undang undang republik indonesia tentang dengan · pdf filesekitar kawasan hutan adalah...

Download UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG DENGAN · PDF filesekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, ... ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif,

If you can't read please download the document

Upload: ngotruc

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 16 TAHUN 2006

    TENTANG

    SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskankehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umummerupakan hak asasi warga negara Republik Indonesia;

    b. bahwa pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutananyang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untukmemenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan bakuindustri; memperluas lapangan kerja dan lapanganberusaha; meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnyapetani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan,pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitarkawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinankhususnya di perdesaan; meningkatkan pendapatannasional; serta menjaga kelestarian lingkungan;

    c. bahwa untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian,perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber dayamanusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuanmanajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehinggapelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutananmampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hiliryang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalammelestarikan hutan dan lingkungan hidup sejalan denganprinsip pembangunan berkelanjutan;

    d. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, dan huruf c, pemerintah berkewajibanmenyelenggarakan penyuluhan di bidang pertanian,perikanan, dan kehutanan;

    e. bahwa . . .

  • - 2 -

    e. bahwa pengaturan penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan dewasa ini masih tersebar dalam berbagaiperaturan perundang-undangan sehingga belum dapatmemberikan dasar hukum yang kuat dan lengkap bagipenyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan;

    f. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b, huruf c,huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undangtentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, danKehutanan;

    Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 33 Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    dan

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : UNDANG UNDANG TENTANG SISTEM PENYULUHANPERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

    1. Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutananyang selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalahseluruh rangkaian pengembangan kemampuan,pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama danpelaku usaha melalui penyuluhan.

    2. Penyuluhan . . .

  • - 3 -

    2. Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yangselanjutnya disebut penyuluhan adalah prosespembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agarmereka mau dan mampu menolong danmengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasipasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensiusaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, sertameningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsilingkungan hidup.

    3. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura,perkebunan, dan peternakan yang selanjutnya disebutpertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usahahulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasapenunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalamagroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, denganbantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemenuntuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagikesejahteraan masyarakat.

    4. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungandengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikandan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai daripraproduksi, produksi, pengolahan sampai denganpemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnisperikanan.

    5. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atausebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkunganperairan.

    6. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yangdiselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan.

    7. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjukdan/atau ditetapkan oleh pemerintah untukdipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

    8. Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dankehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalahmasyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani,pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolahikan, beserta keluarga intinya.

    9. Masyarakat . . .

  • - 4 -

    9. Masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalahpenduduk yang bermukim di dalam dan di sekitar kawasanhutan yang memiliki kesatuan komunitas sosial dengankesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutandan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistemhutan.

    10. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia besertakeluarganya atau korporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitarhutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,pemasaran, dan jasa penunjang.

    11. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang melakukan usaha perkebunan.

    12. Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang melakukan usaha peternakan.

    13. Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia ataukorporasi yang mata pencahariannya atau kegiatanusahanya melakukan penangkapan ikan.

    14. Pembudi daya ikan adalah perorangan warga negaraIndonesia atau korporasi yang melakukan usahapembudidayaan ikan.

    15. Pengolah ikan adalah perorangan warga negara Indonesiaatau korporasi yang melakukan usaha pengolahan ikan.

    16. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesiaatau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesiayang mengelola usaha pertanian, perikanan, dankehutanan.

    17. Kelembagaan petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan disekitar kawasan hutan adalah lembaga yangditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelakuutama.

    18. Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluhkehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya,yang selanjutnya disebut penyuluh adalah peroranganwarga negara Indonesia yang melakukan kegiatanpenyuluhan.

    19. Penyuluh . . .

  • - 5 -

    19. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebutpenyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberitugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuholeh pejabat yang berwenang pada satuan organisasilingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untukmelakukan kegiatan penyuluhan.

    20. Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari duniausaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensidalam bidang penyuluhan.

    21. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasildalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yangdengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadipenyuluh.

    22. Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akandisampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama danpelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputiinformasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,hukum, dan kelestarian lingkungan.

    23. Programa penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan yang selanjutnya disebut programa penyuluhanadalah rencana tertulis yang disusun secara sistematisuntuk memberikan arah dan pedoman sebagai alatpengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

    24. Rekomendasi adalah pemberian persetujuan terhadapteknologi yang akan digunakan sebagai materi penyuluhan.

    25. Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintahdan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsimenyelenggarakan penyuluhan.

    26. Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutananyang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan adalahkelembagaan independen yang dibentuk pada tingkatpusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang terdiri atas parapakar dan/atau praktisi yang mempunyai keahlian dankepedulian dalam bidang penyuluhan atau pembangunanperdesaan.

    27. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidangpertanian, menteri yang bertanggung jawab di bidangperikanan, atau menteri yang bertanggung jawab di bidangkehutanan.

    28. Pemerintah . . .

  • - 6 -

    28. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalahPresiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaanpemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

    29. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota,dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

    30. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnyadisebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yangmemiliki batas-batas wilayah yang berwenang untukmengatur dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadatsetempat yang diakui dan dihormati dalam sistemPemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    BAB II

    ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI

    Pasal 2

    Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat,kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan,pemerataan, dan bertanggung gugat.

    Pasal 3

    Tujuan pengaturan sistem penyuluhan meliputi pengembangansumber daya manusia dan peningkatan modal sosial, yaitu:

    a. memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, sertakehutanan yang maju dan modern dalam sistempembangunan yang berkelanjutan;

    b. memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalampeningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usahayang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembanganpotensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran,