uk 1 lksei

Upload: qy-qizwa-andini

Post on 06-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mengenai materi-materi yang di ujikan pada makul lembaga keuangan syariah dan ekonomi Islam

TRANSCRIPT

UK 1 LKSEIJawaban:Bagian A1. Menurut saya orang yang berpandangan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang idola itu karena kurangnya pemahaman mereka terhadap kata idol itu sendiri, Jika kita translate di kamus,maka kita akan mendapatkan arti idol/idola itu adalah berhala atau patung. Orang-orang sering menafsirkan bahwa sosok idola adalah yang mempunyai kelebihan di atas orang lain. Sosok Idola adalah orang yang dipuja, dikagumi atau diteladani. Sosok idola adalah orang yang dianggap menyandang predikat istimewa, dihormati posisinya dan dikagumi prestasinya. Sosok idola ditempatkan pada posisi yang tinggi pada komunitas yang mengidolakannya. Dan cara saya menyikapi orang yang berpandangan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah idolanya, yaitu dengan memberikan mereka pemahaman secara perlahan-lahan bahwa Rasulullah SAW bukanlah seorang idola melainkan uswatun hasanah yang sikap dan perilakunya patut dijadikan contoh. Hal ini yang ditegaskan Allah pada Q.S Al-Ahzab ayat 21.

2. Q.S Al-Ahzab Ayat 21

Artinya:Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

3. Uswatun hasanah berarti suri teladan yang baik. Ada dua faktor mengapa Nabi Muhammad SAW dijadikan uswatun hasanah. Pertama, karena faktor tauhid. Setiap orang yang beriman tidaklah sempurna keimanannya manakala tidak beriman kepada Rasulullah SAW. Yang mana keimanannya tersebut terwujud dalam upayanya meniru segala akhlak dan perilaku Rasulullah SAW ke dalam kehidupannya. Faktor kedua mengapa Rasulullah SAW menjadi uswatun hasanah adalah karena Nabi Muhammad SAW memang pantas untuk dijadikan panutan. Faktor realita. Bayangkan, sebelum jadi Rasul saja akhlak Nabi Muhammad SAW sudah sangat diakui kebaikannya. Bahkan, ketika berdagang yang beliau mulai di usia 12, Rasulullah SAW mendapat sebutan al-Amiin yang artinya terpercaya dari masyarakat saat itu. Kejujuran inilah yang menjadikan Rasulullah SAW mendapat simpati dan disenangi oleh masyarakat. Ketika berdagang dan ada yang mau membeli, Rasulullah SAW tidak hanya menampakkan sisi yang baik-baiknya saja, tetapi juga memaparkan sisi yang buruknya. Sehingga dengan begitu, pembeli merasa puas terhadap barang yang ia beli.Karena keluhuran akhlak beliau, maka Allah jadikan semua perkataan, perbuatan dan ketetapan beliau sebagai landasan hukum bagi umat islam yang ke dua setelah Al-Quran. Ummul Mukminin, siti Aisyah ra menggambarkan bagaimana luhurnya budi pekerti Rasulullah ketika ditanyakan kepada beliau bagaimana akhlak Rasulullah, dengan ungkapan beliau akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Keluhuran budi pekerti Rasulullah berada pada semua aspek. Rasulullah merupakan suri teladan yang sempurna. Sebagai seorang pemimpin agama, beliau memperlihatkan akhlak seorang Nabi yang berjuang dengan santun, sabar, dan ikhas. Dalam berdakwa beliau tabah menghadapi gangguan dari musuh-musuh beliau yang tak lain berasal dari kaum beliau sendiri. Sebagai seorang pemimpin negara, Rasulullah memperlihatkan kepada umatnya bagaimana seharusnya akhlak seorang pemimpin. Beliau menjadi seorang pemimpin yang memecahkan masalah dengan musyawarah, padahal pandangan beliau sendiri sudah cukup tanpa perlu bermusyawarah dengan para shahabat. Cara dan metode Rasulullah dalam memimpin umat diikuti oleh empat shahabat utama beliau yang memerintah setelah wafat Rasulullah, sehingga dijuluki dengan Khulafaur Rasyidin; para pengganti yang mendapat petunjuk. Dalam kehidupan rumah tangga, Rasulullah juga menjadi contoh suami yang baik, selalu bersikap sabar, arif, dan mencintai keluarganya, berlaku adil terhadap istri-istri beliau. Beliau tidak terlalu menyibukkan istri-istrinya, bahkan kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual. Rasulullah juga memberikan contoh hidup zuhud di dunia ini. Dalam satu dikisahkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, "Umar bin Al-Khaththab ra. bercerita kepadaku, "Aku pernah memasuki rumah Rasulullah Shallailahu Alaihi wa Sallam, yang saat itu beliau sedang berbaring di atas selembar tikar. Setelah aku duduk di dekat beliau, aku baru tahu bahwa beliau juga menggelar kain mantelnya di atas tikar, dan tidak ada sesuatu yang lain, Tikar itu telah menimbulkan bekas guratan di lambung beliau. Aku juga melihat di salah satu pojok rumah beliau ada satu takar gandum. Di dinding tergantung selembar kulit yang sudah disamak. Melihat kesederhanaan ini kedua mataku meneteskan air mata. Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-Khaththab? tanya beliau Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis jika melihat gurat-gurat tikar yang membekas di lambung engkau itu dan lemari yang hanya diisi barang itu? Padahal Kisra dan Kaisar hidup di antara buab-buahan dan sungai yang mengalir. Engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihan-Nya, sementara lemari engkau hanya seperti itu. Rasulullah menjawab Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau tidak ridha jika kita mendapatkan akhirat, sedangkan mereka hanya mendapatkan dunia? Kedudukan Rasulullah sebagai uswatun hasanah dengan akhlak yang luhur merupakan salah satu hikmah diutusnya beliau ke muka bumi ini yang merupakan rahmat bagi seluruh alam.

4. Menurut saya hewan seperti gajah, harimau, ayam, kambing bahkan babi juga merupakan makhluk yang [beragama] Islam karena seperti yang telah ditegaskan pada Q.S As-Shaff Ayat 1 dan Q.S Jumuah Ayat 1, bahwa telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang di bumi.........Hal inilah yang menjelaskan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi menyembah Allah, dengan kata lain semua yang ada di langit dan di bumi (beragama) Islam termasuk hewan seperti gajah, harimau, ayam, kambing dan bahkan babi, kecuali jin dan manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih agamanya seperti pada Q.S Al-Baqarah Ayat 256.

Bagian B1. Dalil naqli bahwa Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna terdapat pada:Q.S Al-Maidah Ayat 3 : ...... Pada hari ini, telah Ku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.Dan juga pada Q.S An-Anam Ayat 38:....... Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab / Al-Quran.Dalil aqli bahwa Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, yaitu:Sungguh suatu anugerah yang tak terhingga, ketika Allah SWT memberikan nikmat terbesar dalam kehidupan manusia, yaitu nikmat iman dan Islam. Nikmat yang menjadikan ada sebuah pembeda (furqan) antara seorang muslim dengan musyrikin. Nikmat Islam merupakan kunci surga Allah, yang di dalamnya terdapat banyak sekali kenikmatan abadi yang tiada habisnya, di mana setiap muslim dijamin oleh Allah akan dimasukkan ke dalam jannah-Nya, apabila menerapkan Islam secara kaffah dalam hidupnya. Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat, diridhai dan sesuai dengan fitrah. Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat dipertanggungjawabkan dan menjadikan pengikutnya dan penganutnya tenang, selamat dan bahagia dalam menjalani hidup. Muslim menjadi selamat karena Islam diciptakan sebagai diin yang sempurna. Ketenangan yang dirasakan seorang muslim karena Allah memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam, kemudian kepada mereka yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan fitrahnya. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar Rum 30: 30)Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, disetiap tempat dan di masyarakat manapun. Dalam permasalahan kali ini penulis akan menjelaskan tentang Islam sebagai agama sempurna. Pada agama Islamlah kita temui ciri-ciri agama wahyu yang lengkap. Sehingga agama Islam, bukan hanya agama yang benar, tetapi juga agama yang sempurna.Islam merupakan agama yang sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sebagai petunjuk/ pegangan dalam hidupnya, sehingga dapat menjalani hidup dengan baik, teratur dan sejahtera, mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Ia adalah aqidah yang lurus, ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih. Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang sangat istimewa jika dibandingkan dengan syariah dan tatanan buatan manusia, baik komunisme, kapitalisme, demokrasi maupun yang lainnya. Universalitas Islam meliputi waktu, tempat dan seluruh bidang kehidupan. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat). Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa) adalah agama masa lalu, hari ini dan sampai akhir zaman nanti. Sebagaimana Islam merupakan agama yang pernah Allah sampaikan kepada para Nabi terdahulu

2. Banyak ayat-ayat Quran dan Hadits, baik yang bersifat langsung atau pun tidak, berkenaan dengan norma kegiatan ekonomi. Misalnya: QS 2:282 283QS 4:29:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku sama suka diantara kamu. QS 59:7 dan puluhan / ratusan ayat & hadits lainContoh kongkritnya yaitu:mengajarkan dua ajaran utama dalam ekonomi.Pertama, Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah secara absolut (mutlak dan hakiki). Manusia hanya sebagai pemegang amanah(trustee)untuk mengelola sumberdaya itu dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan kehidupan manusia secara adil.Dalam mengelola sumberdaya itu manusia harus mengikuti aturan Allah dalam bentuk syariah. Firman Allah,Kemudian kami jadikan bagi kamu syariah dalam berbagai urusan, maka ikutilah syariah itu. Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang yang tak mengetahui(QS:1Al-Jatsiyah 8)Salah satu contoh praktik ekonomi saat ini yang bertentangan dengan Tauhid adalah bunga. Bunga (interest) yang memastikan usaha harus berhasil (untung) bertentangan dengan tauhid. Firman Allah,Seseorang tidak bisa memastikan berapa keuntungannya besok,(Ar-Rum: 41). Padahal setiap usaha mengandung tiga kemungkinan, yaitu untung, impas atau rugi. Lebih dari itu, tingkat keuntungan itupun bisa berbeda-beda, bisa besar, sedang atau kecil. Jadi, konsep bunga benar-benar tidak sesuai dengan syariah, karena bertentangan dengan prinsip tauhid.Kedua,Allah menyediakan sumber daya alam sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia yang berperan sebagai khalifah, dapat memanfaatkan sumber daya yang banyak itu untuk kebutuhan hidupnya. Dalam perspektif teologi Islam, semua sumber daya yang ada, merupakan nikmat Allah yang tak terhitung ( tak terbatas ) banyaknya, sebagaimana dalam firmannya Dan jika kamu menghitung hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya.( QS. 14: 34 )Berbeda dengan pandangan di atas, para ahli ekonomi konvensional selalu mengemukakan jargon bahwa sumber daya alam terbatas (limited). Karena itu menurut ekonomi Islam, krisis ekonomi yang dialami suatu negara, bukan karena terbatasnya sumber daya alam, melainkan karena tidak meratanya distribusi(maldistribution),sehingga terwujud ketidakadilan sumber daya (ekonomi ).

3. 5 perbedaan pokok antara sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalisme noISLAMKAPITALIS

1Sumbernya dari Al-Quran, As Sunnah dan Ijtihad Sumbernya dari pikiran dan pengalaman manusia

2Berpandangan dunia holistik Berpandangan dunia sekuler

3Kepemilikan individu terhadap kapital adalah nisbi Kepemilikan individu terhadap kapital adalah mutlak

4Mekanisme pasar bekerja menuurut maslahat Mekanisme pasar dibiarkan bekerja sendiri

5Kompetisi pasar dikontrol oleh diktum syariahKompetisi pasar bersifat bebas dan melahirkan monopoli-survival of the fittest

4. Dalam kapitalisme yang menganut asaslaisssez faire, hak pemilikan perorangan adalah absolut, tanpa batas. Terjaminnya kebebasan memasuki segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas. Sedangkan dalam marxisme, hak memiliki hanya untuk kaum proleter yang diwakili oleh kepemimpinan diktator. Distribusi faktor-faktor produksi dan apa yang harus diproduksi, ditetapkan oleh negara. Pendapatan kolektif dan distribusi yang kolektif adalah ajaran utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara perorangan sangat dibatasi.Berbeda dengan kapitalisme dan sosialisme, dalam ekonomi Islam, pemilikan hakiki hanya pada Allah. (QS. 24:33). Allah adalah pemilik mutlak (absolut), sedangkan manusia memegang hak milik relatif, artinya manusia hanyalah sebagai penerima titipan,trustee(pemegang amanat) yang harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Jadi, menurut ekonomi Islam, penguasaan manusia terhadap sumberdaya, faktor produksi atau asset produktif hanyalah bersifat titipan dari Allah. Pemilikan manusia atas harta secara absolut bertentangan dengan tauhid , karena pemilikan sebenar hanya ada pada Allah semata.Pandangan ini sangat bertolak belakang dengan paham kapitalisme yang menganggap harta adalah milik manusia itu sendiri, karena manusia yang mengusahakannya sendiri. Untuk itu, menurut paham ini, manusia bebas menentukan cara mendapatkan dan bebas pula memanfaatkannya, tanpa perlu melihat halal haramnya.Jika semua sumberdaya di alam semesta ini sebagai milik Tuhan, maka konsekuensinya adalah setiap individu mempunyai akses yang sama terhadap milik Allah, karena seluruh alam ini ditundukkan untuk kemaslahatan seluruh manusia. Sedangkan menurut ekonomi konvensional, usaha mendapatkan kekayaan, pemanfaatannya dan penyalurannya, tunduk padawantsmanusia itu sendiri, tidak tunduk pada ketentuan syariat dan qaidah-qaidah yang ditetapkan Allah.Pandangan Islam tentang harta (sumberdaya) juga berbeda dengan sosialisme yang tidak mengakui pemilikan individu. Semua adalah milik negara. Individu hanya diberikan sebatas yang diperlukan dan bekerja sebatas yang dia bisa.Ekonomi Islam membagi tiga jenis kepemilikan yang harus dibedakan, yakni pemilikan individu, pemilikan umum dan pemilikan negara. Pemilikan individu diperoleh dari bekerja, warisan, pemberian, hibah, hadiah, wasiat, mahar barang temuan dan jual beli. Islam melarang memperoleh harta melalui cara yang tidak diridhoi Allah dan merugikan pihak lain, seperti riba, menipu, jasa pelacuran, perdagangan gelap, produksi dan penjualan alkohol/miras, narkoba, judi, spekulasi valuta asing, spekulasi di pasar modal,money game, korupsi, curang dalam takaran dan timbangan,ihtikar, dan sebagainya. Oleh karena itu tidak seorang pun dapat dibenarkan memperoleh pendapatan dari aktivitas yang telah disebutkan di atas.Sedangkan pemilikan umum adalah barang-barang yang mutlak dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan juga yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti air, api (bahan bakar, listrik, gas, padang rumput (hasil hutan), minyak, sumber mas dan perak, barang yang tak mungkin dimilik individu, seperti sungai, danau, jalan, lautan, udara, dan sinar matahari.

5. Riba adalah salah satu keunikan dalam sistem ekonomi Islam. Namun, masih sangat banyak ummat Islam yang melanggarnya. Hal ini disebabkan karena kurang pahamnya mereka tentang makna riba dan akibat dari riba dimata Allah. Mereka hanya menginginkan keuntungan yang didapatkan dari uang yang berbunga itu sendiri (riba).Menurut saya cara merubah pandangan masyarakat Muslim, sehingga mereka patuh seutuhnya terhadap ketentuan Islam, termasuk menghindari riba ini adalah dengan memberikan mereka pemahaman tentang riba itu sendiri dan akibat-akibatnya seperti apa yang ditekankan dalam surat Al-Baqarah Ayat 275.