uji pengaruh trait kepribadian big five, penyesuaian...

157
i UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN DIRI DAN GRATITUDE TERHADAP SUBJECTIVE WELL BEING MAHASISWA PERANTAU UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Fakultas Psikologi (S.Psi) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Annaz Julian 11150700000083 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

i

UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE,

PENYESUAIAN DIRI DAN GRATITUDE TERHADAP

SUBJECTIVE WELL BEING MAHASISWA PERANTAU

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Fakultas Psikologi

(S.Psi) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Annaz Julian

11150700000083

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

ii

UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE,

PENYESUAIAN DIRI DAN GRATITUDE TERHADAP

SUBJECTIVE WELL BEING MAHASISWA PERANTAU

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi)

Oleh :

Annaz Julian

11150700000083

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing

Bahrul Hayat, Ph.D

NIP. 195904301986031016

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 3: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE,

PENYESUAIAN DIRI DAN GRATITUDE TERHADAP SUBJECTIVE WELL

BEING MAHASISWA PERANTAU UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA” telah diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 12 September 2019. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi)

pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 12 September 2019

Sidang MunaqosyahDekan/

Ketua Merangkap Anggota

Wakil/

Sekretaris Merangkap anggota

Dr. Zahrotun Nihayah M.Si

NIP. 196207241989032001

Bambang Suryadi Ph.D

NIP. 197005292003121002

Anggota

Mulia Sari Dewi, M.Si ,Psi

NIP. 197805022008012026

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si

NIP. 196806141997041001

Bahrul Hayat, Ph.D

NIP. 195904301986031016

Page 4: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

skripsi saya yang berjudul “UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE,

PENYESUAIAN DIRI DAN GRATITUDE TERHADAP SUBJECTIVE WELL

BEING MAHASISWA PERANTAU UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA” adalah karya asli saya dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Adapun bagian-bagian tertentu

dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan

sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah yang

berlaku. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 12 September 2019

Annaz Julian

NIM: 11150700000083

Page 5: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

v

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan, selalu ada

kemudahan. Apabila telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau

berharap. (QS : Al Insyirah 6-8)

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta, dan

juga untuk orang-orang yang penulis sayangi, semoga karya dari

penulis ini bisa menjadi langkah awal yang baik kedepannya untuk lebih

menghasilkan banyak karya yang bermanfaat untuk orang banyak.

Page 6: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) 12 September 2019

C) Annaz Julian

D) Uji Pengaruh Trait Kepribadian Big Five, Penyesuaian Diri dan Gratitude

terhadap Subjective well being Mahasiswa Perantau UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

E) xv + 126 halaman + lampiran

F) Subjective well being adalah bentuk evaluasi atau penilaian individu terhadap

kehidupannya baik secara kognitif (kepuasan hidupnya) maupun secara afektif

(penilaian terhadap afek positif maupun negatif). Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian big five(extraversion,

aggreableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to experience),

penyesuaian diri (cognitive adjustment, affective adjustment dan

attitudinal/behavioural adjustment), gratitude, usia dan jenis kelamin terhadap

subjective well being mahasiswa perantau di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jumlah responden sebanyak 240 mahasiswa perantau UIN Jakarta.

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama trait kepribadian big five, penyesuaian diri, gratitude, usia dan jenis

kelamin terhadap subjective well being mahasiswa perantau sebesar 67,6%.

Selanjutnya, dari hasil uji hipotesis minor diperoleh empat koefisien regresi

yang signifikan mempengaruhi SWB yaitu extraversion. affective

adjustment,attitudinal adjustment dan gratitude.

G) Bahan bacaan : 17 buku + 78 jurnal

Page 7: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

B) 12 September 2019

C) Annaz Julian

D) The Influence of Big Five Personality Trait, Self Adjustment and Gratitude on

Subjective well-being of Overseas Students of Syarif Hidayatullah Islamic

State University of Jakarta.

E) xv + 126 pages+ Attachments.

F) Subjective well being is a form evaluation or individual evaluation of his life

that contain cognitive (life satisfaction) and affective (assessment of positive

and negative affect). The purpose of this study is to know the influence of big

five personalities trait (extraversion, aggreableness, conscientiousness,

neuroticism and openness to experience), self-adjustment (cognitive

adjustment, affective adjustment and attitudinal / behavioral adjustment),

gratitude, age and gender towards subjective well-being of students at UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta. The number of respondent was 240 respondents

of UIN Jakarta immigrant students. The conclusion of this study is there is a

significant simultaneous influence of big five personalities trait, self-

adjustment, gratitude, age and gender on the subjective well being from

immigrant students amount 67.6 %. Furthermore, the results of the minor

hypothesis test obtained that four coefficient regression significantly affect the

SWB, those are extraversion, affective adjustment, attitudinal adjustment, and

gratitude.

G) 17 Books + 78 Journals.

Page 8: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada

Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, para pengikutnya, dan

para pengikutnya hingga akhir zaman.

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah penyusunan skripsi penulis ini. Dalam

penulisan skripsi ini tentu ada berbagai pihak yang turut dilibatkan sehingga

Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya sekaligus juga sebagai dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan banyak arahan, inspirasi,

bimbingan dan motivasinya yang sangat berharga bagi penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.

2. Ibu Dr. Rena Latifa, M.Psi selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang selalu memberikan arahan

kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya

sehingga penulis terdorong mengerjakan skripsi ini dengan baik.

Page 9: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

ix

3. Bapak Bahrul Hayat, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah

memberikan arahan, masukan , serta motivasinya yang sangat bermanfaat bagi

penulis dan juga kesabarannya beliau yang sudah membimbing penulis hingga

dapat terselesaikan dengan baik skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis bapak Hadi Suyatno dan Ibu Puji Astuti beserta Kaka

dan adik penulis, Danny Febrian dan Hanum Diah Septianjani. Terima kasih

atas semua doa, motivasi dan dukungan baik berupa moril maupun materiil

yang banyak memberikan semangatnya kepada penulis hingga bisa sampat

sejauh ini membantu perjuangan menggapai impian untuk sukses.

6. Sahabat-sahabat dan orang yang penulis sayangi, Reza Yudiansyah, Farahiyya

Dzakirah, Haidar Rasyid, Aditya Ahmad, Sumita Aryani dan Widad Maulana

dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan semuanya terima kasih

banyak kawan karena telah menjadi bagian penting dalam hidup penulis dan

memberi support selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2015 yang sudah memberikan kesan

yang menyenangkan bagi penulis, motivasi dan suka duka selama kuliah di

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga bisa terselesaikan skripsi

Page 10: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

x

penulis, semoga kita semua selalu diberikan kemudahan dan kasih sayang oleh

Allah SWT dalam menjalani proses kehidupan ini.

8. Seluruh partisipan yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dan

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

banyak atas segala dukungan dan motivasinya yang telah diberikan dalam

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari penuh bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

banyak keterbatasan, maka penulis mohon maaf apabila ada kekurangan. Akhir

kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 12 September 2019

Penulis

Page 11: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv MOTTO................................................................................................................................... v ABSTRAK.............................................................................................................................. vi

ABSTRACT……………………………………………………………………..………….vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xv

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................................................... 12

1.2.1. Pembatasan Masalah............................................................................................ 12 1.2.2. Perumusan Masalah ............................................................................................. 14

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................... 14

1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 14 1.3.2. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 15

BAB 2. LANDASAN TEORI ............................................................................................... 17 2.1 Subjective Well Being .................................................................................................. 17

2.1.1 Definisi Subjective Well Being ............................................................................. 17 2.1.2 Dimensi Subjective Well Being ............................................................................ 19 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Subjective Well Being .............................................. 21 2.1.4 Pengukuran Subjective Well Being ....................................................................... 26

2.2. Trait Kepribadian Big Five ......................................................................................... 27

2.2.1. Definisi Trait Kepribadian Big Five .................................................................... 27 2.2.2. Dimensi Trait Kepribadian Big Five ................................................................... 30 2.2.3. Pengukuran Trait Kepribadian Big Five .............................................................. 33

2.3 Penyesuaian Diri ......................................................................................................... 35

2.3.1. Definisi Penyesuaian Diri .................................................................................... 35 2.3.2. Dimensi-Dimensi Penyesuaian Diri .................................................................... 37 2.3.3 Pengukuran Penyesuaian Diri .............................................................................. 38

2.4. Gratitude .................................................................................................................... 40

2.4.1. Definisi Gratitude................................................................................................ 40

Page 12: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

xii

2.4.2. Dimensi Gratitude ............................................................................................... 42 2.4.3. Pengukuran Gratitude ......................................................................................... 44

2.5. Faktor Demografi ....................................................................................................... 46

2.5.1. Usia ...................................................................................................................... 46 2.5.2. Jenis Kelamin ...................................................................................................... 47

2.6. Kerangka Berpikir ...................................................................................................... 47

2.7. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 54

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................................... 56 3.1. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 56

3.1.1. Populasi ............................................................................................................... 56 3.1.2. Sampel ................................................................................................................. 56

3.2. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 57

3.3. Definisi Operasional Variabel .................................................................................... 57

3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................................... 59

3.5. Uji Validitas Konstruk ............................................................................................... 63

3.5.1. Uji Validitas Skala Subjective well being ............................................................ 67 3.5.2. Uji Validitas Skala Trait Kepribadian Big Five .................................................. 70 3.5.3. Uji Validitas Skala Penyesuaian Diri .................................................................. 76 3.5.4. Uji Validitas Skala Gratitude. ............................................................................. 80

3.6. Uji Hubungan Antar Variabel .................................................................................... 81

3.7. Prosedur Penelitian ..................................................................................................... 85

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS DATA ............................................................................ 87 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................................................... 87

4.1.1. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ................................................................ 90 4.1.2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................................. 91

4.2. Uji Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 94

4.2.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ................................................................... 94 4.2.2. Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independen ......................... 102

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................................... 106 5.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 106

5.2. Diskusi ...................................................................................................................... 107

5.3. Saran ......................................................................................................................... 112

5.3.1. Saran Metodologis ............................................................................................. 113 5.3.2. Saran Praktis ...................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 117

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 126

Page 13: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert……...……60

Tabel 3.2 Blue Print Skala Subjective well being…………………….…….…......61

Tabel 3.3 Blueprint Skala Trait Kepribadian Big Five……………………………62

Tabel 3.4 Blueprint Skala Penyesuaian Diri…………………………..……………63

Tabel 3.5 Blueprint Skala Gratitude………………………………...………………64

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Subjective well being………..…….………69

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Extraversion………………..………………72

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Aggreableness………………...……………73

Tabel 3.9 Muatan faktor Item Skala Conscientiousness……………….…………74

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Neuroticism…………………..……………75

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Openness to Experience…….……………77

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Cognitive Adjustment………….….………78

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Affective Adjustment…………...…….……79

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Skala Attitudinal/Behavioural Adjustment….…80

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Skala Gratitude……………………………...……82

Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia…………………..……88

Tabel 4.2 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin…………....89

Tabel 4.3 Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Asal Daerah……..…..……90

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian-T Score………...……………91

Tabel 4.5 Uji Normalitas………………………....…………………………..……92

Tabel 4.6 Norma Skor Kategorisasi Distribusi Normal dan Tidak Normal……93

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Variabel penelitian…...…………….…….…………94

Tabel 4.8 R Square……………………………………………………………………96

Tabel 4.9 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV…………………...……...96

Tabel 4.10 Koefisien Regresi……………………….…………………….…….98

Tabel 4.11 Proporsi Varian…………………………………………….………104

Page 14: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir………………………………………54

Page 15: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………………………………………………128

Lampiran 2 Syntax dan Output CFA beserta Path Diagram………………..133

Lampiran 3 Hasil Uji Regresi……………………………………..……………141

Page 16: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa merupakan salah satu populasi kunci bagi pertumbuhan ekonomi dan

keberhasilan dalam perkembangan suatu negara. Tetapi sedikit perhatian ditujukan

kepada kesehatan psikisnya para mahasiswa seperti salah satunya di negara maju

seperti Amerika Serikat (Blanco, Okuda, Wright, Hasin, Grant, Liu, & Olfson, 2008;

Cho, Llaneza, Adkins, Cooke, Kendler, Clark, & Dick, 2015; Kendler, Myers, & Dick,

2015). Pada masa mahasiswa ini dapat dikatakan merupakan periode puncak berbagai

gangguan psikologis seperti kecemasan, kondisi mood yang tidak stabil dan gangguan

psikologis lainnya. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), satu

dari tiga mahasiswa yang berasal dari 19 universitas dalam 8 negara menyebutkan

mahasiswa mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan (anxiety) dan

gangguan mood atau suasana hati yang cukup menganggu aktivitas sehari-harinya

(Auerbach, Mortier, Bruffaerts, Alonso, Benjet, Cuijpers, & Kessler, 2018).

Salah satu konsen mengenai topik kesehatan mental yang berkembang dan

penting untuk diteliti oleh para pemerhati psikologi positif karena meningkatnya pula

masalah kesehatan mental dalam pendidikan tinggi khususnya pada mahasiswa adalah

tentang subjective well being (Beiter, Nash, McCrady, Rhoades, Linscomb, Clarahan,

& Sammut, 2015; Twenge, Joiner, Rogers, & Martin, 2018). Menurut Diener, Suh,

Lucas,& Smith (1999) subjective well-being adalah suatu bentuk penilaian atau

Page 17: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

2

evaluasi dari individu itu sendiri terhadap kehidupannya, baik penilaiannya secara

kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif terhadap emosi. Seseorang

dikatakan memiliki subjective well being yang tinggi jika merasa puas dengan kondisi

hidup mereka, sering merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif.

Subjective well-being dapat diketahui dari ada atau tidaknya perasaan bahagia (Diener

et al, 1999).

Kehidupan dan aktivitas mahasiswa yang penuh dinamika dan juga merupakan

masa peralihan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ini tidak hanya dapat

berdampak pada tingkat stress yang cukup tinggi, tetapi juga dapat mengurangi

kesejahteraan subjektif atau subjective well being pada mahasiswa (Stewart-Brown,

Evans, Patterson, Petersen, Doll, Balding, & Regis, 2000). Seorang mahasiswa atau

individu ketika memiliki subjective well being yang rendah bisa berdampak buruk

pada kesehatan mentalnya, dan berkemungkinan juga mengalami depresi, putus kuliah,

bahkan bisa saja sampai berpikiran atau melakukan tindakan bunuh diri (Keyes,

Dhingra & Simoes, 2010; Keyes et.al., 2012; Renshaw & Bolognino, 2016).

Dalam proses pencapaian keberhasilan menempuh pendidikan di perguruan

tinggi, seringkali mahasiswa terutama yang merantau berasal dari daerah asal yang

jauh dari perguruan tinggi harus mampu beradaptasi dengan kebudayaan baru,

pendidikan yang baru dan lingkungan sosial yang baru (Lee, Koeske, Sales, 2004).

Mahasiswa yang merantau seringkali dihadapkan pada persoalan di berbagai aspek

kehidupan yang menuntut mereka untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan baik di

Page 18: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

3

lingkungan luar daerah asalnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Yi (1997)

menunjukkan bahwa masalah unik yang dialami mahasiswa perantau adalah masalah

psikososial diantaranya adalah kurang familiar dengan gaya dan norma sosial yang

baru. Dari hasil wawancara dan pengamatan pada beberapa mahasiswa di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terutama yang merantau, mereka harus beradaptasi terhadap

tempat tinggalnya yang baru serta jauh dari orang tua dan keluarganya, dan juga harus

beradaptasi terhadap gaya berpikir dan gaya bicara teman-teman barunya di

lingkungan kampus.

Perubahan lainnya yang dialami mahasiswa adalah perubahan dalam gaya

hidup dan interaksi sosial, yaitu bagaimana interaksinya pada keluarga, teman dan

lingkungan sosialnya yang baru (Fisher & Hood, 1988). Mahasiswa juga dituntut

untuk mampu mengatur waktu pola belajarnya, hidup mandiri dan mengatur keuangan

bahkan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah uang saku yang terkadang

sudah habis karena terbatas setiap bulannya dan mengatur waktu untuk berbagai

kegiatan dan tugas kuliah yang harus menjadi prioritasnya dalam mencapai impiannya

(Coninck, Matthijs & Luyten, 2019). Pada mahasiswa perantau ini khususnya sering

mengalami masalah keterbatasan keuangan sebelum akhir bulan. Mahasiswa yang

tinggal di rumah orang tua bisa langsung meminta pada orang tua. Tapi, ketika berada

di perantauan, ada rasa segan meminta uang pada orang tua karena mereka telah

mengirim uang tiap bulan (Halamandaris & Power, 1997)

Page 19: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

4

Masalah lain yang sering dihadapi mahasiswa khususnya perantau yang tinggal

jauh dari keluarga adalah bertambahnya perasaan rindu kepada keluarga dan kampung

halaman (homesickness), dan tidak jarang juga merasa kesepian (loneliness) sehingga

terkadang muncul perasaan gelisah (insecurity) karena menahan rindu kepada sanak

keluarga (Fisher & Hood, 1988). Ditambah lagi yang memang ketika ada momen hari

raya mereka ada juga yang tidak bisa pulang untuk berkumpul dengan sanak keluarga

dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk pulang. Saat merasa

rindu dengan orang tua, mahasiswa perantau hanya bisa memandang wajah orang

tuanya dari foto, mendengar suara mereka mereka dari telepon, melihat mereka ketika

video call, namun tidak bisa memeluk mereka dan mencium tangan mereka secara

langsung seperti saat di kampung halaman atau rumah sendiri.

Kondisi-kondisi tersebut memungkinkan pentingnya seorang individu atau

mahasiswa memiliki kualitas subjective well being yang baik karena dapat mendorong

meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan mental dan juga untuk pengembangan

karakter untuk menjalani hidup yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh

Leontopoulou dan Trilivia (2012) dengan menggunakan 312 sampel dari mahasiswa

Universitas Greek menyimpulkan bahwa character strength dan kesehatan mental

berhubungan positif dengan subjective well being. Kesehatan mental bukan hanya

sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasaan sehat, sejahtera dan bahagia

(well being), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan

Page 20: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

5

kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi tantangan

hidup sehari-hari.

Sampai saat ini, sebagian besar penelitian tentang subjective well being telah

menggunakan pendekatan domain atau konteks secara umum untuk melihat hubungan

antara subjective well being dengan aspek psikologis lainnya yang berharga (Zhang &

Renshaw, 2019). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perasaan menyenangkan

atau afek yang positif merupakan aspek dari subjective well being secara signifikan

berpengaruh terhadap gejala kesehatan secara fisik (Pettit, Kline, Gencoz, Gencoz &

Joiner Jr, 2001). Sedangkan kepuasan hidup secara umum yang merupakan aspek dari

subjective well being berpengaruh terhadap tinggi rendahnya stress baik secara

fisiologis maupun psikologis (Smyth et.al, 2017).

Pada penelitian oleh Diener,et al (2005) menunjukkan orang yang memiliki

subjective well being yang tinggi adalah orang yang sukses di banyak bidang

kehidupan dan kesuksesannya sebagian disebabkan oleh kebahagiaannya. Orang yang

bahagia lebih berjiwa sosial, altruistik, aktif, lebih menyukai dirinya sendiri dan orang

lain, memiliki tubuh dan system imun yang kuat, dan memiliki kemampuan untuk

memecahkan masalah lebih baik. Selain itu, memiliki mood yang menyenangkan

sehingga dapat meningkatkan pemikiran kreatif.

Selain sukses pada kaitannya dalam hubungan sosial, individu yang memiliki

subjective well-being yang tinggi juga mampu mencapai prestasi akademik yang lebih

tinggi pula (Quinn & Duckworth, 2007). Russell (2008) menyimpulkan bahwa

Page 21: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

6

subjective well being memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja yang baik (work

performance) dan kepuasan kerja. Artinya, semakin tinggi subjective well being, maka

semakin tinggi pula kinerja (work performance) dan kepuasan kerja. Penelitian yang

dilakukan oleh Soini, Aro & Niemivirta (2007) menyimpulkan bahwa subjective well-

being memiliki pengaruh positif dengan self-improvement (pengembangan diri) serta

achievement goal orientation. Artinya semakin tinggi subjective wel being, maka

semakin tinggi pula self-improvement (pengembangan diri) serta achievement goal

orientation.

Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti tentang pentingnya subjective well

being dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya tinggi atau rendahnya

subjective well being khusunya pada mahasiswa perantau yang seringkali berdasarkan

penelitian sebelumnya, subjective well being yang tinggi bisa berdampak pada

kelancaran kegiatan akademik dan interaksi sosial dengan lingkungan perantauannya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi subjective well being (SWB) diantaranya

harga diri, tujuan hidup, kepribadian,hubungan sosial, kesehatan, demografi, sumber

pemenuhan kebutuhan, budaya, adaptasi, kognitif, dan religiusitas/spiritualitas

(Diener, Oishi & Lucas, 2003). Akan tetapi, dalam penelitian ini ingin meneliti

pengaruh kepribadian dalam hal ini trait kepribadian big five, penyesuaian diri dan

gratitude terhadap subjective well being.

Menurut Diener et.al (1999), salah satu faktor kuat dan paling berpengaruh

terhadap subjective well-being adalah kepribadian. Menurut Larsen & Buss (2008),

Page 22: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

7

Kepribadian adalah kumpulan sifat psikologi dalam diri individu yang diorganisasikan,

relatif bertahan, mempengaruhi interaksi dan adaptasi individu dengan lingkungan,

meliputi : lingkungan intrafisik, fisik, dan sosial. Dijelaskan Goldberg (1990), model

kepribadian dikenal dengan nama Big Five Personality yang terdiri dari extraversion,

agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect atau imagination.

Namun Costa dan McRae (1989) mengembangkan big five personality dari Goldberg

yang terdiri : neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan

conscientiousness.

Pada penelitian Lykken & Tellegen (1996), dijelaskan bahwa faktor

kepribadian mempunyai pengaruh jangka pendek sebesar 50% dan pengaruh jangka

panjang sebesar 80% terhadap subjective well-being. Hasil ini lebih besar dari hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chan & Joseph (2000) yang memberikan

sumbangan 30%, Guttierrez, Jimenez, Hernandez, & Puente (2005) sebesar 18-20%,

serta Schmutte & Ryff (1997) sebesar 15-33%. Berdasarkan hasil penelitian ini,

peneliti bermaksud untuk mengangkat faktor trait kepribadian big five sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi subjective well being, karena faktor kepribadian

mempunyai konsistensi tinggi dalam mempengaruhi subjective well being.

Di dalam model kepribadian Big Five Personality, extraversion dan

neuroticism memiliki hubungan paling kuat dan konsisten dengan subjective well-

being. Neuroticism merupakan prediktor penting dari emosi negatif dan kepuasan

hidup, sementara extraversion dihubungkan dengan emosi positif dan kepuasan hidup

Page 23: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

8

(DeNeve & Cooper, 1998). Brajša-Žganec, et.al (2011) dalam penelitiannya

melaporkan ciri-ciri kepribadian adalah prediktor kuat subjective well-being selama

periode 10 tahun. Ciri-ciri kepribadian, seperti: agreeableness dan conscientiousness

merangsang pengalaman positif selama interaksi sosial dan situasi-situasi pencapaian

keberhasilan (prestasi) yang berdampak pada peningkatan subjective well-being.

Ciri-ciri kepribadian lainnya yaitu openness to experience dalam hal

kecerdasan, memiliki hubungan yang sangat lemah dengan subjective well-being.

Dijelaskan Ryan & Deci (2001) bahwa agreeableness, conscientiousness dan intellect

lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan peranan budaya, sedangkan extraversion

dan neuroticism lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dalam menjelaskan

hubungan antara ciri-ciri kepribadian dengan subjective well-being.

Hubungan ciri-ciri kepribadian dengan subjective well-being dipengaruhi oleh

faktor genetik dan lingkungan (Ryan & Deci, 2001). Orang-orang yang mempunyai

subjective well-being tinggi cenderung mempunyai keterbukaan terhadap pengalaman

yang dicirikan oleh kepribadian openness to experience. Keterbukaan terhadap

pengalaman mempunyai pengaruh pada afek positif tinggi dan rendah pada afek

negatif. Subjective well-being tinggi juga dihubungkan dengan ciri kepribadian

extraversion, sebab orang-orang dengan ciri kepribadian extraversion cenderung lebih

banyak bergaul sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk menjalin hubungan

positif dengan orang lain. Orang-orang extraversion juga mempunyai kepekaan lebih

Page 24: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

9

besar terhadap stimulus-stimulus positif dari lingkungan sehingga mempunyai reaksi

lebih kuat terhadap peristiwa-peristiwa menyenangkan.

Subjective well-being rendah dihubungkan dengan ciri kepribadian

neuroticism. Hal ini dikaitkan dengan perilaku neurotik yang berakibat pada

ketidakpuasan hidup, cenderung mempunyai emosi negatif tinggi dan emosi positif

menurun. Ciri kepribadian agreeableness dan conscientiousness berpengaruh terhadap

subjective well-being tinggi. Ciri-ciri kepribadian ini dalam mempengaruhi subjective

well-being dipengaruhi imbalan dan keberhasilan dari lingkungan atau masyarakat

(Diener, et.al, 1997; Brajša-Žganec, et.al, 2010).

Selain kepribadian, faktor lain yang mempengaruhi subjective well being pada

mahasiswa adalah adaptasi (Diener, Oishi & Lucas, 2003). Adaptasi juga digunakan

secara bergantian dengan istilah “penyesuaian” yang biasa digunakan untuk

menyimpulkan keberhasilan transisi ke perguruan tinggi khususnya pada mahasiswa.

Menurut Schlossberg (1981) adaptasi terjadi ketika seorang individu mampu

memadukan transisi atau perubahan ke dalam hidupnya.

Menurut Kartono (2008) individu dengan memiliki penyesuaian diri yang baik

akan dapat menampakan perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat, dengan itu dapat memberikan kepuasan serta dapat memenuhi kebutuhan

dan mengatasi ketegangan dikarenakan didukung oleh keluarga dan lingkungan sosial

khususnya di lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa. Individu khususnya

mahasiswa dapat mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya apabila perasaannya bahagia,

Page 25: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

10

sejahtera, puas, serta positif terhadap kehidupannya. Individu yang memiliki perasaan

tersebut merupakan individu yang memiliki subjective well being yang baik. Rasa

bahagia, sejahtera, puas serta positif akan berdampak pada kondisi yang lebih baik

pada kesehatan, kinerja, hubungan sosial, dan perilaku etis (Kasebir & Diener, 2008).

Sebaliknya individu apabila kurang mampu menyesuaikan diri, maka individu akan

menampakan perilaku yang negatif. Perilaku negatif tersebut selain dapat merugikan

diri sendiri juga dapat merugikan lingkungan sekitarnya.

Faktor lain yang juga turut berpengaruh terhadap subjective well being adalah

gratitude (Emmons & McCullough, 2003; Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003;

Froh, Yurkewicz, & Kashdan, 2009; Ramzan & Ranna, 2014; Buragohain & Mandal,

2015). Syukur menjadi Salah satu hal yang dapat membuat seseorang dikatakan

sebagai manusia yang berakhlak mulia, bahkan gratitude dikatakan sebagai salah satu

konsep keimanan, dimana Jauziyah (2006) menyatakan bahwa iman itu dari dua hal,

yaitu sabar dan syukur.

Pada penelitian terdahulu, Overwalle (dalam Mukhlis & Koentjoro, 2015)

mengungkapkan orang dengan rasa gratitude yang tinggi mengalami kebahagiaan

yang lebih besar, harapan dan kebanggaan yang lebih besar dibandingkan orang yang

kurang pada gratitude-nya. Selain itu, penelitian yang dilakukan Mukhlis & Koentjoro

(2015) membuktikan adanya pengaruh pelatihan bersyukur terhadap kecemasan siswa

yang akan menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti faktor

yang mempengaruhi berupa gratitude ini terhadap subjective well being yang pada

Page 26: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

11

penelitian ini dengan meneliti mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah sebagai subjek

penelitian karena tentu dengan mahasiswa yang mayoritas beragama Islam diharapkan

memiliki gratitude sesuai yang diajarkan dalam agama Islam yang berpengaruh

terhadap subjective well being (SWB) pada mahasiswa.

Selain kepribadian, penyesuaian diri dan gratitude, faktor demografis seperti

usia dan jenis kelamin memiliki hubungan dengan subjective well being (Diener, Oishi

& Lucas, 2005). Individu yang masih muda cenderung merasakan emosi yang lebih

dalam daripada orang yang lebih tua, tetapi orang tua cenderung lebih puas dengan

hidupnya. Jenis kelamin juga turut mempengaruhi subjective well being, tetapi tidak

begitu besar pengaruhnya terhadap subjective well being. Berdasarkan penelitian

Diener dan Suh (1998) menunjukan perempuan memiliki tingkat subjective well being

yang relatif sama dengan laki-laki.

Berdasarkan pemaparan dan penjelasan diatas, peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh dari variabel trait kepribadian big five, penyesuaian diri,

gratitude serta faktor demografi yaitu usia dan jenis kelamin terhadap subjective well

being pada mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi suatu

pembahasan yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut melalui tinjauan psikologi.

Oleh karena itu, peneliti ingin menguji penelitian mengenai “pengaruh trait

kepribadian big five, penyesuaian diri dan gratitude terhadap subjective well being

mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Page 27: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

12

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, pembatasan masalah utama yang dikaji adalah mengetahui

pengaruh variabel trait kepribadian big five, penyesuaian diri dan gratitude terhadap

subjective well being mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Kesejahteraan subjektif (subjective well-being).

Menurut Diener et al. (2005) subjective well being adalah evaluasi atau

penilaian secara kognitif maupun afektif dari individu terhadap kehidupannya,

yang mana evaluasi atau penilaiannya ini termasuk reaksi emosional terhadap

peristiwa serta penilaian kognitif terhadap kepuasan dan pemenuhan

kehidupan. Dengan demikian, subjective well being merupakan suatu konsep

umum yang mencakup mengalami emosi yang menyenangkan, rendahnya

tingkat suasana hati negatif, dan kepuasan hidup yang tinggi. Pengalaman

positif yang terkandung dalam kesejahteraan subjektif yang tinggi adalah

konsep inti dari psikologi positif karena mereka membuat hidup mereka

berharga khususnya dalam hal ini adalah pada mahasiswa.

2. Trait kepribadian big five

Peneliti menggunakan teori dari McCrae dan Costa (2006) yang

mendefinisikan trait kepribadian big five adalah suatu pendekatan

pengumpulan trait-trait kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan

Page 28: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

13

analisis faktor ke dalam istilah lima dimensi dasar trait kepribadian yaitu

extraversion, neuroticism, agreeableness, openness, dan conscientiousness.

3. Penyesuaian Diri

Peneliti menggunakan teori dari Othman et.al (2014) yaitu penyesuaian diri

yang sudah disesuaikan pada subjek penelitian kali ini yaitu mahasiswa

perantau, yang dikonseptualisasikan menjadi tiga aspek penyesuaian diri pada

mahasiswa perantau yaitu cognitive adjustment, affective adjustment dan

attitudinal or behavioral adjustment.

4. Gratitude

McCullough, Tsang dan Emmons (2002) mendefinisikan gratitude sebagai

bentuk sikap batin individu berupa kecenderungan umum untuk menyadari dan

merespon dengan emosi, serta berterima kasih terhadap segala perbuatan baik

orang lain kepadanya, dan segala hasil-hasil yang telah diperoleh individu

tersebut. Gratitude dalam penelitian ini dijadikan satu dimensi saja dimana

gratitude ini merupakan satu kesatuan dari tiap dimensi di dalamnya yaitu

gratitude intensity, gratitude frequency, Gratitude span dan Gratitude density

yang tidak dapat dipisahkan.

5. Faktor demografi

Pada penelitian ini faktor demografi yang ingin diteliti adalah usia dan jenis

kelamin.Usia responden pada penelitian ini terdiri dari usia 18-25 tahun dan

jenis kelamin terdiri laki-laki dan perempuan.

Page 29: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

14

6. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantau pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian extraversion dengan

kesejahteraan subjektif (subjective well-being)?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian aggreableness dengan

kesejahteraan subjektif (subjective well-being)?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian conscientiousness

terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well-being)?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian neuroticism terhadap

kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian openness to experience

terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan cognitive adjustment pada penyesuaian

diri terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well being)

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan affective adjustment pada penyesuaian

diri terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan attitudinal/behavioural adjustment pada

penyesuaian diri terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

Page 30: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

15

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan gratitude terhadap kesejahteraan

subjektif (subjective well being)?

10. Apakah ada pengaruh yang signifikan usia pada variabel demografi tehadap

kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

11. Apakah ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin pada variabel demografi

terhadap kesejahteraan subjektif (subjective well being)?

12. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara keseluruhan trait kepribadian big

five, penyesuaian diri, gratitude, usia dan jenis kelamin terhadap kesejahteraan

subjektif (subjective well being)?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh trait kepribadian big five , penyesuaian

diri, gratitude serta faktor demografi yaitu usia dan jenis kelamin terhadap

kesejahteraan subjektif (subjective well being) pada mahasiswa perantau.

2. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan pengaruh secara signifikan

pengaruh masing masing variabel terhadap dependent variabel.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik itu secara

teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :

Page 31: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

16

1.3.2.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

bagi masyarakat umum dan bermanfaat menambah dalam pengembangan teori-teori

psikologi khususnya, terutama mengenai hal yang berhubungan dengan subjective

well being yaitu kepribadian, penyesuaian diri, gratitude serta faktor demografi

seperti usia dan jenis kelamin pada mahasiswa perantau khususnya dan demikian

dapat dijadikan pijakan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

1.3.2.2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap dalam penelitian ini bisa bermanfaat khususnya bagi mahasiswa

terutama mahasiswa perantau yang memang lebih mengalami banyak tekanan dan

rintangan dibanding yang tidak merantau karena jauh dari sanak keluarga dan saudara

dan memang agar tetap memperhatikan subjective well being (SWB) karena dengan

SWB yang baik dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan dalam menjalankan

aktivitas akademik khususnya serta kegiatan lainnya yang berhubungan sehingga

dengan itu dapat lebih mempermudah mahasiswa mencapai keinginan dan cita-cita

kedepannya.

Page 32: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Subjective Well Being

2.1.1 Definisi Subjective Well Being

Konsep mengenai well being ini menurut Ryan & Deci (2001) mengacu pada

pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal. Well being sendiri merupakan

konstruk psikologis yang multidimensi dan multitafsir. Terdapat dua penafsiran akan

makna dari well being yakni perspektif hedonic atau biasa disebut subjective well

being dan perspektif eudaimonik yang biasa disebut psychological well-being (Ryan

& Deci, 2001). Perspek+tif hedonic memandang well being sebagai pemenuhan-

pemenuhan kebutuhan individu dengan memaksimalkan afek positif dan mengurangi

atau menghindari afek negatif. Sedangkan dari perspektif lain, eudaimonik

memandang well-being sebagai kualitas pribadi individu yang mampu menghayati

makna hidup dan hidup sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.

Berdasarkan definisi di atas, penulis ingin meneliti tentang konsep well being

dari perspektif hedonic atau yang biasa disebut subjective well being pada mahasiswa

khususnya pada mahasiswa perantau, dikarenakan individu yang memiliki subjective

well being yang tinggi, mempunyai kualitas hidup yang mengagumkan, sehingga lebih

mampu mengontrol emosi dan menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dengan

baik (Diener, 2000). Selain itu juga menurut Lin dan Yi (2018) juga tingkat subjective

Page 33: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

18

well-being pada remaja khususnya pada mahasiswa ini dapat mempengaruhi

kesuksesan perkembangan individu dan kualitas hidup di masa selanjutnya.

Menurut Diener et al. (2005) subjective well-being adalah bentuk evaluasi baik

secara kognitif maupun afektif individu terhadap hidupnya, yang mana evaluasi ini

termasuk reaksi emosional terhadap peristiwa serta penilaian kognitif terhadap

kepuasan dan pemenuhan kehidupan. Dengan demikian, subjective well-being

merupakan suatu konsep umum yang mencakup mengalami emosi yang

menyenangkan, rendahnya tingkat suasana hati negatif, dan kepuasan hidup yang

tinggi. Pengalaman positif yang terkandung dalam kesejahteraan subjektif yang tinggi

adalah konsep inti dari psikologi positif karena mereka membuat hidup mereka

berharga.

Beberapa peneliti menulis kebahagiaan (happiness) sebagai sinonim dari

subjective well being. Diener, Lucas dan Oishi (2005) menyamakan kebahagiaan

(happiness) dengan subjective well-being serta sebagai gabungan dari perasaan positif

dan kepuasan hidup. Menurut Diener, et al (2005), kebahagiaan (happiness) adalah

evaluasi seseorang terhadap kehidupan yang mereka alami. Lebih spesifiknya

kebahagiaan meliputi pengalaman yang menyenangkan seseorang dan apresiasinya

terhadap kehidupan. Diener et.al (1985) juga menyatakan bahwa happiness dengan

subjective well-being keduanya merujuk pada perasaan positif, yaitu sebagai perasaan

bahagia atau ketenangan maupun keadaan positif seperti ikut serta dalam kegiatan

yang mengalir atau terlarut di dalamnya.

Page 34: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

19

Meskipun istilah kebahagiaan (happiness) dan subjective well-being (SWB)

sering disamakan dan dipertukarkan, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa

subjective well-being tidak bisa disebut sama dengan kebahagiaan (happiness)

dikarenakan cakupan subjective well-being lebih luas dari happiness (Hoorn, 2007).

Menurut Diener (1984), juga mengungkapkan bahwa kebahagiaan adalah bagian dari

subjective well-being, seperti halnya kepuasan hidup dan kebahagiaan (happiness)

adalah bagian dari subjective well being, sehingga penulis dalam penelitian kali ini

lebih menekankan pada subjective well-being, bukan kebahagiaan (happiness) ataupun

kepuasan hidup (satisfaction of life).

Adapun teori yang digunakan untuk variabel subjective well being yang

menjadi landasan penelitian ini yaitu teori yang digunakan oleh Diener et.al., (2005)

menyatakan bahwa subjective well being adalah evaluasi kognitif dan afektif individu

terhadap hidupnya, yang mana evaluasi ini termasuk reaksi emosional terhadap

peristiwa serta penilaian kognitif terhadap kepuasan dan pemenuhan kehidupan. Hal

ini dikaitkan dengan kepuasan dan pemenuhan kehidupan para remaja khususnya

remaja akhir agar menjadikan tugas perkembangan pada masa ini menjadi lebih

optimal.

2.1.2 Dimensi Subjective Well Being

Subjective well being mencakup beberapa aspek. Beberapa ilmuwan tentang aspek-

aspek subjective well being. Menurut Diener, et.al (2005) aspek tersebut dibagi

menjadi dua yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mencakup evaluasi

Page 35: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

20

terhadap kepuasan hidup secara global dan evaluasi terhadap keberadaan afek positif

dan evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Dimensi kognitif dari subjective well being adalah evaluasi terhadap kepuasan

hidup individu. Evaluasi tersebut dapat dikategorikan menjadi evaluasi umum

(global) dan evaluasi khusus (domain tertentu). Berikut ini penjelasan lebih

lanjut mengenai kedua penilaian tersebut.

a. Evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global, yaitu evaluasi

individu terhadap kehidupannya secara menyeluruh. Penilaian umum

ini merupakan penilaian individu yang bersifat reflektif terhadap

kepuasan hidupnya (Diener et.al., 2005).

b. Evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu, yaitu penilaian yang

dibuat individu dalam mengevaluasi domain atau aspek tertentu dalam

kehidupannya dalam hal ini lebih kepada hubungan sosialnya (Diener

et.al., 2005).

2. Dimensi afektif dari subjective well being merefleksikan pengalaman dasar

yang terjadi dalam hidup seseorang. Dimana aspek tersebut dikategorikan

menjadi evaluasi terhadap keberadaan afek-afek positif dan evaluasi terhadap

afek-afek negatif.

a. Evaluasi terhadap keberadaan afek positif. Afek-afek positif dianggap

bagian dari subjective well-being karena afek-afek tersebut

merefleksikan reaksi individu terhadap sejumlah peristiwa dalam hidup

Page 36: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

21

yang menunjukan bahwa hidup berjalan sesuai dengan apa yang

diinginkan menurut Diener et.al. (2005).

b. Evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan

merefleksikan respon negatif yang dialami individu sebagai reaksinya

tehadap kehidupan, kesehatan, keadaan, dan peristiwa yang mereka

alami (Diener et.al., 2005).

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Subjective Well Being

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi subjective well being (SWB) dari beberapa

literatur terdahulu, diantaranya: diantaranya harga diri, tujuan hidup,

kepribadian,hubungan sosial, kesehatan, demografi, sumber pemenuhan kebutuhan,

budaya, adaptasi, kognitif, dan religiusitas/spiritualitas (Diener et.al, 2003).

1. Harga diri (self esteem)

Di budaya barat, harga diri memiliki hubungan kuat secara positif dengan subjective

well being (Eddington & Shuman, 2008). Harga diri (self esteem) yang tinggi akan

membuat individu memiliki beberapa kelebihan, termasuk pemahaman mengenai arti

dan hidup (Ryan & Deci, 2001). Pengaruh yang kuat antara harga diri (self esteem)

terhadap subjective well being tidak secara konsisten pada beberapa negara, terutama

di negara-negara penganut sistem kolektif seperti di Cina. Di negara tersebut, otonomi

dan tuntutan pribadi dianggap tidak lebih penting daripada kesatuan keluarga dan

Page 37: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

22

sosial sehingga harga diri (self esteem) tidak begitu kuat pengaruhnya terhadap

subjective well being (Eddington & Shuman, 2008).

2. Gratitude

Gratitude dianggap sebagai salah satu bentuk coping yang dapat meningkatkan

kebahagiaan dan subjective well being individu (Wood, Froh dan Geraghty, 2010).

Sebagai suatu nilai, gratitude memiliki fungsi moral yang mendorong individu

bertindak prososial. Gratitude juga menjadi fungsi psikologis yang positif untuk

meningkatkan kebahagiaan dan subjective well being (Liyan & Xiahua, 2010).

3. Kepribadian

Faktor kepribadian memiliki hubungan dengan subjective well being (Wilson, 1967).

Orang yang cenderung memiliki kepribadian ekstrovert lebih merasakan bahagia

karena cenderung optimis, memiliki self esteem yang tinggi, semangat kerja dan

memiliki cita-cita. Sedangkan Deneve dan Cooper (1998) mengidentifikasi 137 trait

kepribadian yang berhubungan dengan subjective well being adalah extraversion dan

neuroticism. Costa dan McCrae (1988) menemukan bahwa extraversion

memprediksikan afek yang menyenangkan dan neuroticism memprediksikan afek

tidak menyenangkan dalam periode sepuluh tahun. Sementara itu, trait lain dalam

model kepribadian “the big five trait factor”, yaitu aggreableness, conscientiousness,

dan openness to experience menunjukan hubungan yang lebih lemah dengan

subjective well being (Watson & Clark, 1992).

Page 38: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

23

4. Adaptasi

Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi

subjective well being adalah adaptasi atau sering disebut penyesuaian diri. Individu

dengan memiliki penyesuaian diri yang baik akan dapat menampakan perilaku yang

sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, dengan itu dapat memberikan

kepuasan serta dapat memenuhi kebutuhan dan mengatasi ketegangan dikarenakan

didukung oleh keluarga dan lingkungan sosial khususnya di lingkungan perguruan

tinggi pada mahasiswa (Kartono, 2008).

5. Dukungan Sosial

Menurut Diener dan Selligman (2002) dukungan sosial berpengaruh positif terhadap

subjective well being. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial

memiliki hubungan dengan dukungan sosial (Savelkoul et.al, 2000; Taylor et.al, 2001).

Orang-orang yang memperoleh dukungan sosial yang memuaskan melaporkan bahwa

mereka lebih sering merasa bahagia dan lebih sedikit merasakan kesedihan. Hal ini

karena pemikiran bahwa individu memiliki tempat bersandar ketika mereka

membutuhkan akan membuat individu merasa nyaman dan hal ini akan berkontribusi

pada afek positif yang dirasakan individu. Tingginya afek positif yang dirasakan

individu menunjukkan tingginya subjective well being yang dimiliki individu tersebut.

Page 39: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

24

6. Pengaruh masyarakat dan budaya

Tinggi rendahnya subjective well being, dapat dipengaruhi karena perbedaan kekayaan

negara (Diener, Oishi & Lucas, 2003). Negara yang kaya dinilai dapat membentuk

subjective well being yang tinggi pada penduduknya karena negara yang kaya

cenderung menghargai hak asasi manusia, memberikan angka harapan hidup yang

lebih panjang dan lebih demokratis.

Pengaruh budaya juga dapat berperan pada subjective well being. Diener, Suh,

Smith dan Shao (1995) menyatakan bahwa norma budaya lebih mempengaruhi afek

positif daripada afek negatif. Di dalam sebuah budaya yang menganggap ekspresi hal-

hal positif sebagai sesuatu yang tidak baik, individu cenderung melaporkan tingkat

afek positif yang lebih rendah daripada individu yang tumbuh di dalam budaya yang

mengganggap ekspresi hal-hal positif sebagai sesuatu yang wajar. Afek positif lebih

dipengaruhi oleh lingkungan karena lebih bersifat sosial.

7. Faktor demografis

Diener, Lucas dan Oishi (2005) menyatakan bahwa efek faktor demografis (misalnya

jenis kelamin, usia, dan pendapatan) terhadap subjective well being biasanya kecil.

Penjelasan mengenai faktor demografis yang mempengaruhi subjective well being

diantaranya.

a) Jenis kelamin

Diener, Lucas dan Oishi (2005) menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki

hubungan dengan subjective well being, namun efek tersebut kecil. Pernyataan

Page 40: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

25

tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Diener dan Suh (1998) yang

menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat subjective well being yang

relatif sama dengan laki-laki.

b) Usia

Faktor demografi yang lain yaitu usia ini memiliki hubungan terhadap

subjective well being (Diener, Lucas dan Oishi (2005). Individu yang masih

muda cenderung merasakan emosi yang lebih dalam daripada orang yang lebih

tua, tetapi orang tua cenderung lebih puas dengan hidupnya. Meskipun usia

memiliki hubungan dengan subjective well being, namun pengaruhnya kecil

karena tergantung dari strategi sudut komponen subjective well being yang

akan diukur (Diener, Lucas & Oishi, 2005).

c) Pendapatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan memiliki hubungan yang

konsisten dengan subjective well being dalam analisis pada skala negara. Hal

ini disebabkan negara yang lebih makmur memiliki demokrasi yang baik dan

lebih menghargai persamaan. Dalam analisis pada skala individu, perbedaan

pendapatan dalam selang waktu tertentu hanya memberikan pengaruh yang

kecil terhadap subjective well being (Diener, et.al, 2005). Alasan pendapatan

tidak terlalu kuat pengaruhnya terhadap subjective well being karena

kebanyakan orang yang memiliki pendapatan lebih tinggi harus menghabiskan

Page 41: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

26

waktu lebih banyak untuk bekerja dan memiliki sedikitu waktu untuk

bersenang-senang dan berhubungan sosial (Diener & Diener, 2009).

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi subjective well being tersebut,

peneliti memilih beberapa faktor yang mempengaruhi subjective well being tersebut

untuk diteliti pada mahasiswa perantau yaitu trait kepribadian big five, penyesuaian

diri, gratitude serta faktor demografis, yaitu usia dan jenis kelamin. Alasan peneliti

memilih variabel tersebut salah satunya untuk trait kepribadian big five merupakan

salah satu faktor kuat dan paling berpengaruh terhadap subjective well being (Diener

et.al, 1999). Peneliti juga memilih penyesuaian diri sebagai independent variable

terhadap subjective well being dikarenakan penyesuaian diri ini merupakan variabel

penentu dalam keberhasilan mahasiswa untuk menempuh pendidikan di perguruan

tinggi dengan demikian akan sangat berpengaruh terhadap subjective well being

(Diener, Oishi & Lucas, 2003).

Gratitude atau syukur turut pula diteliti pada penelitian ini dalam

mempengaruhi subjective well being karena kondisi responden yaitu mahasiswa

perantau yang serba sulit dan gratitude atau syukur ini diasumsikan oleh peneliti

berdasarkan penelitian sebelumnya menjadi prediktor penentu kepuasan hidup atau

subjective well being pada mahasiswa. Faktor yang terakhir yaitu faktor demografis

yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin karena peneliti

ingin meneliti apakah perbedaan usia dan jenis kelamin berpengaruh secara signifikan

atau tidak terhadap subjective well being.

Page 42: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

27

2.1.4 Pengukuran Subjective Well Being

Salah satu alat ukur untuk mengukur subjective well-being adalah satisfaction with

life scale (SWLS) yang dikembangkan oleh Diener et.al (1984). Skala SWLS ini berisi

lima item dengan mengukur penilaian kognitif seseorang terhadap kepuasan

kehidupannya. Selain itu untuk mengukur subjective well being, dapat juga

menggunakan Flourishing Scale (FS). Skala tersebut dikembangkan oleh Diener et.al.,

(2010) yang terdiri dari delapan item yang dirancang untuk mengukur social-

psychological prosperity, untuk melengkapi keberadaan pada pengukuran subjective

well-being. Untuk mengukur komponen afektif seseorang terdapat beberapa jenis

skala yang dapat digunakan, salah satunya yaitu Positive Affect Negative Affect

Schedule (PANAS) dari Watson, Clark dan Tellegen (1988). PANAS scale mengukur

tingkat afek positif dan afek negative individu yang terdiri dari 20 item. Selain itu

terdapat Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) untuk mengukur

perasaan positif dan negative terlepas dari asal mereka, tingkat gairah, atau sifat dalam

budaya barat di mana sebagian skala telah diciptakan yang terdiri dari 12 item (Diener

et al., 2010).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Fluorishing Scale (Fluorishing

Scale) yang dikembangkan oleh Diener et.al (2010) untuk aspek kognitif dan skala

Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) untuk aspek afektif. Alasan

peneliti menggunakan instrumen tersebut karena lebih melengkapi aspek pengukuran

Page 43: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

28

kesejahteraan subjektif (subjective well-being) yang ada daripada pengukuran

sebelumnya (Diener et.al, 2010).

2.2 Trait Kepribadian Big Five

2.2.1 Definisi Trait Kepribadian Big Five

Ketika membicarakan seseorang, seringkali menggunakan istilah personality trait-kata

yang menggambarkan tipe gaya seseorang ketika mengalami suatu peristiwa dan

tingkah lakunya. Misalnya, ketika diminta menuliskan deskripsi kepribadian seorang

teman, banyak murid mengeluarkan satu daftar penjabaran trait kepribadian, seperti

friendly, kind, happy, lazy, moody, dan shy (Pervin, Cervone & John, 2005).

Trait kepribadian mengarah pada bentuk konsisten pada cara seseorang

berperilaku, merasakan, dan berpikir. Trait dapat dijalankan melalui tiga fungsi utama.

Trait mungkin digunakan untuk menyimpulkan, maksudnya bagaimana seseorang

berbeda dengan orang lain. Trait “baik” pada seseorang menyimpulkan sejarah dari

banyaknya perilaku berbeda mengenai “kebaikan”. Trait juga membuat kita bisa

memprediksi tingkah laku seseorang yang akan datang, misalnya seorang mempelai

wanita mengharapkan pria yang baik hati untuk menjadi suami yang baik. Trait juga

mengusulkan penjelasan tentang tingkah laku seseorang akan ditemukan pada diri

individu itu sendiri, bukan pada situasinya, misalnya seorang yang baik akan

berperilaku dengan baik meskipun tidak ada situasi menekan atau imbalan dari luar

untuk melakukan hal tersebut, menganjurkan beberapa macam proses internal atau

mekanisme yang menghasilkan tingkah laku (Pervin, Cervone & John, 2005).

Page 44: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

29

Cloninger (2009) mendefinisikan kepribadian sebagai penyebab yang terdapat

pada diri individu yang kemudian muncul dalam perilaku dan pengalaman individu.

Sifat (trait) adalah karakteristik yang berbeda dari individu dengan individu lain dan

menyebabkan individu berperilaku secara konsisten. Sifat (trait) menggambarkan

ruang lingkup yang lebih sempit dari perilaku.

Pervin, Cervrone dan John (2005) mendefinisikan kepribadian adalah

karakteristik individu yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,pemikiran,

dan perilaku. Definisi yang luas ini memungkinkan untuk fokus pada banyak aspek

dari individu. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa membahas pola konsisten

perilaku dan kualitas dalam diri individu yang berbeda dengan misalnya, kualitas

lingkungan yang mempengaruhi kepribadian individu. Sifat (trait) merujuk kepada

konsistensi respon individu kepada berbagai situasi.

Feist dan Feist (2010) mendefinisikan kepribadian adalah pola sifat dan

karakteristik tertentu, yang relative menetap, dimana memberikan konsistensi maupun

individualitas pada perilaku individu. Sifat (trait) merupakan faktor penyebab adanya

perbedaan antar individu dalam berperilaku, konsisten perilaku dari waktu ke waktu

dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi. Sifat (trait) bisa saja unik, sama pada

beberapa kelompok manusia, atau dimiliki semua manusia, tetapi, pola sifat (trait)

pasti berbeda untuk setiap individu.

Selama bertahun-tahun, peneliti trait kepribadian termasuk Eysenck, Cattell,

dan lain-lain memperdebatkan mengenai jumlah dan dimensi dasar trait kepribadian.

Page 45: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

30

Tahun 1980, terdapat perkembangan secara bertahap dalam kualitas dan metode, lebih

khususnya faktor analisis yang menghasilkan konsensus awal. Banyak peneliti

menyetujui bahwa perbedaan individual yang dapat dikategorikan dalam lima dimensi

faktor yang dikenal dengan “Big Five” (John & Srivastava; Mcrae & Costa, dalam

Pervin, Cevrone, & John, 2005).

Taksonomi dari trait kepribadian tersebut telah menerima perhatian dan

dukungan luar biasa dari para peneliti tentang kepribadian. Model Five factor berasal

dari kombinasi pendekatan leksikan dan statistik. Trait besar yang menyusun big five

antara lain: I. sugency atau extraversion, II. Agreeableness, III. Conscientiousness,

IV. Emotional stability vs neuroticism, dan V. openness to experience atau intellect

(Larsen & Buss, 2008).

Friedman & Schustack (2008) mendefinisikan The Big Five Personality Traits

merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat

kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian yang

telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima dimensi kepribadian

tersebut, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan

openness to experience.

begitu juga dengan kepribadian menurut McCrae dan Costa (2006) mendefinisikan big

five personality adalah salah satu taksonomi yang memadai dari ciri kepribadian yang

membantu membentuk kemunculan kehidupan yang juga mengumpulkan trait-trait

kepribadian ke dalam istilah lima dimensi dasar dengan menggunakan analisis faktor

Page 46: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

31

yaitu extraversion, neuroticism, agreeableness, openness, dan conscientiousness.

Trait kepribadian big five ini benar-benar mewakili struktur trait dan dapat

diaplikasikan pada teori kepribadian.

Berdasarkan pada beberapa definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

penulis menggunakan teori trait kepribadian big five dari McCrae dan Costa (2006)

yang mendefinisikan trait kepribadian big five adalah suatu pendekatan pengumpulan

trait-trait kepribadian ke dalam istilah lima dimensi dasar yaitu extraversion,

neuroticism, agreeableness, openness, dan conscientiousness.

2.2.2 Dimensi Trait Kepribadian Big Five

Lewis R. Goldberg telah melakukan penelitian yang paling sistematis dan menyeluruh

pada big five dengan menggunakan kata sifat. Menurut Goldberg (1990), penanda sifat

kunci dari big five adalah sebagai berikut:

1. Extraversion

Dimensi extraversion pada trait kepribadian big five ini merupakan dimensi yang

cukup penting dalam kepribadian. Extraversion ini lebih menekankan pada kuantitas

dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung,

kemampuan untuk berbahagia dan menikmati hidup (Costa & McCrae dalam Pervin

& John, 2001). Indivdu dengan skor ekstraversion yang tinggi cenderung penuh

perhatian, ceria, aktif berbicara, senang berkumpul, selalu bersemangat, bahagia,

menyenangkan dan penuh kasih sayang. Individu yang memiliki skor extraversion

Page 47: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

32

rendah cenderung cuek, pendiam, penyendiri, serius, pasif dan tidak mempunyai

cukup kemampuan dalam mengekspresikan emosinya.

2. Agreeableness

Dimensi aggreableness ini menilai pada kualitas orientasi individu dengan kontinum

mulai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku

(Costa & McCrae dalam Pervin & John, 2001). Individu dengan skor aggreableness

yang tinggi cenderung mudah percaya pada orang lain, murah hati, suka menolong,

mudah menerima dan baik hati. Individu yang memiliki skor aggreableness yang

rendah cenderung penuh curiga, pelit, tidak ramah,mudah kesal dan mudah mengkritik

orang lain.

3. Conscientiousness

Dimensi conscientiousness ini menilai kemampuan individu dalam hal

pengorganisasian, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan.

Sebagai lawannya conscientiousness menilai apakah individu tersebut tergantung,

malas dan tidak rapi (Costa & McCrae dalam Pervin dan John, 2001). Individu yang

memiliki karakteristik conscientiousness dengan skor yang tinggi biasanya orang yang

terorganisir dengan baik dan teratur dalam setiap pekerjaan, pekerja keras, disiplin,

bertanggung jawab, tekun, dan berambisi pada tujuannya, sebaliknya individu yang

memiliki skor conscientiousness yang rendah cenderung tidak memiliki tujuan yang

Page 48: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

33

jelas, tidak teratur, kurang dapat dipercaya, teledor dalam bekerja, dan lebih mudah

menyerah saat menemui kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.

4. Neuroticism

Dimensi neuroticism pada trait kepribadian big five ini menilai pada kestabilan dan

ketidakstabilan emosi, mengidentifikasi kecenderungan individu apakah mudah

mengalami stress, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping

response yang maladaptive (Costa & McCrae dalam Pervin & John, 2001). Individu

dengan skor neuroticism yang tinggi cenderung mudah menjadi cemas, temperamental,

mengasihani diri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional, rapuh, rentan terhadap

gangguan yang berkaitan dengan stress, dan peka pada kritik. Individu yang memiliki

skor neuroticism yang rendah biasanya tenang, tidak emosional dan puas terhadap

dirinya.

5. Openness to experience

Dimensi openness to experience ini menilai bagaimana individu menggali sesuatu

yang baru dan tidak biasa, usaha secara proaktif mencari pengalaman baru dan

penghargaan individu terhadap pengalaman itu sendiri (Costa & McCrae dalam Pervin

& John, 2001). Individu yang secara konsisten mencari pengalaman yang berbeda dan

bervariasi akan memiliki skor yang tinggi pada keterbukaan terhadap pengalaman.

Sebagai contoh, mereka menikmati mencoba jenis makanan baru di sebuah restoran

atau mereka tertarik mencari restoran yang baru dan menarik. Sebaliknya, mereka

Page 49: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

34

yang tidak terbuka kepada pengalaman hanya akan bertahan dengan hal-hal yang tidak

asing, yang mereka tahu akan mereka nikmati. Individu yang memiliki karakteristik

skor openness to experience yang tinggi cenderung kreatif, orisinil, imajinatif, penuh

rasa penasaran, terbuka, berpandangan luas dan individu yang memiliki minat yang

besar, sedangkan individu yang memiliki skor openness to experience rendah biasanya

konvensional, rendah hati, konservatif dan tidak terlalu penasaran terhadap sesuatu.

2.2.3 Pengukuran Trait Kepribadian Big Five

Pengukuran pada trait kepribadian big five ada beberapa alat ukur yang digunakan,

diantaranya :

1. NEO-PI-R

Alat ukur ini dikembangkan oleh Costa dan McCrae (1992). Alat ukur ini dirancang

untuk mengukur big five traits dengan cara menggunakan pernyataan yang terdiri dari

240 item. Pada setiap faktornya yang terdiri openness to experience, conscientiousness,

extraversion, agreeableness, dan neuroticism yang dikembangkan menggunakan

enam facet yang sifatnya lebih spesifik.

2. The Big Five Inventory (BFI)

Alat ukur ini dikembangkan oleh John dan Srivastava (1999). Alat ukur ini terdiri dari

44 item yang disajikan menggunakan pernyataan dengan skala likert satu sampai lima.

Setiap faktornya terdiri dari sepuluh item openness to experience, Sembilan item

Page 50: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

35

conscientiousness, delapan item extraversion, Sembilan item aggreableness dan item

neuroticism.

3. International Personality Item Pool- Five Factor Inventory (IPIP-FFI)

Dikembangkan oleh Goldberg (2005). Alat ukur ini terdiri dari 50 item yang dimana

terdiri dari sepuluh item pada setiap faktornya, yaitu extraversion, agreeableness,

conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience.

4. MINI – International Personality Item Pool (MINI-IPIP)

Alat ukur ini dikembangkan oleh Donnellan et al. (2006). Alat ukur ini merupakan alat

ukur IPIP-FFI yang diperkecil dari 50 item menjadi 20 item. Setiap faktornya terdiri

dari empat item, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism,

dan openness to experience.

Dari beberapa alat ukur yang dipaparkan, peneliti akan menggunakan MINI –

International Personality Item Pooll (MINI – IPIP) yang dikembangkan oleh

Donnellan et al. (2006), yang merupakan bentuk singkat dari skala International

Personality Item Pool- Five Factor Inventory (IPIP-FFI) yang dibuat oleh Goldberg

(1999). Pembuatan skala oleh Goldberg ini sesuai dengan teori dari Mcrae dan Costa.

Mini-IPIP dapat diterima secara psikometri dan berguna untuk mengukur faktor

kepribadian big five seseorang (Donnellan et al., 2006). Skala ini terdiri dari lima

dimensi kepribadian, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism, dan openness to experience yang terdiri dari 20 item, dimana setiap

Page 51: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

36

faktornya terdiri dari empat item yang merupakan sebuah pernyataan. Tugas peserta

adalah menceklis setiap pernyataan tersebut sesuai dengan dirinya. Tanggapannya

terdiri dari lima poin skala likert, mulai dari skala 1 (sangat tidak sesuai) sampai 5

(sangat sesuai), namun pada penelitian ini, penulis mengubah rentangan skala menjadi

empat poin dengan pertimbangan agar tidak ada jawaban pada skala ragu-ragu.

2.3 Penyesuaian Diri

2.3.1 Definisi Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri Menurut pengertian dari Katkovsky dan Gorlow (1976) adalah

kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan kebutuhannya dengan lingkungannya.

Sedangkan Lazarus (1969) menyatakan bahwa penyesuaian diri terdiri dari suatu

proses psikologis dengan cara seseorang mengatur atau mengatasi berbagai tuntutan

atau tekanan. Haber dan Runyon (1984) mengatakan bahwa sesungguhnya

penyesuaian diri adalah suatu proses yang akan terus berlangsung seumur hidup.

Efektifitas penyesuaian diri dilihat dari bagaimana seseorang mengatasi situasi yang

terus berubah.

Menurut Haber dan Runyon (1984) menjelaskan mengenai individu yang

memiliki penyesuaian diri yang baik, akan memiliki persepsi terhadap realitas yang

akurat, memiliki gambaran diri yang positif, mampu mengatasi masalah atau

menangani stres dan kecemasan, memiliki hubungan interpersonal yang baik serta

memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaan.

Page 52: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

37

Scheneiders (1964) menjelaskan bahwa penyesuaian diri merupakan satu

proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha

individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang

dialami di dalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujuan untuk memperoleh

keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan

oleh lingkungan. Schneiders (1964) juga mengatakan bahwa orang yang dapat

menyesuaikan diri dengan baik adalah orang dengan keterbatasan yang ada pada

dirinya, belajar untuk beraksi terhadap dirinya, belajar untuk bereaksi pada dirinya dan

lingkungan dengan cara yang matang, bermanfaat,efisien, dan memuaskan, serta dapat

menyelesaikan konflik, frustasi, maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan sosial tanpa

mengalami gangguan tingkah laku.

Sedangkan menurut Othman et.al (2014) penyesuaian diri

dikonseptualisasikan terdiri dari tiga aspek atau dimensi, yaitu penyesuaian kognitif

(cognitive adjustment), penyesuaian afektif (affective adjustment) dan penyesuaian

sikap atau perilaku (attitudinal or behavioral adjustments).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menggunakan konsep penyesuaian diri

dari Othman et.al (2014), dimana penyesuaian diri dijelaskan secara lebih rinci.

2.3.2 Dimensi-Dimensi Penyesuaian Diri

Menurut Othman et.al (2014), menjelaskan aspek atau dimensi dari penyesuaian diri

pada mahasiswa khususnya mahasiswa perantau diantaranya yaitu.

Page 53: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

38

1. Penyesuaian kognitif (cognitive adjustment).

Penyesuaian kognitif atau cognitive adjustment mengacu pada

kemampuan siswa untuk terlibat dalam penyesuaian pada mentalnya

sehingga individu dapat fokus pada tujuan utama berada di tempat

perantauan bagi mahasiswa perantau khususnya.

2. Penyesuaian afektif (affective adjustment).

penyesuaian afektif lebih memperhatikan pada kemampuan siswa

dalam mengatur keadaan emosi mereka sehingga mereka dapat tetap

tenang meskipun mereka berada di tempat perantauan yang jauh dari

tempat tinggal asalnya.

3. Penyesuaian sikap atau perilaku (attitude or behavioral adjustment).

Penyesuaian sikap atau perilaku menggambarkan kemampuan siswa

atau mahasiswa untuk bertindak secara tepat sesuai dengan ketentuan

bagaimana bertempat tinggal pada lingkungan sosial maupun budaya

di tempat perantauannya.

Dari penjelasan dimensi di atas, peneliti menggunakan dimensi penyesuaian

diri yang dikembangkan oleh Othman et.al (2014) untuk pengembangan alat ukur

penyesuaian diri pada mahasiswa perantau dan juga dalam bentuk blueprint.

Page 54: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

39

2.3.3 Pengukuran Penyesuaian Diri

Berdasarkan jurnal yang peneliti dapatkan dari penelitian terdahulu, peneliti

menemukan dua alat untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi, yaitu

sebagai berikut.

1. Adjustment Inventory For College Students (AICS) yang

dikembangkan oleh Sinha dan Singh pada tahun 1995. Alat ukur ini

dirancang untuk membedakan yang normal dari penyesuaian buruk

pada mahasiswa. Skala memiliki total 102 item yang mengukur

penyesuaian mahasiswa pada lima dimensi, yaitu rumah, kesehatan,

sosial, emosional, dan pendidikan. Reliabilitas alat ukur ini mencapai

koefisien alpha sebesar 0,94. Alat ukur ini pernah dipakai oleh Sharma

di India pada tahun 2012 (Sharma, 2012).

2. The Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) yang

dikembangkan oleh Baker dan Siryk pada tahun 1989. Alat ukur ini

memiliki 67 item kuesioner dan dirancang untuk mengukur efektivitas

dalam mengevaluasi dan menerapkan penyesuaian diri dari pelajar ke

perguruan tinggi. Alat ukur ini juga digunakan pada sampel mahasiswa

dalam tingkat perguruan tinggi yang berdasarkan empat dimensi, yaitu

academic adjustment, social adjustment, personal-emotional

adjustment dan goal commitment institutional attachment. Reliabilitas

alat ukur ini mencapai koefisien alpha mulai dari 0,92-0,95. Alat ukur

Page 55: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

40

ini pernah dipakai oleh Fowler pada tahun 2010 dalam penelitian di

negara Afrika Selatan (Fowler, 2010).

3. Instrumen penyesuaian diri yang dikembangkan oleh Othman, et.al

(2014). Alat ukur ini terdiri dari 12 item kuesioner dan dikembangkan

untuk mengukur penyesuaian diri pada mahasiswa internasional yang

merantau untuk kuliah di universitas negeri yang ada di Malaysia. Alat

ukur ini ideal digunakan dalam sampel mahasiswa perantau

berdasarkan tiga dimensi, yaitu penyesuaian kognitif (cognitive

adjustment), penyesuaian afektif (affective adjustment) dan

penyesuaian sikap atau perilaku (attitude/behavioral adjustment).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh

Othman et.al (2014) dalam mengukur tingkat penyesuaian diri pada mahasiswa

perantau. Peneliti memakai alat ukur tersebut dikarenakan pada definisi yang dijadikan

pada alat ukur ini pada penelitian Othman et.al (2014) lebih merepresentasikan

penyesuaian diri pada mahasiswa yang merantau dan juga dari item-item pada

instrument ini.

2.4 Gratitude

2.4.1 Definisi Gratitude

Menurut salah seorang ulama, Al-Kafwi mengatakan bahwa gratitude yang sering

diistilahkan dengan syukur adalah suatu perilaku yang memberikan balasan dengan

cara yang baik. Hal ini menunjukan syukur tidak cukup dengan merasakan ridha atau

Page 56: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

41

kesenangan saja. Syukur juga memerlukan ekspresi dan tindakan positif atas nikmat

tersebut (Rusdi, 2016). Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Raghib

(dalam Rusdi, 2016) yang mengatakan bahwa syukur adalah perilaku yang

menunjukkan atau menggambarkan suatu nikmat dan menampakkan. Lawan dari

syukur adalah kufur, yaitu melupakan nikmat dan menutupinya.

Peterson dan Seligman (2004) mendefinisikan gratitude sebagai suatu

perasaan terima kasih dan rasa senang atas respon penerimaan hadiah. Hadiah itu

memberikan manfaat bagi seseorang atau suatu kejadian, dan dapat memberikan

kedamaian.

Menurut Emmons dan McCullough (2003) gratitude merupakan rasa

berterima kasih dan penghargaan atas keuntungan yang diterima secara interpersonal

atau transpersonal dari Tuhan. Melalui gratitude, individu juga dapat mencoba untuk

melihat kondisi yang dialaminya dengan sudut pandang yang lebih positif sehingga

merasa tidak terbebani dengan situasi yang ada bahkan dapat termotivasi untuk

meningkatkan kinerjanya dengan rasa terima kasih atas anugerah berupa situasi yang

diterima (Fauziyah & Luzvinda, 2017).

Gratitude juga merupakan kecenderungan individu menunjukan respon

terhadap segala yang terjadi di sekitar dengan adanya rasa terima kasih terhadap

individu lain. Gratitude pada diri individu biasanya ditunjukan dengan sikap positif

terhadap lingkungan seperti memberi kenyamanan dengan perasaan cinta, serta

memberikan kasih sayang terhadap individu lain, juga dapat diwujudkan dalam

Page 57: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

42

perilaku nyata seperti membantu individu lain, berbagi dan sebagainya (Fauziyah &

Luzvinda, 2017).

Serupa dengan McCullough, Tsang dan Emmons (2002) yang mendefinisikan

gratitude sebagai bentuk sikap batin individu berupa kecenderungan umum untuk

menyadari dan merespon dengan emosi, serta berterima kasih terhadap segala

perbuatan baik orang lain kepadanya, dan segala hasil-hasil yang telah diperoleh

individu tersebut.

Emmons (2004) memiliki dua tahap yang sangat membantu dalam memahami

gratitude. Tahap pertama gratitude adalah recognizing dan acknowledgement.

Individu yang biasa mengalami pengalaman gratitude dapat dikatakan memiliki

grateful disposition. Konsep gratitude merupakan pengaruh moral yang berfungsi

untuk memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku prososial dan bertindak

sebagai barometer moral yang menyediakan afeksi yang positif (Anderson et al, 2006)

Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menggunakan definisi dari

McCullough, Tsang dan Emmons (2002) yang mendefinisikan gratitude sebagai

bentuk sikap batin individu berupa kecenderungan umum untuk menyadari dan

merespon dengan emosi, serta berterima kasih terhadap segala sesuatu perbuatan baik

orang lain kepadanya, dan segala hasil-hasil yang telah diperoleh individu tersebut.

Page 58: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

43

2.4.2 Dimensi Gratitude

McCullough, Tsang, & Emmons (2002) mengusulkan empat aspek kecenderungan

berterima kasih (grateful disposition) yang menyebabkan pengalaman emosional yang

berbeda, yaitu:

1. Gratitude Intensity adalah perasaan berterimakasih ketika mengalami kejadian

yang positif.

2. Gratitude frequency adalah frekuensi rasa berterima kasih atas kebaikan dari

hal yang paling sederhana dan menunjukan rasa berterima kasih dalam

beberapa waktu perharinya.

3. Gratitude span adalah merasa berterimakasih atas sejumlah keadaan hidup

pada waktu tertentu, mengacu pada sejumlah keadaan hidup dimana seseorang

merasa berterimakasih pada waktu tertentu.

4. Gratitude density adalah mengacu pada sejumlah orang (pemberi kebaikan)

yang dihayati memberikan hal positif.

Adapun dimensi gratitude atau dalam Islam sering disebut dengan syukur yang

diajukan oleh beberapa ulama masih merupakan satu kesatuan. Masing-masing hanya

memberikan istilah yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Adapun dua

dimensi yang diusulkan oleh beberapa ulama menurut Rusdi (2016), sebagai berikut :

1) Al-Shukr al-dakhiliah (internal)

Al-shukr al-dakhliah adalah syukur yang bersifat internal, merupakan proses

penerimaan nikmat, baik dengan ilmu maupun dengan hati ataupun keduanya.

Page 59: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

44

Bentuk syukur yang bersifat internal, reseptif, menerima, dan rida, dinilai

hanya merupakan bagian dari proses awal bersyukur.

2) Al-shukr al-kharijiah (eksternal)

Syukur secara eksternal merupakan bentuk ekspresi dan perilaku respon atas

nikmat Allah yang dilakukan dengan lisan maupun perbuatan. Bentuk

ekspresi syukur secara eksternal tidak hanya dinilai positif tetapi juga negatif.

Ibn Taymiyah (dalam Rusdi, 2016) menjelaskan bahwa salah satu bentuk

syukur dengan menyedekahkan hartanya adalah sesuatu yang baik. Dikatakan

tidak baik apabila syukur bersifat maladaptif, yaitu jika responnya sambil

melaksanakan apa yang dibenci oleh Allah SWT.

Menurut Mujib (2017) dimensi syukur dari beberapa tokoh muslim dan Al-

Quran dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi yaitu bersyukur dengan lisan,

bersyukur dengan hati, dan bersyukur dengan perbuatan. Bersyukur dalam konteks ini

lebih dikaitkan dengan hubungannya kepada Tuhan sehingga dengan itu dapat

teraplikasikan pengaruhnya secara positif pada sesama manusia dan lingkungannya.

Dari dimensi diatas, peneliti menggunakan konsep dimensi gratitude dari

McCullough, Tsang, & Emmons (2002) yang terdiri Gratitude Intensity, Gratitude

frequency, Gratitude span dan Gratitude density. Konsep dimensi itu dijadikan satu

dimensi dalam pengukuran dikarenakan dimensi gratitude ini adalah satu kesatuan

yang tak terpisahkan dari konsep gratitude itu sendiri yang akan menggambarkan

tingkat gratitude individu itu.

Page 60: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

45

2.4.3 Pengukuran Gratitude

Banyaknya penelitian yang mengaitkan gratitude tentu membuat pengembangan alat

ukurnya semakin banyak pula. Berbagai alat ukur syukur atau gratitude telah banyak

dikembangkan oleh psikologi barat maupun timur. Beberapa alat ukur dikembangkan

dan telah teruji atau ditelaah oleh beberapa ahli sehingga menjadi semakin

berkembang dan menjadi lebih baik. Namun, berkembangnya alat ukur syukur atau

gratitude tentunya juga disertai dengan kekurangan dan permasalahannya (Rusdi,

2016).

Review dan pengujian ulang telah dilakukan kepada beberapa alat ukur

gratitude yaitu Gratitude Questionairre-6 (GQ6), Gratitude Adjective Checklist

(GAC), dan Gratitude Resentment and Appreciation Test (GRAT), hasilnya

memperlihatkan nilai konsistensi internal diatas 0,7. Namun, salah satu alat ukur, yaitu

GRAT menunjukkan kekurangan dengan korelasi yang rendah ketika digunakan untuk

orang usia 10-13 tahun (Froh, Fan, Emmons, Bono, Huebner, & Watkins, 2011).

Dalam penelitian lain, ada pula peneliti yang berfokus pada gratitude yang

religius (religious gratitude). Religious gratitude telah dibuat sebuah alat ukur yang

disebut Gratitude Toward God Questionairre yang pernah dikembangkan oleh Krause,

dan alat ukur ini memiliki konsistensi dengan GQ-6 (Rusdi, 2016).

Perkembangan alat ukur gratitude di Asia sudah dikembangkan oleh beberapa

ahli. Zhang Liyan dan Hou Xiaohua (2010) yang menjelaskan bahwa gratitude terbagi

dua aspek, yaitu state gratitude dan trait gratitude. state gratitude diartikan sebagai

Page 61: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

46

emosi bersyukur yang sedang dirasakan. Adapun trait gratitude adalah kecenderungan

seseorang untuk mengalami perasaan gratitude. Dua tipe pengukuran tersebut telah

dikembangkan secara unidimensional dan multidimensional (Liyan & Xiaohua, 2010).

Rusdi (2016) dalam penelitiannya melakukan review dan menguji ulang

beberapa alat ukur gratitude. Alat ukur tersebut antara lain Gratitude Questionairre-6

(GQ6), Gratitude Adjective Checklist (GAC), dan Gratitude Resentment and

Appreciation Scale (AS) yang konstruknya memiliki aspek secara vertical (kepada

Tuhan) bukan horizontal (kepada manusia atau lingkungan).

Pada pengukuran gratitude ini, peneliti menggunakan skala yang diadaptasi

dari dimensi rasa syukur yang dikembangkan oleh McCullough, Emmons & Tsang

(2002) yang terdiri dari 6 item. Berdasarkan identifikasi dari dimensi ini, gratitude

dinyatakan sebagai satu kesatuan dimensi yang tidak terpisahkan (mengukur satu

aspek gratitude).

2.5 Faktor Demografi

Demografi berasal dua kata Yunani, Yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk

dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, variabel

demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk/sampel,

terutama tentang pendapatan, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi

studi ilmiah tentang jumlah, persebaran, geografis, komposisi penduduk, serta

bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu ke waktu (Archille, 1855).

Page 62: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

47

Demografi merupakan salah satu ilmu yang memberikan gambaran secara

statistic tentang suatu penduduk. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi

rendahnya statistik data penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi (Hanum,

1997). Adapun faktor demografi yang diteliti pada penelitian ini adalah usia dan jenis

kelamin.

2.5.1 Usia

Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Usia dapat menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi subjective well being mahasiswa secara langsung atau tidak

langsung bersama variabel lain. Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2005) usia

memiliki hubungan pada subjective well being. Namun pengaruhnya bergantung

kepada strategi sudut komponen dari subjective well being yang akan diukur.

2.5.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah pembedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis

sejak seseorang dilahirkan. Berdasarkan penelitian Diener dan Suh (1998)

menunjukan perempuan memiliki tingkat subjective well being yang relatif sama

dengan laki-laki. Tetapi ada beberapa penelitian menunjukan perempuan memiliki

perasaan tidak menyenangkan yang lebih tinggi dibanding laki-laki (Brody & Hall,

1993; Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999). Hal itu bisa disebabkan karena perempuan

lebih sering peka terhadap perasaan dan mood seperti perasaan sedih, takut, malu dan

Page 63: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

48

perasaan bersalah sehingga lebih rentan terhadap depresi dan kecemasan yang dialami

perempuan (Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999).

2.6 Kerangka Berpikir

Setiap remaja yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi tentu mengalami masa transisi

dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi (Irfan dan Suprapti, 2014). Masa

transisi atau peralihan pada remaja dari sekolah menuju perguruan tinggi ini tentu tidak

pernah lepas dari dampak negatifnya seperti karena masalah akademik, emosi dan

kondisi psikologisnya (Leontopoulou & Triliva, 2012). Hal itu tentu akan berdampak

pada kesejahteraan subjektif atau subjective well being (SWB) mahasiswa,khususnya

pada mahasiswa perantau.

Kehidupan mahasiswa yang penuh dinamika dan masalah yang kompleks serta juga

masa peralihan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ini tidak hanya

berdampak pada kondisi psikologis yang tidak baik dan tingkat stress yang tinggi,

tetapi juga dapat mengurangi kesejahteraan subjektif atau subjective well being pada

mahasiswa (Stewart-Brown et al., 2000). Seorang mahasiswa atau individu ketika

memiliki subjective well being yang rendah bisa berdampak buruk pada kesehatan

mentalnya dan bisa berkemungkinan mengalami depresi, putus kuliah, bahkan bisa

saja sampai melakukan tindakan bunuh diri (Keyes, Dhingra & Simoes, 2010; Keyes

et.al., 2012; Renshaw & Bolognino, 2016). Subjective well-being pada mahasiswa

merupakan konsen bidang yang berkembang dalam psikologi positif dan penting

Page 64: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

49

untuk diteliti karena meningkatnya pula masalah kesehatan mental dalam pendidikan

tinggi (Beiter et al., 2015; Twenge, Joiner, Rogers, & Martin, 2018).

Kesejahteraan subjektif atau Subjective well being (SWB) itu sendiri

merupakan bentuk evaluasi atau penilaian individu terhadap kehidupannya yang

meliputi penilaiannya secara kognitif maupun afektif. Individu yang dikatakan

memiliki subjective well being tinggi mengalami lebih banyak afeksi positif atau

perasaan yang menyenangkan dan memiliki kepuasan atas kehidupannya yang

dimiliki. Sebaliknya, orang yang memiliki subjective well being rendah akan

cenderung diliputi perasaan-perasaan negatif dalam dirinya (Ed Diener, Suh, Lucas,

& Smith, 1999).

Subjective well being (SWB) ini memiliki peranan penting dalam kehidupan

manusia. Myers (2000) mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki subjective

well being (SWB) yang tinggi diketahui memiliki kesehatan yang lebih baik dibanding

mereka yang memiliki subjective well being yang rendah. Subjective well being yang

tinggi juga dapat membuat seseorang memiliki ketahanan terhadap stress dan depresi,

memiliki lebih banyak alternatif penyelesaian masalah (Frisch, 2000), memiliki

motivasi untuk belajar yang tinggi, dan memiliki kepuasan terhadap institusi

pendidikan atau perguruan tinggi dalam hal ini pada mahasiswa (Eryilmaz, 2011).

Sebaliknya ketika subjective well being rendah pada mahasiswa maka dapat

memunculkan beberapa dampak yang buruk dalam kehidupan mereka. Dampak dari

subjective well being yang rendah pada diri antara lain munculnya kecemasan yang

Page 65: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

50

kemudian membuat mereka memiliki koping permasalahan yang rendah serta motivasi

yang rendah (Mukhlis & Koentjoro, 2015). Dampak lainnya yang muncul adalah lebih

rentan terhadap depresi dan stress karena sejatinya subjective well being memiliki

hubungan yang negatif dengan permasalahan psikologis seperti stress dan depresi

(Park, 2004).

Diantara banyak faktor yang dapat yang mempengaruhi subjective well being

salah satunya adalah kepribadian. Ciri-ciri kepribadian dengan subjective well-being

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Orang-orang yang mempunyai

subjective well-being tinggi ncenderung mempunyai keterbukaan terhadap

pengalaman yang dicirikan oleh kepribadian openness to experience. Keterbukaan

terhadap pengalaman mempunyai pengaruh pada afek positif tinggi dan rendah pada

afek negatif.

Subjective well-being tinggi juga dihubungkan dengan ciri kepribadian

extraversion, sebab orang-orang dengan ciri kepribadian extraversion cenderung lebih

banyak bergaul sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk menjalin hubungan

positif dengan orang lain. Orang-orang extraversion juga mempunyai kepekaan lebih

besar terhadap stimulus-stimulus positif dari lingkungan sehingga mempunyai reaksi

lebih kuat terhadap peristiwa-peristiwa menyenang-kan.

Subjective well-being rendah dihubungkan dengan ciri kepribadian

neuroticism. Hal ini dikaitkan dengan perilaku neurotik yang berakibat pada

ketidakpuasan hidup, cenderung mempunyai emosi negatif tinggi dan emosi positif

Page 66: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

51

menurun. Ciri kepribadian agreeableness dan conscientiousness berpengaruh terhadap

subjective well-being tinggi. Ciri-ciri kepribadian ini dalam mempengaruhi subjective

well-being dipengaruhi imbalan dan keberhasilan dari lingkungan atau masyarakat

(Ryan & Deci, 2001).

Selain kepribadian, faktor lain yang juga mempengaruhi subjective well being

pada mahasiswa adalah adaptasi (diener,Oishi & Lucas, 2003). Adaptasi juga

digunakan secara bergantian dengan istilah “penyesuaian” yang biasa digunakan untuk

menyimpulkan keberhasilan transisi ke perguruan tinggi khususnya pada mahasiswa.

Menurut Schlossberg (1981) adaptasi terjadi ketika seorang individu mampu

memadukan transisi atau perubahan ke dalam hidupnya.

Menurut Kartono (2008) individu dengan memiliki penyesuaian diri yang baik

akan dapat menampakan perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat,khususnya mahasiswa perantau ini. Oleh karena itu mahasiswa terutama

mahasiswa perantau dapat merasakan kepuasan serta dapat memenuhi kebutuhan dan

mengatasi ketegangan dikarenakan didukung oleh lingkungan sosial khususnya di

lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa. Individu khususnya mahasiswa dapat

mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya apabila perasaannya bahagia, sejahtera, puas,

serta positif terhadap kehidupannya. Individu yang memiliki perasaan tersebut

merupakan individu yang memiliki subjective well being yang baik.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap subjective well being (SWB)

adalah gratitude (Emmons & McCullough, 2003; Watkins, Woodward, Stone, & Kolts,

Page 67: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

52

2003; Froh, Yurkewicz & Kashdan, 2009; Ramzan & Ranna, 2014; Buragohain &

Mandal, 2015).

Pada penelitian terdahulu, Overwalle (Mukhlis & Koentjoro, 2015)

mengungkapkan orang dengan gratitude yang tinggi mengalami kebahagiaan yang

lebih besar, harapan dan kebanggaan yang lebih besar dibandingkan orang yang

memiliki tingkat gratitude rendah. Selain itu, penelitian yang dilakukan Mukhlis &

Koentjoro (2015) membuktikan adanya pengaruh pelatihan bersyukur atau gratitude

terhadap kecemasan siswa yang akan menghadapi ujian nasional.

Faktor terakhir yang mempengaruhi subjective well being dalam penelitian ini

adalah faktor demografi yang juga turut berpengaruh terhadap subjective well being

khususnya dalam penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin. Usia dapat menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well being mahasiswa secara

langsung atau tidak langsung bersama variabel lain. Menurut Diener, Oishi dan Lucas

(2005) usia memiliki hubungan pada subjective well being. Namun pengaruhnya

bergantung kepada strategi sudut komponen dari subjective well being yang akan

diukur.

Jenis kelamin juga turut mempengaruhi subjective well being. Diener dan Suh

(1998) menunjukan perempuan memiliki tingkat subjective well being yang relatif

sama dengan laki-laki. Tetapi beberapa penelitian lain menunjukan perempuan

memiliki perasaan tidak menyenangkan yang lebih tinggi dibanding laki-laki (Brody

& Hall, 1993; Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999). Hal itu bisa disebabkan karena

Page 68: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

53

perempuan lebih sering peka terhadap perasaan dan mood seperti perasaan sedih, takut,

malu dan perasaan bersalah sehingga lebih rentan terhadap depresi dan kecemasan

yang dialami perempuan (Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999).

Oleh karena itu berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya

mengenai subjective well-being dapat disusun suatu kerangka berpikir yang bertujuan

untuk melihat pengaruh trait kepribadian big five, penyesuaian diri, gratitude serta

faktor demografi yaitu usia dan jenis kelamin terhadap subjective well being

mahasiswa perantau di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk memperoleh

gambaran yang jelas, maka dalam penelitian ini dibuat kerangka pemikiran guna

mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh serta hubungan dari masing-masing

variabel IV (Independent variable) terhadap subjective well-being. Di samping itu

dapat digunakan untuk mengetahui arah dari penelitian. Secara singkat kerangka

berpikir penelitian ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini:

Page 69: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

54

Trait Kepribadian Big

Five

Penyesuaian diri

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

attitudinal/

behavioral

adjustment

conscientiousness

agreeableness

extraversion

Cognitive adjustment

affective adjustment

openness to

experience

neuroticism

Faktor Demografi

Usia

Jenis Kelamin

Gratitude

Subjective well

being (SWB)

Page 70: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

55

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka dirumuskan

hipotesis mayor dalam penelitian ini :

H1 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian big five (extraversion,

agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience),

Penyesuaian diri (cognitive adjustment, affective adjustment,

attitudinal/behavioral adjusment), gratitude, usia dan jenis kelamin terhadap

subjective well-being (SWB).

Adapun mengenai hipotesis minor secara rinci dari masing-masing variabel

penelitian yang digunakan terhadap Dependent Variable (DV) adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian extraversion terhadap

subjective well being (SWB).

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian agreeableness terhadap

subjective well being (SWB).

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian conscientiousness terhadap

subjective well being (SWB).

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian neuroticism terhadap

subjective well being (SWB).

Page 71: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

56

H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian openness to experience

terhadap subjective well being (SWB).

H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan cognitive adjustment pada penyesuaian diri

terhadap subjective well being (SWB).

H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan affective adjustment pada penyesuaian diri

terhadap subjective well being (SWB).

H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan attitudinal/behavioral adjustment pada

penyesuaian diri terhadap subjective well being (SWB).

H9 : Terdapat pengaruh yang signifikan gratitude terhadap subjective well being

(SWB).

H10 : Terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap subjective well being (SWB).

H11 :Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap subjective well being

(SWB).

Page 72: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

57

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif dan tercatat sebagai mahasiswa

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merantau berdomisili asli dari luar

Jabodetabek berjumlah ±13.492 orang (Puskom UIN Jakarta, 2012). Responden

berusia sekitar 17-25 tahun. Alasan peneliti memilih responden ini dikarenakan

peneliti ingin mengetahui tingkat subjective well being pada mahasiswa yang merantau

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dimana banyak sekali teman-teman

mahasiswa dari peneliti yang mengalami masalah terutama psikologis ketika merantau

selama kuliah seperti cemas dan hampir depresi menghadapi tuntutan kehidupan

perantauan sehingga berpengaruh pada subjective well being atau kepuasan hidupnya

selama kuliah dan juga berpengaruh pada pencapaian akademiknya yang seharusnya

menjadi kewajiban pada setiap mahasiswa termasuk mahasiswa yang merantau.

3.1.2 Sampel

Pada awal pengumpulan data diperoleh sampel mahasiswa sebanyak sebanyak 303

responden. Tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dengan ketentuan mahasiswa aktif berdomisili asli dari non-Jabodetabek,

maka diperoleh sampel sebanyak 240 responden. Usia responden mahasiswa pada

Page 73: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

58

penelitian ini berusia 17-25 tahun yang sedang aktif dan tercatat sebagai mahasiswa di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merantau dan berdomisili dari luar Jabodetabek.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Dependen Variabel : Subjective well being (Y)

2. Independen Variabel

a) Trait Kepribadian Big Five yang terdiri dari lima dimensi yaitu,

Extraversion (X1), agreeableness (X2), conscientiousness(X3),

neuroticism (X4), openness to experience (X5)

b) Penyesuaian diri yang terdiri empat dimensi yaitu Cognitive

adjustment(X6), affective adjustment (X7), dan attitudinal/behavioural

adjustment (X8)

c) gratitude yang terdiri dari satu dimensi yaitu gratitude (X9).

d) Faktor demografi yang terdiri usia (X10) dan jenis kelamin (X11).

3.3 Definisi Operasional Variabel

Mengenai definisi operasional variabel dari setiap variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Subjective well being adalah suatu bentuk evaluasi atau penilaian dari individu

berupa aspek kognitif dari subjective well being yang merupakan evaluasi

terhadap kepuasan hidup dan aspek afektif dari subjective well being yang

Page 74: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

59

merefleksikan penilaian emosinya dan pengalaman dasar yang terjadi dalam

hidup khususnya pada mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Trait kepribadian big five merupakan suatu pendekatan pengumpulan trait-trait

kepribadian ke dalam istilah lima dimensi dasar berdasarkan analisis faktor

yaitu extraversion, neuroticism, agreeableness, openness, dan

conscientiousness.

3. Penyesuaian diri didefinisikan sebagai penyesuaian mahasiswa yang

dikonsepkan oleh tiga jenis penyesuaian utama, yakni cognitive adjustment,

affective adjustment dan attitudinal/behavioural adjustment.

4. Gratitude didefinisikan sebagai bentuk sikap batin individu berupa

kecenderungan umum untuk senantiasa menyadari dan merespon dengan

emosi, selalu merasa berterima kasih terhadap segala perbuatan baik orang lain

kepadanya, dan segala hasil-hasil yang telah diperoleh individu tersebut.

Dimensi gratitude ini terdiri dari 4 dimensi, yaitu tetapi karena gratitude ini

adalah satu kesatuan dari seluruh dimensi yang ada didalamnya yang

menggambarkan tingkat gratitude itu sendiri dari diri individu.

5. Faktor demografi. Pada penelitian ini, faktor demografinya yang ingin diteliti

adalah usia dan jenis kelamin.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah berupa kuesioner.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berbentuk skala model likert, yaitu

Page 75: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

60

sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Subjek

diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang masing-masing-masing

jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang

dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini terdiri dari pernyataan positif (Favorable)

dan pernyataan negative (unfavourable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Skor untuk pernyataan positif dan negatif skala likert

Kategori Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 5 alat ukur, yaitu :

alat ukur subjective well being secara kognitif dan subjective well-being secara afektif,

trait kepribadian big five, penyesuaian diri dan rasa syukur.

1). Instrumen Subjective well being

Subjective well being didapatkan dari alat ukur yang disusun oleh Diener yaitu

instrumen Fluorishing Scale (FS) dan SPANE Scale dengan menerjemahkan dan

memodifikasi skala skala-skala tersebut. Subjective well-being yang diukur

berdasarkan aspek aspeknya, yakni mengacu pada komponen kognitif dan juga pada

komponen afektif. Adapun blue print skala subjective well-being pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 76: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

61

Tabel 3.2

Blue Print Skala Subjective Well-Being

No Dimensi Indikator Nomor item Jumlah

1. Kognitif Memberi penilaian positif

hubungannya dengan lingkungan

sosialnya

menilai secara positif makna dan

tujuan dalam kehidupan secara

keseluruhan

besarnya keinginan dalam

meningkatkan kompetensi dan

optimisme diri dalam aktivitas

2,4,8

1,6

3,5,7

3 item

2 item

3 item

2. Afektif Merasakan pengalaman dengan

perasaan positif

Merasakan pengalaman dengan

perasaan negatif

1,3,5,7,10.12

2,4,6,8,9,11

6 item

6 item

total item 20 item

2). Instrumen Trait Kepribadian Big Five

Trait kepribadian big five didapatkan dari alat ukur dengan menerjemahkan dan

memodifikasi alat ukur ke bahasa Indonesia yaitu MINI-International Personality Item

Pool (MINI-IPIP) yang dibuat oleh Donnellan et.al (2006) bentuk singkat instrumen

dari Goldberg yang terdiri dari lima dimensi yaitu extraversion, agreeableness,

conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience.Adapun blue print alat

ukur ini dapat dilihat pada table 3.3

Page 77: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

62

Tabel 3.3

Blue print skala Trait Kepribadian Big Five No Dimensi Indikator Nomor item Jumlah item

1 Extraversion Membangun hubungan dengan orang

lain.

Banyak bicara

Memiliki ketegasan

1,11

6

16

4 item

2 Agreeableness Memiliki rasa simpati

Penuh perhatian

Keinginan membantu

2,12

17

7

4 item

3 Conscientiousness Mengorganisir sesuatu

Teliti

3,13

8,18

5 item

4 Neuroticism Suasana hati tidak menentu

Ketegangan yang tinggi

Pemarah

sensitive

4

9

14

19

4 item

5 Openess to

experience

Memiliki imajinasi

Memiliki kreativitas dan inovasi

Menyukai pada hal-hal yang abstrak

5,20

15

10

4 item

Jumlah item 20 item

3). Instrumen Penyesuaian Diri

Pada pengukuran penyesuaian diri, peneliti menggunakan skala yang dikembangkan

oleh Othman et.al (2014) yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu cognitive adjustment,

affective adjustment dan attitudinal/behavioral adjustment.

Page 78: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

63

Tabel 3.4

Blueprint Skala Penyesuaian Diri

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Cognitive adjustment

Berpikir positif mengenai

hidup yang dijalani.

Dapat mengatasi hal yang

membuatnya tertekan.

5,7

6,8 4

2 Affective adjustment

Dapat merasakan kebebasan

dalam melakukan sesuatu

yang diinginkan.

Dapat menjalankan kegiatan

dengan baik di tempat dia

merantau.

9,11,12 10 4

3 Attitudinal/behavioral

adjustment

Merasa yakin dan mampu

berbaur dengan lingkungan

tempat merantau.

Dapat menjalankan seperti

biasa apa yang semestinya

dilakukan di tempat merantau

sekarang berada.

1,3 2,4 4

Total item 12

4). Instrumen Gratitude

Pada pengukuran gratitude, peneliti menggunakan skala yang dimodifikasi dari

instumen gratitude yang dikembangkan oleh McCullough, Emmons & Tsang (2002).

Berdasarkan identifikasi dari dimensi ini, gratitude dinyatakan sebagai satu kesatuan

dimensi yang tidak terpisahkan (mengukur satu aspek syukur).

Page 79: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

64

Tabel 3.5

Blueprint Skala Gratitude. No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1 Gratitude

intensity

Merasa berterima kasih ketika

mengalami kejadian yang positif.

1 1 item

Gratitude

frequency

Merasa berterima kasih atas

kebaikan dari hal yang paling

sederhana dan menunjukan rasa

berterima kasih dalam beberapa

waktu perharinya.

2 6 2 item

Gratitude

span

merasa berterimakasih atas

sejumlah keadaan hidup pada

waktu tertentu, mengacu pada

sejumlah keadaan hidup dimana

seseorang merasa berterimakasih

pada waktu tertentu

5 3 2 item

Gratitude

density

Merasakan penghayatan yang

positif pada kebaikan yang

diberikan dari sejumlah orang.

4 1 item

Total item 6

5). Instrumen Faktor Demografi

Dalam pengambilan data demografi yaitu usia dan jenis kelamin ini, peneliti

menyertakan dalam kuesioner pertanyaannya mengenai jumlah usia dan jenis kelamin.

Rentangan usia yang didapat antara 18-25 tahun berjumlah 240 responden. Jenis

kelamin yaitu perempuan sebanyak 180 responden, sedangkan laki-laki sebanyak 60

responden.

3.5 Uji Validitas Konstruk

Dalam pengujian validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), dalam CFA peneliti harus

Page 80: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

65

memiliki gambaran yang spesifik tentang (a) jumlah faktor, (b) variabel yang

mencerminkan jumlah faktor, (c) faktor-faktor yang saling berkorelasi.

Tahapan dalam CFA diawali dengan merumuskan hipotesis (model teoritis)

tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya.

Dengan CFA dilakukan pengujian teori dengan langkah-langkah sebagai berikut ; (a)

mendefinisikan teori (model spesifikasi), (b) mengidentifikasi parameter (mengecek

apakah df positif), (c) mengestimasi parameter (misalnya dengan maximum likehood),

(d) melakukan prediksi dengan menggunakan parameter hasil estimasi (matriks

korelasi sigma), dan (e) menguji signifikan/tidak ada residual (S - ∑ = 0). Jika residual

tidak signifikan, model dikatakan fit dan parameter boleh digunakan. Instrumen-

instrumen yang digunakan akan diuji validitasnya dengan menggunakan CFA

(Confirmatory Factor Analysis). Adapun logika dari CFA (Umar, 2012):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas itemnya.

2. Diteorikan seluruh item hanya mengukur satu faktor saja. Artinya keseluruhan

tes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat diprediksi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini

disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris,

Page 81: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

66

yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka

tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ dan matriks S, atau bisa juga

dinyatakan dengan ∑– S=0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan Chi-

square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tentang alat ukur

dapat diterima (hanya mengukur satu faktor saja). Tetapi jika Chi-square

signifikan (p<0.05), maka dapat dilakukan modifikasi model dengan cara

membebaskan parameter berupa korelasi antar kesalahan pengkuran (biasanya

terjadi ketika suatu item mengukur konstruk selain yang ingin

diukur/multidimensional).

5. Setelah diperoleh model fit dengan data, maka langkah selanjutnya diuji

apakah koefisien muatan faktor untuk setiap item signifikan atau tidak dalam

mengukur apa yang hendak di ukur. Ini dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan taraf kepercayaan 95% sehingga

item yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki nilai t lebih dari

1,96 (t > 1,96). Jika hasil uji-t tidak signifikan, maka item tersebut tidak

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop.

6. Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau mendrop item adalah sebagai

berikut:

Page 82: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

67

a. Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan

didrop karena mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak

diukur. Namun, jika suatu item terdiri dari pernyataan yang bersifat

unfavourable maka tentu saja koefisien muatan faktornya pun akan

berarah negatif. Oleh karena itu, pada item yang seperti ini skornya

harus dibalik (reversed) terlebih dahulu sebelum analisis faktor dan

perhitungan skor faktor dilakukan sehingga diperoleh koefisien muatan

faktor yang positif. Apabila skor pada item sudah dibalik tetap

menghasilkan koefisien yang bernilai negatif, maka item tersebut

didrop.

b. Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur hal

yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Dalam hal ini yang

dites adalah koefisien muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai T

koefisien muatan faktor (t>1,96) maka item tersebut dinyatakan

signifikan dalam mengukur konstruk yang hendak diukur. Artinya item

tersebut tidak didrop. Sedangkan item yang nilai t tidak signifikan

(t>1,96) maka item akan didrop.

c. Apabila kesalahan pengukuran pada sebuah item terlalu banyak saling

berkorelasi, maka tersebut sebaiknya di drop. Sebab item yang

demikian, selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur

Page 83: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

68

hal-hal (multidimensional). Maka item yang digunakan hanyalah item

yang valid saja.

7. Item yang digunakan untuk mendapatkan faktor skor (true score) hanya item

yang terbukti valid saja. Adapun analisis dengan metode CFA dilakukan

dengan bantuan software Lisrel 8.7.

3.5.1 Uji Validitas Skala Subjective well being

Peneliti menguji apakah 20 item dari skala subjective well being bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur subjective well being saja. Dari hasil

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata itdak fit,

dengan Chi-Square = 1177.47 ,df=170, P-value =0.00000, RMSEA= 0.157 namun

setelah dilakukan 68 kali modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 125.68, df=102, P-value=0.05587, RMSEA=0.031. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item yang ada hanya

mengukur satu faktor saja yaitu subjective well-being.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur,sekaligus menentukan item manakah yang perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Page 84: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

69

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran subjective well being pada tabel 3.6

berikut.

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Subjective Well-Being

No Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

0.78

0.71

0.68

0.66

0.82

0.76

0.82

0.65

0.78

0.09

0.79

0.38

0.79

0.31

0.82

0.40

0.39

0.78

0.08

0.50

0.05

0.06

0.06

0.06

0.05

0.06

0.05

0.06

0.05

0.07

0.05

0.06

0.05

0.06

0.05

0.06

0.06

0.05

0.07

0.06

14.27

12.48

11.71

11.29

15.29

13.52

15.17

11.07

14.25

1.39

14.44

5.96

14.54

4.80

15.23

6.35

6.15

14.21

1.24

8.07

X

X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan

Pada tabel di atas, pada kolom nilai t terdapat item yang memiliki t-value tidak

memenuhi syarat signifikan (t>1.96) yaitu nomor 10 dan 19. Dengan demikian item

nomor 10 dan 19 akan di drop yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

Page 85: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

70

Hal yang dilakukan terakhir yaitu dari item-item subjective well-being yang

tidak didrop dihitung faktor skornya. Faktor skor ini dihitung untuk menghindari

estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Kemudian yang kedua, untuk menghindari

nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah memahami interpretasi hasil

penelitian.

Penghitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan item-item variabel pada

umumnya, tetapi justru dihitung true score pada tiap item. Setelah didapatkan faktor

skor, peneliti mentransformasikan faktor skor menjadi true score. True score ini

diharapkan dapat meniadakan skor negative, sehingga lebih mudah dipahami dan

ditafsikan. Jika pada Z score memiliki mean = 0 dan standar deviasi = 1, maka true

score memiliki mean = 50 dan standar deviasi = 1, maka true score memiliki mean =

50 dan standar deviasi = 10. Adapun rumus true score yaitu true score = (faktor skor

x 10) + 50 (Umar,2012).

Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku

inilah yang akan dijadikan data dalam uji hipotesis regresi. perlu dicatat, bahwa hal

yang sama dilakukan pada semua variabel independen dan gambar model fit pada

variabel independen extraversion, aggreableness,consciousness, neuroticism

openness to experience, cognitive adjustment, affective adjustment,

behavioural/attitudinal adjustment dan syukur.

Page 86: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

71

3.5.2 Uji Validitas Skala Trait Kepribadian Big Five

3.5.2.1 Uji Validitas Skala Extraversion

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari trait kepribadian big five

yaitu extraversion ini bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

extraversion saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-value = 0.02332 dan

RMSEA = 0.0107. Namun, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value=0.78121,

RMSEA= 0.000 (dengan P-value > 0.05 atau tidak signifikan). Artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu didrop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran extraversion disajikan pada tabel 3.7

berikut:

Page 87: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

72

Tabel 3.7. Muatan Faktor Item Skala Extraversion

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1

6

11

16

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X= tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t>1.96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.2.2 Uji Validitas Skala Aggreableness

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari trait kepribadian big five

yaitu agreeableness bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

aggreableness saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-Value = 0.02332 dan

RMSEA = 0.107. Namun, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model, di

mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value = 0.78121,

RMSEA = 0.000 (dengan P-value > 0.05 atau tidak signifikan). Artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien mmuatan

Page 88: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

73

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan fakto untuk item pengukuran aggreableness disajikan pada tabel 3.8

berikut.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Agreeableness

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

2

7

12

17

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t> 1.96) ; X= tidak signifikan.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.2.3 Uji Validitas Skala Conscientiousness

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari skala trait kepribadian big

five, yaitu Conscientiousness bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

Conscientiousness saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-value = 0.02332,

RMSEA = 0.107. Namun setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model, di

mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value = 0.78121,

Page 89: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

74

dan RMSEA = 0.000 (dengan P-value >0.05 atau tidak signifikan). Artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu didrop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Conscientiousness digambarkan pada

tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Conscientiousness

No Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

3

8

13

18

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96 ; X= tidak signifikan

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t>1.96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.2.4 Uji Validitas Skala Neuroticism

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari trait kepribadian big five

yaitu neuroticism bersifat unidimensional, yang artinya benar hanya mengukur

Page 90: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

75

neuroticism saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-value = 0.02332, RMSEA

= 0.107. Namun setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi Square = 0.08, DF = 1, P-value = 0.78121,

RMSEA = 0.000. (dengan P-value > 0,05 atau tidak signifikan). Artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji dalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran neuroticism digambarkan

pada tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Neuroticism

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

4

9

14

19

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan.Dari tabel di atas

dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1.96) dan semua koefisien bermuatan

Page 91: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

76

positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.2.5 Uji Validitas Skala Openness to Experience

Peneliti menguji apakah 4 item dari salah satu dimensi dari skala trait kepribadian big

five yaitu openness to experience itu bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur

openness to experience saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 7.52, df= 2, P-value =

0.02332, RMSEA = 0.107. Namun, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value =

0.78121, RMSEA = 0.000 (dengan P-value > 0.05 atau tidak signifikan). Artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran openness to experience disajikan pada

tabel 3.11 berikut.

Page 92: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

77

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Openness to Experience.

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

5

10

15

20

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t> 1.96) ; X = tidak signifikan.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1.96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.3 Uji Validitas Skala Penyesuaian Diri

3.5.3.1 Uji Validitas Skala Cognitive Adjustment

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari penyesuaian diri yaitu

cognitive adjustment ini bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

cognitive adjustment saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 7.52, DF = 2, P-value = 0.02332,

RMSEA = 0.107. Namun, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value = 0.78121,

RMSEA = 0.000. (dengan P-value > 0.05 atau tidak signifikan). Artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

Page 93: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

78

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran cognitive adjustment disajikan pada

tabel 3.12 berikut :

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala cognitive adjustment

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

5

6

7

8

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh item signifikan (t>1,96) dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item. dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.3.2 Uji Validitas Skala Affective Adjustment

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari penyesuaian diri yaitu

affective adjustment ini bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

affective adjustment saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-value = 0.02332,

RMSEA = 0.107. Namun,, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap model di

mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08, df = 1, P-value = 0.78121,

Page 94: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

79

RMSEA = 0.000 (dengan P-value > 0,05 atau tidak signifikan). Artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop atau

tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran affective adjustment disajikan pada tabel 3.13

berikut:

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Affective Adjustment

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

9

10

11

12

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan ((t>1.96) ; X= tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.3.3 Uji Validitas Skala Behavioral/ Attitudinal Adjustment

Peneliti menguji apakah 4 item pada salah satu dimensi dari penyesuaian diri yaitu

behavioural/attitudinal adjustment ini bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur attitudinal adjustment saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

Page 95: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

80

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 7.52, df = 2, P-value

= = 0.02332, RMSEA = 0.107. Namun, setelah dilakukan satu kali modifikasi terhadap

model, Dimana kesalahan pengukuran pada item tersebut dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.08 , df = 1, P-value =

0.78121, RMSEA = 0.000 (dengan P-value > 0.05 atau tidak signifikan). Artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran attitudinal/behavioural adjustment

disajikan pada tabel berikut 3.14 berikut:

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Skala Attitudinal/behavioural Adjustment

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1

2

3

4

0.81

0.90

0.79

0.66

0.06

0.05

0.06

0.06

14.44

16.73

13.98

10.79

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 96: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

81

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96) dan semua

koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.5.4 Uji Validitas Skala Gratitude.

Peneliti menguji apakah 6 item dari skala gratitude ini bersifat unidimensional, yang

artinya benar hanya mengukur gratitude saja. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =67.80, df

= 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.165. Namun setelah dilakukan 8 kali modifikasi

terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi Square = 0.91, df

= 1, P-value = 0.34048 dan RMSEA = 0.000 (dengan P-value > 0.05 atau tidak

signifikan). Artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran gratitude disajikan pada tabel 3.15

berikut.

Page 97: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

82

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Skala Gratitude

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1

2

3

4

5

6

0.90

0.85

0,72

0.84

0.75

0.69

0.06

0.07

0.06

0.06

0.06

0,06

14.75

12.02

11.99

13.14

11.77

11.30

Keterangan: tanda √ = signifikan (1 > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan t > 1,96) dan

semua koeefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop.

3.6 Uji Hubungan Antar Variabel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple

regression) untuk menguji hipotesis nihil penelitian dengan menggunakan software

SPSS 21. Penelitian ini memiliki variabel independen sebanyak 9 variabel, dan

memiliki satu variabel dependen. Langkah dalam multiple regression adalah pertama,

mengestimasi parameternya yang dalam hal ini merupakan koefisien b dan a. Jika

koefisien telah diperoleh maka dapat dibuat persamaan prediksi untuk dependen

variabel. Adapun susunan persamaannya, yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 +b10X10 +

b11X11 + e

Penjelasan dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

Y = subjective well being

X1 = extraversion

Page 98: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

83

X2 = agreeableness

X3 = conscientiosness

X4 = neuroticism

X5 =openness to experience

X6 = cogntitive adjustment

X7 =affective adjustment

X8 =attitudinal/behavioural adjustment

X9= gratitude

X10=Usia

X11=Jenis kelamin

Koefisien b dan a dapat digunakan untuk menghitung jumlah kuadrat regresi

dan varian regresi. Jika telah ditemukan jumlah kuadrat regresi maka dapat dihitung

koefisien determinasi yang dikenal dengan istilah R2. R2 menunjukkan besarnya

proporsi varian dari dependen variabel karena regresi yaitu yang berkaitan dengan

pengaruh semua independen variabel secara keseluruhan. Untuk melihat presentase

varians maka R2 dikalikan dengan 100. Adapun rumus untuk menghitung R2 adalah :

R2=SSreg

SSy

Dimana :

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh

SSy = Jumlah kuadrat dari DV

Page 99: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

84

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F (F test). Uji signifikan

dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah pengaruh independen variabel terhadap

dependen variabel secara keseluruhan signifikan atau tidak signifikan. Adapun rumus

uji F adalah sebagai berikut:

F = 𝑅2𝑘⁄

(1−𝑅2(𝑁−𝑘−1)⁄

Dimana k adalah banyaknya independent variable dan N adalah besarnya

sampel. Apabila nilai F itu signifikan (p<0,05), maka berarti seluruh independen

variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependen

variabel.

Adapun langkah berikutnya adalah menguji signifikansi pengaruh masing-

masing independent varia ble terhadap dependent variable. Hal ini dilakukan melalui

uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t > 1,96, maka berarti

independent variable yang bersangkutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

dependent variable, dan sebaliknya. Adapun rumus t-test yang digunakan adalah

sebagai berikut:

ti = 𝑏𝑖

𝑆𝑏𝑖

Dimana :

Bi = Koefisien regresi untuk independent variable(i)

Page 100: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

85

Sbi = Standar deviasi sampling dari bi

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varian yang

disumbangkan oleh masing-masing independen variabel dalam mempengaruhi

dependen variabel. Dalam hal ini penulis melakukannya melalui analisis regresi

berganda (multiple regression) yang bersifat berjenjang atau stepwise. Artinya

dilakukan analisis regresi berulang-ulang dimulai dengan hanya satu independen

variabel kemudian dengan dua independen variabel, dilanjutkan dengan tiga

independen variabel, dan seterusnya sampai independen variabel ke sebelas. Setiap

kali dilakukan analisis regresi akan diperoleh nilai R2. Setiap kali ditambahkan

independen variabel baru diharapkan diharapkan terjadi peningkatan R2 secara

signifikan.

Jika pertambahan R2 (R2 change) signifikan secara statistik, maka independen

variabel baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara statistik, maupun dalam

upaya memprediksi dependen variabel serta untuk menguji hipotesis apakah

independen variabel bersangkutan memiliki pengaruh signifikan. Setiap pertambahan

R2 ketika satu independen baru ditambahkan adalah menunjukan besarnya sumbangan

unik independen variabel tersebut terhadap bervariasinya dependent variable setelah

pengaruh dari beberapa independen variable terdahulu diperhitungkan dampaknya.

Oleh sebab itulah analisis regresi secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan

stepwise regression.

Page 101: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

86

3.7 Prosedur Penelitian

Dalam proses pengumpulan data melalui beberapa tahapan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Sebelum peneliti terjun ke area penelitian, penulis merumuskan masalah yang

akan hendak diteliti kemudian menentukan variabel yang akan diteliti yaitu

subjective well being, trait kepribadian big five, penyesuaian diri dan rasa

syukur. Setelah itu mengadakan studi literatur untuk melihat dan mencari

masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah mengumpulkan teori-

teori secara lengkap dan siap, kemudian penulis menyiapkan, membuat dan

menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala

subjective well being, trait kepribadian big five, penyesuaian diri dan rasa

syukur.

2. Menentukan Populasi penelitian, yaitu mahasiswa aktif yang merantau di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non

probability sampling yaitu setiap anggota dari populasi tidak memiliki

kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel dan sistem

pengambilan sampel purposive sampling yang di mana setiap individu yang

sesuai dengan kriteria penelitian untuk dijadikan sampel. Adapun kriteria

penelitian yaitu : usia 17-25 tahun yang tercatat sebagai mahasiswa aktif UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 102: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

87

3. Peneliti menyebar angket penelitian melalui online atau melalui google form

kepada teman-teman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis atau

peneliti meminta saran dan bimbingan dari dosen pembimbing mengenai item-

item penelitian yang digunakan dan juga kepada teman-teman mahasiswa

psikologi untuk mengetahui apakah item yang digunakan mampu dimengerti

atau tidak dan mengetahui juga kevaliditasan serta kereabilitasan item sebelum

diuji dalam penelitian yang sesungguhnya.

4. Setelah memperoleh data yang sesuai, penulis melakukan skoring terhadap

hasil instrumen yang terkumpul untuk berikutnya dilakukan pengolahan dan

pengujian dari hasil skala yang sudah didapatkan untuk dianalisis datanya

dengan menggunakan software Lisrel 8.70 dan SPSS 21.

Page 103: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

88

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 240 mahasiswa/i aktif perantau UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kriteria subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa/i aktif yang

secara demografis memiliki domisili asli dari luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang, bekasi) yang dimana mahasiswa perantau ini tinggal dikosan/asrama dan

tidak pulang dalam waktu sebentar ke domisili aslinya dikarenakan jarak yang jauh

dan harus menjalani proses perkuliahannya. Berikut adalah gambaran subjek

penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

18

19

20

21

22

23

24

25

9

40

65

54

51

15

3

3

3.8%

16.7%

27.1%

22.5%

21.3%

6.3%

1.3%

1.3%

Total 240 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam

penelitian ini berada pada kategori remaja akhir dan dewasa awal yaitu usia 18-25

Page 104: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

89

tahun. Selanjutnya, jumlah responden pada laki-laki memiliki persentase sebesar 25%

(60 orang), sedangkan pada responden perempuan dengan persentase sebesar 75%

(180 orang) oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian terbanyak

adalah subjek yang berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 180 orang (75%).

Tabel 4.2

Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Persentase

Laki-Laki

Perempuan

Total

60

180

240

25%

75%

100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam

penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 75% (180

orang), sedangkan pada responden laki-laki memiliki persentase sebesar 25% (60

orang).

Page 105: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

90

Tabel 4.3

Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Asal Daerah

No Asal N Persentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Sumatera Selatan

Riau

Lampung

Bengkulu

Banten

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kalbar

Bali

NTB

Sulawesi Selatan

Bangka Belitung

Jambi

Maluku

Sulawesi Tenggara

Kalimantan Selatan

1

18

18

14

6

24

6

29

39

26

20

5

3

2

18

2

4

1

2

2

0.4%

7.5%

7.5%

5.8%

2.5%

10%

2.5%

12.1%

16.3%

10.8%

8.3%

2.1%

1.3%

0.8%

7.5%

0.8%

1.7%

0.4%

0.8%

0.8%

Total 240 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui informasi jumlah responden berdasarkan

asal daerah adalah yang berasal dari Aceh sebanyak 1 orang (0,4%), Sumatera Utara

sebanyak 18 orang (7,5%), Sumatera Barat sebanyak 18 orang (7,5%), Sumatera

Selatan sebanyak 14 orang (5,8%), Riau sebanyak 6 orang (2,5%), Lampung sebanyak

24 orang (10%), Bengkulu sebanyak 6 orang (2,5%), Banten sebanyak 29 orang

(12,1%), Jawa Barat sebanyak 39 orang (16,3%), Jawa Tengah sebanyak 26 orang

Page 106: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

91

(10,8%), Jawa Timur sebanyak 20 Orang (8,3%), Kalimantan Barat sebanyak 5 orang

(2,1%), Bali sebanyak 3 orang (1,3%), Nusa Tenggara Barat sebanyak 2 orang (0,8%),

Sulawesi Selatan sebanyak 18 orang (7,5%), Bangka Belitung sebanyak 2 orang

(0,8%), Jambi sebanyak 4 orang (1,7%), Maluku sebanyak 1 orang (0,4%), Sulawesi

Tenggara sebanyak 2 orang (0,8%) dan Kalimantan Selatan sebanyak 2 orang (0,8%).

4.1.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis melakukan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam

penelitian guna memperoleh gambaran mengenai suatu variabel.

Tabel 4.4

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian-T Score

Norma N Minimum Maximum Mean SD Median

SWB

Extraversion

Aggreableness

Conscientiousness

Neuroticism

Openness

Cognitive adjustment

Affective adjustment

Attitude adjustment

Gratitude

240

240

240

240

240

240

240

240

240

240

11.99

24.54

37.25

32.80

21.89

26.19

26.14

22.89

23.70

7.81

65.12

62.42

77.06

70.48

63.88

63.38

61.84

63.37

62.85

56.09

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

50.00

9.67

9.99

8.40

7.61

9.99

9.99

9.44

8.08

7.03

9.58

51.18

49.79

50.51

49.91

49.88

50.98

49.40

48.43

49.34

55.14

Page 107: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

92

4.1.2 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Setelah melakukan deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian, maka

hal yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian.

Pengkategorisasian ini dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu apakah

persebaran data variabelnya terdistribusi secara normal atau sebaliknya.

Pendistribusian data ini bisa dilihat pada tabel 4.5 mengenai uji normalitas.

Tabel 4.5 Uji Normalitas

Variabel

Kolmogor-Smirnov

Statistic df Sig.

Subjective well being

Extaversion

Aggreableness

Conscientiousness

Neuroticism

Opennessto experience

Cognitive adjustment

Affective Adjustment

Attitudinal Adjustment

Gratitude

.89

.262

.111

.041

.303

.255

.190

.101

.084

.263

240

240

240

240

240

240

240

240

240

240

.000

.000

.000

.200

.000

.000

.000

.000

.000

.000

Keterangan: Distribusi normal jika p/sig ≥ 0,05

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa pada tabel 4.5 mengenai uji normalitas,

variabel yang terdistribusi secara normal yaitu conscientiousness sedangkan variabel

lainnya dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu dalam

pengkategorisasian skor variabel penelitian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu yang

berdistribusi normal dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score,

Page 108: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

93

sedangkan yang berdistribusi tidak normal dilakukan dengan median dan kuartil (K1,

K2, K3) dari t-score. dalam hal ini ditetapkan norma pada tabel 4.4 untuk berdistribusi

normal dan tabel 4.6 untuk yang tidak berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.6

Norma Skor Kategorisasi Distribusi Normal dan Tidak Normal

Kategori Distribusi Normal Distribusi Tidak Normal

Rendah

Tinggi

X < Mean

X > Mean

X < Median

X > Median

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentase

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel penelitian akan

dikategorikan sebagai rendah dan tinggi. .Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui

pengkategorisasian skor setiap variabel yang terdiri dari kategori rendah, dan kategori

tinggi. Mulai dari kategori pada variabel dependen yaitu subjective well being hingga

gratitude pada independen variabelnya yang ada dalam tabel 4.7 berikut ini.

Page 109: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

94

Tabel 4.7

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Variabel Kategori dan Presentase Skor

Rendah % Tinggi %

SWB 119 49,6 121 50,4 240 (100%)

EXT 114 47,5 126 52,5 240 (100%)

AGG 114 47,5 126 52,5 240 (100%)

CONS 121 50,4 119 49,6 240 (100%)

NEURO 64 26,7 176 73,3 240 (100%)

OPENS 112 46,7 128 53,3 240 (100%)

COG ADJ 120 50 120 50 240 (100%)

AFF ADJ 89 37,1 151 62,9 240 (100%)

ATT ADJ 119 49,6 121 50,4 240 (100%)

GRATITUDE 118 49,2 122 50,8 240 (100%)

Keterangan :

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dijelaskan bahwa tingkat subjective well being

yang berada pada kategori rendah sebanyak 119 orang atau 49,6% dan kategori tinggi

sebanyak 121 orang atau 50,4%. Subjek penelitian yang memiliki extraversion lebih

banyak yang berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 126 orang atau 52,5%. Pada

subjek penelitian yang memiliki aggreableness lebih banyak berada pada kategori

tinggi yaitu 126 orang atau 52,5%. Subjek penelitian yang memiliki conscientiousness

lebih banyak berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 121 orang atau 50,4%. Pada

subjek penelitian yang memiliki neuroticism lebih banyak yang berada pada kategori

tinggi yaitu sebanyak 176 orang atau 73,3%. Subjek penelitian yang memiliki

openness to experience lebih banyak berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 128

orang atau 53,3%.

Page 110: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

95

Selanjutnya untuk variabel penyesuaian diri pada aspek cognitive adjustment,

subjek penelitian secara sama rata baik kategori tinggi maupun rendah yaitu sebanyak

120 orang atau 50%. Pada aspek affective adjustment, subjek penelitian lebih banyak

berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 151 orang atau 62,9%. Subjek penelitian

yang memiliki aspek attitudinal adjustment lebih banyak berada pada kategori tinggi

yaitu sebanyak 121 orang atau 50,4%. Aspek yang terakhir yaitu gratitude yang

dimiliki oleh subjek penelitian lebih banyak berada pada kategori tinggi yaitu 122

orang atau 50,8%.

4.2 Uji Hipotesis Penelitian

4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini yaitu uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis

regresi dengan software SPSS 21 seperti yang sudah dijelaskan di bab 3. Dalam regresi

ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R Square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable yang

kedua apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan

terhadap dependent variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing independent variable. Langkah pertama peneliti

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent

variable yang dijelaskan oleh independent variable. Selanjutnya untuk R square, dapat

dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Page 111: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

96

Tabel 4.8

R square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .822a .676 .661 5.63361

a. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,

NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, GRATITUDE, USIA, JK.

Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa R-Square sebesar 0.676 atau 67.6%. Artinya,

proporsi varians dari subjective well being yang dijelaskan oleh trait kepribadian big

five (extravesion, aggreableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to

experience), penyesuaian diri (cognitive adjustment, affective adjustment dan

attitudinal adjustment), gratitude, usia dan jenis kelamin adalah sebesar 67.6%

sedangkan 32.4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menguji apakah seluruh independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap subjective well being. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.9.

Tabel 4.9

Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 15122.441 11 1374.767 43.317 .000b

Residual 7236.169 228 31.738

Total 22358.610 239

a. Dependent Variable: SWB

b. Predictors: (Constant), JK, NEUROTICISM, OPENNESS, USIA, AGGREABLENESS,

EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, SYUKUR,

ATTITUDINAL

Page 112: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

97

Berdasarkan uji F pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom

paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Jadi, dengan demikian H1 nihil yang

berbunyi “tidak ada pengaruh Trait Kepribadian Big Five (Extraversion,

Aggreableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness to Experience),

Penyesuaian diri (Cognitive Adjustment, Affective Adjustment dan Attitudinal

Adjustment), gratitude faktor demografi yaitu usia dan jenis kelamin terhadap

Subjective well being” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan Trait

Kepribadian Big Five (Extraversion, Aggreableness, Conscientiousness, Neuroticism

dan Openness to Experience), Penyesuaian Diri (cognitive adjustment, affective

adjustment dan attitudinal adjustment), gratitude serta faktor demografi yaitu usia dan

jenis kelamin terhadap subjective well being.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well being.

Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap

subjective well being dapat dilihat pada tabel 4.10.

Page 113: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

98

Tabel 4.10

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.204 8.067 -.273 .785

EXTRAVERSION .233 .043 .241 5.429 .000

AGGREABLENESS -.021 .050 -.019 -.429 .668

CONSCIENTIOUNESS -.104 .054 -.082 -1.932 .055

NEUROTICISM .039 .041 .040 .954 .341

OPENNESS -.030 .040 -.031 -.764 .445

COGNITIVE .030 .046 .029 .643 .521

AFFECTIVE .215 .057 .180 3.742 .000

ATTITUDINAL .207 .072 .150 2.859 .005

GRATITUDE .433 .050 .430 8.746 .000

USIA .118 .266 .017 .444 .657

JENIS KELAMIN -1.076 .855 -.048 -1.260 .209

a. Dependent Variable: SWB

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.10, maka persamaan regresinya

sebagai berikut: (*signifikan) Subjective well being = -2.204 + 0.233*extraversion –

0.021*aggreableness – 0.104* conscientiousness + 0.039*neuroticism – 0.030*

openness to experience + 0.030*cognitive adjustment + 0.215*affective adjustment

+ 0.207*attitudinal adjustment + 0.433*gratitude + 0.118*usia – 1.076*jenis

kelamin.

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat

variabel yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu (1) extraversion; (2) affective

Page 114: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

99

adjustment ; (3) attitudinal adjustment ; (4) gratitude. Sementara tujuh variabel lain

tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

independen variabel adalah sebagai berikut:

1. Extraversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .233 dengan taraf signifkansi .000 (sig

< 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan extraversion pada variabel trait kepribadian big five terhadap

subjective well being ditolak. Artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan

extraversion pada variabel trait kepribadian big five terhadap subjective well

being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel extraversion, maka

subjective well being akan semakin positif.

2. Aggreableness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.021 dengan taraf signifikansi .668

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan aggreableness pada variabel trait kepribadian big

five terhadap subjective well being diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan aggreableness pada variabel trait kepribadian big five terhadap

subjective well being.

Page 115: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

100

3. Conscientiousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.104 dengan taraf signifikansi 0.055

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel trait kepribadian big

five terhadap subjective well being diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan conscientiousness pada variabel trait kepribadian big five terhadap

subjective well being.

4. Neuroticism

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .039 dengan taraf signifikansi 0.341

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan neuroticism pada variabel trait kepribadian big five

terhadap subjective well being diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan neuroticism pada variabel trait kepribadian big five terhadap

subjective well being.

5. Openness to Experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.030 dengan taraf signifikansi 0.445

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan openness to experience pada variabel trait

kepribadian big five terhadap subjective well being diterima. Artinya tidak ada

pengaruh yang signifikan openness to experience pada variabel trait

kepribadian big five terhadap subjective well being.

Page 116: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

101

6. Cognitive Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .030 dengan taraf signifikansi 0.521

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan cognitive adjustment pada variabel penyesuaian diri

terhadap subjective well being diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan cognitive adjustment pada variabel trait kepribadian big five

terhadap subjective well being.

7. Affective Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .215 dengan taraf signifikansi 0.000

(sig < 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan affective adjustment pada variabel penyesuaian diri

terhadap subjective well being ditolak. Artinya ada pengaruh yang positif dan

signifikan affective adjustment pada variabel penyesuaian diri terhadap

subjective well being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel

affective adjustment , maka subjective well being akan semakin positif.

8. Attitudinal Adjustment

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .207 dengan taraf signifikansi 0.005

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan attitudinal adjustment pada variabel penyesuaian diri

terhadap subjective well being ditolak. Artinya ada pengaruh yang positif dan

signifikan attitudinal adjustment pada variabel penyesuaian diri terhadap

Page 117: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

102

subjective well being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel

attitudinal adjustment, maka subjective well being akan semakin positif.

9. Gratitude

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .433 dengan taraf signifikansi 0.000

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan variabel gratitude terhadap subjective well being

ditolak. Artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel gratitude

terhadap subjective well being. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi

variabel gratitude, maka subjective well being akan semakin positif.

10. Usia

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .118 dengan taraf signifikansi 0.657

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan variabel usia terhadap subjective well being diterima.

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel demografi yaitu usia ini

terhadap subjective well being.

11. Jenis Kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -1.076 dengan taraf signifikansi 0.209

(sig < 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan variabel jenis kelamin terhadap subjective well being

diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel demografi yaitu

jenis kelamin terhadap subjective well being.

Page 118: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

103

Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui koefisien regresi mana yang lebih kuat.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan koefisien regresi yang terstandarisasi

(standardized coefficient) atau beta (β) untuk melihat angka koefisien regresi mana

yang menunjukan pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel dependen. Variabel

gratitude memiliki pengaruh yang paling kuat dengan nilai β = .430.

4.2.2 Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independen

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian dari

tiap variabel independen terhadap subjective well being. Penambahan proporsi varians

pada setiap variabel independen bisa dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Page 119: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

104

Tabel 4.11

Proporsi Varian

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .561a .315 .312 8.02088 .315 109.537 1 238 .000

2 .604b .365 .360 7.73948 .050 18.621 1 237 .000

3 .630c .397 .389 7.55923 .032 12.437 1 236 .001

4 .657d .432 .422 7.35142 .035 14.532 1 235 .000

5 .661e .437 .425 7.33600 .005 1.989 1 234 .160

6 .672f .452 .438 7.25043 .015 6.556 1 233 .011

7 .732g .536 .522 6.68475 .084 42.102 1 232 .000

8 .751h .564 .549 6.49844 .027 14.493 1 231 .000

9 .821i .674 .661 5.62944 .110 77.823 1 230 .000

10 821j .674 .660 5.64082 .000 .072 1 229 .788

11 .822k .676 .661 5.63361 .002 1.586 1 228 .209

a. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION

b. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS

c. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS

d. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS,

CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM

e. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS,

CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM, OPENNESS

f. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,

NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE

g. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS,

CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE

h. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS,

CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE,

ATTITUDINAL

i. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,

NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, SYUKUR

j. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,

NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, SYUKUR, USIA

k. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS,

CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE,

ATTITUDINAL, SYUKUR, USIA,JK

Page 120: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

105

Dari tabel di atas didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0,315 atau 31.5%

dengan sig F change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

2. Variabel aggreableness memberikan sumbangan sebesar 0,050 atau 5%

dengan sig F Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 0,032 atau 3,2%

dengan sig F Change = 0.001. Sumbangan tersebut signifikan.

4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 0,035 atau 3,5% dengan

sig F Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

5. Variabel openness to experience memberikan sumbangan sebesar 0,005 atau

0,5% dengan sig F Change = 0.160. Sumbangan tersebut tidak signifikan.

6. Variabel cognitive adjustment memberikan sumbangan sebesar 0.015 atau 1,5%

dengan sig F Change = 0.011. Sumbangan tersebut signifikan.

7. Variabel affective adjustment memberikan sumbangan sebesar 0.084 atau 8,4%

dengan sig F Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

8. Variabel attitudinal adjustment memberikan sumbangan sebesar 0.027 atau 2,7%

dengan sig F Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

9. Variabel gratitude memberikan sumbangan sebesar 0.110 atau 11% dengan sig

F Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan.

Page 121: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

106

10. Variabel demografi yaitu usia memberikan sumbangan sebesar 0.000 atau 0%

dengan sig F Change = 0.788. Sumbangan tersebut tidak signifikan.

11. Variabel demografi yang terakhir yaitu jenis kelamin memberikan sumbangan

sebesar 0.002 atau 0.2% dengan sig F Change = 0.209. Sumbangan tersebut

tidak signifikan.

Dari hasil di atas mengenai sumbangan proporsi varian yang diberikan dilihat

dari pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan variabel

terdapat delapan variabel independen, yaitu extraversion, aggreableness,

conscientiousness, neuroticism, cognitive adjustment, affective adjustment, attitudinal

adjustment dan gratitude yang signifikan sumbangannya terhadap subjective well

being.

Page 122: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

107

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan pertama yang diperoleh dari penelitian ini

adalah terdapat pengaruh yang signifikan trait kepribadian big five (extraversion,

aggreableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience),

penyesuaian diri (cognitive adjustment, affective adjustment dan attitudinal

adjustment/behavioural adjustment), gratitude dan faktor demografi (usia dan jenis

kelamin) terhadap subjective well being mahasiswa perantau di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji

signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap subjective well being (SWB),

diperoleh ada empat koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi subjective well

being yaitu extraversion, affective adjustment, attitudinal adjustment dan gratitude.

Variabel pada penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well being pada mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedangkan untuk variabel yang paling besar memberikan pengaruh adalah variabel

extraversion. Penulis menyimpulkan bahwa subjective well being dipengaruhi oleh

satu dimensi dari trait kepribadian big five yaitu extraversion, dua dimensi dari

penyesuaian diri yaitu affective adjustment dan attitudinal adjustment dan variabel

gratitude.

Page 123: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

108

5.2. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian, dimensi extraversion ini pada variabel trait kepribadian

big five memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap subjective well being.

Artinya semakin tinggi extraversion, maka subjective well being seseorang akan

semakin tinggi pula. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh DeNeve &

Cooper (1998) yaitu seseorang yang cenderung extraversion berpengaruh positif

terhadap tingkat kepuasan dan emosi positifnya dikarenakan extraversion ini memiliki

semangat dan antusias untuk membangun hubungan dengan orang lain dan juga

energik meskipun berada pada lingkungan baru sehingga memiliki pengaruh yang

positif secara signifikan terhadap subjective well being.

Hasil penelitian selanjutnya mengenai dimensi trait kepribadian big five yang

lain yaitu aggreableness memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap subjective

well being. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dijelaskan oleh Ryan dan Deci (2001)

bahwa aggreableness ini memang memiliki hubungan yang sangat lemah dengan

subjective well being dikarenakan aggreableness ini lebih dipengaruhi oleh faktor

lingkungan dan peranan budayanya. Individu yang aggreableness ini memang

memiliki sikap yang baik, empati dan penuh perhatian terhadap orang lain, tetapi

kebahagiaannya atau subjective well beingnya masih tergantung bagaimana kondisi

lingkungan dan peranan budaya sekitarnya mendukung mempengaruhi kondisi

subjective well being seseorang tersebut.

Page 124: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

109

Hasil penelitian berikutnya mengenai dimensi trait kepribadian big five yang

lain yaitu conscientiousness yang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

tinggi rendahnya tingkat subjective well being pada mahasiswa yang merantau ketika

kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dijelaskan pada penelitian yang

dilakukan oleh Ryan & Deci (2001) bahwa kepribadian conscientiousness ini lebih

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan peranan budayanya bagaimana dalam ikut

mempengaruhi subjective well being pada orang yang lebih cenderung pada

conscientiousness. Kepribadian conscientiousness dalam mempengaruhi subjective

well being ini juga dipengaruhi karena imbalan dan keberhasilan yang diperolehnya

dari lingkungannya atau masyarakatnya (Ryan & Deci, 2001).

Selanjutnya, pada dimensi trait kepribadian big five yang lain yaitu neuroticism

berdasarkan koefisien regresi menunjukan pengaruh yang tidak begitu signifikan

terhadap subjective well being. Menurut Pervin dan John (2001) neuroticism ini

ditandai dengan adanya kecemasan yang berlebih, sifat emosional dan perasaan tidak

aman yang berpengaruh pada proses sosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini

tentunya akan menghambat aktivitasnya. Sebenarnya ketidakmampuan untuk

mengendalikan kekhawatiran dan kecemasan seseorang yang mempunyai ciri

kepribadian neuroticism dapat menjelaskan rendahnya subjective wel being, karena

adanya perasaan tidak aman ini orang yang lebih cenderung neuroticism akan

menganggap dirinya dalam keadaan baik saja sehingga subjective well being tidak

signifikan dipengaruhi oleh neuroiticism.

Page 125: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

110

Dimensi pada trait kepribadian big five yang terakhir pada hasil penelitian ini

adalah openness to experience. Berdasarkan koefisien regresi menunjukan openness

to experience ini menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap tinggi atau

rendahnya subjective well being pada subjek penelitian kali ini. Seperti halnya

aggreableness, memang openness to experience ini dalam hal kecerdasan, memiliki

hubungan yang lemah terhadap subjective well being (Ryan & Deci ,2001). Openness

to experience atau bisa juga disebut intellect ini lebih dikarenakan pengaruh dari faktor

lingkungan dan peranan budaya. Keterbukaan terhadap pengalaman mempunyai

pengaruh pada afek positif yang tinggi dan rendah pada afek negatif. Sebagaimana

openness to experience adalah individu yang memiliki kreativitas, imajinatif, dan

dapat membangun pertumbuhan pribadi dalam dirinya dengan kreatif. Tetapi kembali

lagi openness to experience ini lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan peranan

budaya.

Pada variabel lainnya yang juga dibahas dan diuji pengaruhnya dalam

penelitian ini terhadap subjective well being mahasiswa perantau adalah penyesuaian

diri. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan ada dua dimensi dari penyesuaian

diri yaitu affective adjustment dan attitudinal/behavioural adjustment yang signifikan

berpengaruh positif terhadap tinggi atau rendahnya subjective well being pada

mahasiswa perantau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Kartono (2008) bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri

yang baik akan dapat menampakan perilaku (behavioural adjustment) yang sesuai

Page 126: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

111

dengan norma yang berlaku di masyarakat, dengan itu dapat memberikan kepuasan

serta dapat memenuhi kebutuhan dan mengatasi ketegangan dikarenakan didukung

oleh lingkungan sosial yang berhasil disesuaikannya.

Rasa bahagia, sejahtera, puas serta emosi positif (affective adjustment)

meskipun di tempat perantauan tersebut yang jauh dari tempat tinggal asalnya akan

berdampak pada pada kondisi yang lebih baik pada kesehatan, kinerja, hubungan

sosial dan perilaku etis (Kasebir & Diener, 2008). Apabila individu kurang mampu

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, maka individu akan menampakan

perilaku yang negatif selain merugikan dirinya sendiri juga dapat merugikan

lingkungan sekitarnya.

Ada satu dimensi dari variabel penyesuaian diri berdasarkan hasil dari

perhitungan koefisien regresinya yang tidak signifikan berpengaruh terhadap tinggi

rendahnya subjective well being adalah cognitive adjustment. Meskipun individu itu

memiliki kemampuan secara kognitif dan memiliki pengetahuan terkait sebagai

mahasiswa merantau seperti apa yang harus dilakukan, tetapi tetap saja kehidupan

merantau yang jauh dari tempat tinggal asalnya dan berada di lingkungan baru yang

jauh dari orang tua akan memiliki kendala pada subjective well being jika tidak

menampakan perilaku yang sesuai dengan norma (attitudinal adjustment) kemampuan

untuk mengatasi ketenangan dan emosinya secara positif atau affective adjustment

(Kartono, 2008).

Page 127: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

112

Variabel lain yang signifikan berpengaruh terhadap meningkatkan subjective

well being dilihat dari hasil penelitiannya yaitu koefisien regresi adalah gratitude. Hal

ini menunjukan bahwa apabila individu itu mengalami peningkatan dalam gratitude

tentu akan berpengaruh terhadap meningkatnya kepuasan dan kebahagiaan pada

kehidupannya atau subjective well being (Emmons & McCullough, 2003; Watkins,

Woodward, Stone, & Kolts, 2003; Froh, Yurkewicz, & Kashdan, 2009; Ramzan &

Ranna, 2014; Buragohain & Mandal, 2015). Individu yang senantiasa menerapkan

gratitude selalu melihat kondisi yang dialaminya dari sudut pandang yang positif

sehingga tidak merasa terbebani dengan kondisi yang ada seperti yang dialami

mahasiswa perantau ketika kuliah yang jauh dari tempat tinggal asalnya bahkan dapat

termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan rasa terima kasih atas anugerah

berupa situasi yang diterimanya (Fauziyah & Luzvinda, 2017).

Variabel terakhir yang diteliti dalam penelitian ini dalam mempengaruhi

subjective well being adalah faktor demografi yang terdiri dari usia dan jenis kelamin.

Usia dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well being

mahasiswa secara langsung atau tidak langsung bersama variabel lain. Diener, Lucas

dan Oishi (2005) mengatakan usia memang memiliki pengaruh pada subjective well

being, tetapi kecil dan tidak signifikan. Individu yang masih muda cenderung

merasakan emosi yang lebih dalam daripada orang yang lebih tua, tetapi orang tua

cenderung lebih puas dengan hidupnya. Tetapi tidak berarti individu yang lebih muda

dikatakan lebih bahagia dibanding yang tua, tergantung dilihat dari komponen apa

Page 128: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

113

yang diukur pada subjective well being, karena subjective well being ini memang

bukan variabel yang tunggal (Diener et.al, 1999).

Jenis kelamin juga turut mempengaruhi subjective well being, tetapi tidak

begitu besar pengaruhnya terhadap subjective well being. Berdasarkan penelitian

Diener dan Suh (1998) menunjukan perempuan memiliki tingkat subjective well being

yang relatif sama dengan laki-laki. Hal ini sesuai juga dengan penelitian Lucas dan

Gohm (2000) yang menyatakan kecil pengaruhnya jenis kelamin terhadap subjective

well being. Tetapi ada beberapa penelitian menunjukan perempuan memiliki perasaan

tidak menyenangkan atau afek negatif yang lebih tinggi dibanding laki-laki (Brody &

Hall, 1993; Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999). Hal itu bisa disebabkan karena

perempuan lebih sering peka terhadap perasaan dan mood seperti perasaan sedih, takut,

malu dan perasaan bersalah sehingga lebih rentan terhadap depresi dan kecemasan

yang dialami perempuan (Nolen-Hoeksema & Rusting, 1999). Tetapi tidak bisa

disimpulkan laki-laki lebih bahagia dibanding perempuan karena bergantung kepada

komponen apa yang diukur pada subjective well being dan subjective well being ini

bukan komponen yang tunggal (Diener et.al, 1999)

5.3 Saran

Saran untuk penelitian ini, penulis membaginya menjadi dua, yaitu saran metodologis

dan saran praktis. Penulis memberikan saran secara metodologis sebagai bahan

pertimbangan untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, penulis juga

Page 129: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

114

memberikan saran secara praktis sebagai bahan kesimpulan dan masukan bagi

pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

5.3.1 Saran Metodologis

1. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yang

mempengaruhi tinggi rendahnya subjective well being yang telah penulis

uraikan, untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan dapat

menggunakan faktor lain yang mungkin dapat berpengaruh besar terhadap

subjective well being pada mahasiswa perantau, yaitu flow sebuah konsep

psikologis yang dikembangkan oleh Mihaly Csikzentmihalyi (Nakamura, J., &

Csikzentmihalyi, M.,dalam Arif, 2016). Konsep flow ini adalah ketika individu

pada suatu momen atau kondisi dihadapkan pada persoalan sulit dalam

pekerjaan atau hal yang dialaminya, yang kemudian menuntutnya

mengerahkan segala keterampilan, daya upaya dan sumber daya yang mereka

yang miliki, sampai ke batas-batasnya atau bahkan melampauinya, tetapi hal

itu semakin membuatnya memiliki sukacita yang besar dan kenikmatan yang

luar biasa dalam menghadapi kesulitan tersebut (Arif, 2016). Hal itu sangat

menarik untuk diteliti menurut saran penulis mengenai flow ini terhadap

subjective well being mahasiswa perantau yang memang seringkali dihadapkan

pada persoalan ketika merantau.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, variabel trait kepribadian

big five yang paling berpengaruh terhadap subjective well being adalah

Page 130: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

115

extraversion. Sedangkan dimensi lain pada trait kepribadian big five seperti

aggreableness, openness to experience, neuroticism tidak signifikan

berpengaruh terhadap subjective well being. Berdasarkan hasil tersebut,

peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode

analisis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) karena

trait kepribadian big five ini mungkin saja beberapa dimensinya yang tidak

berpengaruh secara langsung terhadap subjective well being dapat memiliki

pengaruh jika dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan adanya mediator

yang mengantarkan pengaruhnya kepada subjective well being. Mediator yang

dimaksud bisa berupa variabel penyesuaian diri atau gratitude seperti pada

penelitian yang penulis lakukan kali ini.

5.3.2 Saran Praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa extraversion memiliki

pengaruh positif terhadap tingginya subjective well being. Individu yang

ekstraversion ini hendaklah sering berbaur dan menjalin silaturahmi dengan

orang lain dan berbagi dengan teman-teman karena pribadi yang ekstraversion

ini akan memiliki semangat dan mengembalikan emosi yang positif jika

bergaul dengan teman-teman dan orang lain di sekitarnya.

2. Sedangkan untuk dimensi lain pada trait kepribadian big five yang tidak

signifikan berpengaruh terhadap subjective well being adalah

conscientiousness, aggreableness, neuroticism dan openness to experience

Page 131: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

116

memang disarankan untuk memperhatian dari faktor lingkungan dan peranan

budaya yang seringkali pada kecenderungan pribadi ini dapat berdampak

negatif terhadap subjective well being. Untuk pihak instansi terkait terutama

perguruan tinggi perlunya tes kepribadian untuk mengetahui individu seperti

apa pada kalangan mahasiswanya sehingga dapat diketahui metode konseling

yang tepat sesuai kepribadian mahasiswa untuk menanggulangi subjective well

being yang rendah di kalangan mahasiswa, baik itu akan dilakukan metode

konseling kelompok maupun konseling individual.

3. Dalam penelitian ini menemukan bahwa variabel penyesuaian diri

berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya subjective well being pada

mahasiswa perantau di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Memang penyesuaian

diri ini sangat dibutuhkan bagi setiap mahasiswa baik penyesuaian pada

cognitive adjustment, affective adjustment dan attitudinal adjustment dalam

peralihannya dari tempat tinggal asal menuju ke tempat merantau untuk kuliah

dan juga dari usia-usia peralihan dari remaja akhir menuju dewasa awal yang

memang rawan konflik dengan diri sendiri sehingga sangat mungkin

berdampak pada kondisi subjective well being. Bagi instansi khususnya

perguruan tinggi hendaknya memberi arahan (attitudinal adjustment) dan

pemahaman (cognitive adjustment) serta motivasi (affective adjustment)

kepada mahasiswa khususnya untuk mampu menyesuaikan diri di lingkungan

perguruan tinggi.

Page 132: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

117

4. Hasil penelitian pada variabel yang terakhir yaitu gratitude. Untuk mahasiswa

yang merantau, tidak terkecuali kepada setiap individu, gratitude itu memang

penting untuk diterapkan dalam kehidupan karena memiliki manfaat yang

begitu besar dan berdampak pada kebahagiaan dan kepuasan individu itu

sendiri atau subjective well being. Perlunya mindset untuk selalu memiliki

gratitude pada diri bahwa Tuhan sudah begitu baik dan melimpah nikmatnya

yang telah diberikan kepada setiap hambaNya. Dengan mengubah mindset

positif untuk tetap bersyukur (gratitude) bagaimanapun kondisi kehidupan

yang sedang dijalani saat ini, akan membawa individu kepada kehidupan yang

lebih berbahagia dan memiliki subjective well being yang tinggi pula. Bagi

instansi khususnya perguruan tinggi hendaknya menanamkan budaya

bersyukur/ gratitude bagi seluruh civitas akademika dengan berbagai cara yang

kreatif dan inovatif disamping semangat membangun budaya akademik dalam

perguruan tinggi agar meningkatnya subjective well being dikalangan

mahasiswa khususnya.

Page 133: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

118

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.M., Robert A., Giacalone C.L., Jurkiewicz. (2006). On the Relationship

of Hope and Gratitude to Corporate Social Responsibility. Journal of

Business Ethics, 70:401- 40

Arif, I.S. (2016). Psikologi Positif Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Auerbach, R. P., Mortier, P., Bruffaerts, R., Alonso, J., Benjet, C., Cuijpers, P.,

Kessler, R. C. (2018). WHO world mental health surveys international college

student project: Prevalence and distribution of mental disorders. Journal of

Abnormal Psychology, 127(7), 623–638. https://doi.org/10.1037/abn0000362

Baker, R. W., & Siryk, B. (1989). Student Adaptation to College Questionnaire

manual. Los Angeles, CA: Western Psychological Services

Beiter, R., Nash, R., McCrady, M., Rhoades, D., Linscomb, M., Clarahan, M., &

Sammut, S. (2015). The prevalence and correlates of depression, anxiety, and

stress in a sample of college students. Journal of Affective Disorders, 173, 90–

96.

Blanco, C., Okuda, M., Wright, C., Hasin, D. S., Grant, B. F., Liu, S. M., & Olfson,

M. (2008). Mental health of college students and their non-college-attending

peers: Results from the National Epidemiologic Study on Alcohol and

Related Conditions. Archives of General Psychiatry, 65, 1429–1437.

http://dx.doi.org/10.1001/archpsyc.65.12.1429

Brajša-Žganec, A., M. Merkas & I. Sverko (2010). Quality of Life and Leisure

Activities How do Leisure Activities Contribute to Subjective well being.

Zagreb,Croatia: The Ivo Pilar Institute of Social Sciences

Brajša-Žganec, A., Ivanovic, D., dan Lipovcan, L.K., 2011. Personality Traits and

Social Desirability as Predictors of Subjective Well-Being. Psihologijske teme,

20(2):261-276. E-mail: [email protected].

Brody, L, R., and Hall, J. A. 1993. Gender and emotion. In M. Lewis and J.M.

Haviland, eds., Handbook of Emotions. New York: Guilford Press,pp. 447-60.

Buragohain, P., & Mandal, R (2015). Teaching of Gratitude among the Students of

Secondary School as a Means of Well Being. International Journal of

Humanities Social Science and Education. 2(2), 179-188

Page 134: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

119

Chan, R., dan Joseph, S., 2000. Dimensions of personality, domains of aspiration, and

subjective well-being. Personality and Individual Differences, 28:347-354.

Cho, S. B., Llaneza, D. C., Adkins, A. E., Cooke, M., Kendler, K. S., Clark, S. L., &

Dick, D. M. (2015). Patterns of substance use across the first year of college

and associated risk factors. Frontiers in Psychiatry, 6, 152.

Cloninger, S.C. (2009). Theories of Personality: Understanding Persons. United State:

Pearson Prentice Hall

Costa, P. T., & McCrae, R. R. (1989). NEO PI/FFI manual supplement for use with

the NEO Personality Inventory and the NEO Five-Factor Inventory.

Psychological Assessment Resources.

Costa, P. T., & McCrae, R. R. (1992). Normal personality assessment in clinical

practice: The NEO Personality Inventory. Psychological Assessment, 4(1), 5-

13. http://dx.doi.org/10.1037/1040-3590.4.1.5

Costa, P.T., & McCrae,R.R. (1988). Personality in Adulthood: A six-year longitudinal

study of self reports and spouse ratings on the NEO Personality Inventory.

Journal of Personality Inventory. Journal of Personality and Social

Psychology, 54, 853-863

Coninck, D., Matthijs, K., & Luyten, P. (2019). Subjective well-being among first-

year university students: A two-wave prospective study in Flanders, Belgium.

Student Success, 10(1), 33-45. doi: 10.5204/ssj.v10i1.642

DeNeve K.M., dan Cooper,H., 1998. The happy personality: A meta-analysis of 137

personality Traits and Subjective Well-being. Psychological Bulletin, 124

(2) : 197-229

Diener, E. (1984). Subjective well being. Psychological Bulletin, 95, 542-575

Diener, E., Emmons, R.A., Larsen, R.J., & Griffin,S. (1985). The Satisfaction with

Life Scale. Journal of Personality Assesment. 49, 71-75

Diener, E, & Suh, E. M. (1998). Subjective well being and age: An international

analysis. In K.W. Schaie & M.P. Lawton (eds.), Annual review of gerontology

and geriatrics (Vol. 17, pp. 304-324). New York: Springer.

Diener, Ed, Lucas, Richard. E., & Oishi, S. (2005). Subjective well-being : The science

of Happiness and life satisfaction. dalam C.R. Snyder & SJ. Lopez (edtr.),

Handbook of Positive Psychology (hal 63-73). New York: Oxford University

Press

Page 135: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

120

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, culture, and subjective

well being: Emotional and cognitive evaluations of life. Annual Review of

Psychology, 54, 403- 425. doi: 10.1146/annurev.psych.54.101601. 145056

Diener, E., Suh, E.M., Lucas, R.E., dan Smith, H.L., (1999). Subjective Well-Being:

Three Decades of Progress. Psychological Bulletin, 125:276-302

Diener, E., (2000). Subjective Well-Being: The Science of Happiness and a Proposal

for a National Indeks. America Psychologist, 55(1): 34-43

Diener, E., D, Wirtz., W, Tov., & C,K, Prieto., (2010). New Well Being Measures:

Short Scales to Assess Flourishing and Positive and Negative Feelings.

Soc Indic Res, 97:143-156

Diener, E., Suh, E. M,, Smith, H., & Shao, L. (1995). National differences in reported

subjective well-being: Why do they occur? Social Indicators Research. 34. 7-

32. doi:10.l007/BF01078966

Donnellan , M.B., Oswald F.L., Baird, B.M.,& Lucas,R.E.(2006).The MINI-IPIP

scales : Tiny-yet-effective measures of the big five factors of personality.

Journal of Psychological Assesment, 18 (2), 192-203. DOI:

10.1037/10403590.18.2.192

Eddington, N., & Shuman, R. (2008). Subjective well-being (happiness).California:

Continuing Psychology Education Inc.

Emmons, R.A. (2004). An Introduction. In R.A. Emmons & M.E. McCullough

(Eds.), The Psychology of Gratitude. (pp. 3-16). New York, NY: Oxford

University Press

Emmons,R. A., & McCullough, M.E. (2003). Counting blessing Versus Burdens: An

Experimental Investigation of Gratitude and Subjective well being in Daily

Life. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2). 377-389. doi:

10.103/0022-3514.84.2.377

Eryilmaz, A. (2011). Satisfaction of needs and determining of life goals: A model of

subjective well-being for adolescent in high school. Educational

Sciences,11(4), 1757- 1764

Fauziyah, A & Luzvinda, L (2017). Effect of Job Satisfaction and Gratitude On

Organizational Citizenship Behavior. Tazkiya Journal of Psychology, 22(1).

3-5

Page 136: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

121

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7. Jakarta: Humanika Friedman,

H. S. & Schustack, M.W. Personality: Classic Theories and Modern Research.

Fisher, S., & Hood, B. (1988). Vulnerability factors in the transition to university: Self-

reported mobility history and sex differences as factors in psychological

disturbance. British Journal of Psychology, 79(3), 309-320.

http://dx.doi.org/10.1111/j.2044- 8295.1988.tb02290.x

Fowler, G. (2010). Relationships Between Mental Health, Socioeconomic Status and

Subjective Social Status in First-Year Students at Four South African

Universities. A dissertation submitted in fulfillment of the requirements for

the award of the degree of Masters of Social Science (Psychology).

University of Cape Town: Departement of Psychology Faculty of the

Humanities

Friedman, H.S. & Schustack (2008). M.W. Personality : Classic Theories and Modern

Research. In Ikarini, F.D., Hany,M., & Prima, A.P, Kepribadian: Teori klasik

dan Riset Modern

Frisch, M. B. 2000. Improving mental and physical health care through quality of life

therapy and assessment. In Advances in quality of life: Theory and research

(pp. 207-41), edited by E. Diener and D. R. Rahtz. London: Kluwer

Froh, J., Fan, J., Emmons, R., Bono, G., Huebner, S., & Watkins, P. (2011). Measuring

Gratitude in Youth: Assesing The The Psychometric Properties of Adult

Gratitude Scales in Children and Adolescents. Psychological Assesment, 23(2),

311-324

Froh, J. J., Yurkewicz, C., & Kashdan, T. B. (2009). Gratitude and Subjective Well

Being in Early Adolescence: Examining Gender Differences. Journal of

Adolescence,32(2009), 633-650. Doi:10.1016/j.adolescence.2008.06.006

Goldberg, L. R. (1990). An alternative “description of personality”: The bigfive factor

structure. Journal of Personality and Social Psychology, 59, 1216–1229.

Goldberg, L. R., Johnson, J. A., Eber, H. W., Hogan, R., Ashton, M. C., Cloninger, C.

R., & Gough, H. G. (2005). The international personality item pool and the

future of public-domain persona-lity measures. Journal of Research in

Personality, 40(1), 84–96. doi: 10.1016/j.jrp.2005.08.007

Gutiérrez, J.L.G., Jiménez, B.M., Hernández, E.G., dan Puente, C.P., 2005.

Personality and subjective well-being: big five correlates and

Page 137: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

122

demographic variables. Personality and Individual Differences, 7 (38):

1561- 1569.

Haber, A.,dan Runyon, R.P. (1984). Psychology of Adjustment. Illnois: The Dorsey

Press

Halamandaris, K. F., & Power, K. G. (1997). Individual differences, dysfunctional

attitudes, and social support: A study of the psychosocial adjustment to

university life of home students. Personality and Individual Differences, 22(1),

93–104. http://dx.doi.org/10.1016/S0191-8869(96)00175-4

Hanum, D. H. (1997). Perkawinan usia belia. Yogyakarta. Kerjasama Pusat Penelitian

Kependudukan Universitas Gadjah Mada dengan Ford Foundation Yogyakarta

Universitas Gajah Mada.

Hoorn, A. (2007). A Short introduction to subjective well-being: It’s measurement, correlates and policy uses. Diunduh pada 14 Januari 2019 ,dari http://web.undp.org/developmentstudies/docs/

Irfan, M., & Suprapti. (2014). Hubungan Self Efficcacy dengan penyesuaian Diri

terhadap Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan,

Volume 3, No.3, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Jauziyah, I.A (2006). Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur. Yogyakarta: Mitra

Pustaka

John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The Big Five Trait taxonomy: History,

measurement, and theoretical perspectives. In L. A. Pervin & O. P. John

(Eds.), Handbook of personality: Theory and research (pp. 102-138). New

York, NY, US: Guilford Press.

Kartono,K. (2008). Bimbingan Anak dan Remaja yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali

Pers

Katkovsky, W. & Gorlow,L. (1976). The Psychology of Adjustment; Current Concept

and Aplication. McGraw-Hill Book Company: New York

Kasebir & Diener, E. (2008). Income inequality and happiness. Journal of

Psychological Science

Page 138: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

123

Kendler, K. S., Myers, J., & Dick, D. (2015). The stability and predictors of peer

group deviance in university students. Social Psychiatry and Psychiatric

Epidemiology, 50, 1463–1470. http://dx.doi.org/10.1007/s00127-015-1031-4

Keyes, C. L., Dhingra, S. S., & Simoes, E. J. (2010). Change in level of positive mental

health as a predictor of future risk of mental illness. American Journal of

Public Health, 100(12), 2366–2371.

Keyes, C. L., Eisenberg, D., Perry, G. S., Dube, S. R., Kroenke, K., & Dhingra, S. S.

(2012). The relationship of level of positive mental health with current mental

disorders in predicting suicidal behavior and academic impairment in college

students. Journal of American College Health, 60(2), 126–133.

Larsen,R.J.& Buss, D.M. (2008). Personality psychology: domains of knowledge

about human nature 3rd. Boston: McGraw-Hill

Lazarus, Richard S. (1969). Pattern of Adjustment and Human Effectivenes. New York:

McGraw-Hill Book & Co.

Lee, J. S., Koeske, G.F., & Sales, E. (2004). Social Support Buffering of Acculturative

Stress: A study of mental health Symptoms among Korean International

Students. International Jorunal of Intercultural Relations,28(5), 399-414

Leontopoulou, S., & Triliva, S. (2012). Exploration of subjective wellbeing and

character strengths among a greek university student sample. International

Journal of Wellbeing,2(3), 251-270

Lin, J.-C. G., & Yi, J. K. (1997). Asian international students' adjustment: Issues and

program suggestions. College Student Journal, 31(4), 473-479

Lin, W. H., & Yi, C.C. (2018). Subjective Well-Being and Family Structure During

Early Adolescence: A Prospective Study. Journal of Early Adolescence Vol.

39 (3) 426-452 DOI:10.1177/0272431618770785

Liyan, Z., & Xiaohua, H. (2010). Gratitude: Concept, Measurement And Related

Studies. Advances in Psychological Science, 7(2).

http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-XLKX201002037.htm

Lucas, R. E., & Gohm, C. (2000). Age and sex differences in subjective well-being

across cultures. In E. Diener & E. M. Suh (Eds.), Subjective well-being across

cultures. Cambridge, MA: MIT Press.

Page 139: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

124

Lykken, D., & Tellegen, A (1996). Happiness is a Stochastic Phenomenon. American

Psychological Association. University of Minnesota. Vol.7. No.3

McCrae, R.R. & Costa,P.T. (2006). Personality in Adulthood: A Five-Factor Theory

Perspective-second edition. New York: The Guilford Press

McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J. A. (2002). The grateful disposition:

a conceptual and empirical topography. Journal of personality and social

psychology, 82(1), 112.

Mujib, Abdul (2017). Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam. Edisi Kedua.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mukhlis, H., & Koentjoro. (2015). Pelatihan kebersyukuran untuk menurunkan

kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMA. Gadjah Mada

Journal Of Professional Psychology, 1(3), 203-215

Myers, D. G. (2000). The funds, friends, and faith of happy people. American

Psychologist, 55(1), 56–67. http://dx.doi.org/10.1037/0003-066X.55.1.56

Nakamura, J., & Csikszentmihalyi, M. (2014). The Concept of flow. In Flow and the

Foundations of Positive Psychology (pp.239-263). Springer Netherlands

Nolen-Hoeksema, S., and Rusting, C. L. 1999. Gender differences in well-being In D.

Kahneman, E. Diener, and N. Schwarz, eds., Well-being: The Foundations of

Hedonic Psychology. New York: Russell Sage Foundation, pp. 330-52.

Othman,A.K., Y.M.Yusoff, M,I.Hamzah, M,Z.Abdullah (2014). The Influence of

Psychological Adjustment on Academic Performance of International Students:

The Moderating Role of Social Support. Aust. J. Basic & Appl. Sci., 8(2): 272-

283

Park, N. (2004). The role of subjective well-being in positive youth development. The

Annals Of The American Academy, 591(25). doi:10.1177/0002716203260078

Pervin, L.A.,, dan John, O.P., 2001. Personality,theory and research. 8nd. New York:

John Wiley & Sons, Inc

Pervin, L.A.,Cervone, D., & John, O.P. (2005). Personality: Theory and Research,

nineth edition. United State: John Willey & Sons, Inc

Peterson, C & Seligman, M. E. P. (2004). Character, Strenght, and Virtues: A

Handbook & Classification. New York: Oxford University Press

Page 140: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

125

Pettit, J. W., Kline, J. P., Gencoz, T., Gencoz, F., & Joiner Jr, T. E. (2001). Are happy

people healthier? The specific role of positive affect in predicting self-reported

health symptoms. Journal of Research in Personality, 35(4), 521–536.

Quinn, P. D., & Duckworth, A. L. (2007). Happiness and Academic Achievement:

Evidence for Reciprocal Causality. Psychological Science, 13, 81-84

Ramzan, N., & Rana, S.A. (2014) Expression of Gratitude and Subjective well being

Among University Teachers. Middle – East Journal of Scientific Research

Renshaw, T. L., & Bolognino, S. J. (2016). The College Student Subjective Wellbeing

Questionnaire: A Brief, Multidimensional Measure of Undergraduate’s

Covitality. Journal of Happiness Studies, 17(2), 463–484.

https://doi.org/10.1007/s10902-014 9606-4

Rusdi, Ahmad. (2016). Syukur Dalam Psikologi Islam dan Konstruksi Alat Ukurnya.

Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi. kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No.

2., 2016. Hal. 37-54

Russell, J.E.A. (2008). Promoting subjective well being at work. Journal of Career

Assessment,16, 117 – 131. Doi: 10.1177/1069072707308142.

Ryan, R.M., dan Deci, E.L., (2001). On happiness and human potentials: A review of

research on hedonic and eudaimonic well-being. Annual Review of Psychology,

52,141-166.

Savelkoul. M., M.W.M. Post, L.P. de Witte, & H.B. van den Borne. (2000). Social

support, coping and subjective well being in patients with rheumatic diseases.

Patient Education and Counseling, 39. 205 – 218

Schlossberg, N., K. (1981). A model for analyzing human adaptation to transition. The

Counseling Psychologist, 9, 2-18

Schmutte, P. S., & Ryff, C. D. (1997). Personality and well-being: Reexamining

methods and meanings. Journal of Personality and Social Psychology, 73(3),

549-559. http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.73.3.549

Schneiders, A. (1964) Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt,

Rinehart, and Winston.

Sharma, B. (2012). Adjustment and Emotional Maturity Among First Year College

Students. Journal of Social and Clinical Psychology, 10 (2), 32-37

Page 141: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

126

Smyth, J. M., Zawadzki, M. J., Juth, V., & Sciamanna, C. N. (2017). Global life

satisfaction predicts ambulatory affect, stress, and cortisol in daily life in

working adults. Journal of Behavioral Medicine, 40(2), 320–331.

Soini H. T., Katarina S. Aro, M. Niemivirta. (2007). Achievement goal orientations

and subjective well-being:A person-centred analysis. Elsevier Learning and

Instruction, 18, 251 – 266. Doi: 10.1016/j.learninstruc.2007.05.003.

Stewart-Brown, S., Evans, J., Patterson, J., Petersen, S., Doll, H., Balding, J., & Regis,

D. (2000). The health of students in institutes of higher education: An

important and neglected public health problem? Journal of Public Health,

22(4), 492-499. http://dx.doi.org/10.1093/pubmed/22.4.492

Twenge, J. M., Joiner, T. E., Rogers, M. L., & Martin, G. N. (2018). Increases in

depressive symptoms, suicide-related outcomes, and suicide rates among US

adolescents after 2010 and links to increased new media screen time. Clinical

Psychological Science, 6(1), 3–17.

Umar, Jahja. (2012). Confirmatory Factor Analysis: Bahan Ajar Perkuliahan. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R.L (2003). Gratitude and

Happiness: Development of Measure of Gratitude, and Relationship with

Subjective Well Being. Social Behavior and Personality: an International

journal, 31(5), 431-451

Watson, D., L.A. Clark & A. Tellegen. (1988). Development and Validation of Brief

Meas ures of Positive and Negative Affect: The PANAS scale. Journal of

Personality and Social Psychology, Vol.54, No. 6, 1062 – 1070

Watson, D., & Clark, L. A. (1992). On traits and temperament: General and specific

factors of emotional experience and their relation to the emotional experience

and their relation to the five-factor model. Journal of personality, 60, 441-476.

Wilson, W. R. (1967). Correlates of avowed happiness. Psychological Bulletin, 67(4),

294-306. http://dx.doi.org/10.1037/h0024431

Wood, A. M., Froh, J.J., & Geraghty, A.W. (2010). Gratitude and well-being: A

review and theoretical integration. Clinical psychology review, 30(7), 890-905.

Zhang, Dong., Renshaw,T.L. (2019). Personality and college student subjective well

being: A domain specific approach. Journal of Happiness Studies, DOI:

10.1007/s10902-019-00116-8

Page 142: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

127

LAMPIRAN

Page 143: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

128

1. Lampiran 1 (Kuesioner Penelitian)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam hormat,

Saya Annaz Julian, mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

semester VIII hendak mengadakan penelitian dalam menyusun skripsi mengenai

subjective well being pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun subjective well being (SWB)itu sendiri adalah suatu evaluasi atau

penilaian secara kognitif maupun afektif dari individu terhadap kehidupan, yang mana

evaluasi atau penilaiannya ini termasuk reaksi emosional terhadap peristiwa serta

penilaian kognitif terhadap kepuasan dan pemenuhan terhadap kehidupan.

Berkaitan dengan ini, saya memohon bantuan dari anda untuk mengisi skala

yang tersedia. Jawaban yang jujur dan sesuai dengan apa yang benar terjadi pada anda

sangat membantu dalam penelitian ini. Semua jawaban yang anda berikan akan dijaga

kerahasiaannya. Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Data responden

Nama/Inisial :

Jenis kelamin :

Usia :

Semester/Jurusan :

Daerah asal :

Petunjuk Pengisian

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk menjawab

pernyataan sesuai dengan diri anda dengan cara memberi tanda checklist (√ ) dalam

kotak pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia di setiap pernyataannya.

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Page 144: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

129

Contoh :

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya optimis tentang masa depan saya. √

Terima kasih, selamat mengerjakan!

Kuesioner Subjective well being

Di bawah ini ada pernyataan yang dapat anda setujui atau tidak setujui. Dengan skala

1-4 di bawah ini, tunjukan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan anda terhadap

masing-masing pernyataan dengan menuliskan angka di samping pernyataan

tersebut.

No Statement Pernyataan

1 I lead a purposeful and meaningful

life

Saya menjalani hidup dengan terarah

dan bermakna.

2 My social relationships are

supportive and rewarding

Hubungan sosial saya mendukung

dan bermanfaat.

3 I am engaged and interested in my

daily activities

Saya terllibat dan tertarik pada

kegiatan sehari-hari.

4 I actively contribute to the happiness

and well being of others

Saya aktif berkontribusi pada

kebahagiaan dan kesejahteraan orang

lain.

5 I am competent and capable in the

activities that are important to me

Saya memiliki kompetensi dan

kemampuan dalam menjalani

kegiatan yang penting bagi saya.

6 I am a good person and live a good

life

Saya orang yang baik dan menjalani

kehidupan yang baik.

7 I am optimistic about my future Saya optimis tentang masa depan

saya.

8 People respect me Orang-orang menghormati saya.

9 Positive.(Positif) Saya selalu berpikiran positif

terhadap apapun yang terjadi pada

hidup saya.

10. Negative (negatif) Saya tidak jarang dipenuhi dengan

pikiran-pikiran negatif dalam

keseharian.

11 Good (baik) Saya merasa hal-hal yang baik selalu

terjadi pada hidup saya.

12 bad (buruk) Saya sering merasa hal buruk terjadi

pada hidup saya.

13 Pleasant (Nyaman) Saya merasa nyaman dengan hidup

saya saat ini.

Page 145: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

130

14 Unpleasant (tidak nyaman) Selama sebulan terakhir, saya merasa

tidak nyaman dengan kehidupan saya.

15 Happy (senang) Saya menjalani hidup dengan

menyenangkan.

16 Sad (sedih) Kondisi kehidupan saya

menyedihkan.

17 Afraid (Takut) Saya merasa takut menghadapi masa

depan nanti.

18 Joyful (periang) Saya menjalani aktivitas keseharian

dengan riang.

19 Angry (pemarah) Saya sering mudah tersinggung pada

hal-hal yang sepele.

20 Contented (Puas) Saya merasa puas dengan kehidupan

saya saat ini.

Kuesioner Trait Kepribadian Big Five

No Statement Pernyataan

1 I am the life of the party(+EX) Saya dapat menghidupkan suasana

ketika sedang berkumpul dengan orang

lain. (+EX)

2 I sympathize with others feelings. Saya bersimpati dengan perasaan orang

lain.(+AG)

3 I get chores done right away ketika diberi tugas,saya berusaha untuk

segera menyelesaikannya tanpa

menunda nunda.(+CO)

4 I have frequent mood

swings(+NE)

Suasana hati saya sering berubah-

ubah.(+NE)

5 I have a vivid imagination (+OP) Saya memiliki imajinasi yang

tinggi.(+OP)

6 I don’t talk a lot (-EX) Saya tidak banyak bicara.(-EX)

7 I am not interested in other

people’s problems.(-AG)

Saya tidak terlalu tertarik memikirkan

masalah orang lain.(-AG)

8 I often forget to put things back in

their proper place(-CO)

Saya sering lupa untuk mengembalikan

barang-barang ke tempatnya.(-CO)

9 I am relaxed most of the time(-NE) Saya sering menjalani aktivitas

keseharian dengan santai.(-NE)

10 I am not interested in abstract

ideas(-OP)

Saya tidak terlalu tertarik pada ide-ide

yang abstrak.(-OP)

Page 146: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

131

11 I talk to a lot of different people at

parties(+EX)

Saya suka banyak bicara pada orang-

orang yang saya jumpai.(+EX)

12 I feel others’ emotions.(+AG) Saya dapat merasakan emosi orang

lain.(+AG)

13 I like order.(+CO) Saya suka akan keteraturan.(+CO)

14 I get upset easily (+NE) Saya mudah marah.(+NE)

15 I have difficulty understanding

abstract ideas.(-OP)

Saya kesulitan memahami ide-ide

abstrak.(-OP)

16 I keep in the background(-EX) Saya teguh pada pendirian.(-EX)

17 I am not really interested in

others(-AG)

Saya tidak terlalu suka ikut campur

dengan urusan orang lain.(-AG)

18 I make a mess of things(-CO) Saya seringkali tidak teratur dalam

mengerjakan sesuatu.(-CO)

19 I seldom feel blue(-NE) Saya jarang merasa sedih.(-NE)

20 I do not have a good imagination(-

OP)

Saya tidak begitu memiliki imajinasi

yang baik.(-OP)

Kuesioner Psychological Adjustment (Abdul Kadir Othman, Yusliza Mohd

Yusoff, Muhammad Iskandar Hamzah, Mohd Zulkifli Abdullah., The Influence

of Psychological Adjustment on Academic Performance of International

Students: The Moderating Role of Social Support. Aust. J. Basic & Appl. Sci.,

8(2): 272-283, 2014)

No Statement Pernyataan

1. I have adequate knowledge with

regard to the culture of this

country.

Saya memiliki pengetahuan yang

memadai tentang budaya di tempat

saya merantau saat ini.

2 I am confident in dealing with

others in this new environment*. Saya merasa tidak percaya diri

dalam berurusan dengan orang lain

di lingkungan baru ini.

3 I can continue living as usual in

this new environment. Saya dapat terus hidup seperti

biasa di lingkungan baru saya ini.

4 I am confident to perform my

academic responsibilities in this

country*.

Saya merasa tidak yakin untuk

dapat menjalankan tugas akademik

saya di tempat saya merantau ini.

5 I am satisfied with the way I live

my life in this country. Saya puas dengan cara saya

menjalani hidup saya di kota

tempat saya merantau saat ini.

Page 147: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

132

6 I seldom feel worry about things

that I do not know since I arrived

here*.

Saya sering merasa khawatir

tentang hal-hal yang tidak saya

ketahui sejak saya tiba di tempat

saya merantau saat ini.

7 I rarely feel impatient when

dealing with people from diverse

cultural background.

Saya jarang merasa tidak sabar

ketika berhadapan dengan orang-

orang dari berbagai latar belakang

budaya.

8 I hardly ever feel depressed living

in this country*. Saya sering merasa tertekan tinggal

di tempat saya merantau saat ini.

9 I can move freely in this country

without feeling of

anxiety/unsecure.

Saya bisa bergerak bebas di kota

saya singgah saat ini tanpa merasa

cemas / tidak aman.

10 I am able to involve in any activity

that I like*. Saya kurang bisa terlibat dalam

aktivitas apa pun yang saya suka di

tempat saya merantau saat ini.

11 I am able to find my way around

in this country. Saya dapat menemukan jalan di

kota saya merantau saat ini.

12 I can perform my academic

assignments effectively in this

country.

Saya dapat melakukan tugas

akademik saya secara efektif di

tempat saya merantau kini.

Kuesioner Gratitude ( McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J. A. (2002).

The grateful disposition: a conceptual and empirical topography. Journal of

personality and social psychology, 82(1), 112.)

No Statement Pernyataan Indonesia

1 I have so much in life to be

thankful for.

Saya memiliki banyak hal dalam hidup

untuk disyukuri.

2 If I had to list everything that I

felt grateful for, it would be a

very long list.

Bila saya harus menulis daftar tentang

segala sesuatu yang harus saya syukuri,

daftar tersebut akan panjang.

3 When I look at the world, I don’t

see much to be grateful for. (R).

Ketika saya melihat dunia, tidak terlalu

banyak yang bisa saya disyukuri.*

4 I am grateful to a wide variety of

people.

Saya mengucapkan terima kasih pada

berbagai orang.

5 As I get older I find myself more

able to appreciate the people,

events and situations that have

been part of my life history.

Semakin bertambahnya usia, semakin

saya menghargai pada setiap hal apapun

itu dalam kehidupan saya.

Page 148: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

133

6 Long amounts of time can go by

before I feel grateful to

something or someone. (R).

Beberapa peristiwa dalam waktu yang

lama dapat berlalu begitu saja sebelum

saya merasa bersyukur atas sesuatu atau

seseorang.*

*unfavorable

2. Lampiran 2 ( Syntax dan Output CFA beserta Path Diagram)

a. Subjective well being

UJI VALIDITAS SUBJECTIVE WELL BEING DA NI=20 NO=240 MA=PM LA Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12R Y13 Y14R Y15 Y16R Y17R Y18 Y19R Y20 PM SY FI=SWB.COR MO NX=20 NK=1 LX=FR TD=SY LK SWB FR TD 20 19 TD 20 15 TD 20 13 TD 20 2 TD 20 1 TD 19 18 TD 19 17 TD 19 14 TD 19 12 FR TD 19 10 TD 19 9 TD 18 15 TD 18 1 TD 17 16 TD 17 12 TD 17 14 FR TD 17 11 TD 17 7 TD 17 4 TD 16 14 TD 16 12 TD 16 10 TD 16 8 FR TD 16 7 TD 16 4 TD 15 14 TD 15 13 TD 15 2 TD 15 1 TD 14 13 FR TD 14 12 TD 14 10 TD 14 6 TD 14 2 TD 13 10 TD 13 8 TD 13 2 FR TD 12 11 TD 12 10 TD 12 5 TD 12 4 TD 11 3 TD 9 3 TD 8 6 FR TD 5 4 TD 4 3 TD 3 2 TD 2 1 TD 20 18 TD 17 5 TD 16 2 TD 15 6 FR TD 12 1 TD 11 6 TD 7 3 TD 7 2 TD 4 2 TD 19 16 TD 8 3 TD 3 1 FR TD 15 11 TD 19 3 TD 17 10 TD 20 6 TD 11 10 TD 16 15 TD 16 13 FR TD 18 7 PD OU TV SS MI AD=OFF IT=1000

Page 149: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

134

b. Extraversion

UJI VALIDITAS KONSTRUK EXTRAVERSION DA NI=4 NO=240 MA=PM LA KBD1 KBD6R KBD11 KBD16R PM SY FI=EXT.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK EXT fr td 4 3 PD OU TV SS MI

Page 150: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

135

c. Aggreableness

UJI VALIDITAS AGREEABLENESS DA NI=4 NO=240 MA=PM LA KBD2 KBD7R KBD12 KBD17R PM SY FI=AGREEABLENESS.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK AGREEABLENESS FR TD 4 3 PD OU TV SS MI

Page 151: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

136

d. Conscientiousness

UJI VALIDITAS KONSTRUK CONSCIOUSNESS DA NI=4 NO=240 MA=PM LA KBD3 KBD8R KBD13 KBD18R PM SY FI=CONS.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK CONSCIOUSNESS FR TD 4 3 PD OU TV SS MI

Page 152: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

137

d. Neuroticism

UJI VALIDITAS KONSTRUK NEUROTICISM DA NI=4 NO=240 MA=PM LA KBD4 KBD9R KBD14 KBD19R PM SY FI=NEU.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK NEUROTICISM FR TD 4 3 PD OU TV SS MI

e. Openness to Experience UJI VALIDITAS KONSTRUK OPENNESS DA NI=4 NO=240 MA=PM LA KBD5 KBD10R KBD15R KBD20R PM SY FI=PENS.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK OPENNESS FR TD 4 3 PD

OU TV SS MI

Page 153: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

138

f. Cognitive adjustment

UJI VALIDITAS COGNITIVE ADJUSTMENT DA NI=4 NO=240 MA=PM LA PD_5 PD_6R PD_7 PD_8R PM SY FI=COGNITIVE.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK COGNITIVE PD FR TD 4 3 OU TV SS MI

Page 154: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

139

g. Affective Adjustment

UJI VALIDITAS KONSTRUK AFFECTIVE ADJUSTMENT DA NI=4 NO=240 MA=PM LA PD_9 PD_10R PD_11 PD_12 PM SY FI=PEA.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK PEAF PD fR TD 4 3 OU TV SS MI

h. Attitudinal/Behavioural Adjustment

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENYESUAIAN PERILAKU DA NI=4 NO=240 MA=PM LA PD_1 PD_2R PD_3 PD_4R PM SY FI=PEE.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK PENY PERILAKU PD FR TD 4 3 OU TV SS MI

Page 155: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

140

i. Gratitude

UJI VALIDITAS SYUKUR DA NI=6 NO=240 MA=PM LA S1 S2 S3R S4 S5 S6R

PM SY FI=SYUKUR.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK SYUKUR FR TD 1 2 TD 1 4 TD 2 3 TD 2 6 TD 3 5 TD 4 5 TD 5 6 FR TD 4 2 PD OU TV SS MI

Page 156: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

141

3. Lampiran 3 (Hasil Uji Regresi)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .822a .676 .661 5.63361

a. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,

NEUROTICISM, OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, GRATITUDE, USIA, JK.

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 15122.441 11 1374.767 43.317 .000b

Residual 7236.169 228 31.738

Total 22358.610 239

a. Dependent Variable: SWB

b. Predictors: (Constant), JK, NEUROTICISM, OPENNESS, USIA, AGGREABLENESS,

EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, SYUKUR, ATTITUDINAL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.204 8.067 -.273 .785

EXTRAVERSION .233 .043 .241 5.429 .000

AGGREABLENESS -.021 .050 -.019 -.429 .668

CONSCIENTIOUSNESS -.104 .054 -.082 -1.932 .055

NEUROTICISM .039 .041 .040 .954 .341

OPENNESS -.030 .040 -.031 -.764 .445

COGNITIVE .030 .046 .029 .643 .521

AFFECTIVE .215 .057 .180 3.742 .000

ATTITUDINAL .207 .072 .150 2.859 .005

GRATITUDE .433 .050 .430 8.746 .000

USIA .118 .266 .017 .444 .657

JENIS KELAMIN -1.076 .855 -.048 -1.260 .209

a. Dependent Variable: SWB

Page 157: UJI PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE, PENYESUAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50273/1/ANNAZ JU… · iv LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah

142

Proporsi Varian

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .561a .315 .312 8.02088 .315 109.537 1 238 .000

2 .604b .365 .360 7.73948 .050 18.621 1 237 .000

3 .630c .397 .389 7.55923 .032 12.437 1 236 .001

4 .657d .432 .422 7.35142 .035 14.532 1 235 .000

5 .661e .437 .425 7.33600 .005 1.989 1 234 .160

6 .672f .452 .438 7.25043 .015 6.556 1 233 .011

7 .732g .536 .522 6.68475 .084 42.102 1 232 .000

8 .751h .564 .549 6.49844 .027 14.493 1 231 .000

9 .821i .674 .661 5.62944 .110 77.823 1 230 .000

10 821j .674 .660 5.64082 .000 .072 1 229 .788

11 .822k .676 .661 5.63361 .002 1.586 1 228 .209

a. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION

b. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS

c. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS

d. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM

e. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS

f. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE

g. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE

h. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL

i. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, SYUKUR

j. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, SYUKUR, USIA

k. Predictors: (Constant), EXTRAVERSION, AGGREABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS, NEUROTICISM,

OPENNESS, COGNITIVE, AFFECTIVE, ATTITUDINAL, SYUKUR, USIA,JK