unggas sebagai komoditi pangan bernilai ekonomi strategis

27
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS Oleh: Reny Sukmawani PENDAHULUAN Unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, paruh, berbulu, berkaki dua, berkembang biak dengan cara bertelur. Unggas juga merupakan nama yang diberikan pada sekelompok hewan kelas Aves yang didomestikasikan sehingga mempunyai nilai ekonomis baik dalam bentuk barang maupun jasa serta berkembang biak dibawah pengelolaan manusia. Secara umum semua hewan yang termasuk ke dalam golongan unggas dapat dikonsumsi oleh manusia. Tetapi tidak semua unggas didomestikasi secara khusus oleh manusia. Beberapa unggas yang biasa dipelihara dan dimanfaatkan hasilnya oleh manusia diantaranya adalah ayam, bebek, itik, angsa, kalkun dan beberapa jenis burung seperti merpati, puyuh, serta masih banyak lagi. Dari berbagai jenis unggas tersebut yang paling populer dikonsumsi oleh manusia adalah ayam, bebek dan puyuh, sedangkan yang paling disukai adalah ayam. Berdasarkan data dari Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan, saat ini konsumsi daging ayam per kapita masyarakat Indonesia sebanyak 7 kg/tahun, lebih rendah dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 36 kg/kapita/tahun. Begitu pula konsumsi telur dalam negeri saat ini sebanyak 80 butir/kapita/tahun masih di bawah Malaysia yang sudah mencapai 311 butir/kapita/tahun (http://www.poultryindonesia.com ). Rendahnya tingkat konsumsi ini disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah selain karena daging di Indonesia masih termasuk bahan pangan yang dianggap mahal harganya juga karena kesadaran masyarakat secara umum yang masih kurang akan pentingnya mengkonsumsi dagig dan telur. Padahal nilai gizi yang terkandung dalam daging ayam dan telur cukup

Upload: muhammadiyah-university-of-sukabumi

Post on 02-Aug-2015

167 views

Category:

Economy & Finance


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Oleh:Reny Sukmawani

PENDAHULUANUnggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, paruh,

berbulu, berkaki dua, berkembang biak dengan cara bertelur. Unggas juga merupakan nama yang diberikan pada sekelompok hewan kelas Aves yang didomestikasikan sehingga mempunyai nilai ekonomis baik dalam bentuk barang maupun jasa serta berkembang  biak dibawah pengelolaan manusia.

Secara umum semua hewan yang termasuk ke dalam golongan unggas dapat dikonsumsi oleh manusia. Tetapi tidak semua unggas didomestikasi secara khusus oleh manusia. Beberapa unggas yang biasa dipelihara dan dimanfaatkan hasilnya oleh manusia diantaranya adalah ayam, bebek, itik, angsa, kalkun dan beberapa jenis burung seperti merpati, puyuh, serta masih banyak lagi. Dari berbagai jenis unggas tersebut yang paling populer dikonsumsi oleh manusia adalah ayam, bebek dan puyuh, sedangkan yang paling disukai adalah ayam.

Berdasarkan data dari Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementan, saat ini konsumsi daging ayam per kapita masyarakat Indonesia sebanyak 7 kg/tahun, lebih rendah dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 36 kg/kapita/tahun. Begitu pula konsumsi telur dalam negeri saat ini sebanyak 80 butir/kapita/tahun masih di bawah Malaysia yang sudah mencapai 311 butir/kapita/tahun (http://www.poultryindonesia.com). Rendahnya tingkat konsumsi ini disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah selain karena daging di Indonesia masih termasuk bahan pangan yang dianggap mahal harganya juga karena kesadaran masyarakat secara umum yang masih kurang akan pentingnya mengkonsumsi dagig dan telur. Padahal nilai gizi yang terkandung dalam daging ayam dan telur cukup baik bagi kesehatan. Kandungan protein di dalam daging ayam dan telur sangat tinggi dan manfaatnya diperlukan untuk mengganti energi yang digunakan dalam aktifitas dan berfikir serta mengganti bagian organ yang hilang.

Menurut data sementara dari BPS, ketersediaan daging ayam dan telur per tahun rata-rata menunjukkan bahwa konsumsi daging ayang (ras dan kampung) hingga tahun 2010 mengalami fluktuasi naik turun. Meski demikian konsumsi daging ayam menempati urutan tertinggi dibandingkan dengan daging dari jenis lainnya (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa daging ayam lebih disukai. Disamping itu dari segi harga, dibandingkan dengan jenis daging lainnya, daging ayam biasanya harganya tidak terlalu mahal. Banyaknya masyarakat yang menyukai daging ayam dan harganya yang relatif lebih murah dari daging jenis lainnya dan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia merupakan peluang bagi pelaku usaha ternak/peternak untuk mengembangkan usahaternak ayam.

Page 2: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Tabel 1. Konsumsi Daging Menurut Jenis Daging dan Telur Perkapita Meat Consumption per Capita by Type of Meat and Processed Meat, 2006 - 2010

(Kg/Kapita/Tahun)

No. Komoditi/Commodity Tahun/Year Pertumbuhan/

Growth 2010 over 2009

( % ) 2006 2007 2008 2009 2010

1 Sapi/Beef Cattle 2 Kerbau/Buffalo 3 Kambing/Goat 4 Babi/Pork 5 Ayam (ras dan

kampung)/Chicken 6 Unggas lainnya/Other Poultry 7 Daging lainnya/Other Meat 8 Telur/Egg

0,313 0,052 0,052 0,261 3,024

0,052 0,052

4,98

0,417 0,000 0,052 0,261 4,119

0,052 0,052 5,59

0,365 0,000 0,052 0,209 3,806

0,052 0,052 5,35

0,313 0,000 0,000 0,209 3,598

0,052 0,052 5,17

0,365 0,000 0,000 0,209 4,171

0,052 0,052 7,23

16 , 67 --

0 , 00 15 , 94

0 , 00 0 , 00 39 ,78

Sumber : Susenas Badan Pusat Statistik

Source : BPS - Statistics Indonesia

Sementara itu produksi daging dan telur nasional hingga tahun 2012 (Tabel 2) walaupun menunjukkan peningkatan setiap tahunnya tetapi peningkatannya masih kecil untuk memenuhi kecukupan kebutuhan apalagi bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 2. Produksi Daging Ayam dan Telur di Indonesia

Layer Chicken Meat Production in Indonesia, 2008 - 2012*) (Ton/Tons)

No. Komoditi/Commodity

Tahun/Year Pertumbuhan/

Growth

2012 over 2011

( % ) 2008 2009 2010 2011 2012*)

1 Ayam ras petelur 1.930.716 55.055 57.712 62.145 63.694 2 , 49

2 Ayam ras pedaging 942.784 1.018.734 1.101.765 1.214.338 1.270.438 4 , 62

3 Telur ayam ras 1.930.716 909.519 945.635 1.027.845 1.059.266 3 , 06

4 Telur ayam buras 1.930.716 160.921 175.528 172.216 205.269 19 , 19

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan

Source : Directorate General of Livestock

Keterangan : *) Angka Sementara

- ) Data tidak tersedia

Note : *) Preliminary figure

- ) Data not available

Page 3: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Data pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa produksi telur ayam ras lebih banyak dibandingkan telur ayam buras. Hal ini wajar saja demikian karena telur ayam ras penggunaannya paling luas, yakni sering digunakan terutama untuk dikonsumsi sebagai lauk, bahan dasar pembuatan kue, roti dan bahan makanan lainnya. Sehingga telur ayam ras ini dikenal sebagai penyedia utama komoditas telur di pasaran karena memiliki kontribusi terbesar dalam konsumsi telur.

Sebagai hewan peliharaan, maka unggas dapat dikatakan sebagai hewan dengan kontribusi tinggi dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat dan sebagai sumber protein dan energi. Manusia dapat mengambil manfaat banyak bila memelihara dan mengkonsumsi unggas, karena selain dapat dimanfaatkan dagingnya yang memang enak dimakan, tetapi juga dari telurnya yang bergizi tinggi, dari keindahan suaranya bahkan banyak yang memanfaatkan hingga bulu-bulunya untuk berbagai jenis kerajinan tangan. Dengan demikian wajar saja bila kemudian unggas dianggap sebagai komoditas yang bernilai ekonomi.

GAMBARAN UMUM UNGGAS DI INDONESIAIndonesia sebagai negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil dalam bio-

diversiti, memiliki potensi yang tinggi dalam keanekaragaman unggas ini. Untuk unggas kelompok ayam saja, negara kita memiliki berbagai jenis, seperti ayam kampung, ayam buras, ayam ras dan masih banyak lagi jenis ayam lainnya. Bahkan untuk tiap daerah di Indonesia ayam ini banyak jenisnya. Dari berbagai jenis ayam tersebut masing-masing memiliki kekhasan. Walau demikian semua ayam tersebut juga masing-masing memiliki pangsa pasarnya sendiri tergantung dari minat dan hobi masyarakat.

Pada saat ini populasi unggas yang biasa dipelihara di Indonesia belum cukup tinggi, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang. Demikian pula halnya dengan populasi ayam sebagai unggas yang paling disukai sebagai bahan konsumsi masyarakat. Hal ini didukung pula oleh bukti masih dilakukannya import daging ayam dari negara lain seperi Brasil. Berdasarkan data dari direktorat jenderal peternakan, populasi ayam Indonesia yang dikelola/dibudidayakan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat masih kurang (Tabel 3, 4, 5 dan ).

Page 4: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Tabel 3. Populasi Ayam Ras Petelur Menurut Provinsi Layer Population by Province, 2008 - 2012*)

(Ekor/Head)

No. Provinsi/Province Tahun/Year Pertumbuhan/ Growth

2012 over 2011

( % )

2008 2009 2010 2011 2012*)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 D.K.I. Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 D.I. Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah 26 Sulawesi Selatan 27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua 33 Papua Barat

181.887 7.698.504

6.684.013 592.404 492.804

5.051.050 43.903

3.327.847 163.802 450.803

0 10.303.478 15.569.127 2.933.216

31.472.953 5.896.314 3.415.893

104.169 106.695

3.094.621 42.024

2.665.721 745.727 747.264 390.888

5.185.362 131.737 227.421 15.090 20.524 13.962 56.248

129.719

232.364 7.702.353 7.203.319

695.262 508.961

5.144.080 52.845

3.495.577 163.359 506.129

0 10.403.803 16.519.794 3.224.108

33.046.601 4.803.579 3.039.727

106.983 130.136

2.298.597 56.999

2.924.394 1.370.150

836.084 434.892

5.971.926 166.043 201.035

8.230 25.743 28.282 58.613 57.669

221.242 8.350.030 7.801.317

151.577 631.048

5.400.690 60.810

4. 419.062

76.953 548.792

0 11.252.390 17.712.776 2.799.182

21.959.505 5. 344

.080 3.671.118

164.439 131.601

2.024.982 64.417

2.765.257 1.228.666

895.822 394.741

6.458.425 188.083 202.971 53.860 27.440 28.910 64.086

115.790

267.741 8.994.445 7.816.396

141.258 613.872

5.872.442 63.130

4.526.690 64.401

558.890 0

11.930.515 18.395.051 3.160.697

37.035.251 5.373.215 4.357.838

149.410 179.641

2.334.026 15.574

2.631.075 1.342.572

973.395 470.416

6.754.136 182.171 132.950 78.727 33.499 32.331 64.238 89.801

286.215 9.070.899 7.847.933

217.132 621.873

6.275.232 71.495

6.016.408 67.620

559.527 0

12.079.206 19.069.964 3.298.223

37.974.058 5.937.403 4.396.623

160.181 181.437

2.451.767 33.719

2.709.092 1.369.423 1.022.065

522.292 7.443.585

275.133 287.075 78.318 35.707 17.311 64.879 97.643

6 , 90 0 , 85 0 , 40

53 , 71 1 , 30 6 , 86

13 , 25 32 , 91 5 , 00 0 , 11

0 1 , 25 3 , 67 4 , 35 2 , 53

10 , 50 0 , 89 7 , 21 1 , 00 5 , 04

116,51 2 , 97 2 , 00 5 , 00

11 , 03 10 , 21 51 , 03 115,93 -0 , 52

6 , 59 -46,46 1 , 00 8 , 73

Indonesia 107.955.170 111.417.637 105.210.062 124.635.794 130.539.437 4 , 74

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan

Source : Directorate General of Livestock

Keterangan : *) Angka Sementara

- ) Data tidak tersedia

Note : *) Preliminary figure

- ) Data not available

Page 5: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Tabel 4. Populasi Ayam Ras Pedaging Menurut Provinsi Broiler Population by Province, 2008 - 2012*)

(Ekor/Head)

No. Provinsi/Province

Tahun/Year Pertumbuhan/ Growth

2012 over 2011

( % ) 2008 2009 2010 2011 2012*)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 D.K.I. Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 D.I. Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah 26 Sulawesi Selatan 27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua Barat 33 Papua

1.346.308 42.891.621 14.202.592 30.679.920

6.910.116 13.747.390 5.423.379

15.879.617 5.213.835 6.878.886

68.000 417.373.596 54.643.212 5.128.488

140.005.968 40.011.606 4.975.477 1.339.495

244.101 18.917.875 3.976.233

19.860.813 26.941.660 1.623.420 4.213.929

14.575.840 957.715

1.347.640 67.105

119.887 129.352 891.610

1.465.732

1.836.413 43.063.188 13.495.318 29.710.959 10.655.107 11.751.130 5.874.583

24.087.464 5.309.164 6.437.755

137.100 455.258.895 58.350.965 5.276.897

147.006.266 80.023.212 5.263.645 1.787.163

105.635 16.041.090 4.240.068

28.659.441 39.485.000 2.654.090 5.784.910

16.373.046 996.406

1.347.640 1.258.854 127.787 925.933 529.296

2.524.160

2.028.221 45.154.980 14.946.984 41.501.411 11.226.605 20.397.910 6.449.002

24.203.461 7.145.828 6.600.275

132.200 497.814.154 64.332.799 5.435.521

56.993.631 41.146.851 5.404.657 3.044.243

105.913 17.634.089 4.669.198

39.947.496 38.993.063 1.218.390 5.172.902

17.928.549 1.185.021 1.226.142

423.743 136.208 952.878 557.884

2.761.502

3.085.271 40.167.721 15.117.321 38.043.692 11.237.263 20.160.062 6.189.874

25.788.858 7.418.210 6.675.518

136.200 583.263.441 66.239.700 5.770.832

149.552.720 52.272.333 6.206.641 3.279.246

578.810 21.262.386 4.921.209

43.647.767 36.510.354 1.556.974 5.136.202

18.497.399 1.045.428

240.600 867.008 145.684 79.458

648.876 2.247.811

3.301.240 40.770.237 15.247.418 39.761.110 12.090.000 27.653.715 6.790.292

28.348.571 7.789.117 6.720.644

139.827 664.210.459

55.621.113 5.898.485

148.520.806 57.813.200 6.252.569 3.538.158

582.688 12.215.350 5.160.336

44.191.064 38.446.552 1.634.823 5.906.633

22.476.920 1.208.804

526.135 902.097 130.490 251.186 441.971

2.360.708

7 , 00 1 , 50 0 , 86 4 , 51 7 , 59

37 , 17 9 , 70 9 , 93 5 , 00 0 , 68 2 , 66

13 , 88 -16,03 2 , 21

-0 , 69 10 , 60 0 , 74 7 , 90 0 , 67

-42,55 4 , 86 1 , 24 5 , 30 5 , 00

15 , 00 21 , 51 15 , 63 118,68 4 , 05

-10,43 216,12 -31,89 5 , 02

donesia 902.052.418 1.026.378.580 986.871.712 1.177.990.869 1.266.902.718 7 , 55

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan Source : Directorate General of Livestock Keterangan : *) Angka Sementara

- ) Data tidak tersedia

Note : *) Preliminary figure

- ) Data not available

Page 6: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Tabel 5. Populasi Ayam Buras Menurut Provinsi Native Chicken Population by Province, 2008 - 2012*)

(Ekor/Head )

No. Provinsi/Province

Tahun/Year Pertumbuhan/ Growth

2012 over 2011 ( % )2008 2009 2010 2011 2012*)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 D.K.I. Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 D.I. Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah 26 Sulawesi Selatan 27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua Barat 33 Papua

8.904.869 11.349.742 4.638.908 3.466.760 4.447.888 7.240.000

902.006 11.234.890 3.859.105

745.723 1.319

27.761.015 35.824.735 3.925.958

23.261.021 10.121.412

4.411.641 4.306.881 9.936.923 6.298.765 7.562.054

12.643.202 3.335.829 2.058.074 2.789.887

14.487.129 8.602.823 1.093.422 2.337.582 2.526.013 1.285.139

725.107 1.337.567

7.999.580 11.417.842 5.873.480 2.819.901 4.893.873 7.229.810 1.568.925

11.590.517 4.862.762

901.251 -

28.028.034 35.636.726 3.916.636

23.596.465 9.669.410 4.577.895 4.335.130

10.064.577 8.147.036 4.905.518

12.911.052 4.312.760 2.077.337

3.18 5.774 13.047.576 9.101.089 1.060.620 6.656.377 2.805.390

586.461 789.768

1.393.927

8.189.872 11.486.351 6.160.670 2.960.896 5.665.803 7.715.300 1.647.371

13.899.301 5.020.802

930.542 0

29.022.875 36.741.465 3.944.813

23.964.085 10.061.376 4.582.335 4.465.184

10.185.127 8.554.388 4.954.573

13.556.605 4.528.398 2.160.430 3.417.037

13.551.043 9.628.042 1.071.227 7.053.533 3.115.667

604.055 895.136

1.439.229

8.486.097 11.929.543 5.130.660 2.545.130 7.092.717 6.326.820 3.014.003

10.554.350 4.834.071 1.005.862

0 27.394.516 36.908.672 3.861.676

24.006.814 9.784.326 4.644.548 4.488.751 7.986.623 5.857.609 5.556.987

13.702.575 5.292.348 2.156.106 3.748.952

14.765.458 10.716.956 1.104.696 8.260.741 3.115.667

604.055 895.136

1.771.639

6.010.575 11.963.682 5.023.666 2.848.075

11.576.940 6.265.183 3.225.187 9.341.358 4.321.678 1.032.618

0 27.396.416 38.296.383 4.019.960

29.310.251 10.026.124 4.396.174 4.358.440

10.528.966 5.885.553 2.496.845

13.651.778 5.684.150 2.169.328 3.883.331

17.833.769 9.844.728

964.004 5.278.590 3.464.213

488.797 1.021.581 1.731.291

(29,17) 0 , 29 (2,09)

11 , 90 63 , 22 (0,97) 7 , 01

(11,49) (10,60)

2 , 66 0 , 00 0 , 01 3 , 76 4 , 10

22 , 09 2 , 47 (5,35) (2,90)

31 , 83 0 , 48

(55,07) (0,37) 7 , 40 0 , 61 3 , 58

20 , 78 (8,14)

(12,74) (36,10) 11 , 19 (19,08) 14 , 13 (2,28)

Indonesia 243.423.389 249.963.499 261.173.531 257.544.104 264.339.634 2 , 64

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan Source : Directorate General of Livestock Keterangan : *) Angka Sementara

- ) Data tidak tersedia

Note : *) Preliminary figure

- ) Data not available

Berdasarkan data pada ketiga tabel di atas terlihat bahwa populasi tertinggi ayam di Indonesia dikuasai oleh di pulau jawa yang meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan berdasarkan jenisnya, dari ketiga jenis ayam tersebut populasi tertinggi di Indonesia adalah ayam ras pedaging dengan tingkat pertumbuhan 7,55%.

UNGGAS SEBAGAI KOMODITI EKONOMI

Page 7: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Unggas merupakan hewan yang bisa diternak untuk diambil manfaatnya. Manfaat yang dapat diperoleh dar unggas cukup banyak, diantaranya adalah berupa kelezatan daging dan telurnya untuk konsumsi atau bahan hasil olahan industri lainnya, keindahan bulunya yang dapat dimanfaatkan untuk aneka kerajinan tangan dan keindahan suaraya (kicaunya). Bahkan dari kotorannya sekalipun dari unggas ini masih bisa diambil manfaatnya sebagai pupuk organik. Berikut ini adalah beberapa contoh unggas yang populer di masyarakat dan manfaat serta perannannya dalam hajat hidup manusia, seperti yang diuraikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Manfaat Unggas Berdasarkan Aspek Ekonomi

No Bagian yang Dimanfaatkan

Manfaat

1 Daging - Sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Harganya lebih murah dibandingkan dengan daging dari jenis hewan lainnya seperti sapi atau kambing

- Untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan baik yang langsung dimasak dan dimakan maupun yang diawetkan seperti dalam bentuk abon.

- Sebagai sumber kaldu untuk penyedap makanan - Sebagai sumber pakan

2 Telur - Sebagai sumber protein hewani yang cukup terjangkau bagi semua kalangan Dapat dikonsumsi langsung setelah dimasak terlebih dahulu.

- Sebagai sumber energi. Bahkan untuk ayam kampung banyak yang mengkonsumsi secara langsung hanya dengan campuran madu, telur itik biasa diasinkan atau sebagai dasar pembuatan penganan lainnya

- Telur puyuh dipercaya memberi kekuatan sehingga sering digunakan sebagai obat kuat dan campuran untuk minum jamu seperti halnya ayam kampung dan sangat baik untuk orang-orang yang sedang diet kolesterol

- Telur puyuh berdasarkan berdasarkan kandungan protein dan lemaknya lebih baik dari telur unggas lainnya

- Telur juga dapat ditujukan untuk perbanyakan sebagai telur tetas

3 Suara - Beberapa unggas memiliki kelebihan dalam hal suaranya, seperti ayam pelung yang jika berkokok, suaranya merdu mengalun, seperti sedang mendendangkan sebuah lagu atau beberapa jenis burung hias

Page 8: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

4 Bulu - Bulu ayam banyak dimanfaatkan untuk kerajinan tangan seperti kemoceng, dan bulu angsa juga sering digunakan sebagai bahan isi bantal, guling dan kasur, aneka hiasan dan masih banyak lagi

- Bulu itik khususnya yang berpbulu putih dapat digunakan untuk pembuatan shuttle cock, untuk bahan isi bantal, mainan anak, jok mobil juga boneka-boneka, disamping juga sebagai pengisi pelampung (life jacket).

- Bulu puyuh Jenis tertentu terutama bagian dada dan punggungnya setelah melalui proses penjeuran sering digunakan sebagai bahan pembuat lukisan bulu

- Bulu itik lainnya dan bulu puyuh bisa dijadikan bahan pakan ternak dengan cara ditepungkan terlebih dahulu untuk dicampur dengan ransom

- Bulu unggas juga dapat pula dijadikan pupuk organik

5 Bentuk tubuhnya

- Beberapa unggas menjadi bernilai ekonomi tinggi berdasarkan bentuk dan keunikan tubuhnya. Banyak masyarakat yang memiliki hobi memelihara unggas karena keindahannya. Seperti ayam kate, burung kakatua, merak dan berbagai jenis burung lainnya

6 Kotoran - Untuk pupuk dan pakan ikan - Kotoran ayam sebagai bahan organik lebih baik

dari pada kotoran hewan lainnyaSumber: Elly dan Kinanti (2004), Koko (2007), Hariadi

Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka unggas dapat dikatakan bukan hanya

sebagai komoditi pangan yang bernilai strategis saja tetapi juga merupakan

komoditi ekonomi yang strategis untuk hal lainnya. Karena ternyata unggas dapat

dimanfaatkan untuk hal-hal diluar pemenuhan kebutuhan pangan. Bahkan hingga

kotorannya pun ternyata masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang dan

memiliki nilai ekonomi sehingga bila dapat dikembangkan akan menjadi suatu

peluang usaha yang prospektif. Karena pupuk kandang memiliki sifat-sifat

yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk buatan. Pupuk kandang bila

ditambahkan ke dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah karena

mengandung banyak mikroorganisme dan dapat menjaga stabilitas agregat tanah

sehingga tidak mudah erosi.

Pupuk kandang dari kotoran ayam mengandung unsur hara N P K yang lebih

tingga dibandingkan dengan pupuk kandang dari kotoran hewan lainnya (Tabel 7).

Page 9: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Selain itu, dalam pupuk kandang kotoran ayam juga mengandung unsur mikro

seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Pupuk kandang

kotoran ayam lebih cepat matangnya dari pada pupuk kandang jenis lainnya

(Nurul Fidiyati, 2011).

Tabel 7. Kandungan Unsur Hara pada Kotoran Hewan

Unsur (%) Kotoran ayam

Kotoran Sapi

Kotoran Kuda

Kotoran Babi

Kotoran Domba

Nitrogen (N) 1,70 0,29 0,44 0.60 0,55

Phospor (P2O5)

1,90 0,17 0,17 0,41 0,31

Kalium (K2O)

1,50 0,35 0,35 0,13 0,15

Sumber: Hardjowigeno,1995 dalam Nurul Fidiyati, 2011

Sebagai komoditi pangan strategis, daging unggas memang cukup digemari

bukan saja karena kelezatan daging dan telurnya serta kandungan proteinnya yang

tinggi, tetapi juga karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan

daging sapi atau daging kambing. Sebagai gambaran, berikut ini adalah nilai gizi

dari daging ayam dan puyuh (Tabel 8).

Tabel 8. Nilai Gizi Daging AyamNo Zat Gizi/100 gr Daging ayam Daging puyuh

1 Kalori (Kkal) 404 -2 Protein (gr) 18,2 21,103 Lemak (gr) 25 7,705 Kolesterol (gr) 60 -6 Vitamin A (mcg) 243 16369 Vitamin B (mg) 0,8 -11 Riboflavin (mg) 0,16 0,2712 Asam Nicotenat (mg) 0,12 -13 Abu (gr) - 114 Air (gr) - 70,50

MINERAL18 Ca (mg) 14 12919 P (mg) 200 18920 Fe (mg) 1,5 1,5

Page 10: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Sumber : Anggorodi, Ilmu makan ternak umum, 1987 Siregar dan Samosir, 1981 dalam Elly dan Kinanti (2004)

Sementara nilai gizi dari produk lain unggas berupa telur itik, telur ayam, telur puyuh dan telur bebek disajikan pada tabel 9 dan 10.

Table 9. Komposisi Gizi Telur Itik dan Ayam

Telur Itik Telur Ayam

Zat Gizi SatuanPer 100

gZat Gizi Satuan

Per 100 g

Analisis Proksimat

Air g 70.83 Air g 75.33

Energi kkal 185 Energi kkal 149

Energi kj 776 Energi kj 623

Protein g 12.81 Protein g 12.49

Total lipid (lemak) g 13.77 Total lipid (lemak) g 10.02Abu g 1.14 Abu g 0.94

Karbohidrat g 1.45 Karbohidrat g 1.22

Serat kasar g 0.0 Serat kasar g 0.0

Mineral

Kalsium, Ca mg 64 Kalsium, Ca mg 49

Besi, Fe mg 3.85 Besi, Fe mg 1.44

Magnesium, Mg mg 17 Magnesium, Mg mg 10

Phosphorus, P mg 220 Phosphorus, P mg 178

Potassium, K mg 222 Potassium, K mg 121

Sodium, Na mg 146 Sodium, Na mg 126

Seng, Zn mg 1.41 Seng, Zn mg 1.10

Copper, Cu mg 0.062 Copper, Cu mg 0.014

Manganese, Mn mg 0.038 Manganese, Mn mg 0.024

Selenium, Se mcg 36.4 Selenium, Se mcg 30.8

Vitamin

Vitamin C mg 0.0 Vitamin C mg  0.0

Thiamin mg 0.156 Thiamin mg 0.062 

Riboflavin mg 0.404 Riboflavin mg 0.508 

Niasin mg 0.200 Niasin mg 0.073 

Asam pantotenat mg 1.862 Asam pantotenat mg 1.255 

Vitamin B-6 mg 0.250 Vitamin B-6 mg 0.139 

Folate, total mcg 80 Folate, total mcg 47 

Page 11: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Folic acid mcg 0 Folic acid mcg 0 

Folate, food mcg 80 Folate, food mcg 47 

Folate, DFE mcg_DFE 80 Folate, DFE mcg_DFE 47 

Vitamin B-12 mcg 5.40 Vitamin B-12 mcg  1.00

Vitamin A, IU IU 1328 Vitamin A, IU IU 635 

Retinol mcg 399 Retinol mcg 191 

Vitamin A, RAE mcg_RAE 399 Vitamin A, RAE mcg_RAE 191 

Vitamin D nl* nl* Vitamin D IU 52.000

Vitamin E mg_ATE 0.740 Vitamin E mg_ATE  1.050

Lipid

Asam lemak, total saturated g 3.681Asam lemak, total saturated

g  3.100

4:0 g 0.000 4:0 g 0.000 

6:0 g 0.000 6:0 g 0.000 

8:0 g 0.000 8:0 g 0.003 

10:0 g 0.000 10:0 g 0.003 

12:0 g 0.000 12:0 g 0.003 

14:0 g 0.000 14:0 g 0.034 

15:0 nl* nl* 15:0 g 0.004

16:0 g 2.996 16:0 g 2.226

17:0 nl* nl* 17:0 g 0.017

18:0 g 0.632 18:0 g 0.784 

20:0 nl* nl* 20:0 g 0.010

22:0 nl* nl* 22:0 g 0.012

24:0 nl* nl* 24:0 g 0.003

Asam folat,, total monounsaturated

g 6.525Asam folat, total monounsaturated

g 3.809

14:1 nl* nl* 14:1 g 0.008

16:1 undifferentiated g 0.441 16:1 undifferentiated g 0.298

18:1 undifferentiated g 6.084 18:1 undifferentiated g 3.473 

20:1 g 0.000 20:1 g 0.028 

22:1 undifferentiated g 0.000 22:1 undifferentiated g 0.003 

Fatty acids, total polyunsaturated

g 1.223Fatty acids, total polyunsaturated

g 1.364 

18:2 undifferentiated g 0.558 18:2 undifferentiated g 1.148 

18:3 undifferentiated g 0.102 18:3 undifferentiated g 0.033 

18:4 g 0.000 18:4 g  0.000

20:4 undifferentiated g 0.319 20:4 undifferentiated g 0.142 

20:5 n-3 g 0.000 20:5 n-3 g 0.004 

22:5 n-3 g 0.000 22:5 n-3 g 0.000 

Page 12: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

22:6 n-3 g 0.000 22:6 n-3 g 0.037

Cholesterol mg 884 Cholesterol mg 425 

Asam Amino

Tryptophan g 0.260 Tryptophan g 0.152

Threonine g 0.736 Threonine g 0.600

Isoleucine g 0.598 Isoleucine g 0.682

Leucine g 1.097 Leucine g 1.067

Lysine g 0.951 Lysine g 0.897 

Methionine g 0.576 Methionine g 0.390 

Cystine g 0.285 Cystine g 0.290 

Phenylalanine g 0.840 Phenylalanine g 0.664

Tyrosine g 0.613 Tyrosine g 0.510 

Valine g 0.885 Valine g 0.761 

Arginine g 0.765 Arginine g 0.749 

Histidine g 0.320 Histidine g 0.296 

Alanine g 0.631 Alanine g 0.696 

Aspartic acid g 0.777 Aspartic acid g 1.255 

Glutamic acid g 1.789 Glutamic acid g 1.633 

Glycine g 0.422 Glycine g 0.420 

Proline g 0.480 Proline g 0.498 

Serine g 0.963 Serine g  0.929

Lainnya

Caffeine nl* nl* Tryptophan mg 0

Theobromine nl* nl* Threonine mg 0

USDA Nutrient Database for Standard Reference, Release 15 (August 2002) *nl = was not listed

Page 13: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Tabel 10. Kandungan gizi per 100 gram telur puyuh, telur ayam, dan telur bebekZat gizi Telur puyuh Telur ayam Telur bebek

Energi (kkal)  158  143  185Protein (g)  13,05  12,58  12,81Total lemak (g)  11,09  9,94  13,77Karbohidrat (g)  0,41  0,77  1,45Kalsium/Ca (mg)  64  53  64Besi/Fe (mg)  3,65  1,83  3,85Magnesium/Mg (mg)  13  12  17Fosfor/P (mg)  226  191  220Kalium/K (mg)  132  134  222Natrium/Na (mg)  141  140  146Seng/Zn (mg)  1,47  1,11  1,41Tembaga/Cu (mg)  0,062  0,102  0,062Mangan/Mn (mg)  0,038  0,038  0,038Selenium/Se (mkg)  32,0  31,7  36,4Thiamin (mg)  0,069  0,069  0,156Riboflavin (mg)  0,478  0,478  0,404Niasin (mg)  0,070  0,070  0,200Asam Panthothenat (mg)  1,438  1,438  1,862Vitamin B6 (mg)  0,143  0,143  0,250Kolin (mg)  263,4  251,1  263,4Vitamin B12 (mkg)  1,58  1,29  5,40Vitamin A (IU)  543  487  674Vitamin E (mg)  1,08  0,97  1,34Vitamin K (mkg)  0,3  0,3  0,4Kolesterol (mg)  844  423  884Lutein+zeaksantin (mkg)  369  331  459Sumber: USDA (2007)

Berdasarkan kandungan gizi unggas baik berupa daging maupun telurnya, wajar saja bila hampir semua orang menyukainya. Preferensi ini dapat dijadikan salah satu alasan pentingnya pengembangan usaha ternak unggas dewasa ini karena dimasa depan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hasil penelitian Ketut Kariyasa dan Bonar M. Sinaga menunjukkan bahwa Produksi dan daging ayam adalah lebih besar dipengaruhi harga domestiknya dari pada faktor-faktor lainnya. Dalam jangka panjang, harga daging ayam dunia akan menjadi kuat dipengaruhi baik dari sisi penawaran dan permintaan. Saat ini pun kita sudah merasakan, karena permintaan yang terus meningkat sementara persediaan kurang, harga daging

Page 14: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

ayam dan telur cukup tinggi. Fluktuasi daftar harga daging ayam dan telur dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Perkembangan Harga Daging Ayam 2005-2011

Gambar 2. Perkembangan Harga Telur 2005 - 2011

PELUANG USAHA UNGGAS

Salah satu indikator tercapainya pembangunan pertanian adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat petani, termasuk di dalamnya adalah

Sumber : Dit Pasdom, Ditjen PPHP dan BPS

Sumber : Dit Pasdom, Ditjen PPHP dan BPS

Page 15: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

nelayan dan peternak. Pembangunan pertanian diera global hendaknya diarahkan kepada pengembangan pertanian yang berbasis agribisnis. Peternakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kinerja agribisnis. Oleh sebab itu usaha ternak sebaiknya dilaksanakan pula dengan basis agribisnis yang meliputi kinerja antar subsistem, yaitu: subsistem sarana prasarana, produksi, pemasaran, pengolahan, dan kelembagaan penunjang.

Dalam rangka mengembangkan agribisnis berbasis peternakan, komoditi unggas sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani memiliki prospek yang baik. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki unggas seperti yang sudah diuraikan sebelumnya merupakan dayatarik tersendiri bagi masyarakat baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Sebagai konsumen masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan gizinya dengan harga yang relatif murah, sedangkan bagi produsen mereka akan mendapatkan keuntungan sekaligus dari daging, telur dan bahkan kotorannya.

Namun demikian, dalam menjalankan usaha ternak unggas ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Dari banyaknya aspek yang ada, aspek produksi, pasar dan pemasaran serta aspek kelestarian lingkungan termasuk ke dalam 3 aspek penting yang paling harus diperhatikan.

1. Aspek Produksi

Produksi pada dasarnya adalah bagaimana mengelola faktor-faktor produksi secara efisien untuk mendapatkan pendapatan maksimal. Aspek produksi pada pemeliharaan unggas pada umumnya adalah bagaimana cara budidaya ternak yang baik. Dengan demikian diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung tercapainya produktifitas yang tinggi. Sarana dan prasarana yang lengkap tidak dapat dijadikan jaminan produksi akan baik. Oleh sebab itu harus didukung dengan sumberdaya manusia yang terampil. Secara umum aspek produksi pada ternak unggas meliputi: persiapan kandang, pembesaran, pemeliharaan, pemberian pakan, pemberian obat, sanitasi kandang, pembibitan, pemanenan.

2. Pasar Dan Pemasaran

Salah satu kunci keberhasilan usaha adalah adanya pasar. Produk sebagus apapun kualitasnya dan sebanyak apapun kuantitasnya bila tidak ada pasar yang membeli maka akan percuma. Pasar untuk unggas cukup terbuka luas karena memang hampir semua orang menyukai daging dan telurnya. Apalagi pada musim-musim tertentu seperti hari raya (hari-hari besar) daging dan telur sangat dibutuhkan sehingga pada musim-musim tersebut harga bisa melambung tinggi. Demikian juga pasar untuk unggas hias yang dipelihara karena hobi cukup luas. Restorn, hotel, rumah sakit dan lain-lain senantiasa membuthkan daging dengan kualitas terbaik. Ini adalah pasar potensial bagi unggas.

3. Aspek Kelestarian Lingkungan

Page 16: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Usaha ternak harus pula diimbangi dengan dengan kelestarian lingkungan sekitar usaha ternak itu dilaksanakan. Hal ini penting dilakukan karena salah satu keunikan usaha ternak adalah bahwa ternak yang dipelihara akan mengeluarkan kotoran dan menghasilkan limbah yang bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan polusi udara serta air. Oleh sebab itu bila akan membuka peternakan, lokasi kandang harus agak jauh dari pemukiman penduduk atau sumber air. Aspek kelestarian lingkungan ini hendaknya tidak dianggap sepele dan jangan hanya berupa slogan saja

Peluang usaha ternak dengan kondisi permintaan yang semakin meningkat cukup baik (Tabel 11). Pengembangan usaha ternak dalam rangka meningkatkan populasi ternak unggas merupakan hal yang baik untuk dilakukan guna mencukupi kebutuhan akan pangan yang bergizi terutama dalam pemenuhan protein hewani, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan dengan catatan harus memperhatikan ketiga aspek tersebut di atas. Berikut ini adalah salah satu contoh analisa usaha ternak untuk jenis ayam kampung dalam skala kecil, sebagai gambaran bahwa usaha ternak ayam dapat dijadikan andalan dalam kehidupan.

Tabel 11. Contoh Analisa Usaha Ternak Ayam KampungJenis Biaya Jumlah (Rp)

1). Input a). Biaya Investasi 

- Pembuatan kandang tahun 1 - Pembuatan kandang dan Box tahun 11- Pembuatan pagar keliling Total biaya investasi (1)

35.00040.000

125.000200.000

b). Biaya Operasi - Pembelian 155 ekor ayam=155xRp900- Pembelian untuk 155 ekor ayam=13.578xRp120- Pembelian pakan untuk 189 DOC sampai umur 3 bln =1.154xRp.120- Pembelian pakan untuk 183 ekor ayam=Rp.10.266x120 Total pembelian pakan - Biaya vaksin & obat cacing ayam muda & dewasa  - Biaya vaksin dan obat cacing/DOC  Total biaya operasi =Rp.139.500 + Rp.2.999.872 + Rp 4000

139.5001.29.360

138.5561.231.956 2.999.872

3.0001.000

3.143.372c). Penyusutan dan Perbaikan - Penyusutan kandang 1 tahun - Penyusutan pagar 1 tahun - Perbaikan kandang 1 tahun - Perbaikan kandang 1 tahun Total

2.5003.0004.0005.000

14.500002). Output 

- Penjualan telur selama pemeliharaan= 49.300xRp850 41 905.000

Page 17: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

- Penjualan ayam afkir @Rp40.000- Penjualan dari telur yang dikomsumsi =3060x500Total

6.200.0001.530.000

49.635.0003). Keuntungan Yang Diperoleh per bulan

Rp 49.635.000 – Rp25.034.099 = 24.600.001Rp 24.600.001 : 20bln

1.230.000

Sumber: http://www.sentrakukm.com

PENUTUP

Tingkat konsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani saat ini memang masih rendah, tapi bukan berarti pengembangan pembangunan sektor peternakan berhenti begitu saja, melainkan harus tetap ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi sumber protein hewani dan bertambahnya jumlah penduduk. Peluang usaha unggas menjadi terbuka karenanya, sebab unggas dengan segala manfaatnya menunjukkan nilai ekonomis yang tinggi.

LITERATURAnggorodi. 1987. Ilmu Makan Ternak Umum

BPS. 2012. Statistik Indonesia

Dirjen Peternakan. 2012. Data Populasi Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan

Elly Listiyowati dan Kinanti Roospitasari. 2004. Puyuh. Tata laksana Budidaya Secara Komersial. Seri Agribisnis. Penebar Swadaya. Bogor.

http://perhepi.org/images/stories/publikasi/konpernas/husein.pdf, diakses 7 Februari 2013, 14:54

http://www.ternakpuyuh.com/. Diakses 7 Februari 2013, 15:15

http://www.poultryindonesia.com

Hariadi Prasetya. Melatih Siap Kontes Merpati Balap & Merpati Hias. Seri Peternakan Modern. Penerbit Pustaka Baru Press.

http://www.sentrakukm.com

Ketut Kariyasa dan Bonar M. Sinaga. Analisis perilaku pasar pakan dan daging ayam ras di indonesia: Pendekatan model ekonomerika simultan. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Page 18: UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS

Faperta IPB . (Feed and Chicken Meat Markets Behavior Analysis in Indonesia: Simultaneous Econometric Model Approach)

Koko Makbullah RH. 2007. Cara Praktis Memeliha Itik. PT. Panca Anugerah Sakti. Jakarta.

RIWAYAT SINGKAT PENULISRENY SUKMAWANI. Penulis adalah Dosen di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang saat ini diberi amanah sebagai Wakil Rektor I UMMI. Penulis juga aktif sebagai pengurus dan anggota Pimpinan daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Sukabumi dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI). Penulis menyelesaikan Sarjana Pertanian di UNPAD, Magister Pertanian di UNWIM dan saat ini penulis sedang menyelesaikan program Doktor di UNPAD. Penulis telah menerbitkan 5 buku sebelumnya yang berjudul: Bertanam Tanpa Tanah (Hidroponik), Mengenal Tumbuhan, Tanah: Fungsi dan Kegunaannya, Mengelola Sampah di Sekitar Kita, Penanganan & Pengolahan Tanaman Pangan dan Hortikultura dan ini adalah bunga rampai pertama dimana penulis terlibat di dalamnya. Disamping menulis, penulis juga aktif sebagai narasumber dalam berbagai kegiatan pelatihan, penataran ataupun seminar. Makalah yang pernah dipresentasikan dalam seminar nasional dan internasional diantaranya adalah berjudul : (1) The Roles of Productive Economical Acceleration Field School (Sl-AEP) to Increase Farmer Income in Sukabumi Regency, West Java, Indonesia; (2) Teaching Model of Student Center Learning (SCL) in Agricultural Extension Ativity and Its Influence Upon Farmer Behavior Change; (3) Marketing Strategy of Organic Rice (a Case at Gapoktan Mekartani, Subdistrict of Kebonpedes Sukabumi Regency, West Java, Indonesia); (4) Penguatan Kelembagaan Nelayan dalam Mewujudkan Minapolitan dan Industrialisasi Perikanan di Kabupaten Sukabumi; dan (5) Kebijakan Pembangunan Pedesaan di Indonesia.