uji faal paru dengan tes spirometri

11
UJI FAAL PARU DENGAN TES SPIROMETRI Dasar Teori 1. Uji Faal Paru Uji faal paru bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi paru seseorang individu dalam keadaan normal atau abnormal. Pemeriksaan faal paru biasanya dikerjakan berdasarkan indikasi atau keperluan tertentu, misalnya untuk menegakkan diagnosis penyakit paru tertentu, evaluasi pengobatan asma, evaluasi rehabilitasi penyakit paru, evaluasi fungsi paru bagi seseorang yang akan mengalami pembedahan toraks atau abdomen bagian atas, penderita penyakit paru obstruktif menahun, akan mengalami anestasi umum sedangkan yang bersangkutan menderita penyakit paru atau jantung dan keperluan lainnya. Secara lengkap uji faal paru dilakukan dengan menilai fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi darah paru dan transport gas O 2 dan CO 2 dalam peredaran darah. Fungsi pam disebut normal apabila PaO 2 lebih dari 50mmHg dan PaCO 2 kurang dari 50mmHg dan disebut gagal napas apabila PaCO 2 kurang dari 50mmHg dan PaCO 2 lebih dari 50mmHg. Apabila PaO 2 lebih dari 50mmHg dan PaCO 2 kurang dari 50mmHg, dikatakan bahwa fungsi difusi gas berlangsung normal. Untuk keperluan praktis dan uji skrining, biasanya penilian faal paru seseorang cukup dengan melakukan uji fungsi ventilasi paru. Apabila fungsi ventilasi nilainya baik, dapat mewakili keseluruhan fungsi paru dan biasanya fungsi-fungsi paru lainnya juga baik. Penilaian fungsi ventilasi berkaitan erat dengan penilaian mekanika pernapasan. Untuk menilai fungsi ventilasi digunakan spirometer untuk

Upload: johnssujono

Post on 05-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

UJI FAAL PARU DENGAN TES SPIROMETRIDasar Teori

1. Uji Faal Paru

Uji faal paru bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi paru seseorang individu dalam keadaan normal atau abnormal. Pemeriksaan faal paru biasanya dikerjakan berdasarkan indikasi atau keperluan tertentu, misalnya untuk menegakkan diagnosis penyakit paru tertentu, evaluasi pengobatan asma, evaluasi rehabilitasi penyakit paru, evaluasi fungsi paru bagi seseorang yang akan mengalami pembedahan toraks atau abdomen bagian atas, penderita penyakit paru obstruktif menahun, akan mengalami anestasi umum sedangkan yang bersangkutan menderita penyakit paru atau jantung dan keperluan lainnya. Secara lengkap uji faal paru dilakukan dengan menilai fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi darah paru dan transport gas O2 dan CO2 dalam peredaran darah. Fungsi pam disebut normal apabila PaO2 lebih dari 50mmHg dan PaCO2 kurang dari 50mmHg dan disebut gagal napas apabila PaCO2 kurang dari 50mmHg dan PaCO2 lebih dari 50mmHg. Apabila PaO2 lebih dari 50mmHg dan PaCO2 kurang dari 50mmHg, dikatakan bahwa fungsi difusi gas berlangsung normal. Untuk keperluan praktis dan uji skrining, biasanya penilian faal paru seseorang cukup dengan melakukan uji fungsi ventilasi paru. Apabila fungsi ventilasi nilainya baik, dapat mewakili keseluruhan fungsi paru dan biasanya fungsi-fungsi paru lainnya juga baik. Penilaian fungsi ventilasi berkaitan erat dengan penilaian mekanika pernapasan. Untuk menilai fungsi ventilasi digunakan spirometer untuk mencatat grafik pernapasan berdasarkan jumlah dan kecepatan udara yang keluar atau masuk ke dalam spirometer.

2. Spirometri

Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar volume dan kapasitas paru-paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau Forced Expiratory Volume (FEV) adalah volume dari udara yang dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (VEP1). Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif (hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan pengembangan paru). Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai VEP1/KVP kurang dari 70% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar.

Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin dan Nilai KVP dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin. Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam sebuah katrol. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder berputar. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Melalui spirometri ini, bisa diketahui gangguan obstruksi ,sumbatan dan restriksi atau pengembangan paru.

3. Indikasi spirometri

Ada beberapa indikasi-indikasi dari pemeriksaan spirometri seperti:

a) Diagnostik

1) Untuk mengevaluasi gejala dan tanda

2) Untuk mengukur efek penyakit pada fungsi paru

3) Untuk menilai resiko pra-operasi

4) Untuk menilai prognosis

5) Untuk menilai status kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik berat program

b) Monitoring

1) Untuk menilai intervensi terapeutik

2) Untuk menggambarkan perjalanan peyakit yang mempengaruhi fungsi paru-paru

3) Untuk memantau efek samping obat dengan toksisitas paru diketahui

4) Untuk memantau orang terkena agen merugikan

c) Penurunan Nilai Evaluasi

1) Untuk menilai pasien sebagai bagian dari program rehabilitasi

2) Untuk menilai resiko seb agai bagian dari evaluasi asuransi

4. Parameter Fungsi Paru

a) Volume Paru

Ada empat jenis volume paru, yaitu :

1) Volume tidal, yaitu jumlah udara yang dihirup atau dihembuskan dalam satu siklus pernapasan normal. Besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa.

2) Volume cadangan inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat dihirup setelah akhir inspirasi kuat. Biasanya mencapai 3.000 ml.

3) Volume cadangan ekspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat dihembuskan sesudah akhir ekspirasi kuat. Jumlahnya sekitar 1.100 ml.

4) Volume residu, yaitu jumlah udara yang masih ada di dalam paru sesudah melakukan ekspirasi maksimal atau ekspirasi yang paling kuat. Volume tersebut 1.200 ml.

b) Kapasitas Paru

Peristiwa dalam sikus paru mencakup dua atau lebih nilai volume paru. Kombinasi ini disebut kapasitas paru, yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3.500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimal.

2) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2.300 ml).

3) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan oleh seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4.600 ml).

4) Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5.800 ml). Jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

5. Interpretasi SpirometriInterpretasi hasil spirometri digambarkan oleh nilai VEP1/FEV1, KV/VC, APE dan VEP1/KVP. Nilai abnormal dapat menggambarkan kelainan dasar fungsi paru, yaitu kelainan obstruksi, restriksi dan kombinasi. Klasifi kasi kelainan fungsi paru dapat dilihat pada tabel.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengukuran fungsi paru dengan menggunakan Spirometer , maka kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain :

Normal bila FEV1/FVC 75% dan FVC 80%

Gangguan restriksi bila FEV1/FVC 75% dan FVC < 80%

Gangguan obstruktif bila FEV1/FVC < 75%, FVC 80% dan FEV1 < 95% pred.

Gangguan campuran (restriksi dan obstruktif) bila FEV1/FVC < 75% dan FVC < 80%.

Hasil dan pembahasan

1. Hasil

Hasil dari tes spirometri berasal dari 2 probandus yaitu probandus pria dan probandus wanita.

a. Probandus pria, 21 tahun (Probandus 1)

b. Probandus wanita, 20 tahun (Probandus 2)

2. Pembahasan

a. Probandus pria (Probandus 1)

Dari data hasil probandus 1 didapatkan hasil FEV1 3,88. Nilai FEV1 tersebut berada pada nilai rentang normal yaitu nilai minimal 2,89 dan nilai maksimum 4,17. Nilai FEV1 probandus juga berada diatas nilai prediksi yaitu 3,53. Nilai FVC probandus 1 berada pada rentang normal yaitu nilai minimum 3,36 dan nilai maksimum 4,70 dengan nilai FVC adalah 4,33. Nilai tersebut juga berada diatas nilai prediksi yaitu 4,03.Kesimpulan dari hasil uji faal paru tersebut adalah probandus 1 memiliki paru-paru yang normal, karena hasil dari nilai prediksi FEV1/FVC 75% dan FVC 80% yaitu 101% dan 107%.b. Probandus wanita (Probandus 2)

Dari data hasil probandus 2 didapatkan hasil FEV1 2,01. Nilai FEV1 tersebut berada pada nilai rentang normal yaitu nilai minimal 1,88 dan nilai maksimum 2,78. Nilai FEV1 probandus berada dibawah nilai prediksi yaitu 2,33. Nilai FVC probandus 2 adalah 2,03 berada dibawah nilai minimum yaitu 2,04, nilai maksimum 3,04 dan nilai prediksi 2,54.

Kesimpulan dari hasil uji faal paru tersebut adalah probandus 2 memiliki paru-paru yang normal, karena hasil dari nilai prediksi FEV1/FVC 75% dan FVC 80% yaitu 108% dan 80%.

Sumber :

1. Guyton A. C, and Hall J. E. 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11, EGC. Jakarta.

2. Siregar Dkk. 2002. Fisiologi respirasi edisi Revisi. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.3. Ganong W.F., 2005.Review of Medical Physiology. 22nd ed. USA: McGraw Hill Companies