uji sensoris

Upload: nura

Post on 14-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan Uji Sensoris

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK DAN EVALUASI SENSORITRIANGEL TEST DAN SIMPLE DIFFERENCE TEST

Disusun Oleh :Henita Listianing R. 115100800111010R. Aj Nura Irma 115100800111018Sutik Rahayu 115100500111002Eni Purwanti 115100500111034Nela Purwani S. 115100800111029

Pengembangan Produk dan Evaluasi SensoriKelas J

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Teknologi PertanianUniversitas Brawijaya2014BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Jika kita ingin menciptakan suatu produk namun produk tersebut bukanlah produk pertama yang muncul dipasaran atau dengan kata lain sudah ada produk terlebih dahulu yang sudah terkenal dipasaran, dan bahkan sering digunakan acuan untuk oleh konsumen untuk membandingkan, maka diperlukan suatu uji sensori untuk melihat apakah adanya perbedaan antara produk yang akan kita kembangkan dengan produk yang sudah ada dipasaran yang mana sering dijadikan acuan oleh para konsumen. Apabila produk yang kita kembangkan sulit untuk dideteksi perbedaannya dengan produk yang sudah ada, atau ketika melaukan uji sensori tersebut banyak yang melakukan kesalahan dalam identifikasi itu artinya produk yang kita kembangkan sudah hampir sama atau menyamai dengan produk yang sudah ada. Terkadang suatu sampel yang berbeda sangat mirip baik dalam hal karakteristiknya, rasa, aroma, testur, warna, dan lainnya. Kenampakan yang hampir sama ini sangat susah untuk dibedakan dan untuk membedakan kita membutuhkan suatu uji. Uji yang digunakan untuk membedakan 2 sampel atau lebih ini disebut dengan uji pembeda. Salah satu contoh uji pembeda adalah triangel test. Triangel test atau yang sering disebut sebagai uji segitiga digunakan untuk menunjukan apakah ada perbedaan karateristik sensori dua sampel atau lebih. Terkadang metodi ini juga digunakan pada pekerjaan pengawasan mutu untuk mendeteksi apakah ada perbedaan subtitusi ingredient atau perubahan lain dalam proses produksi sehingga menghasilkan perbedaan karakteristik sensori produk yang dapat dideteksi. Uji ini juga sering digunakan untuk seleksi panelis. Selain triangel test juga ada uji pembeda sederhana (Simple Diffrence Test), jika jenis uji ini digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan antara dua produk. Metode ini digunakan ketika pengujian tidak bisa dilakukan dengan penyajian 3 sampel atau lebih, jadi hanya 2 sampel.

2. Tujuan 1. Menentukan perbedaan karakteristik sensori diantara dua sampel 2. Untuk menentukan perbedaan sensori antara dua produk

BAB IITINJAUAN PUSTAKABaksoataubasoadalah jenisbola dagingyang lazim ditemukan padamasakan Indonesia.Bakso umumnya dibuat dari campurandaging sapigiling dantepung tapioka, akan tetapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampurmi,bihun,taoge,tahu, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobakpedagang kaki limahingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang banyak ditawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual dipasar swalayandan mal-mal. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lainJenis-jenis bakso, antara lain: Bakso urat: bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging tetelan kasar Bakso bola tenisataubakso telur: bakso berukuran bola tenis berisi telur ayam rebus Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih Bakso ikan: bakso berbahan daging ikan Bakso udang: bakso berbahan dari udang Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang, Jawa Timur; lengkap dengan mi kuning, tahu,siomay, dan pangsit goreng. Bakso Karimunjawaatau lebih dikenalBakso Ikan Ekor Kuningadalah bakso yang bahannya berasal dariIkan Ekor Kuning. Bakso Solo dan Bakso Wonogiri: hidangan bakso yang berasal dari Solo dan Wonogiri, bentuknya lebih kecil dari bakso Malang dan tidak selengkap bakso Malang. Tetapi bakso Solo dan Wonogiri memiliki rasa khas sapi yang kuat. Bakso Solo dan Wonogiri terdapat campuran irisan daging sapi atau tetelan. Bakso keju: bakso resep baru berisi keju Bakso Bakar: bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan enak atau tidaknya bakso bakar. Bakso kerikil: bahan daging relatif sama dengan bakso-bakso pada umumnya, namun ukuran bakso ini lebih kecil hingga disebut bakso kerikil. Bakso Balungan: bahan dasarnya tulangIdera yang digunakan dalam uji test triangel dan simple difference test kali ini adalah indera perasa yaitu lidah, dan indera penglihat yaitu mata.

Triangle testUji pembeda pada prinsipnya adalah penginderaan dua rangsangan sejenis. Panelis melakukan proses penginderaan melalui dua tahap, yaitu mula-mula merespon sifat inderawi yang diujikan, kemudian membandingkan kedua contoh untuk menyatakan sama atau beda. Untuk uji pembeda, sebaiknya terlebih dahulu panelis dikenalkan dengan sifat inderawi yang diujikan dari pasangan contoh yang disajikan. Hal ini sangat penting untuk disadari oleh pengelola uji, karena apabila panelis belum mengenal betul sifat inderawi yang diujikaan maka memungkinkan diperoleh respon beda yang tidak sah. Data respon menjadi tidak bernilai tanpa panelis sadar betul sifat inderawi apa yang dibedakan. Uji triangle atau uji segitiga adalah suatu metode yang bertujuan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh.Dimana terdapat tiga sampel pada uji triangle dan dua dari tiga sampel tersebut sama. Panelis diminta untukmemilih satu diantara tiga contoh yang berbeda dari dua yang lain.Dalam uji ini tidak ada sampel baku atau sampel pembanding (Soekarto,1985).Pembedaan dalam uji triangle tidak terarah, tidak perlu disertai pernyataansifat yang satulebih dari yang lainnya, cukup menyatakan ada perbedaan atau tidak.Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji berpasangan. Dalampengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh produk dengankode berbeda dimana dua dari ketiga produk sama. Panelis diminta memilih satu di antaratiga contohmana yangmempunyai perbedaan.Keseragaman tigacontohsangatpentingseperti ukuran atau bentuk. Sifat contoh yang tidak sama dimiliki dari ketiga contoh tersebutdibuat sama (Soekarto, 1985 dalam Tjahjaningsih, 1998).Mula-mula metode ini dikembangkan oleh Bengtsson untuk pengendalian mutu dan riset,selanjutnya juga digunakan untuk seleksi panelis. Uji triangle ini ada yangbersifatsederhana, artinya hanyauntuk mengetahuiada tidaknya perbedaan duamacamsample, tetapi ada yang sifatnya lebih terarah, untuk mengetahui sejauh mana perbedaanantara dua sample tersebut. Pengujian ini menggunakan tiga sample berkode secara acak. Duadari tiga sample tersebut sama dan sample yang ketiga berbeda. Panelis diminta memilih satudiantara tiga sample yang berbeda dari dua sample yang lain. Dalam uji ini tidak ada contahbaku atau pembanding (Kartika, 1988). Ujisegitiga(triangle) merupakan salah satu bentuk pengujianpembedaan pada uji organoleptik, dimana dalam pengujian ini sejumlah contohdisajikan hanya jika dalam pengujian duo trio menggunakan pembandingsedangkan dalam ujiTriangletanpa menggunakan pembanding. Ujitriangledigunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan)yang disajikan, baik dariwarna,rasa,maupunbau.Dalam pengujiantriangle ,panelis diminta untuk memilih salah satu sampel yang berbeda dari tiga sampelyang disajikan, sehingga dapat diketahui perbedaan sifat di antara ketiga sampelitu. Karena contoh yang dinilai ada tiga maka peluang secara acak adalah 1/3 atau 331/3%.

Simple Difference TestSedangkan uji pembeda sederhana digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan sensori antara dua produk. Metode ini terutama digunakan ketika pengujian tidak bisa dilakukan dengan penyajian 3 sampel atau lebih. Misalnya saat membandingkan sampel yang memiliki flavor yang kuat atau memiliki karakteristik sensori yang kompleks dan membingungkan panelis apabila disajikan lebih dari 2 sampel. Seperti halnya pegujian pembedaan keseluruhan parameter lainnya, uji pembedaan sederhana efktif digunakan saat: 1. membedakan adanya perbedaan karakteristik sensori karena perubahan ingredient, proses, pengemasan, dan penyimpanan. 2. salah satu karakter sensori tidak dapat diidentifikasi Cara penyajian untuk uji pembeda sederhana ini dilakukan dengan cara yaitu dua sampel disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing-masing anggota panel diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal sifat yang d ujikan. Agar pengujian ini efektif, sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan dipahami paneis.. Dalam uji pembeda sederhana, pengujian dapat dianggap cukup jika panelis telah dapat menyatakan ada atau tidak adanya perbedaan.. Meskipun uji ini sederhana penyelenggaraannya, tetapi tidak mudah dalam memberi interpretasi hasil analisisnya. Karena hanya 2 contoh disajikan bersama-sama maka chance of probability dan masing-masing contoh untuk dipilih adalah V2 atau 50%. Ke simpulan tidak dapat diambil jika panelisnya sedikit. Jumlah panelis yang dibutuhkan biasanya di atas 10 orang.Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jensi dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah berfungsi sebagai indera pengecap. Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa dearah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin, dan masam). Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus, dan nyeri. Lidah selain sebagai indera pengecap juga memiliki beberapa fungsi lainnya yaitu, untuk mengatur makanan didalam mulut agar tercampur dengan air liur dan terkunyah dengan baik, membantu menelan makanan, dan membantu mengucapkan kata-kata. Lidah memiliki beberapa bagian-bagian dan fungsi, antara lain Papilla yaitu tonjolan-tonjolan dipermukaan lidah, syaraf pengecap yang terdapat dipapilla, pangkal lidah peka terhadap rasa pahit, ujung lidah peka terhadap rasa manis, pinggir lidah peka terhadap rasa asam dan asin.

Gambar 1. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanyaMekanisme kerja lidah adalah Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita makan.Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas, dapat menyebabkan tongue burning dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari. Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang, karena banyaknya plak yang terkumpul di permukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja maksimal.Saat kita terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah tidak bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap.Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung-ujung syaraf-syaraf pengecap yg terdapat di papilla ( rangsang diteruskan ke otak ( otak memproses dan kita merasakan berbagai rasa pada makanan ). Tetapi tidak seperti kelenjar saliva yang istirahat pada saat kita tidur sehingga produksi saliva menurun, lidah tetap beraktivitas meskipun kita sedang tidur. Lidah mendorong saliva ke tenggorokan supaya bisa ditelan. Hal ini menguntungkan, karena kalau tidak di bantal akan terbentuk pulau-pulau besar setiap kali kita tidur.Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata. Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat. Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna. Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel.Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-beda disebut daya akomodasi.Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.

Gambar 2. Akomodasi Mata

BAB IIIMETODEBahan : 1. 2 sampel pentol yang berbeda2. Air minum Alat : 1. Mangkok kecil 2. Tusuk pentol 3. Tissue 4. Sendok Cara kerja Uji Triangel test:

Sampel pentol 3 buah, dengan 2 sampel, dan 1 sama.

Diberi kode acak dengan 3 angka.

Disajikan ke panelis dengan 6 kemungkinin penyajian sampel, yaitu ABB, BAA, AAB, BBA, ABA, BAB

Panelis menerima sampel.

Panelis meneilai dan mengidentifikasi satu sampel yang berbeda. Kemudian tulis dikuisioner.

Hasil

Tata cara simple difference test:

2 sampel pentol yang berbeda.

Sampel diberi kode dengan 3 digit angka secara acak

Di Sajikan Berpsangan kepada panelis dengan 4 kemungkinan penyajian yaitu AA, AB, BA, BB

Panelis menilai dan mengidentifikasi sampel

Panelis menjawab pertanyaan di kuisioner

Perhitungan dan pengolahan data

Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil Triangel TestPanelisPenilaian

10

21

31

41

50

61

71

80

91

100

111

121

131

141

150

161

171

181

190

-dibahas sutik dan eni-2. Hasil Simple Difference Test

Penilaian PanelisSampel yang disajikanTotal

Pasangan samaPasangan beda

Sama336

Beda6713

Total91019

Berdasarkan hasil penilaian panelis yang dituliskan pada kuisioner setelah mencicipi sampel, kemudian dibuat tabulasi data. Tabulasi data adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat mampu meringkas semua data yang akan dianalisis. Setelah dibuat tabulasi kemudian data pengamatan didapatkan seperti tabel diatas tersebut. Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa jumlah panelis yang melakukan uji ini adalah 19 orang. Dengan diberikannya 2 jenis sampel kepada panelis maka akan didapatkan 4 jenis kemungkinan penyajian yaitu AA, AB, BB, BA. Dengan kemungkinan tersebut maka akan didapatkan pasangan yang sama, dan pasangan yang beda. Pasangan yang sama yaitu AA, BB. Sedangkan pasangan beda yaitu BA, dan AB. Dari 2 sampel yang diberikan dengan 4 kemungkinan ini dilihat apakah panelis mampu mengidentifikasi apakah sampel tersebut berbeda atau tidak. Dari tabel diatas kita dapat mengetahui, saat sampel yang disajikan merupakan pasangan sama yaitu AA atau BB, panelis yang dapat menjawab sama atau sampel tersebut tidak ada bedanya hanya 3 orang. Sedangkan panelis yang menjawab berbeda ada 6 orang. Sehingga dapat diketahui jumlah panelis yang mengidentifikasi untuk sampel yang sama sebanyak 9 orang. Dapat disimpulkan bahwa panelis yang menjawab salah atau panelis yang menjawab bahwa dari sampel yang sama tersebut berbeda lebih banyak dari pada panelis yang menjawab benar. Kesalahan hasil pengamatan panelis ini dapat dikarenakan hal ini merupakan pengalaman pertama dari panelis, sehingga panelis belum bisa mengidentifikasi apakah sesungguhnya sampel yang diberikan tersebut berbeda atau tidak. Dan panelis yang digunakan adalah panelis yang belum terlatih. Sehingga hasilya tidak akurat. Sedangkan untuk penyajian sampel berbeda yaitu penyajian sampel dengan kemungkinan AB, dan BA, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 3 orang yang menjawab sama, artinya sampel yang diberikan tidak ada bedanya. Sedangkan ada 7 orang yang mampu menjawab bahwa diantara 2 sampel tersebut berbeda. Kemudian dapat diketahui bahwa jumlah panelis yang melakukan uji untuk sampel jenis berbeda adalah sebanyak 10 orang. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa jumlah panelis yang menjawab benar atau panelis yang menjawab bahwa dari 2 sampel berbeda tersebut memang berbeda terdapat 7 orang yang mana jumlah ini lebih besar dari panelis yang menjawab sama. Hal ini dapat simpulkan bahwa panelis sudah mampu membedakan sampel, panelis memiliki sensoris yang kuat sehingga mampu membedakan. Dan dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa dari 19 panelis terdapat 6 orang yang menjwab bahwa dari kedua sampel tersebut tidak ada bedanya atau samal. Dan terdapat 13 orang yang menjawab beda, yang artinya bahwa dari 2 sampel tersebut memiliki perbedaan dan bukanlah satu sampel yang sama. Dari tabulasi data diatas kemudian dibuat perhitungan dengan rumus chi-square, chi-square disebut juga sebagai kai kuadrat. Chi-square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variable, dimanaskala data kedua variable adalah nominal. Atau uji chi-square adalah uji non paramter yang paling banyak digunakan. Rumus perhitungan chi-square adalah sebagai berikut:

Dimana : O = Nilai Pengamatan (Observed Value)E = Nilai Harapan (Expected Value)

Pembacaan Tabel Chi-Square (lower- Probability Points of x2distribution)A = probabilitas, yang kami gunakan tarafsignifikansi 0,05%.V = derajat bebas = jumlah sampel 1 = 2 1 = 1.

Ketentuan kriteria pengujian Jika X2 < X2tabel , maka Ho diterima Jika X2 > X2tabel, maka Ho ditolakDari hasil perhitungan chi-square didapatkan hasil 0,125. Interpretasi HasilNilai x2 hitung (),125) < nilai tabel (3,841) maka hipotesis H0 : A = B diterima. (aku masih ambigu oy gak tau bener atau salah)

KesimpulanDari interprtasi data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan atau tidak beda nyata antara sampel pentol A dan B yang di uji pada taraf siginifikan 005%. Hal ini mungkin dikarenkan kurangnyajumlah panelis yang digunakan kerana seharusnya jumlah minumum panelis untuk uji pembeda sederhaa adalah 20 orang, semakin sedikit panelis yang menguji, data yang di peroleh kurang akurat, sehingga kedua sampel kurang terlihat beda nyatanya. Sebaliknya jika panelis makin banyak, data yang di peroleh makin akurat, kedua sampel tampak beda nyatadan panelis yang digunakan juga bukanlah paneli teralatih bahka ini merupakan pengalaman pertama bagi panelis. Sehingga hasil yang didapatkan kurang bagus. (this is just my opinion, please correct this)

DAPUSDrs. Deddy Suhardi. 2007. Panca Indera, Fungsi, dan Pemeliharaanya untuk guru SD. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Science Education Development Centre). Bandung. Kartika B., P.Hastuti dan W.Supartono. 1988.Pedoman Uji Inderawi BahanPangan. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.Kartika, B ; Hastuti, P dan Supartono, W, (1987),Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, Pusat AntarSoekarto, S.T. 1985.Penilaian Organoleptik.PenerbitBhrataKarya Aksara.Jakarta.Suhardjo. 1986. Pangan, Gizidan Pertanian.Universitas Indonesia Press. JakartSoekarto, S.T., (1985),Penilaian Organoleptik, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.