ujian ikm
DESCRIPTION
vghkcvghTRANSCRIPT
Nama : Andryansyah
NIM : 20070310103
Puskesmas : Sedayu 1
TUGAS UJIAN IKM
1. Langkah-langkah problem solving cycle masalah kesehatan di komunitas
a. Analisis situasi
Meliputi analisis masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempangaruhi
masalah kesehatan tersebut. HL Blum telah mengembangkan suatu kerangka konsep
tentang hubungan anta faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Analisis
situasi terdiri dari analisis derajat kesehatan, analisis aspek kependudukan, analisis
pelayanan/upaya kesehatan, analisis perilaku kesehatan, dan analisis lingkungan.
b. Identifikasi masalah
Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan.
Cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan
adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secar kualitatif dan dapat
pula secara kuantitatif.
Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram sebab
akibat ataudiagram tulang ikan. Diagram tulang ikan (fish bone) adalah alat untuk
menggambarkan penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram ini
memberikan gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut
memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah sebagai langkah awal untuk
menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau
mengembangkan alternatif solusi.
c. Penentuan prioritas masalah
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu prosesyang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan
prioritas masalah dapat menggunakan metode matrix, delbeg, hanlon, Delphi, USG,
pembobotan dan metode dengan rumus.
Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari :
Menetapkan criteria
Memberikan bobot masalah
Menentukan scoringsetiap masalah
d. Alternatif solusi
Alternatif solusi dapat diketahui dengan metode brain storming. Brain
storming merupakan teknik mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang
digunakan untuk mengenali adanya masalah, baik yang telah terjadi maupun yang
potensial terjadi, menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan masalah,
menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan kreativitas, dan
menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasan.
e. Pelaksanaan solusi terpilih
Solusi yang paling tepat dapat dipilih dengan menggunakan 2 cara yaitu
teknik skoring dan non skoring. Pada teknik skoring dilakukan dengan memberikan
nilai (skor) terhadap beberapa alternatif solusi yang menggunakan ukuran
(parameter). Pada teknik nonscoring alternative solusi didapatkan melalui diskusi
kelompok sehingga teknik ini disebut juga nominal group technique (NGT).
Langkah-langkah implementasi solusi
Menyusun POA (Plan of Action)
Efektifitas
Efisiensi
Produktifitas
f. Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan
Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah terpecahkan)
Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam rencana dengan hasil
yang dicapai (tidak seluruh masalah teratasi)
Hasil yang dicapai lebih dari yang direncanakan (masalah lain ikut
terpecahkan)
2. Menurut saya MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7 yang terkait dengan kesehatan.
a. MDGs-1 : Memberantas kemiskinan dan kelaparan
Indikator kemiskinan adalah pendapatan, untuk membantu mencapainya
dengan promosi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin,
promosi program KB untuk kendalikan laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan
indikator kelaparan yaitu jumlah penderita gizi buruk. Untuk menguranginya dengan
meningkatkan pengetahuan, mengobati penyakit yang mendasari, dan meningkatkan
intake.
b. MDGs-4 : Meningkatkan derajat kesehatan ibu
Indikatornya angka kematian ibu, yang terbanyak disebabkan karena
perdarahan, eklamsi, dan infeksi post partum. Untuk mengatasinya dapat
meningkatkan pengetahuan dan peran aktif keluarga dan masyarakat melalui
penerapan Buku KIA; Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K); Program rumah tunggu; Program kemitraan bidan dan dukun; Peningkatan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan, serta
Mengatasi masalah emergensi melalui Puskesmas PONED dan Rumah sakit PONEK.
c. MDGs-5 : Menurunkan kematian bayi dan balita
Indikatornya dilihat dari angka kematian bayi, yang kebanyakan disebabkan
ISPA(pneumonia), diare, dan proses kehamilan/persalinan. Upaya untuk mencapainya
tidak jauh berbeda dengan kematian ibu karena saling berhubungan. Ada pula
Program Jaminan Persalinan (Jampersal) untuk percepatan penurunan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir (neonatal). Program ini diperuntukkan bagi ibu hamil yang
tidak memiliki jaminan persalinan.
d. MDGs-6 : Memberantas kasus HIV/AIDS, TB, Malaria
Pengendalian penyebaran dan penurunan jumlah kasus HIV-AIDS;
Penggunaan kondom pada kelompok risiko tinggi; Peningkatan pengetahuan tentang
HIV-AIDS; Peningkatan sosialisasi; Peningkatan akses pengobatan HIV-AIDS;
Pengurangan dampak buruk pada penyalahguna NAPZA suntik.
e. MDGs-7 : Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Meningkatkan akses sumber air bersih, sangat penting bagi kesehatan
masyarakat, karena kualitas air dan sanitasi merupakan faktor risiko berbagai
penyakit menular.
3. Permasalahan yang dapat dianalisis dari basic six dan pemecahannya
a. Pengobatan dasar : obat-obatan yang irasional
Pembatasan jumlah obat paten yang masuk ke puskesmas, kontrol obat yang masuk
dan keluar.
b. KIA : cakupan imunisasi yang tidak lengkap
Mewajibkan bayi lahir di daerah itu untuk imunisasi dasar di puskesmas setempat.
c. Gizi : jumlah penderita gizi buruk
Tingkatkan pengetahuan, obati sumber penyakit, dan tingkatkan intake.
d. P2M : kepatuhan minum obat penderita TB
Perlunya pendamping minum obat yang dapat setiap waktu mengingatkan,
memotivasi, dan mengikuti perkembangan penyakit pasien.
e. Kesling : buang air besar sembarangan
Pemberdayaan masyarakat membuat toilet umum, yang dapat digunakan dan dirawat
bersama.
4. Kompetensi dokter layanan primer sebagai community leader
Dokter yang karena kehormatan dan kepercayaan masyarakat setempat mampu
mengetahui kebutuhan masyarakat perorangan maupun kelompok, sehingga dapat
berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi meningkatkan
kesehatan umum serta khususnya pada masyarakat serta menjadi panutan bagi
masyarakat.