unit 1 konsep dasar abk kirim (1)

35

Click here to load reader

Upload: stelanataliamulia

Post on 09-Aug-2015

154 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Unit 1Unit 1

HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kustiatun Widianingsih Endang Poerwanti

Pendahuluan

Perkuliahan pada unit ini membahas tentang

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang

didalamnya akan secara rinci membahas

rangkuman materi yang telah ada pada buku

yang pertama, di ditambah dengan pemberian

pengayaan yang berupa berbagai contoh dan

ilustrasi dari konsep yang ada pada bahan ajar

yang telah ada tentang Anak Berkebutuhan

Khusus, yang relevan dengan bahan ajar cetak

yang dikembangkan konsorsium. Pada Unit 1.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-1

Kemampuan yang diharapkan setelah Anda menyelesaikan Unit 1 ini adalah sebagai berikut.

Menjelaskan pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Menjelaskan perkembangan kepedulian bagi ABK: kepedulian

masyarakat pada masa peradaban kuno, kepedulian

masyarakat pada abad pertengahan dan rintisan pendidikan

luar biasa.

Page 2: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Pada Buku I yaitu Buku pendidikan ABK yang telah disusun oleh Konsorsium

PGSD, yang telah Anda pelajari, sudah membahas tentang hakikat Anak

Berkebutuhan Khusus. Pada Unit 1 Buku II ini pembahasan juga tidak banyak

berbeda, namun pembahasan akan lebih ditekankan untuk melihat bagaimana

sejarah perkembangan kepedulian pada anak berkebutuhan khusus dari waktu

ke waktu. Secara terperinci perbedaan bahasan antara i Buku I dengan Buku II

dapat Anda cermati pada matrik 1. Karena pembahasan yang sedikit berbeda

tersebut, maka kompetensi yang dicapai dalam unit ini, adalah sebagai berikut.

Matrik1. Perkembangan buku 1 ke buku 2 pada unit ini adalah:

BUKU I BUKU II

Subunit 1.

Pengertian Anak

Berkebutuhan Khusus

1. Perbedaan interindividual

2. Perbedaan intraindividual

Dalam konsep pemahaman Anak

Berkebutuhan Khusus beberapa

terminologi yaitu : Impairment,

disability, handicaped.

Dari berbagai pemahaman di

atas, bahwa Anak Berkebutuhan

Khusus adalah anak yang

memiliki perbedaan-perbedaan

baik perbedaan interindividual

maupun intraindividual yang

signifikan, dan mengalami

kesulitan dan berinteraksi

dengan lingkunan sehingga

mengembangkan potensinya

dibutuhkan pendidikan dan

pengajaran khusus.

Subunit 1

Pengertian konsep dasar Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK)

1. ABK Permanen

2. ABK Temporer

Pemahaman konsep ABK sejalan dengan

dinamika kehidupan masyarakat melihat

perkembangan saat ini penyandang cacat

dari sudut pandang yang lebih bersifat

humanis, holistik, perbedaan individu

dan kebutuhan anak menjadi pusat

perhatian dan tidak lagi didasarkan atas

label kecacatan.

Dari kategori anak yang memiliki

keterbatasan temporer dan permanen

lebih lanjut dikategorikan menjadi :

1. Anak-anak yang terdaftar di SD tapi

tidak mengalami kemajuan memadai.

2. Anak-anak yang tidak terdaftar di SD

tetapi sebenarnya dapat didaftarkan di

SD yang lebih responsive

3. Anak yang mengalami gangguan fisik

dan mental yang membutuhkan

pendidikan khusus yang kompleks.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-2

Page 3: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Subunit 2 :

Jenis-jenis Anak

Berkebutuhan Khusus

Subunit 3 :

Faktor Penyebab Kelainan

Subunit 4 :

Hak-hak yang dimiliki Anak

Berkebutuhan Khusus

Subunit 2 :

1. Perkembangan Kepedulian bagi ABK:

kepedulian masyarakat pada masa

peradaban kuno, kepedulian

masyarakat pada abad pertengahan

dan rintisan pendidikan luar biasa.

2. Pembahasan jenis-jenis ,klasifikasi dan

karakteristik Anak Berkebutuhan

Khusus akan dibahas pada Unit 2.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-3

Page 4: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Sub Unit 1Sub Unit 1KONSEP DASAR

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Pengantar

Standar kompetensi guru kelas Sekolah Dasar Lulusan S1- PGSD yang

ditetapkan Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Tahun

2006. yang disempurnakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 16 tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi

Guru, dijabarkan dalam 9 kompetensi. Kompetensi dan keterampilan yang

dipersyaratkan tersebut, kesemuanya disiapkan untuk menjadi guru ,

mengelola pembelajaran dan mendidik anak-anak dalam klasifikasi anak yang

memiliki keterbatasan. Dalam kenyataan, tidak semua anak yang bersekolah di

SD/MI adalah anak yang memiliki kemampuan lebih, tetapi banyak sekali anak

anak yang kurang beruntung karena mempunyai kekurangan, kecacatan,

kekurangmampuan atau hal lain yang membuat dia membutuhkan pelayanan

khusus dalam pendidikan, atau lebih sering disebut dengan Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus pada awalnya lebih dikenal dengan

istilah anak cacat, anak berkelainan atau anak luar biasa. Anak luar biasa

didefinisikan sebagai anak yang menyimpang dari kriteria normal secara

signifikan, baik dari aspek fisik, psikis, emosi dan sosial sehingga untuk

mengembangkan potensinya diperlukan adanya layanan pendidikan khusus.

Anda sebagai guru ataupun calon guru SD, untuk dapat mengenali dan

melayani berbagai variasi kemampuan anak dan juga kelainan yang dimiliki

siswa, tentu saja perlu memahami apa dan siapa yang disebut sebagai Anak

Berkebutuhan Khusus tersebut.

Sub Unit 1 ini akan membantu Anda mencapai indikator:

Menjelaskan pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-4

Page 5: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

2. Pengertian ABK

Ketidaktahuan orang tua dan masyarakat pada

masa lalu, mengenai hakikat dan penyebab kecacatan

dapat menimbulkan rasa takut, sehingga berkembang

macam-macam kepercayaan dan tahayul, misalnya

seorang ibu yang melahirkan anak penyandang cacat

merupakan hukuman baginya atas dosa-dosa nenek

moyangnya. Oleh sebab itu di masa lampau anak-anak

penyandang cacat seringkali secara sengaja disembunyikan oleh orang tuanya.

Hal ini disebabkan karena memiliki

anak yang cacat merupakan aib

keluarga. Peradaban manusia terus

berkembang, pemahaman dan

pengetahuan baru mengajarkan

kepada manusia bahwa setiap orang

memiliki hak yang sama untuk hidup.

Pandangan seperti inilah yang

menyelamatkan kehidupan anak-

anak penyandang cacat.

Pandangan masyarakat dan orang tua yang menganggap bahwa memelihara

dan membesarkan anak merupakan investasi agar kelak anak dapat membalas

jasa orang tuanya, menjadi tidak dominan.

Secara ringkas Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami

pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara

fisik, psikis, emosi dan perilaku, sehingga dalam mengembangkan potensinya

memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus. Dalam memahami pengertian

Anak Berkebutuhan Khusus mungkin Anda akan menjumpai beberapa istilah

yaitu kelainan, kecacatan, dan hambatan. Pengertian dari istilah tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.1 Kelainan adalah ketidaknormalan fungsi sistem organ, biasanya mengacu

pada keadaan medis /organik, misalnya ; keterbatasan jarak pandang

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-5

Menyelamatkan hidup anak-anak penyandang cacat menjadi penting

karena dipandang sebagai simbol dari sebuah

peradaban yang lebih maju dari suatu bangsa,

bahwa penyandang cacat membutuhkan bantuan ekstra (Miriam, 2001).

Page 6: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

(myopic), gangguan jantung, cerebral palsy ( gangguan pada syaraf otak

sehingga otot layu) gangguan pendengaran dan sebagainya.

2.2 Kecacatan adalah merupakan konsekuensi fungsional dari kelainan yang

dimiliki. Seorang anak yang mempunyai spinabifida ( punggung dengan

keadaan bengkok / bungkuk (bahasa jawa) ) , sehingga tidak dapat

berjalan tanpa tongkat penopang, berarti anak ini memiliki kecacatan.

Namun, anak yang memiliki jarak pandang yang diberikan kacamata

sehingga dapat melihat dengan baik lagi, maka anak tersebut memiliki

kelainan tapi bukan kecacatan.

2.3 Hambatan adalah konsekuensi sosial atau lingkungan akibat kecacatan.

Banyak orang dengan kecacatan tidak harus merasa mempunyai

hambatan. Masyarakat yang justru sering membuat hambatan bagi

mereka, misalnya karena penolakan, diskriminasi, prasangka serta

berbagai akses fisik yang membatasi mereka untuk membuat keputusan

dan melakukan pilihan yang mempengaruhi hidupnya. Sebagai contoh

jika anak yang berkursi roda tidak dapat memasuki komunitas sekolah, dia

memiliki hambatan dalam memanfaatkan sarana sekolah. Ketika sekolah

dapat diakses oleh pengguna kursi roda, maka hambatan ini hilang.

Perlu ada pemahaman pada Anda

bahwa dalam paradigma lama istilah anak

berkelainan, kecacatan, dan hambatan

adalah cara pandang dalam melihat

dengan kacamata kekurangan

kekurangan yang dimiliki seseorang,

sedang istilah Anak Berkebutuhan Khusus

adalah konsep pada paradigma baru yang

lebih menekankan pada bagaimana

memahami, melayani dan meminimalkan

akibat dari kekurangan yang dimiliki.

Guru perlu mengenal anak dengan

kebutuhan khusus dari kelompok anak pada umumnya, karena mereka

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-6

ABK : anak yang secara signifikan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara fisik, psikis, emosi dan perilaku, sehingga dalam mengem bangkan potensinya memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus.

Page 7: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

memerlukan pelayanan pendidikan yang bersifat khusus. Pelayanan tersebut

dapat berbentuk pertolongan medik, latihan-latihan therapeutic, maupun

program pendidikan khusus, yang bertujuan untuk membantu mengurangi

keterbatasannya dalam hidup bermasyarakat.

Untuk memperdalam kajian saudara dalam unit ini, saudara juga diminta

untuk mengerjakan latihan-latihan yang disediakan. Dengan demikian usai

mengikuti kajian ini, saudara akan memiliki pengetahuan dalam memahami

konsep-konsep terkini dan keberadaan anak berkebutuhan khusus

2. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus

Sub unit ini akan memberikan tambahan pemahaman kepada Anda untuk

mengkaji konsep lebih mendalam, setelah Anda memahami buku I yaitu Buku

pendidikan ABK yang telah disusun oleh Konsorsium PGSD, tentang definisi

konsep dasar anak berkebutuhan khusus. Untuk itu saudara diharapkan dapat

mencermati uraian dan ilustrasi yang ada pada buku ini.

Beberapa dekade yang lalu Indonesia

telah mengalami banyak perubahan dalam

pendidikan bagi anak penyandang cacat.

Perubahan-perubahan ini termasuk dalam

kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi,

penggunaan-penggunaan konsep dan istilah penyandang cacat. Konsekuensi

yang paling penting dari perubahan-perubahan ini adalah pengakuan dan

penghargaan akan adanya “keragaman”.Dalam arti kata “membawa kembali”

anak berkebutuhan khusus ke dalam masyarakat, mengupayakan ABK yang

sebelumnya dipisahkan atau disegregasikan oleh mayoritas masyarakat karena

mereka berbeda. Diantara yang telah dipisahkan tersebut kita temukan anak-

anak yang mempunyai hambatan belajar, kesulitan belajar, dan perkembangan,

yang sebenarnya mereka juga memiliki potensi untuk berprestasi, dengan

pemberian pendidikan khusus, potensi anak-anak tersebut diharapkan dapat

dioptimalkan perkembangannya.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-7

Perubahan adanya pengakuan dan

penghargaan akan adanya keragaman

Page 8: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Dalam pernyataan Salamanca “ Hak semua anak, termasuk mereka yang

berkebutuhan temporer dan permanen untuk memperoleh penyesuaian

pendidikan agar dapat mengikuti sekolah” ( The Salamanca Statement, 1994 ).

Definisi Anak Berkebutuhan Khusus memberi pemahaman baru yang tidak

lepas dari konserium pada unit 1 bahwa: istilah anak berkebutuhan khusus

dapat kita kategorikan dengan istilah anak yang memiliki berkebutuhan

temporer dan permanen dikarenakan (Miriam, 2001)

Kondisi sosial emosional, dan / atau

Kondisi ekonomi , dan/ atau

Kondisi politik, dan/ atau

Kecacatan yang didapat pada awal kehidupannya atau kemudian.

Istilah anak berkebutuhan khusus temporer dan permanen dikarenakan

adanya perkembangan venomena pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

memiliki hak memperoleh pendidikan yang layak dapat bersekolah di sekolah

khusus maupun sekolah regular yang dikategorikan sekolah inklusif.

Anak berkebutuhan khusus temporer :

Konsep anak berkebutuhan khusus jenis temporer adalah anak yang

mengalami hambatan sementara/ tidak tetap seperti : trauma akibat bencana

alam atau kerusuhan, anak yang mengalami kesulitan konsentrasi karena

sering diperlakukan dengan kasar, atau anak yang tidak bisa membaca karena

kekeliruan guru mengajar.

Anak Berkebutuhan Khusus permanen :

Adapun konsep anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah

anak yang akibat dari perkembangan yang secara permanen memerlukan

perhatian dan pelayanan khusus. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah anak

yang mengalami hambatan penglihatan, hambatan pendengaran ,hambatan

kecerdasan, hambatan fisik, emosional, sosial dan atau dikarenakan

kecelakaan sejak di dalam kandungan maupun setelah lahir sehingga

mengalami kecacatan.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-8

Page 9: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Konsep Anak Berkebutuhan Khusus permanen dan temporer memberikan

paradigma baru bagi para penyelenggara pendidikan dan pelayanan bagi anak

berkebutuhan khusus.

Pandangan konsep ABK(children with special needs) memiliki makna yang

lebih luas dari konsep anak luar biasa (exceptional children). Konsep dan

pemahaman terhadap pendidikan anak penyandang cacat terus berkembang,

sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat. Pemikiran yang berkembang

saat ini, melihat persoalan pendidikan anak penyandang cacat dari sudut

pandang yang lebih bersifat humanis, holistik, perbedaan individu dan

kebutuhan anak menjadi pusat perhatian. Dengan demikian layanan pendidikan

tidak lagi didasarkan atas label kecacatan dan atau ketidakmampuan anak,

akan tetapi didasarkan pada hambatan belajar yang dialami dan kebutuhan

setiap individu anak untuk dapat mencapai perkembangan optimal.

Oleh karena itu layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus tidak harus

di sekolah khusus, tetapi bisa dilayani di sekolah regular (sekolah Inklusif)

terdekat dimana anak itu berada. Cara berpikir seperti ini dilandasi oleh konsep

special needs education, yang antara lain melatarbelakangi munculnya

gagasan pendidikan inklusif (UNESCO, 1994).

Dalam konsep special needs education, sangat dihindari penggunaan label

kecacatan, akan tetapi lebih menonjolkan anak sebagai individu yang memiliki

kebutuhan yang berbeda-beda. Sejalan dengan perubahan cara berpikir seperti

digambarkan di atas, maka Anak Luar Biasa (Exceptional Children) tidak lagi

dipandang dari kategori kecacatannya akan tetapi harus dilihat dari hambatan

belajar yang dialami dan kebutuhan-kebutuhan akan layanan pendidikannya.

Oleh karena itu anak luar biasa menjadi bagian dari Anak Berkebutuhan

Khusus (Children with Special Needs). Dengan kata lain Anak berkebutuhan

khusus bukan pengganti istilah anak luar biasa.

Pendapat lain bahwa Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak

dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa

selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-9

Page 10: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

termasuk kedalam Anak Berkebtuhan Khusus antara lain: tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak

berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak

berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena

karakteristik dan hambatan yang dimilki, Anak Berkebutuhan Khusus

memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan

kemampuan dan potensi mereka,

Pada saat ini manusia dipandang sebagai makhluk bhineka ( individual

differences ) kecacatan atau unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau

keragaman manusia. Dengan pandangan semacam itu perbedaan anak

kedalam kelompok normal dan berkelainan menjadi tidak relevan lagi.

Sementara pada kalangan tertentu khususnya guru dan orang tua anak

lebih suka menggunakan istilah”anak-anak yang mengalami hambatan ‘ dan

anak luar biasa. Kedua istilah tersebut bila dicermati secara seksama juga

masih belum mampu menggambarkan karakteristik anak, tetapi lebih

menekankan pada nilai psikososial.

Lynch,(1994), menyatakan bahwa anak berkebutuhan pendidikan khusus

adalah semua anak yang mengalami gangguan fisik,mental, atau emosi atau

kombinasi dari gangguan –gangguan tersebut sehingga mereka membutuhkan

pendidikan secara khusus dengan guru dan sistem/lembaga khusus baik

secara permanen maupun secara temporal.

Dari berbagai pembahasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang terdapat rentangan anak-

anak yang ditemukan dalam ketiga kategori ( Impairment, Handicapped dan

Disability ), mulai dari anak-anak yang kekurangan gizi,tenaga kerja anak dan

faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemiskinan serta kehidupan

ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas,

pendengaran, bicara dan bahasa, penglihatan, kemampuan intelektual dan

masalah emosi, serta kombinasi dari berbagai gangguan tersebut.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-10

Page 11: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Dari batasan anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan

temporer dan permanen dikaitkan dengan aspek kebutuhan pendidikannya,

sehingga dalam pemahaman lebih lanjut dikemukakan tiga kategori anak-anak

berkebutuhan pendidikan khusus; (1) anak-anak yang terdaftar di Sekolah

dasar (SD) tapi tidak mengalami kemajuan yang memadai; (2) anak-anak yang

tidak terdaftar di SD tetapi sebenarnya dapat didaftarkan di sekolah dasar yang

lebih responsive; dan (3) kelompok anak yang relatif sedikit yaitu mereka yang

mengalami gangguan fisik, dan mental yang berat atau yang mengalami

kombinasi dari gangguan tersebut ( kelainan ganda) yang membutuhkan

pendidikan khusus yang kompleks.

LATIHAN

Cobalah Anda, identifikasi ABK yang ada dilingkungan Anda dan analisislah apakah tergolong pada ABK yang permanen atau temporer, Diskusikan dengan teman Anda!

Pada Unit selanjutnya akan dibahas tentang jenis-jenis ABK secara lebih

terperinci. Tanpa bermaksud mengemukakan adanya perbedaan, dengan

adanya bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, khusus untuk

keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan

dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling

sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler yaitu :

Tunanetra yaitu anak yang mengalami gangguan penglihatan

Tunarungu yaitu anak yang mengalami gangguan pendengaran

Tunadaksa yaitu anak yang mengalami kelainan angota tubuh/gerakan

Anak berbakat yaitu anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa (di atas normal)

Anak tunagrahita yaitu anak yang mengalami retardasi mental

Anak lamban belajar yaitu anak yang memiliki potensi intelektual sedikit

di bawah normal

Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik terutama baca tulis

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-11

Page 12: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Anak yang mengalami gangguan komunikasi ; kelainan suara, artikulasi

(pengucapan), atau kelancaran bicara.

Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.

Rangkuman

Perubahan konsep anak cacat menjadi anak berkebutuhan khusus adalah konsekuensi dari perubahan-perubahan: pengakuan dan penghargaan akan adanya “keragaman” pada

potensi dan kemampuan anak, sehingga perlu “membawa kembali” anak cacat ke dalam masyarakat

mengupayakan pendekatan yang lebih humanis, dimana sebelumnya anak berkebutuhan khusus dipisahkan atau disegregasikan dari kehidupan masyarakat karena “perbedaan” yang dimiliki.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang terdapat memilki perkembangan yang secara signifikan menyimpang dari perkembangan normal. Rentangan anak-anak dengan perkembangan menyimpang ditemukan dalam tiga kategori ( Impairment, Handicapped dan Disability ), mulai dari anak-anak yang kekurangan gizi, tenaga kerja anak dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemiskinan serta kehidupan ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas, pendengaran, bicara dan bahasa, penglihatan, kemampuan intelektual dan masalah emosi, serta kombinasi dari berbagai gangguan tersebut.

Anak berkebutuhan khusus temporer adalah: anak yang mengalami hambatan sementara/ tidak tetap seperti : trauma akibat bencana atau kerusuhan, kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar , atau tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar,

Anak Berkebutuhan Khusus permanen adalah: anak yang mengalami hambatan tetap seperti akibat dari kecacatan tertentu (anak penyandang cacat) yang dapat dikategorikan anak yang mengalami hambatan penglihatan, hambatan pendengaran ,hambatan kecerdasan, hambatan fisik, emosional,social dan atau dikarenakan kecelakaan sejak dan sesudah lahir sehingga mengalami kecacatan.

5. Tiga kategori anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus; (1) anak-anak yang terdaftar di Sekolah dasar (SD) tapi tidak

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-12

Page 13: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

mengalami kemajuan yang memadai; (2) anak-anak yang tidak terdaftar di SD tetapi sebenarnya dapat

didaftarkan di sekolah dasar yang lebih responsive; dan (3) kelompok anak yang relatif sedikit yaitu mereka yang mengalami

gangguan fisik, dan mental yang berat atau yang mengalami kombinasi dari gangguan tersebut (kelainan ganda) yang membutuhkan pendidikan khusus yang kompleks.

Soal Formatif 1

1. Jelaskan bahwa pengakuan akan adanya keragaman, mempengaruhi

pandangan masyarakat terhadap ABK?

2. Mengapa anak yang memiliki kekurangan disebut sebagaui Anak

Berkebutuhan Khusus ?

3. Sebutkan siapa sajakah ABK yang dapat diterima di sekolah regular ?

4. Jelaskan Anak Berkebutuhan Khusus yang sering dijumpai pada sekolah

regular?

Sub Unit 2Sub Unit 2

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-13

Page 14: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

PERKEMBANGAN KEPEDULIAN KEPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Pengantar

Bila Anda mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan di Indonesia,

Anda pasti telah mendengar apa yang dimaksud dengan Pendidikan Inklusif

yang merupakan model pendidikan mutakhir yang digulirkan pemerintah, yang

menunjukkan adanya kepedulian yang besar terhadap ABK. Pendidikan inklusif

merupakan perwujudan demokratisasi bidang pendidikan dengan memberikan

akses seluas-luasnya kepada setiap warga negara, termasuk penyandang

cacat atau mereka yang berkebutuhan khusus. Penekanan pendidikan inklusif

adalah mengikutsertakan ABK untuk belajar bersama-sama dengan anak

normal di sekolah umum dan menjadi bagian dari masyarakat sekolah tersebut,

sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Dengan program Pendidikan

Inklusif, ABK menyatu dalam satu kelas bersama siswa-siswa sekolah reguler

Model pendidikan ini diharapkan sanggup membuka jalan kepada bakat dan

potensi tiap individu, dan mengembangkan kepribadian pembelajar, sehingga

mereka dapat meningkatkan kehidupan mereka dan mengubah masyarakatnya.

Anda sebagai guru dan calon guru juga harus memahami bahwa

perkembangan sejarah menunjukkan selama berabad-abad di semua negara di

dunia, individu yang berbeda dari kebanyakan individu lainya selalu ditolak

kehadirannya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan

bahwa anggota kelompok yang terlalu lemah ( Anak Berkebutuhan Khusus )

tidak mungkin dapat berkontribusi terhadap kelompoknya. Mereka yang

berbeda karena menyandang kecacatan, disingkirkan, tidak memperoleh

sentuhan kasih sayang dan kontak sosial yang bermakna. Keberadaan Anak

Berkebutuhan Khusus tidak diakui oleh masyarakatnya. Pada Sub-unit ini Anda

akan diajak untuk menoleh kebelakang melihat bagaimana perkembangan

kepedulian masyarakat terhadap ABK.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-14

Page 15: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Sub Unit 2 ini akan membantu Anda mencapai indikator:

Menjelaskan perkembangan kepedulian terhadap ABK

2. Kepedulian Masyarakat pada Masa Peradaban Kuno.

Perlakuan terhadap penyandang cacat tidak banyak diketahui sebelum

kebudayaan Mesir, tetapi satu penelitian arkeologis menunjukkan bahwa

penyandang cacat dapat menduduki posisi terhormat dalam sukunya

(Solecki,1971,dalam Dr.Sunardi,M.Sc). Pada masyarakat timur, meskipun

filsafat dan kepercayaan yang berlaku mengajarkan mereka untuk menghargai

sesama, dalam prakteknya, ajaran ini tidak berlaku bagi penyandang cacat

( Lynch dan Lewis,1988 dalam Dr.Sunardi,M.Sc). Pendapat lain bahwa

masyarakat Mesir Kuno mengganggap tabu untuk membunuh bayi, tetapi bayi

yang lahir cacat ternyata dibunuh.

Masyarakat Babilonia menerapkan hukum hamurabi pada tahun 2.500 SM

yang melindungi wanita dan anak-anak, tetapi tidak ada petunjuk bahwa

penyandang cacat termasuk didalamnya. Agama-agama besar di dunia muncul

pertama kali pada masyarakat timur, seperti Kong Hu Tju ( 551-479 SM), Budha

(563-483 SM), Kristen (0-33 M), dan Islam (569 -622 M). Ajaran agama-agama

tersebut menganjurkan kepedulian dan kasih sayang bagi umat yang kurang

beruntung. Tetapi dalam prakteknya, kecacatan sering dianggab sebagai akibat

dari dosa. Kecacatan hanya dapat ditangani melalui keyakinan dan iman, dan

jika tidak dapat disembuhkan,penyandang cacat masih dianggab dirasuki roh

jahat dan belum mempunyai iman yang kuat.

Pada masyarakat Yunani kuno, Romawi, dan Sparta yang sangat

mengagungkan kebugaran jasmani, kekuatan, kecerdasan, kegagahan,

kecantikan, dan keberanian. Mendorong masyarakat pada masa itu untuk

membinasakan penyandang cacat, karena dianggap tidak berguna, bahkan

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-15

Page 16: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

dianggap sebagai kendala dalam pembentukan bangsa yang lebih kuat dan

sempurna (Schreerenberger,1982).

Lebih menyakitkan lagi, di Sparta, ada dewan yang secara khusus bertugas

memeriksa bayi lahir di seluruh negeri, jika ditemukan tanda-tanda kecacatan,

maka bayi tersebut langsung dilemparkan ke jurang yang dalam atau dibiarkan

mati di hutan belantara. Pada masyarakat Yunani dan Romawi juga banyak

ditemukan orang buta, karena pembutaan ternyata merupakan salah satu

hukuman bagi nara pidana.

Di Athena, mulai ada perhatian kepada para penyandang cacad, yang

diberlakukan oleh tokoh pembaharu, Solon, yang hidup antara 639-559 SM.

Pada masa itu sudah ada pelayanan khusus, mekipun pelayanan yang

diberikan terbatas pada pemberian makanan, pakaian, dan tempat tinggal

( Lynch dan Lewis,1988 dalam Sunardi ). Sistem ini mula-mula disediakan bagi

para prajurit yang cacat karena perang, tetapi kemudian jangkauannya

diperluas bagi penyandang cacat lain, termasuk anak-anak.

3. Kepedulian Masyarakat pada Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan bagi penyandang cacat merupakan abad yang

sangat menyedihkan, meskipun hak untuk hidup sudah diakui oleh masyarakat.

Banyak penyandang cacat yang menjadi peminta-minta atau pengamen, baik

secara perorangan maupun secara berkelompok.Banyak di antara mereka yang

sebenarnya pemusik yang hebat, tetapi profesi mereka lebih disebabkan oleh

kecacatannya dari pada bakat musiknya ( Lowenfeld,1975 ). Masa yang paling

menyedihkan bagi penyandang cacat adalah masa Reformasi yang lebih

menekankan pada peran agama dan ilmu gaib (Kanner,1964). Lambatnya

reaksi penyandang cacat mental, kejangnya penderita epilepsi, atau diamnya

penyandang tuna wicara dianggap sebagai tanda kesurupan roh halus. Mereka

dianggap tidak berhak menikmati kesejahteraan seperti halnya manusia normal.

Pada akhir abad pertengahan, bertolak belakang dengan gambaran diatas,

pada masa ini mulai ada upaya memperbaiki kehidupan para penyandang

cacat (Lowenfeld,1975: Moores,1978).Juan Luis Nives, seorang humanis dan

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-16

Page 17: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

pembaharu berkebangsaan Spanyol yang hidup antara tahun 1492-1540,

secara persuasif menulis tentang jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh

para tuna netra. Pada tahun 1620, juga Spanyol, Juan Bonet menerbitkan buku

pertama tentang pendidikan anak tuna rungu. Pada waktu yang hampir

bersamaan, George Philip Harsdofler (Jerman) dan Fransesco lane –Terri

(Italia) mengembangkan cara membuat huruf sehingga dapat dibaca oleh para

tuna netra, yaitu dengan menggunakan lilin atau mengganti alfabet dengan titik

dan sudut.

4. Rintisan Pendidikan Luar Biasa.

Perluasan bentuk perhatian dan pelayanan bagi penyandang cacat, mulai

menampakkan perkembangan sejak abad XVI, meskipun pendidikan formal

bagi anak luar biasa baru muncul pertama kali pada abad XVIII ( Irvine,1988

dalam Sunardi ). Layanan pendidikan pada saat itu sudah pula diberikan untuk

setiap kecacatan, seperti pendidikan khusus bagi anak tunarungu, pendidikan

bagi anak tunanetra, pendidikan bagi anak tuna grahita, pendidikan bagi anak

tunadaksa, dan pendidikan bagi anak tunalaras yang kesemuanya ini system

pelayanan masih segregasi atau dalam istilah sekarang disebut dengan

pendidikan khusus.

Sama seperti halnya di banyak negara lain, di Indonesia, pendidikan luar

biasa juga mendapat perhatian serius dan dipandang sangat penting dalam

rangka memenuhi hak pendidikan bagi semua. Perkembangan pendidikan luar

biasa dimulai pada masa sebelum kemerdekaan. Pendidikan Luar Biasa

pertama kali dibuka pada tahun 1901 dengan dibukanya satu lembaga untuk

penyandang tunanetra di Bandung. Layanan yang diberikan kepada

penyandang tuna netra baik untuk anak-anak maupun dewasa adalah

penampungan dan latihan kerja dalam bentuk sheltered workshop. Modal

utama dalam pendirian Yayasan tersebut berasal dari keluarga Belanda

( Sunardi:1977 dalam Wahyu Sri Ambar Arum ).

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1927, juga di kota Bandung telah

pula dibuka sekolah bagi anak tunagrahita. Pendiri sekolah ini adalah Verniging

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-17

Page 18: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Bijzonder Onderwijs dengan promotornya bernama adalah tuan Folker,

sehingga sekolah ini dinamakan Folker School. Seiring dengan perkembangan

jaman, pada tahun 1942, nama sekolah ini diganti menjadi Perkumpulan

Pengajaran Luar Biasa. Kota Bandung banyak memberikan kontribusi bagi

PLB di Indonesia. Sekolah bagi anak tunarungu- wicara yang pertama juga

dibuka di Bandung pada tahun 1930 ( Sunardi:1977 dalam Wahyu Sri Ambar

Arum ).

Pendidikan bagi anak tunalaras memang jarang ditemukan.Kategori

gangguan emosi atau gangguan prilaku sendiri baru dikenal pada akhir abad

XIX, itupun oleh ilmu kedokteran jiwa yang dianggap sebagai bagian dari

gangguan mental. Pada akhir abad XIX, beberapa sekolah umum mulai

mengembangkan program bagi anak tuna laras, misalnya di New Haven pada

tahun 1930 an, dan pada awalnya sekolah menolak tanggung jawab atas

pendidikan anak-anak ini. Tetapi dengan berkembangnya ilmu kedokteran jiwa

sebagai cabang ilmu tersendiri, dunia pendidikan mulai mengembangkan

program intervensi bagi anak tuna laras berdasarkan hasil diagnosa dan

rekomendasi psikiatris.

Sama halnya yang terjadi dengan tuna laras, layanan pendidikan khusus

bagi anak tuna daksa memang termasuk langka. Salah satu sebabnya adalah

bahwa anak-anak tuna daksa sebenarnya tidak memerlukan layanan

pendidikan tersendiri, yang diperlukan adalah layanan kesehatan atau bantuan

mobilitas. Ada beberapa sekolah yang membuka kelas khusus bagi anak tuna

daksa seperti di Chicago pada tahun 1899, di Providence pada tahun 1908, dan

di Baltimore pada tahun 1909. Di Indonesia sekolah bagi anak tuna daksa di

Yayasan Penderita Anak Cacat (YPAC).J ika sekarang ada sekolah khusus,

sekolah-sekolah ini hanya menampung anak-anak yang menyandang tuna

ganda yang tidak mungkin sama sekali berada di sekolah biasa, seperti anak-

anak CP (Celebral Palsy).

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-18

Page 19: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

5. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan perkembangan terkini dari sistem layanan

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang secara formal, yang

menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap ABK. Dalam Undang

Undang Dasar 1945 menjamin bahwa keberadaan anak berkelainan dan anak

berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia untuk mendapatkan kesamaan hak

dalam berbicara, berpendapat, memperoleh pendidikan, kesejahteraan dan

kesehatan, selanjutnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam

penyediaan pendidikan bagi anak berkelainan. Pada penjelasan pasal 15

tentang pendidikan khusus disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan

pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang

memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau

berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan

menengah.

Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik bersama-sama anak

lainnya (normal) di sekolah reguler, untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat

terdapat anak normal dan anak berkelainan (berkelainan) yang tidak dapat

dipisahkan sebagai suatu komunitas. Selama ini, pendidikan bagi anak

berkelainan disediakan dalam tiga macam lembaga pendidikan, yaitu Sekolah

Berkelainan (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Pendidikan

Terpadu. SLB, sebagai lembaga pendidikan khusus tertua, menampung anak

dengan jenis kelainan yang sama, sehingga ada SLB Tunanetra, SLB

Tunarungu, SLB Tunagrahita, SLB Tunadaksa, SLB Tunalaras, dan SLB

Tunaganda.

Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga merupakan perwujutan dari

Deklarasi Bandung yang dicetuskan pada Lokakarya Nasional tentang

Pendidikan Inklusif yang diselenggarakan di Bandung, Indonesia tanggal 8-14

Agustus 2004, yang isinya (1) menjamin setiap ABK mendapatkan kesamaan

akses dalam segala aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan, (2)

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-19

Page 20: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

menjamin setiap ABK mendapatkan perlakuan yang manusiawi, pendidikan

yang bermutu dan sesuai dengan potensi dan tuntutan masyarakat, tanpa

perlakuan, (3) menyelenggarakan pendidikan inklusif yang ditunjang kerja sama

yang sinergis dan produktif di antara para stakeholders, terutama pemerintah,

institusi pendidikan, institusi terkait, dunia usaha dan industri, orang tua serta

masyarakat, (4) menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pemenuhan

aABK, (5) menjamin kebebasan ABK untuk berinteraksi dengan siapapun,

kapanpun dan di lingkungan manapun, (6) mempromosikan dan

mensosialisasikan layanan pendidikan inklusif melalui media masa, forum

ilmiah, pendidikan dan pelatihan, dan lainnnya secara berkesinambungan, (7)

menyusun Rencana Aksi (Action Plan) dan pendanaannya untuk pemenuhan

aksesibilitas fisik dan non-fisik, layanan pendidikan yang berkualitas,

kesehatan, rekreasi, kesejahteraan bagi semua anak berkelainan dan anak

berkebutuhan.

Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga diperkuat dengan dikeluarkannya

Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 yang mengharuskan Pemerintah

kabupaten/kota menjamin terselenggaranya pendidikan inklusif, beserta segala

fasilitas dan sumber daya.

RangkumanPerkembangan Kepedulian pada anak berkebutuhan khusus

1. Masa peradaban kuno.

Pada masa itu penyandang cacat memiliki kedudukan yang terhormat dan

kepercayaan yang berlaku mengajarkan mereka untuk menghargai

sesama, dalam prakteknya, ajaran ini tidak berlaku bagi penyandang cacat,

masyarakat Mesir Kuno mengganggap tabu untuk membunuh bayi, tetapi

bayi yang lahir cacat ternyata dibunuh. Ajaran agama menganjurkan

kepedulian dan kasih sayang bagi umat yang kurang beruntung. Tetapi

dalam prakteknya, kecacatan sering dianggap sebagai akibat dari dosa.

Kecacatan hanya dapat ditangani melalui keyakinan dan iman, dan jika

tidak dapat disembuhkan,penyandang cacat masih dianggab dirasuki roh

jahat dan belum mempunyai iman yang kuat.

2. Abad pertengahan.

Pada abad ini penyandang cacat sangat menyedihkan bahwa penyandang

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-20

Page 21: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

cacat sebagai penghalang, meskipun hak untuk hidup sudah diakui oleh

masyarakat. Pada akhir abad pertengahan, mulai ada upaya memperbaiki

kehidupan para penyandang cacat.

3. Rintisan Pendidikan Luar Biasa.

Pertama kali dibuka pendidikan luar biasa pada tahun 1901 untuk

penyandang tunanetra (SLB. A) di Bandung. Tahun 1927 di buka sekolah

bagi anak tunagrahita (SLB.C) dinamakan Folker School sesuai nama

pendirinya, dan berganti nama pada 1942. Sekolah tunarungu-wicara

( SLB.B ) yang pertama juga dibuka di Bandung pada tahun 1930.

Pendidikan Inklusi Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik

bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang

dimiliki.

Soal Formatif 2

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus adalah……A. Anak yang menunjukkan ketidakmampuan dalam emosi, social, dan

atau intelektualnyaB. Anak yang berbeda dengan yang lain tanpa menunjukkan pada

ketidakmampuan segi mental,emosi atau fisik dan sosialnya.C. Anak yang memiliki hambatan perkembangan sejak masa pra natal,

karena penyakit keturunan.D. Anak yang bermasalah dengan temannya, sehingga selalu dimusuhi

oleh teman sekelasnya

2. Anak yang memiliki keterbatasan jarak pandang dalam penglihatannya disebut………A. CacatB. Anak Berkebutuhan KhususC. Anak Luar BiasaD. Anak berkelainan

3. Yang termasuk dalam pengertian Anak Berkebutuhan Khusus adalah :A. Anak terdaftar di SD tapi tidak mengalami kemajuan yang memadai.B. Anak yang tidak mampu sekolah, yang ditemukan dalam keluarga

miskinC. Anak kekurangan gizi, tenaga kerja anak yang berhubungan dengan

kemiskinanD. Anak-anak yang cacat merupakan bentuk kecacatan yang didapat

sejak lahir

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-21

Page 22: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

4. Landasan konsep Special Need Educatioan adalah adanya……….A. Pandangan bahwa ABK adalah juga manusiaB. ABK adalah anak yang termasuk anak berkebutuhan khususC. ABK sama dengan anak cacatD. ABK adalah individu yang memiliki kebutuhan yang berbeda

5. Konsep Special Need Education dan pemikiran bahwa anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, berimplikasi pada perlunya didirikan:A. Sekolah segregasiB. Sekolah Luar BiasaC. Sekolah InklusifD. Sekolah anak berkebutuhan khusus

6. Jika ditemukan anak yang tidak dapat berkonsentrasi sehingga tidak dapat terlayani disekolah, mereka termasuk anak…………..A. Handicape childrensB. Anak Luar BiasaC. Anak berkelainan D. Anak Berkebutuhan Khusus

7. Perubahan konsep dari anak cacat, anak luar biasa menjadi anak berkebutuhan khusus dikarenakan adanya :A. Dipandang sebagai simbol dari sebuah peradaban yang lebih majuB. Perkembangan pemahaman bahwa anak cacad memiliki kebutuhan

khusus dalam pendidikanC. Pemahaman dan pengetahuan yang radikal bahwa anak-anak

cacad memerlukan perlakukan istimewa dan khususD. Kehidupan orang memiliki hak atas berkembangnya pemahaman

dan pengetahuan khusus tentang anak cacad.

8. Anak jalanan,korban tracking, anak korban HIV mereka tergolong anak yang……..A. Memiliki kebebasanB. Memiliki kebersamaanC. Memiliki kebutuhan khususD. Memiliki hak atas kebebasan

Jawaban Soal Formatif 1 :

1. Manusia dipandang sebagai individual differences sehingga kecacatan atau

unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau keragaman manusia.

Manusia diciptakan Tuhan memiliki perbedaan baik fisik,emosi,social dan

intelektual yang holistik saling keterikatan satu sama lainnya.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-22

Page 23: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

2. Dikatakan Anak Berkebutuhan Khusus , mereka yang memiliki keterbatasan

/ hambatan baik dalam perkembangan sosial, intelektual, emosional dan

phisiknya sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.

3. Anak Berkebutuhan Khusus yang diterima di sekolah regular adalah mereka

yang terdaftar disekolah tetapi tidak mengalami kemajuan yang memadai.

4. Anak Berkebutuhan Khusus yang sering dijumpai di sekolah regular mereka

yang memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, kecerdasan, phisik,

emosional/tingkah laku, mental yang berat ( korban pelecehan sexual,

korban bencana,dll)

Jawaban soal Formatif 2

1.1. BB2.2. BB3.3. AA4.4. DD5.5. CC6.6. BB7.7. BB8.8. CC

Referensi:

Alimim, Zaenal (2004), Reorientasi Pemahaman Konsep Special Education Ke Special Needs Education dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan dan kurikulum LPTK. Jurnal Asesmen dan Interpensi Anak berkebutuhan Khusus. Vol.3-2, 172-181.

Berit H.Johnsen dan Skjorten D.Miriam . (2004),Education-Special Need Education An Introduction “ Pendidikan Kebutuhan Khusus” Sebuah Pengantar,Program Pascasarjana Universitas Pandidikan Indonesia,Unipub forlag Devisi Internasional Jurusan Pendidikan Kebutuhan Khusus Fakultas Pendidikan Universitas Oslo Norwegya

Dapa,A ,Duyo,Usman, Marentek (2007 ) Manajemen Pendidikan Inklusif, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Diektorat Ketenagaan, Jakarta

Sunardi ( 1996 ), Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Jakarta

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-23

Page 24: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Suparno ( 2007 ), Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Bahan Ajar Cetak, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Wahyu Sri Ambar Arum ( 2005 ), Perspektif Pendidikan Luar Biasa Dan Implementasinya Bagi Penyiapan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Jakarta.

Glosarium

Holistik : satu kesatuan yang harmonis dari factor-faktor social, emosional,intelektual dan fisik anak berkebutuhan khusus.

Permanen : Istilah /konsep ABK pada kondisi tetap tidak berubah kondisi kecacatannya biarpun dilakukan bantuan /layanan.

Temporer : Istilah /konsep ABK pada kondisi dapat berubah hanya sementara hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus.

Children with special needs : Istilah ini yang memiliki makna yang lebih luas dipandang dari sudut yang lebih humanis,holistic,perbedaan individu dan kebutuhan anak.

Exceptional Children : konsep anak luar biasa yang digunakan dalam istilah anak cacat pada umumnya.

Individual differences : manusia dipandang sebagai makhluk bhineka karena kecacatan atau unggulan adalah suatu bentuk kebhinekaan atau keragaman manusia.

Impairment, handicapped,disability: istilah ini dipakai untuk menyatukan persepsi istilah anak berkebutuhan khusus mulai dari yang kekurangan gizi,tenaga kerja anak dan factor-faktor lain yang berhubungan dengan

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-24

Page 25: Unit 1 Konsep Dasar Abk Kirim (1)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

kemiskinan serta kehidupan ekonomi baik bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam mobilitas,pendengaran, bicara dan bahasa,penglihatan,kemampuan intelektual dan masalah emosi,serta kombinasi dari berbagai gangguan.

Sheltered workshop : penampungan dan pelatihan kerja bagi penyandang tuna netra di masa tahun 1901 di Bandung.

Verniging Bijzonder Onderwijs : nama tokoh pendiri SLB.C (tunagrahita) dengan kebangsaan Belanda di tahun 1927 di Bandung.

Folker Scholl : Nama sekolah untuk anak tunagrahita(SLB.C) di Bandung nama itu diambil dari tokoh promotor bapak Folker didirikan tahun 1927.

Unit 1 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus 1-25