355.20 5.33 221,892.53

BACTROBAN CREAM 5 G 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 30.00 1,039,500.00 5.00 173,250.00

BACTROBAN CREAM 10 G 15.00 801,900.00 3.00 160,380.00 18.00 962,280.00 3.00 160,380.00

BACTROBAN OINT 5 G 3.00 103,950.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 1.00 34,650.00

BACTROBAN OINT 10 G 6.00 320,760.00 20.00 1,069,200.00 10.00 346,500.00 36.00 1,736,460.00 6.00 289,410.00

CENDO FENICOL ZM 3.5 G 60.00 939,675.00 50.00 783,062.50 30.00 469,837.50 6.00 93,967.50 146.00 2,286,542.50 24.33 381,090.42

CENDO XITROL 5 ML 36.00 791,010.00 30.00 659,175.00 5.00 109,862.50 18.00 395,505.00 89.00 1,955,552.50 14.83 325,925.42

CENDO XITROL OINT 3.5 G 6.00 143,756.25 6.00 143,756.25 1.00 23,959.38

FUSON CREAM 170.00 1,290,450.70 175.00 1,328,635.00 355.00 2,694,098.55 177.00 1,343,819.40 142.00 1,078,092.40 1,019.00 7,735,096.05 169.83 1,289,182.68

FUSON OINT 30.00 227,670.30 24.00 182,212.80 82.00 622,298.82 136.00 1,032,181.92 22.67 172,030.32

FUSYCOM CREAM 5 G 6.00 177,606.00 3.00 88,803.00 4.00 118,404.00 13.00 384,813.00 2.17 64,135.50

GARAMYCIN CREAM 5 G 50.00 1,076,130.00 60.00 1,291,356.00 60.00 1,291,356.00 55.00 1,183,743.00 50.00 1,076,130.00 275.00 5,918,715.00 45.83 986,452.50

GARAMYCIN OINT 5 G 40.00 860,904.00 35.00 753,291.00 40.00 860,904.00 30.00 645,678.00 100.00 2,152,260.00 48.00 1,033,084.80 293.00 6,306,121.80 48.83 1,051,020.30

GENTAMYCIN OINT 0.1% 5 G 25.00 41,250.00 170.00 266,475.00 25.00 41,250.00 220.00 348,975.00 36.67 58,162.50

GENTASOLON 5 G 22.00 250,712.00 20.00 227,920.00 35.00 398,860.00 30.00 341,880.00 1.00 19,250.00 108.00 1,238,622.00 18.00 206,437.00

GENTASOLON 10 G 42.00 658,119.00 25.00 391,737.50 40.00 626,780.00 30.00 470,085.00 25.00 391,737.50 15.00 235,042.50 177.00 2,773,501.50 29.50 462,250.25

IKAMICETIN ZALF MATA 1% 3.5 G 30.00 48,000.15 50.00 80,000.25 50.00 80,000.25 12.00 19,200.06 45.00 115,384.50 187.00 342,585.21 31.17 57,097.54

KALMICETINE ZALF KULIT 10 G 40.00 290,400.00 100.00 726,000.00 50.00 363,000.00 85.00 617,100.00 70.00 508,200.00 345.00 2,504,700.00 57.50 417,450.00

MEDIKLIN GEL 1.2 % 15 G 7.00 101,062.50 119.00 1,718,062.50 3.00 43,312.50 129.00 1,862,437.50 21.50 310,406.25

MEDIKLIN TR GEL 15 G 122.00 2,935,625.00 6.00 144,375.00 128.00 3,080,000.00 21.33 513,333.33

NEBACETINE POWD 5 G 21.00 399,850.00 20.00 373,450.00 26.00 493,800.50 5.00 93,362.50 15.00 280,087.50 87.00 1,640,550.50 14.50 273,425.08

TERRA-CORTRIL EYE OINT 3.00 38,610.00 6.00 77,220.00 9.00 115,830.00 1.50 19,305.00

TERRAMYCIN SALEP MATA 1% 6.00 50,038.56 10.00 83,397.60 6.00 50,038.56 6.00 50,038.56 11.00 91,737.36 2.00 16,679.52 41.00 341,930.16 6.83 56,988.36

TRIFACYLIN ZALF 60.00 199,999.80 60.00 199,999.80 10.00 33,333.30

TOTAL 6,237,133.21 15,300,682.10 12,009,908.18 3,341,551.96 7,609,262.32 5,264,368.12 3,740.00 49,762,905.89 623.33 8,293,817.65

( Injeksi, Infus ) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ACTACEF 1 G 2.00 660,000.00 16.00 3,463,680.00 4.00 1,606,069.08 10.00 2,164,800.00 15.00 3,247,200.00 47.00 11,141,749.08 7.83 1,856,958.18

AMOXSAN 1 G 10.00 163,024.40 10.00 163,024.40 1.67 27,170.73

AVELOX IV 250 ML 3.00 1,204,551.81 3.00 1,204,551.81 10.00 2,164,800.00 2.00 941,167.27 5.00 2,181,969.08 23.00 7,697,039.97 3.83 1,282,840.00

BACTESYN INJ 0.75 G 10.00 607,750.00 10.00 607,750.00 20.00 1,215,500.00 3.33 202,583.33

BACTESYN INJ 1.5 G 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 20.00 2,337,500.00 10.00 1,168,750.00 70.00 8,181,250.00 11.67 1,363,541.67

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

BIFOTIK INJ 60.00 6,962,514.90 60.00 6,962,514.90 40.00 4,641,676.60 75.00 8,703,143.63 235.00 27,269,850.03 39.17 4,544,975.01

BROADCED 1000 MG 26.00 4,442,405.00 50.00 7,373,712.50 76.00 11,816,117.50 12.67 1,969,352.92

CEFIZOX 1 G 50.00 8,624,000.00 60.00 10,348,800.00 30.00 5,174,400.00 40.00 6,899,200.00 180.00 31,046,400.00 30.00 5,174,400.00

CEFOPERAZON 1 G 450.00 39,105,000.00 600.00 52,140,000.00 650.00 56,485,000.00 500.00 43,450,000.00 426.00 37,019,400.00 2,626.00 228,199,400.00 437.67 38,033,233.33

CEFOTAXIM 1000 MG 1,500.00 4,259,383.26 1,500.00 3,644,949.00 2,560.00 6,220,712.96 2,000.00 4,859,932.00 500.00 1,214,983.00 1,340.00 3,256,154.44 9,400.00 23,456,114.66 1,566.67 3,909,352.44

CEFTAZIDIME INJ 160.00 2,064,585.60 400.00 4,062,960.00 1,700.00 17,276,580.00 2,260.00 23,404,125.60 376.67 3,900,687.60

CEFTIZOXIME 1 G 60.00 5,940,000.00 100.00 9,900,000.00 50.00 4,950,000.00 30.00 2,970,000.00 160.00 15,840,000.00 400.00 39,600,000.00 66.67 6,600,000.00

CEFTRIAXONE 1 G 7,500.00 20,411,201.25 7,000.00 19,050,454.50 9,500.00 25,400,313.40 8,000.00 21,389,737.00 8,760.00 23,421,762.67 12,420.00 33,207,567.62 53,180.00 142,881,036.44 8,863.33 23,813,506.07

CEFXON INJ 161.00 22,509,410.00 140.00 19,573,400.00 100.00 14,432,000.00 35.00 5,051,200.00 436.00 61,566,010.00 72.67 10,261,001.67

CEPRAZ INJ 1 G 20.00 2,057,000.00 40.00 4,114,000.00 45.00 4,628,250.00 43.00 4,567,750.00 80.00 8,228,000.00 40.00 4,114,000.00 268.00 27,709,000.00 44.67 4,618,166.67

CERADOLAN INJ 1 G 10.00 2,019,624.20 10.00 2,019,624.31 30.00 6,058,872.93 20.00 4,241,211.57 30.00 6,361,817.35 40.00 8,482,423.14 140.00 29,183,573.50 23.33 4,863,928.92

CEROPID INJ 1 G 40.00 4,392,300.00 50.00 5,490,375.00 50.00 5,490,375.00 140.00 15,373,050.00 23.33 2,562,175.00

CIPROFLOXACIN INF 400.00 5,000,022.46 300.00 3,979,766.83 500.00 5,984,979.00 490.00 5,865,279.42 490.00 5,865,279.42 2,180.00 26,695,327.13 363.33 4,449,221.19

CLAVAMOX IV 1000 mg 20.00 1,407,120.00 10.00 703,560.00 40.00 2,814,240.00 20.00 1,407,120.00 4.00 281,424.00 10.00 703,560.00 104.00 7,317,024.00 17.33 1,219,504.00

COMBICEF 1 G 27.00 2,943,240.30 25.00 2,725,222.50 52.00 5,668,462.80 8.67 944,743.80

CRAVIT IV 100 ML 5.00 1,168,750.00 10.00 2,337,500.00 15.00 3,506,250.00 2.50 584,375.00

DIBEKACINE INJ 100 mg 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 50.00 3,784,412.50 8.33 630,735.42

FOSMICIN 1 G 220.00 17,427,025.00 150.00 11,882,062.50 100.00 7,921,375.00 180.00 14,258,475.00 220.00 17,427,025.00 870.00 68,915,962.50 145.00 11,485,993.75

FOSMICIN 2 G 300.00 38,400,450.00 300.00 38,400,450.00 100.00 12,800,150.00 90.00 11,520,135.00 250.00 32,000,375.00 1,040.00 133,121,560.00 173.33 22,186,926.67

GENTAMYCIN 80 mg 1 ML 300.00 750,024.00 200.00 479,996.00 850.00 2,049,993.00 140.00 335,997.20 1,490.00 3,616,010.20 248.33 602,668.37

JAYACIN INF 2 MG/ML 100 ML 200.00 7,440,000.00 110.00 4,092,000.00 300.00 10,800,108.00 200.00 7,200,072.00 210.00 7,560,000.00 1,020.00 37,092,180.00 170.00 6,182,030.00

KANAMYCINE INJ 1 g 10.00 80,685.00 10.00 80,685.00 1.67 13,447.50

KEDACILINE 1 G 100.00 2,749,984.16 90.00 2,474,985.74 150.00 4,124,976.24 100.00 2,749,865.63 100.00 2,749,865.63 120.00 3,299,838.75 660.00 18,149,516.15 110.00 3,024,919.36

LACEDIM INJ 120.00 16,368,000.00 50.00 6,820,000.00 100.00 13,640,000.00 50.00 6,820,000.00 20.00 2,728,000.00 340.00 46,376,000.00 56.67 7,729,333.33

LEKUICIN INF 100 ML 20.00 3,273,600.00 5.00 818,400.00 10.00 1,636,800.00 35.00 5,728,800.00 5.83 954,800.00

LEVOFLOXACIN INFUS 700.00 46,200,000.00 300.00 19,785,700.00 885.00 57,903,780.00 760.00 49,725,280.00 140.00 9,159,920.00 550.00 35,985,400.00 3,335.00 218,760,080.00 555.83 36,460,013.33

LEVOCIN 100 ML INFUS 10.00 2,099,895.05 10.00 2,099,895.05 1.67 349,982.51

MERONEM INJ 0.5 G 10.00 1,749,740.85 10.00 1,749,740.85 1.67 291,623.48

MERONEM INJ 1 G 10.00 4,063,233.24 6.00 1,049,844.51 10.00 1,749,740.85 26.00 6,862,818.60 4.33 1,143,803.10

MEROPENEM INJ 1 G 200.00 37,400,000.00 200.00 37,400,000.00 250.00 46,750,000.00 200.00 37,400,000.00 160.00 29,920,000.00 75.00 14,025,000.00 1,085.00 202,895,000.00 180.83 33,815,833.33

MEROPEX INJ 20.00 5,049,000.00 20.00 5,049,000.00 40.00 10,098,000.00 6.67 1,683,000.00

MIKASIN INJ 250 MG 110.00 8,228,000.00 20.00 1,496,000.00 100.00 7,480,000.00 10.00 748,000.00 240.00 17,952,000.00 40.00 2,992,000.00

MIKASIN INJ 500 MG 70.00 9,378,600.00 50.00 6,699,000.00 60.00 8,038,800.00 50.00 6,699,000.00 15.00 2,009,700.00 245.00 32,825,100.00 40.83 5,470,850.00

NOVELMYCIN INJ 70.00 8,608,600.00 80.00 9,838,400.00 50.00 6,149,000.00 200.00 24,596,000.00 33.33 4,099,333.33

PICYN 1500 170.00 16,035,250.00 100.00 9,432,500.00 120.00 11,319,000.00 230.00 21,694,750.00 620.00 58,481,500.00 103.33 9,746,916.67

SOCEF INJ 80.00 10,395,000.00 40.00 5,197,500.00 60.00 7,796,250.00 15.00 1,949,062.50 195.00 25,337,812.50 32.50 4,222,968.75

SODIME INJ 30.00 4,273,500.00 20.00 2,849,000.00 50.00 7,122,500.00 100.00 14,245,000.00 16.67 2,374,166.67

STABIXIN 1 G 90.00 8,910,000.00 50.00 4,950,000.00 40.00 3,960,000.00 20.00 1,980,000.00 1.00 165,000.00 20.00 1,980,000.00 221.00 21,945,000.00 36.83 3,657,500.00

STREPTOMYCIN INJ 1 G 700.00 2,248,400.00 530.00 1,702,360.00 1,650.00 5,299,800.00 300.00 963,600.00 650.00 2,087,800.00 3,830.00 12,301,960.00 638.33 2,050,326.67

TAXEGRAM 1000 MG INJ 25.00 2,360,421.25 42.00 3,965,507.70 30.00 2,832,505.50 15.00 1,691,168.50 25.00 2,360,421.25 137.00 13,210,024.20 22.83 2,201,670.70

TERFACEF INJ 202.00 29,117,836.00 200.00 28,619,646.00 200.00 28,619,646.00 120.00 17,171,787.60 90.00 12,878,840.70 200.00 28,619,646.00 1,012.00 145,027,402.30 168.67 24,171,233.72

TRIJECT INJ 50.00 6,990,500.00 125.00 17,870,875.00 100.00 14,296,700.00 60.00 8,578,020.00 20.00 2,859,340.00 50.00 7,148,350.00 405.00 57,743,785.00 67.50 9,623,964.17

TRIPENEM INJ 500 MG 5.00 849,964.50 5.00 849,964.50 0.83 141,660.75

TRIPENEM INJ 1 G 10.00 3,432,000.00 10.00 3,432,000.00 1.67 572,000.00

VICILLIN INJ 1000 MG 110.00 408,375.00 90.00 334,125.00 120.00 445,500.00 50.00 185,625.00 20.00 74,250.00 390.00 1,447,875.00 65.00 241,312.50

TOTAL 321,997,694.73 376,350,756.19 449,852,426.98 305,967,927.65 196,028,475.03 271,619,108.88 89,493.00 1,921,816,389.46 14,915.50 320,302,731.58

(Drop ) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

AMOXSAN PAED DROPS 15 ML 3.00 48,907.32 4.00 103,445.00 7.00 152,352.32 1.17 25,392.05

BAQUINOR 0.3 % ED 2.00 46,795.65 2.00 46,795.65 4.00 93,591.30 0.67 15,598.55

CENDO FENICOL 0.25 % 6.00 103,364.25 3.00 46,983.75 9.00 150,348.00 1.50 25,058.00

CENDO FENICOL 0.5 % 1.00 23,050.00 3.00 72,509.25 12.00 263,670.00 4.00 87,890.00 20.00 447,119.25 3.33 74,519.88

CHLORAMPHENICOL T T 3% 10.00 9,999.00 8.00 7,999.20 18.00 17,998.20 3.00 2,999.70

CRAVIT EYE DROP 5 ML 3.00 205,425.00 3.00 205,425.00 0.50 34,237.50

OTOPAIN EAR DROP 20.00 537,900.00 30.00 792,000.00 30.00 792,000.00 55.00 1,452,000.00 135.00 3,573,900.00 22.50 595,650.00

OTOPRAF 50.00 614,240.00 120.00 1,474,189.20 8.00 98,279.00 60.00 737,094.60 238.00 2,923,802.80 39.67 487,300.47

TARIVID OTIC 60.00 3,457,740.00 50.00 2,881,450.00 50.00 2,881,450.00 30.00 1,728,870.00 25.00 1,440,725.00 20.00 1,152,580.00 235.00 13,542,815.00 39.17 2,257,135.83

TRIAXITROL TTS MATA 5 ML 23.00 103,502.00 25.00 112,502.50 48.00 216,004.50 8.00 36,000.75

XITROL MND 5.00 87,656.25 6.00 105,187.50 10.00 175,312.50 21.00 368,156.25 3.50 61,359.38

TOTAL 4,018,690.00 4,598,015.40 5,622,386.77 2,007,627.50 3,307,930.20 2,136,862.75 738.00 21,691,512.62 123.00 3,615,252.10

TOTAL KESELURUHAN 52,309.00 400,597,223.18 59,738.00 466,338,022.05 125,971.00 593,588,616.20 64,274.00 385,155,153.11 24,144.00 272,521,823.59 33,426.00 355,874,414.44 359,862.00 2,474,075,252.57 59,977.00 412,345,875.43

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Lampiran 2. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Nama Generik dan Nama Dagang di RSUP Fatmawati Periode Juli - Desember 2010

NAMA OBAT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL RATA-RATA/BULAN

GENERIK JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

AMOXYCILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 200.00 73,999.20 300.00 110,998.80 50.00 18,499.80

AMOXICILLIN SYR 60 ML 36.00 102,960.00 20.00 68,002.00 56.00 170,962.00 9.33 28,493.67

AMPICILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 100.00 36,999.60 16.67 6,166.60

AZITHROMYCIN 500MG 20.00 220,000.00 20.00 302,500.00 53.00 671,597.98 40.00 440,000.00 133.00 1,634,097.98 22.17 272,349.66

CEFADROXIL 500 MG 1,000.00 647,496.30 3,300.00 2,136,737.79 2,500.00 1,618,740.75 900.00 516,153.33 1,750.00 1,003,631.48 9,450.00 5,922,759.65 1,575.00 987,126.61

CEFADROXIL SYR 60 ML 12.00 80,995.20 45.00 299,862.64 65.00 413,573.16 50.00 318,133.20 20.00 135,004.16 22.00 139,978.61 214.00 1,387,546.97 35.67 231,257.83

CEFIXIME CAP 100 MG 1,050.00 1,230,256.53 3,000.00 3,333,269.28 5,500.00 6,110,993.68 2,500.00 2,777,724.40 1,350.00 1,499,971.18 13,400.00 14,952,215.07 2,233.33 2,492,035.85

CEFIXIME SYRUP 60.00 1,070,850.00 60.00 1,041,810.00 12.00 214,170.00 63.00 1,123,984.98 120.00 2,093,300.00 73.00 1,267,535.50 388.00 6,811,650.48 64.67 1,135,275.08

CEFOTAXIM 1000 MG 1,500.00 4,259,383.26 1,500.00 3,644,949.00 2,560.00 6,220,712.96 2,000.00 4,859,932.00 500.00 1,214,983.00 1,340.00 3,256,154.44 9,400.00 23,456,114.66 1,566.67 3,909,352.44

CEFTAZIDIME INJ 160.00 2,064,585.60 400.00 4,062,960.00 1,700.00 17,276,580.00 2,260.00 23,404,125.60 376.67 3,900,687.60

CEFTIZOXIME 1 G 60.00 5,940,000.00 100.00 9,900,000.00 50.00 4,950,000.00 30.00 2,970,000.00 160.00 15,840,000.00 400.00 39,600,000.00 66.67 6,600,000.00

CEFTRIAXONE 1 G 7,500.00 20,411,201.25 7,000.00 19,050,454.50 9,500.00 25,400,313.40 8,000.00 21,389,737.00 8,760.00 23,421,762.67 12,420.00 33,207,567.62 53,180.00 142,881,036.44 8,863.33 23,813,506.07

CHLORAMFENICOL SYR 6.00 20,222.40 6.00 20,222.40 1.00 3,370.40

CHLORAMPHENICOL T T 3% 10.00 9,999.00 8.00 7,999.20 18.00 17,998.20 3.00 2,999.70

CIPROFLOXACIN 500 MG 12,000.00 3,247,725.80 12,000.00 3,179,880.00 23,000.00 6,094,770.00 17,000.00 4,504,830.00 2,600.00 688,974.00 66,600.00 17,716,179.80 11,100.00 2,952,696.63

CIPROFLOXACIN INF 400.00 5,000,022.46 300.00 3,979,766.83 500.00 5,984,979.00 490.00 5,865,279.42 490.00 5,865,279.42 2,180.00 26,695,327.13 363.33 4,449,221.19

CLINDAMYCIN CAP 150 MG 800.00 285,602.24 800.00 285,602.24 133.33 47,600.37

CLINDAMYCIN 300 MG 5,250.00 2,979,126.15 4,500.00 2,514,251.52 1,500.00 838,083.84 15,000.00 8,380,838.40 26,250.00 14,712,299.91 4,375.00 2,452,049.99

DIBEKACINE INJ 100 mg 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 50.00 3,784,412.50 8.33 630,735.42

DOXYCYCLINE 100 MG 1,100.00 229,948.40 4,000.00 815,271.60 3,000.00 611,453.70 8,100.00 1,656,673.70 1,350.00 276,112.28

ERYTHROMYCIN SYR 6.00 39,151.20 10.00 65,252.00 25.00 163,130.00 41.00 267,533.20 6.83 44,588.87

GENTAMYCIN 80 mg 1 ML 300.00 750,024.00 200.00 479,996.00 850.00 2,049,993.00 140.00 335,997.20 1,490.00 3,616,010.20 248.33 602,668.37

GENTAMYCIN OINT 0.1% 5 G 25.00 41,250.00 170.00 266,475.00 25.00 41,250.00 220.00 348,975.00 36.67 58,162.50

KANAMYCINE INJ 1 g 10.00 80,685.00 10.00 80,685.00 1.67 13,447.50

LEVOFLOXACIN 500 MG 2,000.00 1,730,520.00 1,020.00 588,376.80 5,580.00 3,218,767.20 480.00 276,883.20 9,080.00 5,814,547.20 1,513.33 969,091.20

LEVOFLOXACIN INFUS 700.00 46,200,000.00 300.00 19,785,700.00 885.00 57,903,780.00 760.00 49,725,280.00 140.00 9,159,920.00 550.00 35,985,400.00 3,335.00 218,760,080.00 555.83 36,460,013.33

LINCOMYCIN 500 MG 1,380.00 843,190.85 480.00 293,283.78 420.00 256,623.30 2,280.00 1,393,097.93 380.00 232,182.99

MEROPENEM INJ 1 G 200.00 37,400,000.00 200.00 37,400,000.00 250.00 46,750,000.00 200.00 37,400,000.00 160.00 29,920,000.00 75.00 14,025,000.00 1,085.00 202,895,000.00 180.83 33,815,833.33

OFLOXACIN 200 MG 200.00 97,001.62 500.00 221,289.75 700.00 318,291.37 116.67 53,048.56

OFLOXACIN 400 MG 500.00 349,201.60 1,800.00 1,099,985.04 3,750.00 2,531,275.10 50.00 33,750.33 6,100.00 4,014,212.07 1,016.67 669,035.34

RIFAMPICIN 300 MG 2,800.00 979,994.40 3,500.00 1,224,993.00 6,300.00 2,204,987.40 1,050.00 367,497.90

RIFAMPICIN 450 MG 8,000.00 3,599,992.00 8,000.00 3,599,992.00 33,000.00 14,849,967.00 2,000.00 899,998.00 51,000.00 22,949,949.00 8,500.00 3,824,991.50

RIFAMPICIN 600 MG 3,000.00 1,799,985.00 4,200.00 2,643,152.13 11,700.00 6,806,485.48 1,600.00 1,006,915.10 20,500.00 12,256,537.70 3,416.67 2,042,756.28

SPIRAMYCIN 500 MG 200.00 220,183.92 550.00 605,505.78 400.00 440,367.84 100.00 110,091.96 400.00 440,367.84 1,650.00 1,816,517.34 275.00 302,752.89

STREPTOMYCIN INJ 1 G 700.00 2,248,400.00 530.00 1,702,360.00 1,650.00 5,299,800.00 300.00 963,600.00 650.00 2,087,800.00 3,830.00 12,301,960.00 638.33 2,050,326.67

TETRACYCLINE 250 MG 1,000.00 90,000.00 1,000.00 90,000.00 166.67 15,000.00

THIAMPHENICOL 500 MG 100.00 40,944.20 200.00 81,888.40 300.00 122,832.60 200.00 81,888.40 100.00 40,944.20 900.00 368,497.80 150.00 61,416.30

TOTAL 141,909,119.87 121,316,367.72 202,024,784.92 161,235,382.64 85,296,518.81 102,971,930.39 302,806.00 814,754,104.34 50,467.67 135,792,350.72

DAGANG (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ABBOTIC XL 62.00 1,909,268.00 60.00 1,824,768.00 30.00 912,384.00 40.00 1,216,512.00 10.00 304,128.00 60.00 1,824,768.00 262.00 7,991,828.00 43.67 1,331,971.33

ABBOTIC DRY SYR 30 ML 3.00 311,464.00 2.00 140,976.00 5.00 452,440.00 0.83 75,406.67

ACTACEF 1 G 2.00 660,000.00 16.00 3,463,680.00 4.00 1,606,069.08 10.00 2,164,800.00 15.00 3,247,200.00 47.00 11,141,749.08 7.83 1,856,958.18

AMOXSAN 500 MG 600.00 1,426,029.00 600.00 1,426,029.00 100.00 237,671.50

AMOXSAN FORTE SYR 4.00 93,000.38 3.00 69,750.29 6.00 139,500.57 3.00 69,750.29 16.00 372,001.53 2.67 62,000.26

AMOXSAN INJ 1 G 10.00 163,024.40 10.00 163,024.40 1.67 27,170.73

AMOXSAN PAED DROPS 15 ML 3.00 48,907.32 4.00 103,445.00 7.00 152,352.32 1.17 25,392.05

AMOXSAN SYR 4.00 65,209.76 3.00 48,907.32 8.00 130,419.52 12.00 195,629.28 3.00 48,907.32 30.00 489,073.20 5.00 81,512.20

AVELOX 400 MG 20.00 945,252.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 25.00 1,181,565.00 50.00 2,363,130.00 215.00 10,161,459.00 35.83 1,693,576.50

AVELOX IV 250 ML 3.00 1,204,551.81 3.00 1,204,551.81 10.00 2,164,800.00 2.00 941,167.27 5.00 2,181,969.08 23.00 7,697,039.97 3.83 1,282,840.00

AZTRIN 250 MG 42.00 479,948.70 42.00 479,948.70 7.00 79,991.45

BACTESYN INJ 0.75 G 10.00 607,750.00 10.00 607,750.00 20.00 1,215,500.00 3.33 202,583.33

BACTESYN INJ 1.5 G 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 20.00 2,337,500.00 10.00 1,168,750.00 70.00 8,181,250.00 11.67 1,363,541.67

BACTODERM CREAM 5 G 21.00 598,290.00 50.00 1,424,500.00 25.00 712,250.00 25.00 712,250.00 24.00 683,760.00 5.00 142,450.00 150.00 4,273,500.00 25.00 712,250.00

BACTODERM OINT 10 G 12.00 499,633.20 10.00 416,361.00 6.00 248,816.60 4.00 166,544.40 32.00 1,331,355.20 5.33 221,892.53

BACTESYN 375 MG 60.00 766,700.00 150.00 1,916,750.00 60.00 766,700.00 60.00 766,700.00 44.00 608,349.60 90.00 1,150,050.00 464.00 5,975,249.60 77.33 995,874.93

BACTROBAN CREAM 5 G 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 30.00 1,039,500.00 5.00 173,250.00

BACTROBAN CREAM 10 G 15.00 801,900.00 3.00 160,380.00 18.00 962,280.00 3.00 160,380.00

BACTROBAN OINT 5 G 3.00 103,950.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 1.00 34,650.00

BACTROBAN OINT 10 G 6.00 320,760.00 20.00 1,069,200.00 10.00 346,500.00 36.00 1,736,460.00 6.00 289,410.00

BAQUINOR 0.3 % ED 2.00 46,795.65 2.00 46,795.65 4.00 93,591.30 0.67 15,598.55

BAQUINOR FORTE 200.00 1,888,337.00 240.00 2,266,004.40 200.00 1,888,337.00 400.00 3,776,674.00 140.00 1,321,835.90 200.00 1,888,337.00 1,380.00 13,029,525.30 230.00 2,171,587.55

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

BIFOTIK INJ 60.00 6,962,514.90 60.00 6,962,514.90 40.00 4,641,676.60 75.00 8,703,143.63 235.00 27,269,850.03 39.17 4,544,975.01

BROADCED 1000 MG 26.00 4,442,405.00 50.00 7,373,712.50 76.00 11,816,117.50 12.67 1,969,352.92

BINOZYT TAB 500 480.00 6,384,030.38 405.00 5,386,525.64 180.00 2,394,011.39 945.00 12,568,559.82 651.00 8,658,341.21 2,661.00 35,391,468.44 443.50 5,898,578.07

CEFAT 500 MG CAPSUL 200.00 1,479,038.00 200.00 1,479,038.00 300.00 2,218,557.00 100.00 739,519.00 100.00 739,519.00 900.00 6,655,671.00 150.00 1,109,278.50

CEFAT DRY SYRUP 3.00 91,505.70 4.00 122,009.80 8.00 244,015.20 6.00 183,001.40 4.00 122,007.60 25.00 762,539.70 4.17 127,089.95

CEFAT FORTE DRY SYR 6.00 314,534.55 2.00 104,844.85 5.00 262,112.13 13.00 681,491.53 2.17 113,581.92

CEFILA SYR 100 MG 13.00 807,070.00 10.00 574,200.00 6.00 371,250.00 20.00 1,237,500.00 49.00 2,990,020.00 8.17 498,336.67

CEFILA TAB 100 MG 30.00 356,400.00 30.00 356,400.00 60.00 712,800.00 10.00 118,800.00

CEFILA TAB 200 MG 100.00 1,748,450.00 300.00 5,049,000.00 400.00 6,797,450.00 66.67 1,132,908.33

CEFIZOX 1 G 50.00 8,624,000.00 60.00 10,348,800.00 30.00 5,174,400.00 40.00 6,899,200.00 180.00 31,046,400.00 30.00 5,174,400.00

CEFSPAN 50 MG 30.00 229,075.00 60.00 458,150.00 90.00 687,225.00 15.00 114,537.50

CEFSPAN 100 MG 486.00 7,707,589.99 486.00 7,707,589.99 81.00 1,284,598.33

CEFSPAN CAP 100 MG 600.00 9,443,499.98 210.00 3,305,224.99 150.00 2,360,875.00 360.00 5,666,099.99 1,320.00 20,775,699.96 220.00 3,462,616.66

CEFSPAN CAP 200 MG 100.00 2,421,650.00 270.00 4,249,574.99 100.00 2,421,650.00 50.00 1,210,825.00 520.00 10,303,699.99 86.67 1,717,283.33

CEFSPAN DRY SYRUP 100 ML 6.00 420,750.00 20.00 1,402,500.00 20.00 1,402,500.00 28.00 1,963,500.00 74.00 5,189,250.00 12.33 864,875.00

CEFOPERAZON 1 G 450.00 39,105,000.00 600.00 52,140,000.00 650.00 56,485,000.00 500.00 43,450,000.00 426.00 37,019,400.00 2,626.00 228,199,400.00 437.67 38,033,233.33

CEFXON INJ 161.00 22,509,410.00 140.00 19,573,400.00 100.00 14,432,000.00 35.00 5,051,200.00 436.00 61,566,010.00 72.67 10,261,001.67

CENDO FENICOL ZM 3.5 G 60.00 939,675.00 50.00 783,062.50 30.00 469,837.50 6.00 93,967.50 146.00 2,286,542.50 24.33 381,090.42

CENDO FENICOL 0.25 % 6.00 103,364.25 3.00 46,983.75 9.00 150,348.00 1.50 25,058.00

CENDO FENICOL 0.5 % 1.00 23,050.00 3.00 72,509.25 12.00 263,670.00 4.00 87,890.00 20.00 447,119.25 3.33 74,519.88

CENDO XITROL 5 ML 36.00 791,010.00 30.00 659,175.00 5.00 109,862.50 18.00 395,505.00 89.00 1,955,552.50 14.83 325,925.42

CENDO XITROL OINT 3.5 G 6.00 143,756.25 6.00 143,756.25 1.00 23,959.38

CEPRAZ INJ 1 G 20.00 2,057,000.00 40.00 4,114,000.00 45.00 4,628,250.00 43.00 4,567,750.00 80.00 8,228,000.00 40.00 4,114,000.00 268.00 27,709,000.00 44.67 4,618,166.67

CERADOLAN 200 MG 400.00 5,867,536.40 400.00 5,867,536.40 600.00 8,801,304.60 360.00 5,544,831.20 300.00 4,620,692.67 340.00 5,236,785.03 2,400.00 35,938,686.30 400.00 5,989,781.05

CERADOLAN INJ 1 G 10.00 2,019,624.20 10.00 2,019,624.31 30.00 6,058,872.93 20.00 4,241,211.57 30.00 6,361,817.35 40.00 8,482,423.14 140.00 29,183,573.50 23.33 4,863,928.92

CEROPID INJ 1 G 40.00 4,392,300.00 50.00 5,490,375.00 50.00 5,490,375.00 140.00 15,373,050.00 23.33 2,562,175.00

CLANEKSI 500 MG 450.00 3,767,766.75 450.00 3,767,766.75 600.00 5,023,689.00 300.00 2,511,844.50 1,800.00 15,071,067.00 300.00 2,511,844.50

CLANEKSI DRY SYR 3.00 107,695.17 3.00 107,695.17 0.50 17,949.20

CLANEKSI FORTE DRY SYR 60ML 3.00 143,228.58 6.00 286,457.16 3.00 143,228.58 4.00 190,971.44 16.00 763,885.76 2.67 127,314.29

CLAVAMOX KAPL 500 MG 150.00 1,303,390.00 90.00 782,034.00 60.00 521,356.00 300.00 2,606,780.00 50.00 434,463.33

CLAVAMOX IV 1000 mg 20.00 1,407,120.00 10.00 703,560.00 40.00 2,814,240.00 20.00 1,407,120.00 4.00 281,424.00 10.00 703,560.00 104.00 7,317,024.00 17.33 1,219,504.00

CLINIUM 300 MG 100.00 528,000.00 100.00 528,000.00 16.67 88,000.00

CLINMAS 300 MG 60.00 313,632.00 120.00 570,240.00 180.00 855,360.00 60.00 297,000.00 420.00 2,036,232.00 70.00 339,372.00

CO-AMOXICLAVE KAPL 625 MG 4,170.00 19,173,660.00 600.00 2,758,800.00 3,947.00 18,173,595.00 1,620.00 7,448,760.00 10,337.00 47,554,815.00 1,722.83 7,925,802.50

COMBICEF 1 G 27.00 2,943,240.30 25.00 2,725,222.50 52.00 5,668,462.80 8.67 944,743.80

CRAVIT 500 MG 20.00 589,050.00 60.00 1,767,150.00 80.00 2,356,200.00 60.00 1,767,150.00 120.00 3,534,300.00 340.00 10,013,850.00 56.67 1,668,975.00

CRAVIT IV 100 ML 5.00 1,168,750.00 10.00 2,337,500.00 15.00 3,506,250.00 2.50 584,375.00

CRAVIT EYE DROP 5 ML 3.00 205,425.00 3.00 205,425.00 0.50 34,237.50

CRAVOX 500 MG 200.00 4,319,700.00 200.00 4,319,700.00 200.00 4,301,000.00 600.00 12,940,400.00 100.00 2,156,733.33

DEXACEF 125 MG/ML 60 ML 5.00 136,950.00 5.00 136,950.00 0.83 22,825.00

DEXYCLAV FORTE 500 MG 90.00 838,173.60 210.00 1,955,738.40 300.00 2,793,912.00 50.00 465,652.00

DEXYCLAV SYR 21.00 942,480.00 21.00 942,480.00 20.00 897,600.00 12.00 538,560.00 29.00 1,301,520.00 18.00 807,840.00 121.00 5,430,480.00 20.17 905,080.00

DEXYCLAV FORTE DRY SYR 40.00 2,692,800.00 35.00 2,356,200.00 35.00 2,356,200.00 12.00 807,840.00 15.00 1,009,800.00 13.00 875,160.00 150.00 10,098,000.00 25.00 1,683,000.00

DOXICOR 100 MG 180.00 757,350.00 120.00 504,900.00 180.00 757,350.00 180.00 757,350.00 30.00 126,225.00 120.00 504,900.00 810.00 3,408,075.00 135.00 568,012.50

FARSYCLIN FORTE 100.00 35,000.00 100.00 35,000.00 16.67 5,833.33

FG.TROCHES 600.00 472,425.23 840.00 661,395.32 960.00 755,880.37 480.00 377,940.00 720.00 595,237.50 360.00 297,618.75 3,960.00 3,160,497.16 660.00 526,749.53

FOSMICIN 1 G 220.00 17,427,025.00 150.00 11,882,062.50 100.00 7,921,375.00 180.00 14,258,475.00 220.00 17,427,025.00 870.00 68,915,962.50 145.00 11,485,993.75

FOSMICIN 2 G 300.00 38,400,450.00 300.00 38,400,450.00 100.00 12,800,150.00 90.00 11,520,135.00 250.00 32,000,375.00 1,040.00 133,121,560.00 173.33 22,186,926.67

FUSON CREAM 170.00 1,290,450.70 175.00 1,328,635.00 355.00 2,694,098.55 177.00 1,343,819.40 142.00 1,078,092.40 1,019.00 7,735,096.05 169.83 1,289,182.68

FUSON OINT 30.00 227,670.30 24.00 182,212.80 82.00 622,298.82 136.00 1,032,181.92 22.67 172,030.32

FUSYCOM CREAM 5 G 6.00 177,606.00 3.00 88,803.00 4.00 118,404.00 13.00 384,813.00 2.17 64,135.50

GARAMYCIN CREAM 5 G 50.00 1,076,130.00 60.00 1,291,356.00 60.00 1,291,356.00 55.00 1,183,743.00 50.00 1,076,130.00 275.00 5,918,715.00 45.83 986,452.50

GARAMYCIN OINT 5 G 40.00 860,904.00 35.00 753,291.00 40.00 860,904.00 30.00 645,678.00 100.00 2,152,260.00 48.00 1,033,084.80 293.00 6,306,121.80 48.83 1,051,020.30

GENTASOLON 5 G 22.00 250,712.00 20.00 227,920.00 35.00 398,860.00 30.00 341,880.00 1.00 19,250.00 108.00 1,238,622.00 18.00 206,437.00

GENTASOLON 10 G 42.00 658,119.00 25.00 391,737.50 40.00 626,780.00 30.00 470,085.00 25.00 391,737.50 15.00 235,042.50 177.00 2,773,501.50 29.50 462,250.25

HUFAMOXIL SYR 50.00 175,000.00 50.00 175,000.00 8.33 29,166.67

IKAMICETIN ZALF MATA 1% 3.5 G 30.00 48,000.15 50.00 80,000.25 50.00 80,000.25 12.00 19,200.06 45.00 115,384.50 187.00 342,585.21 31.17 57,097.54

INTERDOXIN 100 200.00 986,150.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 100.00 484,000.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 1,140.00 5,535,750.00 190.00 922,625.00

INTERDOXIN 50 100.00 327,222.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 400.00 1,290,822.00 66.67 215,137.00

INTERFLOX 500 MG 24.00 225,918.00 48.00 443,520.00 36.00 332,640.00 36.00 332,640.00 60.00 554,400.00 204.00 1,889,118.00 34.00 314,853.00

INTERMOXIL SYR 60 ML 6.00 132,000.00 4.00 88,000.00 10.00 220,000.00 1.67 36,666.67

JAYACIN INF 2 MG/ML 100 ML 200.00 7,440,000.00 110.00 4,092,000.00 300.00 10,800,108.00 200.00 7,200,072.00 210.00 7,560,000.00 1,020.00 37,092,180.00 170.00 6,182,030.00

KALMOXILLIN DS 250 6.00 132,000.00 3.00 66,000.00 9.00 198,000.00 1.50 33,000.00

KALMICETINE ZALF KULIT 10 G 40.00 290,400.00 100.00 726,000.00 50.00 363,000.00 85.00 617,100.00 70.00 508,200.00 345.00 2,504,700.00 57.50 417,450.00

KEDACILINE 1 G 100.00 2,749,984.16 90.00 2,474,985.74 150.00 4,124,976.24 100.00 2,749,865.63 100.00 2,749,865.63 120.00 3,299,838.75 660.00 18,149,516.15 110.00 3,024,919.36

LACEDIM INJ 120.00 16,368,000.00 50.00 6,820,000.00 100.00 13,640,000.00 50.00 6,820,000.00 20.00 2,728,000.00 340.00 46,376,000.00 56.67 7,729,333.33

LAPICEF 500 MG 200.00 1,402,500.00 200.00 1,402,500.00 33.33 233,750.00

LAPICEF DRY SYR 125 MG 3.00 91,162.50 6.00 182,325.00 10.00 303,875.00 2.00 63,580.00 21.00 640,942.50 3.50 106,823.75

LAPICEF DRY SYR 250 MG 3.00 140,250.00 6.00 280,500.00 2.00 102,850.00 11.00 523,600.00 1.83 87,266.67

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

LAPIMOX 500 MG 300.00 475,200.00 200.00 316,800.00 300.00 514,800.00 100.00 178,200.00 900.00 1,485,000.00 150.00 247,500.00

LEKUICIN INF 100 ML 20.00 3,273,600.00 5.00 818,400.00 10.00 1,636,800.00 35.00 5,728,800.00 5.83 954,800.00

LEKUICIN TAB 500 MG 20.00 462,825.00 20.00 462,825.00 10.00 231,412.50 30.00 694,237.50 80.00 1,851,300.00 13.33 308,550.00

LEVOCIN 500 MG 1.00 40,550.00 1.00 40,550.00 0.17 6,758.33

LEVOCIN 100 ML INFUS 10.00 2,099,895.05 10.00 2,099,895.05 1.67 349,982.51

LINCOPHAR 500 MG 60.00 215,007.50 60.00 215,007.50 10.00 35,834.58

LIZOR 500 MG 12.00 354,000.00 12.00 354,000.00 2.00 59,000.00

LOVECEF 500 MG 660.00 4,991,249.98 660.00 4,991,249.98 110.00 831,875.00

MEDIKLIN GEL 1.2 % 15 G 7.00 101,062.50 119.00 1,718,062.50 3.00 43,312.50 129.00 1,862,437.50 21.50 310,406.25

MEDIKLIN TR GEL 15 G 122.00 2,935,625.00 6.00 144,375.00 128.00 3,080,000.00 21.33 513,333.33

MEIACT TAB 200 MG 600.00 10,553,400.00 600.00 10,553,400.00 100.00 1,758,900.00

MERONEM INJ 0.5 G 10.00 1,749,740.85 10.00 1,749,740.85 1.67 291,623.48

MERONEM INJ 1 G 10.00 4,063,233.24 6.00 1,049,844.51 10.00 1,749,740.85 26.00 6,862,818.60 4.33 1,143,803.10

MEROPEX INJ 20.00 5,049,000.00 20.00 5,049,000.00 40.00 10,098,000.00 6.67 1,683,000.00

MIKASIN INJ 250 MG 110.00 8,228,000.00 20.00 1,496,000.00 100.00 7,480,000.00 10.00 748,000.00 240.00 17,952,000.00 40.00 2,992,000.00

MIKASIN INJ 500 MG 70.00 9,378,600.00 50.00 6,699,000.00 60.00 8,038,800.00 50.00 6,699,000.00 15.00 2,009,700.00 245.00 32,825,100.00 40.83 5,470,850.00

NEBACETINE POWD 5 G 21.00 399,850.00 20.00 373,450.00 26.00 493,800.50 5.00 93,362.50 15.00 280,087.50 87.00 1,640,550.50 14.50 273,425.08

NOVELMYCIN INJ 70.00 8,608,600.00 80.00 9,838,400.00 50.00 6,149,000.00 200.00 24,596,000.00 33.33 4,099,333.33

OTOPAIN EAR DROP 20.00 537,900.00 30.00 792,000.00 30.00 792,000.00 55.00 1,452,000.00 135.00 3,573,900.00 22.50 595,650.00

OTOPRAF 50.00 614,240.00 120.00 1,474,189.20 8.00 98,279.00 60.00 737,094.60 238.00 2,923,802.80 39.67 487,300.47

PROLIC 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 33.33 166,268.67

PROLIC 150 MG 100.00 240,713.00 100.00 240,713.00 200.00 481,426.00 33.33 80,237.67

PROLIC CAP 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 300.00 1,496,418.00 100.00 498,806.00 800.00 3,990,448.00 133.33 665,074.67

PICYN 1500 170.00 16,035,250.00 100.00 9,432,500.00 120.00 11,319,000.00 230.00 21,694,750.00 620.00 58,481,500.00 103.33 9,746,916.67

RIMACTANE 300 MG 16.00 100,000.10 16.00 100,000.10 2.67 16,666.68

RIMACTAZID 450/300 MG 182.00 1,400,568.00 280.00 2,186,052.00 210.00 1,609,146.00 150.00 1,149,390.00 270.00 2,068,902.00 50.00 103,977.50 1,142.00 8,518,035.50 190.33 1,419,672.58

RIMACTAZID PAED 75/50 CHEW TAB 50.00 103,977.50 50.00 103,977.50 8.33 17,329.58

RIMCURE PAED CHEW TAB 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 180.00 451,440.00 30.00 75,240.00

SHAROX 500 MG 49.00 873,449.94 49.00 873,449.94 8.17 145,574.99

SOCEF INJ 80.00 10,395,000.00 40.00 5,197,500.00 60.00 7,796,250.00 15.00 1,949,062.50 195.00 25,337,812.50 32.50 4,222,968.75

SODIME INJ 30.00 4,273,500.00 20.00 2,849,000.00 50.00 7,122,500.00 100.00 14,245,000.00 16.67 2,374,166.67

SPORETIK 100 MG 90.00 1,234,544.85 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 246.00 3,422,369.58 180.00 2,469,089.70 1,056.00 14,533,273.23 176.00 2,422,212.21

SPORETIK DRY SYR 30 ML 6.00 339,379.00 6.00 339,379.00 1.00 56,563.17

STABIXIN 1 G 90.00 8,910,000.00 50.00 4,950,000.00 40.00 3,960,000.00 20.00 1,980,000.00 1.00 165,000.00 20.00 1,980,000.00 221.00 21,945,000.00 36.83 3,657,500.00

STARCEF SYR 30 ML 3.00 175,032.00 3.00 175,032.00 5.00 291,720.00 11.00 641,784.00 1.83 106,964.00

TARIVID 400 MG 30.00 407,000.00 30.00 407,000.00 5.00 67,833.33

TARIVID OTIC 60.00 3,457,740.00 50.00 2,881,450.00 50.00 2,881,450.00 30.00 1,728,870.00 25.00 1,440,725.00 20.00 1,152,580.00 235.00 13,542,815.00 39.17 2,257,135.83

TAXEGRAM 1000 MG INJ 25.00 2,360,421.25 42.00 3,965,507.70 30.00 2,832,505.50 15.00 1,691,168.50 25.00 2,360,421.25 137.00 13,210,024.20 22.83 2,201,670.70

TERRA-CORTRIL EYE OINT 3.00 38,610.00 6.00 77,220.00 9.00 115,830.00 1.50 19,305.00

TERRAMYCIN SALEP MATA 1% 6.00 50,038.56 10.00 83,397.60 6.00 50,038.56 6.00 50,038.56 11.00 91,737.36 2.00 16,679.52 41.00 341,930.16 6.83 56,988.36

TETRACEF INJ 202.00 29,117,836.00 200.00 28,619,646.00 200.00 28,619,646.00 120.00 17,171,787.60 90.00 12,878,840.70 200.00 28,619,646.00 1,012.00 145,027,402.30 168.67 24,171,233.72

TRIAXITROL TTS MATA 5 ML 23.00 103,502.00 25.00 112,502.50 48.00 216,004.50 8.00 36,000.75

TRIFACYLIN ZALF 60.00 199,999.80 60.00 199,999.80 10.00 33,333.30

TRIJECT INJ 50.00 6,990,500.00 125.00 17,870,875.00 100.00 14,296,700.00 60.00 8,578,020.00 20.00 2,859,340.00 50.00 7,148,350.00 405.00 57,743,785.00 67.50 9,623,964.17

TRIPENEM INJ 500 MG 5.00 849,964.50 5.00 849,964.50 0.83 141,660.75

TRIPENEM INJ 1 G 10.00 3,432,000.00 10.00 3,432,000.00 1.67 572,000.00

URFAMYCIN 500 MG 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 300.00 1,021,680.00 50.00 170,280.00

UROTRACTIN 400 MG 120.00 261,742.80 12.00 261,742.80 120.00 261,742.80 60.00 130,871.40 120.00 261,742.80 180.00 392,614.20 612.00 1,570,456.80 102.00 261,742.80

VICILLIN INJ 1000 MG 110.00 408,375.00 90.00 334,125.00 120.00 445,500.00 50.00 185,625.00 20.00 74,250.00 390.00 1,447,875.00 65.00 241,312.50

XITROL MND 5.00 87,656.25 6.00 105,187.50 10.00 175,312.50 21.00 368,156.25 3.50 61,359.38

ZITHROMAX 500 MG 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 9.00 427,442.40 36.00 1,709,769.60 39.00 1,852,250.40 129.00 6,126,674.40 21.50 1,021,112.40

ZITHROMAX 250 MG 12.00 284,961.60 12.00 284,961.60 6.00 142,480.00 30.00 712,403.20 5.00 118,733.87

TOTAL 258,688,103.31 345,021,654.33 391,563,831.29 223,919,770.47 187,225,304.78 252,902,484.05 57,056.00 1,659,321,148.22 9,509.33 276,553,524.70

TOTAL KESELURUHAN 400,597,223.18 466,338,022.05 593,588,616.20 385,155,153.11 272,521,823.59 355,874,414.44 359,862.00 2,474,075,252.57 59,977.00 412,345,875.43

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

Lampiran 3. Rekapitulasi Pembelian Antibiotik Berdasarkan Golongan di RSUP Fatmawati Periode Juli - Desember 2010

NAMA OBAT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL RATA-RATA

PENISILIN JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA JML HARGA

(Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp) (Item) (Rp)

AMOXYCILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 200.00 73,999.20 300.00 110,998.80 50.00 18,499.80

AMOXICILLIN SYR 60 ML 36.00 102,960.00 20.00 68,002.00 56.00 170,962.00 9.33 28,493.67

AMPICILLIN 500 MG 100.00 36,999.60 100.00 36,999.60 16.67 6,166.60

AMOXSAN 500 MG 600.00 1,426,029.00 600.00 1,426,029.00 100.00 237,671.50

AMOXSAN FORTE SYR 4.00 93,000.38 3.00 69,750.29 6.00 139,500.57 3.00 69,750.29 16.00 372,001.53 2.67 62,000.26

AMOXSAN INJ 1 G 10.00 163,024.40 10.00 163,024.40 1.67 27,170.73

AMOXSAN PAED DROPS 15 ML 3.00 48,907.32 4.00 103,445.00 7.00 152,352.32 1.17 25,392.05

AMOXSAN SYR 4.00 65,209.76 3.00 48,907.32 8.00 130,419.52 12.00 195,629.28 3.00 48,907.32 30.00 489,073.20 5.00 81,512.20

BACTESYN INJ 0.75 G 10.00 607,750.00 10.00 607,750.00 20.00 1,215,500.00 3.33 202,583.33

BACTESYN INJ 1.5 G 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 10.00 1,168,750.00 20.00 2,337,500.00 10.00 1,168,750.00 70.00 8,181,250.00 11.67 1,363,541.67

BACTESYN 375 MG 60.00 766,700.00 150.00 1,916,750.00 60.00 766,700.00 60.00 766,700.00 44.00 608,349.60 90.00 1,150,050.00 464.00 5,975,249.60 77.33 995,874.93

CLANEKSI 500 MG 450.00 3,767,766.75 450.00 3,767,766.75 600.00 5,023,689.00 300.00 2,511,844.50 1,800.00 15,071,067.00 300.00 2,511,844.50

CLANEKSI DRY SYR 3.00 107,695.17 3.00 107,695.17 0.50 17,949.20

CLANEKSI FORTE DRY SYR 60ML 3.00 143,228.58 6.00 286,457.16 3.00 143,228.58 4.00 190,971.44 16.00 763,885.76 2.67 127,314.29

CLAVAMOX KAPL 500 MG 150.00 1,303,390.00 90.00 782,034.00 60.00 521,356.00 300.00 2,606,780.00 50.00 434,463.33

CLAVAMOX IV 1000 mg 20.00 1,407,120.00 10.00 703,560.00 40.00 2,814,240.00 20.00 1,407,120.00 4.00 281,424.00 10.00 703,560.00 104.00 7,317,024.00 17.33 1,219,504.00

CO-AMOXICLAVE KAPL 625 MG 4,170.00 19,173,660.00 600.00 2,758,800.00 3,947.00 18,173,595.00 1,620.00 7,448,760.00 10,337.00 47,554,815.00 1,722.83 7,925,802.50

DEXYCLAV FORTE 500 MG 90.00 838,173.60 210.00 1,955,738.40 300.00 2,793,912.00 50.00 465,652.00

DEXYCLAV SYR 21.00 942,480.00 21.00 942,480.00 20.00 897,600.00 12.00 538,560.00 29.00 1,301,520.00 18.00 807,840.00 121.00 5,430,480.00 20.17 905,080.00

DEXYCLAV FORTE DRY SYR 40.00 2,692,800.00 35.00 2,356,200.00 35.00 2,356,200.00 12.00 807,840.00 15.00 1,009,800.00 13.00 875,160.00 150.00 10,098,000.00 25.00 1,683,000.00

FARSYCLIN FORTE 100.00 35,000.00 100.00 35,000.00 16.67 5,833.33

HUFAMOXIL SYR 50.00 175,000.00 50.00 175,000.00 8.33 29,166.67

INTERMOXIL SYR 60 ML 6.00 132,000.00 4.00 88,000.00 10.00 220,000.00 1.67 36,666.67

KALMOXILLIN DS 250 6.00 132,000.00 3.00 66,000.00 9.00 198,000.00 1.50 33,000.00

KEDACILINE 1 G 100.00 2,749,984.16 90.00 2,474,985.74 150.00 4,124,976.24 100.00 2,749,865.63 100.00 2,749,865.63 120.00 3,299,838.75 660.00 18,149,516.15 110.00 3,024,919.36

LAPIMOX 500 MG 300.00 475,200.00 200.00 316,800.00 300.00 514,800.00 100.00 178,200.00 900.00 1,485,000.00 150.00 247,500.00

TRIFACYLIN ZALF 60.00 199,999.80 60.00 199,999.80 10.00 33,333.30

VICILLIN INJ 1000 MG 110.00 408,375.00 90.00 334,125.00 120.00 445,500.00 50.00 185,625.00 20.00 74,250.00 390.00 1,447,875.00 65.00 241,312.50

TOTAL 15,983,309.65 14,481,272.56 38,085,649.53 18,660,037.18 27,490,276.81 17,246,944.60 16,983.00 131,947,490.33 2,830.50 21,991,248.39

SEFALOSPORIN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ACTACEF 1 G 2.00 660,000.00 16.00 3,463,680.00 4.00 1,606,069.08 10.00 2,164,800.00 15.00 3,247,200.00 47.00 11,141,749.08 7.83 1,856,958.18

BAQUINOR 0.3 % ED 2.00 46,795.65 2.00 46,795.65 4.00 93,591.30 0.67 15,598.55

BAQUINOR FORTE 200.00 1,888,337.00 240.00 2,266,004.40 200.00 1,888,337.00 400.00 3,776,674.00 140.00 1,321,835.90 200.00 1,888,337.00 1,380.00 13,029,525.30 230.00 2,171,587.55

BIFOTIK INJ 60.00 6,962,514.90 60.00 6,962,514.90 40.00 4,641,676.60 75.00 8,703,143.63 235.00 27,269,850.03 39.17 4,544,975.01

BROADCED 1000 MG 26.00 4,442,405.00 50.00 7,373,712.50 76.00 11,816,117.50 12.67 1,969,352.92

CEFAT 500 MG CAPSUL 200.00 1,479,038.00 200.00 1,479,038.00 300.00 2,218,557.00 100.00 739,519.00 100.00 739,519.00 900.00 6,655,671.00 150.00 1,109,278.50

CEFAT DRY SYRUP 3.00 91,505.70 4.00 122,009.80 8.00 244,015.20 6.00 183,001.40 4.00 122,007.60 25.00 762,539.70 4.17 127,089.95

CEFAT FORTE DRY SYR 6.00 314,534.55 2.00 104,844.85 5.00 262,112.13 13.00 681,491.53 2.17 113,581.92

CEFILA SYR 100 MG 13.00 807,070.00 10.00 574,200.00 6.00 371,250.00 20.00 1,237,500.00 49.00 2,990,020.00 8.17 498,336.67

CEFILA TAB 100 MG 30.00 356,400.00 30.00 356,400.00 60.00 712,800.00 10.00 118,800.00

CEFILA TAB 200 MG 100.00 1,748,450.00 300.00 5,049,000.00 400.00 6,797,450.00 66.67 1,132,908.33

CEFIZOX 1 G 50.00 8,624,000.00 60.00 10,348,800.00 30.00 5,174,400.00 40.00 6,899,200.00 180.00 31,046,400.00 30.00 5,174,400.00

CEFSPAN 50 MG 30.00 229,075.00 60.00 458,150.00 90.00 687,225.00 15.00 114,537.50

CEFSPAN 100 MG 486.00 7,707,589.99 486.00 7,707,589.99 81.00 1,284,598.33

CEFSPAN CAP 100 MG 600.00 9,443,499.98 210.00 3,305,224.99 150.00 2,360,875.00 360.00 5,666,099.99 1,320.00 20,775,699.96 220.00 3,462,616.66

CEFSPAN CAP 200 MG 100.00 2,421,650.00 270.00 4,249,574.99 100.00 2,421,650.00 50.00 1,210,825.00 520.00 10,303,699.99 86.67 1,717,283.33

CEFSPAN DRY SYRUP 100 ML 6.00 420,750.00 20.00 1,402,500.00 20.00 1,402,500.00 28.00 1,963,500.00 74.00 5,189,250.00 12.33 864,875.00

CEFOPERAZON 1 G 450.00 39,105,000.00 600.00 52,140,000.00 650.00 56,485,000.00 500.00 43,450,000.00 426.00 37,019,400.00 2,626.00 228,199,400.00 437.67 38,033,233.33

CEFXON INJ 161.00 22,509,410.00 140.00 19,573,400.00 100.00 14,432,000.00 35.00 5,051,200.00 436.00 61,566,010.00 72.67 10,261,001.67

CEFADROXIL 500 MG 1,000.00 647,496.30 3,300.00 2,136,737.79 2,500.00 1,618,740.75 900.00 516,153.33 1,750.00 1,003,631.48 9,450.00 5,922,759.65 1,575.00 987,126.61

CEFADROXIL SYR 60 ML 12.00 80,995.20 45.00 299,862.64 65.00 413,573.16 50.00 318,133.20 20.00 135,004.16 22.00 139,978.61 214.00 1,387,546.97 35.67 231,257.83

CEFIXIME CAP 100 MG 1,050.00 1,230,256.53 3,000.00 3,333,269.28 5,500.00 6,110,993.68 2,500.00 2,777,724.40 1,350.00 1,499,971.18 13,400.00 14,952,215.07 2,233.33 2,492,035.85

CEFIXIME SYRUP 60.00 1,070,850.00 60.00 1,041,810.00 12.00 214,170.00 63.00 1,123,984.98 120.00 2,093,300.00 73.00 1,267,535.50 388.00 6,811,650.48 64.67 1,135,275.08

CEFOTAXIM 1000 MG 1,500.00 4,259,383.26 1,500.00 3,644,949.00 2,560.00 6,220,712.96 2,000.00 4,859,932.00 500.00 1,214,983.00 1,340.00 3,256,154.44 9,400.00 23,456,114.66 1,566.67 3,909,352.44

CEFTAZIDIME INJ 160.00 2,064,585.60 400.00 4,062,960.00 1,700.00 17,276,580.00 2,260.00 23,404,125.60 376.67 3,900,687.60

CEFTIZOXIME 1 G 60.00 5,940,000.00 100.00 9,900,000.00 50.00 4,950,000.00 30.00 2,970,000.00 160.00 15,840,000.00 400.00 39,600,000.00 66.67 6,600,000.00

CEFTRIAXONE 1 G 7,500.00 20,411,201.25 7,000.00 19,050,454.50 9,500.00 25,400,313.40 8,000.00 21,389,737.00 8,760.00 23,421,762.67 12,420.00 33,207,567.62 53,180.00 142,881,036.44 8,863.33 23,813,506.07

CERADOLAN 200 MG 400.00 5,867,536.40 400.00 5,867,536.40 600.00 8,801,304.60 360.00 5,544,831.20 300.00 4,620,692.67 340.00 5,236,785.03 2,400.00 35,938,686.30 400.00 5,989,781.05

CERADOLAN INJ 1 G 10.00 2,019,624.20 10.00 2,019,624.31 30.00 6,058,872.93 20.00 4,241,211.57 30.00 6,361,817.35 40.00 8,482,423.14 140.00 29,183,573.50 23.33 4,863,928.92

CEROPID INJ 1 G 40.00 4,392,300.00 50.00 5,490,375.00 50.00 5,490,375.00 140.00 15,373,050.00 23.33 2,562,175.00

CEPRAZ INJ 1 G 20.00 2,057,000.00 40.00 4,114,000.00 45.00 4,628,250.00 43.00 4,567,750.00 80.00 8,228,000.00 40.00 4,114,000.00 268.00 27,709,000.00 44.67 4,618,166.67

COMBICEF 1 G 27.00 2,943,240.30 25.00 2,725,222.50 52.00 5,668,462.80 8.67 944,743.80

DEXACEF 125 MG/ML 60 ML 5.00 136,950.00 5.00 136,950.00 0.83 22,825.00

JAYACIN INF 2 MG/ML 100 ML 200.00 7,440,000.00 110.00 4,092,000.00 300.00 10,800,108.00 200.00 7,200,072.00 210.00 7,560,000.00 1,020.00 37,092,180.00 170.00 6,182,030.00

LACEDIM INJ 120.00 16,368,000.00 50.00 6,820,000.00 100.00 13,640,000.00 50.00 6,820,000.00 20.00 2,728,000.00 340.00 46,376,000.00 56.67 7,729,333.33

LAPICEF 500 MG 200.00 1,402,500.00 200.00 1,402,500.00 33.33 233,750.00

LAPICEF DRY SYR 125 MG 3.00 91,162.50 6.00 182,325.00 10.00 303,875.00 2.00 63,580.00 21.00 640,942.50 3.50 106,823.75

LAPICEF DRY SYR 250 MG 3.00 140,250.00 6.00 280,500.00 2.00 102,850.00 11.00 523,600.00 1.83 87,266.67

LIZOR 500 MG 12.00 354,000.00 12.00 354,000.00 2.00 59,000.00

LOVECEF 500 MG 660.00 4,991,249.98 660.00 4,991,249.98 110.00 831,875.00

MEIACT TAB 200 MG 600.00 10,553,400.00 600.00 10,553,400.00 100.00 1,758,900.00

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

SHAROX 500 MG 49.00 873,449.94 49.00 873,449.94 8.17 145,574.99

SOCEF INJ 80.00 10,395,000.00 40.00 5,197,500.00 60.00 7,796,250.00 15.00 1,949,062.50 195.00 25,337,812.50 32.50 4,222,968.75

SODIME INJ 30.00 4,273,500.00 20.00 2,849,000.00 50.00 7,122,500.00 100.00 14,245,000.00 16.67 2,374,166.67

SPORETIK 100 MG 90.00 1,234,544.85 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 180.00 2,469,089.70 246.00 3,422,369.58 180.00 2,469,089.70 1,056.00 14,533,273.23 176.00 2,422,212.21

SPORETIK DRY SYR 30 ML 6.00 339,379.00 6.00 339,379.00 1.00 56,563.17

STABIXIN 1 G 90.00 8,910,000.00 50.00 4,950,000.00 40.00 3,960,000.00 20.00 1,980,000.00 1.00 165,000.00 20.00 1,980,000.00 221.00 21,945,000.00 36.83 3,657,500.00

STARCEF SYR 30 ML 3.00 175,032.00 3.00 175,032.00 5.00 291,720.00 11.00 641,784.00 1.83 106,964.00

TAXEGRAM 1000 MG INJ 25.00 2,360,421.25 42.00 3,965,507.70 30.00 2,832,505.50 15.00 1,691,168.50 25.00 2,360,421.25 137.00 13,210,024.20 22.83 2,201,670.70

TETRACEF INJ 202.00 29,117,836.00 200.00 28,619,646.00 200.00 28,619,646.00 120.00 17,171,787.60 90.00 12,878,840.70 200.00 28,619,646.00 1,012.00 145,027,402.30 168.67 24,171,233.72

TRIJECT INJ 50.00 6,990,500.00 125.00 17,870,875.00 100.00 14,296,700.00 60.00 8,578,020.00 20.00 2,859,340.00 50.00 7,148,350.00 405.00 57,743,785.00 67.50 9,623,964.17

TOTAL 194,130,972.73 246,673,661.07 279,321,081.80 191,188,474.42 115,745,790.61 188,622,053.87 106,674.00 1,215,682,034.50 17,779.00 202,613,672.42

CARBAPENEM (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

MERONEM INJ 0.5 G 10.00 1,749,740.85 10.00 1,749,740.85 1.67 291,623.48

MERONEM INJ 1 G 10.00 4,063,233.24 6.00 1,049,844.51 10.00 1,749,740.85 26.00 6,862,818.60 4.33 1,143,803.10

MEROPENEM INJ 1 G 200.00 37,400,000.00 200.00 37,400,000.00 250.00 46,750,000.00 200.00 37,400,000.00 160.00 29,920,000.00 75.00 14,025,000.00 1,085.00 202,895,000.00 180.83 33,815,833.33

MEROPEX INJ 20.00 5,049,000.00 20.00 5,049,000.00 40.00 10,098,000.00 6.67 1,683,000.00

TRIPENEM INJ 500 MG 5.00 849,964.50 5.00 849,964.50 0.83 141,660.75

TRIPENEM INJ 1 G 10.00 3,432,000.00 10.00 3,432,000.00 1.67 572,000.00

TOTAL 42,449,000.00 37,400,000.00 55,862,233.24 39,149,740.85 35,251,809.01 15,774,740.85 1,176.00 225,887,523.95 196.00 37,647,920.66

AMINOGLIKOSIDA (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

CENDO XITROL 5 ML 36.00 791,010.00 30.00 659,175.00 5.00 109,862.50 18.00 395,505.00 89.00 1,955,552.50 14.83 325,925.42

CENDO XITROL OINT 3.5 G 6.00 143,756.25 6.00 143,756.25 1.00 23,959.38

DIBEKACINE INJ 100 mg 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 10.00 756,882.50 50.00 3,784,412.50 8.33 630,735.42

GARAMYCIN CREAM 5 G 50.00 1,076,130.00 60.00 1,291,356.00 60.00 1,291,356.00 55.00 1,183,743.00 50.00 1,076,130.00 275.00 5,918,715.00 45.83 986,452.50

GARAMYCIN OINT 5 G 40.00 860,904.00 35.00 753,291.00 40.00 860,904.00 30.00 645,678.00 100.00 2,152,260.00 48.00 1,033,084.80 293.00 6,306,121.80 48.83 1,051,020.30

GENTAMYCIN 80 mg 1 ML 300.00 750,024.00 200.00 479,996.00 850.00 2,049,993.00 140.00 335,997.20 1,490.00 3,616,010.20 248.33 602,668.37

GENTAMYCIN OINT 0.1% 5 G 25.00 41,250.00 170.00 266,475.00 25.00 41,250.00 220.00 348,975.00 36.67 58,162.50

GENTASOLON 5 G 22.00 250,712.00 20.00 227,920.00 35.00 398,860.00 30.00 341,880.00 1.00 19,250.00 108.00 1,238,622.00 18.00 206,437.00

GENTASOLON 10 G 42.00 658,119.00 25.00 391,737.50 40.00 626,780.00 30.00 470,085.00 25.00 391,737.50 15.00 235,042.50 177.00 2,773,501.50 29.50 462,250.25

KANAMYCINE INJ 1 g 10.00 80,685.00 10.00 80,685.00 1.67 13,447.50

MIKASIN INJ 250 MG 110.00 8,228,000.00 20.00 1,496,000.00 100.00 7,480,000.00 10.00 748,000.00 240.00 17,952,000.00 40.00 2,992,000.00

MIKASIN INJ 500 MG 70.00 9,378,600.00 50.00 6,699,000.00 60.00 8,038,800.00 50.00 6,699,000.00 15.00 2,009,700.00 245.00 32,825,100.00 40.83 5,470,850.00

NEBACETINE POWD 5 G 21.00 399,850.00 20.00 373,450.00 26.00 493,800.50 5.00 93,362.50 15.00 280,087.50 87.00 1,640,550.50 14.50 273,425.08

PICYN 1500 170.00 16,035,250.00 100.00 9,432,500.00 120.00 11,319,000.00 230.00 21,694,750.00 620.00 58,481,500.00 103.33 9,746,916.67

STREPTOMYCIN INJ 1 G 700.00 2,248,400.00 530.00 1,702,360.00 1,650.00 5,299,800.00 300.00 963,600.00 650.00 2,087,800.00 3,830.00 12,301,960.00 638.33 2,050,326.67

TRIAXITROL TTS MATA 5 ML 23.00 103,502.00 25.00 112,502.50 48.00 216,004.50 8.00 36,000.75

XITROL MND 5.00 87,656.25 6.00 105,187.50 10.00 175,312.50 21.00 368,156.25 3.50 61,359.38

TOTAL 40,723,556.50 24,668,165.50 28,328,013.50 20,407,838.00 26,734,067.50 9,089,982.00 7,809.00 149,951,623.00 1,301.50 24,991,937.17

KUINOLON (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

AVELOX 400 MG 20.00 945,252.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 40.00 1,890,504.00 25.00 1,181,565.00 50.00 2,363,130.00 215.00 10,161,459.00 35.83 1,693,576.50

AVELOX IV 250 ML 3.00 1,204,551.81 3.00 1,204,551.81 10.00 2,164,800.00 2.00 941,167.27 5.00 2,181,969.08 23.00 7,697,039.97 3.83 1,282,840.00

CIPROFLOXACIN 500 MG 12,000.00 3,247,725.80 12,000.00 3,179,880.00 23,000.00 6,094,770.00 17,000.00 4,504,830.00 2,600.00 688,974.00 66,600.00 17,716,179.80 11,100.00 2,952,696.63

CIPROFLOXACIN INF 400.00 5,000,022.46 300.00 3,979,766.83 500.00 5,984,979.00 490.00 5,865,279.42 490.00 5,865,279.42 2,180.00 26,695,327.13 363.33 4,449,221.19

CRAVIT 500 MG 20.00 589,050.00 60.00 1,767,150.00 80.00 2,356,200.00 60.00 1,767,150.00 120.00 3,534,300.00 340.00 10,013,850.00 56.67 1,668,975.00

CRAVIT IV 100 ML 5.00 1,168,750.00 10.00 2,337,500.00 15.00 3,506,250.00 2.50 584,375.00

CRAVIT EYE DROP 5 ML 3.00 205,425.00 3.00 205,425.00 0.50 34,237.50

CRAVOX 500 MG 200.00 4,319,700.00 200.00 4,319,700.00 200.00 4,301,000.00 600.00 12,940,400.00 100.00 2,156,733.33

LEKUICIN INF 100 ML 20.00 3,273,600.00 5.00 818,400.00 10.00 1,636,800.00 35.00 5,728,800.00 5.83 954,800.00

LEKUICIN TAB 500 MG 20.00 462,825.00 20.00 462,825.00 10.00 231,412.50 30.00 694,237.50 80.00 1,851,300.00 13.33 308,550.00

LEVOCIN 500 MG 1.00 40,550.00 1.00 40,550.00 0.17 6,758.33

LEVOCIN 100 ML INFUS 10.00 2,099,895.05 10.00 2,099,895.05 1.67 349,982.51

LEVOFLOXACIN 500 MG 2,000.00 1,730,520.00 1,020.00 588,376.80 5,580.00 3,218,767.20 480.00 276,883.20 9,080.00 5,814,547.20 1,513.33 969,091.20

LEVOFLOXACIN INFUS 700.00 46,200,000.00 300.00 19,785,700.00 885.00 57,903,780.00 760.00 49,725,280.00 140.00 9,159,920.00 550.00 35,985,400.00 3,335.00 218,760,080.00 555.83 36,460,013.33

OFLOXACIN 200 MG 200.00 97,001.62 500.00 221,289.75 700.00 318,291.37 116.67 53,048.56

OFLOXACIN 400 MG 500.00 349,201.60 1,800.00 1,099,985.04 3,750.00 2,531,275.10 50.00 33,750.33 6,100.00 4,014,212.07 1,016.67 669,035.34

TARIVID 400 MG 30.00 407,000.00 30.00 407,000.00 5.00 67,833.33

TARIVID OTIC 60.00 3,457,740.00 50.00 2,881,450.00 50.00 2,881,450.00 30.00 1,728,870.00 25.00 1,440,725.00 20.00 1,152,580.00 235.00 13,542,815.00 39.17 2,257,135.83

UROTRACTIN 400 MG 120.00 261,742.80 12.00 261,742.80 120.00 261,742.80 60.00 130,871.40 120.00 261,742.80 180.00 392,614.20 612.00 1,570,456.80 102.00 261,742.80

TOTAL 71,474,449.71 39,496,082.28 90,844,346.53 72,910,774.57 15,911,831.90 52,446,393.40 90,194.00 343,083,878.38 15,032.33 57,180,646.40

MAKROLIDA (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ABBOTIC XL 62.00 1,909,268.00 60.00 1,824,768.00 30.00 912,384.00 40.00 1,216,512.00 10.00 304,128.00 60.00 1,824,768.00 262.00 7,991,828.00 43.67 1,331,971.33

ABBOTIC DRY SYR 30 ML 3.00 311,464.00 2.00 140,976.00 5.00 452,440.00 0.83 75,406.67

AZITHROMYCIN 500MG 20.00 220,000.00 20.00 302,500.00 53.00 671,597.98 40.00 440,000.00 133.00 1,634,097.98 22.17 272,349.66

AZTRIN 250 MG 42.00 479,948.70 42.00 479,948.70 7.00 79,991.45

BINOZYT TAB 500 480.00 6,384,030.38 405.00 5,386,525.64 180.00 2,394,011.39 945.00 12,568,559.82 651.00 8,658,341.21 2,661.00 35,391,468.44 443.50 5,898,578.07

ERYTHROMYCIN SYR 6.00 39,151.20 10.00 65,252.00 25.00 163,130.00 41.00 267,533.20 6.83 44,588.87

PROLIC 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 33.33 166,268.67

PROLIC 150 MG 100.00 240,713.00 100.00 240,713.00 200.00 481,426.00 33.33 80,237.67

PROLIC CAP 300 MG 200.00 997,612.00 200.00 997,612.00 300.00 1,496,418.00 100.00 498,806.00 800.00 3,990,448.00 133.33 665,074.67

SPIRAMYCIN 500 MG 200.00 220,183.92 550.00 605,505.78 400.00 440,367.84 100.00 110,091.96 400.00 440,367.84 1,650.00 1,816,517.34 275.00 302,752.89

ZITHROMAX 500 MG 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 15.00 712,404.00 9.00 427,442.40 36.00 1,709,769.60 39.00 1,852,250.40 129.00 6,126,674.40 21.50 1,021,112.40

ZITHROMAX 250 MG 12.00 284,961.60 12.00 284,961.60 6.00 142,480.00 30.00 712,403.20 5.00 118,733.87

TOTAL 10,482,649.50 10,117,742.02 3,510,859.44 6,290,827.79 15,844,096.06 14,096,222.45 6,153.00 60,342,397.26 1,025.50 10,057,066.21

TETRASIKLIN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-10/20461439-TA.PDF-Wida... · 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ... Alur Pelayanan Resep di Depo

DOXICOR 100 MG 180.00 757,350.00 120.00 504,900.00 180.00 757,350.00 180.00 757,350.00 30.00 126,225.00 120.00 504,900.00 810.00 3,408,075.00 135.00 568,012.50

DOXYCYCLINE 100 MG 1,100.00 229,948.40 4,000.00 815,271.60 3,000.00 611,453.70 8,100.00 1,656,673.70 1,350.00 276,112.28

INTERDOXIN 100 200.00 986,150.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 100.00 484,000.00 120.00 580,800.00 300.00 1,452,000.00 1,140.00 5,535,750.00 190.00 922,625.00

INTERDOXIN 50 100.00 327,222.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 100.00 321,200.00 400.00 1,290,822.00 66.67 215,137.00

INTERFLOX 500 MG 24.00 225,918.00 48.00 443,520.00 36.00 332,640.00 36.00 332,640.00 60.00 554,400.00 204.00 1,889,118.00 34.00 314,853.00

TERRA-CORTRIL EYE OINT 3.00 38,610.00 6.00 77,220.00 9.00 115,830.00 1.50 19,305.00

TERRAMYCIN SALEP MATA 1% 6.00 50,038.56 10.00 83,397.60 6.00 50,038.56 6.00 50,038.56 11.00 91,737.36 2.00 16,679.52 41.00 341,930.16 6.83 56,988.36

TETRACYCLINE 250 MG 1,000.00 90,000.00 1,000.00 90,000.00 166.67 15,000.00

TOTAL 2,576,626.96 2,344,179.20 3,712,782.26 2,035,228.56 1,131,402.36 2,527,979.52 11,704.00 14,328,198.86 1,950.67 2,388,033.14

LINKOSAMID Tab (Rp) Tab (Rp) Tab (Rp) Tab (Rp) Tab (Rp) Tab (Rp) (Rp)

CLINDAMYCIN CAP 150 MG 800.00 285,602.24 800.00 285,602.24 133.33 47,600.37

CLINDAMYCIN 300 MG 5,250.00 2,979,126.15 4,500.00 2,514,251.52 1,500.00 838,083.84 15,000.00 8,380,838.40 26,250.00 14,712,299.91 4,375.00 2,452,049.99

CLINIUM 300 MG 100.00 528,000.00 100.00 528,000.00 16.67 88,000.00

CLINMAS 300 MG 60.00 313,632.00 120.00 570,240.00 180.00 855,360.00 60.00 297,000.00 420.00 2,036,232.00 70.00 339,372.00

LINCOMYCIN 500 MG 1,380.00 843,190.85 480.00 293,283.78 420.00 256,623.30 2,280.00 1,393,097.93 380.00 232,182.99

LINCOPHAR 500 MG 60.00 215,007.50 60.00 215,007.50 10.00 35,834.58

MEDIKLIN GEL 1.2 % 15 G 7.00 101,062.50 119.00 1,718,062.50 3.00 43,312.50 129.00 1,862,437.50 21.50 310,406.25

MEDIKLIN TR GEL 15 G 122.00 2,935,625.00 6.00 144,375.00 128.00 3,080,000.00 21.33 513,333.33

TOTAL 3,393,820.65 8,266,179.02 2,681,009.69 8,666,440.64 336,596.28 768,630.80 30,167.00 24,112,677.08 5,027.83 4,018,779.51

KLORAMFENIKOL (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

CENDO FENICOL ZM 3.5 G 60.00 939,675.00 50.00 783,062.50 30.00 469,837.50 6.00 93,967.50 146.00 2,286,542.50 24.33 381,090.42

CENDO FENICOL 0.25 % 6.00 103,364.25 3.00 46,983.75 9.00 150,348.00 1.50 25,058.00

CENDO FENICOL 0.5 % 1.00 23,050.00 3.00 72,509.25 12.00 263,670.00 4.00 87,890.00 20.00 447,119.25 3.33 74,519.88

CHLORAMFENICOL SYR 6.00 20,222.40 6.00 20,222.40 1.00 3,370.40

CHLORAMPHENICOL T T 3% 10.00 9,999.00 8.00 7,999.20 18.00 17,998.20 3.00 2,999.70

IKAMICETIN ZALF MATA 1% 3.5 G 30.00 48,000.15 50.00 80,000.25 50.00 80,000.25 12.00 19,200.06 45.00 115,384.50 187.00 342,585.21 31.17 57,097.54

KALMICETINE ZALF KULIT 10 G 40.00 290,400.00 100.00 726,000.00 50.00 363,000.00 85.00 617,100.00 70.00 508,200.00 345.00 2,504,700.00 57.50 417,450.00

THIAMPHENICOL 500 MG 100.00 40,944.20 200.00 81,888.40 300.00 122,832.60 200.00 81,888.40 100.00 40,944.20 900.00 368,497.80 150.00 61,416.30

URFAMYCIN 500 MG 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 100.00 340,560.00 300.00 1,021,680.00 50.00 170,280.00

TOTAL 361,450.15 1,962,492.95 1,628,603.90 483,615.00 1,536,585.16 1,186,946.20 1,931.00 7,159,693.36 321.83 1,193,282.23

RIFAMPISIN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

RIFAMPICIN 300 MG 2,800.00 979,994.40 3,500.00 1,224,993.00 6,300.00 2,204,987.40 1,050.00 367,497.90

RIFAMPICIN 450 MG 8,000.00 3,599,992.00 8,000.00 3,599,992.00 33,000.00 14,849,967.00 2,000.00 899,998.00 51,000.00 22,949,949.00 8,500.00 3,824,991.50

RIFAMPICIN 600 MG 3,000.00 1,799,985.00 4,200.00 2,643,152.13 11,700.00 6,806,485.48 1,600.00 1,006,915.10 20,500.00 12,256,537.70 3,416.67 2,042,756.28

RIMACTANE 300 MG 16.00 100,000.10 16.00 100,000.10 2.67 16,666.68

RIMACTAZID 450/300 MG 182.00 1,400,568.00 280.00 2,186,052.00 210.00 1,609,146.00 150.00 1,149,390.00 270.00 2,068,902.00 50.00 103,977.50 1,142.00 8,518,035.50 190.33 1,419,672.58

RIMACTAZID PAED 75/50 CHEW TAB 50.00 103,977.50 50.00 103,977.50 8.33 17,329.58

RIMCURE PAED CHEW TAB 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 60.00 150,480.00 180.00 451,440.00 30.00 75,240.00

TOTAL 6,900,545.10 8,429,196.13 24,245,592.88 2,628,840.50 2,219,382.00 2,161,370.60 79,188.00 46,584,927.20 13,198.00 7,764,154.53

ANTIBIOTIK KOMBINASI (Rp) Tab (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

FG.TROCHES 600.00 472,425.23 840.00 661,395.32 960.00 755,880.37 480.00 377,940.00 720.00 595,237.50 360.00 297,618.75 3,960.00 3,160,497.16 660.00 526,749.53

OTOPAIN EAR DROP 20.00 537,900.00 30.00 792,000.00 30.00 792,000.00 55.00 1,452,000.00 135.00 3,573,900.00 22.50 595,650.00

OTOPRAF 50.00 614,240.00 120.00 1,474,189.20 8.00 98,279.00 60.00 737,094.60 238.00 2,923,802.80 39.67 487,300.47

TOTAL 1,010,325.23 2,067,635.32 3,022,069.57 377,940.00 2,145,516.50 1,034,713.35 4,333.00 9,658,199.96 722.17 1,609,699.99

ANTIBIOTIK GOLONGAN LAIN

FOSFOMYCIN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

FOSMICIN 1 G 220.00 17,427,025.00 150.00 11,882,062.50 100.00 7,921,375.00 180.00 14,258,475.00 220.00 17,427,025.00 870.00 68,915,962.50 145.00 11,485,993.75

FOSMICIN 2 G 300.00 38,400,450.00 300.00 38,400,450.00 100.00 12,800,150.00 90.00 11,520,135.00 250.00 32,000,375.00 1,040.00 133,121,560.00 173.33 22,186,926.67

NOVELMYCIN INJ 70.00 8,608,600.00 80.00 9,838,400.00 50.00 6,149,000.00 200.00 24,596,000.00 33.33 4,099,333.33

TOTAL 8,608,600.00 65,665,875.00 56,431,512.50 20,721,525.00 25,778,610.00 49,427,400.00 2,110.00 226,633,522.50 351.67 37,772,253.75

ASAM FUSIDAT (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

FUSON CREAM 170.00 1,290,450.70 175.00 1,328,635.00 355.00 2,694,098.55 177.00 1,343,819.40 142.00 1,078,092.40 1,019.00 7,735,096.05 169.83 1,289,182.68

FUSON OINT 30.00 227,670.30 24.00 182,212.80 82.00 622,298.82 136.00 1,032,181.92 22.67 172,030.32

FUSYCOM CREAM 5 G 6.00 177,606.00 3.00 88,803.00 4.00 118,404.00 13.00 384,813.00 2.17 64,135.50

TOTAL 1,695,727.00 1,510,847.80 3,405,200.37 118,404.00 1,343,819.40 1,078,092.40 1,168.00 9,152,090.97 194.67 1,525,348.50

MUPIROSIN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

BACTODERM CREAM 5 G 21.00 598,290.00 50.00 1,424,500.00 25.00 712,250.00 25.00 712,250.00 24.00 683,760.00 5.00 142,450.00 150.00 4,273,500.00 25.00 712,250.00

BACTODERM OINT 10 G 12.00 499,633.20 10.00 416,361.00 6.00 248,816.60 4.00 166,544.40 32.00 1,331,355.20 5.33 221,892.53

BACTROBAN CREAM 5 G 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 6.00 207,900.00 3.00 103,950.00 30.00 1,039,500.00 5.00 173,250.00

BACTROBAN CREAM 10 G 15.00 801,900.00 3.00 160,380.00 18.00 962,280.00 3.00 160,380.00

BACTROBAN OINT 5 G 3.00 103,950.00 3.00 103,950.00 6.00 207,900.00 1.00 34,650.00

BACTROBAN OINT 10 G 6.00 320,760.00 20.00 1,069,200.00 10.00 346,500.00 36.00 1,736,460.00 6.00 289,410.00

TOTAL 806,190.00 3,254,693.20 2,509,661.00 1,515,466.60 1,052,040.00 412,944.40 272.00 9,550,995.20 45.33 1,591,832.53

TOTAL KESELURUHAN 400,597,223.18 466,338,022.05 593,588,616.20 385,155,153.11 272,521,823.59 355,874,414.44 359,862.00 2,474,075,252.57 59,977.00 412,345,875.43

Laporan praktek..., Wida Kharismaya, FMIPA UI, 2011