uji kualitas air bersih siap minum ( tap water ) dinilai dari parameter mikrobiologi di rumah sakit...

12
UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Dewi Elkha Maisarah 1 , Fauzi Yusuf 2 , Yunita Arliny 3 1 )Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2 ) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 3 )Bagian Ilmu Paru Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh adalah rumah sakit pemerintah yang terbesar dan terlengkap di Propinsi Aceh. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin memiliki instalasi air bersih siap minum (tap water) yang bisa dikonsumsi langsung dari 600 kran. Tap water ini digunakan untuk semua kebutuhan di rumah sakit (pasien, pengunjung maupun petugas medis), tetapi tap water juga dapat menjadi salah satu sumber infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas tap water secara mikrobiologi dan membandingkan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum dan telah diolah di RSUDZA. Jenis penelitian ini adalah analitik melalui observasi laboratorium dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) untuk melihat keberadaan bakteri Coliform. Pengambilan sampel dilakukan pada 87 tap water yang terdapat di setiap unit ruangan dan 4 sampel pada instalasi pengolahan air untuk menilai kualitas air yang belum diolah. Hasil penelitian menunjukkan 93% tap water di RSUDZA memenuhi syarat secara mikrobiologi (81 sampel), dan 7% tap water tidak memenuhi syarat dengan hasil MPN berkisar 2 – 2,2 per 100 ml air (6 sampel). Sampel air dari instalasi pengolahan tidak menunjukkan adanya bakteri Coliform (4 sampel). Hasil uji McNemar diperoleh nilai p = 0,031 (p < 0,1) yang berarti bahwa terdapat perbedaan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum diolah dengan air yang telah diolah di RSUDZA.

Upload: yudi-pratama

Post on 24-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM

DOKTER ZAINOEL ABIDINBANDA ACEH

Dewi Elkha Maisarah1, Fauzi Yusuf2, Yunita Arliny3

1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 3)Bagian Ilmu Paru Fakultas Kedokteran

Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh adalah rumah sakit pemerintah yang terbesar dan terlengkap di Propinsi Aceh. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin memiliki instalasi air bersih siap minum (tap water) yang bisa dikonsumsi langsung dari 600 kran. Tap water ini digunakan untuk semua kebutuhan di rumah sakit (pasien, pengunjung maupun petugas medis), tetapi tap water juga dapat menjadi salah satu sumber infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas tap water secara mikrobiologi dan membandingkan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum dan telah diolah di RSUDZA. Jenis penelitian ini adalah analitik melalui observasi laboratorium dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) untuk melihat keberadaan bakteri Coliform. Pengambilan sampel dilakukan pada 87 tap water yang terdapat di setiap unit ruangan dan 4 sampel pada instalasi pengolahan air untuk menilai kualitas air yang belum diolah. Hasil penelitian menunjukkan 93% tap water di RSUDZA memenuhi syarat secara mikrobiologi (81 sampel), dan 7% tap water tidak memenuhi syarat dengan hasil MPN berkisar 2 – 2,2 per 100 ml air (6 sampel). Sampel air dari instalasi pengolahan tidak menunjukkan adanya bakteri Coliform (4 sampel). Hasil uji McNemar diperoleh nilai p = 0,031 (p < 0,1) yang berarti bahwa terdapat perbedaan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum diolah dengan air yang telah diolah di RSUDZA.

Kata kunci: Tap water, Coliform, Most Probable Number

Page 2: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

ABSTRACT

General hospital dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh is the largest and most comprehensive government hospital in the Aceh Province. General hospital dr. Zainoel Abidin have an installation of ready to drink clean water (tap water) that can be consumed directly from the 600 faucets. Tap water was used for all the needs in the hospital (patients, visitors and medical personnel), but tap water can also be a source of nosocomial infection. This study aimed to evaluate the microbiological quality of tap water and compare the presence of Coliform bacteria in water and has not been processed in RSUDZA. This type of research is analytic through laboratory observations using the Most Probable Number (MPN) to see the presence of Coliform bacteria. Sampling was conducted in 87 tap water contained in each unit, and 4 samples at the water treatment plant to assess the water quality has not been processed. The results showed 93% tap water in RSUDZA eligible for microbiological (81 samples) and 7% tap water does not meet the requirements with the results of MPN ranged from 2 to 2.2 per 100 ml of water (6 samples). Samples of water from the treatment plant showed no Coliform bacteria (4 samples). McNemar test results obtained by the value of p = 0.031 (p < 0.1), which means that there are differences in the presence of Coliform bacteria in water that has not been treated with the treated water in RSUDZA.

Keywords: Tap water, Coliform, Most Probable Number

Page 3: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum (Sutrisno, 2010). Air dapat membuat orang menjadi sehat, tetapi juga berpotensi sebagai media penularan penyakit (Pracoyo et al., 2006). Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan yaitu syarat fisik, kimia dan mikrobiologi (Kusnaedi, 2010).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh memiliki instalasi air bersih siap minum (tap water) yang bisa dikonsumsi langsung dari 600 kran yang ada di rumah sakit. Instalasi air tersebut menggunakan sistem water treatment dan dibangun tidak hanya untuk dikonsumsi, tetapi juga untuk segala kebutuhan di rumah sakit baik untuk pasien, pengunjung maupun petugas medis. Selain itu, air bersih di rumah sakit ini juga digunakan untuk mencuci alat medis sehingga kebersihan alat tersebut tetap terjaga dan bebas kuman. Instalasi ini bertujuan untuk meminimalisir air yang terkontaminasi kuman sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien (Setiabudi, 2012).

Menurut Angelback et al., (2006) kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi pada tap water. Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Amerika Serikat melaporkan bahwa infeksi nosokomial yang bersumber dari tap water terjadi sekitar 1,7 juta kasus dan mengakibatkan 99.000 orang meninggal. Sumber kontaminasi tap water biasanya ditemukan pada bak penampungan air dan jalur distribusi air (pipa) (Cervia et al., 2008).

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum mengatakan air minum harus memenuhi persyaratan tingkat kontaminasi nol untuk keberadaan bakteri Coliform (Depkes, 2010). Bakteri Coliform merupakan salah

satu parameter untuk mengukur kualitas air minum secara bakteriologis. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen lain yang hidup di dalam tinja manusia dan hewan seperti Salmonella, Shigella dan Escherichia coli. (Boel, 2004).

Salah satu uji untuk menilai sanitasi air secara bakteriologis adalah metode Most Probable Number (MPN) yaitu jumlah perkiraan terdekat bakteri Coliform (Slamet, 2002). Uji MPN adalah pemeriksaan kehadiran bakteri Coliform dalam air yang dilakukan berdasarkan penggunaan medium lactose broth yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung Durham (tabung kecil yang diletakkan terbalik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa) (Harley, 2002). Uji MPN secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji penduga (presumptif test), uji konfirmasi (confirmed test) dan uji lengkap (completed test) (Feng et al., 2002).

Untuk memperoleh tap water yang memenuhi persyaratan kesehatan, diperlukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala dan melakukan perawatan terhadap sumber-sumber yang mungkin dapat menyebabkan kontaminasi pada air seperti pada saat pengambilan, penyimpanan dan penggunaan air. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti kualitas tap water di RSUDZA Banda Aceh secara mikrobiologi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian berupa analitik melalui observasi laboratorium dengan menggunakan metode MPN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 hingga Februari 2013. Rancangan yang digunakan adalah rancangan potong silang (cross

Page 4: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

sectional). Subjek pada penelitian ini adalah tap water.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada setiap unit ruangan di RSUDZA Banda Aceh yang terdapat kran air. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara acak stratifikasi (Stratified Random Sampling). RSUDZA Banda Aceh terdiri dari beberapa bangunan yaitu gedung A (administrasi dan fasilitas umum), gedung B (poliklinik dan rekam medik), gedung C (laboratorium, radiologi dan bedah sentral), gedung D (IGD dan ICU), gedung E (ruang rawat bedah), gedung F (ruang bangsal), gedung G (ruang VIP) dan gedung H (ruang servis). Setiap gedung tersebut terbagi lagi menjadi beberapa unit ruangan, sehingga dari gedung A sampai gedung H memiliki total 48 unit ruangan. Dari 39 unit ruangan yang mempunyai pekerjaan secara langsung berhubungan dengan pasien (poliklinik, IGD dan lainnya) diambil 2 sampel dan 9 unit ruangan yang mempunyai pekerjaan secara tidak langsung berhubungan dengan pasien

(administrasi, laundry dan lainnya) diambil 1 sampel sehingga seluruh sampel berjumlah 87 tap water. Sampel tap water diambil secara random dari wastafel yang ada di setiap unit ruangan. Selain itu, untuk menilai kualitas air yang belum diolah diambil 1 sampel pada 4 titik di instalasi pengolahan air. Titik pertama adalah sumber air (air PDAM), titik kedua air pada bak penampungan atas (tangki FRP), titik ketiga air yang telah melalui proses filtrasi dan titik keempat air yang telah dilakukan proses disinfeksi.

Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram untuk melihat persentase sampel yang tidak memenuhi syarat mikrobiologi berdasarkan pemeriksaan MPN. Analisa bivariat dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbedaan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum diolah dengan air yang telah diolah di RSUDZA Banda Aceh.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Hasil uji penduga pada tap water di RSUDZA

GedungJumlah sampel

Hasilpositif

Hasil negatif

A (Administrasi & fasilitas umum) 4 0 4B (Poliklinik & rekam medik) 28 11 17C (laboratorium, radiologi & bedah sentral) 10 5 5D (IGD & ICU) 12 6 6E (Ruang rawat bedah) 18 3 15F (Ruang bangsal) 8 4 4G (Ruang VIP) 2 2 0H (Ruang servis) 5 1 4Instalasi pengolahan air RSUDZA 4 0 4

Jumlah 91 32 59

Page 5: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

Tabel 4.2. Hasil uji konfirmasi dan MPN Coliform pada tap water di RSUDZA

Gedung

Jumlah sampel positif pada uji penduga

Ruangan Hasil

Nilai MPN (Coliform/

100 ml air)

B(Poliklinik & rekam medik)

11 Poli ortopedi 1 - 0Poli ortopedi 2 - 0Poli obgin 2 - 0Poli anak 1 - 0Poli anak 2 - 0Poli penyakit dalam 2 - 0Poli kulit 2 - 0Poli paru 1 - 0Poli paru 2 - 0Poli gabungan 1 - 0Poli gabungan 2 - 0

C(laboratorium, radiologi

& bedah sentral)

5 Radiologi 1 + 2Radiologi 2 + 2,2Lab patologi klinik 2 - 0COT 1(Central Operating Theatre)

+ 2,2

COT 2 - 0

D(IGD & ICU)

6 Dialisis 1 - 0Dialisis 2 - 0ICCU 1 - 0ICU 1 - 0PICU 1 - 0PICU 2 - 0

E(Ruang rawat bedah)

3 Kamar bersalin 1 + 2,2Seurunee (2) 2 - 0Jeumpa (3) 1 - 0

F(Ruang bangsal)

4 Geulima (1) 1 - 0Geulima (1) 2 - 0Geulima (2) 1 - 0Geulima (2)2 - 0

G(Ruang VIP)

2 Ruang VIP 1 + 2Ruang VIP 2 + 2,2

H(Ruang servis)

1Dapur 2 - 0

Jumlah32

sampel6 sampel +

Tabel 4.3 Hasil uji lengkap pada tap water di RSUDZA

Page 6: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

Gedung Ruangan Hasil uji lengkapC Radiologi 1 +

Radiologi 2 +COT 1 +

E Kamar bersalin 1 +

G Ruang VIP 1 +Ruang VIP 2 +

PEMBAHASAN

Hasil Uji Penduga

Uji penduga yang dilakukan pada 87 sampel tap water dan 4 sampel air dari instalasi pengolahan air di RSUDZA sebagian besar menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan Tabel 4.1, 32 sampel (35%) menunjukkan hasil uji penduga positif yang ditandai dengan terbentuknya gelembung udara pada tabung Durham lebih dari 10% dan warna media yang menjadi keruh, sedangkan 59 sampel (65%) menunjukkan hasil uji negatif. Hasil uji penduga positif disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang mampu memfermentasi laktosa sebagai sumber karbon dan energinya untuk metabolisme. Produk hasil fermentasi laktosa oleh bakteri tersebut menyebabkan timbulnya gas dan asam (Pommerville, 2007). Lactose Broth (LB) merupakan media fermentasi laktosa umum, oleh karena itu hasil positif pada uji penduga harus dikonfirmasi kembali pada media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) (Varderzant, 1992).

Hasil Uji Konfirmasi

Uji konfirmasi terhadap hasil positif dari pemeriksaan uji penduga tidak seluruhnya menunjukkan hasil yang positif seperti dijabarkan pada Tabel 4.2. Hasil pengujian yang dilakukan pada 32 sampel didapatkan 6 sampel yang positif. Media Brilliant Green Lactose Bile Broth mengandung bile dan brilliant green yang dapat menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif lain kecuali

Coliform, sehingga tidak semua tabung akan menunjukkan hasil positif (Varderzant, 1992). Jumlah tabung positif pada uji konfirmasi ini kemudian digunakan untuk memperkirakan jumlah Coliform per 100 ml sampel air dengan mengacu pada tabel MPN seri 5 tabung 5-1-1. Hasil MPN terkecil dari 32 sampel air yang diuji adalah 2/100 ml dan hasil tertingginya adalah 2,2/100 ml. Berdasarkan Tabel 4.2, didapatkan hasil tidak semua sampel tap water di RSUDZA memenuhi syarat mikrobiologi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/ PER/IV/2010 yaitu jumlah bakteri Coliform harus 0/100 ml air.

Hasil Uji Lengkap

Hasil positif dari uji konfirmasi selanjutnya ditanam pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, bakteri Coliform fecal (E. coli) akan menunjukkan pertumbuhan koloni berwarna hijau metalik dengan bagian tengah yang gelap (Ferdiaz, 1993). Koloni yang tumbuh pada media EMBA diambil untuk dilakukan pewarnaan Gram. Hasil pewarnaan Gram dari 6 sampel tap water di RSUDZA didapatkan bakteri berbentuk batang kecil berwarna merah (Gram negatif) sesuai dengan ciri-ciri bakteri E. coli. Hasil uji lengkap dijabarkan dalam Tabel 4.3.

Page 7: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

Perbandingan Keberadaan Bakteri Coliform pada Air yang Belum Diolah Dengan Air yang Telah Diolah

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air dengan menggunakan metode MPN Coliform pada 87 sampel tap water di RSUDZA didapatkan 93% tap water (81 sampel) memenuhi syarat secara mikrobiologi dan 7% tap water (6 sampel) tidak memenuhi syarat. Sampel air dari sistem pengolahan tidak menunjukkan adanya bakteri Coliform (4 sampel). Hal tersebut menandakan adanya kontaminasi pada saat air didistribusikan, tetapi hasil ini juga tidak menutupi kemungkinan adanya kontaminasi pada sistem pengolahan air, oleh karena penelitian ini hanya mengambil 1 sampel pada setiap titik dari sistem pengolahan dan sampel air dari sumber air (air PDAM) maupun bak penampungan atas (tangki FRP) tidak diambil pada kedalaman yang berbeda, sehingga 1 sampel tersebut tidak mewakili kualitas air secara keseluruhan.

93%

7%

Tap water di RSUDZA

Memenuhi syarat mikro-biologi

Tidak memenuhi syarat mikro-biologi

Gambar 3.3. Perbandingan sampel tap water yang memenuhi syarat mikrobiologi dengan yang tidak memenuhi syarat di RSUDZA

Adanya perbedaan keberadaan bakteri Coliform antara air yang belum diolah dengan air yang telah diolah diperkuat dari hasil uji statistik. Hasil pemeriksaan mikrobiologi sampel tap water dianalisis dengan uji McNemar untuk menilai signifikansi perbedaan hasilnya.

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,1. Hasil uji statistik McNemar diperoleh nilai probabilitas 0,031 sehingga H0 ditolak (0,031 < 0,1) yang berarti terdapat perbedaan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum diolah dengan air yang telah diolah di RSUDZA Banda Aceh.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan dalam pengambilan sampel dengan jumlah yang lebih banyak untuk mengurangi bias penelitian, keterbatasan dalam melakukan pengambilan sampel di sumber air (air PDAM) dan bak penampungan atas (tangki FRP) dengan tingkat kedalaman yang tepat yang sesuai dengan lingkungan hidup bakteri Coliform dan keterbatasan dalam mengetahui alur perpipaan yang menuju setiap unit ruangan di RSUDZA.

KESIMPULAN

1) Terdapat perbedaan keberadaan bakteri Coliform pada air yang belum diolah dengan air yang telah diolah di RSUDZA Banda Aceh.

2) Sebanyak 93% tap water (81sampel) di RSUDZA memenuhi syarat secara mikrobiologi dan 7% tap water (6 sampel) tidak memenuhi syarat secara mikrobiologi dengan hasil MPN berkisar antara 2-2,2 per 100 ml air.

SARAN

1) Perlu dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan dan kontrol yang lebih rutin terhadap sistem pendistribusian air oleh pihak RSUDZA untuk memastikan agar tap water yang digunakan sesuai dengan persyaratan air minum, khususnya persyaratan secara mikrobiologi.

2) Kepada pegawai rumah sakit terutama para petugas kesehatan disarankan agar menggunakan alkohol setelah mencuci tangan untuk menjamin tidak adanya penyebaran kuman patogen kepada pasien melalui tangan yang terkontaminasi.

Page 8: UJI KUALITAS AIR BERSIH SIAP MINUM ( TAP WATER ) DINILAI DARI PARAMETER MIKROBIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM DOKTER ZAINOEL ABIDIN.docx

3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada beberapa unit ruangan di RSUDZA untuk mengetahui sumber kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Angelbeck, J.A, et al., 2006. Hospital Water: A Source of Concern for Infections Managing Control. At : http://site.pall.com/pdf/A Source of Concern.pdf [diakses pada: 13 Juni 2012].

Boel, T. 2004. Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin. At : http://library.usu.ac.id/ download/fkg/fkg-trelia2.pdf [diakses pada: 20 Mei 2012].

Cervia, J.S; Ortolano, G.A and Canonica, F.P. 2008. Hospital Tap Water : A Reservoir of Risk for Health Care – Associatted Infection. Infectious Diseases In Clinical Practice Vol 16: 6.

Depkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI : Jakarta.

Feng, P; Weagant, S.D and Grant, M.A. 2002. Enumeration of Escherichia coli and The Coliform Bacteria. BAM (Bacteriological Analytical Manual), Chapter 4. FDA (Food and Drug Administration).

Ferdiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. pp. 35-46.

Harley. J.P and Prescott, L.M. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology Fifth Edition. New York: McGraw Hill.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pommerville, J.C. 2007. Alcamo’s Fundamentals of Microbiology 8th

Edition. London: Jones and Bartlett Publishers. pp: 308-15.

Pracoyo, E.N; Siti, S dan Triyani, S. 2006. Penelitian Bakteriologik Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabodetabek Maret 2003 – 2004. Cermin Dunia Kedokteran. 152: 37- 40.

Setiabudi, P. 2012. RSUDZA Miliki Instalasi Air Siap Minum. Waspada online. Tanggal 20 Januari 2012.

Slamet, J.S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. pp. 46-53.

Sutrisno. 2010. Merawat dan Memerbaiki Pompa Air. Jakarta : Kawanpustaka.

Vanderzant, C and Splittstoesser, D.F. 1992. Compendium of Methods for The Microbiological Examination of Foods, 3rd ed. Washington, D.C: American Public Health Association.