ukd 4 - pengolahan limbah cair kertas

Upload: pratiti-dini-fachrurrozi

Post on 05-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengolahan limbah cair biologi

TRANSCRIPT

  • 1

    A. Pendahuluan

    Kertas adalah suatu bahan tipis yang terbuat dari serat-serat nabati panjang yang

    diendapkan dan dikeringkan, biasanya dicampur bahan pewarna atau bahan

    tambahan lainnya.

    Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa, selulosa adalah bahan serat yang

    merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan terutama terdapat pada bagian

    batang, daun, dan tangki buah dari pohon.

    Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

    industry maupun domestik (rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai

    sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki

    lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya

    berbentuk padat dan cair. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan

    dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya

    adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik Kertas

    menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah

    cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan

    mengakibatkan pencemaran lingkungan.

    B. Bahan Baku Industri Kertas

    Bahan baku dalam pembuatan kertas terbagi menjadi selulosa, hemiselulosa,

    lignin, dan bahan ekstraktif.

    1. Selulosa

    Penyusun utama kertas adalah serat-serat selulosa. Selulosa adalah serat-serat

    yang terdapat pada dinding sel tumbuhan, terutama pada batang. Selulosa

    merupakan golongan polisakarida dengan rumus kimia (C6H10O5)n. Selulosa

    merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena

    bersifat panjang dan kuat. Kayu mengandung sekitar 50 % komponen selulosa.

  • 2

    2. Hemiselulosa

    Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam

    proses pulping.

    3. Lignin

    Lignin berfungsi merekatkan serat serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pada

    proses pulping secara kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan

    komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. komponen lignin dalam

    kayu adalah sekitar 30 %.

    4. Bahan ekstraktif

    Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.

    Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah

    toksik akut dalam limbah industri kertas. Jumlah komponen hemiselulosa dan

    hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar 20 %.

    C. Pengolahan Limbah Biologi sistem Lagoon

    Secara terminologi kolam stabilisasi, lagoon, dan kolam oksidasi memiliki

    maksud yang sama. Metode yang memanfaatkan cekungan tanah ini dimanfaatkan

    sebagai cara untuk pengolahan sekunder atau tersier. Kolam stabilisasi ini telah

    diaplikasikan untuk mengolah air limbah selama lebih dari 300 tahun. Kolam

    banyak dipilih untuk mengolah limbah yang berkapasitas kecil karena hanya

    membutuhkan biaya konstruksi dan operasi yang rendah. Metode ini digunakan

    untuk mengolah air limbah dari limbah domestik dan industri pada berbagai

    perubahan kondisi cuaca. Metode kolam dapat digunakan sebagai pengolahan

    tunggal ataupun dikombinasikan dengan berbagai proses pengolahan lainnya.

  • 3

    Gambar-1 Kolam Stabilisasi / lagoon salah satu Industri di Asia

    Kolam stabilisasi dapat diklasifikasikan menjadi kolam fakultatif (aerob -

    anaerob), kolam aerasi, kolam aerobik, dan kolam anaerobik yang didasarkan pada

    tipe reaksi atau aktivitas biologi yang sering terjadi di dalam kolam.

    Pengelompokan lain juga dapat dilakukan berdasarkan jenis influen (eflluen yang

    belum terolah, telah tersaring, telah diendapkan, atau eflluen yang berasal dari

    pengolahan sekunder (seperti lumpur akif)), lama pengurasan (tidak diemisikan,

    menengah, atau terus menerus), dan berdasarkan proses pemberian oksigen (dari

    proses fotosintesis, dari udara dipermukaan, atau aerasi mekanis).

  • 4

    Gambar 2 - Diagram Umum Sistem Biologi yang terdapat pada Kolam

    Fluktuatif

    Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode

    yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah

    cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan

    kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian

    digunakan oleh bakteri aero untuk prose penguraian/degradasi bahan organic dalam

    limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi

    di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah

    terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurkan

    utnuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

    Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, termasuk

    dalam pengolahan limbah biologis dengan penggolongan reaktor jenis reaktor

    pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi

    hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang

  • 5

    tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar

    yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5

    hari saja.

    Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

    biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:

    1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;

    2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

    Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat

    dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,

    proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

    Adapun kelebihan dan kekurangan sistem biologi kolam stabilisasi / lagoon :

    a. Kelebihan :

    - Biaya pemeliharaan rendah

    - Effluent yang dihasilkan baik karena daya larut oksigen dalam air limbah

    lebih besar sehingga mengoptimalkan kinerja mikroorganisme

    - Dapat menampung air limbah dengan kuantitas volume yang sangat besar

    - Tidak menimbulkan bau.

    b. Kekurangan :

    - Membutuhkan lahan yang luas

    - Membutuhkan energi yang besar, karena disamping untuk suplai oksigen

    juga untuk pengadukan secara sempurna.

    D. Karakteristik Limbah Pabrik Kertas

    Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan

    padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan

    terhadap oksidasi biologis.

  • 6

    E. Limbah Cair Industri Kertas

    Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari

    lingkungan. Menurut Rini (2003), limbah cair proses pembuatan kertas terdiri dari:

    a. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen

    b. Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin,

    terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan

    BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,

    c. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,

    d. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,

    e. Limbah panas

    f. Mikroba seperti golongan bakteri koliform.

    F. Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Kertas

    1. Gambaran Umum Pengolahan Limbah Cair Industri Kertas

    Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap

    netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan.

    Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat

    penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk

    menghilangkan benda benda besar yang masuk ke air limbah. Pengendapan

    primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan

    waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan dapat

    digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang

    membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar

    racun dan meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang

    mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan

    laguna fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD

    dengan waktu tinggal 10 hari.

  • 7

    2. Pengolahan Limbah Cair Industri Kertas PT Tjiwi Kimia Tbk

    Pengolahan limbah cair di Industri kertas PT Tjiwi Kimia Tbk

    menggunakan metode pengolahan biologi lagoon and stabilization . Limbah

    yang dihasilkan berasal dari unit paper mill . Limbah dialirkan ke inlet pit. Di

    inlet pit kotoran-kotoran disaring dengan menggunakan alat automatic bar

    screen, kemudian dari inlet pit limbah dialirkan menuju lagoon ekualisasi

    (lagoon B), yang mana unit ini diberikan aerasi yang bertujuan untuk

    menurunkan temperature, menghomogenkan larutan, dan memasok sedikit

    udara (oksigen).

    Selanjutnya limbah dihisap oleh pompa ke unit flokulasi. Pada unit

    flokulasi ditambahkan bahan-bahan kimia berupa koagulan (alum) dan flokulan

    (polimer). Fungsi alum di sini adalah untuk memisahkan kotoran padat dan

    halus dari air dengan adanya pembentukan flok, dan polimer berfungsi untuk

    mengikut flok-flok membentuk ukuran yng lebih besar sehingga dapat

    mengendap.

    Setelah melewati flocculation tank, limbah dipompa ke primary

    clarifier. di sini akan terjadi pemisahan anatar padatan dan cairan limbah.

    Cairan limba (supernatant) dialirkan secara gravitasi ke kolam aerated lagoon

    (lagoon H dan lagoon E), sedangkan padatan (sludge) dialirkan ke sludge

    storage tank dan diolah lebih lanjut dengan sludge thickener dan belt press.

    Lagoon aerasi berfungsi sebagai tempat pertumbuhan bakteri yang akan

    mendegradasi senyawa-senyawa organic yang terkandung dalam limbah. Di

    sini aerator berfungsi untuk mendistribusikan oksigen secara merata untuk

    kebutuhan bakteri-bakteri.

    Untuk mengontrol perkembangan bakteri ini yaitu dengan mengecek

    perkembangan MLSS (Mixed Liquid Suspended Solid) yaitu merupakan

    suspended solid yang terdapat dalam lagoon aerasi dalam bentuk flok. Nilai

    MLSS diharapkan berkisar antara 2000-4000 ppm. Foam yang terbentuk pada

  • 8

    kolam aerasi diatasi dengan penambahan defoamer karena foam tersebut akan

    menghambat distribusi udara (oksigen) dalam kolam. Dalam hal ini syarat-

    syarat pertumbuhan bakteri yang perlu diperhatikan:

    - Food ratio

    - Oksigen

    - Suhu

    - pH (6-8)

    - nutrient dan suplemen (NPK)

    - Toxic (racun)

    - Deterjen

    Selanjutnya hasil olahan di aerated lagoon akan diendapkan lebih lanjut

    di secondary clarifier. dari pengendapan ini akan diperoleh hasil berupa

    supernatant, scum, dan sludge. Slum adalah busa yang mengering di permukaan

    sebelum dialirkan ke lagoon B untuk diolah kembali. Sludge yang dihasilkan

    di sludge tank sebelum disirkulasi kembali lagoon B dan lagoon H. Supernatant

    yang dihasilkan kemudian dialirkan ke lagoon G yng merupakan kolam control

    kualitas air, di mana air dari lagoon G digunakan untuk memelihara ikan.

    Apabila ikan yang hidup di air tersebut tidak mengalami gangguan, maka air

    sudah aman untuk dibuang ke sungai.

    Parameter-parameter yang harus dipenuhi agar limbah dapat dibuang ke

    sungai dengan aman adalah:

    - pH = 7

    - COD = 100 ppm

    - BOD = +/- 50 ppm

    - TSS = < 100 ppm

  • 9

    G. Usaha Penanggulangan Masyarakat terhadap Limbah Industri Kertas

    Masyarakat juga turut andil dalam pengelolaan limbah pabrik kertas. Limbah

    pabrik kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi.

    Karton hasil pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas gembos.

    Proses pembuatannya relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung diproses

    menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78

    cm. Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam. Kemudian

    dihaluskan dengan rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg. Hal ini tentu

    saja terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap

    lingkungan.

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Idaman, Nusa, (2013), Teknologi Pengolahan Limbah Cair dengan Proses Biologis,

    Publikasi Buku, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Jakarta.

    Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995.

    Lin, Shun Dar, and Lee, C. C. 2007 . Handbook of Environmental Engineering

    Calculation, 2nd Edition . New York : McGraw-Hill .

    Operator Training and Certification Unit, (2010), Training Manual for Operators of

    Wastewater Stabilization Lagoon, Department of Natural Resources and

    Environment, Michigan.

    Rini dan P. Fatticianita J., (2003), Seeding dan Aklimatisasi Proses Pengolahan Air

    Limbah Industri Inokulum Tempe dengan Sequencing Batch Reactor. Tugas

    Akhir. Jurusan Teknik Kimia. POLBAN. Bandung.

    www.core.ac.uk/download/pdf/11064310.pdf

    www.ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/517/403

  • 11

    MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

    BIOLOGICAL LAGOON AND STABILIZATION

    WASTEWATER TREATMENT IN PAPER AND PULP

    INDUSTRY

    Disusun Oleh:

    Pratiti Nandini (I0511039)

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    2015