uji mpn
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak disangka, di era kemajuan teknologi sedemikian hebatnya TB sebuah
penyakit yang umurnya sama dengan manusia itu sendiri, ternyata masih saja
menjadi momok dunia. Saat ini sekitar 2 milyar atau sepertiga penduduk bumi
terinfeksi TB. Tahun 1993, WHO menyatakan TB sebagai kedaruratan dunia, a
global emergency. Indonesia adalah penyumbang jumlah penderita terbesar ketiga
setelah India dan Cina. Tahun 2003 menurut WHO ada 587 ribu penderita TB di
Indonesia atau ada 1 penderita TB baru setiap dua menit dan 1 meninggal setiap 4
menit.
Upaya mengurangi jumlah penderita TB di Indonesia bukannya tidak
dilakukan. Tahun 1995 diterapkan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Short course), yang menghasilkan banyak kemajuan. Global Tuberculosis Control
pun menilai Indonesia telah memperlihatkan peningkatan marginal dalam kasus
tingkat deteksi selama dua tahun. Bagaimanapun, kita tidak boleh lengah, masih
banyak yang harus diselesaikan, karena masih banyak masalah yang pasti akan
menjadi penghalang dalam pemberantasan TB. Salah satu yang menjadi adalah
Resistensi Ganda kuman TB.
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis merupakan penyakit rakyat yang sifatnya menahun dan mudah
menular kepada orang disekitarnya, sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Pemeriksaan bakteri tahan asam merupakan petunjuk awal dari identifikasi
penyakit teberkulosis dalam upaya penentuan tingkat stadium penyakit yang
diderita oleh seorang pasien agar dapat dilakukan langkah pengobatan
selanjutnya. Pemeriksaan yang dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa
pemeriksaan dahak, untuk menemukan adanya basil tahan asam. Agar
pemeriksaan mikroskopis sediaan dahak memberikan hasil yang tepat dan benar,
petugas laboratorium perlu memahami dan melaksanakan pemeriksaan sediaan
mikroskopis BTA dengan cara benar.
Dengan penambahan bakteri Tahan Asam akan menyerap warna tertentu yaitu
Carbon Fuschin dan dengan pemberian asam alkohol, bakteri tahan asam positif
akan tetap mengikat warna merah. Sedangkan baketri tidak tahan asam akan
melepaskan warna merah dengan adanya penambahan asam alkohol dan akan
mengikat metilen blue sehingga bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
Myrcobacterium tuberkulosis mempunyai sifat tahan terhadap penghilangan
warna dengan asam dan alkohol, oleh karena itu disebut basil tahan asam (BTA).
BTA akan memberikan warna merah, berbentuk batang dalam sediaan
mikroskopis dahak pada pewarnaan ziehl neelsen.
WHO telah membuat aturan khusus tentang pembuatan sediaan jenis ini
dengan membuat sistem kendali mutu. Semua produsen yang akan memproduksi
sediaan ini harus menyiapkan dokumen yang diperlukan, termasuk data
bioavailabilitasnya. Uji bioavailabilitas dapat dilakukan di berbagai laboratorium
milik WHO.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana teknik pembuatan preparat BTA yang baik dan benar?
1.2.2 Bagaimana cara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan preparat BTA yang
dibuat?
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penulis yang meliputi :
1.3.1 Untuk dapat membuat preparat BTA dan pengecatannya dengan baik
dan benar.
1.3.2 Untuk dapat menemukan adanya Basil Tahan Asam dalam dahak pasien.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Dapat menambah khasanah keilmuan di bidang bakteriologi dalam
pembuatan preparat BTA dan pengamatannya
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Dapat membuat preparat BTA dan pengecatannya dengan baik dan
benar.
1.4.2.1 Dapat menemukan adanya Basil Tahan Asam dalam dahak pasien.