uas manstra christian aditya dan felisia magdalena

36
MANAJEMEN STRATEGI ANALISIS SWOT DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. GARUDA INDONESIA DAN PT. BLUE BIRD (Disusun untuk memenuhi persyaratan untuk nilai UAS Manajemen Strategi) CHRISTIAN ADITYA 121210004 FELISIA MAGDALENA 121210014

Upload: felisia-magdalena

Post on 28-Jan-2016

262 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manstra

TRANSCRIPT

MANAJEMEN STRATEGI

ANALISIS SWOT DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. GARUDA INDONESIA DAN PT. BLUE BIRD

(Disusun untuk memenuhi persyaratan untuk nilai UAS Manajemen Strategi)

CHRISTIAN ADITYA 121210004FELISIA MAGDALENA 121210014

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MA CHUNGMALANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan dan hikmat sehingga terselesaikannya Makalah dengan

judul “Analisis SWOT dan Analisis Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia

dan PT. Blue Bird”. Makalah ini diharapkan akan bermanfaat dan berguna sebagai

arahan bagi pembaca dalam melihat bentuk internal dan eksternal perusahaan.

Selama penulisan makalah ini, Penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak

yang telah membantu terselesainya makalah ini. Terimakasih Peneliti ucapkan

kepada:

1. Bapak Tarsisius Renald Suganda, S.E., M.Si., selaku dosen pengampu mata

kuliah manajemen strategi.

2. Bapak Yuswanto,S.Pd, MSA., MCP. selaku dosen pengampu mata kuliah

manajemen strategi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dan

memerlukan banyak perbaikan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca akan

sangat diperlukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis harapkan

penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi pembaca.

Malang, Desember 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

Bab 1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.........................................................1

1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia (Persero) Tbk..................................1

1.2 Visi dan Misi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.........................................1

1.2.1 Visi Perusahaan ..................................................................................3

1.2.2 Misi Perusahaan .................................................................................4

1.3 Gambaran Umum Perusahaan Blue Bird Group ...........................................4

1.4 Visi dan Misi Perusahaan Blue Bird Group ...................................................5

1.4.1 Visi Perusahaan ..................................................................................5

1.4.2 Misi Perusahaan .................................................................................5

Bab II ANALISIS SWOT DAN ANALISIS KEUANGAN........................................6

2.1 Analisis SWOT...............................................................................................6

2.2 Analisis SWOT PT Garuda Indonesia ...........................................................7

2.3 Analisis Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia .......................................9

2.4 Analisis SWOT PT Blue Bird Group.............................................................11

2.5 Analisis Laporan Keuangan PT Blue Bird Group ........................................13

2.6 Perbandingan Antara PT Garuda Indonesia dan PT Blue Bird Group ........14

Bab III IMPLEMENTASI STRATEGI...................................................................16

3.1 Implementasi Strategi PT Garuda Indonesia...............................................16

3.2 Implementasi Strategi PT Blue Bird.............................................................17

Bab IV PENUTUP................................................................................................19

4.1 Kesimpulan .................................................................................................19

4.2 Keterbatasan ..............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT PT Garuda Indonesia......................................................7

Tabel 2. Analisis Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia................................10

Tabel 3. Analisis SWOT PT Blue Bird..................................................................12

Tabel 4. Analisis Laporan Keuangan PT Blue Bird Group...................................13

Tabel 5. Implementasi Strategi PT Garuda Indonesia.........................................16

Tabel 6. Implementasi Strategi PT Blue Bird.......................................................17

BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari industri penerbangan

komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan

kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3

Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama

“Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama,

28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-

DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari

Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan

yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways.

Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan

Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari

22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240.

Armada Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda

Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956.

Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai oleh Garuda Indonesia pada

tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang

berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat

ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute

domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara,

Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa

(Belanda). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia

telah mendapatkan sertifikasi IATA dan International Operational Safety Audit

(IOSA). Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan

layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini

menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam

segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi

dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual

di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan

dengan Audio and Video On Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang

1

menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing

penumpang.

Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai

bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda

Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best

Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan

penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional

Terbaik di Dunia”.  Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for

Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan

kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan

Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti

independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda

Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari

dan Juli 2012.

Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga

terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006

hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia

melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara

agresif. Program ini dikenal dengan nama “Quantum Leap”. Program ini

diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan

jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin

baik. Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hubungan di Indonesia. Pertama

adalah hub. bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua

adalah hub. di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar,

Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur

Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub. di Bandara Sultan Hasanuddin,

Makassar, Sulawesi Selatan.

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda

Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak

perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda

Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT

Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata

(hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution

System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System

Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri

2

pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF

AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat,

perbaikan, dan overhaul.

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda

Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan

baru bagi masa depan perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia

melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh

dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali

kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan perusahaan dalam

menyelesaikan restrukturisasi hutang, termasuk hutang sewa pembiayaan

dengan European Export Credit Agency (ECA), menambah tingkat kesadaran

para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting

memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia.

Penyelesaian seluruh restrukturisasi hutang perusahaan mengantarkan

Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik di awal tahun

2011. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan

Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Garuda Indonesia per 31 Desember

2011 mengoperasikan 87 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-

400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 7 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 17

pesawat jenis Boeing 737 Classic (seri 300, 400, 500), 51 pesawat Boeing 737-

800 NG, serta 3 pesawat Airbus 320. Armada pesawat perusahaan melayani 42

rute penerbangan domestik dengan rata-rata setahun sebanyak 1.817 kali

penerbangan per minggu dan 24 rute internasional dengan 416 kali penerbangan

per minggu serta 17,1 juta penumpang. Dalam menjalani kegiatan

operasionalnya, perusahaan didukung oleh 6.708 orang karyawan, termasuk 437

orang siswa yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang.

1.2 Visi dan Misi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

1.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan

layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan

Indonesia.

3

1.2.2 Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia

yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan

ekonomi nasional.

1.3 Gambaran Umum Perusahaan Blue Bird Group

PT. Blue Bird Group didirikan pada tahun 1972 oleh Nyonya Mutiara

Djokosoetono, SH. Pada waktu itu namanya belumlah Blue Bird, melainkan

Chandra Taksi dan target pasar yang dibidik adalah rental mobil khusus untuk

para jurnalis dan pengunjung dari atau ke hotel dan airport. Saat itu hanya

terdapat 25 mobil yang digunakan untuk beroperasi. Chandra Taksi inilah yang

kemudian dikenal sebagai Taksi Blue Bird. Dari embrio taksi inilah berkembang

sebuah perusahaan besar yang sekarang membawahi sekitar 20 anak

perusahaan yang bergerak tidak hanya di bidang transportasi, tetapi juga

merambah usaha manufaktur, properti, dan support services.

Khusus untuk bidang transportasi sendiri, PT. Blue Bird Group telah

mengakuisisi beberapa perusahaan taksi, beberapa di antaranya berada di

bawah payung Pusaka Group. Untuk usaha transportasi khusus penumpang, PT.

Blue Bird Group mengkategorikan jasanya ke dalam beberapa anak perusahaan

untuk target market yang berbeda. Secara umum, taksi yang memiliki warna biru

atau biru metalic ditargetkan untuk segmen masyarakat umum. Dalam kategori

ini, ada beberapa anak perusahaan dimana setiap anak perusahaan memiliki

nama dan logo yang berbeda. Anak perusahaan tersebut antara lain Pusaka

Satria, Pusaka Nuri, Pusaka Biru, Pusaka Citra, Pusaka Lintas, Pusaka Prima,

Morante Jaya, Lintas Buana, Cendrawasih, dan Blue Bird sendiri.

Pada segmen eksekutif, PT. Blue Bird Group menyediakan Silver Bird

dengan armadanya yang berwarna hitam. Jauh berbeda dengan taksi reguler

yang berwarna biru, taksi eksekutif ini memberikan 3 keistimewaan utama, yaitu

Comfort, Convenience, dan Safety. Mobil yang dipergunakan pun terbilang lebih

mewah dari taksi reguler, tapi tentu saja masih ada lampu tanda taksi di atasnya.

Dan yang terakhir untuk segmen transportasi penumpang, yaitu kategori

limousine yang di dalam grup ini dikenal dengan Golden Bird. Masuk dalam

kategori ini adalah mobil-mobil mewah seperti Toyota Twin Cam, Opel Vectra,

Corona Absolute, Volvo 740, 960, Mercedes C180, E220, E230 dan New Eyes,

hingga van mewah Mazda E2000. Berbeda dengan dua kategori taksi

4

sebelumnya, taksi ini menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam, yang

artinya tentu saja mobil pribadi. Taksi ini ditujukan untuk orang-orang kelas atas

atau VIP. Golden Bird yang disewakan ini sangat tepat bagi perusahaan yang

menginginkan mobil mewah dalam operasional kantornya, mengingat biaya

operasional dan depresiasi akan bisa diminimalkan. Taksi Golden Bird ini

memang tidak tampak seperti taksi pada umumnya. Hanya ada tambahan label /

stiker logo Blue Bird di bagian kaca depan sopir.

Selain taksi, untuk jasa angkutan penumpang PT. Blue Bird Group juga

menyediakan sarana angkutan masal berupa bis carter, yaitu Big Bird. Dengan

area pelayanan transportasi meliputi Jawa, Bali, dan Sumatera. Big Bird juga

melayani transportasi bagi anak sekolah, di antaranya adalah British International

School, Jakarta Japanese School, Korean International School dan German

International School.

1.4 Visi dan Misi Perusahaan Blue Bird Group

1.4.1 Visi Perusahaan

Menjadi mitra transportasi yang terpercaya.

1.4.2 Misi Perusahaan

Mencapai kepuasan pelanggan serta terus membangun dan

mempertahankan posisi pertama sebagai pemimpin pasar.

5

BAB II

ANALISIS SWOT DAN ANALISIS KEUANGAN

2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan.

Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak

sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan

perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa

lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet,

dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan. (Richard L. Daft, 2010)

Menurut David (Fred R. David, 2006), Semua organisasi memiliki kekuatan

dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama

kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal,

digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang

jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi

kelemahan.

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght)

dan kelemahan (weakness). Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang

SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting

dalam analisis SWOT, yaitu:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and

threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi

yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan

keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan

lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum, teknologi,

kependudukan, dan sosial budaya.

b. Faktor internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and

weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang

terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya

pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini

6

meliputi semua macam manajemen fungsional : pemasaran, keuangan,

operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem

informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate culture).

2.2 Analisis SWOT PT Garuda Indonesia

Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal

perusahaan sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu

dikembangkan Garuda dimasa yang akan datang dan mengatasi kekurangan-

kekurangan yang dimiliki. Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri.

Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari luar

perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dilakukan

perumusan terhadap strategi dengan menggunakan diagram SWOT.

Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang

dilakukan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk dapat mengatasi kelemahan dan

ancaman dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki. Sehingga, akan diambil

kesimpulan mengenai kinerja Garuda yang menjadi penilaian bisnis untuk

investor dalam mengambil keputusan investasi.

Tabel 1 Analisis SWOT PT Garuda Indonesia

Strenght Weakness Opportunities Thread

Pelayanan yang

memuaskan

Tarif tiket relatif

lebih mahal

Pertumbuhan

pasar

penerbangan

cukup pesat

Keadaan cuaca

tidak menentu

Maskapai

penerbangan

terbesar

Garuda sangat

bergantung

kepada sistem

otomatisasi

Memiliki sertifikasi

system

manajemen mutu

Harga bahan

bakar meningkat

Memiliki SDM

yang kompeten di

setiap bidang

Meningkatnya

kebutuhan

masyarakat

Persaingan

industri

penerbangan

Memiliki brand

image yang baik

Nilai tukar rupiah

terhadap dollar

tidak stabil

7

Strenght atau kekuatan dari PT. Garuda Indonesia adalah konsep

pelayanan yang memuaskan. Garuda Indonesia selalu menempatkan pelanggan

sebagai fokus utama yang didasarkan pada keramahtamahan dan keunikan

Indonesia yang disebut dengan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan

pada 5 senses yaitu, sight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda

Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai

penerbangan lain. Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan

inovasi Garuda dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian

visa di atas pesawat. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Garuda

merupakan maskapai penerbangan pertama di Indonesia, hingga saat ini Garuda

Indonesia mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing

747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33

pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG,

Garuda juga mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute

internasional hingga tahun 2010, sehingga menempatkan Garuda sebagai

maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Memiliki SDM yang berkompeten

di setiap bidang. Garuda Indonesia mempunyai tim yang terdiri dari individu-

individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful

serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer

centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia juga banyak melakukan kegiatan CSR seperti program

kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab

kepada masyarakat. Memiliki brand image yang baik, Pangsa pasar Garuda

Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati terjadinya krisis global

sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-

Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia). Selain itu

berdasarkan pengalaman jam terbang yang dimiliki oleh Garuda turut membuat

brand image Garuda yang baik, karena berdasarkan pengalaman Garuda

Indonesia paling sedikit mengalami kecelakan dan korban jiwa dalam kurun

waktu 10 tahun disbanding dengan maskapai yang lain.

Weakness atau Kelemahan PT. Garuda Indonesia sangat bergantung

kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi

kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu, yang nantinya

akan menyebabkan delay kepada para penumpang Garuda. Biaya operasional

yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat Garuda lebih tinggi dibandingkan

8

dengan maskapai penerbangan lainnya. Akan tetapi dengan harga tiket yang

relatif tinggi tersebut para penumpang mendapat tingkat kenyamanan (effort) dan

pelayanan yang tinggi.

Opportunity atau Peluang PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu

pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Karena

pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai

22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%.

Hal ini membuat Garuda Indonesia untuk terus berkompeten dalam pangsa

penerbangan di Indonesia ini. Memiliki Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu

pelayanan haji ISSO 9001-2008. Garuda Indonesia juga merupakan maskapai

penerbangan pertama di Indonesia yang telah memberangkatkan para jamaah

haji ke Mekkah. Meningkatnya kebutuhan masyarakat atas alat transportasi yang

lebih cepat, hal ini menyebabkan Garuda untuk terus meningkatkan mutu dan

pelayanan terhadap masyarakat agar Garuda selalu mendapatkan hati para

konsumen nya, agar para konsumen selalu menggunakan jasa penerbangan

Garuda tersebut.

Thread atau Ancaman keadaan cuaca yang tidak menentu, iklim di

Indonesia saat ini sedang tidak menentu terkadang hujan dan terkadang cerah,

dengan keadaan cuaca yang tidak menentu ini dapat menyebabkan delay.

Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari

Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar

sangat tergantung dengan harga dari Pertamina. Persaingan industri

penerbangan yang ada di Indonesia, saat ini banyak maskapai yang berlomba-

lomba untuk memberikan harga yang terjangkau bagi para konsumennya, hal

inilah yang menyebabkan persaingan industry yang dialami oleh Garuda

Indonesia ini.

2.3 Analisis Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat

analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan

berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan

keuangan seperti Laporan Neraca, RugiLaba, dan Arus Kas dalam periode

tertentu.

Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia bertujuan untuk memberikan

gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang

9

dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis Data

Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang

terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan

tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan

datang.

Tabel 2 Analisis Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia

Ratio Hasil Perhitungan Interpretasi

Liquidity

Current ratio

2011 = 0,66 / 66%

2012 = 0,73 / 73%

2013 = 1,16 / 116%

2014 = 0,84 / 84%

Untuk menghitung berapa

kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang lancar dengan

aktiva lancar yang tersedia.

Contoh: Pada tahun 2014, setiap

Rp1.00 hutang lancar dijamin

oleh Rp0,84 aktiva lancar.

Activity

Debt ratio

2011 = 0,782 / 78,2%

2012 = 0,746 / 74,6%

2013 = 0,581 / 58,1%

2014 = 0,557 / 55,7%

Pengukuran jumlah aktiva

perusahaan yang dibiayai oleh

hutang atau modal yang berasal

dari kreditur.

Contoh: Pada tahun 2014, 55,7%

total aktiva dibiayai oleh hutang.

Profitability

Net profit margin

2011 = 0,0573 / 5,73%

2012 = 0,0265 / 2,65%

2013 = 0,0298 / 2,98%

2014 = 0,0319 / 3,19%

Untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dibandingkan

dengan volume penjualan.

Contoh: Pada tahun 2014, rasio

sebesar 3,19% berarti bahwa

laba bersih sesudah pajak yang

dicapai adalah sebesar 3,19%

dari volume penjualan.

Dilanjutkan…

10

…Lanjutan

Ratio Hasil Perhitungan Interpretasi

ROI

2011 = 0,0691 / 6,91%

2012 = 0,0379 / 3,79%

2013 = 0,0449 / 4,49%

2014 = 0,0440 / 4,40%

Untuk mengukur tingkat penghasil

bersih yang diperoleh dari total

aktiva perusahaan.

Contoh: Pada tahun 2014, rasio

sebesar 4,40% berarti bahwa

penghasilan bersih yang

diperoleh adalah sebesar 4,40%

dari total aktiva.

ROE

2011 = 0,3176 /

31,76%

2012 = 0,1493 /

14,93%

2013 = 0,1071 /

10,71%

2014 = 0,0994 / 9,94%

Untuk mengukur tingkat

penghasilan bersih yang

diperoleh oleh pemilik

perusahaan atas modal yang

diinvestasikan.

Contoh: Pada tahun 2014, rasio

sebesar 9,94% menunjukan

bahwa tingkat return yang

diperoleh perusahaan atas modal

yang diinvestasikan adalah

sebesar 9,94%

2.4 Analisis SWOT PT Blue Bird Group

Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal

perusahaan sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu

dikembangkan Blue Bird dimasa yang akan datang dan mengatasi kekurangan-

kekurangan yang dimiliki. Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan PT. Blue Bird. Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi

eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Setelah

mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dilakukan perumusan terhadap strategi

dengan menggunakan diagram SWOT.

Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang

dilakukan PT. Blue Bird. Tbk dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dengan

kekuatan dan peluang yang dimiliki. Sehingga, akan diambil kesimpulan

11

mengenai kinerja Blue Bird yang menjadi penilaian bisnis untuk investor dalam

mengambil keputusan investasi.

Tabel 3 Analisis SWOT PT Blue Bird Group

Strenght Weakness Opportunities Thread

Pelayanan yang

memuaskan (24

jam service

station)

Tarif relatif lebih

mahal

Memiliki reputasi

yang baik

Armada taksi lain

lebih

menggunakan tarif

murah

Service outlet di

berbagai daerah

sehingga

memudahkan

Tidak terdapat di

seluruh Indonesia

Masyarakat

membutuhkan

taksi yang dapat

dipercaya

Harga bahan

bakar meningkat

Memiliki SDM

yang kompeten di

setiap bidang

Banyak terdapat

rent car yang lebih

efisien

Memiliki brand

image yang baik

Strenght atau Kekuatan dari PT. Blue Bird adalah pelayanan 24 jam service

station, sehingga masyarakat dapat memesan taksi kapan saja, service outlet

yang berjumlah lebih dari 46 di hotel dan bandara untuk memudahkan konsumen

dalam bepergian baik dari hotel maupun bandara. Pengemudi yang handal dan

terpercaya karena telah berdiri sejak 1976, sehingga perusahaan Blue Bird

sangat selektif dalam memilih pengemudi taksi tersebut demi kenyamanan dan

kepuasaan konsumen. Memiliki brand image yang baik, karena merupakan

armada taksi pertama di Indonesia, sehingga telah lama dikenal oleh

masyarakat.

Weakness atau Kelemahan dari PT. Blue Bird adalah tidak mencakup

seluruh daerah di Indonesia, tarif/harga yang ditawarkan lebih mahal, daripada

armada taksi yang lain.

Opportunity atau Peluang dari PT. Blue Bird adalah sudah memiliki reputasi

yang baik, terutama di daerah perkotaan dan masyarakat membutuhkan taksi

yang dapat dipercaya, karena di setiap taksi Blue Bird pasti akan mencantumkan

data diri/profile dari si supirnya (driver)

Thread atau Ancaman dari PT. Blue Bird adalah naiknya harga bensin yang

menyebabkan biaya operasional meningkat. Armada taksi lain menggunakan tarif

12

yang lebih murah guna menarik konsumen untuk menggunakan jasa taksi

tersebut. Saat ini banyak terdapat rent car (rental mobil) yang khusus untuk

menyewakan mobil-mobil sehingga para turis ataupun konsumen yang sedang

menetap di suatu kota lebih memilih menggunakan rental mobil tersebut karena

dengan menyewa mobil dapat bepergian sesukanya, dengan tarif yang jauh lebih

murah dengan ongkos taksi apabila menggunakan jasa taksi selama seharian.

2.4 Analisis Laporan Keuangan PT Blue Bird Group

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat

analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan

berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan

keuangan seperti Laporan Neraca, RugiLaba, dan Arus Kas dalam periode

tertentu.

Laporan Keuangan PT. Blue Bird bertujuan untuk memberikan gambaran

informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat

dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis Data Laporan

Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat di

dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan

agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.

Tabel 4 Analisis Laporan Keuangan PT Blue Bird Group

Ratio Hasil Perhitungan Interpretasi

Liquidity

Current ratio2013 = 0,34 / 34%

2014 = 0,85 / 85%

Untuk menghitung berapa

kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang lancar dengan

aktiva lancar yang tersedia.

Contoh: Pada tahun 2014, setiap

Rp1.00 hutang lancar dijamin

oleh Rp0,85 aktiva lancar.

Activity

Debt ratio2013 = 0,76 / 76%

2014 = 0,50 / 50%

Pengukuran jumlah aktiva

perusahaan yang dibiayai oleh

hutang atau modal yang berasal

dari kreditur.

Contoh: Pada tahun 2013,

13

Dilanjutkan…

…Lanjutan

Ratio Hasil Perhitungan Interpretasi

76,00% total aktiva dibiayai oleh

hutang.

Profitability

Net profit margin 2013 = 0,182 /18,20%

2014 = 0,155 / 15,50%

Untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dibandingkan

dengan volume penjualan.

Contoh: Pada tahun 2014, rasio

sebesar 15,50% berarti bahwa

laba bersih sesudah pajak yang

dicapai adalah sebesar 15,50%

dari volume penjualan.

ROE2013 = 0,39 / 39,00%

2014 = 0,42 / 42,00%

Untuk mengukur tingkat

penghasilan bersih yang

diperoleh oleh pemilik

perusahaan atas modal yang

diinvestasikan.

Contoh: Pada tahun 2013, rasio

sebesar 39,00% menunjukan

bahwa tingkat return yang

diperoleh perusahaan atas modal

yang diinvestasikan adalah

sebesar 39,00%

2.5 Perbandingan Antara PT Garuda Indonesia dan PT Blue Bird

Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Pada perhitungan current ratio yang

dilakukan dengan membandingkan aktiva lancer dengan hutang lancer pada

tahun 2014, PT. Garuda Indonesia memiliki nilai sebesar 84% sedangkan PT.

Blue bird 85%. Hal ini menandakan bahwa kedua perusahaan memiliki

kemampuan yang sama-sama besar dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

14

Debt ratio mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini

dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai

oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi

pinjaman (Bank). Dalam perhitungan rasio hutang pada tahun 2014, PT. Garuda

memiliki angka sebesar 55,7% sedangkan PT. Blue Bird 50%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa aktiva PT. Garuda Indonesia sebesar 55,7% dibiayai oleh

hutang sedangkan PT. Blue Bird hanya sebesar 50%.

Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume

penjualan. Pada perhitungan tahun 2014, PT. Garuda Indonesia memiliki angka

sebesar 3,19% dan PT. Blue Bird sebesar 15,50%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa laba yang diperoleh PT. Blue Bird jauh melebihi laba yang diperoleh PT.

Garuda Indonesia.

Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan

keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham

preferen. PT. Garuda memiliki nilai sebesar 9,94% pada tahun 2014 sedangkan

PT. Blue Bird sebesar 42%. Hal ini menunjukkan bahwa Blue Bird memiliki

kemampuan yang jauh melebihi Garuda dalam menghasilkan keuntungan bagi

seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

15

BAB III

IMPLEMENTASI STRATEGI

3.1 Implementasi Strategi PT Garuda Indonesia

Strategi PT. Garuda Indonesia mencerminkan penilaian manajemen

terhadap situasi dan pilihannya tentang bagaimana mengejar tujuan perusahaan.

Strategi PT. Garuda Indonesia bisa diuraikan dalam beberapa cara.

Tabel 5 Implementasi Strategi PT Garuda Indonesia

Strength Weakness

Opportunities

SO Strategy

Dibukanya 4 rute domestic baru

dan 7 rute internasional baru

pada tahun 2009. Melakukan

pemetaan karyawan sesuai

dengan kompetensi dan

minatnya guna memudahkan

pengembangan karyawan.

Selanjutnya karyawan terpilih ini

dibekali dengan pelatihan dan

pengembangan “Management

Development

Program” atau “Professional

Development Program”

sehingga mereka dapat terus

berkembang dan memberikan

kemampuan terbaiknya bagi

organisasi. Mengintensifkan

proses internalisasi budaya

perusahaan “FLY-HI” di seluruh

jajaran karyawan Garuda.

WO Strategy

Modernisasi dan penambahan

pesawat dalam jumlah yang

cukup besar dengan

penggunaan bahan bakar

yang efisien yang dimulai

bertahap sejak Juli 2009.

Tidak dibagikannya dividen

terlebih dahulu selama 6 tahun

dari tahun 2009.

ST Strategy

Memberikan layanan tulus dan

bersahabat kepada penumpang

dari pada saat melakukan

reservasi sampai tiba di bandara

WT Strategy

Menetapkan harga tiket yang

tepat yang sesuai dengan

pertimbangan strategi,

profitabilitas, kondisi

16

Dilanjutkan…

Threat

tujuan (touch). Mengadakan

corporate safety committee

meeting secara berkala,

melakukan update terhadap

safety policy, quality policy,

security policy dan environment

policy demi keselamatan dan

keamanan penerbangan.

persaingan dan permintaan

serta fluktuasi harga bahan

bakar.

3.2 Implementasi Strategi PT Blue Bird

Strategi PT. Blue Bird mencerminkan penilaian manajemen terhadap situasi

dan pilihannya tentang bagaimana mengejar tujuan perusahaan. Strategi PT.

Blue Bird bisa diuraikan dalam beberapa cara.

Tabel 6 Implementasi Strategi PT Blue Bird

Strength Weakness

Opportunities

SO Strategy

Blue Bird telah mempunyai

brand image yang baik dan juga

telah mempunyai loyalitas

pelanggan. Dengan hal tersebut

blue bird berusaha untuk

meningkatkan pelayanan dan

kepuasan pelanggan dengan

menggunakan teknologi yang

belum dimiliki oleh perusahaan

taksi lain seperti GPS, Sigtec

ANIbid system, sistem

pemesanan melalui SMS, dan

database pelanggan. Hal ini

guna tetap mempertahankan

blue bird sebagai market leader

dan mampu bersaing dengan

perusahaan lain. Selain itu, blue

bird dapat mengembangkan

WO Strategy

Dengan adanya kemajuan

teknologi maka blue bird dapat

menutupi kelemahan dari segi

pelayanan kepada pelanggan,

seperti pembukaan website

untuk pemesanan online dan

pengaduan pelanggan. Selain

itu, dengan reputasi yang telah

dipercaya oleh masyarakat

luas maka blue bird tidak

goyah dengan adanya tarif

lama yang lebih murah. Blue

Bird tetap menerapkan tariff

baru yang lebih mahal

sehingga tidak menimbulkan

opini masyarakat bahwa blue

bird adalah taksi murahan.

Dengan kemajuan ekonomi

17

…Lanjutan

Dilanjutkan…

bisnisnya bukan hanya taksi

biasa, ada eksekutif taksi,

limousine, carter bus, hingga

konsultan IT, hotel, dan

manufacturing.

masyarakat, Blue Bird dapat

merambah kota-kota besar

lain di Indonesia yang

potensial.

Threat

ST Strategy

Blue Bird menggunakan armada

taksi yang berbahan bakar irit

seperti Toyota Vios dan Soluna

untuk menekan biaya

operasional yang meningkat

akibat naiknya harga bahan

bakar. Untuk ancaman keaman

seperti kriminalitas, taksi Blue

Bird telah dilengkapi dengan

system keamanan Sigtec ANIbid

system dan alarm system yang

dapat memberitahukan jika

terjadi masalah pada taksi

tersebut. Blue Bird juga telah

memberikan informasi

mengenai ciri-ciri atribut taksi

Blue Bird yang asli melalui

website dan iklan sehingga

masyarakat tidak terkecoh

dengan taksi yang menyerupai

taksi Blue Bird.

WT Strategy

Dengan naiknya biaya

operasional yang meningkat,

mempunyai keuntungan

tersendiri bagi Blue Bird

karena cukup banyak

perusahaan taksi yang gulung

tikar atau mengurangi armada

taksinya. Dengan maraknya

kriminalitas pula masyarakat

akan memilih taksi yang telah

terpercaya seperti Blue Bird

dan enggan untuk

menggunakan jasa taksi yang

belum terkenal dan terpercaya

brand nya.

18

…Lanjutan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan

efisien sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan

yang berkaitan dengan perusahaan baik itu kemungkinan hal terbaik maupun

yang terburuk. Selain itu analisis SWOT juga sebagai alat bantu untuk

memperluas dan mengembangkan visi dan misi suatu organisasi, juga dapat

melihat kemungkinan perubahan masa depan suatu perusahaan.

Kunci keberhasilan didukung oleh sumber daya manusia, dukungan

manajemen yang baik, kualitas media yang baik, pelayanan yang memuaskan,

serta harga yang cukup bersaing. Analisis lingkungan internal dan eksternal

merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi suatu keberhasilan. Empat

komponen utama yaitu efisiensi, inovasi, kualitas serta respon terhadap

pelanggan/ masyarakat yang menentukan keunggulan kompetitif.

Analisis SWOT pada PT Garuda Indonesia dan PT Blue Bird Group

memiliki kesamaan strategi yakni dalam hal Strenght atau kekuatan. Kedua

perusahaan ini sama-sama memiliki brand image yang baik, hal ini didukung

karena kedua perusahaan ini merupakan perusahaan yang pertama kali di

Indonesia pada bidang jasa transportasi, baik transportasi di udara maupun

transportasi di darat. Karena kedua perusahaan ini merupakan perusahaan

pertama, maka para pelanggan (konsumen) telah mengetahui dan lebih memilih

untuk menggunakan jasa mereka sebagai alat transportasi dalam kegiatan

sehari-hari.

Pada analisis laporan keuangan menunjukkan bahwa laporan keuangan

PT Blue Bird Group lebih baik daripada PT Garuda Indonesia, hal ini disebabkan

karena PT Blue Bird telah menyediakan taksi dalam berbagai kelas, seperti untuk

kalangan atas terdapat mobil Limousine, Mercy, Alpard, untuk kalangan

menengah ke atas terdapat Inova, Camry, dan kalangan menengah ke bawah

ada mobil vios, avanza, xenia, ertiga, limo. Dari sinilah para pelanggan dapat

memilih untuk menggunakan jasa taksi berdasarkan kelas yang mana,

sedangkan PT Garuda Indonesia ini lebih diperuntukkan untuk kalangan

menengah ke atas, hal ini disebabkan karena harga tiket pesawat tersebut yang

relative lebih mahal daripada tiket pesawat yang lain.

19

4.2 Keterbatasan

Keterbatasan di sini terdapat pada laporan keuangan PT Blue Bird Group

yang ada hanya laporan keuangan tahun 2013-2014, hal ini mungkin disebabkan

karena PT Blue Bird Group yang baru saja mengalami IPO.

20

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Richard L. Daft, 2010, Era Baru Manajemen, Edisi Sembilan, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

21