unit 6

27
Electronic Komponen B-7600 UNIT 6 ELECTRONIC KOMPONEN PENDAHULUAN Pada session ini dibahas mengenai komponen-komponenelektronik, meliputi input, proses dan output yang digunakan oleh Caterpillar. Dan pembahasannya meliputi cara kerja komponen, cara mendiagnosa serta menentukan baik tidaknya komponen-komponen tersebut. Session ini akan dengan mudah dipahami jika partisipan pada session sebelumya cukup mengerti dalam praktek dan teorinya. SASARAN Setelah mengukuti session ini partisipan diharapkan dapat : 1. Menjelaskan perbedaan dan cara kerja dari masing-masing komponen input, output serta komponen proses/kontrol. 2. Melakukan pengetesan/pengukuran dalam mendiagnosa komponen-komponen tersebut serta menyimpulkannya. 3. Menentukan baik tidaknya komponen-komponen tersebut. Electrical Komponen 1

Upload: purwa-prasetya

Post on 13-Dec-2014

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

UNIT 6 ELECTRONIC KOMPONEN

PENDAHULUAN Pada session ini dibahas mengenai komponen-komponenelektronik, meliputi input,

proses dan output yang digunakan oleh Caterpillar.

Dan pembahasannya meliputi cara kerja komponen, cara mendiagnosa serta

menentukan baik tidaknya komponen-komponen tersebut.

Session ini akan dengan mudah dipahami jika partisipan pada session sebelumya

cukup mengerti dalam praktek dan teorinya.

SASARAN Setelah mengukuti session ini partisipan diharapkan dapat :

1. Menjelaskan perbedaan dan cara kerja dari masing-masing komponen input,

output serta komponen proses/kontrol.

2. Melakukan pengetesan/pengukuran dalam mendiagnosa komponen-komponen

tersebut serta menyimpulkannya.

3. Menentukan baik tidaknya komponen-komponen tersebut.

Electrical Komponen 1

Page 2: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

ELECTRICAL KOMPONEN

Gb. 6.1 Komponen-komponen Elektronik

Sistem elektronik pada hampir semua mesin caterpillar mempunyai cara operasi yang

relatif sama. Meskipun Caterpillar menggunakan berbagai macam elektronik kontrol,

pada prinsipnya teknologinya adalah sama.

Setiap elektronik kontrol pasti memerlukan input komponen untuk merasakan

informasi secara elektronik untuk data proses di dalam kontrol. Kontrol kemudian

memproses data input tersebut, kemudian mengirimkan sinyal elektronik yang sesuai

ke variasi type output seperti solenoid, lampu indikator ataupun alarm.

Seorang teknisian hanya perlu kemampuan untuk mengidentifikasi type kontrol yang

dipakai pada mesin Caterpillar. Semua kontrol di buat di pabrik dan tidak dapat

dilihat/diakses bagian dalamnya.

Teknisian perlu memahami secara terperinci dan menyeluruh perbedaan type–type

input dan type output divice supaya dapat melakukan troubelshooting dengan baik.

Electrical Komponen 2

Page 3: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.2 Schema Monitoring System pada OHT tipe kecil

Gambar diatas menunjukkan contoh variasi :

• Input Komponen

• Output Komponen

• Kontrol/ Proses

Electrical Komponen 3

Page 4: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Input device yang banyak dipakai oleh Caterpillar adalah Switch, Sender, dan sensor.

Teknisi harus dapat mengidentifikasi, memahami sistem operasi dan tahu bagaimana

cara mendiagnosa/mengetest komponen tsb untuk menentukan apakah beroperasi

dengan baik ataupun tidak.

1. Switch

Type switch dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu :

• Uncommitted Switch/ Switch Status

Contoh switch :

- Coolant Flow Switch

- Oil Presure Switch

- Breaker Switch

Gb. 6.3 : - Sketsa sederhana Switch coolant, terdiri 2 kabel

- Bersifat 2 kondisi, Open / close, On/Off

• Programming Switch

Contoh switch :

- Lever Posisition Switch (OHT)

- Actual Gear Switch (OHT)

Gb. 6.4 Programming Switch

Electrical Komponen 4

Page 5: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

• Service Switch

Contoh switch :

- Upshift/ Downshift Switch (Dozer)

- Service Tool (Tool Untuk mengakses Mode pada CatMS)

Gb. 6.5 Service Switch

2. Sender

Sender digolongkan menjadi 2 type, yaitu :

• 0 – 240 Ω

Biasa dipakai untuk menyensing Level

Electrical Komponen 5

Page 6: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Contoh aplikasi :

Fuel Level Sender, Hydraulik Oil Level Sender, dll

Gb. 6.6 Contoh Sender 0-240 Ω

SISTEM OPERASI SENDER TYPE LEVEL

Fuel level sender menyensor level. Sinyal resisten yang sesuai kedalaman tanki

dikirim dari sender ke main displai module. Secara kusus ada 2 type : 0–90 Ω

dan 33-240 Ω. Main displai module mengukur nilai resisten agar dapat

menentukan Fuel yang masih ada di tangki. Type pembacaan gauge untuk

fuel:

Apabila tangki fuel ada pada 4 % ---- gauge menunjukkan Tangki kosong

Apabila tangki fuel ada pada 14 % ---- gauge menunjukkan Jarum pada

zona/bar merah

Apabila tangki fuel ada pada 77 % ---- gauge menunjukkan Tangki penuh

• 70 – 800 Ω

Biasa dipakai untuk menyensing Temperatur

Contoh Aplikasi :

Coolant Temperatur Sender, T. Converter Temperatur sender, dll

Electrical Komponen 6

Page 7: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.7 Contoh Sender 70-800 Ω

SISTEM OPERASI SENDER TYPE TEMPERATUR

Menyediakan informasi temperature fluida/cairan. Secara khusus range

resisten dari sender adalah dari 70 ohm pada 1100 C (2300 F) – 3000 ohm pada

250 C (770 F), main module mengukur nilai resisten sender ini untuk

menentukan temperatur fluida.

Secara fisik sender biasanya terdiri dari 2 kable (Positif dan negatif), tetapi

kadang dijumpai sender model lama yang hanya terdiri 1 kabel (Positip)

sedang negatip mengambil dari ground mesin.

3. Sensor

Electrical Komponen 7

Page 8: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Sensor digunakan untuk mengukur parameter seperti, Kecepatan/speed, temperatur,

presure dan posisi. Sensor elektronik mengkonversikan parameter tersebut ke dalam

sinyal elektrik. Sinyal elektrik bekerja proporsi terhadap parameter yang diukur.

Pada caterpillar eletronik sistem, sensor dipakai untuk memonitor sistem mesin/unit

yang secara terus-menerus selalu berubah-ubah. Sinyal elektrik tersebut mewakili

parameter yang diukur. Sinyal electric termodulasi menjadi beberapa type,

Frekuensi mewakili parameter frekuensi, Pulse Width Modulation (digital)

mewakili parameter sebagai Duty Cycle antara 0 %-100 %, dan Analog modulation

mewakili parameter sebagai voltage.

Session ini membahas tipe-tipe input sensor :

Frekuensi Sensor

Analog Sensor

Digital Sensor

Kombinasi Analog–Digital Sensor

1. Sensor Frekuensi

Gb. 6.8 Frekuensi sensor :

Ket. Gb : A. Magnetic Pick-up sensor

B. Hall effect sensor

Electrical Komponen 8

Page 9: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Tipe-tipe sensor ditentukan oleh Engineering. Di dalam sistem dimana kecepatan

rendah tidak begitu diperhitungkan, maka magnetik-pickup adalah pilihannya.

Namun apabila kecepatan rendah sangat berarti, maka Hall-effect sensorlah yang

dipilih.

Sebagai contoh, sistem yang menggunakan magnetik-pickup sensor mengukur

kecepatan engine untuk kecepatan engine diatas 600 rpm yang akan didisuplaikan

ke tachometer.

Sementara sistem yang membutuhkan penguluran rpm rendah (dari 0 rpm – up),

maka hall-effect lah yang dipakai.

A. Magnetic Pick-up sensor

Gb. 6.9 Magnetic-pickup sensor

Sistem operasi sensor magnetik pickup (mpu) Sensor diatas dipakai untuk mengukur speed engine (Rpm) maupun mesin (Mph,

Km/h). Sensor akan menghasilkan AC sinyal, akibat sensor dipotong oleh Gear

Teeth selama gear perputar, Sinyal Hz dikirim ke main module. Main displai

module mengukur frekuensi sensor (1 pulsa per gear tooth), yang kemudian

diproses. Hasil dari proses didisplaikan ke ke tachometer sebagai engine speed

ataupun Spedometer sebagai mesin speed.

Electrical Komponen 9

Page 10: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Sensor engine speed berlokasi di flywheel housing. Sementara sensor mesin speed

berada di output transmisi housing.

Magnetik pickup dapat dicek baik tidaknya melalui 2 cara , statis dan dinamis.

Cara Statis

Mpu dilepas connektor harnessnya, kemudian diukur menggunakan Fluxe/Dmm

pembacaan resisten coil harus berkisar 100 Ω – 200 Ω.

Untuk beberapa Mpu mungkin akan terbaca lebih tinggi sekitar 1200 Ω.

Pembacaan resistence yang tinggi (melebihi 5 KΩ) diindikasikan “open”,

sementara pembacaan nilai +/- 0 Ω menunjukkan terjadinya “short” pada coilnya.

Cara Dinamis

Sambil terpasang diengine diukur pada konektornya (pin A dan B) engine

berputar (crank atau running) maka apabila menunjukkan nilai Hz berarti sensor

tersebut bagus. Selain itu perlu diyakinkan jarak antara Mpu dengan gear teeth.

B. Hall effect sensor

Sensor ini dibedakan menjadi 2 :

• Sensor TOS (Tranmission Output Sensor)

• Sensor Speed/ Timing

Sensor TOS (Tranmission Output Sensor)

Gb. 6.10 Sensor TOS

Electrical Komponen 10

Page 11: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

TOS sensor termasuk kedalam Hall-Effect divice. Output sinyal pada

konektor pin “C” berupa gelombang square/ persegi. Sensor memrlukan

power dari kontrol sebesar +/- 10 VDC pada pin “A”, dan biasa disebut

sebagai suplai voltage dari kontrol.

Troubleshooting Hall Effect sensor ini agak sukar dilakukan karena type

konektornya adalah MS type (Military Spesifikasi). Disarankan menggunakan

7X1710 probe group untuk mengetest baik tidaknya sensor secara dinamis.

Prosedur yang direkomendasikan untuk mengecek sensor adalah dengan

sistem On Board Diagnostik, untuk memastikan apakah kontrol mendapat

input sinyal speed yang benar.

Apabila tidak ada input sinyal speed maka lepas sensor dari mesin, kemudian

visual cek terhadap kerusakan Tip self-Adjusting. Jika perbaikan pada sensor

tidak bisa maka disarankan ganti sensor Tos.

Adalah penting untuk meyakinkan bahwa Slip head pada sensor tertarik

keluar penuh, dan kontak pada top atau peak pada gear tooth pada saat

memasang sensor. Sebab apabila tidak tertarik penuh maka akan ada gap

yang lebar antara sensor dengan gear tooth yang akan menyebabkan tidak

keluarnya sinyal pada saat gear berputar

Sensor Speed/Timing

Gb A Gb B

Gb. 6.11 Sensor Speed

Electrical Komponen 11

Page 12: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Speed sensor pada Elektronik Kontrol Engine bertugas mengukur Engine

speed dan Timing . Speed/kecepatan dari gear disensing dengan mengukur

perubahan magnetik filed ketika dipotong oleh gear tooth. Sementara Engine

Timing ditenti\ukan oleh bagian terpotongnya sensor oleh bagian tepi gigi

Gear (Gear Tooth edge).

Gambar A

Menunjukkan 2 type speed /Timing yang berbeda, namun karekteristiknya

sama.

Speed/Timing sensor didisain secara kusus untuk penentuan “Timing” atau

“saat”.

Bagi kontrol untuk menginjeksi fuel ke engine. Karena begitu pentingnya

fungsi untuk Timing, maka kontrol electronik tahu saat yang tepat gear

memotong bagian depan slip head dari sensor tersebut.

Gambar B

Menunjukkan posisi Timing Wheel dan Sensor. Sebagaimana setiap gear

tooth memotong cell, sensing element akan mengirimkan sinyal kecil/lemah

ke amplifier DI dalam sensor. Internal elektronik kemudian menghitung rata-

rata sinyal dan mengirimkan sinyal tersebut ke Comparator. Jika sinyal di

bawah rata-rata (gap) output akan rendah, jika nilai sinyal di atas rata-rata

(tooth di bawah cell) maka output akan tinggi.

Circuit di dalam sensor speed/timing didesain sangat presisi dan standar

sehingga kontrol engine dapat menentukan posisi yang pasti gear train di

engine.

Electrical Komponen 12

Page 13: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.12 Speed Timing Sensor

Pada sistem Electronic Unit Injektor (EUI) adanya pola gigi yang unik pada

gear timing membuat Control Elektronik mampu menentukan posisi

crankshaft, arah rotasi dan rpm, Sinyal elektrik dapat dihasilkan selama tepi

gigi (Tooth Edge) gear timing hampir menyentuh hall cell. Elektronik Kontrol

menghitung setiap pulsa dan menentukan speed, menyimpan pola unik dari

pulsa yang dihasilkan dan membandingkan pola tersebut dengan disain

standart untuk menentukan posisi crankshaft dan arah rotasi.

Gambar di atas menggambarkan sinyal speed/Timing yang berupa sinyal

digital yang ditentukan oleh pola gigi gear timing pada saat gear tersebut

berputar.

Speed/Timing sensor berbeda dari sinyal model hall effect TOS karena

sensitivitas terhadap perubahan/perbedaan waktu yang tepat sangat

diperhitungkan dan diprogram di dalam Kontrol Elektronik untuk

menentukan timing pada saat Fuel injeksi.

Electrical Komponen 13

Page 14: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.13 Sepasang Mpu pada 3406E dan 3456 Engine

Gambar A

Sensor speed/timing diatas bertipe Magnetik pickup dan selalu berpasangan.

Satu sensor berfungsi untuk menyensor speed rendah(Rpm rendah) yang

terjadi selama Crangking speed dan selama engine start awal, sementara

sensor lainnya didisain menyensor normal operasi engine speed. Mounting

kedua sensor berbeda satu sama lain, dan saling tidak dapat ditukar.

Gambar B

Speed sensor pada 3456 EUI engine, sensor terpasang tegak lurus terhadap

gear speed timing.

Kedua sensor tersebut sering disebut sensor Upper atau Lower, sensor Atas

atau Bawah, mengacu kepada disain range operasi. Namun begitu apabila ada

salah satu sensor yang rusak maka sensor lainnya atomatis akan membackup/

menggantikan fungsinya.

Cara diagnostik sensor ini sama dengan Magnetik pickup seperti penjelasan

sebelumnya.

Electrical Komponen 14

Page 15: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

2. Sensor Digital

Gb. 6.14 Sensor Digital

Digital sensor pada Catererpillar elektronik sistem menghasilkan sinyal Pulse

Width Modulation (PWM) untuk menyediakan variable elektronik input ke

Kontrol elektronik. Digital sensor dipakai untuk menentukan beberapa aplikasi

seperti Posisi, Velocity (kecepatan), Force (Gaya), Presure dan Temperatur. Pada

diskusi kali ini PWM dipakai untuk sensing temperatur. Semua sensor PWM

melakukan fungsi dasar yang sama.

Secara fisik sensor digital mempunyai bentuk yang lebih besar dibanding Analog

sensor. Karena didalamnya terdapat lebih banyak komponen electronik.

Pada skematik, untuk beberapa kontrol electronik didisain mempunyai jalur

Return/ground yang berbeda antara digital dan analog sensor, demikian juga

dengan suplai powernya. Engien ECM biasanya mempunyai dua suplai satu

untuk analog dan lainnya untuk digital.

Electrical Komponen 15

Page 16: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.15 Sensor Digital

Gambar A

Menunjukkan digital temperatur sensor. ISO simbol mengindikasikan bahwa

sensor ini dapat dipakai untuk memonitor variasi kondisi mesin (Hidraulik,

Powertrain, Coolant, dll).

Kelebihan pada gambar diatas adalah adanya skematik simbol yang sangat

informatif dan sangat membantu seorang teknisi dalam troubleshooting.

Suplai ----- Input voltase yang diperlukan oleh sensor dalam operasi.

Dan diformulasikan dalam beberapa cara :

B+, +B, + Batery , yaitu Suplai voltase dari batery mesin.

+ 8 , menunjukkan suplai voltase sebesar 8 volt DC dari

kontrol ke sensor

V+, Suplai voltase ke sensor dari sumber lain selain mesin

batery dan teknisi harus men-trace sensor suplai tersebut ke

kontrol elektronik

Ground ---- Beberapa digital sensor di-ground-kan ke digital return di ECM

dan beberapa lainnya terhubung di ground frame mesin .

Sinyal ----- Menunjukkan Output Lead dari sensor, kabel sinyal

menyediakan informasi tentang nilai suatu parameter pada

Kontrol Modul untuk diproses.

Output sinyal PWM /digital berupa % (Duty cycle), walaupun

juga dihasilkan VDC namun yang dipakai adalah % atau V

PWM.

Electrical Komponen 16

Page 17: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gambar B

Menunjukkan internal komponen di dalam sensor digital Temperatur. Komponen

yang ada di dalam sensor :

• Suplai Sensor untuk input voltase dari ECM

• Osilator berfungsi menyediakan sinyal frekuensi, pada aplikasi tertentu

internal osilator menghasilkan frekuensi sekitar 5 khz.

• Thermistor (sensor) menyensing Parameter yang dimonitor dan menyediakan

input resisten ke amplifier.

• Output amplifier mengontrol base pada transistor yang akan menghasilkan

duty cycle yang diukur dalam persentase waktu transistor ON adan OFF.

3. Sensor Analog

Gb. 6.16 Sensor Analog

Analog sensor berbeda dengan type lain dari sensor, tidak hanya dalam fungsi dan

bentuk,tetapi juga dalam cara pengetesannya.

Suplai sensor analog dari ECM adalah 5 VDC pada Pin “A” (connector).

Ground sensor pada Pin “B” di identifikasikan sebagai “Analog Return” atau

“Return”, hal ini berarti sensor di-ground-kan kembali ke ECM (Control Modul)

dan tidak di-ground-kan ke Frame seperti halnya digital sensor.

Electrical Komponen 17

Page 18: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Definisi Analos Sensor adalah : Sinyal elektrik yang bervariasi sepanjang waktu,

dan proporsional terhadap parameter yang diukur.

Output dari sensor analog adalah DC voltase, proporsional terhadap parameter,

beberapa analog sensor outputnya antara 0.2 sampai 4.8 VDC , lainnya antara

2.0 – 4.8 VDC. Secara fisik bentuk analog sensor lebih kecil dibandingkan digital

sensor. Dibagian dalam sensor analog ada sedikit komponen electronik (lebih

sedikit dibanding Digital).

Analog sensor banyak dipakai di engine dan hampir semua sensor tipe ini

mempunyai return/ground kembali ke ECM.

Pull Up voltase untuk sensor type ini berkisar 6 VDC.

Catatan :

Apabila sensor dipakai untuk menyensor parameter berlokasi jauh (misal untuk

mesin), maka penggunaan digital sensor akan lebih baik. Harness yang terlalu panjang

dapat menyebabkan Voltase Drop sepanjang harness sehingga dapat merusak sinyal

output.

Gb. 6.17 Analog Temperature Sensor

Electrical Komponen 18

Page 19: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gambar diatas menunjukkan internal komponen dari analog temperatur sensor. Terdiri

dari :

• Thermister --------------------- mengukur temperatur.

• Operasional Amplifier ------- menyediakan output sinyal yang bervariasi dari 0.2–

4.8 VDC dan proporsional terhadap temperatur.

Cara troubelshooting type analog :

Seorang teknisi sebaiknya menggunakan Sistem informasi diagnostik elektronik.

Apabila teknisi mencurigai (berdasarkan diagnostik Informasi) bahwa ada sensor

rusak, maka dia harus dapat memverifikasi apakah sensor problem ataukah

harness/konektor problem.

Dengan Digital multimeter, probe Gb 7X1710 dan service manual yang sesuai, DC

output voltase pada kabel sinyal (Pin “C”) dapat diukur dan diperbandingkan dengan

spesifikasi manual.

Apabila tidak ada sinyal, penting untuk kemudian meyakinkan adanya suplai voltase

dan ground tersambung bagus.

Apabila suplai voltase ada dan ground juga bagus tetapi sinyal tidak ada, maka

disarankan mengganti sensor.

Catatan :

Semua sambungan pada konektor harus dalam keadaan bagus.

Nilai Pengukuran berikut ini adalah specifikasi pada analog temperature sensor ,

dengan sensor terkoneksi ke ECM dan Key switch ON :

Pin A ke Pin B ------5 VDC (input dari Kontrol / ECM).

Pin C ke Pin B ----- 1.99 – 4.46 VDC (sinyal dari sensor).

Sinyal voltase pada pin C akan berbeda tergantung type sensor yang digunakan.

Output proporsional terhadap parameter yang diukur (temperature, presure).

Electrical Komponen 19

Page 20: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

4. Sensor Analog to Digital

Gb. 6.18 Sensor Analog to Digital

Sensor type ini adalah gabungan antara sensor analog dan sensor digital.

Kegunaan sensor tersebut adalah untuk elektronik kontrol yang tertentu/kusus

yang memproses informasi.

Terpasang pada engine/mesin tertentu.

Gambar A

Menunjukkan sensor analog to digital. Presure diukur oleh bagian analog dan

sinyal dikirim ke konverter sinyal tersebut diproses dan dikonversikan ke digital

(PWM) yang kemudian outputnya dikirim ke kontrol (ECM)

Gambar B

Menunjukkan 2 bagian penampang sensor analog to digital. Bagian analog

mengukur parameter presure dan mengirim sinyal ke bagian digital (konverter).

Output dari bagian digital adalah PWM yang kemudian diproses oleh kontrol dan

dikirim ke output divice seperti lampu, gauge, dll.

Simbol grafik displai dipakai untuk mengidentifikasi system parameter yang di

monitor, dalam hal ini Brake Air Presure.

Electrical Komponen 20

Page 21: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Sensor Ultrasonic

Gb. 6.19 Sensor Ultrasonic

Gambar A

Menunjukkan sensor ultrasonik

Gambar B

Menjelaskan gambaran skematik dari sensor tersebut. Fuel level sensor (4)

menyensing level fuel pada fuel tank. Sensor tersebut (4) memancarkan ultrasonik

sinyal. Sinyal dipancarkan sepanjang guide tube (3). Sinyal ultrasonik kemudian

dipantulkan oleh float (2) dan sinyal kembali ke sensor. Sensor mengukur waktu

perjalanan yang diperlukan

Dari sensor – ke float- kembali kesensor. Sensor juga megukur temperatur dari fuel.

Open status ataupun close status dari kontact no 3 menentukan dimana sensor tersebut

dipasang. Apabila kontact no 3 open terhadap Ground maka sensor terpasang untuk

Deep tank (2286 mm). Sebaliknya apabila kontact no 3 DI grounkan maka sensor

tersebut terpasang untuk shallow tank (1150 mm).

Sensor menerima suplai dari kontrol ECM sedangkan output sinyal dari sensor berupa

PWM (%).

Sinyal akan berubah sepanjang level fuel juga berubah. Main displai module

mengukur PWM untuk menentukan level dari fuel.

Electrical Komponen 21

Page 22: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

SENSOR POSISI/ SENSOR THROTLE

Gb. 6.20 Sensor Posisi

Throtle Posisition Sensor mengontrol engine speed untuk operator.

Pada saat engine start-up, engine rpm diset pada low idle selama 2 detik untuk

menaikkan presure oli sebelum engine di akselerasi/dinaikkan rpmnya.

Throtle posisi sensor menerima suplai voltase sebesar 8 VDC dari digital suplai ECM.

Untuk meyakinkan berfungsi tidaknya throtle sensor ini, dapat dilakukan dengan

menghubungkan Elektronik Teknisi (ET) dan memantau status posisi throtle sambil

menggerakkan throtle tersebut pelan-pelan. Status screen akan menunjukkan posisi

0%-100%. (jangan dibingungkan dengan Duty Cycle) Throtle posisi adalah persentase

posisi (%) sementara Duty Cycle adalah PWM sinyal (%).

Electrical Komponen 22

Page 23: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Gb. 6.21 Pulse with Modulated Signals

Pulse Width Modulation (PWM) sinyal output dikirim ke kontrol dari throtle posisi

sensor pada kabel “C” (sinyal).

Apabila terjadi problem pada sinyal, kontrol men-default/ menggunakan set standart

engine speed ke low idle. Jika ecm mendeteksi sinyal diluar range sinyal maka ecm

mengabaikan sinyal throtle dan men-default ke engine speed low idle.

Output sensor mempunyai sinyal frekuensi PWM konstan. Sebagai contoh : Sensor

throtle pada Off Highway Truck menghasilkan duty cycle dari 10 %-22 % pada

kondisi low idle dan 44% - 52% pada high idle. Duty cycle dapat dibaca dengan

diagnostik tool Fluxe 87, Mam, Scopemeter 123 dll. Persen duty cycle di terjemahkan

menjadi throtle posisi 0% - 100% oleh ecm, dan dapat dilihat di status screen ET.

Aplikasi lain untuk sensor posisi semacam throtle dapat dijumpai pada hoist lever

sensor (OHT), Lever posisi sensor untuk steering (Doser), Forward-Revers posisi

sensor (Doser), dll

Nilai PWM berbeda sesuai aplikasi masing-masing dan dapat dilihat di

troubleshooting guide yang bersangkutan.

Electrical Komponen 23

Page 24: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

OUTPUT KOMPONEN

Output konponen yang berasosiasi dengan sistem monitoring digunakan untuk

memberitahu operator terhadap kondisi mesin normal dan abnormal. Output konponen

untuk monitoring meliputi Main diplay module, diplay data link, alert indikator, action

lamp/alarm. Sementara ada satu lagi jenis output yang berasosiasi dengan engine

maupun transmisi sistem yaitu solenoid.

1. MAIN DISPLAY MODULE

Gb. 6.22 Main Display Module

Electrical Komponen 24

Page 25: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Main display module mempunyai kapasitas untuk mendisplai 10 alert indikator

untuk memberitahu operator terhadap abnormal kondisi. Indikator alert

menggunakan data yang diterima dari uncommited switch input, sensor, maupun

sender atau Cat Data link untuk menentukan apakah ada kondisi-kondisi yang

abnormal. Flasing indikator merefleksikan sistem yang dimonitor.

Display area pada main display module menyediakan dua informasi yaitu: Data

text dan data digital. Informasi yang muncul pada displai tergantung pada mode

operasi yang terprogram.

Type informasi yang terdisplay meliputi :

Sederet angka 8 digit.

6 text simbul (o C, kPa, miles, km, rpm, liter)

Display SERV CODE

Angka digit Rpm (X10)

Service meter simbul (Hourglass/ jampasir)

2. Display Data Link

Gb. 6.23 Display Data Link

Gauge Cluster dan Speedometer/Tachometer module menerima output dari Main

Module/ Message center Module.

Electrical Komponen 25

Page 26: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Kedua module ini terhubung ke main module dengan menggunakan Display Data

Link, Setip module terhubung ke main module oleh 6 kabel dengan menggunakan

Cat DT konektor. Berikut ini nomer kontak pada display data link :

• Kontak 1 : +9 DCV input

• Kontak 2 : Ground

• Kontak 3 : Clock

• Kontak 4 : Data dari main module

• Kontak 5 : Module/ Display Load dari main module

• Kontak 6 : Harness Code (opsional)

3. Action Lamp

Gb. 6.24 Action Lamp

Caterpillar Monitoring Sistem mempunyai Action Lamp yang mirip seperti pada

EMS dan CMS.

Fungsi Action Lamp ini sama yaitu untuk kondisi kategori level 2 dan level 3.

Gambar diatas menunjukkan Action Lamp pada 777D OHT.

Electrical Komponen 26

Page 27: Unit 6

Electronic Komponen B-7600

Electrical Komponen 27

4. Action Alarm

Fungsi Action Alarm pada Caterpillar Monitoring System sama dengan di EMS

maupun CMS.

Lokasi di mesin biasanya pada bagian belakang dashboard atau unit dibagian

belakang. Alarm ini hanya akan diaktifkan untuk kategori level 3 saja.

5. Solenoid

Gb. 6.25 Solenoid

Sebagai tambahan informasi tentang output komponen terlihat gambar diatas

adalah Solenoid untuk Injector pada Engine 3412E.

Injektor ini disuplai sebesar 105 Volts oleh ECM Engine. 2 suplai power terpisah

untuk dua injektor, dan Satu Return untuk 2 injektor. Apabila ada “Open” atau

“Short” pada injektor sirkuit ECM akan mematikan power ke Injektor tersebut.

ECM secara periodik akan meng-actuate/mengaktifkan injektor, hal ini

dimaksudkan untuk menentukan jika ada problem yang masih terjadi dan

kemudian akan men-disconect atau meng-conect injektor seperlunya.