uin syarif hidayatullah jakarta uji aktivitas...

107
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK AIR SARANG BURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuciphaga Thunberg.) TERHADAP AKTIVITAS SGPT DAN SGOT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley SKRIPSI AGENG HASNA FAUZIYAH 1111102000088 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2015

Upload: truongkiet

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK

AIR SARANG BURUNG WALET PUTIH (Collocalia

fuciphaga Thunberg.) TERHADAP AKTIVITAS SGPT

DAN SGOT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR

Sprague Dawley

SKRIPSI

AGENG HASNA FAUZIYAH

1111102000088

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK

AIR SARANG BURUNG WALET PUTIH (Collocalia

fuciphaga Thunberg.) TERHADAP AKTIVITAS SGPT

DAN SGOT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR

Sprague Dawley

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

AGENG HASNA FAUZIYAH

1111102000088

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

vi

ABSTRAK

Nama : Ageng Hasna Fauziyah

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung

Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821).

Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih

Jantan Galur Sprague-Dawley

Sarang burung walet merupakan sarang yang dapat dikonsumsi (Edible nest).

Sarang tersebut dihasilkan dari air liur burung walet. Salah satu komponen

utamanya yaitu glikoprotein. Tujuan penelitian ini yaitu Uji Aktivitas

Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga

Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih. Hewan

uji tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok

normal, kelompok positif, kelompok negatif, kelompok perlakuan dosis

1mg/kgBB, 10mg/kgBB, dan 100mg/kgBB. Ekstrak air sarang burung walet putih

(Collocalia fuciphaga T.) diberikan selama 16 hari lalu diinduksi dengan

parasetamol (2g/kgBB) pada hari ke-15 dan 16. Parameter hepatoprotektif yang

digunakan yaitu kadar SGPT dan SGOT. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa

dengan menggunakan analisa One Way ANOVA yang menunjukan bahwa

kelompok perlakuan dosis setelah induksi parasetamol terjadi peningkatan kadar

SGPT dan SGOT secara tidak bermakna (p≥0,05) terhadap kelompok positif.

Hasil analisa Paired-Sample T-Test menunjukan bahwa peningkatan kadar SGPT

dan SGOT hari ke-17 pada kelompok perlakuan dosis 1mg/kgBB dan

100mg/kgBB secara bermakna. Namun pada kelompok perlakuan dosis

10mg/kgBB mengalami peningkatan secara tidak bermakna (p≤0,05).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut ekstrak air sarang burung walet putih

berpotensi sebagai agen hepatoprotektif yang dapat dikembangkan.

Kata Kunci : Hepatoprotektif, Collocalia fuciphaga T, Ekstrak Air, tikus

Sprague-Dawley jantan

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

vii

ABSTRACT

Nama : Ageng Hasna Fauziyah

Programme of Study : Pharmacy

Title : Study of Hepatoprotective Water Extract Edible Nest Bird

(Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821) Against SGPT and

SGOT Activity in Male Albino Rats strain Sprague-Dawley

Swiftlest nest is a nest that can be consumed (Edible nest). The nest was produced

from swiftlest saliva. One of its main component called the glycoprotein. The

purpose this Study of Hepatoprotective Water Extract Edible Nest Bird

(Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821) Against SGPT and SGOT Activity in

Male Albino Rats. Sprague-Dawley rats that were used as testers were devided

into six groups; normal group, positive group, negative group, the treatment group

dose of 1mg/kgBB, 10mg/kgBB, and 100mg/kgBB. Extract of water edible bird

nest (Collocalia fuciphaga T.) were given for 16 days and after that were induced

with paracetamol (2g/kgBB) on the 15th

and 16th

day. The SGPT and SGOT levels

were used as the hepatoprotective parameters. The obtained results were then

analyzed using One Way ANOVA analysis which showed that the SGPT and

SGOT levels from the treatment group dose increased insignificantly (p≥0,05) to

the positive group. Results of analysis Paired-Sample T-Test showed that the

elevated levels of SGPT and SGOT on th 17th

day in the treatment group with the

dose of 1mg/kgBB and 100mg/kgBB were significant. However, in the

experimental group dose of 10mg/kgBB did not significantly increase (p≤0,05).

Based on these results, extract of water edible bird nest has potential as a

hepatoprotective agent that can be developed.

Keywords : Hepatoprotective, Collocalia fuciphaga T, Water Extract, male

Sprague-Dawley rats

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya yang telah melimpahkan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi

dengan judul ‘’Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet

Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg 1821.) Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT

Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley’’. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta

pengikutnya.

Dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini penulis banyak

menerima bantuan maupun dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin memberikan

penghargaan yang setinggi-tingginya dan menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Drs. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan

2. Yardi, Ph.D., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

3. Lina Elfita, M.Si., Apt dan Dr. Azrifitria, M.Si., Apt sebagai dosen

pembimbing I dan II yang dengan Kesabarannya telah memberikan

waktu, ilmu, arahan dan bimbingannya selama penelitian dan

penulisan skripsi ini.

4. Ayahanda Rijatno Suwarlo dan Ibunda Mardiningsih yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, dukungan moral dan materi, dan

semangat yang tak terhingga disetiap langkah penulis.

5. Kakak dan Adiku M. Irfan F.R. dan M. Galih S. yang telah

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan

hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Studi Farmasi

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

ix

7. Sahabat terbaik yang selalu ada Zahidah Azzahra, Ichsana Eskha dan

Rizka Nurbaiti yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan

semangat untuk penulis.

8. Teman seperjuangan penulis ‘’Sarang Burung Walet’’ Rahmi Sertiana,

M.A.W. Khairurrijal, Ahmad Rifqi, Rais atas kebersamaan, bantuan

dan motivasi sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-teman yang sudah membantu selama proses penelitian dan

skripsi anak-anak ‘’Tableters’’, Hestiawati, Vina Fauziah, Lela

Laelatu, Andis Saputra, Miyadah Samiyah, Qadrina Sufy, Khairunnisa,

Rianisa K.D.

10. Kak Tiwi, Kak Lisna, Kak Eris, Kak Rani sebagai laboran Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu mempersiapkan

alat dan bahan selama penelitian.

11. Teman-teman Farmasi Angkatan 2011 atas segala kebersamaannya,

semangat selama dibangku perkuliahan hingga peengerjaan skripsi ini.

12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan

penulisan skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan

balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis menharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Juli 2015

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

x

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1. Sarang Burung Walet ................................................................. 4

2.1.1. Asal Usul dan Penyebaran ............................................. 4

2.1.2. Klasifikasi Brurung Walet Putih .................................... 5

2.1.3. Kandungan Kimia ........................................................... 5

2.1.4. Manfaat Sarang Burung Walet ....................................... 7

2.2. Hati ............................................................................................. 7

2.2.1. Anatomi Hati ................................................................... 7

2.2.2. Fisiologi Hati .................................................................. 8

2.2.3. Histologi Hati ................................................................. 9

2.2. Parasetamol .............................................................................. 11

2.2.1. Mekanisme Hepatotoksik Parasetamol ......................... 12

2.2.2. Kerusakan yang Ditimbulkan ....................................... 13

2.4. Enzim Transaminase ............................................................... 14

2.4.1. Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase ............... 14

2.4.2. Serum Glutamat Piruvat Transaminase ........................ 14

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xii

2.5. Tes Fungsi Hati ........................................................................ 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 17

3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 17

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 17

3.2.1. Tempat Penelitian ......................................................... 17

3.2.2. Waktu Penelitian .......................................................... 17

3.3. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 17

3.3.1. Alat Penelitian .............................................................. 17

3.3.2. Bahan Penelitian ........................................................... 17

3.3.3. Hewan Uji .................................................................... 18

3.4. Desain Penelitian ..................................................................... 18

3.4.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ........... 18

3.4.2. Dosis Perlakuan ............................................................. 18

3.4.3. Rancangan Penelitian .................................................... 18

3.5. Prosedur Penelitian ................................................................... 20

3.5.1. Determinasi Sampel ..................................................... 20

3.5.2. Penyiapan Sarang Burung Walet .................................. 20

3.5.3. Ekstraksi Sarang Burung Walet .................................... 20

3.5.4. Uji Kualitatif Ekstrak Sarang Burung Walet ................ 20

3.5.5. Penyiapan Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet .......... 21

3.5.6. Penyiapan Suspensi Parasetamol 15% dalam

Gom Arab 5% ................................................................ 21

3.5.7. Persiapan Tikus ............................................................ 21

3.5.8. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji ....................... 22

3.5.9. Pengukuran Aktivitas SGOT dan SGPT Serum Darah 22

3.6. Rencana Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 24

4.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 24

4.1.1 Determinasi Sarang Burung Walet ................................ 24

4.1.2. Ekstraksi Sarang Burung Walet .................................... 24

4.1.3. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet .......... 24

4.1.4. Hasil Pengukuran Kadar SGPT Serum Darah ............... 25

4.1.5. Hasil Pengukuran Kadar SGOT Serum Darah .............. 27

4.2. Pembahasan .............................................................................. 29

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 38

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 38

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xiii

5.2. Saran ....................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN ..................................................................................................... 46

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gambaran Makroskopik Hati Manusia dari Anterior .............. 9

Gambar 2.2. Lobulus Hepatik ...................................................................... 11

Gambar 4.1. Rata-rata Kadar SGPT ............................................................. 25

Gambar 4.2. Rata-rata Kadar SGOT ............................................................ 28

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Sarang Walet Dan Beberapa Makanan

Pembanding Untuk Berat 100 gram ............................................ 6

Tabel 3.1. Desain Pembagian Kelompok Percobaan ................................... 18

Tabel 4.1. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet ....................... 24

Tabel 4.2. Rata-rata Kadar SGPT ................................................................ 25

Tabel 4.3. Persentase Perubahan Kadar SGPT ............................................ 26

Tabel 4.4. Rata-rata Kadar SGOT ............................................................... 27

Tabel 4.5. Persentase Perubahan Kadar SGOT ........................................... 28

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi. ...................................................................... 44

Lampiran 2. Alur Penelitian . .......................................................................... 45

Alur Kerja Pembuatan Ekstrak .................................................. 45

Alur Kerja Hepatoprotektif ......................................................... 46

Lampiran 3. Perhitungan Dosis . ...................................................................... 47

Perhitungan Dosis Untuk Hepatoprotektor ................................ 47

Perhitungan VAO ....................................................................... 48

Lampiran 4. Hasil Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet . ............. 50

Lampiran 5. Perhitungan Rendemen . .............................................................. 51

Lampiran 6. Rata-rata Berat Badan Tikus . ..................................................... 52

Lampiran 7. Gambar Kegiatan Penelitian . ...................................................... 55

Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Ekstrak ............................ 55

Lampiran 8. Nilai SGPT dan SGOT . .............................................................. 56

Nilai SGPT ................................................................................ 56

Nilai SGOT ................................................................................. 57

Lampiran 9. Analisa Statistik Data. .................................................................. 58

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit hati menduduki urutan kedelapan penyebab kematian di

Indonesia (Riskesdas dalam Tuminah, 2009). Menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2013, prevalensi hepatitis tahun 2013 (1,2%) dua kali lebih tinggi

dibanding tahun 2007. Dikonversikan ke dalam jumlah absolut penduduk

Indonesia tahun 2013 sekitar 248.422.956 jiwa, maka bisa dikatakan bahwa

2.981.075 jiwa penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis (Balitbangkes RI,

2013).

Penyakit hati dapat terjadi dengan banyak faktor yang

mempengaruhinya. Faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan hati

antara lain virus, bakteri, toksisitas dari obat-obatan atau bahan kimia

(Pasiyan dalam Tuminah, 2009).

Di Indonesia sudah terdapat beberapa obat yang dapat melindungi hati

(hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis. Contoh obat sintesis

antara lain: Aminoleban Infusion, Aminoleban Oral, Comafusin Hepar,

Curliv, Cursii/Cursil 70, Hepachol, Methicol, Methioson (ISO, 2012). Contoh

obat non sintetis (herbal) yang sudah dipasarkan adalah Hepasil dari Kalbe

Farma, Hepacomb dari Sidomuncul, Hepagard dari Phapros, dan berbagai

produk lainnya (ISO, 2012).

Pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai obat tradisional mulai

dikembangkan dan dilakukan pengujian untuk memperoleh hasil yang lebih

memuaskan ditinjau dari segi pengobatan maupun efek samping yang

ditimbulkan. Berdasarkan paparan diatas, perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai pemanfaatan bahan alam seperti bahan alam yang berasal dari

dari hewan atau produk yang dihasilkan oleh hewan di Indonesia terutama

dari segi pengobatan penyakit hati. Salah satu bahan alam yang dihasilkan

oleh hewan yaitu sarang burung walet yang digunakan sebagai suplemen

untuk kesehatan dan makanan yang lezat di China.

1

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Burung walet merupakan burung yang dapat membuat sarang

menggunakan air liurnya. Sarang yang dihasilkan tersebut bersifat edible nest

(sarang yang dapat dimakan) (Nuroini, 2013). Mayoritas sarang burung walet

yang dapat dimakan dan diperdagangkan di seluruh dunia berasal dari dua

spesies, yaitu burung walet putih (Aerodramus fuciphagus atau Collocalia

fuciphaga) dan burung walet hitam (Aerodramus maximus atau Collocalia

maximus) yang habitatnya di Kepulauan Nicobar di Samudera Hindia hingga

di gua pinggir laut daerah pesisir Thailand, Vietnam, Indonesia, Kalimantan

dan Kepulauan Palawan di Filipina (Marcone, 2005).

Berdasarkan penelitian Marcone (2005) komposisi sarang burung

walet dari genus Collocalia terdiri atas karbohidrat (25,62 - 27,26%), protein

(62 - 63%), lemak (0,14 - 1,28%), dan abu (2,1%). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa sarang burung walet dari Indonesia memiliki kandungan

protein yang tinggi sekitar 59,8%-65,8% (Hamzah dalam Arsih, 2014).

Penelitian baru-baru ini memperkirakan bahwa ekstrak sarang burung

walet memiliki sifat bioaktivitas yang menarik (But, Paul. et al., 2013). Sifat

bioaktivitas sarang burung walet antara lain efek menghambat hemaglutinasi

terhadap virus influenza (Howe dalam Arsih, 2014), sebagai faktor

pertumbuhan epidermal burung (Kong dalam Arsih, 2014) dan memberikan

keuntungan intelektual dan saraf pada bayi (Chau et al., 2003).

Berdasarkan hasil tersebut, protein diperkirakan sebagai faktor kunci,

karena protein merupakan zat utama yang berperan dalam aktivitas kehidupan

(Liu et al., 2012). Menurut penelitian Nuroini (2013) salah satu komponen

protein yaitu glikoprotein berfungsi menurunkan produksi TNF-α dalam

proses inflamasi. Diprediksikan mekanisme kerja sarang burung walet yaitu

glikoprotein dapat menurunkan produksi TNF-α sehingga proses terjadinya

inflamasi dapat terhambat dan pengeluaran SGPT dan SGOT dapat dicegah.

Kandungan protein yang tinggi dan belum adanya publikasi ilmiah

mengenai hepatoprotektif, maka peneliti tertarik untuk mengeksplorasi

manfaat sarang burung walet putih yang ada di Indonesia dengan menguji

aktivitas hepatoprotektif dari sarang burung walet pada tikus putih jantan

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

galur Sprague-dawley yang diinduksi dengan parasetamol. Dosis sarang

burung walet putih yang digunakan pada tikus dalam penelitian ini

berdasarkan skrining dosis yaitu 1 mg/kgBB, 10 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB.

Penelitian efek hepatoprotektif dilakukan untuk mengetahui

kemampuan sarang burung walet untuk mencegah atau melindungi hati dari

kerusakan. Adapun parameter yang diamati adalah aktivitas enzim serum

glutamate piruvat transaminase (SGPT) dan serum glutamat oksaloasetat

transaminase (SGOT) serum darah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah ekstrak air sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga)

mempunyai efek hepatoprotektif dilihat dari aktivitas SGPT dan SGOT pada

hewan uji?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek

hepatoprotektif pada ekstrak air sarang burung walet putih dilihat dari

aktivitas SGPT dan SGOT pada tikus putih jantan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan

memberikan informasi ilmiah tentang manfaat lain sarang burung walet putih

sebagai pengobatan alternatif dalam melindungi hati.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sarang Burung Walet

2.1.1. Asal Usul dan Penyebarannya

Walet berasal dari family Apopidae yang penyebarannya hingga ke

seluruh dunia. Pada dasarnya, family Apopidae terdiri atas dua kelompok.

Kelompok pertama adalah genus Chaetura (walet ekor berduri), genus

Collocalia (walet gua), dan genus Cypseloides (walet hitam dari Amerika

Utara). Walet gua atau Collocalia tercatat memiliki 2 spesies, dan 12 spesies

diantaranya ditemukan di Indonesia. Namun, dari sekian banyak spesies,

hanya dua spesies yang namanya terkenal dalam dunia bisnis walet, yaitu

Collocalia fuciphaga dan Collocalia maxima (Redaksi Agromedia, 2007).

Beberapa literature yang diterbitkan sekitar tahun 1990-an menyebutkan,

Indonesia memiliki tiga spesies walet yang sarangnya dikategorikan sebagai

edible nest swiflets atau bisa dikonsumsi sebagai makanan antara lain:

Collocalia fuciphaga, Collocalias maxima dan Collocalia esculenta (burung

sriti) (Redaksi Trubus, 2005). Ada satu jenis burung walet lagi yaitu

Collocalia germani, tetapi menurut pendapat Chantler dan Driessens (1995),

Collocalia germani termasuk dalam spesies Collacalia fuciphaga sehingga

bukan merupakan spesies tersendiri (Redaksi Agromedia, 2007).

Hampir semua sarang yang diekspor ke negara-negara Hongkong,

China, taiwan, Korea, Jepang, Singapura dan Malaysia. Sarang yang termahal

dihasilkan oleh C. fuciphaga. Mutu sarang yang dihasilkan oleh C. fuciphaga

tergantung dari warna, keberhasilan sarang, bentuk ukuran. Sarang yang

bermutu tinggi berwarna putih, bersih dari kotoran atau bulu yang menempel

pada sarang, bentuk mangkukan sempurna, tidak cacat atau pecah dan

berukuran lebar minimal tiga jari. Untuk mendapatkan sarang yang bermutu

baik ini dilakukan pembersihan, pembentukan ulang, penyortiran. Pada saat

ini harga sarang burung walet (putih) dengan mutu baik bisa mencapai 5 juta

rupiah per kg (± 120 keping sarang) (Mardiastuti, 1997).

4

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sarang burung walet terbuat dari saliva burung walet yang

disekresikan oleh kelenjar ludah burung walet (Liu et al., 2012). Sebagai

bahan makanan, sarang burung walet mengandung gizi yang lengkap dengan

nilai yang tinggi. Sarang burung walet mengandung kalori, protein, lemak,

karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral. Asam amino yang

dikandung dalam sarang walet juga lengkap, mulai dari asam amino esensial,

asam amino semiesensial, dan asam amino nonesensial. Sarang walet juga

berkhasiat sebagai obat.

2.1.2. Klasifikasi Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga)

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi burung walet penghasil

sarang walet putih adalah sebagai berikut (Redaksi AgroMedia, 2007):

Kingdom : Animal

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Ordo : Apodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Collocalia

Species : Collocalia fuciphaga spp.

2.1.3. Kandungan Kimia

Sarang walet dari genus Collocalia mengandung lemak (0,14-1,28%),

abu (2,1%), karbohidrat (25,62-27,26%), dan protein (62-63%) (Marcone,

dalam Arsih, 2014). Salah satu glikonutrien utama pada sarang walet adalah

sialic acid (9%) (Colombo et al., 2003; Kathan dan Weeks, 1969). Sialic acid

memiliki peran penting pada perkembangan neurologi dan intelektual pada

bayi (Chau et al., 2003). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa sarang

burung walet dari Indonesia memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar

59,8%-65,8% (Hamzah dalam Arsih, 2014).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sarang burung walet mengandung asam amino yaitu Aspartat +

asparagines, threonine, serin, glysine, alanine, valin, methionine, isoleusin

phenylalanine, lysine, histidin, arginine, tryptophan, cysteine, proline (Lu et al

dalam Ma dan Liu, 2012). Asam amino terbanyak yaitu fenilalanin dan

tyrosin (Marcone dalam Ma dan Liu, 2012).

Tabel 2.1 kandungan gizi sarang walet dan beberapa makanan pembanding

untuk berat 100 gram

No

Kandungan

Sarang

walet

Susu

kental

Daging

sapi

Daging

ayam

Telur

ayam

Udang

kering

Tempe

kedelai

murni

1 Kalori 281 336 273 302 162 295 149

2 Protein (g) 37,5 8,2 19,3 18,2 12,8 62,4 18,3

3 Lemak (g) 0,3 10 22 25 11,5 2,3 4

4 Karbohidrat

(g)

32,1 55 0 0 0,7 1,8 12,7

5 Kalsium

(mg)

485 275 10 14 54 1209 129

6 Fosfor (mg) 18 229 150 200 180 1225 154

7 Zat besi

(mg)

3 0,2 2,7 1,5 2,7 6,3 10

8 Vit. A (SI) 0 510, 0 810 900 210 50

9 Vit. B1

(mg)

0 0,05 0,02 0,08 0,1 0,14 0,17

10 Vit. C (mg) 0 1 0 0 0 0 0

11 Air (g) 24,5 25 60 7 74 90 64

Sumber : Direktorat Gizi Dep. Kes. RI Dalam Budi Daya Walet : Pengalaman Pakar Dan Praktisi Seri

I. 2001

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4. Manfaat Sarang Burung Walet

Disamping rasanya yang sungguh lezat, sarang burung walet juga

diyakini dapat meningkatkan kesehatan seperti membuat awet muda,

meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan (Adiwibawa, 2009). Pada akhir

abad XVII, pada zaman dinasti Qing, terdapat literature “Ben Cao Bei Yao”

(catatan-catatan penting bahan obat-obatan) oleh Wang pada tahun 1694, dan

“Ben Cao Feng Yuan” (bahan obat-obatan di alam terbuka) oleh Zhang, pada

tahun 1695, yang menunjukan bukti bahwa orang cina percaya bahwa sarang

burung walet mempunyai daya penyembuhan yang dapat dipakai untuk

mengobati beberapa macam penyakit, seperti TBC, sakit lambung, dan

perdarahan paru-paru. Kepercayaan itu berdasarkan data empiris yang

diperoleh dari pengalaman-pengalaman pribadi orang yang mengkonsumsinya

dan dari mitos yang beredar di masyarakat (Adiwibawa, 2009).

Khasiat sarang walet berdasarkan laporan penelitian Riset Unggulan

Terpadu IV-Dewan Riset Nasional (1998) adalah menjaga kesegaran tubuh,

obat sakit pernapasan, meningkatkan vitalitas, obat awet muda, memelihara

kecantikan, menambah tenaga dalam, menghambat pertumbuhan kanker,

menghilangkan pengaruh alkohol, meningkatkan konsentrasi, obat diabetes

melitus, sumber protein, dan menurunkan demam (Dewi et al., 2012).

2.2. Hati

Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, yang terletak

dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan dibawah diafragma

dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat hati rata-rata sekitar 1500

gr, 2,5% dari berat tubuh pada orang dewasa normal (Pearce, 2009).

2.2.1. Anatomi Hati

Hati mempunyai konsistensi yang lunak, lentur, dan terletak di bagian

atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma. Sebagian besar hati

terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra

memisahkan hati dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hati terbentang ke

sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2009).

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hati mempunyai bentuk seperti piramida dengan alasnya disebelah

kanan dan puncaknya di ujung kiri. Facies diaphragmatica terletak tepat di

bawah kubah diaphragm dan merupakan suatu kesatuan lengkungan dari

facies anterior, superior, lateral dan posterior. Permukaan yang menghadap ke

inferior berhubungan dengan alat-alat viscera abdomen, disebut facies

viceralis. Facies visceralis berbatasan dengan facies diaphragma di depan

pada batas yang tajam, disebut margo anterior. Namun tumpul di belakang

dan disebut facies posterior (Widjaja, 2009).

Hati terbagi dengan adanya perlekatan ligamentum falciforme hepatis

menjadi lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Pada

permukaan visceralis, dengan adanya lekuk (fossa) sagittalis kanan dan kiri

serta porta hepatis, terpisah dari lobus kanan dua lobus kecil, yaitu lobus

quadratus di depan dan lobus caudatus di belakang (Widjaja, 2009).

Hati mempunyai dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui

arteri hepatica dan yang melalui vena porta. Arteri hepatika merupakan

pembuluh darah yang keluar dari aorta dan memberikan seperlima darahnya

kepada hati, darah ini mempunyai kejenuhan oksigen 95-100%. Vena porta

terbentuk dari vena lienalis dan vena mesentrika superior, menghantarkan

empat perlima darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan oksigen

hanya 70% sebab beberapa O2 telah diambil limpa dan usus. Darah dari vena

porta membawa zat makanan yang telah diabsorbsi mukosa usus halus ke hati

(Pearce, 2009).

2.2.2. Fisiologi Hati

Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. Metabolisme karbohidrat

Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan

glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi

glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang

penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.

b. Metabolisme lemak

4

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:

mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang

lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein,

membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.

c. Metabolisme protein

Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,

pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh,

pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan

membentuk senyawa lain dari asam amino.

d. Lain-lain

Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan

vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati

membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah

banyak dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon

dan zat lain.

Gambar 2.1. Gambaran makroskopik hati manusia dari anterior

Putz & Pabst, 2007

2.2.3. Histologi Hati

Sel–sel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel

makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak).

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati dan membentuk lapisan

sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata. Lempeng sel ini mengarah dari

tepian lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk

struktur seperti labirin dan busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini

mengandung kapiler yang disebut sinusoid hati (Junquiera et al., 2007).

Sinusoid hati adalah saluran yang berliku–liku dan melebar,

diameternya tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat yang tidak utuh.

Sinusoid dibatasi oleh 3 macam sel, yaitu sel endotel (mayoritas) dengan inti

pipih gelap, sel kupffer yang fagositik dengan inti ovoid, dan sel stelat atau sel

Ito atau liposit hepatik yang berfungsi untuk menyimpan vitamin A dan

memproduksi matriks ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid

berasal dari cabang terminal vena portal dan arteri hepatik, membawa darah

kaya nutrisi dari saluran pencernaan dan juga kaya oksigen dari jantung

(Eroschenko, 2010; Junqueira et al., 2007).

Traktus portal terletak di sudut-sudut heksagonal. Pada traktus portal,

darah yang berasal dari vena portal dan arteri hepatik dialirkan ke vena

sentralis. Traktus portal terdiri dari 3 struktur utama yang disebut trias portal.

Struktur yang paling besar adalah venula portal terminal yang dibatasi oleh sel

endotel pipih. Kemudian terdapat arteriola dengan dinding yang tebal yang

merupakan cabang terminal dari arteri hepatik. Dan yang ketiga adalah duktus

biliaris yang mengalirkan empedu. Selain ketiga struktur itu, ditemukan juga

limfatik (Junqueira et al., 2007).

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2. Lobulus hepatik

Gartner, 2003

Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus

hepatik. Asinus hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus

portal. Asinus ini terletak di antara 2 atau lebih venula hepatic terminal,

dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid, lalu ke venula

tersebut. Asinus ini terbagi menjadi 3 zona, dengan zona 1 terletak paling

dekat dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah kaya

oksigen, sedangkan zona 3 terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit

oksigen. Zona 2 atau zona intermediet berada diantara zona 1 dan 3. Zona 3

ini paling mudah terkena jejas iskemik (Junqueira et al., 2007).

2.3. Parasetamol

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik

dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem

Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara

baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun

kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau

yang dijual bebas (Lusiana Darsono, 2002).

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parasetamol merupakan salah satu obat yang paling sering

menyebabkan kematian akibat keracunan (Neal, 2006). Toksisitas parasetamol

terjadi pada penggunaan dosis tunggal 10 sampai 15 gr (150 sampai 250

mg/kg BB) (Goodman dan Gilman, 2008), dosis 20 sampai 25 gr atau lebih

kemungkinan menyebabkan kematian (Wilmana dan Gunawan, 2007).

Sedangkan dosis toksik untuk tikus atau LD50 tikus adalah 338 mg/kg BB

(Wishart dan Knox, 2006). Akibat dosis toksik yang paling serius adalah

nekrosis hati, walaupun nekrosis tubuli renalis dan koma hipoglikemik juga

dapat terjadi. Sekitar 10% pasien yang mengalami keracunan yang tidak

mendapatkan penanganan khusus mengalami kerusakan hati yang parah;

sebanyak 10-20% di antaranya akhirnya meninggal karena kegagalan fungsi

hati (Goodman dan Gilman, 2008).

2.3.1. Mekanisme Hepatotoksik Parasetamol

Pemberian parasetamol secara oral dengan penyerapan yang cepat dan

hampir sempurna di saluran pencernaan. Penyerapan dihubungkan dengan

tingkat pengosongan lambung, dan konsentrasi dalam plasma mencapai

puncak dalam 30 sampai 60 menit (Katzung, 2002). Waktu paruh dalam

plasma 1 sampai 3 jam setelah dosis terapeutik dengan 25% parasetamol

terikat protein plasma dan sebagian dimetabolisme enzim mikrosom hati

(Wilmana dan Gunawan, 2007). Hati merupakan tempat metabolisme utama

parasetamol. Di dalam hati, 60% dikonjugasikan dengan asam glukuronat,

35% asam sulfat, dan 3% sistein; yang akhirnya menghasilkan konjugat yang

larut dalam air serta diekskresi bersama urin. Jalur konjugasi pertama

(terutama glukuronidasi dan sulfasi) tidak dapat digunakan lagi ketika asupan

parasetamol jauh melebihi dosis terapi dan sebagian kecil akan beralih ke jalur

sitokrom P450 (CYP2E1) (Defendi dan Tucker, 2009; Goodman dan Gilman,

2008).

Metabolisme melalui sitokrom P450 membuat parasetamol mengalami

N-hidroksilasi membentuk senyawa antara, N-acetyl-para-benzoquinoneimine

(NAPQI), yang sangat elektrofilik dan reaktif. Pada keadaan normal, senyawa

antara ini dieliminasi melalui konjugasi dengan glutathione (GSH) yang

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berikatan dengan gugus sulfhidril dan kemudian dimetabolisme lebih lanjut

menjadi suatu asam merkapturat yang selanjutnya diekskresi ke dalam urin.

Ketika terjadi overdosis, kadar GSH dalam sel hati menjadi sangat berkurang

yang berakibat kerentanan sel-sel hati terhadap cedera oleh oksidan dan juga

memungkinkan NAPQI berikatan secara kovalen pada makromolekul sel,

yang menyebabkan disfungsi berbagai sistem enzim (Goodman dan Gilman,

2008). Ikatan kovalen dengan makromolekul sel terutama pada gugus tiol

protein sel dan kerusakan oksidatif juga merupakan patogenesis utama

terjadinya nefropati analgesik (Cotran et al., 2007; Neal, 2006).

Rangkaian metabolisme minor parasetamol ini dapat menyebabkan

efek merugikan. Pengurangan GSH secara tidak langsung dapat menimbulkan

terjadinya stres oksidatif akibat penurunan proteksi antioksidan endogen

(antioksidan enzimatik), yang juga dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi

lipid (Maser et al., 2002). Peroksidasi lipid merupakan suatu proses

autokatalisis yang mengakibatkan kematian sel. Produk akhir peroksidasi lipid

di dalam tubuh adalah malondialdehid (MDA) yang dapat menyebabkan

kematian sel akibat proses oksidasi berlebihan dalam membran sel (Mayes,

2008; Winarsi, 2007). Selain itu, reaksi pembentukan NAPQI akibat

detoksifikasi oleh sitokrom P450 memacu terbentuknya radikal bebas

superoksida (O2-) yang dinetralisir oleh superoksida dismutase (SOD) menjadi

H2O2, suatu Reactive Oxygen Species (ROS) yang tidak begitu berbahaya

(Ojo et al., 2006). Namun, melalui reaksi Haber-Weiss dan Fenton, adanya

logam transisi seperti Cu dan Fe akan membentuk radikal hidroksil yang

sangat berbahaya yang akan menghancurkan struktur sel (Winarsi, 2007).

2.3.2. Kerusakan Yang Ditimbulkan

Perubahan histologi pada hati akibat efek hepatotoksik parasetamol

terdiri dari nekrosis perivenular zona 3 dan kongesti sinusoidal yang disertai

steatosis. Sedangkan profil biokimia yang dapat diamati secara signifikan

adalah meningkatnya enzim transaminase secara drastis, hipoprotrombinemia

dan pada cidera berat akan terjadi asidosis laktat. Rentang jumlah peningkatan

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

enzim aminotransferase akibat efek hepatotoksik parasetamol antara 50-1000

kali lipat (Burt et al., 2007).

2.4. Enzim Transaminase

2.4.1. Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT)

SGOT adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam hati,

jantung, ginjal, dan otak (Widmann, 1995). Bila jaringan tersebut mengalami

kerusakan yang akut, kadarnya dalam serum meningkat. Diduga hal ini

disebabkan karena bebasnya enzim intraseluler dari sel-sel yang rusak ke

dalam sirkulasi. Kadar yang sangat meningkat terdapat nekrosis hepatoseluler

atau infark miokard (Hadi, 1995).

SGOT melakukan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-

ketoglutamat (Widmann, 1995). SGOT berada dalam sel parenkim hati.

SGOT meningkat pada kerusakan hati akut, tetapi juga terdapat dalam sel

darah merah dan otot skelet. Oleh karena itu, tidak spesifik untuk hati. SGOT

berfungsi untuk mengubah aspartat dan alfa-ketoglutarat menjadi oxaloasetat

dan glutamat. Terdapat 2 isoenzim, yaitu SGOT 1 merupakan isoenzim sitosol

yang terutama berada dalam sel darah merah dan jantung. Kemudian SGOT 2

merupakan isoenzim mitokondria yang predominan dalam sel hati (Gaze,

2007). Kadar normal dalam darah 10-40 IU/ liter, sedangkan pada tikus

berkisar 45,7-80, IU/L (Widmann, 1992). Meningkat tajam ketika terjadi

perubahan infark miokardium (Sacher dan McPerson, 2002).

2.4.2. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT)

Enzim ini mengkatalisis pemindahan satu gugus amino antara lain

alanine dan asam alfa ketoglutarat. Terdapat banyak di hepatosit dan

konsentrasinya relatif rendah di jaringan lain. Kadar normal dalam darah 5-35

IU/ liter dan SGPT lebih sensitif dibandingkan SGOT (Sacher dan McPerson,

2002). Sedangkan pada mencit berkisar 17,5-30,2 IU/L (Smith,1988;

Widmann, 1992).

Kadar SGPT dan SGOT meningkat pada hampir semua penyakit hati.

Kadar yang tertinggi ditemukan dalam hubungannya dengan keadaan yang

menyebabkan nekrosis hati yang luas, seperti hepatitis virus yang berat,

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

cedera hati akibat toksin, atau kolaps sirkulasi yang berkepanjangan.

Peningkatan yang lebih rendah ditemukan pada hepatitis akut ringan demikian

pula pada penyakit hati kronik difus maupun local (Podolsky dan Isselbacher,

2000). Kadar mendadak turun pada penyakit akut, menandakan bahwa sumber

enzim yang masih tersisa habis. Kalau kerusakan oleh radang hati hanya kecil,

kadar SGPT lebih dini dan lebih cepat meningkat dari kadar SGOT

(Widmann, 1995).

2.5. Tes Fungsi Hati

Fungsi hati mengatur banyak metabolit, ada juga test dan tindakan

tertentu yang berkolerasi baik dengan keutuhan structural dan fungsional dari

hati. Test-test itu diberi nama test fungsi hati (TFH) (Widmann, 1995).

Penyakit hati yang berbeda akan menyebabkan kerusakan yang berbeda dan

tes fungsi hati dapat menunjukkan perbedaan ini. Hasil tes fungsi hati dapat

memberikan gambaran mengenai penyakit apa yang mungkin menyebabkan

kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosa akibat penyakit hati. Hasil

tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit hati, tetapi sekali

lagi, mungkin tidak memberi gambaran yang tepat. Namun, biasanya hasil tes

fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat peradangan (Anonim, 2007).

Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk mendeteksi kelainan hati,

menentukan diagnosis, mengetahui berat ringannya penyakit, dan penilaian

hasil pengobatan. Pengukuran kadar bilirubin serum, aminotransferase, alkali

fosfatase, gamma GT, dan albumin sering disebut sebagai tes fungsi hati atau

LFTs. Tes-tes ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama (Amirudin,

2006), antara lain :

1) Peningkatan enzim aminotransferase (juga dikenal sebagai

transaminase), SGPT, SGOT, biasanya mengarahkan pada

perlukaan hepatoselular atau inflamasi.

2) Keadaan patologis yang mempengaruhi system empedu intra

dan ekstra hepatis dapat menyebabkan peningkatan alkali

fosfatase dan gamma GT.

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) Kelompok ketiga merupakan kelompok yang mewakili fungsi

sintesis hati, seperti produksi albumin, urea, dan faktor

pembekuan.

Produk yang biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati

(Anonim, 2007) :

1) SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) atau ALT

(alanin aminotransferase)

2) SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau AST

(aspartat aminotransferase)

3) Alkalin fosfatase

4) GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)

5) Bilirubin

6) Albumin

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik. Penelitian

mengadakan perlakuan terhadap sampel yang telah ditentukan yaitu berupa

hewan coba di laboratorium.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium

Pangan (PLT), Animal House, Laboratorium Biokimia / Klinik, Laboratorium

Kimia Obat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari bulan Maret 2015 hingga

Juni 2015.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1. Alat Penelitian

Timbangan hewan, kandang hewan percobaan, neraca analitik AND

GX-200, lumpang dan alu, blender, gelas ukur, beaker glass, batang

pengaduk, sentrifugator Eppendorf, freeze dry, mikropipet 100-1000 µl,

Eppendorf, pipet tetes, water bath TRW-42 TP, sonde oral, spuit, silet,

seperangkat alat bedah hewan (scalpel, pinset, gunting, jarum, dan meja lilin),

hot plate, kuvet 1 cm x 1 cm. Pengukuran aktivitas SGPT dan SGOT :

spektrofotometer Vis Genesys 20.

3.3.2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang

burung walet putih (diperoleh dari Palu, Sulawesi Tengah), Hepa-Q®

sebagai

hepatoprotektor dari PT. Pyridam, parasetamol sebagai hepatotoksik dari PT.

Brataco, tikus putih jantan galur Sprague dawley sebagai hewan uji yang

diperoleh dari Institut Pertanian Bogor, makanan hewan percobaan (pellet),

17

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

aquadest, Gom Arab yang diproduksi oleh PT. Brataco, reagen SGOT dan

SGPT merk ST Reagen.

3.3.3. Hewan Uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

galur Sprague dawley yang sehat, berjenis kelamin jantan, dan berumur 3-6

bulan dengan berat badan 200-300 gram yang diperoleh dari Animal Facility

and Modeling Provider Institut Pertanian Bogor (IPB).

3.4. Desain Penelitian

3.4.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Jumlah sampel ditentukan menurut WHO, yaitu minimal lima ekor

tikus untuk setiap kelompok. Penelitian ini menggunakan enam kelompok

tikus tiap masing-masing terdiri dari lima ekor. Cara pengambilan sampel

dilakukan dengan metode randomisasi sederhana dari populasi yang ada.

3.4.2. Dosis Perlakuan

Dosis ekstrak air sarang burung walet putih yang digunakan pada tikus

berdasarkan skrining dosis yaitu 1mg/kgBB, 10mg/kgBB, dan 100mg/kgBB.

3.4.3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah The Pre and Post Test Control Group

Design. Metode hepatoprotektif dilakukan selama 16 hari.

Tabel 3.1. Desain Pembagian Kelompok Percobaan

Klp Perlakuan (Hari ke-)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

K0 - ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ £ £ -

KN - ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ √ √ -

KP - β Β β β β β β β β β β β β β β + √ β + √ -

KU1 - α Α α α α α α α α α α α α α α + √ α + √ -

KU2 - µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ + √ µ + √ -

KU3 - ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ + √ ¥ + √ -

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan :

K0 : Tikus normal (-) : Tanpa diberi perlakuan apapun

KN : Kontrol negatif ⩟ : Aquadest

KP : Kontrol positif β : Hepa-Q

KU1 : Kelompok uji I (Hepatoprotektif α : Sarang burung walet dosis rendah

sarang burung walet dosis rendah)

KU2 : Kelompok uji II (Hepatoprotektif µ : Sarang burung walet dosis sedang

sarang burung walet dosis sedang)

KU3 : Kelompok uji III (Hepatoprotektif ¥ : Sarang burung walet dosis tinggi

sarang burung walet dosis tinggi)

√ : Parasetamol £ : Gom Arab

: Pengambilan sampel darah :Terminasi, pengambilan sampel

untuk uji SGPT dan SGOT darah untuk uji SGPT dan SGOT

a. K0 : Tikus normal, diberi Gom Arab 5% pada hari ke-15 dan 16.

b. KN : Sebagai kontrol negatif diberi suspensi parasetamol 15%

2g/kgBB (p.o) pada hari ke-15 dan 16.

c. KP : Sebagai kontrol positif diberi Hepa-Q®

dengan dosis 150

mg/kgBB (p.o) setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15, kemudian

hewan uji diberi suspensi parasetamol 2g/kgBB (p.o) dosis tunggal

pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan 17

untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.

d. KU1 : Sebagai kelompok uji 1 (Hepatoprotektif sarang burung

walet dosis rendah) diberikan larutan sarang burung walet dengan

dosis 1 mg/kgBB (p.o) setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,

kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2g/kgBB (p.o) dosis

tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan

17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.

e. KU2 : Sebagai kelompok uji 2 (Hepatoprotektif sarang burung

walet dosis sedang) diberikan larutan sarang burung walet dengan

dosis 10 mg/kgBB (p.o) setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,

kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2g/kgBB (p.o) dosis

tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan

17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. KU3 : Sebagai kelompok uji 3 (Hepatoprotektif sarang burung

walet dosis tinggi) diberikan larutan sarang burung walet dengan

dosis 100 mg/kgBB (p.o) setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,

kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2g/kgBB (p.o) dosis

tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan

17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1. Determinasi Sampel

Sampel sarang burung walet putih yang diperoleh dari Palu, Sulawesi

Tengah, kemudian dideterminasi di Laboratorium Ornithologi, Puslit Biologi

Bidang Zoologi LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

3.5.2. Penyiapan Sarang Burung Walet

Sampel yang telah dideterminasi, kemudian dibersihkan dari bulu

burung walet yang menempel pada sampel dengan menggunakan pinset.

Selanjutnya sarang burung walet dibersihkan dibawah air mengalir selama ±5

menit, kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Setelah bersih, sampel

dihaluskan dengan menggunakan blender.

3.5.3. Ekstraksi Sarang Burung Walet

Sebanyak 150 gram sampel dilarutkan dalam 4,5 L aquabidest,

kemudian dipanaskan (60OC) selama 30 menit lalu dihomogenizer 800 rpm

selama 30 menit. Selanjutnya disonikasi selama 30 menit lalu di saring

dengan menggunakan 2 lapis kain kasa. Filtrat yang diperoleh dikeringkan

dengan metode pengeringan freeze dry dan disimpan pada suhu -20OC (Yida,

2014 dan Liu et al., 2012).

3.5.4. Uji Kualitatif Ekstrak Sarang Burung Walet

1. Reaksi Biuret

Sebanyak 2 ml larutan sampel ditambahkan 2 ml larutan NaOH 2 M,

kocok perlahan. Lalu tambahkan 10 tetes larutan CuSO4 0,1 M. Amati

perubahan yang terjadi. Reaksi positif mengandung protein jika terjadi

perubahan warna menjadi warna ungu (Auterhoff, 2002).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Reaksi Molish

Sebanyak 2 ml larutan sampel ditambahkan 5 tetes larutan naftol 3%

dalam etanol, dikocok perlahan selama 5 detik, miringkan tabung dan

ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung secara hati–hati,

kemudian tegakkan kembali tabung. Hasil positif mengandung karbohidrat

bila terlihat adanya cincin ungu diperbatasan kedua cairan (Auterhoff, 2002).

3. Reaksi Xantoprotein

Sebanyak 2 mL larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-

hati ke dalam larutan sampel, dikocok dan amati perubahan warnanya. Setelah

dicampur akan terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning

apabila dipanaskan. Reaksi positif menandakan adanya asam amino yang

bergugus benzen pada sampel (Sumardjo, 2009).

3.5.5. Penyiapan Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet

Dosis pemberian ekstrak air sarang burung walet pada tikus dibedakan

dalam tiga dosis yaitu 1 mg/kgBB, 10 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB kemudian

disuspensikan dalam Gom Arab 5%.

3.5.6. Penyiapan Suspensi Parasetamol 15% dalam Gom Arab 5%

Parasetamol yang akan digunakan dibuat dalam bentuk suspensi dalam

Gom Arab 5%, karena sifat dari parasetamol adalah tidak larut air (Depkes RI,

1995). Disiapkan Gom Arab 5%, ditimbang Gom Arab sebanyak 5 gram

kemudian didispersikan ke dalam 100 ml aquadest hangat dengan

menggunakan mortar dan alu. Suspensi parasetamol 15% dengan menimbang

15 gram parasetamol murni yang telah dihaluskan. Parasetamol dimasukkan

dalam mortar didispersikan dengan larutan Gom Arab 5%, kemudian ad kan

hingga 100 ml dengan larutan Gom Arab 5%.

3.5.7. Persiapan Tikus

Tikus diperoleh dari Institut Pertanian Bogor sebanyak 30 ekor. Tikus

diaklimatisasi terhadap lingkungan selama 60 hari di Animal House Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Pada hari ke-61 dilakukan

penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan perlakuan.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.8. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji

Pengambilan darah pada hewan uji dilakukan pada hari ke-0, 15 dan

17. Pada hari ke-15 pengambilan darah dilakukan setelah pemberian ekstrak

sarang burung walet. Darah tikus diambil sebanyak 0,5-1 ml melalui bagian

pleksus retro-orbital menggunakan mikrohematokrit, dibius terlebih dahulu

menggunakan eter. Darah kemudian ditampung dalam tabung

mikrosentrifugasi untuk diambil serumnya yang kemudian dilakukan

pengujian terhadap aktivitas SGPT dan SGOT. Serum diambil dengan

melakukan setrifugasi sampel darah pada 3000 rpm selama 5 menit pada suhu

20OC (Erguder, 2008).

3.5.9. Pengukuran Aktivitas SGOT dan SGPT Serum Darah

Pengukuran aktivitas SGPT dan SGOT serum darah dilakukan dengan

menggunakan prinsip metode kinetic yang telah ditetapkan oleh International

Federation of Chemical Chemistry (IFCC) menggunakan spektrofotometer

UV-Vis. Serum hewan percobaan, yang diperoleh pada hari ke- 0, 15, dan 17

diambil sebanyak 0,1 ml dicampur dengan reagen SGOT dan SGPT (1 ml)

yang sebelumnya dihangatkan pada suhu 37oC selama 60 detik. Setelah itu

dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada λ 480 nm. Pengukuran diukur sebanyak empat

kali dengan interval 60 detik (A0, A1, A2, A3). Hasil dari aktivitas SGPT dan

SGOT dinyatakan dalam satuan unit/liter (U/L) yang merupakan banyak

enzim dalam satu liter serum yang dapat menghasilkan NAD+ pada satuan

waktu yang sama.

Cara perhitungan kadar SGPT dan SGOT mengikuti rumus berikut.

SGPT/SGOT (U/L) = (⩟

)

Dimana

Vt = Volume total sampel ditambah reagen (ml)

Vs = Volume sampel (ml)

6,22 = Extinction Koefisien (/mmol)

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.6. Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data kuantitatif direpresentatifkan secara statistik dengan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) 16,0 untuk windows. Analisa data

meliputi uji normalitas, uji homogenitas,, uji parametric (one-way ANOVA,

Paired sample T-Test), atau uji non parametric (Kruskal Wallis).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Determinasi Tanaman

Sampel sarang burung walet putih diperoleh dari Palu, Sulawesi tengah,

dideterminasi di Laboratorium Ornithologi, Puslit Biologi Bidang Zoologi LIPI

Cibinong, Bogor, Jawa Barat, hasil menunjukkan bahwa sampel benar merupakan

sarang burung walet putih dari burung walet putih (Collocalia fuciphaga Thunberg,

1821). Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.2. Ekstraksi Sarang Burung Walet

Sebanyak 146 gram serbuk sarang burung walet putih diekstraksi dengan

aquabidest melalui beberapa tahap. Filtrat yang diperoleh kemudian dilakukan

pengerigan dengan metode freeze dry selama 8 hari yang dilakukan di Batan, Jakarta

Selatan. Didapatkan ekstrak sebanyak 5,8 gram dengan rendemen 3,9%. Perhitungan

rendemen dapat dilihat pada lampiran 6.

4.1.3. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet

Uji kualitatif ekstrak air sarang burung walet putih (Collocalia fuchiphaga T.)

dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit aktif. Hasil uji kualitatif ekstrak air

sarang burung walet putih dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia

fuciphaga)

Uji Kualitatif Hasil Keterangan

Reaksi Biuret Terjadi perubahan warna dari

bening menjadi warna biru

keunguan

Positif adanya protein

Reaksi Molish Terbentuk cincin ungu di

kedua cairan

Positif adanya karbohidrat

Reaksi

Xantoprotein

Terdapat adanya endapan

putih

Positif adanya asam amino

bergugus benzene

24

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.4. Hasil Pengukuran Kadar SGPT Serum Darah

Hasil pengukuran kadar SGPT serum darah yakni pada kelompok Kontrol

normal, Kelompok positif, Kelompok negatif, Kelompok uji 1 (1 mg/kgBB),

Kelompok uji 2 (10 mg/kgBB) dan Kelompok uji 3 (100 mg/kgBB) yakni dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Rata-rata Kadar SGPT

Kelompok

Tikus

Rata-rata SGPT (U/L) ± SD

Hari ke- 0 Hari ke- 15 Hari ke- 17

K0 152,12 ± 11,07 75,43 ± 4,53 140,41 ± 25,50

KN 97,7 ± 6,68 49,43 ± 4,93 213,98 ± 21,20

KP 123,42 ± 24,33 77,28 ± 14,07 169,95 ± 37,14

KU1 94,79 ± 3,28 52.52 ± 5,02 181,53 ± 22,14

KU2 121,31 ± 7,73 63.22 ± 8,57 113,97 ± 15,76

KU3 107,7 ± 6,75 58.09 ± 3,63 218,31 ± 17,21

Keterangan : K0 (Kontrol Normal), KN (Kontrol Negatif), KP (Kontrol Positif), KU1

(Kelompok Uji 1), KU2 (Kelompok Uji 2), KU3 (Kelompok Uji 3)

Hasil pengukuran kadar SGPT menunjukan bahwa adanya penurunan dan

peningkatan kadar SGPT antara hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17 untuk setiap

kelompok.

Gambar 4.1. Grafik Rata-rata Kadar SGPT

0

50

100

150

200

250

K0 KP KN KU1 KU2 KU3

Rata-rata SGPT Hari ke-0

Rata-rata SGPT Hari ke-15

Rata-rata SGPT Hari ke-17

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Persentase perubahan kadar SGPT pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Persentase Perubahan Kadar SGPT

Kelompok

Tikus

% Perubahan

kadar SGPT dari

hari ke 0 - 15

% Perubahan

kadar SGPT dari

hari ke 15 – 17

K0 50,42 86,17

KN 49,40 332,98

KP 37,38 119,91

KU1 44,59 245,63

KU2 47,88 80,27

KU3 46,06 275,81

Keterangan : K0 (Kontrol Normal), KN (Kontrol Negatif), KP (Kontrol Positif), KU1

(Kelompok Uji 1), KU2 (Kelompok Uji 2), KU3 (Kelompok Uji 3)

Tanda menunjukan peningkatan dan tanda menunjukan penurunan

Data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan

menggunakan uji Paired samples T-Test. Penurunan kadar SGPT secara bermakna

terjadi pada kelompok normal antara hari ke-0 sampai hari ke-15, dan terjadi

peningkatan secara tidak bermakna jika dibandingkan antara hari ke-15 sampai hari

ke-17. Kelompok negatif terjadi penurunan kadar SGPT secara tidak bermakna antara

hari ke-0 sampai hari ke-15, dan peningkatan secara bermakna terjadi antara hari ke-

15 sampai hari ke-17. Penurunan SGPT secara tidak bermakna terjadi pada kelompok

positif antara hari ke-0 sampai hari ke-15, dan peningkatan secara bermakna antara

hari ke-15 sampai hari ke-17.

Kelompok dosis kecil (1 mg/kgBB) terjadi penurunan kadar SGPT secara

bermakna (p≤0,05) antara hari ke-0 sampai hari ke-15, dan peningkatan secara

bermakna terjadi antara hari ke-15 sampai hari ke-17. Kelompok dosis sedang (10

mg/kgBB) terjadi penurunan kadar SGPT secara bermakna antara hari ke-0 sampai

hari ke-15, dan peningkatan secara tidak bermakna antara hari ke-15 sampai hari ke-

17. Kelompok dosis tinggi (1000 mg/kgBB) terjadi penurunan kadar SGPT secara

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bermakna jika dibandingkan antara hari ke-0 sampai hari ke-15, dan peningkatan

secara bermakna antara hari ke-15 sampai hari ke-17.

Hal ini menunjukan bahwa ekstrak air sarang burung walet putih dapat

mempengaruhi kadar SGPT dan tergantung dengan dosis. Hasil analisa statistika

dapat dilihat pada lampiran 9.

4.1.5. Hasil Pengukuran Kadar SGOT Serum Darah

Hasil pengukuran kadar SGOT serum darah yakni pada kelompok yakni

kelompok Kontrol normal, Kelompok positif, Kelompok negatif, Kelompok uji 1 (1

mg/kgBB), Kelompok uji 2 (10 mg/kgBB) dan Kelompok uji 3 (100 mg/kgBB)

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rata-rata Kadar SGOT

Kelompok

Tikus

Rata-rata SGOT

Hari ke- 0 Hari ke-15 Hari ke-17

K0 127,91 ± 21,53 77,90 ± 5,32 179,23 ± 35,89

KN 75,86 ± 8,74 70,47 ± 3,90 196,47 ± 34,07

KP 69,86 ± 15,79 81,17 ± 6,49 223,89 ± 41,81

KU1 76,83 ± 9,57 66,93 ± 6,80 207,88 ± 26,51

KU2 58,84 ± 11,70 86,38 ± 7,72 124,59 ± 19,91

KU3 84,26 ± 9,24 74,44 ± 2,97 243,167 ± 10,82

Keterangan : K0 (Kontrol Normal), KN (Kontrol Negatif), KP (Kontrol Positif), KU1

(Kelompok Uji 1), KU2 (Kelompok Uji 2), KU3 (Kelompok Uji 3)

Hasil pengukuran kadar SGOT menunjukan bahwa adanya penurunan dan

peningkatan kadar SGOT antara hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17 untuk setiap

kelompok.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2. Grafik Rata-rata Kadar SGOT

Persentase perubahan kadar SGOT pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Persentase Perubahan Kadar SGOT

Kelompok

Tikus

% Perubahan

kadar SGOT dari

hari ke 0 - 15

% Perubahan

kadar SGOT dari

hari ke 15- 17

K0 39,09 130,07

KN 7,10 178,79

KP 16,18 175,82

KU1 12,88 210,59

KU2 46,80 44,23

KU3 11,65 226,66

Keterangan : K0 (Kontrol Normal), KN (Kontrol Negatif), KP (Kontrol Positif), KU1

(Kelompok Uji 1), KU2 (Kelompok Uji 2), KU3 (Kelompok Uji 3)

Tanda menunjukan peningkatan dan tanda menunjukan penurunan

Data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan

menggunakan uji Paired samples T-Test. Pada kelompok normal terjadi peningkatan

kadar SGOT antara hari ke-0 sampai hari ke 15 berbeda tidak bermakna. Penurunan

0

50

100

150

200

250

K0 KP KN KU1 KU2 KU3

Rata-rata SGOT Hari ke- 0

Rata-rata SGOT Hari ke-15

Rata-rata SGOT Hari ke-17

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

secara bermakna terjadi antara hari ke-15 sampai hari ke-17. Penurunan pada

kelompok negatif tidak berbeda secara bermakna, dan peningkatan kadar SGOT pada

kelompok negatif berbeda secara bermakna setelah dua hari pemberian parasetamol

(p≤0,05).

Peningkatan kadar SGOT pada kelompok positif dan dosis sedang (10

mg/kgBB) antara hari ke-0 sampai hari ke-15 terjadi secara tidak bermakna.

Kelompok dosis kecil dan kelompok dosis tinggi terjadi penurunan kadar SGOT

secara tidak bermakna antar hari ke-0 sampai hari ke-15. Pada kelompok positif

terjadi peningkatan kadar SGOT antara hari ke-15 sampai hari ke 17 secara bermakna

(p≤0,05). Peningkatan kadar SGOT antara hari ke-15 sampai hari ke 17 secara

bermakna terjadi pada kelompok dosis kecil dan dosis tinggi. Peningkatan kadar

SGOT pada kelompok dosis sedang antara hari ke-15 sampai hari ke 17 secara tidak

bermakna. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak air sarang burung walet putih dapat

mempengaruhi kadar SGOT dan tergantung dengan dosis. Hasil analisa statistika

dapat dilihat pada lampiran 10.

4.2. Pembahasan

Sarang burung walet merupakan salah satu makanan kesehatan yang sering

dikonsumsi karena memiliki efek yang baik terhadap kesehatan. Sarang burung walet

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang burung walet putih, yang

diperoleh dari Palu, Sulawesi Tengah. Determinasi sarang burung walet putih

dilakukan di Laboratorium Ornithologi, Puslit Biologi Bidang Zoologi LIPI

Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hasil menunjukan bahwa sarang burung walet yang

digunakan adalah benar sarang burung walet putih Collocalia fuciphaga Thunberg,

1821.

Tahap pertama dalam proses ekstraksi yaitu penyiapan simplisia dilakukan di

Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sebanyak 150 gram sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga T.)

dibersihkan bertujuan untuk menghilangkan atau membersihkan kotoran-kotoran

yang terdapat di sarang burung walet. Kemudian dihaluskan menggunakan blender

untuk memperkecil partikel dan memperluas luas permukaan agar lebih mudah

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pelarut berdifusi ke dalam sampel, sehingga didapat 146 gram serbuk sarang burung

walet putih (Collocalia fuciphaga T.). Serbuk sarang burung walet dilarutkan dalam

4,5 liter aquabidest. Tujuan penggunaan aquabidest yaitu untuk menghindari atau

meminimalisir adanya pertumbuhan bakteri selama proses ekstraksi. Kemudian

dipanaskan pada suhu 60oC selama 30 menit untuk mengisolasi dan memurnikan

protein pada sarang burung walet (Ma dan Liu, 2012). Hasil pemanasan, kemudian

dihomogenizer 800 rpm selama 30 menit dengan tujuan untuk mengoptimalisasi

ekstraksi. Kemudian disonikasi selama 30 menit dengan tujuan memberikan getaran

sehingga menghasilkan efek yang menyebabkan sel pecah dan isi sel keluar (Lacoma,

2009). Hasil sonikasi kemudian disaring menggunakan kain kasa untuk memisahkan

endapan. Hasil filtrat kemudian dipekatkan dengan cara pengeringan freeze dry

selama 8 hari yang dilakukan di Batan, Jakarta Selatan. Hasil ekstraksi diperoleh

sebanyak 5,8 gram dengan rendemen 3,9%.

Uji kualitatif ekstrak air sarang burung walet putih meliputi uji reaksi biuret,

uji reaksi molish, dan uji reaksi xantoprotein. Tujuan uji kualitatif ekstrak air sarang

burung walet yaitu untuk mengetahui kandungan yang terkandung dalam sarang

burung walet. Uji reaksi biuret dilakukan untuk menunjukan adanya protein pada

ekstrak air sarang burung walet. Hasil pengujian berupa terbentuknya warna biru

keunguan setelah penambahan larutan NaOH dan larutan CuSO4. Terjadinya reaksi

warna merah muda sampai violet disebut reaksi biuret sebab warna senyawa yang

terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila ditambah larutan natrium

hidroksida dan tembaga sulfat (Sumardjo, 2009).

Uji reaksi molish dilakukan untuk menunjukan adanya karbohidrat yang

terdapat di ekstrak air sarang burung walet. Hasil pengujian berupa terbentuknya

cincin warna ungu di kedua cairan. Pada proses ini, karbohidrat akan mengalami

hidrolisis menjadi protein sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat yang terbentuk

dengan alfa-naftol dalam alkohol dan asam sulfat akan memberikan warna violet

(Sumardjo, 2009).

Uji reaksi xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan

untuk menunjukan adanya gugus benzene (cincin fenil). Hasil pengujian berupa

terbentuk adanya endapan putih setelah penambahan larutan HNO3 pekat yang

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berfungsi untuk memecahkan protein menjadi gugus benzen dan endapan berubah

menjadi warna kuning setelah dipanaskan. Reaksi xantoprotein positif untuk protein

yang mengandung asam amino dengan gugus benzen seperti fenilalanin, triptofan,

tirosin (Sumardjo, 2009).

Hasil pengujian kualitatif menunjukan bahwa ekstrak air sarang burung walet

mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino yang mempunyai gugus benzene

seperti fenilalanin, triptofan, dan tirosin. Sarang burung walet memiliki kandungan

yaitu protein (42-63%), karbohidrat (10,63-27,26%), lemak (0,14-1,28%), abu (2,1-

7,3%), dan kadar air (7,5-12,9%) (Lu et al., 1995; Marcone, 2005; Wang, 1921a

dalam Ma dan Liu, 2012). Sarang burung walet kaya akan protein. Protein tersusun

atas 20 asam amino, 11 diantaranya dapat disintesis oleh tubuh (non-esensial), dan 9

diperoleh melalui makanan (esensial) (Suzana, 2012).

Penelitian lain juga menunjukan bahwa sarang burung walet dari Indonesia

memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar 59,8-65,8% (Hamzah dalam Arsih,

2014). Menurut Marcone, 2005 sarang burung walet memiliki kandungan terbanyak

asam amino yang bergugus benzen yaitu fenilalanin dan tyrosin (Ma dan Liu, 2012).

Asam amino yang terdapat dalam sarang burung walet yaitu aspartate + asparagin,

treonin, serin, glutamik + glutamin, glicin, alanin, valin, metionin, isoleusin, tirosin,

fenilalanin, lisin, histidin, arginine, tryptophan, sistein, prolin (Lu et al., 1995;

Marcone., 2005 dalam Ma dan Liu, 2012).

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih

jantan galur Sprague dawley yang berusia 3-6 bulan. Tikus bergalur Sprague dawley

dipilih karena lebih ekonomis bila dibandingkan dengan tikus bergalur lainnya, lebih

mudah diperoleh, memiliki sifat yang tenang, dan perkembangan tubuhnya yang

pesat. Jenis kelamin jantan dipilih sebab sistem hormonal pada jantan lebih stabil

dibandingkan dengan betina sehingga meminimalkan variasi biologis karena

hormonal (Nugraha et al., 2008 dalam Anggraini, 2014). Tikus dibagi menjadi 6

kelompok yaitu kelompok normal, kelompok negatif, kelompok positif, kelompok

dosis rendah (1 mg/kgBB), kelompok dosis sedang (10 mg/kgBB), dan kelompok

dosis tinggi (100 mg/kgBB). Setiap kelompok masing-masing terdiri dari minimal

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lima ekor tikus. Penentuan jumlah tikus berdasarkan World Health Organization

(WHO).

Pada penelitian ini zat sebagai hepatotoksik adalah parasetamol karena lebih

mudah diperoleh, mudah dan aman dalam pengerjaannya, dan paling banyak

dikonsumsi. Pada perencanaan awal, dosis parasetamol yang digunakan yaitu 2

gr/kgBB yang diberikan selama satu hari. Berdasarkan Galal et al., 2012 pemberian

parasetamol dengan dosis 2 g/kgBB selama 18 jam dihasilkan dapat meningkatkan 34

kali kadar SGPT dan 17 kali kadar SGOT. Namun setelah melakukan uji

pendahuluan dengan 3 ekor tikus dosis parasetamol 2 gr/kgBB selama satu hari yang

kondisi disesuaikan dengan penelitian berdasarkan Galal et al., 2012, belum mampu

meningkatkan kadar SGPT dan SGOT secara signifikan, sehingga diputuskan

frekuensi parasetamol yang digunakan menjadi 2 gr/kgBB selama 2 hari.

Pada penelitian ini metode hepatoprotektif yaitu selama 16 hari (Datta et al.,

2013) Sebelum dilakukan perlakuan setiap tikus ditimbang terlebih dahulu untuk

menentukan volume yang akan diberikan ke tikus. Sediaan ekstrak air sarang burung

walet putih dibuat dengan cara mendispersikan antara ekstrak dan gom arab 5%.

Menurut Evidence For The Safety Of Gum Arabic (Acacia Senegal (L.) Wild.) As A

Food Additive-A Brief Review (2009), menyimpulkan bahwa tidak ada batasan untuk

penggunaan gom arab sebagai bahan tambahan.

Parameter hepatoprotektif yang digunakan yaitu SGPT dan SGOT. Serum

transaminase adalah indikator yang peka pada kerusakan sel-sel hati. SGOT atau AST

adalah enzim sitosolik, sedangkan SGPT atau ALT adalah enzim mikrosomal,

kenaikan enzim-enzim tersebut meliputi kerusakan sel-sel hati oleh virus, obat-obatan

atau toksin yang menyebabkan hepatitis, karsinoma metastatik, kegagalan jantung,

dan penyakit hati granulomatus dan yang disebabkan oleh alcohol (Candra, 2013)

Pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke 17 (dua hari setelah pemberian

parasetamol) dilakukan pengambilan darah melalui bagian pleksus retro-orbital

menggunakan mikrohematokrit bersih yang sebelumnya dibius menggunakan eter

(Sari, Azizahwati dan Retno Ariani, 2008). Pada hari ke-15 dilakukan pengambilan

darah sebelum pemberian parasetamol pada hari pertama. Tujuan pengambilan darah

pada hari ke-0 yaitu sebagai nilai normal untuk masing-masing kelompok, hari ke-15

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk melihat kemampuan sarang burung walet dalam melindungi hati. Dan tujuan

pengambilan darah pada hari ke-17 untuk melihat kemampuan sarang walet

melindungi hati setelah pemberian parasetamol. Kemudian darah ditampung dan

disentrifugasi. Supernatant diambil karena mengandung beberapa komposisi air,

oksigen, karbondioksida, nitrogen, protein, albumin, fibrinogen, latosa piruvat

(Dukes, 1955).

Pengukuran kadar SGPT dan SGOT dilakukan dengan metode enzimatis

menggunakan spektrofotometer. Serum yang diperoleh setelah disentrifugasi

kemudian ditambahkan larutan reagen SGPT atau SGOT yang dibaca pada panjang

gelombang 480nm, sehingga terjadi reaksi seperti berikut :

Prinsip reaksi SGPT :

L-alanin + α-ketoglutaric acid => pyruvic acid + L-glutamic acid

Pyruvic acid + NaDH + H+ => L-lactic acid + NaD

+ + H2O

Prinsip reaksi SGOT :

L-aspartatic acid + α-ketoglutaric acid => oxalacetic acid

Oxalacetic acid + NaDH + H+ => L-malic acid + NaD

+ + H2O

Analisa statistika hasil uji normalitas (one-sample Kolmogorov-smirnov Test)

menunjukan kadar SGPT pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17 darah tikus

terdistribusi normal (p≥0,05) dan uji homogenitas (Levene) menunjukan kadar SGPT

pada hari ke-15 dan hari ke-17 bervariasi secara homogen (p≥0,05), karena syarat

normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan analisa uji

One-way ANOVA. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukan terdapat

perbedaan yang bermakna (p≤0,05) pada hari ke-17, tetapi hari ke-15 menunjukan

tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p≥0,05). Uji homogenitas pada hari ke-0

menunjukan kadar SGPT tidak bervariasi secara homogen, sehingga dilanjutkan uji

Kruskal wallis. Hasil uji Kruskal wallis menunjukan kadar SGPT pada hari ke-0 tidak

berbeda secara bermakna (p≥0,05).

Analisa statistika uji normalitas (one-sample Kolmogorov-smirnov Test)

menunjukan kadar SGOT pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17 darah tikus

terdistribusi normal (p≥0,05). Uji Homogenitas (Levene) menunjukan kadar SGOT

pada hari ke-0, hari ke-15 dan hari ke-17 bervariasi secara homogen, karena syarat

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sudah terpenuhi maka analisa dilanjutkan dengan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA

menunjukan hari ke- 0 adanya perbedaan yang bermakna. Pada hari ke-15 dan hari

ke-17 menunjukan tidak adanya perbedaan secara bermakna (p≥0,05).

Hasil data untuk kadar SGPT dan SGOT hari ke- 0 menunjukan nilai yang

tinggi. Nilai normal SGPT untuk tikus putih yaitu 17,5-30,2 U/L (Girindra dalam

Andriani, 2008) dan nilai normal SGOT untuk tikus putih yaitu 74-208 U/L (Mitruka,

1987). Penelitian-penelitian lain hepatorptektif juga menunjukan kadar SGPT dan

SGOT yang tinggi sebelum dilakukan perlakuan seperti penelitian Pengaruh Air

Perasan Kunyit Terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

(SGOT), Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), Dan bilirubin Total Serum

(Goenarwo, 2009), dan penelitian Uji Aktivitas Hepatorpotektif Dan Hepaokuratif

Madu Hutan Sumbawa Terhadap Hati Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

(Anggraini, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh untuk kadar SGPT dan SGOT kelompok

normal hari ke-15 mengalami penurunan sebanyak 50,40% dan 39,09%. Untuk nilai

SGOT pada kelompok normal terjadi peningkatan dari 77,9 U/L menjadi 179,23 U/L.

Peningkatan yang tinggi dapat disebabkan oleh variabel luar yang tidak dapat

dikendalikan seperti kondisi fisiologis hewan uji. Faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan tingginya kadar enzim transaminase terutama SGOT yaitu kegiatan

yang berat, cidera otot, dan hemolisis. Tikus adalah hewan yang aktif bergerak dan

seringnya terjadi perkelahian antar tikus, maka kedua faktor kemungkinan

berpengaruh terhadap tingginya kadar SGOT.

Kelompok normal dan negatif selama 14 hari diberikan aquadest, dan

kelompok normal pada hari ke-15 dan 16 diberikan gom arab. Tujuan yaitu untuk

membuktikan bahwa pemberian aquadest dan gom arab tidak dapat meningkatkan

atau menurunkan nilai kadar SGPT atau SGOT. Namun hasil menunjukan adanya

pengaruh pemberian gom arab dan aquadest terhadap kadar SGPT atau SGOT. Tetapi

hal ini tidak dapat disimpulkan karena belum adanya penelitian lebih lanjut yang

menyatakan bahwa gom arab dan aquadest akan memberikan nilai yang berpengaruh

terhadap kadar SGPT dan SGOT.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok negatif setelah pemberian parasetamol selama dua hari, pada hari

ke-17 kadar SGPT mengalami peningkatan sekitar 332,89% dan kadar SGOT sekitar

178,79%. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa parasetamol dapat

mengakibatkan kerusakan hati dengan ditandai adanya peningkatan kadar SGPT dan

SGOT. Hal ini sesuai dengan uji pendahuluan yang membuktikan bahwa pemberian

parasetamol 2gr/kgBB selama 2 hari akan mengalami peningkatan SGPT sebanyak 3-

4 kali. Menurut Riswanto, 2009 peningkatan ringan (sampai 3 kali normal)

mengalami sirosis atau kerusakan hati. Pemberian parasetamol dosis tinggi akan

mengakibatkan peningkatan pembentukan Nacetyl-para-benzoquinoneimine

(NAPQI), dan simpanan glutathion hati menjadi berkurang. Terbentuknya metabolit

antara NAPQI dalam jumlah yang banyak dan penurunan jumlah glutathion hati, akan

berakibat terjadi nekrosis atau kerusakan hati. Sel-sel hati yang rusak akan

melepaskan enzim-enzim yang menandai kerusakan tersebut diantaranya SGOT,

SGPT dan bilirubin total serum (Husadha dalam Candra, 2013).

Kelompok positif pada hari ke-15 mengalami penurunan sebanyak 37,38%

untuk SGPT dan terjadi peningkatan 16,18% untuk SGOT. Setelah pemberian

parasetamol selama 2 hari mengalami peningkatan. Peningkatan kadar SGPT dan

SGOT lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok negatif. Obat

hepatoprotektor standart yang digunakan dalam penelitian ini yaitu obat Hepa-Q®

.

salah satu kandungan dari obat Hepa-Q yaitu sylimarin. Menurut penelitian Panjaitan

(2011) silymarin merupakan obat hepatoprotektor yang sudah terbukti dapat

menurunkan kadar SGPT dan SGOT. Silymarin dapat menurunkan kadar SGPT dan

SGOT secara signifikan (Yahya, 2013).

Kelompok uji mengalami penurunan kadar SGPT dan SGOT pada hari ke-15

dan peningkatan pada hari ke-17. Kelompok uji 2 (10mg/kgBB) pada hari ke-15

dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok uji 1, kelompok uji 3 dan kelompok positif. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena sarang burung walet memiliki kandungan protein yang tinggi

(Kathan dan weeks dalam Atiqah, 2012). Komponen utama yaitu glikoprotein

(Marcone dalam Atiqah, 2012), yang berfungsi sebagai lubricant dan agen protektif

(Murray dalam Atiqah, 2012).

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut penelitian Nuroini (2013) salah satu komponen protein yaitu

glikoprotein yang berfungsi dapat menurunkan produksi TNF-α dalam proses

inflamasi. Sehingga diprediksikan mekanisme kerja ekstrak air sarang burung walet

putih yaitu glikoprotein dapat menurunkan produksi TNF-α sehingga proses

terjadinya inflamasi dapat terhambat dan pengeluaran SGPT dan SGOT dapat

dicegah, dan didalam sarang burung walet juga terdapat EGF (faktor pertumbuhan

epidermal) yang berfungsi sebagai proliferasi sel (Ma dan Liu, 2012).

Kemampuan obat Hepa-Q® (kelompok positif) untuk melindungi hati lebih

rendah daripada kelompok uji 2 (10mg/kgBB). Penggunaan obat Hepa-Q®

untuk

melindungi hati yaitu 3-6 bulan (ISO, 2012). Diduga karena pada pemberian obat

Hepa-Q®

ini hanya 16 hari, maka kerja obat belum optimal. Sehingga kemampuan

obat Hepa-Q untuk melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh parasetamol

belum menghasilkan efek farmakologis yang maksimal.

Kelompok uji 1 (1 mg/kgBB) kemampuan hepatoprotektif lebih rendah jika

dibandingkan dengan kelompok uji 2. Kemungkinan hal ini disebabkan karena dosis

kelompok uji 1 terlalu kecil, sehingga dengan dosis tersebut belum memberikan efek

farmakologi sarang burung walet dalam melindungi hati dari kerusakan parasetamol.

Hasil data juga menunjukan bahwa Kelompok uji 3 (100mg/kgBB) persentase

peningkatan kadar SGPT dan SGPT lebih besar dibandingkan dengan kelompok uji 2

(10mg/kgBB). Hal ini diduga karena sarang burung walet mengikuti model

farmakokinetik nonlinear, yaitu dengan peningkatan dosis maka berbanding terbalik

dengan efek farmakologi yang ditimbulkan (Smith, 1993). Dan kemungkinan dapat

disebabkan karena salah satu komponen darang burung walet yaitu galactosamin.

Menurut Ferencikova, 2003 d-galactosamin dikenal dapat menginduksi ciri hepatitis

akut pada tikus. Efek toksik d-galactosamin dapat dihubungkan dengan kekurangan

UDP-glukosa, UDP-galaktosa dan kehilangan kalsium intraselular dan dapat

menghambat energi metabolisme hepatosit.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada penelitian ini, ekstrak air sarang burung walet dapat mempengaruhi

kadar SGPT dan SGPT. Pada dosis 10mg/kgBB mampu mencegah kenaikan kadar

SGPT dan SGOT akibat pemberian parasetamol dosis toksik jika dibandingkan

dengan kelompok uji dosis 1mg/kgBB, dan 100mg/kgBB. Dari hasil penelitian ini

maka ekstrak air sarang burung walet dapat berpotensi sebagai agen hepatoprotektif

yang dapat dikembangkan.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji aktivitas hepatoprotektif pemberian ekstrak air sarang

burung walet putih (Collocalia fuciphaga T.) terhadap aktivitas SGPT dan SGOT

pada tikus putih jantan, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak dengan dosis

10mg/kgBB memperlihatkan aktivitas SGPT adanya perbedaan yang bermakna

(p≤0,05) dan aktivitas SGOT tidak adanya perbedaan yang bermakna (p≥0,05)

terhadap kontrol negatif.

5.2.Saran

1. Penelitian ini perlu dikembangakn lebih lanjut mengenai potensi

hepatoprotektif ekstrak air sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga

T.) dengan parameter lain seperti kadar albumin, bilirubin, dan GGT.

2. Perlu dilakukan uji hepatoprotektif dengan metode ekstraksi lainnya.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Adiwibawa, Eka. 2009. Meningkatkan Kualitas Sarang Walet. Yogyakarta: Kanisius.

Amirudin R. 2006. Fisiologi dan Biokimiawi Hati. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anderson, DM. 2009. Evidence For The Safety Of Gum Arabic (Acacia Senegal (L.)

Wild.) As A Food Additive-A Brief Review. Food Additives & Contaminants

Volume 3, Issue 3

Andriani, Yosie. 2008. Toksisitas Fraksi Aktif Steroid Daun Jati Belanda (Guazuma

Ulmifolia Lamk.) terhadap Aktivitas Serum Glutamat Oksalat Transaminase

(SGOT) dan Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) pada Tikus

Putih. Jurnal Gradien vol. 4 No. 2 Juli 2008 : 365-371.

Anggraini, Julia. 2014. Uji Aktivitas Hepatoprotektif dan HepatokuratifMadu Hutan

Sumbawa Terhadap Hati Tikus Putih Jantan Galur Sprague-dawley Secara In

VIVO.

Anonim. 2007. Tes Fungsi Hati. Penerbit: Yayasan Spiritia.

http://spiritia.or.id/li/pdf/LI135.pdf. (7 maret 2015).

Arsih, Metharezqi Suci. 2014. Analisa Profil Protein dan Asam Amino Sarang

Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga) dengan Menggunakan SDS-PAGE

dan KCKT. Skripsi Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Atiqah, Salehatul. 2012. Physical Characterisations and Antioxidant Properties of

Freeze Dried Edible Bird’s Nest and White Fungus Hydrolysates. Final Year

Project Report Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the

Degree of Bachelor of Science (Hons.) Food Science and Technology in the

Faculty of Applied Sciences Universiti Teknologi MARA

Auterhoff, Harry. 2002. Identifikasi Obat, terbitan ke-5, diterjemahkan oleh N.C.

Sugiarso. Penerbit ITB: Bandung.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

Kementerian Kesehatan RI.

39

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

But, Paul et al. 2013. Edible Bird’s Nest-How Do The Red Ones Get Red?. Journal of

Ethnopharmacology, 1 45 (2013) 378-380.

Candra, Agung Adi. 2013. Aktivitas Hepatoprotektor Temulawak pada Ayam yang

Diinduksi Pemberian Parasetamol. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol.

13 (2): 137-143.

Chau et al. 2003. Cost Effectiveness of The Bird’s Nest Filter For Preventing

Pulmonary Embolism Among Patients with Malignant Brain Tumors and

Deep Venous Thrombosis of The Lower Extremities. Support Care, 11: 795-

799.

Datta, Samaresh, et al. 2013. Hepatoprotective Activity of Cyperus Articulatus Linn.

Againts Parasetamol Induced Hepatotoxicity in Rats. Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research, 2013, 5 (1) : 314-319.

Departemen Kesehata Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Dewi, Kurniati, et al. 2012. Analisi Faktor Internal dan Eksternal Usaha Agribisnis

Sarang Burung Walet Di Kota Pontianak. Universitas Tanjungpura.

Dukes, H. H. 1955. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing

Associates, New York.

Erguder, et al. 2008. Honey Prevents Hepatic Damage Induced By Obstruction of

The Common Bile Duct. World J Gastroenterol 2008 June 21; 14(23): 3729-

3732.

Ferencikova, R et al., 2003. Hepatotoxic Effect of D-Galactosamine and Protective

Role of Lipid Emulsion. Physiol Res. 52: 73-78, 2003.

Galal, Reem M, et al. 2012. Petential Protective Effect of Honey Againts

Parasetamol-Induced Haptotoxicity. Archives of Iranian Medicine, Volume

15, Number 11, November 2012

Gartner, L.P. at Hiatt, J.L., 2003. Color Textbook of Histology. 2nd Edition.

Gaze D.C. 2007. The Role Of Existing and Novel Cardiac Biomarkers For

Cardioprotection. Curr. Opin. Invest. Drug.

Goenarwo, Edijanti et al. 2009. Pengaruh Air Perasan Kunyit Terhadap Kadar

Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Glutamic Pyruvic

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Transaminase (SGPT), Dan bilirubin Total Serum. Sains Medica, Vol. 1,

No.1, Januari-Juni 2009.

Goodman dan Gilman. 2008. Dasar Farmakologi Terapi. Penerjemah: Tim Alih

Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Judul buku asli: The Pharmacological Basis of

Therapeutics Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran E. G. C., Jakarta.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:

EGC.

Hadi S. 1995. Gastroenterologi. Edisi 6. Bandung: Alumni.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2012. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume

46 – 2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI.

Junqueira, Luiz Carlos & Jose Corneiro. 2003. Histologi Dasar, Teks dan Atlas.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Katzung B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 2. Edisi I. Jakarta: Salemba

Medika.

Lacoma, Tyler. How Does Sonication Work?. Diakses dari:

http://www.ehow.com/how-does_5171302_sonication-work.html. Diakses

tanggal 19 Juni 2015.

Liu, Xiaoqing, et al. 2012. Proteomic Profile of Edible Bird’s Nest Proteins. Journal

of Agricultural and Food Chemistry, 60, 12477−12481.

Lusiana, Darsono. 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol.

Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Vol. 2 No. 1 Juli 2002.

Ma, Fucui dan Daicheng Liu. 2012. Sketch of The Edible Bird’s Nest and Its

Important Bioactivities. Food Research International, 48 (2012) 559-567.

Marcone, M.F. 2005. Characterization of the edible bird‟ s nest the “caviar of the

east”. Food Research International, 38(11), 25–1134.

Mardiastuti, Ani. 1997. Pemanfaatan Sarang Burung Walet Secara Lestari. Staf

Pengajar Pada Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maser R. L., Vassmer D., Magenheimer B. S., Calvet J. P. 2002. Oxidant Stress and

Reduced Antioxidant Enzyme Protection in Polycystic Kidney Disease. J Am

Soc Nephrol. 13:991-9.

Mayes P. A. 2003. Struktur dan Fungsi Vitamin larut - Lipid. Dalam: Biokimia

Harper. Edisi XXV. Jakarta: EGC, pp: 618-9.

Mitruka, M. 1987. Clinical Biochemical and Hematologi Reference Values in Normal

Experimental Animal and Normal Humas. Second Edition Masson Publishing.

USA

Neal M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis.Edisi V. Jakarta: Erlangga.

Nuroini, Fitri. 2013. Efek Antiinflamasi Ekstrak Air Sarang Burung Walet Pada

Mencit Yang Diinduksi Karagenan. Tesis S2 Jurusan Biologi, Pascasarjana

Fakultas Biologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ojo O. O., Kabutu F. R., Bello M., Babayo U. 2006. Inhibition of Parcetamol -

Induced Oxidative Stress in Rats by Extracts of Lemongrass (Cymbropogon

citratus) and Green Tea (Camellia sinensis) in Rats. Afr J Biotech. 5:1227-32

Panjaitan et al., 2011. Aktivitas Hepatoprotektor Ekstrak Metanol Akar Pasak Bumi

dan Fraksi-Fraksi Turunannya. Jurnal Veteriner Desember 2011. Vol. 12 No.

4: 319-325.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Podolsky dan Isselbacher. 2002. Tes Diagnostik Pada Penyakit Hati. Dalam:

Harisson Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Putz R, Pabst R. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2, Edisi Ke-22. Jakarta:

EGC.

Redaksi AgroMedia. 2007. Budi Daya Walet. Jakarta Selatan : PT. AgroMedia

Pustaka.

Redaksi Trubus. 2005. Panduan Praktis Sukses Memikat Walet.

Sacher dan McPerson. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi

11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sari, Azizahwati dan Retno Ariani. 2008. Efek Hepatoprotektif Rebusan Akar Tapak

Liman Pada Tikus Putih Yang Diinduksi Dengan Karbon Tetraklorida. Jurnal

Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 2 Juli 2008: 75-81

Smith, D. 1993. Pharmacokinetics and bioavailability of medroxyprogesterone

acetate in the dog and the rat. May;14(4):341-55.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Suzana, Noor. 2012. Characterization and Process Opimization of Collocalia

Fuciphaga Extract. A Thesis is Submitted in Fulfillment of the Requirements

For The Award of the Degree of Bachelor in Chemical Engineering

(Biotechnology).

Tuminah, Sulistyowati dan Marice Sihombing. 2009. Pengaruh The Jamur Terhadap

Kerusakan Hati Tikus. Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbangkes

Vol. 37.

Widjaja, Harjadi I. 2009. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC

Widman FK. 1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Ed. 9.

Jakarta: EGC.

Wilmana P. F., Gunawan S. G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Wishart D., Knox C. 2006. Drug Bank: Acetaminophen.

http://www.drugbank.ca/drugs/DB00316. (31 Januari 2015).

Yahya et al., 2013. Hepatoprotective Activity of Methanolic Extract of Bauhinia

purpurea Leaves Againts Parasetamol-Induced Hepatic Damage in Rats.

Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.

Yida, Zhang et al. 2014. In Vitro Bioaccessibility and Antioxidant Properties of

Edible Bird’s Nest Following Simulated Human Gastro-Intestinal Digestion.

BMC Complementary & Alternative Medicine. 14 : 468.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Hasil determinasi

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Penelitian

Alur Kerja Pembuatan Ekstrak

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alur kerja hepatoprotektif

Tikus

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Perhitungan Dosis

Perhitungan dosis untuk hepatoprotektor standart (Hepa-Q ®

)

Tiap kapsul Hepa-Q ® bobotnya adalah 500 mg

Komposis Bobot

Silymarin 87,5 mg

Curcumae rhizome 21 mg

Oleum xanthorrizae 10 mg

Ekstr ructus schisandrae 7,5 mg

Dosis pemeliharan 3 x 1 kapsul sesuai petunjuk dokter.

Perhitungan dosis :

Bobot manusia = 60 kg

Dosis manusia = 1500 mg (3 x bobot kapsul)

HED =

= 25 mg / kgBB

HED (mg / kgBB) = dosis hewan (mg / kgBB) x

25 mg / kgBB = dosis hewan (mg / kgBB) x

Dosis hewan = 154, 17 mg = 150 mg

Jadi dosis Hepa-Q®

yang digunakan pada hewan uji adalah 150 mg

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perhitungan Volume Administrasi (VAO)

VAO (mL) =

a. Dosis Rendah (1mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 0,1 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 20 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 0,1 mg/mL x 20 mL

= 2 mg

b. Dosis Sedang (10mg/kgBB)

3 mL =

Konsentrasi = 1 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 20 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 1 mg/mL x 20 mL

= 20 mg

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Dosis Tinggi

3 mL =

Konsentrasi = 10 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 20 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 10 mg/mL x 20 mL

= 200 mg

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Hasil Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet

No Identifikasi

Uji Kualitatif

Perlakuan Gambar Hasil

Uji

Keterangan

1

Biuret

2 mL larutan

uji + 2 mL

NaOH 2M ->

kocok

perlahan + 10

tetes

CuSO40,1 M

+

Terjadi

perubahan warna

ungu setelah

penambahan

larutan CuSO4

2

Molish

2 mL larutan

uji + 5 tetes α-

naftol 3%

dalam etanol

-> kocok + 2

mL H2SO4 P

+

Terbentuk cincin

ungu

diperbatasan

kedua cairan

setelah

penambahan

H2SO4

3

Xantoprotein

2 mL larutan

asam nitrat

pekat +

larutan uji ->

kocok

+

Adanya endapan

putih setelah

penambahan

asam nitrat dan

berubah menjadi

kuning setelah

dipanaskan

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Perhitungan Rendemen

Perhitungan rendemen

Berat ekstrak = 5,8 gram

Berat simplisia = 150 gram

% Rendemen =

=

= 3,8 %

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Rata-rata Berat Badan Tikus

Data berat badan tikus disajikan dalam tabe berikut

Tabel 5.1. Rata-rata Berat Badan Tikus

Tanggal

Tikus

Rata-rata Berat

Normal Positif Negatif Dosis 1

mg/kgBB

Dosis 10

mg/kgBB

Dosis

100

mg/kgBB

17/5/2015 1 264 169 234 205 255 214

2 222 210 285 157 259 260

3 195 213 178 220 187 150

4 256 182 259 228 192 270

5 200 132 218 201 212 247

Rata-rata

+ SD

227,4 ±

31,57

181,2

± 33,2

234,8 ±

40,66

202,2 ±

27,54

212 ±

34,19

228 ±

48,55

18/5/2015 1 264 165 234 205 252 214

2 222 211 285 160 261 253

3 195 216 178 219 185 154

4 256 180 259 226 194 270

5 200 120 218 196 210 238

Rata-rata

+ SD

227,4 ±

31,5

178,4

± 38,9

234,8 ±

40,6

201,2 ±

25,83

220,4 ±

34,29

225,8 ±

45,10

19/5/2015 1 262 157 225 200 243 212

2 211 203 275 156 256 248

3 188 202 170 213 173 152

4 256 174 248 192 187 267

5 190 125 208 221 205 236

Rata-rata

+ SD

221,4 ±

35,54

172,2

± 32,7

225,2 ±

39,82

196,4 ±

25,22

212,8 ±

35,66

223 ±

44,41

20/5/2015 1 246 156 219 206 243 213

2 203 208 275 156 257 251

3 180 202 166 218 180 153

4 242 177 244 196 184 268

5 183 128 206 227 205 242

Rata-rata

+ SD

210,8 ±

31,6

174,2

±33,12

222 ±

40,90

200,6 ±

27,56

213,8 ±

34,73

225,4

±45,11

21/5/2015 1 220 161 239 210 249 213

2 265 200 298 161 264 248

3 192 206 174 200 187 157

4 260 184 269 200 188 272

5 200 134 218 230 205 254

Rata-rata

+ SD

227,4 ±

33,67

177 ±

29,68

239,6 ±

47,55

200,2 ±

25,10

218,6 ±

35,72

228,8 ±

45,48

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

22/5/2015 1 253 157 236 200 239 215

2 212 194 289 156 268 245

3 185 204 176 219 185 157

4 251 182 253 191 185 269

5 192 133 219 220 207 240

Rata-rata

+ SD

218,6 ±

32,0

174

±28,87

234,6 ±

41,7

197,2 ±

26,16

216,8 ±

36,16

225,2 ±

42,67

23/5/2015 1 249 159 235 209 239 214

2 203 199 274 155 260 244

3 173 204 172 258 185 162

4 241 182 246 192 188 268

5 183 137 205 226 204 247

Rata-rata

+ SD

209,8 ±

34,01

176,2

± 28,1

226,4 ±

39,18

208 ±

38,37

215,2 ±

32,98

227 ±

41,12

24/5/2015 1 251 154 223 203 237 217

2 212 195 276 154 256 249

3 182 197 169 220 182 153

4 249 182 244 191 183 267

5 187 133 206 216 198 246

Rata-rata

+ SD

216,2 ±

32,88

172,2

± 27,8

223,6 ±

40,16

196 ±

26,50

211,2 ±

33,52

226 ±

44,77

25/5/2015 1 251 146 215 198 237 209

2 213 183 274 147 257 245

3 183 196 168 217 182 152

4 248 171 239 188 201 266

5 189 125 202 212 197 239

Rata-rata

+ SD

216,8 ±

31,90

164,2

± 28,6

219,6 ±

39,77

192,4 ±

27,84

214,8 ±

31,05

222,2 ±

44,22

26/5/2015 1 246 149 220 203 235 215

2 209 201 281 152 257 246

3 182 199 170 208 180 154

4 246 181 240 187 183 243

5 189 134 202 212 199 263

Rata-rata

+ SD

214,4 ±

30,50

172,8

± 30,0

222,6 ±

41,56

192,4 ±

24,50

210,8 ±

33,84

224,2 ±

42,85

27/5/2015 1 252 151 221 202 239 216

2 216 208 279 154 266 243

3 189 208 175 213 181 155

4 255 182 243 191 186 244

5 197 138 209 215 204 269

Rata-rata

+ SD

221,8 ±

30,57

177,4

±

32,18

225,4 ±

38,76

195 ±

24,84

215,2 ±

36,38

225,4 ±

43,59

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

28/5/2015 1 259 148 227 202 237 217

2 224 201 278 216 260 247

3 187 198 172 216 186 252

4 252 180 240 189 182 150

5 203 135 208 153 201 275

Rata-rata

+ SD

225 ±

30,87

172,4

± 29,6

225 ±

39,16

195,2 ±

26,12

213,2 ±

33,98

228,2 ±

48,34

29/5/2015 1 259 148 226 203 235 214

2 224 201 275 150 255 247

3 187 198 178 217 179 251

4 252 180 247 186 183 156

5 203 135 207 216 192 278

Rata-rata

+ SD

225 ±

30,87

172,4

± 29,6

226,6 ±

37,09

194,4 ±

27,80

208,8 ±

34,12

229,2 ±

46,80

30/5/2015 1 263 151 229 210 235 219

2 233 207 280 155 262 245

3 188 204 181 226 183 294

4 261 184 251 192 182 157

5 202 146 200 222 245 278

Rata-rata

+ SD

229,4 ±

33,93

178,4

± 28,7

228,2 ±

39,45

201 ±

28,91

221,4 ±

36,80

236

±54,09

31/5/2015 1 258 145 227 199 231 216

2 219 198 283 150 255 242

3 188 196 181 221 180 258

4 253 184 254 187 184 163

5 202 136 204 217 192 277

Rata-rata

+ SD

224 ±

30,83

171,8

± 29,2

229,8 ±

40,22

194,8 ±

28,56

208,4 ±

32,98

231,2 ±

44,20

1/6/2015 1 267 152 224 198 242 220

2 230 204 296 153 277 240

3 187 208 176 232 194 264

4 262 187 250 194 192 163

5 206 144 194 212 199 275

Rata-rata

+ SD

230,4 ±

34,70

179 ±

29,51

228 ±

47,39

197,8 ±

29,12

220,8 ±

37,51

232,4 ±

44,27

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Gambar Kegiatan Penelitian

Penyiapan simplisia dan pembuatan ekstrak air sarang burung walet putih

(Collocalia fuciphaga T.)

Gambar 5.1

Sarang Burung Walet

(Collocalia fuciphaga T.)

Gambar 5.2

Sarang burung walet

setelah dibersihkan

Gambar 5.3

Serbuk sarang burung

walet

Gambar 5.4

Proses pemanasan

Gambar 5.5

Proses homogenisasi

Gambar 5.6

Proses sonikasi

Gambar 5.7

Hasil penyaringan

Gambar 5.8

Hasil freeze dry

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Nilai SGPT dan SGOT

Nilai kadar SGPT

Kelompok Tikus Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-17

SGPT ⩟ SGPT SGPT ⩟ SGPT SGPT ⩟ SGPT

Normal

1 122,9

152,12

76,49

75,43

61,9

140,41 2 128,7 86,66 215,8

3 178,2 61,9 168,4

4 168 68,97 134

5 162,9 83,12 122

Positif

1 57,92

123,42

67,64

77,27

122

169,95 2 90,19 55,27 95,5

3 112,3 52,17 113,2

4 190,5 81,79 244,1

5 166,2 129,5 275

Negatif

1 97,27

97,70

34,04

49,43

181,3

213,98 2 92,4 58,36 158,7

3 108,3 42,44 271

4 76,05 52,17 253,3

5 114,3 60,12 205,6

Dosis

1mg/kgBB

1 84,45

94,79

34,04

49,43

244,9

181,53 2 91,96 58,36 115

3 95,5 42,44 211,8

4 97,71 52,17 161,8

5 104,3 60,12 174,2

Dosis

10mg/kgBB

1 107,9

121,31

68,53

52,52

84,89

113,97 2 118,9 58,36 77,37

3 102,6 42 159,2

4 133,1 51,29 107,9

5 144,1 42,44 140,6

Dosis

100mg/kgBB

1 85,33

107,70

74,72

63,22

256

218,32 2 124,2 33,16 257,8

3 117,2 61,9 199,4

4 101,2 84 210,5

5 110,5 62,34 168

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nilai kadar SGOT

Kelompok Tikus Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-17

SGOT ⩟ SGOT SGOT ⩟ SGOT SGOT ⩟ SGOT

Normal

1 86,21

127,91

72,95

77,90

83,11

179,23 2 93,72 95,94 296,66

3 124,24 83,56 213,55

4 127,77 66,31 154,3

5 207,63 70,74 148,55

Positif

1 43,77

69,86

93,73

81,17

182,6

223,89 2 55,26 67,2 100,8

3 110,58 63,66 210,01

4 34,92 92,40 281,19

5 104,78 88,86 344,86

Negatif

1 56,14

75,86

80,02

70,47

209,12

196,47 2 106,11 66,76 246,7

3 82,23 60,12 255,99

4 62,78 79,14 204,26

5 72,06 66,31 66,31

Dosis

1mg/kgBB

1 107,88

76,83

46,86

66,93

298,87

207,88 2 72,95 86,65 140,15

3 82,23 76,04 219,73

4 62,78 60,12 205,14

5 72,06 64,99 175,52

Dosis

10mg/kgBB

1 46,86

58,88

88,42

86,38

78,69

124,58 2 86,65 62,78 141,48

3 20,33 84,44 133,96

4 76,48 111,41 185,69

5 64,1 84,88 83,11

Dosis

100mg/kgBB

1 121,14

84,26

68,08

74,44

279,42

243,16 2 73,39 72,5 246,7

3 76,04 72,5 232,56

4 73,83 73,39 244,04

5 76,92 85,77 213,1

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Analisa statistik data kadar SGPT ekstrak air sarang burung walet putih

(Collocalia fuciphaga T.)

Analisa statistik dilakukan dengan membandingkan kadar SGPT di dalam kelompok

yang sama pada hari yang berbeda yakni hari ke-0, hari ke-15 dan hari terminasi

menggunakan uji Paired samples T-Test. Selain itu dibandingkan juga kadar SGPT

hari ke-0, hari ke-15 dan hari terminasi setiap kelompok dengan kelompok lainnya

menggunakan uji one way ANNOVA.

A. Paired samples T-Test

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT tidak berbeda secara signifikan

Ha : Data kadar SGPT berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka Ho ditolak

a. Kelompok Normal

a. Hari ke-0 dan hari ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Normal_0 -

Normal_15 7.67040E1 28.37939 12.69165 41.46633 111.94167 6.044 4 .004

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok normal pada hari

ke-0 dan ke-15 berbeda secara signifikan

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan hari ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Normal_15 -

Normal_17 -6.49920E1 60.17480 26.91099 -139.70889 9.72489 -2.415 4 .073

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok normal pada hari

ke-15 dan ke-17 tidak berbeda secara signifikan

b. Kelompok Negatif

a. Hari ke-0 dan 15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Negatif_0 -

Negatif_15 4.82660E1 24.85628 11.11607 17.40286 79.12914 4.342 4 .062

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok negatif pada hari

ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan 17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Negatif_15 -

Negatif_17 -1.64548E2 50.13032 22.41896 -226.79302 -102.30298 -7.340 4 .002

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok negatif pada hari

ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

c. Kelompok Positif

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Positif_0 -

Positif_15 4.61340E1 78.26481 35.00109 -51.04460 143.31260 1.318 4 .258

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok positif pada hari

ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Positif_15 -

Positif_17 -9.26680E1 94.07198 42.07027 -209.47379 24.13779 -2.203 4 .092

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok positif pada hari

ke-15 dan ke-17 tidak berbeda secara signifikan

c. Kelompok dosis 1 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 K1_0 -

K1_15 4.22660E1 17.17952 7.68292 20.93481 63.59719 5.501 4 .005

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 1 mg/kgBB

pada hari ke-0 dan ke-15 berbeda secara signifikan

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 K1_15 -

K1_17 -1.29010E2 48.73862 21.79657 -189.52699 -68.49301 -5.919 4 .004

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 1 mg/kgBB

pada hari ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

d. Kelompok dosis 10 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K10_0 -

K10_15 5.80980E1 26.81004 11.98982 24.80893 91.38707 4.846 4 .008

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 10 mg/kgBB

pada hari ke-0 dan ke-15 berbeda secara signifikan

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K10_15 -

K10_17 -5.07580E1 41.99789 18.78203 -102.90527 1.38927 -2.702 4 .054

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 10 mg/kgBB

pada hari ke-15 dan ke-17 tidak berbeda secara signifikan

e. Kelompok dosis 100 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K100_0 -

K100_15 4.96040E1 7.73972 3.46131 39.99387 59.21413 14.331 4 .000

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 100

mg/kgBB pada hari ke-0 dan ke-15 berbeda secara signifikan

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K100_15 -

K100_17 -1.60222E2 40.98502 18.32906 -211.11163 -109.33237 -8.741 4 .001

Keputusan : data kadar SGPT untuk kelompok dosis 100

mg/kgBB pada hari ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

B. One way ANNOVA

1. Hari ke-0

a. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGPT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_Ke_0

N 30

Normal Parametersa Mean 116.1727

Std. Deviation 31.47157

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .132

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .725

Asymp. Sig. (2-tailed) .670

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGPT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi tidak homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok tidak homogen (p≤0,05) sehingga

bisa dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena syarat belum terpenuhi.

Test of Homogeneity of Variances

Hari_Ke_0

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.977 5 24 .000

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Uji Kruskal Wallis

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGPT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGPT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Test Statisticsa,b

Hari_Ke_0

Chi-Square 5.841

df 4

Asymp. Sig. .211

a. Kruskal Wallis Test

Keputusan : data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

2. Hari ke-15

a. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGPT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_Ke_15

N 30

Normal Parametersa Mean 62.6590

Std. Deviation 19.00626

Most Extreme Differences Absolute .137

Positive .137

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .748

Asymp. Sig. (2-tailed) .630

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGPT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi tidak homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Hari_Ke_15

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.793 5 24 .152

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa

dilanjutkan dengan uji ANNOVA

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGPT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGPT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

ANOVA

Hari_Ke_15

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3378.481 5 675.696 2.285 .078

Within Groups 7097.422 24 295.726

Total 10475.903 29

Keputusan : data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

3. Hari ke-17

a. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGPT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_Ke_17

N 30

Normal Parametersa Mean 173.0270

Std. Deviation 62.17564

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .094

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .584

Asymp. Sig. (2-tailed) .884

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGPT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGPT tidak terdistribusi tidak homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Hari_Ke_17

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.281 5 24 .079

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa

dilanjutkan dengan uji ANNOVA

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGPT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGPT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

ANOVA

Hari_Ke_17

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 41805.823 5 8361.165 2.854 .037

Within Groups 70302.670 24 2929.278

Total 112108.493 29

Keputusan : data kadar SGPT berbeda secara bermakna

d. Uji Multiple Comparison tipe LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk menentukan data kadar SGPT yang abnormal kelompok mana yag

memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengaan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGPT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGPT berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Hari_Ke_0

LSD

(I)

Kelompok_

Uji

(J)

Kelompok_

Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K-Normal K-Positif 28.71000 17.08529 .106 -6.5523 63.9723

K-Negatif 54.42200* 17.08529 .004 19.1597 89.6843

K-1 57.33800* 17.08529 .003 22.0757 92.6003

K-10 30.81000 17.08529 .084 -4.4523 66.0723

K-100 44.42800* 17.08529 .016 9.1657 79.6903

K-Positif K-Normal -28.71000 17.08529 .106 -63.9723 6.5523

K-Negatif 25.71200 17.08529 .145 -9.5503 60.9743

K-1 28.62800 17.08529 .107 -6.6343 63.8903

K-10 2.10000 17.08529 .903 -33.1623 37.3623

K-100 15.71800 17.08529 .367 -19.5443 50.9803

K-Negatif K-Normal -54.42200* 17.08529 .004 -89.6843 -19.1597

K-Positif -25.71200 17.08529 .145 -60.9743 9.5503

K-1 2.91600 17.08529 .866 -32.3463 38.1783

K-10 -23.61200 17.08529 .180 -58.8743 11.6503

K-100 -9.99400 17.08529 .564 -45.2563 25.2683

K-1 K-Normal -57.33800* 17.08529 .003 -92.6003 -22.0757

K-Positif -28.62800 17.08529 .107 -63.8903 6.6343

K-Negatif -2.91600 17.08529 .866 -38.1783 32.3463

K-10 -26.52800 17.08529 .134 -61.7903 8.7343

K-100 -12.91000 17.08529 .457 -48.1723 22.3523

K-10 K-Normal -30.81000 17.08529 .084 -66.0723 4.4523

K-Positif -2.10000 17.08529 .903 -37.3623 33.1623

K-Negatif 23.61200 17.08529 .180 -11.6503 58.8743

K-1 26.52800 17.08529 .134 -8.7343 61.7903

K-100 13.61800 17.08529 .433 -21.6443 48.8803

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

K-100 K-Normal -44.42800* 17.08529 .016 -79.6903 -9.1657

K-Positif -15.71800 17.08529 .367 -50.9803 19.5443

K-Negatif 9.99400 17.08529 .564 -25.2683 45.2563

K-1 12.91000 17.08529 .457 -22.3523 48.1723

K-10 -13.61800 17.08529 .433 -48.8803 21.6443

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok tidak berbeda secara

bermakna (p≥0,05), kecuali antara kelompok normal dengan kelompok

negatif, dan kelompok dosis 1 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB berbeda secara

bermakna.

Multiple Comparisons

Hari_Ke_15

LSD

(I)

Kelompok_

Uji

(J)

Kelompok_

Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K-Positif K-1 24.76000 12.44904 .064 -1.6308 51.1508

K-10 14.06400 12.44904 .275 -12.3268 40.4548

K-100 19.18800 12.44904 .143 -7.2028 45.5788

K-1 K-Positif -24.76000 12.44904 .064 -51.1508 1.6308

K-10 -10.69600 12.44904 .403 -37.0868 15.6948

K-100 -5.57200 12.44904 .660 -31.9628 20.8188

K-10 K-Positif -14.06400 12.44904 .275 -40.4548 12.3268

K-1 10.69600 12.44904 .403 -15.6948 37.0868

K-100 5.12400 12.44904 .686 -21.2668 31.5148

K-100 K-Positif -19.18800 12.44904 .143 -45.5788 7.2028

K-1 5.57200 12.44904 .660 -20.8188 31.9628

K-10 -5.12400 12.44904 .686 -31.5148 21.2668

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok tidak berbeda secara

bermakna (p≥0,05).

Multiple Comparisons

Hari_Ke_17

LSD

(I)

Kelompok_

Uji

(J)

Kelompok_

Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

K-Normal K-Positif -29.53600 34.23027 .397 -100.1838 41.1118

K-Negatif -73.57200* 34.23027 .042 -144.2198 -2.9242

K-1 -41.11800 34.23027 .241 -111.7658 29.5298

K-10 26.43800 34.23027 .447 -44.2098 97.0858

K-100 -77.90200* 34.23027 .032 -148.5498 -7.2542

K-Positif K-Normal 29.53600 34.23027 .397 -41.1118 100.1838

K-Negatif -44.03600 34.23027 .211 -114.6838 26.6118

K-1 -11.58200 34.23027 .738 -82.2298 59.0658

K-10 55.97400 34.23027 .115 -14.6738 126.6218

K-100 -48.36600 34.23027 .171 -119.0138 22.2818

K-Negatif K-Normal 73.57200* 34.23027 .042 2.9242 144.2198

K-Positif 44.03600 34.23027 .211 -26.6118 114.6838

K-1 32.45400 34.23027 .353 -38.1938 103.1018

K-10 100.01000* 34.23027 .007 29.3622 170.6578

K-100 -4.33000 34.23027 .900 -74.9778 66.3178

K-1 K-Normal 41.11800 34.23027 .241 -29.5298 111.7658

K-Positif 11.58200 34.23027 .738 -59.0658 82.2298

K-Negatif -32.45400 34.23027 .353 -103.1018 38.1938

K-10 67.55600 34.23027 .060 -3.0918 138.2038

K-100 -36.78400 34.23027 .293 -107.4318 33.8638

K-10 K-Normal -26.43800 34.23027 .447 -97.0858 44.2098

K-Positif -55.97400 34.23027 .115 -126.6218 14.6738

K-Negatif -100.01000* 34.23027 .007 -170.6578 -29.3622

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

K-1 -67.55600 34.23027 .060 -138.2038 3.0918

K-100 -104.34000* 34.23027 .006 -174.9878 -33.6922

K-100 K-Normal 77.90200* 34.23027 .032 7.2542 148.5498

K-Positif 48.36600 34.23027 .171 -22.2818 119.0138

K-Negatif 4.33000 34.23027 .900 -66.3178 74.9778

K-1 36.78400 34.23027 .293 -33.8638 107.4318

K-10 104.34000* 34.23027 .006 33.6922 174.9878

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data kadar SGPT seluruh kelompok tidak berbeda secara

bermakna (p≥0,05), kecuali antara kelompok normal dengan kelompok

negatif, dan kelompok dosis 100 mg/kgBB, antara kelompok negatif dengan

kelompok 10 mg/kgBB, dan antara kelompok 10 mg/kgBB dengan kelompok

100 mg/kgBB

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Analisa statistik data kadar SGOT ekstrak air sarang burung walet

putih (Collocalia fuciphaga T.)

Analisa statistik dilakukan dengan membandingkan kadar SGOT di dalam kelompok

yang sama pada hari yang berbeda yakni hari ke-0, hari ke-15 dan hari terminasi

menggunakan uji Paired samples T-Test. Selain itu dibandingkan juga kadar SGPT

hari ke-0, hari ke-15 dan hari terminasi setiap kelompok dengan kelompok lainnya

menggunakan uji one way ANNOVA.

B. Paired samples T-Test

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT tidak berbeda secara signifikan

Ha : Data kadar SGOT berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka Ho ditolak

d. Kelompok Normal

a. Hari ke-0 dan hari ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Normal_0 -

Normal_15 5.00156E1 54.41513 24.33518 -17.54970 117.58090 2.055 4 .109

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok normal pada hari

ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-15 dan hari ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Normal_15 -

Normal_17 -1.01336E2 70.25239 31.41782 -188.56566 -14.10594 -3.225 4 .032

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok normal pada hari

ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

e. Kelompok Negatif

a. Hari ke-0 dan saat terminasi

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 K100_15 -

K100_17 -1.68714E2 30.15803 13.48708 -206.15964 -131.26736 -12.509 4 .000

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok negatif pada hari

ke-0 dan ke-17 berbeda secara signifikan

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Kelompok Positif

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Positif_0 -

Positif_15 -1.13074E1 29.19356 13.05576 -47.55597 24.94121 -.866 4 .435

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok positif pada hari

ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Positif_15 -

Positif_17 -1.42717E2 86.27313 38.58252 -249.83886 -35.59438 -3.699 4 .021

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok positif pada hari

ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

g. Kelompok dosis 1 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 K1_0 -

K1_15 9.90294 34.35002 15.36180 -32.74824 52.55412 .645 4 .554

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 1 mg/kgBB

pada hari ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K1_15 -

K1_17 -1.40948E2 53.58116 23.96223 -207.47774 -74.41814 -5.882 4 .004

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 1 mg/kgBB

pada hari ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

h. Kelompok dosis 10 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K10_0 -

K10_15 -2.75005E1 32.70104 14.62435 -68.10419 13.10323 -1.880 4 .133

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 10 mg/kgBB

pada hari ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K10_15 -

K10_17 -6.18085E1 53.57191 23.95808 -128.32683 4.70979 -2.580 4 .061

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 10 mg/kgBB

pada hari ke-15 dan ke-17 tidak berbeda secara signifikan

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

i. Kelompok dosis 100 mg/kgBB

a. Hari ke-0 dan ke-15

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 K100_0 -

K100_15 9.81490 24.62096 11.01083 -20.75606 40.38586 .891 4 .423

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 100

mg/kgBB pada hari ke-0 dan ke-15 tidak berbeda secara signifikan

b. Hari ke-15 dan ke-17

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 K100_15 -

K100_17 -1.68714E2 30.15803 13.48708 -206.15964 -131.26736 -12.509 4 .000

Keputusan : data kadar SGOT untuk kelompok dosis 100

mg/kgBB pada hari ke-15 dan ke-17 berbeda secara signifikan

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. One way ANNOVA

4. Hari ke-0

d. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGOT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_0

N 30

Normal Parametersa Mean 82.2749

Std. Deviation 3.54152E1

Most Extreme

Differences

Absolute .151

Positive .151

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .826

Asymp. Sig. (2-tailed) .503

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

e. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGOT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi tidak homogeny

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Hari_0

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.071 5 24 .401

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa

dilanjutkan dengan uji ANNOVA

f. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGOT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

ANOVA

Hari_0

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14293.149 5 2858.630 3.107 .027

Within Groups 22079.654 24 919.986

Total 36372.804 29

Keputusan : data kadar SGOT tidak berbeda secara bermakna

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Hari ke-15

d. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGOT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_15

N 30

Normal Parametersa Mean 76.2218

Std. Deviation 1.34906E

1

Most Extreme

Differences

Absolute .116

Positive .116

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .638

Asymp. Sig. (2-tailed) .811

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

e. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGOT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi tidak homogen

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa

dilanjutkan dengan uji ANNOVA

f. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGOT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

ANOVA

Hari_15

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1265.548 5 253.110 1.514 .223

Within Groups 4012.383 24 167.183

Total 5277.931 29

Keputusan : data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Test of Homogeneity of Variances

Hari_15

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.937 5 24 .475

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Hari ke-17

e. Uji Normalitas

Tujuan : Untuk distribusi normal data kadar SGOT

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi normal

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari_17

N 30

Normal Parametersa Mean 1.9981E2

Std. Deviation 6.89249E

1

Most Extreme

Differences

Absolute .108

Positive .058

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .876

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok uji terdistribusi normal

f. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data kadar SGOT homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT terdistribusi homogen

Ha : Data kadar SGOT tidak terdistribusi tidak homogen

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa

dilanjutkan dengan uji ANNOVA

g. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar SGOT yang

bermakna

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

ANOVA

Hari_17

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 28114.841 5 5622.968 1.231 .326

Within Groups 109653.893 24 4568.912

Total 137768.735 29

Keputusan : data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Test of Homogeneity of Variances

Hari_17

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.267 5 24 .310

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

h. Uji Multiple Comparison tipe LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk menentukan data kadar SGOT yang abnormal kelompok mana yag

memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengaan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Ho : Data kadar SGOT tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar SGOT berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Multiple Comparisons

Hari_0

LSD

(I)

Kelompok

_Uji

(J)

Kelompok

_Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

normal positif 58.05120* 19.18318 .006 18.4591 97.6433

negatif 52.04980* 19.18318 .012 12.4577 91.6419

K1 51.07720* 19.18318 .014 11.4851 90.6693

K10 69.02740* 19.18318 .001 29.4353 108.6195

K100 43.64920* 19.18318 .032 4.0571 83.2413

positif normal -58.05120* 19.18318 .006 -97.6433 -18.4591

negatif -6.00140 19.18318 .757 -45.5935 33.5907

K1 -6.97400 19.18318 .719 -46.5661 32.6181

K10 10.97620 19.18318 .573 -28.6159 50.5683

K100 -14.40200 19.18318 .460 -53.9941 25.1901

negatif normal -52.04980* 19.18318 .012 -91.6419 -12.4577

positif 6.00140 19.18318 .757 -33.5907 45.5935

K1 -.97260 19.18318 .960 -40.5647 38.6195

K10 16.97760 19.18318 .385 -22.6145 56.5697

K100 -8.40060 19.18318 .665 -47.9927 31.1915

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

K1 normal -51.07720* 19.18318 .014 -90.6693 -11.4851

positif 6.97400 19.18318 .719 -32.6181 46.5661

negatif .97260 19.18318 .960 -38.6195 40.5647

K10 17.95020 19.18318 .359 -21.6419 57.5423

K100 -7.42800 19.18318 .702 -47.0201 32.1641

K10 normal -69.02740* 19.18318 .001 -108.6195 -29.4353

positif -10.97620 19.18318 .573 -50.5683 28.6159

negatif -16.97760 19.18318 .385 -56.5697 22.6145

K1 -17.95020 19.18318 .359 -57.5423 21.6419

K100 -25.37820 19.18318 .198 -64.9703 14.2139

K100 normal -43.64920* 19.18318 .032 -83.2413 -4.0571

positif 14.40200 19.18318 .460 -25.1901 53.9941

negatif 8.40060 19.18318 .665 -31.1915 47.9927

K1 7.42800 19.18318 .702 -32.1641 47.0201

K10 25.37820 19.18318 .198 -14.2139 64.9703

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok tidak berbeda secara

bermakna (p≥0,05), kecuali antara kelompok normal dengan kelompok

positif, kelompok negatif, dan kelompok dosis berbeda secara bermakna.

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Hari_15

LSD

(I)

Kelompo

k_Uji

(J)

Kelompo

k_Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

positif K1 14.23632 8.86084 .128 -4.5478 33.0205

K10 -5.21690 8.86084 .564 -24.0010 13.5672

K100 6.72028 8.86084 .459 -12.0639 25.5044

K1 positif -14.23632 8.86084 .128 -33.0205 4.5478

K10 -19.45322* 8.86084 .043 -38.2374 -.6691

K100 -7.51604 8.86084 .409 -26.3002 11.2681

K10 positif 5.21690 8.86084 .564 -13.5672 24.0010

K1 19.45322* 8.86084 .043 .6691 38.2374

K100 11.93718 8.86084 .197 -6.8470 30.7213

K100 positif -6.72028 8.86084 .459 -25.5044 12.0639

K1 7.51604 8.86084 .409 -11.2681 26.3002

K10 -11.93718 8.86084 .197 -30.7213 6.8470

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok tidak berbeda secara bermakna

(p≥0,05), kecuali antara kelompok dosis 1 mg/kgBB dengan kelompok dosis 10

mg/kgBB berbeda secara bermakna.

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Hari_17

LSD

(I)

Kelompok

_Uji

(J)

Kelompok

_Uji

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

normal positif -44.65440 42.75003 .307 -132.8861 43.5773

negatif -17.24280 42.75003 .690 -105.4745 70.9889

K1 -28.64940 42.75003 .509 -116.8811 59.5823

K10 31.03680 42.75003 .475 -57.1949 119.2685

K100 -63.93100 42.75003 .148 -152.1627 24.3007

positif normal 44.65440 42.75003 .307 -43.5773 132.8861

negatif 27.41160 42.75003 .527 -60.8201 115.6433

K1 16.00500 42.75003 .711 -72.2267 104.2367

K10 75.69120 42.75003 .089 -12.5405 163.9229

K100 -19.27660 42.75003 .656 -107.5083 68.9551

negatif normal 17.24280 42.75003 .690 -70.9889 105.4745

positif -27.41160 42.75003 .527 -115.6433 60.8201

K1 -11.40660 42.75003 .792 -99.6383 76.8251

K10 48.27960 42.75003 .270 -39.9521 136.5113

K100 -46.68820 42.75003 .286 -134.9199 41.5435

K1 normal 28.64940 42.75003 .509 -59.5823 116.8811

positif -16.00500 42.75003 .711 -104.2367 72.2267

negatif 11.40660 42.75003 .792 -76.8251 99.6383

K10 59.68620 42.75003 .175 -28.5455 147.9179

K100 -35.28160 42.75003 .417 -123.5133 52.9501

K10 normal -31.03680 42.75003 .475 -119.2685 57.1949

positif -75.69120 42.75003 .089 -163.9229 12.5405

negatif -48.27960 42.75003 .270 -136.5113 39.9521

K1 -59.68620 42.75003 .175 -147.9179 28.5455

K100 -94.96780* 42.75003 .036 -183.1995 -6.7361

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29062/1/AGENG... · (hepatoprotektor) yaitu obat sintetis dan obat non sintetis

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

K100 normal 63.93100 42.75003 .148 -24.3007 152.1627

positif 19.27660 42.75003 .656 -68.9551 107.5083

negatif 46.68820 42.75003 .286 -41.5435 134.9199

K1 35.28160 42.75003 .417 -52.9501 123.5133

K10 94.96780* 42.75003 .036 6.7361 183.1995

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data kadar SGOT seluruh kelompok tidak berbeda secara

bermakna (p≥0,05), kecuali antara kelompok dosis 100 mg/kgBB dengan

kelompok dosis 10 mg/kgBB berbeda secara bermakna.