universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

140
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA REMAJA DI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR NERS DWI SISMAYUNI, S.Kep 1006823204 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS DEPOK JULI 2013 Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA REMAJADI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASARKECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

DWI SISMAYUNI, S.Kep1006823204

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS

DEPOKJULI 2013

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 2: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA REMAJADI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASARKECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

DWI SISMAYUNI, S.Kep1006823204

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS

DEPOKJULI 2013

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 3: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

ii

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 4: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

iii

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 5: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir

ners ini. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia. Dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini, saya

merasa sangat terbantu oleh banyak pihak, oleh karena itu saya ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

(1) Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan;

(2) Ibu Poppy Fitriyani, M.Kep., Sp.Kom., selaku Koordinator Peminatan

PKKMP Komunitas

(3) Ibu Dwi Cahya Rahmadiah,S.Kep, selaku Dosen Pembimbing saya yang

selalu memberikan bimbingan dengan sabar dan cermat

(4) Ibu Kuntarti S.Kp., M. Biomed, sebagai kepala program studi S1

(5) Keluarga saya, terutama Suami, Ibu dan anak-anak yang selalu dengan

sabar memberikan dukungan baik moril maupun materiil, dan selalu

menjadi sumber semangat saya dalam menjalani proses ini

(6) Teman-teman kelompok peminatan komunitas aggregat remaja Mila, Ni

Komang, Sudarti, Ervina dan Paulus terimakasih atas kerjasama dan

kekompakannya.

(7) Seluruh teman-teman seperjuangan FIK UI Ekstensi 2010 you’re all the

best. Senang bisa melewati semua perjuangan ini bersama kalian.

Akhir kata, saya berharap karya ilmiah akhir ners ini dapat membawa manfaat

positif bagi banyak pihak, terutama dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu.

Depok, 9 Juli 2013

Penulis

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 6: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGASAKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Dwi Sismayuni, S.Kep

NPM : 1006823204

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilamiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan masalah Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja di RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar

Kecamatan Cimanggis Kota Depok

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-

kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 9 Juli 2013

Yang menyatakan

(Dwi Sismayuni, S.Kep)

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 7: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

vi

ABSTRAK

Nama : Dwi Sismayuni (10086823204)Program Studi : Ilmu KeperawatanJudul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan Masalah

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja di RW 02Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok

Masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan memiliki resiko terhadap masalahkesehatan yang disebabkan oleh kemiskinan dan kepadatan penduduk.Salah satumasalah yang dapat dialami olegh remaja putri di perkotaan yaitu anemia. Karyailmiah ini membahas asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluargadengan remaja anemia di kota Depok. Intervensi inovasi yang dilakukan padaremajaadalah modifikasi perilaku kebiasaan sarapan pagi dan pembatasankonsumsi es teh pada remaja dengan menggunakan metode reinforcementpositif.hasil asuhan keperawatan dan intervensi inovasi yang dilakukan padaremaja yaitu terjadi peningkatan perilaku sehat pada anak F setelah intervensiinovasi diterapkan. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalahmenyediakan dukungan keluarga untuk peningkatan perilaku sehat pada remaja

Kata kunci: Modifikasi Perilaku, anemia, remaja

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 8: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

vii

ABSTRACT

Name : Dwi Sismayuni(1006823204)Study Program : Nursing ScienceTitle :Family nursing care of Mr. U with the ineffectiveness of

health maintenance in teenagers in RW 02Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok

People living in urban area has the risk of health problem caused by poverty andovercrowding.one of the problems that could be experienced by young women inurban areas are anemic. These papers discuss the nursing care of familieswithadolescents anemia in Depok. Innovation intervention conducted on adolescentbehavior modification is the breakfast habits and restrictions on theconsumptionof iced tea using positif reinforcement methods. Nursing care ofresult and innovation interventions performed on teenagers that is an increase inhealthy behavior after the intervention innovation applied. An alternative problemsolving can be done providing family support for healthy behavior increased inteenagers.

Key wordi: Behavior modification, anemic, teenager

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 9: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................... iiHALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iiiKATA PENGANTAR................................................................................ ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGASAKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................... vABSTRAK................................................................................................. viABSTRACT............................................................................................... viiDAFTAR ISI.............................................................................................. viiiDAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x1. PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah............................................................................. 51.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 6

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................ 61.3.2 Tujuan Khusus....................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 61.4.1 Manfaat Keilmuan................................................................. 61.5. Manfaat Aplikatif...................................................................... 61.5.2 Manfaat Metodoliogis............................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 72.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan................... 72.2 Konsep Keperawatan Keluarga.......................................................... 102.3 Masa Remaja...................................................................................... 12

2.3.1 Perkembangan Biologis........................................................... 132.3.2 Perkembangan Psikososial.................................. ................... 132.3.3 Perkembangan Kognitif........................................................... 15

2.4 Anemia .............................................................................................. 152.5.Perilaku Kesehatan............................................................................. 21

2.5.1 Pengetahuan Kesehatan............................................................ 222.5.2 Sikap ........................................................................................ 222.5.3 Praktik Kesehatan..................................................................... 222.5.4 Modifikasi Perilaku.................................................................. 232.5.5 Dukungan Keluarga................................................................. 25

3. LAPORAN KASUS KELOLAAN........................................................ 273.1 Pengkajian Kasus.............................................................................. 273.2 Diagnosis Keperawatan..................................................................... 273.3 Intervensi Keperawatan..................................................................... 293.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................... 333.5 Intervensi Inovasi Modifikasi Perilaku............................................. 38

4. ANALISA SITUASI............................................................................... 404.1 Profil Lahan Praktik.......................................................................... 40

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 10: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

ix

4.2 Analisis Masalah Keperawatan Terkait Konsep KKMP................... 424.3 Analisis Intervensi Inovasi dengan Konsep dan Penelitian Terkait... 444.4 Alternatif Pemecahan Masalah......................................................... 45

5. PENUTUP.............................................................................................. 475.1 Simpulan............................................................................................ 475.2 Saran.................................................................................................. 48

5.2.1 Di Bidang Keilmuan ................................................................ 485.2.2 Dibidang Pelayanan................................................................ 485.2.3 Di Bidang Penelitian................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 50

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 11: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan MasalahKetidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja

Lampiran 2: Leaflet anemia

Lampiran 3: Biodata Penulis

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 12: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1 Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perkotaan yang begitu pesat pada dekade terakhir ditandai dengan

terbentuknya kota-kota baru dan pergeseran yang cukup bermakna jumlah

penduduk yang tinggal di perkotaan. Perkotaan adalah wilayah geografis yang

digambarkan non pedesaan dan memiliki kepadatan populasi lebih dari 99 orang

per Km2; kota dengan populasi antara 20.000 orang, tetapi kurang dari 50.000

orang (Stanhope & Lancaster, 2006). Lokasi yang strategis dan banyaknya

lapangan pekerjaan di perkotaan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat

untuk melakukan urbanisasi. Perpindahan penduduk yang meningkat setiap

tahunnya mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk diperkotaan dan

kepadatan pemukiman serta kemiskinan.

Kepadatan penduduk dan kepadatan pemukiman memberikan dampak negatif

bagi perkotaan tersebut baik secara sosial maupun kesehatan. Depkes (2002)

menyatakan bahwa dampak negatif yang timbul terhadap kesehatan masyarakat

yang terkait dengan kemiskinan, lingkungan, industrialisasi, pariwisata,

psikososial dan masalah kesehatan pada kelompok tertentu. Kemiskinan

merupakan akibat dari rendahnya pendapatan penduduk di perkotaan

menimbulkan masalah tersendiri bagi kesehatan individu maupun keluarganya.

Keluarga dengan pendapatan yang rendah memungkinkan keluarga untuk

mengalami masalah dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dan penyediaan

bahan makanan bergizi bagi keluarganya.

Remaja yang tinggal diperkotaan termasuk dalam populasi rentan terhadap

kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami remaja diperkotaan

yang disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang rendah adalah anemia gizi besi.

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang pesat (Adolescence Growth Spurt)

sehingga memerlukan zat - zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Remaja putri

memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada masa ini

merupakan masa persiapan menjadi ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 13: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2

Universitas Indonesia

meningkat dengan adanya pertumbuhan dan datangnya Menarche, aktivitas yang

berat dapat meningkatkan kebutuhan zat besi. Defisiensi zat besi sering terjadi

pada wanita dan hal ini dapat mengganggu prestasi belajar karena menurunkan

produksi energi dan menyebabkan akumulasi laktat dalam otot.

World Health Organzation (WHO) Regional Office SEARO menyatakan bahwa

salah satu masalah gizi remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat

besi yaitu kira -kira 25 - 40 % remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan

sampai berat. Hasil Riskesdas 2007 menunjukan bahwa angka anemia pada anak

usia <14 tahun 9,8%, sementara pada anak usia >15 tahun, pada perempuan

19,7% dan pada laki-laki 13,1%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (2008)

menunjukkan bahwa prevalensi anemia remaja putri di Indonesia adalah 6,5%.

Sedangkan prevalensi anemia di Jawa Barat sebesar 13,4%. Hasil studi evaluasi

Program Penanggulangan Anemia pada tahun 2000-2004 di ditemukan bahwa

prevalensi anemia untuk kelompok WUS remaja yaitu 23,6%. Hasil survei anemia

remaja putri Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2007 diketahui prevalensi

anemia pada remaja putri di Kota Depok sebesar 47,94%.

Menurut Sunarko (2002) dalam Gunatmaningsih (2007), penyebab mendasar dari

anemia adalah rendahnya pendidikan, rendahnya kemampuan daya beli, status

sosial yang rendah serta letak geografis yang buruk. Penyebab terjadinya anemia

antara lain ialah: a. Menu sehari-hari kurang mengandung zat besi (intake

makanan kaya zat besi yang tidak mencukupi); b. penyerapan zat besi didalam

usus kurang baik; c. Kehilangan darah berlebihan selama peristiwa-peristiwa

tertentu misalnya persalinan, perdarahan, menstruasi dan berbagai infeksi

parasitik; d. kemampuan menampung zat besi menurun atau kebutuhan zat besi

meningkat.

Anemia gizi besi adalah masalah nutrisi di dunia, terutama pada wanita di usia

reproduktif di negara berkembang. Pada wanita hamil anemia meningkatkan

resiko angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan resiko bayi lahir prematur

atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Menurut Soekirman (2000) dalam Permaesih

dan Herman (2005) anemia gizi besi pada kelompok remaja dapat menimbulkan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 14: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

3

Universitas Indonesia

berbagai dampak antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah

terkena penyakit dan menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan

kerja fisik dan prestasi belajar.

Dampak anemia terhadap remaja puteri diantaranya berpengaruh terhadap

reproduksi, kinerja dan prestasi sekolah. Seorang remaja puteri merupakan calon

ibu yang akan memiliki anak. Proses memiliki anak yang sehat adalah dengan

menyiapkan remaja memasuki proses reproduksi. Dalam keadaan tertentu remaja

puteri juga akan memasuki dunia kerja yang membutuhkan kesehatan fisik untuk

mencapai hasil kinerja yang optimal. Selanjutnya remaja puteri juga harus

memiliki kesiapan diri agar sehat saat menempuh jalur pendidikan sehingga dapat

melakukan konsentrasi belajar yang optimal untuk mendapat prestasi yang

optimal.

Remaja yang menderita anemia mengalami penurunan kebugaran sehingga akan

menghambat prestasi olahraga dan produktivitas. Zat besi yang dibutuhkan untuk

mengatasi anemia dapat di peroleh melalui makanan dengan zat gizi seimbang

yang disediakan oleh keluarga (Departemen Gizi Kesmas, 2005). Keluarga

berperan dalam penyediaan bahan makanan yang dikonsumsi oleh anggota

keluarga termasuk anak remaja. Sistem pendukung keluarga yang kuat juga dapat

meningkatkan status kesehatan anak remaja seperti pengetahuan dan perilaku

kesehatan. Jumlah remaja yang lebih banyak diperkotaan dan faktor resiko anemia

yang berperan pada angka kesakitan remaja di perkotaan menjadi sebuah masalah

yang harus diatasi baik secara promotif maupun secara preventif (Departemen

Gizi Kesmas, 2005).

Peran perawat kesehatan masyarakat untuk masalah remaja dapat melibatkan

keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Keperawatan keluarga merupakan

suatu proses yang kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang logis dan

sistematis dalam bekerja dengan keluarga dan individu anggota keluarga;

pendekatan ini adalah proses keperawatan (Friedman, Bowen & Jones, 2003).

Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lima tugas umum

kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat anggota

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 15: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

4

Universitas Indonesia

keluarga, merawat angota keluarga dengan perawata sederhana, mampu

memodifikasi lingkung serta menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

ada. Perawat berfungsi sebagai edukator bagi keluarga sehingga diharapakan

masalah anemia mampu diatasi oleh keluarga.

Keluarga Bapak U tinggal di RW 02 wilayah kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan

Cimanggis. Tempat tinggal keluarga termasuk dalam kategori wilayah perkotaan

ditinjau dari segi demografi dan tersedianya fasilitas transportasi maupun fasilitas

pelayanan kesehatan dan sosial yang mudah dijangkau. Keluarga bapak U tinggal

di lingkungan yang cukup padat dan mayoritas adalah pendatang dan bekerja di

pabrik-pabrik. Keluarga Bapak U merupakan keluarga dengan anak remaja

dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda. Keluarga

bapak U memiliki anak perempuan berusia 13 tahun. Anak F merupakan satu-

satunya anak perempuan dikeluarga bapak U. Anak F mendapatkan menstruasi

pertamanya pada usia 12 tahun dengan lama tiap menstruasi 7 hari. Anak F

mengalami keluhan pusing saat bangun tidur, mudah mengantuk, mudah lelah dan

sulit berkonsentrasi saat belajar. Anak F juga memiliki kebiasaan berangkat ke

sekolah tanpa sarapan pagi dan kebiasaan mengkonsumsi es teh dan minuman

bersoda lebih dari 2 kali perhari. Anak F tidak mengetahui jika gejala yang

dialaminya merupakan tanda anemia.

Masalah keperawatan yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan remaja terkait anemia. Intervensi yang

telah dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada anak F diantaranya

edukasi tentang pengertian anemia, tanda dan gejala anemia, akibat anemia.

Perawat membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk merawat anggota

keluarga yang mengalami anemia, membantu psikomotor keluarga dalam

melakukan pemilihan makanan yang mengandung zat besi, dan modifikasi

perilaku kesehatan untuk melakukan sarapan pagi saat berangkat sekolah serta

mengurangi kebiasaan mengkonsumsi es teh manis.

Intervensi inovasi yang dilakukan untuk keluarga bapak U adalah modifikasi

perilaku yang kurang sehat. Modifikasi yang dilakukan untuk membentuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 16: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

5

Universitas Indonesia

perilaku anak F yaitu melakukan kegiatan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi

es teh. Pada saat evaluasi akhir diperoleh hasil peningkatan perilaku positif

terhadap kebiasaan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi es teh. Perawat juga

memotivasi keluarga untuk memberikan dukungan terhadap perilaku sehat yang

sudah dicapai anak F dan membantu mempertahankannya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Masalah anemia gizi besi yang terjadi pada remaja di perkotaan dapat disebabkan

sebagai efek dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dalam keluarga sehingga

berakibat pada penyediaan makanan yang mengandung zat besi tidak memadai.

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang cepat dari anak-anak menuju

dewasa sehingga dibutuhkan pengetahuan dan perilaku yang sehat pada remaja.

Pengetahuan dan perilaku tersebut dapat dibentuk sejak dini dalam keluarga

sehingga keluarga perlu diberikan pengetahuan tentang anemia dan perilaku anak

remaja yang dapat mendukung peningkatan kualitas hidup anak remaja. Anak F

merupakan anak remaja yang memiliki tanda dan gejala anemia dengan keluhan

pusing saat bangun tidur, mudah lelah, mudah mengantuk dan sulit

berkonsentrasi. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan

asuhan keperawatan pada anak F dengan masalah kesehatan anemia. Perilaku

yang terjadi pada anak F perlu dilakukan modifikasi untuk memperbaiki

kesehatan anak F sehingga terbentuk perilaku baru yang sehat.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga bapak U

khususnya anak F dengan anemia di RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan

Cimanggis Kota Depok.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah mahasiswa:

Mampu menggambarkan pengkajian masalah kesehatan yang dialami

keluarga bapak U khususnya Anak F.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 17: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

6

Universitas Indonesia

Mampu menggambarkan masalah keperawatan yang dialami keluarga

bapak U khususnya Anak F.

Mampu menggambarkan diagnosa keperawatan terhadap keluarga Bapak

U dengan masalah anemia pada anak F.

Mampu menggambarkan intervensi dan implementasi yang dilakukan

terhadap keluarga Bapak U dengan masalah anemia pada anak F.

Mampu menggambarkan evaluasi terhadap implementasi yang telah

dilakukan terhadap keluarga Bapak U dengan masalah anemia pada anak

F.

Mampu menggambarkan profil wilayah kerja RW 02 Kelurahan Cisalak

Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Keilmuan

Karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan, khususnya dalam memberikan gambaran tentang pemberian asuhan

keperawatan keluarga dengan agregat anak remaja.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran

pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada anak

remaja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promotif dan preventif di

keluarga dalam komunitas.

1.4.3 Manfaat Metodologis

Karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan keluarga sehingga kemudian hari dapat dijadikan

sebagai sumber rujukan ilmiah bagi penulisan karya ilmiah berikutnya.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 18: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

7

Universitas Indonesia

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 19: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

7 Universitas Indonesia

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Perkembangan perkotaan yang begitu pesat pada dekade terakhir ditandai dengan

terbentuknya kota-kota baru dan pergeseran yang cukup bermakna jumlah

penduduk yang tinggal di perkotaan. Dampak yang timbul akibat dari

pertumbuhan kota tersebut diantaranya munculnya dampak negatif terhadap

kesehatan masyarakat yang terkait dengan kemiskinan, lingkungan, industrialisasi,

pariwisata, psikososial dan masalah kesehatan pada kelompok tertentu.

Kompleksnya masalah kesehatan diperkotaan menuntut sarana pelayanan

kesehatan yang tersedia untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul

sehingga status kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan dengan harapan pada

masa depan masyarakatnya dapat hidup pada lingkungan yang sehat, berprilaku

sehat dan dapat menjangkau sarana kesehatan serta status derajat kesehatan yang

optimal (Depkes, 2002).

Orang yang tinggal di perkotaan berada dibawah tekanan. Perawat kesehatan

komunitas tradisional harus mampu membiasakan diri untuk memecahkan

masalah kesehatan dan sosial yang sulit di bebagai populasi. Saat ini

permasalahan yang dihubungkan dengan masyarakat perkotaan merupakan

tantangan yang mengharuskan perawat kesehatan komunitas memiliki semua

keterampilan. Populasi masyarakat kota terus meningkat terutama usia dewasa

muda yang bermigrasi ke kota yang berharap memenuhi impian mereka untuk

sukses. Orang muda yang terpesona dengan kota kadang hanya menemukan

kekecewaan dalam pekerjaan, kemiskinan dan stress (Darbyshire, Muir-Cochrane,

Fereday, Jureidini, & Drummond, 2006; Goldstein & Kickbush, 1996;

Salomonsen-Sautel et al., 2008; Wehler et al., 2004) dalam Lundy & Janes

(2009). Beberapa orang mungkin tidak mendapatkan pekerjaan. Tidak hanya

migrasi ke kota, tetapi banyak orang yang lahir dan tetap tinggal di kota sepanjang

hidupnya.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 20: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

8

Universitas Indonesia

Rendahnya pendapatan dan pengangguran yang terus-menerus dan kemiskinan

serta permasalahannya, pertumbuhan populasi yang cepat menyebabkan

pemerintah kota tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat. Mayoritas

permasalahan kota dihubungkan dengan pertumbuhan yang cepat seperti

berkurangnya suplai air bersih, polusi udara, kriminalitas dan kekerasan,

kemiskinan, penyakit, kepadatan penduduk, diskriminasi dan tempat tinggal yang

tidak memadai. Kepadatan penduduk, kompleksitas dan keanekaragaman etnik

atau suku dihubungkan dengan daerah perkotaan. Pusat kota di kota besar sering

merupakan rumah bagi sebagian besar orang miskin dan orang-orang dari

kelompok ras dan etnis yang berbeda (Srinivasan, O’Fallon, & Dearry, 2003

dalam Allender, Rector & Werner, 2010).

Masyarakat yang tinggal di perkotaan menemukan banyak stressors yang berbeda

dibandingkan di pedesaan. Meskipun masalah yang sama ada di pedesaan,

masalah kesehatan dan sosial dihubungkan dengan masyarakat yang tinggal di

kota biasanya terlihat lebih jelas. Kemiskinan masyarakat merupakan sumber dari

permasalahan yang berkembang di perkotaan terutama kelaparan, masalah

kesehatan, penyakit menular yang disebabkan oleh kepadatan, kekerasan dan

kejahatan, tunawisma dan tempat tinggal yang tidak memadai (Lundy & Janes,

2009). Kemiskinan dalam kota juga dihubungkan dengan buruknya kualitas hidup

dan meningkatnya masalah kesehatan antara orang dewasa di semua usia (Jones,

2006; Polednak, 1997; U.S. Conference of Mayors, 2006). Kurangnya akses ke

pelayanan kesehatan, kurangnya perawatan kehamilan, kehamilan remaja,

penyalahgunaan zat, dan buruknya kualitas hidup secara keseluruhan merupakan

konsekuensi dari kemiskinan.

Kesehatan masyarakan perkotaan melibatkan perawat sebagai tenaga yang

berperan dalam upaya promotif dan preventif. Deskripsi kewajiban perawat

kesehatan masyarakat (PHN) dalam sebuah kota besar memiliki kombinasi dalam

“kunjungan rumah, di sekolah, pelayanan klinik dan program lainnya” dengan

beban kasus antara 90 sampai 140 keluarga (Schulte, 2000) dalam Allender

(2010). Schulte (2000) dalam Allender, Rector dan Werner (2010) mencatat

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 21: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

9

Universitas Indonesia

sebagian besar perawat perkotaan bekerja dengan berinteraksi dengan tiga

komunitas: komunitas dimana perawat ditugaskan, komunitas yang dibentuk oleh

keluarga dan komunitas sumberdaya. Proses yang digunakan oleh perawat

komunitas perkotaan meliputi: membina hubungan kerja, bertindak sebagai

sumberdaya, mendeteksi/mengajukan pertanyaan, membuat penilaian informasi,

pengelolaan waktu, mengajar, mengintervensi yang mempengaruhi kesehatan dan

menggunakan keterampilan fisik (Allender, Rector & Werner 2010).

Perawat membina hubungan saling percaya dengan membentuk persepsi

kehadiran dengan mengidentifikasi diri sendiri sebagai perawat kesehatan

masyarakat dan memberikan kartu nama dan meminta klien untuk

menghubunginya saat membutuhkan perawat. Bertindak sebagai sumber

melibatkan urusan dengan subjek sensitif, dan meminta “kejujuran, menanyakan

pertanyaan secara langsung dan mengabaikan perilaku kasar. Mendeteksi dan

mengajukan pertanyaan berikutnya memiliki arti bertindak lebih banyak

mendengarkan daripada berbicara (Schulte, 2000) dalam Allender, Rector &

Werner (2010). Mengajar dideskripsikan sebagai kegiatan yang dilakukan terus

menerus, proses interaksi yang tidak hanya menyediakan informasi tentang

promosi dan pencegahan penyakit, tetapi juga membantu mengarahkan klien ke

sistem pelayanan kesehatan. Intervensi dengan kondisi yang mempengaruhi

kesehatan mengacu pada pengetahuan keperawatan dan pengalaman untuk

mengurangi pengaruh determinan sosial, politik dan ekonomi: yang melibatkan

perpaduan antara pengetahuan, pengalaman, intuisi dan sensitivitas. Keterampilan

fisik digunakan ketika melengkapi pengkajian kondisi fisik kesehatan klien

(Allender, Rector & Werner, 2010). Perawat kesehatan masyarakat harus mampu

menggunakan semua sumber daya tersebut untuk melakukan pelayanan

keperawatan kepada masyarakat.

Schulte (2000) dalam Allender, Rector dan Werner (2010) menemukan bahwa

perawat kesehatan masyarakat di perkotaan membentuk hubungan melalui proses

perawatan dan penghargaan terhadap klien sebagai manusia. Perawat

berkolaborasi dengan kliennya untuk mengembangkan fasilitas promosi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 22: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

10

Universitas Indonesia

kesehatannya untuk jangka panjang dan memperbaiki kualitas hidupnya. Perawat

menyediakan pelayanan area perkotaan yang keadaan kesehatannya kurang baik,

dengan kondisi kemiskinan pada semua setting, dan semua populasi yang

beresiko. Perawat harus mengkaji diri sendiri terhadap sikap dan prasangkanya.

Meskipun akses untuk keperawatan dapat ditingkatkan bagi banyak orang yang

low income, banyak klien yang hanya membutuhkan advokasi saja. Masyarakat

perkotaan, orang miskin atau populasi yang rentan yang hidup didalamnya, perlu

penguatan intervensi yang dapat diprakarsai oleh perawat kesehatan komunitas

dengan menggunakan proses keperawatan sebagai pedoman (Allender, Rector &

Werner 2010). Keperawatan masyarakat perkotaan memiliki 8 karakteristik dan

merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender & Spradley,

2001), yaitu 1) Merupakan lahan keperawatan; 2) Merupakan kombinasi antara

keperawatan publik dan keperawatan klinik; 3) Berfokus pada populasi; 4)

Menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan

dan kesejahteraan diri; 5) Mempromosikan tanggung jawab klien dan self care; 6)

Menggunakan pengesahan/ pengukuran dan analisa; 7) Menggunakan prinsip teori

organisasi; 8) Melibatkan kolaborasi interprofesional.

Beberapa populasi rentan di dalam populasi masyarakat perkotaan yang harus

mendapatkan perhatian dari perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah

remaja. Ada beberapa masalah yang dialami remaja diantaranya masalah

emosional, bunuh diri, kekerasan, penyalahgunaan zat, kehamilan usia dini,

penyakit menular seksual dan nutrisi yang buruk. Masalah tersebut dapat

disebabkan oleh banyaknya tekanan yang terjadi di perkotaan seperti kemiskinan

dan kepadatan penduduk. Perawat dapat bekerjasama dengan keluarga untuk

melakukan tindakan promotif dan preventif terhadap remaja sehingga dapat

diperoleh pengetahuan dan perilaku kesehatan yang meningkatkan derajat

kesehatan remaja secara optimal.

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan

kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 23: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

11

Universitas Indonesia

keluarga (Friedman, Bowen & Jones, 2003). Keluarga merupakan unit terkecil

dari masyarakat. Untuk membentuk sebuah masyarakat yang sehat maka

diperlukan keluarga yang sehat pada seluruh anggotanya. Perawat yang bekerja

dengan keluarga harus memahami tujuan dan proses keperawatan keluarga.

Tujuan dari keperawatan keluarga yaitu pada tingkat pencegahan yang terdiri dari

pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier (Friedman,

Bowen & Jones, 2003). Sedangkan proses keperawatan keluarga dimulai dari

pengkajian, menganalisa data dan masalah keperawatan, menentukan diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi

keperawatan yang telah dilakukan.

Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyatakan bahwa pengkajian keluarga

ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus-menerus tentang keluarga

melalui wawancara dan observasi. Data yang dapat dikaji terhadap keluarga yaitu:

identifikasi data sosial budaya, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga, stres dan strategi koping keluarga. Data pengkajian anggota keluarga

meliputi; mental, fisik, sosial, emosi, sosial dan spiritual. Setelah data terkumpul,

perawat dapat melakukan identifikasi terhadap masalah keluarga dan menetapkan

diagnosa keperawatan keluarga. Gordon (1994) dalam Friedman, Bowen dan

Jones (2003) Diagnosa keperawatan digunakan sebagai proyeksi hasil, intervensi

perencanaan dan evaluasi hasil yang dicapai.

Diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan kemudian dilanjutkan dengan

menyusun rencana keperawatan bersama keluarga. Wright dan Leahey (2000)

dalam Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyatakan bahwa intervensi hanya

dapat diberikan kepada keluarga dan kerja terbaik yang dapat dilakukan perawat

adalah menciptakan suatu konteks bagi keluarga untuk menemukan solusinya.

Dengan kata lain perawat bekerjasama dengan keluarga tetapi perawat tidak dapat

memaksakan atau mengarahkan perubahan. Tujuan intervensi terhadap keluarga

adalah membuat perubahan dan seperti mengurangi penderitaan dan mencapai

kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 24: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

12

Universitas Indonesia

Intervensi yang telah dilakukan terhadap keluarga dilakukan penilaian

keberhasilannya melalui evaluasi keperawatan. Evaluasi berdasarkan pada

seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan lainnya.

Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota

keluarga berespon daripada intervensi yang diimplementasikan. Evaluasi

merupakan proses terus-menerus yang terjadi setiap saat perawat memperbarui

rencana asuhan keperawatan (Friedman, Bowen & Jones, 2003).

2.3 Masa Remaja

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa- merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang

cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan

pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Batasan

yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, periode ini biasanya digambarkan

pertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11

sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia

18 sampai usia 20 tahun (Wong, 2001). Masa remaja, yang secara literatur berarti

“tumbuh hingga mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis,

sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas. Masa remaja

terdiri atas 3 sub fase yang jelas yaitu masa remaja awal (usia 11 sampai 14

tahun), masa remaja pertengahan (usia 15 sampai 17 tahun) dan masa remaja akhir

(usia 18 sampai 20 tahun) (Wong, 2001).

Remaja memiliki tugas perkembangan yang tercapai atau tidaknya ditentukan

oleh beberapa faktor yaitu kematangan fisik, desakan dari masyarakat, dan

motivasi dari individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan remaja antara

lain (Havighurst, 1987 dalam Labibah, 2007):

Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif

Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya dari

jenis kelamin manapun

Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan)

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 25: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

13

Universitas Indonesia

Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua

dan orang dewasa lainnya

Mempersiapkan karir ekonomi

Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab

Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah

lakunya.

2.3.1 Perkembangan Biologis

Perubahan fisik pada pubertas terutama merupakan aktifitas hormonal dibawah

pengaruh sistem saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi

secara bersama-sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada

pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan

karakteristik seks sekunder, perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan

fisiologis dan kematangan neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk

bereproduksi. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan

karakteristik berbeda: karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan

internal yang melaksanakan fungsi reproduktif; karakteristik seks sekunder

merupakan perubahan yang terjadi diseluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan

hormonal tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, 2001). Empat

fokus utama perubahan fisik adalah Potter & Perry, 2005:

- Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera

- Perubahan spesifik seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul

- Perubahan distribusi otot dan lemak

- Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder

2.3.2 Perkembangan Psikososial

Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa

remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pencarian identitas diri merupakan

tugas utama perkembangan psikososial remaja. Remaja harus membentuk

hubungan sebaya yang dekat atau terisolasi secara sosial.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 26: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

14

Universitas Indonesia

Menurut Potter & Perry (2005) remaja mengembangkan beberapa identitas yang

antara lain:

Identitas seksual

Pencapaian identitas seksual ditingkatkan dengan adanya perubahan fisik

pubertas. Tanda fisik maturitas mendorong perkembangan prilaku maskulin

dan feminin. Selama masa remaja awal kelompok teman sebaya mulai

mengkomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan heteroseksual

dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja dihadapkan pada

pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang matang baik dari teman

sebaya maupun orang dewasa.

Identitas Kelompok

Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin

kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal penting

karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat

nemberi mereka status. Menjadi bagian dari orang banyak membantu remaja

menguraikan perbedaan antara mereka dengan orangtuanya. Mereka

berpakaian merias wajahnya seperti teman-teman kelompoknya berpakaian

dan merias wajah serta menata rambutnya sesuai dengan kriteria kelompok.

Identitas keluarga

Perpindahan ke hubungan sebaya yang lebih kuat kontras dengan

perpindahan remaja dari orang tua. Pada masa ini harus ditemukan cara yang

tepat bagi keluarga untuk membantu kemandirian remajanya sambil

mempertahankan struktur keluarga.

Identitas pekerjaan

Pilihan pekerjaan atau arah kejuruan dalam kehidupan membentuk suatu

tujuan bagi remaja.

Identitas kesehatan

Komponen ini menentukan bagaimana remaja mempersepsikan kesehatan dan

menentukan timbulnya minat untuk mengunjungi pemberi pelayanan

kesehatan. Perubahan yang sangat cepat pada masa remaja membuat program

promosi kesehatan menjadi sangat penting.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 27: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

15

Universitas Indonesia

Identitas moral

Perkembangan penilaian moral sangat tergantung pada keterampilan kognitif

dan komunikasi serta interaksi sebaya. Menurut Kohlberg, pada tingkat

tertinggi moralitas didapat dari prinsip hati nurani individu. Remaja menilai

diri mereka sendiri dengan ide internal, yang sering menyebabkan konflik

antara nilai diri dan kelompok.

2.3.3 Perkembangan Kognitif

Remaja tidak hanya tampak berbeda dari anak-anak, tetapi juga memiliki pola

pikir yang berbeda dari anak-anak. Pada masa remaja, menurut teori Piaget,

seseorang memasuki tingkat tertinggi dalam perkembangan kognitif yaitu formal

operasional, ketika mereka memiliki kapasitas untuk pemikiran abstrak (Papalia,

dkk., 2001). Menurut Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif

mereka sendiri dan informasi tidak hanya mereka dapatkan dari lingkungan saja,

tetapi juga memiliki kemampuan baru yang lebih fleksibel untuk memanipulasi

informasi (Papalia, dll., 2001; Santrock, 2003).

Tahapan formal operasional yang dialami seseorang sekitar usia 11 dan 15 tahun,

merupakan tahapan keempat sekaligus terakhir dari tahapan teori Piaget.

Dijelaskan bahwa pada tahap ini seseorang bergerak dari pengalaman konkret

menjadi berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai bagian dari berpikir

secara abstrak, remaja mengembangkan gambaran akan keadaan yang ideal,

mereka mungkin akan mulai membandingkan apa yang mereka miliki dengan

standar ideal mereka (Santrock, 2003).

2.4 Anemia

Anemia pada remaja adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah

lebih rendah dari nilai normal (Permaesih & Herman, 2005). Batas normal dari

kadar Hb pada anak-anak usia 12-14 tahun yaitu 12 gr/dl. Sebagian besar anemia

disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat,

B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah (Masrizal, 2009

dalam Siagian, Lubis dan Bangun, 2012). Anemia dapat juga disebabkan oleh

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 28: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

16

Universitas Indonesia

kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang. Anemia ditandai

dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau hematokrit nilai ambang batas

disebabkan oleh rendahnya peroduksi sel darah merah dan Hb, meningkatnya

kerusakan eritrosit, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan

besar dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi non gizi

dan kelainan genetik juga memainkan peran terhadap anemia (Departemen Gizi

Kesmas, 2007).

Menurut DepKes (2000), penyebab anemia gizi karena kurangnya zat besi atau Fe

dalam tubuh. Karena pola konsumsi masyarakat indonesia, terutama waanita

kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber heme

Iron yang daya serapnya > 15%. Ada beberapa bahan makanan nabati yang

memiliki kandungan Fe tinggi (non heme iron), tetapi hanya bisa diserap tubuh <

3% sehingga diperlukan jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan

Fe dalam tubuh, jumlah tersebut tidak mungkin terkonsumsi. Anemia juga

disebabkan karena terjadinya peningkatan kebutuhan tubuh terutama pada remaja,

ibu hamil dan karena adanya penyakit kronis.

Anemia gizi besi sering diderita oleh wanita dan remaja putri dan diketahui 1

diantara 3 wanita menderita anemia. Penyebab anemia gizi besi sering diderita

oleh wanita dan remaja putri yaitu disebabkan oleh:

Wanita dan remaja putri jarang makan-makanan protein hewani seperti

daging, hati dan ikan

Wanita dan remaja putri selalu mengalami menstruasi setiap bulan

sehingga membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak dibandingkan pria,

oleh karena itu wanita cenderung lebih sering mengalami anemia

dibandingkan pria.

Adanya kecenderungan remaja yang ingin berdiet dengan alasan

mempertahankan bentuk tubuh yang ideal sehingga terjadi pola makan

yang salah, serta adanya pantangan dan tabu. Dengan kata lain pola makan

berpengaruh terhadap terjadinya anemia.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 29: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

17

Universitas Indonesia

Wijiastuti (2006) dalam Arumsari (2008) mendapatkan bahwa sarapan pagi

termasuk salah satu faktor anemia pada remaja putri sedangkan menurut Rodiah

(2003) dalam Arumsari (2008) , remaja yang suka jajan lebih banyak (18,5%)

yang menderita anemia dibandingkan dengan responden yang tidak jajan (9,1%).

Menurut Sunarko (2006) dalam Gunatmaningsih (2007), anemia disebabkan oleh

faktor dominan sebab langsung, sebab tidak langsung dan sebab mendasar yaitu:

Sebab langsung yaitu disebabkan oleh tidak cukupnya asupan zat gizi (zat

besi dengan daya serap rendah, adanya zat penghambat, diet) dan penyakit

infeksi (kecacingan, malaria, TBC)

Sebab tidak langsung yaitu rendahnya perhatian keluarga terhadap wanita,

aktifitas wanita yang tinggi, pola distribusi makanan dalam keluarga dimana

ibu dan anak wanita tidak menjadi prioritas.

Sebab mendasar yaitu masalah sosial ekonomi yaitu rendahnya pendidikan,

rendahnya pendapatan, status sosial yang rendah dan lokasi geografis yang

sulit.

Gejala anemia karena defisiensi zat besi bergantung pada kecepatan terjadinya

anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan kecepatan

penurunan hemoglobin. Karena penurunan kadar hemoglobin akan mempengaruhi

kapasitas pembawa oksigen maka setiap aktifitas fisik pada anemia defisiensi besi

akan menimbulkan keluhan sesak nafas (Gibney, 2005). Pada awalnya sebagian

besar pasien mengeluhkan rasa mudah lelah dan mengantuk yang semakin

bertambah. Keluhan lain yang jarang dijumpai adalah sakit kepala, tinitus, dan

gangguan cita rasa. Dengan semakin meningkatnya intensitas defisiensi, pasien

akan menunjukkan gejala pucat pada konjungtiva, lidah, dasar kuku dan palatum

mole (Gibney, 2005).

Didalam tubuh manusia, zat besi didistribusikan dalam enam lokasi yaitu:

hemoglobih, simpanan besi sebagai ferritin dan hemosiderin, mioglobih pada otot

skeletal dan jantung, sumber zat besi dalam gabungan yang labil, zat besi dalam

jaringan yang terdiri atas heme dan flavo-protein dan transportasi pada

pembentukan zat besi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan zat besi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 30: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

18

Universitas Indonesia

adalah asupan zat besi, simpanan zat besi dan kehilangan zat besi. Asupan zat

besi yang tidak memadai akan; meningkatkan absorpsi besi dari makanan;

memobilisasi simpanan zat besi dalam tubuh; mengurangi transportasi besi ke

sumsum tulang; menurunkan kadar hemoglobih sehingga akhirnya terjadi anemia

karena defisiensi besi (Gibney, 2005).

Mekanisme pengaturan keseimbangan zat besi yang utama adalah absorpsi zat

besi melalui traktus gastrointestinal. Simpanan zat besi dalam tubuh dan status

hemoglobin individual menentukan persentase absorpsi zat besi. Wanita dan anak-

anak memiliki simpanan zat besi yang rendah sehingga absorpsi zat besi dari

makanan makin tinggi. Zat besi banyak terkandung dalam daging merah, sayuran,

dan sereal tetapi konsentrasinya didalam susu, buah dan produk nabati lainnya

sangat rendah (Gibney, 2005). Fasilitator absorpsi zat besi yang paling terkenal

adalah vitamin C (asam askorbat) yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi non

heme secara signifikan. Buah kiwi, jambu biji, dan jeruk merupakan produk

pangan nabati yang meningkatkan absorpsi. Faktor yang ada dalam daging juga

mempermudah absorpsi zat besi (Gibney, 2005). Penghambat absorpsi zat besi

meliputi kalsium fosfat, bekatul, asam fitat dan polifenol. Asam fitat yang banyak

terdapat dalam sereal dan kacang-kacangan merupakan faktor utama yang

bertanggung jawab terhadap buruknya ketersediaan hayati zat besi dalam jenis

makanan ini. Polifenol terdapat dalam teh, kopi, kakao dan anggur merah. Tannin

yang terdapat dalam teh hitam merupakan jenis penghambat paling poten dari

semua inhibitor. Kalsium yang dikonsumsi dari produk susu dapat menghambat

absorpsi besi.

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan Fe,

meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui dan kehilangan banyak

darah. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor tersebut terjadi secara cepat

saat cadangan Fe tidak mencukupi kebutuhan Fe. Wanita usia subur termasuk

remaja adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar anemia karena mereka

tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan

kehilangan Fe. Remaja berada dalam fase pertumbuhan yang pesat sehingga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 31: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

19

Universitas Indonesia

membutuhkan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubunya

dalam masa pertumbuhan tersebut.

Simpanan zat besi dalam tubuh orang-orang asia memiliki jumlah yang tidak

besar, terbukti dari rendahnya kadar hemosiderin dalam sumsum tulang dan

rendahnya simpanan zat besi dalam hati. Penyebab utama anemia karena

defisiensi zat besi, khususnya di negara berkembang adalah konsumsi gizi yang

tidak memadai. Banyak orang bergantung hanya pada makanan nabati yang

memiliki absorpsi zat besi yang buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan

teresbut yang mempengaruhi absorpsi besi (Gibney, 2005).

Pertumbuhan yang cepat selama masa bayi dan kanak-kanak meningkatkan pula

kebutuhan zat besi. Kebutuhan zat besi juga mengalami peningkatan kebutuhan

yang cukup besar selama pubertas, pada remaja putri awal menstruasi

memberikan beban ganda. Kehilangan rata-rata darah menstruasi adalah sekitar 30

ml/hari yang sama dengan kebutuhan tambahan 0,5 mg zat besi perhari. Sekitar

10% wanita akan kehilangan sebanyak 80ml darah yang setara dengan 1mg zat

besi perhari (Gibney, 2005). Kebutuhan zat besi pada wanita lebih banyak

daripada laki-laki karena mereka mengalami menstruasi bulanan. Namun

demikian wanita mampu mengabsorpsi zat besi lebih efisien asalkan makanan

lainnya cukup beragam.

Pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur

menetapkan pedoman untuk mencagah dan mengobati anemia yaitu:

Meningkatkan konsumsi makanan bergizi; makan-makanan yang banyak

mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,

telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-

kacangan, tempe); makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitaminn C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,

jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untk meningkatkan penyerapan zat besi

dalam usus.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 32: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

20

Universitas Indonesia

Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah

darah

Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti

kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

Prinsip dasar dalam pencegahan anemia karena defisiensi zat besi adalah

memastikan konsumsi zat besi secara teratur untuk memenuhi kebutuhan tubuh

untuk meningkatkan kandungan serta bioavailabilitas zat besi dalam makanan.

Prinsip esensial dalam manajemen anemia karena defisiensi zat gizi besi adalah

terapi sulih zat besi dan penanganan penyebab dasar seperti infeksi parasit atau

perdarahan gastrointestinal. Terapi zat besi oral merupakan bentuk penanganan

yang paling disukai. Efek samping yang lazim terjadi pada suplementasi zat besi

yaitu mual, konstipasi, tinja berwarna hitam dan diare (Gibney, 2005).

Fortifikasi zat besi pada beberapa bahan pangan yang lazim dikonsumsi

merupakan pilihan menarik untuk mengatasi permasalahan asupan zat besi yang

tidak memadai dalam masyarakat. Upaya yang ekstensif dan persuasif diperlukan

untuk menimbulkan perubahan perilaku dalam masyarakat agar orang-orang

dalam masyarakat tersebut mau mengadopsi diversifikasi pangan. Pada akhirnya,

satu-satunya solusi yang bertahan lama dalam pemecahan persoalan anemia

karena defisiensi zat besi adalah dengan membantu masyarakat mengkonsumsi

makanan yang kaya akan zat besi secara teratur, mendorong asupan promotor

absorpsi besi seperti vitamin C dan mencegah konsumsi faktor penghambat yang

berlebihan.

Pendekatan berikut ini dianggap penting dalam pencegahan dan pengendalian

anemia gizi secara umum; meningkatkan konsumsi bahan pangan yang kaya akan

zat besi seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, jenis sayuran lainnya dan daging;

mendorong konsumsi secara teratur bahan pangan yang kaya akan vitamin C

seperti jeruk, jambu dan kiwi; meningkatkan penambahan bahan pangan kaya

akan zat besi pada makanan tambahan bayi; menyarankan untuk tidak

mengkonsumsi bahan pangan yang dapat menghambat absorpsi besi, khususnya

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 33: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

21

Universitas Indonesia

bagi wanita dan anak-anak. Komunikasi antar pribadi masih merupakan metode

komunikasi yang efektif pada sebagian besar negara berkembang. Strategi

hortikultural untuk mendorong produksi buah dan sayuran yang kaya akan zat

besi merupakan komponen penting dalam pendekatan jangka panjang untuk

mengendalikan dan mencegah anemia. Kebun rumah merupakan salah satu

pendekatan yang dapat berlanjut untuk mengendalikan anemia gizi besi pada

masyarakat. Keuntungan berkebun di rumah adalah bahwa kegiatan ini akan

memfasilitasi konsumsi nutrien yang beragam.

2.5 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang yang

mempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan

kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau

kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati

yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah

kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit

atau terkena masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Mahasiswa menggunakan

modifikasi perilaku kesehatan terhadap keluarga sebagai upaya untuk tindakan

pencegahan dan peningkatan kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah

anemia.

Ada 3 domain perilaku kesehatan yaitu: pengetahuan, sikap dan tindakan serta

cara pengukuran dan indikator perilaku kesehatan.

2.5.1 Pengetahuan Kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang terhadap cara-cara memelihara perilaku kesehatan. Untuk mengukur

pengetahuan kesehatan dapat dilakukan dengan wawancara atau melalui angket.

Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan meliputi: pengetahuan

tentang penyakit (jenis penyakit, penyebabnya, tanda dan gejala, cara pencegahan,

cara penularan dan cara perawatan); pengetahuan tentang faktor-faktor yang

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 34: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

22

Universitas Indonesia

terkait atau yang mempengaruhi kesehatan; pengetahuan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi (Notoatmodjo, 2005).

2.5.2 Sikap

Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yang mencakup sekurang-

kurangnya 4 variabel: sikap terhadap penyakit; sikap terhadap faktor yang terkait

mempengaruhi kesehatan; sikap terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan tentang

stimulus yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005).

2.5.3 Praktik Kesehatan

Praktik kesehatan adalah semua aktivitas seseorang dalam memelihara kesehatan

yang meliputi: tindakan terhadap penyakit; praktik sehubungan dengan faktor

yang terkait dengan masalah kesehatan; praktik sehubungan dengan penggunaan

fasilitas kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Kegiatan individu, keluarga dan

masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan dan cara perawatan sederhana

termasuk dalam kategori praktik kesehatan karena upaya yang dilakukan adalah

kegiatan untuk memelihara kesehatan atau memperoleh kesehatan yang optimal.

Menurut John P. Elder (1994) dalam Notoatmodjo (2005), untuk berprilaku sehat

dibutuhkan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi dan keterampilan

untuk berprilaku sehat. Jika seseorang tidak memiliki keterampilan untuk

memunculkan perilaku sehat maka disedut skill deficit. Untuk meningkatkan

perilaku sehat, maka intervensi yang tepat yaitu pelatihan. Jika seseorang

memiliki pengetahuan dan keterampilan namun tidak memiliki motivasi maka

disebut performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka teknik yang

dapat digunakan yaitu menggunakan modifikasi pendekatan perilaku. Pemberian

penguat (reinforcement) untuk meningkatkan perilaku atau pemberian sanksi atau

hukuman untuk menurunkan frekuensi perilaku. Masalah yang menyebabkan

seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan

perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 35: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

23

Universitas Indonesia

secara cepat, bahkan tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya, namun

hanya mencegah agar tidak menjadi lebih buruk lagi.

Perawat dapat berperan serta dalam meningkatkan perilaku sehat atau

memunculkan perilaku sehat terhadap individu maupun keluarga melalui upaya

promotif dan tindakan preventif. Upaya promotif dilakukan dengan melakukan

pendidikan kesehatan tentang mengenal masalah penyakit ataupun masalah yang

saat itu dirasakan oleh keluarga.

2.5.4 Modifikasi Perilaku

Modifikasi mengikuti rencana evaluasi dan memulai proses pengembalian siklus

ke pengkajian awal dan pengkajian ulang-memberikan informasi baru yang

diperoleh dari temuan sebelumnya dan kemudian meneruskan untuk merevisi tiap

fase dalam siklus jika diperlukan. Modifikasi sering sulit dilakukan, dan dapat

menimbulkan frustasi serta menurunkan ego untuk menerima bahwa rencana

dan/atau implementasi ternyata tidak efektif. Seringkali perawat yang bekerja

dengan keluarga dalam jangka panjang melihat hasil yang sangat lambat atau

mungkin tidak ada perubahan sama-sekali pada keluarga-setidaknya tidak terjadi

perubahan saat perawat bekerja dengan keluarga tersebut. Pada kondisi ini

perawat perlu memastikan bahwa jika mereka meneruskan mencari diagnosis

yang lebih akurat atau rencana yang lebih efektif, upaya mereka mempunyai

peluang untuk berhasil dan sumber yang digunakan akan sepadan dengan hasil

yang dicapai. Akan tetapi penting untuk mengingat dan bekerja berdasarkan

prinsip penentuan diri- bahwa keluarga mempunyai hak untuk memutuskan apa

yang terbaik bagi mereka serta membuat keputusan untuk diri mereka sendiri.

Modifikasi perilaku adalah wilayah psikologi yang terkait dengan analisa

modifikasi perilaku manusia. Analisa maksudnya mengidentifikasi hubungan

fungsional antara lingkungan dan perilaku tertentu untuk memahami alasan dari

perilaku atau untuk menentukan mengapa seseorang berprilaku seperti ini.

Modifikasi maksudnya mengembangkan dan menerapkan prosedur-prosedur

untuk menolong individu mengubah perilakunya. Prosedur-prosedur modifikasi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 36: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

24

Universitas Indonesia

perilaku digunakan oleh para profesional untuk menolaong seseorang mengubah

perilaku sosialnya secara signifikan dengan tujuan memperbaiki beberapa aspek

pada kehidupannya.

Karakteristik modifikasi perilaku

Fokus pada perilaku, bukan pada karakteristik atau sifat individu. Dalam

modifikasi perilaku, perilaku yang akan diubah disebut perilaku target.

Berdasarkan pada prosedur dan prinsip-prinsip perilaku

Menekankan pada kejadian-kejadian sekarang. Perilaku manusia

dikendalikan oleh kejadian-kejadian sekitarnya, dan tujuan dari modifikasi

perilaku adalah untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian tersebut.

Area penggunaan modifikasi perilaku diantaranya perilaku sehat, prosedur

modifikasi perilaku digunakan untuk memperkenalkan perilaku sehat dengan

meningkatkan pola hidup sehat (olahraga dan nutrisi tepat) dan mengurangi pola

hidup yang tidak sehat (merokok, minum-minuman keras). Modifikasi perilaku

dapat menerapkan Reinforcement Theory dikatakan bahwa seseorang akan

mengulangi perilaku positifnya apabila setelah berperilaku, ia memperoleh

sesuatu (konsekuensi) yang menyenangkan, dan tidak akan mengulangi perilaku

negatifnya, apabila setelah berperilaku, ia memperoleh sesuatu (konsekuensi)

yang merugikan atau tidak menyenangkan (dikenal sebagai ‘the law of effect’).

Teori Reinforcement lebih lanjut merinci dua konsekuensi yang menyenangkan,

ialah (1) positive reinforcement, dan (2) negative reinforcement. Serta dua

konsekuensi yang merugikan, yaitu (1) extinction dan (2) punishment.

Positive reinforcement mendorong terciptanya dan diulanginya perilaku positif

dengan (prosesnya) diiming-imingi insentif. Negative reinforcement mendorong

terciptanya dan diulanginya perilaku positif dengan menghilangkan

penghambatnya. Extinction dimaksud sebagai meredam perilaku negatif dengan

tidak memberikan reaksi apa-apa ketika perilaku yang dimaksud dimunculkan.

Sedangkan ‘punishment’ dimaksud meredam perilaku negatif dengan cara

memberikan hukuman apabila perilaku yang dimaksud dimunculkan (B.W.

Soetjipto dan F. Noor, 2001).

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 37: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

25

Universitas Indonesia

2.5.5 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman, Bowen & Jones, 2003).

Jenis dukungan sosial keluarga Caplan (1964) dalam Friedman, Bowen dan

Jones (2003) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa jenis dukungan

yaitu:

Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari

dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi

yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.

Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi.

Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas

anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,

istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari

dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,

adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan

sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 38: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

26

Universitas Indonesia

tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi

dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowen & Jones,

2003).

Wills (1985) dalam Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyimpulkan bahwa

baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari

stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung

mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya

efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan

dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi

orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau

pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas

menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada,

sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau

otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai

tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua

dengan kelas sosial bawah.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 39: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

27 Universitas Indonesia

BAB 3LAPORAN KASUS KELOLAAN

3.1 Pengkajian Kasus

Keluarga Bapak U merupakan keluarga inti (Nuclear family) terdiri dari Bapak U

(52 tahun), Ibu A (48 tahun), anak A (27 tahun), anak Ar (22 tahun), anak An (18

tahun), anak F (13 tahun) dan anak R (5 tahun). Keluarga Bapak U berada pada

tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda. Keluarga Bapak U

adalah suku Betawi dan biasa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan

menganut agama islam. Bapak U sebagai karyawan perusahaan swasta di daerah

Cileungsi dan Ibu A berperan sebagai ibu rumah tangga. Anak A (27 tahun)

merupakan anak pertama dalam keluarga Bapak U sudah bekerja sebagai

karyawan di perusahaan swasta dan belum menikah. Keluarga Bapak U tinggal di

RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar sejak 20 tahun lalu.

Keluarga Bapak U tinggal di rumah kontrakan sejak anak keduanya (anak Ar)

berusia 2 tahun. Rumah yang ditempati merupakan rumah petak yang terdiri dari

1 ruang tamu, 2 kamar, dapur dan kamar mandi. Jendela hanya terdapat di depan

rumah dan jarang dibuka. Kondisi rumah menggunakan penerangan pada siang

hari dan tampak kurang rapi. Keluarga juga memiliki hewan peliharaan berupa

burung yang diletakkan di teras rumah. Halaman rumah digunakan sebagai tempat

parkir kendaraan.

Pada saat pengkajian keluarga menerima kehadiran perawat dengan baik. Ibu A

mau menceritakan kondisi yang dialami oleh keluarganya tentang masalah

kesehatan, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya. Ibu A

mengatakan keluarganya tidak aktif dalam perkumpulan warga seperti pengajian

dan arisan di lingkungan tempat tinggalnya. Bapak U pulang bekerja pada sore

hari, sedang ibu A mengurus anak R yang masih balita. Penghasilan bapak U

selama sebulan kurang lebih 5 juta rupiah dan dirasakan cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Ibu A mengatakan stressor jangka panjang yang dirasakan

olehnya adalah belum terpenuhinya kebutuhan perumahan untuk keluarganya. Ibu

A mengatakan ingin memiliki rumah sendiri, tetapi penghasilan yang diperoleh

dari bapak U tidak pernah disisihkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 40: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

28

Universitas Indonesia

Pengaturan keuangan dilakukan oleh bapak U dan ibu A hanya menerima uang

belanja rumah tangga dalam sebulan.

Pengkajian terhadap anak F ditemukan bahwa anak F kadang mengeluh pusing

saat bangun tidur, mudah lelah, sulit berkonsentrasi pada saat belajar dan sering

mengantuk terutama pada saat sedang belajar di sekolah. Saat pengkajian pola

makan ditemukan bahwa anak F tidak pernah sarapan pagi sebelum berangkat ke

sekolah. Di sekolah anak F biasanya mengkonsumsi mie instan yang dijual di

kantin sekolah. Anak F juga senang mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari,

minuman bersoda serta pola makan yang tidak teratur.

Pada saat pertemuan kedua dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga bapak

U. Pada anak F didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak pucat. Anak

F mengatakan ia tidak tahu jika dirinya menderita anemia. Keluargapun tidak tahu

jika anak F menderita anemia karena anak F tidak pernah menceritakan pada

orangtuanya keluhan yang dialaminya. Anak F menganggap apa yang

dirasakannya sebagai suatu hal yang wajar saja. Hasil pemeriksaan hemoglobin

secara sederhana dengan menggunakan hemometer sahli menunjukkan angka 11

gr/dl. Saat digali pengetahuan keluarga tentang anemia keluarga mampu

menjawab pengertian anemia, tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia

serta cara pencegahan dan perawatan anemia. Keluarga mengatakan ingin

mengetahui cara perawatan dan pencegahan anemia agar mampu mengatasi

masalah kesehatan yang dialami oleh anak F.

3.2 Diagnosis Keperawatan

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, lalu dilakukan analisa kasus dan

didapatkan beberapa masalah keperawatan yang muncul, baik masalah

keperawatan fisik maupun masalah psikososial. Permasalahan kesehatan anak F

pada keluarga Bapak U yaitu anemia pada remaja. Diagnosis keperawatan yang

diangkat oleh penulis adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait

anemia. Hal ini nampak dari respon keluarga yang tidak mengetahui bahwa anak

remaja putri memiliki resiko anemia lebih tinggi dibandingkan remaja putra, tidak

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 41: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

29

Universitas Indonesia

mengetahui tanda dan gejala anemia yang dialami oleh anak F dan kebiasaan anak

F tidak sarapan pagi saat akan berangkat ke sekolah serta kebiasaan

mengkonsumsi teh yang berlebihan. Masalah ini menjadi stressor bagi keluarga

karena anemia dapat mempengaruhi aktivitas dan kesehatan anak F sehari-hari.

Masalah kesehatan yang dialami oleh anak F dapat diatasi dengan pendekatan

asuhan keperawatan keluarga.

3.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan pada keluarga bapak U khususnya anak F terdiri dari tujuan umum dan

tujuan khusus. Rencana keperawatan keluarga untuk diagnosa keperawatan

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. U dengan anemia

pada remaja antara lain memiliki tujuan umum setelah dilakukan intervensi

sebanyak 4 kali kunjungan, diharapkan keluarga mampu merawat anak F dengan

masalah anemia. Tujuan khusus pertama setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1

x 60 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah anemia pada remaja,

dengan mampu menyebutkan pengertian anemia, menyebutkan penyebab anemia,

menyebutkan tanda dan gejala anemia dengan evaluasi kriteria respon verbal.

Evaluasi standar dari tujuan khusus pertama antara lain 1) Keluarga mampu

menyebutkan pengertian anemia adalah penyakit kurang darah yang disebabkan

oleh kurang zat besi; 2) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 penyebab anemia

yaitu: kandungan zat besi dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan tubuh,

meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi dan meningkatnya pengeluaran zat

besi; 3) Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala anemia yaitu:

lemah, letih, lesu, lelah, lunglai, pusing, mata berkunang-kunang dan kelopak

mata pucat.

Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian anemia; 2) Diskusikan bersama keluarga

apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab anemia; 3) Diskusikan bersama

keluarga apa yang diketahui keluarga tentang tanda dan gejala anemia; 4) Bantu

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 42: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

30

Universitas Indonesia

keluarga untuk mengidentifikasi anemia pada keluarga Bapak U; 6) Berikan

pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 7) Berikan

informasi materi kepada keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan

leaflet; 8) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi

yang disampaikan; 9) Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti; 10) Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan;

11) Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Tujuan khusus kedua setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 60 menit

diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam merawat

anggota keluarga yang mengalami anemia, dengan mampu 1) Menyebutkan akibat

anemia bila tidak diatasi; 2) Mengambil keputusan yang tepat untuk mengikuti

mengatasi masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terutama masalah

anemia dengan evaluasi kriteria respon verbal dan respon afektif. Evaluasi standar

dari tujuan khusus kedua antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4

akibat masalah anemia bila tidak diatasi, antara lain menurunnya prestasi belajar,

mudah terkena infeksi, penurunan produktifitas, pertumbuhan dan kesegaran fisik

menurun; 2) Keluarga memutuskan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan terutama masalah anemia.

Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai akibat masalah anemia bila tidak diatasi; 2)

Memotivasi anggota keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terutama anemia; 3) Berikan pujian

kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 4) Berikan informasi

kepada keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet; 5) Berikan

kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan; 6)

Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti; 7) Motivasi

keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan; 8) Bantu keluarga untuk

mengenal dan menyadari adanya masalah anemia pada anak F; 9) Bantu keluarga

untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami anemia; 10)

Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 43: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

31

Universitas Indonesia

Tujuan khusus ketiga setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 60 menit

diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

anemia, dengan mampu 1) Menyebutkan cara perawatan anemia; 2)

mendemonstrasikan pemilihan makanan yang mengandung zat besi dengan

evaluasi kriteria respon verbal dan respon psikomotor. Evaluasi standar dari

tujuan khusus ketiga antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 cara

perawatan anemia yaitu: mengkonsumsi makanan bergizi, menambah pemasukan

zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah dan mengobati

penyakit yang menyebabkan anemia; 2) mahasiswa dan keluarga

mendemonstrasikan pemilihan bahan makanan yang mengandung zat besi.

Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai cara perawatan anemia; 2) berikan informasi pada

keluarga mengenai cara merawat anemia dengan menggunakan lembar balik; 3)

Demonstrasikan dengan keluarga pemilihan bahan makanan yang mengandung

zat besi; 4) Beri kesempatan keluarga mendemonstrasikan kembali cara

berkomunikasi efektif antara orang tua dan remaja; 5) berikan pujian kepada

keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 6) Berikan informasi kepada

keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet; 7) Berikan

kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan; 8)

Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti; 9) Motivasi

keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan; 10) Berikan

reinforcement positif atas usaha keluarga.

Tujuan khusus keempat setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 40 menit

diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan dan perilaku untuk

merawat anak F, dengan mampu menyebutkan cara modifikasi lingkungan dan

perilaku yang mendukung untuk mengatasi anemia, dengan evaluasi kriteria

respon verbal dan respon afektif.

Evaluasi standar dari tujuan khusus keempat yaitu keluarga mampu menyebutkan

2 dari 3 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku yang mendukung untuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 44: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

32

Universitas Indonesia

mengatasi anemia yaitu: 1) membiasakan sarapan pagi; 2) mengurangi kebiasaan

mengkonsumsi teh dan 3) memanfaatkan lahan kosong dihalaman rumah untuk

menanam sayur-sayuran.

Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga tentang

modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia; 2) berikan pujian

pada keluarga entang pemahaman yang benar; 3) berikan informasi kepada

keluarga mengenai modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia;

4) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang

dibahas; 5) motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dibahas; 6)

berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Tujuan khusus kelima setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 40 menit

diharapkan keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi

masalah anemia dalam keluarga, dengan mampu 1) Menyebutkan jenis-jenis

pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi masalah

anemia remaja; 2) Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan; 3)

Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk berkonsultasi mengenai anemia

remaja dengan evaluasi kriteria respon verbal dan respon afektif. Evaluasi standar

dari tujuan khusus kelima antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan

pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi masalah

anemia remaja, yaitu: Puskesmas (Program Kesehatan Peduli Remaja), rumah

sakit dan klinik swasta; 2) keluarga mampu menyebutkan manfaat kunjungan ke

fasilitas kesehatan yaitu: mendapatkan penyuluhan tentang anemia dan

mendapatkan pengobatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah

anemia; 3) Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk konsultasi

mengenai masalah komunikasi antara orang tua dan remaja.

Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga mengenai jenis-

jenis pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi

masalah komunikasi antara orang tua dan remaja yang ada disekitar tempat

tinggal; 2) Diskusikan bersama keluarga tentang manfaat mengunjungi fasilitas

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 45: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

33

Universitas Indonesia

kesehatan; 3) Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas pelayanan

kesehatan; 3) Motivasi keluarga untuk jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dapat

dikunjungi; 4) Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Implementasi untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

dilakukan sebanyak 4 kali. Implementasi pertama dilakukan pada hari Selasa, 21

Mei 2013 pukul 14.00-15.00 WIB. Perawat memberikan penyuluhan kesehatan

kepada keluarga Bp. U tentang mengenal anemia pada remaja. Implementasi yang

dilakukan antara lain: 1) Menjelaskan kepada keluarga Bp. U, khususnya Ibu. A

dan anak F tentang pengertian anemia; 2) Mendiskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai anemia; 3) Memberikan pujian kepada

keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar 4) Memberikan informasi

kepada keluarga mengenai pengertian anemia dengan menggunakan media lembar

balik dan leaflet; 5) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

tentang materi yang disampaikan; 6) Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti; 7) Memotivasi keluarga untuk mengulang materi

yang telah dijelaskan; 8) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Membantu keluarga Bp. U untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah

anemia dalam keluarga. Implementasi yang dilakukan antara lain 1)

Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat

masalah anemia bila tidak diatasi; 2) memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai akibat anemia yang benar; 3)memberikan

informasi kepada keluarga mengenai akibat anemia dengan menggunakan lembar

balik; 4) Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang materi

yang disampaikan; 5) memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

dimengerti; 6) Memberikan Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang

telah dijelaskan; 7) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga; 8)

membantu keluarga mengenal dan menyadari adanya masalah anemia pada anak

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 46: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

34

Universitas Indonesia

F; 9) Membantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang

mengalami anemia; 10) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Membantu keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota keluarga yang

mengalami anemia. Implementasi yang dilakukan antara lain 1) Mendorong

keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk merawat anemia; 2)

Memberikan informasi pada keluarga mengenai cara merawat anemia dengan

menggunakan lembar balik; 3) memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

materi yang telah disampaikan; 4) Memberikan reinforcement positif terhadap

kemampuan yang dicapai keluarga; 5) mendemonstrasikan pemilihan makanan

yang mengandung zat besi; 6) menganjurkan keluarga mendemonstrasikan

pemiliha makanan yang mengandung zat besi; 7) memberikan kesempatan pada

keluarga untuk bertanya mengenai materi yang diberikan; 8) memotivasi keluarga

untuk mendemonstrasikan secara mandiri 9) memberikan reinforcement positif

atas usaha keluarga.

Evaluasi untuk TUK 1, 2 dan 3 yaitu keluarga mengatakan bahwa anemia adalah

penyakit karena kekurangan darah; keluarga mengatakan penyebab anemia yaitu

kekurangan zat besi dan meningkatnya kebutuhan tubuh terhadap zat besi;

keluarga menyebutkan tanda dan gejala anemia yaitu: lemah, letih, lesu dan

pusing; keluarga menyebutkan anemia yaitu menurunya prestasi belajar dan

mudah terkena infeksi; keluarga mengatakan akan merawat anak F yang

menderita anemia; keluarga mengatakan cara mengatasi anemia yaitu makan

makanan yang mengandung zat besi dan minum tablet tambah darah.

Evaluasi subjektif terhadap implementasi yang dilakukan yaitu keluarga keluarga

mampu menjelaskan pengertian anemia secara ringkas; keluarga mampu

menyebutkan 2 penyebab anemia; keluarga mampu menyebutkan 4 tanda dan

gejala anemia; keluarga mampu menjelaskan akibat anemia; keluarga

memutuskan untuk merawat anemia yang terjadi pada anak F; keluarga mampu

mendemonstrasikan pemilihan makanan yang mengandung zat besi.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 47: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

35

Universitas Indonesia

Implementasi TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan keluarga telah mampu

mengenal anemia, 2 dari 3 penyebab anemia, 4 dari 8 tanda dan gejala anemia,

akibat anemia; mengambil keputusan merawat anak F yang mengalami anemia;

mendemonstrasikan pemilihan bahan makanan yang mengandung zat besi.

Rencana untuk pertemuan selanjutnya adalah melanjutkan ke TUK 4 dan 5.

Implementasi kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Mei 2013 jam

13.30 WIB. Implementasi TUK 4 merupakan intervensi inovasi yang dilakukan

oleh perawat untuk mengubah atau memperbaiki perilaku yang kurang sehat pada

anak F untuk mengatasi anemia yang diderita. Pada pertemuan ini perawat

mengevaluasi TUK 1, 2 dan 3 yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya

dan melanjutkan TUK 4 dan 5 kepada keluarga Bp. U tentang modifikasi

lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia yang diderita anak F.

Implementasi yang dilakukan yaitu: 1) Mendiskusikan bersama keluarga tentang

modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia pada anak F; 2)

memberikan pujian pada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 3)

Memberikan informasi pada keluarga mengenai modifikasi lingkungan dan

perilaku untuk mengatasi anemia; 4) memberikan kesempatan pada keluarga

untuk bertanya mengenai materi yang dibahas; 5) memotivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah dibahas; 6) memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga.

Membantu keluarga Bp. U untuk mampu memanfaatkan pelayanan

kesehatan untuk untuk mengatasi anemia. Implementasi yang dilakukan antara

lain 1) Mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada

disekitar tempat tinggal; 2) Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi; 3) mendiskusikan bersama keluarga

mengenai manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan 4) Memberikan reinforcement

positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan; 5)

Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Evaluasi untuk TUK 4 dan 5 yaitu keluarga mengatakan cara memodifikasi

lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia yang dialami anak F yaitu

membiasakan anak F sarapan pagi dan membatasi kebiasaan minum teh setiap

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 48: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

36

Universitas Indonesia

hari; Ibu A mengatakan anak F selalu minum es teh 2-3 kali sehari; Ibu A

mengatakan mungkin akan sulit sekali mengubah kebiasaan anak F untuk tidak

mengkonsumsi es teh setiap hari. keluarga mengatakan fasilitas yang dapat

dikunjungi, yaitu: Puskesmas, rumah sakit dan klinik swasta; keluarga

mengatakan manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan yaitu untuk mendapatkan

penyuluhan dan mendapatkan pengobatan.

Evaluasi objektif terhadap implementasi yang dilakukan pada TUK 4 dan 5 yaitu;

keluarga menyebutkan 2 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku; keluarga

menyebutkan 2 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku; keluarga

menyebutkan 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi; keluarga menyebutkan

2 manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan. Implementasi terhadap TUK 4 dan 5

tercapai sebagian ditandai dengan keluarga telah mampu manyebutkan cara

memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk

mengatasi masalah anemia yang dialami oleh anak F. Rencana untuk pertemuan

selanjutnya adalah memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan

kesehatan dan membuat jadwal untuk memodifikasi perilaku anak F.

Pertemuan ketiga untuk diagnosa pertama dilakukan untuk mengevaluasi perilaku

anak F dan memotivasi untuk kunjungan ke fasilitas kesehatan dilakukan pada

hari Selasa 28 Mei 2013. Implementasi yang dilakukan yaitu: 1) mengevaluasi

perilaku sarapan pagi dan kebiasaan minum teh pada anakF; 2) Membuat jadwal

modifikasi perilaku sarapan pagi dan pembatasan konsumsi es teh pada anak F, 3)

memberikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan; 4) memotivasi

keluarga untuk membawa anak F ke pelayanan kesehatan. Evaluasi dari

kunjungan tersebut yaitu: 1) anak F mengatakan tidak sempat sarapan pagi kerena

takut terlambat ke sekolah; 2) anak F mengatakan belum bisa menghilangkan

kebiasaan minum es teh setiap hari; 3) anak F mengatakan minum es teh masih 2-

3 kali sehari 4) keluarga mengatakan menyetujui jadwal yang dibuat bersama

perawat; 5) anak F mengatakan belum mau mengunjungi fasilitas kesehatan.

Evaluasi objektif setelah dilakukan implementasi yaitu keluarga menyetujui

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 49: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

37

Universitas Indonesia

jadwal yang telah dibuat bersama perawat. Rencana kunjungan berikutnya yaitu

mengevaluasi perilaku melalui jadwal yang telah disepakati.

Pertemuan keempat untuk implementasi modifikasi perilaku dilakukan pada hari

Kamis, 21 Juni 2013. Implementasi yang dilakukan diantaranya: 1) mengevaluasi

jadwal perilaku sarapan pagi dan minum es teh pada anak F; 2) memberikan

reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga; 3) memotivasi keluarga

untuk mendukung perilaku sehat anak F yang sudah dicapai. Evaluasi subjektif

terhadap implementasi yang dilakukan yaitu: 1) Ibu A mengatakan anak F sudah

mulai sarapan pagi setiap hari; 2) Ibu A mengatakan kebiasan minum teh setiap

hari mulai berkurang; 3) Anak F mengatakan sudah mulai rutin sarapan pagi; 4)

anak F mengatakan masih minum es teh 1- 2 kali sehari; 5) ibu A mengatakan

mendukung kebiasaan baik anak F untuk sarapan pagi dan pembatasan konsumsi

es teh. Evaluasi objektif terhedap implementasi yang dilakukan yaitu: 1) jadwal

kegiatan yeng dibuat sudah terisi dan terlihat kebiasaan minum es teh anak F

berkurang; 2) jadwal sarapan pagi anak F selama satu minggu terakhir terisi

penuh; 3) jadwal kegiatan konsumsi es teh 1 minggu terakhir berkurang menjadi 1

kali sehari; 4) Ibu A tampak mendukung perilaku anak F yang baru. Analisis

untuk modifikasi perilaku anak F tercapai.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan TUK 1 sampai dengan 5 selama 4 kali

kunjungan keluarga untuk masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan pada keluarga Bp. U khususnya masalah anemia, maka keempat

implementasi evaluasi secara keseluruhan bahwa TUK 1 sampai dengan 5

tercapai, ditandai dengan keluarga khususnya Ibu A telah mampu mengenal

masalah anemia, mengambil keputusan untuk merawat anak F dengan anemia,

mendemonstrasikan kembali pemilihan bahan makanan yang mengandung zat

besi, memodifikasi perilaku anak F untuk melakukan jadwal sarapan pagi dan

pembatasan konsumsi teh serta mengetahui manfaat fasilitas kesehatan.

Setelah dilakukan eveluasi sumatif untuk masalah ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan pada keluarga Bp. U, juga dilakukan penilaian terhadap tingkat

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 50: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

38

Universitas Indonesia

kemandirian keluarga. Menurut hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan

evaluasi yang dilakukan selama tujuh minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan

mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan. Ian keluarga

berada pada tahap” Kemandirian Tingkat III”. Kemandirian III yaitu keluarga

yang dapat: 1) Menerima petugas puskesmas; 2) Menerima yankes sesuai rencana;

3) Menyatakan masalah kesehatan secara benar; 4) Memanfaatkan faskes sesuai

anjuran; 5) Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran; 6) Melaksanakan

tindakan pencegahan secara aktif.

3.5 Intervensi Inovasi Modifikasi Perilaku

Intervensi inovasi yang dilakukan pada keluarga Bp. U dengan masalah

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp U terutama masalah

anemia pada anak F yaitu melakukan modifikasi perilaku terhadap anak F. Tujuan

dari implementasi inovasi ini diharapkan terbentuk perilaku sehat pada anak F

sehingga dapat mengatasi masalah anemia yang dialami oleh anak F. Pada

kunjungan implementasi kedua tanggal 23 Mei 2013 mahasiswa melakukan

intervensi inovasi dengan cara menjelaskan modifikasi perilaku yang dapat

dilakukan oleh anak F untuk mengatasi masalah anemia diantaranya yaitu

membiasakan sarapan pagi dan membatasi konsumsi es teh.

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari selasa tanggal 28 Mei 2013, mahasiswa

melakukan evaluasi terhadap perilaku anak F selama 5 hari setelah implementasi

kedua tentang kebiasaan sarapan pagi dan konsumsi es teh. Evaluasi yang

diperoleh yaitu anak F mengatakan masih belum bisa meninggalkan kebiasaan

minum teh. Evaluasi terhadap kebiasaan sarapan pagi diperolah yaitu anak F tidak

melakukan kegiatan sarapan pagi selama 5 hari tersebut dengan alasan jika ia

sarapan pagi di rumah maka ia akan terlambat ke sekolah, sementara saat sampai

di sekolah anak F sudah tidak memiliki waktu untuk sarapan karena sudah masuk

jam pelajaran. Ibu A mengatakan anak F memang memiliki kebiasaan bangun

kesiangan setiap hari. Sehingga menu yang sudah disajikan untuk sarapan

keluarga tidak pernah disentuh. Untuk mencapai tujuan modifikasi perilaku,

mahasiswa membuat jadwal kegiatan bersama anak F dan Ibu A terkait kebiasaan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 51: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

39

Universitas Indonesia

sarapan pagi dan konsumsi es teh. Jadwal dibuat bersama keluarga selama 2

minggu dan akan dievaluasi kembali. Jika anak F mampu melakukan kegiatan

sarapan pagi dan membatasi kebiasaan minum teh minimal selama 1 minggu,

mahasiswa akan memberikan reward kepada anak F. Keluarga menyetujui

kesepakatan yang dibuat bersama mahasiswa.

Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 21 Juni 2013 evaluasi terhadap

implementasi inovasi yang dilakukan diperoleh Ibu A mengatakan anak F sudah

mulai sarapan pagi setiap hari, Ibu A mengatakan kebiasan minum teh setiap hari

mulai berkurang, Anak F mengatakan sudah mulai rutin sarapan pagi, anak F

mengatakan masih minum es teh 1- 2 kali sehari. Jadwal kegiatan yang dibuat

sudah terisi dan terlihat pada minggu pertama terlihat bahwa kebiasaan minum es

teh anak F masih sangat sering yaitu 2-3 kali sehari dan anak F tidak pernah

melakukan sarapan pagi. Evaluasi jadwal pada minggu kedua terlihat kebiasaan

anak F mengkonsumsi es teh berkurang dan jadwal sarapan pagi anak F selama

satu minggu terakhir terisi penuh, jadwal kegiatan konsumsi es teh 1 minggu

terakhir berkurang menjadi 1 kali sehari.

Hasil evaluasi secara keseluruhan setelah dilakukan implementasi inovasi

modifikasi perilaku pada anak F selama 3 kali kunjungan ibu A mengatakan anak

F mulai melakukan sarapan pagi meskipun pada minggu pertama anak F

mengalami kesulitan untuk melakukan sarapan pagi karena selalu terburu-buru

untuk berangkat ke sekolah. Ibu A mengatakan kebiasaan anak F mengkonsumsi

es teh pada minggu terakhir mulai berkurang. Evaluasi perilaku berdasarkan

jadwal yang telah dibuat bersama tampak peningkatan perilaku yang lebih baik

pada anak F dengan mulai membiasakan sarapan pagi dan membatasi konsumsi es

teh. Intervensi inovasi yang dilakukan pada keluarga Bp U terutama anak F dapat

berjalan dengan baik meskipun belum maksimal. Perubahan perilaku yang

diharapkan mulai terlihat, dan diharapkan keluarga mampu memberikan

dukungan terhadap perilaku anak F tersebut.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 52: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

40 Universitas Indonesia

BAB 4ANALISA SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

Kota Depok merupakan wilayah yang berbatasan dengan ibukota DKI Jakarta

berfungsi sebagai daerah penyangga kota Jakarta dan mendapat tekanan migrasi

cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan permukiman,

pendidikan, perdagangan dan jasa dengan luas total 200,9 km2 pada tahun 2003

memiliki jumlah penduduk 1.374.522 jiwa dengan kepadatan rata-rata 6.863

jiwa/km2 (www.depok.go.id). Kecamatan Cimanggis merupakan salah satu

kecamatan yang padat di kota Depok. Luas wilayah Cimanggis 53,54 km2 dengan

kepadatan 5.709 jiwa/km2. Kecamatan Cimanggis sebagian besar wilayahnya

digunakan sebagai sektor ekonomi dengan banyaknya jumlah pabrik di sepanjang

jalan raya Bogor (www.depok.go.id). Kecamatan Cimanggis termasuk dalam

kategori padat karena urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Daya tarik

kecamatan Cimanggis yaitu banyaknya pabrik yang dianggap mampu

memberikan lapangan pekerjaan bagi pendatang. Jumlah pendatang yang

meningkat terus-menerus menyebabkan wilayah pemukiman menjadi lebih padat.

Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan

Cimanggis Kota Depok. Kelurahan ini memiliki 8 rukun warga (RW), menurut

sekertaris kelurahan, RW 08 merupakan kompleks perumahan yang mayoritas

dihuni oleh warga dengan status ekonomi menengah keatas sedangkan 7 RW

lainnya merupakan kampung yang mayoritas stautus ekonomi warganya adalah

menengah kebawah. Kelurahan Cisalak Pasar belum memiliki puskesmas

kelurahan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat

dijangkau oleh warganya adalah puskesmas kecamatan Cimanggis yang berjarak

kurang lebih 1,5 km dari kelurahan Cisalak Pasar. Terdapat satu pasar di

kelurahan ini yang terletak di RW 04 dan jaraknya dekat dengan rumah warga.

Pemukiman warga di RW 02 tampak padat, mayoritas merupakan rumah pribadi,

dan merupakan bangunan permanen. Terdapat beberapa rumah kontrakan satu

pintu yang seluruhnya dihuni oleh warga pendatang. Sebagian besar memiliki

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 53: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

41

Universitas Indonesia

halaman depan atau teras walaupun tidak luas. Karena padatnya perumahan, dan

wilayah yang tidak terlalu luas, pencahayaan sinar matahari tidak masuk pada

sebagian besar rumah. Tempat pembuangan sampah umum tidak terlihat dan

mayoritas masyarakat tidak memiliki tempat pembuangan sampah permanen di

depan rumah, biasanya hanya menggunakan kardus atau plastik yang selanjutnya

diangkut oleh petugas kebersihan yang dikelola oleh RW. Namun ada juga warga

yang membakar sampah dedaunan yang berserakan di halaman atau di pinggir

jalan.

Di beberapa tanah kosong masih juga dijumpai tumpukan sampah yang sengaja di

tumpuk. Keadaan got atau saluran air di wilayah RW 02 menggunakan sistem

terbuka dengan lebar yang minimal sehingga saat hujan turun terkadang air

meluap ke jalan. Ada beberapa keluarga yang memelihara binatang peliharaan

seperti unggas yang dibuatkan kandang di halaman rumah, sehingga tercium bau

yang kurang sedap.

Wilayah RW 02 kelurahan Cisalak Pasar memiliki 5 RT yang tidak terlalu luas,

untuk mencapai RW 02 tidak ada kendaraan umum yang melewati RW 02 kecuali

ojek. Jalan yang ada di RW 02 sudah diaspal dan dapat dilewati oleh kendaraan

beroda empat. Sumber-sumber bagi RW 02 untuk mendapatkan kebutuhan sehari-

hari sangat memadai. Di setiap Rt terdapat tukang sayur keliling maupun warung

yang menjual sayuran serta bahan pokok. Pasar dapat ditempuh dengan berjalan

kaki lebih kurang 250 meter.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah RW 02 yang biasa digunakan

masyarakat yaitu puskesmas dan posyandu. RW 02 hanya memiliki 1 posyandu

dengan kunjungan balita kurang lebih 75 balita. Hanya sebagian warga yang

memanfaatkan failitas kesehatan untuk berobat karena biasanya masalah

kesehatan yang dirasakan diatasi dengan minum obat yang dibeli di warung

dengan alasan malas ke puskesmas.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 54: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

42

Universitas Indonesia

Remaja di wilayah RW 02 berjumlah kurang lebih 360 orang dan sebagian besar

berada pada usia sekolah. Tidak ada organisasi atau wadah yang dapat

dimanfaatkan oleh remaja untuk menyalurkan bakat atau hobinya. Remaja putra

di lingkungan RW 02 biasanya menggunakan pos-pos ronda untuk berkumpul

sekedar ngobrol atau menonton bola bersama teman sebayanya. Kader

mengatakan kadang kumpulan remaja itu mengganggu karena ada yang

berkumpul sambil mengkonsumsi minuman keras dan melakukan aktivitas

begadang hingga pagi hari. Remaja putri yang ada di RW 02 juga tidak memiliki

kegiatan di lingkungannya. Remaja putri lebih sering berada di rumah atau

berkumpul dengan teman sebayanya pada saat hari libur atau pulang dari sekolah.

Informasi yang diperoleh dari kader dan remaja yaitu belum pernah diadakan

penyuluhan terkait remaja di wilayah RW 02 baik pada kader maupun untuk

remaja. Kader juga tidak mengetahui program kesehatan untuk remaja yang ada di

puskesmas. Kader aktif mengarahkan mahasiswa untuk mengelola remaja yang

membutuhkan perhatian khusus. Keluarga mayoritas menerima kehadiran

mahasiswa maupun petugas kesehatan.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan Terkait Konsep KKMP

Pesatnya perkembangan daerah perkotaan beberapa tahun terakhir menyebabkan

urbanisasi yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya. Daya tarik kota yang

menjanjikan kemudahan bagi para pendatang adalah banyaknya lapangan

pekerjaan yang tersedia melalui perusahaan, pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan.

Kota Depok merupakan penyangga bagi ibukota Jakarta dalam beberapa kurun

waktu terakhir mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan banyaknya

pabrik, restoran dan pusat perbelanjaan. Pembangunan sarana sektor ekonomi

tersebut semakin mempersempit lahan pertanian dan meluasnya wilayah

pemukiman untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Dampaknya bagi kota

adalah semakin padatnya jumlah penduduk kota Depok menimbulkan masalah

yang semakin kompleks. Kemiskinan masyarakat merupakan sumber dari

permasalahan yang berkembang di perkotaan terutama kelaparan, masalah

kesehatan, penyakit menular yang disebabkan oleh kepadatan, kekerasan dan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 55: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

43

Universitas Indonesia

kejahatan, tunawisma dan tempat tinggal yang tidak memadai (Lundy & Janes,

2009).

Penduduk perkotaan saat ini harus berhadapan dengan berbagai masalah

kesehatan sebagai akibat gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat, baik

masalah kesehatan yang konvensional, seperti penyakit infeksi dan menular

ataupun masalah kesehatan modern, seperti penyakit degeneratif, misalnya

hipertensi dan stroke (Efendi dan Makhfudli, 2009). Perubahan gaya hidup ini

dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk

food yang menyediakan makanan serba instan di setiap kota. Munculnya makanan

instan yang kerap dianggap mempermudah dan mempersingkat waktu memasak

mengakibatkan konsumsi makanan ini meningkat tajam di lingkungan masyarakat

perkotaan. Padahal kandungan zat gizi yang ada dalam makanan tersebut tidak

mencukupi kebutuhan tubuh. Pendapatan penduduk yang tidak memadai juga

menimbulkan masalah kesehatan tertentu. Pendapatan yang rendah

mengakibatkan keluarga tidak mampu menyediakan kebutuhan pangan yang

bergizi bagi anggotanya. Asupan gizi yang tidak memadai akan menimbulkan

masalah kesehatan bagi anggota keluarga tersebut.

Salah satu populasi yang rentan terhadap masalah kesehatan di perkotaan adalah

populasi remaja. Remaja berada pada masa transisi dari usia anak-anak menuju

dewasa. Beberapa masalah kesehatan yang timbul pada usia remaja yaitu:

kehamilan usia muda/tidak diinginkan, penyakit menular seksual, HIV/AIDS,

kekerasan dan gizi. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang pesat secara fisik

dan psikis maupun sosial sehingga dibutuhkan asupan gizi yang memadai untuk

pertumbuhan tersebut. Gizi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan

mengakibatkan masalah kesehatan pada remaja seperti anemia. Profil kesehatan

Indonesia 2011 mencatat bahwa keluarga dengan pendapatan perkapita rendah

memenuhi kebutuhan pangan lebih tinggi pada bahan makanan padi-padian dan

konsumsi rendah pada daging dan susu, sehingga kebutuhan zat gizi tidak

terpenuhi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Permaesih dan Herman

(2005) bahwa konsumsi sumber energi pada masyarakat indonesia termasuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 56: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

44

Universitas Indonesia

remaja berasal dari beras. Beras mengandung zat besi sebesar 0,5-1,2mg/100gr

dan biasa dikonsumsi dalam jumlah besar, sehingga remaja yang mengkonsumsi

energi > 70% memiliki resiko anemia. Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan

lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, karena dibutuhkan untuk mengganti zat

besi yang hilang pada menstruasi.

4.3 Analisis Intervensi Inovasi dengan Konsep dan Penelitian Terkait

Notoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman dan

pelayanan kesehatan. Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Penjelasan diatas

menunjukkan bahwa perilaku seseorang terhadap kesehatan dapat meningkatkan

status kesehatannya dan menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan rencana

tindakan keperawatan keluarga bapak U.

Perilaku anak F yang kerap mengkonsumsi teh dan tidak pernah sarapan pagi

merupakan perilaku yang kurang mendukung untuk peningkatan derajat kesehatan

anak F. Penelitian Siahaan (2009) menunjukkan remaja putri yang makan kurang

dari 3 kali sehari menderita anemia 12,5% lebih tinggi daripada remaja putri yang

memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Dan remaja tersebut berpeluang

menderita anemia 1,7 kali dibandingkan dengan remaja putri yang frekuensi

makannya 3 kali sehari. Faktor lain yang juga mempengaruhi timbulnya anemia

adalah kesukaan terhadap jenis makanan tertentu yang kurang mengandung zat

besi atau bahkan merupakan penghambat absorpsi zat besi bagi tubuh. Pada anak

F minuman yang disukainya adalah es teh yang dikonsumsi lebih dari 2x sehari.

Teh mengandung tanin yang dapat menghambat absorpsi zat besi oleh tubuh.

FAO/WHO (2001) dalam Arumsari (2009) faktor penghambat penyerapan zat

besi diantaranya adalah teh dan kopi. Hurlock (1997) dalam Arumsari (2009)

menunjukkan bahwa remaja menyukai minuman ringan, teh dan kopi yang

frekuensinya lebih sering dibandingkan konsumsi susu. Groff dan Gropper (2000)

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 57: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

45

Universitas Indonesia

dalam Arumsari (2009) senyawa fenol dalam teh yang dikonsumsi bersama

dengan pangan dapat menurunkan absorbsi besi hingga 60%, sedangkan konsumsi

kopi setelah makan dapat menurunkan absorbsi besi hingga 40%. Penurunan

jumlah besi yang diabsorbsi akan menurunkan cadangan besi dalam tubuh.

Model modifikasi perilaku yang dijadikan intervensi inovasi diangkat dari teori

perilaku reinforcement theory. Teori ini pada pokoknya membahas tentang

bagaimana mendorong manusia (individu) berperilaku positif dan mengulanginya

lagi sesering mungkin di waktu-waktu selanjutnya, serta bagaimana meredam

kebiasaan dan perilaku negatif. Intervensi yang dilakukan terhadap anak F dalam

rangka merubah perilaku atau kebiasaan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi

es teh setiap hari dilakukan dengan pembuatan jadwal kegiatan harian dan akan

diberikan reward jika anak F menunjukkan peningkatan perilaku sehat.

Setelah dilakukan implementasi selama tujuh minggu diperoleh hasil terjadinya

peningkatan perilaku sehat terhadapanak F dengan jadwal harian sarapan pagi

setiap hari dan berkurangnya kebiasaan mengkonsumsi es teh. Hal ini sesuai

dengan penelitian Yusuf, dkk (2010) tentang pemberian reinforcement positif

bahwa dampak penerapan program modifikasi perilaku terhadap prestasi belajar

empat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS bagi siswa

yang dikenai program modifikasi perilaku, menunjukkan adanya kenaikan dari

rata-rata 6,2 sebelum intervensi menjadi rata-rata 6,9 setelah intervensi. Dengan

demikian program modifikasi perilaku tidak saja mampu memperbaiki perilaku

buruk anak dalam belajar tetapi juga mampu meningkatkan prestasi belajar.

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan

Mahasiswa menganjurkan adanya support system dari keluarga untuk membantu

meningkatkan perilaku sehat remaja dalam melaksanakan jadwal sarapan pagi dan

kontrol terhadap minuman teh yang biasa dikonsumsi anak F. Penggunaan

support system dalam keluarga merupakan hal penting yang berpengaruh dalam

meningkatkan perilaku sehat anggota keluarga. Hal ini sejalan dengan teori bahwa

kebanyakan individu mendapatkan bantuan yang lebih dari keluarganya

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 58: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

46

Universitas Indonesia

dibandingkan dari sumber yang lain, bahkan lebih dari yang diberikan dokter

mereka (Gurin, 1985 dalam Friedman, Bowen & Jones, 2003). Selain itu, keluarga

berperan penting terkait dengan seberapa jauh anggota keluarga terpajan resiko

(Campbell, 2000 dalam Friedman, Bowen & Jones, 2003). Diharapkan support

system tersebut dapat membantu anak F menjaga dan memelihara kesehatannya

pada tingkat yang optimal.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 59: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

47 Universitas Indonesia

BAB 5PENUTUP

5.1 Simpulan

Pengkajian terhadap anak F ditemukan bahwa anak F kadang mengeluh pusing

saat bangun tidur, mudah lelah, sulit berkonsentrasi pada saat belajar dan sering

mengantuk terutama pada saat sedang belajar di sekolah. Anak F tidak pernah

sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Di sekolah anak F biasanya

mengkonsumsi mie instan yang dijual di kantin sekolah. Anak F juga senang

mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari, minuman bersoda serta pola makan

yang tidak teratur. Pemeriksaan fisik keluarga Bapak U terhadap anak F

didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak pucat. Anak F mengatakan ia

tidak tahu jika dirinya menderita anemia. Hasil pemeriksaan hemoglobin secara

sederhana dengan menggunakan hemometer sahli menunjukkan angka 11 gr/dl.

Saat digali pengetahuan keluarga tentang anemia keluarga mampu menjawab

pengertian anemia, tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia serta cara

pencegahan dan perawatan anemia.

Masalah keperawatan yang dialami oleh anak F adalah ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan diintervensi dengan melakukan kunjungan rumah dan

melakukan intervensi berdasarkan 5 tugas keluarga. Intervensi yang dimulai dari

TUK 1 sampai dengan TUK 5 tercapai. Modifikasi perilaku yang dilakukan pada

anak F yaitu dengan reinforcement positif membuat jadwal sarapan setiap pagi

dan tidak mengkonsumsi es teh. Modifikasi perilaku ini dilakukan agar terbentuk

perilaku baru yang sehat pada anak F. Hasil evaluasi modifikasi perilaku

diperoleh anak F belum bisa meninggalkan kebiasaan minum Es teh setiap hari

dan frekuensi sarapan pagi masih belum memenuhi harapan. Namun sudah

menunjukkan peningkatan perilaku yang lebih baik dari perilaku sebelumnya.

Sehingga dibutuhkan support system dari keluarga untuk mendukung perilaku

sehat terhadap anak F untuk mengatasi anemia.

Wilayah RW 02 kelurahan Cisalak Pasar memiliki 5 RT yang tidak terlalu luas,

untuk mencapai RW 02 tidak ada kendaraan umum yang melewati RW 02 kecuali

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 60: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

48

Universitas Indonesia

ojek. Jalan yang ada di RW 02 sudah diaspal dan dapat dilewati oleh kendaraan

beroda empat. Sumber-sumber bagi RW 02 untuk mendapatkan kebutuhan sehari-

hari sangat memadai. Di setiap Rt terdapat tukang sayur keliling maupun warung

yang menjual sayuran serta bahan pokok. Pasar dapat ditempuh dengan berjalan

kaki lebih kurang 250 meter. Pemukiman warga di RW 02 tampak padat,

mayoritas merupakan rumah pribadi, dan merupakan bangunan permanen.

Terdapat beberapa rumah kontrakan satu pintu yang seluruhnya dihuni oleh warga

pendatang.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah RW 02 yang biasa digunakan

masyarakat yaitu puskesmas dan posyandu. RW 02 hanya memiliki 1 posyandu

dengan kunjungan balita kurang lebih 75 balita. Hanya sebagian warga yang

memanfaatkan failitas kesehatan untuk berobat karena biasanya masalah

kesehatan yang dirasakan diatasi dengan minum obat yang dibeli di warung

dengan alasan malas ke puskesmas.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat

memberikan saran terkait hasil pemberian asuhan keperawatan keluarga Bapak U

dengan masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan sebagai berikut:

5.2.1 Di Bidang Keilmuan

Saran untuk bidang keilmuan agar dapat memperkaya teori mengenai asuhan

keperawatan pada keluarga dengan masalah kesehatan anemia pada remaja

sehingga dapat dijadikan referensi bagi penelitian tentang pemberian asuhan

keperawatan keluarga selanjutnya.

5.2.2 Di Bidang Pelayanan (Aplikatif)

Saran untuk pelayanan di puskesmas agar asuhan keperawatan yang diberikan

tidak hanya sebatas masalah fisik pada klien yang berkunjung ke puskesmas,

namun juga dapat diberikan asuhan keperawatan keluarga di wilayah kerja

puskesmas melalui program perkesmas yang ada di puskesmas.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 61: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

49

Universitas Indonesia

5.2.3 Penelitian Berikutnya

Saran untuk penelitian berikutnya terkait pemberian asuhan keperawatan keluarga

dengan masalah anemia adalah diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan

berikutnya dapat melakukan modifikasi lingkungan dan perilaku keluarga terkait

anemia dengan intervensi yang lebih mudah untuk diterima keluarga.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 62: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

50 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K. (2010). Community health nursing;promoting, protecting the public’s health. Philadelphia: Lippincott William& Wilkins.

Arumsari E. (2008). Faktor resiko anemia pada remaja putri peserta programpencegahan Institut Pertanian Bogor.

Bangun, E.B., Lubis, Z. & Siagian, A. (2012). Perilaku minum teh dan kadarhemoglobin (Hb) pada siswa-siswi sekolah menengah kejuruan negeri 1jorlang hataran desa dolok marlawan kecamatan Jorlang kabuptenSimalungun tahun 2012. Sumatera utara: USU

Besral, Meilianingsih, L. & Sahar, J. (2007). Pengaruh minum teh terhadapkejadian anemia pada usila di kota Bandung. Makara Kesehatan: 11, 38-43.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.(2007). Gizi dan kesehatanmasyarakat. Edisi revisi. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Depkes, RI. (2003). Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita UsiaSubur (WUS)”. Jakarta : Depkes RI.

Depkes, RI.(2002). Manajemen kesehatan masyarakat perkotaan. Jakarta: DepkesRI

DiMeglio,G.(2000). Nutrition in adolescence. Journal of the american academy ofpediatrics. Retrivied 7 juli 2013.

Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas; teori danpraktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

FAO/WHO.(2001). Human vitamin and mineral requirement. Rome: FAO foodand nutrition division

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Keperawatan keluarga:riset, teori dan praktik. (Achiryani, penerjemah). Jakarta: EGC.

Gibney, M.J., Margetts, B.M., Kearney, J.M., & Arab, L. (2005). Gizi kesehatanmasyarakat. (dr. Andri hartono, penerjemah). Jakarta: EGC.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 63: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

51

Universitas Indonesia

Gunatmaningsih, D.(2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadiananemia pada remaja putri di SMA negeri 1 Kecamatan JatibarangKabupaten Brebes. Universitas Negeri Semarang.

Kanashiro, H.M. et.al.(2000). Improving Dietary Intake to prevent Anemia inadolescent girl through community kitchens in a peri urban population ofLima, Peru. American Society for Nutritional Sciences.

Lundy, K.S. & Janes, S. (2010). Community health nursng; caring for the public’shealth. 2nd

Edition. Massachusetts: Jones and Bartlett publishers.

Martin, G., & Pear, J.(2003).Behavior Modification : What It Is and How to DoIt. Seventh Edition. New Jersey:Prentice Hall. Inc

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2001). Human development (8thed.). Boston: McGraw-Hill

Permaesih, D. & Herman, S. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi anemiapada remaja. Buletin Penelitian Kesehatan: 33, 162-171.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental keperawatan: konsep, proses danpraktik.(Enie novieastari, penerjemah). Jakarta: EGC.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Twelfth edition. McGraw-Hill HigherEducation.

Stanhope,M. & Lancaster, J. (2006). Community and public health nursing. St.Louis: Mosby Year Book.

WHO.(2001). Iron deficiency anemia; assesment, prevention and control: a guidefor program managers. Geneva: WHO

Wong, D.L. et.al. (2001). Keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Yusuf. M., Legowo. E., Djatun.R., Gunarhadi. (2010). Pengembangan ModelModifikasi Perilaku melalui ‘Continuous Reinforcement’ dan ‘PartialReinforcement’ untuk Mengatasi Kebiasaan ‘Buruk’ Anak dalam Belajar.Universitas Negeri Sebelas Maret – Surakarta.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 64: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Lampiran: 1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U

PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum

1. Nama KK : Bpk. U (52 tahun)

2. Alamat : RT. 04 RW. 05, Kelurahan Cisalak Pasar,

Kecamatan Cimanggis, Depok

3. Komposisi Anggota Keluarga

No Nama Sex Hubungan

Keluarga

Usia Pendidikan

1. Ibu A P Istri 48 tahun SMP

2. Anak A L Anak 27 tahun SMK

3. Anak Ar L Anak 22 tahun SMK

4. Anak And L Anak 18 tahun SMK

5. Anak F P Anak 13 tahun SMP

6. Anak R L Anak 5 tahun TK

Genogram

An.F4. Tipe Keluarga

Keluarga Bapak U memiliki tipe keluarga inti (nuclear family) dengan tahap

perkembangan keluarga dewasa, dimana anak pertama mereka sudah berusia 27

tahun namun belum menikah dan tinggal bersama keluarga Bapak U. Anak kedua

Ibu

ABpU

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 65: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

masih berada pada tahap dewasa awal dan sudah menyelesaikan pendidikan

sekolah menengah namun belum bekerja. Anak ketiga dan anak keempat

keluarga bapak U berada pada usia remaja dan saat ini tinggal bersama keluarga

Bapak U. Anak kelima berada pada usia pra sekolah. Sehari-hari ibu A mengurus

pekerjaan rumah tangga dan mengantar anak R berangkat ke sekolah. Anak kedua

dan anak ketiga ibu A belum bekerja dan pada siang hari lebih sering berada di

rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun.

5. Kewarganegaraan/Suku Bangsa

Bapak U berasal dari jakarta dengan suku Betawi dan Ibu A berasal dari

Ciamis dengan suku Sunda. Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa

Indonesia. Bapak U dan ibu A sudah tinggal di Cisalak Pasar sejak 13 tahun lalu.

Anak keempat dan kelima lahir di Cisalak Pasar. Tidak ada pantangan terhadap

makanan, makanan yang dikonsumsi terdiri dari nasi, sayur, lauk, kadang –

kadang buah. Cara berpakaian keluarga tidak begitu identik dengan daerah asal.

Dekorasi rumah tidak menggambarkan daerah asal. Tidak ada objek kesenian

yang terpampang di rumah bapak S.

6. Agama

Keluarga bapak U beragama Islam. Adapun kegiatan keagamaan yang

dijalankan adalah sholat. Ibu A jarang mengikuti kegiatan pengajian yang

diadakan oleh ibu-ibu di RT dengan alasan memiliki anak yang masih kecil.

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tidak ditemukan kebiasaan

menggunakan jampi-jampi. Keluarga tidak memakan-makanan yang diharamkan

agama.

7. Status Sosial Ekonomi

Pencari nafkah dalam keluarga adalah Bpk. U yaitu karyawan di

perusahaan swasta di kota Bogor. Menurut ibu A penghasilan rata-rata Bapak U

perbulan diatas UMR kota depok karena Bapak U sudah bekarja hampir 20

tahun di perusahaannya saat ini. Ibu A mengatakan penghasilan yang diperoleh

diserahkan sebagian kepada ibu A untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 66: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

harian anak-anaknya. Ibu A mengatakan penghasilan yang diperoleh masih

dirasakan kurang karena anak-anak ibu A ada yang akan masuk ke perguruan

tinggi serta kebutuhan rumah tangga yang selalu naik harganya. Anak pertama

Bapak U sudah bekerja di perusahaan yang sama dengan bapak U, namun ibu A

mengatakan penghasilan anak A digunakan untuk kebutuhan anak A sendiri dan

jarang membantu perekonomian keluarga. Ibu A kadang merasa kesal saat bapak

U melakukan hobinya memancing karena menurut ibu A uang yang digunakan

untuk memancing dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

8. Aktifitas Rekreasi

Ibu A mengakui bahwa keluarganya hampir tidak pernah melakukan aktivitas

rekreasi keluarga. Hal ini dikarenakan anak-anak Bapak A sudah remaja dan

dewasa sehingga mereka lebih sering berkumpul dan berekreasi dengan teman-

temannya. Waktu berkumpul dengan anggota keluarga hanya malam hari setelah

semua aktifitas rutin selesai dilakukan dan bapak U sudah pulang bekerja. Pada

hari minggu atau hari libur, bapak U melakukan kegiatan memancing dengan

teman-temannya. Anak F yang remaja juga lebih suka bermain dan berkumpul

dengan teman-teman sebayanya ke pusat perbelanjaan atau ke rumah teman-

temannya.

II. Riwayat Tumbuh Kembang Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Inti

Tahap keluarga Bapak. B saat ini adalah keluarga dengan anak usia

dewasa. Anak pertama berusia 27 tahun namun belum menikah dan masih

tinggal bersama Bapak U. Ibu A mengatakan anak A belum berani menikah

karena penghasilan yang diperolehnya belum dianggap cukup untuk

menghidupi keluarga. Sedang anak yang lain masih berada pada usia remaja

dan pra sekolah. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga hanya

minum obat diwarung dan jika tidak sembuh baru dibawa ke pelayanan

kesehatan. Namun penyakit hipertensi yang dialami oleh ibu A, ibu A rajin

mengontrol kesehatannya secara rutin ke pelayanan kesehatan.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 67: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Tugas perkembangan keluarga dewasa yang pertama pada keluarga Bapak U

masih belum terpenuhi. Anak pertama masih tinggal bersama keluarga dan

belum menikah. Tugas yang kedua yaitu mempertahankan keintiman pasangan

belum terjadi ditandai dengan keluhan ibu A yang mengatakan bahwa bapak U

terkesan cuek dengan kondisi rumah tangga dan pasangannya. Sedangkan

penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah sudah dijalankan yaitu

dengan bapak U sebagai kepala keluarga dan ibu A mengurus anak-anaknya.

Tugas perkembangan keluarga lain yang belum terpenuhi adalah membantu

anak untuk mandiri. Hal ini terlihat dari anak Ar yang berusia 22 tahun yang

hanya tinggal di rumah, dan tidak bekerja dengan alasan tidak cocok dengan

pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukannya.

3. Riwayat Keluarga Inti

Bapak U dan Ibu A bertemu di Jakarta saat ibu A bekerja di Pabrik. Setelah

merasa cocok keduanya sepakat untuk menikah dan berumah tangga. Ibu A

mengatakan mereka menikah karena saling mencintai. Mereka sendiri yang

merencanakan pernikahan mereka. Pernikahan dilakukan di rumah ibu A di

Ciamis. Setelah menikah mereka tinggal di Kebayoran lama tempat keluarga

besar bapak U tinggal. Setelah anak pertama dan kedua lahir, keluarga

memutuskan untuk pindah dan mengontrak rumah di kelurahan Cisalak Pasar.

Ibu A mengatakan sudah 20 tahun tinggal di kelurahan Cisalak Pasar dan

mengontrak rumah.

III. Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah keluarga bapak U merupakan bangunan permanen dengan status

kepemilikan orang lain. Rumah petak dihuni oleh beberapa keluarga yang

merupakan warga pendatang di Cisalak Pasar. Rumah Bapak U terdiri dari 1

ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar tidur utama, dapur dan kamar mendi.

Diruang tamu digunakan karpet sebagai alas untuk duduk ataupun tidur.

Ruang tamu selain berfungsi sebagai ruang tamu juga digunakan juga

sebagai ruang tidur, pencahayaan diruang tengah hanya menggunakan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 68: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

lampu, dan tidak terdapat jendela pada masing-masing ruangan.

Pencahayaan hanya masuk dari ruang depan selalu dibuka pada pagi hari,

Kamar tidur anak masih bergabung. Didekat dapur terdapat kamar mandi

dan WC. Sumber air minum diperoleh dari sumur bor tidak berbau, tidak

berwarna dan tidak berasa. Adapun di dalam rumah terdapat perabotan dari

kayu dan beberapa barang elektronik. Dekorasi rumah tidak ada, dan rumah

terlihat sempit serta pengap. Keluarga memiliki hewan peliharaan berupa

burung yang sangkarnya diletakkan di teras rumah. Keluarga juga

menggunakan halaman depan rumah untuk menjemur pakaian. Jarak saluran

pembuangan air limbah dengan sumber air bersih kurang lebih 10 meter.

Denah Rumah

Keterangan:

Rumah permanen dengan ukuran 6 X 10 M2

A : Ruang Tamu

B : Ruang Tidur Utama

C : Kamar Tengah

D : Dapur

E : Kamar mandi & WC

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Sebagian besar warga berasal dari berbagai daerah dan berasal dari suku

Sunda dan Betawi. Kebanyakan warga bekerja pada pagi hari sampai sore.

Sebagian besar tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh

Penduduk RT 04/ RW 02 cukup padat. Didepan rumah terdapat tetangga

B

A C

D

B

6 M

10 M

E

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 69: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

yang dan jalan setapak kecil. Status ekonomi dan budaya pada RT 03/04

rata-rata sama dan tetangga ada yang berasal dari suku jawa.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Rumah yang ditempati adalah rumah milik orang lain, Ibu A mengatakan

keluarga tinggal di Cisalak Pasar sejak 20 tahun lalu dan sering berpindah

kontrakan. Tempat tinggal yang saat ini ditempati sudah 13 tahun sejak anak

F lahir. Ibu A mengatakan memiliki keinginan untuk memiliki rumah

sendiri dan pindah dari rumah yang sekarang ditempati.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Menurut Ibu A, keluarga sering berinteraksi dengan tetangga. Ibu A yang

selalu berada dirumah kadang kadang berkumpul dengan tetangganya.

Tetapi ibu A tidak mengikuti pengajian ataupun kegiatan yang ada di

lingkungan RT/RW dengan alasan anaknya masih kecil. Bapak U kadang-

kadang berkumpul dengan tetangga disekitar rumah dan tidak mengikuti

kegiatan di lingkungan dengan alasan sudah terlalu lelah sepulang bekerja.

e. Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga bapak U tinggal jauh dari kerabat keluarga lainnya. Bila ada

masalah kesehatan khususnya untuk pergi ke fasilitas kesehatan ibu A biasa

diantar oleh anaknya. Untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, keluarga

memiliki kartu JAMSOSTEK dan ada klinik khusus untuk keluarga

karyawan yang disediakan oleh perusahaan Bapak U jika anggota keluarga

sakit.

IV. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi dalam keluarga bersifat fungsional. Keluarga terutama Ibu

A cenderung tidak ingin melibatkan orang lain dalam menyelesaikan

masalahnya.. Anak-anaknya diberi kebebasan untuk bermain dengan teman

sebayanya. Anggota keluarga bertemu setiap hari khususnya malam hari

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 70: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

karena babak S bekerja sampai sore sehingga komunikasi dalam keluarga

sering dilakukan pada malam hari.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam membuat keputusan selalu dibicarakan terlebih dulu secara bersama-

sama, tetapi dalam pengambilan keputusan yang tersering diambil oleh

Bapak U. Tetapi untuk masalah anak-anak ibu A lebih sering yang

memutuskan karena ibu A yang selalu berada dirumah.

c. Struktur Peran Keluaga

Masing-masing anggota keluarga sadar dengan perannya masing-

masing.Babak U berperan sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab

untuk mencari nafkah. Ibu A berperan untuk mengasuh anak-anaknya dan

mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Anak tertua diberi

tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya. Anak A berperan sebagai

anak tertua dan sudah memiliki pekerjaan namun ibu A mengatakan

penghasilan anak A digunakan untuk keperluan anak A sendiri, kadang-

kadang anak A masih meminta ongkos untuk berangkat bekerja. Anak Ar

berperan sebagai anak dan sudah 4 tahun menyelesaikan pendidikan

menengahnya. Ibu A mengatakan anak Ar sudah beberapa kali bekerja

namun anak Ar merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai dengan

keinginannya.

Saat ini anak Ar hanya menganggur dan tidak memiliki kegiatan apapun.

Pada saat kunjungan anak Ar sedang berkumpul dengan teman-temannya

dirumah sambil merokok dan mengobrol. Anak And merupakan anak ketiga

keluarga bapak U sudah menyelesaikan pendidikan menengahnya dan

sedang menunda masuk ke perguruan tinggi. Saat ini anak And tidak

memiliki kegiatan yang dapat dilakukan sehari-hari. Pada saat kunjungan

anak And terlihat sedang tidur dan ibu A mengatakan anak-anak laki-laki

dirumahnya sering begadang setiap malam dan baru tidur pada pagi hari.

Sehingga pada saat pagi dan siang hari kegiatan yang dilakukan anak Ar dan

anak And yaitu tidur. Kebiasaan tersebut sudah berlangsung lama dan ibu A

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 71: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

mengatakan tidak bisa mencegah hal tersebut karena menganggap anak-

anaknya sudah dewasa dan sudah mampu membedakan yang baik dan yang

buruk.

Anak F merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarga bapak U

dan masih sekolah di SMP. Ibu A mengatakan anak F tidak mau membantu

pekerjaan rumah seperti harapannya. Anak F lebih sering bermain bersama

teman-temannya pada sore hari. Pada malam hari saat sekolah libur anak F

kadang ikut berkumpul bersama teman-temannya di pos ronda sambil

mengobrol atau bernyanyi. Ibu A mengatakan kadang merasa kecewa dan

sedih dengan anak F karena kurang memahami kondisi keluarganya. Anak F

mudah terpengaruh dengan pergaulan teman-temannya dibuktikan dengan

perkataan ibu A yang menyatakan bahwa anak F kadang meminta barang

yang mahal seperti milik temannya. Jika bapak atau Ibu A tidak

mengabulkannya maka anak F akan marah.

d. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai

dalam agama islam yang dianut serta norma masyarakat disekitarnya. Terkait

dengan norma agama ibu A mengatakan bahwa kondisi sakit yang dialami

manusia adalah cobaan dari Allah.

V. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afeksi

Bapak U dan ibu A saling menghormati dan menyayangi anak-anaknya.

Keluarga sangat memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, saling mengasihi

dan menghormati antar anggota keluarga. Ibu A mengatakan selalu menegur

anak-anaknya apabila dirasakan tindakan atau sikap anak-anaknya ada yang

kurang sesuai dengan norma yang dianut oleh keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Ibu A mengatakan keluarganya sering berkumpul pada saat menonton

televisi. Namun tidak semua anak-anaknya ikut berkumpul karena anak-

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 72: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

anaknya sering berkumpul dengan teman sebayanya. Keluarga bapak U juga

membina hubungan baik dengan tetangga. Ibu A jika siang hari sering

ngobrol dan begabung dengan ibu-ibu tetangga. Ibu A belum bisa ikut

pengajian atau kegiatan RW karena anaknya masih kecil. Bapak U pulang

bekerja pada sore hari dan sering ngobrol dengan tetangga kontrakannya.

Anak-anak bapak U tidak mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan RW

seperti pengajian, mereka lebih sering berkumpul dengan teman-teman

sebayanya di pos ronda sampai pagi hari. Anak F bersosialisasi di sekolah

dan lingkungan rumah. Anak F mengatakan kadang pulang sekolah ia

bermain ke rumah teman- temannya. Anak R yang paling kecil juga

bersosialisasi dengan teman sebayanya, anak R kadang bermain dengan

tetangga kontrakannya dan teman-teman di pengajiannya.

c. Fungsi Perawatan Keluarga

Kondisi kesehatan keluarga bapak U dalam keadaan baik. Ibu A saat ini

sedang menjalani pengobatan terkait penyakit hipertensi yang dideritanya.

Ibu A mengatakan ia rajin memeriksakan kesehatannya ke klinik perusahaan

tempat suaminya bekerja. Ibu A sudah mengetahui cara perawatan untuk

hipertensi.

Anak F kadang mengeluh pusing saat bangun tidur, mudah lelah, sulit

berkonsentrasi pada saat belajar dan sering mengantuk terutama pada saat

sedang belajar di sekolah. Saat pengkajian pola makan ditemukan bahwa

anak F tidak pernah sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Di sekolah

anak F biasanya mengkonsumsi mie instan yang dijual di kantin sekolah.

Anak F juga senang mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari, minuman

bersoda serta pola makan yang tidak teratur.

Pada saat pertemuan kedua dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga

bapak U. Pada anak F didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak

pucat. Anak F mengatakan ia tidak tahu jika dirinya menderita anemia.

Keluargapun tidak tahu jika anak F menderita anemia karena anak F tidak

pernah menceritakan pada orangtuanya keluhan yang dialaminya. Anak F

menganggap apa yang dirasakannya sebagai suatu hal yang wajar saja. Hasil

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 73: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

pemeriksaan hemoglobin secara sederhana dengan menggunakan

hemometer sahli menunjukkan angka 11 gr/dl. Saat digali pengetahuan

keluarga tentang anemia keluarga mampu menjawab pengertian anemia,

tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia serta cara pencegahan dan

perawatan anemia. Keluarga mengatakan ingin mengetahui cara perawatan

dan pencegahan anemia agar mampu mengatasi masalah kesehatan yang

dialami oleh anak F.

Pria di keluarga bapak U memiliki kebiasaan merokok. Ibu A mengatakan

bapak U memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus perhari. Anak-anaknya

juga memiliki kebiasaan merokok. Anak Ar mengaku dapat menghabiskan 1

bungkus rokok perhari dan saat pengkajian anak Ar tampak sedang

merokok. Anak And yang masih remaja juga memiliki kebiasaan merokok

sejak berada di usia sekolah menengah pertama. Anak And mengaku ia

menghabiskan 6 batang rokok perhari. Anak Ar dan anak And mengaku

untuk membeli rokok mereka masih meminta uang dari orang tuanya.

VI. Stres dan koping Keluarga

a. Stresor Jangka pendek

Ibu A mengatakan kekhawatirannya terhadap pergaulan anak-anaknya

terutama anak F. Jika anak F tidak memberi kabar saat pergi dan

bermain dengan teman-temannya ibu A akan merasa cemas.

b. Stresor jangka Panjang

Ibu A mengatakan memiliki keinginan untuk memiliki rumah pribadi

tanpa harus mengontrak. Ibu A mengatakan bapak A tidak pernah

menyisihkan uang untuk mencapai keinginan tersebut. Uang yang

diperoleh dari penghasilan bapak U dipergunakan dan habis saat itu juga.

Ibu A merasa bapak A tidak peduli dengan keinginan ibu A yang ingin

memiliki rumah sendiri. Ibu A mengatakan akan lebih nyaman jika

keluarganya memiliki rumah sendiri. Ibu A tidak tahu sampai kapan

mereka akan tinggal di rumah kontrakannya saat ini. Anak-anak ibu A

juga sudah merasa nyaman tinggal di rumah kontrakannya meskipun

ukuran rumah tidak sesuai dengan jumlah penghuni rumah. Ibu A juga

merasa cemas memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya, karena 3

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 74: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

tahun lagi bapak U sudah harus pensiun dan keluarga tidak memiliki

usaha lain.

c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah

Ibu A mengatakan ketika berhadapan dengan suatu masalah dalam

keluarga, ibu A dan bapak U berdiskusi bersama-sama namun keputusan

diambil oleh bapak U. Ibu A mengatakan mencoba bersabar dengan

kondisi apapun dalam keluarga. Saat menghadapi masalah terkait

keuangan, ibu A mengatakan bahwa ia hanya berdoa pada Allah agar

diberikan kekuatan.

d. Strategi Koping Yang Digunakan

Bila ada masalah yang sulit untuk dipecahkan biasanya berdiskusi

dengan anggota keluarga.

e. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga adakalanya marah terhadap sikap anak-anaknya jika membuat

kesalahan dan kadang-kadang membiarkan anak-anaknya bila sudah

tidak mampu mengatasinya. Ibu A juga mengatakan jika ia kesal dan

marah ia akan diam saja.

VII. Harapan Keluarga

Dengan adanya mahasiswa, keluarga berharap mendapat tambahan informasi

tentang kesehatan terutama cara merawat anggota keluarga yang sakit.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 75: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Bapak UNO Pemeriksaan Fisik Bapak U Ibu A Anak An Anak And Anak Ar Anak F Anak R1 Tanda- tanda vital

Tekanan darah 120/80 mmHg 160/100 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg -Frek nadi 84x/menit 90x/ menit 98x/menit 84x/menit 90x/ menit 98x/menit 98x/menitFrek nafas 20 x/menit 20x/menit 28x/menit 20 x/menit 20x/menit 28x/menit 28x/menitTemperatur 36,8 C 36,5 C 37,3 C 36,8 C 36,5 C 37,3 C 37,3 CBB 60 kg 56 kg 56 kg 54 kg 55 kg 40 kg 12 kgTB 161 157 cm 167cm 163 165 cm 151m 101cm

2 Head to toeKepala Kulit kepala

bersih, rambuthitam berminyak,tidak ada nyeritekan, tidak adalesi

Kulit kepalabersih, rambuthitam, distribusimerata, tidakmudah dicabut,tidak ada lesi,tidak adamassa,tidak ada nyeritekan

Kulit kepala bersih,tidak ada lesi, tidakada massa, tidakada nyeri tekan,distribusi merata,tidak mudahdicabut

Kulit kepalabersih, rambuthitam berminyak,tidak ada nyeritekan, tidak adalesi

Kulit kepalabersih, rambuthitam, distribusimerata, tidakmudah dicabut,tidak ada lesi,tidak ada massa,tidak ada nyeritekan

Kulit kepalabersih, tidak adalesi, tidak adamassa, tidak adanyeri tekan,distribusimerata, tidakmudah dicabut

Kulit kepalabersih, tidak adalesi, tidak adamassa, distribusimerata, tidakmudah dicabut

Mata Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik

Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik

Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, sklera tidakikterik

Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik

Simetris, isokor,konjungtivatidak anemis,sklera tidakikterik

Simetris, isokor,konjungtivaanemis, skleratidak ikterik

Simetris, isokor,konjungtivatidak anemis,sklera tidakikterik

Hidung Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung

Mulut Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, Simetris, Simetris,

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 76: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies

lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies

lembab tidak pucat,bersih

lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies

mukosa lembabtidak pucat,bersih, tidak adakaries

mukosa lembabtidak pucat,bersih

mukosa lembabtidak pucat,bersih, karies digerahambawah dan gigiseri atas

Telinga Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)

Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)

Simetris, tidak adalesi, tidak ada nyeritekan, serumen (-)

Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)

Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)

Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)

Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)

Leher Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis

Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis

Simetris, tidaktampak pembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis

Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis

Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis

Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis

Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis

Dada Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Simetris, tidak adalesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-), Murmur(-)

Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)

Abdomen Simetris,pembesaran (-),nyeri tekan (-),

Simetris, distensi(-), nyeri tekan (-), massa (-) BU

Simetris, distensi (-), nyeri tekan (-),massa (-) BU (+)

Simetris, distensi(-), nyeri tekan (-), massa (-) BU

Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),

Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),

Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 77: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

massa (-) BU (+)4x/menit

(+) 6x/menit 5x/menit (+) 5x/menit massa (-) BU(+) 6x/menit

massa (-) BU(+) 5x/menit

massa (-) BU(+) 7x/menit

Ekstremitas Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema

Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella (+),tidak ada edema

Lengkap, sama kuatpada keempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema

Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema

Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema

Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema

Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 78: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

ANALISA DATA

NO Data Masalah Keperawatan

1 Data Subyektif

Anak F kadang mengeluh pusing saat

bangun tidur, mudah lelah, sulit

berkonsentrasi pada saat belajar dan

sering mengantuk terutama pada saat

sedang belajar di sekolah

Anak F mengatakan ia tidak pernah

sarapan pagi.

Anak F mengatakan di sekolah anak F

biasanya mengkonsumsi mie instan

yang dijual di kantin sekolah

Anak F juga senang mengkonsumsi es

teh sebanyak 2 sampai 3 kali sehari,

minuman bersoda

Ibu A mengatakan kebiasaan anak F

minum teh sudah berlangsung lama

Ibu A mengatakan khawatir jika anak

F mengkonsumsi minuman es teh atau

minuman bersoda setiap hari

Ibu A mengatakan anak F jarang sekali

minum air putih

Data Obyektif:

Pada saat pemeriksaan fisik pada anak

F konjungtiva tampak anemis

Wajah tampak sedikit pucat

Pemeriksaan Hb: 11 gr/dl

Ibu A tampak khawatir saat

Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 79: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

menceritakan kebiasaan anak F yang

sering mengkonsumsi es teh lebih dari

2 kali sehari dan tidak pernah sarapan

pagi

2Data Subyektif

Ibu A mengatakan:

• Anak F tidak mau membantu tugas

ibunya di keluarga

• Anak F sering berkumpul dengan

teman-temannya saat pulang sekolah

• Anak F sering pergi ke rumah

temannya sampai menjelang maghrib

• Anak F kadang berkumpul dengan

teman-temannya di pos yang ada di

dekat rumah pada malam hari saat

libur sekolah

• Anak F kadang meminta sesuatu tanpa

melihat kondisi ekonomi keluarganya

• Kadang ibu A marah jika anak F

memaksa membelikan sesuatu yang

diinginkannya

• Ia ingin anak F mengerti kondisi

ekonomi keluarga

Data Obyektif

• Ibu A tampak khawatir saat

menceritakan kebiasaan anak F yang

sering keluar bersama teman-temannya

• Ibu A tampak sedih saat menceritakan

keinginan anak F yang tidak bisa di

penuhi

Ketidakefektifan

Performa peran Remaja

3 Data Subjektif

Ibu A mengatakan pria di keluarga bapak

Perilaku cenderung

beresiko

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 80: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

U memiliki kebiasaan merokok

Ibu A mengatakan bapak U memiliki

kebiasaan merokok 2 bungkus perhari. Ibu

A mengatakan anak-anaknya juga memiliki

kebiasaan merokok.

Anak Ar mengaku dapat menghabiskan 1

bungkus rokok perhari

Anak And mengaku ia menghabiskan 6

batang rokok perhari.

Anak Ar dan anak And mengaku untuk

membeli rokok mereka masih meminta

uang dari orang tuanya.

Anak And yang masih remaja juga

memiliki kebiasaan merokok sejak berada

di usia sekolah menengah pertama

Anak And mengatakan pernah berhenti

merokok tetapi 1 tahun kebelakang mulai

merokok kembali

Data Objektif:

saat pengkajian anak Ar tampak sedang

merokok

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 81: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Ketidakefektifan Pemeliharaan KesehatanNO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :

aktual3/3 x 1 =1

Anak F mengatakan ia seringmengalami pusing, cepat lelah danmudah mengantuk di sekolah sertasulit berkonsentrasi saat belajar.

2 Kemungkinanmasalah untukdiubah: sebagian

½ X 2 = 1 Ibu A mengatakan anak F seringmengkonsumsi es teh lebih dari 2xsehari dan tidak pernah sarapan pagisaat berangkat ke sekolah

3 Potensial untukdicegah:Cukup

3/3 x 1 =1 Anak F mengetahui pengertiananemia namun tidak mengetahuicara perawatan dan pencegahananemia

4 Menonjolnyamasalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani

½ x 1 = ½ Ibu A dan anak F tidak menyadaribahwa anak F mengalami anemiadan menganggap keluhan yangdirasakan oleh anak F tidak terlalumengganggu anak F

TOTAL 3 ½

2. Ketidakefektifan Peran Remaja

NO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :

aktual3/3 x 1 =1

Ibu A mengatakan ia sering marah-marah jika anak F terlalu seringmain dan tidak mau membantu tugasibunya di rumah

2 Kemungkinanmasalah untukdiubah:Sebagian

1/2 X 2 =1

Sumberdaya yang ada pada keluargamendukung meningkatkanpengetahuan keluarga tentangtumbuh kembang anak hal iniditandai dengan ibu M tampakantusias dan menanyakan tentangperkembangan yang sesuai dengnanusia anak A

3 Potensial untukdicegah:Cukup

2/3 x 1 =2/3

Masalah tumbuh kembang dapatdicegah bila keluarga memilikipengetahuan yang baik tentangtumbuh kembang. keluarga ibu Mmemiliki kemauan untukmenstimulasi tumbuh kembang

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 82: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

balitanya4 Menonjolnya

masalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani

½ x 1 = ½ Ibu M ingin mengetahui tentangtahapan tumbuh kembang anak usiabalita yang normal pada anak A danmenanyakan apakah pertumbuhandan perkembangananak A normal

TOTAL 2 5/6

3. Perilaku kesehatan Cenderung BeresikoNO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :

resiko2/3 x 1 =2/3

Kebiasaan merokok pada anak Andsudah berlangsung lama dan dapatmempengaruhi kesehatan Anak And

2 Kemungkinanmasalah untukdiubah: sebagian

½ X 2 = 1 Perilaku merokok sudah dilakukananak And sejak 5 tahun yang lalulama sehingga dibutuhkan motivasiyang kuat untuk mengurangi danmenghilangkan kebiasaan ini secarabertahap. Edukasi baik dari televisimaupun reklame serta fasilitaskesehatan dapat dengan mudahdidapat oleh anak And

3 Potensial untukdicegah:rendah

1/3 x 1=1/3

Ibu M mengatakan kebiasaanmerokok anak Andlebih dari 5tahun. Anak And mengatakanpernah mencoba berhenti merokoktetapi tidak berhasil tetapi hanyabeberapa bulan saja.

4 Menonjolnyamasalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani

½ x 1 = ½ Ibu mengatakan bahwa merokoksudah menjadi kebiasaan anak-anaklaki-laki dan sulit untuk dihilangkan

TOTAL 2 5/6

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 83: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U KHUSUSNYA An. FDENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN

UMUMTUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR INTERVENSI

Ketidakefektifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak U

khususnya Anak F

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

dalam satu kali

pertemuan,

keluarga

mampu

merawat an. A

dengan

masalah

Anemia

Dalam 1 x 60 menit

pertemuan, keluarga

dapat :

1. Mengenal masalah

Anemia pada

anak F dengan :

1.1. Menyebutkan

pengertian

Anemia

Respon

Verbal

Keluarga menyebutkan

anemia adalah penyakit

kurang darah yang

biasanya disenbabkan oleh

kurang zat besi

`

a. Diskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai

pengertian anemia

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga

mengenai pengertian anemia yang

benar

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 84: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.2. Menyebutkan 2

dari 3 penyebab

anemia

Respon

Verbal

Keluarga menyebutkan 2

dari 5 penyebab anemia

yaitu :

1. Kandungan zat besi

dalam makanan yang

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai pengertian anemia

dengan menggunakan media

lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai

penyebab anemia

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 85: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.3. Menyebutkan 4

dari 8 tanda dan

gejala anemia

Respon

Verbal

dikonsumsi tidak

mencukupi kebutuhan

2. Meningkatnya

kebutuhan tubuh akan

zat besi

3. Meningkatnya

pengeluaran zat besi

dari tubuh

Keluarga menyebutkan 4

dari 8 tanda dan gejala

anemia:

mengenai penyebab anemia yang

benar

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai penyebab anemia

dengan menggunakan media

lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai

tanda dan gejala anemia

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 86: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1. Lemah

2. Letih

3. Lesu

4. Lelah

5. Lunglai

6. Pusing

7. Mata berkunang-

kunang

8. Kelopak mata pucat

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga

mengenai tanda dan gejala anemia

yang benar

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai tanda dan gejala anemia

dengan menggunakan media

lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 87: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2. Keluarga

memutuskan

untuk merawat

anggota

keluarganya

dengan anemia,

dengan :

2.1 Menyebutkan 2

dari 4 akibat

anemia

Respon

Verbal

Keluarga menyebutkan 2

dari 4 akibat anemia:

1. Menurunnya prestasi

belajar

2. Mudah terkena infeksi

3. Penurunan

produktivitas

4. Pertumbuhan dan

kesegaran fisik

menurun

a. Diskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai

akibat anemia

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga

mengenai akibat anemia yang

benar

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai akibat anemia dengan

menggunakan media lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 88: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2.2 Mengambil

keputusan untuk

merawat An. F

dengan anemia

3 Keluarga mampu

merawat anggota

Respon

afektif

Ungkapan keluarga untuk

memutuskan mengatasi

masalah pada An. F

dengan anemia

keluarga untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

a. Bantu keluarga untuk mengenal

dan menyadari adanya masalah

anemia pada an.F

b. Bantu keluarga untuk memutuskan

merawat anggota keluarga yang

mengalami anemia

c. Berikan reinforcement atas

keputusan yang telah diambil

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 89: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

keluarga dengan

anemia dengan :

3.1Menyebutkan 2

dari 3 cara

perawatan anemia

3.2 Melakukan

demonstrasi

pemilihan

Respon

Verbal

Respon

Psikomotor

Keluarga mampu

menyebutkan cara

merawat anemia:

1. Mengkonsumsi

makanan bergizi

2. Menambah

pemasukan zat besi ke

dalam tubuh dengan

minum tablet tambah

darah

3. Mengobati penyakit

yang menyebabkan

anemia

Mahasiswa dan keluarga

mempraktikkan pemilihan

makanan

a. Dorong keluarga untuk

menceritakan apa yang dilakukan

untuk merawat anemia yang baik.

b. Berikan informasi pada keluarga

mengenai cara merawat anemia

dengan menggunakan lembar

balik

c. Motivasi keluarga untuk

menjelaskan kembali materi yang

telah disampaikan

d. Berikan reinforcement terhadap

kemampuan yang dicapai oleh

keluarga

a. Demonstrasikan pemilihan

makanan yang mengandung zat

besi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 90: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

makanan

mengandung zat

besi

4 Setelah dilakukan

pertemuan

sebanyak 1 X 40

menit keluarga

mampu

memodifikasi

lingkungan dan

perilaku untuk

b. Anjurkan keluarga untuk

mendemonstrasikan pemilihan

makanan yang mengandung zat

besi

c. Berikan kesempatan pada keluarga

untuk bertanya mengenai materi

yang diberikan

d. Motivasi keluarga untuk

mendemonstrasikan secara mandiri

e. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 91: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

merawat an. F

dengan anemia

4.1Menyebutkan 2

cara modifikasi

lingkungan dan

perilaku yang

mendukung untuk

mengatasi anemia

ResponVerbal

Keluarga mampu

menyebutkan 2 dari 3 cara

memodifikasi lingkungan

dan perilaku yang

mendukung untuk

mengatasi anemia yaitu:

1. Membiasakan sarapan

pagi

2. Mengurangi kebiasaan

mengkonsumsi teh

3. Memanfaatkan lahan

kosong di halaman

rumah untuk menanam

sayur-sayuran

a. Diskusikan bersama keluarga

tentang modifikasi lingkungan dan

perilaku untuk mangatasi anemia

pada anak

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga yang

benar

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai modifikasi lingkungan

dan perilaku untuk meningkatkan

perilaku mengatasi anemia

d. Berikan kesempatan pada keluarga

untuk bertanya mengenai materi

yang dibahas

e. Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yang telah

dibahas

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 92: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

5 Setelah dilakukan

pertemuan selama

1 X 40 menit

keluarga mampu

memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan untuk

mengatasi

masalah anemia

dengan :

5.1 Menyebutkan

fasilitas

kesehatan yang

terdapat disekitar

lingkungan

tempat tinggal

terkait dengan

Respon

Verbal

Keluarga dapat

menyebutkan fasilitas

kesehatan yang dapat

dikunjungi:

- Puskesmas

- Rumah sakit

- Klinik swasta

f. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga

mengenai fasilitas kesehatan yang

ada disekitar tempat tinggal

b. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali fasilitas

kesehatan yang dapat dikunjungi

c. Berikan reinforcement positif atas

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 93: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

masalah anemia

5.2 Menyebutkan

manfaat

mengunjungi

fasilitas pelayanan

kesehatan

Respon

verbal

Keluarga dapat

menyebutkan manfaat

mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan :

1. Mendapatkan

penyuluhan tentang

cara perawatan

anggota keluarga

dengan masalah

anemia

2. Mendapatkan

pengobatan pada

anggota keluarga

dengan anemia

usaha keluarga

a. Diskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai

manfaat mengunjungi fasilitas

kesehatan

b. Berikan pujian pada keluarga

tentang pemahaman keluarga

mengenai manfaat tersebut

c. Berikan informasi kepada keluarga

mengenai manfaat mengunjungi

fasilitas pelayanan kesehatan

dengan menggunakan lembar balik

d. Berikan kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

e. Berikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

f. Motivasi keluarga untuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 94: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

5.3Memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan

Respon

Afektif

Kunjungan keluarga ke

fasilitas pelayanan

kesehatan untuk membawa

anggota keluarga dengan

masalah anemia

mengulang materi yang telah

dijelaskan

g. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

a. Motivasi keluarga untuk

berkunjung ke fasilitas kesehatan

b. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga untuk

menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 95: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U KHUSUSNYA ANAK FDENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFORMA PERAN REMAJA

DiagnosaKeperawatan

Tujuan Kriteria EvaluasiRencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria StandarKetidakefektifanpenerapan peranremaja padakeluarga Bp. Ukhususnya An. F

Setelahdilakukanintervensisebanyak 3 kalikunjungan,gangguantumbuhkembang remajatidak terjadi.

1. Setelah 1 x 20 menitpertemuan, keluargamampu mengenalmasalah tumbuhkembang remaja,dengan mampu:1.1 Menyebutkan

definisi tumbuhkembang.

Responverbal

Keluarga mampumenyebutkanpertumbuhan adalahbertambahnya ukurananak dari segi jasmani.Sedangkanperkembangan adalahberkembangnyakemampuan ataukeahlian anak.

1.1.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga mengenaipengertian tumbuhkembang.

1.1.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.

1.1.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenaipengertian tumbuhkembang denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

1.1.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 96: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.2 Menyebutkandefinisi remaja.

Responverbal

Keluarga mampumenyebutkan remajaadalah anak yangberusia 13-21 tahun.Remaja merupakanmasa transisi/ peralihandari masa kanak-kanakmenuju dewasa yangditandai dengan adanyaperubahan aspek fisik,psikis dan psikososial.

tentang materi yangdisampaikan.

1.1.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.

1.1.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.

1.1.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

1.2.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga mengenaipengertian remaja.

1.2.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.

1.2.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenaipengertian remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

1.2.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 97: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.3 Menyebutkandefinisi tumbuhkembang remaja.

Responverbal

Keluarga mampumenyebutkan tumbuhkembang remaja adalahproses lebih lanjutremaja menuju tahapperkembangan danpertumbuhanselanjutnya (dewasa).

1.2.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.

1.2.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.

1.2.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

1.3.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang definisitumbuh kembang remaja.

1.3.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.

1.3.3 Berikan informasi kepadakeluarga tentang definisitumbuh kembang remajadengan menggunakanmedia lembar balik danleaflet.

1.3.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

1.3.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belum

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 98: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.4 Menyebutkanperubahan-perubahan yangterjadi padaremaja.

Responverbal

Keluarga mampumenyebutkan 6 dari 11perubahan-perubahanyang terjadi padaremaja, yaitu:1. Perubahan fisik,

meliputi:a. Perubahan TB

dan BBb. Perubahan bentuk

tubuh: Remajaputri(penimbunanjaringan lemak,kulit halus, suaranyaring, payudaramembesar,tumbuh rambut didaerah tertentu.Remaja putra(peningkatan

dimengerti.1.3.6 Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yangtelah dijelaskan.

1.3.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

1.4.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentangperubahan-perubahan padaremaja.

1.4.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.

1.4.3 Berikan informasi kepadakeluarga tentangperubahan-perubahan padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

1.4.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

1.4.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belum

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 99: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

besar otot, kulitkasar, tumbuhkumis, tumbuhrambut di daerahtertentu).

c. Mengalamipubertas: Remajaputra (mimpibasah). Remajaputri(menstruasi).

2. Perubahan mental,meliputi:a. Berpikir abstrakb. Kritisc. Egosentrisd. Selalu ingin tahue. Cenderung

menentang orangtua

f. Ingin mencobahal-hal yangmengujikeberanian

3. Perubahan sosial,meliputi:a. Mulai

melepaskan diri

dimengerti.1.4.6 Motivasi keluarga untuk

mengulang materi yangtelah dijelaskan.

1.4.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 100: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.5 Mengidentifikasianggota keluargayang berusiaremaja.

2. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu mengambilkeputusan yang tepatuntuk mengasuh anakremaja, denganmampu:2.1 Menyebutkan

permasalahanakibat perubahanfisik pada remaja.

Responafektif

Responverbal

dari keluargab. Membentuk

kelompok temansebaya

Keluarga mengatakanAn. F adalah remaja.

Keluarga mampumenyebutkan minimal 2dari 4 permasalahanakibat perubahan fisikpada remaja, yaitu:

1.5.1 Tanyakan kepada keluarga,adakah anggota keluargayang memiliki kriteriaremaja sebagaimana yangtelah dibahas.

1.5.2 Berikan reinforcementpositif atas apa yang telahdikemukakan keluarga yangtepat dan benar.

2.1.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan fisik padaremaja.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 101: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2.2 Menyebutkanpermasalahanakibat perubahankejiwaan pada

Responverbal

1. Jerawat2. Kegemukan3. Anemia4. Infeksi karena

kekebalan tubuhmulai menurun

Keluarga mampumenyebutkan 2permasalahan akibatperubahan kejiwaan

2.1.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman yang benar.

2.1.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan fisik pada remajadengan menggunakanmedia lembar balik danleaflet.

2.1.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

2.1.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.

2.1.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.

2.1.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

2.2.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan kejiwaan pada

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 102: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

remaja.

2.3 Menyebutkanpermasalahanakibat perubahansosial pada remaja.

Responverbal

pada remaja, yaitu:1. Mencari identitas

diri2. Timbul pertanyaan:

Siapa aku ini? Apajadinya aku ini?

Keluarga mampumenyebutkan minimal 2dari 3 permasalahanakibat perubahan sosialpada remaja, yaitu:

remaja.2.2.2 Berikan pujian kepada

keluarga tentangpemahaman yang benar.

2.2.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan kejiwaan padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

2.2.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

2.2.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.

2.2.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.

2.2.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

2.3.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan sosial padaremaja.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 103: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2.4 Mengambilkeputusan yangtepat untukmengasuh anakremaja.

Responafektif

1. Timbul konflikdengan orang tuaakibat keinginanremaja inginmempunyaikeleluasaan pribadi.

2. Melibatkan remajapada perkelahianantar genk, bolos,terlibat dalamnarkoba, minumminuman keras,merokok akibat setiakawan kepadakelompok.

3. Sifat egosentris danmenonjolkankelompoknya.

Keluarga mengatakanakan mengasuh anakremaja dengan tepatsesuai dengan tumbuhkembangnya.

2.3.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman yang benar.

2.3.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan sosial padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

2.3.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.

2.3.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.

2.3.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.

2.3.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

2.4.1 Bantu keluarga untukmengenal dan menyadariakan adanya remaja dikeluarganya.

2.4.2 Bantu keluarga untuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 104: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

3. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu mengasuh anakremaja, denganmampu:1.1 Menyebutkan

sikap orang tuadalam mengasuhanak remaja.

Responverbal

Keluarga mampumenyebutkan minimal 3dari 4 sikap orang tuadalam mengasuh anakremaja, yaitu:1. Mengenal anak2. Sering melakukan

percakapan dengananak

3. Mendampingi danmembimbing remajadalam menghadapitantangan hidup

4. Menjadi pemimpindan teman bagi

memutuskan mengasuhanak remaja dengan tepatsesuai dengan tumbuhkembangnya.

2.4.3 Berikan reinforcementpositif atas keputusan tepatyang telah diambilkeluarga.

3.1.1 Dorong keluarga untukmenceritakan sikap orangtua dalam mengasuh anakremaja.

3.1.2 Informasikan kepadakeluarga tentang sikaporang tua dalam mengasuhanak remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

3.1.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali materiyang telah disampaikan.

3.1.4 Tanyakan kepada keluargamengenai materi yang

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 105: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.2 Menyebutkansikap anak remajadalam menjalanimasa remaja.

Responverbal

remaja

Keluarga mampumenyebutkan minimal 3dari 5 sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja, yaitu:1. Mengetahui

kelebihan dankekurangan diri.

2. Menerima dirisendiri.

3. Meningkatkankeimanan kepadaTuhan semesta ini.

4. Bersikap terbuka.5. Memiliki kegiatan

positif.

belum dimengerti.3.1.5 Jelaskan kepada keluarga

mengenai materi yangbelum dimengerti.

3.1.6 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga.

3.2.1 Dorong keluarga untukmenceritakan sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja.

3.2.2 Informasikan kepadakeluarga tentang sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

3.2.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali materiyang telah disampaikan.

3.2.4 Tanyakan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.

3.2.5 Jelaskan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.

3.2.6 Berikan reinforcement

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 106: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.3 Melakukankomunikasi yangterbuka denganremaja.

4. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu memodifikasilingkungan yang sesuaidengan anak remaja.

Responpsikomotor

Responverbal

Pada kunjungan yangtidak direncanakan,keluarga melakukankomunikasi yangterbuka dengan remajadan saling berbincangtentang kehidupanremaja.

Keluarga mampumenyebutkan 2modifikasi lingkunganyang sesuai denganremaja, yaitu:1. Pergaulan dengan

teman sebaya yangbaik (selektifmemilih teman)

2. Komunikasi terbukadengan keluarga

terhadap kemampuan yangdicapai oleh keluarga.

1.3.1 Tanyakan kepada keluarga,hal apa yang telahdibicarakan dengan anggotakeluarga yang remaja.

1.3.2 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga.

4.1.1 Diskusikan caramemodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.

4.1.2 Jelaskan kepada keluargatentang cara memodifikasilingkungan yang sesuaidengan remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.

4.1.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali caramemodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.

4.1.4 Tanyakan kepada keluargatentang materi yang belumdimengerti.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 107: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

5. Setelah 1 x 20 menitpertemuan, keluargamampu menggunakanfasilitas kesehatan yangada untuk berkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja,dengan mampu:5.1 Menyebutkan

tempat pelayanankesehatan untukberkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja.

5.2 Mengunjungi

Responverbal

Respon

Keluarga dapatmenyebutkan fasilitasyang dapat dikunjungi,yaitu:1. Puskesmas (PKPR)2. Rumah sakit3. Klinik dokter4. Psikolog5. Guru wali kelas6. Guru BP di sekolah

Keluarga mengunjungi

4.1.5 Jelaskan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.

4.1.6 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga

5.1.1 Diskusikan bersamakeluarga mengenai fasilitaskesehatan yang adadisekitar tempat tinggal.

5.1.2 Motivasi keluarga untukmengulang fasilitaskesehatan yang dapatdikunjungi.

5.1.3 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.

5.2.1 Motivasi keluarga untuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 108: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

fasilitas pelayanankesehatan untukberkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja.

afektif pelayanan kesehatanuntuk konsultasitumbuh kembangremaja.

berkunjung ke fasilitaskesehatan.

5.2.2 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluargauntuk menggunakanfasilitas pelayanankesehatan.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 109: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH PERILAKU KESEHATAN BERESIKO

No

DiagnosaKeperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana IntervensiJangkapanjang

Jangka pendek Kriteria Standar

3 Perilakukesehatanberisikopada Bp. U

Setelahdilakukantindakankeperawatan4x45 menitkeluargadapatmeningkatkanPerilakukesehatanyang adaptif

1. Setelah pertemuanselama 1x45 menitkeluarga mampumengenal kerugianmerokok denganmenyebutkan:a. Pengertian merokok

b. Alasan merokok

ResponVerbal

ResponVerbal

Pengertian merokok:Merokok adalah menghisap zat-zatyang dapat menimbulkan gangguanpada tubuh.

Menyebutkan 3 dari 6 alasanmerokokMengisi waktu luangMengikuti teman dekatCoba-cobaGengsiMenghilangkan stresSudah terbiasa merokok (candu)

a. Diskusikan dengan keluargapengertian merokok

b. Motivasikeluarga untuk menjelaskankembali

c. Berireinforcement positif atasusaha keluarga menjelaskankembali

a. Diskusikan dengan keluargaalasan merokok

b. Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali alasanmerokok

c. Beri reinforcement positifatas usaha keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 110: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

c. Kandungan zat dalamrokok

ResponVerbal Menyebutkan 4 dari 8 zat yang

terkandung dalam rokok:- Tar - Nikotin- Amonia - Arsenik- Metanol - Lilin- Toluene (bahan peledak)- Karbon monoksida

menjelaskan kembali

a. Diskusikan dengan keluargakandungan zat dalam rokok

b. Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembalikandungan zat dalam rokok

c. Beri pujian atas usahakeluarga menjelaskankembali

2. Setelah intervensi1x45 menit keluargadapat memutuskanuntuk berhentimerokok, denganmampu:a. Menyebutkan cara

kerja rokokterhadap tubuh:

ResponVerbal

Menyebutkan 3 dari 6 cara kerjarokok terhadap tubuh: Saat merokok, bahan kimiawi

rokok menjelajahi organ vitaltubuh seperti otak, paru-paru,jantung dan pembuluh darah

Karbon monoksida dalam rokokyang dihirup akan menggantifungsi oksigen pada sel-seldarah, kemudian mengambil zatmakanan dari jantung, otak, dan

a. Diskusikan dengan keluargacara kerja rokok terhadaptubuh:

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 111: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

b. Mengetahui akibatrokok

Responvebal

organ tubuh lain mengakibatkanresiko penyakit jantung.

Nikotin merangsang zat kimia diotak yang mengakibatkankecanduan

Nikotin merangsang kelenjaradrenalin untuk memproduksihormon yang mengganggujantung sehingga tekanan darahdan denyut jantung meningkat

Merokok mematikan indrapengecap dan pencium

Tar dapat mengakibatkan kankerparu-paru dan bronchitis (radangsaluran nafas.

Mengetahui 2 dari 4 akibat rokok:Kanker paru-paru Kanker hati,

kanker ginjal, kanker mulutrahim

Penyakit jantung dan darahtinggi

Kanker bibir, mulut, dantenggorokan

a. Diskusikan dengan keluargaakibat rokok terhadaptubuh:

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 112: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

c. Mengetahui efekrokok

d. Memutuskan untukberhenti merokok

Responverbal

Responvebal

Kerusakan sperma, impotensi,dan mandul

Menyebutkan 2 dari 3 efek rokokselain masalah kesehatan: ketagihan penambahan jumlah rokok ketergantungan

Keputusan keluarga untuk berhentimerokok

a. Diskusikan dengan keluargaefek rokok terhadap tubuh:

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

Memotivasi keluarga untukberhenti merokok

3. Setelah pertemuan1x45 menit keluargamampu merawat danmendukung anggotakeluarga yang berhentimerokok:a. menyebutkan

persiapan berhentimerokok

responverbal

Menyebutkan 2 dari 3 persiapanberhenti merokok:Kenali sebab mengapa anda

merokokTetapkan perilaku berhenti

merokok

a. Diskusikan dengankeluarga persiapanberhenti merokok

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian atas

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 113: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

b. Menyebutkan cara-cara berhentimerokok

c. Menyebutkan caramempertahankanberhenti merokok

Responverbal

Responverbal

buat komitmen atau pernyataantentang niat berhenti merokok).

Menyebutkan 3 dari 5 cara berhentimerokok:Tetapkan hari untuk berhenti

merokok, berhenti merokokpada hari tersebut.

Menunda saat merokok pertamadihisap.

Mengurangi jumlah rokok setiapharinya.

Bantu diri anda sendiri denganinformasi yang meyakinkanuntuk menjauh dari rokok

Setelah berhenti merokok,carilah dukungan dari orang-orang yang juga ingin berhentimerokok

Menyebutkan 2 dari 3 caramempertahankan berhentimerokok:Ajaklah teman dekat atau saudara

kemampuan keluargamenyebutkan kembali

a. Diskusikan dengan keluargacara berhenti merokok

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

a. Diskusikan dengan keluargacara mempertahankanberhenti merokok

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 114: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

untuk berhenti merokok bersama-sama

Beritahu teman mengenai niat dantanggal berhenti merokok, mintamereka memberi dukungan.

Sebelum berhenti merokokhisaplah rokok yang terakhir danbuang sisa rokok yang ada

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

4. Setelah pertemuan1x45 menit, keluargamampu memodifikasilingkungan untukmepertahan berhentimerokok:a. Menyebutkan upaya

mengurangi efekakibat berhentimerokok

Responverbal

menyebutkan 2 dari 4 upayamengurangi efek akibat berhentimerokok :

Minum air putih yangbanyak

Banyak makan buah dansayuran

Olah raga ringan dan teratur Cari kesibukan yang positif

a. Diskusikan dengan keluargaUpaya mengurangi efekakibat berhenti merokok

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 115: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

5. Keluarga mampumemanfaatkanpelayanan kesehatanyang ada untukmembantu berhentimerokok:

a. Mampu menyebutkanfasilitas pelayanankesehatan yangtersedia

b. Mampu menyebutkanmanfaat fasilitaspelayanan kesehatan

c. Keluarga mampu

Responverbal

responverbal

Responpsiko-motor

Menyebutkan fasilitas yankes untukpemeriksaan kesehatan:

Rumah sakit Puskesmas Praktek dokter swasta

Menyebutkan manfaat fasilitaskesehatan untuk konseling danmemeriksakan kesehatanya

Keluarga membawa anggotakeluarga yang mengalami masalahkesehatan ke fasilitas pelayanan

a. Diskusikan dengankeluarga fasilitaskesehatan untukpemeriksaan kesehatan

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali

a. Diskusikan dengan keluargamanfaat fasilitas kesehatan

b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya

c. Beri pujian ataskemampuankeluargamenyebutkan kembali

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 116: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

membawa anggotakeluarga yang sakit kefasilitas kesehatan

kesehatan: Puskesmas, dokterpraktek, R

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 117: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak UDengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Anak F

DiagnosaKeperawatan

Tgl/waktu Implementasi Evaluasi Paraf

Ketidakefektifan

pemeliharaan

kesehatan pada

keluarga Bapak U

khususnya anak F

Selasa, 21Mei 2013

Pukul 14.00wib

TUK 11.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai pengertian

anemia

1.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai pengertian

anemia yang benar

1.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai pengertian anemia dengan

menggunakan media lembar balik

1.1.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yang

disampaikan

1.1.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

1.1.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang

Subjektif:

Ibu A menyebutkan anemia adalah

penyakit karena kurang darah

Ibu A menyebutkan penyebab anemia

yaitu kekurangan zat besi dan

meningkatnya kebutuhan tubuh

terhadap zat besi

Ibu A menyebutkan tanda dan gejala

anemia yaitu: lemah, letih, lesu dan

pusing

Ibu A menyebutkan akibat anemia:

Menurunnya prestasi belajar

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 118: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

materi yang telah dijelaskan

1.1.7 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

1.2.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai penyebab

anemia

1.2.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai penyebab

anemia yang benar

1.2.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai penyebab anemia dengan

menggunakan media lembar balik

1.2.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yang

disampaikan

1.2.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

1.2.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan

Mudah terkena infeksi

Ibu A mengatakan bahwa keluarga

akan berusaha untuk merawat anemia

pada anak F

Ibu A menyebutkan cara mengatasi

anemia yaitu dengan makan makanan

yang mengandung zat besi dan

minum tablet tambah darah

Objektif:

Keluarga mampu menjelaskan

pengertian anemia

Keluarga mampu menyebutkan 2

penyebab anemia

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 119: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

1.2.7 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

1.3.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai tanda dan

gejala anemia

1.3.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai tanda dan

gejala anemia yang benar

1.3.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai tanda dan gejala anemia dengan

menggunakan media lembar balik

1.3.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yang

disampaikan

1.3.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

1.3.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan

1.3.7 Memberikan reinforcement positif atas

Keluarga mampu menyebutkan 4

tanda dan gejala anemia

Keluarga mampu menyebutkan akibat

anemia

Keluarga memutuskan untuk merawat

keluarga yang mengalami anemia

Keluarga mampu menyebutkan cara

merawat anemia

Keluarga mampu mendemonstrasikan

pemilihan makanan yang

mengandung zat besi

Analisa:

Keluarga mampu menyebutkan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 120: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

usaha keluarga

TUK 2

2.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa

yang diketahui keluarga mengenai akibat

anemia

2.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai akibat

anemia yang benar

2.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai akibat anemia dengan

menggunakan media lembar balik

2.1.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yang

disampaikan

2.1.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

2.1.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan

pengertian anemia

Keluarga mampu menyebutkan 2 dari

3 penyebab anemia

Keluarga mampu menyebutkan 4

dari 8 tanda dan gejala anemia

Keluarga mampu menyebutkan akibat

anemia

Keluarga mampu memutuskan untuk

merawat anggota keluarga yang

mengalami anemia

Keluarga mampu mendemonstrasikan

pemilihan makanan yang

mengandung zat besi

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 121: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

2.2.1 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

2.2.2 Membantu keluarga untuk mengenal dan

menyadari adanya masalah anemia pada

an.F

2.2.3 Membantu keluarga untuk memutuskan

merawat anggota keluarga yang

mengalami anemia

2.2.4 Memberikan reinforcement atas keputusan

yang telah diambil

TUK 3

3.1.1 Mendorong keluarga untuk menceritakan

apa yang dilakukan untuk merawat anemia

yang baik

3.1.2 Memberikan informasi pada keluarga

mengenai cara merawat anemia dengan

menggunakan lembar balik

3.1.3 Memotivasi keluarga untuk menjelaskan

kembali materi yang telah disampaikan

TUK 1 – TUK 3 tercapai

Planning:

Lanjutkan ke TUK 4 dan TUK 5

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 122: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Kamis, 23

Mei 2013

Pukul 13.30

3.1.4 Memberikan reinforcement terhadap

kemampuan yang dicapai oleh keluarga

3.2.1 Mendemonstrasikan pemilihan makanan

yang mengandung zat besi

3.2.2 Menganjurkan keluarga untuk

mendemonstrasikan pemilihan makanan

yang mengandung zat besi

3.2.3 Memberikan kesempatan pada keluarga

untuk bertanya mengenai materi yang

diberikan

3.2.4 Memotivasi keluarga untuk

mendemonstrasikan secara mandiri

3.2.5 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

TUK 4

4.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga tentang

modifikasi lingkungan dan perilaku untuk

mangatasi anemia pada anak

4.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

Subjektif

Ibu A menyebutkan 2 dari 3 cara

memodifikasi lingkungan dan

perilaku yang mendukung untuk

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 123: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

pemahaman keluarga yang benar

4.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai modifikasi lingkungan dan

perilaku untuk meningkatkan perilaku

mengatasi anemia

4.1.4 Memberikan kesempatan pada keluarga

untuk bertanya mengenai materi yang

dibahas

4.1.5 Memotivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dibahas

4.1.6 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

TUK 5

5.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga

mengenai fasilitas kesehatan yang ada

disekitar tempat tinggal

5.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali fasilitas kesehatan yang dapat

mengatasi anemia yaitu:

membiasakan sarapan pagi dan

mengurangi kebiasaan

mengkonsumsi teh

Ibu A mengatakan anak F selalu

minum es teh 2-3 kali sehari

Ibu A mengatakan mungkin akan

sulit sekali mengubah kebiasaan anak

F untuk tidak mengkonsumsi es teh

setiap harinya

Ibu A mengatakan fasilitas kesehatan

yang dapat dikunjungi: Puskesmas,

Rumah sakit dan klinik swasta

Ibu A menyebutkan manfaat

mengunjungi fasilitas pelayanan

kesehatan :

Mendapatkan penyuluhan tentang

cara perawatan anggota keluarga

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 124: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

dikunjungi

5.1.3 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

5.2.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang

diketahui keluarga mengenai manfaat

mengunjungi fasilitas kesehatan

5.2.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang

pemahaman keluarga mengenai manfaat

tersebut

5.2.3 Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai manfaat mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan dengan menggunakan

lembar balik

5.2.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yang

disampaikan

5.2.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap

materi yang belum dimengerti

dengan masalah anemia dan

mendapatkan pengobatan

Objektif

Keluarga mampu menyebutkan 2

cara modifikasi lingkungan dan

prilaku

Keluarga mampu menyebutkan 3

fasilitas pelayanan kesehatan yang

dapat dikunjungi

Keluarga mampu menjelaskan

manfaat kunjungan ke fasilitas

pelayanan kesehatan

Analisa

Keluarga mampu menyebutkan 2

dari 3 cara modifikasi lingkungan

dan prilaku

Keluarga mampu menyebutkan 3

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 125: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Selasa, 28

Mei 2013

5.2.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan

5.2.7 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga

5.3.1 Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke

fasilitas kesehatan

5.3.2 Memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga untuk menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan

4.1.3 Mengevaluasi perilaku sarapan pagi dan

kebiasaan minum teh pada anak F

4.1.4 Membuat jadwal modifikasi perilaku

sarapan pagi dan tidak minum es teh setiap

hari pada anak F

4.1.5 Memberikan reinforcement positif atas

dari 3 fasilitas pelayanan kesehatan

yang dapat dikunjungi

Keluarga mampu menyebutkan 2

manfaat mengunjungi fasilitas

pelayanan kesehatan

Planning:

Motivasi keluarga untuk

mengunjungi fasilitas pelayanan

kesehatan

Membuat jadwal untuk modifikasi

perilaku anak F

Subjektif

Anak F mengatakan tidak sempat

sarapan pagi di rumah karena takut

terlambat

Anak F mengatakan belum bisa

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 126: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

usaha yang dilakukan keluarga

4.1.6 Memotivasi keluarga untuk membawa

anak F ke pelayanan kesehatan

menghilangkan kebiasaan minum teh

setiap hari

Anak F mengatakan minum teh 2-3

kali sehari

Objektif

Anak F belum mau diajak ke

pelayanan kesehatan

Anak F menyetujui jadwal yang

dibuat bersama perawat

Analisa:

Keluarga belum mau berkunjung ke fasilitas

pelayanan kesehatan

Planning:

Evaluasi pelaksanaan jadwal yang telah

dibuat bersama

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 127: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Kamis, 21

Juni 2013

4.1.7 Mengevaluasi jadwal perilaku sarapan

pagi dan kebiasaan minum teh pada anak F

4.1.8 Memberikan reinforcement positif atas

usaha yang dilakukan keluarga

4.1.9 Memotivasi keluarga untuk mendukung

dan mempertahankan kebiasaan yang

sudah baik

Subjektif

Ibu A mengatakan anak F sudah

mulai sarapan pagi

Ibu A mengatakan kebiasaan minum

es teh setiap hari sudah mulai

berkurang

Anak F mengatakan sudah mulai

rutin sarapan pagi

Anak F mengatakan masih minum es

teh 1-2 kali sehari

Ibu A mengatakan mendukung

kebiasaan anak F yang mulai

membaik

Objektif

Jadwal yang dibuat sudah terisi dan

kebiasaan minum es teh anak F

sudah mulai berkurang

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 128: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Jadwal sarapan pagi selama 1

minggu terisi penuh

Kebiasaan minum es teh pada jadwal

masih terisi setiap hari 1-2 kali sehari

Ibu A tampak mendukung kebiasaan

anak F yang baru.

Analisa:

Modifikasi perilaku anak F tercapai

sebagian

Planning:

Memotivasi keluarga untuk meningkatkan

dukungan terhadap kebiasaan/ perilaku sehat

yang mulai terbentuk.

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 129: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak UDengan Masalah Ketidakefektifan Performa Peran Remaja

DiagnosaKeperawatan

Tgl/waktu Implementasi Evaluasi Paraf

Ketidakefektifan

Performa Peran

Remaja pada

keluarga Bapak U

khususnya anak F

Selasa, 25Juni 2013

Pukul 14.15Sd

Pukul 15.00

TUK 1

1.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai pengertiantumbuh kembang.

1.1.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar.

1.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai pengertian tumbuh kembangdengan menggunakan media lembar balikdan leaflet.

1.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.

1.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

1.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.

1.1.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.

1.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai pengertian

Subjektif

Ibu A menyebutkan pertumbuhanadalah bertambahnya ukuran tubuhanak. Perkembangan adalahberkembangnya kemampuan anak.

Ibu A menyebutkan remaja adalahanak yang berusia 13-21 tahun

Ibu A menyebutkan tumbuhkembang remaja adalah proses lebihlanjut remaja menuju tahapperkembangan dan pertumbuhanselanjutnya (dewasa)

Ibu A menyebutkan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja,yaitu: suara nyaring, payudaramembesar, tumbuh rambut, Remajaputra (mimpi basah), Remaja putri(menstruasi), selalu ingin tahu,menentang orang tua

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 130: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

remaja.1.2.2 Berikan pujian kepada keluarga tentang

pemahaman keluarga yang benar.1.2.3 Berikan informasi kepada keluarga

mengenai pengertian remaja denganmenggunakan media lembar balik danleaflet.

1.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.

1.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

1.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.

1.2.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.

1.3.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang definisitumbuh kembang remaja.

1.3.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar

1.3.3 Berikan informasi kepada keluarga tentangdefinisi tumbuh kembang remaja denganmenggunakan media lembar balik danleaflet.

1.3.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yang

Ibu A menyebutkan permasalahanakibat perubahan fisik pada remaja,yaitu: jerawat, Kegemukan, Anemia,Infeksi karena kekebalan tubuhmulai menurun

Ibu A menyebutkan 2 permasalahanakibat perubahan kejiwaan padaremaja, yaitu: mencari identitas diri,timbul pertanyaan.

Objektif Keluarga mampu menjelaskan

pengertian tumbuh kembang. Keluarga mampu menjelaskan

mengenai pengertian remaja. Keluarga mampu menjelaskan

tentang definisi tumbuh kembangremaja.

Keluarga mampu menjelaskantentang perubahan-perubahan padaremaja.

Ibu A mengatakan anaknya yangberusia remaja adalah anak F dananak An

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 131: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

disampaikan.1.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materi

yang belum dimengerti.1.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan.1.3.7 Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga.

1.4.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang perubahan-perubahan pada remaja.

1.4.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar.

1.4.3 Berikan informasi kepada keluargatentang perubahan-perubahan padaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.

1.4.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.

1.4.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

1.4.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.

1.4.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga

1.5.1 Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota

Ibu A mampu menjelaskan akibatperubahan fisik pada remaja.

Ibu A mampu menjelaskan akibatperubahan kejiwaan pada remaja.

Analisa Keluarga mampu menjelaskan

pengertian tumbuh kembang. Keluarga mampu menjelaskan

mengenai pengertian remaja. Keluarga mampu menjelaskan

tentang definisi tumbuh kembangremaja.

Keluarga mampu menjelaskantentang perubahan-perubahan padaremaja.

Keluarga mengatakan anaknya yangberusia remaja adalah anak F dananak An

Keluarga mampu menjelaskanakibat perubahan fisik pada remaja.

Keluarga mampu menjelaskanakibat perubahan kejiwaan padaremaja.

TUK 1 tercapaiTUK 2 tercapai sebagian

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 132: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

keluarga yang memiliki kriteria remajasebagaimana yang telah dibahas.

1.5.2 Berikan reinforcement positif atas apa yangtelah dikemukakan keluarga yang tepat danbenar.

TUK 2

2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibatperubahan fisik pada remaja.

2.1.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.

2.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan fisik padaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.

2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.

2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.

2.1.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.

PlanningEvaluasi TUK 1Lanjutkan ke TUK 2 dan TUK 3

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 133: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Kamis, 27Juli 2013

Pukul 14.00sd

Pukul 15.00

2.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibat perubahankejiwaan pada remaja.

2.2.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.

2.2.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan kejiwaan padaremaja dengan menggunakan media lembarbalik dan leaflet.

2.2.4 Berikan kesempatan kepada keluarga untukbertanya tentang materi yang disampaikan.

2.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

2.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulang materiyang telah dijelaskan.

2.2.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.

2.3.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibatperubahan sosial pada remaja.

2.3.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.

2.3.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan sosial padaremaja dengan menggunakan media

Subjektif Ibu A menyebutkan permasalahan

akibat perubahan sosial pada remaja,yaitu: timbul masalah dengan orangtua akibat keinginan remaja inginmempunyai kebebasan pribadi danberkelahi

Keluarga mengatakan akan

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 134: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

lembar balik dan leaflet.2.3.4 Berikan kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.

2.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.

2.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.

2.3.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.

2.4.1 Bantu keluarga untuk mengenal danmenyadari akan adanya remaja dikeluarganya.

2.4.2 Bantu keluarga untuk memutuskanmengasuh anak remaja dengan tepatsesuai dengan tumbuh kembangnya.

2.4.3 Berikan reinforcement positif ataskeputusan tepat yang telah diambilkeluarga.

TUK 3

3.1.1 Dorong keluarga untuk menceritakansikap orang tua dalam mengasuh anakremaja.

3.1.2 Informasikan kepada keluarga tentang

mengasuh anak remaja sesuai dengantumbuh kembangnya

Keluarga menyebutkan sikap orangtua dalam mengasuh anak remaja,yaitu: mengenal anak, seringmelakukan percakapan dengan anakdan mendampingi dan membimbingremaja

Keluarga mengatakan sikap anakremaja dalam menjalani masaremaja, yaitu: mengetahui kelebihandan kekurangan diri, menerima dirisendiri dan bersikap terbuka

Objektif Ibu A mampu menjelaskan akibat

perubahan sosial pada remaja. Ibu A memutuskan untuk

memutuskan mengasuh anak remajadengan tepat sesuai dengan tumbuhkembangnya

Ibu A mampu menjelaskan sikaporang tua dalam mengasuh anakremaja

Ibu A mau mempraktikkan carakomunikasi efektif dan terbukadengan remaja

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 135: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

sikap orang tua dalam mengasuh anakremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.

3.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali materi yang telah disampaikan.

3.1.4 Tanyakan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.

3.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.

3.1.6 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.

3.2.1 Dorong keluarga untuk menceritakansikap anak remaja dalam menjalani masaremaja.

3.2.2 Informasikan kepada keluarga tentangsikap anak remaja dalam menjalani masaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.

3.2.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali materi yang telah disampaikan.

3.2.4 Tanyakan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.

3.2.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.

3.2.6 Berikan reinforcement terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.

AnalisaTUK 2 tercapaiTUK 3 tercapai

PlanningLanjutkan Ke TUK 4 dan TUK 5

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 136: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Selasa, 2

Juli 2013

Pukul 14.00

3.3.1 Tanyakan kepada keluarga, hal apa yangtelah dibicarakan dengan anggota keluargayang remaja.

3.3.2 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.

4.1.1 Diskusikan cara memodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.

4.1.2 Jelaskan kepada keluarga tentang caramemodifikasi lingkungan yang sesuaidengan remaja dengan menggunakanmedia lembar balik dan leaflet.

4.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali cara memodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.

4.1.4 Tanyakan kepada keluarga tentang materiyang belum dimengerti.

4.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.

4.1.6 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga

5.1.1 Diskusikan bersama keluarga mengenaifasilitas kesehatan yang ada disekitartempat tinggal.

5.1.2 Motivasi keluarga untuk mengulang

Subjektif Ibu A menyebutkan modifikasi

lingkungan yang sesuai denganremaja, yaitu: pergaulan denganteman yang baik dan komunikasiterbuka dengan keluarga

Ibu A menyebutkan fasilitas yangdapat dikunjungi, yaitu: Puskesmas(PKPR), rumah sakit,klinik dokter,psikolog

Keluarga menyatakan akanmengunjungi fasilitas pelayanan jikaterjadi masalah pada anak remaja

Objektif Keluarga mampu menyebutkan

modifikasi lingkungan untuk anakremaja

Keluarga mampu menyabutkanfasilitas yang dapat dikunjungi olehanak remaja

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 137: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi.5.1.3 Berikan reinforcement positif atas usaha

keluarga.

5.2.3 Motivasi keluarga untuk berkunjung kefasilitas kesehatan

5.2.4 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga untuk menggunakan fasilitaspelayanan kesehatan

Analisa Keluarga mampu menyebutkan 2

modifikasi lingkungan dan perilakupada anak remaja

Keluarga mampu menyebutkan 4fasilitas yang dapat dikunjungi olehanak remaja

TUK 4 dan TUK 5 tercapaiPlanning:-

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 138: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Oleh :

Dwi Sismayuni1006823204

Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia

2013

APAKAH ANEMIA?

Anemia adalah penyakit kurangdarah yang sebagian besardisebabkan karena kurang

mengkonsumsizat besi.

Anemia umumnya terjadi padawanita dan remaja putri

MENGAPA WANITALEBIH MUDAH

TERKENA ANEMIA?1. Wanita membutuhkan zat besi

2 kalilebih banyak daripadapria karena mengalami haidsetiap bulannya dan akankehilangan darah pada saatmelahirkan.

2. Wanitaumumnyakurangmengkonsumsi makananyangmengandung zat besi sepertidaging, ikan, hati, tempe,sayuran berwarna hijau tua,kacang-kacangan serta buah.

Zat besi dibutuhkan tubuh untukmemproduksi darah dalam tubuh

?

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 139: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

TANDA-TANDAANEMIA

3LLetih,Lesu,Lemah

Disertai denganpusing, Mataberkunang-kunangMuka, tangan dankelopak mata bagiandalam pucat

BAHAYA ANEMIA

a. Pada anak dan remaja

Anak menjadi kurang cerdas Semangat

belajarmenurun

Mudahterserangpenyakit

Pertumbuhantubuhterhambatsehingga tinggibadan tidak maksimal

BAHAYA ANEMIA

b. Pada ibu hamil dan menyusui

- Dapat menimbulkanperdarahan sebelumdan sesudahmelahirkan

- Berat badan bayiyang dilahirkanrendah

- Kematian ibu saatmelahirkan

- Pada ibumenyusui dapatmenyebabkanjumlah ASI dankualitasnyamenurun

c. Pada Wanita- Daya tahan tubuh menurun- Kebugaran menurun

- Kemampuanbekerjamenurun

CARA MENCEGAHDAN MENGOBATI

ANEMIA1. Makan makanan yang

mengandung zat besi :- Sayuran

berwarnahijau tua (daunkangkung,katuk, daunsingkong,bayam)

- Makananhewani (ikan,daging, hati,ayam

- Kacang-kacangan (tempe,kacang merah, kacang hijau,kacang panjang, kecipir,buncis)

- Buah-buahan (jeruk, pepayarambutan, belimbing)

2. Jika dibutuhkan minum tablettambah darahseminggusekali atausetiap hariselama haid

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013

Page 140: universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan

Lampiran 3: Biodata Penulis

BIODATA PENULIS

Nama : Dwi Sismayuni, S.Kep

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat/Tanggal Lahir : Pajarbulan, 1 Juni 1981

Alamat : Jl. Cemara no.30 Tejoagung 24B Metro Timur

Kota Metro Lampung

No. Handphone : 08982452333

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal : - SD Negeri 1 Puralaksana

- SMP Negeri 2 Sumberjaya

- SMA Negeri 2 Bandarlampung

- Poltekkes Tanjungkarang

Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013