uji toksisitas fraksi daun ambre cavan.)/uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu...

93
UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE (Geranium rádula Cavan.) TERHADAP Artemia salina Leach. DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA FRAKSI TERAKTIF Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Norma Ambarwati NIM. M0406044 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: doquynh

Post on 30-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE (Geranium rádula Cavan.)

TERHADAP Artemia salina Leach. DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA

FRAKSI TERAKTIF

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh:

Norma Ambarwati

NIM. M0406044

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Halaman Persetujuan Pembimbing

SKRIPSI

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE (Geranium rádula Cavan.)

TERHADAP Artemia salina Leach. DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA

FRAKSI TERAKTIF

Oleh:

Norma Ambarwati

NIM. M0406044

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Tanda Tangan

Pembimbing I : Rita Rakhmawati, S.Farm., M.Si., Apt .......................

NIP. 19800510 200501 2 002

Pembimbing II : Dra. Endang Anggarwulan, M.Si ........................

NIP. 19500320 197803 2 001

Surakarta, Maret 2010

Mengetahui

Ketua Jurusan Biologi

Dra. Endang Anggarwulan, M. Si

NIP. 19500320 197803 2 001

Page 3: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

PENGESAHAN

SKRIPSI

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE (Geranium rádula Cavan.)

TERHADAP Artemia salina Leach. DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA

FRAKSI TERAKTIF

Oleh :

Norma Ambarwati

NIM. M0406044

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal 19 Maret 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta,..............................

Penguji I Penguji II

Rita Rakhmawati, S.Farm., M.Si., Apt Dra. Endang Anggarwulan, M.Si

NIP. 19800510 200501 2 002 NIP. 19500320 197803 2 001

Penguji III Penguji IV

Dra. Marti Harini, M.Si. Solichatun, S.Si, M.Si

NIP. 19540323 198503 2 001 NIP. 19710221 199702 2 001

Mengesahkan

Dekan FMIPA Ketua Jurusan Biologi

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. Dra. Endang Anggarwulan, M.Si.

NIP. 19600809 198612 1 001 NIP. 19500320 197803 2 001

Page 4: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri

dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar

kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, 19 Maret 2010

Norma Ambarwati

NIM. M0406044

Page 5: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE (Geranium rádula Cavan.)

TERHADAP Artemia salina Leach. DAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA

FRAKSI TERAKTIF

Norma Ambarwati

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Ambre (Geranium radula Cavan.) merupakan tanaman yang memiliki efek

toksik berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) sehingga berpotensi

sebagai agen antikanker. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan

melakukan skrining toksisitas beberapa tanaman di kawasan Tawangmangu

Surakarta menggunakan metode BST menunjukan bahwa ekstrak kloroform dari

daun ambre (Geranium radula Cavan.) memberikan aktivitas toksisitas yang

paling besar. Berdasarkan hal tersebut, agar hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah diperlukan penelitian lebih lanjut tentang

uji toksisitas dan komponen bioaktif daun ambre.

Uji toksisitas dengan metode BST dilakukan dengan memasukkan sepuluh

larva Artemia salina Leach. ke dalam flakon berisi sampel uji. Persen kematian

larva A. salina Leach dihitung 24 jam setelah pemberian seri kadar sampel uji,

kemudian dibuat persamaan regresi liniernya untuk menentukan nilai LC50-24 jam.

Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi IV daun ambre merupakan fraksi

yang paling toksik karena mempunyai nilai persentase kematian terbesar pada

semua seri konsentrasi yang diujikan dengan nilai LC50-24 jam sebesar 776,46μg/ml.

Fraksi IV sebagai fraksi teraktif diidentifikasi golongan senyawa kimianya dengan

metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil deteksi menunjukkan bahwa fraksi

IV memiliki kandungan senyawa terpenoid dengan nilai Rf = 0,16; 0,44; 0,85 dan

senyawa fenolik dengan nilai Rf = 0,44; 0,58.

Kata kunci : Geranium radula Cavan., toksisitas, BST, dan antikanker.

Page 6: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

TOXICITY TEST OF FRACTIONATION RESULT FROM AMBRE

(Geranium radula Cavan.) LEAVES AGAINST Artemia salina Leach. AND

CHEMISTRY COMPOUND PROFILE OF THE MOST ACTIVE

FRACTION

Norma Ambarwati

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,

Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

According to Brine Shrimp Lethality Test (BST), ambre (Geranium radula

Cavan.) is a plant has toxic effect, that‟s why it may used as anticancer agent. A

previous research used screening toxicity of some plants in Tawangmangu

Surakarta that used BST method showed that chloroform extract from Ambre

leaves gives the biggest toxicity activities. According to that research, we need to

do further research about toxicity test and ambre leaves bioactive component to

find scientific result.

Toxicity test with BST method has been done by including ten larva

Artemia salina Leach. into flacon contain test sampel. Death percentage of A.

salina larva was counted 24 hours after giving of test sampel rate series, then

made equation of linear regresion to determine values of LC50-24 hours. The result of toxicity test showed that fraction IV ambre leaves is fraction

that has the highest toxic because it has the biggest percentage of death for all of

the consentration series that has been experimented with values of LC50-24 hours =

776, 46μg/mL. Fraction IV as the most active fraction is identified its chemical

compound with Thin Layer Chromatography (TLC). The detection result showed

that fraction IV has terpenoid compound by Rf = 0,16; 0,44; 0,85 and fenolic

compound by Rf = 0,44; 0,58.

Keywords : Geranium radula Cavan., toxicity, BST, and anticancer.

Page 7: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

(QS: Alam Nasyrah : 6)

Maka nikmat Tuhan yang manakah yang akan kamu dustakan?

(Q.S. Ar-Rahman : 13)

DNA (Dream ’N Action)

IPK (Inspiratif Prestatif Kontributif)

Rinai-rinai Inspirasi : ”Mengasah kacamata hidup untuk selalu cerdas di setiap

momentum, dalam ritme indah aturan-Nya”

(Keisya Avicenna)

Orang yang visioner akan selalu menatap jauh ke depan, kejadian-kejadian yang

lalu merupakan kepingan-kepingan yang akan memberikan keutuhan sebuah

proses kesuksesan ketika dikumpulkan

(Aisya Avicenna)

Page 8: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin...

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk

Ayah dan Bunda...

yang selalu melimpahkan cinta, kasih sayang, doa, dan dukungan

Mas Dodik, Mbak Thicko, Kaizenemon, Si Gembul dkk...

yang selalu memberikan kebahagiaan, keceriaan, semangat, dan kekuatan mimpi

Sahabat-sahabatku...

yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan inspirasi

Page 9: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul: ”Uji Toksisitas

Fraksi Daun Ambre (Geranium rádula Cavan.) terhadap Artemia salina

Leach. dan Profil Kandungan Kimia Fraksi Teraktif ”. Penyusunan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata 1 (S1)

pada Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama melakukan penelitian maupun penyusunan skripsi ini penulis telah

mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada:

Segenap pihak pengelola PHK A2 terkait program peningkatan kualitas

dan relevansi penelitian guna percepatan penyelesaian tugas akhir ”RESEARCH

GRANT”.

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian untuk keperluan skripsi.

Dra. Endang Anggarwulan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

Page 10: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan ijin penelitian untuk

keperluan skripsi serta telah memberikan bimbingan, meluangkan waktu,

memberikan arahan, kesabaran dan dorongan kepada penulis selama penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi.

Rita Rakhmawati, S. Farm, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing I, yang

telah memberikan bimbingan, meluangkan waktu, memberikan arahan, kesabaran

dan dorongan kepada penulis selama penelitian sampai selesainya penyusunan

skripsi. Terima kasih atas ilmu dan semua bantuan yang telah diberikan.

Dinar Sari Cahyaningrum Wahyuni, S.Farm., M.Si., Apt., yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi.

Solichatun, M.Si., selaku dosen penelaah I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

Dra. Marti Harini, M.Si., selaku dosen penelaah II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi.

Dr. Okid Parama Astirin, M. Si., selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis.

Seluruh dosen dan staff di Jurusan Biologi yang dengan sabar memberikan

pengarahan yang tiada henti-hentinya dan dorongan baik spiritual maupun materiil

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 11: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan

penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

masukan berupa saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat

membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak

terkait.

Surakarta, Maret 2010

Penyusun

Page 12: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 4

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 4

1. Ambre (Geranium radula Cavan.)...................................... 4

2. Ekstraksi .............................................................................. 6

3. Partisi ……………………. ………………………………. 7

4. Fraksinasi ……………………. ..... ………………………. 8

5. Uji Toksisitas…………….. ....................................... ……. 9

6. Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)..... ................... 10

7. Artemia salina Leach. ……………………………………. 14

8. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ........................................ 20

Page 13: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

9. Deteksi Golongan Senyawa ............................................... 22

10. Kromatografi Kolom …………………………………….. 23

B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 24

C. Hipotesis…… ............................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................. 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 26

B. Bahan Penelitian........................................................................... 26

C. Alat Penelitian................................................................................ 27

D. Cara Kerja.................. .................................................................. 28

E. Analisis Data................................................................................. 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 37

A. Persiapan Sampel........ ................................................................. 37

B. Pemisahan Komponen Bioaktif.................................................... 37

C. Partisi dan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST) ...................... 41

D. Fraksinasi dan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST) ................ 44

E. Deteksi Golongan Senyawa Fraksi Teraktif ............................... 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................ 60

B. Saran ............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

LAMPIRAN .................................................................................................... 67

RIWAYAT HIDUP PENULIS ....................................................................... 75

Page 14: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil uji BST bagian larut wash-benzena dan tidak larut wash-

benzena daun Ambre...... .............................................................. .... 43

Tabel 2. Fase gerak yang digunakan dalam fraksinasi bagian larut wash-

benzena daun

Ambre......................................................................... .................. 45

Tabel 3. Hasil uji toksisitas fraksi daun Ambre terhadap A.

Salina.................................................................................... ....... .... 48

Tabel 4. Persamaan regresi linier dan perhitungan nilai LC50-24 jam fraksi

IV hasil fraksinasi dari bagian larut wash-benzena daun

Ambre......................................................................... .................. .... 49

Tabel 5. Hasil KLT kromatogram fraksi IV daun

Ambre......................................................................... .................. .... 54

Page 15: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Geranium radula Cavan. ........................................................... 5

Gambar 2. Kromatografi Kolom. ................................................................ 9

Gambar 3. Artemia salina Leach ................................................................ 16

Gambar 4. Siklus Hidup Artemia salina Leach .......................................... 19

Gambar 5. Skema alur cara kerja penelitian ............................................... 36

Gambar 6. Kromatogram hasil KLT ekstrak kloroform daun Ambre ........ 40

Gambar 7. Kromatogram hasil KLT Partisi ekstrak kloroform daun

ambre deteksi dengan (A) sinar tampak; (B) UV254; (C)

UV366; (D) serium (IV) sulfat .................................................... 42

Gambar 8. Profil kromatogram masing-masing fraksi hasil fraksinasi

dari partisi larut wash-benzena ekstrak kloroform daun

Ambre dengan deteksi (A) Sinar tampak / visible; (B) Serium

(IV) sulfat; (C) UV254; (D) UV366 ............................................. 46

Gambar 9. Profil kromatogram penggabungan fraksi daun Ambre

dengan deteksi (A) Sinar tampak/ visible, (B) UV254, (C)

UV366, (D) serium (IV) sulfat .................................................... 47

Gambar 10. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas fraksi IV hasil

fraksinasi bagian larut wash-benzena daun Ambre terhadap

A. salina replikasi I ................................................................... 49

Gambar 11. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas fraksi IV hasil

fraksinasi bagian larut wash-benzena daun Ambre terhadap

A. salina replikasi II .................................................................. 50

Gambar 12. Profil kromatogram fraksi IV daun Ambre dengan berbagai

pereaksi penampak bercak. (A) UV254, (B) UV366, (C)

Vanilin-asam sulfat, (D) Libermann Burchard, (E) Dragendorff,

dan (F) FeCl3 …………………………………………………. 53

Page 16: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kunci determinasi daun Ambre (Geranium radula Cavan.) ...... 67

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Dosis............ ............................................ .... 68

Lampiran 3. Hasil uji toksisitas partisi larut wash-benzena terhadap

A. salina ……………………………………………….………. 69

Lampiran 4. Hasil uji toksisitas partisi tidak larut wash-benzena terhadap

A. salina....................................................................................... 69

Lampiran 5. Hasil uji toksisitas fraksi I terhadap A. salina …………………. 70

Lampiran 6. Hasil uji toksisitas fraksi II terhadap A.

salina............................ .......................................................... … 70

Lampiran 7. Hasil uji toksisitas fraksi III terhadap A. salina ……..………… 71

Lampiran 8. Hasil uji toksisitas fraksi IV terhadap A.

salina........................... ........................................................... 71

Lampiran 9. Tabel probit berdasarkan persentase

kematian............................ .................................................. 72

Page 17: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di negara

berkembang (Indrayani et al., 2006). Usaha penyembuhan dengan obat kanker

sintetik umumnya masih relatif mahal dan memiliki efek samping yang besar. Hal

tersebut mendorong dilakukannya pencarian sumber obat baru yang berasal dari

alam sebagai salah satu kandidat yang berkhasiat antikanker.

Indonesia memiliki peluang yang potensial dalam pencarian sumber obat

baru dari bahan alam tersebut. Indrayani et al., (2006) menyatakan bahwa

Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang kaya sumber daya hayati,

memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, dan kurang lebih 7000 spesies di

antaranya yang baru diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat. Diperkirakan

sekitar 76% spesies tanaman di Indonesia belum diketahui manfaat dan

khasiatnya, sehingga berpeluang untuk diteliti lebih lanjut.

Keberadaan senyawa aktif ataupun ekstrak aktif dari bahan alam dapat

diperoleh menggunakan suatu uji aktivitas (bioassay) dimana satu modelnya

adalah metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) (Meyer, et al., 1982 dalam

Wahyuningsih et al., 2008). Sejumlah data eksperimental membuktikan bahwa

skrining toksisitas tanaman menggunakan metode BST menghasilkan senyawa-

senyawa hasil isolasi yang memberikan efek sitotoksik terhadap sel kanker.

Wahyuningsih et al. (2008), melakukan eksplorasi terhadap 140 macam ekstrak

tanaman hutan Kalimantan Tengah yang diuji dengan metode BST, diperoleh 17

Page 18: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

ekstrak aktif dengan kematian larva Artemia salina 100% pada konsentrasi

500µg/mL. Penurunan konsentrasi ekstrak sampai 100µg/mL, diperoleh 10

ekstrak yang potensial dikembangkan sebagai sumber senyawa bioaktif. Senyawa

bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kloroform Fibraurea chloroleuca dapat

diisolasi menggunakan BST dengan Lethal Concentration 50 (LC50) sebesar

4,5µg/mL

Carballo et al. (2002) melaporkan bahwa terdapat korelasi yang baik antara

metode BST dengan uji sitotoksik menggunakan kultur sel kanker. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wahyuni dan Rakhmawati

(2008), skrining toksisitas beberapa tanaman di kawasan Tawangmangu Surakarta

menggunakan metode BST menunjukan bahwa ekstrak kloroform dari daun

ambre (Geranium radula Cavan.) memberikan aktivitas toksisitas yang paling

besar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persentase kematian tertinggi berdasarkan

hasil uji BST pada ekstrak kloroform jika dibandingkan dengan keempat tanaman

yang lain (Wahyuni dan Rakhmawati, 2008). Berdasarkan hal tersebut, tanaman

ambre berpotensi sebagai sumber obat baru kandidat antikanker, namun agar

dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan penelitian ilmiah lebih lanjut tentang

komponen bioaktif dari tanaman ambre, terutama bagian daunnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksik hasil fraksinasi daun

ambre terhadap Artemia salina Leach. dan kandungan kimia fraksi teraktif.

Page 19: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana efek toksik hasil fraksinasi daun ambre (Geranium radula

Cavan.) terhadap Artemia salina Leach.?

2. Bagaimana kandungan kimia fraksi teraktif daun ambre (Geranium radula

Cavan.) ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui efek toksik dari fraksinasi daun ambre (Geranium radula Cavan.)

terhadap Artemia salina Leach.

2. Mengetahui kandungan kimia fraksi teraktif daun ambre (Geranium radula

Cavan.).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara umum diharapkan dapat menambah informasi ilmiah, pengetahuan

serta gambaran kepada penulis dan masyarakat luas terutama dalam

eksplorasi dan penemuan senyawa aktif dari bahan alam.

2. Secara khusus dapat memperoleh fraksi aktif dari hasil fraksinasi daun

ambre dan kandungan kimia fraksi teraktif. Selain itu dapat digunakan

untuk kajian lebih lanjut yang diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam penggunaan dan pengembangan tanaman obat.

3.

Page 20: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Ambre (Geranium radula Cavan.)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Geraniales

Family : Geraniaceae

Genus : Geranium

Spesies : Geranium radula Cavan. (Departemen Kesehatan, 2009)

b. Sinonim : Pelargonium odoratissimum Hort.; Pelargonium roseum

Hort. (Departemen Kesehatan, 2009).

c. Nama Daerah

Nama daerah dari Geranium radula Cavan. adalah ambre (Melayu) dan

daun ambre (Jawa Tengah) (Departemen Kesehatan, 2009).

d. Morfologi Tanaman

Habitus Geranium radula Cavan. perdu, dengan tinggi kurang lebih 1,5

m. Batang dari Geranium radula Cavan. berkayu, berbentuk bulat,

permukaan kasar, berbulu, pada waktu masih muda berwarna hijau setelah tua

Page 21: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

berwarna coklat. Daun tunggal, memiliki panjang tangkai 5-12 cm, berambut

kasar, tepi daun bergerigi, ujung daun tumpul, pangkal daun berlekuk,

berambut, pertulangan daun menyirip, panjang kurang lebih 13 cm, lebar

kurang lebih 9 cm, daun muda berwarna hijau muda, setelah tua berwarna

hijau. Bunga memiliki struktur majemuk, bentuk payung, tangkai bunga

panjangnya 5-12 cm, kelopak lepas terdiri dari 5 helai, daun mahkota

berjumlah lima, berbentuk bulat telur, panjangnya 1-5 cm, lebar 5- 7 mm,

benang sari berjumlah sepuluh, pangkal berlekatan, bakal buah 5 ruang,

berwarna merah muda. Buah berupa buah buni, berbentuk kerucut, panjang 5-

6 mm, hijau. Bijinya berukuran kecil dan berwarna putih. Akar Geranium

radula Cavan. berupa akar tunggang dan berwarna coklat muda (Departemen

Kesehatan, 2009).

Adapun gambar dari tanaman ambre dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Geranium radula Cavan. (Departemen Kesehatan, 2009).

Page 22: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

e. Kandungan dan Manfaat Ambre

Kandungan kimia pada daun ambre adalah saponin, flavonoida, dan

tannin, di samping mengandung minyak atsiri. Adapun khasiat dari daun

ambre adalah sebagai obat rematik dan bahan baku kosmetika (Departemen

Kesehatan, 2009). Saponin, flavonoida dan tannin telah dilaporkan memiliki

aktivitas antikanker (Zakaria, 2007).

2. Ekstraksi

Proses ekstraksi dilakukan untuk memperoleh komponen bioaktif tumbuhan.

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen/zat aktif suatu simplisia dengan

menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi “like dissolve like” adalah

melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam

pelarut non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulai

dengan pelarut non polar (n-heksan), lalu pelarut yang kepolarannya menengah

(diklorometan atau etil asetat), kemudian pelarut yang bersifat polar (metanol atau

etanol). Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk fase

yang diekstraksi yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair padat. Ekstraksi cair

padat terdiri dari beberapa cara yaitu maserasi, perkolasi dan ekstraksi sinambung

(Widjanarko, 2008). Maserasi merupakan proses penyarian yang paling sederhana

dan banyak digunakan untuk menyari bahan obat yang berupa serbuk simplisia.

Simplisia direndam dalam penyari sampai meresap dan melemahkan susunan sel

sehingga zat-zat akan terlarut (Ansel, 1989).

Page 23: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Maserasi dipilih sebagai metode ekstraksi pada penelitian ini. Istilah

maceration berasal dari bahasa latin macerase yang berarti melunakkan. Maserasi

merupakan proses penyarian yang paling sederhana dan banyak digunakan untuk

menyari bahan obat yang berupa serbuk simplisia halus. Simplisia kering

direndam dalam penyari sampai meresap dan melemahkan susunan sel sehingga

zat-zat akan terlarut. Serbuk simplisia yang akan disari ditempatkan dalam wadah

bermulut besar, ditutup rapat kemudian dikocok berulang-ulang sehingga

memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan serbuk simplisia (Ansel,

1989). Waktu maserasi berbeda-beda, kira-kira 5 hari menurut pengalaman sudah

memadai untuk proses maserasi (Voight, 1994).

3. Partisi

Partisi merupakan proses sorpsi yang analog dengan ekstraksi pelarut

(Rohman, 2007). Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan bila suatu zat

terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu

temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding

distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini

tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka

banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur

(Svehla, 1990).

Hasil dari partisi yang diperoleh kemudian akan diuji dengan menggunakan

kromatografi lapis tipis untuk mengetahui pemisahan komponen bioaktifnya

kemudian dilakukan uji bioassay untuk mengidentifikasi komponen aktif dengan

uji toksisitas. Metode bioassay sangat mudah, murah, efisien dan cepat

Page 24: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

merupakan pilihan untuk pemisahan dan pemurnian senyawa bahan alam baik

ekstrak kasar maupun dalam fraksi-fraksi senyawa isolasi (Sie et al., 2006).

4. Fraksinasi

Fraksinasi adalah proses untuk memisahkan golongan kandungan senyawa

yang satu dengan golongan yang lainnya dari suatu ekstrak sebelum dilakukan

kromatografi. Prosedur pemisahan dengan fraksinasi ini didasarkan pada

perbedaan kepolaran kandungan senyawanya (Harborne, 1987). Pemisahan

campuran senyawa ke dalam fraksi-fraksi dapat dilakukan dengan kromatografi

kolom menggunakan fase gerak dan fase diam disesuaikan dengan karakter sari

yang akan dipisahkan.

Fraksi-fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom dapat diproses lebih

lanjut seperti isolasi senyawa ataupun uji aktivitas fraksi. Fraksi-fraksi yang

menunjukkan aktivitas yang diinginkan selanjutnya dapat dimurnikan lagi dengan

KLT preparatif atau kromatografi filtrasi gel dengan fase diam dan fase gerak

yang sesuai. Metode ini dikenal dengan nama Bioassay Guided Fractionation.

Alat kromatografi kolom dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 25: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

5. Uji Toksisitas

Uji toksisitas merupakan bagian dari toksikologi, adapun toksikologi sendiri

didefinisikan sebagai ilmu tentang aksi berbahaya zat kimia atau mekanisme

biologi tertentu. Setiap zat kimia pada kondisi tertentu mampu menimbulkan

suatu tipe efek atas jaringan biologi, oleh karena itu uji toksikologi merupakan uji

yang menentukan kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan efek. Toksisitas

merupakan sifat relatif yang digunakan dalam membandingkan suatu senyawa

dengan senyawa yang lain dengan menunjukkan ke suatu efek berbahaya atas

jaringan biologi tertentu. Bahan yang dapat menyebabkan kerusakan atau

kematian pada sistem biologi disebut sebagai racun. Bahan-bahan tersebut dapat

berasal dari sumber alam atau sintesis (Loomis, 1978).

Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun akut jika senyawa tersebut

dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa kimia

disebut bersifat racun kronis jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun

Gambar 2. Kromatografi Kolom (Anonim, 2009)

Page 26: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam

jumlah yang sedikit). Batas toksisitas dapat diukur dalam ukuran LD50 (LD =

Lethal Dose) atau LC50 (LC = Lethal Concentration) (Mansyur, 2002; Ambara,

2007).

Toksisitas adalah suatu ukuran yang menyatakan apakah bahan tertentu

toksik atau tidak. Toksisitas berkaitan dengan efeknya terhadap makhluk hidup

(manusia, bakteri, tanaman, hewan) atau juga terhadap substruktur seperti sel

(cytotoxicity) dan organ (organotoxicity) (Ambara, 2007).

6. Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

Penelitian untuk menguji efektivitas senyawa antikanker yang paling baik

tentunya adalah dengan menggunakan biakan sel kanker hewan atau mamalia

(golongan mamalia) karena efeknya dapat diamati secara langsung dan langkah

yang diperlukan untuk penerapannya pada pasien tidak terlalu panjang.

Kelemahan metode biakan sel kanker ini adalah pelaksanaannya terlalu rumit

karena memerlukan ruangan dan perlakuan steril serta pengendalian kondisi yang

ketat. Selain itu juga memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang praktis, mudah dan murah untuk

menemukan senyawa antikanker sebagai uji pendahuluan.

Meyer et al., (1982) dalam Wahyuningsih et al., (2008) memperkenalkan

suatu metode uji untuk menentukan suatu senyawa bahan alam dengan cepat dan

murah sebagai penapisan ekstrak tanaman aktif dengan menggunakan hewan uji

A. salina Leach. Uji toksisitas ini dapat diketahui dari jumlah kematian larva A.

Page 27: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

salina karena pengaruh ekstrak atau senyawa bahan alam dengan konsentrasi yang

telah ditentukan (McLaughlin et al., 1998). Uji ini dikenal sebagai Brine Shrimp

Lethality Test (BST). Uji toksisitas ini dapat digunakan untuk skrining awal

terhadap senyawa aktif yang diduga berkhasiat sebagai antitumor (Sunarni et al.,

2003). Uji ini seringkali mempunyai korelasi positif dengan potensinya sebagai

antikanker (Anderson et al., 1991).

Pengujian metode BST terhadap beberapa obat antikanker yang telah

digunakan secara klinik antara lain podofilotoksin. Podofilotoksin adalah suatu

metabolit sekunder yang diisolasi dari tumbuhan Podophylum peltatum dan

digunakan sebagai obat antikanker yang mampu memberikan nilai LC50 sebesar

2,40μg/ml pada BST (Cutler and Cutler, 2000). Berdasarkan penelitian Meyer

terhadap jenis Euphorbiaceae, dari 24 jenis yang aktif terhadap 9 PS (sel leukimia

secara in vitro), 14 diantaranya toksik terhadap larva udang laut (Erma et al.,

2004).

Penelitian pada daun ketapang (Terminalia catappa L.) berdasarkan hasil

penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kloroform mengandung senyawa

golongan alkaloid, terpenoid, triterpenoid dan steroid, sedangkan fraksi yang

paling aktif (H) mengandung senyawa golongan terpenoid. Berdasarkan hasil uji

BST menunjukkan bahwa ekstrak kloroform dan fraksi H berpotensi sebagai

antikanker dengan harga LC50 masing-masing sebesar 3,22 ppm dan 10,01 ppm

(Restasari, 2007).

Isolasi dan identifikasi senyawa bioaktif yang telah dilakukan oleh

Rakhmawati (2006) terhadap daun Laban (Vitex pubescens Vahl.) berhasil

Page 28: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

menemukan suatu senyawa yang mempunyai kerangka kumarin yang toksik

dengan uji BST ternyata juga toksik terhadap sel mieloma dengan nilai LC50

sebesar 12,73μg/mL.

Rekomendasi BST oleh Carballo et al., (2002) sebagai uji awal skrining

perolehan senyawa bioaktif didasarkan oleh adanya korelasi positif antara

sitotoksik dengan uji BST tersebut. Salah satu obat antikanker yang telah diuji

dengan metode BST diantaranya Adriamisin dengan nilai LC50 Adriamisin

sebesar 0,08µg/mL (Gu et al., 1995).

Hasil uji toksisitas fraksi VI dari fraksinasi fraksi larut etil asetat ekstrak

kloroform daun Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) terhadap A.

salina Leach yang dilakukan oleh Murdiyono (2008) menunjukkan toksisitas

paling tinggi dengan nilai LC50-24 jam = 281,77 μg/ml. Berdasarkan deteksi

kandungan senyawa kimia pada fraksi VI daun Rumput Mutiara juga ditemukan

senyawa ursolic acid yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut ke arah senyawa

antikanker. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hsu (1998) menyebutkan bahwa

ursolic acid dan oleanic acid dari H. corymbosa mampu menghambat

pertumbuhan sel hep-2B dan perbesaran tumor sub cutan. Senyawa ursolic acid

mempunyai efek antiproliferatif dan antivirus terhadap sel kanker servik (Yim et

al., 2006)

Sifat sitotoksik dapat diketahui berdasarkan jumlah kematian larva pada

konsentrasi tertentu. Suatu ekstrak dikatakan toksik jika memiliki nilai LC50

(konsentrasi yang mampu membunuh 50% larva udang) kurang dari 1000µg/mL

setelah waktu kontak 24 jam (Meyer et al., 1982 dalam Rakhmawati et al., 2009).

Page 29: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Nilai LC50 merupakan angka yang menunjukkan konsentrasi suatu bahan

yang menyebabkan kematian sebesar 50% dari jumlah hewan uji. Metode BST

diterapkan dengan menentukan nilai LC50 setelah perlakuan 24 jam. Berbagai

metode penelitian dengan metode BST, biasanya dilakukan dengan air laut buatan

sebanyak 5 ml dengan jumlah cuplikan sekitar 50 mg. Melalui metode BST maka

pelaksanaan skrining akan berlangsung relatif cepat dengan biaya yang relatif

murah karena hanya ekstrak atau senyawa yang memang memiliki aktivitas

biologis yang nantinya akan diyakinkan efek antikankernya dengan biakan sel

kanker yang memerlukan penanganan lebih rumit, lama dan biaya relatif mahal

(Dwiatmaka, 2001). Jadi uji toksisitas dengan menggunakan metode BST ini

merupakan uji awal untuk mengetahui apakah senyawa memiliki potensi atau

tidak sebagai antikanker, yang selanjutnya dapat dilakukan uji sitotoksik. Metode

ini memiliki keuntungan, antara lain cepat, murah, sederhana (tidak memerlukan

teknik aseptik), keterulangannya tinggi, untuk melakukannya tidak memerlukan

peralatan khusus dan membutuhkan sampel yang relatif sedikit untuk uji.

7. Artemia salina Leach.

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub Kelas : Branchiopoda

Ordo : Anostraca

Page 30: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Familia : Artemiidae

Genus : Artemia

Spesies : A. salina Leach. (Emslie, 2003)

Pada tahun 1778, oleh Linnaeus, Artemia diberi nama Cancer

salinus. Kemudian pada tahun 1819 diubah menjadi Artemia salina oleh

Leach. (Opinion, 2008).

b. Morfologi Telur

Telur A. salina berbentuk bulat berlekuk dalam keadaan kering dan

bulat penuh dalam keadaan basah. Warnanya coklat dan diselubungi oleh

cangkang yang tebal dan kuat (Cholik dan Daulay (1985) dalam Opinion,

2008). Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio terhadap

pengaruh kekeringan, benturan keras, sinar ultraviolet dan mempermudah

pengapungan (Opinion, 2008).

Cangkang telur A. salina dibagi dalam dua bagian yaitu korion

(bagian luar) dan kutikula embrionik (bagian dalam). Diantara kedua

lapisan tersebut terdapat lapisan ketiga yang dinamakan selaput kutikuler

luar. Korion dibagi lagi dalam dua bagian yaitu lapisan yang paling luar

yang disebut lapisan peripheral (terdiri dari selaput luar dan selaput

kortikal) dan lapisan alveolar yang berada di bawahnya. Kutikula

embrionik dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu lapisan fibriosa dibagian

atas dan selaput kutikuler dalam di bawahnya. Selaput ini merupakan

selaput penetasan yang membungkus embrio.

Page 31: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Diameter telur A. salina berkisar antara 200 – 300μm (0.2-0.3 mm).

Sedangkan berat kering berkisar 3,65μg, yang terdiri dari 2,9μg embrio

dan 0,75μg cangkang (Opinion, 2008).

Apabila telur-telur A. salina yang kering direndam dalam air laut

dengan suhu 25oC, maka akan menetas dalam waktu 24 – 36 jam. Larva

akan keluar dari dalam cangkang yang dikenal dengan nama nauplius.

Dalam perkembangan selanjutnya nauplius akan mengalami 15 kali

perubahan bentuk. Nauplius tingkat I = instar I, tingkat II = instar II,

tingkat III = instar III, demikian seterusnya sampai instar XV. Setelah itu

nauplius berubah menjadi A. salina dewasa (Opinion, 2008).

c. Morfologi Artemia salina dewasa

Panjang tubuh A. salina dewasa umumnya sekitar 8-10 mm bahkan

mencapai 15 mm tergantung lingkungan. Tubuhnya memanjang terdiri

sedikitnya 20 segmen dan dilengkapi kira-kira 10 pasang phyllopodia

pipih, yaitu bagian tubuh yang menyerupai daun dimana bergerak dengan

ritme teratur. A. salina dewasa berwarna putih pucat, merah muda, hijau,

atau transparan dan biasanya hanya hidup beberapa bulan. Memiliki mulut

dan sepasang mata pada antenanya (Emslie, 2003). Morfologi Artemia

salina L. dewasa dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 32: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Gambar 3. Artemia salina L. (Artemia Reference Center, 2007)

Artemia salina L. termasuk ordo Anostroca, diartikan tidak

bercangkang, dimana diklasifikasikan dalam udang seperti spesies lain

yang tidak memiliki carapac (rangka luar keras sebagai penutup), termasuk

Brachiopoda karena insangnya terletak di luar (Emslie, 2003).

d. Habitat Artemia salina L.

A. salina memiliki resistensi luar biasa pada perubahan dan mampu

hidup pada variasi salinitas air yang luas, dari seawater (2,9-3,5%) sampai

the Great Salt Lake (25-35%), dan masih dapat bertoleransi pada kadar

garam 50% (jenuh). Beberapa A. salina ditemukan di rawa asin hanya

pada pedalaman bukit pasir pantai, dan tidak pernah ditemui di lautan itu

sendiri karena di lautan terlalu banyak predator. A. salina juga mendiami

kolam-kolam evaporasi buatan manusia yang biasa digunakan untuk

mendapatkan garam dari lautan. Insang membantunya agar cocok dengan

kadar garam tinggi dengan absorbsi dan ekskresi ion-ion yang dibutuhkan

dan menghasilkan urin pekat dari glandula maxillaris. Hidup pada variasi

temperatur air yang tinggi pula, dari 6-37°C dengan temperatur optimal

untuk reproduksi pada 25°C (suhu kamar). Keuntungan hidup pada lokasi

kadar garam tinggi yaitu sedikitnya predator namun sumber makanannya

sedikit (Emslie, 2003).

A. salina hidup planktonik di perairan yang berkadar garam tinggi

(antara 15- 300 per mil). Suhu yang dikehendaki berkisar antara 25-300 C,

Page 33: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

oksigen terlarut sekitar 3 mg/l, dan pH antara 7,3–8,4. Sebagai plankton,

A. salina tidak dapat mempertahankan diri terhadap musuh-musuhnya,

karena tidak mempunyai cara maupun alat untuk mempertahankan diri.

Pada perairan yang berkadar garam tinggi para pemangsa umumnya sudah

tidak dapat hidup lagi (Mudjiman, 1995). A. salina merupakan salah satu

komponen penyusun ekosistem laut yang keberadaan sangat penting untuk

perputaran energi dalam rantai makanan, selain itu A. salina juga dapat

digunakan dalam uji laboratorium untuk mendeteksi toksisitas suatu

senyawa dari ekstrak tumbuhan (Kanwar, 2007).

Secara alami, makanan A. salina berupa sisa-sisa jasad hidup yang

hancur, ganggang-ganggang renik, bakteri dan cendawan (ragi laut).

Selama pemeliharaan makanan yang diberikan adalah katul, padi, tepung

beras, tepung terigu, tepung kedelai atau ragi (Mudjiman, 1995).

e. Perkembangan dan Siklus Hidup

A. salina dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan cara

berkembangbiaknya, yaitu jenis biseksual dan jenis partenogenetik. Baik

pada perkembangbiakan secara biseksual maupun partenogenetik,

keduanya dapat terjadi secara ovipar dan ovovivipar. Pada jenis A. salina

ovovivipar yang keluar dari induknya sudah berupa arak atau burayak

yang dinamakan nauplis, jadi sudah langsung hidup sebagai A. salina

muda. Pada cara ovipar, yang keluar dari induknya berupa telur

bercangkang tebal yang dinamakan siste, untuk menjadi nauplis masih

Page 34: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

harus melalui proses penetasan terlebih dahulu. Kondisi ovovivipar

biasanya terjadi bila keadaan lingkungan cukup baik, dengan kadar garam

kurang dari 150 per ml dan kandungan O2 nya cukup. Oviparitas terjadi

apabila keadaan lingkungan memburuk, dengan kadar garam lebih dari

150 per mil dan kandungan O2 nya kurang. Telur ini memang dipersiapkan

untuk menghadapi keadaan lingkungan yang buruk, bahkan kering. Bila

keadaan lingkungan baik kembali, telur akan menetas dalam waktu 24-36

jam (Mudjiman, 1995).

A. salina dewasa dapat hidup sampai enam bulanan. Sementara

induk-induk betinanya akan beranak atau bertelur satiap 4-5 hari sekali,

dihasilkan 50-300 telur atau nauplius. Nauplis akan dewasa setelah

berumur 14 hari, dan siap untuk berkembang biak (Mudjiman, 1995).

A. salina diperjualbelikan dalam bentuk telur istirahat yang disebut

kista. Kista ini berbentuk bulatan-bulatan kecil berwarna kecoklatan

dengan diameter berkisar 200-300 mikron. Kista yang berkualitas baik

akan menetas sekitar 18-24 jam apabila diinkubasi air yang bersalinitas 5-

70 permil. Ada beberapa tahapan pada proses penetasan A. salina ini yaitu

tahap hidrasi, tahap pecah cangkang dan tahap payung atau tahap

pengeluaran. Tahap hidrasi terjadi penyerapan air sehingga kista yang

diawetkan dalam bentuk kering tersebut akan menjadi bulat dan aktif

bermetabolisme. Tahap selanjutnya adalah tahap pecah cangkang dan

disusul tahap payung yang terjadi beberapa saat sebelum nauplius keluar

Page 35: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

dari cangkang (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Siklus hidup A. salina

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Siklus hidup Artemia salina L. (Abatzopoulos et al., 1996 )

f. Perilaku Artemia salina L.

Perilaku A. salina yang fototaksis positif yang berarti menyukai

cahaya, di alam dibuktikan dengan gerakan tubuh menuju ke permukaan

karena matahari sebagai sumber cahaya alami, dimana akan selalu di

permukaan saat siang hari dan tenggelam pada malam hari. Intensitas

cahaya yang terlalu tinggi mengakibatkan respon fototaksis negatif

sehingga ia akan menjauhi. A. salina yang baru menetas punya perilaku

geotaksis positif, terjadi ketika nauplius tenggelam ke bawah setelah

menetas akibat efek gravitasi. Gerakan phyllopodia mendorong makanan

bergerak ke anterior (lokomosi). Gerakan anggota tubuhnya untuk

mendorongnya ke arah sumber makanan (Emslie, 2003).

7. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Page 36: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang

memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada

penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang

akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), kemudian

pelat dimasukkan di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang

yang cocok (fase gerak) (Widjanarko, 2008).

Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) dan

selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan. Keuntungan

kromatografi lapis tipis adalah dapat memisahkan senyawa yang sangat berbeda

seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis, kompleks organik

dan anorganik serta ion anorganik dalam waktu singkat menggunakan alat yang

tidak terlalu mahal (Widjanarko, 2008).

Metode kromatografi lapis tipis paling cocok diterapkan dalam analisis obat

laboratorium farmasi, dibanding metode-metode yang lain karena metode ini

hanya memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan, waktu penyelesaian

analisis relatif singkat (15-60 menit) dan jumlah cuplikan yang diperlukan sangat

sedikit (kurang lebih 0,1 gram). Disamping itu hasil palsu yang disebabkan oleh

komponen sekunder tidak mungkin terjadi dan penanganannya sederhana.

Pemisahan biasanya berdasarkan atas absorbsi atau penukar ion, hasilnya mudah

untuk dideteksi, meskipun tidak secara langsung. Analisisnya dapat dilakukan

secara kualitatif maupun kuantitatif (Stahl, 1985).

Metode ini kepekaannya cukup tinggi dengan jumlah cuplikan beberapa

mikrogram. Kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan kromatografi kertas

Page 37: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang bersifat korosif,

kelemahannya adalah harga Rf yang tidak tetap (Widjanarko, 2008).

Faktor retardasi (Rf) untuk tiap-tiap kromatogram didefinisikan sebagai

berikut:

Jarak migrasi bercak dari titik awal

Jarak migrasi fase gerak

Nilai Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapis tipis. Harga

ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa kromatogram dalam

kondisi konstan dan hasilnya sama jika diulang pada senyawa yang sama dan

kondisi yang sama. Harga Rf suatu senyawa setiap elusi tergantung pada mutu dan

sifat tetap, lapisan adsorbsi, jumlah senyawa yang ditotolkan, suhu ruangan serta

derajat kejenuhan bejana. Angka Rf berjarak antara 0.00 sampai 1,00 dan hanya

ditentukan dua desimal (Stahl, 1985).

Bercak yang terjadi setelah pengembangan dapat dideteksi. Deteksi paling

sederhana adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan di daerah UV

gelombang pendek (radiasi utama pada kira-kira 254 nm) atau jika senyawa itu

dapat dieksitasi ke fluoresensi radiasi UV254 atau UV366 dan deteksi dengan

menggunakan pereaksi kimia untuk mendeteksi kandungan kimia dalam bercak.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi senyawa berfluoresensi adalah dengan

dipendarkan pada sinar ultraviolet. Adapun untuk senyawa yang tidak

berfluoresensi, fase diam ditambah indikator fluoresensi. Bercak akan kelihatan

gelap dengan cara penyemprotan. Bercak kemudian dilihat dengan sinar tampak

Rf =

Page 38: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

atau lampu ultraviolet. Setelah penyemprotan kadang-kadang diperlukan

pemanasan (Stahl, 1985).

8. Deteksi Golongan Senyawa

Deteksi atau visualisasi golongan senyawa penting sekali dalam analisa

dan preparatif untuk mendapatkan senyawa murni. Penggunaan deteksi yang

sederhana tidak mampu mendeteksi seluruh senyawa yang terdapat pada plat

KLT, sehingga senyawa yang mampu dideteksi relatif sedikit. Deteksi non-

destruktif suatu senyawa yang mungkin terdapat pada plat KLT yaitu

menggunakan deteksi UV, sedang deteksi destruktif dengan mengkontaminasi

senyawa oleh reagen deteksi dikenal sebagai deteksi semprot. Deteksi semprot ini

mampu mendeteksi senyawa yang secara visibel didapati pada plat KLT maupun

yang tidak. Pemanasan diperlukan untuk membantu reaksi warna, hal ini dapat

dilakukan dengan hair dryer atau oven (Cannell, 1998). Reagen deteksi golongan

senyawa yang biasa digunakan antara lain:

i. Serium (IV) sulfat ialah deteksi umum untuk senyawa organik, memberi

noda berwarna coklat gelap (Cannell, 1998).

ii. Liebermen burchad, merupakan semprot golongan senyawa terpenoid,

memberikan noda berwarna merah sampai ungu pada sinar visibel

(Cannell, 1998).

iii. Vanilin asam sulfat, merupakan semprot universal untuk golongan

senyawa terpen dengan memberi warna merah dan biru (Cannell, 1998).

Page 39: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

iv. Reagen Dragendorf, merupakan metode tradisional untuk deteksi alkaloid,

memberi bercak warna orange sampai merah. Reaksi positif terjadi pula

pada beberapa senyawa non-alkaloid seperti iridoid dan beberapa senyawa

flavonoid (Cannell, 1998).

v. Anisaldehid, deteksi beberapa senyawa terutama terpen, sugar, fenol, dan

steroid (Cannell, 1998).

vi. FeCl3 dan uap amonia, merupakan deteksi fenolik (Cannell, 1998).

vii. Uap iodium merupakan deteksi senyawa yang memiliki ikatan rangkap,

hasil positif ditandai dengan bercak berwarna kuning-coklat (visibel)

(Fessenden and Fessenden, 1982).

9. Kromatografi Kolom

Pemisahan senyawa pada kromatografi kolom didasarkan pada kelarutan

senyawa yang dipisahkan dalam fase gerak yang digunakan. Fase gerak dengan

gradien polaritas diharapkan dapat memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki

polaritas berbeda (Padmawinata, 1995).

Kolom dielusi dengan fase gerak yang cocok, mulai dengan pelarut yang

kepolarannya rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap

pada setiap pengumpulan fraksi. Oleh karena itu, kromatografi cair vakum

menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fase gerak

(Padmawinata, 1995).

Pemisahan komponen secara kromatografi kolom dilakukan dalam suatu

kolom yang diisi dengan fase diam dan cairan (pereaksi) sebagai fase gerak untuk

Page 40: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

mengetahui banyaknya komponen contoh yang keluar melalui kolom (Adnan

1997). Pengisian kolom dilakukan dengan memasukkan adsorben dalam bentuk

larutan (slurry), dan partikelnya dibiarkan mengendap (Hayani, 2007).

B. Kerangka Pemikiran

Tanaman ambre (Geranium radula Cavan.) merupakan tanaman yang

memiliki kandungan kimia. Pada bagian daun mengandung saponin, flavonoida,

tannin, dan minyak atsiri. Khasiat daun ambre sebagai obat rematik dan bahan

baku kosmetika (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wahyuni dan

Rakhmawati (2008), skrining toksisitas beberapa tanaman di kawasan

Tawangmangu Surakarta menggunakan metode BST menunjukan bahwa ekstrak

kloroform dari daun ambre memberikan aktivitas toksisitas yang paling besar

dengan presentase kematian tertinggi jika dibandingkan dengan keempat tanaman

hasil skrining yang lain (Crobo, Pinten, Kemladean, dan Kemangi).

Berdasarkan hal tersebut, daun ambre berpotensi sebagai sumber obat baru

kandidat antikanker. Namun agar dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan

penelitian ilmiah lebih lanjut tentang komponen bioaktif dari daun ambre.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek toksisitas dengan metode Brine

Shrimp Lethality Test (BST) dan mengetahui kandungan kimia fraksi teraktif daun

ambre yang berpotensi antikanker.

Pemisahan komponen bioaktif daun ambre meliputi beberapa tahapan yaitu

ekstraksi dan partisi. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari

Page 41: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

kloroform. Ekstrak tersebut kemudian dipartisi untuk memperoleh dua bagian,

yaitu bagian yang larut dan bagian yang tidak larut. Selanjutnya dilakukan

fraksinasi untuk mendapatkan fraksi-fraksi. Pengecekan kandungan senyawa

dilakukan dengan kromatografi lapis tipis, dideteksi dengan UV254, UV366, serium

(IV) sulfat dan beberapa pereaksi semprot yang spesifik. Pada tiap tahap

pemisahan dimonitoring dengan KLT untuk mengetahui hasil pemisahan

kandungan kimia dan BST sebagai bioassay guided extraction, partition and

fractionation.

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Komponen fraksi hasil fraksinasi dari daun ambre (Geranium radula Cavan.)

mempunyai efek toksik terhadap Artemia salina Leach.

2. Profil kandungan kimia fraksi teraktif daun ambre (Geranium radula Cavan.)

dapat ditentukan golongan senyawanya.

Page 42: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai bulan September 2009.

Kegiatan penelitian dilakukan di Sub Lab.Biologi Laboratorium Pusat Universitas

Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan Penelitian

Pelarut penyari yang digunakan untuk proses pemisahan komponen bioaktif

dalam penelitian ini adalah kloroform. Semua pelarut yang disebutkan selanjutnya

berderajat pro analisis dari E. Merck, kecuali disebutkan lain. Air yang digunakan

adalah aquades.

1. Bahan Utama

Daun ambre (Geranium radula Cavan.) diambil dari B2P2TO2T (Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional)

Tawangmangu pada bulan Juni 2009.

2. Bahan untuk Kromatografi Lapis Tipis

Fase diam yang digunakan yaitu plat silika gel 60 GF254 (E. Merck) dan

fase gerak yang digunakan yaitu etil asetat dan kloroform berderajat pro

analisis dengan perbandingan tertentu. Pereaksi semprot Serium (IV) sulfat dan

beberapa pereaksi semprot spesifik.

Page 43: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

3. Bahan untuk Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST)

Telur A. salina Leach, air laut dengan kadar garam 5%, suspensi ragi

(Fermipan®) dengan konsentrasi 3 mg/10 mL air laut dan aquades.

4. Bahan untuk Fraksinasi Kromatografi Kolom

Fase diam yang digunakan silika gel 60 GF254 (E. Merck) dan fase gerak

wash-benzena, etil asetat, kloroform dan metanol berderajat teknis.

5. Bahan untuk penentuan golongan senyawa

a. Pereaksi semprot serium (IV) sulfat (pemanasan 110°C, 10-15 menit):

Serium sulfat anhidrat 0,5 g, asam sulfat pekat 1,4 mL, dan aquades 25

mL.

b. Reagent dragendorf: bismuth subnitrat (Bi (NO3)3) 0,17 g, aquades 12 mL,

asam asetat glasial 2 mL, potasium ioda 1,6 g.

c. FeCl3: besi (III) klorida 1 g, asam sulfat 20 mL.

d. Vanilin asam sulfat: vanillin 1 g, asam sulfat 25 mL.

e. Lieberman-burchard: 5 mL asam asetat anhidrat, 5 mL asam sulfat pekat

dan 50 mL etanol absolut.

f. Anisaldehid 20 mL, uap amonia dan uap iodium.

C. Alat Penelitian

1. Alat-alat untuk pemisahan komponen bioaktif

Rotary evaporator (Heidolp vv 2000, Germany), Oven (Memert,

Germany), lampu UV, syringe, gelas beker, pipa kapiler, bejana pengembang

dan alat-alat gelas lainnya.

Page 44: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

2. Alat untuk Uji Toksisitas

Mikropipet 10-1000µL, mikropipet 20-250µL, flakon, gelas ukur 50 mL,

vortex, lampu 5 watt, neraca analitik, spatula, pipet tetes, wadah penetasan

telur dengan 2 tipe ruang (terang dan gelap), kipas angin, dan aerator.

3. Alat untuk Kromatografi Lapis Tipis

Bejana pengembang, pipa kapiler, gelas arloji, oven, alat penyemprot

bercak dan lampu UV.

4. Alat untuk Fraksinasi

Alat yang digunakan untuk proses fraksinasi hasil partisi wash-benzena

adalah : gelas beker, flakon, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, pipet volume,

dragball, corong Buchner, sinterglass (kolom kromatografi), statif, kipas

angin dan alat-alat gelas lainnya.

D. Cara Kerja

1. Persiapan sampel

Sampel yang digunakan adalah daun ambre. Determinasi serta identifikasi

dilakukan di B2P2TO2T (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu.

2. Pemisahan komponen bioaktif

Pada penelitian ini untuk memisahkan komponen bioaktif digunakan

ekstraksi dan partisi. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari

kloroform.

Page 45: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

a. Ekstraksi

1. Serbuk daun ambre dimaserasi menggunakan kloroform selama 24 jam

disertai pengadukan dan maserasi dilakukan hingga 3 kali. Setelah 24 jam,

rendaman disaring dengan kertas saring, ampasnya dipisahkan dan maserat I

yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary evaporator dan disimpan di

eksikator.

2. Ampas dimaserasi kembali dengan kloroform seperti cara diatas sehingga

diperoleh maserat II dan III yang telah diuapkan menggunakan rotary

evaporator digabungkan dengan maserat I sehingga diperoleh ekstrak

kloroform ambre.

b. Partisi dan Fraksinasi

1. Ekstrak kloroform yang didapatkan setelah dimonitor KLT kemudian dipartisi

dengan pelarut wash-benzena sehingga dihasilkan dua bagian, yaitu bagian

larut wash-benzena dan bagian tidak larut wash-benzena. Kedua bagian

tersebut diuapkan.

2. Kedua bagian tersebut dimonitor hasil pemisahannya dengan KLT dan

dilakukan uji BST.

3. Bagian yang lebih aktif berdasarkan uji BST difraksinasi sehingga dihasilkan

9 fraksi.

4. Sembilan fraksi dimonitor hasil pemisahannya dengan KLT dan diuji BST.

Page 46: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

c. Fraksinasi dengan metode kromatografi kolom

1. Preparasi Sampel

Bagian teraktif hasil partisi dilarutkan dengan kloroform dan dikeringkan

dengan bantuan kipas angin.

2. Persiapan kolom

Silika gel 60 GF254 ditimbang kurang lebih 30 gram dan dimasukkan

sedikit demi sedikit ke dalam sinterglass (kolom kromatografi) sambil diketuk-

ketuk dengan batang pengaduk. Selama pengisian kolom ini, sinterglass

(kolom kromatografi) diketuk-ketuk dengan batang pengaduk. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya cracking dalam pengisian kolom.

Permukaan kolom dibuat serata mungkin. Fase diam yang telah jadi kemudian

dielusi dengan pelarut organik yang kepolarannya paling rendah diantara

pelarut-pelarut yang digunakan sebagai fase gerak untuk memperbaiki

kekompakan kolom sehingga tidak banyak rongga udara dalam kolom.

3. Penyiapan fase gerak

Fase gerak yang digunakan pada sistem kromatografi kolom ini

menggunakan sistem fase bertingkat menurut kepolarannya. Fase gerak dibuat

dengan perbandingan tertentu. Perbandingan antara larutan tersebut tergantung

dari tingkat kepolaran yang diinginkan, yaitu dari pelarut yang mempunyai

tingkat polaritas rendah (nonpolar) ke pelarut dengan tingkat polaritas lebih

tinggi (polar) berturut-turut wash-benzena, kloroform, etil asetat dan metanol

sehingga dihasilkan beberapa fraksi.

Page 47: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

(i) Elusi

Sampel ditambahkan ke permukaan fase diam yang telah dibuat

kemudian ditutup dengan kertas saring. Hal ini bertujuan agar permukaan

kolom tidak rusak saat dialiri fase gerak. Selanjutnya dielusi dengan fase

gerak yang sudah disiapkan. Elusi dimulai dari pelarut yang kepolarannya

paling rendah. Fraksi yang terpisah ditampung dalam wadah penampung.

(ii) KLT fraksi-fraksi

Masing-masing fraksi yang diperoleh diuapkan pada cawan

porselen sampai kering Profil kandungan kimia masing-masing fraksi

dimonitor dengan kromatografi lapis tipis. Berdasarkan hasil KLT

tersebut, fraksi-fraksi dengan profil kromatogram yang hampir sama

dijadikan satu fraksi. Fraksi hasil penggabungan selanjutnya diuji dengan

metode BST untuk mengetahui fraksi mana yang paling aktif.

3. Uji toksisitas dengan Metode BST

Suatu senyawa atau ekstrak dikatakan toksik apabila menunjukkan

LC50<1000 µg/ml pada uji dengan BST (Meyer et al., 1982 dalam Rakhmawati et

al., 2009). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengujian dengan metode

BST dengan konsentrasi 250, 500, dan 1000µg/ml pada masing-masing sampel

uji. Uji dilakukan dengan 3 replikasi, masing-masing replikasi menggunakan 5

flakon untuk tiap konsentrasi demikian juga dengan kontrol.

a. Preparasi Sampel

Semua sampel dibuat larutan stok yaitu dengan cara melarutkan sampel

dalam kloroform. Seri konsentrasi sampel uji dibuat dengan pengambilan

Page 48: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

volume sebanyak 125, 250, dan 500µg/ml dari larutan stok menggunakan

mikropipet dan dimasukkan dalam flakon. Pembuatan kontrol uji dilakukan

dengan memasukkan pelarut saja (kloroform) ke dalam flakon. Kontrol

diperlukan untuk mengkoreksi kemungkinan timbulnya efek karena pelarut

yang belum menguap sempurna dan pengaruh lain selain pelarut terhadap

pengujian yang dilakukan. Flakon-flakon yang telah berisi sampel dan kontrol

kemudian diangin-anginkan hingga kering dan tidak berbau pelarut lagi.

b. Penetasan Telur A. salina

Telur A. salina ditetaskan dalam wadah penetas telur dengan dua bagian

ruang bersekat, satu bagian ruang gelap dan yang satu terang. Sekat dibuat

berlubang dengan diameter 2 mm. kemudian air laut tersebut dimasukkan ke

dalam wadah, serta diaerasi menggunakan aerator. Sejumlah telur A. salina

dimasukkan ke dalam satu ruang, kemudian ruang ini ditutup. Sisi yang lain

dibiarkan terbuka dan diberi lampu untuk menarik A. salina yang telah

menetas melalui lubang sekat. Hal ini dilakukan karena A. salina memiliki

sifat fototaksis. Telur A. salina akan menetas setelah kira-kira 24 jam menjadi

larva. Larva yang berumur 48 jam dapat digunakan untuk uji toksisitas

(McLaughlin, 1991).

c. Pengujian Sampel

Flakon berisi sampel yang sudah diuapkan pelarutnya diisi air laut 1 ml,

kemudian divortex kurang lebih selama 1 menit. Sepuluh ekor larva A. salina

umur 48 jam yang sehat (bergerak aktif) dipilih secara acak, dimasukkan ke

dalam flakon yang berisi sampel dengan menggunakan pipet tetes dan

Page 49: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

ditambahkan air laut sampai 5 ml. Satu tetes suspensi ragi Saccharomyces

cerevicease (3 mg/10 ml air laut) ditambahkan ke dalamnya sebagai makanan

larva A. salina. Flakon-flakon diletakkan di bawah lampu penerangan selama

24 jam dan dihitung jumlah larva A. salina yang mati (tidak bergerak aktif).

Selanjutnya dihitung persentase larva A. salina yang mati setelah 24 jam,

dibandingkan dengan kontrol dan hasilnya dianalisis untuk menentukan nilai

LC50.

4. Penentuan Golongan Senyawa Fraksi Teraktif

Fraksi teraktif dilarutkan di pelarut yang sesuai untuk dianalisis

kandungan senyawa kimianya dengan metode KLT. Sampel ditotolkan pada

lempeng KLT menggunakan pipa kapiler dengan jarak 1 cm dari bawah plat.

Pengembangan dilakukan dalam bejana pengembang dengan jarak

pengembangan 7 cm menggunakan fase gerak yang sesuai. Hasil KLT

dideteksi dengan sinar UV254 nm dan UV366 nm dan disemprot dengan serium

(IV) sulfat untuk mendeteksi keberadaan senyawa organik secara umum, dan

deteksi spesifik Lieberman-burchad, Dragendorf, FeCl3, dan Vanilin-asam

sulfat. Setelah dilakukan penyemprotan, masing-masing plat dipanaskan

selama 10-15 menit pada suhu 110°C dan kemudian dilakukan penghitungan

Rf.

5. Pembuatan Pereaksi Semprot Deteksi Golongan Senyawa

a. Pereaksi semprot serium (IV) sulfat (pemanasan 110°C, 10-15 menit) :

serium sulfat anhidrat 0,5 g dilarutkan dalam asam sulfat pekat 1,4 mL

kemudian diencerkan dengan menambahkan aquades 25 mL.

Page 50: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

b. Reagent Dragendorf: bismuth subnitrat (Bi (NO3)3) 0,17 g dilarutkan

dalam aquades 8 mL dan asam asetat glasial 2 mL, kemudian ditambahkan

potasium ioda 1,6 g yang telah dilarutkan dalam aquades 4 mL.

c. FeCl3: besi (III) klorida 1 g dilarutkan dalam asam sulfat 20 mL.

d. Vanilin-asam sulfat: vanillin 1 g dilarutkan asam sulfat 25 mL.

e. Lieberman-burchad: 5 mL asam asetat anhidrat yang dicampur secara hati-

hati dengan 5 mL asam sulfat pekat kemudian campuran ini ditambahkan

secara hati-hati pula ke dalam 50 mL etanol absolut, setiap pencampuran

zat dilakukan dengan pendinginan.

6. Penentuan Persentase Kematian Larva A. salina

Efek toksik daun ambre terhadap A. salina dianalisis dengan

menghitung persen kematian larva uji setelah 24 jam perlakuan, dengan

menggunakan rumus :

% Kematian = jumlah larva A. salina mati x 100%

jumlah larva uji

Page 51: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

E. Analisis data

1. Data persentase kematian larva A. salina digunakan untuk mencari angka probit

melalui tabel dan dibuat persamaan regresi linier :

y = bx + a

dimana : y = angka probit, dan x = log konsentrasi

Berdasarkan persamaan di atas, kemudian dihitung LC50-24 jam hasil fraksinasi

daun ambre dengan memasukkan nilai probit 5 (50% kematian) ke persamaan

tersebut sehingga diperoleh konsentrasi yang menyebabkan 50% kematian.

Bila ada kematian pada kontrol dapat dikoreksi dengan rumus Abbot‟s yaitu:

% Kematian = jumlah larva A. salina (mati-kontrol) x 100%

jumlah larva uji

Suatu senyawa atau ekstrak dikatakan toksik apabila menunjukkan

LC50<1000 µg/ml pada uji dengan BST (Meyer et al., 1982 dalam

Rakhmawati et al., 2009).

2. Penentuan golongan fraksi komponen kandidat antikanker dideteksi dengan

kromatografi lapis tipis dengan fase gerak dan fase diam yang sesuai serta

pereaksi semprot yang spesifik. Profil kromatografi lapis tipis hasil deteksi

semprot spesifik dianalisis secara kualitatif dengan analisis deskriptif. Skema

alur cara kerja penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 52: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

KLT,Uji BST

F I

Gambar 5. Skema alur cara kerja penelitian

Simplisia kering

ambre

Serbuk daun ambre (290 gram)

Maserat yang telah diuapkan

Bagian Larut Wash-benzena

(5,5 gram)

Preparasi

sampel

Efek toksik

LC50 = 776,46μg/ml

Residu/ Ampas

Penentuan Profil Kandungan

Kimia Fraksi Teraktif

Ekstrak Kloroform (11 gram)

Maserasi dengan kloroform

6300 ml selama 24 jam (3x)

Bagian Tidak Larut

Wash-benzena (4,5 gram)

Fraksinasi dengan kromatografi kolom

kolom

KLT, Uji BST

Bagian Larut Wash-benzena sebagai Bagian Teraktif

KLT, Uji BST

Fraksi Teraktif (F IV)

F5

Partisi dengan Wash-benzena

F4 F2 F3 F7 F6 F8 F1 F9

(97 mg)

F II F III F IV

(371 mg) (94 mg) (10 mg)

Page 53: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Sampel

Sampel tumbuhan ambre dideterminasi guna menghindari kesalahan bahan

utama penelitian. Jika terjadi kesalahan bahan utama akan menyesatkan peneliti

yang nantinya akan bekerja dengan sampel yang sama dan menyebabkan

kebingungan dalam literatur ilmiah (Cannell, 1998). Determinasi tumbuhan telah

dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional (B2P2TO-OT) dan diketahui bahwa tumbuhan yang diteliti adalah

Geranium radula Cavan.

B. Pemisahan Komponen Bioaktif

Pemisahan komponen bioaktif daun ambre digunakan metode ekstraksi dan

partisi. Serbuk daun ambre diekstraksi menggunakan metode maserasi yang

merupakan proses penyarian yang sederhana baik cara pengerjaan maupun

peralatan yang digunakan. Maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel uji

dalam cairan. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam

rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif tersebut akan larut dan karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di

luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang

sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam

sel (Hargono, 1986). Perendaman dapat meluruhkan susunan sel sehingga zat aktif

yang terkandung di dalam sampel akan terlarut dalam pelarut.

Page 54: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk daun ambre seberat 290 gram

dalam pelarut kloroform (6,3 L). Ekstraksi dengan pelarut kloroform (indeks

polaritas = 4,1) ini dimaksudkan untuk menarik senyawa-senyawa yang bersifat

non polar hingga semi polar yang terkandung dalam daun ambre. Proses maserasi

perlu disertai pengadukan agar terjadi interaksi yang merata antara cairan penyari

dengan seluruh permukaan masing-masing serbuk. Selain itu menurut Cannell

(1998), pengadukan pada proses maserasi ditujukan untuk meningkatkan efisiensi

metode maserasi supaya kejenuhan pelarut terjadi lebih cepat dan maserat yang

diperoleh lebih homogen. Pelarut akan dapat mengalir secara berulang-ulang ke

dalam serbuk halus sehingga memungkinkan adanya interaksi antara pelarut

dengan serbuk. Kejenuhan terjadi apabila tidak ada perbedaan konsentrasi.

Perpindahan pelarut atau zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

tidak terjadi apabila konsentrasi di dalam dan diluar sel dalam kondisi yang

seimbang. Maserasi dengan kloroform dilakukan hingga 3 kali selama 24 jam,

dengan asumsi bahwa senyawa yang dikehendaki telah terambil dalam rentang

waktu tersebut.

Maserat dipisahkan dengan cara disaring dengan kertas saring. Langkah

selanjutnya maserat yang telah disaring diuapkan dengan rotary evaporator dan

diperoleh ekstrak kloroform sebanyak 11 gram, berwarna hijau tua kehitaman.

Proses pemisahan pada tahap ekstraksi dimonitor profil kandungan senyawa

kimianya dengan KLT, kemudian dilakukan deteksi terhadap keberadaan senyawa

kimia organik secara umum yang ada di dalamnya menggunakan pereaksi semprot

serium (IV) sulfat. Hasilnya terbentuk bercak yang berwarna coklat setelah

Page 55: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

pemanasan. Warna coklat yang terbentuk disebabkan karena dalam serium (IV)

sulfat terdapat H2SO4 10% yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor

dari zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah

yang lebih panjang sehingga noda menjadi tampak oleh mata, bila dipanaskan

bercak pada KLT berubah warnanya menjadi coklat. Deteksi UV digunakan untuk

mengetahui senyawa yang tidak terlihat dengan sinar tampak.

Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak kloroform dapat terelusi naik

dengan fase gerak kloroform. Hal ini disebabkan ekstrak kloroform merupakan

senyawa nonpolar dan memiliki afinitas yang rendah terhadap plat silika gel

sehingga kemampuan migrasi pelarut untuk memisahkan senyawa berjalan cepat

(Cannell, 1998).

Page 56: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

A B C D

Gambar 6. Kromatogram hasil KLT ekstrak kloroform daun ambre

Keterangan :

Deteksi dengan (A) sinar tampak; (B) UV254; (C) UV366; (D) Serium (IV)

Sulfat

Fase diam : Silika Gel GF254

Fase gerak: Kloroform (CHCl3)

Jarak pengembangan : 8 cm

Profil senyawa pada ekstrak kloroform daun ambre hasil KLT dapat

dilihat pada Gambar 6.

Deteksi hasil KLT menggunakan sinar tampak, UV254, UV366, dan serium

(IV) sulfat menunjukan adanya beberapa bercak yang terlihat pada masing-masing

deteksi. Hasil deteksi KLT terdapat 2 bercak yang terlihat dengan sinar tampak,

UV254, UV366, dan serium (IV) sulfat, dan beberapa bercak lainnya yang terlihat

tidak terlalu jelas.

Deteksi kromatogram dengan sinar UV254 (Gambar 6.B) menunjukkan

terjadinya peredaman yang ditandai dengan adanya beberapa bercak yang

berwarna gelap pada latar belakang berfluoresensi hijau yang menunjukan adanya

1

0,75

0

0,25

0,5

Rf

Page 57: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

senyawa. Deteksi dengan sinar UV366 (Gambar 6.C) memperlihatkan bercak yang

berfluoresensi dan berwarna biru muda yang menunjukkan bahwa senyawa

tersebut memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang panjang sehingga dapat

berpendar pada penyinaran UV gelombang panjang.

C. Partisi dan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST)

Ekstrak kloroform dipartisi menggunakan pelarut wash-benzena sehingga

dihasilkan dua bagian, yaitu bagian terlarut dan bagian tidak larut wash-benzena.

Partisi ini dimaksudkan untuk menyari senyawa-senyawa yang lebih polar agar

masuk dalam fraksi tidak larut wash-benzena. Pemilihan pelarut wash-benzena

berdasarkan uji pendahuluan yang telah dilakukan dengan berbagai macam

pelarut, seperti n-heksana, kloroform, dan etil asetat. Hasil menunjukkan bahwa

ekstrak kloroform yang dipartisi dengan wash-benzena memberikan profil yang

berbeda (tidak tumpang tindih) antara bagian yang larut dan tidak larut wash-

benzena, dibandingkan dengan tiga pelarut lainnya. Selanjutnya hasil partisi

dipisahkan dengan partisi padat-cair menggunakan alat sentrifugasi dengan

kecepatan 3000-5000 rpm selama 15 menit.

Prinsip metode sentrifugasi yang dilakukan di atas yaitu objek diputar secara

horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya. Pada

saat objek diputar, partikel-partikel yang ada akan berpisah dan berpencar sesuai

dengan berat jenis masing-masing partikel. Gaya yang berperan dalam proses

teknik sentrifugasi ini yaitu gaya sentrifugal. Dengan adanya teknik ini, proses

pengendapan suatu bahan akan lebih cepat dan optimum dibandingkan dengan

Page 58: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

1 2 1 2 1 2 1 2

A B C D

Gambar 7. Kromatogram hasil KLT Partisi ekstrak kloroform daun ambre

deteksi dengan (A) sinar tampak; (B) UV254; (C) UV366; (D) serium

(IV) sulfat

Fase diam : Silika Gel GF254

Fase gerak: Kloroform (CHCl3)

Keterangan : 1. Larut wash-benzena 2. Tidak larut wash-benzena

menggunakan teknik biasa (manual). Prinsip sentrifugasi ini dapat bekerja secara

optimum jika para pengguna dapat memasukkan nilai RPM dan nilai konsentrasi

yang tepat ke dalam alat sentrifugasi (Putra, 2008).

Tujuan sentrifugasi dalam penelitian ini adalah untuk memisahkan antara

filtrat dan residu dari ekstrak kloroform daun ambre sehingga diperoleh hasil yang

optimal yaitu bagian yang tidak mengendap yang merupakan bagian larut wash-

benzena dan bagian yang mengendap merupakan bagian yang tidak larut wash-

benzena. Setelah diperoleh dua bagian hasil partisi, kemudian dianalisis

menggunakan KLT. Adapun kromatogram hasil partisi dengan wash-benzena

tersaji pada Gambar 7.

Rf

1

0,75

0

0,25

0,5

Page 59: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Deteksi hasil KLT menggunakan sinar tampak, UV254, UV366, dan serium

(IV) sulfat menunjukkan bahwa partisi dengan wash-benzena dapat memisahkan

ekstrak kloroform menjadi dua bagian yang pemisahannya tidak saling tumpang

tindih. Pada kromatogram hasil deteksi UV366, pada bagian larut wash-benzena

terlihat adanya bercak pada Rf 0,53 (Gambar 7 C.1) sedangkan bagian tidak larut

wash-benzena mempunyai bercak pada Rf 0,44 (Gambar 7 C.2). Hal ini

menandakan kedua bagian tersebut mempunyai kandungan senyawa yang

berbeda. Bagian larut wash-benzena dapat terelusi naik oleh fase gerak CHCl3

yang bersifat lebih nonpolar dibandingkan bagian tidak larut wash-benzena.

Tahap selanjutnya kedua bagian hasil partisi diuji dengan BST (Brine

Shrimp Lethality Test). Uji BST terhadap bagian larut wash-benzena dan tidak

larut wash-benzena menggunakan tiga seri konsentrasi larutan uji (250, 500, dan

1000µg/mL) dengan tiga replikasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui persentase

kematian dari kedua partisi. Adapun hasil uji BST bagian larut wash-benzena dan

tidak larut wash-benzena dapat dilihat pada Tabel 1.

Jarak pengembangan : 8 cm

Page 60: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Tabel 1. Hasil uji BST bagian larut wash-benzena dan tidak larut wash-

benzena daun ambre

Sampel uji Konsentrasi

(g/mL)

Rata-rata

%kematian

Bagian larut wash-

benzena

1000 52

500 36

250 17

Bagian tidak larut

wash-benzena

1000 33

500 22

250 11

Kontrol 1000 0

500 0

250 0

Berdasarkan bioassay guided partition menggunakan Brine Shrimp Lethality

Test (BST), bagian larut wash-benzena memberikan persentase kematian yang

lebih besar dari bagian tidak larut wash-benzena (Tabel 1). Hal ini berarti senyawa

teraktif berdasarkan metode BST berada pada bagian larut wash-benzena yang

selanjutnya akan difraksi lebih lanjut.

D. Fraksinasi dan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BST)

Bagian larut wash-benzena sebagai bagian aktif selanjutnya difraksinasi

untuk memisahkan kandungan senyawa-senyawa didalamnya berdasarkan

polaritasnya. Fraksinasi dilakukan menggunakan kromatografi kolom yang

bertujuan untuk memisahkan komponen-komponen senyawa kimia agar lebih

sederhana.

Sampel uji berupa bagian larut wash-benzena (5,9 gram) dari daun ambre

dielusi dengan berbagai perbandingan tertentu dari berbagai pelarut berdasarkan

gradien polaritas, dimulai dari yang nonpolar hingga polar dengan cara menaikkan

Page 61: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

tingkat kepolarannya. Fase gerak yang digunakan terdiri dari wash-benzena, etil

asetat, kloroform dan metanol dengan komposisi pelarut seperti terlihat pada

Tabel 2. Eluen yang turun berupa pita-pita warna dengan laju yang berlainan dan

ditampung sebagai fraksi. Fraksinasi dengan kromatografi kolom ini

menghasilkan sembilan fraksi yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Fase gerak yang digunakan dalam fraksinasi bagian larut wash-

benzena daun ambre

Fraksi Fase Gerak

1 Wash Benzena

Wash Benzena : Kloroform (15:1 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (10:1 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (5:1 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (3:1 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (1:1 v/v)

2 Wash Benzena : Kloroform (1:3 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (1:5 v/v)

Wash Benzena : Kloroform (1:10 v/v)

Kloroform

3 Kloroform : Etil Asetat (10:1 v/v)

Kloroform : Etil Asetat (5:1 v/v)

Kloroform : Etil Asetat (3:1 v/v)

4 Kloroform : Etil Asetat (1:1 v/v)

5 Kloroform : Etil Asetat (1:3 v/v)

6 Kloroform : Etil Asetat (1:5 v/v)

7 Kloroform : Etil Asetat (1:10 v/v)

8 Etil Asetat

9 Metanol

Hasil fraksinasi yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan

KLT. Profil kandungan kimia dideteksi dengan menggunakan sinar UV254 dan

sinar UV366 dan pereaksi semprot serium (IV) sulfat.

Page 62: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Profil KLT masing-masing fraksi hasil fraksinasi dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Profil kromatogram masing-masing fraksi hasil fraksinasi dari partisi

larut wash-benzena ekstrak kloroform daun ambre dengan deteksi (A)

Sinar tampak / visible; (B) Serium (IV) sulfat; (C) UV254; (D) UV366

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : Kloroform

Jarak pengembangan : 7 cm

Berdasarkan profil kandungan kimia pada gambar di atas, fraksi-fraksi

dengan profil KLT yang hampir sama dijadikan ke dalam satu fraksi dengan

asumsi bahwa fraksi-fraksi tersebut memiliki kandungan senyawa yang hampir

sama. Kesembilan fraksi yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi 4

B A C

1,00

0,25

0,5

0,75

D

0

IV III II I

Rf

Page 63: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

fraksi yaitu fraksi I (gabungan fraksi 1, 2 dan 3) dengan berat 97 mg , fraksi II

(gabungan fraksi 4, 5 dan 6) dengan berat 371 mg, fraksi III (fraksi 7) dengan

berat 94 mg dan fraksi IV (gabungan fraksi 8 dan 9) dengan berat 10 mg.

Profil KLT hasil penggabungan fraksi-fraksi dapat dilihat pada Gambar 9.

Rf

A B C D

Gambar 9. Profil kromatogram penggabungan fraksi daun ambre dengan deteksi

(A) Sinar tampak/ visible, (B) UV254, (C) UV366, (D) serium (IV)

sulfat

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : Kloroform 100%

Jarak pengembangan : 7 cm

Keterangan :

Fraksi 1,2,3 menjadi fraksi I

Fraksi 4,5,6 menjadi fraksi II

Fraksi 7 menjadi fraksi III

Fraksi 8,9 menjadi fraksi IV

0

0,25

0,5

0,75

1

Page 64: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Langkah berikutnya fraksi-fraksi tersebut diuji potensi ketoksikannya

terhadap A. salina untuk mengetahui fraksi mana yang paling toksik. Konsentrasi

sampel yang digunakan adalah 250, 500 dan 1000 μg/ml. Dalam uji ini, hewan uji

yang digunakan adalah A. salina yang berumur 48 jam, yang dinamakan nauplius.

Hasil uji toksisitas masing-masing fraksi dan perhitungan nilai LC50-24jam dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji toksisitas fraksi daun ambre terhadap A. Salina.

Sampel uji Konsentrasi

(g/mL)

Replikasi

(% kematian)

1 2

Fraksi I 250 16 8

500 18 20

1000 32 26 Fraksi II 250 14 22

500 26 36

1000 36 38 Fraksi III 250 26 28

500 34 38

1000 38 46 Fraksi IV 250 30 30

500 40 38

1000 56 54 Kontrol 250 0 0

500 0 0

1000 0 0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa fraksi yang paling toksik

adalah fraksi IV karena mempunyai nilai persentase kematian terbesar pada semua

seri konsentrasi yang diujikan. Nilai rata-rata persentase kematian fraksi IV yang

peroleh selanjutnya diubah menjadi nilai probit dengan menggunakan tabel probit

(lampiran 9), kemudian dibuat kurva hubungan antara log konsentrasi (x) dan nilai

Data yang menunjukkan persentase kematian yang potensial untuk uji selanjutnya Ket :

Page 65: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

probit (y) sehingga diperoleh persamaan garis lurus yang dapat dilihat pada Tabel

4.

Tabel 4.Persamaan regresi linier dan perhitungan nilai LC50-24 jam fraksi IV

hasil fraksinasi dari bagian larut wash-benzena daun Ambre

Replikasi Persamaan regresi linier LC50 (μg/ml)

I

y = 1,113x + 1,786

r2

= 0,983

758,58

II

y = 1,029x + 1,98

r2

= 0,972

794,33

LC50-24jam rata-rata 776,46

Kurva hubungan antara log konsentrasi dan nilai probit larva A. salina

dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11.

.

y = 1.113x + 1.786

r2 = 0.983

Page 66: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Gambar 10. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas fraksi IV hasil fraksinasi

bagian larut wash-benzena daun Ambre terhadap A. salina replikasi

I

Gambar 11. Kurva regresi linier hasil uji toksisitas fraksi IV hasil fraksinasi

bagian larut wash-benzena daun Ambre terhadap A. salina replikasi II

Berdasarkan persamaan garis lurus dari masing-masing replikasi dapat

ditentukan nilai LC50-24 jam dengan cara memasukkan nilai y = 5 ke dalam

persamaan garis lurus, sehingga diperoleh log konsentrasi yang menyebabkan

50% kematian. LC50 menunjukkan konsentrasi yang menyebabkan kematian pada

50% hewan uji. LC50 merupakan indikasi untuk toksisitas senyawa. Harga LC50

yang diperoleh mencerminkan toksisitas bahan terhadap hewan uji. Semakin besar

harga LC50 berarti toksisitasnya semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil harga

LC50 maka semakin besar toksisitasnya.

y = 1.029x + 1.980

r2 = 0.972

Page 67: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Menurut Meyer et al. (1982) dalam Rakhmawati et al. (2009)., senyawa

uji dikatakan toksik jika harga LC50 lebih kecil dari 1000μg/ml. Hasil perhitungan

diperoleh harga LC50-24 jam rata-rata dari kedua replikasi sebesar 776,46μg/ml. Hal

ini menunjukkan bahwa fraksi IV bersifat toksik. Meskipun uji toksisitas dengan

BST tidak dapat secara langsung menggambarkan kemampuan toksiknya terhadap

sel kanker tertentu, namun metode ini sudah banyak dilaporkan bermanfaat untuk

uji skrining senyawa aktif antikanker (Astuti et al., 2005). Hasil penelitian pada

senyawa metabolit sekunder dari Eucheuma alvarezii diketahui bersifat toksik

terhadap A. salina. Nilai LC50 dari ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam

metanol adalah 23,33 ppm dan LC50 dari ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam

kloroform adalah 89,74 ppm. Dari hasil penghitungan LC50 tersebut menunjukkan

bahwa tanaman E. alvarezii dapat berpotensi sebagai antikanker (Nurhayati et al.,

2006). Penelitian awal pada uji sitotoksik ekstrak etanol daun Swietenia mahagoni

dengan uji BST menunjukkan nilai LC50 sebesar 6,61μg/ml dan berpotensi

sebagai kandidat antikanker (Akbar et al., 2009).

E. Deteksi Golongan Senyawa Kimia Fraksi Teraktif

Golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi teraktif (fraksi IV)

kemudian dianalisis menggunakan metode KLT dengan beberapa pereaksi

penampak bercak. Deteksi menggunakan sinar UV254, sinar UV366 dan beberapa

pereaksi penampak bercak, yaitu Dragendorff, Vanilin-asam sulfat (Vanilin

H2SO4), FeCl3 dan Liebermann Burchard.

Page 68: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Pereaksi semprot yang digunakan diantaranya FeCl3 untuk mendeteksi

senyawa golongan fenol dengan respon positif ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna hijau sampai kelabu (Nurhayati et al., 2009). Vanilin H2SO4

untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid dengan respon positif

ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi biru sampai ungu

(Sulistijowati dan Gunawan, 2001). Deteksi dengan pereaksi semprot Lieberman

Burchard akan menunjukkan warna merah atau merah muda yang menandakan

hasil positif untuk senyawa terpenoid dan terbentuknya warna biru atau hijau

untuk hasil positif senyawa steroid (Lenny, 2006).

Profil KLT hasil fraksi IV hasil fraksinasi daun Ambre dengan berbagai

deteksi penampak bercak dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 69: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Gambar 12. Profil kromatogram fraksi IV daun Ambre dengan berbagai pereaksi

penampak bercak. (A) UV254, (B) UV366, (C) Vanilin-asam sulfat,

(D) Libermann Burchard, (E) Dragendorff, dan (F) FeCl3

Fase diam : Silika gel 60 GF254

Fase gerak : kloroform:etil asetat 1:3 (v/v)

Jarak pengembangan : 7 cm

A B

F D E

C

Rf

0

0,25

0,5

0,75

1

Rf

0

0,25

0,5

0,75

1

Page 70: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Hasil deteksi bercak pada kromatogram menggunakan deteksi sinar

tampak, sinar UV dan pereaksi semprot spesifik pada fraksi IV daun Ambre

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil KLT kromatogram fraksi IV daun Ambre

Rf Penampakan Bercak

UV254 UV366 VA LB DD Fe Cl3

0,16 - - ungu - - -

0,44 - - ungu - - Biru

0,58 - - - - - Biru

0,68 peredaman berpendar - - - -

0,85 - - ungu - - -

Keterangan :

1. VA = Vanilin – asam sulfat

2. LB = Lieberman-Burchard

3. DD = Dragendorff

Hasil KLT menunjukkan bahwa hasil deteksi dengan sinar UV254 (Gambar

12.A) memperlihatkan terjadinya peredaman yang ditandai dengan adanya

beberapa bercak yang berwarna gelap berlatar belakang fluoresensi hijau.

Peredaman yang terjadi pada UV254 ini menunjukkan adanya suatu senyawa.

Deteksi dengan sinar UV366 (Gambar 12.B) memperlihatkan adanya bercak yang

berfluoresensi. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki ikatan

rangkap terkonjugasi yang panjang sehingga dapat berpendar pada penyinaran

dengan UV gelombang panjang.

Adapun untuk mengetahui jenis golongan senyawa secara spesifik, maka

dilakukan deteksi dengan menggunakan pereaksi penampak bercak yang spesifik,

sebagai berikut :

Page 71: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

1. Pemeriksaan Alkaloid

Pelarut pengembang yang digunakan pada KLT untuk analisis alkaloid

adalah kloroform : etil asetat (1:3 (v/v)). Plat disemprot dengan pereaksi

Dragendorff dan kemudian dikeringkan dengan suhu 110 °C selama 10 menit.

Hasil kromatogram tidak menunjukkan adanya bercak berwarna coklat jingga

(Gambar 12.E). Alkaloid dan basa nitrogen akan menunjukkan bercak berwarna

coklat jingga berlatar belakang kuning setelah disemprot dengan pereaksi

Dragendorff (Santosa, 2005). Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat

disimpulkan bahwa di dalam fraksi IV daun Ambre tidak terdapat senyawa

golongan alkaloid.

2. Pemeriksaan Fenolik

Hasil deteksi dengan pereaksi semprot FeCl3 menunjukkan hasil yang

positif ditandai dengan perubahan warna totolan sampel fraksi menjadi biru,

dengan Rf 0,44 dan 0,58 (Gambar 12.F), yang menunjukkan bahwa kandungan

senyawa dalam fraksi IV daun Ambre terdapat golongan senyawa fenolik.

Pereaksi semprot FeCl3 merupakan cara klasik deteksi senyawa fenol sederhana

yang menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat, tetapi

kebanyakan fenol (terutama flavonoid) dapat dideteksi pada kromatogram

berdasarkan warnanya atau fluoresensinya di bawah lampu UV, warnanya

diperkuat atau berubah bila diuapi amonia. Senyawa fenol merupakan senyawa

aromatik sehingga menunjukkan serapan kuat di daerah spektrum UV (Harborne,

1987). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12.B, dimana pada spektrum UV366

Page 72: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

tampak bercak biru sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam fraksi IV terdapat

senyawa golongan fenolik.

3. Pemeriksaan Terpenoid

Pelarut pengembang yang digunakan pada KLT untuk analisis terpenoid

adalah kloroform : etil asetat (1:3 (v/v)). Pemeriksaan terpenoid dilakukan dengan

menggunakan Vanilin-asam sulfat. Plat disemprot yang dengan pereaksi tersebut

kemudian dikeringkan dengan suhu 110 °C selama 10 menit. Pemeriksaan

terpenoid menggunakan pereaksi Vanilin-asam sulfat, bila terdapat terpenoid

maka akan menunjukkan bercak berwarna antara biru sampai ungu (Sulistijowati

dan Gunawan, 2001). Pada hasil kromatogram menunjukkan adanya bercak

berwarna ungu pada Rf 0,16; 0,44; dan 0,85 (Gambar 12.C), sehingga dapat

disimpulkan bahwa fraksi IV mengandung senyawa terpenoid.

Deteksi senyawa dengan pereaksi Liebermen-Burchad digunakan untuk

mendeteksi keberadaan senyawa triterpenoid (steroid) dengan hasil positif warna

kuning jingga. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya perubahan

warna menjadi kuning jingga (Gambar 12.D). Hal ini memberikan hasil yang

negatif, sehingga fraksi IV tersebut tidak mengandung senyawa triterpenoid

(steroid).

Hasil pemeriksaan fenolik dengan pereaksi semprot FeCl3 dan

pemeriksaan terpenoid dengan Vanilin-asam sulfat menunjukkan hasil yang

positif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fraksi IV

mengandung senyawa terpenoid dan fenolik.

Page 73: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Hasil penelitian efek toksisitas komponen bioaktif daun Lobak (Raphanus

sativus Landra. var. hortensis Back.) menunjukkan fraksi tidak larut asetonitril

mempunyai efek toksisitas tertinggi terhadap A. salina dengan nilai LC50-24 jam

sebesar 90,54 µg/mL. Senyawa toksik yang terdapat dalam fraksi tidak larut

asetonitril daun Lobak yang diduga ikut bertanggungjawab menyebabkan

kematian larva Artemia salina Leach. adalah golongan senyawa fenolik

(Khoiriyah, 2009). Senyawa fenolik dilaporkan mempunyai sejumlah aktifitas

biologis termasuk antioksidan. Menurut Zhai (1998) dalam Meiyanto et al. (2007)

terdapat hubungan antara proses terjadinya kanker (karsinogenesis) dengan

senyawa antioksidan yang erat kaitannya dengan kerusakan oksidatif DNA.

Dengan menekan reaksi oksidatif radikal bebas, kerusakan mitokondria sebagai

organel penyedia energi dalam sel dapat dicegah. Antioksidan dapat melindungi

disfungsi mitokondria dan gangguan lain yang dapat menyebabkan penyakit lain

(Poon et al., 2004).

Hasil uji toksisitas fraksi VI dari fraksinasi fraksi larut etil asetat ekstrak

kloroform daun Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) menunjukkan

toksisitas paling tinggi terhadap A. salina Leach dengan nilai LC50-24 jam = 281,77

μg/ml dan berpotensi untuk diteliti lebih lanjut ke arah senyawa antikanker. Pada

fraksi VI tersebut ditemukan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid dan

senyawa Ursolic acid (Murdiyono, 2008). Senyawa Ursolic acid termasuk dalam

golongan senyawa triterpenoid. Senyawa Ursolic acid mempunyai efek

antiproliferatif dan antivirus terhadap sel kanker servik (Yim et al., 2006), selain

itu ursolic acid dan 2alpha-hydroxyursolic acid dapat menghambat aktivitas

Page 74: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

pertumbuhan empat sel tumor yaitu HL-60, BGC, Bel-7402 dan Hela (Ma et al.,

2005).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Moulisha et al. (2009) pada hasil

isolasi dari buah Dregea volubilis ditemukan kandungan senyawa taraxeron yang

termasuk golongan senyawa triterpenoid. Senyawa tersebut menunjukkan

aktivitas antikanker pada sel leukimia K 562. Sun et al. (2007) menemukan

adanya senyawa Cimicifoetisida A dan B dari rhizoma Cimicifunga foetida yang

merupakan senyawa golongan triterpenoid. Hasil uji sitotoksisitas yang dilakukan,

menunjukkan bahwa dua senyawa golongan triterpenoid tersebut dapat

menghambat proliferasi sel kanker, yaitu EAC (Ehrlich Ascites Carcinoma) dan

MDA-MB-A231 (sel kanker payudara).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wu et al. (2004) menunjukkan

sebagian besar kandungan bioaktif dari genus tanaman Aristolocha adalah

golongan senyawa terpenoid. Pada tanaman Aristolocha indica memiliki

kandungan senyawa bioaktif diantaranya (S)-Linalool dan α-terpinolene yang

merupakan golongan monoterpenoid, serta α-humulene dan β-caryophyllene yang

merupakan golongan sesquiterpenoid. Hasil uji pada tanaman Aristolocha indica

menunjukkan adanya aktivitas antitumor dan diduga senyawa bioaktif dari kedua

golongan terpenoid inilah yang bertanggung jawab.

Pemeriksaan beberapa golongan senyawa dari penelitian ini menunjukkan

bahwa dalam fraksi IV daun ambre mengandung senyawa terpenoid dan fenolik.

Kedua senyawa yang berhasil dideteksi tersebut dapat dikatakan sebagai golongan

senyawa yang ikut bertanggung jawab terhadap kematian A. salina dan diduga

Page 75: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

merupakan senyawa yang dapat berpotensi sebagai antikanker. Namun tidak

menutup kemungkinan ada golongan senyawa lain yang ikut bertanggung jawab

terhadap efek toksik A. salina yang belum terdeteksi. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknik purifikasi

(pemurnian) seperti KLT preparatif atau kromatografi filtrasi gel dengan fase

diam dan fase gerak tertentu serta atau purifikasi dengan alat Gas

Chromatography (kromatografi gas). Penggunaan kromatografi sangat membantu

dalam pendeteksian senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan patokan

untuk proses pengerjaan berikutnya dalam penentuan struktur senyawa. Metode

identifikasi dan elusidasi struktur senyawa kimia dapat dilakukan dengan

menggunakan alat Spektrofotometer Inframerah (IR), Spektrofotometer Resonansi

Magnetik Inti „H („H NMR) dan Spektroskopi Massa (Lenny, 2006).

Page 76: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Hasil uji toksisitas fraksi IV dari hasil fraksinasi dari partisi larut wash-

benzena ekstrak kloroform daun ambre menunjukkan toksisitas paling

tinggi terhadap A. salina Leach dengan nilai LC50-24 jam = 776,46μg/ml dan

berpotensi untuk diteliti lebih lanjut ke arah senyawa antikanker.

2. Pada fraksi IV daun ambre ditemukan senyawa golongan terpenoid (Rf =

0,16; 0,44; 0,85) dan fenolik (Rf = 0,44; 0,58) yang diduga merupakan

senyawa yang berpotensi sebagai antikanker.

B. Saran

Perlu dilakukan isolasi lebih lanjut terhadap fraksi IV untuk mendapatkan

senyawa yang paling toksik terhadap A. salina Leach dan uji sitotoksisitasnya dan

identifikasi struktur senyawa kimianya.

Page 77: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

Abatzopoulus, Th.J., J.A., J.S. Clegg, and P. Sargeloos. 1996. Biology of Aquatic

Organism : Artemia-Bassic and Applied Biology.

http://www.captain.at/artemia/ [25 April 2009].

Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Penerbit

Andi, Yogyakarta. hlm. 27-58.

Ambara. 2007. Toksisitas Senyawa Kimia.

http://id.wordpress.com/ToksisitasSenyawaKimia/Kimia Biologi.htm. [26

April 2009].

Anderson, J.E., C.M. Goetz, J.L. McLaughlin, and M. Suffness. 1991. A Blind

Comparison of Simple Bench-top Bioassays And Human Tumour Cell

Cytotoxicities as Antitumor Prescreens. Phytochemistry Analysis. (2):

107-111.

Anonim. 2009. Prosedur Penggunaan Kromatografi Kolom.

http://www.wfu.edu/academics/chemistry/courses/CC/index.htm [17

Februari 2010].

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida

Ibrahim, Edisi IV. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Artemia Reference Center. 2007. Artemia salina - Brine Shrimp - Ses Monkeys.

http://www.aquaculture.ugent.be/coursmat/artbiol/arc.htm. [26 April

2009].

Astuti, P., S.Utami, T. Pratiwi, T. Hertiani, G. Alam , A.Tahir dan S.Wahyono.

2005 Antimicrobial Activity Screening of Marine Sponges Extracts

Colected from Barang Lomposea. Journal of Traditional Medicine. (10):

32.

Cannell, R. J.P. (Ed), 1998, How to approach the isolation of a natural product. In

R.J. P. Cannell (Ed.). Methods in Biotechnology. Vol. 4: Natural Products

Isolation, Humana, Totowa, NJ, pp. 1–51.

Carballo, J.L., Z.L.H. Inda, P. Perez, M.D.G. Gravalos. 2002. A Comparison

Between Two Brine Shrimp Assays to Detect In Vitro Cytotoxicity in

Marine Natural Products. Biotechnology. 2 (17) : 1-5.

Cutler, S.J. and H.G. Cutler. 2000. Biologically Active Natural Product:

Pharmaceutical. CRC Press.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Artikel/ttg tanaman obat/depkes/buku/1-134.pdf

[April 2009].

Page 78: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Dwiatmaka, Y. 2001. Identifikasi Simplek dan Toksisitas Akut Secara BST

Ekstrak Kulit Batang Pule (Alstonia scholaris). Program Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Emslie, S. 2003. Artemia salina- Brine Shrimp - Ses Monkeys.

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Artemia

_salina.html. [29 April 2009].

Erma, N., T. Sumdari, A.K. Susanti, D.R.O. Palupi, Isnaeni, dan Sukardiman.

2004. Kajian Pendahuluan Uji Toksisitas Ekstrak Air Miselia dan Tubuh

Buah Jamur Shiitake (Lentinus edodes) dengan Metode Brine Shrimp

Lethality Test (BST). Berkala Penelitian Hayati. (10) : 13-18.

Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden. 1982. Kimia Organik diterjemahkan oleh A.H

Pudjaatmaka Edisi Ketiga Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gu, Z.M., Zeng, L., Schwedler, J.T., Wood, K.V., and McLaughlin, J.L. 1995.

New Bioactive Adjacent bis-THF Annonaceous Acetogenins from Annona

bullata. Phytochemistry 40.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia edisi II. ITB Press, Bandung.

Hargono, D., Farouq, Sutarno, S., Pramono, S., Rahayu, T.R., Tanuatmadja, U.S.,

dan Sumarsono. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Hayani, E. 2007. Pemisahan Komponen Rimpang Temu Kunci Secara

Kromatografi Kolom. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 12 No. 1.

Hsu, H.Y. 1998. Tumor Inhibition by Several Component Extracted from

Hedyotis corymbosa and Hedyotis diffusa. Cancer Detection and

Prevention (1): 22-28

Indrayani, L., H. Soetjipto, dan L. Sihasale. 2006. Skrining Fitokimia dan Uji

Toksisitas Ekstrak Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl)

Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach. Berkala Penelitian Hayati.

(12): 57-61.

Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan

Zooplankton: Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut, Cetakan I.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Kanwar, A. S. 2007. Brine Shrimp (Artemia salina) a Marine Animal for Simple

and Rapid Biological Assays. Chinese Clinical Medicine. 2 (4): 35-42.

Khoiriyah, Y. N. 2009. Efek Toksisitas Komponen Bioaktif Daun Lobak

(Raphanus sativus Landra. var. hortensis Back.) dengan Metode Brine

Page 79: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Shrimp Lethality Test sebagai Kandidat Antikanker dan Profil

Kromatografi Lapisnya [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Lenny, S. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding

Merah (Gruptophyllum pictum L. Griff) dengan Metode Brine Shrimp

Lethality Test (BST). [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Sumatera.

Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar, diterjemahkan oleh Donatus. Fakultas

Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. hal.52-79.

Ma CM., Cai, SQ., Cui, JR., Wang, RQ., Tu, PF., Hattori, M., and Daneshtalab,

M., 2005. The Cytotoxic activity of Ursolic Acid Derivated. Eur. J. Med.

Chem. 40 (06): 582-589

Mansyur. 2002. Toxicology Predictive Toxicology Membran-Cell. USU Digital

Library, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

McLaughlin, J.L. 1991. Crown Gall Tumours on Potato Disc and Brine Shrimp

Lethality: Two Simple Bioassay for Higher Plant Screening and

Fractination. Methods in Plants Biochemistry. 6 (1): 1-30.

McLaughlin, J.L., L.L. Rogers, and J.E. Anderson. 1998. The Use of Biological

Assays to Evaluate Botanicals. Drug Information Journal 32: 513-524.

Meiyanto, E., Susilowati, S., Murwanti, R., dan Sugiyanto. 2007. Efek

Kemopreventif Ekstrak Etanolik Gynura procumbens (Lour) Merr. Pada

Karsinogenesis Kanker Payudara Tikus. Majalah Farmasi Indonesia. 18

(3).

Moulisha, B., M. N. Bikash, P. Partha, G. A. Kumar, B.Sukdeb, and H. P. Kanti.

2009. In vitro Anti-Leishmanial and Anti-Tumour Activities of a

Pentacyclic Triterpenoid Compound Isolated from the Fruits of Dregea

volubilis Benth Asclepiadaceae. Tropical Journal of Pharmaceutical

Research. 8 (2): 127-131

Mudjiman, A,. 1995. Makanan Ikan. PT. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Murdiyono, T. 2008. Uji Toksisitas Hasil Fraksinasi Daun Rumput Mutiara

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) Terhadap Artemia salina Leach. dan

Profil Kandungan Kimia Fraksi Teraktif [Skripsi]. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mursyidi, A. 1984. Statistika Farmasi dan Biologi. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nurhayati, A.P.D., N. Abdulgani, dan R. Febrianto. 2006. Uji Toksisitas Ekstrak

Eucheuma Alvarezii terhadap Artemia salina sebagai Studi Pendahuluan

Potensi Antikanker. Akta Kimindo. (2) : 41– 46.

Page 80: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Nurhayati, N. E. Fachriyah dan D. Kusrini. 2009. Isolasi, Identifikasi dan Uji

Toksisitas Senyawa Flavonoid Trak Etil Asetat Rimpang Lengkuas Merah

(Alpinia galanga L. Wild). Kimia Organik. Jurusan Kimia Universitas

Diponegoro, Semarang.

Opinion. 15 Januari 2008. Artemia, Pakan Alami Berkualitas untuk Ikan dan

Udang. http://www.opinion.com/ [23 April 2009]

Padmawinata, K. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Institut Teknologi

Bandung, Bandung.

Poon, H.F., Calabrese, V., D.A. Butterfield. 2004. Free Radicals and Brain Aging.

Clinical Geriatri Medical. (20) : 329-359

Putra, I. 2008. Artikel Ilmiah : Sentrifugasi, Metode Terpenting dalam Penelitian.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rakhmawati, R., 2006. Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Bioaktif Daun

Laban (Vitex pubescens Vahl.) Asal Kawasan Hutan Kalimantan Barat.

Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rakhmawati, R., E. Anggarwulan, dan E. Retnaningtyas. 2009. Potency of Lobak

Leaves (Raphanus sativus L. var. hortensis Back) as Anticancer and

Antimicrobial Candidates. Biodiversitas 10 (3) : 158-162.

Restasari, A. 2007. Isolasi dan Identifikasi Fraksi Teraktif dari Ekstrak Kloroform

Daun Ketapang (Terminalia catappa Linn). Kimia Organik. Laboratorium

Kimia Organik Jurusan Kimia Universitas Diponegoro Semarang.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Jakarta.

Santosa, C.M., T. Hertiani. 2005. Kandungan Senyawa Kimia dan Efek Ekstrak

Air Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus, L.) pada Aktivitas

Fagositosis Netrofil Tikus Putih (Rattus norvegicus). Majalah Farmasi

Indonesia. 16 (3) : 141 – 148.

Sastrohamidjojo, H. 1991. Kromatografi. Liberti, Yogyakarta.

Sie, W., G. Yosua, T. Rong, K. Milosh, Y. Raymond , and Y. Yulong. 2006.

Bioassay Guided Purification and Identification of Antimicrobial

Component in Chinese Green Tea Extract. Journal of Chromatography.

1125 (2) : 204-210.

Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi,

diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro. Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Page 81: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Sulistijowati, A., dan Gunawan, D. 2001. Efek Ekstrak Daun Kembang Bulan

(Tithonia diversifolia) terhadap Candida albicans serta Profil

Kromatografinya. Cermin Dunia Kedokteran. (130): 32-36.

Sun, L., C. Qing, Y. Zhang, S. Jia, Z. Li, S. Pei, M. Qiu, M. L. Gross, and S. X.

Qiu. 2007. Cimicifoetisides Glycosides from The Rhizomes of Cimicifuga

foetida, Inhibit Proliferation of Cancer Cells. Beilstein Journal of

Chemistry. (3) : No. 3.

Sunarni, Iskamto dan Suhartinah. 2003. Uji Toksisitas dan Anti Infeksi Ekstrak

Etanol Buah Brucea sumatrana Roxb. terhadap Larva Udang Artemia

salina Leach dan Staphylococcus aereus. BioSmart 5 (4): 65-67.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro.

PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, diterjemahkan oleh

Soendani, Soewardji. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wahyuni, D.S.C dan R. Rakhmawati. 2008. Skrining Toksisitas Beberapa

Tanaman di Kawasan Tawangmangu Surakarta dan Profil Kandungan

Kimianya. Laporan Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wahyuningsih, M.S.H., S. Wahyuono, D. Santoso, J. Setiadi, Soekotjo, S.M.

Widiastuti, R. Rakhmawati, dan D.S.C. Wahyuni. 2008. Eksplorasi

Tumbuhan Dari Hutan Kalimantan Tengah Sebagai Sumber Senyawa

Bioaktif. Biodiversitas. 9 (3):169-172.

Widjanarko, S. 2008. Fitokimia Herba Konyal.

http://simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/07/fitokimia-herba-

konyal.pdf . [22 April 2009].

Wu, T. 2004. A. G. Damu, C. Rensu. And P. C. Kuo. 2004. Terpenoids of

Aristolochia and their Biological Activities. Natural Product. Departement

of Chemistry National Cheng Kung University, Tainan, Taiwan. (21) : 594

– 624.

Yim, E.K., Lee, M.J., Lee, K.H., Um, S.J., and Park, J.S. 2006. Antiproliferatif

and Antiviral Mechanism of Ursolic Acid and Dexamethasone in Cervical

Carcinoma Cell Line. International Journal of Gynecological Cancer (16)

: 2023-2031.

Zakaria, Z. A. 2007. Free Radical Scavenging Activity of Some Plants Available

in Malaysia. Pharmacology and Therapeutics. 5 (1): 87-91.

Page 82: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Lampiran 1. Kunci determinasi daun Ambre (Geranium radula Cavan.)

Nama : Geranium radula Cavan.

Suku : Geraniaceae

Hasil determinasi menurut C. A. Backer (1968) :

1b_2b_3b_4b_12b_13b_14b_17b_18b_19b_20b_21b_22b_23b_24b_25b_

26b_27a_28b_29b_30b_31a_32a_33a_34a_35a_36d_37b_38b_39b_41b_

42b_44b_45a_______________________________________52.

Geraniaceae

1a_2a______________________________________________1.

Geranium

1a_2a______________________________________Geranium radula

Cavan.

(Sumber : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional).

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Dosis

Stok = 50 mg/5ml = 10mg/ml = 10000 µg/ 1000 µl

1. Kadar dosis 1000 µg/ ml 1000 µg/ 1000 µl

V1x M1 = V2 x M2

1000 µl x 1000 µg = V2 x 10000 µg

V2 = 100 µl untuk 1 ml air laut

Untuk 5 ml air laut ( ad 5 ml air laut), maka

Page 83: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

100 µl x 5 = 500 µl (untuk 1 flakon)

2. Kadar dosis 500 µg/ ml 500 µg/ 1000 µl

V1x M1 = V2 x M2

1000 µl x 500 µg = V2 x 10000 µg

V2 = 50 µl untuk 1 ml air laut

Untuk 5 ml air laut ( ad 5 ml air laut), maka

50 µl x 5 = 250 µl (untuk 1 flakon)

3. Kadar dosis 100 µg/ ml 100 µg/ 1000 µl

V1x M1 = V2 x M2

1000 µl x 100 µg = V2 x 10000 µg

V2 = 10 µl untuk 1 ml air laut

Untuk 5 ml air laut ( ad 5 ml air laut), maka

10 µl x 5 = 50 µl (untuk 1 flakon)

Page 84: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Lampiran 3. Hasil uji toksisitas partisi larut wash-benzena terhadap A.

salina

Replikasi I

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 3 3 2 2 24

500 4 3 3 2 3 30

1000 5 4 5 5 6 50

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 0 1 2 2 14

500 5 2 3 6 5 42

1000 4 7 4 5 7 54

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Lampiran 4. Hasil uji toksisitas partisi tidak larut wash-benzena terhadap A.

salina

Replikasi I

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 3 1 1 0 2 14

500 3 1 2 3 3 24

1000 3 3 4 4 2 32

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 0 1 2 0 1 8

500 2 2 2 2 2 20

1000 3 4 4 3 3 34

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Keterangan : Angka I-V dalam tabel menunjukkan nomor flakon

Lampiran 5. Hasil uji toksisitas fraksi I terhadap A. salina Replikasi I

Page 85: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 0 1 2 2 3 16

500 0 2 2 2 3 18

1000 2 2 3 4 5 32

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 0 0 1 1 2 8

500 1 2 2 2 3 20

1000 2 2 3 3 3 26

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Keterangan : Angka I-V dalam tabel menunjukkan nomor flakon

Lampiran 6. Hasil uji toksisitas fraksi II terhadap A. salina

Replikasi I

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 0 1 2 2 2 14

500 2 2 3 3 3 26

1000 3 3 4 4 4 36

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 2 2 2 3 22

500 3 3 4 4 4 36

1000 3 4 4 4 4 38

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Keterangan : Angka I-V dalam tabel menunjukkan nomor flakon

Lampiran 7. Hasil uji toksisitas fraksi III terhadap A. salina

Replikasi I

Page 86: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 2 3 3 3 26

500 3 3 3 4 4 34

1000 3 3 4 4 5 38

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 3 3 3 3 28

500 3 3 4 4 5 38

1000 3 4 5 5 6 46

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Keterangan : Angka I-V dalam tabel menunjukkan nomor flakon

Lampiran 8. Hasil uji toksisitas fraksi IV terhadap A. salina

Replikasi I

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 3 3 3 4 30

500 3 4 4 4 5 40

1000 4 5 6 6 7 56

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Replikasi II

Konsentrasi

(μg/ml)

Jumlah larva A. salina yang mati tiap flakon Rata-rata

persentase

kematian (%) I II III IV V

250 2 2 3 4 4 30

500 3 3 4 4 5 38

1000 4 5 5 6 7 54

Kontrol 0 0 0 0 0 0

Keterangan : Angka I-V dalam tabel menunjukkan nomor flakon

Page 87: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Lampiran 9. Tabel probit berdasarkan persentase kematian

Tabel Probit

% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

20

30

40

50

60

70

80

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

3,72

4,16

4,48

4,74

5,00

5,25

5,52

5,84

0

6,28

6,34

6,40

6,48

6,56

6,64

6,75

6,88

7,05

7,32

2,67

3,77

4,19

4,50

4,77

5,02

5,28

5,55

5,88

0,1

6,28

6,34

6,41

6,48

6,56

6,66

6,76

6,90

7,08

7,36

2,94

3,82

4,22

5,53

4,80

5,02

5,30

5,58

5,92

0,2

6,29

6,35

6,41

6,49

6,57

6,66

6,77

6,91

7,10

7,40

3,12

3,87

4,26

4,56

4,82

5,08

5,33

5,61

5,95

0,3

6,29

6,36

6,42

6,49

6,58

6,68

6,78

6,92

7,12

7,46

3,24

3,92

4,29

4,58

4,84

5,10

5,36

5,64

5,99

0,4

6,3

6,36

6,43

6,50

6,58

6,68

6,80

6,94

7,14

7,51

3,36

3,96

4,32

4,62

4,87

5,12

5,38

5,67

6,04

0,5

6,31

6,37

6,44

6,52

6,60

6,70

6,81

6,96

7,17

7,58

3,44

4,00

4,36

4,64

4,90

5,15

5,41

5,70

6,08

0,6

6,31

6,38

6,44

6,52

6,60

6,70

6,82

6,98

7,20

7,65

3,52

4,04

4,38

4,66

4,92

5,18

5,44

5,74

6,12

0,7

6,32

6,38

6,45

6,53

6,62

6,72

6,84

6,99

7,22

7,74

3,60

4,08

4,42

4,70

4,95

5,20

5,46

5,77

6,18

0,8

6,32

6,39

6,46

6,53

6,62

6,72

6,85

7,01

7,26

7,88

3,66

4,12

4,44

4,72

4,98

5,22

5,50

5,80

6,22

0,9

6,34

6,40

6,46

6,54

6,64

6,74

6,86

7,03

7,29

8,09

(Mursyidi, 1984)

Page 88: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

UCAPAN TERIMA KASIH

Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas doa restu, nasehat, cinta dan

kasih sayang yang sangat luar biasa, yang menguatkan dan meyakinkan diri ini

untuk senantiasa optimis menatap masa depan dan mewujudkan impian.

Kakakku, Mas Dhody dan Mbak Thicko, terimakasih atas semangat dan

doanya, kalian adalah mutiara terindah dalam hidup.

Seluruh staff laboratorium pusat MIPA Sub. Lab. Biologi, staff Lab.

Biologi Jurusan (Mas Adnan dan Mbak Atik), staff Lab. Kimia Jurusan (Mas

Anang), serta staff bagian administrasi jurusan Biologi (Mas Munir dan Pak Wid).

Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

Semua guru dan murrabiku, terima kasih untuk semua ilmu yang telah

diberikan. Terima kasih untuk Ust. Hatta Syamsuddin, Lc., Ust. Abdul Hakim,

Ust. Muhtarom, Ust. Fakhruddin, serta semua santriwan/wati di Pesantren

Mahasiswa Ar Royyan Surakarta.

Sahabat-sahabatku di jurusan Biologi 2006, Tanti dan Mita (Tim Ambre),

Ulfa, Santi, dan Wintang (Tim Ganyong), serta Esty, Tikno, dan Ida (Tim

Senggani) yang tergabung sebagai tim Research Grant yang telah berjuang

bersama dalam penelitian, Ana, Fina, Dinah, Sari, Dian, Ame, Sukma, Rhosid,

Budi, dan sahabat yang lain, kakak tingkat dan adik tingkat yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan dan ukhuwahnya

yang indah selama ini.

Page 89: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Sahabat inspiratifku Gestin “Chay”, Sulis “Tyo”, Windi, Graha Pantara,

Risang “Om Dude”, “Tante” Dita, Bajaj Community “3 IPA 4 SMA 1 Wonogiri”,

sahabat Pekanan Holic “SI WINDU”, Kaizenemon and his family, semua

sahabatku di dunia cyber, sahabat-sahabat terbaikku di UNDIP, UNNES, UGM,

ITB, IPB, UI, UB, STAN, STIS terima kasih atas inspirasi dahsyatnya selama ini.

Para pejuang akademis di UNS, sahabat-sahabat SIM (Studi Ilmiah

Mahasiswa) Kabinet Inspiratif BEM UNS periode 2009/2010, RESEARCHOLIC

SIM (Aulia, Erny, Heru, Siwi, Sharih, Prita, Nina, dan Tatang), rekan-rekan

MITI-Mahasiswa (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia) dari berbagai

penjuru tanah air, teruslah bersemangat untuk berjuang membangun kultur

akademis dan menciptakan atmosfer keilmiahan di dalam „kawah candradimuka‟

universitas kita masing-masing. SALAM ILMIAH!!!!

Para penghuni Kost Pink “PINKER‟z” (Tika Ngapax, Fina, Fathim, Datin,

Intan, Wiwit, Tya, Viana, Siska, Mbak Fadhil, Nurul Naning, Novi, Vita, Nurul

W, Muthi‟, Mira, Izzah, Nuni‟, Yossie, Alief) terima kasih atas ukhuwah yang

terjalin begitu indah dalam balutan cinta dan kasih sayang di antara kita. Semoga

Allah Swt senantiasa menguatkan tautan hati-hati kita. Amin.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas bantuan, doa serta dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

Page 90: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama lengkap : Norma Ambarwati

Tampat dan tanggal lahir : Wonogiri, 2 Februari 1987

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Banaran, Rt 02/X, Jln. Menur I No.20 Wonoboyo,

Wonogiri, 57615 Jawa Tengah

No. Hp : 085647122033

Alamat E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

Tingkat

pendidikan

Nama Tahun mulai Tahun selesai

TK

SD

SMP

SMA

TK Mardi Putro I

SD Wonoboyo III

SMP Negeri 1 Wonogiri

SMA Negeri 1 Wonogiri

1992

1993

1999

2002

1993

1999

2002

2006

Prestasi

Prestasi

1. Juara II Lomba Cerdas Cermat P4 Se-Kabupaten Wonogiri tahun 1997.

2. Juara I Lomba Sinopsis Buku Fiksi dan Non Fiksi Se-Kabupaten Wonogiri

tahun 1997.

3. Kontingen (mewakili Kabupaten Wonogiri) Lomba Sinopsis dan

Menceritakan Kembali Buku Bacaan Fiksi dan Non Fiksi Tingkat Provinsi

Jawa Tengah tahun1997.

4. Juara III Olimpiade Matematika tingkat kabupaten tahun 1999.

5. Kontingen Olimpiade Matematika tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2001.

6. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah kategori IPA tingkat Kabupaten tahun

2003.

7. Juara I Lomba Nasyid dalam Festival Lomba Nasyid Nisa‟ SMA se-

Kabupaten Wonogiri tahun 2005.

8. Juara I Lomba Majalah Dinding (MADING) Pekan Olahraga dan Seni

Page 91: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

(PORSENI) tahun 2006 BEM FKIP UNS.

9. Juara II Lomba Puisi Ajang Kreativitas dan Seni (AKSI) 2006 HIMABIO

FMIPA UNS.

10. Juara II Lomba Desain Poster Program Kreativitas dan Seni Islami 2007 SKI

FMIPA UNS

11. Juara II Lomba Puisi Islami Program Kreativitas dan Seni Islami 2007 SKI

FMIPA UNS

12. Juara II Lomba Poster dalam kegiatan Kompetisi Antar Lembaga

(KOLEGA) 2007 BEM FMIPA UNS

13. Juara II Lomba Keilmiahan (LOHAN) 2007 HIMABIO FMIPA UNS

14. Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Lolos DIPA Tahun 2008 dengan

Judul “Uji Perkecambahan Gramatophyllum scriptum, Anggrek Raksasa

Langka Endemik Papua dengan Perlakuan Macam Media”.

15. Juara III Lomba Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2009 Jurusan

Biologi FMIPA UNS.

16. Juara I Lomba Menulis Artikel Pemilu 2009 BEM (MEDALI 2009) FMIPA

UNS.

17. Juara III International Scientific Paper Competition in “Students Scientific

Weekly Forum : Get More Inovation” SIM-BEM UNS, dengan judul “The

Potency and Development of Food Diversification of Sorghum Plant

(Sorghum bicolor L. (Moench.) as Altenative Food Resources in Indonesia”

18. Juara V SCIENCE FESTIVAL 2009 Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) BEM FMIPA UNS , dengan judul “Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber

officinalis), Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus), dan Ekstrak Buah

Pepaya (Carica papaya) terhadap Pengempukan dan Kadar Protein Daging

Sapi”

19. Juara VI SCIENCE FESTIVAL 2009 Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) BEM FMIPA UNS, dengan judul “Pelatihan Pembuatan Biogas

Limbah Cair Industri Tahu dan Pengadaan PORBAHU (Kompor Berbahan

Bakar Limbah Cair Tahu) sebagai Pendukung Berkembangnya Ekonomi di

Desa Krajan, Mojosongo, Jebres, Surakarta”.

20. Juara I Call For Paper Festival Ekonomi Islam 2009 KEI (Kajian Ekonomi

Islam) Fakultas Ekonomi UNS, dengan judul : “Urgensi Memahami dan

Mengenal Sistem Ekonomi Islam”

21. Juara II Lomba Menulis Artikel Kemuslimahan 2009 Syiar Kegiatan Islam

(SKI) FMIPA UNS, dengan judul : “Kiprah Muslimah di Era Globalisasi :

Menjadi Muslimah Pencetak Sejarah”

22. Juara III Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ) VI UNS tahun 2010,

kategori Penulisan Karya Tulis Ilmiah Al Qur‟an (KTIA), dengan judul :

“Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kontemporer sebagai Upaya

Rekonstruksi Peradaban Islam”

Page 92: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Beasiswa yang Pernah Diperoleh

Nama Beasiswa Tahun

Beasiswa BBM 2009-2010

Pengalaman Organisasi

Organisasi Jabatan Tahun

SKI FMIPA UNS Staff Departemen HUMAS 2006/2007

HIMABIO Staff Departemen Kaderisasi dan

Pengembangan Organisasi (DKPO)

2006/2007

LPM SCIENTA Reporter Majalah SCIENTA 2006/2007

enviRo Study Club Ketua Divisi HUMAS 2006/2007

SKI FMIPA UNS Staff Departemen Media Islam (MEDIS) 2007/2008

HIMABIO Koordinator Departemen Kaderisasi 2007/2008

LPM SCIENTA Staff Divisi Penelitian dan

Pengembangan (Litbang)

2007/2008

Tim Renovasi Masjid

Nurul Huda UNS

Koordinator Fakultas (Akhwat) Tim

Fundrising

2008/2009

SKI FMIPA UNS Staff Bidang Pembinaan Pengurus (BPP) 2008/2009

SIM (Studi Ilmiah

Mahasiswa) BEM UNS

Staff Human and Research Development

(HRD)

2008/2009

Biro Asistensi (BIAS)

FMIPA

Staff DIPA (Divisi Pengembangan

Asisten)

2008/2009

SIM (Studi Ilmiah

Mahasiswa) BEM UNS

Ketua Divisi RESEARCH 2009/2010

Pengalaman Bekerja

Pekerjaan Tahun

Magang di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Bantul,

Yogyakarta

2008

Page 93: UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN AMBRE Cavan.)/Uji...jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret surakarta 2010 . halaman persetujuan pembimbing

Asisten Praktikum Ilmu Pengetahuan Lingkungan

Asisten Praktikum Ilmu Pengetahuan Lingkungan

Asisten Praktikum Biokimia

Asisten Praktikum Kesehatan Lingkungan

Asisten Praktikum Biokimia

Asisten Praktikum Biologi Molekuler

Asisten Praktikum Taksonomi Tumbuhan

Asisten Praktikum Kesehatan Lingkungan

Asisten Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I

Asisten Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II

2007-2008 Genap

2008-2009 Genap

2008-2009 Genap

2008-2009 Genap

2008-2009 Ganjil

2008-2009 Ganjil

2008-2009 Ganjil

2008-2009 Ganjil

2009-2010 Genap

2009-2010 Genap

Surakarta,

Norma Ambarwati