uji klinis formula jamu temulawak, kunyit, dan …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/uji...

88
LAPORAN PENELITIAN UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN MENIRAN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DISUSUN OLEH FAJAR NOVIANTO DKK KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL 2017

Upload: lycong

Post on 11-Jul-2019

281 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

LAPORAN PENELITIAN

UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT,

DAN MENIRAN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI

DISUSUN OLEH FAJAR NOVIANTO DKK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

2017

Page 2: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

ii

SK PENELITIAN

Page 3: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

iii

Page 4: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

iv

SUSUNAN PENELITIAN

Susunan personalia pada penelitian ”Uji Klinis Formula Jamu Temulawak, Kunyit,

dan Meniran Terhadap Kebugaran Jasmani” berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional No.

HK.02.03/22/238/2017 tanggal 06 Januari 2017 adalah sebagai berikut:

No Nama Keahlian/Kesarjanaan Kedudukan dalam tim 1. dr. Fajar Novianto Pendidikan Dokter Ketua Pelaksana 2. dr. Danang Ardiyanto Pendidikan Dokter Peneliti 3. dr. Peristiwan R. Widhi A. Pendidikan Dokter Peneliti 4. dr. Ulfatun Nisa’ Pendidikan Dokter Peneliti 5. dr. Ulfa Fitriani Pendidikan Dokter Peneliti 6. dr. Abiyoso Pendidikan Dokter Peneliti 7. dr. Agus Triyono Pendidikan Dokter Peneliti 8. dr. Zuraida Zulkarnain Pendidikan Dokter Peneliti 9. Saryanto, Apt Apoteker Peneliti 10. Tofan Aries Mana, Apt Apoteker Peneliti 11. Prof. DR. dr. Muchsin Doewes,

SU,AIFO, MARS Kedokteran Olahraga Peneliti UNS

12. DR. dr. Noor Wijayahadi Dokter Herbal Medik Peneliti UNDIP 13. Santoso S.Farm. Sarjana Farmasi Pembantu Peneliti 14. Luthfi Aryanti A.Md.Kep Diploma Perawat Pembantu Peneliti 15. Fitri Syaifulani A.Md.kep Diploma Perawat Pembantu Peneliti 16. Adi Nugroho A.Md.Kep Diploma Perawat Pembantu Peneliti 17. Amin Mustofa, A.Md.Kep Diploma Perawat Pembantu Peneliti 18. Ribut Eko Pamuji, A.Md.Farm Diploma Analis Pembantu Peneliti 19. Ratna Fitria Suminar,A.Md.Farm Diploma Farmasi Pembantu Peneliti 20. Dewi Tri Setyaningrum,

A.Md.Farm Diploma Farmasi Pembantu Peneliti

21. Musthofa Farid Ismail A.Md.Farm Diploma Farmasi Pembantu Peneliti 22. Yusuf Bakhtiar Pendidikan Pembantu peneliti 23. dr. Nurul Fitri Syarifah Pendidikan Dokter Pembantu Peneliti 24. Agus Wijayanto, A.Md.Kep Diploma Perawat Pembantu Peneliti 25. Agus Widodo S.Pd Pendidikan Olahraga Pembantu Peneliti

Page 5: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

v

PERSETUJUAN ETIK

Penelitian dengan judul “Uji Klinis Formula Jamu Temulawak, Kunyit, dan Meniran

Terhadap Kebugaran Jasmani”, telah mendapatkan persetuan etik dengan nomor

LB.02.01/2/KE238/2017 tanggal 11 Juli 2017,

Page 6: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

vi

PERSETUJUAN ATASAN

Laporan penelitian dengan judul “Uji Klinis Formula Jamu Temulawak,

Kunyit, dan Meniran Terhadap Kebugaran Jasmani” telah dibahas oleh

Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat dan Obat Tradisional.

Ketua PPI

Dr. Ir. Yuli Widyastuti, MP NIP. 196707161993032002

Tawangmangu, Januari 2018

Ketua Pelaksana

dr. Fajar Novianto NIP. 198711122012121001

Menyetujui Kepala

Akhmad Saikhu, SKM, MSc.PH NIP. 196805251992031004

Page 7: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Uji Klinis

Formula Jamu Temulawak, Kunyit, dan Meniran Terhadap Kebugaran Jasmani”. Banyak hambatan dalam pelaksanaan penelitian ini, karena penelitian ini

melibatkan subyek penelitian manusia. Metode penelitian untuk jamu juga merupakan suatu yang baru di ranah penelitian uji klinik, oleh karena jamu yang diteliti merupakan ramuan atau formula jamu yang belum di ekstrak.

Penelitian ini sudah ditunggu hasilnya oleh pelaksana program untuk merencanakan kegiatan dalam pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan dasar untuk penelitian uji klinik jamu pada masa yang akan datang dan dapat menjadi evidence base bagi dokter dalam melayani kesehatan tradisional kepada masyarakat.

Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala bentuk tanggapan terhadap laporan penelitian ini sangat kami harapkan sebagai masukan untuk perbaikan serta sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Ketua PPI, para konsultan dan anggota penelitian, yang telah membantu jalannya penelitian ini dari awal sampai dengan selesai. Semoga Allah SWT memberi pahala yang setimpal. Amien

Semoga jamu dapat menjadi sarana untuk menciptakan masyarakat sehat seutuhnya.

Jakarta, Desember 2017 Ketua Pelaksana Penelitian

dr. Fajar Novianto

Page 8: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Judul Penelitian: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN MENIRAN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI Penyusun : Fajar Novianto, dr Latar Belakang : Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif dengan menerapkan paradigma sehat. Dalam upaya preventif peningkatan kebugaran fisik/jasmani masyarakat sangatlah penting. Kesegaran/Kebugaran jasmani ditinjau dari segi faal (fisiologi) ialah kesanggupan dan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Komponen-komponen kebugaran jasmani meliputi : kekuatan (strength), kelenturan (flexibility), komposisi tubuh (indek massa tubuh), daya tahan (endurance), dan kesanggupan/kebugaran kardiovaskuler. Gerakan Bugar dengan jamu (Bude jamu) telah dicanangkan oleh menteri kesehatan dan menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) pada bulan Januari 2015. Maka dari itu untuk mendapatkan jamu yang aman, berkhasiat dan bermutu diperlukan suatu penelitian. Berdasarkan Permenkes No.003/MENKES/PER/I/2010 nomor 003 tahun 2010 tentang saintifikasi jamu disebutkan bahwa saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah khasiat dan keamanan jamu. Dalam saintifikasi jamu, temulawak, kunyit, dan meniran merupakan tanaman obat yang berpotensi bisa meningkatkan kebugaran seseorang. Pada uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran terbukti aman serta bisa meningkatkan kebugaran mencit setara dengan kafein. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah menilai keamanan dan khasiat formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran terhadap kebugaran jasmani seseorang. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis fase II dengan desain quasi eksperimental pre post dengan pembanding (paralel design). Dosis ramuan jamu dalam penelitian ini adalah 5 gram rimpang temulawak, 4 gram rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran. Subyek merupakan santri SMA pondok pesantren. Subyek dibagi menjadi dua kelompok; kelompok jamu dan kelompok plasebo. Sebanyak 100 subyek kelompok jamu diberikan jamu rebusan selama 6 minggu diminum 2 kali sehari, sedangkan kelompok plasebo sebanyak 101 subyek diberikan minuman dalam kemasan selama 6 minggu diminum 2 kali sehari. Pada H0 dan H42 masing-masing kelompok diperiksa status kebugarannya, darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, dan Short Form-36. Hasil dianalisis dengan uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan sebelum dan sesudah minum jamu. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan bermakna (p>0,05) pada fungsi hati, fungsi ginjal, dan gambaran darah subyek pada H42 dibandingkan H0 baik kelompok jamu maupun kelompok plasebo. Physical Fitnes Index (PFI), Heart Rate Recovery (HR-R), VO2Max, dan Short Form-36 terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri pada kelompok jamu mengalami peningkatan bermakna (p<0,05) dibanding kelompok plasebo sedangkan indeks massa tubuh, kekuatan otot, dan fleksibilitas otot tidak terjadi perubahan bermakna dibanding kelompok plasebo (p>0,05).

Page 9: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

ix

Kesimpulan dan Saran : Formula jamu 5 gram rimpang temulawak, 4 gram rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran dapat membantu meningkatkan kebugaran kadiovaskuler subyek tetapi tidak bermakna untuk IMT, fleksibilitas otot, dan kekuatan otot. Formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran dapat meningkatkan kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri. Formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran aman terhadap profil darah, hati dan ginjal. Perlu dilakukan uji klinik lanjutan ramuan jamu multi center dengan desain double blinding sehingga sehingga hasil penelitian lebih valid. Perlu dipertimbangkan beberapa alternatif bentuk sediaan jamu untuk meningkatkan kepatuhan subyek mengkonsumsi jamu melalui penelitian lanjutan dengan membandingkan khasiat jamu pada subyek dengan sediaan simplisia (rebusan) sebagai kontrol, lalu dibandingkan dengan bentuk kemasan lainnya. Seperti penyediaan ramuan jamu dalam kemasan kapsul, sirup, puyer atau kantung celup.

Page 10: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

x

ABSTRAK

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Berdasarkan uji pra klinik, tanaman obat yang berpotensi dapat meningkatkan kebugaran jasamani antara lain temulawak, kunyit, dan meniran. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai keamanan dan khasiat formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran terhadap kebugaran jasmani seseorang. Penelitian ini merupakan uji klinis fase II dengan desain quasi eksperimental pre post dengan pembanding (paralel design). Dosis ramuan jamu dalam penelitian ini adalah 5 gram rimpang temulawak, 4 gram rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran. Subyek merupakan santri SMA pondok pesantren. Subyek dibagi menjadi dua kelompok; kelompok jamu dan kelompok plasebo. Sebanyak 100 subyek kelompok jamu diberikan jamu rebusan selama 6 minggu diminum 2 kali sehari, sedangkan kelompok plasebo sebanyak 101 subyek diberikan minuman dalam kemasan selama 6 minggu diminum 2 kali sehari. Pada H0 dan H42 masing-masing kelompok diperiksa status kebugarannya, darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, dan Short Form-36. Hasil dianalisis dengan uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan sebelum dan sesudah minum jamu antara kelompok jamu dan kelompok plasebo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan bermakna (p>0,05) pada fungsi hati, fungsi ginjal, dan gambaran darah subyek pada H42 dibandingkan H0 baik kelompok jamu maupun kelompok plasebo. Physical Fitnes Index (PFI), Heart Rate Recovery (HR-R), VO2Max, dan Short Form-36 terutama dimensi peranan fisik dan nyeri pada kelompok jamu mengalami peningkatan bermakna (p<0,05) dibanding kelompok plasebo sedangkan indeks massa tubuh (IMT), kekuatan otot, dan fleksibilitas otot tidak terjadi perubahan bermakna dibanding kelompok plasebo (p>0,05). Kesimpulan, Formula jamu 5 gram rimpang temulawak, 4 gram rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran dapat membantu meningkatkan kebugaran kadiovaskuler subyek tetapi tidak bermakna untuk IMT, fleksibilitas otot, dan kekuatan otot, meningkatkan kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri, serta aman terhadap profil darah, hati dan ginjal. Kata kunci: Jamu, Kebugaran

Page 11: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………................... i

SK PENELITIAN ………………………………………………………………… ii

SUSUNAN PENELITIAN ……………………………………………………….. iv

PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN …………………………………………… v

PERSETUJUAN ATASAN ………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………… viii

ABSTRAK ………………………………………………………………………... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xii

I. PENDAHULUAN ………………………………………………................. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1 B. Perumusan Masalah …………………………………….... . . 6 C. Tujuan Penelitian …………………………………………. . 6 D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 5 II. METODE PENELITIAN …………………………………………............... 7

A. Kerangka Konsep, Hipotesis Dan Definisi Operasional ………...... 7 B. Desain Penelitian …………………………………………………… 10 C. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………….. 10 D. Populasi Dan Sampel ………………………………………………. 10 E. Instrumen Pengumpul Data ……………………………………… 10 F. Bahan Dan Prosedur Pengumpulan Data …………………………. 11 G. Pengolahan Dan Analisis Data ……………………………………. 23 III. HASIL ……………………………………………………………………… 24

A. Karakteristik Subyek ……………………………………………….. 25 B. Gejala Klinis Subyek Penelitian …………………………………… 26 C. Keamanan Jamu ……………………………………………………. 26 D. Kemanfaatan Jamu ………………………………………………… 30 IV. PEMBAHASAN …………………………………………………………… 39

A. Karakteristik Subyek ……………………………………………….. 39 B. Gejala Klinis Subyek Penelitian …………………………………… 39 C. Keamanan Jamu ……………………………………………………. 39 D. Kemanfaatan Jamu ………………………………………………… 40 V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….. 44

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 45

LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 47

Page 12: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Subyek ………………………………………………………. 25

Tabel 2. Karakteristik Kebugaran dan SF36 Subyek pada H0 (Baseline) …………. 25

Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Kadar SGOT ………………….…………………….. 26

Tabel 4. Analisis Kadar SGOT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo …………………………………………………………………………………….....

27

Tabel 5. Perbedaan Rata-Rata Kadar SGPT ………………………………………... 27

Tabel 6. Analisis Kadar SGPT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……………………………………………………………………………………….

27

Tabel 7. Perbedaan Rata-Rata Kadar Ureum ……………………..………………… 28

Tabel 8. Analisis Kadar Ureum Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ………………………………………………………………………………

28

Tabel 9. Perbedaan Rata-Rata Kadar Kreatinin …………………..………………… 28

Tabel 10. Analisis Kadar Kreatinin Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ………………………………………………………………………………

29

Tabel 11. Perbedaan Rata-Rata Gambaran Darah kelompok Jamu ………………… 29 Tabel 12. Perbedaan Rata-Rata Gambaran Darah kelompok Plasebo ……………… 29

Tabel 13. Analisis Gambaran Darah Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……………………………………………………………………………..

30

Tabel 14. Perbedaan Rata-rata Indeks Massa Tubuh ……………………………….. 30

Tabel 15. Analisis IMT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……... 30

Tabel 16. Perbedaan Rata-Rata Fleksibilitas Otot ……………..…………………… 31 Tabel 17. Analisis Fleksibilitas Otot Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ………………………………………………………………………………

31

Tabel 18. Perbedaan Rata-Rata Nilai sit up 1 menit ………………………………. 31

Tabel 19. Analisis Kebugaran Otot Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ………………………………………………………………………………

32

Tabel 20. Perbedaan Rata-Rata Nilai PFI Cara Cepat ………..……………………. 32

Tabel 21. Analisis PFI Cepat Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……………………………………………………………………………………....

32

Tabel 22. Perbedaan Rata-Rata Nilai PFI Cara Lambat ..……..……………………. 32 Tabel 23. Analisis PFI Cepat Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo …………………………………………………..……………………………………

33

Tabel 24. Perbedaan Rata-Rata Nilai HR-R …………....……..……………………. 32 Tabel 25. Analisis HR-R Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo …… 34

Tabel 26. Perbedaan Rata-Rata Nilai VO2Max ………....……..…………………… 34

Tabel 27. Analisis VO2Max Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo … 34

Tabel 28. Perbedaan Rata-Rata Nilai Short Form 36 ………………………………… 35 Tabel 29. Analisis SF-36 Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……. 35

Page 13: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

xiii

Tabel 30. Analisis Dimensi SF-36 Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo ……………………………………………………...………………………….

37

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ……………………………………………………… 7

Gambar 2. Alur Penelitian ………………………………………………………… 8

Gambar 3. Sit and reach test ..……………………………………………………… 16

Gambar 4. Sit up 1 menit …………………………………………………………… 17

Gambar 5. Consort Penelitian ……………………………………………………… 24

Gambar 6. Grafik 8 Dimensi SF-36 Kelompok Jamu ……………………………… 36

Gambar 7. Grafik 8 Dimensi SF-36 Kelompok Jamu ……………………………… 37

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Naskah Penjelasan …………………………………………………….. 47 Lampiran 2. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Concent) ………………….. 50 Lampiran 3. Formulir Penapisan (Skrining) Subyek ………………………………... 51 Lampiran 4. Physical Activity Readiness Questionnaire (PAR-Q) …………………. 53 Lampiran 5. Case Report Form (CRF) …………………………………………..…. 54 Lampiran 6. Riwayat Penyakit Sebelumnya ………………………………………... 46 Lampiran 7. Catatan Medis ………………….……………………………………… 58 Lampiran 8. Pemantauan Minum Formula Jamu …………..……………………….. 64 Lampiran 9. Formulir Short Form – 36 (SF-36) …….……………………………… 65 Lampiran 10. Lembar Penialian Status kebugaran ………………………………….. 69 Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan ………………………………………………. 71

Page 14: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Topik

Uji klinis formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran adalah pembuktian

ilmiah khasiat dan keamanan formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

pada subyek penelitian. Uji klinis jamu merupakan terobosan kementerian

kesehatan dalam upaya memberikan dukungan ilmiah (evidence based)

terhadap jamu untuk dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan

formal. Fokus utama dari studi ini adalah pemanfaatan jamu oleh

masyarakat dan pelayanan kesehatan harus berdasarkan bukti ilmiah hasil

penelitian khasiat dan keamanan.

2. Pertimbangan fokus penelitian

Pemanfaatan jamu oleh masyarakat dan pelayanan kesehatan harus

berdasarkan bukti ilmiah hasil penelitian khasiat dan keamanan.

3. Kajian pustaka

Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan

upaya promotif dan preventif, di samping peningkatan akses pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan

kesehatan masyarakat meliputi upaya pencegahan penyakit menular

maupun tidak menular dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan,

gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini. Menteri Kesehatan mengingatkan

perlunya reformasi kesehatan dengan mengubah paradigma masyarakat

terhadap kesehatan yang selama ini diartikan pengobatan (kuratif), diubah

menjadi “sehat itu indah, dan sehat itu gratis”. (Sedyaningsih, 2009)

Sebagaimana kita ketahui, pembangunan kesehatan menerapkan

paradigma sehat, sebuah paradigma yang merupakan model pembangunan

kesehatan jangka panjang yang mampu mendorong masyarakat untuk

bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka melalui kesadaran

tentang pentingnya pelayanan tentang pelayanan kesehatan yang bersifat

promotif dan preventif. Sering kita mendengar kata-kata bahwa orang sehat

1

Page 15: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

2

belum tentu bugar, tetapi orang yang bugar tentu sehat. Sehingga dalam

upaya preventif peningkatan kebugaran fisik/jasmani masyarakat sangatlah

penting. (Dinkes Lumajang, 2016)

Kesegaran/Kebugaran jasmani ditinjau dari segi faal (fisiologi) ialah

kesanggupan dan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari

dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan pengeluaran energi

yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan dan menikmati waktu luang

serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.

Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik dapat diartikan

orang yang cukup mempunyai kesanggupan kemampuan untuk melakukan

pekerjannya sehari-hari dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti. Dengan demikian seseorang yang memiliki tingkat kesegaran

jasmani yang baik akan dapat melakukan kegiatan dengan baik tanpa merasa

terlalu lelah, ini juga berarti bahwa kegiatan itu dapat dilakukan secara terus

menerus tanpa sakit atau rasa malas. (Alex dkk, 2017) Menurut Djoko Pekik

Irianto, “secara umum, yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kebugaran

fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja

sehari-hari secara efesian tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga

masih dapat menikmati waktu luang”. (Irianto, 2004)

Kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh manusia, karena faktor

tersebut sangat menunjang hasil aktivitas yang kita lakukan. Maka dari itu

kebugaran jasmani yang berkaitan dengan diri seseorang merupakan aspek

penting yang harus di jaga. Untuk mempertahankan kebugarannya,

seseorang dituntut untuk dapat mengatur pola hidupnya dengan teratur

berolahraga atau menghindari makanan yang tidak sesuai dengan tubuhnya,

dengan begitu seseorang akan memiliki tingkat kebugaran jasmani yang

ingin dimilikinya sehingga dapat memaksimalkan pikiran dan tenaganya

untuk beraktivitas. (Irianto, 2004)

Menurut Nurhasan dkk ada 2 komponen yang berkaitan dengan

tingkat kebugaran jasmani meliputi : kebugaran jasmani yang berhubungan

dengan kesehatan yaitu setiap orang perlu memiliki komponen kebugaran

Page 16: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

3

jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dalam kondisi yang prima

agar mampu mempertahankan kesehatannya dan mampu melakukan

aktifitas sehari-hari dengan tenaga yang dibutuhkan. Komponen-komponen

tersebut meliputi : kekuatan (strength), kelenturan (flexibility), komposisi

tubuh (body composition), daya tahan (endurance), dan kesanggupan

kardiovaskuler. Kemudian komponen kebugaran jasmani yang

berhubungan dengan keterampilan yaitu komponen kebugaran yang

berhubungan dengan keterampilan gerak penting untuk menunjang aktivitas

sehari-hari, khususnya dalam aktifitas olahraga, beberapa komponennya

meliputi : kecepatan (speed), kelincahan (agility), daya ledak (power),

keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kecepatan reaksi

(reaction speed). Kebugaran jasmani pada umumnya dipengaruhi oleh 2

faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud

dengan faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh

seseorang yang bersifat menetap misalnya faktor genetik, umur, jenis

kelamin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah aktivitas fisik,

status gizi, status kesehatan, kadar hemoglobin, kecukupan istirahat dan

kebiasaan merokok. (Nurhasan, 2006)

Berbagai macam cara dilakukan seseorang untuk mendapatkan

kebugaran jasmani, antara lain mengatur pola makan yaitu dengan memilih

makanan-makanan yang mengandung banyak nutrisi, kemudian istirahat

secukupnya apabila seseorang kurang istirahat mempunyai efek yang sangat

besar pada mental dan penampilan fisiknya, dan rutin melakukan aktivitas

olahraga dengan melakukan olahraga secara teratur akan meningkatkan

efisiensi fungsi tubuh, semua itu dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani. (Irianto, 2004; Nurhasan, 2006) Selain

itu, sebagaimana yang dicanangkan oleh menteri kesehatan dan menteri

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) pada

bulan Januari 2015 bahwa jamu bisa digunakan untuk meningkatkan

kebugaran seseorang. Tujuan ini diimplementasikan melalui gerakan Bugar

dengan jamu (Bude jamu). Jamu yang digunakan harus yang aman,

Page 17: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

4

berkhasiat dan bermutu. Gerakan “Bude Jamu” ini sangat beralasan karena

sebagian besar masyarakat Indonesia pernah mengkonsumsi jamu.

(Kemenkes RI, 2015) Berdasarkan hasil riskesdas tahun 2010 secara

nasional sebanyak 59,12% penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi

jamu, yang merupakan gabungan dari data kebiasaan mengkonsumsi jamu

setiap hari (4,36%), kadang kadang (45,03%), dan tidak mengkonsumsi

jamu tetapi sebelumnya pernah (9,73%), persentase penduduk Indonesia

yang tidak pernah mengkonsumsi jamu sebanyak 40,88%. Provinsi dengan

persentase kebiasaan mengkonsumsi jamu tertinggi adalah Kalimantan

Selatan (80,71%) dengan data konsumsi jamu setiap hari 5,55 persen, diikuti

oleh Daerah Istimewa Yogyakarta (78,50%) dengan konsumsi jamu setiap

hari (4,28%). Selanjutnya, Provinsi Sulawesi Tenggara (23,95%)

merupakan provinsi yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi jamu

terendah dengan data konsumsi jamu setiap hari 1,39%. (Balitbangkes RI,

2010)

Maka dari itu untuk mendapatkan jamu yang aman, berkhasiat dan

bermutu diperlukan suatu penelitian. Berdasarkan Permenkes

No.003/MENKES/PER/I/2010 nomor 003 tahun 2010 tentang saintifikasi

jamu disebutkan bahwa saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah khasiat

dan keamanan jamu. Saintifikasi jamu dilakukan melalui observasi klinik

yaitu penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Saintifikasi jamu merupakan

terobosan kementerian kesehatan dalam upaya memberikan dukungan

ilmiah (evidence based) terhadap jamu untuk dapat dimanfaatkan dalam

pelayanan kesehatan formal. (Kemenkes RI, 2010)

Ramuan jamu yang terdiri dari temulawak, kunyit dan meniran

sudah digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya sebagai pelengkap

komposisi ramuan jamu yang sudah saintifik. Pada uji pra klinik dan uji

klinik jamu saintifik penambahan ramuan yang terdiri dari temulawak,

kunyit dan meniran pada ramuan jamu saintifik untuk hemoroid,

osteoarthritis, hiperurisemia, hiperkolesterol dan hipertensi terbukti aman

dan berkhasiat bisa meningkatkan kualitas hidup dari penderita. Temulawak

Page 18: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

5

digunakan untuk menyegarkan tubuh, melancarkan metabolisme,

mengurangi nyeri, serta menyehatkan fungsi hati. Kunyit digunakan untuk

melancarkan pencernaan, sedangkan meniran untuk meningkatkan daya

tahan tubuh. (B2P2TOOT, 2015)

Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang hanya

meneliti komposisi ramuan jamu yang terdiri dari temulawak, kunyit dan

meniran sebagai ramuan yang berdiri sendiri sebagai ramuan yang

berpotensi meningkatkan kebugaran seseorang. Sehubungan dengan hal

diatas maka akan dilakukan penelitian studi klinis formula jamu untuk

kebugaran jasmani yang terdiri dari temulawak, kunyit dan meniran. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat membuktikan formula jamu yang terbukti

aman dan berkhasiat meningkatkan kebugaran sehingga bisa dimanfaatkan

oleh masyarakat dan pelayanan kesehatan formal.

Untuk mengukur tingkat kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan (health related fitness) ada beberapa cara tergantung komponen

kebugaran mana yang akan kita ukur. Untuk menilai komponen komposisi

tubuh bisa dengan persentase lemak tubuh, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

lingkar pinggang. Untuk menilai fleksibilitas dengan metode sit and reach

test, baik yang menggunakan mistar maupun menggunakan bangku

fleksibilitas. Menilai kebugaran otot menggunakan tes sit up, tes push up

atau tes pull up. Menilai kebugaran kardiovaskuler bisa dengan Harvard step

test (HST). HST merupakan tes untuk menilai kemampuan kerja yang

dikembangkan oleh Brouha sejak tahun 1943, keistemawaan dari test ini

adalah sangat sederhana untuk melakukannya dan membutuhkan alat yang

sederhana pula sehingga mudah aplikasinya. Penggunaan tes ini dan

modifikasinya sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, serta

direkomendasikan untuk penelitian dalam kelompok besar. (Maria dkk,

2012; Fisiologi Unsoed, 2016)

Page 19: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

6

B. Perumusan Masalah

1. Apakah formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran aman untuk

manusia?

2. Adakah pengaruh formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran dalam

membantu meningkatkan kebugaran?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menilai keamanan dan khasiat formula jamu temulawak, kunyit, dan

meniran.

2. Tujuan Khusus

• Memberikan data mengenai evidence based formula jamu

temulawak, kunyit, dan meniran.

• Sebagai data dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih

lanjut.

• Mensukseskan program saintifikasi jamu yang dicanangkan oleh

pemerintah melalui Permenkes No. 003 tahun 2010..

D. Manfaat Penelitian

• Masyarakat dan praktisi kesehatan mendapatkan evidence based

mengenai keamanan jamu temulawak, kunyit, dan meniran.

• Peneliti memperoleh data dasar kemungkinan manfaat jamu temulawak,

kunyit, dan meniran untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 20: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

7

II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep, Hipotesis dan Definisi Operasional

1. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Kelompok Plasebo diberikan plasebo selama 6 minggu

Subyek Sehat

Catatan: Sehat:

- Clear of Physical Activity Readiness Questionnaire (PAR-Q)

- Hasil Laborat dalam batas normal (Darah rutin, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin)

- Tekanan darah normal - Elektrokardiografi (EKG)

normal

Kelompok Jamu diberikan ramuan

temulawak, kunyit, meniran selama 6

minggu

• Status Kebugaran Jasmani

• SF-36 • Keamanan

Page 21: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

8

Gambar 2. Alur Penelitian

2. Hipotesis

• Jamu temulawak, kunyit, dan meniran aman untuk dikonsumsi

manusia

• Jamu temulawak, kunyit, meniran dapat membantu meningkatkan

kebugaran jasmani.

Subyek sehat

Pemeriksaan skrining : 1. Siswa SMA pondok pesantrean laki-laki 2. Clear of PAR-Q 3. Tekanan darah normal 4. Menandatangani informed Consent 5. Pemeriksaan EKG 6. Pemeriksaan laboratorium darah (fungsi hati,

fungsi ginjal, darah rutin) 7. Pemeriksaan kualitas hidup

Hasil pemeriksaan eligible

Hasil pemeriksaan eligible

Tes Kebugaran (H 0)

Kelompok Plasebo Kelompok Jamu

1. Tes kebugaran (H 42) 2. Pemeriksaan kualitas hidup (H 42) 3. Pemeriksaan Laboratoium (H 42):

Darah rutin, Fungsi hati, Fungsi ginjal

6 minggu

Page 22: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

9

3. Definisi Operasional

NO. VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

ALAT UKUR

HASIL UKUR SKALA DATA

1. Kebugaran Jasmani

Kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efesian tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Komponen kebugaran:

- Komposisi Tubuh Indeks Massa Tubuh

1.Underweight 2.Normal 3.Overweight 4.Obesitas I 5.Obesitas II

Interval

- Fleksibilitas sit and reach test

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Interval

- Kebugaran otot (Kekuatan dan ketahanan otot)

sit up 1 menit

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

Interval

- Kebugaran Kardiovaskuler

Harvard Step Test (HST)

Physycal Fitnes Index (PFI), Heart Rate Recovery (HR-R), Volume Oksigen Maksimum (VO2Max)

Rasio

2a. Umur

Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun terakhir

KTP / Ijazah

Interval

2b. Jenis kelamin

Jenis kelamin laki-laki atau perempuan

KTP / Ijazah

1. Laki-laki 2. Perempuan

Nominal

Page 23: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

10

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji klinis fase II dengan desain quasi

eksperimental pre post dengan pembanding (paralel design).

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren daerah Sukoharjo dan di

Klinik Saintifikasi Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dari bulan Februari sampai Desember 2017.

D. Populasi Dan Sampel

Pemilihan subyek penelitian menggunakan metode consecutive sampling.

Consecutive sampling adalah cara pemilihan subyek penelitian berdasarkan

kriteria yg telah ditetapkan. Berdasarkan cara uji klinik yang baik, jumlah

subyek uji klinik fase 2 adalah 100-200 subyek. Dalam penelitian ini sampel

yang digunakan adalah 100 subyek dengan perkiraan subyek yang drop out

sebesar 10% sehingga jumlah subyek ditambah 10 sehingga total subyek

yang diikutkan dalam penelitian sebanyak 110 subyek untuk setiap

kelompok.

E. Instrumen Pengumpul Data

- Log book/buku pencatatan untuk subyek saat skrining, rekruitmen dan

hasil laboratorium.

- Formulir naskah penjelasan dan informed consent

- Formulir Skrining dan Catatan Medis

- Alat penunjang diagnostik: Laboratorium Klinik.

- Stadiometer, timbangan, tensimeter, stetoskop.

- Perlengkapan uji fleksibilitas (Mistar atau Bangku fleksibilitas)

- Perlengkapan uji kebugaran otot (matras, stopwatch)

- Perlengkapan HST (bangku harvard setinggi 19 inch, stopwatch,

metronom)

- SF 36

Page 24: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

11

F. Bahan Dan Prosedur Pengumpulan Data

➢ Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria inklusi:

• Siswa SMA pondok pesantren laki-laki.

• Clear of PAR-Q (lihat lampiran)

• EKG dan Tekanan darah normal (systole 100-130 mmHg, diastole 60-

85 mmHg)

• Indeks Massa Tubuh (18 – 24,9 kg/m2)

• Menandatangani Informed Consent

Kriteria eksklusi:

• Mempunyai gangguan respirasi, neuromuskuler, dan jantung.

• Kelainan ekstremitas bawah atau atas dan deformitas spinal.

• Sakit kronis dan membutuhkan terapi jangka lama.

• Hipersensitif terhadap jamu yang didapat melalui anamnesis dan saat

pemeriksaan.

• Gangguan fungsi hati atau ginjal.

• Perokok dan peminum alkohol.

• Mempunyai riwayat operasi besar (paru-paru, jantung)

➢ Bahan dan Prosedur Kerja

1). Bahan

Plasebo yang digunakan adalah air mineral dalam kemasan.

Formula jamu kebugaran: Rimpang Temulawak 5 g

Rimpang Kunyit 4 g

Herba Meniran 3 g

2). Cara kerja :

i. Determinasi tanaman, pengumpulan dan pengeringan bahan.

Standarisasi bahan formula jamu (determinasi tanaman,

pengumpulan, pengeringan dan pengemasan bahan formula jamu).

Determinasi dan pengelolaan simplisia dilakukan di Balai Besar

Page 25: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

12

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

Tawangmangu. Bahan baku yang akan digunakan sebagai simplisia

diambil dari daerah Tawangmangu dari bagian produksi yang sama,

bahan baku pembuatan simplisia terlebih dahulu melalui proses

sortasi basah, yaitu memisahkan kotoran atau bahan asing serta

bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan simplisia.

Kemudian dilakukan pencucian dengan air bersih standar air minum

yang mengalir untuk menghilangkan tanah dan kotoran yang

melekat pada bahan simplisia. Lalu dilakukan penirisan pada rak-rak

yang telah diatur ditempat teduh dan aliran udara cukup, untuk

mencegah pembusukan dan bertambahnya kandungan air. Tahap

berikutnya dilakukan pengubahan bentuk misalnya irisan, potongan

dan serutan untuk memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan

dan perebusan. Selanjutnya dilakukan pengeringan di dalam oven

suhu 500C selama 7 jam kemudian diuji kromatografi lapis tipis dan

kontrol kualitas. Pembuatan bahan dan kontrol kualitas dilakukan

oleh tim Quality Control Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Kemudian dilakukan

pengemasan dengan dosis sebagai berikut: temulawak 5 gram,

kunyit 4 gram, dan meniran 3 gram.

ii. Cara Pembuatan Jamu

Ramuan jamu yang terdiri dari 5 gram rimpang temulawak, 4 gram

rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran dimasukkan ke 4 gelas

air (800 cc) yang mendidih kemudian api dikecilkan ditunggu sekitar

15 – 30 menit hingga air rebusan tinggal 2 gelas air (400 cc), disaring

dan dimasukkan dalam termos khusus dan diminum 2 kali sehari

pagi dan sore. Jamu dibuat oleh petugas khusus dan didistribusikan

ke subyek sudah dalam bentuk cairan dalam tempat minum jamu

(termos).

Page 26: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

13

iii. Perlakuan Subyek Penelitian

a) Sebelum ada tindakan pada calon subyek, terlebih dahulu

dijelaskan mengenai penelitian tentang jamu kebugaran ini sesuai

dengan naskah penjelasan (naskah penjelasan pada lampiran).

Setelah calon subyek menerima penjelasan dan calon subyek

setuju maka calon subyek diminta tanda tangan pada lembar

informed consent yang telah disediakan sebanyak dua rangkap.

b) Rekruitmen subyek dengan melakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk menentukan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Dokter peneliti melakukan penjelasan tentang maksud dan

tujuan serta jadwal kunjungan ulang penelitian terhadap calon

subyek dan jika subyek bersedia maka diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan penelitian (Informed

consent).

2. Dokter peneliti melakukan pemeriksaan untuk konfirmasi

terhadap kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

3. Subyek yang eligible diperiksa EKG dan laboratorium untuk

cek darah rutin, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, serta SF36.

4. Tata cara pemeriksaan EKG:

- Subyek dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya

serta berbaring di atas tempat tidur, dan dianjurkan untuk

tidak tegang (rileks).

- Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda

dengan kapas alkohol 70 % pada bagian ventral (depan)

kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan) dan bagian

lateral ventral kedua tungkai bawah (dekat pergelangan

kaki), serta dada.

- Keempat elektroda ekteremitas diberi jelly.

- Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang

akan dipasangkan elektroda.

Page 27: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

14

- Pasang keempat elektroda ektremitas tersebut pada kedua

pergelangan tangan dan kaki, dengan ketentuan sbb:

Merah : lengan kanan (RA)

Kuning : lengan kiri (LA)

Hijau : Tungkai kiri (LF)

Hitam : tungkai kanan (RF)

- Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda.

- Hidupkan alat EKG dan cetak hasilnya.

5. Pemeriksaan sampel darah subyek dilakukan dengan

menggunakan alat hematologi analyser dan alat pemeriksaan

kimia darah fotometer di laboratorium klinik setempat yang

selalu melakukan kalibrasi internal dan eksternal secara rutin.

Untuk pengambilan sampel darah, dibutuhkan darah subyek

sebanyak ±5 ml yang diambil dari darah vena, di fossa cubiti

(vena mediana cubiti/ vena di daerah lipat siku). Cara

pengambilan darah vena yaitu sebagai berikut:

- Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti kapas alkohol,

spuit, botol penampung darah, plester

- Pasang torniquet pada lengan bagian atas

- Mintalah subyek untuk mengepal dan membuka tangannya

berkali-kali agar vena kelihatan. Raba letak vena.

- Bersihkan tempat yang akan diambil dengan kapas alkohol,

biarkan sampai kering

- Masukkan jarum pada posisi membentuk sudut 45 derajat,

setelah kelihatan darah masuk dalam jarum ambil darah sesuai

kebutuhan.

- Lepaskan pembendungannya, letakkan kapas diatas jarum dan

tarik jarum keluar

- Tekan beberapa saat (sekitar 3 detik) selanjutnya minta subyek

untuk menekan kapas tersebut.

Page 28: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

15

6. Subyek yang eligible diminta melakukan tes kebugaran yang

meliputi pengukuran IMT, sit and reach test, sit up 1 menit, dan

Harvard Step Test (HST) dengan dipandu oleh

peneliti/pembantu peneliti.

7. Subyek yang eligible dibagi menjadi 2 kelompok secara

random.

8. Kelompok placebo minum air mineral dua kali sehari selama 6

minggu, sedangkan kelompok jamu minum formula jamu dua

kali sehari selama 6 minggu.

9. Tes kebugaran yang meliputi pengukuran IMT, sit and reach test,

sit up 1 menit, Harvard Step Test (HST) dan penilaian kualitas

hidup SF 36 pada H 42. (nilai post test)

10. Pemeriksaan laboratorium untuk cek darah rutin, SGOT, SGPT,

Ureum, Creatinin pada H 42. (nilai post test).

c) Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh merupakan sebuah pengukuran yang

membandingkan berat badan dengan tinggi badan.

Indeks Massa Tubuh (IMT)=

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚

(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)2

Norma indeks massa tubuh: (Nieman, 2011)

• <18,5 • underweight

• 18,5 – 24,9 • normal

• 25 – 29,9 • overweight

• 30 – 34,9 • obesitas I

• 34,9 – 39,9 • obesitas II

• ≥40 • obesitas III

d) Fleksibilitas

Pemeriksaan fleksibilitas menggunakan metode sit and reach test .

Alat dan Bahan :

Mistar atau Bangku fleksibilitas

Page 29: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

16

Cara Kerja :

1) Subyek duduk di lantai dengan kedua tungkai lurus ke depan

2) Kedua kaki direnggangkan sekitar 10 cm dan telapak kaki

menyentuh mistar pada skala 26 cm;

3) Dengan perlahan subyek membungkukkan tubuh, kedua lengan

diluruskan, jari tangan dirapatkan dan lutut dalam posisi lurus (lutut

dipegang petugas);

4) Ujung – ujung jari tangan menyentuh dan menyelusuri mistar sejauh

mungkin;

5) Tes dilakukan 3 kali berturut – turut; hasil yang dicatat adalah angka

terbaik

Gambar 3. sit and reach test

Norma sit and reach test:

Kategori Umur (tahun) 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69

Laki – Laki Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

≥ 39 34-38 29-33 24-28 ≤ 23

≥ 40 34-39 30-33 25-29 ≤ 24

≥ 38 33-37 28-32 23-27 ≤ 22

≥ 35 29-34 24-28 18-23 ≤ 17

≥ 35 28-34 24-27 16-23 ≤ 15

≥ 33 25-32 20-24 15-19 ≤ 14

Perempuan Baik sekali Baik

≥ 43 38-42

≥ 41 37-40

≥ 41 36-40

≥ 38 34-37

≥ 39 33-38

≥ 35 31-34

Page 30: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

17

Cukup Kurang Kurang sekali

34-37 29-33 ≤ 28

33-36 28-32 ≤ 27

32-35 27-31 ≤ 26

30-33 25-29 ≤ 24

30-32 25-29 ≤ 24

27-30 23-26 ≤ 22

e) Kebugaran otot (kekuatan dan ketahanan otot)

Pemeriksaan kekuatan dan ketahanan otot diukur menggunakan

metode sit up 1 menit.

Alat dan Bahan :

1) Matras

2) Stopwatch

Cara Kerja:

1) Subyek berbaring di lantai menggunakan alas matras.

2) Kedua lutut dibengkokkan dan kedua kaki dirapatkan.

3) Kedua lengan berada di sisi kepala dengan jari – jari memegang

telinga.

4) Kedua siku diarahkan untuk menyentuh lutut saat pengukuran.

5) Saat pengukuran, kedua siku menyentuh kedua lutut dan kembali ke

posisi berbaring dengan bahu menyentuh lantai (dianggap sebagai

sit up lengkap).

6) Dilakukan selama 1 menit dengan menggunakan stop watch.

7) Jumlah sit up lengkap yang dapat dilakukan dalam 1 menit dicatat

sebagai hasil.

Gambar 4. Sit up 1 menit

Page 31: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

18

Norma sit up 1 menit:

Kategori Umur (tahun) 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69

Laki – Laki Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

≥ 48 42-47 38-41 33-37 ≤ 32

≥ 43 37-42 33-36 29-32 ≤ 28

≥ 36 31-35 27-30 22-26 ≤ 21

≥ 31 26-30 22-25 17-21 ≤ 16

≥ 26 22-25 18-21 13-17 ≤ 12

≥ 23 17-22 12-16 7-11 ≤ 6

Perempuan Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

≥ 42 36-41 31-35 27-30 ≤ 26

≥ 36 31-35 25-30 21-24 ≤ 20

≥ 29 24-28 20-23 15-19 ≤ 14

≥ 25 20-24 15-19 7-14 ≤ 6

≥ 19 12-18 5-11 3-4 ≤ 2

≥ 16 12-15 4-11 2-3 ≤ 1

f) Tes Kebugaran Kardiovaskuler

Pemeriksaan kebugaran kardiovaskuler diukur menggunakan metode

Harvard Step Test (HST).

Tata Cara: (Fisiologi Unsoed, 2016; Bhansali dkk, 2015)

1) Tes ini dilakukan dengan mempergunaakan bangku Harvard

dengan tinggi 19 inch (1 inch = 2,54 cm).

2) Sebelum melakukan test hitung terlebih dahulu nadi/ heart rate

(HR) ketika istirahat dan dicatat.

3) Sampel hanya menggunakan kaos dan celana olahraga tanpa

sepatu, diminta untuk berdiri dengan tenang tetapi dengan penuh

perhatian di depan bangku yang akan digunakan.

4) Harus sudah makan, minimal 2-3 jam dan tidak boleh melakukan

aktivitas fisik yang berat sebelum tes dimulai.

5) Harus mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.

6) Harus melakukan pemanasan sebelum mulai tes.

7) Tes berdiri menghadap bangku harvard dalam keadaaan siap untuk

melakukan tes.

8) Sebuah metronom yang sebelumnya sudah diperiksa ketelitiannya,

diatur irama dengan kecepatan 120x/menit (1 menit 30 step).

Page 32: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

19

9) Pada saat tanda “mulai” diberikan, sampel menempatkan salah satu

kakinya diatas bangku tepat pada suatu ketukan metronom yang

sekaligus merupakan tanda permulaan tes. Pada ketukan metronom

yang kedua, sampel menempatkan kedua kakinya diatas bangku.

Pada ketukan ketiga sampel turun dan menurunkan dulu kakinya

yang pertama kali naik tadi. Pada ketukan keempat, kakinya yang

kedua diturunkan pula, sehingga sampel sekarang berdiri tegak lagi

diatas lantai. Siklus ini terus diulangi sampai selama mungkin tapi

tidak lebih dari 5 menit.

10) Sampel saat menaiki bangku harus tetap tegak dan tidak boleh

membungkuk.

11) Sampel harus mengikuti irama ketukan metronom dengan tepat,

jika ada tanda-tanda gerakan tidak sesuai irama, maka peringatan

diberikan supaya kembali mengikuti irama dengan baik.

12) Apabila irama/sikap tetap salah selama 10-15 detik, walaupun

sudah diberikan peringatan, maka tes harus dihentikan dan lama

masa kerja dicatat. Time of exhaustion (ToE).

13) Untuk mencegah terjadinya kelelahan pada satu tungkai, sampel

diizinkan untuk sesekali mengubah langkahnya.

14) Saat tes dihentikan, stopwatch dihentikan. Dicatat waktu lama

masa kerja naik turun bangku. Subyek diminta duduk relaks dan

dihitung nadinya.

15) Nadi dihitung pada arteri radialis di pergelangan tangan langsung

5 detik setelah selesai test (post heart rate) dan dari 1-1,5 menit

(post HR 1), 2-2,5 menit (post HR 2) dan 3-3,5 menit (post HR 3)

setelah test.

16) Tiap tes didahului oleh suatu tes percobaan guna memberikan

kesempatan kepada sampel untuk membiasakan diri naik turun

bangku dan mengikuti irama metronom. Test percobaan ini hanya

dilakukan sebentar saja. Setelah tidak merasa lelah sama sekali,

barulah tes yang sesungguhnya dimulai.

Page 33: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

20

17) Suhu kamar harus berada diantara 250 C-350 C

Perhitungan PFI, HR-R, dan VO2Max:

1) Physical Fitness Index (PFI) cara lambat (Fisologi Unsoed, 2016;

Bhansali, 2016; Katrali dkk, 2015) =

Lama latihan dalam detik x 100

2 𝑥 (𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 1 + 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 2 + 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 3)

atau dengan cara cepat =

Lama latihan dalam detik x 100

5,5 𝑥 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 1

Interpretasi PFI cara lambat:

Indeks Interpretasi <55 kurang 55-64 sedang 65-79 cukup 80-89 baik >90 amat baik

Interpretasi PFI cara cepat:

Indeks Interpretasi <50 kurang 50-80 sedang >80 baik

2) Heart Rate Recovery % (HR-R %) Maria dkk, 2012=

HR 5 detik setelah test − HR 1 menit setelah test

HR 5 detik setelah test − HR ketika istirahat 𝑥 100%

3) Volume Oksigen Maksimum (VO2Max) (Maria, 2012; Nieman

2011) =

VO2 x HRmax

HR latihan yang diukur

Keterangan:

VO2 = (0,2 x rata-rata jumlah step per menit)+(2,4 x tinggi bangku x

rata-rata jumlah step per menit)+3,5

HRmax = 220 – umur

Page 34: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

21

3) Kriteria Evaluasi

Analisis keamanan dan kemungkinan manfaat jamu berdasarkan

dokumentasi pencatatan dan pelaporan selama pengobatan, yang dicatat

dalam catatan medis. Data demografik, karakteristik subyek, dan riwayat

sakit juga didokumentasi dalam catatan medis.

a) Evaluasi Keamanan

Semua kejadian sampingan (Adverse Events) selama pengobatan dicatat

dan dievaluasi/dianalisis. Kejadian sampingan didapatkan berdasarkan

observasi dan wawancara terhadap subyek.

Evaluasi kejadian sampingan melalui anamnesis terhadap keluhan klinis

yang tidak ada saat periksa (H0) namun timbul selama kunjungan ulang.

Kejadian sampingan juga dinilai melalui pemeriksaan laboratorium:

darah rutin (HB, eritrosit, Lekosit, Hematokrit, Trombosit dan Hitung

Jenis), fungsi ginjal (ureum, kreatinin) dan fungsi hati (SGOT, SGPT)

pada saat periksa (H0) dibandingkan dengan H42.

b) Evaluasi Kemungkinan Kemanfaatan

Kemanfaatan (“keberhasilan”) jamu:

i. Adanya perbaikan IMT, fleksibilitas, kekuatan otot, ketahanan otot,

dan kebugaran kardiovaskuler.

ii. Perbaikan kualitas hidup yang dievaluasi dengan Short Form – 36

(SF – 36) pada H42.

c) Prosedur tindak lanjut/follow-up:

Subyek penelitian akan di follow up selama 6 minggu (H 7, 14, 21, 28,

hingga H 42). Bila diperlukan misalnya ada adverse event, subyek

penelitian bisa menghubungi lewat telepon atau datang langsung kepada

dokter peneliti untuk periksa di luar jadwal kontrol di atas. Selama

kunjungan ulang dilakukan anamnesis perkembangan gejala klinis,

pengamatan dan pengukuran terhadap adanya perubahan/perbaikan

tanda-tanda vital.

Subyek dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek darah rutin,

SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin dua kali (H 0 dan 42). Semua data

Page 35: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

22

hasil pemeriksaan dicatat di dalam catatan medis. Selain itu ditanyakan

juga adanya keluhan kejadian efek samping, dan obat-obat lain/obat

konvensional yang diminum.

d) Kriteria out come penelitian ramuan jamu kebugaran.

Parameter outcome: Jamu dianggap aman jika tidak terjadi perburukan

parameter di akhir minggu ke-6 dibanding H-0 dan dianggap

memberikan manfaat jika terjadi perbaikan IMT, fleksibilitas,

kebugaran otot, dan kebugaran kardiovaskuler berbeda bermakna

dibanding hari pertama pemeriksaan dan plasebo.

i. Gagal pengobatan, jika subyek selama kunjungan ulang mengalami

perburukan parameter.

ii. Lost to follow-up: jika subyek tidak dapat di follow-up, yaitu tidak

datang kunjungan ulang 2 kali berturut-turut ke Klinik Saintifikasi

Jamu.

iii. Withdrawal of consent: jika subyek mengundurkan diri dari

kesediaannya ikut serta dalam penelitian

iv. Pasien didrop out sebagai subyek penelitian bila tidak minum

ramuan jamu selama lebih dari lima hari.

v. Serious Adverse Events (SAE), jika subyek mengalami kejadian

sampingan yang mengancam hidup (menyebabkan kematian) atau

diperlukan perawatan rumah sakit.

e) Gagal Pengobatan

Jika IMT menjadi underweight atau overweight, fleksibilitas, kebugaran

otot, kebugaran kardiovaskuler subyek menetap atau memburuk.

f) Pengobatan terhadap gagal pengobatan

Subyek dengan luaran kriteria gagal pengobatan atau SAE, maka akan

mendapatkan pengobatan standar sesuai dengan protokol pengobatan

program yang berlaku dan kalau diperlukan rawat inap di rumah sakit

terdekat.

Page 36: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

23

g) Follow up setelah selesai penelitian

Setelah selesai penelitian selama 6 minggu, subyek penelitian tetap dipantau

kondisinya selama 2 minggu.

G. Pengolahan Dan Analisis Data

Data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS

dengan menggunakan rumus uji t dan analisis lain yang sesuai. Data yang

dianalisis adalah data PP (per protocol) yang tidak mencakup subyek yang

drop-out dari studi.

.

Page 37: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

24

III. HASIL

Pengumpulan data telah dilakukan di Pondok Pesantren di Sukoharjo

selama bulan September hingga November 2017. Dari 215 calon subyek yang

diskrining didapatkan 204 orang eligible untuk ikut serta sebagai subyek

penelitian. Berdasarkan hasil randomisasi, 102 orang masuk ke dalam kelompok

jamu dan 102 masuk kelompok plasebo. Pada kelompok jamu, terdapat 2 orang

drop out dikarenakan tidak minum jamu lebih dari seminggu. Pada kelompok

plasebo, 1 orang drop out dari penelitian karena sakit sehingga tidak minum

jamu lebih dari seminggu.

Screening 215 orang

11 orang tidak memenuhi

kriteria inklusi (kelainan

nilai lab dan tidak dapat

izin dari ortu)

Analisis (n=100 )

2 orang tidak minum jamu >seminggu

Intervensi Jamu (n=102 )

1 orang sakit sehingga tidak minum jamu >seminggu

Intervensi Minuman (n=102)

Analisis (n=101 )

Randomisasi

Analisis

Follow-Up

204 orang

Gambar 5. Consort Penelitian

Page 38: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

25

A. Karakteristik Subyek

Subyek penelitian ini berjumlah 201 orang yang terdiri dari 100

subyek kelompok jamu dan 101 subyek kelompok plasebo. Semua subyek

merupakan santri laki-laki di pondok pesantren dengan tingkat pendidikan

setara SMA.

Tabel 1. Karakteristik Subyek

Karakteristik Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

p Mean SD Mean SD

Umur 16,37 1,26 16,37 1,11 0,49* IMT 20,91 2,08 21,47 2,79 0,06*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa hasil uji statistik pada variabel

umur dan indek masa tubuh (IMT) subyek penelitian antara kelompok jamu

dan plasebo didapatkan semua nilai p>0,05. Dari sini bisa disimpulkan

bahwa umur dan indek massa tubuh kelompok jamu dan plasebo tidak

berbeda bermakna.

Tabel 2. Karakteristik Kebugaran dan SF36 Subyek pada H0 (Baseline)

Parameter Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

p Mean SD Mean SD

Kebugaran Jasmani IMT 20,91 2,08 21,47 2,79 0,06* Fleksibilitas Otot 45,45 4,82 45,47 5,32 0,49* Kebugaran Otot (sit up) 34,20 6,52 34,17 7,73 0,49* Kebugaran Kardiovaskuler: - PFI cepat 51,60 21,87 54,76 20,82 0,15* - PFI lambat 52,82 22,74 54,34 20,74 0,31* - HR-R 23,54 16,39 24,83 14,61 0,28* - VO2max 35,06 12,32 36,72 11,52 0,16* SF-36 78,89 10,68 77,31 12,96 0,17*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan tabel 2 dapat terlihat bahwa hasil uji t tidak

berpasangan, semua komponen kebugaran dan skor SF-36 subyek

penelitian antara kelompok jamu dan plasebo didapatkan semua nilai

p>0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

Page 39: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

26

bermakna pada komponen kebugaran subyek dan skor SF-36 antara

kelompok jamu dan plasebo pada H-0. Kedua kelompok memiliki baseline

yang sama sebelum dilakukan intervensi jamu maupun plasebo.

B. Gejala Klinis Subyek Penelitian

Gejala klinis subyek diperoleh melalui anamnesis yaitu wawancara

terhadap subyek penelitian. Anamnesis dilakukan pada saat pasien diperiksa

oleh dokter. Pada anamnesis subyek ditanyakan mengenai keluhan yang

paling dirasakan menggangu. Selama 42 hari minum jamu atau plasebo

semua subyek tidak merasakan keluhan yang berarti. Keluhan hanya karena

rasa jamu yang pahit tetapi tidak mebuat mual, pusing, ataupun muntah.

C. Keamanan Jamu

Keamanan penggunaan jamu dan plasebo selama intervensi bisa

dinilai dari hasil anamnesis adanya kejadian yang tidak diinginkan dan hasil

pemeriksaan laboratorium fungsi hati (SGOT dan SGPT), dan fungsi ginjal

(ureum dan kreatinin) subjek penelitian sebelum dan sesudah intervensi.

Nilai laboratorium tersebut bisa kita bandingkan antara kelompok jamu dan

plasebo serta dapat analisis dengan uji t tidak berpasangan. Sedangkan nilai

laboratorium kelompok jamu dan kelompok plasebo antara sebelum dan

sesudah intervensi bisa dianalisis dengan uji t berpasangan.

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada subjek penelitian

kelompok jamu dan kelompok plasebo selama intervensi dan sesudah

intervensi tidak ditemukam efek samping yang bermakna. Selain itu juga

tidak ditemukan kejadian yang tidak diinginkan.

1. Faal Hati

Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Kadar SGOT

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 19,10 9,78 18,69 5,24 H-42 18,47 4,13 0,23* 19,27 6,39 0,15* *uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Page 40: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

27

Tabel 4. Analisis Kadar SGOT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,36* 42 0,15*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 5. Perbedaan Rata-Rata Kadar SGPT

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 11,55 5,17 14,72 12,43 H-42 12,15 6,06 0,10* 15,65 13,55 0,13* *uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 6. Analisis Kadar SGPT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,01* 42 0,01*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 5 bisa kita lihat untuk uji t

berpasangan kadar SGOT dan SGPT didapatkan p>0,05 baik pada

kelompok jamu maupun kelompok plasebo. Hal ini menunjukkan tidak

ada perbedaan yang bermakna kadar SGOT dan SGPT antara H-0

dibandingkan H-42 pada kelompok jamu dan plasebo.

Uji t tidak berpasangan pada Tabel 4 didapatkan nilai p>0,05 pada

rerata SGOT kelompok jamu dibanding kelompok plasebo berarti tidak

ada perbedaan yang bermakna kadar SGOT antara kelompok jamu dan

plasebo baik pada H-0 maupun H-42. Sedangkan pada Tabel 6 uji t tidak

berpasangan kadar SGPT antar kelompok didapatkan nilai p<0,05 baik

pada H-0 maupun H-42. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang

bermakna antara kelompok jamu dan plasebo. Meskipun berbeda secara

Page 41: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

28

bermakna tetapi nilai kadar SGPT kedua kelompok masih menunjukkan

kadar SGPT dalam rentang normal.

2. Faal Ginjal

Tabel 7. Perbedaan Rata-Rata Kadar Ureum

*uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 8. Analisis Kadar Ureum Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,38* 42 0,06*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 9. Perbedaan Rata-Rata Kadar Kreatinin

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo Mean SD p Mean SD p

H-0 0,90 0,23 0,87 0,13 H-42 0,85 0,11 0,01* 0,87 0,13 0,37* *uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 10. Analisis Kadar Kreatinin Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,13* 42 0,12*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 7 dan Tabel 8 bisa kita lihat untuk uji t

berpasangan dan uji t tidak berpasangan kadar ureum didapatkan nilai

p>0,05 baik pada kelompok jamu maupun kelompok plasebo. Hal ini

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 19,30 4,03 19,49 4,47 H-42 19,12 4,17 0,35* 20,12 5,05 0,09*

Page 42: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

29

menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna kadar ureum antara H-

0 dibandingkan H-42 baik pada kelompok jamu dan plasebo maupun

perbandingan antar kelompok.

Pada Tabel 9 uji t berpasangan kadar kreatinin didapatkan nilai

p<0,05 pada rerata kreatinin kelompok jamu H-0 dibanding H-42.

Meskipun terdapat perbedaan bermakna namun kadar kreatinin

kelompok masih dalam rentang normal. Sedangkan untuk kelompok

plasebo tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada H-0 dibanding H-

42 (p>0,05). Pada Tabel 10 uji t tidak berpasangan kadar kreatinin antar

kelompok didapatkan nilai p>0,05 baik pada H-0 maupun H-42. Hal ini

berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar kreatinin antara

kelompok jamu dan plasebo.

3. Gambaran Darah Rutin

Tabel 11. Perbedaan Rata-Rata Gambaran Darah Kelompok Jamu

Variabel H-0 H-42

p Mean SD Mean SD

Hemoglobin 15,12 1,14 15,12 1,18 0,48* Hematokrit 44,60 2,94 44,57 3,33 0,44* Eritrosit 5471700 400232,39 5388400 355998,30 0,00* Trombosit 299490 62382,09 298320 56635,26 0,42* Leukosit 8513 12119,17 8362,24 7264,39 0,46*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 12. Perbedaan Rata-Rata Gambaran Darah Kelompok Plasebo

Variabel H-0 H-42

p Mean SD Mean SD

Hemoglobin 15,47 1,01 15,55 1,04 0,07* Hematokrit 45,43 2,68 45,67 2,67 0,09*

Eritrosit 5447030 308559,70 5413168 293451,63 0,06*

Trombosit 303050 52590,37 301020 53360,84 0,29*

Leukosit 7348 1944,82 7560,72 2387,93 0,20* * uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Page 43: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

30

Tabel 13. Analisis Gambaran Darah Antara Kelompok Jamu

Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan hari ke

p

Haemoglobin Hematokrit Eritrosit Trombosit Leukosit

H-0 0,01* 0,02* 0,31* 0,33* 0,17*

H-42 0,00* 0,01* 0,30* 0,36* 0,15* *Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Pada Tabel 11 dan Tabel 12 hampir semua parameter didapatkan

nilai p>0,05 hanya pada eritrosit pada tabel 11 (kelompok jamu) nilai

p<0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara H-0

dibanding H-42. Tetapi jika dibandingkan antar kelompok (Tabel 13) tidak

berbeda bermakna kadar eritrosit antara kelompok jamu dengan plasebo

(p>0,05).

D. Kemanfaatan Jamu

i. Kebugaran komposisi tubuh / Indeks massa tubuh (IMT)

Tabel 14. Perbedaan Rata-Rata Indeks Massa Tubuh

Hari Pengukuran Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 20,91 2,08 21,47 2,79 H-42 20,85 2,00 0,06* 21,36 2,68 0,06*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 15. Analisis IMT Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,06* 42 0,06*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 14 dan Tabel 15 hasil uji t berpasangan dan uji t

tidak berpasangan didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada

Page 44: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

31

perbedaan IMT yang bermakna baik H-0 dibanding H-42 pada kelompok

jamu, kelompok plasebo, maupun antar kelompok.

ii. Fleksibilitas Otot

Tabel 16. Perbedaan Rata-Rata Fleksibilitas Otot

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 45,45 4,82 45,47 5,32 H-42 45,57 4,98 0,30* 45,45 5,16 0,47*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 17. Analisis Fleksibilitas Otot Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,49* 42 0,43*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 hasil uji t berpasangan dan uji t

tidak berpasangan didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada

perbedaan fleksibilitas otot yang bermakna baik H-0 dibanding H-42 pada

kelompok jamu, kelompok plasebo, maupun antar kelompok.

iii. Kebugaran Otot (sit up 1 menit)

Tabel 18. Perbedaan Rata-Rata Nilai sit up 1 menit

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 34,20 6,52 34,17 7,73 H-42 34,90 6,17 0,08* 34,56 6,86 0,25*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Page 45: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

32

Tabel 19. Analisis Kebugaran Otot Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,49* 42 0,36*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 hasil uji t berpasangan dan uji t

tidak berpasangan didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada

perbedaan kebugaran otot yang bermakna baik H-0 dibanding H-42 pada

kelompok jamu, kelompok plasebo, maupun antar kelompok.

iv. Kebugaran Kardiovaskuler

1. Physical Fitness Index (PFI)

- Cara Cepat

Tabel 20. Perbedaan Rata-Rata Nilai PFI Cara Cepat

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 51,60 21,87 54,76 20,82 H-42 61,65 23,47 0,00* 55,81 22,19 0,31*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 21. Analisis PFI Cepat Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,15* 42 0,04*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Page 46: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

33

- Cara lambat

Tabel 22. Perbedaan Rata-Rata Nilai PFI Cara Lambat

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo Mean SD p Mean SD p

H-0 52,82 22,74 54,34 20,74 H-42 64,97 26,98 0,00* 53,17 20,61 0,28*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 23. Analisis PFI Lambat Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,31* 42 0,00*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 20 sampai dengan Tabel 23 hasil uji t

berpasangan PFI pada kelompok jamu menunjukkan perbedaan yang

bermakna antara H-0 dibanding H-42 yaitu mengalami peningkatan norma

dengan nilai p<0,05 sedangkan pada kelompok plasebo tidak terjadi

perubahan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi (p>0,05). Untuk

uji t tidak berpasangan antar kelompok didapatkan nilai p>0,05 pada H-0

(baseline) dan nilai p<0,05 pada H-42 (post intervensi). Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok setelah

intervensi dengan baseline yang sama.

2. Heart Rate Recovery (HR-R)

Tabel 24. Perbedaan Rata-Rata Nilai HR-R

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 23,54 16,39 24,83 14,61

H-42 35,47 16,02 0,00* 24,53 17,75 0,45* * uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Page 47: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

34

Tabel 25. Analisis HR-R Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,28* 42 0,00*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 24 dan Tabel 25 hasil uji t berpasangan HR-R

pada kelompok jamu menunjukkan perbedaan yang bermakna antara H-0

dibanding H-42 yaitu mengalami peningkatan norma dengan nilai p<0,05

sedangkan pada kelompok plasebo tidak terjadi perubahan yang bermakna

sebelum dan sesudah intervensi (p>0,05). Untuk uji t tidak berpasangan

antar kelompok didapatkan nilai p>0,05 pada H-0 (baseline) dan nilai

p<0,05 pada H-42 (post intervensi). Hal ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna antar kelompok setelah intervensi dengan

baseline yang sama.

3. VO2Max

Tabel 26. Perbedaan Rata-Rata Nilai VO2Max

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD p

H-0 35,06 12,32 36,72 11,52 H-42 40,59 13,91 0,00* 36,98 12,17 0,41*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 27. Analisis VO2Max Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,16* 42 0,03*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 26 dan Tabel 27 hasil uji t berpasangan VO2Max

pada kelompok jamu menunjukkan perbedaan yang bermakna antara H-0

Page 48: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

35

dibanding H-42 yaitu mengalami peningkatan norma dengan nilai p<0,05

sedangkan pada kelompok plasebo tidak terjadi perubahan yang bermakna

sebelum dan sesudah intervensi (p>0,05). Untuk uji t tidak berpasangan

antar kelompok didapatkan nilai p>0,05 pada H-0 (baseline) dan nilai

p<0,05 pada H-42 (post intervensi). Hal ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna antar kelompok setelah intervensi dengan

baseline yang sama.

v. Short Form 36

Tabel 28. Perbedaan Rata-Rata Nilai Short Form 36

Hari Pengukuran

Kelompok Jamu Kelompok Plasebo

Mean SD p Mean SD H-0 78,89 10,68 77,31 12,96 H-42 81,61 8,58 0,00* 79,23 31,21 0,08*

* uji t berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Tabel 29. Analisis SF-36 Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Perbandingan Hari ke p 0 0,17* 42 0,04*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 28 dan Tabel 29 hasil uji t berpasangan SF-36

pada kelompok jamu menunjukkan perbedaan yang bermakna antara H-0

dibanding H-42 yaitu mengalami peningkatan norma dengan nilai p<0,05

sedangkan pada kelompok plasebo tidak terjadi perubahan yang bermakna

sebelum dan sesudah intervensi (p>0,05). Untuk uji t tidak berpasangan

antar kelompok didapatkan nilai p>0,05 pada H-0 (baseline) dan nilai

p<0,05 pada H-42 (post intervensi). Hal ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna antar kelompok setelah intervensi dengan

baseline yang sama.

Page 49: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

36

Terdapat 8 dimensi pengukuran pada SF-36 yaitu fungsi fisik (10

butir pertanyaan), peranan fisik (4 butir), rasa nyeri (2 butir), kesehatan

umum (5 butir), fungsi sosial (2 butir), energi (4 butir), peranan emosi ( 3

butir) dan kesehatan jiwa (5 butir).

Gambar 6. Grafik 8 Dimensi SF-36 Kelompok Jamu

Hari ke-0 Hari ke-42

Fungsi Fisik 87.35 91.70

Peranan Fisik 82.50 85.50

Peranan Emosi 76.00 82.33

Energi 73.95 74.45

Kesehatan Jiwa 75.44 75.64

Fungsi Sosial 74.75 73.88

Rasa Nyeri 78.33 81.68

Kesehatan Umum 69.50 72.55

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

90.00

95.00

100.00

Rat

a-ra

ta s

kor

Page 50: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

37

Gambar 7. Grafik 8 Dimensi SF-36 Kelompok Plasebo

Tabel 30. Analisis Dimensi SF-36 Antara Kelompok Jamu Dengan Kelompok Plasebo

Hari ke

p Fungsi Fisik

Peranan Fisik

Peranan Emosi

Energi Kesehatan Jiwa

Fungsi Sosial

Rasa Nyeri

Kesehatan Umum

H-0 0,00* 0,36* 0,01* 0,22* 0,44* 0,27* 0,09* 0,48*

H-42 0,19* 0,00* 0,05* 0,29* 0,15* 0,16* 0,00* 0,48*

*Uji t tidak berpasangan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Gambar 7 secara sekilas hamper semua dimensi SF-36

mengalami peningkatan nilai sedangkan pada Gambar 8 peningkatan nilai yang

mencolok adalah fungsi peranan fisik. Namun setelah kita lihat Tabel 30 untuk uji

t tidak berpasangan antar kelompok didapatkan nilai p>0,05 untuk dimensi fungsi

fisik, peranan emosi, energy, kesehatan jiwa, fungsi soisal, dan kesehatan umum.

Hari ke-0 Hari ke-42

Fungsi Fisik 76.58 89.80

Peranan Fisik 81.19 76.24

Peranan Emosi 85.15 75.25

Energi 72.62 73.47

Kesehatan Jiwa 75.21 77.47

Fungsi Sosial 73.14 71.29

Rasa Nyeri 81.41 74.68

Kesehatan Umum 69.41 72.43

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

90.00

95.00

100.00

Rat

a-ra

ta s

kor

Page 51: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

38

Sedangkan untuk peranan fisik dan rasa nyeri terdapat perbedaan yang bermakna

antara kelompok jamu dan plasebo (p<0.05).

Page 52: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

39

IV. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini sebanyak 201 subyek yang terlibat dalam penelitian.

Subyek merupakan santri di pondok pesantren daerah Sukoharjo sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok jamu 100 dan plasebo 101 subyek.

A. Karakteristik Subyek

Karakteristik setiap kelompok memiliki baseline yang sama atau

tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok sehingga faktor-faktor

perancu yang dapat menimbulkan bias dapat diminimalkan. Pada penelitian

ini karakteristik berdasarkan umur, indeks massa tubuh, status kebugaran,

dan SF-36 tidak berbeda bermakna antara kelompok jamu dan kelompok

plasebo sehingga bisa dianggap kedua kelompok memulai penelitian pada

kondisi yang sama. Selain itu alasan menggunakan subyek santri di pondok

pesantren karena subyek penelitian akan lebih homogen sehingga faktor

perancu berupa diet makanan dan aktivitas sehari-hari bisa diminimalkan.

B. Gejala Klinis Subyek Penelitian

Gejala klinis yang membahayakan pada subyek tidak didapatkan

karena sebelum penelitian dimulai subyek dipilih berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi. Subyek merupakan santri yang sehat yang bertempat

tinggal di pondok pesantren sehingga bisa dipantau jika terjadi keadaan

yang tidak diinginkan.

C. Keamanan Jamu

Keamanan jamu pada penelitian ini didasarkan pada pengaruh

minum jamu terhadap fungsi hati, fungsi ginjal, dan gambaran darah rutin

subyek penelitian. Parameter penilaian untuk fungsi hati adalah dengan

mengukur kadar SGOT dan SGPT pada H-0 dan H-42. Penilaian fungsi

ginjal juga menggunakan 2 parameter yaitu pengukuran kadar Ureum dan

Kreatinin pada H-0 dan H-42. Penilaian gambaran (profil) darah

Page 53: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

40

hemoglobin, hematocrit, leukosit, trombosit, dan eritrosit pada H-0 dan H-

42.

Dari semua pengukuran parameter keamanan jamu hampir semua

menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) antara H42

dibanding H0 dan antara kelompok jamu dan plasebo. Meskipun ada yang

berbeda secara bermakna tetapi nilainya masih dalam rentang normal. Jadi

bisa disimpulkan bahwa formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

yang diminum secara terus menerus selama 42 hari tidak toksik terhadap

manusia. Pada penelitian pra klinik yang dilakukan oleh Rahmawati dkk

pada awal tahun 2017 juga membuktikan bahwa formula jamu temulawak,

kunyit, dan meniran pada uji toksisitas akut terbukti aman dan praktis tidak

toksik dengan nilai LD50 sebesar 5000 mg/kg BB mencit. Pada uji toksisitas

sub kronik selama 90 hari tidak menyebabkan perubahan yang signifikan

pada kadar ureum, kreatinin, SGOT, dan SGPT dan aman terhadap organ

hati, ginjal, limfa, paru, lambung, dan jantung pada mencit. (Rahmawati

Nuning, 2017)

D. Kemanfaatan Jamu

Kemanfaatan jamu pada penelitian ini didasarkan pada pengaruh

minum jamu terhadap masing-masing komponen kebugaran dan kualitas

hidup subyek (SF-36). Dari keempat komponen kebugaran hanya

komponen kebugaran kardiovaskuler yang ada perbedaan bermakna antara

H-42 dibanding H-0 dan antara kelompok jamu dan kelompok plasebo.

Untuk penilaian kualitas hidup (SF-36) kelompok jamu mengalami

peningkatan nilai secara bermakna antara H-42 dibanding H-0 dan antara

kelompok jamu dan kelompok plasebo. Tetapi jika dilihat untuk masing-

masing dimensi dari SF-36 hanya dimensi peranan fisik dan rasa nyeri yang

peningkatan nilainya bermakna dibanding kelompok plasebo. SF-36

merupakan alat pengukur kualitas hidup terkait kesehatan berbentuk

kuesioner berisikan 36 butir pertanyaan yang sudah luas penggunaannya di

Indonesia. Pilihan jawaban berkisar antara 2 sampai 6. SF – 36 mempunyai

Page 54: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

41

sensitivitas yang tinggi. Nilai berkisar 0 sampai dengan 100. Nilai 100

merupakan kualitas hidup terbaik dan nilai 0 sebagai kualitas hidup

terburuk. Dari 36 pertanyaan akan didapatkan 8 demensi pengukuran, yaitu

fungsi fisik (10 butir pertanyaan), peranan fisik (4 butir), rasa nyeri (2

butir), kesehatan umum (5 butir), fungsi sosial (2 butir), energi (4 butir),

peranan emosi ( 3 butir), dan kesehatan jiwa (5 butir). Manfaat pengukuran

kualitas hidup adalah untuk melengkapi pengkajian keuntungan suatu

intervensi pengobatan. Pada skor SF-36 mengalami peningkatan yang

bermakna, hal ini memperlihatkan bahwa jamu temulawak kunyit dan

meniran bisa meningkatkan kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi

peran fisik dan nyeri.

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tumbuhan asli

Indonesia. Temulawak mengandung kurkuminoid dan senyawa aktif jenis

bisabolane seperti α-curcumen, ar-turmerone dan xanthorrhizol serta

beberapa kation seperti zat besi, kalsium, natrium dan kalium. (Itokawa

dkk, 2008) Kurkumin dalam temulawak diketahui dapat berfungsi sebagai

protektor terhadap zat toksik yang berasal dari lingkungan, termasuk

timbal. Timbal menyebabkan defisiensi enzim Glu-6-PD dan

penghambatan enzim pirimidin-5’-nukleotidase sehingga terjadi akumulasi

degradasi RNA serta ribosom eritrosit, akibatnya masa hidup eritrosit

menurun, membran sel merapuh dan jumlahnya berkurang. Penelitian

menggunakan infusa rimpang temulawak 20% yang diberikan pada tikus

bersamaan dengan induksi timbal 12 dan 50 ppm selama 30 hari

menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin secara bermakna

dibandingkan kontrol. Sugiharto menduga aktivitas tersebut terkait dengan

kemampuan temulawak dalam meningkatkan sintesis enzim detoksikasi

melalui peningkatan aktivitas enzim Gluthatione S-transferase (GST)

dalam hati. Selain itu, kurkumin dan kation dalam temulawak berperan

sebagai agen preventif dengan meningkatkan kompetisi terhadap absorpsi

timbal dalam saluran pencernaan. Fe akan meningkatkan cadangan protein

Page 55: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

42

transferin dalam hati dan sumsum tulang untuk digunakan kembali dalam

biosintesis hemoglobin dan eritrosit. (Sugiharto, 2008)

Curcuma longa (kunyit) termasuk dalam family Zingiberaceae,

dengan kandungan utama curcumin. Curcumin merupakan senyawa aktif

utama yang bertanggung jawab dalam aktivitas hepatoprotektif. Menurut

hasil penelitian, tikus yang diinduksi parasetamol 600 mg/kg BB

dandiberikan ekstrak etanol kunyit (100 mg/kg BB) menunjukkan adanya

penurunan aktifitas enzim hati, yaitu ALT, AST dan ALP. Mekanisme aksi

hepatoprotektif curcumin melalui penghambatan proses inflamasi,

menangkap stress oksidatif, dan penurunan aktivasi hepatic stellate cells

(HSC). Aktivitas HSC dihambat dengan meningkatkan regulasi ekspresi

dan stimulasi signaling gen PPAR-ɣ. Curcumin menekan proses inflamasi

sel hati melalui penurunan level sitokin inflamasi termasuk interferon-ɣ,

TNF-α, dan interleukin-6. Curcumin cukup aman untuk dikonsumsi.

Curcumin dosis 5 g/kg bb tikus tidak menyebabkan kematian; dosis 3.5

g/kg bb diberikan pada tikus, anjing dan kera selama 3 bulan tidak

menunjukkan timbulnya gejala toksik. (Zulkarnain, 2013)

Meniran (Phyllanthus niruri L.) secara empiris digunakan untuk

pengobatan gangguan ginjal, sariawan, malaria, tekanan darah tinggi,

peluruh air seni, ginjal nyeri, kencing batu dan gangguan empedu serta

mempunyai sifat sebagai antidiare, antipiretik. Rebusan meniran 40% dosis

40 ml/kg bb. mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus putih yang telah

diinduksi dengan CCl4. Ekstrak air meniran dapat menghambat DNA

polymerase endogen virus hepatitis B dan ikatan pada HbsAg secara in

vitro. Ekstrak heksan meniran konsentrasi 1,0 mg/ml yang diuji terhadap

kultur sel hati tikus yang diinduksi CCl4 menunjukkan efek

antihepatotoksik.21 Meniran terbukti mampu mengatasi infeksi hepatitis

terutama hepatitis B, menghambat aktivitas polymerasevirus dan

mengurangi episomal hepatitis B. Pemberian meniran secara oral mampu

meningkatkan aktivitas system komplemen melalui jalur klasik. (Milis

dan Bone, 2000) Suresh menyebutkan bahwa genus tanaman Phyllanthus

Page 56: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

43

dapat meningkatkan sitoksisitas sel NK (Natural Killer) dan sel K (killer)

dengan bantuan antibody. Pengujian in vitro terhadap virus hepatitis B yang

diinfeksikan pada kultur sel Human hepatoma cell Line, ekstrak meniran

mampu menurunkan titer HBsAg. Pemberian per oral ekstrak seluruh

bagian tanaman meniran dapat mempengaruhi fungsi dan aktivitas sel-sel

imunokompeten, diantaranya terhadap: system komplemen, meningkatkan

hemolitik total komplemen (CH100); sel manosit /makrofag, meningkatkan

fungsi fagositosis; sel neutrofil, meningkatkan aktivitas kemotaksis; sel

NK, meningkatkan sitotoksiksisitas; populasi limfosit T, meningkatkan

aktivitas proliferase limfosit T; populasi limfosit B, meningkatkan

proliferasi limfosit B. Analisis keseluruhan menyimpulkan bahwa ekstrak

dari seluruh bagian tanaman bersifat sebagai immunostimulator.

(Suprapto, 2004)

Pada penelitian pra kinik formula jamu yang terdiri dari temulawak,

kunyit dan meniran memiliki aktivitas kebugaran yang ditunjukkan dengan

peningkatan lama waktu ketahanan renang mencit sesudah perlakuan

dibanding sebelum perlakuan dan kelompok kontrol. (Rahmawati, 2017)

Page 57: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan:

1. Keamanan jamu

Formula jamu yang terdiri dari 5 gram rimpang temulawak, 4 gram

rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran terbukti tidak mempengaruhi

fungsi hati, ginjal, dan profil darah pada pemakaian 42 hari berturut-

turut.

2. Kemanfaatan Jamu

- Formula jamu yang terdiri dari 5 gram rimpang temulawak, 4 gram

rimpang kunyit, dan 3 gram herba meniran dapat membantu

meningkatkan kebugaran kadiovaskuler subyek tetapi tidak bermakna

untuk komposisi tubuh / indeks massa tubuh, fleksibilitas otot, dan

kekuatan otot.

- Formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran dapat meningkatkan

kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri.

B. Saran

1. Perlu dilakukan uji klinik lanjutan ramuan jamu multi center dengan

desain doble blinding sehingga sehingga hasil penelitian lebih valid.

2. Perlu dipertimbangkan beberapa alternatif bentuk sediaan jamu untuk

meningkatkan kepatuhan subyek mengkonsumsi jamu.

Page 58: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

45

DAFTAR PUSTAKA

Alex MS, Subiono HS, Sutardji. 2012. Pengaruh Latihan Senam Aerobik Low

Impact Dan High Impact Terhadap Kesegaran Jasmani. Journal of sport

sciences and fitness.Vol 1(1)2012

B2P2TOOT. 2015. Laporan Jamu Saintifik. B2P2TOOT Tawangmangu

Badan Litbangkes RI. 2010. Laporan Hasil Riet Kesehatan Dasar Tahun 2010.

Bhansali, Bharmar, Chopra. 2015. Assessing The Cardiovascular Fitness Of

Healthy Young Individuals Using Harvard Step Test. Gujarat India: School

of Physiotherapy RK University

Dinkes Lumajang BKOR-PPIM. http://dinkeslumajang.or.id/tes-kebugaran-bkor-

pippm-kab-lumajang/ (akses 6 September 2016)

Fisiologi FK Unsoed. 2016. Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog Healthy Lifestyle

and Health Promotion. Purwokerto: FK Unsoed

Irianto Djoko Pekik. 2004. Bugar dan Sehat dengan Berolahraga. Yogyakarta. C.V.

Andi Offset.

Itokawa H., Shi Q., Akiyama T., Morris-Natschke SL. and Lee KH. 2008. Review:

Recent advances in the investigation of curcuminoids. Chinese Medicine 3:11

Katralli, Goudar, Itagi. 2015. Physical Fitness Index of Indian Judo Players assessed

by Harvard step test. IOSR Journal of Sports and Physical Education (2):24-

27

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No.

003/MENKES/PER/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitia

Berbasis Pelayanan Kesehatan, Menteri Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan. 2015. RI.

http://www.depkes.go.id/article/view/15012600045/peluncuran-gerakan-

bugar-dengan-jamu-bude-jamu-.html (akses 6 September 2016)

Maria Mexitalia , MS Anam , Azusa Uemura , Taro Yamauchi. Komposisi Tubuh

dan Kesegaran Kardiovaskuler yang Diukur dengan Harvard Step Test dan

20m Shuttle Run Test pada Anak Obesitas. Media Medika Indonesia Undip.

2012 Vol.46(1)

Page 59: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

46

Mills Simon and Bone Kerry, 2000. Principles and Practice of Phytoterapy, Modern

Herbal Medicine, Churchill Livingstone publisher, p 569-578.

Nieman David. 2011. Exercise Testing and Prescription: A Health-Realated

Approach ed 7th. New York: McGraw-Hill

Nurhasan. 2006.Penilaian Pembelajaran Penjas.Jakarta: Depdiknas

Rahmawati Nuning. 2017. Laporan uji pra klinis jamu kebugaran dibanding kafein

pada mencit. B2P2TOOT

Sedyaningsih, Endang Rahayu.2009. Pidato pada Konferensi Nasional (Konas)

Promosi Kesehatan ke-5 dan Musyawarah Nasional Perkumpulan Pendidikan

dan Promosi Kesehatan Indonesia (PPPKMI) tahun 2009.

Sugiharto. 2008. Pengaruh infus rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

terhadap kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit tikus putih yang diberi larutan

timbal nitrat [(PbNO3)2]. Berk. Penel. Hayati: 10 (53-57)

Suprapto Ma’at, 2004. Tanaman obat untuk pengobatan kanker (Bagian 3), Jurnal

Bahan Alam Indonesia, vol 3, no. 2, Juli 2004.

Wahjoedi B., 2004. Kajian Potensi Tanaman Obat, Badan Litbangkes

Zulkarnain Z, dkk. 2013. Studi Klinis Formula Jamu sebagai Hepatoprotektor.

B2P2TOOT Tawangmangu.

Page 60: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

47

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. NASKAH PENJELASAN

NASKAH PENJELASAN

UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN

MENIRAN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradional, Badan Litbang

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada bulan Februari sampai dengan

Desember 2017 akan melakukan uji klinik penggunaan jamu temulawak, kunyit,

dan meniran untuk kebugaran. Subyek penelitian adalah orang sehat yang

memenuhi persyaratan di pondok pesantren di Sukoharjo.

Uji Klinis Formula Jamu Temulawak, Kunyit, dan Meniran terhadap

Kebugaran merupakan bagian dari kegiatan Saintifikasi Jamu. Saintifikasi Jamu

adalah pembuktian ilmiah jamu mengenai khasiat dan keamanan melalui penelitian

jamu berbasis pelayanan. Melalui uji klinis, diharapkan diperoleh data ilmiah jamu,

sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakan dan pelayanan kesehatan formal.

Jamu yang digunakan adalah jamu warisan leluhur yang secara turun

temurun diminum sebagai obat dan telah dilakukan uji praklinik maupun observasi

klinik. Untuk mendukung penelitian ini, kami mengharapkan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berpartisipasi sebagai subyek penelitian.

Pada wawancara akan ditanyakan tentang 1.Kondisi kesehatan saat ini, 2.

Riwayat penyakit. Selain itu, juga akan dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik

pada kepala, dada, perut, dan anggota tubuh secara lengkap serta pemeriksaan

laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah dan rekam jantung (EKG). Pada

pemeriksaan EKG dilakukan di ruang tertutup oleh petugas khusus.

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diminta untuk buka baju atas untuk dilakukan

penempelan alat pada dada, lengan dan tungkai untuk merekam jantung. Untuk

pemeriksaan laboratorium akan diambil darah 2 kali dalam 6 minggu, sebanyak

Page 61: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

48

±5 ml melalui vena cubiti (pembuluh darah balik pada lipat siku tangan) dengan

jarum suntik steril, satu jarum suntik untuk satu orang, dan dikerjakan oleh dokter

atau analis kesehatan. Pada saat pengambilan darah akan ada sedikit rasa sakit, dan

kemungkinan ada hematom (sedikit perdarahan di bawah kulit) namun tidak

membahayakan. Sebelum pengambilan darah, kami akan menanyakan hal-hal

tertentu untuk mengetahui apakah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari mempunyai keadaan

yang tidak memungkinkan dilakukan pengambilan darah dan keadaan yang

mempengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila hasil EKG dan pemeriksaan

laboratorium bagus, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari kami minta melaksanakan tes

kebugaran yang meliputi pengukuran indeks massa tubuh (pengukuran berat badan

dan tinggi badan), pengukuran kelenturan, sit up 1 menit, dan Harvard Step Test

(HST) yaitu test naik turun bangku selama maksimal 5 menit yang akan dipandu

oleh peneliti/pembantu peneliti. Jika persyaratan untuk ikut penelitian terpenuhi,

Bapak/Ibu/Sdra/Sdri akan dibagi menjadi dua kelompok, pemilihan kelompok akan

dilakukan secara random dengan cara diundi dengan kertas. Untuk kelompok

pertama diberikan minuman kemasan selama 6 minggu, sedangkan kelompok

kedua akan diberikan jamu selama 6 minggu. Selama minum jamu kemungkinan

ada efek samping mual, rasa pahit, atau pusing.

Waktu yang tersita untuk wawancara, pemeriksaan fisik, pengukuran

kebugaran, dan pemeriksaan laboratorium diperkirakan sekitar 3 jam. Manfaat

langsung dari penelitian ini adalah diketahuinya keadaan kesehatan

Bapak/Ibu/Sdra/Sdri seperti hasil pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium

darah, fungsi ginjal, fungsi hati, dan tingkat kebugaran.

Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila

tidak berkenan dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa

sanksi apapun. Bapak/Ibu/Sdra/Sdri mendapatkan minuman kemasan dan jamu

serta pemeriksaan laboratorium tanpa dipungut biaya. Sebagai tanda terima kasih

akan diberikan ganti transportasi dan waktu yang tersita sebesar Rp 50.000,-

seminggu sekali selama 6 minggu dan Rp 50.000,- untuk setiap pengambilan darah

( dua kali) dan Rp 100.000,- untuk tes kebugaran (dua kali).

Page 62: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

49

Semua informasi dan hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan kesehatan

Bapak/Ibu/Sdra/Sdri akan dijaga kerahasiaannya dan akan disimpan di B2P2TO2T

Tawangmangu dan hanya digunakan untuk pengembangan kesehatan dan ilmu

pengetahuan. Semua data tidak akan dihubungkan dengan identitas

Bapak/Ibu/Sdra/Sdri. Untuk mempertimbangkan keikutsertaan dalam penelitian

ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri mempunyai waktu yang cukup, dan setelah memutuskan

untuk ikut serta dalam penelitian bisa menyampaikan kepada peneliti.

Apabila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai

riset ini, dapat menghubungi Peneliti di B2P2TO2T Tawangmangu, Jl. Raya Lawu

No 11 Tawangmangu-Karanganyar- Surakarta-Jawa Tengah. Telepon 0271

697010, Fax. 0271 697045 atau beberapa dokter peneliti sebagai berikut:

1. dr. Fajar Novianto, HP 08562816172

2. dr. Danang Ardiyanto, HP 08122762579

3. dr. Agus Triyono, HP 081329038465

4. dr. Peristiwan Widi, HP 081220684181

5. dr. Zuraida Z, HP 081393933862

6. dr. Ulfatun Nisa, HP 08122818835

7. dr. Ulfa Fitriani, HP 0817260763

8. dr. Abiyoso, HP 081351945153

Page 63: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

50

LAMPIRAN 2. PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED

CONCENT)

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang

berkaitan dengan penelitian Uji Klinis Formula Jamu Temulawak, Kunyit, dan

Meniran terhadap Kebugaran Jasmani. Saya memutuskan SETUJU / TIDAK

SETUJU* untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

Bila saya menginginkan, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa

sanksi apapun.

Saya : Nama :……………………………………………………………

Umur :……………………………………………………………

Alamat :……………………………………………………………

No Subyek :……………………………………………………………

Tanda tangan/cap jempol*:

…………….,.....................2017

Peneliti Subyek

( ......................................) ( ......................................)

Saksi 1 Saksi 2

( ......................................) ( ......................................)

PSP dibuat 2 rangkap :

- Responden satu lembar

- Peneliti satu lembar

*Coret yang tidak perlu

Page 64: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

51

LAMPIRAN 3. FORMULIR PENAPISAN (SKRINING) SUBYEK

FORMULIR PENAPISAN (SKRINING) SUBYEK

No. Skrining

Tgl. Kunjungan // DATA DEMOGRAFIK Inisial Subyek

Alamat Subyek Tgl. lahir / prakiraan umur

//;.....th

Jenis kelamin 1. Laki 2. Perempuan

Berat Badan …………….. Kg , Tinggi Badan ..................... Cm IMT .................... Kg/m2

, Riwayat penyakit: 0. TIDAK 1. YA Jantung Diabetes Paru-paru Lainnya , sebutkan ...................

Kriteria inklusi

1. Siswa SMA pondok pesantren. 2. Clear of PAR-Q15 3. EKG dan Tekanan darah normal (systole 100-125 mmHg,

diastole 60-85 mmHg) 4. Indeks Massa Tubuh (18 – 24,9 kg/m2) 5. Menandatangani Informed Consent

Subyek memenuhi kriteria inklusi ? 0. TIDAK 1. YA Kriteria eksklusi

1. Mempunyai gangguan respirasi, neuromuskuler, dan jantung.

2. Kelainan ekstremitas bawah atau atas dan deformitas spinal.

3. Sakit kronis dan membutuhkan terapi jangka lama. 4. Hipersensitif terhadap jamu yang didapat melalui

anamnesis dan saat pemeriksaan. 5. Gangguan fungsi hati atau ginjal. 6. Perokok dan peminum alkohol. 7. Mempunyai riwayat operasi besar (paru-paru, jantung)

Subyek memenuhi kriteria eksklusi ? 0. TIDAK 1. YA

Page 65: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

52

Jika YA, sebutkan alasan .................................................. Pernyataan persetujuan subyek penelitian

Tanda tangan informed consent 0. TIDAK 1. YA

Tanggal persetujuan ikut penelitian //

Apakah Subyek memenuhi persyaratan untuk ikut dalam penelitian?

0. TIDAK 1. YA

Nomor Kode Identitas Subyek

Tanda Tangan Peneliti Utama :

Tanggal: //

Page 66: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

53

LAMPIRAN 4. PHYSICAL ACTIVITY READINESS QUESTIONNAIRE

(PAR-Q)

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI SEJUJURNYA DENGAN

JAWABAN YA ATAU TIDAK:

1. Apakah pernah dokter Anda mengatakan kepada Anda bahwa Anda mengalami

masalah dengan jantung Anda dan Anda harus beraktivitas sesuai dengan apa

yang disarankan dokter? (YA / TIDAK)

2. Apakah Anda merasa nyeri dada jika melakukan aktivitas fisik? (YA / TIDAK)

3. Pernahkah dalam sebulan terakhir Anda merasa nyeri dada padahal Anda tidak

beraktivitas fisik? (YA / TIDAK)

4. Apakah Anda pernah kehilangan keseimbangan karena pusing atau pernahkah

Anda sampai kehilangan kesadaran? (YA / TIDAK)

5. Apakah Anda memiliki masalah dengan tulang persendian (misalnya tulang

punggung, lutut, atau panggul) yang masalahnya semakin memberat jika terjadi

perubahan aktivitas pada Anda? (YA / TIDAK)

6. Apakah saat ini dokter Anda memberikan resep atau obat untuk menurunkan

tekanan darah atau untuk menjaga kondisi jantung Anda? (YA / TIDAK)

7. Apakah Anda mengetahui alasan lainnya yang menyebabkan Anda tidak boleh

beraktivitas fisik? (YA / TIDAK)

Jika semua jawaban calon subyek TIDAK berarti clear, jika salah satu

jawaban calon subyek YA berarti not clear.

Subyek memenuhi kriteria inklusi ? 0. TIDAK 1. YA

Page 67: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

54

LAMPIRAN 5. CASE REPORT FORM (CRF)

KUNJUNGAN 1

( Hari ke-0, Baseline )

No. Subyek :

Initial Subyek :

Tanggal Kunjungan :

INFORMED CONSENT

Tanggal ditandatanganinya Informed Consent : ........ …….. 2017

KRITERIA INKLUSI

Apakah subyek memenuhi kriteria inklusi berikut? Ya Tidak

1. Siswa SMA pondok pesantren.

2. Clear of PAR-Q15

3. EKG dan Tekanan darah normal (systole 100-125

mmHg, diastole 60-85 mmHg)

4. Indeks Massa Tubuh (18 – 24,9 kg/m2)

5. Menandatangani Informed Consent

KRITERIA EKSKLUSI

Apakah subyek memenuhi kriteria eksklusi berikut ? Ya Tidak

1. Mempunyai gangguan respirasi, neuromuskuler,

jantung, dan endokrin.

2. Kelainan ekstremitas bawah atau atas dan deformitas

spinal.

3. Sakit kronis dan membutuhkan terapi jangka lama.

4. Hipersensitivif terhadap jamu yang didapat melalui

anamnesis dan saat pemeriksaan.

5. Gangguan fungsi hati atau ginjal.

Page 68: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

55

6. Perokok dan peminum alkohol.

7. Mempunyai riwayat operasi besar (paru-paru, jantung)

Tanda tangan Investigator

Tanggal :

Monitor Checked

Page 69: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

56

ADVERSE EVENTS

Apakah Subyek mengalami kejadian yang tidak diharapkan sejak Ya Tidak

kunjungan terakhir ?

Masalah Tanggal mulai

Keparahan* Tanggal selesai

Penyebab** Pengobatan/ Intervensi

Drop Out?

*Keparahan : **Penyebab (Hubungan dengan Penelitian) Tidak parah 0 Tidak berhubungan 0 Ringan 1 Kemungkinan berhubungan 1 Sedang 2 Besar kemungkinan berhubungan 2 Berat 3 Sangat Berhubungan 3

PENGOBATAN LAIN/TAMBAHAN

Nama obat Cara pakai Dosis Frekuensi Indikasi Tanggal Mulai

Tanggal Berhenti

PENGEMBALIAN SISA OBAT UJI

Apakah seluruh sisa obat/ramuan uji telah diserahkan kembali oleh subyek? Ya Tidak

CATATAN HARIAN SUBYEK

Apakah semua catatan harian subyek telah diserahkan kembali oleh Subyek ? Ya Tidak ( Jika belum mintalah Subyek membawa dan menyerahkan kembali sesegera mungkin )

Tanda tangan Investigator

Date

Monitor Checked

Page 70: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

57

LAMPIRAN 6. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA

Riwayat Penyakit Ya/Tidak Tidak Tahu

Jika Ya Jelaskan Masih sakit / Sembuh

1. Kepala, Mata, THT Ya Tidak

Sakit Sembuh

2. Respiratory Ya Tidak

Sakit Sembuh

3. Kardiovasculer Ya Tidak

Sakit Sembuh

4. Gastrointestinal Ya Tidak

Sakit Sembuh

5. Genitourinary Ya Tidak

Sakit Sembuh

6. Musculoskeletal Ya Tidak

Sakit Sembuh

7. Neurological Ya Tidak

Sakit Sembuh

8. Endocrine-Metabolic Ya Tidak

Sakit Sembuh

9. Blood/Lymphatic Ya Tidak

Sakit Sembuh

10. Dermatologic Ya Tidak

Sakit Sembuh

11. Psychiatric Ya Tidak

Sakit Sembuh

12. Allergy Ya Tidak

Sakit Sembuh

13. Lainnya:

Ya Tidak

Sakit Sembuh

Tanda tangan Investigator

Tanggal :

Monitor Checked

Page 71: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

58

LAMPIRAN 7. CATATAN MEDIK No. CM :……………………………. Tanggal :…………………… No. Subyek :………………………………

C A T A T A N M E D IS Formulir subyek penelitian berbasis pelayanan (Uji Klinis Formula Jamu Kebugaran)

1. Identitas Subyek Nama :............................................................................ Jenis kelamin :............................................................................ Umur :............................................................................ Pekerjaan :............................................................................ Alamat :……………………………………..……………... …………………………………………………….. Suku/Ras :……………………………………….……………

2. Anamnesis : 2.1.Keluhan

a. Keluhan Utama :…………………………………..………… b. keluhan tambahan :………………………………….…………

2.2.Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang :..…………………………………… …………………………………………………………………………….………...……………………………………………………..........................................................................................

b. Riwayat Penyakit Dahulu :.…………………………………… ……….…………………………………………………………………………….………………

c. Riwayat Alergi :…..………..……………………… d. Riwayat Penyakit Keluarga :…………………….………………

2.3.Riwayat Pengobatan

a. Riwayat Pengobatan Sekarang (jelaskan)

KLINIK SAINTIFIKASI JAMU “HORTUS MEDICUS”

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Litbangkes Depkes RI

Jl. Raya Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Telp. (0271) 696410, Telp. (0271) 696410

Jl. Raya Lawu No 11, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah

Page 72: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

59

• Jamu :…..…………………………………………………………………….. …………………………………………………................................................... • Obat Kimia :……….…………………………………………………………..

b. Riwayat Pengobatan Dahulu (jelaskan) • Jamu :…………………………………………………………………… ……………………………………………………………….............................. • Medis :…………………….……………………………………………… …………………………………………………………......................................... 2.4.Kebiasaan sehari-hari • Pola makan :………………………….………………………… • Pola tidur :……………………………….…………………………… • Olahraga :…………………………………..……………………….. • Merokok :……………………………………….……………………

3. Pemeriksaan fisik : a. Keadaan umum :…………………………………….……… b. Tanda vital Tekanan darah : ……….. mmHg

Nadi :……… x/mnt Respirasi :……… x/mnt

Suhu : ……… 0C

c. Status Lokalis Kepala :……………………………….…………………… Leher :…………………………………………………… Thoraks :…………………………………………………… Abdomen :…………………………………………………… Ekstremitas atas :…………..……………………………………......... Ekstremitas bawah :…………………………………………………......

4. Pemeriksaan penunjang : EKG: …………………… Laboratorium : Hb…………………….. HCT…………………… AL……………………… AE.................................... AT……………………… SGOT…………………… SGPT……………………

Page 73: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

60

UREUM………………… CREATININ…………….

5. Diagnosis :……………………………………………………..

6. Penyakit penyerta :……………………………………………………..

7. Terapi : a. Jamu:………………………………………………………………..

………………………………………………………………………

…..…………………………...…………………….............................................................................................................

b. Terapi lain : …………........................................................................

8. Anjuran…………………………………………..…………………………

……….……..………………..……………………………………..………

……………………...………………………………………........................................................................................

Dokter pemeriksa (……………………………)

Page 74: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

61

FOLLOW UP

Tanda vital Hari Datang (H0)

Hari 42 Hari Lain

Tanggal Periksa Tekanan Darah (mmHg) S:

D: S: D:

S: D:

Nadi (….x/m) …. …. …. Pernapasan (…x/m) …. …. ….

Suhu Aksila (…C) …. …. ….

Gejala klinis:

Gejala klinis Hari 0 Hari 42 Hari Lain Tanggal Periksa Tidak enak badan Sakit kepala Tengkuk Kaku Pandangan kabur Pusing Batuk Pilek Pegal linu Kesemutan Kelelahan Badan Lemas Anoreksia Mual Muntah Sakit ulu hati Sakit perut Mencret Kelemahan anggota gerak Banyak makan Banyak minum Banyak kencing Lain-lain, sebutkan: ________________

Page 75: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

62

Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik Hari 0 Hari 42 Hari Lain Tanggal Periksa Keadaan umum 0 /1, jika 1

.............. 0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Konjungtiva, sklera mata 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Telinga, hidung, tenggorokan

0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Sistem pernapasan 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Sistem kardiovaskuler 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Abdomen 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Sistem penunjang 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Sistem syaraf 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Sistem motorik 0 /1, jika 1 ..............

0 /1, jika 1 .............

0 /1, jika 1 .............

Lainnya, Sebutkan___________

Lingkari 0= Normal, 1= Abnormal Pemeriksaan laboratorium Jenis Pemeriksaan Hari 0 Hari 42 Hari Lain* Tanggal Periksa Hemoglobin (g/dL) Hematocrit (%) Leukosit ( /mm3) Trombosit (103/mm3) Eritrosit ( /uL) SGOT SGPT Ureum Kreatinin

Page 76: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

63

* = jika perlu

Tanda tangan Investigator

Tanggal :

Monitor Checked

Page 77: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

64

LAMPIRAN 8. PEMANTAUAN MINUM FORMULA JAMU

(Setiap subyek penelitian kontrol seminggu sekali, dokter peneliti meminta form

pemantauan minum formula jamu yang telah diisi dan menganalisis isiannya dan

dikonfirmasikan bila perlu, kemudian memberikan form pamantauan yang baru

agar dicontreng sewaktu minum jamu / kapsul, serta menganjurkan kepada subyek

penelitian agar minum formula jamu / kapsul secara teratur setiap hari)

KARTU KONTROL

UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN

MENIRAN TERHADAP KEBUGARAN

NAMA :

ALAMAT :

MINGGU KE :

SEDIAAN : Jamu / Minuman (*coret salah satu)

Lingkari 0 = Tidak minum, 1 = Ya minum

Hari

ke :

Minum Jamu Jika 0, kenapa?

Pagi Sore

1 0/1 0/1

2 0/1 0/1

3 0/1 0/1

4 0/1 0/1

5 0/1 0/1

6 0/1 0/1

7 0/1 0/1

Page 78: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

65

LAMPIRAN 9. FORMULIR SHORT FORM – 36 (SF-36) Jawaban semua pertanyaan dengan memberikan tanda pada angka yang tertera di belakang pertanyaan sesuai dengan jawaban yang menurut anda benar. Apabila anda tidak merasa yakin, pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai 1. Secara umum, menurut anda kondisi kesehatan anda (lingkari salah satu).

Sempurna .................................................................................................. 1 Sangat baik ................................................................................................ 2 Baik ........................................................................................................... 3 Cukup baik ................................................................................................ 4 Buruk ......................................................................................................... 5

2. Dibandingkan kondisi satu tahun lalu, bagaimana anda, menggambarkan kondisi kesehatan anda secara umum saat ini ? (lingkari salah satu) Lebih baik daripada satu tahun yang lalu ................................................. 1 Kadang-kadang lebih baik daripada satu tahun yang lalu......................... 2 Sama saja dengan satu tahun yang lalu ..................................................... 3 Kadang-kadang labih buruk daripada satu tahun yang lalu ...................... 4 Lebih buruk daripada satu tahun yang lalu ............................................... 5

3. Pertanyaan di bawah ini mengenai aktivitas yang dapat anda lakukan sehari-hari. Apakah kesehatan anda sekarang membatasi aktivitas tersebut ? Bila ya, seberapa besar ? (Lingkari salah satu angka pada setiap baris)

Aktivitas Ya, Banyak membatasi

Ya, sedikit membatasi

Tidak sama sekali

a. Aktivitas berat, seperti berlari, mengangkat benda berat, mengikuti aktivitas olah raga.

1 2 3

b. Aktivitas sedang, seperti memindahkan meja, membersihkan lantai, bersepeda santai atau berjalan cepat

1 2 3

c. Mengangkat atau membawa barang belanjaan / kebutuhan rumah tangga

1 2 3

d. Menaiki beberapa anak tangga sekaligus 1 2 3 e. Meaniki satu demi satu anak tangga 1 2 3 f. Membungkuk, berlutut, gerak badan ringan 1 2 3 g. Berjalan lebih 1 kilimeter 1 2 3 h. Berjalan ½ kilometer 1 2 3 i. Berjalan 100 meter 1 2 3 j. Mandi dan berpakaian sendiri 1 2 3

Page 79: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

66

4. Selama 4 minggu terakhir, apakah anda mengalami masalah seperti di bawah ini dengan pekerjaan atau pekerjaan sehari-hari, sebagai akibat dari kondisi kesehatan fisik anda ? (lingkari salah satu angka pada setiap baris) Ya Tidak a. Mengurangi sebagian besar waktu bekerja atau

beraktivitas lain 1 2

b. Pekerjaan terpaksa diselesaikan sebelum anda menginginkan selesai

1 2

c. Dibatasi pada beberapa macam pekerjaan atau aktivitas lain

1 2

d. Mengalami kesulitan melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (memerlukan usaha tambahan)

1 2

5. Selama 4 minggu apakah anda mengalami masalah seperti di bawah ini dengan

pekerjaan anda atau aktivitas lain sebagai akibat dari adanya masalah emosional (seperti perasaan depresi atau ansietas) ? (Lingkari salah satu angka pada setiap baris) Ya Tidak a. Mengurangi sebagian besar waktu bekerja atau

beraktivitas lain 1 2

b. Pekerjaan terpaksa diselesaikan sebelum anda menginginkan selesai

1 2

c. Tidak dapat mengerjakan pekerjaan atau aktivitas lain secara teliti seperti biasanya

1 2

6. Selama 4 minggu terakhir, dalam hal apa kesehatan fisik atau masalah

emosional mempengaruhi aktivitas normal anda dalam kegiatan sosial dengan keluarga, teman, tetangga dan kelompok ? (Lingkari salah satu) Tidak mempengaruhi sama sekali ............................................................. 1 Sedikit mempengaruhi .............................................................................. 2 Agak mempengaruhi ................................................................................. 3 Cukup mempengaruhi ............................................................................... 4 Sangat mempengaruhi ............................................................................... 5

7. Seberapa besar rasa nyeri secara fisik yang anda alami selama 4 minggu terakhir ? Tidak pernah ............................................................................................. 1 Sangat ringan ............................................................................................ 2 Ringan ....................................................................................................... 3 Sedang ....................................................................................................... 4 Berat .......................................................................................................... 5 Sangat berat ............................................................................................... 6

Page 80: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

67

8. Selama 4 minggu terakhir seberapa besar rasa nyeri mempengaruhi pekerjaan sehari-hari anda (Termasuk pekerjaan di dalam dan di luar rumah) (Lingkari salah satu) Tidak mempengaruhi sama sekali ............................................................. 1 Sedikit mempengaruhi .............................................................................. 2 Agak mempengaruhi ................................................................................. 3 Cukup mempengaruhi ............................................................................... 4 Sangat mempengaruhi ............................................................................... 5

9. Pertanyaan di bawah ini adalah tentang bagaimana perasaan anda dan berapa lama perasaan itu ada selama 4 minggu terakhir. Untuk setiap pertanyaan berikan satu jawaban yang terdekat dengan perasaan anda yang anda rasakan. Berapa lama dalam 4 minggu terakhir hal itu ada ? (Lingkari salah satu angka pada setiap baris)

Sepanjang waktu

Sebagian besar waktu yang ada

Agak banyak dari waktu yang ada

Beberapa waktu

Sebagian kecil dari waktu yang ada

Tidak pernah ada

a. Apakah anda penuh semangat ?

1 2 3 4 5 6

b. Apakah anda merasa sangat tegang ?

1 2 3 4 5 6

c. Apakah anda pernah merasa tenggelam dalam kesedihan sehingga tidak ada yang dapat membuat anda bahagia ?

1 2 3 4 5 6

d. Apakah anda pernah merasakan ketenangan dan kedamaian ?

1 2 3 4 5 6

e. Apakah anda merasa bertenaga ?

1 2 3 4 5 6

f. Pernahkah anda kehilangan semangat dan muram ?

1 2 3 4 5 6

Page 81: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

68

g. Apakah anda merasa patah semangat ?

1 2 3 4 5 6

h. Pernahkah anda menjadi orang yang bahagia ?

1 2 3 4 5 6

i. Apakah anda merasa lelah ?

1 2 3 4 5 6

10. Selama 4 minggu terakhir berapa lama kesehatan fisik atau masalah emosional

mempengaruhi aktivitas sosial ? (Seperti mengunjungi teman, saudara dll) Sepanjang waktu ....................................................................................... 1 Sebagian besar waktu ................................................................................ 2 Beberapa waktu ......................................................................................... 3 Sebagian kecil waktu ................................................................................ 4 Tidak pernah ............................................................................................. 5

11. Seberapa setuju atau tidak setujukah pertanyaan di bawah ini menurut anda ? Sangat

setuju Sebagian besar setuju

Tidak tahu

Sebagian besar tidak setuju

Tidak setuju sama sekali

a. Saya tampak lebih mudah menderita sakit dari pada orang lain

b. Saya sehat seperti yang orang lain ketahui

c. Saya memperkirakan kesehatan saya akan memburuk

d. Kesehatan saya sempurna

Page 82: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

69

LAMPIRAN 10. LEMBAR PENILAIAN STATUS KEBUGARAN 1. Komposisi Tubuh (Indeks Massa Tubuh) HASIL PENGUKURAN:

BERAT BADAN kilogram

TINGGI BADAN meter

INDEKS MASSA TUBUH =

Berat Badan dalam kilogram

(Tinggi Badan dalam meter)2

KATEGORI IMT

2. Fleksibilitas (Sit And Reach Test) HASIL PENGUKURAN:

PERTAMA cm

KEDUA cm

KETIGA cm

KATEGORI FLEKSIBILITAS

3. Kebugaran Otot (Sit Up 1 Menit) HASIL PENGUKURAN:

SELAMA 1 MENIT kali

KATEGORI

4. Kebugaran Kardiovaskuler (Harvard Step Test) PEMERIKSAAN FISIK SEBELUM TEST (ISTIRAHAT):

TEKANAN DARAH mmHg

RESPIRASI RATE /menit

HEART RATE /menit

PEMERIKSAAN FISIK SETELAH TEST

LAMA LATIHAN detik

TIME OF EXHAUSTION (ToE) detik

Page 83: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

70

JUMLAH STEP

HEART RATE 5 DETIK POST TEST /menit

HEART RATE 1-1,5 MENIT (POST HR 1) kali

HEART RATE 2-2,5 MENIT (POST HR 2) kali

HEART RATE 3-3,5 MENIT (POST HR 3) kali

TOTAL POST HR 1-3 kali

HASIL PENGUKURAN:

PHYSICAL FITNESS INDEX (PFI) CARA CEPAT

Lama latihan dalam detik x 100

5,5 𝑥 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 1

PHYSICAL FITNESS INDEX (PFI) CARA LAMBAT

Lama latihan dalam detik x 100

2 𝑥 (𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 1 + 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 2 + 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝐻𝑅 3)

HEART RATE RECOVERY (HR-R)

HR 5 detik setelah test − HR 1 menit setelah test

HR 5 detik setelah test − HR ketika istirahat 𝑥 100%

%

VO2

VO2 = (0,2 x rata-rata jumlah step permenit)+(2,4 x tinggi

bangku (dalam meter) x rata-rata jumlah step permenit)+3,5

HR Max

HRmax = 220 – umur

VO2Max

VO2 x HRmax

HR latihan yang diukur (HR post test)

Page 84: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

71

LAMPIRAN 11. DOKUMENTASI KEGIATAN

Formula Jamu Temulawak, Kunyit, dan Meniran

Page 85: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

72

Sediaan Plasebo Sediaan jamu

Penampakanan Rebusan Jamu Penyiapan Sediaan jamu

Page 86: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

73

Rekam Jantung (EKG)

Pengambilan Sampel Darah

Page 87: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

74

Pengukuran Tekanan darah

Pengukuran Fleksibilitas Otot

Page 88: UJI KLINIS FORMULA JAMU TEMULAWAK, KUNYIT, DAN …repository.litbang.kemkes.go.id/3093/2/Uji Klinis... · uji pra klinik dengan mencit formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran

75

Pengukuran Kebugaran Otot (Sit up)

Pengukuran Harvard Step Test