unit 1 konsep dasar abk kirim (1)
TRANSCRIPT
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Unit 1Unit 1
HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kustiatun Widianingsih Endang Poerwanti
Pendahuluan
Perkuliahan pada unit ini membahas tentang
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang
didalamnya akan secara rinci membahas
rangkuman materi yang telah ada pada buku
yang pertama, di ditambah dengan pemberian
pengayaan yang berupa berbagai contoh dan
ilustrasi dari konsep yang ada pada bahan ajar
yang telah ada tentang Anak Berkebutuhan
Khusus, yang relevan dengan bahan ajar cetak
yang dikembangkan konsorsium. Pada Unit 1.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-1
Kemampuan yang diharapkan setelah Anda menyelesaikan Unit 1 ini adalah sebagai berikut.
Menjelaskan pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Menjelaskan perkembangan kepedulian bagi ABK: kepedulian
masyarakat pada masa peradaban kuno, kepedulian
masyarakat pada abad pertengahan dan rintisan pendidikan
luar biasa.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Pada Buku I yaitu Buku pendidikan ABK yang telah disusun oleh Konsorsium
PGSD, yang telah Anda pelajari, sudah membahas tentang hakikat Anak
Berkebutuhan Khusus. Pada Unit 1 Buku II ini pembahasan juga tidak banyak
berbeda, namun pembahasan akan lebih ditekankan untuk melihat bagaimana
sejarah perkembangan kepedulian pada anak berkebutuhan khusus dari waktu
ke waktu. Secara terperinci perbedaan bahasan antara i Buku I dengan Buku II
dapat Anda cermati pada matrik 1. Karena pembahasan yang sedikit berbeda
tersebut, maka kompetensi yang dicapai dalam unit ini, adalah sebagai berikut.
Matrik1. Perkembangan buku 1 ke buku 2 pada unit ini adalah:
BUKU I BUKU II
Subunit 1.
Pengertian Anak
Berkebutuhan Khusus
1. Perbedaan interindividual
2. Perbedaan intraindividual
Dalam konsep pemahaman Anak
Berkebutuhan Khusus beberapa
terminologi yaitu : Impairment,
disability, handicaped.
Dari berbagai pemahaman di
atas, bahwa Anak Berkebutuhan
Khusus adalah anak yang
memiliki perbedaan-perbedaan
baik perbedaan interindividual
maupun intraindividual yang
signifikan, dan mengalami
kesulitan dan berinteraksi
dengan lingkunan sehingga
mengembangkan potensinya
dibutuhkan pendidikan dan
pengajaran khusus.
Subunit 1
Pengertian konsep dasar Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
1. ABK Permanen
2. ABK Temporer
Pemahaman konsep ABK sejalan dengan
dinamika kehidupan masyarakat melihat
perkembangan saat ini penyandang cacat
dari sudut pandang yang lebih bersifat
humanis, holistik, perbedaan individu
dan kebutuhan anak menjadi pusat
perhatian dan tidak lagi didasarkan atas
label kecacatan.
Dari kategori anak yang memiliki
keterbatasan temporer dan permanen
lebih lanjut dikategorikan menjadi :
1. Anak-anak yang terdaftar di SD tapi
tidak mengalami kemajuan memadai.
2. Anak-anak yang tidak terdaftar di SD
tetapi sebenarnya dapat didaftarkan di
SD yang lebih responsive
3. Anak yang mengalami gangguan fisik
dan mental yang membutuhkan
pendidikan khusus yang kompleks.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-2
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Subunit 2 :
Jenis-jenis Anak
Berkebutuhan Khusus
Subunit 3 :
Faktor Penyebab Kelainan
Subunit 4 :
Hak-hak yang dimiliki Anak
Berkebutuhan Khusus
Subunit 2 :
1. Perkembangan Kepedulian bagi ABK:
kepedulian masyarakat pada masa
peradaban kuno, kepedulian
masyarakat pada abad pertengahan
dan rintisan pendidikan luar biasa.
2. Pembahasan jenis-jenis ,klasifikasi dan
karakteristik Anak Berkebutuhan
Khusus akan dibahas pada Unit 2.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-3
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Sub Unit 1Sub Unit 1KONSEP DASAR
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. Pengantar
Standar kompetensi guru kelas Sekolah Dasar Lulusan S1- PGSD yang
ditetapkan Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Tahun
2006. yang disempurnakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi
Guru, dijabarkan dalam 9 kompetensi. Kompetensi dan keterampilan yang
dipersyaratkan tersebut, kesemuanya disiapkan untuk menjadi guru ,
mengelola pembelajaran dan mendidik anak-anak dalam klasifikasi anak yang
memiliki keterbatasan. Dalam kenyataan, tidak semua anak yang bersekolah di
SD/MI adalah anak yang memiliki kemampuan lebih, tetapi banyak sekali anak
anak yang kurang beruntung karena mempunyai kekurangan, kecacatan,
kekurangmampuan atau hal lain yang membuat dia membutuhkan pelayanan
khusus dalam pendidikan, atau lebih sering disebut dengan Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus pada awalnya lebih dikenal dengan
istilah anak cacat, anak berkelainan atau anak luar biasa. Anak luar biasa
didefinisikan sebagai anak yang menyimpang dari kriteria normal secara
signifikan, baik dari aspek fisik, psikis, emosi dan sosial sehingga untuk
mengembangkan potensinya diperlukan adanya layanan pendidikan khusus.
Anda sebagai guru ataupun calon guru SD, untuk dapat mengenali dan
melayani berbagai variasi kemampuan anak dan juga kelainan yang dimiliki
siswa, tentu saja perlu memahami apa dan siapa yang disebut sebagai Anak
Berkebutuhan Khusus tersebut.
Sub Unit 1 ini akan membantu Anda mencapai indikator:
Menjelaskan pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-4
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
2. Pengertian ABK
Ketidaktahuan orang tua dan masyarakat pada
masa lalu, mengenai hakikat dan penyebab kecacatan
dapat menimbulkan rasa takut, sehingga berkembang
macam-macam kepercayaan dan tahayul, misalnya
seorang ibu yang melahirkan anak penyandang cacat
merupakan hukuman baginya atas dosa-dosa nenek
moyangnya. Oleh sebab itu di masa lampau anak-anak
penyandang cacat seringkali secara sengaja disembunyikan oleh orang tuanya.
Hal ini disebabkan karena memiliki
anak yang cacat merupakan aib
keluarga. Peradaban manusia terus
berkembang, pemahaman dan
pengetahuan baru mengajarkan
kepada manusia bahwa setiap orang
memiliki hak yang sama untuk hidup.
Pandangan seperti inilah yang
menyelamatkan kehidupan anak-
anak penyandang cacat.
Pandangan masyarakat dan orang tua yang menganggap bahwa memelihara
dan membesarkan anak merupakan investasi agar kelak anak dapat membalas
jasa orang tuanya, menjadi tidak dominan.
Secara ringkas Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara
fisik, psikis, emosi dan perilaku, sehingga dalam mengembangkan potensinya
memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus. Dalam memahami pengertian
Anak Berkebutuhan Khusus mungkin Anda akan menjumpai beberapa istilah
yaitu kelainan, kecacatan, dan hambatan. Pengertian dari istilah tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
2.1 Kelainan adalah ketidaknormalan fungsi sistem organ, biasanya mengacu
pada keadaan medis /organik, misalnya ; keterbatasan jarak pandang
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-5
Menyelamatkan hidup anak-anak penyandang cacat menjadi penting
karena dipandang sebagai simbol dari sebuah
peradaban yang lebih maju dari suatu bangsa,
bahwa penyandang cacat membutuhkan bantuan ekstra (Miriam, 2001).
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
(myopic), gangguan jantung, cerebral palsy ( gangguan pada syaraf otak
sehingga otot layu) gangguan pendengaran dan sebagainya.
2.2 Kecacatan adalah merupakan konsekuensi fungsional dari kelainan yang
dimiliki. Seorang anak yang mempunyai spinabifida ( punggung dengan
keadaan bengkok / bungkuk (bahasa jawa) ) , sehingga tidak dapat
berjalan tanpa tongkat penopang, berarti anak ini memiliki kecacatan.
Namun, anak yang memiliki jarak pandang yang diberikan kacamata
sehingga dapat melihat dengan baik lagi, maka anak tersebut memiliki
kelainan tapi bukan kecacatan.
2.3 Hambatan adalah konsekuensi sosial atau lingkungan akibat kecacatan.
Banyak orang dengan kecacatan tidak harus merasa mempunyai
hambatan. Masyarakat yang justru sering membuat hambatan bagi
mereka, misalnya karena penolakan, diskriminasi, prasangka serta
berbagai akses fisik yang membatasi mereka untuk membuat keputusan
dan melakukan pilihan yang mempengaruhi hidupnya. Sebagai contoh
jika anak yang berkursi roda tidak dapat memasuki komunitas sekolah, dia
memiliki hambatan dalam memanfaatkan sarana sekolah. Ketika sekolah
dapat diakses oleh pengguna kursi roda, maka hambatan ini hilang.
Perlu ada pemahaman pada Anda
bahwa dalam paradigma lama istilah anak
berkelainan, kecacatan, dan hambatan
adalah cara pandang dalam melihat
dengan kacamata kekurangan
kekurangan yang dimiliki seseorang,
sedang istilah Anak Berkebutuhan Khusus
adalah konsep pada paradigma baru yang
lebih menekankan pada bagaimana
memahami, melayani dan meminimalkan
akibat dari kekurangan yang dimiliki.
Guru perlu mengenal anak dengan
kebutuhan khusus dari kelompok anak pada umumnya, karena mereka
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-6
ABK : anak yang secara signifikan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara fisik, psikis, emosi dan perilaku, sehingga dalam mengem bangkan potensinya memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
memerlukan pelayanan pendidikan yang bersifat khusus. Pelayanan tersebut
dapat berbentuk pertolongan medik, latihan-latihan therapeutic, maupun
program pendidikan khusus, yang bertujuan untuk membantu mengurangi
keterbatasannya dalam hidup bermasyarakat.
Untuk memperdalam kajian saudara dalam unit ini, saudara juga diminta
untuk mengerjakan latihan-latihan yang disediakan. Dengan demikian usai
mengikuti kajian ini, saudara akan memiliki pengetahuan dalam memahami
konsep-konsep terkini dan keberadaan anak berkebutuhan khusus
2. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus
Sub unit ini akan memberikan tambahan pemahaman kepada Anda untuk
mengkaji konsep lebih mendalam, setelah Anda memahami buku I yaitu Buku
pendidikan ABK yang telah disusun oleh Konsorsium PGSD, tentang definisi
konsep dasar anak berkebutuhan khusus. Untuk itu saudara diharapkan dapat
mencermati uraian dan ilustrasi yang ada pada buku ini.
Beberapa dekade yang lalu Indonesia
telah mengalami banyak perubahan dalam
pendidikan bagi anak penyandang cacat.
Perubahan-perubahan ini termasuk dalam
kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi,
penggunaan-penggunaan konsep dan istilah penyandang cacat. Konsekuensi
yang paling penting dari perubahan-perubahan ini adalah pengakuan dan
penghargaan akan adanya “keragaman”.Dalam arti kata “membawa kembali”
anak berkebutuhan khusus ke dalam masyarakat, mengupayakan ABK yang
sebelumnya dipisahkan atau disegregasikan oleh mayoritas masyarakat karena
mereka berbeda. Diantara yang telah dipisahkan tersebut kita temukan anak-
anak yang mempunyai hambatan belajar, kesulitan belajar, dan perkembangan,
yang sebenarnya mereka juga memiliki potensi untuk berprestasi, dengan
pemberian pendidikan khusus, potensi anak-anak tersebut diharapkan dapat
dioptimalkan perkembangannya.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-7
Perubahan adanya pengakuan dan
penghargaan akan adanya keragaman
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Dalam pernyataan Salamanca “ Hak semua anak, termasuk mereka yang
berkebutuhan temporer dan permanen untuk memperoleh penyesuaian
pendidikan agar dapat mengikuti sekolah” ( The Salamanca Statement, 1994 ).
Definisi Anak Berkebutuhan Khusus memberi pemahaman baru yang tidak
lepas dari konserium pada unit 1 bahwa: istilah anak berkebutuhan khusus
dapat kita kategorikan dengan istilah anak yang memiliki berkebutuhan
temporer dan permanen dikarenakan (Miriam, 2001)
Kondisi sosial emosional, dan / atau
Kondisi ekonomi , dan/ atau
Kondisi politik, dan/ atau
Kecacatan yang didapat pada awal kehidupannya atau kemudian.
Istilah anak berkebutuhan khusus temporer dan permanen dikarenakan
adanya perkembangan venomena pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
memiliki hak memperoleh pendidikan yang layak dapat bersekolah di sekolah
khusus maupun sekolah regular yang dikategorikan sekolah inklusif.
Anak berkebutuhan khusus temporer :
Konsep anak berkebutuhan khusus jenis temporer adalah anak yang
mengalami hambatan sementara/ tidak tetap seperti : trauma akibat bencana
alam atau kerusuhan, anak yang mengalami kesulitan konsentrasi karena
sering diperlakukan dengan kasar, atau anak yang tidak bisa membaca karena
kekeliruan guru mengajar.
Anak Berkebutuhan Khusus permanen :
Adapun konsep anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah
anak yang akibat dari perkembangan yang secara permanen memerlukan
perhatian dan pelayanan khusus. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah anak
yang mengalami hambatan penglihatan, hambatan pendengaran ,hambatan
kecerdasan, hambatan fisik, emosional, sosial dan atau dikarenakan
kecelakaan sejak di dalam kandungan maupun setelah lahir sehingga
mengalami kecacatan.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-8
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Konsep Anak Berkebutuhan Khusus permanen dan temporer memberikan
paradigma baru bagi para penyelenggara pendidikan dan pelayanan bagi anak
berkebutuhan khusus.
Pandangan konsep ABK(children with special needs) memiliki makna yang
lebih luas dari konsep anak luar biasa (exceptional children). Konsep dan
pemahaman terhadap pendidikan anak penyandang cacat terus berkembang,
sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat. Pemikiran yang berkembang
saat ini, melihat persoalan pendidikan anak penyandang cacat dari sudut
pandang yang lebih bersifat humanis, holistik, perbedaan individu dan
kebutuhan anak menjadi pusat perhatian. Dengan demikian layanan pendidikan
tidak lagi didasarkan atas label kecacatan dan atau ketidakmampuan anak,
akan tetapi didasarkan pada hambatan belajar yang dialami dan kebutuhan
setiap individu anak untuk dapat mencapai perkembangan optimal.
Oleh karena itu layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus tidak harus
di sekolah khusus, tetapi bisa dilayani di sekolah regular (sekolah Inklusif)
terdekat dimana anak itu berada. Cara berpikir seperti ini dilandasi oleh konsep
special needs education, yang antara lain melatarbelakangi munculnya
gagasan pendidikan inklusif (UNESCO, 1994).
Dalam konsep special needs education, sangat dihindari penggunaan label
kecacatan, akan tetapi lebih menonjolkan anak sebagai individu yang memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda. Sejalan dengan perubahan cara berpikir seperti
digambarkan di atas, maka Anak Luar Biasa (Exceptional Children) tidak lagi
dipandang dari kategori kecacatannya akan tetapi harus dilihat dari hambatan
belajar yang dialami dan kebutuhan-kebutuhan akan layanan pendidikannya.
Oleh karena itu anak luar biasa menjadi bagian dari Anak Berkebutuhan
Khusus (Children with Special Needs). Dengan kata lain Anak berkebutuhan
khusus bukan pengganti istilah anak luar biasa.
Pendapat lain bahwa Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-9
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
termasuk kedalam Anak Berkebtuhan Khusus antara lain: tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, Anak Berkebutuhan Khusus
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka,
Pada saat ini manusia dipandang sebagai makhluk bhineka ( individual
differences ) kecacatan atau unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau
keragaman manusia. Dengan pandangan semacam itu perbedaan anak
kedalam kelompok normal dan berkelainan menjadi tidak relevan lagi.
Sementara pada kalangan tertentu khususnya guru dan orang tua anak
lebih suka menggunakan istilah”anak-anak yang mengalami hambatan ‘ dan
anak luar biasa. Kedua istilah tersebut bila dicermati secara seksama juga
masih belum mampu menggambarkan karakteristik anak, tetapi lebih
menekankan pada nilai psikososial.
Lynch,(1994), menyatakan bahwa anak berkebutuhan pendidikan khusus
adalah semua anak yang mengalami gangguan fisik,mental, atau emosi atau
kombinasi dari gangguan –gangguan tersebut sehingga mereka membutuhkan
pendidikan secara khusus dengan guru dan sistem/lembaga khusus baik
secara permanen maupun secara temporal.
Dari berbagai pembahasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang terdapat rentangan anak-
anak yang ditemukan dalam ketiga kategori ( Impairment, Handicapped dan
Disability ), mulai dari anak-anak yang kekurangan gizi,tenaga kerja anak dan
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemiskinan serta kehidupan
ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas,
pendengaran, bicara dan bahasa, penglihatan, kemampuan intelektual dan
masalah emosi, serta kombinasi dari berbagai gangguan tersebut.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-10
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Dari batasan anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan
temporer dan permanen dikaitkan dengan aspek kebutuhan pendidikannya,
sehingga dalam pemahaman lebih lanjut dikemukakan tiga kategori anak-anak
berkebutuhan pendidikan khusus; (1) anak-anak yang terdaftar di Sekolah
dasar (SD) tapi tidak mengalami kemajuan yang memadai; (2) anak-anak yang
tidak terdaftar di SD tetapi sebenarnya dapat didaftarkan di sekolah dasar yang
lebih responsive; dan (3) kelompok anak yang relatif sedikit yaitu mereka yang
mengalami gangguan fisik, dan mental yang berat atau yang mengalami
kombinasi dari gangguan tersebut ( kelainan ganda) yang membutuhkan
pendidikan khusus yang kompleks.
LATIHAN
Cobalah Anda, identifikasi ABK yang ada dilingkungan Anda dan analisislah apakah tergolong pada ABK yang permanen atau temporer, Diskusikan dengan teman Anda!
Pada Unit selanjutnya akan dibahas tentang jenis-jenis ABK secara lebih
terperinci. Tanpa bermaksud mengemukakan adanya perbedaan, dengan
adanya bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, khusus untuk
keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan
dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling
sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler yaitu :
Tunanetra yaitu anak yang mengalami gangguan penglihatan
Tunarungu yaitu anak yang mengalami gangguan pendengaran
Tunadaksa yaitu anak yang mengalami kelainan angota tubuh/gerakan
Anak berbakat yaitu anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan
luar biasa (di atas normal)
Anak tunagrahita yaitu anak yang mengalami retardasi mental
Anak lamban belajar yaitu anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
di bawah normal
Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik terutama baca tulis
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-11
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Anak yang mengalami gangguan komunikasi ; kelainan suara, artikulasi
(pengucapan), atau kelancaran bicara.
Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Rangkuman
Perubahan konsep anak cacat menjadi anak berkebutuhan khusus adalah konsekuensi dari perubahan-perubahan: pengakuan dan penghargaan akan adanya “keragaman” pada
potensi dan kemampuan anak, sehingga perlu “membawa kembali” anak cacat ke dalam masyarakat
mengupayakan pendekatan yang lebih humanis, dimana sebelumnya anak berkebutuhan khusus dipisahkan atau disegregasikan dari kehidupan masyarakat karena “perbedaan” yang dimiliki.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang terdapat memilki perkembangan yang secara signifikan menyimpang dari perkembangan normal. Rentangan anak-anak dengan perkembangan menyimpang ditemukan dalam tiga kategori ( Impairment, Handicapped dan Disability ), mulai dari anak-anak yang kekurangan gizi, tenaga kerja anak dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemiskinan serta kehidupan ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas, pendengaran, bicara dan bahasa, penglihatan, kemampuan intelektual dan masalah emosi, serta kombinasi dari berbagai gangguan tersebut.
Anak berkebutuhan khusus temporer adalah: anak yang mengalami hambatan sementara/ tidak tetap seperti : trauma akibat bencana atau kerusuhan, kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar , atau tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar,
Anak Berkebutuhan Khusus permanen adalah: anak yang mengalami hambatan tetap seperti akibat dari kecacatan tertentu (anak penyandang cacat) yang dapat dikategorikan anak yang mengalami hambatan penglihatan, hambatan pendengaran ,hambatan kecerdasan, hambatan fisik, emosional,social dan atau dikarenakan kecelakaan sejak dan sesudah lahir sehingga mengalami kecacatan.
5. Tiga kategori anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus; (1) anak-anak yang terdaftar di Sekolah dasar (SD) tapi tidak
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-12
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
mengalami kemajuan yang memadai; (2) anak-anak yang tidak terdaftar di SD tetapi sebenarnya dapat
didaftarkan di sekolah dasar yang lebih responsive; dan (3) kelompok anak yang relatif sedikit yaitu mereka yang mengalami
gangguan fisik, dan mental yang berat atau yang mengalami kombinasi dari gangguan tersebut (kelainan ganda) yang membutuhkan pendidikan khusus yang kompleks.
Soal Formatif 1
1. Jelaskan bahwa pengakuan akan adanya keragaman, mempengaruhi
pandangan masyarakat terhadap ABK?
2. Mengapa anak yang memiliki kekurangan disebut sebagaui Anak
Berkebutuhan Khusus ?
3. Sebutkan siapa sajakah ABK yang dapat diterima di sekolah regular ?
4. Jelaskan Anak Berkebutuhan Khusus yang sering dijumpai pada sekolah
regular?
Sub Unit 2Sub Unit 2
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-13
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
PERKEMBANGAN KEPEDULIAN KEPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. Pengantar
Bila Anda mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan di Indonesia,
Anda pasti telah mendengar apa yang dimaksud dengan Pendidikan Inklusif
yang merupakan model pendidikan mutakhir yang digulirkan pemerintah, yang
menunjukkan adanya kepedulian yang besar terhadap ABK. Pendidikan inklusif
merupakan perwujudan demokratisasi bidang pendidikan dengan memberikan
akses seluas-luasnya kepada setiap warga negara, termasuk penyandang
cacat atau mereka yang berkebutuhan khusus. Penekanan pendidikan inklusif
adalah mengikutsertakan ABK untuk belajar bersama-sama dengan anak
normal di sekolah umum dan menjadi bagian dari masyarakat sekolah tersebut,
sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Dengan program Pendidikan
Inklusif, ABK menyatu dalam satu kelas bersama siswa-siswa sekolah reguler
Model pendidikan ini diharapkan sanggup membuka jalan kepada bakat dan
potensi tiap individu, dan mengembangkan kepribadian pembelajar, sehingga
mereka dapat meningkatkan kehidupan mereka dan mengubah masyarakatnya.
Anda sebagai guru dan calon guru juga harus memahami bahwa
perkembangan sejarah menunjukkan selama berabad-abad di semua negara di
dunia, individu yang berbeda dari kebanyakan individu lainya selalu ditolak
kehadirannya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan
bahwa anggota kelompok yang terlalu lemah ( Anak Berkebutuhan Khusus )
tidak mungkin dapat berkontribusi terhadap kelompoknya. Mereka yang
berbeda karena menyandang kecacatan, disingkirkan, tidak memperoleh
sentuhan kasih sayang dan kontak sosial yang bermakna. Keberadaan Anak
Berkebutuhan Khusus tidak diakui oleh masyarakatnya. Pada Sub-unit ini Anda
akan diajak untuk menoleh kebelakang melihat bagaimana perkembangan
kepedulian masyarakat terhadap ABK.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-14
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Sub Unit 2 ini akan membantu Anda mencapai indikator:
Menjelaskan perkembangan kepedulian terhadap ABK
2. Kepedulian Masyarakat pada Masa Peradaban Kuno.
Perlakuan terhadap penyandang cacat tidak banyak diketahui sebelum
kebudayaan Mesir, tetapi satu penelitian arkeologis menunjukkan bahwa
penyandang cacat dapat menduduki posisi terhormat dalam sukunya
(Solecki,1971,dalam Dr.Sunardi,M.Sc). Pada masyarakat timur, meskipun
filsafat dan kepercayaan yang berlaku mengajarkan mereka untuk menghargai
sesama, dalam prakteknya, ajaran ini tidak berlaku bagi penyandang cacat
( Lynch dan Lewis,1988 dalam Dr.Sunardi,M.Sc). Pendapat lain bahwa
masyarakat Mesir Kuno mengganggap tabu untuk membunuh bayi, tetapi bayi
yang lahir cacat ternyata dibunuh.
Masyarakat Babilonia menerapkan hukum hamurabi pada tahun 2.500 SM
yang melindungi wanita dan anak-anak, tetapi tidak ada petunjuk bahwa
penyandang cacat termasuk didalamnya. Agama-agama besar di dunia muncul
pertama kali pada masyarakat timur, seperti Kong Hu Tju ( 551-479 SM), Budha
(563-483 SM), Kristen (0-33 M), dan Islam (569 -622 M). Ajaran agama-agama
tersebut menganjurkan kepedulian dan kasih sayang bagi umat yang kurang
beruntung. Tetapi dalam prakteknya, kecacatan sering dianggab sebagai akibat
dari dosa. Kecacatan hanya dapat ditangani melalui keyakinan dan iman, dan
jika tidak dapat disembuhkan,penyandang cacat masih dianggab dirasuki roh
jahat dan belum mempunyai iman yang kuat.
Pada masyarakat Yunani kuno, Romawi, dan Sparta yang sangat
mengagungkan kebugaran jasmani, kekuatan, kecerdasan, kegagahan,
kecantikan, dan keberanian. Mendorong masyarakat pada masa itu untuk
membinasakan penyandang cacat, karena dianggap tidak berguna, bahkan
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-15
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
dianggap sebagai kendala dalam pembentukan bangsa yang lebih kuat dan
sempurna (Schreerenberger,1982).
Lebih menyakitkan lagi, di Sparta, ada dewan yang secara khusus bertugas
memeriksa bayi lahir di seluruh negeri, jika ditemukan tanda-tanda kecacatan,
maka bayi tersebut langsung dilemparkan ke jurang yang dalam atau dibiarkan
mati di hutan belantara. Pada masyarakat Yunani dan Romawi juga banyak
ditemukan orang buta, karena pembutaan ternyata merupakan salah satu
hukuman bagi nara pidana.
Di Athena, mulai ada perhatian kepada para penyandang cacad, yang
diberlakukan oleh tokoh pembaharu, Solon, yang hidup antara 639-559 SM.
Pada masa itu sudah ada pelayanan khusus, mekipun pelayanan yang
diberikan terbatas pada pemberian makanan, pakaian, dan tempat tinggal
( Lynch dan Lewis,1988 dalam Sunardi ). Sistem ini mula-mula disediakan bagi
para prajurit yang cacat karena perang, tetapi kemudian jangkauannya
diperluas bagi penyandang cacat lain, termasuk anak-anak.
3. Kepedulian Masyarakat pada Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan bagi penyandang cacat merupakan abad yang
sangat menyedihkan, meskipun hak untuk hidup sudah diakui oleh masyarakat.
Banyak penyandang cacat yang menjadi peminta-minta atau pengamen, baik
secara perorangan maupun secara berkelompok.Banyak di antara mereka yang
sebenarnya pemusik yang hebat, tetapi profesi mereka lebih disebabkan oleh
kecacatannya dari pada bakat musiknya ( Lowenfeld,1975 ). Masa yang paling
menyedihkan bagi penyandang cacat adalah masa Reformasi yang lebih
menekankan pada peran agama dan ilmu gaib (Kanner,1964). Lambatnya
reaksi penyandang cacat mental, kejangnya penderita epilepsi, atau diamnya
penyandang tuna wicara dianggap sebagai tanda kesurupan roh halus. Mereka
dianggap tidak berhak menikmati kesejahteraan seperti halnya manusia normal.
Pada akhir abad pertengahan, bertolak belakang dengan gambaran diatas,
pada masa ini mulai ada upaya memperbaiki kehidupan para penyandang
cacat (Lowenfeld,1975: Moores,1978).Juan Luis Nives, seorang humanis dan
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-16
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
pembaharu berkebangsaan Spanyol yang hidup antara tahun 1492-1540,
secara persuasif menulis tentang jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
para tuna netra. Pada tahun 1620, juga Spanyol, Juan Bonet menerbitkan buku
pertama tentang pendidikan anak tuna rungu. Pada waktu yang hampir
bersamaan, George Philip Harsdofler (Jerman) dan Fransesco lane –Terri
(Italia) mengembangkan cara membuat huruf sehingga dapat dibaca oleh para
tuna netra, yaitu dengan menggunakan lilin atau mengganti alfabet dengan titik
dan sudut.
4. Rintisan Pendidikan Luar Biasa.
Perluasan bentuk perhatian dan pelayanan bagi penyandang cacat, mulai
menampakkan perkembangan sejak abad XVI, meskipun pendidikan formal
bagi anak luar biasa baru muncul pertama kali pada abad XVIII ( Irvine,1988
dalam Sunardi ). Layanan pendidikan pada saat itu sudah pula diberikan untuk
setiap kecacatan, seperti pendidikan khusus bagi anak tunarungu, pendidikan
bagi anak tunanetra, pendidikan bagi anak tuna grahita, pendidikan bagi anak
tunadaksa, dan pendidikan bagi anak tunalaras yang kesemuanya ini system
pelayanan masih segregasi atau dalam istilah sekarang disebut dengan
pendidikan khusus.
Sama seperti halnya di banyak negara lain, di Indonesia, pendidikan luar
biasa juga mendapat perhatian serius dan dipandang sangat penting dalam
rangka memenuhi hak pendidikan bagi semua. Perkembangan pendidikan luar
biasa dimulai pada masa sebelum kemerdekaan. Pendidikan Luar Biasa
pertama kali dibuka pada tahun 1901 dengan dibukanya satu lembaga untuk
penyandang tunanetra di Bandung. Layanan yang diberikan kepada
penyandang tuna netra baik untuk anak-anak maupun dewasa adalah
penampungan dan latihan kerja dalam bentuk sheltered workshop. Modal
utama dalam pendirian Yayasan tersebut berasal dari keluarga Belanda
( Sunardi:1977 dalam Wahyu Sri Ambar Arum ).
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1927, juga di kota Bandung telah
pula dibuka sekolah bagi anak tunagrahita. Pendiri sekolah ini adalah Verniging
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-17
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Bijzonder Onderwijs dengan promotornya bernama adalah tuan Folker,
sehingga sekolah ini dinamakan Folker School. Seiring dengan perkembangan
jaman, pada tahun 1942, nama sekolah ini diganti menjadi Perkumpulan
Pengajaran Luar Biasa. Kota Bandung banyak memberikan kontribusi bagi
PLB di Indonesia. Sekolah bagi anak tunarungu- wicara yang pertama juga
dibuka di Bandung pada tahun 1930 ( Sunardi:1977 dalam Wahyu Sri Ambar
Arum ).
Pendidikan bagi anak tunalaras memang jarang ditemukan.Kategori
gangguan emosi atau gangguan prilaku sendiri baru dikenal pada akhir abad
XIX, itupun oleh ilmu kedokteran jiwa yang dianggap sebagai bagian dari
gangguan mental. Pada akhir abad XIX, beberapa sekolah umum mulai
mengembangkan program bagi anak tuna laras, misalnya di New Haven pada
tahun 1930 an, dan pada awalnya sekolah menolak tanggung jawab atas
pendidikan anak-anak ini. Tetapi dengan berkembangnya ilmu kedokteran jiwa
sebagai cabang ilmu tersendiri, dunia pendidikan mulai mengembangkan
program intervensi bagi anak tuna laras berdasarkan hasil diagnosa dan
rekomendasi psikiatris.
Sama halnya yang terjadi dengan tuna laras, layanan pendidikan khusus
bagi anak tuna daksa memang termasuk langka. Salah satu sebabnya adalah
bahwa anak-anak tuna daksa sebenarnya tidak memerlukan layanan
pendidikan tersendiri, yang diperlukan adalah layanan kesehatan atau bantuan
mobilitas. Ada beberapa sekolah yang membuka kelas khusus bagi anak tuna
daksa seperti di Chicago pada tahun 1899, di Providence pada tahun 1908, dan
di Baltimore pada tahun 1909. Di Indonesia sekolah bagi anak tuna daksa di
Yayasan Penderita Anak Cacat (YPAC).J ika sekarang ada sekolah khusus,
sekolah-sekolah ini hanya menampung anak-anak yang menyandang tuna
ganda yang tidak mungkin sama sekali berada di sekolah biasa, seperti anak-
anak CP (Celebral Palsy).
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-18
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
5. Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan terkini dari sistem layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang secara formal, yang
menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap ABK. Dalam Undang
Undang Dasar 1945 menjamin bahwa keberadaan anak berkelainan dan anak
berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia untuk mendapatkan kesamaan hak
dalam berbicara, berpendapat, memperoleh pendidikan, kesejahteraan dan
kesehatan, selanjutnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam
penyediaan pendidikan bagi anak berkelainan. Pada penjelasan pasal 15
tentang pendidikan khusus disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan
pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang
memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau
berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah.
Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik bersama-sama anak
lainnya (normal) di sekolah reguler, untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat
terdapat anak normal dan anak berkelainan (berkelainan) yang tidak dapat
dipisahkan sebagai suatu komunitas. Selama ini, pendidikan bagi anak
berkelainan disediakan dalam tiga macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah
Berkelainan (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan
Terpadu. SLB, sebagai lembaga pendidikan khusus tertua, menampung anak
dengan jenis kelainan yang sama, sehingga ada SLB Tunanetra, SLB
Tunarungu, SLB Tunagrahita, SLB Tunadaksa, SLB Tunalaras, dan SLB
Tunaganda.
Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga merupakan perwujutan dari
Deklarasi Bandung yang dicetuskan pada Lokakarya Nasional tentang
Pendidikan Inklusif yang diselenggarakan di Bandung, Indonesia tanggal 8-14
Agustus 2004, yang isinya (1) menjamin setiap ABK mendapatkan kesamaan
akses dalam segala aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan, (2)
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-19
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
menjamin setiap ABK mendapatkan perlakuan yang manusiawi, pendidikan
yang bermutu dan sesuai dengan potensi dan tuntutan masyarakat, tanpa
perlakuan, (3) menyelenggarakan pendidikan inklusif yang ditunjang kerja sama
yang sinergis dan produktif di antara para stakeholders, terutama pemerintah,
institusi pendidikan, institusi terkait, dunia usaha dan industri, orang tua serta
masyarakat, (4) menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pemenuhan
aABK, (5) menjamin kebebasan ABK untuk berinteraksi dengan siapapun,
kapanpun dan di lingkungan manapun, (6) mempromosikan dan
mensosialisasikan layanan pendidikan inklusif melalui media masa, forum
ilmiah, pendidikan dan pelatihan, dan lainnnya secara berkesinambungan, (7)
menyusun Rencana Aksi (Action Plan) dan pendanaannya untuk pemenuhan
aksesibilitas fisik dan non-fisik, layanan pendidikan yang berkualitas,
kesehatan, rekreasi, kesejahteraan bagi semua anak berkelainan dan anak
berkebutuhan.
Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga diperkuat dengan dikeluarkannya
Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 yang mengharuskan Pemerintah
kabupaten/kota menjamin terselenggaranya pendidikan inklusif, beserta segala
fasilitas dan sumber daya.
RangkumanPerkembangan Kepedulian pada anak berkebutuhan khusus
1. Masa peradaban kuno.
Pada masa itu penyandang cacat memiliki kedudukan yang terhormat dan
kepercayaan yang berlaku mengajarkan mereka untuk menghargai
sesama, dalam prakteknya, ajaran ini tidak berlaku bagi penyandang cacat,
masyarakat Mesir Kuno mengganggap tabu untuk membunuh bayi, tetapi
bayi yang lahir cacat ternyata dibunuh. Ajaran agama menganjurkan
kepedulian dan kasih sayang bagi umat yang kurang beruntung. Tetapi
dalam prakteknya, kecacatan sering dianggap sebagai akibat dari dosa.
Kecacatan hanya dapat ditangani melalui keyakinan dan iman, dan jika
tidak dapat disembuhkan,penyandang cacat masih dianggab dirasuki roh
jahat dan belum mempunyai iman yang kuat.
2. Abad pertengahan.
Pada abad ini penyandang cacat sangat menyedihkan bahwa penyandang
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-20
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
cacat sebagai penghalang, meskipun hak untuk hidup sudah diakui oleh
masyarakat. Pada akhir abad pertengahan, mulai ada upaya memperbaiki
kehidupan para penyandang cacat.
3. Rintisan Pendidikan Luar Biasa.
Pertama kali dibuka pendidikan luar biasa pada tahun 1901 untuk
penyandang tunanetra (SLB. A) di Bandung. Tahun 1927 di buka sekolah
bagi anak tunagrahita (SLB.C) dinamakan Folker School sesuai nama
pendirinya, dan berganti nama pada 1942. Sekolah tunarungu-wicara
( SLB.B ) yang pertama juga dibuka di Bandung pada tahun 1930.
Pendidikan Inklusi Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik
bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang
dimiliki.
Soal Formatif 2
1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus adalah……A. Anak yang menunjukkan ketidakmampuan dalam emosi, social, dan
atau intelektualnyaB. Anak yang berbeda dengan yang lain tanpa menunjukkan pada
ketidakmampuan segi mental,emosi atau fisik dan sosialnya.C. Anak yang memiliki hambatan perkembangan sejak masa pra natal,
karena penyakit keturunan.D. Anak yang bermasalah dengan temannya, sehingga selalu dimusuhi
oleh teman sekelasnya
2. Anak yang memiliki keterbatasan jarak pandang dalam penglihatannya disebut………A. CacatB. Anak Berkebutuhan KhususC. Anak Luar BiasaD. Anak berkelainan
3. Yang termasuk dalam pengertian Anak Berkebutuhan Khusus adalah :A. Anak terdaftar di SD tapi tidak mengalami kemajuan yang memadai.B. Anak yang tidak mampu sekolah, yang ditemukan dalam keluarga
miskinC. Anak kekurangan gizi, tenaga kerja anak yang berhubungan dengan
kemiskinanD. Anak-anak yang cacat merupakan bentuk kecacatan yang didapat
sejak lahir
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-21
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
4. Landasan konsep Special Need Educatioan adalah adanya……….A. Pandangan bahwa ABK adalah juga manusiaB. ABK adalah anak yang termasuk anak berkebutuhan khususC. ABK sama dengan anak cacatD. ABK adalah individu yang memiliki kebutuhan yang berbeda
5. Konsep Special Need Education dan pemikiran bahwa anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, berimplikasi pada perlunya didirikan:A. Sekolah segregasiB. Sekolah Luar BiasaC. Sekolah InklusifD. Sekolah anak berkebutuhan khusus
6. Jika ditemukan anak yang tidak dapat berkonsentrasi sehingga tidak dapat terlayani disekolah, mereka termasuk anak…………..A. Handicape childrensB. Anak Luar BiasaC. Anak berkelainan D. Anak Berkebutuhan Khusus
7. Perubahan konsep dari anak cacat, anak luar biasa menjadi anak berkebutuhan khusus dikarenakan adanya :A. Dipandang sebagai simbol dari sebuah peradaban yang lebih majuB. Perkembangan pemahaman bahwa anak cacad memiliki kebutuhan
khusus dalam pendidikanC. Pemahaman dan pengetahuan yang radikal bahwa anak-anak
cacad memerlukan perlakukan istimewa dan khususD. Kehidupan orang memiliki hak atas berkembangnya pemahaman
dan pengetahuan khusus tentang anak cacad.
8. Anak jalanan,korban tracking, anak korban HIV mereka tergolong anak yang……..A. Memiliki kebebasanB. Memiliki kebersamaanC. Memiliki kebutuhan khususD. Memiliki hak atas kebebasan
Jawaban Soal Formatif 1 :
1. Manusia dipandang sebagai individual differences sehingga kecacatan atau
unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau keragaman manusia.
Manusia diciptakan Tuhan memiliki perbedaan baik fisik,emosi,social dan
intelektual yang holistik saling keterikatan satu sama lainnya.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-22
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
2. Dikatakan Anak Berkebutuhan Khusus , mereka yang memiliki keterbatasan
/ hambatan baik dalam perkembangan sosial, intelektual, emosional dan
phisiknya sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.
3. Anak Berkebutuhan Khusus yang diterima di sekolah regular adalah mereka
yang terdaftar disekolah tetapi tidak mengalami kemajuan yang memadai.
4. Anak Berkebutuhan Khusus yang sering dijumpai di sekolah regular mereka
yang memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, kecerdasan, phisik,
emosional/tingkah laku, mental yang berat ( korban pelecehan sexual,
korban bencana,dll)
Jawaban soal Formatif 2
1.1. BB2.2. BB3.3. AA4.4. DD5.5. CC6.6. BB7.7. BB8.8. CC
Referensi:
Alimim, Zaenal (2004), Reorientasi Pemahaman Konsep Special Education Ke Special Needs Education dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan dan kurikulum LPTK. Jurnal Asesmen dan Interpensi Anak berkebutuhan Khusus. Vol.3-2, 172-181.
Berit H.Johnsen dan Skjorten D.Miriam . (2004),Education-Special Need Education An Introduction “ Pendidikan Kebutuhan Khusus” Sebuah Pengantar,Program Pascasarjana Universitas Pandidikan Indonesia,Unipub forlag Devisi Internasional Jurusan Pendidikan Kebutuhan Khusus Fakultas Pendidikan Universitas Oslo Norwegya
Dapa,A ,Duyo,Usman, Marentek (2007 ) Manajemen Pendidikan Inklusif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Diektorat Ketenagaan, Jakarta
Sunardi ( 1996 ), Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Jakarta
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-23
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
Suparno ( 2007 ), Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Bahan Ajar Cetak, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Wahyu Sri Ambar Arum ( 2005 ), Perspektif Pendidikan Luar Biasa Dan Implementasinya Bagi Penyiapan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Jakarta.
Glosarium
Holistik : satu kesatuan yang harmonis dari factor-faktor social, emosional,intelektual dan fisik anak berkebutuhan khusus.
Permanen : Istilah /konsep ABK pada kondisi tetap tidak berubah kondisi kecacatannya biarpun dilakukan bantuan /layanan.
Temporer : Istilah /konsep ABK pada kondisi dapat berubah hanya sementara hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus.
Children with special needs : Istilah ini yang memiliki makna yang lebih luas dipandang dari sudut yang lebih humanis,holistic,perbedaan individu dan kebutuhan anak.
Exceptional Children : konsep anak luar biasa yang digunakan dalam istilah anak cacat pada umumnya.
Individual differences : manusia dipandang sebagai makhluk bhineka karena kecacatan atau unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau keragaman manusia.
Impairment, handicapped,disability: istilah ini dipakai untuk menyatukan persepsi istilah anak berkebutuhan khusus mulai dari yang kekurangan gizi,tenaga kerja anak dan factor-faktor lain yang berhubungan dengan
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-24
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2
kemiskinan serta kehidupan ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas,pendengaran, bicara dan bahasa,penglihatan,kemampuan intelektual dan masalah emosi,serta kombinasi dari berbagai gangguan.
Sheltered workshop : penampungan dan pelatihan kerja bagi penyandang tuna netra di masa tahun 1901 di Bandung.
Verniging Bijzonder Onderwijs : nama tokoh pendiri SLB.C (tunagrahita) dengan kebangsaan Belanda di tahun 1927 di Bandung.
Folker Scholl : Nama sekolah untuk anak tunagrahita(SLB.C) di Bandung nama itu diambil dari tokoh promotor bapak Folker didirikan tahun 1927.
Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-25