universitas indonesia asuhan keperawatan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351474-pr-rohana...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
MASALAH KESEHATAN TUBERKULOSIS PARU DI RW 01 KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
ROHANA MEIRISA, S.Kep 0806457281
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK JULI 2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
i
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGANKETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
MASALAH KESEHATAN TUBERKULOSIS PARU DI RW 01KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERSDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
ROHANA MEIRISA, S.Kep0806457281
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS
DEPOKJULI 2013
i
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGANKETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
MASALAH KESEHATAN TUBERKULOSIS PARU DI RW 01KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERSDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
ROHANA MEIRISA, S.Kep0806457281
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS
DEPOKJULI 2013
i
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DENGANKETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA
MASALAH KESEHATAN TUBERKULOSIS PARU DI RW 01KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERSDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
ROHANA MEIRISA, S.Kep0806457281
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS
DEPOKJULI 2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir Ilmiah Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Rohana Meirisa, S.Kep
NPM : 0806457281
Tanda Tangan :
Tanggal : 10 Juli 2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KIA-N ini diajukan oleh :Nama : Rohana Meirisa, S.KepNPM : 0806457281Program Studi : Profesi NersJudul KIA-N : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas PadaMasalah Kesehatan Tuberkulosis Paru Di Rw 01Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Nerspada Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan, UniversitasIndonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ns. Sukihananto, S.Kp., M.Kep
Penguji 1 : Henny Permatasari, S.Kp., M.Kep., Sp..Kom
Penguji 2 : Ns. Intan Asri Nurani, S.Kep., M.Kep ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Rabu, 10 Juli 2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya serta Karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ners. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dari masa perkuliahan, profesi sampai penyusunan karya ilmiah
akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
2. Ibu Henny Permatasari, S.Kp., M.Kep., Sp..Kom selaku koordinator
PKKMP Program Profesi Ners 2013, dari Ibu saya banyak belajar dan
menjadikan sebagai panutan untuk menjadi seseorang yang maju dalam
pemikiran dan tegas dalam tindakan, selain itu dari Ibu pula saya juga
belajar banyak tentang kedisiplinan
3. Ibu Poppy fitriani, S.Kp., M.Kep., Sp..Kom selaku koordinator peminatan
komunitas yang telah banyak meluangkan waktu dan melakukan bimbingan,
dari Ibu juga saya mengenal banyak ilmu komunitas yang tidak pernah saya
tahu sebelumnya, sehingga sampai akhirnya saya benar-benar mencintai dan
tidak salah memilih peminataan di akhir penghujung profesi, maaf kalau ada
kata-kata yang tidak sopan selama ini.
4. Bapak Sukihananto,S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing saya yang
telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan karya ilmiah ini. Dari Anda, saya
temukan banyak ilmu, banyak pelajaran, dan bagaimana kita harus berjuang
untuk mewujudkan mimpi;
5. Ibu Ns. Intan Nurani, S.Kep., M.Kep selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan saran dan masukan untuk karya ilmiah ini;
6. Semua pengajar terutama pengajar Keperawatan Komunitas, Ibu Tri, Ibu
Ima dan Bapak Jajang yang telah memberikan ilmu dan pelajaran selama
ini, tanpa Bapak dan Ibu, ilmu saya tidak akan berkembang;
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
v
7. Bapak Hari dan Ibu Indah serta dua adik saya Leni dan Vika, yang tanpa
lelah memberi doa dan dukungan sehingga saya selalu bersemangat dan
tidak menyerah dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini, saya pasti bisa
membahagiakan dan membuat bangga kalian. Daddy, promise me you’ll
come on 31th August, Bapak harus sehat. Untuk Ibu saya, terima kasih
karena dari Ibu, saya banyak belajar untuk menjadi wanita yang kuat, wanita
yang penuh maaf dan wanita dengan sejuta kesabaran, ibu pula yang
menjadikan saya kuat tetap berdiri tegar;
8. Okasatria Novyanto, terima kasih selama ini telah menemani saya dalam
mewujudkan mimpi saya untuk menjadi seorang perawat yang profesional,
terima kasih untuk semangat dan motivasi yang selalu diberikan;
9. Diantika Prameswara, Andi Amalia Wildani, Raden Isma Desiana, Sri
Rahayu, Setya Murda Mustofa, terima kasih untuk perjuangan bersama kita
selama penyusunan karya ilmiah ini;
10. Ananda, Asih, Arum, Ollyvia, Nike, Wilda, Ika, Lina, Reni, Alfa, Anggi,
Memey, Mirda, dan Dinar yang selalu memberikan dukungan sehingga saya
selalu bersemangat dan tidak menyerah dalam penyusunan karya ilmiah
akhir ini serta yang selalu meluangkan waktu untuk berbagi bersama;
11. Sahabat saya Irma dan Lisa yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
saya dan memacu saya untuk menjadi maju seperti yang sudah mereka
lakukan, I proud the both of you, semoga kesuksesan menyertai kita;
12. Sahabat saya Lita, Shella, Ajeng, Danisya dan Sheila, terima kasih sudah
menjadi bagian dari perjalanan hidup saya mulai dari semester pertama;
13. Lida, Syifa, April, Site, Vita, Iqna, Sekar, Tanti, Kurnia, Anti, terima kasih
untuk selalu memotivasi dalam penyusunan karya ilmiah ini;
14. Teman-teman seperjuangan FIK UI 2008 yang telah memberikan semangat
dan bantuan kepada saya hingga penyelesaian karya ilmiah akhir ini;
15. Desti Ermawati Putri, terima kaih untuk doa dan motivasi dalam
menyeleaikan karya ilmiah ini; dan
16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan ini.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
vi
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, 10 Juli 2013
Penulis
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Rohana Meirisa, S.Kep
NPM : 0806457281
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Fakultas Ilmu Keperawatan
Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T dengan Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru di RW 01
Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 10 Juli 2013
Yang menyatakan
(Rohana Meirisa, S.Kep)
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Rohana Meirisa, S.Kep Program Studi : Profesi Ners Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T dengan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru di RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Tuberkulosis merupakan penyakit menular di Indonesia dengan angka kejadian cukup tinggi. Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penderita TB cukup banyak. Di Kelurahan Cisalak Pasar ditemukan keluarga dengan lansia yang menderita penyakit ini lebih dari dua kali. Saat ini tanda dan gejala TB ditemukan kembali pada keluarga dengan ditandai batuk-batuk dan sesak napas. diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas. Selama ini, keluarga tidak melakukan tindakan penyelesaian masalah kesehatan tersebut, padahal keluarga merupakan bagian terdekat yang memiliki peranan penting. Asuhan keperawatan yang dilakukan menitikberatkan pada kelima tugas utama kesehatan keluarga dengan mempertimbangkan usia lansia. Perawatan yang dilakukan pada keluarga yaitu untuk mengatasi tanda dan gejala tersebut. Kombinasi inhalasi sederhana dan batuk efektif telah mampu mengurangi sesak dan mempermudah penderita mengeluarkan dahak. Perawatan tersebut diharapkan dikenalkan oleh perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan mayarakat agar dapat membantu keluarga dalam melakukan perawatan mandiri. Kata kunci: asuhan keperawatan keluarga, tuberkulosis, lansia; inhalasi sederhana; batuk efektif
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
ABSTRACT
Name : Rohana Meirisa, S.Kep Study Progame : Ners Profession Judul : Family Nursing Care with Ineffectiveness of Airway
Clearance with Pulmonary Tuberculosis Disease in RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Tuberculosis was an infection disease in Indonesia with high incident rate. Depok was an area that has a number of people affected by tuberculosis quite a lot. In Kelurahan Cisalak Pasar, found family with elderly that affected by this disease more than twice. This time, tuberculosis’s symptoms were found again in this family by coughing and shortness breathing. Ineffectiveness of airway clearance was became priority nursing diagnostic. During this time, the family had never took an action to solve these health problem. Though, the family was the nearest aspect that have important roles. Nursing care focused on five main roles of family’s health and considered more about elderly. The treatment gave to family was performed to deal the symptoms that may occurs. Combination steam inhalation and effective coughing had been able to reduce the shorthness breathing problem and easily help remove pleghm. Those treatment were axpected to be introduced by nurse as community health care provider to help family in performing self-care. Key words: family nursing care; tuberculosis; elderly; simple inhalation; effective coughing
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR .................................... vii ABSTRAK .....................................................................................................viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 6 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 6 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 6 1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 7 1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................... ............................. 7 1.4.2 Manfaat Aplikatif ...................................................................... 7
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9 2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan .................. 9 2.2 Konsep Lansia ................................................................................... 10
2.2.1 Definisi Lansia ......................................................................... 10 2.2.2 Lansia Sebagai Populasi Berisiko (Population At Risk) dan
Sebagai Populai yang Rentan (Vulnarable Risk) ...................... 11 2.2.3 Perubahan Sistem Pulmonal Lansia ......................................... 12 2.2.4 Tuberkulosis pada Lansia ......................................................... 13
2.3 Konsep Keluarga dan Asuhan Keperawatan Keluarga ..................... 17 2.3.1 Konsep Keluarga ...................................................................... 17 2.3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................ 19
2.3.3 Peran Perawat dalam Menangani Masalah Kesehatan Tuberkulosis pada Setting Keluarga ......................................... 20
2.4 Tindakan Inovasi Keperawatan ......................................................... 21 2.4.1 Inhalasi Sederhana ................................................................... 21 2.4.2 Latihan Batuk Efektif ............................................................... 22 2.4.3 Alternatif Inovasi Lain ............................................................. 22
3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA ..................................... 24 3.1 Pengkajian ........................................................................................ 24 3.1.1 Pengkajian Umum .................................................................... 24 3.1.2 Pemeriksaan Fisik .................................................................... 26 3.2 Penegakan Diagnosa Keperawatan .................................................. 27 3.3 Rencana Intervensi Keperawatan ...................................................... 27 3.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 27 3.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 27
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
3.4 Implementasi ..................................................................................... 29 3.4.1 Mengenal Masalah ................................................................... 29 3.4.2 Mengambil Keputusan untuk Merawat .................................... 29 3.4.3 Merawat Anggota Keluarga ..................................................... 29 3.4.4 Memodifikasi Lingkungan ....................................................... 30 3.4.5 Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan .......................................... 30 3.5 Evaluasi ............................................................................................. 30 3.5.1 Evaluasi Subjektif .................................................................... 30 3.5.2 Evaluasi Objektif ..................................................................... 32 3.5.3 Analisa Evaluasi ....................................................................... 33 3.5.4 Planning ................................................................................... 34 3.5.5 Evaluasi Sumatif ...................................................................... 34 3.5.6 Evaluasi Tingkat Kemandirian................................................. 35
4. ANALISIS SITUASI ............................................................................ 36 4.1 Profil Lahan Praktik ......................................................................... 36 4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan teori Terkait KKMP ............................................................................................... 38 4.2.1 Analisis Pengkajiaan Keperawatan Keluarga dengan TB.............. 39 4.2.2 Analisis Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan TB .................. 43 4.2.3 Analisis Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga dengan TB .. 43 4.2.4 Analisis Implementasi Keperawatan Keluarga dengan TB ........... 44 4.2.5 Analisis Evaluasi Keperawatan Keluarga dengan TB ................... 47 4.3 Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian ........................... 47 4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan ................... 50
5. PENUTUP .............................................................................................. 52 5.1 Simpulan ........................................................................................... 52 5.2 Saran ................................................................................................. 54
5.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan................................................... 54 5.2.2 Bagi Masyarakat ...................................................................... 54 5.2.3 Bagi Keilmuwan Keperawatan ................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Pengkajian Keluarga
Lampiran 2 – Analisa Data
Lampiran 3 – Skoring Masalah
Lampiran 4 – Daftar Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Lampiran 5 – NCP
Lampiran 6 – Catatan Perkembangan
Lampiran 7 – Evaluasi Sumatif
Lampiran 8 – Tingkat Kemandirian Keluarga
Lampiran 9 – Media
Lampiran 10 – Daftar Riwayat Hidup
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya masyarakat urban adalah hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol
sebagai sisa dari indutrialisasi dan komersialisasi di perkotaan yang menarik para
masyarakat rulal untuk pergi ke daerah urban. Masyarakat rural pergi ke daerah
urban untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi lebih baik (Hidayati, 2009).
Banyaknya masyarakat yang pindah ke daerah urban membuat munculnya
masalah-masalah baru yang berada di perkotaan. Kehidupan di daerah urban atau
perkotaan sangat kompleks. Dampak yang ditimbulkan terjadi di berbagai aspek
kehidupan seperti pada masalah ekonomi, sosial, peningkatan jumlah penduduk,
serta perubahan lingkungan. Hal ini yang menimbulkan masalah-masalah seperti
pengangguran, sempitnya lahan untuk pemukiman, dan polusi udara yang akan
berdampak kepada penurunan derajat kesehatan masyarakat di daerah urban atau
perkotaan (Kemenkes, 2012). Masalah kesehatan banyak ditemukan akibat
padatnya kehidupan di daerah urban seperti kejadian penyakit menular (Efendi &
Makhfudli, 2009). Salah satu penyakit menular tersebut adalah tuberkulosis.
Tuberculosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi kronis menular yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman
tersebut menyerang paru-paru, oleh karena itu biasanya banyak dikenal dengan
sebutan TB paru. Penyakit ini ternyata tidak hanya di paru-paru namun, penyakit
ini dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal,
tulang dan nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2001).
Sampai saat ini, TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
(Yulistyaningrum & Rejeki, 2010). Diperkirakan sekitar dua miliar atau sepertiga
dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman tersebut pada tahun 2007
dan ada 9,2 juta penderita tuberkulosis baru serta 1,7 juta kematian akibat
penyakit ini pada tahun 2006 (WHO, 2009). Diperkirakan 95% kasus tuberkulosis
dan 98% kematian akibat tuberkulosis di dunia, terjadi pada negara-negara
berkembang (Kemenkes, 2011).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang juga tidak luput menjadi
negara yang penduduknya banyak menderita penyakit tuberkulosis. Tahun 2011
Indonesia menduduki peringkat ke-5 untuk jumlah penduduk terbanyak yang
menjadi penderita TB setalah India, China, Nigeria dan Afrika Selatan
(Kemenkes, 2011). Menurut WHO, Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI)
atau proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun di
Indonesia sebesar 1-3%. ARTI sebesar 1% menunjukkan bahwa 10 (sepuluh)
orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan Global Tuberculosis Control 2009 pada tahun 2007 prevalensi
semua tipe TB di Indonesia sebesar 244 kasus per 100.000 penduduk atau sekitar
565.614 kasus, sedangkan untuk insidensi kasus baru TB BTA positif sebesar 102
kasus per 100.000 penduduk atau sekitar 236.029 kasus baru TB Paru BTA positif
(WHO, 2009).
Kasus TB dengan BTA positif juga banyak ditemukan di Kota Depok. Jumlah
penderita TB paru BTA positif di Depok tahun 2012 sebanyak 625 orang (PPTI,
2012). Hasil pengkajian di Puskesmas Cimanggis didapatkan jumlah penderita TB
yang berobat yang berasal dari Kelurahan Cisalak Pasar sebanyak 32 orang (Buku
register penyakit TB Puskesmas Cimanggis). Ada 10 orang tersebut diantaranya
atau (31,2%) berasal dari RW 01, RW yang menjadi binaan mahasiswa. Hasil
skrining yang dilakukan mahasiswa profesi pada tanggal 14-16 Mei 2013 di RW
01 Kelurahan Cisalak Pasar ditemukan ada 20 orang yang merupakan pederita TB
yang sedang berobat, putus obat dan resiko tinggi penderita TB.
Tingginya kasus TB paru dengan BTA positif di Indonesia terutama di Depok,
dapat meningkatkan risiko penularan dan penyebaran penyakit ini karena sumber
penularan TB adalah pasien TB dengan BTA positif (Kemenkes, 2011).
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menangani masalah TB dengan
program Directly Observed Tretment Short course (DOTS). Fokus utama DOTS
adalah penemuan dan penyembuhan pasien, dengan prioritas pasien TB tipe
menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan diharapkan menurunkan
insiden TB di masyarakat (Kemenkes, 2008).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Penularan penyakit tuberkulosis antara satu dengan yang lain sangat mudah,
terlebih lagi jika ditularkan oleh pasien TB dengan BTA positif. Pada waktu batuk
atau bersin, pasien dapat dengan mudah menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei) (Kemenkes, 2008). Penularan akan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama sehingga
suatu rumah harus memiliki sanitasi yang baik (Kemenkes, 2011). Sanitasi rumah
sangat erat kaitannya dengan angka kesakitan pada jenis penyakit TB.
Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya
penyakit TB. Rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
rumah. Sarana sanitasi tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan
hunian, penerangan alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah,
sarana pembuangan kotoran manusia, dan penyediaan air bersih (Akromuddin,
2012). Hal terpenting dalam mengurangi penyebaran penyakit TB adalah ventilasi
baik dan penyinaran sinar matahari yang cukup. Hal ini diperlukan untuk
mematikan kuman yang berada di ruangan tersebut karena kuman TB akan
langsung terbunuh oleh sinar matahari (Kemenkes, 2011).
Pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan juga akan berpengaruh terhadap
perilaku hidup sehat atau hygiene sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan
kesehatan, hal itu dikarenakan dari pengetahuan dan sikap itulah akan tercipta
upaya pencegahan terhadap terjadinya ataupun kekambuhan suatu penyakit
(Akromuddin, 2012). Mengenal penyakit TB merupakan hal yang penting untuk
meningkatkan pengetahuan. Individu harus mengenal penyakit TB terutama
mengenal tanda dan gejala TB. Gejala yang biasanya muncul pada penderita TB
adalah demam, batuk berdarah. Batuk biasanya berlangsung lebih dari 3 minggu
dan produktif (Price & Wilson, 2005). Gejala lain yang muncul berupa gejala
malaise seperti anoreksia atau tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan,
sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam (Kemenkes, 2011). Sesak napas
juga dapat ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah
meliputi setengah bagian paru-paru (Amin dan Bahar, 2006).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keluarga memiliki peranan penting dalam mengenali tanda dan gejala penyakit
TB karena keluarga merupakan support system utama dalam memelihara
kesehatannya (Maryam, dkk, 2008). Salah satu bentuk fungsi keluarga adalah
fungsi pemeliharaan dan perawatan kesehatan. Keluarga diharapkan dapat
mengenali tanda dan gejala TB lebih awal, sehingga individu atau keluarga
dengan masalah keeshatan TB dapat segera diatasi. Bentuk support lain yang
diperlukan untuk keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang mengalami
penyakit TB adalah menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO). Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kejadian TB berulang dan juga untuk
mengurangi risiko penularan terhadap kontak serumah dengan penderita TB BTA
positif. PMO ini juga memiliki peranan penting untuk menghindarkan seseorang
terhadap terjadinya kasus TB resisten obat. TB resisten obat dapat terjadi karena
pengobatan yang tidak optimal yaitu tidak adekuatnya regimen pengobatan atau
gagal mengkonsumsi obat yang sesuai (Price & Wilon, 2005).
Penyakit TB banyak menyerang pada individu golongan usia produktif. Penyakit
TB paru sebagian besar terjadi pada orang dewasa yang telah mendapatkan infeksi
primer pada waktu kecil dan tidak ditangani dengan baik (Rusnoto, 2008).
Golongan usia lain selain usia dewasa yang rentan terjangkit penyakit TB adalah
golongan lanjut usia. Hal ini berhubungan dengan proses penuaan yang terjadi
pada lansia. Penuaan membuat sistem fisiologis dalam tubuh mengalami
perubahan, salah satu sistem tubuh yang mengalami perubahan yaitu sistem
pulmonal (Stanley & Beare, 2006), sehingga lansia pun rentan mengalami
penyakit infeki menular seperti penyakit tuberkulosis.
Salah satu lansia di RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar pernah mengalami TB
berulang lebih dari dua kali yaitu pada tahun 2001, 2004, & 2010. Pada tahun
2001 & 2004 pengobatan yang dijalankan keluarga tidak sampai tuntas. Keluarga
mengatakan pengobatan dijalankan hanya sampai bulan ketiga dengan alasan
keluarga mengatakan kondisi yang dirasakan sudah lebih baik. Di tahun 2010,
gejala muncul kembali dengan hasil pemeriksaan BTA positif dan juga hasil
rontgen yang menunjukkan adanya infiltrat di area basal paru dekstra dan sinistra.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keluarga membawa berobat ke Puskesmas Cimanggis dan pengobatan dilakukan
tuntas sampai sembuh selama 6 bulan. Keluarga mengatakan saat ini merasakan
kondisi yang tandanya sama seperti apa yang sudah dialami oleh keluarga
sebelumnya yaitu batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh yang dirasakan lebih
dari sebulan, selain itu keluarga merasa sesak. Keluarga juga menambahkan
bahwa akhir-akhir ini pernah batuk berdarah. Tidak ada tindakan khusus yang
dilakukan keluarga untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, keluarga juga
belum membawa kepada pelayanan kesehatan. Menurut kader di RT 02, RT
dimana keluarga tersebut tinggal, keluarga tersebut sedang mengalami penyakit
seperti penyakit flek paru, namun, kader kesulitan untuk membawanya ke
pelayanan kesehatan dikarenakan keluarga tidak bersedia untuk dibawa ke
pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi daya tertarik mahasiswa untuk membahas
bagaimana penetalaksanaan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan lansia
yang mengalami penyakit TB berulang di RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar,
Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
1.2 Rumusan Masalah
Penyakit Tuberkulois (TB ) sadalah salah satu penyakit yang menular kronis yang
menjadi permasalahan kesehatan dunia. Indonesia pun tidak luput menjadi salah
satu negara yang memiliki angka penderita TB dengan BTA positif yang tinggi.
Kota Depok memiliki angka kejadian TB dengan BTA positif yang banyak
ditemukan. Untuk di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Cimanggis yaitu
wilayah Kelurahan Cisalak Pasar ditemukan ada 32 orang penderita TB dengan
BTA positif (Buku Register Penyakit TB Puskesmas Cimanggis). Ada 10 orang
tersebut diantaranya atau (31,2%) berasal dari RW 01, RW yang menjadi binaan
mahasiswa. Hasil skrining yang dilakukan mahasiswa juga mendapatkan 20 orang
yang sedang dalam pengobatan, putus obat, dan suspek TB. Penemuan ini terdiri
dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia.
Salah satu lansia di wilayah ini bahkan mengalami TB berulang lebih dari dua
kali. Lansia menjadi rentan mengalami penyakit TB selain karena kondisi sanitasi
rumah yang tidak baik juga dapat disebabkan oleh faktor penuaan. Penuaan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
membuat perubahan dalam sistem tubuh termasuk sistem pulmonal. Penting bagi
keluarga untuk mengenal tanda dan gejala penyakit TB, sehingga penyakit ini
dapat segera diatasi. Menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO) juga merupakan
peranan penting yang harus dijalankan oleh keluarga untuk menghindari
ketidakteraturan regimen pengobatan yang dapat menyebabkan putus obat
sehingga dapat berakibat terjadinya resistensi pengobatan. Melihat penjabaran di
atas, mahasiswa tertarik untuk membahas bagaimana penatalaksanaan asuhan
keperawatan kepada keluarga dengan lansia yang mengalami penyakit TB di RW
01 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan kepada keluarga
lansia dengan masalah kesehatan tuberkulosis paru di RW 01 Kelurahan Cisalak
Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Memberikan gambaran pelaksanaan pengkajian kepada keluarga dengan
masalah kesehatan TB
1.3.2.2 Memberikan gambaran pelaksanaan penegakkan diagnosa keperawatan
kepada keluarga dengan masalah kesehatan TB
1.3.2.3 Memberikan gambaran pelaksanaan perencanaan keperawatan yang
diwujudkan dalam rencana intervensi keperawatan kepada keluarga
dengan masalah kesehatan TB
1.3.2.4 Memberikan gambaran pelaksanaan implementasi keperawatan kepada
keluarga dengan masalah kesehatan TB
1.3.2.5 Memberikan gambaran pelaksanaan evaluasi keperawatan kepada keluarga
dengan masalah kesehatan TB yang mengacu pada 5 tugas utama
kesehatan keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
1.3.2.6 Memberikan gambaran analisis kesenjangan antara asuhan keperawatan
keluarga yang diberikan dengan teori-teori terkait konsep asuhan
keperawatan keluarga.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,
sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Karya ilmiah ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu yang memberikan
wawasan dan pengetahuan mengenai gambaran pemberian asuhan keperawatan
keluarga lansia dengan masalah kesehatan TB. Karya ilmiah ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan referensi atau data serta pengembangan ide untuk
dilakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan masalah tersebut.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Adapaun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini terbagi dalam manfaat bagi
keluarga dan bagi pelayanan keperawatan.
1.4.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan
Penulisan ini bermanfaat bagi instansi pelayanan keperawatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Perawat memahami fungsi dan tugas
seorang perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan secara
holistik dan juga menjalankan fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Perawat memahami klien di masyarakat tidak hanya sebagai klien individu namun
juga memandang keluarga sebagai sasaran.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
1.4.2.2 Bagi Masyarakat
Penulisan ini diharapkan membuat keluarga mampu mengenali masalah kesehatan
yang sedang terjadi di dalam keluarga dengan masalah TB dan dapat menjalankan
peran keluarga sesuai dengan tugas utama keluarga mulai dari mengenal masalah,
memutuskan masalah, merawat anggota keluarga yang mengalami masalah dan
juga melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, keluarga
juga mendapatkan cara perawatan sederhana di rumah untuk mengatasi masalah
kesehatan dengan TB yang dialami anggota keluarga sehingga dapat tercapai
peningkatan kesehatan dalam keluarga.
1.4.2.3 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan
Diketahuinya hasil dari penatalaksanaan asuhan keperawatan kepada keluarga
lansia dengan penyakit TB mampu membuat bagian keilmuan keperawatan
tertutama keilmuan keperawatan komunitas dan gerontik untuk menyusun upaya
menurunkan angka kejadian TB terutama kejadian TB berulang pada lansia.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
9 Universitas Indonesia
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Urban atau kota adalah wilayah dengan jumlah penduduk antara 50.000-99.000
penduduk (Stanhope dan Lancaster, 2004). Di Indonesia, seperti juga terjadi di
negara lain, masyarakat urban adalah hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol
sebagai sisa dari indutrialisasi dan komersialisasi di perkotaan yang menarik para
masyarakat rulal untuk pergi ke daerah urban. Masyarakat urban merupakan
massa yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk
menjadi lebih baik (Hidayati, 2009).
Permasalahan masyarakat di daerah urban atau perkotaan sangat komplek yang
dapat berdampak pada masalah ekonomi, sosial, peningkatan jumlah penduduk,
serta perubahan lingkungan. Masalah-masalah yang muncul antara lain adalah
pengangguran, sempitnya lahan untuk pemukiman, dan polusi udara yang akan
berdampak kepada penurunan derajat kesehatan masyarakat di daerah urban atau
perkotaan (Kemenkes, 2012). Masyarakat di perkotaan memiliki stresor tersendiri
jika dibandingkan dengan mayarakat pedesaan. Masalah kesehatan dan sosial
selalu dikaitkan dengan kehidupan masyarakat perkotaan (Lundy & Janes, 2009).
Penjelasan lebih lanjut Lundy & Janes (2009) menjelakan kemiskinan pada
masyarakat perkotaan mejadi sumber dari banyaknya masalah yang bermunculan
di daerah perkotaan terutama masalah kelaparan, masalah kesehatan, dan kejadian
penyakit menular. Hal ini dapat disebabkan oleh padatnya penduduk dan
tingginya angka kriminalitas dan kekerasan serta banyaknya masyarakat yang
tidak memiliki tempat tinggal atau memiliki tempat tinggal namun tidak layak.
Stanhope & Lancaster (2004) dalam bukunya menjelaskan masyarakat perkotaan
memiliki perbedaan karakteristik jika dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
Perbedaan terebut terlihat dari demografi, lingkungan, ekonomi dan karakteristik
sosial. Karaktertistik tersebut membuat munculnya berbagai masalah kesehatan.
Masalah tersebut antara lain meningkatnya kebutuhan akan jasa pelayanan
kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
10
Universitas Indonesia
Masalah kesehatan perkotaan yang terjadi di Indonesia berhubungan erat dengan
pertambahan dan kepadatan penduduk (Efendi & Makhfudli, 2009). Pertambahan
dan kepadatan penduduk mempengaruhi munculnya kesehatan masalah perkotaan.
Kepadatan penduduk membuat lahan makin terbatas sehingga menyebabkan
munculnya daerah kumuh yang dapat menjadikan sanitasi lingkungan menjadi
buruk. Dalam bukunya Efendi & Makhfudli menjelaskan kegiatan di kota
(industrialisasi) menghasilkan limbah cair yang dibuang ke sungai tanpa
pengolahan, sementara sungai dimanfaatkan untuk keperluan mandi, cuci dan
kakus. Hal ini yang menyebabkan banyaknya muncul masalah kesehatan seperti
munculnya penyakit-penyakit menular. Padatnya penduduk juga menyebabkan
kebutuhan akan transportasi juga meningkat. Lalu lintas tranportasi yang tinggi
menyebabkan tingginya emisi gas buang (asap) yang dapat mencemari udara kota
sehingga udara tidak layak dihirup. Tidak heran jika banyak ditemukan masalah
kesehatan berupa ISPA (Infeki Saluran Pernapasan Atas) pada masyarakat
perkotaan. (Efendi & Makhfudli, 2009).
Salah satu masalah kesehatan perkotaan yang banyak terjadi adalah terjadinya
peningkatan penyakit menular. Salah satu penyakit menular tersebut adalah
penyakit TB (Tuberkulosis). Sampai saat ini, TB merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting (Yulistyaningrum & Rejeki, 2010). Indonesia
menduduki peringkat ke-5 untuk jumlah penduduk terbanyak yang menjadi
penderita TB setalah India, China, Nigeria dan Afrika Selatan (Kemenkes, 2011).
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Menurut
Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut
dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia
70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Menurut J.W. Santrock (2002), ada
dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut
pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang
tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
11
Universitas Indonesia
ke atas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur
lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umumya di Indonesia dipakai
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri penuaan.
2.2.2 Lansia Sebagai Populasi Berisiko (Population At Risk) dan Sebagai
Populai yang Rentan (Vulnarable Risk)
Populasi berisiko (population at risk) adalah kumpulan orang-orang yang
mempunyai masalah kesehatan yang kemungkinan akan berkembang karena
dipengaruhi oleh adanya faktor risiko yang dapat dimodifikasi (Allender, Rector,
& Warner, 2010). Populasi ini melakukan aktivitas atau karakterstik tertentu yang
meningkatkan potensi meraka menjadi sakit, cedera atau mendapatkan masalah
kesehatan. At risk ecara umum dikaitkan dengan kondisi biologi (biological risk),
sosial (social risk), ekonomi (economical risk), gaya hidup (life-style risk) dan
peristiwa hidup (live-event risk). Kelompok lansia merupakan kelompok yang
berisiko (National academy on aging, 2000), selain karena faktor di atas
penggolingan ini juga didasrkankan atas proses penuaan yang menyertai
kehidupan lansia.
Kelompok yang memiliki kumpulan berbagai risiko, mengalami berbagai
masalah, terutama sangat sensitif terhadap berbagai risiko tergolong sebagai
populai rentan atau vulnerable population (Stanhope & Lancaster, 2004).
Vulnerable population adalah kelompok yang memiliki karakterstik lebih
memungkinkan berkembangnya masalah kesehatan, lebih mengalami kesulitan
dalam mengakses pelayanan kesehatan, kemungkinan besar penghasilannya
kurang atau masa hidup yang lebih singkat akibat kondisi kesehatan (Maurer &
Smith, 2005).
Lansia juga digolongkan sebagai kelompok vulnerable karena mengalami
berbagai macam perubahan fisiologis yang berkaitan dengan usia disertai dengan
berbagai penyakit kronis yang mengakibatkan keterbatasan fungsional (Stanhope
& Lancaster, 2004). Status sosial ekonomi yang lemah, gaya hidup yang buruk,
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
masalah psikis akibat kemiskinan atau pensiun, dan keturunan membuat lansia
termasuk dalam kategori rentan (Maurer & Smith, 2005). Kondisi tersebut
diperparah dengan proses penuaan dan mengalami penyakit kronis.
2.2.3 Perubahan Sistem Pulmonal Lansia
Penuaan adalah fenomena yang mengubah cadangan fisiologis individu dan
kemampuan untuk mempertahankan homeostasis, khususnya pada saat stress
seperti pada kondisi sakit. Seiring dengan proses penuaan, lansia mengalami
perubahan dalam tubuhnya termasuk perubahan fisiologi yang terjadi pada
seluruh sistem tubuhnya. Perubahan yang terjadi dalam sistem pulmonal lansia
mengalami perubahan secara bertahap sehingga lansia masih mampu untuk
beradaptasi. Salah satu perubahan itu tampak pada perubahan sistem pulmonal.
Perubahan itu antara lain seperti; Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku; menurunnya aktivitas dari silia; paru-paru kehilangan elastisitas,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun; alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang; kemampuan untuk batuk berkurang; kemampuan kekuatan otot
pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia; dan kemampuan
perlindungan pada sistem pulmonal (Stanley & Beare, 2006). Salah satu implikasi
dari perubahan pada sistem respirasi lansia yaitu terjadinya perubahan struktural,
perubahan fungsi pulmonal dan perubahan sistem imun.
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran yang disebabkan berkurangnya
elastisita jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi
otot pernapasan sehingga menyebabkan kesulitan untuk bernapas. Hal ini yang
mengakibatkan lansia menjadi rentan untuk mengalami berbagai penyakit seperti
kegagalan respirasi karena infeksi. Infeksi sering diderita pada lanjut usia
diantaranya dalah pneumonia, kematian akibat penyakit ini cukup tinggi yang
diperparah dengan daya tahan tubuh lansia yang mengalami penurunan.
Tuberkulosis pada lansia juga diperkiran cukup tinggi (Ismayadi, 2004)..
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
13
Universitas Indonesia
2.2.4 Tuberkulosis pada Lansia
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menular yang sebagian besar
kuman TB menyerang paru (Smeltzer & Bare, 2001). Tuberkulosis (TB) paru
merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Indonesia,
bahkan menjadi penyebab kematian utama dari golongan penyakit infeksi (Arsin,
2006). Sebagian besar memang kuman Tuberkulosis (TB) menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2011). Organ lain yang
dapat diserang yaitu ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer & Bare, 2001).
Keluhan atau gejala yang ditunjukkan oleh penderita TB sangatlah bervariasi.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
lebih dari satu bulan (Kemenkes, 2011).
Panas badan penderita TB kadang-kadang dapat mencapai 40-41 ºC. Keluhan ini
sangat dipengaruhi berat atau ringannya infeksi kuman yang masuk. Gejala lain
pada penderita TB yaitu batuk. Batuk ini terjadi karena adanya iritasi bronkus.
Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar (Amin dan
Bahar, 2006). Batuk ini biasanya berlangsung lama dan produktif yang berdurasi
lebih dari 3 minggu (Price dan Wilson, 2005). Pada penderita TB juga ditemukan
gejala sesak napas. Sesak napas dapat dijumpai pada penyakit yang sudah lanjut,
yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru (Amin dan Bahar,
2006).
Pada lansia tampilan klinis tidak khas. Hal ini yang menjadikan banyak penyakit
TB tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Seringkali tanda dan gejala yang khas
pada penyakit TB seperti batuk kronis, keletihan, dan kehilangan berat badan
dihubungakan dengan proses penuaan ataupun penyakit yang menyertainya
(Stanley & Beare, 2006).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Lansia menjadi individu yang rentan terjadinya TB pada dirinya. Hal ini
dikarenanakan penyebaran kuman mycobacterium tuberculosis biasanya
mengambil tempat pada bagian apeks paru. Mikroorganisme tersebut akan
bertambah banyak dan menyebabkan pneumonitis yang memicu respon imun
dalam tubuh. Neutrofil dan makrofag yang menutupi dan meliputi basil-basil,
mencegah penyebaran lebih lanjut. Penutupan tersebut menyebabkan
pembentukan tuberkel granuloma. Kuman TB akan tetap dorman dalam tubuh
atau mengalami reaktivasi atau mungkin tidak pernah dapat diatasi karena
gangguan respons imun (Stanley & Beare, 2006).
Mudahnya penularan TB juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lansia
dapat dengan mudah mengalami TB. Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang
lain oleh transmisi melalui udara. Individu akan terinfeksi melalui berbicara,
batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi (Smeltzer & Bare, 2001). Pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei) (Kemenkes, 2011).
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung
kebagian-bagian tubuh yang lain (Depkes, 2008). Daya penularan seorang TB
paru dengan hasil pemeriksaan BTA positif ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut (Kemenkes, 2011).
Terjadinya penyakit tuberkulosis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut dapat berasal dari dalam diri ataupun faktor luar yang dapat mendukung
terjadinya penyakit ini. Menurut Depkes (2002), faktor tersebut antara lain: umur;
jenis kelamin; tingkat pendidikan; pekerjaan; status sosial ekonomi; perilaku;
status gizi; kebiasaan merokok; dan kondisi rumah (ventilasi, pencahayaan,
kelembaban dan kepadatan).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
15
Universitas Indonesia
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang
diantaranya mengenai pengetahuan penyakit TB. Pengetahuan ini membuat
seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat.
Pengetahuan penderita TB yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara
pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sebagai orang sakit dan
akhirnya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu.
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu, paparan partikel debu di daerah
terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan seperti
TB. Jenis pekerjaan ini juga mempengaruhi keadaan perekonomian seseorang dan
kemudian akam berdampak terhadap pola makan setiap hari, dan pemeliharaan
kesehatan. Keluarga dengan pendapatan rendah akan cenderung sulit memperoleh
makanan yang begizi dan memelihara kesehatan secara baik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali
untuk menderita TB berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup
atau lebih. Hal ini berkaitan erat dengan status gizi yang buruk yang dapat
menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena
infeksi TB.
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan TB. Hunian
rumah yang padat menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen antar penghuni
yang memudahkan penularan infeksi antar anggotanya. Pencahayaan juga sangat
penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah,
misalnya basil TB, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya yang cukup. Penularan bakteri TB relatif tidak tahan pada sinar matahari
(Kemenkes, 2011). Ventilasi juga merupakan hal yang penting untuk menjaga
lingkungan rumah. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di
dalam rumah, disamping itu kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit
dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri-bakteri patogen, misalnya bakteri TB.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Penyakit tuberkulosis berhubungan erat dengan pengobatan, jika pengobatan tidak
dilakukan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi. Adapun komplikasi
TB menurut Depkes 2002 antara lain: Pneumutoraks spontan terjadi bila udara
memasuki rongga pleura sesudah terjadi robekan pada kavitas tuberkulosis paru;
Cor pulmonale adalah gagal jantung kongestif karena tekanan balik akibat
kerusakan paru, dapat terjadi bila terdapat destruksi paru yang amat luas;
Aspergilomata dimana kavitas tuberkulosis paru yang sudah diobati dengan baik
dan sudah sembuh kadang-kadang tinggal terbuka dan dapat terinfeksi dengan
jamur Aspergillus fumigatus; Hemoptis berat (perdarahan dari saluran nafas
bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan nafas; Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkhial;
Bronkhiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan
ikat pada proses pemulihan) pada paru; Insufisiensi Cardio Pulmoner; dan
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya (Pustaka Sekolah, 2013).
Regimen pengobatan yang baik dapat menurunkan resiko kekambuhan pasien TB.
Kasus kambuh (Relaps) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur) (Depkes,
2006). Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2 RHZES/ 1 RHZE. Fase
lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi
dapat diberikan obat RHE selama 5 bulan. Ketaataan pasien dalam pengobatan
menjadi lebih penting dan harus benar-benar dilakukan pengawasan secara lebih
ketat.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
2.2 Konsep Keluarga dan Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1 Konsep Keluarga
Salah satu aspek keperawatan yang dasar adalah perhatian pada unit keluarga.
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus-
menerus dan saling berinteraksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2003)
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam memelihara
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau
merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi
perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi
kebutuhan spiritual lansia (Maryam, dkk, 2008).
Menurut Carter dan Mcgoldrick (1988) tugas perkembangan keluarga dengan
lansia antara lain:
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2. Penyesuain terhadap pendapatan yang menurun membuat munculnya
masalah berupa biaya kesehatan.
3. Memperhatikan hubungan perkawianan
4. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
5. Pemeliharaan ikatan kelaurga antargenerasi
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Keluarga memiliki beberapa fungsi. Menurut Friedman (2003) fungsi keluarga
terdiri dari lima poin, antara lain: fungi afektif yaitu fungi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain; fungsi soialisasi; fungsi reproduksi; fungsi
ekonomi; dan fungi perawatan/pemeliharaan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Menurut Suprajitno (2004) Fungsi keluarga dalam perawatan/pemeliharaan
kesehatan merupakan bukan hal yang mudah. Keluarga memiliki peranan atau
tugas yang harus dipahami dan dilakukan, antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan. Keluarga
harus mampu mengenal keadaan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarganya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya kelaurga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Perawatan dapat dilakukan di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan peertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagia nggota keluarga khuusnya
lansia. Keluarga dapat mengajarkan cara memodifikasi, memanipulasi, atau
mengatur lingkungan untuk meminimalkan atau menghindari ancaman atau
resiko kesehatan atau mengatur ruangan untuk tempat peraawtan keluarga.
Keluarga juga dapat belajar membangun atau memodifikasi fasilitas yang
diperlukan di dalam rumah seperti penggunaan kamar mandi (Maglaya et al,
2009).
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanna kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
Menggunakan pelayanan keehatan dapat didefinisikan sebagai penggunaan
pelayanan kesehatan untuk mencapai keeshatan optimal. Keluarga mampu
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat dalam komunitas untuk
perawatan kesehatan bagi anggota keluarga khuunya lansia. Keluarga harus
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
19
Universitas Indonesia
memiliki pengetauan terkait umbe perawatan kewehatan yang ada di masyarakat,
berkoordinasi dan bekerjasama dengan pelayanan kesehatan yang tersedia di
masyarakat serta menggunakan fasilitas pelayanan keesehatan tersebut (Maglaya
et al, 2009).
2.3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga
Melihat pentingnya peranan keluarga dalam mendukung pemeliharaan kesehatan,
pemberian asuhan keperawatan menjadi hal yang penting untuk mewujudkannya.
Asuhan keperawatan keluarga adalah sebuah rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan yang memiliki sasaran terhadap keluarga itu sendiri.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Proses
keperawatan ini meliputi tahap pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
2.3.2.1 Pengkajian
Tahap ini mencakup pengumpulan data, analisis/intrepetasi data tentang kondisi
secara holistik meliputi kondisi biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual
klien.
2.3.2.2 Merumuskan diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data yang
terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap masalah kesehatan.
2.3.2.3 Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan merupakan acuan tertulis yang terdiri dari
berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosa
keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Sifat intervensi
yang dapat dilakukan dapat berupa tindakan promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
20
Universitas Indonesia
2.3.2.4 Implementasi
Adalah bagian dari proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
2.3.2.5 Evaluasi
Merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi masalah
tersebut.
2.3.3 Peran Perawat dalam Menangani Masalah Kesehatan Tuberkulosis
pada Setting Keluarga
Perawat memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Bebearpa peran perawat yang dapat dilakukan di dalam lingkup
pemberian asuhan keperawatan keluarga untuk menangani maalah kesehatan
Tuberkulosis, antara lain: educator (pendidik), coordinator (koordinator) care
giver (pelaksana), superviser (pengawas kesehatan), dan facilitator (fasilitator).
Pemberian informasi kesehatan sangat penting kepada keluarga. Pengetahuan dan
informasi kesehatan yang benar dapat meningkatkan pengetahuan yang tinggi
tentang masalah kesehatan terutam tentang tuberkulosis. Pengetahuan tersebut
akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam mengambil keputusan terhadap
masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga tersebut.
Perawat sebagai care giver memberikan asuhan secara langsung kepada klien dan
keluarga dalam bentuk daily care. Dengan pemberian asuhan keperawan keluarga,
perawat mendemonstrasikan secar langsung bagaimana cara perawatan sederhan
dirumah bagi penderita tuberkulosis. Selanjutnya keluarga mampu merawat
anggota yang sedang sakit secara mandiri .
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
2.4 Tindakan Inovasi Keperawatan
2.4.1 Inhalasi Sederhana
Steam inhalation (menghirup uap panas) adalah suatu tindakan menghirup uap
hangat dari air mendidih yang digunakan untuk mengatasi masalah yang terkait
dengan gangguan pernapasan (Akhavani, 2005). Pemberian steam inhalation
dapat menghilangkan gejala seperti flu, namun penggunaan steam inhalation ini
juga memiliki keterbatasan yaitu kemungkinan terjadinya luka bakar saat
menghirup udara panas tersebut (Singh, 2004).
Tindakan steam inhalation berguna untuk mengencerkan lendir disaluran hidung
dan sinus serta di bawah saluran pernapasan. Fungsi lain dari tindakan steam
inhalation yaitu sebagai ekspektoran alami dan penekan batuk (Nuraeni, 2012).
Menurut Crinion (2007) terapi uap juga dapat meingkatkan konsumsi oksigenasi
tubuh, denyut jantung meningkat dan dapat terjadi pengeluaran cairan yang tidak
diperlukan tubuh seperti mengencerkan lendir yang menyumbat saluran
pernapasan.
Teknik pemberian steam inhalation yaitu dengan membuat corong dari sebuah
kertas yang di gulung, kemudian menyiapkan mangkuk yang telah berisi air
mendidih dengan uhu 42oc-44oc. Uap dihirup selama 10-15 menit (Wong, 2008).
Hal ini berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh dr HM Nana Karnaen
SpA, Menghirup uap air hangat yang telah ditetesi minyak penghangat (misalnya
minyak kayu putih) sebagai pengobatan alami untuk flu dan pilek memang bisa
dilakukan sendiri di rumah. Namun, ternyata hal itu tidak banyak membantu.
Menurutnya, penguapan secara tradisional itu hanya berfungsi untuk
melonggarkan saluran napas, bukan untuk mengeluarkan lendir. Masih menurut dr
HM Nana Karnaen SpA, bahan-bahan dalam minyak kayu putih yang terhirup
melalui uap air panas itu tidak mengandung zat penghancur lendir (Okezone,
2010).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
2.4.2 Latihan Batuk Efektif
Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk membersihkan dahak
(Hudak & Gallo, 2000). Teknik batuk efektif merupakan tindakan yang dilakukan
untuk membersihkan sekresi dari saluran pernapasan, tujuan napas dalam dan
batuk adalah untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan
mencegah efek samping dari retensi sekresi seperti pneumonia, atelektasis dan
demam (Yana, 2008).
Penderita Tuberkulosis dengan batuk efektif tidak harus mengeluarkan banyak
tenaga untuk mengeluarkan sekret. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Yana (2008) dimana dari penelitian ini penulis menyimpulkan
bahwa ada hubungan antara tehnik batuk efektif dengan pengeluaran sputum pada
penderita tuberkulosis paru akut di wilayah kerja Puskesmas Jungkat Kecamatan
Siantan Kabupaten Pontianak
Tindakan batuk efektif terbukti efektif dan dapat memberikan perubahan pada
pengeluaran dahak seseorang, karena dengan batuk efektif bisa mengeluarkan
dahak dengan maksimal dan banyak serta dapat membersihkan saluran pernapsan
yang sebelumnya terhalang oleh dahak (Nugroho, 2011).
2.4.3 Alternatif Inovasi Lain
2.4.3.1 Senam Pernapasan (Respiratory Muscle Stretching Gymnastics)
Tuberkulosis paru dapat menyebabkan kerusakan jaringan parenkim. Mekanisme
kompensasi terhadap kerusakan yang terjadi pada jaringan parenkim paru dapat
berupa berkurangnya elastisitas paru-paru yang dapat menurunya aliran ekpirasi
maksimal. Senam pernapasan telah diberikan kepada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik yang menghasilkan peningkatan aliran laju ekspirasi. Dalam
penelitian yang dilakukan Baweanti (2011) senam pernapasan ini dapat dilakukan
oleh penderita tuberkulosis. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah
terjadinya peningkatan laju ekspirasi puncak (Baweanti, 2011).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
23
Universitas Indonesia
Senam pernapasan dapat menurunkan kejadian dyspnea dan secara signifikan
berguna untuk rehabilitasi paru (Yamada, M. Dkk, 1996). Hal serupa juga
ditemukan pada penelitian yang dilakukan Minoguchi, H. Dkk, (2002) yang
mengatakan latihan Respiratory Muscle Stretching Gymnastics dapat menurunkan
tanda klinis pada penderita PPOK yang berupa dyspnea.
Senam pernapasan secara langung tidak ada efektifitas untuk mengeluarkan
dahak. senam pernapasan akan memberikan efek kepada keefektifan batuk dan
melalui perbaikan kapasita vital paru (Herman, 2007).
2.4.3.2 Regimen Pengobatan yang Efektif
Penderita Tuberkulosis tidak lepas dengan pengobatan yang berlangsung lama.
Keteraturan pengobatan menjadi penting dan memiliki faktor yang berperan
terhadap keberhasilan pengobatan. Sesuai dengan program DOTS yang telah
dikembangkan pemerintah dengan membentuk Pengawas Menelan Obat (PMO)
(Kemenkes, 2011). Melihat tugas-tugas PMO dimana salah satunya adalah
memastikan bahwa penderita TB benar-benar minum obat menjadikan satu
peluang terhindar dari putus obat sehingga kejadian kambuhan atau resisten
terhadap pengobatan dapat diminimalkan.
Tidak lepasnya kasus TB positif dengan pengobatan membuat penderita dan
keluarga taupun PMO harus mampu mengenali obat. Pengenalan obat ini dapat
diberikan dengan memberikan edukasi dari mulai jenis pengobatan, fungsi obat,
efek samping obat dan cara minum obat. Hal ini dimaksudkan untuk membuat
pasien, keluarga ataupun PMO memahami pengobatan yang sedang dijalankan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
24 Universitas Indonesia
BAB 3LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
Penjelasan bab ini mengenai asuhan keperawatan keluarga Bapak T dengan
Tuberkulosis Paru pada lansia di RT 02/RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar,
Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Asuhan keperawatan keluarga ini terdiri dari
pengkajian, penentuan diagnosis keperawatan, membuat rencana keperawatan
dalam rencana intervensi, implementasi dan evaluasi.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Pengkajian Umum
Keluarga Bapak T merupakan tipe keluarga elderly family yang terdiri dari Bapak
T (79 th) dan Ibu R (70 th). Anak Bapak T terdiri dari 10 orang, ke-4 anak
pertamanya telah meninggal dunia. Enam orang anaknya yang masih hidup sudah
tidak tinggal bersama Bapak T dalam satu rumah. Anak-anak Bapak T tinggal di
sebelah rumah Bapak T dan saling berdektan.
Bapak T memiliki riwayat penyakit penyakit paru. Keluarga mengenal penyakit
terebut sebagai flek paru. Keluarga mengatakan penyakit tersebut dialami Bapak
T sejak sebelum Bapak T menikah dengan Ibu R. Namun, keluarga tidak mampu
menyebutkan pada tahun berapa. Bapak T mengatakan bapak beliau meninggal
karena penyakit yang sama dengan dirinya. Anak Bapak T yaitu Ibu A
mengatakan anaknya waktu berumur 3 tahun juga mengalami flek paru dan sudah
diobati selama 6 bulan. Hal yang sama juga terjadi pada cucu Bapak T dari Ibu T
yang juga mengalami flek paru. Kedua cucunya diakui Bapak T dan keluarga
sering bermain dan berkumpul di rumah Bapak T.
Bapak T sudah pernah berobat beberapa kali di RS Pasar Rebo pada tahun 2001,
2004 dan 2010. Pada tahun 2010, bapak T mengatakan batuk-batuknya kembali
kambuh bahkan menurut keluarga, bapak T mengalami batuk darah. Saat itu
kelurga membawa Bapak T kembali berobat ke RS Pasar Rebo. Hasil
pemeriksaan terakhir pada tahun 2010 Bapak T didiagnosis TB Paru. Hasil
rontgen menunjukkan infiltrat terutama di daerah basal paru dextra dan sinistra.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Menurut keluarga, Bapak T juga dilakukan pemeriksaan dahak dengan hasil
positif pada BTA 1, BTA dan BTA 3. Saat itu, Bapak T mendapatkan pengobatan
paru, yang diminumnya selama 6 bulan sampai dinyatakan sembuh. Berbeda saat
bapak T berobat di tahun 2001 dan 2004, pengobatan yang dilakukan tidak tuntas
tidak diteruskan sampai 6 bulan hanya sampai bulan ketiga. Keluarga mengatakan
Bapak T merasa sudah lebih baik saat itu. Saat ditanya nama obatnya keluarga
tidak mengingat obat apa saja yang sudah pernah diminum. Pengawas minum obat
Bapak T saat itu adalah Ibu A yang merupakan anak ke-8 yang tinggal di samping
rumah Bapak T, Ibu A juga yang mengantarkan Bapak T berobat.
Keluhan yang dirasakan saat ini, bapak T mengeluhkan batuk-batuk berdahak.
Batuk-batuk dirasa mengganggu saat pagi hari. Saat pagi hari Bapak T
mengatakan banyak mengeluarkan dahak yang berawrna putih kehijau-hijauan
terutama setelah bapak T minum minuman yang hangat seperti minum teh hangat.
Batuk juga masih dirasakan pada saat siang hari namun menurut bapak T pada
saat siang hari tidak ada dahak yang dikeluarkan. Saat interkasi terlihat beberapa
kali Bapak T batuk-batuk. Bapak T juga mengeluhkan dirinya berkeringat banyak
saat malam hari karena merasa badannya panas, hal ini dibenarkan oleh Ibu R
yang mengatakan Bapak T saat malam hari sampai tidur tidak menggunakan baju.
Bapak T juga mengatakan dirinya sering sesak. Saat sesak Bapak T hanya duduk-
duduk dan bersandar di tembok, terkadang Bapak T juga lebih memilih jalan-
jalan. Bapak T mengatakan dengan begitu sesak yang dirasa berkurang. Saat
ditanya apakah bapak T merokok, bapak T mengatakan sudah tidak pernah
merokok namun keluarga tidak mengingat kapan bapak T berhenti merokok..
Diakui bapak T dan keluarga, dahulu Bapak T bisa menghabiskan 1 bungkus
rokok setiap hari.
Keluarga Bapak T mengatakan mengetahui penyakit yang sedang diderita Bapak
T merupakan penyakit menular melalui udara. Keluarga tidak mengetahui
penyebab dan cara merawat. Selama ini jika bapak T sakit bapak dibawa ke RS
dan mendapat pengobatan yang keluarga tidak dapat mengingat nama obat-
obatannya dan keluarga tidak mengetahui jangka waktu pengobatan. Saat interaksi
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Bapak T terlihat masih batuk-batuk. Saat batuk, Bapak T tidak menutup mulut
hanya memalingkan muka kesamping atau menundukkan kepala. Pola konsumsi
Bapak T diakui oleh Ibu R tidak mengalami perubahan bahkan biasa-biasa saja,
sehari Bapak T makan 3 kali sehari yaitu saat pagi, siang dan malam atau
menjelang maghrib. Ibu R mengaku untuk lauk pauk dan sayur mayur yang
dimasak disesuaikan dengan uang yang dipunya saat itu, karena menurut Ibu R,
penghasilannya yang bekerja sebagai tukang rawat kuburan cina bersama Bapak T
tidak seberapa. Sedangkan untuk aktivitas sehari-hari Bapak T tergolong aktif dan
sering berolahraga saat pagi hari, olah raga yang biasa dilakukan menurut Ibu R
adalah jalan-jalan mengelilingi kuburan cina atau mengelililgi kampung yang
tidak jauh dari rumahnya. Bapak T dan Ibu R mengatakan jarang bahkan tidak
pernah tidur saat siang hari. Waktu tidur Bapak T dan Ibu R yaitu saat jam 8 atau
jam 9. Ibu R dan Bapak T tidak mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Hanya
saja Bapak T sering merasa badannya panas dan berkeringat banyak yang
mengganggu tidurnya, sementara Ibu R sering terbangun saat malam hari dan
akhirnya membuat dirinya tidak dapat tidur kembali.
Rumah bapak T terlihat gelap dan pengap. Jendela rumah hanya terdapat di bagian
ruang tamu dan ruang tengah saja. Ibu R mengatakan dirinya tidak pernah
membuka jendela saat pagi karena jendela depan sudah dikunci mati. Bapak T
juga tidak menyukai jika jendela rumahnya terbuka karena hawa di rumahnya
tersebut akan terasa panas. Keluarga juga mengatakan pernah menjemur kasur dan
karpet, namun jarang-jarang. Saat batuk dan ingin membuang dahak biasanya
bapak T membuang dahak di kamar mandi dan hanya disiram dengan
menggunakan air.
3.1.2 Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 78x/menit, RR 28
x/menit. Saat inspeksi tidak ditemukan adanya retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu pernafasan, dada simetris. Auskultasi didapatkan suara
nafas ronchi basah di daerah lapang paru sinistra. Dari hasil penimbangan berat
badan (BB) dan pengukuran tinggi badan (TB) didapatkan BB pada Bapak T yaitu
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
27
Universitas Indonesia
41 Kg dan TB sebesar 153 cm. Bapak T tidak mengeluhkan adanya penurunan
nafsu makan. Hasil dari buku pemeriksaan di Posbindu, di Bulan Maret BB Bapak
T yaitu 43 Kg. Nilai IMT Bapak T adalah sebesar 18,2.
3.2 Penegakan Diagnosa Keperawatan
Diagnosis yang dapat ditegakkan dari data-data yang ditemukan saat pengkajian
ialah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Bapak T. Ketidakefektifan
berihan jalan napas merupakan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi
atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas
(Nanda, 2012). Diagnosa tersebuat dikuatkan dengan penemuan dari pemeriksaan
fisik adanya batuk produktif, sesak nafas yang dirasa dengan RR 28 kali/menit,
dan suara napas ronchi basah di daerah lapang paru sinistra. Oleh karena itu pada
laporan ini penulis hanya menggambarkan intervensi, implementasi serta evaluasi
untuk diagnosa tersebut.
3.3 Rencana Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan berfokus pada 5 tugas utama kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah dalam hal ini menganal masalah tentang tuberkulosis;
memutuskan untuk mengatasi masalah; melakukan perawatan sederhana di
rumah; memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk penderita TB; dan
mampu membawa kepada pelayanan kesehatan.
3.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 8 kali kunjungan, bersihan jalan napas
pada keluarga Bapak T berkurang.
3.3.2 Tujuan Khusus
3.3.2.1 Tujuan Khusus I
Keluarga mampu mengenal masalah TB, dengan:
a. menyebutkan arti pengertian TB
b. menyebutkan penyebab TB
c. menyebutkan penyebaran penyakit TB
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
28
Universitas Indonesia
d. menyebutkan tanda-tanda awal gejala TB
e. mengidentifikasi tanda dan gejala TB pada anggota keluarga
3.3.2.2 Tujuan Khusus II
Keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan TB dengan:
a. menyebutkan akibat TB jika tidak diobati
b. menyebutkan akibat TB jika putus obat
c. mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan TB yang dialami
anggota keluarga
3.3.2.3 Tujuan Khusus III
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan TB,
dengan:
a. menjelaskan cara merawat anggota keluarga dengan penyakit TB yaitu berupa
inhlasi sederhana, latihan batuk efektif, senam pernapasan, dan pengobatan
sampai tuntas minimal 6 bulan
b. mendemontrasikan cara sederhana mengatasi TB yaitu kombinasi inhlasi
sederhana dengan latihan batuk efektif
c. meredemonstrasikan cara melakukan kombinasi inhlasi sederhana dengan
latihan batuk efektif
3.3.2.4 Tujuan Khusus IV
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita TB,
dengan:
a. menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita TB
b. menyebutkan cara mencegah penularan TB
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
29
Universitas Indonesia
3.3.2.5 Tujuan Khusus V
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat,
dengan:
a. menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan untuk penderitan TB
b. menyebutkan jenis fasilitas kesehatan yang berada di sekitar tempat tinggal
c. memanfaatkan fasilitas kesehatan
3.4 Implementasi
3.4.1 Mengenal Masalah
a. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian penyakit TB,
penyebab penyakit TB, penyebaran penyakit TB dan, tanda dan gejala
penyakit TB
b. Membantu keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala TB yang ada pada
anggota keluarga
3.4.2 Mengambil Keputusan untuk Merawat
a. Memberikan informasi mengenai akibat lanjut jika TB tidak diobati dan jika
TB putus obat
a. Memberikan informasi kepada keluarga cara mencegah TB yaitu melakukan
etika batuk yang baik dan benar, bagaimana cara membuang dahak,
mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan imunisasi BCG pada bayi.
b. Memotivasi dan membantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota
keluarga yang mengalami penyakit TB
3.4.3 Merawat Anggota Keluarga
a. mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara mengatasi masalah TB
b. mendiskusikan bersama keluarga cara melakukan inhalasi sederhana dan
batuk efektif
c. mendemontrasikan bersama keluarga cara melakukan inhalasi sederhana dan
batuk efektif
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
30
Universitas Indonesia
3.4.4 Memodifikasi Lingkungan
b. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pentingnya membuka pintu dan
jendela setiap pagi
c. Mendiskusikan bersama keluarga pentingnya menjemur kasur dan karpet
secara teratur
d. Melakukan dan mendemontarasikan kegiatan membuka pintu dan jendela
serta menjemur kasur dan karpet
3.4.5 Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
a. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal
b. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai
manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
c. Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan
d. Memfasilitasi keluarga untuk ke pelayanan kesehatan (Puskesmas)
3.5 Evaluasi
Asuhan keperawatan pasien untuk menyelesaikan diagnosa ketidakefektifan
bersihan jalan napas dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Evaluasi yang ingin
penulis gambarkan dalam tulisan ini terdiri dari evaluasi tentang pelaksanaan
implementasi untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada
Bapak T.
3.5.1 Evaluasi Subjektif
Pada evaluasi Bapak T dan keluarga mengatakan bahwasanya penyakit TB
adalah penyakit yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh kuman. Ibu A
anak dari Bapak T tidak dapat menyebutkan nama kuman yang menyebabkan
flek paru. Bapak T dan keluarga menyebutkan tanda dan gejala TB antara lain
batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh, berkeringat malam hari, sesak nafas,
Ibu A dapat menyebutkan juga meriang atau demam. Ibu A mengatakan Bapak T
tidak mengalami demam, selain itu Ibu A juga dapat menyebutkan tanda dan
gejala lain yaitu batuk berdarah. Ibu A mengatakan dengan melihat tanda dan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
31
Universitas Indonesia
gejala yang telah disebutkan, tanda-tanda tersebut ditemukan pada Bapak T.
Keluarga dapat menyebutkan bahwa penyakit TB dapat menyebar melalui dahak
atau bersin.
Keluarga mengatakan akibat jika TB tidak diobati adalah akan menular ke orang
lain dan kematian. Sedangkan akibat jika TB putus obat adalah menjadi sukar
sembuh dan pengobatan menjadi lama. Ibu A menambahkan bahwasanya Bapak
T dulu pernah berhenti pengobatan. Bapak T dan keluarga menginginkan Bapak
T sembuh dan menginginkan untuk diobati. Keluarga mengatakan selama ini
tidak pernah melakukan apapun kepada Bapak T untuk mengatasi atau
mengurangi batuknya.
Bapak T dan keluarga dapat menyebutkan cara untuk mengatasi batuknya adalah
dengan cara melalukan hirup uap panas melalui corong dan juga melakukan
batuk efektif, keluarga juga menyebutkan dapat melakukan senam pernapasan.
Untuk melakukan inhalasi sederhana keluarga dapat menyebutkan alat-alat yang
diperlukan yaitu air mendidih, wadah, corong, dan minyak kayu putih. Keluarga
mengatakan inhalasi ini bertujuan untuk mengurangi rasa sesak dan dapat
mengeluarkan dahak Bapak T, keluarga mengatakan inhalasi dapat dilakukan
selama 10-15 menit atau sampai uap panas habis. Untuk mengeluarkan dahak
keluarga juga dapat melakukan batuk efektif dengan cara melakukan nafas dua
kali kemudian membatukkan dengan kencang.
Pencegahan terhadap TB belum pernah dilakukan keluarga, Ibu A mengatakan
selama ini sudah menyuruh Bapak T untuk menggunakan masker, namun, Bapak
T tidak mau menjalankan, selain itu keluarga jarang membuka pintu dan jendela
disaat pagi hari, untuk menjemur kasur Ibu R mengatakan setiap seminggu sekali
atau seingatnya Ibu R menjemur kasur dan karpet yang ada di ruang tengah.
Keluarga selama ini jarang pergi ke dokter, untuk memeriksakan kesehatan
Bapak T dan Ibu R berkunjung ke posbindu. Keluarga dapat menyebutkan selain
pobindu, keluarga juga dapat mengunjungi praktik dokter, atau pukesmas dan RS
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
32
Universitas Indonesia
seperti RS Pasar Rebo. Fasilitas pelayanan tersebut menurut keluarga memiliki
tujuan untuk mengobati penyakit Bapak T. Ibu R mengatakan keluarga ingin
Bapak T di bawa ke puskesmas, namun menunggu uangnya cukup untuk pergi ke
sana.
Pada evaluasi tindakan inhalasi, Bapak T dan keluarga mengatakan tidak pernah
melakukan ini sebelumnya. Bapak T mengatakan merasa lega dan merasa lebih
enak. Namun, saat diminta untuk mengeluarkan dahak Bapak T mengatakan tidak
ada dahak yang ingin dikeluarkan. Keluarga juga mengatakan akan melakukan ini
secara teratur kepada Bapak T.
Hasil evaluasi subjektif setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa
kombinasi inhalasi sederhana dan batuk efektif adalah Bapak T merasakan lega
karena dahaknya dapat keluar. Bapak T mengatakan biasanya mengeluarkan
dahak itu saat pagi hari, siangnya jarang ada dahak, tapi kok ini bisa keluar.
3.5.2 Evaluasi Objektif
Pada setiap kunjungan dan implementasi keluarga terlibat aktif dan antusias
selama proses. Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian TB, penyebab,
penyebarannya namun keluarga tidak dapat menyebutkan nama kuman penyebab
TB. keluarga dapat menyebutkan masing-msing dua dari akibat TB jika tidak
diobati dan jika putus obat. Keluarga memiliki kesadaran tentang apa yang harus
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada Bapak
T. Keluarga juga dapat menyebutkan tiga cara mencegah penyakit TB bahkan
sudah lebih dahulu mengetahui, namun secara pikomotor dan afektif tidak
dilakukan keluarga. Keluarga dapat menyebutkan pelayanan kesehatan dan
manfaat serta keinginan untuk berkunjung ke pelayanana kesehatan. Pada
kunjungan ke 7 dan 8 keluarga sudah terfasilitasi untuk melakukan kunjungan ke
pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Hasil evaluasi objektif, kelurga dapat melakukan redemontrasi tindakan inhalasi
dengan baik. Hasil setelah dilakukan inhalasi sederhana selama 20 menit yaitu
terdengar suara kumpulan dahak dari Bapak T. Bapak T tampak batuk dan
terdengar ada suara dahak. Dari pemeriksaan fisik masih didapatkan suara ronchi
basah di area lapang paru sinistra dan frekuensi pernapasan sebesar 26 kali/menit.
Frekuensi napas sebelum dilakukan tindakan inhlasi yaitu sebesar 28 x/menit..
Hasil evaluasi objektif setelah dilakukan kombinasi inhalasi sederhana dan batuk
efektif yang redemonstrasikan oleh keluarga yaitu didapatkan tampak sekret di
wadah penampungan yang disediakan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nafas yang menurun yaitu 25 kali/menit. Frekuensi nafas tersebut
mengalami penuruanan sebanyak 5, karena pada saat pemeriksaan awal
didapatkan frekueni nafas sebanyak 30 kali per menit.
3.5.3 Analisa Evaluasi
Dari observasi yang dilakukan penulis atau yang dilaporkan oleh keluarga maka
perawat menganalisa tujuan yang telah ditetapkan perawat baik TUK 1 hingga
TUK 5 telah tercapai. Pada TUK 1 keluarga sudah dapat menyebutkan
pengertian, penyebab, penyebaran dan tanda gejala penyakit TB, serta dapast
mengindentifikasi tanda dan gejala pada keluarga. TUK 2 keluarga sudah
tercapai, keluarga daspat menyebutkan akibat jika putus obat dan jika tidak
diobati, cara mencegah dan memutuskan untuk merawat keluarga. Pada TUK 3
keluarga telah dapat melakukan perawatan sederhana di rumah dengan inhalai
sederhana dan batuk efektif. Keluarga juga telah melakukan modifikasi
lingkungan pada TUK 4. Bapak T telah terfasilitasi untuk dilakukan pemeriksaan
dan telah melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
34
Universitas Indonesia
3.5.4 Planning
Hasil analisa evaluasi didapatkan tercapainya TUK 1-TUK5 perencanaan yang
dilakukan adalah hanya memotivasi keluarga untuk melakukan kunjungan ke
puskesmas kembali setelah obat pendamping telah habis dan melibatkan kader di
wilayah RT 2/RW 01 Kelurahan Cisalak Pasar untuk membantu memfasilitasi
keluarga dalam melakukan kunjungan ke pukesmas.
3.5.5 Evaluasi Sumatif
Hasil evaluasi suamtif didapatkan keluarga mampu menyebutkan definisi penyakit
TB, penyebab penyakit TB, penyebaran penyakit TB, menyebutkan 4 dari 6 tanda
gejala TB, dan mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang muncul pada
anggota keluarganya. Keluarga juga mampu menyebutkan 2 dari 3 akibat TB jika
tidak diobati dan menyebutkan 2 dari 4 akibat jika TB putus obat. Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari 4 cara mencegah penyakit TB. Keluarga telah dapat
memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan TB paru dengan
mengatakan mau merawat dan ingin membawa berobat.
Keluarga mampu menyebutkan 3 cara merawat anggota keluarga dengan TB paru.
Keluarga mampu meredemonstrasikan cara melakukan inhlasi sederhana dan
batuk efektif. Keluarga dapat menyebutkan 3 fasilitas kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal dan menyebutkan manfaat mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan. Keluarga juga telah mampu memanfaatkan fasiltas
pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
35
Universitas Indonesia
3.5.6 Evaluasi Tingkat Kemandirian
Keluarga Bapak T berada pada tingkat kemandirian III, dimana keluarga dapat
menerima kehadiran perawat dan mau mengikuti proses asuhan keperawatan yang
direncanakan, serta dapat menyatakan masalah kesehatan yang dialami oleh
anggota keluarga secara benar dan jujur. Keluarga juga dapat memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran. Keluarga dapat melakukan
perawatan sederhana sesuai dengan anjuran, namun keluarga belum mampu
melaksanakan tindakan pencegahan dan melaksanakan tindakan promotif secara
aktif.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
36 Universitas Indonesia
BAB 4ANALISIS SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik
Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan di Depok yang berada di
bawah wilayah kekuasaan Kecamatan Cimanggis. Kelurahan Cisalak Pasar
memiliki luas wilayah 1,71 km2. Kelurahan ini berbatasan langsung dengan Jalan
Raya Bogor, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos. Jumlah penduduk menurut hasil
rekapitulasi data Bulan Desember 2012 sebanyak 24.617 jiwa. Wilayah Kelurahan
Cisalak Pasar terbagi dalam 8 Rukun Warga (RW), yang masing-masing RW
memiliki 5 sampai 9 Rukun Tetangga (RT). Salah satu Rukun Warga (RW) yang
memiliki jumlah penduduk yang banyak dan memiliki wilayah yang paling luas
adalah RW 01.
Wialyah RW 01 merupakan salah satu wilayah padat penduduk. Berdasarkan
rekapitulai hasil regristasi penduduk Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Depok pada bulan Desember 2012, jumlah kepala keluarga di RW 01
sebanyak 2587 KK. Jumlah tersebut terbagi dalam 6 wilayah Rumah Tangga
(RT), yaitu RT 01-RT 06. Jumlah total penduduk ini mencakup berbagai usia,
mulai dari usia balita, anak sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. Sebagian besar
penduduk RW 01 adalah pendatang dan sisanya adalah penduduk asli Betawi.
Mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh pabrik atau berwiraswasta seperti
berdagang makanan atau membuka warung.
Jumlah penduduk yang besar membuat keadaan lingkungan RW 01 menjadi
padat. Dahulu RW 01 merupakan suatu kampung yang rumahnya masih jarang-
jarang dan dapat dihitung dengan jari. Namun, seiring dengan perkembangan
jaman banyak dibangun rumah kontrakan dan rumah-rumah besar, serta tempat
home industry. Banyaknya penduduk juga menimbulkan masalah dengan
banyaknya sampah-sampah yang berserakan. Sampah berserakan ditemukan di
jalan-jalan maupun selokan di wilayah RW 01 padahal terdapat tong-tong sampah
di pinggir jalan. Tempat pembuangan sampah di RW 01 ada yang terbuka/di tanah
lapang. Namun, ada juga sampah yang ditempatkan ditempat khusus dan diangkut
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
37
Universitas Indonesia
setiap hari oleh petugas kebersihan keliling RW 01. Saluran air di lingkungan RW
01 terdapat di sepanjang pinggir jalanan, sebagian besar terlihat bersih, namun
beberapa jalanan selokannya terdapat sampah, terutama saat hujan akan terlihat
genangan-genangan kehitaman dan beberapa lubang dijalanan raya. Selokan yang
terlihat menggenang adalah terdapat di sekitar RT 02. Sumber air yang digunakan
warganya yaitu sumur dimana keadaan air yang digunakan masyarakat pada
umumnya jernih, tidak berbau, dan tidak berasa atau bisa dikatakan sehat.
Kondisi rumah yang satu dengan rumah yang lain berdekatan. Hasil wienshild
diapatkan hampir semua perumahan terlihat padat antara satu rumah dengan
rumah yang lainnya. Hampir semua rumah di RW 01 adalah bangunan permanen.
Saat dilakukan observasi kondisi rumah, jarang terlihat rumah yang membuka
jendelanya disaat pagi sampai siang hari. hasil wawancara dengan beberapa
pemilik rumah menyebutkan alasan tidak membuka jendela adalah karena panas
dan juga takut ada kucing atau maling yang masuk. Terdapat beberapa lahan
terbuka yang cukup luas namun, jumlahnya kurang lebih 10 buah tanah lapang
yang digunakan untuk berkebun, lapangan bulu tangkis, lapangan futsal, tempat
sampah, lapangan bermain, dan ada juga yang hanya digunakan untuk tempat
menjemur pakaian.
Pusat pelayanan Kesehatan yang terdapat di RW 01 jumlahnya tidak terlalu
banyak. Masyarakat RW 01 biasanya akan mengunjungi Pusat Pelayanan
kesehatan Puskesmas Cimanggis, Mekar Sari, Praktik Bidan, dan Rumah Sakit
Tugu Ibu, atau beberapa praktek dokter 24 jam. Hasil wawancara dengan
beberapa kader kesehatan di RW 01, masih ada beberapa warganya yang berobat
atau melakukan persalinan ke Dukun (paraji). Keluhan kesehatan yang paling
banyak ditemukan antara lain tengkuk yang berat, sakit gula (Diabetes),
kolesterol, dan asam urat. Hasil wawancara dengan beberapa warga mengatakan
pernah mengalami sakit flek paru, tetapi sudah selesai dari masa pengobatan 6
bulan. Menurut salah satu kader RT 06, di RW 01 banyak yang pernah mengalami
flek paru, bahkan menurutnya pernah ada yang mengalami komplikasi dan harus
di rujuk ke RS khusus paru di Jakarta. Namun, jumlah penderita flek paru yang
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
38
Universitas Indonesia
pernah berobat atau yang sedang menjalani pengobatan tidak diketahui
dikarenakan tidak pernah dilakukan pendataan sebelumnya.
Hasil skrining penemuan penderita TB di wilayah RW 01 yang dilakukan
mahasiswa bersama kader. Didapatkan 20 orang yang merupakan pederita TB
yang sedang berobat, putus obat dan resiko tinggi mengalami TB. Menurut ketua
RW 01, di wilayahnya belum pernah dilakukan penyuluhan atau kegiatan terkait
pengenalan masalah TB, baik dari puskesmas atau dari pihak lain. Hal ini juga
dibenarkan oleh beberapa kader. Berdasrkan hasil wawancara pemegang program
TB di Puskesmas Cimanggis, pihak meraka jarang turun ke warga langsung
dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, namun pihaknya akan menelpon
bahkan pernah mendatangi keluarga yang hampir putus dari pengobatan. Kader
baru mengetahui tentang penyakit TB secara jelas saat dirinya diangkat menjadi
kader TB oleh mahasiswa residen FIK UI. Para kader mengakui bahwa
pengetahuan mengenai TB masih sangat minim. Para kader berharap dengan
program pengenalan TB baik oleh mahasiswa profesi ataupun residen FIK UI,
dirinya dan warganya dapat mengenal TB dan terhindar dari penyakit tersebut.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Teori Terkait
KKMP
Urbanisasi membawa begitu banyak dampak pada kehidupan masyarakat
perkotaan. Permasalahan mayarakat di daerah urban memiliki dampak baik pada
masalah ekonomi, sosial, peningkatan jumlah penduduk serta perubahan
lingkungan (Kemenkes, 2012). Masalah kesehatan juga merupakan salah satu
dampak dari hasil kehidupan masyarakat perkotaan (Lundy & Janes, 2009).
Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan yang dapat dikatakan
sebagai tempat tujuan para kaum rural untuk tinggal. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya warga pendatang yang mendiami kelurahan ini yang berasal dari luar
Kota Depok. Salah satu RW yang banyak warga pendatangnya yaitu RW 01.
Padatnya penduduk di kawasan ini membuat munculnya berbagai masalah
termasuk masalah kesehatan terutama kejadian penyakit menular. Salah satu
penyakit menular tersebut adalah penyakit Tuberkulosis (TB).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
39
Universitas Indonesia
Penemuan kasus tuberkulosis di RW 01 tidak serta merta dilakukan begitu saja.
Hasil surveilans melalui program skrining kasus TB yang dilakukan mahasiswa
bersama kader didapatkan ada 20 orang yang sedang menjalankan pengobatan,
memiliki riwayat penyakit/pernah berobat, riwayat putus obat dan suspek
penderita TB. Banyaknya penemuan kasus penderita baik yang positif maupun
yang suspek TB tidak hanya disebabkan oleh terpajannya kuman mycobacterium
tuberculosis ke dalam tubuh sesorang. Menurut ahli epidemiologi kejadian suatu
penyakit dapat juga dikarenakan lamanya penularan, keadaan umum dan status
nutrisi penderita, serta cara hidup penderita dan lingkungan dimana dia berada
(Efendi & Makhfudli, 2009). Lingkungan di RW 01 cenderung padat akan
pemukiman, namun, masih ada beberapa rumah yang rimbun dan tertutupi oleh
pepohonan. Kebiasaan tidak memuka jendela saat pagi didapatkan saat wienshild
survey. Hal ini yang dapat memicu meningkatnya kasus TB di RW 01.
4.2.1 Analisis Pengkajian Keluarga dengan TB
Pengkajian keluarga dilakukan sesuai dengan Friedman (2003) yang terdiri dari
data umum keluarga, tahap dan riwayat tumbuh kembang keluarga, riwayat
kesehatan keluarga, lingkungan, struktur dan peran serta koping keluarga.
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung kepada
anggota keluarga dan observasi langsung terhadap keluarga dan lingkungan serta
pengkajian fisik terutama fungsi sistem pulmonal.
Bapak T merupakan salah satu keluarga yang memiliki riwayat sebagai penderita
TB. Bapak T mengalami TB berulang lebih dari dua kali. TB berulang disebut
juga dengan TB kambuhan (Relaps). Kasus kambuh (Relaps) adalah pasien
tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan
telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan
BTA positif (apusan atau kultur) (Depkes, 2006). Bapak T pernah dinyatakan
positif TB pada tahun 2001 & 2004, namun regimen pengobatan diakui keluarga
tidak dituntaskan sampai 6 bulan. Alasan yang dikemukakan oleh Bapak T adalah
karena dirinya sudah merasa lebih enakan sehingga tidak melanjutkan kembali
pengobatan. Kekambuhan pun kembali terjadi di tahun 2010. Saat itu, Bapak T
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
40
Universitas Indonesia
mengalami hemaptoe (batuk darah) dan menurut keluarga telah dilakukan
pemeriksaan di RS Pasar Rebo dan hasil pemeriksaan menunjukkan BTA positif
dan terdapat infiltrat di area basal paru sinistra dan dextra. Saat itu, Bapak T
sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.
Bapak T kembali mengalami tanda dan gejala sama seperti yang pernah
dialaminya dulu. Keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala yang dialami bapak
T antara lain batuk-batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh, mudah sesak,
berkeringat saat malam hari dan mengalami batuk darah. Menurut Kemenkes
(2011) gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Gejala ini dapat diikuti dengan gejala lain seperti batuk berdarah,
sesak, berkeringat malam hari dan nafsu makan menurun.
Munculnya tanda dan gejala TB yang berulang pada Bapak T tentunya banyak
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik faktor yang berifat internal maupun
faktor ekternal. Faktor internal itu dapat meliputi kondisi umur Bapak T. Bapak T
dengan usia 79 tahun merupakan golongan usia lansia. Seperti yang kita tahu,
proses penuaan membuat terjadinya perubahan-perubahan dalam sitem tubuh
manusia, tidak terkecuali perubahan dalam sistem pulmonal. Salah satu perubahan
dalam sistem pulmonal lansia yaitu hilangnya silia yang dapat menurunkan
kemampuan perlindungan dalam sistem pulmonal (Stanley & Beare, 2006). Hal
ini yang mengakibatkan lansia menjadi rentan untuk mengalami berbagai penyakit
seperti kegagalan respirasi karena infeksi seperti penyakit menular tuberkulosis.
Faktor eksternal seperti kondisi rumah juga mempengaruhi, terlebih lagi ventilasi
dan pencahayaan. Ventilasi dan pencahayaan berkaitan erat dengan tumbuh dan
berkembangnya kuman mycobacterium tuberculosis. Bakteri TB relatif tidak
tahan pada sinar matahari (kemenkes, 2011). Hal ini tentu menjadi perhatian tidak
hanya bagi Bapak T melainkan untuk keluarganya bagaiaman lingkungan rumah
mempengaruhi terjadinya penularan penyakit TB.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Keluarga menjadi support utama bagi lansia dalam mememlihara kesehatannya
(Maryam, dkk, 2008). Keluarga Bapak T memiliki 5 tugas utama kesehatan
keluarga yang harus dijalankan diantaranya keluarga bapak T harus mampu
mengenal masalah kesehatan yang sedang terjadi yaitu mengenal penyakit TB itu
sendiri. Keluarga telah mengenal penyakit TB mulai dari pengertian penyakit TB
itu sendiri, penyebab, penyebaran TB dan tanda gejala TB. Jika keluarga
mengenal penyakit TB itu sendiri, diharapkan kelurga dapat lebih mengenal dan
dapat mengidentifikasi yang terjadi dengan Bapak T.
Tugas utama kesehatan keluarga yang kedua yaitu memutuskan untuk merawat
keluarga. Hal ini menjadi penting untuk lebih ditekankan mengingat Bapak T
pernah mengalami TB yang berulang. menjelaskan akibat yang ditimbulkan baik
jika TB tidak diobati atau jika TB putus obat diharapkan keluarga lebih peduli
untuk segera melakukan perawatan untuk Bapak T. Salah satu akibat jika putus
pengobatan adalah berulangnya penyakit tersebut seperti yang terjadi dengan
Bapak T.
Kurangnya pemahaman keluarga terkait masalah TB menyebabkan kurangnya
perhatian keluarga terhadap kondisi Bapak T. Ibu A dan Ibu R mengatakan
selama ini tidak melakukan perawatan khusus untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada Bapak T. Ketika Bapak T batuk, keluarga hanya membiarkannya.
Hal ini mungkin terjadi karena tingkat pendidikan keluarga yang rendah. Tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang
diantaranya mengenai pengetahuan penyakit TB, dengan pengetahuan ini maka
seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat
(Depkes, 2006).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
42
Universitas Indonesia
Lingkungan berperan penting terhadap terjadinya penyakit TB. kondisi rumah
seperti pencahayaan, ventilasi dan kelembaban merupakan faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit TB. Rumah Bapak T cenderung gelap
dan jarang terlihat membuka jendela, sehingga ventilasi tidak dapat masuk ke
dalam rumah Bapak T. Keluarga Bapak T mengatakan, Bapak T tidak suka jika
jendela rumahnya dibuka, karena Bapak T merasa kepanasan. Modifikasi
lingkungan sebagai tugas utama kesehatan keluarga harus dijalankan. Pentingnya
membuka jendela untuk mendapatkan cukup sinar matahari memiliki tujuan agar
kuman TB dapat mati telah dijelaskan kepada keluarga dan keluarga telah
melakukan perubahan tersebut. Pada pertemuan ke-9 keluarga sudah tampak
membuka jendela rumahnya.
Penyakit TB identik dengan pengobatan yang lama. Pengobatan TB bertujuan
untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) (Kemenkes, 2011). Dengan kondisi bapak T yang
terus menerus batuk bahkan sampai batuk darah, Bapak T seharusnya
mendapatkan perawatan medis. Perawatan medis ini tidak hanya untuk
mendapatkan pengobatan aja, melainkan untuk menentukan dan menegakkan
diagnosa medis dengan tanda dan gejala seperti penyakit TB. Tentunya hal ini
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan dahak. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari
kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) (Kemenkes,
2011). Keluarga telah melakukan pemeriksaan untuk ketiga spesimen dengan
hasil negatif. Dari hasil melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan, Bapak T
akan dilakukan cek dahak ulang.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
43
Universitas Indonesia
4.2.2 Analisis Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan TB
Hasil pengkajian kemudian dilakukan analisis untuk menemukan masalah
keperawatan yang sesuai dengan data-data yang diperoleh. Masalah keperawatan
utama yang ditemukan pada keluarga Bapak T adalah ketidakefektifan bersihan
jalan napas. Adanya batuk produktif yang didapatkan dari wawancara langsung
dan observsasi membuat masalah ini dapat ditegakkan, selain itu hasil
pemeriksaan fisik juga menunjukkan bahwasannya terdengar saat auskultasi bunyi
ronchi yang berada di lapang paru sinistra dan peningkatan frekuensi napas yang
melebihi normal yaitu 28x/menit.
Ketidakefektifan berihan jalan napas merupakan ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan
bersihan jalan napas (Nanda, 2012). Batasan karakteristik yang ditemukan dalam
keluarga ini adalah adanya suara napas tambahan pada pemeriksaan fisik yang
dilakukan kepada Bapak T yaitu suara ronchi. Adanya perubahan frekuensi napas
juga ditemukan pada Bapak T, frekuensi napas yang didapatkan pada pengkajian
yanitu 28x/menit. Batasan karakterstik lain yang ditemukan pada keluarga Bapak
T terkait masalah keperawatan tersebut yaitu adanya sputum dalam jumlah yang
berlebihan dan batuk yang tidak efektif pada Bapak T. Diagnosa keperawatan
keluarga yang ditegakkan adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada
keluarga Bapak T.
4.2.3 Analisis Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga dengan TB
Dalam memberikan intervensi keperawatan keluarga, individu tidak dipandang
menjadi seseorang yang berdiri sendiri, melainkan ada keluarga sebagai sistem
support (Maryam, dkk, 2008). Perencanaan keperawatan keluarga juga harus
mempertimbangkan tugas utama keehatan keluarga yaitu mengenal masalah,
memutuskan untuk merawat, melakukan perawatan sederhana, melakukan
modifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Pembuatan perencanaan keperawatan keluarga yang baik memiliki tujuan umum,
tujuan khusus, kriteria hasil yang diharapkan serta rencana tindakan. Dalam
memberikan bentuk media penyampaian juga harus diperhatikan. Perencanaan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
44
Universitas Indonesia
intervensi yang akan diberikan terkait diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan
napas adalah selain untuk mengenalkan penyakit TB, juga memberikan cara
perawatan sederhana yang dapat dilakukan keluarga untuk mengatasi batuk yang
terjadi pada keluarga. Memodifikasi juga dilakukan untuk menurunkan resiko
terjadinya penyakit TB. Hal yang direncanakan untuk memodifikasi lingkungan
adalah dengan melakukan kegiatan buka jendela setiap hari dan juga melakukan
jemur kasur dan karpet secara teratur. Hal ini dilakukan mengingat salah satu
faktor utama penyebab terjadinya penyakit TB adalah faktor lingkungan
(Kemnekes, 2012), diantaranya berupa ventilasi dan pencahayaan yang tidak
adekuat.
Penggunaan media juga memperhatikan kemampuan keluarga dalam baca tulis.
Diketahui bahwasanya keluarga tidak dapat baca dan tulis, sehingga media yang
dipersiapkan lebih memperbanyak gambar. Kemampuan daya ingat lansia seiring
waktu mengalami penurunan, sehingga pemberian intervensi direncanakan
melibatkan salah satu anak yang tinggal di dekat keluarga Bapak T.
4.2.4 Analisis Implementasi Keperawatan Keluarga dengan TB
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak T dilakukan selama 8 kali
pertemuan. Pada empat pertemuan pertama dilakukan BHSP terhadap keluarga,
mengenalkan diri, tujuan kedatangan dan juga kontrak waktu untuk pertemuan
selama tujuh minggu. Selain itu, dilakukan pengkajian terkait pengkajian berfokus
pada keluarga yang terdiri dari data umum keluarga, tahap dan riwayat tumbuh
kembang keluarga, riwayat kesehatan keluarga, lingkungan, struktur dan peran
serta koping keluarga (Friedman, 2003).
Pada kunjungan ke-3 dan ke-4 pengkajian dilakukan pada keluarga dengan
berfokus pada masalah kesehatan TB. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
lengkap dilakukan. Pengkajian menyeluruh juga dilakukan untuk mengetahui
manifestasi klnis seperti demam, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat
malam, keletihan, batuk, dan pembentukan sputum yang ada pada keluarga
(Smeltzer & Bare, 2001). Pada keluarga Bapak T ditemukan tanda-tanda adanya
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
45
Universitas Indonesia
batuk, berkeringat malam dan juga penurunan berat badan. Penurunan berat badan
ini diketahui pada pemeriksaan terakhir di posbindu didaptkan berat badan Bapak
T sebesar 43 kg sedangkan pada saat pengkajian didaptkan 41 kg. Bapak T
mengalami penurunan sebesar kg. Frekuensi pernapasan, jumlah dan warna
sekresi, frekuensi dan keparahan batuk, dan nyeri dada serta mengevaluasi bunyi
napas juga perlu dilakukan pengkajian (Smeltzer & Bare, 2001). Pada bapak T
ditemukan adanya peningkatan frekuensi napas normal yaitu sebesar 28 x/menit,
adanya sekresi terutama saat pagi yang berawrna putih kehijau-hijauan serta bunyi
napas ronchi. Hal ini yang mendukung seseorang untuk mengalami gangguan
kesehatan TB. Namun, pemeriksaan diagnostik juga diperlukan untuk
menegakkan masalah TB salah satunya adalah pemeriksaan dahak.
Pada kunjungan kelima dilakukan implementasi TUK 1-3. Implementasi yang
dilakukan adalah edukasi terkait pengenalan penyakit TB. Dalam melakukan
edukasi, perawat kesulitan untuk melakukan edukasi pada beberapa materi yang
tidak menggunakan gambar dengan lembar balik, dikarenakan keluarga tidak
dapat membaca. Anak dari Bapak T yang tinggal di dekat rumah Bapak T
diikutsertakan untuk pelaksanaan implementasi ini. Hal ini juga dilakukan untuk
meningkatkan keefektifan pemberian edukasi kepada keluarga dengan lansia.
Pada lansia salah satu perubahan yang terjadi adalah kemampuan daya ingat
(Stanley & Beare, 2006). Pada TUK kedua keluarga sudah dapat memutuskan
untuk melakukan perawatan kepada pada Bapak T, hal ini didapatkan dari respon
verbal keluarga yang menyatakan menginginkan Bapak T sembuh dan
mendapatkan perawatan. Pada pelaksaan TUK 3 dengan demonstrasi inhlasi
sederhana hasilnya tidak cukup maksimal, sehingga akan dilakukan kombinasi
batuk efektif pada pertemuan selanjutnya.
Pada kunjungan ke-6 yaitu dilakukan demonsrasi batuk efektif dan inhlasi
sederhana. Batuk efektif dilakukan dengan mengajarkan kemampuan kognitif
terlebih dahulu terkait cara dan kegunaan, kemudian perawat mencontohkan dan
keluarga melakukan redemonstrasi batuk efektif setelah dilakukan inhalasi
sederhana. Inhalasi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan batuk efektif
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
46
Universitas Indonesia
hal ini dilakukan agar dahak yang telah mengalami penguapan panas dapat lebih
encer dan mudah dikeluarkan saat batuk. Hasil evaluasi di dapatkan dahak dapat
dikeluarkan keluarga lebih banyak.
Pada kunjungan ke-7 telah dilakukan TUK 4 dan TUK 5. Modifikai yang
dilakukan yaitu dengan membuka jendela dan menjemur kasur dan karpet. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh ventilasi yang cukup. Ventilasi mempengaruhi
pertumbuhan kuman TB (Kemenkes, 2011). Selain itu, hal ini juga dilakukan
untuk menjaga kelembaban rumah. Hal ini dilakukan mengingat kuman TB dapat
bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab (Depkes,
2002). Pada saat pelaksanaan kegiatan buka jendela, jendela rumah terkunci mati
sehingga tidak dapat dibuka. Hal inilah yang menjadi hambatan dalam melakukan
modifikasi lingkungan pada keluarga. Keluarga mengatakan akan menyuruh
menantunya untuk membuka kunci matian jendela nanti jika menantunya telah
datang. Pelaksanaan TUK 5 dilakukan untuk memfailitasi keluarga dalam
memeriksakan dahak dan juga untuk mendapatkan diagnosa TB pada kelaurga
dengan tanda dan gejala yang muncul. Penegakan diagnosa TB menurut Buku
Pedoman TB Nasional adalah dengan melakukan pemeriksaan dahak (Kemenkes,
2011). Dahak dibawa kepada pelayanan kesehatan selama dua hari yaitu hari
Jumat dan hari Sabtu, karena pemeriksaan dahak meliputi tiga pemeriksaan yaitu
dahak sewaktu, pagi, dan sewaktu.
Pada pertemuan ke-8 hasil pemeriksaan dahak telah keluar dan hasil negatif. TUK
5 kembali dilakukan dengan membawa keluarga Bapak T untuk melakukan
konsultasi di Puskesmas. Mengingat tanda dan gejala yang khas yang muncul
pada keluarga maka akan dilakuakn pengobatan sampingan sebelum dilakukan
pemeriksaan dahak ulang. Pemeriksaan dahak ulang ini dilakukan karena tanda
dan gejala yang muncul pada keluarga sangat khas seperti penderita TB ditambah
dengan adanya batuk berdarah. Selain itu, Bapak T juga merupakan penderita
yang beberapa kali pernah mengalami TB sebelumnya. Keluarga juga dilakukan
pemeriksaan kontak serumah dalam hal ini adalah Ibu R dan Ibu A, yang sehari-
hari dekat dan mengadakan kontak dengan Bapak T. Ibu R mengatakan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
47
Universitas Indonesia
mengalami batuk-batuk yang juga tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan dahak Ibu
R dan Ibu A akan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dahak ulang Bapak T
agar jika memiliki hasil positif memiliki masa pengobatan yang sama.
2.2.5 Analisis Evaluasi Keperawatan Keluarga dengan TB
Tahap evaluasi keperawatan adalah tahap untuk membandingkan hasil tindakan
yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan,
menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
pelaksanaan. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk membuat rencana tindak
lanjut. Evalusia akhir yang diperoleh bahawa tingkat pengetahuan keluarga mulai
meningkat, terjadi perubahan perilaku terutama perilaku keluaarga dalam menjaga
lingkungan rumah. Keluarga juga telah bersedia untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan. Implementasi unggulan yang dilakukan yaitu dengan kombinai batuk
efektif dan inhlasi sederhana hasilnya kombinasi tersebut dapat membantu
keluarga mempermudah melakukan pengeluaran dahak dan membantu
mengurangi frekuensi napas, dimana frekueni napas sebelum dilakukan kombinasi
batuk efektif dan inhlasi sederhana yaitu 30 x/menit, setelah dilakukan kombinasi
tersebut turun menjadi 25x/menit.
4.3 Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Gejala utama pada seseorang yang terdiagnosa medis TB adalah batuk-batuk
lebih dari 2-3 minggu (Kemenkes, 2011). Bapak T yaitu seseorang yang pernah
lebih dari dua kali mengalami penyakit TB yang berulang merasakan tanda dan
gejala batuk seperti yang pernah dirasakannya dulu, bahkan menurut keluarga,
Bapak T sempat batuk berdarah. Batuk berdarah merupakan gejala tambahan dari
penyakit TB. batuk dirasakan Bapak T sangat mengganggu, terutama saat pagi
hari, Bapak T merasakan batuknya lebih berat dan banyak mengeluarkan dahak.
Bapak T tidak dapat mengeluarkan dahak saat siang hari. Bapak T juga
merasakan sesak. Sesak yang dirasakan cukup mengganggu namun, Bapak T
masih dapat beraktivitas.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Implementasi dari intervensi yang telah direncanakan selain berupa memberikan
pengetahuan tentang penyakit TB, perawat juga mengajarkan dan
mendemonstrasikan kepada keluarga cara melakukan perawatan sederhana di
rumah. Perawatan sederhana yang diberikan adalah inhlasi sederhana dan batuk
efektif. Intervensi ini dilakukan untuk mengatasi keluhan Bapak T yaitu batuk
produktif dan keluhan susahnya untuk mengeluarkan dahak dan sesak yang
dirasakan. Pada perencanaan awal, intervensi yang akan diberikan adalah
pendidikan kesehatan berupa pengenalan obat OAT, hal dilakukan mengingat
keluarga Bapak sudah lebih dari dua kali mengalami kekambuhan akibat putus
obat. Tanda dan gejala TB muncul kembali saat ini pada keluarga, namun
keluarga belum membawa Bapak T ke pelayanan kesehatan sehingga Bapak T
pun belum mendapatkan terapi pengobatan. Hal inilah yang menjadi alasan
mahaiswa untuk tidak menjadikan intervensi pengenalan obat sebagai intervensi
inovasi dan lebih memilih inovasi berupa kombinasi inhlasi sederhana dan latihan
batuk efketif.
Inhalasi uap adalah suatu tindakan menghirup uap hangat dari air mendidih yang
digunakan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan gangguan pernapasan
(Akhavani, 2005). Tujuan dilakukannya inhalasi uap adalah untuk mengencerkan
lendir di saluran hidung dan sinus serta di bawah saluran pernapasan. Selain itu,
tindakan inhalasi uap yaitu sebagai ekspektoran alami dan penekan batuk
(Nuraeni, 2012). Hal ini tentunya cocok dengan kondisi Bapak T yang
mengalami batuk-batuk produktif yang tidak kunjung sembuh dan mengalami
kesulitan untuk membuang dahak saat siang hari. Hasil pelaksanaan inhalasi uap
pertama kali nampak Bapak T tidak dapat mengeluarkan dahak, meskipun
terdengar batuk-batuk dan terdengar ada suara dahak hasil penurunan frekuensi
nafas juga tidak cukup signifikan dari 28 x/menit turun menjadi 26x/menit. Hal
ini dapat terjadi karena berkurangnya fungsi fisiologis tubuh terutama pada
sistem pernapasan. Pada lansia terjadi penurunan refleks batuk dan muntah
(Stanley & Beare, 2006). Penurunan fungsi fisiologis ini yang mungkin
menjadikan ketidakberhasilan pemberian inhalasi sederhana untuk mengeluarkan
dahak pada Bapak T.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Penurunan fungsi pulomonal yang berupa penurunan reflek batuk dan muntah
pada lansia ini yang mendasari penulis untuk melakukan kombinasi terapi antara
inhalasi sederhana dengan batuk efektif untuk lebih mengefektifkan pengeluaran
dahak pada Bapak T. Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk
membersihkan dahak (Hudak & Gallo, 2000). Pelaksanaan batuk efektif ini
didahului oleh latihan napas dalam. Tujuan napas dalam dan batuk adalah untuk
meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping dari
retensi sekresi seperti pneumonia, atelektasis dan demam (Yana, 2008). Dengan
pengkombinasian antara inhalasi sederhana dan juga batuk efektif diharapkan
dahak yang telah terencerkan selama proses dilakukan inhalasi uap, dapat
termobilisasi keluar dengan latihan batuk efektif. Kondisi Bapak T yang sesak
mengharuskan Bapak T untuk tidak mengeluarkan banyak tenaga. Saat batuk
tenaga yang dikeluarkan tentunya cukup besar, oleh karena itu dilakukan batuk
efektif. Dengan batuk efektif penderita tuberkulosis paru tidak harus
mengeluarkan banyak tenaga untuk mengeluarkan sekret (Yana, 2008).
Hasil evaluasi setelah dilakukan kombinasi antara inhalasi sederhana dengan
batuk efektif terbukti lebih berhasil dalam membantu Bapak T untuk
mengeluarkan dahak. Tampak sekret di wadah penampungan yang disediakan,
dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nafas yang menurun yaitu 25
kali/menit. Frekuensi nafas tersebut mengalami penuruanan sebanyak 5, karena
pada saat pemeriksaan awal didapatkan frekueni nafas sebanyak 30 kali per
menit.Tindakan batuk efektif terbukti efektif dan dapat memberikan perubahan
pada pengeluaran dahak seseorang, karena dengan batuk efektif bisa
mengeluarkan dahak dengan maksimal dan banyak serta dapat membersihkan
saluran pernapsan yang sebelumnya terhalang oleh dahak (Nugroho, 2011).
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
50
Universitas Indonesia
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan
Hasil yang didapat dari dua impelmentasi unggulan yang terintegrasi dengan
implementasi lainnya adalah kemampuan keluarga dalam mengenali masalah
kesehatan yang terjadi pada Bapak T dan juga dapat membantu Bapak T dalam
mengeluarkan dahak. Pengeluaran dahak ini yang membantu membersihkan
saluran jalan napas Bapak T sehingga frekuensi napas dan rasa sesak yang dialami
bapak T dapat berkurang. Bapak T dan keluarga juga telah melakukan kunjungan
kepada fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Cimanggis untuk berobat,
keluarga juga berjanji akan mematuhi pengobatan yang akan dijalankan. Hal ini
menunjukkan perubahan keluarga ke arah yang lebih baik. Tindak lanjut yang
dapat dijalankan yaitu terus melakukan monitoring masalah keteraturan
pengobatan sehingga tidak terjadi TB berulang pada Bapak T dan keluarga
dengan melibatkan kader kesehatan di wilayah tersebut. Pemantauan ini dapat
dilakukan oleh keluarga, kader, maupun petugas kesehatan di bawah naungan
Puskesmas Cimanggis.
Regimen pengobatan yang baik adalah satu faktor yang dapat meningkatkan
kesempatan seesorang yang mengalami penyakit TB untuk sembuh. Kehadiran
Pengawas Menelan Obat (PMO) menjadi sangat penting untuk terwujudnya
keteraturan dalam pengobatan. Selain itu, pengetahuan terkait pengobatan baik itu
jenis pengobatan, cara kerja obat, efek samping obat dan cara meminum obat juga
penting untuk diketahui keluarga. Diharapkan dengan pengetahuan keluarga yang
meningkat terkait pengobatan membuat keluarga lebih memahami alasan kenapa
pengobatan yang dilakukan harus memakan waktu yang lama dan tidak boleh
tidak teratur dalam meminumnya.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Perubahan perilaku juga mendukung sesorang untuk terhindar dari penyakit TB.
tentunya perilaku di sini adalah perilaku yang baik yang mengarah kepada
kesehatan. Tentunya perilaku ini harus diimbangi dengan pengetahuan keluarga
yang cukup tentang TB. Pengetahuan penderita TB yang kurang tentang cara
penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku sebagai orang sakit dan akhirnya berakibat menjadi sumber penularan
bagi orang disekelilingnya.
Tindakan perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya TB
berulang memang salah satunya dalam bentuk keteraturan dalam menjalankan
terpai pengobatan. Keluarga juga tidak boleh mengabaikan kondisi atau keluhayan
yang dirasakan keluarga terutama keluhan berupa adanya batuk produktif dan
sesak napas seperti yang terjadi pada Bapak T. Kombinasi inhalasi sederhana
dengan batuk efektif dapat dilakukan secara teratur oleh keluarga.
Bentuk perawatan lain yang dapat dilakukan adalah latihan senam pernapasan.
Dalam penelitian yang dilakukan Baweanti (2011) senam pernapasan ini dapat
dilakukan oleh penderita tuberkulosis. Senam pernapasan dapat menurunkan
kejadian dyspnea dan secara signifikan berguna untuk rehabilitasi paru (Yamada,
M. Dkk, 1996; Minoguchi, H. Dkk, 2002). Namun meskipun begitu senam
pernapasan secara langung tidak ada efektifitas untuk mengeluarkan dahak.
Senam pernapasan akan memberikan efek kepada keefektifan batuk (Herman,
2007). Keefektifan batuk ini akan mengurangi pengeluaran tenaga atau usaha
Bapak T untuk mengeluarkan dahak, sehingga usaha napas pun dapat lebih
minimal untuk mencegah peningkatan frekuensi napas.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
52 Universitas Indonesia
BAB 5PENUTUP
Pada bab ini menyajikan simpulan dari hasil asuhan keperawatan kepada keluarga
lansia dengan TB berulang dan saran yang diberikan terhadap pelayanan praktik
keperawatan, kepada mayarakat dan kepada keilmuan keperawatan.
5.1 Simpulan
Asuhan keperawatan keluarga telah dilakukan kepada keluarga Bapak T dengan
melalui 5 tahap proses keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
Proses pengkajian telah dilakukan kepada keluarga melalui proses wawancara
secara langsung dan observasi. Hasil pengkajian didapatkan bahwasanya keluarga
pernah mengalami TB yang berulang 3 kali yaitu pada tahun 2001, 2004, & 2010.
Keluarga mengatakan pengobatan yang dijalankan pada tahun 2001 dan 2004
dilakukan tidak tuntas hanya pada bulan ke-3. Keluarga dapat mengidentifikasi
tanda dan gejala yang dirasakan oleh Bapak T saat ini seperti yang pernah dialami
sebelumnya yaitu berupa batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh dan merasakan
sesak.
Diagnosa keperawatan telah ditegakkan berdasarkan hasil dari pengkajian.
Diagnosa tersebut meliputi ketidakefektifan bersihan jalan napas dan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak T. Rencana
intervensi ditetapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Implementasi yang
diberikan mengacu kepada kelima tugas utama kesehatan keluarga mulai dari
mengenal masalah, memutuskan untuk merawat, melakukan perawatan di rumah,
memodifikasi lingkungan dan membawa kepada pelayanan kesehatan. Pada
keluarga bapak T telah tercapai kelima tugas perkembangan tersebut. Keluarga
telah mampu mengenali tanda dan gejala TB pada Bapak T.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Keluarga telah mampu melakukan perawatan di rumah. Perawatan yang telah
diajarkan yaitu berupa kombinasi inhlasi sederhana dan batuk efektif. Kombinasi
terapi ini telah berhasil membantu keluarga Bapak T untuk mengeluarkan dahak
dan menurunkan rasa sesak yang dirasakan Bapak T. Keluarga juga telah
melakukan kunjungan kepada pelayanan kesehatan untuk mendapatkan diagnosa
TB dan juga untuk mendapatkan pengobatan. Keluarga mengatakan lebih banyak
mengerti dan paham tentang penyakit TB sekarang dan bagaimana cara mencegah
sehingga tidak terjadi penularan kepada keluarganya. Hal ini dibuktikan dari hasil
tingkat kemandirian keluarga yang mengalami peningkatan yaitu dari tingkat
kemandirian dua menjadi tingkat kemandirian tiga.
Adapun alternatif terapi yang dapat dijalankan keluarga guna menghindari
kejadian TB yang berulang adalah dengan memberikan pengetahuan dan
gambaran pengobatan TB. Pengenalan pengobatan dapat dijelaskan mulai dari
jenis pengobatan, tujuan pengobatan, cara kerja dan efek samping pengobatan.
Sehingga dengan begitu diharapkan keluarga dapat lebih memahami tentang
regimen pengobatan yang harus dijalankan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
54
Universitas Indonesia
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan diharapkan untuk terus melakukan perbaikan dalam hal
pemberian pelayanan. Pelayanan tidak hanya difokuskan pada pelayanan di dalam
puskesmas saja namun juga turut terjun ke lapangan langsung sehingga dapat
ditemukan kasus-kasus TB yang lain yang dapat segera dilakukan pengobatan.
Pendektan kepada keluarga juga harus dilakukan dengan tetap mempertahankan
fungi dan tugas utama kesehatan keluarga dala pemeliharaan kesehatan. Program-
program promotif dan preventif juga lebih ditingkatkan pelaksanaannya sehingga
dapat menurunkan angka kejadian TB baru. Pelayanan keperawatan juga
memberikan edukasi untuk melakukan perawatan mandiri kepada keluarga
dengan masalah TB sehingga keluhan yang dirasakan dapat diminimalkan.
Pelayanan keperawatan juga dapat memanfaatkan sumber daya mausia yang
berada di lingkungakn tersebut seperti kader kesehatan untuk menjalankan fungsi
perpanjangan tangan pelayanan keperawatan.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih waspada terhadap kejadian penyakit TB, karena
penyakit TB dapat menularkan kepada siapa saja dan dari golongan usia
berapapun. Pengetahuan masyarakat juga harus ditingkatkan agar masyarakt lebih
paham dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya TB
atau untuk menurunkan angka penyebaran TB di lingkungan sekitarnya.
Mayarakat juga harus memahami bentuk perawatan sederhana yang dapat
dilakukan mandiri di rumah untuk mengatasi keluhan yang terjadi akibat TB,
diantaranya dapat melakukan pengobatan teratur, melakukan inhasi sederhana dan
batuk efektif serta melakukan senam pernapasan untuk membantu memperbaiki
fungsi pernapasannya.
Masyarakat juga diharapkan berperilaku hidup sehat dan bersih sehingga
masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga diri dan lingkungan karena
lingkungan yang kotor dapat menyebabkan terjadinya penyakit menular seperti
penyakit TB. Kebiasaan hidup sehat yang harus dijalankan adalah kebiasaan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
55
Universitas Indonesia
untuk membuka pintu dan jendela setiap pagi agar dapat menghindarkan dari
kuman TB.
5.2.3 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan pengembangan ilmu keperawatan dapat menciptakan inovasi yang
dapat menurunkan angka kejadian TB berulang. Inovasi tersebut dapat dilakukan
melalui pendidikan kesehatan yang dapat dengan mudah dijangkau oleh seluruh
masyarakat, misalanya pendidikan kesehatan pemberantasan TB melalui media
handphone atau memanfaatkan internet.Mudahnya orang mengakses pengetahuan
terkait TB diharapakan juga meningkatkan kepekaan dan dapat melakukan deteksi
dini terkait penyakit ini serta dapat melakukan pencegahan sedari awal. Cara
untuk peraatan juga dapat ditampilkan dalam media tersebut seperti cara
membantu mengeluarkan dahak dan mengurangi rasa sesak pada penderita TB
dengan kombinasi inhalasi sederhana dan batuk efektif.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
56
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Akhvani, M.A. (2005). Steam inhalation treatment for children. British Journal ofGeneral Practice, 55 (516, 557)
Akromuddin, Wildanum. (2012). Pengaruh perilaku sehat, sanitasi rumah danstatus sosial ekonomi terhadap kejadian penyakit tubercolosis (tbc) dikecamatan mojowarno kabupaten jombang. Skripsi: Universitas NegeriSurabaya
Allender, J. A, Rector, C, & Wamer, K. D (2010). Comunity helath nursing:promoting & protecting the public’s health. Philadelphia: LippincottWilliams & Wilkins
Amin, Z. & Bahar, A. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta:Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokter Universitas Indonesia.
Arsin, Arsunan. (2006). Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian tbparu di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar. Makassar:Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin.
Baweanti, Endang S. (2011). Pengaruh senam peregangan otot pernapasan(respiratory muscle stretching Gymnastic) terhadap peningkatan aliranekspirasi makimum pada paien tuberkulosis di RS Karang TembokSurabaya. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.Alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/7521832612_abs.pdf.
Crinion, W. (2007) Components of practical detox programs-sauna as therapeutictool. 18th, June, 2013.http;/proquest.umi.com/pqdweb?did=1234004951&sid=8&fmt=4&clientId=63928&RQT=309&Vname=PQD
Departemen Kesehatan. (2008). Laporan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas)Indonesia tahun 2007. Jakarta: Depkes RI
Depkes. (2006). Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Juni, 30, 2013.http://tbindonesia.or.id/pdf/BUKU_PEDOMAN_NASIONAL.pdf
Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas teori danpraktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba medika
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing: Research,theory & practice. New Jersey: Prentice Hall.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
57
Universitas Indonesia
Herman, Deddy P. (2007). Senam napas sehat sebagai salah satu pilihan terapilatihan pada penderita asma bronchial. 6th, July, 2013.Fisiosby.com/Senam-napas-sehat-sebagai-salah-satu-pilihan-terapi-latihan-pada-penderita-asma-bronchial
Hidayati, Nurul. (2009). Urban poverty dan keterkaitannya dengan informalactivities dalam masyarakat urban. Juni, 30, 2013http://nurul.students.uii.ac.id/2009/03/20/urban-poverty-dan-keterkaitannya-dengan-informal-activities-dalam-masyarakat-urban/
Hudak, C.M .dan Gallo, B.M. (2000). Keperawatan kritis pendekatan holistik.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hurlock, Elizabeth B. (2002), Psikologi perkembangan; suatu pendekatansepanjang rentang kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga
Ismayadi. (2004). Proses menua (aging proces). Sumatra Utara: Program studiIlmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kemenkes. (2008). Pengendalian TB di Indonesia mendekati target MDG. 12th,Juni, 2013. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/857-pengendalian-tb-di-indonesiaa-mendekati-target-mdg.html
Kemenkes. (2011). Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta:Kemenkes RI.
Kemenkes. (2012). Pengembangan kota sehat untuk mengatasi masalahurbanisasi. Juni, 30, 2013. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/997-pengembangan-kota-sehat-untuk-mengatasi-masalah-urbanisasi.html
Lundy, Karen, S. & Janes, S. (2009). Community health nursing: caring for thepublic health’s.
Maglaya, A. S., Et al. (2009). Nursing practice in the community. Marikina:Argounauta Corporation
Maryam, Siti R. Dkk (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:Penerbit Salemba Medika
Maurer, F. A., & Smith, C. M. (2005). Community/public health nursing practice;helath for families and populations. Philadelphia: Elsevier Saunders
Minoguchi, H. Dkk. (2002). Cross-over comparison between respiratory musclestretch gymnastics and inspiratory muscle training. US National Library ofmedicine national institutes of health.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
58
Universitas Indonesia
NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association). (2012). Nursingdiagnostik: prinsip dan clasification 2012-2014. Phladelphia USA
Nugroho, A. Y. (2011). Batuk efektif dalam pengeluaran dahak pada pasiendengan ketidakefektifan bersihan jalan napas di instalasi rehabilitasi medikRumah sakit Baptis kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri. Volume 4. No.2 Desember 2011
Nuraeni, Ade. (2012). Pengaruh steam inhalation terhadap usaha bernapas padabalita dengan pneumonia di puskesmas kabupaten Subang Propoinsi JawaBarat. Tesis: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Okezone. (2010). Inhalasi, ketika batuk tak jua pergi. 18th, June, 2013.Lifestyle.okezone.com./read/2010/03/26/27/316560/Inhalasi-ketika-batuk-tak-jua-pergi
PPTI. (2012). TBC di Indonesia peringkat ke 5. 20th, June, 2013. http://www.ppti.info/2012/09/tbc-di-Indonesia-peringkat-ke-5.html
Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologis konsep klinis proses-prosespenyakit. Edisi 6 volume 2. Jakarta: EGC
Pustaka Sekolah. (2013). Penyakit TBC. 7th, July, 2013.http://www.putakaekolah.com/tbc.html
Rusnoto. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb ParuPada Usia Dewasa (Studi kasus di Balai Pencegahan Dan PengobatanPenyakit Paru Pati). Jurnal Epidemiologi
Santrock, J.W. (2002). perkembangan lansia. Jakarta: Erlangga.
Singh, M. (2004). Heated, humidified air for the common cold. CochraneDatabace Syst. Rev. (2): CD001728
Smeltzer,S.C dan B.G Bare.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2. Penerjemah Agung Waluyo dkk.Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeanette. (2004). Community and public healthnursing. 6th edition. St. Louis, Missouri: Mosby
Stanley, M & Beare, P.G. (2006. Buku ajar keperawatan gerontik. Ed. 2. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga aplikasi dalam praktik. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
59
Universitas Indonesia
WHO. (2009). Global Tuberculosis Control- epidemiology, strategy, financing.12th, Juni, 2013. http://www.who.int/tb/publications/global_report/2009/en/
Wong, C. (2008). How to do a euclyptus steam inhalation. 18th, June, 2013.http://www.google.co.id/m?hl=id&q=http%3A%2F%2Fwww.ncbi.nlm.nihgov%2Fpmc%2Farticles%2FPMC1472796%2F
Yamada, M. Dkk.(1996). Clinical effect of four weeks of respiratory musclestretch gymnastics in patients with cronics obstructive pulmonary disease.US National Library of medicine national institutes of health.
Yana, Agustus (2008) Hubungan Tehnik Batuk Efektif dengan Pengeluaransputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru Akut di Wilayah Kerja PuskesmasJungkat Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak. Undergraduate thesis,Universitas Diponegoro
Yulistyaningrum & Rejeki, Dwi Sarwani Sri. (2010). Hubungan riwayat kontakpenderita tuberkulosis paru (tb) dengan kejadian tb paru anak di balaipengobatan penyakit paru-paru (bp4) Purwokerto. Jurnal KES MAS UADVol. 4, No. 1, September 2010.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 1 – Pengkajian Keluarga
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga : Keluarga Bapak T
2. Alamat : Kp Pedurenan Depok No 90 RT 02/RW 01
Kelurahan
Ciasalak Pasar
3. Komposisi Kleuarga :
No. Nama JenisKelmain
Hubungan dgKK
Umur Pendidikan
1. Bapak T Laki-laki KepalaKeluarga
79 th Tidakbersekolah
2. Ibu R Perempuan Istri 70 th Tidakbersekolah
Genoram
Keterangan:
Batuk & gatalTB paru Diare
TB paru &hipertensi
Sakit dipinggang
sama lutut,mata kurang
jelas
Laki-laki Perempuan
Garis keturunan
Tinggal 1 rumah
Entry point
meninggal
Lampiran 1 – Pengkajian Keluarga
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga : Keluarga Bapak T
2. Alamat : Kp Pedurenan Depok No 90 RT 02/RW 01
Kelurahan
Ciasalak Pasar
3. Komposisi Kleuarga :
No. Nama JenisKelmain
Hubungan dgKK
Umur Pendidikan
1. Bapak T Laki-laki KepalaKeluarga
79 th Tidakbersekolah
2. Ibu R Perempuan Istri 70 th Tidakbersekolah
Genoram
Keterangan:
Batuk & gatalTB paru Diare
TB paru &hipertensi
Sakit dipinggang
sama lutut,mata kurang
jelas
Laki-laki Perempuan
Garis keturunan
Tinggal 1 rumah
Entry point
meninggal
Lampiran 1 – Pengkajian Keluarga
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Keluarga : Keluarga Bapak T
2. Alamat : Kp Pedurenan Depok No 90 RT 02/RW 01
Kelurahan
Ciasalak Pasar
3. Komposisi Kleuarga :
No. Nama JenisKelmain
Hubungan dgKK
Umur Pendidikan
1. Bapak T Laki-laki KepalaKeluarga
79 th Tidakbersekolah
2. Ibu R Perempuan Istri 70 th Tidakbersekolah
Genoram
Keterangan:
Batuk & gatalTB paru Diare
TB paru &hipertensi
Sakit dipinggang
sama lutut,mata kurang
jelas
Laki-laki Perempuan
Garis keturunan
Tinggal 1 rumah
Entry point
meninggal
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keterangan:
Orang tua Bapak T telah meninggal dunia dikarenakan sakit paru-paru
yang sama dengan Bapak T. Bapak T tidak mengingat pada tahun berapa
Bapak nya meninggal dunia. Sedangkan ibu dari Bapak T juga telah
meninggal dunia dikarenakan sakit batuk-batuk dan juga gatal-gatal.
Sedangakn untuk orang tua dari Ibu R kedua-duanya sudah meninggal,
namun Ibu R dan keluarga tidak mengingat pada tahun berapa mereka
meninggal, yang Ibu R ingat adalah ayah dari Ibu R meninggal
dikarenakan berak-berak terus menerus yang tidak kunjung sembuh.
Bapak T selama ini mengeluhkan dirinya batuk-batuk yang tidak kunjung
sembuh, batuk-batuk yang dirasakan sekarang sudah berlangsung lebih
dari sebulan bahkan keluarga mengatakan bapak T sempat batuk darah.
Keluarga mengatakan Bapak T dulu pernah mengalami hal yang sama
seperti sekarang ini. Keluarga mengatakan Bapak T sakit seperti ini sudah
sejak lama, sejak Bapak T belum menikah dan masih bekerja di
Martapura. Masih menurut keluarga, Bapak T sempat tiga kali berobat
untuk penyakit parunya yaitu pada tahun 2001, 2004 & 2010. Pada tahun
2001 dan 2004 dinyatakan sakit flek paru dan menjalani pengobatan hanya
selama 3 bulan saja. Menurut bapak T saat itu dirinya merasa sudah
enakan dan jauh lebih baik sehingga dia menghentikan pengobatan.
Selanjutnya penyakitnya kambuh di tahun 2010 dengan gejala batuk-batuk
yang tak kunjung sembuh dan akhirnya memeriksakan diri ke RS Pasar
Rebo, dari hasil pemeriksaan dahak dan rontgen Bapak T dinyatakan
menderita penyakit paru. Hasil BTA I, II, & III positif dan dikesan rontgen
menyatakan TB paru dengan tampak infiltrat terutama di daerah basal paru
dextra dan sinistra. Saat itu, menurut Ibu A yaitu anak dari Bapak T,
Bapak mendapat pengobatan selama 6 bulan tanpa putus obat dan pada
bulan ke 6 dinyatakan pengobatan selesai tanpa dilakukan pemeriksaan
kembali. Pengobatan dilakukan di Pukesmas Cimanggis. sekarang ini
Bapak T mengeluhkan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh dan sesak
yang dirasakan. Batuk dikatakan Bapak T banyak mengeluarkan dahak
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
saat pagi dan saat siang hari Bapak T mengatakan jarang dan sulit untuk
mengeluarkan dahak. Bapak T juga mengatakan sesak dan sering
berkeringat di malam hari.
Untuk Ibu R dirinya mengatakan saat ini merasa baik-baik saja. Hanya saja
Ibu R mengatakan pinggang dan lututnya sering merasa sakit dan kadang-
kadang susah digerakkan. Selain itu Ibu R juga mengeluhkan mata nya
kurang jelas. Keluarga mengatakan Ibu R tidak pernah memiliki riwayat
penyakit gula. Saat ini Ibu R juga mengeluhkan batuk-batuk yang tidak
sembuh-sembuh, hanya Ibu R lupa kapan pertama dia mengalami batuk-
batuk. Batuk-batuk yang dirasakan menurutnya sama seperti Bapak T,
yaitu tiap pagi mengeluarkan dahak.
Keempat anak Bapak T dan Ibu R meninggal saat masih kecil. Anak
pertama dan keduanya sakit panas. Anak yang ketiga meninggal karena
sakit di daerah mulutnya saat masih berusia 1 tahun, namun keluarga tidak
mengetahui penyakit anaknya tersebut secara pasti. Sedangkan untuk anak
yang ke-4 meninggal karena muntah-muntah yang tidak kunjung sembuh.
Sementara untuk anak yang lain bapak T dan ibu R tidak mengetahui
penyakit masing-masing. Hanya anak ke-5 yang pernah sakit yaitu sakit
kuning dan sekarang telah sembuh.
Cucu Bapak T dan Ibu R juga ada yang memiliki penyakit sama seperti
Bapak T yaitu anak dari Ibu A, anak R dan anak dari Ibu T. Anak R
menderita flek paru saat berusia 3 tahun dan menjalani pengobatan selama
6 bulan. Sedangkan untuk anak dari Ibu T juga pernah menjalani
pengobatan elama 6 bulan saat berusia 1,5 tahun.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bapak T adalah elderly family dengan tahap perkembangan
keluarga dengan lansia. Keluarga ini terdiri dari Bapak T dan Ibu R. Anak-
anak Bapak T dan Ibu R tidak tinggal bersama mereka, hanya rumah
masing-masing anak berdekatan dengan rumah mereka. Saat siang hari,
rumah Bapak T sering dijadikan cucu-cucunya tempat berkumpul sehingga
suasana rumah terasa ramai.
5. Suku
Keluarga Bapak T baik Bapak T sendiri dan Ibu R merupakan penduduk
asli Depok yang dari dulu menetap di Cisalak Pasar sehingga suku asli
keluarga Bapak T adalah Suku Betawi. Bahasa yang digunakan sehari-hari
oleh keluarga adalah bahasa Indonesia dan terkadang bahasa betawi.
Meskipun menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara sehari-hari
namun, aksen Betawi terlihat dan terdengar khas. Cara berpakaian
keluarga tidak menunjukkan adanya pakaian khas suku tersebut, pakaian
yang digunakan sehari-hari adalah pakaian modern. Bapak T dalam
kesehariannya sering hanya memakai celana pendek di rumah sedangkan
Ibu R menggunakan daster. Arsitek rumah juga tidak tampak ada yang
bercirikan arsitek Betawi. Selain itu perabot rumah tangga juga sama
halnya, tidak tampak ada ciri khas yang menunjukkan suku mereka.
Masakan yang dimasak sehari-hari juga tidak ada menunjukkan masakan
khas Betawi. Ibu R memasak sesuai dengan uang yang di punya saat itu.
Dalam hal pengobatan keluarga Bapak T melakukan pengobatan secara
tradisional dan juga pengobatan modern. Untuk penyakit Bapak T, Bapak
lebih memilih pengobatan modern. Begitupun dengan Ibu R, Ibu R rajin
memeriksakan dirinya di posbindu yang diadakan tiap bulan. Untuk
pengobatan tradisional biasanya keluarga mengolah tumbuh-tumbuhan
yang dianggap dapat menyehatkan seperti daun-daunan dan bunga-
bungaan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
6. Agama
Keluarga Bapak T beragama Islam. Dalam menjalankan kegiatan
keagamaan yang ada di wilayah Cisalak Pasar Bapak T jarang mengikuti.
Untuk sholat jumat hampir Bapak T sudah tidak pernah datang lagi ke
masjid dikarenakan dirinya merasa malu dan takut mengganggu jika batuk
terus menerus. Untuk menjalankan sholat, biasanya keluarga Bapak T
melakukannya di rumah. Sementara Ibu R masih sering mengikuti
pengajian, hampir tiap pengajian Ibu R tidak lupa untuk datang.
7. Status Sosial Ekonomi
Bapak T merupakan kepala keluarga yang menghidupi dirinya dan Ibu R.
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Bapak T bersama Ibu
R bekerja sebagai tukang rawat kuburan. Mereka mendapatkan uang hanya
satu tahun sekali dari jerih payah merawat kuburan yaitu saat musim
ziarah orang cina, mereka menyebutnya dengan istilah “cheng beng”, dari
kegiatan tersebut dalam satu tahun keluarga Bapak T mendapatkan uang 3-
4 juta. Selain itu Bapak T juga menanam pohon serai yang dipanennya
setiap 3 bulan sekali dan mendapatkan uang dari 100.000-200.000. Pohon
pisang juga ditanam oleh Bapak T namun pohon pisang ini tidak menentu
berbuahnya sehingga dari menanam pohon pisang tidak dapat diandalkan.
Untuk keperluan sehari-hari keluarga Bapak T mengeluarkan 7.000-
10.000 untuk memenuhi kebutuhan makannya. Jika tidak cukup kadang
keluarga dibantu oleh anaknya ataupun cucunya yang sudah bekerja.
Karena masalah ini juga yang membuat keluarga enggan untuk berobat ke
puskesmas, mekipun gratis, keluarga harus mengelurkan biaya transportasi
untuk pergi ke puskesmas.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bapak T mengatakan dirinya tidak pernah mengadakan rekreasi
untuk berlibur ke suatu tempat. Berkebun dan jalan-jalan pagi bisa
menjadi salah satu hiburan yang tidak mengeluarkan biaya dan dapat
dilakukannya dengan mudah. Begitupun dengan Ibu R, Ibu R jarang pergi
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
keluar rumah kecuali jika ingin pergi mengaji. Ibu R merasa dengan
keberadaan cucunya kadang-kadang membuat hiburan tersendiri baginya.
Selain itu Ibu R juga sering melihat TV dan itupun baginya sudah menjadi
salah satu hiburan untuknya.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN
9. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak T adalah keluarga dengan lansia.
Ibu R dan Bapak T menyatakan rasa puas terhadap hidupnya yang
seadanya. Ibu R selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
dengan usaha sendiri, yaitu bekerja sebagai tukang bersih kuburan dan
berkebun. Jika hari itu dirinya dan Bapak T tidak memiliki uang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Ibu R baru meminta bantuan kepada
anak-anaknya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Selama ini jika salah
satu ada yang sakit yang paling banyak berperan adalah anaknya yaitu Ibu
A. Meskipun demikian, Ibu R juga kadang-kadang selalu mengingatkan
Bapak T untuk berobat. Sementara Ibu R sendiri sudah memiliki
kesadaran untuk menjaga kesehatannya, Ibu R mengatakan dirinya selalu
rajin untuk memeriksaan dirinya ke posbindu setiap bulannya. Sementara
dalam hal hubungan dengan anak-anak dan cucu tampak cucu terlihat
dekat dengan Bapak T dan Ibu R. Karena kedekatan rumah masing-maing
anaknya sehingga dengan leluasa cucu-cucunya dapat bermain ke rumah
Bapak T.
10. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Berdasarkan hasil observai dan wawancara selama pengkajian keluarga,
hal yang belum terpenuhi adalah mampu menghadapi kehilangan dan
kematian pasangan dengan sikap yang positif. Ibu R mengatakan dirinya
ingin melihat Bapak T sembuh dari penyakitnya. Ibu R mengatakan tidak
tega melihat Bapak T jika malam hari kepanasan tidak bisa tidur dan
batuk-batuk. Ibu R sering menyarankan Bapak T untuk berobat ke
posbindu namun Bapak T menolak dengan alasan malu. Hal ini yang
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
menunjukkan salah satu tugas perkembangan keluarga belum mampu
dipenuhi.
11. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga Bapak T terbentuk karena proses perjodohan yang dilakukan
kedua orang tua mereka terdahulu. Saat itu Bapak T wudah berumur 20
tahunan dan Ibu R masih berumur 15 tahun. Meskipun mereka tidak saling
mengenal namun mereka memutuskan bersedia untuk dinikahkan.
Menurut Ibu R saat itu dirinya belum mengalami menstruasi sehingga
dirinya tidak pernah berhubungan selama 1 tahun lamanya. Saat berusia 16
tahun barulah Ibu R menstruasi dan 1 tahun berikutnya dikaruania anak
pertama, namun anaknya meninggal karena sakit. Saat itu Bapak dan Ibu
R belum tinggal di rumah yang ditempatinya sekarang. Selama
perkawinannya Ibu R dan Bapak T dikarunia 10 orang anak namun ke-4
anak pertamanya meninggal dunia, sehingga tersisa 6 orang yang masih
hidup. Keenam anaknya yaitu Ibu K, Ibu T, ibu O, Ibu A, Ibu T dan Ibu T.
Ibu R dan Bapak T tidak mengingat kapan dirinya dan keluarganya pindah
ke rumah yang ia tempati sekarang. Karena tanah yang dimiliki oleh
Bapak T lumayan luas, sehingga Bapak T membagi kepada anaknya dan
menjadikan rumah mereka berdekatan satu sama lain.
12. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga Bapak T berasal dari daerah yang disebutnya daerah Suka Tani
sementara Ibu T merupakan asli penduduk Pedurenan Depok. Keluarganya
dulu merupakan sama-sama pedagang, sehingga kedua keluarganya saling
mengenal. Karena itulah akhirnya keluarga mereka menjodohkan Bapak T
dan Ibu R. Penyakit yang di derita oleh keluarga Bapak T adalah penyakit
yang sama yang di derita oleh Bapak T yaitu flek paru yang membuat
ayahnya Bapak T meninggal. Sementara keluarga Ibu R tidak diketahui
memiliki riwayat penyakit apa, hanya saja ibu dari Ibu R meninggal
karena berak-berak tidak berhenti.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
III. Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bapak T merupakan bangunan permanen dengan
kepemilikan sendiri yang berukuran 6x9 m. Rumah tersebut beratapkan
genteng dan beralaskan lantai keramik. Rumah terebut kira-kira sudah
dihuni oleh keluarga Bapak T selama 20-30 tahun, namun keluarga tidak
mengingatnya secara pasti. Rumah Bapak T terdiri dari beberapa ruangan.
Dari depan tampak teras sebelum pintu masuk. Ruangan pertama dari
pintu masuk adalah ruang tamu di sebelah kiri dan kamar tidur disebalah
kanan. Ruang tamu tersebut tanpa penyekat dan langsung
menghubungakan dengan ruang keluarga. Di sebelah ruang keluarga
terdapat kamar yang menjadi tempat tidur Ibu R. Dibelakang ruang
keluarga ada tembok penyekat yang menghubungkan dengan ruangan
yang dipakai Bapak T untuk beristirahat siang. Dibelakang ada dapur dan
kamar mandi. Dapur dan kamar mandi ini digunakan juga oleh keluarga
Ibu A . tampak di samping rumah ada lahan yang kosong yang digunakan
oleh keluarga untuk berternak ayam dan juga digunakan untuk menjemur
pakaian.
Denah Rumah
III. Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bapak T merupakan bangunan permanen dengan
kepemilikan sendiri yang berukuran 6x9 m. Rumah tersebut beratapkan
genteng dan beralaskan lantai keramik. Rumah terebut kira-kira sudah
dihuni oleh keluarga Bapak T selama 20-30 tahun, namun keluarga tidak
mengingatnya secara pasti. Rumah Bapak T terdiri dari beberapa ruangan.
Dari depan tampak teras sebelum pintu masuk. Ruangan pertama dari
pintu masuk adalah ruang tamu di sebelah kiri dan kamar tidur disebalah
kanan. Ruang tamu tersebut tanpa penyekat dan langsung
menghubungakan dengan ruang keluarga. Di sebelah ruang keluarga
terdapat kamar yang menjadi tempat tidur Ibu R. Dibelakang ruang
keluarga ada tembok penyekat yang menghubungkan dengan ruangan
yang dipakai Bapak T untuk beristirahat siang. Dibelakang ada dapur dan
kamar mandi. Dapur dan kamar mandi ini digunakan juga oleh keluarga
Ibu A . tampak di samping rumah ada lahan yang kosong yang digunakan
oleh keluarga untuk berternak ayam dan juga digunakan untuk menjemur
pakaian.
Denah Rumah
III. Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bapak T merupakan bangunan permanen dengan
kepemilikan sendiri yang berukuran 6x9 m. Rumah tersebut beratapkan
genteng dan beralaskan lantai keramik. Rumah terebut kira-kira sudah
dihuni oleh keluarga Bapak T selama 20-30 tahun, namun keluarga tidak
mengingatnya secara pasti. Rumah Bapak T terdiri dari beberapa ruangan.
Dari depan tampak teras sebelum pintu masuk. Ruangan pertama dari
pintu masuk adalah ruang tamu di sebelah kiri dan kamar tidur disebalah
kanan. Ruang tamu tersebut tanpa penyekat dan langsung
menghubungakan dengan ruang keluarga. Di sebelah ruang keluarga
terdapat kamar yang menjadi tempat tidur Ibu R. Dibelakang ruang
keluarga ada tembok penyekat yang menghubungkan dengan ruangan
yang dipakai Bapak T untuk beristirahat siang. Dibelakang ada dapur dan
kamar mandi. Dapur dan kamar mandi ini digunakan juga oleh keluarga
Ibu A . tampak di samping rumah ada lahan yang kosong yang digunakan
oleh keluarga untuk berternak ayam dan juga digunakan untuk menjemur
pakaian.
Denah Rumah
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keterangan: │ │ Pintu
││ Jendela
14. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Sebagaian besar tetanggan disekitar rumah Bapak T adalah anak-anak dari
Bapak T sendiri yang tinggal di samping rumah dan di belakang rumah.
Sedangkan yang berada di depan rumah adalah tetangga yang tidak
memiliki hubungan kekeluargaan. Ibu R jarang terlihat berkumpul dengan
tetangga. Menurut Ibu R dirinya tidak menyukai berkumpul-kumpul
seperti itu, karena bingung apa yang mau diomongkan. Ibu R memilih
banyak berada di rumah berkumpul dengan anak-anak atau cucu-cucu di
belakang rumah di teras yang menghubungkan dengan dapur. Namun
meskipun demikian keluarga Bapak T tetap menjaga hubungan baik
dengan para tetangganya, jika Bapak T ataupun tetangganya ada kesulitan,
mereka saling membantu satu sama lain. Ibu R menambahkan jika ada
makanan, tidak jarang tetangga memberi kepada mereka. Namun untuk
membantu dalam pengobatan tetangga tidak pernah membantunya. Para
kader yang berada di RT tersebut juga diakuainya membantu dalam
menguruskan kartu jamkesmas keluarga Bapak T sehingga sedikit banyak
menurut Ibu A sangat membantu keluarga jika memerlukan biaya untuk
berobat.
15. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Bapak T menempati rumah yang ditinggalinya sekitar 20-30
tahun yang lalu. Selama kurun waktu tersebut anggota keluarga tinggal
dalam komunitas dan lingkungan sekitar rumah yang sama selama
kehidupan mereka. Sehari-hari yang banyak melakukan mobilisasi adalah
Ibu R, Ibu R selain membantu Bapak T untuk membersihkan kuburan, Ibu
R juga pergi ke warung dan mengikuti pengajian. Mekipun demikian
Bapak T juga tidak jarang jalan-jalan pagi untuk menghilangkan sesak
nafas yang dirasakannya. Untuk keperluan pergi ke pelayanan kesehatan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
keluarga biasanya pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Hal ini
dikarenakan keluarga tidak mempunyai kendaraan.
16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menurut Ibu A yaitu anak ke 8 dari Bapak T dan Ibu H sering sekali
berkumpul dengan keluarga teruatama saat makan siang dan juga saat
cucu-cucu sudah pulang sekolah. Biasanya mereka berkumpul dengan
keluarga di teras belakang dekat dengan dapur. Adapun hal-hal yang
sering dibicarakan saat berkumpul dengan keluarga adalah tentang hal-hal
sehari-hari. Ibu T yang tinggal di daerah Babakan juga sering berkunjung
ke keluarga Bapak T saat akhir pekan. Sementara untuk berkumpul dengan
tetangga, Ibu R jarang berkumpul dengan para tetangga. Hal ini
dikarenakan Ibu R tidak menyukai berkumpul dengan para tetangga
karena Ibu R merasa bingung jika berkumpul dengan keluarga akan
berbicara tentang apa. Selain itu, Ibu R juga tidak sempat untuk
mengadakan perkumpulan dengan para tetangga karena saat pagi biasanya
Ibu R membantu Bapak T untuk pergi membersihkan kuburan. Sementara
itu, hal serupa juga dikatakan oleh Bapak T, Bapak T jarang mengikuti
perkumpulan dengna para tetangga karena Bapak T merasa malu dan takut
mengganggu karena batuknya yang terus menerus. Bahkan karena
batuknya Bapak T tidak pernah pergi ke mesjid untuk sholat jumat
berjamaah.
17. Struktur Pendukung Keluarga
Ibu A memiliki peranan penting dalam keluarga Bapak T dan Ibu A. Ibu A
adalah anak yang paling memperhatikan kesehatan Bapak T dan Ibu A.
Saat Bapak T harus memeriksaka diri ke RS Pasar Rebo Jakarta, Ibu A
yang mengantar Bapak T dan mengurus segalanya termasuk mengurusi
jaminan kesehatan. Ibu A juga menjadi PMO (Pengawas Minum Obat)
saat Bapak T mendapatkan terapi OAT yang harus diminumnya secara
teratur. Ibu A yang menyiapkan obat dan juga mengingatkan untuk minum
obat. Menurut Ibu R dibandingkan dengan anak yang lain, yang paling
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
berperan dan membantu keluarga adalah Ibu A. Menurut Ibu R keluarga
jarang bahkan tidak pernah memberikan bantuan kepada dirinya dan
Bapak T dalam membiayai pengobatan untuk Bapak T. Ibu R
mengandalkan uang yang dia punya dari hasil kebun dan upah yang dia
dapat dari membersihkan kuburan. Namun meskipun demikian, kadang-
kadang saat dirinya dan Bapak T tidak dapat membeli bahan makanan,
mereka menumpang makan dengan anak-anaknya yang tinggal di
dekatnya.
IV. Struktur Keluarga
18. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam melakukan komunikasi, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan juga bahasa Betawi. Saat keluarga sedang mengalami
masalah yang banyak berbicara adalah Ibu R, sedangkan Bapak T lebih
diam dan berusaha mencari jalan keluarnya. Namun karena anak-anak
bapak T tinggal berdekatan dengan dirinya, banyak sekali keputusan yang
melibatkan para anak-anaknya terutama keluarga Ibu A. Ketika Bapak T
merasakan sakit, Bapak T jarang mengeluhkan kepada keluarganya, Bapak
T menganggap kondisinya baik-baik saja karena Bapak T tidak ingin
dirinya menjadikan beban kepada yang lain.
19. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam hal kekuasaan, tidak terlihat mana yang lebih dominan antara
Bapak T atau Ibu R. Dalam hal mengambil keputusan, Bapak T dan Ibu R
cenderung lebih menyerahkan kepada anaknya terutama Ibu A. Dalam hal
pengambilan keputusan untuk merawat keluarga, sebenarnya Keluarga
menginginkan Bapak T untuk sembuh, namun dikarenakan banyak sekali
faktor seperti pengetahuan kelaurga yang kurang dan berhubungan dengan
faktor ekonomi membuat keluarga tidak bisa memutuskan dengan mudah.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
20. Struktur Peran
Dalam hal pembagian peran, Bapak T menjadi tuluang punggung
keluarga. Meskipun dengan usia yang sudah renta, keluarga Bapak T
berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan hasil usaha dan jerih
payahnya sendiri dan tidak bergantung kepada anak-anaknya. keluarga
Bapak T menyadari bahwa anak-anaknya juga memiliki kebutuhan
masing-masing terutama untuk kebutuhan para cucu-cunya yang masih
kecil-kecil. Dengan kondisi Bapak T, Ibu R juga tidak lepas tangan dalam
membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu R juga membantu Bapak
T untuk membersihkan kuburan dan juga membantu untuk berkebun.
Selain itu, Ibu R juga menjalankan peran sebagai istri. Ibu R menyiapkan
makanan dan juga Ibu R yang membersihkan rumahnya.
21. Nilai dan Norma Budaya
Pada saat berkunjung ke keluargsa, tidak tampak adanya nilai-nilai khusus
yang dipegang keluarga yang menunjukkan kekhasan dari suku keluarga.
Meskipun keluarga memiliki kesadaran untuk mengunjungi fasilatas
pelayanan kesahatan namun, keluarga juga masih memiliki keyakinan
pengobatan tradisional. Keluarga sering meminum ramuan atau dedauanan
tertentu untuk mengatasi sakit yang dialami anggota keluarganya. Hal ini
juga diterapkan Ibu A kepada anak-anaknya. Nilai-nilai kesopanan dalam
keluarga juga dapat terlihat jelas terlihat saat mahasiswa berkunjung,
kelaurga selalu mengingatkan para cucunya untuk menghormati tamu dan
memberikan salam kepada tamu yang datang.
V. Fungi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Keluarga bapak T saling menyayangi satu sama lain. Dengan kondisi
Bapak T yang sakit sebenarnya Ibu R dan keluarga tidak tega sehingga
keluarga menginginkan Bapak T sembuh dan tidak batuk-batuk terus.
Namun karena Bapak T dan Ibu R tidak bisa baca tulis sehingga keluarga
membutuhkan orang lain dalam hal ini yaitu Ibu A yang banyak
membantu kelaurga. Menurut Ibu A, bagaimanapun Bapak T dan Ibu R
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
adalah orang tua yang telah melahirkan dirinya, menjadikan dirinya harus
menjaga dan merawat mereka di usia mereka yang sudah tua. Dalam hal
kasih sayang dengan anak-anak dan cucu-cucunya, Bapak T dan Ibu R
tidak pernah membeda-bedakan satu sama lain.
23. Fungsi Soialisasi
Pengaruh terbesar dalam hal sosilaisasi dalam kelaurga adalah Ibu R. Ibu
R paling berperan, Ibu R paling cerewet terhadap keeshatan Bapak R, Ibu
R selalu mengingatkan Bapak T untuk berobat atau datang ke posbindu.
Namun bapak T tidak mau mengikuti kegiatan posbindu semenjak Bapak
T mengeluhkan batuk-batuknya. Dalam hal sosialisasi dengan masyarakat
keluarga Bapak T jarang terlihat bersosialisai dengan masyarakat
dikarenakan mereka lebih suke berada di rumah atau berada di kuburan
dan kebun dibandingkan membuang waktunya hanya untuk berkumpul
dengan para tetangganya yang tidak jelas mau membicarakan apa. Ibu R
juga banyak melakukan soialisasi dengan masyarakat saat dirinya
mengikuti pengajian yang diikutinya rutin.
24. Fungsi Perawatan Keluarga
Dalam hal masalah kesehatan, keluarga Bapak T tidak begitu paham
dengan kondisi penyakit paru yang dialami oleh Bapak T. Keluarga
memahami bahwasanya kondisi Bapak T udah pernah dialami oleh Bapak
T saat dulu. Keluarga Bapak T juga tidak mengerti sebenarnya apa yang
menyebabkan Bapak T mengalami hal seperti itu. Bapak T mengatakan
batuk-batuk yang dirasakannya sekarang sudah berlangsung lama. Dahulu
pada tahun 2010 juga pernah mengalami hal yang sama dan sudah
mendapat pengobatan selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Keluarga
tidak dapat mengingat nama pengobatan yang pernah diberikan kepada
Bapak T, keluarga hanya mengetahui bahwasanya obat yang diberikan
adalah untuk mengatasi sakit pada paru dan harus diminum teratur tanpa
berhenti elama 6 bulan. Saat itu yang menjadi PMO (Pengawas Minum
Obat) adalah Ibu A. Ibu A mengatakan dulu dirinya yang selalu
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
menyiapkan dan mengingatkan Bapak T untuk minum obat secara teratur,
dirinya juga yang menemani dan mengantarkan Bapak T untuk menuju
dan mengunjungi failitas pelayanan kesehatan. Dulu Bapak T diperiksa di
RS Pasar Rebo dan pengobatannya di Puskesmas Cimanggis. Dari hasil
pemeriksaan penunjang tahun 2010 berupa pemeriksaan dahak dan juga
pemeriksaan rongen didapatkan hasil BTA positi I,II,III dan juga kesan
dari pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya TB aktif dengan tampak
inflitrat di daerah basal paru dextra dan sinistra. Bapak T juga pernah
mengalami sakit yang serupa pada tahun 2001 dan 2004. Saat tahun
terebut pengobatan yang dilakukan tidak sampai tuntas. Karena pada 3
bulan pengobatan bapak T menyatakan dirinya sudah merasakan enakan
dan lebih baik sehingga Bapak T memutuskan untuk berhenti dari
pengobatan. Karena keterbatasan pengetahuan kelaurga, keluarga pun
tidak melarang Bapak T utuk berhenti pengobatan. Barulah saat
penyakitnya mengalami kekambuhan di tahun 2010, keluarga lebih peduli
dan mengingatkan dengan baik agar Bapak T tidak mengulanginya
kembali. Keluarga dalam hal in yaitu Ibu A menyadari mungkin
kambuhnya penyakitnya Bapak T dikarenakan ketidakteraturan minum
obat. Namun, keluarga juga menyatakan bingung kenapa saat ini Bapak T
kembali merasakan sakit yang pernah dialaminya dahulu padahal pada
tahun 2010 sudah dinyatakan sembuh.
Kelaurga tidak mengetahui penularan penyakit paru yang dialami olah
Bapak T. Keluarga mengatakan 2 cucu dari Bapak T yang tinggal tidak
jauh dari rumah Bapak T pernah dinyatakan akit flek paru dan udah
mendapat pengobatan, 2 cucunya yaitu anak R yaitu anak dari Ibu A yang
mengalami sakit pada saat usianya menginjak 3 tahun dan mendapat terapi
pengobatan alama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk anak
dari Ibu T meskipun tidak tinggal di rumah atau disekitar rumah Bapak T,
namun cucu tersebut dari bayi sudah sering bermain atau mengunjungi
rumah Bapak T di akhir pekan. Keluarga menduga apakah mungkin
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
penyakit yang dialami kedua cucunya berasal dari Bapak T. Namun karena
keterbatasan pengetahuan kelaurga hanya menduga-duga saja.
Saat dirumah bapak T tidak pernah menggunakan masker, meskipun Ibu A
sudah menyuruh untuk menggunakan masker. Saat batuk, Bapak T hanya
menggunakan tangannya untuk menutupi mulut, bahakan menurut Ibu R
tidak jarang Bapak T tidak menutup mulutnya saat batuk. Batuk yang
dirasakan bapak T dikeluhkan terutama saat pagi hari saat bangun tidur,
Bapak T mengatakan saat bangun tidur dirinya banyak mengeluarkan
dahak. Dahak dibuangnya di kamar mandi di WC dan hanya disiram
dengan menggunakan air. Saat siang hari dirinya tidak pernah batuk,
namun saat dilakukan kunjungan batuk masih dialami saat siang hari,
bahakan saat batuk Bapak T tampak terlihat kesakitan dan mukanya
terlihat merah. Batuk yang terdengar adalah batuk produktif namun bapak
T mengatakan batuknya tidak dapat mengeluarakan dahak. Selama ini
Bapak T tidak meminum obat apapun untuk mengatasi batuknya.
Bapak T juga mengeluhkan dirinya sering sesak nafas. Saat sesak nafas
Bapak T biasanya hanya duduk berdiam atau jalan-jalan untuk mnegurangi
sesaknya. Bapak T mengatakan dengan jalan-jalan keliling kampung
Bapak T merasakan sesak yang dirasakan lebih enakan. Selama ini Bapak
T mengatakan sesak yang diraaskan tidak mengganggu kegiatannya karena
dia masih dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Bapak T mengatakan saat malam hari dirinya tidak bisa tidur dengan
nyenyak karena saat malam Bapak T mengatakan dirinya banyak
berkeringat dan juga merasakan panas di dalam tubuhnya. Ibu R
menambahkan saat malam Bapak T amapi tidak menggunakan baju saat
tidur karena banyaknya keringat yang keluar dari tubuhnya. Keluarga tidak
dapat mengerti apa yang membuat bapak T menjadi seperti itu.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Saat dilakukan pengkajian terkait adanya penurunan nafsu makan, Bapak
T dan keluarga mengatakan tidak ada penurunan nafsu makan. Bapak T
mengatakan nafsu makan yang dirasakan tidak ada perubahan dan dirinya
makan dalam sehari sebanyak 3 kali. Ibu R mengatakan untuk makan
sehari-hari ibu R jarang memasak daging, ayam atau ikan, hal ini
dikarenakan dirinya dan Bapak T tidak menyukainya. Keluarga lebih
sering memasak tahu dan tempe. Untuk sayur mayur kelaurga bisanya
memasak sayur namun tidak setiap hari. Hal ini dilakukan Ibu R untuk
menyesuaikan uang yang dimiliki kelaurga. Dalam sehari biasanya
keluarga mengeluarkan unag tidak sampai 10.000 untuk mencukupi
kebutuhan makan dirinya dan bapak T. Saat berkunjung kepada keluarga,
tampak makanan yang dimakan saat siang hari hanya berupa telur yang
didadar dan juga hanya nasi putih tidak ada sayur. Untuk mengkonsumsi
buah-buahan, buah yang dimakan biasanya adalah pisang. Pisang
biasayanya diperoleh dari hasil kebun yang diolahnya. Mekipun demikian
keluarga masih beryukur karena Bapak T dan ibu R masih dapat makan
dan berkumpul bersama.
Keluarga tidak mengetahui apa yang menyababkan penyakit yang terjadi
dengan Bapak T. Keluarga hanya dapat mengenali tanda dan gejala yang
sama seperti yang terjadi sebelumnya pada Bapak T yaitu berupa batuk-
batuk yang tidak kunjung sembuh. Namun tanda dan gejala lain terkait
penykit paru yang lain keluarga tidak dapat mengenalinya.
Dalam mengenal akibat dan cara mencegah serta merawat anggota
keluarga dengan penyakit paru, keluarga belum dapat memahami dan
menerapkan konsep tersebut. Keluarga menagatakan dirinya tidak pernah
mendapat informasi dan juga mendapat penyuluhan khusus dari
puskesmas terkait masalah penyakit paru. Keluarga baru memahami
konsep terkait masalah penyakit paru yaitu saat mahasiswa
menjelaskannya kepada keluarga.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Untuk Ibu R sendiri, dirinya sering mengeluhkan pinggang dan lututnya
diraas sakit. Sakit dirasa terutama saat ibu R merasa capek atau saat Ibu R
telah berjalan jauh. Selama ini Ibu R tidak mengetahui sebenarnya pa yang
terjadi dengan dirinya. Selam ini juga tidak ada pantangan bsaik makanan
atau kegiatan yang tidak dilakukkannya.
Untuk menjaga lingkungan rumahnya tetap bersih keluarga rajin
membersihkan rumahnya. Untuk kebiasaan setiap pagi membuka jendela
jarang dilakukan oleh keluarga dikarenakan Bapak T emngatakan tidak
suka kalau jendela dibuka karena Bapak T merasa kepanasan, diamping
itu, jendela rumahnya sudah dikunci mati sehingga tidak dapat dibuka
dengan mudah. Untuk menjemur kasur dan karpet keluarg amengatakan
ering melakukannya namun jika malas tidak dilakukan keluarga,
biasannya keluarga melakukannya dua minggu sekali.
VI. Stress dan Koping
25. Stresor Jangka pendek
Yang menjadi stresor bagi keluarga adalah kondisi kesehatan Bapak T
yang tidak kunjung sembuh. Kadang-kadang ibu R meraas terganggu
dengan batuk Bapak T. Namun disisi lain Ibu R juga tidak tega melihat
kondisi Bapak T. Bapak T juga merasakan batuknya membuat dirinya jadi
merasa malu jika berkumpul dengan warga, bahkan Bapak T tidak
mengikuti kegiatan sholat jumat berjamaah di Masjid.
melihat kondisi anak-anaknya, Ibu R tidak enak hati untuk meminta
bantuan kepada anak-anaknya terutama untuk kebutuhan finanial. Hal ini
menjadi beban keluarga Bapak T.
26. Stresor Jangka Panjang
Masalah finansial merupakan masalah utama keluarga, dengan
bertambahnya kebutuhan untuk pengobatan Bapak T dan trasportasi
menuju ke pelayanan kesehatan. Hal ini akan menambah beban
pengeluaran keluarga, sementara penghasilan yang di dapatkan keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
tidak bertambah. Oleh karena itu, ibu R menginginkan Bapak T untuk
sembuh, sehingga penghailan keluarga setiap harinya dapat dipenuhi oleh
Bpak T sebagai kepala keluarga.
27. Kemampuan berespon terhadap masalah
Dalam merespon maalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga Bapak T
kurang dapat menyadari bahwa yang terjadi itu merupakan suatu masalah.
Seperti kondisi yang terjadi dengan Bapak T. Keluarga menyadari
bahwasanya kondii sakit yang dialami Bapak T memerlukan perawatan
lebih lanjut, namun keluarga tidak ada inisiatif untuk membawa ke
pelayanan keehatan.
28. Strategi Koping yang digunakan
Dalam menghadapi sakitnya, keluarga lebih memaknai sakitnya sebagai
kondisi sakit yang wajar. Namun dalam perilaku yang ditunjukkan Bapak
T cenderung untuk menghindari masalah, Bapak T merasa malu dan
cenderung untuk memutus sosialisasi dengan mayarakat karena merasa
malu dengan batuk-batuk yang dialaminya. Bapak T merasa khawatir
batuknya akan mengganggu kegiatan masyarakat yang berlangsung.
29. Strategi adaptasi Disfungsional
Selama pengkajian atau kunjungan belum terlihat adanya strategi adaptasi
disfungsional yang diterapkan kepada keluarga Bpak T. Keluarga masih
dalam batas yang wajar untuk menghadapi masalah yang dialaminya.
Keluarga Bapak T masih menggunakan adaptasi ayng baik.
30. Harapan keluarga
Keluarga Bapak T merasa senang dengan kehadiran mahasiswa. Menurut
Ibu A dengan kehadiran mahasiswa diharapkan dapat membantu untuk
menyeleaikan masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarganya terutama
pada Bapak T.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
No. PemeriksaanAggota Keluarga yang Diperiksa
Bapak T Ibu R
1. TTV:
TD (mmHg)
Nadi
(x/mnt)
RR (x/mnt)
Suhu (oC)
110/60 mmHg
68 x/mnt
28 x/mnt
36,8 oC
150/90 mmHg
82 x/mnt
21 x/mnt
36,4 oC
2. BB 41 kg 45 Kg
3. TB 150 cm 148 cm
4. IMT 18, 2 20,54
5. Kepala &
Leher
Pertumbuhan rambut
merata, hampir seluruh
warna rambut sudah
memutih, tidak rontok dan
juga tidak ada kutu, terlihat
bersih dan sedikit
berminyak.
Tidak ada pembesaran di
kepala, tidak lesi dan
kemerahan.
Bentuk kepala simetris
tidak ada massa.
Tidak ada pembesaran
massa pada area leher.
Tidak ada peningkatan
JVP.
Pertumbuhan rambut
merata, hampir seluruh
warna rambut sudah
memutih, tidak rontok dan
juga tidak ada kutu, terlihat
berketombe dan sedikit
berminyak.
Tidak ada pembesaran di
kepala, tidak lesi dan
kemerahan.
Bentuk kepala simetris
tidak ada massa.
Tampak ada bekas luka di
area kepala bagian frontalis.
Tidak ada pembesaran
massa pada area leher.
Tidak ada peningkatan JVP.
6. Mata Bentuk mata simetris,
tampak ada garis abu-abu
Bentuk mata simetris,
tampak ada garis abu-abu di
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
di mata.
Tampak bersih,
konjungtiva tidak tampak
anemis, sklera tidak ikterik
Dalam melihat, Bapak t
tidak dapat melihat benda-
benda yang dekat terutama
saat malam hari.
mata.
Tampak bersih, konjungtiva
tidak tampak anemis, sklera
tidak ikterik
Dalam melihat, Ibu tidak
tampak jelas, Ibu R
mengatakan sering remang-
remang dalam melihat
seuatu
7. Telinga Telinga simetris, tidak
tampak ada pengeluaran
serumen, tidak berdenging,
tidak ada pembesaran
kelenjar di bawah telinga
Telinga simetris, tidak
tampak ada pengeluaran
serumen, tidak berdenging,
tidak ada pembesaran
kelenjar di bawah telinga,
Ibu menyatakan tidak
terlalu dapat mendengar
suara yang pelan
8. Hidung Tampak ada lendir di
bagian hidung, simetris,
kanan/kiri normal dapat
menghirup udara
Tidak tampak ada lendir di
bagian hidung, simetris,
kanan/kiri normal dapat
menghirup udara
9. Mulut & Gigi Tampak gigi tidak lengkap,
geraham berlubang.
Tampak gigi tidak lengkap,
geraham berlubang.
10. Dada dan
Toraks
Observasi: dada tampak
simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak tampak
penggunaan otot bantu
pernafasan
Auskultasi: terdengar
suara ronchi di lapang paru
sinistra, suara jantung S1
Observasi: dada tampak
simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak tampak
penggunaan otot bantu
pernafasan
Auskultasi: terdengar suara
vesikuler, suara jantung S1
dan S2
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
dan S2
Palpasi: terdengar traktil
fremitus
Perkusi: tidak dilakukan
perkusi karena memiliki
riwayat penyakit TB
Palpasi: terdengar traktil
fremitus
Perkusi: sonor
11. Abdomen Tidak tampak adanya
pembesaran, tidak ada
asites, tidak teraba adanya
pemebesaran hati,
terdengar suara timpani
dengan bising usus normal
yaitu 8x/mnt
Tidak tampak adanya
pembesaran, tidak ada
asites, tidak teraba adanya
pemebesaran hati, terdengar
suara timpani dengan bising
usus normal yaitu 11x/mnt
12. Ekstremitas Tampak tidak ada kelainan
bentuk, jari kaki dan tangan
tidak lengkap, Bapak T
menyatakan sejak lahir
kondisi jari-jemari memang
seperti itu.
Tidak ada tampak adanya
peradangan di area sendi
lutut, tidak teraba panas
Tamapak tidak ada kelainan
bentuk, jari kaki dan tangan
lengkap. Tampak ada suara
pergerakan antara sendi di
daerah sendi lutut, tidak
teraba panas di area lutut
dan tidak tampak adanya
kemerahan
13. Kulit Tampak ada bekas luka
akibat garukan, kulit
tampak kering namun
elastisitas masih dalam
batas normal
Kulit lembab, tidak ada
pruritis
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 2 – Analisa Data
ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan
DS:
Bapak T mengatakan dirinya mengalami batuk-
batuk lebih dari sebulan
Bapak T mengatakan dirinya banyak
mengeluarkan dahak saat pagi hari, saat siang
hari jarang dan susah untuk mengeluarkan dahak
Saat pagi hari Bapak T mengatakan banyak
mengeluarkan dahak yang berawrna putih
kehijau-hijauan
Bapak T mengatakan dahak keluar terutama
setelah bapak T minum minuman yang hangat
seperti minum teh hangat
Selama ini keluarga Bapak T mengatakan tidak
meminum obat apapun untuk mengatasi
batuknya
Bapak T mengatakan dirinya merasa sesak
Bapak T mengatakan saat sesak biasanya hanya
duduk berdiam dan jalan-jalan
Bapak T juga mengatakan tidak jarang jalan-
jalan pagi untuk menghilangkan sesak nafas
yang dirasakannya
Bapak T mengatakan dengan jalan-jalan keliling
kampung Bapak T merasakan sesak yang
dirasakan lebih enakan
keluarga mengatakan bapak T sempat batuk
darah
Bapak T mengatakan saat malam hari dirinya
tidak bisa tidur dengan nyenyak karena saat
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
malam Bapak T mengatakan dirinya banyak
berkeringat dan juga merasakan panas di dalam
tubuhnya.
Ibu R menambahkan saat malam Bapak T
sampai tidak menggunakan baju saat tidur
karena banyaknya keringat yang keluar dari
tubuhnya
Keluarga Bapak T tidak begitu paham dengan
kondisi penyakit paru yang dialami oleh Bapak
T
Keluarga Bapak T juga tidak mengerti
sebenarnya apa yang menyebabkan Bapak T
mengalami penyakit paru
Kelaurga tidak mengetahui penularan penyakit
paru yang dialami olah Bapak T
Keluarga Bapak T mengenali tanda dan gejala
yang sama seperti yang terjadi sebelumnya pada
Bapak T yaitu berupa batuk-batuk yang tidak
kunjung sembuh, namun keluarga tidak dapat
mengenali tanda dan gejala lain terkait penyakit
paru
Bapak T dan keluarga mengatakan tidak ada
penurunan nafsu makan
Bapak T mengatakan nafsu makan yang
dirasakan tidak ada perubahan dan dirinya
makan dalam sehari sebanyak 3 kali
Keluarga selama ini sudah menyuruh bapak T
untuk menggunakan masker namun tidak
dilakukan oleh bapak T
Keluarga mengatakan tidak pernah membuka
jendela rumah dikarenakan jendelanya sudah
dimatikan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keluarga juga mengatakan jendela rumah yang
berada di ruang tengah tidak pernah dibuka
karena bapak T tidak menyukainya dikarenakan
panas
DO
Saat dilakukan kunjungan batuk masih dialami
saat siang hari
Tampak saat batuk Bapak T terlihat kesakitan
dan mukanya terlihat merah
Batuk yang terdengar adalah batuk produktif
Hasil Pemeriksaan fisik dada tampak simetris,
tidak ada retraksi dinding dada, tidak tampak
penggunaan otot bantu pernafasan
Hasil auskultasi terdengar terdengar suara ronchi
di lapang paru sinistra
Palpasi toraks: terdengar traktil fremitus
Hasil perkusi: tidak dilakukan perkusi karena
memiliki riwayat penyakit TB
Frekuensi nafas: 28 x/mnt
suhu tubuh: 36,8 oC
TD dan HR dalam batas normal 110/60 mmHg
dan 68 x/mnt
Terjadi penurunan berat badan antara maret-mei
sebanyak 2 Kg. BB sekarang yaitu 41 Kg
Keluarga tidak mampu menyebutkan penyebab,
penyebaran penyakit yang di derita bapak
Keluarga mampu menilai penyakit bapak spt
yang sudah pernah terjadi namun tidak dapat
mengidentifikasi dengan jelas tanda & gejalanya
Keluarga tidak dapat menyebutkan akibat jika
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
penyakit bapak T tidak diobati atau jika putus
obat
Tampak jendela tidak terbuka saat dilakukan
kunjungan sesuai janji atau saat kunjungan
mendadak
Tampak saat Bapak T batuk tidak ditutupi,
hanya memalingkan muka saja
DS:
Keluarga mengatakan Bapak T dulu pernah
mengalami hal yang sama seperti sekarang ini
yaitu batuk-batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Keluarga mengatakan Bapak T sakit seperti ini
sudah sejak lama, sejak Bapak T belum menikah
dan masih bekerja di Martapura.
Masih menurut keluarga, Bapak T sempat tiga
kali berobat untuk penyakit parunya yaitu pada
tahun 2001, 2004 & 2010
Pada tahun 2001 dan 2004 keluarga mengatakan
pengobatan yang dilakukan tidak sampai tuntas,
karena pada 3 bulan pengobatan bapak T
mengatakan dirinya sudah merasakan enakan
dan lebih baik sehingga Bapak T memutuskan
untuk berhenti dari pengobatan
Saat sakit keluarga enggan untuk berobat ke
puskesmas, mekipun gratis, keluarga harus
mengelurkan biaya transportasi untuk pergi ke
puskesmas mengatakan
Keluarga Bapak T tidak begitu paham dengan
kondisi penyakit paru yang dialami oleh Bapak
T
Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Keluarga mengatakan hanya memahami
bahwasanya kondisi Bapak T udah pernah
dialami oleh Bapak T saat dulu
Kelaurga tidak mengetahui penularan penyakit
paru yang dialami olah Bapak T
Bapak T mengatakan saat membuang dahak,
dahak hanya dibuangnya di kamar mandi di WC
dan hanya disiram dengan menggunakan air
Bapak T dan keluarga mengatakan tidak ada
penurunan nafsu makan
Bapak T mengatakan nafsu makan yang
dirasakan tidak ada perubahan dan dirinya
makan dalam sehari sebanyak 3 kali
Ibu R mengatakan jarang memasak sayur mayur,
ibu R sering memasak tahu dan tempe, untuk
daging, ikan dan ayam Ibu R tidak pernah
karena meraka tidak suka
DO:
Saat dirumah bapak T tampak tidak pernah
menggunakan masker
Tampak regimen pengobatan TB sebelumnya
yang dijalankan tidak dipatuhi
Tampak bapak T mengalami Tb yang berulang
Penyakit paru terjadi juga kepada kedua cucunya
yang sering bercengkrama dengan Bapak T
Dari pemenuhan makanan tampak makanan
yang dikonsumsi tidak memenuhi gizi seimbang
4 sehat 5 sempurna
Keluarga tidak mampu merawat dan memahami
apa yang dilakukan untuk Bapak T terkait
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
kondisi sakit yang dialami Bapak T
Saat berkomunikasi dengan Bapak T , terlihat
keluarga tidak menggunakan maker terutama
saat Bapak T sedang batuk-batuk
Bapak T mengalami penurunan BB, sebanyak 2
Kg dalam rentan maret-mei
IMT bapak T yaitu sebesar 18,2 yang
merupakan batas bawah IMT normal.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 3 – Skoring Masalah
SKORING MASALAH
Diagnosa : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Keluarga Bapak T
Kriteria Skor AngkaTertinggi Bobot Perhitungan Pembenaran
Sifat masalah:Aktual
3 3 1 3/3 X 1 = 1
Masalah sudah aktual karena data ubjektif dan objektifmendukung dan dari hasil pemerikasaan fiik terdengar bunyironchi di di lapang paru sinistra, dan RR yang tinggi diatasrentang normal yaitu 28x/mnt meskipun tidak ada penggunaanotot bantu pernapasan. Selain itu, keluarga juga tidakmemahami apa yang sedang terjadi dengan Bapak T sekarangini, keluarga hanya memahami yang terjadi pada Bapak Ttanda-tanda nya seperti yang terjadi dahulu
Kemungkinanmasalah untukdiubah: mudah
2 2 2 2/2 X 2 = 2Dari antusias, mkotivasi dan keaktifan keluarga untukmengetahui apa yang dialami Bapak T membuat kemungkinanmasalah dapat diubah dengan mudah
Potensi masalahuntuk dicegah:tinggi
3 3 1 3/3 X 1 = 1
Masalah sudah terjadi, keluarga selama tidak mengetahui apayang harus dilakukan, keluarga juga mengetahui beberapa carauntuk mengatasi masalah teresbut, namun keluarga kurangmotivasi untuk menjadikan itu sebagai kebiasaan
Menonjol-nyamasalah: segeraditangani
2 2 1 2/2 X 1 = 1Dengan peningkatan RR dan munculnya tanda dan gejala TBmasalah ini menonjol untuk egera diatasi, keluarga mengatakantidak tega jika melihat Bapak T terus menerus batuk-batuk
TOTAL SKOR 5
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
SKORING MASALAH
Diagnosa : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pada Keluarga Bapak T
Kriteria Skor AngkaTertinggi Bobot Perhitungan Pembenaran
Sifat masalah:Aktual
3 3 1 3/3 X 1 = 1
Masalah sudah aktual karena data ubjektif dan objektifmendukung terlebih lagi keluarga Bapak T udah beberapa kalimengalami penyakit yang sama, dan sekarang muncul tanda dangejala yang sama, namun keluarga tidak melakukan perawatanapapun untuk keluarga.
Kemungkinanmasalah untukdiubah: mudah
2 2 2 2/2 X 2 = 2Dari antusias, mkotivasi dan keaktifan keluarga untukmengetahui apa yang dialami Bapak T membuat kemungkinanmasalah dapat diubah dengan mudah
Potensi masalahuntuk dicegah:cukup
2 3 1 2/3 X 1 = 2/3Masalah memang sudah terjadi, namun untuk merubah perilakukemungkinan untuk dicegah cukup. Memerlukan waktu danpendidikan kesehatan yang lebih untuk mengatasinya.
Menonjol-nyamasalah: segeraditangani
2 2 1 2/2 X 1 = 1
Dengan tanda dan gejala yang menyerupai TB makapentalaksanaannya harus egera ditangai sebelum kontakserumah mengalami hal yang sama telebih jumlah cucu yangbanyak dan ering melakukan kontak dengan Bapak T
TOTAL SKOR 4 2/3
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 4 – Daftar Masalah dan Diagnosa Keperawatan
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA DAN DIAGNOSAPRIORITAS
Daftar Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesahatan
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak T
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 5 – NCP
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS
No DxKeperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
JangkaPanjang
Jangka Pendek Kriteria Standar
1 Ketidakefektifan berihanjalan napaspada keluargaBapak T
Setelahdilakukanpertemuansebanyak 4kalikunjungan,bersihan jalannapas padaBapak Tkembali efektifdan adekuat
Setelah dilakukanpertemuan sebanyak kali4x50 menit, keluarga:
1. Mampu mengenalmasalah TBC, dengan:
Menyebutkan artipengertian TBC
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkanpengertian TBCadalah salah satupenyakit menularyang disebabkan olehkuman yaitu kumanmycobacteriumtuberculosis yangpaling banyakmenyerang di daerahparu-paru
1.1.1.Dengan menggunakan lembar balikjelaskan pada keluarga tentang artiTBC, yaitu: salah satu penyakitmenular yang disebabkan oleh kumanyang paling banyak menyerang didaerah paru-paru
1.1.2.Evaluasi penjelasan yang telahdiberikan.
1.1.3.Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.1.4.Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.1.5.Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
1.1.6.Beri reinforcement positif atas jawabanyang tepat.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan penyebabTBC.
Menyebutkanpenyebaran penyakitTBC
Responverbal
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkanpenyebab TBC adalahkuman mycobacteriumtuberculosis
Keluarga mampumenyebutkanpenyebaran TBC yaitumelalui percikandahak/bersin yangterhirup oleh oranglain
1.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai penyebabtimbulnya masalah TBCpada Bapak T
1.2.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman keluarga yangbenar.
1.2.3 Berikan informasi kepada keluargatentang penyebab TBC denganmenggunakan lembar balik, yaitukuman mycobacterium tuberculosis
1.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.2.6 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
1.3.1 diskusikan bersama keluargabagaiamana penyebaran TBC
1.3.2 berikan informasi penyebaran TBCdengan menggunakan lembar balikyaitu lewat percikan dahak/bersin
1.3.3 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.3.4 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.3.5 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan tanda-tanda awal gejala TBC.
Mengidentifikasianggota keluarga yangmenderita TBC
Responverbal
Responafektif
Minimal 3 dari 6tanda-tanda TBC :- Batuk yang tidak
kunjung sembuhselama lebih dari 3minggu
- Demam/merianglebih dari sebulan
- Nafsu dan BBmenurun
- Mudah lelah- Nyeri dada dan
Sesak nafas- Batuk berdahak
disertai darah
Keluarga mampumengidentifikasi tandadan gejala TB padaBapak T
1.4.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai tandadan gejala TBC
1.4.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman keluargamengenai tanda yang benar
1.4.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai tanda gejala TBC denganmenggunakan media lembar balik
1.4.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.4.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.4.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
1.4.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
1.5.1 Tanyakan kepada keluarga, adakahanggota keluarga yang mempunyaitanda dan gejala TBC
1.5.2 Bantu keluarga jika kesulitanmengidentifikasi
1.5.3 Berikan reinforcement positif atas apayang telah dikemukan keluarga yangtepat dan benar
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
2. Mampu mengambilkeputusan dalammerawat anggotakeluarga denganmasalah kesehatanTBC, dengan:
Menyebutkan akibatTBC jika tidak diobati
Responverbal
.
Keluarga mampumenyebutkan minimal2 dari 3 akibat TBCjika tidak diobati:- kematian- tidak dapat
sembuh- menular pada
orang lain
2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaiakibat TBC jika tidak diobati
2.1.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman akibat yangbenar
2.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat TBC jika tidakdiobati dengan menggunakan medialembar balik
2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.1.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan akibatTBC jika putus obatantituberculosis
Menjelaskan caramencegah TBC
Responverbal.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan minimal2 dari 4 akbiat putusobat antituberculosis:- penyakit lebih
sukar sembuh- kuman tumbuh
dan berkembanglebih banyak
- butuh biaya lebihbesar
- waktu pengobatanmenjadi lebihlama
Keluarga mampumenyebutkan 2 dari 4cara mencegah TBC:- menutup hidung
dan mulut saatbatuk atau bersinatau menggunakanmasker
- tidak meludah atau
2.2.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaiakibat TBC jika putus pengobatanOAT
2.2.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman akibat putusOAT yang benar
2.2.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat putus obat TBCdengan menggunakan media lembarbalik
2.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.2.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
2.3.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaicara mencegah penyakit TBC
2.3.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman cara mencegahpenyakit TBC
2.3.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai cara mencegah penyakitTBC dengan menggunakan media
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Mengambil keputusanuntuk mengatasimasalah kesehatan TBCyang dialami anggotakeluarga
Responafektif
membuang dahakdisembarangtempat
- makan-makananyang bergizi
- imunisasi BCGpada bayi
Keluarga mengatakanakan mengatasipenyakit TBC padaBapak T
lembar balik2.3.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.3.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
2.4.1 Bantu keluarga untuk mengenal danmenyadari akan adanya masalahsesuai dengan materi yang telahdiberikan
2.4.2 Bantu keluarga untuk memutuskanmerawat anggota keluarga yang sakitTBC
2.4.3 Berikan reinforcement atas keputusanyang telah diambil
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
3. Mampu merawatanggota keluargadengan masalahkesehatan TBC,dengan:
Menjelaskan caramerawat anggotakeluarga denganpenyakit TBC
Responverbal
Keluarga mengatakan3 dari cara perawatananggota keluargadengan penyakit TBC- pengobatan TBC
tuntas minimal 6bulan
- melakukan batukefektif untukmengeluarkandahak
- inhalasi sederhana- senam pernafasan
.3.1.1 Dorong keluarga untuk menceritakan
apa yang dilakukan saat Bapak T sakitTBC dan bagaimana hasilnya
3.1.2 Diskusikan cara perawatan TBCdengan menggunakan lembar balik
3.1.3 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
3.1.4 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
3.1.5 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
3.1.6 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Mendemontrasikan carasederhana mengatasiTBC
Responpsikomotor danresponverbal
Keluarga dapatmendemonstrasikanminimal 3 carasederhana menanganiTBC yaitu:- melakukan latihan
batuk efektif untukmempermudahmengeluarkandahak
- melakukanpengobatan TBCtuntas
- melakukaninhalasi sederhana
- melakukan senampernafasan
3.2.1 Demonstrasikan cara merawat TBCyaitu dengan mengajarkan keluargauntuk melakukan latihan batuk efektifdengan cara menarik nafas 3 kalikemudian membatukkan dengan kerasnamun sebelumnya keluargamenyiapkan air hangat danmenyiapkan tempat yang sudah diberidisinfektan, menjelaskan jenispengobatan, fungsi obat masing-masing dan menjelaskan efek sampingserta cara pemberian obat kepadakeluarga yang menderita penyakitTBC; mengajarkan cara membuatinhalasi sederhana denganmenggunakan air hangat danekspektoran yang dituang ke dalambaskom dan menggunakan corongkemudian dihirup melalui mulut danhidung; melakukan latihan senampernafasan dengan berdiri ambil nafastarik dari bawah kemudian ke atas,lakukan gerakan membuang nafas kedepan, kesamping dan kebawah.
3.2.2 Minta keluarga menjelaskan kembali.3.2.3 Beri reinforcement positif atas jawaban
yang tepat dan juga cara keluargamendemonstrasikan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
4. Mampu memodifikasilingkungan yang sesuaiuntuk penderita TBC,dengan mampu:
Menyebutkan caramemodifikasilingkungan untukpenderita TBC
Responafektif
Keluarga dapatmenyebutkanmemodifikasilingkungan yangsesuai untuk penderitaTBC, yaitumodifikasi perilakudengan:- Membuka jendela
dan pintu agarsinar mataharidapat masuk
- Menjemur kasurtiap minggu
- Tidak berganti-ganti alat makan
4.1.1 Diskusikan cara memodifikasilingkungan untuk penderita TBC
4.1.2 Jelaskan kepada keluarga tentang caramemodifikasi lingkungan untukpenderita TBC dengan menggunakanlembar balik
4.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali cara memodifikasi lingkunganuntuk penderita TBC
4.1.4 Tanyakan kepada keluarga tentangmateri yang belum dimengerti.
4.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.
4.1.6 Berikan reinforcement terhadapkemampuan yang dicapai olehkeluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
5. Mampu memanfaatkanfasilitas kesehatan yangada dimasyarakat,dengan:
Menyebutkan manfaatfasilitas kesehatan
Menyebutkan jenisfasilitas kesehatan.
Responverbal
Responverbal
Manfaat fasilitaskesehatan bagipenderita TBC:- Mendapatkan
perawatan secaralangsung.
- Memperolehinformasi tentangcara perawatandirumah.
- Mendapatkanterapi pengobatan.
Fasilitas kesehatanyang dapatdikunjungi:- Puskesmas- Rumah sakit- Klinik dokter
5.1.1 Jelaskan manfaat fasilitas kesehatanterkait keluhan yang ada.
5.1.2 Evaluasi kembali hasil penjelasan yangdiberikan
5.1.3. Beri reinforcement positif bilajawaban sesuai dengan standar
5.2.1 Diskusikan bersama keluargamengenai fasilitas kesehatan yang adadisekitar tempat tinggal
5.2.2 Motivasi keluarga untuk mengulangfasilitas kesehatan yang dapatdikunjungi
5.2.3 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Memanfaatkan fasilitaskesehatan.
Responafektif
Keluargamengunjungipelayanan kesehatanuntuk pemeriksaandan pengobatanpenyakit TBC
5.3.1 Memotivasi keluarga untukmengunjungi pelayanan kesehatan
5.3.2 Beri reinforcement positif setelahkeluarga pergi ke pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
No DxKeperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
JangkaPanjang
Jangka Pendek Kriteria Standar
1 Ketidakefektifanpemeliharaankesehatan padakeluargaBapak T
Setelahdilakukanpertemuansebanyak 4kalikunjungan,keluargamampumengidentifikasi, mengelola,dan ataumencaribantuan untukmempertahankan kesehatan
Setelah dilakukanpertemuan sebanyak kali4x50 menit, keluarga:
1. Mampu mengenalmasalah TBC, dengan:
Menyebutkan artipengertian TBC
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkanpengertian TBCadalah salah satupenyakit menularyang disebabkan olehkuman yaitu kumanmycobacteriumtuberculosis yangpaling banyakmenyerang di daerahparu-paru
1.1.1.Dengan menggunakan lembar balikjelaskan pada keluarga tentang artiTBC, yaitu: salah satu penyakitmenular yang disebabkan oleh kumanyang paling banyak menyerang didaerah paru-paru
1.1.2.Evaluasi penjelasan yang telahdiberikan.
1.1.3.Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.1.4.Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.1.5.Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
1.1.6.Beri reinforcement positif atas jawabanyang tepat.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan penyebabTBC.
Menyebutkanpenyebaran penyakitTBC
Responverbal
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkanpenyebab TBC adalahkuman mycobacteriumtuberculosis
Keluarga mampumenyebutkanpenyebaran TBC yaitumelalui percikandahak/bersin yangterhirup oleh oranglain
1.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai penyebabtimbulnya masalah TBCpada Bapak T
1.2.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman keluarga yangbenar.
1.2.3 Berikan informasi kepada keluargatentang penyebab TBC denganmenggunakan lembar balik, yaitukuman mycobacterium tuberculosis
1.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.2.6 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
1.3.1 diskusikan bersama keluargabagaiamana penyebaran TBC
1.3.2 berikan informasi penyebaran TBCdengan menggunakan lembar balikyaitu lewat percikan dahak/bersin
1.3.3 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.3.4 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.3.5 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan tanda-tanda awal gejala TBC.
Mengidentifikasianggota keluarga yangmenderita TBC
Responverbal
Responafektif
Minimal 3 dari 6tanda-tanda TBC :- Batuk yang tidak
kunjung sembuhselama lebih dari 3minggu
- Demam/merianglebih dari sebulan
- Nafsu dan BBmenurun
- Mudah lelah- Nyeri dada dan
Sesak nafas- Batuk berdahak
disertai darah
Keluarga mampumengidentifikasi tandadan gejala TB padaBapak T
1.4.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai tandadan gejala TBC
1.4.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman keluargamengenai tanda yang benar
1.4.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai tanda gejala TBC denganmenggunakan media lembar balik
1.4.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
1.4.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
1.4.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
1.4.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
1.5.1 Tanyakan kepada keluarga, adakahanggota keluarga yang mempunyaitanda dan gejala TBC
1.5.2 Bantu keluarga jika kesulitanmengidentifikasi
1.5.3 Berikan reinforcement positif atas apayang telah dikemukan keluarga yangtepat dan benar
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
2. Mampu mengambilkeputusan dalammerawat anggotakeluarga denganmasalah kesehatanTBC, dengan:
Menyebutkan akibatTBC jika tidak diobati
Responverbal
.
Keluarga mampumenyebutkan minimal2 dari 3 akibat TBCjika tidak diobati:- kematian- tidak dapat
sembuh- menular pada
orang lain
2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaiakibat TBC jika tidak diobati
2.1.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman akibat yangbenar
2.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat TBC jika tidakdiobati dengan menggunakan medialembar balik
2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.1.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Menyebutkan akibatTBC jika putus obatantituberculosis
Menjelaskan caramencegah TBC
Responverbal.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan minimal2 dari 4 akbiat putusobat antituberculosis:- penyakit lebih
sukar sembuh- kuman tumbuh
dan berkembanglebih banyak
- butuh biaya lebihbesar
- waktu pengobatanmenjadi lebihlama
Keluarga mampumenyebutkan 2 dari 4cara mencegah TBC:- menutup hidung
dan mulut saatbatuk atau bersinatau menggunakanmasker
- tidak meludah atau
2.2.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaiakibat TBC jika putus pengobatanOAT
2.2.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman akibat putusOAT yang benar
2.2.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat putus obat TBCdengan menggunakan media lembarbalik
2.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.2.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
2.3.1 Diskusikan bersama keluarga apayang diketahui keluarga mengenaicara mencegah penyakit TBC
2.3.2 Berikan pujian kepada keluargatentang pemahaman cara mencegahpenyakit TBC
2.3.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai cara mencegah penyakitTBC dengan menggunakan media
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Mengambil keputusanuntuk mengatasimasalah kesehatan TBCyang dialami anggotakeluarga
Responafektif
membuang dahakdisembarangtempat
- makan-makananyang bergizi
- imunisasi BCGpada bayi
Keluarga mengatakanakan mengatasipenyakit TBC padaBapak T
lembar balik2.3.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
2.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
2.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
2.3.7 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
2.4.1 Bantu keluarga untuk mengenal danmenyadari akan adanya masalahsesuai dengan materi yang telahdiberikan
2.4.2 Bantu keluarga untuk memutuskanmerawat anggota keluarga yang sakitTBC
2.4.3 Berikan reinforcement atas keputusanyang telah diambil
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
3. Mampu merawatanggota keluargadengan masalahkesehatan TBC,dengan:
Menjelaskan caramerawat anggotakeluarga denganpenyakit TBC
Responverbal
Keluarga mengatakan3 dari cara perawatananggota keluargadengan penyakit TBC- pengobatan TBC
tuntas minimal 6bulan
- konsumsimakanan giziseimabang
- Istirahat cukup 6-8jam per hari
.3.1.1 Dorong keluarga untuk menceritakan
apa yang dilakukan saat Bapak T sakitTBC dan bagaimana hasilnya
3.1.2 Diskusikan cara perawatan TBCdengan menggunakan lembar balik
3.1.3 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan
3.1.4 Berikan penjelasan ulang terhadapmateri yang belum dimengerti
3.1.5 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan
3.1.6 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Mendemontrasikan carasederhana mengatasiTBC
Responpsikomotor danresponverbal
Keluarga dapatmendemonstrasikanminimal 3 carasederhana menanganiTBC yaitu:- melakukan latihan
batuk efektif untukmempermudahmengeluarkandahak
- melakukanpengobatan TBCtuntas
- melakukaninhalasi sederhana
- melakukan senampernafasan
3.2.1 Demonstrasikan cara merawat TBCyaitu dengan mengajarkan keluargauntuk melakukan latihan batuk efektifdengan cara menarik nafas 3 kalikemudian membatukkan dengan kerasnamun sebelumnya keluargamenyiapkan air hangat danmenyiapkan tempat yang sudah diberidisinfektan, menjelaskan jenispengobatan, fungsi obat masing-masing dan menjelaskan efek sampingserta cara pemberian obat kepadakeluarga yang menderita penyakitTBC; mengajarkan cara membuatinhalasi sederhana denganmenggunakan air hangat danekspektoran yang dituang ke dalambaskom dan menggunakan corongkemudian dihirup melalui mulut danhidung; melakukan latihan senampernafasan dengan berdiri ambil nafastarik dari bawah kemudian ke atas,lakukan gerakan membuang nafas kedepan, kesamping dan kebawah.
3.2.2 Minta keluarga menjelaskan kembali.3.2.3 Beri reinforcement positif atas jawaban
yang tepat dan juga cara keluargamendemonstrasikan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
4. Mampu memodifikasilingkungan yang sesuaiuntuk penderita TBC,dengan mampu:
Menyebutkan caramemodifikasilingkungan untukpenderita TBC
Responafektif
Keluarga dapatmenyebutkanmemodifikasilingkungan yangsesuai untuk penderitaTBC, yaitumodifikasi perilakudengan:- Membuka jendela
dan pintu agarsinar mataharidapat masuk
- Menjemur kasurtiap minggu
- Tidak berganti-ganti alat makan
4.1.1 Diskusikan cara memodifikasilingkungan untuk penderita TBC
4.1.2 Jelaskan kepada keluarga tentang caramemodifikasi lingkungan untukpenderita TBC dengan menggunakanlembar balik
4.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali cara memodifikasi lingkunganuntuk penderita TBC
4.1.4 Tanyakan kepada keluarga tentangmateri yang belum dimengerti.
4.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.
4.1.6 Berikan reinforcement terhadapkemampuan yang dicapai olehkeluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
5. Mampu memanfaatkanfasilitas kesehatan yangada dimasyarakat,dengan:
Menyebutkan manfaatfasilitas kesehatan
Menyebutkan jenisfasilitas kesehatan.
Responverbal
Responverbal
Manfaat fasilitaskesehatan bagipenderita TBC:- Mendapatkan
perawatan secaralangsung.
- Memperolehinformasi tentangcara perawatandirumah.
- Mendapatkanterapi pengobatan.
Fasilitas kesehatanyang dapatdikunjungi:- Puskesmas- Rumah sakit- Klinik dokter
5.1.1 Jelaskan manfaat fasilitas kesehatanterkait keluhan yang ada.
5.1.2 Evaluasi kembali hasil penjelasan yangdiberikan
5.1.3. Beri reinforcement positif bilajawaban sesuai dengan standar
5.2.1 Diskusikan bersama keluargamengenai fasilitas kesehatan yang adadisekitar tempat tinggal
5.2.2 Motivasi keluarga untuk mengulangfasilitas kesehatan yang dapatdikunjungi
5.2.3 Berikan reinforcement positif atasusaha keluarga
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Memanfaatkan fasilitaskesehatan.
Responafektif
Keluargamengunjungipelayanan kesehatanuntuk pemeriksaandan pengobatanpenyakit TBC
5.3.1 Memotivasi keluarga untukmengunjungi pelayanan kesehatan
5.3.2 Beri reinforcement positif setelahkeluarga pergi ke pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 6 – Catatan Perkembangan
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 5/ minggu ke 3Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Senin/ 20Mei 2013
Tindakan keperawatan dilakukan selama 1x50 menit,menggunakan lembar balik dengan tema mengenal TBlebih dekat dan demonstrasi perawatan sederhana berupainhlasi
TUK 1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang sudah
diketahui keluarga mengenai pengertian TB paru Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian
TB paru: salah satu penyakit menular yang disebabkanoleh kuman yaitu kuman yang paling banyakmenyerang di daerah paru-paru
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab TBparu: kuman mycobacterium tuberculosis
Mendiskusikan dengan keluarga penyebaran TB:melalui percikan dahak/bersin yang terhirup olehorang lain
Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda dangejala TB yang diketahui
Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda dangejala TB yaitu : batuk yang tidak kunjung sembuhselama lebih dari 2 minggu; demam/meriang lebih dari
S: Keluarga menyebutkan penyakit paru yang di derita
Bapak T itu menular yang disebabkan oleh kuman Keluarga Bapak T mengatakan tidak tahu
sebelumnya kalau TB dapat smenular melalui batukatau bersin, keluarga mengatakan baru pahammengapa dulu Bapak T disuru untuk menggunakanmasker
Keluarga mengatakan selama ini Bapak T merasakanBatuk-batuk terus menerus seperti yang dulu
keluarga menyebutkan tanda dan gejala yang adapada Bapak T yaitu batuk-batuk, batuk darah,berkeringat banyak dan sesak napas, dan jugameriang
keluarga mengatakan jika TB tidak dioabti dapatmenyebabkan kematian, menular kepada orang lain
keluarga mengatakan jika TB putus obat yaitumenjadi sukar sembuh dan pengobatan menjadi lama
keluarga menagatakan semua cucunya telahdilakukan imunisai lengkap
keluarga mengatakan selama ini jika membuangdahak tidak ada tempat khusus untuk membuangnya
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
sebulan; nafsu makan dan BB menurun; mudah lelah;nyeri dada; sesak nafas; batuk berdahak disertai darah
Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi tanda dangejala TB yang ada pada Bapak T
Memberikan positive reinforcement atas usaha yangdilakukan keluarga.
TUK 2 Mendiskusikan dengan keluarga apa yang diketahui
akibat jika TB tidak diobati. Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat dari TB
paru jika tidak diobati, yaitu: tidak dapat sembuh;menular pada orang lain; kematian
Mendiskusikan dengan keluarga apa yang diketahuiakibat jika putus obat TB
Menjelaskan kepada keluarga tentang akibat dari TBparu jika putus obat, yaitu: penyakit lebih sukarsembuh; kuman tumbuh dan berkembang lebihbanyak; butuh biaya lebih besar; waktu pengobatanmenjadi lebih lama
Mendiskusikan dengan keluarga apa yang sudahdilakukan keluarga untuk mencegah TB
Mendisusikan keluarga cara-cara untuk mencegah TB,yaitu: menutup hidung dan mulut saat batuk ataubersin atau menggunakan masker; tidak meludah ataumembuang dahak disembarang tempat; makan-makanan yang bergizi; imunisasi BCG pada bayi
Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan
keluarga mengatakan Bapak T udah diingatkan untukmenggunakan masker tapi tidak mau
keluarga mengatakan menginginkan Bapak T untuksembuh, Ibu R mengatakan tidak tega kalau melihatBapak T batuk terus menerus
keluarga mengatakan selama ini tidak melakukanapap-apa kepada Bapak T untuk mengatasi batuknya
kelaurga menyebutkan cara merawat yaitu denganinhlasi dan latihan batuk serta senam napas
Bapak T dan keluarga mengatakan tujuan dilakukaninhalasi yaitu mengurangi rasa sesak dan dapatmengeluarkan dahak Bapak T
Keluarga mengatakan untuk mengeluarkan dahakjuga dapat melakukan batuk efektif dengan caramelakukan nafas dua kali kemudian membatukkandengan kencang
Keluarga dapat menyebutkan alat-alat yangdiperlukan yaitu air mendidih, wadah, corong,minyak kayu putih
Bapak T dan keluarga mengtakan tidak pernahmelakukan inhalasi seperti ini sebelumnya
Bapak T mengatakan merasa lega dan merasa lebihenak
Bapak T mengatakan tidak ada dahak yang ingindikeluarkan
Keluarga juga mengatakan akan melakukan inisecara teratur kepada Bapak T
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
dalam merawat anggota keluarga dengan TB Memberikan positive reinforcement atas jawaban
keluarga dan keputusan untuk merawat anggotakeluarga dengan TB
TUK 3 Mendiskusikan kepada keluarga apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk merawat keluarga denganTB
Mendiskusikan kepada keluarga cara perawatananggota keluarga dengan penyakit TB, yaitu;pengobatan TBC tuntas minimal 6 bulan; melakukanbatuk efektif untuk mengeluarkan dahak; inhalasisederhana; senam pernafasan
Mendiskusikan salah satu cara perawatan danmendemonstrasikan yaitu inhalasi sederhana, yaitu:menjelaskan apa itu inhlasi; tujuannya; manfaatnya;alat yang diperlukan; waktu yang dibutuhkan
Melakukan pemeriksaan fisik sebelum dilakukaninhalasi sederhana berupa perhitungan RR danauskultasi bunyi napas
Mendemonstrasikan cara melakukan inhalasisederhana. Yaitu: menyiapkan air mendidih yangdimasukkan kedalam baskom kemudian ditetesidengan ekspektoran sebanyak 3-5 tetes, kemudiancorong ditutupkan kedalam baskom, lalu uap yangdihasilakan dihirup melalui hidung dan mulut selama15-20 menit dengan posisi duduk.
O: keluarga terlibat aktif dan antusias selama proses keluarga dapat menyebutkan pengertian dari TB keluarga dapat menyebutkan penyebaran TB Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 6 tanda dan
gejala TB yaitu batuk-batuk lebih bdari 2 minggu,batuk darah, berkeringat dan sesak napas
Keluarga tidak dapat menyebutkan nama kuman TB Keluarga dapat menyebutkan 2 akibat jika TB tidak
diobati Keluarga dapat menyebutkan akibat TB jika putus
obat Keluarga dapat menyebutkan 3 cara mencegah TB Keluarga hanyadapat mampu menyebutkan 2 cara
merawat TB yaitu dengan inhlasi dan latihan batuk Setelah melakukan inhalasi sederhana selama 20
menit terdengar suara kumpulan dahak dari bapak T Bapak T tampak batuk dan terdengar ada suara
dahak Dari pemeriksaan fisik masih di dapatkan suara
ronchi basah di area lapang paru sinistra danfrekuensi pernapasan sebesar 26 kali/menit
A:TUK 1, 2 dan sebagian TUK 3 tercapai sebagian
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Meredemonstraikan cara melakukan inhalasisederhana
Mengevaluasi tindakan inhlasi sederhana secarasubjektif maupun objektif dan juga melakukanpemeriksaan fisik kembalis
P: Evaluasi TUK 1 terkait penyebab TB Tekankan penkes pada TUK 2 yaitu terkait akibat
jika tidak diobati atau jika putus obat Fasilitasi untuk memeriksakan dahak diri di
pelayanan kesehatan Buatkan jadwal untuk melakukan inhalasi ederhana
ke dalam jadal kegiatan sehari-hari Evaluasi kembali sesak dan suara ronchi pada
pertemuan berikutnya.
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 6/ minggu ke 3Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Jumat/ 24Mei 2013
Tindakan keperawatan dilakukan selama 1x50 menit,menggunakan lembar balik dengan tema mengenal TBlebih dekat dan demonstrasi perawatan sederhana berupainhlasi+batuk efektif Mengevaluasi kondisi pasien saat itu Mengevaluasi kegiatan harian keluarga dalam
melakukan inhalasi mandiri Mengevaluasi tingkat keberhasilan dan kendala
selama keluarga melakukan inhalasi sederhana secaramandiri
TUK 3 Mendiskusikan salah satu cara perawatan lain dan
mendemonstrasikan yaitu latihan batuk efektif, yaitu:menjelaskan apa itu latihan batuk efektif; tujuannya;manfaatnya; alat yang diperlukan; dan caramelakukannya
Menjelaskan kepada keluarga cara melakukan batukefektif, yaitu: dengan cara menghirup napas melaluihidung kemudian menahannya dan mengisi penuhrongga dada dengan udara, kemudian hembuskanperlahan, lakukan sebanyak 2 kali, kemudian lakukan
S: Bapak T masih mengeluhkan sesak napas dan batuk-
batuk Keluarga mengatakan setiap pagi Bapak T
melakukan inhalasi sendiri, namun tidak dilakukanpada sore harinya
Keluarga mengatakan corong yang dibuatkan agaksedikit rusak
Keluarga mengatakan setelah melakukan inhalasisendiri batuk yang dirasakan masih ada
Keluarga mengatakan tujuan dilakukannya batukefektif adalah agar dahak dapat dikeluarkan
Keluarga mengatakan cara melakukan batuk adalahdengan menghirup napas panjang kemudianmembatukkannya dengan kencang
Keluarga mengatakan tidak memiliki risol atau yanglain jadi nanti akan menggunakan pasir untukmembuang dahaknya
Bapak T merasakan lega karena dahaknya dapatkeluar
Bapak T mengatakan biasanya mengeluarkan dahakitu saat pagi hari, siangnya jarang ada dahak, tapi
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
untuk ketiga kalinya, di hembuan terakhir lakukanjuga batuk sekuat-kuatnya.
Meredemonstraikan cara melakukan latihan batukefektif
Menjelaskan kepada keluarga untuk menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk inhalasi
Menjelaskan kepada keluarga alasan dilakukaninhalasi yang dikombinasikan dengan batuk efektif
Melakukan pemeriksaan fisik sebelum melakukaninhlasi sederhana dan batuk efektif
Menyiapkan tempat penampungan dahak yang sudahdiberi disinfektan
Membantu keluarga untuk melakukan inhalasisederhana selama 15-20 menit
Memotivasi keluarga untuk melakukan batuk efektifsetelah melakukan inhalasi
Mengevaluasi tindakan inhlasi sederhana dan batukefektif secara subjektif maupun objektif dan jugamelakukan pemeriksaan fisik kembali
TUK 4: Menjelaskan lingkungan yang mendukung untuk
penyebaran TB Menjelaskan cara melakukan modifikasi lingkungan,
yaitu; membuka jendela dan pintu agar sinar mataharidapat masuk; Menjemur kasur tiap minggu; Tidakberganti-ganti alat makan
kok ini bisa keluar keluarga jarang membuka pintu dan jendela disaat
pagi hari karena Bapak T mengatakan panas dan IbuR mengatakan jendela udah tertutup mati
keluarga mengatakan akan menyuruh menantunyauntuk membuka kuncian jendela yang dimatikan
Ibu R mengatakan setiap seminggu sekali atauseingatnya Ibu R menjemur kasur dan karpet yangada di ruang tengah
Keluarga selama ini jarang pergi ke dokter, untukmemeriksakan keeshatan Bapak T dan Ibu Rberkunjung ke posbindu
Keluarga dapat menyebutkan selain pobindu,keluarga juga dapat mengunjungi praktik dokter,atau pukesmas dan RS seperti RS Pasar Rebo
Fasilitas pelayanan tersebut menurut keluargamemiliki tujuan untuk mengobati penyakit Bapak T
Ibu R mengatakan keluarga ingin Bapak T di bawake puskesmas, namun menunggu uangnya cukupuntuk pergi ke sana
O: keluarga terlibat aktif dan antusias selama proses Frekuensi napas RR=30x/menit Auskultasi terdengar suara ronchi basah di area paru
kiri Keluarga dapat menyiapkan kebutuhan untuk inhlasi
secara mandiri
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
TUK 5: Mendisusikan kepada keluarga pelayanan kesehatan
yang ada disekitar tempat tinggalnya Mendikusikan kepada keluarga manfaat melakukan
kunjungan ke pelayanan kesehatan terkait keluhanyang dirasakan keluarga
Keluarga dapat mengerti disinfektan pengganti untukmembuang dahak
Keluarga dapat memahami pentingnya menjagalingkungan namun secara psikomotor dan afektifbelum dilakukan
Keluarga dapat menyebutkan pelayanan kesehatandan manfaat serta keinginan untuk berkunjung kepelayanana kesehatan
tampak sekret di wadah penampungan yangdisediakan
hasil pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nafasyang menurun yaitu 25 kali/menit
A:TUK 3, TUK 4 & 5 tercapai sebagaian
P: jadwalkan untuk melakukan bersih-berih rumah
untuk membuka jendela dan menjemur karpet sertakasur bersama
buatkan jadwal rutin untuk keluarga melakukan bukajendela dan menjemur kasur dan karpet
fasilitasi ke pelayanan kesehatan untuk menegakkandiagnosa
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 7/ minggu ke 4Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Jumat 31Mei danSabtu, 1Juni 2013
Tindakan keperawatan dilakukan:Jumat:TUK 4 & 5 Melakukan kegiatan bersih rumah dengan
membuka jendela bersama dan juga menjemurkasur dan karpet
Memfasilitasi keluarga untuk melakukanpemeriksaan dahak sewaktu
Mengajarkan kembali cara mengeluarkan dahakmelalui latihan batuk efektif
Membuat jadwal harian dan mingguan untukmelakukan buka jendela secara rutin danmenjemur kasur setiap minggu
Sabtu:TUK 5 Memfailitasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan dahak pagi dan sewaktu
S: Keluarga mengatakan senang karena ada yang
membantu dirinya untuk melakukan pengobatan Kelaurga mengatakan bersyukur dan berterima kasih
karena banyak dibantu oleh mahasiswa Keluarga mengatakan senang dengan kegiatan bersih-
bersih rumah Keluarga mengatakan akan rutin emlakukan kegiatan
buka jendela dan menjemur kasur dan karpet Bapak T menagatakan tidak ada dahak yang ingin
dikeluarkan Bapak T mengatakan sudah lupa cara melakukan batuk
yang telah diajarkan
O: Tampak keluarga aktif melakukan kegaitan buka
jendela dan menjemur kasur dan karpet Tampak jendela telah terbuka kuncian matinya tampak bapak T kesulitan mengeluarkan dahak sebelum
diajarkan kembali cara melakukan batuk efektif tampak ada sekret di penmapungan dahak sewaktu
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
A:TUK 4 & 5 tercapai
P: lakukan kunjungan ke PKM setelah hasil sudah keluar jelaskan alasan harus dilakukan kunjungan langsung ke
puskesmas jelakan kepada keluarga kapan hasil pemeriksaan dapat
dilihat
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 8/ minggu ke 5Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Kamis, 5Juni 2013
Tindakan keperawatan dilakukan: menyampaikan hasil pemeriksaan melakukan kunjungan ke puskesmas terkait
penatalaksanaan pengobatan sesuai hasil menejelaskan kepada keluarga terkait alur
pengobatan dan tujuan pengobatan yang diberikansetelah dari PKM
menjelaskan kepada keluarga cara meminum obatdan kapan harus meminum obat
menjelaskan kepada keluarga kapan harus kembaliuntuk berobat
S: Keluarga mengatakan senang dengan hasil yang
negatif Keluarga mengatakan bersyukur ada yang membantu
untuk berobat Keluarga mengatakan senang karena dirinya tidak
dipungut biaya sama sekali Keluarga mengatakan paham kapan harus minum obat
dan kapan harus kembali ke PKM
O: Tampak keluarga bersedia melakukan kunjungan ke
puskesmas keluarga tampak dapat menyebutkan kembali obat-
obat yang harus diminum samapi habis
A:TUK 5 tercapai
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
P: Memotivasi keluarga untuk melakukan kunjungan ke
PKM kembali setelah obat pendamping telah habis Libatkan kader untuk membantu memfasilitasi
keluarga dalam melakukan kunjungan ke PKM
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 9/ minggu ke 6Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Senin/ 10Juni 2013
Tindakan keperawatan dilakukan selama 1x50 menit,memfasilitai keluarga dan melakukan TUK 1-3 dan TUK5 kepada keluarga untuk diagnosa ketidakefektifanpemeliharaan kesehatan
TUK 1 Mendiskusikan bersama keluarga yang masih diingat
tentang apa itu TB Mendiskusikan dengan keluarga yang masih diingat
tentang penyebab TB paru Mendiskusikan dengan keluarga yang masih diingat
tentang penyebaran TB Mendiskusikan dengan keluarga yang masih diingat
tentang tanda dan gejala TB yang diketahui Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi tanda dan
gejala TB yang ada pada Bapak T apakah masih adaatau tidak
Memberikan positive reinforcement atas usaha yangdilakukan keluarga.
S: keluarga mengatakan TB itu adalah penyakit
menular di paru-paru, flek kan ya mbak. Keluarga mengatakan penyebabnya itu namanya
susah pokoknya kaya penyakitnya aja Keluarga mengatakan penyakit bapak T menyebar
melalui batuk sama bersin Keluarga mengatakan tandanya ya batuk, sesak,
meriang, nafsu makan menurun Keluarga mengatakan batuk bapak T lumayan
berkurang setelah minum obat dari pukesmas kmrn Keluaga mengatakan akibat jika tidak diobati bisa
adalah dapat mengakibatkan bisa nular ke yang laindan kematian
Keluarga mengataka jika putus obat bisa kambuhlagi kaya yg dirasakan Bapak T dan jadi pengobatanterus
Keluarga mengatakan bapak T tidak menggunkanmasker, namun, sekarang ini Bapak T jika inginbuang dahak di kamar mandi bukan di tempat umum
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
TUK 2 Mendiskusikan dengan keluarga apa yang diingat
tentang akibat jika TB tidak diobati. Mendiskusikan dengan keluarga apa yang diingat
tentang akibat jika putus obat TB Menanyakan kembali apakah keluarga telah
melakukan tindakan pencegahan Memberikan positive reinforcement atas keputusan
keluarga untuk merawat
TUK 3 Mendiskusikan kepada keluarga apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk merawat keluarga denganTB
Mendiskusikan kepada keluarga cara perawatananggota keluarga dengan penyakit TB, yaitu;pengobatan TBC tuntas minimal 6 bulan; konsumsimakanan gizi seimbang; istirahat yang cukup 6-8 jam
Mendiskusikan salah satu cara perawatan danmendemonstrasikan yaitu istirahat yang cukup, dantuntas pengobatan sampingan yang diberikan pihakpuskesmas
Memberikan edukasi tentang obat antibiotik yangdiberikan dari PKM
TUK 5 Membantu memfasilitasi keluarga untuk kunjungan
ulang ke PKM untuk pengobatan sampingan
Keluarga mengatakan alhamdulillah Bapak T sudahmendapat pengobatan dari puskesmas, keluargaberharap Bapak T cepat sembuh
Keluarga dapat menyebutkan cara untuk menjagakesehatan adalah dengan tidur cukup dan makananyang bergizi dan patuh pengobatan
Keluarga mengatakan selama ini tidurnya tidakmengalami kesulitan
Keluarga mengatakan semenjak dapat obat, Bapak Tjuga jarang batuk-batuk tengah malam
Keluarga mengatakan waktu tidurnya biasanyadimulai pada jam 8 atau setelah isya dan bangun saatshubuh
Keluarga mengatakan selama ini tidak pernahmengetahui kalau antibiotik itu harus dihabiskan.
O: keluarga terlibat aktif dan antusias selama proses keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian dari
TB keluarga dapat menyebutkan kembali penyebaran TB Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 6 tanda Keluarga dapat menyebutkan penyebab meskipun
tidak dapat melafalkannya Keluarga dapat menyebutkan 2 akibat jika TB tidak
diobati Keluarga dapat menyebutkan akibat TB jika putus
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
obat Keluarga dapat menyebutkan 3 cara mencegah TB Keluarga tidak mendapati gangguan di pola tidurnya Keluarga dapat memahami kapan dia harus minum
obat, fungsi obat
A:TUK 1, 2 tercapai dan TUK 3 tercapai sebagian, TUK 5tercapai
P: Lakukan TUK 3 pada pertemuan selanjutnya untuk
tindakan edukasi makanan gizi seimbang Pantau pengobatan yang dilakukan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan/minggu : kunjungan ke 10/ minggu ke 6Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak T
Hari &Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Sabtu/ 15Juni 2013
Tindakan keperawatan dilakukan selama 1x50 menit,melakukan TUK 3 untuk edukasi makanan dengan giziseimbang dan TUK 4
TUK 3 Memvalidasi kebutuhan tidur keluarga Menanyakan untuk konsumsi hari ini Menanyakan keluarga tentang gizi seimbang Menanyakan keluarga kecukupan gizi dalam makanan
sehari-hari Menjelaskan gizi seimbang Menjelaskan makanan yang mengandung gizi
seimbang dengan food model Meredemonstrasikan pemilihan makanan yang bergizi
untuk keluarga dengan menggunakan food model
S: keluarga mengatakan Bapak T tidur cukup,
begitupun Ibu R, meskipun Ibu R mengeluhkan sakitdi kakinya
keluarga mengatakan hari ini masak oseng tahu dantempe
keluarga mengatakan makanan sehat itu sebenarnyaya makan sayur, buah, lauknya macem-macem kayaikan, daging, tapi mau gimana lagi mbak, emak tidaksuka, bapak juga.
Keluarga mengatakan untuk mencukupi buah-buahya tergantung uang yang dimiliki hari itu.
Keluarga mengatakan kalau buka jendela sudahdilakukan setiap pagi, tapi kalau mau ke kuburan yaditutup
Keluarga belum melakukan jemur kasur sama karpetlagi, kan beberapa hari ini mendung
O: keluarga terlibat aktif dan antusias selama proses keluarga dapat mengetahui makanan yang bergizi
dan yang tidak
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
TUK 4 Menanyakan kembali cara menjaga lingkungan agar
terhindari penyakit TB Memvalidai apakah udah diterapkan keluarga untuk
kehidupan sehari-hari Menanyakan kepada keluarga yang dirasakan terkait
perubahan lingkungan yang telah dilakukan.
keluarga belum dapat menerapkan pemenuhan giziseimbang untuk keluarganya dikarenakan faktorekonomi dan kebiasaan dalam penyajian menumakanan
keluarga sudah menerapkan cara menjagalingkungan namun butuh waktu terjadwal
A:TUK 3 dan TUK 4 tercapai
P: lakukan evaluasi sumatif pada pertemuan selanjutnya
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 7 – Evaluasi Sumatif
FORMAT EVALUASI SUMATIFASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1:Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
No RESPON KELUARGA HASIL ModifikasiintervensiYa Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkanpengertian TBC yaitu penyakitmenular yang disebabkan karenakuman yang banyak menyerangparu-paru
√
-
2 Keluarga dapat menyebutkanpenyebab TBC: kumanmycobacterium tuberculosis
√ Mengingatkan namapenyakit sama
seperti nama kuman
3 Keluarga dapat menyebutkanpenyebaran penyakit TBC: yaitumelalui percikan dahak/bersinyang terhirup oleh orang lain
√ -
4 Keluarga mampu menyebutkan 3dari 6 tanda/gejala TBC:- Batuk yang tidak kunjung
sembuh selama lebih dari 3minggu
- Demam/meriang lebih darisebulan
- Nafsu dan BB menurun- Mudah lelah- Nyeri dada dan Sesak nafas- Batuk berdahak disertai
darah
√ Mencontohkan danmenginngatkangambaran yang
terjadi padakeluarga
5 Keluarga mampu menyebutkanminimal 2 dari 3 akibat TBC jikatidak diobati:- kematian- tidak dapat sembuh- menular pada orang lain
√ -
6 Keluarga mampu menyebutkanminimal 2 dari 4 akbiat putusobat antituberculosis:- penyakit lebih sukar sembuh
√ -
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
- kuman tumbuh danberkembang lebih banyak
- butuh biaya lebih besar- waktu pengobatan menjadi
lebih lama
7 Keluarga mampu menyebutkan 2dari 4 cara mencegah TBC:- menutup hidung dan mulut
saat batuk atau bersin- tidak meludah atau
membuang dahakdisembarang tempat
- makan-makanan yang bergizi- imunisasi BCG pada bayi
√ Keluarga mampusecara kognitif
namun tidak secarapsikomotor dan
afektif, menjelaskankembali pentingnyamencegah TB danakibat jika tidak
dilakukan
8 Keluarga mengatakan 3 dari 4 caraperawatan anggota keluarga denganpenyakit TBC- pengobatan TBC tuntas
minimal 6 bulan- melakukan batuk efektif untuk
mengeluarkan dahak- melakukan inhlasi- melakukan senam pernafasan
√-
9 Keluarga mampumendemontrasikan batuk efektif
√ Melibatkan anggotakeluarga untukmengingatkan
langkah-langkahmelakukan batuk
efektif10 Keluarga mampu
mendemonstrasikan inhalasisederhana
√ Modifikasimenggunakan
corong yang tidakrusak oleh air
11 Keluarga dapat menyebutkanmemodifikasi lingkungan yangsesuai untuk penderita TBC,yaitu modifikasi perilakudengan:- Membuka jendela dan pintu
agar sinar matahari dapatmasuk
- Menjemur kasur tiap minggu
√ Memberikanapresiasi poitif
kepada keluargatentang apa yang
telah dilakukan danmemotivasi untukterus melakukan
12 Keluarga mampu menyebutkanManfaat fasilitas kesehatan bagi √
Menjelaskankembali pentingnya
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
penderita TBC:- Mendapatkan terapi
pengobatan
pelayanankesehatan selainuntuk mendapat
pengobatan14 Fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi:- Puskesmas- Rumah sakit- Klinik dokter
√ -
15 Keluarga mampu memanfaatkanfasilitas kesehatan untukpenanganan TBC
√ Keluargamengunjungipelayanankesehatan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
FORMAT EVALUASI SUMATIFASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1:Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada keluarga Bapak T
No RESPON KELUARGA HASIL ModifikasiintervensiYa Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkanpengertian TBC yaitu penyakitmenular yang disebabkan karenakuman yang banyak menyerangparu-paru
√
-
2 Keluarga dapat menyebutkanpenyebab TBC: kumanmycobacterium tuberculosis
√
3 Keluarga dapat menyebutkanpenyebaran penyakit TBC: yaitumelalui percikan dahak/bersinyang terhirup oleh orang lain
√ -
4 Keluarga mampu menyebutkan 3dari 6 tanda/gejala TBC:- Batuk yang tidak kunjung
sembuh selama lebih dari 3minggu
- Demam/meriang lebih darisebulan
- Nafsu dan BB menurun- Mudah lelah- Nyeri dada dan Sesak nafas- Batuk berdahak disertai
darah
√ Mencontohkan danmenginngatkangambaran yang
terjadi padakeluarga
5 Keluarga mampu menyebutkanminimal 2 dari 3 akibat TBC jikatidak diobati:- kematian- tidak dapat sembuh- menular pada orang lain
√ -
6 Keluarga mampu menyebutkanminimal 2 dari 4 akbiat putusobat antituberculosis:
√ -
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
- penyakit lebih sukar sembuh- kuman tumbuh dan
berkembang lebih banyak- butuh biaya lebih besar- waktu pengobatan menjadi
lebih lama
7 Keluarga mampu menyebutkan 2dari 4 cara mencegah TBC:- menutup hidung dan mulut
saat batuk atau bersin- tidak meludah atau
membuang dahakdisembarang tempat
- makan-makanan yang bergizi- imunisasi BCG pada bayi
√ Keluarga sudahmenerapkan caramencegah yaitu
membuang dahakdan BCG
8 Keluarga mengatakan 3 dari 4 caraperawatan anggota keluarga denganpenyakit TBC- pengobatan TBC tuntas
minimal 6 bulan- makan makanan bergizi- istirahat cukup
√-
9 Keluarga mampu memilihmakanan bergizi dg foodmodel √
11 Keluarga dapat menyebutkanmemodifikasi lingkungan yangsesuai untuk penderita TBC,yaitu modifikasi perilakudengan:- Membuka jendela dan pintu
agar sinar matahari dapatmasuk
- Menjemur kasur tiap minggu
√ Memberikanapresiasi poitif
kepada keluargaterhadap apa ygtelah dilakukan
12 Keluarga mampu menyebutkanManfaat fasilitas kesehatan bagipenderita TBC:- Mendapatkan terapi
pengobatan
√Menjelaskan
kembali pentingnyapelayanan
kesehatan selainuntuk mendapat
pengobatan
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
14 Fasilitas kesehatan yang dapatdikunjungi:- Puskesmas- Rumah sakit- Klinik dokter
√ -
15 Keluarga mampu memanfaatkanfasilitas kesehatan untukpenanganan TBC
√ Keluargamengunjungipelayanankesehatan untukkontrol kembali
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 8 – Tingkat Kemandirian Keluarga
Tingkat Kemandirian Keluarga Bapak T
Kesimpulan:
Keluarga Bapak T berada pada tahap kemandirian tingkat III
NO KRITERIA YA TIDAK PEMBENARAN
1 Keluarga menerima
petugas kesehatan
√ Keluarga menerima kehadiran
mahasiswa dengan baik dan dapat
menajalin hubungan denga baik
2 Keluarga menerima
pelayanan kesehatan
sesuai rencana
√ Pelayanan kesehatan yang diberikan
mahasiswa sesuai dengan rencana
3 Keluarga menyatakan
masalah kesehatan secara
benar
√ Pada saat pengkajian dan
menderngarkan keluhan, keluarga dapat
mengungkapkan apa yang dirasa oleh
keluarga saat itu.
4 Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan sesuai
anjuran
√ Keluarga sudah memanfaatkan
pelayanan kesehatan, keluarga
memanfaatkan pelayanan PKM
Cimanggis untuk mengatasi sakitnya
5 Keluarga melaksanakan
perawatan sederhana
sesuai anjuran
√ Keluarga melakukan berbagai perawatan
sederhana: batuk efektif, menggunakan
inhalasi sederhana dari air uap air panas,
pembagian peran untuk mengurangi
aktifitas ibu H
6 Keluarga melaksanakan
tindakan pencegahan
secara aktif
√ Keluarga tidak melakukan pencegahan
secara aktif, terlihat Bapak T tidak
menggunakan masker, dan terkadang
jika batuk tidak ditutupi
7 Keluarga melaksanakan
tindakan promotif secara
aktif
√ Keluarga tidak melakukan usaha yang
besifat promotif untuk mencegah TB,
hal ini dibuktikan tanda dan gejala TB
muncul kembali kepada Bapak T
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 9 – Media
APA ITU TBC ???
TBC (Tuberculosis)adalah salah satu
penyakit menular yangdisebabkan oleh kuman
KUMAN: MYCOBACTERIUMTUBERCULOSIS
PARU PARU YANG PALINGBANYAK DISERANG
TBC = FLEK PARU
Lampiran 9 – Media
APA ITU TBC ???
TBC (Tuberculosis)adalah salah satu
penyakit menular yangdisebabkan oleh kuman
KUMAN: MYCOBACTERIUMTUBERCULOSIS
PARU PARU YANG PALINGBANYAK DISERANG
TBC = FLEK PARU
Lampiran 9 – Media
APA ITU TBC ???
TBC (Tuberculosis)adalah salah satu
penyakit menular yangdisebabkan oleh kuman
KUMAN: MYCOBACTERIUMTUBERCULOSIS
PARU PARU YANG PALINGBANYAK DISERANG
TBC = FLEK PARU
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
GEJALA AWAL
BATBATUK DAHAKlebih dari 3 Minggu
Mengeluarkandahak campur darah
Berat badan &Nafsu makan turun
Sesak nafas dannyeri dada
Demam > 1 bulan
Lemas & Mudahlelah
GEJALA AWAL
BATBATUK DAHAKlebih dari 3 Minggu
Mengeluarkandahak campur darah
Berat badan &Nafsu makan turun
Sesak nafas dannyeri dada
Demam > 1 bulan
Lemas & Mudahlelah
GEJALA AWAL
BATBATUK DAHAKlebih dari 3 Minggu
Mengeluarkandahak campur darah
Berat badan &Nafsu makan turun
Sesak nafas dannyeri dada
Demam > 1 bulan
Lemas & Mudahlelah
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
PENYEBARAN TBC
Percikan dahak saatbatuk/bersin
Orang lain terhirup percikanyang mengandung kuman
PENYEBARAN TBC
Percikan dahak saatbatuk/bersin
Orang lain terhirup percikanyang mengandung kuman
PENYEBARAN TBC
Percikan dahak saatbatuk/bersin
Orang lain terhirup percikanyang mengandung kuman
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
AKIBAT JIKATIDAK
DIOBATI
1. Tidak dapat sembuh
2. Menular pada orang lain
3. Dapat menyebabkan
kematian
AKIBAT JIKATIDAK
DIOBATI
1. Tidak dapat sembuh
2. Menular pada orang lain
3. Dapat menyebabkan
kematian
AKIBAT JIKATIDAK
DIOBATI
1. Tidak dapat sembuh
2. Menular pada orang lain
3. Dapat menyebabkan
kematian
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Akibat dari putus obatantituberkulosis (OAT)
1. Lebih sukar diobati, karenakuman kebal terhadap obatyang tidak tuntas
2. Kuman tumbuh danberkembang lebih banyak
3. Butuh biaya lebih besar
4. Waktu pengobatan lebihlama
Akibat dari putus obatantituberkulosis (OAT)
1. Lebih sukar diobati, karenakuman kebal terhadap obatyang tidak tuntas
2. Kuman tumbuh danberkembang lebih banyak
3. Butuh biaya lebih besar
4. Waktu pengobatan lebihlama
Akibat dari putus obatantituberkulosis (OAT)
1. Lebih sukar diobati, karenakuman kebal terhadap obatyang tidak tuntas
2. Kuman tumbuh danberkembang lebih banyak
3. Butuh biaya lebih besar
4. Waktu pengobatan lebihlama
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CARA PENCEGAHANTBC !!!
1. Tutup mulut saatbersin danbatuk/pakai masker
2. Tidak meludah ataumembuang dahak disembarang tempat
3. makan-makananyang bergizi
4. Imunisasi BCG padabayi
CARA PENCEGAHANTBC !!!
1. Tutup mulut saatbersin danbatuk/pakai masker
2. Tidak meludah ataumembuang dahak disembarang tempat
3. makan-makananyang bergizi
4. Imunisasi BCG padabayi
CARA PENCEGAHANTBC !!!
1. Tutup mulut saatbersin danbatuk/pakai masker
2. Tidak meludah ataumembuang dahak disembarang tempat
3. makan-makananyang bergizi
4. Imunisasi BCG padabayi
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
CARA MENJAGALINGKUNGAN !!!
Buka jendela agar sinarmatahari masuk
5. Jemur kasur palingsedikit seminggu 1x
CARA MENJAGALINGKUNGAN !!!
Buka jendela agar sinarmatahari masuk
5. Jemur kasur palingsedikit seminggu 1x
CARA MENJAGALINGKUNGAN !!!
Buka jendela agar sinarmatahari masuk
5. Jemur kasur palingsedikit seminggu 1x
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
1. PengobatanTBC tuntas minimal 6 bulan
2. Melakukan senampernafasan
3. Melakukan inhalasisederhana
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
1. PengobatanTBC tuntas minimal 6 bulan
2. Melakukan senampernafasan
3. Melakukan inhalasisederhana
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
1. PengobatanTBC tuntas minimal 6 bulan
2. Melakukan senampernafasan
3. Melakukan inhalasisederhana
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
4. Melakukanbatuk efektifuntukmengeluarkan dahak
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
4. Melakukanbatuk efektifuntukmengeluarkan dahak
Cara merawat anggotakeluarga
dengan TBC
4. Melakukanbatuk efektifuntukmengeluarkan dahak
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Oleh:Rohana Meirisa, S.Kep
080645781
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Metode batuk dengan benar
Dan dapat mengeluarkandahak secara maksimal
Dimana dapat menghematenergi sehingga tidak
mudah lelah
Metode batuk dengan benar
Dan dapat mengeluarkandahak secara maksimal
Dimana dapat menghematenergi sehingga tidak
mudah lelah
Metode batuk dengan benar
Dan dapat mengeluarkandahak secara maksimal
Dimana dapat menghematenergi sehingga tidak
mudah lelah
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Mengurangi sesak nafasyang dirasakan
Mengeluarkan dahak yangmenyumbat jalan napas
Mengurangi sesak nafasyang dirasakan
Mengeluarkan dahak yangmenyumbat jalan napas
Mengurangi sesak nafasyang dirasakan
Mengeluarkan dahak yangmenyumbat jalan napas
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Tarik nafas lewathidung, Tahan 3-5detik, Keluarkan lewatmulut, lakukan 3x
Tarik nafas kembalitahan sampai 1-2 detik
Angkat bahu,busungkan dadakedepan dan batukkandengan kuat
Tarik nafas lewathidung, Tahan 3-5detik, Keluarkan lewatmulut, lakukan 3x
Tarik nafas kembalitahan sampai 1-2 detik
Angkat bahu,busungkan dadakedepan dan batukkandengan kuat
Tarik nafas lewathidung, Tahan 3-5detik, Keluarkan lewatmulut, lakukan 3x
Tarik nafas kembalitahan sampai 1-2 detik
Angkat bahu,busungkan dadakedepan dan batukkandengan kuat
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Gelas berisiair hangat
Tissue atauhanduk
Kantong plastikuntuk membuang
dahakPembunuh
kuman
Gelas berisiair hangat
Tissue atauhanduk
Kantong plastikuntuk membuang
dahakPembunuh
kuman
Gelas berisiair hangat
Tissue atauhanduk
Kantong plastikuntuk membuang
dahakPembunuh
kuman
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013
Lampiran 10 – Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rohana MeirisaJenis Kelamin : PerempuanTempat/Tanggal Lahir : Gresik, 16 Mei 1989Agama : IslamGolongan Darah : AMoto hidup : From zero to heroAlamat : Jl. Sunan Giri 18 F No.37 RT 01 RW 01,
Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik,Jawa Timur 61161
Email : [email protected]@ui.ac.id
PENDIDIKAN FORMALNo. Nama Sekolah/Institusi Tahun1 Program Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok 2012-2013
2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 2008-20123 SMAN 1 Gresik 2004-20074 MTs. Masyhudiyah Gresik 2001-20045 MI. Masyhudiyah Gresik 1995-20016 TK Muslimat 08 Sekar Kedaton Gresik 1993-1995
PENDIDIKAN NONFORMALNo. Nama Instutusi Tahun1 EF Depok 2010-20112 EF Malang 2007-20083 TPA Al-Falah 1995-1999
PRESTASINo. Nama Penghargaan Instansi Pemberi
PenghargaanTahun
1 Peserta Menuju Olimpiade SainsIndonesia Tingkat SMA
SMAN 1 Gresik 2004
2 Juara Umum Ujian Nasional MTs. Masyhudiyah 20043 Peserta Olimpiade Matematika
Tingkat SMPUniversitasMuhammadiyah Gresik
2004
4 Juara Umum Ujian Nasional MI Masyhudiyah 2001
Asuhan keperawatan ..., Rohana Meirisa, FIK UI, 2013