universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga bapak u dengan masalah ketidakefektifan
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA REMAJADI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASARKECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
DWI SISMAYUNI, S.Kep1006823204
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS
DEPOKJULI 2013
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA REMAJADI RW 02 KELURAHAN CISALAK PASARKECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
DWI SISMAYUNI, S.Kep1006823204
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS
DEPOKJULI 2013
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
ii
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
iii
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir
ners ini. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini, saya
merasa sangat terbantu oleh banyak pihak, oleh karena itu saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
(1) Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan;
(2) Ibu Poppy Fitriyani, M.Kep., Sp.Kom., selaku Koordinator Peminatan
PKKMP Komunitas
(3) Ibu Dwi Cahya Rahmadiah,S.Kep, selaku Dosen Pembimbing saya yang
selalu memberikan bimbingan dengan sabar dan cermat
(4) Ibu Kuntarti S.Kp., M. Biomed, sebagai kepala program studi S1
(5) Keluarga saya, terutama Suami, Ibu dan anak-anak yang selalu dengan
sabar memberikan dukungan baik moril maupun materiil, dan selalu
menjadi sumber semangat saya dalam menjalani proses ini
(6) Teman-teman kelompok peminatan komunitas aggregat remaja Mila, Ni
Komang, Sudarti, Ervina dan Paulus terimakasih atas kerjasama dan
kekompakannya.
(7) Seluruh teman-teman seperjuangan FIK UI Ekstensi 2010 you’re all the
best. Senang bisa melewati semua perjuangan ini bersama kalian.
Akhir kata, saya berharap karya ilmiah akhir ners ini dapat membawa manfaat
positif bagi banyak pihak, terutama dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu.
Depok, 9 Juli 2013
Penulis
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGASAKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Dwi Sismayuni, S.Kep
NPM : 1006823204
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilamiah Akhir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan masalah Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja di RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar
Kecamatan Cimanggis Kota Depok
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 9 Juli 2013
Yang menyatakan
(Dwi Sismayuni, S.Kep)
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
vi
ABSTRAK
Nama : Dwi Sismayuni (10086823204)Program Studi : Ilmu KeperawatanJudul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan Masalah
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja di RW 02Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok
Masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan memiliki resiko terhadap masalahkesehatan yang disebabkan oleh kemiskinan dan kepadatan penduduk.Salah satumasalah yang dapat dialami olegh remaja putri di perkotaan yaitu anemia. Karyailmiah ini membahas asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluargadengan remaja anemia di kota Depok. Intervensi inovasi yang dilakukan padaremajaadalah modifikasi perilaku kebiasaan sarapan pagi dan pembatasankonsumsi es teh pada remaja dengan menggunakan metode reinforcementpositif.hasil asuhan keperawatan dan intervensi inovasi yang dilakukan padaremaja yaitu terjadi peningkatan perilaku sehat pada anak F setelah intervensiinovasi diterapkan. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalahmenyediakan dukungan keluarga untuk peningkatan perilaku sehat pada remaja
Kata kunci: Modifikasi Perilaku, anemia, remaja
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
vii
ABSTRACT
Name : Dwi Sismayuni(1006823204)Study Program : Nursing ScienceTitle :Family nursing care of Mr. U with the ineffectiveness of
health maintenance in teenagers in RW 02Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok
People living in urban area has the risk of health problem caused by poverty andovercrowding.one of the problems that could be experienced by young women inurban areas are anemic. These papers discuss the nursing care of familieswithadolescents anemia in Depok. Innovation intervention conducted on adolescentbehavior modification is the breakfast habits and restrictions on theconsumptionof iced tea using positif reinforcement methods. Nursing care ofresult and innovation interventions performed on teenagers that is an increase inhealthy behavior after the intervention innovation applied. An alternative problemsolving can be done providing family support for healthy behavior increased inteenagers.
Key wordi: Behavior modification, anemic, teenager
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................... iiHALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iiiKATA PENGANTAR................................................................................ ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGASAKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................... vABSTRAK................................................................................................. viABSTRACT............................................................................................... viiDAFTAR ISI.............................................................................................. viiiDAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x1. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah............................................................................. 51.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 6
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................ 61.3.2 Tujuan Khusus....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 61.4.1 Manfaat Keilmuan................................................................. 61.5. Manfaat Aplikatif...................................................................... 61.5.2 Manfaat Metodoliogis............................................................... 6
2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 72.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan................... 72.2 Konsep Keperawatan Keluarga.......................................................... 102.3 Masa Remaja...................................................................................... 12
2.3.1 Perkembangan Biologis........................................................... 132.3.2 Perkembangan Psikososial.................................. ................... 132.3.3 Perkembangan Kognitif........................................................... 15
2.4 Anemia .............................................................................................. 152.5.Perilaku Kesehatan............................................................................. 21
2.5.1 Pengetahuan Kesehatan............................................................ 222.5.2 Sikap ........................................................................................ 222.5.3 Praktik Kesehatan..................................................................... 222.5.4 Modifikasi Perilaku.................................................................. 232.5.5 Dukungan Keluarga................................................................. 25
3. LAPORAN KASUS KELOLAAN........................................................ 273.1 Pengkajian Kasus.............................................................................. 273.2 Diagnosis Keperawatan..................................................................... 273.3 Intervensi Keperawatan..................................................................... 293.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................... 333.5 Intervensi Inovasi Modifikasi Perilaku............................................. 38
4. ANALISA SITUASI............................................................................... 404.1 Profil Lahan Praktik.......................................................................... 40
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
ix
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Terkait Konsep KKMP................... 424.3 Analisis Intervensi Inovasi dengan Konsep dan Penelitian Terkait... 444.4 Alternatif Pemecahan Masalah......................................................... 45
5. PENUTUP.............................................................................................. 475.1 Simpulan............................................................................................ 475.2 Saran.................................................................................................. 48
5.2.1 Di Bidang Keilmuan ................................................................ 485.2.2 Dibidang Pelayanan................................................................ 485.2.3 Di Bidang Penelitian................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 50
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak U dengan MasalahKetidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Remaja
Lampiran 2: Leaflet anemia
Lampiran 3: Biodata Penulis
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perkotaan yang begitu pesat pada dekade terakhir ditandai dengan
terbentuknya kota-kota baru dan pergeseran yang cukup bermakna jumlah
penduduk yang tinggal di perkotaan. Perkotaan adalah wilayah geografis yang
digambarkan non pedesaan dan memiliki kepadatan populasi lebih dari 99 orang
per Km2; kota dengan populasi antara 20.000 orang, tetapi kurang dari 50.000
orang (Stanhope & Lancaster, 2006). Lokasi yang strategis dan banyaknya
lapangan pekerjaan di perkotaan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat
untuk melakukan urbanisasi. Perpindahan penduduk yang meningkat setiap
tahunnya mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk diperkotaan dan
kepadatan pemukiman serta kemiskinan.
Kepadatan penduduk dan kepadatan pemukiman memberikan dampak negatif
bagi perkotaan tersebut baik secara sosial maupun kesehatan. Depkes (2002)
menyatakan bahwa dampak negatif yang timbul terhadap kesehatan masyarakat
yang terkait dengan kemiskinan, lingkungan, industrialisasi, pariwisata,
psikososial dan masalah kesehatan pada kelompok tertentu. Kemiskinan
merupakan akibat dari rendahnya pendapatan penduduk di perkotaan
menimbulkan masalah tersendiri bagi kesehatan individu maupun keluarganya.
Keluarga dengan pendapatan yang rendah memungkinkan keluarga untuk
mengalami masalah dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dan penyediaan
bahan makanan bergizi bagi keluarganya.
Remaja yang tinggal diperkotaan termasuk dalam populasi rentan terhadap
kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami remaja diperkotaan
yang disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang rendah adalah anemia gizi besi.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang pesat (Adolescence Growth Spurt)
sehingga memerlukan zat - zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Remaja putri
memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada masa ini
merupakan masa persiapan menjadi ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2
Universitas Indonesia
meningkat dengan adanya pertumbuhan dan datangnya Menarche, aktivitas yang
berat dapat meningkatkan kebutuhan zat besi. Defisiensi zat besi sering terjadi
pada wanita dan hal ini dapat mengganggu prestasi belajar karena menurunkan
produksi energi dan menyebabkan akumulasi laktat dalam otot.
World Health Organzation (WHO) Regional Office SEARO menyatakan bahwa
salah satu masalah gizi remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat
besi yaitu kira -kira 25 - 40 % remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan
sampai berat. Hasil Riskesdas 2007 menunjukan bahwa angka anemia pada anak
usia <14 tahun 9,8%, sementara pada anak usia >15 tahun, pada perempuan
19,7% dan pada laki-laki 13,1%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (2008)
menunjukkan bahwa prevalensi anemia remaja putri di Indonesia adalah 6,5%.
Sedangkan prevalensi anemia di Jawa Barat sebesar 13,4%. Hasil studi evaluasi
Program Penanggulangan Anemia pada tahun 2000-2004 di ditemukan bahwa
prevalensi anemia untuk kelompok WUS remaja yaitu 23,6%. Hasil survei anemia
remaja putri Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2007 diketahui prevalensi
anemia pada remaja putri di Kota Depok sebesar 47,94%.
Menurut Sunarko (2002) dalam Gunatmaningsih (2007), penyebab mendasar dari
anemia adalah rendahnya pendidikan, rendahnya kemampuan daya beli, status
sosial yang rendah serta letak geografis yang buruk. Penyebab terjadinya anemia
antara lain ialah: a. Menu sehari-hari kurang mengandung zat besi (intake
makanan kaya zat besi yang tidak mencukupi); b. penyerapan zat besi didalam
usus kurang baik; c. Kehilangan darah berlebihan selama peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya persalinan, perdarahan, menstruasi dan berbagai infeksi
parasitik; d. kemampuan menampung zat besi menurun atau kebutuhan zat besi
meningkat.
Anemia gizi besi adalah masalah nutrisi di dunia, terutama pada wanita di usia
reproduktif di negara berkembang. Pada wanita hamil anemia meningkatkan
resiko angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan resiko bayi lahir prematur
atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Menurut Soekirman (2000) dalam Permaesih
dan Herman (2005) anemia gizi besi pada kelompok remaja dapat menimbulkan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
3
Universitas Indonesia
berbagai dampak antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terkena penyakit dan menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan
kerja fisik dan prestasi belajar.
Dampak anemia terhadap remaja puteri diantaranya berpengaruh terhadap
reproduksi, kinerja dan prestasi sekolah. Seorang remaja puteri merupakan calon
ibu yang akan memiliki anak. Proses memiliki anak yang sehat adalah dengan
menyiapkan remaja memasuki proses reproduksi. Dalam keadaan tertentu remaja
puteri juga akan memasuki dunia kerja yang membutuhkan kesehatan fisik untuk
mencapai hasil kinerja yang optimal. Selanjutnya remaja puteri juga harus
memiliki kesiapan diri agar sehat saat menempuh jalur pendidikan sehingga dapat
melakukan konsentrasi belajar yang optimal untuk mendapat prestasi yang
optimal.
Remaja yang menderita anemia mengalami penurunan kebugaran sehingga akan
menghambat prestasi olahraga dan produktivitas. Zat besi yang dibutuhkan untuk
mengatasi anemia dapat di peroleh melalui makanan dengan zat gizi seimbang
yang disediakan oleh keluarga (Departemen Gizi Kesmas, 2005). Keluarga
berperan dalam penyediaan bahan makanan yang dikonsumsi oleh anggota
keluarga termasuk anak remaja. Sistem pendukung keluarga yang kuat juga dapat
meningkatkan status kesehatan anak remaja seperti pengetahuan dan perilaku
kesehatan. Jumlah remaja yang lebih banyak diperkotaan dan faktor resiko anemia
yang berperan pada angka kesakitan remaja di perkotaan menjadi sebuah masalah
yang harus diatasi baik secara promotif maupun secara preventif (Departemen
Gizi Kesmas, 2005).
Peran perawat kesehatan masyarakat untuk masalah remaja dapat melibatkan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Keperawatan keluarga merupakan
suatu proses yang kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang logis dan
sistematis dalam bekerja dengan keluarga dan individu anggota keluarga;
pendekatan ini adalah proses keperawatan (Friedman, Bowen & Jones, 2003).
Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lima tugas umum
kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat anggota
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
4
Universitas Indonesia
keluarga, merawat angota keluarga dengan perawata sederhana, mampu
memodifikasi lingkung serta menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada. Perawat berfungsi sebagai edukator bagi keluarga sehingga diharapakan
masalah anemia mampu diatasi oleh keluarga.
Keluarga Bapak U tinggal di RW 02 wilayah kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis. Tempat tinggal keluarga termasuk dalam kategori wilayah perkotaan
ditinjau dari segi demografi dan tersedianya fasilitas transportasi maupun fasilitas
pelayanan kesehatan dan sosial yang mudah dijangkau. Keluarga bapak U tinggal
di lingkungan yang cukup padat dan mayoritas adalah pendatang dan bekerja di
pabrik-pabrik. Keluarga Bapak U merupakan keluarga dengan anak remaja
dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda. Keluarga
bapak U memiliki anak perempuan berusia 13 tahun. Anak F merupakan satu-
satunya anak perempuan dikeluarga bapak U. Anak F mendapatkan menstruasi
pertamanya pada usia 12 tahun dengan lama tiap menstruasi 7 hari. Anak F
mengalami keluhan pusing saat bangun tidur, mudah mengantuk, mudah lelah dan
sulit berkonsentrasi saat belajar. Anak F juga memiliki kebiasaan berangkat ke
sekolah tanpa sarapan pagi dan kebiasaan mengkonsumsi es teh dan minuman
bersoda lebih dari 2 kali perhari. Anak F tidak mengetahui jika gejala yang
dialaminya merupakan tanda anemia.
Masalah keperawatan yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan remaja terkait anemia. Intervensi yang
telah dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada anak F diantaranya
edukasi tentang pengertian anemia, tanda dan gejala anemia, akibat anemia.
Perawat membantu keluarga untuk mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami anemia, membantu psikomotor keluarga dalam
melakukan pemilihan makanan yang mengandung zat besi, dan modifikasi
perilaku kesehatan untuk melakukan sarapan pagi saat berangkat sekolah serta
mengurangi kebiasaan mengkonsumsi es teh manis.
Intervensi inovasi yang dilakukan untuk keluarga bapak U adalah modifikasi
perilaku yang kurang sehat. Modifikasi yang dilakukan untuk membentuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
5
Universitas Indonesia
perilaku anak F yaitu melakukan kegiatan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi
es teh. Pada saat evaluasi akhir diperoleh hasil peningkatan perilaku positif
terhadap kebiasaan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi es teh. Perawat juga
memotivasi keluarga untuk memberikan dukungan terhadap perilaku sehat yang
sudah dicapai anak F dan membantu mempertahankannya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Masalah anemia gizi besi yang terjadi pada remaja di perkotaan dapat disebabkan
sebagai efek dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dalam keluarga sehingga
berakibat pada penyediaan makanan yang mengandung zat besi tidak memadai.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang cepat dari anak-anak menuju
dewasa sehingga dibutuhkan pengetahuan dan perilaku yang sehat pada remaja.
Pengetahuan dan perilaku tersebut dapat dibentuk sejak dini dalam keluarga
sehingga keluarga perlu diberikan pengetahuan tentang anemia dan perilaku anak
remaja yang dapat mendukung peningkatan kualitas hidup anak remaja. Anak F
merupakan anak remaja yang memiliki tanda dan gejala anemia dengan keluhan
pusing saat bangun tidur, mudah lelah, mudah mengantuk dan sulit
berkonsentrasi. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan pada anak F dengan masalah kesehatan anemia. Perilaku
yang terjadi pada anak F perlu dilakukan modifikasi untuk memperbaiki
kesehatan anak F sehingga terbentuk perilaku baru yang sehat.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga bapak U
khususnya anak F dengan anemia di RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Kota Depok.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah mahasiswa:
Mampu menggambarkan pengkajian masalah kesehatan yang dialami
keluarga bapak U khususnya Anak F.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
6
Universitas Indonesia
Mampu menggambarkan masalah keperawatan yang dialami keluarga
bapak U khususnya Anak F.
Mampu menggambarkan diagnosa keperawatan terhadap keluarga Bapak
U dengan masalah anemia pada anak F.
Mampu menggambarkan intervensi dan implementasi yang dilakukan
terhadap keluarga Bapak U dengan masalah anemia pada anak F.
Mampu menggambarkan evaluasi terhadap implementasi yang telah
dilakukan terhadap keluarga Bapak U dengan masalah anemia pada anak
F.
Mampu menggambarkan profil wilayah kerja RW 02 Kelurahan Cisalak
Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Keilmuan
Karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan, khususnya dalam memberikan gambaran tentang pemberian asuhan
keperawatan keluarga dengan agregat anak remaja.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran
pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada anak
remaja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promotif dan preventif di
keluarga dalam komunitas.
1.4.3 Manfaat Metodologis
Karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait
penerapan asuhan keperawatan keluarga sehingga kemudian hari dapat dijadikan
sebagai sumber rujukan ilmiah bagi penulisan karya ilmiah berikutnya.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
7 Universitas Indonesia
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Perkembangan perkotaan yang begitu pesat pada dekade terakhir ditandai dengan
terbentuknya kota-kota baru dan pergeseran yang cukup bermakna jumlah
penduduk yang tinggal di perkotaan. Dampak yang timbul akibat dari
pertumbuhan kota tersebut diantaranya munculnya dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat yang terkait dengan kemiskinan, lingkungan, industrialisasi,
pariwisata, psikososial dan masalah kesehatan pada kelompok tertentu.
Kompleksnya masalah kesehatan diperkotaan menuntut sarana pelayanan
kesehatan yang tersedia untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul
sehingga status kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan dengan harapan pada
masa depan masyarakatnya dapat hidup pada lingkungan yang sehat, berprilaku
sehat dan dapat menjangkau sarana kesehatan serta status derajat kesehatan yang
optimal (Depkes, 2002).
Orang yang tinggal di perkotaan berada dibawah tekanan. Perawat kesehatan
komunitas tradisional harus mampu membiasakan diri untuk memecahkan
masalah kesehatan dan sosial yang sulit di bebagai populasi. Saat ini
permasalahan yang dihubungkan dengan masyarakat perkotaan merupakan
tantangan yang mengharuskan perawat kesehatan komunitas memiliki semua
keterampilan. Populasi masyarakat kota terus meningkat terutama usia dewasa
muda yang bermigrasi ke kota yang berharap memenuhi impian mereka untuk
sukses. Orang muda yang terpesona dengan kota kadang hanya menemukan
kekecewaan dalam pekerjaan, kemiskinan dan stress (Darbyshire, Muir-Cochrane,
Fereday, Jureidini, & Drummond, 2006; Goldstein & Kickbush, 1996;
Salomonsen-Sautel et al., 2008; Wehler et al., 2004) dalam Lundy & Janes
(2009). Beberapa orang mungkin tidak mendapatkan pekerjaan. Tidak hanya
migrasi ke kota, tetapi banyak orang yang lahir dan tetap tinggal di kota sepanjang
hidupnya.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
8
Universitas Indonesia
Rendahnya pendapatan dan pengangguran yang terus-menerus dan kemiskinan
serta permasalahannya, pertumbuhan populasi yang cepat menyebabkan
pemerintah kota tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat. Mayoritas
permasalahan kota dihubungkan dengan pertumbuhan yang cepat seperti
berkurangnya suplai air bersih, polusi udara, kriminalitas dan kekerasan,
kemiskinan, penyakit, kepadatan penduduk, diskriminasi dan tempat tinggal yang
tidak memadai. Kepadatan penduduk, kompleksitas dan keanekaragaman etnik
atau suku dihubungkan dengan daerah perkotaan. Pusat kota di kota besar sering
merupakan rumah bagi sebagian besar orang miskin dan orang-orang dari
kelompok ras dan etnis yang berbeda (Srinivasan, O’Fallon, & Dearry, 2003
dalam Allender, Rector & Werner, 2010).
Masyarakat yang tinggal di perkotaan menemukan banyak stressors yang berbeda
dibandingkan di pedesaan. Meskipun masalah yang sama ada di pedesaan,
masalah kesehatan dan sosial dihubungkan dengan masyarakat yang tinggal di
kota biasanya terlihat lebih jelas. Kemiskinan masyarakat merupakan sumber dari
permasalahan yang berkembang di perkotaan terutama kelaparan, masalah
kesehatan, penyakit menular yang disebabkan oleh kepadatan, kekerasan dan
kejahatan, tunawisma dan tempat tinggal yang tidak memadai (Lundy & Janes,
2009). Kemiskinan dalam kota juga dihubungkan dengan buruknya kualitas hidup
dan meningkatnya masalah kesehatan antara orang dewasa di semua usia (Jones,
2006; Polednak, 1997; U.S. Conference of Mayors, 2006). Kurangnya akses ke
pelayanan kesehatan, kurangnya perawatan kehamilan, kehamilan remaja,
penyalahgunaan zat, dan buruknya kualitas hidup secara keseluruhan merupakan
konsekuensi dari kemiskinan.
Kesehatan masyarakan perkotaan melibatkan perawat sebagai tenaga yang
berperan dalam upaya promotif dan preventif. Deskripsi kewajiban perawat
kesehatan masyarakat (PHN) dalam sebuah kota besar memiliki kombinasi dalam
“kunjungan rumah, di sekolah, pelayanan klinik dan program lainnya” dengan
beban kasus antara 90 sampai 140 keluarga (Schulte, 2000) dalam Allender
(2010). Schulte (2000) dalam Allender, Rector dan Werner (2010) mencatat
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
9
Universitas Indonesia
sebagian besar perawat perkotaan bekerja dengan berinteraksi dengan tiga
komunitas: komunitas dimana perawat ditugaskan, komunitas yang dibentuk oleh
keluarga dan komunitas sumberdaya. Proses yang digunakan oleh perawat
komunitas perkotaan meliputi: membina hubungan kerja, bertindak sebagai
sumberdaya, mendeteksi/mengajukan pertanyaan, membuat penilaian informasi,
pengelolaan waktu, mengajar, mengintervensi yang mempengaruhi kesehatan dan
menggunakan keterampilan fisik (Allender, Rector & Werner 2010).
Perawat membina hubungan saling percaya dengan membentuk persepsi
kehadiran dengan mengidentifikasi diri sendiri sebagai perawat kesehatan
masyarakat dan memberikan kartu nama dan meminta klien untuk
menghubunginya saat membutuhkan perawat. Bertindak sebagai sumber
melibatkan urusan dengan subjek sensitif, dan meminta “kejujuran, menanyakan
pertanyaan secara langsung dan mengabaikan perilaku kasar. Mendeteksi dan
mengajukan pertanyaan berikutnya memiliki arti bertindak lebih banyak
mendengarkan daripada berbicara (Schulte, 2000) dalam Allender, Rector &
Werner (2010). Mengajar dideskripsikan sebagai kegiatan yang dilakukan terus
menerus, proses interaksi yang tidak hanya menyediakan informasi tentang
promosi dan pencegahan penyakit, tetapi juga membantu mengarahkan klien ke
sistem pelayanan kesehatan. Intervensi dengan kondisi yang mempengaruhi
kesehatan mengacu pada pengetahuan keperawatan dan pengalaman untuk
mengurangi pengaruh determinan sosial, politik dan ekonomi: yang melibatkan
perpaduan antara pengetahuan, pengalaman, intuisi dan sensitivitas. Keterampilan
fisik digunakan ketika melengkapi pengkajian kondisi fisik kesehatan klien
(Allender, Rector & Werner, 2010). Perawat kesehatan masyarakat harus mampu
menggunakan semua sumber daya tersebut untuk melakukan pelayanan
keperawatan kepada masyarakat.
Schulte (2000) dalam Allender, Rector dan Werner (2010) menemukan bahwa
perawat kesehatan masyarakat di perkotaan membentuk hubungan melalui proses
perawatan dan penghargaan terhadap klien sebagai manusia. Perawat
berkolaborasi dengan kliennya untuk mengembangkan fasilitas promosi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
10
Universitas Indonesia
kesehatannya untuk jangka panjang dan memperbaiki kualitas hidupnya. Perawat
menyediakan pelayanan area perkotaan yang keadaan kesehatannya kurang baik,
dengan kondisi kemiskinan pada semua setting, dan semua populasi yang
beresiko. Perawat harus mengkaji diri sendiri terhadap sikap dan prasangkanya.
Meskipun akses untuk keperawatan dapat ditingkatkan bagi banyak orang yang
low income, banyak klien yang hanya membutuhkan advokasi saja. Masyarakat
perkotaan, orang miskin atau populasi yang rentan yang hidup didalamnya, perlu
penguatan intervensi yang dapat diprakarsai oleh perawat kesehatan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan sebagai pedoman (Allender, Rector &
Werner 2010). Keperawatan masyarakat perkotaan memiliki 8 karakteristik dan
merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender & Spradley,
2001), yaitu 1) Merupakan lahan keperawatan; 2) Merupakan kombinasi antara
keperawatan publik dan keperawatan klinik; 3) Berfokus pada populasi; 4)
Menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan
dan kesejahteraan diri; 5) Mempromosikan tanggung jawab klien dan self care; 6)
Menggunakan pengesahan/ pengukuran dan analisa; 7) Menggunakan prinsip teori
organisasi; 8) Melibatkan kolaborasi interprofesional.
Beberapa populasi rentan di dalam populasi masyarakat perkotaan yang harus
mendapatkan perhatian dari perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah
remaja. Ada beberapa masalah yang dialami remaja diantaranya masalah
emosional, bunuh diri, kekerasan, penyalahgunaan zat, kehamilan usia dini,
penyakit menular seksual dan nutrisi yang buruk. Masalah tersebut dapat
disebabkan oleh banyaknya tekanan yang terjadi di perkotaan seperti kemiskinan
dan kepadatan penduduk. Perawat dapat bekerjasama dengan keluarga untuk
melakukan tindakan promotif dan preventif terhadap remaja sehingga dapat
diperoleh pengetahuan dan perilaku kesehatan yang meningkatkan derajat
kesehatan remaja secara optimal.
2.2 Konsep Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
11
Universitas Indonesia
keluarga (Friedman, Bowen & Jones, 2003). Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat. Untuk membentuk sebuah masyarakat yang sehat maka
diperlukan keluarga yang sehat pada seluruh anggotanya. Perawat yang bekerja
dengan keluarga harus memahami tujuan dan proses keperawatan keluarga.
Tujuan dari keperawatan keluarga yaitu pada tingkat pencegahan yang terdiri dari
pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier (Friedman,
Bowen & Jones, 2003). Sedangkan proses keperawatan keluarga dimulai dari
pengkajian, menganalisa data dan masalah keperawatan, menentukan diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan yang telah dilakukan.
Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyatakan bahwa pengkajian keluarga
ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus-menerus tentang keluarga
melalui wawancara dan observasi. Data yang dapat dikaji terhadap keluarga yaitu:
identifikasi data sosial budaya, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stres dan strategi koping keluarga. Data pengkajian anggota keluarga
meliputi; mental, fisik, sosial, emosi, sosial dan spiritual. Setelah data terkumpul,
perawat dapat melakukan identifikasi terhadap masalah keluarga dan menetapkan
diagnosa keperawatan keluarga. Gordon (1994) dalam Friedman, Bowen dan
Jones (2003) Diagnosa keperawatan digunakan sebagai proyeksi hasil, intervensi
perencanaan dan evaluasi hasil yang dicapai.
Diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan kemudian dilanjutkan dengan
menyusun rencana keperawatan bersama keluarga. Wright dan Leahey (2000)
dalam Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyatakan bahwa intervensi hanya
dapat diberikan kepada keluarga dan kerja terbaik yang dapat dilakukan perawat
adalah menciptakan suatu konteks bagi keluarga untuk menemukan solusinya.
Dengan kata lain perawat bekerjasama dengan keluarga tetapi perawat tidak dapat
memaksakan atau mengarahkan perubahan. Tujuan intervensi terhadap keluarga
adalah membuat perubahan dan seperti mengurangi penderitaan dan mencapai
kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Intervensi yang telah dilakukan terhadap keluarga dilakukan penilaian
keberhasilannya melalui evaluasi keperawatan. Evaluasi berdasarkan pada
seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan lainnya.
Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota
keluarga berespon daripada intervensi yang diimplementasikan. Evaluasi
merupakan proses terus-menerus yang terjadi setiap saat perawat memperbarui
rencana asuhan keperawatan (Friedman, Bowen & Jones, 2003).
2.3 Masa Remaja
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa- merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang
cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan
pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Batasan
yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, periode ini biasanya digambarkan
pertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11
sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia
18 sampai usia 20 tahun (Wong, 2001). Masa remaja, yang secara literatur berarti
“tumbuh hingga mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis,
sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas. Masa remaja
terdiri atas 3 sub fase yang jelas yaitu masa remaja awal (usia 11 sampai 14
tahun), masa remaja pertengahan (usia 15 sampai 17 tahun) dan masa remaja akhir
(usia 18 sampai 20 tahun) (Wong, 2001).
Remaja memiliki tugas perkembangan yang tercapai atau tidaknya ditentukan
oleh beberapa faktor yaitu kematangan fisik, desakan dari masyarakat, dan
motivasi dari individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan remaja antara
lain (Havighurst, 1987 dalam Labibah, 2007):
Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif
Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya dari
jenis kelamin manapun
Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan)
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua
dan orang dewasa lainnya
Mempersiapkan karir ekonomi
Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab
Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah
lakunya.
2.3.1 Perkembangan Biologis
Perubahan fisik pada pubertas terutama merupakan aktifitas hormonal dibawah
pengaruh sistem saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi
secara bersama-sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada
pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan
karakteristik seks sekunder, perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan
fisiologis dan kematangan neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk
bereproduksi. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan
karakteristik berbeda: karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan
internal yang melaksanakan fungsi reproduktif; karakteristik seks sekunder
merupakan perubahan yang terjadi diseluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan
hormonal tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, 2001). Empat
fokus utama perubahan fisik adalah Potter & Perry, 2005:
- Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera
- Perubahan spesifik seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul
- Perubahan distribusi otot dan lemak
- Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder
2.3.2 Perkembangan Psikososial
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa
remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pencarian identitas diri merupakan
tugas utama perkembangan psikososial remaja. Remaja harus membentuk
hubungan sebaya yang dekat atau terisolasi secara sosial.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Menurut Potter & Perry (2005) remaja mengembangkan beberapa identitas yang
antara lain:
Identitas seksual
Pencapaian identitas seksual ditingkatkan dengan adanya perubahan fisik
pubertas. Tanda fisik maturitas mendorong perkembangan prilaku maskulin
dan feminin. Selama masa remaja awal kelompok teman sebaya mulai
mengkomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan heteroseksual
dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja dihadapkan pada
pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang matang baik dari teman
sebaya maupun orang dewasa.
Identitas Kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok semakin
kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal penting
karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat
nemberi mereka status. Menjadi bagian dari orang banyak membantu remaja
menguraikan perbedaan antara mereka dengan orangtuanya. Mereka
berpakaian merias wajahnya seperti teman-teman kelompoknya berpakaian
dan merias wajah serta menata rambutnya sesuai dengan kriteria kelompok.
Identitas keluarga
Perpindahan ke hubungan sebaya yang lebih kuat kontras dengan
perpindahan remaja dari orang tua. Pada masa ini harus ditemukan cara yang
tepat bagi keluarga untuk membantu kemandirian remajanya sambil
mempertahankan struktur keluarga.
Identitas pekerjaan
Pilihan pekerjaan atau arah kejuruan dalam kehidupan membentuk suatu
tujuan bagi remaja.
Identitas kesehatan
Komponen ini menentukan bagaimana remaja mempersepsikan kesehatan dan
menentukan timbulnya minat untuk mengunjungi pemberi pelayanan
kesehatan. Perubahan yang sangat cepat pada masa remaja membuat program
promosi kesehatan menjadi sangat penting.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
15
Universitas Indonesia
Identitas moral
Perkembangan penilaian moral sangat tergantung pada keterampilan kognitif
dan komunikasi serta interaksi sebaya. Menurut Kohlberg, pada tingkat
tertinggi moralitas didapat dari prinsip hati nurani individu. Remaja menilai
diri mereka sendiri dengan ide internal, yang sering menyebabkan konflik
antara nilai diri dan kelompok.
2.3.3 Perkembangan Kognitif
Remaja tidak hanya tampak berbeda dari anak-anak, tetapi juga memiliki pola
pikir yang berbeda dari anak-anak. Pada masa remaja, menurut teori Piaget,
seseorang memasuki tingkat tertinggi dalam perkembangan kognitif yaitu formal
operasional, ketika mereka memiliki kapasitas untuk pemikiran abstrak (Papalia,
dkk., 2001). Menurut Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif
mereka sendiri dan informasi tidak hanya mereka dapatkan dari lingkungan saja,
tetapi juga memiliki kemampuan baru yang lebih fleksibel untuk memanipulasi
informasi (Papalia, dll., 2001; Santrock, 2003).
Tahapan formal operasional yang dialami seseorang sekitar usia 11 dan 15 tahun,
merupakan tahapan keempat sekaligus terakhir dari tahapan teori Piaget.
Dijelaskan bahwa pada tahap ini seseorang bergerak dari pengalaman konkret
menjadi berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai bagian dari berpikir
secara abstrak, remaja mengembangkan gambaran akan keadaan yang ideal,
mereka mungkin akan mulai membandingkan apa yang mereka miliki dengan
standar ideal mereka (Santrock, 2003).
2.4 Anemia
Anemia pada remaja adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari nilai normal (Permaesih & Herman, 2005). Batas normal dari
kadar Hb pada anak-anak usia 12-14 tahun yaitu 12 gr/dl. Sebagian besar anemia
disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat,
B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah (Masrizal, 2009
dalam Siagian, Lubis dan Bangun, 2012). Anemia dapat juga disebabkan oleh
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
16
Universitas Indonesia
kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang. Anemia ditandai
dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau hematokrit nilai ambang batas
disebabkan oleh rendahnya peroduksi sel darah merah dan Hb, meningkatnya
kerusakan eritrosit, atau kehilangan darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan
besar dalam kejadian anemia, namun defisiensi zat gizi lainnya, kondisi non gizi
dan kelainan genetik juga memainkan peran terhadap anemia (Departemen Gizi
Kesmas, 2007).
Menurut DepKes (2000), penyebab anemia gizi karena kurangnya zat besi atau Fe
dalam tubuh. Karena pola konsumsi masyarakat indonesia, terutama waanita
kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani yang merupakan sumber heme
Iron yang daya serapnya > 15%. Ada beberapa bahan makanan nabati yang
memiliki kandungan Fe tinggi (non heme iron), tetapi hanya bisa diserap tubuh <
3% sehingga diperlukan jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan
Fe dalam tubuh, jumlah tersebut tidak mungkin terkonsumsi. Anemia juga
disebabkan karena terjadinya peningkatan kebutuhan tubuh terutama pada remaja,
ibu hamil dan karena adanya penyakit kronis.
Anemia gizi besi sering diderita oleh wanita dan remaja putri dan diketahui 1
diantara 3 wanita menderita anemia. Penyebab anemia gizi besi sering diderita
oleh wanita dan remaja putri yaitu disebabkan oleh:
Wanita dan remaja putri jarang makan-makanan protein hewani seperti
daging, hati dan ikan
Wanita dan remaja putri selalu mengalami menstruasi setiap bulan
sehingga membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak dibandingkan pria,
oleh karena itu wanita cenderung lebih sering mengalami anemia
dibandingkan pria.
Adanya kecenderungan remaja yang ingin berdiet dengan alasan
mempertahankan bentuk tubuh yang ideal sehingga terjadi pola makan
yang salah, serta adanya pantangan dan tabu. Dengan kata lain pola makan
berpengaruh terhadap terjadinya anemia.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Wijiastuti (2006) dalam Arumsari (2008) mendapatkan bahwa sarapan pagi
termasuk salah satu faktor anemia pada remaja putri sedangkan menurut Rodiah
(2003) dalam Arumsari (2008) , remaja yang suka jajan lebih banyak (18,5%)
yang menderita anemia dibandingkan dengan responden yang tidak jajan (9,1%).
Menurut Sunarko (2006) dalam Gunatmaningsih (2007), anemia disebabkan oleh
faktor dominan sebab langsung, sebab tidak langsung dan sebab mendasar yaitu:
Sebab langsung yaitu disebabkan oleh tidak cukupnya asupan zat gizi (zat
besi dengan daya serap rendah, adanya zat penghambat, diet) dan penyakit
infeksi (kecacingan, malaria, TBC)
Sebab tidak langsung yaitu rendahnya perhatian keluarga terhadap wanita,
aktifitas wanita yang tinggi, pola distribusi makanan dalam keluarga dimana
ibu dan anak wanita tidak menjadi prioritas.
Sebab mendasar yaitu masalah sosial ekonomi yaitu rendahnya pendidikan,
rendahnya pendapatan, status sosial yang rendah dan lokasi geografis yang
sulit.
Gejala anemia karena defisiensi zat besi bergantung pada kecepatan terjadinya
anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan kecepatan
penurunan hemoglobin. Karena penurunan kadar hemoglobin akan mempengaruhi
kapasitas pembawa oksigen maka setiap aktifitas fisik pada anemia defisiensi besi
akan menimbulkan keluhan sesak nafas (Gibney, 2005). Pada awalnya sebagian
besar pasien mengeluhkan rasa mudah lelah dan mengantuk yang semakin
bertambah. Keluhan lain yang jarang dijumpai adalah sakit kepala, tinitus, dan
gangguan cita rasa. Dengan semakin meningkatnya intensitas defisiensi, pasien
akan menunjukkan gejala pucat pada konjungtiva, lidah, dasar kuku dan palatum
mole (Gibney, 2005).
Didalam tubuh manusia, zat besi didistribusikan dalam enam lokasi yaitu:
hemoglobih, simpanan besi sebagai ferritin dan hemosiderin, mioglobih pada otot
skeletal dan jantung, sumber zat besi dalam gabungan yang labil, zat besi dalam
jaringan yang terdiri atas heme dan flavo-protein dan transportasi pada
pembentukan zat besi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan zat besi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
18
Universitas Indonesia
adalah asupan zat besi, simpanan zat besi dan kehilangan zat besi. Asupan zat
besi yang tidak memadai akan; meningkatkan absorpsi besi dari makanan;
memobilisasi simpanan zat besi dalam tubuh; mengurangi transportasi besi ke
sumsum tulang; menurunkan kadar hemoglobih sehingga akhirnya terjadi anemia
karena defisiensi besi (Gibney, 2005).
Mekanisme pengaturan keseimbangan zat besi yang utama adalah absorpsi zat
besi melalui traktus gastrointestinal. Simpanan zat besi dalam tubuh dan status
hemoglobin individual menentukan persentase absorpsi zat besi. Wanita dan anak-
anak memiliki simpanan zat besi yang rendah sehingga absorpsi zat besi dari
makanan makin tinggi. Zat besi banyak terkandung dalam daging merah, sayuran,
dan sereal tetapi konsentrasinya didalam susu, buah dan produk nabati lainnya
sangat rendah (Gibney, 2005). Fasilitator absorpsi zat besi yang paling terkenal
adalah vitamin C (asam askorbat) yang dapat meningkatkan absorpsi zat besi non
heme secara signifikan. Buah kiwi, jambu biji, dan jeruk merupakan produk
pangan nabati yang meningkatkan absorpsi. Faktor yang ada dalam daging juga
mempermudah absorpsi zat besi (Gibney, 2005). Penghambat absorpsi zat besi
meliputi kalsium fosfat, bekatul, asam fitat dan polifenol. Asam fitat yang banyak
terdapat dalam sereal dan kacang-kacangan merupakan faktor utama yang
bertanggung jawab terhadap buruknya ketersediaan hayati zat besi dalam jenis
makanan ini. Polifenol terdapat dalam teh, kopi, kakao dan anggur merah. Tannin
yang terdapat dalam teh hitam merupakan jenis penghambat paling poten dari
semua inhibitor. Kalsium yang dikonsumsi dari produk susu dapat menghambat
absorpsi besi.
Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan Fe,
meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui dan kehilangan banyak
darah. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor tersebut terjadi secara cepat
saat cadangan Fe tidak mencukupi kebutuhan Fe. Wanita usia subur termasuk
remaja adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar anemia karena mereka
tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan
kehilangan Fe. Remaja berada dalam fase pertumbuhan yang pesat sehingga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
19
Universitas Indonesia
membutuhkan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubunya
dalam masa pertumbuhan tersebut.
Simpanan zat besi dalam tubuh orang-orang asia memiliki jumlah yang tidak
besar, terbukti dari rendahnya kadar hemosiderin dalam sumsum tulang dan
rendahnya simpanan zat besi dalam hati. Penyebab utama anemia karena
defisiensi zat besi, khususnya di negara berkembang adalah konsumsi gizi yang
tidak memadai. Banyak orang bergantung hanya pada makanan nabati yang
memiliki absorpsi zat besi yang buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan
teresbut yang mempengaruhi absorpsi besi (Gibney, 2005).
Pertumbuhan yang cepat selama masa bayi dan kanak-kanak meningkatkan pula
kebutuhan zat besi. Kebutuhan zat besi juga mengalami peningkatan kebutuhan
yang cukup besar selama pubertas, pada remaja putri awal menstruasi
memberikan beban ganda. Kehilangan rata-rata darah menstruasi adalah sekitar 30
ml/hari yang sama dengan kebutuhan tambahan 0,5 mg zat besi perhari. Sekitar
10% wanita akan kehilangan sebanyak 80ml darah yang setara dengan 1mg zat
besi perhari (Gibney, 2005). Kebutuhan zat besi pada wanita lebih banyak
daripada laki-laki karena mereka mengalami menstruasi bulanan. Namun
demikian wanita mampu mengabsorpsi zat besi lebih efisien asalkan makanan
lainnya cukup beragam.
Pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur
menetapkan pedoman untuk mencagah dan mengobati anemia yaitu:
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi; makan-makanan yang banyak
mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe); makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitaminn C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,
jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah
darah
Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti
kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
Prinsip dasar dalam pencegahan anemia karena defisiensi zat besi adalah
memastikan konsumsi zat besi secara teratur untuk memenuhi kebutuhan tubuh
untuk meningkatkan kandungan serta bioavailabilitas zat besi dalam makanan.
Prinsip esensial dalam manajemen anemia karena defisiensi zat gizi besi adalah
terapi sulih zat besi dan penanganan penyebab dasar seperti infeksi parasit atau
perdarahan gastrointestinal. Terapi zat besi oral merupakan bentuk penanganan
yang paling disukai. Efek samping yang lazim terjadi pada suplementasi zat besi
yaitu mual, konstipasi, tinja berwarna hitam dan diare (Gibney, 2005).
Fortifikasi zat besi pada beberapa bahan pangan yang lazim dikonsumsi
merupakan pilihan menarik untuk mengatasi permasalahan asupan zat besi yang
tidak memadai dalam masyarakat. Upaya yang ekstensif dan persuasif diperlukan
untuk menimbulkan perubahan perilaku dalam masyarakat agar orang-orang
dalam masyarakat tersebut mau mengadopsi diversifikasi pangan. Pada akhirnya,
satu-satunya solusi yang bertahan lama dalam pemecahan persoalan anemia
karena defisiensi zat besi adalah dengan membantu masyarakat mengkonsumsi
makanan yang kaya akan zat besi secara teratur, mendorong asupan promotor
absorpsi besi seperti vitamin C dan mencegah konsumsi faktor penghambat yang
berlebihan.
Pendekatan berikut ini dianggap penting dalam pencegahan dan pengendalian
anemia gizi secara umum; meningkatkan konsumsi bahan pangan yang kaya akan
zat besi seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, jenis sayuran lainnya dan daging;
mendorong konsumsi secara teratur bahan pangan yang kaya akan vitamin C
seperti jeruk, jambu dan kiwi; meningkatkan penambahan bahan pangan kaya
akan zat besi pada makanan tambahan bayi; menyarankan untuk tidak
mengkonsumsi bahan pangan yang dapat menghambat absorpsi besi, khususnya
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
bagi wanita dan anak-anak. Komunikasi antar pribadi masih merupakan metode
komunikasi yang efektif pada sebagian besar negara berkembang. Strategi
hortikultural untuk mendorong produksi buah dan sayuran yang kaya akan zat
besi merupakan komponen penting dalam pendekatan jangka panjang untuk
mengendalikan dan mencegah anemia. Kebun rumah merupakan salah satu
pendekatan yang dapat berlanjut untuk mengendalikan anemia gizi besi pada
masyarakat. Keuntungan berkebun di rumah adalah bahwa kegiatan ini akan
memfasilitasi konsumsi nutrien yang beragam.
2.5 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang yang
mempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan
kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan
kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah
kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Mahasiswa menggunakan
modifikasi perilaku kesehatan terhadap keluarga sebagai upaya untuk tindakan
pencegahan dan peningkatan kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah
anemia.
Ada 3 domain perilaku kesehatan yaitu: pengetahuan, sikap dan tindakan serta
cara pengukuran dan indikator perilaku kesehatan.
2.5.1 Pengetahuan Kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara perilaku kesehatan. Untuk mengukur
pengetahuan kesehatan dapat dilakukan dengan wawancara atau melalui angket.
Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan meliputi: pengetahuan
tentang penyakit (jenis penyakit, penyebabnya, tanda dan gejala, cara pencegahan,
cara penularan dan cara perawatan); pengetahuan tentang faktor-faktor yang
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
terkait atau yang mempengaruhi kesehatan; pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi (Notoatmodjo, 2005).
2.5.2 Sikap
Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yang mencakup sekurang-
kurangnya 4 variabel: sikap terhadap penyakit; sikap terhadap faktor yang terkait
mempengaruhi kesehatan; sikap terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan tentang
stimulus yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005).
2.5.3 Praktik Kesehatan
Praktik kesehatan adalah semua aktivitas seseorang dalam memelihara kesehatan
yang meliputi: tindakan terhadap penyakit; praktik sehubungan dengan faktor
yang terkait dengan masalah kesehatan; praktik sehubungan dengan penggunaan
fasilitas kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Kegiatan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan dan cara perawatan sederhana
termasuk dalam kategori praktik kesehatan karena upaya yang dilakukan adalah
kegiatan untuk memelihara kesehatan atau memperoleh kesehatan yang optimal.
Menurut John P. Elder (1994) dalam Notoatmodjo (2005), untuk berprilaku sehat
dibutuhkan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi dan keterampilan
untuk berprilaku sehat. Jika seseorang tidak memiliki keterampilan untuk
memunculkan perilaku sehat maka disedut skill deficit. Untuk meningkatkan
perilaku sehat, maka intervensi yang tepat yaitu pelatihan. Jika seseorang
memiliki pengetahuan dan keterampilan namun tidak memiliki motivasi maka
disebut performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka teknik yang
dapat digunakan yaitu menggunakan modifikasi pendekatan perilaku. Pemberian
penguat (reinforcement) untuk meningkatkan perilaku atau pemberian sanksi atau
hukuman untuk menurunkan frekuensi perilaku. Masalah yang menyebabkan
seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan
perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
23
Universitas Indonesia
secara cepat, bahkan tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya, namun
hanya mencegah agar tidak menjadi lebih buruk lagi.
Perawat dapat berperan serta dalam meningkatkan perilaku sehat atau
memunculkan perilaku sehat terhadap individu maupun keluarga melalui upaya
promotif dan tindakan preventif. Upaya promotif dilakukan dengan melakukan
pendidikan kesehatan tentang mengenal masalah penyakit ataupun masalah yang
saat itu dirasakan oleh keluarga.
2.5.4 Modifikasi Perilaku
Modifikasi mengikuti rencana evaluasi dan memulai proses pengembalian siklus
ke pengkajian awal dan pengkajian ulang-memberikan informasi baru yang
diperoleh dari temuan sebelumnya dan kemudian meneruskan untuk merevisi tiap
fase dalam siklus jika diperlukan. Modifikasi sering sulit dilakukan, dan dapat
menimbulkan frustasi serta menurunkan ego untuk menerima bahwa rencana
dan/atau implementasi ternyata tidak efektif. Seringkali perawat yang bekerja
dengan keluarga dalam jangka panjang melihat hasil yang sangat lambat atau
mungkin tidak ada perubahan sama-sekali pada keluarga-setidaknya tidak terjadi
perubahan saat perawat bekerja dengan keluarga tersebut. Pada kondisi ini
perawat perlu memastikan bahwa jika mereka meneruskan mencari diagnosis
yang lebih akurat atau rencana yang lebih efektif, upaya mereka mempunyai
peluang untuk berhasil dan sumber yang digunakan akan sepadan dengan hasil
yang dicapai. Akan tetapi penting untuk mengingat dan bekerja berdasarkan
prinsip penentuan diri- bahwa keluarga mempunyai hak untuk memutuskan apa
yang terbaik bagi mereka serta membuat keputusan untuk diri mereka sendiri.
Modifikasi perilaku adalah wilayah psikologi yang terkait dengan analisa
modifikasi perilaku manusia. Analisa maksudnya mengidentifikasi hubungan
fungsional antara lingkungan dan perilaku tertentu untuk memahami alasan dari
perilaku atau untuk menentukan mengapa seseorang berprilaku seperti ini.
Modifikasi maksudnya mengembangkan dan menerapkan prosedur-prosedur
untuk menolong individu mengubah perilakunya. Prosedur-prosedur modifikasi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
24
Universitas Indonesia
perilaku digunakan oleh para profesional untuk menolaong seseorang mengubah
perilaku sosialnya secara signifikan dengan tujuan memperbaiki beberapa aspek
pada kehidupannya.
Karakteristik modifikasi perilaku
Fokus pada perilaku, bukan pada karakteristik atau sifat individu. Dalam
modifikasi perilaku, perilaku yang akan diubah disebut perilaku target.
Berdasarkan pada prosedur dan prinsip-prinsip perilaku
Menekankan pada kejadian-kejadian sekarang. Perilaku manusia
dikendalikan oleh kejadian-kejadian sekitarnya, dan tujuan dari modifikasi
perilaku adalah untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian tersebut.
Area penggunaan modifikasi perilaku diantaranya perilaku sehat, prosedur
modifikasi perilaku digunakan untuk memperkenalkan perilaku sehat dengan
meningkatkan pola hidup sehat (olahraga dan nutrisi tepat) dan mengurangi pola
hidup yang tidak sehat (merokok, minum-minuman keras). Modifikasi perilaku
dapat menerapkan Reinforcement Theory dikatakan bahwa seseorang akan
mengulangi perilaku positifnya apabila setelah berperilaku, ia memperoleh
sesuatu (konsekuensi) yang menyenangkan, dan tidak akan mengulangi perilaku
negatifnya, apabila setelah berperilaku, ia memperoleh sesuatu (konsekuensi)
yang merugikan atau tidak menyenangkan (dikenal sebagai ‘the law of effect’).
Teori Reinforcement lebih lanjut merinci dua konsekuensi yang menyenangkan,
ialah (1) positive reinforcement, dan (2) negative reinforcement. Serta dua
konsekuensi yang merugikan, yaitu (1) extinction dan (2) punishment.
Positive reinforcement mendorong terciptanya dan diulanginya perilaku positif
dengan (prosesnya) diiming-imingi insentif. Negative reinforcement mendorong
terciptanya dan diulanginya perilaku positif dengan menghilangkan
penghambatnya. Extinction dimaksud sebagai meredam perilaku negatif dengan
tidak memberikan reaksi apa-apa ketika perilaku yang dimaksud dimunculkan.
Sedangkan ‘punishment’ dimaksud meredam perilaku negatif dengan cara
memberikan hukuman apabila perilaku yang dimaksud dimunculkan (B.W.
Soetjipto dan F. Noor, 2001).
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
25
Universitas Indonesia
2.5.5 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Friedman, Bowen & Jones, 2003).
Jenis dukungan sosial keluarga Caplan (1964) dalam Friedman, Bowen dan
Jones (2003) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa jenis dukungan
yaitu:
Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari
dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi
yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.
Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan
pemberian informasi.
Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas
anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.
Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari
dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,
adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan
sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
26
Universitas Indonesia
tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus
kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi
dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, Bowen & Jones,
2003).
Wills (1985) dalam Friedman, Bowen dan Jones (2003) menyimpulkan bahwa
baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari
stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung
mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya
efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan
dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi
orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau
pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas
menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada,
sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau
otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai
tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua
dengan kelas sosial bawah.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
27 Universitas Indonesia
BAB 3LAPORAN KASUS KELOLAAN
3.1 Pengkajian Kasus
Keluarga Bapak U merupakan keluarga inti (Nuclear family) terdiri dari Bapak U
(52 tahun), Ibu A (48 tahun), anak A (27 tahun), anak Ar (22 tahun), anak An (18
tahun), anak F (13 tahun) dan anak R (5 tahun). Keluarga Bapak U berada pada
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa muda. Keluarga Bapak U
adalah suku Betawi dan biasa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan
menganut agama islam. Bapak U sebagai karyawan perusahaan swasta di daerah
Cileungsi dan Ibu A berperan sebagai ibu rumah tangga. Anak A (27 tahun)
merupakan anak pertama dalam keluarga Bapak U sudah bekerja sebagai
karyawan di perusahaan swasta dan belum menikah. Keluarga Bapak U tinggal di
RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar sejak 20 tahun lalu.
Keluarga Bapak U tinggal di rumah kontrakan sejak anak keduanya (anak Ar)
berusia 2 tahun. Rumah yang ditempati merupakan rumah petak yang terdiri dari
1 ruang tamu, 2 kamar, dapur dan kamar mandi. Jendela hanya terdapat di depan
rumah dan jarang dibuka. Kondisi rumah menggunakan penerangan pada siang
hari dan tampak kurang rapi. Keluarga juga memiliki hewan peliharaan berupa
burung yang diletakkan di teras rumah. Halaman rumah digunakan sebagai tempat
parkir kendaraan.
Pada saat pengkajian keluarga menerima kehadiran perawat dengan baik. Ibu A
mau menceritakan kondisi yang dialami oleh keluarganya tentang masalah
kesehatan, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya. Ibu A
mengatakan keluarganya tidak aktif dalam perkumpulan warga seperti pengajian
dan arisan di lingkungan tempat tinggalnya. Bapak U pulang bekerja pada sore
hari, sedang ibu A mengurus anak R yang masih balita. Penghasilan bapak U
selama sebulan kurang lebih 5 juta rupiah dan dirasakan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ibu A mengatakan stressor jangka panjang yang dirasakan
olehnya adalah belum terpenuhinya kebutuhan perumahan untuk keluarganya. Ibu
A mengatakan ingin memiliki rumah sendiri, tetapi penghasilan yang diperoleh
dari bapak U tidak pernah disisihkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
28
Universitas Indonesia
Pengaturan keuangan dilakukan oleh bapak U dan ibu A hanya menerima uang
belanja rumah tangga dalam sebulan.
Pengkajian terhadap anak F ditemukan bahwa anak F kadang mengeluh pusing
saat bangun tidur, mudah lelah, sulit berkonsentrasi pada saat belajar dan sering
mengantuk terutama pada saat sedang belajar di sekolah. Saat pengkajian pola
makan ditemukan bahwa anak F tidak pernah sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah. Di sekolah anak F biasanya mengkonsumsi mie instan yang dijual di
kantin sekolah. Anak F juga senang mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari,
minuman bersoda serta pola makan yang tidak teratur.
Pada saat pertemuan kedua dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga bapak
U. Pada anak F didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak pucat. Anak
F mengatakan ia tidak tahu jika dirinya menderita anemia. Keluargapun tidak tahu
jika anak F menderita anemia karena anak F tidak pernah menceritakan pada
orangtuanya keluhan yang dialaminya. Anak F menganggap apa yang
dirasakannya sebagai suatu hal yang wajar saja. Hasil pemeriksaan hemoglobin
secara sederhana dengan menggunakan hemometer sahli menunjukkan angka 11
gr/dl. Saat digali pengetahuan keluarga tentang anemia keluarga mampu
menjawab pengertian anemia, tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia
serta cara pencegahan dan perawatan anemia. Keluarga mengatakan ingin
mengetahui cara perawatan dan pencegahan anemia agar mampu mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh anak F.
3.2 Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, lalu dilakukan analisa kasus dan
didapatkan beberapa masalah keperawatan yang muncul, baik masalah
keperawatan fisik maupun masalah psikososial. Permasalahan kesehatan anak F
pada keluarga Bapak U yaitu anemia pada remaja. Diagnosis keperawatan yang
diangkat oleh penulis adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait
anemia. Hal ini nampak dari respon keluarga yang tidak mengetahui bahwa anak
remaja putri memiliki resiko anemia lebih tinggi dibandingkan remaja putra, tidak
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
29
Universitas Indonesia
mengetahui tanda dan gejala anemia yang dialami oleh anak F dan kebiasaan anak
F tidak sarapan pagi saat akan berangkat ke sekolah serta kebiasaan
mengkonsumsi teh yang berlebihan. Masalah ini menjadi stressor bagi keluarga
karena anemia dapat mempengaruhi aktivitas dan kesehatan anak F sehari-hari.
Masalah kesehatan yang dialami oleh anak F dapat diatasi dengan pendekatan
asuhan keperawatan keluarga.
3.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada keluarga bapak U khususnya anak F terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus. Rencana keperawatan keluarga untuk diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. U dengan anemia
pada remaja antara lain memiliki tujuan umum setelah dilakukan intervensi
sebanyak 4 kali kunjungan, diharapkan keluarga mampu merawat anak F dengan
masalah anemia. Tujuan khusus pertama setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1
x 60 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah anemia pada remaja,
dengan mampu menyebutkan pengertian anemia, menyebutkan penyebab anemia,
menyebutkan tanda dan gejala anemia dengan evaluasi kriteria respon verbal.
Evaluasi standar dari tujuan khusus pertama antara lain 1) Keluarga mampu
menyebutkan pengertian anemia adalah penyakit kurang darah yang disebabkan
oleh kurang zat besi; 2) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 penyebab anemia
yaitu: kandungan zat besi dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan tubuh,
meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi dan meningkatnya pengeluaran zat
besi; 3) Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala anemia yaitu:
lemah, letih, lesu, lelah, lunglai, pusing, mata berkunang-kunang dan kelopak
mata pucat.
Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai pengertian anemia; 2) Diskusikan bersama keluarga
apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab anemia; 3) Diskusikan bersama
keluarga apa yang diketahui keluarga tentang tanda dan gejala anemia; 4) Bantu
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
30
Universitas Indonesia
keluarga untuk mengidentifikasi anemia pada keluarga Bapak U; 6) Berikan
pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 7) Berikan
informasi materi kepada keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan
leaflet; 8) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan; 9) Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti; 10) Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan;
11) Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Tujuan khusus kedua setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 60 menit
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami anemia, dengan mampu 1) Menyebutkan akibat
anemia bila tidak diatasi; 2) Mengambil keputusan yang tepat untuk mengikuti
mengatasi masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terutama masalah
anemia dengan evaluasi kriteria respon verbal dan respon afektif. Evaluasi standar
dari tujuan khusus kedua antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4
akibat masalah anemia bila tidak diatasi, antara lain menurunnya prestasi belajar,
mudah terkena infeksi, penurunan produktifitas, pertumbuhan dan kesegaran fisik
menurun; 2) Keluarga memutuskan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan terutama masalah anemia.
Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai akibat masalah anemia bila tidak diatasi; 2)
Memotivasi anggota keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terutama anemia; 3) Berikan pujian
kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 4) Berikan informasi
kepada keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet; 5) Berikan
kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan; 6)
Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti; 7) Motivasi
keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan; 8) Bantu keluarga untuk
mengenal dan menyadari adanya masalah anemia pada anak F; 9) Bantu keluarga
untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami anemia; 10)
Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Tujuan khusus ketiga setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 60 menit
diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
anemia, dengan mampu 1) Menyebutkan cara perawatan anemia; 2)
mendemonstrasikan pemilihan makanan yang mengandung zat besi dengan
evaluasi kriteria respon verbal dan respon psikomotor. Evaluasi standar dari
tujuan khusus ketiga antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 cara
perawatan anemia yaitu: mengkonsumsi makanan bergizi, menambah pemasukan
zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah dan mengobati
penyakit yang menyebabkan anemia; 2) mahasiswa dan keluarga
mendemonstrasikan pemilihan bahan makanan yang mengandung zat besi.
Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai cara perawatan anemia; 2) berikan informasi pada
keluarga mengenai cara merawat anemia dengan menggunakan lembar balik; 3)
Demonstrasikan dengan keluarga pemilihan bahan makanan yang mengandung
zat besi; 4) Beri kesempatan keluarga mendemonstrasikan kembali cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan remaja; 5) berikan pujian kepada
keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 6) Berikan informasi kepada
keluarga dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet; 7) Berikan
kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan; 8)
Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti; 9) Motivasi
keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan; 10) Berikan
reinforcement positif atas usaha keluarga.
Tujuan khusus keempat setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 40 menit
diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan dan perilaku untuk
merawat anak F, dengan mampu menyebutkan cara modifikasi lingkungan dan
perilaku yang mendukung untuk mengatasi anemia, dengan evaluasi kriteria
respon verbal dan respon afektif.
Evaluasi standar dari tujuan khusus keempat yaitu keluarga mampu menyebutkan
2 dari 3 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku yang mendukung untuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
32
Universitas Indonesia
mengatasi anemia yaitu: 1) membiasakan sarapan pagi; 2) mengurangi kebiasaan
mengkonsumsi teh dan 3) memanfaatkan lahan kosong dihalaman rumah untuk
menanam sayur-sayuran.
Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga tentang
modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia; 2) berikan pujian
pada keluarga entang pemahaman yang benar; 3) berikan informasi kepada
keluarga mengenai modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia;
4) Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang
dibahas; 5) motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dibahas; 6)
berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Tujuan khusus kelima setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 x 40 menit
diharapkan keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah anemia dalam keluarga, dengan mampu 1) Menyebutkan jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi masalah
anemia remaja; 2) Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan; 3)
Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk berkonsultasi mengenai anemia
remaja dengan evaluasi kriteria respon verbal dan respon afektif. Evaluasi standar
dari tujuan khusus kelima antara lain: 1) Keluarga mampu menyebutkan
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi masalah
anemia remaja, yaitu: Puskesmas (Program Kesehatan Peduli Remaja), rumah
sakit dan klinik swasta; 2) keluarga mampu menyebutkan manfaat kunjungan ke
fasilitas kesehatan yaitu: mendapatkan penyuluhan tentang anemia dan
mendapatkan pengobatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah
anemia; 3) Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk konsultasi
mengenai masalah komunikasi antara orang tua dan remaja.
Intervensi keperawatan meliputi 1) Diskusikan bersama keluarga mengenai jenis-
jenis pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi
masalah komunikasi antara orang tua dan remaja yang ada disekitar tempat
tinggal; 2) Diskusikan bersama keluarga tentang manfaat mengunjungi fasilitas
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
33
Universitas Indonesia
kesehatan; 3) Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan; 3) Motivasi keluarga untuk jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dapat
dikunjungi; 4) Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Implementasi untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
dilakukan sebanyak 4 kali. Implementasi pertama dilakukan pada hari Selasa, 21
Mei 2013 pukul 14.00-15.00 WIB. Perawat memberikan penyuluhan kesehatan
kepada keluarga Bp. U tentang mengenal anemia pada remaja. Implementasi yang
dilakukan antara lain: 1) Menjelaskan kepada keluarga Bp. U, khususnya Ibu. A
dan anak F tentang pengertian anemia; 2) Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai anemia; 3) Memberikan pujian kepada
keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar 4) Memberikan informasi
kepada keluarga mengenai pengertian anemia dengan menggunakan media lembar
balik dan leaflet; 5) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan; 6) Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti; 7) Memotivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan; 8) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Membantu keluarga Bp. U untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
anemia dalam keluarga. Implementasi yang dilakukan antara lain 1)
Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat
masalah anemia bila tidak diatasi; 2) memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai akibat anemia yang benar; 3)memberikan
informasi kepada keluarga mengenai akibat anemia dengan menggunakan lembar
balik; 4) Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan; 5) memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti; 6) Memberikan Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan; 7) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga; 8)
membantu keluarga mengenal dan menyadari adanya masalah anemia pada anak
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
34
Universitas Indonesia
F; 9) Membantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia; 10) Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Membantu keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota keluarga yang
mengalami anemia. Implementasi yang dilakukan antara lain 1) Mendorong
keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk merawat anemia; 2)
Memberikan informasi pada keluarga mengenai cara merawat anemia dengan
menggunakan lembar balik; 3) memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan; 4) Memberikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai keluarga; 5) mendemonstrasikan pemilihan makanan
yang mengandung zat besi; 6) menganjurkan keluarga mendemonstrasikan
pemiliha makanan yang mengandung zat besi; 7) memberikan kesempatan pada
keluarga untuk bertanya mengenai materi yang diberikan; 8) memotivasi keluarga
untuk mendemonstrasikan secara mandiri 9) memberikan reinforcement positif
atas usaha keluarga.
Evaluasi untuk TUK 1, 2 dan 3 yaitu keluarga mengatakan bahwa anemia adalah
penyakit karena kekurangan darah; keluarga mengatakan penyebab anemia yaitu
kekurangan zat besi dan meningkatnya kebutuhan tubuh terhadap zat besi;
keluarga menyebutkan tanda dan gejala anemia yaitu: lemah, letih, lesu dan
pusing; keluarga menyebutkan anemia yaitu menurunya prestasi belajar dan
mudah terkena infeksi; keluarga mengatakan akan merawat anak F yang
menderita anemia; keluarga mengatakan cara mengatasi anemia yaitu makan
makanan yang mengandung zat besi dan minum tablet tambah darah.
Evaluasi subjektif terhadap implementasi yang dilakukan yaitu keluarga keluarga
mampu menjelaskan pengertian anemia secara ringkas; keluarga mampu
menyebutkan 2 penyebab anemia; keluarga mampu menyebutkan 4 tanda dan
gejala anemia; keluarga mampu menjelaskan akibat anemia; keluarga
memutuskan untuk merawat anemia yang terjadi pada anak F; keluarga mampu
mendemonstrasikan pemilihan makanan yang mengandung zat besi.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Implementasi TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan keluarga telah mampu
mengenal anemia, 2 dari 3 penyebab anemia, 4 dari 8 tanda dan gejala anemia,
akibat anemia; mengambil keputusan merawat anak F yang mengalami anemia;
mendemonstrasikan pemilihan bahan makanan yang mengandung zat besi.
Rencana untuk pertemuan selanjutnya adalah melanjutkan ke TUK 4 dan 5.
Implementasi kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Mei 2013 jam
13.30 WIB. Implementasi TUK 4 merupakan intervensi inovasi yang dilakukan
oleh perawat untuk mengubah atau memperbaiki perilaku yang kurang sehat pada
anak F untuk mengatasi anemia yang diderita. Pada pertemuan ini perawat
mengevaluasi TUK 1, 2 dan 3 yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya
dan melanjutkan TUK 4 dan 5 kepada keluarga Bp. U tentang modifikasi
lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia yang diderita anak F.
Implementasi yang dilakukan yaitu: 1) Mendiskusikan bersama keluarga tentang
modifikasi lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia pada anak F; 2)
memberikan pujian pada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar; 3)
Memberikan informasi pada keluarga mengenai modifikasi lingkungan dan
perilaku untuk mengatasi anemia; 4) memberikan kesempatan pada keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang dibahas; 5) memotivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah dibahas; 6) memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga.
Membantu keluarga Bp. U untuk mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk untuk mengatasi anemia. Implementasi yang dilakukan antara
lain 1) Mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal; 2) Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi; 3) mendiskusikan bersama keluarga
mengenai manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan 4) Memberikan reinforcement
positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan; 5)
Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan.
Evaluasi untuk TUK 4 dan 5 yaitu keluarga mengatakan cara memodifikasi
lingkungan dan perilaku untuk mengatasi anemia yang dialami anak F yaitu
membiasakan anak F sarapan pagi dan membatasi kebiasaan minum teh setiap
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
36
Universitas Indonesia
hari; Ibu A mengatakan anak F selalu minum es teh 2-3 kali sehari; Ibu A
mengatakan mungkin akan sulit sekali mengubah kebiasaan anak F untuk tidak
mengkonsumsi es teh setiap hari. keluarga mengatakan fasilitas yang dapat
dikunjungi, yaitu: Puskesmas, rumah sakit dan klinik swasta; keluarga
mengatakan manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan yaitu untuk mendapatkan
penyuluhan dan mendapatkan pengobatan.
Evaluasi objektif terhadap implementasi yang dilakukan pada TUK 4 dan 5 yaitu;
keluarga menyebutkan 2 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku; keluarga
menyebutkan 2 cara memodifikasi lingkungan dan perilaku; keluarga
menyebutkan 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi; keluarga menyebutkan
2 manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan. Implementasi terhadap TUK 4 dan 5
tercapai sebagian ditandai dengan keluarga telah mampu manyebutkan cara
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah anemia yang dialami oleh anak F. Rencana untuk pertemuan
selanjutnya adalah memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan dan membuat jadwal untuk memodifikasi perilaku anak F.
Pertemuan ketiga untuk diagnosa pertama dilakukan untuk mengevaluasi perilaku
anak F dan memotivasi untuk kunjungan ke fasilitas kesehatan dilakukan pada
hari Selasa 28 Mei 2013. Implementasi yang dilakukan yaitu: 1) mengevaluasi
perilaku sarapan pagi dan kebiasaan minum teh pada anakF; 2) Membuat jadwal
modifikasi perilaku sarapan pagi dan pembatasan konsumsi es teh pada anak F, 3)
memberikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan; 4) memotivasi
keluarga untuk membawa anak F ke pelayanan kesehatan. Evaluasi dari
kunjungan tersebut yaitu: 1) anak F mengatakan tidak sempat sarapan pagi kerena
takut terlambat ke sekolah; 2) anak F mengatakan belum bisa menghilangkan
kebiasaan minum es teh setiap hari; 3) anak F mengatakan minum es teh masih 2-
3 kali sehari 4) keluarga mengatakan menyetujui jadwal yang dibuat bersama
perawat; 5) anak F mengatakan belum mau mengunjungi fasilitas kesehatan.
Evaluasi objektif setelah dilakukan implementasi yaitu keluarga menyetujui
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
37
Universitas Indonesia
jadwal yang telah dibuat bersama perawat. Rencana kunjungan berikutnya yaitu
mengevaluasi perilaku melalui jadwal yang telah disepakati.
Pertemuan keempat untuk implementasi modifikasi perilaku dilakukan pada hari
Kamis, 21 Juni 2013. Implementasi yang dilakukan diantaranya: 1) mengevaluasi
jadwal perilaku sarapan pagi dan minum es teh pada anak F; 2) memberikan
reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga; 3) memotivasi keluarga
untuk mendukung perilaku sehat anak F yang sudah dicapai. Evaluasi subjektif
terhadap implementasi yang dilakukan yaitu: 1) Ibu A mengatakan anak F sudah
mulai sarapan pagi setiap hari; 2) Ibu A mengatakan kebiasan minum teh setiap
hari mulai berkurang; 3) Anak F mengatakan sudah mulai rutin sarapan pagi; 4)
anak F mengatakan masih minum es teh 1- 2 kali sehari; 5) ibu A mengatakan
mendukung kebiasaan baik anak F untuk sarapan pagi dan pembatasan konsumsi
es teh. Evaluasi objektif terhedap implementasi yang dilakukan yaitu: 1) jadwal
kegiatan yeng dibuat sudah terisi dan terlihat kebiasaan minum es teh anak F
berkurang; 2) jadwal sarapan pagi anak F selama satu minggu terakhir terisi
penuh; 3) jadwal kegiatan konsumsi es teh 1 minggu terakhir berkurang menjadi 1
kali sehari; 4) Ibu A tampak mendukung perilaku anak F yang baru. Analisis
untuk modifikasi perilaku anak F tercapai.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan TUK 1 sampai dengan 5 selama 4 kali
kunjungan keluarga untuk masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada keluarga Bp. U khususnya masalah anemia, maka keempat
implementasi evaluasi secara keseluruhan bahwa TUK 1 sampai dengan 5
tercapai, ditandai dengan keluarga khususnya Ibu A telah mampu mengenal
masalah anemia, mengambil keputusan untuk merawat anak F dengan anemia,
mendemonstrasikan kembali pemilihan bahan makanan yang mengandung zat
besi, memodifikasi perilaku anak F untuk melakukan jadwal sarapan pagi dan
pembatasan konsumsi teh serta mengetahui manfaat fasilitas kesehatan.
Setelah dilakukan eveluasi sumatif untuk masalah ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada keluarga Bp. U, juga dilakukan penilaian terhadap tingkat
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
38
Universitas Indonesia
kemandirian keluarga. Menurut hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan
evaluasi yang dilakukan selama tujuh minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan
mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan. Ian keluarga
berada pada tahap” Kemandirian Tingkat III”. Kemandirian III yaitu keluarga
yang dapat: 1) Menerima petugas puskesmas; 2) Menerima yankes sesuai rencana;
3) Menyatakan masalah kesehatan secara benar; 4) Memanfaatkan faskes sesuai
anjuran; 5) Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran; 6) Melaksanakan
tindakan pencegahan secara aktif.
3.5 Intervensi Inovasi Modifikasi Perilaku
Intervensi inovasi yang dilakukan pada keluarga Bp. U dengan masalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp U terutama masalah
anemia pada anak F yaitu melakukan modifikasi perilaku terhadap anak F. Tujuan
dari implementasi inovasi ini diharapkan terbentuk perilaku sehat pada anak F
sehingga dapat mengatasi masalah anemia yang dialami oleh anak F. Pada
kunjungan implementasi kedua tanggal 23 Mei 2013 mahasiswa melakukan
intervensi inovasi dengan cara menjelaskan modifikasi perilaku yang dapat
dilakukan oleh anak F untuk mengatasi masalah anemia diantaranya yaitu
membiasakan sarapan pagi dan membatasi konsumsi es teh.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari selasa tanggal 28 Mei 2013, mahasiswa
melakukan evaluasi terhadap perilaku anak F selama 5 hari setelah implementasi
kedua tentang kebiasaan sarapan pagi dan konsumsi es teh. Evaluasi yang
diperoleh yaitu anak F mengatakan masih belum bisa meninggalkan kebiasaan
minum teh. Evaluasi terhadap kebiasaan sarapan pagi diperolah yaitu anak F tidak
melakukan kegiatan sarapan pagi selama 5 hari tersebut dengan alasan jika ia
sarapan pagi di rumah maka ia akan terlambat ke sekolah, sementara saat sampai
di sekolah anak F sudah tidak memiliki waktu untuk sarapan karena sudah masuk
jam pelajaran. Ibu A mengatakan anak F memang memiliki kebiasaan bangun
kesiangan setiap hari. Sehingga menu yang sudah disajikan untuk sarapan
keluarga tidak pernah disentuh. Untuk mencapai tujuan modifikasi perilaku,
mahasiswa membuat jadwal kegiatan bersama anak F dan Ibu A terkait kebiasaan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
39
Universitas Indonesia
sarapan pagi dan konsumsi es teh. Jadwal dibuat bersama keluarga selama 2
minggu dan akan dievaluasi kembali. Jika anak F mampu melakukan kegiatan
sarapan pagi dan membatasi kebiasaan minum teh minimal selama 1 minggu,
mahasiswa akan memberikan reward kepada anak F. Keluarga menyetujui
kesepakatan yang dibuat bersama mahasiswa.
Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 21 Juni 2013 evaluasi terhadap
implementasi inovasi yang dilakukan diperoleh Ibu A mengatakan anak F sudah
mulai sarapan pagi setiap hari, Ibu A mengatakan kebiasan minum teh setiap hari
mulai berkurang, Anak F mengatakan sudah mulai rutin sarapan pagi, anak F
mengatakan masih minum es teh 1- 2 kali sehari. Jadwal kegiatan yang dibuat
sudah terisi dan terlihat pada minggu pertama terlihat bahwa kebiasaan minum es
teh anak F masih sangat sering yaitu 2-3 kali sehari dan anak F tidak pernah
melakukan sarapan pagi. Evaluasi jadwal pada minggu kedua terlihat kebiasaan
anak F mengkonsumsi es teh berkurang dan jadwal sarapan pagi anak F selama
satu minggu terakhir terisi penuh, jadwal kegiatan konsumsi es teh 1 minggu
terakhir berkurang menjadi 1 kali sehari.
Hasil evaluasi secara keseluruhan setelah dilakukan implementasi inovasi
modifikasi perilaku pada anak F selama 3 kali kunjungan ibu A mengatakan anak
F mulai melakukan sarapan pagi meskipun pada minggu pertama anak F
mengalami kesulitan untuk melakukan sarapan pagi karena selalu terburu-buru
untuk berangkat ke sekolah. Ibu A mengatakan kebiasaan anak F mengkonsumsi
es teh pada minggu terakhir mulai berkurang. Evaluasi perilaku berdasarkan
jadwal yang telah dibuat bersama tampak peningkatan perilaku yang lebih baik
pada anak F dengan mulai membiasakan sarapan pagi dan membatasi konsumsi es
teh. Intervensi inovasi yang dilakukan pada keluarga Bp U terutama anak F dapat
berjalan dengan baik meskipun belum maksimal. Perubahan perilaku yang
diharapkan mulai terlihat, dan diharapkan keluarga mampu memberikan
dukungan terhadap perilaku anak F tersebut.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
40 Universitas Indonesia
BAB 4ANALISA SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik
Kota Depok merupakan wilayah yang berbatasan dengan ibukota DKI Jakarta
berfungsi sebagai daerah penyangga kota Jakarta dan mendapat tekanan migrasi
cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan permukiman,
pendidikan, perdagangan dan jasa dengan luas total 200,9 km2 pada tahun 2003
memiliki jumlah penduduk 1.374.522 jiwa dengan kepadatan rata-rata 6.863
jiwa/km2 (www.depok.go.id). Kecamatan Cimanggis merupakan salah satu
kecamatan yang padat di kota Depok. Luas wilayah Cimanggis 53,54 km2 dengan
kepadatan 5.709 jiwa/km2. Kecamatan Cimanggis sebagian besar wilayahnya
digunakan sebagai sektor ekonomi dengan banyaknya jumlah pabrik di sepanjang
jalan raya Bogor (www.depok.go.id). Kecamatan Cimanggis termasuk dalam
kategori padat karena urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Daya tarik
kecamatan Cimanggis yaitu banyaknya pabrik yang dianggap mampu
memberikan lapangan pekerjaan bagi pendatang. Jumlah pendatang yang
meningkat terus-menerus menyebabkan wilayah pemukiman menjadi lebih padat.
Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan
Cimanggis Kota Depok. Kelurahan ini memiliki 8 rukun warga (RW), menurut
sekertaris kelurahan, RW 08 merupakan kompleks perumahan yang mayoritas
dihuni oleh warga dengan status ekonomi menengah keatas sedangkan 7 RW
lainnya merupakan kampung yang mayoritas stautus ekonomi warganya adalah
menengah kebawah. Kelurahan Cisalak Pasar belum memiliki puskesmas
kelurahan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat
dijangkau oleh warganya adalah puskesmas kecamatan Cimanggis yang berjarak
kurang lebih 1,5 km dari kelurahan Cisalak Pasar. Terdapat satu pasar di
kelurahan ini yang terletak di RW 04 dan jaraknya dekat dengan rumah warga.
Pemukiman warga di RW 02 tampak padat, mayoritas merupakan rumah pribadi,
dan merupakan bangunan permanen. Terdapat beberapa rumah kontrakan satu
pintu yang seluruhnya dihuni oleh warga pendatang. Sebagian besar memiliki
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
41
Universitas Indonesia
halaman depan atau teras walaupun tidak luas. Karena padatnya perumahan, dan
wilayah yang tidak terlalu luas, pencahayaan sinar matahari tidak masuk pada
sebagian besar rumah. Tempat pembuangan sampah umum tidak terlihat dan
mayoritas masyarakat tidak memiliki tempat pembuangan sampah permanen di
depan rumah, biasanya hanya menggunakan kardus atau plastik yang selanjutnya
diangkut oleh petugas kebersihan yang dikelola oleh RW. Namun ada juga warga
yang membakar sampah dedaunan yang berserakan di halaman atau di pinggir
jalan.
Di beberapa tanah kosong masih juga dijumpai tumpukan sampah yang sengaja di
tumpuk. Keadaan got atau saluran air di wilayah RW 02 menggunakan sistem
terbuka dengan lebar yang minimal sehingga saat hujan turun terkadang air
meluap ke jalan. Ada beberapa keluarga yang memelihara binatang peliharaan
seperti unggas yang dibuatkan kandang di halaman rumah, sehingga tercium bau
yang kurang sedap.
Wilayah RW 02 kelurahan Cisalak Pasar memiliki 5 RT yang tidak terlalu luas,
untuk mencapai RW 02 tidak ada kendaraan umum yang melewati RW 02 kecuali
ojek. Jalan yang ada di RW 02 sudah diaspal dan dapat dilewati oleh kendaraan
beroda empat. Sumber-sumber bagi RW 02 untuk mendapatkan kebutuhan sehari-
hari sangat memadai. Di setiap Rt terdapat tukang sayur keliling maupun warung
yang menjual sayuran serta bahan pokok. Pasar dapat ditempuh dengan berjalan
kaki lebih kurang 250 meter.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah RW 02 yang biasa digunakan
masyarakat yaitu puskesmas dan posyandu. RW 02 hanya memiliki 1 posyandu
dengan kunjungan balita kurang lebih 75 balita. Hanya sebagian warga yang
memanfaatkan failitas kesehatan untuk berobat karena biasanya masalah
kesehatan yang dirasakan diatasi dengan minum obat yang dibeli di warung
dengan alasan malas ke puskesmas.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
42
Universitas Indonesia
Remaja di wilayah RW 02 berjumlah kurang lebih 360 orang dan sebagian besar
berada pada usia sekolah. Tidak ada organisasi atau wadah yang dapat
dimanfaatkan oleh remaja untuk menyalurkan bakat atau hobinya. Remaja putra
di lingkungan RW 02 biasanya menggunakan pos-pos ronda untuk berkumpul
sekedar ngobrol atau menonton bola bersama teman sebayanya. Kader
mengatakan kadang kumpulan remaja itu mengganggu karena ada yang
berkumpul sambil mengkonsumsi minuman keras dan melakukan aktivitas
begadang hingga pagi hari. Remaja putri yang ada di RW 02 juga tidak memiliki
kegiatan di lingkungannya. Remaja putri lebih sering berada di rumah atau
berkumpul dengan teman sebayanya pada saat hari libur atau pulang dari sekolah.
Informasi yang diperoleh dari kader dan remaja yaitu belum pernah diadakan
penyuluhan terkait remaja di wilayah RW 02 baik pada kader maupun untuk
remaja. Kader juga tidak mengetahui program kesehatan untuk remaja yang ada di
puskesmas. Kader aktif mengarahkan mahasiswa untuk mengelola remaja yang
membutuhkan perhatian khusus. Keluarga mayoritas menerima kehadiran
mahasiswa maupun petugas kesehatan.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Terkait Konsep KKMP
Pesatnya perkembangan daerah perkotaan beberapa tahun terakhir menyebabkan
urbanisasi yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya. Daya tarik kota yang
menjanjikan kemudahan bagi para pendatang adalah banyaknya lapangan
pekerjaan yang tersedia melalui perusahaan, pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan.
Kota Depok merupakan penyangga bagi ibukota Jakarta dalam beberapa kurun
waktu terakhir mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan banyaknya
pabrik, restoran dan pusat perbelanjaan. Pembangunan sarana sektor ekonomi
tersebut semakin mempersempit lahan pertanian dan meluasnya wilayah
pemukiman untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Dampaknya bagi kota
adalah semakin padatnya jumlah penduduk kota Depok menimbulkan masalah
yang semakin kompleks. Kemiskinan masyarakat merupakan sumber dari
permasalahan yang berkembang di perkotaan terutama kelaparan, masalah
kesehatan, penyakit menular yang disebabkan oleh kepadatan, kekerasan dan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
43
Universitas Indonesia
kejahatan, tunawisma dan tempat tinggal yang tidak memadai (Lundy & Janes,
2009).
Penduduk perkotaan saat ini harus berhadapan dengan berbagai masalah
kesehatan sebagai akibat gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat, baik
masalah kesehatan yang konvensional, seperti penyakit infeksi dan menular
ataupun masalah kesehatan modern, seperti penyakit degeneratif, misalnya
hipertensi dan stroke (Efendi dan Makhfudli, 2009). Perubahan gaya hidup ini
dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk
food yang menyediakan makanan serba instan di setiap kota. Munculnya makanan
instan yang kerap dianggap mempermudah dan mempersingkat waktu memasak
mengakibatkan konsumsi makanan ini meningkat tajam di lingkungan masyarakat
perkotaan. Padahal kandungan zat gizi yang ada dalam makanan tersebut tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pendapatan penduduk yang tidak memadai juga
menimbulkan masalah kesehatan tertentu. Pendapatan yang rendah
mengakibatkan keluarga tidak mampu menyediakan kebutuhan pangan yang
bergizi bagi anggotanya. Asupan gizi yang tidak memadai akan menimbulkan
masalah kesehatan bagi anggota keluarga tersebut.
Salah satu populasi yang rentan terhadap masalah kesehatan di perkotaan adalah
populasi remaja. Remaja berada pada masa transisi dari usia anak-anak menuju
dewasa. Beberapa masalah kesehatan yang timbul pada usia remaja yaitu:
kehamilan usia muda/tidak diinginkan, penyakit menular seksual, HIV/AIDS,
kekerasan dan gizi. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang pesat secara fisik
dan psikis maupun sosial sehingga dibutuhkan asupan gizi yang memadai untuk
pertumbuhan tersebut. Gizi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan
mengakibatkan masalah kesehatan pada remaja seperti anemia. Profil kesehatan
Indonesia 2011 mencatat bahwa keluarga dengan pendapatan perkapita rendah
memenuhi kebutuhan pangan lebih tinggi pada bahan makanan padi-padian dan
konsumsi rendah pada daging dan susu, sehingga kebutuhan zat gizi tidak
terpenuhi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Permaesih dan Herman
(2005) bahwa konsumsi sumber energi pada masyarakat indonesia termasuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
44
Universitas Indonesia
remaja berasal dari beras. Beras mengandung zat besi sebesar 0,5-1,2mg/100gr
dan biasa dikonsumsi dalam jumlah besar, sehingga remaja yang mengkonsumsi
energi > 70% memiliki resiko anemia. Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan
lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, karena dibutuhkan untuk mengganti zat
besi yang hilang pada menstruasi.
4.3 Analisis Intervensi Inovasi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Notoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman dan
pelayanan kesehatan. Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan
dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Penjelasan diatas
menunjukkan bahwa perilaku seseorang terhadap kesehatan dapat meningkatkan
status kesehatannya dan menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan rencana
tindakan keperawatan keluarga bapak U.
Perilaku anak F yang kerap mengkonsumsi teh dan tidak pernah sarapan pagi
merupakan perilaku yang kurang mendukung untuk peningkatan derajat kesehatan
anak F. Penelitian Siahaan (2009) menunjukkan remaja putri yang makan kurang
dari 3 kali sehari menderita anemia 12,5% lebih tinggi daripada remaja putri yang
memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Dan remaja tersebut berpeluang
menderita anemia 1,7 kali dibandingkan dengan remaja putri yang frekuensi
makannya 3 kali sehari. Faktor lain yang juga mempengaruhi timbulnya anemia
adalah kesukaan terhadap jenis makanan tertentu yang kurang mengandung zat
besi atau bahkan merupakan penghambat absorpsi zat besi bagi tubuh. Pada anak
F minuman yang disukainya adalah es teh yang dikonsumsi lebih dari 2x sehari.
Teh mengandung tanin yang dapat menghambat absorpsi zat besi oleh tubuh.
FAO/WHO (2001) dalam Arumsari (2009) faktor penghambat penyerapan zat
besi diantaranya adalah teh dan kopi. Hurlock (1997) dalam Arumsari (2009)
menunjukkan bahwa remaja menyukai minuman ringan, teh dan kopi yang
frekuensinya lebih sering dibandingkan konsumsi susu. Groff dan Gropper (2000)
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
45
Universitas Indonesia
dalam Arumsari (2009) senyawa fenol dalam teh yang dikonsumsi bersama
dengan pangan dapat menurunkan absorbsi besi hingga 60%, sedangkan konsumsi
kopi setelah makan dapat menurunkan absorbsi besi hingga 40%. Penurunan
jumlah besi yang diabsorbsi akan menurunkan cadangan besi dalam tubuh.
Model modifikasi perilaku yang dijadikan intervensi inovasi diangkat dari teori
perilaku reinforcement theory. Teori ini pada pokoknya membahas tentang
bagaimana mendorong manusia (individu) berperilaku positif dan mengulanginya
lagi sesering mungkin di waktu-waktu selanjutnya, serta bagaimana meredam
kebiasaan dan perilaku negatif. Intervensi yang dilakukan terhadap anak F dalam
rangka merubah perilaku atau kebiasaan sarapan pagi dan pembatasan konsumsi
es teh setiap hari dilakukan dengan pembuatan jadwal kegiatan harian dan akan
diberikan reward jika anak F menunjukkan peningkatan perilaku sehat.
Setelah dilakukan implementasi selama tujuh minggu diperoleh hasil terjadinya
peningkatan perilaku sehat terhadapanak F dengan jadwal harian sarapan pagi
setiap hari dan berkurangnya kebiasaan mengkonsumsi es teh. Hal ini sesuai
dengan penelitian Yusuf, dkk (2010) tentang pemberian reinforcement positif
bahwa dampak penerapan program modifikasi perilaku terhadap prestasi belajar
empat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS bagi siswa
yang dikenai program modifikasi perilaku, menunjukkan adanya kenaikan dari
rata-rata 6,2 sebelum intervensi menjadi rata-rata 6,9 setelah intervensi. Dengan
demikian program modifikasi perilaku tidak saja mampu memperbaiki perilaku
buruk anak dalam belajar tetapi juga mampu meningkatkan prestasi belajar.
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan
Mahasiswa menganjurkan adanya support system dari keluarga untuk membantu
meningkatkan perilaku sehat remaja dalam melaksanakan jadwal sarapan pagi dan
kontrol terhadap minuman teh yang biasa dikonsumsi anak F. Penggunaan
support system dalam keluarga merupakan hal penting yang berpengaruh dalam
meningkatkan perilaku sehat anggota keluarga. Hal ini sejalan dengan teori bahwa
kebanyakan individu mendapatkan bantuan yang lebih dari keluarganya
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
46
Universitas Indonesia
dibandingkan dari sumber yang lain, bahkan lebih dari yang diberikan dokter
mereka (Gurin, 1985 dalam Friedman, Bowen & Jones, 2003). Selain itu, keluarga
berperan penting terkait dengan seberapa jauh anggota keluarga terpajan resiko
(Campbell, 2000 dalam Friedman, Bowen & Jones, 2003). Diharapkan support
system tersebut dapat membantu anak F menjaga dan memelihara kesehatannya
pada tingkat yang optimal.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
47 Universitas Indonesia
BAB 5PENUTUP
5.1 Simpulan
Pengkajian terhadap anak F ditemukan bahwa anak F kadang mengeluh pusing
saat bangun tidur, mudah lelah, sulit berkonsentrasi pada saat belajar dan sering
mengantuk terutama pada saat sedang belajar di sekolah. Anak F tidak pernah
sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Di sekolah anak F biasanya
mengkonsumsi mie instan yang dijual di kantin sekolah. Anak F juga senang
mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari, minuman bersoda serta pola makan
yang tidak teratur. Pemeriksaan fisik keluarga Bapak U terhadap anak F
didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak pucat. Anak F mengatakan ia
tidak tahu jika dirinya menderita anemia. Hasil pemeriksaan hemoglobin secara
sederhana dengan menggunakan hemometer sahli menunjukkan angka 11 gr/dl.
Saat digali pengetahuan keluarga tentang anemia keluarga mampu menjawab
pengertian anemia, tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia serta cara
pencegahan dan perawatan anemia.
Masalah keperawatan yang dialami oleh anak F adalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan diintervensi dengan melakukan kunjungan rumah dan
melakukan intervensi berdasarkan 5 tugas keluarga. Intervensi yang dimulai dari
TUK 1 sampai dengan TUK 5 tercapai. Modifikasi perilaku yang dilakukan pada
anak F yaitu dengan reinforcement positif membuat jadwal sarapan setiap pagi
dan tidak mengkonsumsi es teh. Modifikasi perilaku ini dilakukan agar terbentuk
perilaku baru yang sehat pada anak F. Hasil evaluasi modifikasi perilaku
diperoleh anak F belum bisa meninggalkan kebiasaan minum Es teh setiap hari
dan frekuensi sarapan pagi masih belum memenuhi harapan. Namun sudah
menunjukkan peningkatan perilaku yang lebih baik dari perilaku sebelumnya.
Sehingga dibutuhkan support system dari keluarga untuk mendukung perilaku
sehat terhadap anak F untuk mengatasi anemia.
Wilayah RW 02 kelurahan Cisalak Pasar memiliki 5 RT yang tidak terlalu luas,
untuk mencapai RW 02 tidak ada kendaraan umum yang melewati RW 02 kecuali
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
48
Universitas Indonesia
ojek. Jalan yang ada di RW 02 sudah diaspal dan dapat dilewati oleh kendaraan
beroda empat. Sumber-sumber bagi RW 02 untuk mendapatkan kebutuhan sehari-
hari sangat memadai. Di setiap Rt terdapat tukang sayur keliling maupun warung
yang menjual sayuran serta bahan pokok. Pasar dapat ditempuh dengan berjalan
kaki lebih kurang 250 meter. Pemukiman warga di RW 02 tampak padat,
mayoritas merupakan rumah pribadi, dan merupakan bangunan permanen.
Terdapat beberapa rumah kontrakan satu pintu yang seluruhnya dihuni oleh warga
pendatang.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah RW 02 yang biasa digunakan
masyarakat yaitu puskesmas dan posyandu. RW 02 hanya memiliki 1 posyandu
dengan kunjungan balita kurang lebih 75 balita. Hanya sebagian warga yang
memanfaatkan failitas kesehatan untuk berobat karena biasanya masalah
kesehatan yang dirasakan diatasi dengan minum obat yang dibeli di warung
dengan alasan malas ke puskesmas.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat
memberikan saran terkait hasil pemberian asuhan keperawatan keluarga Bapak U
dengan masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan sebagai berikut:
5.2.1 Di Bidang Keilmuan
Saran untuk bidang keilmuan agar dapat memperkaya teori mengenai asuhan
keperawatan pada keluarga dengan masalah kesehatan anemia pada remaja
sehingga dapat dijadikan referensi bagi penelitian tentang pemberian asuhan
keperawatan keluarga selanjutnya.
5.2.2 Di Bidang Pelayanan (Aplikatif)
Saran untuk pelayanan di puskesmas agar asuhan keperawatan yang diberikan
tidak hanya sebatas masalah fisik pada klien yang berkunjung ke puskesmas,
namun juga dapat diberikan asuhan keperawatan keluarga di wilayah kerja
puskesmas melalui program perkesmas yang ada di puskesmas.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
49
Universitas Indonesia
5.2.3 Penelitian Berikutnya
Saran untuk penelitian berikutnya terkait pemberian asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah anemia adalah diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan
berikutnya dapat melakukan modifikasi lingkungan dan perilaku keluarga terkait
anemia dengan intervensi yang lebih mudah untuk diterima keluarga.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
50 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K. (2010). Community health nursing;promoting, protecting the public’s health. Philadelphia: Lippincott William& Wilkins.
Arumsari E. (2008). Faktor resiko anemia pada remaja putri peserta programpencegahan Institut Pertanian Bogor.
Bangun, E.B., Lubis, Z. & Siagian, A. (2012). Perilaku minum teh dan kadarhemoglobin (Hb) pada siswa-siswi sekolah menengah kejuruan negeri 1jorlang hataran desa dolok marlawan kecamatan Jorlang kabuptenSimalungun tahun 2012. Sumatera utara: USU
Besral, Meilianingsih, L. & Sahar, J. (2007). Pengaruh minum teh terhadapkejadian anemia pada usila di kota Bandung. Makara Kesehatan: 11, 38-43.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.(2007). Gizi dan kesehatanmasyarakat. Edisi revisi. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Depkes, RI. (2003). Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita UsiaSubur (WUS)”. Jakarta : Depkes RI.
Depkes, RI.(2002). Manajemen kesehatan masyarakat perkotaan. Jakarta: DepkesRI
DiMeglio,G.(2000). Nutrition in adolescence. Journal of the american academy ofpediatrics. Retrivied 7 juli 2013.
Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas; teori danpraktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
FAO/WHO.(2001). Human vitamin and mineral requirement. Rome: FAO foodand nutrition division
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Keperawatan keluarga:riset, teori dan praktik. (Achiryani, penerjemah). Jakarta: EGC.
Gibney, M.J., Margetts, B.M., Kearney, J.M., & Arab, L. (2005). Gizi kesehatanmasyarakat. (dr. Andri hartono, penerjemah). Jakarta: EGC.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
51
Universitas Indonesia
Gunatmaningsih, D.(2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadiananemia pada remaja putri di SMA negeri 1 Kecamatan JatibarangKabupaten Brebes. Universitas Negeri Semarang.
Kanashiro, H.M. et.al.(2000). Improving Dietary Intake to prevent Anemia inadolescent girl through community kitchens in a peri urban population ofLima, Peru. American Society for Nutritional Sciences.
Lundy, K.S. & Janes, S. (2010). Community health nursng; caring for the public’shealth. 2nd
Edition. Massachusetts: Jones and Bartlett publishers.
Martin, G., & Pear, J.(2003).Behavior Modification : What It Is and How to DoIt. Seventh Edition. New Jersey:Prentice Hall. Inc
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2001). Human development (8thed.). Boston: McGraw-Hill
Permaesih, D. & Herman, S. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi anemiapada remaja. Buletin Penelitian Kesehatan: 33, 162-171.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental keperawatan: konsep, proses danpraktik.(Enie novieastari, penerjemah). Jakarta: EGC.
Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Twelfth edition. McGraw-Hill HigherEducation.
Stanhope,M. & Lancaster, J. (2006). Community and public health nursing. St.Louis: Mosby Year Book.
WHO.(2001). Iron deficiency anemia; assesment, prevention and control: a guidefor program managers. Geneva: WHO
Wong, D.L. et.al. (2001). Keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Yusuf. M., Legowo. E., Djatun.R., Gunarhadi. (2010). Pengembangan ModelModifikasi Perilaku melalui ‘Continuous Reinforcement’ dan ‘PartialReinforcement’ untuk Mengatasi Kebiasaan ‘Buruk’ Anak dalam Belajar.Universitas Negeri Sebelas Maret – Surakarta.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Lampiran: 1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama KK : Bpk. U (52 tahun)
2. Alamat : RT. 04 RW. 05, Kelurahan Cisalak Pasar,
Kecamatan Cimanggis, Depok
3. Komposisi Anggota Keluarga
No Nama Sex Hubungan
Keluarga
Usia Pendidikan
1. Ibu A P Istri 48 tahun SMP
2. Anak A L Anak 27 tahun SMK
3. Anak Ar L Anak 22 tahun SMK
4. Anak And L Anak 18 tahun SMK
5. Anak F P Anak 13 tahun SMP
6. Anak R L Anak 5 tahun TK
Genogram
An.F4. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak U memiliki tipe keluarga inti (nuclear family) dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa, dimana anak pertama mereka sudah berusia 27
tahun namun belum menikah dan tinggal bersama keluarga Bapak U. Anak kedua
Ibu
ABpU
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
masih berada pada tahap dewasa awal dan sudah menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah namun belum bekerja. Anak ketiga dan anak keempat
keluarga bapak U berada pada usia remaja dan saat ini tinggal bersama keluarga
Bapak U. Anak kelima berada pada usia pra sekolah. Sehari-hari ibu A mengurus
pekerjaan rumah tangga dan mengantar anak R berangkat ke sekolah. Anak kedua
dan anak ketiga ibu A belum bekerja dan pada siang hari lebih sering berada di
rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun.
5. Kewarganegaraan/Suku Bangsa
Bapak U berasal dari jakarta dengan suku Betawi dan Ibu A berasal dari
Ciamis dengan suku Sunda. Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa
Indonesia. Bapak U dan ibu A sudah tinggal di Cisalak Pasar sejak 13 tahun lalu.
Anak keempat dan kelima lahir di Cisalak Pasar. Tidak ada pantangan terhadap
makanan, makanan yang dikonsumsi terdiri dari nasi, sayur, lauk, kadang –
kadang buah. Cara berpakaian keluarga tidak begitu identik dengan daerah asal.
Dekorasi rumah tidak menggambarkan daerah asal. Tidak ada objek kesenian
yang terpampang di rumah bapak S.
6. Agama
Keluarga bapak U beragama Islam. Adapun kegiatan keagamaan yang
dijalankan adalah sholat. Ibu A jarang mengikuti kegiatan pengajian yang
diadakan oleh ibu-ibu di RT dengan alasan memiliki anak yang masih kecil.
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tidak ditemukan kebiasaan
menggunakan jampi-jampi. Keluarga tidak memakan-makanan yang diharamkan
agama.
7. Status Sosial Ekonomi
Pencari nafkah dalam keluarga adalah Bpk. U yaitu karyawan di
perusahaan swasta di kota Bogor. Menurut ibu A penghasilan rata-rata Bapak U
perbulan diatas UMR kota depok karena Bapak U sudah bekarja hampir 20
tahun di perusahaannya saat ini. Ibu A mengatakan penghasilan yang diperoleh
diserahkan sebagian kepada ibu A untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
harian anak-anaknya. Ibu A mengatakan penghasilan yang diperoleh masih
dirasakan kurang karena anak-anak ibu A ada yang akan masuk ke perguruan
tinggi serta kebutuhan rumah tangga yang selalu naik harganya. Anak pertama
Bapak U sudah bekerja di perusahaan yang sama dengan bapak U, namun ibu A
mengatakan penghasilan anak A digunakan untuk kebutuhan anak A sendiri dan
jarang membantu perekonomian keluarga. Ibu A kadang merasa kesal saat bapak
U melakukan hobinya memancing karena menurut ibu A uang yang digunakan
untuk memancing dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
8. Aktifitas Rekreasi
Ibu A mengakui bahwa keluarganya hampir tidak pernah melakukan aktivitas
rekreasi keluarga. Hal ini dikarenakan anak-anak Bapak A sudah remaja dan
dewasa sehingga mereka lebih sering berkumpul dan berekreasi dengan teman-
temannya. Waktu berkumpul dengan anggota keluarga hanya malam hari setelah
semua aktifitas rutin selesai dilakukan dan bapak U sudah pulang bekerja. Pada
hari minggu atau hari libur, bapak U melakukan kegiatan memancing dengan
teman-temannya. Anak F yang remaja juga lebih suka bermain dan berkumpul
dengan teman-teman sebayanya ke pusat perbelanjaan atau ke rumah teman-
temannya.
II. Riwayat Tumbuh Kembang Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Inti
Tahap keluarga Bapak. B saat ini adalah keluarga dengan anak usia
dewasa. Anak pertama berusia 27 tahun namun belum menikah dan masih
tinggal bersama Bapak U. Ibu A mengatakan anak A belum berani menikah
karena penghasilan yang diperolehnya belum dianggap cukup untuk
menghidupi keluarga. Sedang anak yang lain masih berada pada usia remaja
dan pra sekolah. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga hanya
minum obat diwarung dan jika tidak sembuh baru dibawa ke pelayanan
kesehatan. Namun penyakit hipertensi yang dialami oleh ibu A, ibu A rajin
mengontrol kesehatannya secara rutin ke pelayanan kesehatan.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Tugas perkembangan keluarga dewasa yang pertama pada keluarga Bapak U
masih belum terpenuhi. Anak pertama masih tinggal bersama keluarga dan
belum menikah. Tugas yang kedua yaitu mempertahankan keintiman pasangan
belum terjadi ditandai dengan keluhan ibu A yang mengatakan bahwa bapak U
terkesan cuek dengan kondisi rumah tangga dan pasangannya. Sedangkan
penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah sudah dijalankan yaitu
dengan bapak U sebagai kepala keluarga dan ibu A mengurus anak-anaknya.
Tugas perkembangan keluarga lain yang belum terpenuhi adalah membantu
anak untuk mandiri. Hal ini terlihat dari anak Ar yang berusia 22 tahun yang
hanya tinggal di rumah, dan tidak bekerja dengan alasan tidak cocok dengan
pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukannya.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bapak U dan Ibu A bertemu di Jakarta saat ibu A bekerja di Pabrik. Setelah
merasa cocok keduanya sepakat untuk menikah dan berumah tangga. Ibu A
mengatakan mereka menikah karena saling mencintai. Mereka sendiri yang
merencanakan pernikahan mereka. Pernikahan dilakukan di rumah ibu A di
Ciamis. Setelah menikah mereka tinggal di Kebayoran lama tempat keluarga
besar bapak U tinggal. Setelah anak pertama dan kedua lahir, keluarga
memutuskan untuk pindah dan mengontrak rumah di kelurahan Cisalak Pasar.
Ibu A mengatakan sudah 20 tahun tinggal di kelurahan Cisalak Pasar dan
mengontrak rumah.
III. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga bapak U merupakan bangunan permanen dengan status
kepemilikan orang lain. Rumah petak dihuni oleh beberapa keluarga yang
merupakan warga pendatang di Cisalak Pasar. Rumah Bapak U terdiri dari 1
ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar tidur utama, dapur dan kamar mendi.
Diruang tamu digunakan karpet sebagai alas untuk duduk ataupun tidur.
Ruang tamu selain berfungsi sebagai ruang tamu juga digunakan juga
sebagai ruang tidur, pencahayaan diruang tengah hanya menggunakan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
lampu, dan tidak terdapat jendela pada masing-masing ruangan.
Pencahayaan hanya masuk dari ruang depan selalu dibuka pada pagi hari,
Kamar tidur anak masih bergabung. Didekat dapur terdapat kamar mandi
dan WC. Sumber air minum diperoleh dari sumur bor tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa. Adapun di dalam rumah terdapat perabotan dari
kayu dan beberapa barang elektronik. Dekorasi rumah tidak ada, dan rumah
terlihat sempit serta pengap. Keluarga memiliki hewan peliharaan berupa
burung yang sangkarnya diletakkan di teras rumah. Keluarga juga
menggunakan halaman depan rumah untuk menjemur pakaian. Jarak saluran
pembuangan air limbah dengan sumber air bersih kurang lebih 10 meter.
Denah Rumah
Keterangan:
Rumah permanen dengan ukuran 6 X 10 M2
A : Ruang Tamu
B : Ruang Tidur Utama
C : Kamar Tengah
D : Dapur
E : Kamar mandi & WC
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Sebagian besar warga berasal dari berbagai daerah dan berasal dari suku
Sunda dan Betawi. Kebanyakan warga bekerja pada pagi hari sampai sore.
Sebagian besar tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh
Penduduk RT 04/ RW 02 cukup padat. Didepan rumah terdapat tetangga
B
A C
D
B
6 M
10 M
E
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
yang dan jalan setapak kecil. Status ekonomi dan budaya pada RT 03/04
rata-rata sama dan tetangga ada yang berasal dari suku jawa.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Rumah yang ditempati adalah rumah milik orang lain, Ibu A mengatakan
keluarga tinggal di Cisalak Pasar sejak 20 tahun lalu dan sering berpindah
kontrakan. Tempat tinggal yang saat ini ditempati sudah 13 tahun sejak anak
F lahir. Ibu A mengatakan memiliki keinginan untuk memiliki rumah
sendiri dan pindah dari rumah yang sekarang ditempati.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menurut Ibu A, keluarga sering berinteraksi dengan tetangga. Ibu A yang
selalu berada dirumah kadang kadang berkumpul dengan tetangganya.
Tetapi ibu A tidak mengikuti pengajian ataupun kegiatan yang ada di
lingkungan RT/RW dengan alasan anaknya masih kecil. Bapak U kadang-
kadang berkumpul dengan tetangga disekitar rumah dan tidak mengikuti
kegiatan di lingkungan dengan alasan sudah terlalu lelah sepulang bekerja.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga bapak U tinggal jauh dari kerabat keluarga lainnya. Bila ada
masalah kesehatan khususnya untuk pergi ke fasilitas kesehatan ibu A biasa
diantar oleh anaknya. Untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, keluarga
memiliki kartu JAMSOSTEK dan ada klinik khusus untuk keluarga
karyawan yang disediakan oleh perusahaan Bapak U jika anggota keluarga
sakit.
IV. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga bersifat fungsional. Keluarga terutama Ibu
A cenderung tidak ingin melibatkan orang lain dalam menyelesaikan
masalahnya.. Anak-anaknya diberi kebebasan untuk bermain dengan teman
sebayanya. Anggota keluarga bertemu setiap hari khususnya malam hari
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
karena babak S bekerja sampai sore sehingga komunikasi dalam keluarga
sering dilakukan pada malam hari.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam membuat keputusan selalu dibicarakan terlebih dulu secara bersama-
sama, tetapi dalam pengambilan keputusan yang tersering diambil oleh
Bapak U. Tetapi untuk masalah anak-anak ibu A lebih sering yang
memutuskan karena ibu A yang selalu berada dirumah.
c. Struktur Peran Keluaga
Masing-masing anggota keluarga sadar dengan perannya masing-
masing.Babak U berperan sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab
untuk mencari nafkah. Ibu A berperan untuk mengasuh anak-anaknya dan
mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Anak tertua diberi
tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya. Anak A berperan sebagai
anak tertua dan sudah memiliki pekerjaan namun ibu A mengatakan
penghasilan anak A digunakan untuk keperluan anak A sendiri, kadang-
kadang anak A masih meminta ongkos untuk berangkat bekerja. Anak Ar
berperan sebagai anak dan sudah 4 tahun menyelesaikan pendidikan
menengahnya. Ibu A mengatakan anak Ar sudah beberapa kali bekerja
namun anak Ar merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai dengan
keinginannya.
Saat ini anak Ar hanya menganggur dan tidak memiliki kegiatan apapun.
Pada saat kunjungan anak Ar sedang berkumpul dengan teman-temannya
dirumah sambil merokok dan mengobrol. Anak And merupakan anak ketiga
keluarga bapak U sudah menyelesaikan pendidikan menengahnya dan
sedang menunda masuk ke perguruan tinggi. Saat ini anak And tidak
memiliki kegiatan yang dapat dilakukan sehari-hari. Pada saat kunjungan
anak And terlihat sedang tidur dan ibu A mengatakan anak-anak laki-laki
dirumahnya sering begadang setiap malam dan baru tidur pada pagi hari.
Sehingga pada saat pagi dan siang hari kegiatan yang dilakukan anak Ar dan
anak And yaitu tidur. Kebiasaan tersebut sudah berlangsung lama dan ibu A
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
mengatakan tidak bisa mencegah hal tersebut karena menganggap anak-
anaknya sudah dewasa dan sudah mampu membedakan yang baik dan yang
buruk.
Anak F merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarga bapak U
dan masih sekolah di SMP. Ibu A mengatakan anak F tidak mau membantu
pekerjaan rumah seperti harapannya. Anak F lebih sering bermain bersama
teman-temannya pada sore hari. Pada malam hari saat sekolah libur anak F
kadang ikut berkumpul bersama teman-temannya di pos ronda sambil
mengobrol atau bernyanyi. Ibu A mengatakan kadang merasa kecewa dan
sedih dengan anak F karena kurang memahami kondisi keluarganya. Anak F
mudah terpengaruh dengan pergaulan teman-temannya dibuktikan dengan
perkataan ibu A yang menyatakan bahwa anak F kadang meminta barang
yang mahal seperti milik temannya. Jika bapak atau Ibu A tidak
mengabulkannya maka anak F akan marah.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
dalam agama islam yang dianut serta norma masyarakat disekitarnya. Terkait
dengan norma agama ibu A mengatakan bahwa kondisi sakit yang dialami
manusia adalah cobaan dari Allah.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afeksi
Bapak U dan ibu A saling menghormati dan menyayangi anak-anaknya.
Keluarga sangat memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, saling mengasihi
dan menghormati antar anggota keluarga. Ibu A mengatakan selalu menegur
anak-anaknya apabila dirasakan tindakan atau sikap anak-anaknya ada yang
kurang sesuai dengan norma yang dianut oleh keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Ibu A mengatakan keluarganya sering berkumpul pada saat menonton
televisi. Namun tidak semua anak-anaknya ikut berkumpul karena anak-
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
anaknya sering berkumpul dengan teman sebayanya. Keluarga bapak U juga
membina hubungan baik dengan tetangga. Ibu A jika siang hari sering
ngobrol dan begabung dengan ibu-ibu tetangga. Ibu A belum bisa ikut
pengajian atau kegiatan RW karena anaknya masih kecil. Bapak U pulang
bekerja pada sore hari dan sering ngobrol dengan tetangga kontrakannya.
Anak-anak bapak U tidak mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan RW
seperti pengajian, mereka lebih sering berkumpul dengan teman-teman
sebayanya di pos ronda sampai pagi hari. Anak F bersosialisasi di sekolah
dan lingkungan rumah. Anak F mengatakan kadang pulang sekolah ia
bermain ke rumah teman- temannya. Anak R yang paling kecil juga
bersosialisasi dengan teman sebayanya, anak R kadang bermain dengan
tetangga kontrakannya dan teman-teman di pengajiannya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Kondisi kesehatan keluarga bapak U dalam keadaan baik. Ibu A saat ini
sedang menjalani pengobatan terkait penyakit hipertensi yang dideritanya.
Ibu A mengatakan ia rajin memeriksakan kesehatannya ke klinik perusahaan
tempat suaminya bekerja. Ibu A sudah mengetahui cara perawatan untuk
hipertensi.
Anak F kadang mengeluh pusing saat bangun tidur, mudah lelah, sulit
berkonsentrasi pada saat belajar dan sering mengantuk terutama pada saat
sedang belajar di sekolah. Saat pengkajian pola makan ditemukan bahwa
anak F tidak pernah sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Di sekolah
anak F biasanya mengkonsumsi mie instan yang dijual di kantin sekolah.
Anak F juga senang mengkonsumsi es teh sebanyak 2 x sehari, minuman
bersoda serta pola makan yang tidak teratur.
Pada saat pertemuan kedua dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga
bapak U. Pada anak F didapatkan hasil konjungtiva anemis dan wajah agak
pucat. Anak F mengatakan ia tidak tahu jika dirinya menderita anemia.
Keluargapun tidak tahu jika anak F menderita anemia karena anak F tidak
pernah menceritakan pada orangtuanya keluhan yang dialaminya. Anak F
menganggap apa yang dirasakannya sebagai suatu hal yang wajar saja. Hasil
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
pemeriksaan hemoglobin secara sederhana dengan menggunakan
hemometer sahli menunjukkan angka 11 gr/dl. Saat digali pengetahuan
keluarga tentang anemia keluarga mampu menjawab pengertian anemia,
tetapi belum mengetahui tanda dan gejala anemia serta cara pencegahan dan
perawatan anemia. Keluarga mengatakan ingin mengetahui cara perawatan
dan pencegahan anemia agar mampu mengatasi masalah kesehatan yang
dialami oleh anak F.
Pria di keluarga bapak U memiliki kebiasaan merokok. Ibu A mengatakan
bapak U memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus perhari. Anak-anaknya
juga memiliki kebiasaan merokok. Anak Ar mengaku dapat menghabiskan 1
bungkus rokok perhari dan saat pengkajian anak Ar tampak sedang
merokok. Anak And yang masih remaja juga memiliki kebiasaan merokok
sejak berada di usia sekolah menengah pertama. Anak And mengaku ia
menghabiskan 6 batang rokok perhari. Anak Ar dan anak And mengaku
untuk membeli rokok mereka masih meminta uang dari orang tuanya.
VI. Stres dan koping Keluarga
a. Stresor Jangka pendek
Ibu A mengatakan kekhawatirannya terhadap pergaulan anak-anaknya
terutama anak F. Jika anak F tidak memberi kabar saat pergi dan
bermain dengan teman-temannya ibu A akan merasa cemas.
b. Stresor jangka Panjang
Ibu A mengatakan memiliki keinginan untuk memiliki rumah pribadi
tanpa harus mengontrak. Ibu A mengatakan bapak A tidak pernah
menyisihkan uang untuk mencapai keinginan tersebut. Uang yang
diperoleh dari penghasilan bapak U dipergunakan dan habis saat itu juga.
Ibu A merasa bapak A tidak peduli dengan keinginan ibu A yang ingin
memiliki rumah sendiri. Ibu A mengatakan akan lebih nyaman jika
keluarganya memiliki rumah sendiri. Ibu A tidak tahu sampai kapan
mereka akan tinggal di rumah kontrakannya saat ini. Anak-anak ibu A
juga sudah merasa nyaman tinggal di rumah kontrakannya meskipun
ukuran rumah tidak sesuai dengan jumlah penghuni rumah. Ibu A juga
merasa cemas memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya, karena 3
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
tahun lagi bapak U sudah harus pensiun dan keluarga tidak memiliki
usaha lain.
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Ibu A mengatakan ketika berhadapan dengan suatu masalah dalam
keluarga, ibu A dan bapak U berdiskusi bersama-sama namun keputusan
diambil oleh bapak U. Ibu A mengatakan mencoba bersabar dengan
kondisi apapun dalam keluarga. Saat menghadapi masalah terkait
keuangan, ibu A mengatakan bahwa ia hanya berdoa pada Allah agar
diberikan kekuatan.
d. Strategi Koping Yang Digunakan
Bila ada masalah yang sulit untuk dipecahkan biasanya berdiskusi
dengan anggota keluarga.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga adakalanya marah terhadap sikap anak-anaknya jika membuat
kesalahan dan kadang-kadang membiarkan anak-anaknya bila sudah
tidak mampu mengatasinya. Ibu A juga mengatakan jika ia kesal dan
marah ia akan diam saja.
VII. Harapan Keluarga
Dengan adanya mahasiswa, keluarga berharap mendapat tambahan informasi
tentang kesehatan terutama cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Bapak UNO Pemeriksaan Fisik Bapak U Ibu A Anak An Anak And Anak Ar Anak F Anak R1 Tanda- tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg 160/100 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg -Frek nadi 84x/menit 90x/ menit 98x/menit 84x/menit 90x/ menit 98x/menit 98x/menitFrek nafas 20 x/menit 20x/menit 28x/menit 20 x/menit 20x/menit 28x/menit 28x/menitTemperatur 36,8 C 36,5 C 37,3 C 36,8 C 36,5 C 37,3 C 37,3 CBB 60 kg 56 kg 56 kg 54 kg 55 kg 40 kg 12 kgTB 161 157 cm 167cm 163 165 cm 151m 101cm
2 Head to toeKepala Kulit kepala
bersih, rambuthitam berminyak,tidak ada nyeritekan, tidak adalesi
Kulit kepalabersih, rambuthitam, distribusimerata, tidakmudah dicabut,tidak ada lesi,tidak adamassa,tidak ada nyeritekan
Kulit kepala bersih,tidak ada lesi, tidakada massa, tidakada nyeri tekan,distribusi merata,tidak mudahdicabut
Kulit kepalabersih, rambuthitam berminyak,tidak ada nyeritekan, tidak adalesi
Kulit kepalabersih, rambuthitam, distribusimerata, tidakmudah dicabut,tidak ada lesi,tidak ada massa,tidak ada nyeritekan
Kulit kepalabersih, tidak adalesi, tidak adamassa, tidak adanyeri tekan,distribusimerata, tidakmudah dicabut
Kulit kepalabersih, tidak adalesi, tidak adamassa, distribusimerata, tidakmudah dicabut
Mata Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik
Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik
Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, sklera tidakikterik
Simetris, isokor,konjungtiva tidakanemis, skleratidak ikterik
Simetris, isokor,konjungtivatidak anemis,sklera tidakikterik
Simetris, isokor,konjungtivaanemis, skleratidak ikterik
Simetris, isokor,konjungtivatidak anemis,sklera tidakikterik
Hidung Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Simetris, bersih,tidak ada nafascuping hidung
Mulut Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, Simetris, Simetris,
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies
lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies
lembab tidak pucat,bersih
lembab tidakpucat, bersih,tidak ada karies
mukosa lembabtidak pucat,bersih, tidak adakaries
mukosa lembabtidak pucat,bersih
mukosa lembabtidak pucat,bersih, karies digerahambawah dan gigiseri atas
Telinga Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)
Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)
Simetris, tidak adalesi, tidak ada nyeritekan, serumen (-)
Simetris, tidakada lesi, tidak adanyeri tekan,serumen (-)
Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)
Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)
Simetris, tidakada lesi, tidakada nyeri tekan,serumen (-)
Leher Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis
Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis
Simetris, tidaktampak pembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis
Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaran venajugularis
Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis
Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis
Simetris, tidaktampakpembesarankelenjar tiroid,tidak adapembesaranvena jugularis
Dada Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Simetris, tidak adalesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-), Murmur(-)
Simetris, tidakada lesi tidak adaretraksi dindingdada, bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Simetris, tidakada lesi tidakada retraksidinding dada,bunyi nafasvesikuler +/+,wheezing -/-,ronchi -/-Bj I- II normal,gallop (-),Murmur (-)
Abdomen Simetris,pembesaran (-),nyeri tekan (-),
Simetris, distensi(-), nyeri tekan (-), massa (-) BU
Simetris, distensi (-), nyeri tekan (-),massa (-) BU (+)
Simetris, distensi(-), nyeri tekan (-), massa (-) BU
Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),
Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),
Simetris,distensi (-),nyeri tekan (-),
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
massa (-) BU (+)4x/menit
(+) 6x/menit 5x/menit (+) 5x/menit massa (-) BU(+) 6x/menit
massa (-) BU(+) 5x/menit
massa (-) BU(+) 7x/menit
Ekstremitas Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema
Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella (+),tidak ada edema
Lengkap, sama kuatpada keempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema
Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas, reflekpatella (+), tidakada edema
Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema
Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema
Lengkap, samakuat padakeempatekstremitas,reflek patella(+), tidak adaedema
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
ANALISA DATA
NO Data Masalah Keperawatan
1 Data Subyektif
Anak F kadang mengeluh pusing saat
bangun tidur, mudah lelah, sulit
berkonsentrasi pada saat belajar dan
sering mengantuk terutama pada saat
sedang belajar di sekolah
Anak F mengatakan ia tidak pernah
sarapan pagi.
Anak F mengatakan di sekolah anak F
biasanya mengkonsumsi mie instan
yang dijual di kantin sekolah
Anak F juga senang mengkonsumsi es
teh sebanyak 2 sampai 3 kali sehari,
minuman bersoda
Ibu A mengatakan kebiasaan anak F
minum teh sudah berlangsung lama
Ibu A mengatakan khawatir jika anak
F mengkonsumsi minuman es teh atau
minuman bersoda setiap hari
Ibu A mengatakan anak F jarang sekali
minum air putih
Data Obyektif:
Pada saat pemeriksaan fisik pada anak
F konjungtiva tampak anemis
Wajah tampak sedikit pucat
Pemeriksaan Hb: 11 gr/dl
Ibu A tampak khawatir saat
Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
menceritakan kebiasaan anak F yang
sering mengkonsumsi es teh lebih dari
2 kali sehari dan tidak pernah sarapan
pagi
2Data Subyektif
Ibu A mengatakan:
• Anak F tidak mau membantu tugas
ibunya di keluarga
• Anak F sering berkumpul dengan
teman-temannya saat pulang sekolah
• Anak F sering pergi ke rumah
temannya sampai menjelang maghrib
• Anak F kadang berkumpul dengan
teman-temannya di pos yang ada di
dekat rumah pada malam hari saat
libur sekolah
• Anak F kadang meminta sesuatu tanpa
melihat kondisi ekonomi keluarganya
• Kadang ibu A marah jika anak F
memaksa membelikan sesuatu yang
diinginkannya
• Ia ingin anak F mengerti kondisi
ekonomi keluarga
Data Obyektif
• Ibu A tampak khawatir saat
menceritakan kebiasaan anak F yang
sering keluar bersama teman-temannya
• Ibu A tampak sedih saat menceritakan
keinginan anak F yang tidak bisa di
penuhi
Ketidakefektifan
Performa peran Remaja
3 Data Subjektif
Ibu A mengatakan pria di keluarga bapak
Perilaku cenderung
beresiko
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
U memiliki kebiasaan merokok
Ibu A mengatakan bapak U memiliki
kebiasaan merokok 2 bungkus perhari. Ibu
A mengatakan anak-anaknya juga memiliki
kebiasaan merokok.
Anak Ar mengaku dapat menghabiskan 1
bungkus rokok perhari
Anak And mengaku ia menghabiskan 6
batang rokok perhari.
Anak Ar dan anak And mengaku untuk
membeli rokok mereka masih meminta
uang dari orang tuanya.
Anak And yang masih remaja juga
memiliki kebiasaan merokok sejak berada
di usia sekolah menengah pertama
Anak And mengatakan pernah berhenti
merokok tetapi 1 tahun kebelakang mulai
merokok kembali
Data Objektif:
saat pengkajian anak Ar tampak sedang
merokok
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan KesehatanNO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
aktual3/3 x 1 =1
Anak F mengatakan ia seringmengalami pusing, cepat lelah danmudah mengantuk di sekolah sertasulit berkonsentrasi saat belajar.
2 Kemungkinanmasalah untukdiubah: sebagian
½ X 2 = 1 Ibu A mengatakan anak F seringmengkonsumsi es teh lebih dari 2xsehari dan tidak pernah sarapan pagisaat berangkat ke sekolah
3 Potensial untukdicegah:Cukup
3/3 x 1 =1 Anak F mengetahui pengertiananemia namun tidak mengetahuicara perawatan dan pencegahananemia
4 Menonjolnyamasalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani
½ x 1 = ½ Ibu A dan anak F tidak menyadaribahwa anak F mengalami anemiadan menganggap keluhan yangdirasakan oleh anak F tidak terlalumengganggu anak F
TOTAL 3 ½
2. Ketidakefektifan Peran Remaja
NO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
aktual3/3 x 1 =1
Ibu A mengatakan ia sering marah-marah jika anak F terlalu seringmain dan tidak mau membantu tugasibunya di rumah
2 Kemungkinanmasalah untukdiubah:Sebagian
1/2 X 2 =1
Sumberdaya yang ada pada keluargamendukung meningkatkanpengetahuan keluarga tentangtumbuh kembang anak hal iniditandai dengan ibu M tampakantusias dan menanyakan tentangperkembangan yang sesuai dengnanusia anak A
3 Potensial untukdicegah:Cukup
2/3 x 1 =2/3
Masalah tumbuh kembang dapatdicegah bila keluarga memilikipengetahuan yang baik tentangtumbuh kembang. keluarga ibu Mmemiliki kemauan untukmenstimulasi tumbuh kembang
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
balitanya4 Menonjolnya
masalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani
½ x 1 = ½ Ibu M ingin mengetahui tentangtahapan tumbuh kembang anak usiabalita yang normal pada anak A danmenanyakan apakah pertumbuhandan perkembangananak A normal
TOTAL 2 5/6
3. Perilaku kesehatan Cenderung BeresikoNO Kriteria Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
resiko2/3 x 1 =2/3
Kebiasaan merokok pada anak Andsudah berlangsung lama dan dapatmempengaruhi kesehatan Anak And
2 Kemungkinanmasalah untukdiubah: sebagian
½ X 2 = 1 Perilaku merokok sudah dilakukananak And sejak 5 tahun yang lalulama sehingga dibutuhkan motivasiyang kuat untuk mengurangi danmenghilangkan kebiasaan ini secarabertahap. Edukasi baik dari televisimaupun reklame serta fasilitaskesehatan dapat dengan mudahdidapat oleh anak And
3 Potensial untukdicegah:rendah
1/3 x 1=1/3
Ibu M mengatakan kebiasaanmerokok anak Andlebih dari 5tahun. Anak And mengatakanpernah mencoba berhenti merokoktetapi tidak berhasil tetapi hanyabeberapa bulan saja.
4 Menonjolnyamasalah:Masalah dirasakantetapi tidak perlusegera ditangani
½ x 1 = ½ Ibu mengatakan bahwa merokoksudah menjadi kebiasaan anak-anaklaki-laki dan sulit untuk dihilangkan
TOTAL 2 5/6
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U KHUSUSNYA An. FDENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
UMUMTUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR INTERVENSI
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan pada
keluarga Bapak U
khususnya Anak F
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam satu kali
pertemuan,
keluarga
mampu
merawat an. A
dengan
masalah
Anemia
Dalam 1 x 60 menit
pertemuan, keluarga
dapat :
1. Mengenal masalah
Anemia pada
anak F dengan :
1.1. Menyebutkan
pengertian
Anemia
Respon
Verbal
Keluarga menyebutkan
anemia adalah penyakit
kurang darah yang
biasanya disenbabkan oleh
kurang zat besi
`
a. Diskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai
pengertian anemia
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga
mengenai pengertian anemia yang
benar
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.2. Menyebutkan 2
dari 3 penyebab
anemia
Respon
Verbal
Keluarga menyebutkan 2
dari 5 penyebab anemia
yaitu :
1. Kandungan zat besi
dalam makanan yang
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai pengertian anemia
dengan menggunakan media
lembar balik
d. Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai
penyebab anemia
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.3. Menyebutkan 4
dari 8 tanda dan
gejala anemia
Respon
Verbal
dikonsumsi tidak
mencukupi kebutuhan
2. Meningkatnya
kebutuhan tubuh akan
zat besi
3. Meningkatnya
pengeluaran zat besi
dari tubuh
Keluarga menyebutkan 4
dari 8 tanda dan gejala
anemia:
mengenai penyebab anemia yang
benar
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai penyebab anemia
dengan menggunakan media
lembar balik
d. Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai
tanda dan gejala anemia
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1. Lemah
2. Letih
3. Lesu
4. Lelah
5. Lunglai
6. Pusing
7. Mata berkunang-
kunang
8. Kelopak mata pucat
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga
mengenai tanda dan gejala anemia
yang benar
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai tanda dan gejala anemia
dengan menggunakan media
lembar balik
d. Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2. Keluarga
memutuskan
untuk merawat
anggota
keluarganya
dengan anemia,
dengan :
2.1 Menyebutkan 2
dari 4 akibat
anemia
Respon
Verbal
Keluarga menyebutkan 2
dari 4 akibat anemia:
1. Menurunnya prestasi
belajar
2. Mudah terkena infeksi
3. Penurunan
produktivitas
4. Pertumbuhan dan
kesegaran fisik
menurun
a. Diskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai
akibat anemia
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga
mengenai akibat anemia yang
benar
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat anemia dengan
menggunakan media lembar balik
d. Berikan kesempatan kepada
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2.2 Mengambil
keputusan untuk
merawat An. F
dengan anemia
3 Keluarga mampu
merawat anggota
Respon
afektif
Ungkapan keluarga untuk
memutuskan mengatasi
masalah pada An. F
dengan anemia
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
a. Bantu keluarga untuk mengenal
dan menyadari adanya masalah
anemia pada an.F
b. Bantu keluarga untuk memutuskan
merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia
c. Berikan reinforcement atas
keputusan yang telah diambil
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
keluarga dengan
anemia dengan :
3.1Menyebutkan 2
dari 3 cara
perawatan anemia
3.2 Melakukan
demonstrasi
pemilihan
Respon
Verbal
Respon
Psikomotor
Keluarga mampu
menyebutkan cara
merawat anemia:
1. Mengkonsumsi
makanan bergizi
2. Menambah
pemasukan zat besi ke
dalam tubuh dengan
minum tablet tambah
darah
3. Mengobati penyakit
yang menyebabkan
anemia
Mahasiswa dan keluarga
mempraktikkan pemilihan
makanan
a. Dorong keluarga untuk
menceritakan apa yang dilakukan
untuk merawat anemia yang baik.
b. Berikan informasi pada keluarga
mengenai cara merawat anemia
dengan menggunakan lembar
balik
c. Motivasi keluarga untuk
menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan
d. Berikan reinforcement terhadap
kemampuan yang dicapai oleh
keluarga
a. Demonstrasikan pemilihan
makanan yang mengandung zat
besi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
makanan
mengandung zat
besi
4 Setelah dilakukan
pertemuan
sebanyak 1 X 40
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan dan
perilaku untuk
b. Anjurkan keluarga untuk
mendemonstrasikan pemilihan
makanan yang mengandung zat
besi
c. Berikan kesempatan pada keluarga
untuk bertanya mengenai materi
yang diberikan
d. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan secara mandiri
e. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
merawat an. F
dengan anemia
4.1Menyebutkan 2
cara modifikasi
lingkungan dan
perilaku yang
mendukung untuk
mengatasi anemia
ResponVerbal
Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 3 cara
memodifikasi lingkungan
dan perilaku yang
mendukung untuk
mengatasi anemia yaitu:
1. Membiasakan sarapan
pagi
2. Mengurangi kebiasaan
mengkonsumsi teh
3. Memanfaatkan lahan
kosong di halaman
rumah untuk menanam
sayur-sayuran
a. Diskusikan bersama keluarga
tentang modifikasi lingkungan dan
perilaku untuk mangatasi anemia
pada anak
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga yang
benar
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai modifikasi lingkungan
dan perilaku untuk meningkatkan
perilaku mengatasi anemia
d. Berikan kesempatan pada keluarga
untuk bertanya mengenai materi
yang dibahas
e. Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dibahas
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
5 Setelah dilakukan
pertemuan selama
1 X 40 menit
keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi
masalah anemia
dengan :
5.1 Menyebutkan
fasilitas
kesehatan yang
terdapat disekitar
lingkungan
tempat tinggal
terkait dengan
Respon
Verbal
Keluarga dapat
menyebutkan fasilitas
kesehatan yang dapat
dikunjungi:
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Klinik swasta
f. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga
mengenai fasilitas kesehatan yang
ada disekitar tempat tinggal
b. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali fasilitas
kesehatan yang dapat dikunjungi
c. Berikan reinforcement positif atas
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
masalah anemia
5.2 Menyebutkan
manfaat
mengunjungi
fasilitas pelayanan
kesehatan
Respon
verbal
Keluarga dapat
menyebutkan manfaat
mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan :
1. Mendapatkan
penyuluhan tentang
cara perawatan
anggota keluarga
dengan masalah
anemia
2. Mendapatkan
pengobatan pada
anggota keluarga
dengan anemia
usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai
manfaat mengunjungi fasilitas
kesehatan
b. Berikan pujian pada keluarga
tentang pemahaman keluarga
mengenai manfaat tersebut
c. Berikan informasi kepada keluarga
mengenai manfaat mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan
dengan menggunakan lembar balik
d. Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
5.3Memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan
Respon
Afektif
Kunjungan keluarga ke
fasilitas pelayanan
kesehatan untuk membawa
anggota keluarga dengan
masalah anemia
mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
a. Motivasi keluarga untuk
berkunjung ke fasilitas kesehatan
b. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga untuk
menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK U KHUSUSNYA ANAK FDENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFORMA PERAN REMAJA
DiagnosaKeperawatan
Tujuan Kriteria EvaluasiRencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria StandarKetidakefektifanpenerapan peranremaja padakeluarga Bp. Ukhususnya An. F
Setelahdilakukanintervensisebanyak 3 kalikunjungan,gangguantumbuhkembang remajatidak terjadi.
1. Setelah 1 x 20 menitpertemuan, keluargamampu mengenalmasalah tumbuhkembang remaja,dengan mampu:1.1 Menyebutkan
definisi tumbuhkembang.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkanpertumbuhan adalahbertambahnya ukurananak dari segi jasmani.Sedangkanperkembangan adalahberkembangnyakemampuan ataukeahlian anak.
1.1.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga mengenaipengertian tumbuhkembang.
1.1.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.
1.1.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenaipengertian tumbuhkembang denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
1.1.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.2 Menyebutkandefinisi remaja.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan remajaadalah anak yangberusia 13-21 tahun.Remaja merupakanmasa transisi/ peralihandari masa kanak-kanakmenuju dewasa yangditandai dengan adanyaperubahan aspek fisik,psikis dan psikososial.
tentang materi yangdisampaikan.
1.1.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.
1.1.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.
1.1.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
1.2.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga mengenaipengertian remaja.
1.2.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.
1.2.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenaipengertian remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
1.2.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.3 Menyebutkandefinisi tumbuhkembang remaja.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan tumbuhkembang remaja adalahproses lebih lanjutremaja menuju tahapperkembangan danpertumbuhanselanjutnya (dewasa).
1.2.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.
1.2.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.
1.2.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
1.3.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang definisitumbuh kembang remaja.
1.3.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.
1.3.3 Berikan informasi kepadakeluarga tentang definisitumbuh kembang remajadengan menggunakanmedia lembar balik danleaflet.
1.3.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
1.3.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belum
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.4 Menyebutkanperubahan-perubahan yangterjadi padaremaja.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan 6 dari 11perubahan-perubahanyang terjadi padaremaja, yaitu:1. Perubahan fisik,
meliputi:a. Perubahan TB
dan BBb. Perubahan bentuk
tubuh: Remajaputri(penimbunanjaringan lemak,kulit halus, suaranyaring, payudaramembesar,tumbuh rambut didaerah tertentu.Remaja putra(peningkatan
dimengerti.1.3.6 Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yangtelah dijelaskan.
1.3.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
1.4.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentangperubahan-perubahan padaremaja.
1.4.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman keluarga yangbenar.
1.4.3 Berikan informasi kepadakeluarga tentangperubahan-perubahan padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
1.4.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
1.4.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belum
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
besar otot, kulitkasar, tumbuhkumis, tumbuhrambut di daerahtertentu).
c. Mengalamipubertas: Remajaputra (mimpibasah). Remajaputri(menstruasi).
2. Perubahan mental,meliputi:a. Berpikir abstrakb. Kritisc. Egosentrisd. Selalu ingin tahue. Cenderung
menentang orangtua
f. Ingin mencobahal-hal yangmengujikeberanian
3. Perubahan sosial,meliputi:a. Mulai
melepaskan diri
dimengerti.1.4.6 Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yangtelah dijelaskan.
1.4.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.5 Mengidentifikasianggota keluargayang berusiaremaja.
2. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu mengambilkeputusan yang tepatuntuk mengasuh anakremaja, denganmampu:2.1 Menyebutkan
permasalahanakibat perubahanfisik pada remaja.
Responafektif
Responverbal
dari keluargab. Membentuk
kelompok temansebaya
Keluarga mengatakanAn. F adalah remaja.
Keluarga mampumenyebutkan minimal 2dari 4 permasalahanakibat perubahan fisikpada remaja, yaitu:
1.5.1 Tanyakan kepada keluarga,adakah anggota keluargayang memiliki kriteriaremaja sebagaimana yangtelah dibahas.
1.5.2 Berikan reinforcementpositif atas apa yang telahdikemukakan keluarga yangtepat dan benar.
2.1.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan fisik padaremaja.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2.2 Menyebutkanpermasalahanakibat perubahankejiwaan pada
Responverbal
1. Jerawat2. Kegemukan3. Anemia4. Infeksi karena
kekebalan tubuhmulai menurun
Keluarga mampumenyebutkan 2permasalahan akibatperubahan kejiwaan
2.1.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman yang benar.
2.1.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan fisik pada remajadengan menggunakanmedia lembar balik danleaflet.
2.1.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
2.1.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.
2.1.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.
2.1.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
2.2.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan kejiwaan pada
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
remaja.
2.3 Menyebutkanpermasalahanakibat perubahansosial pada remaja.
Responverbal
pada remaja, yaitu:1. Mencari identitas
diri2. Timbul pertanyaan:
Siapa aku ini? Apajadinya aku ini?
Keluarga mampumenyebutkan minimal 2dari 3 permasalahanakibat perubahan sosialpada remaja, yaitu:
remaja.2.2.2 Berikan pujian kepada
keluarga tentangpemahaman yang benar.
2.2.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan kejiwaan padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
2.2.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
2.2.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.
2.2.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.
2.2.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
2.3.1 Diskusikan bersamakeluarga apa yang diketahuikeluarga tentang akibatperubahan sosial padaremaja.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2.4 Mengambilkeputusan yangtepat untukmengasuh anakremaja.
Responafektif
1. Timbul konflikdengan orang tuaakibat keinginanremaja inginmempunyaikeleluasaan pribadi.
2. Melibatkan remajapada perkelahianantar genk, bolos,terlibat dalamnarkoba, minumminuman keras,merokok akibat setiakawan kepadakelompok.
3. Sifat egosentris danmenonjolkankelompoknya.
Keluarga mengatakanakan mengasuh anakremaja dengan tepatsesuai dengan tumbuhkembangnya.
2.3.2 Berikan pujian kepadakeluarga tentangpemahaman yang benar.
2.3.3 Berikan informasi kepadakeluarga mengenai akibatperubahan sosial padaremaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
2.3.4 Berikan kesempatan kepadakeluarga untuk bertanyatentang materi yangdisampaikan.
2.3.5 Berikan penjelasan ulangterhadap materi yang belumdimengerti.
2.3.6 Motivasi keluarga untukmengulang materi yangtelah dijelaskan.
2.3.7 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
2.4.1 Bantu keluarga untukmengenal dan menyadariakan adanya remaja dikeluarganya.
2.4.2 Bantu keluarga untuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
3. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu mengasuh anakremaja, denganmampu:1.1 Menyebutkan
sikap orang tuadalam mengasuhanak remaja.
Responverbal
Keluarga mampumenyebutkan minimal 3dari 4 sikap orang tuadalam mengasuh anakremaja, yaitu:1. Mengenal anak2. Sering melakukan
percakapan dengananak
3. Mendampingi danmembimbing remajadalam menghadapitantangan hidup
4. Menjadi pemimpindan teman bagi
memutuskan mengasuhanak remaja dengan tepatsesuai dengan tumbuhkembangnya.
2.4.3 Berikan reinforcementpositif atas keputusan tepatyang telah diambilkeluarga.
3.1.1 Dorong keluarga untukmenceritakan sikap orangtua dalam mengasuh anakremaja.
3.1.2 Informasikan kepadakeluarga tentang sikaporang tua dalam mengasuhanak remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
3.1.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali materiyang telah disampaikan.
3.1.4 Tanyakan kepada keluargamengenai materi yang
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.2 Menyebutkansikap anak remajadalam menjalanimasa remaja.
Responverbal
remaja
Keluarga mampumenyebutkan minimal 3dari 5 sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja, yaitu:1. Mengetahui
kelebihan dankekurangan diri.
2. Menerima dirisendiri.
3. Meningkatkankeimanan kepadaTuhan semesta ini.
4. Bersikap terbuka.5. Memiliki kegiatan
positif.
belum dimengerti.3.1.5 Jelaskan kepada keluarga
mengenai materi yangbelum dimengerti.
3.1.6 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga.
3.2.1 Dorong keluarga untukmenceritakan sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja.
3.2.2 Informasikan kepadakeluarga tentang sikap anakremaja dalam menjalanimasa remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
3.2.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali materiyang telah disampaikan.
3.2.4 Tanyakan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.
3.2.5 Jelaskan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.
3.2.6 Berikan reinforcement
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.3 Melakukankomunikasi yangterbuka denganremaja.
4. Setelah 1 x 15 menitpertemuan, keluargamampu memodifikasilingkungan yang sesuaidengan anak remaja.
Responpsikomotor
Responverbal
Pada kunjungan yangtidak direncanakan,keluarga melakukankomunikasi yangterbuka dengan remajadan saling berbincangtentang kehidupanremaja.
Keluarga mampumenyebutkan 2modifikasi lingkunganyang sesuai denganremaja, yaitu:1. Pergaulan dengan
teman sebaya yangbaik (selektifmemilih teman)
2. Komunikasi terbukadengan keluarga
terhadap kemampuan yangdicapai oleh keluarga.
1.3.1 Tanyakan kepada keluarga,hal apa yang telahdibicarakan dengan anggotakeluarga yang remaja.
1.3.2 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga.
4.1.1 Diskusikan caramemodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.
4.1.2 Jelaskan kepada keluargatentang cara memodifikasilingkungan yang sesuaidengan remaja denganmenggunakan media lembarbalik dan leaflet.
4.1.3 Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali caramemodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.
4.1.4 Tanyakan kepada keluargatentang materi yang belumdimengerti.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
5. Setelah 1 x 20 menitpertemuan, keluargamampu menggunakanfasilitas kesehatan yangada untuk berkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja,dengan mampu:5.1 Menyebutkan
tempat pelayanankesehatan untukberkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja.
5.2 Mengunjungi
Responverbal
Respon
Keluarga dapatmenyebutkan fasilitasyang dapat dikunjungi,yaitu:1. Puskesmas (PKPR)2. Rumah sakit3. Klinik dokter4. Psikolog5. Guru wali kelas6. Guru BP di sekolah
Keluarga mengunjungi
4.1.5 Jelaskan kepada keluargamengenai materi yangbelum dimengerti.
4.1.6 Berikan reinforcementpositif terhadapkemampuan yang dicapaioleh keluarga
5.1.1 Diskusikan bersamakeluarga mengenai fasilitaskesehatan yang adadisekitar tempat tinggal.
5.1.2 Motivasi keluarga untukmengulang fasilitaskesehatan yang dapatdikunjungi.
5.1.3 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluarga.
5.2.1 Motivasi keluarga untuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
fasilitas pelayanankesehatan untukberkonsultasimengenai tumbuhkembang remaja.
afektif pelayanan kesehatanuntuk konsultasitumbuh kembangremaja.
berkunjung ke fasilitaskesehatan.
5.2.2 Berikan reinforcementpositif atas usaha keluargauntuk menggunakanfasilitas pelayanankesehatan.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK UDENGAN MASALAH PERILAKU KESEHATAN BERESIKO
No
DiagnosaKeperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana IntervensiJangkapanjang
Jangka pendek Kriteria Standar
3 Perilakukesehatanberisikopada Bp. U
Setelahdilakukantindakankeperawatan4x45 menitkeluargadapatmeningkatkanPerilakukesehatanyang adaptif
1. Setelah pertemuanselama 1x45 menitkeluarga mampumengenal kerugianmerokok denganmenyebutkan:a. Pengertian merokok
b. Alasan merokok
ResponVerbal
ResponVerbal
Pengertian merokok:Merokok adalah menghisap zat-zatyang dapat menimbulkan gangguanpada tubuh.
Menyebutkan 3 dari 6 alasanmerokokMengisi waktu luangMengikuti teman dekatCoba-cobaGengsiMenghilangkan stresSudah terbiasa merokok (candu)
a. Diskusikan dengan keluargapengertian merokok
b. Motivasikeluarga untuk menjelaskankembali
c. Berireinforcement positif atasusaha keluarga menjelaskankembali
a. Diskusikan dengan keluargaalasan merokok
b. Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembali alasanmerokok
c. Beri reinforcement positifatas usaha keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
c. Kandungan zat dalamrokok
ResponVerbal Menyebutkan 4 dari 8 zat yang
terkandung dalam rokok:- Tar - Nikotin- Amonia - Arsenik- Metanol - Lilin- Toluene (bahan peledak)- Karbon monoksida
menjelaskan kembali
a. Diskusikan dengan keluargakandungan zat dalam rokok
b. Motivasi keluarga untukmenjelaskan kembalikandungan zat dalam rokok
c. Beri pujian atas usahakeluarga menjelaskankembali
2. Setelah intervensi1x45 menit keluargadapat memutuskanuntuk berhentimerokok, denganmampu:a. Menyebutkan cara
kerja rokokterhadap tubuh:
ResponVerbal
Menyebutkan 3 dari 6 cara kerjarokok terhadap tubuh: Saat merokok, bahan kimiawi
rokok menjelajahi organ vitaltubuh seperti otak, paru-paru,jantung dan pembuluh darah
Karbon monoksida dalam rokokyang dihirup akan menggantifungsi oksigen pada sel-seldarah, kemudian mengambil zatmakanan dari jantung, otak, dan
a. Diskusikan dengan keluargacara kerja rokok terhadaptubuh:
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
b. Mengetahui akibatrokok
Responvebal
organ tubuh lain mengakibatkanresiko penyakit jantung.
Nikotin merangsang zat kimia diotak yang mengakibatkankecanduan
Nikotin merangsang kelenjaradrenalin untuk memproduksihormon yang mengganggujantung sehingga tekanan darahdan denyut jantung meningkat
Merokok mematikan indrapengecap dan pencium
Tar dapat mengakibatkan kankerparu-paru dan bronchitis (radangsaluran nafas.
Mengetahui 2 dari 4 akibat rokok:Kanker paru-paru Kanker hati,
kanker ginjal, kanker mulutrahim
Penyakit jantung dan darahtinggi
Kanker bibir, mulut, dantenggorokan
a. Diskusikan dengan keluargaakibat rokok terhadaptubuh:
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
c. Mengetahui efekrokok
d. Memutuskan untukberhenti merokok
Responverbal
Responvebal
Kerusakan sperma, impotensi,dan mandul
Menyebutkan 2 dari 3 efek rokokselain masalah kesehatan: ketagihan penambahan jumlah rokok ketergantungan
Keputusan keluarga untuk berhentimerokok
a. Diskusikan dengan keluargaefek rokok terhadap tubuh:
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
Memotivasi keluarga untukberhenti merokok
3. Setelah pertemuan1x45 menit keluargamampu merawat danmendukung anggotakeluarga yang berhentimerokok:a. menyebutkan
persiapan berhentimerokok
responverbal
Menyebutkan 2 dari 3 persiapanberhenti merokok:Kenali sebab mengapa anda
merokokTetapkan perilaku berhenti
merokok
a. Diskusikan dengankeluarga persiapanberhenti merokok
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian atas
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
b. Menyebutkan cara-cara berhentimerokok
c. Menyebutkan caramempertahankanberhenti merokok
Responverbal
Responverbal
buat komitmen atau pernyataantentang niat berhenti merokok).
Menyebutkan 3 dari 5 cara berhentimerokok:Tetapkan hari untuk berhenti
merokok, berhenti merokokpada hari tersebut.
Menunda saat merokok pertamadihisap.
Mengurangi jumlah rokok setiapharinya.
Bantu diri anda sendiri denganinformasi yang meyakinkanuntuk menjauh dari rokok
Setelah berhenti merokok,carilah dukungan dari orang-orang yang juga ingin berhentimerokok
Menyebutkan 2 dari 3 caramempertahankan berhentimerokok:Ajaklah teman dekat atau saudara
kemampuan keluargamenyebutkan kembali
a. Diskusikan dengan keluargacara berhenti merokok
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
a. Diskusikan dengan keluargacara mempertahankanberhenti merokok
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
untuk berhenti merokok bersama-sama
Beritahu teman mengenai niat dantanggal berhenti merokok, mintamereka memberi dukungan.
Sebelum berhenti merokokhisaplah rokok yang terakhir danbuang sisa rokok yang ada
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
4. Setelah pertemuan1x45 menit, keluargamampu memodifikasilingkungan untukmepertahan berhentimerokok:a. Menyebutkan upaya
mengurangi efekakibat berhentimerokok
Responverbal
menyebutkan 2 dari 4 upayamengurangi efek akibat berhentimerokok :
Minum air putih yangbanyak
Banyak makan buah dansayuran
Olah raga ringan dan teratur Cari kesibukan yang positif
a. Diskusikan dengan keluargaUpaya mengurangi efekakibat berhenti merokok
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
5. Keluarga mampumemanfaatkanpelayanan kesehatanyang ada untukmembantu berhentimerokok:
a. Mampu menyebutkanfasilitas pelayanankesehatan yangtersedia
b. Mampu menyebutkanmanfaat fasilitaspelayanan kesehatan
c. Keluarga mampu
Responverbal
responverbal
Responpsiko-motor
Menyebutkan fasilitas yankes untukpemeriksaan kesehatan:
Rumah sakit Puskesmas Praktek dokter swasta
Menyebutkan manfaat fasilitaskesehatan untuk konseling danmemeriksakan kesehatanya
Keluarga membawa anggotakeluarga yang mengalami masalahkesehatan ke fasilitas pelayanan
a. Diskusikan dengankeluarga fasilitaskesehatan untukpemeriksaan kesehatan
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuan keluargamenyebutkan kembali
a. Diskusikan dengan keluargamanfaat fasilitas kesehatan
b. Beri kesempatan kepadakeluarga untuk bertanya
c. Beri pujian ataskemampuankeluargamenyebutkan kembali
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
membawa anggotakeluarga yang sakit kefasilitas kesehatan
kesehatan: Puskesmas, dokterpraktek, R
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak UDengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Anak F
DiagnosaKeperawatan
Tgl/waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan pada
keluarga Bapak U
khususnya anak F
Selasa, 21Mei 2013
Pukul 14.00wib
TUK 11.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai pengertian
anemia
1.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai pengertian
anemia yang benar
1.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai pengertian anemia dengan
menggunakan media lembar balik
1.1.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
1.1.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
1.1.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang
Subjektif:
Ibu A menyebutkan anemia adalah
penyakit karena kurang darah
Ibu A menyebutkan penyebab anemia
yaitu kekurangan zat besi dan
meningkatnya kebutuhan tubuh
terhadap zat besi
Ibu A menyebutkan tanda dan gejala
anemia yaitu: lemah, letih, lesu dan
pusing
Ibu A menyebutkan akibat anemia:
Menurunnya prestasi belajar
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
materi yang telah dijelaskan
1.1.7 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
1.2.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai penyebab
anemia
1.2.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai penyebab
anemia yang benar
1.2.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai penyebab anemia dengan
menggunakan media lembar balik
1.2.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
1.2.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
1.2.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
Mudah terkena infeksi
Ibu A mengatakan bahwa keluarga
akan berusaha untuk merawat anemia
pada anak F
Ibu A menyebutkan cara mengatasi
anemia yaitu dengan makan makanan
yang mengandung zat besi dan
minum tablet tambah darah
Objektif:
Keluarga mampu menjelaskan
pengertian anemia
Keluarga mampu menyebutkan 2
penyebab anemia
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
1.2.7 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
1.3.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai tanda dan
gejala anemia
1.3.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai tanda dan
gejala anemia yang benar
1.3.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai tanda dan gejala anemia dengan
menggunakan media lembar balik
1.3.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
1.3.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
1.3.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
1.3.7 Memberikan reinforcement positif atas
Keluarga mampu menyebutkan 4
tanda dan gejala anemia
Keluarga mampu menyebutkan akibat
anemia
Keluarga memutuskan untuk merawat
keluarga yang mengalami anemia
Keluarga mampu menyebutkan cara
merawat anemia
Keluarga mampu mendemonstrasikan
pemilihan makanan yang
mengandung zat besi
Analisa:
Keluarga mampu menyebutkan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
usaha keluarga
TUK 2
2.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga mengenai akibat
anemia
2.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai akibat
anemia yang benar
2.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat anemia dengan
menggunakan media lembar balik
2.1.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
2.1.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
2.1.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
pengertian anemia
Keluarga mampu menyebutkan 2 dari
3 penyebab anemia
Keluarga mampu menyebutkan 4
dari 8 tanda dan gejala anemia
Keluarga mampu menyebutkan akibat
anemia
Keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia
Keluarga mampu mendemonstrasikan
pemilihan makanan yang
mengandung zat besi
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
2.2.1 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
2.2.2 Membantu keluarga untuk mengenal dan
menyadari adanya masalah anemia pada
an.F
2.2.3 Membantu keluarga untuk memutuskan
merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia
2.2.4 Memberikan reinforcement atas keputusan
yang telah diambil
TUK 3
3.1.1 Mendorong keluarga untuk menceritakan
apa yang dilakukan untuk merawat anemia
yang baik
3.1.2 Memberikan informasi pada keluarga
mengenai cara merawat anemia dengan
menggunakan lembar balik
3.1.3 Memotivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan
TUK 1 – TUK 3 tercapai
Planning:
Lanjutkan ke TUK 4 dan TUK 5
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Kamis, 23
Mei 2013
Pukul 13.30
3.1.4 Memberikan reinforcement terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga
3.2.1 Mendemonstrasikan pemilihan makanan
yang mengandung zat besi
3.2.2 Menganjurkan keluarga untuk
mendemonstrasikan pemilihan makanan
yang mengandung zat besi
3.2.3 Memberikan kesempatan pada keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang
diberikan
3.2.4 Memotivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan secara mandiri
3.2.5 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
TUK 4
4.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga tentang
modifikasi lingkungan dan perilaku untuk
mangatasi anemia pada anak
4.1.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
Subjektif
Ibu A menyebutkan 2 dari 3 cara
memodifikasi lingkungan dan
perilaku yang mendukung untuk
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
pemahaman keluarga yang benar
4.1.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai modifikasi lingkungan dan
perilaku untuk meningkatkan perilaku
mengatasi anemia
4.1.4 Memberikan kesempatan pada keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang
dibahas
4.1.5 Memotivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dibahas
4.1.6 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
TUK 5
5.1.1 Mendiskusikan bersama keluarga
mengenai fasilitas kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal
5.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi anemia yaitu:
membiasakan sarapan pagi dan
mengurangi kebiasaan
mengkonsumsi teh
Ibu A mengatakan anak F selalu
minum es teh 2-3 kali sehari
Ibu A mengatakan mungkin akan
sulit sekali mengubah kebiasaan anak
F untuk tidak mengkonsumsi es teh
setiap harinya
Ibu A mengatakan fasilitas kesehatan
yang dapat dikunjungi: Puskesmas,
Rumah sakit dan klinik swasta
Ibu A menyebutkan manfaat
mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan :
Mendapatkan penyuluhan tentang
cara perawatan anggota keluarga
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
dikunjungi
5.1.3 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
5.2.1 Mendiskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga mengenai manfaat
mengunjungi fasilitas kesehatan
5.2.2 Memberikan pujian pada keluarga tentang
pemahaman keluarga mengenai manfaat
tersebut
5.2.3 Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai manfaat mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan dengan menggunakan
lembar balik
5.2.4 Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
5.2.5 Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
dengan masalah anemia dan
mendapatkan pengobatan
Objektif
Keluarga mampu menyebutkan 2
cara modifikasi lingkungan dan
prilaku
Keluarga mampu menyebutkan 3
fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat dikunjungi
Keluarga mampu menjelaskan
manfaat kunjungan ke fasilitas
pelayanan kesehatan
Analisa
Keluarga mampu menyebutkan 2
dari 3 cara modifikasi lingkungan
dan prilaku
Keluarga mampu menyebutkan 3
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Selasa, 28
Mei 2013
5.2.6 Memotivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan
5.2.7 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
5.3.1 Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke
fasilitas kesehatan
5.3.2 Memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga untuk menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan
4.1.3 Mengevaluasi perilaku sarapan pagi dan
kebiasaan minum teh pada anak F
4.1.4 Membuat jadwal modifikasi perilaku
sarapan pagi dan tidak minum es teh setiap
hari pada anak F
4.1.5 Memberikan reinforcement positif atas
dari 3 fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat dikunjungi
Keluarga mampu menyebutkan 2
manfaat mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan
Planning:
Motivasi keluarga untuk
mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan
Membuat jadwal untuk modifikasi
perilaku anak F
Subjektif
Anak F mengatakan tidak sempat
sarapan pagi di rumah karena takut
terlambat
Anak F mengatakan belum bisa
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
usaha yang dilakukan keluarga
4.1.6 Memotivasi keluarga untuk membawa
anak F ke pelayanan kesehatan
menghilangkan kebiasaan minum teh
setiap hari
Anak F mengatakan minum teh 2-3
kali sehari
Objektif
Anak F belum mau diajak ke
pelayanan kesehatan
Anak F menyetujui jadwal yang
dibuat bersama perawat
Analisa:
Keluarga belum mau berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan
Planning:
Evaluasi pelaksanaan jadwal yang telah
dibuat bersama
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Kamis, 21
Juni 2013
4.1.7 Mengevaluasi jadwal perilaku sarapan
pagi dan kebiasaan minum teh pada anak F
4.1.8 Memberikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga
4.1.9 Memotivasi keluarga untuk mendukung
dan mempertahankan kebiasaan yang
sudah baik
Subjektif
Ibu A mengatakan anak F sudah
mulai sarapan pagi
Ibu A mengatakan kebiasaan minum
es teh setiap hari sudah mulai
berkurang
Anak F mengatakan sudah mulai
rutin sarapan pagi
Anak F mengatakan masih minum es
teh 1-2 kali sehari
Ibu A mengatakan mendukung
kebiasaan anak F yang mulai
membaik
Objektif
Jadwal yang dibuat sudah terisi dan
kebiasaan minum es teh anak F
sudah mulai berkurang
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Jadwal sarapan pagi selama 1
minggu terisi penuh
Kebiasaan minum es teh pada jadwal
masih terisi setiap hari 1-2 kali sehari
Ibu A tampak mendukung kebiasaan
anak F yang baru.
Analisa:
Modifikasi perilaku anak F tercapai
sebagian
Planning:
Memotivasi keluarga untuk meningkatkan
dukungan terhadap kebiasaan/ perilaku sehat
yang mulai terbentuk.
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Catatan Perkembangan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak UDengan Masalah Ketidakefektifan Performa Peran Remaja
DiagnosaKeperawatan
Tgl/waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Ketidakefektifan
Performa Peran
Remaja pada
keluarga Bapak U
khususnya anak F
Selasa, 25Juni 2013
Pukul 14.15Sd
Pukul 15.00
TUK 1
1.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai pengertiantumbuh kembang.
1.1.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar.
1.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai pengertian tumbuh kembangdengan menggunakan media lembar balikdan leaflet.
1.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.
1.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
1.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.
1.1.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.
1.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga mengenai pengertian
Subjektif
Ibu A menyebutkan pertumbuhanadalah bertambahnya ukuran tubuhanak. Perkembangan adalahberkembangnya kemampuan anak.
Ibu A menyebutkan remaja adalahanak yang berusia 13-21 tahun
Ibu A menyebutkan tumbuhkembang remaja adalah proses lebihlanjut remaja menuju tahapperkembangan dan pertumbuhanselanjutnya (dewasa)
Ibu A menyebutkan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja,yaitu: suara nyaring, payudaramembesar, tumbuh rambut, Remajaputra (mimpi basah), Remaja putri(menstruasi), selalu ingin tahu,menentang orang tua
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
remaja.1.2.2 Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.1.2.3 Berikan informasi kepada keluarga
mengenai pengertian remaja denganmenggunakan media lembar balik danleaflet.
1.2.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.
1.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
1.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.
1.2.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.
1.3.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang definisitumbuh kembang remaja.
1.3.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar
1.3.3 Berikan informasi kepada keluarga tentangdefinisi tumbuh kembang remaja denganmenggunakan media lembar balik danleaflet.
1.3.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yang
Ibu A menyebutkan permasalahanakibat perubahan fisik pada remaja,yaitu: jerawat, Kegemukan, Anemia,Infeksi karena kekebalan tubuhmulai menurun
Ibu A menyebutkan 2 permasalahanakibat perubahan kejiwaan padaremaja, yaitu: mencari identitas diri,timbul pertanyaan.
Objektif Keluarga mampu menjelaskan
pengertian tumbuh kembang. Keluarga mampu menjelaskan
mengenai pengertian remaja. Keluarga mampu menjelaskan
tentang definisi tumbuh kembangremaja.
Keluarga mampu menjelaskantentang perubahan-perubahan padaremaja.
Ibu A mengatakan anaknya yangberusia remaja adalah anak F dananak An
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
disampaikan.1.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.1.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan.1.3.7 Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
1.4.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang perubahan-perubahan pada remaja.
1.4.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman keluarga yang benar.
1.4.3 Berikan informasi kepada keluargatentang perubahan-perubahan padaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.
1.4.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.
1.4.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
1.4.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.
1.4.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga
1.5.1 Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota
Ibu A mampu menjelaskan akibatperubahan fisik pada remaja.
Ibu A mampu menjelaskan akibatperubahan kejiwaan pada remaja.
Analisa Keluarga mampu menjelaskan
pengertian tumbuh kembang. Keluarga mampu menjelaskan
mengenai pengertian remaja. Keluarga mampu menjelaskan
tentang definisi tumbuh kembangremaja.
Keluarga mampu menjelaskantentang perubahan-perubahan padaremaja.
Keluarga mengatakan anaknya yangberusia remaja adalah anak F dananak An
Keluarga mampu menjelaskanakibat perubahan fisik pada remaja.
Keluarga mampu menjelaskanakibat perubahan kejiwaan padaremaja.
TUK 1 tercapaiTUK 2 tercapai sebagian
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
keluarga yang memiliki kriteria remajasebagaimana yang telah dibahas.
1.5.2 Berikan reinforcement positif atas apa yangtelah dikemukakan keluarga yang tepat danbenar.
TUK 2
2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibatperubahan fisik pada remaja.
2.1.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.
2.1.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan fisik padaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.
2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluargauntuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.
2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.
2.1.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.
PlanningEvaluasi TUK 1Lanjutkan ke TUK 2 dan TUK 3
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Kamis, 27Juli 2013
Pukul 14.00sd
Pukul 15.00
2.2.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibat perubahankejiwaan pada remaja.
2.2.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.
2.2.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan kejiwaan padaremaja dengan menggunakan media lembarbalik dan leaflet.
2.2.4 Berikan kesempatan kepada keluarga untukbertanya tentang materi yang disampaikan.
2.2.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
2.2.6 Motivasi keluarga untuk mengulang materiyang telah dijelaskan.
2.2.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.
2.3.1 Diskusikan bersama keluarga apa yangdiketahui keluarga tentang akibatperubahan sosial pada remaja.
2.3.2 Berikan pujian kepada keluarga tentangpemahaman yang benar.
2.3.3 Berikan informasi kepada keluargamengenai akibat perubahan sosial padaremaja dengan menggunakan media
Subjektif Ibu A menyebutkan permasalahan
akibat perubahan sosial pada remaja,yaitu: timbul masalah dengan orangtua akibat keinginan remaja inginmempunyai kebebasan pribadi danberkelahi
Keluarga mengatakan akan
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
lembar balik dan leaflet.2.3.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yangdisampaikan.
2.3.5 Berikan penjelasan ulang terhadap materiyang belum dimengerti.
2.3.6 Motivasi keluarga untuk mengulangmateri yang telah dijelaskan.
2.3.7 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga.
2.4.1 Bantu keluarga untuk mengenal danmenyadari akan adanya remaja dikeluarganya.
2.4.2 Bantu keluarga untuk memutuskanmengasuh anak remaja dengan tepatsesuai dengan tumbuh kembangnya.
2.4.3 Berikan reinforcement positif ataskeputusan tepat yang telah diambilkeluarga.
TUK 3
3.1.1 Dorong keluarga untuk menceritakansikap orang tua dalam mengasuh anakremaja.
3.1.2 Informasikan kepada keluarga tentang
mengasuh anak remaja sesuai dengantumbuh kembangnya
Keluarga menyebutkan sikap orangtua dalam mengasuh anak remaja,yaitu: mengenal anak, seringmelakukan percakapan dengan anakdan mendampingi dan membimbingremaja
Keluarga mengatakan sikap anakremaja dalam menjalani masaremaja, yaitu: mengetahui kelebihandan kekurangan diri, menerima dirisendiri dan bersikap terbuka
Objektif Ibu A mampu menjelaskan akibat
perubahan sosial pada remaja. Ibu A memutuskan untuk
memutuskan mengasuh anak remajadengan tepat sesuai dengan tumbuhkembangnya
Ibu A mampu menjelaskan sikaporang tua dalam mengasuh anakremaja
Ibu A mau mempraktikkan carakomunikasi efektif dan terbukadengan remaja
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
sikap orang tua dalam mengasuh anakremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.
3.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali materi yang telah disampaikan.
3.1.4 Tanyakan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.
3.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.
3.1.6 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.
3.2.1 Dorong keluarga untuk menceritakansikap anak remaja dalam menjalani masaremaja.
3.2.2 Informasikan kepada keluarga tentangsikap anak remaja dalam menjalani masaremaja dengan menggunakan medialembar balik dan leaflet.
3.2.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali materi yang telah disampaikan.
3.2.4 Tanyakan kepada keluarga mengenaimateri yang belum dimengerti.
3.2.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.
3.2.6 Berikan reinforcement terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.
AnalisaTUK 2 tercapaiTUK 3 tercapai
PlanningLanjutkan Ke TUK 4 dan TUK 5
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Selasa, 2
Juli 2013
Pukul 14.00
3.3.1 Tanyakan kepada keluarga, hal apa yangtelah dibicarakan dengan anggota keluargayang remaja.
3.3.2 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga.
4.1.1 Diskusikan cara memodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.
4.1.2 Jelaskan kepada keluarga tentang caramemodifikasi lingkungan yang sesuaidengan remaja dengan menggunakanmedia lembar balik dan leaflet.
4.1.3 Motivasi keluarga untuk menjelaskankembali cara memodifikasi lingkunganyang sesuai dengan remaja.
4.1.4 Tanyakan kepada keluarga tentang materiyang belum dimengerti.
4.1.5 Jelaskan kepada keluarga mengenai materiyang belum dimengerti.
4.1.6 Berikan reinforcement positif terhadapkemampuan yang dicapai oleh keluarga
5.1.1 Diskusikan bersama keluarga mengenaifasilitas kesehatan yang ada disekitartempat tinggal.
5.1.2 Motivasi keluarga untuk mengulang
Subjektif Ibu A menyebutkan modifikasi
lingkungan yang sesuai denganremaja, yaitu: pergaulan denganteman yang baik dan komunikasiterbuka dengan keluarga
Ibu A menyebutkan fasilitas yangdapat dikunjungi, yaitu: Puskesmas(PKPR), rumah sakit,klinik dokter,psikolog
Keluarga menyatakan akanmengunjungi fasilitas pelayanan jikaterjadi masalah pada anak remaja
Objektif Keluarga mampu menyebutkan
modifikasi lingkungan untuk anakremaja
Keluarga mampu menyabutkanfasilitas yang dapat dikunjungi olehanak remaja
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi.5.1.3 Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
5.2.3 Motivasi keluarga untuk berkunjung kefasilitas kesehatan
5.2.4 Berikan reinforcement positif atas usahakeluarga untuk menggunakan fasilitaspelayanan kesehatan
Analisa Keluarga mampu menyebutkan 2
modifikasi lingkungan dan perilakupada anak remaja
Keluarga mampu menyebutkan 4fasilitas yang dapat dikunjungi olehanak remaja
TUK 4 dan TUK 5 tercapaiPlanning:-
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Oleh :
Dwi Sismayuni1006823204
Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
2013
APAKAH ANEMIA?
Anemia adalah penyakit kurangdarah yang sebagian besardisebabkan karena kurang
mengkonsumsizat besi.
Anemia umumnya terjadi padawanita dan remaja putri
MENGAPA WANITALEBIH MUDAH
TERKENA ANEMIA?1. Wanita membutuhkan zat besi
2 kalilebih banyak daripadapria karena mengalami haidsetiap bulannya dan akankehilangan darah pada saatmelahirkan.
2. Wanitaumumnyakurangmengkonsumsi makananyangmengandung zat besi sepertidaging, ikan, hati, tempe,sayuran berwarna hijau tua,kacang-kacangan serta buah.
Zat besi dibutuhkan tubuh untukmemproduksi darah dalam tubuh
?
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
TANDA-TANDAANEMIA
3LLetih,Lesu,Lemah
Disertai denganpusing, Mataberkunang-kunangMuka, tangan dankelopak mata bagiandalam pucat
BAHAYA ANEMIA
a. Pada anak dan remaja
Anak menjadi kurang cerdas Semangat
belajarmenurun
Mudahterserangpenyakit
Pertumbuhantubuhterhambatsehingga tinggibadan tidak maksimal
BAHAYA ANEMIA
b. Pada ibu hamil dan menyusui
- Dapat menimbulkanperdarahan sebelumdan sesudahmelahirkan
- Berat badan bayiyang dilahirkanrendah
- Kematian ibu saatmelahirkan
- Pada ibumenyusui dapatmenyebabkanjumlah ASI dankualitasnyamenurun
c. Pada Wanita- Daya tahan tubuh menurun- Kebugaran menurun
- Kemampuanbekerjamenurun
CARA MENCEGAHDAN MENGOBATI
ANEMIA1. Makan makanan yang
mengandung zat besi :- Sayuran
berwarnahijau tua (daunkangkung,katuk, daunsingkong,bayam)
- Makananhewani (ikan,daging, hati,ayam
- Kacang-kacangan (tempe,kacang merah, kacang hijau,kacang panjang, kecipir,buncis)
- Buah-buahan (jeruk, pepayarambutan, belimbing)
2. Jika dibutuhkan minum tablettambah darahseminggusekali atausetiap hariselama haid
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013
Lampiran 3: Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Nama : Dwi Sismayuni, S.Kep
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat/Tanggal Lahir : Pajarbulan, 1 Juni 1981
Alamat : Jl. Cemara no.30 Tejoagung 24B Metro Timur
Kota Metro Lampung
No. Handphone : 08982452333
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal : - SD Negeri 1 Puralaksana
- SMP Negeri 2 Sumberjaya
- SMA Negeri 2 Bandarlampung
- Poltekkes Tanjungkarang
Analisis keperawatan..., Dwi Sismayuni, FIK UI, 2013