ujian akhir triwulan mata kuliah sistem informasi...

21
Ujian Akhir Triwulan Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PADA BANK MANDIRI Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. Disusun Oleh : Enriche Putera H. P056101101.45 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: nguyenquynh

Post on 22-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Ujian Akhir Triwulan

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PADA

BANK MANDIRI

Dosen :

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc.

Disusun Oleh :

Enriche Putera H. P056101101.45

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang mayoritas sahamnya

dimiliki oleh pemerintah, kinerja bank Mandiri terus mengalami peningkatan

sesuai tuntutan para stakeholders untuk selalu menjadi lebih baik. kinerja bank

Mandiri di kuartal petama tahun 2011 menghasilkan laba bersih sebesar 3,6 triliun

rupiah. Dengan prestasi laba yang diraih, bank Mandiri mengalamni kenaikan laba

bersih sebesar 88,7% dari tahun ke tahun dibandingkan dengan laba bersih yang

diraih pada kuartal pertama tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa bank

Mandiri sudah memiliki kinerja yang cukup baik dalam mengoperasikan

bisnisnya.

Bank Mandiri memiliki komitmen untuk membangun hubungan jangka

panjang yang didasari kepercayaan, baik dengan nasabah bisnis maupun

perorangan dengan penyediaan solusi keuangan yang inovatif dan layanan

berstandar internasional. Dengan didasari oleh komitmen yang kuat untuk selalu

memberikan yang terbaik dalam memberikan jasa layanan perbankan, Bank

Mandiri kembali menjadi juara umum dalam penghargaan The Best Bank Service

Excellence 2011 dengan mempertahankan gelar juara setelah empat tahun

berturut-turut meraih penghargaan serupa.

Dengan tuntutan untuk menjadi bank terbaik maka para top executive di

jajaran Bank Mandiri dituntut untuk selalu memberikan keputusan-keputusan

manajerial yang tepat dalam menghadapi setiap tantangan yang ada menghadapi

persaingan para komopetitor di industry perbankan Indonesia. Oleh karena itu

para top executive harus didukung oleh Sistem Informasi Eksekutif yang baik agar

keputusan-keputusan manajerial yang dibuatnya didukung oleh informasi

menyeluruh tentang kinerja perusahaan untuk mendukung kegiatan dan

pekerjaannya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penerapan Sistem Informasi Eksekutif pada Bank Mandiri dalam membantu para

top executive membuat keputusan-keputusan manajerial perusahaan.

1.3 Sejarah singkat perusahaan

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada

bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- Bank Bumi Daya, Bank Dagang

Negara, Bank Exim and Bapindo–dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing

dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri

meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam

dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi

secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling

berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600

menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus ke

semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.

Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan

adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru.

Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat

bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan

kedalam system yang yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga

tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system kita

menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan

consumer banking kita yang sangat agresif. Hari ini, infrastruktur IT Bank

Mandiri memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal

pada seluruh nasabah.

Nasabah korporat kami sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan

utama perekonomian Indonesia. Menurut sector usahanya, portfolio kredit

korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam

sector manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil.

Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four

eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing

dari unit Bisnis kami.

Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim

manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-

prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank

Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara

BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang.

Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur

Utama. Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari

luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai

fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi

obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank

Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. AsiaMoney magazine

memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan

memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for

Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.

Dengan aset yang terus bertumbuh sampai dengan diatas Rp 319 triliun,

dan lebih dari 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan

6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri bertekad untuk memberikan

keprimaan dalam layanan perbankan dan memberikan solusi keuangan yang

sangat luas dalam investasi dan produk syariah, serta bancassurance untuk

nasabah korporat, komersial, small business dan micro business selain nasabah

individual kami. Tekad kami tersebut telah diakui dan dihargai sebagai peringkat

pertama dalam Banking Service Excellence Award 2007 oleh Majalah Infobank.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif

Executive Information System (EIS) atau disebut juga sebagai Executive

Support System (ESS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang

memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi, sehingga

dapat dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi

dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis.

EIS mengintegrasikan data yang berasal dari sumber data internal maupun

eksternal, kemudian melakukan transformasi data ke dalam bentuk rangkuman

laporan yang berguna. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajer dan level

eksekutif untuk mengakses secara cepat laporan yang berasal dari seluruh

perusahaan dan departemen, sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang berguna

bagi pihak eksekutif. Laporan ini digunakan untuk menemukan alternatif solusi

untuk menekan permasalahan manajerial dan membuat perencanaan keputusan

untuk perusahaan.

Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu bagian yang menyediakan

informasi bagi eksekuif mengenai kinerja keseluruhan perusahaan. EIS

Mengirimkan, menganalisis, dan menyajikan informasi pada stasiun kerja para

pengambil keputusan yang memberikan gambaran jelas kepadanya mengenai

standar penting serta kejadian-kejadian, sebelum terlambat menanganinya. Data

khususnya gambaran pasar, informasi keuangan, dan statistik industri,

dikumpulkan dari sistem pemrosesan bisnis on-line milik perusahaan dan

organisasi pihak ketiga. Dalam membangun EIS para eksekutif menggunakan

beberapa konsep dasar yang bertujuan memungkinkan para eksekutif dapat

memantau seberapa baiknya kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Copy Right 2005 Bab 8 Hal 27

Sisteminformasi

pemasaran

Sisteminformasi

manufaktur

Sisteminformasikeuangan

Sistem informas

iSDM

Informasi dan data lingkungan

Informasi dan data lingkungan

Manajer puncak

Perusahaan

Tanpa EIS

Gambar 1. Sistem Informasi Perusahaan tanpa SIE

Copy Right 2005 Bab 8 Hal 28

Informasi dan data lingkungan

Informasi dan data lingkungan

Sisteminformasi

pemaasaran

Sisteminformasi

manufaktur

Sisteminformasikeuangan

Sisteminformas

iSDM

Sisteminformasieksekutif

Perusahaan

Dengan EIS

Gambar 2. Sistem Informasi dengan SIE

Dalam SIE dibutuhkan sistem pendukung eksekutif, yaitu :

• Input : Data agregat perusahaan, data internal dan data external.

• Proses : Simulasi Interaktif dan grafis

• Output : Proyek

• User : Manajemen Puncak

2.2 Faktor - faktor penentu keberhasilan penerapan SIE

a. Sponsor Eksekutif

Yang mengerti dan berkomitmen Eksekutif tngkat puncak (CEO)

harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS agar mampu menorong

penerapan EIS diperusahaan.

b. Sponsor Operasi

Jika sponsor eksekutif terlalu sibuk, maka sebagian tugas

dilimpahkan kepada eksekutif puncak lain sebagai sponsor operasi yang

bekerja sama dengan spesialis informasi untuk memastikan pelaksanaan

pekerjaaan.

c. Staf Jasa Informasi Yang Sesuai

Harus tersedia spesialis informasi yang tidak hanya mengerti teknologi

informasi, tetapi tahu juga cara eksekutif menggunakan system tersebut.

d. Teknologi Informasi Yang Sesuai

Penggunakan teknologi informasi harus benar-benar sesuai dengan

keinginan eksekutif, tidak lebih atau kurang.

e. Manajemen Data

Tidak hanya untuk menghasilkan informasi, eksekutif juga

menginginkan sejauh mana kemutakhiran dari data dan informasi yang

dihasilkan.

f. Kaitan Yang Jelas Dengan Tujuan Bisnis

Sebagian besar EIS yang dirancang digunakan untuk memecahkan

masalah yang spesifik berkaitan dengan bisnis.

g. Manajemen Atas Penolakan Organisasi

Jika eksekutif menolak menggunakan EIS, perlu dilakukan upaya

untuk mendapatkan mengidentifikasikan satu masalah yang dihadapi

eksekutif tersebut untuk penerapannya.

h. Manajemen Atas Penyebaran Dan Evolusi System

Jika manajer tingkat atas mulai menerima informasi dari EIS, maka

manajer tingkat bawah menginginkan informasi yang sama, karena mereka

ingin mengantisipasi masalah dan memecahkannya sebelum manajer

tingkat atas mengangap masalah tersebut tidak terkendali.

2.3 Model Sistem Informasi Eksekutif

Gambar 3. Model sistem informasi eksekutif

Suatu Sistem Informasi Eksekutif pada dasarnya terdiri atas sebuah

Komputer personal (PC) yang terhubung dengan basis data eksekutif yang

memberikan tampilan yang sesuai dengan permintaan informasi, selain terhubung

ke basis data eksekutif, SIE juga terhubung ke SIM Organisasi, sehingga eksekutif

dapat memperoleh data inti dan data ringkasan semua system fungsional

organisasi, sehingga eksekutif dapat memperoleh gambaran menyeluruh tentang

organisasi.

2.4 Karakeristik Teknologi Informasi untuk EIS

Dari definisi EIS, dapat diketahui EIS berhubungan erat dengan

pengelolaan dan perepresentasian informasi dengan menggunakan komputer.

Dengan .demikian, EIS sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi. Adapun

karakteristik teknologi informasi yang dibutuhkan oleh EIS adalah sebagai

berikut :

1. Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan komputer

yang dimiliki oleh kalangan eksekutif. Mudah digunakan dan mudah

dipelajari.

2. Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kembali ke

tampilan layar yang diakses sebelumnya.

3. Memiliki on-line help.

4. Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.

5. Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang bervariasi,

sesuai dengan kebutuhan.

2.5 Karakteristik Data untuk EIS

Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi kebutuhan

data para pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang dibutuhkan oleh

EIS :

1. Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada umumnya,

eksekutif lebih mencari rangkuman data, dibandingkan rincian data, untuk

membuat keputusan.

2. Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan eksekutif

untuk melakukan drill down, atau melihat rincian data yang menyusun

rangkuman data.

3. Integrasi data dari basis data yang berbeda - beda. Terkadang eksekutif

memerlukan data dari basis data on-line, seperti jumlah current budget.

Dalam periode tertentu, eksekutif akan memerlukan akses ke rangkuman

data yang dikelola secara statis di basis data.

4. Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang, misalnya lima

tahun ke depan.

5. Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan dengan

informasi lain yang sejenis. Artinya, EIS harus dapat mengakses data

eksternal yang dapat dibandingkan dengan data perusahaan.

6. Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam bentuk yang

ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan (critical success factors) yang

didefinisikan oleh eksekutif.

2.6 Karakteristik EIS :

Dari karakteristik teknologi informasi dan data yang dibutuhkan oleh EIS,

serta tujuan dari EIS, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah EIS memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1. Disesuaikan untuk pihak eksekutif.

2. Mudah digunakan.

3. Memiliki kemampuan drill down.

4. Mendukung kebutuhan data eksternal.

5. Dapat membantu dalam situasi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang

tinggi.

6. Memiliki orientasi masa depan.

Perkembangan Arsitektur EIS

EIS tradisional memiliki dua komponen utama yaitu: (1) basis data

terpusat, yang merupakan repositori data yang diekstrak dari berbagai sumber; (2)

mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya kepada para eksekutif.

Gambar 4. Arsitektur Tradisional EIS

Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena menggunakan

basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan cepat. Akan tetapi

dalam melakukan ekstraksi dan peng-updatean data dari sumber yang berbeda ke

dalam basis data terpusat merupakan permasalahan yang kompleks. Sebab

seringkali data tersebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan sumber data

yang lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap

inkompatibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local

system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan

didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung analisis data sederhana yang

sudah didefinisikan terlebih dahulu.

Adanya permasalahan ini, mendorong para peneliti untuk mempelajari

cara untuk: (1) mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data

terdistribusi yang heterogen, dan (2) menganalisa data melalui pendekatan

multidimensional.

Teknologi data warehousing dan teknik On-line Analytical Processing

(OLAP) telah memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan EIS

tradisional. Peningkatan ini mengarah pada terbentuknya arsitektur EIS yang

baru, yaitu EIS kontemporer. Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan

fungsinya oleh data warehouse, sedangkan teknik OLAP digunakan untuk

analisis data multidimensional dan penampilan informasi. Teknologi data

warehousing mengurangi masalah integrasi data. Data dari local system yang

berbeda akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator

berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data

warehouse.

Gambar 5. Arsitektur kontemporer EIS

Namun Struktur EIS Kontemporer pada dasarnya tidak memiliki

fleksibilitas dan adaptabilitas dimana :

1. Fleksibilitas : kemampuan untuk mengakomodir perubahan kebutuhan

data oleh eksekutif

2. Adaptabilitas : Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan

konten, format data, platform, dan struktur yang mungkin muncul dalam

sumber data lokal

Dari kekurangan fleksibiltas dan adaptabilitas tersebutlah kemudian di

coba untuk mengembangkan dengan pendekatan menggunakan Database, adalah

Metode sistem integrasi yang dapat mengelolah beberapa sistem dan bisa

mendapatkan open system architecture sambil tetap mempertahankan otonomi

local system dan memungkinkan untuk sistem tersebut berevolusi. Dibawah ini

akan ditampilkan gambaran seperti apa pendekatan metadatabase tersebut

Gambar 6. Gambar Metadatabase

Sehingga struktur EIS kontemporer yang telah beradaptasi dengan

menggunakan pendekatan metadatabase mengalami evolusi dan dapat berubah

menjadi :

Gambar 7. Gambar Metadatabase Management System

Arsitektur yang baru terdiri dari 2 unsur besar, yaitu :

Metadatabase Management System (MDBMS). Adalah sistem berbasis

pengetahuan yang mengintegrasikan dan mengatur penggunaan multiple local

system melalui data atau metadata. Yang memiliki 2 peranan penting, yaitu (1)

Menyediakan akses yang transparan terhadap data dari local system dan

warehouse (2) Menyediakan metadata yang dibutuhkan untuk analisis

multidimensional data

Multidimensional Data Analysis System (MDAS). yang terdiri dari 2

sub-sistem, yaitu:

1. ROLAP/MDB Interface yang menyediakan penghubung

eksekutif untuk memformulasikan permintaan mereka dan untuk

menampilkan hasil analisis mereka

2. ROLAP/MDB (Relational On-Line Analytical Processsing/

Multidimentional DataBase) Analyzer yaitu Software yang

digunakan untuk mengolah metadatabase yang disediakan oleh

MDBMS untuk memungkinkan analisis online multidimentional

data.

2.7 Implementasi EIS :

Berikut ini merupakan langkah – langkah pengimplementasian EIS, yaitu :

1. Membangun data warehouse yang lengkap dan efisien.

2. Membuat prototipe EIS, membuat desain eksperimen dari seluruh

atau sebagian sistem, untuk mengujicobakan prosedur/prinsip,

teknik atau tool tertentu.

3. Membuat dokumentasi pengembangan EIS untuk tiap tahap

pengembangan.

4. Menggunakan dukungan otomatisasi kantor (e-mail, scheduler,

dll). Sebelum membuat keputusan, eksekutif perlu berdiskusi

dengan staff untuk meminta pendapat dari pihak - pihak yang

dipengaruhi oleh keputusan yang akan dibuat. Dengan demikian

dapat juga dianalisis kemungkinan adanya alternatif keputusan.

Setelah membuat keputusan, eksekutif perlu melakukan sosialisasi

dan follow-up. Otomatisasi kantor mendukung untuk kedua hal

tersebut di atas.

BAB III

PEMBAHASAN

Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan

bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri

tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor

Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.

Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking

system yang berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik

hardware, software maupun jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank

Mandiri melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy.

Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya

dengan cara memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk

memenuhi kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang kemudian disebut

dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).

Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy

tersebut sistem core banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat

sistem yang ada pada keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk

direkomendasikan sebagai standar sistem paling memungkinkan untuk

diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.

Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari

200 cabang, dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut

dengan baik.

MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat

secepatnya beroperasi dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung

kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER

dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan bank dengan segmen

korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda denga

bank Exim yaitu segmen ritel.

Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep

branch- centric yang tidak dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping

itu database yang dimiliki oleh MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat

memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi nasabah yang diperlukan.

Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di

IBM Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi

kebutuhan bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk

mengganti core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market

yang dapat mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang

sistem MASTER.

Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS

(Enterprise Mandiri Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam

dua tahap. Sistem eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang

mencakup empat inisiatif utama yaitu:

� Memperkaya dan memperbarui delivery channel.

� Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.

� Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.

� Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.

didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem

interfaces dan 128 sub modul.

Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam

pengelolaan data, yaitu:

� Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi

perubahan bisnis yang cepat.

� Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.

� Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran

bisnis yang lebih baik, sehingga pada saat pemasukan data (data

entry), field-field penting telah dibuat mandatory dan default value.

� Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table

untuk meminimalisir kesalahan pengetikan (typing error).

� Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada

data yang hilang atau berubah).

� Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk

menghindari misinterpretasi.

Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat,

tepat waktu dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture

yang bersifat "agile & adaptive" dan comply dengan Basel II.

Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis,

meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya intervensi atau

pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan adjustment

sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan eksternal.

Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa

terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi

informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang

tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada database maupun

program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan

laporan.

Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks

dengan menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business

Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai

keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap

sales dan marketing product.

Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun

datamart (subset dari Data warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang

bersifat departemental) yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman,

baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait untuk

menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).

Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh

Berca Tim, dengan teknologi yang digunakan adalah :

• DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS

• IBM DataStage sebagai Engine ETL

• OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle

• Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi

Gambar 8. Model Sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dengan

MASTER

Data eksternal dan

informasi

Ke Workstation

eksekutif lain

Ke Workstation

eksekutif lain

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Informasi Eksekutif yang dikembangkan pada Bank Mandiri

sebagai alat untuk membantu penyediaan informasi kinerja perusahaan dalam

pengambilan keputusan oleh para top executive sudah baik sekali. Hanya saja

sistem informasi merupakan teknologi yang dinamis sekali dan bergerak sangat

cepat mengikuti perkembangan informasi. Oleh karena itu untuk dapat menjaga

kinerja Sistem Informasi Eksekutif harus ada pengembangan terhadap sistem yang

ada sekarang karena teknologi menjadi investasi yang sangat penting sekali

kedepannya sebagai sarana dalam membantu operasional perusahaan. Sebagai

bank dengan kinerja yang sangat baik di Indonesia, maka Bank Mandiri harus

peduli dengan pengembangan teknologi informasinya salah satunya adalah Sistem

Informasi Eksekutif.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Mc Leod,Raymond JR.1998.Sistem Informasi Manajemen edisi

ketujuh..Prenhallindo : Jakarta.

-------------, 2011. Analisis Perkembangan Kinerja Bank Mandiri sebagai BUMN

dan. Konstribusinya pada Penerimaan Negara.

http://kelincibebek.wordpress.com/2011/06/21/analisis-perkembangan-

kinerja-bank-mandiri-sebagai-bumn-dan-konstribusinya-pada-penerimaan-

negara/

------------,2011. Bank Mandiri raih lagi The Best Bank Service Excellence.

http://www.bisnis.com/finansial/perbankan/27758-bank-mandiri-raih-lagi-

the-best-bank-service-excellence

------------,2011.TentangKami.

http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about.asp?row=1

-----------,2011. Executive Information System (EIS).

http://www.blogerch.com/2009/05/executive-information-system-eis.html