udara

15
Judul Artikel : Udara Segar Tidak Gratis Lagi Dulu jika ada yang bertanya, apa yang tidak bisa dibeli oleh uang? Kita bisa menjawab “udara”. Sayangnya, kini udara tak gratis lagi. Di Australia telah dibangun bar oksigen instan untuk pertama kalinya. O2 Bar Oxygen Station yang dibuka di Darling Harbour, Sydney, ini menawarkan 15 aroma menarik untuk dihirup 15 menit sekali. Pembeli akan mendapatkan udara yang mengandung 90 persen oksigen di setiap wangi aromatiknya. Di dalam udara kita hanya tersisa 21 persen oksigen, sedangkan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi akan dapat menciptakan sensasi segar, energi meningkat, dan stres menghilang. Khasiatnya, konsentrasi menjadi lebih besar, meningkatkan memori dan kinerja atletik. Bar oksigen telah meraih sukses besar di luar negeri, khususnya AS, Jepang, dan kota-kota besar, memberikan pelarian masyarakat kota dari polusi, alergi, dan debu yang menjadi satu dengan udara. Untuk yang ingin awet muda, kandungan oksigen tinggi juga digunakan untuk anti penuaan lho! Judul artikel : 20 Menit Di Luar Ruangan Sama Segarnya Dengan Minum Kopi Peneliti menemukan ketika orang kelelahan di meja kantor ada cara untuk menyegarkan badan tanpa harus minum kopi. Berjalanlah ke luar ruangan untuk menghirup udara terbuka karena alam punya efek seperti kafein yang membuat orang kembali segar. Ketika mengantuk atau kehilangan energi, kopi menjadi pilihan agar tubuh kembali segar. Tapi sebenarnya tak perlu melulu mencari kopi, dengan keluar dari ruangan dan menghirup udara segar 20 menit sama efeknya seperti minum secangkir kopi. Berada di alam terbuka selama 20 menit sama diketahui dapat meningkatkan kesegaran tubuh manusia. Khasiat tersebut setara dengan meminum segelas kopi. Udara terbuka di luar ruangan tak ubahnya seperti kafein yang diserap ke dalam tubuh manusia. Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari University of Rochester, New York. "Alam adalah bahan bakar bagi tubuh dan jiwa manusia, orang akan lebih segar dengan berada di luar ruangan," kata Richard Ryan

Upload: purnomo-siddhi

Post on 08-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas Udara Terbaru

TRANSCRIPT

Judul Artikel : Udara Segar Tidak Gratis Lagi

Dulu jika ada yang bertanya, apa yang tidak bisa dibeli oleh uang? Kita bisa menjawab udara. Sayangnya, kini udara tak gratis lagi. Di Australia telah dibangun bar oksigen instan untuk pertama kalinya. O2 Bar Oxygen Station yang dibuka di Darling Harbour, Sydney, ini menawarkan 15 aroma menarik untuk dihirup 15 menit sekali. Pembeli akan mendapatkan udara yang mengandung 90 persen oksigen di setiap wangi aromatiknya. Di dalam udara kita hanya tersisa 21 persen oksigen, sedangkan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi akan dapat menciptakan sensasi segar, energi meningkat, dan stres menghilang. Khasiatnya, konsentrasi menjadi lebih besar, meningkatkan memori dan kinerja atletik. Bar oksigen telah meraih sukses besar di luar negeri, khususnya AS, Jepang, dan kota-kota besar, memberikan pelarian masyarakat kota dari polusi, alergi, dan debu yang menjadi satu dengan udara. Untuk yang ingin awet muda, kandungan oksigen tinggi juga digunakan untuk anti penuaan lho!Judul artikel : 20 Menit Di Luar Ruangan Sama Segarnya Dengan Minum KopiPeneliti menemukan ketika orang kelelahan di meja kantor ada cara untuk menyegarkan badan tanpa harus minum kopi. Berjalanlah ke luar ruangan untuk menghirup udara terbuka karena alam punya efek seperti kafein yang membuat orang kembali segar.

Ketika mengantuk atau kehilangan energi, kopi menjadi pilihan agar tubuh kembali segar. Tapi sebenarnya tak perlu melulu mencari kopi, dengan keluar dari ruangan dan menghirup udara segar 20 menit sama efeknya seperti minum secangkir kopi.

Berada di alam terbuka selama 20 menit sama diketahui dapat meningkatkan kesegaran tubuh manusia. Khasiat tersebut setara dengan meminum segelas kopi.

Udara terbuka di luar ruangan tak ubahnya seperti kafein yang diserap ke dalam tubuh manusia. Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari University of Rochester, New York.

"Alam adalah bahan bakar bagi tubuh dan jiwa manusia, orang akan lebih segar dengan berada di luar ruangan," kata Richard Ryan seperti diberitakan oleh Telegraph.

Menurut Richard, seringkali seseorang merasa lebih segar setelah meminum secangkir kopi. "Padahal, ada cara yang lebih baik untuk mendapatkan suntikan yakni terhubung dengan alam," kata Ryan.

Para peneliti melakukan analisa terhadap sekira 537 orang mahasiswa. Keseluruh mahasiswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yang pertama di dalam ruangan sedangkan kelompok kedua dibebaskan di udara terbuka, yakni dekat dengan sungai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan merasa lebih energik ketika membayangkan dirinya berada di luar ruangan dan mengalami peningkatan vitalitas ketika hanya 20 menit di udara terbuka.

"Orang-orang yang memiliki vitalitas besar tidak hanya memiliki banyak energi tapi juga fisiknya lebih tahan terhadap penyakit," kata Professor Richard.

Dia menyarankan agar orang lebih banyak menghabiskan waktu di alam untuk kesehatannya karena alam memiliki hubungan yang alami dengan makhluk hidup.Para peneliti menemukan bahwa level energi kelompok yang berada di luar ruangan lebih tinggi ketimbang di dalam ruangan.

Ryan menambahkan orang dengan vitalitas tinggi tidak hanya memiliki energi untuk mengerjakan sesuatu, Mereka juga akan lebih tahan terhadap penyakit.

"Salah satu jalur untuk menjaga kesehatan adalah dengan meluangkan banyak waktu di alam terbuka," kata Ryan.

Dalam temuan yang telah dipublikasikan oleh Journal of Environmental Psychology itu, disebutkan ikatan antara alam dan tubuh manusia membuat seseorang merasa lebih hidup ketika menghirup udara segar.

Udara Bersih Makin Tersisih

TELAH menjadi gaya hidup bagi kebanyakan orang, bila Sabtu-Minggu tiba mereka melakukan weekend, liburan akhir pekan. Ini sebuah rutinitas yang dilakukan untuk melepas rasa lelah setelah sekian hari penat dalam urusan kerja.

Dalam weekend mereka mencari segarnya udara sembari menjauhi bisingnya kota. Terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Kota Medan diakhir pekan mereka berduyun-duyun menuju ke pegunungan, pantai atau desa-desa wisata.

Wajarlah, karena udara memang merupakan unsur yang pokok bagi seluruh kehidupan. Jika unsur pokok tersebut terganggu, misalnya tidak berimbang komposisinya maka akan berakibat buruk bagi seluruh kehidupan. Secara kimia, komposisi udara yang normal terdiri atas unsur nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%), karbondioksida (0,03%), dan sisanya adalah unsur neon (Ne), helium (He), metan (CH4), dan hidrogen (H2).

Dengan komposisi unsur semacam itulah udara dapat mendukung kehidupan. Sebaliknya bila terjadi penambahan atau pengurangan unsur-unsur lain yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan, maka udara itu dikatakan tercemar atau mengalami polusi. Celakanya kebanyakan orang baru merasakan nikmatnya udara bersih apabila fungsi udara yang normal mulai terasa menurun kualitasnya.

Tercemarnya udara ada yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (antropogenik), ada pula yang dikarenakan gejala alam. Penebangan pohon adalah salah satu contoh antropogenik. Yang lain, yang juga memiliki kontribusi pada pencemaran adalah meningkatnya jumlah penduduk, karena pasti akan berakibat pada meningkatnya kebutuhan hidup manusia seperti perumahan, perkantoran, dan pertokoan yang pasti akan memakan lahan-lahan natural seperti sawah dan ruang-ruang hijau.

Padahal ruang hijau yang di dalamnya terdapat berbagai tanaman keras, seperti pohon mahoni atau pohon asem, mempunyai fungsi mengurangi polusi udara, sumber O2, serta mengurangi kebisingan. Tetapi begitulah, karena kebutuhan manusia, maka mau tidak mau tanaman keras pun ditebang. Sementara penggantian dengan tanaman hias bukan sebagai sebuah solusi yang memadai, karena tanaman hias tidak tahan terhadap polusi udara, selain kurang mampu mengurangi kebisingan.

Pada sisi lain, semakin banyak jumlah kendaraan bermotor dan semakin tua usia pembuatannya, maka perannya sebagai faktor pencemar juga semakin tinggi. Selain padatnya jumlah kendaraan bermotor, pencemaran juga diakibatkan dari fungsi knalpot yang menurun. Misalnya knalpot dibuka secara berlebihan sehingga menimbulkan kebisingan dan mengganggu kenyamanan selain membuang emisi yang tinggi.

Sementara selain meredam kebisingan, fungsi knalpot juga mengurangi emisi CO2. Sistem knalpot yang dibuka secara berlebihan ini biasa kita saksikan pada kendaraan jenis bajaj bila kita berkunjung ke Jakarta. Bisa dibayangkan betapa bisingnya Jakarta jika dalam setiap hari 14.600 unit bajaj beroperasi.

Jika di Jakarta dan Medan pencemaran udara lebih banyak dikarenakan faktor kendaraan bermotor, maka di Kalimantan dan Sumatera, kebakaran hutan dan pembakaran sampah memberi kontribusi yang cukup tinggi, terutama sejak tahun 1997. Selain disebabkan padatnya kendaraan bermotor dan kebakaran hutan, kegiatan industri dan pembangkit listrik juga memberi kontribusi pada pencemaran yang semakin hari semakin meningkat.

Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menghadapi sumber-sumber pencemaran yang begitu banyaknya di Indonesia. Di antara upaya tersebut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mendirikan stasiun pemantauan pencemaran. Sebanyak 30 stasiun yang sudah dibangun untuk memantau pengukuran konsentrasi debu, 26 stasiun untuk memantau keasaman air hujan yang meliputi pengukuran PH, daya hantar listrik, dan komposisi kimia air hujan.

Sementara di Jakarta didirikan sebuah stasiun pemantau yang lebih lengkap untuk mendeteksi konsentrasi SO2, NO2, O3, dan aerosol. Ada satu lagi stasiun di Bukit Kototabang, Sumatera Barat, yang berfungsi sebagai Global Atmosphere Watch (GAW), pemantau perkembangan pencemaran untuk tingkat atmosfer bumi secara menyeluruh.

Selain BMG, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga melakukan langkah yang sama. KLH di 10 kota, yakni Jakarta, Bandung, Denpasar, Medan, Jambi, Palangkaraya, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, dan Surabaya, membangun pengukuran yang berkesinambungan melalui jaringan Air Quality Monitoring System (AQMS), sistem pemantauan kualitas udara.

Dari sistem ini nantinya akan terdeteksi antara lain, unsur debu yang berukuran 10 mikron atau lebih kecil (PM10), CO, SO2, NO2, dan O3. Data yang terpantau dari kesepuluh stasiun itu selanjutnya akan diolah menjadi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Nah, dari ISPU inilah akan terdeteksi seberapa parah udara kita (telah) tercemar.

Apa sebenarnya yang menjadi problem utama pencemaran udara? PP No 41 tahun 1999 menyebutkan, Setiap usaha dan atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya, merupakan sumber pencemaran. Dari definisi ini sebenarnya pencemaran lebih banyak dilakukan oleh aktivitas manusia dibandingkan dengan aktivitas gejala alam. Kelakuan manusia dalam melakukan pencemaran ini disebabkan faktor minimnya pengetahuan, kecerobohan, dan ketidaksadaran manusia dalam menggunakan energi dan arti penting udara yang sehat dan bersih.

Secara klasik, sebenarnya masalah pencemaran udara bisa diatasi dengan jalan penanaman pohon mahoni dan pohon Asem, atau tanaman penghijauan lainnya di tepi jalan, boulevard, atau di tengah kota, disamping juga menciptakan teknologi yang mampu mencegah pencemaran udara. Namun yang lebih penting adalah bagaimana pihak pemerintah mengeluarkan dan menyebarluaskan berbagai peraturan dan kebijakan untuk mengatur, menciptakan dan membangun kondisi yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan strategi pengendalian pencemaran udara.

Selain itu, peran masyarakat untuk mengatur dirinya sendiri juga sangat diperlukan. Harapannya, peran aktif pemerintah dan masyarakat pada akhirnya bisa mengubah perilaku manusia dalam memahami akan arti penting udara bersih, dengan mempraktikkan penggunaan energi yang tidak memberi dampak pencemaran udara. Sehingga kelak udara bersih tak lagi tersisih ke pegunungan dan desa-desa, tetapi juga tetap tersedia di kota-kota besar. Semoga saja.

DEFINISI UDARA

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.Komposis campuran gas tersebut tidak selalu konsistan. Komponen yang konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu.

Tabel 1. Komposisi Udara Kering dan Bersih

KomponenFormulaPersen volumePpm

Nirogen

Oksigen

Argon

Karbon diokside

Neon

Helium

Metana

KriptonN2O2Ar

CO2Ne

He

CH4Kr78,08

20,95

0,934

0,0314

0,00182

0,000524

0,0002

0,000114780. 800

209. 500

9. 340

314

18

5

2

1

Tingkat Pencemaran Udara DiIndonesia

Posted on 23 September 2009

Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Rekor yang semakin memiriskan saya.

Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jawa Barat menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia.

Dari semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen. Hal ini diakibatkan oleh laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misalnya kadar timbal yang tinggi). Kebakaran hutan dan industri juga turut berperan.

Dampak Pencemaran Udara Pada Kesehatan

Dari segi kesehatan, pencemaran udara dapat berakibat pada terganggunya kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Misalnya anemia. Memang, di masa pertumbuhan sel-sel darah merah terus diproduksi. Namun, karena masuknya timbal akan merusak sel darah merah, maka jumlahnya makin lama makin berkurang dan akhirnya anak menderita anemia.

Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga akan merusak sel-sel darah merah yang mestinya dikirim ke otak. Akibatnya, terjadilah gangguan pada otak. Hal yang paling dikhawatirkan, anak bisa mengalami gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap lambat, dan tingkat IQ rendah. Dalam hal pertumbuhan fisik, keberadaan timbal ini akan berdampak pada beberapa gangguan, seperti keterlambatan pertumbuhan dan gangguan pendengaran pada frekuensi-frekuensi tertentu.

Pada orang dewasa, timbal dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan. Zat ini dapat mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga menyebabkan kemandulan. Timbal juga mengganggu fungsi jantung, ginjal, dan menyebabkan penyakit stroke serta kanker. Ibu hamil akan menghadapi risiko yang tinggi jika kadar timbal dalam darahnya di ambang batas normal. Timbal ini akan menuju janin dan menghambat tumbuh-kembang otaknya. Risiko lain adalah ibu mengalami keguguran.

Yang perlu diketahui, timbal layaknya musuh dalam selimut. Awalnya, kadar timbal yang tinggi dalam darah tidak akan menunjukkan gejala penyakit. Dampak baru muncul dalam jangka panjang.

Sudah banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan pencemaran timbal. Pada tahun 2001 anak-anak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35 persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini berarti melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter.

Dampak Pencemaran Udara pada Lingkungan

Menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lainklorosis,nekrosis, danbintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Menyebabkan hujan asam. pHbiasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak darihujan asamini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, serta Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

Meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kacadisebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisantroposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomenapemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada; Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan siklus hidup flora dan fauna.

Kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozonyang berada distratosfer(ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilterradiasiultravioletB dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkankankerkulit serta penyakit pada tanaman.

Mengurangi Pencemaran Udara

Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan melalui beberapa usaha antara lain:

Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida.

Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri

Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti

Menghentikan pembakaran hutan.

Referensi:

Harian Kompas, 29 Juli 2009

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#Dampak

http://io.ppi-jepang.org/10/09.htm

http://fbifm.com/fbi-news/10-fbi-inside-news/222-siaga-satu-untuk-polusi-udara-di-indonesia.html

Gambar: 202.146.5.33/photos/KESEHATAN/asap%20hitam.jpg

Pencemaran Udara

Published On Friday, December 07, 2007

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan manusia Transportasi

Industri

Pembangkit listrik

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)

Sumber alami Gunung berapi

Rawa-rawa

Kebakaran hutan

Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain Transportasi amonia

Kebocoran tangki klor

Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah

Uap pelarut organik

Jenis-jenis pencemar Karbon monoksida

Oksida nitrogen

Oksida sulfur

CFC

Hidrokarbon

Ozon

Volatile Organic Compounds

Partikulat

DampakDampak kesehatanSubstansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dampak terhadap tanamanTanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.Hujan asampH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kacaEfek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Kerusakan lapisan ozonLapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.cemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.Sumber:wikipedia.http://geo.ugm.ac.id/archives/69Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang Terus Berkurang

Harry Susilo | Selasa, 23 Juni 2009 | 20:11 WIB SEMARANG, KOMPAS.com Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kota Semarang terus berkurang. Hal ini mengindikasikan adanya alih fungsi lahan yang tidak berwawasan lingkungan sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, ruang terbuka hijau (RTH) pada tahun 1994 sebesar 65,008 persen berkurang menjadi 61,74 persen (2002), dan turun lagi menjadi 52,29 persen (2006).

"Meskipun secara kuantitas luasan RTH tersebut memenuhi, tetapi peranan RTH belum dapat tercapai secara kualitas," ujar Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Bappeda Kota Semarang M Farchan dalam Seminar bertema "Implementasi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) pada Daerah Lerengan dan Ruang Terbuka Hijau di Semarang" di Kampus Universitas Katolik Soegijapranata, Kota Semarang, Selasa (23/6).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luasan RTH ditetapkan minimal 30 persen dari total luas wilayah. Dari 16 kecamatan yang terdapat di Kota Semarang, terdapat delapan kecamatan yang belum memenuhi ketentuan RTH, antara lain Gajah Mungkur (7,48 persen), Candisari (6,26 persen), Pedurungan (24,18 persen), Gayamsari (19,21 persen), Semarang Timur (9,54 persen), Semarang Utara (9,47 persen), Semarang Tengah (11,9 persen), dan Semarang Barat (27,9 persen).

Perda RTH tertahan Farchan mengakui, kondisi ini disebabkan pesatnya pembangunan fisik akibat pertumbuhan penduduk. Untuk itu, Pemerintah Kota Semarang telah merancang Peraturan Daerah tentang RTH yang memuat sistem zonasi yang membatasi pembangunan dan mempertahankan RTH di perkotaan. "Namun, hingga kini, perda tersebut masih belum disetujui oleh Pemprov Jateng," ucap Farchan.

Guru Besar Program Studi Magister Hukum Unika Soegijapranata Agnes Widanti mengatakan, perda mengenai RTH seharusnya segera diberlakukan untuk menghentikan alih fungsi lahan yang tidak terkendali, seperti penebangan hutan karet untuk menjadi perumahan di Mijen.

Untuk itu, dia menyayangkan jika Perda RTH tersebut tidak dapat segera diterapkan karena tertahan oleh Pemprov Jateng. "Hal ini membuktikan ketidakpekaan pemerintah dalam menangani masalah tata ruang," ucapnya.

Djoko Suwarno dari Lembaga Lingkungan Manusia dan Bangunan (LMB) Unika Soegijapranata menambahkan, berkurangnya RTH di sebuah kota dapat berdampak pada meningkatnya pencemaran udara, ketersediaan air tanah menurun, dan suhu meningkat. "Hal ini juga memengaruhi keamanan dan kenyamanan kota," katanya.

Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jateng Dharma Gunadi mengatakan, pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan seharusnya tidak diberikan izin. Hal ini membutuhkan kesadaran dari para pemegang kebijakan untuk kepentingan anak-cucu di masa depan.