uji kualitatif protein dan asam amino

20
Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Gambar 1. Struktur molekul asam amino Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus- gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat. Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing- masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya. Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya.

Upload: istiqomah-addiin

Post on 30-Dec-2014

126 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ringkasan uji kualitatif protein dan asam amino

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino

Asam amino merupakan unit pembangun protein yang

dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya.

Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-

kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat

di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada

protein.

Gambar 1. Struktur molekul asam amino

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus

pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil,

yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino

dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat

spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus

tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang

mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi

asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter,

yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton

kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan

menerima proton dari basa kuat.

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai

ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom

karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang

lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran,

muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino

mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya.

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam

asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut

dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar

dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin,

Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin.

Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada

gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein,

Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam

amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan

keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada

gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan

macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,

metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam

amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh

manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti

makanan dan zat nutrisi lainnya.

Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa

reaksi uji terhadap asam amino dan protein.

Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala,

pipet tetes, pipet Mohr, kertas saring, corong, dan

penangas air. Sementara bahan-bahan yang digunakan

adalah albumin, gelatin, kasain, pepton, fenol, pereaksi

millon, pereaksi Hopkins cole, pereaksi biuret, ninhidrin,

H2SO4, NaOH, HNO3, CuSO4, HgCl2, AgNO3,

(NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat, etanol, asam asetat, dan

buffer asetat pH 4,7.

Prosedur Percobaan

Uji Millon. Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan

ke dalam 3 mL larutan protein, dipanaskan. Uji dilakukan

terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%,

pepton 2%, dan fenol 2%.

Uji Hopkins-Cole. Sebanyak 2 mL larutan protein dicampur

dengan pereaksi Hopkins-Cole dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung

sehingga membentuk lapisan dari cairan. Didiamkan,

setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet (ungu)

pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif

mengandung triptofan. Uji dilakukan terhadap larutan

albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.

Uji Ninhidrin. Sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1%

ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein. Dipanaskan

selama 10 menit, diamati perubahan warna yang terjadi. Uji

dilakukan terhadap larutan albumin 0.02%, gelatin 0.02%,

kasein 0.02%, dan pepton 0.02%.

Uji belerang. Sebanyak 2 mL larutan protein ditambah 5

mL NaOH 10%, dipanaskan selama 5 menit. Kemudian

ditambah 2 tetes larutan Pb-asetat 5%, pemanasan

dilanjutkan, diamati warna yang terjadi. Uji dilakukan

terhadap larutan albumin 0.02%, gelatin 0.02%, kasein

0.02%, dan pepton 0.02%.

Uji Xanthoproteat. Sebanyak 2 mL larutan protein

ditambahkan 1 mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian

dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning tua.

Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH

pekat sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan

yang terjadi. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%,

gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.

Page 2: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

Uji Biuret. Sebanyak 3 mL larutan protein ditambah 1 mL NaOH

10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.

Diamati timbulnya warna.

Pada pengendapan protein oleh logam, oleh garam, oleh

alkohol, uji koagulasi dan denaturasi protein. Kedalam 3 ml

albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2%, percobaan

diulangi dengan larutan Pb-asetat 5%, dan AgNO3 5%.

Sepuluh ml larutan protein dijenuhkan dengan amonium sulfat

yang ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian diaduk

hingga mencapai titik jenuh dan disaring. Lalu diuji kelarutann-

nya dengan ditambahkan air, untuk endapan diuji dengan

pereaksi Millon dan filtrat dengan pereaksi biuret. Ditambahkan

2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml

larutan protein, kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air

mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan dengan batang

pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air ,

sementara endapan dengan pereaksi Millon. Disiapkan 3

tabung reaksi, tabung pertama diisi campuran sebagai berikut ;

5 ml larutan albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke

dalam tabung kedua dimasukkan5 ml larutan albumin, 1 ml

NaOH 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung ketiga 5 ml

larutan albumin, 1 ml buffer asetat ph 4,7 dan 6 ml etanol 95%.

Pada percobaan denaturasi protein siapkan 3 tabung reaksi,

tabung reaksi pertama diisi 9 ml larutan albumin dan 1ml HCl

0,1 M, tabung reaksi kedua 9 ml larutan albumin dan 1 ml

NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan

hanya 1 ml buffer asetat pH 4,7.

Data dan Hasil PengamatanTabel 1. berbagai uji kualitatif pada beberapa larutan protein

Keterangan:

(-) = uji negative

(+) = uji positf (Millon: larutan berwarna merah, terbentuk

garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi; Hopkins-Cole:

terbentuk cincin violet, adanya triptofan; Ninhidrin: terbentuk

warna biru, khusus untuk prolin dan hidroksiprolin berwarna

kuning; Belerang: terbentuk garam PbS berwarna hitam;

Xanthoproteat: terbentuk warna kuning tua, adanya gugus

benzena; dan Biuret: terbentuk warna violet).

Tabel 2. Pengaruh penambahan logam berat pada albumin

Keterangan: (+) = terbentuk endapan

Tabel 3. Pengendapan protein oleh garam (NH4)2SO4

Tabel 4. Uji Koagulasi pada protein

Tabel 5. Pengendapan protein oleh alkohol

Keterangan:

tabung I berisi 5 ml albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml

etanol 95 %

tabung II berisi 5 ml albumin, 1 ml NaOH 0,1 M dan 6

ml etanol 95%

tabung III berisi 5 ml albumin, 1 ml buffer asetat pH 4,7

dan 6 ml etanol 95%

(+): Terbentuk endapan

(-): Tidak terbentuk endapan

Tabel 6. Denaturasi protein oleh penambahan berbagai

senyawa

Keterangan: tabung I berisi 9 ml albumin, 1 ml HCl 0,1 M tabung II berisi 9 ml albumin, 1 ml NaOH 0,1 M tabung III berisi 1 ml buffer asetat pH 4,7 (+): Terbentuk endapan (-): Tidak terbentuk endapanPembahasan

Page 3: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa

macam protein, semuanya mengacu pada reaksi yang terjadi

antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino

tentunya. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang

spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat

diketahui komponen asam amino suatu protein.

Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari

tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang

mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan mem-

bentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Dari hasil per-

cobaan, diketahui bahwa protein albumin dan kasein

mengandung Tirosin sebagai salah asam amino penyusunnya,

sedangkan gelatin dan pepton tidak. Fenol dalam hal ini di-

gunakan sebagai bahan percobaan karena Tirosin memiliki

molekul fenol pada gugus R-nya. Di sini, uji terhadap fenol

negatif, walaupun secara teori tidak. Alasan yang mungkin

untuk hal ini adalah kesalahan praktikan dalam bekerja.

Pada uji Hopkins cole, uji positif ditunjukkan oleh albumin,

gelatin, kasein, dan pepton, dengan ditunjukkan oleh adanya

cincin berwarna ungu. Uji ini spesifik untuk protein yang

mengandung Triptofan. Triptofan akan berkondensasi dengan

aldehid bila ada asam kuaat sehngga membentuk cincin

berwarna ungu.

Protein yang mengandng sedikitnya satu gugus karboksil dan

gugus asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin

membentuk persenyawaan berwarna. Uji ini bersifat umum

untuk semua asam amino, dan menjadi dasar penentuan

kuantitatif asam amino. Pada uji ini, hanya kasein yang

menunjukkan uji negatif terhadap ninhidrin. Hal ini disebabkan

karena pada kasein tidak mengandung sedikitnya satu gugus

karboksil dan amino yang terbuka.

Sistein dan Metionin merupakan asam amino yang

mengandung atom S pada molekulnya.. Reaksi Pb-asetat

dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan

berwarna kelabu, yaitu garam PbS. Penambahan NaOH dalam

hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan

yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat

membentuk PbS. Dari semua bahan yang diuji, hanya albumin

yang membentuk endapan PbS, sehingga dapat disimpulkan

albumin mengandung Sistein ataupun Metionin.

Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat

menghasilkan turunan nitrobenzena. Fenilalanin, Tirosin, dan

Triptofan yang mengandung inti benzena pada molekulnya juga

mengalami reaksi dengan HNO3 pekat. Untuk perbandingan,

dapat ditunjukkan oleh fenol yang bereaksi membentuk

nitrobenzena. Hasil uji menunjukkan bahwa dari semua bahan,

hanya kasein yang tidak mengandung asam amino yang

mempunyai inti benzena pada molekulnya. Tetapi hal ini

patut dipertanyakan, karena dari data-data yang diperoleh

pada uji millon dan uji Hopkins cole, kasein mengandung

tirosin dan triptofan. Salah satu alasan yang mungkin

adalah karena kesalahan kerja praktikan dalam mengamati

warna yang terbentuk selama reaksi.

Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan

hasil positif. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa

kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam

amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret

karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada

molekulnya.

Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan

terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang

terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat.

Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan

jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk

endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila

terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang

tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat,

garam-garam anorganik mengendapkan protein karena

kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi

dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan,

endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon

memberikan warna merah muda, dan filtrat yang

direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini

berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah

ditambahkan garam.

Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi setelah

penambahan asam asetat, bila direaksikan dengan

pereaksi millon memberikan hasil positif. Hal ini

menunjukkan bahwa endapan tersebut masih bersifat

sebagai protein, hanya saja telah terjadi perrubahan

struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein

tersebut mengendap. Perubahan struktur tesier albumin ini

tidak dapat diubah kembali ke bentuk semula, ini bisa

dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air.

Pada uji pengendapan oleh alkohol, hanya tabung-tabung

yang mengandung asam (ber-pH rendah) yang

menunjukkan pengendapan protein. Pada protein, ujung C

asam amino yang terbuka dapat bereaksi dengan alkohol

dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester.

Pembentukan ester ini ditunjukkan oleh adanya endapan

yang terbentuk.

Protein akan terdenaturasi atau mengendap bila berada

Page 4: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

pada titik isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah muatan positif

sama dengan jumlah muatan negatifnya. Pada uji denaturasi,

protein yang dilarutkan dalam buffer asetat pH 4,7

menunjukkan adanya endapan. Protein yang dilarutkan dalam

HCl maupun NaOH, keduanya tidak menunjukkan adanya

pengendapan, namun setelah ditambahkan buffer asetat

dengan volume berlebih, protein pun mengendap hal ini

menunjukkan bahwa protein albumin mengendap pada titik

isolistriknya, yaitu sekitar pH 4,7.

KesimpulanProtein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat

khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil

bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya.

Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti

juga asam amino yang menjadi penyusunnya. Protein dapat

mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam

anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta

karena berada pada titik isolistriknya.

Karbohidrat pada Uji KualitatifKarbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau

senyawa yang menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisa.

Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan

hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan

polisakarida. Oligosakarida adalah rantai pendek unit

monosakarida yang terdiri dari 2 sampai 10 unit monosakarida

yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan

biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer

monosakarida yang terdiri dari ratusan atau ribuan

monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-glikosida

(a=alfa)

Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis

karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur

maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme.

Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif

maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari

yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain

sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat

secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed,

Benedict, Selliwanof dan uji Iod.

Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan

hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori.

Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak

kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi

misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan

karbon dioksida untuk menghasilkan energi

C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengamati struktur

beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan

beberapa reagen uji

Alat dan bahanAlat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet mohr,

pipet volumetrik, pipet tetes, penangas air, sentrifuse,

spektrofotometer, tabung fermentasi,dan gelas ukur.

Bahan-bahan yang digunakan adalah peraksi molish, asam

sulfat, larutan glukosa, 1%, frutosa1%, sukrosa 1%, laktosa

1%, maltosa 1%, pati 1%, preasi Benedict preaksi barfoed,

preaksi selliwanof, ragi roti, fosfomolibdat, larutan iod

encer, gum arab, tpung agar-agar, tepung aren, tepung

beras, larutan Na-wolframat 10%, larutan TCA, 10%, etanol

absolute, etanol 95%, kristal NaCl, etil eter, larutan NaCl

0,2 M, larutan K2HPO4, larutan kurpritartrat, larutan

fosfomolibdat, larutan standard glukosa 0,1 dan 0,2 mg/ml,

enzim amylase, larutan glikogen, HCl, dan akuades.

Prosedur percobaan

Pada uji molisch, sebanyak 5ml larutan yang di uji

(glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati) di

masukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2

tetes pereaksi molish , dicampur rata, kemudian

ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan

melalui dinding tabung, warna violet (ungu) kemerah-

merahan pada batas kedua cairan menunjukkan reaksi

positif, sedangkan warna hijau menunjukan reaksi negatif.

Untuk uji Benedict, sebanyak 5 ml reaksi Benedict

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata

dan dididihkan selama 5 menit, biarkan sampai dingin

kemudian diamati perubahan warnanya, jika terbentuk

warna hijau, kuning atau endapan merah bata berarti

positif.

Pada uji barfoed, sebanyak 1 ml pereaksi dan bahan

percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian

dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit dan

didinginkan, setelah itu masukkan 1 ml fosfomoliubdat ,

kocok dan amati warna yang tejadi, jika terbentuk warna

biru setelah penambahan fosfomolibdat, maka reaksi

positif.

Pada uji fermentasi, 20 ml larutan bahan percobaan dan

2gram ragi roti digerus sampai terbentuk suspensi yang

homogen , kemudian suspensi diisikan ke dalam tabung

fermentasi sampai bagian kaki tertutup dan terisi penuh

oleh cairan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam fermentor

Page 5: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

pada suhu 370C, kemudian diamati setiap selang 20 menit

sebanyak 3 kali pengamatan. Pada pengamatan terakhir, ruang

gas pada kaki tabung diukur panjangnya.

Untuk uji salliwanof, 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan

percobaan dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi, lalu

dididihkan selama 30 detik, kemudian diamati warna yang

terjadi.

Pada uji osazon, ke dalam tabung reaksi di masukkan

campuran fenil hidrazon Na-asetat kering lalu ditambahkan 5

ml larutan percobaan, dikocok dan dipanaskan dalam

penangas air selama 30 menit, kemudian dinginkan dan

diperiksa endapan yang terbentuk di bawah mikroskop.

Pada uji iod, pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji,

kemudian ditambahkan dengan satu tetes iodium encer, dan

dicampur merata.

Hasil PengamatanTabel 1. Hasil uji molisch beberapa jenis karbohidrat

Tabel 2. Hasil uji benedict

Tabel 3. Hasil uji barfoed

Tabel 4. Hasil uji fermentasi

Tabel 5. Hasil uji selliwanof

Tabel 6. Hasil uji osazon

Tabel 7. Hasil uji iod

PembahasanPada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa semua

bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi molisch

membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa,

sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati menghasilkan cincin

berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish

sangat spesifik untuk mem-buktikan adanya golongan

monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan

karbohidrat.

Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa,

glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk

karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil

negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk

sikliknya, namun bentuk ini berada dalam

kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau

keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton

ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena

itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif

dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun

tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon

anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap

Page 6: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau

keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini

menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict.

Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada

ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil,

sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.

Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis

parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang

menjadi dasar untuk membedakan antara polisakarida,

disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini

bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna

biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang

terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang

lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih

kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3.

terlihat bahwa monosakarida menunjukkan kereaktifan yang

lebih besar daripada disakarida maupun polisakarida. Hal

tersebut diatas menunjukkan bahwa uji barfoed digunakan

untuk membedakan reaktifita antara monosakarida, disakarida,

dan polisakarida.

Pada uji fermentasi, gas CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat

terjadi pada monosakarida, khususnya glukosa. Hal ini

menunjukkan bahwa monosakarida lebih reaktif dari disakarida

ataupun polisakarida. Selain itu, Pati dan disakarida lainnya

merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan

dengan monosakarida sehingga kemampuan ragi untuk

mencerna , mengubah pati tersebut menjadi etil alkohol dan

karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu

yang lebih lama.

Pembentukan 4-hidroksimetil furfural ini terjadi pada reaksi

antara fruktosa, sukrosa, laktosa dan pati yang mendasari uji

selliwanof ini. Fruktosa merupakan ketosa, dan sukrosa

terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan

pereaksi selliwanof menghasilkan senyawa berwarna jingga.

Reaksi ini mestinya tidak terjadi pada pati dan laktosa, karena

pati tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan oleh

ikatan 1,4-a-glikosida, sedangkan laktosa tersusun

darigalaktosa dan glukosa yang keduanya merupakan aldosa.

Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya reaksi antara

pereaksi selliwanof dengan pati dan laktosa adalah

terkontaminasinya kedua karbohidrat ini oleh ketosa.

Pembentukkan osazon pada uji osazon terlihat dengan adanya

endapan yang terjadi. Endapan ini spesifik bagi setiap jenis

karbohidrat, baik monosakarida, oligosakarida, maupun

polisakarida. Gambar 1. (data hilang) menunjuk-kan bentuk

endapan yang spesifik bagi berbagai macam karbohidrat. Dari

hasil pecobaan, dapat dinyatakan bahwa uji osazon

digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida ,

disakarida, dan sebagian polisakarida. Dari hasil peng-

amatan dibawah mikroskop, didapatkan gambar

penampang yang berbeda-beda, hal ini karena masing-

masing bahan memiliki rantai hidrokarbon yang berbeda-

beda pula, ada yang rantai hidrokarbonya lurus dan ada

pula yang bercabang.

Pada uji iod, terlihat pada tabel.7 hanya pati lah yang

menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium.

Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-

unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya

ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya.

Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks

dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam

spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada

kompleks ter-sebut.

KesimpulanUji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat

secara umum, uji benedict digunakan untuk menentukan

gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji barfoed digunakan

untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan

polisakarida. Uji selliwanof digunakan untuk menentukan

karbohidrat jenis ketosa. Uji fermentasi yang menggunakan

ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat menjadi etil

alkohol dan gas karbondioksida. Uji osazon digunakan

untuk mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap

karbohidrat melalui penampang endapan yang

dihasilkannya. Pada uji iod, hanya pati lah yang dapat

membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan

iodium.

Kandungan Nutrisi Buah-Buahan – Tentang

Vitamin

Vitamin yang dapat disimpan tubuh kita dalam jumlah

banyak, yakni:

- Vitamin A, D, E dan B12 dapat disimpan dalam tubuh

dalam jangka waktu yang cukup lama.

- Simpanan ini melindungi tubuh dari kekurangan jangka

pendek. Vitamin D, diperoleh dari sinar surya yang

mengenai kulit tubuh pada musim panas yang

menyediakan pasokannya pada musim dingin.

- Tubuh dapat mengatur penyimpanan ini namun bila kita

mengkonsumsi produk hewani bahkan dalam tingkat

moderat sekalipun akan terjadi kelebihan vitamin A, dan

juga tidak akan menyebabkan kelebihan vitamin D dari

sinar surya.

Page 7: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

- Pada negara berkembang, kekurangan lemak – pelarut

vitamin A, D, E, (dan K, yang disimpan sedikit sekali dalam

tubuh) lebih disebabkan oleh pola pemilihan makanan yang

buruk, dan kekurangan vitamin D lebih disebabkan oleh jarang

keluar rumah untuk mendapatkan sinar surya.

- Sebagian orang sangat beresiko karena tubuh mereka sulit

menyerap lemak, karena penyakit atau efek samping dari obat-

obatan, seperti obat penurun kolesterol atau penggunaan rutin

laksatif.

- Karena dibiarkan dalam udara terbuka dalam jangka waktu

lama, dan suhu tinggi selama pemasakan, sebagian vitamin A

dan vitamin E dalam makanan hilang.

- Lemak – yang melarutkan vitamin tidak perlu berasal dari

makanan berkadar lemak tinggi, ada banyak makanan ber-

kadar lemak rendah yang baik untuk melarutkan vitamin.

- Vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit

oleh tubuh kita

- Vitamin B kompleks dan vitamin C dan K disimpan sedikt

sekali oleh tubuh, jadi masukan setiap hari adalah penting,

meskipun tubuh dapat memproduksi vitamin K sebanyak

mungkin jika memang dibutuhkan.

- Kontak dengan air dapat mencuci vitamin ini dari makanan,

misalnya dalam proses pengalengan, peren-daman atau ketika

dimasak dengan air dalam jumlah besar.

- Penggilingan makanan, ekspos udara dan sinar dari

permukaan yang terkelupas, dan pemanasan yang lama

adalah penyebab utama kehilangan vitamin ini.

- Resiko defisiensi (kekurangan) vitamin ini jauh lebih tinggi

bagi orang yang mengandalkan makanan yang diproses atau

dimasak lama/ berlebihan. Pola pemilihan makanan yang buruk

dan beberapa jenis obat-obatan juga menyebabkan hal ini.

- Saat menderita penyakit atau stress, tubuh kita dapat

memperoleh keuntungan dengan tingkat konsumsi yang tinggi

atas vitamin yang sedikit kita simpan ini.

- Karena vitamin-vitamin B mempunyai berbagai fungsi yang

saling terkait, pengkonsumsian supplemen ber-implikasi pada

pengkonsumsian semua jenis vitamin-vitamin B kompleks

tersebut.

Mineral

- Ada sekitar 15 mineral yang diketahui esensial (penting,vital)

bagi kesehatan manusia, sebagian mineral lainnya masih

dalam penyelidikan.

- Kuantitas eksak/pasti dari mineral yang kita butuhkan tidak

mudah didefinisikan, sebab kuantitas dari hampir semua

mineral yang kita serap sangat bervariasi, ter-gantung pada

jenis makanan yang kita makan.

- Kita kurang efisien menyerap beberapa mineral dari

makanan berkadar serat tinggi-khususnya jika makanan

tersebut juga mengandung asam fitik (phytic acid). Hal ini

tidak berarti kita harus menghindari serat tapi kita harus

menghindari makanan yang seratnya berlebihan.

- Beberapa mineral dapat berbahaya bahkan dalam jumlah

yang sedikit saja lebihnya. Misalnya besi, nampaknya lebih

baik dalam jumlah yang rendah daripada jumah tinggi,

sebab jumlah besi yang tinggi beresiko pada kativitas pro-

oksidan, yang akan merangsang pembentukan radikal

bebas.

- Kuantitas sebuah jenis mineral yang tinggi akan

mengurangi kemampuan tubuh dalam menyerap kuantitas

mineral lainnya. Memperoleh mineral dari makanan,

daripada dari supplemen yang berkadar tinggi, dapat

mencegah hal ini.

- Kandungan mineral dalam makanan alami menurun, hal

ini disebabkan oleh hilangnya mineral dari lapisan tanah

secara bertahap karena peternakan berlebihan, hal ini

dapat diperbaiki bila tinja yang bermineral tinggi (sebagai

akibat konsumsi tumbuhan/ rumput yang menyerap mineral

di lapisan tanah tersebut) ditambahkan ke lapisan atas

tanah tersebut.

- Kebutuhan mineral ekstra ini tidak dibutuhkan bagi

pertanian/ perkebunan (yang tidak dicampur dengan usaha

peternakan) yang menguntungkan kesehatan kita sehingga

tidak perlu ada tambahan biaya bagi petani untuk

mengatasi berkurangnya mineral ini.

- Mineral esensial dari makanan, hilang selama

penggilingan makanan untuk membuat tepung beras putih,

tepung gandum putih dan gula pasir. Kalsium, besi dan

vitamin B ditambahkan kembali ke dalam sereal (tepung

beras/ tepung gandum) tersebut untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi minimum dan di beri label “enriched

(diperkaya)” atau “added (ditambahkan)” vitamin dan

mineral agar laku dijual.

- Kebutuhan mineral kita meningkat – karena mineral

beracun memasuki tubuh kita (dan hal ini sulit kita cegah)

melalui makanan yang tercemar, udara yang tercemar, dan

air yang tercemar sehingga kita membutuhkan mineral

dalam kuantitas secukupnya untuk melindungi diri kita.

Antioksidan

- Oksigen adalah basis kehidupan semua tumbuhan dan

hewan. Oksigen adalah nutrisi yang sangat kita butuhkan,

dibutuhkan oleh setiap sel, tanpa oksigen kita tidak dapat

Page 8: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

melepaskan energi dari makanan dimana energi itulah yang

menggerakkan seluruh proses tubuh.

- Oksigen secara kimia sangat reaktif dan sangat berbahaya.

dalam reaksi biokimia normal, oksigen dapat menjadi sangat

tidak stabil dan mampu “mengoksidasi molekul tetangga”,

mengarah pada kerusakan sel, yang memicu kanker, radang,

kerusakan pembuluh nadi dan penuaan.

- Dikenal sebagai free oxidising radicals (oksidasi radikal

bebas), limbah tubuh ini perlu dilumpuhkan untuk mencegah

bahaya.

- Free radicals (radikal bebas) dihasilkan melalui semua proses

pembakaran termasuk merokok, pembakaran bahan bakar

minyak, radiasi, mengeringkan atau memanggang makanan,

dan proses (pembakaran) tubuh yang normal.

- Bahan kimia yang mampu melumpuhkan radikal bebas

disebut antioksidan. Pemain utamanya adalah vitamin A, C dan

E serta beta karoten (beta-carotene), pendahulu (pre-cursor)

vitamin A yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-

sayuran.

- Bioflavonoid anto sianadin, piknogenol dan beratus-ratus

antioksidan lain, secara literatur, menjadi penyeimbang antara

kehidupan dan kematian.

Antioksidan dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyakit

- Pola makan rendah kalori dan tinggi antioksidan adalah cara

terbaik memperlambat proses penuaan.

- Resiko kematian secara substansial berkurang untuk mereka

yang tinggi tingkat antioksidan dalam darah atau untuk mereka

yang tinggi masukan pola makan sehatnya.

- Tingkat vitamin A dan vitamin E yang rendah dikaitkan dengan

penyakit Alzheimer.

- Kaum jompo dengan tingkat vitamin C yang rendah di dalam

darah mereka lebih beresiko terkena katarak dibandingkan

dengan mereka yang mempunyai tingkat vitamin C tinggi.

- Vitamin E yang rendah dalam darah melipatgandakan resiko

terkena katarak.

- Tingkat vitamin A yang rendah terkait dengan orang yang

mengidap kanker paru-paru.

- Sebuah pasokan tinggi beta karoten dari buah-buahan

mentah dan sayur-sayuran mentah mengurangi resiko kanker

paru-paru bagi pria dan wanita bukan perokok.

- Antioksidan membantu meningkatkan sistem imunitas

(kekebalan tubuh) dan meningkatkan resistensi (daya tangkal)

terhadap infeksi.

- Antioksidan terbukti mengurangi gejala AIDS, dan kadang

memulihkan kondisi tubuh darinya.

- Antioksidan meningkatkan kesuburan, mengurangi

radang sendi dan berperan penting dalam memulihkan

berbagai kondisi temasuk pilek dan gejala kelelahan kronis.

- Keseimbangan antara pasokan radikal bebas yang

berbahaya dan masukan antioksidan pelindung dapat

membebaskan kita dari berbagai penyakit.

- Masalah kesehatan dapat dikenali ketika gejala dini mulai

terlihat seperti infeksi berulangkali, sulit mengatasi infeksi,

mudah memar, penyembuhan luka luar yang lambat,kulit

yang makin tipis atau terlalu banyak kerutan untuk orang

seumur anda.

- Cara terbaik untuk menentukan status antioksidan adalah

melakukan uji darah untuk menentukan profil antioksidan

secara biokimiawi.

- Uji darah ini akan mengukur tingkat beta karoten, vitamin

C dan E dalam darah dan menentukan seberapa baik

sistem antioksidan berfungsi.

Antioksidan – makanan terbaik

- Setiap tahun semakin banyak antioksidan yang

ditemukan dari alam, termasuk substansi yang terkandung

dalam berry, anggur, dan tomat.

- Vitamin A, C dan E dan pendahulu vitamin A, beta karoten

adalah vitamin antioksidan esensial yang utama.

- Beta karoten ditemukan dalam sayuran berwarna

merah /orange/kuning dan buah-buahan yang dimakan

mentah, panas, dan merusak beta karoten dengan cepat.

- Vitamin E ditemukan dalam kacang-kacangan dan biji-

bijian dan minyak dari kacang-kacangan/ biji-bijian.

- Semangka juga sangat mengagumkan. Buahnya tinggi

beta karoten dan vitamin C, sedangkan bijinya tinggi

vitamin E dan mineral antioksidan yaitu seng dan selenium.

- Keberadaan antioksidan non esensial ditemukan pada

hampir semua jenis buah-buahan dan sayur-sayuran.

- Antosianidin dan proantosianidin – secara khusus dan

berlimpah terkandung dalam berry dan anggur, yang

dikenal reputasinya dalam melawan encok dan beberapa

tipe radang sendi.

- Bioflavonoid (biofalvonoids) mempunyai banyak peranan

yang menguntungkan.

- Bioflavonoid bertindak sebagai oksidan potensial.

- Bioflavonoid mengikat logam-logam beracun dan

mengeluarkannya dari tubuh. mereka mempunyai dampak

sinergis atas vitamin C, manstabilkan vitamin C dalam

organ tubuh manusia.

Page 9: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

- Bioflavonoid memiliki bakteriostatik (bacteriostatic) dan/ atau

efek antibiotik, yang bermanfaat bagi anti infeksi.

- Bioflavonoid adalah anti-karsinogen

- Bioflavonoid diterapkan untuk penyembuhan kerapuhan

pembuluh darah kapiler, gusi berdarah, varises (varicose

beins), haemoroid, memar-memar, terkilir dan, thrombosis.

Bioflavonoid juga meliputi rutin dan hesperidin, ditemukan

khusunya dalam berbagai varietas buah jeruk (citrus fruit).

Sumber Bioflavonoid: varietas buah jeruk, berry, cherry, anggur

pepaya, melon kantalo, prem (plums), dan tomat.

- Kumarin (Coumarins) dna asam klorogenik – substansi ini

mencegah formasi (pembentukan) penyebab kanker.

nitrosamin (nitrosamines). dan ditemukan dalam berbagai

varietas buah-buahan dan sayur-sayuran. Sumber: tomat,

nanas, dan strawberry.

- Asam Elagik (Ellagic acid) – menetralkan karsinogen

sebelum karisinogen merusak DNA. Sumber: strawberry,

anggur dan raspberry.

- Pitoestrogen (Phytoestrogens) berperan sebagai pelindung

dengan mengikat kelebihan estrogen (baik estrogen yang

dibuat tubuh, ataupun estrogen yang ber-asal dari lingkungan

melalui pestisida, plastik dan sumber estrogen lain seperti

bahan kimai), menjadi sejenis protein dalam darah. Aksi ini

mengurangi jumlah estrogen yang tersedia dalam jaringan

tubuh yang peka terhadap estrogen. Sumber: berbagai varietas

buah jeruk (citrus fruits).

- Zat gizi/ nutrien peningkat imunitas (Immune – boosting

nutrients)

- Kekuatan imunitas (=kekebalan tubuh) secara menyeluruh

tergantung pada pasokan vitamin dan mineral yang optimal.

- Defisiensi (kekurangan) vitaminA, B1, B2, B6, B12, asam

folik (folic acid), C, dan E mengurangi imunitas, sebagaimana

halnya kekurangan besi, seng, magnesium dan selenium.

- Vitamin B1, B2, dan B5 mempunyai dampak peningkatan

imunitas yang lebih lembut/ ringan disbanding-kan dengan

vitamin B6.

- Produksi antibodi, yang sangat penting untuk setiap infeksi,

tergantung pada B6, yang berfungsi sebagai sel T (T-cell).

- B12 dan asam folik (folic acid) dibutuhkan untuk produksi

sel-sel imunitas baru dalam tempo singkat untuk menghadapi

sel-sel musuh.

- Imunitas dapat ditingkatkan dengan sangat efektif dengan

kombinasi nutrien.

- Selenium, besi, mangan, tembaga dan seng dikaitkan

dengan antioksidasi dan telah terbukti mempengaruhi daya

imunitas secara positif. Yang paling penting adalah

selenium dan seng.

VITAMIN DAN MINERAL SEBAGAI ZAT ANTI KANKER Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang mutlak dibutuhkan

oleh tubuh kita. Zat gizi ini harus didatangkan dari

makanan & minuman kita karena secara umum tidak

dapat dibuat oleh tubuh kita. Berbagai uji menunjukkan

manfaat vitamin & mineral bagi kesehatan tubuh kita

termasuk untuk meredam timbulnya kanker.

Betakaroten, vitamin C, vitamin E dan selenium dikenal

sebagai zat antioksidan yang dapat merangsang sistem

imun tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk

karsinogen (substansi yang dapat menimbulkan kanker),

ter-masuk menghalangi rusaknya sel normal lainnya. Pada

binatang percobaan terbukti bahwa zat antioksidan

tersebut dapat menghambat kerusakan kromoson, tahap

promosi tumor, transformasi sel dan rangsangan

terbentuknya kanker secara kimia atau radiasi.

Vitamin Anti Kanker Vitamin A (beta karotin). Sebuah studi yang mengawasi

8.000 laki-laki selama 5 tahun, memperlihatkan mereka

yang mengkonsumsi rendah β-karotin memiliki resiko

terbesar terkena kanker paru. Studi lainnya terhadap 2.000

laki-laki, memperlihatkan perokok yang mengkonsumsi

rendah β-karotin mempunyai resiko beberapa kali lebih

tinggi terkena kanker paru dibanding perokok dengan

tingkat konsumsi β-karotin yang tinggi. Studi-studi lain

memperlihatkan efek anti kanker β-karotin pada beragam

kanker seperti pada kandung kemih, larynk, esofagus

(kerongkongan), perut, kolon/rektum, dan prostat. Studi

yang menggunakan kultur sel memperlihatkan keganasan

sel kanker dapat dihambat dengan pemberian provitamin A

pada kultur sel yang dikenai radiasi/bahan kimia/virus

pemicu kanker.

Vitamin C (asam askorbat). Beberapa studi menyarankan

bahwa kejadian kanker lambung yang sering tercatat di

Jepang mungkin terkait dengan diet tinggi substansi

penyebab kanker dan kurangnya vitamin C. Asam askorbat

dapat mencegah berbagai substansi penyebab kanker,

terutama nitrosamine, di dalam tubuh. Vitamin C, sesung-

guhnya, sekarang ditambahkan pada beberapa makanan

seperti pada produk olahan daging untuk mencegah pem-

bentukan nitrosamine bahkan sebelum ia memasuki tubuh

kita. Vitamin ini juga digunakan untuk meredam kejadian

kanker lainnya seperti kanker darah (leukimia), kanker

esofagus, kanker cervik (mulut rahim), dll.

Page 10: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

Vitamin D (cholecalciferol). Suplemen vitamin D dalam

bentuk aktifnya (1,25-hidroksi) dapat menghambat peng-

gandaan sel kanker. Studi di University of California, San

Diego (1985), memperlihatkan bahwa kekurangan vitamin D

dan kalsium berperan terhadap terjadinya kanker colorectal.

Bentuk aktif vitamin dalam tabung percobaan mempunyai sifat

antikanker, menghambat pertumbuhan sel leukimia, sel kanker

payudara, sel melanoma berat, sel limfoma, sel kanker kolon.

Pada tikus juga dapat meng-hambat senyawa kimia penyebab

kanker.

Vitamin E (dl-alpha tocopherol). Vitamin E meningkatkan

kemampuan Selenium dalam menghambat kanker payu-dara

pada hewan percobaan. Pada manusia, vitamin E dapat

menghambat kondisi awal kanker payudara. Seperti halnya

pada beta karotin, kekurangan vitamin E berkaitan erat dengan

tingginya resiko kanker paru. Pada hewan (hamster), yang

tidak diberi vitamin E dan dipaparkan zat karsinogenik (zat

penyebab kanker) dalam tubuhnya berkembang kanker,

berbeda dengan yang diberi vitamin E. Vitamin E melindungi

efek samping merugikan akibat terapi radiasi dan kurangi

toksisitas akibat kemoterapi pada hewan percobaan.

Vitamin K (phyto menadione). Vitamin K mampu meng-

hambat beragam tumor pada manusia secara in vitro (didalam

tabung percobaan). Jenis tumor meliputi payu-dara, kolon,

perut, ginjal dan paru.

Vitamin B2 (riboflavin). Kekurangan vitamin B2 dihubung-kan

dengan kanker esofagus di beberapa daerah di dunia. Sebuah

studi menandai bahwa suplementasi vitamin B2 meng-urangi

jumlah sel-sel yang kemungkinan merupakan sel-sel prakanker

di dalam esofagus.

Vitamin B3 (niasin). Niasin yang sengaja ditambahkan,

dilaporkan juga dapat mencegah kanker. Vitamin ini biasanya

diberikan pula pada penderita kanker yang sedang menjalani

kemoterapi, untuk mengurangi efek toksis (peracunan) dari

kemoterapi itu sendiri. Vitamin ini juga digunakan untuk

mendetoksifikasi polutan, alkohol dan narkotika. Vitamin B6

(pyridoxine). Vitamin B6 telah ditemukan dapat menghambat

pertumbuhan sejumlah sel-sel kanker dari jenis yang berbeda

di laboratorium. Tikus yang diberi vitamin B6 (dalam bentuk

pyridoxal) dan kemudian diinjeksi dengan sel-sel melanoma

memiliki lebih dari dua kali lipat pengurangan pertumbuhan

tumor dibandingkan dengan tikus yang tidak mendapatkan

vitamin ini.

Asam Folat (Folic Acid). Menurut beberapa penelitian, wanita

penderita kanker serviks (mulut rahim) kadar asam folat dalam

darahnya rendah. Dengan suplementasi asam folat,

perubahan abnormal sel-sel mulut rahim (cervical

dysplasis), yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim

dapat dicegah.

Vitamin B12 (cyanocobalamin). Vitamin ini melindungi

dari kanker, terutama kanker yang dipicu oleh merokok.

Untuk menguji hipotesa ini, para peneliti mempelajari 73

pria yang merokok satu bungkus sehari selama paling

sedikit 20 tahun. Semua memiliki perubahan pra-kanker

yang potensial dalam jaringan bronchialnya, tapi tidak ada

satupun yang sudah berkembang menjadi kanker. Mereka

kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok

menerima 10 mg asam folat dan 500 µg vitamin B12 tiap

hari, kelompok lainnya menerima plasebo (pil bohongan).

Hanya setelah 4 bulan, efek dari kombinasi asam folat dan

vitamin B12 mulai terlihat nyata. Kelompok yang menerima

vitamin secara signifikan memiliki lebih sedikit sel-sel yang

diklasifikasikan sebagai potensial pra-kanker.

Mineral Anti Kanker

Kalsium (Ca). Sebagai salah satu golongan mineral yang

berperan dalam proses perkembangbiakan (proliferasi) sel

pada lapisan mukosa kolon manusia, karena masuknya

kalsium yang cukup tinggi dapat mengurangi resiko terkena

kanker kolon. Studi selama 19 tahun pada pria kulit putih

di Chichago, dan juga studi epidemiologi di 4 daerah di

Skandinavia menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D

dan kalsium pada diet mereka berkaitan erat dengan

terjadinya kanker kolon. Mereka yang mengkonsumsi susu

1½ gelas/hari mempunyai resiko terkena kanker tersebut

3x lipat dibanding mereka yang mengkonsumsi susu 4½

gelas/hari. Mereka yang berasal dari keluarga dengan

kanker kolon, diberikan suplementasi kalsium 1250

mg/hari, setelah 2-3 bulan suplementasi, ketidaknormalan

pembelahan selnya berkurang hingga ke kondisi normal.

Magnesium (Mg). Penelitian yang pernah dilakukan pada

hewan percobaan menunjukkan, kekurangan magnesium

(Mg) pada diet hewan percobaan dapat meningkatkan

perkembangan terjadinya kanker tenggorokan dan kanker

kulit luar.

Seng (Zn). Para ahli meyakini bahwa seng memberikan

perlindungan dalam melawan penyakit kanker prostat.

Pasien dengan kanker esofagus (tenggorokan), bronco-

genik, dan prostat memiliki kadar seng yang sangat

rendah. Kekurangan seng pada tikus berkaitan erat dengan

peningkatan jumlah senyawa kimia pemicu kanker

esofagus dan laporan lain menyebutkan penambahan seng

pada hamster dan tikus dalam dietnya menghambat

Page 11: Uji Kualitatif Protein Dan Asam Amino

senyawa kimia pemicu kanker. Tubuh dengan sistem

kekebalan yang sehat (antara lain ditandai dengan asupan

seng yang cukup) tidak diragukan lagi mampu melindungi dari

serangan kanker. Seng juga memiliki sifat antagonis

(menghambat) dengan cadmium, logam berat yang dapat

menimbulkan kanker.

Selenium (Se). Sebagai antioksidan yang Melawan radikal

bebas penyebab kerusakan sel pemicu terjadinya kanker,

jaringan dan penyakit degeneratif. Pada tabung percobaan

menghambat pertumbuhan sel kanker dan efisiensi perbaikan

DNA akibat kanker.

Molybdenum (Mb). Penelitian menunjukkan bahwa

suplementasi molybdenum pada tikus dapat melindungi tikus

dari senyawa kimia penyebab kanker. Penelitian epidemiologis

juga menunjukkan bahwa penduduk Lian Xian, Honan, Cina

Utara banyak yang menderita kanker esofagus (tertinggi

didunia), karena tanah mereka miskin molybdenum. Dalam

tanaman, Molybdenum dapat men-cegah nitrat (yang

merupakan nutrisi bagi tanaman) berubah menjadi nitrosamin

(substansi penyebab kanker).

Kalium (K). Dokter Max Gerson, ahli terapi alternatif kanker

mengemukakan bahwa diet rendah kalium tinggi natrium

membuat sel sakit. Sel sakit tidak dapat menghasilkan

sejumlah energi penting yang dibutuhkan tubuh dan

mengakibatkan banyak kesakitan termasuk kanker.

Silica (Si). Peneliti bernama F. Goldstein menemukan

rendahnya kasus kematian akibat kanker di sebuah kota kecil

di Jerman (Daun County) terkait dengan adanya asupan silica

yang diperoleh dari sumber mata air di kota tersebut yang

mengandung silica sebesar 80 mg/L.

Dapatkan manfaat vitamin & mineral didalam Daily Vita Plus

dan Mega Minerals Plus. Bentuknya yang cair alami, mudah

diserap, lengkap dan seimbang menjamin tersedianya

kebutuhan akan zat gizi penting tersebut.