uin syarif hidayatullah jakarta uji aktivitas anti...

94
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) SECARA IN VITRO DENGAN METODE STABILISASI MEMBRAN HRBC (HUMAN RED BLOOD CELL) SKRIPSI ASKANDARI 1111102000089 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2015

Upload: dangque

Post on 07-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK

ETANOL 70% BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa

Blume) SECARA IN VITRO DENGAN METODE

STABILISASI MEMBRAN HRBC (HUMAN RED

BLOOD CELL)

SKRIPSI

ASKANDARI

1111102000089

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK

ETANOL 70% BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa

Blume) SECARA IN VITRO DENGAN METODE

STABILISASI MEMBRAN HRBC (HUMAN RED

BLOOD CELL)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

ASKANDARI

1111102000089

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

vi

ABSTRAK

Nama : Askandari

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto

(Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode

Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

Parijoto (Medinilla speciosa Blume) adalah tumbuhan liar yang sering tumbuh di

lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai

tanaman hias. Parijoto merupakan tanaman tropis yang memiliki buah dengan

warna merah muda keunguan. Buah parijoto secara tradisional digunakan sebagai

anti inflamasi, anti kolestrol dan anti bakteri. Berdasarkan penelitian buah parijoto

mengandung metabolit sekunder flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Buah

parijoto juga telah terbukti memiliki aktivitas sebagai anti oksidan dan anti

bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anti

inflamasi dari buah parijoto yang diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan

metode stabilisasi membran HRBC (Human Red Blood Cell/Sel Darah Merah

Manusia). Kontrol positif yang digunakan adalah natrium diklofenak dengan

konsentrasi 100 ppm yang merupakan NSAID. Hasil persentase stabilitas

membran sel darah merah manusia ekstrak etanol 70% buah parijoto pada

konsentrasi 50 ppm (10,63%), 100 ppm (18,32%), 500 ppm (33,08%), dan 1000

ppm (60,78%), serta kontrol positif yaitu natrium diklofenak (59,87%). Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki aktivitas

sebagai anti inflamasi karena memiliki persentase stabilitas membran sel darah

merah identik dengan kontrol positif. Hasil tersebut didukung dengan hasil analisa

statistik ANOVA yang menunjukkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 1000

ppm identik atau tidak berbeda secara bermakna dengan natrium diklofenak. Hal

ini menunjukkan bahwa buah parijoto memiliki potensi sebagai anti inflamasi.

Kata kunci : Parijoto (Medinilla speciosa Blume), anti inflamasi, natrium

diklofenak, sel darah merah manusia, stabilisasi membran.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

vii

ABSTRACT

Name : Askandari

Study Program : Pharmacy

Title : Anti-Inflammatory Activity Test of Ethanol 70% Extract

Parijoto Fruit (Medinilla speciosa Blume) In Vitro using the

Membrane Stabilization HRBC (Human Red Blood Cell)

Method

Parijoto (Medinilla speciosa Blume) is a wild plant that often grows on mountain

slopes or in forests and sometimes it is cultivated as an ornamental plant. Parijoto

is a tropical plant that has a fruit with a purplish pink color. Parijoto fruit is

traditionally used as an anti-inflammatory, anti-cholesterol and anti-bacterial

agent. Based on research, parijoto fruit contains secondary metabolites such as

flavonoids, tannins, saponins, and glycosides. Parijoto fruit has also been shown

activity as an anti-oxidant and anti-bacterial agent. The purpose of this study was

to determine the anti-inflammatory activity of parijoto fruit that has been

extracted using 70% ethanol using the membrane stabilization HRBC (Human

Red Blood Cell) method. Diclofenac sodium which is a NSAID has been used as

a control positive with the 100 ppm consentration. The stability percentage result

of a human red blood cell membrane using ethanol 70% extract of parijoto fruit at

the 50 ppm consentration (10.63%), 100 ppm (18.32%), 500 ppm (33.08%), and

1000 ppm (60.78 %), and the positive control which was diclofenac sodium

(59.87%). This showed that the extract with the 1000 ppm consentration has anti-

inflammatory activity because the red blood cell membrane stability percentage

was identical to the positive control. These results were supported by the ANOVA

statistical analysis result that showed the extract with the 1000 ppm consentration

was identical or do not differ significantly to diclofenac sodium. This indicates

that the parijoto fruit has potential as an anti-inflammatory.

Keywords: Parijoto (Medinilla speciosa Blume), anti-inflammatory, diclofenac

sodium, human red blood cells, membrane stabilization.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat

dan salam untuk baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk

bagi umat manusia. Skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak

Etanol 70% Buah Parijoto secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran

HRBC (Human Red Blood Cell)” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini terasa sangat sulit bagi saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Yardi, Ph.D., Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu Prof. Dr. Atiek

Soemiati, M.Si., Apt selaku pembimbing kedua, yang memiliki andil besar

dalam proses penelitian dan penyelesaian skripsi saya ini, semoga segala

bantuan dan bimbingan bapak dan Ibu mendapat imbalan yang lebih baik di

sisi-Nya.

2. Bapak Dr.H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Yardi, Ph.D., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama

saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitar Islam Negerri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepada Kak Eris, Mbak Rani, Kak Lisna, Kak Tiwi, dan Kak Rahmadi yang

telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama penelitian di

kampus

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

ix

6. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Yoliot Cori (Almarhum) dan Ibu

Elisabil, serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan

moril, materil, dan spiritual hingga selesainya skripsi ini.

7. Untuk sahabat-sahabat “Pojokers” yang selalu mendukung, memberi

masukan, dukungan doa, dan semangat. Tidak lupa juga untuk Fitri, Sutar,

Aziz, Dini, Mbak Ani, Elsa, dan Ipul.

8. Teman-teman seperjuangan “Beng-beng” dan seluruh Farmasi angkatan 2011

yang sama-sama berjuang selama 4 tahun untuk menyelesaikan pendidikan

ini.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, dan masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya ilmu dan

kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan ke masa mendatang.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan semoga

segala bantuan yang telah diberikan penulis akan mendapat balasan, rahmat dan

ridho dari Allah SWT, serta dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan para

pembaca umumnya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Waromatullahi Wabarokatuh

Jakarta, Juni 2015

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

x

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

HALAMAN PERETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ......................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

2.1 Medinilla speciosa Blume ............................................................. 4

2.2 Penapisan Fitokimia ...................................................................... 6

2.3 Metode Ekstraksi ........................................................................... 10

2.4 Inflamasi ........................................................................................ 12

2.5 Obat Anti Inflamasi ....................................................................... 24

2.6 Uji Anti Inflamasi Metode Stabilisasi Membran Eritrosit ............ 25

2.7 Spektrofotometer UV-Vis ............................................................. 26

BAB 3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 30

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 30

3.2 Bahan dan Alat .............................................................................. 30

3.3 Prosedur Kerja ............................................................................... 31

3.3.1 Determinasi ........................................................................ 31

3.3.2 Penyiapan Bahan ............................................................... 31

3.3.3 Pembuatan Ekstrak ............................................................ 31

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xii

3.3.4 Penapisan Fitokimia........................................................... 31

3.3.5 Pengamatan Organoleptis .................................................. 33

3.3.6 Uji Kadar Air ..................................................................... 33

3.3.7 Uji Aktivitas Anti Inflamasi Metode Stabilisasi Membran

Eritrosit .............................................................................. 33

3.3.8 Analisis Data ...................................................................... 36

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 37

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 37

4.1.1 Hasil Determinasi .............................................................. 37

4.1.2 Hasil Ekstraksi ................................................................... 37

4.1.3 Hasil Uji Penapisan Fitokimia ........................................... 37

4.1.4 Hasil Pengamatan Organoleptis ......................................... 38

4.1.5 Hasil Uji Kadar Air ............................................................ 38

4.1.6 Hasil Uji Efek Stabilisasi Membran Sel Darah Merah

Ekstrak Kasar Buah Parijoto .............................................. 38

4.1.7 Hasil Analisa Statistik........................................................ 40

4.2 Pembahasan ................................................................................... 41

4.2.1 Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia .................................... 41

4.2.2 Stabilisasi Membran Sel Darah Merah .............................. 44

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 50

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 50

5.2 Saran .............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN ......................................................................................................... 57

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Buah Parijoto ............................ 40

Tabel 2. Nilai absorbansi dan persentase stabilitas membran sel darah merah dari

larutan uji, kontrol positif, dan kontrol negatif ....................................... 41

Tabel 3. Nilai rata-rata persentase stabilitas membran sel darah merah larutan uji

dan kontrol positif ................................................................................... 43

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ......................................... 5

Gambar 2. Reaksi Uji Mayer ................................................................................ 6

Gambar 3. Reaksi Uji Dragendorff ....................................................................... 7

Gambar 4. Mekanisme Reaksi Pembentukan Garam Flavilium ........................... 7

Gambar 5. Reaksi Hidrolisis Saponin dalam Air .................................................. 8

Gambar 6. Skema Mekanisme Inflamasi Akut ..................................................... 18

Gambar 7. Efek Utama yang Ditimbulkan oleh IL-1 dan TNF pada Inflamasi .... 23

Gambar 8. Pelepasan Mediator Inflamasi oleh Sel Mast ...................................... 24

Gambar 9. Skema Instrumentasi Spektrofotometer UV-VIS ................................ 27

Gambar 10. Rata-rata Persentase Stabilisasi Membran Sel Darah Merah ............ 44

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xv

DAFTAR ISTILAH

COX : Cyclooxygenase

Hb : Hemoglobin

HRBC : Human Red Blood Cell

Ig : Imunoglobulin

IL : Interleukin

Jejas : Lecet (tergores, luka sedikit, dsb) pd kulit

LT : Leukotrien

OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid

PAF : Platelet Activating Factor

PGE : Prostaglandin

PGI : Prostasiklin

ROS : Reactive Oxygen Species

SRS-A : Slow Reacting Substance of Anaphilaxis

TNF : Tumor Necrosis Factor

TXA : Tromboxan

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ...... 57

Lampiran 2. Alur Penelitian ................................................................................ 58

Lampiran 3. Skema Uji Aktivitas Anti Inflamasi ............................................... 59

Lampiran 4. Pembuatan Larutan Uji dan Standar ............................................... 60

Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan Larutan Dapar Posfat dan Pengenceran

Larutan Uji dan Standar................................................................. 61

Lampiran 6. Data Absorbansi dan Persentase Stabilitas Membran Sel Darah

Merah dengan Optimasi Menggunakan Suhu Inkubasi 370C ........ 63

Lampiran 7. Nilai Absorbansi Larutan Uji Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto dan

Kontrol Positif ............................................................................... 65

Lampiran 8. Nilai Absorbansi Kontrol Larutan Uji Ekstrak Etanol 70% Buah

Parijoto, Kontrol Positif dan Kontrol Negatif ............................... 66

Lampiran 9. Penentuan Stabilitas Membran Sel Darah Merah terhadap Ekstrak

Etanol 70% dan Na Diklofenak sebagai Kontrol Positif ............... 67

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Persentase Stabilitas Ekstrak Etanol 70% Buah

Parijoto dan Na Diklofenak Kontrol Positif .................................. 69

Lampiran 11. Foto – foto Alat dan Bahan Penelitian........................................... 74

Lampiran 12. Foto Proses Pengujian Aktivitas .................................................... 75

Lampiran 13. Foto Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto dan Hasil Uji Penapisan

Fitokimia........................................................................................ 76

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

1

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu

pulau dengan luas kawasan hutan mencapai 130,78 juta hektar. Indonesia

sendiri memiliki 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di

dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat

(jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tanaman obat yang ada di kawasan

Asia) (Nugroho, 2010). Kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia

menjadikannya negara terbesar kedua di dunia setelah Brazil yang memiliki

keanekaragaman hayati (Farida et al., 2012).

Penggunaan obat tradisional sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan

oleh hampir semua negara di dunia. Selama dekade terakhir, penggunaan

obat tradisional telah berkembang pesat. Pengembangan obat tradisional ini

terus dilakukan sebagai perawatan kesehatan bagi masyarakat miskin di

negara-negara berkembang. Obat tradisional juga sering digunakan dalam

perawatan kesehatan secara nasional (Karamian et al., 2013).

Masyarakat Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan

tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam pencegahan

penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), memulihkan

kesehatan (rehabilitatif), dan penyembuhan (kuratif). Pengetahuan tentang

tanaman khasiat obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan secara

turun-menurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya

(Sari, 2006). Masyarakat jawa khususnya masyarakat yang hidup di lereng

Gunung Merapi memanfaatkan daun dan buah parijoto (Medinilla speciosa

Blume) secara turun-menurun sebagai obat. Daun dan buah parijoto

dimanfaatkan sebagai anti bakteri, obat sariawan, anti radang dan obat

kolestrol.

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun dan buah parijoto

(Medinilla speciosa Blume) adalah saponin dan kardenolin, disamping itu

buahnya juga mengandung falvonoid dan daunnya mengandung tanin

(Anonim, 2014). Penelitian yang telah dilakukan oleh Wachidah, 2013 yang

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukkan bahwa terdapat kandungan metabolit sekunder dari buah

parijoto (Medinilla speciosa Blume) yaitu saponin, glikosida, flavonoid dan

tanin, serta memiliki aktivitas sebagai anti oksidan. Penelitian lain yang

telah dilakukan oleh Kumar et al., 2012 dilaporkan bahwa tanaman Skimmia

anquetilia yang mengandung flavonoid, saponin, glikosida, steroid dan tanin

serta penelitian yang dilakukan oleh Saleem et al., 2011 bahwa tanaman

Gendarussa vulgaris Nees yang mengandung saponin, glikosida, steroid,

flavonoid dan tanin keduanya memiliki aktivitas sebagai anti inflamasi.

Inflamasi atau radang merupakan proses respon tubuh terhadap

rangsangan merugikan yang ditimbulkan oleh berbagai agen berbahaya

seperti infeksi, antibodi ataupun luka fisik (Goodman dan Gilman, 2006).

Mediator-mediator kimia juga berperan sebagai pemberi respon terjadinya

inflamasi, mediator tersebut dapat berikatan pada reseptor yang spesifik

pada sel target dan dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan

kemotaksis neutrofil, merangsang kontraksi otot polos, memiliki aktivitas

enzimatik secara langsung, menginduksi rasa nyeri atau stres oksidatif

(Kumar et al., 2010). Stres oksidatif ini telah terbukti berkaitan dengan jalur

patogenesis beberapa penyakit seperti aterosklerosis, kanker, kerusakan hati,

rematoid artritis dan gangguan syaraf (Kumar, 2011). Efek anti inflamasi

telah diamati pada flavonoid dan tanin. Flavonoid seperti quercetin

diketahui efektif dalam mengurangi peradangan akut. Flavonoid tertentu

memiliki aktivitas penghambatan ampuh terhadap berbagai enzim seperti

protein kinase C, tirosin kinase protein, fosfolipase A2, fosfodiesterase dan

lainnya (Kumar et al., 2012).

Sel darah merah (eritrosit) manusia telah banyak digunakan sebagai

model studi interaksi obat dengan membran. Seperti obat yang memiliki

efek anestesi dan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dapat mencegah

lepasnya hemoglobin (Hb) dari sel darah merah (eritrosit) ketika terjadi

kondisi hipotonik. Teori ini digunakan sebagai metode yang sangat berguna

untuk menilai aktivitas anti inflamasi dari bermacam-macam senyawa

secara in vitro (Kumar, 2011). Chowdhury et al., 2014 dalam penelitiannya

menggunakan metode ini untuk melakukan uji aktivitas anti inflamasi dari

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ekstrak Gardenia coronaria Leaves. Penelitian yang dilakukan oleh

Prakatindih 2014 juga menggunakan metode ini untuk menguji aktivitas anti

inflamasi kitosan yang telah diiradiasi. Melihat metode ini cukup efektif

untuk melihat efek anti inflamasi secara in vitro serta potensi yang dimiliki

oleh tanaman parijoto (Medinilla speciosa Blume) khususnya bagian buah

sebagai anti inflamasi, maka pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas

anti inflamasi ekstrak etanol 70% buah parijoto secara in vitro dengan

metode stabilisasi membran HRBC (Human Red Blood Cell).

1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak

etanol 70% buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) memiliki efek anti

inflamasi ditinjau dari jumlah hemoglobin (Hb) yang dilepaskan oleh sel

darah merah. Ruang lingkup penelitian ini adalah fitokimia dan farmakologi

eksperimental.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek anti inflamasi dari ekstrak

etanol 70% buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) ditinjau dari jumlah

hemoglobin (Hb) yang dilepaskan oleh sel darah merah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah menambah

khasanah ilmu pengetahuan tentang anti inflamasi serta referensi bagi

penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi

mengenai potensi buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) sebagai anti

inflamasi alami.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

4

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Medinilla speciosa Blume

2.1.1 Taksonomi

Klasifikasi tanaman parijoto adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomataceae

Genus : Medinilla

Spesies : Medinilla speciosa Blume

(www.plantamor.com)

2.1.2 Deskripsi

Habitus : Perdu, tegak, tinggi l – 2 m.

Batang : Bulat, kulit dengan lapisan gabus jika tua, bergerigi, kasar,

putih kecoklatan.

Daun : Tunggal, bersilang berhadapan, tangkai pendek, bulat,

lunak, warna ungu kemerahan, helaian daun bentuk

lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjang 10-

20 cm, lebar 5-15 cm, pertulangan melengkung, permukaan

alas licin, berwarna hijau, permukaan bawah kasar, warna

hijau kelabu.

Bunga : Majemuk, di ketiak daun, sempurna, berkelamin ganda,

kelopak 5 helai, ujung runcing, pangkal berlekatan,

panjang 3-8 mm, warna ungu tua, benang sari 2 kali lipat

jumlah mahkota, kepala sari berupa kuncup membengkok,

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Anonim, 2013).

Gambar 1. Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

[ Sumber : Koleksi Pribadi ]

2.1.3 Tempat Tumbuh

Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-

hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada

tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai

2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan November - Januari

dan waktu panen yang tepat bulan Maret - Mei (Anonim, 2013).

2.1.4 Kandungan Kimia

Buah parijoto mengandung metabolit sekunder berupa saponin,

glikosida, flavonoid dan tanin (Wachidah, 2014).

2.1.5 Khasiat

Secara tradisional buah Medinilla speciosa digunakan sebagai obat

warna merah keunguan, kepala putik duduk di atas bakal

buah, kepala putik bulat, ungu, mahkota lepas, 5 helai,

bentuk kuku, panjang 5-8 mm, warna merah muda.

Buah : Buni, bulat, bagian ujung berbenjol bekas pelekatan

kelopak, diameter 5-8 mm, warna merah keunguan.

Biji : Bulat, jumlah banyak, kecil, putih.

Akar : Serabut, putih kotor.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sariawan, antiradang dan antibakteri (Anonim, 2013). Parijoto dipercaya

oleh masyarakat di daerah Gunung Merapi dapat meningkatkan kesehatan

ibu dan janin (Anggana, 2011). Sedangkan masyarakat Desa Colo

Kabupaten Kudus memiliki keyakinan jika ibu hamil mengkonsumsi

parijoto, kalau anaknya laki-laki maka akan terlihat cakap, kalau

perempuan terlihat cantik (Wibowo et al., 2012).

2.2 Penapisan Fitokimia

Tujuan utama dari penapisan fitokimia adalah menganalisis

tumbuhan untuk mengetahui kandungan bioaktif yang berguna untuk

pengobatan. Pendekatan secara penapisan fitokimia meliputi analisa

kualitatif kandungan dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang,

daun, bunga, buah dan biji) terutama kandungan metabolit sekunder yang

merupakan senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,

terpenoid dan glikosida.

a. Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa nitrogen (N) yang merupakan hasil

metabolit sekunder pada tumbuh-tumbuhan. Umumnya alkaloid

menunjukkan efek fisiologik yang menarik, sehingga banyak digunakan

sebagai obat-obatan (Guevera, 1985).

Hasil positif alkaloid pada Uji Mayer ditandai dengan terbentuknya

endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-

alkaloid. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen

pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+

dari kalium

tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang

mengendap. Perkiraan reaksi yang terjadi pada Uji Mayer :

Gambar 2. Reaksi Uji Mayer [ Sumber : Marliana, 2005 ]

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil positif alkaloid pada Uji Dragendorff juga ditandai dengan

terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning. Endapan tersebut

adalah kalium - alkaloid.

Gambar 3. Reaksi Uji Dragendorff [ Sumber : Marliana, 2005 ]

b. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mengandung C15

terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon.

Struktur umum flavonoid juga digambarkan sebagai deretan senyawa C6-

C3-C6 (Guevera, 1985).

Pendeteksian adanya senyawa flavonoid dapat dilakukan dengan

metode Wilstater sianidin. Uji Wilstater sianidin biasa digunakan

untuk mendeteksi senyawa yang mempunyai inti alfa-benzopiron.

Warna merah yang terbentuk pada pada Uji Wilstater disebabkan

karena terbentuknya garam flavilium (Achmad, 1986).

Gambar 4. Mekanisme reaksi pembentukan garam flavilium

[Sumber : Achmad, 1986]

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Saponin

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat, dapat

menimbulkan busa jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi rendah

dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada tikus. Identifikasi

saponin dapat dilakukan dengan mengocok ekstrak bersama air hangat di

dalam tabung reaksi dan akan timbul busa yang dapat bertahan lama,

setelah penambahan HCl 2N busa tidak hilang. Timbulnya busa pada Uji

Forth menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan

membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan

senyawa lainnya (Guevera, 1985). Reaksi pembentukan busa pada uji

saponin ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 5. Reaksi hidrolisis saponin dalam air

[ Sumber : Marliana, 2005 ]

d. Tanin

Istilah “tanin” pertama kalinya digunakan untuk bahan dari

tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk menggumpalkan protein

hewan pada proses penyamakan kulit. Saat ini tanin mempunyai nilai

penting sebagai sitotoksik, antikanker dan antitumor. Tanin terdiri dari 2

kelompok berdasarkan hasil hidrolisanya. Tipe pertama dikenal sebagai

pirogalol tanin yaitu, senyawa- senyawa fenolik yang mempunyai ikatan

ester dengan gula. Tipe kedua adalah tanin terkondensasi yang kadang-

kadang disebut katekol tanin dan merupakan polimer dari senyawa-

senyawa fenolik berhubungan dengan pigmen flavonoid. Penambahan

suatu asam, kondensasi tanin akan mengalami dekomposisi menjadi

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

senyawa-senyawa berwarna merah yang tidak larut disebut dengan

phlobaphene atau merah tanin (Guevera, 1985). Tanin pada ekstrak

tumbuh-tumbuhan diidentifikasi dengan uji gelatin dengan prinsip

pengendap protein dari gelatin oleh tanin (Fransworth, 1996). Dan hasil

positif juga diberikan oleh pereaksi ferri klorida (FeCl3), dimana tanin

terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam, sedangkan

kondensasi tanin menberikan warna biru-hijau. Senyawa-senyawa

polifenol juga memberikan reaksi warna spesifik dengan FeCl3, tetapi

tidak memberikan endapan dengan gelatin.

e. Antrakuinon

Antrakuinon mungkin dijumpai baik dalam bentuk glikosida dengan

ikatan O- atau C-glikosida maupun aglikonnya. Biasanya digunakan

sebagai zat warna dan katartiks (purgatives). Turunan antrakuinon

biasanya merupakan senyawa berwarna merah jingga yang larut dalam air

panas dan alkohol encer. Identifikasinya dilakukan dengan cara Uji

Borntrager’s, tetapi kadang-kadang uji ini memberikan hasil negatif pada

antrakuinon yang sangat stabil atau turunan antranol, untuk itu identifikasi

dilakukan modifikasi Uji Borntrager’s. Antrakuinon memberikan warna

yang spesifik dengan basa seperti, merah, violet dan hijau. Secara

spektrofotometri antrakuinon memberikan pita resapan yang berbeda

dengan senyawa kuinon lainnya, dimana memberikan 4 atau 5 pita

resapannya pada daerah UV dan sinar tampak. Paling tidak 3 dari pita

resapan berkisar antara 215 dan 300 nm, dan lainnya diatas 430 nm

(Guevera, 1985).

f. Glikosida

Glikosida merupakan senyawa alami yang terdapat pada berbagai

jenis tumbuh-tumbuhan tinggi dan memberikan pengaruh fisiologis.

Senyawa ini terbentuk dari gugus non-gula (aglikon) dan gugus gula

(glikon). Gugus aglikonnya sangat bervariasi tergantung dari jenis

tumbuhan penghasil antara lain, alkaloida, flavonoida, steroida,

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

triterpenoida dan lain sebagainya (Guevera, 1985). Untuk pemeriksaan

atau uji glikosida dapat dilakukan selain berdasarkan aglikonnya, juga

dapat dilakukan terhadap gugus gulanya karena gugus aglikon yang sangat

bervariasi, maka dapat dilakukan terhadap gugus gulanya dengan pereaksi

Keller-Kiliani (Chairul, 2003).

2.3 Metode Ekstraksi

Menurut Ketut Ristiasa dalam Parameter Standar Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat (2000) yang dimaksud dengan ekstraksi adalah proses

penarikan kandungan senyawa kimia dari simplisia nabati atau simplisia

hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir

semua pelarut diuapkan dengan menggunakan alat yang sesuai.

Berikut adalah beberapa cara ekstraksi dengan menggunakan

pelarut.

2.3.1 Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisisa dalam cairan penyari dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang

(kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel atau masuk ke

dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif tersebut akan

larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam

sel dengan yang di luar sel. Larutan yang lebih pekat (di dalam sel)

didesak keluar sel, masuk ke dalam larutan di luar sel. Peristiwa

tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

di luar sel dan di dalam sel. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi

adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan

mudah diusahakan (Ristiasa, 2000).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

temperatur ruangan. Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisisa

ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi

sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui

serbuk tersebut, kemudian melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui

sampai mencapai keadaan jenuh (Ristiasa, 2000).

2.3.2 Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan

proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk

proses ekstraksi sempurna (Ristiasa, 2000).

b. Soklet

Sokletasi merupakan ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu

baru umumnya dilakukan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu

dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik

(Ristiasa, 2000).

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara

umum dilakukan pada temperatur 40-500C (Ristiasa, 2000).

d. Infusa

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur

96-980C) selama waktu tertentu (15-20 menit). Infus pada umumnya

digunakan untuk menarik atau mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air

dan bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini menghasilkan zat aktif yang

tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang, sehingga ekstrak

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 4 jam

(Ristiasa, 2000).

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (> 30 menit) dan

temperatur sampai titik didih air (Ristiasa, 2000).

2.4 Inflamasi

2.5.1 Defenisi

Inflamasi atau radang merupakan proses respon tubuh terhadap

rangsangan yang merugikan yang ditimbulkan oleh agen berbahaya seperti

infeksi, antibodi, ataupun luka fisik (Goodman & Gilman, 2006). Pada

reaksi inflamasi akan terjadi pelepasan histamin, bradikinin, prostaglandin,

ekstravasasi cairan, migrasi sel, kerusakan jaringan dan perbaikannya yang

ditujukan sebagai upaya pertahanan tubuh dan biasanya respon ini terjadi

pada beberapa kondisi penyakit yang serius, seperti kardiovaskular,

gangguan inflamasi dan autoimun, kondisi neurodegeneratif, infeksi dan

kanker (Kumar et al., 2010 ; Chippada et al., 2011).

Ada lima tanda klinis terjadinya inflamasi yaitu rubor (kemerahan),

tumor (pembengkakan), kalor (panas), dolor (rasa nyeri), dan functio laesa

(kehilangan fungsi). Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari inflamasi.

Darah berkumpul pada daerah cedera jaringan akibat pelepasan mediator

kimia tubuh (kinin, prostaglandin, dan histamin). Pelepasan histamin

menyebabkan dilatasi arteriol. Pembengkakan merupakan tahap kedua dari

inflamasi, dimana plasma masuk kedalam jaringan interstitial pada tempat

cedera. Kinin mendilatasi arteriol dan meningkatkan permeabilitas kapiler.

Rasa panas pada tempat inflamasi disebabkan oleh bertambahnya

pengumpulan darah dan mungkin juga dapat disebabkan oleh pirogen

(substansi yang menyebabkan demam) yang mengganggu pusat pengatur

panas pada hipotalamus. Adanya pembengkakan serta pelepasan mediator-

mediator kimia menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Rasa nyeri dan terjadi

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dapat menyebabkan

gangguan mobilitas pada daerah yang terkena (Kee & Hayes, 1993).

2.5.2 Mekanisme Inflamasi

Kerusakan atau perubahan yang terjadi pada sel dan jaringan akibat

adanya noksi (pengaruh merusak) akan membebaskan berbagai mediator

dan substansi radang. Asam arakidonat mulanya merupakan komponen

normal yang disimpan pada sel dalam bentuk fosfolipida, dibebaskan dari

sel penyimpan lipid oleh asil hidrolase sebagai respons adanya noksi.

Asam arakidonat ini kemudian mengalami metabolisme menjadi dua alur.

Alur siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin,

tromboksan; alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan

berbagai substansi seperti 5-HPETE, 5-HETE dan sebagainya (Mansjoer,

2003).

Respons kardiovaskular pada proses radang tergantung dari

karakteristik dan distribusi noksi. Dilatasi dan peningkatan permeabilitas

kapiler di sekitar jaringan yang mengalami pengaruh-pengaruh merusak

pada fase akut berlangsung cepat dimulai 1 sampai 30 menit sejak terjadi

perubahan-perubahan pada jaringan dan berakhir 15 sampai 30 menit dan

kadang-kadang sampai 60 menit (lnsel, 1991; Melmon dan Morreli, 1978;

Robins, 1974). Volume darah yang membawa leukosit ke daerah radang

bertambah, dengan gejala klinis di sekitar jaringan berupa rasa panas dan

warna kemerah-merahan (PGE2 dan PGI2). Aliran darah menjadi lebih

lambat, leukosit beragregasi di sepanjang dinding pembuluh darah

menyebabkan pembuluh darah kehilangan tekstur. Peningkatan

permeabilitas kapiler disebabkan kontraksi sel-sel endotel sehingga

menimbulkan celah-celah bermembran. Permeabilitas kapiler ditingkatkan

oleh histamin, serotonin, bradikinin, sistim pembekuan dan komplemen

dibawah pengaruh faktor Hageman dan SRS-A. Larutan mediator dapat

mencapai jaringan karena meningkatnya permeabilitas kapiler dengan

gejala klinis berupa udem (Korolkovas, 1988; Boyd, 1971; Robins, 1974).

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fase radang sub-akut berlangsung lambat, mulai dari beberapa jam

sampai beberapa hari misalnya karena pengaruh noksi bakteri.

Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler masih berlangsung.

Karakteristik paling menonjol adalah infiltrasi fagosit yaitu sel

polimorfonuklir dan monosit ke jaringan. Selain itu aliran darah lambat,

pendarahan dan terjadi kerusakan jaringan yang ekstensif. Proses fagosit

mencapai daerah peradangan dinamakan kemotaktik. Migrasi fagosit

diaktivasi oleh salah satu fragmen dari komponen komplemen, untuk

leukosit polimorfonuklir yaitu C3a. Selain itu LTB4 dan PAF ikut

berperanan. Fagosit bergerak pada permukaan sel endotel, pada ujung

depan mengecil dan memanjang sehingga dapat memasuki antar sel

endotel kemudian melarutkan membran (diapedesis). Fagosit melepaskan

diri dari antar sel, masuk ke jaringan dan berakumulasi (Insel, 1991;

Melmon dan Morreli, 1978; Roitt et al, 1985). Fagosit yang mula-mula ke

luar dari dinding pembuluh darah adalah leukosit polimorfonuklir yang

menyerang dan mencerna bakteri dengan cara fagositosis. Disusul

datangnya monosit (makrofag) sebagai petugas pembersih, mencerna

leukosit polimorfonuklir dan sel jaringan yang telah mati akibat toksin

bakteri. Pada radang kronik makrofag juga ikut mencerna bakteri (Boyd,

1971).

Plasma darah setelah melewati dinding pembuluh darah yang

permeabel sifatnya berubah disebut limfe radang. Leukosit dan limfe

radang secara bersama membentuk eksudat radang yang menimbulkan

pembengkakan pada jaringan. Rasa sakit disebabkan tertekannya serabut

syaraf akibat pembengkakan jaringan. Selain itu rasa sakit disebabkan

bradikinin dan PG. Kerusakan jaringan disebabkan fagositosis, enzim

lisosomal dan radikal oksigen. Deman oleh pirogen endogen yang

dihasilkan adalah karena kerusakan sel (Korolkovas, 1988; Boyd, 1971).

Berdasarkan fasenya, ada dua fase yang terjadi dalam mekanisme

inflamasi yaitu fase perubahan vaskular dan fase reaksi selular. Fase

perubahan vaskular terjadi pada pembuluh darah. Mula-mula akan terjadi

vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutama pembuluh

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

darah kecil (arteriol). Proses dapat berlangsung beberapa detik sampai

beberapa menit tergantung pada kerasnya jejas (luka). Kemudian akan

terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang tadinya

menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat

dilatasi ini, maka aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah

akan penuh terisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang

selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya cairan plasma dari pembuluh

darah itu. Setelah itu, aliran darah melambat karena permeabilitas kapiler

juga bertambah. Sehingga cairan darah dan protein akan keluar dari

pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental. Proses tersebut

dikenal dengan proses eksudasi. Keseluruhan proses ini terjadi akibat

adanya zat kimia yang menyerupai histamin dan protaglandin

(Pringgoutomo, 2002).

Setelah fase vaskuler selesai, terjadi reaksi seluler pada daerah yang

mengalami inflamasi. Fase ini dimulai setelah sel darah putih dalam darah

berpindah ke tempat cedera atau infeksi. Sel-sel darah putih dan trombosit

tertarik ke daerah tersebut oleh zat-zat kimia yang dihasilkan dari sel yang

cedera, sel mast, melalui pengaktifan komplemen, dan pembentukan

sitokin yang terjadi setelah antibodi berikatan dengan antigen. Tertariknya

sel darah putih ke area cedera disebut kemotaksis. Ketika berada di area

tersebut, berbagai stimulan menyebabkan sel endotel kapiler dan sel darah

putih, terutama neutrofil dan monosit menghasilkan molekul adhesif

komplementer. Neutrofil merupakan sel pertama yang tiba di daerah yang

mengalami inflamasi. Neutrofil bekerja dengan memfagositosis,

mendegradasi sel debris, serta membunuh mikroba. Neutrofil dapat

membunuh mikroorganisme melalui dua cara yaitu menggunakan enzim

lisosomal pencernaan dan memproduksi oksigen bebas radikal (Corwin &

Elizabeth, 2008).

Urutan proses yang terjadi pada leukosit terdiri atas penepian

(marginasi), pelekatan (sticking), diapedesis (emigrasi), dan fagositosis.

Proses marginasi adalah proses ketika sel darah putih melekat pada sel

endotel, sehingga sel darah putih bergerak ke perifer kapiler. Proses ini

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

16

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.3 Penyebab Inflamasi

Pengaruh-pengaruh merusak (noksi) dapat berupa noksi fisika,

kimia, bakteri, parasit dan sebagainya. Noksi fisika misalnya suhu tinggi,

cahaya, sinar X dan radium, juga termasuk benda-benda asing yang

tertanam pada jaringan atau sebab lain yang menimbulkan pengaruh

merusak. Asam kuat, basa kuat dan racun termasuk noksi kimia. Bakteri

patogen antara lain Streptococcus, Staphylococcus dan Pneumococcus

(Boyd, 1971).

Penyebab paling umum dari proses peradangan antara lain :

1. Infeksi mikrobial (bakteri pirogenik, virus)

2. Agen fisik (trauma, radiasi pengion, panas, dan dingin)

3. Cedera kimiawi (korosif, asam, basa, agen pereduksi, dan toksin

bakteri)

4. Jaringan nekrosis misalnya infark iskemik

5. Reaksi hipersensitivitas misalnya parasit dan basil tuberkulosis

(Underwood, 1999).

2.5.4 Tipe Inflamasi

Berdasarkan waktu terjadinya inflamasi diklasifikasikan menjadi:

1. Inflamasi akut, adalah inflamasi yang terjadi dalam waktu yang segera

dan hanya dalam waktu yang tidak lama terhadap cedera jaringan.

Karakteristik utamanya adalah adanya eksudasi cairan (edema) dan

emigrasi dan polimorfonuklear (neutrofil).

2. Inflamasi kronis, adalah inflamasi yang terjadi dalam waktu dan

durasi yang lebih lama dengan melibatkan limfosit serta makrofag dan

menimbulkan poliferasi pembuluh darah serta pembentukan jaringan

parut.

Berdasarkan pada karakteristik utama inflamasi kronik dan akut,

dapat dibedakan menurut jenis eksudat dan variabel morfologi :

1. Inflamasi serosa

Inflamasi serosa dicerminkan oleh akumulasi cairan dalam jaringan

dan menunjukan sedikit peningkatan permeabilitas vaskuler. Pada

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

peritoneum, pleura, dan perikardium keadaan ini dinamakan efusi,

namun dapat juga ditemukan ditempat lain (mialnya lepuh karena luka

bakar pada kulit).

2. Inflamasi fibrinosa

Inflamasi fibrinosa merupakan keadaan meningkatnya permeabilitas

vaskular yang lebih nyata, disertai eksudat yang mengandung

fibrinogen dalam jumlah besar. Fibrinogen tersebut akan diubah

mejadi fibrin melalui sistem koagulasi. Keterlibatan permukaan serosa

(misalnya perikardium atau pleura) disebut dengan istilah perikarditis

fibrinosa atau pleuritis fibrinosa.

3. Inflamasi supuratif atau purulen

Pola ini ditandai oleh eksudat purulen (pus/nanah) yang terdiri atas

leukosit dan sel-sel nekrotik. Istilah abses mengacu kepada kumpulan

inflamasi purulen setempat yang disertai dengan nekrosis likuefaksi

(misalnya abses stafilokokus)

4. Ulkus

Ulkus merupakan erosi lokal pada permukaan epitel yang ditimbulkan

oleh jaringan nekrotik yang mengelupas atau mengalami inflamasi

(misalnya ulkus lambung) (Richard et al., 2006).

2.5.5 Mediator Inflamasi

Kerusakan sel akibat adanya noksi akan membebaskan berbagai

mediator atau substansi radang antara lain histamin, bradikinin, kalidin,

serotonin, prostaglandin, leukotrien dan sebagainya. Histamin terdapat

pada semua jaringan juga pada leukosit basofil. Di dalam jaringan,

histamin disimpan dalam sel mast dan dibebaskan sebagai hasil interaksi

antigen dengan antibodi IgE pada permukaan sel mast, berperan pada

reaksi hipersensitif dan alergi. Substansi tersebut merupakan mediator

utusan pertama dari sedemikian banyak mediator lain, segera muncul

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam beberapa detik. Reseptor-reseptor histamin adalah H1 dan H2.

Stimulasi pada kedua reseptor ini menyebabkan vasodilatasi pada arterial

dan pembuluh darah koronaria, merendahkan resistensi kapiler dan

menurunkan tekanan darah sistemik. Pada reaksi radang permeabilitas

kapiler meningkat karena dibebaskannya histamin (Mutschler, 1991;

Garrison, 1991).

Prazat kalikrein ialah kalikreinogen yang tidak aktif terdapat dalam

pankreas, mukosa usus dan plasma darah. Kalikreinogen diaktivasi oleh

faktor Hageman, melalui penguraian enzimatik dihasilkan kinin aktif yaitu

bradikinin dan kalidin, keduanya autakoid. Sebagai mediator radang

bradikinin dan kalidin bereaksi lokal, menimbulkan rasa sakit,

vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler dan berperan

meningkatkan potensi prostaglandin (Mutschler, 1991; Garrison, 1991).

Serotonin (5-hidroksitriptamin, 5-Hf), dalam konsentrasi tinggi

terdapat pada platelet darah, perifer mukosa usus dan di beberapa bagian

otak. Salah satu reseptor 5-Hf yang terdapat pada membran platelet ialah

5-Hf 2, jika distimulasi akan meningkatkan agregasi platelet (Garrison,

1991).

Mediator eikosanoid berasal dari dua famili berbeda, dari alur

siklooksigenase dihasilkan prostaglandin dan dari alur lipoksigenase

dihasilkan leukotrien, termasuk semua senyawa yang masih berhubungan

dengan keduanya. Sebagai prazat adalah asam arakidonat. Prostaglandin

(PG) sebenarnya bukan sebagai mediator radang, lebih tepat dikatakan

sebagai modulator dari reaksi radang. Sebagai penyebab radang, PG

bekerja lemah, berpotensi kuat setelah berkombinasi dengan mediator atau

substansi lain yang dibebaskan secara lokal, autakoid seperti histamin,

serotonin, PG lain dan leukotrien. Prostaglandin paling sensibel pada

reseptor rasa sakit di daerah perifer. Prostaglandin merupakan vasodilator

potensial, dilatasi terjadi pada arteriol, prekapiler, pembuluh sfingter dan

postkapiler venula. Walaupun PG merupakan vasodilator potensial tetapi

bukan sebagai vasodilator universal (Hirschelmann, 1991; Campbell,

1991). Selain PG dari alur siklooksigenase juga dihasilkan tromboksan.

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tromboksan A2 berkemampuan menginduksi agregasi platelet maupun

reaksi pembebasan platelet (Campbell, 1991).

Dari alur lipoksigenase dihasilkan mediator leukotrien (LT) dan

hidroksi asam lemak. Mediator LTB4 potensial untuk kemotaktik leukosit

polimorfonuklir, eosinofil dan monosit. Pada konsentrasi lebih tinggi LTB4

menstimulasi agregasi leukosit polimorfonuklir. Mediator LTB4

mengakibatkan hiperalgesia. Efek terhadap mikrovaskulatur diinduksi oleh

LTC4 clan LTD4, beraksi di sepanjang endotel dari postkapiler venula yang

menyebabkan eksudasi plasma. Pada konsentrasi tinggi LTC4 dan LTD4

mempersempit arteriol dan mengurangi eksudasi. Kombinasi LTC4 dan

LTD4 merupakan mediator baru, dinamakan slow reacting substance of

anaphylaxis (SRS-A) yang dapat menyebabkan peradangan, reaksi

anafilaksi, reaksi alergi dan asma (Campbell, 1991).

Platelet-activating factor (PAF) disimpan di dalam sel dalam bentuk

prazat. PAF disintesis oleh platelet, neutrofil, monosit, sel mast, eosinofil

dan sel mesangial ginjal. PAF merupakan stimulator agregasi platelet,

agregasi leukosit polimorfonuklir dan monosit, meningkatkan potensi LT,

pembebasan enzim lisosomal dan superoksida, juga merupakan faktor

kemotaktik eosinofil, neutrofil dan monosit (Campbell, 1991).

Selama berlangsung proses inflamasi banyak mediator kimia yang

dilepaskan dari plasma, sel atau jaringan rusak. Mediator inflamasi dibagi

dalam beberapa kelompok :

1. Amin vasoaktif : histamin dan serotonin

2. Protein plasma : komplemen kinin, dan sistem pembekuan

3. Metabolit asam arakidonat : prostaglandin, leukotrien, dan lipoksin

4. Platelet-Activating Factor (PAF)

5. Sitokin dan kemokin

6. Nitrogen oksida

7. Konstituen lisosom pada leukosit

8. Radikal bebas yang berasal dari oksigen

9. Neuropeptida dan mediator lainnya

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Beberapa mediator inflamasi yang penting antara lain :

a) Histamin dan serotonin

Histamin dan serotonin merupakan dua dari beberapa mediator

pertama dalam proses inflamasi. Pelepasan histamin dan serotonin

menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskular.

Kedua mediator ini berasal dari sel mast, basofil, dan trombosit.

Beberapa faktor yang mnyebabkan pelepasan amin dari sel mast

adalah sebagai berikut :

1) Adanya agen fisik (trauma atau panas)

2) Reaksi imun yang melibatkan Ig E

3) Fragmen komplemen C3a serta C5a (anafilatoksin)

4) Sitokin (IL 1 dan IL 8)

5) Faktor – faktor pelepasan histamin yang berasal dari leukosit

b) Komplemen C3a dan C5a

C3a dan C5a disebut juga sebagai anafilatoksin. Anfilatoksin

mampu memicu degranulasi pada sel endotelial, mastosit, dan fagosit

yang lebih lanjut memicu respon peradangan. C3a dan C5a merupakan

polipeptida yang berfungsi layaknya sitokin yang hanya dilepaskan

pada area peradangan. C3a dan C5a akan menstimulasi pelepasan

histamin dari sel mast dan dengan demikian terjadi peningkatan

permeabilitas vaskular dan vasodilatasi. C5a juga mengaktifkan

metabolisme arakidonat sehingga terjadi pelepasan mediator inflamasi

tambahan.

c) Bradikinin

Pelepasan bradikinin menyebabkan timbulnya rasa nyeri,

vasodilatasi dan edema / pembengkakan yang terjadi dalam proses

inflamasi. Bradikinin bukan merupakan zat kemotaksis. Bradikinin

dihasilkan dari pemecahan protein plasma kininogen oleh enzim

protease spesifik (kalikrein). Kalikrein juga memiliki aktivitas

kemotaktik dan menyebabkan agregasi neutrofil.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d) Prostaglandin

Prostaglandin merupakan golongan asam lemak rantai panjang

turunan dari asam arakidonat dan disintesis oleh berbagai jenis sel.

Prostaglandin dihasilkan melalui jalur siklooksigenase. Terdapat

beberapa jenis prostaglandin antara lain I2 (prostasiklin) dan

prostaglandin E2 yang menyebabkan vasodilatasi. Selain itu

prostaglandin E2 juga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap

ransangan nyeri dan dapat memediasi demam (Richard et al., 2006).

Prostaglandin memiliki sejumlah efek fisiologi dan farmakologi

luas, antara lain terhadap otot polos (dinding pembuluh, rahim,

bronchi, dan lambung – usus), agregasi trombosit, produksi hormon,

lipolisis di depot lemak dan SSP. Senyawa ini terbentuk bila membran

sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik atau

mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah

fosfolipida yang terdapat di daerah tersebut menjadi asam arakidonat

yang kemudian sebagiannya diubah oleh enzim siklooksigenase

menjadi asam enderoperoksida dan seterusnya menjadi zat – zat

prostaglandin. Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim

lipoksigenase menjadi zat – zat leukotrien (Tjay dan Rahardja, 2007).

e) TNF dan IL-1

TNF dan IL-1 merupakan sitokin utama yang memediasi

inflamasi. Kedua sitokin ini terutama diproduksi oleh sel – sel

makrofag aktif. Kerjanya yang paling penting dalam proses inflamasi

meliputi efek pada endotelium, leukosit, dan induksi reaksi sitemik

fase akut. Sekresi TNF dan IL-1 distimulasi oleh endotoksin,

kompleks imun, toksin, jejas fisik, dan berbagai produk inflamasi.

TNF dan IL-1 menginduksi aktivasi endotel yang meliputi induksi

molekul adhesi endotel dan mediator kimia (sitokin lainnya seperti IL-

6, IL-8, faktor pembunuhan, PGI2 PAF, dan nitrit oksida). Kedua

sitokin ini juga menginduksi enzim – enzim yang berkaitan dengan

remodeling matriks dan peningkatan trombogenisitas endotel.

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IL-1 dan TNF menginduksi respon fase akut sistemik yang

menyertai infeksi atau jejas seperti demam, anoreksia, letargi,

neutrofilia, pelepasan kortikotropin, serta kortikosteroid, dan efek

hemodinamik akibat oleh syok septik-hipotensi, penurunan resitensi

vaskular, peningkatan frekuensi jantung serta asidosis.

Gambar 7. Berbagai efek utama yang ditimbulkan oleh IL-1 dan TNF pada inflamasi

[ Sumber : Richard, 2006 ]

Produk bakteri, kompleks imun,

toksin, jejas fisik, sitokin

lainnya

AKTIVASI MAKROFAG

(dan sel lainnya)

IL-1 / TNF

Reaksi Fase Akut

Demam, tidur, selera makan,

protein fase akut meningkat,

efek hemodinamik (syok),

neutrofilia

Efek Endotelial

Daya rekat leukosit, sintesis PGI,

aktivitas prokoagulan

meningkat, aktivitas

antikoagulan menurun, IL-1, IL-

8, IL-16, PDGF meningkat

Efek Fibroblas

Poliferasi, sintesis kolagen,

kolagenase, protease, sintesis

PGE meningkat

Efek Leukosit

Sekresi sitokin meningkat

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 8. Pelepasan mediator inflamasi oleh sel mast [ Sumber : Elsevier, 2002 ]

2.5 Obat Anti Inflamasi

2.6.1 Obat Anti Inflamasi Steroid

Kortikosteroid seperti deksametason, prednison, prednisolon

seringkali digunakan sebagai obat anti inflamasi. Kelompok obat ini dapat

mengendalikan anti inflamasi dengan menekan atau mencegah banyak

komponen dari proses inflamasi pada tempat cedera. Kortikosteroid

disintesis secara alami di korteks adrenal dan merupakan hasil biosintesis

dari kolestrol. Mekanisme kerja anti inflamasi steroid adalah menghambat

berbagai sel yang memproduksi faktor–faktor penting untuk

membangkitkan respon radang (Gilman, 2008).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.2 Obat Anti Inflamasi Non Steroid

Obat – obat yang termasuk dalam ini adalah indometasin, asam

mefenanmat, asam salisilat, ibuprofen, diklofenak, dan fenilbutazon

(Gilman, 2008). Kerja utama kebanyakan non steroidal anti inflammatory

drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat sintesis prostaglandin, dimana

enzim-enzim seperti siklooksigenase dapat merubah asam arakidonat

menjadi prostaglandin dan tromboksan.

2.6 Uji Anti Inflamasi Metode Stabilisasi Membran Eritrosit

Berbagai metode dapat digunakan untuk menguji aktivitas anti

inflamasi dari suatu obat, kandungan kimia, maupun herbal. Metode yang

dapat dilakukan secara in vivo antara lain pembentukan edema buatan,

eritema, iritasi dengan panas, pembentukan kantung granuloma, iritasi

pleura, dan penumpukan kristal sinovitis (Vogel, 2002 & Turner, 1965).

Selain itu, metode in vitro juga dapat dilakukan untuk menguji aktivitas

anti inflamasi, antara lain pelepasan fosforilasi oksidatif (ATP),

menghambat denaturasi protein, stabilisasi membran eritrosit, stabilisasi

membran lisosomal, pengujian fibrinolitik, dan agregasi platelet (Oyedapo

et al., 2010).

Sel darah merah manusia (eritrosit) telah digunakan sebagai suatu

model untuk mempelajari interaksi antara obat dan membran. Obat–obatan

seperti anastetik transquiliser dan obat anti inflamasi non steroid dapat

menstabilkan eritrosit untuk melawan terjadinya haemolisis hipotonik pada

konsentrasi rendah. Ketika sel darah merah mengalami stress hipotonik,

pelepasan hemoglobin (Hb) dari sel darah merah dapat dicegah oleh agen

anti inflamasi (Kumar, 2011).

Membran sel darah merah merupakan analog dari membran

lisosomal. Enzim lisosomal yang dilepaskan selama inflamasi

menyebabkan berbagai gangguan pada jaringan, kerusakan makromolekul,

dan peroksidasi lipid yang dianggap dapat bertanggung jawab pada kondisi

patologis terntentu seperti serangan jantung, syok septik, rheumatoid

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

artritis, dan lain – lain. Aktivitas ekstraseluler dari enzim ini dianggap

berhubungan pada inflamasi akut dan kronik (Chippada et al., 2011).

Stabilisasi dari membran lisosomal merupakan hal yang sangat

penting pada respon inflamasi dengan menghambat pelepasan konstituen

lisosomal dari aktivasi neutrofil seperti enzim bakterisidal dan protease

yang dapat menyebabkan peradangan pada jaringan dan kerusakan selama

extra celluler release (Kumar et al., 2011).

Kerusakan pada membran lisosomal biasanya memicu pelepasan

fosfolipase A2 yang menyebabkan hidrolisis fosfolipid untuk

memproduksi mediator inflamasi. Stabilisasi pada membran sel ini

menghambat lisis dan pelepasan isi dari sitoplasma yang ikut membatasi

kerusakan jaringan dan eksaserbasi dari respon inflamasi. Oleh karena itu,

diharapkan senyawa dengan aktivitas penstabil membran dapat

memberikan perlindungan secara signifikan pada membran sel dalam

melawan pelepasan zat – zat penyebab luka (Karunanithi, 2012).

2.7 Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-VIS yang terdiri dari dua komponen utama

yaitu spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan spektra

panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer merupakan alat

pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi.

Spektrofotometer UV-VIS digunakan untuk mengukur energi secara relatif

bila energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai

fungsi dari panjang gelombang. Sedangkan spektrofotometri adalah suatu

metode yang didasarkan pada pengukuran energi cahaya tampak (visibel)

atau cahaya untraviolet (UV) oleh suatu senyawa sebagai fungsi panjang

gelombang (Day & Underwood, 2002).

2.8.1 Prinsip Dasar

Hukum yang mendasari spektrofotometri adalah hukum “Lambert-

Beer”. Bila sebagian cahaya monokromatis melalui suatu media yang

transparan maka akan bertambah turunnya intensitas cahaya yang

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal dan kepekatan media

(Day & Underwood, 2002).

Keterangan: A = Absorbansi sampel

a = Absorbtivitas molar

b = Tebal kuvet

c = Konsentrasi sampel

2.8.2 Instrumentasi

Spektrofotometer UV-VIS pada umumnya tersusun dari dua

komponen, yaitu spektrometer (mengukur dan menghasilkan spektra

dengan panjang gelombang tertentu atau sinar monokromatis) dan

fotometer (pengukur daya kuat sinar monokromatis yang ditransmisikan

atau diabsorpsi) (Day & Underwood, 2002).

Berikut ini skema instrumentasi Spektrofotometer UV-VIS :

Gambar 9. Skema Instrumentasi Spektrofotometer UV-VIS

[ Sumber : Day & Underwood, 2002 ]

a. Sumber Cahaya

Sumber cahaya mempunyai fungsi untuk memberikan energi pada

daerah panjang gelombang yang tepat untuk pengukuran dan

mempertahankan intensitas cahaya yang tetap selama pengukuran.

Spektrofotometer sinar tampak menggunakan lampu wolfarm dengan λ

A = a . b . c

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diatas 375 nm, sedangkan spektrofotometer UV menggunakan lampu

deuterium (D2) memiliki λ dibawah 375 nm. Sumber cahaya pada

spektrofotometer dibagi menjadi tiga bagian :

Sumber cahaya visibel dengan lampu Wolfram atau lampu Tungsten

Sumber cahaya UV dengan lampu deuterium (D2) atau lampu

hidrogen

Sumber cahaya inframerah dengan lampu Nernst atau lampu

Glowen (Day & Underwood, 2002).

b. Monokromator

Monokromator adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah

cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik yang kemudian

dilewatkan pada celah sempit atau slit agar memungkinkan pemisahan

panjang gelombang yang diukur. Beberapa monokromator yang biasa

digunakan adalah prisma dan grating (Willard et al., 1988).

c. Kuvet

Kuvet adalah tempat disimpannya larutan contoh yang akan diukur

serapannya yang diletakkan pada jalan cahaya dari minokromator. Pada

saat cahaya monokromatis melalui kuvet, terjadi penyerapan sejumlah

tertentu cahaya, sedangkan sebagian lainnya diteruskan ke detektor (Day

& Underwood, 2002). Kuvet visibel dan UV yang khas mempunyai

panjang lintasan 1 cm, ada juga yang mempunyai ketebalan 0,1 cm

sampai 10 cm atau bahkan lebih (Willard et al., 1988).

d. Detektor

Detektor berfungsi untuk mengubah energi cahaya yang

ditransmisikan atau diteruskan oleh kuvet, yang jatuh mengenainya

menjadi suatu besaran yang terukur. Detektor yang ideal harus mempunyai

kepekaan tinggi, dan responnya stabil pada daerah panjang gelombang

pengamatan (Day & Underwood, 2002).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Rekorder

Rekorder merupakan bagian akhir dalam alat ini. Sinyal listrik yang

dihasilkan pada detektor dapat dibaca pada rekorder dengan

mengkonversikannya ke dalam besaran absorban atau %T (Day &

Underwood, 2002).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 30

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai Bulan Maret hingga Bulan Mei 2015

di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penelitian II, Laboratorium

Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kimia Obat dan Laboratorium

Formulasi Sediaan Steril FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah buah parijoto (Medinilla speciosa

Blume) dengan spesifikasi warna merah muda keunguan dan rasa asam

sepat yang berasal dari Desa Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bahan

selanjutnya yang digunakan adalah sel darah merah yang diisolasi dari

whole blood (darah lengkap) yang masih segar dengan batas kadaluarsa 30

hari. Darah yang digunakan adalah golongan darah B dan diperoleh dari

PMI (Palang Merah Indonesia) DKI Jakarta. Sel darah merah yang

dibutuhkan untuk uji ini adalah sel darah yang belum mengalami lisis.

3.2.2 Bahan Kimia

Etanol 70%, kloroform, asam sulfat (H2SO4), pereaksi Dragendorff,

pereaksi Mayer, asam klorida (HCl), aquades, natrium klorida (NaCl), feri

klorida (FeCl3), amoniak (NH3), dinatrium hydrogen posfat dihidrat

(Na2HPO4. 2H2O), natrium dihidrogen posfat monohidrat (NaH2PO4.

H2O), natrium hidroksida (NaOH), natrium diklofenak (PT. Indofarma).

3.2.3 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan gelas

standar, tabung gelap, mikropipet Mettler Toledo 200 µL, mikropipet

Mettler Toledo 1000 µL, neraca analitik, vacuum rotary evaporator,

spatula, seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis, vial, waterbath,

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sentrifugator, tabung sentrifus, autoklaf, spuit, pH meter, vortex,

mikrotips, dan termometer.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Determinasi

Buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) yang digunakan pada

penelitian ini dilakukan determinasi terlebih dahulu di Herbarium

Bogoriense LIPI Bogor untuk menentukan apakah buah yang digunakan

pada penelitian ini benar jenis Medinilla speciosa Blume, suku

Melastomaceae, Parijoto.

3.3.2 Penyiapan Bahan

Buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) yang digunakan pada

penelitian ini diambil pada Bulan Desember 2014 dari Desa Colo,

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Buah parijoto disortasi untuk dipisahkan

dari kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi

jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji, kemudian dicuci

dengan air mengalir dan dikering anginkan hingga tidak terdapat sisa air.

Buah segar yang telah didapatkan kemudian dihaluskan dengan blender

dan dilakukan ekstraksi.

3.3.3 Pembuatan Ekstrak

Buah segar parijoto (Medinilla speciosa Blume) yang telah

dihaluskan dimaserasi dengan etanol 70% selama 48 jam, dan dilakukan

secara terus menerus hingga hasil maserasi atau maserat yang diperoleh

hampir jernih. Hasil maserasi kemudian diuapkan dengan menggunakan

alat vacuum rotary evaporator pada suhu 400C hingga didapatkan ekstrak

kental dengan kadar air kurang dari 10% yang merupakan ekstrak kasar.

3.3.4 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak kasar yang telah

diperoleh. Uji penapisan fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid,

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

flavonoid, saponin, tanin, glikosida, dan terpenoid. Berikut prosedur

masing-masing pengujian.

I. Identifikasi senyawa alkaloid

Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 mL kloroform diaduk

rata. Campuran disaring dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan 0,5 mL H2SO4 1 M dan dikocok baik-baik,

dibiarkan beberapa saat. Lapisan atas yang jernih dipipet kedalam 2

tabung reaksi kecil. Salah satunya diberikan pereaksi Dragendorff dan

tabung lainnya pereaksi Mayer 2-3 tetes. Reaksi positif apabila

menunjukkan endapan kuning jingga (orange) dengan pereaksi

Drogendorf dan endapan putih dengan pereaksi Mayer (Guevara, 1985

dalam Wachidah, 2013).

II. Identifikasi Senyawa Flavonoid

Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya perubahan

menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan asam warna

menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya flavonoid (Tiwari et al.,

2011).

III. Identifikasi Senyawa Saponin

Uji Forth

Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air panas.

Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk buih yang

mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes

HCl 2N dan diamati (Guevera, 1985 dalam Wachidah, 2013).

IV. Identifikasi Senyawa Tanin

0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air dalam tabung reaksi dan

disaring, kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1% dan diamati,

positif jika terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman (Ayoola

et al., 2008).

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

V. Identifikasi Senyawa Glikosida

Metode Keller-Killiani

Ekstrak sebanyak 10 mg ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl3 kemudian

diaduk dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan

asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran

beberapa lama sehingga terbentuk warna merah kecoklatan, yang mungkin

berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan

reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula (Guevera, 1985 dalam Wachidah,

2013).

VI. Identifikasi Terpenoid

Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang kemudian ditambahkan 2 ml

kloroform. Sebanyak 3 ml H2SO4 ditambahkan dengan hati-hati untuk

membentuk lapisan. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan yang

terdapat pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid (Ayoola et

al., 2008).

3.3.5 Pengamatan Organoleptis

Organoleptis ekstrak dinyatakan melalui pengamatan dengan panca

indera, mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

3.3.6 Uji Kadar Air

Parameter non spesifik kadar air dilakukan terhadap ekstrak kasar.

Ekstrak ditimbang sebanyak 1 gram dalam wadah yang telah ditara.

Kemudian dikeringkan pada suhu 1050C selama lima jam dan ditimbang.

Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada jarak satu jam sampai

perbedaan antara dua penimbangan berturut – turut tidak lebih dari 0,25%

(Depkes RI, 2000)

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Uji Aktivitas Anti Inflamasi Metode Stabilisasi Membran Eritrosit

3.3.7.1 Pembuatan Larutan yang Dibutuhkan

a. Pembuatan Dapar Posfat (0,15 M pH 7,4)

Sebanyak 2,67 gram dinatrium hidrogen posfat dihidrat (Na2HPO4.

2H2O) dilarutkan dalam 100 mL aquades. Kemudian sebanyak 2,07 gram

natrium dihidrogen posfat monohidrat (NaH2PO4. H2O) dilarutkan dalam

100 mL aquades. Kemudian 81 mL larutan Na2HPO4. 2H2O (0,15 M)

dicampurkan dengan 19 mL NaH2PO4. H2O (0,15 M) pada suhu ruang

(Ruzin, 1999). Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 1210C.

b. Pembuatan Larutan Isosalin

Sebanyak 0,85 gram NaCl dilarutkan dalam dapar posfat 0,15 M pH

7,4 kemudian di add hingga volumenya 100 mL (Kumar et al., 2011 dan

Oyedapo et al., 2010). Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf

1210C selama 15 menit.

c. Pembuatan Larutan Hiposalin

Sebanyak 0,25 gram NaCl dilarutkan dalam dapar posfat 0,15 M pH

7,4 kemudian di add hingga volumenya 100 mL (Kumar et al., 2011 dan

Oyedapo et al., 2010). Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf

1210C selama 15 menit.

d. Penyiapan Konsentrasi Sampel Uji dan Natrium Diklofenak

Sebanyak 500 mg ekstrak dilarutkan dalam 5 mL etanol 70% lalu

diencerkan dengan isosalin sampai 50 mL (10000 ppm) pada suhu ruang,

selanjutnya encerkan larutan tersebut menjadi 50, 100, 500, dan 1000 ppm,

masing – masing seri konsentrasi dibuat triplo. Kemudian 5 mg natrium

diklofenak dilarutkan dalam 1 mL etanol 70% lalu diencerkan dengan

isosalin sampai 50 mL (100 ppm) pada suhu ruang.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7.2 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Darah yang telah diperoleh dari PMI (Palang Merah Indonesia)

dimasukkan ke dalam tabung sentrifus sebanyak 10 mL. Selanjutnya

disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit pada suhu ruang.

Supernatan yang dihasilkan dipisahkan, kemudian residu yang dihasilkan

dicuci kembali dengan menggunakan larutan isosalin dan disentrifus

kembali. Proses tersebut diulangi sebanyak tiga kali hingga larutan isosalin

berwarna jernih (Oyedapo et al., 2010). Lalu dibuat suspensi sel darah

merah 10% dengan mencampurkan 2 mL sel darah merah dengan 18 mL

larutan isosalin (Saleem et al., 2011).

3.3.7.3 Pengujian Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah

Parijoto terhadap Stabilisasi Membran Eritrosit

a. Pembuatan Larutan Uji

Dibuat larutan uji dengan mencampurkan 1 mL larutan sampel, 1 mL

dapar posfat, 2 mL hiposalin dan 0,5 mL suspensi 10% sel darah merah.

b. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Dibuat dengan mencampurkan 1 mL larutan natrium diklofenak, 1

mL dapar posfat, 2 mL hiposalin dan 0,5 mL suspensi 10% sel darah

merah.

c. Pembuatan Larutan Kontrol Larutan Uji

Dibuat dengan mencampurkan 1 mL larutan sampel, 1 mL dapar

posfat, 2 mL hiposalin dan 0,5 mL larutan isosalin.

d. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif

Dibuat dengan mencampurkan 1 mL isosalin, 1 mL dapar posfat, 2

mL hiposalin dan 0,5 mL suspensi 10% sel darah merah.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setiap larutan kemudian diinkubasi pada suhu 560C selama 30 menit

dan disentrifugasi kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit.

Cairan supernatan yang diperoleh mengandung hemoglobin, cairan

tersebut diambil dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 560

nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Oyedapo et al.,

2010).

Hasil absorbansi kemudian dimasukkan kedalam rumus berikut ini :

% Stabilitas membran :

=100

3.3.8 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dengan uji One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk uji normalitas dan Test of

Homogeneity of Variances untuk uji homogenitas. Jika data terdistribusi

normal dan homogen maka dilanjutkan dengan Uji Analisis of Varian

(ANOVA) satu arah dengan taraf kepercayaan 95% sehingga dapat

diketahui apakah perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak. Jika

terdapat perbedaan bermakna, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) dengan metode LSD.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

37

37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

4.1.8 Hasil Determinasi

Hasil determinasi sampel tumbuhan dari Herbarium Bogoriense LIPI

Bogor pada tanggal 30 januari 2015 menunjukkan bahwa sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah benar jenis Medinilla speciosa

Blume, suku Melastomaceae, Parijoto (Lampiran 1).

4.1.9 Hasil Ekstraksi

Sebanyak 1950 gram buah segar parijoto diekstraksi menggunakan

15 liter etanol 70% didapatkan ekstrak kental sebanyak 54,409 gram

dengan persentase rendemen sebagai berikut.

Berat Sampel Awal : 1950 gram

Berat Ekstrak : 54,409 gram

% Rendemen =

= m

= 2,79%

4.1.10 Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Ekstrak yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji penapisan

fitokimia (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Buah

Parijoto.

No Metabolit Sekunder Hasil Keterangan/Visualisasi

1 Alkaloid - Tidak terdapat endapan

2 Flavonoid + Kuning kecoklatan jadi pudar

3 Saponin + Busa stabil selama 10 menit

4 Tanin + Terlihat warna biru kehitaman

5 Glikosida + Terlihat warna merah kecoklatan

6 Terpenoid - Tidak terjadi perubahan warna

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ekstrak etanol 70% buah

parijoto mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin,

tanin, dan glikosida.

4.1.11 Hasil Pengamatan Organoleptis

Secara organoleptik ekstrak etanol 70% buah parijoto berupa ekstrak

kental, berbau aromatik, berwarna coklat kemerahan, dan terasa pahit.

4.1.12 Hasil Uji Kadar Air

Uji kadar air dilakukan terhadap ekstrak kasar buah parijoto.

Rata-rata kadar air :

=

4.1.13 Hasil Uji Efek Stabilisasi Membran Sel Darah Merah Ekstrak Kasar

Buah Parijoto

Untuk mengetahui aktivitas anti inflamasi secara in vitro dapat

dilakukan dengan salah satu metode stabilisasi membran sel darah merah

atau juga sering disebut Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red

Blood Cell). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat

Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 560 nm, karena

pada panjang gelombang tersebut dapat terukur serapan hemoglobin yang

terdapat dalam larutan uji. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan

yang telah dilakukan, didapatkan persentase stabilisasi membran sel darah

merah pada tabel 2 dan gambar 10 serta untuk perhitungan terdapat pada

lampiran 9.

Bobot Awal : 1,001 gram

Bobot Akhir : 0,94 gram

Kadar Air 1 :

= Bobot Aw l – Bobot Akhi

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥

= 𝑔𝑟𝑎𝑚− 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥

= 6,193%

Bobot Awal : 1,000 gram

Bobot Akhir : 0,92 gram

Kadar Air 2 :

= Bobot Aw l – Bobot Akhi

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥

= 𝑔𝑟𝑎𝑚− 2 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥

= 8,000%

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2. Nilai absorbansi dan persentase stabilitas membran sel darah merah

dari larutan uji, kontrol positif pada konsentrasi 100 ppm, dan kontrol

negatif terhadap induksi panas dan larutan hipotonik.

Larutan A Larutan A %S Rata-rata %S

Uji 1

(Ekstrak 50

ppm)

0,988

Kontrol

Uji 1

0,012 11,06

10,63 ± 1,15 0,979 0,008 11,51

1,003 0,008 09,33

Uji 2

(Ekstrak 100

ppm)

0,907

Kontrol

Uji 2

0,014 18,62

18,32 ± 1,21 0,924 0,013 16,98

0,900 0,015 19,35

Uji 3

(Ekstrak 500

ppm)

0,759

Kontrol

Uji 3

0,040 34,48

33,08 ± 1,51 0,772 0,020 31,47

0,782 0,050 33,29

Uji 4

(Ekstrak

1000 ppm)

0,514

Kontrol

Uji 4

0,080 60,45

60,78 ± 0,66 0,505 0,083 61,54

0,518 0,083 60,36

Uji 5

(Natrium

Diklofenak

100 ppm)

0,474

Kontrol

Uji 5

0,015 58,17

59,87 ± 2,27 0,492 0,080 62,45

0,479 0,029 58,99

Uji 6 (Kontrol Negatif)

1,026

1,097 1,073

1,193

Keterangan :

A : Absorbansi

%S : Persentase Stabilitas

Persentase stabilitas membran sel darah merah dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

% Stabilitas Membran :

= 100 –{ 𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑢𝑗𝑖−𝐴𝑏𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖

𝐴𝑏𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 10. Rata-rata persentase stabilisasi membran sel darah merah dari larutan

uji dan kontrol positif terhadap induksi panas dan larutan hipotonik

Berdasarkan perhitungan persentase stabilisasi membran sel darah

merah menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak

meningkat pula persentase stabilisasi membran sel darah merah. Ekstrak

dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki persentase tertinggi, artinya pada

konsentrasi 1000 ppm ekstrak etanol 70% buah parijoto memiliki potensi

sebagai anti inflamasi, karena persentase stabilitas sel darah merah pada

konsentrasi tersebut identik dengan natrium diklofenak sebagai kontrol

positif. Dapat dilihat bahwa ekstrak dengan konsentrasi 50, 100, dan 500

ppm memiliki rentang yang cukup jauh dengan kontrol positif (natrium

diklofenak). Hal ini memperlihatkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 50,

100, dan 500 ppm tidak cukup baik dalam menstabilkan membran sel

darah merah.

4.1.14 Hasil Analisa Statistik

Hasil data persentase stabilisasi membran sel darah merah ekstrak

etanol 70% buah parijoto pada konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm

dilakukan uji statistik menggunakan SPSS yaitu uji normalitas dan

homogenitas. Hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk uji

normalitas dan Test of Homogeneity of Variances untuk uji homogenitas

0

10

20

30

40

50

60

70

10,63

18,31

33,08

60,78 59,87

Per

sen

tase

Sta

bil

tas

(%)

Rata-rata %S

Uji 1 (50 ppm)

Uji 2 (100 ppm)

Uji 3 (500 ppm)

Uji 4 (1000 ppm)

Uji 5 (Na Diklofenak

100 ppm)

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukkan bahwa data nilai persentase stabilitas membran sel darah

merah terdistribusi normal dan homogen (p≥0,05).

Tabel 3. Nilai rata-rata persentase stabilitas membran sel darah

merah ekstrak etanol 70% buah parijoto dengan beberapa seri

konsentrasi dan natrium diklofenak pada konsentrasi 100 ppm

Larutan Uji Rata-rata Persentase Stabilitas (%)

Uji 1 (Ekstrak 50 ppm) 10,63

Uji 2 (Ekstrak 100 ppm) 18,32

Uji 3 (Ekstrak 500 ppm) 33,08

Uji 4 (Ekstrak 1000 ppm) 60,78

Uji 5 (Na Diklofenak 100 ppm) 59,87

Hasil analisa statistik dengan menggunakan ANOVA menunjukkan

bahwa persentase stabilitas pada masing-masing uji berbeda secara

bermakna (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji LSD atau beda nyata

terkecil terhadap persentase stabilitas kelompok. Hasil uji LSD

menunjukkan ekstrak pada konsentrasi 1000 ppm berbeda secara

bermakna dengan ekstrak pada konsentrasi 50, 100, dan 500 ppm, namun

tidak berbeda secara bermakna atau identik dengan kontrol positif yaitu

natrium diklofenak.

4.3 Pembahasan

4.2.1 Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

Metode ekstraksi yang digunakan pada buah parijoto adalah metode

ekstraksi maserasi. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi cara

dingin yang memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total, yaitu

memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil

yang terdapat pada sampel (Istiqomah, 2013). Maserasi adalah proses

pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa

kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar).

Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tahan

pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi,

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian

konsentrasi pada keseimbangan (Depkes RI, 2000).

Dasar dari maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia

dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi

(difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu

maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian

dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi

segera berakhir. Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan

pengocokan berulang-ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan

konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Sedangkan

keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunannya perpindahan

bahan aktif. Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan

pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang diperoleh (Voigh, 1994).

Hasil maserasi buah parijoto diperoleh ekstrak sebanyak 54,409

gram dengan nilai rendemen 2,79%. Kecilnya nilai rendemen yang

diperoleh kemungkinan karena sampel yang digunakan adalah sampel

segar, jadi kandungan air yang terdapat dalam sampel masih banyak.

Terdapat beberapa faktor juga yang mempengaruhi ekstraksi diantaranya

adalah metode ekstraksi, ukuran partikel, kondisi dan waktu penyimpanan,

lama ekstraksi, perbandingan jumlah sampel dan pelarut, serta jenis pelarut

yang digunakan.

Ekstrak buah parijoto yang telah diperoleh dilakukan uji penapisan

fitokimia. Penapisan fitokimia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

adanya kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam sampel, seperti

flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, glikosida dan terpenoid. Hasil

penapisan fitokimia menunjukkan bahwa buah parijoto mengandung

saponin, glikosida, flavonoid dan tanin, namun tidak terdapat kandungan

metabolit sekunder alkaloid dan terpenoid. Hasil penapisan fitokimia

tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wachidah,

2013.

Uji positif tanin ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru

kehitaman (tanin terhidrolisis) atau biru kehijauan (tanin terkondensasi)

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

saat direaksikan dengan FeCl3. Berdasarkan hasil penapisan fitokimia

kandungan tanin terdapat perubahan warna menjadi biru kehitaman pada

ekstrak. Tanin yang terdapat pada buah ini adalah tanin terhidrolisis

(Ayoola et al, 2008).

Uji saponin dalam ekstrak dapat digunakan uji Forth. Hasil

penapisan fitokimia, diketahui bahwa buah parijoto memiliki kandungan

saponin yang ditandai dengan terbentuknya busa apabila dikocok dan

apabila didiamkan selama sepuluh menit busa tetap stabil (Guevera, 1985

dalam Wachidah,2013).

Uji selanjutnya adalah uji flavonoid, buah parijoto menunjukkan

hasil yang positif ditandai dengan terbentuk warna kuning dan ketika

ditambahkan larutan asam warna menjadi pudar. Flavonoid merupakan

senyawa polifenol yang banyak terdapat dalam tumbuh-tumbuhan (Tiwari

et al, 2011).

Uji glikosida dilakukan berdasarkan gugus gulanya dengan metode

Keller-Kiliani. Glikosida merupakan senyawa yang terbentuk dari gugus

non-gula (aglikon) dan gugus gula (glikon). Uji glikosida yang telah

dilakukan, terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan

menunjukkan bahwa buah parijoto mengandung glikosida (Guevera, 1985

dalam Wachidah,2013).

Ekstrak yang telah didapatkan juga dilakukan uji kadar air. Uji kadar

air penting untuk dilakukan karena jika kandungan air dalam ekstrak

terlalu banyak maka kemungkinan mikroba untuk tumbuh akan besar

sehingga akan mempengaruhi kualitas ekstrak. Hasil untuk uji kadar air

menunjukkan bahwa ekstrak yang didapatkan mengandung 7,097% air,

yang mana hasil tersebut tidak melebihi kadar yang diperbolehkan

berdasarkan literatur yaitu tidak melebihi 10% (Depkes RI, 2000)

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Stabilisasi Membran Sel Darah Merah

Pada penelitian ini sel darah merah yang digunakan adalah sel darah

merah yang diisolasi dari darah yang diperoleh dari PMI (Palang Merah

Indonesia). Darah yang digunakan juga bisa diambil secara langsung dari

volunter, tetapi dalam hal ini metode tersebut kurang efektif, misalnya jika

diambil langsung dari volunter darah harus segera ditambahkan anti

koagulan agar darah tidak menggumpal pada saat penyimpanan. Apabila

anti koagulan yang digunakan tidak sebanding dengan darahnya, misal anti

koagulan (Na2EDTA) yang digunakan berlebih maka akan menyebabkan

terjadinya kerusakan pada sel darah merah. Sel darah merah akan

mengalami krenasi atau pengkerutan akibat anti koagulan yang bersifat

hiperosmolar (Wirawan, 2004). Cara ini juga tidak efisien artinya pada

setiap akan dilakukan uji darah harus diambil terlebih dahulu dari volunter,

sedangkan uji yang dilakukan lebih dari satu kali, oleh karena itu pada

penelitian ini darah yang digunakan adalah darah yang berasal dari PMI

yang sudah mengandung anti koagulan. Pada penelitian ini anti koagulan

secara spesifik tidak mepengaruhi uji karena cara kerja anti koagulan

adalah dengan cara mengikat kalsium dan menghambat agregasi trombosit

dengan cara menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk

mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan

(Riswanto, 2010), sehingga tidak mempengaruhi sel darah merah.

Metode stabilisasi membran sel darah merah adalah salah satu

metode yang dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas anti inflamasi

secara in vitro. Metode ini dapat digunakan karena membran sel darah

merah tersebut analog dengan membran lisosom dan stabilisasi membran

sel darah merah tersebut dapat menyiratkan bahwa terjadi juga stabilisasi

pada membran lisosom. Stabilisasi membran lisosom penting dalam

membatasi respon inflamasi dengan mencegah pelepasan kandungan

lisosom dari aktivasi neutrofil seperti enzim protease yang menyebabkan

peradangan pada jaringan dan cairan ekstraseluler. Beberapa NSAID

diketahui memiliki sifat stabilisasi membran yang dapat berkontribusi pada

potensi efek anti inflamasi (Kumar et al., 2012). Persentase stabilisasi atau

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bisa juga disebut stabilitas adalah ukuran untuk melihat kemampuan suatu

sampel untuk menstabilkan membran sel darah merah yang didapatkan

dari perbandingan serapan antara absorbansi larutan uji dengan absorbansi

kontrol negatif (Oyedapo et al., 2010).

Mekanisme stabilisasi membran sel darah merah dapat dilihat ketika

diberikan stres hipotonik dan stres oksidatif, salah satu penyebab stres

oksidatif adalah induksi panas (Hillman et al.,2011). Suhu yang digunakan

untuk inkubasi atau induksi panas pada penelitian ini adalah 560C, karena

pada suhu tersebut diharapkan dapat terjadi lisis yang optimal. Optimasi

yang telah dilakukan sebelumnya yaitu menggunakan suhu 370C untuk

inkubasinya menghasilkan data absorbansi pada spektrofotometer UV-Vis

yang kurang baik, dalam hal ini data absorbansi yang didapat pada larutan

uji rata-rata mirip dengan larutan kontrol larutan uji serta data tidak

terdistribusi secara homogen (lampiran 6). Diasumsikan bahwa dengan

didapatkannya data absorbansi tersebut maka induksi dengan

menggunakan larutan hipotonik dan suhu inkubasi pada 370C masih belum

optimal, oleh karena itu dioptimasi dengan menggunakan suhu inkubasi

yaitu 560C sebagai induksi panas.

Stres oksidatif adalah keadaan dimana jumlah radikal bebas atau

senyawa pengoksidasi di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk

menetralkannya (Kumar, 2011). ROS (reactive oxygen species) adalah

senyawa pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang

terdiri atas kelompok radikal bebas dan kelompok nonradikal. Kelompok

radikal bebas antara lain superoxide anion, hydroxyl radicals, dan peroxyl

radicals sedangkan nonradikal misalnya hydrogen peroxide (H2O2), dan

organic peroxides (ROOH) (Halliwell and Whiteman, 2004). ROS

menyebabkan terganggunya keseimbangan antara aktivitas oksidasi dan

anti oksidan yang menyebabkan peroksidasi lemak, kerusakan oksidatif

dari protein dan DNA dan molekul biologis (Mujahid et al., 2006). Selama

induksi panas glutathione peroksidase (anti oksidan enzimatik) meningkat

secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa induksi panas

menyebabkan stres oksidatif (Halliwell and Whiteman, 2004). Radikal

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bebas dan senyawa oksigen reaktif yang diproduksi dalam jumlah yang

normal, penting untuk fungsi biologis, seperti sel darah putih yang

menghasilkan H2O2 untuk membunuh beberapa jenis bakteri dan jamur

serta pengaturan pertumbuhan sel, namun ia tidak menyerang sasaran

spesifik, sehingga ia juga akan menyerang asam lemak tidak jenuh ganda

dari membran sel, organel sel, atau DNA, sehingga dapat menyebabkan

kerusakan struktur dan fungsi sel (Winarsi, 2007). Berdasarkan penelitian

ini lisis dari sel darah merah dapat dijadikan ukuran untuk melihat

aktivitas anti inflamasi dilihat dari besar atau kecilnya lisis yang terjadi

akibat induksi panas dan larutan hipotonik.

Kestabilan membran sel darah merah dapat dilihat dari besar

kecilnya nilai absorbansi pada larutan uji, karena pada larutan uji terdapat

hemoglobin akibat dari lisisnya sel darah merah. Nilai absorbansi yang

kecil menandakan lisis yang terjadi juga sedikit, sebaliknya jika nilai

absorbansinya besar maka lisis yang terjadi juga banyak. Absorbansi dari

larutan uji dapat dilihat menggunakan alat spektrofotometer Uv-Vis

dengan panjang gelombang 560 nm, karena pada panjang gelombang

tersebut dapat terukur nilai absorbansi hemoglobin yang terdapat pada

larutan uji. Berdasarkan prinsip tersebut aktivitas anti inflamasi dari

ekstrak buah parijoto dapat dilihat dari penurunan nilai absorbansi pada

campuran larutan uji dan dibandingkan dengan nilai absorbansi kontrol

positif. Aktivitas anti inflamasi ekstrak dapat dikatakan bagus apabila nilai

absorbansinya mendekati atau sama dengan kontrol positif, dan akan lebih

baik jika nilai absorbansi ekstrak lebih kecil daripada kontrol positif.

Aktivitas anti inflamasi ekstrak tidak dilihat dari nilai absorbansinya saja,

perlu dilakukan perhitungan persentase penghambatan lisis sel darah

merah dengan menggunakan rumus persentase stabilitas. Nilai persentase

stabilitas ekstrak yang mendekati atau melebihi kontrol positif dapat

dikatakan bagus karena memiliki aktivitas anti inflamasi yang sama atau

lebih daripada kontrol positif.

Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif karena

merupakan obat antiinflamasi non steroid yang memiliki aktivitas anti

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

inflamasi yang besar karena dapat mencegah pelepasan (bukan sintesis)

mediator anti inflamasi (Gilman et al., 1985 dalam Lutfiana, 2013).

Natrium dikofenak juga dipilih kerena merupakan obat anti inflamasi non

steroid yang banyak digunakan dan mudah didapatkan. Konsentrasi

natrium diklofenak yang digunakan adalah 100 ppm, karena berdasarkan

penelitian Mittal et al., 2013 pada konsentrasi tersebut natrium diklofenak

dapat menghambat lisis sel darah merah sebesar 57%. Penelitian lain juga

dilakukan oleh Leelaprakash dan Mohan 2010 serta Prakatindih 2014,

pada konsentrasi 100 ppm natrium diklofenak juga menghambat lisis sel

darah merah berturut-turut sebesar 51% dan 55,58%.

Hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan

persentase stabilitas ekstrak pada konsentrasi 50 ppm sebesar 10,63%,

konsentrasi 100 ppm sebesar 18,32%, konsentrasi 500 ppm sebesar

33,08%, dan konsentrasi 1000 ppm sebesar 60,78%. Dilihat dari hasil

persentase stabilitasnya dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya

konsentrasi ekstrak meningkat pula potensi ekstrak dalam menstabilkan

membran sel darah merah, artinya potensi anti inflamasinya juga semakin

meningkat. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada menunjukkan

bahwa dengan semakin meningkatnya kadar atau konsentrasi suatu ekstrak

maka meningkat pula aktivitasnya sebagai obat. Ekstrak dengan

konsentrasi 1000 ppm memiliki persentase stabilitas yang tinggi, hal ini

sebanding dengan persentase stabilitas dari natrium diklofenak yaitu

sebesar 59,87%. Ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki potensi

sebagai anti inflamasi karena nilai persentase stabilitasnya tidak berbeda

secara bermakna atau identik dengan kontrol positif yaitu natrium

diklofenak. Hal tersebut ditunjang dengan analisa statistik dimana ekstrak

dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki nilai signifikansi yang lebih dari

0,05 dibandingkan dengan ekstrak dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm,

dan 500 ppm tetapi sebanding dengan nilai signifikansi natrium diklofenak

sebagai kontrol positif. Dilihat dari segi efisiensi, natrium diklofenak

dengan konsentrasi 100 ppm mampu menghambat lisis sel darah merah

sebesar 59,87%, sedangkan pada ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hanya mampu menghambat lisis sel darah merah sebesar 18,32%. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm belum mampu

menghambat lisis sel darah merah dengan baik jika dibandingkan dengan

natrium diklofenak, namun ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm dapat

menghambat lisis sel darah merah sebanding dengan natrium diklofenak.

Kerusakan pada membran lisosomal biasanya memicu pelepasan

fosfolipase A2 yang menyebabkan hidrolisis fosfolipid untuk

memproduksi mediator inflamasi. Stabilisasi membran pada sel darah

merah ini dapat menghambat lisis dan pelepasan isi dari sitoplasma yang

dalam hal ini dianalogkan dengan lisosom yang dapat membatasi

kerusakan jaringan dan eksaserbasi dari respon inflamasi. Oleh karena itu,

diharapkan senyawa dengan aktivitas penstabil membran dapat

memberikan perlindungan secara signifikan pada membran lisosom dalam

membatasi pelepasan zat–zat penyebab luka (Karunanithi, 2012). Senyawa

dengan sifat menstabilkan sel darah merah atau menstabilkan lisosom

dikenal karena kemampuannya untuk mengganggu proses awal fase reaksi

inflamasi, yaitu pelepasan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 berfungsi

merubah fosfolipid dalam membran sel menjadi asam arakidonat, yang

sangat reaktif dan cepat dimetabolisme oleh siklooksigenase (sintesis

prostaglandin). Prostaglandin merupakan komponen utama yang

menyebabkan nyeri dan peradangan (Kumar et al., 2012)

Diketahui bahwa buah parijoto mengandung metabolit sekunder

berupa saponin, glikosida, flavonoid dan tanin serta memiliki aktivitas

sebagai anti oksidan (Wachidah, 2013). Efek anti inflamasi telah diamati

pada flavonoid serta tanin. Flavonoid seperti quersetin diketahui efektif

dalam mengurangi peradangan akut. Flavonoid tertentu memiliki aktivitas

penghambatan yang kuat terhadap berbagai enzim seperti protein kinase c,

protein tirosin kinase, fosfolipase A2, fosfodiesterase dan lain-lain. Efek

anti inflamasi dari ekstrak mungkin karena adanya kandungan metabolit

sekunder seperti flavonoid, tanin, dan lain-lain baik secara tunggal ataupun

dalam kombinasi (Kumar et al., 2012).

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktivitas anti inflamasi erat hubungannya dengan aktivitas anti

oksidan. Stres oksidatif dapat mempengaruhi kestabilan membran sel

darah merah yang dianalogikan dengan membran lisosom dapat dicegah

dengan adanya anti oksidan. Sel darah merah yang diberi induksi panas

dan stres hipotonik akan menyebabkan stres oksidatif yang dapat

mengganggu kestabilan biomembrannya dan dapat menyebabkan oksidasi

lipid dan protein sehingga memicu kerusakan membran yang ditandai

dengan hemolisis (Kumar, 2011 dalam Prakatindih, 2014). Diduga

kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak tersebut dapat

menstabilkan membran sel darah merah karena aktivitasnya sebagai anti

oksidan (Awe et al., 2009).

Metabolit sekunder yang diduga memiliki peranan penting dalam

menstabilkan sel darah merah adalah flavonoid, saponin dan tanin.

Berdasarkan penelitian Oyedapo et al., 2012 dilaporkan bahwa saponin

dan flavonoid dapat menstabilkan membran lisosom baik secara in vivo

maupun in vitro, sedangkan tanin dan saponin diketahui memiliki

kemampuan untuk mengikat kation, sehingga menstabilkan membran

eritrosit dan makromolekul biologi lainnya (Oyedapo et al., 2012).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

50

50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Ekstrak etanol 70% buah parijoto memiliki aktivitas sebagai anti

inflamasi secara in vitro.

2. Ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki aktivitas anti

inflamasi paling tinggi.

3. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol 70% buah parijoto semakin

tinggi pula aktivitasnya sebagai anti inflamasi.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi

optimum pada ekstrak yang memiliki aktivitas sebagai anti inflamasi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa

metabolit sekunder spesifik pada ekstrak yang memiliki aktivitas

sebagai anti inflamasi.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas anti

inflamasi secara In Vivo.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

51

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karnunika

Anggana, Alvian Febry. 2011. Kajian etnobotani masyarakat di sekitar Taman

nasional gunung merapi (studi kasus di desa umbulharjo, sidorejo,

wonodoyo dan ngablak). Bogor : IPB.

Anonim. http://abba.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku5/5-

062.pdf diakses pada tanggal 1 November 2014

Ayoola, GA., et al. 2008. Phytochemical screening and antioxidant Activities of

some selected medicinal plants used for malaria therapy in southwestern

Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, September 2008;

7(3): 1019-1024.

Awe, E.O., Makinde. J.M., Adeloye, O.A., Banjoko, S.O. 2009. Membrane

stabilizing activity of Russelia equisetiformis, Schlecht & Chan. Journal of

Natural Products, Vol. 2(2009):03-09

Boyd, W. (1971). An Introduction to the Study of Disease. Ed 6. Philadelphia: Lea

& Febiger. Halaman 96- 1 01 .

Campbell, W.B. (1991). Lipid-Derived Autacoids : Eicosanoids and Platelet-

Activating Factor. Dalam: Goodman and Gilman's The Pharmacological

Basis of Therapeutics. Ed 8. Editor: Gilman, A.G. et al. New York:

Pergamon Press. Vol. I. Halaman 600-602, 605-606, 61 1.

Chairul. 2003. Identifikasi Secara Cepat Bahan Bioaktif Pada Tumbuhan

di Lapangan. Berita Biologi 6 (4) ; 621-630

Chippada S.C., Volluri S.S., Bammidi S.R., dan Vangalapti M. 2011. In Vitro Anti

Inflamatory Activity of Methanolic Extract of Centella Asiata by HRBC

Membran Stabilisation. RASAYAN J.Chem 4 : 2, 457-460

Chowdhury, Amin., Azam, Shofiul., Jainul, Mohammed Abdullah., Faruq, Kazi

Omar., and Islam, Atiqul. 2014. Antibacterial Activities and In Vitro Anti-

Inflammatory (Membrane Stability) Properties of Methanolic Extracts of

Gardenia coronaria Leaves

Corwin, Elizabeth J. 2008. Handbook of Pathophysiology 3th Edition. Philadephia

: Lippincort Williams & Wilkins ; 138-143

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Diktorat Jendral

POM–Depkes RI.

Farida, Y., Wahyudi, P.S., Wahono, S., & Hanafi, M. 2012. Flavonoid Glycoside

from the Ethyl Acetate Extraction of Keladi Tikus Typhonium Flagelliforme

(Lodd.) Blume Leaves. Asian Journal of Natural & Applied Sciences 1 (4):

16-21

Fransworth, N.R. 1996. Biological and Phytochemical Screening of Plant,

Jour. Pharm. Soi., 55 (3) : 225-265

Garrison, I.C. (1991). Histamine, Bradykinin, 5-Hydroxy-tryptamine, and their

Antagonist. Dalam: Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of

Therapeutics. Ed 8. Editor: Gilman, A.G. et al. New York: Pergamon Press.

Vol. I. Halaman 579-580,588,593.

Gilman, A.G., Theodore, W.R., Alan, S.N., Palmer, T. 2008. Goodman and

Gilman’s : The pharmalogical basis of therapeutic, 18th

Ed, Vol.II. USA :

McGraw-Hill, 638-669, 1685

Goodman and Gilman. 2006. The Pharmacological Basis of Therapeutics

Eleventh Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc: United States Of

America

Guevera, B. Q., Recio, B.V. 1985. Phytochemical, Microbiological and

Pharmacological Screening of Medicinal Plants. Manila : UST Printing

Office

Halliwell, Barry and Whiteman, Matthew. 2004. Measuring reactive species and

oxidative damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what

do the results mean? British Journal of Pharmacology 142, 231–255

Hillman, Angela R., Vince, Rebecca V., Taylor, Lee., McNaughton, Lars.,

Mitchell Nigel., and Siegler, Jason. 2011. Exercise-induced dehydration

with and without environmental heat stress results in increased oxidative

stress. NRC Research Press. 36: 698–706 (2011)

Hirschelmann, R. (1991). Nichtsteroidale Antiphlogistika. Med. Mo. Pharm., 4:

104.

Insel, P.A. (1991). Analgesic-Antipyretics and Antiinflammatory Agents: Drugs

Employed in the Treatment of Rheumatoid Arthritis and Gout. Dalam:

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics. Ed 8.

Editor: Gilman, A.G. etal. New York: Pergamon Press. Vol. I. Halaman

639,648,665,667.

Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi

terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti Fructus)

Karamian, Roya dan Ghasemlou, Fatemeh. 2013. Screening of total phenol and

flavonoid content, antioxidant and antibacterial activities of the methalonic

extract of three Silence species from Iran. International Journal of

Agriculture and Crop Science, 5 (3) : 305-312

Karunanithi M, C., David R, M., Jagadeesan, dan S. Kavimani. 2012.

Comparative GCMs Analysis and In Vitro Screening of Four Species of

Mucuna. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 5(4);

239-243

Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta: Salemba

Medika.

Kee J.L and Hayes E.R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.

Jakarta : EGC

Korolkovas, A. (1988). Essentials of Medicinal Chemistry. Ed 2. New York: A

Wiley lnterscience Publ. Halaman 1052-1053.

Kumar N, Sampath. 2011. Evaluation of RBC Membran Stabilitzation and

Antioxidant of Bombax Ceiba in An In Vitro Methode. International Journal

Of Pharma and Bio Sciences 2 : 1

Kumar, S. & Vivek KR. 2011. In Vitro Anti Arthritic Activity of Isolated

Fractions from Methanolic Extract of Asystasia dalzelliana Leaves. Asian

Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 4 (3) : 5253

Kumar, Vijender., Bhat, Zulfiqar Ali., et al. 2012. Evaluation of anti-

inflammatory potential of leaf extracts of Skimmia anquetilia. Asian Pacific

Journal of Tropical Biomedicine, 2(8): 627-630

Kumar, Vijender., Bhat, Zulfiqar Ali., et al. 2012. Evaluation of Anti

Inflammatory Potential of Petal Extracts of Crocus Sativus

“Cashmerianus” 3(1), 2012, 27-31

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lutfiana. 2013. Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera Lam.) dengan Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah

secara In vitro. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mansjoer, Soewarni. 2003. Mekanisme Kerja Obat Antiradang. USU Digital

Library

Markham, K. R. 1998. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Penerjemah:

Dr. Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung. hlm. 27-35.

Marliana, S. D., Venty Suryanti, Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium

edule jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Jurnal Biofarmasi 3 (1): 26-31

Melmon, K.L. and Morreli H.F. (1978). Clinical Phamacology, Basic Principles

in Therapeutics. Ed 2. New York: Macmillan Publ. Co. Halaman 658-659,

678, 681.

Middleton, E. C., Kandaswami, Theoharides. 1998. The effects of plant

flavonoids on mammalian cells: implications for inflammation, heart

disease, and cancer. Pharmacological Reviews 52:673-751.

Mujahid A, Yoshiki Y, Akiba Y, Toyomizu M. 2006. Acute Heat Stress

Stimulates Mitochondrial Superoxide Production in Broiler Skeletal Muscle,

Possibly Via Downregulation of Uncoupling Protein Content. Poultry

Science 85:1259–1265

Mutschler, E. (1991). Arzneimittelwirkungen, Terjemahan: Dinamika obat oleh:

Mathilda B. dan Anna S.R. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 194-195, 359,

388, 401-402.

Nugroho dan Ignatius A. 2010. Lokakarya Nasional Tanaman Obat Indonesia.

Apforgen News Letter Edisi 2.

Oyedapo O.O., Akinpelu B.A., Akinwunmi K.F., Adeyinka M.O., dan Sipeolu

F.O. 2010. Red Blood Cell Membrane Stabilizing Potentials of Extract of

Lantana Camara and its Fractions. International Journal of Plant

Physiology and Biochemistry. 2 (4), pp 46-51

Parijoto. www.plantamor.com/index.php?plant=826 diakses pada tanggal 2-12-14

Pringgoutomo S. 2002. Patologi I (umum), Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Richard N. Mitchel et al. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Robbins dan Cotran,

Ed. 7. Jakarta : EGC

Ristiasa, Ketut 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Jakarta: Dirjen BPPOM. hal.10-11

Robbins S.L. 1974. Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: W.B. Saunders Co.

Halaman 61.

Roitt I. et al. 1985. Immunology. London: Gower Med. Publ. Halaman 1.4

Ruzin SE. 1999. Plant Microtechnique and Microscopy. Inggris : Oxford

University Press

Saleem, TK Mohamed., Azeem, AK., et al. 2011. Anti-inflammatory activity of

the leaf extacts of Gendarussa vulgaris Nees. Asian Pacific Journal of

Tropical Biomedicine, 1(2): 147-149

Sari, L. O. R. K., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan

Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III (1), 1-7

Soetarno, S., dan I.S., Soediro, (1997). Standardisasi Mutu Simplisia dan Extrak

Bahan Obat Tradisional, Presidium Temu Ilmiah Nasional Bidang Farmasi.

Tiwari et al., 2011. Phytochemical screening and Extraction: A Review.

Internationale Pharmaceutica Sciencia. Jan-March. Vol. 1. Issue 1.p.98-

105.

Tjay, Drs. Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat – obat Penting. Jakarta :

PT. Elex Media Komputindo

Underwood, A.L dan Day, R.A . 2001. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi Keenam.

Jakarta : Erlangga

Underwood J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistemik Volume 1. Jakarta : EGC

Vogel, H.G., W. H, Vogel. 2002. Drug Discovery and Evaluation.

Pharmacological Assay. Springer, Verlag Berlin, Heidelberg.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta:

Universitas Gaja Mada Pres.

Wachidah, Leliana Nurul. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan

Kandungan Fenolat Dan Flavonoid Total Dari Buah Parijoto (Medinilla

speciosa Blume). Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Wibowo, H.A., Wasino & Dewi Lisnoor Setyowati. 2012. Kearifan Lokal dalam

Menjaga Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo

Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus). Journal of Educational Social

Studies 1 (1) : 25-30

Willard, H. H., Lynne. L., Jhon. A., Frank. A. 1988. Instrumental Methods

Of Analysis. Edisi VII. Wadsworth Publishing Company. California.

hlm. 119-121

Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas : Potensi dan

Aplikasinya dalam Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Penelitian

Buah segar

yang telah

disortir

Dicuci dengan

air mengalir dan

dikering anginkan

Dihaluskan

dengan blender

Ditimbang Maserasi dengan etanol 70%

Ekstrak kasar

Ampas

Penapisan fitokimia

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Tanin

Glikosida

Terpenoid

Uji In Vitro aktivitas anti inflamasi

Analisis data

Maserat

Dievaporasi dengan Vacuum Rotary Evaporator

Uji Kadar Air

Pengamatan

Organoleptis

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Skema Uji Aktivitas Anti Inflamasi

Larutan Uji

1 mL sampel (50, 100, 500,

1000 ppm) + 1 mL dapar

posfat + 2 mL hiposalin + 0,5

mL suspensi 10% sel darah

merah

Larutan Kontrol (+)

1 mL natrium diklofenak (100

ppm) + 1 mL dapar posfat + 2

mL hiposalin + 0,5 mL

suspensi 10% sel darah merah

Larutan Kontrol Lar. Uji

1 mL sampel (50, 100, 500,

1000 ppm dan natrium diklo

100 ppm) + 1 mL dapar posfat

+ 2 mL hiposalin + 0,5 mL

larutan isosalin

Larutan Kontrol (-)

( 1 mL isosalin + 1 mL dapar

posfat + 2 mL hiposalin + 0,5

mL suspensi 10% sel darah

merah )

Inkubasi pada suhu 56oC selama 30 menit

Sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit

Ambil bagian supernatan (mengandung hemoglobin)

Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 560 nm

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Pembuatan Larutan Uji dan Standar/Kontrol Positif

1. Larutan Uji dengan Konsentrasi 150, 100, 50, dan 25 ppm

Ditimbang sebanyak 500 mg ekstrak, dilarutkan dalam sedikit etanol

70% lalu diencerkan dengan isosalin sampai 50 mL (10000 ppm) pada suhu

ruang, selanjutnya dibuat empat macam seri larutan yaitu 150, 100, 50 dan 25

ppm.

2. Larutan Standar dengan Konsentrasi 100 ppm

Ditimbang sebanyak 5 mg natrium diklofenak, dilarutkan dalam sedikit

etanol 70% lalu diencerkan dengan isosalin sampai 50 mL (100 ppm) pada

suhu ruang.

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan Larutan Dapar Posfat dan

Pengenceran Larutan Uji dan Standar

1. Dapar Posfat 0,15 M pH 7,4

0,15 M Na2HPO4. 2H2O 100 mL

M =

0,15 =

Massa = 2,67 gram

0,15 M NaH2PO4. H2O 100 mL

M =

0,15 =

Massa = 2,07 gram

2. Perhitungan Pengenceran Larutan Uji dan Standar

Larutan Induk 10000 ppm

Larutan 50 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 10000 ppm = 50 mL x 50 ppm

V1 = 2

V1 = 0,25 mL 250 µL

Larutan 100 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 10000 ppm = 50 mL x 100 ppm

V1 =

V1 = 0,5 mL 500 µL

Larutan 500 ppm

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 10000 ppm = 50 mL x 500 ppm

V1 = 2

V1 = 2,5 mL 2500 µL

Larutan 25 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 10000 ppm = 50 mL x 1000 ppm

V1 =

V1 = 5 mL 5000 µL

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Data Absorbansi dan Persentase Stabilitas Membran Sel Darah

Merah dengan Optimasi Menggunakan Suhu Inkubasi 370C

Larutan A Larutan A %S Rata-rata %S

Uji 1

(Ekstrak 50

ppm)

0,019

Kontrol

Uji 1

0,008 92,31

82,52 ± 15,76 0,025

0,012 90,91

0,059 0,008 64,34

Uji 2

(Ekstrak

100 ppm)

0,031

Kontrol

Uji 2

0,015 88,81

94,64 ± 5,16 0,016

0,014 98,60

0,018 0,013 96,50

Uji 3

(Ekstrak

500 ppm)

0,074

Kontrol

Uji 3

0,050 83,22

73,66 ± 12,04 0,072

0,040 77,62

0,077 0,020 60,14

Uji 4

(Ekstrak

1000 ppm)

0,091

Kontrol

Uji 4

0,083 94,41

101,40 ± 14,60 0,092

0,080 91,61

0,057 0,083 118,18

Uji 5

(Natrium

Diklofenak

100 ppm)

0,073

Kontrol

Uji 5

0,080 104,90

77,62 ± 24,20 0,073

0,029 69,23

0,074 0,015 58,74

Uji 6 (Kontrol Negatif)

0,143

0,143 0,143

0,143

Keterangan :

A : Absorbansi

%S : Persentase Stabilitas

Panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur absorbansi larutan uji = 560.

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesimpulan :

Berdasarkan data diatas, persentase stabilitas membran sel darah merah

pada uji 5 terlihat bahwa salah satu uji ada nilai yang melebihi 100%, artinya pada

uji tersebut sampel yang digunakan yaitu natrium diklofenak sebagai kontrol

positif belum optimal. Begitu juga yang terlihat pada uji 4 yaitu menggunakan

ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm, terlihat bahwa salah satu uji menghasilkan

persentase stabilitas membran sel darah merah melebihi 100%. Dilihat dari

absorbansi yang dihasilkan, absorbansi pada larutan uji dan larutan kontrol larutan

uji terlihat bahwa rata-rata absorbansi yang dihasilkan identik atau mirip, bahkan

pada uji 5 larutan kontrol larutan uji memiliki absorbansi yang lebih besar artinya

induksi mengunakan larutan hipotonik belum optimal. Diasumsikan bahwa

absorbansi yang terukur pada larutan uji sebagian besar bukan berasal dari

hemoglobin yang dilepaskan oleh sel darah merah, melainkan berasal dari ekstrak

yang digunakan karena memiliki nilai absorbansi yang rata-rata mirip dengan

absorbansi larutan kontrol larutan uji.

Berdasarkan nilai standar deviasi atau simpangan baku pada data diatas,

terlihat bahwa pada semua larutan uji memiliki simpangan baku yang relatif besar,

artinya data yang dihasilkan tidak homogen. Berdasarkan penjelasan diatas dapat

disimpulakan bahwa data yang dihasilkan masih belum optimal, oleh karena itu

dilakukan optimasi selanjutnya dengan menggunakan suhu inkubasi 560C.

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Nilai Absorbansi Larutan Uji Ekstrak Etanol 70% Buah

Parijoto dengan Konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm, serta Natrium

Diklofenak sebagai Kontrol Positif dengan Konsentrasi 100 ppm

Larutan Absorbansi 1 Absorbansi 2 Absorbansi 3

Uji 1 (Ekstrak 50

ppm)

0,988 0,979 1,003

0,988 0,979 1,003

0,988 0,979 1,003

Uji 2 (Ekstrak 100

ppm)

0,907 0,924 0,900

0,907 0,924 0,900

0,907 0,924 0,900

Uji 3 (Ekstrak 500

ppm)

0,759 0,772 0,782

0,759 0,772 0,782

0,759 0,772 0,782

Uji 4 (Ekstrak 1000

ppm)

0,514 0,505 0,518

0,514 0,505 0,518

0,514 0,505 0,518

Uji 5 (Natrium

Diklofenak 100

ppm)

0,474 0,492 0,479

0,474 0,492 0,479

0,474 0,492 0,479

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Nilai Absorbansi Kontrol Larutan Uji Ekstrak Etanol 70%

Buah Parijoto dengan Konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm, serta

Natrium Diklofenak sebagai Kontrol Positif dengan Konsentrasi 100 ppm

dan Kontrol Negatif

Larutan Absorbansi 1 Absorbansi 2 Absorbansi 3

Kontrol Uji 1

0,012 0,008 0,008

0,012 0,008 0,008

0,012 0,008 0,008

Kontrol Uji 2

0,014 0,013 0,015

0,014 0,013 0,015

0,014 0,013 0,015

Kontrol Uji 3

0,040 0,020 0,050

0,040 0,020 0,050

0,040 0,020 0,050

Kontrol Uji 4

0,080 0,083 0,083

0,080 0,083 0,083

0,080 0,083 0,083

Kontrol Uji 5

0,015 0,080 0,029

0,015 0,080 0,029

0,015 0,080 0,029

Kontrol Negatif

1,026 1,073 1,193

1,026 1,073 1,193

1,026 1,073 1,193

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Penentuan Stabilitas Membran Sel Darah Merah terhadap

Ekstrak Etanol 70% dengan konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm, serta

Natrium Diklofenak sebagai Kontrol Positif dengan Konsentrasi 100 ppm

Larutan A Larutan A %S Rata-rata %S

Uji 1

(Ekstrak 50

ppm)

0,988

Kontrol

Uji 1

0,012 11,06

10,63 ± 1,15 0,979 0,008 11,51

1,003 0,008 09,33

Uji 2

(Ekstrak 100

ppm)

0,907

Kontrol

Uji 2

0,014 18,62

18,32 ± 1,21 0,924 0,013 16,98

0,900 0,015 19,35

Uji 3

(Ekstrak 500

ppm)

0,759

Kontrol

Uji 3

0,040 34,48

33,08 ± 1,51 0,772 0,020 31,47

0,782 0,050 33,29

Uji 4

(Ekstrak

1000 ppm)

0,514

Kontrol

Uji 4

0,080 60,45

60,78 ± 0,66 0,505 0,083 61,54

0,518 0,083 60,36

Uji 5

(Natrium

Diklofenak

100 ppm)

0,474

Kontrol

Uji 5

0,015 58,17

59,87 ± 2,27 0,492 0,080 62,45

0,479 0,029 58,99

Uji 6 (Kontrol Negatif)

1,026

1,097 1,073

1,193

Keterangan :

A : Absorbansi

%S : Persentase Stabilitas

Panjang gelombang yang digunakan untuk mengukur absorbansi larutan uji = 560.

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Contoh perhitungan stabilitas membran sel darah merah terhadap ekstrak

etanol 70% buah parijoto dengan konsentrasi 50 ppm. Rumus yang digunakan

sebagai berikut :

1. Ekstrak 50 ppm

% Stabilitas = 100 – − 2

x 100% = 100 – 88,94 = 11,06

% Stabilitas = 100 – −

x 100% = 100 – 88,49 = 11,51

% Stabilitas = 100 – −

x 100% = 100 – 90,67 = 09,33

Rata-rata % Stabilitas ekstrak 50 ppm

% Stabilitas Membran

= 100 –{ 𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑢𝑗𝑖−𝐴𝑏𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖

𝐴𝑏𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Persentase Stabilitas Membran Sel Darah

Merah oleh Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto dengan Konsentrasi 50, 100,

500 dan 1000 ppm, serta Natrium Diklofenak dengan Konsentrasi 100 ppm

1. Uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test terhadap

persentase stabilitas ekstrak dengan konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm,

serta natrium diklofenak sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 100 ppm.

Tujuan : untuk melihat kenormalan data dan sebagai syarat uji ANOVA

Hipotesis : - Ho : data persentase stabilitas terdistribusi normal

- Ha : data persentase stabilitas tidak terdistribusi normal

Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima

- Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

Persentase_Stabil

itas 15

3.65371E

1 21.487058 9.326 62.454

Keputusan : Uji normalitas persentase stabilitas seluruh kelompok uji terdistribusi

normal (p≥0,05).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persen_Stabilitas

N 15

Normal

Parametersa

Mean 36.53706

Std. Deviation 21.487058

Most Extreme

Differences

Absolute .243

Positive .188

Negative -.243

Kolmogorov-Smirnov Z .941

Asymp. Sig. (2-tailed) .339

a. Test distribution is Normal.

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Uji homogenitas dengan Test of Homogeneity of Variances terhadap

persentase stabilitas ekstrak dengan konsentrasi 50, 100, 500, dan 1000 ppm,

serta natrium diklofenak sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 100 ppm.

Tujuan : untuk mengetahui homogenitas data dari persentase stabilitas

masing-masing kelompok uji.

Hipotesis : - Ho : data persentase stabilitas homogen

- Ha : data persentase stabilitas tidak homogen

Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima

- Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak

Descriptives

Persentase_Stabilitas

Larutan N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Uji 1 (50 ppm) 3 1.06318E1 1.153914 .666212 7.76535 13.49832 9.326 11.513

Uji 2 (100 ppm) 3 1.83171E1 1.213547 .700642 15.30251 21.33175 16.981 19.350

Uji 3 (500 ppm) 3 3.30802E1 1.514879 .874616 29.31703 36.84336 31.470 34.478

Uji 4 (1000 ppm) 3 6.07837E1 .659251 .380619 59.14605 62.42139 60.358 61.543

Uji 5 (Na Diklo) 3 5.98724E1 2.273385 1.312539 54.22502 65.51982 58.171 62.454

Total 15 3.65371E1 21.487058 5.547934 24.63792 48.43620 9.326 62.454

Test of Homogeneity of Variances

Persentase_Stabilitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.646 4 10 .238

Keputusan : hasil data signifikan (p=0,238) lebih besar dari 0,05 hal ini

menunjukkan bahwa varian data homogen dan dapat dilanjutkan dengan uji

ANOVA.

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Uji ANOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data persentase

stabilitas masing-masing kelompok uji.

Hipotesis : - Ho : data persentase stabilitas tidak berbeda secara bermakna

- Ha : data persentase stabilitas berbeda secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima

- Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak

ANOVA

Persentase_Stabilitas

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 6442.307 4 1610.577 752.468 .000

Within Groups 21.404 10 2.140

Total 6463.711 14

Keputusan : data persen stabilitas pada semua kelompok uji berbeda secara

bermakna, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil dengan

metode LSD. Uji beda nyata terkecil adalah uji yang merupakan lanjutan apabila

pada uji ANOVA terdapat data yang menunjukkan adanya perbedaan nilai secara

bermakna. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelompok uji mana yang memiliki

perbedaan secara bermakna dengan kelompok uji lain.

4. Uji Beda Nyata Terkecil pada semua Kelompok Uji

Tujuan : untuk mengetahui perbedaan persentase stabilitas yang bermakna

diantara kelompok uji.

Hipotesis : - Ho : tidak terdapat perbedaan secara bermakna

- Ha : terdapat perbedaan secara bermakna

Pengambilan Keputusan :

- Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima

- Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Persentase_Stabilitas

LSD

(I)

Larutan

(J)

Larutan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Uji 1 Uji 2 -7.685298* 1.194541 .000 -10.34690 -5.02369

Uji 3 -22.448360* 1.194541 .000 -25.10996 -19.78676

Uji 4 -50.151883* 1.194541 .000 -52.81349 -47.49028

Uji 5 -49.240583* 1.194541 .000 -51.90219 -46.57898

Uji 2 Uji 1 7.685298* 1.194541 .000 5.02369 10.34690

Uji 3 -14.763062* 1.194541 .000 -17.42467 -12.10146

Uji 4 -42.466586* 1.194541 .000 -45.12819 -39.80498

Uji 5 -41.555286* 1.194541 .000 -44.21689 -38.89368

Uji 3 Uji 1 22.448360* 1.194541 .000 19.78676 25.10996

Uji 2 14.763062* 1.194541 .000 12.10146 17.42467

Uji 4 -27.703524* 1.194541 .000 -30.36513 -25.04192

Uji 5 -26.792224* 1.194541 .000 -29.45383 -24.13062

Uji 4 Uji 1 50.151883* 1.194541 .000 47.49028 52.81349

Uji 2 42.466586* 1.194541 .000 39.80498 45.12819

Uji 3 27.703524* 1.194541 .000 25.04192 30.36513

Uji 5 .911300 1.194541 .463 -1.75030 3.57290

Uji 5 Uji 1 49.240583* 1.194541 .000 46.57898 51.90219

Uji 2 41.555286* 1.194541 .000 38.89368 44.21689

Uji 3 26.792224* 1.194541 .000 24.13062 29.45383

Uji 4 -.911300 1.194541 .463 -3.57290 1.75030

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Uji 5 (natrium diklofenak) identik atau tidak berbeda secara

bermakna dengan uji 4 (ekstrak 1000 ppm), dilihat dari nilai signifikannya yaitu

0,463 yang mana lebih besar dari 0,05. Sedangkan uji 5 (natrium diklofenak)

berbeda secara bermakna dengan uji 1, 2, dan 3 (ekstrak 50, 100, dan 500 ppm).

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesimpulan :

A. Kelompok uji yang memiliki potensi sebagai anti inflamasi adalah uji 5

yaitu ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm yang memiliki persentase

stabilitas yang sebanding dengan kontrol positif (natrium diklofenak)

dengan konsentrasi 100 ppm. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai

signifikansi uji 4 (ekstrak 1000 ppm) lebih dari 0,05 yang berartinya uji 4

tidak berbeda secara bermakna atau identik dengan uji 5.

B. Kelompok Uji 1, 2, dan 3 (ekstrak 50, 100, dan 500 ppm) tidak sebanding

dengan uji 5 (natrium diklofenak). Hal ini ditunjukkan dengan nilai

signifikannya kurang dari 0,05, artinya uji 1, 2, dan 3 berbeda secara

bermakna dengan uji 5. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dengan

konsentrasi 50, 100, dan 500 ppm memiliki potensi sebagai anti inflamasi

yang tidak sebanding dengan kontrol positif.

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Foto – foto Alat dan Bahan Penelitian

Sentrifugator

Oven

Autoklaf

Spektrofotometer UV-Vis

Water Bath

Timbangan Analitik

Vacuum Rotary

Evaporator

pH Meter

Whole Blood

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Foto Proses Pengujian Aktivitas

Proses Pencucian Darah

Proses Pengujian Aktivitas

Diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis

Pencampuran

Inkubasi

Sentrifugasi

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto dan Hasil Uji Penapisan

Fitokimia

Uji Penapisan Fitokimia

No Uji Hasil

1. Alkaloid

Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto

Dragendorff (-) Mayer (-)

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Flavonoid

3. Saponin

4. Tanin

Ditambah H2SO4 (+)

Ditambah NaOH

Dikocok Setelah 10 Menit (+)

Sebelum ditambah FeCl3 Ditambah FeCl3 (+)

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29076/1/... · i uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas anti inflamasi

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Glikosida

6. Terpenoid

(+)

(-)